Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah
-
Upload
sidajateng -
Category
Documents
-
view
135 -
download
30
description
Transcript of Pengembangan Agropolitan di Jawa Tengah
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI JAWA PROVINSI
JAWA TENGAH
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
Pemalang, 25 Nopember 2013Pemalang, 25 Nopember 201320132013
OUTLINE1. Pendahuluana. Keterkaitan Desa-Kotab. Pendekatan Pengembangan Kawasanc. Konsep Agropolitand. Kebijakan dan Strategie. Upaya-upaya yang diperlukanf. Pihak yang berperan dalam kawasan Agropolitang. Wujud riil Sinergitas Pengembangan Agropolitanh. Faktor Kunci Keberhasilani. Komponen Pokok Kegiatan Fasilitasi
2. Permasalahan Pembangunan Pertanian.3. Pengembangan kawasan Agropolitan/Minapolitan di Jawa
Tengah4. Konsep Agropolitan/Minapolitan ke depan
2
BELUM TERBANGUN SINERGITAS BELUM TERBANGUN SINERGITAS PEMBANGUNAN DESA - KOTAPEMBANGUNAN DESA - KOTA
BELUM TERBANGUN SINERGITAS BELUM TERBANGUN SINERGITAS PEMBANGUNAN DESA - KOTAPEMBANGUNAN DESA - KOTA
BERKEMBANGNYA KOTA SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHANTERNYATA TIDAK MEMBERIKAN TRICKLE DOWN EFFECT,TAPI JUSTRU MENIMBULKAN EFEK PENGURASAN SUMBERDAYA(BACKWASH EFFECT) DARI WILAYAH SEKITARNYA
BERKEMBANGNYA KOTA SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHANTERNYATA TIDAK MEMBERIKAN TRICKLE DOWN EFFECT,TAPI JUSTRU MENIMBULKAN EFEK PENGURASAN SUMBERDAYA(BACKWASH EFFECT) DARI WILAYAH SEKITARNYA
3
1. TERBUKANYA AKSES KE DAERAH PERDESAAN AKAN MENDORONG ELIT KOTA, PERUSAHAAN BESAR, UNTUK MENGEKSPLOITASI SUMBERDAYA YANG ADA DI DESA, SEDANGKAN MASYARAKAT DESA SENDIRI TIDAK BERDAYA KARENA SECARA POLITIK / EKONOMI PARA PELAKU EKSPLOITASI MILIKI POSISI TAWAR YANG KUAT
2. KAWASAN PERDESAAN DIHUNI OLEH SDM + KELEMBAGAAN YANG LEMAH
PENYEBAB TERJADINYA BACKWASH EFFECT :
Mewujudkan sinergitas pembangunan antar sektor yangpartisipatif dengan melibatkan berbagai stakeholders serta
mengakomodir kebutuhan masyarakat (need driven)dalam satu kawasan secara fungsional tanpa
menghilangkan kespesifikan kawasan
Mewujudkan sinergitas pembangunan antar sektor yangpartisipatif dengan melibatkan berbagai stakeholders serta
mengakomodir kebutuhan masyarakat (need driven)dalam satu kawasan secara fungsional tanpa
menghilangkan kespesifikan kawasan
PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN
FORMAL
Koordinasi, Integrasi danSinergitas, baik dari sisiKewenangan dan PenyusunanProgram Lintas Wilayah danPelaku
FORMAL
Koordinasi, Integrasi danSinergitas, baik dari sisiKewenangan dan PenyusunanProgram Lintas Wilayah danPelaku
NON FORMAL
Kerjasama Sinergis antarStakeholders yg BerbasisKemitraan Public-PrivateSesuai KeunggulanPotensi masing-masingWilayah
NON FORMAL
Kerjasama Sinergis antarStakeholders yg BerbasisKemitraan Public-PrivateSesuai KeunggulanPotensi masing-masingWilayah
1. 1. Asas Keseluruhan (comprehensive) sektor secara terpadu2. Bukan lagi penjumlahan (agregatif) masing-masing sektor secara terpisah
1. 1. Asas Keseluruhan (comprehensive) sektor secara terpadu2. Bukan lagi penjumlahan (agregatif) masing-masing sektor secara terpisah
4
5
KONSEP AGROPOLITANKONSEP AGROPOLITANPerda No. 6/2010 :RTRWP JATENG
Beberapa Kawasan Strategis dan Prospektif, dengan keanekaragaman sumber daya yang dapat dikembangkan guna peningkatan kemandirian daerah, peningkatan perekonomian wilayah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
Kawasan Agropolitan merupakan bagian (sub kawasan) dari Kawasan Strategis, yaitu “Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis” (UU No. 26/2007 ttg Penataan Ruang).
Dalam Ps. 15 (1) UU 26/2007, disebutkan bahwa RTR Kaw. Agropoltan merupakan rencana rinci tata ruang 1 (satu) atau beberapa wilayah kabupaten.
AGROPOLITAN = KOTA TANI, Kawasan sentra produksi, Agribisnis-Agroindustri, Pemukiman Masyarakat Tani + IKM + UKM, Sarana-Prasarana Produksi Hulu-Hilir
AGROPOLITAN METROPOLITAN, Kawasan perdagangan+perkantoran, Industri manufaktur+jasa, Pemukiman penduduk padat heterogen, Sarana-Prasarana kebutuhan sekunder
KEBIJAKAN DAN STRATEGIPEMBANGUNAN PERTANIAN (dalam arti luas)
IMPLEMENTASIPROGRAM/KEGIATANPEMBANGUNANPERTANIAN
POSISI SPASIALKAW. BUDIDAYA DANKAW. LINDUNG
PERDA 6/2010RTRWPROV. JATENG
STRATEGI PENGELOLAANSTRATEGI PENGELOLAANDGN. PENDEKATAN KAWASAN :DGN. PENDEKATAN KAWASAN :ASAS KOMPREHENSIF, INTEGRATIF, SINERGITAS LINTAS ASAS KOMPREHENSIF, INTEGRATIF, SINERGITAS LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PELAKUSEKTOR DAN LINTAS PELAKU
1. RKPD Tahun 20142. Konsep RPJMD 2013-
2018
RPPK RPPK (AGROPOLITAN / MINAPOLITAN, PRIMATANI, PUAP, DLL)(AGROPOLITAN / MINAPOLITAN, PRIMATANI, PUAP, DLL)
6
Dengan memiliki Power, maka akan dapat melaksanakanProses AKTUALISASI EKSISTENSI
Power atau Kekuatan, menjadi modal utama dari
Proses AKTUALISASI EKSISTENSI
Power atau Kekuatan, menjadi modal utama dari
Proses AKTUALISASI EKSISTENSI
UPAYA - UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN
7
MEMBERIKAN POWER KEPADA YANG POWERLESS
PEMBERDAYAAN ------- EMPOWERMENT
PEMBERDAYAAN ------- EMPOWERMENT
PIHAK YANG BERPERAN DALAMPENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITANPIHAK YANG BERPERAN DALAMPENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
1. UNSUR MASYARAKAT / PETANI2. UNSUR BIROKRASI / PEMERINTAH3. UNSUR PENGUSAHA / SWASTA4. UNSUR PENDUKUNG : LSM, PT,
PONPES, PAKAR, PRAKTISI, DLL
1. UNSUR MASYARAKAT / PETANI2. UNSUR BIROKRASI / PEMERINTAH3. UNSUR PENGUSAHA / SWASTA4. UNSUR PENDUKUNG : LSM, PT,
PONPES, PAKAR, PRAKTISI, DLL
ORGANISASI PEMBINA :1. KELOMPOK KERJA (POKJA)2. KOORDINATOR LAPANGAN3. PEMANDU LAPANGAN
ORGANISASI PEMBINA :1. KELOMPOK KERJA (POKJA)2. KOORDINATOR LAPANGAN3. PEMANDU LAPANGAN
KELEMBAGAAN KAWASAN :1. KELOMPOK TANI2. REMBUG, PAGUYUBAN3. FORUM, ASSOSIASI4. KOPERASI, BUMDES5. LEMBAGA LOKAL LAINNYA
KELEMBAGAAN KAWASAN :1. KELOMPOK TANI2. REMBUG, PAGUYUBAN3. FORUM, ASSOSIASI4. KOPERASI, BUMDES5. LEMBAGA LOKAL LAINNYA
8
STAKEHOLDER
STAKEHOLDER
WUJUD RIIL SINERGITASPENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
MUSRENBANGNAS
POKJAPUSAT
MUSRENBANGPROV
MUSRENBANGKAB
MUSRENBANGKEC
MUSRENBANGDESA
POKJAPROVINSI
POKJAKABUPATEN
KOORDLAPANGAN
MEKANISMEPERENCANAANPEMBANGUNAN
FORUMKOORDINASIAGROPOLITAN
KOORDINASIINTEGRASISINKRONISASI
STAKEHOLDER
RAKORAGROPOLITANKABUPATEN
RAKORPOKJA AGROPOLITAN
SINKRONISASIPROGRAM/KEGIATAN
9
POKJA
FAKTOR KUNCI KEBERHASILANPENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
POKJAPEMBANGUNANDAERAH
PASARKAWASANAGROPOLITAN
SINKRONISASI
FASILITASI
RESPON
PENAWARAN
1. Sosialisasi Program2. Penetapan Lokasi3. Identifikasi Potensi & Masalah4. Musyawarah Peny. Program5. Pendampingan Pelaks. Progr.6. Monev
1. Renstra2. Rencana Kerja Pemda3. KUA + PPA + APBD + RKA/DPA4. Mekanisme Perenc. Pemb. - Bottom Up Planning - Top Down Planning
Sbg. LOKO thd. Rangkaian GerbongAGRIBISNIS :• Info Pasar• Jaringan Pasar• Tata Niaga• Bargaining• Jaminan PasarMembutuhkan :• Informasi• Bimbingan• Alih Teknologi• Infrastruktur
MASTER PLAN RPJM INDIKASI PROGRAM
10
KOMPONEN POKOKKEGIATAN FASILITASI
1. Pengembangan Komoditas Unggulan2. Kelembagaan Agribisnis (Hulu – Hilir)3. Kelembagaan Petani4. Kelembagaan Penyuluh / Pendamping Pembangunan5. Sarana dan Prasarana Pendukung6. Capacity Building7. Bantuan Modal8. Alih Teknologi9. Bina Jejaring (Produksi dan Pemasaran)10. Informasi11.Tri Bina (Bina Usaha, Bina Manusia/Sosial dan Bina
Lingkungan)
11
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN(secara umum)PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN(secara umum)
Belum terwujudnya sinergitas program/kegiatan yang terintegrasi dalam satu kesatuan kawasan secara spasial dan fungsional.
Belum terwujudnya sinergitas program/kegiatan yang terintegrasi dalam satu kesatuan kawasan secara spasial dan fungsional.
12
Kurangnya koordinasi, komunikasi dan kerjasama antar stakeholders dalam implementasi program/kegiatan pembangunan pertanian.
Kurangnya koordinasi, komunikasi dan kerjasama antar stakeholders dalam implementasi program/kegiatan pembangunan pertanian.
Masih adanya ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara desa ( masyarakat homogen/petani ) dan kota ( masyarakat heterogen/urban ).
Masih adanya ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara desa ( masyarakat homogen/petani ) dan kota ( masyarakat heterogen/urban ).
Belum adanya komitmen terhadap penganggaran (budgeting) dan program (programming) pembangunan pertanian yang diperuntukkan pada pengembangan kawasan.
Belum adanya komitmen terhadap penganggaran (budgeting) dan program (programming) pembangunan pertanian yang diperuntukkan pada pengembangan kawasan.
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN/MINAPOLITANDI JAWA TENGAH (2003 – 2013)
1. KAB. SEMARANG, KAWASAN AGROPOLITAN CANDIGARON TA 2003-20092. KAB. WONOSOBO, KAWASAN AGROPOLITAN ROJONOTO TA 2004-20093. KAB. MAGELANG, KAWASAN AGROPOLITAN MERAPI MERBABU TA 2005-20094. KAB. PEMALANG, KAWASAN AGROPOLITAN WALIKSARIMADU TA-2003-20095. KAB. BATANG, KAWASAN AGROPOLITAN SORBANWALI TA 2005-20096. KAB. PURBALINGGA, KAWASAN AGROPOLITAN BUNGA KONDANG TA 2005-20097. KAB. BOYOLALI, KAWASAN AGROPOLITAN GOASEBO TA 2008-20108. KAB. KARANGANYAR, KAWASAN AGROPOLITAN SUTHOMADANSIH TA 2006-20109. KAB. BREBES, KAWASAN AGROPOLITAN LARANGAN TA 2008-201010. KAB. BANJARNEGARA, KAWASAN AGROPOLITAN JAKABAYA TA 2008-201011. KAB. DEMAK, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201012. KAB. TEMANGGUNG, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201013. KAB. PEKALONGAN, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201014. KAB. PURWOREJO, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201015. KAB. CILACAP, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201016. KAB. BANYUMAS, KAWASAN MINAPOLITAN TA 201017. KAB. KLATEN, KAWASAN MINAPOLITAN TA 201118. KAB. PEMALANG, KAWASAN MINAPOLITAN TA 201219. KAB. PATI, KAWASAN AGROPOLITAN TA 201220. KOTA TEGAL, KAWASAN MINAPOLITAN TA 2012
13
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
(KEDEPAN)
Menggunakan Model Pembangunan Perdesaan Berbasis Agro yaitu suatu model pembangunan ekonomi wilayah dengan pendekatan kawasan yang dilandasi prinsip-prinsip :•Perencanaan pembangunan dalam satu kesatuan geografis (kawasan) yang bersifat fungsional dan dinamis.•Pembangunan yang berbasis sumber daya lokal dan partisipasi masyarakat lokal.•Pengembangan komoditas unggulan strategis/andalan.•Keterkaitan sistem hulu-hilir dalam aktivitas produksi, pengolahan, distribusi, pemasaran dan permodalan, melalui jejaring (networking) antara industri kecil, sedang dan besar.•Sinergitas program dan kegiatan pembangunan kawasan tanpa menghilangkan karakteristik/kespesifikan kawasan (kearifan lokal) dengan melibatkan berbagai stakeholders
14
PERSYARATAN UTAMA PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN
Sumberdaya lahan dan agroklimat sesuai Komoditas Unggulan
Kegiatan on farm dan off farm
sarana dan prasarana kesejahteraan sosial yang memadai
Kelestarian lingkungan hidup
Sarana dan prasarana agropolitan yang memadai
sarana dan prasarana umum yang memadai
Mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis, antara lain: Pasar, kelembagaan, Lembaga keuangan (LKM–PUAP),Posluhdes/BPP/BPP Model/FEATI, Pengkajian teknologi agribisnis (PRIMATANI), Infrastruktur (Jaringan jalan dan sarana irigasi yang memadai
15
PROGRAM / SARANA PENDUKUNG
PASAR
PUAP
FEATI
PRIMATANI
Sbg. LOKO thd. Rangkaian Gerbong AGRIBISNIS : Info Pasar, Jaringan Pasar, Tata Niaga, Bargaining Jaminan PasarMembutuhkan : Informasi, Bimbingan, Alih Teknologi, Infrastruktur
Prog pemberdayaan masy berbentuk BLM / bantuan permodalan usaha melalui Gapoktan dalam 3 tahap pelaksanaan yaitu : pengelolaan usaha produktif (tahun I), usaha simpan pinjam (tahun II) dan pembentukan LKM-Agribisnis (tahun III)
Program Pemberdayaan Petani melalui Informasi dan Teknologi, bertujuan meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan organisasi petani mengakses informasi, teknologi, modal, saprodi untuk mengembangkan agribisnis dan kemitraan dgn sektor swasta melalui Farmer Manage Activity (FMA) dgn kegiatan berupa Pelatihan manajerial, leadership dan kewirausahaan
Program Rintisan dan Akselerasi PemasyarakatanInovasi Teknologi Pertanian yang dimulai tahun 2007, merupakan proses diseminasi inovasi teknologi pertanian agar dapat berjalan secara cepat dan tepat, sesuai dengan karakteristik spesifik lokal
16
Sosialisasi program
Penetapan kawasan di daerah Kab./Kota
Inventarisasi dan identifikasi di kawasan wilayah binaan
Menyusun rencana pengembangan kawasan agropolitan jangka panjang
PROSES PERENCANAAN TAHAP PERENCANAAN
Secara bertahap
Berorientasi jangka panjang
PERENCANAAN PENGEMBANGAN
17
INDIKATOR KEBERHASILANKAWASAN AGROPOLITAN
1. Terbangunnya KOTA TANI :
• Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan
• Pusat Kegiatan Agribsinis – Agroindustri
• Pemukiman Masyarakat Tani + IKM + UKM
• Tersedia Sarana dan Prasarana Pendukung (Hulu – Hilir)
2. Meningkatnya Pendapatan dan Daya Beli Masyarakat Lokal
3. Meningkatnya Kesehatan, Pendidikan dan Lingkungan Kawasan
4. Meningkatnya Kesempatan Kerja
5. Meningkatnya Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan
6. Tersedianya Sarana dan Prasarana Umum dan Sosial
18
Beberapa indikator yang tidak terukur
• Keberhasilan pembinaan petani dengan tehnologi baru.
• Berkembangnya pelatihan (capacity building) dan penelitian di kawasan binaan.
• Peningkatan kesempatan kerja dan belajar masyarakat desa.
• Peningkatan pendapatan masyarakat• Tumbuhnya wirausaha baru bidang pertanian
19
PERSYARATAN KAWASAN MINAPOLITAN1. Komoditas Unggulan; 2. Letak Geografis;3. Memiliki berbagai sarana dan prasarana yang memadai, yaitu: Pasar, Lembaga
keuangan, kelembagaan pembudidaya ikan / nelayan, Balai Penyuluhan Perikanan (BPP) dan infrastruktur pendukung;
4. Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti transportasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dll;
5. Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan social/masyarakat; seperti kesehatan, pendidikan, kesenian, rekreasi, perpustakaan, swalayan dll;
6. Kelayakan lingkungan dalam bentuk kelestarian sumberdaya alam, sosial budaya maupun keharmonisan hubungan kota dan desa terjamin.
7. Komitmen Daerah.
DASAR HUKUM1. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.32/MEN/2010
tentang Penetapan Kawasan Minapolitan2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.18/MEN/2011
tentang Pedoman Umum Minapolitan20
KAWASAN AGROPOLITAN YANG MEMILIKISUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)
NOKABUPATE
N STA KONDISI1 Semarang STA
CandigaronTidak termanfaatkan, karena lokasi jauh dari permukiman dan komoditas yang menjadi unggulan : Kopi
2 Pemalang STA Belik Dimanfaatkan, untuk aktivitas jual-beli sayuran
3 Batang STA Limpung Tidak dimanfaatkan, baru dilaksankan reorganisasi kelembagaannya
4 Purbalingga STA Kejajar Tidak dimanfaatkan5 Wonosobo STA Sempol Tidak dimanfaatkan, karena lokasi jauh
dari sentra komoditas unggulan (salak, durian)
21
NO KABUPATEN STA KONDISI6 Magelang STA Sewukan Dimanfaatkan, aktivitas dari jam 11.00 - 13.00 WIB,
tapi tidak optimal setelah bencana G. Merapi yang menyebabkan jembatan penghubung runtuh, sehingga omset perdagangan mengalami penurunan hingga 60%. tinggal 7 – 8 ton sayuran per hari dari yang semula 20 – 25 ton per hari. Selain itu adanya 2 STA baru di daerah Ketep dan Sawangan membuat orang beralih ke 2 STA tersebut. STA Sewukan merupakan percontohan pengembangan kawasan agropolitan yang berhasil di Indonesia, yang bermula dari pasar desa
7. Karanganyar STA Watusambang
Dimanfaatkan, tapi tidak optimal karena mesin pencucian wortel yang beroperasi tinggal 1 buah, produksi wortel saat ini tidak besar dan banyaknya mesin yang sudah dimiliki masyarakat (22 buah).
8. Boyolali STA Ampel Dimanfaatkan, lokasi STA bersebelahan dengan Pasar Ampel, Kec. Ampel dengan aktivitas pada pagi dini hari jam 03.00 - 08.00 WIB
22
NO KABUPATEN STA KONDISI9 Brebes Larangan Dimanfaatkan, masih kekurangan lahan untuk
menjemur panen, karena kadangkala bawang merah dari luar brebes masuk terlebih dahulu ke STA Larangan baru dijual keluar daerah dengan nama Bawang Merah Brebes
10. Banjarnegara STA Batur Belum dimanfaatkan, karena ada bagian dari STA yang ambles sampai saat ini belum diperbaiki, sehingga para pedagang masih beraktivitas di pasar lama yang sudah terlalu sempit
11 Temanggung STA Kranggan Dimanfaatkan, untuk aktivitas jual-beli sayuran
12 Purworejo STA Bagelen Dimanfaatkan, lokasi STA bersebelahan dengan Pasar Bagelen,komoditas kelapa , gula kelapa dan buah-buahan (manggis dan durian)
23
NO KABUPATEN KONDISI1. Pekalongan Aktivitas pengemb. kws agropolitan tetap berjalan dengan
komoditas : buah-buahan (rambutan, durian)2. Demak Aktivitas pengemb. kws agropolitan tetap berjalan dng
komoditas : buah (belimbing Demak, Jambu Citra)3. Banyumas Aktivitas pengemb kws minapolitan tetap berjalan (pembenihan,
pembesaran, pasca panen), komoditas : gurami
4. Cilacap Aktivitas untuk perkebunan rakyat (karet) tetap berjalan
5. Klaten aktivitas pengemb. kws minapolitan tetap berjalan (pembenihan, pembesaran, pasca panen) , komoditas : nila
6. Pati Aktivitas pengembangan kawasan agropolitan tetap berjalan , komoditas : jeruk pamelo dan kelapa kopyor
7. Pemalang Aktivitas pengembangan kawasan minapolitan tetap berjalan (pembesaran, pasca panen), komoditas : kepiting soka, ikan bandeng dan udang
8. Kota Tegal Aktivitas pengemb kws minapolitan tetap berjalan (pembesaran, pasca panen), komoditas : bandeng,udang
KAWASAN AGROPOLITAN YANG BELUM MEMILIKISUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)
24
ANGGARAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN/MINAPOLITAN
TAHUN JUMLAH
KABUPATENAGROPOLITAN
(Milyar)MINAPOLITAN
(Milyar)2008 10 1,42009 10 22010 11 2,45 0,252011 11 1,55 0,52012 10 1 0,552013 10 0,75 0,75
TOTAL 9,15 2,05
25
HASIL YANG DIHARAPKAN
• Kelompok tani, koperasi dan kelompok usaha di Kawasan Agropolitan mampu menyusun usaha yang berorientasi pasar dan lingkungan
• Tiap desa dan kecamatan di lokasi Kawasan Agropolitan mampu menyusun program / rencana tiap tahun secara partisipatif dan disetujui bersama untuk dilaksanakan
• Jaringan bisnis dari petani / kelompok petani terbentuk dan aktif di Kawasan Agropolitan
• Tim Penyuluh multi disiplin dan profesional terbentuk dan operasional di Kawasan Agropolitan lokasi program
• Kontak Tani/petani maju terpilih mampu menjadi tempat belajar bagi petani di lingkungannya
26
KONDISI
1. Opt pemanfaatan STA2. Pengemb usaha sub sektor hilir (industri berbahan baku pertanian) sesuai komoditas unggulan kaw3. KatSDM dan Kelembagaan4. Pemb STA & pemanf pasar desa yg ada di kaw mell kat
sarpras5. Penguatan peran & dukungan Pemerintah.
16 Kab1.Berkembang : Mgl, Pml, Tmg, Byll, Brbs, Pwrj, Kranyr.2. Stagnan : Wnsb, Btg, Bnjgr, Pblg, Smrg3.Belum ada STA : Dmk, Pkl, Clp, Pati
LANGKAH KE DEPAN
AGROPOLITAN KAB. MAGELANG AGROPOLITAN KAB. KARANGANYARAGROPOLITAN KAB. KARANGANYAR
PENGEMBANGAN AGROPOLITAN
27
KONDISI
Pada 4 Kab :1.Berkembang : Bms, Kltn2.Baru terbentuk : Pml & Kt Tgl
LANGKAH KE DEPAN
1. Kat produksi, produktivitas & kualitas produk2. KatSDM & Kelembagaan kelompok pembudidaya
MINAPOLITAN KAMPUNG LELE BOYOLALI
MINAPOLITANMINAPOLITAN GURAMI BANYUMAS GURAMI BANYUMAS
PENGEMBANGAN MINAPOLITAN
28
1. Optimalisasi pemanfaatan STA2. Pengemb usaha sub sektor hilir (industri berbahan baku pertanian)3. Peningkan SDM dan Kelembagaan4. Pembangunan STA dan pemanf pasar desa yg ada di kawasan melalui peningkatan sarpras5. Peningk fasilitasi dan inisiasi program Klaster Pertanian sbg upaya pemberdayaan usaha tani, penguatan partisipasi stakeholders STA (pedagang, penyedia jasa layanan, buruh bongkar muat, LKM).1. Peningk dukungan Pem Kab (sbg ruang inisiatif lokal).
STRATEGI
29
TERIMA KASIH
30