PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS OUTDOOR ...IPA SMP kelas VII menunjukan nilai rata-rata 3,66 dengan...
Transcript of PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS OUTDOOR ...IPA SMP kelas VII menunjukan nilai rata-rata 3,66 dengan...
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS OUTDOOR LEARNING
PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN BAGI PESERTA DIDIK
SMP KELAS VII
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Penedidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Maria Anyela Sumarlina Kula
151434060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS OUTDOOR LEARNING PADA
MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN BAGI PESERTA DIDIK SMP
KELAS VII
Oleh:
Maria Anyela Sumarlina Kula
151434060
Telah disetujuai oleh:
Pembimbing
(Dra. Maslichah Asy’ari, M. Pd.) Tanggal, 12 April 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
"Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur"
(Filipi 4:6)
Saat orang lain tidak bisa diandalkan, jadikan diri sendiri sebagai kekuatan.
Sukses dengan cara instan, hanyalah bersifat sementara. sukses sesuai dengan
pedoman akan bisa bertahan lama.
(Merry Riana)
Kupersembahkan untuk:
1. Allah Tri Tunggal Maha Kudus (Alla Bapa, Allah Putra dan Alla Roh Kudus)
2. Orang tua yang terkasih Valentinus Mangge dan Avelina Tia, terima kasih atas
segala cinta yang luar biasa, doa dan pengorbanan untukku.
3. Adik-adik tercinta Tomas Estrada Mikorako Tongge, Maria Evanian Srikandi
Toji, Alexandria Rusmiyati Alberta Nona
4. Oktafianus Soru yang selalu memberikan dukungan di saat-saat tersulit
5. Sahabat-sahabatku Leny Pali, Fely Wea dan Ista Weka yang selalu memberikan
dukungan dan doa
6. Seluruh teman-teman terkasih, yang memberikan semangat dan doanya
7. Segenap keluarga dan alamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 10 Januari 2020
Penulis
Maria Anyela Sumarlina Kula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:
Nama: Maria Anyela Sumarlina Kula
NIM: 151434060
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS OUTDOOR LEARNING
PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN BAGI PESERTA
DIDIK SMP KELAS VII”
Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan atau, mendistribusikannya secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tapa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama saya tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 10 Januari 2020
Yang menyatakan,
Maria Anyela Sumarlina Kula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan penyertaan-Nya sehingga karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Outdoor Learning Pada Materi
Pencemaran Lingkungan Bagi Peserta Didik SMP Kelas VII” ini dapat
terwujud. Terima kasih atas penyertaan mulai dari persiapan, pelaksanaan serta
penyusunan naskah sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Penyusunan skripsi ini merupkan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana pendidikan. Tentunya ada banyak hal dan banyak pihak yang terlibat
didalamnya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan
ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menuntun setiap
langkah dan usaha dalam proses penyusunan skripsi sampai terciptanya
suatu karya yang luar biasa ini.
2. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang teah
memberikan dukungan, semangat, dan masukan-masukan yang berguba
dalam penyusunan roposal hingga penyusunan naskah akhir skripsi.
3. Bapak Eko B. Santoso, Sj. S.Pd., Ibu Puspita Ratna S., Ibu Titin H. dan
Bapak Muhamad Ali Imron yang dengan kerendahan hati sudah bersedia
menjadi validator dalam penelitian ini.
4. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Saya menyadari bahwa penelitian dalam skrpsi saya ini masih perlu
dikembangkan kedepannya demi berkembangnya kualitas pendidikan. Mohon
maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan baik dari segi Bahasa
maupun penulisan. Demikian karya ini saya tulis, semoga dapat bermanfaat.
Yogyakarta, 10 Januari 2020
Maria Anyela Sumarlina Kula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS OUTDOOR LEARNING
PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN BAGI PESERTA
DIDIK SMP KELAS VII”
Maria Anyela Sumarlina Kula
151434060
Universitas Sanata Dharma
Survei kebutuhan di 5 (lima) sekolah di Yogyakarta menunjukan bahwa
penggunaan bahan ajar dilakukan agar peserta didik lebih mudah memahami materi.
Berdasarkan hasil survei di beberapa sekolah pembelajaran di hanya sebatas penjelasan
teori dan menyampaikan pembelajaran hanya dengan ceramah menggunakan power
point karena dianggap praktis dalam pembuatan dan penggunaannya dan melakukan
praktikum pada materi tertentu. Selain itu ketersediaan media ataupun sumber belajar
yang digunakan dalam pembelajaran menjadi hambatan keefektifan proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar
berbasis outdoor learning pada materi pencemaran lingkungan bagi peserta didik
SMP kelas VII dan mengetahui kelayakan bahan berbasis outdoor learning yang
dikembangkan pada materi pencemaran lingkungan bagi peserta didik SMP kelas VII.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan yang diadaptasi
dari langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall dengan pembatasan sampai pada
tahap 5 (lima) langkah pengembangan. Penelitian pengembangan ini divalidasi oleh
dua pakar/ ahli materi dan dua guru IPA SMP kelas VII untuk dinilai kelayakannya.
Hasil penelitian yang diperoleh dari validasi oleh pakar/ ahli materi dan guru
IPA SMP kelas VII menunjukan nilai rata-rata 3,66 dengan kategori “Sangat Baik”
sehingga produk bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII yang dikembangkan memiliki kualitas
layak untuk diujicobakan dalam lingkup terbatas.
Kata kunci: Bahan ajar pencemaran lingkungan kelas VII, outdoor learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
"THE DEVELOPMENT OF OUTDOOR LEARNING-BASED TEACHING
MATERIALS IN ENVIRONMENTAL POLLUTION MATERIALS FOR
SEVENTH GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL"
Maria Anyela Sumarlina Kula
151434060
Sanata Dharma University
A survey of the necessity in 5 (five) schools in Yogyakarta showed that the
application of teaching materials was needed in order to make the students
understand the materials easily. In accordance to the result of the survey, in several
schools, the learning processes were limited on the theoretical explanation and
presenting the materials by using the power point which was considered as a
practical way either in construction or in execution, and in performing of certain
materials. Besides, the availability of media or learning resources used in teaching-
learning processes became the obstacles towards the effectiveness of a teaching-
learning process. Therefore, the purpose of the research was to developed teaching
materials based on outdoor learning in environmental pollution materials for seventh
grade students of junior high school.
This research was a type of research and development which adapted from
the Borg and Gall development steps with restriction to the 5(five) steps of
development. This development research was validated by two experts / material’s
experts and two seventh grade teachers of Junior High school for assessing their
worthiness.
The results obtained from the validations by the experts/material’s experts and
the seventh grade science’s teachers of junior high school which presented an average
value of 3.66 with the category "Very Good", then outdoor learning-based teaching
materials in environmental pollution materials that was developed for seventh grade
science’s students of junior high school are worth to be tested out in a limited scope.
Keywords: Environmental pollution teaching materials for seventh grade, outdoor
learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
ABSTRACT.................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Permasalahan .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .................................................. 9
G. Definisi Operasional ...............................................................................10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................11
A. Dasar Teori .............................................................................................11
1. Bahan Ajar........................................................................................11
2. Outdoor Learning .............................................................................17
3. Lembar Kerja Peserta Didik ..............................................................27
B. Kajian Materi .........................................................................................29
C. Penelitian yang Relevan..........................................................................30
D. Desain Diagram Penelitian .....................................................................32
E. Kerangka Berpikir ..................................................................................35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................36
A. Jenis Penelitian .......................................................................................36
B. Prosedur Pengembangan .........................................................................40
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................43
D. Instrumen Penilaian ................................................................................43
E. Teknik Analisis Data ..............................................................................51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................56
A. Analisis Produk ......................................................................................55
B. Deskripsi Produk Awal ...........................................................................66
C. Data Validasi Produk ..............................................................................67
D. Produk Akhir ..........................................................................................74
E. Kendala dan Keterbatasan.......................................................................84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................85
A. Kesimpulan ............................................................................................85
B. Saran .....................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................86
LAMPIRAN .................................................................................................89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator Wawancara Survei Kebutuhan ................................. 43
Tabel 3.2 Panduan Wawancara Survei Kebutuhan.................................. 44
Tabel 3.3 Indikator Penilain Aspek Pembelajaran Ahli Materi ............... 47
Tabel 3.4 Kuisioner Validasi Ahli Materi ............................................... 48
Tabel 3.5 Interval Kriteria Penilaian ....................................................... 52
Tabel 3.6 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ........... 54
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ....................................... 56
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Validasi oleh Pakar/ Ahli Materi ................ 67
Tabel 4.3 Komentar/ Saran Validator I ................................................... 69
Tabel 4.4 Komentar/ Saran Validator II .................................................. 69
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Validasi oleh Pakar/ Ahli Materi ............... 71
Tabel 4.6 Komentar/ Saran Validator III ................................................ 71
Tabel 4.7 Komentar/ Saran Validator IV ................................................ 72
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Validasi Dua Pakar/ Ahli
Materi dan Dua Guru ............................................................... 73
Tabel 4.9 Komentar/ Saran Validator I ................................................... 74
Tabel 4.10 Komentar/ Saran Validator II ................................................ 75
Tabel 4.11 Komentar/ Saran Validator III .............................................. 76
Tabel 4.12 Komentar Umum Validator III.............................................. 76
Tabel 4.13 Komentar/ Saran Validator IV .............................................. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 4.14 Komentar Umum Validator IV ............................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Desain Diagram Penelitian .................................................................................33
2.2 Skema Kerangka Berpikir ..................................................................................36
4.1 Rumusan Indikator Produk Awal........................................................................80
4.2 Rumusan Indikator Setalah Revisi ......................................................................80
4.3 Letak Gambar Produk Awal ...............................................................................81
4.4 Pemisahan Gambar Sesuai Isi Materi Sesudah Revisi .........................................81
4.5 Prosedur Kerja pada LKPD Produk Awal ...........................................................82
4.6 Prosedur Kerja pada LKPD Setelah Revisi .........................................................82
4.7 Halaman Buku Produk Awal ..............................................................................83
4.8 Halaman Buku Setalah Revisi ............................................................................83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Materi Pencemaran Lingkungan ...............................................90
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sub Bab 1 .................................. 111
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sub Bab 2 .................................. 117
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sub Bab 3 .................................. 123
Lampiran 5. Lembar Kerja Peserta Didik Sub Bab 1 .............................................. 130
Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik Sub Bab 2 .............................................. 138
Lampiran 7. Lembar Kerja Peserta Didik Sub Bab 3 .............................................. 142
Lampiran 8. Kisi- Kisi Soal Uji Kompetensi Materi Pencemaran Lingkungan ........ 145
Lampiran 9. Soal Uji Kompetensi Materi Pencemaran Lingkungan ........................ 159
Lampiran 10.Kunci Jawaban Soal Uji Kompetensi Materi Pencemaran
Lingkungan ................................................................................... 166
Lampiran 11. Instrumen Penilaian .......................................................................... 167
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian SMPN Kalasan ............................................... 171
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian SMP Kanisius Sleman ..................................... 172
Lampiran 14. Surat Izin Penelitian SMP Karitas Ngaglik ...................................... 173
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian SMPN 3 Ngaglik............................................. 174
Lampiran 16. Surat Izin Penelitian SMPN 3 Depok ............................................... 175
Lampiran 17. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan .............................................. 176
Lampiran 18. Hasil Validasi Produk Awal ............................................................. 206
Lampiran 19. Kartu Bimbingan Tugas Akhir ......................................................... 223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 20. Produk Awal .................................................................................... 225
Lampiran 21. Produk Akhir.................................................................................... 310
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains mempelajari mengenai
gejala alam beserta isinya sebagaimana adanya, serta terbatas pada pengalaman manusia.
Dalam usaha menafsirkan gejala alam tersebut, manusia berusaha untuk mencari
penjelasan tentang kejadian, penyebab, serta dampak yang ditimbulkan dengan
menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah sebagai jembatan antara penjelasaan secara
teoritis dengan pembuktian secara empiris (Sujana,2013).
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam tidak hanya membaca materi tetapi mengingat dan
memahami apa saja yang telah dibaca sehingga pemahaman fakta, konsep, prinsip IPA dan
kemampuan proses ilmiah peserta didik dapat dikembangkan. Pembelajaran ilmu
pengetahuan alam di sekolah memiliki karakter yang khas. Pembelajaran ilmu pengetahuan
alam selain berhubungan dengan alam juga berkaitan dengan proses-proses kehidupan.
Agar siswa dapat memahaminya, maka metode dan pendekatan yang digunakan dalam
proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik objek dan subjek belajarnya.
Fenomena yang diajarkan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang mungkin pernah
dilakukan oleh peserta didik. Oleh karena itu tidak dapat dipahami jika hanya diajarkan
secara harafiah.
Pemahaman kosep-konsep ilmu pengetahun alam dapat dianalogikan dengan
berbagai macam kegiatan sederhana yang dapat diamati atau dilakukan peserta didik.
Semula guru merupkan satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik, namun guru saat
ini bukan lagi satu-satunya sumber belajar seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Peserta didik membutuhakan sumber belajar yang
beranekaragam di sekitar kehidupan peserta didik baik yang didesain maupun non desain.
Konsep pembelajaran guru modern, guru sebagai fasilitator yang mendampingi dan
membimbing peserta didik dalam belajar, sedangkan peserta didik ditekankan untuk
menjadi lebih aktif, terampil dan mandiri, dimana peserta didik diharapkan mampu
menggunakan konsep yang diberikan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
nyata. Maka dalam suatu pembelajaran sangat diperlukan adanya perangkat pembelajaran
antara lain adalah media dan bahan ajar. Media pembelajaran yaitu suatu alat atau sarana
yang difungsikan untuk membantu guru dalam menyajikan dan menyampaikan materi
secara mudah dan menarik tanpa adanya pengurangan maksud dan tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Guru sebagai pendidik dituntut agar mampu mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran untuk mendukung
kegiatan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan tuntutan kurikulum, karakteristik
sarana, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Hal ini dikarenakan pada umumnya buku
sebagai fasilitator lebih menyajkan pada penjelasan tentang konsep, prosedur dan metode.
Semua disajkan dengan sangat serius dan tidak ada unsur kemenarikan belajar, padahal
kemenarikan belajar salah satu penentu minat dan hasil belajar peserta didik.
Bahan ajar merupakan seluruh bahan yang disusun secara sistematis baik berupa
informasi, alat dan teks. Pemilihan bahan ajar yang baik harus meliputi beberapa prinsip,
yaitu: relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan, dimana
pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau hubungannya dengan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya keajegan atau ada
kesesuaian, dimana jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka
bahan ajar yang harus diajarkan juga meliputi empat macam. Sedangkan prinsip kecukupan
artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan, maksudnya materi tidak boleh terlalu sedikit
dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu standar
kompetensi dan kompetensi dasar (Prastowo,2013).
Akhir-akhir ini yang sering ditemukan bahan ajar yang digunakan masih sebatas
buku yang kurang inovatif dan biasanya bahan ajar yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran kurang menarik karena buku pada umumnya masih menggunakan banyak
tulisan dan sedikit gambar, selain itu dalam buku gambar masih hitam putih sehingga
kurang menarik. Dalam hal ini menyebabkan informasi pada gambar tidak tersampaikan
secara jelas kepada siswa. Minat peserta didik juga rendah karena buku tersebut terkesan
membosankan saat dibaca.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang bersifat rasional dan
obyektif, membahas tentang alam dan segala isinya. Pembelajaran IPA merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembelajaran yang berdasar pada prinsip-prinsip, proses yang dapat menumbuhkan sikap
ilmiah peserta didik, terhadap konsep-konsep IPA, dengan adanya pembelajaran IPA
diharapkan dapat membangkitkan minat peserta didik dalam mencari pengetahuan tentang
alam, hal itulah yang seharusnya dapat membuka kesempatan kepada peserta didik untuk
memupuk rasa ingin tahu secara ilmiah.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi memberikan pengertian
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapakan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan ilmiah diarahkan untuk
inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Berdasarkan hal ini maka perlu digunakan
bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA tersebut.
Berlangsungnya proses pembelajaran IPA tidak terlepas dengan lingkungan sekitar.
Pembelajaran tidak terbatas pada tempat dinding-dinding kelas. Akan tetapi pembelajaran
dapat dilakukan di luar kelas dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan.
Pendekatan lingkungan memiliki kelebihan yaitu salah satunya menghapus kejenuhan dan
menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan. Berdasarkan teori belajar, melalui
pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna. Sikap verbalisme peserta didik
terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman peserta didik akan
membekas dalam ingatannya (Amri dkk.,2010)
Lingkungan yang seharusnya diciptakan di sekitar peserta didik adalah lingkungan
yang dapat merangsang peserta didik untuk mengeksplorasi segala sesuatu yang ada di
sekitar mereka. Peserta didik ingin dan mampu melakukan penjelajahan terhadap informasi
yang mereka butuhkan, sehingga peserta didik akan membangun konstruk berpikir dengan
kreativitas mereka. Lingkungan dapat memberikan rangsangan yang baik bagi
berkembangnya kreativitas pada peserta didik. Kesempatan yang sama diberikan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
setiap peserta didik untuk menjelajahi lingkungan sekitar mereka dapat memberikan
gagasan pada setiap peserta didik untuk menjelajahi lingkungan sekitar mereka dan dapat
memberikan gagasan yang baru bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi kreatif
yang dimiliki.
Menurut Ali (2008) outdoor learning merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Melalui kegiatan memanfaatkan lahan
di sekitar lingkungan sekolah tentunya peserta didik akan mampu melakukan pengamatan-
pengamatan secara langsung terkait permasalaan yang disajikan, selain itu dengan
pembelajaran langsung di alam dapat menjadikan situasi belajar yang lebih menyenangkan
dan bermakna. Pendekatan pembelajaran outdoor learning membutuhkan strategi khusus
yang menarik perhatian siswa agar dapat memperhatikan sesuai instruksi dari guru karena
keadaan yang begitu leluasa di luar dapat mejadikan siswa bertindak semaunya dan tidak
mendengarkan apa yang guru sampaikan sehingga waktu belajar terbuang percuma.
Pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) diartikan sebagai pendidikan yang
berlangsung di luar kelas yang melibatkan pengalaman yang membutuhkan partisipasi
peserta didik untuk mengikuti tantangan petualangan yang menjadi dasar dan aktivitas luar
kelas seperti mendaki gunung, camping, dan lain-lain. Mengajar di luar kelas adalah salah
satu kegiatan menyampaikan pembelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas
belajar mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Di sisi lain, mengajar di luar
kelas merupakan upaya mengarahkan peserta didik untuk melakukan aktivitas yang bisa
membawa mereka pada perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar. Jadi mengajar di
luar kelas lebih melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka,
sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga pendidikan di luar kelas lebih mengacu pada
pengalaman dan pendidikan lingkungan yang sangat berpengaruh pada kecerdasan peserta
didik.
Selama ini pengajaran IPA lebih sering dilakukan di dalam kelas sedangkan peserta
didik jarang dilibatkan dalam kegiatan yang sebenarnya. Kondisi pembelajaran yang relatif
majemuk dengan menggunakan metode yang sama dan monoton membuat peserta didik
merasa bosan mengikuti pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya aktivitas peserta
didik, peserta didik pasif dan suasana kelas tidak komunikatif sehingga menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
minat belajar peserta didik rendah. Perlu disadari bahwa keberhasilan proses pembelajaran
IPA ditentukan oleh banyak faktor, antara lain: guru, peserta didik, lingkungan, proses
pembelajaran, dan sarana prasarana penunjang salah satunya adalah bahan ajar.
Bahan ajar yang dapat mendukung proses pembelajaran IPA salah satunya adalah
bahan ajar berbasis outdoor learning. Bahan ajar ini dapat berupa Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) yang secara praktis dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Melalui
pembelajaran berbasis outdoor learning ini, diharapkan berdampak terhadap
perkembangan mental positif peserta didik, serta peserta didik mempunyai kesempatan
yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkan terutama dalam
pembelajaran yang bersifat abstrak. Pembelajaran berbasis outdoor learning juga
mengarah pada kemandirian siswa untuk mengamati sendiri sehingga dapat menemukan
jawaban berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru.
Bahan ajar berbasis outdoor learning membahas materi pokok kelas VII semester
II yaitu pencemaran lingkungan. Materi ini dipilih karena sangat sesuai dengan
pembelajaran outdoor learning sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang lebih real di luar kelas dan dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya.
Materi pencemaran lingkungan menerangkan tentang pencemaran-pencemaran yang
terjadi di sekitar kita baik dari pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara
maupun dampak dan cara mengatasinya. Materi pokok pencemaran lingkungan dijelaskan
dengan melakukan pengamatan di luar kelas untuk melihat secara langsung di lingkungan
sekitar sehingga peserta didik benar-benar mengerti dan paham tentang materi tersebut hal
ini mengharuskan peserta didik belajar di luar kelas. Maka materi pencemaran lingkungan
ini cocok diajarkan menggunakan metode outdoor learning agar dapat mengantar siswa
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan guru berperan sebagai fasiltator.
Bahan ajar berbasis outdoor learning dapat membantu guru dalam mengajar dan
memfasilitasi proses pembelajaran di luar kelas. Bahan ajar berbasis outdoor learning
merupakan salah satu jenis perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, bahan ajar berbasis outdoor learning merupakan
salah satu perangkat pembelajaran yang terbilang cukup rumit ditinjau dari segi bahan,
bentuk, ukuran, isi dan cara pembuatannya, sehingga bahan ajar ini dibuat lebih kompleks,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sekreatif dan semenarik mungkin sehingga dapat menuntun peserta didik untuk belajar
mandiri berpedoman pada bahan ajar tersebut. Dengan adanya bahan ajar berbasis outdoor
learning dalam kegiatan pembelajaran, dapat mendukung ketercapaian tujuan
pembelajaran dan lebih memacu peserta didik lebih aktif dan terampil serta memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik.
Peneliti melakukan analisis kebutuhan di lima sekolah yaitu di SMP Negeri 3
Ngaglik, SMP Karitas Ngaglik, SMP Kanisius Sleman, SMP Negeri 2 Kalasan dan SMP
Negeri 3 Depok. Pemilihan sekolah tersebut berdasarkan lokasi sekolah yang berada di
Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Dari kedua lokasi tersebut dipilih dua sekolah swasta
dan tiga sekolah negeri. Dari hasil wawancara dengan guru IPA kelas VII SMP yang
dilakukan di kelima sekolah tersebut menunjukan guru sudah mengetahui arti dan
pentingnya penggunaan bahan ajar namun dalam pelaksanaannya masih kurang efektif. Di
dua sekolah yaitu SMP Negeri 3 Depok dan SMP Negeri 3 Ngaglik, guru belum
menggunakan model pembelajaran dan hanya berupa penjelasan teori dan menyampaikan
pembelajaran hanya dengan ceramah dan praktikum pada materi tertentu. Selain itu
ketersediaan media atapun sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran menjadi
hambatan keefektifan proses belajar mengajar di beberapa SMP tersebut. Ketika peneliti
bertanya kepada guru IPA tentang sumber pembelajaran berbasis outdoor learning yang
beliau gunakan dalam pembelajaran IPA khususnya bab pencemaran lingkungan, guru
memaparkan sebagai berikut : ‘selama ini belum pernah menggunakan pembelajaran
berbasis outdoor learning namun untuk materi pencemaran lingkungan guru menampilkan
beberapa video terkait pencemaran lingkungan kepada peserta didik dan peserta didik
diminta membuat kliping agar lebih paham namun untuk mengajak siswa belajar di luar
kelas dan melihat secara langsung dan memberi pengalaman langsung kepada peserta
didik belum dilakukan sama sekali”.
Selain itu di ketiga sekolah ada beberapa guru yang mencoba membuat rangkuman
materi dan diberikan kepada peserta didik sebagai pedoman dalam pembelajaran dikelas.
Namun sebagian besar dari kelima sekolah tersebut guru cenderung menggunakan power
point dalam menyampaikan materi karena dianggap praktis dalam pembuatan dan
penggunaannya. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti bisa menyimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pembelajaran IPA masih sangat sederhana karena keterbatasan media dan bahan ajar
sehingga pembelajaran terkesan monoton. Mengingat misi pertama kurikulum 2013
bertujuan khusus agar memberi peluang kreativitas dalam merangsang keterampilan
prosedur kegiatan. Kedua, kurikulum 2013 berorientasi menerapkan kompetesi sains yang
dipelajari di sekolah menjadi perilaku dalam kehidupan masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar. Ketiga, kebutuhan guru akan adanya
bahan ajar yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik sehingga peserta
didik dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dari kelima sekolah tersebut, maka dilakukan
penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Outdoor Learning Pada
Materi Pencemaran Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Peserta Didik SMP kelas VII”
.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berbasis outdoor learning pada
materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII, serta menilai kelayakan
produk yang dikembangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah yang
dapat diangkat yaitu :
1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi
Pencemaran Lingkungan bagi peserta didik SMP kelas VII
2. Bagaimana kualitas bahan ajar berbasis outdoor learning yang dikembangkan pada
materi pencemaran lingkungan bagi peserta didik SMP kelas VII
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik maka peneliti membatasi
masalah pada hal-hal berikut :
1. Produk bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar berbasis outdoor learning.
Bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013 dilengkapi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
lembar kerja peserta didik (LKPD),gambar-gambar yang relevan, soal-soal latihan,
rangkuman dan evaluasi diri.
2. Penggunaan bahan ajar berbasis ourdoor learning yaitu materi IPA kelas VII Semester
II “Pencemaran Lingkungan” pada (KD) 3.8. Menganalisis terjadinya pencemaran
lingkungan dan dampaknya bagi eksosistem. (KD) 4.8. Membuat tulisan tentang
gagasan penyelesaian masalah pencemaran di lingkungannya berdasarkan pengamatan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya pengembangan ini adalah :
1. Mengembangkan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan bagi peserta didik kelas SMP kelas VII
2. Mengetahui kelayakan bahan ajar berbasis outdoor learning yang dikembangkan
pada materi pencemaran lingkungan bagi peserta didik kelas SMP kelas VII
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis,
berikut penjelasan manfaat penelitian yang dilakukan:
1. Manfaat Teoritis
Hasil peneliti ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan
digunakan sebagai referensi baru terkait pengembangan bahan ajar IPA berbasis
outdoor learning. Selain itu, sebagai langkah praktis mengembangkan ilmu-ilmu
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning ini diharapkan dapat menjadi
alternatif bagi peserta didik kelas VII SMP. Manfaat yang diharapkan untuk
pengembangan bahan ajar materi pencemaran lingkungan dan fungsinya secara khusus
antara lain:
a. Bagi siswa
Meningkatkan motivasi dan penguasaan materi dalam belajar pencemaran
lingkungan serta dapat membantu peserta didik dalam belajar mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Bagi Sekolah/Guru
Sebagai bahan pertimbangan sekolah dan guru untuk tetap melaksanakan
pembelajaran dengan memanfaatkan bahan ajar berbasis outdoor learning.
Diharapkan dengan adanya bahan ini ini dapat mempermudah dan memperjelas
penyampaian materi sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara
efektif.
c. Bagi Pengembang
Sebagai sarana untuk mengembangkan keilmuan baru dibidang pendidikan juga
dapat menambah pengetahuan mengenai pengembangan bahan ajar khususnya
pengembangan bahan ajar IPA berbasis outdoor learning.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
Produk pengembangan yang dihasilkan berupa bahan ajar berbasis outdoor learning
dengan materi pencemaran lingkungan sebagai sumber belajar bagi peserta didik SMP
kelas VII.
Produk yang dihasilkan sebagai berikut:
1. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar biologi sesuai dengan kurukulum 2013
2. Bahan ajar menampilkan (SK, KD dan indikator) dan peta konsep
3. Bahan ajar disajikan dengan menggunakan pembelajaran berbasis outdoor learning
4. Bahan ajar disertai dengan kegiatan-kegiatan aktif peserta didik yang menggunakan
pendekatan lingkungan, kegiatan tersebut disajikan dalam bentuk tugas kelompok
maupun individu yang dilakukan di luar kelas.
5. Bahan ajar berbentuk buku cetak yang berisi materi dilengkapi dengan gambar-gambar
yang relevan dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai sarana belajar mandiri
peserta didik di sekolah dan di rumah dan pada bagian akhir bahan ajar terdapat
rangkuman dan evaluasi.
6. Produk bahan ajar menggunakan kertas HVS A4
7. Materi yang disampaikan adalah materi pencemaran lingkungan kelas VII SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
G. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah untuk menyamakan presepsi maka peneliti
memberikan penjelasan dari beberapa istilah yang dipergunakan.
1. Pengembangan
Pengembangan yang dalam Bahasa Inggris disebut depelopment, adalah salah satu cara
untuk mengembangkan produk baru atau melengkapi produk yag sudah ada agar dapat
digunakan dalam pembelajaran.
Penelitian ini difokusan pada pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning mata
pelajaran IPA Kelas VII materi pencemaran lingkungan.
2. Bahan ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara
sistematis dan menarik. (Widodo & Jasmadi,2008).
Bahan ajar yang dimaksudkan adalah bahan ajar cetak yang dapat dimanfaatkan peserta
didik untuk belajar mandiri.
3. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pegetahuan alam atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melaui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. (Ahmad,2013)
4. Outdoor Learning
Outdoor learning merupakan sebuah strategi yang digunakan dalam proses
pembelajaran, dimana pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik
akan melakukan proses belajar mengajar di luar kelas, dalam artian pembelajarannya
dirancang lebih banyak beraktivitas di luar kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis dan
menarik yang digunakan sebagai panduan belajar peserta didik ataupun sebagai
acuan guru untuk mengajarkan materi kepada siswa (Setyosari,2010). Sejalan
dengan hal itu Majid (2007) menyatakan bahwa bahan ajar merupakan segala
bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis
maupun bahan yang tidak tertulis. Berdasarkan pendapat-pendapat ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun
secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa
belajar dengan baik.
b. Fungsi Pembuatan Bahan Ajar
Sebagaimana tertuang dalam pedoman pembuatan bahan ajar (Diknas, 2004) fungsi
bahan ajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, menurut Prastowo (2014)
fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik
dan fungsi bagi peserta didik.
a) Fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain : menghemat waktu pendidik dalam
mengajar, mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi fasilitator,
meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, sebagai
pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan
kepada peserta didik, serta sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b) Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain: peserta didik dapat belajar tanpa
harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain, peserta didik dapat belajar
sesuai kecepatannya masing-masing, membantu potensi peserta didik untuk
menjadi pelajar yang mandiri; dan, sebagai pedoman bagi peserta didik yang
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
2) Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan
Berdasarkan strategi yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu: fungsi dalam pembelajaran klasikal, fungsi dalam
pembelajaran individual, fungsi dalam pembelajaran kelompok.
a) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain: sebagai satu-satunya
sumber informasi serta pengawasan dan pengendali proses pembelajaran (dalam
hal ini, peserta didik bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan pendidik dalam
mengajar); dan sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang
diselenggarakan.
b) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual antara lain: sebagai media utama
dalam proses pembelajaran, sebagai alat yang digunakaan untuk menyusun dan
mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi, serta sebagai
penunjang media pembelajaran individual lainnya.
c) Fungsi bahan ajar dalam kelompok, antara lain: sebagai bahan yang terintegrasi
dengan proses belajar kelompok; dengan cara memberikan informasi tentang latar
belakang materi, informasi tentang orang-orang yang terlibat dalam belajar
kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri; dan
sebagai bahan pendukung bahan ajar utama dan apabila dirancang sedemikian rupa,
maka data meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Tujuan Pembuatan Bahan Ajar
Menurut Diknas (2004) tujuan pembuatan bahan ajar, ada tiga hal pokok yang
meliputi:
1) Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya
rasa bosan pada peserta didik
3) Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan agar
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
d. Manfaat Pembuatan Bahan Ajar
Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar menurut Prastowo (2014)
dapat dibedakan menjadi dua macam bagi pendidik dan kegunaan bagi peserta didik
antara lain:
1) Manfaat bagi pendidik
Adapun tiga kegunaan atau manfaat bagi pendidik diantaranya sebagai berikut: a)
pendidik akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, b) bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai
untuk menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat, c)
menambah penghasilan bagi pendidik jika hasil karyaanya diterbitkan.
2) Manfaat bagi peserta didik
Apabila bahan ajar tersedia secara bervariasi, inovatif, dan menarik maka ada dua
manfaat bahan ajar bagi peserta didik, antara lain: 1) kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik, peserta didik lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk
belajar secara mandiri dengan bimbingan pendidik, dan 2) peserta didik
mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
e. Unsur-unsur Bahan Ajar yang Perlu Dipelajari
Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil
dikumupulkan dan berasal dari berbagai sumber yang dibuat secara sistematis. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
karena itu, bahan ajar mengadung unsur-unsur tertentu. Setidaknya ada enam
komponen yang perlu diketahui berkaitan dengan unsur-unsur tersebut,
sebagaimana diuraikan oleh Prastowo (2014) sebagai berikut:
1) Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik, di
dalamnya dijelaskan tentang cara pendidik mengajarkan materi yang ada dalam
bahan ajar tersebut.
2) Kompetensi yang akan dicapai
Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi yang akan dicapai oleh peserta
didik, harus menjelaskan dan mencantumkan dalam bahana ajar yang disusun
sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian
hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik dengan demikian, jelaslah tujuan
yang harus dicapai oleh peserta didik.
3) Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat
melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah untuk
menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh. Selain itu, pengetahuan yang
diperoleh peserta didik pun akan semakin komprehensif.
4) Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan peserta didik setelah mempelajari bahan
ajar. Dengan demikian, kemampuan yang mereka pelajari akan semakin terasah dan
dikuasai secara matang.
5) Petunjuk kerja atau lembar kerja
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah suatu lembar atau beberapa lembar kerja
yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan aktifitas oleh peserta
didik berkaitan dengan praktik.
6) Evaluasi
Komponen ini merupakan salah satu bagian dari proses penilaian, sebab dalam
komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada peserta
didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran yang diselenggarakan pada
umumnya. Jika kemudian dipandang masih banyak peserta didik yang belum
menguasai, maka diperlukan perbaikan dan penyempurnaan kegiatan
pembelajaran.
f. Bentuk – bentuk Bahan Ajar
1) Bahan ajar menurut bentuknya
Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat macam, yaitu bahan
cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar dan bahan ajar interaktif
(Diknas,2003).
a) Bahan ajar cetak (printed) yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi. Contohnya, handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar dan model atau maket.
b) Bahan ajar dengar atau program audio, yakni suatu sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau
didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio.
c) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contohnya, video compact dan film.
d) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari
dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang
oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan
suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi, contohnya, CD
interactive.
2) Bahan ajar menurut cara kerjanya
Menurut cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima yaitu bahan ajar
tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan
ajar video, dan bahan ajar komputer (Belawati,2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak
memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikkan isi di dalamnya,
sehingga peserta didik bisa langsung mempergunakan (membaca, melihat,
mengamati) bahan ajar tersebut, contohnya, foto, diagram, display, dan
model.
b) Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan
proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau dipelajari peserta didik.
Contohnya, slide, filmstrips, overhead transparencies dan proyeksi
komputer.
c) Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam
dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya, kita mesti memerlukan
alat pemain (player) media rekam tersebut, seperti tape compo, CD player,
multimedia player dan lain-lain. Contoh bahan ajar seperti ini adalah kaset,
CD, dan flash disk
d) Bahan ajar video, yakni bhan ajar yang memerlukan alat pemutar yang
biasanya berbentuk video tape palyer, dan DVD player. Bahan ini hampir
mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan ajar ini juga memerlukan media
rekam. Hanya saja, bahan ajar ini dilengkapi dengan gambar. Jadi, dalam
tampilan dapat diperoleh sebuah sajian gambar dan suara secara bersamaan.
Contohnya, video, dan film.
e) Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai jenis bahan ajar mencetak
yang membutuhkan computer untuk mediated instruction menayangkan
sesuatu untuk belajar. Contohnya, computer mediated instruction dan
computer based multimedia atau hypermedia. (Prastowo, 2014).
3) Bahan ajar menurut sifatnya
Rowntree dalam Belawati, dkk. (2003) mengatakan bahwa berdasarkan
sifatnya, bahan ajar dibagi menjadi tiga macam, sebagaimana disebutkan
berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a) Bahan ajar yang berbasis cetak, misalnya buku, pamphlet, panduan belajar
peserta didik, bahan tutorial, buku kerja peserta didik, peta, charts, foto
bahan dari majalah serta koran dan lain sebagainya.
b) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio cassette, siaran
televisi, video interaktif, computer based tutorial dan multimedia.
c) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik.
4) Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar adalah pendekatan sistematik dalam merancang,
mengevaluasi, memanfaatkan keterhubungan fakta, materi, prinsip, atau teori
yang terkandung dalam mata pelajaran atau pokok bahan dengan mengacu pada
tujuan.
2. Outdoor Learning
a. Pengertian Outdoor Learning
Outdoor learning dikenal juga dengan istilah lain seperti outdoor activities,
outdoor study, pembelajaran lapangan atau pembelajaran di luar kelas. Menurut
John M. Echols dalam kamus Bahasa Inggris Indonesia, outdoor learning, berasal
dari outdoor yang berarti di luar, learning yang berarti pembelajaran. Jadi outdoor
learning dalam konsep ini adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar
kelas. Selain itu outdoor learning merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan di
luar kelas untuk menjadikan pembelajaran di luar kelas lebih menarik dan
menyenangkan, serta berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar.
b. Konsep Pembelajaran Outdoor Learning
Proses pengajaran di sekolah formal, tengah mengalami kejenuhan.
Rutinitas proes belajar yang cenderung kaku dan baku, tidak lagi mengutamakan
ide kreativitas setiap peserta didik karena semuanya harus terpola linear di dalam
kelas (pedagogy indoor learning). Metode yang diterapkan seperti apa yang tertulis
di dalam buku, bahkan kalau bisa peserta didik diminta menghafal hingga koma
dan titik. Apabila tidak sama dalam buku dianggap salah. Beginilah rupa dan sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pendidikan yang tengah kita jalani saat ini sehingga memunculkan pendekatan baru
yang kita kenal dengan belajar di luar kelas (outdoor learning), yang lebih
memadukan unsur bermain sambil belajar (andragogy) (Husamah,2013).
Menurut Husmah (2013), kejenuhan pengembangan di dalam ruang turut
memberikan dorongan berkembangnya konsep pendidikan luar kelas. Pendidikan
dalam ruang yang bersifat kaku dan formal dapat menimbulkan kebosanan,
termasuk juga kejenuhan terhadap rutinitas di sekolah. Pendidikan luar kelas
dijadikan sebagai alternatif baru dalam meningkatkan pengetahuan dalam
pencapaian kualitas manusia. Alam sebagai media pendidikan adalah suatu sarana
efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola pikir serta
mental positif seseorang. Konsep belajar dari alam adalah mengamati fenomena
secara nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia di alam sebagai
sumber belajar.
Hernowo (2005) menyatakan bahwa dewasa ini ada kecenderungan untuk
kembali ke pemikiran bahwa anak didik akan belajar lebih baik jika lingkungan
diciptakan alamiah. Kegiatan belajar mengajar akan menarik dan disukai oleh
peserta didik jika guru dapat mengemas materi pembelajaran dengan sebaik-
baiknya. Salah satu cara untuk menjadikan pembelajaran itu menarik adalah dengan
melakukan pembelajaran di luar kelas (outdoor learning). Namun demikian
kegiatan ini sebaiknya diprogam dengan baik agar lebih mengenai sasaran.
Menurut Komaruddin (2006), outdoor learning merupakan aktivitas luar
kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah,
taman, perkampungan, berkemah dan kegiatan yang bersifat kepetualangan serta
perkembangan aspek pengetahuan yang relevan.
Berkenaan fokus pada pembelajaran sains sejak dini, Amin (1987)
mengungkapkan bahwa metode outdoor learning process (OLP), adalah metode
pembelajaran dengan melakukan petualangan di lingkungan sekitar dengan disertai
pengamatan secara teliti yang hasilnya dicatat ke dalam Lembar Kerja Pengamatan
(LKP), OLP bertujuan untuk menumbuhkan budaya meneliti sejak di bangku
Sekolah Dasar yang pada gilirannya akan membentuk generasi peneliti yang
mencintai ilmu dan teknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Bartlet dalam Husamah (2013), model pembelajaran pendidikan
luar kelas adalah suatu pembelajaran yang dilakukan di luar ruang atau di luar kelas.
Proses pembelajaran ini menurut Hariyanti (2006), dapat membangun makna
(input), kemudian prosesnya melalui struktur kognitif sehingga akan berkesan lama
dalam ingatan atau memori (terjadi rekonstruksi). Model pembelajaran pendidikan
luar ruang ini menekankan pada proses belajar induktif (berdasarkan fakta nyata),
yang materi pembelajarannya secara langsung dialami melalui kegiatan
pembelajaran (experimental learning). Dengan mengalami materi belajar secara
langsung, diharapkan siswa dapat lebih membangun makna atau kesan dalam
memori atau ingatannya.
Pendidikan luar kelas diartikan sebagai pendidikan yang berlangsung di luar
kelas yang melibatkan pengalaman yang membutuhkan partisipasi peserta didik
untuk mengikuti tantangan petualangan yang menjadi dasar dari aktivitas luar kelas
seperti hiking, mendaki gunung, camping, dan lain-lain. Menurut Yuliarto (2010),
pendidikan luar kelas mengandung filosofi, teori dan praktis dari pengalaman dan
pendidikan lingkungan.
Prieast (1986) dalam Tri IL (2008) menyatakan “outdoor education is, an
experimental method of learning by doing, which takes place primarily through
exposure to the out-of-doors. In outdoor education, the emphasis for the subject of
learing is placed on relation ship: Relationship concerning human and natural
resources. Pendidikan luar kelas bertujuan agar peserta didik dapat beradaptasi
dengan lingkungan dan alam sekitar dan memiliki apresiasi terhadap lingkungan
dan alam sekitar.
Berbagai konsep yang melandasi pendekatan outdoor learning Yuliarto
(2010), yakni:
1) Pendidikan selama ini tidak menempatkan anak sebagai subjek
2) Setiap anak berkebutuhan khusus dan unik. Mereka mempunyai
kelebihan dan kekurangan, sehingga proses penyeragaman akan
membutuhkan keunikan peserta didik. Keunikan peserta didik yang
berkebutuhan khusus harus mendapat tempat dan dicarikan peluang
agar anak dapat lebih berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) Dunia peserta didik adalah dunia bermain, tetapi pembelajaran banyak
disampaikan tidak lewat permainan.
4) Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam kehidupan manusia
namun dunia pendidikan kurang memberikan kesempatan bagi
pengembangan kreativitas.
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008), proses pembelajaran di
lapangan adalah proses pembelajaran yang didesain agar peserta didik mempelajari
langsung materi pelajaran pada objek yang sebenarnya, dengan demikian
pembelajaran akan semakin nyata. Misalnya untuk mencapai tujuan pembelajaran
“agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mendemonstrasikan gaya renang
kupu-kupu”, tidak mungkin guru mendesain proses pembelajaran hanya dengan
menggunakan ceramah. Bagaimanapun guru berceramah, tidak mungkin tujuan
semacam itu dapat tercapai. Tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan skill,
mestinya membutuhkan proses pembelajaran langsung di lapangan. peserta akan
dapat mendemonstrasikan gaya renang seandainya peserta didik di bawah
bimbingan guru melakukan praktik langsung di kolam renang. Inilah hakikat proses
pembelajaran lapangan.
c. Tujuan Pembelajaran Outdoor Learning
Menurut Vera (2012) alasan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar
di luar kelas bukan sekedar karena bosan di dalam kelas ataupun karena merasa
jenuh belajar di ruangan tertentu. Akan tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar di luar
kelas memilki tujuan-tujuan pokok yang ingin dicapai sesuai dengan cita-cita
pendidikan. Secara umum tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktifitas
luar kelas adalah sebagai berikut:
1) Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreativitas
mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka. Selain itu, kegiatan belajar
mengajar di luar kelas juga bertujuan memberikan ruang kepada peserta
didik untuk mengembangkan inisiatif personal mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Menyediakan latar (setting) yang berarti pembentukan sikap dan mental
peserta didik. Dengan kata lain, peserta didik diharapkan tidak “gugup”
ketika menghadapi realitas yang harus dihadapi.
3) Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap
lingkungan sekitarnya, serta peserta didik dapat membangun hubungan baik
dengan alam.
4) Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam
tatanan praktik (kenyataan di lapangan). Dalam hal ini peserta didik
mendapatkan kesempatan luas untuk merasakan secara langsung hal yang
telah dipahami dalam teori (mata pelajaran).
5) Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik mengenai cara
menghargai alam dan lingkungan serta hidup berdampingan di tengah
perbedaan dan membuat pembelajaran menjadi lebih kreatif dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan sekitar sebagai
pedoman dalam belajar.
6) Memberikan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari
pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah di
berbagai area.
7) Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran.
Untuk mencapai tujuan-tujuan pokok kegiatan belajar di luar kelas, guru harus tetap
memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol reaksi dan respon
peserta didik, sebagaimana ia mengajar peserta didik di dalam kelas. Artinya,
walapun kegiatan belajar – mengajar dilaksanakan di luar kelas, guru harus
bertanggung jawab membaca situasi dan kondisi peserta didik sehingga kegiatan
pembelajaran di luar kelas terkontrol dan suasana menjadi kondusif.
d. Kelebihan dalam Outdoor Learning
Outdoor learning (OL) pada prinsipnya memiliki kurikulum yang sama
dengan pendidikan formal namun hanya kemasannya saja berbeda. Outdoor
learning ini dapat diberikan tanpa dibatasi jenis kelamin, usia ataupun status namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tetap merujuk pada output yang diharapkan sehingga outdoor learning bisa
dilakukan pada anak-anak, usia sekolah dan orang dewasa. Proses belajar
cenderung fleksibel, lebih mengutamakan kreativitas dan inisiatif berdasarkan daya
nalar peserta didik dengan menggunakan alam semesta.
Menurut Suyadi dalam Husamah (2013), pembelajaran luar kelas memiliki
kekuatan antara lain sebagai berikut: dengan pembelajaran yang variatif peserta
didik akan segar berfikir karena suasananya berganti, inkuiri berproduksi,
akselerasi lebih terpadu dan spontan, kemampuan eksplorasi lebih rumit,
menumbuhkan kekuatan konsep.
Lebih lanjut Suyadi dalam Husamah (2013) menyebutkan bahwa manfaat
pembelajaran luar kelas antara lain: pikiran lebih jernih, pembelajaran akan terasa
menyenangkan, pembelajaran lebih variatif, belajar lebih rekreatif, belajar lebih
riil, peserta didik lebih mengenal pada dunia nyata dan luas, tertanam image bahwa
dunia sebagai kelas, wahana belajar akan lebih luas, kerja otak lebih rileks.
Sejalan dengan pendapat di atas, Sudjana dan Rivai (2010) menjelaskan
bahwa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam
proses belajar antara lain sebagai berikut:
a) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan peserta didik duduk
berjam-jam, sehingga motivasi peserta didik akan lebih tinggi
b) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab peserta didik dihadapkan dengan
situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta faktual sehingga
kebenarannya akurat.
d) Kegiatan peserta didik lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara,
membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain-lain.
e) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka
ragam seperti: lingkungan sosal, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
f) Peserta didik memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan
kehidupan sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Menurut Direktoat Tenaga Kependidikan (2008), proses pembelajaran secara
langsung dapat memberikan pengalaman nyata pada peserta didik, artinya
pengalaman ini akan semakin konkrit, sehingga peserta didik akan terhindar dari
kesalahan presepsi dari pembahasan materi pembelajaran tertentu.
e. Kelemahan dalam Outdoor Learning
Menurut Suyadi dalam Husamah (2013), guru perlu memperhatikan beberapa hal
yang mungkin terjadi kendala atau hambatan di luar kelas yaitu:
1) Peserta didik akan kurang konsentrasi
2) Pengelolahan peserta didik akan lebih sulit terkondisi
3) Waktu akan tersita (kurang tepat waktu)
4) Penguatan konsep kadang tekontaminasi oleh peserta didik lain/kelompok lain
5) Guru kurang intensif dalam membimbing
6) Akan muncul minat yang semu
Menurut Sudjana dan Rivai (2010), beberapa kelemahan dan kekurangan yang
sering terjadi dalam pelaksanaanya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan
kegiatan belajar, misalnya:
1) Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada
waktu peserta didik dibawa ke tujuan tdak melakukan kegiatan belajar yang
diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan
persiapan yang matang sebelum kegiatan dilaksanakan. Misalnya menentukan
tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa dimiliki peserta didik, menentukan
apa yang harus dipelajarinya, berapa lama dipelajari, cara memperoleh
informasi, mencatat hasil yang diperoleh.
2) Ada kesan guru dan peserta didik bahwa kegiatan mempelajari lingkungan
memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
belajar di kelas. Kesan ini keliru sebab misalnya kunjungan ke kebun sekolah
untuk mempelajari keadaan tanah, jenis tumbuhan, dan lain-lain cukup
dilakukan beberapa menit, selanjutnya kembali ke kelas untuk membahas lebih
lanjut apa yang telah dipelajari.
3) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam
kelas, guru lupa bahwa tugas belajar peserta didik dapa dilakukan di luar jam
kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu
diantaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan lingkungannya.
f. Elemen-Elemen Penting dalam Pendektan Outdoor learning
Menurut Yuliarto (2010), elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam
pendekatan outdoor learning adalah:
1) Alam yang terbuka sebagai sarana kelas
2) Berkunjung ke objek langsung
3) Unsur bermain sebagai dasar pendekatan
4) Guru harus mempunyai komitmen
g. Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan sebagai Outdoor Learning
Dalam merencanakan pembelajaran outdoor learning guru harus
mempunyai perencanaan dan persiapan yang matang. Tanpa perencanaan yang
matang kegiatan peserta didik bisa tidak terkendali, sehingga tujuan pembelajaran
tidak tercapai dan peserta didik tidak melakukan kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan
lingkungan sebagai outdoor learning, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak
lanjut Husamah (2013):
Langkah Persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini antara lain:
1) Dalam hubungan dengan pembahasan bidang studi tertentu, guru dan siswa
menemukan tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa diperoleh peserta
didik berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
belajar. Misalnya, peserta didik dapat menjelaskan proses pembangkit
tenaga air atau peserta didik dapat menjelaskan struktur pemerintah tingkat
kecamatan.
2) Tentukan objek yang harus dipelajari atau dikunjungi. Dalam menerapkan
objek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan tujuan
belajar, kemudian menjangkaunya. Misalnya cukup dekat dan mudah
perjalanannya, tidak memerlukan waktu yang lama, tersedianya sumber-
sumber belajar, keamanan bagi siswa dalam mempelajarinya serta
memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari siswa.
3) Menentukan cara belajar peserta didik pada saat kunjungan dilakukan.
Misalnya, mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya atau
wawancara dengan petugas dan apa saja yang harus ditanyakannya,
melukiskan atau menggambarkan situasi baik berupa peta, sketsa dan lain-
lain. Disamping itu, ada baiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
diberi tugas khusus dan kegiatan belajaranya.
4) Guru dan peserta didik mempersiapkan perizinan agar mereka mendapatkan
izin untuk mengunjungi objek yang ingin dituju. Hal ini penting agar
petugas di sana mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan.
5) Persiapan teknis yang digunakan untuk kegiatan belajar, seperti tata tertib
di perjalanan dan tempat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa,
menyusun pertanyaan yang akan diajukan, pembekalan (makanan
camera/handycam) dan perlengkapan P3K.
Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan
rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan
penjelasan petugas mengenai objek yang akan dikunjungi sesuai dengan
permintaan yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut, para
siswa bisa mengajukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing
supaya waktunya bisa lebih cermat. Catatlah semua informasi yang diperoleh dari
penjelasan tersebut. Setelah informasi yang diperoleh dari penjelasan petugas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
peserta didik dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang
dipelajari. Siswa bisa bertanya atau juga mempraktikan jika dimungkinkan serta
mencatatnya.
Berikutnya siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil
belajarnya, untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
Akhir kunjungan dengan mengucapkan terima kasih kepada petugas dan pimpinan
objek/wahana yang dikunjungi. Hal yang perlu menjadi catatan, apabila objek
kunjungan sifatnya bebas dan tak perlu ada petugas yang mendampinginya, seperti
kemah, mempelajari lingkungan sosial, atau belajar di alam terbuka lainnya, maka
peserta didik langsung mempelajari objek studi atau melakukan aktivitas sesuai
yang telah diarahkan oleh guru (yang sudah tertuang dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran).
Langkah Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar di kelas
untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. Setiap
kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama. Guru dapat
meminta kesan-kesan yang diperoleh peserta didik dari kegiatan belajar tersebut, di
samping menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan
pengajaran bidang studinya. Di pihak lain, guru juga memberikan penilaian
terhadap kegiatan belajar peserta didik dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas
lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah,
misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap, membuat pertanyaan-pertanyaan
berkenaan dengan hasil kunjungan atau membuat karangan berkenaan dengan hasil
kunjungan atau membuat karangan sesuai dengan kesan-kesan yang diperoleh dari
kegiatan belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
a. Pengertian Lembar Kerja Peserta didik
Lembar kerja peserta didik adalah sumber belajar penunjang yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang harus dikuasai. LKPD
merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan
oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu
serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran (Sudjana dan Rivai,2010).
Menurut Sriyono (1992), lembar kerja peserta didik adalah salah satu
bentuk program yang berlandaskaan atas tugas yang harus diselesaikan dan
berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga
mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
b. Fungsi, Tujuan dan Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik
Menurut (Djamarah dan Zain,2000), fungsi LKPD adalah:
1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar mengajar yang
efektif.
2) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih
menarik perhatian siswa.
3) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik
dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa
6) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai
siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.
Menurut Prianto dan Harnoko (1997), fungsi LKPD antara lain:
1) Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar
2) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar
mengajar
4) Membantu guru dalam menyusun pembelajaran
5) Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran
6) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melaui kegiatan belajar.
7) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Penggunaan LKPD ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses
pembelajaran, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2005) antara lain:
a) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar
b) Meningkatkan motivasi peserta didik dengan mengarahkan perhatian peserta didik
sehingga memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan
dan minatnya.
c) Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
d) Peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa
dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, melaui LKPD, diharapkan peserta didik termotivasi dalam mepelajari
konsep-konsep IPA.
e) Pada proses pembelajaran, LKPD digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk
menuntun peserta didik mendalami materi dari suatu materi pokok atau sub materi
pokok mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan.
f) Melalui LKPD peserta didik mengemukakan pendapat dan mampu mengambil
kesimpulan.
Dalam hal ini, LKPD digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran LKPD yang digunakan dapat berupa LKPD eksperimen
dan LKPD noneksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1) LKPD eksperimen
LKPD eksperimen merupakan suatu media pembelajaran yang tersusun
secara kronologis yang bersifat prosedural kerja, hasil pengamatan, soal-soal
yang berkaitan dengan kegiatan praktikum yang dapat membantu peserta didik
dalam menemukan konsep IPA, kesimpulan akhir dari praktikum yang
dilakukan pada materi pokok yang bersangkutan.
2) LKPD noneksperimen
LKPD noneskperimen digunakan untuk membantu peserta didik
mengkonstrusi konsep pada sub materi pokok yang tidak dilakukan praktikum.
B. Kajian Materi Pencemaran Lingkungan SMP Kelas VII
Materi pencemaran lingkungan merupakan materi tingkat SMP yang
diberikan kepada peserta didik kelas VII pada semester II dengan kompetensi dasar
3.8. Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi
eksosistem. 4.8 membuat tulisan tentang gagasan penyelesaian masalah
pencemaran di lingkungannya berdasarkan hasil pengamatan. Pada materi ini
dibahas definisi pencemaran lingkungan, jenis-jenis pencemaran lingkungan yang
terdiri dari pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara, dampak dan cara
mengatasinya.
Materi pencemaran lingkungan adalah salah satu materi yang tergolong
mudah karena menyangkut kehidupan di sekitar, namun pada kenyataannya,
pelaksanaan pembelajaran di kelas terbilang cukup sulit untuk dipahami oleh
peserta didik terutama penjelasan contoh dari masing-masing jenis pencemaran.
Upaya yang dilakukan yaitu membuat bahan ajar yang menyenangkan dengan
berbasis outdoor learning sehingga proses belajar menjadi lebih menarik dan
peserta didik lebih berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekitarnya.
Sajian materi pencemaran lingkungan perlu dibuat lebih menarik dengan
gambar-gambar yang relevan dilengkapi dengan LKPD, dan latihan-latihan soal
serta evaluasi diri yang memacu peserta didik mengalami secara langsung apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
terjadi di lingkungan sekitanya dan dapat dijadikan sebagai pedoman pada saat
melaksanakan pembelajaran di luar kelas dibawah bimbingan guru. Berdasarkan
potensi tersebut maka materi pencemaran lingkungan cocok untuk disajikan dalam
bentuk outdoor learning.
C. Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai penelitian dan pengembangan
terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
Daroja (2006) yang membuat penelitian mengenai pengembangan bahan ajar IPA
berbasis outdoor learning pada materi sumber energi dan kegunaannya untuk kelas
II MI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar IPA berbasis
outdoor learning pada materi sumber energi dan kegunaannya, mengetahui respon
peserta didik setelah menggunakan bahan ajar IPA berbasis outdoor learning pada
proses pembelajaran materi sumber energi dan kegunaannya serta mengetahui
pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik pada materi sumber energi dan
kegunaanya setelah mengimplementasikan bahan ajar berbasis outdoor learning.
Berdasarkan penilaian dan tanggapan validator, produk ini berkategori baik,
dengan komponen penilaian uji kelayakan atau validasi dari ahli materi
memperoleh presentase kevalidan mencapai 92,5%, uji kelayakan dari ahli desain
memperoleh presentase kevalidan mencapai 87,5%, uji kelayakan dari ahli
pembelajaran guru bidang studi IPA memperoleh presentase kevalidan mencapai
90%. Hasil uji coba lapangan untuk mengetahui respon peserta didik memperoleh
presentasi 85%, hal ini menunjukan bahwa respon peserta didik menggunakan
bahan ajar IPA berbasis outdoor learning pada materi tersebut sangat tinggi.
Sedangkan dari hasil pemahaman konsep dan hasil belajar menggunakan bahan ajar
berbasis outdoor learning ini terdapat perbedaan dan dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik yang diukur dengan
menggunakan pre-test dan post-test yaitu dari hasil analisis pre-test sebesar 78,23%
sedangkan hasil analisis post-test mencapai 83,58%, dimana hal ini menunjukan
bahwa terdapat perbedaan perolehan hasil pemahaman konsep dan hasil belajar
sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar berbasis outdoor learning sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5,35%. Dari penelitian tersebut, peneliti mengembangkan bahan ajar berbasis
outdoor learning pada materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik kelas VII
SMP.
Zakiyah (2015) yang membuat penelitian mengenai pengembangan bahan
ajar IPA berbasis outdoor learning pokok bahasan struktur bagian tumbuhan dan
fungsinya untuk kelas IV SDI. Penelitian ini bertujuan mengetahui desain produk
bahan ajar, validitas produk bahan ajar, dan perbedaan hasil belajar sebelum
menggunakan bahan ajar dan setelah menggunakan bahan ajar berbasis outdoor
learning. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli desain
menunjukan bahwa bahan ajar ini valid, terbukti presentase rata-rata dari hasil
validasi ahli materi menunjukan 82,57% menyatakan valid, dan validasi oleh ahli
desain menunjukan 90% menyatakan valid, hasil uji coba produk yang dilakukan
kepada guru IPA menunjukan 95% valid serta uji coba kelompok kecil menunjukan
90,8% valid dan uji coba lapangan menunjukan 91,6% valid. Dari hasil analisis
data tes uji coba lapangan menunjukan bahan ajar berbasis outdoor learning ini
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan rata-rata hasil pre-test adalah
47,6% dan rata pos-test adalah 80%. Hal ini menunjukan bahwa produk yang
dikembangkan memilki kualifikasi tingkat kevalidan yang tinggi dan layak
digunakan dalam pembelajaran pada subjek lain. Dari penelitian tersebut, peneliti
mengembangkan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan untuk peserta didik kelas VII SMP.
Lestari (2015) yang membuat penelitian mengenai pengembangan LKPD
outdoor learning system berbasis project based learning untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis tema ”Kerusakan Lingkungan” pada pembelajaran IPA
peserta didik SMP. Penelitian ini bertujuan mengembangkan LKPD Outdoor
Learning System berbasis Project Based Learning dengan tema “Kerusakan
Lingkungan”. Dari hasil penelitian mendapatkan bahwa LKPD Outdoor Learning
System berbasis Project Based Learning dinyatakan memenuhi kelayakan sebagai
pedoman pembelajaran. Kelayakan LKPD dilihat dari hasil penelitian validator
yaitu termasuk kategori sangat baik, LKPD IPA hasil dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik sebesar 18,70% dari kategori cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menjadi baik, sedangkan berdasarkan skor pretest-postest diperoleh gain score
sebesar 0,35 yang termasuk kategori peningkatan sedang, dan respon peserta didik
setelah menggunakan bahwa LKPD Outdoor Learning System berbasis Project
Based Learning tema “Kerusakan Lingkungan” hasil pengembangan termasuk
dalam kategori sangat baik yaitu mendapat nilai A. Dari penelitian tersebut, peneliti
mengembangkan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan untuk peserta didik kelas VII SMP.
D. Desain Diagram Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Daroja (2006) yang membuat
penelitian mengenai pengembangan bahan ajar IPA berbasis outdoor learning pada
materi sumber energi dan kegunaannya untuk kelas II MI, dan penelitian yang
dilakukan oleh Zakiyah (2015) yang membuat penelitian mengenai pengembangan
bahan ajar IPA berbasis outdoor learning pokok bahasan struktur bagian tumbuhan
dan fungsinya untuk kelas IV SDI dapat dibuat literatur map/bagan seperti pada
bagan 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 2.1. Desain Diagram Penelitian
E. Kerangka Berpikir
Bahan Ajar IPA Berbasis Outdoor Learning
Darojah (2016)
Materi sumber energi dan
kegunaannya
Kelas II MI
Hasil: Mengembangkan
dan menghasilkan produk
berupa bahan ajar IPA
berbasis outdoor learning
yang dapat digunkan
sebagai pedoman dalam
pembelajaran
Zakiyah (2015)
Materi: Struktur bagian
tumbuhan dan fungsinya
Kelas V SDI
Hasil: Mengembangkan
dan menghasilkan bahan
ajar berbasis outdoor
learning yang dapat
membantu peserta didik
menjadi lebih aktif.
Menghasilkan produk bahan ajar IPA dan LKPD yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar sehingga dapat
memberikan pengalaman langsung dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Peneliti
Pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi
pencemaran lingkungan sebagai sumber belajar peserta didik kelas VIII
SMP
Lestari (2015)
Materi: Kerusakan
Lingkungan SMP
Kelas VII
Hasil: mengembangkan dan
menghasilkan LKPD
Outdoor Learning System
berbasis Project Based
Learning yang dapat
meningkatkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Dalam kurikulum 2013 yang digunakan saat ini, yaitu guru hanya berperan sebagai
fasilitator yang bertugas untuk mendampingi dan membimbing peserta didik dalam
kegiatan belajar sedangkan peserta didik ditekankan untuk menjadi lebih aktif dan mandiri.
Pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menjelajahi alam sekitar secara ilmiah.
Dari hasil survei kebutuhan yang telah dilakukan di lima sekolah menunjukan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran IPA, guru hanya menggunakan buku, dan media power point,
gambar, video, ataupun alat peraga dan peserta didik diminta membuat kliping untuk
membantu kegiatan belajar mengajar akan tetapi, yang digunakan guru belum memberikan
pengalaman langsung, dan kurang membantu proses pembelajaran agar peserta didik lebih
memahami dan lebih aktif.
Namun pada materi pencemaran lingkungan menuntut peserta didik untuk melihat
secara langsung di lingkungan sekitar dan lebih terintegrasi karena jika hanya berupa
ceramah dan melihat video yang ditampikan saja tidak akan cukup untuk memacu
semangat peserta didik. Dalam menyampaikan materi pencemaran lingkungan guru
berpedoman pada bahan ajar yang disediakan di sekolah yang dianggap kurang menarik
karena penyajian bahan ajar yang terlalu banyak kalimat dan sedikit gambar yang
menjadikan peserta didik lebih cepat bosan ketika membaca karena terkesan monoton. Hal
ini membuat minat membaca peserta didik menjadi rendah. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan suatu bahan ajar yang memfasilitasi guru dan peserta didik untuk berperan
aktif dalam proses belajar mengajar di luar kelas (outdoor learning) dan dapat memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik.
Beberapa prosedur diperlukan untuk mengembangkan bahan ajar berbasis outdoor
learning. Prosedur yang dibutuhkan antara lain melakukan survei kebutuhan, merancang
bahan ajar berbasis outdoor learning dan validasi oleh para ahli dan guru. Survei kebutuhan
dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan guru akan adanya bahan ajar berbasis outdoor
learning yang dikembangkan. Setelah melakukan wawancara dan observasi terkait survei
kebutuhan di lima Sekolah Menengah Pertama yang ada di Yogyakarta dilanjutkan dengan
merancang bahan ajar berbasis outdoor learning. Bahan ajar yang sudah selesai
dikembangkan akan divalidasi oleh dua ahli dan dua guru SMP kelas VII. Dari penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
oleh para ahli dan guru tersebut dapat diketahui kelayakan dari bahan ajar yang
dikembangkan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Darojah (2016) mengenai pengembangan
bahan ajar IPA berbasis outdoor learning dan menghasilkan produk bahan ajar yang data
digunakan peserta didik sebagai pedoman pembelajaran di kelas. Penelitian lain dilakukan
oleh Zakiyah (2015) mengenai pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning pada
pembelajaran IPA peserta didik SMP dan menghasilkan produk bahan ajar yang digunakan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk memacu peserta didik menjadi lebih aktif
serta penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2015) mengenai pengembangan LKPD
outdoor learning system berbasis project based learning untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis tema”Kerusakan Lingkungan” pada pembelajaran IPA peserta didik SMP.
Merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Darojah (2016), Zakiyah
(2015) dan, Lestari (2015) maka peneliti mencoba untuk mengembangkan bahan ajar IPA
khususnya pada materi pencemaran lingkungan kelas VII SMP dengan langkah-langkah
penelitian dan pengembangan berbasis model Kamp dan prosedur penelitian Reasearch
and Depelopment model Borg and Gall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2.2. Skema Kerangka Berpikir
Survei kebutuhan pada 5 sekolah
menunjukan bahwa:
1. Kebutuhan guru akan bahan
ajar yang akan
dikembangkan
Penelitian Yang Relevan:
Penelitian yang dilakukan oleh Darojah (2016),
Zakiyah (2015) dan Lestari (2015) yang
menghasilkan produk pembelajaran berupa
bahan ajar dan Lestari (2015) yang
menghasilkan produk LKPD yang bertujuan
untuk membantu peserta didik menjadi lebih
aktif, berpikir kritis dan memberikan
pengalaman secara langsung kepada peserta
didik
Peneliti
Pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi
pencemaran lingkungan sebagai sumber belajar bagi peserta didik
SMP kelas VII.
Bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi
pencemaran lingkungan yang layak diuji coba
Validasi para ahli dan guru
SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D). Menurut Sugiyono (2014) penelitian dan pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut. Dalam Sanjaya (2011) Research and Development dalam
penelitian pendidikna memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Research and Development bertujuan untuk menghasilkan produk dari berbagai
aspek pembelajaran dan pendidikan yang biasanya produk tersebut diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan tertentu
b. Proses pelaksanaan Research and Development diawali dengan studi atau survei
pendahuluan yang dilakukan untuk memahami segala sesuatu yang terlaksana di
lapangan sesuai dengan objek pengembangan yang dapat digunakan. Survei
dilakukan dengan studi lapangan dan studi kepustakaan sebagai dasar
pengembangan desain
c. Proses pengembangan dilakukan secara terus menerus dalam beberapa siklus
dengan melibatkan subyek penelitian di lapangan sebenarnya tanpa mengganggu
sistem dan proses yang sudah direncanakan serta ditata sebelumnya
d. Pengujian validasi untuk menguji keandlan model hasil pengembangan baik
keandalan dilihat dari proses pembelajaran (validasi eksternal) maupun sisi hasil
belajar (validasi internal)
e. Research and Development tidak menguji teori atau menghasilkan prinsip dan
hukum kecuali yang berkaitan dengan yang dikembangkan.
Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2013) terdapat sepuluh langkah-langkah
penelitian dan pengembangan yaitu sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berlanjut dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memilki nilai tambah. Semua potensi
akan berkembang menjadi masalah bila kita tidak dapat mendayagunakan potensi-
potensi tersebut. Namun masalah juga dapat dijadikan potensi apabila kita dapat
mendayagunakannya Potensi dan masalah yang dipaparkan harus ditunjukan
dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri,
tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan
kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu.
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara factual maka perlu
dikumpulkan sejumlah informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Maka diperlukan metode yang sesuai atau tergantung dari permasalahan dan
kebutuhan yang hendak dicapai.
3. Desain produk
Dalam penelitian Research and Development, produk yang akan dihasilkan
sangat bermacam-macam. Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar
atau bagan sehingga dapat digunakan sebagi pegangan untuk membuat/merancang
dan menilai.
4. Validasi desain
Produk yang telah dikembangkan selanjutnya akan melalui tahap validasi
desain yaitu suatu proses kegiatan untuk menilai kualitas dan kelayakan produk,
apakah produk yang dikembangkan akan lebih efektif dan layak dari yang lama atau
tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar
atau ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baaru yang dirancang
tersebut. Setiap pakar diminta menilai desain tersebut sehingga selanjutnyaa dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya.
5. Perbaikan desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para
ahlinya, amak akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya
diminimalkan dengan cara memperbaiki desain poduk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
6. Uji coba produk
Produk yang telah diperbaiki dan divalidasi selanjutnya dapat diuji coba untuk
diterapkan pada kelompok terbatas. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan
informasi apakah produk yang dihasilkan lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan produk sebelumnya.
7. Revisi produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukan bahwa
kualitas produk baru ternyata lebih baik dari produk lama. Produk baru yang telah
diterapkan pada kelompok terbatas masih perlu direvisi agar dapat mengurangi
kelemahan dalam pembuatan atau penggunaanya. Setelah direvisi maka perlu
diujicobakan lagi untuk meninjau kembali kelemahannya untuk segera diperbaiki.
Setelah diperbaiki maka produk dapat diproduksi secara masal atau digunakan pada
kelompok yang lebih luas.
8. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada revisi yang tidak
penting, maka selanjutnya produk baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata
untuk lingkup luas. Dalam menerapkannya, produk baru tersebut tetap harus dinilai
kekurangan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat
kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian sebaiknya peneliti selalu
mengevaluasi produk baru untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada
sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
10. Produksi masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diuji coba
dinyatakan efektifdan layak untuk diproduksi masal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam penggunaan metode RnD:
Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan penelitian dan pengembangan
adalah metode yang dilakukan untuk pengembangan produk baru atau penyempurnaan
produk lama.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian hanya sampai pada tahap “e” atau “5”
yaitu revisi produk berdasarkan hasil analisis produk awal sehingga menjadi produk
yang lebih baik. Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis
outdoor learning pada mata pelajaan IPA kelas VII dengan materi Pencemaran
Lingkungan. Tingkat kelayakan bahan ajar ini diketahui melalui validasi oleh ahli
materi, validasi oleh ahli media dan validasi oleh guru.
B. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain
produk final berupa bahan ajar berbasis outdoor learning. Prosedur pengembangan
yang digunakan oleh peneliti didasarkan oleh prosedur atau langkah-langkah Borg dan
Gall. Dalam penelitian ini dibatasi hanya sampai pada lima langkah pengembangan saja
Potensi dan
masalah
Mengumpulkan
informasi
Desain produk
Validasi desain
Perbaikan desain
Produksi masal
Revisi produk
Uji coba
pemakaian
Revisi produk
Uji coba produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
karena keterbatasan waktu penelitian. Lima langkah pengembangan ini yaitu tahap (1)
potensi masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain
oleh para ahli dan (5) revisi desain yang akan menghasilkan produk akhir yang
berkualitas. Selanjutnya, penelitian pengembangan ini akan dilakukan validasi oleh
para ahli yaitu ahli bahan ajar berbasis outdoor learning, dan guru IPA SMP untuk
menilai apakah produk akhir berupa bahan ajar berbasis outdoor learning layak untuk
digunakan dalam pembelajaran.
Untuk menjelaskan lebih detail, maka peneliti memerinci lima tahapan proses
pengembangan yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Potensi dan masalah
Dalam mengumpulkan informasi/data pada penelitian ini berawal dari adanya
potensi dan masalah. Potensi yang ada bilasalah didayagunakan maka akan
berkembang menjadi masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah
maka peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara mewawancarai langsung
lima guru IPA SMP yang ada di Yogyakarta.
Kegiatan wawancara yang dilakukan ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi
fakta (potensi dan masalah) yang terjadi di lapangan menyangkut sejauh mana
pemahaman guru IPA akan pemanfaatan perangkat pembelajaran terutama bahan
ajar berbasis outdoor learning untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan dan kemampuan yang dimilki guru untuk membuat bahan ajar berbasis
outdoor learning, sehingga diharapkan pengembangan akan bahan ajar berbasis
outdoor learning ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan untuk materi
IPA kelas VII SMP.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan cara mewawancarai guru IPA kelas VII
SMP. Dari perolehan hasil wawancara tersebut maka peneliti merangkum dan
meringkas data yang selanjutnya dijaikan pertimbangan untuk mengembangkan
produk berupa bahan ajar berbasis outdoor learning untuk materi IPA semester
genap kelas VII SMP. Peneliti mengumpulkan bahan-bahan (jurnal penelitian
pendidikan dan literature) yang diperlukan untuk menunjang pengembangan bahan
ajar berbasis outdoor learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Desain produk
Langkah-langkah dalam mendesain bahan ajar berbasis outdoor learning IPA
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
a. Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal pengembangan bahan
ajar. Selanjutnya, desain awal dilakukan dengan menentukan materi IPA yang
terdapat di semester genap kelas VII, kemudian dibatasi dengan memilih pokok
bahasan sesuai dengan keseluruhan hasil wawancara
b. Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik
c. Pembuatan desain halaman depan
d. Pembuatan halaman kata pengantar dan daftar isi
e. Menampilkan SK, dan membuat indikator serta peta konsep
f. Penulisan bagian penyajian bahan ajar berbasis outdoor learning
g. Penulisan rangkuman dan daftar pustaka
h. Pembuatan sampul belakang
4. Validasi desain
Setelah desain produk bahan ajar berbasis outdoor learning dihasilkan maka
langkah selanjutnya adalah divalidasi oleh pakar/ahli. Para pakar/ahli yang akan
memvalidasi desain produk terdiri dari dua validator pakar/ahli bahan ajar dan dua
guru IPA kelas VII SMP.
Tahapan validasi desain poduk ini bertujuan untuk memberikan penilaian
terkait kualitas dan kelayakan penggunaanya sehingga dapat menunjukan kelebihan
dan kelemahan yang ada pada desain produk. Kemudian dari hasil penilaian
tersebut, peneliti dapat melakukan perbaikan kembali untuk penyempurnaan
produk.
5. Revisi desain
Revisi desain dilakukan setelah diperoleh penilaian validasi oleh para ahli.
Selanjutnya, peneliti melakukan revisi desain produk sesuai dengan penilaian
validasi oleh para ahli. Revisi desain produk bertujuan untuk meminimalkan
kelemahan pada produk sehingga akan menghasilkan produk akhir berupa prototipe
bahan ajar berbasis outdoor learning untuk materi IPA semester genap kelas VII
SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data pada penelitian pengembangan bahan ajar IPA kelas VII
SMP berbasis outdoor learning diperlukan instrument sebagai berikut:
1. Metode wawancara
Wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah wawancara
terpimpin (guided interview). Wawancara terpimpin adalah wawancara yang
dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang sudah disusun terlebih dahulu (Arikunto, 2006). Metode ini digunakan untuk
analisis kebutuhan yang digunakan dalam pembelajaran.
2. Metode kuisioner
Angket digunakan untuk kelayakan dan uji validitas bahan ajar berbasis outdoor
learning, serta tanggapan guru. Jenis angket untuk uji kelayakan dan uji validitas
bahan ajar berbasis outdoor learning adalah daftar cocok (chek list) yaitu deretan
peryataan yang biasanya singkat-singkat) dimana responden tinggal membubuhkan
chek list (√) di tempat yang disediakan (Arikunto, 2006).
D. Instrument Penilaian
Untuk menganalisa kebutuhan dalam pengembangan bahan ajar berbasis outdoor
learning dilakukan wawancara, instrument wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.
Indikator pada wawancara survei kebutuhan terdapat pada tabel 3.1 dan indikator
tersebut dijabarkan untuk membuat pertanyaan-pertanyaan dalam survei kebutuhan
yang tampak pada tabel 3.2 sebagai berikut,
Tabel 3.1 Indikator Wawancara Survei Kebutuhan
Aspek Indikator No item
Pembelajaran biologi Proses pembelajaran di kelas 1
Model Pembelajaran
Yang Digunakan
Model pembelajaran yang digunakan
selama mengajar
2,3,4
Bahan Ajar Pengetahuan Guru tentang bahan ajar 5
Pentingnya bahan ajar 6
Penggunaan bahan ajar 7,8,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pola pemanfaatan bahan ajar 10
Kendala dalam penggunaan bahan ajar 11,12
Kelebihan bahan ajar dan keefektifan
penggunaan bahan ajar
13
Kesulitan yang dialami
siswa dan guru dan upaya
yang dilakukan guru
untuk mengatasinya serta
keberhasilan yang dicapai
Kesulitan yang dialami guru 14
Kesulitan yang dialami siswa 15,16
Keberhasilan yang dicapai 17
Faktor yang menyebabkan kesulitan dan
upaya yang dilakukan guru untuk
mengatasinya
18
Pengetahuan guru tentang
bahan ajar berbasis
outdoor learning dan
penerapan bahan ajar
berbasis outdoor learning
Pengetahuan guru tentang model
pembelajaran berbasis outdoor learning
19
Kesesuian materi dengan model
pembelajaran berbasis outdoor learning
20,21,22,23
Tabel 3.2 Panduan Wawancara Survei Kebutuhan
Identitas Guru :
a. Sudah Berapa lama bapak/ibu menjadi guru SMP?
b. berapa lama bapak/ibu mengajar di kelas VII?
No. Pertanyaan
1. Bagaiamana cara Bapak/Ibu dalam menyampaikan kepada peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran selama ini ?
2. Apakah menggunakan model pembelajaran tertentu?
a. Jika ya, model pembelajaran yang seperti apa?
b. Jika tidak, bagaiamana peserta didik dapat memahami pembelajaran
tersebut?
3. Apakah menurut Bapak/Ibu penerapan model pembelajaran yang telah dipakai
selama ini sudah efektif dan sudah membantu peserta dididk agar lebih mudah
memahami materi ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4. a) Jika sudah efektif, keberhasilan apa yang telah dicapai?
b) Jika belum, apa saja upaya Bapak/Ibu agar pembelajaran menjadi lebih
efektif dan peserta didik lebih mudah memahami materi?
5. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang bahan ajar ?
6. Mengapa dalam pembelajaran perlu adanya bahan ajar?
7. Apakah dalam pembelajaran yang Bapak/Ibu kelola, Bapak/Ibu pernah
menggunakan bahan ajar ?
8. Jika sudah , apakah bahan ajar yang digunakan dibuat sendiri atau memakai
bahan ajar yang tersedia di sekolah?
9. a. Jika membuat sendiri, apa yang menjadi dasar pertimbangan dalam
pembuatan bahan ajar ?
b. Jika memakai bahan ajar yang tersedia dari sekolah, sumber yang
diambil Bapak/Ibu dari buku terbitan apa ?
10. Bagaimana pola pemanfaatan bahan ajar di dalam kelas? (perorangan,
kelompok) ?
11. Apakah ada kendala dalam penggunaan bahan ajar ?
12. a. Jika ada, apa yang dilakukan Bapak/Ibu untuk mengatasinya
b. Jika tidak, menurut Bapak/Ibu apakah penggunaan bahan ajar sudah
efektif ?
13. Menurut Bapak/Ibu apa yang menjadi kelebihan dari penggunaan bahan ajar
?
14. Dari pengalaman Bapak/Ibu mengajar kelas VII materi semester II , yang
Bapak/Ibu merasa kesulitan pada materi apa ?
15 Bagaimana dengan materi pencemaran lingkungan ? Apakah peserta didik
merasa kesulitan ?
16. a. Jika ya, kesulitaan seperti apa ?
b. Jika tidak ? Apa saja kesulitan yang dialami Bapak/Ibu saat
menyampaikan materi tersebut ?
17. Apakah bahan ajar yang Bapak/Ibu gunakan selama ini sudah membantu
proses belajar mengajar di kelas ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
a. Jika ya , apa saja yang Bapak/Ibu rasa sudah terpenuhi ?
b. Jika belum, bagaimana cara Bapak/Ibu menyampaikan materi
khusunya materi pencemaran lingkungan?
18. Apa saja faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan dalam memahami
materi pencemaran lingkungan dalam kegiatan pembelajaran? dan bagaimana
upaya yang dilakukan Bapak/Ibu untuk mengatasinya ?
19. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang model pembeljaran berbasis Outdoor
Learning ?
20. Apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan model pembelajaran berbasis Outdoor
Learning dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
21. a. Jika pernah pada materi apa saja dan bagaimana pengelolaan model
pembelajaran tersebut ?
b. Jika belum,apa yang dilakukan Bapak/Ibu untuk menunjang kegiatan
pembelajaran ?
22. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai model pembelajaran berbasis
Outdoor Learning jika diterapkan di kelas khususnya pada materi pencemaran
lingkungan ?
23. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan bahan ajar berbasis Outdoor Learning
dalam kegiatan pembelajaran ?
a. Jika ya, mengapa ?
b. Jika tidak, mengapa ?
Untuk mengukur kualitas produk yang dikembangkan sehingga layak untuk
diuji coba peneliti menggunakan kuisioner. Kuisioner validasi diberikan kepada ahli
materi dan guru mata pelajaran. Contoh kuisioner dapat dilihat pada lampiran 2.
1. Kisi-kisi instrument validasi untuk ahli materi dan guru pelajaran
Kuisioner ini diberikan kepada ahli materi dn guru mata pelajaran untuk
memvalidasi bahan ajar berbasis outdoor learning dari aspek pembelajaran.
Indikator penilaian aspek pembelajaran tampak pada tabel 3.3 indikator tersebut
dijabarkan untuk membuat pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner yang tampak
pada tabel 3.4 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.3 Indikator Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi
Aspek Indikator No. Item
Isi 1. Kejelasan sasaran atau pengguna bahan
ajar berbasis outdoor learning
2. Komponen dalam bahan ajar berbasis
outdoor learning lengkap
3. Kesesuaian materi dengan Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar.
4. Ketepatan materi untuk digunakan
dalam bahan ajar
5. Kesesuaian rumusan indikator dengan
Kompetensi Dasar
6. Kesesuaian materi dengan indikator
7. Kesesuaian bahan ajar berbasis outdoor
learning dengan materi dan indikator
8. Kesesuaian Bahasa yang digunakan
9. Kejelasan langkah dalam bahan ajar
10. Kesesuaian LKPD dengan indikator
11. Kesesuaian soal evaluasi dengan
indikator
12. Kejelasan konsep dalam bahan ajar
13. Kesesuaian bahan ajar dengan metode
outdoor learning yang dikembangkan.
1
2
3
4
5
6
7
9,10
11
12
13
14,15
16,17,18,19,20,21
Tampilan 1. Kesesuaian layout cover/ sampul depan
2. Kejelasan judul buku
3. Kesesuaian jenis dan ukuran font
4. Kesesuaian tampilan gambar
5. Keseimbangan warna
6. Kesesuaian ukuran buku
7. Kemudahan buku untuk digunakan
8. Halaman buku mudah dicari
9. Kemenarikan warna, gambar, dan huruf
22,23
24
25,26
27
28
29
30
31
32
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
10. Kemenarikan tampilan bahan ajar
berbasis outdoor learning
Tabel 3.4 Kuisioner Validasi Ahli Materi
No. Aspek Yang Dinilai Hasil Penelaahan
dan Skor
Komentar
1 2 3 4
A. Isi
1. Sasaran pengguna bahan ajar berbasis
outdoor learning lengkap
2. Komponen-komponen dalam buku bahan
ajar berbasis outdoor learning lengkap
3. Materi dalam bahan ajar sesuai dengan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
4. Materi tepat digunakan dalam bahan ajar
berbasis outdoor learning
5. Rumusan indikator sesuai dengan
Kompetensi Dasar
6. Materi dalam bahan ajar sesuai dengan
indikator
7. Bahan ajar berbasis outdoor learning sesuai
dengan materi dan indikator
8. Penyajian bahan ajar runtut dan sistematis
9. Kalimat yang digunakan dalam bahan ajar
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar
10. Kalimat yang digunakan dalam bahan ajar
mudah dipahami
11. Langkah kerja dalam bahan ajar jelas
12. LKPD sesuai dengan indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
13. Pertanyaan-pertanyaan dalam bahan ajar
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
14. Konsep materi yang terdapat dalam bahan
ajar mudah dipahami
15. Tidak terdapat kesalahan konsep dalam
bahan ajar
16. Bahan ajar berbasis outdoor learning
menekanan keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia peserta didik
17. Bahan ajar berbasis outdoor learning
mendorong dan membimbing kemampuan
berpikir peserta didik menjadi kritis dan
memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik
18. Bahan ajar berbasis outdoor learning
menekankan pada aktivitas peserta didik
secara penuh baik fisik maupun mental
19. Bahan ajar berbasis outdoor learning
membimbing peserta didik menemukan
konsep materi
20. Bahan ajar berbasis outdoor learning
melatih peserta didik untuk memahami
informasi yang tersedia guna melatih
keterampilan proses sains
21. Bahan ajar memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja merumuskan
prosedur kegiatan, menganalisis data, dan
mengambil kesimpulan secara mandiri.
Total Keseluruhan Aspek Isi
B. Tampilan
22. Layout cover/ sampul depan (tata letak &
gambar) proporsional
23. Desain cover menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
24. Judul buku jelas
25. Pemilihan jenis font (jenis huruf dan angka)
sesuai
26. Pemilihan ukuran font (ukuran huruf dan
angka) sesuai
27. Tampilan gambar (pemilihn gambar) sesuai
dengan materi
28. Proporsi warna (keseimbangan warna)
sesuai
29. Ukuran buku sesuai (menggunakan kertas
A4)
30. Buku berbasis outdoor learning mudah
digunakan.
31. Halaman buku mudah dicari
32. Warna, gambar, huruf (cetak tebal, miring,
garis bawah, dsb) menarik
33. Tampilan buku berbasis outdoor learning
secara umum menarik
Total Keseluruhan Aspek Tampilan
Jumlah Skor yang Didapat = Total A dan B
Rata-rata = Jumlah skor yangdidapat/ jumlah
seluruh item = 33
Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Kurang Baik
1 = Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Komentar Umum dan Saran Perbaikan
Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu) :
1. Bahan ajar berbasis outdoor learning layak digunakan/diuji coba tanpa revisi
2. Bahan ajar berbasis outdoor learning layak digunakan/diuji coba dengan revisi
sesuai saran
3. Bahan ajar berbasis outdoor learning tidak layak digunakan/diuji coba lapangan
Berdasarkan tabel 3.4. diketahui bahwa panduan penilaian untuk memvalidasi produk
yang dikembangkan didasarkan pada aspek isi dan tampilan. Hasil perolehan tiap
aspek dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya untuk mendapatkan skor akhir.
E. Teknik Analisis Data
Untuk melihat hasil penelitian dari sebuah penelitian maka diperlukan analisis data.
Teknik analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Analisis data mencakup seluruh kegiatan mengklarifikasi, menganalisa, memakai, dan
menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul. Analisis data dalam penelitian
ini dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh dua validator
pakar/ahli bahan ajar dan dua guru IPA kelas VII SMP. Perolehan data tersebut
selanjutnya dianalisis untuk mengetahui sejauh mana kualitas dan kelayakan bahan
ajar yang dihasilkan dan selanjutnya dapat direvisi.
2. Analisis kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Analisis kunatitatif berupa skor diperoleh melalui instrument penilaian oleh dua
validator pakar/ahli bahan ajar dan dua guru IPA. Data yang dianalisis sebagai dasar
dari hasil penilaian kuisioner diubah menjadi interval.
Data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan acuan skala likert yang kemudian
dianalisis statistik deskriptif dengan langkah:
a. Pengumpulan data berupa hasil pengisian angket
b. Pemberian skor penilaian kelayakan dan kualitas bahan ajar dengan alternative
pilihan (SB) untuk Sangat Baik dengan skor 5, (B) untuk Baik dengan skor 4, (CB)
untuk Cukup Baik dengan skor 3, (KB) untuk Kurang Baik dengan skor 2 dan
(SKB) untuk sangat Kurang Baik untuk skor 1.
c. Pengubahan skor menjadi nilai dengan skala lima menggunakan acuan menurut
Sudijono (2009) sebagai berikut:
Tabel 3.5. Interval Kriteria Penilaian
Interval Skor Kategori
x > 𝑋𝑖 + 1,80 𝑆𝐵𝑖 Sangat Baik (SB)
𝑋𝑖 +0,60 𝑆𝐵𝑖 <x≤𝑋𝑖 + 1,80 𝑆𝐵𝑖 Baik (B)
𝑋𝑖 – 1,80 𝑆𝐵𝑖 <x≤𝑋𝑖 - 0,60 𝑆𝐵𝑖 Kurang Baik (KB)
x ≤𝑋𝑖 - 1,80 𝑆𝐵𝑖
Sangat Kurang Baik (SKB)
Keterangan:
𝑋𝑖 : Rata-rata ideal = 1
2 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
𝑆𝐵𝑖 : Simpangan baku ideal = 1
6 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Berdasarkan rumus konversi nilai tersebut maka setelah diperoleh skor rata-rata dari
setiap responden berupa data kuantitatif kemudian diubah atau dikonversikan menjadi
data kualitatif dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor maksimal = 4
Skor minimal = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
𝑋𝑖 = 1
2 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
= 1
2 x (4+1)
= 2,5
𝑆𝐵𝑖 = 1
6 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
= 1
6 x (4-1)
= 0,5
Sangat Baik = x > 𝑋𝑖 + 1,80 𝑆𝐵𝑖
= x > 2,5 + (1,80.0,5)
= x > 2,5 + 0,9
= x > 3,4
Baik = 𝑋𝑖 +0,60 𝑆𝐵𝑖 < x ≤ 𝑋𝑖 + 1,80 𝑆𝐵𝑖
= 2,5 + (0,60.0,5) < x ≤ 2,5+ 0,9)
= 2,5 + 0,3 < x ≤ 3,4
= 2,8< x ≤ 3,4
Kurang Baik = 𝑋𝑖 – 1,80 𝑆𝐵𝑖 < x ≤ 𝑋𝑖 - 0,60 𝑆𝐵𝑖
= 2,5 – (1,80.0,5) < x ≤ 2,5– (0,60.0,5)
= 2,5 – (0,9) < x ≤ 2,5 – (0,3)
= 1,6 < x ≤ 3 – 2,2
= 1,79 < x ≤ 2,60
Sangat Kurang Baik = x ≤ 𝑋𝑖 - 1,80 𝑆𝐵𝑖
= x ≤ 2,5 – (1,80.0,5)
= x ≤ 2,5 – 0,9
= x ≤ 1,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.6 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Interval Skor Kategori
x > 3,40 Sangat Baik (SB)
2,8< x ≤ 3,4 Baik (B)
1,79 < x ≤ 2,60 Kurang Baik (KB)
x ≤ 1,6 Sangat Kurang Baik (SKB)
Data kualitatif berupa saran dan masukan dari ahli materi, ahli media dan guru mata
pelajaran. Saran dan masukan dari para ahli dan guru mata pelajaran digunakan sebagai
dasar untuk menyempurnakan produk bahan ajar berbasis outdoor learning sehingga
layak untuk disuji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Salah satu langkah awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan yaitu
analisis kebutuhan pada setiap sekolah yang sudah ditetapkan (surat perijinan pada
lampiran 12). Analisis kebutuhan dimaksudkan untuk memperoleh informasi terkait
sejauh mana guru telah menggunakan/memanfaatkan bahan ajar untuk materi IPA kelas
VII semester II. Dalam kegiatan analisis kebutuhan, peneliti menggunakan metode
wawancara untuk memperoleh sejumlah informasi yang dibantu dengan lembar daftar
pertanyaan dengan langkah-langkah pada bab sebelumnya. Wawancara dilakukan pada
5 (lima) guru IPA SMP kelas VII yang ada di Yogyakarta yaitu: SMP Negeri 3 Ngaglik,
SMP Karitas Ngaglik, SMP Kanisius Sleman, SMP Negeri 2 Kalasan dan SMP Negeri
3 Depok.
Tahap wawancara dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya
fakta dan permasalahan di lapangan. Permasalahan tersebut terkait dengan sejauh mana
guru menggunakan dan memanfaatkan bahan ajar. Hasil wawancara pada lampiran 17
dijadikan acuan dalam pengembangan bahan ajar SMP kelas VII dengan pendekatan
outdoor learning. Pada tabel 4.1 ditunjukan kebutuhan spesifik akan penggunaan bahan
ajar pada lima sekolah SMP di Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan
No
Pertanyaan
NAMA SEKOLAH
SMP Negeri
Negeri 3 Ngaglik
SMP Negeri 2
Kalasan
SMP Negeri 3
Depok
SMP Kanisius
Sleman
SMP
Karitas Ngaglik
a. Sudah berapa lama
Bapak/Ibu menjadi guru
SMP ?
14- 15 tahun 23 – 24 tahun 1 tahun 2 bulan 13 tahun 15 tahun
b. Sudah berapa lama
Bapak/Ibu mengajar di Kelas
VII ?
14 – 15 tahun 23 – 24 tahun 1 tahun 2 bulan 13 tahun 15 tahun
1 Bagaiamana cara Bapak/Ibu
dalam menyampaikan materi
kepada peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran
selama ini ?
Menjelaskan
pendahuluan,
target nilai,
metode yang akan
digunakan
Menggunakan
RPP berpedoman
pada K13 ada yang
dengan proyek
Menyesuaikan
dengan materi,
misalnya jelaskan
teori dibantu dengan
parktikum
Menjelaskan tujuan
pembelajaran,,
KKM,
menggunakan
metode ceramah
dan diskusi ,jika
ada praktikum
dijelaskan cara
kerja dan alat bahan
yang dibutuhkan
terlebih dahulu, lalu
mulai cermaha
tentang mataeri
yang akan
dipelajari
Diskusi, praktek,
membuat proyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2 Apakah menggunakan
model pembelajaran tertentu
?
c. Jika ya, model
pembelajaran yang
seperti apa ?
d. Jika tidak , bagaiamana
peserta didik dapat
memahami
pembelajaran tersebut ?
Belum, hanya
berupa ceramah
dibantu dengan
PPT dan
melakukan
praktikum pada
materi tertetu
Sudah.
Seperti Discovery
learning, Project
Based Learning,
dan pembelajaran
berbasis STEM
yang baru saja
diuji coba..
Belum. Hanya
berupa ceramah
pada KD. 3
menjelaskan dan aa
KD 4. Melakukan
percobaan.
Diskusi invormatif,
pengamatan dan
Project Based
Learning.
Kooperatif
learning, diskusi
dan Tanya jawab
3 Apakah menurut Bapak/Ibu
penerapan model
pembelajaran yang telah
dipakai selama ini sudah
efektif dan sudah membantu
peserta dididk agar lebih
mudah memahami materi ?
Belum cukup
efektif
Lumayan efektif
tergantung
kemampuan
peserta didik
Sudah efektif Belum efektif, Sudah efektif
4. c) Jika sudah efekif,
keberhasilan apa yang
telah dicapai ?
d) Jika belum, apa saja
upaya Bapak/Ibu agar
pembelajaran menjadi
lebih efektif dan
peserta didik lebih
Dilihat dari
rentang nilai
peserta didik yang
sudah memenuhi
KKN dan bagi
peserta didik yang
belum tutas
diberikan remedial
Rentang nilai
sebagian besar
peserta didik baik
dan sudah
memenuhi KKM
Sudah mencapai
KKM 75 baik
praktek maupun
teori. 80% sudah
efektif dilihat dari
rentang nilai peserta
didik.
Memilih model
pembelajaran sesui
dengan karakter
peserta didik.
Mencapai
indikator, 50%
nilai peserta didik
sudah memenuhi
KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
mudah memahami
materi ?
atau tugas
tambahan.
5. Apa yang Bapak/Ibu ketahui
tentang bahan ajar ?
Semua yang bisa
membantu proses
pembelajaran
berupa PPT bisa
dari buku,alam
Salah satu
perangkat dalam
pembelajaran yang
dapat diperoleh
dari internet, buku
paket,lingkungan
dan handout.
Pendamping peserta
didik dalam belajar
bisa berupa
buku,internet.
Materi yang
digunakan u/
menyampaikan
pembelajaran agar
peserta didik lebih
mengerti.
Materi yag
diberikan kepada
peserta didik
sesuai dengan
indikator
6. Mengapa dalam
pembelajaran perlu adanya
bahan ajar ?
Peserta didik lebih
rill memahami
materi
Sesuai dengan
kurikulum yang
berlaku, bahan ajar
sangat penting
digunakan dalam
pembelajaran
Karena belajar dari
banyak sumber lebih
banyak ilmunya
karena kalua dari
buku saja
pengetahuan peserta
didik dangkal.
Karena, sebagai
materi pokok
sehingga dapat
memperluas
pengetahuan
peserta didik dan
harus dipersiapkan
sebaik mungkin.
Dapat
memperoleh
informasi
sehingga dapat
menambah
wawasan anak
7. Apakah dalam pembelajaran
yang Bapak/Ibu kelola,
Bapak/Ibu pernah
menggunakan bahan ajar ?
Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah
8. Jika sudah , apakah bahan
ajar yang digunakan dibuat
sendiri atau memakai bahan
ajar yang tersedia di sekolah?
Kadang-kadang
buat sendiri namun
hanya berupa
rangkuman materi
dan dibantu PPT
Menggunakan dari
sekolah
Buat sendiri dan
memanfaatkan dari
sekolah
Buat sendiri berupa
ringkasan materi
dan menggunakan
yang yang tersediaa
di sekolah
Membuat sendiri
dan
memanfaatkan
dari sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dan kadang
memakai yang
tersedia di sekolah
9. c. Jika membuat sendiri,
apa yang menjadi
dasar pertimbangan
dalam pembuatan
bahan ajar ?
d. Jika memakai bahan
ajar yang tersedia dari
sekolah, sumber
yang diambil
Bapak/Ibu dari buku
terbitan apa ?
a. Buat sendiri
karena materi
lebih ringkas
dan peserta
didik lebih
mudah
memahami
b. Dari sekolah
menggunakan
buku erlangga
dan dari buku
kementerian,
berupa buku dari
kemendikbud,
erlangga.
Dan kadang-
kadang
mengembangkan
dari bahan ajar
yang tersedia
a. Waktu kuliah
pernah membuat
bahan ajar
sehingga dari
bahan ajar
tersebut guru
mengembangkan
lagi lebih
bervariasi
b. Memanfaatkan
dari sekolah
berupa buku
kementerian,
sekolah TIP
a. Karena ringkasan
yang dibuat
dapat
mempermudah
peserta didik
dalam
mempelajari
materi
b.BSE,erlangga
a. Menyesuaikan
dengan materi
b. Yudistatum,
Intan Pariwara
10. Bagaimana pola pemanfaatan
bahan ajar di dalam kelas?
(perorangan, kelompok) ?
Perorangan untuk
materi pokok dan
kelompok jika
diberikan LKPD
Perorangan
misalnya masing-
masing mendapat
buku paket dan
kebanyakan
kelompok jika ada
proyek khususnya
pembelajaran
STAM,
Kelompok Perorangan Perorangan dan
kelompok
11. Apakah ada kendala dalam
penggunaan bahan ajar ?
Kadang-kadang
ada kendala
Ada Ada Ada Ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
12. c. Jika ada, apa yang
dilakukan Bapak/Ibu
untuk mengatasinya
d. Jika tidak, menurut
Bapak/Ibu apakah
penggunaan bahan
ajar sudah efektif ?
Mencoba membuat
bahan ajar yang
lebih sederhana
Mengembangkan
dari bahan ajar
yang sudah ada
sehingga peserta
didik lebih paham.
Dibahas bersama-
sama
Membuat ringkasan
materi lalu
berdiskusi dengan
anak-anak,
membuat handout
dan memberikan
remidial kepada
peserta didik yang
belum mencapai
KKM.
Dijelaskan ulang
dan dikusi
bersama
13. Menurut Bapak/Ibu apa yang
menjadi kelebihan dari
penggunaan bahan ajar ?
Dapat membantu
peserta didik lebih
banyak
mengetahui ilmu
Dapat mencapai 4
proses saintifik
berupa
faktual,metakognit
if, konseptual dan
procedural
sehingga peserta
didik dapat dilatih
berpikir kritis dan
kreatif
Materi lebih banyak,
lebih bervariatif,
peserta didik lebih
antusias, minat
belajar baik.
Anak-anak lebih
terbantu menguasai
materi yang sangat
spesifik.
Lebih mudah
memahami materi
yang sangat
spesifik
14. Dari pengalaman Bapak/Ibu
mengajar kelas VII materi
semester II , yang Bapak/Ibu
merasa kesulitan pada materi
apa ?
Sel karena kategori
materi high
thingking sehingga
kesulitan dalam
menjelaskan
Lapisan bumi
karena waktu
kurang sesuai
dengan materi
yang terlalu
banyak
Lapisan bumi Sistem organisasi
kehidupan
Pelestarian
Lingkungan
15. Bagaimana dengan materi
pencemaran lingkungan?
Belum ada
kesulitan tetapi
Lumayan mudah
namun yang sulit
Tidak terlalu sulit,
nambun pada bagian
Sangat familir
dengan lingkungan
Tidak kesulitan,
hanya kesilitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Apakah peserta didik merasa
kesulitan ?
kesulitan pada
pada saat
menjelaskan
contoh nyata dari
pencemaran
itu pada sub bab
pencemaran udara
tertentu kesulitan
yaitu pada
pencemaran udara
sehingga kesulitan
sangat sedikit.
Namun untuk
Pencemran udara
ulit untuk
menjelaskan contoh
nyata
memberikan
contoh nyata dari
pencemaran
udara.
16. c. Jika ya, kesulitaan
seperti apa?
d. Jika tidak? Apa saja
kesulitan yang
dialami Bapak/Ibu
saat menyampaikan
materi tersebut ?
Kesulitan yang
dialami guru yaitu
sulit mengambil
contoh nyata untuk
pencemaran tanah
dan udara
sehingga berusaha
memberikan
contoh rill dan
menampilkan
video dari internet
Kesulitan dalam
menjelaskan
contoh nyata
kepada peserta
didik
Peserta didik yang
sudah punya
pengetahuan awal
tentang materi
pencemaran
lingkungan ketika
dipraktekan untuk
mengkur pH sudah
lupa sehingga harus
dijelaskan lagi.
Kesulitan dari guru:
tidak bisa terjun
langsung ke
lapangan
Anak yang belum
bisa memakai K13
sehingga guru
masih
menggunakan
metode ceramah.
Kesulitan dari
guru yaitu
mengajak anak
terjun langsung
ke lingkungan
17. Apakah bahan ajar yang
Bapak/Ibu gunakan selama
ini sudah membantu proses
belajar mengajar di kelas?
c. Jika ya, apa saja yang
Bapak/Ibu rasa sudah
terpenuhi ?
d. 18.Jika belum,
bagaimana cara
Bapak/Ibu
Belum,
Dan mencoba
membuat
ringkasana materi
kemudian
diberikan kepada
peserta didik
meminta peserta
didk membuat
kliping tentang
Sudah
Dilihat dari
sebagaian besar
anak sudah
memenuhi KKM
namuun ada
beberapa anak
Sudah
Sebagian besar
Peserta didik sudah
memenuhi KKM
namun minat peserta
didik masih kurang.
Sudah
Nilai PD yang
sudah memenuhi
KKM, walupun ada
yang masih belum
tuntas sehingga
guru harus
Sudah cukup
membantu.
Peserta didik
lebih mandiri
dalam membuat
tugas berupa
video dan nilai
peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menyampaikan materi
khusunya materi
pencemaran
lingkungan?
contoh
pencemaran di
lingkungan sekitar
yang kemampuan
rendah masih
belum tuntas,
sehingga guru
menjelaskan ulang
dan memberikan
remidi.
menjelsakan ulang
dan melakukan
remidi.
sebagian besar
sudah cukup baik.
18. Apa saja faktor yang
menyebabkan peserta didik
kesulitan dalam memahami
materi pencemaran
lingkungan dalam kegiatan
pembelajaran? dan
bagaimana upaya yang
dilakukan Bapak/Ibu untuk
mengatasinya ?
Kepekaan peserta
didik yang masih
kurang sehingga
guru berupaya
untuk melatih
kepekaan peserta
didik
Kemampuan
peserta didik yang
rendah, sehingga
guru berupaya
untuk menjelaskan
lebih detail lagi
Kesulitan dalam
mengintegrasikan
dan upaya yang
dilakukan yaitu
membuktikan
dengan praktikum
Kemampuan
sebagian peserta
didik yang masih
tergolong rendah
sehingga guru harus
mnggunakan
metode ceramah
lebih detail lagi
sampai peserta
didik paham.
Kemampuan
peserta didik yang
masih rendah
sehingga guru
mencoba
menjelaskan
ulang pada bagian
tertentu yang
peserta didik
masih mengalami
kesulitan.
19. Apa yang Bapak/Ibu ketahui
tentang model pembelajaran
berbasis Outdoor Learning ?
Pembelajaran yang
dilakukan di luar
kelas
Memanfaatkan
lingkungan
sebagai sumber
belajar dan dapat
dilakukan diluar
kelas
Memanfaatkan
lingkungan sebagai
sumber belajar
Peserta didik
dibawah u/ melihat
realita di sekitar
dengan pengamatan
bersama
Peserta didik
mencari
fenomena yang
terjadi di sekitar
dituntun dengan
LKPD
20. Apakah Bapak/Ibu pernah
menerapkan model
pembelajaran berbasis
Outdoor Learning dalam
Belum pernah Pernah Pernah Pernah Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas?
21. c. Jika pernah pada
materi apa saja dan
bagaimana
pengelolaan model
pembelajaran
tersebut?
d. Jika belum,apa yang
dilakukan Bapak/Ibu
untuk menunjang
kegiatan
pembelajaran ?
Belum dan untuk
menunjang
pembelajaran, guru
memanfaatkan
yang ada di sekitar
Pada materi
interaksi
lingkungan, biotik
dan abiotik dan
ketergantungan
lingkungan.
Pengelolaannya
seperti
:membentuk
kelompok,
menentukan
lokasi, mencari
referensi dan
mengerjakan
LKPD
Pada pemanasan
global dan
pengelolahannya
yaitu : praktik
pemodelan rumah
kaca, peserta didik
diminta mengerjakan
LKPD dan belajar di
luar lab.
Biotik dan abiotic,
hubungan saling
ketergantungan.
Pengelolaannya :
peserta didik di
bawah keluar kelas
untuk mengamati
kemudian
mengerjakan LKPD
yang telah
disediakan
Interaksi
lingkungan
22. Bagaimana pendapat
Bapak/Ibu mengenai model
pembelajaran berbasis
Outdoor Learning jika
diterapkan di kelas
khususnya pada materi
pencemaran lingkungan ?
Sangat bagus
karena membuat
peserta didik lebih
rill dlam belajar
Belum pernah
mencoba pada
materi pencemaran
lingkungan, namun
menurut guru
sangat bagus jika
diterapkan karena
sesuai untuk
pembelajaran di
luar kelas.
Belum pernah
menerapkan manun
kurang sesuai
dengan materi
pencemaran
lingkungan
Sangat bagus dan
tepat karena
berhubungan
langsung dengan
lingkungan.
Sangat bagus
karena dapat
berinteraksi
langsung dengan
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
23. Apakah Bapak/Ibu
membutuhkan bahan ajar
berbasis Outdoor Learning
dalam kegiatan
pembelajaran?
c. Jika ya, mengapa?
d. Jika tidak, mengapa?
Sangat
membutuhkan
karena dapat
mengapresepsi
peserta didik agar
lebih paham
Sangat
membutuhkan
karena belum
pernah
mengembangkan
sehingga perlu
dikembangkan
pada materi
pencemaran
lingkungan
Ya, membutuhkan
namun harus lebih
terintegrasi karena
setiap KD berbeda-
beda sehingga lebih
bervariatif dalam
pembelajaran
Sangat
membutuhkan
karena dapat
membantu peserta
didik untuk melihat
realita yang ada di
sekitar mereka.
Sangat
membutuhkan
karena sangat
membantu anak-
anak untuk
melihat realita
yang ada di
sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Survei kebutuhan di SMP Negeri 3 Ngaglik, SMP Karitas Ngaglik, SMP
Kanisius Sleman, SMP Negeri 2 Kalasan dan SMP Negeri 3 Depok menunjukan bahwa
guru sudah mengetahui arti dan pentingnya penggunaan bahan ajar namun dalam
pelaksanaannya masih kurang efektif. Di dua sekolah yaitu SMP Negeri 3 Depok dan
SMP Negeri 3 Ngaglik, guru belum menggunakan model pembelajaran dan hanya
berupa penjelasan teori dan menyampaikan pembelajaran hanya dengan ceramah dan
praktikum pada materi tertentu. Selain itu ketersediaan media atapun sumber belajar
yang digunakan dalam pembelajaran menjadi hambatan keefektifan proses belajar
mengajar di beberapa SMP tersebut. Ketika peneliti bertanya kepada guru IPA tentang
sumber pembelajaran berbasis outdoor lerning yang beliau gunakan dalam
pembelajaran IPA khususnya bab pencemaran lingkungan, guru memaparkan sebagai
berikut: ‘selama ini belum pernah menggunakan pembelajaran berbasis outdoor
learning namun untuk materi pencemaran lingkungan guru menampilkan beberapa
video terkait pencemaran lingkungan kepada peserta didik dan peserta didik diminta
membuat kliping agar lebih paham namun untuk mengajak siswa belajar diluar kelas
dan melihat secara langsung serta memberi pengalaman langsung kepada peserta didik
belum dilakukan sama sekali”.
Selain itu di ketiga sekolah ada beberapa guru yang mencoba membuat
rangkuman materi dan diberikan kepada peserta didik sebagai pedoman dalam
pembelajaran di kelas. Namun sebagian besar dari kelima sekolah tersebut guru
cenderung menggunakan power point dalam menyampaikan materi karena dianggap
praktis dalam pembuatan dan pengguna annya.
Pelaksanan pembelajaran di kelas menggunakan outdoor learing pernah
dilakukan oleh guru di beberapa sekolah tersebut, namun terdapat kemudahan dan
kesulitan dalam pengaplikasihannya. Kemudahan yang dialami adalah dapat
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dan apa yang yang dibutuhkan
peserta didik terdapat di lingkungan sekitar sehingga peserta didik lebih mudah
memahami materi, namun kesulitan dalam mengajak peserta didik mengalami secara
langsung di lapangan karena keterbatasaan waktu pada materi tersebut sehingga guru
hanya mengandalkan media berupa video serta menampilkan secara umum apa yang
terjadi di lingkungan melalui video, gambar-gambar dan power point untuk membantu
peserta didik .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti bisa menyimpulkan bahwa
pembelajaran IPA masih sangat sederhana karena keterbatasan waktu, dan bahan ajar
sehingga pembelajaran terkesan monoton. Mengingat misi pertama kurikulum 2013
bertujuan khusus agar memberi peluang kreativitas dalam merangsang keterampilan
prosedur kegiatan. Kedua, kurikulum 2013 berorientasi menerapkan kompetesi sains
yang dipelajari di sekolah menjadi perilaku dalam kehidupan masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar. Ketiga, kebutuhan
guru akan adanya bahan ajar yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta
didik sehingga peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar
dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, bahan ajar
berbasis outdoor learning, dibutuhkan oleh guru dalam pembelajaran.
Dari hasil wawancara analisis kebutuhan, maka peneiliti menarik kesimpulan
bahwa pemahaman guru tentang pendekatan outdoor learning sudah cukup baik dalam
pembelajaran. Dalam memberikan pembelajaran guru hanya memanfaatkan power
point, video daan gambar untuk menyampaikan materi kepada peserta didik namun
belum memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik untuk berinteraksi
langsung dengan lingkungan sekitar. Terkait bahan ajar berbasis outdoor learning yang
dikembangkan, guru membutuhkannya sebagai tambahan dalam pembelajaran guna
memberi peluang kreativitas peserta didik untuk lebih aktif, mandiri dalam
melaksanakan pembelajaran di luar kelas berpedoman pada bahan ajar.
B. Deskripsi Produk Awal
Dalam mengembangkan produk berupa bahan ajar, peneliti melakukan langkah-
langkah yang sesuai pada penelitian dan pengembangan pembelajaran. Peneliti
menentukan langkah awal dengan menentukan materi pokok IPA SMP kelas VII
berpedoman pada Kurikulum 2013 dan berdasarkan hasil wawancara analisis
kebutuhan dari beberapa sekolah. Sesuai dengan kompetensi dasar yang berlaku, maka
indikator dan tujuan pembelajaran disusun agar tercapai dengan maksimal. Kemudian,
peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilengkapi dengan
lembar kerja peserta didik dan instrument penilaian untuk mengukur dan menilai sikap
dan keterampilan peserta didik. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu
merancang bahan ajar berbasis outdoor learning berdasarkan konsep media yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dibuat berdasarkan acuan RPP dan LKPD. Bahan ajar yang dikembangkan mencakup
materi pencemaran lingkungan. Bahan ajar yang dikembangkan dilengkapi dengan
kegiatan-kegiatan aktif peserta didik yang menggunakan pendekatan lingkungan,
kegiatan yang disajikan dalam bentuk tugas kelompok maupun individu yang dilakukan
di luar kelas serta dilengkapi LKPD, gambar-gambar yang relevan untuk membantu
peserta didik dalam memahami materi dan memberi peluang kreativitas, dan mandiri
bagi peserta didik. Bahan ajar berbasis outdoor learning yang dikembangkan terdiri
dari:
1. Awal bab
Diawali dengan ilustrasi, gambar yang relevan dengan isi bab yang akan dipelajari.
2. Indikator
Sasaran kemampuan peserta didik yang akan dicapai.
3. Peta konsep
Menggambarkan kaitan konsep yang akan dipelajari peserta didik dalam bab yang
bersangkutan, sehingga membantu peserta didik membangun pengalaman utuh.
4. Tujuan pembelajaran
Mencakup tujuan yang akan dicapai peserta didik dalam pembelajaran.
5. Kata kunci
Kata kunci berisi kata-kata penting yang akan menjadi kunci pembahasan dalam sub
bab sehingga mempermudah peserta didik mempelajari materi secara lebih terperinci.
6. Uraian materi
Berisi cakupan materi yang memberikan informasi dan pengetahuan yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
7. Kegiatan
Dilengkapi kegiatan-kegiatan yang relevan berupa LKPD untuk melatih peserta didik
terlibat aktif dalam memahami suatu materi melalui pengamatan, maupun eksperimen
sehingga peserta didik dapat membuktikan kebenaran konsep atau menemukan konsep
baru.
8. Latihan soal
Berisi soal-soal untuk menguji kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang
telah dipelajari pada sub bab.
9. Rangkuman
Dilengkapi rangkuman untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi
dengan cakupan yang lebih ringkas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
10. Uji kompetensi
Ditunjukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami setiap
pelajaran yang diberikan. Uji kompetensi terdiri dari soal-soal pilihan ganda, isian
singkat, menjodohkan kata dan soal analisis.
Produk awal bahan ajar berbasis outdoor learning dapat dilihat pada lampiran 20
C. Data Hasil Validasi Produk
Produk berupa bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan kemudian divalidasi oleh dua orang pakar/ahli materi dan dua orang guru biologi
SMP kelas VII. Tujuan dilakukannya validasi yaitu mengetahui kualitas kelayakan produk
berupa bahan ajar berbasis outdoor learning yang telah peneliti dikembangkan.
1. Data Hasil Validasi Oleh Pakar/Ahli Materi
Pakar/ ahli materi yang memvalidasi produk berupa bahan ajar berbasis outdoor
learning pada materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP Kelas VII yaitu Bapak
E. B. S. (validator I), dan Ibu P. R. S. (Validator II). Produk bahan ajar berbasis outdoor
learning divalidasi sebanyak satu kali. Aspek yang divalidasi oleh pakar/ahli meliputi aspek
isi dan aspek tampilan. Data hasil validasi produk awal dapat dilihat pada lampiran.
Rekapitulasi keseluruhan data validasi oleh pakar/ahli materi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi data validasi oleh pakar/ahli materi
Aspek yang dinilai
Hasil Perolehan Skor
Validator I Validator II Rerata
Isi 77 71 74
Tampilan 44 41 42,5
Total Skor 121 112 116,5
Jumlah seluruh item 33 33 33
Rerata = ∑ skor keseluruhan/
∑ jumlah seluruh item
3,66 3,39 3,52
Kriteria Sangat baik Baik Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Hasil validasi oleh pakar/ ahli materi validator I menunjukan skor rata-rata 3,66 dengan
kriteria “Sangat Baik”, maka bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan yang dikembangkan dinyatakan layak diujicoba dengan revisi sesuai dengan
komentar dan saran. Berikut komentar/ saran pada aspek isi dan aspek tampilan dari validator
I dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Komentar/ saran Validator I
No. Komentar/ Saran
Aspek isi
9. Masih salah ketik dan perlu diperbaiki
14. Perlu ditambah ilustrasi atau gambar yang sesuai serta memisahkan gambar
disesuaikan dengan isi materi.
Adapun hasil yang diperoleh dari setiap aspek dapat dirincikan sebagai berikut.
a. Total skor aspek isi yaitu 77
b. Total skor aspek tampilan yaitu 44
Jumlah skor yang diperoleh dari semua aspek yaitu 121. Untuk mendapatkan rerata, maka
digunakan rumus yang telah dijabarkan pada bab III. Dari hasil perhitungan menggunakan
rumus tersebut, maka diperoleh hasil akhir rerata yaitu, 3,66 dengan kriteria “Baik” yang telah
dikonversi dari data kuantitatif ke data kualitatif.
Selanjutnya, validasi oleh pakar/ahli materi validator II menunjukan skor rata-rata 3,39
dengan kriteria “Baik”, maka bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan yang dikembangkan dinyatakan layak untuk diujicoba dengan revisi sesuai
komentar dan saran. Berikut komentar/ saran pada aspek isi dan aspek tampilan dari validator
II dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Komentar/ saran Validator II
No. Komentar/ Saran
Aspek isi
5. Sebaiknya kata menyebutkan pada indikator diganti dengan kata mengidentifikasi
karena indikator diturunkan dari kompetensi dasar dan pada bagian kegiatan peserta
didik tidak hanya menyebutkan sumber-sumber pencemaran tetapi peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sudah mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan.
15. Terdapat kesamaan pengertian antara eutrofikasi dan blooming algae yang akan
menyebabkan peserta didik sulit membedakan keduanya. Selain itu pada penjelasan
eutrofkasi terjadi kesalahan konsep sehingga bisa terjadi kesalahan presepsi pada
peserta didik mengenai dampak eutrofikasi terhadap lingkungan.
Aspek Tampilan
27. Sebaiknya menambahkan gambar yang sesuai dengan isi materi sehingga menarik
perhatian peserta didik ketika membaca
28. Proporsi warna pada gambar tertentu kurang tajam dan perlu diganti gambar yang
lebih real dan lebih menarik.
Adapun hasil yang diperoleh dari setiap aspek data dirincikan sebagai berikut.
a. Total skor aspek isi yaitu 71
b. Total skor aspek tampilan yaitu 41
Jumlah skor yang diperoleh dari semua aspek aitu 112. Untuk mendapatkan rerata, maka
digunakan rumus yang telah dijabarkan pada bab III. Dari hasil perhitungan menggunakan
rumus tersebut, maka diperoleh hasil akhir rerata yaitu 3,39 dengan kriteria “ Sangat Baik”
yang telah dikonversi dari data kuantitatif ke data kualitatif.
Berdasarkan data pada tabel 4.2, perolehan rata-rata skor keseluruhan hasil validasi oleh
pakar/ahli materi disimpulkan bahwa kualitas dari bahan ajar berbasis outdoor learning pada
materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII berada pada kriteria “Sangat
Baik”.
2. Data hasil Validasi oleh Guru IPA SMP Kelas VII
Guru IPA SMP kelas VII yang memvalidasi produk berupa bahan ajar berbasis outdoor
learning pada materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII yaitu Bapak
M. A.I. (Validator III) dan Ibu T. H. (Validator IV). Produk bahan ajar berbasisi outdoor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
learning divalidasi sebanyak satu kali. Aspek yang divalidasi oleh guru IPA SMP kelas VII
meliputi aspek isi dan aspek tampilan.
Rekapitulasi keseluruhan data validasi guru biologi SMP kelas VII dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.5 Rekapitulasi data validasi oleh pakar/ahli materi
Aspek yang dinilai
Hasil Perolehan Skor
Validator III Validator IV Rerata
Isi 83 80 81,5
Tampilan 46 42 44
Total skor 129 122 125,5
Jumlah seluruh item 33 33 33
Rerata = ∑ skor keseluruhan/
∑ jumlah seluruh item
3,90 3,69 3,79
Kriteria Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Hasil validasi oleh guru IPA SMP kelas VII, validator III menunjukan skor rata-rata
yaitu 3,90 dengan kriteria “Sangat Baik”, maka bahan ajar berbasis outdoor learning pada
materi pencemaran lingkungan yang dikembangkan layak diujicoba dengan revisi sesuai
komentar dan saran. Berikut komentar/ saran pada aspek isi dan aspek tampilan dari validator
III dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Komentar/ saran Validator III
No. Komentar/ Saran
Aspek Isi
14. Terdapat kata/kalimat yang masih sulit/asing bagi peserta didik.
Aspek Tampilan
22. Sebaiknya memilih salah satu gambar utama yang menjadi pusat perhatian pembaca
31. Warna halaman sebaiknya gelap dan diletakan di sebelah kanan agar mudah dicari.
Komentar umum
Kurikulum 2013 IPA SMP sudah terintegrasi, jadi dalam satu bab harus menyajikan materi
tentang biologi, fisika dan kimia yang berkaitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Adapun hasil yang diperoleh dari setiap aspek dapat dirincikan sebagai berikut.
a. Total skor aspek isi yaitu 83
b. Total aspek tampilan yaitu 46
Jumlah skor yang diperoleh dari semua aspek yaitu 129. Untuk mendapatkan rerata, maka
digunakan rumus yang telah dijabarkan pada bab III. Dari hasil perhitungan menggunakan
rumus tersebut, maka diperoleh hasil akhir rerata yaitu 3,90 dengan kriteria “Sangat Baik” yang
telah dikonversi dari data kuantitatif ke data kualitatif.
Selanjutnya validasi oleh guru IPA SMP kelas VII, validator IV menunjukan skor rata-rata
3,69 dengan kriteria “Sangat Baik” maka bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi
pencemaran lingkungan yang dikembangkan dinyatakan layak untuk diujicoba dengan revisi
sesuai komentar dan saran. Berikut komentar/ saran pada aspek isi dan aspek tampilan dari
validator IV dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Komentar/ saran Validator IV
No. Komentar/ saran
Aspek Isi
9. Perlu diperhatikan penulisan kata dan kalimat karena ada beberapa kata yang masih
salah ketik
10. Ada beberapa kalimat yang sulit dipahami peserta didik SMP kelas VII sehingga perlu
diperhatikan tata Bahasa yang lebih sederhana. Selain itu ada beberapa komentar
tambahan yaitu perlu ditambah contoh ril dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun hasil yang diperoleh dari setiap aspek dapat dirincikan sebagai berikut.
a. Total skor aspek isi yaitu 83
b. Total sor aspek tampilan yaitu 46
Jumlah skor yang diperoleh dari semua aspek yaitu 122. Untuk mendapatkan rerata,
maka digunakan rumus yang telah dijabarkan pada bab III. Dari hasil perhitungan
menggunakan rumus tersebut, maka diperoleh hasil rerata yaitu, 3,69 dengan kriteria
“Sangat Baik” yang telah dikonversi dari data kuantitatif ke data kualitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berdasarkan data tersebut, perolehan rata-rata skor keseluruhan hasil validasi oleh guru
IPA SMP kelas VII disimpulkan bahwa kualitas dari bahan ajar berbasis outdoor learning
pada materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII berada pada kriteria
“ Sangat Baik”.
Setelah divalidasi oleh dua pakar/ ahli materi dan dua guru IPA SMP kelas VII maka
diperoleh hasil yang menunjukan bahwa produk bahan ajar berbasis outdoor learning pada
materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII termasuk pada kriteria
“Sangat Baik” dengan perolehan skor yang dipaparkan secara terperinci sebagai berikut:
Tabel 4.8 Rekapitulasi data validasi oleh dua pakar/ ahli materi dan dua guru
IPA SMP kelas VII
No.
Validator
Hasil Validasi Bahan Ajar Berbasis Outdoor Learning
Skor Kriteria
1. Validator I 3,66 Sangat Baik
2. Validator II 3,39 Baik
3. Validator III 3,90 Sangat Baik
4. Validator IV 3,69 Sangat Baik
14,64
3,66 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
D. Produk Akhir
Produk akhir berupa bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan direvisi sesuai komentar dan saran. Hasil perbaikan revisi atas saran validator I
dijabarkan pada tebel berikut:
Tabel 4.9 Komentar/ saran dan revisi validator I
No. Komentar/ saran Revisi
Aspek isi
9. Perlu diperbaiki kata/ kalimat yang masih
salah ketik
Memperbaiki kata/ kalimat pada bahan
ajar yang masih salah ketik
14. Perlu ditambah ilustrasi atau gambar pada
setiap halaman, disesuaikan dengan
materi dan pada beberapa bagian gambar
digabung sebaiknya dipisahkan sesuai
dengan materi yang dibahas sehingga
tidak membingungkan peserta didik
Menambahkan gambar pada bahan ajar
menyesuaikan dengan materi
27 Perlu perbanyak gambar/ ilustrasi Menambahkan gambar pada halaman
tertentu menyesuaikan dengan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Sedangkan hasil perbaikan/ revisi atas saran validator II dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Komentar/ saran dan revisi validator II
No. Komentar/ saran Revisi
Aspek isi
5 Kata menyebutkan pada rumusan
indikator menyebutkan sumber- sumber
pencemaran diganti dengan kata
mengidentifikasi
Memperbaiki indikator sesuai saran
15 Kesalahan konsep pada penjelasan
eutrofikasi dan kesamaan penjelasan
antara eutrofkasi dan blooming algae
Memperbaiki penjelasan
mengenai eutrofikasi sesuai
saran
menjelaskan perbedaan
eutrofikasi dan blooming algae
secara berurutan dengan jelas
Aspek Tampilan
27 Sebaiknya pemilihan gambar yang
lebih tajam dan lebih jelas karena ada
beberapa gambar masih kabur
Memperbaiki gambar yang belum jelas
dan mengganti dengan gambar yang
lebih tajam dan jelas sesuai saran
28 Perhatikan proporsi warna pada gambar
tertentu kurang tajam dan perlu diganti
gambar
Memperbaiki gambar tertentu yang
proporsi warnanya belum sesuai sesuai
saran
Produk yang telah divalidasi oleh validator III direvisi sesuai dengan komentar dan saran.
Komentar dan saran validator III serta revisi akan dijabarkan pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.11 Komentar/ saran daan revisi validator III
No. Komentar/ saran Revisi
Aspek isi
14. Banyak terdapat kata/ kalimat yang
masih sulit/ asing bagi peserta didik
SMP
Memperbaiki sesuai saran dengan kata/
kalimat yang lebih sederhana
Aspek Tampilan
22. Pilih salah satu gambar utama yang
menjadi pusat utama bagi pembaca
Memperbaiki sesuai saran
31. Warna halaman sebaiknya gelap dan
diletakan di sebelah kanan bawah
sehingga mudah dicari
Memperbaiki halaman sesuai saran
Tabel 4.12 Komentar umum dan revisi validator III
Komentar umum Revisi
Kurikulum 2013 IPA SMP sudah terintegrasi,
jadi dalam satu bab harus menyajikan materi
biologi, fisika dan kimia yang berkaitan.
Diusahakan tidak terlalu banyak
menggunakan jenis huruf
Memperbaiki sesuai saran
Sedangkan hasil perbaikan / revisi atas saran validator IV dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.13 Komentar/ saran daan revisi validator IV
No. Komentar/ saran Revisi
Aspek isi
9. Perlu diperbaiki beberapa kata yang
masih salah ketik
Memperbaiki sesuai saran
10. Kalimat tertentu sulit dipahami peserta
didik SMP
Memperbaiki kalimat dengan ahasa
yang lebih sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.14 Komentar umum dan revisi validator IV
Komentar umum Revisi
Perlu ditambahkan contoh yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari
Memperbaiki sesuai saran
Produk akhir berupa bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi
pencemaran lingkungan yang telah divalidasi oleh dua pakar/ ahli materi dan dua guru
SMP kelas VII. Masing-masing validator memberikan komentar dan saran untuk
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan produk. Dari hasil validasi, komentar dan
saran tersebut, peneliti melakukan revisi produk awal untuk menghasilkan produk akhir
bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran untuk peserta didik SMP
kelas VII yang lebih layak dan lebih baik. Beberapa bahan ajar tersebut perlu direvisi
sesuai dengan komentar dan saran.
1. Produk Akhir Berupa Bahan Ajar Berbasis Outdoor Learning Pada Materi
Pencemaran Lingkungan Bagi Peserta Didik SMP Kelas VII
Bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran lingkungan bagi
peserta didik SMP kelas VII setelah direvisi berdasarkan komentar dan saran
perbaikan dari dua pakar/ ahli dan dua guru IPA SMP kelas VII terdapat beberapa
perubahan. Perubahan tersebut meliputi aspek konten/ isi dan aspek tampilan
(Produk akhir terlampir terpisah).
Pada aspek isi, peneliti melakukan perbaikan dengan memperbaiki rumusan
indikator disesuaikan dengan kompetensi dasar. Pengembangan pertanyaan
dilakukan agar peserta didik lebih kritis dan kreatif. Penambahan gambar yang lebih
jelas berguna agar peserta didik lebih memahami materi dan dapat menarik
perhatian peserta didik untuk membaca buku serta memisahkan gambar disesuaikan
dengan isi materi sehingga tidak membingungkan peserta didik. Mengubah LKPD
pencemaran air yang semula dilakukan di sungai dengan mengambil tiga sampel air
(permukaan, tengah dan dasar) diubah hanya menggunakan satu sampel air dari
sungai untuk melihat pengaruh air tersebut terhadap kehidupan akuatik
ditambahkan konsentrasi detergennya untuk melihat banyaknya kecepatan
membuka dan menutupnya insang setiap beberapa menit. Mengubah beberapa
langkah kerja dalam lembar kerja peserta didik secara berurutan dan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
panduan dalam prosedur kerja dibuat dalam tabel sehingga peserta didik tidak
bingung ketika melakukan eksperimen.
Pada aspek tampilan, peneliti melakukan perbaikan pada halaman yang
sebelumnya berada di sebelah kiri atas, setelah di revisi halaman buku berada di
kanan atas. Tampilan huruf dan proporsi warna pada gambar direvisi sesuai saran
yaitu perbaikan huruf dan komposisi warna pada gambar agar lebih menarik.
Dalam pengembangan produk berupa bahan ajar berbasis outdoor learning
pada materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII maka
peneliti mengikuti dan menggunakan acuan langkah-langkah pengembangan bahan
ajar seperti yang sudah dipaparkan pada bab III. Sebelum merancang bahan ajar,
peneliti melakukan langkah awal yaitu wawancara dengan menggunakan daftar
pertanyaan kebutuhan untuk memperoleh dan mengetahui informasi terkait
penggunaan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan bagi peserta didik SMP kelas VII.
Produk bahan ajar yang telah dikembangkan pada materi pencemaran
lingkungan berbasis outdoor learning bagi peserta didik SMP kelas VII telah dinilai
dan divalidasi oleh dua pakar/ ahli materi dan dua guru IPA SMP kelas VII. Dalam
tahap validasi bahan ajar, ada beberapa aspek yang divalidasi, yaitu aspek isi dan
aspek tampilan. Untuk memvalidasi produk bahan ajar yang telah dikembangkan,
peneliti membuat instrument validasi yang mencakup keseluruhan bahan ajar yang
dibuat.
Berdasarkan tabel 4.4 tentang rekapitulasi data validasi oleh dua pakar/ ahli
materi dan dua guru IPA SMP kelas VII, menunjukan hasil validasi kualitas
kelayakan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan bagi peserta didik SMP kelas VII. Secara terperinci menunjukan bahwa
pakar/ ahli materi, validator I memberikan skor 3,66 dengan kriteria “Sangat Baik”,
sedangkan validator II memberikan skor 3,39 dengan kriteria “Baik”. Penilaian dari
guru IPA SMP kelas VII, validator III memberikan skor 3,90 dengan kriteria
“Sangat Baik’ serta validator IV memberikan skor 3,69 dengan kriteria “Sangat
Baik”. Perolehan rata-rata skor dari rekapitulasi data validasi oleh dua pakar/ ahli
materi dan dua guru IPA SMP kelas VII menunjukan skor 3,66 dengan kriteria
“Sangat Baik”. Hasil tersebut menunjukan bahwa produk bahan ajar yang
dikembangkan dikatakan memiliki kualitas yang layak untuk diujicoba dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Akhir dari produk bahan ajar berdasarkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
spesifikasi produk bahan ajar berbasis outdoor learning yang telah dikembangkan
dan perlu untuk revisi oleh peneliti. Adapun penjelasannya terkait produk bahan
ajar berbasis outdoor learning yang telah direvisi sebagai berikut:
Pada aspek isi, peneliti melakukan perbaikan dengan memperbaiki rumusan
indikator disesuaikan dengan kompetensi dasar. Pengembangan pertanyaan
dilakukan agar peserta didik lebih kritis dan kreatif. Penambahan gambar yang lebih
jelas berguna agar peserta didik lebih mudah memahami materi dan dapat menarik
minat peserta didik untuk membaca buku. Mengubah LKPD pencemaran air yang
semula dilakukan di sungai dengan mengambil tiga sampel air (permukaan, tengah
dan dasar) diubah hanya menggunakan satu sampel air dari sungai kemudian untuk
melihat pengaruh air tersebut terhadap kehidupan akuatik ditambahkan konsentrasi
detergennya untuk melihat banyaknya kecepatan membuka dan menutupnya insang
setiap beberapa menit. Mengubah beberapa langkah kerja dalam lembar kerja
peserta didik secara berurutan dan beberapa panduan dalam prosedur kerja dibuat
dalam tabel sehingga peserta didik tidak bingung ketika melakukan eksperimen.
Pada aspek tampilan, peneliti melakukan perbaikan pada halaman yang
sebelumnya berada di sebelah kiri atas, setelah di revisi halaman buku berada di
kanan atas. Tampilan huruf dan proporsi warna pada gambar direvisi sesuai saran
yaitu perbaikan huruf dan komposisi warna pada gambar agar lebih menarik.
a. Rumusan indikator
Komentar validator menyebutkan rumusan indikator diturunkan dari
Kompetensi Dasar sehingga perlu diperbaiki rumusan indikator pada kata
menyebutkan sumber-sumber pencemaran diganti menjadi mengidentifikasi
sumber-sumber pencemaran, karena pada bagian kegiatan peserta didik tidak
hanya menyebutkan sumber-sumber tetapi sudah mengidentifikasi sumber-
sumber pencemaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4.1 Rumusan indikator produk awal
Gambar 4.2 Rumusan indikator produk setelah revisi
b. Gambar
Gambar diberikan untuk menarik minat baca peserta didik dan
membantu peserta didik memahami materi. Berdasarkan komentar dan saran
dari validator, sebaiknya pemberian gambar lebih diperbanyak disesuaikan
dengan materi dan pisahkan sesuai dengan isi materi, sehingga memudahkan
peserta didik saat membaca materi. Selain itu, peserta didik juga bisa melihat
contoh pada gambar dari penjelasan materi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.3 Letak gambar produk awal
Gambar 4.4 Pemisahan gambar sesuai isi materi pada produk setelah revisi
c. Prosedur Kegiatan pada Lembar Kerja Peserta Didik
Prosedur kegiatan dimaksudkan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk merancang sendiri kegiatan yang akan dilakukan selama
eksperimen. Berdasarkan komentar dan saran yang diberikan, peneliti
memperbaiki prosedur kegiatan agar lebih mudah dilaksanakan peserta didik
dengan cara membuat prosedur kegitan yang lebih spesifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.5 Prosedur kegiatan pada LKPD produk awal
Gambar 4.6 Prosedur kegiatan pada LKPD setelah revisi
d. Halaman Buku
Halaman buku berguna untuk mempermudah pencarian petunjuk bahan ajar.
Berdasarkan saran dan komentar, perbaikan letak halaman buku yang semula
berada di kiri atas menjadi di kanan atas sehingga mempermudah peserta didik
dalam membaca bahan ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.7 Halaman produk awal
Gambar 4.8 Halaman sesudah revisi
E. Kendala/ Keterbataasan
Dalam pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII, peneliti memiliki beberapa kendala/
keterbatasan, yaitu:
1. Produk yang dikembangkan hanya sebatas survei kebutuhan dari guru IPA di lima
SMP sehingga kemungkinan masih belum menggambarkan permasalahan yang ada
2. Pengembangan produk pada sub bab 1 pada bagian lembar kerja peserta didik
membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk berpetualang di lingkungan sekitar
sedangkan waktu tidak memungkinkan untuk diselesaikan selama 90 menit.
3. Peneliti kesulitan dalam membuat LKPD pada sub bab pencemaran air yang
disesuaikan dengan waktu yang ditentukan karena dalam pelaksanaan pembelajaran
outdoor learning dan melakukan percobaan di lingkungan sekitar membutuhkan
waktu yang cukup banyak .
4. Produk berbasis outdoor learning pada materi pencemaran lingkungan yang
dikembangkan hanya sampai tahap revisi produk/ desain awal dengan dilakukannya
validasi dan tidak dilakukannya ujicoba produk pada peserta didik/ kelompok kecil
dan besar karena keterbatasan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, kajian produk akhir dan pembahasan tentang pengembangan
bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran lingkungan untuk peserta
didik SMP kelas VII dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran
lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII yang dikembangkan dengan
mengikuti lima tahap saja yaitu tahap potensi dan masalah, tahap mengumpulkan
informasi, tahap desain produk, tahap validasi desain dan tahap perbaikan desain.
Dengan demikian, peneliti merancang bahan ajar berbasis outdoor learning pada
materi pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII.
2. Hasil penelitian dan pengembangan produk bahan ajar berbasis outdoor learning
melalui tahap validasi oleh dua pakar/ ahli materi dan dua guru IPA SMP kelas VII
memiliki rerata skor 3,66 dengan kategori “Sangat Baik” sehingga produk bahan
ajar berbasis outdoor learning pada materi pencemaran lingkungan untuk peserta
didik SMP kelas VII yang dikembangkan memiliki kualitas layak untuk
diujicobakan dalam lingkup terbatas.
B. Saran
Setelah dilakukan pengembangan bahan ajar berbasis outdoor learning pada materi
pencemaran lingkungan untuk peserta didik SMP kelas VII, maka peneliti menuliskan
beberapa saran untuk mendukung peneliti lain yang ingin mengikuti penelitian dan
pengembangan bahan ajar sebagai berikut:
1. Melakukan wawancara lebih dari lima guru IPA SMP kelas VII di sekolah yang
berbeda agar mendapat informasi yang lebih konkret.
2. Produk yang dikembangkan pada keseluruhan materi sesuai silabus
3. Melakukan tahap uji coba prduk pada kelompok kecil/ besar sehingga produk
semakin berkualitas dan layak untuk digunakan dan dapat diproduksi massal
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Susanto .2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar .Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group.
Ali.2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algesindo
Amin, Mohamad. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan
Metode Discovery dan Inqury. Jakarta: Depdikbud-Drijen Dikti.
Arikunto, Suharsini. 2006. Metode Penelitian. Bina Aksara : Yogyakarta.
Arsyad , Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.
Belawati,Tian.2003. Pengembangan Bahan Ajar.Jakarta : Divapress
Darojah, Zakiyah. 2016. “Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Outdoor Learning
pada Materi Sumber Energi dan Kegunaannya Kelas II MI Nahdatul Ulama Kedung.
Cangkring”.Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Depdiknas.2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi . Jakarta :
Depdiknas.
Depdiknas.2003. Undang-Undang Ri Nomor 20 Tahun 2003 Tentanng Sitem
Pendidikan Nasional.
Diknas.2004. Pedoman Umum Pemilihan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Ditjen
Dikdasmenum.Jakarta.
Direktorat Tenaga Kependidikan 2008. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidk
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Penulisan Modul
http://teguhsasmitosdp1.files.wordpress diakses Februari 2019.
Diknas.2003. Pedoman Umum Pemilihan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Ditjen
Dikdasmenum.Jakarta.
Djamarah Dan Zain,.2000. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta Rineka Cipta
Haryanti, E. 2006. Uji Coba Model Luar Ruang Mata Pelajaran IPA. JBAF. XVIII.
2. Diakses pada Februari 2019.
Hernowo.2005. Menjadi Guru. Bandung: Mlc.Sn.
Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning: Rancanga Strategis
Mengembangkan Metode Belajar Yang Menyenangkan, Inovatif Dan Menantang.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Komaruddin, Hidayat.2006. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Karya.
Lestari, Tina. 2016. “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Outdoor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Learning System Berbasis Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Tema “Kerusakan Lingkungan” pada pembelajaran IPA”. Artikel E-
Journal. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Majid, Abdul. 2017. Perencanaan Pembelajaran.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Prastowo, Andi . 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Edisi ke 5.
Yogyakarta: Diva Press.
Prastowo, Andi . 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Edisi ke 7.
Yogyakarta: DivaPress.
Prianto Dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Prenada Media Group
Senam. 2008. Efektifitas Pembelajaran Kimia Untuk Siswa Sma Kelas Xi Dengan
Menggunakan Lks Kimia Berbasis Life Skill Diakses Tanggal 01 April 2019 Dari
Https://Www.Google.Com/Url?Sa=T&Source=Web&Rct=J&Url=Http://Digilib.Unil
a.Ac.Id/7092/116/Daftar%2520pustaka.Pdf&Ved=2ahukewjtvmrn67fhahvm7hmbhf2j
dtuqfjaaegqibhac&Usg=Aovvaw1p1wexkt41kzavmxtzkewv
Setyosari, Punaji.2010. Metode Penelitian Dan Pengembangan. Jakarta:Kencana.
Sriyono.1992. Teknik Belajar Mengajar CBSA. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.
Sudjana Nana Dan Ahmad Rivai.2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta : Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta : Bandung.
Tim IAD MKU UMS DAN Tim MUP.2008. Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta
Muhamadiyah University Press.
Trianto.2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pusaka.
Tri. IL. 2008. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendidikan Luar
Kelas. Yogyakarta: FIK UNY.
Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study).
Yogyakarta: DIVA Press.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Widodo, Chomsin S. Dan Jasmadi .2008. Panduan Menyusun Ahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Pt Elex Media Kompetindo
Yuliarto, Hari.Pendidikan Luar Kelas Sebagai Pilar Pendidikan Karakter,
Http://Staff.Uny.Ac.Id/Sites/Default/Files/132107019/Pend.Luarkelas%20sbg%20pila
rpembentukan%Karakter%20iw.Pdf,2010.
Zakiyah, Khikmatuz. 2015. “Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Outdoor
Learning Pokok Bahasan Struktur Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Kelas IV SDI
Hasanuddin 01 Dilem Kepanjen”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim. Malang
88PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
90
SILABUS
Sekolah : SMP/MTS
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : VII (tujuh)
Kurikulum : 2013
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (4 x Pertemuan)
Kompetensi Inti
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
91
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.8 Menganalisis
terjadinya
pencemaran
lingkungan
dan
dampaknya
bagi
eksosistem.
4.8.Membuat
tulisan tentang
gagasan
penyelesaian
masalah
pencemaran di
lingkungannya
berdasarkan
pengamatan.
3.8.1. Menjelaskan
pengertian
pencemaran air
3.8.2. Menjelaskan
jenis-jenis
pencemaran air
3.8.3. Menyebutkan
sumber-sumber
pencemaran air
3.8.4. Mengidentifikasi
dampak
pencemaran air
3.8.5. Mendeskripsikan
upaya untuk
mengatasi
pencemaran air 3.8.6. Menjelaskan
pengertian
pencemaran tanah
3.8.7. Menjelaskan
jenis-jenis
pencemaran
tanah
3.8.8. Menyebutkan
sumber-sumber
pencemaran
tanah
Pengertian
pencemaran
lingkungan
Pengertian
pencemaran
air
Sumber-
sumber
pencemaran
air
Jenis-jenis
pencemaran
air
Dampak
pencemaran
air
Cara
mengatasi
pencemaran
air
Pengertian
pencemaran
tanah
Sumber-
sumber
pencemaran
tanah
Pertemuan Pertama
Mengamati
Pengetahuan siswa digali
oleh guru dengan diberi
stimulus berupa
pertanyaan dan ilustrasi
(Critical thinking)
- Pernahkah kamu
berpikir mengapa
dapat terjadi banjir,
global warning, polusi
udara dan gangguan
kesehatan di sekitar
kalian?
- Menurut kalian,
bagaimana dampak
dari ilustrasi tersebut?
(Menanya)
Siswa diberi kesempatan
untuk berfikir dan
mengemukakan
pendapatnya (Menalar)
Siswa yang mau
berpendapat diberikan
apresiasi berupa tepuk
tangan dari teman-
temannya.
Tes
tertulis
Laporan
hasil
percoban
Presentasi
2 x 45
menit
(4 x kali
pertemuan)
Bahan
ajar
berbasis
outdoor
learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3.8.9. Mengidentifikasi
dampak
pencemaran
tanah
3.8.10. Mendeskripsikan
upaya untuk
mengatasi
pencemaran
tanah
3.8.11. Menjelaskan
pengertian
pencemaran
udara
3.8.12. Menjelaskan
jenis-jenis
pencemaran
udara
3.8.13. Menyebutkan
sumber-sumber
pencemaran
udara
3.8.14. Mengidentifikasi
dampak
pencemaran
udara
3.8.15. Mendeskripsikan
upaya untuk
mengatasi
pencemaran
udara
Jenis-jenis
pencemaran
tanah
Dampak
pencemaran
tanah
Cara
mengatasi
pencemaran
tanah
Pengertian
pencemaran
udara
Sumber-
sumber
pencemaran
udara
Jenis-jenis
pencemaran
udara
Dampak
pencemaran
udara
Cara
mengatasi
pencemaran
udara
Outdoor Learning
Guru memberikan
gambaran umum tentang
pengertian pencemaran
lingkungan dan
pencemaran air.
Guru memberikan
penekanan bahwa materi
yang akan
disampaikannya itu
sangat penting dan
bermanfaat.
Guru menentukan objek
yang harus dipelajari atau
dikunjungi
Guru menentukan cara
belajar peserta didik pada
saat kegiatan di luar
kelas.
Guru dan peserta didik
menyiapkan
perlengkapan belajar
yang harus dibawa dan
digunakan dalam kegiatan
belajar di luar kelas.
Mengorganisasikan siswa
Guru meminta peserta
didik membentuk
kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang
Guru menjelaskan
kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
diluar kelas yang akan
dilakukan
Guru meminta peserta
didik membuka buku
paket halaman 13 untuk
melakuan kegiatan
eksperimen di luar kelas
sesuai dengan panduan
dalam Lembar Kerja
Peserta Didik dan
menjelaskan cara
pengisian LKPD serta
peserta didik diminta
mencermati LKPD
(Mengamati)
Guru mendampingi siswa
mengobservasi
lingkungan dan
mengambil beberapa
sampel air yang akan
digunakan dalam
percobaan.
Mencoba
Setiap kelompok
melakukan percobaan
sebagai berikut:
Kegiatan 1.1
Menganalisis Sumber-
Sumber Limbah Perairan
(pada buku paket
halaman 14) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Guru mengajak peserta
didik untuk berpetualang
di lingkungan sekitar dan
mengambil beberapa
sampel air (sampel air
limbah pertanian, air
sungai dan air
selokan/got) Guru
mengajak peserta didik
bereksperimen tentang
sumber-sumber limbah di
perairan
Kegiatan 1.2 Pengaruh
Air Yang Tercemar
Terhadap Kehidupan
Akuatik Perairan (pada
buku paket halaman 14)
:
Guru mengajak peserta
didik berpetualang ke
sungai untuk mengambil
sampel air
Guru mengajak peserta
didik bereksperimen
tentang mengidentifikasi
air yang tercemar dan
melihat pengaruh air yang
tercemar terhadap
kehidupan akuatik.
Menalar
Siswa diminta mengisi
tabel pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
menjawab pertanyaan
yang ada LKPD yang
telah diberikan oleh guru
(pada halaman 14 dan
22)
Guru meminta peserta
didik berdiskusi dengan
teman sekelompoknya
tentang percobaan yang
telah
dilakukan(Collaboration)
Mengkomunikasikan
Guru memfasilitasi
peserta didik dalam
diskusi untuk
memunculkan gagasan
baru baik secara
lisan maupun
tertulis.(Kreatifitas)
Peserta didik dalam
kelompok menyimpulkan
hasil pengamatan,
diskusi, tentang dampak
pencemaran air, sumber
pencemaran serta
penanggulangannya
sesuai dengan data yang
diperoleh (Critical
thinking) Guru memaparkan materi
secara keseluruhan yang
berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
pencemaran lingkungan,
jenis-jenis pencemaran
lingkungan dan
pencemaran air.
Guru menyuruh peserta
didik untuk membaca
teks yang ada di buku,
dan peserta didik diminta
untuk menggarisbawahi
informasi-informasi
penting yang ada.
Peserta didik diberi
kesempatan untuk
bertanya apabila ada
materi yang kurang
dipahami.
Guru meminta peserta
didik menyelesaikan soal
latihan berupa media TTS
(pada buku hal. 24)
untuk memperoleh
pengalaman belajar yang
telah dilakukan
Guru memberikan umpan
balik positif dan
penguatan dalam bentuk
lisan, dan mengapresiasi
dengan memberikan
hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
eksperimen dan diskusi
peserta didik melalui
berbagai sumber dan
kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Merangkum
Siswa diminta
menyimpulkan apa yang
telah dipelajari
Evaluasi
Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah
dibahas
Refleksi
Siswa diminta
mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh
setelah mempelajari
materi pencemaran air
Arahan/ tindak lanjut
Siswa diminta membaca
bahan ajar berbasis
outdoor learning pada
halaman 26 / sumber lain
tentang materi
pencemaran tanah yang
akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Mengamati
o Pengetahuan siswa digali
oleh guru dengan diberi
stimulus berupa
pertanyaan dan ilustrasi
(Critical thinking)
Bagaiamana
pendapat kalian jika
masalah pencemaran
tanah seperti pada
gambar tersebut
tidak segera diatasi ?
o Siswa diberi kesempatan
untuk berfikir dan
mengemukakan
pendapatnya. (Menalar)
o Siswa yang mau
berpendapat diberikan
apresiasi berupa tepuk
tangan dari teman-
temannya.
Outdoor Learning
o Guru memberikan
gambaran umum tentang
pencemaran tanah.
o Guru memberikan
penekanan bahwa materi
yang akan disampaikannya
itu sangat penting dan
bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
o Guru menentukan objek
yang harus dipelajari atau
dikunjungi
o Guru menentukan cara
belajar peserta didik pada
saat kegiatan di luar kelas.
o Guru dan peserta didik
menyiapkan perlengkapan
belajar yang harus dibawa
dan digunakan dalam
kegiatan belajar di luar
kelas.
Mengorganisasikan siswa
o Guru meminta peserta didik
membentuk kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang
o Guru menjelaskan kegiatan
pembelajaran diluar kelas
yang akan dilakukan
o Guru meminta peserta didik
melihat LKPD (pada
halaman 38) untuk
melakuan kegiatan
eksperimen di luar kelas
sesuai dengan panduan
dalam LKPD. Guru
menjelaskan cara pengisian
LKPD,dan peserta didik
diminta mencermati LKPD
Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
o Guru mendampingi peserta
didik mengobservasi
sumber- sumber limbah
yang ditemukan di sawah
dan Tempat Pembuangan
Sampah (TPS), dan
mengamati kondisi kedua
lokasi tersebut.
Mencoba
o Setiap kelompok
melakukan percobaan
sebagai berikut:
Kegiatan 2.1
Mendeteksi adanya
pencemaran tanah dan
pengaruhnya terhadap
kehidupan (Pada
buku halaman 38)
Guru mengajak peserta
didik berpetualang ke
sawah dan tempat
pembuangan sampah (TPS)
yang ditemukan disekitar !
Siswa diminta mengisi
tabel pengamatan dan
menjawab pertanyaan yang
ada LKPD yang telah
diberikan oleh guru (pada
hal. 39)
Menalar
Guru meminta peserta didik
berdiskusi dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
sekelompoknya tentang
percobaan yang telah
dilakukan (Collaboration)
Guru memfasilitasi peserta
didik dalam diskusi untuk
memunculkan gagasan
baru baik secara
lisan maupun tertulis.
(Kreatifitas)
Mengkomunikasikan
Peserta didik dalam
kelompok menyimpulkan
hasil pengamatan, diskusi,
tentang dampak
pencemaran tanah, sumber
pencemaran tanah serta
penanggulangannya sesuai
dengan data yang diperoleh
(Critical thinking) Guru memfasilitasi siswa
untuk menyajikan hasil
kerja individual/kelompok
secara tertulis. (Kreativitas
dan Inovatif).
Guru memaparkan materi
secara keseluruhan yang
berkaitan dengan
pencemaran tanah
Guru menyuruh peserta
didik untuk membaca teks
yang ada di buku, dan
peserta didik diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
menggarisbawahi
informasi-informasi
penting yang ada.
Guru menyampaikan
materi tentang pengertian
pencemaran tanah, sumber
pencemaran tanah, dampak
pencemaran tanah dan cara
mengatasinya.
Peserta didik diberi
kesempatan untuk bertanya
apabila ada materi yang
kurang dipahami.
Guru meminta peserta didik
menyelesaikan soal latihan
(pada buku hal. 40) untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah
dilakukan
Guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik,
Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
eksperimen dan diskusi
peserta didik melalui
berbagai sumber dan
kegiatan yang telah
dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Merangkum
Siswa diminta
menyimpulkan apa
yang telah dipelajari
Evaluasi
Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
terkait materi yang
telah dibahas
Refleksi
Siswa diminta
mengungkapkan apa
manfaat yang
diperoleh setelah
mempelajari materi
Arahan/ tindak lanjut
Siswa diminta
membaca buku bahan
ajar berbasis outdoor
learning pada
halaman 41/ sumber
lain tentang materi
pencemaran udara
yang akan dibahas
pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan Ketiga
Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
o Pengetahuan siswa digali
oleh guru dengan diberi
stimulus berupa
pertanyaan dan ilustrasi
Pernahkah kalian
mendengar global
warming dan hujan
asam ?
Menurut kalian apa
yang menjadi
penyebab terjadinya
fenomena tersebut ?
o Siswa diberi kesempatan
untuk berfikir dan
mengemukakan
pendapatnya. (Menalar)
o Siswa yang mau
berpendapat diberikan
apresiasi berupa tepuk
tangan dari teman-
temannya.
Outdoor Learning
o Guru memberikan
gambaran umum tentang
pencemaran tanah.
o Guru memberikan
penekanan bahwa materi
yang akan
disampaikannya itu sangat
penting dan bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
o Guru menentukan objek
yang harus dipelajari atau
dikunjungi
o Guru menentukan cara
belajar peserta didik pada
saat kegiatan di luar kelas.
o Guru dan peserta didik
menyiapkan perlengkapan
belajar yang harus dibawa
dan digunakan dalam
kegiatan belajar di luar
kelas.
Mengorganisasikan siswa
o Guru meminta peserta
didik membentuk
kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang
o Guru menjelaskan
kegiatan pembelajaran
diluar kelas yang akan
dilakukan
o Guru meminta peserta
didik membuka buku
paket (halaman 53)
untuk melakuan kegiatan
eksperimen di luar kelas
sesuai dengan panduan
dalam LKPD dan Guru
menjelaskan cara
pengisian LKPD serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
dan peserta didik diminta
mencermati LKPD
Mengamati
o Guru mendampingi
siswa mengobservasi
lingkungan sekitar untuk
mengetahui pengaruh
berbagai polutan
terhadap lingkungan
udara dan upaya untuk
menanggulanginya.
Mencoba
o Setiap kelompok
melakukan percobaan
sebagai berikut (pada
halaman 53):
Kegiatan 3.1
Pengaruh Berbagai
Polutan terhadap
Lingkungan udara
dan upaya untuk
menanggulanginya. Menalar
o Siswa diminta mengisi
tabel pengamatan (pada
hal. 55) dan menjawab
pertanyaan yang ada
LKPD yang telah
diberikan oleh guru
o Guru meminta peserta
didik berdiskusi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
teman sekelompoknya
tentang percobaan yang
telah dilakukan
(Collaboration)
Mengkomunikasikan
o Guru memfasilitasi siswa
dalam diskusi untuk
memunculkan gagasan
baru baik secara
lisan maupun
tertulis.(Kreatifitas)
o Peserta didik dalam
kelompok menyimpulkan
hasil pengamatan, diskusi,
tentang dampak
pencemaran udara
terhadap lingkungan,
sumber pencemaran udara
serta penanggulangannya
sesuai dengan data yang
diperoleh diperoleh
(Critical thinking)
o Guru memfasilitasi
siswa untuk
menyajikan hasil kerja
individual/kelompok
secara tertulis.
(Kreativitas dan Inovatif).
o Guru memaparkan materi
secara keseluruhan yang
berkaitan dengan
pencemaran udara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
o Guru menyuruh peserta
didik untuk membaca teks
yang ada di buku, dan
peserta didik diminta
untuk menggarisbawahi
informasi-informasi
penting yang ada.
o Guru menyampaikan
materi tentang pengertian
pencemaran udara,
sumber pencemaran
udara, dampak
pencemaran udara dan
cara mengatasinya.
o Peserta didik diberi
kesempatan untuk
bertanya apabila ada
materi yang kurang
dipahami.
o Guru meminta peserta
didik menyelesaikan soal
latihan (pada buku hal.
57) untuk memperoleh
pengalaman belajar yang
telah dilakukan
o Guru memberikan umpan
balik positif dan
penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
keberhasilan peserta
didik,
o Guru memberikan umpan
balik positif dan
penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta
didik,
o Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
eksperimen dan diskusi
peserta didik melalui
berbagai sumber dan
kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Merangkum
Siswa diminta
menyimpulkan apa
yang telah dipelajari
Evaluasi
Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
terkait materi yang
telah dibahas
Refleksi
Siswa diminta
mengungkapkan apa
manfaat yang
diperoleh setelah
mempelajari materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Arahan/ tindak lanjut
Siswa diminta membaca buku
buku bahan ajar berbasis
outdoor learning /sumber lain
tentang materi pencemaran
lingkungan untuk persiapan
evaluasi pada pertemuan
berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : SMP
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : VII/ 2
Materi : Pencemaran Air
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X 45 menit)
B. KOMPETENSI INTI :
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasar rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.8. Menganalisis terjadinya pencemaran
lingkungan dan dampaknya bagi
eksosistem.
3.8.6. Menjelaskan pengertian pencemaran
air
3.8.7. Menjelaskan jenis-jenis pencemaran
air
3.8.8. Menyebutkan sumber-sumber
pencemaran air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
112
4.8.Membuat tulisan tentang gagasan
penyelesaian masalah pencemaran di
lingkungannya berdasarkan pengamatan.
3.8.9. Mengidentifikasi dampak pencemaran
air
3.8.10. Mendeskripsikan upaya untuk
mengatasi pencemaran air
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan outdoor learning, dengan metode diskusi,
observasi, eksperimen, dan mengkaji pustaka, peserta didik mampu menjelaskan pengertian
pencemaran air, menjelaskan jenis-jenis pencemaran air, menyebutkan sumber-sumber
pencemaran air, mengidentifikasi dampak pencemaran air dan mendeskripsikan upaya untuk
mengatasi pencemaran air.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktual: pengertian : pencemaran lingkungan, pencemaran air, Eutrofikasi, blooming algae.
Konseptual: Jenis-jenis pencemaran lingkungan, sumber-sumber pencemaran air dan tahapan
pengolahan limbah sebelum dibuang ke perairan
Prosedural: proses terjadinya eutrofikasi dan blooming algae
Metakognitif: Indikator-indikator yang perlu diperhatikan untuk membedakan air tercemar dan air
tidak tercemar dan beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan, dilatih
dibiasakan untuk mengurangi pencemaran air.
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan: Outdoor Learning
Metode: Diskusi, Observasi, Eksperimen dan Ceramah
G. MEDIA PEMBELAJARAN
LKPD, TTS, Gambar/ foto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
113
H. SUMBER BELAJAR
Buku Bahan ajar berbasis Outdoor Learning
I. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Proses Saintifik Alokasi
waktu
Persiapan
Pelaksanaan
o Guru mengucapkan salam, mengabsen peserta
didik
o peserta didik diajak untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran.
o Guru memaparkan tujuan pembelajaran.
Pengetahuan siswa digali oleh guru dengan diberi
stimulus berupa pertanyaan dan ilustrasi (Critical
thinking)
Pernahkah kamu berpikir mengapa
dapat terjadi banjir, global warming,
polusi udara dan gangguan kesehatan
di sekitar kalian?
Menurut kalian, bagaimana dampak
dari ilustrasi tersebut?
o Siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan
mengemukakan pendapatnya.
o Siswa yang mau berpendapat diberikan
apresiasi berupa tepuk tangan dari teman-
temannya.
Outdoor Learning
o Guru memberikan gambaran umum tentang
pengertian pencemaran lingkungan dan
pencemaran air.
o Guru memberikan penekanan bahwa materi
yang akan disampaikannya itu sangat penting
dan bermanfaat.
o Guru menentukan objek yang harus dipelajari
atau dikunjungi
o Guru menentukan cara belajar peserta didik
pada saat kegiatan di luar kelas.
o Guru dan peserta didik menyiapkan
perlengkapan belajar yang harus dibawa dan
digunakan dalam kegiatan belajar di luar
kelas.
Mengorganisasikan siswa
Mengamati
Menanya
Menalar
10 menit
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
114
o Guru meminta peserta didik membentuk
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
o Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
diluar kelas yang akan dilakukan
o Guru meminta peserta didik membuka buku
paket halaman 13 untuk melakuan kegiatan
eksperimen di luar kelas sesuai dengan
panduan dalam Lembar Kerja Peserta Didik
dan menjelaskan cara pengisian LKPD serta
peserta didik diminta mencermati LKPD
o Guru mendampingi siswa mengobservasi
lingkungan dan mengambil beberapa sampel
air yang akan digunakan dalam percobaan.
o Setiap kelompok melakukan percobaan
sebagai berikut:
o Kegiatan 1.1 Menganalisis Sumber-Sumber
Limbah Perairan (pada buku paket halaman
14) :
Guru mengajak peserta didik untuk
berpetualang di lingkungan sekitar dan
mengambil beberapa sampel air (sampel
air limbah pertanian, air sungai dan air
selokan/got) Guru mengajak peserta
didik bereksperimen tentang sumber-
sumber limbah di perairan
o Kegiatan 1.2 Pengaruh Air Yang Tercemar
Terhadap Kehidupan Akuatik Perairan (pada
buku paket halaman 14) :
Guru mengajak peserta didik
berpetualang ke sungai untuk
mengambil sampel air
Guru mengajak peserta didik
bereksperimen tentang mengidentifikasi
air yang tercemar dan melihat pengaruh
air yang tercemar terhadap kehidupan
akuatik.
o Siswa diminta mengisi tabel pengamatan dan
menjawab pertanyaan yang ada LKPD yang
telah diberikan oleh guru (pada halaman 14
dan 22)
o Guru meminta peserta didik berdiskusi
dengan teman sekelompoknya tentang
percobaan yang telah
dilakukan(Collaboration)
Mengamati
Mencoba
Mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
115
o Guru memfasilitasi peserta didik dalam
diskusi untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan maupun
tertulis.(Kreatifitas)
o Peserta didik dalam kelompok menyimpulkan
hasil pengamatan, diskusi, tentang dampak
pencemaran air, sumber pencemaran serta
penanggulangannya sesuai dengan data yang
diperoleh (Critical thinking)
o Guru memaparkan materi secara keseluruhan
yang berkaitan dengan pencemaran
lingkungan, jenis-jenis pencemaran
lingkungan dan pencemaran air.
o Guru menyuruh peserta didik untuk membaca
teks yang ada di buku, dan peserta didik
diminta untuk menggarisbawahi informasi-
informasi penting yang ada.
o Peserta didik diberi kesempatan untuk
bertanya apabila ada materi yang kurang
dipahami.
o Guru meminta peserta didik menyelesaikan
soal latihan berupa media TTS (pada buku
hal. 24) untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
o Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, dan
mengapresiasi dengan memberikan hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik
o Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksperimen dan diskusi peserta didik melalui
berbagai sumber dan kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Merangkum
Siswa diminta menyimpulkan apa yang
telah dipelajari
Evaluasi
Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah dibahas
Refleksi
Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
mempelajari materi pencemaran air
Arahan/ tindak lanjut
Menalar
Menanya
Mengomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
116
Tindak
Lanjut
Siswa diminta membaca bahan ajar
berbasis outdoor learning pada halaman
26 / sumber lain tentang materi
pencemaran tanah yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
15 menit
J. PENILAIAN :
Aspek Teknik Instrumen
Sikap Observasi
Penilaian sesama teman
Lembar Observasi
Daftar Cek
Pengetahuan Non Tes
Tes
Portofolio
Tes obyektif pilihan ganda, isian singkat,
menjodohkan kalimat dan soal análisis
Ketrampilan Observasi kinerja
Penilaian Diri
Lembar Observasi Kinerja
Daftar cek
K. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Handout/ Bahan Ajar
3. Instrumen Penilaian
Yogyakarta, 12 November 2019
Guru Biologi
Maria Anyela Sumarlina Kula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : SMP
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : VII/ 2
Materi :Pencemaran Tanah
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X 45 menit)
B. KOMPETENSI INTI :
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasar rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.8. Menganalisis terjadinya pencemaran
lingkungan dan dampaknya bagi
eksosistem.
3.8.11. Menjelaskan pengertian pencemaran
tanah
3.8.12. Menjelaskan jenis-jenis pencemaran
tanah
3.8.13. Menyebutkan sumber-sumber
pencemaran tanah
3.8.14. Mengidentifikasi dampak pencemaran
tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
118
4.8.Membuat tulisan tentang gagasan
penyelesaian masalah pencemaran di
lingkungannya berdasarkan pengamatan.
3.8.15. Mendeskripsikan upaya untuk
mengatasi pencemaran tanah
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan outdoor learning, dengan metode diskusi,
observasi, dan mengkaji pustaka, peserta didik mampu menjelaskan pengertian pencemaran
tanah, menjelaskan jenis-jenis pencemaran tanah, menyebutkan sumber-sumber pencemaran
tanah, mengidentifikasi dampak pencemaran tanah dan mendeskripsikan upaya untuk
mengatasi pencemaran tanah.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktual : Pengertian: pencemaran tanah, biodegradble, nonbiodegradable, 3R
(Reduse, reuse and recycle), remidiasi tanah, bioremidiasi.
Konseptual : Sumber-sumber pencemaran tanah
Prosedural : Proses remidiasi dan proses bioremidiasi tanah
Metakognitif : Kriteria pencemaran tanah, dan beberapa cara sederhana yang dapat
dilakukan untuk mengurangi pencemaran tanah.
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan: Outdoor Learning
Metode : Diskusi, Observasi, dan Ceramah
G. MEDIA PEMBELAJARAN
LKPD, Gambar/ foto
H. SUMBER BELAJAR
Buku Bahan ajar berbasis Outdoor Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
119
I. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik Alokasi
Waktu
Persiapan
Pelaksanaan
o Guru mengucapkan salam, mengabsen
peserta didik
o peserta didik diajak untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran.
o Guru memaparkan tujuan pembelajaran.
o Pengetahuan siswa digali oleh guru dengan
diberi stimulus berupa pertanyaan dan
ilustrasi (Critical thinking)
Bagaiamana pendapat kalian jika
masalah pencemaran tanah seperti pada
gambar tersebut tidak segera diatasi ?
o Siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan
mengemukakan pendapatnya.
o Siswa yang mau berpendapat diberikan
apresiasi berupa tepuk tangan dari teman-
temannya.
Outdoor Learning
o Guru memberikan gambaran umum tentang
pencemaran tanah.
o Guru memberikan penekanan bahwa materi
yang akan disampaikannya itu sangat
penting dan bermanfaat.
o Guru menentukan objek yang harus
dipelajari atau dikunjungi
o Guru menentukan cara belajar peserta didik
pada saat kegiatan di luar kelas.
o Guru dan peserta didik menyiapkan
perlengkapan belajar yang harus dibawa
dan digunakan dalam kegiatan belajar di
luar kelas.
Mengorganisasikan siswa
o Guru meminta peserta didik membentuk
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
o Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
diluar kelas yang akan dilakukan
o Guru meminta peserta didik melihat
LKPD (pada halaman 38) untuk
melakuan kegiatan eksperimen di luar
kelas sesuai dengan panduan dalam
LKPD. Guru menjelaskan cara pengisian
Mengamati
Menalar
Mengamati
10 Menit
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
120
LKPD,dan peserta didik diminta
mencermati LKPD
o Guru mendampingi peserta didik
mengobservasi sumber- sumber limbah
yang ditemukan di sawah dan Tempat
Pembuangan Sampah (TPS), dan
mengamati kondisi kedua lokasi tersebut.
o Setiap kelompok melakukan percobaan
sebagai berikut:
o Kegiatan 2.1 Mendeteksi adanya
pencemaran tanah dan pengaruhnya
terhadap kehidupan (Pada buku halaman
38)
Guru mengajak peserta didik
berpetualang ke sawah dan tempat
pembuangan sampah (TPS) yang
ditemukan disekitar !
o Siswa diminta mengisi tabel pengamatan
dan menjawab pertanyaan yang ada LKPD
yang telah diberikan oleh guru (pada hal.
39)
o Guru meminta peserta didik berdiskusi
dengan teman sekelompoknya tentang
percobaan yang telah dilakukan
(Collaboration)
o Guru memfasilitasi peserta didik dalam
diskusi untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan maupun
tertulis. (Kreatifitas)
o Peserta didik dalam kelompok
menyimpulkan hasil pengamatan, diskusi,
tentang dampak pencemaran tanah, sumber
pencemaran tanah serta penanggulangannya
sesuai dengan data yang diperoleh (Critical
thinking)
o Guru memfasilitasi siswa untuk
menyajikan hasil kerja
individual/kelompok secara tertulis.
(Kreativitas dan Inovatif).
o Guru memaparkan materi secara
keseluruhan yang berkaitan dengan
pencemaran tanah
o Guru menyuruh peserta didik untuk
membaca teks yang ada di buku, dan
peserta didik diminta untuk
Mencoba
Mencoba
Menalar
Menanya
Mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
121
Tindak
Lanjut
menggarisbawahi informasi-informasi
penting yang ada.
o Guru menyampaikan materi tentang
pengertian pencemaran tanah, sumber
pencemaran tanah, dampak pencemaran
tanah dan cara mengatasinya.
o Peserta didik diberi kesempatan untuk
bertanya apabila ada materi yang kurang
dipahami.
o Guru meminta peserta didik menyelesaikan
soal latihan (pada buku hal. 40) untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan
o Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik,
o Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksperimen dan diskusi peserta didik
melalui berbagai sumber dan kegiatan yang
telah dilaksanakan.
Merangkum
Siswa diminta menyimpulkan apa yang
telah dipelajari
Evaluasi
Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah dibahas
Refleksi
Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
mempelajari materi
Arahan/ tindak lanjut
Siswa diminta membaca buku bahan
ajar berbasis outdoor learning pada
halaman 41/ sumber lain tentang materi
pencemaran udara yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya.
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
122
J. PENILAIAN :
Aspek Teknik Instrumen
Sikap Observasi
Penilaian sesama teman
Lembar Observasi
Daftar Cek
Pengetahuan Non Tes
Tes
Portofolio
Tes obyektif pilihan ganda, isian singkat,
menjodohkan kalimat dan soal analisis
Ketrampilan Observasi kinerja
Penilaian Diri
Lembar Observasi Kinerja
Daftar cek
K. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Handout/ Bahan Ajar
3. Instrumen Penilaian
Yogyakarta, 12 November 2019
Guru Biologi
Maria Anyela Sumarlina Kula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : SMP
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : VII/ 2
Materi : Pencemaran Udara
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X 45 menit)
B. KOMPETENSI INTI :
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasar rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
124
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.8. Menganalisis terjadinya pencemaran
lingkungan dan dampaknya bagi
eksosistem.
4.8.Membuat tulisan tentang gagasan
penyelesaian masalah pencemaran di
lingkungannya berdasarkan pengamatan.
3.8.16. Menjelaskan pengertian pencemaran
udara
3.8.17. Menjelaskan jenis-jenis pencemaran
udara
3.8.18. Menyebutkan sumber-sumber
pencemaran udara
3.8.19. Mengidentifikasi dampak pencemaran
udara
3.8.20. Mendeskripsikan upaya untuk
mengatasi pencemaran udara
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan outdoor learning, dengan metode diskusi,
observasi, eksperimen, dan mengkaji pustaka, peserta didik mampu menjelaskan pengertian
pencemaran udara, menjelaskan jenis-jenis pencemaran udara, menyebutkan sumber-sumber
pencemaran udara, mengidentifikasi dampak pencemaran udara dan mendeskripsikan upaya
untuk mengatasi pencemaran udara.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktual : pengertian : pencemaran udara
Konseptual : Sumber-sumber pencemaran udara
Prosedural : proses terjadinya hujan asam, pemanasan global, dan rusaknya lapisan ozon
Metakognitif : Indikator-indikator yang perlu diperhatikan untuk membedakan udara yang
tercemar dan udara yang belum tercemar dan beberapa cara sederhana yang dapat
dilakukan, dilatih dibiasakan untuk mengurangi pencemaran udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
125
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan: Outdoor Learning
Metode : Diskusi, Observasi, Eksperimen dan Ceramah,
G. MEDIA PEMBELAJARAN
LKPD, Gambar/ foto
H. SUMBER BELAJAR
Buku Bahan ajar berbasis Outdoor Learning
I. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Perencanaan
Pelaksanaan
o Guru mengucapkan salam, mengabsen
peserta didik
o peserta didik diajak untuk berdoa sebelum
memulai pelajaran.
o Guru memaparkan tujuan pembelajaran.
o Pengetahuan siswa digali oleh guru dengan
diberi stimulus berupa pertanyaan dan
ilustrasi
Pernahkah kalian mendengar global
warming dan hujan asam ?
Menurut kalian apa yang menjadi
penyebab terjadinya fenomena
tersebut ?
o Siswa diberi kesempatan untuk berfikir
dan mengemukakan pendapatnya.
o Siswa yang mau berpendapat diberikan
apresiasi berupa tepuk tangan dari teman-
temannya.
Outdoor Learning
o Guru memberikan gambaran umum
tentang pencemaran tanah.
Mengamati
Menalar
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
126
o Guru memberikan penekanan bahwa
materi yang akan disampaikannya itu
sangat penting dan bermanfaat.
o Guru menentukan objek yang harus
dipelajari atau dikunjungi
o Guru menentukan cara belajar peserta
didik pada saat kegiatan di luar kelas.
o Guru dan peserta didik menyiapkan
perlengkapan belajar yang harus dibawa
dan digunakan dalam kegiatan belajar di
luar kelas.
Mengorganisasikan siswa
o Guru meminta peserta didik membentuk
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
o Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
diluar kelas yang akan dilakukan
o Guru meminta peserta didik membuka
buku paket (halaman 53) untuk
melakuan kegiatan eksperimen di luar
kelas sesuai dengan panduan dalam
LKPD dan Guru menjelaskan cara
pengisian LKPD serta dan peserta didik
diminta mencermati LKPD
o Guru mendampingi siswa mengobservasi
lingkungan sekitar untuk mengetahui
pengaruh berbagai polutan terhadap
lingkungan udara dan upaya untuk
menanggulanginya.
o Setiap kelompok melakukan percobaan
sebagai berikut (pada halaman 53):
Kegiatan 3.1 Pengaruh Berbagai
Polutan terhadap Lingkungan
udara dan upaya untuk
menanggulanginya.
o Siswa diminta mengisi tabel pengamatan
(pada hal. 55) dan menjawab pertanyaan
yang ada LKPD yang telah diberikan oleh
guru
o Guru meminta peserta didik berdiskusi
dengan teman sekelompoknya tentang
percobaan yang telah dilakukan
(Collaboration)
Mengamati
Mengamati
Mencoba
Mencoba
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
127
o Guru memfasilitasi siswa dalam diskusi
untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun
tertulis.(Kreatifitas)
o Peserta didik dalam kelompok
menyimpulkan hasil pengamatan, diskusi,
tentang dampak pencemaran udara
terhadap lingkungan, sumber pencemaran
udara serta penanggulangannya sesuai
dengan data yang diperoleh diperoleh
(Critical thinking)
o Guru memfasilitasi siswa untuk
menyajikan hasil kerja
individual/kelompok secara tertulis.
(Kreativitas dan Inovatif).
o Guru memaparkan materi secara
keseluruhan yang berkaitan dengan
pencemaran udara
o Guru menyuruh peserta didik untuk
membaca teks yang ada di buku, dan
peserta didik diminta untuk
menggarisbawahi informasi-informasi
penting yang ada.
o Guru menyampaikan materi tentang
pengertian pencemaran udara, sumber
pencemaran udara, dampak pencemaran
udara dan cara mengatasinya.
o Peserta didik diberi kesempatan untuk
bertanya apabila ada materi yang kurang
dipahami.
o Guru meminta peserta didik menyelesaikan
soal latihan (pada buku hal. 57) untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan
o Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik,
o Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik,
o Guru memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksperimen dan diskusi peserta didik
Menalar
Menanya
Mengkomunikasikan
15 enit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
128
Tindak
Lanjut
melalui berbagai sumber dan kegiatan yang
telah dilaksanakan.
Merangkum
Siswa diminta menyimpulkan apa yang
telah dipelajari
Evaluasi
Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang telah dibahas
Refleksi
Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
mempelajari materi
Arahan/ tindak lanjut
Siswa diminta membaca buku buku
bahan ajar berbasis outdoor learning
/sumber lain tentang materi pencemaran
lingkungan untuk persiapan evaluasi
pada pertemuan berikutnya.
J. PENILAIAN :
Aspek Teknik Instrumen
Sikap Observasi
Penilaian sesama teman
Lembar Observasi
Daftar Cek
Pengetahuan Non Tes
Tes
Portofolio
Tes obyektif pilihan ganda, isian singkat,
menjodohkan kalimat dan soal analisis
Ketrampilan Observasi kinerja
Penilaian Diri
Lembar Observasi Kinerja
Daftar cek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
129
K. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Handout/ Bahan Ajar
3. Instrumen Penilaian
Yogyakarta, 12 November 2019
Guru Biologi
Maria Anyela Sumarlina Kula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
130
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1
Kegiatan 7.1 Menganalisis Sumber-Sumber Limbah Perairan
Tujuan
Peserta didik mampu menganalisis sumber-sumber limbah perairan
Alat
1. 3 Tabung Reaksi
2. Rak Tabung Reaksi
3. Pipet Volume 1 ml, 2 ml, 5 ml
4. Botol Sampel
Bahan
1. Air sawah
2. Air sungai
3. Air limbah got/selokan
4. Asam klorida (HCl) 0,1 N
5. Ditizon (senyawa untuk analisis kandungan logam)
Cara Kerja
1. Ambilah sampel air sawah, air sungai dan sampel air got/ di sekitar kalian menggunakan
botol sampel
2. Siapkan 3 tabung reaksi dan letakkan di rak tabung reaksi
3. Kemudian ambilah masing-masing sampel air dengan menggunakan pipet volume
sebanyak 5 ml dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Amatilah warna masing-masing sampel air tersebut!
5. Setelah itu tambahkan 1 ml HCl ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan
menggunakan pipet volume 1 ml kemudian di kocok agar homogen. Kemudian amatilah
warna air tersebut setelah ditambakan larutan HCl, lalu catatlah hasil pengamatanmu pada
tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
131
6. Langkah selanjutnya, tambahkan 2 ml ditizon ke dalam masing- masing tabung reaksi
dengan menggunakan pipet volume kemudian di campur/di kocok agar homogen.
Kemudian amatilah warna air tersebut setelah ditambakan larutan ditizon, lalu catatlah
hasil pengamatanmu pada tabel.
7. Amatilah perubahan warna sesudah ditambahkan HCldan Ditizon kemudian, catatlah hasil
pengamatanmu pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pencemaran Air
No
Sampel Air
W a r n a Keterangan
Awal Ditambah HCl Ditambah
Ditizon
1. Air sawah
2. Air sungai
3 Air
selokan/got
Soal Diskusi
1. Bagaimana warna awal dari ketiga sampel air tersebut?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………….…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana warna yang terbentuk dari ketiga sampel air tersebut sesudah ditambahkan
larutan HCl?
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
132
3. Apa peranan larutan HCl?
…………….………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
4. Bagaimana warna yang terbentuk dari ketiga sampel air tersebut sesudah ditambahkan
larutan ditizon?
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Apa peranan larutan ditizon?
…………….………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
6. Mengapa terjadi perubahan warna pada masing-masing sampel air ketika ditambahkan
larutan HCL dan larutan ditizon?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………….…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
7. Jelaskan fungsi penambahan larutan HCl dan ditizon dan bagaimana kaitannya dengan
masalah pencemaran air!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………….…………………………………………………………………………………
8. Dari hasil praktikum tersebut, sebutkan sumber-sumber limbah dan bagaimana keterkaitan
antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaraan lingkungan?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………….…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
133
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Kegiatan 7.2 Pengaruh Air Yang Tercemar Terhadap Kehidupan Akuatik
Tujuan
Mengidentifikasi suatu air tersebut termasuk air yang tercemar atau tidak
Menjelaskan pengaruh air yang tercemar terhadap kehidupan akuatik
Alat dan Bahan
a. Alat
1) Baskom ukuran sedang sebanyak 4 buah
2) Stopwatch
3) Botol aqua yang berukuran besar untuk daya tampung 1,5 liter ( 7 buah botol).
b. Bahan
1) Bubuk detergen (0,5 gram, 1 gram dan 1,5 gram)
Total detergen yang perlu disiapkan adalah 3 gram bubuk detergen
2) Air sungai, air selokan dan air bekas di wastafel, masing-masing sebanyak 1 liter
Total air sungai yang perlu disiapakan adalah 4 liter (untuk kegiatan 1 )
3) Air sungai untuk kegiatan 2 sebayak 4 liter
4) Ikan mas berukuran 8 - 10 gram (sebanyak 3 ekor ikan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
134
Perlu kamu ketahui, kali ini ada dua kegiatan yang harus kamu lakukan antara lain:
1.7.1Mengidentifikasi suatu air termasuk air yang tercemar atau tidak
1.7.2.Mengetahui pengaruh air yang tercemar terhadap kehidupan akuatik
Kegiatan 1
1.7.1 Mengidentifikasi suatu air termasuk air yang tercemar atau tidak
1. Siapkan 3 buah botol dan berilah label A, B, C pada masing-masing botol.
2. Ambilah sampel air yaitu air sungai, air got dan air bekas watafel (lihat panduan teknik
pengambilan sampel air) masing-masing sebanyak 1,5 liter kemudian masukan air tersebut
pada botol
3. Kemudian, isi botol A dengan sampel air pada bagian permukaan, botol B dengan sampel
air bagian tengah dan botol C dengan sampel air bagian dasar sungai.
4. Amati warna air dari masing-masing botol, kemudian catatlah pada tabel pengamatan
5. Amati endapan warna yang terbentuk pada tiap botol, kemudian catalahan pada tabel
pengamatan
6. Hiruplah bau/aroma air dari tiap botol dan catalah pada tabel
Tabel 1.2 Identifikasi Air Tercemar
No Sampel Air Warna Endapan Bau
1. Air sungai
2. Air selokan
3. Air wastafel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
135
Kegiatan 2
1.7.2. Untuk mengetahui pengaruh air yang tercemar terhadap kehidupan akuatik.
1. Ambilah sampel air sungai dari sebanyak 4 liter, kemudian siapkan 4 buah baskom lalu
masukan sampel air tersebut sebanyak 1 liter untuk setiap baskom.
2. Langkah pertama, masukan 0,5 gram bubuk detergen pada baskom I yang berisi 1 liter air,
kemudian amatilah warna, endapan warna yang terbentuk dan hiruplah aroma sampel air
tersebut, lalu catalah hasil pengamatanmu pada tabel
3. Masukan ikan kedalam baskom, kemudian hitunglah kecepatan membuka dan menutup
insang (operculum) ikan pada, menit ke- 2 dan menit ke 4 dan menit ke 6 lalu mencatatnya
pada tabel pengamatan
4. Langkah kedua, masukan 1 gram bubuk detergen pada baskom II yang berisi 1 liter air,
kemudian, amatilah warna, endapan warna yang terbentuk dan hiruplah aroma sampel air
tersebut, lalu catalah hasil pengamatanmu pada tabel
5. Masukan ikan lalu, hitunglah kecepatan membuka dan menutup insang (operculum) ikan
pada menit ke- 2 dan menit ke 4 dan menit ke 6 lalu mencatatnya pada tabel pengamatan
6. Langkah ketiga, masukan 1,5 gram bubuk detergen pada baskom III yang berisi 1 liter air,
kemudian amatilah warna, endapan warna yang terbentuk dan hiruplah aroma sampel air
tersebut, kemudian catalah hasil pengamatanmu pada tabel
7. Masukan ikan lalu, hitunglah kecepatan membuka dan menutup insang (operculum) ikan
pada menit ke- 2 dan menit ke 4 dan menit ke 6 lalu mencatatnya pada tabel pengamatan
8. Langkah keempat, amatilah baskom IV sebagai kontrol, kemudian amatilah warna,
endapan warna yang terbentuk dan hiruplah aroma sampel air tersebut, lalu catalah hasil
pengamatanmu pada tabel
9. Untuk lebih jelas mengenai bnayaknya sampel air dan detergen yang dibutuhkan pada
setiap baasom dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
136
Tabel 1.3 Rincian Bahan yang perlu Disiapkan
Baskom
Banyaknya Bahan
Sampel air (L) Detergen (gr)
I 1 liter 0,5 gram
II 1 liter 1 gram
III 1 liter 1,5 gram
IV 1 liter 0
10. Kemudian, masukan ikan lalu, hitunglah kecepatan membuka dan menutup insang
(operculum) ikan pada menit ke- 2 dan menit ke 4 dan menit ke 6 lalu mencatatnya pada
tabel pengamatan
11. Selanjutnya, amatilah keadaan akhir ikan dalam 5 menit selanjutnya, kemudian catatlah
hasil pengamatanmu pada tabel pengamatan.
12. Catatlah hasil percobaan di dalam sebuah tabel seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
137
Tabel 1.4 Pengaruh Air Yang Tercemar Terhadap Kehidupan Akuatik
Sampel
Air sungai
Warna Endapan Bau Kecepatan membuka
dan menutup insang
ikan pada menit ke
(banyaknya/kali)
Keadaan
Akhir
Ikan
(12 menit)
2 4 6
Sampel air +Detergen
0,5gram
Sampel air + Detergen 1
gram
Sampel air + Detergen
1,5 gram
Kontrol (sampel air)
Soal Diskusi
1. Dari hasil pengamatanmu, sebutkan air mana saja yang tergolong air yang tercemar !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana rata-rata kecepatan bernapas ikan pada masing-masing perlakukan tersebut?
Dari setiap perlakuan, pada perlakukan yang mana rata-rata kecepatan bernapas ikan yang
paling cepat ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Jika kadar detergen ditambahkan kedalam air pada baskom makin tinggi, bagaimana
pengaruhnya terhadap kecepatan membuka dan menutupnya insang?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
138
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
4. Berdasarkan hasil pengamatanmu, bagaimana perbedaan pada perlakuan ketiga sampel air
yang ditambahan dengan detergen dan yang tidak diberi detergen (kontrol) ?
Jelaskan !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………
5. Sebutkan ciri-ciri air dikatakan tercemar berdasarkan parameternya yang telah anda
ketahui !
………………………………………………………………………………………............
....……………………………………………………………………………………………
6. Berdasarkan pengamatan yang telah kalian laksanakan, bagamana pengaruh air yang
tercemar terhadap kehidupan akuatik ?
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7. Bagaimana cara untuk menanggulangi pencemaran air dilihat dari hasil pengamatan yang
telah kalian lakukan ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
139
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6
140
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2
Kegiatan 2.1 Mendeteksi adanya pencemaran tanah dan pengaruhnya terhadap kehidupan
Tujuan : mendeteksi adanya pencemaran tanah dan pengaruhnya terhadap kehidupan
dengan cara observasi lapangan
Alat dan bahan
Alat tulis
Cara Kerja
1. Amatilah sawah dan TPS tersebut kemudian catalah sumber-sumber limbah yang kamu
temukan disana
2. Kemudian, amatilah bagaimana kondisi di TPS dari segi estetika (nilai keindahan) kondisi
udara (bau) dan kehidupan organisme di lingkungan tersebut !
3. Selanjutnya, kelompokkan polutan-polutan tersebut berdasarkan sumber-sumber limbah
yang telah kalian pelajari
4. Kemudian, catalah hasil pengamatanmu pada tabel pengamatan
Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Identifikasi Sumber- Sumber Polutan Di sawah Dan
TPS
No Lokasi
Pengamatan
Sumber – Sumber Polutan
Limbah
padat
Limbah Cair Limbah
organik
Limbah
anorganik
1. Sawah
2. TPS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6
141
Soal Diskusi
1. Berdasarkan pengamatanmu, bagaimana kondisi dari segi estetika, bau, maupun kehidupan
organisme di kedua lokasi tersebut?
….…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
2. Dari hasil pengmatan pada kedua lokasi, menurut kalian sumber limbah pada lokasi mana
yang paling banyak ditemukan dan bagaimana pengaruhnya bagi lingkungan maupun
keberlangsungan organisme di sekitarnya?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
142
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 3
Kegiatan 3.1 Pengaruh Berbagai Polutan terhadap Lingkungan udara dan upaya untuk
menanggulanginya.
Tujuan:
1. Mengetahui pengaruh berbagai polutan terhadap lingkungan udara
2. Menentukan upaya yang tepat untuk menanggulangi permasalahan pencemaran udara di
lingkungan sekitar
Alat dan Bahan
1. Kaca preparat
2. Minyak kelapa
3. Mikroskop
Cara Kerja
1. Siapkan 3 buah kaca preparat diberi label A (lapangan) dan B ( jalan raya) dan preparat C
(kontrol) , kemudian pada permukaan atas kaca preparat A dan kaca preparat B diolesi
dengan minyak kelapa.
2. Setelah itu, letakan kaca preparat A dan preparat B yang sudah diolesi minyak kelapa di
tempat yang terkena polusi udara (di lapangan sekolah dan di jalan raya di dekat
sekolahmu)
3. Biarkan selama 10- 15 menit
4. Langkah selanjutnya, amatilah kondisi fisik dan frekunsi lalu lintas dari tempat-tempat
yang telah kalian letakan kaca benda
5. Ambilah kaca preparat yang sudah disediakan sebelumnya, kemudian amatilah kedua
preparat (preparat A dan B) tersebut secara bergantian dibawah mikroskop dengan
langkah-langkah berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
143
a. Mengatur Letak Mikroskop
Langkah pertama ialah letakkan microskop dengan hati-hati berada di atas meja
dan bisa terjangkau oleh badan pengamat (tak terlalu ke tepi ataupun ke tengah).
Kemudian mikroskop harus diatur kemiringannya caranya dengan memutar
sambungan inklinasi.
b. Mengatur pencahayaan
Pada mikroskop yang menggunakan cahaya tetap pada dasar alat juga lebih
gampang dipakai, karena hanya tinggal memencet sebuah tombol untuk nyalakan
lampu.
Cahaya yang masuk pada mata pengamat & untuk menerangi objek dapat diatur
menggunakan pemutar tombol atau pengatur diafragma. Jika makin lebar lubang
dari diafragma, maka semakin banyak pula jumlah cahaya yang akan masuk, dan
begitu pula sebaliknya.
c. Menemukan objek
Langkah selanjutnya, letakan preparat di atas meja preparat lalu jepitlah dengan
penjepitnya sehingga cahaya yang terkumpul dalam kondensor menembus kaca
benda
Gunakan lensa obyektif dari perbesaran paling kecil ke perbesaan paling besar
untuk melihat partikel debu
Amatilah hasil yang kamu peroleh dibawah mikroskop!
6. Setelah itu, ambilah kaca preparat C (sebagai kontrol ) yang telah disiapkan, kemudian
amatilah dibawah mikroskop sesuai dengan langkah-langkah penggunaan mikroskop di
atas!
7. Catalah hasil pengamatanmu pada tabel !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
144
Tabel 3.1 Identifikasi Partikel Debu Sebagai Indikator Pencemaran Udara
No
Preparat
Hasil
Partikel debu Keterangan
+ ++ +++
1. Preparat A
2 Preparat B
3 Preparat C (Kontrol)
Catatan :
+ = ada partikel (tingkat kepadatannya kurang)
++ = partikel cukup banyak (tingkat kepadatan sedang)
+++ = partikel sangat banyak (tingkat kepadatan sangat tinggi)
Soal Diskusi
1. Dari hasil pengamatan kalian di bawah mikroskop, pada preparat mana yang jumlah
partikel debu paling banyak?
…………………………………………..…………………………………………..………
…………………………………..…………………………………………..………………
…………………………..…………………………………………..………………………
…………………..…………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
145
2. Berdasarkan hasil pengamatan dibawah mikroskop dengan partikel debu sebagai indiaktor
pencemaran udara;
a. bagaimana kondisi udara pada masing-masing tempat
…………………………………………..…………………………………………..…
………………………………………..…………………………………………..……
……………………………………..…………………………………………..………
…………………………………..…………………………………………..
b. Apakah kedua lokasi tersebut termasuk lingkungan yang tercemar atau tidak ?
…………………………………………..…………………………………………..…
………………………………………..…………………………………………..……
……………………………………..…………………………………………..………
…………………………………..…………………………………………..
3. Berdasarkan pengamatan yang telah kalian temukan, bagaimana perbedaan preparat A dan
preparat B jika dibandingkan dengan preparat C (kontrol)?
…………………………………………..…………………………………………..………
…………………………………..…………………………………………..………………
…………………………..…………………………………………..………………………
…………………..………………………………………………………………………….
4. Bagaimana pengaruh frekuensi lalu lintas dan kondisi udara terhadap kepadatan partikel
debu yang kalian temukan dibawah mikroskop?
…………………………………………..…………………………………………..………
…………………………………..…………………………………………..………………
…………………………..…………………………………………..………………………
…………………..…………………………………………………………………………..
5. Bagaimana dampak yang ditimbulkan jika permasalahan pencemaran udara dibiarkan
terus- menerus ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
146
…………………………………………..…………………………………………..………
…………………………………..…………………………………………..………………
…………………………..…………………………………………..………………………
…………………..………………………………………………………………………….
6. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, bagaimana cara untuk menanggulangi masalah
pencemaran udara ?
…………………………………………..…………………………………………..………
…………………………………..…………………………………………..………………
…………………………..…………………………………………..………………………
…………………..………………………………………………………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
147
KISI-KISI SOAL PENCEMARAN LINGKUNGAN
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Jumlah Soal : 40 butir
Bentuk Soal : Pilahan Ganda, Isian Singkat, Menjodohkan kata dan Uraian
No Kompetensi
Dasar
Indikator No.
soal
Soal dan Jawaban
3.8. Menganalisis
terjadinya
pencemaran
lingkungan dan
dampaknya bagi
eksosistem
4.8.Membuat
tulisan tentang
gagasan
penyelesaian
masalah
pencemaran di
lingkungannya
berdasarkan
pengamatan.
1. Menjelaskan
pengertian
pencemaran
lingkungan
2. Menjelaskan
jenis-jenis
pencemaran
lingkungan
1C
2D.
Soal Pasangkan Pernyataan
Masuknya bahan organik atau
anorganik dan organisme ke
lingkungan yang mengganggu
keberlangsungan makhluk hidup di
dalamnya.
Pasangkan pernyataan tersebut !
Jawaban : pencemaran lingkungan
Perhatikan gambar tersebut!
jelaskan jenis pencemaran yang terjadi
pada gambar tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
148
3. Menyebutkan
sumber-
sumber
pencemaran
1A,2A
,8A,11
A
1B,3B,
15B
6C,7C
3D
Jawaban : Pencemaran tanah dan
Pencemaran air
A. Pilihan Ganda
Suatu zat yang menyebabkan
pencemaran lingkungan disebut
A. Sampah
B. Polutan
C. Polusi
D. Limbah
Jawaban : B
Jenis limbah pertanian yang dapat
mengakibatkan terjadinya pencemaran
lingkungan, kecuali …
A. Pestisida
B. nitrogen
C. fosfor
D. pupuk organik
Jawaban : D
Menurunnya jumlah cahaya yang
masuk ke dalam perairan akibat
blooming tanaman ini mengakibatkan
menurunnya tingkat kelarutan oksigen
dalam air.
Berdasarkan kasus tersebut limbah
rumah tangga yang menyebabkan
keadaan seperti di atas adalah …
A. Limbah detergen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
149
4A,5A
,6A,10
A,
B. Plastik rumah tangga
C. Sampah organik
D. Sampah rumah tangga
Jawaban : A
Sampah plastik dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran tanah, karena
….
A. sulit diuraikan mikroorganisme
B. Tidak dapat dibakar
C. Mudah larut dalam air
D. dapat meracuni habitat tanah
Jawaban ; A
B. Isian Singkat
Suatu zat disebut polutan apabila…….
Jawaban : jumlahnya melebihi batas
normal
Asap kendaraan menyebabkan
pencemaran……
Jawaban : udara
Polutan yang dapat menimbulkan
hujan asam adalah gas……… dan
………
Jawaban : SOx dan NOx
C. Soal pasangkan pernyataan !
Polutan yang dapat diuraikan secara
alami oleh dekomposer seperti sisa
makhluk hidup disebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
150
4. Mengidentifik
asi dampak
pencemaran
lingkungan
11A,1
2A,13
A,14,1
5A
2B,3B,
5B,6B,
7B,9B
2C,3C,
4C,5C,
8C
4D
Jawaban : biodegradable
Jenis polutan yang dapat
menyebabkan rusaknya lapisan ozon
disebut ;
Jawaban : CFC
D. Soal Analisis
Perhatikan gambar berikut!
Sebutkan sumber pencemaran dari
gambar tersebut .
Jawaban : limbah rumah tangga
berupa limbah plastik dan limbah cair
A. Pilihan Ganda
Berikut ini yang bukan merupakan
dampak negatif dari pembuangan
limbah padat adalah …
A. Menurunkan kualitas tanah
B. Mengurangi keindahan
lingkungan
C. Kesuburan tanah meningkat
D. Berkembangnya berbagai
penyakit
Jawaban : C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
151
Salah satu ulah manusia yang dapat
menyebabkan pencemaran air adalah
…
A. Membuang sampah cair dan
sampah padat ke sungai, dan
menggunaan sabun yang sulit
terurai di lingkungan
B. Tidak membuang sampah di
sungai, menjaga kebersihan
sungai
C. Menjaga ekosistem serta
menggunakan pestisida secara
berlebihan
D. Menanam tumbuhan air,
melakukan terasering dan
membuang sabun disungai
Jawaban : A
Pengaruh DDT sangat berbahaya
terhadap makhluk hidup. Apabila
DDT terkumpul dalam tubuh burung
betina akan menyebabkan ….
A. menipisnya cangkang telur
B. kematian
C. kemandulan
D. rusaknya organ tubuh
Jawaban : C
Sampah plastik dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran tanah, karena
….
A. sulit diuraikan mikroorganisme
B. Tidak dapat dibakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
152
C. Mudah larut dalam air
D. Dapat meracuni habitat tanah
Jawaban : B
Adanya CO yang berlebihan di udara
dapat mengakibatkan terjadinya …
A. Berlubangnya ozon
B. Sesak nafas
C. Pemanasan global
D. Hujan asam
Salah satu ulah manusia yang dapat
menyebabkan pencemaran air adalah...
A. tidak membuang sampah di
sungai, menjaga kebersihan
sungai
B. melakukan terasering, menjaga
ekosistem dan biota sungai
C. menanam tumbuhan air dan
membuang sabun disungai
D. membuang sampah cair dan
sampah padat kesungai, serta
menggunakan pestisida secara
berlebihan
Jawaban : D
Perhatikan uraian berikut !
i. Menimbulkan keindahan
lingkungan
ii. Ganguan kesehatan
iii. Meningkatnya daya tahan
tubuh
iv. Penurunan kualitas lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
153
Yang merupakan dampak buruk dari
air limbah ditunjukkan oleh nomor ...
A. iii dan iv
B. ii dan iv
C. i dan ii
D. i dan iii
Jawaban : B
Di suatu ekosistem perairan terdapat
zooplankton, ikan kecil, ikan besar, dan
fitoplankton,
maka DDT akan terakumulasi
pada…
A. zooplankton
B. ikan besar
C. fitoplankton
D. ikan kecil
Jawaban : D
Eutrofikasi dapat mengakibatkan ....
A. Blooming ganggang dan
tumbuhan air
B. Bioaugmentasi ganggang air
C. Matinya seluruh biota
D. Bioakumulasi ganggang air
Jawaban : A
Dampak yang timbul jika kita
menggunakan gas CFC pada kulkas,
spray dan AC adalah....
A. munculnya lubang ozon di
stratosfer
B. Pencemaran udara di
lingkungan sekitar perumahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
154
3A,7A
,9A
8B
9C,10
C
5D
C. Pencemaran udara di dalam
rumah
D. Meningkatnya kadar bahan
pencemar
Jawaban : A
B. Isian Singkat
Asap kendaraan bermotor dapat
menyebabkan….
Jawaban : pencemaran udara
Efek rumah kaca terjadi karena
atmosfer banyak terkumpul…..
Jawaban: gas CO2 (gas
Karbondioksida)
Lapisan ozon perlu dijaga keutuhannya
karena ………
Jawaban : Lapisan ozon berfungsi
melindungi kita dari radiasi sinar
ultraviolet.
Fungsi lapisan ozon pada atmosfir
bumi adalah …………
Jawaban : melindungi bumi dari
radiasi sinar UV (ultraviolet)
Rusaknya lapisan ozon disebabkan
oleh……
Jawaban : pencemaran udara dari gas
pencemar CFC
Penumpukan senyawa organik yang
berlebihan di lingkungan
perairan dapat mengakibatkan ……
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
155
Jawaban : terjadinya blooming algae.
C. Pasangkan Pernyataan !
Limbah pertanian ( pupuk) dan
peternakan (kotoran hewan) dapat
mengakibatkan pengayaan nutrient di
lingkungan perairan disebut….
Jawaban : eutrofikasi
Dampak banyaknya endapan dan
koloid …..
Jawaban : kematian bioata di
perairan
Suhu permukaan bumi meningkat
disebut ….
Jawaban : pemanasan global (global
warming)
Dampak tingginya kandungan SO2
dan SO3 di atmosfer…
Jawaban : hujan asam
Dampak banyak nutrient seperti fosaft
terbuang ke periaran….
Jawaban : Blooming algae ( ledakan
populasi alga)
D. Soal Analisis
Perhatikan gambar !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
156
5. Mendeskripsi
kan upaya
untuk
mengatasi
pencemaran
lingkungan.
Bagaimana dampaknya terhadap
eksistem dan makhuk hidup di
sekitarnya?
Jawaban :
A. Pilihan Ganda
Salah satu cara mengatasi pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh
limbah pabrik adalah :
A. Menutup industri bahan kimia
B. Membatasi penggunaan bahan
kimia
C. Membuang limbah pabrik
sedikit demi sedikit
D. Mengolah limbah pabrik
sebelum dibuang
Jawaban : D
Salah satu upaya pengendalian hama
yang tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan adalah
A. Penyemprotan menggunakan
pestisida
B. Pengendalian secara biologis
C. Penyemprotan dengan
insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
157
D. Pengendalian dengan herbisida
Jawaban : B
Bioremidiasi adalah penggunaan
mikroorganisme untuk membersihkan
pencemaran yang
disebabkan oleh …
A. limbah minyak
B. limabah rumah tangga
C. limbah industry
D. limbah pertanian
Jawaban : A
B. Isian Singkat
Usaha pengendalian hama yang tidak
menyebabkan pencemaran
lingkungan adalah menggunakan ……
Jawaban : predator alami
( musuh alami hama)
C. Pasangkan Pernyataan !
Salah satu cara menanggulangi
pencemaran udara….
Jawaban : membuat jalur hijau
Penanaman kembali hutan yang
gundul…
Jawaban : reboisasi
D. Soal Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
158
Perhatikan gambar !
Bagaimana solusi untuk mengatasi
masalah tersebut ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
159
SOAL EVALUASI MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
A. PILIHAN GANDA
1. Suatu zat yang menyebabkan pencemaran lingkungan disebut
A. Sampah
B. Polutan
C. Polusi
D. Limbah
2. Jenis limbah pertanian yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan,
kecuali …
A. Pestisida
B. Fosfat
C. Nitrat
D. Pupuk organik
3. Salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik
adalah …
E. Menutup industri bahan kimia
F. Membatasi penggunaan bahan kimia
G. Membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit
H. Mengolah limbah pabrik sebelum dibuang
4. Berikut ini yang bukan merupakan dampak negatif dari pembuangan limbah padat adalah
…
A. Menurunkan kualitas tanah
B. Mengurangi keindahan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
160
C. Kesuburan tanah meningkat
D. Berkembangnya berbagai penyakit
5. Salah satu ulah manusia yang dapat menyebabkan pencemaran air adalah …
A. Membuang sampah cair dan sampah padat ke sungai, dan menggunaan sabun yang
sulit terurai di lingkungan
B. Tidak membuang sampah di sungai, menjaga kebersihan sungai
C. Menjaga ekosistem serta menggunakan pestisida secara berlebihan
D. Menanam tumbuhan air, melakukan terasering dan membuang sabun disungai
6. Adanya CO yang berlebihan di udara dapat mengakibatkan terjadinya …
A. Berlubangnya ozon
B. Sesak nafas
C. Pemanasan global
D. Hujan asam
7. Salah satu upaya pengendalian hama yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan adalah
A. Penyemprotan menggunakan pestisida
B. Pengendalian secara biologis
C. Penyemprotan dengan insektisida
D. Pengendalian dengan herbisida
8. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam perairan akibat blooming tanaman,
mengakibatkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air. Berdasarkan kasus
tersebut limbah rumah tangga yang menyebabkan keadaan seperti di atas adalah …
A. Limbah detergen
B. Plastik rumah tangga
C. Sampah organic
D. Sampah rumah tangga
9. Bioremidiasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk membersihkan pencemaran yang
disebabkan oleh …
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
161
A. limbah minyak
B. limbah rumah tangga
C. limbah industry
D. limbah pertanian
10. Pengaruh DDT sangat berbahaya terhadap makhluk hidup. Apabila DDT terkumpul dalam
tubuh burung betina akan menyebabkan ….
A. menipisnya cangkang telur
B. kematian
C. kemandulan
D. rusaknya organ tubuh
11. Sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, karena ….
A. sulit diuraikan mikroorganisme
B. Tidak dapat dibakar
C. Mudah larut dalam air
D. Dapat meracuni habitat tanah
12. Dampak yang timbul jika kita menggunakan gas CFC pada kulkas, spray dan Ac
adalah....
A. lubang ozon di stratosfer
B. Pencemaran udara di lingkungan sekitar perumahan
C. Pencemaran udara di dalam rumah
D. Meningkatnya kadar bahan pencemar
13. Perhatikan uraian berikut !
i. Menimbulkan keindahan lingkungan
ii. Ganguan kesehatan
iii. Meningkatnya daya tahan tubuh
iv. Penurunan kualitas lingkungan
Yang merupakan dampak buruk dari air limbah ditunjukkan oleh nomor ...
A. iii dan iv
B. ii dan iv
C. i dan ii
D. i dan iii
14. Di suatu ekosistem perairan terdapat zooplankton, ikan kecil, ikan besar, dan fitoplankton,
maka DDT akan terakumulasi pada…
A. Zooplankton
B. ikan besar
C. fitoplankton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
162
D. ikan kecil
15. Eutrofikasi dapat mengakibatkan ............................................................
A. Blooming ganggang dan tumbuhan air
B. Bioaugmentasi ganggang air
C. Matinya seluruh biota
D. Bioakumulasi ganggang air
B. ISIAN SINGKAT
1. Suatu zat disebut polutan apabila……………………………………………
2. Pembuangan sampah sembarangan dapat mengakibatkan………………………
3. Asap kendaraan menyebabkan pencemaran………………………….
4. Efek rumah kaca terjadi karena di atmosfer banyak terkumpul……………………
5. Lapisan ozon perlu dijaga keutuhannya karena …………………………………
6. Fungsi lapisan ozon pada atmosfir bumi adalah ……………………………………..
7. Rusaknya lapisan ozon disebabkan oleh………………………………..
8. Usaha pengendalian hama yang tidak menyebabkan pencemaran lingkungan adalah
menggunakan ……………………
9. Penumpukan senyawa organik yang berlebihan di lingkungan perairan dapat
mengakibatkan …………………………………………………
10. Polutan yang dapat menimbulkan hujan asam adalah gas……… dan ………
C. MENJODOHKAN KALIMAT
Pernyataan
1. Masuknya bahan organik atau anorganik dan organisme ke lingkungan yang dapat
mengganggu keberlangsungan makhluk hidup di dalamnya.
2. Limbah pertanian (pupuk) dan peternakan (kotoran hewan) dapat mengakibatkan
pengayaan nutrient di lingkungan perairan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
163
3. Dampak banyaknya endapan dan koloid
4. Suhu permukaan bumi meningkat
5. Dampak tingginya kandungan SOx dan NOx di atmosfir
6. Polutan yang dapat diuraikan secara alami oleh decomposer seperti sisa makhluk hidup
7. Jenis polutan yang dapat menyebabkan rusaknya lapisan ozon
8. Dampak banyak nutrien seperti fosfat terbuang ke perairan
9. Salah satu cara untuk menanggulangi pencemaran udara
10. Penanaman kembali hutan yang gundul
Jawaban
a) Eutrofikasi
b) Reboisasi
c) Pencemaran lingkungan
d) Blooming algae (ledakan populasi alga)
e) CFC (Chlorofluorocarbon)
f) Membuat jalur hijau
g) Biodegradable
h) Kematian biota di perairan
i) Pemanasan global (global warming)
j) Hujan asam
D. SOAL ANALISIS
1. Amati ilustrasi tersebut !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
164
2. Jelaskan jenis pencemaran yang terjadi pada gambar tersebut!
3. Sebutkan sumber pencemaran tersebut!
4. Bagaimana dampaknya terhadap ekosistem dan makhluk hidup di sekitarnya?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10
165
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI PENCEMARAN LINGKUNGAN
A. Pilihan Ganda
1. B
2. D
3. D
4. C
5. A
6. B
7. B
8. A
9. A
10. C
11. A
12. A
13. B
14. D
15. A
B. Isian singkat
1. Jumlahnya melebihi batas normal
2. Pencemaran
3. Udara
4. gas CO2 (gas Karbondioksida)
5. Lapisan ozon berfungsi melindungi kita dari radiasi sinar ultraviolet.
6. melindungi bumi dari radiasi sinar UV (ultraviolet)
7. pencemaran udara dari gas pencemar CFC
8. predator alami ( musuh alami hama)
9. terjadinya blooming algae.
10. SOx dan NOx
C. Soal Menjodohkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10
166
1. Pencemaran lingkungan
2. Eutrofikasi
3. Kematian biota di perairan
4. Global warming
5. Hujan asam
6. Biodegradable
7. CFC (Chlorofluorocrbon)
8. Blooming algae
9. Membuat jalur hijau
10. Reboisasi
D. Soal Analisis
Kata kunci
1. ;-
2. Pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara
3. Sampah rumah tangga, limbah industry
4. Kematian hewan dan merusak estetika dan bau
5. Melakukan sosialisasi untuk tidak membuang sampah sembarangan, membersikan
lokasi yang terkena pencemaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11
167
INSTRUMEN PENILAIAN
A. Penilaian Sikap Ilmiah dan Sosial
Indikator :
Menunjukkan perilaku teliti dalam mengisi kolom pada TTS
Menunjukkan perilaku jujur dalam mengerjakan LKPD
Menunjukkan perilaku kerjasama saat mengerjakan LKPD
Teknik Penilaian: Observasi kinerja dan Penilaian sesama teman
Instrumen Penilaian : Lembar Observasi/ Daftar cek
a. Instrumen Penilaian Sikap Teliti dan Jujur :
Nama Teliti Jujur
3 2 1 3 2 1
Rubrik Penilaian :
Sikap 3
(Baik )
2
(Cukup)
1
(Kurang)
Teliti
Mengisi jawaban
pada kolom TTS
sesuai pernyataan
dengan benar/ tepat
dan lengkap
Ada hasil yang
kurang tepat /
lengkap
Lebih dari separuh
data kurang tepat/
lengkap
Jujur
Tidak saling
menyontek waktu
mengerjakan soal
diskusi kelompok dan
Tidak mencatat
langsung hasil
diskusi tetapi
melihat dulu pada
Mencatat /
melaporkan data tidak
sesuai dengan hasil
diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11
168
melaporkan hasil
diskusi secara jelas
dan jujur
kelompok lain,
melaporkan data
sesuai hasil diskusi
b. Instrumen Penilaian Sesama Teman untuk sikap kerjasama
Berilah tanda V pada kolom yang sesuai untuk menilai kerjasama masing- masing
teman dalam kelompokmu dengan panduan seperti rubrik di bawahnya :
Nama Teman dalam
Kelompok
Kerjasama
Baik (3) Cukup (2) Kurang (2)
1.
2.
3.
4..
Rubrik Penilaian
Sikap Baik (3) Cukup (2) Kurang (2)
Kerjasama :
1. Berbagi tugas
2. Memberi
kesempatan pada
teman
3. Mau membantu
teman yang
membutuhkan
Memenuhi ke 3
aspek yang
ditentukan
Memenuhi 2
aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
Memenuhi 1
aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11
169
B. Penilaian Pengetahuan
Indikator :
3.8.1.Menjelaskan pengertian pencemaran air
3.8.2.Menjelaskan jenis-jenis pencemaran air
3.8.3.Menyebutkan sumber-sumber pencemaran air
3.8.4.Mengidentifikasi dampak pencemaran air
3.8.5.Mendeskripsikan upaya untuk mengatasi pencemaran air
3.8.6.Menjelaskan pengertian pencemaran tanah
3.8.7.Menjelaskan jenis-jenis pencemaran tanah
3.8.8.Menyebutkan sumber-sumber pencemaran tanah
3.8.9.Mengidentifikasi dampak pencemaran tanah
3.8.10.Mendeskripsikan upaya untuk mengatasi pencemaran tanah
3.8.11.Menjelaskan pengertian pencemaran udara
3.8.12.Menjelaskan jenis-jenis pencemaran udara
3.8.13.Menyebutkan sumber-sumber pencemaran udara
3.8.14.Mengidentifikasi dampak pencemaran udara
3.8.15.Mendeskripsikan upaya untuk mengatasi pencemaran udara
Tehnik Penilaian : Non Tes : Portofolio
Tes : Obyektif Pilihan Ganda, Isian singkat, menjodohkan dan analisis
Instrumen Penilaian :
a. Portofolio : Pengisian LKS
Rubrik Penilaian
Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (3) Kurang (1)
Laporan Percobaan :
1.Ketepatan menjelaskan
dampak pencemaran
lingkungan dan upaya
mengatasinya
Memenuhi ke
4 aspek yang
ditentukan
Memenuhi 3
aspek dari 4
aspek yang
ditentukan
Memenuhi 2
aspek dari 4
aspek yang
ditentukan
Memenuhi 1
aspek dari 4
aspek yang
ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11
170
2.Ketepatan
mendeskripsikan
sumber-sumber
pencemaran, jenis-jenis
pencemaran
3.Ketepatan
menyimpulkan,
4.Penulisan tidak banyak
kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI