PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP …
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP …
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA TERPADU SISWA
PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 17
KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
SAHILA YUNITA
NIM.TB.151034
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA KONSEP
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA TERPADU SISWA
PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 17
KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
SAHILA YUNITA
NIM.TB.151034
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN
Untaian rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, dan
shalawat teriring salam tercurahkan untuk baginda Nabi Muhammad SAW,
kepadanya hamba selalu menghaturkan doa dan kepadanya pula hamba menteladani
uswatu hasanah yang mulia.Saya persembahkan sebuah karya tulis ilmiah dalam
bentuk skripsi ini dengan penuh kasih sayang untuk :
Allah SWT, sampai saat ini aku masih sangat yakin dan percaya apa yang
terjadi pada diriku ini semua atas kehendak-Mu.
Untuk kedua almarhum-almarhumah orang tua ku Zarkasi, alm dan
Fatimah,alm walaupun ayahanda dan ibunda telah tiada saya bangga bisa di beri
kesempatan hidup bersama kalian dalam satu ikatan keluarga. dari kalian berdua
karena berkat ayah dan ibu saya bisa sampai ke titik ini, terima kasih telah menjadi
ayah dan ibu terhebat di dunia ini.
Keluargaku tercinta yang selalu mendukung pembuatan skripsi untuk
mekngah ku yang selalu ada fan mengurus aku disaat aku tidak mempunyai ayah dan
ibu lagi terima kasih juga yg tak terhingga kepada mekngah yg selalu sayabg dengan
saya. Adikku zalfitri yang selalu menjadi alasanku untuk selalu tersenyum dan
berjuang.
Teman-teman seperjuangan Biologi D 2015, teman-teman yang tak dapat
dituliskan satu persatu. Untuk semua yang telah membantu sekali lagi penulis
ucapkan ribuan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis berdoa semoga Allah
membalas semua kebaikan yang telah membantu sampai saat ini.
Tanpa bantuan kalian mungkin saya tidak akan sampai pada masa ini.
Semoga keberhasilan ini merupakan langkah awal dimasa yang akan datang, dengan
ilmu yang telah kudapatkan semoga bermanfaat, barokah dunia dan akhirat.
Amin Yaa Robbal Alamin
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang
kita tidak ketahui apa yang diajarkannya, atas ridhanya sehingga skripsi ini dapat
dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW pembawa risalah
pencerah bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skirpsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril
maupun materi, untuk itu mellaui kolom ini peneliti menyampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A. selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd. I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, S.Pt. M.Pd selaku Ktua Program Studi Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Pak Fery Kurniawan, M.Si Selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr.H.Lukman Hakim,M.Pd, M.Pd.i selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Fery Kurniawan, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya demi mengarahkan
penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Risdahria , S.Pd selaku guru bidang studi Biologi dan Bapak Sukabul S.Pd
selaku Kepala Sekolah SMAPN 17 Kabupaten Tebo yang telah memberikan
kemudahan kepada peneliti dalam memperoleh data di Lapangan.
7. Seluruh dosen-dosen Prodi Tadris Biologi yang telah banyak memberikan
sumbangan ilmu dan nasehatnya selama peneliti melangsungkan perkuliahan
di prodi Biologi.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
baik semua pihak yang telah membantu. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
MOTTO
Artinya : Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula
lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK
Nama : Sahila Yunita
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Pengaruh Penggunaan Media Peta Konsep Terhadap
Pemahaman Konsep IPA Siswa
Penelitian ini membahas tentang Pengaruh penggunaan media peta konsep
terhadap pemahaman konsep IPA siswa di SMPN 17 Kabupaten Tebo. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media peta konsep terhadap
pemahaman konsep ipa siswa. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan
Posstest Only Control design. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eskperimen menggunakan media peta
konsep sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran yang biasa di gunakan
oleh guru sekolah tersebut. Teknik pengambilan sampel secara random oleh guru di
Sekolah tersebut. VII 2 sebagai kelas eskperimen dan VII I sebagai kelas kontrol.
Dari analisis data uji tes “t” tabel pada taraf signifikansi dan pada taraf signifikansi
1% yaitu . Sedangkan perhitungan dengan menggunakan uji tes “t” untuk sampel
kecil yang satu sama lain tidak saling berhubungan diperoleh harga , dengan
demikian. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang
menggunakan media peta konsep dengan siswa yang tidak menggunakan media
peta konsep dalam pembelajarannya terhadap pemahaman konsep ipa siswa pada
mata pelajaran IPA tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungan..
Kata kunci : pembelajaran menggunakan media peta konsep , metode kuantitatif ,
IPA, pemahaman konsep
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRACT
Name :Sahila Yunita
Study Program : Biology Education
Title : The effects of practicum-based learning on students biology
learning outcomes
This study discusses the effect of cooperative learning model concept map
techniques on the conceptual understanding of students' concepts in Tebo District 17
Junior High School. This study aims to determine the effect of cooperative learning
models concept map techniques on the conceptual understanding of students' IPA.
This type of research is quantitative by using Posstest Only Control design. This
study uses two classes namely the experimental class and the control class. In the
experimental class using cooperative learning models concept map techniques while
the control class uses learning that is usually used by the school teacher. Random
sampling technique by teachers at the School. VII 2 as the experimental class and VII
I as the control class. From the analysis of test data "t" table at the significance level
and at the significance level of 1%, namely. Whereas the calculation using the "t" test
for small samples that are not related to each other is obtained by price, thus. Thus
there is a significant influence between students who use conceptual learning models
and concept map techniques with students who do not use the co-operative learning
model concept map techniques in their learning of students' conceptual understanding
of IPA in science subjects about the interaction of living things with the environment
..
Keywords: learning using cooperative models concept map techniques, quantitative
methods, science, understanding concepts
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..ii
NOTA DINAS………………………………………………………………………iii
PENGESAHAN…………………………………………………………………….
PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………………………….v
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………...vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………………vii
MOTTO ………………………………………………………..…………………...viii
ABSTRAK…………………………………………………………………………..ix
ABSTRACT ………………………………………………………………………….x
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….………… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….…… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………......1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………............4
C. Pembatasan Masalah………………………………………………...........4
D. Rumusan Masalah………………………………………………...............5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………...……………………….5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik………………………………………………...............6
B. Studi Relevan………………………………………………....................12
C. Kerangka Piker………………………………………………..................14
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………...........16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian………………………………….…………17
B. Pendekatan dan desain penelitian …………………………….…………17
C. Populasi dan teknik pengambilan sampel……………………..…………18
D. Instrumen penelitian………………………………………………..........19
E. Teknik analisis data………………………………………………...........27
F. Hipotesis statistik………………………………………………...............32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian……………………………………………......................34
B. Pembahasan hasil penelitian…………………………………………......53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………........................58
B. saran………………………………………………...................................59
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Post-Test Control Design………………………………………………...17
Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas VII SMPN 17 Kabupaten Tebo…………………...18
Tabel 3.3 kisi-kisi pemahaman konsep IPA ………………………………………20.
Table 3.4 langkah-langkah penggunaan media peta konsep ………………………22
Tabel 3.5 kisi-kisi soal pemahaman konsep IPA pada materi interaksi makhluk hihup
dengan lingkungan ……………………………………………………….23
Table 3.6 rubrik penskoran tes pemahaman konsep IPA siswa…….……………….24
Tabel 3.7 Kriteria Nilai Cohen's Standart…………………………………...………31
Tabel 4.1 Skor Pemahaman Konsep IPA Siswa Yang Menerapkan Media Peta
Konsep ………………………………………............................................36
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Pemahaman Konsep IPA Siswa Yang
Menerapkan Media Peta Konsep…………………………………….……39
Tabel 4.4 Skor Pemahaman Konser IPA Siswa Yang Menerapkan Model
Pembelajaran Konvensional……………………………………...............42
Tabel; 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Pemahaman Konsep IPA Siswa Yang
Menerapkan Model Pembelajaran Konvensional………………………..44
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol….……….46
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Ujian Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol…………………………………………………………………….47
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Ujian Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol………………………………………………................................48
Tabel 4.10 Grafik Skor Hasil Postest Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol………………………………………………................54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir……………………………………………….................15
Gambar 4.3 Grafik Skor Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen………………..…39
Gambar 4.6 Grafik Skor Pemahaman Konsep IPA Kelas Kontrol………………….44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Uji Homogenitas populasi
Lampiran 2 : Perhitungan Ujian Normalitas Sampe Pemahaman Konsep IPA Siswa
Kelas Eksperimen
Lampiran 3 : Perhitungan Ujian Normalitas Sampe Kelas Eksperimen
Lampiran 4 : Perhitungan Ujian Normalitas Sampe Pemahaman Konsep IPA Siswa
Kelas Kontrol
Lampiran 5 : Perhitungan Ujian Normalitas Data
Lampiran 6 : Nilai "T" Untuk Uji Hipotesis
Lampiran 7 : Uji Homogenitas Sampel
Lampiran 8 : Nilai Kritis Untuk Ujian Liliofors
Lampiran 9 : Nilai "Z" Untuk Ujj Normalitas Populasi dan Sampel
Lampiran 10 : Lembar Penilaian Validasi Terhadap validasi soal tes Hasil Belajar
Lampiran 11 : Kisi-kisi Soal Tes
Lampiran 12 : Lembar Soal Tes
Lampiran 13 : Kunci Jawaban
Lampiran 14 : Lembar Penilaian Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 15 : RPP
Lampiran 16 : Dokumentasi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut undang-undang RI No 20 tahun 2003 dalam (Hasbullah,2013,hal,4)
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didik
melalui proses pembelajaran. Pada hakekatnya penyampaian materi pembelajaran
Atau proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi yaitu proses
penyampaian pesan atau pikiran dari seseorang kepada orang lain. Penggunaan
metode yang tepat akan menjadikan siswa secara efektif mampu menerima pesan
yang disampaikan. Menurut Rukmini (1993. Hal 99) orang yang belajar akan
bertambah pengetahuannya yang berarti tahu lebih banyak daripada sebelum
belajar.
Mulyasa (2002.hal 101) dalam kegiatan pembelajaran tugas guru adalah
memberikan kemudahan belajar melui bimbingan dan motivasi untuk mencapai
tujuan. Guru sebagai unsur pokok penanggung jawab terhadap pelaksanaan dan
pengembangan proses belajar mengajar, diharapkan dapat meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan transformasi ilmu
pengetahuan dari guru ke siswa. Proses belajar mengajar dapat terjadi dimana
saja, kapan saja dan oleh siapa saja, untuk mendesain kegiatan belajar yang dapat
merangsang proses dan hasil belajar yang efektif dan episien dalam setiap materi
pelajaran maka diperlukan strategi atau metode penyampaian materi yang tepat.
Agar pemahaman siswa terhadap pelajaran lebih meningkat.
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pemahaman merupakan salah satu aspek pada ranah kognitif. Bloom dalam
(Irmayati,2012 hal 30-31) menyatakan bahwa pemahaman yaitu ketika peserta
didik dihadapkan pada sustu komunikasi dan dapat menggunakan ide yang
terkandung didalamnya. Komunikasi yang dimaksud dapat dalam bentuk lisan
atau tulisan dalam bentuk verbal atau simbolik. Pemahan memerlukan
kemampuan menangkap makna dari arti dari sustu konsep (Sudjana, 2013, hal 50)
Pemahaman siswa terhadap konsep IPA masih sangat rendah, khususnya di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 kabupaten tebo. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan peneliti di sekolah menengah pertama 17 kabupaten
tebo, peneliti menemukan kurangnya pemahaman konsep IPA pada siswa
khususnya pada kelas VII, peneliti mengambil contoh kurangnya pemahaman
siswa dimana contoh yang diambil oleh peneliti pada kelas VII.1 pada saat
peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat pemahaman siswa di SMPN 17
kabupaten Tebo tentang pelajaran IPA peneliti mengadakan sebuah tes tertulis
terlebih dahulu untuk melihat hasil tugas yg di kerjakan oleh siswa pada saat
belajar, di situ masih banyak siswa yang masih tidak memahami apa maksud dari
soal yg mereka kerjakan pada pelajaran IPA contohnya pada materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan. Siswa masih banyak keliru tentang soal yang
mereka kerjakan, dimana pada soal tersebut mereka masih banyak yang kesulitan
menjawab pertanyaan contohnya pada soal rantai makanan yang mana siswa
diminta untuk membuat sebuah rantai makanan yang mereka lihat di kehidupan
sehari-hari, disana ada beberapa siswa yang masih belum bisa membuat sebuah
rantai makanan karena mereka belum bisa memahami pelajaran dengan bagus.
Rendahnya pemahaman konsep IPA juga dapat disebabkan karena siswa tidak
selalu dapat memahami konsep dalam IPA , siswa terkadang menemui kesulitan
mempelajari IPA. Kesulitan belajar dalam IPA menurut Ornekh, Robinson &
Haugan (2008, hal 30) disebabkan oleh bnyak faktor, salah satunya dari diri siswa
sendiri, seperti : 1) rendahnya motovasi dan ketertarikan belajar, 2) tidak
mempelajari lagi materi yang telah diperoleh, 3)tidak membaca buku teks, 4)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tidak mengerjakan pekerjaan rumah, 5) kurangnya pengalaman siswa sebagai
pengrtahuan awal, 6) rendahnya kemampuan matematika, serta 7) rendahnya
kemampuan bahasa. Sementara dari konten materi dalam IPA, IPA dianggap sulit
karena 1) beberapa kajian dalam IPA bersifat kumulatif, ketika tidak memahami
satu konsep, maka siswa akan kesulitan mengikuti konsep lain, 2) beberapa kajian
dalam IPA mempelajari objek yang bersifat abstrak, 3) beberapa kajian dalam
IPA membutuhkan kemampuan matematika.
Penelitian ini peneliti berusaha mencari permasalahan dan solusi terbaik bagi
siswa dalam pembelajaran IPA dengan asumsi rendahnya hasil belajar IPA
disebabkan karena 1) pendekatan pembelajaran kurang sesuai, 2) metode
pembelajaran kurang bervariasi, 3) pemanfaatan lingkungan atau media
pembelajaran kurang dan dukungan belajar dari orang tua dan masyarakat rendah.
Salah satu solusi yang dilakukan adalah dengan menerapkan media peta konsep.
Penggunaan media peta konsep ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengomunikasikan otak kanan dan otak kiri sehingga siswa dapat berfikir lebih
aktif dalam menyelesaikan permasalahan IPA serta timbul rasa senang belajar
IPA. Karena dari hasil observasi peneliti kriteria pemahaman peserta didik di
SMPN 17 Kabupaten Tebo lebih kepada proses pembelajaran yang visual, yang
mana mereka lebih muda memahami pelajaran dengan sebuah rangkaian proses
penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media
penggambaran yang hanya terbaca oleh indra penglihatan. Komunikasi visual
menkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan
warna dalam penyampaiannya.
Peta konsep Menurut novak dan gowin peta konsep merupakan suatu alat
(berupa skema) yang digunakan untuk menyatakan hubungan bermakna antara
konsep-konsep dalam bentuk proporsi-proporsi. Proporsi merupakan dua konsep
atau lebih yang dihubungkan oleh kata penghubung. Dalam bentuk yang paling
sederhana idrus mengemukakan suatu peta konsep terdiri dari dua konsep yang
dihubungkan oleh kata penghubung untuk membentuk suatu komposisi ( Darwin,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dkk 2007 hal 56 ). Dengan melihat penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pelajaran dengan menggunakan media peta konsep adalah cara belajar
yang dapat membuat siswa lebih memahami dengan menggunakan konsep-
konsep yang lebih jelas atau lebih singkat dan bisa memecahkan masalah
bersama-sama.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menulis
penelitian yang berjudul ”PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA
KONSEP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA PADA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 17 KABUPATEN TEBO”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya konsep dan guru belum sempurna dalam menerapkan pengolaan
kegiatan pembelajaran.
2. Hasil belajar siswa masih ada yang belum mencapai target.
3. Guru belum sempurna dalam menerapkan pengolaan kegiaatan pembelajaran
C. Batasan Masalah
Agar penelitian terarah dan dapat mencapai sasaran maka perlu adanya
batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Penelitian ini ditekankan pada siswa yang belajar di kelas kontrol (tanpa)
menggunakan peta konsep dengan yang ekperimen ( menggunakan) peta
konsep
2. Penelitian ini dilaksanakan pada pelajaran IPA pada materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungan
3. Pengamatan hanya dilakukan pada siswa SMPN 17 Kabupaten Tebo pada
kelas VII.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Berapa hasil belajar IPA siswa tanpa menggunakan media peta konsep?
2. Berapa hasil belajar IPA siswa menggunakan media peta konsep ?
3. Apakah signifikan hasil belajar siswa yang mengikuti oembelajarn dengan
peta konsep ?
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuia dengan masalah yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut
a. Ingin mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA, siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan media peta konsep dan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional,
b. Ingin mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA, siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan media peta konsep dan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional setelah diadakan pengendalian pengaruh variabel
sikap ilmiah.
c. Ingin mendeskripsikan besarnya kontribusi sikap ilmiah siswa terhadap hasil
belajar IPA pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media peta
konsep maupun pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
pembelajaran konvensional.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik.
b. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap peningkatan mutu pendidikan di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kab. Tebo.
c. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program sarjana Strata Satu (S1.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pemahaman Konsep Biologi
a. Definisi pemahaman konsep
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar, atau
tahu benar dalam suatu hal. Sedangkan pemahaman dapat diartikan sebagai
proses, perbuatan, cara untuk mengerti benar atau mengetahui sesuatu.
Seseorang dapat dikatakan paham mengenal sesuatu apabila orang tersebut
sudah mengerti benar mengenai hal tersebut. Sudjono (2005 hal 50)
menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseoran untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah sesuatu tersebut diketahui dan diingat.
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila peserta didik
tersebut dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian lebih rinci
mengenai hal tersebut dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Pemahaman merupakan kemampuan kognitif tingkat rendah yang
setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Kemampuan yang dimiliki peserta
didik pada tingkat ini adalah kemampuan memperoleh makna dari materi
pelajaran yang telah dipelajari (Sudjana Nana, 2013, hal 22-23). Siswa
dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isisnya. Beberapa kategori peserta didik dianggap paham
terhadap suatu materi pembelajaran misalnya peserta didik dapat menjelaskan
dengan susunan kalimatnya sndiri sesuatu yang dibaca dan didengar dan juga
peserta didik dapat memberi contoh lain dari apa yang telah dicontohkan atau
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain (Sudjana Nana, 2011, hal
24).
Pemahaman merupakan salah satu aspek pada ranah kognitif yang
dikemukakan oleh Bloom (dalam Irmayanti, 2012, hal 30-31), menyatakan
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pemahaman yaitu ketika peserta didik dihadapkan pada suatu komunikasi dan
dapat menggunakan ide yang terkandung di dalamnya. Komunikasi yang
dimaksud dapat dalam bentuk lisan atau tulisan dalam bentuk verba atau
simbolik. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dan arti
dari suatu konsep (Sudjana , 2013, hal 50).
Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil
belajar pengetahuan hapalan. Pemahaman memerluakn kemampuan
menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Untuk itu diperlukan adanya
huungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep
tersebut (Sudjana , 2013, hal 50). Hubungan antara konsep dengan makna
tersebut akan menghasilakn perubahan perilaku.
Menurut Rosser (1984) (dalam Dahar, 2011 hal 63) konsep adalah suatu
abstraksi yang mewakili suatu kelas objel, kejadian, atau hubungan yang
mempunyai atribut yang sama. Konsep adalah abstraksi-abstraksi yang
bedasarkan pengalaman seseorang. Belajar konsep merupakan hasil utama
pendididikan. Menurut Wingkel (dalam Bukhori, 2012 hal 12), belajar konsep
merupakan bentuk belajar yang dilakukan dengan mengadakan abstraksi yaitu
dalam semua objek yang meliputi benda, kejadian, dan orang, hanya ditinjau
aspek-aspek tertentu yang merupakan sebuah pengetahuan konseptual.
Anderson & Kratwohl (dalam picjard,2007 hal 49) menyatakan
pengetahuan konseptual lebih kompleks daripada pengetahuan faktual dan
mencakup tiga subtipe : 1). Pengetahuan terntang klasifikasi dan kategori, 2).
Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan generalisasi, dan 3). Pengetahuan
tentang teori, model, dan struktur pengetahuan konseptual diperlukan peserta
didik sebagai dasar dan acuan dalam melakukan perilaku-perilaku tertentu.
Menurut Ausbel (dalam Dahar,2011,hal 64) konsep diperoleh dengan dua
cara, yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Pembentukan konsep
merupakan proses induktiof dan merupakan belajar penemuan yang
diperuntukkan untuk orang yang lebih tua dalam kehidupan nyata dan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
laboratorium dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi. Asimilasi konsep
merupakan proses deduktif dengan menghubungkan atribu-atribut tertentu
dengan gagasan-gagasan yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif
mereka.
Bloom membedakan pemahaman menjadi tiga kategori. Tingkat terendah
adalah pemahaman translasi (kemampuan menerjemahkan), mulai dari
terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya menerapkan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep teori kedalam praktik. Tingklat kedua adalah pemahaman
interpretasi (kemampuan menafsirkan), yakni mengubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. Pemahaman tingkat ketiga atau
pemahaman tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi (kemampuan
meramaikan), dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu
meliahatdibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi
atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus,
ataupunmasalahnya ( Nana, 2011, hal 24)
Skor pemahaman konsep peserta didik dapat dikategorikan menurut
penilaian acuan patokan. Tujuan penggunaan acuan patokan (kriteri) berfokus
pada kelompok perilaku peserta didik yang khusus (Mansyur dkk, 2009, hal
106). Hal tersebut diperlukan dalam penilaian karena skor individu tidak dapat
memberikan informasi yang banyak. Sehingga, diperlukan pengkategorian
skor individu dalam sebuah pembagian kelompok yang seimbang. Salah satu
cara memabgi atau mengkategorikan skor pemahaman konsep peserta didik
adalah dengan membuat interval kelompok dengan menggunakan skor
terendah dan skor tertinggi yang memungkinkan untuk dicapai peserta didik
dan jumlah kategori yang diinginkan (Irianto, 2004, hal 36).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
pemahaman konsep adalah suau tingkatan dimana peserta didik mampu
menangkap makna dari suatu konsep baik yang berupa verbal maupuan
tulisan sehingga menghasilkan perubahan perilaku. perubahan perilaku yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dimaksud adalah perubahan kemampuan yang mentranslasi, menginterpretasi,
dan mengekstrapolasi.
b. Defenisi Biologi
Biologi berasal dari bahasa Yunani, Bios = hidup, dan logos = ilmu, jadi
biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup (manusia,
hewan, tumbuhan dan mikroorganisme). Biologi memiliki banyak manfaat
yang berhubungan dengan kehidupan. Adanya cabang-cabang dari ilmu
biologi yang mempelajari lebih spesifik lagi mengenai suatu permasalahan,
menyebabkan manfaat biologi menjadi lebih banyak dan lebih luas. Dalam
zaman modern ini Biologi mempunyai banyak manfaat yang akan terus
bertambah seiring perkembangan zaman yang semakin modern.Ilmu biologi
dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai macam masalah untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia. Berbagai masalah yang berkaitan
dengan sandang, pangan, papan, energi, lingkungan kesehatan bahkan sosial
dapat diatasi dengan ilmu biologi.
Dalam kehidupan sehari-hari, segala hal yang berhubungan dengan hidup
ini tidak lepas dari ilmu biologi. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari
segala aspek kehidupan. Seiring perkembangan zaman dan perkembangan
teknologi, ilmu Biologi pun dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut.
Untuk mengimbanginya, Biologi berkembang menjadi cabang-cabang yang
lebih khusus dan spesifik. Cabang-cabang Biologi tersebut memiliki fungsi
yaitu mengkaji lebih spesifik lagi mengenai suatu objek permasalahan yang
sedang dipelajari. Biologi memiliki cabang-cabang yang cukup banyak.
Cabang-cabang Biologi tersebut digunakan sesuai dengan permasalahan yang
akan dipelajari. Contoh cabang-cabang Biologi diantaranya sebagai berikut:
1. Genetika, yaitu ilmu yang mempelajari sifat keturunan dan cara pewarisan
sifat.
2. Ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, baik abiotik maupun biotik.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Morfologi, yaitu ilmu yang mempelajari struktur bentuk luar tubuh
makhluk hidup.
4. Virologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai virus.
5. Mikologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai jamur.
6. Botani, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai tumbuhan.
7. Zoologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai hewan.
8. Entomologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai serangga.
9. Bakteriologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai bakteri.
10. Bioteknologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai teknologi
pemanfaatan makhluk hidup.
2. Peta konsep
Peta konsep adalah suatu alat yang digunakan untuk menyatakan
hubu-ngan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-
proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang
dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik” (Dahar, 1989hal122).
Dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas
dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung untuk membentuk
suatu proposisi. Dalam peta konsep dapat diamati bagaimana konsep yang
satu berkaitan dengan konsep yang lain.
a. Teori tentang peta konsep
Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatu
bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang
dalam suatu rangkaian pernyataan.
Menurut Hudojo, (2002) peta konsep adalah saling keterkaitan antara
konsep dan prinsip yang direpresentasikan bagai jaringan konsep yang perlu
dikonstruk dan jaringan konsep hasil konstruksi inilah yang disebut peta
konsep.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Novak and Gowin (1985) menyatakan bahwa peta konsep adalah alat
atau cara yang dapat digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah
diketahui oleh siswa.
Menurut Aina, peta konsep adalah sebagai alat untuk mewakili adanya
hubungan yang bermakna antara suatu konsep hingga membentuk suatu
proposisi.
merunut Martin, peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang
mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-
konsep lain pada kategori yang sama.
b. Fungsi Peta Konsep
Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan.
Menurut Dahar (1989hal129) menyatakan bahwa berdasarkan tujuannya,
fungsi peta konsep ada empat.
1. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa.
2. Mempelajari Cara Belajar
3. Mengungkapkan konsepsi salah
4. Alat Evaluasi
c. Keunggulan dan Kelemahan Peta Konsep
1. Keunggulan Peta Konsep
Novak dan Gowin (dalam Haris, 2005 hal 18) mengemukakan kelebihan
peta konsep bagi guru dan siswa. Kelebihan peta konsep bagi guru adalah
sebagai berikut.
a. Peta konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat pengalaman
belajar secara keseluruhan yang akan disajikan
b. Peta konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi pelajaran, hal ini
disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek
verbal bagi siswa, karena siswa dengan mudah melihat, membaca, dan
mengerti makna yang diberikan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Peta konsep menolong guru memilh aturan pengajaran berdasarkan kerangka
kerja yang hierarki, hal ini mengingat banyak materi pelajaran yang disajikan
dalam urutan yang acak
d. Peta konsep membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pengajaran.
2. Kelemahan Peta Konsep
Beberapa kelemahan atau hambatan yang mungkin dialami mahasiswa
dalam menyusun peta konsep antara lain:
a. Perlunya waktu yang cukup lama untuk menyusun peta konsep, sedangkan
waktu yang tersedia terbatas
b. Sulit menentukan konsep-konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari
c. Sulit menentukan kata-kata untuk menghubungkan konsep yang satu dengan
konsep yang lain (Haris, 2005 hal 20).
Hambatan yang kemungkinan dialami mahasiswa akan dapat diatasi
dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mahasiswa diminta untuk membuat peta konsep di rumah dan pada pertemuan
selanjutnya dibahas di kelas
2. Mahasiswa diharapkan dapat membaca kembali materi dan memahaminya,
agar dapat mengenali konsep-konsep yang ada dalam bacaan sehingga dapat
mengaitkan konsep-konsep tersebut dalam peta konsep (Haris, 2005 hal 21).
B. Studi Relevan
Untuk mempemudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti
mendeskeipsikan beberapa karya yang mempunyai relavansi dengan judul
penelitian ini. Adapu karya-karya tersebut diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Salimahtun (2015) yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Pemahaman
Konsep IPA Siswa SMP Negeri 1 Sigaluh Banjarnegara. Penelitian yang
dilakukannya dilakukannya di kelas IX C sebagai kelas eksperimen dan IX E
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebagai kelas kontrol. Terdapat pengaruh positif dan cukup signifikan metode
pembelajaran discovery learning terhadap pemahaman konsep IPA.
Penelitian yang dilakukan oleh Ria Setyo Rini (2015) yang berjudul Pengaruh
Media peta konsep terhadap Hasil Belajar IPA SMP Pada Konsep Tekanan.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Siswa kelas VIII-U1
sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan media peta konsep dan siswa
kelas VIII-U4 sebagai kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Hasil penguji hipotesis menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-
rata belajar IPA pada kelas VIII-U1 dengan kelas VIII-U4. Kelas VIII-U1
memiliki rata-rata sebesar 75,56, sedangkan kelas VIII-U4 memiliki rata-rata
sebesar 73,11. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kelas VIII-U1 lebih
besar daripada kelas VIII-U4.
Penelitian yang dilakukan oleh Asri Widowati (2007) yang berjudul
Penerapan media peta konsep Dalam Pembelajaran Sains sebagai Upaya
Pengembangan Cara Berpikir Divergen di SMA N. Pembelajaran sains dengan
menerapkan media peta konsep memberikan prospe yang cukup baik begi
pengembangan cara berpikir divergen yang merupakan unsur utama kreativitas
karena memungkinkan siswa untuk belajar aktif, belajar menemukan, belajar
memecahkan masalah, belajar menyelidiki, dan belajar menghayati.
Penelitian yang dilakukan Ni Made Sarjani, A.A.I.N. Marhaini, I Nyoman
Tika merupakan penelitian untuk melihat seberapa besar pengaruh model
pembelajaran kooperatif teknik peta konsep terhadap hasil belajar peserta didik.
Penelitian yang telah dilkukan oleh Siti Salimahtun, Ria Setyo Rini, serta Asri
Widowati merupakan penelitian untuk melihat seberapa besar pengaruh
pembelajaran media peta konsep terhadap pemahaman konsep IPA peserta didik.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Adapun
persamaan dari penelitian ini Siti Salimahtun, Ria Setyo Rini, serta Asri
Widowati adalah sama-sama menggunakan media peta konsep untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa, dan perbedaanya teletak pada metode
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang dilakukan oleh masing-masing peneliti. Peneliti menggunakan metode
penelitian kuantitatif sedangkan Asri Widowati menggunakan Peneltian Tindakan
Kelas (PTK). Dari sampel yang digunakan juga terdapat perbedaan dari penelitian
ini dengan kajian yang relavan diatas. Pada penelitian yang dilakukan oleh
peneliti menggunakan sampel siswa sedangkan Asri Widowati menjadikan siswa
SMA sebagai sampel penelitan.
C. Kerangka Pikir
Hasil observasi, menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada mata pelajaran
IPA khususnya IPA masih belum memuaskan, ini disebabkan kurangnya minat
belajar karena pembelajaran yang membosankan. Proses pembelajaran Sains di
kelas VII Sekolah Menengah Pertama masih bersifat konvensional. Guru masih
menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Guru lebih sering
berperan aktif di dalam kelas ketika menyampaiakn materi sehingga
menyebabkan siswa pasif dan merasa jenuh untuk mengikuti pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional cenderung didominasi ke arah teoritik dan pemberian konsep yang
sudah dalam bentuk rumus-rumus, sehingga terkesan sebagai materi hafalan
belaka dan menjadi pengetahuan yang abstrak bagi siswa.
Salah satu alternatif pembelajaran IPA yang dapat dijadikan untuk
mananamkan konsep yang tidak terlalu abstrak bagi siswa adalah melalui media
peta konsep. Pada pembelajaran menggunakan media peta konsep ini siswa
mendapatkan hasil belajar serta pemahaman yang baik. Seperti yang sudah di
ketahui, pembelajaran dengan menggunakan media peta konsep dapat membuat
siswa lebih cepat tangkap dalam memahami materi pelajaran. Untuk penjelasan
lebih lanjut dapat dilihat pada bagan 2.1 sebagai berikut:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Rendahnya pemahaman konsep IPA
Dipengaruhi
1. Kurangnya minat belajar siswa
2. Media pembelajaran yang di gunakan oleh
guru masih kurang efektif
Media
pembelajra
Kelas control
(menggunakan
pembelajaran
konvensional/biasa)
Kelas eksperimen
(menggunakan media
pembelajaran peta
konsep)
Instrument tes
pemahaman
konsep IPA
Instrument tes
pemahaman
konsep IPA
Analisis tes dan menarik kesimpulan
Ket:
1. proses belajar mengajar secara
keseluruahan
2. Proses belajar mengajar yang di teliti
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan media
peta konsep terhadap pemahaman siswa pada pembelajaran biologi.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17
Kabupaten Tebo pada kelas VII. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini pada
semester 2 (genap) dimulai pada tanggal 13 - 31 mei tahun pelajaran 2018/2019.
Dalam penelitian ini peneliti memilih Sekolah Menengah Pertama Negeri 17
Kabupaten Tebo sebagai tempat penelitian karena kasus yang dikemukakan ini
memang terjadi di sekolah tersebut.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dan diarahkan sebagai
penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desain Posttest-Only Control
Design (Sugiyono, 2014).Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
Table 3.1. Post-Test Control Design
Keterangan:
X : Perlakuan dengan menggunakan media peta konsep
R : Pemilihan sampel secara random/acak
O1 : Tes akhir pada kelompok eksperimem
O2 : Tes akhir pada kelompok kontrol
Penelitian ini dirancang untuk melihat pengaruh pembelajaran media peta konsep
terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran interaksi makhluk hidup dengan
lingkungan. Dengan menggunakan design ini, peneliti memilih kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Penentuan kelas dilakukan secara acak. Kelompok yang diberikan
perlakuan disebut sebagai kelas Eksperimen dan Kelompok yang tidak disebut kelas
kontrol. Kelas eksperimen akan mendapat perlakuan berupa penggunaan
R X O¹
R O²
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pembelajaran media peta konsep sedangkan kelas kontrol menggunakan strategi
pembelajaran konvensional, yaitu dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
C. Populasi dan Teknik pengambilan sampel
1. Populasi
Sugiono (2002,hal,57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Nasir (1983,hal,327) populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau
bendanya. Nawawi (1985,hal,141) populasi adalah totalitas semua nilai yang
mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun
kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.
Sedangkan Riduwan (2002,hal,3) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik
atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan populasi merupakan
objek atau subjek yang berada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. (Riduwan, 2010, hal, 10)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 17 Kabupaten Tebo. Dengan jumlah siswa 57 orang,
yang terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 30 orang siswa perempuan. Berikut
populasi penelitian yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17
Kabupaten Tebo. Jumlah populasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 3.2. populasi siswa kelas VII SMPN 17 Kabupaten Tebo
Kelas Laki-laki Prempuan
VII 1 13 orang 15 orang
VII 2 14 orang 15 orang
Total 27 orang 30 Rang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Teknik Pengambilan Sampel
Arikuntoro (1998,hal,117) mengatakan “Sampel adalah bagian dari
populasi (sebagian atau mewakili populasi yang diteliti). Sampel penelitian
adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi.” Sugiyono memberikan (1997,hal,57)
memberikan pengertian: “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”
Peneliti mengambil kelas VII sebagai sampel penelitian dengan teknik
pengambilan sampel Cluster Random Sampling. Pengambilan sampel yang
dilakukan dalam penelitian ini dengan pengambilan kelas sampel (kelompok)
secara acak. Peneliti ingin mendapatkan 2 kelas yakni kelas eksperimen (kelas
yang menggunakan media peta konsep) dan kelas kontrol (kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvesional). Setelah dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas. Setelah itu ditulis pada selembar kertas kecil
dan digulung, kemudian dimasukkan kedalam gelas pengundian dan dikocok.
Pengundian diulang mencapai tiga kali supaya setiap kelas mempunyai
peluang yang sama. Pengundian pertama dilakukan sebanyak dua kali dengan
populasi enam kelas untuk mencari sampel kelas eksperimen. Melalui tjga
kali pengundian kelas yang sering muncul adalah kelas VII. Selanjutnya
pengundian dengan populasi dua kelas dilakukan dua kali untuk mencari kelas
kontrol, kelas yang sering muncul adalah kelas VII 1. Jadi, didapatkanlah
kelas VII 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII 1 sebagai kelas Kontrol.
D. Instrumen penelitian
1. Pemahaman Konsep IPA
a. Definisi Konseptual
Pemahaman konsep adalah suatu tindakan dimana peserta didik mampu
menangkap makna dari suatu konsep baik yang berupa verbal maupun tulisan
sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah perubahan kemampuan mentranslasi, menginterpretasi dan
mengekstrapolasi.
b. Definsi operasional
Pemahaman kosep IPA dalam penelitian ini adalah siswa membuat
model IPA dari soal yang diberikan dengan menyatakan peristiwa sehari-hari
dalam bahasa dan menyatakan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-
ide IPA dalam materi Istana Makhluk Hidup dengan Lingkungan yang ada
dalam pelajaran IPA yang diperoleh melalui buku paket siswa. Selain itu
pemahaman konsep IPA juga dapat dilihat dari jumlah siswa yang mampu
memahami konsep IPA dengan menerapkan media peta konsep dan tidak
menerapkan media peta konsep.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pemahaman Konsep IPA
Kelas
perlakuan
Indikator Penjelasan No
Butir
Jumlah
Eksperimen Translasi kemampuan seseorang
untuk memahami sesuatu
yang dinyatakan dengan
cara lain dari pernyataan
asli yang telah dikenal
sebelumnya.
1 1
Interpretasi kemampuan seseorang
untuk memahami sesuatu
yang direkam, diubah atau
disusun dalam bentuk lain
seperti grafik, tabel,
2, 3 2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
diagram dan lain-lain.
Ekstrapolasi kemampuan seseorang
menyimpulkan dan
menyatakan lebih eksplisit
suatu grafik, data-data,
memprediksi konsekuensi-
konsekuensi dari tindakan
yang digambarkan dari
sebuah komunikasi, sensitif
atau peka terhadap faktor
yang mungkin membuat
prediksi menadi akurat.
4, 5 2
Jumlah 5
2. Media peta konsep
a. Definisi Konseptual
Media peta konsep merupakan suatu alat (berupa skema) yang
digunakan untuk menyatakan hubungan bermakna antara konsep-konsep
dalam bentuk proporsi-proporsi. Proporsi merupakan dua konsep atau lebih
yang dihubungkan oleh kata penghubung.
b. Definisi Operasional
Secara umum, Prosedur penggunaan media peta konsep dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.4 Langkah-langkah penggunaan media peta konsep
No Fase Perilaku guru
1 Fase 1
Pendahuluan
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan
motivasi serta apersepsi kepada
peserta didik
2 Fase 2
Kegiatan inti memberikan eksplorasi
guru mengajak peerta didik untuk
mengamati interaksi yang terdapat
pada kehidupan sehari- hari
Elaborasi Guru menjelaskan interaksi pada
makhluk hidup dengan
menggunakan peta konsep
Konfirmasi Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui peserta didik
dan bersama peserta didik bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan
3 Fase 3 Guru bersama-sama peserta didik
menyimpulkan materi dan menutup
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Penutup kegiatan pembelajaran
3. Kisi-kisi instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes.
Tes yang digunakan berupa tes essay yang berjumlah 5 soal untuk mengukur
sejauh mana pemahaman konsep siswa setelah melakukan kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien.
Kisi-kisi dalam penelitian ini diukur pada ranah kognitif saja, yang
diambil dari nilai tes pemahaman konsep IPA siswa pada pokok bahasan
interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. jumlah soal yang dibuat sebanyak 5
soal, sebelum dilakukan penelitian maka soal-soal akan diuji terlebih dahulu
dengan validasi konstruk. Tabel kisi-kisi instrumen adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kisi-kisi soal test pemahaman konsep IPA pada materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungan
Materi Aspek yang
diukur
Nomor
soal
Indikator pemahaman
konsep IPA
Indikator
Interaksi
makhluk
hidup
dengan
lingkungan
Memahami
interaksi
makhluk
hidup dengan
lingkungan
1
Translasi yaitu kemampuan
sesorang untuk memahami
sesuatu yang dinyatakan
dengan cara lain dari
pernyatan asli yang telah
dikenal sebelumnya
Interpretasi yaitu kemampuan
seseorang untuk memahami
sesuatu yang direkam,
diubah atau disusun dalam
Mengamati
interaksi
makhluk
hidup dengan
lingkungan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2, 3
4,5
bentuk lain seperti grafik,
tabel, diagram dan lain-lain
Ekstrapolasi yaitu kemampuan
seseorang menyimpulkan
dan menyatakan lebih
ekspisit suatu grafik, data-
data, memprediksi
konsekuensi-konsekuensi
dari tindakan yang
digambarkan dari sebuah
komunikasi, sensitif atau
peka terhadap faktor yang
mungkin membuat prediksi
menjadi akurat
Jumlah butir soal 5
4. Rubrik Penskoran
Sistem penskoran dilakukan dengan cara membuat pedoman penskoran
terlebih dahulu sebelum tes diujikan. Teknik pemberian skor untuk soal uraian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep IPA Siswa
Skor Sajian Jawaban
20 Konsep dan prinsip terhadap soal IPA secara lengkap; penggunaan
istilah dan notasi secara tepat; penggunaan algoritma secara lengkap
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan benar
15 Konsep dan prinsip terhadap soal IPA hampir lengkap; penggunaan
notasi IPA hampir benar; penggunaan algoritma secara lengkap;
perhitungan secara umum benar namun mengandung sedikit kesalahan
10 Konsep dan prinsip terhadap soal IPA kurang lengkap, jawaban
mengandung perhitungan yang salah.
5 Konsep dan prinsip terhadap soal IPA sangat terbatas; jawaban
sebagian besar mengandung perhitungan yang salah.
0 Tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal IPA
5. Kalibrasi Instumen
.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes. Tes adalah “cara
(yang dapat digunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas
atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan) yang harus dikerjakan
oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut)
dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.”( Anas
Sudijono, 1998 : 66).
Tes digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara
pembelajaran yang diajar dengan penggunaan media peta konsep dan pembelajaran
konvensional. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
uraian sebanyak 5 soal. Sebelum tes dilakukan di dalam kelas yang menjadi kisi-
kisi soal tes tersebut haruslah diuji terlebih dahulu, yaitu uji validitas. Pada
penelitian ini, untuk uji validitas yang digunakan pada tes pemahaman konsep
adalah validitas isi atau content validity dan validitas konstruk atau construct
validity.
Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai
alat pengukur hasil belajar yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur
hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap
keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan atau diujikan.
Sedangkan, validitas kontruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan
melihat kesesuaian kontruksi butir yang dituliskan dengan kisi-kisinya. Dengan
kata lain memiliki validitas kontruksi apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek
berpikir seperti yang telah diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar,
maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum.
Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli
sama halnya dengan validitas isi. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Mungkin para ahli akan memberi
keputusan instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin
dirombak total. Validasi instrumen ini dilakukan dengan cara meminta tanggapan,
saran/komentar dari dosen dan guru mata pelajaran. Prosedur validasi konstruk
diawali dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tes awal, tes
akhir beserta kunci jawaban, dan pedoman penskoran pemahaman konsep.
Selanjutnya semua lembar validasi tersebut diserahkan kepada validator untuk
dikoreksi atau diperbaiki. Peneliti melakukan dua kali perbaikan dalam validasi
konstruk dengan validator.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
E. Teknik pengumpulan data
1. Dokumentasi
Penelitian ini juga menggunakan alat pengumpulan data dengan
dokumentasi. Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini dokumentasi
proses pemebelajaran IPA VII SMPN 17 Kab. Tebo yang berupa foto / gambar,
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, Lengger, agenda, dan sebagainya. Metode
ini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum di SMPN
17 Kab. Tebo, data tersebut antara lain :
a. Historis dan geografis
b. Struktur organisasi
c. Keadaan Guru dan siswa
d. Keadaan proses pembelajaran.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan
sistematis fenomena yang diselidiki. Observasi merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung.
Metode ini digunakan untuk melihat perlengkapan tentang situasi dan
kondisi di sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kabupaten Tebo untuk melihat
keterampilan belajar yang sedang berlangsung.
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
dua pihak yaitu wawancara sebagai pengaju/pemberian pertanyaan dan yang di
wawancarai sebagai pemberian jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan. yang haris di teliti, tetapi
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. (Sugiyono, 2003) Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
secara langsung di SMPN 17 Kab. Tebo dan untuk lebih mendalami data yang. di
peroleh dari observasi.
F. Teknik Analis Data
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas ini adalah untuk melihat sampel berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
liliefors karena sampel dalam penelitian ini adalah sampel kecil, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil ke terbesar (x1, x2, x3, ..., xn)
b. Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan rata-
rata tunggal
c. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-rata
tunggalMenghitung zi dengan rumus:
d. Zi =
e. Menentukan nilai tabel z (melihat lampiran tabel Z) berdasarkan nilai Z,
dengan mengabaikan nilai negatifnya
f. Menentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan tabel z (ditulis
dengan simbol yaitu dengan cara nilai 0,5 – nilai tabel z apabila zi
negatif dan 0,5 + nilai tabel z apabila zi positif.
g. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai z untuk setiap
baris, dan disebut dengan S(z) kemudian dibagi dengan jumlah sampel (N)
h. Menentukan nilai L0(hitung) = dan bandingkan dengan nilai
(tabel nilai kritis uji liliefors) dalam hal ini taraf signifikan yang digunakan
sebesar 5% (0,05)
i. Apabila maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
(Sudjana, 2005, hlm, 466)
xi x
s
f zi
i if z S z tabelL
hitung tabelL L
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua kelompok
sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas
menggunakan varians besar dan varians kecil. Langkah perhitungan uji
homogenitas :
a. Menggunakan data tabel variabel X dan variabel Y dalam suatu table
b. Mencari rata-rata masing-masing variable
c. Mencari standar deviasi masing-masing variable
d. Mencari varians
e. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus :
f. Membandingkan , dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika maka distribusi data tidak homogen
g. Jika maka distribusi data homogen (Sudjana, 2005, hlm,
428).
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji “t“ atau t test untuk dua sampel
kecil yang tidak saling berhubungan. Rumus ini digunakan untuk menguji dua
kelompok data dimana kedua kelompok data tersebut bersifat homogen.
to=
Dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
a. Mencari mean variabel X
1
1
XM
N
b. Mencari mean variabel Y
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2
2
YM
N
c. Mencari standar deviasi variabel X
2
1
1
XSD
N
d. Mencari standar deviasi variabel Y
2
2
2
YSD
N
e. Mencari standar error mean variabel X
1
1
1 1M
SDSE
N
f. Mencari standar error mean variabel Y
g. Mencari standar error perbedaan mean variabel X dan variabel Y
1 2 1 2
2 2
M M M MSE SE SE
h. Mencari to
1 2
1 2o
M M
M Mt
SE
Selanjutnya memberikan interpretasi terhadap dengan prosedur
kerja sebagai berikut:
a. Mencari df atau db dengan rumus: df atau db = n – 1
b. Berdasarkan besarnya df atau db tersebut,kita cari harga kritik “t” yang
tercantum dalam Tabel Nilai “t” pada taraf signifikansi 5% dan taraf
signifikansi 1% dengan catatan:
1. Apabila to t1 maka hipotesis nihil ditolak, berarti diantara kedua variabel
yang kita selidiki terdapat perbedaan mean yang signifikan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Apabila t0 < t1 maka hipotesis nihil diterima atau disetujui, berarti diantara
kedua variabel yang kita selidiki tidak terdapat perbedaan mean yang
signifikan.
3. Menarik kesimpulan (Anas Sudijono, 2005, hlm, 278)
4. Ukuran Efek (Effect Size)
Setelah berhasil menguji hipotesis dengan taraf signifikansi tertentu, maka
bahasan selanjutnya adalah ukuran efek. Ukuran efek adalah besarnya efek yang
ditimbulkan oleh parameter yang diuji di dalam pengujian hipotesis. Selain itu,
dalam hal ini akan dilihat seberapa besar efek pengaruh media peta konsep
terhadap hasil belajar. Dengan menggunakan rumus Cohen’s sebagai berikut:
Keterangan:
= besar pengaruh perlakuan yang diberikan
= jumlah sampel kelas kontrol
= jumlah sampel kelas eksperimen
= hasil uji
Tabel 3.7 Kriteria Nilai Cohen’s Standart
Cohen’s
Standard
Effect
Size Persentase (%)
Tinggi
2,0 97,7
1,9 97,1
1,8 96,4
1,7 95,5
1,6 94,5
1,5 93,3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1,4 91,9
1,3 90
1,2 88
1,1 86
1,0 84
0,9 82
0,8 79
Sedang
0,7 76
0,6 73
0,5 69
Rendah
0,4 66
0,3 62
0,2 58
0,1 54
0,0 50
Sumber : Lee A. Becker, 2000, hlm. 3
Kriteria yang diusulkan oleh Cohen‟s tentang besar kecilnya ukuran efek
adalah sebagai berikut:
0 < d < 0,2 Efek Rendah
0,2 < d < 0,8 Efek Sedang
d > 0,8 Efek Tinggi
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan
populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Jadi maksudnya adalah taksiran
keadaan populasi melalui data sampel.Oleh karena itu dalam statistik yang
diuji adalah hipotesis nol. Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya
pengaruh antara parameter dengan statistik (data sampel).Lawan dari hipotesis
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
nol adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada pengaruh antara
parameter dan statistik. Hipotesis nol diberi notasi H0, dan hipotesis alternatif
diberi Ha notasi (Sugiyono, 2014, hlm. 160). Hipotesis dalam penelitian ini
adalah penggunaan media peta konsep. Hipotesis statistik dalam penelitian ini
adalah:
Ha : µA1> µA2 ( terdapat)
Keterangan:
: Ada pengaruh signifkan antara penggunaan media peta konsep terhadap
pemahaman siswa pada pelajaran IPA.
µA1 : Skor rata-rata kelompok yang belajar dengan media peta konsep.
µA2 : Skor rata-rata kelompok yang belajar tanpa menggunakan media peta
konsep.
aH
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode-metode dalam penelitian
kuantitatif terdiri dari tahapan proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi
data, serta penulisan hasil-hasil penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaann media peta konsep terhadap pemahaman
konsep IPA siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kabupaten Tebo.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kelas VII. Pembelajaran IPA di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kabupaten Tebo dilakukan 2 kali dalam
seminggu, dimana 1 kali pertemuan ada 2 x 40 menit dan 1 kali pertemuan lagi
ada 2 x 40 menit. SMP Negeri 17 Kabupaten Tebo telah sampai pada materi
interaksi makhluk hidup dengan lingkungan, sehingga penelitian dan soal tes
yang digunakan berhubungan dengan materi interkasi makhluk hidup dengan
lingkungan.
Peneliti mengambil kelas VII sebagai sampel penelitian dengan tehnik
pengambilan sampel Cluster Random Sampling. Pengambilan sampel yang
dilakukan dalam penelitian ini dengan pengambilan kelas sampel (kelompok)
secara acak. Peneliti ingin mendapatkan 2 kelas yakni kelas eksperimen (kelas
yang menggunakan media peta konsep) dan kelas kontrol (kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvesional). Setelah dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas. Setelah itu ditulis pada selembar kertas kecil dan
digulung, kemudian dimasukkan kedalam gelas pengundian dan dikocok.
Pengundian diulang mencapai tiga kali supaya setiap kelas mempunyai peluang
yang sama. Pengundian pertama dilakukan sebanyak dua kali dengan populasi
enam kelas untuk mencari sampel kelas eksperimen. Melalui tjga kali
pengundian kelas yang sering muncul adalah kelas VII. Selanjutnya pengundian
dengan populasi dua kelas dilakukan dua kali untuk mencari kelas kontrol, kelas
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang sering muncul adalah kelas VII 1. Jadi, didapatkanlah kelas VII 2 sebagai
kelas eksperimen dan kelas VII 1 sebagai kelas Kontrol.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes. Tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Dalam percobaan ini, tes
diberikan satu kali yaitu pada diakhir pertemuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan media peta konsep terhadap pemahaman konsep ipa siswa. Dalam tes
akhir digunakan bentuk tes uraian sebanyak 5 soal yang sudah divalidasi.
Penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan diluar tes akhir. Pertemuan
selanjutnya Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen diawali dengan
pemberian motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran dan pemberian apersepsi.
Sehingga siswa dapat membangun dasar yang kuat sebelum melangkah ke tahap
selanjutnya.
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan guru mengajak siswa untuk
mengamati interaksi yang terjadi pada lingkungan guru menjelaskan
pembelajaran menggunakan peta konsep kemudian peserta didik mengamati
penjelasan dari guru dengan memahami bagaimana konsep-konsep interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan..
Kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan hasil dari
pembelajaran yang didapat dari penjelasan guru menggunakan peta konsep.
Selanjutnya siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Pada kegiatan akhir guru memberikan PR untuk siswa berlatih di
rumah dan juga memberikan pujian dan penghargaan kepada siswa yang
memperoleh nilai yang bagus, sehingga siswa merasa dihargai dan bangga akan
hasil yang dicapainya.
Pembelajaran konvesional pada kelas control pada awal pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi. Saat proses pembelajaran
guru menjelaskan materi dengan ceramah. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas. Guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal-soal latihan di buku paket sekolah untuk memperlancar
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan memahami apa yang baru saja dipelajari. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai pembahasan latihan yang kurang
dimengerti. Selanjutnya hasil pekerjaannya dikumpulkan kepada guru untuk
memberikan penilaian. Dapat diamati ketika ada bagian yang tidak dimengerti
hanya beberapa orang saja yang aktif untuk bertanya di karenakan pembelajaran
yang kurang menarik.
Pada pertemuan terakhir masing-masing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen akan diberikan postest atau tes yang dilakukan sesudah materi
diajarkan kepada siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
pemahaman konsep IPA siswa dalam materi yang sudah diajarkan. Soal postest
berbentuk soal uraian/essay dengan jumlah butir soal sebanyak 5 soal.
Hasil pengumpulan data hasil tes pemahaman konsep IPA siswa kelas kontrol
dan kelas eksperimen, diperoleh dengan memberikan langsung soal pemahaman
konsep IPA yang berkaitan dengan interaksi makhluk hidup dengan lingkungan
sehingga diperoleh data sebagai berikut:
1. Skor Pemahaman Konsep IPA Siswa yang Menerapkan Media Peta
Konsep
Siswa yang menerapkan media peta konsep adalah kelas eksperimen yaitu
kelas VII. Dengan memberikan soal tes yang telah di validasi maka diperoleh
skor tes kemampuan pemahaman konsep IPA sebagai berikut :
Tabel 4.1 Skor Pemahaman konsep ipa Siswa yang Menerapkan
media peta konsep
No Nama Nilai
1 Abyan Nurta 70
2 Aldi Ilham 70
3 Andika Rahman 85
4 Andri Wahyudi 95
5 Ardina 85
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6 Ardiyansyah 85
7 Arif Wahyudi 90
8 Azina Laturrahma 90
9 Bayu Safran 95
10 Chisty Afriliani 85
11 Elda Dian Putri 90
12 Fadia Nadila 80
13 Fitria Andani 90
14 Harijah 75
15 Herlina Afrianti 80
16 Ibnu Hakim 90
17 Iklil Hamdi 95
18 Justina Henin Hardini 85
19 Mazza Adelian 75
20 M. Fitra Elbasir 95
21 Nanda Karan Z 85
22 Riri Qomariah 90
23 Ryan Pramana Putra 95
24 Sahratul Fitri 80
25 Salman Al Farisin 75
26 Saparudin 70
27 Susan Anggraini 90
28 Triwulandari 70
29 Zikri Ikhsan 80
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari tabel di atas diperoleh :
a. Sebaran Data
70 70 85 95 85 85 90 90 95 85
90 80 90 75 80 90 95 85 75 95
85 90 95 80 75 70 90 70 80
b. Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) : 95
Skor terendah (L) : 70
c. Menentukan rentang (R)
R = H – L + 1
= 95 – 70 + 1
= 26
d. Menentukan banyak kelas
6
e. Mencari nilai panjang kelas (i)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
f. Menentukan tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Pemahaman konsep IPA Siswa yang
Menerapkan media peta konsep
No Interval
1 95 – 99 5 97 485 9408 47045
2 90 – 94 7 92 644 8464 59248
3 85 – 89 6 87 522 7569 45414
4 80 – 84 4 82 328 6724 26896
5 75 – 79 3 77 231 5929 17787
6 70 – 74 4 72 288 5184 20736
Jumlah 29 2498 217126
Keterangan
∑
∑
g. Membuat grafik
4.3 Grafik Skor Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen
0
1
2
3
4
5
6
7
8
95-99 90-94 85-89 80-84 75-79 70-74
fre
kue
nsi
interval
Grafik Nilai Kelas Eksperimen
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
h. Mencari mean
∑
i. Mencari median ( )
(
)
(
( )
)
(
)
( )
j. Mencari modus ( )
(
)
(
)
(
)
( )
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
k. Mencari standar deviasi ( )
√ (∑ ) (∑ )
( )
√ ( ) ( )
( )
√
√
√
Berdasarkan pengolahan data kelas eksperimen diperoleh rata-rata
(mean) sebesar 86.14, median sebesar 86.54, modus sebesar 92.83 dan
standar deviasi sebesar 8.35. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat
sejauh mana keberhasilan dan pengaruh penggunaan media peta konsep
terhadap pemahaman konsep IPA siswa
2. Skor Pemahaman Konsep IPA Siswa Yang Tidak Menggunakan Media Peta
Konsep
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam
proses belajar mengajar, tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana pemahaman
konsep yang dicapai siswa. Pemahaman konsep IPA siswa di kelas kontrol yang
tidak menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan interaksi makhluk
hidup dengan lingkungan pada kelas VII 2, dari hasil tes tertulis berbentuk uraian
yang disebarkan kepada siswa, dengan itu diperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 50.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.4 Skor Pemahaman Konsep IPA Siswa yang Menerapkan
Model Pembelajaran Konvensional
No Nama Nilai
1 Abdullah Fauwaz 80
2 Afriansyah Saputra 50
3 Ahsanul Hikam 65
4 Al Fani 50
5 Aura Natasya 75
6 Azza Sazkia 70
7 Bayu Murti Wijaya 65
8 Diana Aini 80
9 Eka Fitriyani 70
10 Fipi Afriani 55
11 Hendri Gunawan 70
12 Ika Selvia Nira 60
13 M. Ardi Ilhamsyah 80
14 Megi Aditya Permadi 75
15 Munawwarah Afriana 65
16 Musnofa Aini 70
17 Mustaki Hariyadi 80
18 Nadirah 75
19 Putri Febytrianti 60
20 Rhadiatul Alya 75
21 Resti 70
22 Ridha Yanti 75
23 Rosdiana 70
24 Sabiul Hakki 80
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
25 Samir Al Kinai 75
26 Syahril 70
27 Wildanil Fikri 55
28 Windi Oktavia 70
Dari data di atas diperoleh:
a. Sebaran data
80 50 65 50 75 70 65 80 70 65
70 60 80 75 65 70 80 75 60 75
70 75 70 80 75 70 55 70
b. Menentukan skor tertinggi dan terendah
Skor tertinggi (H) : 80
Skor terendah (L) : 50
c. Menentukan rentang (R)
R = H – L + 1
= 80 – 50 + 1
= 31
d. Mencari banyak kelas (K)
(pembulatan)
e. Mencari nilai panjang kelas (i)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
f. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Pemahaman konsep IPA Siswa yang
Menerapkan Model Pembelajaran Konvesional
No Interval
1 80 – 85 5 82.5 412.5 6806.25 34031.25
2 74 – 79 6 76.5 459 5852.25 35113.5
3 68 – 73 8 70.5 564 4970.25 39762
4 62 – 67 3 64.5 193.5 4160.25 12480.75
5 56 – 61 2 58.5 117 3422.25 6844.5
6 50-55 4 52.5 210 2756.25 11025
Jumlah 28
1956
139257
Keterangan
∑
∑
g. Membuat grafik
4.6 Grafik Skor Pemahaman Konsep IPA Kelas Kontrol
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
80-85 74-79 68-73 62-67 56-61 50-55
fre
kue
nsi
interval
Grafik Frekuensi Kelas Kontrol
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
h. Mencari mean atau nilai rata-rata
∑
i. Mencari median
(
)
(
( )
)
(
)
( )
j. Mencari modus
(
)
(
)
(
)
( )
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
k. Mencari standar deviasi
√ (∑ ) (∑ )
( )
√ ( ) ( )
( )
√
√
√
Berdasarkan pengolahan data kelas kontrol diperoleh rata-rata (mean) sebesar
69.75, median sebesar 69.75, modus sebesar 71.78 dan standar deviasi sebesar 9.84.
Perhitungan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dan pengaruh
model pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep IPA siswa.
Adapun karakteristik data pemahaman konsep IPA baik pada kelas eksperimen,
maupun pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Rata-rata Hitung Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Mean 86.14 69.86
Median 86.58 69.75
Modus 92.83 71.78
Standar Deviasi 8.35 9.84
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Uji Hipotesis
Sebelum melakukan uji hipotesis perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu
terhadap data hasil penelitian dengan melakukan pengujian persyaratan analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
Liliefors. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa
kelompok berdistribusi normal jika memenuhi kriteria diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas eksperimen diperoleh dan
kelas kontrol diperoleh . Dari tabel harga kritis uji liliefors dengan taraf
signifikansi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol maka didapat harga 4
dan . Hasil pengujian normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat
dilihat pada berikut:
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data Eksperimen Kontrol
29 28
Kesimpulan Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa data pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal karena memenuhi kriteria .
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji varians dari variabel adalah
homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
beda varians terbesar dan varians terkecil, berdasarkan hasil perhitungan uji
homogenitas diperoleh :
Membandingkan nilai fhitung dangan Ftabel :
Dkpembilang = 28 – 1 = 27 (untuk varian terbesar)
Dkpenyebut = 29 – 1 = 28 (untuk varian terkecil)
Kriteria pengujian :
JikaFhitung ≤ Ftabel, Maka H0 diterima yang berarti varians kedua
populasi homogen. Jika Fhitung>Ftabel, Maka Ha ditolak yang berarti varians
kedua populasi tidak homogen. Karena, nilai pembilang pada tabel F tidak
ada maka dengan interpolasi diperoleh Nilai Ftabel = 1.89 Karena Fhitung ≤ Ftabel
(1.39 ≤ 1.89) maka dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil tes
pemahaman konsep IPA memiliki varians yang homogen.
Tabel 4.9Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Varians (s2) 69.76 96.90
Fhitung 1.39
Ftabel 1.89
Kesimpulan Varians Homogen
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan hasil dari varians kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol memenuhi kriteria Fhitung ≤ Ftabel, maka dari pengujian kedua kelompok
sampel berasal dari kelompok yang homogen.
3. Uji Hipotesis
Signifikan atau tidaknya penggunaan media peta konsep dapat diukur dengan
menggunakan analisis parametik dengan rumus tes “t”, hal ini peneliti lakukan
untuk membandingkan pemahaman konsep IPA kelas eksperimen dan hasil
belajar kelas kontrol. Dalam hal ini yang akan diuji adalah perbedaan dua rata-
rata hasil kelas yang diajarkan dengan menerapkan media peta konsep (kelas
eksperimen) dan rata-rata hasil kelas yang diajarkan tanpa menerapkan media
peta konsep (kelas kontrol).
Langkah-langkah perhitungan uji hipotesis menggunakan “t” tes sebagai
berikut:
Dengan diketahui:
a. Standar Error kelas eksperimen
√
√
√
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Standar Error kelas kontrol
√
√
√
c. Standar error perbedaan mean kelas eksperimen dan kelas kontrol
√( ) ( )
√( ) ( )
√
√
d. Mencari t0 dengan rumus :
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
e. Selanjutnya memberikan interpretasi terhadap t0. Sebelumnya harus
mengetahui nilai df terlebih dahulu, dengan rumus : df = (N1 + N2) – 2 = (29 +
28) – 2 = 55.
Ternyata dalam tabel tidak ditemui df = 55, maka diperlukan proses
interpolasi. Interpolasi adalah mencari titik terdekat df atau mencari titik
diantara dua titik yang sudah diketahui. Pada taraf signifikan 5% dilakukan
proses interpolasi sebagai berikut
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
Sedangkan, pada taraf signifikan 1% dilakukan proses interpolasi sebagai
berikut:
( )
( ) ( )
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
Berdasarkan besarnya df tersebut, diperolehpada taraf signifikan 5% dan pada
taraf signifikansi 1% karena jadi maka hipotesis nihil ditolak. Berarti dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kelas yang menerapkan
media peta konsep (kelas eksperimen) dan kelas yang tidak menggunakan model
pembelajaran biasa (kelas kontrol). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
pemahaman konsep IPA siswa lebih baik dengan menggunakan media peta konsep
daripada metode ceramah (konvensional) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17
kabupaten Tebo.
4. Ukuran Efek (Effect Size)
Berdasarkan pengolahan data, maka dapat diketahui:
Maka dengan rumus cohen‟s:
d =
= ( )
=
= 1.8
Berdasarkan perhitungan diperoleh maka hal ini menunjukkan bahwa besar
perlakuan yang diberikan tinggi/besar karena ds> 0,9 berarti 0,9 < 1.8 dengan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
persentase 77.4%. Dan ini membuktikan bahwa media peta konsep (kelas
eksperimen) memberi pengaruh yang besar terhadap pemahaman konsep IPA
dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah (kelas kontrol).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPA yaitu masih rendahnya
pemahaman konsep IPA siswa. Rendahnya pemahaman konsep dapat disebabkan
oleh kurangnya minat belajar, bahwa banyak siswa yang tumbuh tanpa menyukai
pelajaran IPA sama sekali, mereka merasa tidak senang dalam mengerjakan tugas-
tugas dan merasa bahwa pelajaran IPA itu sulit, menakutkan dan tidak semua orang
dapat mengerjakannya. Gejala-gejala yang tampak pada saat proses belajar adalah
kemampuan menganalisa dan menyelesaikan soal rendah, siswa pasif dan
cenderung suka mencontoh temannya, siswa belum mampu berfikir kritis dan
sistematis. Akibatnya jika diberi soal-soal sedikit berbeda dengan contoh yang
diberikan, mereka tidak mampu menyelesaikannya. Hal ini disebabkan siswa belajar
dengan mengingat fakta dan kurang memahami materi yang dipelajari.
Skor pemahaman konsep IPA dapat dilihat dari skor tes hasil kerja siswa
yang kemudian dikonversikan ke dalam bentuk nilai. Soal tes pemahaman konsep
IPA yang diberikan kepada siswa yaitu berbentuk tes uraian yang terdiri dari tiga
indikator yaitu translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi. Skor pemahaman konsep IPA
yang didapatkan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol. Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh rata-rata hasil pemahaman
konsep siswa yang menggunakan media peta konsep masing-masing untuk skor
pemahaman konsep IPA posttest pada indikator translasi diperoleh rata-rata skor
sebasar 3,59, pada indikator interpretasi diperoleh skor sebesar 6,97, dan pada
indikator ekstrapolasi diperoleh skor sebesar 6,07. Sedangkan rara-rata hasil posttest
pemahaman konsep IPA siswa yang menggunakan model konvensional masing-
masing pada indikator translasi diperoleh skor sebesar 3,71, pada indikator
interpretasi diperoleh skor sebesar 5,54, dan pada indikator ekstrapolasi diperoleh
sebesar 4,43.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pencapaian siswa pada setiap aspek pemahaman konsep dapat dilihat pada
gambar 4.10 di bawah ini:
Tabel 4.10 Grafik Skor hasil postest pemahaman konsep siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Pada grafik diatas terlihat perbedaan skor rata-rata pemahaman konsep antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat dilihat pada grafik bahwa pada indikator
translasi, siswa pada kelas kontrol lebih menguasai soal dibandingkan kelas
eksperimen, dan pada indikator interpretasi dan ekstrapolasi terlihat bahawa kelas
eksperimen lebih menguasai dibandingkan dengan kelas kontrol dikarenakan pada
indikator translasi siswa diminta untuk memahami sesuatu yang dinyatakan dengan
cara lain dari pernyataan asli yang telah dikenal sebelumnya, sedangkan pada
indikator interpretasi siswa diminta untuk memahami sesuatu yang direkam, diubah
atau disusun dalam bentuk lain seperti grafik, tabel, diagram, dan lain-lain, dan pada
indikator ekstrapolasi siswa diminta untuk menyimpulkan dan menyatakan lebih
eksplisit suatu grafik dan data-data, memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari
tindakan yang digambarkan dari sebuah komunikasi, sensitif atau peka terhadap
faktor yang mungkin membuat prediksi menjadi akurat.
0
1
2
3
4
5
6
7
Translasi Interpretasi Ekstrapolasi
Eksperimen 3.59 6.97 6.07
Kontrol 3.71 5.54 4.43
Sko
r R
ata-
Rat
a
Skor Rata-Rata Pemahaman Konsep
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Perbedaan skor rata-rata tersebut tidak terjadi secara kebetulan, melainkan
terjadi karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Perbedaan hasil posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut
menunjukkan bahwa pemahaman konsep IPA siswa yang melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan media peta konsep lebih tinggi daripada
pemahaman konsep IPA siswa yang menggunakan pembelajaran ceramah
(konvensional)..
Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen diawali dengan pemberian
motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran dan pemberian apersepsi. Apersepsi
adalah mengulang materi pelajaran sebelumnya yang sudah diajarkan, agar setiap
siswa mengingat kembali apa-apa yang sudah diajarkan (Muhammad Maksum, 2014,
hlm.79). Sehingga siswa dapat membangun dasar yang kuat sebelum melangkah ke
tahap selanjutnya.
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan guru menjelaskan pembelajaran
menggunakan peta konsep, siswa mendengarkan sambil memahami pelajaran yang di
jelaskan oleh guru.
Kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa meluruskan kesalahan
pemahaman dan memberikan penguatan. Selanjutnya siswa dibimbing oleh guru
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir guru
memberikan PR untuk siswa berlatih di rumah dan juga memberikan pujian dan
penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai yang bagus, sehingga siswa
merasa dihargai dan bangga akan hasil yang dicapainya.
Pembelajaran konvesional pada kelas kontrol. Pada awal pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi. Saat proses pembelajaran guru
menjelaskan materi dengan ceramah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas. Guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal-soal latihan di buku paket sekolah untuk memperlancar dan
memahami apa yang baru saja dipelajari. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai pembahasan latihan yang kurang dimengerti. Selanjutnya
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hasil pekerjaannya dikumpulkan kepada guru untuk memberikan penilaian. Dapat
diamati ketika ada bagian yang tidak dimengerti hanya beberapa orang saja yang aktif
untuk bertanya di karenakan pembelajaran yang kurang menarik.
Pada pertemuan terakhir masing-masing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen akan diberikan postest atau tes yang dilakukan sesudah materi diajarkan
kepada siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep
IPA siswa dalam materi yang sudah diajarkan. Soal postest berbentuk soal
uraian/essay dengan jumlah butir soal sebanyak 5 soal.
Hal ini membuktikan bahwa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen siswa lebih aktif, ketika guru menjelaskan siswa
terlibat aktif didalamnya, memperhatikan dan bertanya apabila ada yang tidak
mengerti. Dalam pembagian tugas dan kelompok mereka antusias dan semangat
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mereka saling bertukar pikiran untuk
mengeluarkan ide-ide atau pendapatnya sesama anggota kelompok. Sedangkan pada
pembelajaran kelas kontrol siswa kurang terlibat aktif di dalamnya, diamati ketika
ada bagian yang tidak dimengerti hanya beberapa siswa saja yang aktif untuk
bertanya, siswa lebih banyak diam, menerima apa adanya yang dijelaskan, dan tidak
berkomentar. Ketika mengerjakan soal yang ada pada buku peket berbeda dengan
contoh yang diberikan, siswa kesulitan untuk menyelesaikan, mereka tidak mau
bertanya justru mengobrol dengan temannya dan tidak bersemangat untuk
menyelesaikan soal yang diberikan.
Berdasarkan proses pembelajaran dengan menggunakan media peta konsep
yang telah dipaparkan lebih efektif karena diperoleh skor tes siswa yang lebih baik
daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Selisih rata-rata
sebesar 15.21 membuktikan bahwa media peta konsep tepat untuk diterapkan pada
materi interkasi mkhluk hidup dengan lingkungan. Meskipun sudah terbukti bahwa
media peta konsep sudah tepat diterapkan, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang
masih mendapatkan pemahaman konsep IPA yang rendah. Hal ini disebabkan
beberapa faktor diantaranya adalah adanya kemampuan siswa dalam menangkap
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pelajaran masih kurang, masih ada yang kurang konsentrasi dalam pembelajaran
berlangsung, masih ada yang ribut, dan masih ada yang bermalas-malasan dalam
belajar sehingga pemahaman konsep IPA yang mereka dapat tidak memuaskan.
Perhitungan yang telah dilakukan, dengan df = (N1 + N2) – 2 = (29 + 28) – 2 =
55. Ternyata dalam tabel tidak ditemui df = 55, maka diperlukan proses interpolasi.
Interpolasi adalah mencari titik terdekat df atau mencari titik diantara dua titik yang
sudah diketahui. Maka diperoleh diperoleh pada taraf signifikan 5% dan pada taraf
signifikansi 1% . Ternyata . Hal ini menunjukkan bahwa diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan media peta konsep terhadap pemahamn konsep IPA siswa
kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kabupaten Tebo. Strategi ini tepat
digunakan untuk mengajarkan sub bahasan intekasi makhluk hidup dengan
lingkungan. Selanjutnya dengan menggunakan ukuran efek (Effect Size), diperoleh
yang membuktikan bahwa media peta konsep (kelas eksperimen) memberi pengaruh
terhadap pemahaman konsep IPA dibandingkan dengan metode ceramah (kontrol) di
kelas kontrol.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh media peta konsep terhadap pemahaman konsep IPA siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kabupaten Tebo. Hal ini terbukti dari
penjabaran hasil analisis sebagai berikut:
1. Skor pemahaman konsep IPA siswa yang menggunakan media peta konsep
pada materi interkasi makhluk hidup dengan ligkungan diperoleh nilai
tertinggi 95 dan nilai terendah 70. Dari data tersebut diperoleh rata-rata kelas
sebesar 86.14 dan standar deviasinya 8.28.
2. Skor pemahaman konsep IPA siswa yang tidak menggunakan media peta
konsep pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan diperoleh
nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Dari data tersebut diperoleh rata-rata
kelas sebesar 69.86 dan standar deviasinya 9.84.
3. Hasil pencarian “t” tabel pada taraf signifikansi dan pada taraf signifikansi
1% yaitu . Sedangkan perhitungan dengan menggunakan uji tes “t” untuk
sampel kecil yang satu sama lain tidak saling berhubungan diperoleh harga ,
dengan demikian. Hal ini menunjukkan bahwa diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan media peta konsep terhadap pemahaman konsep
IPA siswa kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kabupaten
Tebo . Ukuran efek (Effect Size) diperoleh diperoleh dengan persentase 77.4%
yang membuktikan bahwa media peta konsep (kelas eksperimen) memberikan
pengaruh yang besar terhadap pemahaman konsep IPA dibandingkan dengan
yang tidak menggunakan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode
ceramah (kelas kontrol).
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Saran
Setelah peneliti menyimpulkan hasil penelitian ini maka peneliti ingin
menyampaikan beberapa saran dan semoga saran ini dapat diambil manfaatnya
tentang pengaruh penerapan media peta konsep terhadap pemahaman konsep IPA
siswa kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Tebo.
1. Untuk mendorong semangat dan motivasi siswa untuk memahami suatu
pelajaran IPA maka diperlukan suatu keterampilan yang lebih baik dan tepat
untuk itu guru diharapkan dapat menggunakan berbagai upaya dan media
pembelajaran bervariasi dan benar-benar sesuai dengan kondisi, kebutuhan
dan berorientasi sebagai alternatif dalam meningkatkan hasil belajar IPA dan
menciptakan pembelajaran IPA yang lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan dapat lebih giat, lebih aktif dan lebih mandiri dalam belajar
agar dapat menyelesaikan soal mengenai materi yang diajarkan.
3. Sekolah harus menunjang proses belajar mengajar dan meningkatkan prestasi
belajar dengan melengkapi sarana dan prasarananya.
4. Kepada pembaca diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada
media peta konsep di sekolah yang berbeda dan pada mata pelajaran yang
berbeda pula untuk melihat keefektifan media pembelajaran ini.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad dan joko, 1997, Model Belajar Mengajar, Pustaka Setia Bandung
Alquran dan Hadist
Ari Kontoro S, 1993 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Ali dan Evi, 2017Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori dan Praktik, Rajawali
Pers,Jakarta
Anas, 2015, Pengantar Statistik Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta
Azhar Arsyad, 2007 Media Pembelajaran, Jakarta:Rajawali Pers
Depdiknas.2006. Penilaian Pembelajaran.jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Ghony,D.2006. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Malang :
UIN Malang Pres
Hasbullah,2013, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT Raja Grafido Persada
Hujair AH Sanaky, 2013, Media Pembelajaran Interaktif Inovatif, bantul: Kaukaba
Dipantara
Ibrahim,R dan Sudhana,N.2010. Perencanaan Pengawas. Jakarta : Rineka Cipta
Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Jakarta:Ghalia Indonesia.
Ni Made Sarjani, A.A.I.N.Marhaeni,I Nyoman Tika, 2014, Pengaruh Pembelajaran
Koopertaif Teknik Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD
4 Tuban Dengan Kovariabel Sikap Ilmiah
Rusfidra, 2006, Oleh : Dr. Rusfidra, S. Pt, Universitas Terbuka, Jakarta
Sabri, Alisuf, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya
Sarwi, Sugiarto, 2016 Penerapan Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Tekanan untuk
Mendeskripsikan Penguasaan Konsep Siswa,
Shertian, 2000, Konsep Dasar Dan Teknik Supervise Pendidikan Dalan Rangka
Pengembangan Sumberdaya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta
Sudjana N, 2006, Penilaian Hasil Proses Belajar Mngajar, PT Rosdakarya, Bandung
Sudjana N, 1996, Metode Statistic, Tarsito Bandung
Sudijono A 2006, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafido Persada
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, R&D. Bandung Alfabeta
Sugiyono. 2003Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sudjono Anas.2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Bandung:Rajawali Pers
Sukmadinata,Syaodih Nana.2009, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya
Tim Penyusun Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balak Pustaka.Ed.3,cet4.2007)),
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel Nilai “X2” Untuk Uji Homogenitas Populasi
Harga Kritik Kai Kuadrat Pada Taraf Signifikansi
5 % 1 %
1 3,841 6,635
2 5,991 9,210
3 7,815 11,345
4 9,488 13,227
5 11,070 15,086
6 12,592 16,813
7 14,067 18,475
8 15,507 20,090
9 16,919 21,666
10 18,307 23,209
11 19,675 24,275
12 21,026 26,217
13 22,362 27,688
14 23,685 29,141
15 24,996 30,578
16 26,296 32,000
17 27,587 33,409
18 28,869 34,805
19 30,144 36,191
20 31,410 37,566
21 32,617 38,932
22 33,924 40,289
23 35,172 41,638
24 36,145 42,980
25 37,652 44,314
26 38,885 45,642
27 40,113 46,963
28 41,337 48,278
29 42,557 49,588
30 43,773 50,892
Sumber: Anas Sudjono. 2012. hlm.406
df atau db
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Perhitungan Uji Normalitas Sampel Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas
Eksperimen
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus uji liliefors.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut:
1. Sebaran data:
70 70 85 95 85 85 90 90 95 85
90 80 90 75 80 90 95 85 75 95
85 90 95 80 75 70 90 70 80
2. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar (H) = 95
Skor terkecil (L) = 70
3. Mencari nilai rentang (R)
R = H – L + 1
= 95 – 70 + 1
= 26
4. Mencari banyak kelas (K)
= 1 + 3.33 × log
= 1 + 3.33 × log 29
= 1 + 3.33 × 1.462397998
= 1 + 4.869785333
= 5.869785333 6 ( pembulatan)
5. Mencari nilai panjang kelas (i)
=
=
26
6= 4.333333333 5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel Nilai “T” Untuk Uji Hipotesis
Harga Kritik “t” Pada Taraf Signifikansi
5 % 1 %
1 12,71 63,66
2 4,30 9,92
3 3,18 5,84
4 2,78 4,60
5 2,57 4,03
6 2,45 3,71
7 2,36 3,50
8 2,31 3,36
9 2,26 3,25
10 2,23 3,17
11 2,20 3,11
12 2,18 3,06
13 2,16 3,01
14 2,14 2,98
15 2,13 2,95
16 2,12 2,92
17 2,11 2,90
18 2,10 2,88
19 2,09 2,86
20 2,09 2,84
21 2,08 2,83
22 2,07 2,82
23 2,07 2,81
24 2,06 2,80
25 2,06 2,79
26 2,06 2,78
27 2,05 2,77
28 2,05 2,76
29 2,04 2,76
30 2,04 2,75
35 2,03 2,72
df atau db
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Uji Homogenitas Sampel
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Varians (s2) 69.76 96.90
Fhitung 1.39
Ftabel 1.89
Kesimpulan Varians Homogen
Kelas Ekperimen
∑ (∑ )
( )
( )( ) ( )
( )
Kelas Kontrol
∑ (∑ )
( )
( )( ) ( )
( )
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kriteria pengujian :
Jika Fhitung ≤ Ftabel, Maka H0 diterima yang berarti varians kedua populasi homogen
Jika Fhitung>Ftabel, Maka H0 ditolak yang berarti varians kedua populasi tidak homogen
Untuk melihat besar Ftabelmaka diketahui pembilang adalah 28 – 1= 27 dan penyebut
29 – 1=28. Karena besar pembilang 27 tidak ada pada table maka digunakan
interpolasi sebagai berikut :
Diketahui :
( )
( )
( )
Jadi, diperoleh Nilai Ftabel dengan pembilang 27 dan penyebut 28 adalah Ftabel = 1.89.
Karena Fhitung≤ Ftabel (1.39 ≤ 1.89) maka dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil
tes kemampuan pemahaman konsep IPA memiliki varians yang homogen.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
Ukuran
Sampel
Taraf Nyata ( )
0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
n = 4 0,471 0,381 0,352 0,319 0,300
5 0,405 0,337 0,315 0,299 0,285
6 0,364 0,319 0,294 0,277 0,265
7 0,348 0,300 0,276 2,58 0,247
8 0,331 0,285 0,261 0,244 0,233
9 0,311 0,271 0,249 0,233 0,223
10 0,294 0,258 0,239 0,224 0,215
11 0,284 0,249 0,230 0,217 0,206
12 0,275 0,242 0,223 0,212 0,199
13 0,268 0,234 0,214 0,202 0,190
14 0,261 0,227 0,207 0,194 0,183
15 0,257 0,220 0,201 0,187 0,177
16 0,250 0,213 0,195 0,182 0,173
17 0,245 0,206 0,289 0,177 0,169
18 0,239 0,200 0,184 0,173 0,166
19 0,235 0,195 0,179 0,169 0,163
20 0,231 0,190 0,174 0,166 0,160
25 0,200 0,173 0,158 0,147 0,142
30 0,187 0,161 0,144 0,136 0,131
n > 30 1,031
n
0,886
n
0,805
n
0,768
n
0,736
n
Sumber: Sudjana. 2002. hlm.467
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel Nilai “Z” Untuk Uji Normalitas
Populasi dan Sampel
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0754
0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0,4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0,6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2518 2549
0,7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852
0,8 2881 2910 2929 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133
0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621
1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1,2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1,5 4332 4345 4357 4370 4382 4391 4406 4418 4429 4441
1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4536 4545
1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633
1,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706
1,9 4713 4719 4726 4732 4735 4744 4750 4756 4761 4767
2,0 4772 4778 4783 4788 4792 4798 4803 4808 4812 4817
2,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2,3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2,5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2,8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4980
2,9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4994 4994 4995
3,3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997
3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3,5 4988 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3,6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Sumber: Sudjana. 2002. hlm.490
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kisi kisi soal tes
Kompetensi dasar Indikator
pencapain
kompetensi
Indikator soal Tujuan
pemebelajaran
soal
3.7.
Mendeskripsiakn
interaksi makhluk
hidup denagn
lingkungannya
Mendeskripsi
dampak
hilangnya
salah satu
komponen
ekosistem
Memprediksi
dampak
hilangnya salah
satu komponen
ekosistem sawah
Siswa dapat
Memprediksi
dampak
hilangnya salah
satu komponen
ekosistem
sawah
1. Perhatikan gambar berikut ini !
Jika salah satu dari rantai makan itu terputus maka apa yang
akan terjadi !
Mendeskripsik
an saling
ketergantungan
antar
komponen
dalam
ekosistem
Menunjukkan
dengan gambar
peran-peran dari
komponen-
komponen pada
rantai makanan
Siswa dapat
Mendeskripsika
n saling
ketergantungan
antar komponen
dalam
ekosistem
2. Perhatikan gambar dibawah ini !
Jelaskan peran dari masing-masing gambar yg terdapat pada
gambar rantai makanan diatas !
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menunjukkan
pola interaksi
dalam
ekosistem
Menunjukkan
dengan gambar
pola interkasi
yang merugikan
dalam ekosistem
Siswa dapat
Menunjukkan
pola interaksi
dalam
ekosistem
3. P
erh
atik
an
gambar berikut
ini !
Dari gambar di atas yang termasuk contoh dari simbiosis
komensalisme di tunjukkan oleh nomor !
Mendeskripsik
an konsep
ekosistem dan
komponennya
Mendeskripsikan
komponen biotik
dan abiotik
dalam ekosistem
Siswa dapat
Mendeskripsika
n konsep
ekosistem dan
komponennya
4. Perhatikan gambar berikut ini !
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari
gambar di atas
manakah yang
termasuk
kedalam
komponen biotik
dan manakah yg termasuk kedalam komponen abiotik !
Membedakan
peran masing-
masing
komponen
dalam
ekosistem
Memberikan
contoh pengurai
dalam ekosistem
Siswa dapat
Membedakan
peran masing-
masing
komponen
dalam
ekosistem
5. Perhatikan gambar berikut ini !
Pada rantai makanan di setiap rantai mempunyai
tugas/peran masing-masing. Ada yg berperan sebagai
konsumn, ada sebagai produsen, ada sebagai predator, dan
ada yang berperan sebagai pengurai. Dari contoh gambar
diatas manakah yang berperan sebagai pengurai !
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Perhatikan gambar berikut ini !
Jika salah satu dari rantai makan itu terputus maka apa yang akan terjadi !
2. Perhatikan gambar dibawah ini !
Jelaskan peran dari masing-masing gambar yg terdapat pada gambar rantai makanan
diatas !
3. Perhatikan gambar berikut ini !
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari gambar di atas yang termasuk contoh dari simbiosis komensalisme di tunjukkan
oleh nomor !
4. Perhatikan gambar berikut ini !
Dari gambar di atas manakah yang termasuk kedalam komponen biotik dan manakah
yg termasuk kedalam komponen abiotik !
5. Perhatikan gambar berikut ini
!
Pada rantai makanan di setiap rantai mempunyai tugas/peran masing-masing. Ada yg
berperan sebagai konsumn, ada sebagai produsen, ada sebagai predator, dan ada yang
berperan sebagai pengurai. Dari contoh gambar diatas manakah yang berperan
sebagai pengurai !
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kunci jawaban
1. Jika salah satu dari rantai makanan terputus maka yg terjadi adalah peningkatan
jumlah dari salah satu rantai makanan
2. Rumput sebagai produsen
belalang sebagai konsumen tingkat 1
katak sebagai konsumen tingkat 2
ular sabagai konsumen tingkat 3
elang sebagai predator
jamur sebagai pengurai
3. Gambar kura-kura dengan ikan
4. Gambar biotik yaitu benda-benda hidup terdapat pada gambar 1 sedangkan
abiotik yaitu benda mati terdapat pada gambar 2
5. Yang berperan sebagai pengurai yaitu jamur
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan: SMP Negeri 17 Kabupaten Tebo
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester: VII (Tujuh) / II (Genap)
Topik: Interaksi Makhluk Hidup dengan
Lingkungan
Alokasi Waktu Total: 2 x 40 menit (2 JP)
Pertemuan ke- : Ke-1
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator
3.7. Menganalisis interaksi antara 3.7.1. Menjelaskan pengertian interaksi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
makhluk hidup dak
lingkungannya serta dinamika
populasi akibat interaksi
tersebut.
3.7.2. Menjelaskan konsep lingkungan
3.7.3. Menjelaskan komponen dari
lingkungan
C. Tujuan Pembelajaran :
Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok (kooperatif) menggunakan
teknik peta konsep dalam pembelajaran interaksi makhluk hidup dengan lingkungan
ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung
jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan
kritik, serta dapat
A. Siswa dapat menjelaskan pengertian interaksi
B. Siswa dapat menjelaskan konsep lingkungan
C. Siswa dapat menjelaskan komponen dari lingkungan
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
Istilah lingkungan berasal dari kata “Environment”, yang memiliki makna “The
physical, chemical, and biotic condition surrounding an organism”. Berdasarkan
istilah tersebut, maka lingkungan secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di
luar individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks
sehingga dapat memengaruhi satu sama lain. Kondisi yang saling memengaruhi ini
membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi
dan seberapa besar komponen lingkungan itu dapat memengaruhi dengan kuat. Ada
saatnya berubah menjadi baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah
menjadi buruk. Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu
lingkungan tersebut. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu:
1. Komponen biotik
2. Komponen biotik
E. Metode dan model pembelajaran
1. Metode : kooperatif
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
F. Media/ alat, bahan dan sumber belajar
1. Media : Gambar peta konsep materi interaksi
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA WAKTU
KEGIATAN PENDAHULUAN
Mengucapkan salam dan berdoa.
Mengecek kehadiran siswa.
Memberikan apersepsi dengan
menanyakan :
”apakah kalian pernah melihat kupu-
kupu dibunga?”.
"Apa yg di lakukan oleh kupu-kupu
tersebut?"
Peserta didik bersama guru
mengidentifikasi yg dilakukan kupu-
kupu di bunga dan mengetahui apa
hubungan kupu-kupu dengan bunga
tersebut
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Membalas salam dari guru dengan
santun dan dilanjutkan berdoa
Menanggapi pertanyaan dari guru
(proaktif)
Siswa termotivasi berfikir tentang
hubungan antara keduanya
Siswa memperhatikan.
10 menit
KEGIATAN INTI
Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 4 orang
secara heterogen.
Guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan menggunakan peta konsep
Meminta peserta didik mengidentifikasi
Bergabung membentuk kelompok
sesuai petunjuk guru.
Mengamati dan memperhatikan
penjelasan materi menggunakan
peta konsep.
70 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
berbagai Interaksi yg terdapat pada
kehidupan sehari-hari
Menyimpulkan tentang hal-hal yang
belum diketahui
Memperhatikan arahan dari guru
dengan tenang.
Bekerjasama dalam melakukan
pengamatan sesuai arahan guru.
(Eksplorasi)
Bekerjasama dalam mendiskusikan
hasil pengamatan dalam
kelompok,
Salah satu kelompok maju dan
kelompok lain menanggapi hasil
diskusi kelompok presenter
(toleran)
Siswa mencatat hal-hal penting dari
penjelasan guru
Mengumpulkan hasil diskusi
(disiplin)
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan berbagai
interaksi yg ada di lingkungan
beserta komponen-
komponennya.
PENUTUP
Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya;
Mendengarkan arahan guru (peduli)
10 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Memberi salam penutup
Membalas salam dari guru
PENILAIAN
A PENILAIAN PERTEMUAN PERTAMA
I PENILAIAN SIKAP
Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar Observasi
Bentuk Instrumen : Rubrik penilaian sikap Rasa ingin tahu
4 = apabila SELALU melakukan perilaku yang diamati
3 = apabila SERING melakukan perilaku yang diamati
2 = apabila KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati
1 = apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
No Kriteria
Skor
1 2 3 4
K C B SB
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Kriteria
Skor
1 2 3 4
K C B SB
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap benda
hidup yang ada di aquarium
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap benda tak
hidup yang ada di aquarium
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap hubungan
antara benda yang hidup dan benda tak hidup
II Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tek Tertulis
Instrumen : Lembar tes tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian
1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan ?
a. Jawab : Lingkungan adalah Tempat hidup makhluk hidup
2. Sebutkan komponen-komponen yang terdapat di dalam lingkungan !
a. Jawab : - Komponen Biotik dan
3. - Komponen Abiotik
4. Bagaimana bagian yang hidup dan tak hidup berinteraksi?
a. Jawab : Saling mempengaruhi satu sama lain.
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
x 4 = Skor akhir
III Penilaian Keterampilan
Teknik : Unjuk Kerja
Instrumen : Lembar Laporan Pengamatan
Bentuk Instrumen : Rubrik penilaian
No Aspek Yang di Nilai
Skor
1 2 3 4
1 Menyebutkan Bagian yang hidup yang terdapat di
aquarium
2 Menyebutkan Bagian yang tak hidup yang terdapat
di aquarium
3 Mampu membedakan antara bagian yang hidup dan
bagian tak hidup
Jumlah skor :
Mengetahui, Jambi
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan: SMP Negeri 17 Kabupaten Tebo
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester: VII (Tujuh) / II (Genap)
Topik: Interaksi Makhluk Hidup dengan
Lingkungan
Alokasi Waktu Total: 2 x 40 menit (2 JP)
Pertemuan ke- : ke-2
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3.7. Menganalisis interaksi antara
makhluk hidup dak
lingkungannya serta dinamika
populasi akibat interaksi
tersebut.
3.7.1. Menjelaskan pengertian interaksi
3.7.2. Menjelaskan konsep lingkungan
3.7.3. Menjelaskan bentuk interaksi antar
organisme
C. Tujuan Pembelajaran :
Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok (kooperatif) menggunakan
teknik peta konsep dalam pembelajaran interaksi makhluk hidup dengan lingkungan
ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung
jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan
kritik, serta
Siswa dapat menjelaskan pengertian interaksi
Siswa dapat enjelaskan konsep lingkungan
Siswa dapat enjelaskan bentuk interaksi antar organisme
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
Komponen biotik, terdiri atas makhluk hidup seperti: manusia, hewan, tumbuhan, dan
jasad renik.
Komponen biotik, terdiri atas benda-benda mati seperti: air, tanah, udara, cahaya, dan
sebagainya.elajaran
E. Metode dan model pembelajaran
Metode : kooperatif
F. Media/ alat, bahan dan sumber belajar
1. Media : Gambar peta konsep materi interaksi
Pertemuan 2 (2 x 40menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA WAKTU
KEGIATAN PENDAHULUAN
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Mengucapkan salam dan berdoa.
Mengecek kehadiran siswa.
Memberikan apersepsi dengan
menanyakan :
”apakah pengertian daro interaksi?”.
Peserta didik bersama guru
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Membalas salam dari guru dengan
santun dan dilanjutkan berdoa
Menanggapi pertanyaan dari guru
(proaktif)
Siswa termotivasi berfikir tentang
hubungan antara keduanya
Siswa memperhatikan.
10 menit
KEGIATAN INTI
Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 4 orang
secara heterogen.
Guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan menggunakan peta konsep
Meminta peserta didik mengidentifikasi
berbagai Interaksi yg terdapat pada
kehidupan sehari-hari
Bergabung membentuk kelompok
sesuai petunjuk guru.
Mengamati dan memperhatikan
penjelasan materi menggunakan
peta konsep.
Memperhatikan arahan dari guru
dengan tenang.
70 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menyimpulkan tentang hal-hal yang
belum diketahui
Bekerjasama dalam melakukan
pengamatan sesuai arahan guru.
(Eksplorasi)
Bekerjasama dalam mendiskusikan
hasil pengamatan dalam
kelompok,
Salah satu kelompok maju dan
kelompok lain menanggapi hasil
diskusi kelompok presenter
(toleran)
Siswa mencatat hal-hal penting dari
penjelasan guru
Mengumpulkan hasil diskusi
(disiplin)
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan berbagai
interaksi yg ada di lingkungan
beserta komponen-
komponennya.
PENUTUP
Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya;
Memberi salam penutup
Mendengarkan arahan guru (peduli)
Membalas salam dari guru
10 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PENILAIAN
A PENILAIAN PERTEMUAN PERTAMA
I PENILAIAN SIKAP
Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar Observasi
Bentuk Instrumen : Rubrik penilaian sikap Rasa ingin tahu
4 = apabila SELALU melakukan perilaku yang diamati
3 = apabila SERING melakukan perilaku yang diamati
2 = apabila KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati
1 = apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
No Kriteria
Skor
1 2 3 4
K C B SB
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap benda
hidup yang ada di aquarium
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap benda tak
hidup yang ada di aquarium
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Kriteria
Skor
1 2 3 4
K C B SB
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap hubungan
antara benda yang hidup dan benda tak hidup
II Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tek Tertulis
Instrumen : Lembar tes tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Apa yang dimaksud dengan lingkungan ?
Jawab : Lingkungan adalah Tempat hidup makhluk hidup
Sebutkan komponen-komponen yang terdapat di dalam lingkungan !
Jawab : - Komponen Biotik dan
- Komponen Abiotik
Bagaimana bagian yang hidup dan tak hidup berinteraksi?
Jawab : Saling mempengaruhi satu sama lain.
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
x 4 = Skor akhir
Mengetahui, Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
__________________
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan: SMP Negeri 17 Kabupaten Tebo
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester: VII (Tujuh) / II (Genap)
Topik: Interaksi Makhluk Hidup dengan
Lingkungan
Alokasi Waktu Total: 2 x 40 menit (2 JP)
Pertemuan ke- : ke-3
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator
3.7. Menganalisis interaksi antara
makhluk hidup dak
lingkungannya serta dinamika
populasi akibat interaksi
tersebut.
3.7.1. Menjelaskan pengertian interaksi
3.7.2. Menjelaskan konsep lingkungan
3.7.3. Menjelaskan bentuk interaksi antar
organisme
C. Tujuan Pembelajaran :
Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok (kooperatif) menggunakan
teknik peta konsep dalam pembelajaran interaksi makhluk hidup dengan lingkungan
ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung
jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan
kritik, serta
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian interaksi
2. Siswa dapat enjelaskan konsep lingkungan
3. Siswa dapat enjelaskan bentuk interaksi antar organisme
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
Komponen biotik, terdiri atas makhluk hidup seperti: manusia, hewan, tumbuhan, dan
jasad renik.
Komponen biotik, terdiri atas benda-benda mati seperti: air, tanah, udara, cahaya, dan
sebagainya.elajaran
E. Metode dan model pembelajaran
Metode : kooperatif
F. Media/ alat, bahan dan sumber belajar
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Media : Gambar peta konsep materi interaksi
Pertemuan 2 (2 x 40menit)
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA WAKTU
KEGIATAN PENDAHULUAN
Mengucapkan salam dan berdoa.
Mengecek kehadiran siswa.
Memberikan apersepsi dengan
menanyakan :
”apakah pengertian daro interaksi?”.
Peserta didik bersama guru
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Membalas salam dari guru dengan
santun dan dilanjutkan berdoa
Menanggapi pertanyaan dari guru
(proaktif)
Siswa termotivasi berfikir tentang
hubungan antara keduanya
Siswa memperhatikan.
10 menit
KEGIATAN INTI
Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 4 orang
secara heterogen.
Guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan menggunakan peta konsep
Meminta peserta didik mengidentifikasi
berbagai Interaksi yg terdapat pada
Bergabung membentuk kelompok
sesuai petunjuk guru.
Mengamati dan memperhatikan
penjelasan materi menggunakan
peta konsep.
70 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kehidupan sehari-hari
Menyimpulkan tentang hal-hal yang
belum diketahui
Memperhatikan arahan dari guru
dengan tenang.
Bekerjasama dalam melakukan
pengamatan sesuai arahan guru.
(Eksplorasi)
Bekerjasama dalam mendiskusikan
hasil pengamatan dalam
kelompok,
Salah satu kelompok maju dan
kelompok lain menanggapi hasil
diskusi kelompok presenter
(toleran)
Siswa mencatat hal-hal penting dari
penjelasan guru
Mengumpulkan hasil diskusi
(disiplin)
Peserta didik bersama guru
menyimpulkan berbagai
interaksi yg ada di lingkungan
beserta komponen-
komponennya.
PENUTUP
Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya;
Memberi salam penutup
Mendengarkan arahan guru (peduli)
10 menit
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Membalas salam dari guru
PENILAIAN
A PENILAIAN PERTEMUAN PERTAMA
I PENILAIAN SIKAP
Teknik : Observasi
Instrumen : Lembar Observasi
Bentuk Instrumen : Rubrik penilaian sikap Rasa ingin tahu
4 = apabila SELALU melakukan perilaku yang diamati
3 = apabila SERING melakukan perilaku yang diamati
2 = apabila KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati
1 = apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
No Kriteria
Skor
1 2 3 4
K C B SB
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Kriteria
Skor
1 2 3 4
K C B SB
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap benda
hidup yang ada di aquarium
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap benda tak
hidup yang ada di aquarium
Rasa ingin tahu peserta didik terhadap hubungan
antara benda yang hidup dan benda tak hidup
II Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tek Tertulis
Instrumen : Lembar tes tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Apa yang dimaksud dengan lingkungan ?
Jawab : Lingkungan adalah Tempat hidup makhluk hidup
Sebutkan komponen-komponen yang terdapat di dalam lingkungan !
Jawab : - Komponen Biotik dan
- Komponen Abiotik
Bagaimana bagian yang hidup dan tak hidup berinteraksi?
Jawab : Saling mempengaruhi satu sama lain.
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
x 4 = Skor akhir
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Mengetahui, Jambi
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
__________________
NIP. NIP.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi