PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT · PDF fileKARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi...
Transcript of PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT · PDF fileKARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
IBU MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN YANG BAIK
UNTUK BALITA
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
DYAH AMBARINI KUSUMANINGTYAS
R0107065
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELASMARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Dyah Ambarini Kusumaningtyas, R0107065, 2011. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita. Latar Belakang dan tujuan Penelitian. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai 15 ibu yang datang ke Posyandu Dusun Ngulu Wetan didapatkan hasil 11 ibu menggunakan bahan aditif dalam pemberian makanan tambahan untuk balita. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang untuk balita Metodologi. Penelitian menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian one group pre and post test design. Perlakuan dilakukan dengan penyuluhan gizi yang berupa metode ceramah menggunakan slide power point, diskusi, dan pembagian leaflet. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode tes. Jumlah sampel sebanyak 32 orang ibu. Data yang diperoleh dianalisis dengan wilcoxon sebagai uji alternatif dari paired t test yang sebelumnya sudah dilakukan uji normalitas data. Hasil penelitian. Hasil pretest diperoleh skor rata-rata=83,4491, sedangkan pada posttest didapatkan hasil skor rata-rata=89,5883. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai signifikasi 0,000 Kesimpulan. Penyuluhan gizi yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita. Kata kunci: Penyuluhan Gizi, Tingkat Pengetahuan Ibu, Pemberian Makanan Tambahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Dyah Ambarini Kusumaningtyas, R0107065, 2011. The Effect of Nutritional Counseling against Mother’s Knowledge Level about Giving the Supplementary Food for Toddlers. Background and objectives of Study. . Based on preliminary studies conducted by interviewing 15 mothers who come to Ngulu Wetan’s Posyandu, the results obtained that there are 11 mothers use additives in giving the suplementary food for toddlers. The purpose of this study was to determine the effect of nutritional counseling on the level of mother’s knowledge about giving the supplementary food for toddlers. Research Methodology. The research uses quasi-experimental research design with one group pre and post test design. Treatment is nutritional counseling in the form of the lecture method by using power point slide, discussion, and the distribution of leaflets. The Methods of data collection was taken by using the test method. The number of samples are as many as 32 mother. The data obtained were analyzed with the Wilcoxon as an alternative test of paired t tests previously conducted tests of normality of data. The Research Result. The results obtained that the mean score of pretest=83.4491, while the mean score of post-test=89.5883. The results of hypothesis testing by using the Wilcoxon obtained the test significance value of 0.000 Conclusion. Nutritional counseling can improve mother’s knowledge about giving supplementary food for toddlers. Key words: Nutritional Counceling, Mother’s Knowledge Level, Giving Supplementary Food
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluhan dalam hal ini pendidikan kesehatan merupakan komponen dari
program-program kesehatan dan kedokteran yang didalamnya terdapat usaha-
usaha yang terencana untuk merubah tingkah laku individu, kelompok dan
masyarakat dengan tujuan pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan(Siswanto, 2010).
Penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu yang memiliki anak usia dini perlu
dilakukan. Orang tua perlu dibekali atau memiliki pengetahuan kesehatan dan
gizi,lingkungan dan rumah sehat, gizi dan pola makanan sehat. Di dalam
pendidikan kesehatan ibu memiliki peran yang penting karena ibu mempunyai
peran strategis dalam pendidikan anak usia dini baik karena posisi biologisnya,
maupun perannya dalam pengasuhan anak. Pengetahuan ibu tentang gizi anak
sangat berpengaruh dalam pemberian makanan. Makanan tambahan yang
diberikan pada balita terdapat berbagai jenis salah satunya makanan
jajanan(Siswanto, 2010; Mudjajanto,2007; Notoatmodjo,2003).
Berdasarkan data hasil dari Survey BPOM tahun 2007 , sebanyak 4500
sekolah di Indonesia, membuktikan bahwa 45% makanan yang di jual di kaki
lima berbahaya. Pemakaian zat aditif ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena
jika dikonsumsi dalam jangka lama akan memicu kanker dan gangguan pada
ginjal.(Cahanar, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai 15
ibu yang datang ke Posyandu Dusun Ngulu Wetan didapatkan hasil 11 ibu
menggunakan bahan aditif dalam pemberian makanan tambahan, sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut karena masih diragukan adanya pengaruh dari
pemberian penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan Ibu mengenai
pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita. Atas uraian tersebut
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan Gizi
Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan tambahan
yang Baik Untuk Balita”.
Penelitian Serupa Pernah dilakukan oleh Freddy Suyanto Saragih(2010)
dengan judul Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Ibu Tentang Makanan Sehat Dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan
Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010. Persamaan dengan penelitian
terdahulu ini adalah pada jenis dan desain penelitian. Akan tetapi, penelitian
terdahulu ini meneliti variabel sikap dan pengetahun sedangkan pada penelitian
sekarang hanya meneliti variabel tingkat pengetahuan saja. Selain itu penelitian
terdahulu ini meneliti tentang makanan sehat dan gizi seimbang, sedangkan pada
penelitian yang sekarang dilakukan mengenai pemberian makanan tambahan
yang baik untuk balita.
B. Rumusan Masalah
Apakah penyuluhan gizi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu
mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan
ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang untuk balita.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan
tambahan yang baik untuk anak usia balita sebelum diberi
penyuluhan.
2) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan
tambahan yang baik untuk anak usia balita setelah diberi penyuluhan.
3) Menganalisis pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan
ibu mengenai makanan tambahan yang baik untuk balita.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat aplikatif agar ibu dapat dapat memberi makanan tambahan
dengan baik bagi anak balita dengan cara meningkatkan pengetahuan ibu
melalui penyuluhan tentang gizi mengenai pemberian makanan yang baik
bagi anak usia balita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Penyuluhan Gizi
a. Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan (Fitriani,2010).
b. Penyuluhan Gizi
Tujuan dari penyuluhan adalah meningkatkan keadaan gizi
penduduk sebagai tujuan pengembangan nasional dan untuk mendukung
keberhasilan program yang dilaksanakan di departemen-
departemen(Suhardjo,2003).
c. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan dapat digolongkan
berdasar:
1) Teknik komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
a) Metode penyuluhan langsung yaitu penyuluh langsung berhadapan
atau bertatap muka dengan sasaran.
b) Metode penyuluhan tidak langsung yaitu penyuluh tidak secara
langsung tatap muka dengan sasaran, tapi menyampaikan pesan
melalui perantara (media).
2) Sasaran yang dicapai
a) Pendekatan perorangan
Penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung
dengan sasaran secara perorangan.
b) Pendekatan kelompok
Dalam pendekatan ini petugas penyuluhan berhubungan dengan
sekelompok sasaran.
c) Pendekatan masal
Petugas penyuluhan menyampaikan pesannya secara sekaligus
kepada sasaran yang jumlahnya banyak.
3) Indera penerima
a) Metode melihat/ memperhatikan
Pesan diterima oleh sasaran melalui indera penglihatan, seperti:
penempelan poster, pemasangan gambar/photo, pemutaran film,
pemasangan koran dinding.
b) Metode pendengaran
Pesan diterima sasaran melalui indera pendengar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c) Metode kombinasi
Sesorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera
berbeda pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang. 1% melalui
indera perasa, 2% melalui sentuhan, 3% melalui indera pencium, 11%
melalui pendengaran, dan 83% melalui penglihatan. Oleh karena itu
seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila
menggunakan lebih dari satu indera
(Depkes, 2008)
d. Media Penyuluhan
Media atau alat peraga dalam penyuluhan dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk penyuluhan yanag dapat dilihat,didengar, dirasa, diraba,
atau dicium, baik secara kombinasi atau tunggal.
Jenis media dibagi menjadi 4 kelompok besar :
1) Benda asli yaitu Benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang baik karena mudah serta cepat dikenal,
mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat.
2) Benda tiruan yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Hal ini
dikarenakan menggunakan benda asli tidak memungkinkan, missal
ukuran benda asli yang terlalu besar atau terlalu berat.
3) Gambar/Media grafis berupa poster, leflet, lukisan, dan gambar
karikatur. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan
kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar
yang sederhana. Leaflet dapat disebarkan pada saat pertemuan-
pertemuan dilakukan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4) Gambar alat optik seperti foto, slide, dan film. Photo dapat berbentuk
album yang berurutan maupun dokumentasi lepasan. Slide sangat
efektif untuk membahas suatu topok tertentu dan peserta dapat
mencermati setiap materi dengan seksama karena slide sifatnya dapat
diulang-ulang.
(Depkes, 2004)
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan
Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
(1) Faktor penyuluh
Hal-hal yang harus diperhatikan penyuluh untuk keberhasilan
penyuluhan adalah persiapan, penguasaan materi, penampilan,
penggunaan bahasa, intonasi, dan cara penyampaian.
(2) Faktor sasaran
Tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, kepercayaan dan
adat, serta kondisi lingkungan
(3) Faktor proses penyuluhan
Pilihan waktu, tempat, jumlah sasaran, alat peraga, metode.
(Notoatmodjo, 2003)
2. Pengetahuan Tentang Makanan Tambahan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Berdasar pendapat Notoatmodjo (2003) Dalam mengadopsi perilaku
baru pada diri seseorang terjadi proses berurutan yakni awareness (sadar),
interest (merasa tertarik), evaluation (menimbang-nimbang), trial
(mencoba), adoption.
b. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif meliputi :
1) Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
mengintepresentasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipeljari pada situasi sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur
organisasi tersebut yang masih ada kaitan antara satu dengan lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, dimana
penilaian berdasar pada kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria
yang sudah ada.
(Fitriyani,2011)
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan seseorang kepada orang lain
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi
pendidikan seseorang akan semakin mudah pula mereka menerima
informasi, begitu pula sebaiknya.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan. baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
3) Usia
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka terjadi perubahan
pada aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan fisik secara garis besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dikategorikan menjadi empat, yaitu: perubahan ukuran, perubahan
proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Hal ini
terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau
mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
4) Minat
Minat aalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru.
(Fitriyani, 2011)
d. Pengetahuan Mengenai Pemberian Makanan Tambahan
Makanan tambahan adalah makanan lain yang diberikan pada balita
di samping pemberian ASI. Pemberian makanan tambahan merupakan
transisi sebelum balita dapat mengonsumsi makanan orang dewasa.
Pengenalan makanan tambahan dilakukan secara bertahap(Pujiarto,2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Pengetahuan mengenai pemberian makanan tambahan adalah
kepandaian memberi makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan
kepandaian mengenai memberi makanan yang sehat.
1) Pengertian Gizi
Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan
dan manfaatnya untuk kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi (Siswanto,2010 dan Supariasa, 2001)
2) Manfaat Gizi
Beberapa manfaat dari makanan bergizi yaitu:
a) Zat tenaga
Zat tenaga terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Tubuh
memerlukan tenaga untuk beraktivitas. Tenaga ini diperoleh dari
hasil pembakaran zat makanan di dalam tubuh. Panas yang
dihasilkan tubuh inilah yang kemudian diubah oleh menjadi tenaga
yang dapat digunakan untuk bergerak.
b) Zat pembangun
Zat pembangun terdiri dari protein, mineral, dan air. Fungsi dari
zat ini sebagai pembangun sel jaringan tubuh, pengganti sel-sel tubuh
yang mati dan rusak, membuat enzim, dan menjaga keseimbangan
asam basa(Siswanto,2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c) Zat pengatur
Tubuh memerlukan zat pengatur yang terdiri dari vitamin,
mineral dan air yang dapat meningkatkan daya tahun tubuh terhadap
infeksi( Pujiarto,2005).
3) Macam sumber makanan bergizi
a) Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan
santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga.
b) Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan
nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal
dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan,
seperti keju.
c) Makanan sumber zat pengatur antara lain Vitamin A terdapat pada
hati, susu, wortel, dan sayuran. Vitamin D terdapat pada ikan, susu,
dan kuning telur. Vitamin E pada minyak, kacang-kacangan, dan
kedelai. Vitamin K pada brokoli, bayam dan wortel. Vitamin B pada
gandum, ikan, susu, dan telur, serta kalsium pada susu, ikan, dan
kedelai.
(Saragih, 2010)
d) Usia yang tepat memberikan makanan tambahan
Makanan tambahan sudah bisa mulai diberikan pada saat bayi
berusia 6 bulan, saat dimana pertumbuhan dan peningkatan aktivitas.
Pada usia ini sistem syaraf dan otot mulut bayi sudah berkembang.
Sistem pencernaan juga sudah mulai matang. Pada awal pengenalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
makanan, anak diberi makanan yang masih dalam bentuk cair sampai
agak padat. Baru pada usia 9 bulan keatas anak mulai diperkenalkan
dengan makanan yang biasa dikonsumsi keluarga.
Makanan tambahan bila diberikan terlalu dini dapat mengurangi
konsumsi Air Susu Ibu( ASI) sehingga balita lebih rentan terhadap
penyakit infeksi.
Keterlambatan memberikan makanan tambahan dapat
mengakibatkan balita beresiko mengalami kurang gizi (Pujiarto, 2005).
e) Kandungan zat aditif dalam makanan tambahan
Jenis zat aditif yang telah beredar di pasaran antara lain:
(1) Pemanis buatan
Pemanis yang diizinkan FDA adalah sakarin, aspartame,
acesulfame K, dan sucralose
(2) Pewarna makanan
Pewarna adalah zat yang dicampur dalam makanan untuk
menimbulkan warna tertentu yang diharapkan membangkitkan
selera.
(3) Pengawet makanan
Pengawet makanan adalah zat yang digunakan untuk
mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk.
(4) Penyedap
Penyedap atau penguat rasa adalah bahan yang digunakan
untuk mengintensifkan rasa yang sudah ada
(Arisman, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu
Mengenai Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan(Fitriani,2011).
Sedangkan Penyuluhan gizi bertujuan untuk meningkatkan keadaan gizi
penduduk sebagai tujuan pengembangan nasional (Suhardjo,2003).
Penyuluhan dapat diukur melalui domain knowledge (pengetahuan), attitude
(sikap), practice (perilaku) (Fitriani, 2011).
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,2003).
Jadi pengetahuan mengenai pemberian makanan tambahan adalah mengenai
kepandaian memberi makanan yang sehat.
Sehingga berdasarkan penjabaran tinjauan pustaka diatas dapat
dikatakan pengaruh penyuluhan gizi adalah membentuk kecenderungan
positif yang tercermin dalam pengetahuan masyarakat yang disuluh yang
dalam penelitian ini diukur melalui domain tingkat pengetahuan yang dicapai
oleh orang yang mendapat penyuluhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
B. Kerangka Konsep
Keterangan:
Yang diteliti
Tidak diteliti
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan uraian sebelunya, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah Penyuluhan gizi dapat meningkatkan pengetahuan
ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita
Penyuluhan gizi
ceramah
Tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita
Mengetahui materi penyuluhan
Memahami materi penyuluhan
Menganalisis makanan tambahan yang tepat diberikan pada balita
Mengaplikasikan informasi yang di dapat
Mensintesis informasi
Evaluasi tingkat pengetahuan
Mendapat Informasi baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen (eksperiman
semu) dalam upaya mengendalikan variabel luar tidak menggunakan prosedur
randomisasi subjek. Menurut Taufiqurrahman (2008) Pendekatan penelitian ini
dengan menggunakan rancangan one group pre and post test design yaitu
rancangan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan satu kelompok dengan
skema sebagai berikut
Keterangan :
O1 :pengamatan sebelum intrvensi
O2 :pengamatan setelah intervensi
X : intervensi
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ngulu Wetan Desa Pracimantoro
Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri dari bulan Januari-Mei 2011
C. Populasi penelitian
1. Populasi target
Populasi target penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita dan
berperan dalam pemberian makanan tambahan untuk anaknya.
O1 (x) O2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Populasi aktual
Populasi aktual penelitian ini adalah seluruh ibu yang pada saat
penelitian memiliki balita di Dusun Ngulu Wetan.
D. Sampel dan Teknik Sampling
1. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu yang pada saat penelitian
memiliki anak usia balita yang tinggal di Dusun Ngulu Wetan
2. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
total sampling.
E. Kriteria Retriksi
1. Kriteria inklusi
a. Ibu yang memiliki balita dan tinggal di Dusun Ngulu Wetan
b. Berusia antara 21 sampai dengan 35 tahun
c. Jenjang pendidikan minimal tamat SMP dan maksimal tamat SMA
2. Kriteria ekslusi
Ibu yang tidak bersedia menjadi responden penelitian
F. Pengalokasian subjek
Penelitian subjek ini digunakan sebagai kelompok eskperimen sekaligus
kelompok kontrol (Taufiqurrahman,2008). Mula-mula Pada kelompok
eskperimen diberikan pretes untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum
penyuluhan, dan dilakukan postest setelah penyuluhan dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pembatasan ruang lingkup atau pengertian
variabel-variabel yang diamati atau diteliti.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian penyuluhan tentang gizi.
a. Definisi :Kegiatan meningkatkan keadaan gizi penduduk
melalui pendidikan kesehatan. Menggunakan metode
ceramah dan diskusi. Media yang digunakan pada
penyuluhan ini adalah slide power point dan leaflet.
b. Skala pengukuran :nominal dikotomi (sebelum diberi penyuluhan dan
setelah diberi penyuluhan)
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan
mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita.
a. Definisi :tingkat pengetahuan dalam pemberian makanan
tambahan yang baik untuk balita yang dicapai oleh ibu
setelah mengikuti penyuluhan gizi meliputi tahap tahu,
paham, menerapkan, menganalisis, mensintesis,dan
mengevaluasi. Materi berupa pengetahuan tentang usia
yang tepat untuk pemberian makanan tambahan dan
zat aditif yang terdapat dalam makanan tambahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Skala pengukuran :interval(Skor test pengetahuan yaitu kemampuan
kognitif yang dicapai ibu setelah mengikuti
penyuluhan gizi dengan nilai 0-100)
3. Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita
Definisi operasional :meliputi ketepatan antara usia balita dengan
pemberian makanan tambahan, asupan nutrisi yang
penting untuk balita, dan bahaya penggunaan zat
aditif dalam pemberian makanan tambahan untuk
balita.
H. Cara Kerja
1. Intervensi Penelitian
Bentuk intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini kelompok
responden diberi pretest berupa tes tertulis kemudian 3 hari kemudian diberi
penyuluhan dengan metode ceramah dengan disertai penggunaan media slide
power point, dan diberi waktu untuk diskusi setelah ceramah selesai. Media
leaflet diberikan setelah penyuluhan untuk dibaca dan dipelajari di rumah
sampai sebelum diadakan posttest. Posttest diberikan 2 minggu setelah
diadakan penyuluhan.
2. Instrumen Penelitian
a. Alat yang digunakan dalam melakukan penyuluhan antara lain
LCD,Laptop, dan Leaflet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah soal test
tertulis tentang makanan tambahan yang baik untuk balita. Soal yang
telah di buat terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis.
1) Analisis soal test
Instrumen yang telah diujicobakan terlebih dahulu kepada ibu
yang memiliki balita di luar sampel penelitian kemudian dilakukan
analisis soal test. Adapun hal-hal yang dianalisis dari uji coba
instrument adalah:
a) Validitas
Sebuah test dikatakan valid apabila tes tersebut dapat
mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal
dis-kontinum(misalnya soal bentuk objektif dengan skor 0 dan 1)
menggunakan koefisien korelasi biserial. Rumus yang digunakan
untuk menghitung koefisien korelasi biserial antara skor butir soal
dengan skor total tes adalah:
rưis纵i邹= (果i − 果迫)管迫 罪顺贵i刽i尊
Keterangan :
r bis(i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir nomor I dengan
skor total
xi : rata-rata skor total responden yang menjawab benar burtir
soal nomor i
xt : rata-rata skor total semua responden
st : standar deviasi skor total semua responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga r
tabel dengan ketentuan bila r hitung (r pearson) ≥ r tabel, artinya
pertanyaan tersebut valid. Bila r hitung (r person) < r tabel artinya
pertanyaan tesebut tidak valid (Riyanto, 2011). Pada uji validitas
instrument penelitian pada 30 responden yang dilakukan di Dusun
Belik Pracimantoro, Wonogiri didapatkan hasil bahwa 3 item
kuesioner mempunyai nilai p<0,361 yaitu item nomor 5,16 dan 22.
Jika ditemukan item pertanyaan pada kuesioner yang tidak valid
bisa di buang pertanyaannya(Riyanto, 2010). Pada penelitian ini
item kuesioner yang tidak memenuhi tersebut dihilangkan, sehingga
dapat dinyatakan instrumen penelitian ini masih layak untuk
digunakan.
b) Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan
kepada subjek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat
memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau
dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut
menunjukkan ketetapan. Reliabilitas soal dis-kontinum dicari
dengan menggunakan KR-20 pada SPSS 17 for windows. Harga rii
yang diperoleh dikonsultasikan dengan konstanta (0,6). jika r hit >
konstanta (0,6) maka pertanyaan tersebut reliabel(Sugiyono, 2008).
Pada uji reliabilitas instrumen penelitian yang dilakukan pada 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
responden di Dusun Belik Pracimantoro Wonogiri didapatkan hasil
0,849 (nilai r hit > 0,6) atau dinyatakan bahwa instrument penelitian
ini reliabel.
Tabel 1. Kisi kisi kuesioner
2) Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah secara langsung
dari responden (data primer) dengan cara sebagai berikut:
a) Pretest
Data diambil dengan cara mengisi kuesioner beberapa hari
sebelum penyuluhan. Peneliti dibantu kader posyandu saat
memberikan pretest. Pengambilan data diambil secara door to
door, tiap ibu ditunggui saat mengerjakan dan diberi waktu 45
menit untuk menjawab sesuai kemampuannya sendiri.
Kompetensi Dasar Indikator
Aspek yang di ungkap C% No. soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Mendeskripsikan tentang Pemberian Makanan Tambahan yang baik untuk balita
1. Pengertian Gizi
1 1 0 0 0 0 7,41 1,6
2. Manfaat gizi
1 1 1 0 1 1 18,52 2,7,11,21, 26
3. Macam sumber makanan bergizi
1 1 1 1 0 1 18,52 3,8,12, 17,27
4. Usia yang tepat untuk PMT
1 1 1 1 1 1 22,22 4,9,13,18, 23, 28
5. Zat aditif yang kadang terdapat pada makanan
0 1 2 2 2 2 33,33 10,14,15,19,20,24,25, 29, 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b) Posttest
Data diambil dengan cara mengisi kuesioner 15 hari setelah
penyuluhan. Peserta penyuluhan dikumpulkan kembali di
Posyandu yang berukuran 8x6 meter untuk menjawab kuesioner
yang sama saat pretes. Posttest diberikan secara serentak. Saat
mengerjakan peserta duduknya diberi jarak sekitar 1 meter agar
tidak saling mencontek. Waktu mengerjakan 45 menit.
c) Cara Pengukuran
Pretes diberikan pada tanggal 15 dan 16 Mei 2011, peneliti
dibantu oleh 5 orang kader posyandu untuk menyebar kuesioner
pretest ke rumah tiap responden satu per satu dan menunggui
responden mengisi kuesioner yang berupa tes tertulis pilihan
ganda untuk memastikan kuesioner di isi oleh responden sendiri.
Peneliti dan kader posyandu menunggui 6-7 orang responden.
Waktu mengisi kuesioner adalah 45 menit.
Posttest diberikan tanggal 2 Juni 2011 jam 11.00 WIB,
seluruh responden dikumpulkan kembali di Posyandu seperti pada
saat penyuluhan. Posttest berupa kuesioner yang sama dengan
pada saat pretest. Posttest dilakukan pada siang hari karena
menyesuaikan waktu luang dari seluruh responden, sehingga
posttest dapat dilakukan bersamaan. Posttest mulai dikerjakan
dalam waktu yang bersamaan dan waktu mengerjakan adalah 45
menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
I. Analisis data
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk
mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan atau tidak.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan paired t test (Fajar,2007). Proses
analisis data dibantu dengan menggunakan SPSS 17 for windows.
Uji normalitas data diperlukan sebelum menggunakan paired t test, uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk
dengan menggunakan taraf signifikasi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal
jika signifikasi lebih besar dari 5 % atau 0,05 dan jika data tidak terdistribusi
normal harus dilakukan transformasi data terlebih dahulu. Jika variabel baru hasil
transformasi tidak berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji wilcoxon
sebagai uji alternatif dari paired t test. Jika diperoleh nilai signifikasi < 0,05 maka
dinyatakan ada pengaruh dari penyuluhan yang dilakukan (Dahlan, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di dusun Ngulu Wetan Pracimantoro
Wonogiri dengan judul Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan
Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita didapatkan
data-data sebagai berikut:
A. Pretest
Pretest dilakukan sebelum diberikan penyuluhan untuk mengetahui
pengetahuan dasar responden.
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Mengenai Pemberian Makanan
Tambahan Yang baik Untuk Balita
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan gambar diatas diperoleh rata-rata skor hasil pretes=83,4491;
standar deviasi=11,24902; varian=126,540; nilai tertinggi=100 sebanyak 1orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(3,1%); dan nilai terendah=55,56 sebanyak 1 orang(3,1%). Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13
B. Posttest
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan
maka dilakukan post test setelah penyuluhan dilakukan.
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Mengenai Pemberian
Makanan Tambahan Yang baik Untuk Balita
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan gambar diatas diperoleh rata-rata skor hasil
posttest=89,5883; standar deviasi=7,83912; varian=61,452; nilai tertinggi=100
sebanyak 4 orang (12,5%); dan nilai terendah=70,37 sebanyak 1 orang(3,1%).
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13
C. Pengujian Prasyarat Analisis
Uji prasyarat yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah uji
normalitas data. Uji normalitas terhadap hasil skor peretes dan posttest dihitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dengan menggunakan Shapiro-wilk pada SPSS 17. Hasil perhitungan normalitas
dapat dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 2. Uji Normalitas Skor Hasil Pretest dan Posttest
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik df Sig. Statistik df Sig.
PRETEST .186 32 .007 .887 32 .003
POSTTEST .215 32 .001 .890 32 .004
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tebel tersebut tampak bahwa data pretest dan posttest tidak
terdistribusi normal karena nilai taraf signifikasi < 0,05 sehingga perlu
dilakukan trnsformasi data untuk menormalkan data yang distribusinya tidak
normal. Tranformasi data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuadrat.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Setelah dilakukan Transformasi Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik df Sig. Statistik df Sig.
tran_post .203 32 .002 .907 32 .010
tran_pre .178 32 .011 .916 32 .016
a. Lilliefors Significance Correction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa data transformasi pretest dan
posttest tidak terdistribusi normal karena nilai taraf signifikasi <0,05. Untuk
transformasi data selengkapnya bisa di lihat di lampiran 16.
D. Analisis Data
Variabel baru hasil transformasi tidak berdistribusi normal maka
selanjutnya dilakukan uji wilcoxon yang merupakan uji alternatif dari paired t
test.
Tabel 4. Hasil Perbandingan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POSTTEST - PRETEST
Negative Ranks 2a 5.75 11.50
Positive Ranks 21b 12.60 264.50
Ties 9c
Total 32
a. POSTTEST < PRETEST b. POSTTEST > PRETEST c. POSTTEST = PRETEST
Tabel di atas terdapat 2 orang dengan hasil skor posttest lebih rendah
daripada saat pretest, 9 orang tetap, dan 21 orang mempunyai skor posttest yang
lebih baik daripada saat pretest.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
5. Hasil Uji Wilcoxon
Test Statisticsb
POSTTEST - PRETEST
Z -3.860a
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Pada tabel test statistik menunjukkan hasil uji wilcoxon, diperoleh nilai
signifikasi 0,000 (p<0,05). Dengan demikian disimpulkan terdapat perbedaan
tingkat pengetahuan yang bermakna antara saat pretest dan posttest.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB V
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini pretest dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 Mei 2011.
Pretest yang dilakukan secara door to door untuk memastikan benar-benar
responden itu sendiri yang mengerjakan kuesioner. Kendala pada saat pretest adalah
ada sebagian dari responden yang tidak mengerjakan beberapa item soal pada
kuesioner sampai batas waktu yang telah ditentukan. Penyuluhan gizi diberikan pada
tanggal 18 Mei 2011. Penyuluhan dilakukan secara masal di Posyandu Dusun Ngulu
Wetan. Kendala yang terjadi pada saat penyuluhan adalah responden yang datang
tidak dalam waktu yang bersamaan, sehingga ada kemungkinan beberapa responden
yang datang terlambat tidak mengetahui materi yang diberikan pada awal
penyuluhan. Responden dikumpulkan kembali untuk mengikuti posttest pada tanggal
2 Juni 2011 di Posyandu Dusun Ngulu Wetan. Pada saat posttest responden sudah
diberi jarak kira-kira satu meter, tetapi masih ada saja beberapa responden tetap
bertanya jawaban item kuesioner pada responden di dekatnya.
A. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai
Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita
Penelitian ini menggunakan metode ceramah atau kuliah yang merupakan
metode belajar tradisional yang bahan materi disajikan oleh penyuluh secara
monologue sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah. Ceramah merupakan
metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
(Notoatmodjo,2003). Peran penyuluh lebih banyak dalam hal keaktifannya untuk
memberikan materi penyuluhan, sementara peserta penyuluhan mendengarkan
dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok dari pernyataan yang
dikemukakan oleh penyuluh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Aliyatun(2003) peningkatan pengetahuan dapat terjadi karena setiap ibu yang
menjadi responden mempunyai kesempatan yang sama dalam menerima
informasi yang disampaikan dalam bentuk penyuluhan langsung. Menurut
Notoatmodjo(2003) diskusi dilakukan agar semua orang dapat kesempatan
berbicara. Adanya komunikasi antar ibu dan penyuluh saat diskusi juga dapat
menambah pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan bagi balita.
Selain menggunakan metode ceramah penelitian pengaruh penyuluhan
gizi terhadap tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan
yang baik untuk balita dilakukan dengan menggunakan media audio visual
berupa slide power point. Menurut Depkes (2004) seseorang dapat mempelajari
sesuatu dengan baik apabila menggunakan lebih dari satu indera. Selain itu
pemilihan penggunaan media slide juga lebih menguntungkan bagi peneliti yang
memberikan penyuluhan pada sekelompok responden sekaligus karena media
slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Hal ini sesuai dengan
Notoatmodjo(2003) yang mengatakan bahwa keberhasilan dari penyuluhan pada
suatu kelompok dapat terjadi karena penggunaan alat bantu audio visual
semaksimal mungkin. Penggunaan slide cukup effektif, karena gambar atau
setiap materi dapat dilihat berkali-kali, dibahas lebih mendalam. Sehingga
reponden menjadi semakin tertarik dan tidak jenuh pada penyuluhan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
diberikan oleh peneliti karena penyuluh tidak hanya sekedar berbicara saja tapi
juga menggunakan gambar, animasi, maupun video yang menguatkan materi
penyuluhan.
Menurut Notoatmodjo(2003) jarak waktu antara test yang pertama dan test
yang kedua sebaiknya antara 15 sampai dengan 20 hari, karena jika waktu terlalu
pendek kemungkinan responden masih ingat pertanyaan pada saat pretest.
Sedangkan jika terlalu lama kemungkinan pada responden terjadi perubahan
dalam variabel yang di ukur. Pada penelitian ini hasil posttest mengalami
peningkatan daripada hasil pretest, hal ini mungkin disebabkan karena adanya
jarak yang ideal untuk pelaksanaan pretest maupun posttest tersebut. Dengan
pertimbangan jarak yang cukup lama antara pretest dan posttest inilah pada saat
penyuluhan responden diberi leaflet untuk dibaca dan dipelajari di rumah sampai
sebelum dilakukan posttest. Hal ini sesuai dengan keuntungan leaflet yang dapat
disimpan lama dan fungsi penggunaan leaflet yaitu untuk mengingat kembali
tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan. Selain itu keuntungan
dari leaflet juga membantu media lain(Depkes, 2004). Dalam penyuluhan ini
media leaflet membantu memperkuat informasi yang diberikan lewat media slide
power point.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan
antara sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Hasil yang sama terdapat
penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh Saragih (2010), Tursiani(2010) dan
Aliyatun(2003). Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan Dewi(2010) yang menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pengetahuan belum mampu menjadi faktor dominan dalam pemenuhan gizi anak.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor lain yang ikut menentukan perilaku
ibu dalam pemenuhan gizi anaknya disamping faktor pengetahuan. Faktor
tersebut antara lain penilaian ibu mengenai perlunya memperhatikan kecukupan gizi
pada anak, persepsi atau anggapan mengenai kecukupan gizi pada anak, dan
keyakinan perlunya memenuhi kebutuhan gizi pada anak, serta diperlukan faktor
pemungkin yaitu yang memungkinkan perilaku pemenuhan kebutuhan gizi.
Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan gizi
yang diberikan pada responden dapat meningkatkan pengetahuan responden.
Menurut Tursiani(2010) pengetahuan gizi yang baik dapat meningkatkan
pengetahuan gizi pada ibu balita yang akan dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas makanan sehari-hari. Selain itu, Menurut Murniningsih(2008)
pengetahuan gizi yang cukup diharapkan dapat mengubah perilaku seseorang
yang kurang benar sehingga dapat memilih bahan makanan yang bergizi serta
menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan dan selera. Pada penelitian
ini peningkatan pengetahuan yang terjadi setelah diberikan penyuluhan. Hal ini
sesuai dengan Fitriyani(2010) yang menyatakan bahwa tujuan penyuluhan yaitu
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Menurut
suhardjo(2003) penyuluhan gizi yang diberikan kepada ibu yaitu untuk
meningkatkan keadaan gizi. Sehingga diharapkan dengan adanya penyuluhan
gizi responden dapat meningkatkan keadaan gizi pada anak usia balita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini
yaitu tidak adanya kelompok kontrol. Pada penelitian eksperimen peran
kelompok kontrol ini sangat penting untuk melihat perubahan variabel
terpengaruh antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Tidak adanya
kelompok kontrol dalam penelitian ini dapat berakibat pengendalian terhadap
faktor perancu kurang kuat sehingga mungkin terjadi bisa dalam analisis data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mendapatkan hasil:
1. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu antara sebelum dan sesudah penyuluhan.
Rata-rata skor hasil pretest=83,4491; posttest=89,5883; standar deviasi
pretest=11,24902; standar deviasi posttest=7,83912; varian pretest=126,540;
varian posttest=61,452; nilai tertinggi pretest=100 sebanyak 1 orang; nilai
tertinggi posttest=100 sebanyak 4 orang; nilai terendah pretest=55,56 sebanyak
1 orang; dan nilai terendah posttest = 70,37 sebanyak 1 orang.
2. Hasil analisis data menunjukkan nilai p=0,000. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara penyuluhan gizi terhadap peningkatan pengetahuan ibu
mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan pengetahuan
setelah diberi penyuluhan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Upaya peningkatan pengetahuan mengenai pemberian makanan tambahan
yang baik untuk balita bisa dilakukan dengan proses penyuluhan gizi
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penyuluhan gizi
terhadap tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan
yang baik untuk balita dengan menggunakan kelompok kontrol agar lebih
valid.