PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA BOOKLET …
Transcript of PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA BOOKLET …
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI
MEDIA BOOKLET UNTUK MENINGKATKAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA DALAM
PENCEGAHAN TB PARU PADA ANAK (Studi Kasus di Puskesmas Perumnas II,
Kelurahan Sungai Beliung, Kota Pontianak)
Tahun 2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
Oleh :
WIWI UTARININGSIH
NPM. 131510499
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2018
PENGESAHAN
Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Proposal
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
Pada Tanggal, 8 Januari 2018
Dewan Penguji :
1. A. HARIS JAUHARI, S.K.M, M.Kes ............................................
2. ISKANDAR ARFAN, S.K.M, M.Kes (Epid) ............................................
3. TEDY DIAN PRADANA, S.K.M, M.Kes ............................................
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
DEKAN
Dr. Linda Suwarni, S.K.M, M.Kes
NIDN. 1125058301
SKRIPSI PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Oleh
WIWI UTARININGSIH
NPM. 131510499
Pontianak, 8 Januari 2018
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
A.HARIS JAUHARI, S.K.M, M.Kes ISKANDAR ARFAN, S.K.M, M.Kes (Epid)
NIDN.1103037101 NIDN.1120108601
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Segala proses dalam
penyusunan skripsi saya jalankan melalui prosedur dan kaidah yang benar serta
didukung dengan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Jika dikemudian hari ditemukan kecurangan, maka saya bersedia untuk menerima
sanksi berupa pencabutan hak terhadap ijasah dan gelar yang saya terima.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Pontianak, 8 Januari 2018
Materai 6000
Wiwi Utariningsih
NPM. 131510499
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
BARANG SIAPA BERSUNGGUH-SUNGGUH,
SESUNGGUHNYA KESUNGGUHAN ITU ADALAH UNTUK
DIRINYA SENDIRI. (QS Al-Ankabut {29}:6)
TAK ADA MASALAH YANG TIDAK BISA DISELESAIKAN
SELAMA ADA KOMITMEN BERSAMA UNTUK MENYELESAIKANNYA.
MEMULAI DENGAN PENUH KEYAKINAN,
MENJALANKAN DENGAN PENUH KEIKHLASAN,
MENYELESAIKAN DENGAN PENUH KEBAHAGIAAN.
“MAKA SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN ADA
KEMUDAHAN. MAKA APABILA ENGKAU TELAH SELESAI
(DARI SUATU URUSAN), TETAPLAH BEKERJA KERAS (UNTUK
URUSAN YANG LAIN). DAN HANYA KEPADA
TUHANMULAH ENGKAU BERHARAP.” (QS.Al.Insyirah,6-8)
SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUA SAYA, KELUARGA BESAR SAYA,
TERIMA KASIH YANG SELALU MENDUKUNG APA YANG SAYA LAKUKAN, SERTA UCAPAN
TERIMA KASIH SAYA PADA FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN UNIVERSITAS
MUHAMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK, 8 Januari 2018
Wiwi Utariningsih
BIODATA PENULIS
Nama : Wiwi Utariningsih
Tempat, Tanggal Lahir : 5 Februari 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang Tua :
Bapak : RUSTANDI, S.AP
Ibu : SARIAH, S.Pd.SD
Alamat : Jln. Kaliasin Dalam RT/RW 030/006
Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang
Selatan, Kota Singkawang
JENJANG PENDIDIKAN
SD : SD NEGERI 10 SINGKAWANG (1997-2003)
SMP : SMP NEGERI 7 SINGKAWANG (2003-2006)
SMA : SMA NEGERI 1 SINGKAWANG (2006-2010)
PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONTIANAK (2013-2017)
Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Promosi Kesehatan
Melalui Media Booklet Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Orangtua Dalam Pencegahan TB Pada Anak (Studi Kasus Di Puskesmas
Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung, Kota Pontianak) Tahun 2017”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak
memperoleh bimbingan, arahan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada A. Haris Jauhari,
S.K.M, M.Kes selaku pembimbing utama dan Iskandar Arfan, S.K.M, M.Kes
(Epid) selaku pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan dan membimbing
penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak H. Helman Fachri, SE, MM. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
2. Dr. Linda Suwarni, S.K.M, M,Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
3. Abduh Ridha, S.K.M, M.PH selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
4. Martiningsih, S.K.M selaku Kepala Puskemas Perumnas II Kota Pontianak yang
telah membantu dan mendukung penulis dalam proses perijinan.
5. Orang tua yang terhormat, Bapak Rustandi dan Ibu Sariah yang senantiasa
bergelut dengan doa-doa tulusnya untuk keberhasilan dan kebahagiaan ananda.
6. Kakak, abang dan adikku Tika Rostinasari, Yogi Rudiansyah dan Ari Setia Budi
yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan untuk selalu semangat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
semoga segala amal kebaikannya mendapat imbalan yang tak terhingga dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap untuk dapat memperoleh saran,
masukan dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi
ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak demi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Promosi Kesehatan &
Ilmu Perilaku pada khususnya serta Kesehatan Masyarakat pada umumnya.
Pontianak, 8 Januasri 2018
Penulis
ABSTRAK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SKRIPSI, 8 JANUARI 2018
WIWI UTARININGSIH
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA BOOKLET UNTUK
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA DALAM
PENCEGAHAN TB PARU PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PERUMNAS II, KELURAHAN SUNGAI BELIUNG
xviii + 88 halaman + 16 tabel + 8 gambar + 2 grafik + 7 lampiran
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang mematikan di dunia.
Sejak tahun 2013, Indonesia masuk kategori negara dengan beban tuberkulosis
tinggi, WHO mengestimasikan beban kejadian tuberkulosis anak tahun 2012 sekitar
530.000 kasus dan 74.000 anak meninggal di tahun tersebut. Berdasarkan laporan
Dinas Kesehatan Kota Pontianak, wilayah Puskesmas Perumnas II pada tahun 2016
menempati urutan tertinggi kasus TB paru anak sebesar 9 kasus. Tingginya kasus
TB paru pada anak di Puskesmas Perumnas II, membuat peneliti tertarik untuk
melakukan uji promosi kesehatan melalui media cetak Booklet yang belum pernah
diberikan oleh pihak Puskesmas.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pra-Eksperimen dengan One Grup
Pretest-Postest design. Sampel penelitian berjumlah 30 orang responden. Alat ukur
yang dihitung adalah kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-test
berpasangan untuk data berdistribusi normal dan uji statistik wilcoxon untuk data
berdistribusi tidak normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan setelah
diberikan Booklet dengan p value 0,000 dengan persentase 83,3% dan terjadi
peningkatan pula pada sikap dengan p value 0,000 dengan persentase 76,7%.
Disarankan kepada pihak Puskesmas agar Booklet ini dapat digunakan sebagai
salah satu pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan alternatif cara intervensi
dalam mengendalikan dan menanggulangi penyakit TB paru pada anak karena di
dalam Booklet ini dapat memuat informasi kesehatan yang lebih banyak dan luas.
Kata Kunci : Pengaruh Promosi Kesehatan, Booklet, TB paru pada anak
Daftar Pustaka : 52 (2000 – 2016)
ABSTRACT
Faculty of Health Sciences
Thesis, January 8, 2018
Wiwi Utariningsih
THE EFFECT OF HEALTH PROMOTION THROUGH BOOKLET MEDIA IN
IMPROVING PARENTS’ KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN THE
PREVENTION OF PULMONARY TUBERCULOSIS (TB) ON CHILDREN AT
THE WORK AREA OF PUSKESMAS PERUMNAS II, KELURAHAN SUNGAI
BELIUNG
xvii + 8 pages + 16 tables + 8 images + 2 graphics + 7 appendixes
Tuberculosis is one the deadly and contagious diseases in the world. Since 2013,
Indonesia has been categorized as country with high tuberculosis pressure. World
Health Organization (WHO) estimated the pressure of tuberculosis incident on
children in 2012 and discovered that there were about 530.000 cases and 74.000
children died in the same year. According to the report from Health Department of
Pontianak city at the work area of Puskesmas Perumnas II, nine pulmonary
tuberculosis cases on children were found as the highest case in 2016. Based on this
situation, the researcher was interested to conduct test of health promotion through
social media booklet that had never been done by the health center.
This research used Pre-Experimental with One Group Pretest-Posttest design.
Early observation was given in the pretest to one subject group without intervention
and posttest after giving intervention. The samples of the study were 30 respondents
with questionnaires as tool of data collecting. Paired t-test was employed to test
normal distributed data and Wilcoxon statistical test to test abnormal distributed
data.
The findings showed that there was significant improvement of knowledge after
given Booklet with p value 0,000 with 83,3% and significant improvement of
attitude with p value 0,000 with 76,6%.
From the finding, the health center is encouraged to use Booklet as one
consideration in making a policy and alternative way of intervention to control and
overcome pulmonary tuberculosis on children because this booklet can cover a
comprehensive and wide health information.
Keywords : the effect of health promotion, booklet, pulmonary tuberculosis on
children
References : 52 (2000 – 2016)
D A F T A R I S I
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
BIODATA ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xvi
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN ........................................................ xvii
DAFTAR ISTILAH ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ................................................................ 10
I.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 11
I.3.1 Tujuan Umum ............................................................ 11
I.3.2 Tujuan Khusus ........................................................... 11
I.4 Manfaat Penelitian
I.4.1 Bagi Peneliti ............................................................... 12
I.4.2 Bagi Fakultas/Universitas .......................................... 12
I.4.3 Bagi Instansi Kesehatan ............................................. 12
I.4.4 Bagi Masyarakat ........................................................ 12
I.5 Keaslian Penelitian ............................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TB Paru Pada Anak
II.1.1 Definisi ..................................................................... 15
II.1.3 Penularan TB Paru Pada Anak ................................. 16
II.1.4 Jenis-Jenis TB paru pada anak .................................. 17
II.1.4 Gejala TB Paru pada anak ........................................ 20
II.1.5 Diagnosa TB pada anak ............................................ 21
II.1.6 Pencegahan ............................................................... 25
II.2 Konsep Dasar Sikap
II.2.1 Definisi Sikap ........................................................... 26
II.2.2 Komponen Sikap ...................................................... 27
II.2.3 Tingkatan Sikap ........................................................ 27
II.3 Konsep Dasar Pengetahuan
II.3.1 Definisi Pengetahuan ................................................ 28
II.3.3 Tingkatan Pengetahuan ............................................. 29
II.4 Promosi Kesehatan Melalui Media Booklet
II.4.1 Definisi media promosi kesehatan ........................... 30
II.4.2 Macam-macam media promosi kesehatan ................ 31
II.5 Booklet
II.4.3 Definisi Booklet ........................................................ 34
II.4.4 Kelebihan dan kekurangan Booklet .......................... 34
II.6 Teori S – O -R ..................................................................... 35
II.7 Kerangka Teori .................................................................... 37
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
III.1 Kerangka Konsep .............................................................. 38
III.2 Variabel Penelitian ............................................................ 38
III.3 Definisi Operasional .......................................................... 39
III.5 Hipotesis ............................................................................ 40
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
IV.1 Desain Penelitian
IV.1.1 Jenis Penelitian ..................................................... 41
IV.1.2 Rancangan Penelitian ............................................41
IV.2 Waktu dan Tempat Penelitian
IV.2.1 Waktu Penelitian .................................................. 44
IV.2.2 Tempat Penelitian ................................................. 44
IV.3 Populasi dan Sampel
IV.3.1 Populasi Penelitian ................................................ 44
IV.3.2 Sampel Penelitian ................................................. 44
IV.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
IV.4.1 Kuesioner .............................................................. 45
IV.4.2 Booklet .................................................................. 45
IV.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 46
IV.6 Teknik Pengolahan dan Penyampaian Data
IV.6.1 Teknik Pengolaha Data ......................................... 46
IV.6.2 Teknik Penyampaian Data ....................................
IV.7 Teknik dan Analisa Data ................................................... 48
IV.8 Uji Validitas dan Reabilitas ............................................... 49
BAB V PEMBAHASAN
V.1 Hasil Penelitian
V.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................... 51
V.1.2 Sosial Ekonomi dan Budaya .................................. 53
V.1.3 Gambaran Proses Penelitian .................................. 55
V.1.4 Karakteristik Responden ........................................ 58
V.1.5 Pendapat Responden Tentang Promosi Kesehatan
Dengan Media Booklet .......................................... 61
V.1.5 Uji Normalitas ....................................................... 65
V.1.6 Analisa Univariat ................................................... 66
V.1.7 Analisa Bivariat ..................................................... 71
V.2 Pembahasan
V.2.1 Perbedaan bermakna pengetahuan setelah
diberikan pretest dan posttest pada responden di
wilayah kerja Puskesmas Perumnas II Kelurahan
Sungai Beliung ......................................................
V.2.2 Perbedaan bermakna sikap setelah diberikan
pretest dan posttest pada responden di wilayah
kerja Puskesmas Perumnas II Kelurahan Sungai
Beliung ..................................................................
V.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................... 83
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan ....................................................................... 84
VI.2 Saran ................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 86
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.1 Keaslian Penelitian ............................................................................. 13
II.1 Sistem Skoring Gejala dan Pemeriksaan TB di Fasyankes ................ 24
III.1 Definisi Operasional ........................................................................... 38
IV.1 Pesan Media Booklet .......................................................................... 45
V.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Kelurahan Sungai
Beliung Tahun 2016 ..........................................................................
V.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................
V.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II .....................................................................
V.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Respondendi
wilayah kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung
............................................................................................................
V.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden di wilayah
kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung ...............
V.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Keluarga di
wilayah kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung
............................................................................................................
V.7 Hasil Evaluasi Promosi Kesehatan Dengan Media Booklet ................
V.8 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Shapiro Wilk pada Responden di
Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung
............................................................................................................
V.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pretest Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung .................
V.10 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Posttest Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung .................
V.11 Distribusi Frekuensi Sikap Pretest Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung ..........................
V.12 Distribusi Frekuensi Sikap Posttest Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung
............................................................................................................
V.13 Hasil Uji Hipotesis dengan Uji Wilcoxon (Pretest – Posttest
Pengetahuan) ....................................................................................
V.14 Hasil Uji Hipotesis Dengan Uji t Berpasangan (Pretest – Posttest
Sikap) ...................................................................................
DAFTAR GAMBAR
II.1 Alur Diagnosis dan Tatalaksana TB Anak di Puskesmas ................. 25
II.2 Teori S – O – R ................................................................................. 36
II.3 Kerangka Teori Penelitian ................................................................ 37
III.1 Kerangka Konsep ..............................................................................,38
IV.1 Skema rancangan One Group Pretest-Posttest ................................. 41
IV.2 Alur Penelitian .................................................................................. 43
V.1 Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung ........................ 51
V.2 Alur Proses Penelitian ...................................................................... 56
DAFTAR GRAFIK
V.1 Analisis Per Item Pengetahuan Responden Yang Menjawab Benar ..... 67
V.2 Analisis Per Item Sikap Responden Yang Menjawab Benar ................ 69
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Uraian Kegiatan November 2017
I II III IV
Proses perijinan, pengambilan data, penentuan sampel
dan survei pendahuluan
Kegiatan penelitian
Pengolahan serta analisa data dan konsultasi
Pembuatan laporan seminar hasil
DAFTAR ISTILAH
WHO Word Health Organization
TBC Tuberculosis
Kemenkes Kementerian Kesehatan
Depkes Departemen Kesehatan
Dinkes Dinas Kesehatan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian dan Evaluasi Promosi Kesehatan
Lampiran 3 Data Sekunder
Lampiran 4 Surat – Menyurat
Lampiran 5 Hasil Rekapitulasi SPSS
Lampiran 6 Media Booklet
Lampiran 7 Dokumentasi Responden Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang mematikan
dan sampai saat ini masih menjadi perhatian masyarakat dunia. Berdasarkan
laporan Word Health Organization (WHO) pada tahun 2013, sekitar 9 juta
orang menderita tuberkulosis dan 1,5 juta orang diantaranya meninggal dunia.
Tahun 2013 diestimasikan 9 juta orang menderita tuberkulosis dan lebih dari
56% tersebar di Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Pada tahun yang sama,
Indonesia masuk dalam negara dengan beban tinggi tuberkulosis yang
menduduki peringkat ke-4 sebagai negara penyumbang penyakit tuberkulosis
setelah India, Cina dan Afrika Selatan (WHO, 2016).
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis. Mycobacterium Tuberculosis ditularkan
melalui percikan dahak (dorplet) dari penderita tuberkulosis kepada individu
yang rentan. Sebagian besar kuman Mycobacterium Tuberculosis menyerang
paru, namun dapat juga menyerang organ lain seperti pleura, selaput otak,
kulit, kelenjar limfe, tulang, sendi, usus, sistem urogenital dan lain-lain
(Kemenkes RI, 2013).
Tuberkulosis anak adalah penyakit tuberkulosis yang terjadi pada anak
usia 0-14 tahun. Tuberkulosis anak dapat mencerminkan efektivitas dari
program pengendalian tuberkulosis termasuk deteksi dini kasus tuberkulosis
dewasa, pelacakan kontak dan vaksinasi BCG (Kemenkes RI, 2013).
Tuberkulosis pada anak sampai saat ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Sekitar 500.000 anak di dunia menderita tuberkulosis setiap
tahun. WHO mengestimasikan kasus tuberkulosis anak di tahun 2012 kurang
lebih 530.000 kasus atau sekitar 6% dari total kejadian tuberkulosis dan
sebanyak 74.000 anak meninggal karena tuberkulosis setiap tahunnya (WHO,
2013).
Kasus TB anak dikelompokkan dalam kelompok umur 0-4 tahun dan 5-
14 tahun, dengan kasus pada kelompok umur 5-14 tahun yang lebih tinggi
dari kelompok umur 0-4 tahun. Kasus BTA positif pada anak tahun 2010
adalah 5,4% dari semua kasus TB anak, sedangkan tahun 2011 naik menjadi
6,3% dan tahun 2012 menjadi 6% (Depkes, 2013).
Proporsi kasus TB anak diantara semua kasus TB di Indonesia pada
tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada tahun 2011; 8,2%
pada tahun 2012; 7,9% pada tahun 2013; 7,16% pada tahun 2014, dan 9%
pada tahun 2015 (Depkes, 2016).
Di Kalimantan Barat jumlah kasus TB anak per Kabupaten/Kota pada
tahun 2015 sebesar 294 kasus dengan kasus tertinggi terjadi di kota Pontianak
sebanyak 68 kasus, kemudian disusul kota Singkawang sebanyak 49 kasus;
kabupaten Kubu Raya 48 kasus; kabupaten Sambas 44 kasus; kabupaten
Bengkayang 22 kasus; kabupaten Sintang 15 kasus; kabupaten Kayong Utara
15 kasus; kabupaten Kapuas Hulu 10 kasus; kabupaten Sanggau 8 kasus;
kabupaten Landak 6 kasus; kabupaten Sekadau 4 kasus; kabupaten
Mempawah 2 kasus, dan kabupaten Melawi 1 kasus (Dinkes Kalbar, 2015).
Di kota Pontianak pada tahun 2014 kasus tertinggi TB anak terdapat di
Puskesmas Perumnas I sebanyak 11 kasus; tahun 2015 di Puskesmas
Alianyang dan UP4 sebanyak 7 kasus, dan ditahun 2016 di Puskesmas
Perumnas I dan II serta UP4 sebanyak 9 kasus (Dinkes Pontianak, 2016).
Sejak tahun 1995, program pemberantasan TB paru dilaksanakan
secara terkoordinasi dalam suatu program yang disebut dengan Directly
Observed Treatment Short-course (DOTS) sesuai rekomendasi WHO.
Prioritas strategi DOTS lebih ditujukan pada upaya penemuan dan
pengobatan penderita TB dewasa di atas 15 tahun, sedangkan penderita TB
anak tidak ditargetkan dalam program pemberantasan penyakit TB di
Indonesia. Hal ini menyebabkan belum ada suatu angka pasti prevalensi TB
anak secara nasional karena sulitnya diagnosis serta lemahnya pencatatan dan
pelaporan kasus TB anak (Depkes, 2013).
Pengendalian tuberkulosis anak merupakan faktor penting di negara
berkembang khususnya dalam komponen pengendalian tuberkulosis.
Pentingnya pengendalian tuberkulosis pada anak dalam komponen
pengendalian tuberkulosis dikarenakan proporsi anak berusia kurang dari 15
tahun rata-rata setiap negara sebesar 20-50% dari jumlah seluruh populasi.
Tuberkulosis anak juga mencerminkan transmisi tuberkulosis yang terjadi di
populasi. Terus berlangsungnya transmisi tuberkulosis dapat
mengindikasikan kegagalan pengendalian tuberkulosis di masyarakat
(Kemenkes RI, 2013).
Menurut WHO (2006), faktor risiko utama kejadian tuberkulosis pada
anak terjadi pada tingkat rumah tangga seperti kontak dengan sumber
penularan serta kondisi malnutrisi yang berat. Anak terinfeksi kuman
tuberkulosis sebagian besar dari anggota keluarga, pengasuh maupun
tetangga (Crofton dkk dalam Nurwitasari dan Wahyuni, 2015).
Seorang penderita dewasa dapat menularkan pada 10-15 orang. Sekali
batuk penderita dapat menghasilkan 3.000 percikan dahak (droplet). Sumber
penularan tuberkulosis pada anak rata-rata berasal dari batuk orang dewasa
dengan sputum BTA positif. Saat orang dewasa batuk maka droplet yang
dikeluarkan mengandung kuman yang bisa menginfeksi lingkungan sekitar.
Droplet dengan ukuran yang lebih besar akan jatuh ke tanah sedangkan yang
berukuran lebih kecil akan melayang-layang di udara (Crofton dkk dalam
Nurwitasari dan Wahyuni, 2015).
Faktor lain penyebab TB paru pada anak adalah sosial ekonomi
orangtua, lingkungan perumahan yang tidak memenuhi syarat serta tingkat
pendidikan orangtua. Pada umumnya, orangtua tidak mengetahui bahwa
anaknya menderita TB paru dan bagaimana penyakit tersebut dapat mengenai
anaknya. Kebanyakan orangtua hanya mengetahui anaknya menderita
demam agak lama atau batuk-batuk dalam jangka waktu yang lama atau
melihat anaknya menjadi kurus, tidak nafsu makan serta anak menjadi lemah
(Ngastiyah dalam Hamidi, 2011). Anak-anak merupakan kelompok umur
yang paling rentan tertular basil tuberkulosis karena daya tahan tubuhnya
relatif masih lemah daripada orang dewasa (Muljono dalam Hamidi, 2011).
TB paru pada anak biasanya berjangkit secara perlahan-lahan sehingga
sukar ditentunkan saat timbulnya gejala pertama. Kadang, terdapat keluhan
demam yang tidak diketahui sebabnya dan sering disertai tanda-tanda infeksi
saluran nafas atas. Penyakit ini bila tidak diobati sedini mungkin dan setepat-
tepatnya dapat menimbulkan komplikasi yang berat dan reinfeksi pada usia
dewasa (Ngastiyah dalam Hamidi, 2011).
Hasil penelitian Hermawan Hamidi (2011) menyatakan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang pencegahan TB
paru dengan kejadian TB paru anak usia 0-14 tahun di Balai Pengobatan
Penyakit Paru-Paru Kota Salatiga.
Penelitian yang dilakukan Faiza Rizandy Widiana (2014) juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap orangtua
terhadap pencegahan TB paru pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Grujugan Kabupaten Bondowoso.
Tingkat pengetahuan dan sikap seseorang dipengaruhi oleh banyak
faktor antara lain pendidikan, pengalaman dan fasilitas. Seseorang yang
berpendidikan akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang
lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan khususnya
TB paru pada anak (Sianturi, 2014).
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu,
kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat
unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan ouput (melakukan apa yag
diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan atau
pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan atau perilaku untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari
promosi kesehatan (Notoadmodjo, 2012).
Sedangkan media pendidikan sebagai alat bantu menyampaikan pesan-
pesan kesehatan. Alat-alat bantu tersebut mempunyai fungsi diantaranya,
menimbulkan minat sasaran pendidikan, mencapai sasaran yang lebih
menstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima orang lain, mempermudah penyampaian bahan atau informasi
kesehatan, mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran/masyarakat,
mendorong keingintahuan orang untuk mengetahui, kemudian lebih
mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik serta
membantu menegakkan pengertian yang diperoleh (Notoadmodjo, 2012).
Agar dapat mencapai suatu keberhsilan dalam pendidikan atau promosi
kesehatan perlu ditunjang oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
penyuluhan, materi, metode dan media atau alat bantu yang digunakan. Salah
satu media cetak pendidikan kesehatan yang efektif ialah Booklet. Booklet adalah
suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tulisan dan
gambar. Booklet sebagai saluran, alat bantu, sarana dan sumber daya pendukungnya
untuk menyampaikan pesan harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan
disampaikan (Ma’munah, 2015).
Booklet merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku berisi tulisan dan gambar. Booklet merupakan
sebuah buku kecil yang terdiri dari tidak lebih dari 24 lembar. Isi Booklet
harus jelas, tegas dan mudah dimengerti. Ukuran Booklet biasanya bervariasi
mulai dari 8 cm sampai dengan 13 cm (Suiraoka dan Supriasa, 2012).
Media cetak Booklet umumnya digunakan dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang isu-isu kesehatan, karena Booklet
memberikan informasi dengan spesifik dan banyak di gunakan sebagai alternatif
untuk di pelajari setiap saat bila seseorang menghendaki nya, Booklet merupakan
metode tidak langsung dimana petugas kesehatan dalam menyampaikan
informasi melalui perantara atau media (Apriani dan Kumalasari, 2014).
Penelitian Siti Zulaekah (2012) menyatakan bahwa adanya peningkatan
sebanyak 17,44 point pengetahuan anak SD tentang gizi pada penderita
anemia sebelum dan sesudah intervensi berupa media Booklet dengan p value
0,001.
Penelitian lain yang dilakukan Rehusisma dkk (2017) menyatakan
bahwa pengaruh media Booklet sebesar 98,90% dan video sebesar 97,50%
terhadap peningkatan pengetahuan tentang PHBS (perilaku hidup bersih dan
sehat).
Penelitian Apriani dan Kumalasari (2014) menunjukkan bahwa 83%
pengaruh media Booklet dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang
deteksi dini kanker payudara pada WUS di Surakarta.
Penelitian Nurrasyidah dkk (2016) menyatakan bahwa adanya
peningkatan pengetahuan pada kelompok kontrol sebesar 33,3% sedangkan
kelompok kasus sebesar 25%.
Alasan peneliti memilih Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai
Beliung sebagai tempat penelitian adalah dikarenakan Puskesmas merupakan
pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan. Program utama Puskesmas ialah upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular diantaranya TB paru pada anak. DOTS ialah
salah satu program penanggulangan TB paru yang wajib dijalankan di
Puskesmas. Tingginya kasus TB paru pada anak membuat peneliti tertarik untuk
mengadakan uji promosi kesehatan melalui media cetak Booklet yang belum
pernah diberikan oleh pihak Puskesmas. Pembahasan terkait TB paru pada anak
sangat luas, oleh sebab itu peneliti memilih media Booklet karena dapat
menampung sasaran konten yang lebih banyak.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 7 Agustus 2017 yang
bertujuan untuk menguji pengaruh media Booklet yang dilakukan kepada 8
orang ibu, didapatkan gambaran awal sebanyak 2 orang ibu tahu dan 6 orang ibu
tidak tahu apa itu Booklet dan seperti apa bentuknya. Selain itu, didapatkan juga
bahwa sebanyak 5 orang ibu yang tidak mengetahui penularan TB paru pada
anak dan hanya 2 orang ibu saja yang mengetahui penularan TB paru pada anak.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitan
dengan judul “Pengaruh Promosi Kesehatan Melalui Media Booklet Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Dalam Pencegahan TB Paru
Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai
Beliung”
I.2 Rumusan Masalah
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang menyerang organ tubuh
utamanya paru yang disebabkan oleh basil batang yaitu Mycobacterium
Tuberculosis. Kuman Mycobacterium Tuberculosis tidak cuma menyerang
paru-paru tetapi juga organ tubuh lainnya seperti tulang sendi, usus, kelenjar
limfe, selaput otak. Tuberkulosis menular dan sangat berbahaya namun bisa
disembuhkan (Pudiastuti dalam Sintia, 2016).
Tingginya kasus TB paru pada anak di Puskesmas Perumnas II,
Kelurahan Sungai Beliung membuat peneliti tertarik untuk melakukan uji
promosi kesehatan melalui media cetak Booklet yang belum pernah diberikan
oleh pihak Puskesmas. Pembahasan terkait TB paru pada anak sangat luas,
oleh sebab itu peneliti memilih media Booklet karena dapat menampung
sasaran konten yang lebih banyak.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 7 Agustus 2017 yang
bertujuan untuk menguji pengaruh media Booklet yang dilakukan kepada 8
orang ibu, didapatkan gambaran awal sebanyak 2 orang ibu tahu dan 6 orang ibu
tidak tahu apa itu Booklet dan seperti apa bentuknya. Selain itu, didapatkan juga
bahwa sebanyak 5 orang ibu yang tidak mengetahui TB paru pada anak dan
hanya 2 orang ibu saja yang mengetahui TB paru pada anak.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitan
dengan judul “Pengaruh Promosi Kesehatan Melalui Media Booklet Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Dalam Pencegahan TB Paru
Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai
Beliung”
I.3 Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh media Booklet terhadap peningkatan
pengetahuan dan sikap orangtua anak 0-14 tahun dalam pencegahan TB
paru pada anak di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan
Sungai Beliung.
I.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orangtua anak 0-14 tahun
di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II tentang pencegahan TB paru
pada anak.
2. Mengetahui gambaran sikap orangtua anak 0-14 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II tentang pencegahan TB paru pada anak.
3. Mengetahui pengaruh promosi kesehatan media Booklet untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap orangtua anak 0-14 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung
terhadap pencegahan penularan TB paru pada anak.
I.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
I.4.1 Bagi Peneliti
Melatih berpikir secara ilmiah dan komprehensif serta
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan selama
menimba ilmu di Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak.
I.4.2 Bagi Fakultas/Universitas
Untuk menambah pengetahuan atau referensi mengenai media
Booklet tentang pencegahan penularan TB paru pada anak.
I.4.3 Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai referensi dalam mengembangkan metode pendidikan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
I.4.4 Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang penyebab, tanda dan gejala, cara penularan serta
pencegahan TB paru pada anak.
I.5 Keaslian Penelitian
Tabel I.1
Keaslian Penelitian
Nama, Tahun dan
Institusi
Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Nauval Muzakki,
Wahyu
Utaminingrum dan
Much. Ilham N. Aji
Wibowo. 2017.
Fakultas Farmsi,
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
Perbedaan Pengetahuan
Pasien Tuberkulosis
Paru Sebelum Dan
Sesudah Edukasi
Menggunakan Media
Booklet di Balai
Kesehatan Paru
Masyarakat Purwokerto
Mengetahui
pengaruh promosi
kesehatan dengan
metode edukasi
menggunakan
Booklet terhadap
pengetahuan pasien
TB di BPKM
Purwokerto,
Kabupaten
Banyumas
Quasi
Experiment
dengan
rancangan One
Group Pretest-
Posttest
Ada peningkatan
pengetahuan pasien
TB paru antara
sesudah dan sebelum
edukasi
menggunakan media
Booklet dengan
menggunakan uji
paired t-test
didapatkan nilai p
value sebesar 0,000.
Nur’aini. 2016.
Fakultas
Kedokteran dan
Ilmu Keperawatan,
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Dengan
Booklet Terhadap
Pengetahuan dan Sikap
Menstrual Hygiene
Pada Siswi di SDI Al-
Falah I Jakarta
Mengetahui
pengaruh Booklet
terhadap
pengetahuan dan
sikap Menstrual
Hygiene di SDI I Al-
Falah I Jakarta
Quasi
Experiment
dengan
rancangan pre-
post with control
group design
Terdapat perbedaan
rata-rata skor
pengetahuan dan
sikap antara
kelompok intervensi
dan kelompok kasus
dengan p value
sebesar 0,001 untuk
pengetahuan dan
0,039 untuk sikap
Wanodya
Puspitaningrum,
Farid Agushybana,
Atik Mawarni dan
Djoko Nugroho.
2017. Fakultas
Kesehatan
Masyarakat,
Universitas
Diponegoro
Pengaruh Media
Booklet Terhadap
Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri Terkait
Kebersihan Dalam
Menstruasi di Pondok
Pesantren AL-Ishlah
Demak Triwulan II
Tahun 2017
Untuk mengetahui
pengaruh media
Booklet terhadap
pengetahuan dan
sikap remaja putri
terkait kebersihan
dalam menstruasi di
Pondok Pesantren
Al-Ishlah Demak
Pre-
experimental
dengan
rancangan One
Group Pretest-
Posttest Design
Terdapat perbedaan
pengetahuan dan
sikap remaja putri
tentang kebersihan
dalam menstruasi
sebelum dan sesudah
pemberian Booklet
dengan p value
sebesar 0,001
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah sebagai berikut :
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pra-Eksperimen
Design dengan metode penelitian One Grup Pretest-Postest.
2. Variabel yang digunakan
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pengetahuan dan
sikap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TB Paru Pada Anak
II.1.1 Definisi TB
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman
TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TB
Anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun
(Depkes, 2013).
TB merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang yang
tahan asam (BTA) dengan ukuran panjang 1-4/Um dan ketebalan 0,3-
0,6/Um, yang dapat ditularkan melalui percikan dahak (droplet) dari
penderita TB kepada individu lain yang rentan (Genis Ginajar, 2008).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa TB merupakan
penyakit menular yang disebkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis) yang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan ketebalan 0,3-
0,6/Um ditularkan melalui percikan daha penderita TB.
II.1.2 Penularan TB paru pada anak
Sumber penularan adalah penderita TB paru dengan BTA positif.
Pada waktu batuk dan bersin penderita menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung
kuman bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Anak
dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan (Depkes, 2013).
Risiko tertular TB tergantung dari tingkat pajanan percikan dahak.
Penderita TB BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan
lebih besar daripada penderita TB BTA negatif. Infeksi TB paru
dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.
Faktor lain yang mempengaruhi kemungkinan seorang anak menjadi
penderita adalah imunitas tubuh yang rendah, infeksi HIV/AIDS dan
malnutrisi atau gizi buruk (Depkes, 2013).
Model teori epidemiologi yang dibuat J. Gordon dalam Genis
Ginajar, 2008, menyatakan bahwa penularan penyakit infeksi
dipengaruhi oleh interaksi dari tiga faktor, yakni faktor penjamu (host),
agen (agent) dan lingkungan (environment).
Mekanisme penularan dan penyebaran penyakit TB paru pada bayi
dan anak pun dipengaruhi oleh interaksi ketiga faktor tersebut, yaitu :
1. Faktor penjamu (host), yakni bayi dan anak sebagai individu yang
rentan terinfeksi M. tuberculosis dan kemudian berkembang menjadi
penderita penyakit TB paru.
2. Faktor agen (agent), yakni M. tuberculosis yang berperan sebagai
penyebab timbulnya penyakit TB paru pada bayi dan anak serta
masyarakat umum.
3. Faktor lingkungan, yakni kondisi lingkungan yang memudahkan
terjadinya kontak penularan antara penderita TB paru dengan bayi dan
anak sebagai individu yang rentan tertular TB paru.
II.1.3 Berbagai Jenis Penyakit TB Pada Anak
M. Tuberculosis merupakan bakteri yang dapat menginfeksi dan
menimbulkan penyakit TB secara lokal maupun sistemik, yakni
menyerang berbagai organ tubuh. Secara sederhana, jenis penyakit TB
pada anak dibedakan menjadi dua, yakni TB paru-paru dan TB diluar
paru-paru (TB ekstra paru) (Genis Ginajar, 2008) :
1. TB Paru-Paru
TB paru-paru lebih banyak dijumpai dibandingkan TB pada
organ tubuh lain. Hal ini disebabkan karena jalur infeksi dan
penularan yang utama adalah memalui pernapasan.
Tanda-tanda adanya infeksi TB pada paru-paru anak dapat
dinilai berdasarkan pemeriksaan rontgen, yang ditandai adanya
bercak-bercak bewarna putih di daerah dekat percabangan bronkhus
yang besar dan lebih kecil (hilus).
Jika diobati dengan tepat dan segera, disertai dengan
perbaikan gizi anak, bercak infiltrat ini akan berkurang dan
menghilang dalam waktu antara 6-9 bulan. Namun, jika tidak,
kerusakan jaringan paru-paru akan meluas dan berpotensi
menimbulkan batuk berdarah, bahkan menyebabkan kematian anak.
2. TB Perut (TB Peritonitis)
TB perut atau TB peritonitis merupakan jenis TB yang jarang
ditemukan pada penderita TB anak, yakni hanya sebesar 1-5 persen
dari seluruh kasus TB pada anak.
Infeksi M. Tuberculusis yang menyebar sampai ke daerah
peritonium (membran yang melapisi rongga perut) dapat menyebar
secara langsung melalui kelenjar getah bening disekitar usus
maupun melalui peredaran darah.
Keluhan yang dapat ditemukan beragam, mulai dari diare
yang berlangsung lama (diare kronis), perut kembung (distensi),
sulit buang air besar (sembelit), mual, muntah, demam yang tidak
terlalu tinggi, ataupun rasa nyeri di daerah perut.
Kecurigaan terhadap adanya kemungkinan TB peritonitis
pada anak jika ditemukan gejala-gejala di atas pada anak yang
memliki riwayat kontak erat dengan penderita TB dewasa.
3. TB Tulang dan Sendi
TB tulang dan sendi ditemukan pada kurang lebih 1-7 persen
dari seluruh kasus TB. Tulang belakang merupakan yang paling sering
diserang, kemudian diikuti oleh TB pada sendi panggul. Umumnya
TB tulang atau sendi hanya menyerang satu tulang atau sendi saja.
Kecurigaan adanya TB pada tulang atau sendi pada anak, jika
didapatkan keluhan-keluhan seperti yang disebutkan di atas pada anak
yang memiliki riwayat kontak erat dengan penderita TB dewasa,
ataupun anak yang menunjukan status gizi buruk.
4. TB Ginjal
Tuberkulosis pada saluran kencing dan ginjal sangat jarang
ditemukan pada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh lamanya waktu
yang dibutuhkan sejak mulai terinfeksi M. Tuberculosis hingga
berkembang menjadi TB saluran kencing dan ginjal, yakni sekitar 7-
10 tahun.
5. TB Kulit
Infeksi M. Tiberculosis masuk melalui kulit yang tidak uuh
(abrasi) ataupun mengalami luka. Infeksi kemudian menyebar secara
lokal melalui kelenjar getah bening di sekitar kulit tersebut. Infeksi
dapat berkembang menjadi kumpulan nanah (abses) jika tidak segera
diobati.
II.1.4 Gejala TB Paru Pada Anak
Menurut Umar Fahmi Achmadi (2005), gejala-gejala yang harus
dicurigai, yaitu :
1. Gejala umum TB paru pada anak
a. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang
jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah mendapatkan
penanganan gizi yang baik
b. Nafsu makan tidak ada dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak
naik dengan adekuat
c. Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus,
malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat
malam.
d. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit. Biasanya
paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha (ingunial)
e. Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk berdahak selama
2-3 minggu atau lebih. Batuk dahak kadang-kadang disertai darah
dan nyeri dada.
f. Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang
tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan di abdomen dan
tanda-tanda cairan dalam abdomen.
2. Gejala spesifik
Gejala-gejala ini biasanya muncul tergantung dari bagian tubuh
mana yang terserang, misalnya :
a. TB kulit atau skrofulodema
b. TB tulang sendi, terdiri dari :
Tulang punggung (spondilitis)
Tulang panggul (koksitis) : pincang, pembengkakan di pinggul
Tulang lutut : pincang dan atau bengkak
Tulang kaki dan tangan
c. TB otak dan saraf, terdiri dari meningitis dengan gejala iritabel,
kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran menurun.
II.1.5 Diagnosis TB paru pada anak
Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan
ditemukannya BTA pada pemerikasaan dahak secara mikroskopik. Hasil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen
SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) BTA hasilnya positif. Bila hanya satu
spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto
rontgen dada atau pemeriksaan SPS diulang. Kalau hasil rontgen
mendukung TB paru, maka penderita didiagnosis sebagai penderita TB
paru BTA positif. Kalau kasus rontgen tidak mendukung TB paru, maka
pemeriksaan dahak SPS diulang (Depkes RI, 2013). Pada anak hal ini
sulit dan jarang didapat, sehingga sebagian besar diagnosis TB anak
didasarkan atas gambaran klinis, gambaran foto rontgen dada dan uji
tuberkulin.
Dalam menegakkan diagnosis TB anak, semua prosedur diagnostik
dapat dikerjakan, namun apabila dijumpai keterbatasan sarana diagnostik
yang tersedia, dapat menggunakan suatu pendekatan lain yang dikenal
sebagai sistem skoring. Sistem skoring tersebut dikembangkan dan diuji
coba melalui tiga tahap penelitian oleh para ahli IDAI, Kemenkes dan
didukung oleh WHO dan disepakati sebagai salah satu cara untuk
mempermudah penegakan diagnosis TB anak terutama di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar. Sistem skoring ini membantu tenaga
kesehatan agar tidak terlewat dalam mengumpulkan data klinis maupun
pemeriksaan penunjang sederhana sehingga diharapkan dapat
mengurangi terjadinya underdiagnosis maupun overdiagnosis TB.
Penilaian/pembobotan pada sistem skoring dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Parameter uji tuberkulin dan kontak erat dengan pasien TB menular
mempunyai nilai tertinggi yaitu 3.
2. Uji tuberkulin bukan merupakan uji penentu utama untuk
menegakkan diagnosis TB pada anak dengan menggunakan sistem
skoring.
3. Pasien dengan jumlah skor ≥6 harus ditatalaksana sebagai pasien TB
dan mendapat OAT.
Setelah dinyatakan sebagai pasien TB anak dan diberikan
pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) harus dilakukan pemantauan
hasil pengobatan secara cermat terhadap respon klinis pasien. Apabila
respon klinis terhadap pengobatan baik, maka OAT dapat dilanjutkan
sedangkan apabila didapatkan respons klinis tidak baik maka sebaiknya
pasien segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Tabel II.1
Sistem Skoring Gejala Dan Pemeriksaan TB Di Fasyankes
Parameter 0 1 2 3 Jumlah
Kontak TB Tidak
Jelas
Laporan
keluarga,
BTA (-)/BTA
tidak
jelas/tidak
tahu
BTA (+)
Uji Tuberkulin
(Mantoux)
Negatif Positif (≥ 10
mm atau ≥ 5
mm pada
imunokompr
omais)
Berat
badan/keadaan
gizi
BB/TB <90%
atau BB/U
<80%
Klinis gizi
buruk atau
BB/TB <70%
atau BB/U
<60%
Demam yang
tidak diketahui
penyebabnya
≥2 minggu
Batuk kronik ≥3 minggu
Pembesaran
kelenjar limfe
kolli, aksila,
inguinal
≥ 1 cm, lebih
dari 1 KGB,
tidak nyeri
Pembengkakan
tulang/sendi,
panggul, lutut,
falang
Ada
pembengkakan
Foto toraks Normal
atau
kelainan
tidak
jelas
Gambaran
sugestif
(mendukung)
TB
Skor total
Sumber : Depkes, 2013
Gambar II.1
Alur Diagnosis Dan Tatalaksana TB Anak Di Puskesmas
II.1.6 Pencegahan TB Anak
Terdapat beberapa cara untuk mencegah tuberkulosis, seperti
tampak berikut (Depkes, 2013):
1. Jangan meludah disembarang tempat tetapi pada tempat yang sudah
diberikan desinfectan lysol.
2. Tutup mulut sewaktu batuk atau bersin dengan sapu tangan.
3. Buka jendela pada pagi hari agar sinar matahari masuk untuk
membunuh kuman TB.
4. Jemur alat tidur secara rutin pada saat sinar matahari langsung.
Skor ≥ 6
Beri OAT
2 bulan terapi, dievaluasi
Respon (+)
Terapi TB diteruskan
Respon (-)
Rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut
5. Perhatikan PHBS tentang TB : peningkatan daya tahan tubuh dengan
asupan gizi yang seimbang, tidur dan istirahat cukup, tidak merokok,
membuka jendela agar sinar matahari masuk.
6. Gunakan sinar ultraviolet untuk pembasmi bakteri di tempat-tempat
dimana sekumpulan orang dengan berbagai penyakit harus duduk
bersama-sama selama beberapa jam, misalnya di rumah sakit atau di
ruang tunggu gawat darurat. Sinar ini bisa membunuh bakteri yang
terdapat di dalam udara.
7. Berikan vaksin BCG untuk mencegah infeksi oleh Micobacterium
tuberculosa.
II.2 Sikap
II.2.1 Definisi sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Campbell, 1950
mengatakan “An individual’s social attitude is a syndrome of response
consistency with regard to social object”. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap tertutup.
Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan sikap
adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan hanya
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas , akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
II.2.2 Komponen sikap
Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok, yaitu :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini akan membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Contoh : seorang ibu telah mendengar bahwa TB merupakan
penyakit yang menular dan anak adalah orang yang paling rentan untuk
terinfeksi TB dikarenakan sistem kekebalannya yang belum kuat.
Pengetahuan yang didapat akan membuat ibu berupaya untuk
memeriksakan anaknya ke pelayanan kesehatan agar tidak tertular TB.
II.2.3 Tingkatan sikap
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri dari beberapa
tingkatan, yaitu :
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan
stimulus atau rangsangan yang diberikan. Misalnya ketika peneliti
melakukan penelitian, responden antusias untuk menjadi responden
dan membaca Booklet yang diberikan.
2. Merespons (responding)
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh objek.
Contoh : memberikan jawaban apabila ditanya dan mengisi kuesioner
yang diberikan dengan benar.
3. Menghargai (valuing)
Mengapresiasi rangsangan yang diberikan. Contohnya :
mendengarkan dengan khidmat materi yang disampaikan oleh
pemateri.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas pilihan yang sudah diambil dengan
segala resikonya.
II.3 Pengetahuan
II.3.1 Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dalam
ranah kognitif, pengetahuan terbentuk dari tindakan/usaha seseorang
(overt behaviour) (Notoadmodjo, 2012).
II.3.2 Tingkatan pengetahuan
Ada enam tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah
mengingat kembali (recall) semua rangsangan yang diterima. Oleh
sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Indikasi untuk mengukur seseorang paham atau mengerti tentang apa
yang sudah dipelajari, dapat dilihat dengan meminta orang tersebut
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan materi
yang sudah didapat. Contoh : mendefinisikan apa itu TB paru.
1. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang materi yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Contoh :
menyimpulkan, meramalkan dan lain sebagainya. Misalnya :
Memahami penyebab TB paru pada anak.
2. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
Misalnya : dapat menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari
untuk mencegah penularan TB paru pada anak.
3. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
yang telah didapat ke dalam komponen-komponen. Contohnya : dapat
menganalisis dampak lain dari penularan TB paru pada anak.
4. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menghubungkan atau
mengkaitkan komponen-komponen tersebut secara keseluruhan.
5. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan erat dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi. Contohnya: dapat
membedakan gejala batuk biasa dengan batuk TB pada anak.
II.4 Media Promosi Kesehatan
II.4.1 Definisi media promosi kesehatan
Yang dimaksud dengan alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang
digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan, materi atau pesan
kesehatan. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena
berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu didalam proses
promosi kesehatan.
Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca
indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu
maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan
yang diperoleh. Dengan perkataan lain alat peraga ini dimaksudkan untuk
mengarahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek atau pesan,
sehingga mempermudah pemahaman.
Seseorang atau masyarakat didalam memperoleh pesan atau
pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu atau media. Tetapi
masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda didalam
membantu pemahaman pesan.
Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi sebelas macam
dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut
dalam sebuah kerucut.
II.4.2 Macam-macam media promosi kesehatan
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan,
media ini dibagi menjadi tiga, yakni media cetak, media elektronik dan
media papan (Notoadmodjo, 2012) :
1. Media cetak
Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan
kesehatan sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut :
a. Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
b. Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam
bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
c. Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
d. Flif chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku
di mana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan
lembaran baliknya berisi kalimat pesan atau informasi yang
berkaitan dengan gambar tersebut.
e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang
membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
f. Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi
keseahtan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-
tempat umum, atau dikendaraan umum.
g. Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan
2. Media elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-
pesan atau informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya, antara lain :
a. Televisi
Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media
televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau
tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), Tv Spot,
kuis atau cerdas cermat, dan sebagainya.
b. Radio
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui
radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan
(tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio spot dan
sebagainya.
c. Video
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat
melalui video.
d. Slide
Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi-informasi kesehatan.
e. Film Strip
Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan.
3. Media papan (Billboard)
Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umumdapat
disi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media
papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran
seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus dan taksi).
II.5 Booklet
II.5.1 Definisi Booklet
Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku berisi tulisan dan gambar. Booklet
merupakan sebuah buku kecil yang terdiri dari tidak lebih dari 24 lembar.
Isi Booklet harus jelas, tegas dan mudah dimengert. Ukuran Booklet
biasanya bervariasi mulai dari tinggi 8 cm sampai dengan 13 cm
(Suiraoka dan Supariasa, 2012).
II.5.2 Kelebihan dan kekurangan booklet
Kekuatan Booklet adalah:
1. Dapat disimpan.
2. Sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri.
3. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai.
4. Dapat membantu media lain.
5. Dapat memberikan detil (misalnya statistik) yang tidak mungkin
disampaikan secara lisan.
6. Mengurangi kegiatan mencatat.
7. Isi dapat dicetak kembali.
Kelemahan Booklet adalah:
1. Menuntut kemampan membaca.
2. Menuntut kemauan baca sasaran, terlebih pada masyarakat yang
kebiasaan membacanya rendah.
II.6 Teori S-O-R
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi
dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources)
misalnya kredibilitas kepemimpinan dari gaya berbicara sangat menentukan
keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat
(Notoatmodjo, 2012).
Hosland, et al. dalam Notoatmodjo (2014) mengatakan bahwa
perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar.
Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada
individu yang terdiri dari :
1. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau
ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti
stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu,
dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti
ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
2. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima)
maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
3. Selain itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya
(bersikap).
4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut
(perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah
hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari
stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti
stimulus yang yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme faktor
reinforcement memegang peranan penting. Proses perubahan perilaku
berdasarkan teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar II.2 Teori S – O - R
Sumber: Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2014)
II.7 Kerangka Teori
Gambar II.3 Kerangka Teori Penelitian
Sumber :
Skinner (1938) dalam Notoadmodjo (2012) yang dimodifikasi dari beberapa
sumber dalam tinjauan pustaka
STIMULUS ORGANISME
- perhatian
- pengertian
- penerimaan
RESPONS
(perubahan sikap)
RESPONS
(perubahan tindakan)
PROMOSI
KESEHATAN
Stimulus
tentang TB paru
pada anak
Media promosi
kesehatan Booklet
Organisme
Pendidikan
Pengalaman
Budaya
Respon
Pengetahuan
Sikap
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
III.1 Kerangka Konsep
Penelitian ini ingin mengukur dampak pemberian promosi kesehatan
melalui media Booklet terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap.
Gambar III.1 Kerangka Konsep
III.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel bebas : Promosi kesehatan melalui media Booklet
2. Variabel terikat : a. Pengetahuan
b. Sikap
Pretest
Pengetahuan dan sikap
responden sebelum
diberikan media
Booklet TB anak
Posttest
Pengetahuan dan
sikap responden
setelah diberikan
media Booklet TB
anak
Intervensi
Pemberian promosi
kesehatan berupa media
Booklet
III.3 Definisi Operasional
Tabel III.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1. Pendidikan
kesehatan
dengan media
Booklet
Pemberian promosi
kesehatan dengan
media Booklet
sebagai sarana
penyampaian
informasi tentang
deteksi dini TB pada
anak.
2. Pengetahuan
responden
tentang TB
anak
Sesuatu yang
dipahami dan
diketahui responden
tentang TB pada
anak, yaitu: apa itu
TB pada anak, faktor
penyebab, gejala,
cara penularan, cara
pencegahan dan
pengobatan TB anak.
Kuesioner Kuesioner 1. Kurang baik
jika skor <
9,00 saat
pretest dan
< 11,00 saat
posttest
2. Baik jika
skor ≥ 9,00
saat pretest
dan ≥ 11,00
saat posttest
Ordinal
3. Sikap
responden
tentang TB
anak
Pendapat responden
tentang penyakit TB
pada anak, yaitu apa
itu TB pada anak,
faktor penyebab,
gejala, cara
penularan, cara
pencegahan dan
pengobatan TB anak
Kuesioner Kuesioner
1. Tidak
mendukung
jika skor <
38,57 saat
pretest dan <
55,17 saat
posttest
2. Mendukung
jika skor ≥
38,57 saat
pretest dan ≥
55,17 saat
posttest
Ordinal
III.4 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan adalah Hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut :
1. Ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan orangtua anak 0-14
tahun sebelum dan sesudah diberi media Booklet di wilayah kerja
puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung terhadap pencegahan
penularan TB paru pada anak.
2. Ada perbedaan yang bermakna antara sikap orangtua anak 0-14 tahun
sebelum dan sesudah diberi media Booklet di wilayah kerja puskesmas
Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung terhadap pencegahan penularan
TB paru pada anak.
3. Ada pengaruh promosi kesehatan media Booklet untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap orangtua anak 0-14 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung terhadap pencegahan
penularan TB paru pada anak.
BAB IV
METODE PENELITIAN
IV.1 Desain Penelitian
IV.1.1 Jenis Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
kauntitatif dengan jenis penelitian Pra-Eksperimen Design dengan
metode penelitian One Grup Pretest-Postest. Dimana dalam penelitian
ini peneliti sudah melakukan observasi pertama (pretest) terlebih dahulu
sehingga peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi
setelah adanya perlakuan, tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok
kontrol/pembanding (Agus Riyanto, 2011).
IV.1.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunaka dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Pretest Perlakuan Posttest
Gambar IV.1 Skema rancangan One Group Pretest-Postest
Keterangan :
01 Pretest sebelum promosi kesehatan
X Perlakuan promosi kesehatan berupa media booklet
02 Posttest sesudah promosi kesehatan
01 X 02
Responden yang bersedia menjadi sampel penelitian diberi
informed consent untuk ditandatangani setelah itu mengisi kuesioner pretest,
kemudian responden akan diberikan intervensi promosi kesehatan berupa
media Booklet pada saat itu juga (hari pertama). Dihari berikutnya responden
diberi intervensi promosi kesehatan berupa media Booklet lagi yang terakhir
setelah itu responden mengisi kuesioner posttest dan evaluasi promosi
kesehatan media Booklet untuk melihat pengaruh dari intervensi yang
diberikan. Rangkaian promosi kesehatan media Booklet berakhir setelah
responden mengisi kuesioner posttest.
Jarak antara pretest dengan intervensi sebaiknya dilakukan
sependek mungkin untuk meminimalisir terjadinya paparan-paparan dari luar
sebelum intervensi dilakukan. Akan tetapi jarak yang terlalu pendek juga
akan menyebabkan sampel penelitian mengingat soal pretest dan ingatannya
ini akan mempengaruhi responnya terhadap intervensi (Safitri, dkk, 2014).
Dengan pertimbangan tersebut, maka pretest dilakukan diwaktu
yang bersamaan dengan pemberian media Booklet dihari pertama kunjungan
selanjutnya pada kunjungan kedua responden diberi intervensi promosi
kesehatan media Booklet lagi yang terakhir dan pengisian kuesioner posttest.
Hal ini dilakukan untuk menguji short term memory pada responden.
Gambar IV.2 Alur Penelitian
Mengunjungi Puskesmas
Perumnas II, Kelurahan
Sungai Beliung untuk
meminta izin penelitian.
Menanyakan jumlah anak 0-14
tahun dan bentuk promosi yang
sudah dilakukan oleh Puskesmas.
Menentukan populasi dan
sampel yang akan digunakan.
Sampel diambil dengan
menggunakan teknik Purposive
Sampling.
Melakukan uji validitas
dan reabilitas kuesioner
Mengolah data uji validitas
dan reabilitas menggunakan
SPSS
Meminta izin penelitian
dari pihak fakultas
Mengantarkan surat izin
penelitian ke Puskesmas
Perumnas II, Kelurahan Sungai
Beliung
Menentukan hari
dilaksanakannya promosi
kesehatan berupa media
Booklet.
Menyiapkan media
Booklet dan kuesioner
pretest-posttest penelitian
Mendatangi rumah kediaman responden
secara door to door untuk memberikan
kuesioner pretest dan inform consent serta
pengarahan pengisian kuesioner dan
perlakuan intervensi media Booklet.
Melakukan kunjungan dihari kedua
untuk memberikan intervensi promosi
kesehatan media Booklet yang terahkir
dan selanjutnya responden mengisi
kuesioner posttest dan evaluasi promosi
kesehatan media Booklet
IV.2 Waktu dan Tempat Penelitian
IV.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017.
IV.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II,
Kelurahan Sungai Beliung.
IV.3 Populasi dan Sampel
IV.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kuanitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh orangtua yang mempunyai anak 0-14 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung.
IV.3.2 Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat
mewakili atau representatif populasi (Agus Riyanto, 2011). Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 30 orang.
1. Kriteria inklusi
a. Responden yang mempunyai anak 0-14 tahun yang beralamat di
wilayah kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung.
b. Responden yang tidak buta huruf (bisa membaca).
c. Responden yang bersedia dijadikan obyek penelitian.
2. Kriteria Eksklusi
a. Responden yang tidak mengikuti semua tahapan penelitian mulai
dari pretest sampai posttest.
b. Responden yang tidak mengikuti promosi kesehatan berupa media
Booklet sebanyak 2 kali.
IV.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
IV.4.1 Kuesioner
Kuesioner yang dibuat adalah kuesioner untuk mengukur
pengetahuan dan sikap responden tentang pencegahan penularan TB
pada anak sebelum dan sesudah diberikan intervensi
IV.4.2 Booklet
Media Booklet yang digunakan adalah Booklet “Mengenal TBC
Pada Anak” yang mana Booklet ini dapat disimpan setelah dilakukan
pretest. Media Booklet tersebut digunakan untuk menyampaikan
informasi yang dalam penelitian ini berisi tentang:
a. Isi Media Booklet
Booklet ini berjudul “Mengenal TBC Pada Anak”. Isi dari
Booklet ini terdiri dari pesan Verbal dan Nonverbal. Pesan verbal
adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.
Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Pesan
Nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa
komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis (Mulyana, 2005).
Tabel IV.1 Pesan Media Booklet
No Pesan Verbal Pesan Non Verbal
1. Mengenal
Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) dan TB paru anak
merupakan penyakit TB yang terjadi pada anak 0-14 tahun.
2. Seputar TB Anak Tuberkulosis pada anak sampai saat ini masih mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Sekitar 500.000 anak di dunia
menderita tuberkulosis dan sebanyak 74.000 anak meninggal
karena tuberkulosis setiap tahunnya.
3. Situasi TB Anak di
Indonesia saat ini
Menampilkan grafik proporsi kasus TB anak tahun 2015.
4. Penularan TB
Anak
Kuman TB keluar ke udara saat penderita bersin atau berbicara
→ kuman terhirup oleh anak → jika daya tahan tubuh anak kuat
maka akan tetap sehat sebaliknya jika daya tahan tubuh anak
lemah makan akan dengan mudah terkena TB paru.
5. Bagaimana
Penularan TB
Sumber penularan adalah pasien TB dengan BTA positif
Sekali batuk pasien TB dapat menyebarkan 3.000 kuman
Kuman TB dapat bertahan selama beberapa jam pada ruangan
yang tidak terkena sinar matahari
6. Jenis-jenis TB paru
pada anak
TB paru, TB perut (TB Peritonitis), TB tulang dan sendi, TB
ginjal serta TB kulit.
7. Gejala TB Pada
anak
Segera periksakan anak anda ke Puskesmas atau Rumah Sakit
jika mengalami gejala TB paru seperti batuk selama 3 minggu
atau lebih, berat badan tidak naik, demam tanpa sebab yang jelas
dan tidak nafsu makan.
8. Pengobatan TB
anak
Obat diminum setiap hari selama 6 bulan.
9. Mengetahui
kemajuan
pengobatan TB
anak
Pemantauan dengan mengamati perubahan kondisi anak, seperti
: berat badan naik, nafsu makan bertambah serta anak riang dan
tidak sakit-sakitan lagi.
10. Pencegahan TB
pada anak
Lakukan hal berikut agar anak anda tidak terkena TB paru →
imunisasi BCG, pemberian ASI eksklusif untuk meningkatkan
daya tahan anak serta pemberian makanan yang bergizi.
11. Siapa saja yang
berisiko terkena
TB paru
Semua orang mulai dari bayi, balita, remaja dan dewasa.
IV.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data primer
dan sekunder yaitu :
1. Data primer yaitu data yang diambil langsung oleh peneliti dari
Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung berupa kejadian TB
anak tahun 2016 sebanyak 8 kasus.
2. Data sekunder yaitu data yang diambil dari instansi/lembaga pemerintah,
seperti: data Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat, Kementerian Kesehatan dan Riskesdas.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tidak
langsung berupa kuesioner pretest-posttest dan media Booklet sebagai
alat ukur.
IV.6 Teknik Pengolahan dan Penyampaian Data
IV.6.1 Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara tidak langsung berupa
kuesioner pretest-posttest diolah sesuai dengan proses pengolahan data.
Menurut (Notoadmodjo, 2012) berikut langkah-langkah
pengolahan data yang sering digunakan :
1. Penyuntingan Data (Editing)
Pengumpulan dan pemeriksaan hasil kuesioner responden
yang sudah terkumpul, kemudian dilakukan penyuntingan data untuk
melihat apakah semua lembar kuesioner sudah terisi atau belum.
Apabila ada yang kurang atau tidak lengkap, jika memungkinkan
perlu untuk dilakukan pengambilan data secara ulang untuk
melengkapi jawaban yang kurang. Tetapi apabila tidak
memungkinkan maka pertanyaan dari jawaban yang tidak lengkap
tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data
missing”.
2. Pengkodean (Coding)
Lembar kuesioner tersebut diberi kolom/kode yang berisi nomor
responden dan nomor-nomor pertanyaan untuk mempermudah
peneliti dalam memasukkan data.
3. Skoring
Skoring, yaitu kegiatan merubah kuesioner atau pernyataan
dengan memberikan nilai atau skor. Pada penelitian ini, pemberian
skoring sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Jika jawaban benar diberi nilai/skor = 1 dan jawaban salah diberi
nilai/skor = 0
b. Sikap
Pernyataan sikap yang favorable diberikan nilai/skor STS (1), TS
(2), S (3), SS (4) sedangkan pernyataan sikap yang unfavorable
diberikan nilai/skor yang diberikan STS (4), TS (3), S (2), SS (1).
Pernyataan sikap favorable berjumlah 8 soal yaitu pernyataan sikap
nomor 1 – 8 sedangkan pernyataan sikap unfavorable berjumlah 7
soal yaitu pernyataan sikap nomor 9 – 15.
4. Memasukkan Data (Data Entry)
Kemudian kolom/kode tersebut disesuaikan dengan jawaban dari
masing-masing pertanyaan. Setelah itu dimasukkan ke dalam program
atau “software” komputer.
Dalam program ini, peneliti dituntut untuk teliti dalam mengentri
data. Apabila tidak maka akan terjadi bias pada olahan datanya.
5. Tabulasi
Membuat tabel maupun grafik hasil dari olahan data, disesuaikan
dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan peneliti.
IV.6.2 Teknik Penyampaian Data
IV.6.2.1 Bentuk Tabel
Penyajian data dalam bentuk tabel dilakukan untuk
mempermudah pembacaan data sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian.
IV.6.2.2 Bentuk Teks Atau Narasi
Penyajian data dalam bentuk teks atau narasi dilakukan untuk
mendeskripsikan atau memberi penjelasan dari data yang telah
disajikan dalam bentuk tabel.
IV.7 Teknik dan Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan uji analisis parametrik.
Perhitungan menggunakan Microsoft Excel dan Software Statistik for
Windows.
1. Uji Tahap Awal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data menggunakan Shapiro Wilk untuk
mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak.
b. Uji Beda Dua Rata-Rata Hasil Akhir
Uji beda dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui adanya
perbedaan rata-rata antara pretest dan posttest baik pada komponen
pengetahuan, sikap atau niat pada kelompok eksperimen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji-t test berpasangan apabila
distribusi data normal, uji t-test berpasangan dari data dependent
(sampel terikat) (Fajar, 2009). atau menggunakan Wilcoxon apabila
sebaran data tidak normal, untuk mengetahui apakah hipotesis
diterima atau ditolak.
IV.8 Uji Validitas dan Reabilitas
IV.8.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo 2012). Uji
validitas dilakukan terhadap 15 item pertanyaan. Berdasarkan uji
validitas yang sudah dilakukan bahwa semua item pertanyaan
pengetahuan dan pernyataan sikap dikatakan valid, sehingga semua item
pertanyaan pengetahaun dan pernyataan sikap dapat/layak digunakan
dalam penelitian.
IV.8.2 Uji Reabilitas
Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,
2012). Angket kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha
minimal 0,7 (Djemari Mardapi, 2003). Sehingga untuk mengetahui
sebuah angket dikatakan reliabel atau tidak,tinggal melihat besarnya nilai
alpha. Berdasarkan hasil uji reabilitas yang telah dilakukan menunjukan
nilai alpha adalah 0,718, hal ini menunjukan bahwa nilai alpha diatas 0,7,
sehingga kuesioner ini dikatakan reliabel.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Hasil Penelitian
V.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambar V.1 Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung Tahun 2017
Puskesmas Perumnas II sebagai sampel dalam penelitian ini berada
di Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat yang
mempunyai luas sebesar 567 Ha, yang terdiri dari 37 RW dan 195 RT.
Puskesmas Perumnas II terletak di Jalan Hasyim Achmad, Kota
Pontianak dengan jarak tempuh sekitar 5,5 km dari pusat kota.
Berdasarkan data dari Kelurahan Sungai Beliung pada tahun 2016 jumlah
penduduk yang ada di wilayah binaan Puskesmas Perumnas II,
Kelurahan Sungai Beliung sebesar 51.185 jiwa. Jumlah KK sebanyak
17.441 jiwa, jumlah jiwa per KK 4,28 jiwa dengan luas wilayah yang
tidak bertambah maka kepadatan penduduk pada tahun 2016 adalah
90,27 jiwa/km2 (Profil Puskesmas Perumnas II, 2016).
Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di UPK Puskesmas
Perumnas II tahun 2016 terdiri dari pelayanan UKP (Usaha Kesehatan
Perorangan) dan UKM (Usaha Kesahatan Masyarakat) baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar gedung UPK Puskesmas Perumnas
II.
Dalam melaksanakan pelayanan di luar gedung, masih ada kendala
yang berasal dari dalam organisasi maupun dari masyarakat sendiri.
Kendala dari dalam organisasi yaitu adanya penugasan dari Dinas
Kesehatan Kota Pontianak kepada petugas kesehatan dengan tugas ganda
baik tugas dalam maupun luar gedung. Dari masyarakat antara lain
sulitnya menghubungi tokoh masyarakat (RT/RW/TOGA) karena tokoh
masyarakat bekerja dan masyarakat tidak siap menerima petugas dengan
mengarahkan langsung ke warga setempat.
Sedangkan untuk pelayanan di dalam gedung berhubungan dengan
bangunan Puskesmas yang kurang memadai untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan tuntutan program. Hal ini disebabkan karena
kondisi fisik bangunan Puskesmas yang dibangun tahun 1996 sempit
sehingga ada beberapa pelayanan harus bergantian hari untuk dapat
menggunakan ruang pelayanan yang sama, sehingga tidak ergonomis
baik bagi pemberi dan penerima pelayanan.
Untuk pelayanan kasus TB paru, upaya yang telah dilakukan pihak
Puskesmas untuk menekan kasus TB paru adalah dengan memberikan
konseling ketika penderita TB paru berobat ke Puskesmas (upaya
preventif). Konseling yang diberikan hanya sekedar memberikan
informasi kepada pasien TB paru untuk menuntaskan pengobatannya
selama 6 bulan serta cara pencegahan agar tidak tertular kepada orang
disekitarnya terutama pada anak-anak. Konseling yang diberikan tidak
bisa dilaksanakan setiap hari, hal ini disebakan keterbatasan jumlah
ruangan yang dimiliki Puskesmas yang harus berbagi dengan program
lainnya (Bagian program TB paru).
Sedangkan untuk media promosi kesehatan, media yang telah
digunakan hanya banner dan poster yang dipajang di Puskemas dan
belum ada media khusus untuk pencegahan penyakit TB paru (Bagian
promosi kesehatan).
V.1.2 Sosial Ekonomi dan Budaya
Selain mempunyai kondisi sosial budaya yang masih tradisional,
sebagian besar masyarakat/penduduk adalah dari kalangan ekonomi
lemah (kurang mampu) ±3.096 jiwa, yang tentunya memiliki
keterbatasan dalam pemeliharaan kesehatan baik perorangan maupun
kelompok.
Masyarakat Sungai Beliung didominasi oleh masyarakat golongan
menengah ke bawah. Golongan menengah ke atas sangat terbatas, oleh
karena itu masyarakat yang kurang mampu diarahkan untuk
menggunakan dan membuat kartu BPJS.
Tabel V.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Kelurahan Sungai
Beliung Tahun 2016
No. Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Tidak / Belum Sekolah 5811 5744 5811
2. Belum Tamat SD / Sederajat 3504 3465 3504
3. Tamat SD / Sederajat 4509 5116 4509
4. SLTP / Sederajat 4472 4237 8709
5. SLTA/ Sederajat 8208 6867 15075
6. Diploma I / II 218 245 463
7. Akademi/ Diploma III / S. Muda 531 532 1063
8. Diploma IV/ Strata I 168 918 1086
9. Strata II 90 42 132
10. Strata III 6 1 7
Jumlah Total 27.517 27.167 40.359
Sumber : Profil Puskesmas Perumnas II, 2016
Berdasarkan tabel V.1, sebagian besar masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung berpendidikan
rendah (SD ke bawah) sebesar 13.824 jiwa (34,25%), pendidikan
menengah (SLTP - SLTA) sebesar 23.784 jiwa (58,93%) dan pendidikan
tinggi (Diploma I – Strata III) sebesar 2.751 jiwa (6,82%).
V.1.3 Gambaran Proses Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak 0-
14 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II,
Kelurahan Sungai Beliung. Teknik sampling yang digunakan yaitu Non
Random Sampling dengan metode purposive sampling dimana
pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang
dibuat oleh peneliti (Notoadmodjo, 2010).
Kegiatan penelitian dilakukan selama 1 minggu dimulai pada
tanggal 2 – 7 November 2017 di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II,
Kelurahan Sungai Beliung. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yaitu,
reponden 1-10 dilakukan pengisian lembar persetujuan responden,
keusioner pretest dan perlakuan media Booklet selama ± 15 menit pada
tanggal 2 November 2017 kemudian pada tanggal 3 November dilakukan
perlakuan media Booklet selama ± 15 menit dan pengisian kuesioner
posttest dan evaluasi promosi kesehatan media Booklet. Responden 11-
20 dilakukan pengisian lembar persetujuan responden, keusioner pretest
dan perlakuan media Booklet selama ± 15 menit pada tanggal 4
November 2017 kemudian pada tanggal 5 November 2017 dilakukan
perlakuan media Booklet selama ± 15 menit dan pengisian kuesioner
posttest serta evaluasi promosi kesehatan media Booklet. Responden 21-
30 dilakukan pengisian lembar persetujuan responden, keusioner pretest
dan perlakuan media Booklet selama ± 15 menit pada tanggal 6
November 2017 kemudian pada tanggal 7 November 2017 dilakukan
perlakuan media Booklet selama ± 15 menit dan pengisian kuesioner
posttest serta evaluasi promosi kesehatan media Booklet. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada gambar alur penelitian di bawah ini :
Gambar V.2 Alur Proses Penelitian
Perizinan
Penetapan
sampel yang
memenuhi
kriteria
inklusi
30 sampel
Lembar
persetujuan
responden &
kuesioner pretest
Promosi
kesehatan
dengan media
Booklet di hari
pertama
Promosi kesehatan
dengan media
Booklet di hari
kedua
Pengisian kuesioner
posttest dan evaluasi
promosi kesehatan
media Booklet
Selanjutnya
dilakukan
pengolahan
dan analisa
data
Pelaporan hasil
penelitian
Untuk tahapan kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tanggal Jam Kegiatan
2 November 2017 14.00 WIB - selesai - Perkenalan diri
- Menyampaikan maksud dan tujuan mendatangi
rumah responden 1-10
- Penandatanganan lembar persetujuan responden
- Pengisian lembar kuesioner pretest
- Pemberian promosi kesehatan media Booklet
selama ± 15 menit
3 November 2017 14.00 WIB - selesai - Pemberian promosi kesehatan media Booklet
selama ± 15 menit
- Pengisian lembar kuesioner posttest dan evaluasi
promosi kesehatan media Booklet
4 November 2017 14.00 WIB - selesai - Perkenalan diri
- Menyampaikan maksud dan tujuan mendatangi
rumah responden 11-20
- Penandatanganan lembar persetujuan responden
- Pengisian lembar kuesioner pretest
- Pemberian promosi kesehatan media Booklet
selama ± 15 menit
5 November 2017 14.00 WIB - selesai - Pemberian promosi kesehatan media Booklet
selama ± 15 menit
- Pengisian lembar kuesioner posttest dan evaluasi
promosi kesehatan media Booklet
6 November 2017 14.00 WIB - selesai - Perkenalan diri
- Menyampaikan maksud dan tujuan mendatangi
rumah responden 21-30
- Penandatanganan lembar persetujuan responden
- Pengisian lembar kuesioner pretest
- Pemberian promosi kesehatan media Booklet
selama ± 15 menit
7 November 2017 14.00 WIB - selesai - Pemberian promosi kesehatan media Booklet
selama ± 15 menit
- Pengisian lembar kuesioner posttest dan evaluasi
promosi kesehatan media Booklet
Tabel V.2 Jadwal Kegiatan Penelitian
V.1.3 Karakteristik Responden
1. Usia Ibu
Tabel V.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden di wilayah kerja Puskesmas
Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung, tahun 2017
Usia N %
20 – 30 tahun 9 29,9
31 – 40 tahun 15 49,9
41 – 50 tahun 6 19,8
Total 30 100
Sumber: data primer, 2017
Responden dalam penelitian ini adalah responden yang berusia 20-
50 tahun. Responden yang terpilih adalah siapa saja ibu yang mempunyai
anak 0-14 tahun yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Berdasarkan tabel V.3, diketahui bahwa proporsi usia responden
paling rendah yaitu berusia 20 tahun sedangkan responden paling tinggi
berusia 50 tahun dengan rata-rata usia responden yaitu 31-40 tahun.
2. Pendidikan Ibu
Tabel V.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden di wilayah
kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung tahun 2017
Tingkat Pendidikan N %
Tidak Tamat SD 3 10,0
SD 2 6,7
SMP 4 13,3
SMA 15 50,0
Akademi/Perguruan Tinggi 6 20,0
Total 30 100
Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel V.4, diketahui bahwa proporsi tingkat
pendidikan responden paling banyak berpendidikan SMA sebanyak 15
responden, Akademi/Perguruan Tinggi sebanyak 6 responden, SMP
sebanyak 4 responden, tidak tamat SD sebanyak 3 responden dan SD
sebanyak 2 responden.
3. Pekerjaan Ibu
Tabel V.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung, tahun 2017
Pekerjaan Ibu N %
Ibu Rumah Tangga 23 76,7
Pegawai Negeri Sipil 2 6,7
Pegawai Swasta 1 3,3
Wirausaha 4 13,3
Total 30 100
Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel V.5, diketahui bahwa proporsi pekerjaan
responden paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 23
responden, wirausaha sebanyak 4 responden, pegawai negeri sipil
sebanyak 2 responden dan pegawai swasta sebanyak 1 responden.
4. Pendapatan Per Bulan Keluarga
Tabel V.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Keluarga di wilayah
kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung, tahun 2017
Pendapatan Per Bulan Keluarga N %
< Rp 1.972.000,00 14 46,7
> Rp 1.972.000,00 16 53,5
Total 30 100
Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel V.6, diketahui bahwa proporsi pendapatan per
bulan keluarga > Rp 1.972.000,00 sebanyak 16 responden dan < Rp
1.972.000,00 sebanyak 14 responden.
V.1.4 Pendapat Responden Tentang Promosi Kesehatan Dengan Media Booklet
Tabel V.7
Pendapat Responden Tentang Tampilan Isi Media Booklet
Jawaban Frekuensi
N %
Bahasa Booklet yang digunakan
a. Sangat Baik
b. Baik
c. Cukup Baik
16
10
4
53,3
33,3
13,3
Penampilan (tulisan, gambar dan tata letak
gambar) Booklet
a. Sangat Menarik
b. Menarik
c. Cukup Menarik
11
14
5
36,7
46,7
16,7
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel V.7, diketahui bahwa persepsi responden yang
menjawab sangat baik mengenai bahasa media Booklet yang digunakan
sebesar 53,3%, baik sebesar 33,3% dan cukup baik sebesar 13,3%.
Persepsi responden yang menjawab sangat menarik mengenai
tampilan (tulisan, gambar dan tata letak gambar) Booklet sebesar 36,7%,
menarik sebesar 46,7% dan cukup menarik sebesar 16,7%.
Tabel V.8
Pendapat Responden Tentang Ketertarikan Terhadap Media Booklet
Jawaban Frekuensi
N %
Promosi kesehatan media Booklet merupakan hal
baru
a. Sangat Baru
b. Baru
c. Cukup Baru
d. Kurang Baru
11
15
3
1
36,7
50,0
10,0
3,3
Promosi kesehatan media Booklet perlu dilakukan
a. Sangat Perlu
b. Perlu
20
10
66,7
33,3
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel V.8, diketahui bahwa persepsi responden yang
menjawab sangat baru mengenai promosi kesehatan media Booklet
sebesar 36,7%, baru sebesar 50,0%, cukup baru sebesar 10,0% dan
kurang baru sebesar 3,3%.
Persepsi responden yang menjawab sangat perlu mengenai
promosi kesehatan media Booklet yang diberikan sebesar 66,7% dan
perlu 33,3%.
Tabel V.9
Pendapat Responden Tentang Pemahaman Terhadap Media Booklet
Jawaban Frekuensi
N %
Pemahaman tentang isi media Booklet
a. Sangat Paham
b. Paham
c. Cukup Paham
d. Kurang Paham
10
14
5
1
33,3
46,7
16,7
3,3
Pemahaman bahasa Booklet yang digunakan
a. Sangat Mudah Dipahami
b. Mudah Dipahami
c. Cukup Mudah Dipahami
d. Kurang Mudah Dipahami
18
5
6
1
60,0
16,7
20,0
3,3
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel V.9, diketahui bahwa persepsi responden yang
menjawab sangat paham mengenai pemahaman isi media Booklet sebesar
33,3%, paham sebesar 46,7%, cukup paham sebesar 16,7% dan kurang
paham sebesar 3,3%.
Persepsi responden yang menjawab sangat mudah dipahami
mengenai pemahaman bahasa media Booklet yang digunakan sebesar
60,0%, mudah pahami sebesar 16,7%, cukup mudah dipahami sebesar
20,0% dan kurang mudah dipahami sebesar 3,3%.
Tabel V.10
Pendapat Responden Tentang Kebermanfaatan Media Booklet
Jawaban Frekuensi
N %
Kebermanfaatan promosi kesehatan media Booklet
a. Sangat Bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Cukup Bermanfaat
20
8
2
66,7
26,7
6,7
Keingintahuan mencari informasi kesehatan setelah
perlakuan
a. Sangat Ingin Tahu
b. Ingin Tahu
16
14
53,3
46,7
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel V.10, diketahui bahwa persepsi responden yang
menjawab sangat bermanfaat mengenai kebermanfaatan promosi
kesehatan dengan media Booklet yang diberikan sebesar 66,7%,
bermanfaat sebesar 26,7% dan cukup bermanfaat sebesar 6,7%.
Persepsi responden yang menjawab sangat ingin tahu mengenai
keingintahuan mencari informasi kesehatan setelah perlakuan sebesar
53,3% dan ingin tahu sebesar 46,7%.
V.1.5 Uji Normalitas
Uji Normalitas data sampel dilakukan dengan uji Shapiro Wilk
(karena jumlah responden kurang dari 50). Kriteria data sampel
berdistribusi normal apabila nilai p ≥ 0,05. Hasil uji normalitas terhadap
data sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel V.11
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Shapiro Wilk pada Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung
Tahun 2017
No Variabel P Keterangan Kategori
(P)
1. Pretest Pengetahuan 0,006 Tidak Normal Median (9,00)
2. Pretest Sikap 0,074 Normal Mean (38,57)
3. Posttest Pengetahuan 0,003 Tidak Normal Median (11,00)
4. Posttest Sikap 0,090 Normal Mean (55,17)
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel V.11, hasil perhitungan normalitas dengan
menggunakan uji Shapiro Wilk diperoleh nilai p pretest pengetahuan
adalah 0,006 ≤ 0,05 yang artinya distribusi datanya tidak normal. Nilai p
pretest sikap adalah 0,074 ≥ 0,05 yang artinya distribusi datanya normal.
Sedangkan nilai p posttest pengetahuan adalah 0,003 ≤ 0,05 yang artinya
distribusi datanya tidak normal. Nilai p posttest sikap adalah 0,090 ≥ 0,05
yang artinya distribusi datanya normal.
V.1.6 Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian serta hasil dari pendidikan kesehatan melalui
media Booklet berupa peningkatan pengetahuan dan sikap responden.
1. Analisa Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Promosi Kesehatan Melalui
Media Booklet
Kategori pengetahuan dalam penelitian ini didasarkan pada
normalitas data. Berdasarkan hasil uji normalitas data pretest, data
berdistribusi tidak normal sehingga digunakan nilai median yaitu 9,00.
Responden dikategorikan memiliki pengetahuan baik apabila ≥ 9,00 dan
kurang baik < 9,00.
Tabel V.12
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pretest Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung, tahun 2017
Kategori Pengetahuan Pretest Posttest
N % N %
Baik 18 56,7 25 83,3
Kurang Baik 12 43,4 5 16,7
Total 30 100 30 100
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel V.12, diketahui bahwa jumlah responden yang
memiliki pengetahuan baik pada saat pretest sebanyak 18 responden
sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 12
responden.
Pada saat posttest berdasarkan hasil uji normalitas, data
berdistribusi tidak normal sehingga digunakan nilai median yaitu 11,00.
Responden dikategorikan memiliki pengetahuan baik apabila ≥ 11,00
dan kurang baik < 11,00.
Berdasarkan tabel V.12, diketahui bahwa jumlah responden yang
memiliki pengetahuan baik pada saat posttest sebanyak 25 responden
sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 5
responden.
Grafik V.1
Analisis Per Item Pengetahuan Responden Yang Menjawab Benar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pretes 22 18 23 13 13 23 18 11 14 22 19 22 15 18 26
Posttest 29 29 30 24 19 26 21 16 18 22 22 23 18 24 29
0
5
10
15
20
25
30
35
SK
OR
ITEM PERTANYAAN PENGETAHUAN
Berdasarkan grafik V.1, diketahui bahwa responden yang paling
tinggi peningkatan menjawab benarnya adalah pada pertanyaan
pengetahuan nomor 2 (P2) tentang “Penyebab penyakit TBC” pada saat
pretest sebanyak 18 responden yang menjawab benar kemudian pada saat
posttest terjadi peningkatan menjadi sebanyak 29 responden yang
menjawab benar dan pertanyaan pengetahuan nomor 4 (P4) tentang
“Usia penyakit TBC pada anak” pada saat pretest sebanyak 13 responden
yang menjawab benar kemudian pada saat posttest terjadi peningkatan
menjadi sebanyak 24 responden yang menjawab benar .
Peningkatan paling tinggi responden yang menjawab benar pada
pertanyaan pengetahuan nomor 2 dan 4 (P2 & P4) dapat disebabkan
karena di dalam isi media Booklet peneliti menjelaskan dengan jelas
beserta gambar tentang pertanyaan tersebut.
2. Analisa Sikap Sebelum Dan Sesudah Promosi Kesehatan Melalui Media
Booklet
Kategori sikap dalam penelitian ini didasarkan pada normalitas
data. Berdasarkan hasil uji normalitas data pretest, data berdistribusi
normal sehingga digunakan nilai mean yaitu 38,57. Responden
dikategorikan memiliki sikap mendukung apabila ≥ 38,57 dan sikap tidak
mendukung < 38,57.
Tabel V.13
Distribusi Frekuensi Sikap Pretest Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung, tahun 2017
Kategori Sikap Pretest Posttest
N % N %
Mendukung 12 40,0 23 76,7
Tidak Mendukung 18 60,0 7 23,3
Total 30 100 30 100
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel V.13, diketahui bahwa jumlah responden yang
memiliki sikap mendukung pada saat pretest sebanyak 12 responden
sedangkan yang memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 18
responden.
Pada saat posttest berdasarkan hasil uji normalitas, data
berdistribusi tidak normal sehingga digunakan nilai mean yaitu 55,17.
Responden dikategorikan memiliki sikap mendukung apabila ≥ 55,17
dan sikap tidak mendukung < 55,17.
Berdasarkan tabel V.14, diketahui bahwa jumlah responden yang
memiliki sikap mendukung pada saat posttest sebanyak 23 responden
sedangkan yang memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 7 responden.
Grafik V.2
Analisis Per Item Sikap Responden Yang Menjawab Benar
Berdasarkan grafik V.2, diketahui bahwa skor semua pernyataan
sikap baik yang favorable maupun yang unfavorable mengalami
peningkatan. Untuk pernyataan sikap yang favorable (pernyataan sikap
nomor 1-8) peningkatan skor yang paling tinggi yaitu pada pernyataan
sikap nomor 4 (S4) tentang “Bayi harus diberi imunisasi BCG untuk
mencegah tertular penyakit TBC” pada saat pretest skornya adalah 73
kemudian mengalami peningkatan pada saat posttest menjadi 114.
Sedangkan untuk pernyataan sikap unfavorable (pernyataan sikap nomor
9-15) peningkatan skor yang paling tinggi yaitu pada pernyataan sikap
nomor 11 (S11) tentang “Menjaga sirkulasi udara rumah dan membuka
jendela setiap hari bukan merupakan salah satu upaya pencegahan
penyakit TBC” pada saat pretest skornya adalah 71 kemudian mengalami
peningkatan pada saat posttest menjadi 113.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pretest 77 77 85 73 84 80 68 77 80 75 71 74 71 80 85
Posttest 107 107 110 114 112 114 101 108 114 112 113 110 111 111 111
0
20
40
60
80
100
120
SK
OR
ITEM PERNYATAAN SIKAP
Peningkatan skor pernyataan sikap nomor 4 (S4) untuk pernyataan
sikap favorable dan nomor 11 (S11) untuk pernyataan sikap unfavorable
dapat disebabkan karena di dalam isi media Booklet peneliti menjelaskan
dengan jelas disertai dengan gambar tentang pernyataan sikap tersebut.
V.1.7 Analisa Bivariat
Dalam penelitian ini responden diberi perlakuan dengan
menggunakan media Booklet tentang “Mengenal TBC Pada Anak”
selama 2 hari yang dibagi menjadi 3 kelompok. Untuk mengetahui
adanya perbedaan hasil pretest dan posttest digunakan analisis uji t
berpasangan jika data berdistribusi normal. Tetapi apabila data
berdistribusi tidak normal maka uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon.
Pada penelitian ini, variabel pengetahuan data berdistribusi tidak normal
sehingga uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Sedangkan variabel
sikap, data berdistribusi normal sehingga uji yang digunakan adalah uji t
berpasangan.
1. Pengetahuan
Uji variabel pengetahuan dengan menggunakan uji Wilcoxon,
pengujian didasarkan pada nilai T. Nilai T adalah jumlah yang lebih kecil
antara skor yang meningkat dengan skor yang menurun. Terdapat 23
responden yang skor pengetahuannya meningkat pada saat posttest, 0
responden yang skor pengetahuannya menurun dan 7 responden yang
skor pengetahuannya tetap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel V.14
Hasil Uji Hipotesis dengan Uji Wilcoxon
(Pretest – Posttest Pengetahuan)
N Skor Meningkat Skor Menurun Skor Tetap P value
30 23 0 7 0,000
Sumber: Data Primer, 2017
Dari hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai P value 0,000 < 0.05, maka
Ha diterima Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang bermakna antara
pengetahuan sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang “Mengenal
TBC Pada Anak” dengan media Booklet.
2. Sikap
Pernyataan sikap dioleh dengan menggunakan uji t berpasangan
karena data berdistribusi normal. Uji ini menghitung selisih antara nilai
dua variabel untuk tiap kasus dan apakah selisih rata-rata tersebut bernilai
nol. Rata-rata skor sikap saat pretest 38, 57 dan posttest 55,17 sehingga
mengalami peningkatan 16,60 dengan P value 0,000. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel V.15
Hasil Uji Hipotesis Dengan Uji t Berpasangan
(Pretest – Posttest Sikap)
N Mean Pretest (SD) Mean Posttest (SD) Beda Mean P value
30 38,57 (1,906) 55,17 (1,913) 16,60 0,000
Sumber: Data Primer, 2017
Dari hasil uji t berpasangan didapatkan nila P value 0,000 maka Ha
diterima Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang bermakna antara sikap
sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang “Mengenal TBC Pada
Anak” dengan media Booklet.
V.2 Pembahasan
1. Perbedaan pengetahuan pretest dan posttest pada responden di wilayah
kerja Puskesmas Perumnas II, Kelurahan Sungai Beliung
Berdasarkan analisis univariat yang dilakukan, didapatkan bahwa
terdapat peningkatan skor median atau nilai tengah pengetahuan pada saat
pretest dan posttest. Pada saat pretest skor median 9,00 lalu meningkat
menjadi 11,00 pada saat posttest. Pada analisis bivariat dilakukan uji
Wilcoxon yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
antara pengetahuan sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang
“Mengenal TBC Pada Anak” dengan media Booklet (P value = 0,000).
Berdasarkan hasil analisis per item pengetahuan responden,
didapatkan bahwa responden yang paling tinggi peningkatan menjawab
benarnya adalah pada pertanyaan pengetahuan nomor 2 (P2) tentang
“Penyebab penyakit TBC” pada saat pretest sebanyak 18 responden yang
menjawab benar kemudian pada saat posttest terjadi peningkatan menjadi
sebanyak 29 responden yang menjawab benar dan pertanyaan pengetahuan
nomor 4 (P4) tentang “Usia penyakit TBC pada anak” pada saat pretest
sebanyak 13 responden yang menjawab benar kemudian pada saat posttest
terjadi peningkatan menjadi sebanyak 24 responden yang menjawab benar
.
Peningkatan paling tinggi responden yang menjawab benar pada
pertanyaan pengetahuan nomor 2 dan 4 (P2 & P4) dapat disebabkan
karena di dalam isi media Booklet peneliti menjelaskan dengan jelas
beserta gambar tentang pertanyaan tersebut.
Sedangkan untuk pengetahuan yang tidak mengalami peningkatan
seperti pada pertanyaan nomor 10 (P10) tentang “Kebiasaan membuka
jendela yang dianjurkan” dikarenakan peneliti tidak menjelaskan di dalam
Booklet.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muzakki dkk (2017), berdasarkan uji paired t-test dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pasien
TB paru sebelum dan sesudah edukasi menggunakan media Booklet.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan uji
wilcoxon dengan p value sebesar 0,003 menunjukkan adanya perbedaan
pengetahuan sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang “Mengenal
TBC Pada Anak” dengan media Booklet.
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ummami (2016)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan selisih rata-rata pengetahuan
sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang tuberkulosis
paru dengan nilai p value sebesar 0,000. Dalam penelitian Ummami terjadi
peningkatan rata-rata pengetahuan sebesar 2,61 dari 10,30 saat pretest lalu
meningkat menjadi 12,91 saat posttest sedangkan dalam penelitian yang
dilakukan oleh peneliti terdapat peningkatan nilai median sebesar 6 dari
9,00 saat pretest lalu meningkat menjadi 15,00 saat posttest dengan nilai p
value sebesar 0,003.
Hal ini didukung dengan pendapat Nasution (2012) yang
menyatakan bahwa pengetahuan adalah suatu proses belajar pengalaman
nilai, informasi kontekstual dan kepakaran yang dilakukan dengan panca
indera terhadap objek tertentu. Di dalam penelitian ini pengetahuan
didapatkan dari proses belajar melalui media Booklet sehingga
dilakukanlah penginderaan terhadap isi media Booklet yang diberikan.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sunaryo (2014), bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi
melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek
tertentu. Dalam penelitian ini, pengetahuan responden yang meningkat
adalah hasil dari penginderaan yang dilakukan responden terhadap konten
isi media Booklet yang diberikan khususnya indera penglihatan dan
pendengaran.
Menurut teori Dale’s Cone of Experience (Kerucut pengalaman
Dale, 1969 dalam Notoatmodjo (2012)) menyatakan bahwa hasil belajar
seseorang diperoleh dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang
ada di lingkungan hidup seseorang kemudin melalui benda tiruan sampai
kepada lambang vebal (abstrak). Hal ini sejalan dengan yang dilakukan
oleh Computer Technology Research (CTR) yang menyatakan bahwa
seseorang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari
yang didengar. Tetapi seseorang dapat mengingat 50% dari yang dilihat
dan didengar serta 80% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus
(Suiraoka dan Supariasa, 2012).
Hal ini sejalan dengan pendapat Langkamp (2006) dalam jurnal
Mohammadirizi dkk (2014) yang menyatakan bahwa pendidikan verbal
yang disertai dengan pendidikan tertulis lebih efektif daripada hanya
pendidikan verbal saja. Karena dapat dipelajari di rumah, di perjalanan,
atau setiap kali mereka perlu, dan kemudian dapat dicetak jika diperlukan.
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan,
baik individu, kelompok maupun masyarakat dikelompokkan menjadi 4
(Blum, 1974 dalam Notoadmodjo), yaitu : 1) lingkungan yang mencakup
lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya, 2)
perilaku, 3) pelayanan kesehatan dan 4) hereditas.
Peran pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan perilaku
masyarakat yang kondusif adalah agar masyarakat berupaya menyadari
atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana
menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka
dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilaman
sakit dan sebagainya. Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari
(knowledge) dan sikapi (attitude) melainkan harus
dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (practice).
Menurut teori Lawrence Green 1980 dalam Notoatmodjo (2012),
bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : 1) Faktor predisposisi
(prediposing factors), 2) Faktor pemungkin (Enabling factors) dan 3)
Faktor penguat (Reinforcing factors). Berdasarkan teori tersebut maka
seharusnya kegiatan pendidikan kesehatan merujuk pada ketiga faktor
tersebut. Agar pendidikan kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan
dan sikap masyarakat, maka pendidikan kesehatan yang diberikan harus
dapat menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
baik bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya. Disamping
itu, dapat memberikan pengertian tentang tradisi, kepercayaan masyarakat
dan sebagainya yang merugikan maupun yang menguntungkan kesehatan.
Penyajian Booklet yang menggunakan banyak gambar dan warna
memberikan tampilan yang menarik (Pralisaputri dalam Jayanti, 2016).
Konten yang dibagikan dalam media Booklet ini dikemas dengan warna
dan gambar yang beragam serta menarik sehingga dapat menarik
perhatian responden. Pemilihan warna yang baik secara keseluruhan akan
mendukung keberhasilan sebuah program multimedia. Pemilihan warna
yang baik dalam multimedia akan mengundang respon yang positif bagi
pemakainya sekaligus mengundang decak kekaguman akan keindahannya.
Sebaliknya pemilihan warna yang kurang baik akan mengurangi
keberhasilan sebuah program multimedia, baik dari sisi respon
pemakainya maupun keindahannya (Purnama, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Okeye dan Dowse (2017)
mengatakan bahwa Booklet yang didesain dengan konten dan format yang
tepat dapat meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan pasien
tuberkulosis.
Media cetak Booklet umumnya digunakan dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang isu-isu kesehatan karena Booklet
memberikan informasi dengan spesifik dan banyak digunakan sebagai
media alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang
menghendakinya. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut perlu
dilakukan suatu proses pendidikan kesehatan dengan media karena
keberhasilan proses pendidikan yang dilakukan tergantung pada beberapa
faktor, diantaranya kurikulum, sumber bahan ajar termasuk sarana dan
prasarana (Aini dalam Pakpahan dkk, 2011).
2. Perbedaan sikap pretest dan posttest pada responden di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas II Kelurahan Sungai Beliung
Berdasarkan analisis univariat yang dilakukan didapatkan
peningkatan skor mean atau rata-rata pada saat pretest dan posttest. Pada
saat pretest skor mean 38,57 lalu meningkat menjadi 55,17 pada saat
posttest. Pada analisis bivariat dilakukan uji t berpasangan yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara sikap
sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang “Mengenal TBC Pada
Anak” dengan media Booklet (P value = 0,000).
Berdasarkan hasil analisis per item pernyataan sikap, diketahui
bahwa skor semua pernyataan sikap baik yang favorable maupun yang
unfavorable mengalami peningkatan. Untuk pernyataan sikap yang
favorable (pernyataan sikap nomor 1-8) peningkatan skor yang paling
tinggi yaitu pada pernyataan sikap nomor 4 (S4) tentang “Bayi harus diberi
imunisasi BCG untuk mencegah tertular penyakit TBC” pada saat pretest
skornya adalah 73 kemudian mengalami peningkatan pada saat posttest
menjadi 114. Sedangkan untuk pernyataan sikap unfavorable (pernyataan
sikap nomor 9-15) peningkatan skor yang paling tinggi yaitu pada
pernyataan sikap nomor 11 (S11) tentang “Menjaga sirkulasi udara rumah
dan membuka jendela setiap hari bukan merupakan salah satu upaya
pencegahan penyakit TBC” pada saat pretest skornya adalah 71 kemudian
mengalami peningkatan pada saat posttest menjadi 113.
Peningkatan skor pernyataan sikap nomor 4 (S4) untuk pernyataan
sikap favorable dan nomor 11 (S11) untuk pernyataan sikap unfavorable
dapat disebabkan karena di dalam isi media Booklet peneliti menjelaskan
dengan jelas disertai dengan gambar tentang pernyataan sikap tersebut.
Peningkatan paling tinggi responden yang menjawab benar pada
pernyataan sikap nomor 11 (S11) dapat disebabkan karena di dalam isi
Booklet peneliti menjelaskan upaya pencegahan yang dapat dilakukan
untuk mencegah penularan TBC pada anak beserta gambarnya..
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratama (2013), hasil uji
statistik menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
perubahan sikap tentang berkebiasaan hidup bersih dan sehat dengan p
value 0,001.
Hasil ini sejalan dengan teori Ivansevich dkk (2005) yang
menyatakan bahwa kunci dari mengubah suatu sikap adalah dengan
mengidentifikasi keyakinan atau nilai yang menjadi bagian dari sikap
tersebut dan kemudian menyediakan informasi untuk pemegang sikap
untuk mengubah keyakinan atau nilai tersebut, promosi kesehatan yang
dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menyediakan informasi
bagi responden sebagai pemegang sikap untuk mengubah keyakinan atau
nilai yang diyakini oleh responden sehingga memiliki sikap yang lebih
baik.
Penelitian yang dilakukan Faraji dan Hajbaghery (2016) mengatakan
bahwa Booklet dapat meningkatkan sikap pasien sedangkan diskusi
kelompok dapat meningkatkan sikap dan praktek pasien.
Notoadmodjo (2012) mengatakan bahwa sikap merupakan reaksi
atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat secara langsung tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Dengan stimulus berupa
media Booklet yang diberikan menunjukkan adanya sikap positif atau
mendukung, hal ini ditunjukkan dengan perbedaan sikap responden
sebelum dan sesudah intervensi.
Salah satu media cetak pendidikan kesehatan yang efektif ialah
Booklet. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat
bantu, sarana dan sumber daya pendukungnya untuk menyampaikan
pesan harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan
(Ma’munah, 2015).
Beberapa gambar yang ditampilkan menunjukkan bagaimana
penularan TB paru pada anak, jenis-jenis TB paru yang menyerang anak,
gejala apabila seorang anak terkena TB paru, pengobatan TB paru pada
anak, mengetahui kemajuan pengobatan TB paru pada anak serta
pencegahan TB paru pada anak. Gambar-gambar tersebut disajikan
dalam bentuk dan warna yang menarik sehingga dapat menimbulkan
minat dan keingintahuan masyarakat tentang penyakit TB paru pada anak
dan menyebabkan perubahan sikap yang terjadi pada masyarakat tentang
TB paru pada anak. Sehingga respon yang ditunjukkan oleh masyarakat
adalah lebih peka dan waspada terhadap penularan penyakit TB paru
terutama yang terjadi pada anak. Berdasarkan penjelasan diatas maka
salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap
responden mengenai pencegahan penularan TB paru pada anak adalah
dengan melakukan promosi kesehatan melalui media cetak Booklet,
dengan melakukan promosi kesehatan maka pengetahuan akan semakin
meningkat sehingga akan mempengaruhi sikap untuk lebih mendukung.
V.3 Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini sudah dilakukan secara optimal, namun
peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari adanya
kekurangan-kekurangan. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dan
hambatan-hambatan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Responden
a. Responden bisa saja masih mengingat jawaban yang dipilih pada saat
pretest dan memilih jawaban yang sama pada saat posttest. Hal ini
dikarenakan jarak pemberian Booklet yang singkat yaitu 2 kali selama
2 hari berturut-turut.
b. Ada beberapa responden yang tidak membaca dengan teliti Booklet
yang diberikan hanya melihat secara sepintas-sepintas saja tanpa
membaca dengan detail isi Booklet.
c. Kuesioner saat pretest dan posttest sama.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Pengetahuan responden pada saat pretest menunjukkan nilai tengah
(median) yaitu 9,00. Responden yang memiliki skor pengetahuan baik
sebanyak 17 responden (56,7%) sedangkan yang memiliki skor
pengetahuan kurang baik sebanyak 13 responden (43,4%).
2. Sikap responden pada saat pretest menunjukkan rata-rata (mean) yaitu
38,57. Responden dengan sikap mendukung sebanyak 12 responden
(40,0%) sedangkan yang memiliki sikap tidak mendukung sebanyak 18
responden (60,0%).
3. Setelah dilakukan promosi kesehatan melalui media cetak Booklet nilai
tengah (median) skor pengetahuan meningkat dari 9,00 menjadi 11,00
dengan p value 0,000. Jumlah responden dengan pengetahuan baik pada
saat posttest sebanyak 25 responden (83,3%) sedangkan responden
dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 5 responden (16,7%). Untuk
sikap, nilai mean sikap meningkat dari 38,57 menjadi 55,17 dengan p
value 0,000. Jumlah responden dengan sikap mendukung pada saat
posttest sebanyak 23 responden (76,7%) sedangkan responden dengan
sikap tidak mendukung sebanyak 7 responden (23,3%).
VI.2 Saran
Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang
ditujukan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan, antara lain :
1. Bagi Puskesmas Perumnas II
a. Diharapkan kepada petugas kesehatan khusunya dibagian promosi
kesehatan dapat menggandakan dan memanfaatkan media Booklet ini
sebagai media edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pencegahan penularan TB paru pada anak. Karena
media Booklet merupakan media yang lebih unggul dibanding media
lain, karena dapat memuat halaman yang lebih banyak disertai dengan
keterangan gambar yang mudah dipahami pembaca, selain itu Booklet
juga dapat dibaca sewaktu-waktu disaat santai.
2. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan dengan membaca media Booklet ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang pencegahan penularan
TB paru pada anak dan dapat mendeteksi sedini mungkin gejala TB
paru pada anak sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak yang
merupakan sebagai generasi penerus bangsa agar tumbuh menjadi anak
yang sehat dan kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, A dan Kumalasari, M. L. F. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan
Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Deteksi Dini
Kanker Payudara Pada Wus Di Surakarta Jawa Tengah. 6 (1). Diakses
dari URL
http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/view/201
tanggal 27 Desember 2017
Depkes RI. 2013. Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak. Jakarta. Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Diakses
dari URL www.tbindonesia.or.id/.../Buku-Petunjuk-Teknis-Manajemen-
dan-Tatalaksana-TB-An...
Depkes RI. 2016. Pusat Data dan Informasi. Info Datin. Diakses dari URL
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
info-datin.html
Dinkes. 2014. Data TB kota Pontianak. Dinkes Pontianak.
---------. 2015. Data TB kota Pontianak. Dinkes Pontaiank.
---------. 2016. Data TB kota Pontianak. Dinkes Pontianak.
---------. 2015. Hasil Program TB. Dinkes Provinsi Kalimantan Barat.
-------------. 2016. InfoDATIN TB. Jakarta. Pusat Data dan Informasi.
-------------.2011. Strategi Nasional Pengendalian TB. Jakarta. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
-------------.2009. Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB. Jakarta.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Fitriani, E. 2013. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis
Paru. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Universitas Negeri Semarang. Diakses dari URL https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/3034/2807
tanggal 27 Desember 2017.
Hajbaghery, M., A. and Faraji, M. 2016. Comparison of effect between group discussion
and educational booklet on Iranian nursing students’ attitude and practice
toward patient privacy. Journal of Educational Evaluation for Health
Professions. 13 (29) : 1975-5937. Diakses dari URL
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5066073/ tanggal 1 Juli 2018.
Hamidi, H. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Tentang
Pencegahan Penyakit TB Paru Dengan Kejadian TB Paru Anak Usia 0-
14 tahun di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru Kota Salatiga. Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Keolahragaan. Universitas Negeri
Semarang. Diakses dari URL lib.unnes.ac.id/608/1/7310.pdf tanggal 27
Desember 2017.
Hapsari, C. M. 2013. Efektivitas Komunikasi Media Booklet “Anak Alami”
Sebagai Media Penyampai Pesan Gentle Birthing Service. Skripsi.
Surabaya. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Kristen Petra.
Diakses dari URL docplayer.info/40496486-Efektivitas-komunikasi-media-
booklet-anak-alami-sebagai-... tanggal 27 Desember 2017.
Ivancevich, John M, Robert Konopaske dan Michael T Matteso, 2009. Perilaku dan
Manajemen Organisasi, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Jayanti, S. 2016. Pengaruh Promosi Kesehatan Melalui Media Cetak Booklet
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pencegahan Penularan Tb Paru Pada
Keluarga Pasien (Studi Kasus Pasien Tb Paru Puskesmas Perumnas I
Kecamatan Pontianak Barat). Skrips (Tidak Dipublikasikan).
Lestari, P., Endaryanto, A., Sahiratmadja., dan Suharto. 2011. Status Gizi dan
Status Besi Anak Kontak Tuberkulosis Serta Perannya dalam Kejadian
Infeksi dan Sakit. Fakultas Kedokteran. Universitas Airlangga. Diakses
dari URL journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
Vol%2013%20No%202%20Mei%202011-7.... tanggal 27 Desember 2017.
Madanijah, S., dan Triana, N. 2007. Hubungan Antara Status Gizi Masa Lalu Anak
dan Partisipasi Ibu di Posyandu Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada
Murid Taman Kanak-Kanak. Fakultas Ekologi Manusia dan Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Diakses dari URL repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/2236/4/Triana.%20Nina_A2006.
pdf tanggal 27 Desember 2017.
Ma’munah, M. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Booklet Terhadap
Pengetahuan Nutrisi Ibu Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Timur. Diakses dari URL repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../1/Malikatul%20Ma%27munah-
fkik.pdf tanggal 27 Desember 2017.
Mohamadirizi, S., Fahami, F., dan Bahadoran, P. 2014. Comparison of the effect of
multimedia and illustrated booklet educational methods on women's
knowledge of prenatal care. Irianian Journal of Nursing and Midewifery
Research. 19 (2) : 127-131. Diakses dari URL
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4020020/ tanggal 1 Juli
2018.
Muzakki, N. 2017. Perbedaan Pengetahuan Pasien Tuberkulosis Paru Sebelum dan
Sesudah Edukasi Menggunakan Media Booklet di Balai Kesehatan Paru
Masyarakat Purwokerto. Program Studi Farmasi. Fakultas Farmasi.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Diakses dari URL
repository.ump.ac.id/3684/1/COVER.pdf tanggal 27 Desember 2017.
Nasution, I.K. 2007. Perilaku merokok pada remaja. skripsi. Medan : Universitas
Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).
Nur’aini. 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Booklet Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Menstrual Hygiene Pada Siswi di SDI Al-Falah I
Jakarta. Diakses dari URL
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/32414 tanggal 27
Desember 2017.
Nurwitasari, A., dan Wahyuni, C. U. 2015. Pengaruh Status Gizi dan Riwayat
Kontak Terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak di Kabupaten Jember.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. Diakses dari
URLrepository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../Iga%20Yuliana
%20Sari.pdf?...1 tanggal 27 Desember 2017.
Nurrasyida., Purwara, B. H., Herman, H., Husin, F., Djuwantono, T., Afriandi, I.,
dan Sukandar, H. 2016. Pengaruh Penerapan Booklet Kunjungan Pada
Akseptor KB Suntik 3 Bulan terhadap Pengetahuan, Sikap dan Ketepatan
Waktu Kunjungan Ulang. Fakultas Kedokteran. Universitas Padjajaran.
Diakses dari URL ijemc.com/index.php/ijemc/article/view/50 tanggal 27
Desember 2017.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA.
------------- . 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA.
-------------. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Okeyo, I., A. and Dowse, A. 2017. An illustrated booklet for reinforcing community
health worker knowledge of tuberculosis and facilitating patient
counselling. African Journal of Primary Health Care & Family
Medicine. 3 (6) : 2071-2936. Diakses dari URL
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6018457/ tanggal 1
Juli 2018.
Pakpahan, R. P., Larasati, T. A., Sibuca, S. dan Sahli, A. Z. 2011. The Efectiveness
of Booklet for Improved Knowledge and Attitude about Cigarette and its
Dangerous at SDN 01 Panjang Selatan, Panjang, Bandar Lampung.
Diakses dari URL
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/297/29
5 tanggal 27 Desember 2017.
Pratama, R. K. O. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Kebiasaan
Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa SDN 1. Diakses dari URL eprints.ums.ac.id/27163/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf tanggal 27 Desember 2017.
Priyoto, 2014. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta. Nuha
Medica.
Palupi, D.L.M. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Sikap
dan Perilaku Penderita Tuberculosis yang Berobat di Wilayah Kerja
Puskesmas Surakarta. Program Studi Kedokteran Keluarga. Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Diakses dari URL https://digilib.uns.ac.id/.../Pengaruh-Pendidikan-Kesehatan-Terhadap-
Perubahan-Peng... tanggal 27 Desember 2017.
Pudiastuti, R. D. 2011. Waspadai Penyakit Pada Anak. Jakarta : PT. INDEKS.
Purnama, S. 2011. Elemen warna dalam pengembangan multimedia pembelajaran.
Diakses dari URL : http://www.kompasiana.com/insyira/elemen-warna-
dalam-pengembangan-multimedia-
pembelajaran_5500f3afa33311e57251269c tanggal 25 Desember 2017
Puspaningrum, W., Agusyahbana, F., Mawarni, A. dan Nugroho, D. 2017.
Pengaruh Media Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri
Terkait Kebersihan Dalam Menstruasi Di Pondok Pesantren Al-Ishlah
Demak Triwulan Ii Tahun 2017. 5 (4). Diakses dari URL
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/18362 tanggal
27 Desember 2017.
Rehusisma, L.A., Indriwati, S. E., dan Suarsini, E. 2017. Pengembangan Media
Pembelajaran Booklet dan Video Sebagai Penguatan Karakter Hidup
Bersih dan Sehat. Pendidikan Biologi. Universitas Negeri Malang.
Dikases dari URL journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/9964
tanggal 27 Desember 2017.
Rahajoe, N. N. 2001. Tatalaksana Tuberkulosis Pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Diakses dari URL ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/viewFile/206/284
tanggal 27 Desember 2017.
Riyanto, A. 2011. Metode Penelitian Kesehatan: Yogyakarta. Nuha Medica
Safitri, C.H, Wilujeng, C.S, Handayani, D. 2014. Perbedaan Metode Team Game
Tournament Dan Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Pemilihan Jajanan Sehat. Indonesian Journal Of Human Nutrition, 1 (2) :
89-105. Diakses dari URL download.portalgaruda.org/article.php?...PERBEDAAN%20METODE%20T
EAM%2.. tanggal 27 Desember 2017.
Sianturi, S. 2014. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Tb
Paru. (Studi Kasus Di Bkpm Semarang Tahun 2013). Dikases dari URL
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/3157/2922 tanggal
27 Desember 2017.
Supariasa, I. D. N., and Suiraoka. I. P. 2012. Media Pendidikan Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugiyono, 2015. Statistika untuk Penelitian. Bandung. ALFABETA
UPTD. 2016. Profil Puskemas Perumnas II. Kota Pontianak.
Ummami, Y. H. 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Tuberkulosis
Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Penderita Dalam
Pencegahan Penularan Tuberkulosis di Puskesmas Simo. Fakultas Ilmu
Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses dari URL
eprints.ums.ac.id/43324/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20NEW.pdf tanggal
27 Desember 2017.
Wahyu, G. G. 2008. TBC Pada Anak.Jakarta : PT. DIAN RAKYAT.
WHO. 2016. Tuberculosis. Diakses dari URL http://www.who.int/tb/en/.
-------. 2016. WHO End’s TB Strategy. Dikases dari URL
http://www.who.int/tb/en/. tanggal 27 Desember 2017.
-------. 2016. WHO New Global Commitement to End Tuberculosis. Diakses dari
URL http://www.who.int/topics/tuberculosis/en. tanggal 27 Desember
2017.
--------. 2016. Childhood TB. Diakses dari URL http://www.who.int/entity/tb/areas-
of-work/children/whoisatrisk/en/index.html tanggal 27 Desember 2017.
Widiana, F. R. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Terhadap
Pencegahan TB Paru Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Grujugan
Kabupaten Bondowoso. diakses dari URL https://text-
id.123dok.com/document/wye9jj7q-hubungan-antara-pengetahuan-
dengan-sikap-orang-tua-terhadap-pencegahan-tb-paru pada-balita-di-
wilayah-puskesmas-grujugan-kabupaten bondowoso.html pada tanggal
27 Desember 2017.
Zulekah, S. 2012. Efektifitas Pendidikan Gizi dengan Media Booklet Terhadap
Pengetahuan Gizi Anak SD. Surakarta. Prodi Gizi. Fakultas Ilmu
Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses dari URL
https://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/kemas/1771 tanggal 27 Desember
2017.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
(Informed Consent)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Nama Peneliti : WIWI UTARINIGSIH
NIM : 131510499
Peminatan : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Saya mahasiswi Universitas Muhammadiyah Pontianak, Fakultas Ilmu
Kesehatan sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas
akhir untuk menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat
(S.K.M). Saya akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Promosi Kesehatan
Melalui Media Booklet Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Orangtua
Dalam Pencegahan Tb Paru Pada Anak”.
Untuk keperluan tersebut, saya harap dengan kerendahan hati agar kiranya
Saudara bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah
disediakan. Keusioner ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan
apa yang dipertanyakan, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik
untuk penelitian ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi Saudara dalam
pengisian kuesioner ini.
Apakah Saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian ini ?
YA / TIDAK
Pontianak, November 2017
Responden,
(...............................................)
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
BOOKLET UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN
SIKAP ORANGTUA TERHADAP PENCEGAHAN
TB PADA ANAK
TAHUN 2017
KODE RESPONDEN
I. Karakteristik Responden
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Umur
Alamat
Jumlah Anak
Pendidikan Terakhir
Ibu
1. Tidak Sekolah 4. SMP
2. Tidak Tamat SD 5. SMA
3. SD 6. Akademi / Perguruan Tinggi
Pekerjaan Ibu 1. Ibu Rumah Tangga 4. Buruh
2. Pegawai Negeri 5. Wiraswasta
3. Pegawai Swasta 6. .................................
Pendapatan Keluarga
per bulan
1. < Rp 1.972.000,00
2. > Rp 1.972.000,00
II. Pengetahuan responden tentang pencegahan TB pada anak
1. Apakah penyakit TBC itu ......
a. Penyakit akibat kekurangan darah
b. Penyakit yang menyerang paru-paru
c. Penyakit keturunan
2. Apa penyebab penyakit TBC .......
a. Kuman/bakteri
b. Udara kotor
c. Asap rokok
3. Penyakit TBC ditularkan melalui .......
a. Udara
b. Air
c. Darah
4. TBC pada anak adalah penyakit TBC yang menyerang anak usia ......
a. Di atas 17 tahun
b. 0-5 tahun
c. 0-14 tahun
5. Berikut gejala penyakit TBC pada anak, kecuali .....
a. Demam selama 3 hari
b. Berat badan anak tidak naik walaupun gizi sudah diperbaiki
c. Rambut anak rontok
6. Mengapa anak mudah tertular penyakit TBC ?
a. Karena umurnya yang masih kecil
b. Karena daya tahan tubuh anak yang masih lemah
c. Karena anak susah minum obat
7. Berikut pencegahan penularan TBC pada anak ?
a. Imunisai BCG
b. Imunisasi polio
c. Imunisasi campak
8. Berikut cara membuang dahak yang benar, kecuali :
a. Membuang dahak di selokan
b. Ditampung dalam wadah yang tertutup
c. Meludah sembarangan
9. Berikut ini perilaku kesehatan yang dapat menurunkan resiko penularan TBC
pada anak, kecuali ....
a. Menjaga kebersihan lingkungan rumah
b. Memberikan makanan yang bergizi kepada anak
c. Menjaga kebersihan pribadi
10. Kebiasan membuka jendela yang dianjurkan, yaitu ....
a. Tidak pernah membuka jendela
b. Membuka jendela saat bersih-bersih
c. Membuka jendela setiap hari sekitar jam 09.00 pagi
11. Pencegahan TBC pada anak dapat dilakukan dengan cara berikut ini, kecuali
.....
a. Memberikan makanan yang bergizi pada anak
b. Diberikan susu formula
c. Memberikan imunisasi BCG
12. Berikut merupakan upaya dalam meningkatkan daya tahan anak agar tidak
mudah terserang TBC, yaitu ....
a. Pemberian air putih
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Pemberian madu
13. Bagaimana mengetahui kemajuan pengobatan TBC pada anak ....
a. Anak tidak pucat dan tidak lemah
b. Rambut anak tidak rontok lagi
c. Berat badan anak bertambah, anak riang dan nafsu makan bertambah
14. Berapa lama pengobatan TBC pada anak ......
a. Selama 6 bulan
b. Selama 1 tahun
c. Selama 1 minggu
15. Berikut ini lingkungan rumah yang baik untuk pencegahan TBC pada anak,
yaitu .......
a. Rumah yang ada ventilasi/pencahayaan baik dan tidak padat penghuni
b. Rumah yang mewah
c. Rumah yang besar
III. Sikap responden tentang pencegahan TB pada anak
No. Pertanyaan SS S TS STS
1. TBC merupakan penyakit menular yang sangat
berbahaya tetapi dapat disembuhkan
2. Bakteri TBC akan mati apabila ruangan rumah
terkena sinar matahari langsung
3. Apabila batuk atau bersin, penderita TBC harus
menutup mulutnya untuk mencegah penyebaran
kuman TBC kepada anak
4. Bayi harus diberi imunisasi BCG untuk mencegah
tertular penyakit TBC
5. Untuk mencegah anak tertular TBC perlu
pemahaman yang baik tentang penyebaran penyakit
TBC
6. Apabila anak saya batuk 3 minggu atau lebih, saya
segera memeriksakannya ke puskesmas
7. Lingkungan rumah yang kumuh dan kotor
merupakan salah satu penyebab penularan TBC
pada anak
8. Pengobatan TBC selama 6 bulan secara tekun dan
teratur merupakan tindakan yang paling efektif
9. Menurut saya, saya tidak perlu tahu masalah
penyakit TBC pada anak
10. Menurut saya, TBC pada anak merupakan
penyakityang biasa dan tidak perlu dikhawatirkan
11. Menjaga sirkulasi udara rumah dan membuka
jendela setiap hari bukan merupakan salah satu
upaya pencegahan penyakit TBC
12. Anak yang batuk dan demam selama lebih dari 2
minggu disertai penurunan nafsu makan merupakan
gejala yang biasa dan tidak harus diwaspadai
13. Memberikan makanan yang bergizi kepada anak
tidak dapat mencegah penularan TBC pada anak
14. Apabila anak demam tidak terlalu tinggi tetapi
dalam jangka waktu yang lama merupakan gejala
yang biasa terjadi pada anak
15. Penyuluhan tentang TBC pada anak tidak perlu
dilakukan karena merupakan penyakit yang biasa
Keterangan : SS = Sangat setuju S = Setuju
TS = Tidak setuju STS = Sangat tidak setuju
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI SAUDARA DALAM PENELITIAN INI
POSTTEST
No. Responden
I. Pengetahuan responden tentang pencegahan TB pada anak
16. Apakah penyakit TBC itu ......
d. Penyakit akibat kekurangan darah
e. Penyakit yang menyerang paru-paru
f. Penyakit keturunan
17. Apa penyebab penyakit TBC .......
d. Kuman/bakteri
e. Udara kotor
f. Asap rokok
18. Penyakit TBC ditularkan melalui .......
d. Udara
e. Air
f. Darah
19. TBC pada anak adalah penyakit TBC yang menyerang anak usia ......
d. Di atas 17 tahun
e. 0-5 tahun
f. 0-14 tahun
20. Berikut gejala penyakit TBC pada anak, kecuali .....
d. Demam selama 3 hari
e. Berat badan anak tidak naik walaupun gizi sudah diperbaiki
f. Rambut anak rontok
21. Mengapa anak mudah tertular penyakit TBC ?
d. Karena umurnya yang masih kecil
e. Karena daya tahan tubuh anak yang masih lemah
f. Karena anak susah minum obat
22. Berikut pencegahan penularan TBC pada anak ?
d. Imunisai BCG
e. Imunisasi polio
f. Imunisasi campak
23. Berikut cara membuang dahak yang benar, kecuali :
d. Membuang dahak di selokan
e. Ditampung dalam wadah yang tertutup
f. Meludah sembarangan
24. Berikut ini perilaku kesehatan yang dapat menurunkan resiko penularan TBC
pada anak, kecuali ....
d. Menjaga kebersihan lingkungan rumah
e. Memberikan makanan yang bergizi kepada anak
f. Menjaga kebersihan pribadi
25. Kebiasan membuka jendela yang dianjurkan, yaitu ....
d. Tidak pernah membuka jendela
e. Membuka jendela saat bersih-bersih
f. Membuka jendela setiap hari sekitar jam 09.00 pagi
26. Pencegahan TBC pada anak dapat dilakukan dengan cara berikut ini, kecuali
.....
d. Memberikan makanan yang bergizi pada anak
e. Diberikan susu formula
f. Memberikan imunisasi BCG
27. Berikut merupakan upaya dalam meningkatkan daya tahan anak agar tidak
mudah terserang TBC, yaitu ....
d. Pemberian air putih
e. Pemberian ASI eksklusif
f. Pemberian madu
28. Bagaimana mengetahui kemajuan pengobatan TBC pada anak ....
d. Anak tidak pucat dan tidak lemah
e. Rambut anak tidak rontok lagi
f. Berat badan anak bertambah, anak riang dan nafsu makan bertambah
29. Berapa lama pengobatan TBC pada anak ......
d. Selama 6 bulan
e. Selama 1 tahun
f. Selama 1 minggu
30. Berikut ini lingkungan rumah yang baik untuk pencegahan TBC pada anak,
yaitu .......
d. Rumah yang ada ventilasi/pencahayaan baik dan tidak padat penghuni
e. Rumah yang mewah
f. Rumah yang besar
II. Sikap responden tentang pencegahan TB pada anak
No. Pertanyaan SS S TS STS
1. TBC merupakan penyakit menular yang sangat
berbahaya tetapi dapat disembuhkan
2. Bakteri TBC akan mati apabila ruangan rumah
terkena sinar matahari langsung
3. Apabila batuk atau bersin, penderita TBC harus
menutup mulutnya untuk mencegah penyebaran
kuman TBC kepada anak
4. Bayi harus diberi imunisasi BCG untuk mencegah
tertular penyakit TBC
5. Untuk mencegah anak tertular TBC perlu
pemahaman yang baik tentang penyebaran penyakit
TBC
6. Apabila anak saya batuk 3 minggu atau lebih, saya
segera memeriksakannya ke puskesmas
7. Lingkungan rumah yang kumuh dan kotor
merupakan salah satu penyebab penularan TBC
pada anak
No Pertanyaan SS S TS STS
8. Pengobatan TBC selama 6 bulan secara tekun dan
teratur merupakan tindakan yang paling efektif
9. Menurut saya, saya tidak perlu tahu masalah
penyakit TBC pada anak
10. Menurut saya, TBC pada anak merupakan
penyakityang biasa dan tidak perlu dikhawatirkan
11. Menjaga sirkulasi udara rumah dan membuka
jendela setiap hari bukan merupakan salah satu
upaya pencegahan penyakit TBC
12. Anak yang batuk dan demam selama lebih dari 2
minggu disertai penurunan nafsu makan merupakan
gejala yang biasa dan tidak harus diwaspadai
13. Memberikan makanan yang bergizi kepada anak
tidak dapat mencegah penularan TBC pada anak
14. Apabila anak demam tidak terlalu tinggi tetapi
dalam jangka waktu yang lama merupakan gejala
yang biasa terjadi pada anak
15. Penyuluhan tentang TBC pada anak tidak perlu
dilakukan karena merupakan penyakit yang biasa
Keterangan : SS = Sangat setuju S = Setuju
TS = Tidak setuju STS = Sangat tidak setuju
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI SAUDARA DALAM PENELITIAN INI
Evaluasi Promosi Kesehatan Melalui Media Booklet Untuk Meningkatkan
Pengetahuan dan Sikap Orangtua Terhadap Pencegahan TB Pada Anak
di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II, Kecamatan Pontianak Barat
Tahun 2017
Nama :
1. Menurut Saudara, apakah Booklet tentang “Mengenal TBC Pada Anak” yang
ditampilkan menarik ?
a. Sangat menarik c. Cukup menarik
b. Menarik d. Kurang menarik
2. Menurut Saudara, apakah Booklet tentang “Mengenal TBC Pada Anak” yang
digunakan sudah baik ?
a. Sangat baik c. Cukup baik
b. Baik d. Kurang baik
3. Menurut Saudara, apakah penampilan (tulisan, gambar dan tata letak gambar)
Booklet menarik untuk dibaca ?
a. Sangat menarik c. Cukup menarik
b. Menarik d. Kurang menarik
4. Apakah promosi kesehatan dengan media Booklet merupakan hal yang baru
bagi Saudara ?
a. Sangat baru c. Cukup baru
b. Baru d. Kurang baru
5. Menurut Saudara, apakah promosi kesehatan dalam bentuk media Booklet
seperti ini perlu dilakukan ?
a. Sangat perlu c. Cukup perlu
b. Perlu d. Kurang perlu
6. Apakah penggunaan media Booklet sebagai media promosi kesehatan,
Saudara menjadi lebih paham tentang materi “Mengenal TBC Pada Anak” ?
a. Sangat paham c. Cukup paham
b. Paham d. Kurang paham
7. Menurut Saudara, apakah penggunaan bahasa dalam media Booklet ini mudah
dipahami ?
a. Sangat mudah dipahami c. Cukup mudah dipahami
b. Mudah dipahami d. Kurang mudah dipahami
8. Apakah promosi kesehatan dengan media Booklet ini dapat memberikan
manfaat untuk Saudara ?
a. Sangat Bermanfaat c. Cukup bermanfaat
b. Bermanfaat d. Kurang bermanfaat
9. Apakah setelah mendapat promosi kesehatan dengan media Booklet, Saudara
lebih ingin tahu lagi tentang kesehatan ?
a. Sangat ingin tahu c. Cukup ingin tahu
b. Ingin tahu d. Kurang ingin tahu
10. Bagaimana perasaan Saudara selama mengikuti promosi kesehatan dengan
media Booklet ini ?
a. Sangat senang c. Cukup senang
b. Senang d. Kurang senang
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI SAUDARA DALAM PENELITIAN INI
HASIL REKAPITULASI SPSS PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Umur Ibu/Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 1 3.3 3.3 3.3
23 1 3.3 3.3 6.7
26 1 3.3 3.3 10.0
29 2 6.7 6.7 16.7
30 4 13.3 13.3 30.0
32 1 3.3 3.3 33.3
34 1 3.3 3.3 36.7
35 2 6.7 6.7 43.3
36 1 3.3 3.3 46.7
37 3 10.0 10.0 56.7
38 1 3.3 3.3 60.0
39 3 10.0 10.0 70.0
40 3 10.0 10.0 80.0
41 1 3.3 3.3 83.3
42 1 3.3 3.3 86.7
43 1 3.3 3.3 90.0
44 1 3.3 3.3 93.3
45 1 3.3 3.3 96.7
50 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
b. Pendidikan Terakhir Ibu/Responden
Pendidikan Terakhir Ibu/Respoden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Tamat SD 3 10.0 10.0 10.0
SD 2 6.7 6.7 16.7
SMP 4 13.3 13.3 30.0
SMA 15 50.0 50.0 80.0
Akademi/Perguruan Tinggi 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
c. Pekerjaan Ibu/Responden
Pekerjaan Ibu/Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 23 76.7 76.7 76.7
Pegawai Negeri 2 6.7 6.7 83.3
Pegawai Swasta 1 3.3 3.3 86.7
Wirausaha 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
d. Pendapatan Keluarga Per Bulan
Pendapatan Keluarga Per Bulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < Rp 1.972.000,00 14 46.7 46.7 46.7
> Rp 1.972.000,00 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
2. Pendapat Responden Tentang Promosi Kesehatan Dengan Media
Booklet
a. Pendapat Pernyataan Nomor 1
Soal Evaluasi Nomor 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Menarik 23 76.7 76.7 76.7
Menarik 6 20.0 20.0 96.7
Cukup Menarik 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
b. Pendapat Pernyataan Nomor 2
Soal Evaluasi Nomor 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baik 16 53.3 53.3 53.3
Baik 10 33.3 33.3 86.7
Cukup Baik 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
c. Pendapat Pernyataan Nomor 3
Soal Evaluasi Nomor 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Menarik 11 36.7 36.7 36.7
Menarik 14 46.7 46.7 83.3
Cukup Menarik 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
d. Pendapat Pernyataan Nomor 4
Soal Evaluasi Nomor 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Baru 11 36.7 36.7 36.7
Baru 15 50.0 50.0 86.7
Cukup Baru 3 10.0 10.0 96.7
Kurang Baru 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
e. Pendapat Pernyataan Nomor 5
Soal Evaluasi Nomor 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Perlu 20 66.7 66.7 66.7
Perlu 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
f. Pendapat Pernyataan Nomor 6
Soal Evaluasi Nomor 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Paham 10 33.3 33.3 33.3
Paham 14 46.7 46.7 80.0
Cukup Paham 5 16.7 16.7 96.7
Kurang Paham 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
g. Pendapat Pernyataan Nomor 7
Soal Evaluasi Nomor 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Mudah Dipahami 18 60.0 60.0 60.0
Mudah Dipahami 5 16.7 16.7 76.7
Cukup Mudah Dipahami 6 20.0 20.0 96.7
Kurang Mudah Dipahami 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
h. Pendapat Pernyataan Nomor 8
Soal Evaluasi Nomor 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Bermanfaat 20 66.7 66.7 66.7
Bermanfaat 8 26.7 26.7 93.3
Cukup Bermanfaat 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
i. Pendapat Pernyataan Nomor 9
Soal Evaluasi Nomor 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Ingin Tahu 16 53.3 53.3 53.3
Ingin Tahu 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
j. Pendapat Pernyataan Nomor 10
Soal Evaluasi Nomor 10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Senang 18 60.0 60.0 60.0
Senang 11 36.7 36.7 96.7
Cukup Senang 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
3. Uji Normalitas Data
a. Pretest Pengetahuan
Descriptives
Statistic Std. Error
Nilai/Skor Pengetahuan
Pretest Responden
Mean 9.23 .425
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 8.36
Upper Bound 10.10
5% Trimmed Mean 9.11
Median 9.00
Variance 5.426
Std. Deviation 2.329
Minimum 6
Maximum 15
Range 9
Interquartile Range 3
Skewness .942 .427
Kurtosis .274 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai/Skor Pengetahuan
Pretest Responden
.273 30 .000 .893 30 .006
a. Lilliefors Significance Correction
b. Pretest Sikap
Descriptives
Statistic Std. Error
Nilai/Skor Sikap Pretest
Responden
Mean 38.57 .348
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 37.85
Upper Bound 39.28
5% Trimmed Mean 38.56
Median 38.00
Variance 3.633
Std. Deviation 1.906
Minimum 35
Maximum 42
Range 7
Interquartile Range 3
Skewness .322 .427
Kurtosis -.600 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai/Skor Sikap Pretest
Responden
.217 30 .001 .937 30 .074
a. Lilliefors Significance Correction
c. Posttest Pengetahuan
Descriptives
Statistic Std. Error
Nilai/Skor Pengetahuan
Posttest Responden
Mean 11.67 .241
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 11.17
Upper Bound 12.16
5% Trimmed Mean 11.59
Median 11.00
Variance 1.747
Std. Deviation 1.322
Minimum 10
Maximum 15
Range 5
Interquartile Range 1
Skewness .860 .427
Kurtosis .270 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai/Skor Pengetahuan
Posttest Responden
.226 30 .000 .883 30 .003
a. Lilliefors Significance Correction
d. Posttest Sikap
Descriptives
Statistic Std. Error
Nilai/Skor Posttest
Responden
Mean 55.17 .349
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 54.45
Upper Bound 55.88
5% Trimmed Mean 55.22
Median 55.00
Variance 3.661
Std. Deviation 1.913
Minimum 50
Maximum 59
Range 9
Interquartile Range 2
Skewness -.634 .427
Kurtosis .845 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai/Skor Posttest
Responden
.232 30 .000 .940 30 .090
a. Lilliefors Significance Correction
4. Analisa Univariat
a. Kategori Pengetahuan Pretest Responden
Kategori_pengetahuan_pre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 18 60.0 60.0 60.0
Kurang Baik 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
b. Kategori Sikap Pretest Responden
Kategori_sikap_pre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Mendukung 12 40.0 40.0 40.0
Tidak Mendukung 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
c. Kategori Pengetahuan Posttest Responden
Kategori_pengetahuan_post
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 25 83.3 83.3 83.3
Kurang Baik 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
d. Kategori Sikap Posttest Responden
Kategori_sikap_post
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Mendukung 23 76.7 76.7 76.7
Tidak Mendukung 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
5. Analisa Bivariat
a. (Pretest – Posttest Pengetahuan)
Uji Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai/Skor Pengetahuan
Posttest Responden -
Nilai/Skor Pengetahuan
Pretest Responden
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 23b 12.00 276.00
Ties 7c
Total 30
a. Nilai/Skor Pengetahuan Posttest Responden < Nilai/Skor Pengetahuan Pretest Responden
b. Nilai/Skor Pengetahuan Posttest Responden > Nilai/Skor Pengetahuan Pretest Responden
c. Nilai/Skor Pengetahuan Posttest Responden = Nilai/Skor Pengetahuan Pretest Responden
Test Statisticsb
Nilai/Skor
Pengetahuan
Posttest
Responden -
Nilai/Skor
Pengetahuan
Pretest
Responden
Z -4.249a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. (Pretest – Posttest Sikap)
Uji t Berpasangan
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Nilai/Skor Posttest
Responden
55.17 30 1.913 .349
Nilai/Skor Sikap Pretest
Responden
38.57 30 1.906 .348
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Nilai/Skor Posttest
Responden & Nilai/Skor
Sikap Pretest Responden
30 .087 .649
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Nilai/Skor
Posttest
Responden -
Nilai/Skor
Sikap Pretest
Responden
16.600 2.581 .471 15.636 17.564 35.226 29 .000
Data Hasil Kegiatan Penemuan Penderita TB Paru, Extra Paru,
RO (+) dan Penderita Anak
Tahun 2014
NO PUSKESMAS BTA POSITIF RO
(+)
Extra
Paru
Anak Total
Baru Kambuh
1. Khatulistiwa 20 0 9 0 4 33
2. Siantan Hilir 21 0 20 0 1 42
3. Siantan Hulu 20 0 8 0 3 31
4. Siantan Tengah 24 0 29 3 2 58
5. Telaga Biru 11 0 7 0 1 19
6. Tanjung Hulu 11 0 6 0 0 17
7. Kampung Dalam 38 0 12 0 6 56
8. Banjar Serasan 1 0 1 0 0 2
9. Tambelan Sampit 5 0 4 0 1 10
10. Saigon 13 3 8 0 7 31
11. Parit Mayor 4 0 9 0 0 13
12. Alianyang 3 0 12 0 0 15
13. Jendral Urip 10 2 8 0 1 21
14. Kampung Bangka 15 2 18 1 0 36
25. Parit H Husin II 9 0 2 0 0 11
16. Gang Sehat 20 1 16 1 9 47
17. Purnama 20 2 9 2 7 40
18. Karya Mulya 5 0 11 0 4 20
19. Pal Lima 10 0 6 0 0 16
20. Pal Tiga 11 0 21 0 2 34
21. KomYos S 8 0 3 0 4 15
22. Perumnas I 31 0 13 0 11 55
23. Perumnas II 49 6 26 0 7 88
24. RSDS 26 0 13 2 0 41
25. RSSA 25 0 16 1 1 43
26. DPS 0 0 0 0 0 0
27. UP4 19 4 14 0 8 45
28. RUTAN 1 0 0 0 0 1
Jumlah 430 20 301 10 79 840
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak
Data Hasil Kegiatan Penemuan Penderita TB Paru, Extra Paru,
RO (+) dan Penderita Anak
Tahun 2015
NO PUSKESMAS BTA POSITIF RO
(+)
Extra
Paru
Anak Total
Baru Kambuh
1. Khatulistiwa 28 0 11 0 1 40
2. Siantan Hilir 21 0 12 0 3 36
3. Siantan Hulu 21 2 5 0 1 29
4. Siantan Tengah 19 2 12 3 2 38
5. Telaga Biru 19 1 6 4 5 35
6. Tanjung Hulu 11 0 7 0 0 18
7. Kampung Dalam 35 0 11 0 3 49
8. Banjar Serasan 4 0 5 0 0 9
9. Tambelan Sampit 8 1 4 0 0 13
10. Saigon 20 1 6 0 5 32
11. Parit Mayor 2 0 5 0 1 8
12. Alianyang 13 0 4 5 7 29
13. Jendral Urip 7 1 6 0 2 16
14. Kampung Bangka 21 1 9 1 0 32
15. Parit H Husin II 26 1 1 2 1 31
16. Gang Sehat 22 1 6 1 2 32
17. Purnama 21 0 10 1 2 34
18. Karya Mulya 11 0 12 0 6 29
19. Pal Lima 14 0 4 0 1 19
20. Pal Tiga 19 1 17 2 5 44
21. KomYos S 12 0 13 0 1 26
22. Perumnas I 30 0 14 0 2 46
23. Perumnas II 41 3 24 1 5 74
24. RSDS 12 0 3 1 0 16
25. RSSA 19 0 17 0 0 36
26. DPS 0 0 0 0 0 0
27. UP4 14 4 15 0 7 40
28. RUTAN 0 0 0 0 0 0
Jumlah 470 19 239 21 62 811
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak
Data Hasil Kegiatan Penemuan Penderita TB Paru, Extra Paru,
RO (+) dan Penderita Anak
Tahun 2016
NO PUSKESMAS BTA POSITIF RO
(+)
Extra
Paru
Anak Total
Baru Kambuh
1. Khatulistiwa 14 0 13 1 3 31
2. Siantan Hilir 12 0 17 0 3 32
3. Siantan Hulu 12 1 7 1 1 22
4. Siantan Tengah 13 1 18 0 3 35
5. Telaga Biru 16 1 7 1 2 27
6. Tanjung Hulu 14 0 8 0 0 22
7. Kampung Dalam 50 2 14 0 6 72
8. Banjar Serasan 9 0 8 0 1 18
9. Tambelan Sampit 12 1 2 0 1 16
10. Saigon 12 2 8 1 5 28
11. Parit Mayor 3 0 6 1 0 10
12. Alianyang 12 1 11 6 2 32
13. Jendral Urip 7 2 5 4 2 20
14. Kampung Bangka 20 0 11 1 0 32
25. Parit H Husin II 15 0 6 1 1 23
16. Gang Sehat 14 1 14 1 2 32
17. Purnama 17 0 10 1 2 30
18. Karya Mulya 17 2 15 1 3 38
19. Pal Lima 8 0 4 0 7 19
20. Pal Tiga 26 1 14 3 2 46
21. KomYos S 13 0 9 0 3 25
22. Perumnas I 29 1 13 1 9 53
23. Perumnas II 37 2 18 0 9 66
24. RSDS 17 0 7 3 0 27
25. RSSA 11 0 10 3 0 24
26. DPS 0 0 0 0 0 0
27. UP4 20 2 7 2 9 40
28. RUTAN 0 1 0 0 0 1
Jumlah 430 21 262 32 76 821
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
44 2 8 2 15 10 22 6 4 1 15 48 68 49
294
KASUS TB ANAK PER KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2015
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2013. Petunjuk Teknis
Manajemen TB Anak. Jakarta.
Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Depkes RI. 2009. Buku Saku Kader
Program Penanggulangan TB.
Jakarta. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Pudiastuti, R. D. 2011. Waspadai
Penyakit Pada Anak. Jakarta : PT.
INDEKS.