PENGARUH PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL, IKLIM...
Transcript of PENGARUH PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL, IKLIM...
I
PENGARUH PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL, IKLIM KERJA
ETIS, DAN TEKANAN ANGGARAN TERHADAP TIMBULNYA
SENJANGAN ANGGARAN
(Studi Empiris pada BMT di DKI Jakarta dan Tangerang)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
IHDHA NURIL LAILA
NIM: 1111082000125
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M/ 1438 H
ii
PENGARUH PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL, IKLIM KERJA
ETIS, DAN TEKANAN ANGGARAN TERHADAP TIMBULNYA
SENJANGAN ANGGARAN
(Studi Empiris Pada BMT di DKI JAKARTA dan TANGERANG)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
IHDHA NURIL LAILA
NIM : 1111082000125
Dibawah bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Amilin, SE., M.Si.,Ak., CA., QIA.,BKP. Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc.
NIP. 19730615 200501 1 009 NIDN. 2004068701
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M / 1438 H
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : Ihdha Nuril Laila
Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 25 Februari 1993
Alamat : Gang Seroja, RT/RW 04/01 Desa Muneng,
Kec. Purwoasri Kab. Kediri 64154
Telepon : 081310946183
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Islamiyah Muneng Kediri Tahun 1998-1999
2. SDN 01 Muneng Kediri Tahun 1999-2005
3. MTsN Purwoasri Kediri Tahun 2005-2008
4. MAN Purwoasri Kediri Tahun 2008-2011
5. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2011-2016
vii
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OSIS MAN Purwoasri Sebagai Sekbid Agama (2009-2010)
2. KIR Al-Azhar MAN Purwosri Sebagai Ketua (2009-2010)
3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Anggota Pengembangan Usaha
(2012-2013)
IV. DATA KELUARGA
Ayah : Mawaliyadi
Tempat, Tanggal Lahir : Situbondo, 06 September 1964
Ibu : Wahyuni Afifah
Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 03 Juli 1969
viii
THE INFLUENCE OF THE PERCEPTION OF JUSTICE PROCEDURAL,
ETHICA WORK CILMATE, AND BUDGET EMPHASIS TO CREATE
BUDGETARY SLACK
ABSTRACT
This research aims to examine and provide empirical evidence about the
extent to which procedural justice perception, ethical work climate, and budget
emphasis to create budgeary slack on Baitul Maal wat Tamwil in the Capital
Jakarta and Tangerang. The population in this study was 45 BMT functionary
working in Baitul Maal wat Tamwil (BMT) in Jakarta and 16 Baitul Maal wat
Tamwil (BMT) in Tangerang. The number of samples of this research is 80
respondents from 5 BMT in the Jakarta and Tangerang. The data was collected by
distributing questionnaires with convinience sampling to the respondents. The
method analisys used in this study is regression analysis with software IBM SPSS
22 for windows.
The results showed that partial test results showed that (1) procedural
justice perception no effect on budgetary slack(2) ethical work climate no effect
on budgetary slack (3) budget emphasis effect on budgetary slack.
Keywords : procedural justice perception, ethical work climate, budget emphasis,
and budgetary slack
ix
PENGARUH PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL, IKLIM KERJA
ETIS, DAN TEKANAN ANGGARAN TERHADAP TIMBULNYA
SENJANGAN ANGGARAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi keadilan
prosedural, iklim kerja etis, dan tekanan anggaran terhadap timbulnya senjangan
anggaran pada Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di DKI Jakarta dan Tangerang.
Populasi dalam penelitian adalah pejabat yang bekerja di 45 BMT wilayah DKI
Jakarta dan 16 BMT wilayah Tangerang. Jumlah sampel penelitian ini adalah 80
responden dari 5 BMT di wilayah DKI Jakarta dan 2 BMT di wilayah Tangerang.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner dengan
teknik convinience sampling kepada para responden. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi dengan perangkat lunak IBM SPSS 22 for
windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengujian secara parsial
menunjukkan bahwa (1) persepsi keadilan prosedural tidak berpengaruh terhadap
senjangan anggaran (2) iklim kerja etis tidak berpengaruh terhadap senjangan
anggaran (3) tekanan anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Kata kunci : persepsi keadilan prosedural, iklim kerja etis, tekanan anggaran, dan
senjangan anggaran
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Keadilan Posedural,
Iklim Kerja Etis, dan Tekanan Anggaran Terhadap Timbulnya Senjangan
Anggaran (Studi Empiris pada Baitul Maal wat Tamwil di DKI Jakarta dan
Tangerang)”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda
Rasulullah SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tuaku tercinta ibu Wahyuni Afifah, bapak Mawaliyadi dan ibu Nur
Rohmah yang telah memberikan rasa cinta, kasih sayang, perhatian, dan doa
tulus ikhlas tiada henti-hentinya yang menjadi kekuatan terbesar bagi penulis.
2. Suamiku tercinta Iswahyudin yang telah memberikan segala cintanya,
perhatian, pengertian, dan doa terbaik kepada penulis. Semoga kita selalu
dalam berkah dan lindungan Allah SWT baik di dunia maupun akhirat kelak.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, S.E.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia
untuk membimbing, memberi masukan dan nasihat kepada penulis selama
ini.
xi
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, AK,.MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Amilin, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP. selaku dosen Pembimbing
Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga
untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas
segala masukan, motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama proses
penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
7. Ibu Fitri Yani Jalil, SE.,M.Sc. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan
memberikan nasihat kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang ibu
berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
8. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. yang telah memberikan waktunya untuk
membimbing dan memberikan nasihat kepada penulis. Terima kasih atas
segala masukan, motivasi, dan nasihat yang telah diberikan selama proses
penulisan skripsi.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada
penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
10. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
11. Kedua adikku tercinta Zainul Mujib dan Sri Imaniyah, bude Kom, mbak Alif,
dan mbak Ulya yang selalu ada untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Barokallaah semoga kita selalu dalam lindungan-Nya
12. Mas Lilur dan keluarga dengan segala kemurahan hatinya telah membantu
penulis menyelesaikan skripsi. Terima kasih mas Lilur.
13. Temanku seperjuangan Rista Wahyuni dan Mustika Dewi yang senantiasa
saling membantu dalam menyelesaikan skripsi. Semangat terus dan sukses
selalu buat kita.
xii
14. Teman-teman kosan dan teman-teman Situbondo yang sedikit banyak telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi.
15. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 20 September 2016
(Ihdha Nuril Laila)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ......................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ....................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................ viii
Abstrak .................................................................................................................. ix
Kata Pengantar....................................................................................................... x
Daftar Isi ........................................................................................................... xiii
Daftar Tabel ...................................................................................................... xvi
Daftar Gambar ................................................................................................. xviii
Daftar Lampiran ................................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 13
A. Landasan Teori ......................................................................... 13
xiv
1. Persepsi Keadilan Prosedural ............................................. 13
2. Iklim Kerja Etis .................................................................. 17
3. Tekanan Anggaran ............................................................. 23
4. Senjangan Anggaran .......................................................... 25
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 28
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 34
D. Hipotesis .................................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 39
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 39
B. Metode Penentuan sampel........................................................ 39
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 40
D. Metode Analisis Data ............................................................... 41
1. Statistik deskriptif .............................................................. 42
2. Uji Kualitas Data ................................................................ 42
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 43
4. Analisis Regresi Linear Berganda ...................................... 46
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................ 48
1. Persepsi Keadilan Prosedural ............................................. 49
2. Iklim Kerja Etis .................................................................. 49
3. Tekanan Anggaran ............................................................. 50
4. Senjangan Anggaran .......................................................... 50
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN ................................. 54
A. Sekilas Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian............... 54
xv
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 54
2. Karakteristik Profil Responden .......................................... 56
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................. 59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................. 59
2. Hasil Uji Kualitas Data ...................................................... 61
3. Hasil Uji Asumsi Klasik..................................................... 66
4. HasilAnalisisBerganda ....................................................... 72
C. Pembahasan .............................................................................. 77
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 80
A. Kesimpulan .............................................................................. 80
B. Saran ......................................................................................... 81
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 83
Lampiran-lampiran ................................................................................................. 91
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
3.1 Operasionalisasi Variabel ......................................................................... 51
4.1 Respon Rate ............................................................................................... 55
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ............................................................. 55
4.3 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................... 56
4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan ......................... 57
4.5 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Posisi Jabatan ................... 57
4.6 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja ................... 58
4.7 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Usia .................................... 59
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 60
4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Secara Keseluruhan .................................... 61
4.10 Hasil Uji Validitas Persepsi Keadilan Prosedural .................................... 62
4.11 Hasil Uji Validitas Kerja Iklim Etis ......................................................... 63
4.12 Hasil Uji Validitas Tekanan Anggaran .................................................... 63
4.13 Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran .................................................. 64
4.14 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................ 65
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Koefisien Korelasi .................................................. 66
4.16 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 67
4.17 Hasil Uji Glejser ..................................................................................... 69
4.18 Hasil Uji Kolmogorof Smirnov .................................................................. 72
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 73
xvii
4.20 Hasil Uji Statistik F .................................................................................... 74
4.21 Hasil Uji Statistik t ..................................................................................... 75
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Berpikir ......................................................................... 35
4.1 Grafik Scatterplot ..................................................................................... 68
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot .................................... 70
4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram ........................................ 71
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Surat Penelitian Skripsi ............................................................................ 92
2. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 96
3. Daftar Jawaban Responden ..................................................................... 104
4. Daftar Alamat BMT di DKI Jakarta dan Tangerang ................................ 115
5. Hasil Output SPSS ................................................................................... 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anggaran adalah elemen utama dalam sistem pengendalian
manajemen yang dirancang untuk merencanakan dan mengukur
pencapaian tujuan organisasi. Secara umum anggaran dapat diartikan
sebagai suatu perkiraan atau estimasi atas penerimaan yang akan diterima
dan pengeluaran yang akan dilakukan untuk melayani aktivitas yang akan
dikerjakan pada masa yang akan datang. Anggaran merupakan alat
pembanding kinerja manajerial antara target anggaran yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan pencapaian hasil aktual perusahaan (Ikhsan
dan Ishak, 2005). Dan menurut Anthony dan Govindarajan (2004),
anggaran merupakan alat yang utama dalam perencanaan jangka pendek
dan pengendalian yang efektif dalam organisasi. Baridwan (1989) dalam
Hafsah (2005) menyatakan bahwa anggaran merupakan rencana kegiatan
organisasi yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk menunjukkan
kegiatan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan. Anggaran memiliki
fungsi-fungsi yang sama dengan manajemen yaitu fungsi perencanaan
(planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi pengawasan
(controlling). Hal itu disebabkan karena anggaran sebagai alat manajemen
dalam pelaksanaan fungsinya (M. Nafarin, 2009).
2
Mekanisme anggaran perusahaan akan mempengaruhi perilaku
subordinates, apakah mereka akan merespon anggaran secara positif atau
negatif tergantung dari cara penggunaan anggaran. Subordinates dan
superior akan berperilaku positif apabila tujuan pribadi subordinates dan
superior sesuai dengan tujuan perusahaan dan mereka memiliki dorongan
untuk mencapainya, hal ini dapat disebut dengan keselarasan tujuan
(Anthony dan Govindaradjan, 2001). Subordinates akan berperilaku
negatif apabila anggaran tidak diadministrasi dengan baik, sehingga
subordinates dapat menyimpang dari tujuan perusahaan. Perilaku
disfungsional ini merupakan perilaku subordinates yang mempunyai
konflik dengan tujuan perusahaan (Hansen dan Mowen, 1997), sehingga
faktor personal dapat menjadikan sistem anggaran tidak akurat karena
banyak manipulasi yang dilakukan tekanan pekerjaan.
Onsi (1973) menguji bahwa faktor personal berpengaruh terhadap
senjangan anggaran. Sistem tetaplah sistem, sistem dapat ditembus,
peraturan dapat diakali dan nama besar dapat diperjualbelikaan.
Terdapatnya perilaku negatif dapat menjadikan anggaran mengalami risiko
dalam mencapai target anggaran yang diharapkan karena banyak pihak
yang ikut andil dalam penyusunan anggaran, sehingga muncul
kecenderungan karyawan untuk meninggikan biaya operasi atau
menurunkan pendapatan. Hal inilah yang dapat memicu terjadinya
senjangan anggaran.
3
Banyak faktor lain selain etika individu yang dapat menimbulkan
kesenjangan anggaran dari penelitian terdahulu. Salah satunya adalah
keadilan prosedural menurut Gilliland dalam Pareke (2003) menyatakan
bahwa perspektif komponen-komponen struktural merupakan suatu fungsi
dari sejauh mana sejumlah aturan prosedural dipatuhi atau dilanggar,
dimana aturan tersebut memiliki implikasi yang sangat penting karena
dipandang sebagai manifestasi nilai-nilai proses dasar dalam organisasi.
Lebih lanjut, senjangan anggaran dapat pula terjadi karena adanya
sistem pemberian reward oleh perusahaan yang didasarkan oleh
pencapaian target anggaran. Penekanan anggaran (penekanan biaya)
adalah pemberian reward atau penilaian kinerja bagi para manajer
menengah ke bawah berdasarkan pada pencapaian target anggaran atau
apabila pimpinan mempersepsikan bahwa kinerja dan penghargaannya
dinilai berdasarkan pada target anggaran yang dicapai (Dunk, 1993),
sehingga demi mencapai terget tersebut, muncullah manipulasi akuntansi
seperti yang disebutkan di atas.
Kita tahu bahwa kesenjangan anggaran ternyata tidak hanya
melanda perusahaan-perusahaan bertaraf internasional saja, namun
perusahaan/lembaga yang bergerak di bidang keuangan syari’ah pun tidak
luput dari permasalahan tersebut, dalam hal ini adalah BMT (Baitul Maal
Wat Tamwil). Di Indonesia pada tahun 1990-an Ikatan Cendikiawan
Muslim Indonesia (ICMI) sangat aktif melakukan pengkajian tentang
pengembangan ekonomi Islam di Indonesia. Hasil diskusi oleh beberapa
4
kalangan, diantaranya ICMI dan para ulama yang tergabung dengan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghendaki adanya lembaga keuangan
syari’ah dan bebas dari unsur riba, salah satunya lembaga keuangan
syari’ah adalah BMT (Baitul Maal wa Tamwil) (Ahmad Hasan Ridwan,
2004: 47-49). Gerakan BMT dicanangkan sebagai gerakan nasional oleh
presiden Soeharto pada pembukaan silaknas ICMI di Jakarta pada tanggal
7 Desember 1995 (Baihaqi Abdul Majdid, 2004 : 222). Dalam beberapa
tahun kemudian BMT dibina dan dikembangkan oleh PINBUK (Pusat
Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) yang merupakan badan pekerja dari
YINBUK (Yayasan Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil). YINBUK didirikan
pada tanggal 13 Maret 1995 dengan tujuan untuk mengembangkan BMT
secara meluas dan sehat. Upaya yang dilakukan PINBUK dengan beberapa
langkah kelembagaan antara lain, berupa kerja sama dengan BI sejak 1995
melalui Proyek Hubungan Kerja sama (PHBK) dengan Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM).
Mengingat para pelaku usaha kecil lebih banyak, maka situasi
seperti itu dimanfaatkan oleh para rentenir untuk memberikan pinjaman
kepada mereka namun harus dibayar dengan bunga yang melambung
tinggi dan bisa dikatakan itu merupakan hal yang tidak wajar. Dan hal ini
sungguh perbuatan yang sangat dzolim. Oleh karena itu, kehadiran BMT
diharapkan dapat menghilangkan para rentenir yang menjerat para pelaku
usah kecil dan menengah dengan bunga di luar kewajaran. Baitul Mal wat
Tamwil (BMT) yang sebenarnya dalam konsepsi Islam merupakan
5
alternatif kelembagaan keuangan syari’ah yang memiliki dimensi sosial
dan produktif dalam skala nasional bahkan global, di mana perekonomian
umat terpusat pada fungsi kelembagaan ini yang mengarah pada hidupnya
fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi lainnya. BMT melakukan fungsi
lembaga keuangan, yaitu melakukan kegiatan penghimpunan dana
masyarakat, penyaluran dana kepada masyarakat, dan memberikan jasa-
jasa lainnya.
Menurut Aries Mufti selaku ketua ABSINDO (Asosiasi BMT
Seluruh Indonesia) dan MES, “Di Indonesia walaupun belum ada
Undang-Undang tentang Lembaga Keuangan Mikro, masyarakat telah
mengembangkan sendiri lembaga keuangan mikro yang berbentuk
koperasi syariah, Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dan dalam bentuk yang
lain. Kehadiran BMT sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah
merupakan lembaga pelengkap dari beroperasinya sistem perbankan
syariah. Tumbuhnya BMT di Indonesia juga merupakan tuntutan dari
masyarakat muslim yang menginginkan bermuamalah secara syariah
untuk menghindari bermuamalah secara ribawi.”
Dalam BMT atau yang biasa disebut Koperasi, baik sebagai
gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian
nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Karena BMT merupakan salah satu
6
organisasi nirlaba yang memiliki tujuan utama untuk memberikan
pelayanan bagi masyarakat namun tidak tertutup kemungkinan untuk
mendapatkan laba. Organisasi nirlaba mengelola dana publik yang bukan
berasal dari keuangan negara biasanya dana publik berasal dari donasi atau
kontribusi masyarakat ataupun iuran yang diberikan oleh anggota dan juga
pendapatan atas jasa yang diberikan.
Mengingat BMT adalah organisasi Syari’ah maka penyusunan dan
penyajian laporan keuangan diatur oleh PSAK Syari’ah. BMT dalam
melakukan kegiatan usahanya mengacu pada UU No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian. Pada Pasal 46 UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan memberikan ancaman pidana bagi pihak yang melakukan
kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat yang berbentuk
simpanan tanpa seizin usaha dari Pimpinan Bank Indonesia. Begitu pula
kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat yang berbentuk
simpanan maupun investasi berdasarkan prinsip syari’ah dapat dikenakan
ancaman pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun
dan pidana denda paling sedikit Rp 10 miliar dan paling banyak 200 miliar
bagi pelakunya (Imaniyati, 2010:5-6).
Walaupun menggunakan ketentuan syari’ah dalam pelaporan dan
kinerjanya, tidak menutup kemungkinan terjadinya tindakan negatif yang
dilakukan oleh para pejabat yang berwenang. Berikut beberapa
permasalahan yang pernah terjadi di Baitul Mal Wat Tamwil, diantaranya :
7
1. BMT Bermasalah di DIY sekitar 10 persen dari jumlah BMT yang
ada, tetapi ini cukup mencoreng lembaga BMT karena nilai rupiah
dari kerugian masyarakat cukup besar . Dari BMT besar yang
bermasalah yang dilaporkan ke LOS DIY selama periode
September 2010-Agustus 2011 jumlah kerugian masyarakat
mencapai Rp 140 miliar. BMT yang bermasalah tersebut antara
lain: BMT Amratani dengan kerugian masyarakat Rp 32 miliar,
BMT Isra dengan kerugian masyarakat Rp 51 miliar, BMT Hilal
dengan kerugian masyarakat Rp 22 miliar. Dari enam BMT
bermasalah yang menonjol, lima BMT sudah masuk ke Polda
karena ada unsur penipuan serta penggelapan. Tiga kasus
diantaranya sudah vonis. BMT yang bermasalah dan tidak
berbadan hukum koperasi sejak awal memang sudah mempunyai
maksud jelek. BMT dijadikan kedok untuk menghimpun dana
masyarakat. Modus dari BMT yang bermasalah salah satunya
berani memberikan bagi hasil yang tinggi dan tidak rasional. Bagi
hasilnya melebihi bunga lembaga keuangan pada umumnya yakni
mencapai 17-20 persen per tahun (Ridareni, 2011).
2. Pada tahun 2012 terungakap KSU NR Purwantoro digugat oleh
penabung bernama Karno (42) warga Bangsri Kecamatan
Purwantoro. Karno merasa dirugikan karena tidak bias mencairkan
tabungannya sebesar Rp 54 juta. Selain Karno, anggota lain juga
menuntut hal yang sama. Jumlah tabungan nasabahnya yang belum
8
bisa dicairkan mencapai Rp 200 juta. Disisi lain terjadi kredit
macet mencapai ratusan juta rupiah dari anggotanya, yang sampai
belum tertagih oleh pengurus. Lebih parah lagi, kasus BMT DB
Slogohimo. Koperasi ini ngemplang uang mencapai sekitar Rp 700
juta-an (Infosoloraya, 2012).
3. Tahun 2015 terjadi penyimpangan yang dilakukan BMT PSU.
Dimana BMT PSU menjanjikan bagi hasil 2% per bulan kepada
nasabahnya yang menempatkan dananya di BMT PSU menyerbu
pengurus, terutama manajer umum yang menjalankan kegiatan
operasional. Ada Rp 25 miliar dana masyarakat yang ditempatkan
di BMT. Dari dana yang dihimpun, Rp 4 miliar dikucurkan untuk
keluarga pengurusnya dan macet (Anam, 2015).
4. Telah terjadi penipuan terhadap ribuan nasabah oleh BMT Perdana
Surya Utama Kota Malang (sebuah koperasi syariah), dimana uang
ratusan juta yang telah ditabung disana tidak bisa diambil dengan
alasan yang jelas. Kasus ini bermula dari laporan sejumlah bekas
nasabah BMT PSU. Mereka merasa ditipu Anharil selaku Bos
Baitul Maal Wat tamwil karena aset mereka berupa uang tidak bisa
dicairkan. Nilai aset milik warga itu beragam ada yang puluhan
juta, ratusan, bahkan ada yang miliaran rupiah. Hakim Ketua Rina
menyampaikan putusan hakim. "Menyatakan Anharil Huda
bersalah melakukan penggelapan dalam jabatan yang dilakukan
terus menerus, dan mengadili dengan empat tahun penjara dengan
9
dikurangi masa tahanan yang telah dijalani," ujar Rina. Dan
Anharil terkena Pasal 374 KUHP, penggelapan dalam jabatan
(Prabowo, 2016).
Menurut Dr. M.Syafii Antonio MSc, permasalahan mendasar BMT
diantaranya adalah minimalnya modal, SDM yang tidak memadai, dan
lemahnya sistem operasional. Untuk itu, agar BMT dapat bersaing dengan
lembaga keuangan yang lain maka harus diperhatikan dalam hal proses
penyusunan anggarannya, yang mana hal ini pasti melibatkan banyak
pihak. Hal ini dimaksudkan supaya BMT semakin mendapat kepercayaan
di masyarakat sebagai lembaga keuangan yang ramah terutama bagi
kalangan bawah.
Selain kasus-kasus di atas terdapat beberapa penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen dalam skripsi ini, baik yang memiliki hasil berpengaruh maupun
tidak berpengaruh, diantaranya penelitian Kadek Krisna Aris Pitasari, Ni
Luh Gede Erni Sulindawati, dan Anantawikrama Tungga Atmadja (2014)
menyatakan bahwa terjadinya senjangan anggaran dipengaruhi oleh
keadilan prosedural. Semakin tinggi tingkat keadilan prosedural tersebut,
maka risiko terjadinya senjangan anggaran akan semakin rendah. Begitu
juga sebaliknya, semakin rendah keadilan prosedural, maka risiko
terjadinya senjangan anggaran semakin tinggi. Variabel iklim kerja etis
pada penelitian Ozer dan Yilmaz (2011) menyatakan bahwa iklim kerja
etis berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Penelitian Meiraningsih
10
(2014) juga menemukan bahwa iklim kerja etis dapat berperan sebagai
variabel pemoderasi hubungan antara partisipasi penganggaran dengan
senjangan anggaran. Serta variabel senjangan anggaran pada penelitian
yang dilakukan Afiani (2010) dan Purgianto (2009) yang menunjukkan
hasil bahwa tekanan anggaran berpengaruh signifikan terhadap senjangan
anggaran. Penilitian ini konsisten dengan Anggraeni (2008) dimana di
dalam penelitiannya menunjukkan hasil adanya pengaruh positif dan
signifikan antara penekanan anggran terhadap senjangan anggaran yang
berarti bahwa penekanan anggaran yang tinggi dalam proses penyusunan
anggaran, maka dapat menimbulkan senjangan anggaran yang tinggi pula.
Namun pada pada penelitian Dunk (1993) dan Sujana (2010) menyatakan
bahwa tekanan anggaran tidak memiliki pengaruh terhadap senjangan
anggaran.
Dari hasil peneliti-peneliti sebelumnya diketahui bahwa hasil yang
diperoleh peneliti terdahulu antara satu dengan lainnya tidaklah sama. Hal
inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Keadilan
Prosedural, Iklim Kerja Etis, dan Tekanan Anggaran Terhadap
Timbulnya Senjangan Anggaran (Studi Empiris pada BMT di DKI
Jakarta dan Tangerang)”.
11
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1. Apakah persepsi keadilan prosedural berpengaruh terhadap timbulnya
senjangan anggaran ?
2. Apakah iklim kerja etis berpengaruh terhadap timbulnya senjangan
anggaran ?
3. Apakah tekanan anggaran berpengaruh terhadap timbulnya senjangan
anggaran ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian pengaruh persepsi keadilan prosedural, kerja iklim etis, dan
tekanan anggaran terhadap timbulnya senjangan anggaran bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi keadilan prosedural terhadap
timbulnya senjangan anggaran
2. Untuk mengetahui pengaruh iklim kerja etis terhadap timbulnya
senjangan anggaran
3. Untuk mengetahui pengaruh tekanan anggaran terhadap timbulnya
senjangan anggaran
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya :
1. Bagi peneliti
12
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
pengetahuan dengan mengetahui serta mempelajari masalah-masalah
yang terkait dengan persepsi keadilan prosedural, iklim kerja etis, dan
tekanan anggaran terhadap timbulnya senjangan anggaran.
2. Bagi akademisi
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan
kontribusi terhadap tambahan kepustakaan yang berkaitan dengan
akuntansi manajemen terutama masalah keadilan prosedural, iklim
kerja etis, dan tekanan anggaran yang memiliki pengaruh terhadap
kecenderungan senjangan anggaran.
3. Bagi pihak yang terkait
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang sesuai dalam menerapkan sistem anggaran sebagai alat
evaluasi dan pengendalian kinerja manajerial. Sehingga tidak ada
manipulasi akuntansi yang dapat menjadikan pribadi individu
cenderung menyalahgunakan pekerjaannya. Dan senjangan anggaran
dapat diturunkan resikonya.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Persepsi Keadilan Prosedural
a. Definisi Keadilan Prosedural
Keadilan merupakan hal-hal yang berkenaan pada sikap
dan tindakan dalam hubungan antar manusia yang berisi sebuah
tuntutan agar manusia sesamanya dapat memperlakukan sesuai hak
dan kewajibannnya. Dalam bahasa Inggris keadilan adalah justice.
Makna justice terbagi atas dua yaitu makna justice secara atribut
dan tindakan. Makna secara atribut adalah suatu kausalitas yang
fair atau adil. Secara tindakan adalah tindakan menjalankan dan
menentukan hak atau hukuman. Sedangkan prosedur merupakan
langkah sistematis atau berurutan yang harus dipatuhi dan
dijadikan pedoman dalam mengerjakan suatu aktivitas dan
kronologi suatu sistem. Norma-norma tentang hak dan kelayakan
sering dilihat dari sisi yang diberikan atau yang diterima dan
kurang menekankan pada sisi proses atau prosedur dalam suatu
lembaga atau komunitas. Hal inilah, antara lain yang mendorong
makin derasnya kajian tentang keadilan prosedural dan keadilan
interaksional.
14
Keadilan prosedural berkaitan dengan persepsi anggota
organisasi tentang keadilan prosedur yang digunakan untuk
membuat keputusan. Prosedur-prosedur ini mengacu pada proses
dalam penyusunan anggaran, pada saat penyusun anggaran
memiliki kesempatan untuk memengaruhi proses penyusunan
anggaran sebelum pengambilan kebijakan anggaran ditetapkan.
Prosedur dikatakan adil jika dapat mengakomodasikan kepentingan
anggota organisasi. Keadilan prosedural menurut Kreitner dan
Kinicki (2000) adalah keadilan yang dirasakan dari proses dan
prosedur yang digunakan untuk mengalokasikan keputusan.
Menurut Ulupui (2005) keadilan prosedural merupakan sisi
keadilan dalam penganggaran yang memperhatikan aspek prosedur
yang digunakan dalam melakukan distribusi anggaran.
b. Faktor-Faktor Keadilan Prosedural
1) Komunikasi bilateral (Bilateral communication)
Komunikasi antara manajemen dan karyawan yang baik
mencerminkan penghargaan organisasi pada status karyawan
dalam suatu organisasi. Komunikasi dua arah ini merupakan
kesempatan seseorang untuk bertanya mengenai suatu hal
dalam pekerjaan, organisasi, dan proses pengambilan
keputusan.
2) Mengenal & Memahami permasalahan individual (Familiarity
with the situation of individuals)
15
Merupakan batasan seberapa baik seseorang menangani
keluhan dan memahami situasi yang dialami oleh orang yang
memberi keluhan tersebut.
3) Menyanggah keputusan (Refute decisions)
Merupakan kesempatan seseorang untuk menyanggah suatu
keputusan atau memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Dalam menetapkan kebijakan tidak selalu menghasilkan
prosedur yang benar dan sempurna, bila terjadi suatu kesalahan
terdapat prosedur keputusan tersebut dapat diperlakukan
perbaikan ataupun pembatalan
4) Aplikasi prosedur konsisten (Consistent application of
procedures)
Merupakan persepsi seseorang bahwa proses pengambilan
keputusan telah berjalan konstan atau sama pada setiap
individu dan dari waktu ke waktu atau ketentuan berlaku secara
konsisten tanpa memperhatikan status karyawan dan batasan
waktu atas terjadinya suatu permasalahan.
c. Aturan Pokok Keadilan Prosedural
Menurut pendapat Leventhals (1980), dalam prakteknya
berpendapat bahwa keadilan prosedural akan dicapai jika sistem
pembayaran/pemberian gaji sampai pada kondisi sebagai berikut :
16
1) Konsisten (Consistency) yaitu sejumlah prosedur diterapkan
secara seragam terhadap karyawan dan periode waktu yang
berbeda.
2) Bebas bias/keragu-raguan (Free Bias) berarti kepentingan
setiap personal tidak masuk ke dalam penerapan prosedur-
prosedur tersebut.
3) Fleksibel (Flexibility) berarti selalu ada prosedur yang
digunakan untuk menonjolkan penentuan sistem
pembayaran/penggajian.
4) Ketepatan (Accuracy) disini berkaitan dengan penerapan
prosedur-prosedur terkait yang harus didasarkan pada informasi
yang terkini/aktual.
5) Etis (Ethics) disini adalah prosedur yang adil harus berdasarkan
pada standar etika dan moral. Dengan demikian, meskipun
berbagai hal tersebut dipenuhi, bila substansinya tidak
memenuhi standar etika dan moral, tidak bisa dikatakan adil.
6) Perwakilan (Representative) adalah prosedur dikatakan adil jika
sejak awal ada upaya untuk melibatkan semua pihak yang
bersangkutan. Meskipun keterlibatan yang dimaksudkan dapat
disesuaikan dengan sub-sub kelompok yang ada, secara prinsip
harus ada penyertaan dari berbagai pihak sehingga akses untuk
melakukan kontrol juga terbuka.
17
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keadilan prosedural adalah persepsi keadilan prosedural dalam tata
cara pengambilan keputusan yang berkaitan dengan atasan atau
pengambil keputusan. Yang diharapkan dengan adanya keadilan
prosedural maka hubungan anatar pegawai dapat terjalin secara baik
sehingga satu sama lain merasakan keadilan tanpa ada pembedaan.
2. Iklim Kerja Etis
a. Definisi Iklim kerja etis
Jika dilihat dari segi bahasa, istilah etika secara etimologis
berasal dari kata ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat kebiasaan, yang dibatasi dengan dasar nilai moral menyangkut
apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, yang baik atau
tidak baik, yang pantas atau tidak pantas pada perilaku manusia.
Secara sederhana etika adalah standar atau moral yang menyangkut
benar-salah, baik-buruk. Schneider dan Rentsch (1988) dalam Ozer
dan Yilmaz (2011) menggambarkan konsep iklim sebagai
organisasi cara mengoperasionalkan perilaku rutin dan tindakan
yang diharapkan, didukung dan dihargai. Iklim kerja etis
merupakan unsur dari iklim organisasi, yang mengandung persepsi
anggota organisasi, yang terjadi di lingkungan internal organisasi
secara rutin dan memengaruhi sikap dan perilaku organisasi serta
kinerja anggota organisasi (Wirawan, 2008). Semakin etis iklim
suatu organisasi, diduga akan menurunkan terciptanya senjangan
18
anggaran, sebaliknya semakin tidak etis suatu organisasi, diduga
akan semakin meningkatkan terciptanya senjangan anggaran
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang
― benar‖, ―sesuai‖, dan ―adil‖. Tingkah laku kita mungkin benar
atau salah, sesuai atau tidak sesuai, dan keputusan yang kita buat
dapat adil atau berat sebelah. Disinilah cara pandang setiap orang
berbeda terhadap istilah etika. Meskipun berbeda, tampaknya
terdapat suat prinsip umum yang mendasari semua sistem etika.
Prinsip ini diekspresikan oleh keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk kebaikan kelompoknya
merupakan inti dari tindakan yang etis (Definisi yang diambil dari
COSO Internal Control Integrated Framework,
http://www.coso.org/publications/executive-summary-
integrated_framework.htm).
Pemikiran mengenai pengorbanan kepentingan seseorang
untuk kebaikan orang lain menghasilkan beberapa nilai inti. Nilai-
nilai yang mendeskripsikan arti dari benar dan salah secara lebih
kongkrit. James W. Brackner, penulis Ethics Column dalam
Management Accounting, melakukan observasi berikut ini.
Pendidikan etika dan moral harus memiliki kesepakatan
tentang nilai-nilai yang dianggap ―benar‖ agar mempunyai arti.
Sepuluh dari nilai-nilai itu diidentifikasi dan dideskripsikan oleh
Michael Josephson dalam “Teaching Ethical Decision Making and
19
Pricipled Reasoning “. Studi terhadap sejarah, filsafat, dan agama
melahirkan suatu konsensus yang kuat mengenai nilai-nilai tertentu
yang bersifat universal dan abadi bagi kehidupan yang beretika.
Sepuluh nilai inti itu menghasilkan prinsip-prinsip yang
membedakan antara benar dan salah dalam istilah umum. Dengan
demikian, nilai tersebut menyediakan petunjuk tingkah laku
(James W. Brackner, 1992:19) dan (Michael Josephson, 1998:29-
30) dalam Managerial Accounting, Hansen dan Mowen, 2009.
Sepuluh inti yang dimaksudkan dalam kutipan, yaitu :
1) Kejujuran
2) Integritas
3) Pemenuhan janji
4) Kesetiaan
5) Keadilan
6) Kepedulian terhadap sesama
7) Penghargaan kepada orang lain
8) Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9) Usaha untuk mencapai kesempurnaan
10) Akuntabilitas
Meskipun tampak berlawanan, pengorbanan kepentingan
seseorang untuk kepentingan bersama tidak hanya benar dan
memberi suatu nilai bagi individu, tetapi juga baik untuk bisnis.
Meskipun kebohongan dan kecurangan sering terjadi dan dapat
20
membawa kemenangan, namun kemenangan itu hanya bersifat
sementara. Perusahaan dengan menerapkan perlakuan yang jujur
dan loyal terhadap semua klien sangat bermanfaat demi kehidupan
jangka panjang perusahaan.
Robbins (2006) menyatakan bahwa para pimpinan saat ini
harus menciptakan iklim etika yang sehat bagi bawahanya, dimana
mereka dapat menjalankan pekerjaannya secara produktif dan
menghadapi sesedikit mungkin kekaburan terkait perilaku yang benar
dan yang salah. Perilaku etis harus dilakukan oleh semua elemen
dalam organisasi untuk menciptakan kinerja yang lebih baik dan
kepuasan dalam kerjasama. Iklim kerja yang beretika adalah salah satu
aspek penting dari budaya organisasi. Iklim kerja yang beretika akan
menciptakan gaya, karakter, jiwa dan cara bekerja individu yang
berpengaruh untuk kinerja terbaik.
Keunggulan budaya organisasi untuk menciptakan iklim kerja
yang etis akan memotivasi kekuatan internal organisasi untuk saling
berinteraksi dalam perilaku yang penuh etika dan integritas. Jadi dapat
disimpulkan iklim kerja etis merupakan bagian dari persepsi yang
memengaruhi pemikiran anggota organisasi mengenai bagaimana
harus berperilaku etikal yang benar dan bagaimana seharusnya
menangani isu-isu etikal (Sulasmi dan Widhianto, 2009).
21
b. Standar Perilaku Etis Akuntansi Manajemen
Organisasi umumnya menetapkan standar perilaku untuk
para manajer dan karyawannya. Asosiasi–asosiasi profesional juga
menetapkan standar etika. Sebagai contoh, Institute of
Management Accountants (IMA) telah membuat standar etika
untuk akuntansi manajemen. Pada tahun 2005, IMA mengeluarkan
revisi pernyataan yang menguraikan standar perilaku etis bagi
akuntansi manajemen.
Revisi pernyataan itu disebut ―Statemento of Ethical
Professioanl Practice” (Pernyataan Praktik Professional yang
Beretika) yang didesain agar sesuai dengan yang dinyatakan dalam
Sarbanes-Oxley Act 2002 dan untuk memenuhi kebutuhan global
dari para anggota internasional IMA. Revisi pernyataan ini
didasarkan pada prinsip kejujuran, keadilan, objektivitas, dan
tanggung jawab.
Untuk menumbuhkan perilaku etis, maka perlu dibentuk
iklim etika dalam perusahaan. Iklim etika dapat tercipta, jika dalam
suatu perusahaan terdapat kumpulan perilaku yang dianggap benar
dan baik, sehingga dapat memungkinkan suatu masalah diatasi.
Iklim etika mutlak diperlukan walaupun banyak prasyarat-
prasyarat khusus selain biaya yang diperlukan, seperti budaya,
saling percaya antara karyawan dan perusahaan. Victor dan Cullen
22
(1998) dalam Sulasmi dan Widhianto (2009) menggunakan tiga
klasifikasi moral philosophy untuk mendesain dimensi kriteria
ethical work climate, yaitu:
1) Egoism artinya memaksimalkan kepentingan pribadi
2) Benevelonce artinya memaksimalkan kepentingan bersama
3) Principle artinya ketaatan pada tugas, peraturan, hukum atau
standar yang berlaku.
Dengan begitu dapat meningkatkan citra perusahaan yang semakin
melambung sehingga kepercayaan perusahaan-perusahaan lain
meningkat pula untuk melakukan suatu kerja sama. Dalam hal ini,
terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim
etika dalam perusahaan :
(a) Terciptanya budaya perusahaan secara baik.
(b) Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling
percaya (trust-based organization).
(c) Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee
relationship management).
Berdasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa dimensi iklim kerja etis dapat mempengaruhi motivasi
anggota organisasi untuk berperilaku. Dimensi iklim kerja etis di
setiap kantor berbeda-beda sehingga pengaruh motivasi
pegawainya untuk memajukan tujuan organisasi berbeda-beda
23
pula. Dan faktor yang terpenting dalam menilai perilaku etis adalah
adanya kesadaran bahwa para individu adalah agen moral atau
pihak yang harus melakukan tindakan sesuai dengan ketentuan
moral yang berlaku universal, menilai baik bruknya, benar
salahnya dan tepat tidaknya.
3. Tekanan anggaran
a. Definisi Tekanan Anggaran
Hopwood (1972) menemukan bahwa penekanan anggaran
yang tinggi menimbulkan keyakinan karyawan bahwa penilaian
yang dilakukan tidak adil, dan menimbulkan tekanan terhadap
pekerjaannya dan mendorong karyawan untuk memanipulasi
laporan akuntansi. Bawahan yang telah mencapai targetnya
biasanya akan diberikan reward dan kompensasi, sedangkan
bawahan yang tidak mencapai targetnya akan diberikan sanksi
(Mardiasmo, 2002). Baiman dan Lewis (dalam Ramdeen et al.,
2006) menyatakan bahwa tekanan anggaran dalam evaluasi kinerja
dapat mendorong terciptanya senjangan anggaran. Alasan utama
manajer tingkat bawah menciptakan senjangan dalam anggarannya
tidak lain adalah untuk menciptakan kesempatan bagi mereka
untuk meningkatkan imbalan yang akan mereka peroleh, jika
manajer tingkat bawah merasa bahwa penghargaan yang mereka
terima didasarkan atas pencapaian anggaran , maka mereka akan
24
menciptakan senjangan anggaran ketika dalam proses partisipasi
(Lowe & Shaw, 1968; Schiff &Lewin, 1968, 1970; Waller, 1988).
Senjangan anggaran dilakukan untuk menjaga agar
kinerjanya selalu terlihat baik. Ketika anggaran digunakan sebagai
pengukur kinerja bawahan dalam suatu organisasi, maka bawahan
akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan dua kemungkinan.
Pertama, meningkatkan performance sehingga realisasi
anggarannya lebih tinggi daripada yang ditargetkan sebelumnya.
Kedua, melonggarkan anggaran pada saat penyusunan anggaran
tersebut. Dengan melonggarkan anggaran manajer pusat
pertanggungjawaban dikatakan melakukan upaya slack (Sujana,
2010). Dalam keadaaan seperti ini para manajer akan mencari cara
untuk melindungi diri dari risiko tidak tercapainya target anggaran
(Lukka, 1988; Onsi, 1973; Schiff dan Lewin, 1970). Salah satu
cara perlindungan diri tersebut adalah dengan menciptakan
senjangan anggaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpukan bahwa
tekanan anggaran terjadi, ketika target anggaran dijadikan sebagai
tolok ukur kinerja bawahan dan adanya reward yang dijanjikan
oleh atasan jika target anggaran tercapai seperti bonus, kenaikan
gaji, dan promosi jabatan. Namun, jika target anggaran tidak
tercapai maka mereka akan kehilangan reward yang dijanjikan
oleh atasan mereka, seperti kehilangan bonus, tidak adanya
25
promosi jabatan bagi mereka, gaji tidak ada kenaikan, dan hal yang
paling ekstrim lagi mereka akan kehilangan pekerjaan mereka.
4. Senjangan Anggaran
a. Definisi Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran adalah perbedaan antara jumlah
anggaran yang diajukan oleh subordinates dengan jumlah estimasi
yang terbaik dari perusahaan (Anthony dan Govindaradjan, 2001).
Dunk (1993) berpendapat bahwa kesenjangan anggaran dilakukan
dengan menentukan penerimaan yang lebih rendah dan
menganggarkan biaya yang lebih tinggi dari kapasitas produktif
yang sesungguhnya. Kesenjangan anggaran diciptakan agar
bawahan lebih mudah mencapai target anggaran. Menurut Suartana
(2010:137), budget slack adalah proses penganggaran yang
ditemukan adanya distorsi secara sengaja dengan menurunkan
pendapatan yang dianggarkan dan meningkatkan biaya yang
dianggarkan
Menurut Young (1985:831) senjangan anggaran is the
amount by which subordinat understate his productive capability
when given chance to select work standard against which his
performance will be evaluated. Selanjutnya menurut Kren
(2003:144) senjangan anggaran is defined as budget resources
controlled by a manager in excess of optimal to accomplish or her
objectives. It is evident as overstated expenses, understated
26
revenues, or underestimated performance capabilities. Dan
penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari
pendekatan agency theory. Praktik senjangan anggaran dalam
perspektif agency theory dipengaruhi oleh adanya konflik
kepentingan antara agen (manajemen) dan principal yang timbul
ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan
tingkat kemakmuran yang dikehendakinya (Latuheru, 2005:26).
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
senjangan anggaran adalah suatu kesenjangan yang dilakukan oleh
manajer bawahan ketika ia turut berpartisipasi dalam penyusunan
biaya, dengan cara memberikan usulan dan estimasi anggaran yang
tidak sesuai dengan kapasitas sesungguhnya yang dimiliki, atau
tidak sesuai dengan sumber daya yang sebenarnya dibutuhkan,
dengan maksud agar anggaran tersebut mudah direalisasikan. Serta
motif manajer bawahan melakukan senjangan ini adalah memuat
margin of safety dalam mewujudkan target yang telah ditetapkan.
Dengan harapan dapat menghilangkan tekanan dan rasa frustasi itu
muncul karena besarnya ketidakpastian yang harus mereka hadapi
guna mencapai tujuan organisasi.
b. Indikator Senjangan anggaran
Menurut Dewi (2008) terdapat tiga indikator dalam senjangan
anggaran yaitu :
1) Perbedaan jumlah anggaran dengan estimasi terbaik
27
Estimasi yang dimaksud adalah anggaran yang sesungguhnya
terjadi dan sesuai dengan kemampuan terbaik perusahaan
dalam keadaan terjadinya senjangan anggaran, bawahan
cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan
pendapatan dan meninggikan biaya dibandingkan dengan
estimasi terbaik yang diajukan, sehingga target mudah dicapai.
2) Target anggaran
Bawahan menciptakan senjangan anggaran karena dipengaruhi
oleh keinginan dan kepentingan pribadi sehingga akan
memudahkan pencapaian target anggaran, terutama jika
penilaian prestasi manajer ditentukan berdasarkan pencapaian
anggaran, dengan target anggaran yang rendah dan biaya yang
dianggarkan juga tinggi menyebabkan seorang manajer dapat
dengan mudah mencapai anggaran yang telah disetujui
sebelumnya
3) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi senjangan
anggaran diantaranya dengan sengaja melakukan perbuatan
tersebut dapat suau timbal balik seperti gaji, promosi, dan
bonus dari organisasi karena anggaran yang dibuat dapat
dicapai. Senjangan anggaran dapat dilakukan manajer karena
dianggap perlu untuk menyelamatkan anggaran dengan
melakukan penyesuaian dengan bawahan. Oleh karena karakter
28
dan perilaku manusia yang berbeda-beda, partisipasi
penganggaran dapat berpengaruh atau tidak berpengaruh
terhadap senjangan anggaran.
c. Sebab Terjadinya Senjangan anggaran
Senjangan anggaran dapat terjadi oleh beberapa alasan.
Falikhatun (2007) berpendapat ada tiga alasan manajer
melakukan senjangan anggaran yaitu:
1) Orang-orang yang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan
mereka akan terlihat bagus di mata atasan jika mereka dapat
mencapai anggarannya;
2) Senjangan anggaran selalu digunakan untuk mengatasi
kondisi ketidakpastian. Jika tidak ada kejadian yang tidak
terduga, yang terjadi manajer tersebut dapat
melampaui/mencapai anggarannya
3) Rencana anggaran selalu dipotong dalam proses
pengalokasian sumber daya
B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Internasional
a. Penelitian Gokhan Ozer dan Emine Yilmaz (2011) yang menguji
pengaruh persepsi keadilan prosedural, efektivitas pengendalian
anggaran dan iklim kerja etis akan kecenderungan untuk
menciptakan senjangan anggaran. Data penelitian dikumpulkan
dengan memberikan kuesioner kepada 465 manajer yang bekerja
29
pada organisasi sektor publik di Turki sebagai sampel penelitian.
Penelitian tersebut menemukan efektivitas pengendalian anggaran,
iklim kerja etis dan persepsi keadilan prosedural dari manajer
memiliki dampak signifikan terhadap kecenderungan manajer
untuk menciptakan senjangan anggaran.
b. Penelitian Noor Raudhiah binti Abu Bakar, Rozita Amiruddin, dan
Sofiah Md Auzair (2014) menguji dampak dari faktor-faktor
organisasional pada senjangan anggaran. Data penelitian
dikumpulkan dengan memberikan kuesioner kepada 83 manajer
secara acak pada perusahaan di Malaysia yang terdaftar pada Bursa
saham yang tidak termasuk keuangan, surat perintah, dan sektor
pinjaman. Individu hubungan yang diuji menggunakan beberapa
regresi dan interaksi hubungan digunakan moderated regresi.
Multiple regresi mengindikasikan hubungan negatif dan
berdampak signifikan antara gaya manajemen dan senjangan
anggaran. Moderated regresi menunjukkan signifikan postif antara
dua interaksi yaitu partisipasi anggaran dan penekanan anggaran
dengan senjangan anggaran. Dan tiga interaksi antara partisipasi
anggaran, penekanan anggaran, dan asimetri informasi terhadap
senjangan anggaran. Temuan dari penelitian ini bisa membantu
manajemen dari perusahaan untuk memahami pentingnya faktor
yang mempengaruhi senjangan anggaran, yang pada gilirannya
dapat menyebabkan efektif manajemen.
30
c. Penelitian Ramadan Kanan dan Joseph M. Mula (2015) menguji
dampak dari individualisme dan dimensi kolektif terhadap
senjangan anggaran (sebuah analisis empiris perusahaan Anglo
Amerika dan Lybia yang beroperasi di sektor minyak Lybia).
Penelitian ini menggunakan penyebaran kuesioner sebanyak 500
kuesioner. Ke Lybia (320) dan Anglo-America (180) kepada para
manajer dan karyawan pada level berbeda guna mengumpulkan
informasi dari partisipan yang memiliki tanggung jawab langsung
terhadap proses penganggaran. Target responden adalah akuntan di
bidang anggaran dan manajer departemen keuangan. Non-akuntan
juga disurvei dari para manajer produksi, penjualan, pembelian,
sumber daya manusia, pelatihan, operasi, personalia, eksplorasi,
dan pemasaran. Dan pada penelitian ini menunjukkan bahwa
Anglo-Amerika lebih rentan terjadinya senjangan anggaran
daripada Jepang. Anglo-Amerika menciptakan senjangan anggaran
dalam rangka meningkatkan kinerja mereka sehingga akan
memperoleh reward dari atasan (Wu,2005).
d. Penelitian Adam S. Maiga dan Fred A. Jacobs (2008) menguji
pengaruh moderasi dari penilaian etis manajer pada hubungan
antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Penelitian ini
menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 251 manajer
berbeda divisi pada perusahaan manufaktur. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa hubungan partisipasi anggaran dan senjangan
31
anggaran dimoderatori oleh penilaian etis manajer. Namun, hal itu
mengejutkan bahwa meskipun mereka berada di arah yang
diprediksi, efek moderasi dari ekuitas moral (skenario A) dan
relativisme (skenario B) tidak signifikan.
2. Penelitian di Indonesia
a. Sri Mulyani dan Firdaus A. Rahman (2012) menguji pengaruh
partisipasi penganggaran, tekanan anggaran, komitmen organisasi,
dan kompleksitas tugas terhadap senjangan anggaran pada
perbankan di Pekanbaru. Data penelitian ini dikumpulkan melalui
penyerahan kuesioner kepada 37 sampel dengan populasi para
manajer yang bekerja pada posisi berbeda pada masing-masing
perbankan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa partisipasi anggaran, tekanan anggaran
mempengaruhi senjangan anggaran, sementara komitmen
organisasi dan kompleksitas tugas tidak secara signifikan
mempengaruhi senjangan anggaran.
b. Alfebriano (2013) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
senjangan anggaran pada PT. BRI di kota Jambi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran,
informasi asimetri, penekanan anggaran, komitmen organisasi dan
ketidakpastian lingkungan terhadap senjangan anggaran di PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di Kota Jambi. Populasi
penelitian ini adalah pihak yang berkerja pada PT. Bank Rakyat
32
Indonesia (Persero) Tbk di Kota Jambi. Penelitian ini
menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada
48 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi
penganggaran, informasi asimetri, penekanan anggaran, komitmen
organisasi dan ketidakpastian lingkungan mempengaruhi senjangan
anggaran secara simultan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
secara parsial informasi asimetri mempengaruhi senjangan
anggaran, sedangkan partisipasi penganggaran, penekanan
anggaran, komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan
tidak mempengaruhi senjangan anggaran.
c. Penelitian Arie Tristianto dan Akhmad Riduwan (2014) menguji
pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan
asimetri informasi dan tekanan anggaran sebagai variabel
moderasi. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan
dengan cara survei kuesioner. Metode pemilihan responden
menggunakan purposive sampling karena responden yang dipilih
hanya pejabat yang terlibat dengan proses penyusunan,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran, yaitu sebanyak
112 orang yang terdiri dari 9 dinas dan 2 SKPD berbentuk badan
yang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap terciptanya
senjangan anggaran karena dengan adanya partisipasi dari bawahan
dalam proses penyusunan anggaran akan semakin memperbesar
33
untuk terciptanya senjangan anggaran, asimetri informasi
memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran karena kelebihan informasi teknis yang dimiliki bawahan
dimanfaatkan untuk memudahkan dalam pencapaian anggaran;
tekanan anggaran memoderasi pengaruh partisipasi anggaran
terhadap senjangan anggaran namun tekanan anggaran
memperlemah partisipasi anggaran dalam mempengaruhi
terciptanya senjangan anggaran karena adanya tekanan anggaran
tidak selalu membuat bawahan menciptakan kesenjangan, bawahan
akan meningkatkan kinerjanya untuk mencapai sasaran anggaran
yang telah ditetapkan.
d. Maya Triana, Yuliusman, dan Wirmie Eka Putra (2012) menguji
pengaruh partisipasi anggaran, budget emphasis, dan locus of
control terhadap senjangan anggaran (survei pada hotel berbintang
di kota Jambi). Metode pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner ke 47 responden yang terdiri dari manajer
menengah ke bawah menggunakan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara simultan partisipasi
anggaran, budget emphasis, dan locus of control memiliki
pengaruh terhadap senjangananggaran.
34
C. Kerangka Berpikir
Skema kerangka penelitian pada penelitian ―Pengaruh persepsi keadilan
prosedural, iklim kerja etis, dan tekanan anggaran terhadap timbulnya
senjangan anggaran‖ dapat digambarkan pada gambar 2.1 berikut ini :
35
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Persepsi
Keadilan
Prosedural
(X1)
Senjangan
Anggaran
(Y)
Pengaruh Persepsi Keadilan Prosedural, Iklim kerja etis, dan Tekanan
Anggaran Terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran
(Studi Empiris pada BMT di DKI Jakarta dan Tangerang )
Fenomena-fenomena anggaran
Metode Analisis :
Metode Analisis Regresi Berganda
Met
Kesimpulan dan Saran
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Iklim Kerja
Etis (X2)
Tekanan
Anggaran
(X3)
36
D. Hipotesis
1. Persepsi Keadilan Prosedural terhadap Senjangan Anggaran
Ozer dan Yilmaz (2011) menjelaskan bahwa keadilan prosedural
berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Hal ini, karena
keadilan prosedural sebagai mediator iklim kerja yang etis serta
keefektifan pengendalian anggaran yang baik pada perusahaan
sehingga menurunkan terjadinya senjangan anggaran.
Kadek Krisna Aris Pitasari, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, dan
Anantawikrama Tungga Atmadja (2014) menyatakan bahwa terjadinya
senjangan anggaran dipengaruhi oleh keadilan prosedural. Semakin
tinggi tingkat keadilan prosedural tersebut, maka risiko terjadinya
senjangan anggaran akan semakin rendah. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah keadilan prosedural, maka risiko terjadinya senjangan
anggaran semakin tinggi.
Menurut Ulupui (2005) keadilan prosedural merupakan sisi keadilan
dalam penganggaran yang memperhatikan aspek prosedur yang
digunakan dalam melakukan distribusi anggaran. Penelitian
Meiraningsih (2014) menemukan bahwa keadilan prosedural dapat
berperan sebagai variabel pemoderasi hubungan antara partisipasi
penganggaran dengan senjangan anggaran. Berdasarkan hal tersebut,
maka diajukan hipotesis sebagai berikut.
H1 = Persepsi Keadilan Prosedural berpengaruh terhadap senjangan
anggaran
37
2. Iklim Kerja Etis terhadap Senjangan Anggaran
Ozer dan Yilmaz (2011) menjelaskan bahwa iklim kerja etis
berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Hal ini, karena
iklim kerja etis sebagai mediator keadilan prosedural dan keefektifan
pengendalian anggaran yang baik pada perusahaan sehingga dapat
menurunkan senjangan anggaran.
Iklim kerja etis merupakan unsur dari iklim organisasi, yang
mengandung persepsi anggota organisasi, yang terjadi di lingkungan
internal organisasi secara rutin dan memengaruhi sikap dan perilaku
organisasi serta kinerja anggota organisasi (Wirawan, 2008). Semakin
etis iklim suatu organisasi, diduga akan menurunkan terciptanya
senjangan anggaran, sebaliknya semakin tidak etis suatu organisasi,
diduga akan semakin meningkatkan terciptanya senjangan anggaran.
Berdasarkan hal tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut.
H2 = Iklim kerja etis berpengaruh terhadap senjangan anggaran
3. Tekanan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan Sujana (2010) dengan
pendekatan kurva normal (uji t) diketahui bahwa variabel tekanan
anggaran tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap
senjangan anggaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar
0,433 lebih besar daripada = 0,025, dimana hasil hipotesis yang
diperoleh sama dengan Dunk (1993) yang mengatakan hal serupa.
Dalam hipotesisnya Dunk (1993) menyatakan bahwa tidak ada
38
interaksi antara partisipasi anggaran, asimetri informasi dan penekanan
anggaran yang berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Sedangkan,
simpulan yang diperoleh dalam penelitiannya menyatakan bahwa
hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran
tergantung pada asimetri informasi dan penekanan anggaran.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Afiani (2010) , Anggreni
(2008), dan Purgianto (2009) menunjukkan hasil yang signifikan
antara pengaruh budget emphasis (tekanan anggaran) terhadap
senjangan anggaran. Berdasarkan hal tersebut, maka diajukan hipotesis
sebagai berikut.
H3 = Tekanan anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan sifat dan jenis penelitian, penelitian ini termasuk ke
dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain
(Sugiyono, 2012:10). Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian ini
menggunakan jenis data primer yaitu data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Objek
yang diteliti dalam penelitian ini adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Penelitian ini membatasi pada
permasalahan pengaruh Persepsi Keadilan Prosedural, Iklim kerja etis,
Tekanan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek, orang, atau keadaan yang
menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulan dari hasil penelitiannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah pejabat yang bekerja pada Baitul Maal wat
40
Tamwil (BMT) di wilayah DKI Jakarta dan wilayah Tangerang.
Jumlah Baitul Maal wat Tamwil di DKI Jakarta sebanyak 45 kantor
sedangkan Baitul Maal wat Tamwil di Tangerang sebanyak 16 kantor.
2. Teknik Sampling
Penelitian ini dibatasi pada populasi pejabat Baitul Maal wat
Tamwil (BMT) di wilayah DKI Jakarta sebanyak 5 BMT dan
Tangerang sebanyak 2 BMT. Sedangkan jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 responden dari 5 BMT di
wilayah DKI Jakarta dan 2 BMT di wilayah Tangerang. Metode yang
digunakan dalam penentuan sampel adalah dengan menggunakan
metode convenience sampling. Seperti namanya, pengambilan sampel
yang mudah (convenience sampling) merupakan pengumpulan
informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia
memberikannya (Sekaran, 2006:136). Berdasarkan uraian diatas,
penelitian ini menggunakan metode convenience sampling karena
lebih efisien dengan akses yang terjangkau oleh peneliti. Convinience
sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak
menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian
lapangan atau survey. Penelitian lapangan (field research) adalah data
41
utama penelitian ini. Peneliti memperoleh data langsung dari pihak
pertama yaitu data primer (Sugiyono, 2012: 3).
Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah para
pejabat yang bekerja di 5 BMT wilayah DKI Jakarta dan 2 BMT wilayah
Tangerang, dan dilakukan dengan penyebaran kuesioner mengenai
pengaruh Persepsi Keadilan Prosedural, Iklim kerja etis, dan Tekanan
Anggaran terhadap timbulnya Senjangan Anggaran. Kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan pernyataan terstruktur yang alternatif
jawabannya telah tersedia. Responden diminta menjawab pernyataan
tersebut dalam bentuk skala interval yang mengukur sikap responden
terhadap pernyataan-pernyataan yang disajikan, yang terbagi menjadi:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu-ragu (R)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan
dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan
kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda dengan bantuan Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) versi 22. Untuk menjaga validitas dan reliabilitas butir-
42
butir pertanyaan yang ada pada kuesioner dilakukan uji validitas dan
realibilitas terhadap senjangan anggaran.
1. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali 2013: 19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52).
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai
yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson
Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0.05 berarti data
yang diperoleh adalah valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji
reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
43
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47).
Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha
dengan nilai sebesar 0,7. Apabila Cronbach Alpha dari suatu
variabel ≥ 0,7 maka butir pertanyaan dalam instrumen penelitian
tersebut adalah reliabel atau dapat diandalkan, dan sebaliknya jika
nilai Cronbach Alpha ˂ 0,7 maka butir pertanyaan tersebut tidak
reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji
apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari
terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak pada semua data dapat
diterapkan regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013: 105) uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik
seharusnya antara variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi
dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation Factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
44
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai
cut-off yang umum adalah:
1) Jika nilai Tolerance >10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
2) Jika nilai Tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka
dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah
terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedestisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedestisitas atau tidak terjadi heteroskedestisitas
(Ghozali, 2013:139). Uji heteroskedestisitas dapat dilihat dari
garfik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi
heteroskedestisitas (Ghozali, 2013). Selain itu, dapat dilihat
melalui uji park, uji glejser, dan uji white.
45
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal,
mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi
normal, maka analisis non-parametik dapat digunakan. Jika data
berdistribusi normal, maka analisis parametik termasuk model-
model regresi dapat digunakan (Umar, 2008). Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160-165).
1) Analisis grafik, yaitu salah satu cara utuk melihat normalitas
residual dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan data distribusi yang mendekati
distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
2) Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non-parametik
kolmogorov smirnov (K-S) (Ghozali, 2013). Uji K-S biasa
46
digunakan untuk memutuskan jika sampel berasal dari populasi
dengan distribusi spesifik/tertentu.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Metode regresi linear berganda dimaksudkan untuk
mengetahui keeratan hubungan yang ada diantara kedua variabel.
metode regresi linear ini juga dapat digunakan untuk peramalan
dengan menggunakan data berkala (time series). Berdasarkan
hubungan antara variabel persepsi keadilan prosedural (X1), iklim
kerja etis (X2), tekanan anggaran(X3) dan senjangan anggaran (Y),
maka akan digunakan model analisa regresi linear sebagai berikut:
Rumus regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y : Variabel dependen (Senjangan anggaran)
a : Konstanta
b1 : Koefisien regresi
X1 : Variabel independen (Persepsi keadilan prosedural)
X2 : Variabel independen (Iklim kerja etis)
X3 : Variabel independen (Tekanan anggaran)
e : Error
Dari perhitungan dengan SPSS 22.0 akan diperoleh keterangan atau
hasil tentang koefisien determinasi, Uji F, Uji t untuk menjawab
47
perumusan masalah penelitian. berikut ini keterangan yang berkenaan
dengan hal tersebut diatas, yakni :
a. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0
(nol) dan 1 (satu) .Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai koefisien determinasi
adalah sebagai berikut :
1) Nilai R2 harus berkisar antara 0 sampai 1
2) Bila R2
= 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel
independen menjelaskan variabel dependen
3) Bila R2
= 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara
variabel independen terhadap variabel dependen
b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi (α)
sebesar 5% atau 0,05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis
48
akan didasarkan pada nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai
probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima. Hal ini
berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
independen. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka
hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013:
98).
c. Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali,
2013: 98). Variabel independen secara individu dikatakan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai
p value (sig) lebih kecil dari tingkat signifikansi (α). Tingkat
signifikansi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah α = 5%.
Hal ini berarti apabila nilai p value (sig) lebih kecil dari 5% maka
variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013: 98).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut Uma Sekaran (2006) variabel merupakan sesuatu yang
dapat mengakibatkan perbedaan atau keragaman nilai. Nilai-nilai dapat
49
berbeda pada beragam waktu baik untuk objek yang sama maupun
berlainan. Sedangkan menurut Sugiyono (2007) variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dapat diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu :
1. Variabel Independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
a. Persepsi Keadilan Prosedural.
Keadilan prosedural didefinisikan sebagai persepsi keadilan yang
dirasakan anggota organisasi atas pembuatan keputusan dalam
organisasi, dimana individu-individu di dalam organisasi sangat
memperhatikan proses pembuatan keputusan serta merasa telah
diperlakukan secara adil jika organisasi melaksanakan proses
penyusunan anggaran dengan prosedur yang benar serta mewakili
inspirasi mereka (Greenberg dan Baron, 2003). Variabel terdiri atas
10 item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala
interval 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral
(3), setuju (4), dan sangat setuju (5)
b. Iklim kerja etis
Kemampuan seorang profesional untuk berperilaku etis sangat
dipengaruhi oleh sensitivitas individu tersebut. Sensitivitas etika
dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakui sifat
50
dasar etika dari sebuah keputusan (Aziza dan Salim, 2008:3).
Individu-individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran
diharapkan menerapkan kebijakan yang berisikan nilai etis yang
dianut dalam organisasi dalam pengambilan keputusan mengenai
anggaran. Variabel ini terdiri atas 5 item pertanyaan yang diukur
dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju
(1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).
c. Penekanan anggaran
Tekanan anggaran merupakan sebuah desakan dari atasan kepada
bawahan untuk melaksanakan anggaran dengan baik dan mencapai
target anggaran (M. Faruq, 2013). Tekanan anggaran dapat
diartikan desakan dari atasan pada bawahan untuk melaksanakan
anggaran yang telah dibuat dengan baik, yang berupa sanksi jika
kurang dari target anggaran dan kompensasi jika mampu melebihi
target anggaran. Variabel ini terdiri atas 8 item pertanyaan yang
diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju
(5).
2. Variabel Dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Senjangan anggaran.
Menurut Young (1985) mendefinisikan senjangan anggaran sebagai
besaran dimana para manajer dengan sengaja memasukkan sumber
daya yang berlebihan ke dalam anggaran, atau dengan sadar tidak
51
menyatakan kemampuan produktif yang sesungguhnya. Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).
Pada variabel ini terdapat 6 pertanyaan, 3 diantaranya merupakan
pertanyaan negatif yang teletak pada nomor 25, 26, dan 29. Dimana
cara penghitungannya dengan dibalik nilai bobotnya, misal responden
memilih jawaban poin 1, maka penghitungannya menjadi poin 5.
Dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti
menampilkan tabel operasionalisasi variabel sebagai bahan acuan dalam
menyusun daftar pertanyaan kuesioner sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator No. Butir
Pernyataan Pengukuran
Keadilan
Prosedural
Sumber:
Niehoff dan
Moorman
(1993)
1. Keputusan
diklarifikasi dan
tambahan
informasi
diberikan jika
diminta pegawai
2. Keputusan
diterapkan
kepada seluruh
karyawan
3. Kekhawatiran
karyawan
diperhatikan
4. Untuk membuat
keputusan yang
akurat, benar,
dan informasi
yang lengkap
dikumpulkan
1-10
Interval
52
lebih dullu
5. Koreksi atau
pengajuan
banding
terhadap
keputusan yang
diambil
pimpinan
6. Keputusan
terkait pekerjaan
tidak berat
sebelah
Iklim kerja
etis
Sumber :
Ozer dan
Yilmaz (2011)
1. Penegakan
kebijakan terkait
perilaku etis
2. Penegakan kode
etik
3. Kebijakan
terkait perilaku
etis
4. Manajemen atas
secara eksplisit
mengungkapkan
bahwa perilaku
tidak etis tidak
dapat
ditoleransi
5. Mempunyai
kode etik secara
formal dan
tertulis
11-15 Interval
Penekanan
anggaran
Sumber :
Hopwood,
1972
1. Laba yang
dihasilkan.
2. Usaha yang
dilakukan.
3. Perhatian
terhadap
kualitas.
4. Kemampuan
mencapai target
anggaran
5. Hubungan
dengan
bawahan.
6. Efisiensi
menjalankan
16-23
Interval
53
pekerjaan.
7. Sikap terhadap
pekerjaan.
8. Hubungan
dengan
kelompok staf.
Senjangan
Anggaran(Y)
Sumber:
Dunk (1993)
1. Pengaruh
anggaran dalam
motivasi
produktivitas
2. Pencapaian
anggaran dalam
pelaksanaan
kerja
3. Pengawasan
dalam
penggunaan
anggaran
4. Tanggung jawab
anggaran
5. Pencapaian
target
6. Realisasi
anggaran
24-29 Interval
54
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di wilayah DKI Jakarta dan 16 Baitul
Maal wat Tamwil (BMT) di wilayah Tangerang. Penelitian ini
dilakukan dengan pengambilan sampel yaitu pejabat BMT yang
bekerja di Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang berada di wilayah DKI
Jakarta sebanyak 5 BMT dan 2 Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di
wilayah Tangerang. Pejabat yang berpartisipasi dalam penelitian ini
meliputi kepala BMT, kepala bagian, kepala bidang,
kasubag/kasubid/kasie, manajer, staf, karyawan, dan supervisor.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung seperti dengan cara mendatangi reponden serta tidak
langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada BMT
di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Penyebaran serta
pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 31 Maret sampai
17 Mei 2016. Adapun kuesioner yang disebar adalah sebanyak 80 buah
kuesioner. Dari keseluruhan kuesioner yang disebar jumlah yang dapat
diolah adalah sebanyak 68 kuesioner atau 85%. Kuesioner yang tidak
55
kembali sebanyak 12 kuesioner atau 15%. Kuesioner yang tidak
kembali dikarenakan adanya kuesioner yang hilang dan belum
terselesainya pengisian kuesioner yang diberikan dalam waktu yang
ditentukan. Selain alasan tersebut mungkin ada beberapa hal di luar
pengetahuan peneliti.
Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner
kepada pejabat BMT DKI Jakarta dan Tangerang Selatan. Jumlah
kuesioner yang dibagikan sebanyak 80 kuesioner. Berikut ini disajikan
hasil respon rate :
Tabel 4.1
Respon Rate
No. Keterangan Jumlah Persentase
1 Kuesioner yang disebar 80 100%
2 Kuesioner yang tidak kembali 12 15%
4 Kuesioner yang dapat diolah 68 85%
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat
dalam Tabel 4.2
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Baitul Maal wat
Tamwil (BMT)
Kuesioner
disebar
Kuesioner
kembali
1 BMT Usaha Mulya 5 5
2 BMT El Syifa 5 5
3 BMT UIN Syarif Hidayatullah 10 5
4 BMT UMJ 5 5
5 BMT Al Azhar 5 0
6 BMT Al Fath IKMI 44 42
7 BMT Al Ittihad 6 6
Total 80 68
56
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016.
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pejabat yang bekerja pada
BMT di Jakarta dan Tangerang. Berikut ini adalah deskripsi mengenai
identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin,
pendidikan terakhir, posisi jabatan, lamanya bekerja, dan usia saat ini.
a. Deskripitif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden laki-laki
berjumlah 41 orang (60.3%), untuk responden perempuan
berjumlah 27 orang (39.7%).
b. Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.4 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 41 60,3 60,3 60,3
Perempuan 27 39,7 39,7 100,0
Total 68 100,0 100,0
57
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Untuk responden berdasarkan jenjang pendidikan, didapatkan
bahwa responden yang jenjang pendidikan SMA berjumlah 22
orang (32.4%), jenjang pendidikan D3 berjumlah 7 orang (10.3%),
jenjang pendidikan S1 berjumlah 37 orang (54.4%), serta jenjang
pendidikan S2 berjumlah 2 orang (2.9%).
c. Deskriptif Responden Berdasarkan Posisi Jabatan
Tabel 4.5 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Posisi Jabatan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Kepala BMT 2 2,9 2,9 2,9
Kepala
Bagian 3 4,4 4,4 7,4
Manajer 5 7,4 7,4 14,7
Staf 28 41,2 41,2 55,9
Karyawan 30 44,1 44,1 100,0
Total 68 100,0 100,0 Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SLTA 22 32,4 32,4 32,4
D3 7 10,3 10,3 42,6
S1 37 54,4 54,4 97,1
S2 2 2,9 2,9 100,0
Total 68 100,0 100,0
58
Berdasarkan posisi jabatan didapatkan bahwa responden yang
menjabat sebagai Kepala BMT berjumlah 2 orang (2,9%), Kepala
Bagian berjumlah 2 orang (4,4%), Manajer berjumlah 5 orang
(7,4%), Staf berjumlah 28 orang (41,2%), serta Karyawan 30 orang
(60,5%).
d. Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Untuk responden berdasarkan lama bekerja dalam menjalani posisi
jabatan saat dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa untuk
responden yang menempati posisi jabatan kurang dari satu tahun
berjumlah 12 orang (17,6%), antara satu sampai tiga tahun
berjumlah 27 orang (39,7%), serta lebih dari tiga tahun berjumlah
29 orang (42,6%).
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 tahun 12 17,6 17,6 17,6
1-3 tahun 27 39,7 39,7 57,4
> 3 tahun 29 42,6 42,6 100,0
Total 68 100,0 100,0
59
e. Deskriptif Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.7 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Sumber : Data primer yang dolah, 2016
Tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa responden yang berusia
diantara 20 sampai 30 tahun berjumlah 47 orang (69,1%), untuk
responden berusia diantara 31 sampai 40 tahun berjumlah 18 orang
(26,5%), dan untuk responden berusia lebih dari 40 tahun
berjumlah 3 orang (4,4%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
jumlah responden terbanyak adalah yang berusia antara 20 sampai
30 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat
kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang
terdapat pada mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 20-30 th 47 69,1 69,1 69,1
31-40 th 18 26,5 26,5 95,6
> 40 th 3 4,4 4,4 100,0
Total 68 100,0 100,0
60
daripada standar deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data
adalah lebih baik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang
meliputi persepsi keadilan prosedural, iklim kerja etis, tekanan
anggaran, dan senjangan anggaran akan diuji secara statistik deskriptif
seperti yang terlihat dalam Tabel 4.8.berikut.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
TPKP 68 23 48 39,24 4,545
TIKE 68 12 24 19,68 2,594
TTA 68 17 40 31,43 3,609
TSA 68 11 29 21,81 3,638
Valid N
(listwise) 68
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.7 menjelaskan pada variabel persepsi keadilan
prosedural jawaban minimum responden adalah sebesar 24 dan
maksimum 48 dengan rata-rata total jawaban 39,75 dan standar deviasi
sebesar 4,460. Variabel iklim kerja etis jawaban minimum responden
sebesar 12 dan maksimum 24 dengan rata-rata total jawaban sebesar
19,68 dan standar deviasi sebesar 2,594. Variabel tekanan anggaran
jawaban minimum responden adalah sebesar 17 dan maksimum 40
dengan rata-rata total jawaban sebesar 31,43 dan standar deviasi sebesar
3,609. Untuk variabel senjangan anggaran jawaban minimum
responden sebesar 11 dan maksimum 29 dengan rata-rata total jawaban
sebesar 21,81 dan standar deviasi sebesar 3,638. Berdasarkan hasil uji
61
statistik deskriptif di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban
responden untuk variabel partisipasi anggaran, asimetri informasi,
kecukupan anggaran, dan senjangan anggaran adalah setuju.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0.05 maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid. Tabel 4.9 berikut adalah hasil uji
validitas 68 dari variabel persepsi keadilan prosedural, iklim kerja
etis, tekanan anggaran, dan senjangan anggaran.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan
Nomor Butir
Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
1 0.668** 0.000 Valid
2 0.552** 0.000 Valid
3 0.619** 0.000 Valid
4 0.526** 0.000 Valid
5 0.620** 0.000 Valid
6 0.375** 0.002 Valid
7 0.707** 0.000 Valid
8 0.645** 0.000 Valid
9 0.438** 0.000 Valid
10 0.535** 0.000 Valid
11 0.743** 0.000 Valid
12 0.773** 0.000 Valid
13 0.784** 0.000 Valid
14 0.475** 0.000 Valid
15 0.675** 0.000 Valid
16 0.578** 0.000 Valid
62
17 0.374** 0.002 Valid
18 0.557** 0.000 Valid
19 0.699** 0.000 Valid
20 0.648** 0.000 Valid
21 0.683** 0.000 Valid
22 0.498** 0.000 Valid
23 0.716** 0.000 Valid
24 0.687** 0.000 Valid
25 0.784** 0.000 Valid
26 0.755** 0.000 Valid
27 0.632** 0.000 Valid
28 0.549** 0.000 Valid
29 0.349** 0.001 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.9 menunjukkan hasil validitas seluruh butir pertanyaan
memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti
bahwa seluruh butir pertanyaan mempunyai kriteria valid.
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel
yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Uji Validitas Persepsi Keadilan prosedural (PKP)
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Persepsi Keadilan Prosedural (PKP) No. Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Kriteria
PKP1 0.668** 0.000 Valid
PKP2 0.552** 0.000 Valid
PKP3 0.619** 0.000 Valid
PKP4 0.526** 0.000 Valid
PKP5 0.620** 0.000 Valid
PKP6 0.375** 0.002 Valid
PKP7 0.707** 0.000 Valid
PKP8 0.645** 0.000 Valid
PKP9 0.438** 0.000 Valid
PKP10 0.535** 0.000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
63
Dari hasil output menunjukan variabel persepsi keadilan
prosedural mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel
persepsi keadilan prosedural adalah valid.
2) Uji Validitas Iklim kerja etis (IKE)
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Iklim kerja etis (IKE) No. Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Kriteria
IKE1 0.743** 0.000 Valid
IKE2 0.773** 0.000 Valid
IKE3 0.784** 0.000 Valid
IKE4 0.475** 0.000 Valid
IKE5 0.675** 0.000 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil output menunjukan variabel iklim kerja etis
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel iklim kerja etis
adalah valid.
3) Uji Validitas Tekanan Anggaran (TA)
Tabel 4.12.
Hasil Uji Validitas Tekanan Anggaran (TA)
No. Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Kriteria
TA1 0.578** 0.000 Valid
TA2 0.374** 0.002 Valid
TA3 0.557** 0.000 Valid
TA4 0.699** 0.000 Valid
TA5 0.648** 0.000 Valid
TA6 0.683** 0.000 Valid
64
TA7 0.498** 0.000 Valid
TA8 0.716** 0.000 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil output menunjukan variabel tekanan anggaran
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel tekanan anggaran
adalah valid.
4) Uji Validitas Senjangan Anggaran (SA)
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran (SA) No. Pearson
Correlation
Sig
(2-Tailed)
Kriteria
SA1 0.687** 0.000 Valid
SA2 0.784** 0.000 Valid
SA3 0.755** 0.000 Valid
SA4 0.632** 0.000 Valid
SA5 0.549** 0.000 Valid
SA6 0.349** 0.001 Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil output menunjukan variabel senjangan anggaran
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel senjangan
anggaran adalah valid.
b. Hasil Uji Realibilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika
nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,70. Berikut adalah hasil
65
pengujian reliabilitas variabel persepsi keadilan prosedural, iklim
kerja etis, tekanan anggaran, dan senjangan anggaran dalam tabel
4.14
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha
Jumlah
Item
Keterangan
Persepsi Keadilan
Prosedural 0.768 10 Reliabel
Iklim kerja etis 0.728 5 Reliabel
Tekanan Anggaran 0.740 8 Reliabel
Senjangan Anggaran 0.704 6 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas
variabel persepsi keadilan prosedural adalah sebesar 0,768, iklim
kerja etis sebesar 0,728, tekanan anggaran sebesar 0,740, dan
senjangan anggaran sebesar 0,704. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan
mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila
pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang
relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
66
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS
22.
b
b
b
Berdasarkan tabel 4.15 di atas besaran korelasi antar variabel
independen tampak bahwa hanya variabel Persepsi Keadilan
prosedural (PKP) yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan
variabel Tekanan Anggaran (TA) dengan tingkat korelasi sebesar -
0,442 atau sekitar 44,2%. Oleh karena korelasi ini masih di bawah
95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas.
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Koefisien Korelasi
Model TTA TIKE TPKP
1 Correlations TTA 1,000 -,241 -,442
TIKE -,241 1,000 -,256
TPKP -,442 -,256 1,000
Covariances TTA ,020 -,006 -,007
TIKE -,006 ,033 -,005
TPKP -,007 -,005 ,013
a. Dependent Variable: TSA
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
67
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
TPKP
TKIE
TTA
0,665
0,778
0,670
1,504
1,285
1,492
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Tolerance juga
menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10, yaitu 0,665 untuk variabel persepsi
keadilan prosedural, 0,778 untuk variabel iklim kerja etis dan 0,670
untuk variabel tekanan anggaran. Ini berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil
perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada
satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10,
yaitu 1,504 untuk variabel persepsi keadilan prosedural, 1,285
untuk variabel iklim kerja etis, dan 1,492 untuk variabel tekanan
anggaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Hasil Uji Heterokedestisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
68
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik ada apabila terjadi
Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hasil uji
heteroskedastisitas terdapat dalam gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.1 grafik scatterplot menunjukan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada
model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan
69
untuk memprediksi senjangan anggaran berdasarkan variabel yang
memengaruhinya, yaitu persepsi keadilan prosedural, iklim kerja
etis, dan tekanan anggaran.
Untuk menguji hasil heterokedastisitas berdasarkan uji
glejser terdapat pada tabel 4.17 di bawah ini.
Tabel 4.17
Hasil Uji Glejser
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 6,487 2,628 2,468 ,016
Persepsi
Keadilan
Prosedural
-,021 ,068 -,046 -,316 ,753
Iklim Kerja
Etis ,113 ,110 ,140 1,031 ,306
Tekanan
Anggaran -,169 ,085 -,291 -1,989 ,051
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai
signifikansi variabel persepsi keadilan prosedural (X1) sebesar
0,753 lebih besar dari 0,05 artinya tidak terjadi heterokedastisitas.
Variabel iklim kerja etis (X2) sebesar 0,306 lebih besar dari 0,05
artinya tidak terjadi heterokedastisitas. Dan variabel tekanan
anggaran (X3) sebesar 0,051 lebih besar dari 0,05 artinya tidak
terjadi heterokedastisitas.
70
c. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
S
u
m
S
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, grafik p-plots menunjukkan
bahwa yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati ditribusi normal. Hasil uji normalitas
menggunakan Grafik Histogram disajikan pada gambar 4.3 berikut
ini :
71
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram
Sumber : Data primer yang diolah,2016
Berdasarkan gambar 4.2 dan 4.3 di atas penyebaran data
berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
Untuk menguji normalitas berdasarkan uji statistik non-
parametik kolmogorov-smirnov (K-S) berdasarkan tabel 4.18 di
bawah ini.
72
Tabel 4.18
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan output di atas, hasil uji kolmogorov
smirnov adalah 0,200 lebih besar dari 0,05 hal ini berarti
H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal
dan hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya.
4. Hasil Analisis Regresi Berganda
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel independen, yaitu persepsi keadilan prosedural, iklim
kerja etis, dan tekanan anggaran dalam menjalankan variabel
dependen yaitu senjangan anggaran. Adapun hasil uji koefisien
determinasi dapat dilihat dalam Tabel 4.19 menyajikan hasil uji
koefisien determinasi untuk variabel Y, X1, X2, dan X3.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 68
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation 3,32617104
Most Extreme Differences Absolute ,093
Positive ,054
Negative -,093
Test Statistic ,093
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
73
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) variabel X1, X2, dan X3
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,405a ,164 ,125 3,403
a. Predictors: (Constant), TTA, TIKE, TPKP
b. Dependent Variable: TSA
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.19 menunjukkan nilai R sebesar 0,405 atau 40,5%.
Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor
yang mempengaruhi senjangan anggaran adalah sedang.
Sedangkan nilai adjusted R square sebesar 0.125. Hal ini
menandakan bahwa variasi variabel persepsi keadilan prosdural,
iklim kerja etis, dan tekanan anggaranhanya bisa menjelaskan
12,5% variasi variabel senjangan anggaran.Sedangkan sisanya,
87,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
disertakandalam model penelitian ini. Adapun faktor yang
diindikasikan memiliki pengaruh adalah partisipasi anggaran,
informasi asimetri, komitmen organisasi (Dina Novita, Iskandar
Sam, dan Salman Jumaili. 2009), kejelasan sasaran , dan job
relevant information (Bulan, 2011).
b. Hasil Uji Statistik F
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel bebas secara
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel independen.
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.18, hipotesis
74
diterima jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis
ditolak jika nilai probabilitas signifikansi ≥ 0,05 (Ghozali, 2013:
98).
Tabel 4.20
Hasil Uji Statistik F
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 145,266 3 48,422 4,181 ,009b
Residual 741,249 64 11,582
Total 886,515 67
a. Dependent Variable: TSA
b. Predictors: (Constant), TTA, TIKE, TPKP
Pada Tabel 4.20 nilai F diperoleh sebesar 4.181 dengan
tingkat signifikansi 0,009. Ini berarti model regresi ini layak untuk
digunakan, karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05,
sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi keadilan prosedural,
iklim kerja etis, dan tekanan anggaran secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap senjangan anggaran.
c. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi
0,05. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis
diterima dan sebaliknya (Ghozali, 2013: 98).
75
Tabel 4.21
Hasil Uji Statistik t
S
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Tabel 4.21 menunjukkan nilai hasil uji t pada persepsi
keadilan prosedural sebesar 0,115 > 0,05, hal ini berarti menolak
H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi keadilan prosedural
tidak memiliki pengaruh secara siginifikan terhadap senjangan
anggaran. Pada nilai hasil uji t iklim kerja etis sebesar 0,440 > 0,05
yang berarti menolak H2 sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim
kerja etis tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap senjangan
anggaran. Pada nilai hasil uji t tekanan anggaran sebesar 0.003 <
0.05 yang berarti menerima H3 sehingga dapat disimpukan bahwa
tekanan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
senjangan anggaran.
Berdasarkan tabel 4.21 maka dapat diperoleh model persamaan
regresi sebagai berikut:
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 12,190 4,357 2,798 ,007
TPKP -,179 ,112 -,224 -1,596 ,115
TIKE ,141 ,182 ,101 ,776 ,440
TTA ,441 ,141 ,438 3,135 ,003
Y = 12190 – 0.179X1 + 0.141X2 + 0.441X3 + 4357
76
Keterangan :
X1 = Persepsi Keadilan Prosedural
X2 = Iklim kerja etis
X3 = Tekanan Anggaran
Y = Senjangan Anggaran
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterprestasikan sebagai
berikut:
1) Koefisien konstanta sebesar 12190 dengan nilai positif, ini dapat diartikan
bahwa Y (Senjangan Anggaran) akan bernilai 12190 jika persepsi keadilan
prosedural, iklim kerja etis, dan tekanan anggaran masing-masing bernilai
0.
2) Variabel persepsi keadilan prosedural memiliki koefisien negatif sebesar
0,179. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa setiap kenaikan
satu persen variabel persepsi keadilan prosedural, dengan asumsi variabel
lain tetap maka akan menurunkan senjangan anggaran sebesar 0,179.
3) Variabel iklim kerja etis memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar
0,141. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan
satu persen variabel iklim kerja etis, dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan meningkatkan senjangan anggaran sebesar 0,141.
4) Variabel tekanan anggaran memiliki koefisien regresi positif sebesar
0,441. nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan
77
satu persen variabel tekanan anggaran, dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan meningkatkan senjangan anggaran sebesar 0,441.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Persepsi Keadilan Prosedural terhadap Senjangan Anggaran
Pengujian statistik pada hipotesis (H1) menunjukkan bahwa
persepsi keadilan prosedural tidak memiliki pengaruh terhadap
senjangan anggaran. Pada tabel 4.21 dapat dilihat hasil nilai uji
statistik t variabel persepsi keadilan prosedural sebesar 0,115 lebih
besar dari α = 0.05, dengan demikian hipotesis (H1) ditolak. Hal ini
disebabkan oleh senjangan anggaranyang terjadi tidak dipengaruhi
oleh persepsi keadilan prosedural di dalam penyusunan anggaran.
Diduga bahwa bawahannya cenderung tidak melakukan senjangan
anggaran untuk meminimalkan risikonya. Namun, tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ozer dan Yilmaz (2011) menemukan
bahwa efektivitas pengendalian anggaran, iklim kerja etis dan persepsi
keadilan prosedural berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan
manajer untuk menciptakan senjangan anggaran.
2. Pengaruh Iklim kerja etis terhadap Senjangan Anggaran
Pengujian statistik pada hipotesis (H2) menunjukkan bahwa
iklim kerja etis tidak memiliki pengaruh terhadap senjangan anggaran.
Pada tabel 4.21 dapat dilihat hasil nilai uji statistik t variabel kerja
iklim kerja etis sebesar 0.440 lebih besar dari α = 0.05. Dengan
78
demikian hipotesis (H2) ditolak. Hal ini disebabkan oleh senjangan
anggaran yang terjadi tidak dipengaruhi oleh iklim kerja etis di dalam
penyusunan anggaran. Diduga bahwa bawahannya cenderung tidak
melakukan senjangan anggaran untuk meminimalkan risikonya.
Temuan ini sejalan dengan penelitian Adam S. Maiga dan Fred
A. Jacobs (2008) menguji pengaruh moderasi dari penilaian etis
manajer pada hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan
anggaran. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hubungan
partisipasi anggaran dan senjangan anggaran dimoderatori oleh
penilaian etis manajer dan efek moderasi dari ekuitas moral dan
relativisme tidak signifikan terhadap senjangan anggaran. Namun,
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ozer dan Yilmaz (2011) yang menemukan bahwa efektivitas
pengendalian anggaran, iklim kerja etis dan persepsi keadilan
prosedural berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan manajer
untuk menciptakan senjangan anggaran.
3. Pengaruh Tekanan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
Pengujian statistik pada hipotesis (H3) menunjukkan bahwa
tekanan anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Pada
tabel 4.21 dapat dilihat hasil nilai uji statistik t variabel tekanan
anggaran sebesar 0.003 lebih kecil dari α = 0.05. Dengan demikian
hipotesis (H3) diterima sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan
anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Pengujian regresi
79
linier berganda menunjukkan bahwa tekanan anggaranmempunyai arah
pengaruh positif terhadap senjangananggaran yang mana pengaruh
positif tersebut signifikan. Artinya, apabila tekanan anggaran
meningkat maka akan meningkatkan senjangan anggaran secara nyata,
begitu pula sebaliknya. Penekanan atau desakan yang dilakukan oleh
atasan malah menyurutkan motivasi pegawai. Hal ini disebabkan oleh
ketakutan pegawai menghadapi kemungkinan intervensi dari
manajemen yang lebih tinggi, kehilangan sumber daya organisasi,
kehilangan bonus tahunan maupun mutasi jabatan secara cepat karena
tidak mampu mencapai target anggaran. Dalam keadaan seperti ini
bawahan akan menciptakan senjanganagar target anggaran menjadi
lebih mudah dicapai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Afiani (2010) dan Purgianto (2009) yang
menunjukkan hasil signifikan antara pengaruh tekanan anggaran terhadap
senjangan anggaran. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dunk (1993) dan Sujana (2010) yang
menunjukkan tekanan anggaran tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tekanan anggaran.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi
keadilan prosedural, iklim kerja etis, dan tekanan anggaran erhadap
senjangan anggaran. Responden pada penelitian ini berjumlah 68
orang yang bekerja di Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yang berada di
wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan diolah sehingga memperoleh hasil pengujian yang
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi
berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Persepsi keadilan prosedural tidak memiliki pengaruh terhadap
senjangan anggaran dan menolak hipotesis H1. Hasil penelitian
bertentangan dengan penelitian Kadek Krisna Aris Pitasari, Ni Luh
Gede Erni Sulindawati, Anantawikrama Tungga Atmadja (2014),
Gokhan dan Ozer (2011), Ulupui (2005), Meiraningsih (2014).
2. Iklim kerja etis tidak memiliki pengaruh terhadap senjangan
anggaran dan menolak hipotesis H2. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian Gokhan dan Ozer (2011) dan
Wirawan (2008).
81
3. Tekanan anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran dan
menerima hipotesis H3. Artinya, apabila tekanan anggaran
meningkat maka akan meningkatkan senjangan anggaran secara
nyata, begitu pula sebaliknya. Penekanan atau desakan yang
dilakukan oleh atasan malah menyurutkan motivasi pegawai.
Penelitian ini konsisten dengan Afiani (2010), Anggraeni (2008),
Purgianto (2009), dan Maya Triana, Yuliusman, Wirmie Eka Putra
(2012). Namun bertentangan dengan penelitian Dunk (1993) dan
Sujana (2010).
B. Saran
Sekalipun penelitian ini telah dirancang dengan baik, namun penelitian
ini masih memiliki berbagai keterbatasan dan mungkin mempengaruhi
hasil dari penelitian. Berikut adalah saran-saran yang diajukan oleh
peneliti berdasarkan keterbatasan yang di dapat dalam penelitian ini:
1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel persepsi keadilan
prosedural, iklim kerja etis, dan tekanan anggaran sebagai variabel
yang mempengaruhi senjangan anggaran. Penelitian selanjtnya
diharapkan dapat menambahkan variabel lainnya, separti
ketidakpastian lingkungan (Burhanudin,2009), asimetri informasi
(Agum Arthaswadaya, 2015), serta job relevant information dan
kejelasan sasaran (Rida Fani Bulan, 2011), dan partisipasi
anggaran (Falikhatun, 2007).
82
2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbanyak responden
sehingga hasil penelitian lebih dapat disimpulkan secara umum.
3. Penelitian selanjutnya juga disarankan dapat mengganti dan
menambahkan daerah survei selain di wilayah Jakarta dan
Tangerang agar hasil penelitian dapat lebih variatif.
4. Data yang digunakan dan dianalisis menggunakan instrumen
berdasarkan persepsi jawaban dari responden. Hal tersebut dapat
menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan
keadaan yang sesungguhnya. Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda, seperti
melakukan metode wawancara langsung agar peneliti dapat
memastikan bahwa responden mengerti maksud dari setiap butir
pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner agar hasil data yang
diperoleh peneliti nantinya tidak bias dan sesuai dengan apa yang
diharapkan dan yang dimaksud oleh peneliti
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ira. “The Influence of Horizontal Equity, Self Efficiacy, and Ethical
Position on the Creation of Budgetary Senjangan ”, Theses and
Dissertations, Virginia Commonwealth University, 2013.
Abu Bakar, Nur Raudhiah dkk. “Impact of Organisatiional Factors on Budgetary
Slack”, E-proceedings of the Conference on Management and Muamalah,
Malaysia, 26-27 May 2014.
Afiani, Dina Nur. ―Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran dan
Asimetri Informasi terhadap Senjangan Anggaran”.Jurnal Akuntansi
UniversitasDiponegoro. Semarang, 2010.
Akbar, Bahrullah. “Akuntansi Sektor Publik Konsep dan Teori”, CV. Bumi Metro
Raya, Jakarta, 2013
Alfebriano. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Slack Anggaran pada PT. BRI di
Kota Jambi”, Jurnal Binar Akuntansi, Vol. 2 No. 1, Fakultas Ekonomi
Universitas Jambi, Januari 2013.
Anggraeni, Rika Sari.―Pengaruh Partisipasi Anggaran Budget Emphasis dan
Information Asymmetry terhadap Slack Anggaran”. Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta, 2008.
Anthony, R.N. dan V. Govindarajan. “Management Control Systems”, Mc Graw-
Hill Co, Boston, 2001.
Aprila, Nila dan Selvi Hidayani. “The Effect of Budgetary Participation,
Asymmetry Information, Budget Emphasis, and Comitment Organization
to Senjangan anggaranat SKPD Governmental of Bengkulu City”,
Proceeding The 13th Malaysia Indonesia Conference on Economics,
Management and Accounting (MIICEMA), 2012.
Arthaswadaya, Agum. “Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Senjangan
Anggaran dengan Self Esteem Sebagai Variabel Pemoderasi : Studi
Eksperimen Dalam Konteks Penganggaran Partisipatif”, Skripsi,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015.
Aziza dan Salim. “Pengaruh Orientasi Etika pada Komitmen dan sensitivitas
Etika Auditor”. SNA 11 Pontianak. 2008.
84
Bulan, Rida Fani. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran
Anggaran Pada Job Relevant Information Serta Implikasinya Pada
Senjangan Anggaran (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Bireuen)”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 4 (1), hal: 33 – 50, 2011.
Burhanuddin. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran :
Ketidakpastian Lingkungan dan Komitmen Organisasional sebagai
Variabel Moderasi (Studi Kasus di BMT se Yogyakarta)”, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009.
Dunk, Alan S. ―The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on the
Relation Beetween Budgetary Participation and Slack”. The Accounting
Review. Vol:68. No. 2, 1993.
Falikhatun. ―Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi, dan Group
Cohesiveness dalam Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dan
Budgetary Slack (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Se-Jawa
Tengah)”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. 2007..
Faturochman. “Keterkaitan Antara Anteseden, Penilaian Keadilan Prosedural,
Penilaian Keadilan Distributif, dan Dampaknya”, Disertasi, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2002.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS”,
Edisi Revisi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Greenberg, J. dan Baron, RA. ―Behavior in Organizations”. Eighth Edition,
Prentice Hall, New Delhi, 2003.
Hafsah. “Pengaruh Asimetri Informasi dan Komitmen Organisasi Terhadap
Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dengan Kesenjangan
Anggaran”. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
Medan, 2005.
Hansen dan Mowen. “Akuntansi Manajemen jilid 1”, Erlangga, Jakarta, 1997.
Hansen dan Mowen. “Managerial Accounting (Akuntansi Manajemen)”,
Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Hopwood, A.G. “An Empirical Study Of The Role of Accounting Data in
Performance Evaluation”, Journal of Accounting Research, 10, 156-182,
1972.
Husnataria, Fitria dan Wahyudin Nor. “Pengaruh Keterlibatan Pekerjaan dan
Penekanan anggaran dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran
dengan Senjangan anggaran”, The 1st Accounting Conference, Depok,
7-9 November 2007.
85
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=184209 diakses tanggal 24/03/2016
pukul 09.39 WIB
http://eprints.dinus.ac.id/8673/1/jurnal 13135.pdf diakses tanggal 05/11/2015
pukul 11.05 WIB
http://m.bisnis.com/finansial/read/20150728/89/457044/satgas-investigasi-
telusuri-kasus-bmt-psu-malang- diakses tanggal 21/9/2016 pukul 10.22
WIB
http://himkopsyahtangsel.blogspot.co.id/2011/02/kasus-bmt-isra-jateng.html
diakses tanggal 21/9/2016 pukul 10.21 WIB
http://pustakabakul.blogspot.co.id/2012/07/azas-dan-dasar-hukum-bmt.html
diakses tanggal 07/04/2016 pukul 15:09 WIB
https://riyanikusuma.wordpress.com/2013/10/30/perilaku-etika-dalam-bisnis/
diakses tanggal 21/9/2015 pukul 15.00 WIB
http://royarohmatika.blogspot.co.id/2013/04/baitul-maal-wat-tamwil-bmt.html
diakses tanggal 12/01//2016 jam 14.31 WIB
http://suryamalang.tribunnews.com/2016/06/16/hakim-vonis-bos-bmt-perdana-
surya-utama-malang-4-tahun-penjara-nasabah-kecewa diakses tanggal
23/9/2016 pukul 12.03 WIB
http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/organizationdevelopment/
etika-bisnis diakses tanggal 21/9/2015 pukul 14.57 WIB
http://www.mozaikislam.com/183/dasar-hukum-dan-peraturan-hukum-bmt.htm
ddiakses tanggal 07./04/2016 pukul 15.36 WIB
http://www.republika.co.id/berita/syariah/keuangan/11/08/19/lq5gx4-bmt-
bermasalah-di-diy-capai-10-persen diakses tanggal 21/9/2016 pukul 10.20
WIB
http://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-glejser-spss.html
diakses tanggal 16/08/2016 pukul 10.45 WIB.
http://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-normalitas-kolmogorov-smirnov-
spss.html diakses tanggal 16/08/2016 pukul 10.46 WIB.
Iksan, Arfan dan Muhammad Ishak. “Akuntansi Keperilakuan”.Salemba Empat,
Jakarta, 2005.
Kanan, Ramadan dan Joseph M. Mula. “The Impact of Individuliasm and
Collectivism Dimension on budgetary Slack – An Empirical Anlysis of
86
Anglo–American and Lybian Companies Operating in Lybian Oil Sector”,
Asia-Pacific Journal of Education, Business and Society Vol.1 No.1,
Lybia, 2015.
Kenis, I. “Effect of Goal Characteristics on Managerial Attitudes and
Performance”, The accounting Review, Volume 54, pp. 702-721, 1979.
Kreitner, R. dan Kinicki, A. ―Organizational Behavior”. Irwin McGraw-Hill.
Fifth Edition, 2000.
Kren, L. “Effects of Uncertainty, Participation, and Control System Monitoring
on The Prospensity to Creat Budget Slack and Actual Budget Slack
Created”, 2003.
Latuheru, B. P. “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
dengan komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating”, JAK Vol. 7,
2005.
Leventhal, G.S. ―What Should Be Done With Equity Theory? In Social Exchange:
Advances in Theory and Research. Edited by K.J. Gergen,M.S. Greenberg,
and R.H. Willis: 27-55, New York, NY: Plenum Press, 1980.
Lowe, E. A and R. W. Shaw. “An Analysis of Managerial Biasing: Evidance
From a Company’s Budgeting Process”.,The Journal of Management
Studies Vol 5, 1968.
Lukka, K. “Budgetary Biasing in Organization: Theoretical Framework and
Empirical Evidence”. Accounting, Organization, and Society, 13, 281-
301. 1988.
Maiga, Adam S. dan Fred A. Jacobs. “The Moderating Effect of Manger’s Ethical
Judgement on The Relationship Between Budget Participation and Budget
Slack”, Advances in Accounting, Volume 23, 113–145, USA, 2008.
Mardiasmo. “Akuntansi Sektor Publik”. Andi, Yogyakarta, 2002.
Meiraningsih. “Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran
dengan Keadilan Prosedural dan Iklim Kerja Etis sebagai Varaiabel
Pemoderasi: Studi Empiri di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga se-
Provinsi Bali”, Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Bali,
2014.
M. Faruq Dwi Jaya. “The Effects of Budget Participation, Asymmetric
Information, Budget Emphasis, and Organizational Commitment On
Budgetary Slack In Pemerintah Kota Pasuruan”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 1 (1), 2013.
87
M. Nafarin. “Penganggaran Perusahaan”. Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta,
2009.
Mukhtar, Yulihar. “Dasar Hukum dan Peraturan Hukum Terkait dengan BMT”.
Diakses tanggal 07/04/2016 pukul 15.05 WIB melalui http://bmtwat-
tamwil.blogspot.co.id/2014/09/pengembangkan-usaha-usaha-
ekonomi.html
Mulyani, Sri dan Firdaus A. Rahman. “ Pengaruh Partisipasi Penganggaran,
Tekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Kompleksitas Tugas
Terhadap Slack Anggaran pada Perbankan di Pekanbaru”, Jurnal
Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 18 No. 1, Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Riau, Juni 2012.
Munandar, Imam. “Kedudukan BMT (Baitul Mal wat Tamwil) Dalam Lembaga
Keuangan di Indonesia”. Diakses tanggal 07/04/2016 pukul 15.15 WIB
melaluihttps://bandunglawinstitute.wordpress.com/2011/08/18/kedudukan-
bmt-baitul-maal-wat-tamwil-dalam-lembaga-keuangan-di-indonesia/
Nahartyo, Ertambang dan Intiyas Utami. “Keeping Self-Interest under
Control: Effects of Procedural Fairness and Project Success Rate in
a Cost- Reduction Context”, The Japanese Accounting Review, Volume 4,
2014.
Niehoff, B.P., & Moorman, R. H. “Justice as a mediator of the relationship
between methods of monitoring and organizational citizenship behavior”.
Academy of Management Journal, 36, 527-556, 1993.
Noviawati, Ika dan Intiyas Utami. “Pengaruh Locus of Control, Keadilan
Distributif, Keadilan Prosedural, dan Kepercayaan Terhadap Senjangan
Anggaran”, 3rd
Economics and Business Research Festival, Salatiga, 13
November 2014.
Novita, Dina dan Iskandar Sam dan Salman Jumaili. ―Analisis Pengaruh
Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri, Komitmen Organisasi terhadap
Budgetary Slack di PDAM Tirta Mayang Kota Jambi”. Jurnal Cakrawala
Akuntansi. Vol. 1 No. 1. Februari 2009. Hal. 1-10, 2009.
Nugraheni, Fitri dan Ratna Yulia Wijayanti. “Pengaruh Keadilan Distributif
dan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja : Studi Kasus Pada Akademi
Universitas Muria Kudus”, Summary hasil penelitian Dosen Muda yang
dibiayai Dikti, Kudus, 2009.
Ozer, Ghokan dan Emine Yilmaz. “Effects of Procedural Justice Perception,
Budgetary Control Effectiveness and Ethical Work Climate on Propensity
88
to Create Budgetary Slack”, Business and Economics Research
JournalVolume 2 Number 4, Turkey, 2011.
Pareke, Fahrudin JS. ―Pengaruh Keadilan Distributif dan Prosedural terhadap
Komitmen Organisasional”. Media Ekonomi dan Bisnis, XV (1), 40-53,
2003.
Pitasari, Kadek Krisna Aris, dkk. “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan
Keadilan Prosedural terhadap Sejangan Anggaran (Budgetary Slack)
pada SKPD berupa Dinas di Pemerintah Kabupaten Klungkung”, Jurusan
Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1, Universitas Pendidikan Ganesha,
2014.
Purgianto, Eko.―Analisis Pengaruh Strategi Institusi, Tekanan Anggaran, dan
Conflict of Interest terhadap Senjangan Anggaran”.Jurnal Akuntansi
UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta. Vol:5. No. 5, 2009.
Ramdeen, C, J. Santos dan H. K. Chatfield. “An Examination of Impact of
Budgetary Participation, Budgetary Emphasis and Information Asymmetry
on Budgetary Slack In the Hotel Industry”, 2006.
Riansah, Lira Azhimatinnur.“Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
Senjangan Anggaran dengan Asimetri Informasi dan Kecukupan
Anggaran sebagai Variabel Moderating (Studi di Instansi Pemerintah
Daerah Kota Sukabumi)”, Skripsi Sarjana Ekonomi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
Robbins, S.P. “Perilaku Organisasi”. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks
kelompok Gramedia, 2006.
Schieff, M. dan Lewin, A.Y. “The Impact of People Budgets”. The Accounting
Review 45. April. pp. 259-268, 1970.
Suartana, I. W. ―Akuntansi Keprilakuan”. ANDI, Yogyakarta, 2010.
Sudarsono, Heri. ―Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cetakan II”,
Yogyakarta, Ekonisia, 2004 .
Sugiyono. ―Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2007.
Sugiyono. ―Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Alfabeta,
Bandung, 2012.
Sujana, I Ketut. “Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran,
Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan Ketidakpastian
Lingkungan terhadap Senjangan anggaran pada Hotel-Hotel
89
Berbintang di Kota Denpasar”, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, 2009.
Sujana, I. Ketut. “Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran,
Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan Ketidakpastian
Lingkungan terhadap Budgetary Slack”. Audit Jurnal Akuntansi dan
Bisnis. Vol:5. No.2, 2010.
Sulasmi, S. dan Widhianto, I.G.M.D. “Ethical Work Climate untuk Menciptakan
Moral Awareness Karyawan pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
Tribakti Nganjuk‖, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Tahun 2, No. 2,
hal. 183-198. Agustus, 2009.
Supanto. “Analisis Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Senjangan
anggaran dengan Informasi Asimetri, Motivasi, Budaya Organisasi
sebagai Pemoderasi (Studi Kasus pada Politeknik Negeri Semarang)”,
Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.
Suprasto, Bambang. ―Pengaruh Interaksi Antara Partisipasi , Informasi
Asimetris, dan Penekanan Anggaran terhadap Budgetary Slack (Studi
Kasus di Hotel-Hotel di Propinsi Bali)”. AudiJurnal Akuntansi dan Bisnis.
Vol.1. hal 75—86, 2006.
Triana, Maya dkk. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Locus of
Control Terhadap Slack Anggaran (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota
Jambi)”, Jurnal Binar Akuntansi Vol. 1, No. 1 Fakultas Ekonomi
Universitas Jambi, September 2012.
Tristianto, Arie dan Akhmad Riduwan. “Pengaruh Partisipasi Anggaran
Terhadap Budget Slack dengan Asimetri Informasi dan Tekanan Anggaran
Sebagai Variabel Moderasi”, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 5,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, 2014.
Triyuwono, Iwan. “Organisasi dan Akuntansi Syari’ah”, LkiS, Yogyakarta, 2000.
Ulupui. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Persepsi Keadilan Distributif,
Keadilan Prosedural, dan Goal Commitment terhadap Kinerja Dinas”.
Kinerja. Vol. 9, No. 2, hal. 98-112, 2005.
Umar, Husein. “Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan”, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008.
Veronica, Amelia dan Komang Ayu Krisnadewi. “Pengaruh Partisipasi
Penganggaran, Penekanan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan
Kompleksitas Tugas terhadap Slack Anggaran pada Bank Perkreditan
90
Rakyat (BPR) di Kabupaten Badung”. Audi Jurnal Akuntansi danBisnis.
Vol.4. hal 20—28, 2009.
Waller, W. S. “Slack in Participating Budgeting: The Joint Effect of a Truth-
Including Pay Scheme and Risk Preferences”. Accounting Organization
and Society 13:87-98, 1988.
Wirawan. ―Budaya dan Iklim Organisasi”. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba
Empat, 2008.
Young, S.M. “Participative Budgeting: The Effect of risk aversion and
Assymetric Information on budgetary slack”. Journal of Accouting, 1985.
91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
92
LAMPIRAN 1
Surat Penelitian Skripsi
93
94
95
96
LAMPIRAN 2
Kuesioner Penelitian
97
Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 29 April 2016
Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Ihdha Nuril Laila
NIM : 1111082000125
Fak/Jur/Sem : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/X
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Persepsi Keadilan Prosedural, Iklim Kerja Etis, dan Tekanan
Anggaran Terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian
dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai etika penelitian. Informasi yang
diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk
mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap senjangan anggaran dengan
persepsi keadilan prosedural, iklim kerja etis, dan tekanan anggaran sebagai
variabel yang mempengaruhi.
98
IDENTITAS RESPONDEN
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
Pendidikan Terakhir : SLTA/Sederajat Strata 1 (Sarjana)
Diploma (D3) Strata 2 (Master)
Posisi Terakhir : Kepala BMT Manajer
Kepala Bagian Staf
Kepala Bidang Karyawan
Kasubag/kasubid/kasie Supervisor
Lama Bekerja : < 1 tahun
1-3 tahun
> 3 tahun
Usia anda saat ini : 20 - 30 tahun
31 - 40 tahun
> 40 tahun
99
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Mohon dengan hormat, bantuan, dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
menjawab seluruh pernyataan dalam kuesioner ini.
2. Berikan tanda tick mark () pernyataan berikut yang sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya pada kolom yang tersedia.
3. Ada 5 (lima) pilihan jawaban yang tersedia untuk masing-masing
pernyataan, yaitu :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. Pegawai yang ikut bertanggung
jawab dalam penyusunan
anggaran diberikan informasi
tentang prosedur yang benar
yang harus dilakukan dalam
proses tersebut
2. Pengambilan keputusan
dikomunikasikan secara terbuka
dengan semua pegawai yang
terlibat dalam penyusunan
anggaran
3. Sebelum pengambilan keputusan
dalam penyusunan anggaran,
semua pendapat dari bawahan
100
didengarkan
4. Keputusan dalam penyusunan
anggaran berdasarkan informasi
yang akurat dan opini yang baik
5. Bawahan berhak untuk
menyampaikan usulan terkait
keputusan yang telah ditetapkan
oleh atasan
6. Prosedur penganggaran saat ini
telah sesuai dengan standar etika
dan moralitas
7. Keputusan berkaitan dengan
anggaran tidak berat sebelah
antara divisi satu dengan yang
lainnya
8. Pengambilan keputusan terhadap
penyusunan anggaran telah
sesuai dengan prosedur yang
benar
9 Prosedur penganggaran saat ini
menunjukkan perhatian pada
semua divisi
10. Pembuat keputusan berkaitan
dengan anggaran menjelaskan
dengan baik alokasi anggaran
divisi
11. Organisasi memberlakukan
kebijakan khusus dalam
penyusunan anggaran sesuai
dengan perilaku yang beretika
101
12. Organisasi memberlakukan kode
etik dalam penyusunan anggaran
organisasi
13. Organisasi memiliki kebijakan
yang berkaitan dengan perilaku
yang sesuai dengan etika dalam
proses penyusunan anggaran
14. Kepala BMT tempat saya bekerja
secara eksplisit menyatakan
bahwa tidak mentolerir perilaku
yang tidak beretika dalam proses
penyusunan anggaran organisasi
15. BMT tempat saya bekerja
memiliki kode etik formal dan
tertulis dalam proses penyusunan
anggaran
16. Laba yang dihasilkan telah
mencapai target yang diharapkan
17. Di BMT tempat saya bekerja,
usaha semaksimal mungkin telah
banyak dilakukan seperti
pelatihan pengelolaan anggaran
dana BMT
18. Atasan bersungguh-sungguh
dalam memperhatikan kualitas
anggaran yang dibuat oleh
bawahannya
19. Anggaran telah mencapai target
yang diharapkan di tempat saya
bekerja
102
20. Atasan memperlakukan secara
adil, cermat, dan tegas terhadap
bawahannya dalam mencapai
target yang diharapkan
21. Di tempat saya bekerja telah
berjalan secara efisien dalam
menjalankan operasi unit
22. Bersikap profesional dan
mengikuti prosedur yang benar
dalam mencapai target anggaran
23. Di tempat saya bekerja terjalin
hubungan yang komunikatif
antara kelompok staf yang satu
dengan lainnya
24. Penetuan standar dalam anggaran
menghasilkan produktivitas
tinggi di BMT tempat saya
bekerja.
25. Anggaran yang telah ditetapkan
berbeda jauh dari anggaran yang
ideal menurut standar anggaran
26. Pendapatan yang telah ditetapkan
berbeda jauh dari pendapatan
yang ideal menurut standar
anggaran
27. Anggaran di BMT tempat saya
bekerja tidak banyak persyaratan
28. Anggaran yang ditetapkan di
departemen saya, saya pastikan
dapat terlaksana
103
29. Target anggaran dalam organisasi
sulit dicapai dalam realisasinya
di BMT tempat saya bekerja
104
LAMPIRAN 3
Daftar Jawaban Responden
105
IDENTITAS RESPONDEN
Responden Jenis
Kelamin
Pendidikan
Terakhir
Posisi
Terakhir
Lama
Bekerja
Usia saat
ini
1 1 3 7 2 2
2 1 1 6 3 1
3 1 3 6 3 1
4 1 3 6 1 1
5 1 1 6 1 1
6 2 3 6 3 1
7 1 4 5 3 1
8 2 3 6 3 1
9 2 3 6 3 1
10 2 2 7 1 1
11 2 1 7 2 1
12 1 1 2 2 2
13 1 3 7 2 1
14 1 3 6 2 1
15 1 1 7 3 2
16 1 3 1 3 2
17 1 1 6 3 1
18 1 3 6 2 1
19 2 3 7 3 1
20 2 3 7 3 1
21 2 3 7 3 2
22 2 3 7 2 1
23 1 3 6 3 2
24 1 3 6 2 1
25 1 3 7 2 1
26 1 1 7 2 1
27 1 3 6 3 1
28 2 1 6 1 1
29 1 3 2 2 1
30 1 1 6 1 1
31 2 3 7 1 1
32 1 1 7 2 1
33 1 2 7 2 1
34 2 3 7 3 3
35 1 3 5 3 3
36 2 3 7 3 1
37 1 2 5 3 3
106
IDENTITAS RESPONDEN
(Lanjutan)
38 1 1 6 2 1
39 1 4 1 3 1
40 1 1 6 2 1
41 2 3 5 2 1
42 1 1 7 3 1
43 1 1 7 3 2
44 1 1 7 1 2
45 2 2 6 2 1
46 1 1 6 3 2
47 2 1 7 3 2
48 2 1 7 3 2
49 2 3 6 3 1
50 2 1 6 3 1
51 1 1 7 2 1
52 1 1 7 2 1
53 1 1 7 2 1
54 1 3 2 2 2
55 2 3 6 1 1
56 2 3 7 1 1
57 2 3 7 2 2
58 1 2 6 2 2
59 2 3 7 1 1
60 2 3 6 3 2
61 1 2 6 2 1
62 2 3 7 2 2
63 2 2 6 1 1
64 1 3 6 2 2
65 1 3 7 3 1
66 2 3 6 1 1
67 1 3 7 2 1
68 1 3 5 3 2
107
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL
Responden PKP1 PKP2 PKP3 PKP4 PKP5 PKP6 PKP7 PKP8 PKP9 PKP10
1 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4
2 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4
3 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4
4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4
5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 1
6 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4
7 2 3 2 2 3 4 1 2 2 2
8 4 3 5 5 3 4 1 2 3 3
9 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3
10 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
11 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
13 5 4 4 5 4 5 5 4 3 4
14 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4
15 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3
16 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
17 3 3 4 5 4 4 3 3 3 3
18 2 2 2 4 2 3 3 3 4 3
19 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4
20 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4
21 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3
22 4 3 4 5 4 5 3 2 3 4
23 4 4 4 4 3 3 3 4 5 3
24 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
25 4 4 5 4 4 2 3 3 2 2
26 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4
27 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4
28 3 3 2 3 3 4 3 3 5 4
29 5 4 5 4 3 2 5 2 5 2
30 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3
31 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4
32 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3
33 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4
34 4 1 5 4 5 5 4 4 5 5
35 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5
36 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
37 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5
108
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL
(Lanjutan)
38 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5
39 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
41 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4
42 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4
43 4 3 5 4 4 3 4 3 3 3
44 4 2 4 5 4 4 4 5 5 5
45 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3
46 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
47 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
48 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
49 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
50 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
51 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5
52 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
53 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5
54 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
55 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5
56 4 5 4 5 4 2 4 4 4 4
57 5 5 4 4 4 4 5 4 5 2
58 1 4 5 4 5 4 4 5 3 4
59 4 5 5 4 3 4 4 3 3 3
60 4 4 5 2 4 3 3 5 3 2
61 2 4 4 5 4 4 2 3 2 4
62 4 4 5 5 4 4 3 3 3 2
63 4 4 3 4 4 4 2 4 5 4
64 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4
65 5 3 3 4 3 4 5 5 3 5
66 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
67 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
68 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
109
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL IKLIM KERJA ETIS
Responden IKE1 IKE2 IKE3 IKE4 IKE5
1 4 5 4 3 5
2 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5
5 4 4 4 4 4
6 5 5 4 5 5
7 2 3 2 3 2
8 4 4 5 5 5
9 5 5 4 5 5
10 3 4 4 4 5
11 4 4 3 4 5
12 4 4 4 3 4
13 4 4 4 3 5
14 4 5 4 3 4
15 4 4 4 3 4
16 4 4 4 3 4
17 3 3 2 3 4
18 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4
21 4 3 3 4 4
22 5 4 4 3 4
23 3 3 2 2 3
24 4 3 4 3 4
25 2 3 3 5 5
26 4 5 5 4 4
27 2 2 2 3 4
28 4 5 5 3 4
29 3 5 2 4 3
30 3 3 3 3 3
31 4 4 4 3 4
32 3 3 3 3 3
33 4 4 4 5 5
34 4 4 4 2 4
35 4 4 4 2 4
36 4 4 4 4 4
37 5 5 5 3 4
110
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL IKLIM KERJA ETIS
(Lanjutan)
38 5 5 5 2 5
39 4 4 4 4 4
40 4 4 4 5 4
41 4 4 4 4 4
42 4 4 4 5 4
43 3 3 3 3 4
44 4 4 4 3 4
45 3 4 3 4 3
46 4 5 5 5 5
47 5 5 5 2 5
48 4 4 4 2 4
49 5 4 4 5 5
50 4 5 5 5 4
51 5 5 4 4 4
52 3 4 4 4 4
53 5 5 5 4 4
54 4 4 2 4 4
55 4 5 5 4 5
56 5 4 4 4 4
57 4 4 4 3 4
58 5 5 4 5 4
59 3 2 4 5 3
60 4 5 5 3 4
61 4 4 5 4 4
62 3 4 4 5 3
63 3 5 5 4 4
64 4 4 4 4 4
65 3 4 3 5 5
66 4 4 4 3 4
67 4 4 4 3 4
68 4 4 4 3 4
111
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL TEKANAN ANGGARAN
Responden TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TA7 TA8
1 4 3 5 5 4 4 5 4
2 4 4 4 3 5 3 4 4
3 3 4 4 3 4 4 4 4
4 5 4 4 3 5 3 4 4
5 4 4 5 4 5 4 5 5
6 5 5 5 5 5 5 5 5
7 3 2 1 2 3 2 2 2
8 3 4 4 3 4 3 4 5
9 4 5 5 4 5 4 4 5
10 4 4 4 3 4 4 4 5
11 4 3 5 4 4 4 4 4
12 4 3 4 4 4 4 4 4
13 4 3 5 4 4 4 5 4
14 4 3 5 5 4 4 5 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 3 4 4 4 4 4 4
17 4 5 4 3 4 4 4 4
18 4 4 3 4 4 4 4 4
19 3 4 4 3 4 4 4 4
20 3 4 4 3 4 4 4 4
21 4 3 3 4 4 4 4 4
22 5 5 5 4 4 3 5 5
23 4 4 5 3 4 4 3 3
24 4 4 4 4 4 4 4 4
25 2 5 4 3 4 4 5 5
26 4 4 3 4 5 4 5 4
27 5 1 5 3 4 4 4 4
28 3 5 3 3 4 4 4 5
29 4 3 5 3 4 5 4 4
30 3 3 3 3 3 3 3 3
31 3 4 4 3 3 3 4 4
32 3 5 4 4 5 5 5 5
33 4 4 4 3 5 3 4 4
34 4 4 4 5 4 4 4 5
35 4 4 4 4 4 4 4 5
36 4 4 3 4 3 4 4 4
37 5 4 4 4 4 5 4 5
112
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL TEKANAN ANGGARAN
(Lanjutan)
38 4 5 4 4 4 4 4 5
39 5 3 4 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 4 4
41 4 4 5 4 4 4 4 5
42 5 4 4 5 5 4 5 5
43 4 4 5 3 4 4 4 5
44 2 4 4 2 5 4 5 4
45 4 3 5 4 4 4 4 5
46 5 5 5 5 4 4 5 5
47 4 5 4 4 4 4 4 5
48 4 4 4 4 4 4 4 5
49 3 4 4 4 4 3 4 4
50 4 5 4 4 4 5 4 4
51 3 3 4 4 4 5 5 5
52 3 3 4 5 5 5 4 4
53 5 3 4 5 3 4 4 4
54 4 4 4 4 4 5 5 4
55 3 4 4 2 4 4 4 5
56 5 4 4 4 5 4 4 4
57 3 2 4 3 3 3 5 4
58 4 1 4 5 5 3 5 4
59 4 4 5 3 2 4 3 2
60 2 4 4 4 4 3 5 4
61 2 5 3 2 2 2 4 5
62 2 3 4 2 1 2 5 1
63 4 5 4 3 3 4 4 3
64 3 3 5 3 4 4 4 3
65 2 5 3 4 5 4 3 4
66 2 4 4 3 4 3 4 4
67 3 4 4 4 4 4 4 4
68 3 4 3 3 4 3 4 4
113
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL SENJANGAN ANGGARAN
Responden SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6
1 5 3 4 3 3 5
2 5 4 4 3 3 5
3 5 4 4 3 4 5
4 5 5 3 3 5 5
5 5 5 5 4 4 5
6 5 4 4 5 5 5
7 2 1 1 2 1 4
8 4 4 5 5 5 5
9 4 3 4 3 4 5
10 2 1 2 1 1 4
11 4 4 4 3 5 5
12 3 3 3 4 3 5
13 5 3 3 3 3 5
14 5 4 3 3 4 5
15 4 5 3 3 5 5
16 2 2 2 2 5 4
17 5 3 2 3 5 5
18 4 5 3 4 4 5
19 3 5 4 3 4 5
20 4 4 3 3 3 4
21 5 4 3 3 4 4
22 3 3 3 3 4 4
23 4 3 4 4 4 4
24 5 4 5 3 3 3
25 5 5 4 4 4 4
26 4 5 3 3 4 4
27 5 4 3 3 4 4
28 5 5 3 3 5 5
29 5 4 4 4 4 4
30 3 3 3 3 3 5
31 3 3 3 3 3 4
32 4 4 3 3 3 5
33 4 3 3 3 3 4
34 4 2 2 4 4 5
35 4 2 2 4 4 4
36 4 3 3 3 4 3
37 4 3 3 3 5 3
114
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL SENJANGAN ANGGARAN
(Lanjutan)
38 4 2 3 4 4 5
39 4 5 3 3 5 5
40 5 4 5 5 5 5
41 4 5 3 3 4 4
42 3 4 3 3 3 3
43 4 3 3 4 4 4
44 4 4 4 2 3 4
45 4 2 3 2 4 5
46 4 4 3 5 4 5
47 4 2 3 4 4 3
48 4 2 3 4 4 3
49 4 5 3 2 4 5
50 4 4 4 4 2 5
51 5 4 4 3 2 5
52 5 4 3 2 3 5
53 4 5 3 2 2 5
54 4 2 2 2 4 4
55 4 2 1 1 4 3
56 4 3 3 2 4 4
57 4 1 1 2 4 5
58 3 1 2 2 4 4
59 4 1 3 2 5 3
60 1 2 2 2 3 5
61 2 1 2 4 1 5
62 3 5 3 4 4 4
63 4 4 3 4 4 4
64 5 2 3 2 5 5
65 4 5 4 4 5 5
66 5 4 3 3 4 4
67 5 3 4 3 3 3
68 5 3 3 4 4 4
115
LAMPIRAN 4
Daftar Alamat BMT di DKI
Jakarta dan Tangerang
116
DAFTAR ALAMAT BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DI DKI
JAKARTA DAN TANGERANG
No. Nama BMT Alamat BMT Nomor Kontak
Telepon Fax
Jak
art
a s
elata
n
1 Al Amin Jl. Kalibata Timur No.
31 A, Empang Tiga
Pejaten, Ps. Minggu
799-
2651
799-
2652
2 Al Azhar Komplek Masjid Al
Azhar, Jl. Mujair I No.
24 Rawa Bambu, Pasar
Minggu
780-
2650
7884-
4740
3 Al Bina Jl. Pinang Emas No. 1
Pondok Indah, Pondok
Pinang Kebayoran
Lama
766-
2641
766-
2642
4 Al Fath Jl. Muhi VIII Blok B
38 RT 10/04 Pondok
Pinang, Jakarta Selatan
766-
0306
-
5 Al Hikmah Masjid Al Hikmah Jl.
Ulujami Raya
Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan
737-
8058
736-
5139
6 Al Karim Cipulir Center Blok B 8
Jl. Ciledug Raya,
Kebayoran Lama
722-
720479
720-
6135
7 At-Toyyibah Wisma Toyyibah, Jl.
Pejaten Barat Raya No.
45 E Pasar Minggu
718-
1316
719-
1843
8 Citra Hasanah Jl. Tebet Timur Dalam
1 A RT 8/4 Tebet
835-
3694
835-
3695
9 Dana Al Bina Jl. BRI, Pasar Radio
Dalam K 25-26
Gandaria Utara,
Kebayoran Baru
723-
4056
9176-
2216
10 Darul Qur’an Ponpes Darul Qur’an
Jl. Palbatu No. 21
Menteng Dalam, Tebet
831-
6707
829-
5155
11 El Syifa Jl. R.M. Kahfi 1 RT
007/01 No. 30 Ciganjur, Jagakarsa
787-
4485
786-
3938
12 Habbah 8370-
4529
831-
4656
117
13 Hisbah Jl. Pancoran Barat XI,
RT 013/03 No. 32
Pancoran
7074-
3437
7919-
8995
14 Kemandirian Lenteng Agung 6841-
7219
-
15 Mandiri
Sejahtera
Jl. Pejaten Barat No. 26
Pasar Minggu
794-
8458
7918-
0495
16 Ta’awun Jl. H. Amsar No. 4 RT
14/05 Cipulir,
Kebayoran Lama
7082-
9216
7279-
9866
17 Usaha Mulya Msi. Pondok Indah, Jl.
Iskandar Muda No. 1
Pondok Indah
7590-
5868
7666-
167
18 BMT UIN
Syarif
Hidayatullah
Jl. Ir. H. Juanda no.95
Ciputat 15142
- -
19 BMT
Universitas
Muhammadiy
ah
Kampus Universitas
Muhammadiyah Jakarta
- -
Jak
art
a T
imu
r
1 Abdurrahman
bin Auf
Jl. K. H. Ahmad
Madani, Jati Makmur,
Pondok Gede
8499-
4557
-
2 Al Hidayah Jl. Mandala V No. 50
RT 7/9, Cililitan Besar,
Jakarta Timur
8088-
4683
8087-
8345
3 Al Kautsar Jl. Otista RT 11/7
Tanjung Lengkong,
Bidakara Cina,
Jatinegara
850-
9910
-
4 Al Mizan Jl. Jatiwaringin, Komp.
Kodam Cipinang
Melayu
8660-
0960
-
5 Al Mufidah Pasar Induk Kramat
Jati, Jl. Ceger RT 10/2
No. 7 Cipayung
924-
0315
8779-
1878
6 At Taqwa
Mandiri
Komp. Masjid Kampus
At Taqwa, Jl.
Daksinapati Raya No. 1
9350-
3696
4788-
1412
7 Bunda Jl. Penggalang Raya
No. 24 RT 6/3
Palmeriam Matraman
8591-
2705
-
8 Fisabilillah Jl. Pd. Rangon No. 27
RT 07/03 Pd. Rangon,
Cipayung
8459-
1738
-
9 Husnayain Ponpes Husnayain, Jl. 870- 870-
118
Lapan No. 25 RT 9/1
Ps. Rebo
2698 4892
10 Kayu Manis - - -
11 Laroiba Jl. Bangun Timur No.
14 Kayu Putih
485-
8336
4786-
3318
12 Mitra Utama
Umat
- 841-
0531
-
13 Pelita Insani - 862-
9107
863-
2414
14 Prima
Syari’ah
Jl. Kalisari Raya RT
6/2 Ps. Rebo
870-
8451
8770-
2301
15 Sunan Giri Komp. Masjid, Jl.
Sunan Giri No. 1
Rawamangun
489-
5668
489-
5668
16 Tsiqoh - 6880-
6655
-
Jak
art
a U
tara
1 Az Zikra Kelurahan Marunda,
kecamatan Cilincing
- -
2 Bina Fitrah Jl. Cilincing Bhakti VII
No. 2
440-
8221
4483-
2659
3 Tanjung
Sejahtera
Ps. Lontar, Jl. Manggar
No. 8 Tugu Utara, Koja
7032-
2720
-
4 TS (Cabang)-
Jaya Ancol
Jaya Ancol 7092-
7929
-
Jak
art
a B
ara
t
1 As Salam Masjid As Salam, Jl.
Utama V RT 8/1
Cengkareng Barat
541-
0120
619-
1204
2 At Taqwa Jl. Sakti IV No. 8
Komp. Pajak
Kemanggisan, Slipi
532-
8243
532-
8244
3 Baitussalaam Masjid Baiturrahaman,
Jl. Sasak II Kelapa Dua
Kebon Jeruk
5365-
2217
-
4 Cengkareng
syari’ah
Mandiri
Jl. Kapuk Raya (Pasar
Darurat) RT 4/12 No.
99 Kapuk, Cengkareng
6897-
9556
9313-
5213
Jak
art
a
Pu
sat
1 Al Hidayah
Galur
Jl. Galur Raya Gg.
Kwista VI RT 7/4 No.
28 Galur, Jonar Baru
4287-
4467
-
2 Pelita Insan
(cabang)
- - -
Tan
ge
ran
g 1 Al Bayan Depan ITI Serpong 756-
1904
119
2 Al Falah Tiga Raksa 599-
0611
3 Al Fath IKMI Jl. Aria Putra no. 1,
Kedaung ,Pamulang
7023-
2266
742-
5124
4 Al Hakim Ruko Granada Square
Blok 1-3 no. 33A
Sektor 12 Kencana
Loka
7587-
2323
7587-
2323
5 Al Ittihad Jl. Dewi Sartika Gg.
Masjid ar-Riyad
Cimanggis, Ciputat
741-
6337
6 Al Mujahidin Kom. Masjid Agung
Mujahidin jl. Siliwangi
Pamulang
7062-
4205
7063-
4137
7 Al
Munawwarah
Komp. Perumahan
Bukit Pamulang Indah
(Masjid Al-Muhajirin)
7499-
865
7499-
865
8 Ar Rizaq Jl. Merpati Raya no. 27
A Tangerang
7463-
6134
9 Artha Mandiri Vila Pamulang Blok
CD-8 no. 21
749-
9613
10 Berkah Jl. Lengkong Wetan
No. 1 BSD Tangerang
7034-
0709
537-
1038
11 Berkah
Madani
Jl. Ir. H. Juanda Komp.
pertokoan Mega Maal
Blok D-6 Ciputat
742-
9610
12 Cita sejahtera Jl. Pesanggerahan
Pujasera Center no. 26
samping UIN
7062-
0677
741-
3494
13 Darut Tauhid Perkantoran Ciputat
Indah Permai Blok D-
27 lt. 1 Ciputat
742-
5820
14 Izzatul
Ummah
Jl. Sungai Mahakam
Raya RT 16/1 Ciputat
441-
9058
15 Mekar
Da’wah
Jl. Serpong Raya no.
134 Serpong
5315-
2779
7566-
596
16 Ubasyadah Jl. Dewi Sartika RT
002/09 no. 12
742-
4651
120
LAMPIRAN 5
Hasil Output SPSS
121
Karakteristik Profil Responden
1. Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
2. Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
3. Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Posisi Jabatan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Kepala BMT 2 2,9 2,9 2,9
Kepala
Bagian 3 4,4 4,4 7,4
Manajer 5 7,4 7,4 14,7
Staf 28 41,2 41,2 55,9
Karyawan 30 44,1 44,1 100,0
Total 68 100,0 100,0
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 41 60,3 60,3 60,3
Perempuan 27 39,7 39,7 100,0
Total 68 100,0 100,0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SLTA 22 32,4 32,4 32,4
D3 7 10,3 10,3 42,6
S1 37 54,4 54,4 97,1
S2 2 2,9 2,9 100,0
Total 68 100,0 100,0
122
4. Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja
5. Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 tahun 12 17,6 17,6 17,6
1-3 tahun 27 39,7 39,7 57,4
> 3 tahun 29 42,6 42,6 100,0
Total 68 100,0 100,0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20-30 th 47 69,1 69,1 69,1
31-40 th 18 26,5 26,5 95,6
> 40 th 3 4,4 4,4 100,0
Total 68 100,0 100,0
123
HASIL UJI VALIDITAS
VARIABEL PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL
Correlations
PKP1 PKP2 PKP3 PKP4 PKP5 PKP6 PKP7 PKP8 PKP9 PKP10 TPKP
PKP1 Pearson
Correlation 1 ,465** ,421** ,258* ,250* ,096 ,436** ,268* ,318** ,145 ,668**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,034 ,040 ,438 ,000 ,027 ,008 ,238 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP2 Pearson
Correlation ,465** 1 ,378** ,227 ,410** -,040 ,364** ,246* -,005 -,006 ,552**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,001 ,062 ,001 ,744 ,002 ,043 ,967 ,964 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP3 Pearson
Correlation ,421** ,378** 1 ,478** ,498** ,086 ,335** ,271* ,050 ,023 ,619**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,484 ,005 ,026 ,687 ,853 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP4 Pearson
Correlation ,258* ,227 ,478** 1 ,324** ,164 ,292* ,083 ,006 ,241* ,526**
Sig. (2-
tailed) ,034 ,062 ,000 ,007 ,183 ,016 ,502 ,959 ,048 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP5 Pearson
Correlation ,250* ,410** ,498** ,324** 1 ,268* ,337** ,370** ,021 ,200 ,620**
Sig. (2-
tailed) ,040 ,001 ,000 ,007 ,027 ,005 ,002 ,866 ,103 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP6 Pearson
Correlation ,096 -,040 ,086 ,164 ,268* 1 ,104 ,190 ,075 ,377** ,375**
Sig. (2-
tailed) ,438 ,744 ,484 ,183 ,027 ,397 ,121 ,542 ,002 ,002
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP7 Pearson
Correlation ,436** ,364** ,335** ,292* ,337** ,104 1 ,477** ,302* ,304* ,707**
124
Sig. (2-
tailed) ,000 ,002 ,005 ,016 ,005 ,397 ,000 ,012 ,012 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP8 Pearson
Correlation ,268* ,246* ,271* ,083 ,370** ,190 ,477** 1 ,341** ,460** ,645**
Sig. (2-
tailed) ,027 ,043 ,026 ,502 ,002 ,121 ,000 ,004 ,000 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP9 Pearson
Correlation ,318** -,005 ,050 ,006 ,021 ,075 ,302* ,341** 1 ,310* ,438**
Sig. (2-
tailed) ,008 ,967 ,687 ,959 ,866 ,542 ,012 ,004 ,010 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
PKP10 Pearson
Correlation ,145 -,006 ,023 ,241* ,200 ,377** ,304* ,460** ,310* 1 ,535**
Sig. (2-
tailed) ,238 ,964 ,853 ,048 ,103 ,002 ,012 ,000 ,010 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TPKP Pearson
Correlation ,668** ,552** ,619** ,526** ,620** ,375** ,707** ,645** ,438** ,535** 1
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
125
UJI VALIDITAS
VARIABEL IKLIM KERJA ETIS
Correlations
IKE1 IKE2 IKE3 IKE4 IKE5 TIKE
IKE1 Pearson Correlation 1 ,620**
,588**
,015 ,420**
,743**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,906 ,000 ,000
N 68 68 68 68 68 68
IKE2 Pearson Correlation ,620**
1 ,626**
,101 ,373**
,773**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,411 ,002 ,000
N 68 68 68 68 68 68
IKE3 Pearson Correlation ,588**
,626**
1 ,099 ,399**
,784**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,421 ,001 ,000
N 68 68 68 68 68 68
IKE4 Pearson Correlation ,015 ,101 ,099 1 ,240* ,475
**
Sig. (2-tailed) ,906 ,411 ,421 ,049 ,000
N 68 68 68 68 68 68
IKE5 Pearson Correlation ,420**
,373**
,399**
,240* 1 ,675
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,001 ,049 ,000
N 68 68 68 68 68 68
TIKE Pearson Correlation ,743**
,773**
,784**
,475**
,675**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 68 68 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
126
UJI VALIDITAS
VARIABEL TEKANAN ANGGARAN
Correlations
TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TA7 TA8 TTA
TA1 Pearson
Correlation 1 -,072 ,355
** ,513
** ,256
* ,350
** ,050 ,215 ,578
**
Sig. (2-tailed) ,557 ,003 ,000 ,035 ,003 ,685 ,078 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TA2 Pearson
Correlation -,072 1 -,003 -,026 ,133 ,172 ,031 ,381
** ,374
**
Sig. (2-tailed) ,557 ,982 ,836 ,281 ,161 ,801 ,001 ,002
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TA3 Pearson
Correlation ,355
** -,003 1 ,277
* ,165 ,359
** ,387
** ,213 ,557
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,982 ,022 ,178 ,003 ,001 ,081 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TA4 Pearson
Correlation ,513
** -,026 ,277
* 1 ,393
** ,464
** ,348
** ,357
** ,699
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,836 ,022 ,001 ,000 ,004 ,003 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TA5 Pearson
Correlation ,256
* ,133 ,165 ,393
** 1 ,406
** ,232 ,501
** ,648
**
Sig. (2-tailed) ,035 ,281 ,178 ,001 ,001 ,057 ,000 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TA6 Pearson
Correlation ,350
** ,172 ,359
** ,464
** ,406
** 1 ,181 ,358
** ,683
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,161 ,003 ,000 ,001 ,140 ,003 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TA7 Pearson
Correlation ,050 ,031 ,387
** ,348
** ,232 ,181 1 ,344
** ,498
**
Sig. (2-tailed) ,685 ,801 ,001 ,004 ,057 ,140 ,004 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
TA8 Pearson
Correlation ,215 ,381
** ,213 ,357
** ,501
** ,358
** ,344
** 1 ,716
**
Sig. (2-tailed) ,078 ,001 ,081 ,003 ,000 ,003 ,004 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
127
TTA Pearson
Correlation ,578
** ,374
** ,557
** ,699
** ,648
** ,683
** ,498
** ,716
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
128
UJI VALIDITAS
VARIABEL SENJANGAN ANGGARAN
Correlations
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 TSA
SA1 Pearson
Correlation 1 ,426
** ,485
** ,248
* ,366
** ,089 ,687
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,041 ,002 ,470 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68
SA2 Pearson
Correlation ,426
** 1 ,581
** ,319
** ,248
* ,272
* ,784
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,008 ,041 ,025 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68
SA3 Pearson
Correlation ,485
** ,581
** 1 ,491
** ,173 ,142 ,755
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,159 ,246 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68
SA4 Pearson
Correlation ,248
* ,319
** ,491
** 1 ,233 ,160 ,632
**
Sig. (2-tailed) ,041 ,008 ,000 ,055 ,192 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68
SA5 Pearson
Correlation ,366
** ,248
* ,173 ,233 1 ,024 ,549
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,041 ,159 ,055 ,847 ,000
N 68 68 68 68 68 68 68
SA6 Pearson
Correlation ,089 ,272
* ,142 ,160 ,024 1 ,391
**
Sig. (2-tailed) ,470 ,025 ,246 ,192 ,847 ,001
N 68 68 68 68 68 68 68
TSA Pearson
Correlation ,687
** ,784
** ,755
** ,632
** ,549
** ,391
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 68 68 68 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
129
HASIL UJI RELIABILITAS
VARIABEL PERSEPSI KEADILAN PROSEDURAL
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 68 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 68 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PKP1 3,99 ,906 68
PKP2 4,04 ,888 68
PKP3 4,13 ,827 68
PKP4 4,13 ,710 68
PKP5 3,99 ,658 68
PKP6 3,87 ,667 68
PKP7 3,78 ,861 68
PKP8 3,79 ,724 68
PKP9 3,75 ,817 68
PKP10 3,76 ,883 68
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,768 ,768 10
130
Inter-Item Correlation Matrix
PKP1 PKP2 PKP3 PKP4 PKP5 PKP6 PKP7 PKP8 PKP9 PKP10
PKP1 1,000 ,465 ,421 ,258 ,250 ,096 ,436 ,268 ,318 ,145
PKP2 ,465 1,000 ,378 ,227 ,410 -,040 ,364 ,246 -,005 -,006
PKP3 ,421 ,378 1,000 ,478 ,498 ,086 ,335 ,271 ,050 ,023
PKP4 ,258 ,227 ,478 1,000 ,324 ,164 ,292 ,083 ,006 ,241
PKP5 ,250 ,410 ,498 ,324 1,000 ,268 ,337 ,370 ,021 ,200
PKP6 ,096 -,040 ,086 ,164 ,268 1,000 ,104 ,190 ,075 ,377
PKP7 ,436 ,364 ,335 ,292 ,337 ,104 1,000 ,477 ,302 ,304
PKP8 ,268 ,246 ,271 ,083 ,370 ,190 ,477 1,000 ,341 ,460
PKP9 ,318 -,005 ,050 ,006 ,021 ,075 ,302 ,341 1,000 ,310
PKP10 ,145 -,006 ,023 ,241 ,200 ,377 ,304 ,460 ,310 1,000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PKP1 35,25 15,981 ,533 ,412 ,733
PKP2 35,19 16,993 ,393 ,383 ,754
PKP3 35,10 16,691 ,486 ,468 ,740
PKP4 35,10 17,765 ,399 ,345 ,752
PKP5 35,25 17,384 ,518 ,411 ,740
PKP6 35,37 18,833 ,239 ,208 ,770
PKP7 35,46 15,864 ,591 ,394 ,725
PKP8 35,44 16,937 ,537 ,442 ,735
PKP9 35,49 18,074 ,276 ,267 ,769
PKP10 35,47 17,148 ,374 ,407 ,757
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
39,24 20,660 4,545 10
131
HASIL UJI RELIABILITAS
VARIABEL IKLIM KERJA ETIS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,703 ,728 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
IKE1 3,88 ,723 68
IKE2 4,07 ,719 68
IKE3 3,90 ,813 68
IKE4 3,71 ,915 68
IKE5 4,12 ,636 68
Inter-Item Correlation Matrix
IKE1 IKE2 IKE3 IKE4 IKE5
IKE1 1,000 ,620 ,588 ,015 ,420
IKE2 ,620 1,000 ,626 ,101 ,373
IKE3 ,588 ,626 1,000 ,099 ,399
IKE4 ,015 ,101 ,099 1,000 ,240
IKE5 ,420 ,373 ,399 ,240 1,000
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 68 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 68 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
132
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
IKE1 15,79 4,464 ,570 ,481 ,611
IKE2 15,60 4,362 ,616 ,494 ,592
IKE3 15,78 4,085 ,604 ,471 ,589
IKE4 15,97 5,313 ,137 ,074 ,805
IKE5 15,56 4,907 ,504 ,261 ,644
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
19,68 6,730 2,594 5
133
HASIL UJI RELIABILITAS
VARIABEL TEKANAN ANGGARAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,730 ,740 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
TA1 3,69 ,851 68
TA2 3,82 ,897 68
TA3 4,07 ,719 68
TA4 3,65 ,806 68
TA5 4,00 ,753 68
TA6 3,84 ,683 68
TA7 4,18 ,597 68
TA8 4,18 ,791 68
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 68 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 68 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
134
Inter-Item Correlation Matrix
TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 TA7 TA8
TA1 1,000 -,072 ,355 ,513 ,256 ,350 ,050 ,215
TA2 -,072 1,000 -,003 -,026 ,133 ,172 ,031 ,381
TA3 ,355 -,003 1,000 ,277 ,165 ,359 ,387 ,213
TA4 ,513 -,026 ,277 1,000 ,393 ,464 ,348 ,357
TA5 ,256 ,133 ,165 ,393 1,000 ,406 ,232 ,501
TA6 ,350 ,172 ,359 ,464 ,406 1,000 ,181 ,358
TA7 ,050 ,031 ,387 ,348 ,232 ,181 1,000 ,344
TA8 ,215 ,381 ,213 ,357 ,501 ,358 ,344 1,000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item Deleted
TA1 27,74 10,198 ,387 ,375 ,711
TA2 27,60 11,407 ,134 ,208 ,767
TA3 27,35 10,650 ,396 ,311 ,707
TA4 27,78 9,607 ,554 ,463 ,674
TA5 27,43 10,069 ,500 ,337 ,687
TA6 27,59 10,126 ,560 ,360 ,678
TA7 27,25 11,235 ,358 ,320 ,715
TA8 27,25 9,563 ,580 ,434 ,668
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
31,43 13,024 3,609 8
135
HASIL UJI RELIABILITAS
VARIABEL SENJANGAN ANGGARAN
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 68 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 68 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,711 ,704 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SA1 4,04 ,905 68
SA2 3,38 1,234 68
SA3 3,12 ,873 68
SA4 3,12 ,907 68
SA5 3,76 ,979 68
SA6 4,38 ,713 68
136
Inter-Item Correlation Matrix
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6
SA1 1,000 ,426 ,485 ,248 ,366 ,089
SA2 ,426 1,000 ,581 ,319 ,248 ,272
SA3 ,485 ,581 1,000 ,491 ,173 ,142
SA4 ,248 ,319 ,491 1,000 ,233 ,160
SA5 ,366 ,248 ,173 ,233 1,000 ,024
SA6 ,089 ,272 ,142 ,160 ,024 1,000
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SA1 17,76 9,526 ,517 ,334 ,650
SA2 18,43 7,711 ,583 ,411 ,623
SA3 18,69 9,202 ,617 ,501 ,621
SA4 18,69 9,888 ,442 ,274 ,672
SA5 18,04 10,282 ,317 ,177 ,711
SA6 17,43 11,711 ,207 ,087 ,729
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21,81 13,232 3,638 6
137
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12,190 4,357 2,798 ,007
TPKP -,179 ,112 -,224 -1,596 ,115 ,665 1,504
TKIE ,141 ,182 ,101 ,776 ,440 ,778 1,285
TTA ,441 ,141 ,438 3,135 ,003 ,670 1,492
a. Dependent Variable: TSA
2. UJI HETEROKEDESTISITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,487 2,628 2,468 ,016
PKP -,021 ,068 -,046 -,316 ,753
IKE ,113 ,110 ,140 1,031 ,306
TA -,169 ,085 -,291 -1,989 ,051
a. Dependent Variable: RES2
138
3. UJI NORMALITAS
139
4. ANALISIS REGRESI BERGANDA
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,405a ,164 ,125 3,403
a. Predictors: (Constant), TTA, TKIE, TPKP
b. Dependent Variable: TSA
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 TTA, TKIE,
TPKPb
. Enter
a. Dependent Variable: TSA
b. All requested variables entered.
140
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 145,266 3 48,422 4,181 ,009b
Residual 741,249 64 11,582
Total 886,515 67
a. Dependent Variable: TSA
b. Predictors: (Constant), TTA, TKIE, TPKP
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,487 2,628 2,468 ,016
PKP -,021 ,068 -,046 -,316 ,753
IKE ,113 ,110 ,140 1,031 ,306
TA -,169 ,085 -,291 -1,989 ,051
a. Dependent Variable: RES2