PENGARUH SISTEM PEMBELAJARAN DARING DENGAN …
Transcript of PENGARUH SISTEM PEMBELAJARAN DARING DENGAN …
PENGARUH SISTEM PEMBELAJARAN DARING DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI WHATSAPP TERHADAP
HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV
MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL AMAL
KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
MIFTAHUL JANNAH
204172682
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHASAIFUDDIN JAMBI
2021
i
PENGARUH SISTEM PEMBELAJARAN DARING DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI WHATSAPP TERHADAP
HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA PADA KELAS
IV MI DARUL AMAL KECAMATAN SEKERNAN
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan ( Starata 1)
MIFTAHUL JANNAH
204172682
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHASAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
Dr. Shalahudin, M. Pd. I
iii
iv
Dr. Shalahudin, M. Pd. I
v
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji bagi Alla SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini .
Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-citaku.
Mengingat proses panjang dalam penyusunan Skripsi tidak terlepas dari dukungan
serta bimbingan dari berbagai pihak.
Skripsi ini ku Persembahkan teruntuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Suwari
dan Ibu Luluk Khuzaimah yang telah memeberikan do’a, semangat dan motivasinya
selama ini dan tak lupa pula ucapan terimakasih untuk Kakakku Lukman Hakim ,
Kakak ku Wilujeng Pengestu, dan Adikku M. Syarif Hidayatullah serta keluarga besar
tercinta yang selalu menjadi semangat dalam setiap langkah perjalanan hidupku, yang
tak hentinya memberikan do’a, motivasi dan materi .
vii
MOTTO
نسان خلق . ٢ خلق الذي رب ك باسم اقرأ . ١ اقرأ . ٣علق من ال
نسان علم . ٥ بالقلم علم الذي. ٤ الكرم ربك و يعلم لم ما ال
Artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) Nama Rabb-mu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah
Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS. al-‘Alaq [96]: 1-5)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT. Sebagai pencipta, pengatur, dan pemeliharan alam semesta isi,
dan Yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang yang di kehendakinya,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul : Pengaruh Sistem Pembelajaran
Daring Dengan Menggunakan Aplikasi WhatsApp Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Tematik Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Desa Suko Awin
Jaya.
Shalawat dan salam penulis do’akan semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta para sahabat yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju alam yang penuh dengan ke intelektualan seperti saat sekarang ini .
Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana
program S1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa
masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkah dari Allah SWT, serta usaha-usaha
penulis, skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak
halangan dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, do’a kedua
orang tua, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa
diatasi. Pada kesempatan ini kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dr.Rofiqoh Ferawati SE, M, Dr. Sa’ad Isma, M.Pd, Dr. Bahrul Ulum, S.Ag, MA,
Selaku Warek I,II,III UIN Sulthan Taha Saifuddin Jambi.
ix
3. Dr. Hj. Fadillah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. Risnita, M.Pd, Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I, Dr. Yusria, S.Ag. M.Pd, Selaku
wakil Dekan I,II,III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Ibu Ikhtiati, M.Pd Selaku ketua jurusan PGMI dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd
selaku sekretaris jurusan PGMI
6. Bapak Dr. Shalahudin, M.Pd.I sebagai pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan,
kesabaran, dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
7. Bapak Tabroni M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan, kesabaran,
dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Pimpinan Perpustakaan Universitas dan Fakultas Tarbiyah serta karyawan yang
telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam penulisan skripsi ini.
9. Bapak Suwardi, S.Pd.I Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian di kelas IV.b MI Darul Amal Desa
Suko Awin Jaya
10. Ibu Siti Masnunah, S.Pd.I guru kelas IV.b MI Darul Amal Desa Suko Awin Jaya
yang telah membantu dan bekerja sama peneliti dalam melaksanakan penelitian.
11. Sahabatku Intri Nur Sadeli, Hamidi, Nailul Izah, Khairunnisa, Ratna, dan
Terimakasih untuk bantuannya selama penelitian dan kebersamaan kita selama ini.
x
12. Teman-teman PGMI angkatan 2017, dan semua angkatan, terimakasih atas
semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.
Jambi , April 2021
Penulis
Miftahul Jannah
NIM.204172682
x
ABSTRAK
Nama : Miftahul Jannah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Pengaruh Sistem Pembelajaran Daring Dengan
Menggunakan Aplikasi WhatsApp Terhadap Hasil
Belajar Tematik Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Darul Amal
Penelitian ini membahasa tentang Pengaruh Sistem Pembelajaran Daring Dengan
Menggunakan Aplikasi WhatsApp Terhadap Hasil Tematik Belajar Siswa kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan metode Survei. Variable yang
diteliti yaitu Pembelajaran Daring Menggunakan Aplikasi WhatsApp ( X) terhadap
Hasil Belajar Tematik Siswa (Y). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
penngaruh system pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp
terhadap hasil belajar tematik siswa di Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Sample yang digunakan berjumlah 22 siswa,
sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Angket atau kuedioner.
Berdasarkan analisis Uji Signifikasi( Sig. 0,05) didapatkan nilai Deviation From
Liniarity 0,186 > 0,05 ini berarti bahwa tolak H0 dan Terima H1 atau terdapat pengaruh
langsung yang signifikan antara pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi
whtasapp terhadap hasil belajar tematik siswa kelas IV madrasah Ibtidaiyah darul amal
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dengan Koefisien determina si sebesar
17,5% sisanya 82,5%dipengaruh oleh faktor yang tidak diteliti.
Kata kunci: Pembelajaran Daring , WhatsApp, Hasil Belajar
xi
ABSTRACT
Nama : Miftahul Jannah
Study Program : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education
Title : The Effect of the Online Learning System Using the
WhatsApp Application on Student Learning Outcomes
Thematic in Class IV at Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal,
This study discusses the effect of the online learning system using the WhatsApp
application on student learning outcomes in thematic Class IV Madrasah Ibtidaiyah
Darul Amal, Sekernan District, Muaro Jambi Regency. This research is a quantitative
research with a survey method. The variable studied was Online Learning Using the
WhatsApp Application (X) on Student Thematic Learning Outcomes (Y). The purpose
of this study was to determine the effect of the online learning system using the
WhatsApp application on the thematic learning outcomes of students at Madrasah
Ibtidaiyah Darul Amal, Sekernan District, Muaro Jambi Regency. The sample used was
22 students, while data collection was carried out using a questionnaire or
questionnaire.
Based on the analysis of the Signification Test (Sig. 0.05), the value of Deviation
From Liniarity 0.186> 0.05 means that reject H0 and Accept H1 or there is a significant
direct effect between online learning using the whtasapp application on thematic
learning outcomes of grade IV madrasah students. Ibtidaiyah darul amal, Sekernan
District, Muaro Jambi Regency with a determination coefficient of 17.5%, the
remaining 82.5% is influenced by factors not researched
Keywords: Online learning, WhatsApp, Learning Outcomes
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA DINAS. .............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN ORISINILITAS ............................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................... x
ABSTRACT ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... …. xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................... 5
BAB II KERANGKA TEORI,KERANGKA PIKIR, HIPOTESI........ 7
A. Deskripsi Teori ............................................................................ 7
1. Pembelajaran Daring ................................................................ 7
2. Sejarah WhatsApp. ................................................................. 13
3. Hasil Belajar. ........................................................................... 17
4. Pembelajaran Tematik. ........................................................... 25
B. Studi Relevan. ............................................................................. 30
C. Kerangka Pikir ............................................................................ 31
D Hipotesisi Penelitian .................................................................... 32
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 33
B.Pendekatan Desain Penelitian ...................................................... 33
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sample................................. 34
D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian. ............................. 34
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 35
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 40
G. Hipotetesis Statistik. .................................................................... 42
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 44
A. Deeskripsi Teori ........................................................................ 44
B. Analisis Data. ............................................................................ 46
C. Pembahasan Hasil Penelitian. ................................................... 56
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 58
A. KESIMPULAN .......................................................................... 58
B. SARAN ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 61
DAFTAR RIWAYAT HIDUP. ................................................................. 78
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Kompetensi Inti Pembelajaran Tematik
Tabel II.2 Kompetensi Dasar Pembelajaran Tematik
Tabel II.3 Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel III.1 Skala Likert
Tabel III.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel IV.1 Skor Angket Pembelajaran Daring Dengan Menggunakan WhatsApp
Tabel IV.2 Hasil Belajar Tematik Siswa
Tabel IV.3 Correlation Hasil Angket
Tabel IV.4 R tabel dan R hitung
Tabel IV.5 Informasi Responden
Tabel IV.6 Uji Reibilitas
Tabel IV.7 Uji Normalitas
Tabel IV.8 Uji Linieritas
Tabel IV.9 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Tabel IV.10 Hasil Koefisien Determinasi
xv
DAFTAR GAMBAR
Gamabar 1 Rancangan Penelitian
Gambar 2 Wawancara dengan guru kelas IV
Gambar 3 Proses Pembelajaran Daring
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner atau angket Pembelajaran Daring
Lampiran 2 Hasil Angket atau Koesioner
Lampiran 3 Hasil Belajar Tematik siswa kelas IV
Lampiran 4 Hasil Analisis data penelitian
Lampiran 5 Dokumentasi
Lampiran 6 Turnitin
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini tingkat kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh
suatu negara, menjadi untuk tolak ukur dalam kemajuan suatu negara. Aspek yang
mendasari kemajuan IPTEK adalah aspek yang tidak lepas dari peran seorang
guru. Perkembangan yang semakin pesat membuat dunia pendidikan juga
mengalami peningkatan dalam kebutuhan proses pembelajarannya, begitupun
dengan media pembelajarannya.
Teknologi yang berkembang di bidang informasi sangat dimanfaatkan dalam
dunia pendidikan untuk mencari sumber referensi belajar dalam bentuk online.
Banyak situs web yang menyediakan materi pelajaran untuk kemudian dibaca dan
dipelajari melalui online. Selain situs web, perkembangan pada dunia komunikasi
juga sudah sangat berkembang, khususnya media sosial. Media sosial banyak
dimanfaatkan oleh kalangan remaja untuk mencari teman baru, chatting, atau
membuat grup untuk berdiskusi masalah pelajaran.
Keadaan di luar prediksi berupa wabah penyakit covid-19, Dengan adanya
virus COVID-19 di Indonesia saat ini berdampak bagi seluruh masyarakat.
Dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi,
pariwisata dan pendidikan. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada
18 Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor
sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada
bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar
dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk
2
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di rumah
dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi
Covid-19.
. Pembelajaran Daring atau online merupakan pembelajaran tanpa tatap
muka secara langsung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan melalui online
dengan menggunakan jaringan internet . sedangkan belajar daring secara umum
adalah suatu pembelajaran yang dilakukan secara elektronik dengan
menggunakan media berbasis komputer, handphone serta sebuah jaringan
Untuk persiapan sistem pembelajaran Daring Learning, sekolah dasar banyak
melakukan persiapan seperti pembenahan dan revitalisasi baik dari segi
infrastruktur, sarana prasana dan sumberdaya. Memang untuk mengahadapi era
digital harus dilakukan secepat mungkin karena teknologi tidak dapat dibendung.
Pembelajaran Daring Learning mempuyai manfaat yang pertama dapat
membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efisien antara guru dengan
murid, kedua siswa saling berinteraksi dan berdiskusi antara siswa yang satu
dengan yang lainnya tanpa melalui guru, ketiga dapat memudahkan interaksi
antara siswa guru, dengan orang tua, keempat sarana yang tepat untuk ujian
maupun kuis, kelima guru dapat denga mudah memberikan materi kepada siswa
berupa gambar dan vidio selain itu murid juga dapat mengunduh bahan ajar
tersebut, keenam dapat memudahkan guru membuat soal dimana saja dan kapan
saja.
Pembelajaran Daring lebih sering menggunakan aplikasi WhatsApp.
Aplikasi Whatsapp adalah aplikasi yang diciptakan untuk mengirim pesan instan,
whatsapp pada dasarnya mirip dengan Sms, tetapi Whatsapp tidak menggunakan
pulsa melainkan internet. Sedangkan Whatsapp Group ( Pesan Singkat
berkelompok ) salah satu fitur pesan singkat yang bisa digunakan di Whatsapp
tersebut. Selain aplikasi WhatsApp adapun aplikasi lain yang digunakan dalam
3
pembelajaran daring tersebut diantaranya : Google ClassRoom, Edmodo, Ruang
Belajar dari Kemendikbud dan juga Zoom.
WhatsApp merupakan aplikasi pesan instan untuk smartphone. Jika dilihat
dari fungsinya WhatsApp hampir sama dengan aplikasi SMS yang biasa
digunakan pada ponsel lama, tetapi WhatsApp tidak menggunakan pulsa,
melainkan data internet. WhatsApp juga dapat diaplikasikan dengan cara
mengirim gambar, video, berdiskusi, mengirim dokumen berupa word dan masih
banyak lagi.
Proses belajar daring atau online di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal
sudah dilakukan mulai awal tahun ajaran 2020/2021. Belajar merupakan proses
untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dalam
interaksi dengan lingkungan. Sebagai bukti hasil dari proses pembelajaran adalah
perubahan tingkah laku. Seorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada
dirinya sebagai akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan
lingkungan (Hamid, 2013:5).
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Anak yang berhasil dalam
belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran (Susanto,
2013:5).
Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang menggabungkan suatu
konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa akan
belajar lebih baik dan bermakna ( Majid, 2014: 87). Pembelajaran tematik juga
dapat diartikan sebagai pengintegrasian suatu materi dari beberapa mata pelajaran
menjadi suatu tema atau topik pembelajaran sehingga siswa akan belajar lebih baik
dan bermakna.
Pada saat Pra Penelitian dan wawancara yang dilakukan pada guru kelas IV
MI Darul Amal menggunakan aplikasi Whatsapp Group pada saat belajar tematik
4
berbasis Daring. Peneliti juga menemukan berbagai permasalahan yang muncul
diantaranya Hasil belajar siswa yang belum memenuhi standar yang telah
ditentukan oleh sekolah, siswa yang terlihat kurang adanya interasksi, dan
kejenuhan pada saat pembelajaran berlangsung.
Berangkat dari fakta dan melihat kenyataan bahwa dalam dalam proses
pembelajaran daring masih adanya permasalahan hasil belajar siswa yang tidak
stabil dengan media WhatsApp. Oleh karena itu Pentingnya penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya penggunaan WhatsApp
Group terhadap hasil belajar siswa di kelas IV MI Darul Amal khususnya pada
pembelajaran tematik.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dari itu peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Pembelajaran Daring Dengan
Menggunakan Aplikasi WhatsApp Terhadap Hasil Belajar Tematik Siswa
Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuaraikan diatas
dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di MI Darul Amal Sebagi
Berikut :
1. Perkembangan teknologi dalam pembelajaran daring.
2. Penggunaan aplikasi whatsapp dalam pembelajaran daring
3. Pembelajaran daring dalam wahatsapp group.
4. Pembelajaran daring dengan mengunakan aplikasi whatsapp berpengaruh
terhadap hasil belajar tematik siswa.
C. Pembatasan Maslah
Agar penelitian lebih terarah dan sesuai tujuan yang diharapkan perlu
adanya batassan masalah. Adapun batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan dikelass IV.B Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal.
5
2. Penelitian ini berfokus pada pembelajaran daring dengan menggunakan
Aplikasi WhatsApp.
3. Penelitian ini juga berfokus pada hasil belajar tematik kelas IV.B
Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan
adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh sistem pembelajaran daring dengan
menggunakan aplikasi whatsapp terhadap Hasil belajar tematik pada siswa
kelas IV MI Darul Amal Desa Suko Awin Jaya Kecamatan Sekernan ?
2. Apakah sistem Pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi
whatsapp berpengaruh positif atau negatif terhadap hasil belajar tematik
siswa kelas IV MI Darul Amal Desa Suko Awin Jaya Kecamatan Sekernan
?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a. Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu untuk:
1. Untuk mengetahui terdapat pengaruh penggunaan aplikasi whatsapp
terhadap Hasil belajar tematik siswa kelas IV MI Darul Amal Desa
Suko Awin Jaya Kecamatan Sekernan
2. Untuk mengetahui pembelajaran daring dengan menggunakan
Whatsapp berpengaruh positif atau negatif terhadap hasil belajar
tematik siswa kelas IV MI Darul Amal Desa Suko Awin Jaya
Kecamatan Sekernan
b. Manfaat penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai,
maka penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
6
Melalui penelitian ini, peneliti mencoba mencari konsep teoritis
mengenai pembelajaran daring didalam sekolah dan pengaruhnya
tterhadap hasil belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan
sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya displin ilmu pengatuhuan,
disiplin ilmu pendidikan dan ilmu sosiologi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Ins tansi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka melengkapi dan
mengembangkan hasil penlitian yang sudah ada.
b. Bagi sekolah
Untuk mendapatkan pemecahan masalah yang dialami Madrasah
Ibtidaiyah Darul Amal Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
yang berpengaruh dengan pembelajaran daring dan hasil belajar siswa.
c. Bagi Siswa
Memudahkan dalam belajar danmenerapkan kepercayaan diri
berkiatan dengan pembelajaran daring, hasil belajar sehingga
menimbulkan Pengaruh terhadap hasil belajar siswa
d. Bagi Peneliti
Sebagai penembah khazanah keilmuan, pengalaman,latihan dan
pengembangan teori untuk diterapkan apa yang sudah didapat selama
dibangku perkulihan
7
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Daring melalui WhatsApp
a. Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling
bertukar informasi. Menurut Departemen Pendidikan Nasional “Dalam UU
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”
Sistem pembelajaran daring atau Online merupakan sistem
pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi
dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus
memastikan kegiatan belajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di
rumah. Solusi yang dapat diambil disaat penerapan pembelajaran Daring ,
dengan cara guru dapat mendesain media pembelajaran yang menarik
sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
Sedangkan belajar online secara umum adalah suatu pembelajaran
yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan media berbasis
komputer serta sebuah jaringan.Online merupakan saat kita mengakses
internet atau dunia maya melalui berbagai akun media sosial yang dapat
bertukar informasi antara satu dengan yang lain. Pembelajaran online
merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan
siswa, tetapi dilakukan melalui online. Pembelajaran dilakukan melalui
distance learning
8
Menurut Dabbagh dan Ritland (dalam jurnal Novita Arnesi Dan Abdul
Hamid, (2015) pembelajaran online adalah sistem belajar yang berarti
terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu
pendidikan), melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk
memfasilitasi proses belajar dan mengajar dalam pembelajaran daring.
Bilfaqih & Qomarudin ( 2015 ) mengatakan “Pembelajaran daring
merupakan program penyelenggaran kelas pembelajaran dalam jaringan,
pembelajaran menjangkau kelompok target yang massif dan luas. Melalui
jaringan, pembelajaran dapat di selenggarakan secara massif dengan peserta
didik tidak terbatas”.
Sedangkan menurut Tim Direktorat Pembelajaran (2019:7) “Proses
belajar dalam konteks sistem pembelajaran daring atau SPADA merupakan
interaksi yang terjadi antar siswa, siswa dengan sumber belajar serta siswa
dengan guru yang memberikan pengalaman belajar efektif menuju capaian
belajar yang diinginkan”. Melihat bebarapa pendapat yang sudah dijelaskna
diatas dapat disimpulkan pengertian pembelajaran daring merupakan
program penyelenggaraan kelas dalam jaringan yang dapat diselenggarakan
dimanapun dan memberikan kemudahan peserta didik dalam belajar serta
memberikan pengalaman belajar yang efektif menuju capaian belajar yang
diinginkan
Pembelajaran Daring Learning sendiri dapat di pahami sebagai
pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah dasar yang peserta
didiknya dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga
memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan
keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamya.
Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan
peserta didik (Azhar, 2011).
9
Setyosari (2015:7-8) menyatakan bahwa pembelajaran melalui
jaringan memiliki potensi-potensi, antara lain: kebermaknaan belajar,
kemudahan mengakses, dan peningkatan hasil belajar. Dalam konteks
belajar secara online, siswa dapat berhubungan secara cepat dan langsung
dengan teks, gambar, suara, data, dan video dua arah, dengan bimbingan
pengajar.
Jadi pembelajaran online adalah sebuah pembelajaran dengan
mamanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dalam proses pembelajaran anatar guru dan siswa dalam jarak, waktu dan
tempat yang berbeda.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Daring
Aktivitas pendidikan yang sebelumnya terbiasa dengan pembelajaran
tatap muka langsung, harus beradaptasi dengan model pembelajaran digital.
Digitalisasi proses pembelajaran sendiri sebenarnya bukan hal baru di dunia
pendidikan. Sebelumnya, dunia pendidikan Indonesia sudah lebih dulu
mengenal konsep e-learning dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
Beberapa peraturan dan kebijakan pendidikan nasional telah mengatur hal
tersebut seperti pada Permendikbud No 119 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Menteri Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3
Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020
tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease
(COVID-19) maka kegaiatan belajar dilakukan secara daring (online) dalam
rangka pencegahan penyebaran coronavirus disease (COVID0-19). (Menteri
Pendidikan, 2020) Dengan munculnya pandemik COVID-19 kegiatan belajar
mengajar yang semula dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar di rumah
melalui daring. Sistem Pembelajaran daring dilakukan dengan disesuaikan
kemampuan masing-maisng sekolah. Belajar daring (online) dapat
10
menggunakan teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar,
zoom, video converence, telepon atau live chat dan lainnya. Namun yang pasti
harus dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan
oleh guru melalui whatsapp grup sehingga anak betul-betul belajar. Kemudian
guru-guru juga bekerja dari rumah dengan berkoordinasi dengan orang tua,
bisa melalui video call maupun foto kegiatan belajar anak dirumah untuk
memastikan adanya interaksi antara guru dengan orang tua.
Melalui peraturan perundangan tersebut kita tahu bahwa pemerintah
Indonesia sebenarnya memang telah menyiapkan konsep pembelajaran jarak
jauh dengan menggunakan teknologi guna memberikan layanan pendidikan
kepada kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan jarak dan kesulitan
tatap muka langsung dengan fasilitas pendidikan.
Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan
pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas
pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan
dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga
mengabsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya
pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.
Proses pembelajaran Via WhatsApp group ini kebanyakan guru
memberikan tugas tertentu sesuai dengan jadwal pembelajaran biasa. Tugas
yang diberikan guru bisa berupa membaca buku pelajaran yang dimiliki juga
mengerjakan latihan-latihan yang ada, sayangnya penjelasan detail dari guru
melalui pesan group atau video cukup jarang didapat. Padahal video
penjelasan atau tutorial dapat memberikan pemahaman lebih baik
dibandingkan hanya diberikan soal latihan-latihan saja ( Batubara & Batubara,
2020).
Perbedaan pembelajaran daring (online ) dengan pembelajaran tatap
muka ( secara langsung melibatkan interaksi antara guru dan siswa dalam satu
ruangan tanpa adanya jaringan internet ) :
11
1. Pada pembelajaran biasa siswa umumnya Per jam pelajaran siswa SD
dihitung 35 menit, dengan banyak jam pelajaran per minggu bervariasi.
Biasanya pembelajaran dimulai dari jam 07.30 – 12.00/ 13.00 WIB.
NO Kelas Jam Pelajaram/Minggu
1 I 30 Jam
2 II 32 Jam
3 III 34 Jam
4 IV 36 Jam
5 V 36 Jam
6 VI 36 Jam
.
Husamah (2015) mengemukakan bahwa secara umum,
pembelajaran tatap muka memiliki berbagai kelebihan terhadap pengajar
maupun peserta didik, antara lain: 1. Disiplin formal yang diterapkan pada
pembelajaran tatap muka dapat membentuk disiplin mental; 2.
Memudahkan pemberian penguatan (reinforcement) dengan segera; 3.
Memudahkan proses penilaian oleh pengajar; 4. Menjadi wahana belajar
berinteraksi terhadap peserta didik. Kelebihan lainnya yaitu kemampuan
sosialisasi antara dosen/tutor dengan mahasiswa, maupun antar sesama
teman. Tidak hanya itu saja, dosen dapat mengamati secara langsung
sikap dan tingkah laku mahasiswa dalam menerima materi.
Kelebihan pembelajaran tatap muka, juga diikuti oleh berbagai
kelemahan. Husamah (2015), di balik kelebihan, secara umum metode
pembelajaran tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:
1. Membuat kekakuan dalam pembelajaran, karena anak dTematikksa
untuk belajar dengan cara pengajar; 2. Pembelajaran tatap muka yang
dilakukan secara klasikal sering kali tidak dapat mengakomodasi gaya
12
belajar peserta didik yang bervariasi. 3. Pembelajaran yang menoton
membuat semakin menurunnya inisiatif dan kreativitas peserta didik
dalam pembelajaran
2. Sedangkan pembelajaran daring memiliki jam yang lebih sedikit
dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka yaitu hanya 2 - 3 jam saja
dari mulai pukul 08.00 – 10.00 / 11.00 WIB dan tergantung kebijakan dari
masing-masing sekolah.
Dengan adanya program ini siswa sekolah dasar tersebut dapat tetap
mengikuti pembelajran tanpa meninggalkan rumah dan
sekolahnya.Namun yang pasti harus dilakukan adalah pemberian tugas
melalui whatsapps grup dan guru serta orang tua juga harus mendampingi
dan membimbing sehingga anak betul-betul belajar. Kemudian guru-guru
juga bekerja dari rumah dengan berkoordinasi dengan orang tua, bisa
melalui video call maupun foto kegiatan belajar anak dirumah untuk
memastikan adanya interaksi antara guru dengan orang tua. Pembelajaran
jarak jauh dengan penerapan metode pemberian tugas secara daring bagi
para siswa melalui whatsapps grup Tematik efektif dalam kondisi darurat
karena adanya virus corona seperti sekarang ini. Banyak guru
mengimplementasikan dengan cara-cara beragam belajar dirumah, dari
perbedaan belajar itu basisnya tetap pembelajaran secara online
c. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Daring
Menurut Wantiknas ( Dewan teknologi Informasi dan komunikasi Nasional ):
1. Kelebihan pembelajaran daring adalah :
a. Dapat diakses dengan mudah, cukup menggunakan smartphone atau
perangkay teknologi lain seperti laptop yang terhubung dengan internet.
b. Biaya lebih terjangkau, mendapatkan ilmu pengetahuan tanpa kendala uang
dengan bermodalkan paket data internet.
13
c. Waktu belajar fleksibel, waktu untuk belajar bisa dilakukan kapan saja tanpa
terikat dengan jam belajar.
d. Wawasan yang luas, menemukan banyak hal yang semula belum diketahui
bisa didapatkan melalui pembelajaran daring.
2. Kekurangan Pembelajaran Daring :
a. Sulit untuk mengontrol mana siswa yang serius mengikuti pelajaran dan
mana yang tidak.
b. Pembelajaran lebih banyak bersifat teoretis dan minim praktik karena tidak
dimungkinkan adanya interaksi langsung dengan siswa.
c. Bagi mereka yang tinggal di lokasi yang infrastruktur komunikasinya masih
kurang baik tentu akan kesulitan untuk mengakses internet.
d. Tidak semua siswa memiliki dan mampu mengakses peralatan yang
dibutuhkan (entah itu komputer, laptop, atau gawai lainnya) untuk
pembelajaran online.
e. Terlalu banyak distraksi yang bisa mengganggu konsentrasi siswa saat
belajar.
2.WhatsApp
a. Sejarah WhatsApp
WhatsApp didirikan pada 24 Februari 2009. WhatsApp adalah plesetan
dari frasa What’s Up yang merupakan sebuah aplikasi mobile chatting yang
didirikan oleh Jan Koum dan Brian Acton yang bekerja sebagai pegawai
yahoo. Aplikasi WhatsApp terhubung langsung dengan nomor telepon dan
memberikan layanan gratis. Selain karena ukurannya yang tidak membebani
memori handphone, WhatsApp banyak diminati karena fiturnya yang simpel.
Awalnya WhatsApp hanya bisa mengirim pesan, tetapi sekarang,
WhatsApp sudah memiliki fitur lain seperti mengirim gambar, kontak, file,
voice recording, menelepon, dan bahkan video call. Salah satu fitur terbaru
yang diberikan WhatsApp adalah status atau yang lebih dikenal dengan
14
WhatsApp story. Story hanya akan tersimpan selama 24 jam dan akan hilang
setelahnya. Selain itu, di akhir Oktober 2017, WhatsApp juga merilis fitur
terbarunya untuk menghapus pesan baik di pengirim dan di penerima pesan.
Popularitas WhatsApp tetap melesat cepat di hampir semua platform.
Diketahui pengguna WhatsApp di dunia lebih dari 1 miliar di lebih dari 180
negara. Dari segi kultur memang aplikasi WhatsApp sangat cocok dengan
kondisi Indonesia, karena umumnya bangsa kita memang senang mengobrol
(chat). Indonesia termasuk salah satu pasar yang paling aktif berkirim pesan
di wilayah Asia Tenggara. Begitu tingginya angka pengguna WhatsApp
sebagai salah satu media sosial yang banyak digemari oleh orang Indonesia
terutama para remaja maka tidak mustahil menimbulkan berbagai dampak,
apakah itu dampak yang positif maupun yang negatif. Juru bicara WhatsApp
Neeraj Arora, menyimpulkan bahwa penduduk Indonesia terdiri dari orang-
orang yang suka ngobrol. Oleh karena itu, layanan WhatsApp semakin
mendorong orang Indonesia untuk saling bertegur sapa dan mengobrol
(Hendra Pranajaya dan Wicaksono, 2018)
Seperti pada perkembangan teknologi internet dan telepon selular yang
semakin pesat perkembangannya, dan pesat pula perkembangan media
sosial. Karena untuk mengakses media sosial bisa kita lakukan kapanpun dan
dimanapun hanya dengan menggunakan telepon seluler. Jika untuk
mengakses media televisi, radio dan sebagainya diperlukan tenaga yang
cukup banyak, maka lain halnya dengan media sosial yang dapat diakses
dengan mudah melalui telepon. Contoh jejaring sosial antara lain adalah
facebook, twitter, path, instagram, WhatsApp dan sebagainya.
Berdasatkan penjelasan di atas, maka aktivitas komunikasi
menggunakan WhatsApp dapat dikategorikan ke dalam teori CMC karena
WhatsApp merupakan salah satu aplikasi pada smartphone yang digumakan
sebagai media. Computer Mediated Communication (CMC) adalah istilah
15
yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih
yang dapat saling berinteraksi melalui komputer.
Adapun pada penelitian ini peneliti memfokuskan untuk membahas
WhatsApp sebagai media pembelajaran di kalangan siswa/i sehingga
menimbulkan hasil belajar yang lebih baik. Keutamaan menggunakan
WhatsApp adalah memiliki koneksi 24 jam tanpa henti selama kita
tersambung dengan internet. Sehingga memudahkan kita untuk menerima
dan mengirim pesan kapan dan dimanapun. Dengan sesama pengguna
WhatsApp, kita dapat bertukar foto, audio maupun video.
b. Manfaat Group WhatsApp
Manfaat WhatsApp yang sampai saat ini banyak dirasakan adalah
sebagai fitur atau alat komunikasi, dapat digunakan untuk berbagi lokasi demi
keamanan, media untuk saling berbagi informasi, sarana untuk melakukan
videocall, dan mempelajari istilah-istilah baru dalam internet.
Grup WhatsApp memiliki manfaat pedagogis, sosial, dan teknologi.
Aplikasi ini memberikan dukungan dalam pelaksanaan pembelajaran secara
online. Manfaat lainnya yaitu WhatsApp dapat digunakan dalam waktu 24 jam
non stop/ tanpa henti dengan adanya jaringan internet pastinya .Grup
WhatsApp memungkinkan para penggunanya untuk menyampaikan
pengumuman tertentu, berbagi ide dan sumber pembelajaran, serta
mendukung terjadinya diskusi secara online. Rembe dan Bere
mengungkapkan bahwa aplikasi WhatsApp Messenger dirasakan telah
mampu meningkatakan partisTematiksi peserta didik, mempercepat
terjadinya kelompok belajar dalam membangun dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Tidak hanya itu, pembelajaran dengan bantuan aplikasi online
seperti WhatsApp Messenger dapat meningkatkan kolaborasi dalam
pembelajaran, berbagi pengetahuan dan informasi yang berguna dalam proses
16
pembelajaran, dan mempertahankan kesenangan pembelajaran sepanjang
masa.
ParstisTematiksi, kolaborasi, dan kesenangan belajar adalah nilai
tambah bagi proses belajar. Secara lengkap dan ringkas manfaat penggunaan
Aplikasi WhatsApp Messenger Group dalam pembelajaran yaitu
1) WhatsApp Messenger Group memberikan fasilitas pembelajaran secara
kolaboratif dan kolaboratif secara online antara guru dan siswa ataupun
sesama siswa baik di rumah maupun di sekolah.
2) WhatsApp Messenger Group merupakan aplikasi gratis yang mudah
digunakan.
3) WhatsApp Messenger Group dapat digunakan untuk berbagi komentar,
tulisan, gambar, video, suara, dan dokumen.
4) WhatsApp Messenger Group memberikan kemudahan untuk
menyebarluasakan pengumuman maupun mempublikasikan karyanya
dalam grup.
5) Informasi dan pengetahuan dapat dengan mudah dibuat dan
disebarluaskan melalui berbagai fitur WhatsApp Messenger Group. (
Jumiatmoko,2016 : 54-55)
c. Fitur-fitur WhatsApp
Dalam aplikasi WhatsApp ini terdapat berbagai fitur yang dapat
digunakan untuk menunjang komunikasi yang lebih mudah dengan
terhubung kejaringan internet, diantaranya :
1. Melakukan panggilan suara atau mengirim pesan suara ( Voice Note)
2. Panggilan video ataupun group( Video Call)
3. Mengirim pesan teks
4. Mengirim foto, video melalui galeri ataupun secara langsung ( dari
kamera)
5. Mengirim berkas-berkas penting yang berbentuk word,excel ataupun
lainnya.
17
6. Berbagi lokasi dengan memanfaatkan GPS
7. Mengirimkan kartu kontak
8. Dapat menggunaka emoji ( emoticons), stiker.
9. Selain itu fitur WhatsApp memudahkan pengguna untuk mengganti
foto profilnya sendiri terdiri dari nama, foto, status, serta beberapa alat
pengaturan privasi untuk melindungi profil dan juga alat bantuan
membackup pesan.
Menurut Nitisusatro (2012) dalam bukunya menjelaskan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kita dalam menggunakan suatu
produk ( WhatsApp), diantaranya yaitu :
1. Pengetahuan tentang Karakteristik
Pengetahuan tersebut meliputi segala hal tentang WhatsApp, versi,
kemampuan, bagaimana cara mendownload dan menggunakannya,
serta biaya yang dTematikkai untuk mengaksesnya.
2. Pengetahuan tentang Manfaat
Kita terlebih dahulu harus mengetahui apa manfaat dari WhatsApp itu
sendiri seperti apa, keunggulan serta kelemahannya dibandingkan
dengan aplikasi lainnya.
3. Pengetahuan tentang Kepuasan/Penggunaan
Penggunaan disini lebih mengarah pada segi waktu, yaitu berapa lama
WhatsApp bisa digunakan jika tersambung dengan koneksi internet
dan sebagainya. Kemudian kita juga harus mengetahui apa tujuan
menggunakan WhatsApp.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian belajar
Pengertian belajar menurut Mandja (2016) belajar itu mampu
dTematikhami sebagai sebuah tahap berubahnya perilaku-perilaku
18
seseorang yang akan bertahan menjadi dari hasil keahlian maupun hubungan
pada lingkungan yang menggunakan metode pengetahuan.. Sedangkan
pengertian pembelajaran menurut Hamalik merupakan sebuah perpaduan
antara unsur-unsur kemanusiaan, bahan-bahan, fasilitas, perangkat, dan
proses yang mempengaruhi tujuan pembelajaran (Sulistyanto, 2013).
Menurut Sunhaji (2014) pembelajaran yaitu sebuah cara agar membuat
siswa belajar (event of learning). Berdasarkan beberapa pernyataan berdasar
para ahli bisa ditarik simpulan bahwasannya belajar itu sebuah sistem
pergantian pada individu yang terlihat dari perubahan perilaku, pengetahuan,
keterampilan maupun kemampuan berpikir
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik,
kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat
verbalistik.
Ciri-Ciri Belajar Menurut Surya (Rusman, 2015: 13-16) ciri-ciri adalah
sebagai berikut:
a) Perubahan yang didasari dan disengaja merupakan perubahan tingkah
laku yang disadari atau disengaja dan memahami bahwa telah terjadi
peningkatan pengetahuan atau keterampilan dari hasil belajar.
b) Perubahan yang berkesinambungan merupakanperubahan lanjutan dari
keterampilan, pengetahuan yang telah dia miliki sebelumnya
c) Perubahan yang fungsional merupakan perubahan yang dimanfaatkan
untuk kepentingan masa sekarang atau yang akan datang
d) Perubahan yang bersifat positif, belajar adalah terjadinya perubahan pada
diri individu, perubahan tersebut harus bersifat positif atau kearah
kebaikan.
19
e) Perubahan bersifat aktif, perubahan yang terjadi pada individu akibat
belajar diperoleh dari kegiatan aktif individu tersebut untuk mendapatkan
hasil dari perubahan tersebut.
f) Perubahan yang bersifat permanen, hasil belajar merupakan hasil yang
permanen
g) Perubahan yang terjadi berarah atau bertujuan, belajar harus terarah dan
mempunyai tujuan
h) Perubahan prilaku secara keseluruhan, hasil dari belajar mempengaruhi
perubahan secara keseluruhan individu.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar. Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Anak yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
(Susanto, 2013:5)
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya
penguasaan konsep mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan,
persepsi, kesenangan, minat bakat, penyesuaian sosial, macam-macam
keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan (Rusman,2015:67). Secara
sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Menurut K. Brahim (dalam Susanto, 2013: 5) yang menyatakan hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang di peroleh dari
hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Anak yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
20
tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai
telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Menurut (Sudjana, 2012: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito
(dalam Depdiknas, 2012: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan
belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif
permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu,
maka (Wahidmurni, dkk. 2013: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat
dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya
perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi
kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu
objek
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya hasil belajar itu ukuran dari sebuah peralihan tingkat
ketercapaian yang telah didapatkan oleh siswa yang berdasarkan atas
pembelajaran yang diperoleh setelah dilakukannya evaluasi. Untuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimal, juga memerlukan adanya media
pembelajaran yang mendukung proses belajar mengajar.
Hasil belajar adalah nlai yang diperoleh siswa setelah Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Proses dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
adanya perubahan-perubahan tingkah laku peserta didik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotor sehingga berhasil dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Menurut Mulyadi (2010:3) Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:
1. Ranah Kognitif
Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif.
Menurut Bloom, ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses
berfikir yaitu: knowledge (pengetahuan/hafalan/ingatan),
21
compherehension (pemahaman), application (penerapan), analysis
(analisis), syntetis(sintetis), evaluation (penilaian).
2. Ranah afektif Taksonomi untuk daerah afektif dikeluarkan mula-mula
oleh David R.Krathwohl dan kawan-kawan dalam buku yang diberi
judul taxsonomy of educational objective: affective domain. Ranah
afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan Nampak pada
murid dalam berbagai tingkahlaku seperti: perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman
sekelas, kebiasan belajar dan hubungan sosial.
3. Ranah psikomotorik.
Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh simpson. Hasil belajar ini
tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak
individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: gerakan reflek
(keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan pada
gerak-gerak sadar, kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya
membedakan visual, membedakan auditif, motorik dan lain-laian,
kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketetapan, gerakan-gerakan skill, mulai keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang komplek, kemampuan yang berkenaan dengan
komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.6kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan
Nampak pada murid dalam berbagai tingkahlaku
c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
eksternal dan faktor internal (Sriyanti, 2011:23).
22
a) Faktor Eksternal
(1) Faktor nonsosial faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik
yang ada di lingkungan belajar.
Faktor non sosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan
sekolah, keluarga maupun di masyarakat, aspek fisik tersebut bisa
berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar,
kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya.
(2) Faktor sosial, faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia.
Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang
berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
(termasuk teman pergaulan anak).
b) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis
1. Faktor Fisiologis
kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri
dari
a. kedaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu
sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara
umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu.
Apabila badan individu dalam kedaan bugar dan sehat maka akan
mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam
keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil
belajar,
b. keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani
tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada
dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya
pengetahuan dalam diri individu.
23
2. Faktor Psikologis,
Faktor Psikologis/Psikis yang ada dalam diri individu.
Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasaan, motivasi,
minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.
Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar.
Demikian juga motivasi, bakat dan minat banyak memberikan
warna terhadap aktivitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata
pelajaran akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai
tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal
belajar, hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja
lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik. Demikian halnya dengan
kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya juang tinggi,
optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian
mudah putus asa, kurang energik gampamg menyerah. Kondisi-kondisi
tersebutakan mempengaruhi hasil belajar.
d. Penilaian Hasil Belajar
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan
melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai
pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar.
Menurut (Wahidmurni, dkk. 2012: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian
besar, yakni tes dan non tes.
Menurut (Darsono, 2012: 110-111) pengumpulan informasi hasil
belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:
a. Teknik Tes
Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka
mengakhiri tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah
mengadakan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat
24
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, tes objektif, tes jawaban singkat, dan
tes uraian.
b. Teknik Non Tes
Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar
dapat juga dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik
non tes lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan
psikomotorik dan hasil belajar efektif.
Menurut Hamalik (2012: 155), memberikan gambaran bahwa hasil
belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa
setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui
perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya.
Jenis-jenis penilaian hasil belajar menurut Sudjana (2016:5) adalah
sebagai berikut:
1. Penilaian formatif adalah penilaian yang dihasilkan pada akhir program
belajar mengajar untuk melihat keberhasilan proses belajar mengajar itu
sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses
belajar mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat
memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaanya.
2. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit
program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun.
Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni
seberapa jauh tujuan-tujuan kulikuler dikuasai oleh para siswa.
3. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan beajar, pengajaran remedial
25
(remedial teaching), menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soal tentunya
disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh
para siswa.
4. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan utuk keperluan seleksi,
misalnya uji saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.
5. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditunjukan untuk
mengetahui keterampilan prasyarat yang diperluakan bagi suatu program
belajar dan penugasan belajar untuk program itu.
4. Tematik
1. Pembelajaran Tematik
Menurut Depdiknas (2006:3) Pembelajaran Tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikana pengalaman
bermakna kepada siswa.Menurut Depag (2005:5) Pembelajaran tematik
merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah pembelajaran terpadu,
yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat siswa
aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi
pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam belajar secara
tematik siswa akan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang
tinggi.
Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang menggabungkan
suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan
siswa akan belajar lebih baik dan bermakna ( Majid, 2014: 87).
Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai pola pembelajaran
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap
pembelajaran dengan menggunakan tema.
26
Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai pola pembelajaran
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap
pembelajaran dengan menggunakan tema. Berdasarkan beberapa
pengertian pembelajaran tematik menurut para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian dari pembelajaran tematik yaitu
pengintegrasian suatu materi dari beberapa mata pelajaran menjadi suatu
tema atau topik pembelajaran sehingga siswa akan belajar lebih baik dan
bermakna.
2. Landasan Pembelajaran tematik
Landasan pembelajaran tematik menurut pendapat Majid (2014: 87-88)
meliputi :
a) Landasan filosofis
Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat, yaitu: progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran
progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suara yang
alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.
b) Landasan psikologis
Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan siswa dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik
yang diberikan kepadasiswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
c) Landasan yuridis
27
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan
atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di
sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap siswa
pada satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). Menurut PP
Nomor 32 Tahun 2013 Sebagai perubahan PP No 19 Tahun 2005
tentang Standart Nasional Pendidikan. Diatur dalam
PERMENDIKBUD Nomor 65 Tahun 2013 tentang “Standart Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah” yang menyatakan bahwa
karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDL/Paket A
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik menurut Rusman (2013:258-259)
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Berpusat pada siswa
2. Memberikan pengalaman langsung
3. Pemisahan pelajaran tidak begiti jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
5. Bersifat fleksibel
6. Hasil pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
4. Fungsi dan tujuan pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan
kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi
28
yang tergabung dalam tema serta menambah semangat belajar karena
materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan
bermakna bagi siswa (Kemendikbud, 2014:16).
Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah :
1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topic tertentu.
2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam
dan berkesan.
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan
mengaitkan berbagai pelajaran lain dengan pengalaman pribadi
siswa.
5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus
mempelajari pelajaran yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajarkarena materi yang
disajikan dalam konteks tema yang jelas.
7. Guru dapatmenghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2
atau 3 pertemuan bahkan lebih atau pengayaan.
8. Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan
kondisi.
5. Materi pembelajaran tematik
Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
29
Tabel II.1 Kompetensi Inti Tema 6
1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan 4rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah
4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia
Sumber: Buku Guru Tema 6 : Cita - citaku Kelas 4 (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Tabel II.2 Kompetensi Dasar Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 1
Bahasa Indonesia
3. 6 Menggali isi dan amanat puisi yang disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan
4.6 Melisankan puisi hasil karya pribadi dengan lafal, intonasi dan ekspresi
yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri
Ipa
3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkan dengan upaya pelestariannya
4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada di
lingkungan sekitarnya, dan slogan upaya pelestariannya
30
B. Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, Penulis menyajikan sejumlah kajian yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian yang penulis teliti. Namun ada
perrbedaan tempat, objek dan variable penelitian
1. Hilwa putri kamila, 2019 dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Media sosial
whatsapp terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia di Smp Islam Al Wahab
Jakarta tahun pelajaran 2018/2019” dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pengaruh dari pemanfaatan media sosial
whatsApp terhadap minat motivasi belajar bahasa Indonesia siswa sebesar
25,2%, sedangkan 74,8% ditentukan oleh faktor lainnya, seperti faktor
lingkungan belajar, faktor keluarga, faktor kecerdasan siswa, serta beberapa
faktor lain baik dari dalam diri siswa maupun dari luar.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Hilwa Putri Kamila dengan
penelitian penulis ialah metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif
hubungan kausal sedangkan penulis menggunakan metode survey. Sedangkan
persamaan penelitian Hilwa Putri kamila dengan penulis yaitu sama-sama
menggunakan media WhatsApp.
2. Niken Septanti Ningtyas,2018 dengan Judul “Pengaruh Pembelajaran Jarak
Jauh Dengan Aplikasi Google Class Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa” dari
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Terdapat perbedaan motivasi dan minat belajar mahasiswa sebelum dan
sesudah menerapkan kelas google dengan peningkatan nilai signifikansi 4,93
ke 5,04 di kelas kontrol, sedangkan kelas eksperimen adalah 12,32 hingga
15,38. Motivasi dan minat mahasiswa dalam belajar lebih baik dengan
menerapkan model kelas google dan terdapat pengaruh model kelas google
pada minat siswa dalam belajar.
Perbedaan Penelitian yang dilakukan Niken Septanti Ningtyas dengan
penelitian penulis yaitu metode penelitian yang digunakan Metode Eksperimen
31
dan media yang digunakan Aplikasi Google Class sedangkan penulis
menggunakan metode survey dan media yang digunakan Aplikasi WhatsApp.
Sedangkan persamaan penelitian Niken Septantinungtyas dengan penulis yaitu
sama-sama mencari hasil belajar siswa.
3. Anggraeni Yunita Sari,2021 dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran
Daring Kombinasi WhatsApp Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Matriks
Kelas X di SMK 1 Ngunut Tulungagung”; dari Institusi Agama Islam
Tulungagung. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang
signifikan padapenerapan model pembelajaran daring terhadap hasil belajar
siswa kelas X SMK 1 Ngunut. Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar
Matematika siswa kelas X SMK 1 Ngunut yaitu 12,37%.
Perbedaan penelitian yang dilakukan Anggraeni Yunita Sari dengan
penelitian penulis yaitu pada metode yang digunakan Eksperimen dengan adanya
kelas control dan kelas eksperimen sedangkan peneliti menggunakan metode
survey dan hanya menggunakan satu kelas. Sedangkan persamaan penelitian
Anggraeni Yunita Sari dengan peneliti yaitu aplikasi yang digunakan ialah
Whatsapp dan sama-sama mencari pengaruh pemebelajaran daring terhadap hasil
belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Bahwa pembelajaran online/daring di dalam situasi pandemic Covid-19
merupakan salah satu jalan yang digunakan oleh pemerintah agar pendidikan di
Indonesia bisa tetap dijalankan. Dengan penerapan pembelajaran daring
merupakan suatu hal yang baru yang pastinya akan berdampak pada hasil belajar
siswa.
Oleh karena itu berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka disusunlah
kerangka pemikiran yang akan peneliti lakukan adalah bagaimana pengaruh
pembelajaran online/daring ( Variabel X ) terhadap hasil belajar tematik siswa (
variable Y ) kelas IV MI Darul Amal
32
Tabel. 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Rasimin (2018:15) Hipotesis atau hipotesa adalah mengemukakan
jawaban sementara ( masih bersifat dugaan ) atas pertanyaan yang diajukan
sebelumnya. Hipotesisi penelitian ini dapat diperoleh dengan mengkaji berbagai teori
berkaitan dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar dalam perumusan masalah.
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di
atas maka di duga “ Terdapat Pengaruh Sistem Pembelajaran Daring Dengan
Menggunakan Aplikasi WhatsApp Terhadap Hasil Belajar Tematik Siswa Pada Kelas
IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal Desa Suko Awin Jaya”
Pembelajaran
Online/Daring
(X )
Hasil Belajar Tematik
Siswa ( Y )
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian dan waktu
penelitian sebagai berikut :
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darul
Amal kecamatan Sekernan Alasan peneliti memilih sekolah
tersebut karena belum pernah dilakukannya Penelitian tentang
Pengaruh Sistem Pembelajaran Online/Daring dengan
menggunakan Aplikasi WhatsApp terhadap Hasil belajar Tematik
siswa dikelas IV
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksnakan pada tahun ajaran 2020/2021 di
Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal
B. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut
Watson (dalam Trianto, 2010:174), menjelaskan bahwa “pendekatan
kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific
inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical
positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai
logika, kebenaran, hukum-hukum dan prediksi.
Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif
deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah dengan menguji hipotesis atau
memecahkan masalah atas dasar deduksi teori, dengan pengukuran
menggunakan data statistik (Nurul Zuriah,2007:101).
34
Penelitian kuantitatif deksriptif adalah bentuk penelitian yang
dilakukan dengan cara mendeskripsikan serta mengkaji suatu fenomena
objektif. Metode yang digunakan adalah survey yang dilakukan secara
online. ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada
filsafat positivisme. Metode ini cocok digunakan untuk
pembuktian/konfirmasi. Penelitian ini disebut kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik(Sugiyono,2018:15)
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sample
1. Populasi
Sugiyono (2014:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV MIS Darul Amal Kecamatan Sekernan
yang terdiri dari dua kelas.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang cukup terwakili untuk
dijadikan sumber data (Sugiyono, 2014:81). Untuk pengambilan sampel,
peneliti menggunakan teknik sampling purposive. Sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono
2014:124). Sampel penelilitian ini adalah kelas IV-b berjumlah 22 orang
siswa yang terdiri dari 6 orang perempuan dan 16 orang laki-laki.
D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian
Kuantitatif dengan metode survey. Penelitian jenis ini dipilih karena
peneliti hendak melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan atau
menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan aplikasi WhatsApp Group. Hasil
35
belajar siswa ini dapat dilihat jika hanya menggunakan data-data konkrit yang
dapat diamati oleh panca indra. Lebih lanjut data ini harus dapat diukur
dengan jelas. Hal tersebut juga diukuatkan oleh pendapat dari Sugiono.
(Sugiyono, 2015) yang menyampaikan bahwa metode kuantitatif
berlandaskan pada filsafat positifisme.
Realitas dTematikndang sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat diamati
dengan panca indra dapat dikategorikan dalam jenis, bentuk, warna dan
prilaku, tidak berubah, dapat diverivikasi. Pendapat tersebut jelas menekankan
bahwa penelitian yang berusaha untuk mengukur sesuatu hal, yang dapat
dengan jelas diamati dengan panca indra, serta harus dapat diverivikasi maka
menggunakan metode kuantitatif.
Pemilihan metode kuantitatif juga dilandasi oleh hubungan peneliti
dengan yang diteliti, dimana pada penelitian ini posisi peneliti berada diluar
obyek penelitian. Penelitian secara obyektif tidak mengenal individu-individu
dengan teliti. Sehingga posisi peneliti adalah independen.(Sugiono, 2015)
menjelaskan bahwa dalam penelitian kuantitatif kebenaran itu diluar dirinya,
sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya
bersifat independen.
Variable dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel Bebas Pembelajaran Daring dengan menggunakan WhatsApp
(X)
2. Variabel Terikast Hasil Belajar (TEMATIK) siswa ( Y)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data-data penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan data
yang telah dipilih. Penarikan kesimpulan penelitian ditentukan oleh data yang
terjaring melalui instrumen penelitian. Bentuk instrumen penelitian yang harus
dibuat ditentukan oleh jenis teknik pengambilan datanya. Oleh karena itu,
36
teknik pengambilan data yang dipilih harus dapat mencapai tujuan
pengumpulan data yaitu untuk menjawab rumusan masalah (Kristanto, 2018:
66).
Instrumen Penelitian dalam tindakan ini dilakukan dengan mengumpulkan data
sebagai berikut :
1. Wawancara
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Wawancara tidak
terstruktur, wawancara yang dilakukan oleh peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono,
2018hal.197).
Wawancara dilakukan untuk mencari informasi data dalam proses
pembelajaran. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mewawancarai wali kelas IV MI Darul Amal. Melalui wawancara peneliti
mendapat data pada mata pelajaran TEMATIK yang belum memenuhi
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) dan untuk mengetahui mengenai
model pembelajaran dan media yang sering digunakan guru dalam proses
pembelajaran dengan Aplikasi WahtaApp dan media video. Data dari
wawancara ini hanyalah sebagai pendukung dari data utama atas uji SPSS
hasil jawaban kuesioner dibagikan kepada siswa.
2. Angket ( Kuesioner )
Angket ( Kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya ( Sugiyono, 2017:142). Dalam penelitian ini
penulis menggunakan angket tertutup, yang pada angket tersebut sudah
disediakan jawaban-jawaban yang harus dipilih oleh responden.
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap media
sosial Whatsapp dan hasil belajar TEMATIK. Angket pemanfaatan media
37
sosial whatsApp dihitung berdasarkan alat ukur teori faktor yang dapat
mempengaruhi kita dalam menggunakan suatu produk. Penggunaan
Google From untuk mengetahui respon siswa.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan.
Menurut sugiyono Skala Likert, digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan presepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variable yang akan diukur
dijabarkan menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3.2 Skala Likert, (Sugiyono,2015)
Simbol Alternatif Jawaban Nilai
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
CS Cukup Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam
bentuk ceklis ataupun pilihan ganda. Untuk mengukur pengaruh dari sistem
38
pembelajaran daring dengan menggunakan WhatsApp dengan
menggunaka Skala Likert Sebanyak 30 butir pernyataan.
Kisi-kisi Instrumen Pengaruh Penggunaan WhatsApp dalam pembelajaran
daring ( X)
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian Pembelajaran Daring
No Aspek Indikator Jumlah Butir Soal
1
Pengetahuan
a. Pengetahuan tentang
pembelajaran Daring
3
b. Pengetahuan tentang Aplikasi
3
c. Pengetahuan tentang Fitur-fitur
dalam aplikasi WhatsApp
2
2
Media
a. Media dalam pembelajaran
Daring/Online
2
b. Aplikasi yang digunakan dalam
pembelajaran online
1
3
Pelaksanaan
Pembelajaran
a. Materi yang diberikan pada saat
pembelajaran daring
2
b. Lama waktu belajar daring 3
c. Lama waktu menggunakan
aplikasi WhatsApp
3
d. Solusi yang di berikan guru 3
4
Manfaat
a. Manfaat pembelajaran daring 3
b. Manfaat Group WhatsApp 3
c. Manfaat Aplikasi WhatsApp 2
39
- Kalibrasi Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas merupakan salah satu uji yang digunakan
untuk menguji tingkat kevalidan butir angket dan seberapa besar hasil
pengukuran angket peneliti dapat dipercaya.
a. Uji Validitas,
Berguna untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian angket yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dari para responden
atau sample penelitian.
Dasar pengambilan Keputusan Uji Validitas Product
Moment/Angket menggunakan SPSS :
a. Membandingkan Nilai r hitung dengan r table
1. Jika nilai r hitung > r tabel, maka item soal angket tersebut
dinyatakan valid.
2. Jika nilai r hitung < r tabel, maka item soal angket tersebut
dinyatakan tidak valid.
b. Membandingkan nilai Sig ( 2 – tailed) dengan Probablitas 0,05
menggunakan SPSS
1. Jika nilai Sig ( 2-tailed) < 0,05 dan pearson correlation bernilai
positif, maka item soal angket tersebut valid
2. Jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 dan Pearson Correlation bernilai
negative, maka item soal angket tersebut tidak valid.
3. Jika nilai Sig ( 2-tailed) > 0,05, maka item soal angket tersebut
tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas atau tingkat kepercayaan, dalam analisis Dalam
bukunya (V. Wiratna Sujarweni, 2014 SPSS untuk penelitian)
menjelaskan bahwa uji relebilitas dapat dilakukan secara bersama-
sama terhadap seluruh butir atau item pertanyaan dalam angket
(kuesioner) penelitian.
40
Dasar pengambilan keputusan Uji Relebilitas menggunakan SPSS
menurut Joko Widiyanto (2010) :
1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > r tabel maka kuesioner dinyatakan
reliable
2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < r tabel maka kuesioner dinyatakan
tidak reliable.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010) Dokkumentassi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, notulen, agenda. Dokumentasi dalam penelitian ini sebagai
bukti melaksanakan penelitian, seperti dokumentasi saat wawancara
dengan wali kelas IV.B dan pelaksanaan pembelajaran daring.
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini sesuai dengan metodologi dan tujuan penelitian ini untuk
mengetahui “ Pengaruh Sistem Pembelajaran Daring Dengan Menggunakan
Aplikasi WhatsApp Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
TEMATIK Kelas IV.B MI Darul Amal”. Dilakukan dengan analisisi korelasi
dan regresi. Korelasi ialah teknik analisis yang termasuk dalam salah satu
teknik mengukur kekuatan hubungan antara dua variable. Regresi adalah
bentuk hubungan fungsional antar variable-variabel, analisis regresi membuat
estimasi atau memprediksi nilai rata-rata satu variable didasrkan pada nilai tetap
varibel-variabel lain. Pengujian persyaratan analisis data yang digunakan
terdiri dari : Uji Normalitas dan Uji Linieritas.
Langkah-langkah analisis data sebagai berikut :
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
41
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Normalitas menggunakan
SPSS
1. Jika nilai Asymp. Sig. ( 2- tailed) > 0.05 maka data berdistribusi
Normal
2. Jika nilai Asymp. Sig. ( 2 tailed) < 0,05 maka data tidak
berdistribusi Normal
Merumuskan Hipotesis :
H1 : Data berdistribusi normal
H0 : Data tidak berdistribusi normal
b. Uji Linieritas dengan SPSS
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Linieritas menggunakan
SPSS :
1. Tolak H0, Jika p ( Asymp. Sig.) > 0,05
2. Terima H1, jika p ( Asymp. Sig.) < 0,05
Merumuskan Hipotesis
H0 : Tidak terdapata hubungan Linieritas
Hi : Terdapat Hubungan Linieritas
-
3. Pengajuan Hipotesis (Statistik)
Uji Hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah
koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Mencari Persamaan Regresi
menggunakan SPSS, Dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan :
Y : Variabel Response atau Varibel Akibat ( Dependent)
42
X : Variabel Predictor atau Variabel Faktor ( Independent)
a : Konstanta
b : Koedisien Regresi (Kemiringan) Besaran response yang
ditimbulkan predictor.
Dasar pengambilan keputusan dalam analisis regresi linier sederhana
menggunakan SPSS dengan melihat signifikansi ( Sig) :
1. Jika nilai signifikansi ( Sig) < Probabilitas 0,05 , maka dinyatakan
terdapat pengaruh
2. Jika nilai Signifikansi ( Sig) > Probabilitas 0.05, maka dinyatakan
tidak berpengaruhPersamaan Uji Linier Sederhana dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t table
Dasar pengambilan keputusan ini sering disebut dengan Uji t, dimana dasar
pengambilan keputusan dalam uji t adalah :
1. Jika nilai t hitung > t tabel maka ada pengaruh Variabel Independent (
Variabel X ) terhadap variable Dependent ( Variabel Y)
2. Jika nilai t hitung < t tabel maka tidak ada pengaruh Variabel
Independent ( Variabel X ) terhadap variable Dependent ( Variabel Y)
G. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesisi penelitian merupakan langkah ketiga dalam
penelitian setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.
Menurut Sugiyono ( 2017:69) Hipotesisi merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dalam penelitian ini peneliti menentukan hipotesis sebagai berikut :
43
H0 : Tidak Terdapat Pengaruh Pembelajaran Online/Daring Terhadap Hasil
Belajar TEMATIK Siswa kelas IV MI Darul Amal Kec. Sekernan Kab.
Muaro Jambi pada tahun ajaran 2020/2021
H1 : Terdapat Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Hasil Belajar
TEMATIK siswa kelas IV MI Darul Amal Kec. Sekernan Kab. Muaro
Jambi Tahun ajaran 2020/2021
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif dengan metode survey
melalui google form yang bertujuan untuk mengetahui adanya Pengaruh
sistem pembelajaran Daring Dengan Menggunakan Aplikasi WhatsApp
Terhadap Hasil Belajar Tematiik ( Tema 6 Cita-citaku Subtema 2 Hebatnya
Cita-citaku Pembelajaran ke-1) siswa Kelas IV MI Darul Amal Desa Suko
Awin Jaya Tahun ajaran 2020/2021, untuk menentuksn sample setelah
diketahui populasinya homogeny dan rata-rata popolasi sama, pengambilan
sample dilakukan secara random sampling ( Teknik Acak ).
Data penelitian yang dideskripsikan meliputi dua veriabel. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan dokumentasi hasil
ulangan Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran Ke-1 yang diambil dari data guru
kelas IV b Madrasah Ibtidaiyah Darul Amal.
1. Hasil Angket
Hasil angkat ini didapatkan dari responden/siswa yang telah mengisi
angket/kusioner sebelumnya, melalui link/tautan google form yang
dibagikan di group kelas dan Angket/kuesioner dalam penelitian ini
berjumlah 30.
Tabel. IV.1 Skor angket pembelajaran daring dengan menggunakan Whatsapp
NO Nama Kelas JK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JML
1 AFH IV B L 5 4 4 5 4 4 4 4 2 4 5 5 4 3 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 3 5 1 4 4 4 120
2 AS IV B L 5 3 3 4 3 4 3 5 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 1 4 4 3 102
3 AR IV B P 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 5 4 4 2 4 1 5 4 4 119
4 ASN IV B L 5 5 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 3 2 4 2 5 4 4 118
5 AL IV B P 2 2 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 5 4 3 4 2 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 85
6 CKW IV B L 4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 5 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 3 95
7 DAN IV B L 4 4 3 4 4 4 3 4 2 5 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 5 3 4 4 3 3 108
8 MLA IV B L 4 4 3 4 4 5 4 3 2 3 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 2 5 108
9 MA IV B L 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 1 5 1 4 2 5 125
10 MWM IV B L 4 4 3 5 4 4 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 5 4 3 3 3 2 3 2 3 104
11 NS IV B P 5 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 3 3 5 4 4 4 3 3 2 2 2 3 99
12 NKR IV B L 4 5 3 5 4 3 4 3 2 3 4 5 4 4 5 2 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 2 5 4 3 117
13 RJM IV B L 3 3 3 5 3 4 3 5 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 5 3 5 3 3 4 4 1 4 103
14 RL IV B P 4 4 3 4 5 5 3 4 5 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 5 4 3 4 1 4 3 2 105
15 RSJ IV B L 4 4 3 5 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 1 4 3 4 116
16 RTO IV B L 5 4 5 5 4 5 5 4 2 3 4 4 4 4 5 3 4 4 2 5 3 5 4 4 3 4 1 5 4 3 117
17 RNW IV B L 5 4 4 3 4 3 4 3 1 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 1 4 2 3 101
18 SA IV B P 4 4 2 4 3 4 4 4 1 3 5 2 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 3 5 2 4 3 2 3 103
19 SUH IV B P 4 4 2 5 5 2 4 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 5 5 3 1 3 4 4 2 2 99
20 WHY IV B L 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 1 4 3 3 85
21 WAS IV B L 5 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 1 3 102
22 ZAI IV B L 3 5 2 3 4 2 3 4 3 2 4 2 3 3 4 1 3 5 5 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 2 93
45
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
pembelajaran. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran (Susanto, 2013:5)
Hasil belajar tersebut diperoleh dari nilai ulang siswa pada Tema
6 Subtema 2 Pembelajaran Ke-1 yang secara langsung diberikan
oleh guru kelas IVB.
Tabel IV.2 Hasil Belajar TEMATIK
No Nama Nilai
1. AFH 91
2. ASA 75
3. AR 80
4. ASN 89
5. Al 75
6. CKW 75
7. DAN 80
8. MLA 88
9. MA 80
10. MWM 88
11.. NS 80
12 NKR 92
13. RJM 92
14. RL 80
15. RSJ 88
16. RTO 92
17. RNW 84
18 SA 75
19. SUH 92
20. WHY 90
21. WAS 90
22. ZAI 88
46
B. Analisis Data
1. Uji Validitas
Berguna untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian angket yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dari para responden atau
sample penelitian. Apabila instrument penelitian memenuhi sifat valid
dan reliable maka dikatakan baik dan begitu sebaliknya. Jika nilai Sig (
2-tailed) < 0,05 dan pearson correlation bernilai positif, maka item soal
angket tersebut valid. Jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 dan Pearson
Correlation bernilai negative, maka item soal angket tersebut tidak valid.
Jika nilai Sig ( 2-tailed) > 0,05, maka item soal angket tersebut tidak
valid.
Hasil olah 30 data angket system pembelajaran daring dengan
menggunakan Aplikasi WhatsApp menggunakan SPSS 21 adalah
sebagai berikut :
Tabel IV.3 Correlation
1 Person Correlation ,639
Sig.(2-tailed ,001
N 22
2 Person Correlation ,629
Sig.(2-tailed ,002
N .22
3 Person Correlation ,673
Sig.(2-tailed ,001
N 22
4 Person Correlation ,814
Sig.(2-tailed ,000
N 22
5 Person Correlation ,477
Sig.(2-tailed .025
N 22
6 Person Correlation ,506
Sig.(2-tailed ,016
N 22
7 Person Correlation ,673
Sig.(2-tailed ,001
N 22
47
8 Person Correlation -,001
Sig.(2-tailed ,998
N 22
9 Person Correlation -,021
Sig.(2-tailed ,925
N 22
10 Person Correlation ,584
Sig.(2-tailed ,004
N 22
11 Person Correlation ,461
Sig.(2-tailed ,031
N 22
12 Person Correlation ,762
Sig.(2-tailed ,000
N 22
13 Person Correlation ,709
Sig.(2-tailed ,000
N 22
14 Person Correlation ,497
Sig.(2-tailed ,019
N 22
15 Person Correlation ,534
Sig.(2-tailed ,010
N 22
16 Person Correlation ,158
Sig.(2-tailed ,482
N 22
17 Person Correlation ,630
Sig.(2-tailed ,002
N 22
18 Person Correlation ,472
Sig.(2-tailed ,026
N 22
19 Person Correlation -,231
Sig.(2-tailed ,301
N 22
20 Person Correlation ,673
Sig.(2-tailed ,001
N 22
21 Person Correlation ,023
Sig.(2-tailed ,919
N 22
22 Person Correlation ,814
Sig.(2-tailed ,000
48
N 22
23 Person Correlation ,477
Sig.(2-tailed ,025
N 22
24 Person Correlation ,282
Sig.(2-tailed ,203
N 22
25 Person Correlation ,192
Sig.(2-tailed ,393
N 22
26 Person Correlation ,762
Sig.(2-tailed ,000
N 22
27 Person Correlation -,236
Sig.(2-tailed ,291
N 22
28 Person Correlation ,534
Sig.(2-tailed ,010
N 22
29 Person Correlation ,347
Sig.(2-tailed ,114
N 22
30 Person Correlation ,653
Sig.(2-tailed ,001
N 22
Jumlah Person Correlation 1
Sig.(2-tailed
N 22 **.Correlation is significant at the 0,01 level ( 2-tailed)
*. Correlation is significant at the 0,05 level (2tailed)
Keterangan :
N : Jumlah respoonden (22)
1 sampai 30 : Jumlah Pernyataan kuesioner
Sumber : Perhitungan angket dengan menggunakan SPSS 21 untuk menguji ke
Validan angket
Dari jumlah uji penghitungan SPSS 2.1 diperoleh r tabel dan r hitung
sebagai berikut :
49
Tabel IV.4 r tabel dan r hitung
Sumber : Data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statitic 21
Berdasarkan Tabel 4.8 pernyataan yang berjumlah 30 item,
diperoleh 21 indikator atau pernyataan yang dinyatakan Valid
sedangkah 9 indikator lainnya dinyatakan tidak valid karena nilai Sig(2-
tailed) < r tabel.
Dari hasil pengujian dapat dilihat dari nilai r hitung dan r tabel
didapatkan hasil bahwa nilai r hitung > r tabel. Nilai r tabel 0,432 diperoleh
NO Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,638 0.432 Valid
2 0,629 0.432 Valid
3 0,673 0.432 Valid
4 0,814 0.432 Valid
5 0,477 0.432 Valid
6 0,506 0.432 Valid
7 0,673 0.432 Valid
8 -0,001 0.432 Tidak Valid
9 -0.021 0.432 Tidak Valid
10 0,584 0.432 Valid
11 0,461 0.432 Valid
12 0,762 0.432 Valid
13 0,709 0.432 Valid
14 0,497 0.432 Valid
15 0,534 0.432 Valid
16 0,158 0.432 Tidak Valid
17 0,630 0.432 Valid
18 0,472 0.432 Valid
19 -0,231 0.432 Tidak Valid
20 0,673 0.432 Valid
21 0,023 0.432 Tidak Valid
22 0,814 0.432 Valid
23 0,477 0.432 Valid
24 0,282 0.432 Tidak Valid
25 0,192 0.432 Tidak Valid
26 0,762 0.432 Valid
27 -0,236 0.432 Tidak Valid
28 0,534 0.432 Valid
29 0,347 0.432 Tidak Valid
30 0,653 0.432 Valid
50
dari banyaknya responden ( N). maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
21 indikator atau pernyataan dari angket/kuesioner adalah valid
sehingga data yang digunakan dapat dipergunakan pada tahap
selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan setelah melakukan uji validitas, apabila
seluruh pernyataan sudah valid barulah dilakukan uji reliabilitas,
variable dikatakan lulus uji reliabilitas apabila nilai Cronbach’s
alphanya > 0,60
Dasar pengambilan keputusan Uji Reliabilitas adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka kuesioner atau angket
dinyatakan valid atau konsisten
2. Sementara jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka kuesioner
dinyatakan tidak valid atau tidak konsisten
Tabel IV. 5 Informasi Responden
Tabel Output diatas menjelaskan bahwa jumlah sample atau responden
(N) yang di analisis dalam program SPSS adalah sebanyak 22 siswa.
Karena tidak ada data yang kosong ( dalam pengertian jawaban angket
terisi semua) maka jumlah valid adalah 100%.
Tabel IV.6
Uji Reliabilitas Angket Pembelajaran Daring ( Variabel X)
51
Sumber: data hasil perhitungan menggunakan SPSS Statisic 21
Berdasarkan Tabel Output SPSS 21 tersebut, diketahui ada N of
Items ( jumlah butir item/butir pernyataan angket) adalah 21. Uji
Reliabilitas Statistics angket pembelajaran daring dengan
menggunakan whatsapp (Variabel X) memiliki nilai Cronbach’s Alpha
0,923. Karena nilai Cronbachs’s Alpha 0,923 > 0,60, maka
sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam Uji Reliabilitas.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa 21 item pernyataan
kuesioner pada Variabel X adalah Reliabel atau konsisten.
3. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normaliltas
Menurut Sugiyono dan Susanto (2015) Uji Normalitas digunakan
untuk mengetahui apakah variable bebas dengan variable terikat
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji Normalitas menggunakan
Uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang berlaku apabila nilai Sig.>
0,05 maka residual berdistribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan
setelah melakukan uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Normalitas :
1. Jika nilai Signifikansi (Sig.) > 0,05 maka data penelitian
berdistribusi Normal.
2. Sedangkan, Jika nilai Signifikansi (Sig.) < 0,05 maka data
penelitian tidak berdistribusi Normal.
52
Tabel IV.7 Uji Normalitas
Dari Tabel Output SPSS ( Tabel IV. 7 )Uji Normalitas dengan
menggunakan SPSS 21 dapat dilihat bahwa nilai Asmp.Sig.(2-tailed)
sebesar 0,987 > 0,05 . Maka sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-smirnov dan dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal ( H1 di terima). Dengan
demikian asumsi atau persyaratan normalitas dalam model regresi
sudah terpenuhi.
2. Uji Linieritas
Menurut Sugiyono dan Susanto (2015:323) Uji Linieritas
digunakan untuk mengetahui hubungan antara Variabel bebas dengan
Variabel terikat bersifat linier atau tidak. Uji Linieritas dapat di uci coba
melalui Test Of Linierty.
Dasar pengambilan keputusan dasar Uji Linieritas adalah :
1. Jika nilai Deviation from llinearity Sig. > 0,05 maka ada hubungan
yang linier secara signifikasn antara Variable Independent dengan
Variabel Dependent
53
2. Jika nilai Deviation from llinearity Sig. < 0,05 maka tidak ada
hubungan yang linier secara signifikasn antara Variable
Independent dengan Variabel Dependent
Tabel IV.8Uji Linieritas
Berdasarkan hasil data output SPSS Statistic 21 pada Tabel IV.8
Uji Llinieritas menunjukan bahwa nilai Signifikasi (Sig.) adalaah 0,186
> 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang linier secara
signifikan antara Variabel X ( Pembelajaran Pembelajaran Daring
dengan WhatsApp) denga Variabel Y ( Hasil Belajar TEMATIK). Dan
Terima H1karena nilai ( Asymp. Sig.) > 0,05
4.Uji Hipotesis Statistik
1. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana atau dalam bahasa inggris disebut
dengan Simple linier regression digunakan untuk mengukur besarnya
pengaruh satu variable bebas atau variable independent ( Variabel X)
terhadap Variabel terikat atau variable dependent ( Variabel Y). Secara
umum Rumus persamaan regresi linier sederhana yaitu Y = a +b X.
Persamaan Uji Linier Sederhana dengan membandingkan nilai t hitung
dengan t table. Pengujian hipotesis ini sering disebut dengan Uji t,
dimana dasar pengambilan keputusan dalam uji t adalah :
54
1. Apabila nilai t hitung > t tabel maka ada pengaruh Variabel
Independent ( Variabel X ) terhadap variable Dependent (
Variabel Y)
2. Apabila nilai t hitung < t tabel maka tidak ada pengaruh
Variabel Independent ( Variabel X ) terhadap variable
Dependent ( Variabel Y)
Tabel IV.9
Hasil analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana
Dari output SPSS 21 diatas diketahui nilai t hitung sebesar 2,060
Sedangkan nilai t tabel 0,432 dilihat dari banyaknya N ( Responden).
Karena nilai t hitung > t tabel yaitu 2.060 > 0,432 sehingga dapat
disimpulkan bahawa H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti Ada
pengaruh Sistem pembelajaran daring dengan menggunakan WhatsApp
terhadap hasil belajar tematik siswa.
Dan dari Output SPSS pada Tabel. IV. 9 diketahui persamaan
regresi linier sederhana yaitu : :
a Angka konstan dari Unstandardized coefficents, dalam
hasil output SPSS bernilai 59, 665. Angka ini merupakan
angka konstan yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada
sistem pembelajaran daring dengan menggunakan
aplikasi whatsapp ( X ) maka nilai konsisten hasil belajar
tematik siswa ( Y ) adalah 59,665.
55
b Angka koefisien regresi. Nilaianya sebesar 0,315. Angka
ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 1 %
Penerapan Sistem Pembelajaran Daring Dengan
Menggunakan Aplikasi Whatsapp ( X ), maka Hasil Belajar
tematik Siswa ( Y ) akan meningkat sebesar 31,5
karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+) . maka dengan
demikian dapat disimpulkan Sistem Pembelajaran Daring Dengan
Menggunakan Aplikasi Whatsapp ( X ),berpengaruh positif terhadap
hasil belajar Tematik siswa ( Y ). Sehingga persamaan regresinya ialah
Y = 59,665+0,315X.
2. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi disebut R Square ( R2) adalah persentase
pengaruh semua variable Independent terhadap Variabel Dependent
ditunjukan oleh besarnya koefisien Determinasi (R2). Koefisien
Determinasi ini menunjukan seberapa besar pengaruh variable
Independen atau variable bebas (X) terhadap variable Dependent atau
Variabel Terikat ( Y) yang dinyatakan dengan persen ( % )
Tabel IV.10
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Dari Output tabel IV.10 diatas R ( Koefisien regresi) menjelaskan
bahwa terdapat Pengaruh Sistem Pembelajaran Daring Dengan
Menggunakan Aplikasi WhatsApp Terhadap Hasil Belajar tematik
Siswa yaitu sebesar 0,418. Sedangkan R Square ( R2) sebesar 0,175.
56
Nilai ini mengandunga arti bahwa penngaruh Sistem Pembelajaran
Daring Dengan Menggunakan Aplikasi WhatsApp ( X) Terhadap Hasil
Belajar Tematik (Y) adalah sebesar 17,5%, sedangkan sisanya 82,5%
dipengaruh oleh faktor lain yang tidak ditelliti.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan peneliti,
diketahui bahwa Pembelajaran Daring dengan menggunakan aplikasi
WhatsApp berpengaruh terhadap hasil belajar tematik siswa. Temuan
peneliti menunjukan bahwa pembelajaran daring dengan menggunakan
aplikasi whatsapp berpengaruh terhadap hasil belajar tematik siswa
berdasarkan nilai signifikasi (Sig.) pada tabel IV.8 diperoleh nilai Deviation
from liniearity Sig. 0,186 > 0,05 yang berarti koefisien korelasi
pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp terhadap hasil
belajar tematik adalah signifikan.
Dalam penelitian ini memberikan bukti empiris (Tabel IV.10) bahwa
Pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp berpengaruh
atau memberikan kontribusi sebesar 17,5% terhadap hasil belajar tematik
siswa.
Dan dari perhitungan serta pengolahan data pada tabel IV.9 karena nilai
koefisien regresi bernilai plus/ positif ( +) 0.315 , maka dengan demikian
dapat dikatakan bahwa Pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi
whatsapp (X) berpengaruh positif terhadap hasil belajar tematik siswa (Y)
Pengaruh positif ini berarti jika pembelajaran daring dengan menggunakan
aplikasi whtasapp dilakukan akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar tematik siswa tersebut.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Rasimin (2018:16) kesimpulan merupakan adalah jawaban atas
rumusan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk proposisi atau
pernyataan yang telah teruji kebenaranya. Kesimpulan pada penellitian ini
adalah :
1. pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp berpengaruh
terhadap hasil belajar tematik siswa berdasarkan nilai signifikasi (Sig.)
pada tabel IV.8 diperoleh nilai Deviation from liniearity Sig. 0,186 > 0,05
yang berarti koefisien korelasi pembelajaran daring dengan menggunakan
aplikasi whatsapp terhadap hasil belajar tematik adalah signifikan.
2. Pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp (X)
berpengaruh positif terhadap hasil belajar tematik siswa (Y) dengan nilai
0,315
B. Saran
Penullis akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi
semua pihak . saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Kepala sekolah hendaknya lebih sering mengadakan pelatihan atau
bimbingan kepada guru tentang berbagai kreatifitas dan inovasi untuk
menggunakan berbagai media pembelajaran daring yang membuat siswa
senang, aktif dalam belajar dan kepala sekolah juga ikut serta dalam
meninjau peran orang tua pada saat pembelajaran daring.
58
2. Bagi Guru
Guru sebaiknya tidak hanya menggunakan satu media pembelajaran
saja tetapi harus berkreasi agar menciptakan pembelajaran yang menarik
bagi siswa.
3. Bagi Wali Murid
Di dalam melakukan pembelajaran secara daring maka peran orang tua
sangat lah penting, dengan ikut berpartisTematiksi mendampingi dan
memfasilitasi proses belajar
4. Bagi Kampus UIN STS JAMBI
Seluruh tenaga kependidiikan dan civitas UIN serta mahasiswa juga
harus saling bekerjasama demi suksesnya kegiatan belajar mengajar
meskpun dengan metode daring.
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2010). Proses penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Bumi
Aksara
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rajawali
Batubara, Hamdan Husein. 2020. Penggunanaan Video Tutorial untuka Mendukung
Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Virus Corona. Muallimuna Jurnal
Madrsah Ibtidaiyah
Bilfaqih, Y. Qomarudin, M.N., 2015. Esensi Penyusunan Materi Daring untuk
Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta: DeePublish
Hamalik Oemar. (2021) Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar
BerdasarkanCBSA. Bandung : Sinar baru Algensindo
Hendra Pranajaya dan Wicaksono, Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp (WA) di Kalangan
Pelajar: Studi Kasus di Mts Al Muddatsiriyah dan Mts Jakarta Pusat, Universitas
YARSI, ORBITH VOL. 14 NO. 1 Maret 2018,
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/kemudahan , (diunduh pada tangga (10
November 2020)
Isman. (2016). Pembelajaran Moda Dalam Jaringan (MODA DARING).ISBN: 978-
602-361-045- 7
Jumiatmoko. WhatsApp Messenger dalam Tinjauan Manfaat dan Adab. STIT Madina
Sragen. Wahana Akademika. Volume 3. Nomor 1 April 2016. http://
journal.walisongo.ac.id / index.php / wahana / article / view/872, diunduh pada
tanggal 25 September 2020
Mandja, M. 2016. Penggunaan Aplikasi Instagram Dalam Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII A di SMP Pantkosta Magelang Mengenai
Materi Matematika Tentang Faktorisasi Bentuk Aljabar. Skripsi . Yogyakarta : Universitas Sanata Darma
MENDIKBUD Nomor 57 Tahun 2014 Pasal 5 Ayat 2
Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan,
(Bandung: Alfabeta, 2012)
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama Di
Sekolah, UIN-Maliki Press, Tahun 2010
60
Novita Arnesi Dan Abdul Hamid K, Penggunaan Media Pembelajaran Online – Offline
Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris, Dalam
Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Dalam Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Juni
2015, Hal. 88
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007)
PERMENDIKBUD Nomor 119 Tahun 2014
PERMENDIKBUD Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar proses pendidikan dasar
dan menengah ( diakses pada tanggal 25 November 2020.
Rasimin. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Mitra Cendekia, 2018.
Sriyanti, Lilik. 2013 Psikologi Belajar. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Sugiyono, dan Susanto, A. 2015. Cara Mudah Belajar SPSS & Lisrel. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-28.
Bandung: Alfabeta, 2018.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2015.
Sunhaji. 2014. Kualitas Sumber Daya Manusia ( Kualifikasi Kompetensi Dan
Sertifikasi Guru). Jurnal Kependidikan Volume 2
Surat Edaran (SE) Nomor 3 dan 4 yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020
segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu
ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan.
( diakses pada tanggal 20 November 2020 , https://setkab.go.id )
Susanto, A.(2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group Trianto, (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT
Bumi
TIM DEROKTORAT PEMBELAJARAN SPADA ( diakses pada tanggal 19
November 2020. http://ditpsd.kemendikbud.go.id/ )
Trianto, Prihantoro Laksmi. 2010. Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif .
Jakarta: kencana
UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20
V. Wiratna Sujarweni.2014 SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Wantiknas, 2021 “ Empat Kelebihan dan kekurangan dalam menerapkan elerning”.
(diakses pada tanggal 15 Februari 2021. https://www.wantiknas.go.id )
Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows Untuk Analisi Data Statistik dan
Penelitian. Surakarta: BP-FKIP UMS.
61
L
A
M
P
I
R
A
N
62
Lampiran 1 Kuesioner atau angket Penelitian
Angket Pengaruh Pembelajaran Daring dengan Menggunakan Aplikasi
Nama :
Kelas :
Asal Sekolah :
Jenis Kelamin :
Petujuk Pengisian angket/kuesioner
1. Bacalah setiap pernyataan denga teliti sebelum anda memberikan jawaban
2. Jawablah pernyataan dengan jujur sesuai keadaan diri
3. Cara menjawab cukup pilih salah satu dari lima opsi yang tersedia
4. Semua pernyataan wajib di jawab dan hanya diperkenankan memberikan satu
jawaban
Kuesioner Penelitian ini menggunakan pengukuran Skala Likert sebagai dasar
penilaian, yaitu sebagai Berikut :
5 : Sangat Setuju (SS)
4 : Setuju (S)
3 : Cukup Setuju (CS)
2 : Tidak Setuju (TS)
1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
NO
Aspek
Indikator / Pernyataan
Skala
SS S CS TS STS
1 1. Saya mengerti tentang
pembelajaran daring
63
Pengetahuan tentang
pembelajaran daring
menggunakan WhatsApp
2. Saya mengerti
penyebab terjadinya
pembelajaran daring
saat ini
3. Saya mengerti aplikasi
apa saja yang
digunakan dalam
pembelajaran daring (
WhatsApp, Zoom,
Google ClassRoom,
Edmodo)
2 Pelaksanaan pembelajaran
Daring
4. Menurut saya
pembelajaran daring
dilaksanakan hanya 3
jam saja
5. Menurut saya media
pembelajaran yang
digunakan berupa (
Audio/pesan suara,
Foto/gambar, dan juga
video animasi
6. Pembelajaran daring
membuat saya kurang
memahami materi
pelajaran
64
7. Menurut saya
pemberian tugas saat
pembelajaran daring
terlalu banyak
8. Saya tidak bisa belajar
secara maksimal karena
internet/jaringan yang
kurang bagus
9. Saya aktif merespon
dalam memberi
tanggapan, apabila guru
bertanya dlam grup
whatsapp kelas
10. Saya tidak menunda
untuk mengerjakan
tugas yang diberikan
guru melalui grup
whatsapp kelas
11. Saya mengumpulkan
tugas yang diberikan
guru tepat waktu
12. Ketika siswa
mengalami kesulitan
dalam belajar, guru
65
mendatangi siswa
tersebut
3 Strategi guru dalam
pembelajaran Daring
13. Menurut saya guru
memberikan materi
dengan cara yang
menarik
14. Menurut saya guru
tidak hanya
menggunakan satu
media pembelajaran
15. Ketika kurang
memahami materi
pelajaran TEMATIK,
saya bertanya kepada
guru melalui grup
whatsapp kelas
4 Pengetahuan tentang Aplikasi
16. Saya mengetahui
apliksi WhatsApp
17. Saya mengetahui cara
menggunakana
Aplikasi WhatsApp
18. Saya mengetahui fitur-
fitur yang ada dalam
aplikasi WhatsApp (
Mengirim pesan,
66
berbagai gambar,
audio/suara, video,
berbagi kontak, berbagi
lokasi. Melakukan
panggilan suara/video)
5 Pemanfaatan aplikasi whatsapp 19. Menurut saya
WhatsApp/ WhatsApp
Group bermanfaat
sebagai media
informasi tentang
materi pelajaran
20. Menurut saya
WhatsApp/WhatsApp
group sebagai media
untuk berdiskusi
dengan guru ataupun
teman terkait materi
pelajaran
21. Menurut saya
membuka whatsapp
lebih menyenangkan
dari pada buku
pelajaran
22. WhatsApp grup kelas
hanya berisikan materi
pelajaran
67
23. WhatsApp dapat
mengusir kejenuhan
mengenai pelajaran
24. Guru membagikan
link/tautan materi
pelajaran melalui
WhatsApp Group
6 Penggunaan Apliksi WhatsApp 25. Menurut saya aplikasi
WhatsApp lebih mudah
digunakan
dibandingkan dengan
aplikasi lain
26. Saya tidak dapat
mengunduh video
pembelajaran karena
terbatasnya memori
HandPhone ( HP)
27. Menurut saya mebuka
WhatsApp dapat
membuat lupa akan
waktu belajar
28. Saya menggunakan
WhatsApp hingga
pukul 21.00 WIB
68
29. Saya menggunakan
WhatsApp lebih dari 3
jam
30. Menurut saya
pembelajaran daring
melalui WhatsApp
dilaksanakan selama 3
– 5 jam dalam sehari
Lampiran 2 Hasil Angket ( Jawaban Responden)
NO Nama Kelas JK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JML
1 AFH IV B L 5 4 4 5 4 4 4 4 2 4 5 5 4 3 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 3 5 1 4 4 4 120
2 AS IV B L 5 3 3 4 3 4 3 5 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 1 4 4 3 102
3 AR IV B P 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 5 4 4 2 4 1 5 4 4 119
4 ASN IV B L 5 5 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 3 2 4 2 5 4 4 118
5 AL IV B P 2 2 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 5 4 3 4 2 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 85
6 CKW IV B L 4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 5 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 3 95
7 DAN IV B L 4 4 3 4 4 4 3 4 2 5 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 5 3 4 4 3 3 108
8 MLA IV B L 4 4 3 4 4 5 4 3 2 3 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 2 5 108
9 MA IV B L 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 1 5 1 4 2 5 125
10 MWM IV B L 4 4 3 5 4 4 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 5 4 3 3 3 2 3 2 3 104
11 NS IV B P 5 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 3 3 5 4 4 4 3 3 2 2 2 3 99
12 NKR IV B L 4 5 3 5 4 3 4 3 2 3 4 5 4 4 5 2 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 2 5 4 3 117
13 RJM IV B L 3 3 3 5 3 4 3 5 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 5 3 5 3 3 4 4 1 4 103
14 RL IV B P 4 4 3 4 5 5 3 4 5 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 5 4 3 4 1 4 3 2 105
15 RSJ IV B L 4 4 3 5 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 1 4 3 4 116
16 RTO IV B L 5 4 5 5 4 5 5 4 2 3 4 4 4 4 5 3 4 4 2 5 3 5 4 4 3 4 1 5 4 3 117
17 RNW IV B L 5 4 4 3 4 3 4 3 1 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 1 4 2 3 101
18 SA IV B P 4 4 2 4 3 4 4 4 1 3 5 2 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 3 5 2 4 3 2 3 103
19 SUH IV B P 4 4 2 5 5 2 4 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 5 5 3 1 3 4 4 2 2 99
20 WHY IV B L 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 1 4 3 3 85
21 WAS IV B L 5 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 1 3 102
22 ZAI IV B L 3 5 2 3 4 2 3 4 3 2 4 2 3 3 4 1 3 5 5 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 2 93
69
Lampiran 3. Hasil Belajar TEMATIK Siswa
No Nama Nilai
1. Adam febriansyah 75
2. Agil Saputra 75
3. Alifia Rahmadani 80
4. Asep Sarbiin 88
5. Aulia 80
6. Chiko Karya Winata 88
7. Dafa Athaurrahman 75
8. Marcel Lino ardiansah 95
9. Muhammad Abil 92
10. Mustafa Wira Muhni 80
11.. Narnia Safitri 95
12 Naufal Kafa Riski 76
13. Rafi Jalal Mahdi 84
14. Rindu lestari 92
15. Risky Sampurna Jaya 88
16. Riski Triyando 95
17. Rohdi Nugraha Wijaya 80
18 Sasria 75
19. Siti Uswatun Hasanah 95
20. Wahyu 95
21. Wanda Saputra 95
22. Zidhan Alfauzi 92
70
Lampiran 4 Hasil Anlisis Data
1. Uji Validitas
2. Uji Relibilitas
Tabel IV. 5 Informasi Responden
71
3. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Tabel IV.7 Uji Normalitas
b. Uji Linieritas
Tabel IV.8Uji Linieritas
72
4. Uji Hipotesis
Uji Regresi Sederhana
Tabel IV.9
Hasil analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana
Tabel IV.10
Hasil Koefisien Determinasi
73
LAMPIRAN 5 DOKUKMENTASI
Gambar 5.1 Wawancara dengan guru kelas IV
GAMBAR 5..2 PROSES PEMBELAJARAN DARING
BERLANGSUNG
74
GAMBAR 5.3 PROSES PEMBELAJARAN DARING DI RUMAH
75
Lampiran 6 TURNITIN
76
77
78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Miftahul Jannah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal Lahir : Cinta Damai, 05 Juli 1998
Alamat : Jl. Suplir Rt. 03 Rw. 01 Desa Cinta
Damai Kec. Renah Mendaluh Kab.
Tanjung Jabung Barat Prov. Jambi
E-mail : [email protected]
No Kontak : 0853-7854-4436
Pendidikan Formal :
1. MI Al Ihsan I Sawahan Tahun 2004 – 2010
2. SMP Negeri 8 Merlung Tahun 2010 – 2013
3. SMA Negeri 3 Merlung Tahun 2013 – 2016
4. Universitas Islam Negeri STS Jambi Tahun 2017 - 2021