PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI PAKAN TEPUNG ONGGOK …
Transcript of PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI PAKAN TEPUNG ONGGOK …
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI PAKAN TEPUNG ONGGOK
SINGKONG TERFERMENTASI Rhizopus oryzae TERHADAP
PERTUMBUHAN BERAT IKAN BAWAL (Colossoma macropomum) PADA
MEDIA AKUARIUM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Daniel S.A Letsoin
NIM: 121434032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
(Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau
muda.jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 1 Tim 4:12)
Semua ini saya persembahkan Kepada
TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
Menyertai dan melindungi hidup saya
hingga menyeselasaikan semuanya
Bapa, Mama, ketiga saudara saya
(Ona, Budi, Pait), keluarga besar
Letsoin, Rahakbauw, serta semua
teman-teman dan orang-orang
yang terlibat dihidup saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI PAKAN TEPUNG ONGGOK
SINGKONG TERFERMENTASI Rhizopus oryzae TERHADAP
PERTUMBUHAN BERAT IKAN BAWAL (Colossoma macropomum) PADA
MEDIA AKUARIUM
Daniel S.A Letsoin
121434032
Universitas Sanata Dharma
Ikan membutuhkan pakan untuk bisa melakukan pertumbuhan. Kandungan
yang terdapat di dalam pakan harus mengandung protein, karbohidrat, dan lemak.
Bahan-bahan yang dimanfaatkan untuk membuat pakan adalah bahan yang
mengandung gizi yang baik sehingga memenuhi kebutuhan hidup ikan. Onggok
singkong merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk pakan ikan bawal.
Kandungan gizi pada onggok singkong yang rendah ditingkatkan dengan cara
difermentasi. Fermentasi onggok singkong menggunakan Rhizopus oryzae.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung
onggok singkong yang terfermentasi Rhizopus oryzae terhadap pertumbuhan ikan
bawal pada akuarium.
Penelitian dilakukan di kebun penelitian Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta jalan Krodan, Maguwoharjo kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta
selama 30 hari dengan menggunakan metode percobaan Rancangan Acak
Lengkap dengan menggunakan 3 perlakuan dan 2 kontrol. Untuk 3 perlakuan
komposisi onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari masing-
masing 60% (K1), 40% (K2), dan 20% (K3). kontrol negatif (-) tidak
menggunakan onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari,
untuk kontrol positif (+) menggunakan pelet pabrik merek P781-2. Untuk
mengetahui pengaruh perbedaan komposisi onggok singkong terfermentasi
Rhizopus oryzae selama 6 hari terhadap pertumbuhan ikan bawal digunakan
analisis dengan uji anova one factor between.
Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan ikan bawal dan hasil analisis
data, dapat disimpulkan bahwa perbedaan komposisi onggok singkong
terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan ikan bawal. Untuk komposisi onggok singkong terfermetasi
Rhizopus oryzae selama 6 hari yang paling baik untuk dijadikan pakan ikan
alternatif adalah pakan ikan pada komposisi 60% (K1).
Kata kunci: Komposisi Onggok Singkong, Fermentasi, Pertumbuhan berat
ikan Bawal, Rhizopus oryzae.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE DIFFERENCE THE FEED COMPOSITION OF
FERMENTED CASSAVA PILEL RHIZOPUS ORYZAE TO THE WEIGHT
GROWTH OF FISH POMFRET IN AKUARIUM MEDIA
Daniel S.A Letsoin
121434032
Sanata Dharma University
Fish needs food to grow. What is in feed have to containing protein,
carbohydrates, and fat. The material that is used to make the feed containing good
nutrition so as to meet the need of living to fish. The cassava pilel is one of the
ingredients that used to make feed of fish pomfret. The low nutrient content in
cassava pilel be increased by doing fermentation. The ferementation of cassava
pilel is using Rhizopus oryzae. The purpose of this research is to find the effect of
use fermented cassava pilel Rhizopus to the growth of fish pomfret and to find the
optimal composition of fermented cassava pilel to growth the fish pomfret in the
AKUARIUM.
The research was worked on Biology Universitas Sanata Dharma’s garden in
Krodan street, Maguwoharjo, Sleman, D.I Yogyakarta during 30 days by using
the method experiment random design complete (RAL) with three treatment and
two control. For the three treatment, the composition of fermented cassava pilel
Rhizopus oryzae is in 6 days, they are 60% (K1), 40% (K2), and 20% (K3). The
negative control (-) isn’t using fermented cassava pilel Rhizopus oryzae in 6 days
and for the positive control (+) is using pellets plant which brand is 781-2. To
know the effect of the difference composition fermented cassava pilel Rhizopus
oryzae in 6 days for the growth of fish pomfret was analyzed with anova one
factor between design test.
Based on the result of observation growth fish pomfret and the data analysis
can be concluded that the difference of feremented cassava pilel composition
Rhizopus oryzae in 6 days have the real effect to the growth of fish pomfret. The
best composition of fermented cassava pilel Rhizopus oryzae in 6 days is in 60%
(K1).
Keywords : The composition of cassava pilel, fermentation, the weight
growth of fish pomfret, Rhizopus oryzae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kasih dan karunia Tuhan yang maha Kuasa
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada program Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Judul yang diajukan adalah
“Pengaruh Perbedaan Komposisi Pakan Tepung Onggok Singkong
Terfermentasi Rhizopus oryzae Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Bawal
(Colossoma macropomum) Pada Media AKUARIUM.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku rektor
Universitas Sanata Dharma.
2. Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Kepala Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi
5. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama S.J, selaku dosen
pembimbing penulisan skripsi yang selalu menyemangati
peduli dan membimbing saya.
6. Bapak Thomas J. Letsoin, Ibu Debora Rahakbauw selaku orang
tua saya, Petrus Rahakbauw, Ona Anjela Letsoin selaku
saudara saya, keluarga besar Letsoin Dan Rahakbauw, yang
selalu mendoakan, mendukung, dan memberi semangat kepada
saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Seluruh dosen Pendidikan Biologi, yang telah mengajar dan
membimbing selama saya menimba ilmu di Universitas Sanata
Dharma.
8. Darwis, Emi, Efis, Ichy, Alfi, Agus, Jane, Maya, Justin, Seno,
Reynold, Endang, Adriana, Dinda, Kak Ria, Loni, Erina, LC
miracle, keluarga GKN GLORIA dan Pak Slamet , mas ari, ka
sam yang tiada henti-hentinya membantu dan menyemangati
saya.
9. Para sahabat tercinta P.BIO 2012, terimakasih untuk semua
dukungan serta kerjasamanya.
10. Kepada teman-teman, PPL, Para guru dan siswa SMP Negeri 2
Sleman Yogyakarta ,Para Staf Sanata Darma,
11. Kepada semua pihak,semua orang dan instasi yang telah
menjadi bagian dari perjalan hidup saya,
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan serta
saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya
skripsi.
Daniel S.A Letsoin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 3
C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................. 3
D. MANFAAT PENELITIAN .............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. IKAN BAWAL ............................................................................... 6
1. MORFOLOGI IKAN BAWAL ................................................ 6
2. HABITAT DAN KEBIASAAN IKAN BAWAL ..................... 7
3. PERTUMBUHAN IKAN BAWAL ......................................... 8
4. KEBUTUHAN PAKAN .......................................................... 9
5. KEBUTUHAN NUTRISI IKAN BAWAL …………………14
6. KELANGSUNGAN HIDUP ................................................. 18
B. ONGGOK SINGKONG ................................................................. 19
1. PENGERTIAN ONGGOK SINGKONG ............................... 19
2. KANDUNGAN GIZI ONGGOK SINGKONG...................... 20
C. FERMENTASI .............................................................................. 20
D. Rhizopus oryzae.............................................................................. 22
E. AKUARIUM ................................................................................. 25
F. PENELITIAN YANG RELEVAN ............................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
G. KERANGKA BERFIKIR .............................................................. 26
H. HIPOTESIS ................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 28
A. JENIS PENELITIAN ..................................................................... 28
B. BATASAN MASALAH…………………………………………..29
C. ALAT DAN BAHAN .................................................................... 29
D. CARA KERJA................................................................................ 31
1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN……………………31
2. PERSIAPAN AKUARIUM..................................................... 31
3. FERMENTASI ONGGOK SINGKONG ................................ 32
4. PEMBUATAN PAKAN ......................................................... 32
5. PENEBARAN BENIH IKAN .............................................. 33
6. PEMBERIAN PAKAN .......................................................... 33
7. PENGELOLAAN AIR ............................................................ 34
8. PENGAMATAN ..................................................................... 34
E. DESAIN PENELITIAN ................................................................ 35
F. METODE ANALISIS DATA ........................................................ 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 38
A. DATA DAN ANALISIS DATA ................................................... 38
1. PERTUMBUHAN BERAT IKAN BAWAL ........................ 38
2. KELANGSUNGAN HIDUP ................................................. 43
3. KUALITAS AIR .................................................................... 43
B. PEMBAHASAN ........................................................................... 44
1. PERTUMBUHAN BERAT IKAN BAWAL .......................... 45
2. KELANGSUNGAN HIDUP IKAN ......................................... 50
3. KUALITAS AIR ...................................................................... 51
4. SISTEM AKUARIUM ............................................................. 53
BAB V IMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ........ 54
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 56
A. KESIMPULAN ............................................................................. 56
B. SARAN ......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 KEBUTUHAN PROTEIN DAN ENERGI PADA IKAN BAWAL.16
Tabel 3.1 PENGAMATAN PERTUMBUHAN IKAN BAWAL ....................... 36
Tabel 4.1 RATA-RATA BERAT IKAN BAWAL ........................................... 38
Tabel 4.2 PERHITUNGAN STATISTIK BERAT IKAN ................................ 41
Tabel 4.3 UJI DUNCAN PENGARUH FERMENTASI PAKAN .................. 42
Tabel 4.4 PENGUKURAN PARAMETER AIR AKUARIUM ....................... 44
Tabel 4.5 KUALITAS AIR NORMAL UNTUK IKAN BAWAL ................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Colossoma macropomum ............................................................... 5
Gambar 4.1. RATA-RATA PERTUMBUHAN BERAT IKAN BAWAL ..... 39
Gambar 4.2. KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BAWAL ............................. 43
Gambar 4.3 SISA PAKAN .............................................................................. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. SILABUS MATA PELAJARAN ........................................... 61
LAMPIRAN 2. RPP .......................................................................................... 65
LAMPIRAN 3. DATA HASIL PENELITIAN ................................................. 90
LAMPIRAN 4. HITUNGAN STATISTIK ...................................................... 93
LAMPIRAN 5. DATA KUALITAS AIR ........................................................ 95
LAMPIRAN 6. FOTO PENELITIAN ............................................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman
hayati yang melimpah. Salah satu kekayaan tersebut adalah sumber
daya perikanan, baik di wilayah perairan tawar maupun perairan laut.
Hal ini merupakan potensi alam yang sangat baik dalam pengembangan
perikanan di Indonesia.
Ikan merupakan sumber protein hewani yang ideal bagi pemenuhan
gizi masyarakat di Indonesia. Salah satu jenis ikan air tawar yang
potensial untuk sumber protein hewani adalah ikan Bawal (Colossoma
macropomum). Ikan Bawal atau Colossoma macropomum adalah salah
satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi (Utomo, 2012).
Ikan ini merupakan salah satu ikan konsumsi yang digemari oleh
konsumen karena harganya yang murah dan terjangkau. Usaha
budidaya ikan bawal cepat populer karena relatif mudah dipelihara dan
cepat besar. Permintaan pasar terhadap ikan bawal semakin hari
semakin meningkat sehingga ikan bawal mempunyai prospek yang
sangat baik dalam pemasaran, baik dalam tingkat benih maupun dalam
ukuran konsumsi. Permintaan pasar ikan bawal dalam negeri (lokal)
yang mendominasi permintaan bawal terbanyak saat ini yaitu Depok,
Bekasi, Tanggerang, Bogor, Jakarta, Jawa tengah, Jawa timur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
diperkirakan mencapai jutaan ekor per musim. Sedangkan untuk
permintaan dari mancanegara terbesar selama ini berasal dari Hongkong
dan Amerika Serikat namun Indonesia baru bisa memasok 10% nya
(Kementrian Kelautan dan Perikanan). Meningkatnya permintaan ikan
bawal akan berdampak pada sektor budidaya karena dalam kegiatan
budidaya kendala yang dihadapi adalah mahalnya harga pakan dan
ketersediaan pakan dalam jumlah yang memadai. Selain itu untuk
mengatasi harga pakan yang mahal, maka diperlukan alternatif dengan
membuat pakan buatan.
Salah satu bahan baku yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar
pembuatan pakan ikan adalah tepung ampas singkong atau yang sering
disebut onggok singkong. Onggok ini merupakan limbah yang sering
dibuang begitu saja. Oleh karena itu tepung onggok ini dimanfaatkan
sebagai bahan pembuat pakan ikan. Namun kebutuhan kandungan
protein pada onggok sedikit. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kandungan protein pada onggok ini, perlu adanya fermentasi terhadap
onggok singkong yang akan digunakan. Onggok singkong difermentasi
dengan menggunakan Rhizopus oryzae karena dari proses fermentasi
tersebut dapat mengurangi kadar air dan menghilangkan serat kasar
karena Rhizopus oryzae dapat memecah pati menjadi glukosa sederhana
pada substrat karena Rhizopus oryzae dapat menghasilkan enzim
protease, lipase dan amilase serta meningkatkan protein yang ada dalam
onggok singkong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Menurut Sustri (2012), bahan makanan yang telah mengalami
fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari asalnya
sehingga pakan dengan kandungan nutrisi yang tinggi dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pada ikan. Oleh sebab
itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan
tepung onggok singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae terhadap
pertumbuhan ikan bawal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dalam penelitian eksperimen ini,
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah tepung onggok singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae
berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan bawal?
2. Bagaimana pengaruh perlakuan berbagai konsentrasi onggok singkong
yang difermentasi Rhizopus oryzae terhadap pertumbuhan ikan bawal?
3. Manakah konsentrasi onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae
yang paling baik bagi pertumbuhan ikan bawal?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan tepung onggok singkong
yang difermentasi Rhizopus oryzae terhadap pertumbuhan ikan bawal .
2. Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan tepung onggok singkong
terfermentasi Rhizopus orizae terhadap pertumbuhan ikan bawal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi tepung onggok singkong terfermentasi
Rhizopus oryzae yang paling baik bagi pertumbuhan ikan bawal.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman dalam melakukan
penelitian eksperimen tentang fermentasi dan pembuatan pakan ikan
buatan serta mengetahui hasil eksperimen yang dilakukan.
2. Bagi masyarakat dapat memperoleh informasi tentang pemanfaatan
limbah onggok singkong sebagai bahan pembuatan pakan ikan serta
dapat memberikan pengetahuan terkait bagaimana proses fermentasi
onggok singkong oleh Rhizopus oryzae serta mendapatkan informasi
tentang peningkatan kualitas ampas singkong yang difermentasi dalam
pakan sehingga serat kasar pada ampas dapat dicerna dengan baik
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pembudidaya ikan untuk
mengembangkan usaha budidaya yang dilakukan serta mengurangi
limbah onggok singkong di lingkungan sekitar masyarakat.
3. Bagi guru penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengajar
materi pemanfaatan limbah yang diajarkan di sekolah, sedangkan bagi
siswa penelitian ini dapat membantu para siswa untuk memanfaatkan
limbah ampas onggok dengan difermetasi menggunakan Rhizopus
oryzae sebagai bahan campuran pembuatan pakan hewan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IKAN BAWAL
1). Morfologi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)
Klasifikasi ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) menurut
Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Craniata
Kelas : Pisces
Subkelas : Neopterigii
Ordo : Cypriniformes
SubOrdo : Cyprinoidea
Suku : Characidae
Marga : Colossoma
Jenis : Colossoma macropomum
Gambar 2.1. Colossoma macropomum
Sumber : www.mediapenyuluhanperikananpati.co.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Ikan bawal air tawar memiliki badan agak bulat, bentuk tubuh
pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip
dada di bawah tutup insang, sirip perut dan sirip dubur terpisah,
punggung berwarna abu-abu tua, serta perut putih abu-abu dan merah.
Ikan bawal air tawar memiliki dua buah sirip punggung yang letaknya
agak bergeser ke belakang. Sirip perut dan sirip dubur terpisah,
sedangkan sirip ekor berbentuk homocercal. Ikan bawal air tawar
memiliki bibir bawah menonjol dan memiliki gigi besar serta tajam
untuk memecah bibi-bijian atau buah-buahan (makanan ikan bawal di
alam) yang ditelannya. Lambung ikan bawal air tawar berkembang baik
dan memiliki 43-75 buah pyloric caeca (organ pencernaan yang
menghasilkan enzim untuk membantu pencernaan pada ikan). Ikan
bawal air tawar memiliki insang permukaan, sehingga permukaan
pernapasannya lebih luas daripada jenis ikan lain. Permukaan
pernapasan yang luas ini memungkinkan ikan bawal air tawar mampu
bertahan hidup pada perairan yang memiliki kandungan oksigen rendah.
Pada kondisi perairan dengan kandungan oksigen terlarut kurang dari
0,5 mg O2/l masih memungkinkan ikan ini dapat bertahan selama
beberapa jam (Djarijah, 2001).
Dari arah samping, tubuh ikan bawal tampak membulat (lonjong)
dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2:1. Bila dipotong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compressed)
dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4:1. Bentuk tubuh
seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele
atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan gurame. Sisiknya kecil
berbentuk stenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi
sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan
bagian bawah berwarna putih. Pada ikan bawal dewasa, bagian tepi
sirip perut, sirip anus dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah.
Warna merah ini merupakan ciri khusus ikan bawal tawar sehingga oleh
orang Inggris dan Amerika disebut red bally pacu (Arie, 2000).
Kepala ikan bawal air tawar berukuran kecil. Bawal memiliki lima
buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan
sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil dengan sebuah jari-jari tegak
keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari lainnya lemah. Sirip
punggung pada ikan bawal air tawar terletak agak ke belakang. Sirip
dada, sirip perut dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian
pula dengan sirip ekor, jari-jarinya lemah tetapi berbentuk cagak (Arie,
2000).
2). Habitat dan kebiasaan ikan Bawal
Ikan bawal mempunyai tingkat kelangsungan hidup yang tinggi
(hingga 90%) dan dapat dipelihara dalam kolam dengan kepadatan yang
tinggi. Ikan bawal air tawar hidup bergerombol di daerah yang aliran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
sungainya deras, tetapi ditemukan pula di daerah yang airnya tenang,
terutama saat masih dalam kondisi benih. Di habitat asalnya, ikan ini
ditemukan di sungai Orinoco di Venezuela dan sungai Amazon di
Brazil (Arie, 2000). Sisik kecil bertipe sisir (stenoid), dan mempunyai
gurat sisi (lateral fin) melengkung mengikuti profil punggung. Ikan
dewasa (matang gonad) berukuran lebih dari 1 kg dengan panjang lebih
dari 25 cm. Ukuran dewasa biasanya berumur sekitar 3 tahun.
3). Pertumbuhan ikan Bawal
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang, berat
maupun volume dalam waktu tertentu. Pertumbuhan ikan biasanya
diikuti dengan perkembangan, yaitu perubahan dalam kenampakan dan
kemampuannya yang mengarah pada pendewasaan. Pada pertumbuhan
normal terjadi rangkaian perubahan pematangan yaitu pertumbuhan
yang mengikutsertakan penambahan protein serta peningkatan panjang
dan ukuran (Ganong, 1990).
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi faktor genetik, hormon, umur, kemampuan dalam
memanfaatkan makanan atau efisiensi penggunaan ransum dan
ketahanan terhadap suatu penyakit, sedangkan faktor eksternal meliputi
lingkungan sekitar seperti ruang gerak, kepadatan penebaran, kuantitas
dan kualitas makanan (Anggorodi, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Ikan bawal perkembangan gametnya dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Bawal jantan mencapai dewasa lebih cepat daripada ikan
betina, karena proses kematangan kelamin jantan relatif lama. Namun,
bawal yang hidup di daerah tropis, perkembangan telur dan spermanya
lebih cepat daripada bawal yang hidup di daerah subtropis (Kordi,
2005).
Ikan akan tumbuh dengan normal jika pertambahan berat sesuai
dengan pertambahan panjang. Pertumbuhan ikan dapat dinyatakan
menurut rata – rata berat/ panjang pada umur tertentu (Achyar, 1979).
4). Kebutuhan Pakan
Peran pakan sangat penting untuk meningkatkan perttumbuhan
ikan. Bila pakan yang diberikan hanya seadanya maka produksi yang
dihasilkan tentu sedikit. Kandungan gizi pakan juga harus diperhatikan
sehingga hasil ikan yang diperoleh maksimal (Rahardi dkk., 1993).
Ikan sangat membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan
mempertahankan hidup. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan yang kompleks. Pertumbuhan dan kemampuan
mempertahankan hidup ikan dipengaruhi oleh perubahan pada
kemelimpahan organisme yang menjadi makanannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Fungsi utama makanan adalah untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan. Makanan yang dimakan ikan digunakan untuk
kelangsungan hidup dan apabila ada kelebihan makanan maka
dimanfaatkan untuk pertumbuhan (Jangkaru, 1974).
Kandungan gizi lebih berperan dibanding jumlah yang diberikan.
Bila ikan sudah kenyang, pakan yang diberikan akan dibiarkan saja
tanpa disentuh lagi. Oleh karena itu, usahakan pada pakan sudah
terkandung zat–zat makanan yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan ikan (Rahardi dkk., 1993).
Pemberian makanan yang bergizi bertujuan untuk memperoleh
pertumbuhan daging yang sebanyak – banyaknya dalam waktu yang
singkat. Kecepatan pertumbuhan juga tergantung pada jumlah makanan
yang diberikan, temperatur, ruang, kedalaman air dan faktor lainnya
(Asmawi, 1986).
Ikan bawal termasuk omnivora atau golongan ikan pemakan
segala. Pakan alami ikan bawal merupakan menu utama selama tahap
awal benih ikan. Jenis pakan alami yang umum dipakai adalah berupa
ikan-ikan kecil, cacing, detritus, biji – bijian, artemia, udang kecil dan
moluska (Kordi, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Pakan buatan adalah makanan yang diransum dari beberapa bahan
makanan yang dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan, yang
diolah menjadi bentuk khusus sesuai yang dikehendaki, misalnya pelet,
tepung, lembaran dan cairan. Gizi pakan buatan ini diukur sedemikian
rupa sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan gizi ikan.
Penyediaan pakan bagi ikan selain harus mempunyai nilai gizi tinggi
juga harus memenuhi syarat pencernaan dan selera ikan (Mudjiman,
1987).
Pakan alami dapat ditambahkan sebagai makanan ekstra atau
menggantikan sebagai pakan buatan. Jika pakan alami berfungsi
sebagai pengganti ransum pakan buatan maka perbandingannya adalah
50 – 75% pakan alami dan 25 – 50% pakan buatan. Perbandingan
tersebut terutama berlaku bagi benih ikan bawal yang bobotnya belum
mencapai 0,5 g. Patokan umum dalam pemberian pakan untuk benih
adalah sampai kenyang (Kordi, 2005).
Ukuran partikel makanan yang diberikan bergantung pada berat
individu ikan dan secara umum harus dapat ditelan. Partikel makanan
yang terlalu besar tidak dapat dicerna, sedangkan terlalu kecil
mengakibatkan aktivitas ikan lebih banyak, sehingga sedikit energi
yang tersedia dari makanan saja yang untuk tumbuh (Zonneveld dkk.,
1991). Makanan yang diberikan pada ikan minimal harus mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
karbohidrat, protein dan lemak. Zat – zat ini masing – masing akan
diubah menjadi energi yang sangat dibutuhkan, supaya dapat
melakukan aktivitas. Dalam hal ini ikan lebih cenderung memilih
protein sebagai sumber energi yang utama (Asmawi, 1986).
Kebutuhan protein dalam pakan, selain harus tersedia dalam
jumlah yang sesuai juga harus mengandung asam amino essensial yang
dibutuhkan ikan. National Reseach Council (1983) menyatakan bahwa
protein merupakan molekul kompleks yang terdiri dari asam-asam
amino baik essensial maupun non essensial. Protein dengan kandungan
asam aminonya diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan
tubuh, produksi enzim dan beberapa hormon serta antibodi dalam
tubuh, selain itu juga berfungsi sebagai sumber energi. Ikan
memerlukan kandungan lisina yang tinggi dan efektif ditemukan dalam
protein hewani yang harus terdapat pada pakan (National Research
Council dalam Stickney, 1993).
Kebutuhan protein bervariasi tergantung pada umur ikan (Goddard,
1996). Ikan pada stadia larva pada umumnya membutuhkan protein
yang lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhannya bila dibanding
dengan yang sudah dewasa. Rasio pakan buatan untuk ikan benih yang
sedang dalam pertumbuhan secara umum memerlukan 32% protein
kasar (Stickney,1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Karbohidrat dalam pakan merupakan sumber energi bagi ikan
(Watanabe,1988). Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat
tergantung pada kemampuannya dalam menghasilkan enzim amilase,
karena karbohidrat dalam pakan berbentuk serat kasar dan ekstrak N-
bebas. Ikan dapat memanfaatkan karbohidrat secara optimum pada
tingkat 30-40% (Furuichi,1988). Apabila dibandingkan dengan lemak
dan protein, karbohidrat menghasilkan energi yang lebih kecil dalam
setiap gramnya tapi karbohidrat juga dapat digunakan sebagai sumber
energi dan kebutuhan karbohidrat berkaitan dengan aktivitas protein
(Yulfiperius, 2001). Selain itu karbohidrat berkualitas baik berfungsi
sebagai penstabil pakan (binder) dan menghasilkan konversi pakan
yang baik (Goddard, 1996).
Vitamin merupakan zat gizi essensial yang dibutuhkan ikan dari
makanannya, karena ikan tidak dapat mensintesis sendiri didalam
tubuhnya. Kebutuhan vitamin untuk ikan bervariasi menurut spesies,
ukuran dan umur ikan (National Research Council, 1983). Metode
dalam penyiapan pakan ikan dapat berpengaruh terhadap jumlah
vitamin yang terkandung dalam pakan, contohnya vitamin C yang tidak
tahan terhadap panas (Stickney, 1993).
Mineral berfungsi dalam memberikan kekuatan sebagai unsur
pokok gigi dan tulang. Kebutuhan ikan terhadap mineral tidak menentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
karena ikan memperoleh mineral tidak hanya dari pakannya saja, tetapi
juga dari lingkungannya (Suwarsito, 2004).
5). Kebutuhan Nutrisi Ikan Bawal
Ikan membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang
seimbang untuk tumbuh secara optimal. National Research Council
(1993) mengatakan bahwa pakan yang terbuat dari bahan baku yang
mengandung nutrien dan energi akan berguna dalam pertumbuhan,
reproduksi, dan kesehatan ikan. Ketika terjadi kekurangan nutrien dan
energi maka pertumbuhan ikan akan menurun dan mudah terserang
penyakit.
Nutrien yang terkandung dalam pakan ikan adalah protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, dan mineral (Lovell, 1989). Nutrien utama yang
dibutuhkan ikan untuk dapat tumbuh secara optimal adalah protein.
Halver (1989) menyebutkan bahwa protein sangat penting bagi tubuh
ikan karena hampir 65- 75% berat kering tubuh ikan merupakan
protein. Protein sendiri merupakan kumpulan dari asam amino
essensial dan non essensial yang berantai dan membentuk ikatan
peptida (National Research Council, 1993). Jika kebutuhan ikan akan
protein tidak mencukupi maka pertumbuhan akan berhenti dan terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penurunan bobot tubuh karena protein pada jaringan tubuh akan
dipecah kembali untuk mempertahankan fungsi jaringan tubuh yang
lebih penting (National Research Council, 1993).
Kebutuhan ikan akan protein pun dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Watanabe (1988) lebih lanjut menyatakan bahwa kebutuhan
ikan akan protein ditentukan oleh faktor ukuran ikan, suhu air,
frekuensi pemberian pakan, energi dalam pakan, dan kualitas protein
yang ada. Halver (1989) menambahkan pula bahwa kandungan protein
yang optimal untuk ikan dipengaruhi oleh keseimbangan protein dan
energi, komposisi asam amino, kecernaan protein, dan sumber energi
dalam pakan. Ketika energi berkurang maka protein akan dirombak
oleh tubuh untuk dijadikan sebagai sumber energi sehingga
pertumbuhan ikan akan terhambat mengingat fungsi utama protein
untuk ikan yakni pembentukan sel baru.
Webster and Lim (2002) menyebutkan bahwa ikan bawal
memiliki laju pertumbuhan yang baik pada kadar protein dan
konsentrasi energi optimum yakni 24-50% dan 2700-4660 kkal/kg
dengan rasio protein dan energi sebesar 9- 10 kkal DE/g protein.
Kebutuhan protein dan energi pada ikan bawal disajikan pada Tabel
2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel 2.1 Kebutuhan protein dan energi pada ikan bawal air tawar
(Colossoma macropomum) menurut Webster dan Lim (2002)
Crude
Protein
(%)
Energi
(kkal/kg)
18-22 3200
24 3300
25 3100
30 2700
31 3800
37 4660
40-50 4493-4613
Ikan membutuhkan energi untuk beraktifitas yakni aktifitas otot,
proses kimia dalam tubuh, aktifitas saraf, dan proses osmoregilasi
(Millamena, 2002). Kebutuhan akan energi tersebut harus terpenuhi
karena jika tidak maka ikan akan memanfaatkan protein untuk
memenuhi kekurangan energi tersebut. Jika tubuh ikan kekurangan
energi yang berasal dari lemak dan karbohidrat maka protein dalam
tubuh akan dirombak untuk menutupi kekurangan energi yang ada
sehingga pertumbuhan terhambat (National Research Council, 1993).
Sumber energi bukan hanya berasal dari protein tetapi dari nutrien non
protein yakni lemak dan karbohidrat (Millamena, 2002).
Keberadaan nutrien lemak sangat penting dalam pakan ikan.
mengatakan bahwa lemak berfungsi sebagai sumber energi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dibutuhkan ikan dan merupakan sumber asam lemak esensial yang
tidak dapat disintesis oleh tubuh (National Research Council, 1993).
Selain itu lemak juga dapat digunakan sebagai nutrien pengganti
protein guna menyokong pertumbuhan (Millamena, 2002). Penelitian
Vegas and Guzman dalam Webster (2002) menunjukkan bahwa
penambahan bobot optimal pada ikan bawal berukuran fingerlings (14
g) terdapat pada pakan dengan kandungan lemak sebesar 3% yang
berasal dari 3% minyak kelapa.
Nutrien non protein lain yang berfungsi sebagai sumber energi
adalah karbohidrat. Millamena (2002) menyebutkan bahwa
karbohidrat merupakan sumber energi termurah dan dapat
menggantikan protein yang mahal untuk suplai energi dalam pakan
ikan sehingga dapat mereduksi harga pakan. Selain itu bahan baku
yang mengandung karbohidrat dapat digunakan sebagai bahan
pengikat (binder) dalam pakan. Karbohidrat dalam pakan terdapat
dalam bentuk bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan serat kasar
(Zooneveld et all, 1991). Penelitian Gunther dalam Webster & Lim
(2002) memperlihatkan bahwa pertumbuhan ikan Pacu Colossomma
sp. meningkat pada pakan dengan karbohidrat 38% dan kadar lemak
11%. Penelitian Zanoni dalam Webster & Lim (2002) juga
menunjukkan pertumbuhan optimal ikan Pacu ukuran fingerlings
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terdapat pada pakan dengan kandungan serat kasar 16%, protein kasar
30 %, dan energi sebesar 3000 kkal/gr DE. Pemakaian bahan baku
sumber karbohidrat harus diperhatikan karena terdapat serat kasar
yang sulit dicerna oleh ikan. Serat kasar memiliki nilai nutrisi yang
sangat rendah (Zooneveld et al., 1991). Pemakaian bahan baku
karbohidrat yang berlebih pada pakan ikan akan mereduksi kualitas air
media budidaya karena jumlah bahan yang tidak tercerna akan
bertambah banyak.
Unsur lain yang juga dibutuhkan dalam pakan ikan adalah vitamin
dan mineral. Jumlah yang dibutuhkan untuk kedua unsur tersebut
sangat kecil namun kehadirannya dalam pakan sangat penting karena
dibutuhkan tubuh ikan untuk tumbuh dan menjalani beberapa fungsi
tubuh. Mineral merupakan senyawa yang digunakan untuk proses
respirasi, osmoregulasi, dan pembentukan kerangka tulang, sedangkan
vitamin merupakan senyawa organik kompleks yang diperlukan untuk
tumbuh secara normal, reproduksi, kesehatan, dan metabolisme secara
umum (National Research Council, 1993).
6). Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup benih ikan bawal sampai umur 2
bulan pemeiharaan dapat mencapai 70-90%. Kelangsungan hidup ikan
bawal ditentukan dengan jumlah populasi ikan bawal di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
akuarium selama penelitian. Selain itu juga kelangsungan hidup ikan
dapat dipengaruhi oleh kualitas air pada akuarium atau kolam
pemeliharaan. Kualitas air yang buruk akan mengakibatkan
pertumbuhan ikan menurun bahkan bisa mengakibatkan kematian
pada ikan bawal. Oleh karena itu air harus dibersihkan agar kondisi
airnya bersih. Pakan yang diberikan harus mengandung setiap nutrisi
yang dibutuhkan oleh ikan agar menjaga stabilitas pertumbuhan ikan.
B. Onggok singkong
1. Pengertian onggok singkong
Onggok merupakan limbah dari produksi tepung tapioka
sangat melimpah dan keberadaanya masih mengandung zat
tepung yang lumayan besar. Hampir semua onggok dari
industri tepung tapioka dimanfaatkan untuk makanan ternak
karena terdapat kandungan protein yang cukup besar dan
nutrisi lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan hewan
ternak. Onggok merupakan bahan sumber energi yang
mempunyai kadar protein kasar rendah, tetapi kaya akan
karbohidrat yang mudah dicerna (BETN) bagi ternak serta
penggunaannya dalam ransum mampu menurunkan biaya
ransum. Lebih jauh isi rumen sapi (IRS) merupakan limbah
organik dari rumah potong hewan dan sampai saat sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bahan ini masih menimbulkan masalah rumit dan
mengganggu kebersihan lingkungan.
2. Kandungan gizi onggok singkong
kandungan karbohidrat onggok masih tinggi yaitu
mencapai 63%-68%, sementara kadar airnya 20%. Badan
penelitian dan pengkajian teknologi Indonesia menyatakan
bahwa kandungan onggok kering yaitu karbohidrat sebesar
68%, protein sebesar 1,57%, lemak sebesar 0,26%, serat kasar
sebesar 10% dan kadar air 20% (Winarno dkk., 1988).
C. Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses yang melibatkan reaksi
oksidasi reduksi sehingga terjadi perombakan kimia terhadap suatu
senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh makhluk
hidup. Senyawa kompleks yang berupa karbohidrat, protein, dan lemak
akan diubah menjadi glukosa, asam amino, asam lemak, dan gliserol.
Proses fermentasi dapat diterapkan dalam pembuatan pakan ikan.
Setelah fermentasi, bahan yang sebagian besar komponennya sudah
berupa senyawa sederhana dapat diberikan sebagai pakan ikan sehingga
ikan tidak perlu mencerna lagi, melainkan sudah dapat langsung
menyerapnya. Organ pada ikan dapat memanfaatkan karbohidrat hasil
fermentasi secara lebih baik sebagai sumber energi. Pada prinsipnya
fermentasi dapat mengaktifkan pertumbuhan dan metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mikroorganisme yang dibutuhkan sehingga membentuk produk yang
berbeda dengan bahan bakunya (Winarno, 1992).
Fermentasi merupakan aplikasi metabolisme mikroba untuk
mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti
asam-asam organik, protein sel tunggal, biopolimer, dan antibiotika
Lestari (2001). Pada fermentasi terjadi proses yang menguntungkan di
antaranya dapat menghilangkan bau yang tidak diinginkan,
meningkatkan daya cerna, menghilangkan daya racun yang terdapat
pada bahan mentah, dan menghasilkan warna yang diinginkan. Mikroba
yang banyak digunakan sebagai inokulum fermentasi adalah kapang,
bakteri, dan khamir. Pertumbuhan kapang mudah dilihat karena
penampakannya yang berserabut seperti kapas berwarna putih
(Sukarminah dkk., 2008).
Menurut Fajarudin dkk, (2014) waktu fermentasi yang semakin
lama akan mengakibatkan penurunan kadar air bahan, penurunan kadar
air bahan tersebut menyebabkan kadar serat kasar semakin
terkonsentrasi sehingga kadar serat akan semakin tinggi. Selain itu lama
waktu fermentasi maka akan banyak glukosa yang dihasilkan sehingga
mikroorganisme berkembangbiak menjadi semakin banyak, sehingga
kemampuan mikroba Rhizopus oryzae memecah glukosa untuk
menghasilkan metabolit primer (fruktosa,alkohol) dan metabolit
sekunder (polifenol).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Keuntungan lain dari proses fermentasi adalah meningkatnya gizi dan
daya simpan pakan karena proses fermentasi akan merombak senyawa
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah
diserap oleh tubuh. Protein, lemak, dan polisakarida dapat dihidrolisis
sehingga bahan pangan setelah difermentasi mempunyai daya cerna yang
lebih tinggi. Selain itu, selama proses fermentasi berlangsung, akan
terjadi penurunan pH yang akan menghambat pertumbuhan bakteri
pembusuk sehingga daya simpan pakan buatan lebih lama. Selama proses
fermentasi, perombakan senyawa kompleks akan menghasilkan senyawa
volatil yang mempunyai aroma khas. Senyawa volatil inilah yang akan
memperbaiki aroma dan cita rasa pakan buatan hasil fermentasi sehingga
ikan akan terangsang untuk mengkonsumsi pakan lebih banyak. Hasil
akhir fermentasi sangat bergantung pada bahan dasarnya (substrat),
macam mikroba atau inokulum, dan kondisi lingkungan sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba (Winarno, 1992).
D. Rhizopus oryzae
Rhizopus termasuk jamur berfilamen yang sering disebut dengan
kapang. Rhizopus merupakan anggota Zygomycetes. Anggota Rhizopus
yang sering dipakai dalam proses fermentasi makanan adalah Rhizopus
oligosporus dan Rhizopus oryzae. Kedua kapang ini sering digunakan
dalam produk fermentasi di Indonesia. Rhizopus oryzae memiliki
karakteristik, yaitu miselia berwarna putih, ketika dewasa maka miselia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
putih akan tertutup oleh sporangium yang berwarna abu-abu kecoklatan.
Hifa kapang terspesialisasi menjadi 3 bentuk, yaitu rhizoid, sporangiofor,
dan sporangium. Rhizoid merupakan bentuk hifa yang menyerupai akar,
Sporangiofor adalah hifa yang menyerupai batang, Sporangium adalah
hifa pembentuk spora dan berbentuk bulat (Rahmi, 2008).
Menurut Germain & Summerbell (2006), klasifikasi Rhizopus
oryzae adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Fungi
Divisi : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Suku : Mucoraceae
Marga : Rhizopus
Jenis : Rhizopus oryzae
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan
dalam pembuatan tempe. Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi
karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat.
Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak
kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur Rhizopus
oryzae mampu menghasilkan protease (Germain & Summerbell, 2006).
Fardiaz (1996) mendefenisikan fermentasi sebagai proses
pemecahan karbohidrat dan asama amino. Fermentasi oleh berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kapang, khamir dan bakteri dapat terjadi secara anerobik fakultatif.
Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi adalah karbohidrat,
sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis
bakteri tertentu. Aktivitas metabolisme mikroorganisme pada proses
fermentasi ditentukan oleh faktor-faktor eksternal seperti pH, suhu,
tekanan oksigen dan konsentrasi substrat. Bagian terbesar dari substrat
akan terfermentasi setelah mikroorganisme hampir menyempurnakan
pertumbuhan maksimumnya. Fermentasi oleh bakteri digunakan untuk
mengubah dan memberi flavor, bentuk dan tesktur yang bagus dari bahan
yang difermentasi.
Pertumbuhan miselium pada Rhizopus oryzae tergantung kepada
lingkungan fisiko kimianya. Miselium dapat berbentuk panjang dan
melebar, pendek dan bercabang, atau suatu campuran dari keduanya. Bila
Rhizopus oryzae ditumbuhkan pada suatu permukaan, miselianya akan
tumpang tindih dan membentuk lapisan tebal. Sedangkan pada kultur
terendam miselia akan tersebar atau membentuk pelet dengan diameter
0,1-10mm. Lapisan dan pelet miselium sangat penting untuk
pertumbuhan karena pada saatnya akan mempengaruhi lingkungan
fisikokimia individual sel-sel tersebut. Rhizopus oryzae adalah kelompok
mikroba yang tergolong dalam fungi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
E. Akuarium
Pemeliharaan ikan di akuarium paling baik karena ikan dan kualitas
air dapat dikontrol secara teliti, tetapi daya tampung akuarium tidak
sebanyak kolam atau bak. Penggunaan akuarium paling baik untuk
pemeliharaan benih, disebabkan akuarium mudah dibersihkan tanpa takut
ikan akan ikut terbuang atau terganggu walaupun masih kecil. Akuarium
yang transparan menyebabkan ikan di dalamnya bisa kelihatan. Ikan mati
dapat segera kelihatan sehingga tindakan dini bisa segera dilakukan dan
adanya hama bisa secepatnya diketahui. Ukuran akuarium sangat
bervariasi,ukuran yang umum dipakai adalah 100cm x 40cm x 40cm atau
90cm x 40cm x 35cm. Ketebalan kaca akuarium sekitar 5mm.
Penyusunan akuarium ini dilakukan pada rak besi atau kayu agar tidak
mudah pecah, alas akuarium diberi sterofoam atau gabus putih.
Kebersihan akuarium sangat perlu dijaga. Membersihkan akuarium
cukup dengan menyedot atau air dalam akuarium hingga habis, kemudian
dinding dan dasarnya dilap atau digosok dengan spons sampai bersih.
Setelah itu, cuci sekali lagi dengan air bersih sebelum digunakan.
Kepadatan ikan sangat penting untuk kenyamanan hidup. Ikan yang
terlalu padat dapat menimbulkan stres karena kualitas air cepat menjadi
buruk dan oksigen terlarut cepat habis. Selain itu, pada ikan tertentu
dapat terjadi gesekan antar ikan sehingga menimbulkan luka. Akibatnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
penampilan ikan menjadi jelek atau bahkan dapat menimbulkan kematian
(Lesmana, 2001).
F. Penelitian Relevan
Menurut Antika (2014), penggunaan tepung onggok singkong yang
difermentasi dengan Rhizopus oryzae sebagai bahan baku pakan ikan nila
merah di dalam 15 unit bak beton selama 50 hari dengan formulasi pakan
A (tanpa tepung onggok/kontrol), pakan B (tepung onggok fermentasi
(TOF) 10%), pakan C (TOF 15%), pakan D (TOF 20%), pakan E (tepung
onggok tanpa fermentasi 20%). Hasil penelitian menunjukan bahwa
pakan C (TOF 15%) memberikan hasil yang terbaik untuk pertumbuhan
nila merah. Pertumbuhan berat mutlak sebesar 13,7±0.4g, tingkat
kelangsungan hidup mencapai 95,33%.
G. Kerangka Berpikir
Onggok singkong merupakan limbah hasil sampingan dari
pengolahan singkong menjadi tapioka dan memiliki kandungan protein
yang rendah namun, onggok singkong dapat dijadikan salah satu bahan
dalam pembuatan pakan ikan bawal dalam menunjang pertumbuhan serta
kelangsungan hidup ikan bawal.
Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan protein dalam
onggok singkong yaitu dengan proses fermentasi dengan memanfaatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kapang berupa Rhizopus oryzae yang umumnya digunakan oleh
masyarakat dalam pembuatan tempe. Melalui proses fermentasi dapat
mengurangi kadar air dan menghilangkan serat kasar serta meningkatkan
kandungan protein pada onggok singkong. Rhizopus oryzae merupakan
kapang yang dapat meningkatkan protein dan menguraikan lemak
menjadi asam lemak dan gliserol serta memecah pati menjadi glukosa
sederhana pada substrat karena Rhizopus oryzae dapat menghasilkan
enzim protease, lipase, dan amilase. Oleh karena itu terjadi peningkatan
protein dan karbohidrat pada onggok singkong yang sudah terfermentasi
Rhizopus oryzae pada pakan.
H. Hipotesis
Adapun hipotesis perlakuan yang digunakan yaitu:
1. Tepung onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae berpengaruh
terhadap pertumbuhan ikan bawal.
2. Perlakuan berbagai konsentrasi onggok singkong terfermentasi Rhizopus
oryzae berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan bawal.
3. Konsentrasi onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6
hari yang paling baik bagi pertumbuhan ikan bawal adalah komposisi 60%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Penelitian
eksperimental adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang
dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian.
Pada penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel. Variabel yang
digunakan adalah:
1. Variabel terikat adalah besarnya berat bassa ikan bawal pada setiap tahap
pertumbuhan saat dilakukan pengukuran.
2. Variabel bebas adalah variasi konsentrasi onggok singkong yang
difermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari yang dihitung dalam satuan
persentase (%). konsentrasi pertama: 60%, konsentrasi kedua: 40%,
konsentrasi ketiga: 20%. Pada penelitian ini menggunakan 2 kontrol yaitu
kontrol pertama dengan onggok singkong yang tidak difermentasi, dan
kontrol kedua dengan pelet pabrik merk P 781-2. Perincian komposisi
pakan dapat dilihat pada tabel 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. variabel kontrol adalah luas akuarium, tinggi air pada akuarium, jumlah
akuarium, suhu dan DO.
B. Batasan masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Penggunaan onggok singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 2
hari sebagai pakan alternatif ikan bawal.
2. Konsentrasi onggok singkong terhadap pertumbuhan ikan bawal
3. Pelet pabrik merk P 781-2 sebagai kontrol pembanding antara pakan buatan
terhadap pakan pabrik.
4. Pertumbuhan berat bassa ikan bawal pada masing-masing akuarium.
5. Waktu pertumbuhan ikan bawal 30 hari dari pemberian pakan di dalam
akuarium.
6. Jumlah ikan bawal di dalam lima akuarium sebanyak 50 ekor dengan
masing-masing akuarium diisi 10 ekor ikan bawal.
C. Alat dan bahan
1. Alat
a. Kamera hp Acer Z520
b. Mesin pencetak pelet
c. Blender
d. Kompor gas
e. Akuarium berukuran 50x30x30 cm sebanyak lima buah dengan
kedalaman air ± 30 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
f. Timbangan
g. DO meter
h. pH meter
i. Ember
j. Panci
k. Aerator/ blower
l. Nampan/ baskom
m. Terminal colokan listrik
n. Jaring ikan
o. Kain lap
p. Pisau
q. Sendok pengaduk
r. Kabel
s. Alat tulis
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Ikan bawal
Ikan bawal berumur 2 minggu. Jumlah bibit yang dimasukan
sebanyak 50 ekor.
b. Tepung onggok singkong
c. Tepung ikan
d. Ragi Tempe yang mengandung Rhizopus oryzae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e. Air
f. Dedak Halus
g. Minyak jelantah
h. Daun singkong
D. Cara kerja
1. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016. Percobaan penelitian di
kebun penelitian biologi, jalan Maguwoharjo, Depok Sleman,
Yogyakartaa. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari dengan persiapan
selama 14 hari dan pemberian pakan perlakuan selama 30 hari. Persiapan
dimulai dari 18 april 2016 dan pemberian pakan perlakuan tanggal 5 Mei
2016 sampai 4 Juni 2016.
2. Persiapan akuarium
a. Akuarium sebanyak 5 buah disiapkan masing-masing dengan ukuran
50x30x30.
b. Blower/aerator disiapkan sebanyak 5 buah
c. Kabel dan 2 buah terminal colokan listrik disiapkan dengan masing-
masing terminal berisi 3 lubang colokan.
d. Masing-masing akuarium diisi dengan air setinggi ± 30 cm.
kemudian kelima buah akuarium diberi label K1, K2, K3, K-, dan K+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
masing-masing akuarium dipasang 1 buah aerator yang terhubung
dengan terminal dan colokan listrik. Aerator digunakan untuk
menghasilkan oksigen pada air di dalam akuarium berupa gelembung
udara yang keluar dari akuarium.
3. Fermentasi Onggok Singkong
a. Onggok singkong sebanyak 600 g dikukus selama 30 menit,
kemudian didinginkan di wadah.
b. Rhizopus oryzae sebanyak 6 g/kg ditambahkan ke dalam onggok
singkong.
c. Onggok singkong dan Rhizopus oryzae kemudian diaduk dan
dicampurkan hingga merata (Homogen).
d. Campuran ampas tahu dan Rhizopus oryzae dimasukan ke dalam
plastik bening yang bersih dan kemudian diikat rapat.
e. Onggok singkong difermentasikan selama 6 hari.
4. Pembuatan Pakan
a. Bahan-bahan yang akan ditambahkan pada pembuatan pakan dari
onggok singkong berupa ampas tepung ikan teri, tepung tapioka,
minyak jelantah, dedak halus dan daun singkong.
b. Onggok singkong yang telah difermentasikan selama 6 hari
dicampurkan dengan bahan tambahan pembuatan pakan.
c. Semua bahan kemudian diaduk secara merata dengan
mencampurkan air dan minyak jelantah secukupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
d. Pakan digiling dengan menggunakan mesin pencetak pakan manual.
e. Pakan yang telah jadi kemudian dijemur hingga kering di bawah
sinar matahari.
5. Penebaran Benih Ikan
a. Bibit ikan bawal dibeli di pasar ikan Cebongan sebanyak 50 ekor
dengan berat yang berbeda.
b. masing-masing akuarium yang sudah berisi air diisi dengan 10 ekor
bibit ikan bawal ke dalam masing-masing akuarium. Namun
sebelumnya diukur terlebih dahulu berat awal ikan.
c. Bibit ikan bawal diadaptasikan selama 1 minggu sebelum
memberikan perlakuan.
d. Selama masa adaptasi, bibit ikan bawal diberi pakan pabrik merk P
781-2
e. Setelah 1 minggu, ikan bawal diberi pakan buatan sesuai dengan
perlakuan masing-masing.
6. Pemberian Pakan
a. frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi
jam 09.00 WIB dan sore hari jam 18.00 WIB
b. pakan diberikan dengan feeding rate (FR) 3% dari jumlah berat ikan
dalam 1 akuarium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
7. Pengelolaan Air
a. pergantian air pada akuarium dilakukan setiap 3 hari sekali,
disamakan dengan waktu pengambilan data.
8. Pengamatan
Parameter yang diamati selama penelitian adalah pertumbuhan
berat mutlak ikan bawal setiap akuarium.
a. Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan
pada akhir pemeliharaan dan awal pemeliharaan setiap 3 hari selama
30 hari. Pertumbuhan berat mutlak dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (Effendi, 1979) yaitu:
Keterangan:
Wm= pertumbuhan berat mutlak (gram)
Wt = berat rata-rata akhir (gram)
Wo = berat rata-rata awal (gram)
Untuk proses menimbang berat ikan dengan mengukur berat
basah ikan. Ember yang sudah berisi sedikit air kemudian diletakan
diatas timbangan. Setelah itu timbangan dinetralkan kembali ke nol
(0) lalu dimasukan ikan yang akan ditimbang ke dalam ember yang
berisi air dan dilihat hasil timbangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup dihitung dengan menggunakan rumus
Effendi (1979), yaitu:
SR=
Keterangan:
SR = Kelangsungan hidup %
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
c. Kualitas air
Pengukuran kualitas air meliputi pengukuran DO, pH di dalam
akuarium setiap pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara
memasukan/mencelupkan DO dan pH ke dalam akuarium.
E. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Complete Randomized
Design. Rancangan acak lengkap (RAL) merupakan jenis rancangan
percobaan yang paling sederhana. Pada umumnya, rancangan ini biasa
digunakan untuk percobaan yang memiliki media atau lingkungan percobaan
yang seragam atau homogen (Mattjik & Sumertajaya, 2000). Rancangan acak
lengkap merupakan jenis rancangan percobaan dimana perlakuan diberikan
secara acak kepada seluruh unit percobaan. Hal ini dapat dilakukan karena
lingkungan tempat percobaan diadakan relatif homogen sehingga media atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
tempat percobaan tidak memberikan pengaruh berarti pada respon yang
diamati.
Pada penelitian ini menggunakan 3 perlakuan yang berbeda yaitu
konsentrasi 60%, 40%, 20% onggok singkong yang terfermentasi Rhizopus
oryzae selama 6 hari dan menggunakan 2 kontrol yaitu tanpa onggok
singkong yang terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari dan pelet pabrik
merek P 781-2. Selama penelitian, berat basah ikan bawal setiap akuarium
dimasukan ke dalam tabel pengamatan seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Pengamatan Pertumbuhan ikan Bawal
No Tanggal Berat Basa Ikan Bawal
( Gram)
K1 K2 K3 K- K+
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan :
K1 : Pakan fermentasi 1 ( 40% bahan dasar + 60% onggok fermentasi )
K2 : Pakan fermentasi 2 ( 60% bahan dasar + 40% onggok fermentasi )
K3 : Pakan fermentasi 3 ( 80% bahan dasar + 20% onggok fermentasi )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
K- : Pakan tidak terfermentasi (100% bahan dasar)
K+ : Pakan Industri Pabrik
Pada saat penimbangan berat basah ikan, akan dilakukan
perhitungan berat jumlah seluruh ikan per akuarium.
F. Metode Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan cara menggunakan program SPSS dan Microsoft
excel 2013. Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan merupakan
data mentah yang meliputi berat ikan bawal. Analisis data menggunakan uji Anova.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Analisis Data
Setelah melakukan penelitian selama 30 hari, maka disajikan data hasil
penelitian yang terdiri dari pertumbuhan berat ikan bawal dan kelangsungan hidup.
1. Pertumbuhan Berat Ikan Bawal
Hasil penelitian dapat dibuat tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan berat ikan
bawal (g) setiap 3 hari sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rata-Rata berat ikan bawal (g)
Hari ke- K1 K2 K3 K- K+
Hari ke - 0 17.9 18.3 19.8 17.8 20.7
Hari ke - 3 18.1 18.6 20.3 18 21.2
Hari ke - 6 18.3 18.8 20.8 19.6 22.4
Hari ke - 9 19.1 19.6 21.2 20.5 23.3
Hari ke - 12 19.5 19.7 22 20.5 23.8
Hari ke - 15 20.2 20.9 22.4 21 24.3
Hari ke - 18 20.6 21.2 23 22.1 25
Hari ke - 21 21.4 21.8 23.2 23.1 25.4
Hari ke - 24 21.7 22.7 23.7 23.3 25.9
Hari ke - 27 22.5 23.3 24.3 23.3 26.4
Hari ke - 30 22.6 23.8 24.5 23.4 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Keterangan:
K1: Komposisi 60% onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
K2: Komposisi 40% onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
K3: Komposisi 20% onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
K- : Komposisi 0% onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
K+: Pelet pabrik dengan merk P 781-2
Gambar 4.1 rata-rata pertumbuhan berat ikan bawal (g)
Keterangan:
K1: Komposisi 60% onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
K2: Komposisi 40% onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
K3: Komposisi 20% onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
K- : Komposisi 0% onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
K+: Pelet pabrik dengan merk P 781-2
Berdasarkan tabel 4.1 dapat ditunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan ikan
bawal dengan 3 perlakuan dan 2 kontrol mengalami penambahan berat yang berbeda
pada setiap 3 hari pengamatan. Setiap akuarium diisi 10 ekor ikan bawal. Saat
Ber
at i
kan
0
5
10
15
20
25
30
Hari ke- 0
Hari ke- 3
Hari ke- 6
Hari ke- 9
Hari ke- 12
Hari ke- 15
Hari ke- 18
Hari ke- 21
Hari ke- 24
Hari ke- 27
Hari ke- 30
(g)
K1 K2 K3 K- K+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pengukuran berat, semua ikan di dalam akuarium ditimbang untuk mengukur berat
masing-masing ikan. Pada awal pengambilan data yaitu pada hari ke-3, berat rata-rata
ikan bawal berbeda-beda. Ikan bawal yang memiliki rata-rata berat paling tinggi
adalah pada akuarium 5 atau K+ yaitu 21.2 g sedangkan ikan bawal yang memiliki
rata-rata berat paling rendah pada akuarium 4 atau K- yaitu 18 g. Pada hari ke-6,
dilakukan pengambilan data kedua untuk mengukur pertambahan berat ikan bawal.
Pertambahan berat rata-rata ikan bawal pada akuarium K1, K2, K3, K+ dibawah 1.5 g
sedangkan pada akuarium K- pertambahanya 1.6 g. Hal ini disebabkan karena ikan
bawal masih dalam fase adaptasi terhadap lingkungannya dan pakan ikan yang
diberikan.
Saat pemeliharaan ikan bawal selama 30 hari di akuarium, pertambahan berat
ikan bawal yang paling tinggi adalah pada akuarium K+, namun perbedaan rata-rata
ikan bawal pada akuarium K1 sampai K- dengan akuarium K+ tidak terlalu berbeda
jauh. Ikan bawal pada akuarium K+ diberi pakan pabrik merek P 781-2 sebagai
kontrol positif sedangkan ikan bawal pada akuarium K1, K2, K3 diberi pakan onggok
singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari dan ikan bawal pada
akuarium K- tanpa onggok singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 6
hari sebagai kontrol negatif.
Untuk mengetahui keseragaman variasi data masing-masing perlakuan,
dilakukan uji normalitas dan homogenitas menggunakan lavene. Hasil dari uji
normalitas dan homogenitas dapat dilihat pada (lampiran 4) dimana nilai signifikanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
adalah >0,05 dan diambil kesimpulan bahwa data penelitian ini normal dan homogen.
Data homogen artinya pada masing-masing perlakuan mempunyai keseragaman
dalam variasi data. Untuk mengetahui perbedaan nyata antara rata-rata pertumbuhan
berat harian ikan bawal maka dilakukan uji atau analisis dengan menggunakan Anova
one factor seperti pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Perhitungan Statistik Berat Ikan
Dari pengujian statistik menggunakan uji anova one factor diperoleh hasil F
hitung (8.421431)> F table (2,866081) yang berarti terdapat pertumbuhan rata-rata
yang signifikan sehingga Ho ditolak dan Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan berat rata-rata ikan bawal pada setiap perlakuan menunjukkan
perbedaan nyata. Maka dilakukan uji lanjut yaitu menggunakan uji Duncan. Uji
Duncan adalah uji yang didasarkan pada sekumpulan nilai beda nyata yang ukuranya
semakin besar, tergantung pada jarak diantara pangkat-pangkat dari dua nilai tengah
yang dibandingkan. Uji Duncan digunakan untuk menguji perbedaan diantara semua
pasangan perlakuan yang mungkin tanpa memperhatikan jumlah perlakuan. Hasil uji
Source of
Variation SS Df MS F F crit
Between
Groups 101,4352 4 25,3588 8,421431 2,578739
Within
Groups 135,505 20 13,6554
Total 308,9464 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Duncan pada tabel 4.3 menunjukan adanya perbedaan yang nyata antara kelima
pakan perlakuan yang digunakan.
Tabel. 4.3 Uji Duncan Pengaruh fermentasi pakan
perlak
uan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
k1 10 20.4000
k2 10 21.0400 21.0400
k- 10 21.4800 21.4800
k3 10 22.5400
k+ 10 24.4700
Sig. .196 .073 1.000
2. Kelangsungan Hidup Ikan
Kelangsungan hidup ikan ditentukan dengan menghitung jumlah populasi ikan bawal
di dalam akuarium selama penelitian. Populasi ikan bawal pada setiap akuarium
adalah 10 ekor. Dalam waktu penelitian, kelangsungan hidup ikan bawal dalam
akuarium dapat dilihat pada gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.2 Kelangsungan hidup ikan bawal
Berdasarkan grafik di atas, persentase kelangsungan hidup ikan untuk setiap
perlakuan adalah sama dengan nilai persentase 100% yang berarti bahwa dengan
menggunakan pakan perlakuan maupun kontrol kelangsungan hidup ikan bawal di
dalam akuarium sangat baik karena ikan bawal pada akuarium tidak mengalami
kematian.
3. Kualitas Air
Selama 10 kali melakukan pengambilan data kualitas air dengan waktu 30 hari
diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
K 1 K 2 K 3 K- K+
Perlakuan
Per
sen
tase
kel
angs
un
gan
hid
up
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4.4 Parameter kualitas air
Perlakuan Rata-Rata Parameter Air yang Diukur
Selama 30 Hari Penelitian
pH DO (mg/l)
K1 7.44 3.34
K2 7.55 3.34
K3 7.54 3.43
K- 7.67 3.45
K+ 7.55 3.43
Berdasarkan data tabel 4.4 terlihat kualitas air pada akuarium K1, K2, K3, K-,
dan K+ masih berada pada kualitas air yang baik bagi pertumbuhan ikan bawal. Rata-
rata pH pada setiap akuarium masih tergolong pH normal yaitu pada angka 7,
Sedangkan untuk DO atau kadar oksigen di dalam air tergolong kualitas oksigen yang
normal dan baik. Kualitas air pada akuarium terjaga karena dilakukan pergantian air
pada akuarium setiap kali pengambilan data berat ikan. Selain itu untuk menjaga
kadar oksigen di dalam air maka digunakan aerator sebagai penghasil oksigen buatan
di dalam air pada akuarium.
B. Pembahasan
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran maupun berat pada suatu
makhluk hidup. Bertambahnya ukuran atau berat makhluk hidup akibat dari konsumsi
makanan makhluk hidup tersebut. Sumber energi terbesar bagi makhluk hidup untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bisa tumbuh dan berkembang adalah makanan. Makanan yang baik untuk
pertumbuhan adalah makanan yang bergisi yang disesuaikan dengan kebutuhan
makanan untuk dikonsumsi berbeda-beda. Makanan yang bergizi hendaknya
mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui onggok singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae
selama 6 hari terhadap pertumbuhan berat ikan bawal.
1. Pertumbuhan Berat Ikan Bawal
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 pertumbuhan rata-rata berat ikan bawal
dengan 3 perlakuan dan 2 kontrol mengalami peningkatan selama 30 hari.
Peningkatan berat pada ikan bawal karena adanya konsumsi pakan yang diberikan
selama penelitian. Pakan ikan yang diberikan adalah pakan buatan dan pakan pabrik
(komposisi pakan dapat dilihat pada tabel 3.1). Peningkatan berat ikan bawal dari hari
pertama penelitian sampai 30 hari yang paling besar adalah perlakuan K+ (kontrol +)
yaitu menggunakan pakan pabrik P 781-2 sebesar 5.8 g, sedangkan yang paling kecil
adalah perlakuan K3 (konsentrasi 20% onggok singkong terfermentasi Rhizopus
oryzae selama 6 hari) sebesar 4,2 g. Berdasarkan hasil uji Anova one factor pada
table 4.2 diperoleh hasil F hitung (8,421431)> F tabel (2,578739) yang berarti data
signifikan atau adanya perbedaan yang nyata pada 3 perlakuan konsentrasi pakan dan
2 kontrol dengan kata lain bahwa komposisi onggok singkong berpengaruh terhadap
pertumbuhan berat ikan bawal. Ikan bawal membutuhkan energi untuk bergerak dan
untuk pertumbuhanya. Energi yang diperoleh ikan bawal berasal dari makanan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dimakannya. Pakan yang diberikan pada ikan bawal di dalam akuarium adalah pakan
buatan dan pakan pelet pabrik.
Makanan yang diberikan pada ikan minimal harus mengandung karbohidrat,
protein dan lemak. Zat-zat ini masing-masing akan diubah dalam sistem pencernaan
menjadi energi yang dibutuhkan ikan supaya dapat melakukan aktifitas. Pakan buatan
pada penelitian ini berasal dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, protein
dan lemak. Karbohidrat dalam pakan merupakan sumber energi bagi ikan. Jika
dibandingkan dengan protein dan lemak, karbohidrat menghasilkan energi yang lebih
kecil dalam setiap gramnya tapi karbohidrat juga dapat digunakan sebagai sumber
energi dan kebutuhan karbohidrat berkaitan dengan aktifitas ikan bawal. Selain itu
karbohidrat berkualitas baik berfungsi sebagai salah satu kandungan yang digunakan
dalam pembuatan pakan dan menghasilkan konversi pakan yang baik. Karbohidrat
pada pakan buatan berasal dari onggok singkong dan juga dedak pada pakan.
Peningkatan kandungan karbohidrat, protein, dan lemak pada pakan buatan ini
terjadi lewat proses fermentasi onggok oleh Rhizopus oryzae selama 6 hari.
Kebutuhan kandungan gizi pada pakan buatan ini tercukupi sehingga pertumbuhan
ikan bawal selama 30 hari penelitian terjadi perubahan yang signifikan ditandai
dengan pertambahan berat ikan yang terjadi.
Selain karbohidrat, pada pakan harus menyediakan protein yang cukup bagi
kebutuhan ikan. Kebutuhan protein di dalam pakan harus mengandung asam amino
esensial yang dibutuhkan ikan karena protein dengan kandungan asam aminonya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan juga sebagai
salah satu sumber energi. Ikan benih memerlukan 32% protein kasar yang terdapat di
dalam pakan. Selain protein dan karbohidrat, di dalam pakan buatan ini juga
mengandung lemak. Penggunaan lemak sebenarnya hanya menggantikan protein
sebagai sumber energi sehingga penggunaan protein pada pakan ini bisa dihemat.
Kandungan lemak yang dibutuhkan sebagian besar ikan berkisar pada 4 sampai 16%.
Pakan yang diberikan sebanyak 3% pada ikan bawal selalu terdapat sisa pakan
di dalam akuarium seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.3. Sisa pakan
Berdasarkan gambar 4.3 dan kejadian yang ditemui saat penelitian timbul suatu
argumen bahwa pemberian pakan pada ikan bawal dengan menggunakan onggok
singkong yang terfermentasi persentasenya dikurangi dari 3%. Kadar nitrogen yang
tinggi pada pakan mengakibatkan mikroorganisme menguraikan asam-asam amino
pada protein di pakan. Sisa pakan memberikan efek negatif mengakibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menurunnya kualitas air pada akuarium dan harus segera dilakukan pergantian air.
Pergantian air perlu dilakukan agar kadar oksigen di dalam air tetap terjaga sehingga
kebutuhan oksigen untuk ikan bawal terpenuhi. Jika tidak dilakukan pergantian air
maka kualitas air akan menurun sehingga dapat menyebabkan kematian pada ikan
bawal. Pakan yang mengandung kadar nitrogen yang tinggi mengakibatkan timbulnya
gas ammonia (NH3) yang mengakibatkan air menjadi keruh dan bau. Aerator yang
terdapat pada akuarium hanya membantu sirkulasi oksigen dan sedikit menjaga
kondisi air agar tetap normal. Air yang ada pada akuarium jika tidak dikontrol dengan
baik maka akan berdampak pada pertumbuhan ikan bawal yang akan melambat
bahkan mengalami kematian akibat dari banyaknya energi yang dibutuhkan untuk
bertahan hidup dengan lingkungan yang buruk.
Ikan bawal hidup bergerombol di daerah yang aliran sungainya deras, tetapi
ditemukan pula di daerah yang aliran airnya tenang. Ikan bawal yang dipelihara di
dalam akuarium juga hidupnya bergerombol ke bagian-bagian sudut akuarium. Ikan
bawal cenderung menghabiskan makanan pada saat pemberian pakan ke dalam
akuarium. Ikan bawal mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam dan
bersifat omnivora. Seperti pada pakan K1 sampai K- karena pakan yang diberikan
hanya terapung sebentar. Namun, pada akuarium K+ ikan bawal mengkonsumsi
pakan yang ada di permukaan dikarenakan sifat pakan (pelet pabrik) yang digunakan
terapung. Perbedaan pada kebiasaan makan tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan
ikan bawal khususnya pertambahan berat ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Adanya pertambahan berat pada ikan bawal menunjukan bahwa ikan bawal
mendapatkan energi dan nutrisi dari pakan yang diberikan selama waktu penelitian.
Perbedaan komposisi pakan yang diberikan menghasilkan perbedaan berat rata-rata
pada akhir penelitian sehingga menunjukan perbedaan yang nyata ketika dilakukan
pengujian secara statistik dengan menggunakan SPSS dan Microsoft exel.
Kebutuhan jenis pakan untuk ikan bawal antara pakan alami dan pakan buatan
berbeda dari persentasenya yaitu 75% dari pakan alami dan 25% dari pakan buatan
atau pelet. Pakan alami untuk ikan bawal adalah berupa ikan-ikan kecil, cacing,
detritus, biji-bijian, udang kecil dan moluska. Mengingat penelitian ini dilakukan di
akuarium dengan tidak melibatkan faktor pakan alami, maka pertumbuhan ikan bawal
di akuarium hanya di dapat dari pelet atau pakan buatan. Begitu juga untuk
pertumbuhan ikan bawal Tiap individunya.
Pertumbuhan ikan bawal pada setiap individu selama penelitian besarnya tidak
merata. Faktor ketidakmerataan ini bisa diasumsikan akibat dari faktor genetik dan
kompetisi makanan. Pakan perlakuan yang diberikan, menunjukan perubahan
terhadap pertumbuhan ikan bawal. Pertumbuhan ikan bawal dari 3 pakan perlakuan
dan 2 pakan kontrol menunjukan kenaikan berat ikan bawal yang tidak jauh berbeda.
Dengan kajian analisa ekonomi, pakan perlakuan yang dibuat harganya lebih murah
disbanding dengan harga pelet pabrik merek P 781-2 . Harga pakan perlakuan untuk 1
kg jika dihitung dengan nilai seharga Rp. 6.000 sedangkan harga pelet pabrik dengan
merek P781-2 dengan harga Rp.10.000. pembudidaya ikan bawal dapat menghemat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
biaya pembelian pakan sebesar Rp. 4.000 guna mencapai keuntungan dengan
memanfaatkan pembuatan pakan dari onggok singkong yang terfermentasi Rhizopus
orysae selama 6 hari.
2. Kelangsungan Hidup Ikan
Kelangsungan hidup merupakan persentase organisme yang hidup diakhir
pemeliharaan. Kelangsungan hidup ikan bawal selama penelitian 30 hari pada
perlakuan K1, K2, K3, K-, dan K+ adalah 100%. Pemberian perlakuan pakan buatan
dan pelet pabrik menunjukan bahwa kelangsungan hidup ikan bawal sangat baik.
Menurut Mulyadi dkk. (2010) tingkat kelangsungan hidup ikan yang tinggi
disebabkan oleh pakan buatan yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik dan
kebutuhan ikan akan pakan terpenuhi sehingga ikan tidak mengalami kelaparan.
Kelangsungan hidup dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor
biotik yaitu persaingan, parasit, umur, predator, tingkat penebaran benih, dan
perawatan oleh manusia, sedangkan abiotik adalah sifat fisik dan kimiawi dalam
perairan. Persaingan ikan bawal dalam kelangsungan hidup berupa persaingan
memperoleh makanan sehingga berdampak kepada perbedaan berat atau bobot pada
setiap ekor ikan bawal.
Jumlah penebaran ikan pada akuarium atau kolam mempengaruhi pertumbuhan
dan kelangsungan hidup. Padat penebaran ikan akan meningkatkan interaksi sosial
pada ikan sehingga menimbulkan heterogenitas ukuran ikan (Irliyandi, 2008).
Peningkatan kepadatan penebaran akan berakibat pada proses fisiologis dan tingkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
laku ikan terhadap ruang gerak akan terganggu dan nantinya dapat menurunkan
kondisi fisik dan kesehatan ikan berpengaruh terhadap penurunan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan bawal. Jumlah ikan bawal yang ditebar dalam penelitian ini
sebanyak 10 ekor pada masing-masing akuarium. Penebaran ini berdasarkan pada
ukuran akuarium (40 x 30 x 30 cm).
Penurunan kualitas air dapat berakibat stres pada ikan yang mengakibatkan ikan
bawal tidak mau mengkonsumsi pakan yang diberikan. Dampak dari penurunan
kualitas air ini mempengaruhi kelangsungan hidup ikan bawal. Penurunan kualitas air
ini disebabkan karena sisa bekas pakan yang tinggal dibagian dasar akuarium
sehingga membuat kualitas air menurun. Selama penelitian 30 hari, kualitas air tetap
terjaga untuk meminimalkan tingkat stres maupun kematian yang akan dialami ikan
bawal di dalam akuarium.
3. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang juga berperan dalam pertumbuhan
dan perkembangan ikan. Ikan bawal tidak dapat hidup pada kualitas air yang buruk
karena kuaitas air ini akan menghambat pertumbuhan ikan bawal bahkan dapat
mengakibatkan kematian akibat penurunan kualitas air. Pada penelitian ini tidak
dilakukan pengukuran tentang suhu air namun pengontrolan suhu dilakukan dengan
pergantian air yang dilakukan setiap pengambilan data yaitu setiap 3 hari sekali.
Dibawah ini adalah tabel kualitas air untuk ikan bawal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.5 Kualitas Air Normal untuk Ikan bawal.
Kualitas
Air
pH DO (mg/l)
7,5 sampai 8,5 3 sampai 7
Sumber : Mahyuddin (2010)
a. pH air
pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk mengukur tingkat
keasaman dari air. pH air pada setiap akuarium selama penelitian masih berada pada
kondisi normal (Lampiran 5). Untuk menjaga kondisi pH air pada akuarium agar
terjaga normal maka dilakukan pergantian air dalam akuarium. Perubahan pH air di
akuarium pada penelitian ini dapat disebabkan oleh sisa pakan seperti penjelasan
sebelumnya yaitu bahwa pemberian pakan pada ikan di akuarium akan meninggalkan
sisa saat melakukan pergantian air.
b. DO
DO merupakan oksigen terlarut sangat berperan bagi pernapasan ikan karena
oksigen merupakan gas yang sangat penting dalam mendukung kehidupan ikan
bawal. Selain itu, oksigen juga mampu mengadakan oksidasi bahan-bahan beracun
yang ada di perairan sehingga menjadi tidak beracun atau kurang beracun bagi ikan.
Jumlah oksigen yang rendah akan berdampak pada pertumbuhan yang rendah pula.
Namun demikian konsentrasi oksigen dalam perairan yang terlalu tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kemungkinan akan mengakibatkan penyakit bagi ikan yang disebut penyakit gas
bubble. Hasil pengukuran DO pada setiap akuarium masih pada keadaan normal.
Selama penelitian, kisaran angka pengukuran DO pada setiap akuarium berkisar
antara 3,3 sampai 3,5 (Lampiran 5). Ketika ikan kekurangan oksigen maka ikan akan
mengalami stres. Oksigen yang didapat ikan pada akuarium berasal dari aerator yang
digunakan pada masing-masing akuarium.
4. Sistem Akuarium
Akuarium merupakan suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk
memelihara ikan. Ikan bawal dipelihara selama 30 hari di dalam akuarium dan diberi
pakan buatan dari onggok singkong dan pelet pabrik. Ikan bawal yang dipelihara di
dalam akuarium mengalami pertambahan berat seperti pada tabel 4.1. Ukuran
akuarium yang digunakan adalah 40 x 30 x 30 cm dengan masing-masing akuarium
ditebar 10 ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
IIMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil penelitian mengenai “pengaruh perbedaan komposisi pakan onggok
singkong yang terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari terhadap pertumbuhan
berat ikan bawal pada akuarium” dapat menjadi pengetahuan baru bagi dunia
pendidikan. Aspek-aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar di
Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII pada bab Bioteknologi mengenai
fermentasi. Pemanfaatan limbah yang akan difermentasi sebagai salah satu wujud
nyata penerapan dalam penelitian ini.
Aplikasi materi bioteknologi adalah dengan mempelajari tentang bioteknologi
konvensional mengenai fermentasi. Berkaitan dengan materi dan alokasi waktu pada
sub materi fermentasi maka pembelajaran dirancang agar siswa dapat melakukan
percobaan berkaitan dengan pemanfaatan onggok singkong yang terdapat di sekitar
lingkungan, kemudian dijadikan sebagai bahan pembuatan pakan ikan.
Pembelajaran dapat dilakukan dengan membuat suatu proyek atau penelitian
yang dikerjakan oleh kelompok yang telah dirancang oleh guru bersama siswa.
Penelitian ini diharapkan agar siswa memperoleh pengetahuan mengenai
pemanfaatan onggok singkong yang terfermentasi oleh Rhizopus oryzae dapat
dijadikan sebagai bahan pembuatan pakan. Hasil akhir dari penelitian ini kemudian
siswa membuat laporan penelitian yang dapat dijadikan sebagai literatur untuk siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
guru, dan masyarakat terkait pemanfaatan onggok singkong yang terfermentasi
sebagai produk pakan ikan dengan dibagikan melalui internet dan juga majalah
sekolah. Acuan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pembelajaran kurikulum 2013. Kompetensi dasar (KD) yang
digunakan adalah:
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengalaman ajaran agama yang
dianutnya.
2.1. Berperilaku ilmiah : teliti, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/ laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium.
3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses
dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
dalam berbagai aspek kehidupan.
4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip
bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi
produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan.
Terlampir pada lampiran 1 dan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan komposisi ampas tahu terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
menunjukkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan bawal.
2. Pakan dari onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari
memberikan kenaikan berat ikan bawal. Pakan dari onggok singkong yang
terfermentasi Rhizopus oryzae selama 6 hari berpeluang menjadi pakan
pengganti pelet pabrik.
3. Pertumbuhan ikan bawal dan pakan dengan komposisi 40% memberikan
kenaikan berat ikan bawal paling baik.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan untuk penelitian ini adalah:
1. Komposisi pakan dari onggok singkong terfermetasi Rhizopus oryzae selama 6
hari perlu diujikan di kolam biasa untuk mendapatkan gambaran lebih real bagi
kepentingan pengembangan budidaya ikan bawah secara hemat biaya
2. Dalam pengujian pakan di kolam perlu memperhatikan kualitas air, pakan
alami, dan lingkungan kolam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Dalam penebaran benih ikan bawal di kolam sebaiknya berat dan umur ikan
bawal diusahakan sama sehingga saat panen ikan bawal bisa dengan mudah
kelihatan efek dari pemberian pakan yaitu dengan bertambah besarnya ukuran
ikan bawal.
4. Kualitas air pada kolam atau akuarium harus baik sehingga pertumbuhan ikan
juga lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Achyar, M., 1979. Perikanan Darat. Indonesia Membangun 7.N.V. Mosa, Bandung.
Anggorodi, , R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta.
Antika., R. 2014. Penggunaan tepung onggok singkong yang difermentasi Rhizopus
sp sebagai bahan baku pakan ikan nila merah (Oreochromis niloticus).
Arie, U. 2000. Budidaya Bawal Air Tawar Untuk Konsumsi Dan Ikan Hias. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Asmawi, S., 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba, PT Gramedia. Jakarta.
Djarijah, N.M dan A.S. Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram Putih. Kanisius.
Yogyakarta
Djarijah A.S. 2001. Budidaya Ikan Bawal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Effendi, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Pustaka Nusantama.
Fajarudin, M.W., Junus.M. dan E. Setyowati . 2014 . Pengaruh Lama Fermentasi
EM- 4 Terhadap Kandungan Protein Kasar Padatan Kering Lumpur Organik
Unit Gas Bio. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Fardiaz, s. 1996. Aplikasi HACCP dalam Industri Pangan. Jurusan Teknologi Pangan
dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Furuichi M. 1988. Fish Nutrition. Pp. 1-78.In. Watanabe T.Editor. Fish Nutrition and
Marineculture. JICA textbook.The General Aquaculture Course. Tokyo.
Kanagawa Internasional Fisheries Traning Center
Ganong. 1990. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC
Germain, G. S., and R. Summerbell. 2006. Identifying Filamentous Fungi. Oxford
University, California.
Goddard S. 1996. Importance and Benefit of Using Lipids in Fish Nutrition Chapman
and Hall. New York.
Halver, J. E. 1989. Fish Nutrition. Academic Press, Inc., Vol. 2 Sandiego, California,
USA. 798 halaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Irliyandi, F. 2008. Pengaruh Padat Penebaran 60, 75 dan 90 Ekor/Liter terhadap
Produksi Ikan Patin Pangasius hypophthalmus Ukuran 1 Inci UP (3 cm) dalam
Sistem Resirkulasi. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan Manajemen
Akuakultur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Jangkaru, Z., 1974. Makanan Ikan. Lembaga Penelitian Perikanan Darat Direktoral
Jendral Perikanan. Bogor.
Kementrian Kelautan dan Perikanan.-___. Permintaan Pasar Terhadap Ikan Bawal.
http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id ( di akses pada tanggal 29 september
2016).
Kordi, G. 2005. Budidaya Ikan Patin: Biologi, Pembenihan dan Pembesaran.
Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Lagler, K. F., J. E. Bardach; R.R. Mikkeri D.R.M. Passino, 1977. Icthiology. John
Wiley and Sons Inc., London.
Lesmana, D. S. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Cetakan Pertama. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Lestari S. 2001. Pemanfaatan tulang ikan tuna (Limbah) untuk pembuatan tepung
tulang [skripsi]. Bogor: Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Institut Pertanian
Bogor.
Lovell, T. 1989. Nutrition and feeding of fish. Auburn University, New York.
Mattjik, AA dan M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan. Jilid I. IPB Press,
Bogor
Millamena, O.M. 2002. Replacement of fish meal by animal byproduct meals in a
practical diet for growout culture of grouper Epinephelus coioides. Aqua-
culture, 204:75–84.
Mudjiman, A., 2009. Makanan Ikan. Penebar Swadya, Jakarta.
Mulyadi, Usman, M.T., dan Suryani. 2010. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan
Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Benih Ikan Silais
(Ompok hypophthalmus). Berkala Perikanan Terubuk.
National Research Council. 1983. Nutirent requirements of warm water fishes.
National Academic of Science, Washington, D.C.
Rahardi F., Kristiawati R., Nazaruddin, 1993, Agribisnis Perikanan, PT Penebar
Swadaya, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Rahmi, Y., 2008. Konversi Alkohol dari Tepung Jagung.
http://www.google.co.id/search?num=20&hl=id&client=firefoxa&channel
=s&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&as_qdr=all&q=bioetanol+filet
ype%3Apdf&btnG.( diakses pada tanggal 19 januari 2017 ).
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Bina Cipta. Jakarta.
Stickney, R. R. 1993. Advance in Fisheries Science: Culture of Nonsalmonid
Freshwater Fishes. 2th edition. Florida: CRC Press.
Sukarminah, E., D. M. Sumanti, dan I Hanidah. 2008. Mikrobiologi Pangan. Penerbit
Universitas padjadjaran : Jatinagor.
Sustri, L. 2012. Kandungan Protein pada Pelet Ikan. Artikel, (Online).
http://wordpress.com/2012/10/kandungan-protein-pada-pelet-ikan.html,
(diakses 29 november 2016).
Suwarsito, 2004. Pengaruh Kadar L-Karnitin Berbeda Dalam Pakan Terhadap
Kadar Lemak Daging dan Pertumbuhan Ikan Patin ( Pangasius
Hipopthalmus). Tesis. Program Pascasarjana. IPB.
Utomo, P. 2012. Teknik Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar di Kolam dan Panduan
Pembuatan Pakan Ikan Bawal. Seameo Biotrop. Bogor, Indonesia.
Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Marine Culture. JICA Texbook. The General
of Aquaculture Course. Departemen of Aquatic. Biosciense. Tokyo.
Webster, C.D and C. Lim. 2002. Nutrien Requirement and Feeding of Finfish for
Aquaculture. Aquaculture Research Center. Kentucky State University
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1988. Pengantar Teknologi Pangan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yulfiperius. 2001. Pengaruh kadar vitamin E dalam pakan terhadap kualitas telur ikan
patin, Pangasius hypopthalmus.Thesis. Program Pascasarjana Institutu
Pertanian Bogor.
Zonneveld, N. Huisman, E. A. Boon, J. H. 1991. Budidaya Ikan. Gramedia : Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 1. SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : XII/I
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
waktu
Media, alat,
bahan
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang struktur dan fungsi DNA,
gen dan kromosom dalam
pembentukan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses pada
mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola
pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manifestasi
pengalaman ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,
Bioteknologi.
Konsep dasar
Bioteknologi.
Jenis
Bioteknologi.
Bioteknologi
Konvensional
(Fermentasi).
Bioteknologi
Modern
(Rekayasa
Genetika).
Produk
Bioteknologi
Konvensional
Jenis Bioteknologi dan
Bioteknologi konvensional
Mengamati
Mengkaji referensi
tentang produk
Bioteknologi
konvensional.
Menanya
Apa bioteknologi
konvensional?
Bagaimana menghasilkan
produk bioteknologi
konvensional?
Tugas
Membuat
kliping tentang
produk-produk
bioteknologi
konvensional di
pasaran.
Portofolio
Laporan
percobaan
(format dan isi
laporan).
Tes
Pemahaman
tentang
4 x 45
menit
Buku
Biologi
kelas XII.
Buku kerja
/LKS.
Peralatan
Laboratori
um untuk
percobaan
fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan
peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif
dalam melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di
luar kelas/laboratorium.
3.10Memahami tentang prinsip-
prinsip bioteknologi yang
menerapkan bioproses dalam
menghasilkan produk baru untuk
meningkatkan kesejahteraan
Produk
Bioteknologi
modern.
Dampak
pemanfaatan
produk
Bioteknologi di
masyarakat.
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
Mengkaji referensi
tentang arti, prinsip dasar
dan jenis-jenis
Bioteknologi
konvensional.
Mengindentifikasi dan
mengklasifikasi kan
produk Bioteknologi
konvensional yang beredar
di masyarakat berdasarkan
prinsip dasar proses
bioteknologi.
Melakukan percobaan
fermentasi tepung onggok
bioteknologi
konvensional
dan modern.
Observasi
Sikap ilmiah
dalam diskusi
dan melakukan
percobaan
fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
manusia dalam berbagai aspek
kehidupan.
4.10Merencanakan dan melakukan
percobaan dalam penerapan
prinsip-prinsip bioteknologi
konvensional untuk menghasilkan
produk dan mengevaluasi produk
yang dihasilkan serta prosedur
yang dilaksanakan.
sebagai pakan ikan di
akuarium.
Mengasosiasikan
Mengolah data hasil
percobaan dan
menyimpulkan tentang
proses fermentasi.
Mengkomunikasikan
Menyusun laporan hasil
percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/I
Pertemuan : 3 dan 4
Alokasi waktu : 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang di anutnya.
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terait dengan pengembangan dari yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
KD 1.3. Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manifestasi
pengalaman ajaran agama yang
dianutnya.
1.3.1. Menjaga dan melestarikan
tanaman dan hewan di
lingkungan sekitar.
KD 2.1. Berperilaku ilmiah : teliti,
jujur terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab dan peduli
dalam observasi dan eksperimen,
berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta
damai, berpendapat secara ilmiah
dan kritis, responsif dan proaktif
dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/
laboratorium maupun di luar kelas/
laboratorium.
2.1.1. Menunjukkan perilaku teliti
dalam mengerjakan soal pada
LKS yang diberikan.
2.1.2. Menunjukkan perilaku jujur
dalam melaporkan hasil
diskusi.
2.1.3. Menunjukkan perilaku
kerjasama saat mengerjakan
LKS maupun melakukan
percobaan.
KD 3.10 Memahami tentang
prinsip-prinsip bioteknologi yang
menerapkan bioproses dalam
3.10.1. Menjelaskan prinsip dan jenis
bioteknologi.
3.10.2. Mendeskripsikan perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
menghasilkan produk baru untuk
meningkatkan kesejahteraan
manusia dalam berbagai aspek
kehidupan.
bioteknologi modern dan
bioteknologi konvensional.
3.10.3. Menguraikan tentang proses
fermentasi.
KD 4.10 Merencanakan dan
melakukan percobaan dalam
penerapan prinsip-prinsip
bioteknologi konvensional untuk
menghasilkan produk dan
mengevaluasi produk yang
dihasilkan serta prosedur yang
dilaksanakan.
4.10.1. Membuat perencanaan
percobaan penerapan prinsip-
prinsip bioteknologi
konvensional.
4.10.2. Melaksanakan percobaan
fermentasi pakan ikan dari
tepung onggok singkong.
4.10.3. Menyusun laporan pembuatan
pakan ikan dari onggok
singkong.
C. Tujuan Pembelajaran
1.3.1.1. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menunjukan sikap
peduli dalam menjaga dan melestarikan tanaman dan hewan di
lingkungan sekitar.
1.3.1.2. Melalui kegiatan refleksi siswa mampu menunjukan rasa syukur
dengan melestarikan tanaman dan hewan di lingkungan sekitar.
2.1.1.1. Melalui pengerjaan soal LKS, siswa dapat menunjukan perilaku
teliti.
2.1.2.1. Melalui penyampaian hasil diskusi, siswa dapat menunjukan
perilaku jujur.
2.1.3.1. Melalui pengerjaan LKS, siswa dapat aktif dalam proses
pembelajaran.
2.1.3.2. Melalui pengamatan, siswa dapat menunjukan sikap kerjasama
dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3.10.1.1. Melalui studi pustaka, siswa mampu menjelaskan prinsip
bioteknologi.
3.10.1.2. Melalui studi pustaka, siswa mampu menggolongkan jenis-jenis
bioteknologi.
3.10.2.1. Setelah mengkaji pustaka, siswa dapat mendeskripsikan perbedaan
bioteknologi modern dan konvensional.
3.10.3.1. Setelah menonton video rangkaian fermentasi, siswa mampu
menguraikan proses fermentasi dengan membuat bagan alir.
4.10.1.1. Setelah mengikuti pembelajaran bioteknologi konvensional, siswa
dapat melakukan percobaan fermentasi pakan ikan dari onggok
singkong.
4.10.2.1. Setelah melakukan percobaan, siswa dapat menyusun hasil
pembuatan pakan ikan dari onggok singkong.
D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific.
Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif.
Metode pembelajaran : Diskusi Kelompok, tanya-jawab, percobaan dan
ceramah.
E. Alat, Sumber dan Bahan Belajar
1. Alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran :
a. Laptop
b. Viewer
Alat yang dibutuhkan dalam percobaan :
a. Blender
b. Oven
c. Baskom/ nampan
d. Kompor gas
e. Mesin pencetak pellet
f. Plastik bening
2. Bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Materi ajar (Powerpoint)
Bahan yang dibutuhkan dalam percobaan :
a. Onggok singkong
b. Bakteri Rhizopus oryzae
c. Bahan dasar pembuatan pakan ikan
d. Minyak jelantah
3. Sumber belajar :
a. Buku pegangan guru
b. Buku siswa Biologi SMA kelas XII, Kurikulum 2013 Penerbit
Erlangga
c. Informasi dari berbagai sumber, misalnya: jurnal tentang
fermentasi pakan ikan, koran, artikel, buku sumber lainnya dan
internet.
d. Gambar
F. Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-3
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Scientific
Pendahuluan
(10 menit)
a. Apersepsi
b. Motivasi
c. Orientasi
Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa, kemudian mengecek
kehadiran siswa.
Guru menampilkan pakan hewan
Guru bertanya “kalian tahu apa ini?
Berasal dari apakah ini? Mengapa bisa
seperti ini? Apakah onggok singkong
bisa digunakan lagi?
Guru menayangkan tujuan/ruang lingkup
materi yang akan dibahas. Guru
mengatakan “baik, setelah pembelajaran
ini berakhir, kalian diharapkan dapat
melakukan percobaan “fermentasi
onggok menggunakan bakteri Rhizopus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
oryzae sebagai pakan ikan”.
Kegiatan Inti
(70 menit)
Guru menjelaskan tentang pengertian
bioteknologi konvensional secara
umum serta pengertian fermentasi.
Guru mengkoordinasikan siswa dalam
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5
orang.
Siswa dalam kelompok mengkaji
literatur tentang bioteknologi
konvensional, dan fermentasi.
Siswa menonton video tentang proses
fermentasi singkong menjadi tape.
Diajukan pertanyaan :
o Apakah pembuatan tahu,
tempe dan tape termasuk
dalam bioteknologi
konvensional? Mengapa?
o Apakah onggok singkong bisa
diolah menjadi sesuatu?
(mengenai onggok singkong).
o Menanyakan salah satu bentuk
pengolahan onggok singkong.
Siswa berdiskusi menjawab pertayaan
terkait berdasar pemahaman mereka
setelah menonton video dan
pengkajian literatur.
Siswa menganalisis pengolahan
ampas tahu dalam bioteknologi
konvensional (fermentasi)
berdasarkan LKS.
Perwakilan kelompok diminta
Penataan materi
yang sistematis.
Mengamati
Menanya
Menalar
Mencoba
Mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mempresentasikan hasil diskusinya,
kelompok lain menanggapi.
Guru memberi klasifikasi bila ada
yang belum tepat dan memberi
penguatan pada hasil presentasi yang
sudah benar.
Penutup
(10 menit)
a. Merangkum
b. Evaluasi
c. Refleksi
d. Arahan/tindak
lanjut
Siswa diminta menyimpulkan apa yang
telah dipelajari hari ini.
Siswa menjawab beberapa pertanyaan
terkait materi yang dibahas.
Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
mempelajari pelajaran hari ini.
Siswa diminta untuk mempelajari tentang
materi yang akan dipraktekan pada
pertemuan selanjutnya (pembuatan pakan
ikan dari onggok singkong yang
terfermentasi Rhizopus oryzae).
Pertemuan ke-4
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Scientific
Pendahuluan
(10 menit)
a. Apersepsi
b. Mengecek
Guru mengucapkan salam dan meminta
salah satu siswa untuk memimpin do’a.
Guru mengecek kehadiran siswa.
Ditanyakan mengenai konsep-konsep
terkait yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya (bagan alir proses
fermentasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kesiapan siswa
c. Orientasi
Ditanyakan mengenai kesiapan tiap
kelompok untuk melakukan praktikum.
Guru menayangkan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan hari
ini. Guru mengatakan “baik, setelah
pembelajaran ini berakhir kalian
diharapkan dapat terampil melakukan
praktikum dan mampu menganalisis
serta menyimpulkan hasil percobaan
yang telah dilakukan secara lisan dan
tertulis dengan menggunakan tatacara
penulisan ilmiah yang benar ”.
Kegiatan Inti
(75 menit)
Guru meminta siswa berkumpul
dalam kelompok.
Guru membagikan LKS pada masing-
masing kelompok sebagai pedoman
melakukan praktikum.
Guru memberikan pengarahan awal
tentang langkah-langkah yang harus
dilakukan peserta didik pada saat
praktikum dan hasil yang ingin
diperoleh dari praktikum.
Guru meminta siswa untuk
menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk praktikum dan mulai
melakukan praktikum.
Siswa mencatat hasil praktikum
(mencatat hal apapun yang berkaitan
dengan prosedur dan hasil selama
praktikum).
Mengamati
Memberitahukan
langkah-langkah
kegiatan.
Mengumpulkan
data
Mengkomunikasika
n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Guru meminta salah satu kelompok
mempresentasikan laporan sementara.
Guru memberi jeda waktu untuk
presentasi, selanjutnya berkata : “Oke,
sudah bagus sekali hasil
presentasinya. Dari presentasi teman-
teman kalian tadi apa ada yang
punya pendapat lain?”
Guru menulis dipapan tulis ada yang
dikatakan oleh siswa.
Meninjau kembali
Merangkum
Penutup
(5 menit)
a. Refleksi
b. Arahan/tindak
lanjut
Siswa diminta mengungkapkan apa
manfaat yang diperoleh setelah
melakukan proyek penelitian.
Siswa diminta membaca buku/ sumber
lain tentang materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya (Produk
bioteknologi modern dan dampak
pemanfaatan produk bioteknologi di
masyarakat).
G. Penilaian
Aspek Teknik Instrumen
Afektif Observasi Lembar Observasi
Pengetahuan Non Tes Portofolio
Tes Laporan praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Ketrampilan Observasi kinerja Lembar Observasi Ketrampilan
praktikum
H. Lampiran
1. LKS
2. Instrumen penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LEMBAR KERJA SISWA I
A. Judul : Fermentasi
B. Tujuan :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian fermentasi
2. Siswa mampu menjelaskan proses fermentasi
C. Alat dan bahan :
1. Alat tulis
D. Prosedur :
Kegiatan A
1. Cermati diagram fermentasi alkohol yang ada pada LKS ini
2. Lengkapi diagram berikut secara baik dan benar
3. Tuliskan pada lembaran yang telah disiapkan
4. Presentasikanlah didepan kelas
Diagram fermentasi Alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
E. Hasil :
Nama Kelompok :
1. ..........................................
2. ...........................................
3. ...........................................
4. ...........................................
5. ...........................................
Siklus : ……
Deskripsi dan gambar :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DIAGRAM FERMENTASI ALKOHOL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LEMBAR KERJA SISWA II
A. Judul : Pembuatan pakan ikan melalui fermentasi onggok
singkong dengan menggunakan Rhizopus oryzae
B. Tujuan :
1. Siswa dapat melakukan percobaan fermentasi onggok singkong
menggunakan Rhizopus oryzae.
C. Siswa dapat membuat pakan ikan dengan onggok yang terfermentasi
Rhizopus oryzae selama 6 hari.
D. Alat dan Bahan
a. Alat
1 Blender
2 Kompor gas
3 Senduk pengaduk
4 Pisau
5 Nampan/ Wadah atau Baskom
6 Mesin pencetak pelet
7 Plastik bening
8 Oven
9 Timbangan digital
10 Panci
b. Bahan
1. Bahan pembuatan pakan (dedak, onggok, Tepung ikan, minyak
jelantah, dan daun singkong.
2. Bakteri Rhizopus oryzae.
3. Air
E. Cara kerja
1. Difermentasikan onggok singkong dengan menggunakan bakteri
Rhizopus oryzae.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Fermentasi dilakukan dengan cara mencampuran onggok dan bakteri
Rhizopus oryzae kemudian di masukan ke dalam plastik bening dan
dibiarkan selama 6 hari.
3. Setelah proses fermentasi selesai, masing-masing bahan ditimbang
sebanyak komposisi yang dibutuhkan :
- 250 g Tepung ikan
- 600 g Onggok sigkong
- 50 g Dedak halus
- 50 g Daun singkong
- 50 ml Minyak jelantah
4. Daun singkong diblender sampai halus.
5. Dicampurkan bahan-bahan pembuatan pakan ikan termasuk onggok
singkong yang sudah terfermentasi selama 6 hari dan kemudian
dicampurkan sampai merata.
6. Dikukus bahan-bahan yang telah dicampurkan selama 30 menit.
7. Bahan-bahan yang sudah di kukus tadi kemudian dicetak dengan
menggunakan mesin pencetak pakan. Cetaklah berdasarkan ukuran
yang di inginkan.
8. Dipotong pakan ikan yang telah dicetak menjadi ukuran kecil
berdasarkan bukaan mulut ikan.
9. Dikeringkan pakan yang sudah dicetak dengan cara di oven atau di
jemur dibawah cahaya matahari.
10. Setelah pakan kering maka , pakan siap diberikan kepada ikan.
11. Dicatat hasil perubahan onggok yang terfermentasi dan catatlah
tekstur pakan yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
F. Hasil
Tabel hasil pengamatan fermentasi onggok singkong dengan
menggunakan Rhizopus oryzae.
No Identifikasi fermentasi selama 6 hari Keterangan
1.
Tekstur
2.
Warna
3.
Bau
G. Kesimpulan
Nama Kelompok :
1. .....................................................
2. .....................................................
3. .....................................................
4. .....................................................
5. .....................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lembar Pengamatan Observasi Ketrampilan Praktikum
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Kemampuan
1 2 3 4
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum
2. Menggunakan alat sesuai fungsinya
3. Melakukan praktikum dengan benar
4. Membersihkan alat
5. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya
Jumlah
Keterangan:
1 : Kurang jika tidak memenuhi aspek yang dinilai
2 : Cukup jika memenuhi aspek yang dinilai
3 : Baik jika semua aspek dipenuhi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Rubrik Penilaian Praktikum
Skor Kriteria
1 Kurang, persiapan alat dan bahan praktikum tidak lengkap, tidak
dapat menggunakan alat sesuai fungsinya, tidak melakukan
praktikum dengan benar, membersihkan alat praktikum, dan
tidak mengembalikan alat-alat praktikum.
2 Cukup, persiapan alat dan bahan tidak lengkap, penggunaan alat
sesuai fungsinya, melakukan praktikum dengan benar,
membersihan alat praktikum, mengembalikan alat meski belum
tepat di tempatnya.
3 Baik, persiapan alat dan bahan praktikum sudah sangat lengkap,
penggunaan alat sesuai fungsinya, melakukan praktikum dengan
baik, membersihkan alat praktikum, mengembalikan alat
praktikum di tempatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lembar Penilaian Sikap
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
(perilaku dan kerjasama siswa
dalam pembelajaran) Jumlah Skor Nilai
Jujur Teliti Kerjasama
1.
2.
3.
4.
5.
dsb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Rubrik penilaian Sikap
Jujur
Skor Keterangan
3 Tidak menyontek atau melakukan plagiat (mengambil/
menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada
saat mengerjakan tugas/ulangan
2 Kadang-kadang menyontek pada saat mengerjakan tugas, tidak
melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan
tugas/ulangan.
1 Menyontek pada saat mengerjakan tugas/ulangan dan melakukan
plagiat mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas
Teliti
3 Mengerjakan tugas dengan cermat dan tidak cereboh dalam
melakukan percobaan
2 Mengerjakan tugas kurang cermat dan masih sedikit ceroboh
dalam melakukan percobaan
1 Tidak mengerjakan tugas dengan cermat dan cereboh dalam
melakukan percobaan
Kerja sama
3 Mampu berdinamika dalam kelompok, menyampaikan pendapat
dalam melakukan diskusi dan pengamatan
2 Terkadang mampu berdinamika dalam kelompok, terkadang
menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan
pengamatan
1 Tidak mampu berdinamika dalam kelompok, tidak
menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan
pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Instrument
Tugas portofolio membuat laporan hasil praktikum pembuatan pakan ikan dari
onggok singkong
Ruang Lingkup
1. Karya portofolio yang dikumpulkan adalah hasil laporan praktikum
pembuatan pakan ikan dari onggok singkong
2. Laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat-lambatnya satu minggu
setelah peserta didik mendapatkan data akhir.
Uraian Tugas Protofolio
1. Buatlah laporan praktikum Biologi pembuatan pakan ikan dari onggok
singkong
2. Laporan praktikum meliputi:
Judul
Tujuan
Dasar Teori
Alat dan Bahan
Cara Kerja
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Rubrik Penilaian Portofolio Terhadap Laporan Praktikum
No Kriteria Skor
1 Struktur laporan
a. Judul
Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang akan
dipraktekkan, ditulis dengan huruf kapital semua
5
Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang
dipraktekan
tetapi huruf kapital ditulis pada awal kalimat saja
3
Menulis judul kegiatan sesuai dengan materi yang
dipraktekkan
tetapi ditulis dengan huruf kecil semua
2
b. Tujuan
Menyebutkan tujuan dengan benar dan lengkap, sesuai KI dan
KD
5
Menyebutkan tujuan benar sesuai KI dan KD 3
Menyebutkan tujuan tetapi tidak sesuai KI dan KD 1
c. Dasar Teori
Memuat secara keseluruhan materi yang sudah dipraktekkan,
isi relevan dengan materi yang dipraktekkan
20
Memuat 70% materi yang sudah dipraktekkan, isi relevan
sesuai dengan materi yang dipraktekkan
15
Memuat 50% materi yang sudah dipraktekkan, isi relevan
sesuai dengan materi yang dipraktekkan
10
d. Alat dan Bahan
Mencatat alat dan bahan dengan lengkap dan benar sesuai
dengan yang sudah dipraktekkan
5
Mencatat 70% alat dan bahan benar tetapi tidak lengkap dan
sesuai dengan yang sudah dipraktekkan
3
Mencatat 50% alat dan bahan dan tidak sesuai dengan yang
sudah dipraktekkan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
e. Cara Kerja
Menulis cara kerja secara urut, lengkap sesuai yang
dipraktekkan
5
Mencatat cara kerja secara urut tetapi tidak lengkap dan
sesuai dengan yang dipraktekkan
3
Mencatat cara kerja tidak urut tetapi sesuai dengan yang
dipraktekkan
2
f. Hasil Pengamatan
Disajikan dalam bentuk tabel dan sesuai dengan yang
dipraktekkan dengan disertai keterangan yang benar
10
Disajikan dalam bentuk tabel, sesuai dengan yang
dipraktekkan tetapi keterangan 75% benar
7
Disajikan dalam bentuk tabel, sesuai dengan yang
dipraktekkan tetapi keterangan 50% benar
5
g. Pembahasan
Membahas secara keseluruhan sesuai dengan tujuan
praktikum yang sudah dipraktekkan, kalimat mudah
30
Membahas sekitar 70% sesuai dengan tujuan praktikum yang
sudah dipraktekkan, kalimat mudah dipahami
25
Membahas sekitar 50% sesuai dengan tujuan praktikum yang
sudah dipraktekkan dan kalimat mudah dipahami
20
h. Kesimpulan
Kesimpulan benar dan merupakan jawaban tujuan praktikum,
ditulis dengan kalimat yang mudah dipahami
5
Kesimpulan benar dan merupakan jawaban tujuan praktikum
tetapi kalimat terlalu panjang
3
Kesimpulan bukan merupakan jawaban tujuan praktikum 1
i. Daftar Pustaka
Mengambil dari sumber buku minimal 3 dan sesuai dengan
dasar teori yang dipaparkan
5
Mengambil dari sumber buku hanya 2 dan sesuai dengan
dasar teori yang dipaparkan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Mengambil dari sumber buku hanya 1 dan sesuai dengan
dasar teori yang dipaparkan
1
2. Isi Laporan
Isi lengkap (memuat dan membahas semua hal yang sudah
diamati)
5
Isi 70% memuat dan membahas hal yang sudah diamati 4
Isi 50% memuat dan membahas hal yang sudah diamati 3
3. Cara Penyajian Laporan
Laporan disajikan dalam bentuk makalah, diketik dengan
rapi, menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12
5
Laporan disajikan dalam bentuk makalah, diketik dengan
rapi, menggunakan huruf Times New Roman ukuran 11
4
Laporan disajikan seadanya (tidak dalam bentuk makalah,
tidak dijilid), ditulis tangan/diketik menggunakan huruf
selain Times New Roman ukuran sembarang
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lembar Penilaian Portofolio
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
Skor Nilai
Struktur Laporan Isi Laporan Penyajian
Laporan
1.
2.
3.
4.
5.
dst
N=
Kriteria penilaian :
Nilai 85 – 100 = A (Sangat Baik)
Nilai 70 – 84 = B (Baik)
Nilai 55 – 69 = C (Cukup)
Nilai 50 – 54 = D (Kurang)
Nilai 0 – 49 = E (Sangat Kurang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Perlakuan
Penguk
uran
setiap 3
hari
Pengukuran Sampel
Rata-
rata
Berat ikan (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K+
1 16 18 20 18 22 24 26 25 24 19 21.2
2 24 22 17 19 26 20 24 27 19 26 22.4
3 27 18 20 22 21 25 25 20 27 28 23.3
4 22 21 27 18 23 26 21 25 28 27 23.8
5 21 27 22 26 29 28 19 22 23 26 24.3
6 28 24 23 24 29 26 28 22 19 27 25
7 27 28 22 24 29 20 30 24 27 23 25.4
8 29 29 20 30 24 25 23 27 24 28 25.9
9 31 24 29 25 21 30 28 25 23 28 26.4
10 30 29 25 24 26 31 22 30 25 28 27
Perlakuan
Penguk
uran
setiap 3
hari
Pengukuran Sampel
Rata-
rata
Berat ikan (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K-
1 14 15 20 19 17 18 16 24 19 18 18
2 20 15 19 21 16 26 24 19 20 16 19.6
3 21 20 15 22 25 17 21 27 18 19 20.5
4 18 22 16 25 23 21 13 19 20 28 20.5
5 22 29 13 24 25 20 17 20 21 19 21
6 21 26 21 25 30 20 18 22 14 24 22.1
7 25 19 31 27 21 21 24 26 23 14 23.1
8 26 17 31 26 22 15 22 27 22 25 23.3
9 15 26 25 17 27 31 22 22 22 26 23.3
10 21 23 27 25 20 27 25 31 19 16 23.4
DATA HASIL PENELITIAN
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Perlakuan
Penguk
uran
setiap 3
hari
Pengukuran Sampel
Rata-
rata
Berat ikan (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K3
1 17 23 19 18 32 18 20 13 22 21 20.3
2 21 18 22 32 21 20 23 14 18 19 20.8
3 20 19 19 18 22 20 14 33 23 24 21.2
4 24 20 23 20 19 21 33 15 23 22 22
5 22 22 24 34 23 15 20 23 21 20 22.4
6 24 34 21 20 25 22 24 23 16 21 23
7 35 26 25 21 23 21 23 22 20 16 23.2
8 23 35 22 23 24 26 25 20 17 22 23.7
9 23 25 24 36 22 23 26 21 26 17 24.3
10 25 37 22 21 26 27 23 24 22 18 24.5
Perlakuan
Penguk
uran
setiap 3
hari
Pengukuran Sampel
Rata-
rata
Berat ikan (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A2
1 25 14 17 23 19 14 19 17 14 24 18.6
2 19 24 18 23 14 17 14 20 25 14 18.8
3 20 19 25 24 18 15 19 15 15 26 19.6
4 25 20 19 15 19 18 15 26 24 16 19.7
5 27 20 24 16 21 25 19 16 16 25 20.9
6 26 24 27 20 17 16 19 22 25 16 21.2
7 28 17 22 25 21 25 20 17 26 17 21.8
8 18 28 22 26 18 23 27 26 21 18 22.7
9 19 27 19 18 21 24 29 23 27 26 23.3
10 20 21 24 29 19 27 19 28 24 27 23.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Perlakuan
Penguk
uran
setiap 3
hari
Pengukuran Sampel
Rata-
rata
Berat ikan (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A1
1 19 13 19 18 17 14 19 22 26 14 18.1
2 13 18 19 15 14 19 17 23 19 26 18.3
3 27 23 15 20 20 19 14 20 15 18 19.1
4 20 27 14 19 16 20 21 16 18 24 19.5
5 16 15 24 17 28 19 21 20 21 21 20.2
6 17 20 28 22 21 16 17 19 21 25 20.6
7 22 23 16 29 18 20 21 22 25 18 21.4
8 18 18 22 20 22 26 17 23 22 29 21.7
9 23 21 19 23 17 24 26 30 19 23 22.5
10 27 24 30 21 23 19 19 23 23 17 22.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PERHITUNGAN STATISTIK
A. Uji Normalitas
Tests of Normality
perlaku
an
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pengaruhfermentasipakan k1 .129 10 .200* .939 10 .547
k2 .165 10 .200* .942 10 .572
k3 .135 9 .200* .968 9 .875
k- .206 11 .200* .938 11 .499
k+ .114 10 .200* .977 10 .944
B. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
pengaruhfermentasipakan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.550 4 45 .700
C. Uji Anova
ANOVA Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 101,4352 4 25,3588 8,421431 3,68E-05 2,578739
Within Groups 135,505 45 3,011222
Total 236,9402 49
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
D. Uji Duncan
Pengaruh fermentasi pakan
Duncan
perlaku
an N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
k1 10 20.4000
k2 10 21.0400 21.0400
k- 10 21.4800 21.4800
k3 10 22.5400
k+ 10 24.4700
Sig. .196 .073 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017 DATA KUALITAS AIR
Ph air
Do Air
Do H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 Rata-
rata
3.4 3.2 3.6 3.4 3 3.4 3.2 3.4 3.3 3.5 3.34
3.2 3.2 3.3 3.4 3.1 3.4 3.4 3.6 3.4 3.4 3.34
3.4 3.5 3.6 3.6 3.3 3.2 3.3 3.5 3.3 3.6 3.43
3.4 3.4 3.4 3.5 3.5 3.3 3.4 3.5 3.6 3.5 3.45
3.6 3.4 3.4 3.3 3.3 3.5 3.2 2.7 3.4 3.5 3.43
Ph H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 Rata-
rata
7.8 6.9 7.2 7.7 7.4 7.6 7.3 7.6 7.3 7.6 7.44
7.7 7.6 7.4 7.5 7.4 7.8 7.3 7.8 7.3 7.7 7.55
7.9 7.8 7.4 7.5 7.6 7.4 7.5 7.4 7.5 7.4 7.54
7.4 7.8 7.9 7.8 7.4 7.7 7.7 7.8 7.7 7.5 7.67
7.4 7.7 7.7 7.8 7.3 7.6 7.5 7.4 7.4 7.7 7.55 Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 6 : Foto-foto Penelitian
Onggok singkong terfermentasi Daun singkong
Penggilingan Pakan Pakan Pabrik P 781-2
Pakan Onggok singkong terfermentasi Sisah pakan Ikan di dalam akuarium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Akuarium pemeliharaan ikan bawal Akuarium pemeliharaan ikan Bawal
Berat Ikan Bawal Ikan Bawal
Ph Air di akuarium Do Air di Akuarium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI