PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEBT …digilib.unila.ac.id/33835/6/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEBT …digilib.unila.ac.id/33835/6/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEBT
COVENANT, TINGKAT KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, DAN
POLITICAL COST TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
(SKRIPSI)
Oleh
Annisa M.I
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEBT
COVENANT, TINGKAT KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, DAN
POLITICAL COST TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
Oleh
Annisa M.I
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan
manajerial, debt covenant, tingkat kesulitan keuangan perusahaan, dan political
cost terhadap konservatisme akuntansi. Populasi dalam penelitian ini adalah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2012-2016. Teknik pemilihan sampel berdasarkan purposive
sampling. Sampel yang masuk kriteria sebanyak 19 perusahaan, sehingga jumlah
sampel penelitian menjadi 95. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi logistik dengan software SPSS 22. Metode analisis
data penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa political cost tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Struktur kepemilikan manajerial, debt covenant, dan tingkat kesulitan
keuangan perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Kata kunci: konservatisme akuntansi, struktur kepemilikan manajerial, debt
covenant, tingkat kesulitan keuangan perusahaan, dan political cost.
ABSTRACT
THE EFFECT OF MANAGERIAL OWNERSHIP STRUCTURE, DEBT
COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, AND POLITICAL COST
ON ACCOUNTING CONSERVATISM
By
Annisa M.I
The purpose of this study was to examine the effect of managerial ownership
structure, debt covenant, financial distress, and political cost on accounting
conservatism. The population of this study was State-Owned Enterprises listed on
the Indonesia Stock Exchange in 2012-2016. The sampling technique used in this
study was purposive sampling. There were 19 companies qualified as samples, so
that the number of samples became 95. Hypothesis in this study were tested by
logistic regression analytical method with software SPSS 24. Multiple linear
regression analysis was employed to analyze the data. The result showed that
political cost had no effect on accounting conservatism, whereas the managerial
ownership structure, debt covenant, financial distress had an effects on
accounting conservatism.
.
Keywords : accounting conservatism,managerial ownership structure, debt
covenant, financial distress, and political cost.
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEBT
COVENANT, TINGKAT KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, DAN
POLITICAL COST TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
Oleh
Annisa M.I
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Ali pada tanggal 04 Januari 1997
dengan nama lengkap Annisa M.I dan merupakan anak ketiga
dari tiga bersaudara pasangan Bapak M.Isa dan Ibu Siti Rohma.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD
Negeri 01 Tanjung Ali pada tahun 2002-2008, selanjutnya penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 02 Jejawi pada
tahun 2008-2011, dan kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Kayuagung pada tahun 2011-2014.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi S1 Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi
penulis terdaftar sebagai anggota HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi)
FEB Unila pada awal perkuliahan. Selain itu, penulis terdaftar sebagai anggota
aktif di UKM PRAMUKA yang pernah diamanahkan menjadi Dewan Giatops
(Kegiatan dan Operasional) pada tahun 2016 dan Ketua Dewan Racana Puteri
Silamaya pada tahun 2017. Selanjutnya, penulis juga aktif dalam organisasi yang
berbasis kekeluargaan yaitu IKAM SUMSEL UNILA (Ikatan Mahasiswa
Universitas Lampung).
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbilalamin
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia, berkah dan
rahmat yang begitu besar kepada penulis.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak M.Isa dan Ibu Siti Rohma.
Terimakasih yang tiada tara kepada bapak dan ibu yang selalu memberikan doa
dalam setiap langkahku, nasihat yang bermanfaat untuk pendidikan dan agama ku,
kekuatan dalam segala kondisi, dan selalu memberikan dukungan untuk
menggapai cita-citaku. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa
memberikan kesehatan hingga aku mampu membahagiakan kedua orang tua ku,
dan semoga Allah Subhanu Wata’ala memberikan perlindungan di dunia maupun
di akhirat untuk bapak dan ibu.
Kakak-kakakku tercinta, Ilyas M.Isa, S,H.I. dan Komariah M.Isa, S.Pd.
Terimakasih atas segala pemahaman, wejangan, semangat, motivasi, kritik, saran
baik yang pahit maupun manis, dan untaian kata yang lembut dengan penuh rasa
kasih sayang.
Kakak-kakak iparku, Adi Sopian, S.E. dan Muhayati, S.Pd.I.
Terimakasih atas segala nasihat yang membangun untuk pendidikanku, bantuan
yang bersifat material, dan juga doa yang selalu diberikan selama ini.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, do’a, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
“Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata
kepadanya : Jadilah! maka jadilah sesuatu itu.”
(QS. Yasin: 82)
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonkanlah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar ”
(QS. Al-Baqarah: 153)
“Berusahalah menguasi dirimu sendiri
Sebelum engkau mengendalikan orang lain”
(Sandi Racana Putera Saburai)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt covenant, Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan, dan Political Cost Terhadap Konservatisme Akuntansi”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., CA., CPA. selaku Dosen Pembimbing 1 dan
Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing 2
atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan nasihat yang
bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Dosen Penguji Utama yang
telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai pengetahuan
untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama
penulis menjadi mahasiswa.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
8. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak M.Isa dan Ibu Siti Rohma yang telah
memberikan kasih sayang yang paling tulus, doa yang tiada henti,
dukungan serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku. Terimakasih untuk
segala doa yang senantiasa mengiringi langkah kesuksesanku.
10. Kakak-kakakku, Ilyas M. Isa, S.H.I. dan Komariah M.Isa, S.Pd.
Terimakasih atas segala motivasi, doa, kritik, saran, pemahaman dalam
menyelesaikan skripsi, dan untaian kata yang lembut dengan penuh rasa
kasih sayang.
11. Kakak-kakak iparku, Adi Sopian S.E. dan Muhayati, S.Pd. I. Terimakasih
atas segala bantuan materi, kritik, saran, doa, dan pengalaman yang sudah
diceritakan dalam menyelesaikan skripsi.
12. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah
diberikan.
13. Sahabat-sahabat kesayanganku, Ayik, Ayu, Dayat, Mba Ipin, Purnama,
Risma, dan Taufik. Terimakasih sudah mau mendengarkan keluh kesah
dari dulu hingga sekarang, memberikan saran, menghibur dikala duka, dan
tertawa bersama dikala senang.
14. Tim Sebelum Cahayaku, Kadin, Ka Dara, Kakak Ely, Ka Clara, Omase,
dan Lia. Terimakasih sudah mau bersahabat tanpa jaim, melakukan
kegilaan, membuat keanehan, dan ada dikala senang maupun susah selama
4 tahun ini. Rasanya bahagia sekali karena dipertemukan dengan orang-
orang seperti kalian yang mau menerima karakter manja dan cerewetku.
Mudah-mudahan kita semua menjadi orang yang sukses dikemudian hari,
Aamiin.
15. My Strong Girl, Dini, Magher, Neli, Rita, dan Yunda. Terimakasih untuk
dukungan, doa, dan semangatnya. Alhamdulillah dipertemukan dengan
kalian yang satu pemahaman, pemikiran, dan sedikit keanehan yang
mampu membuat canda tawa. Selalu semangat ya buat kita.
16. My Support Study, Clara Citra Ayu Puspita, Novita Ramadini, dan Siti
Sarah. Terimakasih sudah mengingatkan untuk segera menyelesaikan
skripsi, memintaku selalu semangat, tidak mudah menyerah, dan
menciptakan cerita aneh yang pernah terjadi diantara kita. Kalian sungguh
luar biasa.
17. BG Sumsel, Andre, Clara, Deka, Dinda, Ilham, Lalak, Leli, Loli, Mita,
Puspa, Randi, dan Rio. Terimakasih sudah mengisi bagian dari cerita
hidupku dipenghujung menyelesaikan kuliah. Meskipun pertemuan
dengan kalian belum lama, tapi senang sekali rasanya pernah tertawa
bersama kalian yang terkadang kalau bersenda gurau serasa dunia hanya
milik kita.
18. Dewan Racana Periode 2016, Kak Arif, Kak Hardi, Kak Saipul, Kak
Shohib, Kak Temu, Kak Yoga, Kak Desti, Kak Fitri, Kak Reni, Kak Vini,
dan Kak Yunda. Terimakasih sudah berbagi ilmu, pengalaman,
mengarahkan ke arah yang lebih baik, dan juga mau menegurku ya kakak-
kakak.
19. Dewan Racana Periode 2017, Kak Ayep, Kak Adin, Kak Didi, Kak Imam,
Kak Kelana, Kak Suhada, Kak Asneli, Kak Dini, Kak Destin, Kak
Maghrani, dan Kak Yunda. Terimakasih kakak-kakak sudah bersedia
menjadi partner yang hebat, saudara dalam keadaan suka maupun duka,
sumbangsih pemikiran, tenaga, dan bantuan materi untuk menyelesaikan
tugas pada periode kepengurusan tahun 2017.
20. Akuntansi 2014, Anggia, Atun, Citra, Eka, Famella, Jesi, Katrine, Meli,
Rara, Saha, Sendy, Winda, dan seluruh teman-teman akuntansi 2014 yang
tidak bisa disebutkan satu per satu. Terimakasih sudah membantu selama
proses perkuliahan, memberikan semangat, dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi.
21. Angkatan 33, Adin, Didi, Dryanto, Shohib, Hani, Destin, Dyah, Mak Yun,
Resi, Nov-nov, Zahara, dan Bapakek Kak Yoga, serta Bunda Lilis.
Terimakasih sudah mau menguatkan untuk menyelesaikan proses. Banyak
cerita yang didapatkan selama berproses dengan kalian, mulai dari rasa
haru karena pernah menangis bersama melewati sawah dan karet yang tak
berujung itu, menghadapi gejolak emosional, serta bersenda gurau.
Semoga semua proses yang telah terlewati ini mampu membuat kita
menjadi orang yang lebih baik lagi.
22. UKM Pramuka Unila, Purna Racana, Pembina, dan seluruh Keluarga
Besar Racana Raden Intan – Puteri Silamaya. Terimakasih kakak-kakak
sudah menerimaku untuk beproses, mengarahkan untuk menjadi orang
yang lebih peduli, dan memberikan bekal ilmu melalui pengalaman.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 11 Oktober 2018
Penulis,
Annisa M.I
xvii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACK ......................................................................................................... iii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSETUSUJUAN .........................................................................v
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viii
PERSEMBAHAN................................................................................................. ix
MOTTO ................................................................................................................ xi
SANWACANA .................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xxi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH PENELITIAN ............................................................... 9
1.3 TUJUAN PENELITIAN ......................................................................................... 10
xviii
1.4 MANFAAT PENELITIAN .................................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI .............................................................................................. 11
2.1.1 Teori Signalling............................................................................................. 11
2.1.2 Konservatisme Akuntansi ............................................................................ 12
2.1.3 Struktur Kepemilikan Manajerial ............................................................... 15
2.1.4 Debt Covenant ............................................................................................... 17
2.1.5 Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan .................................................. 18
2.1.6 Political Cost ................................................................................................. 21
2.2 LITERATUR ............................................................................................................ 23
2.3 KERANGKA KONSEPTUAL .............................................................................. 27
2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS ......................................................................... 28
2.4.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Konservatisme
Akuntansi ................................................................................................................. 28
2.4.2 Pengaruh Debt Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi .............. 29
2.4.3 Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap
Konservatisme Akuntansi ...................................................................................... 30
2.4.4 Pengaruh Political Cost Terhadap Konservatisme Akuntansi ................ 31
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI VARIABEL ............................... 33
3.1.1 VARIABEL DEPENDEN ........................................................................... 33
3.1.2 VARIABEL INDEPENDEN ...................................................................... 34
3.1.2.1 Struktur Kepemilikan Manajerial .................................................. 34
3.1.2.2 Debt Covenant ................................................................................. 35
3.1.2.3 Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan..................................... 36
3.1.2.4 Political Cost .................................................................................... 38
xix
3.2 POPULASI DAN SAMPEL .................................................................................. 39
3.3 JENIS DAN SUMBER DATA .............................................................................. 39
3.4 METODE PENGUMPULAN DATA ................................................................... 39
3.5 METODE ANALISIS DATA ................................................................................ 40
3.5.1 Statistik Deskriptif ........................................................................................ 40
3.5.2 Uji Asumsi Klasik......................................................................................... 41
3.5.2.1 Multikolinearitas ............................................................................. 41
3.5.2.2 Autokorelasi ..................................................................................... 41
3.5.2.3 Uji Normalitas ................................................................................. 43
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 43
3.5.3 Analisis Regresi ............................................................................................ 44
3.5.4 Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 45
3.5.4.1 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 45
3.5.4.2 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) ..................................... 45
3.5.4.3 Uji Signifikasi Parameter (Uji Statistik t) .................................... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 47
4.1.1 PEMILIHAN SAMPEL ............................................................................... 47
4.1.2 HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF ...................................... 47
4.1.2.1 Konservatisme Akuntansi .............................................................. 48
4.1.2.2 Struktur Kepemilikan Manajerial .................................................. 49
4.1.2.3 Debt Covenant ................................................................................. 49
4.1.2.4 Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan..................................... 50
4.1.2.5 Political Cost ................................................................................... 50
4.1.3 HASIL UJI ASUMSI KLASIK .................................................................. 51
xx
4.1.3.1 Hasil Uji Multikolinearitas............................................................. 51
4.1.3.2 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 51
4.1.3.3 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 52
4.1.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 54
4.1.4 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS ............................................................ 55
4.1.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 56
4.1.4.2 Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) .......................... 57
4.1.4.3 Hasil Uji Signifikasi Parameter (Uji Statistik t) .......................... 58
4.2 PEMBAHASAN ...................................................................................................... 60
4.2.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Konservatisme
Akuntansi ................................................................................................................. 60
4.2.2 Pengaruh Debt Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi .............. 61
4.2.3 Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap
Konservatisme Akuntansi ...................................................................................... 62
4.2.4 Pengaruh Political Cost Terhadap Konservatisme Akuntansi ................ 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 65
5.2 KETERBATASAN PENELITIAN ....................................................................... 66
5.3 SARAN ..................................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Dilaksanakan Penelitian Terdahulu ....................23
Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ...................................................42
Tabel 4.1 Rincian Pengambilan Sampel ................................................................47
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ..........................................................48
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................51
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ...........................................................................52
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................57
Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...................................58
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikasi Paameter (Uji Statistik t) ......................................59
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis ......................................................................60
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Model Kerangka Konseptual..............................................................27
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Regresi ..................................................53
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................54
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Pemilihan Sampel
Lampiran 2 Data Hasil Perhitungan Variabel
Lampiran 3 Tabel Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Lampiran 4 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 6 Gambar Hasil Uji Normalitas Model Regresi
Lampiran 7 Gambar Hasil Uji Heteroskedatisitas
Lampiran 8 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 9 Tabel Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f )
Lampiran 10 Hasil Uji Signifikasi Parameter (Uji Statistik t)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan dalam
bentuk laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi (Pratanda dan
Kusmuriyanto, 2014). Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan.
Pihak-pihak berkepentingan yang membutuhkan informasi keuangan antara lain,
investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan
masyarakat. Informasi laporan keuangan yang tersedia dalam suatu perusahaan
seringkali disalahgunakan untuk melakukan kecurangan.
Kecurangan dalam laporan keuangan biasanya berupa mempublikasikan secara
sengaja informasi palsu dari bagian suatu laporan keuangan. Kecurangan ini
terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih tinggi dari yang sebenarnya
(overstates) terhadap aset atau pendapatan, atau ketika perusahaan melaporkan
lebih rendah dari yang sebenarnya (understates) terhadap kewajiban dan beban
(Amri, 2015). Pelakunya adalah manajer perusahaan yang berusaha memanipulasi
kemampuan bersifat ekonomi suatu perusahaan dengan menutupi hutang dalam
2
jumlah sangat besar atau hilangnya aktiva yang lain. Manfaat secara tidak
langsung yang diperoleh dari adanya judgment infomasi palsu terhadap laporan
keuangan tersebut ialah untuk memperoleh sumber dana bagi diri sendiri namun
atas nama perusahaan. Ketika manajer menggunakan judgment dalam laporan
keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga
menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk
mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada
angka akuntansi atau disebut juga dengan manajemen laba (Miko, 2013).
Manajemen laba terjadi karena manajer dapat menentukan kapan waktu untuk
melakukan kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang
dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi
merupakan wewenang dari para manajer (Miko, 2013). Motivasinya ialah ketika
manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan penyusunan
transaksi untuk merubah laporan keuangan dengan tujuan memanipulasi besaran
(magnitude) laba kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang tergantug
pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Wahyudi dan Dwiyanto, 2014).
Namun, sering kali para pemegang saham, karyawan, dan investor tidak
mengetahui sepenuhnya dari ketidakjelasan terhadap nilai aset perusahaan dan
adanya kewajiban jika terjadi suatu permainan dengan berbagai macam motivasi.
Salah satu alternatif untuk mengantisipasi manajemen laba di perusahaan ialah
dengan cara memberlakuan standar akuntansi yang lebih ketat tetapi masih
memberi kesempatan bagi manajer untuk melakukan pemilihan kebijakan
3
akuntansi dalam batas wajar. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan
kebebasan kepada setiap perusahaan dalam memilih prinsip akuntansi yang
digunakan. Perusahaan bisa memilih prinsip akuntansi sesuai dengan kondisi
untuk mengantisipasi perekonomian yang tidak stabil, maka perusahaan harus
berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan. Tindakan kehati-hatian ini
sering disebut sebagai konservatisme akuntansi.
Prinsip konservatisme akuntansi adalah tindakan kehati-hatian dalam pembuatan
laporan keuangan diimplikasikan dengan mengakui biaya atau rugi yang
memungkinkan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba
yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar (Padmawati dan
Fachrurrozie, 2015). Prinsip konservatisme akuntansi dalam pelaksanaannya
masih menjadi perdebatan baik yang mendukung (respon positif) maupun
menolak (respon negatif) karena prinsip tersebut tidak diatur dalam standar
akuntansi IFRS. Namun, pada kenyataannya prinsip konservatisme akuntansi
tetap digunakan dalam kondisi tertentu. Respon positif menyatakan bahwa dengan
diterapkannya prinsip konservatisme akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan akan bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer yang
hendak memanipulasi laba (Noviantari dan Ratnadi, 2015). Kemudian respon
negatif menyatakan bahwa dengan diterapkannya prinsip konservatisme
akuntansi, kualitas laba suatu laporan keuangan menjadi pertanyaan dan
karakteristik kualitatif informasi akutansi pun menjadi diragukan (Dewi,
Herawati, dan Sinarwati, 2014).
4
Kasus yang terjadi pada PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) mengharuskan
investor untuk menggunakan prinsip konservatisme akuntansi. Perusahaan ini
melakukan permainan saham berkode transaksi SIAP untuk menipu investor.
Pemicunya adalah kenaikan saham SIAP yang sangat tidak wajar dan
mencurigakan (SIAP naik dari 80 diawal tahun 2014 hingga tembus 450 pada
awal 2015 atau naik lebih dari lima kali lipat waktu setahun dan setiap harinya
jumlah saham yang ditransaksikan mencapai ratusan juta rupiah). Selanjutnya,
SIAP dijadikan objek backdoor listing untuk PT Indo Wana Bara (WIB) sebuah
perusahaan batubara pada Juni 2014. SIAP menerbitkan saham baru sebanyak
23,4 milyar lembar pada harga Rp200 per saham (sehingga diperoleh dana 4,7
triliun) untuk mengakuisisi IWB. Masalahnya adalah IWB ini sama sekali belum
berproduksi dan lebih buruk lagi IWB masih belum memiliki alat-alat berat dan
lain-lain yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas pertambangan. SIAP sama
sekali tidak mempunyai duit untuk membeli alat-alat berat tersebut tetapi ketika
SIAP melakukan right issue senilai 4,7 triliun dan tidak menerima setoran modal
sebanyak itu, dimana laporan keuangan perusahaan hanya terdapat aset berupa
godwill senilai 4,7 triliun tersebut. Kenaikan yang terjadi menyebabkan Bursa
Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau mensuspen perdagangan
saham PT Sekawan Intipratama (Hidayat, 2015).
Prinsip konservatisme akuntansi memiliki beberapa hal yang dapat mempengaruhi
seperti struktur kepemilikan manajerial. Struktur kepemilikan manajerial adalah
kepemilikan saham terbesar oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan
jumlah saham yang dimiliki manajemen. Struktur kepemilikan manajerial
5
menjelaskan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen maka
manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham
dan meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dengan menerapkan
konservatisme akuntansi (Ramadhoni, Zirman, Mudrika, 2014).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi konservatisme akuntansi ialah debt
covenant, tingkat kesulitan keuangan perusahaan, dan political cost. Kontrak
hutang (debt covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman
dari tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian
deviden yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah
ditentukan. Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa manajer ingin
meningkatkan laba dan aktiva untuk mengurangi biaya kontrak hutang ketika
perusahaan memutuskan perjanjian hutangnya (Fatmariani, 2013). Ketika suatu
perusahaan memutuskan perjanjian hutangnya dan mengakui kerugian secara
lebih cepat dalam laporan keuangan, hal tersebut akan memungkinkan
mengurangi kesulitan dalam debt covenant (Collins, Chen, dan Melessa, 2017).
Tingkat kesulitan keuangan (financial distress) terjadi ketika perusahaan
mengalami kesulitan keuangan (financial difficult). Financial distress dapat
mendorong pemegang saham untuk mengganti manajer perusahaan karena
manajer dianggap tidak mampu mengelola perusahaan dengan baik. Hal tersebut
akan mendorong manajer untuk merubah laba yang menjadi salah satu tolak ukur
kinerja manajer dengan jalan mengatur tingkat konservatisme akuntansi. Apabila
suatu perusahaan tidak memiliki masalah keuangan, manajer tidak akan
6
menghadapi tekanan pelanggaran kontrak (Noviantari, dkk. 2015). Hal ini
memberikan kesimpulan bahwa tidak ada jaminan perusahaan besar dapat
terhindar dari masalah kesulitan keuangan, alasannya adalah karena financial
distress berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan dimana setiap perusahaan
akan berurusan dengan keuangan untuk mencapai target laba dan kelangsungan
perusahaan.
Kasus yang terjadi pada perusahaan PT Mewah Industri yang terlilit hutang.
Menumpuknya hutang tersebut bermula dari kebakaran pabrik yang
menghanguskan mesin manufaktur untuk memproduksi Polyvinyl Chloride
(PVC). Mesin-mesin berteknologi tinggi tersebut lenyap terbakar pada Januari
2015. Adapun pabrik berlokasi di Kawasan Modern Industri Cikande, Serang,
Banten (Sari, 2017). PT Mewah Industri memiliki total hutang Rp261,6 miliar
kepada enam kreditur separtis diantaranya, Bank Mandiri Rp205,68 miliar, BTPN
Rp 18,97 mliar, dan Bank UOB Rp7,6 miliar. Kemudian kepada kreditur
konkuren, debitur membaginya lagi. Pertama, kepada kreditur bank tanpa
pemegang jaminan yakni Bank DBS, Bank HSBC, dan Bank Mayora dengan
masing-masing tagihan Rp41,35 miliar, Rp52,88 miliar, dan Rp9,8 miliar. Hutang
itu akan diselesaikan dengan skema sama dengan kreditur separatis. Selanjutnya,
kreditur supplier dengan total Rp 10,83 miliar akan dibayarkan selama tiga tahun.
Lalu hutang lain-lainnya yang berjumlah Rp88,77 miliar akan diselesaikan sama
dengan kreditur separatis. Sementara hutang kreditur preferen berupa pekerja
Rp7,13 miliar akan dilunasi secara penuh setelah mendapat dana dari klaim
asuransi. Kendati begitu, hal itu masih ada beberapa kreditur yang masih belum
7
bisa menerima proposal tersebut. Salah satunya dari Bank Mandiri yang meminta
untuk dimulainya pembayaran pada Januari 2018 untuk pencicilan pokok. Atas
hal itu, kuasa hukum PT Mewah Industri Yulianto mengatakan akan merevisi
kembali proposal perdamaian dengan adanya perpanjangan masa penundaan
kewajiban pembayaran hutang (PKPU) tetap (Utami, 2017).
Political Cost memprediksibahwa manajer ingin mengecilkanlaba untuk
mengurangipolitical cost yang potensial. Political cost tersebut diantaranya
muncul intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai
macam tuntutan lain yang bisa meningkatkan political cost. Semakin besar
political cost yang dihadapi perusahaan, maka semakin cenderung manajer
memilih prosedur akuntansi yang melaporkan laba yang lebih rendah (Apriani,
2015).
Kasus yang terjadi dalam kelompok Coca-Cola Company, yakni PT Coca-Cola
Indonesia (CCI). PT CCI diduga mengakali pajak sehingga menimbulkan
kekurangan pembayaran pajak senilai Rp 49,24 miliar. Sekarang kasus ini sedang
dalam tahap banding di Pengadilan Pajak. PT CCI mengajukan banding karena
merasa sudah membayar pajak sesuai ketentuan. Kasus ini terjadi untuk tahun
pajak 2002, 2003, 2004, dan 2006. Hasil penelusuran Direktorat Jenderal Pajak
(DJP), Kementerian Keuangan menemukan ada pembengkakan biaya yang besar
pada tahun itu. Beban biaya yang besar menyebabkan penghasilan kena pajak
berkurang, sehingga setoran pajaknya pun mengecil. Beban biaya itu antara lain
untuk iklan produk minuman jadi merek Coca-Cola dari rentang waktu tahun
8
2002-2006 dengan total sebesar Rp566,84 miliar. Akibatnya, ada penurunan
penghasilan kena pajak. Menurut DJP, total penghasilan kena pajak CCI pada
periode itu adalah Rp603,48 miliar. Sedangkan perhitungan CCI, penghasilan
kena pajak hanyalah Rp492,59 miliar. Dengan selisih itu, DJP menghitung
kekurangan pajak penghasilan (PPh) CCI Rp 49,24 miliar. Bagi DJP, beban biaya
ini sangat mencurigakan dan mengarah pada praktik transfer pricing demi
meminimalisir pajak. Praktik ini bisa dideteksi jika ada kegiatan yang tak sesuai
dengan bisnis perusahaan. Produk PT CCI adalah konsentrat, bukan produk
minuman jadi. Namun, mereka harus mengeluarkan biaya yang besar untuk iklan.
"Biaya iklan yang dibebankan oleh PT CCI tidak memiliki kaitan langsung
dengan produk yang dihasilkan," kata Edward Sianipar, perwakilan DJP di
persidangan (Mustami, 2014).
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari, Yusralaini, dan Al-Azhar
(2014) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan penelitian Pambudi
(2017) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif
secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian yang dilakukan
oleh Septian dan Anna (2014) menunjukkan bahwa debt covenant tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan
penelitian Lestari (2015) tentang debt covenant menjelaskan bahwa secara
simultan mempengaruhi konservatisme akuntansi.
9
Penelitian Dewi dan Suryanawa (2014) menunjukkan hasil bahwa tingkat
kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi, sedangkan penelitian Ramadhoni, dkk. (2014)
menunjukkan bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Selanjutnya, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Arsanto (2017) menunjukkan bahwa political cost tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan beberapa penelitian yang
menjadi literatur dalam penelitian ini, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt
Covenant , Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, dan Political Cost
Terhadap Konservatisme Akuntansi”.
1.2 RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi ?
2. Apakah debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi ?
3. Apakah tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi ?
4. Apakah political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi ?
10
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan
peneliti untuk menjelaskan beberapa hal seperti berikut, yaitu :
1. Pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi.
3. Pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme
akuntansi.
4. Pengaruh political cost terhadap konservatisme akuntansi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu :
1. Sarana untuk menambah wawasan dan sarana pengembangan pengetahuan
mengenai konservatisme akuntansi pada perusahaan BUMN yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan
pencatatan akuntansi dengan menggunakan prinsip konservatisme.
3. Mampu membantu investor untuk berhati-hati terhadap laporan keuangan yang
dikeluarkan perusahaan sehingga meminimalisir kesalahan dalam pengambilan
keputusan investasi.
4. Peneliti selanjutnya, sebagai sarana referensi tambahan untuk mendalami
masalah konservatisme akuntansi.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Teori Signalling
Teori sinyal mengatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi
yang lebih baik mengenai perusahaannya dan akan terdorong untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada calon pemilik modal agar harga saham
perusahaannya meningkat (Arsanto, 2017). Manajer memberikan informasi
melalui laporan keuangan bahwa mereka memakai kebijakan akuntansi
konservatisme yang menghasilkan laba lebih berkualitas karena prinsip ini
mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan
membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang
tidak overstate. Jika kondisi keuangan dan prospek perusahaan baik, maka
manajer menyelenggarakan akuntansi konservatisme dan akuntansi liberal yang
tercermin dalam akrual dikresioner (akrual yang dapat di pengaruhi oleh
kebijakan yang dibuat manajemen, misalnya penentuan ketetapan kebijakan
pemberian kredit) untuk menyampaikan informasi privat mengenai kemampuan
perusahaan yang akan datang agar laba menjadi ukuran yang lebih dapat
dipercaya dan tepat waktu mengenai kinerja perusahaan kini dari pada non-
diskresioner (Hendrianto, 2012).
12
Salah satu informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal
bagi pihak eksternal perusahaan, terutama bagi investor adalah laporan tahunan.
Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi
akuntansi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi
yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan sebaiknya
memuat informasi yang relevan dan dianggap penting untuk diketahui oleh
pengguna laporan baik pihak internal maupun eksternal perusahaan. Investor
memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko setiap perusahaan, sehingga
dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan
preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli
oleh investor, maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan
keuangan secara terbuka dan transparan.
Hubungan dengan signalling theory yaitu laba dan aktiva bersih yang permanen
akan ditunjukkan melalui laporan keuangan yaitu dengan sinyal positif dari
manajemen kepada investor bahwa manajemen telah menerapkan konservatisme
akuntansi untuk menghasilkan laba yang berkualitas (Lestari, 2016). Investor
diharapkan dapat menerima informasi dari signall ini dan menilai perusahaan
dengan lebih baik.
2.1.2 Konservatisme Akuntansi
Konservatisme merupakan prinsip penyajian informasi keuangan dihadapkan pada
prinsip kehati-hatian, yakni terhadap pencatatan pendapatan dan biaya, maupun
pencatatan terhadap aktiva. Implementasi atas asas konservatisme yaitu jika
13
terdapat sesuatu yang dapat meningkatkan aktiva, tetapi belum terealisasi maka
kejadian itu belum boleh diakui. Jika terdapat sesuatu yang mengakibatkan
penurunan aktiva, walaupun belum terealisasi maka kejadian itu harus sudah
diakui (Nasir, Ilham, dan Yusniati, 2014). Konsep konservatisme digunakan untuk
mengurangi resiko dan penggunaan optimisme yang dilakukan oleh manajer
bersama dengan pemilik perusahaan secara berlebihan. Penggunaan
konservatisme secara berlebihan akan mengakibatkan kesalahan dalam penyajian
laba atau rugi periodiknya yang tidak dapat mencerminkan kondisi sebenarnya
perusahaan.
Prinsip konservatisme akuntansi setelah pengadopsian Internasional Financial
Reporting Standards (IFRS) sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan
menjadi penolakan dan kritik. Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh pada
tahun 2012. Prinsip yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan pada
perusahaan ialah fair value. Prinsip fair values tersebut yang menyebabkan tidak
sejalannya dengan konservatisme akuntansi. Prinsip fair value lebih menekankan
pada relevansi, sedangkan prinsip konservatisme lebih menekankan pada
reliabilitas.
Prinsip konservatisme akuntansi dalam penerapan IFRS masih dipertahankan di
area tertentu. Standar pelaporan keuangan internasional secara umum menyiratkan
bahwa prinsip konservatisme tidak lagi diterapkan. Beberapa contoh berikut yang
dijelaskan oleh Juanda (2012) menunjukkan bahwa prinsip konservatisme masih
dipertahankan, diantaranya sebagai berikut :
14
1. Kompensasi kerugian piutang menyebabkan pengakuan piutang pajak
tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum
dikompensasi apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan akan
memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi. Kriteria
probabilitas (kemungkinan) merupakan kriteria kualitatif yang bersifat
subjektif, dimana dengan adanya kriteria subjective judgment terbuka untuk
menerapkan konservatisme.
2. Kapitalisasi biaya pengembangan. Salah satu syarat aset tak berwujud yang
timbul seperti biaya pengembangan diakui apabila memenuhi bagaimana aset
tak berwujud tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomi
dimasa depan. Sebuah perusahaan memperbaharui estimasi mengenai arus kas
masa depan dari biaya pengembangan yang dikapitalisasi mungkin ada efek
sementara konservatisme yang mengarah pada penciptaan cadangan
tersembunyi yang kemudian dapat dibalik kembali (Reversed).
Konservatisme akuntansi tetap dilaksanakan dengan pengimplementasian IFRS.
Standar-standar IASB yang tidak merujuk secara eksplisit ke prinsip
konservatisme dengan alasan tidak sesuai dengan kerangka teoritis IFRS. Namun,
prinsip konservatisme tidak hilang hanya karena tidak ditekankannya dalam
standar. Adanya ketidakpastian maka akan tetap ada penerapan konservatisme
dalam penyajian laporan keuangan.
15
2.1.3 Struktur Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan
yang diukur dengan jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (Soraya dan
Harto, 2014). Pemilihan prinsip akuntansi ini pada dasarnya dipengaruhi oleh
manajer atau dengan kata lain kepemilikan manajer menentukan kebijakan dan
pilihan manajemen terhadap prinsip akuntansi termasuk konservatif. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk menyelaraskan antara kepentingan pemilik dan
manajemen adalah dengan melibatkan manajemen dalam struktur kepemilikan
saham yang cukup besar (Ramadhoni, dkk. 2014).
Keputusan bisnis yang diambil manajer adalah keputusan untuk memaksimalkan
sumber daya perusahaan. Suatu ancaman bagi perusahaan jika manajer bertindak
untuk kepentingannya sendiri bukan untuk kepentingan perusahaan. Secara
umum, pemegang saham dan manajer sama-sama berkepentingan untuk
memaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak memiliki risiko terkait dengan
pelaksanaan fungsinya. Manajer memiliki risiko untuk tidak ditunjuk lagi sebagai
manajer jika gagal menjalankan fungsinya, sementara pemegang saham memiliki
risiko kehilangan modalnya jika salah memilih manajer. Konflik yang terjadi
antara pemegang saham dan pihak manajemen tersebut di atas tentu akan berbeda
jika dalam struktur kepemilikan saham terdapat kepemilikan manajerial
(Pambudi, 2017)
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau
dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham (Apriani,
16
2015). Perusahaan yang terdapat kepemilikan manajerial dan manajer dalam
perusahaan tersebut sekaligus pemegang saham mampu menyelaraskan
kepentingannya sebagai manajer dan pemegang saham. Namun, Hal ini akan
berbeda jika manajernya tidak sekaligus sebagai pemegang saham, kemungkinan
yang akan terjadi adalah manajer tersebut hanya mementingkan kepentingan
sendiri sebagai seorang manajer di perusahaannya. Kepemilikan manajerial akan
mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga
manajer ikut merasakan secara langsung manfaat keuntungan dari keputusan yang
benar dan menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan
yang salah. Asumsi permasalahan keagenan akan hilang apabila seorang manajer
juga diposisikan sebagai seorang pemilik. Argumen tersebut mengindikasikan
mengenai pentingnya kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan
perusahaan.
Kepemilikan saham oleh inside directors dan manajemen ini dapat berperan
sebagai fungsi monitoring dalam proses pelaporan keuangan, dan juga dapat
menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap pemegang saham
minoritas (Septian, dkk. 2014). Namun, proporsi inside directors yang terlalu
tinggi juga tidak bagus untuk kemajuan perusahaan karena pemegang saham akan
kesulitan dalam mengendalikan tindakan manajer. Jika dikaitkan dengan nilai
perusahaan, struktur kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap insentif
manajerial dan nilai perusahaan. Struktur kepemilikan manajerial yang rendah
dapat mempengaruhi terhadap kemungkinan kecurangan yang dapat dilakukan
oleh manajer.
17
2.1.4 Debt Covenant
Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam oleh kreditur untuk
membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman dan recovery pinjaman
(Pambudi, 2017). Kesepakatan hutang sebagian berisi perjanjian (covenant) yang
mengharuskan peminjam memenuhi syarat yang disepakati dalam perjanjian
hutang. Perjanjian hutang yang dimaksud seperti pembatasan dividen, pembatasan
pembelian kembali saham, pembatasan modal kerja, pembatasan merger,
pembatasan akuisisi, pembatasan investasi, pembatasan pelepasan aset,
pembatasan pembiayaan masa depan merupakan bentuk debt covenant. Kontrak
hutang jangka panjang (debt covenant) sebagai suatu perjanjian untuk melindungi
pemberi pinjaman (lender atau kreditor) dari tindakan-tindakan manajer terhadap
kepentingan kreditur, seperti deviden yang berlebihan, pinjaman tambahan, atau
membiarkan model kerja dan kekayaan pemilik berada di bawah tingkat yang
telah ditentukan, yang mana semuanya menurunkan keamanan (atau menaikkan
resiko) bagi kreditur yang telah ada (Lestari, 2016).
Fatmariani (2013) menyatakan bahwa pelanggaran terhadap perjanjian hutang
dapat mengakibatkan timbulnya suatu biaya serta dapat menghambat kerja
manajemen, sehingga manajer berusaha untuk mencegah atau setidaknya
meminimalisir dalam melakukan income increasing. Apabila perusahaan
mengalami kesulitan keuangan, secara otomatis akan dianggap sebagai
pelanggaran kontrak yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan kredit dan
pengeluaran biaya (Sari, dkk. 2014). Semakin tinggi jumlah pinjaman yang ingin
diperoleh perusahaan, maka perusahaan akan berupaya dalam menunjukkan
18
kinerja yang baik agar kreditur yakin bahwa perusahaan mampu menutup hutang-
hutangnya. Lebih lanjut pada situasi laba yang tinggi, kreditur akan beranggapan
bahwa perusahaan dapat mengurangi tingkat risiko hutang tidak dibayar.
Pelanggaran atas perjanjian hutang yang telah jatuh tempo menjelaskan bahwa
seorang manajer akan berupaya menghindari dengan memilih kebijakan akuntansi
yang menguntungkan dirinya, seperti menstransfer laba periode mendatang ke
periode berjalan karena hal tersebut dapat mengurangi resiko default.
Debt covenant memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan laba dan
aktiva untuk mengurangi biaya kontrak hutang ketika perusahaan memutuskan
perjanjian hutangnya (Watts and Zimmerman, 1986). Penelitian ini
mengidentifikasi debt covenant dengan menggunakan proksi dari debt equity
ratio. Rasio debt equity ratio memberikan gambaran terhadap nilai hutang yang
dimiliki oleh suatu perusahaan dan menggambarkan sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar.
2.1.5 Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan
Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal
pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Gilrita, dkk. 2013).
Tingkat kesulitan keuangandapat mendorong pemegang saham untuk mengganti
manajer perusahaan karena manajer dianggap tidak mampu mengelola perusahaan
dengan baik, sehingga kondisi tersebut dapat mendorong manajer untuk merubah
laba yang menjadi salah satu tolak ukur kinerja manajer dengan jalan mengatur
19
tingkat konservatisme akuntansi (Noviantari dan Ratnadi 2015).Ada beberapa
definisi kesulitan keuangan sesuai tipenya, yaitu economic failure, business
failure, technical insolvency, insolvency in bankruptcy, dan legal bankruptcy
(Hidayat dan Meiranto, 2014). Berikut ini adalah penjelasannya :
1. Economic failure
Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana pendapatan
perusahaan tidak dapat menutupi total biaya, termasuk cost of capitalnya. Bisnis
ini dapat melanjutkan operasinya sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan
pemiliknya mau menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar.
Meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus diganti,
perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi.
2. Business failure
Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi dengan
akibat kerugian kepada kreditur
3. Technical insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika tidak dapat
memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Ketidakmampuan membayar
hutang secara teknis menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara,
dan jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya dan
survive. Sisi lain menjelaskan bahwa jika technical insolvency adalah gejala awal
kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian pertama menuju bencana
keuangan (financial disaster).
20
4. Insolvency in bankruptcy
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvent in bankruptcy jika nilai
buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius daripada technical
insolvency karena umumnya ini adalah tanda economic failure, dan bahkan
mengarah kepada likuidasi bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in
bankruptcy tidak perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum.
5. Legal bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan secara
resmi dengan undang-undang. Ramadhoni, dkk. (2014) mengelompokkan
penyebab-penyebab kesulitan dan menamainya dengan Model Dasar
Kebangkrutan atau Trinitas Penyebab Kesulitan Keuangan. Terdapattiga alasan
yang menyebabkan mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:
a. Neoclassical model
Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya tidak tepat. Kasus
restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan mempunyai campuran aset yang
salah. Mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca dan laporan laba
rugi. Misalnya profit/assets (untuk mengukur profitabilitas), dan liabilities/assets.
b. Financial model
Campuran aset benar tapi struktur keuangan salah dengan liquidity constraints
(batasan likuiditas). Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan
hidup dalam jangka panjang, tetapi ia harus bangkrut juga dalam jangka pendek.
Hubungan dengan pasar modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang
21
inherited menjadi pemicu utama kasus ini. Tidak dapat secara terang ditentukan
apakah dalam kasus ini kebangkrutan baik atau buruk untuk direstrukturisasi.
c. Corporate governance model
Kebangkrutan mempunyai campuran aset dan struktur keuangan yang benar tetapi
dikelola dengan buruk. Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out
of the market sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola perusahaan
yang tidak terpecahkan. Model ini mengestimasi kesulitan dengan informasi
kepemilikan. Kepemilikan berhubungan dengan struktur tata kelola perusahaan
dan goodwill perusahaan.
2.1.6 Political Cost
Political cost menjelaskan tentang fenomena bahwa semakin besar sebuah
perusahaan, maka manajer cenderung akan memilih prosedur akuntansi yang
mengalihkan pelaporan laba dari periode berjalan ke periode mendatang, ceteris
paribus (Ramadhoni, dkk. 2014). Political cost sendiri timbul dari konflik
kepentingan antara perusahaan (manajer) dengan pemerintah sebagai kepanjangan
tangan masyarakat yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan
kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku
seperti antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, tuntutan buruh, dan
sebagainya. Kondisi tersebut yang memicu seorang manajer untuk meminimalkan
aspek dari sisi resiko politik.
22
Aspek politis tidak dapat dilepaskan dari perusahaan. Khususnya perusahaan
besar dan strategis, karena aktivitasnya melibatkan hajat hidup orang banyak.
Perusahaan yang berkecimpung dibidang penyediaan fasilitas bagi kepentingan
orang banyak seperti listrik, air, telekomunikasi, dan sarana infrastruktur. Secara
politis, kondisi tersebut akan mendapatkan perhatian dari pemerintah dan
masyarakat. Akhirnya perusahaan mengambil tindakan dengan menurunkan laba
untuk mengurangi visibilitasnya, terkhusus selama periode kemakmuran tinggi
(Nasir, dkk. 2014).
Pratiwi dan Septiani (2015) menjelaskan bahwa perusahaan yang menyediakan
barang atau jasa akan memenuhi kewajibannya terhadap pemerintah sebagai
upaya untuk mendapatkan atau mempertahankan transfer kekayaan positif berupa
subsidi dari pemerintah dan mengurangi trasfer kekayaan negatif seperti
pembayaran pajak. Pajak bagi perusahaan merupakan beban yang dapat
mengurangi laba perusahaan, sedangkan pajak bagi negara merupakan pendapatan
yang akan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintah. Perusahaan
yang menyediakan barang atau jasa akan lebih sensitif dalam membayar biaya
politiknya sesuai dengan proporsi pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan.
Hal tersebut dimaksudkan perusahaan untuk menghindari pengawasan dari
pemerintah yang apabila perusahaan melakukan tindakan penghindaran pajak,
maka pemerintah akan melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan. Apabila dari
hasil pemeriksaan didapat bahwa perusahaan telah melakukan kecurangan
maupun ketidakpatuhan dalam membayar pajak, maka kondisi tersebut dapat
mengakibatkan subsidi yang diberikan pemerintah akan dicabut atau mendapatkan
23
kerugian lainnya seperti pembatalan kontrak dan pemberian sanksi pajak kepada
perusahaan yang melanggar.
Political cost mengungkapkan bahwa perusahaan besar akan menghadapi political
cost lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar lebih
diperhatikan dan diawasi oleh pemerintah dan masyarakat. Pengawasan
pemerintah tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100 Tahun
2009. Jika perusahaan besar menyajikan laba yang tinggi secara relatif, maka
pemerintah akan menaikkan pajak dan meminta pelayanan ke publik yang lebih
tinggi kepada perusahaan. Oleh karena itu, Hipotesis political cost menyatakan
bahwa manajer ingin mengecilkan laba sehingga bisa mengurangi biaya politis
yang potensial (Pambudi, 2017).
2.2 LITERATUR
Adapun literatur (penelitian terdahulu) yang digunakan untuk melakukan
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1, diantaranya sebagai berikut :
Table 2.1 Hasil Penelitian yang Dilaksanakan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian
1 Fatmariani
(2013)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Debt
Covenantdan
Growth
Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi Pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi.
Variabel Independen :
1. Struktur
Kepemilikan
Manajerial
2. Debt Covenant
3. Growth
Opportunities
1. Struktur
kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif
terhadap
konservatisme
akuntansi.
2. Debt covenant tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
24
3. Growth
Oppurtunities
berpengaruh positif
terhadap
konservatisme
akuntansi.
2 Septian,
dkk. (2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial, Ukuran
Perusahaan, Debt
Covenant, dan
Growth
Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi (Studi
Pada Sektor Industri
Farmasi yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2008-2012)
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi.
Variabel Independen :
2. Kepemilikan
Manajerial
3. Ukuran Perusahaan
4. Debt Covenant
5. Growth
Opportunities
1. Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
2. Ukuran perusahaan
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
3. Debt covenant tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
4. Growth
opportunities tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
3 Ramadhoni,
dkk. (2014)
Pengaruh Tingkat
Kesulitan Keuangan
Perusahaan, Risiko
Litigasi, Struktur
Kepemilikan
Manajerial dan Debt
Convenant Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
(Studi Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar Di BEI )
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi.
Variabel Independen :
1. Tingkat Kesulitan
Keuangan
Perusahaan
2. Risiko Litigasi
3. Struktur
Kepemilikan
4. Debt Covenant
1. Tingkat kesulitan
keuangan
berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme
akuntansi.
2. Resiko ligitasi
berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme
akuntansi.
3. Struktur
kepemilikan
manajeral
berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme
akuntansi.
25
4. Debt convenant
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme
akuntansi.
4 Sari, dkk.
(2015)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Institutional,
Struktur
Kepemilikan
Manajerial, Struktur
Kepemilikan Publik,
Debt covenant dan
Growth
Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Independen :
1. Struktur
Kepemilikan
Institutional
2. Struktur
Kepemilikan
Manajerial
3. Struktur
Kepemilikan
Publik
4. Debt covenant
5. Growth
Opportunities
1. Struktur
kepemilikan
institutional
berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme.
2. Struktur
kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
konservatisme
akuntansi.
3. Struktur
kepemilikan publik
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi.
4. Debt covenant
berpengaruh positif
signifikan terhadap
konservatisme
akuntansi.
5. Growth
opportunities
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi.
5 Apriani
(2015)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Konservatisme
Akuntansi pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
(2008-2011)
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Independen :
1. Insentif Pajak
2. Tingkat Hutang
3. Political Cost
4. Kepemilikan
Manajerial
1. Insentif pajak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
2. Tingkat hutang tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
26
3. Political cost tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
4. Kepemilikan
manajerial tidak
mempengaruhi
konservatisme
akuntansi.
6 Noviantari,
dkk. (2015)
Pengaruh Financial
Distress, Ukuran
Perusahaan, dan
Leverage Pada
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Independen :
1. Financial Distress
2. Ukuran Perusahaan
3. Leverage
1. Financial distress
berpengaruh negatif
pada konservatisme
akuntansi.
2. Ukuran Perushaan
berpengaruh positif
pada konservatisme
3. Leverage
berpengaruh negatif
pada konservatisme
akuntansi.
7 Lestari
(2016)
Pengaruh Tingkat
Kepemilikan
Manajerial, Debt
Covenant dan
Risiko Litigasi
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi yang
Terdaftar di BEI
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Independen :
1. Tingkat
Kepemilikan
Manajerial
2. Debt Covenant
3. Risiko Litigasi
1. Kepemilikan
manajerial
mempengaruhi
konservatisme
2. Debt covenant
mempengaruhi
konservatisme
akuntansi.
3. Risiko litigasi
mempengaruhi
konservatisme
8 Arsanto
(2017)
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional,
Leverage, Political
Cost, Size, dan
Growth Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Independen :
1. Kepemilikan
Institusional
2. Leverage
3. Political Cost
4. Size
5. Growth
1. Kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
2. Leverage
berpengaruh positif
terhadap
konservatisme
3. Political cost tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
4. Size berpengaruh
positif terhadap
konservatisme.
27
9 Pambudi
(2017)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial dan Debt
Covenant Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Dependen :
Konservatisme
Akuntansi
Variabel Independen :
1. Kepemilikan
Manajerial
2. Debt Covenant
1. Kepemilikan
manajerial (Manj)
berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap
konservatisme.
2. Debt covenant
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
konservatisme.
2.3 KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual dibuat dengan tujuan untuk memberi kemudahan dalam
melihat langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam merealisasikan penelitian.
Model kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Model Kerangka Konseptual
Struktur Kepemilikan
Manjerial
Konservatisme
Akuntansi
Debt Covenant
Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan
Political Cost
H1
H2
H4
H3
28
2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.4.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Konservatisme
Akuntansi
Kepemilikan manajerial berkaitan erat dengan penerapan prinsip konservatisme
akuntansi dalam pelaporan keuangan. Perasaan memiliki manajer terhadap suatu
perusahaan tersebut membuat manajer tidak hanya memikirkan bonus yang akan
didapatkan apabila labanya tinggi, tetapi manajer lebih mementingkan kontinuitas
perusahaan dalam jangka panjang dan akan membuat manajer tertarik untuk
mengembangkan perusahaan (Nasir, dkk. 2014). Struktur kepemilikan manajerial
yang semakin kecil atas saham yang ada dalam perusahaan akan mendorong
manajer memilih akuntansi yang konservatif. Kepemilikan manajerial yang kecil
tersebut akan menimbulkan permasalahan agensi yang semakin besar, sehingga
permintaan atas laporan keuangan yang bersifat konservatif semakin meningkat.
Manajer yang kepemilikan ekuitasnya lebih tinggi akan menggunakan
konservatisme akuntansi yang lebih rendah untuk menghindari penurunan harga
saham (Fatmariani, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Brilianti (2013) menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
Hal ini membuktikan bahwa kecilnya saham yang dimiliki oleh manajemen
berhubungan atau dapat mempengaruhi konservatisme dalam pelaporan keuangan.
Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
H1 : Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
29
2.4.2 Pengaruh Debt Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi
Salah satu cara dalam membiayai aktivitas perusahaan ialah dengan cara
perusahaan meminjam dana dari pihak kreditor maupun dengan menerbitkan
saham. Pinjaman tersebut dapat membuat perusahaan untuk tetap melaksanakan
kegiatan operasional atau aktivitas seperti biasa. Perusahaan yang telah diberi
pinjaman oleh kreditor, maka secara otomatis kreditor mempunyai kepentingan
terhadap keamanan dana yang ia pinjamkan dan diharapkan dapat menghasilkan
keuntungan. Kreditor melihat laporan keuangan perusahaan sebagai acuan dalam
pembayaran bunga yang akan dibayarkan oleh perusahaan jika kontrak hutang
disepakati (Apriani, 2015).
Debt covenant hypothesis menyatakan bahwa ketika perusahaan mulai mendekati
terjadinya pelanggaran terhadap perjanjian hutang maka manajer perusahaan akan
berusaha untuk menghindari terjadinya perjanjian hutang tersebut dengan memilih
prinsip akuntansi yang dapat meningkatkan laba. Upaya meyakinkan debtholders
tersebut dilakukan dengan cara menaikkan nilai aset dan laba setinggi mungkin,
serta menurunkan liabilitas dan beban. Tindakan-tindakan tersebut mengakibatkan
laporan keuangan menjadi kurang konservatif (Pambudi, 2017).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fatmariani (2013) menyatakan bahwa
Debt Covenant berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Debt
covenant hypothesis yang dijelaskan dalam possitive accounting theory pun
memprediksikan bahwa semakin tinggi jumlah utang atau pinjaman yang ingin
30
diperoleh perusahaan, maka penyajian laporan keuangan menjadi tidak
konservatif. Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
H2 : Debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
2.4.3 Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap
Konservatisme Akuntansi
Kesulitan keuangan bisa diartikan sebagai munculnya sinyal atau gejala-gejala
awal kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu
perusahaan. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan dapat mempengaruhi tingkat
konservatisme akuntansi (Ramadhoni, dkk. 2014). Jika perusahaan dalam
kesulitan keuangan dan mempunyai prospek buruk, manajer memberi sinyal
dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif. Namun, manajer akan
mengurangi tingkat konservatisme bila tingkat kesulitan keuangan perusahaan
tinggi sesuai teori akuntansi positif (Dewi, dkk. 2014).
Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015) menyatakan bahwa tingkat kesulitan
keuangan yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk menaikkan tingkat
konservatisme akuntansi. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
merupakan kondisi perusahaan yang mengarah pada ketidakmampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban pembayarannya. Jika perusahaan tidak mampu
menyelesaikan permasalaha kondisi kesulitan keuangan tersebut, maka
perusahaan akan mengarah pada kebangkrutan. Akibat yang diterima dari tingkat
kesulitan keuangan yang terjadi dalam perusahaan mengharuskan para investor
untuk lebih berhati-hati melihat perkembangan keuangan perusahaan.
31
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. (2014) menunjukkan bahwa tingkat
kesulitan keuangan perusahaan secara partial terdapat pengaruh yang negatif dan
signifikan antara tingkat kesulitan keuangan dengan konservatisme akuntansi.
Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
H3 : Tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
2.4.4 Pengaruh Political Cost Terhadap Konservatisme Akuntansi
Perusahaan yang sangat besar didirikan dengan standar kinerja dan profitabilitas
yang tinggi dan akan meningkatkan political cost. Perusahaan besarpun cenderung
lebih diawasi oleh pemerintah dan masyarakat. Penelitian sebelumnya
memprediksi bahwa perusahaan dengan political cost yang semakin besar
cenderung memilih akuntansi yang lebih konservatif (Nasir, dkk. 2014). Hal
tersebut yang mendorong perusahaan-perusahaan berskala besar untuk
menerapkan konservatisme akuntansi.
Perusahaan yang besar menghasilkan laba yang besar, akibatnya perusahaan akan
membayar pajak dan biaya politik lainnya yang besar pula. Manajer mempunyai
kecenderungan untuk mengecilkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi
political cost yang potensial. Penggunaan konservatisme akuntansi dimotivasi
untuk mengurangi atau menunda pajak dan untuk menghindari regulasi (Apriani,
2015).
32
Hipotesis ini menjelaskan bahwa semakin besar biaya politik yang mesti
ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih memilih prosedur akuntansi
yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa sekarang menuju masa
depan. Penelitian yang dilakukan oleh Arsanto (2017) mununjukkan bahwa
Political cost tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Oleh karena
itu, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
H4 : Political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
33
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI VARIABEL
3.1.1 VARIABEL DEPENDEN
Pemakaian prinsip konservatisme akuntansi dimaksudkan agar pengakuan aset
dan laba diakui secara hati-hati karena adanya ketidakpastian yang melingkupi
aktivitas ekonomi dan bisnis dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan
perhitungan pajak penghasilan berkaitan dengan angka-angka yang terdapat dalam
laporan laba rugi. Sehingga, untuk mengukur konservatisme akuntansi dalam
penelitian ini digunakan ukuran berbasis conservatisme accrual model Zhang
(2008). Konservatisme akrual model zhang ini diperoleh melalui pengurangan
antara net income dengan cash flow dan dibagi total aset yang kemudian dikalikan
(-1). Semakin tinggi nilai conservatismeaccrual menunjukkan semakin tinggi pula
konservatisme yang diterapkan. Proksi yang digunakan untuk menghitung
konservatisme akuntansi menurut Zhang (2008) adalah sebagai berikut :
CON = NIit - CFOit
TAit 𝐱 (−𝟏)
Dimana :
CONit = Conservatisme untuk perusahaan i pada periode t
NIit = Net income ditambah dengan depresiasi dan amortisasi untuk perusahaan
i pada periode t (Net income dapat diperoleh dari laporan laba rugi)
34
CFOit = Cash flow dari kegiatan operasional untuk perusahaan i pada periode t
(diperoleh dalam laporan arus kas konsolidasian pada aktivitas operasi
pada laporan keuangan perusahaan)
TAit = Total assetuntuk perusahaan i pada periode t (diperoleh dalam laporan
posisi keuangan pada laporan keuangan perusahaan)
3.1.2 VARIABEL INDEPENDEN
3.1.2.1 Struktur Kepemilikan Manajerial
Struktur kepemilikan manajerial menurut sugiarto (2009) merupakan
perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insiders) dengan
jumlah saham yang dimiliki investor. Jumlah saham yang dimiliki oleh orang
dalam yang dimaksud ialah jumlah saham yang dimiliki oleh direksi, dewan
komisaris, dan manajer. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini untuk
menghitung stuktur kepemilikan manajerial menurut sugiarto (2009) adalah
sebagai berikut :
Kep. Manajerial = Jumlah Saham Direksi dan Manajer
Jumlah Saham yang Beredar
Tarjo (2005) menjelaskan bahwa semakin manajemen berusaha lebih giat untuk
kepentingan pemegang saham dalam usahanya untuk meningkatkan nilai
perusahaan dengan cara menerapkan prinsip konservatisme akuntansi, maka
semakin besar pula proporsi kepemilikan manajemen.Namun, tingkat kepemilikan
insider yang terlalu tinggi berdampak buruk terhadap perusahaan karena
pemegang saham tidak bisa menghadapi kesulitan kontrol manajemen (Grossman
dan Hart, 1982). Oleh karena itu, kepemilikan saham oleh manajerial
35
harus ditentukan dengan tepat supaya memberikan dampak positif bagi
perusahaan.
Informasi mengenai jumlah saham yang dimiliki direksi dan manajer dapat
diketahui melalui annual report perusahaan bagian komposisi pemegang saham
atau melalui catatan atas laporan keuangan perusahaan bagian modal saham.
Selanjutnya, informasi mengenai jumlah saham yang beredar dapat diketahui
dalam annual report perusahaan bagian ikhtisar keuangan.
3.1.2.2 Debt Covenant
Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam oleh kreditur untuk
membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman dan recovery pinjaman
(Fatmariani, 2013). Debt covenant diproksikan dengan debt equity ratio (DER).
Debt equity rasio merupakan perbandingan total hutang terhadap total ekuitas
yang dimiliki perusahaan. Evana (2011) menyatakan bahwa debt equity ratio
merupakan proksi bagi perusahaan untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak
hutang ketika perusahaan memutuskan perjanjian hutangnya. Jika nilai debt equity
rasio semakin tinggi, maka dapat diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang
semakin tinggi terhadap kemampuan melunasi hutang. Proksi yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menghitung debt equity ratiomenurut Kasmir (2013)
adalah sebagai berikut :
DER = Total Hutang
Total Ekuitas
36
Total hutang (total liabilitas) dalam laporan keuangan dapat diketahui dari
penjumlahan liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Total hutang
dan total ekuitas dapat diketahui dalam laporan posisi keuangan suatu perusahaan.
3.1.2.3 Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan
Kesulitan keuangan perusahaan adalah gejala-gejala awal terhadap penurunan
kondisi laporan keuangan perusahaan. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan
pada penelitian ini diukur dengan menggunakan fungsi diskriminan Z-Score.
Analisis Z-Score Altman (1986) merupakan salah satu teknik statistik analisis
diskriminan yang dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dalam suatu
perusahaan. Fungsi Z-Score yang digunakan dalam penelitian ini menurut Altman
(1968) adalah sebagai berikut :
1. Versi empat rasio untuk perusahaan jasa
Z = 6,56T1 + 3,267T2 + 6,72T3 + 1,05T4
Indikator dari fungsi diskriminan Z (Zeta) ini adalah :
Z > 2,60 = Tidak mengalami kebangkrutan
1,1 < Z < 2,60 = Rawan
Z < 1,1 = Mengalami kebangkrutan
2. Versi lima rasio untuk perusahaan manufaktur
Z = 0,717T1 + 0,847T2 + 3,107T3 + 0,420T4 + 0,998T5
Indikator dari fungsi diskriminan Z (Zeta) ini adalah :
Z > 2,9 = Tidak mengalami kebangkrutan
1,23 < Z < 2,9 = Rawan
37
Z < 1,23 = Mengalami kebangkrutan
Keterangan :
Z = Indeks Kebangkrutan
T1 (Working capital to total asset ratio) = Modal Kerja / Total Aset
T2 (Retained earning in total asset ratio) = Laba Ditahan / Total Aset
T3 (Earning before interest = Laba Sebelum bunga dan Pajak /
and taxes to tatal asset ratio) Total Aset
T4 (Book value of total liabilities) = Nilai buku / Total Hutang
T5 (Total asset turn over) = Penjualan / Total Aset
Working capital to total asset ratio, artinya rasio ini untuk mengukur likuiditas
dengan membandingkan likuid bersih dengan total aktiva. Aktiva likuid bersih
atau modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar dikurangi total
kewajiban lancar. Retained earning dapat diperoleh dari laba bersih yang
dikurangkan dengan dividen yang telah dibayarkan oleh perusahaan. Book value
of total liabilities dapat diperoleh dengan cara membagi total ekuitas dengan
jumlah lembar saham beredar yang kemudian dibagi dengan total hutang.
Aktiva lancar, total aktiva, kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar dalam
laporan keuangan dapat diketahui dalam laporan posisi keuangan suatu
perusahaan. Informasi mengenai retained earning dapat diketahui dalam laporan
neraca dan laba rugi dalam suatu laporan keuangan perusahaan. Earning before
38
interest and taxes dapat diketahui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dalam suatu laporan keuangan perusahaan.
3.1.2.4 Political Cost
Hipotesis political cost memprediksikan bahwa perusahaan besar mempunyai
kemungkinan menghadapi biaya politis yang lebih besar. Besarnya suatu
perusahaan dapat mempengaruhi intensitas pengawasan yang dilakukan oleh
pemerintah, karena jika perusahaan besar memperoleh laba yang tinggi akan
mendorong pemerintah untuk menaikkan pajak dalam suatu perusahaan. Intensitas
pengawasan yang dilakukan pemerintah diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 100 Tahun 2009. Pengawasan tersebut dilakukan dengan cara
pemeriksaan laporan keuangan perusahaan dimana pedoman pemeriksaanya
mengikuti yang ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor 02 Tahun 2012 yang terdiri dari NIM, ROA, ROE,
DER, Rasio piutang pembiayaan dan Rasio modal sendiri terhadap modal disetor.
Political cost dalam hal ini diproyeksikan dengan rasio modal sendiri terhadap
modal disetor (gearing ratio) karena perusahaan pembiayaan wajib memiliki 50%
paling sedikit dari modal disetor dan rasio ini akan digunakan untuk mengetahui
prospek investasi dalam perusahaan yang dimiliki.Proksi yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan ketetapan Bapepam nomor 02 tahun 2012 adalah
sebagai berikut :
Rasio MSMD = Modal Sendiri
Modal Disetor
39
3.2 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun buku 2012 - 2016. Sampel adalah suatu porsi atau bagian
dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Sampel yang digunakan adalah
seluruh perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
dan memiliki kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI
2. Mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari
tahun 2012 - 2016.
3. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian harus memiliki struktur
kepemilikan manajerial.
3.3 JENIS DAN SUMBER DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa
laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari halaman website Bursa
Efek Indonesia khususnya data dari tahun 2012 - 2016. Tipe pengambilan data
yang digunakan adalah time series.
3.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang dipakai adalah metode dokumentasi dari media
elektronik. Data diperoleh dari internet (www.idx.go.id dan situs perusahaan).
40
Hasil dari sumber tersebut akan diperoleh data kuantitatif berupa data laporan
keuangan yang telah diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang telah listed di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012 - 2016.
3.5 METODE ANALISIS DATA
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan di analisis dengan
menggunakan bantuan program komputer Statistical Package for Social Science
(SPSS) versi 22 yang diolah dan dianalisis dengan alat-alat statistik sebagai
berikut :
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode-metode statistik yang digunakan untuk
menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan istribusi) (Ghozali, 2013). Informasi dalam statistik deskriptif ini
akan tersaji dengan ringkas, rapi, dan dapat memberikan informasi inti dari
kumpulan data yang ada. Informasi data yang dapat diperoleh dari statistik
deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta
kecenderungan suatu gugus data.
41
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Terdapat empat macam uji asumsi klasik yang akan digunakan untuk melakukan
pengujian data dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik tersebut, diantaranya
sebagai berikut :
3.5.2.1 Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013).
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) yang merupakan hal yang saling berlawanan. Tolerance mengukur
variabilitias variabel independen yang terpilih dan tidak jelas oleh variabel
indenpeden lainnya, yaitu nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≤
0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih
dari 95% dan nilai VIF ≥ 10, apabila VIF ≤ 10 dapat dikatakan bahwa variabel
independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
3.5.2.2 Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2013). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbi-Watson (DW test).
42
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari Tabel 3.1
berikut ini :
Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi
positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi
positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi
negatif Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi
negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada korelasi,
positif ataupun negatif Tidak ditolak du < d < 4-du
Sumber : (Ghozali, 2013)
Secara terperinci,pengambilan keputusan dalam Tabel 3.1 tersebut dapat diuraikan
lebih jelas sebagai berikut :
1. Jika nilai Durbi-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 0 < d < dl,
maka terjadi masalah autokorelasi yang positif dan memerlukan perbaikan.
2. Jika nilai Durbi-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah dl ≤ d ≤ du,
maka ada masalah autokorelasi positif tetapi lemah dan adanya perbaikan lebih
baik.
3. Jika nilai Durbi-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah 4-dl < d <
4, maka terjadi masalah autokorelasi yang serius dan memerlukan perbaikan.
4. Jika nilai Durbi-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah
4-du < d < 4-dl, maka terjadi masalah autokorelasi lemah dan adanya perbaikan
lebih baik. Jika nilai Durbi-Watson yang diperoleh dari hasil pengujian adalah
du < d < 4-du, maka tidak terjadi masalah autokorelasi.
43
3.5.2.3 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian kenormalan data. Uji normaliats bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah data yang
berdistribusi normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak dapat diketahui melalui analisis P-P Plot. Dasar pengambilan keputusan
analisis P-P Plot diantaranya sebagai berikut :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan megikuti arah garis diagonal
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi syarat
normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak megikuti arah garis
diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi syarat normalitas
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau
tidak terjadi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
beberapa ukuran.
44
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
melalui pengamatan grafik scatterplot, dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut :
1. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu teratur maka diindikasikan terdapat
masalah heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
3.5.3 Analisis Regresi
Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:
KONS = α + b1 SKM + b2 DC + b3 TKK + b4 PC + e
Keterangan:
α = konstanta
b = koefisien regresi
KONS = konservatisme akuntansi diukur dengan ukuran berbasis akrual.
SKM = struktur kepemilikan manajerial perusahaan.
DC = debt covenant perusahaan.
TKK = tingkat kesulitan keuangan perusahaan.
PC = political cost perusahaan.
e = error
45
3.5.4 Pengujian Hipotesis
Ghozali (2013) menejelaskan bahwa ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dapat diukur dari godness of fitnya. Secara statistik,
setidaknya ini dapat diukur dengan dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik
F, dan nilai statistik t.
3.5.4.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat
terbatas. Sebaliknya, jika nilai (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan
satu variabel independen, maka R2pasti meningkat dan tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2013). Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Adjusted R2. Nilai R
2 dapat
naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
3.5.4.2 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultas terhadap
46
variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,05 (a = 5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis
adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak
signifikan). Artinya secara simultan keempat variabel independen tersebut
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
signifikan). Artinya secara simultan keempat variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.5.4.3 Uji Signifikasi Parameter (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 (a = 5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai
berikut :
1. Jika t hitung > t Tabel atau Sig t < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan). Artinya secara parsial variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika t hitung < t Tabel atau Sig t > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan). Artinya secara parsial variabel independen tersebut
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh informasi terkait
penerapan prinsip konservatisme akuntansi pada perusahaan BUMN yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasrkan hasil pengujian, pengolahan dan
analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, artinya kepemilikan saham oleh manajer dapat menentukan
kebijakan dan pemilihan terhadap prinsip akuntansi termasuk menerapkan
konservatisme akuntansi.
2. Debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, artinya
pelanggaran atas perjanjian hutang yang telah jatuh tempo dapat
mempengaruhi seorang manajer untuk menghindar dengan menerapkan
konservatisme akuntansi.
3. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi, artinya perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan
memberi informasi kepada pihak investor dengan menerapkan konservatisme
akuntansi.
66
4. Political cost tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, artinya
perusahaan besar tidak akan menghadapi political cost yanglebih besar
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena perusahaan
besar dan perusahaan kecil lebih fokus untuk memberikan informasi laba yang
besar dalam laporan keuangan kepada pihak investor.
1.2 KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:
1. Pemilihan sampel pada penelitian ini masih terbatas pada perusahaan BUMN
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian ini masih terbatas pada penerapan prinsip konservatisme akuntansi
yang tidak membandingkan prinsip konservatisme akuntansi baik sebelum
maupun sesudah konvergensi IFRS (Internasional Financial Reporting
Standars).
1.3 SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, dapat disarankan bagi
peneliti selanjutnya yaitu:
1. Memilih sampel penelitian yang lebih spesifik seperti sektor manufaktur,
sektor jasa, ataupun sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Melakukan penelitian dengan membandingkan penerapan prinsip
konservatisme akuntansi baik sebelum maupun sesudah IFRS (Internasional
Financial Reporting Standars).
DAFTAR PUSTAKA
Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis, and the
Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance. Vol. 23, No. 4,
Hal. 589-609.
Amri, Nur Fadhila. 2015. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement
fraud). https://www.e-akuntansi.com/2015/12/kecurangan-laporan-
keuangan-financial.html, Tanggal akses 7 Desember 2017.
Apriani, Meri. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (2008-
2011). Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Vol.2, No.1,
Hal. 1-15.
Arsanto, Yoga Azif. 2017. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,
Political Cost, Size, dan Growth Terhadap Konservatisme Akuntansi.
Jurnal Universitas Negeri Surabaya. Vol. 5, No. 2, Hal. 1-20.
Collins, Daniel W., Wei Chen dan Sam Melessa. 2017. The Effect of Accounting
Conservatism on the Predictive Ability of Accruals Components With
Respect to Future Cash Flows. Journal University of Lowa.Pages 1-36.
Dewi, Luh Putu Kusuma, Nyoman Trisna Herawati dan Ni KadekSinarwati. 2014.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Konservatisme Akuntansi pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indomesia. Jurnal Akuntansi
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Vol. 2, No. 1,
Hal 1-12.
Dewi, Ni Kd Sri Lestari dan I Ketut Suryanawa. 2014. Pengaruh Struktur
Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Financial Distress Terhadap
Konservatisme Akuntasi. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. Vol. 7, No. 1, Hal. 223-234.
Evana, Einde. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Akuntansi
Konservatif pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.Hal. 1-
16.
Fatmariani. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant,
dan Growth Oppurtunities Terhadap Konservatisme Akuntansi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Vol. 1, No. 1, Hal. 1-20.
Gilrita, Moch, Dzulkirom dan M.G Wi Endang. 2015. Analisi Altman (Z-Score)
Sebagai Salah Satu Untuk Mengatasi Financial Distress. Jurnal
Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya. Vol. 25, No. 1, Hal 1-9.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. 7th
Ed.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Grossman, Sanford J., and Oliver D. Hart. 1982. “Corporate Financial Structure
and Managerial Incentive” in McCall J, The Economics of Information
and Uncertanly. University of Chicago press, Chicago. Pages 107-140.
Hendrianto. 2012. Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Konservatisme
Akuntansi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Fakultas
Bisnis Unika Widya Mandala. Vol. 1, No. 3 , Hal. 62-66.
Hidayat, Muhammad Arif dan Wahyu Meiranto. 2014. Prediksi Financial Distress
Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang. Vol. 3. No. 3, Hal 1-11
Hidayat, Teguh. 2015. Sekawan Intipratama : Another Stock Fraud.
www.teguhhidayat.com/2015/11/sekawan-intipratama-another-stock-
fraud.html?m=1. Tanggal akses 28 Februari 2018.
Jayanti, Anna dan Sapari. 2016. Pengaruh Positve Accounting Theory,
Profitabilitas, dan Operating Cash Flow Terhadap Penerapan
Konservatisme. Jurnal Ilmu dan Riset Mnajemen. Vol. 5, No. 10,
Hal 1-17.
Juanda, Ahmad. 2012. Kandungan Prinsip Konservatisme Dalam Standar
Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammdiyah Malang. Vol. 7, No. 2, Hal 24-34.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Badan Penerbit PT Raja
Grafindo Persada.
Lestari, Masyitah Suci. 2016. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,
Political Cost, Size, dan Growth Terhadap Konservatisme Akuntansi.
Jurnal STIE Perbanas Surabaya. Vol. 5, No. 3,Hal. 1-15.
Miko, Eetki. 2013. Manajemen Laba.
https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/manajemen-laba/,
Tanggal akses 11 Desember 2017.
Mustami, Adinda Ade. 2014. Coca-Cola diduga Akali Setoran Pajak.
https://ekonomi.kompas.com/read/2014/06/13/1135319/Coca-
Cola.Diduga.Akali.Setoran.Pajak. Tanggal akses 20 Maret 2018
Nasir, Azwir, Elfi Ilham dan Yusniati. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Risiko Litigasi, Likuiditas, dan Political Cost Terhadap
Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Vol. 22, No. 2, Hal. 93-109.
Noviantari, Ni Wayan dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2015. Pengaruh Financial
Distress, Ukuran Perusahaan, dan Leverage pada Konservatisme
Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol
11, No. 3, Hal. 646-660.
Padmawati, Ika Ria dan Fachrurrozie. 2015. Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance dan Kualitas Audit Terhadap Tingkat
Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang. Vol. 4, No. 1, Hal. 1-11.
Pambudi, Januar Eky. 2017. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Debt
Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang. Vol. 1, No. 1, Hal. 88-
110.
Prahasanti, Hellen Sanidhya. 2016. Struktur Kepemilikan, Tata Kelola, dan
Konservatisme. Jurnal Akuntansi Bisnis Universitas Katolik
Soegijapranata. Vol. 15, No. 29, Hal. 62-76.
Pratanda, Radyasinta Surya dan Kusmuriyanto. 2014. Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance, Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap
Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang. Vol. 3, No. 2, Hal. 255-263.
Pratama, Agi, Norita, Annisa Nurbaiti. 2016. Pengaruh Tingkat Kesulitan
Keuangan, Resiko Litigasi, dan Growth Oppurtinities Tehadap
Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Telkom. Vol 3, No. 3, Hal 3315-3323.
Pratiwi, Ika dan Aditya Septiani. 2015. Analisis Pengaruh Sensitivitas Politik
Terhadap Biaya Politik. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro. Vol. 4, No. 2, Hal. 1-8.
Priambodo, Muhammad Setio dan Agus Purwanto. 2015. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisme pada Perusahaan -perusahaan
di Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.Vol. 4, No. 4, Hal. 1-10.
Ramadhoni, Yogie, Zirman dan Mudrika. 2014. Pengaruh Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan, Resiko Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial,
dan Debt Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Riau.Vol. 1, No. 2, Hal 1-20.
Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100 Tahun 2009
tentang Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor 02 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Risdiyani, Fani dan Kusmuriyanto. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Vol. 4, No. 3, Hal. 1-10.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta :
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Sari, Deliana Pradhita. 2017. Pabrik Terbakar, PT Mewah Industri Terlilit Utang
Hampir Setengah
Triliun.http://kabar24.bisnis.com/read/20170719/16/672979/pabrik-
terbakar-pt-mewah-industri-terlilit-utang-hampir-setengah-triliun. Tanggal
akses 16 Maret 2018 .
Septian, Ardo dan Yane Devi Anna. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Ukuran Perusahaan, Debt Covenant, dan Growth Opportunities
TerhadapKonservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Telkom.Vol 1, No. 3, Hal. 452-469.
Sari, Dewi Nadia, Yusralaini dan Al-Azhar L. 2014. Pengaruh Struktur
Kepemilikan Institutional, Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur
Kepemilikan Publik, Debt covenant dan Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Vol. 1, No. 2, Hal. 1-15.
Soraya, Intan dan Puji Harto. 2014. Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap
Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro. Vol. 3, No.3, Hal 1-11.
Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan
Keagenan, dan Informasi Asimetri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sumiari, Kadek Nita dan Dede Gede Wirama. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan
Terhadap Konservatisme Akuntansi dengan Leverage sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Vol 5, No. 4, Hal 802-828.
Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan. 3th
Ed.
Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Tarjo. 2005. Analisis Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Kebijakan Utang pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 8, No. 1. Hal 82-104.
Utami, Sinar Putri S. 2017. Isi Proposal Perdamaian PT Mewah Industri.
http://nasional.kontan.co.id/news/isi-proposal-perdamaian-pt-mewah-
industri. Tanggal akses 16 Maret 2018.
Wahyudi, Tri dan Bambang Sugeng D. 2014. Pengaruh Manajemen Laba
Terhadap Peringkat Obligasi pada saat Emisi. Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Vol. 3, No. 2, Hal 34-57.
Watts, Ross L. and Jerold L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory.
New York: Prentice-Hall.
Zhang, Jieying. 2008. The Contracting Benefits Accounting Conservatism to
Lendersand Borrowers. Jurnal of Accounting and Economis.Vol. 45, No.1,
Hal. 27-54.