PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH...
Transcript of PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH...
PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN
BERIBADAH KHASHAH IBU TERHADAP
PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA
Pada Masyarakat Karyawan Pabrik
Desa Wujil Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang
Tahun 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SIKHATUN NAFIS
NIM: 111 10 026
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
MOTTO
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
Dia (Allah) perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang telah
diperintahkan. ( At Tahrim : 6 )
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan mencari ridlo Allah SWT yang tiada batas tingginya,
dengan penuh tetesan air mata kupersembahkan karya tulis “skripsi” ini untuk orang-
orang yang selalu hadir dan berharap keridloannya. Kupersembahkan bagi mereka
yang tetap berada dalam ruang dan waktu kehidupan-ku, khususnya kupersembahkan
buat:
1. Ayah Bundaku dan Suamiku tercinta yang telah memotifasi, membimbing,
mencurahkan segala perhatian dan do‟anya.
2. Mbahku yang selalu mendoakanku setiap waktu.
3. Putriku tersayang Hasna Nabila El Syarifa dan Adiku Farih Nurfaza engkaulah
semangatku dalam pembuatan skripsi ini.
4. Teman-temanku semua yang ada di SDN Munding Kec. Bergas Kab. Semarang.
Ibu Kepala sekolah Martiyah, S.Pd. dan semua saudara yang belum kami
sampaikan satu persatu, engkaulah kami bisa bercanda tawa dan berbahak ria.
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam ta‟dzim senantiasa terlimpahkan
kepada beliau habibina Nabiyyullah Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya serta kepada semua umatnya.
Berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH PERHATIAN DAN
KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH IBU TERHADAP PERILAKU
KEAGAMAAN REMAJA pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014”. Yang secara akademis
menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 Pendidikan Agama Islam.
Semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Disamping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan tersusun dengan baik.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariadi, M.Pd selaku rektor Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyyah Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
ABSTRAK
Nafis, Sikhatun. 2014. 11110026. Pengaruh Perhatian dan Keteladanan Beribadah
Khashah Ibu Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Pada Masyarakat Desa
Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2014. Program Strata I
Jurusan Pendidikan Agama Islam (STAIN) Salatiga, 2014. Pembimbing: Jaka
Siswanta, M.Pd
Kata kunci: Perhatian, Keteladanan Beribadah Khashah, Perilaku keagamaan Remaja
Pendidikan anak dalam keluarga adalah tanggung jawab orang tua terutama
ibu. Perhatian dan keteladanan yang diberikan ibu terhadap anaknya merupakan
suatu proses pendidikan langsung dan paling efektif diterapkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya secara psikologis anak suka meniru dan membutuhkan
tokoh teladan dalam hidupnya. Disinilah pentingnya peran orang tua terutama ibu
sebagai model atau tokoh terbaik yang patut dicontoh bagi anak-anaknya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Bagaimana tingkat perhatian beribadah khashah
ibu pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang tahun 2014? 2) Bagaimana tingkat keteladanan beribadah khashah ibu
pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang tahun 2014? 3) Bagaimana perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014? 4) Adakah pengaruh perhatian
beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat
karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014?
5) Adakah pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang tahun 2014? 6) Adakah pengaruh perhatian dan keteladanan
beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat
karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014?.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak
75 responden, menggunakan teknik nonprobability sampling. Pengumpulan data
menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X1, X2 dan data Y.
Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Perhatian beribadah khashah ibu di Desa Wujil
tergolong tinggi dengan prosentase 72%, 2) Keteladanan beribadah khashah ibu di
Desa Wujil tergolong tinggi dengan prosentase 80%, 3) Perilaku keagamaan remaja
di Desa Wujil tergolong tinggi dengan prosentase 90,67%, 4) Ada hubungan yang
signifikan Perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja di
Desa Wujil, 5) Ada hubungan yang signifikan Keteladanan beribadah khashah ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil, 6) Ada hubungan yang
signifikan Perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu secara bersamaan
terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil. Hal itu di buktikan dengan hasil
penghitungan stastisik pada taraf signifikasi 1% menunjukkan bahwa r hitung lebih
besar dari r tabel yaitu : 0,375> 0,296. Hasil tersebut diuji kebenarannya menggunakan uji
F dan diperoleh Fh sebesar 6,364 Ftabel = 3,13. Jadi Fhitung > Ftabel, yang berarti persamaan
regresi tersebut signifikan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ………............................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
DEKLARASI.............................................................................................. v
MOTTO........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................. viii
ABSTRAK................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1
A. LatarBelakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6
D. Hipotesis Penelitian................................................................... 7
E. Manfaat Hasil Penelitian........................................................... 8
F. Definisi Operasional................................................................. 9
G. Metode Penelitian..................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan Skripsi................................................... 25
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 27
A. Perhatian……………………..................................................... 27
1. Pengertian Perhatian ………………..................................... 27
2. Macam-macam Perhatian …………………......................... 28
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perhatian........................29
B. Keteladanan ..................................... ……................................. 31
1. Pengertian Keteladanan........................................................ 31
2. Pentingnya Keteladanan................................ ...................... 32
C. Ibadah Khashah.......................................................................... 36
1. Pengertian Ibadah Khashah.................................................. 36
2. Macam-macam Ibadah Khashah.......................................... 37
3. Prinsip Ibadah Khashah.....................................................42
D. Ibu ............................................................................................ 43
1. Pengertian ibu ...................................................................... 43
2. Konsep wanita dalam pandangan islam...............................43
E. Perilaku Keagamaan Remaja..................................................51
1. Pengertian Perilaku Keagamaan Remaja..............................51
2. Faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan.................52
F. Pengaruh Perhatian dan Keteladanan Beribadah Khashah
Ibu terhadap Perilaku Keagamaan Remaja..............................57
BAB III LAPORAN PENELITIAN ........................................................61
A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian................................ 61
1. Asal usul DesaWujil ......................................................61
2. Letak geografi ...............................................................62
3. Kondisi monografi..........................................................62
4. Kondisi Sosial Ekonomi .................................................64
5. Keadaan Sosial Budaya ..................................................64
6. Keadaan Sosial Keagamaan ............................................65
7. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Desa ........... 66
B. Penyajian data ......................................................................67
1. Daftar responden.............................................................67
2. Data hasil angket.............................................................69
BAB IV ANALISIS DATA .....................................................................88
A. Analisi Deskriptif (Tiap Variabel)............................................88
B. Pengujian Hipotesis................................................................93
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis...............................................105
BAB V PENUTUP ................................................................................108
A. Kesimpulan............................................................................108
B. Saran-saran.............................................................................110
C. Penutup..................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Sampel penelitian ............................................................................. 15
Tabel II Indikator Instrumen Perhatian Beribadah Khashah Ibu.................. 16
Tabel III Indikator Instrumen Keteladanan Beribadah Khashah Ibu............ 18
Tabel IV Indikator Instrumen Perilaku Keagamaan Remaja......................... 19
Tabel V Data Responden................................……....................................... 67
Tabel VI Jawaban angket Perhatian Beribadah Khashah Ibu......................... 70
Tabel VII Skor Jawaban angket Perhatian Beribadah Khashah Ibu.............. 72
Tabel VIII Jawaban angket Keteladanan Beribadah Khashah Ibu ................. 75
Tabel IX Skor Jawaban angket Keteladanan Beribadah Khashah Ibu........... 78
Tabel X Jawaban angket Perilaku Keagamaan Remaja.................................. 81
Tabel XI Skor Jawaban angket Perilaku Keagamaan Remaja......................... 84
Tabel XII Rekapilulasi Perhatian Beribadah Khashah Ibu............................ 90
Tabel XIII Rekapilulasi KeteladananBeribadah Khashah Ibu....................... 91
Tabel XIV Rekapilulasi Perilaku Keagamaan Remaja................................... 93
Tabel XV Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Perhatian dan Keteladanan
Beribadah Khashah Ibu terhadap Perilaku Keagamaan Remaja... 94
Tabel XVI Ringkasan Statistik X1 dan Y....................................................... 97
Tabel XVII Ringkasan Statistik X2 dan Y...................................................... 99
Tabel XVIII Ringkasan Statistik X1 dan X2................................................... 101
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga adalah pokok utama yang akan mempengaruhi manusia dalam
kepribadiannya, terutama tingkah laku, budi pekerti, dan perilaku keagamaan
anak. Keluarga merupakan tempat manusia mula-mula diajarkan untuk
mempengaruhi hidup. Anak adalah buah hati bagi orang tua dalam sebuah
keluarga sekaligus sebagai generasi yang akan meneruskan perjuangan orang tua
dalam keluarga.
Pendidikan anak dalam keluarga adalah tanggung jawab orang tua
terutama ibu. Peran ibu dalam pendidikan anak lebih dominan daripada ayah, hal
ini dapat dipahami karena ibulah orang yang lebih banyak mengerti anak sejak
seorang anak lahir. Ibu adalah orang yang pertama kali dijumpai seorang anak
dalam kehidupannya. Perilaku, cara mendidik anak, dan kebiasaan ibu dapat
dijadikan contoh bagi anak-anaknya. Selain itu, kedekatan fisik antara ibu dan
anak dapat menampilkan sikap ketergantungan anak lebih kepada ibu daripada
ayah. Oleh karena itu, ibu harus memberikan perhatian dan keteladanan yang
baik dalam mengenalkan anaknya untuk beribadah dalam berkehidupan sehari-
hari.
Perhatian dan keteladanan yang diberikan ibu terhadap anaknya
merupakan suatu proses pendidikan langsung dan paling efektif diterapkan dalam
lingkungan keluarga. Keteladanan pada anak diharapkan akan
memberikan contoh perilaku segala sesuatu yang baik dalam perkataan dan
perbuatan. Perhatian dan keteladanan ibu tersebut juga akan mempengaruhi
terhadap ketekunan anak dalam beribadah kepada Allah. Banyak sekali
keteladanan yang perlu ditampilkan oleh ibu dalam kehidupan sehari-hari sebagai
contoh seperti ibu selalu memberikan teladan kepada anaknya untuk berwudhu
dengan benar, rajin shalat berjamaah di masjid, dan menjalankan puasa wajib.
Dengan memberikan teladan yang baik akan menopang dalam upaya meluruskan
kenakalan anak, bahkan merupakan dasar dalam meningkatkan pada keutamaan,
kemuliaan dan etika sosial yang terpuji
Perhatian dan keteladanan ibu juga mempunyai pengaruh besar terhadap
diri anak. Biasanya seorang anak akan meniru perilaku kedua orang tuanya,
anggota keluarga dan orang yang disekelilingnya. Pada dasarnya secara
psikologis anak suka meniru dan membutuhkan tokoh teladan dalam hidupnya.
Disinilah pentingnya peran orang tua terutama ibu sebagai model atau tokoh
terbaik yang patut dicontoh bagi anak-anaknya. Ahmad (2000 : 9), mengatakan
bahwa memberikan pendidikan agama dengan cara meneladankan kepada anak
sejak kecil, serta selalu konsisten dalam memberikannya, akan menjadikan iman
dan akhlak anak tetap kokoh, sehingga ia akan mampu memilih mana yang baik
dan mana yang buruk dalam menghadapi zaman global ini.
Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau
rangsang yang mengenai individu atau organisme itu (Walgito, 1981: 11).
Hampir setiap hari berita dari media pers masalah yang disajikan tidak pernah
lepas dari masalah kenakalan remaja, seperti pemerkosaan, tawuran, perjudian,
penggunaan obat-obatan dan minuman terlarang, pembunuhan, dan sebagainya.
Hal tersebut menunjukkan krisisnya akhlak pada remaja. Jiwa religius pada
remaja zaman sekarang juga semakin menurun, hal tersebut tampak pada sepinya
aktivitas masjid dari kaum remaja, seperti shalat berjamaah, pengajian,
pembacaan Shalawat Nabi dan lain sebagainya. Dalam hal ini para ibu
hendaknya bertanggung jawab terhadap akhlak anaknya, dengan jalan
memberikan perhatian, pengawasan, keteladanan bimbingan sesuai dengan ajaran
agama secara langsung. Setiap ibu hendaknya menyadari bahwa dirinya adalah
panutan bagi anak-anak, baik dalam berbicara maupun bertingkah laku. Karena
generasi berkualitas hanya akan lahir dari seorang ibu yang berakhlak karimah.
Tabah menghadapi realita hidup, penuh cinta kasih terhadap suami, dan lembut
terhadap anak.
Peran ibu sebagai guru bagi anaknya mensyaratkan kesadaran untuk
selalu belajar dan membaca agar dapat membaharui pengetahuannya tentang
dunia remaja, atau apa pun yang sedang menjadi tren dan disenangi oleh anak-
anak pada masanya. Seorang ibu sebaiknya mengenalkan kepada anak-anak
tentang dirinya, orang sekitar, alam raya serta isinya, dan tentang Tuhan Sang
Pencipta dari semua itu, sebelum mereka mengenalnya dari orang lain. Begitu
pula dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw tentang
bagaimana pemaknaan Iman, Islam, dan ihsan bagi seorang manusia. Hal tersebut
sebaiknya diajarkan kepada anak sejak dini dengan pengertian yang
mudah dipahami oleh mereka, agar dapat menjadi dasar yang kuat dalam
kehidupan sehari-hari.
Meskipun anak ketika dilahirkan telah membawa fitrah beragama, namun
ia masih membutuhkan bimbingan orang lain untuk membantu mengarahkannya
mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju
kedewasaan. Dalam pandangan Al-Ghazali, mendidik anak sejak dini seperti
menanam benih suatu tanaman, jika diawali dengan perawatan yang baik sejak
masa pertumbuhan, hasil yang diperolehpun akan lebih baik. Begitu juga dalam
mengarahkan kepribadian anak. Menurut Al-Ghazali, orangtua harus menjadi
guru yang benar bagi anak-anaknya. Sebab fitrah manusia membutuhkan guru
untuk menuntunnya ke arah yang benar sehingga orangtua harus mengambil
peran dan tanggung jawab serta menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Dalam surat AL LUQMAN ayat 17, Allah berfirman:
Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). ( Departemen Agama RI, 1990:655 )
Slameto mengemukakan bahwa “orang tua yang kurang memperhatikan
pendidikan anaknya misalnya tidak mau memperhatikan sama
sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam
belajar dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya
(Slameto, 1991: 63).
Berdasarkan survey di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang, pada umumnya para ibu di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang ini adalah buruh pabrik yang mana mereka kurang dalam
memperhatikan perilaku anak dan memberikan suritauladan yang baik dalam
beribadah kepada Allah swt. Pada umumnya ibu kurang memperhatikan anak-
anaknya dikarenakan mereka para ibu-ibu tersebut hampir menghabiskan
waktunya ditempat kerja, sehingga dalam memberikan perhatian dan keteladanan
dalam beribadah sangat-sangat kurang, hal tersebut menjadikan anak kurang baik
dan benar dalam melakukan ibadah khashah.
Berdasarkan latar belakang di atas, sehingga peneliti mengadakan
penelitian dengan judul “PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN
BERIBADAH KHASHAH IBU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN
REMAJA PADA MASYARAKAT KARYAWAN PABRIK DESA WUJIL
KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014”
B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat perhatian beribadah khashah ibu pada masyarakat
karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun
2014?
2. Bagaimanakah tingkat keteladanan beribadah khashah ibu pada masyarakat
karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun
2014?
3. Bagaimanakah perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang tahun 2014?
4. Adakah pengaruh perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014?
5. Adakah pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014?
6. Adakah pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap
perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat perhatian beribadah khashah ibu kepada
masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang tahun 2014.
2. Untuk mengetahui tingkat keteladanan beribadah khashah ibu kepada
masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang tahun 2014.
3. Untuk mengetahui perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
4. Untuk mengetahui adakah pengaruh perhatian beribadah khashah ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa
Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
5. Untuk mengetahui adakah pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa
Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
6. Untuk mengetahui adakah pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah
khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan
pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau permasalahan yang
dipahami, jawaban ini dapat benar atau salah tergantung pembuktian dilapangan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Sutrisno Hadi “Hipotesis adalah dugaan yang
mungkin benar, mungkin salah atau palsu dan akan diterima jika faktor-faktor
yang membenarkannya” (Hadi, 2000 : 63)
Menurut Sumadi Suryabrata hipotesis penelitian adalah “jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji
secara empiris” (Suryabrata, 1998 : 69). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil
hipotesis sebagai berikut :
1. Adanya pengaruh perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
2. Adanya pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
3. Adanya pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap
perilaku keagamaan remaja pada masyarakat karyawan pabrik Desa Wujil
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan informasi yang
jelas mengenai pengaruh perhatian dan keteladanan ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja. Juga diharapkan nantinya bermanfaat bagi peneliti sendiri
maupun orang lain.
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan:
a. Dapat memberikan kontribusi dengan pengembangan pendidikan pada
umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan
yang diperoleh dari penelitian lapangan.
b. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang
perhatian keteladanana Ibu yang dapat mempengaruhi perilaku
keagamaan remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi bagi para ibu agar dapat meningkatkan
perhatian dan keteladanan beribadah khashah kepada anak remajanya.
b. Sebagai masukan kepada para ibu untuk bisa menjadi seorang ibu
yang memiliki perhatian dan keteladanan beribadah khashah yang
tinggi sehingga mampu menjadi sosok ibu teladan serta digugu dan
ditiru oleh anak-anaknya.
F. Definisi Operasional
Sebuah istilah banyak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka
sangat perlu penulis menjelaskan beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian
ini. Hal ini penulis maksud untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman
dalam penafsiran terhadap istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai
berikut :
1. Perhatian
Perhatian berarti hal memperhatikan, apa yang diperhatikan, minat.
(Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 857).
Perhatian (Attention) adalah proses mental ketika stimulasi atau rangkaian
stimulasi menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulasi lainnya
melemah (Rakhmat, 1991 : 52).
Sedangkan menurut peneliti perhatian adalah konsentrasi individu
yang ditunjukkan kepada suatu objek yang di tandai dengan indikator yaitu:
a. Mengawasi anak dalam beribadah kepada Allah.
b. Mengingatkan agar shalat fardhu tepat pada waktunya.
c. Mengingatkan agar rajin mengerjakan shalat-shalat sunnah.
d. Mengingatkan agar rajin menjalankan puasa sunnah.
e. Mengingatkan agar selalu melakukan puasa ramadhan.
2. Keteladanan beribadah khashah ibu
Keteladanan berasal dari kata teladan yang berarti sesuatu yang patut
ditiru atau baik untuk dicontoh (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 :
1160). Menurut Hidayatullah, 2009 : 103 keteladanan hendaknya diartikan
dalam arti luas, yaitu berbagai ucapan, sikap, dan perilaku yang melekat pada
pendidik.
Keteladanan yang baik merupakan suatu keharusan dalam dalam
pendidikan. Seorang anak akan terbiasa dengan akhlak dan adab islami dalam
kesehariannya jika dia melihat kedua orangtuanya benar-benar
memperhatikan akhlak dan adab islami tersebut.
Ibadah menurut bahasa berarti taat, tunduk, merendah diri, dan
menghambakan diri (Basyir, 2001 : 11). Ibadah adalah perbuatan untuk
menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (Departemen Pendidikan Nasional,
2001 : 415).
Ibadah khashah yaitu ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan oleh
nash, seperti shalat, zakat, puasa dan haji (Darajat : 3). Ibadah khusus yaitu
ibadah yang macam dan cara melaksanakannya ditentukan dalam syarak
(Basyir, 2001 : 11).
Adapun perincian indikator keteladanan beribadah khashah ibu adalah
sebagai berikut :
a. Memberi contoh untuk mengeluarkan amal/zakat
b. Memberikan teladan kepada anak untuk melaksanakan shalat dengan
tertib.
c. Mengajarkan puasa kepada anak.
3. Perilaku keagamaan remaja
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 859). Yang
dimaksud perilaku disini adalah tingkah laku remaja, baik itu sifatnya baik
maupun buruk.
Keagamaan berasal dari agama yang berarti ajaran, sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tatakaidahyang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungnnya. (Departemen Pendidikan Nasional, 2001 : 12).
Remaja adalah masa peralihan dari “anak” menjelang “dewasa”
(Daradjat, 1975: 11). Remaja adalah suatu tingkat umur, dimana anak-anak
tidak lagi anak, akan tetapi belum dapat dipandang dewasa. Jadi remaja
adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa.
(Daradjat, 1975: 28).
Menurut Konopka, sebagaiman dikutip Syamsu Yusuf masa remaja
terbagi menjadi beberapa fase, meliputi (1) Remaja awal 12-15 tahun, (2)
Remaja madya 15-18 tahun, (3) Remaja akhir 18-22 tahun. (Yusuf, 2005 :
184)
Yang dimaksud perilaku keagamaan remaja dalam penelitian ini
adalah tanggapan atau reaksi terhadap segala bentuk kegiatan yang
berhubungan dengan agama yang tercermin dalam kehidupan sehari hari.
Adapun indikator perilaku keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
a. Suka berbuat kebaikan.
b. Istiqomah atau konsekwen dalam pendirian.
c. Tawakal.
d. Disiplin waktu dan produktif.
e. Melakukan sesuatu secara proposiaonal dan harmonis.
Jadi yang dimaksud pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah
khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja adalah segala gerak gerik
ibu yang dapat dicontoh dan perbuatan remaja yang selalu diperhatikan ibu
dapat mempengaruhi tingkah laku atau perbuatan remaja.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan
menggunakan rancangan penelitian studi korelasional, untuk mengetahui
hubungan setiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik prosentase
dan teknik analisis regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh antar
variabel.
Penelitian ini mempunyai tiga variabel yaitu perhatian dan
keteladanan beribadah khashah ibu sebagai variabel bebas serta perilaku
keagamaan remaja sebagai variabel terikat.
2. Lokasi dan waktu penelitian
a. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di Desa Wujil
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, karena lokasi penelitian
letaknya berada di desa dimana peneliti tinggal, sehingga mudah
dijangkau peneliti. Selain itu peneliti melihat pada umumnya para ibu di
Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang ini adalah buruh
pabrik yang mana mereka kurang dalam memperhatikan perilaku anak
dan memberikan suritauladan yang baik dalam beribadah kepada Allah
swt. Pada umumnya ibu kurang memperhatikan anak-anaknya
dikarenakan mereka para ibu-ibu tersebut hampir menghabiskan
waktunya ditempat kerja, sehingga dalam memberikan perhatian dan
keteladanan dalam beribadah
sangat-sangat kurang, hal tersebut menjadikan anak kurang baik dan
benar dalam melakukan ibadah khashah.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai selesai,
yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data
hingga proses penulisan laporan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi.
Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi
objek penelitian ( Ibnu Hajar, 1996 : 133). Yang mana dapat disebut
dengan satuan analisis, yang dimaksud dengan satuan analisis adalah:
satuan analisis yang mengandung prilaku atau karakteristik yang diteliti,
populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian,
yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Adapun
yang dimaksud dengan populasi disini adalah para ibu karyawan pabrik
yang memiliki anak remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang yang berjumlah 151 jiwa. Dengan rincian Rw 01 42 jiwa, Rw
02 46 jiwa, Rw 03 34 jiwa, Rw 04 29 jiwa.(hasil wawancara skretaris
desa Wujil pada 02-05-2014).
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Penetapan pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada Nomogram
Harry King (Sugiyono, 2007 : 89) dengan tingkat kesalahan 5% atau
tingkat kepercayaan 95%. Caranya adalah dengan menarik garis dari
ukuran popilasi 151 melewati tingkat kesalahan 5% diperoleh prosentase
sampel sebesar 4,8 atau 48%. Dengan demikian sampelnya adalah
0,48x151=72,48 dibulatkan menjadi 73.
Tabel I
Sampel penelitian
No RW Populasi Sampel 5% Pembulatan
1 RW 01 42 Jiwa 42 x 73 =
20,304
151
21
2 RW 02 46 Jiwa 46 x 73 =
22,238
151
23
3 RW 03 34 Jiwa 34 x 73 =
16,437
151
17
4 RW 04 29 Jiwa 29 x 73 =
14,019
151
14
Jumlah 151 Jiwa 75 Jiwa
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan dengan dua
cara yaitu: (1) probability sampling dan (2) nonprobability sampling.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
teknik nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberikan peluang/kesempatan sama pada setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam aplikasinya,
teknik nonprobability sampling ini akan
dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu, misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
besar (Arikunto, 2010:183).
c. Teknik sampling
Menurut sugiyono, (2007 : 56) teknik sampling adalah teknik
pengambilan sampel. Untuk melakukan penelitian ini, teknik sampling
yang digunakan peneliti adalah teknik sampling random, yaitu
pengambilan sampel secara acak.
4. Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang
terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari tiga yaitu perhatian, keteladanan
beribadah khashah ibu dan perilaku keagamaan remaja.
Berikut ini tabel ketiga variabel tersebut yang dicarikan dari berbagai
sumber:
Tabel II
Indikator Instrument Perhatian beribadadah khashah ibu
Variabel Indikator
Diskripsi
Item
pertanyaan
Perhatian
beribadah
khashah
ibu
1. Mengawasi
anak dalam
beribadah
kepada Allah
- Memberikan
bimbingan untuk
berwudhu dengan
1
cara yang benar.
- Memberikan
contoh dalam
berwudhu dengan
cara yang benar.
2
2. Mengingatkan
agar shalat
fardhu tepat
pada waktunya
- Mengingatkan
untuk berwudhu
sebelum
melaksanakan
shalat.
- Memberikan
bimbingan untuk
melaksanakan
shalat dengan cara
yang benar.
3
4
3. Mengingatkan
agar rajin
mengerjakan
shalat-shalat
sunnah
- Membiasakan
untuk
melaksanakan
shalat sunah
sebelum
melaksanakan
shalat fardhu.
- Memberikan
bimbingan untuk
dalam
melaksanakan
shalat-shalat
sunnah.
5
6
4. Mengingatkan
agar rajin
menjalankan
puasa sunnah
- Memberikan
nasihat untuk
melaksanakan
puasa sunnah.
- Memberikan
motivasi untuk
7
8
menjalankan puasa
sunnah.
5. Mengingatkan
agar selalu
melakukan
puasa
Ramadhan
- Memberikan
nasihat untuk
melaksanakan
puasa ramadhan.
- Memeberi teguran
atau hukuman
ketika tidak
melaksanakan
puasa ramadhan.
9
10
Jumlah soal angket 10
Tabel III
Indikator Instrument Keteladanan Beribadah Khashah Ibu
Variabel Indikator Diskripsi
Item
pertany
aan
Keteladanan
Beribadah
Khashah
Ibu
1. Memberi
contoh untuk
mengeluarka
n amal/zakat.
- Mengeluarkan zakat
fitrah setiap tahunnya.
- Mengeluarkan zakat
mal ketika harta yang
dimiliki sudah
mencapai nisab.
- Bersedeqah kepada
orang yang
membutuhkan.
1
2
3
2. Memberikan
teladan
kepada anak
untuk
melaksanaka
n shalat
dengan tertib.
- Melaksanakan shalat
fardhu lima waktu.
- Membaca do‟a setelah
berwudhu.
- Melaksanakan shalat
4
5
fardhu tepat waktu.
- Membaca do‟a setelah
melaksanakan shalat.
6
7
3. Mengajarkan
puasa kepada
anak.
- memberikan contoh
dalam melaksanakan
puasa dengan benar
sejak terbit fajar sampai
terbenamnya matahari.
- Memberikan contoh
kepada anak untuk
tidak melakukan hal-
hal yang dapat
mengurangi pahala
puasa.
- Memberikan contoh
kepada anak untuk
melakukan kegiatan
yang dapat menambah
pahala puasa.
8
9
10
Jumlah soal angket 10
Tabel IV
Indikator Perilaku Keagamaan Remaja
Variabel Indikator Diskripsi
Item
pertany
aan
Perilaku
Keagamaan
Remaja
1. Suka
berbuat
kebaikan.
- Memberikan pertolongan
kepada orang lain
dengan tulus ikhlas.
- Sopan dalam berperilaku
di lingkungan keluarga.
- Mengikuti kerja bakti di
1
2
lingkungan masyarakat. 3
2. Istiqomah
atau
konsekwen
dalam
pendirian.
- Segera meminta maaf
ketika melakukan
kesalahan.
- Melaksanakan puasa
ramadhan satu bulan
penuh.
4
5
3. Tawakal. - Bertawakal kepada Allah
SWT atas segala hasil
yang didapat.
6
4. Disiplin
waktu dan
produktif.
- Melaksanakan shalat
fardhu tepat waktu.
- TadarusAl-Qur‟an
setelah shalat fardhu.
7
8
5. Melakukan
sesuatu
secara
proposiaon
al dan
harmonis.
- Dalam berpakaian sudah
menutupi aurat sesuai
dengan syari‟at islam.
- Meluangkan waktu
dalam bercengkrama
dengan keluarga.
9
10
Jumlah soal angket 10
5. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi (pengamatan langsung)
Pada awalnya dilakukan observasi deskriptif dalam tahap
eksplorasi umum. Kemudian dilanjutkan observasi berfokus sebagai follow
up. Observasi deskriptif dan disempurnakan dengan observasi terseleksi
untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menganalisis.
Metode ini penulis gunakan dalam pengumpulan data lapangan
yang berupa keadaan fisik dan lainnya yang terdapat di Desa Wujil
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
b. Angket
Metode Angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya ( Sugiyono, 2007 : 199).
Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan
dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban sudah disediakan
sehingga responden tinggal melingkari jawaban yang sudah tersedia dalam
angket.
Tujuan dari penggunaan ini untuk memperoleh informasi dari
responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Metode ini
berhubungan dengan cara ibu dalam memberikan perhatian dan
keteladanan pada anak remajanya dan perilaku keagamaan remaja di Desa
Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014.
6. Analisis Data
Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data
yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh perhatian dan
keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja.
Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan rumus:
%100N
FP
Keterangan :
P : Angka presentase
F : Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya
N : Jumlah sampel
100% : Bilangan Konstan
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh perhatian beribadah
khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja dan pengaruh
keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja
adalah menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk
mengetahui adakah pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah
khashah ibu terhadap perilaku keagamaan digunakan rumus regresi
ganda, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang
terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel independent atau variabel
bebas yaitu variabel pertama dan variabel kedua yakni perhatian
beribadah khashah ibu (X1), keteladanan beribadah khashah ibu (X2)
Sementara variabel ketiga perilaku keagamaan remaja (Y) merupakan
variabel dependent atau variabel terikat.
Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010: 255)
memberikan teknik analisis melalui rumus :
a) Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
rX1Y =
Keterangan:
rX1Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
X1Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
X1 = Jumlah seluruh skor X1
Y = Jumlah seluruh Y
b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
rX2Y =
Keterangan:
rX2Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y
X2 = Jumlah seluruh skor X1
Y = Jumlah seluruh Y
c) Mencari korelasi X1 dan X2
r X1 X 2 =
d) Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel
dengan rumus sebagai berikut :
RX1X2Y =
Keterangan :
R X1X2Y = Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y
rX1Y = Korelasi antara rx1y
rX2Y = Korelasi antara rx2y
rX1X2 = Korelasi antara rx1x2
Korelasi yang dihasilkan baru berlaku untuk sampel yang diteliti.
Apakah koefisien hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka
harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:
Fh =
Keterangan :
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota sampel
Harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (Ft), dengan
dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5% dan
1%. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft maka
koefesien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat
diberlakukan untuk seluruh populasi.
H. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan
teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, kemungkinan adanya
pengaruh perhatian danketeladanan beribadah khashah ibu terhadap
perilaku keagamaan remaja.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang
berkaitan dengan variabel penelitian, laporan gambaran umum
mengenai lokasi penelitian dan objek penelitian serta penyajian data
penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab IV analisis data, akan dilakukan analisis terhadap
data yang terkumpul secara pentahapan, klarifikasi data, tabulasi data,
penghitungan frekuensi dan prosentase serta regresi ganda untuk
menjawab pokok-pokok masalah diatas.
BAB V PENUTUP
Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan
akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan
pihak-pihak terkait dari penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perhatian
1. Pengertian Perhatian
Secara etimologi perhatian adalah “hal yang memperhatikan apa
yang diperhatikan”(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 1994 : 754). Adapun secara terminologi akan
dikutip dari pendapat beberapa ahli, sebagaimana berikut:
a. Menurut Agus Suyanto mendefinisikan bahwa perhatian adalah
“konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian,
dengan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada
itu” (Suyanto, 1983 : 32).
b. Menurut Bimo Walgito, perhatian merupakan “pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada
suatu objek atau sekumpulan objek” (Walgito, 2004 : 98).
c. Menurut Sumadi Suryabrata, perhatian adalah “pemusatan tenaga
psikis yang tertuju kepada suatu objek dan banyak sedikitnya
kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan
(Suryabrata, 1984 : 16).
d. Menurut Abu Ahmadi, perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan
kepada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya (Ahmadi,
1983 : 96).
e. Menurut Dakir, perhatian ialah keaktifan peningkatan kesadaran
seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada
barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri
kita (Dakir, 1993 : 114)
Dari pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
perhatian adalah aktivitas jiwa yang tertuju pada objek untuk dimengerti,
dipahami, serta upaya selektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki
objek tertentu dengan mengesampingkan objek lain yang tidak perlu.
2. Macam-macam Perhatian
Menurut Walgito (2004: 100-101) perhatian terbagi menjadi
beberapa macam berdasarkan penggolongan-penggolongan tertentu,
yaitu:
a. Ditinjau dari segi timbulnya perhatian.
1. Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya,
timbul dengan secara spontan.
2. Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan
sengaja, arena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya.
b. Dilihat dari banyaknya objek yang dapat dicakup oleh perhatian pada
suatu waktu :
1. Perhatian sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu hanya
dapat memperhatikan sedikit objek.
2. Perhatian luas, perhatian individu pada suatu waktu hanya dapat
memperhatikan banyak objek sekaligus.
c. Menurut luasnya perhatian, perhatian dibedakan menjadi :
1. Perhatian yang terpusat, yaitu individu pada suatu waktu hanya
dapat memusatkan perhatiannya pada suatu objek.
2. Perhatian terbagi-bagi, yaitu individu pada suatu waktu dapat
memperhatikan banyak hal atau objek.
d. Menurut fluktuasi perhatian, perhatian dibedakan menjadi:
1. Perhatian statis
Perhatian statis, yaitu individu dalam waktu tertentu dapat dengan
statis atau tetap perhatiannya tertuju kepada objek tertentu. Orang
yang mempunyai perhatian semacam ini sukar memindahkan
perhatiannya dari satu objek ke objek lain.
2. Perhatian dinamis
Perhatian dinamis, yaitu individu dapat memindahkan
perhatiannya secara lincah dari satu objek ke objek lain. Individu
yang mempunyai perhatian yang semacam ini akan mudah
memindahkan perhatiannya dari satu objek ke objek yang lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
Menurut Ahmadi (1983 : 101-102), perhatian dipengaruhi oleh
beberapa faktor adalah sebagai berikut :
a. Pembawaan
Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang
berhubungan dengan objek yang direaksi, maka timbul perhatian
terhadap objek tertentu.
b. Latihan dan kebiasaan
Dari hasil latihan-latihan atau kebiasaan dapat menyebabkan mudah
timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu walaupun tidak ada
bakat pembawaan tentang bidang tersebut.
c. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan tersebut
mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya. Adanya
kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian
terhadap obyek tersebut.
d. Kewajiban
Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi
oleh orang yang bersangkutan, ia menyadari atas kewajibannya itu.
Dia tidak akan bersikap masa bodoh, apa yang menjadi kewajibannya
akan dijalankan dengan penuh perhatian.
e. Keadaan jasmani
Sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian kita terhadap
suatu objek.
f. Suasana jiwa
Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran sangat mempengaruhi
perhatian kita. Mungkin dapat mendorong dan sebaliknya dapat juga
menghambat.
g. Suasana di sekitar
Adanya macam-macam suasana di sekitar kita, seperti kegaduhan,
keributan, kekacauan, temparatur, sosial ekonomi, keindahan dan
sebagainya dapat mempengaruhi perhatian.
h. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri
Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutang dengan objek
perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita. Jika rangsangannya
kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek tersebut besar pula.
Sebaliknya jika rangsangannya lemah, perhatian kita juga tidak
terlalu besar.
B. Keteladanan
1. Pengertian Keteladan
Keteladanan berasal dari kata teladan yang berarti sesuatu yang
patut di tiru atau baik untuk dicontoh (Departemen Pendidikan Nasional,
2001 : 1160). Dalam bahasa Arab keteladanan diungkapkan dengan kata
uswah dan qudwah. Kata uswah terdapat dalam Al-Qur„an dengan diberi
sifat dibelakangnya dengan sifat hasanah yang berarti baik. Sehingga
terdapat ungkapan uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik
(Nata, 1997 : 95).
Menurut Nashih Ulwan, dalam buku karangan Muhammad
Arifuddin yang berjudul “Duhai Anakku” menyatakan bahwa
keteladanan merupakan metode paling ampuh dan efektif dalam
mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual dan sosial.
Sebab, sesuai fitrahnya manusia memperlukan figur yang patut
diteladani. Hal ini dibuktikan dengan diutusnya Rasulullah saw, sebagai
teladan bagi umat. Sebagaimana Rasulullah saw, telah menjadi teladan
bagi umatnya maka orang tua merupakan teladan bagi anak-anaknya.
Oleh karena itu, dengan memperbaiki diri untuk lebih berbakti kepada
orang tua insya Allah anak-anak akan lebih mudah dalam berbakti
kepada bapak dan ibunya. Ia akan tahu bagaimana cara berbicara yang
sopan, bertingkah laku yang terpuji, mencurahkan rasa cintanya, dan
memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang tuanya (Arifudin, 2009
: 198)
Ketaladanan yang penulis maksudkan disini adalah keteladanan
ibu dalam hal beribadah khashah. Sehingga yang dikehendaki dengan
keteladanan disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan Islam. Adapun untuk pengertian beribadah khashah akan
dijelaskan tersendiri pada bagian ibadah khashah.
2. Pentingnya keteladanan
Metode atau cara yang paling efektif dalam menanamkan prinsip-
prinsip ajaran dan nilai-nilai pendidikan islam pada anak
adalah dengan memberikan contoh. Apabila kita mencermati sistem
pendidikan Nabi Muhammad saw, keteladanan merupakan metode yang
paling mendominasi metode lainnya. Beliau selalu lebih dulu
mempraktekkan semua ajaran dari Allah, sebelum menyampaikannya
kepada umat. Dalam agama Islam sosok pribadi yang baik adalah
sebagaimana yang difirmankan Allah swt dalam QS Al-Ahzab/33 : 21:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
(Departemen Agama RI, 1990: 670).
Begitu pentingnya keteladanan sehingga Tuhan menggunakan
pendekatan dalam mendidik umatnya melalui model yang harus dan
layak dicontoh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keteladanan
merupakan pendekatan pendidikan yang ampuh. Dalam lingkungan
keluarga misalnya, orang tua yang diamanahi berupa anak-anaknya,
maka harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak.
Oleh karena itu seorang ibu memiliki peranan yang sangat penting
dan berpengaruh terhadap pendidikan islam anak-anaknya. Karena dari
seorang ibulah anak pertama kali menerima pendidikan. Ibu sebagai
pendidik pertama dan utama bagi pendidikan anak-
anaknya harus dapat memberikan contoh dan membiasakan perilaku-
perilaku yang baik. Seorang ibu harus bisa menjadi figur yang ideal bagi
anak-anak dan harus menjadi panutan yang bisa mereka andalkan dalam
mengarungi kehidupannya. Apabila orang tua menginginkan anak-
anaknya rajin beribadah maka orang tua harus rajin beribadah pula,
sehingga aktivitas itu akan terlihat oleh anak-anak. Tidaklah mudah
untuk menjadikan anak-anak yang gemar mencari ilmu, jika kedua orang
tuanya suka melihat televisi daripada membaca, dan akan terasa susah
untuk membentuk anak yang mempunyai jiwa yang berkarakter
(Hidayatullah, 2009 : 45). Setiap kecakapan, karakter yang dimiliki anak
akan tumbuh dengan sendirinya. Kecakapan dan karakter tersebut
tumbuh dari hasil meniru tingkah laku orang tua dan keluarga yang
tinggal bersamanya.
Keteladanan ibu menjadi hal utama, karena ada peribahasa “buah
tidak jatuh jauh dari pohonnya”, yang berarti sikap dan perilaku anak
adalah hasil dari mencontoh perilaku orang tuanya. Saat awal kehidupan,
anak bagaikan kertas putih yang akan ditulisi oleh orang tua dan
lingkungannya, dengan ke-5 panca indranya, anak-anak akan menyerap
semua informasi. Tanpa keteladanan, apa yang orang tua ajarkan kepada
anak akan hanya menjadi teori belaka, mereka seperti gudang ilmu yang
berjalan namun tidak pernah merealisasikan dalam kehidupan
(http://www.andyonline.net/2010/01/keteladanan-adalah-kunci-
pendidikan.html di unduh pada 24-04-2014 23:46).
Faktor penting dalam mendidik adalah terletak pada
“keteladanannya”. Keteladanan yang bersifat multidimensi, yakni
keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan. Keteladanan bukan hanya
sekedar memberikan contoh dalam melakukan sesuatu, tetapi juga
menyangkut berbagai hal yang dapat diteladani, termasuk kebiasaan-
kebiasaan yang baik merupakan contoh bentuk keteladanaan. Menurut
Hidayatullah , (2009 : 47) setidak-tidaknya ada tiga unsur agar seseorang
dapat diteladani atau menjadi teladan, yaitu:
a. Kesiapan untuk dinilai dan dievaluasi
Kesiapan untuk dinilai berarti adanya kesiapan menjadi cermin bagi
dirinya maupun orang lain. Kondisi ini akan berdampak pada
kehidupan sosial di masyarakat, karena ucapan, sikap, dan perilakunya
menjadi sorotan dan teladan.
b. Memiliki kompetensi minimal
Seseorang akan menjadi teladan jika memiliki ucapan, sikap, dan
perilaku yang layak untuk diteladani. Oleh karena itu, kompetensi
yang dimaksud adalah kondisi minimal ucapan, sikap, dan perilaku
yang harus dimiliki seorang ibu.
c. Memiliki integritas moral
Integritas moral adalah adanya kesamaan antara ucapan dan tindakan
atau satunya kata dan perbuatan. Inti intregitas moral adalah terletak
pada kualitas istiqomahnya.
Dalam perspektif psikologi, bahwasanya anak dalam
perkembangan kepribadiannya selalu membutuhkan seorang tokoh
identifikasi. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama)
dengan orang lain (Sarwono, 1996 : 29). Hal ini karena secara insting
manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk mencontoh atau
mengikuti orang lain, terlebih lagi mereka yang dianggap sebagai figur
atau panutan.
C. Ibadah khashah
1. Pengertian Ibadah khashah
Ibadah menurut bahasa berarti taat, tunduk, merendah diri, dan
menghambakan diri (Basyir, 2001 : 11). Ibadah juga diartikan apa yang
dikerjakan untuk mendapatkan keridlaan Allah dan mengharapkan pahala
di akhirat (Daradjat,1995:3)
Ibadah merupakan puncak segala kepatuhan. Ibadah sebagai
media komunikasi langsung dan integral antara makhluk dan khaliqnya.
Ibadah bagi seorang muslim berfungsi sebagai peringatan yang
menggugah perasaan hati pada saat hatinya lalai, membangkitkan ingatan
dikala lupa, menumbuhkan naluri giat melakukan kebaikan dan
menambahnya mengangkat derajat dan membebaskannya dari perbuatan
syahwat dan hawa nafsu dirinya sendiri (Aminudin, 2008:26).
Ibadah khusus yaitu ibadah yang macam dan cara
melaksanakannya ditentukan dalam syarak (Basyir, 2001 : 11).
Ibadah dalam arti khusus adalah termasuk bidang kajian fiqh al-
nabawi, yang meliputi: taharah, shalat, puasa, zakat, haji, pengurusan
jenazah, penyembelihan hewan, sumpah dan nadzar, makanan dan
minuman, dan jihad (Saleh, 2008 : 10).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ibadah
khashah adalah ibadah yang ketentuan-ketentuannya sudah ditetapkan
oleh nash dan dilakukan dengan tunduk dan taat yang bertujuan untuk
mendapatkan keridhoan Allah dan harus dilaksanakan dengan ikhlas.
2. Macam-macam ibadah khashah
Ibadah khashah terdiri dari :
a. Shalat
Shalat menurut bahasa adalah do‟a, ibadah syari‟ah ini disebut
dengan do‟a karena shalat itu mengandung do‟a dalam bacaan-
bacaannya. Menurut Rasjid, (2008 : 53) shalat merupakan ibadah yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir, disudahi dengan salam dan memenuhi syarat dan rukun yang
ditentukan. Shalat juga diartikan satu macam atau bentuk ibadah yang
diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai
dengan ucapan-ucapan tertentu dan syarat-syarat tertentu pula
(Daradjat, 1995 : 71).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,
shalat pada prinsipnya merupakan suatu kegiatan ritual yang
dilakukan oleh orang Islam dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah serta memohon atau berdo‟a kepada-Nya. Perintah tersebut
tidak boleh atau tidak ada alasan untuk meninggalkannya selama roh
(nyawa) masih dikandung badan. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalam surat An-Nisa ayat 103 :
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu),
ingatlah Allah diwaktu berdiri, di waktu duduk dan diwaktu
berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman (Departemen Agama RI, 1990: 138).
Shalat mengingatkan kita lima kali sehari bahwa
sesungguhnya kita adalah hamba Allah dan hanya kepada-Nya tempat
pengabdian kita untuk mengeratkan hubungan kita dengan Allah.
Shalat merupakan rukun Islam yang paling utama setelah syahadat.
Maka ketika datang waktu shalat, orang yang telah mencapai usia
balig dan berakal wajib melaksanakannya, kecuali wanita yang sedang
haid dan nifas.
Shalat wajib yang dimaksud peneliti disini adalah :
a) Shalat subuh
b) Shalat zuhur
c) Shalat asar
d) Shalat mahrib
e) Shalat isya‟
Dengan shalat wajib lima waktu ini, seseorang akan mengingat
Tuhannya dalam masa yang berurutan pada pagi, siang dan malam
hari. Melalui shalat ini pula, seseorang mengulang kehadirannya
dihadapan Allah serta menghidupkan ingatan di dalam jiwa dan
hatinya terhadap keagungan-Nya. Dengan demikian, bertambah
besarlah perasaan akan pengawasan Allah terhadap dirinya sehingga
menjadi gentar dan berharap kepada Allah serta senantiasa mematuhi
segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
b. Zakat
Zakat menurut bahasa berarti tumbuh, berkembang, kesuburan
atau bertambah. Pengertian zakat menurut syara‟ ialah pemberian
suatu yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut
sifat-sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak
menerimanya (Daradjat, 1995 : 213). Zakat juga diartikan jumlah
harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam
dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir
miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh
syarak
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/zakat diunduh pada 25-04-2014 1:29).
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah
satu unsur pokok bagi tegaknya syari‟at Islam. Oleh sebab itu hukum
zakat adalah wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Zakat terbagi atas dua jenis, yakni:
a) Zakat fitrah
Zakat fitrah yaitu zakat yang wajib dikeluarkan muslim
menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadhan. Besar zakat ini
setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
b) Zakat maal (harta)
Zakat maal yaitu zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang
mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut,
hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis
memiliki perhitungannya sendiri- sendiri
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/zakat di unduh pada 25-04-2014
1:29).
c. Puasa ramadhan
Puasa menurut bahasa Arab adalah menahan dari sesuatu,
seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak
bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan puasa menurut istilah
agama Islam adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya,
satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari
dengan niat dan beberapa syarat (Rasjid, 1994 : 220).
Puasa di bulan ramadhan merupakan rukun Islam keempat.
Melaksanakan puasa ramadhan adalah salah satu kewajiban bagi umat
islam. Tentang kewajiban puasa ini dijelaskan dalam firman Allah
dalam QS. Al-Baqarah: 183, sebagai berikut:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa. (Departemen Agama RI, 1990: 44).
Dengan melaksanakan puasa maka anak akan terlatih untuk
selalu menghindari perbuatan yang bisa membatalkan puasa serta
melatih anak agar dapat merasakan penderitaan orang yang tidak
mampu dan merasakan kenikmatan ketika berbuka puasa. Kemudian
tugas orang tua terutama ibu adalah berusaha untuk selalu mengajak
dan memberi contoh pada anak-anaknya untuk menjalankan ibadah
puasa ramadhan.
d. Haji
Secara lughawi haji berarti menyengaja atau menuju dan
mengunjungi. Menurut istilah syara‟ haji adalah menuju ke
Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-
amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat
tertentu dalam devinisi diatas, selain ka‟bah dan mas‟a (tempat sa‟i),
juga Arofah, Muzdalifah dan Mina. Yang dimaksud dengan amalan-
amalan ibadah tertentu ialah thawaf, sa‟i, wukuf, mazbit di
muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina dan lain-lain
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/haji diunduh pada 25-04-2014 1:39).
3. Prinsip ibadah khashah
a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-
Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak
boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya. Haram kita
melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah.
b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw.
c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk
ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan
wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya
yang disebuthikmah tasyri‟. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan
ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh
mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan
ketentuan syari‟at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh
syarat dan rukun yang ketat.
d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah
ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa
yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan
dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi
utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.
D. Ibu
1. Pengertian ibu
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. (Departemen
Pendidikan Nasional, 2001 : 416).
2. Konsep wanita dalam pandangan islam
Pada masa sebelum datangnya islam (zaman jahiliyyah),
kedudukan wanita sangatlah rendah. Terutama dilingkungan bangsa
Arab, mereka tidak menhendaki kelahiran wanita karena dianggap
sebagai lambang kelemahan dan kesialan. Diantara mereka ada yang
mengubur bayi perempuannya hidup-hidup. Sementara yang lain
membiarkan tetap hidup, namun dalam kehidupan yang hina tanpa
dihargai eksistensinya.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa posisi wanita pada masa
pra Islam sebagai berikut :
a. Dari segi kemanusiaan, wanita tidak memiliki tempat terhormat
dihadapan pria karena tidak adanya pengakuan atau sikap laki-laki
terhadap peran wanita dalam mengatur masyarakat.
b. Ketidak setaraan antara anak laki-laki dan wanita, suami dan istri
dalam lingkungan keluarga.
c. Mengesampingkan kepribadian atau kompetensi wanita dalam
memperoleh kehidupan, sehingga wanita tidak memiliki hak dalam
persoalan waris dan pemilikan harta (Mudzhar, 2001 : 38).
Ketika Islam datang, dihapuslah penindasan terhadap wanita dan
menempatkan sebagai manusia mulia. Agama islam mempersamakan
status pria dengan wanita dalam aspek-aspek spiritual dan kewajiban-
kewajiban keagamaan, mereka mempunyai hak yang sama. Dalam Islam
posisi wanita dan pria sama. Keduanya berasal dari ayah dan ibu yang
sama yaitu Adam dan Hawa, memiliki tanggung jawab terhadap agama
yang sama baik dalam segi pemberian pahala atau siksa serta ketentuan
takdir yang sama-sama dari Allah.
Dalam agama Islam, kedudukan seorang waniata (ibu) sangatlah
dimuliakan. Bahkan dikatakan bahwa surganya seorang anak itu ada
ditelapak kaki ibu. Oleh karena itu, seorang anak sangat diwajibkan
untuk dapat berbakti kepada kedua orang tuanya terlebih lagi kepada ibu
kandungnya. Dalam hal ini Allah swt berfirman dalam Q.S Lukman ayat
14
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu (Departemen Agama RI, 1990: 654).
a. Konsep wanita dalam keluarga
Keluarga merupakan suatu sistem kompleks yang di dalamnya
terdapat ikatan di antara anggotanya dan rasa saling memiliki. Di
lingkungan keluarga inilah terjadi proses pembentukan dan
perkembangan kepribadian anak. Keluarga merupakan wadah tempat
bimbingan dan latihan anak sejak dia dilahirkan. Demi terbentuknya
pribadi yang matang untuk dapat menjalani kehidupan sesuai yang
diharapkan. Salah satu sosok yang paling berperan dalam proses
pembentukan dan perkembangan kepribadian anak tersebut tentunya
adalah ibu. Ibu merupakan pemimpin dalam rumah tangga. Dalam
suatu hadist mengatakan :
“..... dan istri adalah pemimpin terhadap rumah tangga
suaminya dan anaknya. Maka setiap kamu adalah pemimpin, dan akan
dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya”.
Ibu menjadi pendamping utama dalam setiap perkembangan
anak-anak mereka. Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak tidak
dapat diabaikan begitu saja. Ibu memainkan peran yang penting
didalam mendidik anak-anaknya. Pendidikan disini tidak hanya dalam
pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas,
yaitu pendidikan iman, moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis,
sosial, dan pendidikan seksual.
Tugas dan tanggung jawab wanita di hadapan Allah terhadap
keluarganya tidak kalah banyak dari pada tanggung jawab laki-laki.
Karena peran wanita sebagai seorang ibu juga menentukan
keharmonisan rumah tangga dan menentukan masa depan anak-
anaknya. Hal tersebut dikarenakan ibu adalah orang yang pertama kali
dijumpai seorang anak dalam kehidupannya. Ibu lebih dekat dengan
anak dan mengerti relung hatinya. Selain itu kedekatan fisik antara ibu
dan anak dapat menampilkan sikap ketergantungan anak lebih kepada
ibu daripada ayah.
Peranan ibu didalam mendidik anaknya dibedakan menjadi
tiga tugas penting, yaitu :
1) Ibu sebagai sumber pemuas kebutuhan anak
Fungsi ibu sebagai sumber pemuas kebutuhan ini sangat besar
artinya bagi anak. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk
selalu bersama tetapi selalu untuk berinteraksi maupun
berkomunikasi secara terbuka dengan anak. Karena pada dasarnya
kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial, dan
spiritual.
2) Ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya
Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan
bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orang tua
khusunya ibu akan ditiru yang kemudian akan dijadikan panduan
dalam perilaku anak, maka ibu harus menjadi teladan bagi anak-
anaknya. Anak lahir dari seorang ibu, maka ibulah yang banyak
mewarnai dan mempengaruhi perkembangan pribadi, perilaku dan
akhlak anak. Untuk membentuk perilaku anak yang baik tidak
hanya melalui bil lisan tetapi juga bil hal yaitu mendidik anak
lewat tingkah laku. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan
mengamati gerak gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah
laku ibunya itulah anak akan senantiasa melihat dan meniru yang
kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehidupannya.
3) Ibu sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan anak
Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya
pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi
perkembangan kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak
kurang mendapatkan stimulasi visual maka perhatian terhadap
lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu
akan sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Rangsangan
atau stimulasi dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat
permainan yang edukatif maupun kesempatan untuk rekreasi yang
dapat memperkaya pengalaman.
(http://akabaruakbar.blogspot.com/2013/06/peran-dan-tugas-
perwmpuan-dalam-keluarga.html diakses pada 30-04-2014 03:20).
b. Konsep wanita dan karier
Pada masa awal Islam peranan perempuan muslim diluar
rumah dibatasi secara ketat di rumah. Tugas utama perempuan adalah
menjaga suami dan anak-anaknya. Dia tidak boleh pergi keluar
kecuali dengan izin suami atau ayah, dan dia harus ditemani oleh
keluarga dekat laki-laki yang dia tidak boleh kawin dengannya. Hal
seperti itu bukanlah permintaan Al-Qur‟an. Al-Qur‟an tidak
mencegah perempuan ke luar rumah dan tidak juga menyebutkan
bahwa mereka harus ditemani oleh keluarga dekat laki-laki ketika
mereka bepergian keluar rumah (Enginer, 1999 : 265).
Saat ini peran wanita telah bergeser dari peran tradisional
menjadi modern. Dari hanya memiliki peran tradisional untuk
melahirkan anak dan mengurus rumah tangga, kini wanita memiliki
peran sosial dimana dapat berkarier dalam bidang
kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik dengan didukung dengan
pendidikan yang tinggi. Segala jenis pekerjaan bisa ditempati oleh
perempuan dari pekerjaan yang mengerahkan pemikiran sampai
pekerjaan yang menggunakan tenaga otot. Disisi lain ada perempuan
yang ingin menjadi ibu rumah tangga tapi ketika masalah finansial
menghadang keberlangsungan hidup berumah tangga dan
mengharuskan perempuan mengais rezeki dengan segala upaya
menjadikan perempuan keluar rumah dan bekerja.
Sebenarnya kiprah seorang perempuan cukup luas meliputi
berbagai bidang, terutama yang berhubungan dengan dirinya sendiri,
yang diselaraskan dengan Islam, dalam segi akidah, akhlak dan
masalah yang tidak menyimpang dari apa yang sudah digariskan atau
ditetapkan oleh agama Islam. Allah SWT menciptakan laki-laki dan
wanita dengan karakteristik yang berbeda. Secara alami, laki-laki
memiliki otot yang kekar, kemampuan untuk melakukan pekerjaan
yang berat. Sehingga cocok untuk melakukan pekerjaan yang
melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi keluarga.
Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu mengandung,
melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta
menstruasi yang mengakibatkan kondisinya labil. Oleh karena itu
agama Islam menghendaki agar perempuan melakukan
pekerjaan/karir yang
tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak
mengungkung haknya didalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek
yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan
ketenangan serta menjaga dari pelecehan dan pencampakan
(http://aifaneducationzone.blogspot.com/p/islam/-zone.htmldiakses
pada 01-05-2014 21:45).
Wanita boleh saja keluar dan berkarier di luar rumah dengan,
syarat :
1) Memenuhi adab keluarnya wanita dari rumahnya baik dalam hal
pakaian maupun lainnya.
2) Mendapat izin dari suami atau walinya.
3) Pekerjaan tersebut tidak ada kholwat dan ikhtilaf (campur tangan)
antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom.
4) Tidak menimbulkan fitnah.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menutupi seluruh tubuhnya
dihadapan laki-laki asing dan menjauhi semua hal yang
berindikasi fitnah, baik didalam berpakaian, berhias ataupun
menggunakan parfum.
5) Tetap bisa mengerjakan kewajibannya sebagai ibu dan istri bagi
keluarganya, karena itulah kewajibannya yang asasi.
6) Hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan tabi‟at dan
kodratnya. Seperti dalambidang pengajaran, kebidanan,
menjahit (http://aifaneducationzone.blogspot.com/p/islam/-
zone.html diakses pada 01-05-2014 21:45).
E. Perilaku Keagamaan Remaja
1. Pengertian perilaku keagamaan remaja
Menurut bahasa perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan atau lingkungan (Departemen Pendidikan Nasional,
2001 : 859). Sedangkan Mahfudz Shalahuddin secara luas mengartikan
perilaku atau tingkah laku adalah kegiatan yang tidak hanya mencakup
hal-hal motorik saja, seperti berbicara, berjalan, berlari-lari, berolah raga,
bergerak, dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi
seperti melihat, mendengar, mengingat, berfikir, fantasi, pengenalan
kembali emosi-emosi dalam bentuk tangis atau senyum dan seterusnya
(Mahfudz, 1986 : 54).
Keaagamaan berasal dari kata “agama” yang berarti ajaran, sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan lingkungannya (Departemen Pendidikan
Nasional, 2001 : 12). Agama juga diartikan suatu jenis sistem yang
dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatankekuatan
nonempiris yang dipercayainya dan yang didayagunakan untuk mencapai
keselamatan bagi mereka. Agama sebagai jenis sistem sosial karena ia
bersifat fenomenal, berangkat dari berbagai peristiwa kemasyarakatan,
dapat dianalisis da terdiri atas
kaidah-kaidah yang kompleks serta memuat peratuan-peraturan yang
saling berkaitan dan mengarahkan pada satu tujuan tertentu
(Hendropuspito, 1990 : 34).
Jadi perilaku keagamaan adalah segala aktivitas individu atau
kelompok yang berorientasi atas kesadaran tentang adanya Tuhan Yang
Maha Esa dan melaksanakan ajaran sesuai dengan agamanya masing-
masing, misalnya seperti sholat, puasa, zakat, sedekah, membaca Al-
Qur‟an, akhlaq dan semata-mata hanya mengharapkan ridho-Nya.
2. Faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan
Dalam tumbuh kembangnya manusia dipengaruhi oleh dua faktor,
yakni faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor inilah yang
memengaruhi manusia berinteraksi dari sejak lahir hingga akhir hayat.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa faktor yang memengaruhi
kesadaran beragama ataupun kepribadian pada diri seseorang pada garis
besarnya berasal dari dua faktor, yaitu :
a. Faktor internal
Faktor internal yang dimaksud disini adalah faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang, yaitu segala sesuatu yang dibawanya sejak
lahir dimana seseorang yang baru lahir tersebut memiliki kesucian
(fitrah) dan bersih dari segala dosa serta fitrah untuk beragama.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat 30 sebagai
berikut :
فَـأَ قِـنْ وَ جْـهَـكَ لِـلـدِّ يْـهِ حَـنِـيْـفًـا فِـطْرَ تَ الِله ا لَـتِـيْ فَـطَـرَ الـنَـا سَ عَـلَـيْـهَا
لَا تَـبْـدِّ يْـلَ لِـخَـلْـقِ الِله ذ لِـكَ الـدِّ نُ الـقَـيِـنُ وَ لَـكِـهْ أَ كْـثَـرَ الـنَاسِ لَا يَـعْـلَـمُـىْ نَ
(٣۰: الـر و م )
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(Departemen Agama RI, 1990 : 646 ).
Yang dimaksud fitrah Allah pada ayat diatas adalah ciptaan Allah.
Manusia diciptakan Allah melalui naluri beragama yaitu agama tauhid.
Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah
wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh
lingkungan.
Jadi sejak lahir manusia membawa fitrah dan mempunyai banyak
kecenderungan, ini disebabkan karena banyaknya potensi yang
dibawanya. Dalam garis besarnya kecenderungan itu dapat dibagi dua,
yaitu kecenderungan menjadi orang yang baik dan kecenderungan
menjadi orang yang jahat. Sedangkan kecenderungan beragama termasuk
dalam kecenderungan menjadi baik.
b. Faktor eksternal
1. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil
dilingkungan masyarakat. Yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Keluarga berperan sebagai pelindung bagi pribadi yang
menjadi anggota keluarga dimana ketentraman dan ketertipan
diperoleh dalam keluarga tersebut.
Dalam kehidupan manusia, lingkungan keluargalah yang
menjadikan dasar pembentukan perilaku seseorang, juga
memberikan andil yang sangat banyak dalam memberikan
bimbingan dan pendidikan keagamaan. Sebab seseorang sebelum
mengenal dunia luar, mereka terlebih dahulu menerima norma-
norma dan pengalaman-pengalaman dari anggota keluarganya,
terutama dari orang tuanya. Dan orang tualah yang berperan
banyak dalam mendidik anak-anaknya, selain itu orang tua dalam
keluarga sangat menentukan pribadi anak dalam berperilaku
terutama kesadaran beragama.
Peran ibu dalam pendidikan anak lebih dominan daripada
ayah, hal ini dapat dipahami karena ibulah orang yang lebih
banyak mengerti anak sejak seorang anak lahir. Ibu adalah orang
yang pertama kali dijumpai seorang anak dalam kehidupannya.
Karena ibulah anak dapat mengenal serta bersosialisasi dengan
anggota keluarga.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa, seorang ibu
memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan jiwa
keagamaan anak. Melalui peran ibu dan hubungan yang baik
antara orang tua, anak, dan anggota keluarga dalam proses
pendidikan, maka kesadaran beragama dapat berkembang
melalui peran keluarga dalam memengaruhi dan menanamkannya
kepada anak. Dimana orang tua terutama ibulah yang
bertanggung jawab dalam membentuk perilaku keberagamaan
anak dalam kaitannya dengan kesadaran beragama.
2. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
mempunyai program sistemik dalam melaksanakan bimbingan,
pengajaran dan latihan kepada anak (peserta didik) agar mereka
berkembang sesuai dengan potensinya secara optimal, baik
menyangkut aspek fisik, psikis, (intelektual dan emosional),
sosial, maupun moral-spiritual (Yusuf, 2001 : 48).
Dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan fitrah
beragama anak atau peserta didik, sekolah mempunyai peranan
yang sangat penting. Peranan ini terkait mengembangkan
pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau akhlaq yang
mulia, serta sikap apresiatif terhadap ajaran atau hukum-hukum
agama spiritual (Yusuf, 2001 : 48-49).
Dengan demikian lingkungan sekolah adalah faktor yang
potensial dalam rangka mendidik dan mengembangkan ajaran
agama untuk peserta didik terutama melalui bidang studi agama
Islam dan membiasakan suasana keagamaan melalui
berbagai kegiatan keagamaan dan perilaku sehari-hari sehingga
dapat meningkatkan kesadaran beragama bagi mereka.
3. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah interaksi sosial dan
sosiokultural yang berpotensial berpengaruh terhadap
perkembangan fitrah beragama anak (terutama remaja).
Dalam masyarakat, anak melakukan interaksi sosial
dengan teman sebayanya (peer group) atau anggota masyarakat
lainnya. Apabila teman sebaya itu menampilkan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai agama (berakhlaq mulia), maka anak
cenderung berakhlaq mulia. Namun sebaliknya, yaitu perilaku
teman sepergaulannya buruk, maka anak akan cenderung
berperilaku seperti temannya tersebut. Hal ini terjadi, apabila
anak kurang mendapat bimbingan agama dari orang tuanya
(Yusuf, 2001 : 51-52).
Dengan demikian lingkungan masyarakat merupakan
faktor yang penting dalam rangka mengembangkan kesadaran
beragama khususnya pada masa remaja (pubertas), dimana hal ini
dilakukan dengan teman sebaya. Namun peran orang tua terutama
ibu dalam keluarga dan guru di sekolah amat dibutuhkan dalam
mengawasi pergaulan tersebut, guna menghindari pergaulan yang
melanggar ajaran agama.
F. Pengaruh Perhatian dan Keteladanan Beribadah Khashah Ibu terhadap
Perilaku Keagamaan Remaja
Anak yang mulai menginjak remaja dalam perkembangan dan tingkah
lakunya dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri anak dan faktor dari luar.
Salah satu faktor dari luar yang dapat mempengaruhi akhlak remaja adalah
lingkungan keluarga. Islam memandang keluarga sebagai lingkungan pertama
bagi individu dimana ia berinteraksi. Dari interaksi dengan lingkungan
pertama itu individu memperoleh unsur-unsur dan ciri-ciri dasar dari pada
kepribadiannya. Juga dari keluargalah seorang anak memperoleh akhlak,
nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, dan emosinya. Dalam sebuah hadis
mengatakan :
“setiap bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam kedaan fitrah
(suci). Maka ibu, bapaknyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi
Yahudi, Nasrani dan Majusi” (rawahul Bukhori).
Perhatian ibu dalam pendidikan keluarga adalah adanya kesadaran ibu
untuk selalu memperhatikan, membimbing, dan memberikan pendidikan
kepada anak, terutama pendidikan agama. Apabila ibu memperhatikan agama
anak, maka akan mendapatkan anak yang memiliki pemahaman, penghayatan
keagamaan yang lebih dibandingkan tidak memperhatikan agama. Suasana
keagamaan dalam keluarga akan berakibat
anak tersebut berjiwa agama. Maka, ibu sebagai orang tua hendaknya dapat
memberi perhatian, teladan, kasih sayang, perlindungan, empati, dukungan
dan pujian kepada anak-anaknya. Tujuannya adalah untuk membentuk akhlak
mulia anak.
Teladan yang pertama dan utama bagi anak ada pada keluarga.
Keluarga merupakan wadah utama dan pertama sebagai tempat penggodokan
moral bagi anak. Maka dapat dikatakan bahwa keteladanan orang tua juga
merupakan teladan yang utama dan pertama bagi anak-anak mereka. Proses
pendidikan ini sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah, karena pada
dasarnya secara psikologi seorang anak akan meniru dan meneladani orang
tuanya. Dengan teladan ini anak dengan sendirinya akan menyamakan diri
dengan orang yang ditirunya. Anak akan belajar dari apa yang telah diajarkan
dan dilakukan oleh orang tua terutama ibu. Karena anak-anak itu pada
dasarnya akan lebih cepat belajar dari sikap dan pembiasaan dari pada
perkataan (Abdullah, 2002 : 86). Maka ibu harus memberikan pendidikan
yang baik agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Proses
peniruan ini berlangsung tidak hanya ketika anak masih kecil, hingga anak
menginjak remajapun proses peniruan ini tetap berlangsung. Anshor (2010 :
185) mengatakan Setiap kecakapan yang dimiliki anak diawali dari dalam
rumah, karena apa yang dilakukannya sejak kecil adalah hasil meniru tingkah
laku orang tua dan keluarga yang tinggal bersamanya. Setiap sikap dan
perilaku yang dilihat oleh seluruh indra yang dimilikinya diserap berulang-
ulang hingga ia dewasa.
Sedangkan anak dalam meniru terhadap orang tuanya terutama ibu ini tidak
saja pada hal-hal yang baik saja, tetapi juga pada hal-hal yang buruk. Maka
seyogyanya ibu sebagai orang tua bagi anaknya memberikan teladan yang
baik bagi anak mereka. Pendidikan yang diajarkan dalam keluarga haruslah
dilaksanakan dengan disiplin, karena dengan diterapkannya kedisiplinan,
maka anak tidak akan berani melanggar aturan. Begitu juga dalam beribadah,
ketika orang tua menjalankannya dengan disiplin, tidak pernah melanggar,
maka anak juga akan meniru, bahkan bisa membentuk kemandirian anak.
Ibu berperan sebagai kunci kesuksesan anak. Peran ibu dalam
mendidik anak bukan sekedar melatih IQ- nya saja agar menjadi anak yang
cerdas, melainkan anak dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar.
Dalam Q.S Dzariyat ayat 56 dijelaskan :
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
untuk beribadah kepada-Ku ( Departemen Agama RI, 1990 : 862 ).
Ibu sebagai pendidik utama bagi anak selayaknya memberikan
keteladanan dalam beribadah. Kebiasaan ibu dalam melaksanakan ibadah
seperti melaksanakan puasa, sholat, bersedekah, menjadi suri tauladan yang
baik bagi anak untuk mengikutinya. Dengan sendirinya anak akan belajar
melakukan hal-hal yang baik tanpa diperintah atau dinasehati terlebih dahulu
oleh orang tuanya. Dalam hal ini Djamarah (2004 : 19) mengatakan bahwa
keluarga adalah ladang terbaik dalam penyampaian nilai-nilai agama, orang
tua memiliki peranan yang strategis dalam
mentradisikan ritual keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan
pada jiwa anak.
Untuk itu tujuan perhatian orang tua pada pendidikan agama anak
adalah untuk menumbuh kembangkan kepribadian anak menjadi manusia
yang memiliki sikap positif terhadap agama, berakhlak mulia dan mau
beribadah kepada Allah. Dengan demikian pendidikan agama yang diberikan
orang tua terutama ibu kepada anak pada dasarnya berfungsi untuk
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya.
Dari apa yang dikemukakan diatas jelaslah bahwa kunci keberhasilan
seorang anak dikehidupannya sangat bergantung pada ibu. Sikap ibu yang
penuh kasih sayang, memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya
pengalaman, menerima, menghargai dan dapat menjadi teladan yang positif
bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak.
Jadi dapat dikatakan bahwa bagaimana gambaran anak akan dirinya
ditentukan oleh interaksi yang dilakukan ibu dengan anak.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian
1. Asal usul DesaWujil
Setiap desa memiliki asal usul sendiri seperti juga Desa Wujil. Dahulu
kala ada seorang pangeran yang ingin mendirikan kerajaan di suatu daerah
perbukitan, perbukitan itu masyarakat mengenalnya dengan gerumbul karena
tempat tersebut digunakan untuk bergerumbul bagi orang-orang yang ingin
mengkaji ilmu dari pangeran tersebut. Hingga pada suatu hari pangeran
tersebut ingin mendirikan kerajaan di gerumbul. Namun karena ada suatu
halangan maka sang pangeran mengurungkan niatnya untuk mendirikan
kerajaan. Bahkan sampai sekarang dapat dilihat peninggalan-peninggalan
yang tersisa, diantaranya seperti meja, kursi, patung dan tempat tidur yang
semuanya terbuat dari batu karena mungkin pada waktu itu pangeran sering
istirahat di gerumbul. Dibawah gerumbul terdapat tujuh mata air yang sangat
jernih yang mana dikelilingi oleh pepohonan hijau dan taman bunga yang
sangat indah, sehingga dinamakan kali taman. Wilayah di sekitar gerumbul
dan kali taman lama kelamaan semakin meluas sehingga sang pangeran
memiliki ide sebaiknya desa itu dinamakan Desa Wujil yang artinya meton.
Wujil berasal dari kata mijil, dimana pada waktu itu banyak warga yang
membuat genting. Dan
akhirnya sampai sekarang Desa itu tetap dinamakan Desa Wujil dimana desa
itu terletak di sebelah gerumbul dan kali taman.
2. Letak geografi
Desa Wujil terletak di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Desa
ini terletak di daerah dataran tinggi yang berada di kaki gunung Ungaran,
memiliki cuaca dingin yang cukup mendukung. Desa Wujil memiliki letak
geografis sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Langen Sari
Sebelah Timur : Kelurahan Karangjati
Sebelah Selatan : Kelurahan Bergas Lor
Sebelah Barat : Desa Pager Sari
Luas wilayah : 147, 311 ha
Ketinggian tanah dari permukaan air laut ± 494 M dpl
Banyaknya curah hujan ± 3000 - 4000 mm / tahun
Suhu udara rata-rata ± 230
- 310 C
Orbitasi (jarak pusat pemerintahan desa ke):
a. Ibu kota Kecamatan : 2 km
b. Ibu kota kabupaten Semarang : 5 km
c. Ibu kota Propinsi : 26 km
d.Ibu kota Negara : 512 km
(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Desa Wujil)
3. Kondisi Monografi Kelurahan Wujil
a. Kependudukan
Jumlah penduduk menurut tahun 2014 : 4942 jiwa.
b. Jenis Kelamin
1. Laki – laki : 2426 orang
2. Perempuan : 2516 orang
3. Jumlah Total : 4942 orang
4. Jumlah Kepala Keluarga : 1515 KK
c. Kewarganegaraan
a. W N I : 4934 orang
b. W N A : 8 orang
d. Jumlah penduduk menurut agama
a. Islam : 4890 orang
b. Kristen : 28 orang
c. Katolik : 16 orang
Berdasar data statistik, jumlah penduduk Kelurahan Wujil
pada tahun 2014 sebesar 4942 jiwa yang terdiri dari 2426 penduduk laki-
laki, dan 2516 penduduk perempuan, dengan 1515 Kepala Keluarga.
Maka dapat dipastikan bahwa secara umum, kepadatan penduduk
Kelurahan Wujil cenderung meningkat hingga tahun 2014 ini.
e. Lembaga Pendidikan
a. Pendidikan formal
TK/RA : 2 gedung
SD : 2 gedung
SMP/MTS : 1 gedung
b. Pendidikan non formal
Madrasah diniyah : 9 gedung
(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Desa Wujil)
4. Kondisi Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk Desa Wujil adalah sebagai
PNS/TNI/Polri 132 orang, wiraswasta 123 orang, petani 115 orang,
pertukangan 153 orang, buruh tani 97, pensiun 18 orang, buruh/karyawan/PT
807 orang, pemulung 47 orang, jasa 213 orang. Jumlah rumah tangga miskin
(RTM) sebanyak 109 KK.
Luas kas Desa Wujil : 100 ha, yang terdiri atas
1. Tanah Sawah : 40 ha
2. Tanah Kering : 60 ha
(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Desa Wujil)
5. Keadaan Sosial Budaya
Kebudayaan masyarakat Desa Wujil memang tidak dapat dilihat
secara kasat mata. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu hal yang spesifik
tentang apa yang menjadi ciri khas dari masyarakat setempat. Tetapi
sepanjang pengamatan peneliti, dan informasi yang didapat dari beberapa
tokoh masyarakat setempat, pada masa dulu ada beberapa kesenian yang tetap
lestari dan secara berkesinambungan menjadi bagian dari tradisi masyarakat
setempat akan tetapi pada masa sekarang kesenian tersebut lama kelamaan
menghilang karena tidak ada generasi yang meneruskannya.
Kesenian tersebut seperti Terbang Jemblung, Wayangan,
Rebana/Band Keplak. Pada masa dahulu dengan adanya kesenian ini
menunjukkan bahwa secara perlahan nilai-nilai tradisi itu menumbuhkan
semangat kebersamaan serta kekompakan dalam menjalin tali persaudaraan.
Contoh lain kegiatan keagamaan seperti tahlil dan yasinan
yang dilaksanakan setiap malam jum‟at dan setiap malam senin ada barzanji.
Hal inilah yang menyebabkan masyarakat secara perlahan timbul rasa bisa
menerima simbol-simbol keagamaan itu secara utuh. Karena mereka merasa
tidak ada tradisi yang hilang dalam kehidupannya. Dan disaat yang sama
mereka juga merasakan percikan semangat beragama yang tinggi.
6. Keadaan Sosial Keagamaan
Seperti yang tertera dalam monografi penduduk, bahwa lebih dari
90% penduduk Desa Wujil beragama Islam. Seorang alim bagi warga
masyarakat di Desa Wujil mempunyai peranan penting dan menjadi panutan
bagi masyarakat karena setiap perkataannya akan lebih didengar.
Kehidupan keberagamaan yang sejauh ini peneliti amati dan rasakan,
memang cukup memiliki warna tersendiri. Banyak sekali agenda pertemuan
yang biasa di lakukan di desa ini. Pertemuan warga misalnya, dalam
pertemuan itu, masyarakat (warga) tidak hanya melaksanakan rapat dan
kumpul-kumpul saja akan tetapi juga diselingi dengan pembacaan surat
Yasin, Tahlil dan Barzanji.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Wujil
berusaha untuk menumbuhkan spirit keagamaan dalam kegiatan
kemasyarakatan. Selain kegiatan Yasinan atau Tahlilan, kegiatan keagamaan
yang masih terus dilaksanakan hingga saat ini adalah kegiatan bersih-bersih
makam setiap kamis sore dan pengajian ceramah setiap hari minggu yang
diadakan rutin setiap satu minggu sekali.
Acara lain yang masih dilaksanakan kegiatan pendidikan keagamaan
seperti Pengajian Al-Qur‟an setiap malam setelah maghrib. Secara kuantitatif
ada pengajian Al-qur‟an di beberapa rumah warga dan musholla di Desa
Wujil. Sementara Mushalla berjumlah 15 dan Masjid berjumlah 5 buah.
7. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Kelurahan
Desa Wujil memiliki 4 RW dan 26 RT yang terbagi kedalam 3
lingkungan Setinggen, Lingkungan Krajan, Lingkungan Kepoh, dengan
rincian:
a. RW I
Terdiri dari 10 RT (RT 01 s/d RT 10)
b. RW II
Terdiri dari 7 RT (RT 01 s/d RT 07)
c. RW III
Terdiri dari 5 RT (RT 01 s/d RT 05)
d. RW IV
Terdiri dari 4 RT (RT 01 s/d RT 04)
Selanjutnya, dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Pemerintah
Desa Wujil berupaya semaksimal mungkin dapat meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya dalam berbagai bidang.
Prasarana pemerintahan yang dimiliki Desa Wujil antara lain sebuah
kantor dan balai desa beserta segenap peralatannya. Jumlah perangkat Desa
saat ini sebanyak 7 orang. Susunan organisasi Kantor Balai Desa Wujil
terdiri atas Lurah, seklur (dalam garis staf) dan 2 kepala seksi/urusan (dalam
garis komando dengan lurah). Susunan Organisasi Desa Wujil Kecamatan
Bergas adalah sebagai berikut :
1. Lurah : Daroji, SH.MH
2. Sekretaris Lurah : Aris Suwanto, SH
3. Staf : Suhirman
4. Kasi tapem : Siti Maryatun, S. IP
5. Staf : Yusroni
6. Kasi Pembangunan : Hinmanto, SH
7. Staf : Sugiarto
8. Modin : Ahmad Nurodin
9. Kepala RW : I. Suwaryana
II. Jamaludin
III. Rozianto
IV. Maryadi
(Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Desa Wujil)
B. Penyajian Data
Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data
observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk data
guna memperlancar langkah suatu penelitian.
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di Desa
Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2014 :
1. Daftar Responden
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang dijadikan
objek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
TABEL V
DATA RESPONDEN
NO NAMA JENIS KELAMIN
L P
1 Achmad alwi chamdani
2 Afriyan hardiyani pangestu
3 Ahmad faisal A.R
4 Ahmad fikri nur. K
5 Ahmad rofi‟i
6 Anggun yusti. I
7 Ahmad syafi‟i
8 Alfan hanafi
9 Ardyta agustyaningrum
10 Asna nur khumaera
11 Aulia azzahro
12 Enggar yusuf W
13 Evi iis sugiyanti
14 Farich nur faza
15 Hesti indra cahyani
16 Ika puspa dewi
17 Lailatul uktafiyah
18 Mazarina qhistina
19 Muhamad revano
20 Nicholas dimas W
21 Nurul hanifah
22 Riska diah astuti
23 Rizki mega devita S
24 Silva aina nabila
25 Vivi agustining diah
26 Wisnu aris M
27 Yulia Riyani
28 Rifki ahmad
29 Diah AruM
30 Fajar Nurdiyanto
31 Ahmad Samsodin
32 Chusnun Rofiq
33 Lala Marwiyah
34 Aditya Cahyo Antoro
35 Andri Susilo
36 Anggit Pratiwi
37 Bagus Bahtiyar
38 Fina Nur Asiyah
39 Silfi Frasiska .F
40 Aldi Setiawan
41 Ari Indah Kumalasari
42 Arwan Wisnu .H
43 Elen Pramudita R.W.
44 Fachri Anung Maulasifa
45 Femas Adi Styawan
46 Ibnu Rifqi Prayogi
47 Istirokhatu Munia
48 Luviana Auria S.P.
49 Mahib Roy Almadani
50 Misela Marda Lesa
51 Mufti Bagas Saputro
52 Nabila Neha Nur .A
53 Rama Ibnu Nur B.R.
54 Rifqi Ahmad Fahreza
55 Ryan Aji Pradipta
56 Satriyo
57 Salsabila Rahma Alya
58 Sheillamita Yesi R.
59 Shilviyya Navisah K.N.
60 Via Karisa Setyaningrum
61 Marcella Lutfeno
62 Hanum Ristiyanto
63 Suhail mah Bubi
64 Winarno
65 Wisnu Adi Pamungkas
66 Abelia Ayu Artikasari
67 Abid Shandy Kurniawan
68 Adam Hatmadani Robbiq
69 Ade Endang Alyarinjani
70 Arlin Reza Firnandita
71 Aulia Rahma Sagita
72 Awang Syawali Alfikri
73 Azzara Noviana
74 Destivia Astari
75 Dwiyon Ahmad Safii
2. Data hasil angket
a. Data hasil angket perhatian beribadah khashah ibu adalah sebagai berikut:
Tabel VI
Jawaban angket perhatian beribadah khashah ibu
No Resp
Butir Soal dan Jawaban Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C
1 A B A A A A B B A A 7 3 0
2 B A A A A A A B A A 8 2 0
3 B A A A A A A A A A 9 1 0
4 B A A A A C A A A B 7 2 1
5 B A A A A C A A A B 7 2 1
6 A A A A A B A A A A 9 1 0
7 A A A B A B A A A A 8 2 0
8 A A B A A C A B A A 7 2 1
9 A A B A A A B A A A 8 2 0
10 A A B A A A B A A A 8 2 0
11 A A C A A A B A B A 7 2 1
12 A A A B A A A A B A 8 2 0
13 A A A A B A A C A A 8 1 1
14 A A B A C B A A A A 7 2 1
15 A A A B A A A B B A 7 3 0
16 A A A A A B A C A A 8 1 1
17 A A A A C B A A B B 6 3 1
18 A A A B B B A A A A 7 3 0
19 A A A B A A A A A A 9 1 0
20 B B A A B A A A A A 7 3 0
21 A B A A A A A A A A 9 1 0
22 A A A B A A A C A A 8 1 1
23 B A A B A A A A A A 8 1 1
24 B B A A A A A A A A 8 2 0
25 A A A A A B A A A A 9 1 0
26 A B A B A A A A A A 8 2 0
27 A B A A A B A A C A 7 2 1
28 B A A B A A A A A A 8 2 0
29 A A B A A A A A A A 9 1 0
30 A A B A A A A B A B 7 3 0
31 A A A A A A A A A B 9 1 0
32 A B A B B A A B A C 5 4 1
33 B B B B B A A C A A 4 5 1
34 A A A A B B B A A C 6 3 1
35 B B A A B B A B B A 4 6 0
36 A B B B A B C A B B 3 6 1
37 B A B B B A C B A A 4 5 1
38 B B B B A A C A A A 5 4 1
39 B A A A B B B B B A 4 6 0
40 B B B B B B B B C A 1 8 1
41 B B B A B B B B B B 1 9 0
42 B B B B B B B A B B 1 9 0
43 C A B B B A C A A A 5 3 2
44 A B B A A B B B A B 4 6 0
45 A A A A A A A A A A 10 0 0
46 C B B B A A B B A A 4 5 1
47 B B B A A B B B A A 4 6 0
48 B B B A A A A B B B 4 6 0
49 A A A B B B B B B B 3 7 0
50 B A B B B B A A A A 5 5 0
51 C A B B A A A A A A 7 2 1
52 A B B B B B B C B B 1 8 1
53 A B B B B B B C B B 1 8 1
54 A B B B B B B B B B 1 9 0
55 B B B A B B B A B B 2 8 0
56 B B B A B C A A A A 5 4 1
57 B B B B B B A B A A 3 7 0
58 B B B B B B B A B C 1 8 1
59 B B B B B C B B B B 0 9 1
60 A B B B B B B A A A 4 6 0
61 B B B C A A C C A A 4 3 3
62 C B A A B B B B A A 4 5 1
63 A B A A A B B B A A 6 4 0
64 A B A A A B B B A A 6 4 0
65 A B B A C A B B A B 2 5 1
66 A B A A A A A A A A 9 1 0
67 A B B B B C B B B B 1 8 1
68 B B B B B B B B B B 0 10 0
69 A B B B A B A A A A 6 4 0
70 B B A B B B A A A A 5 5 0
71 A A A B B B A A B B 5 5 0
72 B B B B B A A A A A 5 5 0
73 A A A A B B A A B B 6 4 0
74 A B B B B A B B A A 4 6 0
75 A B B A A A A A A A 8 2 0
Dari jawaban responden tentang perhatian beribadah khashah ibu,
kemudian data diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan yaitu
jawaban A bernilai 3, jawaban B bernilai 2 dan jawaban C bernilai 1.
Tabel VII
Skor jawaban responden variabel perhatian beribadah khashah ibu
No Klasifikasi Jumlah
Jawaban Jumlah Skor Tiap Item Skor A B C 3 2 1
1 7 3 0 21 6 0 27
2 8 2 0 24 4 0 28
3 9 1 0 27 2 0 29
4 7 2 1 21 4 1 26
5 7 2 1 21 4 1 26
6 9 1 0 27 2 0 29
7 8 2 0 24 4 0 28
8 7 2 1 21 4 1 26
9 8 2 0 24 4 0 28
10 8 2 0 24 4 0 28
11 7 2 1 21 4 1 26
12 8 2 0 24 4 0 28
13 8 1 1 24 2 1 27
14 7 2 1 21 4 1 26
15 7 3 0 21 6 0 27
16 8 1 1 24 2 1 27
17 6 3 1 18 6 1 25
18 7 3 0 21 6 0 27
19 9 1 0 27 2 0 29
20 7 3 0 21 6 0 27
21 9 1 0 27 2 0
29
22 8 1 1 24 2 1 27
23 8 1 1 24 2 1 27
24 8 2 0 24 4 0 28
25 9 1 0 27 2 0 29
26 8 2 0 24 4 0 28
27 7 2 1 21 4 1 26
28 8 2 0 24 4 0 28
29 9 1 0 27 2 0 29
30 7 3 0 21 6 0 27
31 9 1 0 27 2 0 29
32 5 4 1 15 8 1 24
33 4 5 1 12 10 1 23
34 6 3 1 18 6 1 25
35 4 6 0 12 12 0 24
36 3 6 1 9 12 1 22
37 4 5 1 12 10 1 23
38 5 4 1 15 8 1 24
39 4 6 0 12 12 0 24
40 1 8 1 3 16 1 20
41 1 9 0 3 18 0 21
42 1 9 0 3 18 0 21
43 5 3 2 15 6 2 23
44 4 6 0 12 12 0 24
45 10 0 0 30 0 0 30
46 4 5 1 12 10 1 23
47 4 6 0 12 12 0 24
48 4 6 0 12 12 0 24
49 3 7 0 9 14 0 23
50 5 5 0 15 10 0 25
51 7 2 1 21 4 1 26
52 1 8 1 3 16 1 20
53 1 8 1 3 16 1 20
54 1 9 0 3 18 0 21
55 2 8 0 6 16 0 22
56 5 4 1 15 8 1 24
57 3 7 0 9 14 0 23
58 1 8 1 3 16 1 20
59 0 9 1 0 18 1 19
60 4 6 0 12 12 0 24
61 4 3 3 12 6 3 21
62 4 5 1 12 10 1 23
63 6 4 0 18 8 0 26
64 6 4 0 18 8 0 26
65 2 5 1 6 10 1 17
66 9 1 0 27 2 0 29
67 1 8 1 3 16 1 20
68 0 10 0 0 20 0 20
69 6 4 0 18 8 0 26
70 5 5 0 15 10 0 25
71 5 5 0 15 10 0 25
72 5 5 0 15 10 0 25
73 6 4 0 18 8 0 26
74 4 6 0 12 12 0 24
75 8 2 0 24 4 0 28
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori
tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut
digunakan rumus interval sebagai berikut:
Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam
kategori sebagai berikut:
Keterangan :
i : Interval
Xt : Nilai tertinggi
Xr : Nilai terindah
Ki : Kelas interval
i = 7
1) Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi
2) Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang
3) Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah
Dari data tersebut diatas perhatian beribadah khashah dapat
dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya:
1) Perhatian beribadah khashah tinggi ada 54 responden
2) Perhatian beribadah khashah sedang ada 21 responden
3) Perhatian beribadah khashah rendah 0 responden
b. Data hasil angket keteladanan beribadah khashah ibu adalah sebagai
berikut:
Tabel VIII
Jawaban angket keteladanan beribadah khashah ibu
No Resp
Butir Soal dan Jawaban Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C
1 A A A A B B B A A A 7 3 0
2 B B A C C C A A A A 5 2 3
3 B A A A A A A A A A 9 1 0
4 A B B A A A B B A A 6 4 0
5 A B B B B A A A A A 6 4 0
6 A B A A B B B B A C 2 5 1
7 B A A A A A A A A A 9 1 0
8 B B B B B B B B C A 1 8 1
9 A A A A A A A A A B 9 1 0
10 A A A A A A A A B A 9 1 0
11 A A A A A A A B C A 8 1 1
12 A A A A A B B B B A 6 4 0
13 A A A A A A A B B B 7 3 0
14 B B A A A A A A A A 8 2 0
15 B A A A A A A A A A 9 1 0
16 A A B B A A A A A A 8 2 0
17 B A C B A A A A A A 7 2 1
18 A A A B B B A A C A 6 3 1
19 A A A A A A A A B A 9 1 0
20 A A A A A A A A B A 9 1 0
21 A A A A A A A A B A 9 1 0
22 A C A A A A A A B A 8 1 1
23 A A A B B C C A A A 6 2 2
24 A A A A A A B B A A 8 2 0
25 A A A A A A A A A B 9 1 0
26 B A A A A A A A A A 9 1 0
27 B B C A A A A A A A 7 2 1
28 B B A A A A A A A A 8 2 0
29 A A A A A A A A A A 10 0 0
30 A C C C A B B B A A 4 3 3
31 B B B A C A A B A A 2 5 3
32 A A A A A B A A A A 9 1 0
33 A A A A B A B B A C 6 3 1
34 B B B B A A A A A A 6 4 0
35 A B A A A A A A A A 9 1 0
36 B B B A A A C A A A 5 3 2
37 A A A A B A A A A A 9 0 1
38 A A A A B B C A A A 7 2 1
39 B B B A A A B B B A 4 6 0
40 A A A A A A A A A A 0 10 0
41 A A B A A A A A A A 9 1 0
42 A A B A B B B B C A 4 5 1
43 B B B A A C A C A A 5 3 2
44 A A A A B A A A A A 9 1 0
45 A A A A B A A A A A 9 1 0
46 A A A B B A A A A A 8 2 0
47 A A A A B A A C A A 8 1 1
48 A A A A B B A C B B 5 4 1
49 A A A A A B B C A A 7 2 1
50 B A A A A A A A A A 9 1 0
51 A B B A C A A A A A 7 2 1
52 C A B A B B B A A A 5 4 1
53 A A A A A A A B B B 8 2 0
54 A A B B B B B B B B 2 8 0
55 A A A A A C A A B A 8 1 1
56 B A B A B A A A B A 7 3 0
57 B A B A A B A A A A 7 3 0
58 B B B B B A A A A A 5 5 0
59 A A B B B B A A A A 6 4 0
60 A A A A A A A A A C 0 9 1
61 B B A A A A A A A A 8 2 0
62 A A B B B A B B A A 0 5 5
63 A B B A A C A A A A 7 2 1
64 B A A A A A A A A A 9 1 0
65 A C B C B B A B B C 2 5 3
66 A A A A A A A A A A 10 0 0
67 B B B B B B A A C A 3 1 6
68 B B B B B B A A C A 3 1 6
69 A A B B B B A A A A 6 4 0
70 C B A A A B B B A A 5 4 1
71 B A B A A A A A A A 8 2 0
72 A A A C A B A A A B 7 2 1
73 A A B B A A B A A A 7 3 0
74 B A A A A B B A C A 6 3 1
75 A A A A A A A A A A 10 0 0
Dari jawaban responden tentang perhatian beribadah khashah ibu,
kemudian data diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan yaitu
jawaban A bernilai 3, jawaban B bernilai 2 dan jawaban C bernilai 1.
Tabel IX
Skor jawaban responden variabel keteladanan beribadah khashah ibu
No
Klasifikasi Jumlah Jawaban Jumlah Skor Tiap Item Skor
A B C 3 2 1
1 7 3 0 21 6 0 27
2 5 2 3 15 4 3 22
3 9 1 0 27 2 0 29
4 6 4 0 18 8 0 26
5 6 4 0 18 8 0 26
6 2 5 1 6 10 1 17
7 9 1 0 27 2 0 29
8 1 8 1 3 16 1 20
9 9 1 0 27 2 0 29
10 9 1 0 27 2 0 29
11 8 1 1 24 2 1 27
12 6 4 0 18 8 0 26
13 7 3 0 21 6 0 27
14 8 2 0 24 4 0 28
15 9 1 0 27 2 0 29
16 8 2 0 24 4 0 28
17 7 2 1 21 4 1 26
18 6 3 1 18 6 1 25
19 9 1 0 27 2 0 29
20 9 1 0 27 2 0 29
21 9 1 0 27 2 0 29
22 8 1 1 24 2 1 27
23 6 2 2 18 4 2 24
24 8 2 0 24 4 0 28
25 9 1 0 27 2 0 29
26 9 1 0 27 2 0 29
27 7 2 1 21 4 1 26
28 8 2 0 24 4 0 28
29 10 0 0 30 0 0 30
30 4 3 3 12 6 3 21
31 2 5 3 6 10 3 19
32 9 1 0 27 2 0 29
33 6 3 1 18 6 1 25
34 6 4 0 18 8 0 26
35 9 1 0 27 2 0 29
36 5 3 2 15 6 2 23
37 9 0 1 27 0 1 28
38 7 2 1 21 4 1 26
39 4 6 0 12 12 0 24
40 0 10 0 0 20 0 20
41 9 1 0 27 2 0 29
42 4 5 1 12 10 1 23
43 5 3 2 15 6 2 23
44 9 1 0 27 2 0 29
45 9 1 0 27 2 0 29
46 8 2 0 24 4 0 28
47 8 1 1 24 2 1 27
48 5 4 1 15 8 1 24
49 7 2 1 21 4 1 26
50 9 1 0 27 2 0 29
51 7 2 1 21 4 1 26
52 5 4 1 15 8 1 24
53 8 2 0 24 4 0 28
54 2 8 0 6 16 0 22
55 8 1 1 24 2 1 27
56 7 3 0 21 6 0 27
57 7 3 0 21 6 0 27
58 5 5 0 15 10 0 25
59 6 4 0 18 8 0 26
60 0 9 1 0 18 1 19
61 8 2 0 24 4 0 28
62 0 5 5 0 10 5 15
63 7 2 1 21 4 1 26
64 9 1 0 27 2 0 29
65 2 5 3 6 10 3 19
66 10 0 0 30 0 0 30
67 3 1 6 9 2 6 17
68 3 1 6 9 2 6 17
69 6 4 0 18 8 0 26
70 5 4 1 15 8 1 24
71 8 2 0 24 4 0 28
72 7 2 1 21 4 1 26
73 7 3 0 21 6 0 27
74 6 3 1 18 6 1 25
75 10 0 0 30 0 0 30
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori
tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut
digunakan rumus interval sebagai berikut:
Keterangan :
i : Interval
Xt : Nilai tertinggi
Xr : Nilai terindah
Ki : Kelas interval
i = 7
Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam
kategori sebagai berikut:
1) Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi
2) Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang
3) Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah
Dari data tersebut di atas keteladanan beribadah khashah dapat
dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya:
1) Keteladanan beribadah khashah tinggi ada 60 responden
2) Keteladanan beribadah khashah ada 14 responden
3) Keteladanan beribadah khashah ada 1 responden
c. Data hasil angket perilaku keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
Tabel X
Jawaban angket perilaku keagamaan remaja
No Resp
Butir Soal dan Jawaban Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C
1 A A A B A C A A A A 8 1 1
2 B B A A A A A A A A 8 2 0
3 A A A A A B A A A A 9 1 0
4 B A A A A B A A A B 7 3 0
5 A B A B A A A A A A 8 2 0
6 A A A A B A A A A A 9 1 0
7 A A A A A B A A A C 8 1 1
8 A B B B A A A A A A 7 3 0
9 B A A A A A A A A A 9 1 0
10 A A A B B A A A A A 8 2 0
11 A A A A A A A B A C 8 1 1
12 B B A B A A A B A A 6 4 0
13 B A A B A A B A A A 7 3 0
14 B B A A A A A A A A 8 2 0
15 A A A A A B A A A A 9 1 0
16 B A B A A A A A A A 8 2 0
17 A A B A A B A A C A 7 2 1
18 B C A B A A B A A A 6 3 1
19 A A A A A A A A A B 9 1 0
20 A A A A A A B A A A 9 1 0
21 A A A B B A A A A A 8 2 0
22 C A A B A A A A A A 8 1 1
23 A A A B A A B A C C 6 2 2
24 A A A B A B A A A A 8 2 0
25 A B A A A A B A C A 7 2 1
26 A A A A A B A A A C 8 1 1
27 A A B A B A C A A A 7 2 1
28 A A A A A A B B A A 8 2 0
29 A A A A A A A A A A 10 0 0
30 B B A C A B C A C A 4 3 3
31 A C A A A B A A A A 8 1 1
32 B A A A A A A A A A 9 1 0
33 A C A A B B A B A A 6 3 1
34 A A A B B B B A A A 6 4 0
35 B B B B B B A A A A 4 6 0
36 C A B B A C A B A A 5 3 2
37 C A A A A A A A A A 9 0 1
38 C B B B B B A C A C 2 5 3
39 B B B B B B A A A A 4 6 0
40 B A A C A A A A A A 1 8 1
41 A A B A A A A A A A 9 1 0
42 C C B B B A A B A A 4 4 2
43 B A C A B C B A A A 5 3 2
44 A A A A A A A A A B 9 1 0
45 A A A A C A B B A A 7 2 1
46 A A A A A B B A A A 8 2 0
47 A A C A B A A A A A 8 1 1
48 B A B A B A B C A A 5 4 1
49 A B C A B A A A A A 7 2 1
50 A B A A A A A A A A 9 1 0
51 A B A B A C A A A A 7 2 1
52 A C A A A A B B B B 5 4 1
53 A A C A B A A A A A 8 1 1
54 B A A A A A A A B A 9 1 0
55 B A A C A A A A A A 8 1 1
56 C A B B A A A A A A 6 3 1
57 A A A A A A B B B A 7 3 0
58 A A A A A B B B B B 5 5 0
59 A A A A A B B A A A 8 2 0
60 A A A A B B B A A A 7 3 0
61 B B A A A A A A A A 8 2 0
62 A B A A A A A A A A 9 1 0
63 A A C A B A B A A A 7 2 1
64 A A A B A A B A A A 8 2 0
65 C A A B A A B A A B 6 3 1
66 A A A A A B A A A C 8 1 1
67 A A A A A B B B B C 5 4 1
68 C A A B A A B A A A 7 2 1
69 A A A A A A B A A A 9 1 0
70 B C A B B A B A A A 5 4 1
71 B B A A A A B B B B 4 6 0
72 A B B A C A A A A A 7 2 1
73 A A A A C C B B B A 5 3 2
74 A B B B A A A A C A 6 3 1
75 A B B A A B B B A A 5 5 0
Dari jawaban responden tentang perhatian beribadah khashah ibu,
kemudian data diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan yaitu
jawaban A bernilai 3, jawaban B bernilai 2 dan jawaban C bernilai 1.
Tabel XI
Skor jawaban responden variabel perilaku keagamaan remaja
No
Klasifikasi Jumlah Jawaban Jumlah Skor Tiap Item Skor
A B C 3 2 1
1 8 1 1 24 2 1 27
2 8 2 0 24 4 0 28
3 9 1 0 27 2 0 29
4 7 3 0 21 6 0 27
5 8 2 0 24 4 0 28
6 9 1 0 27 2 0 29
7 8 1 1 24 2 1 27
8 7 3 0 21 6 0 27
9 9 1 0 27 2 0 29
10 8 2 0 24 4 0 28
11 8 1 1 24 2 1 27
12 6 4 0 18 8 0 26
13 7 3 0 21 6 0 27
14 8 2 0 24 4 0 28
15 9 1 0 27 2 0 29
16 8 2 0 24 4 0 28
17 7 2 1 21 4 1 26
18 6 3 1 18 6 1 25
19 9 1 0 27 2 0 29
20 9 1 0 27 2 0 29
21 8 2 0 24 4 0 28
22 8 1 1 24 2 1 27
23 6 2 2 18 4 2 24
24 8 2 0 24 4 0 28
25 7 2 1 21 4 1 26
26 8 1 1 24 2 1 27
27 7 2 1 21 4 1 26
28 8 2 0 24 4 0 28
29 10 0 0 30 0 0 30
30 4 3 3 12 6 3 21
31 8 1 1 24 2 1 27
32 9 1 0 27 2 0 29
33 6 3 1 18 6 1 25
34 6 4 0 18 8 0 26
35 4 6 0 12 12 0 24
36 5 3 2 15 6 2 23
37 9 0 1 27 0 1 28
38 2 5 3 6 10 3 19
39 4 6 0 12 12 0 24
40 1 8 1 3 16 1 20
41 9 1 0 27 2 0 29
42 4 4 2 12 8 2 22
43 5 3 2 15 6 2 23
44 9 1 0 27 2 0 29
45 7 2 1 21 4 1 26
46 8 2 0 24 4 0 28
47 8 1 1 24 2 1 27
48 5 4 1 15 8 1 24
49 7 2 1 21 4 1 26
50 9 1 0 27 2 0 29
51 7 2 1 21 4 1 26
52 5 4 1 15 8 1 24
53 8 1 1 24 2 1 27
54 9 1 0 27 2 0 29
55 8 1 1 24 2 1 27
56 6 3 1 18 6 1 25
57 7 3 0 21 6 0 27
58 5 5 0 15 10 0 25
59 8 2 0 24 4 0 28
60 7 3 0 21 6 0 27
61 8 2 0 24 4 0 28
62 9 1 0 27 2 0 29
63 7 2 1 21 4 1 26
64 8 2 0 24 4 0 28
65 6 3 1 18 6 1 25
66 8 1 1 24 2 1 27
67 5 4 1 15 8 1 24
68 7 2 1 21 4 1 26
69 9 1 0 27 2 0 29
70 5 4 1 15 8 1 24
71 4 6 0 12 12 0 24
72 7 2 1 21 4 1 26
73 5 3 2 15 6 2 23
74 6 3 1 18 6 1 25
75 5 5 0 15 10 0 25
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori
tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut
digunakan rumus interval sebagai berikut:
Keterangan :
i : Interval
Xt : Nilai tertinggi
Xr : Nilai terindah
Ki : Kelas interval
i = 7
Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam
kategori sebagai berikut:
1) Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi
2) Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang
3) Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah
Dari data tersebut di atas perilaku keagamaan remaja dapat dikategorikan
menjadi 3, sesuai dengan intervalnya:
1) Perilaku keagamaan remaja tinggi ada 68 responden
2) Perilaku keagamaan remaja sedang ada 7 responden
3) Perilaku keagamaan remaja rendah ada responden 0 responden
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga
diketahui ada tidaknya pengaruh perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian dan keteladanan
beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, maka data yang
diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data
tersebut penulis menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagai
berikut :
A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel)
Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui perhatian, keteladanan
beribadah khashah ibu dan perilaku keagamaan remaja dengan menggunakan rumus
prosentase yaitu:
P
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
1. Perhatian
Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang pengaruh
perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja diketahui rekapitulasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk kategori tinggi perhatian beribadah khashah ibu antara skor 24-30
ada 54 responden.
b. Untuk kategori sedang perhatian beribadah khashah ibu antara skor 17-23
ada 21 responden.
c. Untuk kategori rendah perhatian beribadah khashah ibu antara skor 10-16
ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang perhatian beribadah khashah ibu.
Tabel XII
Rekapitulasi Perhatian Beribadah Khashah Ibu
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
perhatian beribadah khashah ibu yang tinggi sebesar 72%, yang sedang
sebesar 28% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian,
perhatian beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja
tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 72%.
2. Keteladanan Beribadah Khashah Ibu
a. Untuk kategori tinggi keteladanan beribadah khashah ibu antara skor 24-
30 ada 60 responden:
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 24-30 54 72%
2 Sedang 17-23 21 28%
3 Rendah 10-16 0 0%
Jumlah 75 100%
b. Untuk kategori sedang keteladanan beribadah khashah ibu antara skor
17-23 ada 14 responden:
c. Untuk kategori rendah keteladanan beribadah khashah ibu antara skor 10-
16 ada 1 responden:
P = 1,3
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi keteladanan beribadah khashah ibu di bawah ini:
Tabel XIII
Rekapitulasi Keteladanan Beribadah Khashah Ibu
D
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 24-30 60 80%
2 Sedang 17-23 14 18,67%
3 Rendah 10-16 1 1,33%
Jumlah 75 100%
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa keteladanan
beribadah khashah ibu yang tinggi sebesar 80%, yang sedang sebesar
18,67% dan yang rendah sebesar 1,33%. Sehingga dengan demikian,
keteladanan beribadah khashah ibu di Desa Wujil tergolong dalam kategori
tinggi yaitu sebesar 80%.
3. Perilaku Keagamaan Remaja
a. Untuk perilaku keagamaan remaja kategori tinggi antara skor 24-30 ada
68 responden:
b. Untuk perilaku keagamaan remaja kategori sedang antar skor 17-23 ada 7
responden:
c. Untuk perilaku keagamaan remaja kategori rendah antara skor 10-16 ada
0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang akhlaq siswa.
Tabel XIV
Rekapitulasi Perilaku Keagamaan Remaja
No Kategori Internal Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 24-30 68 90,67%
2 Sedang 17-23 7 9,33%
3 Rendah 10-16 0 0%
Jumlah 75 100%
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
perilaku keagamaan remaja yang tinggi sebesar 90,67%, yang sedang
sebesar 9,33% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian,
perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil tergolong dalam kategori
tinggi yaitu sebesar 90,67%.
B. Pengujian Hipotesis
Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima
tidaknya hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, pengaruh perhatian
dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan
remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Maka
dibuktikan dengan mencari nilai koefisian regresi ganda antara variabel
perhatian (X1) dan keteladanan beribadah khashah ibu (X2) terhadap
perilaku keagamaan remaja (Y), yang dalam statistik lebih dikenal
dengan sebuah uji regresi ganda.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi antara X1 dan X2
terhadap Y ditentukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan
dengan F tabel.
Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka
peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel XV
Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Perhatian dan Keteladanan
Beribadah Khashah Ibu Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja
NO X1 X2 Y X1.Y X2.Y X12 X2
2 Y
2 X1.X2
1 27 27 27 729 729 729 729 729 729
2 28 22 28 784 616 784 484 784 616
3 29 29 29 841 841 841 841 841 841
4 26 26 27 702 702 676 676 729 676
5 26 26 28 728 728 676 676 784 676
6 29 17 29 841 493 841 289 841 493
7 28 29 27 756 783 784 841 729 812
8 26 20 27 702 540 676 400 729 520
9 28 29 29 812 841 784 841 841 812
10 28 29 28 784 812 784 841 784 812
11 26 27 27 702 729 676 729 729 702
12 28 26 26 728 676 784 676 676 728
13 27 27 27 729 729 729 729 729 729
14 26 28 28 728 784 676 784 784 728
15 27 29 29 783 841 729 841 841 783
16 27 28 28 756 784 729 784 784 756
17 25 26 26 650 676 625 676 676 650
18 27 25 25 675 625 729 625 625 675
19 29 29 29 841 841 841 841 841 841
20 27 29 29 783 841 729 841 841 783
21 29 29 28 812 812 841 841 784 841
22 27 27 27 729 729 729 729 729 729
23 27 24 24 648 576 729 576 576 648
24 28 28 28 784 784 784 784 784 784
25 29 29 26 754 754 841 841 676 841
26 28 29 27 756 783 784 841 729 812
27 26 26 26 676 676 676 676 676 676
28 28 28 28 784 784 784 784 784 784
29 29 30 30 870 900 841 900 900 870
30 27 21 21 567 441 729 441 441 567
31 29 19 27 783 513 841 361 729 551
32 24 29 29 696 841 576 841 841 696
33 23 25 25 575 625 529 625 625 575
34 25 26 26 650 676 625 676 676 650
35 24 29 24 576 696 576 841 576 696
36 22 23 23 506 529 484 529 529 506
37 23 28 28 644 784 529 784 784 644
38 24 26 19 456 494 576 676 361 624
39 24 24 24 576 576 576 576 576 576
40 20 20 20 400 400 400 400 400 400
41 21 29 29 609 841 441 841 841 609
42 21 23 22 462 506 441 529 484 483
43 23 23 23 529 529 529 529 529 529
44 24 29 29 696 841 576 841 841 696
45 30 29 26 780 754 900 841 676 870
46 23 28 28 644 784 529 784 784 644
47 24 27 27 648 729 576 729 729 648
48 24 24 24 576 576 576 576 576 576
49 23 26 26 598 676 529 676 676 598
50 25 29 29 725 841 625 841 841 725
51 26 26 26 676 676 676 676 676 676
52 20 24 24 480 576 400 576 576 480
53 20 28 27 540 756 400 784 729 560
54 21 22 29 609 638 441 484 841 462
55 22 27 27 594 729 484 729 729 594
56 24 27 25 600 675 576 729 625 648
57 23 27 27 621 729 529 729 729 621
58 20 25 25 500 625 400 625 625 500
59 19 26 28 532 728 361 676 784 494
60 24 19 27 648 513 576 361 729 456
61 21 28 28 588 784 441 784 784 588
62 23 15 29 667 435 529 225 841 345
63 26 26 26 676 676 676 676 676 676
64 26 29 28 728 812 676 841 784 754
65 17 19 25 425 475 289 361 625 323
66 29 30 27 783 810 841 900 729 870
67 20 17 24 480 408 400 289 576 340
68 20 17 26 520 442 400 289 676 340
69 26 26 29 754 754 676 676 841 676
70 25 24 24 600 576 625 576 576 600
71 25 28 24 600 672 625 784 576 700
72 25 26 26 650 676 625 676 676 650
73 26 27 23 598 621 676 729 529 702
74 24 25 25 600 625 576 625 625 600
75 28 30 25 700 750 784 900 625 840
Jumla
h
187
8
193
3
198
0
4973
2
5122
2
4767
6
5075
3
5265
2
4870
5
Dari tabel diatas kita dapat menghitung nilai koefisien antara
X1Y(rX1Y ), X2Y(rX2Y), dan antara koefisien X1X2(rX1X2) sebagai
berikut:
1. Korelasi antara X1 dengan Y
Untuk mengetahui pengaruh perhatian beribadah khashah ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja, maka menggunakan rumus:
rX1Y =
Keterangan:
rX1Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
X1Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
X1 = Jumlah seluruh skor X1
Y = Jumlah seluruh Y
Tabel XVI
Ringkasan Statistik X1 dan Y
Simbol Statistik Nilai Statistik
N 75
X1 1878
Y 1980
X12 47676
Y2 52652
X1Y 49732
rX1Y =
rX1Y =
=
=
=
=
= 0,307
Jadi r = 0,307, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel.
Untuk df = N – nr, dengan N = 75 dan variabel yang penulis cari
korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga
diperolah df-nya yaitu df = 75-2 = 73, pada taraf signifikan 5%
(0,227) dan 1% (0,296), sedangkan untuk r hitung adalah 0,307.
Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan
Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh >
rt ) maka Ha diterima.
Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka
Ha diterima, dengan demikian hasil dari (0,307) itu signifikan.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian
beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja.
2. Korelasi X2 dengan Y
Untuk mengetahui pengaruh keteladanan beribadah khashah ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja, maka menggunakan rumus
sebagai berikut:
rx2y =
Keterangan:
rX2Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y
X2 = Jumlah seluruh skor X1
Y = Jumlah seluruh Y
Tabel XVII
Ringkasan Statistik X2 dan Y
Simbol Statistik Nilai Statistik
N 75
X2 1933
Y 1980
X22 50753
Y2 52652
X2Y 51222
rX2Y =
rX2Y =
=
=
=
=
= 0,320
Jadi r = 0,320, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel.
Untuk df = N – nr, dengan N = 75 dan variabel yang penulis cari
korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga
diperolah df-nya yaitu df = 75-2 = 73, pada taraf signifikan 5% (0,227)
dan 1% (0,296), sedangkan untuk r hitung adalah 0,320. Ketentuan bila
r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak.
Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha
diterima.
Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka
Ha diterima, dengan demikian hasil dari (0,320) itu signifikan.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keteladanan
beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja.
3. Korelasi X1 dengan X2
Untuk mengetahui korelasi antara perhatian dan keteladanan
beribadah khashah ibu, maka menggunakan rumus:
rX1X2 =
Keterangan:
rX1X2 = Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
X1X2= Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2
X1 = Jumlah seluruh skor X1
X2 = jumlah seluruh skor X2
Tabel XVIII
Ringkasan Statistik X1 dan X2
Simbol Statistik Nilai Statistik
N 75
X1 1878
X2 1933
X12 47676
X22 50753
X1X2 48705
rx1x2 =
rx1x2 =
=
=
=
=
= 0,388
Jadi r = 0,388, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel.
Untuk df = N – nr, dengan N = 75 dan variabel yang penulis cari
korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga
diperolah df-nya yaitu df = 75-2 = 73, pada taraf signifikan 5%
(0,227) dan 1% (0,296), sedangkan untuk r hitung adalah 0,388.
Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan
Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh >
rt ) maka Ha diterima.
Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka
Ha diterima, dengan demikian hasil dari (0,388) itu signifikan.
4. Mencari nilai koefisien korelasi ganda
Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda perhatian dan
keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan
remaja, maka menggunakan rumus:
rX1X2Y =
Keterangan :
rX1X2Y= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y
rX1Y = Korelasi antara rX1Y
rX2Y = Korelasi antara rX2Y
rX1X2 = Korelasi antara rX1X2
rX1X2Y =
=
=
=
=
= 0,375
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat
hasil bahwasannya terdapat pengaruh perhatian dan keteladanan
beribadah khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja sebesar
0,375 hubungan ini secara kuantitatif dapat dinyatakan sangat kuat,
dan besarnya lebih dari korelasi individual antara X1 dengan Y,
maupun X2 dengan Y. Korelasi sebesar 0,375 itu baru berlaku untuk
sampel yang diteliti. Apakah koefisien hubungan itu dapat
digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan
rumus sebagai berikut:
Fh =
=
=
=
= 6,364
Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F
diatas adalah 6,364.
Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft,
maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F
hitung > F tabel atau 6,364 > 3,13 hal ini berarti terdapat hubungan
yang signifikan antara perhatian dan keteladanan beribadah khasha ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujil Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang Tahun 2014.
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan product moment
dan regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat kebebasan)
dengan rumus df = N – nr. Responden (N) yang diteliti sebanyak 75
remaja. Variabel yang dicari hubungannya adalah variabel X dan Y, jadi
nr = 2. Sehingga dapat diperoleh df-nya = 75 – 2= 73. Setelah diketahui
df-nya kemudian dilihat pada tabel “r” product moment, maka diperoleh
“r” product moment pada taraf kesalahan 5% (0,227) dan 1% (0,296)
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara rX1Y pada
taraf 1% (0,307 > 0,296), maka dapat disimpulkan bahwasannya
perhatian beribadah khashah ibu memiliki hubungan yang positif
terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujl Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang.
Selanjutnya hubungan antara rX2Y (0,320) merupakan hubungan
yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,320 > 0,296), maka dapat
disimpulkan bahwasanya keteladanan beribadah khashah ibu memiliki
hubungan yang positif terhadap perilaku keagamaan remaja di Desa Wujl
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
Demikian halnya hubungan rX1X2 diperoleh hasil 0,388
merupakan hubungan positif dan signifikan pada taraf 1% (0,388 >
0,296). Maka dapat disimpulkan bahwasannya perhatian dan keteladanan
beribadah khashah ibu memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku
keagamaan remaja di Desa Wujl Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.
Begitu pula dengan hubungan RX1X2Y diperoleh hasil 0,375
merupakan hubungan yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,375 >
0,296). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima dan terbukti
kebenarannya karena “ro” lebih besar dari “rt” dan hipotesa nol (Ho)
ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasannya perhatian
dan keteladanan beribadah khashah ibu memiliki hubungan yang positif
terhadap perilaku keagamaan remaja.
Selanjutnya untuk F hitung sebesar 6,364 sedangkan untuk F tabel
yang diperoleh 3,13. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda
tersebut antara perhatian (X1) dan keteladanan beribadah khashah ibu
(X2) terhadap perilaku keagamaan remaja (Y) terdapat korelasi yang
signifikan. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima karena F hitung
lebih besar dari F tabel (6,364 >3,13) sedangkan hipotesis nol ditolak
karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tinggi rendahnya perhatian dan keteladanan beribadah khashah
ibu memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku keagamaan remaja
Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil
kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya
yakni: untuk mengetahui hubungan yang positif antara persepsi perhatian (X1),
keteladanana beribadah khashah ibu (X2) aplikasinya terhadap perilaku
keagamaan remaja (Y) di Desa Wujil, maka setelah diadakan perhitungan
menunjukkan:
1. Tingkat perhatian beribadah khashah ibu di Desa Wujil Tahun 2014, yang
termasuk dalam kategori tinggi sebesar 72%, adapun yang berada dalam
kategori sedang sebesar 28%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar
0%, dengan demikian perhatian beribadah khashah ibu di Desa Wujil Tahun
2014, tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 72%.
2. Tingkat keteladanan beribadah khashah ibu di Desa Wujil Tahun 2014, yang
termasuk dalam kategori tinggi sebesar 80%, adapun yang berada dalam
kategori sedang sebesar 18,67%, dan yang berada dalam kategori rendah
sebesar 1,33%, dengan demikian keteladanan beribadah khashah ibu di Desa
Wujil Tahun 2014, tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 80%.
3. Perilaku keagamaan di Desa Wujil Tahun 2014, yang termasuk dalam
kategori tinggi sebesar 90,67%, adapun yang berada dalam kategori sedang
sebesar 9,33%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 0%, dengan
demikian, perilaku keagamaan di Desa Wujil Tahun 2014 tergolong dalam
kategori sedang yaitu sebesar 90,67%.
4. Berdasarkan analisis data, ada hubungan yang positif perhatian beribadah
khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, hal ini dibuktikan dengan r
= 0,307, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan
5% (0,227) dan 1% (0,296), dan hasilnya lebih besar r hitung.
5. Berdasarkan analisis data, ada hubungan yang positif keteladanan beribadah
khashah ibu terhadap perilaku keagamaan remaja, hal ini dibuktikan dengan r
= 0,320, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan
5% (0,227) dan 1% (0,296), dan hasilnya lebih besar r hitung.
6. Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada
hubungan yang positif perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu
terhadap perilaku keagamaan remaja. Hal ini terbukti dengan koefisien
korelasi regresi ganda dari hasil rX1X2Y hitung sebesar 0,375. Selanjutnya
diuji signifikansinya dengan Fhitung, dan diperoleh Fhitung > Ftabel atau 6,364
>3,13. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
perhatian dan keteladanan beribadah khashah ibu terhadap perilaku
keagamaan remaja Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Tahun 2014.
B. Saran-Saran
Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan
terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang
tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi warga Desa Wujil Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang.
1. Orang tua terutama ibu dalam lingkungan keluarga merupakan pendidik
utama dan pertama. Maka segala tindakan baik berupa tingkah laku maupun
keputusan hendaklah bersifat mendidik. Karena ibu adalah pusat perhatian
anak, maka segala tingkah laku yang dilihatnya akan mempengaruhi
perkembangan fisik dan mental anak yang akhirnya dapat menjadi dasar
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peran penting seorang ibu dalam pendidikan agama sangat dibutuhkan,
karena pendidikan agama merupakan dasar dalam pembentukan sikap, akhlak
dan mengendalikan perilaku anak kearah yang baik. Oleh karena itu seorang
ibu harus mendahulukan dalam pemberian nilai-nilai ajaran Islam sebagai
benteng yang kuat. Sebagai tauladan bagi anak-anaknya, maka seorang ibu
harus memberikan contoh yang baik dan membiasakannya serta
menganjurkan
kepada putra putinya untuk mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Sesibuk apapun ibu dalam bekerja, meluangkan waktu untuk memberikan
pendidikan kepada anak adalah lebih baik. Jika dalam memberikan perhatian
terhadap pendidikan agama Islam pada anak kurang, maka waktu luang yang
ada atau ketika tidak sibuk dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Dengan intensitas waktu yang sedikit untuk memberikan pendidikan agama
Islam, maka harus ditingkatkan kualitas perhatian dan komunikasi secara
efektif. Seorang ibu harus pandai dalam membagi waktu antara bekerja dan
memberikan pendidikan kepada anak.
C. Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah, dengan rahmat dan
hidayah Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Itu semua
atas berkat hidayah, rahmat, dan izin Allah SWT. Oleh karena itu tiada kata
yang pantas penulis ucapkan dengan ketulusan hati kecuali hanya memanjatkan
puji syukur ke hadirat Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan pembahasan
skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang
penulis miliki. Dengan kerendahan hati penulis sangat mengharap kritik dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi
ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapa saja yang
berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang positif
bagi kemajuan pendidikan. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1983. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Aminudin Achyar, Choirul Umam. 2001. Usul Fiqh II. Yogyakarta: Pustaka Setia
Anshor, Maria Ulfah dan Abdullah Ghalib. 2010. Parenting With Love Panduan
Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang. Bandung : PT. Mizan
Pustaka.
Arifuddin, Muhammad. 2009. Duhai Anakk., Sidoarjo :Masmedia Buana Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) : Suatu
Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
------------------------- . 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) :
Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Basyir, KH Ahmad Azhar Basyir. 2001. Falsafah Ibadah Dalam Islam. Yogyakarta :
UII Press Yogyakarta.
Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Darodjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.
---------------------- 1975. Pembinaan Remaja. Jakarta : Bulan Bintang.
---------------------- 1995. Ilmu Fiqh I. Jakarta : Bulan Bintang.
Departemen Agama RI. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta :Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur‟an.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 2003. Metode Reseach I. Yogyakarta : Andi offset.
Hendropuspito. 1990. Sosiologi Agama. Kanisius
Herdiansyah, Ahmad. dkk. 2009. Bina Aqidah dan Akhlak (untuk Madrasah
Ibtidaiyah Kelas 1V). Jakarta :Erlangga.
Hidayatullah. 2009. Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas,
Surakarta : Yuma Pustaka
--------------- 2009. Pendidikan Karakter Membangun Peradapan Bangsa, Surakarta :
Yuma Pustaka.
http://aifaneducationzone.blogspot.com/p/islam/-zone.html
http://akabaruakbar.blogspot.com/2013/06/peran-dan-tugas-perwmpuan-dalam-
keluarga.html diakses pada 30-04-2014
http://www.andyonline.net/2010/01/keteladanan-adalah-kunci-pendidikan.html di unduh
pada 24-04-2014
http://id.m.wikipedia.org/wiki/haji diunduh pada 25-04-2014
http://id.m.wikipedia.org/wiki/zakat diunduh pada 25-04-2014
Mudzar, M Atho‟, Khairudin Nasution. 2003. Hukum Keluarga di Dunia Islam
Modern. Ciputat
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Rakhmat, Jalaludin. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
Rasjid , Sulaiman. 1994. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Saleh, Hassan. 2008. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer. Jakarta : Rajawali
Pers.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1996. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Bulan
Bintang.
Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND. Bandung:
Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Grafindo Persada.
------------------------- Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suyanto, Agus. 1979. Psikologi Umum, Jakarta: Aksara Baru.
Walgito, Bimo. 1981. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi Offset.
Yusuf, Syamsu LN. 2001. Psikologi Belajar Agama, Bandung: Maestro.
PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH
IBU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA pada masyarakat
karyawan pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
A. Kisi-kisi perhatian beribadah khashah ibu
Variabel Indikator Item Angket
Perhatian
beribadah
khashah ibu
4. Mengawasi anak dalam beribadah
kepada Allah 1, 2
5. Mengingatkan agar shalat fardhu
tepat pada waktunya 3, 4
6. Mengingatkan agar rajin
mengerjakan shalat-shalat sunnah 5, 6
7. Mengingatkan agar rajin
menjalankan puasa sunnah 7, 8
8. Mengingatkan agar selalu
melakukan puasa Ramadhan 9, 10
B. Kisi-kisi keteladanan beribadah khashah ibu
Variabel Indikator Item Angket
Keteladanan
beribadah
khashah ibu
1. Memberi contoh untuk
mengeluarkan amal/zakat 1, 2, 3
2. Memberikan teladan kepada anak
untuk melaksanakan shalat
dengan tertib
4, 5, 6, 7
3. Mengajarkan puasa kepada anak 8, 9, 10
C. Kisi-kisi perilaku keagamaan remaja
Variabel Indikator Item Angket
Perilaku
keagamaan
remaja
6. Suka berbuat kebaikan 1, 2, 3
7. Istiqomah atau konsekwen dalam
pendirian 4, 5
8. Tawakal 6
9. Disiplin waktu dan produktif 7, 8
10. Melakukan sesuatu secara
proposiaonal dan harmonis 9, 10
ANGKET
PENGARUH PERHATIAN DAN KETELADANAN BERIBADAH
KHASHAH IBU TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA
Pada Masyarakat Karyawan Pabrik Desa Wujil Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang Tahun 2014
Petunjuk Pertanyaan:
1. Isilah data pribadi anda dengan benar!
2. Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah
salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada huruf
a, b, atau c!
3. Pilihlah jawaban dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang anda
alami dan rasakan, guna diperoleh keterangan yang sesuai dan benar!
Data Pribadi:
1. Nama :………………………….
2. Jenis kelamin :………………………….
3. Umur :………………………….
4. Nama Ibu : ………………………….
A. ANGKET TENTANG PERHATIAN
1. Apakah ibu anda memberikan bimbingan pengetahuan tentang tata cara
berwudhu dengan benar?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
2. Apakah ibu anda memberikan contoh tata cara yang benar dalam
melaksanakan wudhu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3. Apabila adzan telah berkumandang apakah ibu anda mengingatkan anda
untuk melaksanakan shalat?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
4. Apakah ibu anda selalu membimbing dalam melaksanakan shalat fardhu
dengan baik?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
5. Apakah ibu anda menyuruh anda melaksanakan shalat sunah sebelum
melaksanakan shalat fardhu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
6. Apakah ibu anda selalu memberikan bimbingan pengetahuan tentang tata
cara melaksanakan shalat sunah dengan benar?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
7. Apakah ibu anda mengajak anda untuk menjalankan puasa sunah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
8. Apakah ibu anda memberikan support (dukungan) kepada anda untuk
menjalankan puasa sunah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
9. Apakah ibu anda mengingatkan anda untuk melaksanakan puasa
ramadhan?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
10. Ketika anda tidak melaksanakan puasa ramadhan, apakah ibu anda
memberikan sanksi/hukuman kepada anda?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
B. ANGKET TENTANG KETELADANAN BERIBADAH KHASHAH
IBU
1. Kewajiban seorang muslim antara lain adalah membayar/mengeluarkan
zakat. Apakah ibu anda selalu mengeluarkan zakat fitrah setiap tahunnya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
2. Apakah ibu anda mengeluarkan zakat mal setiap tahunnya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3. Bagaimanakah sikap ibu anda ketika melihat orang yang sedang meminta-
minta dijalan? Apakah ibu anda selalu memberi shodaqoh kepadanya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
4. Apakah ibu anda taat melaksanakan shalat fardhu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
5. Apakah ibu anda membaca do‟a setelah berwudhu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
6. Dalam melaksanakan shalat fardhu apakah ibu anda selalu tepat waktu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
7. Meskipun ibu anda sibuk, apakah ibu anda tetap melaksanakan shalat ?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
8. Apakah ibu anda melakukan puasa satu bulan penuh, kecuali sedang
haid?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
9. Ketika menjalankan puasa ramadhan apakah ibu anda melakukan hal-hal
yang dapat mengurangi pahala puasa, seperti marah-marah disiang hari?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
10. Apakah ibu anda mengajak anda untuk selalu meningkatkan ibadah di
bulan ramadhan seperti dengan cara bertadarus, mengikuti pengajian dan
melakukan shalat tahajud ?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
C. ANGKET TENTANG PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA
1. Ketika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan anda, apakah anda
memberikan pertolongan kepadanya dengan rasa tulus ikhlas?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
2. Apakah tindakan anda selalu sopan baik ketika di lingkungan keluarga,
masyarakat maupun sekolah ?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3. Apakah anda rajin mengikuti kerja bakti bersih-bersih di masjid ?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
4. Apakah anda selalu melaksanakan shalat fardhu lima waktu dengan
tertib?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
5. Pada bulan ramadhan apakah anda melaksanakan puasa ramadhan
sebulan penuh?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
6. Ketika anda mendapatkan suatu hasil yang tidak sesuai harapan, apakah
anda menerima ikhlas?
a. a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
7. Apakah anda melaksanakan shalat fardhu tepat waktu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
8. Apakah anda tadarus Al-Qur‟an setelah melaksanakan shalat fardhu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
9. Dalam berpakaian sudahkah anda menutupi aurat sesuai dengan syari‟at
islam ?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. tidak pernah
10. Jika ibu anda sedang sakit, apakah anda meluangkan waktu untuk
merawat ibu anda?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. tidak pernah