Pengaruh Penggunaan Mind Mappingdengan Prezi terhadap...
Transcript of Pengaruh Penggunaan Mind Mappingdengan Prezi terhadap...
2
1. Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari berbagai cabang ilmu-
ilmu sosial seperti sosiologi, ekonomi, sejarah, geografi, politik, hukum dan
budaya [1]. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan untuk: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan
dalam kehidupan sosial. (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-
nilai sosial dan kemanusiaan. (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat [2]. Ditemui kondisi pendidikan
IPS saat ini masih menggunakan pembelajaran konvensional, guru sebagai pusat
pembelajaran, pelajaran bersifat hafalan, prestasi belajar yang kurang optimal dan
pola interaksi searah [3].
Kondisi pendidikan IPS seperti yang telah disebutkan terjadi di SMK Al-
Falah Salatiga. Menurut hasil wawancara dengan guru IPS Ekonomi, terdapat
permasalahan pada hasil belajar siswa. Nilai siswa kelas X belum memenuhi
KKM yang ditentukan sekolah yaitu ≥ 70. Hasil tes terakhir kelas X dari 71 siswa
hanya 26 siswa yang memenuhi nilai KKM dan 45 siswa lainnya tidak memenuhi
KKM. Menindak lanjuti hasil wawancara, maka dilakukan observasi dalam
rangka melihat proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil observasi menunjukkan
guru menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa hanya mendengarkan guru
menjelaskan materi, banyak ditemukan siswa mengantuk dan sibuk dengan
kegiatan masing-masing. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru IPS
Ekonomi, pembelajaran konvensional digunakan karena mudah untuk diterapkan,
tidak perlu mempersiapkan sarana prasarana yang membutuhkan waktu dalam
merencanakan dan siswa pun sudah terbiasa dengan pembelajaran tersebut.
Pemanfaatan media pembelajaran yang kurang menarik juga turut menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan siswa bosan dan tidak memperhatikan guru.
Fasilitas yang disediakan sekolah berupa LCD, laptop dan internet tidak
dimanfaatkan dengan baik. Guru memberikan penjelasan kepada siswa dengan
menggunakan media pembelajaran white board. Siswa sibuk dengan kegiatan di
luar pelajaran dibandingkan dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa
asik melihat keluar kelas, siswa gaduh dan ada yang tidur di dalam kelas.
Pembelajaran yang sering diterapkan guru saat ini cenderung mengaktifkan
salah satu sisi otak saja. Pada hakekatnya otak manusia terdiri dari dua belahan
sisi otak yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua belah sisi otak tersebut memiliki
tugas dan cara kerja yang berbeda. Otak kiri bekerja pada hal-hal yang berkaitan
dengan logika, angka, kata dan daftar. Otak kanan bekerja pada hal-hal yang
berkaitan dengan imajinasi, gambar, warna dan keindahan. Umumnya manusia
hanya memfungsikan salah satu sisi otak saja, ada yang dominan menggunakan
otak kiri adapula yang dominan menggunakan otak kanan. Apabila kedua belah
sisi otak bekerja secara optimal, tentunya hasil yang diperoleh juga optimal.
Begitu juga dengan siswa dalam belajar, jika siswa dapat mengaktifkan kedua
belah sisi otak dengan efektif, maka akan mudah menerima pelajaran. Bukan
hanya itu, logika anak juga akan lebih berkembang jika dibandingkan dengan
3
menghafal kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Pembelajaran yang dapat
mengoptimalkan kedua belah sisi otak adalah pembelajaran dengan Mind
Mapping [4]. Mind Mapping merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan dimana
memungkinkan menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja
alami otak dilibatkan. Mind Mapping dapat membantu untuk merencana,
berkomunikasi, memusatkan perhatian, belajar menjadi lebih efisien dan lebih
kreatif [5]. Mind Mapping dapat digunakan siswa untuk menggambarkan seluruh
materi pembelajaran sehingga siswa mampu menggali ide-ide kreatif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan akan menjadi
lebih hidup, variatif dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan
cara memaksimalkan daya pikir dan kreativitas. Sehingga, tujuan pembelajaran
yang sudah ditentukan dapat tercapai. Teknik tersebut merupakan suatu strategi
yang memanfaatkan keseluruhan otak sehingga anak mampu membuat catatan
menyeluruh dalam satu halaman [6].
Media pembelajaran yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil belajar
siswa [7]. Salah satu media yang dapat digunakan adalah Prezi. Prezi merupakan
media presentasi selain power point yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual yang dapat digunakan
untuk membuat presentasi dalam bentuk non linier (Mind Map) [8]. Ditinjau dari
latar belakang masalah, muncul ide untuk menggunakan Mind Mapping dengan
memanfaatkan media presentasi Prezi pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X
di SMK Al-Falah Salatiga.
2. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu tentang Mind Mapping dilakukan oleh Dewa Ayu,
Nengah Bawa dan Marhaeni dengan judul “Pengaruh Metode Mind Mapping
Terhadap Ketrampilan Berpikir Kreatif Dan Pretasi Belajar IPS”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Mind Mapping terhadap
keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif yang
signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Mind
Mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional; (2) terdapat
perbedaan prestasi belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional. [9]
Penelitian terdahulu tentang Prezi dilakukan oleh Restu Setiawan dengan
judul “Penerapan Media Presentasi Prezi Pada Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester 1
SMP Negeri 1 Karang Anyar Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa setelah mempelajari materi dengan menggunakan media presentasi Prezi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. [10]
4
Pembelajaran IPS menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam
pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah
konsep sehingga dapat mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan
ketrampilan berdasarkan konsep yang dimiliki. Tujuan pembelajaran IPS ekonomi
untuk memahami konsep ekonomi serta mengaitkan masalah dan peristiwa
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran,
guru mempunyai peran untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan hasil
belajar siswa. [3]
Mind Mapping adalah cara mencatat kreatif, efektif dan cara harfiah akan
“memetakan“ pikiran-pikiran. Mind Mapping selalu menggunakan warna, garis
lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan
yang sederhana, mendasar, alami dan sesuai dengan cara kerja otak. Semuanya
memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Manfaat Mind Mapping, yaitu:
(1) memberikan pandangan menyeluruh terhadap pokok masalah; (2)
memungkinkan perencanaan; (3) mengumpulkan sejumlah besar data disatu
tempat; (4) mendorong pemecahan masalah dengan kreativitas yang dimiliki; (5)
menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat [5]. Mind Mapping dapat
digunakan dalam kelompok belajar. Kelompok belajar dapat dimanfaatkan untuk
membahas bersama sebuah topik yang akan membantu memberi lebih banyak ide-
ide, dua atau lebih otak lebih baik dari pada satu [6].
Tahap aplikasi pada Mind Mapping dalam pembelajaran, terdapat empat
langkah: (1) Overview merupakan tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik, hal
ini bertujuan memberi gambaran secara umum kepada siswa tentang topik yang
akan dipelajari. (2) Preview merupakan tinjauan awal lanjutan dari Overview
sehingga gambaran umum setingkat lebih detail daripada Overview, diharapkan
siswa mempunyai pengetahuan awal tentang sub-topik sebelum pembahasan yang
lebih detail. (3) Inview merupakan tinjauan mendalam, inti dari proses
pembelajaran dimana suatu topik akan dibahas secara detail dan terperinci. (4)
Review, tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan
berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi,
konsep yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Proses pembuatan Mind
Mapping terbagi menjadi empat langkah yang harus dilakukan secara berurutan:
(1) Menentukan Central Topic yang akan digunakan dalam Mind Mapping,
usahakan berbentuk gambar dan letakkan ditengah. (2) Membuat Basic Ordering
Ideas (BOIs) untuk Central Topic yang akan dipilih. (3) Melengkapi setiap BOIs
dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait. (4)
Melengkapi setiap cabang dengan Image bisa berupa gambar, simbol, kode,
daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan
yang lain. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah Mind Mapping
menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat. [11]
Aturan dalam membuat Mind Mapping sebagai berikut : (1) Gunakan kertas
polos untuk dijadikan lembar Mind Mapping dan tulis tema, ide, atau gagasan
utama pada bagian tengah kertas. (2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama,
karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu otak menggunakan
imajinasi. (3) Gunakan warna, karena warna membuat Mind Mapping lebih hidup,
menambah energi pada pemikiran kreatif dan menyenangkan. (4) Hubungkan
5
cabang-cabang yang berasal dari tema, ide atau gagasan utama yang telah
ditentukan, karena otak bekerja secara asosiasi. (5) Buatlah garis hubung yang
melengkung, bukan garis lurus. (6) Gunakan satu kunci untuk setiap garis, karena
kata kunci tunggal memberikan lebih banyak daya dan fleksibelitas pada Mind
Mapping. (7) Gunakan gambar, karena seperti halnya gambar sentral, setiap
gambar memliki seribu makna. [5]
Pengaplikasian Mind Mapping dalam pembelajaran di sekolah, terdapat
empat tahap yang dilakukan secara langkah demi langkah dan berurutan, yaitu :
(1) Tahap Persiapan, pemberian pelatihan mengenai Mind Mapping khususnya
mengenai bagaimana Mind Mapping dibuat dan aturan Mind Mapping serta
latihan-latihan untuk menentukan BOIs dan mencari kata kunci. (2) Tahap
Pendahuluan, Mind Mapping yang dibuat baru pada level Central Topic dan
BOIsnya. Mind Mapping hanya akan digunakan pada langkah Overview dan
Preview di awal pelajaran serta Review diakhir pelajaran sementara untuk langkah
Inview masih tetap menggunakan catatan linier yang digunakan selama ini. (3)
Tahap Transisi, Inview mulai menggunakan Mind Mapping secara parsial yang
dikenal dengan Cluster Map. Cluster Map adalah suatu hibrida dari catatan linier
dengan Mind Mapping yang dapat dipakai dalam masa transisi dari catatan linier
ke Mind Mapping. Cluster Map sudah menggunakan struktur radian namun
seluruh BOIs dan cabang-cabangnya belum berbentuk kata kunci seperti yang
diatur dalam peraturan Mind Mapping tapi masih menggunakan kalimat-kalimat
pendek seperti dalam catatan linier namun harus diletakkan dalam suatu kotak
atau lingkaran sehingga membentuk suatu Cluster. (4) Tahap Implementasi,
Inview sudah sepenuhnya menggunakan Mind Mapping dan seluruh catatan yang
dibuat sudah berbentuk Mind Mapping. [11]
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar. Media pembelajaran
dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi [12]. Manfaat
media pembelajaran dapat menjadikan pembelajaran menarik perhatian siswa,
bahan pembelajaran lebih jelas maknanya, metode pembelajaran lebih variatif,
dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar [13]. Media pembelajaran
yang dapat digunakan adalah Prezi. Prezi merupakan suatu perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk presentasi berbasis internet (SaaS) akan tetapi dapat
bekerja offline. Selain dapat digunakan untuk presentasikan dimana Prezi dapat
digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas
virtual. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan Zooming User
Interface (ZUI), yang dapat dimanfaatkan pengguna Prezi untuk memperbesar
dan memperkecil tampilan media presentasi dalam transisi atau pergantian slide.
Prezi digunakan untuk membuat presentasi dalam bentuk linier yaitu presentasi
terstruktur dan kanvas presentasi dan dapat dikelompokkan dalam bingkai-bingkai
yang telah disediakan. [8]
Hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan
ketrampilan atau penguasaan siswa terhadap bahan ajar. Hasil belajar biasanya
dinyatakan dengan nilai atau angka yang diberikan guru. Tes yang digunakan
untuk menentukan hasil belajar merupakan suatu alat untuk mengukur aspek-
6
aspek tertentu dari siswa [14]. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan pembelajaran. Perolehan aspek-aspek
perubahan tingkah laku tergantung pada apa yang dipelajari [13]. Hasil belajar
IPS Ekonomi merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan
kegiatan pembelajaran IPS Ekonomi, hasil belajar diketahui dengan tes dan
dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar adalah aktivitas belajar siswa. Menurut Paul dalam
Sardiman mengklasifikasikan aktivitas belajar siswa menjadi delapan kelompok,
antara lain sebagai berikut: (1) Visual activities, seperti membaca, memerhatikan
gambar demonstrasi. (2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, interupsi. (3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato. (4) Writing activities, seperti misalnya
menulis cerita karangan, laporan, angket, menyalin. (5) Drawing activities, seperti
misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. (6) Motor activities, yang
termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. (7) Mental activities, sebagai
contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan, mengambil keputusan. (8) Emotional activities, seperti
misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, antusias,
bergairah, berani, tenang [15]. Diantara delapan indikator aktivitas belajar siswa
dimodifikasi menjadi lima indikator berkaitan dengan aktivitas belajar siswa yang
diamati dalam penelitian, yaitu: (1) Visual activities misalnya membaca
memperhatikan gambar demonstrasi; (2) Oral activities seperti bertanya,
mengeluarkan pendapatt, diskusi; (3) Listening activities misalnya mendengarkan;
(4) Writing activities misalnya menyalin; (5) Emotional activities misalnya
bersemangat.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap sesuatu dalam
kondisi yang terkendali. Penelitian ini menggunakan desain Quasi experiment.
Ciri dari Quasi experiment dalam penelitian memiliki kelompok kontrol tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experiment dibagi dalam dua
bentuk desain yaitu Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group
Design. Berikut penjelasan bentuk desain penelitian: (1) Time-Series Design,
dalam desain ini hanya menggunakan satu kelompok saja dan tidak memerlukan
kelas kontrol. Diadakan pretest untuk mengukur keadaan kelompok siswa dan
setelah keadaan kelompok seimbang kemudian diberikan treatment. (2)
Nonequivalent Control Group Design, dalam desain ini pretest dan posttest
dilakukan pada semua kelas kontrol maupun kelas eksperimen, terdapat satu kelas
yang diberi perlakuan dan satu kelas tidak diberi perlakuan. Kelas yang diberi
perlakuan diharapkan terjadi perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan treatment.
7
Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group
Design. Rancangan penelitian sebagai berikut: [16]
Kelompok(Group) Pretest Treatment Posttest
Kelas Eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol O3 - O4
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
O1 : Pretest kelompok eksperimen
O2: Posttest kelompok eksperimen
O3 : Pretest kelompok kontrol
O4:
Posttest kelompok kontrol
X : treatment kelompok eksperimen
- : Tidak ada treatment kelompok kontrol
Variabel bebas (independent) pada penelitian ini yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat adalah penggunaan Mind Mapping
dengan Prezi. Variabel terikat (dependent) yang menjadi akibat karena variabel
bebas adalah hasil belajar siswa. Populasi yang ditetapkan adalah siswa kelas X di
SMK Al-Falah Salatiga yang berjumlah 3 kelas. Sifat populasi ini terdiri atas
kelas-kelas yang sudah dirancang oleh sekolah. Teknik pengambilan sampel
adalah Purposive Sampling sehingga sampel juga berupa kelas yang diambil dari
populasi kelas-kelas yang ada. Sampel dalam penelitian ini berdasarkan
pertimbangan dari pihak sekolah diambil dua kelas yaitu X Teknik Otomotif A (X
TOA) sebagai kelas kontrol dan X Teknik Otomotif A (X TOB) sebagai kelas
eksperimen, sedangkan X Tata Busana (X TB) digunakan sebagai kelas ujicoba.
Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan Mind Mapping dengan Prezi,
sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa soal pretest dan posttest.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaan,
dan tahap akhir. Tahap persiapan terdiri dari identifikasi masalah, studi literatur,
pembuatan instrumen dan bahan ajar dilanjutkan dengan analisis intrumen.
Identifikasi masalah digunakan untuk mengetahui masalah yang akan diselesaikan
dan menentukan tujuan dalam penelitian, dalam identifikasi masalah dilakukan
observasi untuk melihat proses pembelajaran secara langsung di dalam kelas
sehingga dapat mengetahui permasalahan yang ada. Wawancara juga dilakukan
untuk mendukung data observasi. Indikator wawancara terdiri kemudahan Mind
Mapping dan Prezi, bagaimanakah pembelajaran Mind Mapping dengan Prezi
serta manfaat menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. Studi literatur
digunakan untuk mengumpulkan referensi dan mencari solusi yang tepat dalam
menyelesaikan masalah yang ditemukan pada observasi. Pembelajaran
konvensional membuat siswa bosan dan tidak memperhatikan guru. Pembelajaran
menggunakan Mind Mapping dengan Prezi akan menjadi menyenangkan, menarik
dan memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar di kelas. Aktivitas
belajar siswa dalam penelitian ini diamati untuk mendukung hasil observasi yang
8
dilakukan di dalam kelas. Indikator yang diamati dalam aktivitas belajar siswa
adalah: (1) Visual activities, siswa memperhatikan tampilan yang diberikan. (2)
Oral activities, siswa berpendapat atau bertanya. (3) Writing activities, siswa
mencatat atau menyalin. (4) Listening activities, siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi yang disampaikan. (5) Emotional activites, siswa
antusias dan besemangat dalam mengikuti pembelajaran. Data yang diperoleh
dipersentasekan kemudian hasil persentase tersebut akan dirata-ratakan dan
disesuaikan dengan kriteria rata-rata persentase yaitu; 90-100% (sangat baik), 80 –
89% (baik), 70 – 79% (sedang), 60 – 69% (cukup), 50 – 59% (sangat kurang)
[17]. Pembuatan instrumen dan materi ajar dimulai dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat berdasarkan sumber buku pegangan
guru. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes
hasil belajar merupakan tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa
setelah mempelajari materi. Tes dalam penelitian menggunakan pretest dan
posttest dengan tipe soal pilihan ganda sejumlah 21 soal. Sebelum soal tes dapat
digunakan, terlebih dahulu soal diujicobakan pada kelas ujicoba dan hasil tes
tersebut dianalisis dengan uji validitas dan uji reabilitas instrumen.
Tahap pelaksaan terdiri dari pretest, treatment dan posttest. Pretest
dilakukan untuk megetahui kondisi awal pemahaman siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Treatment, kelas kontrol tetap menggunakan pembelajaran
konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan
Mind Mapping dengan Prezi. Prezi digunakan untuk presentasi dalam bentuk
Mind Mapping. Diharapkan siswa kelas eksperimen tidak bosan dan
memperhatikan sehingga dapat tercipta pembelajaran yang menyenangkan di
dalam kelas. Setelah selesai membuat Mind Mapping dengan Prezi, kelompok
menyampaikan hasil Mind Mapping yang telah dibuat. Berikut perbandingan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen:
No Kegiatan BelajarKelas Kontrol Kegiatan BelajarKelas Eksperimen
1. Pendahuluan
a. Apersepsi
Ruang kelas dipersiapkan seperti
absensi, kebersihan dan
ketenangan.
b. Memotivasi
Siswa diberi penjelasan tentang
pokok bahasan yang akan
dipelajari.
c. Rambu-rambu belajar
Siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang tujuanpembelajaran
materi pada hari itu.
Pendahuluan
a. Apersepsi
Ruang kelas dipersiapkan seperti
absensi, kebersihan dan ketenangan.
b. Memotivasi
Siswa diberi penjelasan tentang
pokok bahasanyang akan dipelajari
dan siswa diberi penjelasan bahwa
materi pembelajaran yang akan
disampaikan menggunakan Mind
Mapping dengan Prezi
c. Rambu-rambu belajar
Siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang tujuan pembelajaran
materi pada hari itu.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
9
Guru menjelaskan materi
kebutuhan manusia.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru menggambarkan contoh –
contoh kebutuhan manusia.
Guru meminta siswa membaca
materi di LKS
Konfirmasi
Meringkas materi di LKS
Mengerjakan latihan soal
Guru menjelaskan materi kebutuhan
manusia menggunakan Mind
Mapping dengan Prezi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Tahap Persiapan
Latihan membuat Mind Mapping
dengan Prezi
Tahap Pendahuluan
Guru meminta siswa untuk
berdiskusi kelompok 4-5 orang
tiap kelompok.
Guru memberikan topik diskusi
pada siswa tentang kelangkaan
yang pernah terjadi di
Indonesia.
Hasil diskusi kelompok dicatat
masih dengan menggunakan
catatan biasa. Pada tahap ini
Mind Mapping masih dibuat
pada level menentukan topik
sebagai pusat Mind Mapping
dan cabang Mind Mapping.
Tahap Transisi
Guru meminta siswa untuk
mulai membuat Mind Mapping
dengan Cluster Map
Pemindahan dari catatan biasa
ke Mind Mapping
Tahap Implementasi
Guru meminta siswa untuk
membuat Mind Mapping dengan
Prezi
Konfirmasi
Hasil Mind Mapping dengan Prezi
dipresentasikan
3. Penutup
Siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
Penutup
Siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
Posttest dilakukan untuk mengukur dan melihat perbedaan hasil belajar
pada kelas kontrol dan eksperimen. Soal posttest sama dengan soal pretest
sebelumnya. Sebelum masuk tahap akhir, wawancara dilakukan kepada guru IPS
Ekonomi dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon tentang penggunaan
Mind Mapping dengan Prezi. Tahap akhir pengolahan data dimulai dengan
evaluasi data hasil pretest dan posttest kemudian dilanjutkan dengan analisis
data menggunakan uji prasayarat analisis uji normalitas dan homogenitas
kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis atau uji t. Setelah perhitungan analisis
data kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.
10
Teknik Analisis data yang digunakan adalah analisis uji t. Adapun prasyarat
analisis untuk uji t adalah data terdistribusi normal dan homogen [18]. Untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan analisis deskripsi dengan
menghitung rata-rata hasil pretest posttest. Uji prasyarat analisis menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas mempunyai ketentuan nilai
signifikansi P > α (0,05), maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai
signifikansi P < α (0,05), maka data tidak terdistribusi normal. Uji homogenitas
dengan ketentuan nilai signifikansi P > α (0,05), maka data homogen. Sebaliknya
jika nilai signifikansi P < α (0,05), maka data tidak homogen. Pengujian hipotesis
uji t dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi P < α (0,05),
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya jika nilai signifikansi P > α (0,05),
maka H0 diterima dan H1 ditolak. [16]
Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan
Mind Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa
menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS
Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga.
H1: Terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan Mind
Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan
pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di
SMK Al-Falah Salatiga.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil observasi awal pada siswa kelas X di SMK Al-Falah Salatiga
menunjukkan bahwa guru menggunakan pembelajaran konvensional dengan
alasan penggunaan pembelajaran konvensional lebih mudah diterapkan tanpa
persiapan yang membutuhkan waktu cukup lama. Hasil observasi juga
menunjukkan bahwa guru menggunakan media pembelajaran yang kurang
menarik, pada kenyataannya sekolah mempunyai fasilitas media pembelajaran
yang dapat dimanfaatkan dan lebih menarik berupa LCD, laptop dan internet.
Penelitian dilakukan pada kelas XTOA berjumlah 19 siswa sebagai kelas kontrol
dan kelas X TOB berjumlah 19 siswa sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran
pada kelas eksperimen menggunakan Mind Mapping dengan Prezi, sedangkan
proses pembelajaran kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen terdiri dari empat tahap yaitu
tahap peersiapan, tahap pendahuluan, tahap transisi dan tahap implementasi.
Sebelum tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan, guru memperkenalkan
pada siswa tentang pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi.
Guru menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan topik bahasan kebutuhan manusia. Ketika guru menjelaskan
materi, siswa memperhatikan dan semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas.
Beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang
disampaikan. Berikut Mind Mapping dengan Prezi yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas:
11
Gambar 4.1. Mind Mapping dengan Prezi dalam Pembelajaran
Setelah materi disampaikan, guru memberikan tugas diskusi kelompok pada
siswa tentang topik bahasan kelangkaan. Hasil diskusi dibuat dalam bentuk Mind
Mapping dengan Prezi sesuai tahapan yang telah ditentukan dalam pembuatan
Mind Mapping. Tahap pertama adalah tahap persiapan, pada tahap ini guru
memberikan pelatihan pada siswa tentang bagaimana cara membuat Mind
Mapping sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Pada tahap persiapan
dilakukan pelatihan menggunakan Prezi. Tahap kedua adalah tahap pendahuluan,
pada tahap ini langkah siswa mencatat hasil diskusi kelompok dengan catatan
linier. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa untuk
membahas topik diskusi yang diberikan guru. Siswa menentukan topik utama dan
cabang topik Mind Mapping sesuai dengan topik diskusi dalam kelompok. Tahap
berikutnya adalah tahap transisi, pada tahap ini siswa mulai membuat Mind
Mapping dalam bentuk Cluster Map berdasarkan hasil diskusi kelompok. Cluster
Map berbentuk struktur radian yang berisi kata kunci dalam Mind Mapping, akan
tetapi masih menggunakan kalimat-kalimat pendek seperti dalam catatan linier
namun harus diletakkan dalam suatu kotak atau lingkaran sehingga membentuk
suatu Cluster. Tahap terakhir adalah tahap implementasi, pada tahap ini siswa
memindahkan Cluster Map kedalam bentuk Mind Mapping dengan Prezi. Hasil
pembuatan Mind Mapping dengan Prezi kelompok yang telah dibuat kemudian
dipresentasikan di depan kelas. Presentasi dilakukan secara bergantian dengan
waktu 5 sampai 10 menit setiap kelompok. Ketika presentasi berlangsung siswa
memperhatikan penjelasan hasil diskusi yang disampaikan di depan kelas. Siswa
antusias dan bersemangat mengajukan pertanyaan pada kelompok yang sedang
melakukan presentasi di depan kelas. Berikut adalah salah satu contoh hasil
diskusi kelompok siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi:
12
Gambar 4.2. Contoh Hasil Diskusi Kelompok Siswa
Setelah treatment pada kelas eksperimen, wawancara dilakukan bertujuan
untuk mengetahui respon guru dan siswa tentang penggunaan Mind Mapping
dengan Prezi. Penggunaan Mind Mapping dengan Prezi mudah dan dalam
penyampaian materi lebih ringkas mencakup satu pokok bahasan. Pembelajaran
menggunakan Mind Mapping dengan Prezi menarik dan menyenangkan jika
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Guru menyatakan bahwa
“Menggunakan Mind Mapping dan Prezi mudah, akan tetapi butuh kebiasaan baru
mahir menggunakannya. Akan tetapi, baru pertama kali siswa sudah bisa
membuat Mind Mapping dengan Prezi. Mind Mapping dapat digunakan untuk
membuat materi menjadi ringkas dan menyeluruh pada satu pokok bahasan.
Semakin menarik ketika menggunakan Prezi untuk membuat Mind Mapping.
Pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa lebih antusias dan tertarik
dibandingkan dengan pembelajaran seperti biasa.” (Penjelasan Guru)
Wawancara dengan siswa dilakukan pada siswa yang mendapatkan nilai
tertinggi dan nilai terendah dalam kelas eksperimen. Dapat disimpulkan
pembuatan Mind Mapping dengan Prezi mudah dan menarik. Pembelajaran
menggunakan Mind Mapping dengan Prezi siswa lebih kreatif, belajar menjadi
efektif. Siswa menyatakan bahwa, “Mind Mapping merupakan pembelajaran yang
baru pertama kali. Awalnya susah akan tetapi setelah dijelaskan cara membuat
Mind Mapping menjadi lebih mudah. Sedangkan untuk Prezi tool dalam aplikasi
mudah digunakan. Memasukkan gambar pada kanvas presentasi tidak ribet.
Menggunakan Mind Mapping dengan Prezi belajar menjadi menarik,
menyenangkan dan menghafal pelajaran jadi mudah.” (Siswa 1) “Pertama
membuat Mind Mapping masih bingung, akan tetapi setelah diajari menjadi
mengerti dan mudah. Menggunakan Prezi baru pertama kali, akan tetapi langsung
bisa membuat presentasi. Membuat Mind Mapping dengan Prezi menarik, bisa
memilih desain yang sudah ada dan bisa juga membuat desain sendiri. Belajar
menggunakan Mind Mapping dengan Prezi menyenangkan, tidak membosankan,
menjadikan lebih kreatif, belajar lebih mudah dan menarik.”( Siswa 2)
Selain wawancara, aktivitas belajar siswa dalam kelas diamati ketika
pembelajaran sedang berlangsung. Indikator yang diamati Visual activities, Oral
activities, Writing activitie, Listening activities dan, Emotional activites. Berikut
adalah persentase aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen:
13
Tabel 4.1. Persentase Aktivitas Belajar Siswa
No Aspek Persentase
Kontrol Eksperimen
1 Siswa memperhatikan tampilan yang diberikan guru 42,1% 89,4%
2 Siswa mengeluarkan pendapat 52,6% 73,6%
3 Siswa mencatat yang djelaskan guru 52,6% 94,7%
4 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan
oleh guru 52,6% 73,6%
5 Siswa antusias dan bersemngat mengikuti
pembelajaran 57,8% 73,6%
Total 51,5 % 80,98 %
Tabel 4.1 menunjukkan persentase aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Keseluruhan persentase aktivitas belajar siswa kelas
kontrol sebesar 51,5% dan kelas eksperimen sebesar 80,98%. Dapat dinyatakan
aktivitas belajar siswa kelas kontrol masuk dalam kategori sangat kurang
sedangkan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen masuk dalam kategori
baik. Indikator ketiga menunjukkan selisih persentase yang signifikan antara
aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen. Hal tersebut didukung oleh
wawancara dengan siswa yang menyatakan bahwa ketika guru menjelaskan materi
menggunakan Mind Mapping dengan Prezi, materi yang disampaikan menjadi
mudah dipahami, terstruktur, tidak membingungkan dan lebih ringkas. Sehingga
membuat siswa berminat, bersemangat dan tidak malas untuk mencatat.
Tabel 4.2. Persentase Aktivitas Belajar Antar Siswa
No Aspek Persentase
1 Siswa memperhatikan tampilan yang diberikan siswa lain 84,2%
2 Siswa melakukan diskusi kelompok 100%
3 Siswa mencatat hasil diskusi kelompok 73,6%
4 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan siswa
lain ketika presentasi 78,9%
5 Siswa antusias dan bersemngat mengikuti pembelajaran 84,2%
Total 84,18 %
Tabel 4.2 menunjukkan persentase aktivitas belajar antar siswa dengan
persentase pada aspek pertama 84,2%, aspek kedua 100%, aspek ketiga 73,6%,
14
aspek keempat 78,9% dan aspek kelima 84,2%. Total persentase yaitu 84,18%
masuk dalam kategori baik.
Sebelum dan setelah treatment, kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberikan pretest dan posttest dengan soal yang sama. Sebelum soal diberikan,
soal diujicobakan untuk mendapatkan soal valid dan reliabel. Uji validitas dari 30
butir soal diperoleh 21 butir soal yang dinyatakan valid. Soal valid bernomorkan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 29. Soal tidak
valid bernomorkan 7, 9, 13, 14, 18, 21, 26, 28, 30. Hasil menunjukkan Alpha
0,842 > 0,05, maka soal dinyatakan reliabel. Selanjutnya soal pretest dan posttest
diujikan pada kelas kontrol dan eksperimen. Hasil pretest menunjukkan rata-rata
hasil belajar kelas kontrol sebesar 51,21 dan kelas eksperimen sebesar 49,11.
Hasil posttest menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol sebesar 59,63
dan kelas eksperimen sebesar 78,16. Data hasil pretest dan posttest dianalisis
menggunakan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov
Smirnov pada nilai pretest dan posttest. Nilai signifikan P pada nilai pretest kelas
kontrol dan eksperimen masing-masing 0,655 dan 0,358, maka nilai signifikan P <
α (0,05), dapat dinyatakan data pretest pada kedua kelas tersebut terdistribusi
normal. Nilai signifikan P pada nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen
masing-masing 0,471 dan 0,500, maka dapat dinyatakan nilai signifikan P < α
(0,05) dan terdistribusi normal. Hasil perhitungan uji homogenitas pada nilai
signifikansi Levene’s Test data pretest dan posttest. Nilai signifikan pretest kelas
kontrol dan eksperimen 0,718 > 0,05. Nilai signifikan posttest kelas kontrol dan
eksperimen 0,581 > 0,05. Disimpulkan data pretest dan posttest homogen. Setelah
dilakukan uji prasyarat analisis diperoleh data terdistribusi normal dan homogen,
kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t-test. Hasil perhitungan uji t-
testdengan uji statistik Independent Sample T Test nilai signifikan P pada nilai
pretest kelas kontrol dan eksperimen diperoleh 0,465 > 0,05. Nilai signifikan P
pada nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen diperoleh 0,000 < 0,05.Berikut
adalah rangkuman hasil perhitungan:
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Perhitungan
Keterangan Kelas Mean Uji t Perbedaan
Pretest Kontrol 51,21 0,465 Tidak
Signifikan Eksperimen 49,11
Posttest Kontrol 59,63 0,000 Signifikan Eksperimen 78,16
Tabel 4.3 menunjukkan rangkuman hasil perhitungan nilai rata-rata pretest
pada kelas kontrol dan eksperimen relatif sama dengan nilai 51,21 dan 49,11.
Nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan
rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dengan nilai 59,63 dan 78,16. Hasil uji t-
test data pretest menunjukkan nilai signifikansi 0,465 > 0,05, maka dapat
dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan hasil belajar antara kelas
kontrol dan eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Hasil posttest menunjukkan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat dinyatakan terdapat pengaruh
15
signifikan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen setelah diberikan
perlakuan sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hipotesis dalam
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Dewa Ayu
bahwa dengan menggunakan Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Restu Setiawan bahwa
dengan menggunakan Prezi dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
5. Simpulan
Berdasarkan analisis data tentang penggunaan Mind Mapping dengan Prezi
dapat diambil kesimpulan: (1) Persentase aktivitas belajar siswa pada kelas
kontrol sebesar 51,5% masuk dalam kategori sangat kurang, sedangkan persentase
aktivitas pada kelas eksperimen dengan menggunakan Mind Mapping dengan
Prezi 80,98% masuk dalam kategori baik dan persentase aktivitas antar siswa
sebesar 84,18% masuk dalam kategori baik. Jadi Mind Mapping dengan Prezi
berdampak positif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. (2) Hasil uji t-test
menunjukkan nilai signifikansi P 0,000 < 0,05, maka terdapat pengaruh signifikan
terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis dalam penelitian diterima, dapat
dinyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan
Mind Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan
pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK
Al-Falah Salatiga. (3) Perbedaan hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata hasil
posttest kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol.
Dengan rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 78,16 dan rata-rata nilai kelas
kontrol sebesar 59,63.
Berdasarkan simpulan maka beberapa saran yang diusulkan sebagai upaya
perbaikan adalah, sebagai berikut : (1) Guru lebih kreatif dalam penyampaian
pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. (2) Penggunaan Mind
Mapping dengan Prezi perlu diterapkan dan dikembangkan pada materi yang lain
dengan tujuan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa. (3) Perlu adanya
penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.
6. Daftar Pustaka
[1] Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Prestasi Pustaka
[2] Supriatna, Nana. 2007. Implementasi SI dan SKL IPS SMK.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/1961101419860
11-NANA_SUPRIATNA/mak-SMK-01-07.pdf. Diunduh tanggal 09-05-2014
jam 18.00
[3] Solihatin, Etin; Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
[4] Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map untuk Anak: Agar Anak Mudah
Menghafal dan Berkonsentrasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
16
[5] Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
[6] Buzan, Tony. 2008. BukuPintar Mind Map untuk Anak: Agar Anak Lulus
Ujian Dengan Nilai Bagus. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
[7] Asmani, Ma’mur Jamal. 2011. Tips Efektif Pemanfaat dan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press
[8] Admin. 2014. Prezi, Sofware Presentasi “Zooming”. [online].
http://www.usdi.itb.ac.id/prezi-software-presentasi-zooming/. Diakses
tanggal 03-06-2014 jam 17.55
[9] Ayu, Dewa; Nengah Bawa; Marhaeni. 2013. Pengaruh Metode Mind
Mapping terhadap Ketrampilan Berpikir Kreatif dan Pretasi Belajar IPS.
Jurusan Pendidikan Dasar. Volume 3 Tahun 2013. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha. Hal 10
[10] Setiawan, Restu. 2013. Penerapan Media Presentasi Prezi pada Materi Ciri-
Ciri Makhluk Hidup untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Karang Anyar Kabupaten Pekalongan
Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Semarang: IKIP PGRI. Hal 47-51
[11] Djohan Yoga. 2007. How to Apply Real-time Mind Map® at Classroom.
Smart Learning & Thinking Center Singapore
[12] Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
[13] Rifa’i, Achmad; Chatarina Tri Anni. 2011. Psikolog Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press
[14] Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta
[15] Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
[16] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
[17] Tahir, Wahdah. 2012. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan
Media Kartu Bilangan Pada Pembelajaran Matematika.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/831/pdf. Diakses
tanggal 03-06-2014 jam 20.00
[18] Subana; Moersetyo Rahadi. 2000. Statistika Pendidikan. Bandung: CV.
Pustaka Setya