Pengaruh Personality Traits Terhadap Pengambilan ......oleh berbagai kalangan pernah berperan...

25
1 PENDAHULUAN Usaha kecil mempunyai potensi maupun peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dinilai oleh berbagai kalangan pernah berperan sebagai “katup pengaman” pada masa krisis ekonomi tahun 1997-an, UMKM ini tetap memiliki potensi dan peran yang strategis dan besar untuk ikut serta mempercepat perubahan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data yang mendukung yang menunjukkan bahwa UMKM tersebut cukup dominan dalam menyokong perekonomian Indonesia, diantaranya adalah jumlah industri yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi, memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar, dan juga UMKM memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB). Mengingat mempunyai peran yang sangat besar, usaha kecil ini harus tetap dikembangkan, dan harus saling memperkuat antara usaha yang kecil dengan usaha yang besar dalam rangka pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun sampai saat ini, UMKM masih menghadapi masalah yang krusial, yakni sangat kecilnya modal yang mereka miliki untuk mengembangakan usahanya (Sitompul, 2006). Melihat kondisi tersebut pemerintah turut ambil bagian dengan mencanangkan program yang disebut dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).KUR merupakan kredit atau pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.KUR disini merupakan program dari pemerintah, namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari bank.Sekarang ini sudah banyak perbankan yang ikut ambil bagian dalam mengembangakan UMKM ini,

Transcript of Pengaruh Personality Traits Terhadap Pengambilan ......oleh berbagai kalangan pernah berperan...

  • 1

    PENDAHULUAN

    Usaha kecil mempunyai potensi maupun peranan yang sangat strategis dalam

    mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dinilai

    oleh berbagai kalangan pernah berperan sebagai “katup pengaman” pada masa krisis ekonomi

    tahun 1997-an, UMKM ini tetap memiliki potensi dan peran yang strategis dan besar untuk

    ikut serta mempercepat perubahan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

    banyak.Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data yang mendukung yang menunjukkan

    bahwa UMKM tersebut cukup dominan dalam menyokong perekonomian Indonesia,

    diantaranya adalah jumlah industri yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi,

    memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor

    UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan

    investasi yang sama pada usaha besar, dan juga UMKM memberikan kontribusi yang cukup

    signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB). Mengingat mempunyai peran yang sangat

    besar, usaha kecil ini harus tetap dikembangkan, dan harus saling memperkuat antara usaha

    yang kecil dengan usaha yang besar dalam rangka pemerataan kesejahteraan bagi seluruh

    rakyat Indonesia.

    Namun sampai saat ini, UMKM masih menghadapi masalah yang krusial, yakni

    sangat kecilnya modal yang mereka miliki untuk mengembangakan usahanya (Sitompul,

    2006). Melihat kondisi tersebut pemerintah turut ambil bagian dengan mencanangkan

    program yang disebut dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).KUR merupakan kredit atau

    pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah dalam bentuk pemberian modal kerja dan

    investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.KUR disini merupakan

    program dari pemerintah, namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari bank.Sekarang ini

    sudah banyak perbankan yang ikut ambil bagian dalam mengembangakan UMKM ini,

  • 2

    banyak diantaranya yang menerapkan sistem kredit untuk membantu permodalan dalam

    membangun usaha tersebut. Berbagai usaha juga telah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk

    menunjang pemberian kredit pada UMKM, salah satunya adalah dari segi demand, dengan

    melakukan penguatan lembaga pendamping UMKM melalui peningkatan capacity building

    dalam bentuk pelatihan dan kegiatan penelitian yang menunjang pemberian kredit pada

    UMKM tersebut (Setyobudi, 2007).

    Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak CEMSED UKSW (2012), di kota Salatiga

    terdapat sebanyak 295 industri makanan ringan. Usaha dalam bidang industri makanan ringan

    sudah banyak ditemukan, karena memang dalam bidang ini banyak dibutuhkan oleh

    masyarakat luas dan laba yang didapat juga lumayan besar. Namun modal yang dimiliki

    pengusaha skala kecil dan menengah seringkali terbatas, oleh karena itu diharapkan

    pemerintah dan perbankan ikut turut ambil bagian dalam hal penyaluran dana dalam bentuk

    kredit. Menurut Bank Indonesia, pemberian kredit untuk pengembangan usaha makanan

    ringan ini cukup prospektif dan aman bagi perbankan, karena dari usaha ini tercipta lapangan

    kerja yang cukup banyak yang mengelola usaha dalam bidang industri dan distribusi.

    ([email protected]).

    Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meminimalisir resiko kredit adalah dengan

    melakukan analisis 5C (Character, Capacity, Capital, Condition of Economy, dan Collateral)

    terhadap nasabah (Feriyanto, 2006). Faktor C yang paling dominan dalam analisis tersebut

    adalah Character, yang tentunya sangat penting untuk didalami oleh analis kredit sebelum

    memberikan kredit.Character tersebut merupakan penilaian terhadap karakter atau

    kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan

    bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.Walaupun seseorang memiliki

    kondisi usaha yang sama, dan aset yang sama, namun jika memiliki karakter yang berbeda,

    mailto:[email protected]

  • 3

    maka dalam hal pemenuhan kewajiban kredit tersebut juga akan berbeda pula. Sehingga

    dalam hal ini faktor karakter yang paling penting untuk diperhatikan.

    Dalam hal pengambilan keputusan keuangan individu banyak dipengaruhi oleh

    faktor- faktor psikologis dan sosial yang salah satunya adalah aspek personality

    traits.Penelitian Mc Kenna, dkk (2003) dalam Ika (2011) perihal hubungan tipe psikologi

    dengan pengambilan keputusan menunjukan bahwa pengambilan keputusan keuangan, faktor

    psikologis sering menjadi dasar pijakan. Faktor psikologis ini salah satunya menyangkut

    tentang karakter kepribadian (personality traits).Costa dan McCrae (1992) dalam Mastuti

    (2005) memperkenalkan dimensi kepribadian yang dikenal sebagai Five Factor Model, yang

    meliputi neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan

    conscientiousness.Kepribadian dapat diartikan sebagai pola tingkah laku, cara berpikir, dan

    emosi khusus dan relatif tetap yang ditunjukkan seseorang. Faktor yang memberi pengaruh

    cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh

    dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial.

    Ada penelitian terdahulu yang membahas personality traits yang telah diteliti oleh

    Meviana (2010) tentang pengaruh personality traits terhadap perilaku penyalahgunaan

    penggunaan kartu kredit dengan impulsiveness sebagai variabel intervening. Penggunaan

    kartu kredit disini juga merupakan salah satu keputusan keuangan.Seseorang memilih

    menggunakan kartu kredit tersebut dengan benar atau tidak, seringkali dipengaruhi aspek

    psikologis kepribadian mereka.Dari penelitian tersebut dapat dilihat ternyata variabel

    conscientiousness, agreeableness, dan openness to experience tidak terbukti mempengaruhi

    penyalahan penggunaan kartu kredit.

    Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa persoalan penelitiannya

    adalah :

  • 4

    1. Apakah neuroticism berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada

    pengusaha industri makanan ringan di Salatiga?

    2. Apakah extraversion berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada

    pengusaha industri makanan ringan di Salatiga?

    3. Apakah openness to experience berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

    kredit pada pengusaha industri makanan ringan di Salatiga?

    4. Apakah agreeableness berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada

    pengusaha industri makanan ringan di Salatiga?

    5. Apakah conscientiousness berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit

    pada pengusaha industri makanan ringan di Salatiga?

    Manfaat penelitian ini adalah agar para analis kredit yang akan mencari calon debitur

    untuk lebih mempertimbangakan variabel-variabel apa saja yang menjadi faktor penentu

    dalam pengambilan keputusan kredit.

    LANDASAN TEORI

    Personality Traits

    Menurut Shane dan Glimmow (2003), kepribadian merupakan pola tingkah laku, cara

    berpikir, dan emosi khusus relatif tetap yang ditunjukkan seseorang. Sedangkan kepribadian

    (personality) menurut Robbins (1996) adalah organisasi dinamis di dalam masing-masing dan

    sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungannya.Kepribadian

    disini muncul karena adanya faktor keturunan, lingkungan dan juga dipengaruhi oleh situasi

    dimana mereka tinggal (Robbins, 1996).

    Costa dan McCrae (1992) dalam Mastuti (2005) memperkenalkan lima dimensi

    kepribadian yang lebih dikenal dengan nama Five Factor Model, yang meliputi neuroticism,

  • 5

    extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Dalam

    penelitian ini akan membahas pengaruh antara personality traits dengan pengambilan

    keputusan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah pada industri makanan ringan yang ada di

    kota Salatiga.

    Menurut Costa dan McCrae menyatakan bahwa neuroticism merupakan suatu

    kecenderungan untuk mengalami emosi yang tidak menyenangkan dengan muda h, seperti

    kemarahan,kecemasan, depresi, atau kerentanan. Seseorang dengan kemantapan emosional

    yang positif akan cenderung lebih tenang, bergairah dan merasa aman. Sedangkan seseorang

    dengan emosional yang negatif akan cenderung tertekan, gelisah, tidak aman, dan sulit untuk

    berpikir jernih dalam membuat keputusan.

    Dimensi kepribadian extraversion dalam Robbins (2001)lebih menunjukkan tingkat

    kesenangan seseorang akan hubungannya dengan sosial. Kaum extraversionakan cenderung

    ramah dan terbuka serta akan mempunyai banyak waktu untuk membangun sebuah relasi di

    masyarakat yang ada di sekitar mereka.

    Openness to experience merupakan dimensi kepribadian dimana seseorang yang

    terobsesi oleh hal-hal baru yang mana belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Seseorang

    dengan tipe kepribadian yang seperti ini akan cenderung menjadi imajinatif dan intelek

    (Robbins, 2001).

    Agreeableness diartikan sebagai dimensi kepribadian yang lebih cenderung untuk

    tunduk kepada orang lain. Orang dengan kepribadian yang seperti ini tergolong orang yang

    percaya kepada orang lain, dan bahkan menganggap rendah kemampuan dirinya sendiri

    dibanding dengan orang lain (Robbins, 2001).

    Menurut Costa dan McCrae (1992) dalam Robbins (2001), menyatakan bahwa

    seseorang dengan dimensi kepribadian conscientiousnessakan menunjukkan sikap disiplin

    diri, bertindak patuh, dan cenderung untuk melakukan sesuatu yang telah direncanakan

  • 6

    daripada bertindak spontan. Dengan kepribadian tersebut, orang dengan tipe seperti ini

    akancenderung lebih bertanggung jawab dengan apa yang sedang dikerjakannya, dan pasti

    ingin mencapai prestasi.

    Pengambilan Keputusan Kredit

    Menurut Kasmir (2008), kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti

    percaya, yaitu pemberi kredit percaya kepada penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan

    pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit berarti menerima

    kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut

    sesuai dengan jangka waktunya.

    Sedangkan unsur - unsur kredit menurut Suyatno (1993) ada beberapa macam,

    diantaranya adalah :

    a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan

    dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benar-benar diterima kembali dalam jangka

    waktu tertentu dimasa yang akan datang.

    b. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi

    dengan kontrasepsi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

    c. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan diterima sebagai akibat adanya jangka

    waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrasepsi yang akan

    diterima di kemudian hari.

    d. Prestasi, yaitu objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi dalam

    bentuk barang atau jasa.

    Personality Traits terhadap Pengambilan Keputusan Kredit

  • 7

    Seperti sudah dijelaskan diatas, bahwa seseorang akan cenderung mengambil

    keputusan kredit berdasarkan tipe kepribadiannya. Kemudian Costa dan McCrae (1992)

    dalam Mastuti (2005) memperkenalkan lima dimensi kepribadian yang lebih dikenal dengan

    nama Five Factor Model, yang meliputi neuroticism, extraversion, openness to experience,

    agreeableness, dan conscientiousness.

    Neuroticism menilai kestabilan emosi individu, atau dapat pula diartikan sebagai

    kecenderungan untuk mengalami emosi negatif, seperti marah, kecemasan, atau

    depresi.Seseorang dengan tipe kepribadian neuroticism cenderung menafsirkan keadaan

    sebagai ancaman bagi dirinya.Pada saat memiliki masalah-masalah pribadi, orang ini sulit

    untuk berfikir jernih bahkan seringkali salah dalam membuat keputusan. Menurut Farzanepey

    (2006) dalam penelitiannya mengenai pengambilan keputusan investasi, menyatakan bahwa

    seseorang dengan kepribadian neuroticism, cenderung kurang memiliki metode-metode yang

    cukup kuat untuk menyelesaikan apa yang menjadi tujuan mereka. Neuroticism lebih

    cenderung untuk menyendiri dan memendam masalahnya sendiri, dan tidak untuk

    membangun relasi dengan masyarakat sekitarnya.

    Tipe orang dengan kepribadian seperti ini kemungkinan tidak akan mengambil kredit,

    karena tipe orang neuroticism inikurang memiliki metode yang cukup kuat. Sehingga apabila

    ada kesulitan keuangan untuk mengembangkan usahanya, mereka akan menyelesaikan

    masalah mereka sendiri tanpa meminta bantuan kepada pihak ketiga.

    H1 : Seseorang yang memiliki kepribadian neuroticism akan cenderung tidak mengambil

    kredit

    Extraversion dalam Robbins (2001)lebih menunjukkan tingkat kesenangan seseorang

    akan hubungannya dengan masyarakat. Orang dengan tipe seperti ini akan cenderung senang

  • 8

    untuk bergaul dengan sesama disekitarnya, sehingga memiliki relasi yang cukup luas. Dalam

    penelitian yang dilakukan oleh Peterson (2001) mengenai pengambilan keputusan investasi,

    orang dengan kepribadian extraversionakan cenderung lebih suka untuk mengambil resiko.

    Mereka mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan eksternal dan tidak

    mengambil keputusan sesuai dengan hasil evaluasi mereka sendiri (Sadi, 2011).

    Orang-orang dengan tipe kepribadian extraversion kemungkinan akan mengambil

    kredit tersebut. Dilihat dari penelitian yang sebelumnya, mereka cenderung suka mengambil

    resiko, dan hanya mempertimbangkan segalanya berdasarkan faktor eksternal saja. Dari

    kredit yang didapat, mereka hanya berfikir untuk mengembangkan usahanya agar semakin

    maju, namun tidak untuk resiko-resiko yang akan dihadapi kedepannya.

    H2 : Seseorang yang memiliki kepribadian extraversion akan cenderung menggunakan

    kredit

    Openness to experience merupakan dimensi kepribadian dimana seseorang yang

    terobsesi oleh hal-hal baru yang mana belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka

    cenderung lebih kreatif, mengerti apa yang mereka lakukan, dan juga memegang keyakinan

    yang tidak konvensional. Penelitian mengenai investasi, menyatakan mereka memiliki

    kemampuan yang lebih dibandingkan dengan yang lain, dan tipe seperti ini cenderung senang

    dengan keuntungan yang tinggi (Peterson, 2011).Menurut Mayfield dan Perdue (2008)

    menyatakan bahwa orang dengan kepribadian seperti ini senang dengan investasi jangka

    panjang mapun investasi jangka pendek.

    Orang-orang dengan kepribadian seperti ini akan cenderung lebih suka mengambil

    kredit, karena tipe openness to experience senang dengan hal-hal baru yang belum pernah

    mereka lakukan dan mengejar keuntungan yang tinggi. Dengan kredit yang didapatkan, tipe

  • 9

    orang seperti ini akan lebih senang untuk mengembangkan usahanya, dan dengan begitu

    mereka berharap akan mendapat keuntungan yang tinggi pula di masa yang akan datang.

    H3 : Seseorang yang memiliki kepribadian openness to experience akan cenderung

    menggunakan kredit

    Agreeableness diartikan sebagai dimensi kepribadian yang lebih cenderung untuk

    tunduk kepada orang lain. Mereka umumnya lebih senang untuk membantu orang lain.

    Dalam penelitian mengenai pengambilan investasi, yang dilakukan oleh Peterson (2011),

    menyatakan bahwa orang dengan kepribadian seperti ini senang membeli sahamnya pada saat

    harga rendah, dan menjualnya kembali disaat harga kembali meningkat.Tipe kepribadian

    seperti ini cenderung mengikuti trend.

    Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peterson (2011) tersebut, tipe

    agreeablenessakan lebih senang untuk mengambil kredit tersebut. Tipe orang-orang seperti

    ini lebih menghargai pendapat orang lain dibandingkan dirinya sendiri.

    H4 : Seseorang yang memiliki kepribadian agreeableness akan cenderung menggunakan

    kredit

    Conscientiousnessakan lebih sering untuk mendengarkan kata hati dan mengejar apa

    yang ingin menjadi tujuan mereka secara terarah. Penelitian yang dilakukan oleh Pirog dan

    Roberts (2007), orang dengan karakter seperti ini diharapkan lebih teliti pada penggunaan

    kartu kreditnya seperti mereview laporan keuangannya setiap bulan.

    Orang dengan tipe kepribadian conscientiousnessakan lebih suka untuk mengambil

    kredit. Karena mereka merupakan pribadi yang segala sesuatunya memiliki perencanaan dan

  • 10

    terarah, mereka dapat mengatur kredit yang didapat dengan sebaik mungkin dengan

    perencanaan yang matang.

    H5 : Seseorang yang memiliki kepribadian conscientiousness akan cenderung

    menggunakan kredit

    Model Hipotesis

    Berdasarkan pembahasan diatas dapat digambarkan dalam model sebagai berikut :

    METODE PENELITIAN

    Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang

    ingin diteliti. Sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi. Pada

    H1

    H2

    H4

    H5

    +

    +

    +

    +

    -

    H3

    Neuroticism

    Openness to

    Experience

    Extraversion

    Conscientiousness

    Agreeableness

    Pengambilan Keputusan Kredit

  • 11

    penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

    yang bergerak pada industri makanan ringan di kota Salatiga, dengan jumlah sebesar 295.

    Sedangkan sampelnya adalah produsen makanan ringan yang produknya dijual di daerah

    jalan Jendral Sudirman Salatiga (Pasar Raya I, Pasar Raya II, Pasar Pagi, Toko makanan),

    dan juga produsen yang tergabung dalam paguyuban ”KOMPAK” Salatiga. Teknik yang

    digunakan dalam pengambilan sampel adalah, purposive sampling. Dengan syarat bahwa,

    sampel yang akan diwawancarai memang memiliki informasi yang dibutuhkan untuk

    penelitian ini.

    Penyebaran kuisioner ini juga dibantu dari pihak CEMSED FEB UKSW Salatiga,

    yaitu dengan membantu penulis untuk dapat datang pada hari Selasa, 21 Februari 2012 ke

    pertemuan bulanan yang dilakukan oleh paguyuban ”KOMPAK”, yang merupakan gabungan

    produsen-produsen makanan ringan yang ada di kota Salatiga.

    Dalam penelitian ini juga dibantu dari pihak Bank Mandiri, Bernadetta Rudyasworo

    selaku Kepala Cabang Mandiri Salatiga, yang berperan membantu dalam mendapatkan

    tambahan responden. Kemudian dari pihak Bank Mandiri tersebut, mengenalkan kepada

    salah satu pengusaha makanan ringan yang juga tergabung dalam salah satu anggota dalam

    paguyuban Usaha Mikro Kecil Menengah yang ada di kota Salatiga. Dari pengusaha tersebut

    diperoleh informasi mengenai acara “Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2012 dan

    Hari Ulang Tahun ke-66 Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) tingkat Jawa Tengah”, yang

    akan diadakan pada tanggal 16 Maret 2012 di lapangan Pancasila, Salatiga. Dalam acara

    tersebut, terdapat pameran Usaha Mikro Kecil Menengah, sehingga penulis mendapatkan

    tambahan responden dari acara tersebut.

    Jenis dan Sumber Data

  • 12

    Jenis data dibagi menjadi dua, yakni data sekunder dan data primer. Data primer

    merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.

    Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, yakni

    melalui media perantara. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer

    diperoleh dengan cara membagikan kuisioner berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai

    pengambilan keputusan kredit pada beberapa pengusaha UMKM yang ada di kota Salatiga.

    Indikator Empirik

    Indikator empirik ini merupakan gabungan dari beberapa jurnal yang sudah

    disesuaikan isinya, yakni dari penelitian oleh Peterson (2011); Bean (2010); dan Mastuti

    (2005).

    Tabel 1. Indikator Empirik Personality Traits

    Personality Traits Definisi Indikator Empirik

    Neuroticism

    Neuroticism menilai tentang

    kestabilan dan ketidak stabilan

    emosi individu, atau dapat pula

    diartikan sebagai kemampuan

    seseorang dalam menahan stress

    - mudah cemas

    - mudah marah

    - mudah depresi

    - kurangnya kontrol diri

    Extraversion

    Extraversion lebih menunjukkan

    tingkat kesenangan seseorang

    akan hubungannya dengan sosial

    - senang bergaul

    - ramah

    - terbuka

    - memiliki relasi luas

    - memiliki semangat

    tinggi

    - optimis

    - senang memimpin

  • 13

    Personality Traits Definisi Indikator Empirik

    Openness to

    experience

    Openness to experience

    merupakan dimensi kepribadian

    dimana seseorang yang terobsesi

    oleh hal-hal baru yang mana

    belum pernah mereka lakukan

    sebelumnya.

    - senang berimajinasi

    - memiliki ide- ide baru

    - senang berpetualang

    - senang dengan

    kebebasan

    - intelektual

    - rasa ingin tahu yang

    tinggi

    Agreeableness

    Agreeableness diartikan sebagai

    dimensi kepribadian yang lebih

    cenderung untuk tunduk kepada

    orang lain.

    - percaya kepada orang

    lain

    - rendah hati

    - senang membantu

    - senang bekerjasama

    - dapat dipercaya

    Conscientiousness

    Conscientiousness lebih sering

    untuk mendengarkan kata hati dan

    mengejar apa yang ingin menjadi

    tujuan mereka secara terarah.

    - teratur

    - rapi

    - disiplin diri

    - berhati-hati

    - tanggung jawab

    Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik regresi logistik.

    Teknik statistik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen atau

    lebih (X) terhadap satu variabel dependen (Y), dengan syarat bahwa variabel dependen

  • 14

    merupakan variabel dummy yang hanya punya dua alternatif dan variabel independen

    mempunyai skala data interval atau ratio. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

    pengambilan keputusan kredit, sedangkan variabel independennya adalah neuroticism,

    extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness.

    Dengan model regresi :

    Ln p

    p

    1= b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 ( 1 )

    p = probabilitas pengusaha UMKM pernah mengambil kredit

    b0 = konstanta dari model regresi logistik

    b1 = koefisien regresi dari variabel bebas ke – i ; i = 1,2,3,...

    x1 = neuroticism

    x2 = extraversion

    x3 = openness to experience

    x4 = agreeableness

    x5 =conscientiousness

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Dalam penelitian ini, kuisioner digabung dengan penelitian “Aspek Bias Dalam

    Pengambilan Keputusan Kredit pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Industri

    Makanan Ringan di kota Salatiga”, yang dilakukan oleh Athalia (2012).

    Karakteristik Responden

    Pada penelitian ini, data populasi yang didapat berasal dari pihak CEMSED FEB

    UKSW.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 responden, yang terdiri dari produsen

    makanan ringan yang menjual produknya di jalan Jendral Sudirman Salatiga (Pasar Raya I,

  • 15

    Pasar Raya II, Pasar Pagi, Toko makanan) dan juga produsen yang tergabung dalam

    paguyuban ”KOMPAK” Salatiga. Dari sebanyak 60 pengusaha Usaha Mikro Kecil

    Menengah industri makanan ringan yang menjadi sampel, sebanyak 11 responden (18%)

    menunjukkan tidak pernah mengambil kredit, sedangkan sisanya sebesar 49 responden (82%)

    menunjukkan bahwa pengusaha tersebut pernah mengambil kredit.

    Dari 49 responden yang pernah mengambil kredit, 36 responden diantaranya bersedia

    mengungkapkan darimana sumber kredit mereka.Sedangkan sisanya sebesar 13 responden

    tidak bersedia menyebutkan. Dari data tersebut, dapat diperoleh grafik sebagai berikut :

    Grafik 1. Lokasi Pengambilan Kredit

    Sumber : data primer, 2012

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 60 pengusaha Usaha Mikro Kecil

    Menengah industri makanan ringan lebih banyak mengambil kredit.Lembaga keuangan yang

    menjadi sumber kredit untuk usaha mereka sebagian besar diambil di Bank Rakyat Indonesia

    (BRI), yakni sebesar 44% (16 responden). Sedangkan sebanyak 16 responden (44%)

    mengambil di lembaga keuangan lainnya seperti Bank Mandiri, Bank Perkreditan Rakyat

    (BPR), Bank Danamon, maupun Koperasi yang ada di pasar. Sedangkan terdapat 4 responden

    (12%) yang mengambil kredit dari non lembaga keuangan, seperti misalnya pinja man dari

    44%

    44%

    12%

    BRI

    Lembaga Keuangan Lain

    Non Lembaga Keuangan

  • 16

    orang tua maupun pinjaman dari sanak saudara.Alasan mereka lebih banyak mengambil

    kredit pada Bank Rakyat Indonesia (BRI), dikarenakan bunga yang ditawarkan lebih rendah

    dibanding perbankan yang lain, serta jaminan yang diberikan lebihmudah dan tidak sulit

    prosesnya.

    Tabel 2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai

    1-5 orang pegawai 5 orang pegawai Total

    Pernah mengambil kredit 41 8 49

    Tidak pernah mengambil kredit

    11 0 11

    Total 52 8 60

    Sumber : data primer, 2012

    Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 41 responden (84%) yang

    memiliki pegawai 1 sampai 5 orang, akan cenderung untuk mengambil kredit, dibandingkan

    dengan Usaha Mikro Kecil Menengah dengan pegawai lebih dari 5 orang yang memiliki

    jumlah 8 responden (16%). Pada 60 responden yang diteliti, ditemukan bahwa Usaha Mikro

    Kecil Menengah dengan jumlah pegawai lebih dari 5 orang, tidak pernah mengambil kredit.

    Tabel 3.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

    Laki- laki Perempuan Total

    Pernah mengambil kredit 17 32 49

    Tidak pernah mengambil kredit 6 5 11

    Total 23 37 60

    Sumber : data primer, 2012

    Dari 49 responden yang pernah mengambil kredit, presentase responden perempuan

    lebih banyak yakni sebesar 32 responden (65%), dibandingkan dengan laki- laki yang

    memiliki jumlah sebesar 17 responden (35%). Namun dari responden yang tidak mengambil

  • 17

    kredit, jumlah responden wanita tidak berbeda jauh yakni sebesar 5 responden (45%),

    sedangkan responden laki- laki lebih besar sedikit yakni 6 orang (55%).

    Tabel 4.Karakteristik Responden BerdasarkanUsia

    21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 50 tahun Total

    Pernah mengambil kredit

    8 13 15 13 49

    Tidak pernah

    mengambil kredit

    2 4 4 1 11

    Total 10 17 19 14 60

    Sumber : data primer, 2012

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 4 responden (36%), dengan

    kelompok usia 31-40 tahun dan 41-50 tahun , tidak pernah mengambil kredit. Sedangkan

    responden yang pernah mengambil kredit, paling banyak berasal dari kelompok usia 41-50

    tahun (15 responden).

    Tabel 5.Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

    SD SMP SMA Sarjana Total

    Pernah mengambil kredit 3 12 19 14 48

    Tidak pernah mengambil kredit

    1 1 6 1 9

    Total 4 13 25 15 57

    Sumber : data primer, 2012

    Diketahui bahwa sebanyak 3 responden tidak memberikan informasi mengenai

    pendidikan terakhir mereka. Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 19 responden

    (76%) dari total 25 responden dengan pendidikan tingkat SMA lebih banyak mengambil

    kredit. Kemudian dari 14 responden (93%) dari total 15 responden juga pernah mengambil

  • 18

    kredit.Sebanyak 6 responden (55%) dengan pendidikan tingkat SMA, juga tidak pernah

    mengambil kredit.

    Pengolahan Data

    Hasil regresi logistik dari data yang diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan untuk

    menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    Tabel 7. Koefisien Hasil Regresi Logistik

    B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

    Step 1a Neuroticism - 0.261 0.116 5.095 1 0.024 0.770

    Extraversion 0.132 0.135 0.958 1 0.328 1.141

    Openness to experience 0.174 0.141 1.520 1 0.218 1.190

    Agreeableness - 0.444 0.234 3.601 1 0.058 0.641

    Conscientiousness - 0.037 0.169 0.047 1 0.829 0.964

    Constant 6.848 4.151 2.721 1 0.099 941.949

    Sumber : data yang diolah dengan SPSS

    Berdasarkan tabel diatas dapat disusun persamaan sebagai berikut :

    Ln p

    1 − p= 6.848 − 0.261X1 + 0.132X2 + 0.174X3 − 0.444X4 − 0.037X5

    Ataup

    1−p= e

    6.848 −0.261 X1+0.132 X2+0.174 X3−0.444 X4−0.037 X5

    Ln p

    1 − p= e

    6.848 × e

    −0.261X1× e

    0.132X2× e

    0.174X3× e

    −0.444X4× e

    −0.037X5

    Variabel dikatakan signifikan apabila nilainya kurang dari 0.05 (5%).Dari tabel diatas

    dapat diketahui bahwa, variabel yang signifikan hanya variabel neuroticism, yakni sebesar

    0.024.

  • 19

    Tabel 8. Hasil Uji Omnibus

    Chi-square Df Sig.

    Step 1 Step 8.560 5 0.128

    Block 8.560 5 0.128

    Model 8.560 5 0.128

    Sumber : data yang diolah dengan SPSS

    Omnibus Test digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel independen,

    yaitu secara bersama-sama terhadap variabel dependen.Pada tabel tersebut menunjukkan

    bahwa nilai χ2 Goodness of fit test sebesar 8.560 dengan tingkat signifikansi sebesar

    0.128.Dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen tidak berpengaruh signifikan

    terhadap variabel dependen, karena nilai signifikansinya lebih besar dari 5%. Nilai

    Nagelkerke R2 dari model dalam penelitian ini sebesar 0.22 yang berarti variabel dependen

    personality traits dalam pengambilan keputusan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah pada

    industri makanan ringan di Salatiga dapat dijelaskan oleh variabelitas dari variabel

    neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness

    sebesar 21.6%, sedangkan sisanya sebesar 78.4% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya.

    Pembahasan

    Dari hasil kuisioner yang disebarkan kepada 60 pengusaha Usaha Mikro Kecil

    Menengah industri makanan ringan di kota Salatiga, presentase responden yang pernah

    mengambil kredit lebih besar. Terdapat sebesar 49 responden (82%) mengambil kredit untuk

    keperluan pengembangan usaha mereka.Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah faktor

    psikologis dari pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah makanan ringan berpengaruh pada

    pengambilan keputusan kredit.Uji signifikansi dari beberapa hipotesis yang diajukan,

    variabel-variabel extraversion, openness to experienceagreeableness, dan conscientiousness

    tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan kredit.

  • 20

    Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap kelima variabel yang ada,

    hanya variabel neuroticism yang signifikan. Variabel neuroticism memiliki koefisien sebesar

    -0.261 (𝑒−0.261 = 0.770), yang berarti setiap kenaikan skor neuroticism sebesar 1 satuan,

    maka peluang pengambilan kredit akan turun sebesar 0,770. Apabila responden tersebut

    memiliki kepribadian yang mudah cemas, kurang bisa mengontrol diri, mudah marah, mudah

    depresi, dan mudah khawatir akan cenderung untuk tidak mengambil kredit. Pada saat tipe

    orang seperti ini menghadapi masalah dalam kredit, seringkali mereka akan cepat depresi,

    dan bingung harus melakukan apa untuk mengatasi masalah tersebut. Tipe orang dengan

    kepribadian seperti ini kurang memiliki metode-metode yang kuat untuk menyelesaikan apa

    yang menjadi tujan mereka, sehingga mereka akan cenderung untuk tidak mengambil kredit.

    Sesuai dengan penelitian Farzanepey (2006) dalam Sadi (2011), menyatakan bahwa orang

    dengan tipe neuroticism lebih cenderung untuk menyendiri dan memendam masalahnya

    sendiri, tidak untuk membangun relasi dengan masyarakat sekitarnya. Tipe kepribadian

    seperti ini akan lebih cenderung untuk mengatasi masalah mereka sendiri, tanpa meminta

    bantuan dari orang ketiga, dalam hal ini adalah bank, koperasi simpan pinjam, atau perbankan

    lainnya.

    Variabel extraversion memiliki koefisien sebesar 0.132 (𝑒0.132 = 1.141), yang berarti

    setiap kenaikan skor extraversion, maka peluang pengambilan kredit akan naik pula. Hal

    tersebut sesuai dengan arah hipotesis yang diajukan. Namun variabel extraversion dalam

    penelitian ini tidak terbukti signifikan, karena memiliki nilai signifikansi lebih dari α, yakni

    sebesar 0.328.

    Variabel openness to experience memiliki koefisien sebesar 0.174 (𝑒0.174 = 1.190),

    yang berarti setiap kenaikan skor openness to experience, maka peluang pengambilan kredit

    akan naik. Hal tersebut juga mempunyai arah yang samadengan hipotesis yang telah diajukan

  • 21

    sebelumnya, namun juga tidak terbukti signifikan karena memiliki nilai signifikansi sebesar

    0.281.

    Sedangkan untuk variabel agreeablenessmempunyai arah yang berlawanan dengan

    hipotesis yang diajukan. Variabel agreeableness memiliki koefisien sebesar -0.444

    (𝑒− 0.444 = 0.641), yang berarti setiap kenaikan skor agreeablenes, maka peluang

    pengambilan kredit akan turun. Variabel agreeableness memiliki arah yang berlawanan

    dengan hipotesis, dan juga tidak terbukti signifikan, dengan nilai signifikansi 0.058.

    Variabel conscientiousness memiliki koefisien sebesar -0.037 (𝑒−0.037 = 0.964 ),

    yang berarti setiap kenaikan skor conscientiousness, maka peluang pengambilan kredit

    akanturu. Hal ini juga berlawanan arah dengan hipotesis yang ada, dan tidak terbukti

    signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.829.

    Variabel extraversion, openness to experience, agreeableness, dan

    conscientiousnesstersebut tidak berpengaruh pada keputusan pengambilan kredit. Hal

    tersebut dikarenakan pengusaha tersebut lebih mempertimbangkan keuntungan atau laba

    yang akan mereka peroleh di masa mendatang. Mereka juga lebih cenderung untuk mencari

    cara bagaimana agar usaha yang sedang mereka jalani dapat berkembang lebih pesat lagi,

    sehingga ketika akan mengambil kredit, pertimbangan para pengusaha Usaha Mikro Kec il

    Menengah tersebut menjadi lebih rasional. Dengan begitu faktor psikologis tidak menjadi

    faktor penentu utama dalam pengambilan keputusan kredit tersebut.

    KESIMPULAN

    Hasil dari penelitian ini adalah sebanyak 49 responden (82%) menunjukkan bahwa

    pengusaha tersebut pernah mengambil kredit, dan sisanya sebanyak 11 responden (18%)

    tidak pernah mengambil kredit. Dari hasil pengujian dengan regresi logistik terhadap

  • 22

    beberapa hipotesis yang diajukan, menunjukkan bahwa hanya variabel neuroticism yang

    signifikan. Sisanya yakni variabel extraversion, openness to experienceagreeableness, dan

    conscientiousness tidak berpengaruh signifikan dalam keputusan pengambilan kredit pada

    pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah tersebut. Keempat variabel tersebut dikatakan tidak

    signifikan karena memiliki α lebih dari 5%.

    Melalui penelitian ini, diharapkan agar para kreditur yang akan mencari calon debitur

    untuk tidak hanyamelihat dari karakter debitur itu sendiri, namun juga sebaiknya melakukan

    variabel lain dari analisis 5Cyakni Capacity,Capital, Condition of Economy, dan Collateral.

    Hal tersebut untuk lebih meminimalisir resiko kredit. Sehingga kedepannya para kreditur

    tersebut dapat mengambil keputusan yang benar, supaya antara pengusaha dan lembaga

    keuangan tersebut tidak ada yang dirugikan satu sama lain.

    Keterbatasan Penelitian dan Saran

    Dalam penelitian ini sulit untuk mencari informasi secara mendalam dari para

    pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah industri makanan ringan.Hal tersebut dikarenakan

    lebih banyak kuisioner yang dititipkan pada beberapa toko yang menjual makanan

    ringan.Sehingga pada saat pengisiannya, lebih tidak bisa dikontrol secara langsung oleh

    penulis.

    Diharapkan untuk penelitian mendatang untuk secara langsung bertemu dengan para

    pengusaha tersebut, sehingga informasi yang diperoleh akan jauh lebih mendalam, dan

    kesalahan dalam pengisian kuisioner dapat lebih terkontrol.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 23

    Chaplin, J.P, (2002). Dictionary of Psychology, New York.

    Deniz, Engin, (2011). “An Investigation of Decision Making Styles and the Five-Factor

    Personality Traits With Respect to Attachment Styles”. Educational Sciences : Theory

    & Practice. Selcuk University.

    Feriyanto, Dwi. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pengambilan

    Kredit Modal Kerja (Studi Kasus di PD. BPR Kabipaten Pati). Skripsi Fakultas

    Ekonomid Universitas Islam Indonesia.

    Goleman, Daniel, (1997). Emotional Intellegence. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    HM Iskandar Soesilo, (2007).“Strategi UMKM Dalam Mengatasi Sistem dan Prosedur

    Kredit Komersial”.

    Kasmir, (2008).Manajemen Perbankan. PT. Rajawali Grafindo Persada, Jakarta.

    Mastuti, Endah, (2005). Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five pada Mahasiswa

    Suku Jawa. INSAN.

    Mayfield, Cliff, (2008). “Investment Management and Personality Type”.Financial Services

    Review 17.

    Meviana, Stephanie. 2010. Pengaruh Personality Traits Terhadap Penyalahgunaan Kartu

    Kredit Dengan Impulsiveness Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Masyarakat

  • 24

    di Kota Semarang).Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    Mowen, John C, (1990). Consumer Behavior, Macmillan Publishing Company, New York.

    Peterson, Richard, (2011). “The Personality Traits of Successful Investors During the U.S.

    Stock Market’s Lost Decade of 2000-2010”.

    Robbins, Stephen P, (1996). Perilaku Organisasi. PT. Perballindo, Jakarta.

    Sadi, Rasoul, (2011). “Behavioral Finance : The Explanation of Investor’s Personality and

    Perceptual Biases Effect on Financial Decisions”. International Jurnal of Economics

    and Finance.

    Setyobudi, Andang, (2007). “Peran Serta Bank Indonesia DalamPengembangan Usaha

    Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)”.Buletin Hukum Perbankan Dan

    Kebanksentralan.

    Suyatno, Chalik, Sukada, Ananda, Marala, (1992). Dasar-dasar perkreditan.PT gramedia

    pustaka utama, Jakarta.

    Suyatno, Thomas, (1993). Dasar-dasar perkreditan.PT gramedia pustaka utama, Jakarta.

  • 25

    Wiharjo, Katarina Kumalasari (2012). Faktor Demografis dan Mental Accounting :

    Penggunaan Kredit Pada Karyawan Bank Bumi Arta, Tbk. Cabang Surakarta. Skripsi

    Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

    http://id.wikipedia.org/wiki/sampel_(statistika)

    http://sanoesi.wordpress.com/2011/09/30/analisa-karakter-sebagai-salah-satu-alat-

    manajemen-dalam-pengambilan-keputusan-pemberian-kredit/

    http://www.saudagar-bugis.com/usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm-menurut-undang-

    undang-nomor-20-tahun-2008/

    http://www.usahamakanan.com/peluang-usaha-kue-basah.html

    http://id.wikipedia.org/wiki/sampel_(statistika)http://www.saudagar-bugis.com/usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm-menurut-undang-undang-nomor-20-tahun-2008/http://www.saudagar-bugis.com/usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm-menurut-undang-undang-nomor-20-tahun-2008/http://www.usahamakanan.com/peluang-usaha-kue-basah.html