pengelolaan-air-bag2-hidrologi-manajemen-air.pdf

85
II. TINJAU HIDROLOGI & PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR Capita Selekta Infrastruktur 1 2.1. SUMBER AIR & HIDROLOGI Fenomena banjir dan kekeringan merupakan fenomena siklus hidrologi air, selayaknya diteliti dengan kaidah-kaidah ilmu hidrologi. Ilmu hidrologi didefinisikan ilmu yang memperlajari pergerakan air di muka bumi baik kualitas dan kwantitas dalam ruang dan waktu. Hal ini mengantar kita , pandangan tentang sumber air berkelanjutan dan Pengembangan Infrastruktur Sumber Daya Air. Sumber air adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui melalui siklus hidrologi, dipengaruhui oleh iklim, tergantung faktor kosmik, regional dan lokal membentuk rezim hidrologi, berkarakter acak dan stokhastik, dan di pesisir pantai landai pengaliran air ke laut merupakan fenomena deterministik. (Gamb 2.1. dan Gamb 2.2)

Transcript of pengelolaan-air-bag2-hidrologi-manajemen-air.pdf

  • II. TINJAU HIDROLOGI & PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR

    Capita Selekta Infrastruktur 1

    2.1. SUMBER AIR & HIDROLOGI Fenomena banjir dan kekeringan merupakan fenomena siklus hidrologi air, selayaknya diteliti dengan kaidah-kaidah ilmu hidrologi. Ilmu hidrologi didefinisikan ilmu yang memperlajari pergerakan air di muka bumi baik kualitas dan kwantitas dalam ruang dan waktu. Hal ini mengantar kita , pandangan tentang sumber air berkelanjutan dan Pengembangan Infrastruktur Sumber Daya Air. Sumber air adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui melalui siklus hidrologi, dipengaruhui oleh iklim, tergantung faktor kosmik, regional dan lokal membentuk rezim hidrologi, berkarakter acak dan stokhastik, dan di pesisir pantai landai pengaliran air ke laut merupakan fenomena deterministik. (Gamb 2.1. dan Gamb 2.2)

  • Capita Selekta Infrastruktur 2

    10

    IKLIM DAN POLA HUJAN WILAYAH INDONESIA

    Posisi Geografis Indonesia Antara 6 08 LU - 11 15 LS dan 94 45 BT - 141 05BT Berada pada zona konvergensi

    antartropik ( InterTropical Convergence Zone - ITCZ ) Antara dua benua Asia dan Australia

    Musim hujan yang dipengaruhi oleh posisi ITCZ dengan posisi geografis Indonesia menghasilkan tiga tipe hujan dominan berdasarkan pola hujan : MOONSON - EQUATORIAL - LOKAL ( Tjasyono dan Bannu , 2003) Monsoon dan pergerakan ITCZ berkaitan dengan variasi curah hujan tahunan dan semi tahunan di Indonesia ( seasonal ) , [ Aldrian , 2003].

    Antara dua Samodera Indonesia dan Lautan Pasifik o Fenomena ENSO o Fenomena Dipole Mode

    Fenomena El - Nino dan Dipole Mode berkaitan dengan variasi curah hujan antar - tahunan di Indonesia ( interannual ), [Visa, 2007].

  • Capita Selekta Infrastruktur FTSL 2010 3

    KAWASAN PELAYANAN(Kepuasan Konsumen )

    Kualitas Air Bersih Kuantitas Air Bersih Kontinuitas Harga jual kompetitif Laju kebutuhan air

    RESPON TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR

    Respon Teknologi Air Bersih Maintenance operation

    SUMBER AIR BAKU

    Fresh water (Gol A/B) Randow variabel Keandalan Sumber Air( Kuantitas

    & Kualitas Air )

    Sumber Air Baku dan Pengembangan SPAM Perkotaan

  • Manajemen Sumber Air Sumber air adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui

    melalui siklus hidrologi fungsi ruang dan waktu, tergantung iklim (subtropis/tropis) dimana dipengaruhi oleh faktor kosmik, regional dan lokal membentuk rezim hidrologi. Dimana komponen hidrologi (hujan dan debit) bersifat acak dan cenderung stokastik dan pengaliran air pesisir landai menuju ke laut fenomena deterministik

    (Sumber : Arwin, 2009 Pidato Guru Besar di MGB-ITB)

    Pengemb.infrastruktur sumber air spy berkelanjutan (Kuantitas & Kualitas )

    Konstrain : Ketidakpastian debit air (kuantitas & kualitas ) Rekayasa Teknologi Adaptasi Konsep Debit Air Rencana ( Banjir & kekeringan )

    I

  • PIDATO ILMIAH 5

    2.2 Pembagian Ruang Hidrologi

    HYDROLOGY MODEL

    Kawasan Hulu

    Boundary Hilir

    Q Boundary Hulu

    Persamaan Saint Venant :

    ( ) 012

    =

    +

    +

    +

    fSxhhgB

    xhQ

    BtQ

    bthB

    xQ

    =

    +

    DAS HULU (Watershed Model)

    DAS HILIR ,aliran permukaanbebas (Deterministik Model)

  • PIDATO ILMIAH 6

    Rezim Aliran Air & DAS Hulu -Hilir

  • PIDATO ILMIAH 7

    Model Deterministik gelombang banjir Persamaan Kontinuitas

    Persamaan Momentum

    bthB

    xQ

    =

    + b=0 (asumsi tidak ada aliran lateral)

    Model gelombang banjir

    ( ) 012

    =

    +

    +

    +

    fSxhhgB

    xhQ

    BtQ

    (asumsi tidak ada aliran lateral, wind-shear, dan eddy losses, serta b = 1)Q = debit aliran (m3/s)A = luas penampang saluran (m2)x = jarak memanjang dari hulu saluran (m)t = waktu (s)h = tinggi muka air dari datum (m)B = lebar penampang saluran (m)Sf = kemiringan energi akibat gaya gesek dasar salurang = percepatan gravitasi (m/s2)

  • PIDATO ILMIAH 8

    Diskretisisasi model gelombang banjir dengan implisit beda tengah: Persamaan Kontinuitas

    Persamaan Momentum

    022

    111

    1111

    1 =

    ++

    + +

    ++++

    +++

    thhhhB

    xQQQQ ji

    ji

    ji

    ji

    ji

    ji

    ji

    ji

    Model Numerik gelombang banjir

    ( ) ( ) ( ) ( )

    021

    21

    21

    2

    1111

    11

    21

    21211

    21

    111

    =

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    ++++

    ++

    +

    ++

    ++++

    +

    jif

    ji

    jij

    ijif

    ji

    jij

    i

    ji

    ji

    ji

    ji

    ji

    ji

    ji

    ji

    Sx

    hhhSxhhhgB

    xhQhQhQhQ

    BtQQQQ

  • PIDATO ILMIAH 9

    Obyektif pengembangan Infrastruktur sumber Daya Air untuk mengendalikan air banjir /kekeringan dengan pendekatan konsep debit rencana sesuai kriteria perencanaan infrastruktur SDA yang Lazim digunakan di lingkungan jajaran Kementrian Pekerjaan Umum. Infrastruktur terbangun akan berlanjutan dimungkinkan bila dilakukan pengendalian air dalam ruang dan waktu secara terus menerus baik kwantitas dan kualitas. Untuk mengetahui pengaruh Perubahan iklim terhadap rezim hidrologi tercatat berturut-turut melalui pos hujan, pos duga debit air, dan pos observasi elevasi muka laut . Dari data time series debit sumber air dari pos duga air Q DAS tsb diatas : menunjukkan kejadian besaran debit air tidak menentu dalam berjalannya waktu (t). Ketidakpastian besaran debit air proses waktu, dalam ilmu statistik karakter tsb disebut Variabel acak (Lihat Gambar 2.3 ).

  • PIDATO ILMIAH 10

    Gambar 2.3 . Fluktuasi debit sumber air permukaan Q ( 1994-2006)

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

    Time Series

    Deb

    it (m

    3/de

    t)

    Debit Harian

  • PIDATO ILMIAH 11

    2.3. ADAPTASI DAN MITIGASI

    Perubahan ikli/cuaca mempengaruhi variabel siklus Hidrologi : terutama Curah Hujan (P), setelah sampai dipermukaan tanah , hujan terdistribusi fungsi tutupan lahan terinfiltrasi dalam tanah setelah jenuh terjadi limpasan air permukaan. Seiring dampak perubahan iklim terhadap keberlanjutan sumber air (Water Sustainable), respon dilakukan dengan dua langkah utama, yaitu adaptasi dan mitigasi.

    Adaptasi , Ketidakpastian besaran debit air dalam proses waktu mengantar para ahli Hidrolologi dan Manajemen sumber air melakukan proses penyesuaian dengan memperhatikan efektitas fungsi Infarstruktur Sumber Air , dengan menggunakan konsep debit rencana banjir/kekeringan Mitigasi adalah upaya mempertahan keberlanjutan sumber air di daerah Aliran Sungai, bentuk konkrit upaya mitigasi secara undirect : penerbitan peraturan/UU pengendalian limpasan/pencemaran air dan direct : Insentif & dissentif, sbb: Upaya ini dapat dilakukan dengan perencanaan tata ruang : Keppres No.114 1999 Kawasan Konservasi Bopuncur), reboisasi, artificial recharge , pengendalian pencemaran , sbb:

  • PIDATO ILMIAH 12

    1.Un Direct (Tak langsung ) penerbitan UU & Peraturanpengendalian air. UUD 45 fasal 33 ayat 3 air di kuasi negara utk dimanfaatkan orang banyak UU no 26 th. 2007 tentang Penataan ruang UU no 7 th 2004 tentang Sumber daya air UU Kehutanan No.41 Tahun 1999 Pasal 18 Ayat 2 yang menyatakan bahwa :

    ..luas hutan suatu DAS minimal 30% dengan sebaran yang proporsional. UU Lingkungan hidup /UU SDA/ PP Amdal PP 82 thn 2001 perihal Kualitas Air PP No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Keppres 114 th 1999 Kawasan Konservasi air dan tanah Bopuncur SK Gub.Jabar No. 181.1/SK.1624-Bapp/1982. Kawasan konservasi air Wilayah Inti

    Bandung Raya bagian Utara

    2. Direct (Langsung ) : Insentif ( keringanan )dan Dissentif (hukuman ,denda)

    2.3.1 Pengendalian Sumber Air

  • 13

    Kualitas sumber air wadukFisik, kimia, biologi

    Aktivitas konversi lahansuksesif--pertanian--peternakan--pembuangan sampah--Pesticides / Herbicides--Transportasi--Industri

    Beban--Nutrients--Bacteria/Pathogens--Metals/Organics--Senyawa humus

    Kualitas Air minumPP 82 tahun 2001

    Proses akuatik perairan dalampemulihan kembali

    EKOSISTEM AIR DEGRADASI KUALITAS AIR

    Pemakaianmulti sektor

  • 14

    Self Purification Dari Bendung Curug BTB 10 menunjukkan kondisi

    defisit oksigen (DO > BM). Oksigen terlarut dalamsungai telah habis digunakan untuk menguraikansenyawa organik. Tingginya senyawa organikditunjukkan dengan nilai BOD > BM.

  • 15

    Perairan

    Spectrum of quality

    Spectrum of quality

    Spectrum of quality

    Spectrum of quality

    A

    B

    CA = Water treatmentB = Domestic useC = Sewage treatment

    TIME SEQUENCE (no scale)

    QU

    ALI

    TY O

    F W

    ATER Surface water

    GroundwaterSpring

    Manajemen Sumber Air di DAS (1) Processes include sedimentation, chemical coagulation, filtration, and sterilization

    (2) Processes include sedimentation, activated sludge, trickling filter, chlorination pond and disinfection

    (3) Eflfuent returned to resource pool

    (2)

    (1)

    (3)

  • PIDATO ILMIAH 16

    2.4. DEBIT RENCANA INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR

    Komponen siklus Hidrologi berkarakter acak ( Variabel acak) adalah suatu kejadian dimana besarannya tidak menentu dalam proses ruang dan waktu. Ketidakpastian komponen utama Hidrologi (P,Q) terukur melalui pengamatan (pos hujan atau pos duga air) , hal ini mengantar para ahli meneliti perilaku debit air historikal untuk dapat mengetahui ambang batas besaran kejadian debit air masa depan. Pengendalian banjir dan kekeringan ke masa depan , ditempuh langkah adaptasi dengan pendekatan konsep debit rencana . Hubungan Keandalan keberhasilan dan periode ulang diekspresikan, sbb: (1-P )= 1/R , dimana : P= keandalan /keberhasilan komponen Hidrologi ( %) dan R= periode Ulang kejadian. Misalnya : Suplai sumber air untuk memenuhi sektor irigasi : keandalan/ keberhasilan P= 80 % maka ekivalen dengan periode Ulang (R = 100/20 = 5 thn ), berarti dalam selang 100 (seratus ) tahun terjadi 20 kali dan setiap 5(tahun) terjadi 1(satu) kali nilai ambang batas dilampaui.

  • PIDATO ILMIAH 17

    Pengendalian banjir & kekeringan :

    Drainase mikro ( Drainase permukiman perkotaan) : QR= 2-15 tahun Drainase makro ( Drainase alamiah sungai ) : QR =20-50 thn Drainase Rel Kereta api/ Jalan TOL :QR=50 thn Drainase bandara udara : Q R= 50 -100 tahun Spill way waduk QR = 50 -100 thn Intake air baku untuk sektor irigasi : QR =5 thn Intake air baku untuk sektor DMI ( Domestik ,Municipallity ,industri) : QR= 10-20 thn.

  • Kebijakan Pengembangan Air Minum Jakarta & sekitarnya ( Tangerang & Bekasi)

    Waduk Jatiluhur

    Waduk Karian

    Kawasan Konservasi Air

  • TOPOGRAFI LANDAI DI WILAYAH HILIR

  • PETA DAS CILIWUNG DAN CISADANE

  • PIDATO ILMIAH 21

    Massa air adalah tetap terdistribusi menjadi : P = I+ R dimanaP : curah hujanI : fraksi air hujan tertahan dibawah permukaan tanahR : fraksi air hujan menjadi limpasan air permukaan

    Perubahan tutupan lahan alami , dari hutan berturut-turut menjadi budidaya , permukiman pedesaan dan urban berdampak semakin besar R pada musim hujan dan sebaliknya I dalam tanah semakin kecil (input ) sehingga penyimpanan air tanah (S ) semakin kecil . Hal ini berpengaruh pada besaran aliran air tanah (output) terutama limpasan aliran tanah menyentuh permukaan bebas (B**) seperti : mata air dan aliran dasar sungai

    Dari hukum kekekalan masa air , ketersediaan sumber air sangat tergantung sejauh mana massa air hujan tersimpan menjadi cadangan air tanah (I= P-R), sehingga persamaan ketersediaan air:

    S = I E B* - B**

    2.4. Konservasi Lahan

    2.4.1. Indikator Konversi Lahan

  • PIDATO ILMIAH 22

    Ketersediaan air alamiah bertahan apabila jumlah air hujan tertahan di permukaan tanah (I) , lebih besar daripada evapotrapirasi potensial (E) : I > E sehingga pengendalian konversi tutupan lahan perlu lebih dicermati dimasa depan (reformasi pengendalian tata ruang )

    Hujan yang jatuh dipermukaan bumi relatif konstan dan tunduk pada hukum kekekalan massa air bila keseimbangan massa P = I+R dibuat non dimensi maka persamaan massa air menjadi IK + C= 1 dimana IK adalah fraksi massa air hujan tertahan dalam tanah selanjut disebut indeks konservasi sedangkan C= fraksi masa air hujan menjadi limpasan air permukaan selanjut disebut C = Koefisien limpasan air.

    tutupan lahan yang bertahan terhadap alam (iklim) adalah tanaman keras diekspresikan : IkA ( indeks konservasi alami) kemudian oleh sentuhan peradaban manusia tutupan lahan mengalami konversi lahan secara suksesive menjadi lahan budidaya, permukiman dan urban diekspresikan : IkC ( indeks konservasi aktual ) .

    2.4.2. Indikator Konversi Lahan

  • PIDATO ILMIAH 23

    Prambahan hutan alam ( IkA) menjadi budidaya pertanian,permukiman dan urban Metropolitan ( IKc ) menimbulkan degradasi penyimpanan air ( tersimpan air hujan ) dibawah permukaan tanah seperti diperlihatkan pada tabel 2.1. Selanjutnya IK digunakan sebagai instrumen pengendalian konversi lahan di kawasan konservasi air .(Keppres No 114 Kawasan konservasi Bopuncur)

    Tabel 2. 1. : Indeks Konservasi tutupan lahan No Kualitas tutupan

    lahan Indeks Konservasi

    (IKAIKc) 1 Hutan 0,8-0,9 2 Budidaya 0,4-0,5 3 Pemukiman pedesaan 0.5-0,6 4 Urban Metropolitan 0,0-01

    2.4.3 Indikator Konversi Lahan

  • PIDATO ILMIAH 24

    Indeks Konservasi Alami (IKA) digunakan indikantor konversi lahan , yaitu suatu koefisien yang menunjukkan kemampuan yang alami pada suatu wilayah untuk menyerap air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebelum ada sentuhan peradaban manusia.

    Indeks Konservasi Aktual (IKC), yaitu suatu koefisien yang menunjukkan kemampuan lahan yang terkonversi oleh kegiatan manusia (aktual) pada suatu wilayah untuk menyerap air hujan yang jatuh ke permukaan tanah ( Keppres 114/99)

    2.4.4. Indeks Konservasi

    Tabel 2.2 Penilaian kondisi kawasan terbangun dengan Indeks Konservasi

    Perbandingan Indeks Konservasi Penilaian kondisi kawasan

    IKC + Ik > IKA Baik

    IKC = IKA Normal

    IKC < IKA Kritis

  • Analisa Hidrologi Analisa Kependudukan Analisa SIG

    DATA CURAH HUJAN

    Analisis korelasi antar stasiun

    hujan

    DATA DEBITQrerata Qmax Qmin

    DATA KEPENDUDUKAN

    Analisa kepadatan penduduk

    PETA PENGGUNAAN LAHAN 1990

    PETA ISOHYET

    PETA JENIS TANAH

    PETA GEOLOGIPETA LERENG

    PETA KETINGGIAN TEMPAT

    OVERLAY

    INDEKS KONSERVASI AKTUAL (IKC)

    INDEKS KONSERVASI ALAMI (IKA)

    PENILAIAN KONDISI LAHAN

    DIGITASI & EDITING

    Nilai Rata-rata Indeks Konservasi pada DAS

    ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN ALTERNATIF PENANGANAN

    Analisis kecenderungan debit

    KLASIFIKASI & SKORING

    PETA PENGGUNAAN LAHAN 1999

    Menghitung curah hujan

    wilayah

    =

    =n

    iin RR

    1

    1

    Analisis kecenderungan IK

    bPAIPAQ K +=

    Analisa tekanan penduduk

    LrPofZTP

    t)1(. +=

  • PIDATO ILMIAH 26

    Keberhasilan ketersediaan air di DAS tercapai apabila IkC + Ik > IkA dengan demikian win-win solution dapat tercapai antara kepentingan kawasan Hulu dan kawasan Hilir.

    Sedangkan pengendalian kawasan lahan terbangun, dapat dilaksanakan dengan pengendalian fungsi hidrologi lahan ( IK): antara lain Pengendalian luas bangunan terbangun (BCR) dan Ik dengan vegetatif dan non vegetative(rekayasa engineering).

    Upaya rekayasa engineering , antara lain : Sumur resapan , waduk resapan dan sistim drainase lingkungan . Ide paling sederhana dalam konservasi di lahan terbangun disebut zero limpasan.

    Zero limpasan adalah suatu upaya konservasi di lahan terbangun dengan mengendalikan limpasan air hujan dalam suatu persil atau kawasan supaya limpasan air hujan terkendali Zero .

  • PIDATO ILMIAH 27

    Konversi lahan terbangun di permukiman umumnya direspon dengan pdengan drainase yang konvensional yaitu menyalurkan air limpasan secepatnya akibat konversi lahan terbangun ke badan air penerima

    Bangunan peresap buatan (Artificial Recharge) merupakan infrastruktur drainase lingkungan dalam mewujudkan pengendalian limpasan air hujan berwawasan lingkungan.

    Sumur resapan adalah sumur yang dibuat sebagai tempat penampungan air hujan berlebih agar memiliki waktu dan ruang untuk meresapkan ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi .Sumur resapan ini merupakan sumur kosong yang memiliki kapasitas atau volume cukup besar untuk menampung air hujan sementara sebelum diresapkan ke dalam tanah

    2.5. Drainase Lingkungan

  • PIDATO ILMIAH 28

    KOMPARASI METODE ARTIFICIAL RECHARGE

    Parameter Sunjoto(1988) SNI (1990) Soenarto (1995)

    =

    21

    .R

    FKT

    eKF

    QH LKDAAkDAiDH

    s

    st

    ......

    +

    = Vp dt Vr dt = A

    dH

    H = tinggi muka air dalam sumur (m) H = Kedalaman Sumur (m)

    H = tinggi muka air dalam sumur (m)

    R = jari-jari sumur (m) L = Keliling Penampang sumur (m)

    F = faktor geometrik (m) As = Luas penampang sumur (m2)

    A = luas penampang sumur

    (m2)

    Q = debit air masuk (m3/dtk) i = Intensitas hujan (m/jam) Vp = volume air hujan yang masuk dalam waktu dt

    K = koefisien permeabilitas tanah (m/dtk)

    K = Koefisien Permeabilitas tanah (m/jam)

    Vr = volume air hujan yang

    terinfiltrasi ke dasar dan dinding sumur pada waktu

    dt (m3) dt= waktu yang diambil sebagai

    dasar perhitungan (det)

    Penentuan

    dimensi sumur resapan

    T = waktu pengaliran (detik)

    D = Durasi hujan (jam)

    Perbandingan metode penentuan dimensi sumur resapan

  • PIDATO ILMIAH 29

    Metode Sunjoto (1988 )

    Volume dan efisiensi sumur resapan dihitung berdasarkan keseimbangan air yang

    masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah. Persamaannya dapat

    ditulis sebagai berikut :

    =

    21

    .R

    FKT

    eKF

    QH

    Dimana :

    H = tinggi muka air dalam sumur (m)

    F = faktor geometri (m)

    Q = debit air masuk (m3/dtk)

    T = waktu pengaliran (detik)

    K = koefisien permeabilitas tanah (m/dtk)

    R = jari-jari sumur (m)

    Faktor geometrik (F) sumur resapan dapat dilihat pada Tabel 2.4 . Nilai F ini

    tergantung dari konstruksi sumur serta luas geometri bidang resapan

  • PIDATO ILMIAH 30

    Untuk menghitung debit run-off (Q) maka formula yang dipakai adalah sebagai berikut:

    Q = C I A

    dimana :

    Q = Debit air masuk dari atap/lahan (run-off) (m3/s)

    C = Koefisien aliran permukaan atap/lahan

    I = Intensitas hujan (m/s)

    A = Luas atap/lahan (m2)

    - Nilai/angka C adalah merupakan angka koefisien limpasan (runoff) yang

    besarnya tergantung dari jenis material tanah atau areal yang dilalui oleh aliran

    air tersebut. Pada penelitian ini, nilai C yang digunakan adalah koefisien

    runoff untuk bahan atap, yaitu C = 0.95 (Sunjoto,1995)

    - Intensitas hujan didapat secara statistik, dalam hal ini intensitas fungsi dari

    durasi hujan serta periode ulang yang direncanakan.

  • PIDATO ILMIAH 31

    KAWASAN PELAYANAN(Kepuasan Konsumen )

    Kualitas Air Bersih Kuantitas Air Bersih Kontinuitas Harga jual kompetitif Laju kebutuhan air

    RESPON TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR

    Respon Teknologi Air Bersih Maintenance operation

    SUMBER AIR BAKU

    Fresh water (Gol A/B) Randow variabel Keandalan Sumber Air( Kuantitas

    & Kualitas Air )

    2.6. Sumber Air Baku dan Pengembangan SPAM Perkotaan

  • Untuk mengetahui keandalan sungai

    Diperlukan perhitungan debit ekstrim dengan periode ulang tertentu

    Mengikuti Fungsi Distribusi Frekuensi Teoritis

    Perlu diuji kesesuaian distribusi frekuensi data dengan distribusi frekuensi teoritis

    Sumber Air Sungai Desain Sumber Air

    Debit Air Suksesif

    Kering

    Domestik Irigasi Industri

    1-7

    hari

    10-20

    tahun

    15-30

    hari

    5

    tahun 1-2 hari

    20

    tahun

    Kriteria desain air baku

    Sumber: Modifikasi Kriteria Disain Air Baku MBA PU Cipta Karya (1994) dalam Sabar (2008)

    Penentuan Debit Rencana Air Baku

  • 33

    Q = C (P.A)+ b

    C= f( P,I,f, Tutupan lahan)

    P : variabel bebas ( Random variabel)

    A : Luas tangkapan hujan

    Q: variabel tergantung( Random variabel)

    b : aliran dasar ( tutupan lahan, batuan )

    Seleksi data & urutan data debit air 1,2,7,15,30 dan setengahbulanan kalender

    Pemilihan dsitribusi teoritis(Normal Gumbel, dan LogPearson Tipe III) yang cocokdengan Uji Goodness of Fit

    Hitung debit air minum PeriodeUlang 5, 10, 20, 50 tahundengan distribusi teoritis terpilih

    Debit air minimum denganPeriode Ulang 5,10,20 dan 50tahun

    Kurva peluang debit air minimum ekstrem kering

    Debit Rencana Air Baku

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Kajian Sumber Air Sungai

  • PIDATO ILMIAH 34

    Pedoman Alokasi Air Sungai untuk Irigasi dan Domestik

  • PROSESSifat tanah, batuan, morfologi, topografi

    dan tutupan lahan

    OUTPUTDebit dan cadangan

    air tanah

    Perubahan besaran komponenhidrologi fungsi waktu, tercatat di

    Pos Hujan , Pos debit, SWL

    Parameter komponen berubah,

    F (,)

    35

    Pengaruh Iklim (kosmik, regional dan lokal) Hukumkeseimbangan

    massa air

    Besaran InputVariabel Acak/Stokastik

    Besaran OutputVariabel Acak/Stokastik

    INPUTCurah Hujan

    Lumped Model : Model fisik sistem input-output DAS

    Sumber : Arwin (2008), Suripin (2004) dengan modifikasi

  • iak x

    30,4167dd =

    Penyesuaian Hari Perbulan

    dengan : dk = Data curah hujan/debit bulanan hasil kore da = Data curah hujan/debit bulanan asli pada xi = Jumlah hari bulan i i = Jan, feb, , des

  • XX kSXX lnlnln +=

    SzXX .+=

    ( )( )1

    22

    =

    nnXXn

    S

    Z =fungsi dari peluang atau periode ulang,X =rata-rata sampelS = standar deviasi sampel.

    nX

    X i= loglog5.02

    1)log(log

    =

    nXX

    s i

    DISTRIBUSI NORMAL

    DISTRIBUSI LOG NORMAL

    DISTRIBUSI LOG PEARSON TIPE III

  • Distribusi Normal

    Distribusi Log-Normal

    Distribusi Gumbel

    Distribusi Log-Pearson III

    Distribusi DebitDistribusi Debit

  • Distribusi NormalDistribusi Log-Normal

    Distribusi Gumbel Distribusi Log-Normal

    Uji K-SMenetapkan suatu titik dimana

    terjadi simpangan terbesar antara distribusi teoritis dan sampel.

    Dn = Maksimum IFo(X)-Sn(X)I

    Dimana,Dn : Penyimpangan TerbesarFo(X) : Suatu fungsi distribusi

    teoritis yang ditentukanSn(X) : Distribusi Kumulatif

    Sampel

    Uji 2Mengukur perbedaan relatif antara

    Frekuensi hasil pengamatan Dengan frekuensi yang diharapkan

    Dimana,k : Jumlah variabel Oi : Frekuensi hasil pengamatanEi : Frekuensi distribusi teoritisn : jumlah dataPi : Peluang dari distribusi teoritis

    2 = =

    k

    i i

    ii

    EEO

    1

    2)(

    Uji Goodness Of The Fittest

  • Uji Goodness-of-Fit X2

    2

    Grafik Distribusi Teoritis (expected)

    Distribusi Frekuensi Data (observed)

  • Variable: gdk_Jan , Distribution: NormalChi-Square test = 8.76148, df = 2, p = 0.01252

    0.0 1.5 3.0 4.5 6.0 7.5

    Category (upper limits)

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    110

    Rel

    ativ

    e Fr

    eque

    ncy

    (%)

    Uji Goodness-of-FitKolmogorov-Smirnov

    Grafik Distribusi Frekuensi Teoritis

    Distribusi Frekuensi Kumulatif Data

    Dn

    GRAFIK FREKUENSI KUMULATIF

    KOLMOGOROV-SMIRNOV

  • PIDATO ILMIAH 42

    Menurut UU No. 7 tahun 2004 pasal 34 ,ayat (1): pengembangan sumber daya air ditujukan untuk kemanfaatan sumber daya air memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga(domestik), pertanian(irigasi) ,industri dstnya dan untuk berbagai keperluan lainnya.

    Pengembangan SPAM dari sumber air sungai, perlu suatu kriteria disain air baku untuk multisektor : domestik, irigasi dan Industri. Sebagai pedoman kriteria disain air baku permukaan Metropolitan Bandung Urban Development Program MBUDP, 2004

    Tabel 2.5. Kriteria Desain Air Baku Permukaan Sumber Air Sungai Desain Sumber Air Baku

    Domestik Irigasi Industri

    Debit Air Suksesif Kering 1-7 hari 10-20 tahun 15-30 hari 5 tahun 1-2 hari 20 tahun

    Sumber: Modifikasi Kriteria Disain Air Baku MBA PU Cipta Karya (1994)

  • 2.9.Manajemen Waduk (Gestion des Reservoir )

    1. Environnement Economic ( Lingkungan Ekonomi Waduk )

    2. Gestion Short term ( Avenir connu )Pengoperasian Intuitif ( Deterministik Debit rencana )

    3. Gestion Long term ( Avenir aleatoire )Pengoperasian Waduk Aktual dengan Ketidakpastian debit air masa depan(acak )Metode Kontinu Prakiraan Debit air & Metode Diskret Markov)

  • Fungsi Produk Utilitas waduk (Instrumen Finansial & Ekonomi ) Contoh Pengelolaan Waduk PLTA EDF (Electric de

    France)Fungsi Produk Utilitas Energi Listrik NP(Niveau de prix) berubah fungsi Kosmik & permintaan

    Pengelolaan Waduk PLTA PLN Fungsi Produk Utilitas Energi Listrik NP(Niveau de prix ) Konstan

    PIDATO ILMIAH 44

  • PENENTUAN VOLUME WADUK

    A)DEBIT RENCANA: Waduk Tunggal : Vol Waduk PLTA Saguling (Q R-2) Waduk Multiguna : Vol Waduk Gajah Mungkur ( Ekstrem

    basah QR-5 )

    B) FENOMENA HURST Bendungan Aswan ,Mesir

    PIDATO ILMIAH 45

  • PIDATO ILMIAH 46

    Pengembangan Waduk Multiguna

    Semakin ekstrim debit air menyebabkan krisis ketersedian sumber air baku pada musim kemarau dan banjir pada musim penghujan di kawasan Hulu

    membalik ancaman banjir dan kekeringan menjadi bermanfaat dengan optimasi pemanfaatan sumber daya air ,pembangunan waduk multiguna ( Sumber air baku, banjir , PLTA ) dengan menggunakan metode Fenomena Hurs diuraikan sebagai berikut: optimum = k T ndimana : = volume tampungan

    T = tahun-tahun air ( T = 1,2,5,10,20,30 dan 60 tahun)n = koefisien Hurst ( 0,5

  • Manajemen Waduk (Gestion des Reservoir )

    1. Environnement Economic ( Lingkungan Ekonomi Waduk )

    2. Gestion Short term ( Avenir connu )Pengoperasian Intuitif ( Deterministik Debit rencana )

    3. Gestion Long term ( Avenir aleatoire )Pengoperasian Waduk Aktual dengan Ketidakpastian debit air masa depan(acak )Metode Kontinu Prakiraan Debit air & Metode Diskret Markov)

  • Manajemen Waduk .

    a) Lingkungan Tampungan:

    Q InQOut Pompa

    E

    Smaks

    Smin

    Obyektifitas : Pengelolaan waduk menjamin pasokan air di down stream

    Konstrain :1.Hukum kekekalan masa air : St+1 = St + Qin Qout E2.Batasan Volume Tampungan : S min < S < S maks3.Debit air masukan : Q in ( debit rencana / debit air acak )4.Batasan Debit air keluaran : Q Pompa , Turbin5.Evaporasi permukaan air : E = 1.1 EtDimana :S : variabel ditetapkan ( Volume waduk )Q in : variabel acak ,E : variabel ditetapkanQout : variabel ditentukan (dikomandokan )t : waktu

    (Kedalam Pipa Isap pompa )Stok Efektif (hidup)

    IPA

  • Instrumen Finansial & Ekonomi Produk utilitas Infrastruktur SDA ( Waduk PLTA) $ P Energi Listrik Konstan :Pengusahaan air

    waduk ditetapkan intrumen keseimbangan masa Air

    $ P Energi Listrik berubah :Pengusahaan air waduk ditetapkan Instrumen Dinamic Programming Bellman

    PIDATO ILMIAH 49

  • Manajemen Waduk Fungsi Utilitas Produk Infrastruktur $ ( Kontan)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    0.00

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    0 50 100 150 200 250 300 350 400Time series

    Q (

    m3

    /s)

    Sumber Air

    Sungai

    Desain Sumber Air Baku

    Domestik Irigasi Industri

    Debit Air Suksesif Kering

    1-7 hari

    10-20 tahun

    15-30 hari

    5 tahun

    1-2 hari

    20 tahun

    Tabel 3. Kriteria Desain Alokasi Air Baku Permukaan

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0 5 10 15 20 25 30

    Durasi (15 Harian)

    Debi

    t (m

    3/det

    )

    TR=2 TR=5 TR=10 TR=20

    Gambar 11. Debit Setengah Bulanan Historik Sungai(1993-2006)

    Gambar 12. Debit Rencana Kering Setengah Bulanan Pos sungai (1993-2006)

    Debit Andalan

    Sumber: Modifikasi Kriteria Desain Air Baku MBA PU Cipta Karya oleh Arwin Sabar (1994)

  • PENGUSAHAAN WADUK AIR

    Gambar : Debit input air Manajemen waduk Intuitif

    Debit input pulai (R-5)

    Keandalan air waduk

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    0 5 10 15 20 25 30

    Time series

    Q (m

    3/s)

    Q80% Qirigasi Qdomestik 95 %

    Vol cadangan

  • Pedoman Pengusahaan WadukSidang Sarjana Teknik Lingkungan, Maret 2009

    -50000000.00

    0.00

    50000000.00

    100000000.00

    150000000.00

    200000000.00

    250000000.00

    300000000.00

    350000000.00

    0 5 10 15 20 25 30

    Durasi (Bulan)

    Vlin

    tasa

    n

    Lintasan waduk PU 5 tahun

    Gambar 19. Pedoman Lintasan Waduk dengan Debit Input Qmin Setengah Bulanan PU 5 Tahun 0.00

    50000000.00

    100000000.00

    150000000.00

    200000000.00

    250000000.00

    300000000.00

    350000000.00

    Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov

    Lintasan Waduk PU 5 Tahun

    Gambar 20. Pedoman Lintasan Waduk dengan Debit Input Qmin Bulanan PU 5 Tahun

  • Grafik Perbandingan Fluktuasi Debit Hasil Pengukuran-Metoda Mock- Metode Kontinu Regresi Ganda Pos Katulampa

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    Fluktuasi debit Katulampa

    Mock Ukur reg ganda

  • Kalibrasi Debit Bangkitan Model Kontinu dan Debit Historik (1994-2006)

    0.00

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    Jan-93 Oct-95 Jul-98 Apr-01 Jan-04 Oct-06 Jul-09

    Durasi (Bulan)

    Q

    (m3

    /s)

    Qhistorik Qsintetik

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    0.00

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    300.00

    Ja

    n-7

    8

    Ja

    n-8

    0

    Ja

    n-8

    2

    Ja

    n-8

    4

    Ja

    n-8

    6

    Ja

    n-8

    8

    Ja

    n-9

    0

    Ja

    n-9

    2

    Ja

    n-9

    4

    Ja

    n-9

    6

    Ja

    n-9

    8

    Ja

    n-0

    0

    Ja

    n-0

    2

    Ja

    n-0

    4

    Ja

    n-0

    6

    Durasi (Bulan)

    Q (

    m3

    /s)

    0.915

    Gambar . Kalibrasi Debit Bangkitan Model Kotinu dan Debit Historik (1994-2006)

    Gambar . Debit Bulanan Pos Kalibawang S. Progo (1978-2007)

  • Pembangkitan Data Debit

    Bulan Jenis Korelasi Koefisien Persamaan

    Januari PPPQ 0.848 Qt = 56.8 + 0.256P3(t) - 0.094P1(t) - 0.044P7(t)

    Februari PPQ'Q 0.695 Qt = 23.006 + 0.499Q(t-1) - 0.033P4(t) - 0.141P5(t)

    Maret PPQ'Q 0.819 Qt = (-7.812) + 0.677Q(t-1) - 0.085P4(t) + 0.164P5(t)

    April PPQ'Q 0.586 Qt = (-5.125) + 0.435Q(t-1) + 0.066P4(t) + 0.125P5(t)

    Mei PPPQ 0.431 Qt = 52.442 + 0.101X2(t) + 0.09P4(t) - 0.147P5(t)

    Juni PPQ'Q 0.957 Qt = (-1.506) + 0.596Q(t-1) + 0.131P3(t) + 0.186P8(t)

    Juli PPQ'Q 0.888 Qt = 1.419 + 0.638Q(t-1) + 0.066P3(t) + 0.011P7(t)

    Agustus PPQ'Q 0.852 Qt = 5.442 + 0.577Q(t-1) + 0.259P2(t) - 0.296P3(t)

    September PPQ'Q 0.948 Qt = 2.633 + 0.761Q(t-1) + 0.019P1(t) - 0.009P7(t)

    Oktober PPQ'Q 0.945 Qt = 9.969 + 0.26Q(t-1) + 0.03P4(t) + 0.054P5(t)

    November PPQ'Q 0.906 Qt = 1.017 + 0.913Q(t-1) - 0.023P3(t) + 0.09P4(t)

    Desember PPQ'Q 0.748 Qt = (-9.959) + 0.761Q(t-1) + 0.102P3(t) + 0.072P6(t)

  • Pengelolaan Waduk AktualHASIL DAN ANALISIS

    Tabel 8. Pengelolaan Waduk Aktual Pedoman Lintasan Bulanan PU 5 Tahun 1994-1995

    Historik Prediksi Historik PrediksiPedoman Input

    Rata-rata Vol. Aktual m3 m3/d m3/d m3Nov-94 21.00 29.23 55188000.00 76814074.80 0.00 0.00 2599354.80 29.83 74214720.00 0.00 0.00Des-94 33.20 78.32 87249600.00 205811820.00 2599354.80 37364802.92 80059654.80 46.98 128351520.00 0.00 0.00Jan-95 86.90 82.17 228373200.00 215933824.80 80059654.80 101596969.90 159477814.80 56.98 148955040.00 0.00 0.00Feb-95 116.00 123.62 304848000.00 324865999.65 159477814.80 234316776.79 259387014.45 78.45 224956800.00 0.00 0.00Mar-95 87.30 112.17 229424400.00 294791079.91 259387014.45 346932603.67 341599174.36 70.90 212578920.00 0.00 0.00Apr-95 72.90 95.28 191581200.00 250405563.60 341599174.36 424065061.52 409884337.96 64.52 182120400.00 0.00 0.00

    May-95 59.70 52.18 156891600.00 137118002.40 409884337.96 405409866.29 420000000.00 40.57 105698160.00 41077777.96 15.63Jun-95 66.30 44.21 174236400.00 116194549.32 420000000.00 360369732.71 420000000.00 28.76 73426320.00 100810080.00 38.36Jul-95 33.10 45.17 86986800.00 118712522.19 420000000.00 286974460.09 420000000.00 21.22 53400960.00 65311562.19 24.85

    Aug-95 22.80 25.90 59918400.00 68068879.20 420000000.00 190702819.53 420000000.00 16.94 42231960.00 25836919.20 9.83Sep-95 21.90 19.91 57553200.00 52315538.55 420000000.00 85004691.67 420000000.00 15.25 37948320.00 19604880.00 7.46Oct-95 41.20 26.42 108273600.00 69436490.40 420000000.00 11169368.32 420000000.00 16.06 38920680.00 69352920.00 26.39Nov-95 82.80 78.09 217598400.00 205208431.20 420000000.00 0.00 420000000.00 29.83 74214720.00 143383680.00 54.56Dec-95 76.30 87.85 200516400.00 230868223.20 420000000.00 37364802.92 420000000.00 46.98 128351520.00 102516703.20 39.01

    Qlimpas

    Volume Awal (m3)

    Volume Akhir Qoutput

    Bulan

    Debit Input Debit Input (m3)

    St+1 = St +Qin - Qout

  • Pengelolaan Optimal Waduk dgn ketidakpastian debit masa depan (1998-2002)

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60

    Bulan

    Juta

    m3

    Lintasan Aktual Lintasan Pedoman

  • LINGKUNGAN EKONOMI JATILUHUR

    Luas Waduk = 83 km2 Kapasitas tampungan = 2.448 Juta m3 Kapasitas tampungan efektif = 1.869 Juta m3 (2005). Tinggi muka air maksimum = +107 m DPL. Tinggi muka air minimum = +75 m DPL. Tinggi muka air awal operasi = + 90.71 m DPL. Tinggi efektif = +77 m DPL.

  • SISTEM KASKADE CITARUM

    GRAFIK PENGUSAHAAN

    WADUK JATILUHUR

  • Kurva Distribusi Kumulatif

    Q kering

    Q normal

    Q basah

  • Matrik Transisi Stokastik Markov Orde Satu Multiklas ( Basah, Normal & kering ) dari Komponen Utama Siklus Hidrologi ( P.Q)

    Kondisi ThnIklin Tahun (t) Kondisi Tahun Depan (t+1)

    0 1 2

    0 01 02 03 1 P0N1 10 11 12 1 P1N

    2 20 21 22 1 P2N

    PNN

    PN0 PN1 PN2 PNN

  • Matrik Transisi Stokastik Markov Multiklas Orde 1 ( Iklim Tahun : Basah ,Normal ,kering )

    Matrik Transisi Stokastik Orde 1 - 3 Klas

    Kondisi Thndebit (t) Kondisi Tahun Debit (t+1)

    0 1 2

    0 0.6000 0.0000 0.4000 1.0000 P0N

    1 0.5000 0.5000 0.0000 1.0000 P1N

    2 0.1667 0.3333 0.5000 1.0000 P2N

    1.2667 0.8333 0.9000 3.0000 PNN

    PN0 PN1 PN2 PNN

    Sumber : Hasil Perhitungan

  • Model Kontinu Prakiraan Debit AirKetidakpastian Masa Depan( Avenir Aleatoire)

    Dibangun berdasarkan korelasi antara dua variabelacak, yaitu :

    * Stasiun pengamat hujan (P )* Stasiun pengamat debit (Q )

    Model dengan nilai koefisien Korelasi (R)terbesar dipilih sebagai model yang paling baikuntuk membangun data debit.

  • Tabel Matrik Koef Korelasi Komponen utama (P,Q) siklus Hidrologi fungsi ruang dan waktu

    Nilai P1 P2 P3 Qt Qt+1 Qt-1

    P1 1

    P2 P2P1 1

    P3 P3 P1 P3 P2 1

    Qt Qt P1 Qt P2 Qt P3 1

    Qt+1 Qt+1 P1 Qt+1 P2 Qt+1 P3 Qt+1 Qt 1

    Qt-1 Qt-1 P1 Qt-1 P2 Qt-1 P3 Qt-1 Qt Qt-1 Qt+1 1

    Catatan : time step waktu bersamaan t( P1,P2, P3 dan Q t)

  • Korelasi 2 variabel

    xy = Koefisien korelasi 2 variabel xy

    iX iY = nilai Variabel X atau Ykei

    yx , = Simpangan baku variabel X dan Y

    n = Jumlah populasi ,bila n

  • Persamaan Regresi Linier Model Biner :x1 = r2x2 +

    Koefisien Determinasi Dinyatakan sbb :R = 122 = 1 R2

    12X1

    X2 (Q1)P (Q1)Q

    Model 2 Variabel (Biner)

  • Koefisien Korelasi Parsiil Dinyatakan sbb

    223

    123

    13

    12

    2r

    =

    223

    123

    12

    13

    3r

    =

    Model 3 Variabel (Terner) (Lanjutan)

  • Persamaan Regresi Linier Model Terner :x1 = r2x2 + r3x3 +

    Koefisien Determinasi Dinyatakan sbb :

    (Q1)PP (Q1)QP (Q1)QQ

    12

    X1

    X2

    X313

    23

    223

    123

    13

    122

    213

    212

    2R

    +=

    Model 3 Variabel (Terner)

  • Persamaan Regresi Linier Model Kuaterner :x1 = r2x2 + r3x3 + r4x4 +

    Koefisien Determinasi Dinyatakan sbb :2 = 1 R2

    = 1 + r22 + r32 + r42 2(r212 + r313 + r414) + 2(r2r323 + r2r424 + r3r434)

    (Q1)PPP (Q1)QPP (Q1)QQP (Q1)QQQX1

    X3

    X414

    34

    X2

    12

    2324

    24

    Model 4 Variabel (Kuaterner)

  • Koefisien Korelasi Parsiil Dinyatakan sbb

    = 1 (232 + 242 + 342) + 22324 34

    2 = 12(1- 342) 13(23 24 34) 14(24 - 23 34)

    3 = 13(1- 242) 12(23 24 34) 14(34 - 23 24)

    4 = 14(1- 232) 12(24 23 34) 13(34 - 23 24)

    2

    2r =

    3

    3r =

    4

    4r =

    Model 4 Variabel (Lanjutan)Metodologi

  • INDIKANTOR PEMILIHAN MODEL PEMBANGKIT

    4 Variabel(Kuaterner)

    3 Variabel(Terner)

    2 Variabel(Biner)

    R >>>

    MODEL PEMBANGKITAN DEBIT TERPILIH

    KorelasiSpartial komponen Hidrologi

  • Model Diskrit CHAIN MARKOV

    Konsep CHAIN MARKOV : Probabilitas kejadian pada suatu waktu tertentu

    bergantung/ditentukan hanya dari kejadian waktu sebelumnya.

    Jika t0 < t1 < < tn , (n = 0,1,2) > titik-titik waktu, maka kumpulan variabel acak {X(tn)} merupakan Proses Markov jika memenuhi kondisi sbb :Pij = P{X(tn) = j / X(tn-1) = i} > Probabilitas Transisi peluang kejadian j terjadi jika diketahui kejadian i terjadi.

  • Model Diskrit CHAIN MARKOV

    Data Debit Bulanan

    Klasifikasi Debit

    MatrikTransisi

    Analisis Frekuensi &Dist. Probabilitas

    Simulasi

    Debit Antisipasi

    Dist. Normal

    Dist. Log-Normal

    Dist. Gumbel Uji K-S

    Klas 0Qkering

    Klas 1Qnormal

    Klas 2Qbasah

    Kurva Distribusi Kumulatif

    Dist. Gamma

    Dist. Log-Person III

    Metodologi

  • Kurva Distribusi Kumulatif

    Q kering

    Q normal

    Q basah

  • Matrik Transisi

    Kondisi Debit

    Waktu tn-1

    Kondisi Debit Waktu tn Jumlah KeadaanDebit tn-10 1 2

    0 N00 N01 N02N0 =N00 + N01 + N02

    1 N10 N11 N12N1 =N10 + N11 + N12

    2 N20 N21 N22N2 =N20 + N21 + N22

    Jumlah KeadaanDebit tn

    N0=N00 + N10 + N20

    N1 =N01 + N11+ N21

    N2=N02 + N12 + N22

    N= N0 + N1 + N2= N0 + N1 + N2

  • Matrik Transisi (Lanjutan)

    untuk seluruh nilai i ;Pij 0 untuk seluruh nilai i dan j

    =j

    ijP 1=

    j

    ijij n

    nP

    Matrik P diatas > matrik transisi homogenatau matrik stokhastik karena semua transisiprobabilitas Pij adalah tetap dan independenterhadap waktu.

    Probabilitas Pij harus memenuhi kondisi :

  • Simulasi

    Prinsip dasar simulasi:Zt = Xt.YtXt = Keadaan debit pada bulan tYt = Tinggi debit pada bulan t

    Untuk menumbuhkan variabilitas debit tahunan danmengerjakannya sesuai dengan realitas dari fenomenafisik meteorologi, digunakan dua tarikan perbulan yaitu :

    Menentukan keadaan debit pada waktu t denganmenggunakan fungsi distribusi debit air historik.

    Menentukan besaran debit air dengan menggunakanmatrik stokhastik.

    Metodologi

  • Goodnes-of-Fit

    K-S

    Chi Kuadrat Uji Parametrik

    Uji Non-Parametrik

    Uji Normalitas

    Tidak semua data Debit terdistribusi Normal

    Test Goodness-of-Fit

  • Batas Kelas Debit Bulanan DAS Citarum-Saguling (m3/detik)

    Bulan Debit Kering (0) Debit Normal (1) Debit Basah (2)Januari 0.00 - 118.96 118.97 - 159.26 159.27 - 238.18Februari 0.00 - 116.99 117.00 - 151.67 151.68 - 245.77Maret 0.00 - 129.15 129.16 - 178.51 178.52 - 240.27April 0.00 - 146.78 146.79 - 187.16 187.17 - 257.91Mei 0.00 - 80.27 80.28 - 106.54 106.55 - 152.53Juni 0.00 - 50.62 50.63 - 75.23 75.24 - 111.64Juli 0.00 - 30.03 30.04 - 50.66 50.67 - 138.84Agustus 0.00 - 14.91 14.92 - 29.39 29.40 - 59.29September 0.00 - 15.18 15.19 - 30.54 30.55 - 79.60Oktober 0.00 - 27.66 27.67 - 56.61 56.62 - 127.80November 0.00 - 83.33 83.34 - 143.81 143.82 - 262.35Desember 0.00 - 91.07 91.08 - 130.77 130.78 - 199.90

    Sumber : Hasil Perhitungan

  • Debit Rata-Rata Kelas Bulanan DAS Citarum-Saguling (m3/detik)

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Bulan Debit Kering (0) Debit Normal (1) Debit Basah (2)

    Januari 99.1508 137.6421 191.0761

    Februari 101.8011 132.4318 182.7710

    Maret 101.3649 153.2866 210.5728

    April 124.8484 166.1509 215.7136

    Mei 67.2757 92.4771 127.1190

    Juni 35.2609 62.9267 90.5925

    Juli 21.6710 39.0049 70.2036

    Agustus 8.9862 21.3239 41.9706

    September 8.9901 21.9567 43.9998

    Oktober

  • Klasifikasi Debit Input Bulanan DAS Citarum-Saguling Tahun 1986 - 2002

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

    1986 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1

    1987 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 2

    1988 2 1 1 0 2 1 0 1 0 2 1 0

    1989 2 2 0 1 2 2 2 2 1 0 0 1

    1990 0 2 0 1 1 1 1 2 1 0 0 2

    1991 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 2 2

    1992 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2

    1993 2 2 2 2 0 1 1 2 1 0 0 2

    1994 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0

    1995 0 0 1 1 1 2 2 0 1 2 2 1

    1996 1 0 0 1 0 0 1 1 2 2 2 2

    1997 1 0 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0

    1998 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1

    1999 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 1 1

  • Matrik Transisi Tiga Kelas Orde Satu Debit Total Das Citarum-Saguling

    Matrik Transisi Tiga Kelas Orde Satu (Desember/Januari)

    Kondisi Bulan Kondisi Bulan Januari (t+1)

    Desember (t)

    0 1 2

    0 0.6000 0.0000 0.4000 1.0000 P0N1 0.5000 0.5000 0.0000 1.0000 P1N2 0.1667 0.3333 0.5000 1.0000 P2N

    1.2667 0.8333 0.9000 3.0000 PNN

    PN0 PN1 PN2 PNN

    Sumber : Hasil Perhitungan

  • Data Debit Bulanan DAS Citarum-Saguling Tahun 1986 2002 Hasil Pembangkitan Chain Markov (Uji Elastisitas)

    Sumber : Hasil Perhitungan

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

    1986 137.64 101.80 153.29 215.71 92.48 90.59 70.20 41.97 44.00 82.18 181.55 110.35

    1987 99.15 101.80 101.36 166.15 92.48 35.26 39.00 8.99 8.99 16.13 45.58 157.01

    1988 191.08 182.77 153.29 166.15 127.12 90.59 39.00 8.99 44.00 16.13 113.57 69.32

    1989 99.15 182.77 210.57 166.15 92.48 90.59 70.20 41.97 21.96 16.13 45.58 157.01

    1990 99.15 101.80 210.57 166.15 92.48 90.59 39.00 41.97 21.96 16.13 45.58 157.01

    1991 191.08 101.80 101.36 166.15 67.28 35.26 21.67 8.99 8.99 16.13 45.58 157.01

    1992 191.08 101.80 210.57 215.71 127.12 90.59 70.20 41.97 44.00 82.18 113.57 110.35

    1993 191.08 182.77 210.57 215.71 127.12 35.26 39.00 41.97 21.96 16.13 45.58 157.01

    1994 191.08 182.77 210.57 215.71 127.12 35.26 21.67 8.99 8.99 16.13 45.58 157.01

    1995 99.15 101.80 101.36 166.15 92.48 90.59 70.20 41.97 8.99 16.13 181.55 110.35

    1996 137.64 101.80 101.36 166.15 67.28 35.26 39.00 21.32 44.00 82.18 181.55 157.01

    1997 191.08 101.80 101.36 124.85 92.48 35.26 39.00 41.97 8.99 16.13 45.58 157.01

    1998 99.15 101.80 210.57 215.71 127.12 90.59 70.20 41.97 44.00 82.18 113.57 110.35

    1999 137 64 101 80 101 36 124 85 92 48 35 26 21 67 8 99 8 99 16 13 113 57 110 35

  • Matrik

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    0 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60

    Bulan

    Juta m

    3

    HISTORIS NORMAL REGRESI MARKOV

    Perbandingan Model Pembangkitan DebitModel Kontinu Model Diskrit Waduk Saguling

    Debit hasil peramalan dengan model kontinu dan model diskritdapat mengikuti fluktuasi debit historis yang ada.

    Elastisitas debit antisipasi terbaik Metode Diskrit ChainMarkov.

    Metode peramalan terpilih Pengelolaan Waduk Aktual

  • Tabel : Persamaan Regresi Linier Ganda Model Hujan-Debit Heterogen Q(1)PPP

    Bulan Persamaan Regresi Ganda Januari Qn+1 = -0.2714 Pn3 + 0.6869 Pn6 - 0.4202 Pn10 + 195.5179 Februari Qn+1 = 0.4285 Pn2 + 0.4338 Pn10 - 0.2653 Pn11 + 21.5284 Maret Qn+1 = 0.8444 Pn6 - 0.8100 Pn10 + 0.2995 Pn11 + 48.5559 April Qn+1 = 0.7888 Pn2 - 0.5617 Pn7 - 0.4267 Pn8 + 76.6542 Mei Qn+1 = -0.5834 Pn6 + 0.5974 Pn8 + 0.7358 Pn9 - 20.0044 Juni Qn+1 = 1.2112 Pn2 - 0.8824 Pn4 - 0.1693 Pn11 + 11.1823 Juli Qn+1 = 0.9247 Pn6 + 0.3902 Pn8 - 0.8419 Pn10 + 13.3979 Agustus Qn+1 = -0.6908 Pn2 + 0.6469 Pn5 + 0.9290 Pn11 + 8.8445 September Qn+1 = -1.2519 Pn3 + 0.9167 Pn5 + 0.9589 Pn11 - 10.1159 Oktober Qn+1 = 0.4996 Pn3 - 0.3895 Pn4 + 0.8626 Pn7 - 8.2072 November Qn+1 = -0.4947 Pn3 + 0.9778 Pn6 - 0.6167 Pn9 + 115.4179 Desember Qn+1 = 0.9712 Pn2 + 0.2627 Pn5 - 1.0085 Pn6 + 103.8751

    Sumber : Hasil Perhitungan Keterangan : P1 = Cicalengka, P2 = Paseh, P3 = Chinchona, P4 = Ciparay, P5 = Ujung Berung P6 = Bandung, P7 = Cililin, P8 = Montaya, P9 = Sukawana, P10 = Saguling Dam P11 = Cisondari

    II. TINJAU HIDROLOGI & PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIRSlide Number 2Slide Number 3Manajemen Sumber Air Slide Number 5Slide Number 6Slide Number 7Slide Number 8Slide Number 9Slide Number 10Slide Number 11Slide Number 12Slide Number 13Slide Number 14Slide Number 15Slide Number 16Slide Number 17Slide Number 18Slide Number 19PETA DAS CILIWUNG DAN CISADANESlide Number 21Slide Number 22Slide Number 23Slide Number 24Slide Number 25Slide Number 26Slide Number 27Slide Number 28Slide Number 29Slide Number 30Slide Number 31Slide Number 32Slide Number 33Slide Number 34Slide Number 35Slide Number 36Slide Number 37Slide Number 38Slide Number 39Uji Goodness-of-Fit X2Uji Goodness-of-FitKolmogorov-SmirnovSlide Number 42 2.9.Manajemen Waduk (Gestion des Reservoir ) Fungsi Produk Utilitas waduk (Instrumen Finansial & Ekonomi ) PENENTUAN VOLUME WADUKSlide Number 46 Manajemen Waduk (Gestion des Reservoir ) Slide Number 48Slide Number 49Manajemen Waduk Fungsi Utilitas Produk Infrastruktur $ ( Kontan)PENGUSAHAAN WADUK AIR Pedoman Pengusahaan WadukGrafik Perbandingan Fluktuasi Debit Hasil Pengukuran-Metoda Mock- Metode Kontinu Regresi Ganda Pos KatulampaKalibrasi Debit Bangkitan Model Kontinu dan Debit Historik (1994-2006)Pembangkitan Data DebitPengelolaan Waduk AktualSlide Number 57LINGKUNGAN EKONOMI JATILUHURSlide Number 59Kurva Distribusi KumulatifSlide Number 61Slide Number 62Slide Number 63Slide Number 64Korelasi 2 variabel Slide Number 66Slide Number 67Slide Number 68Slide Number 69Slide Number 70INDIKANTOR PEMILIHAN MODEL PEMBANGKIT Model Diskrit CHAIN MARKOVModel Diskrit CHAIN MARKOVKurva Distribusi KumulatifMatrik TransisiMatrik Transisi (Lanjutan)SimulasiSlide Number 78Slide Number 79Slide Number 80Slide Number 81Slide Number 82Slide Number 83Slide Number 84Slide Number 85