PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS …
Transcript of PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS …
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
i
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN
MEMBACA SISWA KELAS III SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yohanes Bintang Pamungkas Mulyono
NIM: 131134081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Orang tua penulis, Bapak Stefanus Djoko Lewo Muljono dan Ibu Erna Astuti.
2. Kakak penulis, Maria Dyah Anggraeni Mulyono, Sutopo Martinus, Elia Rastra
Gotama Mulyono,Novita dan Alm. Elisabeth Regina Mentari Mulyono.
3. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan seluruh pendidik dalam
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
"You can’t be afraid of people willing to hurt you, cause if you fear life,
then you will never live."
(Chester Bennington of Linkin Park)
"Do not fear, hope is never lost, will they ever get the same, cure for the
same wounds."
(Cemetery Dance Club)
"Terhanyut dalam samudra konsumerisme, terhipnotis untuk selalu
membeli, jalan sesak dengan propaganda terbaru mengenai apa yang
harus kita miliki."
(Deadsquad)
"Dunia semakin memanas, jangan tambah beringas, dengan segala
diskriminasi, ras agama kasta."
(Rage of Caliban)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA
KELAS III SEKOLAH DASAR
Yohanes Bintang Pamungkas Mulyono Universitas Sanata Dharma
2018
Pendidikan anti korupsi merupakan kegiatan yang mengajarkan siswa – siswa berperilaku jujur dan tidak curang. Pendidikan anti korupsi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu caranya yaitu dapat menggunakan buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar ini memiliki gambar dan warna yang bervariasi, sehingga dapat menarik siswa untuk membaca buku ini. Tujuan penelitian ini adalah membuat produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran siswa kelas III SD.
Penelitian menggunakan penelitian pengembangan Researchand Development (R&D) menurut Sugiyono yang dimodifikasi menjadi enam langkah prosedur penelitian. Langkah langkah prosedur penelitian tersebut adalah (1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan informasi, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen observasi, wawancara, dan kuisioner. Observasi dan wawancara digunakan peneliti untuk analisis kebutuhan sedangkan kuisioner digunakan peneliti untuk validasi dan ujicoba produk.
Ujicoba produk dilakukan kepada 8 siswa kelas III SD untuk mengetahui pendapat dari siswa mengenai kualitas buku cerita bergambar. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan peneliti bahwa semua siswa tertarik dengan buku cerita bergambar yang telah dibacanya, karena produk yang dihasilkan peneliti mudah untuk dipahami siswa. Kualitas dari buku terbilang sangat baik, dapat dibuktikan dengan mendapatkan nilai 4,09. Buku ini menggunakan warna yang cerah dan sangat berwarna, sehingga meningkatkan ketertarikan siswa – siswi untuk membaca buku ini. Kata Kunci : buku cerita bergambar, kelas III SD, membaca, pendidikan anti korupsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABTRACT
DEVELOPMENT PICTURE STORY BOOK BASED OF ANTI
CORRUPTION EDUCATION FOR READ LEARNING IN IV GRADE ELEMENTARY SCHOOL
Yohanes Bintang Pamungkas Mulyono
Universitas Sanata Dharma 2018
Anti-corruption education is an activity that teaches students behave
honestly and not cheating. Anti-corruption education can be done in various ways, one way is able to use a picture story book. Picture story book has pictures and colors vary, so as to attract students to read this book. The purpose of this research was to make the product a picture story book-based anti-corruption education for elementary students learning class III.
The kind of this thesis is a research and development (R&D) according to the modified Sugiyono into six step procedure of research. The research procedure steps are (1) the potential and problems, 2) collection of information, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision 6) testing products. This research uses three instruments of observation, interviews, and detailed questionnaire. Observations and interviews were used for the analysis of the needs of the researcher while the questionnaire used researchers to validate and test the product.
Product tests done to 8 grade III SD to find out the opinions of the students regarding the quality of the picture story book. From the results of trials that have been done of the researchers that all students interested in a picture story book that she has, because the resulting product easy to understand student researchers. The writer made this as a colourful book, to make students interested with this book. Keyword : picture story book, grade 1, reading, anti corruption education
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang telah memberikan kasih
dan penyertaan-Nya sehingga skripsi berjudul Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca
Siswa Kelas III SD ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati dan penuh cinta, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan
skripsi.
Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.
4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing
skripsi I yang telah membimbing dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku dosen pembimbing
skripsi II yang telah membimbing dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. Y. Yapi Taum, M.Hum., selaku validator yang telah membantu
memaksimalkan hasil penelitian.
7. Adi Prasetyo, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Kristen Purwodadi yang
telah bersedia dan bekerjasama dengan baik selama penelitian
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Yanuar Retno P., S.Pd., selaku validator guru kelas III SD dari SD Kristen
Purwodadi.
9. Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmunya dalam mendidik penulis selama kuliah.
10. Para guru, karyawan dan siswa SD Kristen Purwodadi, yang telah saling
berbagi pengalaman dan memberikan dukungan serta semangat.
11. Ibu Erna Astuti dan Bapak Stefanus Djoko Lewo Muljono yang setiap hari
selalu memberi dukungan dalam bentuk apapun dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. MbakMaria Dyah Anggraeni yang selalu menyadarkan untuk segera
skripsi dan segera lulus.
13. Bang Hendy dan Teteh Farida yang telah memberikan kepercayaannya
kepada penulis untuk menjaga Equalty Distro sekaligus sebagai sumber
penghasilan untuk penulis mengerjakan skripsi.
14. Mas Indra Budi Triaditya, Mas David Aditya Putra dan Nur Hidayatno
“Black” yang selalu mengingatkan penulis untuk cepat lulus serta
dorongan, semangat dan segala bantuannya untuk penulis.
15. Rage of Caliban, band dari penulis yang terdiri dari Daniel, Deddy, Dil,
dan Yodhi yang menjadi penyemangat dalam menyalurkan hobi dalam
bermusik
16. Mithology Borneo, band dari Dedel, Evan, Rio, dan Yodhi. Yang sudah
mempercayakan penulis sebagai operator, dan menambah wawasan
penulis.
17. Fornication, band dari Dicky, Dika, Gilang, Taufik. Yang selalu
memberikan keceriaan ketika bertemu, dan juga Awal ( yang mendahului
menikah, namanya juga Awal).
18. Teman-teman PGSD Angkatan 2013, Teman-teman PPL, dan teman –
teman payung skripsi, terutama Refaldo Deka Octava Putra dan Daniel
Dicky Laksitama yang menjadi teman dari awal kuliah sampai sekarang
dan seterusnya, dan teman menginap selama PPL dan penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
19. Kost Destroy Gang Pertolongan yang terdiri dari Aan, Andang, Arif,
Afi,Darmawan, Iko, Krisna/Simang, Nopi, Rifat, Wisnu/Cenu yang selalu
memberikan keceriaan dan memperbolehkan penulis untuk menginap di
Kost Destroy.
20. Kontrakan Lepet Game Net, yang terdiri dari Hary, Karlos, Mara, Pepen,
Widy, Yoel, Yodhi, Yoga yang menambah keceriaan penulis.
21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan
banyak terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. . x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat ..................................................................................................... ..4
1.5 Spesifikasi Produk ..................................................................................... ..5
1.6 Definisi Operasional................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................... 7
2.1.1 Korupsi ................................................................................................... 7
2.1.1.1 Pengertian Korupsi .............................................................................. 7
2.1.1.2 Bentuk dan Ciri – Ciri Tindakan Korupsi ........................................... 9
2.1.1.3 Faktor Penyebab Korupsi .................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1.2 Pendidikan ............................................................................................ 15
2.1.2.1 Pengertian Pendidikan ....................................................................... 15
2.1.2.2 Tujuan Pendidikan ............................................................................ 16
2.1.2.3 Permasalahan Pendidikan .................................................................. 17
2.1.2.4 Pendidikan Formal, Informal, Non Formal ....................................... 17
2.1.2.4.1 Pendidikan Formal (Sekolah) ......................................................... 17
2.1.2.4.2 Pendidikan Informal ....................................................................... 18
2.1.2.4.3 Pendidikan Nonformal ................................................................... 18
2.1.3 Anti Korupsi ......................................................................................... 19
2.1.3.1 Pengertian Anti Korupsi .................................................................... 19
2.1.3.2 Nilai – Nilai Anti Korupsi ................................................................. 19
2.1.3.3 Prinsip – Prinsip Anti Korupsi .......................................................... 24
2.1.4 Pendidikan Anti Korupsi ...................................................................... 27
2.1.4.1 Pengertian .......................................................................................... 27
2.1.4.2 Tujuan dan Sasaran Pendidikan Anti Korupsi .................................. 28
2.1.5 Buku Cerita ........................................................................................... 29
2.1.5.1 Pengertian Buku Cerita ..................................................................... 29
2.1.5.2 Fungsi Buku Cerita Bergambar ......................................................... 29
2.1.5.3 Unsur Cerita ...................................................................................... 31
2.1.5.4 Jenis – Jenis Buku Cerita Bergambar ............................................... 33
2.1.6 Pembelajaran ........................................................................................ 35
2.1.6.1 Pengertian .......................................................................................... 35
2.1.7 Membaca .............................................................................................. 36
2.1.7.1 Pengertian Membaca ......................................................................... 36
2.1.7.2 Tujuan Membaca ............................................................................... 36
2.1.7.3 Aspek Membaca ................................................................................ 37
2.1.8 Perkembangan Karakter Anak ............................................................. 38
2.1.8.1 Tahap Perkembangan dan Pemilihan Bacaan Anak .......................... 38
2.2 Penelitian yang Relevan .......................................................................... 43
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 45
2.4 Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 48
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 48
3.2 Prosedur Pengembangan ........................................................................... 50
3.3 Setting Penelitian ...................................................................................... 54
3.3.1 Subjek Penelitian .................................................................................... 54
3.3.2 Objek Penelitian ..................................................................................... 54
3.3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 54
3.3.4 Waktu Penelitian .................................................................................... 54
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 54
3.4.1 Observasi ................................................................................................ 55
3.4.2 Wawancara ............................................................................................. 55
3.4.3 Angket (Kuisioner) ................................................................................. 56
3.5 Intrumen Penelitian ................................................................................... 57
3.5.1 Pedoman Wawancara ............................................................................. 57
3.5.2 Lembar Angket (Kuisioner) .................................................................... 58
3.5.2.1 Kuisioner Validitas untuk Dosen Ahli dan Guru Kelas Sekolah Dasar. 59
3.5.2.2 Kuisioner Validitas untuk Siswa Kelas III
SD Kristen Purwodadi ..................................................................................... 63
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 66
3.6.1 Analisis Data Kualitatif .......................................................................... 66
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ........................................................................ 66
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 74
4.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 71
4.2 Hasil dan Pembahasan Wawancara Survei Kebutuhan ............................. 72
4.3 Pembahasan Obervasi Survei Kebutuhan ................................................. 74
4.4 Deskripsi Produk Awal ............................................................................. 75
4.5 Data Validasi Desain dan Revisi Produk .................................................. 82
4.5.1 Data Validasi Dosen Ahli Buku Cerita Bergambar dan Revisi Produk . 82
4.5.2 Data Validasi Guru Kelas III SD dan Revisi Produk ............................. 84
4.6 Data Uji Coba Produk ............................................................................... 87
4.7 Kualitas Buku Cerita Bergambar .............................................................. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.8 Pembahasan ............................................................................................. 90
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 98
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 98
5.2 Keterbatasan Pengembangan ................................................................... 99
5.3 Saran ........................................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 100
LAMPIRAN .................................................................................................. 102
BIOGRAFI .................................................................................................... 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Pedoman Wawancara .................................................. 57
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Dosen Ahli dan Guru Kelas ............................ 59
Tabel 3.3 Kuisioner Penelitian untuk Dosen Ahli dan Guru Kelas III .......... 59
Tabel 3.4 Kisi – Kuisioner untuk Siswa Kelas III SD Kristen Purwodadi .... 63
Tabel 3.5 Kuisioner Penelitian untuk Siswa SD Kelas III ............................. 64
Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif Menjadi Data Kulatitatif Skala Lima .. 67
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru Kelas III ............................... 72
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Obervasi di SD Kristen Purwodadi .................. 75
Tabel 4.3 Uraian Karakter dan Peran Tokoh ................................................. 78
Tabel 4.4 Revisi Produk Buku Cerita Bergambar Berdasarkan Validasi Dosen
Ahli ................................................................................................................. 83
Tabel 4.5 Revisi Produk Buku Cerita Bergambar Validasi Guru Kelas III ... 85
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Siswa ................................................ 88
Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Validator .......................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................... 45
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Menurut Sugiyono ............... 49
Bagan 3.2 Rancangan Langkah – Langkah Prosedur Penelitian ................... 53
Bagan 4.1 Diagram Batang Rekapitulaasi Hasil Rata – Rata Validasi .......... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Cover Buku Cerita Bergambar .................................................. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru Kelas III di SD Kristen
Purwodadi .................................................................................................. 103
Lampiran 2 Data Hasil Validasi Dosen ...................................................... 106
Lampiran 3 Data Hasil Validasi Guru Kelas III SD Kristen Purwodadi ... 109
Lampiran 4 Data Hasil Uji Coba Produk Siswa ........................................ 112
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen ......................................... 128
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas III ............................ 131
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Siswa ......................................... 134
Lampiran 8 Hasil Rekapitulasi ................................................................... 135
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 136
Lampiran 10 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .............................. 137
Lampiran 11 Foto Hasil Uji Coba Produk di SD Kristen Purwodadi ......... 138
Lampiran 12 Buku Cerita Bergambar ........................................................ 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini korupsi telah menjalar di setiap elemen – elemen bidang pekerjaan.
Menurut saya, hal ini terjadi karena tingkat kerakusan dan sifat tamak yang tinggi
di masing – masing individu. Sikap rakus dan tamak inilah yang melahirkan sikap
egois yang berakibat hanya mementingkan dirinya sendiri dan keluarganya
walaupun harus mengorbankan orang lain disekitarnya. Sikap egois selalu
berkembang menjadi sikap yang dinamakan khianat / berkhianat, khianat yang
dimaksudkan disini adalah khianat terhadap kepercayaan orang yang diberikan
oleh satu / banyak individu. Menurut Bologne(dalam
https://roeshanny.wordpress.com), ada tiga pemicu korupsi dan satu hukumani,
yaitu Greedy, terkait serakah dann kerakusan para pelaku korupsi. Opportunity,
sistem yang memberi peluang untuk melakukan korupsi. Needs, sikap mental
yang tidak pernah merasa cukup, selalu sarat dengan kebutuhan yang tidak pernah
usai. Expose, hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku korupsi yang tidak
memberi efek jera pelaku maupun orang lain.
Korupsi merupakan salah satu dari faktor lemahnya karakter bangsa.
Pembangunan karakter harus dibangun sejak dini supaya calon penerus bangsa
bisa lebih mengerti tentang bagaimana korupsi itu. Pembangunan karakter dapat
dilakukan dengan berbagai cara, tapi yang paling penting yaitu pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak.
Pendidikan karakter mempunyai tujuan penanam nilai dalam siswa dan
pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu.
Selain itu, meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah
yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi
lulusan ( Asmani, 2011: 42-43). Kebiasaan mencontek saat pelajaran merupakan
cikal bakal terjadinya korupsi. Walaupun permasalahan tersebut masih cukup
kecil, tetapi dari kebiasaan ketidakjujuran tersebut dapat merusak masa depan
anak dalam hal karakter bangsa.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas III di SD Kristen Purwodadi
beliau menyampaikan bahwa pada umumnya siswa bimbingan guru kelas tersebut
malas untuk membaca buku yang hanya terdapat teks. Maksud dari buku yang
hanya terdapat teks adalah buku yang tidak bergambar, oleh karena itu minat baca
di kelas III ini masih rendah. Selain itu guru kelas juga menyampaikan bahwa
tingkat kejujuran di kelas III ini juga masih sangat rendah. Pernah sesekali guru
kelas mencoba untuk keluar dari kelas dan beliau lalu mengintip melalui jendela.
Saat beliau keluar kelas terdapat beberapa siswa yang curang dengan cara
mencontek hasil pekerjaan temannya. Setelah guru kelas kembali, siswa – siswa
yang sebelumnya ramai dan menghampiri temannya untuk menyontek, akhirnya
telah kembali ke tempat duduk mereka masing - masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
. Pembelajaran yang dilakukan untuk melawan korupsi harus dilakukan
dengan cara yang benar dan harus sesuai dengan usia siswa. Bagi guru, buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini dapat membantu guru dalam
mengajarkan perihal tentang korupsi melalui cara yang disukai oleh siswa – siswa.
Sedangkan bagi siswa, buku cerita bergambar ini dapat membantu siswa untuk
lebih mengerti tentang korupsi melalui gambar dan cerita yang menarik. Sekarang
ini banyak oknum tidak bertanggung jawab menyisipkan atau memasukkan
kalimat atau gambar – gambar yang tidak sesuai dengan usia anak, selain itu anak
– anak juga mudah menirukan hal – hal yang baru pertama kali dilihat.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis ingin membantu anak
untuk lebih mempelajari cara membangun pembentukan karakter melalui budaya
anti korupsi pada masalah pokok ketidakjujuran yang pasti terjadi pada anak
melalui karya ilustrasi cerita bergambar yang dapat membentuk nilai moral dan
karakter anak sekaligus sebagai media pembelajaran yang baik untuk anak seusia
sekolah dasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
penelitian adalah :
1. Bagaimana pengembangan buku cerita bergambar dalam upaya
menanamkan jiwa anti korupsi pada anak?
2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar tentang pendidikan anti
korupsi dapat membantu anak dalam memahami nilai – nilai korupsi
dan kemampuan membaca anak untuk siswa kelas III SD?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3 Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui proses pengembangan buku cerita bergambar dapat
menanamkan jiwa anti korupsi pada anak.
2. Mengembangkan dan mendeskripsikan kualitas buku cerita bergambar
tentang pendidikan antikorupsi dapat membantu anak dalam
memahami nilai-nilai anti korupsi dan kemampuan membaca anak
untuk siswa kelas III SD.
1.4 Manfaat
a. Bagipendidik
Dapat menggunakan buku cerita bergambar anak sebagai media
pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak dibilang monoton,
sehingga siswa atau anak didik juga mendapat pengalaman
mengajar dengan menggunakan buku cerita bergambar anak.
b. Bagipesertadidik
Dapat menggunakan buku cerita bergambar anak sebagai media
belajar, sehingga siswa bisa lebih mengerti bagaimana itu korupsi
dan anti korupsi dengan cara yang lebih dimengerti.
c. Bagisekolah
Dapat meningkatkan mutu sekolah dengan menggunakan buku
cerita bergambar anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
d. Bagi orang tua
Dapat mengawasi dan mendampingi siswa, sehingga siswa bisa
lebih tahu dan lebih memamahi bagaimana itu budaya anti korupsi
dengan menggunakan buku cerita bergambar anak.
e. Bagi prodi
Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi
PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan
buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi
1.5 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1.5.1 Produk berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi. Ada 20 gambar yang diberikan penjelasan.
1.5.2 Buku cerita bergambar ini menceritakan tentang pendidikan anti
korupsi dalam kegiatan sehari – hari yang sering dilakukan oleh
anak yang mencerminkan tindakan korupsi dengan cara
mengatasinya dalam menumbuhkan sikap yang berani dan
bertanggung jawab.
1.5.3 Buku cerita bergambar ini dibuat sesuai dengan perkembangan usia
siswa SD kelas bawah. Buku cerita ini berisi teks bacaan beserta
gambar tentang pendidikan anti korupsi, sehingga dapat menarik
minat membaca anak.
1.5.4 Buku cerita bergambar ini tersusun atas judul buku, kata pengantar,
isi cerita, kilas pengetahuan, ringkasan cerita dan biodata penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.5.5 Buku certia bergambar ini dicetak berukuran A5 dengan kertas Ivory
230 pada sampul dan Art Paper190 pada isi buku. Desain buku
cerita bergambar ini dibuat menggunakan aplikasi Corel Draw X7
dan Photoshop CS6 Portable.
1.6 Definisi Operasional
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.6.1 Korupsi merupakan salah satu dari faktor lemahnya karakter bangsa.
1.6.2 Anti korupsi adalah sifat tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang
terhadap tindakan korupsi.
1.6.3 Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
1.6.4 Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan anti korupsi adalah usaha sadar untuk memberikan
pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang
dilakukan melalui pendidikan formal disekolah, pendidikan informal
di lingkungan keluarga, serta pendidikan nonformal di masyarakat.
1.6.5 Buku Cerita Bergambar
Buku cerita bergambar yaitu buku yang menampilkan gambar dan
teks dan keduanya saling menjalin. Baik gambar maupun teks
keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II ini akan menjelaskan tentang kajian teori, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis.
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini berisi beberapa teori yang dijadikan landasan guna
mendukung penelitian ini. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan
peneliti adalah akan korupsi, pendidikan antikorupsi, pembelajaran membaca dan
buku cerita anak
2.1.1 Korupsi
2.1.1.1 Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau “corruptus”.
Menurut para ahli bahasa, corruptio berasal dari Bahasa Latin yang lebih tua.
Kata tersebut kemudian menurunkan istilah corruption, corrups (Inggris),
corruption (Perancis), corruptie/korruptie (Belanda) dan korupsi (Indonesia).
Muhammad Ali (1998) membagi arti korupsi menjadi tiga pengertian,
yakni 1) korup, 2)korupsi, dan 3) koruptor :
a. Korup diartikan sebagai sifat yang busuk, suka menerima uang suap / sogok,
memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya.
b. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sogok, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi.
Korupsi sebagai sesuatu perbuatan yang busuk, jahat, dan merusak yang
menyangkut perbuatan yang bersifat amoral, sifat, dan keadaan yang busuk,
penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor
ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasaan
dibawah kekuasaan jabatan (Agus Mulya Karsona, 2011:23).
Korupsi merupakan hasil persilangan antara keserakahan dan
ketidakpedulian sosial. Para pelaku korupsi adalah mereka yang tidak mampu
mengendalikan keserakahan dan tidak peduli atas dampak perbuatannya terhadap
orang lain, rakyat, bangsa, dan negara. Korupsi merupakan perpaduan dari
keserakahan (tamak) dan sifat asosial. Dapat dikatakan bahwa orang yang
melakukan korupsi adalah orang yang tidak pernah puas menumpuk dan
mengumpulkan harta (Sumiarti, 2007:4).
Korupsi sebagai tingkah laku yang menyimpang dari tugas – tugas resmi
sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut
pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri) atau melanggar aturan –
aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi. Setiap tindakan yang
menyimpang dari prosedur dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi,
maka dapat dikatakan melakukan korupsi (Robert Klitgaard, 2011:31).
Korupsi merupakan perilaku merugikan yang dilakukan oleh seseorang
atau beberapa pihak yang dilakukan pada unsur birokrasi, swasta, maupun
masyarakat (Mukodi & Burhanuddin, 2014:49). Korupsi merupakan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
serius, tindak pidana ini dapat membahayakan stabilitas dan keamanan
masyarakat, membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga politik serta
dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas karena lambat laun perbuatan
tersebut menjadi sebuah budaya yang menjadikan ancaman terhadap cita-cita
menuju masyarakat adil dan makmur (Hartanti, 2007:1)
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa korupsi
adalah tindakan yang merugikan orang lain. Korupsi ini bisa timbul karena
ketidakpuasan orang yang akan melakukan korupsi dengan kekayaannya saat ini.
2.1.1.2 Bentuk dan Ciri – Ciri Tindakan Korupsi
Bentuk – bentuk korupsi memiliki sudut pandang yang berbeda- beda.
Namun menurut Yogi Suwarno, suatu tindakan dapat dikategorikan korupsi
apabila memenuhi unsur – unsur sebagai berikut :
1. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan.
2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta atau masyarakat
umumnya.
3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan
khusus.
4. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dengan keadaan dimana orang –
orang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu.
5. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak.
6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama dalam bentuk uang atau
yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
7. Terpusatnya kegiatan (korupsi) pada merkea yang mengendaki
keputusan yang pasti dan mereka yang dapat mempengaruhinya.
8. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk – bentuk
pengesahan hukum.
9. Menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada merkea yang
melakukan korupsi.
Dari unsur – unsur tersebut, lebih lanjut Yogi Suwarno mengklasifikasikan
bentuk – bentuk korupsi menjadi beberapa bagian, yakni : 1) penyuapan (bribery),
2) penggelapan/pencurian (embezzlement), 3) penipuan (fraud), dan 4) pemerasan
(extortion).
Penyuapan merupakan bentuk pembayaran (dalam bentuk uang atau
sejenisnya) yang diberikan atau diambil dalam hubungan korupsi. Esensi korupsi
dalam konteks penyuapan adalah tindakan membayar maupun menerima suap.
Beberapa istilah yang memiliki kesamaan arti dengan penyuapan adalah
kickbacks, gratualities, baksheesh, sweeteners, pay-oofs, speed money, grease
money. Jenis – jenis penyuapan ini adalah pembayaran untuk memuluskan atau
memperlancar urusan, terutama ketika harus melewati proses birokrasi formal.
Dengan penyuapan ini pula maka kepentingan perusahaan atau bisnis dapat
dibantu oleh politik, dan menghindari tagihan pajak serta peraturan mengikat
lainnya, atau memonopoli pasar, ijin ekspor impor dan sebagainya. Lebih lanjut,
menurut Yogi Suwarno juga dapat berbentuk pajak informal, ketika petugas
terkait meminta biaya tambahan (under-the-table-payment) atau mengharapkann
hadiah dari klien, serta bentuk donasi bagi pejabat atau petugas terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penggelapan (embezzlment) didefinisikan sebagai tindakan kejahatan
menggelapkan atau mencuri uang rakyat yang dilakukan oleh pegawai pemerintah
atau aparat birokrasi. Bukan hanya pegawai pemerintahan, penggelapan juga bisa
dilakukan oleh pegawai di sektor swasta. Penggelapan dilakukan melalui beberapa
cara, baik dilakukan oleh individu maupun bekerja sama dengan pihak lain.
Penipuan diartikan sebagai kejahatan ekonomi yang terorganisir dan
melibatkan pejabat. Menurut Yogi, dari segi tingkatan kejahatan, istilah penipuan
merupakan istilah yang lebih populer dan juga istilah hukum yang lebih luas
dibandingkan dengan penyuapan dan penggelapan. Dengan kata lain, penipuan
relatif lebih berbahaya dan berskala lebih luas dibanding kedua jenis korupsi
sebelumnya. Kerjasama antar pejabat/instansi dalam menutupi suatu hal kepada
publik yang berhak mengetahuinya merupakan contoh dari jenis kejahatan ini.
Pemerasan diartikan sebagai jenis korupsi yang melibatkan aparat yang
melakukan pemaksaan atau pendekatan untuk mendapatkan keuntungan sebagai
imba jasa atas pelayanan yang diberikan. Jika sudah memberikan imbalan jasa,
maka dimudahkan segala urusan.
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK: 2006), bentuk – bentuk
yang tergolong sebagai korupsi adalah sebagai berikut :
a. Kerugian keuangan negara
Maksudnya adalah secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada.
b. Suap menyuap
Maksudnya memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada
penyelenggara Negara dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau
tidak berbuat sesuatu dalam kewenangannya. Bagi penyelenggara
negara, menerima sesuatu atas janji dari pihak lain merupakan bagian
dari suap.
c. Penggelapan dalam jabatan
Maksudnya seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu,
dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan
karena jabatannya oleh diri sendiri atau dibentuk pihak lain.
d. Pemerasan
Maksudnya, seseorang yang ditugaskna untuk menjalankan
suatu jabatam umum secara terus menerus atau sementara waktu,
meminta atau menerima sesuatu seolah – olah merupakan utang
terhadap dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan
merupakan utang piutang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Perbutatan curang
Maksudnya, seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan
suatu jabatan, sengaja melakukan perbuatan curang atau membiarkan
adanya perbuatan curang terjadi di lingkungan jabatannya. Misalnya,
markup anggaran, penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan
alokasi anggarannya.
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
Maksudnya, seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan
suatu jabatan baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja
turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada
saat dilakukan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau mengawasinya.
g. Gratifikasi adalah sebuah pemberian yang diberikan atas diperolehnya
suatu bantuan atau keuntungan. Menurut UU No. 20 tahun 2001
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, gratifikasi didefnisikan
sebagai pemberian dalam arti luas yakni yang meliputi pemberian
uang, barang, rabat atau diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma –
cuma, dan fasilitas lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.1.3 Faktor Penyebab Korupsi
Faktor-faktor penyebab korupsi adalah sebagai berikut (Hartanti,
2007:11):
a. Lemahnya pendidikan agama dan etika.
b. Kolonialisme.
c. Kurangnya pendidikan.
d. Kemiskinan.
e. Tidak adanya sanksi yang keras.
f. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk pelaku antikorupsi.
g. Struktur pemerintahan.
h. Perubahan radikal.
i. Keadaan masyarakat.
Sedangkan menurut Syed Hussein Alatas (dalam Mukodi & Burhanuddin
2014 : 39), faktor-faktor penyebab korupsi di sebuah bangsa adalah sebagai
berikut :
a. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci
yang mampu memberian ilham dan tingkah laku yang menjinakan
korupsi.
b. Kelemahan pengajaran agama dan etika.
c. Kolonialisme, suatu pemerintah asing tidaklah menggugah kesetiaan
dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.
d. Kurangnya pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Kemisikinan.
f. Tiadanya tindakan hukum yang keras.
g. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi.
h. Struktur pemerintahan.
i. Perubahan radikal, takala suatu system nilai mengalami perubahan
radikal, korupsi muncul sebagai suatu penyakit trasisional.
Keadaan masyarakat, korupsi dalam suatu birokrasi bisa memberikan
cerminnan keadaan masyarakat keseluruhan.
2.1.2 Pendidikan
2.1.2.1 Pengertian Pendidikan
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang
mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh
pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan Paedagogos. Dalam
bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti
mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa inggris pendidikan
diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual
(Muhajir, 2000:20).
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan
adalah segala situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
hidup (Mudyahardjo, 2006:3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Manusia sebagai subjek sekaligus sebagai objek pendidikan. Sebagai
subjek pendidikan, manusia berperan aktif dalam proses pelaksanaannya. Ia
bertanggungjawab sebagai perencana, pelaksana sekaligus pihak yang mengawasi
dan mengevaluasi proses pendidikan tersebut. Dan sebagai objek, manusia
menjadi sasaran dari pendidikan itu sendiri. (Mukodi & Burhanuddin, 2014:109-
110). Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan
adalah segala pengaruh yang diupayakan oleh sekolah terhadap anak yang
bersekolah agar mempunyai kemampuan sempurna dan kesadaran penuh terhadap
hubungan – hubungan dan tugas – tugas sosial mereka.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
cara atau usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menaikkan atau menggali
potensi – potensi yang dimiliki tiap orang untuk menjadi yang lebih baik.
2.1.2.2 Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertujuan mewujudkan manusia yang beriman, bertakwa,
cerdas, sehat jasmani dan rohani, memilii keterampilan memadai, berakhlak
mulia, memiliki kesadaran yang tinggi dan selalu intropeksi diri, tanggap terhadap
persoalan, mampu memecahkan masalah dengan baik dan rasional, dan memiliki
masa depan yang cerah, baik di dunia maupun di akhirat (Tatang S 2012:67).
Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan
dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan. Tujuan pendidikan tidak
terbatas, tujuan pendidikan adalah sama dengan tujuan hidup. Tujuan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
merupakan perpaduan tujuan – tujuan yang bersifat pengembangan kemampuan –
kemampuan individu secara optimal dengan tujuan – tujuan yang bersifat sosial
untuk dapat memainkan perannya sebagai warga dalam berbagai lingkungan dan
kelompok sosial (Abdul Kadir, 2012:60-61)
2.1.2.3 Permasalahan Pendidikan
Permasalahan pendidikan di Indonesia terdiri dari dua masalah penting.
Pertama, masalah mendasar, yaitu kekeliruan paradigma pendidikan yang
mendasari keseluruhan penyelenggaaraan sistem pendidikan. Kedua, masalah –
masalah cabang, yaitu berbagai problem yang berkaitan aspek praktis / teknis
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya
pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya
kesejahteraan guru, dan sebagainya (Shiddiq Al Jawi, 2006).
2.1.2.4 Pendidikan Formal, Informal, Non Formal
2.1.2.4.1 Pendidikan Formal (Sekolah)
Menurut Rukam Ahmadi (2014:81), Pendidikan formal adalah Pendidikan
yang memiiki atran resmi yang sangat ketat dalam segala aspeknya, jauh lebih
ketat dari pendidikan informal dan nonformal. Dalam UU RI Nomor 20 Tahun
2003 disebutkan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yng terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar mencakup SD/MI,
Pendidikan menengah mencakup SMP/M.Ts., Pendidikan menengah mencakup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
SMA/SMK/MA, Perguruan tinggi mencakup sekolah tinggi, akademi, dan
universitas.
2.1.2.4.2 Pendidikan Informal
Menurut Rukam Ahmadi (2014:83), Pendidikan Informal adalah
pendidikan yant tidak terstruktur yang berkenaan dengan pengalaman sehari-hari
yang tidak terencana dan terorganisai (belajar incidental). Menurut UU RI No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
2.1.2.4.3 Pendidikan Nonformal
Menurut Kleis (dalam Rukam Ahmadi, 2014:84), pendidikan nonformal
adalah usaha pendidikan yang melembaga dan sistematis (biasanya di luar sekolah
traadisional) di mana isi diapadtasikan pada kebutuhan-kebutuhan peserta dididk
yang spesifik (atau situasi yang spesifik) untuk memaksimalkan belajar dan
meinimalkan unsure-unsur lain yang sering dilakukan oleh para guru sekolah
formal. . Menurut Tight (dalam Rukam Ahmadi, 2014:84), pendidikan nonformal
merupakan usaha pendidikan yang disengaja yang dilaksanakan di luar sistem
persekolahan. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan nonformal adalah
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2.1.3 Anti Korupsi
2.1.3.1 Pengertian Anti Korupsi
Pendidikan anti korupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan
mengurangi korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi
mendatang untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap
bentuk korupsi (Sumiarti, 2007:8). Anti korupsi merupakan sifat tidak setuju,
tidak suka dan tidak senang terhadap tindakan korupsi. Anti korupsi merupakan
sikap yang dapat mencegah dan menghilangkan bagi berkembangnya korupsi
(Syarbini & Arbain, 2014:6).
Gerakan anti-korupsi pada dasarnya adalah upaya bersama seluruh
komponen bangsa untuk mencegah peluang terjadinya perilaku koruptif. Dengan
kata lain gerakan anti korupsi adalah suatu gerakan yang memperbaiki perilaku
individu (manusia) dan sistem untuk mencegah terjadinya perilaku koruptif (Tim
Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi, 2011:144-145).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa anti
korupsi adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk menghindari,
menghilangkan, dan mencegah sikap korupsi.
2.1.3.2 Nilai – nilai Anti Korupsi
Pendidikan anti korupsi secara internal sangat dipengaruhi oleh nilai – nilai
anti korupsi yang tertanam dalam diri seseorang. Menurut Nanang & Romi
(2011:75) terdapat 9 nilai anti korupsi, yaitu 1) kejujuran, 2)kepedulian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3)kemandirian, 4) kedisiplinan, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7)
kesederhanaan, 8) keberanian, dan 9) keadilan.
a. Kejujuran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jujur diartikan sebagai 1)
lurus hati, tidak bohong, berkata apa adanya, 2) tidak curang dengan
mengikuti aturan yang berlaku, 3) tulus, ikhlas. Nilai kejujuran ibarat
sebuah mata uang yang berlaku dimana – mana termasuk dalam
kehidupan di sekolah / madrasah . jika peserta didik terbukti melakukan
tindakan yang tidak jujur, baik pada lingkungan sekolah / madrasah
maupun masyarakat, maka selamanya orang akan merasaragu untuk
mempercayai peserta didik tersebut. Akibatnya, peserta didik akan selalu
mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Juga
menjadi ketidaknyamanan bagi orang lain karena selalu menaruh curiga
terhadap peserta didik tersebut.prinsip kejujuran harus dapa dipegang
teguh oleh setiap peserta didik. Nilai kejujuran di sekolah / madrasah
dapat diwujudkan oleh peserta didik dalam bentuk tidak melakukan
kecurangan akademik, antara lain dapat berupa tidak mencontek saat
ujian, tidak melakukan kecurangan akademik, tidak memalsukan nilai,
dan sebagainya.
b. Kepedulian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi Offline v1.3, peduli
diartikan sebagai sikap mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Sebaga calon generasi di masa depan, nilai kepedulian sangat penting
bagi seseorang peserta didik dalam kehidupan sekolah / madrasah dan di
masyarakat. Nilai kepedulian dapat diwujudkan oleh peserta didik dalam
beragam bentuk, diantaranya berusaha ikut memantau jalannya proses
pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di sekolah /
madrasah, memantau kondisi infrastruktur lingkungan sekolah /
madrasah.
c. Kemandirian
Menurut Nanang & Romie (2011:77), kondisi mandiri bagi
peserta didik diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaiut dengan
tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya. Hal ini penting untuk masa depannya dimana peserta didik
tersebut harus mengatur kehidupannya dan orang – orang yang berada di
bawah tanggungjawabnya, sebab tidak mungkin orang yang tidak dapat
mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang
lain. Dengan kemandirian tersebut, peserta didik dituntut untuk
mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan
orang lain. Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam
bentuk mengerjakan tugas secara mandiri, mengerjakan ujian secara
mandiri, dan menyelenggarakan kegiatan kesiswaan dengan swadaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. Kedisiplinan
Peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah /
madrasah tidak dapat lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang
diberlakukan di sekolah / madrasahnya. Dan setiap peserta didik dituntut
untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolah / madrasahnya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, disiplin diartikan sebagai ketaatann (kepatuhan) kepada
peraturan. Sikap disiplin diperlakukan dalam berkehidupan di sekolah /
madrasah maupun masyarakat. Manfaat dari hidup yang disiplin adalah
peserta didik dapat mencapai tujuan hidupnya dengan efektif dan efisien.
Disiplin pada akhirnya juga dapat menambah rasa kepercayaan kepada
orang lain. Dalam berbagai situasi, guru dituntut untuk dapat
mengembangkan sikap disiplin peserta didik.
e. Tanggung jawab
Nanang & Romie (2011:78) mendefinisikan tanggung jawab
adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang salah, baik
itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa
perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima dan
menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan. Tanggung jawab
merupakan suaut pengabdian dan pengorbanan
f. Kerja keras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Kerja keras didasarkan atas kemauan yang tinggi. Kemauan
mengantarkan pada setiap individu untuk mempunyai tekat yang tinggi,
tekun dalam bekerja dan tujuan yang jelas dalam bertindak. Jika orang
mempunyai semangat dalam bekerja, hasilnya tentu sesuai dengan yang
diharapkan. Kerja keras dapat diwujudkan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari – hari. Misalnya menghargai proses bukan hasil
semata, tidak melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas –
tugas akademik dengan sungguh – sungguh.
g. Kesederhanaan
Perkembangan teknologi yang kian tidak terbendung berpengaruh
pada gaya hidup peserta didik sekarang. Gadget sudah tidak menjadi
barang mewah bagi sebagian peserta didik. Dengan kondisi ini, gaya
hidup sederhana, peserta didik dibiasakan untuk tidak boros, hidup
sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan kondisi ekonomi orang tua.
Prinsip hidup sederhana ini merupakan indikator bagi penting dalam
menjalin hubungan antara sesama peserta didik. Hidup sederhana
menjauhkan pada bentuk kecemburuan sosial yang tak jarang berujung
pada sebuah tindakan melawan hukum. Prinsip hidup sederhana juga
menghindari seseorang dari keinginan yang berlebihan. Nilai
kesederhanaan dapat diterapkan oleh peserta didik dalam bentuk
diantaranya hidup seusai dengan kemampuan, hidup dengan kebutuhan,
tidak suka pamer kekakayaan dan sebagainya.
h. Keberanian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Berani menyampaikan pendapat adalah modal awal untuk
mencegah terjadinya korupsi. Sikap berani akan semakin kuat dalam
dirinya. Untuk mengembangkan keberanian demi mempertahankan
pendirian dan keyakinan, maka peserta didik perlu mempertimbangkan
terlebih dahulu dengan sebaik – baiknya. Pengetahuan yang mendalam
menimbulkan perasaan percaya kepada diri sendiri. Penguasaan terhadap
permasalahan yang sedang dihadapi menjadi faktor terakhir sebagai
modal untuk menyampaikan pendapatnya tanpa ada keraguan.
i. Keadilan
Keadilan diartikan dengan memberikan hak seimbang dengan
kewajiban, atau memberi sesuai dengan kebutuhannya. Orang tua yang
adil, tidak menyamaratakan pemberian uang pendidikan kepada anak –
anaknya. Ia akan membiayai pendidikan anak – anaknya sesuai dengan
tingkat kebutuhan masing – masing meskipun secara nominal setiap
anak menerima dengan jumlah yang berbeda. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, adil diartikan sebagai 1) tidak berat sebelah, tidak
memihak, 2) berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran,
dan 3) sepatutnya, tidak sewenang – wenang
2.1.3.3 Prinsip – prinsip Anti Korupsi
Secara eksternal, semangat anti korupsi didasarkan pada prinsip –
prinsip sebagai berikut, yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran,
kebijakan, dan kontrol kebijakan (Nanang & Romie, 2011:75).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesesuaian antara aturan dan
pelaksanaan kerja. Akuntabilitas digunakan sebagai alat untuk
mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan cara
memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban
kepada sejumlah otoritas eksternal yang berkaitan dengan
kinerja dari sebuah organisasi (Dubnik:2005).
b. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah
transparansi. Prinsip transparansi ini penting karena
pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan
mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui
oleh publik (Eko Prasojo, 2007).
c. Kewajaran
Prinsip anti korupsi selanjutnya adalah prinsip kewajaran.
Prinsip ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi
(ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik, dalam bentuk
mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Prinsip kewajaran ini
terdiri dari lima hal penting yaitu 1) komprehensif dan disiplin,
2) fleksibilitas, 3) terprediksi, 4) kejujuran dan 5) informatif
(Nanang & Romie, 2011:82).
d. Kebijakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Prinsip kebijakan ini diperlukan agar peserta didik
mengetahui memahami kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini
berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang –
undang anti korupsi, namun dapat berupa undang – undang
kebebasan mengakses informasi, undang – undang
desentralisasi, undang – undang anti monopoli maupun undang
– undang lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengethaui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan
penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara (Nanang
& Romie: 83).
e. Kontrol kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang
dibuat betul – betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk
korupsi. Bentuk kontrol kebijakan menurut Nanang & Romie
(2011:83) terdiri dari tiga bentuk yakni 1) Partisipasi, 2)
Revolusi, dan 3) Reformasi. Kontrol kebijakan berupa
partisipasi yakni melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan
ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya dan kontrol
kebijakan berupa oposisi yakni mengontrol dengan
menawarkan alternatif kebijakan baru yang dianggap lebih
layak. Kontrol kebijakan berupa revolusi yaitu mengontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Dan
reformasi diartikan sebagai menyempurnakan kebijakan yang
dianggap tidak cocok diterapkan dalam zaman berbeda.
2.1.4 Pendidikan Anti Korupsi
2.1.4.1 Pengertian
Pendidikan antikorupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan
mengurangi korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi
mendatang untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas terhadap setiap
bentuk korupsi (Sumiarti dalam Mukodi & Burhanuddin, 2014:114).
Pendidikan anti korupsi merupakan langkah pencegahan sejak dini
terjadinya korupsi. Strategi ini punya dampak yang baik dalam menanggulangi
korupsi. Hanya saja, pendekatan preventif ini memang tidak dapat dinikmati
secara langsung, tetapi akan terlihat hasilnya dalam jangka yang panjang. Berbeda
dengan pendekatan represif yang mengandalkan jalur hukum sehingga terlihat
agresif menyidangkan dan memenjarakan orang – orang yang bersalah, termasuk
tersangka yang terbukti melakukan korupsi (Mukodi & Burhanuddin, 2014:114).
Pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberikan pemahaman
dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan
formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta pendidikan
nonformal di masyarakat (Wijaya, 2014:24).
Pendidikan anti korupsi merupakan upaya pencegahan praktik korupsi di
Indonesia. Tidak ada jawaban tunggal untuk menjawab mengapa persoalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
korupsi yang sudah sedemikian masif di sebuah negeri (Afid Burhanuddin,
2012:30). Pendidikan anti korupsi tidak berlandaskan pada salah satu perspektif
keilmuan khusus, namun berdasarkan pada fenomena permasalahan serta
pendekatan budaya (Asriana Issa Sofia, 2011:5).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan anti korupsi adalah langkah pencegahan dalam perbuatan korupsiyang
disusun dalam pendidikan formal atau nonformal.
2.1.4.2 Tujuan dan Sasaran Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan antikorupsi diharapkan mampu mencapai tujuan yang dicita-
citakan yaitu adanya manusia yang tanggap serta peduli terhadap masalah-maslah
yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan dapat membangkitkan semangat untuk
berbuat anti korupsi. (Mukodi & Burhanudin, 2014:118)
Tujuan pengembangan pendidikan anti korupsi di sekolah/madrasah
adalah : . (Mukodi & Burhanudin, 2014:119)
a. Anak didik mempunyai pemahaman sejak dini tentang tindak
korupsi.
b. Anak didik mampu mencegah dirinya sendiri agar tidak melakukan
tindak korupsi (individual competensi).
c. Anak didik mampu mencegah orang lain agar tidak melakukan
tindakan korupsi dengan cara memberikan peringatan kepada orang
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Anak didik mampu mendeteksi adanya tindak korupsi (dan
melaporkan kepada pihak terkait)
2.1.5 Buku Cerita
2.1.5.1 Pengertian Buku Cerita
Cerita anak adalah cerita yang ditulis dengan menggunakan sudut pandang
anak. Artinya cerita adalah pengalaman sehari-hari, maka pengalaman itu harus
ditulis dengan sudut pandang anak. (Kurniawan, 2013:18). Buku cerita bergambar
yaitu buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin.
Baik gambar maupun teks keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi
dan melengkapi (Mitchell dalam Nurgiyantoro, 2005:153).
Menurut Huck, dkk. (dalam Nurgiyantoro, 2005: 153), buku bergamabar
(picture books) menunjuk pada pengertian buku yang menyampaikan pesan lewat
dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan. Lukens, 2003 ( dalam Nurgiyantoro,
2005: 154) menguatkan bahwa ilustrasi gambar dan tulisan merupakan dua media
yang berbeda, tetapi dalam buku cerita bergambar keuduanya secara bersama
membentuk perpaduan. Gambar – gambar itu akan membuat tulisan verbal
menjadi lebih kelihatan, konkret, dan sekaligus memperkaya makna teks. Buku
Cerita memegang peranan penting dalam menarik minat anak. Bentuk, gambar,
halaman, ilustrasi, pemilihan huruf, perpaduan warna, tata letak, serta kualitas
kertas sangat diminati anak-anak (Rahayu, 2013:86).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa buku
cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks yang saling
menguatkan satu sama lain
2.1.5.2 Fungsi Buku Cerita Bergambar
Cerita mampu melatih daya konsentrasi anak, melatih anak-anak
berasosiasi, mengasah kreativitas anak, media bersosialisasi, menumbuhkan
kepercayaan dalam diri anak, melatih anak berpikir kritis dan sistematis, kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak dan melatih kemampuan berbahasa
anak (Yudha dalam Aprianti, 2013:82).
Beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi
anak adalah sebagai berikut (Mitchell dalam Nurgiyantoro, 2005:159-161):
a. Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan
dan perkembangan emosi. Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu
untuk memahami dan menerima dirinya sendiri dan orang lain, serta
utnuk mengekspresikan berbagai emosinya, seperti rasa takut dan
senang, sedih dan bahagia, yang merupakan bagian dari kehidupan.
Berbagai sikap dan reaksi emosi anak perlu mendapat rangsangan
untuk penyaluran ahar perkembangan emosi berjalan secara wajar dan
terkontrol. Pemahaman dan penerimaan terhadap keadaan diri sendiri
dan orang lain perlu dikembangkan lewat pembelajaran, dan salah
satunya adalah lewat buku cerita-bergambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang
dunia, menyadarkan anak tentang keberadaaan di dunia di tengah
masyarakat dan alam. Lewat buku cerita bergambar anak dapat berlajar
tentang kehidupan masyarakat, baik dalam perspektif sejarah masa lalu
maupun masa kini, belajar tentang keadaan geigrafi dan kehidupan
alam, flora, dan fauna. Hal itu semua anak akan menyadarkan anak
tentang kehidupan yang lebih luas yang menjadi lingkungan dan
bagian kehidupannya yang semuanya akan menambah pengalaman
hidup yang penting dalam perkembangan dirinya.
c. Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang
lain, hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan perasaan. Lewat
buku cerita bergambar yang menampilkan kehidupan keluarga, para
tetangga, kawan sebaya, pergaulan di sekolah, dan lain-lain yang
mengisahkan relasi kehidupan antarmanusia dapat membelajarkan
anak untuk bersikap dan bertingkah laku verbal dan non verbal, yang
benar sesuai dengan tuntutan kehidupan sosial-budaya masyarakat.
Demikian pula halnya dengan perasaan anak yang juga dapat
terbangun lewat hubungan antarsesama. Jadi, pada hakikatnya lewat
buku bergambar, anak belajar tentang kehidupan yang disajikan secara
lebih konkret lewat kata – kata dan gambar ilustrasi.
d. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh
kesenangan. Ini merupakan salah satu hal terpenting dalam pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
buku bacaan jenis ini, yaitu untuk memberikan kesenangan dan
kenikmatan batiniah.
e. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi
keindahan. Baik cerita secara verbal maupun gambar-gambar ilustrasi
yang mendukungnya masing-masing menawarkan keindahan.
2.1.5.3 Unsur Cerita
Sebuah teks sastra yang tersaji di hadapan pembaca sebenarnya adalah
sebuah kesatuan dari berbagai elemen yang membentuknya. Elemen – elemen itu
dapat dibedakan ke dalam unsur instrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah
unsur – unsur cerita fiksi yang secara langsugn berada di dalam, menjadi bagian,
dan ikut membentuk eksistensi cerita yang bersangkutan. Unsur fiksi yang
termasuk dalam kategori ini misalnya adalah tokoh dan penokohan, alur,
pengaluran, dan berbagai peristiwa yang membentuknya, latar, sudut pandang,
dan lain lain. Pembicaraan unsur cerita anak berikut lebih difokuskan terhadap
unsur – unsur intrinsik tanpa menisbikan peran unsur ekstrinsik.
a. Tokoh
Kumpulan kualitas mental, emosional, dan sosial yang
membedakan seseorang dengan orang lain (Lukens, 2003:76). Tokoh
cerita (character) dapat dipahami sebagai seseorang yang ditampilkan
dalam teks cerita naratif (juga:drama) yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu sebagaimana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
diekspresikan lewat kata – kata dan ditunjukkan dalam tindakan,
Abrams (via Nurgiyantoro, 2005:165).
b. Alur
Lukens (1999:103) memahami alur sebagai urutan peristiwa
sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh lewat aksi. Rangkaian peristiwa
yang terjadi berdasarkan hubungan sebab akibat (Nurgiyantoro,
2005:237).
c. Latar
Latar dapat terjadi dimana saja termasuk didalam benak tokoh,
sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan deskripsi tentang latar.
Latar (setting) dapat dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya
berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi
(Nurgiyantoro, 2005:237).
d. Tema
Secara sederhana tema dapat dipahami sebagai gagasan yang
mengikat cerita (Lukens, 2003:129), mengikat berbagai unsur
instrinsik yang membangun cerita sehingga tampil sebagai sebuah
kesatupaduan yang harmonis. Jadi, dalam kaitan ini tema merupakan
dasar pengembangan sebuah cerita.
e. Moral
Moral, amanat, atau messages dapat dipahami sebagai sesuatu yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Sesuatu itu selalu berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dengan berbagai hal yang berkonotasi positif, bermanfaat bagi
kehidupan, dan mendidik (Nurgiyantoro, 2005:265).
f. Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) dapat dipahami sebagai cara sebuah
cerita dikisahkan. Abrams (via Nurgiyantoro, 2005:248)
mengemukakan bahwa sudut pandang merupakan cara atau pandangan
yang dipergunakan pengarang sebagai saran menampilkan tokoh,
tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam
sebuah teks fiksi kepada pembaca.
Secara lebih konkret dan spesifik sudut pandang adalah “siapa
yang melihat, siapa yang berbicara”, atau “dari kacamata siapa sesuatu
itu dibicarakan”. Pertanyaan tentang “siapa” itu mengusung jawaban
bahwa ia dapat berupa siapa saja: anak atau dewasa, anak atau orang
tua, anak sekkolah atau guru, perempuan atau laki – laki, teman atau
musuh, orang yang secara langsung mengalami atau tidak, dan lain –
lain (Nurgiyantoro,2005:269).
g. Judul
Judul bukan bagian dari unsur intrinsik teks fiksi, tetapi ia
merupakan sesuatu yang pertama – tama dibaca dan dikenali pembaca,
menarik juga untuk dibicarakan (Nurgiyantoro, 2005:282).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2.1.5.4 Jenis – jenis Buku Cerita Bergambar
Buku bergambar (picture book) dapat dikelompokkan menjadi beberapa
jenis.) Jenis buku bergambar dibedakan menjadi lima macam yaitu (Rothkei dan
Mainbach dalam Aprianti, 2013:90-92:
a. Buku abjad (alphabet book)
Dalam buku alphabet, setiap huruf alphabet dikaitkan dengan
ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus jelas berkaitan
dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek serta mudah
teridentidikasi. Beberapa buku alphabet diorganisasi pada sekitar tema
khusus, seperti peternakan, dan transportasi. Buku alphabet berfungsi
untuk membantu anak, menstimulasi, dan membantu pengembangan
kosakata.
b. Buku mainan (toys book)
Buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak biasa.
Buku mainan terdiri dari buku kartu papan, buku pakaian, dan buku
pipet tangan. Buku mainan ini mengarahkan anak-anak untuk lebih
memahami teks, dapat mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak,
dan alur cerita. Buku mainan membantu anak-anak mengembangkan
keterampilan kognitid meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya,
serta mencintai buku.
c. Buku konsep (concept book)
Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan
menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
konsep yang sedang dikembangkan. Konsep ditekankan
pengajarannya melalui alur cerita atau dijelaskan secara repetisi
dan perbandingan
d. Buku bergambar tanpa kata (wordless picture books)
Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk
mentampaikan cerita melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa
kata menjadi berkembang dan populer pada masyarakat generasi
muda, yakni terdapat di televise, komik, dan bentuk visual
komunikasi lainnya. Alur cerita disajikan dengan gambar yang
diurutkan dan tindakan juga digambarkan dengan jelas.
Buku bergambar tanpa kata terdiri dari berbagai bentuk,
seperti buku berupa buku humor, buku serius, buku informasi, atau
buku fiksi. Buku ini mempunyai beberapa keunggulan, misalnya
untuk mengembangkan bahasa tulis dan lisan secara produktif yang
mengikuti gambar. Keterampilan pemahaman juga dapat
dikembangkan pada saat anak membaca cerita melalui ilustrasi.
Anak-anak menganalisis maksud pengarang dengan
mengidentifikasi ide pokok dan memahami ceritanya.
e. Buku cerita bergambar
Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan
teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada
cerita. Buku-buku ini memuat berbagai tema yang sering
didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak. Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dalam buku ini dapat berupa manusia atau binatang. Disini
ditampilkan kualitas karakter dan kebutuhan manusia, sehingga
anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan
pengalaman pribadinya.
Buku cerita yang diilustrasikan dan ditulis dengan baik
akan memberikan kontribusi pada perkembangan anak. Buku
bergambar yang baik memuat elemen intrinsik sastra, seperti alur,
struktur yang baik, karakter yang baik, perubahan gaya, latar dan
tema yang menaruk. Buku ini dapat menimbulkan imajinasi
orisional dan mempersiapkan stimulus berpikir kreatif. Buku cerita
bergambar dapat memberikan apresuasi bahasa dan
mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkan proses
berpikir kognitif, ungkapan perasaan, dan meningkatkan kepekaan
seni pada anak.
2.1.6 Pembelajaran
2.1.6.1 Pengertian
Pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa
belajar. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan proses yang berisi
seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan dua pengertian ini, pada dasarnya pembelajaran adalah serangkaian
aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dalam
bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru (Abidin, 2012:3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut siswa melakukan
sejumlah kegiatan sehingga siswa benar- benar membangun pengetahuannya
secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya (Abidin, 2012:3). Menurut
Corey (dalam Pandewa dkk, 2009:17) Pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secaradisengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah lakutertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respons situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Berdasarkan definis diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru dan murid guna menunjang
kreativitas menjadi tingkat yang lebih tinggi.
2.1.7 Membaca
2.1.7.1 Pengertian Membaca
Proses membaca merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan pembaca
untuk memperoleh informasi yang terkandung dalam sebuah bahan bacaan.
Produk membaca merupakan hasil dari proses membaca yakni pemahaman atas isi
bacaan. Hasil membaca ataupun hasil pembelajaran membaca pada dasarnya
adlah pemahaman atas isi bacaan yang dibacanya melalui serangkaian proses
membaca. (Abidin cet-1nop, 2012:148)
Membaca adalah suatu proses yang kompleks, yang melibatkan berbagai
macam fungsi kognitif yaitu pehatian, konsentrasi, kemampuan membuat asosiasi
terhadap informasi yang diperoleh melalyu berbagai modalitas, kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
melakukan decoding secara tepat, pemahaman verbal, dan intelegensi umum
(Sattler dalam Kumara,dkk. 2014:4).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari berbagai media.
2.1.7.2 Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan (Tarigan, 1987:9).Hal yang
sama juga di sebutkan oleh (Abidin, 2012:59) yaitu membaca dikatakan sebagai
proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk
beroleh pemahaman atas bacaan tersebut.
Menurut Fahim Musthafa tujuan membaca adalah sebagai berikut
(Musthafa, 2005:60,62) :
a. Mengembangkan keterampilan dasar membaca, seperti : mengenal
kalimat, mengetahui arti kalimat, memahami dan dapat menjelaskan
teks bacaan, memahami hubungan antarkalimat, susunan kata, dan
alinea, membaca tanpa suara dengan menghemat tenaga dan waktu,
membaca dengan keras secara benar dan lancar, menggunakan buku-
buku referensi lainnya dengan baik.
b. Memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh banyak
pengalaman saat membaca. Dan yang jelas, bahwa dengan kegiatan
membaca, sekolah banyak membekali siswanya pengalaman-
pengalaman yang baik dalam hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
c. Anak dapat menikmati bacaannya dengan senang hati. Hal tersebut
akan terlihat ketika anak memilih materi bacaan.
d. Menumbuhkan kegemaran anak dalam membaca, sebab gemar
membaca dianggap sebagai faktor penting dalam meningkatkan bacaan
dan keterampilannya.
e. Anak dapat meningkatkan kemampuan bahasanya, baik dari segi
penguasaan kosakata, susunan kalimat, ungkapan-ungkapan, metode,
arti, dan pemikiran.
Melatih anak memanfaatkan apa yang dibacanya dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan lingkungan
bermainnya, serta dalam kondisi-kondisi khusus.
2.1.7.3 Aspek Membaca
Menurut Broughton (et al) (dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 12-13)
Sebagai gari besarnnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu;
a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
Aspek ini mencakup :
a) Pengenalan bentuk huruf;
b) Pengenalan unsure-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase,
pola klausa, kalimat dan lain-lain);
c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d) Kecepatan membaca ke taraf lambat.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Aspek ini mencakup :
a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal);
b) Memahammi signifikasi atau makna (a.l. maksud dan tujuan
pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi membaca);
c) Evaluasi atau penilauian (isi, bentuk);
d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan
dengan keadaan.
2.1.7 Perkembangan Karakter Anak
2.1.8.1 Tahap Perkembangan dan Pemilihan Bacaan Anak
Menurut Jean Piaget (dalam Nurgiyantoro, 2005:50-53) perkembangan
intelektual anak diuraikan menjadi empat tahapan. Tiap tahapan mempunyai
karakteristik yang membedakannya dengan tahapan yang lain, dan hal itu
berkaitan dengan respons anak terhadap bacaan. Tahap perkembangan intelektual
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Tahap sensori-motor(the sensory-motor period, 0-2 tahun)
Tahap ini merupakan tahapan pertama dalam perkembangan
kognitif anak. Tahap ini disebut sebagai tahap sensori-motor karena
perkembangan terjadi berdasarkan informasi dari indera (senses) dan
bodi (motor). Karakteristik utama dalam tahap ini adalah bahwa anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
belajar lewat koordinasi persepsi indera dan aktivitas motor sera
mengembangkan pemahaman sebab-akibat atau hubungan-hubungan
berdasarkan sesuatu yang dapat diraih atau dapat berkontak langsung.
Anak mulai dapat memahami hubungannya dengan orang lain,
mengembangkan pemahaman objek secara permanen.
Dalam usia 1-2 tahun anak akan menyukai aktivitas atay
permainan bunyi yang mengandung perulangan-perulangan yang
ritmis. Anak menyukai bunyi-bunyian yang bersajak dan berirama.
Permainan bunyi yang dimaksud dapat berupa nyanyian, kata-kata
yang dinyanyikan, atau kata-kata biasa dalam perkataan yang tidak
dilagukan. Permainan bunyi yang berwujud repetisi dan keritmisan
merupakan dasar penting bagi bangunan sebuah sajak.
b. Tahap praoperasional (the preoperational period, 2-7 tahun)
Dalam tahap ini anak mulai dapat “mengoperasikan” sesuatu
yang sudah mencerminkan aktivitas mental dan tidak lagi semata-mata
bersifat fisik. Karakteristik dalam tahap ini antara lain adalah bahwa (i)
anak mulai belajar mengaktualisasikan dirinya lewat bahasa, bermain,
dan menggambar (corat-coret), (ii) jalan pikiran anak masih bersifat
egosentris, menempatkan dirinya sebagai pusat dunia, yang didasarkan
persepsi segera dan pengalaman langsung karena masih kesulitan
menempatkan dirinya di antara orang lain, (iii) anak mempergunakan
simbol dengan cara elementer yang pada awalnya lewat gerakan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
gerakan tertentu dan kemudian lewat bahasa dalam pembicaraan, (iv)
pada masa ini anak mengalami proses asimilasi dimana anak
mengasimilasikan sesuatu yang didengar, dilihat, dan dirasakan dengan
cara menerima ide-ide tersebut ke dalam suatu bentuk skema di dalam
kognisinya.
Kemungkinan implikasi terhadap buku bacaan sastra yang
sesuai dengan karakteristik pada tahap perkembangan intelektual
tersebut adalah (i) buku-buku yang menampilkan gambar-gambar
sederhana sebagai ilustrasi yang menarik, (ii) buku-buku bergambar
yang memberikan kesempatan anak untuk memanipulasikannya, (iii)
buku-buku yang memberikan kesempatan anak untuk mengenali
objek-objek dan situasi tertentu yang bermakna baginya, dan (iv) buku-
buku cerita yang menampilkan tokoh dan alur yang mencerminkan
tingkah laku dan perasaan anak.
c. Tahap operasional konkret (the concrete operational, 7-11 tahun)
Pada tahap ini anak mulai dapat memahami logika secara stabil.
Karakteristik anak pada tahap ini antara lain adalah (i) anak dapat
membuat klasifikasi sederhana, mengklasifikasikan objek berdasarkan
sifat-sifat umum, misalnya klasifikasi warna, klasifikasi karakter
tertentu, (ii) anak dapat membuat urutan sesuatu secara semestinya,
menurut abjad, angka, besar-kecil, dan lain-lain, (iii) anak mulai dapat
mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan masa depan, (iv) anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mulai dapat berpikir argumentatif dan memecahkan masalah
sederhana.
Implikasi terhadap buku bacaan sastra yang sesuai dengan
karakteristik pada tahap perkembangan intelektual tersebut adalah (i)
buku-buku bacaan narasi atau ekplanasi yang mengandung urutan logis
dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, (ii) buku-buku bacaan
yang menampilkan cerita yang sederhana, baik masalah yang
dikisahkan, cara pengisahan, maupun jumlah tokoh yang dilibatkan,
(iii) buku-buku bacaan yang menampilkan berbagai objek gambar
secara bervariasi, (iv) buku-buku bacaan narasi yang menampilkan
narator yang mengisahkan cerita, atau cerita yang dapat membawa
anak untuk memproyeksikan dirinya ke waktu atau tempat lain.
d. Tahap operasi formal (the formal operational, 11 atau 12 tahun ke
atas)
Pada tahap ini, tahap awal adolesen, anak sudah mampu
berpikir abstrak. Karakteristik penting dalam tahap ini adalah (i) anak
sudah mampu berpikir “secara ilmiah”, berpikir teoritis, beragumentasi
dan menguji hipotesis yang mengutamakan kemampuan berpikir, (ii)
anak sudah mampu memecahkan masalah secara logis dengan
melibatkan berbagai masalah yang terkait. Implikasi terhadap
pemilihan buku bacaan sastra anak adalah (i) buku-buku bacaan cerita
yang menampilkan masalah yang membawa anak untuk mencari dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menemukan hubungan sebab akibat serta implikasi terhadap karakter
tokoh, (ii) buku-buku bacaan cerita yang menampilkan alur cerita
ganda, alur cerita yang mengandung plot dan subplot, yang dapat
membawa anak untuk memahami hubungan antarsubplot tersebut,
serta yang menampilkan persoalan (atau konflik) dan karakter yang
lebih kompleks.
Sedangkan menurut Rahmanto (dalam Abidin cet-1 nop,
2012:222) juga mengatakan bahwa karya sastra yang diajarkan harus
sesuai dengan taraf perkembangan mental siswa. Siswa sekolah dasar
tidak mungkin diberi bahan ajar sastra yang memerlukan generalisasi,
sebab perkembangan mental mereka belum sampai pada tahap
tersebut. Untuk itu, sebagai acuan pemilihan bahan ajar sastra
diuraikan tahap perkembagan anak secara psikologi sebagai berikut :
a. Tahap pengkhayal
Anak berusia 8-9 tahun termasuk tahap pengkhayal.
Anak lebih tertarik kepada cerita yang bersifat fantastis.
Dengan disajikan karya sastra yang demikian maka siswa
akan dapat memahami karya sastra secara cepat dan tepat.
b. Tahap romantik
Anak berusia 10-12 tahun masuk tahap romantik,
artinya anak telah meninggalkan kesenangannya terhadap
hal-hal yang bersifat fantastik tetapi pandangan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dunia masih sederhana. Anak akan lebih menyenangi cerita
kepahlawanan, petualangan, bahkan karya sastra tentang
kejahatan.
c. Tahap realistik
Anak berusia 13-16 tahun termasuk tahap ini. Pada
tahap ini akan lebih menyukai hal-hal yang bersifat realita
dan fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah
kehidupan yang nyata. Oleh sebab itu, karya sastra yang
disajikan harus mencerminkan realita dan fakta yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari anak.
d. Tahap generalisasi
Anak yang telah berusia lebih dari 16 tahun telah
masuk tahap ini. Biasanya anak lebih menyukai untuk
menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis
suatu fenomena. Berdasar fenomena-fenomena yang ia
hadapi, anak akan menggeneralisasikannya hingga
menemukan suatu kesimpulan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa tahap perkembangan intelektual anak diuraikan
menjadi empat tahapan penting berdasarkan usia anak.
Oleh karena itu pengajaran karya sastra kepada anak harus
memperhatikan tahap perkembangan tersebut sesuai usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
siswa. Untuk anak sekolah dasar kelas atas umumnya
berusia antara 9-10 tahun sehingga mereka masuk
kedalam tahap operasional konkret dan romantik pada
tahap tersebut anak sudah mampu untuk berpikir pada
pemecaham masalah sederhana sehingga sangat cocok
untuk diberikan karya sastra yang berhubungan dengan
karya sastra yang membutuhkan pemikiran sederhana.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Nasriyah
(2013) yang berjudul “Media Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini”. Penelitian ini menggunakan
metode PTK. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan
membaca pada anak usia dini kelompok B. Penelitian ini dilakukan dengan
delapan tahap penelitian: a) perencanaan, b) tindakan, c) observasi, d) refleksi, e)
perencanaan, f) tindakan, g) observasi, h) refleksi. Subjek penelitian yang
dilaksanakan peneliti adalah 20 siswa, sementara subjek pada penelitian ini adalah
22 siswa. Hasil penelitian ini adalah penerapan media cerita bergambar dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga mampu
meningkatkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.
Penelitan yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Yulita
Handayaningrum (2008) yang berjudul “Penerapan Media Cerita Bergambar
(Cergam) untuk Meningkatkan Minat baca Biologi pada Pokok Bahasan Bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kimia dalam Makanan”. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Tujuan
dari penelitian ini untuk meningkatkan minat baca biologi siswa pada kelas VIII
SMP Negeri 7 Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan lima tahap penelitian: a)
KBM Pertemuan 1 (2x40 menit) b) KBM Pertemuan 2 (2x40 menit) c) observasi
dan evaluasi d) analisis data dan refleksi e) tindak lanjut. Subjek penelitian yang
dilaksanakan peneliti adalah siswa kelas VIII E semester genap tahun pelajaran
2008/2009 SMP Negeri 7 Surakarta. Objek penelitian ini adalah minat baca siswa
pada pokok bahasan kima dalam makanan dengan media cerita bergambar.
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan angket.
Analisi data dilakukan meliputi tiga unsur yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah menumbugkan minat baca,
perbaikan proses pembelajaran, dan bahan pertimbangan untuk menentukan
langkah – langkah yang harus dilakukan dalam meningkatkan proses belajar
biologi siswa yang berorientasi pada prestasi belajar.
Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Adzani Novita
Amalia Rani (2016) yang berjudul “Hubungan Antara Penggunaan Media Kartu
Gambar Cerita Berseri dengan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini”.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan antara penggunaan media kartu gambar cerita berseri
dengan kemampuan berbicara anak usia dini. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Populasi pada
penelitian ini adalah anak PAUD Tunas Bangsa Pringsewu Tahun Pelajaran
2015/2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
bernilai positif antara penggunaan media kartu bergambar cerita berseri dengan
kemampuan berbicara anak usia dini.
Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian
tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini, yaitu sama – sama
menggunakan media gambar dan cerita sebagai hasil dari produk ini. Penelitian
ini ditujukan untuk pelajaran Bahasa Indonesia untuk melatih siswa dalam
membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Bagan 2.1
Penelitian yang Relevan
Siti Nasriyah (2013)
“Media Cerita Bergambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Membaca pada Anak Usia Dini”
Adzani Novita Amalia Rani (2016)
“Hubungan Antara Penggunaan Media
Kartu Gambar Cerita Berseri dengan
Kemampuan Berbicara Anak Usia
Dini”
Yulita Handayaningrum
(2008)
“Penerapan Media Cerita Bergambar
(Cergam) untuk Meningkatkan Minat baca Biologi pada
Pokok Bahasan Bahan Kimia dalam
Makanan
Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis
Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca
Siswa Kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2.3 Kerangka Berpikir
Korupsi merupakan perbuatan yang melanggar hukum, karena korupsi
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperkaya diri sendiri,
atau untuk mengambil keuntungan untuk diri sendiri. Korupsi merupakan
perpaduan dari keserakahan (tamak) dan sifat asosial. Dapat dikatakan bahwa
orang yang melakukan korupsi adalah orang yang tidak pernah puas menumpuk
dan mengumpulkan harta (Sumiarti, 2007:4). Korupsi tentu saja bisa
menyebabkan kerugian bagi negara. Tingkat korupsi di Indonesia terus naik dari
tahun ke tahun, oleh karena itu perlu adanya tindakan tegas untuk membuat jera
para pelaku korupsi ini. Selain tindakan tegas, ada juga cara lain untuk
menghilangkan perilaku “berkorupsi”, yaitu dengan cara pembelajaran anti
korupsi.
Pembelajaran anti korupsi sejak dini sangatlah penting. Tentu saja
pembelajaran yang diberikan ke siswa harus sesuai dengan usia mereka, salah
satunya yaitu dengan membaca buku atau membaca cerita yang berisikan
pendidikan anti koruspi. Buku cerita bergambar merupakan salah satu media yang
sangat ampuh untuk membuat siswa semakin mengerti tentang anti korupsi. Buku
cerita bergambar bisa menjadi pilihan utama karena didalam buku ini terdapat
gambar – gambar dan warna – warna yang pasti disukai para siswa. Cerita mampu
melatih daya konsentrasi anak, melatih anak-anak berasosiasi, mengasah
kreativitas anak, media bersosialisasi, menumbuhkan kepercayaan dalam diri
anak, melatih anak berpikir kritis dan sistematis, kegiatan pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menyenangkan bagi anak dan melatih kemampuan berbahasa anak (Yudha dalam
Aprianti, 2013:82).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk membuat atau
mengembangkan buku cerita bergambar yang dapat digunakan oleh para siswa
untuk belajar. Dengan adanya buku cerita bergambar ini, diharapkan siswa dapat
lebih memahami tentang korupsi dan siswa juga bisa mengetahui bagaiman
korupsi itu merugikan negara.
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
2.4.1 Bagaimana pengembangan buku cerita bergambar dapat
menanamkan jiwa anti korupsi pada siswa kelas III SD Kristen
Purwodadi?
2.4.2 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar tentang pendidikan anti
korupsi dapat membantu anak dalam memahami nilai – nilai korupsi
dan kemampuan membaca anak untuk siswa kelas III SD Kristen
Purwodadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dirancang menggunakan jenis penelitian – penelitian dan
pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan
pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development (R&D)
adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). R&D
adalah singkatan dari Research and Development (Penelitian dan Pengembangan),
yang merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengembangkan
produk atau jasa, atau metode produksi yang baru. Oleh karena itu R&D didorong
oleh motif keuntungan, tetapi dari segi akuntansi R&D secara konseptual
bermasalah (Putra, 2011:78). Prosedur penelitian dalam penelitian ini
menggunakan pengembangan Borg & Gall (dalam Putra, 2011:119:121) dan
prosedur pengembangan menurut Sugiyono (Sugiyono, 2010:409). Langkah –
langkah penelitian pengembangan R&D menurut Sugiyono memaparkan menjadi
sepuluh bagian yaitu :
1) Potensi dan Masalah
2) Pengumpulan informasi
3) Desain produk
4) Validasi desain
5) Revisi desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
6) Uji coba produk
7) Revisi produk
8) Uji coba pemakaian
9) Revisi produk
10) Produksi masal
Langkah – langkah tersebut tersusun ke dalam sebuah bagan sebagai
berikut (Sugiyono, 2010:408-427) :
Bagan 3.1. Prosedur Penelitian Pengembangan Sugiyono (Sugiyono, 2010:409)
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Produk
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Produksi Massal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3.2 Prosedur Pengembangan
Berdasarkan prosedur pengembangan Borg & Gall dan Sugiyono,
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak memungkinkan
peneliti hanya mengambil enam langkah penelitian dan pengembangan dari kedua
prosedur pengembangan tersebut.
Langkah – langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Potensi dan Masalah
Pada tahap ini, dalam menemukan potensi dan mencari masalah,
peneliti melakukan metode wawancara kepada kepala sekolah dan guru
kelas III SD Kristen Purwodadi serta metode observasi. Pada saat
melakukan wawancara, peneliti mengumpulkan berbagai data guna
mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi. Peneliti melakukan metode observasi guna mengetahui
langsung potensi anak didik terhadap pengetahuan mereka tentang
pendidikan anti korupsi.
2. Pengumpulan Data
Setelah mengetahui potensi dan masalah, peneliti mengumpulkan
data dari hasil wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian tersebut
digunakan peneliti untuk mengembangkan buku cerita bergambar
berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca pada
kelas III di SD Kristen Purwodadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran
membaca pada siswa kelas III yang terdiri dari cover bukul, isi buku,
dan anatomi buku. Konsep yang diambil oleh peneliti untuk cover yaitu
warna yang menarik, sehingga meningkatkan daya tarik siswa untuk
membaca isi buku, judul buku yang mencakup keseluruhan isi buku,
pemilihan teks dan gambar yang sesuai dengan usia siswa, penataan
tulisan dan gambar, serta keserasian warna. Pada anatomi buku, yang
dijadikan sebagai acuannya adalah format dan ukuran buku, teknik
pengerjaan, jumlah halaman, tata letak, jenis font, jenis kertas cover dan
isi buku.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai
keefektifan rancangan produk yang dibuat. Validasi desain bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran raisonal, belum fakta lapangan.
Validasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan desain
produk, sehingga kekurangan dapat diperbaiki. Validasi produk dapat
dilakukan oleh beberapa pakar atau ahli yang sudah memiliki
pengalaman untuk menilai produk yang peneliti buat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5. Revisi Desain
Revisi desain merupakan perbaikan terhadap kekurangan dari
produk yang peneliti buat yang sudah di validasi oleh ahli.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan guna mengetahui kualitas desain produk
yang dibuat. Uji coba produk dilakukan di lapangan pada subjek
penelitian.
Berikut ini merupakan keenam rancangan prosedur penelitian yang
peneliti laksanakan yang dijelaskan ke dalam bentuk bagan sebagai berikut
Bagan 3.2 : Bagan rancangan langkah-langkah prosedur penelitian.
Tahap 1 Potensi dan Masalah
Melalui wawancara dan observasi di sekolah, peneliti menemukan masalah yang berkaitan dengan pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca di Kelas III
Tahap 2 Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dari penggalian potensi dan masalah untuk perencanaan pengembangan produk
Tahap 3 Desain Produk
Setelah mendapatkan pokok masalah, peneliti merancang dan menyusun produk yang berupa buku bergambar berkaitan dengan permaslahan pendidikan anti korupsi dan pembelajaran membaca pada siswa SD tingkat atas
Tahap 4 Validasi Desain
Melalui penilaian dari validator ahli dan guru kelas sekolah dasar terhadap produk, peneliti mengetahui kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut.
Tahap 5 Revisi Desain
Produk dilakukan perbaikan atas dasar kritik dan saran dari validator mengenai kekurangan dari produk tersebut sebelum siap untuk di uji cobakan kepada siswa SD kelas ….
Tahap 6 Uji Coba Produk
Produk yang selesai di perbaiki, kemudian di uji cobakan kepada siswa SD kelas …. Untuk mengetahui keefektifan produk dalam mengajarkan pendidikan anti korupsi dan pembelajaran membaca siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3.3 Setting Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah kepada 8
siswa kelas III SD Kristen Purwodadi. Delapan siswa tersebut dipilih
berdasarkan kriteria yang dapat mewakili keseluruhan siswa kelas III
di sekolah tersebut, dan dibantu oleh wali kelas dalam menentukan
subjek penelitian tersebut.
3.3.2 Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan buku cerita bergambar
berbasis pendikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa
kelas III.
3.3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Purwodadi yang
beralamatkan di Jl. Kapt. PA Tendean No.24, Purwodadi, Grobogan,
Jawa Tengah.
3.3.4 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai Juni 2017.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Sugiyono 2014: 193) Sugiyono mengatakan teknik
penngumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), angket
(kuisioner), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Teknik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik observasi dan
wawancara.
3.4.1 Observasi
Teknik observasi digunakan peneliti untuk mengetahui siswa yang
belum bisa membaca, dan juga untuk mengetahui adakah buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi disekolah atau didalam
kelas. Observasi juga dilakukan guna mengetahui tingkat kesadaran
siswa tentang penting pendidikan anti korupsi.
3.4.2 Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu teknik pengumpulan
data atau informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya
jawab, baik secara langsung maupun tak langsung. Wawancara
langsung dilancarkan dengan orang yang menjadi sumber data tanpa
perantara mengenal diri dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
dirinya. Sedangkan tak langsung dilakukan degna seseorang tetapi
berkenaan dengan diri orang lain atau peristiwa lain di luar dirinya.
(Husaini, 2014:187). Peneliti melakukan wawancara guna
memperoleh data pokok mengenai pengembangan dan uji coba
produk yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan wawancara terstruktur, dalam hal ini peneliti bertemu
dan berhadapan langsung dengan narasumber.
Wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh data
informasi pokok berkaitan dengan pengembangan dan uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
produk. Wawancara dilakukan kepada guru kelas III SD Kristen
Purwodadi. Wawancara dilakukan pada tanggal 18 Februari 2017.
Hasil dari wawancara tersebut digunakan peneliti untuk menganalisis
kebutuhan siswa SD di kelas III terhadap pendidikan anti korupsi dan
pengembangan media buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti
korupsi pada kelas III di SD tersebut.
3.4.3 Angket (Kuisioner)
Angket atau sering disebut kuesioner merupakan satu teknik
pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan tertulis dan
jawaban yang diberikan juga bentuk tertulis, yaitu dalam bentuk isian
atau simbol/tanda rancangan pertanyaan dibuat sekaligus dengan
pilihan (opsi) jawaban. Angket bentuk semacam ini dipakai dalam
penelitian kuantitatif seperti servei, karena segala informasi dan sajian
hasilnya merupakan proses kuantifikasi yang terjelma dalam angka –
angka, tabel serta analisis statistik (Husaini, 2014:191).
Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan teknik
pertanyaan semi terbuka. Setelah peneliti memberikan pilihan kepada
responden, responden diminta untuk menentukan pilihan jawaban
yang telah disediakan. Angket ini diberikan kepada validator ahli,
guru kelas III SD Kristen Purwodadi serta delapan siswa kelas III SD
Kristen Purwodadi yang diberikan pada tanggal 12 Juni 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3.5 Instrumen Penelitian
Pedoman instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan daftar pertanyaan wawancara dan lembar angket (kuisioner).
3.5.1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan peneliti dalam mencari potensi
dan masalah serta analisis kebutuhan yang akan digunakan untuk
pengembangan penelitian. Wawancara kepada guru kelas III di SD
Kristen Purwodadi dengan menggunakan pedoman wawancara
terstruktur untuk mengetahui bagaimana pendidikan anti korupsi yang
dapat diterapkan di sekolah serta media yang sesuai untuk
meningkatkan minat siswa dalam membaca. Berikut ini diuraikan kisi
– kisi pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk
mewawancarai narasumber :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
Daftar Pertanyaan Wawancara Nomor Item
Apakah siswa kelas III sudah mengenal pendidikan anti
korupsi?
1
Bagaimana penerapan pendidikan anti korupsi di SD? 2
Menurut Bapak / ibu, bagaimana cara mengajarkan
siswa mengenai pendidikan anti korupsi?
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Apakah Bapak / ibu merasa kesulitan dalam
mengajarkan pendidikan anti korupsi pada siswa?
4
Bagaimana minat baca siswa di kelas III
?
5
Menurut Bapak / ibu apakah buku cerita bergambar
dapat membantu siswa dalam mengatasi hal tersebut?
6
3.5.2 Lembar angket (Kuisioner)
Angket ini digunakan peneliti untuk mengetahui penilaian tentang
produk cerita bergambar yang peneliti kembangkan. Angket ini juga
menjadi bahan evaluasi sekaligus penilaian tingkat keeftifan buku
cerita bergambar melalui proses ujicoba validasi kepada dosen ahli,
guru kelas III sekolah dasar, dan satu siswa kelas III di SD Kristen
Purwodadi. Berikut uarian kisi – kisi dan lembar kuisioner yang
peneliti gunakan untuk mencari kevaliditasan tersebut :
3.5.2.1 Kuisioner Validitas untuk Dosen Ahli dan Guru Kelas
Sekolah Dasar
Peneliti menyusun kisi – kisi yang akan digunakan penulis
dalam pembuatan insrumen penilaian untuk dosen ahli dan
guru kelas III SD Kristen Purwodadi, yang diuraikan sebagi
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Dosen Ahli dan Guru Kelas
No Topik Nomor Pertanyaan
1 Sampul Buku 1, 2, 3, 4
2 Isi Buku 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13
3 Anatomi Buku 14, 15, 16, 17
Setelah disusun kisi-kisi instrument penilaian tersebut, disusunlah
lembar kuesioner penilian untuk dosen ahli dan guru kelas III. Berikut ini
peneliti uraikan lembar penilaian kuesioner tersebut:
Tabel 3.3
Kuesioner Penelitian untuk Dosen Ahli dan Guru Kelas III
No Aspek yang Dinilai Skor Komentar
1 2 3 4 5
A. Sampul Buku
1. Judul buku cerita mewakili
keseluruhan isi cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2. Judul buku cerita menarik minat
siswa untuk membaca lebih
lanjut.
3. Judul sampulbuku membawa
pesan yang akan disampaikan.
4. Warna dan gambar sampul buku
cerita menarik minat siswa
untuk membaca lebih lanjut.
B. Isi buku cerita
5. Isi cerita mudah dipahami oleh
siswa kelas atas.
6. Isi buku cerita memberikan
pembelajaran nilai-nilai
pendidikan anti korupsi
berkaitan dengan kegiatan
sehari-hari.
7. Isi buku cerita menggunakan
bahasa yang sederhana sehingga
mudah dibaca dan dipahami
siswa kelas atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
8. Isi buku cerita memiliki gambar
dan teks yang saling
berhubungan.
9. Tampilan buku lebih dominan
gambar dibandingkan teks.
10
.
Gambar buku cerita jelas dan
mudah dibedakan.
11
.
Gambar buku cerita
memperjelas latar, rangkaian
cerita, penjiwaan, perasaan dan
karakter tokoh dalam buku
cerita.
12
.
Gaya dan ketepatan bahasa
cocok untuk siswa kelas atas.
13
.
Isi buku memikat siswa untuk
terus mengikuti jalan cerita.
C. Anatomi buku
14
.
Rancangan halaman buku
tertata dengan baik.
15
.
Pemilihan jenis huruf menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
perhatian siswa
16
.
Jenis huruf pada buku cerita
memiliki tingkat mudah dibaca
yang baik bagi siswa.
17
.
Tata letak/sistematika penulisan
tidak terlalu sempit
memudahkan siswa untuk
membaca.
Total Skor
Rata-rata skor
Keterangan :
Skor 1 : Sangat Kurang Baik
Skor 2 : Kurang Baik
Skor 3 : Cukup Baik
Skor 4 : Baik
Skor 5 : Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3.5.2.2 Kuesioner Validitas untuk Siswa Kelas III SD Kristen
Purwodadi
Sebelum menyusun instrumen penilaian untuk siswa kelas
III SD Kristen Purwodadi disusun kisi-kisi yang akan digunakan
penulis dalam pembuatan instrument penilaian tersebut yang
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Kuesioner untuk Siswa Kelas III SD Kristen Purwodadi
No Topik Nomor Pertanyaan
1 Sampul Buku 1, 2
2 Isi Buku 3, 4, 5, 6, 7
3 Anatomi Buku 8, 9, 10, 11
Setelah disusun kisi-kisi instrument penilaian tersebut, disusunlah
lembar kuesioner penelitian untuk siswa kelas III SD Kristen Purwodadi.
Berikut ini peneliti uraikan lembar penilaian kuesioner tersebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 3.5
Kuesioner Penelitian untuk Siswa SD Kelas III
No Aspek yang Dinilai Skor Komentar
1 2 3 4 5
A. Sampul Buku
1. Judul buku cerita menarik bagi
siswa untuk membaca.
2. Warna sampul buku menarik
bagi siswa untuk membaca.
B. Isi buku cerita
3. Isi cerita mudah dipahami oleh
siswa.
4. Isi buku memiliki gambar dan
teks yang sesuai.
5. Isi buku lebih banyak gambar
dibandingkan tulisan.
6. Gambar buku cerita jelas.
7. Isi buku menarik bagi siswa
untuk terus mengikuti jalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
cerita.
C. Anatomi buku
8. Halaman buku tertata dengan
baik.
9. Jenis huruf menarik perhatian
siswa.
10. Jenis huruf mudah dibaca bagi
siswa.
11. Penulisan tidak terlalu sempit
memudahkan siswa untuk
membaca.
Total Skor
Rata-rata skor
Keterangan :
Skor 1 : Sangat Kurang Baik
Skor 2 : Kurang Baik
Skor 3 : Cukup Baik
Skor 4 : Baik
Skor 5 : Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010:335). Peneliti menggunakan teknik
analisis data kualitatif dan kuantitatif, yaitu sebagai berikut
3.6.1 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengolahan
data analisis kebutuhan, data validasi ahli, dan data uji coba terbatas.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada guru kelas
III. Validasi ahli dilakukan oleh seorang ahli media dan seorang guru
kelas III. Uji coba terbatas dilakukan oleh 6 siswa kelas III.
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif
Peniliti mendapatkan data kuantitatif dari data hasil penilaian yang
berupa skor atau angka oleh dosen ahli dan guru kelas III sebagai
validator. Data tersebut diperoleh dari lembar kuisioner yang telah
dibuat oleh peneliti dan dianalisis secara deskriptif, dengan langkah –
langkah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data kasar
b. Pemberian skor untuk analisis kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
c. Skor yang telah diperoleh dikonversi pada pendekatan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu sebagi berikut :
Tabel 3.6
Konversi Data Kuantitatif Menjadi Data Kualitatif Skala Lima Menurut
Sukardjo (2008:101)
Kategori Interval Skor
Sangat baik � > �� + �� �
Baik �� + 0,60 ��� < �
≤ �� + 1,80 ���
Cukup baik � − 0,60 ��� < � ≤ �� + 0,60 ���
Kurang baik � − 1,80 ��� < � ≤ �� + 0,60 ���
Sangat kurang baik � ≤ �� − 1,80 ���
Keterangan :
�� = Rerata ideal = 1/2 (Skor maksimal ideal + Skor
minimal ideal)
��� = Simpangan baku ideal = 1/6 (Skor maksimal ideal - Skor
minimal ideal)
� = Skor aktual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan rumus konversi diatas perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan
menerapkan rumus konversi tersebut.
Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi
sebagai berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal (��) :1/2 (5+1) = 3
Simpangan baku ideal (Sbi) :1/6 (5-1) = 0,67
Ditanyakan : Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang
baik, dan sangat kurang baik.
Jawaban :
Kategori sangat baik = � > �� + 1,80 ���
= � > 3 + (1,80 − 0,67)
= � > 3 + (1,21)
= � > 4,21
Kategori baik = �� + 0,60 ��� < � ≤ �� + 1,80 ���
= 3 + (0,60 . 0,67) < � ≤ 3 +
(1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < � ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < � ≤ 4,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kategori cukup baik = �� − 0,60 ��� < � ≤ �� + 0,60 ���
= 3 − (0,60 . 0,67) < � ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
= 3 − 0,40 < � ≤ 3 + 0,40
= 2,60 < � ≤ 3,40
Kategori kurang baik = �� − 1,80 ��� < � ≤ �� − 0,60 ���
= 3 − (1,80 . 0,67) < � ≤ 3 − (0,60 . 0,67)
= 3 − (1,21) < � ≤ 3 − (0,40) 53
= 1,79 < � ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = � ≤ �� − 1,80 ���
= � ≤ 3 − (1,80 . 0,67)
= � ≤ 3 − (1,21)
= � ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data
kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut :
Berdasarkan skor skala lima tersebut, maka setelah dihitung rerata hasil validasi
kemudian dicari reratanya kemudian dikonversikan hasil data kuantitatif ke
kualitatif berdasarkan skor rata-rata yang didapat berdasarkan kategori di atas.
Interval Kategori
4,22 - 5 Sangat Baik
3,41 – 4,21 Baik
2,61 – 3,40 Cukup Baik
1,80 – 2,60 Kurang Baik
≤ 1,79 Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dibutuhkan oleh peneliti untuk melakukan
penelitian pengembangan buku cerita bergambar ini adalah melakukan
analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini dilakukan oleh peneliti sesuai
dengan langkah – langkah yang telah dijelaskan pada bab III. Analisis
kebutuhan yang peneliti lakukan adalah menggunakan cara wawancara
dan observasi. Wawancara dan observasi tersebut peneliti laksanakan di
SD Kristen Purwodadi, yang beralamat di Jalan Tendean, Purwodadi,
Grobogan, Jawa Tengah.
Wawancara dilakukan kepada guru kelas IIISD Kristen Purwodadi.
Guru kelas IIItersebut adalah Ibu Nur pada tanggal 24 Januari 2017
Wawancara ini ditujukan sebagai pengumpulan data untuk mengetahui
kebutuhan pembelajaran pendidikan anti korupsi dan kebutuhan media
buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi pada kelas III di
SD Kristen Purwodadi. Hal ini bertujuan agar buku cerita bergambar yang
dikembangkan dapat membantu siswa dalam mempelajari pendidikan anti
korupsi melalui pembelajaran membaca.
4.2 Hasil dan Pembahasan Wawancara Survei Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III SD Kristen
Purwodadi. Wawancara ini berpedoman pada kisi-kisi pedoman
wawancara yang peneliti rencanakan yang telah diuraikan pada bab III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Berikut ini rangkuman hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas
III SD Kristen Purwodadi, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1
Rangkuman Hasil Wawancara Guru Kelas III di SD Kristen
Purwodadi
No. Daftar Pertanyaan
Wawancara
Rangkuman Hasil
Wawancara
1 Apakah siswa kelas III
sudah mengenal
pendidikan anti korupsi?
Siswa kelas III sudah
mengenal pendidikan anti
korupsi, karena di dalam
sekolah siswa sudah di
ajarkan mengenai
kejujuran dan ketertiban
misalnya dalam
membayar
uangadministrasi sekolah.
2 Menurut Bapak atau ibu,
bagaimana cara
mengajarkan siswa
mengenai pendidikan
anti korupsi?
Cara mengajarkan siswa
mengenai pendidikan anti
korupsi dimulai dari
orang tua atau keluarga,
contohnya orang tua
memberikan uang saku
kepada anak, lalu apabila
uang saku tersebut masih
sisa, orang tua tersebut
meminta anak untuk
menabungnya dan tidak
mengambil uang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tabungannya tersebut.
3 Menurut Bapak atau ibu,
apakah pendidikan anti
korupsi penting di
ajarkan pada siswa?
Sangat penting, karena
apabila dari kecil siswa
tidak diajarkan
pendidikan anti korupsi,
maka kelak saat dewasa
nanti akan bisa
melakukan korupsi
dengan jumlah yang tidak
sedikit
4 Apakah Bapak atau ibu
merasa kesulitan dalam
mengajarkan pendidikan
anti korupsi pada siswa?
Tidak, karena banyak
orang tua saat ini sudah
sadar akan pentingnya
pendidikan anti korupsi,
dan saya hanya
membimbing siswa
menjadi lebih baik
sebagai orang tua para
siswa di sekolah.
5 Bagaimana minat baca
siswa di kelas III?
Minat baca di kelas III
masih kurang, banyak
siswa hanya melihat
gambarnya saja, dan
kurang tertarik untuk
membaca teks.
6. Menurut Bapak atau ibu,
apakah buku cerita
bergambar dapat
membantu siswa dalam
Bisa, karena gambar –
gambar dan warna –
warna yang bervariasi
yang terdapat dalam buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mengatasi hal tersebut? cerita bergambar dapat
menarik minat siswa
untuk membaca buku
tersebut.
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan kepadan guru
kelas IIISD Kristen Purwodadi, narasumber menyatakan bahwa buku
cerita bergambar dibutuhkan oleh siswa dalam mempelajari pendidikan
anti korupsi dan mengembangkan minat baca siswa. Dalam hal minat baca
siswa lebih membutuhkan media pendukung seperti buku cerita bergambar
yang cenderung baru dan masih asing terdengar oleh siswa karena siswa
tertarik kepada hal-hal yang baru. Selain itu dengan desain yang menarik
serta penggunaan teks cerita yang sederhana dan singkat mampu menarik
siswa untuk membaca cerita.
4.3 Pembahasan Observasi Survei Kebutuhan
Peneliti melakukan observasi yang ditujukan kepada siswa kelas III
SD Kristen Purwodadi. Pada observasi ini peneliti terlibat secara langsung
meneliti perilaku jujur saat mengawasi Ujian Tengah Semester di kelas III
tersebut. Berikut ini hasil observasi yang peneliti lakukan kepada siswa
kelas III SD Kristen Purwodadi yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.2
Rangkuman Hasil Observasi di SD Kristen Purwodadi
No. Ketika Tidak Diawasi Ketika Diawasi
1
Beberapa siswa terlihat
kebingungan, dan
mencoba meminta
bantuan atau meminta
jawaban dari teman
sebangku atau teman di
depan dan di
belakangnya. Siswa saat
mengerjakan soal ujian
tertib, tenang dan fokus
kepada pekerjaannya
masing-masing.
Siswa saat
mengerjakan soal ujian
tertib, tenang dan fokus
kepada pekerjaannya
masing-masing..
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada siswa kelas
III di SD Kristen Purwodadi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
siswa berani menyontek atau meminta jawaban temannya apabila tidak
sedang diawasi.
4.4 Deskripsi Produk Awal
Setelah melakukan pengumpulan data serta mengetahui analisis
kebutuhan yang diperlukan adalah merancang dan menyusun buku cerita
bergambar yang isinya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Berikut
ini adalah uraian penyusunan buku cerita bergambar tersebut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
1. Sampul dan Judul Buku
Sampul buku cerita anak ini dibuat menggunakan Corel draw
X6. Sampul buku ini juga diberi warna semenarik mungkin sehingga
para siswa tertarik untuk membaca. Dalam sampul ini terdapat tiga
karakter utama di cerita ini, yaitu ada Raja Coco, Tiko, dan Cima.
Raja Coco tampak sangat senang karena bisa berada diantara dua
sahabatnya. Di belakang tiga tokoh ini, terdapat kerajaan yang
merupakan tempat tinggal dari Raja Coco,Tiko, dan Cima. Diatas
karakter utama terdapat judul dari buku cerita ini yaitu Korupsi Di
Negeri Korupsi.
Gambar 4.1 Cover Buku Cerita Bergamba
2. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi mengenai ucapan syukur dan
terimakasih atas keberhasilan peneliti dalam mengembangkan buku
cerita bergambar. Selain itu, kata pengantar juga berisi mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
tujuan dari penulisan buku cerita bergambar ini. Harapan dari
penulis juga terdapat dalam kata pengantar ini.
3. Konsep Buku
Konsep dari pengembangan buku cerita bergambar ini
adalah buku cerita bergambar berbasis pada pendidikan anti korupsi
yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah
dasar kelas atas. Konsep cerita buku cerita bergambar tersebut
digambarkan dengan sebuah fabel hewan yang mengisahkan tentang
perbuatan korupsi dan anti korupsi. Perbuatan tersebut disesuaikan
dengan analisis masalah yang terjadi di lapangan yaitu mengajarkan
siswa mengenai nilai kejujuran dan tanggung jawab dalam
melakukan suatu perbuatan.
4. Tokoh
Penokohan cerita di dalam buku cerita bergambar yang
peneliti susun adalah hewan reptil. Penulis memilih hewan reptil
karena makanan khas dari kampung halaman penulis adalah katak,
oleh karena itu penulis memilih hewan reptil. Katak pun dipilih oleh
penulis sebagai karakter utama yang bernama Tiko. Nama Tiko
merupakan singkatan dari Anti Korupsi. Selain Tiko yang merupakan
seekor katak, ada juga Raja Coco sebagai seekor buaya. Nama Coco
dipilih karena bahasa inggris dari buaya adalah Crocodile, lalu
penulis menyingkat menjadi Coco. Dan terakhir ada juga Cima yang
merupakan seekor ular. Nama Cima dipilih penulis karena penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyukai sebuah
bernama Orochimaru, lalu penulis menyingkat nama tersebut menjadi
Cima.
menyukai sebuah anime, dan salah satu karakter dari
bernama Orochimaru, lalu penulis menyingkat nama tersebut menjadi
Tabel 4.3
Uraian Karakter dan Peran Tokoh
Gambar Ciri
1. Seekor katak yang
berwarna hijau pucat
dan memiliki warna
yang lebih tebal dan
pekat dibagian
pundaknya.
2. Seekor katak yang
sangat pintar,
bijaksana, dan gesit.
3. Katak ini merupakan
tokoh utama dalam
buku cerita
bergambar “Korupsi
di Negeri Reptil.
81
, dan salah satu karakter dari anime tersebut
bernama Orochimaru, lalu penulis menyingkat nama tersebut menjadi
Uraian Karakter dan Peran Tokoh
Ciri – Ciri
Seekor katak yang
berwarna hijau pucat
dan memiliki warna
yang lebih tebal dan
pekat dibagian
pundaknya.
Seekor katak yang
sangat pintar,
bijaksana, dan gesit.
Katak ini merupakan
tokoh utama dalam
buku cerita
bergambar “Korupsi
di Negeri Reptil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Seekor buaya yang
selalu memakai
mahkota dikepalanya.
2. Seekor buaya yang
memiliki warna hijau
tua, dan hijau mud
dibagian perutnya.
3. Sebagai raja di
kerajaan reptil.
1. Seekor ular yang
memiliki warna hijau
daun yang pekat.
2. Seekor ular yang
rakus, cerdik, dan
pintar.
3. Merupakan tokoh
yang melakukan
korupsi di cerita
“Korupsi di Negeri
Reptil”.
82
Seekor buaya yang
selalu memakai
mahkota dikepalanya.
Seekor buaya yang
memiliki warna hijau
tua, dan hijau mudah
dibagian perutnya.
Sebagai raja di
kerajaan reptil.
Seekor ular yang
memiliki warna hijau
daun yang pekat.
Seekor ular yang
rakus, cerdik, dan
pintar.
Merupakan tokoh
yang melakukan
korupsi di cerita
“Korupsi di Negeri
Reptil”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
5. Format dan Ukuran Buku
Buku ini berukuran A5 dengan panjang cm dan lebar cm
serta memiliki 14 halaman mulai dari sampul buku depan sampai
sampul buku belakang. Buku cerita ini memiliki keterangan
tambahan berupa Refleksi Diri yang terdapat dibagian akhir buku
dengan tujuan untuk guru maupun orang tua mengajak merefleksikan
buku yang telah dibaca.
6. Isi dan Tema Buku
Isi dari buku ini adalah buku cerita bergambar yang merupakan hasil
dari karangan peneliti yang dibuat dengan imajinatif, menarik, dan
memiliki nilai moral dalam cerita. Tema dari buku cerita bergambar
ini adalah anak – anak sehingga memerlukan gambar dan warna yang
menarik dan sederhana, cerita yang sederhana dan menarik, nama
karakter yang sederhana, dan perintah sederhana yang ditujukan baik
kepada guru, orang tua, maupun anak.
7. Desain Gambar
Gambar yang dibuat dalam buku cerita bergambar
menggunakan sketsa tangan yang sederhana, yang akan memberikan
kesan yang simpel dan jelas agar tidak membuat anak menjadi
bingung. Desain gambar juga digambarkan dengan kartun pada
umumnya, sehingga siswa dapat tertarik untuk membaca hingga akhir
cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
8. Pengejaan buku cerita bergambar menggunakan gabungan yaitu
manual dan komputer. Sketsa digambar secara manual kemudian
ditracing dan diproses menggunakan aplikasi CorelDraw X6, dan
diwarnai menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS6.
9. Warna yang digunakan adalah warna – warna terang dan cerah untuk
menarik perhatian anak dan menyesuaikan dengan kepribadian anak
SD kelas bawah.
10. Format Tulisan Teks Cerita
Format gaya tulisan pada teks cerita atau yang biasa disebut dengan
font yang peneliti gunakan dalam penulisan teks cerita pada buku
cerita bergambar ini adalah menggunakan font MJ Zhafiradan Arial
pada bagian sampul cerita, Adventure pada bagian sub judul kata
pengantar, pesan cerita, refleksi cerita, dan biografi penulis.
11. Teknik Cetak
Pencetakan buku cerita bergambar ini menggunakan kertas ukuran
A5 dan menggunakan jenis kertas Ivory 230 pada sampul buku dan
Art Paper 190 pada bagian isi buku. Untuk penjilidan buku
menggunakan jenis penjilidan staplerpada bagian tengah buku,
dengan pengaturan halaman dua sisi atau cetak bolak-balik sesuai
urutan cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4.5 Data Validasi Desain dan Revisi Produk
Desain produk yang sudah dibuat peneliti selanjutnya divalidasi oleh satu
dosen ahli Sastra Indonesia, dan satu guru kelas III SD, dan satu siswa
kelas III SD.
4.5.1 Data Validasi Dosen Ahli Buku Cerita Bergambar dan Revisi
Produk
Produk buku cerita bergambar tersebut kemudian
diserahkan kepada validator yaitu dosen ahli pada program studi
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yaitu Bapak YYV.
Validasi produk buku cerita bergambar tersebut dilakukan pada
tanggal 5 Juni 2017.
Berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli, beliau
menyatakan bahwa buku cerita bergambar yang disusun oleh
peneliti layak untuk digunakan dalam uji coba tetapi masih
menyarankan untuk melakukan perbaikan pada buku cerita
bergambar sesuai saran. Saran perbaikan tersebut adalah sebagai
berikut : 1) Tata bahasa perlu diperbaiki, 2) Gunakan kalimat
tunggal, yaitu kalimat pendek, 3) Masih banyak typo dan tulisan
perlu dibetulkan.
Berdasarkan hasil penilaian validator menurut panduan
penilaian kriteria produk buku cerita bergambar (PAP). Diperoleh
total skor sebesar 82 dengan rata – rata skor 4,8. Skor tersebut
dibandingkan dengan kriteria produk cerita bergambar (PAP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
tersebut dan menunjukkan bahwa produk termasuk dalam kategori
sangat baik.
Tabel 4.4
Revisi Produk Buku Cerita Bergambar
Berdasarkan Validasi Dosen Ahli
No Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki
1
Judul belum terasa anti
korupsinya.
Terdapat tanda “ : “ setelah
Penulis.
Judul sudah diganti, yang
sebelumnya belum terasa anti
korupsinya.
Tanda “ : “ sudah
dihilangkan.
2
Teks masih panjang, belum
sederhana
Teks lebih sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3
Typo belum diperbaiki
“sampe”
Typo sudah diperbaiki
menjadi “sampai”
4.5.2 Data Validasi Guru Kelas IIISD dan Revisi Produk
Guru yang menjadi validator dalam penelitian buku cerita
bergambar ini adalah guru kelas III SD Kristen Purwodadi yaitu
Ibu YRP. Validasi dilakukan pada tanggal 8 Juni 2017. Berikut ini
merupakan data hasil validasi guru kelas III SD Kristen Purwodadi
pada buku cerita bergambar.
Berdasarkan hasil validasi buku cerita bergambar yang
dilakukan oleh guru kelas III SD Kristen Purwodadi, beliau
memberikan masukan bahwa buku cerita bergambar yang disusun
oleh peneliti perlu memperhatikan penataan kalimat dan penulisan
yang benar., untuk keseluruhan buku cerita bergambar beliau
menyatakan bahwa keseluruhan cerita yang ditampilkan dalam
buku cerita bergambar tersebut sudah baik dan pesan yang dapat
disampaikan dari buku cerita tersebut kepada siswa sudah baik dan
mudah dipahami siswa. Kesimpulan pernyataan validasi tersebut
guru kelas menyarankan untuk memperbaiki buku cerita sesuai
dengan saran yang diberikan.
Berdasarkan hasil penilaian validator menurut panduan
penilaian kriteria produk buku cerita bergambar (PAP). Diperoleh
total skor sebesar 74 dengan rata-rata skor 4,35. Skor tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dibandingkan dengan kriteria produk buku cerita bergambar (PAP)
tersebut dan menunjukkan bahwa produk termasuk dalam kategori
sangat baik.
Tabel 4.5
Revisi Produk Buku Cerita Bergambar Validasi
Guru Kelas III SD Kristen Purwodadi
No Sebelum Diperbaiki Sesudah Diperbaiki
1.
Setelah kata
“Diceritakan” belum
terdapat tanda baca “ , “.
Terdapat kata yang typo,
yaitu “reptile”.
Sudah ada tanda baca “ , “
Kata “reptile” sudah
diganti menjadi “reptil.
2.
Setelah kata “tersebut”
belum ada tanda baca “ .
“, dan diakhir kalimat
Sudah ada tanda baca “ . “.
Kata typo sudah diperbaiki
menjadi “sampai”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
belum terdapat tanda
baca “ . “.
Masih terdapat kata yang
typo, yaitu kata “sampe”.
3.
Belum terdapat tanda
baca “. “ setelah kalimat
“Cima pun melihat
rumaha tersebut”.
Terdapat typo pada kata
“saat” yang berada
diawal kalimat, dan
seharusnya menggunakan
huruf alpabet diawal
kalimat.
Sudah terdapat tanda baca
yang benar.
Kata “saat” diawal
kalimat yang sudah
dibuah menjadi “Saat”.
4.
Masih menyebutkan
Nama pemilik sehingga
kalimat terkesan diulang
Kalimat suudah lebih
sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
– ulang “Tiko
menemukan jejak Cima
yang terdapat didepan
rumah Cima”.
“Tiko menemukan jejak
Cima yang terdapat
didepan rumah Cima”
belum menjadi kalimat
terakhir.
Huruf A pada kata
“akhirnya” belum huruf
alphabet.
4.6 Data Uji Coba Produk
Produk berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan
lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD yang
sudah divalidasi oleh dosen ahli, guru kelas, dan siswa kelas III SD,
yang kemudian direvisi. Setelah direvisi, langkah selanjutnya dari
penelitian ini adalah ujicoba produk terbatas. Uji coba terbatas dilakukan
oleh 8 orang siswa kelas III di SD Kristen Purwodadi sebagai subjek uji
coba produk penelitian. Uji coba dilakukan dengan memberikan produk
berupa buku cerita bergambar yang kemudian dibaca siswa.
Kegiatan uji coba produk dilakukan pada tanggal 15 Maret 2017
pukul 07.00 selama 30 menit. Kegiatan awal membaca buku cerita
sampai selesai, dari halaman 1 sampai dengan halaman 20. Setelah
siswa membaca, peneliti menanyakan secara lisan pertanyaan yang ada
di refleksi buku, agar peneliti dapat memastikan bahwa siswa membaca
dan memahami isi buku cerita. Kemudian peneliti membagikan
kuisioner untuk mengetahui persepsi siswa terhadap produk buku cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
bergambar. Kuisioner berisi 11 aitem pertanyaan yang akan
menunjukkan kualitas buku cerita bergambar yang disusun peneliti.
Berdasarkan uji coba terbatas yang dilakukan oleh 8 siswa kelas
III SD Kristen Purwodadi ini mendapatkan rata – rata 4,09 dan kategori
“baik”. Berikut adalah data hasil uji coba produk yang diberikan oleh
siswa.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Siswa
No.
Siswa
Nomor Kuesioner Total
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 5 3 3 5 4 5 4 4 5 43 3,9
2 3 5 3 4 4 4 5 3 3 4 4 42 3,81
3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 48 4,36
4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 38 3,45
5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 47 4,3
6 3 3 4 5 4 5 5 5 4 4 5 51 4,6
7 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 45 4,1
8 5 5 4 4 4 5 3 5 3 4 4 46 4,2
Rata-rata total 45 4,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4.7 Kualitas Buku Cerita Bergambar
Data hasil validasi produk buku cerita bergambar yang
telah selesasi diisii oleh dosen ahli dan guru kelas III SD Kristen
Purwodadi, maka dapat dihitung skor rata – rata dari semua
validator. Berikut ini merupakan hasil rekapulatasi data yang
peneliti peroleh dari validator.
Tabel 4.9
Hasil Rekapitulasi Validator
Validator Rerata Kategori
Dosen Ahli 4,8 Sangat Baik
Guru Kelas III 4,35 Sangat Baik
Rata-rata 4,57 Sangat Baik
Berdasarkan hasil rekapitulasi diatas, dapat disimpulkan
bahwa buku cerita bergambar memperoleh skor rata-rata sebesar
4,43 dengan kategori “Sangat Baik”. Hal ini ditunjukkan dalam
penilaian yang di lakukukan oleh ketiga validator yaitu dosen
ahli, guru kelas III dan 1 siswa kelas III, yang pada hasil akhir
penilaian menunjukkan bahwa kualitas buku cerita bergambar ini
dari segi teks bacaan, muatan cerita, anatomi buku, dan tujuan
yang hendak di sampaikan oleh penyusunan buku cerita
bergambar tersebut memperoleh hasil rata-rata yang layak untuk
digunakan bagi media pembelajaran pendidikan anti korupsi dan
pembelajaran membaca di sekolah dasar. Apabila disajikan
kedalam bentuk diagram batang hasil penilaian validator tersebut
diperoleh sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan 4.1 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Rata
4.8 Pembahasan
Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya kebutuhan guru
dalam membantu penyediaan media dalam bentuk buku cerita
bergambar, selain itu lebih melengkapi kebutuhan siswa yang memiliki
minat baca yang tinggi.selain untuk membantu proses pembelajaran
membaca, buku cerita bergambar ini dapat menanamkan sikap jujur .
buku cerita bergambar ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk
dapat turut serta dalam mencegah tindakan korupsi. Buku cerita
bergambar sangat efektif jika digunakan sebagai media pembelajar
karena buku bergambar merupakan hal yang sampai saat ini pasti masih
ada diperpustakaan setiap sekolah. Buku cerita bergambar akan lebih
menarik minat siswa apabila buku cerita bergambar ini memiliki warna
yang cerah nan mencolok, karena anak anak usia
suka dengan warna
mewawancar kepala sekolah dan guru SD Kristen Purwodadi, beliau
mengatakan bahwa sangat menyetujui dengan apa yang akan dilakukan
oleh peneliti. Kepala Sekolah dan guru sang
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini akan sangat
4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
4,7
4,8
4,9
Dosen
Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Rata – Rata Validasi
Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya kebutuhan guru
dalam membantu penyediaan media dalam bentuk buku cerita
bergambar, selain itu lebih melengkapi kebutuhan siswa yang memiliki
minat baca yang tinggi.selain untuk membantu proses pembelajaran
mbaca, buku cerita bergambar ini dapat menanamkan sikap jujur .
buku cerita bergambar ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk
dapat turut serta dalam mencegah tindakan korupsi. Buku cerita
bergambar sangat efektif jika digunakan sebagai media pembelajar
karena buku bergambar merupakan hal yang sampai saat ini pasti masih
ada diperpustakaan setiap sekolah. Buku cerita bergambar akan lebih
menarik minat siswa apabila buku cerita bergambar ini memiliki warna
yang cerah nan mencolok, karena anak anak usia sekolah dasar sangat
suka dengan warna – warna yang beraneka ragam. Saat peneliti
mewawancar kepala sekolah dan guru SD Kristen Purwodadi, beliau
mengatakan bahwa sangat menyetujui dengan apa yang akan dilakukan
oleh peneliti. Kepala Sekolah dan guru sangat meyakini bahwa buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini akan sangat
Guru Kelas III
93
Rata Validasi
Penelitian pengembangan ini berawal dari adanya kebutuhan guru
dalam membantu penyediaan media dalam bentuk buku cerita
bergambar, selain itu lebih melengkapi kebutuhan siswa yang memiliki
minat baca yang tinggi.selain untuk membantu proses pembelajaran
mbaca, buku cerita bergambar ini dapat menanamkan sikap jujur .
buku cerita bergambar ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk
dapat turut serta dalam mencegah tindakan korupsi. Buku cerita
bergambar sangat efektif jika digunakan sebagai media pembelajaran,
karena buku bergambar merupakan hal yang sampai saat ini pasti masih
ada diperpustakaan setiap sekolah. Buku cerita bergambar akan lebih
menarik minat siswa apabila buku cerita bergambar ini memiliki warna
sekolah dasar sangat
warna yang beraneka ragam. Saat peneliti
mewawancar kepala sekolah dan guru SD Kristen Purwodadi, beliau
mengatakan bahwa sangat menyetujui dengan apa yang akan dilakukan
at meyakini bahwa buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini akan sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
membantu anak dalam mengurangi perilaku curang dibidang apapun.
Saat melakukan observasi, peneliti mengetahui bahwa murid – murid
berani melakukan kecurangan dengan cara menyontek saat sedang tidak
diawasi.
Berdasarkan hasil dan analisis kebutuhan dan potensi masalah
tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan pada buku
cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajarann
siswa kelas III. Buku cerita bergambar ini sangat mudah untuk
membantu anak dalam proses pembelajaran membaca atau pun
membantu mereka menanamkan sikap yang didapatkan dari cerita yang
dibaca. Sejalan dengan yang diungkapkan Huck (dalam Nurgiyantoro,
2005:153) bahwa buku bergambar (picture books) menunjuk pada
pengertian buku yang menyampaikan pesan lewat dua cara, yaitu lewat
ilustrasi dan tulisan. Buku cerita bergambar yang dikembangkan ini
diharapkan mampu membantu guru dan orang tua untuk bisa lebih dekat
dengan murid atau anak – anak, selain itu para orang tua juga lebih bisa
mengerti anak mereka masing – masing. Cerita mampu melatih daya
konsentrasi anak, melatih anak-anak berasosiasi, mengasah kreativitas
anak, media bersosialisasi, menumbuhkan kepercayaan dalam diri anak,
melatih anak berpikir kritis dan sistematis, kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak dan melatih kemampuan berbahasa anak
(Yudha dalam Aprianti, 2013:82).
Judul buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti ini
adalah “Korupsi di Negeri Reptil”. Judul ini dibuat secara simpel sesuai
dengan topik yang akan diceritakan didalam buku ceritabergambar
secara rinci. Judul ini dipilih oleh peneliti agar melalui judul ini anak
langsung memahami apa yang akan dibaca. Judul bukan bagian dari
unsur intrinsik teks fiksi, tetapi ia merupakan sesuatu yang pertama –
tama dibaca dan dikenali pembaca, menarik juga untuk dibicarakan
(Nurgiyantoro, 2005:282). Buku ini menceritakan tentang kehidupan di
negeri reptil yang ditinggali oleh berbagai hewan melata. Tokoh utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dicerita ini adalah seekor katak yang bernama Tiko, seekor buaya yang
bernama Raja Coco, dan seekor ular yang bernama Cima. Gambar yang
dibuat didalam buku cerita menggunakan gambar sketsa tangan yang
simpel dan sederhana, memberikan kesan yang mudah dan jelas agar
tidak mempersusah anak dalam memahami jalan cerita. Menurut hasil
validasi, gambar sudah cukup menarik sehingga dapat menarik minat
siswa untuk membaca buku ini.
Buku cerita bergambar yang dibuat oleh peneliti adalah buku cerita
dengan menampilkan tokoh hewan / fabel. Peneliti menyadari bahwa
siswa – siswi kelas bawah lebih tertarik untuk membaca buku yang
karakternya merupakan kartun / hewan. Karakter utama di buku cerita
ini adalah karakter yang jujur, bijaksan, dan baik. Peneliti berharap siswa
dapat meniru sikap yang dimiliki oleh karakter utama di buku cerita
bergambar ini.Tokoh cerita (character) dapat dipahami sebagai
seseorang yang ditampilkan dalam teks cerita naratif (juga:drama) yang
oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu sebagaimana yang diekspresikan lewat kata – kata dan
ditunjukkan dalam tindakan, Abrams (via Nurgiyantoro, 2005:165).
Latar yang ditampilkan di buku cerita ini juga beragam, sehingga siswa
dapat membedakan nama tempat, dan ciri cirinya. Adapun latar yang ada
di dalam buku cerita ini yaitu kerajaan, perkampungan, sawah, dan
padang rumput. Latar dapat terjadi dimana saja termasuk didalam benak
tokoh, sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan deskripsi tentang
latar. Latar (setting) dapat dipahami sebagai landas tumpu
berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam
cerita fiksi (Nurgiyantoro, 2005:237).
Buku cerita yang dikembangkan oleh peneliti ini menggunakan
bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti oleh anak tetapi
juga dibuat sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang berlaku. Sebelum
proses validasi, peneliti masih melakukan banyak salah pengetikan dan
salah menggunakan bahasa di dalam buku cerita bergambar ini, akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tetapi setelah proses validasi peneliti menyadari dengan kesalahan yang
telah dibuat, dan setelah itu peneliti membenarkan dan menerima saran
dari para validator.
Buku cerita bergambar ini memiliki 26 halaman termasuk sampil
cover depan dan cover belakang. Namun untuk isi cerita sendiri
memilki 20 halaman. Buku cerita bergambar ini jug memiliki lembaran
tambahan yang berupa kata pengantar, pesan cerita, refleksi cerita, dan
biografi penulis. Jenis font yang digunakan peneliti dalam buku cerita
bergambar ini yaitu Myrad Pro, MJ Zhafira, Arial, dan Enchanted Land,
dan Adventure. Arial digunakan pada tulisan Penulis dan isi dari pesan
cerita, kata pengantar, perkenalan tokoh, dan refleksi. Myrad Pro
digunakan dalam isi cerita sedangkan MJ Zhafira digunakan untuk judul
di cover depan. Enchanted Land dipilih penulis untuk penulisan nama
lengkap penulis dan judul buku di cover belakang dan menggunakan
font Adventure sebagai sub judul kata pengantar, refleksi, pesan cerita,
dan biografi penulis. Ukuran font yang digunakan dalam buku cerita di
kembangkan ada 3, yaitu dengan ukuran 14 untuk isi cerita, 24 untuk
sub judul, dan 41,4 untuk judul di cover depan. Buku yang
dikembangkan ini sudah memiliki tata rancangan halaman yang baik,
terbukti dengan validator tidak ada yang mengomentari. Perbandingan
antara gambar dan tulisan juga cenderung lebih banyak ke gambar,
karena siwa kelas bawah sangat menyukai gambar.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa produk
yang dikembangkan oleh peneliti memiliki kualitas yang baik. Buku
cerita bergambar yang dikembangkan selain untuk melengkapi bacaan
siswa kelas rendah yang memiliki minat baca yang tinggi, buku cerita
juga dapat digunakan oleh guru dan orang tua sebagai media dalam
membantu siswa dalam proses pembelajaran membaca sekaligus sebagai
media dan memperkenalkan sikap anti korupsi dan jujur. Buku cerita
bergambar ini disusun untuk dapat memberikan pembelajaran kepada
siswa – siswi sejak dini bahwa kejujuran adalah nilai yang harus dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dilakukan atau diterapkan. Buku gambar yang dikembangkan oleh
peneliti dimulai dengan menggambar menggunakan pensil dikertas HVS
kosong, dan setelah itu ditebali menggunakan spidol supaya gambar
lebih jelas. Lalu gambar yang sudah jadi kemudian di scan untuk proses
penghalusan dan proses pewarnaan. Untuk penghalusan gambar, peneliti
menggunakan Corel Draw X6 dan untuk pewarnaan peneliti
menggunakan Adobe Photoshop CS6.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan kepada 1 dosen ahli, 1
gurr kelas III, dan 1 siswa kelas III dapat disimpulkan bahwa buku cerita
bergambar berbasis pendidikan anti korupsi yang dikembangkan oleh
peneliti termasuk dalam kategori baik dan layak untuk diuji cobakan
kepada kelas III SD Kristen Purwodadi dengan skor rata – rata yang
dicapai yaitu 4,09.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
PENUTUP
Bab V ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Kesimpulan merupakan hasil akhir dari seluruh kegiatan penelitian yang sudah
dilakukan. Pada bab ini disebutkan pula keterbatasan penelitian pengembangan
ini, serta saran yang diberikan oleh peneliti untuk dapat memperbaiki penelitian
ini pada penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku cerita untuk
pembelajaran siswa kelas III dan pendidikan anti korupsi dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Buku cerita bergambar berbasis pendidikan pendidikan anti korupsi untuk
pembelajaran membacasiswa kelas IIISD ini dikembangkan dengan
menggunakan beberapa prosedur penelitian pengembangan Borg&Gall
dan Sugiyono. Langkah-langkah pengembangan tersebut adalah sebagai
berikut, (1) potensi masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4)
validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Penelitian ini
menghasilkan produk buku cerita bergambar yang diuji cobakan kepada
delapan siswa sekolah dasar.
2. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi
kelas III Sekolah Dasar telah dikembangkan melalui tahap – tahap
pengembangan salah satunya tahap validasi oleh para ahli, yaitu satu dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
ahli dan guru kelas III serta satu siswa kelas III SD. Hasil validasi
didapatkan skor rata – rata 4,43 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini
ditunjukkan dengan judul buku cerita menarik dan buku cerita penuh
dengan warna.
5.2 Keterbatasan Pengembangan
Penelitian pengembangan produk ini mempunyai beberapa keterbatrasan,
diantaranya:
1. Wawancara analisis kebutuhan hanya dilakukan pada satu guru kelas III SD
di satu sekolah sehingga akar permasalahan masih sangat terbatas dan kurang
menyeluruh .
2. Observasi hanya dilakukan di satu kelas III SD dan hanya di satu sekolah.
5.3 Saran
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini, ada beberapa saran
yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun saran yang peneliti
sampaikan sebagai berikut :
5.3.1 Wawancara analisis kebutuhan dilakukan terhadap beberapa guru agar
lebih mengerti tentang kebutuhan siswa kelas III SD mengenai
pendidikan anti korupsi.
5.3.2 Melanjutkan pengembangan sampai produksi massal agar hasil
penelitian bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung :Refika Aditama. Cetakan kesatu april 2012
Evi, Hartanti. 2007. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta :Sinar Grafika
Husaini. 2014. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Yogyakarta :Kaukaba
Dipantara
Kadir, Abdul. 2012. Dasar – dasar Pendidikan. Jakarta. Kencana
Kumara, Amitya, dkk. 2014. Kesulitan Berbahasa pada Anak :Deteksi Dinidan
Penanganannya. Yogyakarta :Kanisius.
Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak:dalam Kajian Strukturalisme, sosiologi,
Semiotika, hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta :Graha Ilmu.
Kurniawan, Heru. 2013. Menulis Kreatif Cerita Anak. Jakarta :Akademia
Mukodidan Afid Burhanuddin. 2014. Pendidikan Anti Korupsi :Rekonstruksi
Interpretatif dan Aplikatif di Sekolah. Yogyakarta : Aura Pustaka.
Musthafa, Fahim. 2005. Agar Anak Anda Gemar Membaca. Bandung :Mizan
Media Utama
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
Pandawa, Nurhayati dkk. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta :Departemen
Pendidikan Nasional. (tidakterbit)
Putra, Nusa. 2011. Research & Development Penelitian Pengembangan:Suatu
Pengantar. Jakarta :Raja Grafindo Persada.
Sedarmayanti, danSyarifudinHidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung
:Mandar Maju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung :Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung :Alfabeta.
Syarbini, Amirulloh dan Muhammad Arbain. 2014. Pendidikan Anti Korupsi
:Konsep, Strategi, dan Implementasi Pendidikan Antikorupsi di
Sekolah/Madrasah. Bandung :Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung :Angkasa.
Wijaya, David. 2014. Pendidikan Anti Korupsi untuk Sekolah dan Perguruan
Tinggi. Jakarta :Indeks.
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra :Internalisasi Nilai-
nilai karakter Melalui Pengajaran Sastra. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Wijaya, David. 2014. Pendidikan Anti Korupsi untuk Sekolah dan Perguruan
Tinggi. Jakarta :Indeks.
https://roeshanny.wordpress.com/2009/02/04/gone-theory/. Diakses pada tanggal
28 Januari 2017 Pukul 22.49.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 1
Rangkuman Hasil Wawancara Guru Kelas III di SD Kristen
Purwodadi
No. Daftar Pertanyaan
Wawancara
Rangkuman Hasil
Wawancara
1 Apakah siswa kelas III
sudah mengenal
pendidikan anti korupsi?
Siswa kelas III sudah
mengenal pendidikan anti
korupsi, karena di dalam
sekolah siswa sudah di
ajarkan mengenai
kejujuran dan ketertiban
misalnya dalam
membayar uang
administrasi sekolah.
2 Menurut Bapak atau ibu,
bagaimana cara
mengajarkan siswa
mengenai pendidikan
anti korupsi?
Cara mengajarkan siswa
mengenai pendidikan anti
korupsi dimulai dari
orang tua atau keluarga,
contohnya orang tua
memberikan uang saku
kepada anak, lalu apabila
uang saku tersebut masih
sisa, orang tua tersebut
meminta anak untuk
menabungnya dan tidak
mengambil uang dari
tabungannya tersebut.
3 Menurut Bapak atau ibu,
apakah pendidikan anti
Sangat penting, karena
apabila dari kecil siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
korupsi penting di
ajarkan pada siswa?
tidak diajarkan
pendidikan anti korupsi,
maka kelak saat dewasa
nanti akan bisa
melakukan korupsi
dengan jumlah yang tidak
sedikit
4 Apakah Bapak atau ibu
merasa kesulitan dalam
mengajarkan pendidikan
anti korupsi pada siswa?
Tidak, karena banyak
orang tua saat ini sudah
sadar akan pentingnya
pendidikan anti korupsi,
dan saya hanya
membimbing siswa
menjadi lebih baik
sebagai orang tua para
siswa di sekolah.
5 Bagaimana minat baca
siswa di kelas III?
Minat baca di kelas III
masih kurang, banyak
siswa hanya melihat
gambarnya saja, dan
kurang tertarik untuk
membaca teks.
6. Menurut Bapak atau ibu,
apakah buku cerita
bergambar dapat
membantu siswa dalam
mengatasi hal tersebut?
Bisa, karena gambar –
gambar dan warna –
warna yang bervariasi
yang terdapat dalam buku
cerita bergambar dapat
menarik minat siswa
untuk membaca buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 2
Data Hasil Validasi Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 3
Data Hasil Validasi Guru Kelas III SD Kristen Purwodadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 4
Data Hasil Uji Coba Produk Siswa (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Data Hasil Uji Coba Produk Siswa (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Data Hasil Uji Coba Produk Siswa (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Data Hasil Uji Coba Produk Siswa (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Data Hasil Uji Coba Produk Siswa (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Data Hasil Uji Coba Produk Siswa (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Data Hasil Uji Coba Produk Siswa (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Data Hasil Uji Coba Produk Siswa (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 5
Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen
Sampul Buku
Aspek yang Dinilai Skor
Judul buku cerita mewakili keseluruhan
cerita 5
Judul buku cerita menarik minat siwa
untuk membaca lebih lanjut 5
Judul sampul buku membawa pesan yang
akan disampaikan 4
Warna dan gambar sampul buku cerita
menarik minat siswa untuk membaca
lebih lanjut
5
Isi Buku Cerita
Aspek yang Dinilai Skor
Isi cerita mudah dipahami oleh siswa
kelas bawah 5
Isi buku cerita memberikan pembelajaran
nilai – nilai pendidikan inti korupsi
berkaitan dengan kegiatan sehari - hari
5
Isi buku cerita menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga mudah dibaca dan
dipahami siswa kelas atas
5
Isi buku cerita memiliki gambar dan teks
yang saling berhubungan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Tampilan buku lebih dominan gambar
dibandingkan teks
5
Gambar buku cerita jelas dan mudah
dibedakan 5
Gambar buku cerita memperjelas latar,
rangkaian cerita, penjiwaan, perasaan dan
karakter tokoh dalam buku cerita
5
Gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk
siswi kelas bawah 4
Isi buku memikat siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita 5
Anatomi Buku
Rancangan halaman buku tertata dengan
baik 5
Pemilihan jenis huruf menarik perhatian
siswa 5
Jenis huruf pada buku cerita memiliki
tingkat mudah dibaca yang baik bagi
siswa
5
Tata letak / sistematika penulisan tidak
terlalu sempit, memudahkan siswa untuk
membaca
5
Jumlah 82
Rata – Rata 4,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 6
Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas III
Sampul Buku
Aspek yang Dinilai Skor
Judul buku cerita mewakili keseluruhan
cerita 4
Judul buku cerita menarik minat siwa
untuk membaca lebih lanjut 4
Judul sampul buku membawa pesan yang
akan disampaikan 4
Warna dan gambar sampul buku cerita
menarik minat siswa untuk membaca
lebih lanjut
5
Isi Buku Cerita
Aspek yang Dinilai Skor
Isi cerita mudah dipahami oleh siswa
kelas bawah 4
Isi buku cerita memberikan pembelajaran
nilai – nilai pendidikan inti korupsi
berkaitan dengan kegiatan sehari - hari
5
Isi buku cerita menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga mudah dibaca dan
dipahami siswa kelas atas
5
Isi buku cerita memiliki gambar dan teks
yang saling berhubungan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Tampilan buku lebih dominan gambar
dibandingkan teks
5
Gambar buku cerita jelas dan mudah
dibedakan 4
Gambar buku cerita memperjelas latar,
rangkaian cerita, penjiwaan, perasaan dan
karakter tokoh dalam buku cerita
5
Gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk
siswi kelas bawah 5
Isi buku memikat siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita 4
Anatomi Buku
Rancangan halaman buku tertata dengan
baik 3
Pemilihan jenis huruf menarik perhatian
siswa 4
Jenis huruf pada buku cerita memiliki
tingkat mudah dibaca yang baik bagi
siswa
5
Tata letak / sistematika penulisan tidak
terlalu sempit, memudahkan siswa untuk
membaca
4
Jumlah 74
Rata – Rata 4,35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Siswa
No.
Siswa
Nomor Kuesioner Total
Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 5 3 3 5 4 5 4 4 5 43 3,9
2 3 5 3 4 4 4 5 3 3 4 4 42 3,81
3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 48 4,36
4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 38 3,45
5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 47 4,3
6 3 3 4 5 4 5 5 5 4 4 5 51 4,6
7 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 45 4,1
8 5 5 4 4 4 5 3 5 3 4 4 46 4,2
Rata-rata total 4,09
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 8
Hasil Rekapitulasi Validator
Validator Rerata Kategori
Dosen Ahli 4,8 Sangat Baik
Guru Kelas III 4,35 Sangat Baik
Rata-rata 4,57 Sangat Baik
Jumlah 13,72
Rata - rata 4,57
Kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 9
Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
137
Lampiran 10
Surat Keterangan Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 11
Foto Hasil Uji Coba Produk di SD Kristen Purwodadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 12
Buku Cerita Bergambar (Terpisah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
BIODATA PENULIS
Yohanes Bintang Pamungkas Mulyono lahir di
Purwodadi, 13Desember 1994. Pendidikan pertama
diperoleh di TK Kristen Purwodadi, Grobogan, Jawa
Tengah tamat padat ahun 2001. Pendidikan dasar
diperoleh di SD Kristen Purwodadi dan tamat pada
tahun 2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh
di SMP Kristen Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah
tamat pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas
diperoleh di SMA N 1 Toroh tamat pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, peneliti melanjutkan studi di perguruan tinggi dan
terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Pendidikan diperguruan tinggi di akhiri dengan menulis skripsi yang
berjudul“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti
Korupsi untuk Siswa Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI