PENGARUH PERBANDINGAN TANAH HUMUS BAUCAU DAN … · mengandung banyak unsur organik dan memiliki...
Transcript of PENGARUH PERBANDINGAN TANAH HUMUS BAUCAU DAN … · mengandung banyak unsur organik dan memiliki...
i
PENGARUH PERBANDINGAN TANAH HUMUS BAUCAU
DAN TANAH BERPASIR KALI KUNING TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. Bima)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Rosa Do Rosario Fraga Kadeo
NIM : 131434065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Lakukan dan Bekerjalah dengan Tulus
Karyaku yang sederhana ini kupersembahkan untuk:
Kedua orangtuaku tercinta
Nenek Tersayang
Keluarga Tercintaa
Sahabat yang selalu ada
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
Teman Seperjuangan Pendidikan Biologi Angkatan 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGARUH PERBANDINGAN TANAH HUMUS BAUCAU
DAN TANAH BERPASIR KALI KUNING TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var Bima)
Rosa Do Rosario Fraga Kadeo
Universitas Sanata Dharma
2017
ABSTRAK
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan,
mengandung banyak unsur organik dan memiliki aerasi yang baik. Tanah berpasir
merupakan tanah yang miskin akan unsur hara dan kemampuan menyimpan air
sangat rendah. Dalam penelitian ini, kedua jenis tanah ini dikombinasikan dengan
perbandingan tertentu. Kedua jenis tanah ini merupakan media tanam yang sesuai
untuk pertumbuhan tanaman bawang merah karena sifatnya lempung dan berpasir.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh perbandingan tanah
humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning terhadap pertumbuhan tanaman
bawang merah, (2) Mengetahui perbandingan tanah yang paling baik untuk
pertumbuhan tanaman bawang merah.
Sampel yang digunakan adalah tanaman bawang merah (Allium
ascalonicum L. var. Bima) sebanyak 28 umbi yang diberi perlakuan campuran
tanah humus dan tanah berpasir dengan perbandingan 3:1, 2:1 dan 1:1. Variabel
bebas terdiri atas campuran tanah humus dan tanah berpasir dengan perbandingan
yang berbeda dan kontrol. Variabel terikat meliputi tinggi tanaman, jumlah daun
dan berat basah umbi. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah pemeliharaan,
penyiraman air, pemupukan dan intensitas cahaya. Data dianalisis menggunakan
Uji Kruskal Walls taraf signifikan 0.05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tanah humus Baucau
dan tanah berpasir Kali Kuning berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
tanaman bawang merah dalam hal pertambahan tinggi tanaman dan berat basah,
sedangkan untuk jumlah daun tidak berpengaruh signifikan. Kombinasi media
tanam (tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning) dengan
perbandingan 2:1 menunjukkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi yaitu 41,6 cm
dan rata-rata berat basah tertinggi yaitu 31,6 gram, sedangkan rata-rata jumlah
daun tertinggi pada perbandingan 3:1 yaitu mencapai 31 helai.
Kata kunci: tanah humus Baucau, tanah berpasir Kali Kuning, bawang merah
(Allium ascalonicum L. var. Bima)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INFLUENCE OF BAUCAU TOP SOIL AND SANDY SOIL OF KALI
KUNING COMPARISON TOWARD THE GROWTH OF ONION PLANT
(Allium ascalonicum L. var. Bima)
Rosa Do Rosario Fraga Kadeo
Sanata Dharma University
2017
ABSTRACT
Top soil is formed by weathering which consist many organic element, and
has a good aeration. Sandy soil is a soil which poorly has nutrient and its ability
to reserve water is very low. In this research two type of soil was combined with
specific comparison. Both soil are soil media which is suitable toward the growth
of red onion because of its characteristic clay and sandy. The aim of this
research is to know: (1) The influence of Baucau top soil and sandy soil of Kali
Kuning comparison toward the growth of onion. (2) To know best soil comparison
for the growth of onion.
The sample used is onion plants (Allium ascalonicum L. var. Bima) as
much 28 tubers were used by giving treatment of soil combination of top soil and
sandy soil with 3:1, 2:1 and 1:1. Independent variable consist of combination of
top soil and sandy soil which was different and control. Dependent variable
including plant high, number of leaves and gross weight of tuber. Control
variable on this research are maintenance, watering and fertilizing. Data was
analyzed using Kruskal Wall test with significant 0,05.
The results showed that the composition of top soil and sandy soil affect
on the growth of onion crops in terms of high increase and wet weight, while the
leaf addition did not significantly influence. Combination of soil media ( Baucau
to soil and sandy soil of Kali Kuning) with 2:1 comparison had the highest plant
high mean that was 41,6 cm and the highest gross weight mean 31,6 gram, while
the highest number of leaves mean was in 3:1 comparison that was 31counter.
Keywords: top siol Baucau, sandy soil Kali Kunig , onion (Allium ascalonicum L.
var. Bima)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kasih dan karunia Tuhan Yang Mahas Esa yang telah
diberikan pada saya, sehingga sekripsi saya yang berjudul “Pengaruh
Perbandingan Tanah Humus Baucau Dan Tanah Berpasir Kali Kuning Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L. var. Bima)” dapat
terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada beberapa pihak yang sudah memberikan bantuan, dukungan dan
bimbingan. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatna, M.Sc, Ph.D. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Rohandi Ph.D. selaku Dekan FKIP dan Bapak Dr. M. Andi
Ruditho, S.Pd. selaku Ketua Jurusan JPMIPA Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Biologi.
4. Bapak Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro, S.Soi., M.Si. selaku dosen
pembimbing akademik yang telah membimbing penulis menyelesaikan
pendidikan.
5. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan koreksi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan studi dengan lancar.
6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biogi yang sudah membantu
dan mendukung.
7. Segenap staff sekretariat JPMIPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Kedua orang tua tercinta Ibu Albina Fraga dan Bapak Erik Kadeo yang
selalu mendoakan, mencurahkan kasih sayang dan selalu memberikan
dukungan penuh.
9. Kedua kakak dan adikku tersayang Esia Kadeo, Ana Kadeo, Muty, Ino
Kadeo dan Ishakai yang selalu mendukung dan menyemangati penulis.
10. Segenap keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, doa dan
motivasi.
11. Teman-teman tersayang, Prasedis Mangkinya Kelen, Sania Diaz,
Magdalena Simbolon, Firdaus Soge Kehek, Olis Nenat, Rinto Djingi, Rian
Konsesao, Gius Gale dan Riki Paulus yang sudah membantu dan
memberikan dukungan.
12. Teman-teman Kost dan Bapak Kost yang selalu memberikan dukungan
dan kebersamaannya selama ini.
13. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2013 yang menjadi teman
seperjuangan yang salalu saling mendukung.
14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa sekripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun.
Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . Error! Bookmark not defined.ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
A. Tanaman Bawang Merah ................................................................................ 7
1. Klasifikasi Bawang Merah ............................................................................. 7
2. Sejarah Tanaman Bawang Merah ................................................................... 7
3. Karakteristik Morfologi Bawang Merah ........................................................ 8
4. Bawang Merah Varietas Bima ...................................................................... 10
5. Kandungan Dan Manfaat Bawang Merah .................................................... 11
6. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah .................................................... 12
7. Panen Bawang Merah ................................................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang Merah ....................................... 13
1. Hama ............................................................................................................ 13
2. Penyakit ........................................................................................................ 16
C. Tanah .............................................................................................................. 19
1. Komponen Tanah ......................................................................................... 19
2. Sifat Dasar Tanah ......................................................................................... 19
3. Jenis tanah dan Karakteristik Tanah ............................................................. 21
D. Pupuk Kascing ................................................................................................ 27
E. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 28
F. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 29
G. Hipotesis ......................................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 33
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 33
B. Variabel Penelitian ......................................................................................... 33
C. Batasan Penelitian .......................................................................................... 34
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................... 34
E. Desain Penelitian ............................................................................................ 34
F. Alat dan Bahan ............................................................................................... 35
G. Prosedur Kerja ............................................................................................... 36
H. Analisis Data ................................................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 42
A. Hasil ............................................................................................................... 42
B. Pembahasan .................................................................................................... 48
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 58
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN 60
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 63
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam 100 Gram Umbi Bawang Merah ................... 11
Tabel 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................. 28
Tabel 3.1 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah ............................... 40
Tabel 3.2 Rata-Rata Tinggi Tanaman Bawang Merah.......................................... 41
Tabel 3.3 Rata-Rata Berat Basah Tanaman Bawang Merah ................................. 41
Tabel 4.1 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah ............................... 42
Tabel 4.2 Rata-Rata Tinggi Tanaman Bawang Merah.......................................... 45
Tabel 4.3 Rata-Rata Berat Basah Tanaman Bawang Merah ................................. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1 Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) ........................... 9
Gambar. 2.2 Ulat Grayak ...................................................................................... 14
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 31
Gambar 3.1 Penyusunan Polybag Secara Acak .................................................... 35
Gambar 4.1 Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Bawang Merah ......................... 43
Gambar 4.2 Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman ........................................ 46
Gambar 4.3 Berat basah umbi bawang merah ...................................................... 54
Gambar 4.4 Daun yang dimakan Ulat Grayak ...................................................... 56
Gambar 4.5 Tanaman yang Terserang Penyakit .................................................. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus .............................................................................................. 67
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 71
Lampiran 3 LKS ................................................................................................... 77
Lampiran 4 Instrumen Penilaian ........................................................................... 80
Lampiran 5 Hasil Uji Kurskal Walls ..................................................................... 88
Lampiran 6 Data Pertambahan Tinggi Tanaman Bawang Merah ......................... 91
Lampiran 7 Data Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah .............. 95
Lampiran 8 Data Berat Basah Umbi Bawang Merah ............................................ 99
Lampiran 9 Data Suhu, Kelembaban dan pH...................................................... 100
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu jenis
tanaman dari marga Allium. Bawang merah berasal dari Syiria, Timur Tengah.
Tanaman ini mampu hidup di daerah tropis maupun subtropis. Oleh karena
itu, tanaman ini sangat bagus tumbuh di Indonesia (Suparman, 2007). Di
Indonesia, bawang merah juga telah meluas ke berbagai daerah (Rahayu dan
Berlian, 2014).
Bawang merah tergolong tanaman semusim atau setahun. Tanaman ini
berbentuk rumpun. Akarnya serabut, batangnya pendek sekali yang hampir
tidak tampak, daunnya memanjang dan berbentuk silindris. Pangkal daun
berubah bentuk dan fungsinya, yaitu membengkak membentuk umbi lapis.
Umbi tersebut dapat membentuk tunas baru (Rahayu dan Berlian, 2014).
Kandungan kimia dalam bawang merah antara lain minyak atsiri yang
dimanfaatkan untuk penyedap rasa makanan, bakterisida, fungisida dan
berkhasiat untuk obat–obatan (Rahayu dan Berlian, 2014). Bawang merah
mengandung senyawa asam glutamat yang merupakan natural esence
(penguat rasa alamiah). Selain itu, terdapat juga senyawa propil disulfid dan
propil metil-disulfida yang mudah menguap apalagi jika mengalami
pemanasan menimbulkan aroma yang mengundang selera (Jaelani, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Bawang merah mentah banyak dikonsumsi sebagai bagian dari menu diet
dalam rangka menjalani terapi menggunakan makanan (food therapy). Terapi ini
untuk penderita penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, gangguan fungsi
ginjal, diabetes melitus, kanker maupun obesitas dan gangguan kardiovaskuler.
Kandungan zat gizi yang terdapat dalam bawang merah dapat membantu sistem
peredaran darah dan sistem pencernaan tubuh (Jaelani, 2007).
Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran
rempah. Tanaman bawang merah lebih banyak dibudidayakan di dataran rendah
yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca cerah. Bawang
merah tidak menyukai tempat yang tergenang air, meskipun demikian tanaman ini
banyak membutuhkan air terutama dalam masa pembentukan umbi. Tanaman
bawang merah banyak ditanam pada musim kemarau karena produktivitasnya
akan meningkat apabila ditanam pada musim ini (Rahayu dan Berlian, 2007).
Produktivitas bawang merah di Indonesia pada tahun 2012 permintaannya
mencapai 904 ribu ton dan produksi mencapai sebesar 960,1 ribu ton sehingga
surplus mencapai 56,1 ribu ton. Kemudian pada tahun 2013 permintaan bawang
merah mencapai 922,5 ribu ton dan produksinya mencapai sebesar 997,5 sehingga
surplus mencapai 74,9 ribu ton (Bappenas, 2014). Produksi bawang mearh pada
tahun 2012-2013 mengalami surplus karena jumlah produksi melebihi jumlah
permintaan, akan tetapi diproyeksi kebutuhan bawang merah akan mengalami
peningkatan sehingga untuk mengantisipasi kekurangan bawang merah perlu
usaha meningkatkan produktivitas bawang merah di Indonesia. Peningkatan
produktivitas tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi iklim lingkungan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tetapi ada faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah
jenis tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman bawang merah.
Budidaya tanaman bawang merah idealnya dilakukan pada jenis tanah
berpasir dan juga lempung. Di sisi lain, masih ada beberapa jenis tanah yang juga
tergolong subur namun masih kurang dimanfaatkan untuk budidaya bawang
merah. Jenis tanah tersebut antara lain tanah humus dan vulkanik yang
mengandung banyak unsur hara. Salah satu daerah yang juga mempunyai tanah
humus yang baik adalah daerah Baucau, Timor Leste.
Baucau merupakan salah satu provinsi yang ada di Timor Leste. Daerah ini
memiliki tanah humus yang cukup subur sehingga bisa dimanfaatkan dalam
bidang pertanian seperti dijadikan tempat budidaya tanaman bawang merah,
bawang putih, cabe dan budidaya sayuran. Tanah humus di daerah ini terdapat di
permukaan batuan karang dan merupakan hasil pelapukan dari ranting-ranting dan
daun-daun tanaman asam, ranting-ranting dan daun-daun tanaman pete cina dan
kotoran kambing sehingga cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai media tanam.
Pemanfaatan tanah humus di Baucau sebagian besar dilakukan dalam
budidaya bawang putih. Masyarakat Baucau belum pernah menggunakan tanah
humus sebagai media tanam dalam budidaya tanaman bawang merah, sedangkan
kebutuhan akan bawang merah sangat tinggi untuk penyedap rasa masakan
maupun sebagai obat-obatan. Masyarakat lebih banyak menggunakan bawang
yang diimpor dari Negara luar untuk memenuhi kebutuhan akan bawang merah
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan kondisi di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
pertumbuhan bawang merah dengan menggunakan tanah humus yang berasal dari
Baucau. Alasan peneliti menggunakan tanah humus karena tanah humus memiki
kandungan unsur hara yang tinggi dan dapat menyimpan air yang baik untuk
pertumbuhan bawang merah. Tanah humus dari Baucau dibawah ke lokasi
penelitian dengan cara dititipkan lewat kelurga peneliti yang hendak ke
Yogyakarta. Bibit bawang merah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
daerah Samas dengan jenis varietasnya adalah varietas Bima. Alasan peneliti
menggunakan bibit varietas Bima karena waktu panen lebih cepat yaitu ± 60 hari.
Dalam penelitian ini, tidak hanya menggunakan tanah humus, tetapi juga
akan memanfaatkan tanah berpasir yang ada di daerah Kali Kuning. Alasan
peneliti menggunakan tanah berpasir dari daerah Kali Kuning karena tanah
berpasir tersebut belum pernah dimanfaatkan untuk budidaya tanaman bawang
merah, sedangkan tanah berpasir ini memiliki kondisi aerasi yang baik untuk
perakaran tanaman bawang merah. Selain itu, lokasi Kali Kuning mudah untuk
dijangkau. Kedua tanah ini akan dicampurkan dengan perbandingan yang berbeda.
Dengan demikian, diharapkan jenis tanah humus yang dikombinasikan dengan
tanah berpasir bisa dimanfaatkan sebagai salah satu media tanam dalam
pembudidayaan bawang merah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas bawang merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah perbandingan tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali
Kuning berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah
(Allium ascalonicum L. var. Bima)?
2. Perbandingan tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning
manakah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman bawang merah
(Allium ascalonicum L. var. Bima)?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh perbandingan tanah humus Baucau dan tanah
berpasir Kali Kuning terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah
(Allium ascalonicum L. var. Bima).
2. Mengetahui perbandingan tanah yang paling baik untuk pertumbuhan
tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L. var. Bima).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui perbandingan tanah yang baik untuk pertumbuhan
bawang merah.
2. Bagi Masyarakat
Mendapatkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang dapat
dijadikan pedoman dalam budidaya bawang merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khusus
dalam bidang pertanian terkait pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan
tanaman dalam budidaya bawang merah (Allium ascalonicum L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tanaman Bawang Merah
1. Klasifikasi Bawang Merah
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium ascalonicum L. (Samadi dan Cahyono, 2009).
2. Sejarah Tanaman Bawang Merah
Bawang merah adalah tanaman tertua dari silsilah tanaman yang
dibudidayakan oleh manusia. Hal ini dapat diketahui dari sejarah bangsa
Mesir pada massa dinasti pertama dan kedua (3.200-2.700 SM) yang
melukiskan bawang merah pada patung-patung dan tugu peninggalan
mereka. Di Israel, tanaman bawang merah sudah dikenal sejak tahun
1.500 SM. Dari sisa peninggalan Yunani Kuno, tampaknya tanaman ini
sudah dibudidayakan sejak 4.000 tahun yang lalu. Sementara di Eropa
Barat, Eropa Timur dan Spanyol diperkirakan sejak 100 tahun yang lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kemudian mulai menyebar ke Amerika terutama Amerika Serikat hingga
ke Timur jauh dan Asia Selatan (Jaelani, 2011).
Tanaman bawang merah diduga berasal dari Asia. Sebagian literatur
menyebutkan bahwa tanaman ini berasal dari Asia Tengah, terutama
Palestina dan India, tetapi sebagian lagi memperkirakan asalnya dari Asia
Tenggara dan Mediteranean. Nara sumber lain menduga asal usul bawang
merah dari Iran dan pegunungan sebelah Utara Pakistan, namun ada juga
yang menyebutkan dari Asia Barat dan Mediterranean yang kemudian
berkembang ke Mesir dan Turki (Rukmana, 2010).
Indonesia baru mulai mengenal tanaman bawang merah ini sekitar
abad XX. Namun, spesies lokal sejenis dengan bawang merah telah ada
dan dikenal sebagai tanaman liar misalnya tanaman bawang Brebes dan
bawang Sebrang (Eleutherine Americana L.). Di Indonesia, daerah
penghasil bawang merah utama sekaligus penyebarannya yaitu Cirebon,
Brebes, Tegal, Solo dan Yogyakarta. Namun dalam perkembangannya
budidaya tanaman meliputi seluruh provinsi di Indonesia (Jaelani, 2011).
3. Karakteristik Morfologi Bawang Merah
Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk seperti
rumput. Sebagai tanaman rendah, tinggi pertumbuhannya hanya sekitar 15
cm sampai 40 cm dan memerlukan cukup air. Tubuh tanaman bawang
merah terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah. Bawang merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
merupakan umbi berganda. Lapisan umbi bawang merah hanya sekitar 2
sampai 3 lapis dan tipis yang mudah kering (Suparman,2007).
Morfologi masing-masing organ bawang merah dapat dilihat pada
gambar 2:1 berikut:
Gambar 2.1 Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
(Dokumentasi Pribadi)
Karakteristik morfologi masing-masing organ adalah sebagai
berikut:
a. Akar
Tanaman bawang merah memiliki akar serabut berada di pangkal
umbi, tinggi akar mencapai 25 cm dan berbentuk rumpun.
b. Batang
Tanaman bawang merah memiliki ukuran batang yang pendek.
Terdapat batang semu yang berada di dalam tanah yang membentuk
batang semu dan akan berubah bentuk menjadi umbi lapis.
Daun
Umbi
Akar
Batan
g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Daun
Tanaman bawang merah memiliki daun berbentuk seperti pipa, bulat
kecil memanjang 50-70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing,
berwarna hijau mudah sampai hijau tua.
d. Bunga
Tanaman bawang merah memiliki bunga majemuk berbentuk tandan
yang terdiri atas 50-200 kuntum bunga. Tangkai bunganya keluar dari
dasar umbi.
e. Buah
Tanaman bawang merah memiliki bentuk bulat dengan ujung tumpul
yang membungkus biji yang berbentuk agak pipih (Hidayat dan
Napitupulu, 2015).
4. Bawang Merah Varietas Bima
Varietas Bima Brebes berasal dari daerah Brebes dan cocok ditanam
di daerah dataran rendah. Varietas ini memiliki karakteristik sebagai
berikut: tinggi tanaman berkisar anatara 25–44 cm , jmlah anakan antara 7-
12, daun tanaman berbentuk silindris berlubang, warna daun hijau, jumlah
daun 14-50 helai dan umur panen ± hari setelah tanam. Tanaman bawang
merah varietas Bima Brebes agak sukar berbunga. Pembungaan terjadi
pada umur 50 hari. Bunga tanaman berbentuk seperti payung dan
berwarna putih dengan jumlah bunga pertangkai berkisar antara 60-100,
dengan biji berbentuk bulat, gepeng, berkeriput dan berwarna hitam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Umbi berbentuk lonjong, bercincin kecil pada leher cakram dan warna
merah muda. Keunggulan dari varietas Bima adalah ummbi bawang
varietas Bima Brebes cukup tahan terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis
allii), namun peka terhadap penyakit busuk ujung daun (Phytophthora
porri) (Setijo, 2003).
5. Kandungan dan Manfaat Bawang Merah
Umbi bawang merah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi,
seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Kandungan gizi dalam 100 gram umbi bawang merah
No Kandungan Jumlah
1 Kalori 39 kal
2 Protein 1,5 gram
3 Hidrat-arang 0,3 gram
4 Lemak 0,2 gram
5 Kalsium 36 mg
6 Fosfor 40 mg
7 Besi 0,8 mg
8 Vitamin B 0,03 mg
9 Vitamin C 2 gram
10 Air 88 gram
Santoso, 2008
Umbi bawang merah mengandung asam amino sistein yang tidak
berbau, tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Ikatan asam amino ini
dikenal sebagai alliin, karena pengaruh enzim lain maka alliin dapat
berubah menjadi zat yang mengandung belerang yang disebut allisin.
Vitamin B1 (thiamin) menyebabkan allisin membentuk ikatan kimia yang
disebut allithiamin. Ikatan kimia tersebut lebih gampang diserap tubuh
manusia daripada vitamin B1 itu sendiri. Bawang merah memiliki khasiat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang baik untuk mengatasi beberapa penyakit seperti payudara
membengkak, demam, batuk, masuk angin dan hipertensi karena memiliki
kandungan senyawa kimia tersebut (Hieronymus, 2008).
Bawang merah juga lazim dikonsumsi sebagai bumbu atau pelengkap
masakan sebagai penambah cita rasa. Bawang merah mengandung
senyawa glutamate yang merupakan natural essence (penguat rasa
alamiah). Senyawa ini yang menyebabkan masakan menjadi lebih enak
dan lezat. Selain itu, terdapat juga senyawa propil disulfide dan propil
metal-sulfida yang mudah menguap jika mengalami pemanasan,
menimbulkan aroma yang mengandung selera (Jaelani, 2011).
6. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah
Bawang merah harus ditanam di tempat yang memenuhi syarat
tumbuh supaya hidup subur. Syarat tumbuh yang penting meliputi:
a) Iklim
Pada umumnya, tanaman bawang merah tumbuh baik di dataran
rendah karena untuk membentuk umbi memerlukan suhu yang tinggi.
Suhu yang ideal sekitar 23-32C. Di bawah suhu 23C, tanaman
bawang merah menghasilkan sedikit umbi bahkan tidak dapat
terbentuk umbi (Pracaya, 2007).
Kebutuhan sinar matahari untuk pertumbuhan bawang merah
100%, artinya tanaman tidak boleh terlindung. Penyinaran yang
semakin lama akan semakin baik untuk pertumbuhan. Maksudnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lama penyinaran 15 jam lebih baik bila dibandingkan dengan lama
penyinaran yang hanya 10 jam (Pracaya, 2007).
b) Kesuburan tanah
Tanah yang cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah
lempung bertanah berpasir, geluh (loam) bertanah berpasir, remah,
tidak mudah tergenang air, gembur, subur. Derajat keasaman tanah
yang baik sekitar pH 5,0-6,0. Bila pH tanah < 5,0 perlu dilakukan
pengapuran untuk menaikkan pH tersebut. Bila pH terlalu tinggi, perlu
dilakukan pengasaman dengan pemberian pupuk kandang yang cukup
dan ditabur tepung belerang atau kieserit (MgSO4 H2O) (Pracaya,
2007).
7. Panen Bawang Merah
Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya
pada umur 60-70 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat
tanda-tanda 60% leher batang lunak, tanaman rebah dan daun menguning.
Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada keadaan tanah kering dan cuaca
yang cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk jika menyimpan
umbi di gudang (Sumarni dan Hidayat, 2005).
B. Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang Merah
1. Hama
Hama penting yang kemungkinan besar menyerang tanaman bawang
merah di antaranya adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Ulat grayak (Spodoptera exiqua HBN syn. Laphygima exiqua HBN)
Ulat grayak (armyworm) termasuk ulat pemakan segala macam
tanaman (polyphage). Warna ulat masih muda berwarna hijau rumput,
setelah tua berwarna hijau atau cokelat tua dengan garis kekuningan.
Panjang ulat sekitar 25 mm. Biasanya ulat masuk ke daun, kemudian
memakan dagingnya sehingga daun kelihatan ada bercak putih panjang
(seperti membran). Serangan yang hebat dapat membuat tanaman layu
dan mati. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi
serangan ulat grayak adalah dengan mengambil ulat tersebut kemudian
dimatikan.
Gambar. 2.2 Ulat Grayak
(Dokumentasi Pribadi)
b. Kutu Trip
Thrips tabaci Lindeman banyak menyerang tanaman bawang
merah, cabai, tomat, bayam dan labu. Larva dan trip dewasa akan
mengisap cairan daun sehingga daun kelihatan bercak putih. Bercak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
putih tersebut akan bersatu dan berwarna seperti perak. Akhirnya daun
akan mati dan kering. Bila terganggu, trip akan bersembunyi di dalam
tanah atau pelepah daun. Salah satu uapaya untuk mengendalikan
serangan trip yaitu dengan membersihkan lingkungan kebun dari
gulma.
c. Nematoda Umbi
Dtylenchus dipsaci (Khun) Filpjen merupakan nematoda yang
menyerang umbi bawang merah. Serangan nematoda ini ditandai
dengan gejala daun bawang menjadi pucat, lemah, ujung mati dan
berpilin. Serangan saat umbi mulai membesar, umbi menjadi lunak dan
bertepung. Bila lingkungan kurang mendukung, nematoda akan
dorman (istirahat) dalam waktu yang lama di dalam tanah atau
tanaman yang telah mati. Nematoda dapat dicegah dan dikendalikan
dengan beberapa cara seperti berikut:
a) Tanaman umbi atau biji yang bebas dari hama dan penyakit
b) Pilih lokasi tanah yang bebas hama
c) Tanam kenikir sebelum menanam bawang merah. Setelah
berbunga, kenikir dicabut dan dipotong kecil, lalu dipendam secara
merata. Kenikir dapat mengeluarkan tiphen yang dapat mematikan
nematode.
d) Lakukan rotasi tanaman (Pracaya,2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Penyakit
Penyakit penting yang kemungkinan menyerang tanaman bawang
merah di antaranya adalah:
a. Penyakit pucuk daun
Penyakit ini disebabkan oleh Phytophthora porri Foister. Serangan
penyakit ini ditandai dengan permukaan ujung daun yang kelihatan
basah, kemudian akan mengering dan warna menjadi kuning
kecoklatan, lalu menjadi putih. Jika udara lembab, akan terbentuk
massa jamur seperti beludru. Massa jamur semakin lama akan
menyebar sehingga daun mati berwarna putih dan akhirnya tanaman
mati.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu:
a) Menanam pada saat tidak banyak hujan
b) Pucuk daun yang terserang segera dipotong dan dibakar
c) Tangan yang memegang tanaman yang sakit jangan memegang
tanaman sehat agar tidak tertular
d) Dilakukan rotasi tanaman
b. Penyakit embun bulu
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora destructor (Berk.)
Casp. Penyakit ini juga disebut busuk daun, bulu halus, embun tepung,
tepung palsu, Downy Milde atau Falsemidew. Bila banyak embun dan
udara berkabut atau banyak hujan, penyakit ini semakin berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penyakit embun bulu diawali dengan terlihatnya bulu-bulu halus
berwarna ungu yang menutupi permukaan daun. Bagian daun yang
sakit akan berwarna hijau pucat, lalu berubah kuning. Serangan yang
hebat dapat merobohkan tanama. Umbi yang terinfeksi menjadi lunak
dan mengerut serta lapisan luarnya berwarna cokelat.
Upaya pengendalian penyakit embun bulu yang dapat dilakukan
sebagai berikut:
a) Bibit tanaman yang digunakan harus sehat dan telah dipanasi
dengan suhu 41C selama 4 jam.
b) Tanaman ditanam dengan barisan disesuaikan arah berhembusnya
angin
c) Apabila telah terserang, daun dipotong, lalu dibakar. Apabila umbi
terinfeksi, tanaman dicabut dan dibakar.
d) Saluran drainase harus dibuat dan dirawat dengan baik
e) Lakukan rotasi tanaman
c. Penyakit bercak hitam-hijau (Antraknosa)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum circinans
(Berk.) Volg. Ada yang mengatakan jamur tersebut mungkin sama
dengan Colletorichum gloeosporiodes Penz. Penyakit akan
berkembang bila hujan dan suhu tanah 10-32C (suhu optimum 26C).
Spora yang melekat pada lapisan umbi akan berkecambah dalam
beberapa jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Umbi yang terserang akan terlihat bercak melingkar, berwarna
hijau dan hitam. Umbi yang sakit akan mengerut dalam penyimpanan.
Umbi yang berwarna lebih tua lebih tahan terhadap Antraknosa karena
kemungkinan adanya antibiotik yang dikandungnya. Kulit (sisik)
bawang merah yang kering dapat menahan serangan penyakit ini.
Cara pengendalian penyakit Antraknosa yang dapat dilakukan
sebagai berikut:
a) Bibit yang ditanam sebaiknya dipilih yang berwarna merah tua dan
sisik kering bagian luar jangan dihilangkan. Bila kelembaban
tinggi, dipilih bibit yang baunya agak lebih keras.
b) Tanaman sakit sebaiknya dikumpulkan dan dibakar
c) Sebaiknya dilakukan rotasi tanaman.
d. Busuk Leher
Penyakit ini disebabkan oleh Botrytis allii Munn. Gejala
serangannya berupa leher umbi melunak, daging seperti dibasahi air
dan kelihatan jelas batas antara bagian yang sehat dan sakit. Jamur
terlihat berwarna keabuan pada permukaan umbi lapis. Jamur ini akan
berkembang terus sehingga seluruh umbi busuk, lalu umbi mengering.
Penyakit ini akan menyebar jika penyakit keadaan lembap. Penyakit
busuk leher dapat dikendalikan dengan cara seperti berikut:
a) Tanamlah bibit sehat yang berwarna merah tua
b) Umbi yang sakit dicabut dan dibakar
c) Lakukan rotasi tanaman (Pracaya,2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C. Tanah
1. Komponen Tanah
Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di
muka dataran bumi. Tanah merupakan media bagi tumbuhan tingkat tinggi
yang secara ideal tersusun oleh 4 komponen, yaitu mineral, organik, air
dan udara. Berdasarkan volumenya, maka tanah secara rerata terdiri dari:
50% fase padatan meliputi mineral (bahan hasil pelapukan induk,
termasuk mineral primer, mineral skunder, dan bahan amorf) dan 5 %
bahan organik (flora dan fauna tanah, perakaran tanaman, serta hasil
komposisi dekomposisi/ penguraian sisa vegetasi atau hewan atau hasil
kegiatan mikroorganisme). Terdapat 50% ruang berpori yang berisi
20-30% air dan 20-30% udara (Susanto, 2005).
2. Sifat Dasar Tanah
Menurut Hanafiah (2004), sifat dasar tanah yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan adalah sebagai berikut:
a. Tekstur
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah
(separat). Semakin kecil ukuran separat berarti semakin padat partikel-
partikel persatuan volume tanah dan sebaliknya. Semakin besar
ukuran partikel tanah maka akan memiliki pori-pori yang lebih besar
pula sehingga sifatnya akan semakin porus. Semakin porus tanah akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
semakin baik bagi pertumbuhan tanaman karena memudahkan akar
untuk berpenetrasi dan makin mudah air dan udara bergerak.
b. Struktur tanah
Struktur tanah menunjukkan bentuk dan susunan partikel tanah.
Struktur tanah berfungsi untuk memodifikasi pengaruh tekstur
terhadap drainasi dan aerasi tanah karena terkait dengan susunan
agrerat tanah. Struktur tanah yang baik akan menyebabkan tanah
memiliki kondisi drainase yang baik sehingga memudahkan akar
tanaman untuk berpenetrasi dan mengabsorbsi air dan zat hara.
c. Porositas
Porositas adalah proporsi ruang pori total yang terdapat dalam
satuan volume tanah yang ditempati oleh air dan udara sehingga
menjadi indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang porus
berarti tanah yang cukup memiliki ruang pori total untuk pergerakan
air dan udara.
d. Aerasi
Aerasi mengindikasi kondisi tata udara dalam tanah. Aerasi baik
berarti keluar-masuknya udara dari dan ke dalam tanah terjadi tanpa
hambatan, sedangkan aerasi yang buruk sebaliknya. Aerasi yang buruk
dapat berpengaruh buruk bagi tanaman karena terhambatnya
pertumbuhan dan perakaran tanaman, respirasi akar, penyerapan air
dan unsur hara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Jenis tanah dan Karakteristik Tanah
a. Tanah Humus (Baucau, Timor Leste)
a) Baucau, Timor Leste
Timor Timur (Timor Leste) merupakan negara yang terletak di
ujung timur dari jajaran kepulauan NTT. Keadaan tanah di wilayah
ini kebanyakan terdiri dari lapisan kapur sendimeter, karang, tanah
liat dan tanah berpasir. Hanya sedikit tanah yang tergolong
vulkanis. Iklim di Timor Leste pada umumnya tergolong iklim
tropis dengan suhu udara pada musim penghujan bervariasi antara
18-21C sedang suhu udara pada musim kemarau bervariasi antara
26-32C. Selain itu, wilayah Timor Leste relatif dekat dengan
daerah sub-tropis (Benua Australia), maka pada bulan-bulan
tertentu suhu udaranya dipengaruhi juga oleh suhu udara daerah
sub-tropis tersebut. Curah hujan yang tertingi terdapat di daerah
pegunungan, sedangkan curah hujan terendah terdapat di pesisir
pantai (Bukhori, 1992).
Baucau memiliki luas 1.493,80 kilometer persegi atau 10,22%
dari luas wilayah Timor Leste. Hampir seluruh kabupaten ini
berbukit-bukit namun tanah datarnya cukup luas. Sebagian besar
tanah kapur yang subur sedangkan yang lain merupakan tanah
basah yang dapat digunakan untuk sawah tradisional (Anonim,
2017). Baucau merupakan ibu kota distrik Baucau yang terletak di
bagian timur negara Timor Leste. Baucau adalah sebuah kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
karang dan banyak terdapat bebatuan. Kota ini memilki ketinggian
1.102 dpl, dengan cuaca 26C dan kelembapanya 91%. Daerah
Baucau meliputi daerah dataran tinggi yang berada di bukit-bukit
dan daerah dataran rendah yaitu daerah pesisir pantai (Wikipedia,
2017).
Tanah humus yang berasal dari Baucau merukan tanah hasil
pelapukan ranting dan daun tanaman asam, ranting dan daun
tanaman lamtoro dan kotoran kambing. Susunan hara dalam pupuk
kandang kambing terdiri atas 0.6% N; 0.3% P dan 0.17% K untuk
kotoran padat. Sedangkan untuk kotoran cair terdiri atas 1.5% P
dan 1.8% K (Priono,2013). Kandungan hara dalam pupuk lamtoro
adalah 3,84% N; 0,2 % P; 2,06 K; 1,31% Ca; 0,33% Mg (Munir,
2013). Karakteristik tanah humus yang dibawah dari Baucau yaitu
tanahnya berwarna hitam, tidak terlalu kasar dan berbau.
b) Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan-
pelapukan dedaunan, batang pohon dan campuran dari kotoran
hewan. Humus juga dikenal sebagai sisa-sisa dari tumbuhan dan
hewan yang mengalami perombakan oleh organisme yang ada
dalam tanah. Tanah humus banyak ditemukan di daerah hutan
hujan tropis. Tanah humus diartikan sebagai satu kompleks
organik. Proses terbentuknya tanah humus humifikasi dapat terjadi
secara alamiah. Proses alamiah merupakan proses pengomposan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
secara alami. Selain itu, proses humifikasi dapat di lakukan oleh
manusia (Sari, 2015).
Ciri-ciri tanah humus yaitu berwarna gelap, yakni coklat
maupun kehitam-hitaman dan terdapat bintik-bintik berwarna
putih. Memiliki tekstur yang gembur dan tidak keras. Biasanya
terdapat pada lapisan bagian atas tanah, sehingga bersifat tidak
stabil. Sifat tidak stabil ini terutama terlihat ketika ada perubahan
suhu, tingkat kelembaban ataupun aerasi. Tanah humus bersifat
kolodial dan amorfous. Sifat ini artinya bersifat menyerupai tanah
liat, namun sifat daya serapnya lebih tinggi daripada tanah liat.
Bersifat sangat subur, mempunyai daya serap yang tinggi dan
mempunyai kemampuan menambah kandungan berbagai unsur
hara (magnesium, kalsium dan kalium). Tanah humus merupakan
sumber energi bagi jasad mikro dan banyak dijumpai di daerah
tropis (Sari,2015).
Menurut AAK (2007), peranan-peranan tanah humus adalah
sebagai berikut:
a) Pengaruh terhadap sifat-sifat fisik tanah
Humus merupakan bagian terpenting yang membantu
pembentukan agrerat-agrerat di dalam tanah, sehingga struktur
tanah menjadi lebih baik. Humus dapat memperbaiki struktur
tanah dan mengikat air dalam tanah menjadi lebih besar. Tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
humus berwarna coklat sampai hitam, maka dapat menyerap
sinar lebih banyak sehingga menjadi lebih panas.
b) Pengaruh humus terhadap sifat kimia tanah
Humus menjadi sebab utama dari absorpsi tanah, sehingga
tanah dapat mengikat unsur-unsur hara makanan yang mutlak
diperlukan oleh tanaman dan lebih memperbesar daya tukar
unsur. Humus merupakan sumber dari garam-garam mineral.
Humus mengandung N 5%. Humus memiliki pH netral
sehingga dapat mengikat P yang akan diserap tanaman dan
meningkatkan kandungan unsur hara K dalam tanah. Humus
dapat mempertahankan pH tanah sekiar netral, jadi pada tanah
berpasir menjadi lebih masam dan tanah masam menjadi lebih
alkalis karena pengaruh humus.
c) Pengaruh humus terhadap aktivitas biologi tanah
Humus banyak membantu berbagai macam jenis jasad
mikro dan juga dimakan oleh berbagai jenis bakteri heterotrop
di dalam tanah, maka humus merupakan unsur yang mutlak
untuk aktivitas bakteri tanah.
d) Peranan humus yang khas
Humus sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Produksi tanaman akan jauh lebih baik bila tanaman itu diberi
humus yang cukup, karena humus ikut menentukan seluruh
lingkungan hidup tanaman yang dapat menghisap lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
unsur, dapat bernapas lebih sempurna dan perakaran lebih bisa
berkembang.
b. Tanah Regosol
Regosol adalah tanah mineral yang belum berkembang,
mempunyai tekstur tanah berpasir karena kandungan fraksi tanah
berpasirnya lebih dari 60% sampai pada kedalaman 25-100 cm.
Regosol kadang-kadang berlapis-lapis atau padas yang agak
permeable. Bahan induk tanahnya adalah abu vulkanik dan tanah
berpasirr pantai. Unsur hara tanah regosol sangat tergantung pada jenis
bahan induk yang membentuknya (Widodo, 2016).
Tanah regosol terdapat di wilayah yang bergelombang hingga
dataran tinggi. Ciri-ciri tanah regosol adalah ketebalan solum (lapisan
tanah) ± 25 cm, berwarna kelabu, coklat sampai coklat kekuning-
kuningan atau keputih-putihan dengan srtuktur tanah lepas dan
teksturnya tanah berpasir samapi lempung berdebu. Produktivitas
tanah ini termasuk sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah regosol
miskin unsur hara karena mudah tercuci. Makin kasar teksturnya,
makin miskin unsur hara, khususnya N, P, K dan Mg. Tanahnya sering
kekurangan air karena kemampuan menyimpan air sangat rendah,
kandungan garam sangat tinggi, kecepatan angin sangat kuat dan suhu
tinggi sehingga evapo-transpirasi sangat besar sehingga mempercepat
kekeringan (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a) Tanah Berpasir Samas (Bantul)
Kawasan pantai Samas Bantul Yogykarta memiliki kondisi
yang khas, di antaranya merupakan pantai bertanah berpasir,
intensitas cahaya matahari penuh dan dengan angin laut yang
kencang. Kekhasan kondisi lingkungan berpeluang menciptakan
vegetasi yang memilki karakteristik tertentu pula. Tanah berpasir
terdapat di sepanjang pantai Samas. Lahan tanah berpasir pantai di
daerah Samas merupakan gumuk-gumuk tanah berpasir.
Karakteristik lahan di gumuk tanah berpasir wilayah ini adalah
tanah bertekstur tanah berpasir, struktur berbutir tunggal, daya
simpan lengasnya rendah, status kesuburunnya rendah, evaporasi
tinggi dan tiupan angin laut kencang. Meskipun kondisi tanah
yang tidak subur, masyarakat sekitar tetap memanfaatkan tanah
berpasir sebagai tempat budidaya tanaman khususnya tanaman
bawang merah. Teknik budidaya yang dilakukan yaitu dengan
menambahkan tanah lempung dan pupuk kandang pada bertanah
berpasir (Partoyo, 2005).
b) Tanah Berpasir (Kali Kuning, Sleman)
Jenis tanah di kabupaten Sleman terbagi menjadi litosol,
regusol, gromosol dan mediteran. Sebagian besar di wilayah
Sleman didominasi jenis tanah regosol karena akibat hasil letusan
Gunung Merapi. Adanya Letusan Gunung Merapi mengakibatkan
keadaan di lereng atas Gunung Merapi mengalami perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
secara periodik mengikuti periode letusan. Dengan adanya
perubahan tersebut terdapat beberapa keragaman karakteristik
tanah di berbagai lokasi lereng (Dermanto, dkk. 2012).
Tanah di lereng atas Gunung Merapi terdiri atas tanah berpasir.
Tanah berpasir merupakan tanah yang tergolong mudah, sehingga
belum mengalami perkembangan. Karakteristik tanah berpasir
yang ada di lereng Gunung Merapi tergolong kasar, salah satunya
yang ada di aliran Kali Kuning. Karakteristik tanah di aliran Kali
Kuning bertanah berpasir, tektur geluh debuan, struktur remah
atau gumpal remah, konsistensi gembur, permeabilitas sedang,
bahan organik sedang hingga rendah dengan pH 5,0-5,5 dan
kejenuhan basa tinggi. Vegetasi yang tumbuh pada daerah sekitar
Kali Kuning bervariasi berupa tanaman hutan dan semak liar
seperti rotan, paku-pakuan dan rumput-rumputan (Dermanto, dkk.
2012).
D. Pupuk Kascing
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanaman atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanamanan
sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa
bahan organik dan non-organik.
Pupuk kascing adalah bahan organik hasil kotoran cacing yang bercampur
dengan tanah dan bahan organik lainnya. Kascing merupakan bahan organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang cukup baik kerena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
khususnya pada tanah yang kurang subur dan tidak mempunyai efek negatif
terhadap lingkungan. Kandungan hara dan sifat kimia kascing lebih beragam
dibandingkan dengan kompos dan pupuk organik lainnya (Dahlia, 2004).
Pupuk kascing mempunyai pH 5,0-7,4 dan rata-rata komposisi kascing
adalah N 1,1-4,0%, P 0,3-3,5%, K 0,2-2,1%, S 0,24-0,68%, Mg 0,3-0,63%, Fe
0,4-1,6% dan unsur lain yang dibutuhkan tanaman. Komponen-komponen
biologis dalam pupuk kascing adalah hormon pengatur tubuh giberallin,
sitokinin dan hormon auksin. Bahan organik kascing termasuk bahan
pembenahan tanah yang berperan secara tidak langsung dalam meningkatkan
ketahanan tanah terhadap erosi atau pencucian, memperbaiki aerasi tanah yang
dapat membantu mencegah kekeringan tanah dan meningkatkan aktifitas
mikrobiologi tanah (Dahlia, 2004).
E. Penelitian yang Relevan
Kurniawan dkk (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Beberapa
Macam Media Terhadap Pertumbuhan Stek Plantlet Tanaman Ketang
(Solanum tuberosum L.) Variaetas Granola Kembang”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 9 macam media yang digunakan pada penelitian ini
terdapat satu media yaitu media pupuk kandang ayam menunjukkan hasil
terendah dibandingkan perlakuan lainnya pada semua parameter pengamatan,
sedangkan media yang baik adalah media humus tunggal dan campuran
humus dan tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Mahdalena (2016) dengan judul penelitian “Respon Pertumbuhan Dan
Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap pengaruh
Berbagai Media Tanaman Dan Pemberian Mikro Organisme Lokal (MOL)
Keong Mas”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam
(M) secara signifikan mempengaruhi parameter jumlah daun 60 HST dan
tidak ada pengaruh signifikan terhadapap tinggi tanaman, jumlah anakan dan
jumlah umbi. Sedangkan pemberian MOL Keong Mas (P) tidak berpengaruh
signifikan pada semua parameter.
F. Kerangka Berpikir
Bawang merah merupakan sayuran rempah yang setiap hari dibutuhkan
sebagai pelengkap bumbu masak dan obat tradisonal masyarakat yang ada di
daerah Baucau (Timor Leste). Namun, kemampuan budidaya bawang merah
di daerah Baucau sendiri sangat rendah. Padahal di Baucau terdapat jenis
tanah humus yang dapat digunakan untuk budidaya bawang merah. Tanah
humus merupakan tanah yang banyak mengandung unsur organik dan air yang
dapat mendukung pertumbuhan dan produktivitas bawang merah.
Berdasarkan penelitian Kurniawan dan Suryanto (2016) dengan judul
“Pengaruh Beberapa Macam Media Terhadap Pertumbuhan Stek Plantlet
Tanaman Ketang (Solanum tuberosum L.) Variaetas Granola Kembang”. Hasil
penelitian menunjukkan media humus tunggal dan campuran humus dan tanah
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan Stek Plantlet Tanaman
Ketang (Solanum tuberosum L.). Selain itu, berdasarkan penelitian Mahdalena
(2016) dengan judul “Respon Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(Allium ascalonicum L.) Terhadap pengaruh Berbagai Media Tanaman Dan
Pemberian Mikro Organisme Lokal (MOL) Keong Mas”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan media tanam humus, pasir dan sekam padi
(M) secara signifikan mempengaruhi parameter jumlah daun. Sedangkan
pemberian MOL Keong Mas (P) tidak berpengaruh signifikan pada semua
parameter. Jadi dengan adanya penelitian mengenai tanah humus, maka dibuat
kombinasi tanah humus dan tanah berpasir dengan perbandingan yang
bervariasi untuk melihat pengaruh perbandingan tanah terhadap pertumbuhan
dan produktivas bawang merah (Allium ascalonicum L. var. Bima). Bagan
kerangkan berpikir penelitian dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Budidaya tanaman
bawang merah
Jenis Tanah
Karakteristik tanah
yang cocok untuk
budidaya bawang
merah
Tanah Humus
(Baucau)
Tanah Berpasir
(Samas dan Kali
Kuning)
Uji pengaruh perbandingan tanah humus
dan tanah bertanah berpasirterhadap
pertumbuhan bawang merah
Perbandingan tanah yang cocok
untuk pertumbuhan bawang merah
Berdasarkan penelitian Kurniawan, dkk
(2016) dan Mahdalena (2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
G. Hipotesis
1. Perbandingan tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah (Allium
ascalonicum L. var. Bima).
2. Perbandingan 3:1 merupakan perbandingan tanah humus Baucau dan
tanah berpasir Kali Kuning yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman
bawang merah (Allium ascalonicum L. var. Bima).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan model rancangan
eksperimental yang mengukur sebab-akibat yang membandingkan efek
variansi variabel bebasnya (Taniredja dan Mustafidah, 2010).
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga variabel terdiri dari variabel bebas,
variabel terikat dan variabel kontrol.
Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi perbandingan campuran
tanah humus dan tanah berpasir.
Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman bawang
merah (Allium ascalonicum L. var. Bima) meliputi tinggi tanaman dan
jumlah daun serta berat basah tanaman.
Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah pemeliharaan, penyiraman
(200 ml air).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Batasan Penelitian
1. Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah humus Baucau
yang diambil dari daerah Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning.
2. Parameter yang diteliti adalah pertumbuhan tanaman bawang merah
(Allium ascalonicum L. Var. Bima) yaitu tinggi tanaman, jumlah daun
serta produktivitas tanaman bawang merah yaitu berat basah.
3. Bawang merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah bawang merah
varietas Bima Brebes yang bibitnya diambil dari daerah Samas.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan selama ± 3 bulan, di mulai dari tanggal 6 April
sampai 28 Juni 2017 di Kebun Penelitian Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
E. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat
percobaan yang seragam atau homogen (Sastrosupadi, 2000).
Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan dilakukan secara acak
terhadap seluruh unit percobaan. Ada tiga perlakuan tanah yaitu campuran
tanah humus dari Baucau dan tanah berpasir dari Kali Kuning dengan
perbandingan 3:1 (A), 2:1 ( B) dan 1:1 (C) serta tanah berpasir dari Samas (D)
sebagai kontrol yang akan diuji dengan masing-masing ulangan sebanyak 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kali. Unit percobaan ada 28 polybag, maka denah percobaan dapat dilihat pada
gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Penyusunan Polybag Secara Acak
Keterangan:
A = Perlakuan 3:1
B = Perlakuan 2:1
C = Perlakuan 1:1
D = Kontrol
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 = Ulangan
F. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag ukuran
25 x 25, sendok semen, semprotan kecil, soil tester (alat ukur kelembaban
tanah dan pH tanah), higrometer, penggaris, ember, takaran air dan
timbangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bawang merah
(Allium ascalonicum L. var. Bima), tanah berpasir, tanah humus dan air.
G. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Lahan
Dalam penelitian ini, tanaman bawang merah ditanam di dalam
polybag diletakkan di kebun percobaan Program Studi Pendidikan Biologi
USD di Paingan. Penyiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan
dari gulma serta rumput-rumput yang tidak berguna. Sekeliling lahan
dibuat pagar pembatas, selanjutnya lahan di pola untuk penempatan
polybag.
2. Menyiapkan Sarana Tanam
Penyiapan sarana penanaman yang diperlukan meliputi penyiapan
wadah tanam, media tanam dan bibit tanaman.
a. Penyiapan wadah tanam
Wadah tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag
yang digunakan polybag hitam ukuran 25 x 25 dengan tinggi 25 cm
dan pada bagian polybag memiliki lubang drainase.
b. Menyediakan media tanam
Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran
tanah humus yang berasal dari Baucau, Timor Leste dan tanah berpasir
yang diambil dari Kali Kuning. Jenis tanah yang digunakan terdiri dari
dua jenis yaitu tanah humus dan tanah berpasir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1) Media tanam perlakuan 1
a) Siapkan tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning
dengan perbandingan 3:1 menggunakan menggunakan gelas
ukur 500 ml.
b) Tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning dicampur
hingga merata.
c) Media tanam yang telah tercampur dimasukkan ke dalam
polybag.
2) Media tanam perlakuan 2
a) Siapkan tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning
dengan perbandingan 2:1 menggunakan gelas beker 500 ml.
b) Tanah humus dan tanah berpasir dicampur hingga merata.
c) Media tanam yang telah dicampur dimasukkan ke dalam
polybag.
3) Media tanam perlakuan 3
a) Siapkan tanah humus Baucau dan tanah berpasir dengan
perbandingan 1:1 menggunakan gelas beker 500 ml.
b) Tanah humus dan tanah berpasir di campur hingga merata.
c) Media tanam yang dicampur dimasukkan ke dalam polybag.
4) Media tanam kontrol
a) Siapkan tanah berpasir Samas menggunakan gelas beker 500
ml.
b) Masukkan ke dalam polybag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
c. Menyiapkan Benih
Benih yang digunakan berasal dari daerah Samas. Kondisi benih
dalam keadaan bebas dari hama. Pertunasan benih dapat dilihat dengan
cara menyayat 1/3 bagian ujung umbi. Umbi benih yang digunakan
berukuran sedang.
3. Penanaman Tanaman Bawang Merah
a. Umbi bawang merah varietas Bima dipilih yang sehat dan bagus.
b. Bibit bawang merah varietas Bima diambil dan ditanam sampai
sebagian lehernya.
c. Setelah benih ditanam, media tanam disiram dengan air sebanyak 200
ml untuk setiap ulangan.
d. Polybag-polybag tersebut diletakkan di tempat yang tersinari matahari.
e. Polybag disusun secara sejajar dalam 4 barisan dengan jarak tiap
polybag dalam satu baris 20 cm. Penyusunan polybag diberi jarak
bertujuan agar setiap tanaman mendapatkan cahaya yang sama
sehingga bisa melihat proses fotosintesis yang terjadi.
4. Pemeliharaan Tanaman Bawang Merah
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman bawang merah dalam polybag sangat penting
karena jika sampai kekeringan akan membuatnya mati. Penyiraman
dilakukan sekali sehari yaitu pada sore dengan volume penyiraman
200 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman bawang merah
yang dilakukan masih secara manual yaitu dengan menangkap dan
membunuh hama secara langsung agar tidak menyerang tanaman lain
yang ada di sekitar.
c. Penyiangan
Penyiangan merupakan pembersihan sekitar tanaman seperti gulma
dan tanaman liar. Pembersihan ini diperlukan agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman. Penyiangan bisa dilakukan setiap hari saat
melakukan penyiraman.
d. Pemberian Pupuk
Pemberian pupuk berupa pupuk kascing dengan dosis 150 gram
yang dilakukan pada pengamatan ke 7 untuk semua tanaman dengan
tujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembentukan umbi.
5. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap 3 hari sekali selama 2 bulan.
Pengambilan data meliputi pertumbuhan dan produktivitas tanaman
bawang merah (berat basah bawang merah yang dihitung pada hari
terakhir panen). Data pertumbuhan yang diukur antara lain:
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dengan penggaris (cm) dari dasar pangkal
yang bersentuhan dengan permukaan tanah sampai ujung daun
tertinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Jumlah Daun
Jumlah daun diukur dengan menghitung jumlah daun yang masih
tegak atau yang dapat diidentifikasi dengan mudah.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Uji Kruskal
Walls. Uji Kruskal Walls merupakan uji non parametrik yang digunakan
untuk menguji apakah dua atau lebih rata-rata sample memiliki nilai yang
sama. Uji Kruskal-Walls merupakan salah satu perhitungan dengan
menggabungkan semua subjek dan diurutkan dari yang paling rendah sampai
yang paling tinggi (Febriansyah, 2013).
Uji statistik dengan menggunakan aplilasi SPSS dengan uji Kruskal Walls
ditentukan dari nilai P Value yang ditunjukkan oleh nilai Asymp. Sig. Jika
nilai P Value < batas kritis penelitian maka keputusan hipotesis adalah
menerima Hi dan menolak Ho atau yang berarti ada pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (Febriansyah, 2013). Setelah diperoleh hasil
pengukuran, kemudian dicari rerata pertumbuhan dari setiap indikator dengan
tabel berikut:
Tabel 3.1 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah
Hari/
Tanggal
Perlakuan Ulangan ke Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7
(A) 3:1
(B) 2:1
(C)
D(Kontrol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.2 Rata-Rata Tinggi Tanaman Bawang Merah
Hari/
Tanggal
Perlakuan Ulangan ke Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7
(A) 3:1
(B) 2:1
(C) 1:1
D(Kontrol)
Tabel 3.3 Rata-Rata Berat Basah Umbi Bawang Merah
Hari/
Tanggal
Perlakuan Ulangan ke Rata-
rata
1 2 3 4 5 6 7
(A) 3:1
(B) 2:1
(C) 1:1
D(Kontrol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pertambahan Tinggi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L. var.
Bima)
Pengamatan pertambahan tinggi tanaman bawang merah dilakukan 4
hari sekali. Data yang ditampilkan dalam grafik adalah data hasil
pengamatan setiap 8 hari. Di bawah ini disajikan rata-rata pertambahan
tinggi tanaman bawang merah untuk masing-masing perlakuan, yaitu:
Tabel 4.1 Rata-Rata Tinggi Tanaman Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Ke
1 2 3 4 5 6 7 Rata-
rata
A (3:1) 41,6 41 37 41,8 43 40,5 40 40,7
B (2:1) 43,6 41,8 39,4 40,8 42 42 0 41,6
C (1:1) 35 41 39,3 37,2 43,6 37,4 36 38,5
D (Kontrol) 36 37,5 35 36,2 38,2 39,2 34,5 36,7
Berdasarkan tabel 4.1 tampak bahwa tinggi tanaman pada perlakuan A
(3:1) tertinggi pada ulangan ke-4 yang mencapai 41,8 cm dan terendah
pada ulangan ke-3 yang mencapai 37 cm. Pada perlakuan B (2:1)
pertambahan tinggi tanaman tertinggi pada ulangan ke-1 yang mencapai
43,6 cm dan terendah pada ulangan ke-3 dengan rata-rata 39,4 cm. Pada
perlakuan C (1:1) pertambahan tinggi tanaman tertinggi pada ulangan ke-5
yang mencapai 43,6 cm dan terendah pada ulangan ke-1 yang mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
35 cm. Pada perlakuan D (kontrol) pertambahan tinggi tanaman tertinggi
pada ulangan ke-6 yang mencapai 39,2 cm dan terendah pada ulangan ke-3
yang mencapai 34,5 cm.
Hasil rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan B (2:1) dengan rata-rata 41,6 cm, kemudian diikuti tanaman
perlakuan A (2:1) dengan rata-rata 40,7 cm dan tanaman perlakuan C
(2:1) dengan rata-rata 38,5 cm. Sedangkan rata-rata hasil pertumbuhan
tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan D (kontrol) dengan rata-
rata 36,7 cm.
Gambar 4.1 Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Bawang Merah
Gambar 4.1 menunjukkan laju pertambahan tinggi tanaman bawang
merah. Pada pengamatan ke-1 tanaman pada perlakuan A (3:1), B (2:1), C
(1:1) sudah mengalami pertumbuhan sedangkan pada perlakuan D
(kontrol) belum mengalami pertumbuhan. Memasuki pengamatan ke-2 dan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tin
ggi (
cm)
Pengamatan ke
A (3:1)
B (2:1)
C (1:1)
D (Kontrol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
ke-3 mulai terlihat pertambahan tinggi tanaman tetapi belum menunjukkan
adanya perbedaan pertambahan tinggi tanaman yang mencolok pada
perlakuan masing-masing perlakuan. Pada pengamatan ke-4 sampai
pengamatan ke-11 tanaman terus mengalami pertumbuhan tinggi. Namun,
pada pengamatan ke-8 laju pertambahan tinggi tanaman pada perlakuan B
(2:1) menurun dibandingkan dengan perlakuan C (1:1) dan D (kontrol).
Tanaman pada perlakuan A (3:1) mengalami pertumbuhan tinggi lebih
cepat dibandingkan dengan tanaman lainnya. Sedangkan kecepatan
pertambahan tinggi tanaman bawang merah paling rendah pada perlakuan
B (2:1).
Uji Kruskal Walls pada aplikasi SSPS yang dilakukan menunjukkan
bahwa nilai p value yang ditunjukkan oleh nilai Asymp.sig sebesar 0,032.
Nilai P value 0,032 < 0,05. Menunjukkan bahwa Hi diterima dan Ho
ditolak yang berarti perbandingan tanah yang berbeda berpengaruh
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman bawang merah (signifikan).
2. Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum
L. var. Bima)
Pengamatan pertambahan jumlah daun tanaman bawang merah
dilakukan 4 hari sekali, tetapi data yang ditampilkan dalam grafik terkait
adalah hasil pengamatan setiap 8 hari. Di bawah ini disajikan rata-rata
hasil pengamatan pertambahan jumlah daun tanaman bawang merah untuk
masing-masing perlakuan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.2 Rata-Rata jumlah daun tanaman bawang merah
Berdasarkan tabel 4.2 pertambahan jumlah daun bawang merah pada
perlakuan A (3:1) tertinggi pada ulangan ke-6 yang mencapai 40 helai dan
terendah pada ulangan ke-1 yang mencapai 28 helai. Pada perlakuan B
(2:1) pertambahan jumlah daun tertinggi pada ulangan ke-2 yang
mencapai 37 helai dan terendah pada ulangan ke-7 karena tidak
mengalami pertumbuhan (tanaman mati). Pada perlakuan C (1:1)
pertambahan jumlah daun tertinggi pada ulangan ke-2 yang mencapai 38
helai dan terendah pada ulangan ke-7 yang mencapai 23 helai. Pada
perlakuan D (kontrol) pertambahan jumlah daun tertinggi pada ulangan
ke-3 yang mencapai 31 helai dan terendah pada ulangan ke-6 yang
mencapai 23 helai.
Hasil rata-rata jumlah daun bawang merah tertinggi terdapat pada
perlakuan A (3:1) dengan rata-rata 31 helai dan pada perlakuan C (1:1)
dengan rata-rata 31 helai, kemudian diikuti tanaman perlakuan B (2:1)
dengan rata-rata 29 helai, sedangkan rata-rata terendah terdapat pada
tanaman perlakuan D (kontrol) dengan rata-rata 28 helai.
Perlakuan Ulangan Ke
1 2 3 4 5 6 7 Rata-rata
A (3:1) 28 29 32 32 29 40 29 31
B (2:1) 24 37 28 27 31 28 0 29
C (1:1) 28 38 26 37 35 27 23 30
D (Kontrol) 26 30 31 30 29 23 30 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 4.2 Laju Pertambahan Jumlah Daun Tanaman
Bawang Merah
Gambar 4.2 menunjukkan laju pertambahan jumlah daun tanaman
bawang merah. Pada hari pertama tanaman pada perlakuan A, B, C sudah
mengalami pertumbuhan sedangkan tanaman D (kontrol) belum
mengalami pertumbuhan. Memasuki pengamatan ke-2 dan ke-3 mulai
terlihat pertambahan tinggi tanaman tetapi belum menunjukkan adanya
perbedaan pertambahan jumlah daun tanaman yang mencolok pada
perlakuan A, B, C dan D. Pada pengamatan ke-4 rata-rata pertumbuhan
jumlah daun pada setiap perlakuan sama. Pada hari ke-5 mulai terlihat
perbedaan pertambahan pengamatan ke-5 pertumbuhan jumlah daun pada
perlakuan C (3:1) menurun dan pada pengamatan ke-8 laju pertambahan
jumlah daun tanaman pada perlakuan B (2:1) menurun dibandingkan
dengan tanaman C (3:1) dan D (kontrol). Tanaman pada perlakuan A (3:1)
mengalami pertumbuhan jumlah daun lebih cepat dibandingkan dengan
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jum
lah
Dau
n (
he
lai)
Pengamatan ke
A (3:1)
B (2:1)
C (1:1)
D (Kontol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tanaman lainnya, sedangkan kecepatan pertambahan jumlah daun bawang
merah paling rendah pada perlakuan B (2:1).
Uji Kruskal Walls pada aplikasi SSPS yang dilakukan menunjukkan
bahwa nilai P value yang ditunjukkan oleh nilai Asymp.sig sebesar 0,736.
Nilai P value 0,736 > 0,05. Menunjukkan Hi ditolak dan Ho diterima yang
berarti perbandingan tanah yang berbeda tidak berpengaruh terhadap
pertambahan jumlah daun tanaman bawang merah.
3. Berat Basah Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L. var. Bima)
Data berat basah umbi tanaman bawang merah dilakukan di hari
terakhir pengambilan data. Di bawah ini disajikan data berat basah umbi
tanaman bawang merah pada masing-masing perlakuan, yaitu:
Tabel 4.3 Rata-Rata Berat Basah Tanaman Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Ke
1 2 3 4 5 6 7 Rata-
rata
A (3:1) 20 30 15 20 35 50 40 30
B (2:1) 40 20 20 40 30 40 0 27,14
C (1:1) 20 20 25 15 30 20 15 20,71
D (Kontrol) 10 10 10 15 10 10 15 11,43
Berdasarkan tabel 4.3 berat basah umbi bawang merah pada perlakuan
A (3:1) tertinggi pada ulangan ke-6 yang mencapai 40 gram dan terendah
pada ulangan ke-3 yang mencapai 15 gram dengan rata-rata 30 gram. Pada
perlakuan B (2:1) berat basah umbi tertinggi pada ulangan ke-1, ulangan
ke-4 dan ulangan ke-5 yang mencapi 40 gram, sedangkan yang terendah
pada ulangan ke-2 dan ulangan ke-3 yang mencapi 20 gram dengan rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
rata 27,14 gram. Pada perlakuan C (1:1) berat basah umbi tertinggi pada
ulangan ke-5 yang mencapai 30 gram dan terendah pada ulangan ke-4 dan
ke-7 yang mencapai 15 gram dengan rat-rata 20,7 gram. Pada Perlakuan D
(kontrol) berat basah umbi tertinggi pada ulangan ke-4 dan ket-7 yang
mencapai 15 gram dan terendah pada lima ulangan lainya yang mencapai
10 gram dengan rata-rata 11,42 gram.
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa berat basah umbi bawang
merah tertinggi pada tanaman A6 dengan berat 40 gram, sedangkan berat
basah umbi terendah pada tanaman D1, D2, D3, D5 dan D6 dengan berat
10 gram. Hasil rata-rata berat basah tertinggi pada perlakuan A (3:1)
dengan berat 30 gram dan berat basah terendah pada perlakuan D (kontrol)
dengan berat 11,43 gram.
Uji kruskal walls pada aplikasi SSPS yang dilakukan menunjukkan
bahwa nilai P value yang ditunjukkan oleh nilai Asymp.sig sebesar 0,036.
Nilai P value 0,036 < 0,05. Menunjukkan bahwa Hi diterima dan Ho
ditolak yang berarti perbandingan tanah yang berbeda berpengaruh secara
signifikan terhadap berat basah umbi bawang merah.
B. Pembahasan
Pada penelitian yang dilakukan selama 2 bulan lebih, dari empat perlakuan
yaitu A (3:1), B (2:1), C (1:1) dan D (kontrol) mengalami pertumbuhan yang
berbeda-beda meliputi tinggi daun, jumlah daun dan berat basah. Dari
keempat perlakuan tanaman yang mengalami pertumbuhan yang baik yaitu
pada perlakuan A (3:1). Hal ini dikarenakan campuran tanah humus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
digunakan pada perlakuan A (3:1) lebih banyak dibandingkan dengan
perlakuan yang lainnya. Tanah humus diartikan sebagai satu kompleks
organik yang bersifat subur, mengandung N, memiliki pH netral sehingga
dapat mengikat P yang akan diserap tanaman dan meningkatkan kandungan
unsur hara K dalam tanah dan mempunyai kemampuan menambah berbagai
kandungan unsur hara. Kandungan organik yang ada dalam tanah humus
sangat mendukung pertumbuhan tanaman bawang merah (Sari,2015).
Unsur N (nitrogen) pada tanah humus merupakan unsur hara utama bagi
tanaman terutama pembentukan dan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman
seperti daun, batang dan akar tanaman. Unsur N yang terlalu banyak pada
tanaman dapat menghambat pembungaan dan pembuahan. Akan tetapi
kekurangan unsur N dapat menyebabkan klorosis daun, serta jaringan daun
menjadi mati dan kering kemudian pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
(Natipulu dan Winarno, 2010). Dalam penelitian ini, unsur N untuk
pertumbuhan bawang merah sudah tercukupi hingga tanaman bawang dapat
melakukan perbesaran dan pembelahan sel. Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya akar dan daun setelah penamanan pada tanaman perlakuan A (3:1),
B (2:1) dan C (1:1). Munculnya daun maka dapat dihitung parameter tinggi
pada tanaman bawang merah.
Selain itu, terdapat juga unsur P dan K dalam tanah humus yang baik
untuk pertumbuhan tanaman bawang merah, unsur P dalam tanah humus
berperan untuk mempercepat akar semai dan mempercepat pembungaan dan
pemasakan umbi. Apabila tanaman kekurangan unsur P maka akan terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
gejala warna daun bawang merah hijau tua dan permukaannya terlihat
mengkilap kemerahan dan tanaman menjadi kerdil (Natipulu dan Winarno,
2010). Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa unsur P pada humus
berpengaruh dalam pertumbuhan karena membantu pertumbuhan akar pada
tanaman bawang merah dan pembentukan umbi. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya pertumbuhan akar tanaman dan munculnya umbi bawang merah pada
setiap tanaman.
Ukuran umbi pada setiap perlakuan tanah sangat bervariasi, tanaman
dengan perbandingan humus yang banyak mengalami pertumbuhan umbi yang
lebih baik dibandingkan dengan tanaman perbandingan humus yang sedikit.
Tanaman dengan perbandingan humus yang banyak menghasilkan ukuran
umbi yang lebih besar. Hal ini terlihat dari ukuran umbi pada setiap perlakuan.
Tanaman pada perlakuan A (3:1) memiliki ukuran umbi yang besar
dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Pertumbuhan bawang merah juga dipengaruhi oleh unsur K (kalium).
Unsur kalium berfungsi untuk pembentukan protein dan karbohidrat pada
bawang merah serta dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
serangan penyakit dan meningkatkan kualitas umbi. Bila kekurangan unsur
kalium daun tanaman bawang merah akan mengkerut atau keriting dan
muncul bercak-bercak kuning transparan pada daun dan berubah coklat serta
mengering (Natipulu dan Winarno, 2010). Artinya bahwa pertumbuhan umbi
pada tanaman bawang merah juga dipengaruhi oleh unsur K.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Selain kandungan unsur hara yang banyak, tanah humus juga memiliki
tekstur yang gembur dan tidak keras, mempunyai daya serap yang tinggi, dan
dapat memperbaiki struktur tanah dan mengikat air dalam tanah menjadi lebih
besar (Sari, 2015). Tanah yang gembur dan tidak keras mendukung
pertumbuhan akar tanaman bawang merah, daya serap yang tinggi bisa
membantu akar tanaman bawang merah untuk pertukaran gas, menyerap unsur
hara dan air, dapat mengikat air dalam tanah sehingga tanaman bawang merah
tidak mudah kekeringan khususnya saat musim kemarau.
Tanah berpasir yang digunakan dalam perbandingan juga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman bawang merah. Tanah regosol adalah tanah mineral
yang belum berkembang, mempunyai tekstur tanah berpasir. Bahan induk
tanahnya adalah abu vulkan, mergel atau tanah berpasir pantai. Unsur hara
tanah regosol sangat tergantung pada jenis bahan induk yang membentuknya
(Widodo, 2016). Tanah Regosol sering kekurangan air karena kemampuan
menyimpan air sangat rendah, kandungan garam sangat tinggi (Rukmana,dkk.
1996). Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin sedikit humus
yang digunakan dalam perbandingan dengan tanah regosol maka pertumbuhan
tanaman bawang merah menjadi tidak optimum. Hal ini dilihat pada hasil
pengamatan, tanaman pada perlakuan D (kontrol) yang merupakan tanah
berpasirmenunjukkan pertumbuhan tanamannya kurang optimum jika
dibandingkan dengan tanaman pada perlakuan A (3:1), B (2:1), dan C (1:1)
untuk parameter tinggi, jumlah daun dan berat basah umbi. Kandungan unsur
hara dan air yang rendah dapat mengganggu kegiatan metabolisme dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
fotosintesis pada tumbuhan sehingga hal ini akan menghambat pertumbuhan
tanaman bawang merah.
Berdasarkan grafik, rata-rata laju pertambahan pertumbuhan tinggi daun
dan jumlah daun untuk masing perlakuan berbeda-beda. Pada pengamatan ke-
1 tanaman yang ada pada perlakuan A (3:1), B (2:1) dan C (1:1) sudah
mengalami pertumbuhan ditandai dengan munculnya daun sehingga dapat
dihitung tingginya, sedangkan tanaman D (kontrol) belum muncul daun
sehingga belum dapat dihitung tingginya. Tanaman A (3:1), B (2:1) dan C
(1:1) mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dikarenakan komposisi tanah
dalam perbandingan adalah tanah humus, di mana tanah humus merupakan
tanah yang subur dengan unsur hara dan kandungan air yang banyak sehingga
kebutuhan akan unsur hara (NPK) dan air tercukupi untuk merangsang
pertumbuhan, sedangkan tanah pada perlakuan D (kontrol) merupakan tanah
berpasir dinama tanah ini merupakan tanah yang unsur haranya rendah dan
kemampuan menyimpan airnya sangat rendah sehingga pertumbuhan tanaman
agak lambat.
Pertambahan rata-rata tinggi daun pada pengamatan ke-2 sampai
pengamatan ke-11 terus mengalami kenaikan. Pada pengamatan ke-7
dilakukan pemupukkan untuk semua tanaman, pupuk yang digunakan adalah
pupuk kascing. Pupuk kascing merupakan bahan organik yang cukup baik
kerena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya pada
tanah yang kurang subur (Dahlia, 2004). Tujuan pemberian pupuk untuk
mempercepat pertumbuhan baik itu tinggi daun, jumlah daun dan umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sehingga masa panen lebih cepat. Penambahan pupuk sebanyak 150 gram
untuk satu tanaman. Setelah pemupukan pertumbuhan tanaman semakin cepat.
Pertambahan rata-rata jumlah daun bawang merah pada pengamatan ke-2
sampai ke-11 ada yang mengalami penurunan dan ada yang terus mengalami
kenaikan (tidak stabil). Pada pengamatan ke-5 jumlah daun pada perlakuan C
(3:1) mengalami penurunan. Pada pengamatan ke-11 jumlah daun pada
perlakuan A (3:1) dan B (2:1) mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
karena ada tanaman yang daunya mengering karena masuk fase penuaan.
Grafik menujukkan rata-rata laju pertambahan jumlah daun dan tinggi
tanaman pada perlakuan B (2:1) awalnya mengalami pertumbuhan yang lebih
cepat dari tanaman perlakuan C (1:1) dan kontrol kemudian setelah
pengamatan ke-7 mulai lambat. Hal ini disebabkan karena salah satu tanaman
pada perlakuan B (2:1) mati karena terserang penyakit layu Fusarium. Gejala
awalnya adalah daun tanaman menguning dan tanaman terlihat kerdil, lama-
kelamaan daunnya mengering dan akhirnya tanaman mati.
Uji Kruskal Walls untuk tinggi daun menunjukan bahwa nilai P 0,032 <
0,05. Hal ini menunjukkan Hi diterima dan Ho ditolak yang berarti ada
pengaruh signifikan. Pengaruhnya dapat dilihat dari pertambahan tinggi
tanaman setiap pengambilan data selama dua bulan lebih. Hasil yang
signifikan artinya perbandingan tanah yang digunakan tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan bawang merah. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang
diberi perbandingan 2:1 (B) mengalami pertumbuhan tinggi lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh pada tanah yang diberi
perbandingan 3:1 (A), 1:1 (C) dan kontrol (D).
Uji Kruskal Walls untuk jumlah daun menunjukkan bahwa nilai P 0,736 >
0,05. Hal ini menunjukkan Hi ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada
pengaruh signifikan. Hasil yang tidak signifikan karena faktor lain yaitu ada
tanaman yang duannya dimakan hama (ulat grayak), ada tanaman yang mati
karena terserang penyakit dan ada tanaman yang daunnya mengalami fase
penuaan sehingga daun-daun bawang merah yang berada paling bawah
menguning kemudian mengering dan gugur.
Berat basah umbi bawang merah pada masing-masing perlakuan berbeda-
beda. Berat basah umbi bawang merah dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Berat basah umbi bawang merah
Berdasarkan grafik, berat basah umbi (kualitas umbi) yang baik
ditunjukkan pada perlakuan A (3:1) ulangan 6A dengan berat 50 gram.
Ukuran berat basah umbi menunjukkan kandungan air yang ada dalam umbi
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 7
Be
rat
Bas
ah
Ulangan
Replikasi
A (3:1)
B (2:1)
C (1:1)
D (Kontol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tersebut. Semakin tinggi berat basah umbi maka semakin banyak kandungan
air dalam umbi tersebut. Ukuran umbi yang besar pada tanaman 6A,
disebabkan karena kemampuan tanahnya yg mampu menyimpan air sehingga
air tersebut dapat diserap oleh akar tanaman bawang merah kemudian
tersimpan dalam umbi tersebut. Air yang diserap juga dapat dimanfaatkan
untuk proses fotosintesis, hasil fotosintesis berupa karbohidrat dan energi
dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan umbi bawang merah untuk sumber
makanan dan sumber energi. Selain itu adanya unsur P dan K dalam tanah
humus tersebut membantu merangsang pembentukan umbi bawang merah.
Berat basah umbi yang rendah terdapat pada tanaman perlakuan D
(kontrol) dengan berat 10 gram. Hal ini menunjukkan kandungan air pada
umbi bawang merah sangat sedikit. Ukuran umbi yang terlalu kecil ini
dikarenakan rendah kemampuan tanah berpasiruntuk mempertahankan air
sehingga hanya sedikit air yang dapat diserap oleh akar tanaman. Maka, air
yang tersimpan dalam umbi pun sedikit. Jumlah air yang sedikit menghambat
proses fotosintesis pada tanaman bawang dan akan berpengaruh terhadap hasil
fotosintesis yang akan diperoleh tanaman bawang. Selain itu, kandungan
unsur hara P dan K dalam tanah berpasirsangan rendah.
Uji Kruskal Walls untuk berat basah umbi bawang merah menunjukan
bahwa nilai P value 0,036 < 0,05. Hal ini menunjukkan Hi diterima dan Ho
ditolak yang hasilnya ada pengaruh signifikan. Pengaruh yang signifikan
artinya perbandingan tanah yang digunakan berpengaruh terhadap berat basah
umbi bawang merah. Pengaruhnya dapat dilihat dari hasil berat basah umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pada pengambilan data. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang diberi
perbandingan 2:1 (B) memiliki berat umbi yang lebih berat dibandingkan
dengan tanaman yang tumbuh pada tanah yang diberi perbandingan 3:1 (A),
1:1 (C) dan kontrol (D).
Hama dan penyakit kerap kali menghambat pertumbuhan bawang merah
dan mutu bawang merah yang dihasilkan. Dalam penelitian ditemukan ada
tanaman yang terserang hama dan penyakit pada beberapa tanaman. Salah satu
hama yang menyerang tanaman adalah ulat grayak. Gejala serangan yang
ditimbulkan oleh ulat bawang ditandai oleh adanya lubang-lubang pada daun
mulai dari tepi daun permukaan atas atau bawah dengan ciri-ciri berwarna
hijau kecoklatan gelap dengan garis kekuningan (Ade dkk, 2013). Tanaman
yang terserang hama adalah tanaman B4 dan A7. Gejala yang ditunjukkan
tanaman B4 dan A7 yaitu terdapat lubang-lubang di permukaan daunnya.
Gambar 4.4 Daun yang dimakan Ulat Grayak
Ditemukan tanaman B7 yang terserang penyakit moler atau layu
Fusarium. Organismenya adalah cendawan Fusarium oxysporum (Hanz.).
Sasarannya adalah bagian dasar umbi lapis. Akibatnya pertumbuhan akar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
maupun umbi terganggu. Gejala visual adalah daun yang menguning dan
cenderung terpelintir (terputar). Tanaman sangat mudah tercabut karena
pertumbuhan akar terganggu bahkan membusuk. Serangan lanjut akan
membuat tanaman mati, yang dimulai dari ujung dan dengan cepat menjalar
ke bagian bawahnya (Ade dkk, 2013).
Gambar 4.5 Tanaman yang Terserang Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan dalam penelitian ini
masih secara manual yaitu dengan menangkap dan membunuh hama secara
langsung agar tidak menyerang tanaman lain yang ada di sekitar. Dalam
penelitian, peneliti tidak menggunakan pestisida organik karena baru dua
tanaman yang diserang hama dan penyakit.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tanaman terserang hama dan
penyakit. Salah satunya faktor lingkungan sekitar, hama yang ada bisa saja berasal
dari tanaman lain yang ada di sekitar polybag seperti rumput-rumput liar dan
tanaman sawit yang dapat dijadikan tempat hidup, selain itu musim penghujan
juga dapat memicu datangnya hama. Sedangkan daun yang terkena
penyakit moler disebabkan oleh kelembaban tanah yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman bawang merah dan
penanaman dilakukan pada saat musim penghujan.
2. Tidak dapat dilakukan uji kandungan nitrogen pada tanah humus.
3. Tidak digunakan kontrol positif dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Penelitian mengenai pengaruh perbandingan tanah humus Baucau dan
tanah berpasir Kali Kuning terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah
(Allium ascalonicum L. var. Bima) dapat diterapkan dalam materi
pembelajaran di sekolah tingkat SMP maupun SMA. Salah satunya dalam
materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup (tanaman)
untuk kelas XII semester I. Pembelajaran mengenai materi tersebut menuntut
siswa untuk dapat mengetahui mengenai konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan serta mengaktifkan siswa untuk membuat
rancangan sederhana dan melakukan percobaan mengenai pertumbuhan dan
perkebangan tanaman.
Kegiatan pembelajaran yang dirancang berdasarkan kurikulum 2013, di
mana guru akan membuat RPP sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Isi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP mencakup satu kompetensi inti,
kompetensi dasar yang terdiri dari beberapa indikator. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) bertujuan untuk membantu guru dalam mempersiapkan
materi pembelajaran. Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS
dan Lembar Penilaian dapat dilihat pada lampiran 4, 5, 6 dan 7.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait penelitian
yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
1. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya utuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Kompetensi Dasar
KD 1.1 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
KD 2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
KD 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
berdasarkan hasil percobaan.
KD 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan
melaporkan secara tertulis dengan tatacara penulisan ilmiah yang
benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Perbedaan perbandingan tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah
dalam hal pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan berat basah umbi,
sedangkan jumlah daun tidak menunjukkan pengaruh signifikan.
2. Perbandingan tanah humus Baucau dan tanah berpasir Kali Kuning 2:1
memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan tanaman bawang
merah.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah:
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan pengendalian hama dan
penyakit pada tanaman bawang merah dan penanaman bawang merah
sebaiknya tidak dilakukan saat musim penghujan.
2. Perluh dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan
nitrogen dalam tanah humus.
3. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai perbandingan
tanah, sebaiknya perlu menggunakan kontrol positif sebagai pembanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Pemerintahan Govermental Implementas,
http:www.angelfire.com/space2/asnam/gover.html. Diunduh pada
tanggal 21/3/2017.
AAK. 2017. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Ade, S. dan Djauhari, S. 2013. Kejadian Penyakit pada Tanaman Bawang Merah,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=190840&val=4.
Diunduh pada tanggal 18/07/2017.
Bappenas, 2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang
Pangan Dan Pertanian,
https://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/15718/461.
Diunduh pada tanggal 23/08/2016.
Samadi, B. dan Cahyano, B. 2004. Bawang Merah Intensifikasi Usaha Tani.
Yogayakarta : PT. Kanisius.
Bukhori. 1992. Gambaran Umum dan Kondisi Timor-Timur,
http://digilib.uinsby.ac.id/11377/4. Diunduh pada tanggal 18/03/2017.
Dermanto dan Hidayah, U. 2012. Pengolahan Lahan Kawasan Lereng Merapi
Pasca Erupsi 2010, http://faperta.ugm.ac.id/download
publikasi_dosen/sri_nuryani/pdf. Diunduh pada tanggal 18/07/2017.
Dahlia, S. 2004. Manfaat Pupuk Organik Kascin,.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/15494/. Diunduh
pada tanggal 18/07/2017.
Febriansyah. 2013. Analisis Variansi Satu Jalan Kruskal-Wallis,
https://www.slideshare.net/baidilah/analisis-varian-satu-jalan-
krukal.wallis?next_slideshow=1. Diunduh pada tanggal 30/07/2017.
Hidayat, S. dan Napitupulu, Rodame M. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta:
Agriflo.
Jaelani. 2007. Khasiat Bawang Merah. Yogyakarta: PT.Kanisius.
Kurniawan, B. dan Suryanto, A. 2016. Pengaruh Beberapa Macam Media
Terhadap Pertumbuhan Stek Plantlet Tanaman Ketang (Solanum
tuberosum L.), http://protan.studentjournal.ub.ac.id. Diunduh pada
tanggal 10/03/2017.
Munir, M. dan Swasono, Aniar H. 2013. Potensi Pupuk Hijau Organik (Daun
Trembesi, Daun Paitan, Daun Lamtoro) Sebagai Unsur Kestabilan
Kesuburan Tanah. Skripsi. Pasuruan: Universitas Yudharta Pasuruan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Natipulu dan Winarno. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk N dan K tehadap
Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah,
http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/jurnal_pdf/224/9.
Diunduh pada tanggal 28/07/2017
Partoyo. 2005.Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lahan Tanah
berpasir Pantai Samas Yogyakarta, http://agrisci.ugm.ac.id/voll12.
Diunduh pada tanggal 18/03/2017.
Pitojo, S. 2003. Benih Bawang Merah. Yogyakarta: PT Kanisius.
Pracaya. 2007. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot dan Polybag. Depok:
PT. Penebar Swadaya.
Priono, Sidik H. 2013. Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan
Stek Batang Tanaman Ara (Ficus carica L.). Skripsi. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, E. dan Berlian, N. 2014. Mengenal Varietas Unggul dan Cara Budidaya
Secara kontinu Bawang merah. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Rukmana, R. 2010. Bawang Merah “Budidaya dan Pengelolaan Pascapanen”.
Yogyakarta: PT. Kanisius.
Rukmana, R. dan Yuniarsih, Y. 1996. Kedelai Budidaya dan Pascapanen.
Yogyakarta: PT. Kanisius.
Santoso, Santoso B. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: PT.
Agromedia
Sari, M. 2015. Ilmu Geografi, http://ilmugeografi.com/ilmi-bumi/tanah. Diunduh
pada tanggal 17/03/2017.
Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian.
Yogyakarta: Kanisius.
Sumarni, N. dan Hidayat, S. 2005. Budidaya Bawang Merah.
http://balista.litbang.pertanian.pdf. Diunduh pada tanggal 18/03/2017.
Suparman. 2007. Bercocok Tanam Bawang Merah. Jakarta: Azka Press
Susanto. R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: PT Kanisius.
Taniredja, T. Dan Mustafidah, H. 2012. Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Alfabeth.
Widodo, W. 2016. Memperpanjang Umur Produktivitas Cabai. Jakarta: PT.
Penebar Swadaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Wikipedia. 2017. Baucau, http://id.wikipedia.org/wiki/baucau, Diunduh pada
tanggal 18/03/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
MATA KULIAH BIOLOGI
Kelas : XII
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Semester : I
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
MEDIA,
ALAT,
BAHAN
BAB 1. Pertumbuhan dan Perkembangan
1.2 Menyadari dan
mengagumi pola
pikir ilmiah dalam
kemampuan
mengamati
bioproses
2.2 Berperilaku
ilmiah: teliti,
tekun, jujur
terhadap data dan
fakta, disiplin,
bertanggungjawab,
dan peduli dalam
observasi dan
eksperimen,
berani, dan santun
dalam mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi,
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerja sama,
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis,
responsif dan
1. Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan
dan
perkembangan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
(faktor internal
dan faktor
eksternal)
Mengamati
Siswa mengamati pertumbuhan
pada tumbuhan
Membaca literature mengenai
pertumbuhan pada tumbuhan
Menanya
Siswa dituntun untuk
merumuskan pertanyaan tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
Mengumpulkan Informasi
Menggali informasi tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup
melalui tayangan videoDiskusi
tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
Mengasosiasi
Diskusi mengerjakan LKS
Menarik kesimpulan mengenai
proses pertumbuhan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan
Observasi
Sikap ilmiah saat
mengamati,
melaporkan,
secara lisan
Portofolio
Laporan tertulis
mengenai faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
tanaman
Tes
Tes tertulis
mengenai
pemahaman
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman
Observasi
Kerja ilmiah,
sikap ilmiah dan
keselamatan kerja
Portofolia
Laporan
percobaan
5 Minggu X
4JP
Buku Biologi
SMA KELAS
XII, Vidio
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Artikel,
Makalah dan
Laporan hasil
penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
proaktifdalam
setiap tindakan
dalam melakukan
pengamatan dan
percobaan di
dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium
3.1 Menganalisis
hubungan antara
faktor internal dan
eksternal dengan
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
pada makhluk
hidup berdasarkan
hasil percobaan.
4.1 Merencanakan
dan melaksanakan
percobaan tentang
faktor luar yang
mempengaruhi
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman, dan
2. Merencanakan
dan melaksanakan
percobaan
Mengkaji hasil
kerja ilmiah
(contoh kerja
ilmiah)
Bagaimana
langkah-
langkah
melakukan
Mengkomunikasikan
Presentasikan hasil diskusi
mengenai proses pertumbuhan
dan perkembangan serta faktor-
faktor yang memengaruhinya
Mengamati
Mengkaji hasil kerja ilmiah
(contoh kerja ilmiah)
Bagaimana langkah-langkah
melakukan percobaan menurut
kerja ilmiah dari hasil diskusi
dan mengkaji contoh karya
ilmiah dari berbagai sumber
Menanya
Memberikan pertanyaan tentang
langkah-langkah eksperimen dan
menyusun laporan hasil
eksperimen
Mengumpulkan informasi
Mendiskusikan rancangan dan
usulan penelitian tentang faktor
luar yang mempengaruhi
pertumbuhan padatumbuhan
Melaksanakan ekperimen sesuai
dengan usulan yang disepakati
Melakukan pengamatan
eksperimen dan mencatat data
Mengasosiasi
Mengolah data hasil penelitian
Menarik kesimpulan hasil
penelitian
Tes
Membuat
perencanaan
percobaan
Pemahaman
tentang hasil
percobaan dan
kesimpulan
Pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
melaporkan secara
tertulis dengan
menggunakan
tatacara penulisan
ilmiah yang benar.
percobaan
menurut kerja
Mengkomunikasikan
Menyusun usulan penelitian
tentang faktor –faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dalam bentuk laporan
Melaporkan hasil eksperimen
secara lisan (presentasi)
dan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran :IPA
Kelas :XII/I
Pertemuan Ke :2
Alokasi Waktu :3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
B. Kompetensi Dasar
KD 1.1 Menyadari dan mengami pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
KD 2.1 Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
KD 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
berdasarkan hasil percobaan.
KD 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan
melaporkan secara tertulis dengan tatacara penulisan ilmiah yang
benar.
C. Indikator
1.1.1 Mengagumi pola pikir ilmiah
2.1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah, meliputi teliti, jujur, tanggung jawab
dan bekerja sama dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3.1.1 Menjelaskan faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk hidup.
3.1.3 Menjelaskan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk hidup.
3.1.2 Mengkaitkan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada mahkluk hidup.
4.1.1 Membuat rancangan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi
proses pertumbuhan tanaman.
4.1.2 Mempresentasikan hasil rancangan percobaan.
4.1.3 Melakukan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman.
4.1.4 Membuat laporan tertulis dari hasil percobaan dengan menggunakan
penulisan ilmiah yang benar.
D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1 Melalui refleksi siswa menyadari kemampuan pola pikir ilmiah yang
dimiliki sebagai anugerah dari Tuhan.
1.1.1.2 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu menunjukkan perilaku
ilmiah, meliputi teliti, jujur, tanggung jawab dan bekerja sama
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3.1.1.1 Setelah kegiatan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan faktor
internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
3.1.1.2 Setelah kegiatan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan faktor
eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
4.1.1.1 Setelah kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat membuat rancangan
percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman.
4.1.2.1 Setelah membuat rancangan ,siswa dapat mempresentasikan hasil
rancangan percobaan di depan kelas
4.1.3.1 Setelah membuat rancangan percobaan, siswa dapat melaksanakan
percobaan sederhana sesuai prosedur.
4.1.4.1 Setelah melaksanakan percobaan, siswa mampu melaporkan hasil
percobaan yang telah dilakukan secara tertulis berdasarkan penulisan
ilmiah yang benar.
E. Materi Ajar
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Faktor –faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu
faktor internal dan faktor eksternal
Merancang dan melaksanakan percobaan
F. Pendekatan, model dan metode pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Discovery
3. Metode : Mengamati, menanya, menalar, mencoba dan menyajikan.
G. Media, alat dan sumber belajar
1. Media:
Power Point
White board
2. Alat/Bahan:
Laptop
Viewer
Lembar Kerja Siswa
Spidol
3. Sumber Belajar
Buku Peket Biologi Kelas XII
Internet (Video, gambar-gambar, jurnal penelitian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
H. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Menyiapkan
kondisi belajar
Apersepsi
Motivasi
Orientasi
Mengorganisasi
- Memberi salam, berdoa dan mengecek kehadiran
- Mengkondisikan kelas dan mengamati kesiapan siswa
dalam belajar
- Guru bertanya kepada siswa:“ Pernahkah kalian
menanam tanaman? Bagaimana perubahan morfologi
yang terjadi pada tanaman diawal penanaman dan
setelah dibiarkan satu minggu?”
- Guru bertanya kepada siswa: Apakah waktu
pertumbuhan dan perkembangan semua tanaman
sama?
- Menyampaikan tujuan dan materi yang akan dibahas
- Siswa diminta membentuk kelompok
10
Menit
Inti
Mengamati
- Siswa mengamati video proses perkecambahan pada
tumbuhan
Menanya
- Guru menuntun siswa untuk merumuskan pertanyaan
- Guru menanggapi pertanyaan sisea
Mencoba
- Setiap kelompok diberi LKS tentang pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
- Siswa berdiskusi dan mencari referensi sambil mengisi
LKS
Mengasosiasi
- Siswa berdiskusi mengerjakan LKS pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
Mengkomunikasikan
- Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
- Guru menjelaskan beberapa konsep yang belum tepat
dengan penataan materi yang sistematis
- Guru memberikan apresiasi bagi hasil presentasi yang
benar
70
Menit
Penutup
Merangkum
Evaluasi
Refleksi
Tindak lanjut
- Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
dari hasil belajar tentang pertumbuhan dan
perkembangan
- Guru mengajukan pertanyaan lisan kepada siswa “
sebutkan faktor eksternal dan internal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman?
- Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi atas
materi pertumbuhan dan perkembangan
- Guru memberi tugas kepada siswa untuk membaca
materi yang akan dibahas minggu berikutnya
10
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Menyiapkan
kondisi belajar
Apersepsi
Motivasi
Orientasi
Mengorganisasi
- Memberi salam, berdoa dan mengecek kehadiran
- Mengkondisikan kelas dan mengamati kesiapan siswa
dalam belajar
- Guru bertanya kepada siswa: “Apakah semua jenis
tanah cocok untuk di tanami tanaman? Jenis tanah
apakah yang baik untuk pertumbuhan tanaman?
- Apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman?
- Menyampaikan tujuan dan materi yang akan dibahas
- Siswa diminta membentuk kelompok
10
menit
Inti
Mengamati
- Siswa mengkaji jurnal dari berbagai sumber.
- Siswa memperhatikan langkah-langkah melakukan
percobaan menurut kerja ilmiah dari hasil diskusi.
Menanya
- Guru menanyakan bagaiman langkah-langkah
melakukan percobaan/eksperimen?
Mengumpulkan
- Siswa dipersilahkan untuk mengkaji berbagai
informasi mengenai faktor luar yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
- Siswa duduk berdiskusi dalam kelompok untuk
membahas racangan percobaan tentang faktor luar
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
- Siswa melakukan percobaan sederhana sesuai dengan
rancangan yang disusun kelompok.
- Melakukan pengamatan.
Mengasosiasi
- Mengolah data hasil percobaan.
- Menarik kesimpulan dari hasil percobaan.
Mengkomunikasikan
- Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
rancangan percobaan dan teman lain memberi
tanggapan.
- Melaporkan hasil percobaan dalam bentuk laporan
tertulis
70
menit
Penutup
Merangkum
Refleksi
Apresiasi
Tindak lanjut
- Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan
dari apa yang sudah di pelajari.
- siswa diminta untuk melakukan refleksi atas apa yang
sudah di dapatkan dari kegiatan belajar hari ini.
- Guru memberi apresiasi kepada semua siswa yang
sudah berpartisipasi dalam kelompok.
- Guru memberi tugas kepada siswa untuk melakukan
rancangan percobaan yang sudah di buat selama 1
bulan.
10
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Jenis/Teknik Penilaian
a. Kognitif : Tes Tertulis
b. Afektif : Lembaran Observasi
c. Psikomotorik : Kinerja
2. Bentuk Instrumen
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Rubrik Penilaian
c. Pedoman Skoring
J. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Instrumen Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 3
LEMBAR DISKUSI SISWA 1
A. Judul : Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
B. Tujuan
1. Setelah mengkaji pustaka, siswa dapat menjelaskan pengertian dan faktor
eksternal serta internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2. Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
C. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. LKS
D. Langkah Kerja
1. Duduklah dalam kelompok yang sudah ditentukan
2. Diskusikan dalam kelompok tentang pengertian dan faktor yang
mempengaruhi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
3. Catat hasil diskusi pada lembaran yang tersedia
4. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas
E. Pertanyaan Diskusi
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Jelaskan faktor eksternal (4) dan internal (3) yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
3. Jelaskan salah satu contoh interaksi antara faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
F. Kesimpulan
Kelompok:
Anggota:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LEMBAR DISKUSI SISWA 2
A. Judul : Membuat Rancangan Percobaan
B. Tujuan
1. Melalui membaca literatur dan diskusi kelompok, siswa mampu membuat
rancangan percobaan mengenai faktor luar yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
2. Setelah diskusi kelompok, siswa dapat melaksanakan percobaan mengenai
faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3. Setelah melakukan percobaan, siswa dapat membuat laporan tertulis
menggunakan penulisan ilmiah yang benar.
C. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. LKS
D. Langkah Kerja
1. Duduklah dalam kelompok yang sudah ditentukan
2. Diskusikan dalam kelompok terkait rancangan percobaan tentang faktor
luar yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
3. Buatlah rancangan percobaan dengan format sebagai berikut:
a. Judul
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
e. Alat dan bahan
f. Prosedur kerja
4. Buatlah laporan hasil penelitian berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan dengan format sebagai berikut:
1. Acara (Judul, hari/tanggal, waktu, tempat pelaksanaan)
2. Tujuan
3. Landasan Teori
Kelompok:
Anggota:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4. Alat, bahan dan cara kerja
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran
E. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN
Instrumen Tes Tertulis
Kisi-Kisi Soal
Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 No
Soal
Kunci
Jawaban
Bentuk
Soal
Menyebutkan faktor eskternal dan internal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan dan perkembangan makhluk
hidup
1 Terlampir Essay
2 Terlampir Essay
Menjelaskan hubungan antara faktor internal dan eksternal
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
3 Terlampir Essay
Menjelaskan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman
4 Terlampir Essay
Keterangan:
C1 = Mengingat C4 = Menganalisis
C2 = Memahami C5 = Mengevaluasi
C3 = Menerapkan C6 = Menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
SOAL TEST
Essay
1. Sebutkan 5 faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman!
2. Sebutkan 5 fungsi hormon auksin!
3. Bagaimana pengaruh kelembapan tanah terhadap penyerapan air dan nutrisi
bagi pertumbuhan tanaman?
4. Cahaya diperluhkan untuk melakukan proses fotosintesis, namun disisi lain
cahaya merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan. Jelaskan
pernyataan tersebut!
KUNCI JAWABAN
Essay
1. Faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, sebagai
berikut:
a. Air
b. Cahaya
c. Tanah
d. Kelembapan
e. pH
2. Fungsi hormon auksin, yaitu:
a. Mempengaruhi pertumbuhan apical (ujung batang)
b. Mempengaruhi perkembangan buah
c. Merangsang pembentukan akar
d. Merangsang aktivitas kambium
e. Memacu pembelahan sel
f. Membantu pembentukan buah tanpa biji
2 Kelembapan tanah terhadap penyerapan air dan nutrisi bagi pertumbuhan
tanaman bawang merah. Jika kelembaban tanah rendah, penguapan akan
meningkat sehingga penyerapan air dan nutrisi semakin banyak yang akan
memacu pertumbuhan tanaman. Jika kelembaban tanah tinggi, penguapan akan
menurun sehigga penyerapan air dan nutrisi sedikit.
4. Cahaya diperluhkan untuk melakukan proses fotosintesis, namun disisi lain
cahaya merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan. Hal ini karena
cahaya dapat memicu difusi auksin ke bagian lain yang tidak terkena cahay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Rubrik Penilaian
Soal Skor Aspek
1 5 Jika menjawab 5 faktor eksternal:
1. Air
2. Cahaya
3. Tanah
4. Kelembapan
5. pH
4 Jika menjawab 4 faktor eksternal
3 Jika menjawab 3 faktor eksternal
2 Jika menjawab 2 faktor eksternal
1 Jika menjawab 1 faktor eksternal
0 Tidak menjawab sama sekali
2 5 Jika menjawab 5 fungsi hormon auksi:
1. Mempengaruhi pertumbuhan apical
2. Merangsa pembentukan buah
3. Memacu pembelahan sel
4. Merangsang pembentukan akar
5. Merangsang aktivitas kambium
4 Jika menjawab 4 fungsi hormon auksin
3 Jika menjawab 3 fungsi hormon auksin
2 Jika menjawab 2 fungsi hormon auksin
1 Jika menjawab 1 fungsi hormon auksin
0 Tidak menjawab sama sekali
3 20 Jika menjawab dengan lengkap dan benar:
Kelembapan tanah terhadap penyerapan air dan nutrisi
bagi pertumbuhan tanaman bawang merah. Jika
kelembaban tanah rendah, penguapan akan meningkat
sehingga penyerapan air dan nutrisi semakin banyak
yang akan memacu pertumbuhan tanaman. Jika
kelembaban tanah tinggi, penguapan akan menurun
sehigga penyerapan air dan nutrisi sedikit. 2-19 Menjawab benar tetapi tidak lengkap
0 Tidak menjawab sama sekali
4 20 Jika menjawab dengan lengkap dan benar:
Cahaya diperluhkan untuk melakukan proses
fotosintesis, namun disisi lain cahaya merupakan
faktor yang menghambat pertumbuhan. Hal ini
karena cahaya dapat memicu difusi auksin ke bagian
lain yang tidak terkena cahaya.
2-19 Menjawab lengkap dan benar
0 Tidak menjawab sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Penilaian Test
No.
Urut
Nama
siswa
Butir Soal Jumlah
Skor
Nilai
1 2 3 4
Skor
1
2
3
Dst
Nilai:
x 100
Instrumen Penilaian Observasi
Pengamatan Afektif
Rubrik Penilaian Afektif
Aspek Skor Rubrik
Keberanian 3 Jika 3 indikator terpenuhi:
1. Mampu memberikan pendapat dan
mempertahankan pendapat
2. Mampu mepresentasikan hasil diskusi depan
kelas
3. Memiliki rasa percaya diri
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Kerja sama 3 Jika 3 indikator terpenuhi
1. Bekerja dalam kelompok
No.
Urut
Nama
siswa
Aspek afektif (Skor 1-3) Total
Keberanian Kerjasama Disiplin
1
2
3
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
NILAI = ( Jumlah Skor : 9) X 100
2. Berdinamika dalam kelompok
3. Mendengarkan pendapat anggota kelompok
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat,
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Disiplin 3 Jika 3 indikator terpenuhi:
1. Tepat waktu
2. Mengikuti tata tertib yang berlaku
3. Melaksanakan semua kegiatan yang ada dengan
benar.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Penilaian Psikomotorik
Lembar Pengamatan Kinerja Dalam Presentasi
Kriteria :
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor Maksimum = 9
Nilai Maksimum = 100
No Nama
Siswa
Aspek Psikomotorik (Skor 1-3) Total
Konsep
Materi
Berpendapat Memecahkan
masalah
1
2
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Rubrik Penilaian Psikomotorik
Aspek Skor Rubrik
Konsep Materi 3 Jika 3 indkator terpenuhi:
1. Menguasai dan memahami materi.
2. Mempresentasikan materi dengan benar.
3. Hasil presentasi dapat dipahami.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Berpendapat 3 Jika 3 indikator terpenuhi:
1. Mengembangkan poin-poin presentasi
dengan benar.
2. Mengemukakan pendapat terkait hasil
presentasi
3. Menanggapi setiap komentar dengan jelas
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat,
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Memecahkan
masalah
3 Jika 3 indikator terpenuhi:
1. Berpikir kritis
2. Memberikan jawaban yang masuk akal
3. Mampu untuk mencari tahu jawaban dari
setiap pertanyaan yang di berikan
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Instrumen Penilaian Psikomotorik dalam melaksanakan percobaan
No Aspek Skor
1 2 3
1 Persiapan
- Perumusan Judul
- Penentuan Masalah
2 Pelaksanaan
- Analisis data
- Penarikan kesimpulan
3 Laporan
- Sistematika penulisan
laporan
- Penggunaan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kriteria:
3= Baik
2= Cukup
1 = Kurang
Nilai:
x 100
Rubrik Penilaian Psikomotorik
No Aspek yang
Dinilai
Skor Rubrik
1 Persiapan
Perumusan
Judul
3 Jika 3 indikator terpenuhi:
1. Perumusan judul sesuai dengan rancangan
yang di tentukan kelompok
2. Judul yang di buat tepat
3. Judul yang di buat tepat jelas
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Penentuan
Masalah
3 Jika 3 indikator terpenuhi:
1. Perumusan masalah yang di buat jelas
2. Sesuai dengan topik
3. Sesuai latar belakang yang ada
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
2 Pelaksanaan
Analisis Data 3 Jika 3 indikator terpenuhi:
1. Analisis data sesuai dengan parameter yang
sudah di tentukan
2. Analisis data sesuai dengan parameter yang
diukur
3. Disertai dengan gambar grafik/diagram
2 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
1 Jika hanya satu indikator yang terlihat
Penarikan
Kesimpulan
3 Jika 3 indikator terpenuhi:
1. Penarikan kesimpulan sesuai dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
penelitian
2. Menggunakan bahasa yang jelas
3. penulisan yang benar
2 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
1 Jika hanya satu indikator yang terlihat
Laporan
Sistematika
Penulisan
Laporan
3 Jika 3 indikator terpenuhi
1. Sistematika penulisan sesuai
2. Sesuai ketentuan yang ada
3. Ditulis secara berurutan dan lengkap
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
Penggunaan
bahasa
3 1. Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD
2. Tulisannya mudah dibaca
3. Mudah dimengerti
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 5
Uji Kruskal Walls
a. Uji Kruskal Walls Tinggi Daun
Ranks
TINGGI_TA
NAMAN N Mean Rank
PERLAKUAN 10.00 1 11.00
20.00 2 21.25
21.00 5 17.80
22.00 3 20.17
23.00 3 25.67
24.00 3 8.67
25.00 5 9.60
26.00 4 7.50
27.00 1 18.00
28.00 1 4.00
Total 28
Test Statisticsa,b
PERLAKUAN
Chi-Square 18.290
Df 9
Asymp. Sig. .032
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
TINGGI_TANAMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
b. Uji Kruskal Walls Jumlah Daun
Ranks
Perlaku
an N Mean Rank
JD 8.00 1 10.00
12.00 1 17.00
13.00 2 20.50
16.00 5 15.80
17.00 5 15.60
18.00 3 14.67
19.00 2 13.75
21.00 7 11.14
23.00 1 3.50
Total 27
Test Statisticsa,b
JD
Chi-Square 5.201
Df 8
Asymp. Sig. .736
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
c. Uji Kruskal Walls Berat Basah
Ranks
berat_b
asah N Mean Rank
perlakuan .00 1 11.00
10.00 5 25.00
15.00 5 18.00
20.00 7 12.00
25.00 1 18.00
30.00 3 11.00
35.00 1 4.00
40.00 4 9.25
50.00 1 4.00
Total 28
Test Statisticsa,b
Perlakuan
Chi-Square 16.503
Df 8
Asymp. Sig. .036
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
berat_basah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 6
Data Pertambahan Tinggi Tanaman Bawang Merah
Hari/Tanggal Ulangan (perlakuan 3:1) Total
1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6
April 2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Minggu, 9
April 2017 2 0 0 0 3.7 0 0 5.7
Kamis, 13
April 2017 7.3 3.8 2.8 0.5 9.2 4 3.5 31.1
Senin, 17
April 2017 13.2 8.5 7.5 4.3 13 10 8 64.5
Jumat, 21
April 2017 19.6 14.6 12.3 14.5 21 16.8 13 111.8
Selasa, 25
April 2017 24 18.7 15.3 18.4 24.3 21 16.7 138.4
Sabtu, 29
April 2017 26.5 21.4 16.7 21.8 26 24.3 20.5 157.2
Rabu, 3 Mei
2017 27.6 23 18 25 27.2 25.8 22 168.6
Minggu, 7
Mei 2017 28.5 24.3 19 26.4 28 27 23.4 176.6
Kamis, 11
Mei 2017 29 26 22.2 27 29.5 28.3 25 187
Senin, 15 Mei
2017 30.2 27.5 23.7 28.6 30.2 29 26 195.2
Jumat, 19
Mei 2017 31.8 28.2 24.3 29.4 32.5 30.5 28 204.7
Selasa, 23
Mei 2017 32.4 30.8 25.8 30.6 33.2 31 30 213.8
Sabtu, 27 Mei
2017 33.2 31.5 26 31.5 34.5 32 31.7 220.4
Rabu, 31 Mei
2017 34 32.4 27.7 32.4 35.2 33.4 33 228.1
Minggu, 4
Juni 2017 35.5 33 29.3 34.8 36.6 34.7 34.2 238.1
Kamis, 8 Juni
2017 36 34.2 30.5 36 38 35.8 35.2 245.7
Jumat, 12
Juni 2017 37.2 36 32 37.2 39.8 36.5 36 254.7
Selasa, 16
Juni 2017 38 37.2 33 38 40.2 37.8 37 261.2
Sabtu, 20
Juni 2017 39.5 38 34.6 39.2 41.5 38.6 38 269.4
Rabu, 24 Juni
2017 40 39.5 35.7 40 42.5 39.2 39.4 276.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hari/Tanggal Ulangan Perlakuan (2:1) Total
1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6 April
2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Minggu, 9
April 2017 1.4 0 0 2 0 0 0 3.4
Kamis, 13
April 2017 4.6 4 3.4 6.8 2.4 0.2 2.2 23.6
Senin, 17
April 2017 10.3 9.5 6.7 11.8 6 3.6 6 53.9
Jumat, 21
April 2017 15.5 14 15 16.3 12.5 13.9 14.5 101.7
Selasa, 25
April 2017 20 18.2 19.4 18 15.3 16 17.2 124.1
Sabtu, 29
April 2017 22 22 22 20.4 18 19 20.2 143.6
Rabu, 3 Mei
2017 23.3 25 23 23.8 21 20.4 22.5 159
Minggu, 7 Mei
2017 25.8 27.3 24.6 24.3 23.7 22 23.7 171.4
Kamis, 11 Mei
2017 27 28 25 25 25 24.3 25 179.3
Senin, 15 Mei
2017 29.3 29.6 26.3 27 26.3 26 26.5 191
Jumat, 19 Mei
2017 30 30.2 27 28 28 28 24 195.2
Selasa, 23 Mei
2017 32.5 32 28.3 30 30 30.5 19.5 202.8
Sabtu, 27 Mei
2017 33.2 33.4 29 31.7 31.4 33 16 207.7
Rabu, 31 Mei
2017 34 34 31 32.2 32 34.5 13 210.7
Minggu, 4
Juni 2017 35.5 35.3 32.5 34.8 35.3 35.8 7 216.2
Kamis, 8 Juni
2017 36 36 33 35 37.6 36.3 0 213.9
Jumat, 12 Juni
2017 37.5 37.4 34.8 36.5 38.3 37.9 0 222.4
Selasa, 16 Juni
2017 39 38 36 37.2 39.5 39 0 228.7
Sabtu, 20 Juni
2017 41 39.2 37.2 38 40.3 40.2 0 235.9
Rabu, 24 Juni
2017 42.3 40 38 39.2 41.2 41 0 241.7
Minggu, 28
Juni 2017 43.6 41.8 39.4 40.8 42 42 0 249.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hari/Tanggal Ulangan (perlakuan 1:1)
Total
1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6 April
2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Minggu, 9
April 2017 0 0 0 0 3 0 0 3
Kamis, 13
April 2017 1.8 3.2 2.5 0.8 7 0 1.7 17
Senin, 17 April
2017 6.7 8.2 6 4.4 8.7 3 5.5 42.5
Jumat, 21 April
2017 11.5 14.2 11.3 9.6 12 10.9 9.4 78.9
Selasa, 25
April 2017 22 21.3 16.5 18.4 19 14.2 11 122.4
Sabtu, 29 April
2017 17.8 23.3 18 15 23 16.7 15.8 129.6
Rabu, 3 Mei
2017 19 25 19 18 25 17.6 18.5 142.1
Minggu, 7 Mei
2017 22.5 26.4 20.8 19.6 26.3 18.3 20.5 154.4
Kamis, 11 Mei
2017 23.2 27.5 22 21.4 28.3 20.3 21.3 164
Senin, 15 Mei
2017 24.5 28 24.3 22.6 30.8 21.8 22.7 174.7
Jumat, 19 Mei
2017 26 29 25.6 24.8 32 23.4 23 183.8
Selasa, 23 Mei
2017 27 31 27.2 25 34 25 24.2 193.4
Sabtu, 27 Mei
2017 28.8 31.5 29.8 26.3 35.3 26.2 25.4 203.3
Rabu, 31 Mei
2017 29 32.4 30.5 27.4 36.7 28.7 27.5 212.2
Minggu, 4 Juni
2017 30.4 33.8 32 28.2 37 31 29.2 221.6
Kamis, 8 Juni
2017 31 35 33.5 30 38.4 32.5 30.5 230.9
Jumat, 12 Juni
2017 32.4 36.7 34 31.4 39.2 33.8 31 238.5
Selasa, 16 Juni
2017 33 37.2 35.5 32.8 40.2 34.6 32.6 245.9
Sabtu, 20 Juni
2017 34.2 39 37 34.4 41 35.2 33 253.8
Rabu, 24 Juni
2017 36 40.6 38.4 36 42.7 36 34.8 264.5
Minggu, 28
Juni 2017 35 41 39.3 37.2 43.6 37.4 36 269.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Hari/Tanggal Ulangan (perlakuan D) Total
1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6 April
2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Minggu, 9
April 2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Kamis, 13
April 2017 3 4 2 1.9 1.8 3 2 17.7
Senin, 17 April
2017 8.4 9.5 7.7 6.5 5.5 7.3 6 50.9
Jumat, 21 April
2017 13.5 14.2 11.3 9.6 8.7 10.9 9.4 77.6
Selasa, 25
April 2017 17.5 18.7 15 13.5 12.6 15 14 106.3
Sabtu, 29 April
2017 20 21 19.4 19 18 20 18.7 136.1
Rabu, 3 Mei
2017 22.3 23.5 20 21 23 22.2 20 152
Minggu, 7 Mei
2017 23.7 24.2 21.3 22.5 24.6 23.7 21.6 161.6
Kamis, 11 Mei
2017 24 25.4 22.5 23 25.3 25 21.6 166.8
Senin, 15 Mei
2017 25.2 26 23 24.7 27 26.8 22.5 175.2
Jumat, 19 Mei
2017 26 27.2 24.9 25.2 29.3 28 23.6 184.2
Selasa, 23 Mei
2017 27.3 28 25 26.5 30 29.3 24.3 190.4
Sabtu, 27 Mei
2017 28 29 26 27.7 31.4 30.5 25.7 198.3
Rabu, 31 Mei
2017 29.4 30.2 27.5 28.2 31.2 31.6 26 204.1
Minggu, 4 Juni
2017 30.2 31 28.6 29.3 32 32.5 27.3 210.9
Kamis, 8 Juni
2017 31 32.4 30 31.2 33.7 34.2 28 220.5
Jumat, 12 Juni
2017 32.5 33.7 31.2 32.5 34.5 35 29.7 229.1
Selasa, 16 Juni
2017 33.6 34 32.3 33 35.3 36.4 30 234.6
Sabtu, 20 Juni
2017 34.2 35.6 33 34.2 36 37.2 31.2 241.4
Rabu, 24 Juni
2017 35 36.4 34.7 35.3 37.4 38.6 33 250.4
Minggu, 28
Juni 2017 36 37.5 35 36.2 38.2 39.2 34.5 256.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 7
Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bawang Merah (helai)
Hari/Tanggal Ulangan (perlakuan 3:1) Total
1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6 April
2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Minggu, 9
April 2017 2 0 0 0 2 0 0 4
Kamis, 13
April 2017 6 9 4 3 6 7 8 43
Senin, 17 April
2017 8 10 5 5 7 10 9 54
Jumat, 21 April
2017 10 11 6 7 8 12 9 63
Selasa, 25
April 2017 12 15 9 9 11 15 12 83
Sabtu, 29 April
2017 13 21 11 10 13 21 17 106
Rabu, 3 Mei
2017 15 21 12 12 15 11 19 105
Minggu, 7 Mei
2017 16 24 11 12 15 24 19 121
Kamis, 11 Mei
2017 18 25 15 15 20 26 21 140
Senin, 15 Mei
2017 16 28 16 14 21 30 23 148
Jumat, 19 Mei
2017 19 30 18 19 25 33 28 172
Selasa, 23 Mei
2017 23 38 16 19 29 32 31 188
Sabtu, 27 Mei
2017 25 37 20 22 29 38 33 204
Rabu, 31 Mei
2017 31 39 21 24 36 41 38 230
Minggu, 4 Juni
2017 30 26 24 24 36 41 37 218
Kamis, 8 Juni
2017 28 28 26 25 34 40 30 211
Jumat, 12 Juni
2017 30 28 30 28 34 43 31 224
Selasa, 16 Juni
2017 31 30 31 29 31 41 28 221
Sabtu, 20 Juni
2017 30 30 31 29 33 42 30 225
Rabu, 24 Juni
2017 30 30 31 31 30 42 29 223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Hari/Tanggal Ulangan (perlakuan 2:1) Total
1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6 April
2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Minggu, 9
April 2017 1 0 0 4 0 0 0 5
Kamis, 13
April 2017 5 8 6 9 4 5 6 43
Senin, 17 April
2017 6 9 7 10 5 5 7 49
Jumat, 21 April
2017 7 10 9 11 6 7 5 55
Selasa, 25 April
2017 10 12 11 14 10 10 12 79
Sabtu, 29 April
2017 13 14 13 18 13 14 15 100
Rabu, 3 Mei
2017 14 15 15 16 13 15 17 105
Minggu, 7 Mei
2017 15 17 13 17 13 15 20 110
Kamis, 11 Mei
2017 17 17 16 18 14 17 23 122
Senin, 15 Mei
2017 17 16 18 20 16 19 27 133
Jumat, 19 Mei
2017 22 23 20 25 20 21 20 151
Selasa, 23 Mei
2017 24 22 23 29 21 25 13 157
Sabtu, 27 Mei
2017 27 27 24 33 21 28 9 169
Rabu, 31 Mei
2017 28 30 31 35 25 29 6 184
Minggu, 4 Juni
2017 27 30 27 34 21 29 3 171
Kamis, 8 Juni
2017 25 31 29 31 25 28 0 169
Jumat, 12 Juni
2017 24 35 31 32 29 32 0 183
Selasa, 16 Juni
2017 25 37 30 32 30 31 0 185
Sabtu, 20 Juni
2017 26 38 31 32 30 29 0 186
Rabu, 24 Juni
2017 24 37 28 31 31 28 0 179
Minggu, 28
Juni 2017 24 37 28 27 31 28 0 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Hari/Tanggal Ulangan (perlakuan 1:1) Total
1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6 April
2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Minggu, 9
April 2017 0 0 0 0 3 0 0 3
Kamis, 13
April 2017 5 8 3 5 6 0 5 32
Senin, 17 April
2017 6 9 4 6 9 5 5 44
Jumat, 21 April
2017 8 11 5 9 11 6 5 55
Selasa, 25
April 2017 12 12 6 10 13 7 6 66
Sabtu, 29 April
2017 11 17 7 16 19 20 7 97
Rabu, 3 Mei
2017 13 17 9 17 20 20 9 105
Minggu, 7 Mei
2017 15 14 10 19 19 10 8 95
Kamis, 11 Mei
2017 13 11 8 20 21 14 11 98
Senin, 15 Mei
2017 16 21 10 21 18 14 10 110
Jumat, 19 Mei
2017 19 22 11 24 20 21 14 131
Selasa, 23 Mei
2017 18 24 13 27 25 19 13 139
Sabtu, 27 Mei
2017 22 26 15 30 27 22 15 157
Rabu, 31 Mei
2017 24 26 20 28 30 26 16 170
Minggu, 4 Juni
2017 25 30 15 23 29 26 16 164
Kamis, 8 Juni
2017 25 31 19 28 30 28 17 178
Jumat, 12 Juni
2017 29 35 25 34 34 31 22 210
Selasa, 16 Juni
2017 30 39 27 36 35 31 24 222
Sabtu, 20 Juni
2017 30 39 28 36 36 29 24 222
Rabu, 24 Juni
2017 29 40 28 36 35 29 23 220
Minggu, 28
Juni 2017 28 38 26 37 35 27 23 214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Hari/Tanggal Ulangan (perlakuan D) Total
1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6 April
2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Minggu, 9
April 2017 0 0 0 0 0 0 0 0
Kamis, 13
April 2017 5 5 7 6 5 4 4 36
Senin, 17 April
2017 8 6 9 8 6 4 9 50
Jumat, 21 April
2017 9 8 10 10 8 5 10 60
Selasa, 25
April 2017 12 13 11 9 10 8 13 76
Sabtu, 29 April
2017 12 18 13 15 12 9 17 96
Rabu, 3 Mei
2017 13 20 14 14 14 11 18 104
Minggu, 7 Mei
2017 13 21 15 11 14 11 24 109
Kamis, 11 Mei
2017 13 20 16 13 15 10 25 112
Senin, 15 Mei
2017 15 21 15 13 14 12 22 112
Jumat, 19 Mei
2017 15 23 17 16 15 13 20 119
Selasa, 23 Mei
2017 16 15 17 17 16 14 21 116
Sabtu, 27 Mei
2017 20 20 18 19 18 15 23 133
Rabu, 31 Mei
2017 21 24 20 20 20 16 25 146
Minggu, 4 Juni
2017 21 25 24 23 19 18 25 155
Kamis, 8 Juni
2017 26 27 24 25 24 20 27 173
Jumat, 12 Juni
2017 31 27 24 31 28 26 27 194
Selasa, 16 Juni
2017 31 29 27 32 30 25 28 202
Sabtu, 20 Juni
2017 30 30 28 32 31 25 28 204
Rabu, 24 Juni
2017 29 31 27 30 31 23 30 201
Minggu, 28
Juni 2017 29 29 30 30 29 23 31 201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 8
Data Berat Basah Umbi Bawang Merah (Gram)
ULANGAN PERLAKUAN
A (3:1) B (2:1) C (1:1) D (Kontrol)
1 20 40 20 10
2 30 20 20 10
3 15 20 18 10
4 20 40 15 15
5 35 30 30 10
6 50 40 18 10
7 40 0 15 15
Total 210 190 136 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 9
Data Suhu, Kelembaban dan pH
Data Suhu dan Kelembaban udara
No Hari/ tanggal Sore No Hari/ tanggal Sore
Suhu
(C)
Kelembapan
(%)
Suhu
(C)
Kelembapan
(%)
1. Kamis, 6 April 2017 30 65 18. Minggu, 4 Juni 2017 30 64
2. Minggu, 9 April 2017 29 68 19 Kamis, 8 Juni 2017 28 65
3. Kamis, 13 April 2017 32 64 20. Jumat, 12 Juni 2017 32 66
4. Senin, 17 April 2017 32 68 21. Selasa, 16 Juni 2017 29 64
5. Minngu, 9 April 2017 28 64 22. Sabtu, 20 Juni 2017 29 66
6. Jumat, 21 April 2017 27 68 23. Rabu, 24 Juni 2017 31 64
7. Selasa, 25 April 2017 31 65 24. Minggu, 28 Juni 2017 27 69
8. Sabtu, 29 April 2017 29 66
9. Rabu, 3 Mei 2017 31 64
10. Minggu, 7 Mei 2017 28 68
11. Kamis, 11 Mei 2017 30 65
12. Senin, 15 Mei 2017 29 68
13. Jumat , 19 Mei 2017 29 68
14. Rabu, 19 April 2017 27 64
15. Selasa, 23 Mei 2017 32 64
16. Sabtu, 27 Mei 2017 30 65
17. Rabu, 31 Mei 2017 29 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kelembaban Tanah
Hari,
tanggal
Perlakuan Kelembaban Tanah Hari
Tanggal
Perlakuan Kelembaban Tanah
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6
April 2017
A 8 8 8 9 8 8 9 Sabtu, 29
April 2017
A 8 7 8 9 8 8 7
B 7 8 8 7 7 7 8 B 7 8 8 7 6 7 8
C 8 7 7 8 7 7 7 C 6 7 7 6 5 6 7
D 6 7 6 7 7 6 7 D 5 6 6 7 5 6 7
Minggu, 9
April 2017
A 8 8 8 7 8 7 7 Rabu, 3 Mei
2017
A 8 8 8 8 8 7 8
B 7 8 7 7 8 8 7 B 8 8 7 7 8 7 7
C 7 8 7 6 7 6 7 C 6 8 6 6 6 6 5
D 6 6 5 7 7 5 6 D 5 6 5 6 6 6 5
Kamis, 13
April 2017
A 8 8 7 9 9 8 7 Minggu, 7
Mei 2017
A 10 10 10 9 10 10 10
B 7 8 8 7 8 9 8 B 10 10 10 8 9 9 10
C 7 7 8 7 8 7 7 C 6 9 9 8 9 9 10
D 6 7 5 6 5 6 6 D 7 8 8 9 8 8 8
Senin, 17
April 2017
A 7 8 8 8 7 7 7 Kamis, 11
Mei 2017
A 8 9 8 8 8 9 8
B 6 8 6 7 7 8 7 B 8 8 7 8 8 8 7
C 7 8 5 6 6 6 5 C 7 6 7 7 6 7 7
D 5 6 6 5 5 5 6 D 7 6 6 6 5 6 6
Jumat, 21
April 2017
A 8 8 6 9 9 9 9 Senin, 15 Mei
2017
A 8 7 7 8 7 6 7
B 6 8 8 7 9 9 8 B 7 8 6 7 7 7 7
C 4 5 8 6 8 7 7 C 6 8 7 6 6 6 6
D 5 4 4 5 5 4 4 D 5 6 4 5 4 4 6
Selasa, 25
April 2017
A 8 9 8 8 8 9 8 Jumat, 19
Mei 2017
A 8 8 8 9 9 8 8
B 8 8 7 9 7 8 7 B 8 9 7 7 8 8 8
C 7 7 6 8 7 6 7 C 8 7 7 7 8 7 7 D 7 6 6 5 6 5 5 D 6 6 5 6 5 6 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Hari,
tanggal
Perlakuan Kelembaban Tanah Hari
Tanggal
Perlakuan Kelembaban Tanah
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Selasa 23
Mei 2017
A 9 8 8 9 8 7 8 Selasa, 16
Juni 2017
A 9 8 9 8 8 8 8
B 8 8 8 7 8 7 8 B 8 8 7 8 7 7 8
C 7 8 8 6 7 7 7 C 7 6 5 6 7 6 5
D 7 6 7 7 7 6 6 D 5 6 6 5 6 6 5
Sabtu , 27
Mei 2017
A 8 8 6 9 9 9 9 Sabtu, 20
Juni 2017
A 9 8 8 9 8 8 9
B 8 8 8 7 9 9 8 B 7 8 7 7 8 7 8
C 7 8 8 6 8 7 7 C 7 7 8 8 8 7 7
D 5 6 6 5 5 5 6 D 6 6 7 6 7 6
Rabu, 31
Mei 2017
A 9 8 9 8 8 8 8 Rabu, 24 Juni
2017
A 8 8 9 8 8 8 8
B 8 8 8 8 9 8 8 B 8 8 7 8 7 8 7
C 7 6 7 6 7 6 6 C 7 8 7 6 6 7 7
D 7 6 6 5 6 6 5 D 5 7 6 6 5 6 6
Minggu, 4
Juni 2017
A 8 8 8 9 8 8 7 Minggu, 28
Juni 2017
A 9 7 8 8 8 7 8
B 8 8 8 7 7 8 8 B 8 8 7 8 7 8 7
C 7 7 6 6 7 6 7 C 7 7 6 6 7 6 6
D 5 6 5 6 5 6 6 D 5 6 6 5 5 5 6
Kamis, 8
Juni 2017
A 8 9 8 9 8 8 8
B 8 8 7 8 8 7 8
C 7 7 7 8 7 7 7
D 6 5 6 6 5 6 5
Jumat, 12
Juni 2017
A 9 8 8 9 9 8 8
B 8 8 8 8 8 9 8
C 8 7 8 8 8 8 7
D 6 6 7 5 6 6 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
pH Tanah
Hari,
tanggal
Perlakuan pH Tanah Hari
Tanggal
Perlakuan pH Tanah
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Kamis, 6
April
2017
A 5,6 5 5,4 6 5,2 5 5,4 Sabtu, 29
April
2017
A 5 5,4 5,8 5,2 5,2 5,6 5
B 5,4 6 5,4 5 5,4 6 5 B 5 5,8 5,4 5 5,2 5 5
C 5, 5 5,4 5 5 5 C 5,2 5,6 5,4 6,5 5 5 5,2
D 6 5,6 5 5 5,2 5,4 5 D 6 6,2 5 5 5,2 6 6,3
Minggu,
9 April
2017
A 5,6 5 5 5,2 5,2 5 5 Rabu, 3
Mei 2017
A 5 5,8 5,2 5 5,2 5,4 6
B 5,4 6 5,6 5,2 5 5 5 B 5,6 5,4 5,2 5,4 5 6 5
C 5 5 5,4 5 5,2 5,4 5,2 C 5,2 5 5 5,4 6 5 5
D 5,4 6 5,8 5,2 5,4 6 6,2 D 5 5,2 5,8 5 5,4 5 6,2
Kamis,
13 April
2017
A 5,2 5,6 6 5 5,5 5 6,2 Minggu,
7 Mei
2017
A 5,6 5,4 6 5,4 5,2 5 6
B 5,2 5,2 5 5,4 5 6,2 5 B 5,2 5 5 5,4 5,2 5,4 5,2
C 5,6 5 5,2 5,2 6 5,4 5 C 5,2 5,4 5,4 5,6 5,2 5,4 5,2
D 5 5,2 5,8 5 5,4 6 6,2 D 6 5,2 6 5,6 5,8 5,6 6,2
Senin, 17
April
2017
A 5 6 5,8 5 5,2 5 5 Kamis,
11 Mei
2017
A 5 5,2 5,8 5 5,2 5 5
B 5 6 5,4 5 5,2 5 5 B 5 6,2 5 5 5,2 5 5
C 5,2 5,6 5,4 6,5 5 5 5,2 C 5,2 5,2 5,4 5,8 5,2 5 5,4 D 5,2 5 6 5 5,2 6 6 D 5 5,2 5,8 5,8 5,4 6 6,2
Jumat, 21
April 2017
A 5,6 5 5 5,4 5,2 5 5 Senin, 15
Mei
2017
A 5 5,6 5 5,8 5,2 5,8 5 B 5,4 5 5 5,4 5 6 5 B 5 5,6 5,4 5,8 5,6 52 5 C 5 5 5,4 5,2 5,2 5,4 5,2 C 5,2 5 5,6 5,4 5,8 5 5,8 D 5,4 6 5,8 5,2 5,4 6 6,2 D 6 5,8 6 5,6 5,8 5,6 6,2
Selasa, 25
April 2017
A 5 5 5 5,2 5 6 5 Jumat, 19
Mei 2017
A 5 5,2 5 5 5,2 6 5,4
B 5,2 5,4 5 5,4 6 5,4 5,2 B 5 5,4 5,2 5,6 5 6 5
C 5,3 5 5,4 5,6 5,2 5,4 5,2 C 5,2 5 5 5,4 6 5 5
D 5 5,2 6 5,6 6 5,6 6,2 D 5,4 6 5,6 5,2 5,4 6 6,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
pH Tanah
Hari,
tanggal
Perlakuan pH Tanah Hari
Tanggal
Perlakuan pH Tanah
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Selasa 23
Mei 2017
A 5,6 5 4,8 5 5,2 5 5,8 Selasa,
16 Juni
2017
A 5 5 5,2 5 5 5,4 5
B 5,2 5 5 5,4 4,8 5,4 5,2 B 5,4 5 5 5,4 6 5 5
C 5,2 5 5,2 5 5,2 5,4 5 C 5,6 5,2 5 5,4 5,2 6 5
D 5,4 5,2 6 5,4 6 5 5,8 D 5 5,8 5,2 5 5,4 6 5
Sabtu ,
27 Mei
2017
A 5,2 5 5,4 5 5 5,4 5 Sabtu, 20
Juni
2017
A 5 5,4 5 5 5 6 5,,2
B 5 5,2 5 5,6 5,2 5 5 B 5,6 6 5,6 5 5 6,2 5,
C 5,2 5 5,4 5,6 5,2 5 5,4 C 5 5 5,2 6 5 5,4 5,8
D 5 5,2 5,8 5 5,4 5,4 5,2 D 5,6 5,2 5 5 5 6 5,6
Rabu, 31
Mei 2017
A 5,2 5,8 5,2 5 5,2 5 5,6 Rabu, 24
Juni
2017
A 5 5 5,6 5 5 5,4 5
B 5,4 5,2 5,2 5,4 5 6 5 B 5 5,8 6 5 5 5,8 5
C 5 5 6 5,2 5,4 5 5 C 5,2 5 5,4 5,2 5,2 5 5,2
D 5 5 5,2 5 5,4 5 5,8 D 5 5,4 5 6 5,8 5,2 6
Minggu,
4 Juni
2017
A 5 5,2 5 5 5 6,2 5,4 Minngu,
28 Juni
2017
A 5,2 6,4 5,2 5 5,2 5 5,2
B 5,4 5,6 5,2 5,4 5 5,2 5, B 5 5,2 5,2 6 5 6 6,2
C 5,6 5 5,4 5,6 5,2 5,4 5,2 C 5 5 6 5,4 5 5 5
D 5 5 5,4 5 6 5,2 5,4 D 5,4 5,6 5 5 5,6 5 5,8
Kamis, 8
Juni 2017
A 5 5,6 6 5 5,2 5 6,2
B 5,2 5 5 5,4 5 5,6 5
C 5 5 5,2 5,4 6 5,2 5
D 5,6 5,2 5 5 5 6 5,6
Jumat, 12
Juni 2017
A 5,2 5 5,2 5 5,4 5 4,8
B 5,2 5 5 5,4 5 5,4 5,2
C 5 5,4 5,4 5 5,2 5,4 5,2
D 5,2 5 5,2 5 5,2 5,4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 10
DOKUMENTASI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Prosedur Kerja
Tanah berpasir (Samas) TanahnTanah berpasir (Samas) Tanah berpasir (Kali Kuning)
Bawang Merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Diukur dengan
gelas beker 500 ml
Tanah yang sudah
diukur Dicampur
Ditimbang
Dipotong 1/3 bagian Siap ditanam
Hari pertama
penanaman
bawang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Daun yang di makan
Ulat Grayak Ulat Grayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI