PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR ALBUMIN DAN...
Transcript of PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR ALBUMIN DAN...
PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR
ALBUMIN DAN PROTEIN PLASMA TOTAL
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Aufa Ayuningrum
NIM: 11141030000031
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
nikmat, berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan laporan penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Puasa Ramadan Terhadap
Kadar Albumin dan Protein Plasma Total”.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan laporan ini dapat terwujud
karena adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku ketua Program Studi
Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Risahmawati, PhD selaku pembimbing 1 dan dr. Muniroh, SpPK
selaku pembimbing 2 yang telah memberikan masukan dan nasihat serta
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing penulis
melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.
4. dr. Mery Nitalia, SpPK selaku penguji 1 dan Bu Alfiah, MA selaku
penguji 2 yang telah memberikan masukan dan nasihat kepada penulis
dalam penyusunan laporan penelitian ini.
5. Pak Chris Adhiyanto, M.Biomed, PhD selaku penanggung jawab modul
riset yang telah mengarahkan dan mengingatkan peneliti untuk
menyelesaikan penelitian.
6. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama
Republik Indonesia yang membiayai pendidikan penulis.
7. Kedua orang tua penulis Ibu Nurlaila dan Bapak Bakri yang selalu
mendoakan dan memberikan motivasi. Terima kasih untuk cinta dan
sayang serta selalu menjadi penyemangat nomor satu dalam setiap langkah
hidup penulis.
vi
8. Adik-adik penulis Rizqi, Fadhil, Ahlul, dan Azkia yang senantiasa menjadi
penyemangat dan penghibur penulis.
9. Ibu Ayu Latifah selaku laboran di Laboratorium Biokimia dan Ibu Suryani
selaku laboran di Laboratorium Biologi FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan
pengambilan data.
10. Annisa Nadia Utami dan Saereza Mufti selaku teman kelompok skripsi
yang mengajarkan arti kesabaran, memberikan memotivasi dan bekerja
sama dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
11. Teman-teman CSSMoRA selaku keluarga penulis di perantauan yang
selalu memberi semangat dan keceriaan.
12. Teman-teman sejawat PSKPD 2014, CAROTIS yang menyuplai motivasi
dan semangat.
13. Teman-teman Bidadari Surga Antii, Destia, Windy, Aliyya, Nindy, Nina,
dan Aang. Terima kasih bidadari surgaku untuk semangat dan canda tawa
yang diberikan.
14. Shafa Sharvina dan Sely Noviyana yang selalu memberi semangat ketika
jenuh dan Oridha Mastura yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan
penelitian.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian dan penulisan laporan ini.
Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat memberi
sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Ciputat, 18 Oktober 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Aufa Ayuningrum. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Pengaruh
Puasa Ramadan Terhadap Kadar Albumin dan Protein Plasma Total. 2017.
Latar Belakang: Berpuasa di bulan Ramadan adalah kewajiban bagi umat
muslim. Ketika berpuasa terjadi perubahan asupan makanan dan memengaruhi
metabolisme tubuh. Penelitian tentang pengaruh puasa ramadan terhadap kadar
albumin dan protein plasma total masih sedikit yang dipublikasikan dan dari
beberapa penelitian yang dipublikasikan memaparkan hasil yang berbeda-beda.
Tujuan: Mengetahui perubahan yang terjadi pada kadar protein plasma ketika
adanya perubahan asupan makanan pada bulan Ramadan. Metode: Eksperimental
kuasi one group pre and post test design pada 20 mahasiswa preklinik Program
Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah yang berpuasa pada Ramadan 1438 H. Hasil: Setelah berpuasa
ramadan terjadi penurunan rerata kadar albumin sebesar 0,37±0,32 g/dL dan
penurunan kadar protein total sebesar 1,40±0,50 g/dL. Uji t berpasangan
didapatkan p=0,000 (IK 95% 0,23-0,52) untuk kadar albumin dan p= 0,000 (IK
95% 0,17-0,63) untuk kadar protein plasma total. Simpulan: Terdapat penurunan
yang bermakna pada kadar albumin dan protein total sesudah puasa ramadan.
Kata Kunci : Puasa ramadan, Albumin, Protein plasma total
ABSTRACT
Aufa Ayuningrum. Medicine and Physician Profession Program. Effect of
ramadan fasting on albumin and total plasma protein. 2017.
Background: Ramadan fasting is an obligation for Muslims. Fasting changes
food intake and effects metabolism. Research on the effects of ramadan fasts on
the levels of albumin and total plasma protein is still slightly published and from
several published studies describe different results. Aim: To observe the changes
that occur in plasma protein levels when there is a change in food intake in
Ramadan. Methods: The study was a quasi experimental one group pre and post
test design at 20 preclinical students of Medicine and Physician Profession
Program of State Islamic University of Syarif Hidayatullah who fasted on
Ramadan 1438 H. Results: After ramadan fasting, there was a decrease of mean
of albumin and total plasma protein level. The average decrease of albumin levels
was 0,37±0,32 g/dL and average decrease of total plasma protein was 1,40±0,50
g/dL. Paired t test obtained p=0,000 (CI 95% 0,23-0,52) for albumin levels and
p= 0,000 (CI 95% 0,17-0,63) for total plasma protein levels. Conclusion: There
was a significant decrease of albumin and total plasma protein levels after
ramadan fasting.
Keyword : Ramadan fasting, Albumin, Total plasma protein
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3 Hipotesis ......................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.4.1 Tujuan Umum .......................................................................... 3
1.4.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
1.5.1 Bagi Peneliti ............................................................................. 3
1.5.2 Bagi Institusi ............................................................................ 3
1.5.3 Bagi Masyarakat....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 4
2.1.1 Puasa Ramadan ........................................................................ 4
2.1.2 Metabolisme dan Keseimbangan Energi .................................. 7
2.1.3 Metabolisme Tubuh Ketika Berpuasa dan Kelaparan .............. 13
2.1.4 Hepar dan Fungsi Metabolik .................................................... 14
2.1.5 Protein Plasma .......................................................................... 15
2.1.6 Albumin.................................................................................... 20
2.2 Kerangka Konsep ........................................................................... 24
2.3 Definisi Operasional....................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 26
3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 26
3.3 Populasi dan Subjek Penelitian ...................................................... 26
3.3.1 Populasi Target......................................................................... 26
3.3.2 Populasi Terjangkau ................................................................. 26
3.3.3 Subjek Penelitian ...................................................................... 26
3.3.4 Perhitungan Jumlah Subjek Penelitian ..................................... 27
3.3.5 Kriteria Inklusi ......................................................................... 28
ix
3.3.6 Kriteria Eksklusi....................................................................... 28
3.4 Alur Penelitian Cara Kerja ............................................................. 29
3.5 Cara Kerja ...................................................................................... 30
3.6 Pengolahan dan Analisa Data......................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 34
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 34
4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ................................................ 34
4.1.2 Gambaran Kadar Albumin Sebelum dan Sesudah
Puasa Ramadan ........................................................................ 35
4.1.3 Gambaran Kadar Protein Total Sebelum dan
Sesudah Puasa Ramadan ......................................................... 35
4.1.4 Gambaran Selisih Kadar Albumin dan Protein
Total Sebelum dan Sesudah Puasa Ramadan ........................... 35
4.1.5 Perbandingan Kadar Albumin Sebelum dan
Sesudah Puasa Ramadan .......................................................... 36
4.1.6 Perbandingan Kadar Protein Total Sebelum
dan Sesudah Puasa Ramadan ................................................... 36
4.2 Pembahasan .................................................................................... 36
4.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian ................................................ 36
4.2.2 Gambaran Selisih Kadar Albumin dan Protein Total
Sebelum dan Sesudah Puasa Ramadan .................................... 37
4.2.3 Gambaran Kadar Albumin Dan Protein Total
Sebelum Dan Sesudah Puasa Ramadan ................................... 38
4.2.4 Perbandingan Kadar Albumin Sebelum dan
Sesudah Puasa Ramadan .......................................................... 38
4.2.5 Perbandingan Kadar Protein Total Sebelum dan
Sesudah Puasa Ramadan .......................................................... 39
4.3 Keterbatasan penelitian .................................................................. 40
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 41
5.1 Simpulan ........................................................................................ 41
5.2 Saran ............................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42
LAMPIRAN .................................................................................................... 45
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 50
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Protein-protein plasma, fungsi, karakteristik binding dan
konsentrasi................................................................................ 16
Tabel 2.2 Jenis-jenis globulin................................................................... 19
Tabel 4.1 Sebaran jenis kelamin subjek penelitian .................................. 34
Tabel 4.2 Sebaran usia subjek penelitian ................................................. 35
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jalur metabolik utama pada keadaan fasted state .................... 9
Gambar 2.2 Insulin memicu pengambilan dan metabolisme glukosa ......... 11
Gambar 2.3 Glukagon mempertahankan kadar glukosa plasma adekuat
dengan memicu glikogenolisis dan glukoneogenesis .............. 12
Gambar 2.4 Struktur albumin....................................................................... 20
Gambar 2.5 Dimensi relatif dan perkiraan massa molekul protein
dalam darah .............................................................................. 21
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pembelahan preproalbumin ke proalbumin dan yang terakhir ke
albumin. Furin membelah proalbumin di ujung terminal C dari
dipeptide dasar ......................................................................... 22
Bagan 2.2 Kerangka Teori......................................................................... 23
Bagan 2.3 Kerangka Konsep ..................................................................... 24
Bagan 3.1 Alur Penelitian ......................................................................... 29
xiii
DAFTAR SINGKATAN
AKG : Angka Kecukupan Gizi
apoA : Alfa Lipoprotein
apoB : Beta Lipoprotein
ATP : Adenosina Trifosfat
CI : Confidence Interval
GLP-1 : Glucagon-Like-Peptide-1
H.R : Hadis Riwayat
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IgA : Immunoglobulin A
IgD : Immunoglobulin D
IgE : Immunoglobulin E
IGF 1 : Insulin-Like Growth Factor 1
IgG : Immunoglobulin G
IgM : Immunoglobulin M
IK : Interval Kepercayaan
mRNA : Messenger Ribonucleic Acid
PSKPD : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
Q.S. : Quran Surat
ra. : Radhiallahu Anhu
rpm : Rotation Per Minute
SAW : Shallallahu Alaihi Wa Sallam
SPSS : Statistical Package for Social Sciences
SWT : Subhanallahu Wa Taala
UIN : Universitas Islam Negeri
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berpuasa di bulan Ramadan adalah salah satu dari lima rukun
islam dan merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk melaksanakannya.
Pada bulan Ramadan muslim diwajibkan berpuasa selama 29-30 hari sesuai
dengan perhitungan kalender kamariah. Ketika berpuasa muslim menahan
diri dari makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenam
matahari.1,2
Puasa merupakan ibadah yang dilakukan manusia untuk Allah.
Hikmah dari berpuasa adalah menyucikan diri, memelihara dan menjaga
kesehatan, mendidik kemauan, melawan hawa nafsu, menumbuhkan sifat
sabar, meningkatkan rasa syukur, dan mengajarkan arti persamaan antara
manusia.1 Selain hikmah tersebut, dari penelitian-penelitian yang telah
dilakukan mengungkapkan bahwa puasa ramadan berperan dalam kesehatan
fisik dan kecerdasan emosi.3, 4, 5
Ketika seseorang berpuasa akan terjadi perubahan pola makan,
asupan makanan, pola tidur, dan aktivitas.6, 7
Perubahan ini dapat
memengaruhi metabolisme dan fisiologi tubuh. Perubahan ini pula dapat
memengaruhi biokimia darah seperti protein plasma.
Protein plasma adalah komponen penting plasma darah dengan
konsentrasi 60-80 g/l yang merupakan 4% dari total protein tubuh.8 Protein
plasma memiliki banyak fungsi yaitu mempertahankan distribusi air antara
darah dan jaringan dengan menjaga tekanan osmotik plasma, berperan
dalam transpor nutrien, metabolit, dan hormon, melawan patogen dan
mempertahankan integritas sirkulasi melalui proses pembekuan darah.9
Protein plasma dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu albumin,
globulin, dan fibrinogen. Albumin adalah protein dengan konsentrasi
tertinggi dalam plasma darah yaitu 60% dari total protein plasma. Oleh
karena itu albumin bertanggung jawab 75-80% dalam mempertahankan
tekanan osmotik plasma. Fungsi penting lainnya dari albumin adalah
2
kemampuannya untuk mengikat berbagai ligan termasuk asam lemak bebas,
kalsium, hormon-hormon steroid, dan bilirubin. Albumin juga berperan
dalam transpor tembaga dan beberapa obat.10
Sebagian besar protein plasma disintesis di hepar oleh hepatosit
sedangkan immunoglobulin disintesis oleh sel limfosit B. Pada individu
normal konsentrasi protein plasma dipertahankan konstan. Sintesis protein
plasma menurun pada beberapa penyakit khususnya yang menyerang hepar.
Sintesis protein plasma juga relatif menurun pada malnutrisi.8, 10
Penelitian tentang pengaruh puasa ramadan terhadap kadar albumin
dan protein plasma total masih sedikit yang dipublikasikan dan dari
beberapa penelitian yang dipublikasikan memaparkan hasil yang berbeda-
beda. Menurut penelitian yang dilakukan Huda M. Al Hourani dkk dan
penelitian F. Azizi dan H. A. Rasouli puasa ramadan tidak menyebabkan
perubahan yang signifikan pada kadar albumin darah.11, 12
Menurut
penelitian Nagra dkk dan penelitian Shaheena Kamal dkk puasa ramadan
secara signifikan menurunkan kadar albumin dan protein plasma total.13, 14
Di Indonesia, penelitian serupa dilakukan Ardi Pramono dkk di pesantren
Yogyakarta terhadap 19 santri pria usia 19-22 tahun menyimpulkan bahwa
puasa ramadan secara signifikan menurunkan kadar albumin dan protein
plasma total.15
Diet santri pesantren berbeda dengan pelajar yang tidak tinggal di
pesantren. Penelitian yang dilakukan Ahmad dan Tiurma pada santri
pesantren di Garut menyatakan bahwa santri yang tinggal di pesantren
memiliki kecukupan gizi yang kurang.16
Penelitian yang dilakukan Diah
terhadap santri pesantren di Pekalongan didapatkan bahwa asupan energi
dan protein santri pesantren masih di bawah angka kecukupan gizi (AKG).17
Santri pesantren memiliki akses yang lebih sedikit untuk memilih makanan
yang ingin mereka konsumsi sedangkan pelajar yang tidak tinggal di
pesantren lebih bebas dalam memilih makanan yang ingin mereka makan.
Karena adanya perbedaan hasil dari penelitian di negara yang
berbeda dan perbedaan populasi target dari penelitian serupa di Indonesia,
3
maka penulis ingin meneliti pengaruh puasa ramadan terhadap kadar
albumin dan protein plasma total pada mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian
ini adalah : Apakah terdapat perbedaan kadar albumin dan protein plasma
total sebelum dan sesudah puasa ramadan?
1.3 Hipotesis
Kadar albumin dan protein plasma total setelah puasa ramadan lebih
rendah daripada kadar albumin dan protein plasma total sebelum puasa
ramadan.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui perubahan yang terjadi pada kadar protein plasma ketika
adanya perubahan asupan makanan pada bulan Ramadan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui kadar albumin sebelum dan sesudah puasa ramadan
2. Mengetahui kadar protein total sebelum dan sesudah puasa ramadan
3. Mengetahui adakah hubungan puasa ramadan dengan kadar albumin
dan protein plasma total.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti tentang pengaruh puasa ramadan
terhadap kadar protein plasma darah.
1.5.2 Bagi Institusi
Adanya data tentang pengaruh puasa ramadan terhadap kadar protein
plasma darah.
1.5.3 Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan tentang efek puasa ramadan terhadap
protein plasma darah dan akibat yang ditimbulkan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Puasa Ramadan
Definisi
Puasa ramadan atau berpuasa di bulan Ramadan adalah salah satu
dari lima rukun islam dan merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk
melaksanakannya. Berpuasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan
hawa nafsu dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari dengan niat
melaksanakan perintah dan Taqarrub kepada Allah SWT. 1
Hukum Puasa Ramadan
Kewajiban berpuasa di bulan Ramadan ditetapkan dan dijelaskan
dalam Al-Quran, hadis, dan ijma’ para ulama.
Dalam Al-quran Allah SWT berfirman :
“Hai orang orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa,
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertakwa. (yaitu) dalam beberapa hari tertentu. (beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembela (antara yang hak dan yang
batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.”
(Q.S. Al-Baqarah : 183-185)1
Rasulullah SAW meriwayatkan banyak hadis mengenai kewajiban
berpuasa di bulan Ramadan, di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan
oleh Umar ra. yang berbunyi :
“Islam ialah hendaklah kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat,
berpuasa di bulan Ramadan, dan melaksakan haji di Baitullah, apabila
kamu mampu.”1
5
Adapun yang diwajibkan berpuasa adalah muslim yang sudah
balig, berakal sehat, tidak sakit, serta tidak berhalangan untuk berpuasa
seperti haid dan nifas pada wanita.1 Berpuasa di Indonesia berlangsung
±13 jam selama 29-30 hari.
Hikmah Puasa
Allah SWT tidak memerintahkan sesuatu kecuali dengan hikmah.
Puasa memiliki banyak hikmah, di antaranya adalah:1
a) Menyucikan diri (jiwa)
Menyucikan diri (jiwa) dengan melaksanakan apa
yang diperintahkan dan menjauhi larangan Allah SWT.
Ketika berpuasa seseorang menahan diri dari segala yang
disenanginya meskipun ia dapat berlaku sebaliknya tanpa
diketahui oleh orang lain. Namun hal tersebut tidak
dilakukan karena cinta kepada Allah SWT.
Dalam sebuah hadis qudsi Rasulullah bersabda,
“Setiap amal perbuatan anak Adam adalah miliknya,
kecuali puasa. Sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku sendiri
yang akan membalasnya, dia meninggalkan makanan dan
minumannya semata untuk-Ku.” Dalam riwayat lain
disebutkan, “Dia meninggalkan makanannya karena Aku,
meninggalkan minumannya karena Aku, dan meninggalkan
isterinya karena Aku.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
b) Memelihara dan menjaga kesehatan fisik
Puasa berguna untuk memelihara dan menjaga
kesehatan fisik. Selain itu puasa juga menenangkan aspek
ruh atas materi dan akal atas hawa nafsu dalam setiap
pertarungan dalam kehidupan. Aspek ini berdasarkan
penciptaan manusia yang merupakan perpaduan unsur
tanah liat yang diberi bentuk dan unsur ruh illahiah yang
ditiupkan Allah padanya.
6
c) Mendidik kemauan, melawan hawa nafsu, dan
menumbuhkan sifat sabar
Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa puasa
adalah perisai yang menjaga dari dosa di dunia dan dari
siksa api neraka di akhirat. Rasulullah bersabda : “Puasa itu
adalah sebagai perisai dari api neraka, seperti perisai salah
seorang dari kamu sekalian dalam peperangan.” Dalam
riwayat lain Rasulullah bersabda, “Puasa adalah sebagai
perisai, dan ia merupakan salah satu pemeliharaan seorang
mukmin.” (HR. Ath-Thabrani dari Abi Ummah)
d) Mengingatkan akan besarnya nikmat Allah
Seseorang akan merasa betapa berharganya nikmat
kenyang dari makanan dan minuman ketika merasa lapar
dan haus. Dengan demikian seseorang akan lebih mudah
bersyukur dan mengucapkan alhamdulillah.
e) Mengajarkan persamaan di antara manusia
Puasa ramadan diwajibkan kepada semua kalangan.
Bagi kalangan orang kaya dan berada, puasa dapat
menumbuhkan rasa kasih sayang dan ikut merasakan
kesulitan yang dialami oleh orang miskin dan kalangan
bawah.
Puasa Ramadan dan Kesehatan
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, puasa
ramadan berperan dalam kesehatan fisik dan emosi, di antaranya adalah :
a) Kardiovaskular
Puasa ramadan menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dengan menurunkan kadar kolesterol jahat
yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dan meningkatkan
kolesterol baik yaitu High Density Lipoprotein (HDL).
Puasa ramadan juga menurunkan kadar trigliserida darah.3
7
b) Diabetes Mellitus
Puasa ramadan meningkatkan kontrol glikemik pada
pasien dengan diabetes mellitus.3
c) Kecerdasan emosional
Identifikasi diri, toleransi stress, dan empati
meningkat selama berpuasa ramadan. Puasa ramadan juga
memberi kontribusi positif pada status psikologis,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
pengendalian diri, dan fungsi sosial. Penelitian lain juga
mengungkapkan bahwa puasa ramadan memberi dampak
positif dengan menurunkan depresi, kecemasan, stress dan
meningkatkan fungsi kognitif.4, 5
2.1.2 Metabolisme dan Keseimbangan Energi
Sel-sel tubuh membutuhkan energi untuk menjalankan fungsinya.
Energi tersebut diperoleh dari metabolisme makronutrien yaitu
karbohidrat, lemak, dan protein. Metabolisme terdiri dari reaksi-reaksi
pembentukan energi dari nutrien, penggunaan energi, dan penyimpanan
energi yang lebih untuk dapat digunakan di masa depan. Terdapat dua
jalur metabolik yaitu anabolik dan katabolik. Anabolik adalah jalur
metabolik yang membentuk molekul besar dari molekul kecil sedangkan
katabolik adalah jalur yang memecah molekul besar menjadi kecil.18
Dalam tubuh manusia metabolisme dibagi dalam dua keadaan yaitu
fed-state dan fasted-state. Fed-state adalah periode waktu setelah makan
yaitu ketika hasil pencernaan diabsorbsi, digunakan, dan disimpan.
Fasted-state adalah keadaan ketika nutrien dari makanan sudah tidak
berada di darah dan sudah dapat digunakan oleh jaringan.18
Fed-State
Setelah makan, bahan makanan yang telah dicerna akan diserap di
usus halus dan tubuh memasuki keadaan fed-state. Pencernaan karbohidrat
menghasilkan monosakarida yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Sebagian besar fruktosa dan galaktosa kemudian dikonversi menjadi
8
glukosa di hepar. Glukosa dapat langsung dimetabolisme untuk
membentuk energi atau dapat disimpan dakam bentuk polimer sebagai
glikogen. Pembentukan glikogen atau glikogenesis dapat terjadi pada
semua sel namun konsentrasi terbanyak ada pada otot rangka dan hepar.
Tubuh dapat menyimpan 500 gram glikogen dengan 75% berada di otot
rangka dan sisanya di hepar. Glikogen di otot rangka menyediakan energi
untuk kontraksi otot sedangkan glikogen hepar merupakan sumber glukosa
tubuh di antara waktu makan. Setelah pembentukan glikogen mencapai
kadar maksimum glukosa yang masih tersisa akan disimpan dalam bentuk
lemak di jaringan adiposa. Glukosa juga digunakan untuk pembentukan
lipoprotein.19, 20
Pencernaan lemak menghasilkan monogliserol dan asam lemak
bebas. Monogliserol dan asam lemak dipindahkan dari usus halus ke
sirkulasi oleh kilomikron dalam bentuk trigliserid melalui pembuluh limfe.
Kilomikron sampai di sirkulasi melalui pembuluh vena. Kilomikron
setelah mencapai kapiler dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase
menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak kemudian
masuk ke dalam sel terutama sel-sel jaringan adiposa dan sel-sel otot
rangka serta otot jantung. Asam lemak selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan bakar energi atau disintesis kembali menjadi trigliserid lalu
disimpan di jaringan adiposa dan hepar. Asam lemak juga digunakan
untuk sintesis lipoprotein dan eikosanoid.18
Protein setelah dicerna diserap sebagian besar dalam bentuk asam
amino. Selain dalam bentuk asam amino protein dalam jumlah yang
sedikit diserap dalam bentuk peptida. Sebagian besar asam amino
digunakan untuk sintesis protein sel. Jika diperlukan untuk sintesis energi
maka asam amino akan dikonversi terlebih dahulu di hepar. Kelebihannya
akan disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa.18
Fasted-State
Pada keadaan fasted-State, yaitu ketika kadar gula darah mulai
turun setelah proses pencernaan, absorbsi, dan distribusi nutrien, tubuh
memberi sinyal untuk mempertahankan homeostasis gula darah sehingga
9
dapat mempertahankan bahan bakar yang adekuat untuk fungsi otak dan
neuron. Proses homeostasis ini secara singkat dirangkum dalam gambar
2.1.18
Pada keadaan fasted-state simpanan energi yang disimpan pada
tahap fed-state akan dipecah guna memenuhi kebutuhan glukosa tubuh.
Glikogen akan mengalami glikogenolisis. Glikogen di hepar akan diubah
menjadi glukosa 6-fosfat yang digunakan untuk glikolisis. Glikogen pada
otot rangka akan diubah menjadi laktat pada keadaan anaerob atau piruvat
pada keadaan aerob karena sel-sel otot tidak memiliki enzim untuk
mengubah glikogen menjadi glukosa 6-fosfat. Glikogen hepar dapat
memenuhi kebutuhan energi tubuh selama 4-5 jam. Trigliserida yang
disimpan dan jaringan adiposa dan hepar akan dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol. Asam lemak kemudian akan digunakan untuk sintesis
energi melalui metabolisme aerob. Protein akan dipecah menjadi asam
amino lalu mengalami deaminasi di hepar untuk pembentukan energi.18
Gambar 2.1 Jalur metabolik utama pada keadaan fasted state20
10
Pengaturan Hormonal pada Fed-State dan Fasted-State
Terdapat dua hormon yang berkerja secara berlawanan dalam
mempertahankan kadar glukosa darah untuk tetap berada dalam kadar
normal. Hormon tersebut adalah insulin dan glukagon yang keduanya
disekresi oleh pakreas. Pada keadaan fed-state, ketika tubuh menyerap
nutrien, insulin mendominasi dan memicu anabolisme (gambar 2.2). Pada
keadaan fasted-state, pengaturan metabolik mempertahankan agar tidak
terjadi hipoglikemia (gula darah rendah) dengan glukagon dan memicu
pemecahan glikogen dan glukoneogenesis (gambar 2.3).18
Insulin merupakan hormon yang berkerja dominan pada keadaan
fed-state. Kadar glukosa darah yang tinggi adalah stimulus utama untuk
sekresi insulin. Selain kadar glukosa darah yang tinggi, faktor-faktor lain
yang meningkatkan sekresi insulin adalah meningkatnya kadar asam
amino, stimulasi hormon glucagon-like peptide-1 (GLP-1) dan hormon
pencernaan seperti gastrin dan kolesistekinin, aktivitas parasimpatis.
Aktivitas simpatis menghambat sekresi insulin.18
11
Gambar 2.2 Insulin memicu pengambilan dan metabolisme
glukosa18
Target utama dari insulin adalah hepar, jaringan adiposa, dan otot
rangka. Insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
transpor glukosa ke dalam sel yang sensitif insulin, meningkatkan utilisasi
dan penyimpanan glukosa sel, meningkatkan utilisasi asam amino, dan
memicu sintesis lemak.18
12
Glukagon mendominasi pada keadaan fasted-state. Glukagon
bekerja secara berlawanan dengan insulin. Glukagon berfungsi mencegah
terjadinya hipoglikemi. Ketika kadar glukosa darah turun di bawah 100
mg/dL sekresi glukagon meningkat. Pada kadar glukosa darah di atas 100
mg/dL, sekresi glukagon dihambat dan tetap konstan.18
Gambar 2.3 Glukagon mempertahankan kadar glukosa plasma adekuat dengan
memicu glikogenolisis dan glukoneogenesis18
Target utama glukagon adalah hepar. Glukagon menstimulasi
glikogenolisis dan glukoneogenesis. Sekresi glukagon juga dipengaruhi
oleh asam amino plasma yaitu ketika tubuh mencerna protein murni.18
13
2.1.3
Metabolisme Tubuh Ketika Berpuasa dan Kelaparan
Berpuasa didefinisikan sebagai keadaan tanpa makan selama
beberapa jam atau beberapa hari sedangkan kelaparan didefinisikan
sebagai keadaan tubuh yang kekurangan makanan atau tidak adekuatnya
asupan selama beberapa minggu hingga bulan. Dalam beberapa jam di
awal puasa glikogen akan dipecah dan jumlahnya akan menurun
disebabkan jumlah simpanan glikogen yang sedikit dan terbatas.
Selanjutnya akan terjadi katabolisme dari trigliserid yang dapat memenuhi
energi untuk beberapa minggu tergantung banyaknya simpanan yang
dimiliki oleh tiap individu.20
Ketika sedang berpuasa atau kelaparan, glukosa tetap dibutuhkan
oleh sel-sel saraf dan eritrosit untuk memproduksi adenosina trifosfat
(ATP). Pada keadaan ini glukosa diperoleh dari proses glukoneogenesis.
Glukoneogenesis memerlukan asam amino dari pemecahan protein atau
gliserol dari pemecahan lemak. Asam amino diperoleh dari pemecahan
protein akibat menurunnya hormon insulin dan meningkatnya hormon
kortisol. Sebagian besar sel dalam tubuh khususnya sel otot rangka dapat
menghasilkan banyak protein sebelum kerja sel-sel tersebut terpengaruh
oleh berkurangnya sumber energi. Lipolisis trigliserid dari jaringan
adiposa melepaskan gliserol dan asam lemak. Gliserol akan digunakan
untuk glukoneogenesis dan asam lemak akan berdifusi ke serat otot dan sel
tubuh lain untuk produksi acetyl-CoA. Acetyl-CoA selanjutnya memasuki
siklus krebs. Proses oksidasi via siklus krebs dan transport elektron akan
menghasikan ATP.20
Ketogenesis
Perubahan metabolisme paling mencolok ketika berpuasa dan
kelaparan adalah meningkatnya pembentukan benda keton oleh hepatosit.
Selama berpuasa hanya sedikit glukosa yang melalui glikolisis untuk
menjadi asam piruvat, yang kemudian dapat dikonversi menjadi asam
oksaloasetat. Acetyl-CoA masuk ke siklus krebs setelah berkombinasi
dengan asam oksaloasetat, maka ketika asam oksaloasetat langka karena
14
berpuasa, hanya beberapa dari acetyl-CoA yang dapat masuk ke siklus
krebs. Kelebihan acetyl-CoA ini akan digunakan untuk ketogenesis.20
Produksi badan keton meningkat seiring dengan meningkatnya
katabolisme asam lemak yang menghasilkan acetyl-CoA. Badan keton
yang larut lemak dapat berdifusi melalui membran plasma dan melewati
sawar darah otak sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif
untuk produksi ATP khususnya oleh neuron, otot jantung, dan otot rangka.
Pada keadaan normal, hanya sedikit badan keton yang ada di dalam darah
sehingga badan keton hanya merupakan sumber bahan bakar yang tak
berarti. Setelah puasa dua hari, konsentrasi keton 100-300 kali lebih tinggi
dan menjadi pemasok sepertiga bahan bakar untuk produksi ATP. Setelah
kelaparan selama 40 hari keton menyediakan dua per tiga dari kebutuhan
energi otak. Adanya keton menurunkan kebutuhan glukoneogenesis dan
memperlambat katabolisme protein otot.20
2.1.4 Hepar dan Fungsi Metabolik
Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh dan merupakan pusat dari
proses metabolik. Hepar melaksanakan fungsi biokimia yang lebih luas
dibandingkan dengan organ manapun.21
Dalam metabolisme karbohidrat, hepar berperan menyimpan
glikogen, konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis, dan formasi komponen kimia dari produk intermediet
metabolisme karbohidrat. Hepar mempertahankan konsentrasi glukosa
darah dalam kadar normal dengan menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen sehingga dapat menghilangkan kelebihan glukosa dalam darah
dan dapat melepaskannya kembali ketika glukosa darah turun. Selain
membentuk glikogen, dalam mempertahankan konsentrasi glukosa darah
hepar juga melaksanakan glukoneogenesis.19
Sebagian besar sel dalam tubuh dapat memetabolisme lemak
namun aspek penting dari metabolisme lemak terjadi terutama di hepar.
Fungsi spesifik dari hepar dalam metabolisme lemak adalah oksidasi asam
15
lemak untuk memasok energi, sintesis kolesterol, fosfolipid, dan
lipoprotein, sintesis lemak dari protein dan karbohidrat.19
Dalam metabolisme protein, hepar berperan dalam deaminasi asam
amino, formasi urea untuk menghilangkan amonia dari tubuh, formasi
protein plasma, dan konversi berbagai asam amino dan sintesis komponen
lain dari asam amino. Deaminasi dari asam amino diperlukan sebelum
asam amino dapat digunakan untuk menghasilkan energi atau dikonversi
ke dalam bentuk karbohidrat atau lemak. Semua protein plasma kecuali
gamma globulin dibentuk oleh sel hepatosit. Gamma globulin dibentuk
oleh sel plasma di jaringan limfoid. Hepar dapat membentuk protein
plasma dengan kecepatan maksimum 15-50 g/hari. Jika setengah dari
protein plasma hilang dari tubuh, akan dapat dikembalikan dalam satu
sampai dua minggu. Deplesi dari protein plasma menyebabkan mitosis
cepat dari hepatosit dan membuat ukuran hepar menjadi besar.19
Fungsi metabolik lainnya dari hepar adalah penyimpanan vitamin,
penyimpanan besi dalam bentuk ferritin, pembentukan substansi
koagulasi, ekskresi obat, hormon, dan substansi lainnya.19
2.1.5 Protein Plasma
Komponen terbesar dari bahan padat plasma darah adalah protein
plasma dengan konsentrasi 7-7,5 g/dL. Protein plasma tidak hanya terdiri
dari protein sederhana namun juga protein terkonjugasi seperti
glikoprotein dan lipoprotein. Protein plasma dapat dipisahkan dalam tiga
kelompok besar yaitu fibrinogen, albumin, dan globulin.10
Protein plasma terdispersi dalam plasma sebagai koloid dan karena
ukurannya yang relatif besar maka protein plasma tidak keluar melalui
pori-pori dinding kapiler sehingga dinding kapiler relatif impermeabel
terhadap protein plasma. Oleh karena itu protein plasma membentuk
tekanan osmotik antara darah dan cairan interstisium sebesar 25 mmHg
yang mengakibatkan air tertarik ke dalam darah. Protein plasma juga
bertanggung jawab sekitar 15% terhadap buffer darah.21, 22
16
Ribuan antibodi terdapat dalam plasma manusia meskipun pada
keadaan normal jumlahnya sedikit. Antibodi yang bersirkulasi diproduksi
oleh limfosit sedangkan sebagian besar protein plasma lain disintesis oleh
hepar. Protein-protein tersebut beserta fungsi utamanya dipaparkan pada
tabel 2.1.22
Tabel 2.1 Protein-protein plasma, fungsi, karakteristik binding, dan
konsentrasi22
Nama Fungsi utama Karakteristik
binding
Konsentrasi
dalam
plasma/serum
Albumin Pengikat dan
pembawa
protein, regulasi
osmotik
Hormon, asam
amino, vitamin,
asam lemak,
steroid
4500-5000
mg/dL
Orosomukoid Belum pasti,
mungkin
berperan dalam
inflamasi
Sedikit,
meningkat
ketika inflamasi
α1-antiprotease Inhibitor tripsin
dan protease
Protease serum
dan hasil sekresi
jaringan
1,3-1,4 mg/dL
α-Fetoprotein Regulasi
osmotik,
mengikat dan
membawa
protein
Hormon, asam
amino
Ditemukan pada
darah fetus
α2-
makroglobulin
Inhibitor
endoprotease
serum
protease 150-420 mg/dL
Antitrombin-III Inhibitor
protease dari
1 : 1 mengikat
protease
17-30 mg/dL
17
sistem koagulasi
intrinsik
Ceruloplasmin Transpor
tembaga
Enam atom
tembaga/mol
15-60 mg/dL
Protein reaktif C Belum pasti,
memiliki peran
dalam inflamasi
jaringan
Complemen
C1q
<1 mg/dL
meningkat pada
inflamasi
Fibrinogen Prekursor fibrin
dalam
hemostasis
200-450 mg/dL
Haptoglobin Mengikat,
transpor
hemoglobin
bebas
Hemoglobin 1:1 40-180 mg/dL
Hemopexin Mengikat
porfirin
1 : 1 heme 50-100 mg/dL
Transferrin Transpor besi Dua atom
besi/mol
3-6,5 mg/dL
Apolipoprotein
B
Merakit partikel
lipoprotein
Pembawa lipid
Angiotensinogen Prekursor
pressor peptida
angiostensin II
Protein, faktor
koagulasi II,
VII, IX, X
Clotting darah 20 mg/dL
Antitrombin C,
protein C
Inhibisi clotting
darah
IGF I Mediator efek
anabolik dari
hormon
Reseptor IGF-I
18
pertumbuhan
Steroid
hormone-
binding globulin
Membawa
protein untuk
steroid dalam
plasma darah
Hormon steroid 3,3 mg/dL
Thyroxine-
binding globulin
Membawa
protein untuk
hormon tiroid
dalam plasma
darah
Hormon tiroid 1,5 mg/dL
Transthyretin
(Thyroid-
binding
prealbumin)
Membawa
protein untuk
hormon tiroid
dalam plasma
darah
Hormon tiroid 25 mg/dL
Protein plasma terbanyak adalah albumin yang membentuk hampir
separuh total protein plasma sedangkan sisanya dikelompokkan ke dalam
globulin. Berbagai jenis globulin dipaparkan pada tabel 2.2. Banyak dari
globulin yang berperan sebagai protein transport.23
19
Tabel 2.2 Jenis-jenis globulin23
Fraksi protein Contoh
α1 globulin α lipoprotein (apoA)
α1-antitripsin
Alpha fetoprotein
α1 acid glikoprotein
α2 globulin Haptoglobin
α2-makroglobulin
Caeruloplasmin
β1 globulin Transferrin
Haemopexin
β –lipoprotein (apoB)
Complemen C4
β2 globulin Fibrinogen
Complemen C3
β2-mikroglobulin
γ globulin IgA, IgD, IgE, IgG, IgM
Hepar merupakan organ utama yang berperan dalam sintesis
protein yang bersirkulasi. Ketika sintesis protein oleh hepar ditekan maka
jumlah protein dalam darah akan menurun. Hipoproteinemia dapat
mengakibatkan edema karena menurunnya tekanan osmotik yang
diperantarai oleh protein. Hal ini mengakibatkan air dalam plasma
meninggalkan sirkulasi dan masuk ke rongga interstisial dan menyebabkan
edema. Protein lain yang disintesis oleh hepar adalah glikoprotein.
Glikoprotein berperan dalam hemostasis, transport, inhibisi protease, dan
ligand binding. Protein fase akut yang merupakan bagian dari sistem imun
dan berespon pada berbagai bentuk luka juga disintesis oleh hepar.9
20
2.1.6 Albumin
Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia. Albumin
membentuk 60% protein total plasma dengan kadar 3,4-4,7 g/dL. Albumin
terdiri dari satu rantai polipeptida dengan 585 asam amino dan
mengandung 17 ikatan disulfida (gambar 2.4). Albumin berbentuk elips
dengan berat molekul 69 kDa dan memiliki waktu paruh 20 hari.
Perbandingan ukuran protein plasma lainnya dengan albumin tampak pada
gambar 2.5.10
Albumin berkelarutan tinggi dan bermuatan negatif.24
Albumin berfungsi sebagai pembawa komponen-komponen hidrofobik
seperti asam lemak, steroid, asam amino hirofobik, vitamin, dan obat.
Albumin juga penting dalam regulasi tekanan osmotik.9
Gambar 2.4 Struktur albumin25
21
Gambar 2.5 Dimensi relatif dan perkiraan massa molekul protein
dalam darah10
Albumin diproduksi oleh hepar dengan kecepatan 9-12 g/hari dan
dikatabolis dengan kecepatan yang sama. Tidak ada simpanan maupun
cadangan albumin, dan albumin tidak dikatabolis ketika kelaparan.
Kecepatan produksinya dikontrol oleh perubahan tekanan osmotik dan
osmolaritas spatium ekstravaskular. Sintesis albumin ditingkatkan oleh
insulin, tiroksin, dan kortisol.24
Sintesis menurun selama berpuasa dan
meningkat pada kondisi seperti nefrosis akibat kehilangan albumin dalam
jumlah banyak.22
Gen yang mengkode albumin terletak pada kromosom 4. Kedua
allel dari gen tunggal dari kromosom 4 ditranskripsi untuk membentuk
prekursor mRNA. mRNA matur kemudian meninggalkan nukleus dan
ditranslasi menjadi rantai peptida oleh ribosom di sitoplasma.26
22
Albumin pada awalnya dibentuk sebagai praproprotein.
Praproprotein menjadi peptida sinyal dan proalbumin ketika memasuki
sisterna retikulum endoplasma kasar. Heksapeptida di terminal amino
diputus ketika proalbumin menempuh jalur sekretorik dan menghasilkan
albumin (bagan 2.1).10
Bagan 2.1 Pembelahan preproalbumin ke proalbumin dan yang terakhir ke
albumin. Furin membelah proalbumin di ujung terminal C dari dipeptide dasar10
Albumin serum memiliki kolam plasma dan kolam ekstraplasma.
Volume plasma dan volume intravaskular yang tersedia untuk distribusi
albumin berbeda pada organ yang berbeda dan di berbagai bagian organ
yang sama. Volume plasma hati, paru-paru, dan ginjal, bervariasi dari 10
sampai 25%. Organ lainnya seperti tulang, otak, usus, kulit, dan otot
memiliki nilai lebih rendah untuk volume plasma jaringan yaitu bervariasi
dari kurang dari 1% sampai 4 sampai 5%.27
Albumin mencapai keseimbangan distribusi antara ruang plasma
dan interstisial di jaringan dalam ±1 hari. Delapan sampai 85% albumin
yang telah keluar dari sistem vaskular dikembalikan ke plasma dalam 2
hari, terutama oleh duktus thorasikus. Bagian utama dari albumin
ekstravaskuler yang tersedia untuk ditukarkan berada di kulit. Sebagian
kecil berada di volume intersitial hati dan visera. Jaringan otot
diperkirakan mengandung 15% kolam albumin ekstravaskular. Albumin
yang dapat ditukar di ekstravaskuler tersedia untuk mobilisasi cepat ke
plasma pada saat stres, seperti selama perdarahan atau kehilangan albumin
akut, melalui ginjal atau tinja. Pada malnutrisi atau plasmaphoresis, di
mana kadar albumin serum tertekan, jumlah albumin yang berada di ruang
ekstraselular menurun dalam upaya untuk kompensasi kerugian
intravaskular.27
23
Kerangka Teori
Bagan 2.2 Kerangka teori1, 18, 19
Asupan makanan
cukup
Waktu antara
makan pendek
Tidak berpuasa
Dicerna dan
diabsorbsi di
saluran cerna
Distribusi ke
seluruh jaringan
tubuh
Sintesis
protein sel
Pembentukan
energi
Disimpan sebagai
cadangan energi
Glikogen
Protein otot
Lipid
Sintesis
protein oleh
hepatosit
Sintesis albumin dan protein
plasma
Berpuasa
Waktu antara
makan memanjang
↓Asupan makanan
Homeostasis untuk
mencukupi
kebutuhan sel
Katabolisme
Glikogenolisis
Mengoptimalkan
pembentukan energi
Memengaruhi
↓Frekuensi makan
Melalui jalur
glukoneogenesis
Proteolisis
Lipolisis
↑ glukosa
darah
24
2.2 Kerangka Konsep
Bagan 2.3 Kerangka Konsep
Kadar protein plasma total Kadar albumin plasma
Sampel darah setelah
berpuasa ramadan
Sampel darah
sebelum berpuasa ramadan
Puasa ramadan
Kadar albumin plasma Kadar protein plasma total
25
2.3 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara
pengukuran
Skala
pengukuran
1 Sebelum
berpuasa
ramadan
Satu hari
sebelum
puasa
ramadan
Kuisioner
penapisan
Pengisian
kuisioner
Kategorik
2 Setelah
berpuasa
ramadan
Hari ke-17
puasa
ramadan*
Kuisioner
penapisan
Pengisian
kuisioner
Kategorik
3 Kadar
albumin
plasma
Kadar
albumin
diukur
sebelum dan
sesudah
berpuasa
ramadan
Spektrofotometer Sesuai
standar baku
yang ada
Numerik
4 Kadar
protein
plasma total
Kadar protein
plasma
diukur
sebelum dan
sesudah
berpuasa
ramadan
Spektrofotometer Sesuai
standar baku
yang ada
Numerik
* Dalam penelitian tentang puasa ramadan, belum ada standar untuk lamanya
berpuasa ramadan. Jumlah hari yang diharuskan untuk berpuasa tidak dimasukkan
dalam kriteria inklusi atau eksklusi akan tetapi beberapa penelitian menyebutkan
bahwa minimal berpuasa selama 10 hari.28
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah desain eksperimental kuasi atau
eksperimental semu dengan rancangan one group pre and post test design.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari bulan Februari 2017 sampai dengan
bulan Oktober 2017. Pengambilan data dilakukan pada bulan Ramadan
1438 H yaitu dari bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Juni 2017 M.
3.3 Populasi dan Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi Target
Populasi yang akan diteliti adalah mahasiswa program studi
kedokteran dan profesi dokter (PSKPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah mahasiswa preklinik PSKPD UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3.3 Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa preklinik PSKPD yang
berpuasa pada bulan Ramadan secara sukarela mengikuti pemeriksaan
sebelum puasa ramadan dan pada hari ke-17 puasa ramadan. Pengambilan
subjek penelitian menggunakan metode probability sampling dengan tehnik
simple random sampling. Peneliti melakukan randomisasi pada tiga
angkatan mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Subjek yang terpilih kemudian diberikan informed consent dan ditanyakan
hari pertama haid terakhir (HPHT) bagi subjek perempuan untuk
memperkirakan apakah subjek dapat berpuasa 17 hari berturut-turut atau
tidak.
27
3.3.4 Perhitungan Jumlah Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik
berpasangan. Maka perhitungan jumlah subjek penelitian menggunakan
rumus berikut :
𝑛1 = 𝑛2 = ((Zα + Zβ)S
x1 − x2) ²
Zα = deviat baku alfa (Kesalahan tipe I)
Zβ = deviat baku beta (Kesalahan tipe II)
S = standar deviasi dari selisih nilai antar kelompok
X1-X2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
Penelitian terhadap albumin plasma, peneliti menetapkan kesalahan
tipe I sebesar 5%, hipotesis satu arah dan kesalahan tipe II sebesar 10%.
Perbedaan rerata minimal antara sebelum dan sesudah puasa ramadan yang
dianggap bermakna adalah 0,1 g/dL. Standar deviasi perbedaan rerata
antara sebelum dan sesudah puasa ramadan berdasarkan kepustakaan
adalah 0,15 g/dL maka
𝑛1 = 𝑛2 = ((Zα + Zβ)S
x1 − x2) ²
𝑛1 = 𝑛2 = ((1,645 + 1,282)0,15
0,1) ²
𝑛1 = 𝑛2 = 20
Pada penelitian terhadap protein plasma total, peneliti menetapkan
kesalahan tipe I sebesar 5%, hipotesis satu arah dan kesalahan tipe II
sebesar 10%. Perbedaan rerata minimal antara sebelum dan sesudah puasa
ramadan yang dianggap bermakna adalah 0,3 g/dL. Standar deviasi
perbedaan rerata antara sebelum dan sesudah puasa ramadan berdasarkan
kepustakaan adalah 0,4 g/dL maka
𝑛1 = 𝑛2 = ((Zα + Zβ)S
x1 − x2) ²
𝑛1 = 𝑛2 = ((1,645 + 1,282)0,4
0,3) ²
𝑛1 = 𝑛2 = 16
28
Jumlah subjek penelitian yang diteliti berjumlah 20 subjek pada
tiap kelompok. Karena dua kelompok tersebut merupakan kelompok
berpasangan maka jumlah total sampel yang dibutuhkan adalah 20 orang
dengan perlakuan sebelum dan sesudah berpuasa.
3.3.5 Kriteria Inklusi
a. Subjek merupakan mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif
Hidayatullah.
b. Subjek berpuasa pada bulan Ramadan 1438 H selama 17 hari
berturut-turut.
c. Subjek menyetujui untuk terlibat dalam penelitian setelah informed
consent.
3.3.6 Kriteria Eksklusi
a. Subjek merupakan mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif
Hidayatullah yang sedang cuti/tidak aktif.
b. Subjek memiliki penyakit hepar.
c. Subjek menderita sindrom nefrotik.
d. Subjek menderita penyakit malabsorbsi.
e. Subjek menderita malnutrisi.
29
3.4 Alur Penelitian
Bagan 3.1 Alur Penelitian
Mahasiswa PSKPD yang
memenuhi kriteria inklusi
Informed consent
Bersedia mengikuti
penelitian
Pengambilan darah sebelum
berpuasa ramadan (1 hari
sebelum puasa ramadan)
Pengambilan darah setelah
berpuasa ramadan (hari ke-17
puasa ramadan)
Sentrifugasi darah serum
Pengukuran kadar
albumin dengan uji
Bromcresol Green
Pengukuran kadar
protein plasma total
dengan uji Biuret
Pembacaan dengan
spektrofotometer
Input data ke SPSS 22.0
Penyajian dan analisis data
Serum disimpan di freezer
dengan suhu -20°C
30
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan :
1. Handscoon
2. Alkohol swab
3. Torniquet
4. Spuit 5 mL
5. Vacutainer tutup merah
6. Centrifuge tube
7. Sentrifugator
8. Pipet mikro
9. Tip pipet mikro
10. Microtube
11. Freezer
12. Kuvet
13. Spektrofotometer
14. Serum darah
15. Standar protein
16. Standar albumin
17. Aquades
18. Pereaksi Biuret (KIT LOT 60115163, Exp Januari 2019)
19. Pereaksi Bromcresol Green (KIT LOT 60114521, Exp Januari
2019)
3.5 Cara Kerja
Sampel darah diambil dari vena cubiti sebanyak 5 mL dengan spuit
5 mL menggunakan jarum 22 G oleh petugas laboratorium yang sudah
terlatih. Sampel darah ditampung dalam tabung tutup merah tanpa zat
aditif/antikoagulan. Darah didiamkan selama minimal 30 menit agar
koagulasi kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rotation per
minute (rpm) selama ±15 menit sehingga diperoleh serum yang terpisah
dari komponen darah yang lain. Serum yang diperoleh dipindahkan ke
microtube dan disimpan dalam freezer pada suhu -20⁰C hingga diperiksa.
31
A. Pemeriksaan Kadar Protein Plasma Total
1. Pereaksi Biuret yang digunakan adalah kit Diasys.
Komponen dan konsentrasi reagen adalah sebagai berikut :
Total protein FS
R1 : Sodium hydroxide 100 mmol/L
Potassium sodium tartrate 17 mmol/L
R2 : Sodium hidroxide 500 mmol/L
Potassium sodium tartrate 80 mmol/L
Potassium iodide 75 mmol/L
Copper sulphate 30 mmol/L
Standard 5g/dL
2. R1 dan R2 dicampurkan dengan perbandingan 4:1
3. Disiapkan tiga microtube dan masing-masing diberi label
blanko, sampel, dan standar.
4. Tabung blanko diisi 20 μL aquadest dan 1 mL pereaksi
Biuret. Tabung standar diisi 20 μL standar dan 1 mL
pereaksi Biuret. Tabung sampel diisi 20 μL serum dan 1
mL pereaksi Biuret.
5. Masing-masing bahan dicampur lalu diinkubasi selama 5
menit pada suhu 20-25⁰C/37⁰C.
6. Absorbansi ketiganya dibaca menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm.
7. Kadar protein dihitung dengan rumus
(𝐴)𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(𝐴)𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x konsentrasi standar = g/dL protein sampel
8. Dilakukan pada 20 sampel penelitian.
32
B. Pemeriksaan Kadar Albumin
1. Pereaksi Bromcresol Green yang digunakan adalah kit
Diasys . Komponen dan konsentrasi reagen adalah sebagai
berikut :
Albumin FS
R1: Citrate buffer pH 4,2 30 mmol/L
Bromcresol green 0,26 mmol/L
Standard 5g/dL
2. Siapkan tiga microtube dan masing-masing diberi label
blanko, sampel, dan standar.
3. Tabung blanko diisi 10 μL aquadest dan 1 mL pereaksi
Bromcresol Green. Tabung standar diisi 10 μL standar dan
1 mL pereaksi Bromcresol Green. Tabung sampel diisi 10
μL serum dan 1 mL pereaksi Bromcresol Green.
4. Masing-masing bahan dicampur lalu diinkubasi selama 10
menit.
5. Absorbansi ketiganya dibaca menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 540-600 nm.
6. Kadar albumin dihitung dengan rumus
(𝐴)𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−(𝐴)𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
(𝐴)𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟−(𝐴)𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 x konsentrasi standar = g/dL albumin
sampel
7. Dilakukan pada 20 sampel penelitian.
33
3.6 Pengolahan dan Analisa Data
Data yang diperoleh dari pengukuran uji laboratorium diinput ke program
Statistical Package for Social Sciences ver.22.0 (SPSS 22.0) dan diedit.
Distribusi data dicek dengan menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah sampel ≤
50 yaitu 20 sampel. Data dengan distribusi normal (p>0,05) disajikan dalam mean
dan simpangan baku. Data dengan distribusi tidak normal (p<0,05) disajikan
dalam median, nilai minimal dan nilai maksimal. Pemilihan uji hipotesis
berdasarkan distribusi selisih nilai sebelum dan sesudah puasa. Jika diperoleh
distribusi selisih normal (p>0,05) maka selanjutnya peneliti akan menggunakan
uji t-test berpasangan sedangkan jika diperoleh distribusi selisih tidak normal
(p<0,05) maka peneliti menggunakan uji Wilcoxon.
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Subjek penelitian berjumlah
20 orang yang merupakan mahasiswa preklinik program studi kedokteran
dan profesi dokter angkatan 2014, 2015, dan 2016. Pengambilan darah
untuk diolah menjadi serum dilakukan sebanyak dua kali yaitu satu hari
sebelum Ramadan pada bulan Mei dan pada hari ke 17 Ramadan di bulan
Juni. Pengambilan darah dilakukan 11-12 jam setelah sahur. Serum yang
diperoleh kemudian disimpan dalam keadaan beku pada suhu -20⁰C
hingga dilakukan pemeriksaan pada bulan Agustus dan September 2017.
4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian diperoleh melalui simple random sampling dan
didapatkan 20 orang yang memenuhi kriteria penelitian. Karakteristik
subjek penelitian yang diperoleh disajikan pada tabel 4.1 dan tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sebaran jenis kelamin subjek penelitian
Jenis Kelamin n(20) Frekuensi (%)
Laki -Laki 6 30
Perempuan 14 70
Total 20 100
35
Tabel 4.2 Sebaran usia subjek penelitian
Usia n(20) Frekuensi (%)
18 tahun 3 15
19 tahun 6 30
20 tahun 7 35
21 tahun 3 15
22 tahun 1 5
Total 20 100
Subjek penelitian terdiri dari 6 orang laki-laki (30%) dan 14 orang
perempuan (70%). Usia subjek penelitian berkisar antara 18 tahun hingga
22 tahun. Usia subjek terbanyak adalah 20 tahun (35%) dan 19 tahun
(30%).
4.1.2 Gambaran Kadar Albumin Sebelum dan Sesudah Puasa Ramadan
Pada penelitian ini diperoleh kadar albumin sebelum puasa berkisar
antara 4,49 g/dL – 5,09 g/dL dengan rerata 4,73±0,18 g/dL. Kadar albumin
sesudah puasa ramadan berkisar antara 4,05 g/dL – 4,77 g/dL dengan
rerata 4,36±0,22 g/dL.
4.1.3 Gambaran Kadar Protein Total Sebelum dan Sesudah Puasa
Ramadan
Pada penelitian ini diperoleh kadar protein total sebelum puasa
berkisar antara 5,93 g/dL – 7,12 g/dL dengan rerata 6,41±0,29 g/dL. Kadar
protein total sesudah puasa ramadan berkisar antara 4,35 g/dL – 5,32 g/dL
dengan median 5,25 g/dL.
4.1.4 Gambaran Selisih Kadar Albumin dan Protein Total Sebelum dan
Sesudah Puasa Ramadan
Berdasarkan gambaran kadar albumin sebelum dan sesudah puasa
ramadan diperoleh selisih kadar albumin berkisar antara -0,15 g/dL - 0,83
g/dL dengan rerata 0,37±0,32 g/dL dan selisih kadar protein total berkisar
antara 0,63 g/dL - 2,56 g/dL dengan rerata 1,40±0,50 g/dL. Dilakukan uji
normalitas pada selisih kadar albumin dan selisih kadar protein total untuk
menentukan jenis uji hipotesis yang akan digunakan. Dari hasil uji
36
normalitas selisih kadar albumin dan selisih kadar protein total
memperoleh p= 0,184 (p>0,05) dan p=0,622 (p>0,05) yang berarti sebaran
data keduanya normal.
4.1.5 Perbandingan Kadar Albumin Sebelum dan Sesudah Puasa Ramadan
Penelitian ini terdiri dari dua kelompok berpasangan dengan
sebaran data normal sehingga uji hipotesis yang dipilih adalah uji t
berpasangan. Uji t berpasangan pada albumin sebelum dan sesudah puasa
diperoleh significancy 0,000 (p<0,05) (IK 95% 0,23 sampai 0,52). Karena
nilai p<0,05 dan IK tidak melewati angka 0, secara statistik terdapat
perbedaan rerata yang bermakna kadar albumin sebelum dan sesudah
puasa ramadan.
4.1.6 Perbandingan Kadar Protein Total Sebelum dan Sesudah Puasa
Ramadan
Uji t berpasangan pada protein total sebelum dan sesudah puasa
diperoleh significancy 0,000 (p<0,05) (IK 95% 0,17 sampai 0,63). Karena
nilai p<0,05 dan IK tidak melewati angka 0, secara statistik terdapat
perbedaan rerata yang bermakna kadar protein total sebelum dan sesudah
puasa ramadan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian terdiri dari 6 orang laki-laki (30%) dan 14 orang
perempuan (70%). Usia subjek penelitian berkisar antara 18 tahun hingga
22 tahun. Usia subjek terbanyak adalah 20 tahun (35%) dan 19 tahun
(30%).
Subjek didominasi oleh perempuan karena jumlah mahasiswa
preklinik PSKPD yang perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki
(perempuan 201 orang dan laki-laki 82 orang) sehingga ketika dilakukan
ramdomisasi peluang terpilihnya perempuan lebih besar.
Jumlah dan proporsi jenis kelamin serta usia subjek penelitian
berbeda pada penelitian-penelitian serupa. Huda dkk di Jordan meneliti 57
mahasiswa perempuan usia 18-29 tahun dengan rerata usia 21,6 tahun dan
37
F. Azizi dan H. A. Rasouli di Tehran meneliti 19 orang laki-laki berusia
23-54 dengan rerata usia 35 tahun.11, 12
Penelitian oleh Nagra dkk meneliti
30 mahasiswa yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang
perempuan usia 21-24 dengan rerata usia 22 ± 1,8 tahun.13
Penelitian lain
oleh Saheena dkk meneliti 30 mahasiswa dan staff laki-laki usia 20-30
tahun.14
Usia subjek penelitian serupa dengan usia subjek pada penelitian
Ardi dkk yang meneliti 9 orang laki-laki usia 19-22 tahun. Namun pada
penelitian Ardi dkk yang menjadi subjek hanya laki-laki.15
Perbedaan jumlah, jenis kelamin dan usia pada tiap penelitian
dapat terjadi karena perbedaan populasi dan cara pengambilan subjek
untuk diteliti.
4.2.2 Gambaran Kadar Albumin dan Protein Total Sebelum dan Sesudah
Puasa Ramadan
Pada penelitian ini terjadi penurunan rerata kadar albumin dan
protein plasma total. Penurunan rerata albumin sebesar 0,37 g/dL dan
penurunan rerata protein total sebesar 1,4 g/dL. Meskipun terjadi
penurunan rerata kadar albumin dan protein total akan tetapi kadar
albumin masih berada dalam rentang normal. Kadar protein total menurun
di bawah normal akan tetapi tidak bermakna secara klinis.
Gambaran yang berbeda diperoleh Nagra dkk yang mendapatkan
penurunan rerata total protein sebesar 0,17 g/dL pada perempuan dan
0,25 g/dL pada laki-laki. Penurunan kadar albumin pada perempuan
sebesar 0,77 g/dL dan 0,80 g/dL pada laki-laki.13
Gambaran yang berbeda pula diperoleh Saheena dkk yang
mendapatkan penurunan rerata protein total sebesar 0,3 g/dL pada hari ke-
14. Penurunan kadar albumin sebesar 0,1 g/dL pada hari ke-14.14
Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Ardi dkk yang
menunjukkan penurunan protein total sebesar 1,26 g/dL dan penurunan
albumin sebesar 0,4 g/dL. Namun pada penelitian Ardi dkk pengukuran
dilakukan pada hari ke 28 puasa ramadan.15
38
Dari beberapa penelitian didapatkan perbedaan kadar awal albumin
dan protein total sebelum puasa. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan
jenis dan jumlah asupan protein yang dikonsumsi subjek penelitian.
4.2.3 Gambaran Selisih Kadar Albumin dan Protein Total Sebelum dan
Sesudah Puasa Ramadan
Selisih kadar albumin berkisar antara -0,15 g/dL - 0,83 g/dL
dengan rerata 0,37±0,32 g/dL dan selisih kadar protein total berkisar
antara 0,63 g/dL - 2,56 g/dL dengan rerata 1,40±0,50 g/dL. Pada selisih
kadar albumin diperoleh nilai negatif karena adanya tiga subjek yang
mengalami peningkatan kadar albumin setelah puasa ramadan.
4.2.4 Perbandingan Kadar Albumin Sebelum dan Sesudah Puasa Ramadan
Hasil uji t berpasangan pada kadar albumin sebelum dan sesudah
puasa ramadan diperoleh significancy 0,000 (p<0,05) (IK 95% 0,23
sampai 0,52). Karena nilai p<0,05 dan IK tidak melewati angka 0, secara
statistik terdapat perbedaan rerata yang bermakna kadar albumin sebelum
dan sesudah puasa ramadan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nagra dkk di
Pakistan. Terjadi penurunan rerata bermakna kadar albumin pada minggu
kedua puasa ramadan. Penelitian Nagra dkk menunjukkan penurunan
bertahap pada tiap minggu puasa ramadan.13
Hasil yang sama diperoleh Saheena dkk di India. Didapatkan
penurunan rerata bermakna kadar albumin pada minggu kedua puasa
ramadan dan peningkatan bermakna pada minggu ketiga. Peningkatan
pada minggu ketiga diperkirakan terjadi karena hemokonsentrasi akibat
dehidrasi pada subjek penelitian.14
Pada penelitian ini juga didapatkan
peningkatan kadar albumin pada 3 subjek penelitian setelah puasa
ramadan. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh konsumsi protein yang
meningkat pada subjek dan dapat pula karena subjek mengalami dehidrasi
akut.29
Hasil yang diperoleh Ardi dkk di Yogyakarta juga didapatkan
penurunan rerata bermakna kadar albumin setelah puasa ramadan. Namun
39
pengukuran kembali setelah berpuasa hanya dilakukan pada hari ke-28
puasa ramadan sehingga kadar albumin pada minggu kedua Ramadan
tidak diketahui.15
Hasil yang berbeda diperoleh F. Azizi dan H. A. Rasouli di Tehran
dan Huda dkk di Jordan. Mereka tidak menemukan perubahan rerata
bermakna kadar albumin sebelum dan sesudah puasa ramadan.11, 12
4.2.5 Perbandingan Kadar Protein Total Sebelum dan Sesudah Puasa
Ramadan
Hasil uji t berpasangan pada kadar protein total sebelum dan
sesudah puasa ramadan dan diperoleh significancy 0,000 (p<0,05) (IK
95% 0,17 sampai 0,63). Karena nilai p<0,05 dan IK tidak melewati angka
0, secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna rerata kadar protein
total sebelum dan sesudah puasa ramadan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ardi dkk yang
menemukan penurunan rerata bermakna protein total pada hari ke-28
Ramadan. Namun kadar protein total pada minggu kedua Ramadan tidak
diketahui karena pengukuran kembali setelah berpuasa hanya dilakukan
pada hari ke-28 Ramadan.15
Nagra dkk yang melakukan pengukuran pada tiap minggu puasa
ramadan menemukan peningkatan total protein pada minggu pertama dan
penurunan pada minggu-minggu berikutnya. Peningkatan pada minggu
pertama diperkirakan karena subjek mengonsumsi semua makanan yang
diberikan dan hanya menyisakan sedikit, mereka mengonsumsi lebih
banyak untuk memenuhi rasa lapar selama berpuasa. Lalu beberapa hari
berikutnya terjadi perubahan pola makan dan menurunnya konsumsi
makanan sehingga terjadi penurunan kadar protein total.13
Saheena dkk menemukan penurunan kadar protein total pada hari
ke-14 lalu peningkatan pada hari ke-26.14
Berbeda halnya dengan F. Azizi
dan H. A. Rasouli yang mendapatkan tidak ada perubahan rerata bermakna
pada kadar protein total sebelum dan sesudah puasa ramadan.12
40
Penurunan kadar albumin dan protein total diperkirakan merupakan
akibat dari berkurangnya asupan makanan pada saat menjalankan puasa
ramadan sehingga tubuh memecah cadangan energi yang disimpan melalui
jalur glukoneogenesis yang menggunakan asam amino dan menurunkan
produksi protein serta albumin. Peningkatan kadar albumin dapat terjadi
akibat dehidrasi yang membuat osmolalitas intravaskular meningkat.29, 30
Sebagian besar orang yang berpuasa ramadan akan mengalami
dehidrasi ringan yang dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan
kesulitan berkonsentrasi. Namun dari berbagai penelitian disebutkan
bahwa hal ini tidak berbahaya untuk kesehatan.30
Perbedaan hasil yang diperoleh antar penelitian di berbagai negara
kemungkinan dipengaruhi oleh lokasi geografis, perbedaan musim, dan
durasi siang dan malam. Di Indonesia sendiri lamanya waktu berpuasa
pada tiap tahunnya tidak jauh berubah karena lokasi geografis yang
membuat durasi siang dan malam hampir seimbang. Lama berpuasa di
Indonesia berkisar antara 13-14 jam. Di negara-negara bagian utara dan
selatan akan mengalami durasi siang yang lebih lama dan berpuasa lebih
lama ketika bulan Ramadan bertepatan dengan musim panas dan berpuasa
lebih singkat pada musim dingin. Selain itu hal lain yang dapat
memengaruhi adalah asupan makanan, pola hidup dan faktor sosial serta
budaya seperti kebiasaan mengonsumsi jenis makanan tertentu ketika
bulan Ramadan.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti tidak menentukan intervensi apapun
seperti penentuan jumlah asupan dan aktivitas fisik dan tidak melakukan
observasi pada jumlah asupan yang dikonsumsi subjek, perubahan berat
badan yang mungkin berhubungan dengan perubahan kadar albumin serta
protein total serta aktivitas fisik yang dapat menimbulkan perbedaan
metabolisme tiap subjek penelitian. Pada penelitian ini pula peneliti tidak
melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium penunjang
untuk menyingkirkan kriteria eksklusi pada subjek penelitian.
41
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Terdapat penurunan kadar albumin dan protein total sesudah
dilakukannya puasa ramadan.
2. Terdapat perbedaan rerata yang bermakna (p=0,000) pada kadar
albumin sebelum dan sesudah puasa ramadan.
3. Terdapat perbedaan rerata yang bermakna (p=0,000) pada kadar
protein total sebelum dan sesudah puasa ramadan.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan observasi pada asupan makanan selama Ramadan
dan aktivitas fisik yang dilakukan subjek agar dapat memprediksi
faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi selain puasa.
2. Perlu dilakukan pengamatan pada faktor yang dapat memengaruhi
osmolalitas serum seperti dehidrasi yang dapat memengaruhi hasil
pengukuran.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan puasa ramadan
selama satu bulan penuh.
42
DAFTAR PUSTAKA
1. Qardhawi SY. Puasa bersama rasulullah: ulasan lengkap ibadah puasa
(fiqh puasa). Khairi M, translator. Mochammad F, editor. Jakarta: Firdaus
Pressindo; 2016. 21-39 hal.
2. Mughniyah MJ. Fiqih lima mazhab. AB Masykur, Muhammad a, Al-Kaff
I, tranlators. Abudan F, Shahab U, editors. Jakarta: Lentera; 2011. 182 hal.
3. Rafie C, Sohail M. Fasting during ramadan: nutrition and health impacts
and food safety recommendations. [internet] 2016. [cited 2017 Oct 31]
Available from: https://pubs.ext.vt.edu
4. Nikfarjam M, Noormohammadi MR, Shahrekordi EM. The effect of
fasting on emotional intelligence. National Journal of Laboratory
Medicine. 2015 Oct;4(4): 67-71
5. Amin A, Kumar SS, Mishra S, et al. Effects of fasting during ramadan
month on depression, anxiety and stress and cognition. International
Journal of Medical Research and Review. 2016 May;4(5): 771-4
6. BaHammam A. Sleep pattern, daytime sleepiness, and eating habits during
the month of ramadan. Sleep and Hypnosis. 2003;5(4): 165-74
7. Poh BK, Zawiah H, Ismail MN, Henry CJK. Changes in body weight,
dietary intake and activity pattern of adolescents during ramadan.
Malaysian Journal of Nutrrition. 1996;2: 1-10
8. Koolman J, Roehm KH. Color atlas of biochemistry. 2nd rev. ed. New
York: Thieme Stuttgart; 2005. 276 hal.
9. Lieberman M, Marks A, Smith C. Marks' essential medical biochemistry.
2nd ed. US: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. 828, 851 hal.
10. Murray RK, Bender DA, Botham KM, et al. Biokimia Harper: Harper’s
illustrated biochemistry. 29th ed. Manurung LR, Mandera LI, translators.
Soeharsono R, Sandra F, Ong H, editors. Jakarta: EGC; 2014. 638, 711-5
hal.
11. Al Hourani HM, Atoum MF, Akel S, Hijjawi N, Awawdeh S. Effects of
ramadan fasting on some haematological and biochemical parameters.
Jordan Journal of Biological Sciences. 2009 Sep; 2(3): 103-8
43
12. Azizi F. Rasouli HA. Serum glucose, bilirubin, calcium, phosphorus,
protein and albumin concentrations during ramadan. Medical Journal of
The Islamic Republic of Iran. 1987 Nov;1:38-41
13. Nagra Sa, Shaista N, Nomani MZA, Ali A. Effect of ramadan fasting on
serum protein concentrations in male and female university students. Can J
App Sci. 2011;1(2):29-42
14. Kamal S, Ahmad QS, Sayedda K, Ul Haque M. Effect of islamic fasting
on lipid profile, total protein and albumin on healthy muslim male subjects
of Shri Ram Murti Smarak Institute of Medical Sciences, Bareilly, Uttar
Pradesh. National Journal of Medical Research. 2012 Oct – Dec; 2(4):
407-10
15. Pramono A, Ismadi SD, Ismadi HM. Perbandingan kadar albumin, protein
total, urea, asam urat darah dan rasio urea/kreatinin urin sebelum dan
sewaktu puasa ramadhan. Sains Kesehatan. 2001 Sep; 14(3): 281-9.
16. Sudrajat AS, Sinaga T. Analisis biaya makan terhadap ketersediaan
makanan serta tingkat kecukupan gizi santri di Pondok Pesantren Darul
Arqam Garut. Journal of the Indonesian Nutrition Association.
2016;39(2):115-24
17. Susanti DA, Puruhita N. Perbedaan asupan energi, protein dan status gizi
pada remaja panti asuhan dan pondok pesantren. Jurnal Media Medika
Muda; 2012
18. Silverthorn DU, Johnson BR. Human physiology: an integrated approach.
5th ed. Ober WC, Garrison CW, Silverthorn AC, illustrators. USA:
Pearson Benjamin Cummings; 2010. 729-42 hal.
19. Guyton AC, Hall J. Buku ajar fisiologi kedokteran. 12th transl. ed. Ilyas
EI, translator. Widjajakusumah MD, Tanzil A, editors. Indonesia: Elsevier
(Singapore); 2014. 909-10 hal.
20. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 12th ed.
USA: John Wiley & Sons, Inc; 2009. 998-1001 hal.
21. Sherwood L. Human physiology: from cells to system. 7th ed. USA:
Brooks/Cole; 2010. 391-3, 615 hal.
44
22. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22nd ed. Pendit BU,
translator. Novrianti A, et al, editors. Jakarta: EGC; 2008. 559-60 hal.
23. Reed S. Essential physiological biochemistry: An organ-based approach.
1st ed. UK: John Wiley & Sons Ltd; 2009. 176 hal.
24. Fry M. Essential biochemistry for medicine. 1st ed. UK: John Wiley &
Sons Ltd; 2010. 105 hal.
25. Nelson DL, Cox MM. Lehninger principles of biochemistry. 4th ed. New
York: Freeman and Company; 2004. 142 hal.
26. Peters T. All about albumin: biochemistry, genetics, and medical
applications. San Diego: Academic Press; 1995. 189 hal.
27. Rothschild MA, Oratz M, Schreiber SS. Albumin metabolism.
Gastroenterology. 1973;64(2):324-37
28. Shadman Z, Hedayati M, Larijani B, Akhoundan M, Khoshniat Nikoo M.
Recommended Guidelines for Designing and Interpreting Ramadan
Fasting Studies in Medical Research. J Fasting Health. 2015; 3(4):156-65
29. Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors. Clinical methods: The history,
physical, and laboratory examinations. 3rd ed. Boston: Butterworths;
1990. 497-8 hal.
30. A healthy ramadan. [internet] 2016. [cited 2017 Oct 18] Available from:
https://www.nutrition.org.uk
45
Lampiran 1
Informed Consent
Informed Consent
Saya, Aufa Ayuningrum, mahasiswa program studi kedokteran dan profesi
dokter (PSKPD) angkatan 2014 sedang melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Puasa Ramadan Terhadap Kadar Albumin dan Protein Plasma
Total”. Saya meminta Anda untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian yang saya
lakukan. Proses pengambilan data dalam penelitian ini melalui prosedur
pengambilan darah sebelum dan setelah Anda melakukan puasa ramadan.
Pengambilan darah
Pangambilan darah pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum Anda melakukan puasa ramadan dan pada hari ke-17 puasa ramadan.
Darah akan diambil dari pembuluh balik pada lengan (vena cubiti) sebanyak 5 ml
pada setiap pengambilan. Darah yang telah diambil akan diperiksa kadar albumin
dan protein plasma total.
Risiko dan Usaha penjagaan
Terdapat sedikit risiko infeksi dan terbentuk bekuan darah di bawah kulit
pada proses pengambilan darah. Namun kemungkinan hal ini terjadi sangat kecil
karena kulit Anda akan dibersihkan terlebih dahulu dan kami menggunakan jarum
yang steril untuk pengambilan darah. Pengambilan darah akan dilakukan oleh
petugas laboratorium yang telah terlatih.
Kerahasiaan
Identitas dan catatan mengenai pemeriksaan yang Anda lakukan akan
dirahasiakan. Kalaupun hasil penelitian ini akan dikaji oleh peneliti lain maka
Anda hanya akan dikenal sebagai nomor saja.
Partisipasi Sukarela
Anda tidak akan dipaksa untuk mengikuti penelitian ini. Anda dapat
menolak mengikuti penelitian jika Anda tidak menghendakinya.
46
Lampiran 1
(Lanjutan)
Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian
Bersama ini saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telepon :
Setelah mendapat keterangan secukupnya dan mengerti manfaat penelitian
tersebut di bawah ini dengan judul :
Pengaruh Puasa Ramadan Terhadap Kadar Albumin dan Protein Plasma
Total
Saya mengerti tujuan penelitian ini dan mengapa diminta untuk berpartisipasi.
Semua pertanyaan yang saya ajukan telah dijawab peneliti.
Saya mengerti bahwa keiikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan
setiap saat dapat mengundurkan diri dari penelitian.
Jakarta, 2017
Yang memberi penjelasan Yang menyetujui
( Aufa Ayuningrum ) ( )
47
Lampiran 2
Kuisioner Penapisan
Lembar Data Partisipan
Untuk menentukan apakah Anda sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi,
silakan jawab pertanyaan dibawah ini!
1. Berat badan Anda adalah__________Kg
2. Tinggi badan Anda adalah__________cm
3. Apakah Anda menderita penyakit hati kronik?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah Anda menderita penyakit sindrom nefrotik?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah Anda menderita penyakit malabsorbsi?
a. Ya
b. Tidak
Jika Anda perempuan jawablah pertanyaan di bawah ini!
6. Apakah menstruasi Anda teratur?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika teratur, berapa lama siklusnya? _____
8. Hari pertama haid terakhir (HPHT) anda jatuh pada tanggal
_____________
48
Lampiran 3
Surat Keterangan Lulus Kaji Etik
49
Lampiran 4
Data awal
No.
Sebelum Puasa Setelah Puasa
Albumin
(g/dL)
Protein Total
(g/dL)
Albumin
(g/dL)
Protein Total
(g/dL)
1 5.06 5.99 4.23 5.14
2 4.62 6 4.3 5.28
3 4.55 6.41 4.5 4.69
4 4.49 6.28 4.48 5.28
5 5.09 6.7 4.46 5.07
6 4.77 5.93 4.6 5.3
7 4.56 6.33 4.11 5.24
8 4.72 6.46 4.18 5.28
9 4.68 6.44 4.32 5.28
10 4.91 6.74 4.14 5.28
11 4.54 6.46 4.38 5.29
12 4.84 6.38 4.09 5.32
13 4.99 6.63 4.43 5.26
14 4.62 6.32 4.77 5.27
15 4.77 6.46 4.53 4.64
16 4.57 6.78 4.63 4.93
17 4.81 7.12 4.14 4.56
18 4.67 6.45 4.05 4.35
19 4.71 6.38 4.08 4.42
20 4.55 5.97 4.68 4.35
50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Aufa Ayuningrum
Tempat, tanggal lahir : Aceh Utara, 8 Juni 1996
Alamat : Jl. Lingkar Blang Paseh,
Blang Paseh, Kota Sigli, Pidie, Aceh
Agama : Islam
Nomor Hp : 085370236323
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2000-2002 : TK Balee Reuba Sigli
2. Tahun 2002-2004 : SD Dayah Teungoh Sigli
3. Tahun 2004-2005 : SDN 1 Sigli
4. Tahun 2005-2008 : SD Unggulan IQRO’ Sigli
5. Tahun 2008-2011 : MTsS Darul Ulum Banda Aceh
6. Tahun 2011-2014 : MAS Darul Ulum Banda Aceh
7. Tahun 2014-sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi
Dokter Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah