Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah...

12
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 1/12 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan Oleh Prosiding 2012 Sabtu, 29 Maret 2014 09:31 PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI SELATAN Sahardi, Herniwati dan Kartika Fauzih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17,5 Makassar. ABSTRAK Sulawesi Selatan merupakan lumbung pangan nasional tetap berupaya untuk meningkatkan produksi beras sehingga bisa mencapai surplus sebesar 2 juta ton, untuk mendukung program surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 yang akan datang. Guna mencapai rencana tersebut maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penggunaan pupuk organik dan anorganik untuk meningkatkan produksi padi. Pengkajian pemupukan organik dan anorganik dilaksanakan di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan mulai Bulan April – Agustus 2012. Kajian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dalam Faktorial. Faktor Pertama adalah terdiri atas 4 perlakuan pemupukan dan Faktor kedua adalah lahan petani yang terdiri atas 4 orang petani. Masingmasing petani melaksanakan satu percobaan dengan 3 ulanagn. Produksi gabah kering panen tertinggi yaitu 8,23 t/ha, hasil tersebut diperoleh pada lahan1 dengan perlakuan (T4) yaitu kombinasi pupuk organic dan anorganik (Pupuk organic 5 t/ha + Bio Urine 20 lt/ha ) + (Urea 200 kg + NPK 300 kg/ha) Kata kunci : Padi, pupuk organik, pupuk anorganik, lahan sawah irigasi. PENDAHULUAN Sulawesi Selatan yang merupakan lumbung pangan nasional tetap berupaya untuk meningkatkan produksi beras sehingga bisa mencapai surplus sebesar 2 juta ton, untuk mendukung program surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 yang akan datang. Sulawesi Selatan memiliki lahan sawah seluas 587.328 ha dengan luas sawah irigasi 346.840 ha (59%) dengan tingkat produktivitas yang diperoleh mencapai 4,7 t/ha (Profil Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel 2009). Sulawesi Selatan merupakan daerah produsen beras terbesar diluar Jawa dan merupakan lumbung pangan nasional dengan kelebihan beras sebanyak lebih kurang 1,5 juta ton setiap tahunnya. Peran tersebut masih dapat ditingkatkan karena Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sejak tahun 2009 mencanangkan program surplus 2 juta ton beras. Hal ini dapat dicapai berdasarkan peluang peningkatan produksi yang masih cukup besar dimana di beberapa daerah dan petani ada yang mampu menghasilkan produksi 7 9 t/ha, sedangkan hasil kajian PTT di Sulawesi Selatan diperoleh antara 6,5 – 8,3 t/ha (Arafah, et al,. 2001, 2002, 2003). Namun, peran tersebut bukan mustahil berakhir apabila pendapatan dan kesejahteraan petani tidak dapat ditingkatkan. Pertanian nonorganik telah berhasil meningkatkan produksi tanaman, namun disisi lain juga

description

Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

Transcript of Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah...

Page 1: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 1/12

Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman PadiLahan Sawah Irigasi di Sulawesi SelatanOleh Prosiding 2012 Sabtu, 29 Maret 2014 09:31

PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DANPRODUKSI TANAMAN PADI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI SELATAN

Sahardi, Herniwati dan Kartika Fauzih

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan

Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17,5 Makassar.

ABSTRAK

Sulawesi Selatan merupakan lumbung pangan nasional tetap berupaya untuk meningkatkan produksiberas sehingga bisa mencapai surplus sebesar 2 juta ton, untuk mendukung program surplus 10 jutaton beras pada tahun 2014 yang akan datang. Guna mencapai rencana tersebut maka salah satu carayang dapat dilakukan adalah penggunaan pupuk organik dan anorganik untuk meningkatkan produksipadi. Pengkajian pemupukan organik dan anorganik dilaksanakan di Kabupaten Gowa SulawesiSelatan mulai Bulan April – Agustus 2012. Kajian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompokdalam Faktorial. Faktor Pertama adalah terdiri atas 4 perlakuan pemupukan dan Faktor kedua adalahlahan petani yang terdiri atas 4 orang petani. Masing­masing petani melaksanakan satu percobaandengan 3 ulanagn. Produksi gabah kering panen tertinggi yaitu 8,23 t/ha, hasil tersebut diperolehpada lahan­1 dengan perlakuan (T4) yaitu kombinasi pupuk organic dan anorganik (Pupuk organic 5t/ha + Bio Urine 20 lt/ha ) + (Urea 200 kg + NPK 300 kg/ha)

Kata kunci : Padi, pupuk organik, pupuk anorganik, lahan sawah irigasi.

PENDAHULUAN

Sulawesi Selatan yang merupakan lumbung pangan nasional tetap berupaya untuk meningkatkanproduksi beras sehingga bisa mencapai surplus sebesar 2 juta ton, untuk mendukung programsurplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 yang akan datang. Sulawesi Selatan memiliki lahan sawahseluas 587.328 ha dengan luas sawah irigasi 346.840 ha (59%) dengan tingkat produktivitas yangdiperoleh mencapai 4,7 t/ha (Profil Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel 2009).Sulawesi Selatan merupakan daerah produsen beras terbesar diluar Jawa dan merupakan lumbungpangan nasional dengan kelebihan beras sebanyak lebih kurang 1,5 juta ton setiap tahunnya.

Peran tersebut masih dapat ditingkatkan karena Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sejak tahun2009 mencanangkan program surplus 2 juta ton beras. Hal ini dapat dicapai berdasarkan peluangpeningkatan produksi yang masih cukup besar dimana di beberapa daerah dan petani ada yangmampu menghasilkan produksi 7 ­ 9 t/ha, sedangkan hasil kajian PTT di Sulawesi Selatan diperolehantara 6,5 – 8,3 t/ha (Arafah, et al,. 2001, 2002, 2003). Namun, peran tersebut bukan mustahilberakhir apabila pendapatan dan kesejahteraan petani tidak dapat ditingkatkan.

Pertanian nonorganik telah berhasil meningkatkan produksi tanaman, namun disisi lain juga

Page 2: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 2/12

memberikan dampak negatif terhadap ekosistem pertaninan dan lingkungan yaitu menurunnyakandungan bahan organik tanah, rentannya tanah terhadap erosi, menurunnya permeabilitas tanah,menurunnya populasi mikroba tanah, rendahnya nilai tukar ion tanah dan secara keseluruhanberakibat rendahnya tingkat kesuburan tanah (Stoate et al., 2001; Simanungkalit, 2006).

Menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor bahwa saat ini kandungan bahan organik tanah pertanianIndonesia sangat rendah yaitu kurang dari 2%, hal ini menunjukkan telah terjadi penurunankandungan bahan organik tanah yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalahpenggunaan pupuk anorganik yang sangat intensif. Penggunaan pupuk anorganik tidak hanyaberbahaya pada tanah dan perairan, tetapi juga bagi mahluk hidup seperti hewan/ternak, burung danbahkan manusia. Terhadap ternak yang dimakan manusia pun terjadi akumulasi seperti unsure Cdyang berasal dari fosfat anorganik pada organ hati dan ginjal (Olsson, et al., 2001).

Kandungan bahan organik tanah terus berkurang, khususnya lahan sawah dengan BO <1% mencapai65 % th 1990, 80% th 1999 Terjadi proses levelling­off produktivitas lahan sawah, dilain pihaksumber bahan organik melimpah (limbah pertanian maupun perkotaan/industri, yang pemanfaatnyadapat meningkatkan produktivitas tanah (mengurangi pemakaian pupuk anorganik), menyelesaikansebagian permasalahan lingkungan, dan mendatangkan lapangan kerja, hal mendorong lahirnyaPermentan Nomor 28/Permentan/SR.130/5/2009 (Soepandy at al., 2012).

Kelangkaan pupuk anorganik yang mengakibatkan petani harus membeli dengan harga mahal. Halini sangat merugikan petani, dan dengan mengetahui dampak buruk dari pertanian anorganik, makasuda saatnya petani untuk beralih ke pertanian organik (Las, 2010) Pupuk organik mempunyai efekjangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah danselain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan. Oleh karena itu sekarangini penggunaan pupuk organik digalakkan pemakaiannya di kalangan petani (Syaref, 1986).

Pupuk organik ada dua macam, yaitu pupuk organik padat dan pupukorganik cair. Salah satu bahandasar pembuat pupuk organik cair adalah urine sapi. Menurut Adi Putra (2003) Kelemahan pupukorganik cair dari urine sapi adalah kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki. Oleh karenadiperlukan kombinasi yang dapat memberikan peningkatan kandunganunsur hara dalam pupukorganik cair, khususnya peningkatan kandungan N, P, K.

Bahan organik atau pupuk kandang biasanya digunakan merata di seluruh sawah, dua atau tigaminggu sebelum dimasukkan kedalam tanah selama persiapan lahan. Kadang­kadang jerami padidikomposkan secara langsung di sawah. Sebaiknya penggunaan pupuk kandang organik dipadukandengan penggunaan sumber hara anorganik sesuai keperluan. Hal ini memungkinkan petanimenggunakan bahan organik atau pupuk kandang yang tersedia di lahan pertanian dengan biayarendah untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan hara dan meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk kandang organik yang tersedia dipetani dapat mengembalikan hasil dankeuntungan yang tinggi bila dipadukan dengan pupuk anorganik, terutama pada lahan kering ataulahan sawah yang sakit (http://www. knowledgebank.irri.org/troprice).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan swasembada beras dan programPemerintah Provinsi Sulawesi Selatan adalah dengan meningkatkan efisiensi pemupukan (jenis dandosis pupuk) terutama penggunaan pupuk organik dan anorganik di lahan sawah semi intensif. Agarmanfaat bahan organik tersebut terwujud, bahan harus diberikan dalam jumlah yang cukup besar,sekurang­kurangnya 5 t/ha (Karama, 1990). Bagi petani kecil jumlah besar tersebut menimbulkankesulitan dalam penyediaan dan pengangkutannya apalagi jika harus didatangkan dari tempat yangjauh. Limbah jerami padi yang tersedia secara “in situ” cukup melimpah dan belum banyakdimanfaatkan, bahkan hanya dibakar oleh petani. Oleh karena itu penggunaan dekomposer untukpercepatan pelapukan limbah jerami padi yang tersedia secara “in situ” perlu dikaji penggunaannya dalam budidaya padi. Penelitan ini bertujuan untuk mendapatkan paket teknologi pemupukan organikdan anorganik spesifik lokasi yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah irigasi diSulawesi Selatan.

Page 3: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 3/12

METODOLOGI

Pengkajian ini dilaksanakan di Kabupaten Gowa, yang berlansung dari bulan April sampai denganAgustus 2012, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dalam Faktorial. Faktor pertama adalahterdiri atas 4 perlakuan pemupukan dan faktor kedua adalah lahan petani yang terdiri atas 4 orangpetani, masing­masing petani melaksanakan satu percobaan dengan 3 ulangan. Varietas yang ditanam adalah Inpari 13, ditanam dengan sistem Jajar Legowo 4 : 1 tanam pindah, dengan jarak tanam20 X 10 X 40 cm. Petak percobaan berukuran 10 m X 10 m. perlakuan yang dikaji seperti berikut: 1)Pemupukan anorganik yaitu 200 kg Urea + 300 kg NPK, sesuai rekomendasi setempat/control (T1),2) Pupuk organik 5 t/ha (Jerami dikomposkan secara “in situ” )+ 20 liter Pupuk organik cair (POC)bio urin (T2), 3) Pupuk Organik 5 t/ha (Jerami dikomposkan secara “in situ”) + 100 kg Ura + 150 kgNPK/ha + 20 lt/ha bio urine (T3), 4) Pupuk organik 5 t/ha (Jerami dikomposkan secara “in situ”) + 200 kg Urea + 300 kg NPK/ha + 20 lt/ha bio urine (T4). Pupuk organik yang digunakan padakegiatan ini adalah kompos jerami padi yang dipermentasi secara “in situ” dilahan sawah. Permentasijerami padi denagn menggunakan decomposer promi (Sahardi, 2009). Bahan dan alat yangdigunakan meliputi benih padi, Promi, pupuk organik dan anorganik, pupuk orgnik cair (Bio Urine),ember plastik, kertas , karton, kantong plastik ukuran kecil dan besar, karung plastik, meteran,cangkul, hand sprayer, terpal, waring dan plastik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara lahan petani denganperlakuan yang dicobakan. Tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan T4 yaitu penggunaan pupukorganik 5 t/ha yang kombinasikan dengan pupuk anorganik 100 kg Urea + 300 kg NPK/ha yaitu rata­rata 87,89 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tanaman terendah diperoleh padaperlakuak T1 yaitu rata­rata 83,87 Cm. Secara lengkap disajikan pada (Tabel 1). Sedangkan padalahan petani 1 diperoleh tanaman tertinggi yaitu 90.81, dan berbeda nyata dengan Lahan petanilainnya. Tanaman terendah pada lahan­3 yaitu rata­rata 81,45 Cm.

Tabel 1. Tinggi tanaman pada percobaan pupuk organik di Gowa 2012

Perlakuan (T)

Tinggi Tanaman (Cm)

Rata­RataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4

T1 87,67 86,67 79,80 81,33 84,71 b

T2 89,60 85,00 80,13 81,73 84,91 b

T3 92,43 85,80 82,83 82,63 87,02 ab

T4 93,57 90,07 83,03 84,90 88,89 a

Rata­rata 90.82 a 86,88 b 81,45 c 82,65 c 85.45

Page 4: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 4/12

KK = 3,26%

Angka rata­rata pada kolom dan baris yang diikuti huruf yang sama tidak sama tidak berbeda nyataberdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05%

Pengamatan jumlah anakan produktif menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuandengan lahan petani. Jumlah anakan tertinggi di peroleh pada paerlakuan T4 di lahan­1 yaitu rata­rata 23,82 dan berbeda nyata pada perlakuan dan lahan lainnya. Jumlah anakan produktif terendahdiperoleh pada lahan petani­3 dengan perlakuan T1, yaitu rata­rata 11,23. Jumlah anakan produktifpada setiap lahan dan perlakuan secara rinci disajikan pada Tabel 2. Jumlah anakan produktifmerupakan salah satu komponen yang besar peranannya dalam produksi tanaman padi. Jumlahanakan produktif teringgi pada perlakuan (T4) yaitu rata­rata 18,07, sedangkan untuk lahan jumlahanakan tertinggi diperoleh pada lahan­1 yaitu rata­rata 18,83 per rumpun.

Tabel 2. Jumlah anakan produktif tanaman padi pada Percobaan Pupuk Organik di Gowa 2012

Perlakuan (T)

Jumlah Anakan Produktif

Rata­RataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4

T1 16,97 cd 15,13 defg 11,23 i 12,30 hi 13,91 c

T2 16,20 cde 12,70 hi 11,27 i 12,30 hi 13,12 c

T3 18,35 bc 16,07 de 12,00 ghi 14,30 efgh 15,43 b

T4 23,82 a 19,38 b 13,43 fghi 15,63 def 18,07 a

Rata­rata 18,84 a 15,82 b 12,23 c 13,63 d 14,94

KK = 8,24 %

Angka rata­rata yang diikuti huruf yang sama tidak sama tidak berbeda nyata berdasarkan ujiDMRT pada taraf 0,05%

Hasil analis sidik ragam tehadap panjang malai menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan danlahan. Malai terpanjang diperoleh pada perlakuan (T3) di lahan­1 yaitu rata­rata 27,80 Cm danberbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali perlakuan (T4) di lahan­1. Malai terpendekdiperoleh pada perlakuan (T1) dilahan­3 yaitu rata­rata 21,29 Cm. Malai terpendek di peroleh pada

Page 5: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 5/12

lahan petan­3 yaitu rata – rata 22,38 Cm Tabel 3. Untuk pengaruh perlakuan malai paling panjangpada perlakuan (T4), namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan (T3). Untuk lahan, malaiterpanjang pada lahan­1 yaitu rata­rata 26,16 cm dan berbeda nyata dengan lahan lainnya.

Tabel 3. Panjang Malai Tanaman Padi pada Percobaan Pupuk Organik di Gowa 2012

Perlakuan (T)

Panjang Malai (Cm)

Rata­RataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4

T1 24,94 b 22,97 def 21,29 f 23,73 cd 23,48 b

T2 24,54 bcd 22,58 ef 23,79 cd 23,80 cd 23,18 b

T3 27,80 a 23,40 cde 22,99 f 23,87 bcd 24,26 a

T4 27,37 a 24,02 bcd 23,45 cde 23,83 cde 24,67 a

Rata­rata 26,16 a 23,24 c 22,88 c 23,81 b 23.90

KK = 12,52%

Angka rata­rata yang diikuti huruf yang sama tidak sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05%

Hasil analisis sidik ragam terhadap jumlah gabah/malai, menunjukkan interaksi antara perlakuandengan lahan petani. Jumlah gabah permalai paling banyak pada pertakuan T4 dilahan­1 yaitu rata­rata 184,40/malai dan berbeda nyata dengan perlakuan dan lahan lainnya, kecuali perlakuan (T3)pada lahan­1. Jumlah gabah per malai terendah diperoleh pada paerlakuan T­1 di lahan­3 yaitu rata­rata 116,00/malai. Lahan petani­1 memberikan jumlah gabah permalai terbanyak yaitu rata­rata173,22/malai, sedangkan jumlah gabah permalai terendah diperoleh pada lahan petani­3 yaitu rata­rata 117,81/malai (Tabel 4).

Tabel 4. Jumlah gabah per malai tanaman padi pada percobaan pupuk organik di Gowa 2012

Perlakuan (T)

Jumlah Gabah/Malai

Rata­RataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4

Page 6: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 6/12

T1 159,87 c 132,05 de 116,00 ghi 128,90 efg 134,21 b

T2 177,85 ab 120,50 fghi 117,90 ghi 122,35 efghi 134,65 b

T3 170,75 b 133,68 d 116,83 hi 127,67 efgh 137,23 b

T4 184,40 a 141.01 a 123,50 efghi 129,41 efg 144,58 a

Rata­rata 173,21 a 131,81 b 118,55 c 127,08 b 138,73

KK = 14,44%

Angka rata­rata yang diikuti huruf yang sama tidak sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05%

Analisi sidik ragam menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan dan lahan, yangberpengaruh hanya lahan. Persentase gabah hampa tertinggi diperoleh pada Lahan­3 yaitu rata­rata30,01% dan berbeda nyata dengan lokasi lainnya. Namun gabah hampa terendah terdapat pada lahan­1 dengan perlakuan (T4) yaitu rata­rata 17,96% Tabel 5.

Tabel 5. Persentase gabah hampa pada percobaan pupuk organik di Gowa 2012

Perlakuan (T)

Gabah Hampa (%)

Rata­RataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4

T1 19,08 23,75 31,29 22,18 24,08

T2 22,51 23,98 31,26 22,49 24,31

T3 18,84 23,08 28,90 22,02 23,21

T4 17,96 23,15 28,59 21,30 22,73

Rata­Rata 19,60 c 23,49 b 30,01 a 22,00 b 23,58

Page 7: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 7/12

KK = 10,72%

Angka rata­rata pada lajur yang sama dan diikuti huruf yang sama sama tidak berbeda nyataberdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05%

Analisis sidik ragam terhadap produksi menunjukkan bahwa terdapat Interaksi antara perlakuandengan lahan tempat percobaan. Produksi gabah kering panen tertinggi diperoleh pada lahan­1dengan perlakuan (T4) yaitu rata­rata 8,23 t/ha GKP, hasil tersbut secara statistic berbeda nyatadengan hasil pada lahan dan perlakuan lainnya. Jika hasil tersebut dibandingkan dengan perlakuanT1 pada lahan­1 yang memberikan produksi 5,20 t/ha, maka terdapat peningkatan produksi 36,8%.Pada Lahan­2 produksi yang diperoleh antara perlakuan T1, T2 dan T3 tidak berbeda nyata, kecualiperlakuan T4. Pada lahan ­3, perlakuan T3 dan T4 memberikan produksi yang tidak berbeda, namunberbeda nyata dengan perlakuan T1 dan T2. Demikian halnya dengan Lahan­4, perlakuan T3 dan T4tidak berbeda nyata, namun berbeda dengan perlakua T1 dan T2.

Rata­rata produksi perlakuan (T4) dari 4 lokasi lahan percobaan adalah 5,87, sedangka perlakuan T1memberikan hasil rata­rata 4,48. Jika hasil dari kedua perlakuan tersebut dibandingkan maka adapeningkatan hasil sebesar 23,68%. Hasil tersebut membuktikan bahwa pupuk organik berperan yangsangat penting dalam memperbaiki kesuburan tanah sehingga dapat meningkatkan produksi padisawah. Beberapa pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya adalah memperbaikiaerasi dan drainase, menjadikan gembur serta memantapkan agregat tanah. Pengaruhnya terhadapkimia tanah yaitu meninkatkan bahan organik tanah yang mengandung unsure hara makro dan mikro(Syarief 1986). Menurut Soepandy at al., (2012) di daerah tropis seperti Indonesia bahan organikmenjadi faktor kritis bagi kelestarian kesuburan tanah yang berdampak pada penurunan produksi.

Tabel 6. Produktivitas padi pada percobaan pupuk organik di Gowa 2012

Perlakuan

Hasil (t/ha)

RataanLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4

Urea 200 kg + MPK 300 kg /ha (T1) 5,20 d 5,17 d 3,21 g 4,33 ef 4,48 c

Kompos Jerami 5 t + Bio urine 20lt/ha (T2)

4,87 de 5,05 d 3,16 g 4,13 ef 4,30 c

Kompos Jerami 5 t + Bio urine 20 lt+ Urea 100 kg + NPK 150 kg/ha (T3)

6,27 b 5,42 cd 4,05 f 4,78 de 5,04 b

Kompos Jerami 5 t + Bio urine 20 lt+ Urea 100 kg + NPK 150 kg/ha (T4)

8,23 a 6,15 b 3,95 f 5,17 d 5,87 a

Rataan 6,14 5,44 b 3,59 c 4,60 d 4,94

Page 8: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 8/12

KK = 6,95%

Angka rata­rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT padataraf 0,05%

Data pada Tabel 6 menunjukkan terdapat keragaan hasil antar lahan yang satu dengan lahan lainnya,pada lahan petani­1 diperoleh hasil tertinggi yaitu rata­rata 6,14 t/ha GKP, sedangkan hasil terendahpada lahan petani­3 yaitu 3,59 t/ha, tedapat perbedaan hasil 40,23%. Kenyataan ini menunjukkanbahwa peran pemeliharaan tanaman sangat penting untuk meperoleh hasil optimal. Perbedaan hasilantar lahan petani diduga disebakan adanya perbedaan dalam pemeliharaan tanaman, karena produksimerukan fungsi dari genetik, lingkungan dan manajemen/pemeliharaan, ketiga faktor tersebut salingberintegrasi dalam pencapaian produksi.

Pengunnaan kompos organik 5 t/ha + bio urine 20 lt/ha yang dikombinasikan dengan pupukanorganih (urea 200 kg + NPK 300 kg/ha) memberikan hasil rata­rata dari 4 lahan lokasi 5,87 t/ha.Hasil tersebut lebih tinggi 24,32% dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik (Urea 200 kg+ NPK 300 kg/ha) dan lebih tinggi 28,72% dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik saja. Dibandingkan dengan produksi padi rata – rata Sulawesi Selatan yaitu 4,70 t/ha (Dinas PertanianSulsel 2009), maka hasil penelitian ini lebih tinggi 19,93%, artinya bila hasil penelitian ini diterapkansecara utuh oleh petani maka peluang peningkatan produksi padi sawah petani dapat meningkatsampai 19,93%.

Analisi Ekonomi

Perhitungan input­output yang digunakan dalam kegiatan pengkajain ini disajikan pata Tabel 8.Sebagai berikut:

Tabel 8. Data Input­Output pada percobaan pupuk organik di Kabupaten Gowa 2012.

No Input/Out put Volume Harga (Rp) Jumla Harga (Rp)

I Sarana Produksi

­ Benih 25 kg 6.000 150.000

­ Pupuk Urea 100 kg 1.800 180.000

­ NPK 300 kg 2.400 720.000

­ Kompos 500 kg 500 250.000

­ Pestisida 5 liter 75.000 375.000

­ Plastik Rol 1 rol 150.00 150.000

Page 9: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 9/12

­ Karung Panen 80 lbr 2.500 200.000

­ Waring 1 rol 300.000 300.000

JUMLAH 1 2.325.000

II Tenaga Kerja

Pesemaian 0.20 ha 150.000 150.000

Pengo. tanah 1,0 ha 1.000.000 1.000.000

Perbaikan Pematang 400 m 1.000 400.000

Penanaman 1,0 ha 900.000 900.000

Pemupukan 1,0 ha 150.000 150.000

Pengendalian hama/penyakit 4 X 1 ha 75.000 300.000

Penyiangan 2 X 1 ha 250.000 500.000

JUMLAH 2 3.400.000

Jumlah Input (1+2) 5.725.000

III Produksi GKP (t/ha) Petani­1 6.140 kg 3.500 21.490.000

JUMLAH 3 21.490.000

Pendapatan Petani­1 (Jumlah 3­ jumlah 1+2) 15.765.000

Produksi GKP Petani ­2 5.330 3.500 18.655.000

JUMLAH 4 18.655.000

Pendapatan Petani 2 (Jumlah 4 – Jumlah 1+2) 12.930.000

Page 10: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 10/12

Produksi GKP Petani ­3 3.670 3.500 12.845.000

JUMLAH 5 5.725.000

Pendapatan Petani 2 (Jumlah 5 – Jumlah 1+2) 7.120.000

Produksi GKP Petani ­4 4.600 3.500 16.100.000

JUMLAH 6 16.100.000

Pendapatan Petani 2 (Jumlah 5 – Jumlah 1+2) 10.375.000

Hasil kajian ini member petunjuk bahwa walaupun paket teknologi yang sama diberikan kepadapetani, namun hasil yang diperoleh beragam, hal ini sangat dipengaruhi oleh cara petani mengelolausahataninya. Tabel 8 dapat lihat perbedaan pendapatan yang diperoleh ke 4 petani pelaksanakegiatan ini. Petani­1 memperoleh pendapatan yang paling besar yaitu Rp. 15.765.000, disusul petanipetani­2 dengan pendapatan sebesar Rp. 12.930.000, di ikuti oleh petani­4 dengan pendatan Rp10.375.000 dan petani­3 memperoleh pendapatan yang paling rendah yaitu hanya Rp. 7.120.000.Besarnya pendapatan yang diperoleh petani juga disabakan karena panen jatuh pada musim keringsehingga haga gabah cukup tinggi yaitu Rp. 3.500/kg GKP.

KESIMPULAN

1. Produksi gabah kering panen tertinggi diperoleh pada lahan­1 dengan perlakuan (T4) yaitu rata­rata 8,23 t/ha GKP, sedangkan control (T1) memberikan hasil 5,20 t/ha GKP, terdapat perbedaanhasil sekitar 36,8%.

2. Pengunnaan kompos organic 5 t/ha + bio urine 20 lt/ha yang dikombinasikan dengan pupukanorganih (urea 200 kg + NPK 300 kg/ha) memberikan hasil lebih tinggi 24,32% dibandingkandengan penggunaan pupuk anorganik (Urea 200 kg + NPK 300 kg/ha) dan lebih tinggi 28,72%dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik saja, serta lebih tinggi 19,93% dibandingkandengan hasil rata­rata Sulawesi Selatan.

3. Terdapat keragaan hasil yang diperoleh dari 4 petani pelaksana kegiatan. Hasil tertinggi diperolehlahan petani­1 yaitu rata­rata 6,14 t/ha GKP, sedangkan hasil terendah pada lahan petani­3 yaitu 3,67t/ha.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 11/12

Adi Putra A.T.S.A.P. 2003. Pemanfaatan urin ternak sapi perah untuk pembuatan pupuk organic cairdi Dusun Ngandong Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Daerah IstimewaYogyakarta. Program Studi Ilmu Lingkungan Jurusan Antar Bidang. Program Pasca SarjanaUniversitas Gajah Mada Yogyakarta.

Arafah, Sania Saenong, Nasruddin, Hasanuddin dan Abd. Fattah. 2001. Pengkajian danPengembangan Intensifikasi Padi Lahan Irigasi Berdasar Pengelolaan Tanaman dan SumberdayaTerpadu di Sulawesi Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.Laporan AkhirKegiatan.

­­­­­­­­, Sania Saenong, Nasruddin, Abd. Fattah dan Syamsiar. 2002. Pengkajian dan PengembanganIntensifikasi Padi Lahan Irigasi Berdasar Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu. BalaiPengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.Laporan Akhir Kegiatan.

­­­­­­­­, Muslimin, Nasruddin, Amin, Syamsul Bahri dan St. Najmah. 2003. Kajian TeknologiBercocok Tanam Padi lahan Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.LaporanAkhir Kegiatan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Selatan (2007). Profil DinasPertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Makassar.

Karama, A. S. 1990. Penggunaan Pupuk Organik dalam produksi pertanian. Makalah disampaikanpada seminar Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor, 10 Agustus 1990.

Las, I., 2010. Arah dan Strategi Pengembangan Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Organik, SeminarNasional Peranan Pupuk NPK dan Organik Dalam Meningkatkan Produksi dan Swasembada BerasBerkelanjutan, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28/Permentan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupukhayati dan Pembenah Tanah.

Sahardi. 2009. Cara praktis membuat kompos jerami padi dengan Promi, BPTP Sulawesi Selatan.

Syarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana Jakarta.

Simanungkalit, RDM. 2006. Prospek Pupuk Organik dan Hayati di Indonesia, Balai Besar

Page 12: Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi Di Sulawesi Selatan

2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan

http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruh­pupuk­organik­dan­anorganik­terhadap­pertu… 12/12

Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

Soepandy D, R. Poerwanto dan Sobir. 2012. Sistem Pertanian yang berkelanjutan. DepartemenAgronomi dan Hortikultura Fakultas Pertnian IPB. Merevolusi Revolusi Hijau. Pemikiran GuruBesar IPB. PT. Penerbit IPB Press. Kampus IPB Taman Kencana Bogor.

Stoate C, Boatman ND, Borrlho RJ, Carvalho CR, de Snoo GR, Eden P, 2001. Ecological impacts of Arable Intensificatio in Europe, J Enviromen Manage, 63 (4):337­ 6, dalamAryantha, INP. Membangun Sistem Pertanian Berkelanjutan. One Day Discussion on The mineralization of Fertilizer Usage, Menristek­BPPT, 6 th May 2002, Jakarta.

Wahyono, S. Sahwan, F. L., dan Suryanto F. 2010. Pemulihan Kesubura Tanah pada Lahan SawahBerkelanjutan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

ttp://www.knowledgebank.irri.org/troprice. Bahan Organik dan Pupuk Kandang

(Organic Materials and Manure). Ilmu Padi bagi dunia yang lebih baik.