Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah...
-
Upload
izzah-akimoto-ayumu -
Category
Documents
-
view
9 -
download
3
description
Transcript of Pengaruh Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah...
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 1/12
Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman PadiLahan Sawah Irigasi di Sulawesi SelatanOleh Prosiding 2012 Sabtu, 29 Maret 2014 09:31
PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DANPRODUKSI TANAMAN PADI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI SELATAN
Sahardi, Herniwati dan Kartika Fauzih
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan
Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17,5 Makassar.
ABSTRAK
Sulawesi Selatan merupakan lumbung pangan nasional tetap berupaya untuk meningkatkan produksiberas sehingga bisa mencapai surplus sebesar 2 juta ton, untuk mendukung program surplus 10 jutaton beras pada tahun 2014 yang akan datang. Guna mencapai rencana tersebut maka salah satu carayang dapat dilakukan adalah penggunaan pupuk organik dan anorganik untuk meningkatkan produksipadi. Pengkajian pemupukan organik dan anorganik dilaksanakan di Kabupaten Gowa SulawesiSelatan mulai Bulan April – Agustus 2012. Kajian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompokdalam Faktorial. Faktor Pertama adalah terdiri atas 4 perlakuan pemupukan dan Faktor kedua adalahlahan petani yang terdiri atas 4 orang petani. Masingmasing petani melaksanakan satu percobaandengan 3 ulanagn. Produksi gabah kering panen tertinggi yaitu 8,23 t/ha, hasil tersebut diperolehpada lahan1 dengan perlakuan (T4) yaitu kombinasi pupuk organic dan anorganik (Pupuk organic 5t/ha + Bio Urine 20 lt/ha ) + (Urea 200 kg + NPK 300 kg/ha)
Kata kunci : Padi, pupuk organik, pupuk anorganik, lahan sawah irigasi.
PENDAHULUAN
Sulawesi Selatan yang merupakan lumbung pangan nasional tetap berupaya untuk meningkatkanproduksi beras sehingga bisa mencapai surplus sebesar 2 juta ton, untuk mendukung programsurplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 yang akan datang. Sulawesi Selatan memiliki lahan sawahseluas 587.328 ha dengan luas sawah irigasi 346.840 ha (59%) dengan tingkat produktivitas yangdiperoleh mencapai 4,7 t/ha (Profil Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel 2009).Sulawesi Selatan merupakan daerah produsen beras terbesar diluar Jawa dan merupakan lumbungpangan nasional dengan kelebihan beras sebanyak lebih kurang 1,5 juta ton setiap tahunnya.
Peran tersebut masih dapat ditingkatkan karena Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sejak tahun2009 mencanangkan program surplus 2 juta ton beras. Hal ini dapat dicapai berdasarkan peluangpeningkatan produksi yang masih cukup besar dimana di beberapa daerah dan petani ada yangmampu menghasilkan produksi 7 9 t/ha, sedangkan hasil kajian PTT di Sulawesi Selatan diperolehantara 6,5 – 8,3 t/ha (Arafah, et al,. 2001, 2002, 2003). Namun, peran tersebut bukan mustahilberakhir apabila pendapatan dan kesejahteraan petani tidak dapat ditingkatkan.
Pertanian nonorganik telah berhasil meningkatkan produksi tanaman, namun disisi lain juga
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 2/12
memberikan dampak negatif terhadap ekosistem pertaninan dan lingkungan yaitu menurunnyakandungan bahan organik tanah, rentannya tanah terhadap erosi, menurunnya permeabilitas tanah,menurunnya populasi mikroba tanah, rendahnya nilai tukar ion tanah dan secara keseluruhanberakibat rendahnya tingkat kesuburan tanah (Stoate et al., 2001; Simanungkalit, 2006).
Menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor bahwa saat ini kandungan bahan organik tanah pertanianIndonesia sangat rendah yaitu kurang dari 2%, hal ini menunjukkan telah terjadi penurunankandungan bahan organik tanah yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalahpenggunaan pupuk anorganik yang sangat intensif. Penggunaan pupuk anorganik tidak hanyaberbahaya pada tanah dan perairan, tetapi juga bagi mahluk hidup seperti hewan/ternak, burung danbahkan manusia. Terhadap ternak yang dimakan manusia pun terjadi akumulasi seperti unsure Cdyang berasal dari fosfat anorganik pada organ hati dan ginjal (Olsson, et al., 2001).
Kandungan bahan organik tanah terus berkurang, khususnya lahan sawah dengan BO <1% mencapai65 % th 1990, 80% th 1999 Terjadi proses levellingoff produktivitas lahan sawah, dilain pihaksumber bahan organik melimpah (limbah pertanian maupun perkotaan/industri, yang pemanfaatnyadapat meningkatkan produktivitas tanah (mengurangi pemakaian pupuk anorganik), menyelesaikansebagian permasalahan lingkungan, dan mendatangkan lapangan kerja, hal mendorong lahirnyaPermentan Nomor 28/Permentan/SR.130/5/2009 (Soepandy at al., 2012).
Kelangkaan pupuk anorganik yang mengakibatkan petani harus membeli dengan harga mahal. Halini sangat merugikan petani, dan dengan mengetahui dampak buruk dari pertanian anorganik, makasuda saatnya petani untuk beralih ke pertanian organik (Las, 2010) Pupuk organik mempunyai efekjangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah danselain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan. Oleh karena itu sekarangini penggunaan pupuk organik digalakkan pemakaiannya di kalangan petani (Syaref, 1986).
Pupuk organik ada dua macam, yaitu pupuk organik padat dan pupukorganik cair. Salah satu bahandasar pembuat pupuk organik cair adalah urine sapi. Menurut Adi Putra (2003) Kelemahan pupukorganik cair dari urine sapi adalah kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki. Oleh karenadiperlukan kombinasi yang dapat memberikan peningkatan kandunganunsur hara dalam pupukorganik cair, khususnya peningkatan kandungan N, P, K.
Bahan organik atau pupuk kandang biasanya digunakan merata di seluruh sawah, dua atau tigaminggu sebelum dimasukkan kedalam tanah selama persiapan lahan. Kadangkadang jerami padidikomposkan secara langsung di sawah. Sebaiknya penggunaan pupuk kandang organik dipadukandengan penggunaan sumber hara anorganik sesuai keperluan. Hal ini memungkinkan petanimenggunakan bahan organik atau pupuk kandang yang tersedia di lahan pertanian dengan biayarendah untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan hara dan meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk kandang organik yang tersedia dipetani dapat mengembalikan hasil dankeuntungan yang tinggi bila dipadukan dengan pupuk anorganik, terutama pada lahan kering ataulahan sawah yang sakit (http://www. knowledgebank.irri.org/troprice).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan swasembada beras dan programPemerintah Provinsi Sulawesi Selatan adalah dengan meningkatkan efisiensi pemupukan (jenis dandosis pupuk) terutama penggunaan pupuk organik dan anorganik di lahan sawah semi intensif. Agarmanfaat bahan organik tersebut terwujud, bahan harus diberikan dalam jumlah yang cukup besar,sekurangkurangnya 5 t/ha (Karama, 1990). Bagi petani kecil jumlah besar tersebut menimbulkankesulitan dalam penyediaan dan pengangkutannya apalagi jika harus didatangkan dari tempat yangjauh. Limbah jerami padi yang tersedia secara “in situ” cukup melimpah dan belum banyakdimanfaatkan, bahkan hanya dibakar oleh petani. Oleh karena itu penggunaan dekomposer untukpercepatan pelapukan limbah jerami padi yang tersedia secara “in situ” perlu dikaji penggunaannya dalam budidaya padi. Penelitan ini bertujuan untuk mendapatkan paket teknologi pemupukan organikdan anorganik spesifik lokasi yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah irigasi diSulawesi Selatan.
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 3/12
METODOLOGI
Pengkajian ini dilaksanakan di Kabupaten Gowa, yang berlansung dari bulan April sampai denganAgustus 2012, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dalam Faktorial. Faktor pertama adalahterdiri atas 4 perlakuan pemupukan dan faktor kedua adalah lahan petani yang terdiri atas 4 orangpetani, masingmasing petani melaksanakan satu percobaan dengan 3 ulangan. Varietas yang ditanam adalah Inpari 13, ditanam dengan sistem Jajar Legowo 4 : 1 tanam pindah, dengan jarak tanam20 X 10 X 40 cm. Petak percobaan berukuran 10 m X 10 m. perlakuan yang dikaji seperti berikut: 1)Pemupukan anorganik yaitu 200 kg Urea + 300 kg NPK, sesuai rekomendasi setempat/control (T1),2) Pupuk organik 5 t/ha (Jerami dikomposkan secara “in situ” )+ 20 liter Pupuk organik cair (POC)bio urin (T2), 3) Pupuk Organik 5 t/ha (Jerami dikomposkan secara “in situ”) + 100 kg Ura + 150 kgNPK/ha + 20 lt/ha bio urine (T3), 4) Pupuk organik 5 t/ha (Jerami dikomposkan secara “in situ”) + 200 kg Urea + 300 kg NPK/ha + 20 lt/ha bio urine (T4). Pupuk organik yang digunakan padakegiatan ini adalah kompos jerami padi yang dipermentasi secara “in situ” dilahan sawah. Permentasijerami padi denagn menggunakan decomposer promi (Sahardi, 2009). Bahan dan alat yangdigunakan meliputi benih padi, Promi, pupuk organik dan anorganik, pupuk orgnik cair (Bio Urine),ember plastik, kertas , karton, kantong plastik ukuran kecil dan besar, karung plastik, meteran,cangkul, hand sprayer, terpal, waring dan plastik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara lahan petani denganperlakuan yang dicobakan. Tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan T4 yaitu penggunaan pupukorganik 5 t/ha yang kombinasikan dengan pupuk anorganik 100 kg Urea + 300 kg NPK/ha yaitu ratarata 87,89 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tanaman terendah diperoleh padaperlakuak T1 yaitu ratarata 83,87 Cm. Secara lengkap disajikan pada (Tabel 1). Sedangkan padalahan petani 1 diperoleh tanaman tertinggi yaitu 90.81, dan berbeda nyata dengan Lahan petanilainnya. Tanaman terendah pada lahan3 yaitu ratarata 81,45 Cm.
Tabel 1. Tinggi tanaman pada percobaan pupuk organik di Gowa 2012
Perlakuan (T)
Tinggi Tanaman (Cm)
RataRataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4
T1 87,67 86,67 79,80 81,33 84,71 b
T2 89,60 85,00 80,13 81,73 84,91 b
T3 92,43 85,80 82,83 82,63 87,02 ab
T4 93,57 90,07 83,03 84,90 88,89 a
Ratarata 90.82 a 86,88 b 81,45 c 82,65 c 85.45
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 4/12
KK = 3,26%
Angka ratarata pada kolom dan baris yang diikuti huruf yang sama tidak sama tidak berbeda nyataberdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05%
Pengamatan jumlah anakan produktif menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuandengan lahan petani. Jumlah anakan tertinggi di peroleh pada paerlakuan T4 di lahan1 yaitu ratarata 23,82 dan berbeda nyata pada perlakuan dan lahan lainnya. Jumlah anakan produktif terendahdiperoleh pada lahan petani3 dengan perlakuan T1, yaitu ratarata 11,23. Jumlah anakan produktifpada setiap lahan dan perlakuan secara rinci disajikan pada Tabel 2. Jumlah anakan produktifmerupakan salah satu komponen yang besar peranannya dalam produksi tanaman padi. Jumlahanakan produktif teringgi pada perlakuan (T4) yaitu ratarata 18,07, sedangkan untuk lahan jumlahanakan tertinggi diperoleh pada lahan1 yaitu ratarata 18,83 per rumpun.
Tabel 2. Jumlah anakan produktif tanaman padi pada Percobaan Pupuk Organik di Gowa 2012
Perlakuan (T)
Jumlah Anakan Produktif
RataRataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4
T1 16,97 cd 15,13 defg 11,23 i 12,30 hi 13,91 c
T2 16,20 cde 12,70 hi 11,27 i 12,30 hi 13,12 c
T3 18,35 bc 16,07 de 12,00 ghi 14,30 efgh 15,43 b
T4 23,82 a 19,38 b 13,43 fghi 15,63 def 18,07 a
Ratarata 18,84 a 15,82 b 12,23 c 13,63 d 14,94
KK = 8,24 %
Angka ratarata yang diikuti huruf yang sama tidak sama tidak berbeda nyata berdasarkan ujiDMRT pada taraf 0,05%
Hasil analis sidik ragam tehadap panjang malai menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan danlahan. Malai terpanjang diperoleh pada perlakuan (T3) di lahan1 yaitu ratarata 27,80 Cm danberbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali perlakuan (T4) di lahan1. Malai terpendekdiperoleh pada perlakuan (T1) dilahan3 yaitu ratarata 21,29 Cm. Malai terpendek di peroleh pada
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 5/12
lahan petan3 yaitu rata – rata 22,38 Cm Tabel 3. Untuk pengaruh perlakuan malai paling panjangpada perlakuan (T4), namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan (T3). Untuk lahan, malaiterpanjang pada lahan1 yaitu ratarata 26,16 cm dan berbeda nyata dengan lahan lainnya.
Tabel 3. Panjang Malai Tanaman Padi pada Percobaan Pupuk Organik di Gowa 2012
Perlakuan (T)
Panjang Malai (Cm)
RataRataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4
T1 24,94 b 22,97 def 21,29 f 23,73 cd 23,48 b
T2 24,54 bcd 22,58 ef 23,79 cd 23,80 cd 23,18 b
T3 27,80 a 23,40 cde 22,99 f 23,87 bcd 24,26 a
T4 27,37 a 24,02 bcd 23,45 cde 23,83 cde 24,67 a
Ratarata 26,16 a 23,24 c 22,88 c 23,81 b 23.90
KK = 12,52%
Angka ratarata yang diikuti huruf yang sama tidak sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05%
Hasil analisis sidik ragam terhadap jumlah gabah/malai, menunjukkan interaksi antara perlakuandengan lahan petani. Jumlah gabah permalai paling banyak pada pertakuan T4 dilahan1 yaitu ratarata 184,40/malai dan berbeda nyata dengan perlakuan dan lahan lainnya, kecuali perlakuan (T3)pada lahan1. Jumlah gabah per malai terendah diperoleh pada paerlakuan T1 di lahan3 yaitu ratarata 116,00/malai. Lahan petani1 memberikan jumlah gabah permalai terbanyak yaitu ratarata173,22/malai, sedangkan jumlah gabah permalai terendah diperoleh pada lahan petani3 yaitu ratarata 117,81/malai (Tabel 4).
Tabel 4. Jumlah gabah per malai tanaman padi pada percobaan pupuk organik di Gowa 2012
Perlakuan (T)
Jumlah Gabah/Malai
RataRataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 6/12
T1 159,87 c 132,05 de 116,00 ghi 128,90 efg 134,21 b
T2 177,85 ab 120,50 fghi 117,90 ghi 122,35 efghi 134,65 b
T3 170,75 b 133,68 d 116,83 hi 127,67 efgh 137,23 b
T4 184,40 a 141.01 a 123,50 efghi 129,41 efg 144,58 a
Ratarata 173,21 a 131,81 b 118,55 c 127,08 b 138,73
KK = 14,44%
Angka ratarata yang diikuti huruf yang sama tidak sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05%
Analisi sidik ragam menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan dan lahan, yangberpengaruh hanya lahan. Persentase gabah hampa tertinggi diperoleh pada Lahan3 yaitu ratarata30,01% dan berbeda nyata dengan lokasi lainnya. Namun gabah hampa terendah terdapat pada lahan1 dengan perlakuan (T4) yaitu ratarata 17,96% Tabel 5.
Tabel 5. Persentase gabah hampa pada percobaan pupuk organik di Gowa 2012
Perlakuan (T)
Gabah Hampa (%)
RataRataLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4
T1 19,08 23,75 31,29 22,18 24,08
T2 22,51 23,98 31,26 22,49 24,31
T3 18,84 23,08 28,90 22,02 23,21
T4 17,96 23,15 28,59 21,30 22,73
RataRata 19,60 c 23,49 b 30,01 a 22,00 b 23,58
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 7/12
KK = 10,72%
Angka ratarata pada lajur yang sama dan diikuti huruf yang sama sama tidak berbeda nyataberdasarkan uji DMRT pada taraf 0,05%
Analisis sidik ragam terhadap produksi menunjukkan bahwa terdapat Interaksi antara perlakuandengan lahan tempat percobaan. Produksi gabah kering panen tertinggi diperoleh pada lahan1dengan perlakuan (T4) yaitu ratarata 8,23 t/ha GKP, hasil tersbut secara statistic berbeda nyatadengan hasil pada lahan dan perlakuan lainnya. Jika hasil tersebut dibandingkan dengan perlakuanT1 pada lahan1 yang memberikan produksi 5,20 t/ha, maka terdapat peningkatan produksi 36,8%.Pada Lahan2 produksi yang diperoleh antara perlakuan T1, T2 dan T3 tidak berbeda nyata, kecualiperlakuan T4. Pada lahan 3, perlakuan T3 dan T4 memberikan produksi yang tidak berbeda, namunberbeda nyata dengan perlakuan T1 dan T2. Demikian halnya dengan Lahan4, perlakuan T3 dan T4tidak berbeda nyata, namun berbeda dengan perlakua T1 dan T2.
Ratarata produksi perlakuan (T4) dari 4 lokasi lahan percobaan adalah 5,87, sedangka perlakuan T1memberikan hasil ratarata 4,48. Jika hasil dari kedua perlakuan tersebut dibandingkan maka adapeningkatan hasil sebesar 23,68%. Hasil tersebut membuktikan bahwa pupuk organik berperan yangsangat penting dalam memperbaiki kesuburan tanah sehingga dapat meningkatkan produksi padisawah. Beberapa pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya adalah memperbaikiaerasi dan drainase, menjadikan gembur serta memantapkan agregat tanah. Pengaruhnya terhadapkimia tanah yaitu meninkatkan bahan organik tanah yang mengandung unsure hara makro dan mikro(Syarief 1986). Menurut Soepandy at al., (2012) di daerah tropis seperti Indonesia bahan organikmenjadi faktor kritis bagi kelestarian kesuburan tanah yang berdampak pada penurunan produksi.
Tabel 6. Produktivitas padi pada percobaan pupuk organik di Gowa 2012
Perlakuan
Hasil (t/ha)
RataanLahan 1 Lahan 2 Lahan 3 Lahan 4
Urea 200 kg + MPK 300 kg /ha (T1) 5,20 d 5,17 d 3,21 g 4,33 ef 4,48 c
Kompos Jerami 5 t + Bio urine 20lt/ha (T2)
4,87 de 5,05 d 3,16 g 4,13 ef 4,30 c
Kompos Jerami 5 t + Bio urine 20 lt+ Urea 100 kg + NPK 150 kg/ha (T3)
6,27 b 5,42 cd 4,05 f 4,78 de 5,04 b
Kompos Jerami 5 t + Bio urine 20 lt+ Urea 100 kg + NPK 150 kg/ha (T4)
8,23 a 6,15 b 3,95 f 5,17 d 5,87 a
Rataan 6,14 5,44 b 3,59 c 4,60 d 4,94
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 8/12
KK = 6,95%
Angka ratarata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT padataraf 0,05%
Data pada Tabel 6 menunjukkan terdapat keragaan hasil antar lahan yang satu dengan lahan lainnya,pada lahan petani1 diperoleh hasil tertinggi yaitu ratarata 6,14 t/ha GKP, sedangkan hasil terendahpada lahan petani3 yaitu 3,59 t/ha, tedapat perbedaan hasil 40,23%. Kenyataan ini menunjukkanbahwa peran pemeliharaan tanaman sangat penting untuk meperoleh hasil optimal. Perbedaan hasilantar lahan petani diduga disebakan adanya perbedaan dalam pemeliharaan tanaman, karena produksimerukan fungsi dari genetik, lingkungan dan manajemen/pemeliharaan, ketiga faktor tersebut salingberintegrasi dalam pencapaian produksi.
Pengunnaan kompos organik 5 t/ha + bio urine 20 lt/ha yang dikombinasikan dengan pupukanorganih (urea 200 kg + NPK 300 kg/ha) memberikan hasil ratarata dari 4 lahan lokasi 5,87 t/ha.Hasil tersebut lebih tinggi 24,32% dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik (Urea 200 kg+ NPK 300 kg/ha) dan lebih tinggi 28,72% dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik saja. Dibandingkan dengan produksi padi rata – rata Sulawesi Selatan yaitu 4,70 t/ha (Dinas PertanianSulsel 2009), maka hasil penelitian ini lebih tinggi 19,93%, artinya bila hasil penelitian ini diterapkansecara utuh oleh petani maka peluang peningkatan produksi padi sawah petani dapat meningkatsampai 19,93%.
Analisi Ekonomi
Perhitungan inputoutput yang digunakan dalam kegiatan pengkajain ini disajikan pata Tabel 8.Sebagai berikut:
Tabel 8. Data InputOutput pada percobaan pupuk organik di Kabupaten Gowa 2012.
No Input/Out put Volume Harga (Rp) Jumla Harga (Rp)
I Sarana Produksi
Benih 25 kg 6.000 150.000
Pupuk Urea 100 kg 1.800 180.000
NPK 300 kg 2.400 720.000
Kompos 500 kg 500 250.000
Pestisida 5 liter 75.000 375.000
Plastik Rol 1 rol 150.00 150.000
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 9/12
Karung Panen 80 lbr 2.500 200.000
Waring 1 rol 300.000 300.000
JUMLAH 1 2.325.000
II Tenaga Kerja
Pesemaian 0.20 ha 150.000 150.000
Pengo. tanah 1,0 ha 1.000.000 1.000.000
Perbaikan Pematang 400 m 1.000 400.000
Penanaman 1,0 ha 900.000 900.000
Pemupukan 1,0 ha 150.000 150.000
Pengendalian hama/penyakit 4 X 1 ha 75.000 300.000
Penyiangan 2 X 1 ha 250.000 500.000
JUMLAH 2 3.400.000
Jumlah Input (1+2) 5.725.000
III Produksi GKP (t/ha) Petani1 6.140 kg 3.500 21.490.000
JUMLAH 3 21.490.000
Pendapatan Petani1 (Jumlah 3 jumlah 1+2) 15.765.000
Produksi GKP Petani 2 5.330 3.500 18.655.000
JUMLAH 4 18.655.000
Pendapatan Petani 2 (Jumlah 4 – Jumlah 1+2) 12.930.000
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 10/12
Produksi GKP Petani 3 3.670 3.500 12.845.000
JUMLAH 5 5.725.000
Pendapatan Petani 2 (Jumlah 5 – Jumlah 1+2) 7.120.000
Produksi GKP Petani 4 4.600 3.500 16.100.000
JUMLAH 6 16.100.000
Pendapatan Petani 2 (Jumlah 5 – Jumlah 1+2) 10.375.000
Hasil kajian ini member petunjuk bahwa walaupun paket teknologi yang sama diberikan kepadapetani, namun hasil yang diperoleh beragam, hal ini sangat dipengaruhi oleh cara petani mengelolausahataninya. Tabel 8 dapat lihat perbedaan pendapatan yang diperoleh ke 4 petani pelaksanakegiatan ini. Petani1 memperoleh pendapatan yang paling besar yaitu Rp. 15.765.000, disusul petanipetani2 dengan pendapatan sebesar Rp. 12.930.000, di ikuti oleh petani4 dengan pendatan Rp10.375.000 dan petani3 memperoleh pendapatan yang paling rendah yaitu hanya Rp. 7.120.000.Besarnya pendapatan yang diperoleh petani juga disabakan karena panen jatuh pada musim keringsehingga haga gabah cukup tinggi yaitu Rp. 3.500/kg GKP.
KESIMPULAN
1. Produksi gabah kering panen tertinggi diperoleh pada lahan1 dengan perlakuan (T4) yaitu ratarata 8,23 t/ha GKP, sedangkan control (T1) memberikan hasil 5,20 t/ha GKP, terdapat perbedaanhasil sekitar 36,8%.
2. Pengunnaan kompos organic 5 t/ha + bio urine 20 lt/ha yang dikombinasikan dengan pupukanorganih (urea 200 kg + NPK 300 kg/ha) memberikan hasil lebih tinggi 24,32% dibandingkandengan penggunaan pupuk anorganik (Urea 200 kg + NPK 300 kg/ha) dan lebih tinggi 28,72%dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik saja, serta lebih tinggi 19,93% dibandingkandengan hasil ratarata Sulawesi Selatan.
3. Terdapat keragaan hasil yang diperoleh dari 4 petani pelaksana kegiatan. Hasil tertinggi diperolehlahan petani1 yaitu ratarata 6,14 t/ha GKP, sedangkan hasil terendah pada lahan petani3 yaitu 3,67t/ha.
DAFTAR PUSTAKA
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 11/12
Adi Putra A.T.S.A.P. 2003. Pemanfaatan urin ternak sapi perah untuk pembuatan pupuk organic cairdi Dusun Ngandong Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Daerah IstimewaYogyakarta. Program Studi Ilmu Lingkungan Jurusan Antar Bidang. Program Pasca SarjanaUniversitas Gajah Mada Yogyakarta.
Arafah, Sania Saenong, Nasruddin, Hasanuddin dan Abd. Fattah. 2001. Pengkajian danPengembangan Intensifikasi Padi Lahan Irigasi Berdasar Pengelolaan Tanaman dan SumberdayaTerpadu di Sulawesi Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.Laporan AkhirKegiatan.
, Sania Saenong, Nasruddin, Abd. Fattah dan Syamsiar. 2002. Pengkajian dan PengembanganIntensifikasi Padi Lahan Irigasi Berdasar Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu. BalaiPengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.Laporan Akhir Kegiatan.
, Muslimin, Nasruddin, Amin, Syamsul Bahri dan St. Najmah. 2003. Kajian TeknologiBercocok Tanam Padi lahan Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.LaporanAkhir Kegiatan.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Selatan (2007). Profil DinasPertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Makassar.
Karama, A. S. 1990. Penggunaan Pupuk Organik dalam produksi pertanian. Makalah disampaikanpada seminar Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor, 10 Agustus 1990.
Las, I., 2010. Arah dan Strategi Pengembangan Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Organik, SeminarNasional Peranan Pupuk NPK dan Organik Dalam Meningkatkan Produksi dan Swasembada BerasBerkelanjutan, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28/Permentan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupukhayati dan Pembenah Tanah.
Sahardi. 2009. Cara praktis membuat kompos jerami padi dengan Promi, BPTP Sulawesi Selatan.
Syarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana Jakarta.
Simanungkalit, RDM. 2006. Prospek Pupuk Organik dan Hayati di Indonesia, Balai Besar
2/9/2015 Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Lahan Sawah Irigasi di Sulawesi Selatan
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?view=article&catid=79%3Aprosidng&id=387%3Apengaruhpupukorganikdananorganikterhadappertu… 12/12
Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian.
Soepandy D, R. Poerwanto dan Sobir. 2012. Sistem Pertanian yang berkelanjutan. DepartemenAgronomi dan Hortikultura Fakultas Pertnian IPB. Merevolusi Revolusi Hijau. Pemikiran GuruBesar IPB. PT. Penerbit IPB Press. Kampus IPB Taman Kencana Bogor.
Stoate C, Boatman ND, Borrlho RJ, Carvalho CR, de Snoo GR, Eden P, 2001. Ecological impacts of Arable Intensificatio in Europe, J Enviromen Manage, 63 (4):337 6, dalamAryantha, INP. Membangun Sistem Pertanian Berkelanjutan. One Day Discussion on The mineralization of Fertilizer Usage, MenristekBPPT, 6 th May 2002, Jakarta.
Wahyono, S. Sahwan, F. L., dan Suryanto F. 2010. Pemulihan Kesubura Tanah pada Lahan SawahBerkelanjutan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
ttp://www.knowledgebank.irri.org/troprice. Bahan Organik dan Pupuk Kandang
(Organic Materials and Manure). Ilmu Padi bagi dunia yang lebih baik.