PENGARUH PENGGUNAAN LKPD BERBASIS COLLABORATIVE …digilib.unila.ac.id/58707/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN LKPD BERBASIS COLLABORATIVE …digilib.unila.ac.id/58707/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH PENGGUNAAN LKPD BERBASIS COLLABORATIVETEAMWORK LEARNING PADA MATERI FLUIDA DINAMIS
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
(Skripsi)
Oleh:DWI SITI SHOLEHA
PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDARLAMPUNG
2019
Dwi Siti Sholeha
ii
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN LKPD BERBASIS COLLABORATIVETEAMWORK LEARNING PADA MATERI FLUIDA DINAMIS
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
Oleh
DWI SITI SHOLEHA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan LKPD berbasis
collaborative teamwork learning pada materi fluida dinamis terhadap hasil belajar
peserta didik. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 3 Bandarlampung, dengan sampel kelas XI IPA sebagai kelas
eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah One Shot Case Study dan
One Group Pretest Posttest Design. Data penelitian diambil dari nilai tes awal dan
akhir yang hasilnya diuji menggunakan One Sample T-Test dan Paired Sample T-
Test. Hasil uji one sample t-test yang diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada taraf kepercayaan 95% penggunaan LKPD berbasis collaborative
teamwork learning terhadap keterampilan kolaborasi dan keterampilan proses
sains yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata keterampilan kolaborasi untuk
ketiga kegiatan > 72, dan dilihat dari hasil n-gain yang diperoleh rata-rata n-gain
nilai pretest dan posttest kemampuan kognitif untuk ketiga kegiatan sebesar 0,58
Dwi Siti Sholeha
iii
dengan kriteria sedang, sehingga dapat dikatakan terdapat peningkatan
kemampuan kognitif peserta didik setelah proses pembelajaran dengan
menggunakan LKPD berbasis collaborative teamwork learning dan berdasarkan
hasil uji paired sample t-test tedapat perbedaan yang signifikan pada taraf
kepercayaan 95% antara rata-rata hasil pretest dengan posttest, yakni sebesar
27,55 pada hasil belajar kemampuan kognitif yang pembelajarannya
menggunakan LKPD berbasis collaborative teamwork learning. Berdasarkan hasil
penilaian guru rata-rata nilai keterampilan proses sains dan keterampilan
kolaborasi untuk ketiga kegiatan dikategorikan baik karena persentase rata-rata
nilai berada pada rentang 61%-80%.
Kata kunci : Collaborative teamwork learning, lembar kerja peserta didik, hasil
belajar.
PENGARUH PENGGUNAAN LKPD BERBASIS COLLABORATIVETEAMWORK LEARNING PADA MATERI FLUIDA DINAMIS
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
OlehDwi Siti Sholeha
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2019
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Giriklopomulyo, Kecamatan Sekampung, Kabupaten
Lampung Timur pada tanggal 08 Oktober 1996. Penulis merupakan anak kedua
dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Solehan dan Ibu Nani
Suwarti. Penulis memiliki seorang kakak bernama Muhammad Yusuf. Penulis
mengawali pendidikan pada tahun 2001 di Taman Kanak-Kanak Pertiwi
Sekampung. Kemudian pada tahun 2003 di Sekolah Dasar Negeri 1 Giriklomulyo
dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009 penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 2 Kota Metro dan lulus tahun 2012. Selanjutnya pada
tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kota Metro dan
lulus tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis diterima dan terdaftar sebagai
mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menempuh pendidikan di Universitas Lampung, peneliti mengikuti
beberapa organisasi. Peneliti aktif di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta
(HIMASAKTA) sebagai anggota divisi Media Centre pada tahun 2015-2016, dan
Anggota Aliansi Mahasiswa Pendidikan Fisika (ALMAFIKA). Pada tahun 2018,
penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan
viii
(PPL) di MA Ma’arif NU 5 Sekampung, Kecamatan Sekampung, Kabupaten
Lampung Timur dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumbergede, Kecamatan
Sekampung, Kabupaten Lampung Timur.
MOTTO
Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat.Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Q.S. Al-Baqarah: 153)
Everybody wants happiness nobody wants pain but you can’t have arainbow without a little rain.
(Dwi Siti Sholeha)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya. Karya sederhana ini saya persembahkan untuk orang-orang yang
sangat berarti dalam kehidupan saya, yaitu kepada :
1. Kedua orang tua tersayang Bapak Muhammad Solehan dan Ibu Nani Suwarti
yang senantiasa mendoakan dan memberikan segala yang terbaik dengan
sepenuh hati. Semoga karya sederhana ini dapat menjadi wujud bakti kepada
beliau.
2. Kakak tersayang Muhammad Yusuf dan kakak ipar Eka Wulandari,
terimakasih sudah menjadi bagian dari semangat saya.
3. Keluarga besar Muhammad Said dan Tumiraharjo yang selalu mendoakan
dan menjadi penyemangat.
4. Sahabat-sahabat terbaik yang telah menemani dalam menempuh pendidikan.
5. Almamater tercinta Universitas Lampung.
xi
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung.
Penulis menyadari banyak bantuan dari berbagai pihak dalam terselesaikannya
skripsi ini, oleh karena itu, pada lembaran ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Drs. I Wayan Distrik, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Pembimbing Akademik
sekaligus Pembimbing I atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan,
pembelajaran yang benar-benar dari nol sampai dimengerti, dan motivasi
kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
xii
5. Ibu Dr. Kartini Herlina, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan saran dan kritik, motivasi, pemahaman pembelajaran sampai
dimengerti dan menyemangati penulis selama menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembahas yang telah banyak
memberikan saran dan kritik yang bersifat positif dan membangun untuk
penyusunan skripsi ini dan selalu menghibur setiap revisi.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Lampung yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas
Lampung.
8. Bapak Drs. Mahlil, M.Pd.I., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3
Bandarlampung, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian serta memberikan semangat agar cepat menyelesaikan skripsi.
9. Ibu Dra. Sartinem, selaku guru mitra yang bersedia membantu, memberikan
saran-saran, dan memberikan semangat yang luar biasa.
10. Seluruh peserta didik SMA Negeri 3 Bandarlampung khususnya kelas XI IPA
2 dan XII IPA 1 atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian
berlangsung.
11. Seluruh Bapak dan Ibu dewan guru SMA Negeri 3 Bandarlampung, beserta
staf tata usaha untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian.
12. Sepupu tercinta, Widyastuti Cahyani, Tias Adhes Setyaningrum dan seluruh
sepupu saya terimakasih atas dukungan, kasih sayang, dan semangat yang
diberikan.
13. Sahabat-sahabat terbaik Andini Kalih Gustian, Putri Afridamayanti, Widiya
Nurmalasari, Afida Zahara Adzkia. Terima kasih banyak telah memberikan
xiii
semangat, tempat berkeluh kesah, dan selalu menjadi bagian paling berarti
dalam hidup ini.
14. Rika Dwi Kurniati dan Wiwik Suci Ambar Ningsih yang telah mendahului
wisuda. Terima kasih telah menjadi bagian penyemangat dan pendorong untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
15. Teman tidur dan curhat keluh kesah, Raisah Almira terimakasih telah menjadi
penyemangat, pemandu SPSS Oci Pitriyanti, pemilik akun mendeley Cahaya
Sukma Putri, teman menunggu bimbingan Nurmala, teman cerita yang selalu
update Annisa Marina Putri, teman senang-senang penghilang penat Haza
Kurnia Dinantika, teman sharing berfaedah Nurul Kartika terima kasih atas
dukungan kalian.
16. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2015 kelas A dan kelas
B, terima kasih atas kebersamaan, kerjasama dan semangatnya.
17. Sahabat 45 hari, Upe, Rita, Bun, Reska, Putri, Hanum, Eja, Mas Rasid dan
Mas Fani terima kasih untuk semangat, dukungan, membuat segalanya
menjadi berkesan, dan meninggalkan cerita yang kelak akan kita ceritakan
kembali dihari tua.
18. Keluarga besar Desa Sumbergede, Mas Bowo, Bapak dan Ibu Solihin, Mas
Yogi dan seluruh anggota IPS, serta rekan seperjuangan KKN-PPL dan
seluruh guru, para staf, dan anak murid MA Ma’arif NU 5 Sekampung, terima
kasih telah membersamai.
19. Almamater tercinta yang telah menjadi tempat untuk belajar serta
mendewasakan diri.
xiv
20. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan
menjadi bagian cerita dari perjuangan tugas sarjana saya.
Penulis berdoa semoga atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Aamiin, aamiin.
Bandarlampung, 30 Juli 2019Penulis,
Dwi Siti Sholeha
xv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN LUAR ....................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................... ii
HALAMAN DALAM .................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN........................................................ vi
RIWAYAT HIDUP........................................................................ vii
MOTO ............................................................................................ ix
PERSEMBAHAN .......................................................................... x
SANWACANA ............................................................................... xi
DAFTAR ISI................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR...................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. xxi
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang................................................................... 1B. Rumusan Masalah.............................................................. 4C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 6
xvi
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Kerangka Teori
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)............................ 82. Model Pembelajaran Collaborative Teamwork
Learning ........................................................................ 103. Hasil Belajar.................................................................. 174. Keterampilan Kolaborasi (Collaboration Skill) ............ 195. Keterampilan Proses Sains............................................ 21
B. Kerangka Pemikiran .......................................................... 25C. Anggapan Dasar................................................................. 28D. Hipotesis ............................................................................ 28
III. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian ............................................................... 30B. Populasi Penelitian............................................................. 31C. Sampel Penelitian .............................................................. 31D. Variabel Penelitian............................................................. 32E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Persiapan ........................................................... 322. Tahap Pelaksanaan ........................................................ 333. Tahap Akhir .................................................................. 39
F. Instrumen Penelitian .......................................................... 39G. Analisis Instrumen ............................................................. 40H. Teknik Pengumpulan Data................................................. 46I. Teknik Analisis Data ......................................................... 46J. Pengujian Hipotesis ........................................................... 49
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Keterampilan Kolaborasi dan Proses SainsPeserta Didik ................................................................. 51
2. Data Hasil Pretest dan Posttest KemampuanKognitif ......................................................................... 53
3. N-Gain Nilai Pretest dan Posttest ................................. 544. Hasil Uji Nilai Keterampilan Proses Sains ................... 555. Hasil Uji Nilai Keterampilan Kolaborasi ...................... 566. Hasil Uji Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan
Kognitif ......................................................................... 57B. Pembahasan
1. Pengaruh Penggunaan LKPD Terhadap KeterampilanProses Sains................................................................... 59
2. Pengaruh Penggunaan LKPD Terhadap KeterampilanKolaborasi ..................................................................... 60
3. Pengaruh Penggunaan LKPD Terhadap KemampuanKognitif ......................................................................... 61
xvii
V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ........................................................................ 66B. Saran ................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 68
LAMPIRAN.................................................................................... 70
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Penggunaan LKPD........ 92. Tahap Model Pengembangan Tim ................................................ 133. Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Model Collaborative
Teamwork Learning ...................................................................... 164. Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Hasil Belajar.................. 195. Bentuk-Bentuk Keterampilan dalam Keterampilan Proses Sains
dan Indikator Pembelajarannya..................................................... 226. Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Keterampilan Proses
Sains .............................................................................................. 247. Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Kognitif Kegiatan 1 .......... 418. Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Kognitif Kegiatan 2 .......... 429. Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Kognitif Kegiatan 3 .......... 4210. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Proses Sains
Kegiatan 1 .................................................................................... 4211. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Proses Sains
Kegiatan 2 .................................................................................... 4212. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Proses Sains
Kegiatan 3 .................................................................................... 4313. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 1.... 4314. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 2.... 4315. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 3.... 4316. Interpretasi Reliabilitas ................................................................ 4417. Hasil Uji Reliabilitas Soal............................................................ 4518. Persentase Keterampilan Proses Sains......................................... 4719. Persentase Keterampilan Kolaborasi Peserta Didik..................... 4720. Interpretasi Perolehan Indeks Gain .............................................. 4821. Data Hasil Pretest dan Posttest Kegiatan 1 ................................. 5322. Data Hasil Pretest dan Posttest Kegiatan 2 ................................. 5323. Data Hasil Pretest dan Posttest Kegiatan 3 ................................. 5324. Data N-gain Kemampuan Kognitif .............................................. 5425. Data Kategori N-gain Kemampuan Kognitif ............................... 5426. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains ........................ 5527. Hasil Uji One Sample T-Test Keterampilan Proses Sains ........... 5528. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Kolaborasi ........................... 5629. Hasil Uji One Sample T-Test Keterampilan Kolaborasi .............. 5630. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Kognitif ................................ 58
xix
31. Hasil Uji Paired Sample T-Test Kemampuan Kognitif ............... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Prinsip Utama Collaborative Learning .................................................. 122. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 273. Desain Eksperimen................................................................................. 314. Grafik Rata-Rata Persentase Nilai Observasi Keterampilan Proses
Sains ....................................................................................................... 525. Grafik Rata-Rata Persentase Nilai Observasi Keterampilan
Kolaborasi .............................................................................................. 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Uji Validitas..................................................................................... 732. Hasil Uji Reliabilitas................................................................................. 813. Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 854. Hasil Uji Paired Sample –Test.................................................................. 905. Hasil Uji One Sample T-Test .................................................................... 926. Data Nilai N-gain Kemampuan Kognitif Kegiatan 1................................ 957. Data Nilai N-gain Kemampuan Kognitif Kegiatan 2................................ 968. Data Nilai N-gain Kemampuan Kognitif Kegiatan 3................................ 979. Silabus ...................................................................................................... 9810. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................. 10111. Lembar Observasi Keterampilan Kolaborasi Peserta Didik ..................... 10912. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Peserta Didik................... 11213. Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Collaborative Teamwork Learning
Materi Fluida Dinamis (LKPD) ................................................................ 11614. Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains ................................................. 15415. Kunci Jawaban Tes Keterampilan Proses Sains ....................................... 16616. Kisi-Kisi Tes Keterampilan Kolaborasi .................................................... 17517. Kisi-Kisi Pretest-Posttest Kemampuan Kognitif...................................... 167
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah melakukan perubahan mengenai kurikulum pendidikan yang
diterapkan di sekolah. Sekarang pemerintah memberlakukan kurikulum 2013
edisi revisi, dengan adanya perubahan tersebut maka kurikulum sekolah, guru
ataupun peserta didik harus melakukan beberapa perubahan yang sesuai dengan
komponen kurikulum 2013 edisi revisi yang berbeda dengan kurikulum
sebelumnya diantaranya adalah pada kurikulum 2013 edisi revisi proses
pembelajaran di sekolah harus memusatkan peserta didik yang mana peserta
didik aktif membangun konsep pembelajaran dengan mengembangan
keterampilan proses sains.
Hasil penelitian pendahuluan diketahui bahwa guru fisika di SMA N 3
Bandarlampung sudah mengikuti pedoman kurikulum 2013 edisi revisi, namun
guru tidak mengimbanginya dengan membimbing peserta didik untuk
membangun konsep tersebut, guru hanya memberikan latihan soal dalam
pembelajaran fisika sehingga siswa kurang memahami materi yang mereka
pelajari, selain itu dalam kegiatan pembelajaran tidak dilaksanakan percobaan,
artinya peserta didik tidak menemukan konsep fisika melalui proses mentalnya
sendiri sementara fisika merupakan pembelajaran melalui proses sains seperti
2
melakukan pengukuran, percobaan, dan diskusi serta melibatkan peserta didik
langsung dalam pembelajaran agar mamahami konsep-konsep yang ada.
Pembelajaran tersebut dianggap menjadi faktor peserta didik masih mengalami
kesulitan mempelajari fisika mengenai materi fluida dinamis dan keterampilan
proses sains peserta didik tidak terlatih. Berdasarkan Kemendikbud (2016),
pencapaian kompetensi dasar untuk materi fluida dinamis peserta didik tidak
hanya dibekali dengan pengetahuan konsep saja melainkan keterampilan proses
sains secara individu ataupun bekerjasama dalam kelompok melalui kegiatan
percobaan yang menerapkan prinsip fluida dinamis.
Pendidikan yang memasuki era abad 21 ini tidak hanya menuntut peserta didik
memahami dan mengerti materi pelajaran di sekolah saja melainkan juga untuk
mempersiapkan peserta didik yang nantinya mampu menghadapi persaingan
global. Menurut Bishop (2010) pembelajaran abad 21 harus mengajarkan 4
kompetensi yaitu communication, collaboration, critical thinking, dan creativity.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik yakni
collaboration, dimana peserta didik mampu berkomunikasi dan
bekerjasama/berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak. Collaboration
skills memiliki beberapa indikator, yakni peserta didik harus dapat menunjukkan
kemampuan bekerja secara efektif dan menghargai keberagaman tim,
menunjukkan fleksibilitas dan kemauan untuk menerima pendapat orang lain
dalam mencapai tujuan bersama, dan mengemban tanggung jawab bersama
dalam bekerja kolaboratif dan menghargai kontribusi setiap anggota tim.
3
Hasil penelitian pendahuluan diketahui bahwa guru fisika di SMA N 3
Bandarlampung sudah menerapkan kompetensi collaboration. Namun guru
membiarkan peserta didik menjalani proses pembelajaran sendiri tanpa
menerapkan indikator collaboration skills. Memang sesekali dilaksanakan
kegiatan pembelajaran kelompok, namun tidak disertakan dengan langkah-
langkah pembelajaran yang jelas untuk mencapai indikator pembelajaran
kolaborasi, sehingga peserta didik tidak memiliki keterampilan kolaborasi yang
seharusnya ditampilkan ketika pembelajaran berdasarkan collaboration. Jika
pembelajaran dengan collaboration dapat dilaksanakan dengan baik diharapkan
akan didapat berbagai kelebihan dengan apa yang dibutuhkan pada
perkembangan abad ini.
Terkait dengan pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran yang menekankan
peserta didik untuk berkolaborasi salah satunya adalah collaborative teamwork
learning yang merupakan salah suatu model pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik untuk mengembangkan kerjasama secara kolaboratif dalam suatu
tim. Menurut hasil penelitian Darmayanti, Sadia, & Sudiatmika (2013)
menunjukkan bahwa model pembelajaran collaborative teamwork learning
mampu mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, sehingga mampu
mengoptimalkan pemahaman konsep peserta didik. Pemahaman peserta didik
tidak hanya disampaikan dengan model pembelajaran tertentu saja namun media
pembelajaran juga diperlukan untuk menunjang pembelajaran. Media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih peserta didik lebih aktif
dalam belajar adalah lembar kerja peserta didik (LKPD).
4
Berdasarkan hasil penelitian Beladina, Suyitno, & Kusni (2013) menyatakan
bahwa LKPD adalah suatu media pembelajaran yang mampu digunakan untuk
menunjang proses belajar. LKPD berupa panduan untuk latihan pengembangan
aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi yang
diharapkan dapat meningkatkan aspek yang harus dicapai peserta didik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh pengunaan LKPD berbasis Collaborative Teamwork
Learning pada materi fluida dinamis terhadap hasil belajar peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penggunaan LKPD berbasis Collaborative Teamwork
Learning pada materi fluida dinamis terhadap keterampilan proses sains
peserta didik?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan LKPD berbasis Collaborative Teamwork
Learning pada materi fluida dinamis terhadap keterampilan kolaborasi peserta
didik?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan LKPD berbasis Collaborative Teamwork
Learning pada materi fluida dinamis terhadap kemampuan kognitif peserta
didik?
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan pengaruh penggunaan LKPD berbasis Collaborative
Teamwork Learning pada materi fluida dinamis terhadap keterampilan proses
sains peserta didik.
2. Mendeskripsikan pengaruh penggunaan LKPD berbasis Collaborative
Teamwork Learning pada materi fluida dinamis terhadap keterampilan
kolaborasi peserta didik.
3. Mendeskripsikan pengaruh penggunaan LKPD berbasis Collaborative
Teamwork Learning pada materi fluida dinamis terhadap kemampuan
kognitif peserta didik.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian eksperimen ini yaitu setelah dilakukannya penelitian
dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik dan dapat membantu
mewujudkan pembelajaran yang bersesuaian dengan pendidikan abad 21 dengan
meningkatkan keterampilan proses sains dan keterampilan kolaborasi peserta
didik. Manfaat lainnya yakni memberikan pengalaman belajar menggunakan
bahan ajar berbasis collaborative teamwork learning sebagai salah satu media
yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas untuk tercapainya
tujuan pembelajaran.
6
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian eksperimen ini adalah:
1. Collaborative teamwork learning yang dimaksud merupakan salah suatu
model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kerja sama secara kolaboratif dalam suatu tim.
2. Bahan ajar yang diterapkan pada penelitian ini adalah bahan ajar berupa
LKPD berbasis collaborative teamwork learning pada materi fluida dinamis,
dikembangkan oleh Ayu Safitri yang telah diuji ahli dan di produksi pada
tahun 2018.
3. Hasil belajar yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Hasil belajar berupa nilai yang diperoleh sebagai hasil kemampuan
kognitif peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada
materi fluida dinamis.
b) Hasil belajar sebagai hasil kemampuan afektif berupa keterampilan
kolaborasi yang merupakan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dan bekerjasama secara efektif dengan berbagai pihak
untuk memecahkan suatu masalah. Indikatornya yakni peserta didik
harus dapat menunjukkan kemampuan bekerja secara efektif dan
menghargai keberagaman tim, menunjukkan fleksibilitas dan kemauan
untuk menerima pendapat orang lain dalam mencapai tujuan bersama,
dan mengemban tanggung jawab bersama dalam bekerja kolaboratif dan
menghargai kontribusi setiap anggota tim.
c) Hasil belajar berupa keterampilan proses sains sebagai hasil kemampuan
psikomotorik. Keterampilan proses sains merupakan pendekatan dalam
7
pembelajaran yang bertujuan mengembangkan keterampilan peserta
didik. Keterampilan yang akan diukur yakni pemangamatan/observasi,
mengajukan pertanyaan, berhipotesis, melaksanakan percobaan,
menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep dan berkomunikasi.
4. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 3
Bandarlampung semester ganjil 2018/2019.
5. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fluida Dinamis.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Hasil penelitian Beladina, Suyitno, & Kusni (2013) LKPD adalah suatu media
pembelajaran yang mampu digunakan untuk menunjang proses belajar. Peserta
didik baik secara individual maupun berkelompok dapat membangun
pengetahuan mereka sendiri dengan berbagai sumber belajar. Guru hanya
berperan aktif sebagai fasilitator, dan salah satu tugas guru adalah meyiapkan
perangkat pembelajaran (termasuk LKPD) sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
Melalui penelitian Astuti & Setiawan (2013) mengungkapkan bahwa dalam
pengoptimalan penggunaan LKPD diperlukan beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu alokasi waktu dalam penggunaan LKPD, penyusunan LKPD
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga dapat digunakan
sebagai bahan belajar mandiri, dan perangkat pembelajaran yang digunakan
oleh guru tidak hanya berfokus pada penggunaan LKPD.
Berdasarkan hasil penelitian Nurliawaty, Mujasam, & Yusuf (2017)
menunjukkan bahwa LKPD dapat menjadi salah satu solusi bagi peserta didik
untuk mempelajari pelajaran Fisika. Pelajaran Fisika harus dipahami bukan
9
sekedar dihafalkan. Penggunaan media pembelajaran LKPD dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Menurut beberapa pendapat tersebut, terlihat bahwa LKPD dapat digunakan
sebagai alat bantu untuk membangun pengetahuan peserta didik, dimana LKPD
akan disiapkan oleh guru. LKPD juga memuat tugas baik individu maupun
kelompok. Penggunaan LKPD dapat disesuaikan dengan kebutuhan baik
kebutuhan peserta didik maupun guru.
Tabel 1. Beberapa Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan PenggunaanLKPD
No.
Nama,Tahun
Penelitiandan Jurnal
Judul Hasil Penelitian
(1) (2) (3) (4)1. Marsa, Hala,
& Taiyeb(2016)JurnalSainsmat
Pengaruh PenggunaanLembar Kerja PesertaDidik Berbasis PendekatanIlmiah Terhadap Aktivitasdan Hasil Belajar IpaBiologi Kelas VII PesertaDidik SMP Negeri 2Watampone
Rata-rata skor hasil belajarmenggunakan LembarKerja Peserta Didik(LKPD) berbasispendekatan ilmiah beradapada kategori sangattinggi dan peserta didiktelah mencapai ketuntasansebesar 100% sehinggaketuntasan hasil belajarsecara klasikal tercapai.
2. Meini,Hasanuddin,& Djufri(2017) JurnalEduBioTropika
Pengaruh PembelajaranBerbasis LKPDKonstruktivistik TerhadapHasil Belajar KognitifSiswa pada KonsepMakanan dan SistemPencernaan di SMANegeri 12 Banda Aceh
Pembelajaran berbasisLKPD konstrukstivistikberpengaruh terhadaphasil belajar kognitifsiswa. Peningkatankemampuan kognitifsiswa sebesar37,2.
3. Asdaniar,Hala, &Taiyeb
Pengaruh PenggunaanLKPD Berbasis PetaKonsep Terhadap Motivasidan Hasil Belajar Peserta
Motivasi dan hasilbelajar peserta didikdalam kategori tinggisetelah diberi x.
10
(1) (2) (3) (4)(2016) JurnalBionature
Didik Kelas VII SMPN 1Awangpone
Didik Kelas VII SMPN 1Awangpone
2. Model Pembelajaran Collaborative Teamwork Learning
Collaborative teamwork learning merupakan salah suatu model pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kerja sama secara
kolaboratif dalam suatu tim. Wheeler, Powelson, & Kim (2007) menyatakan
bahwa kolaborasi adalah proses kerja bersama dengan tujuan dan filosofi yang
dapat diterima, sementara pemahaman karakteristik tertentu dari individu
(seperti kompetensi, pengetahuan, kepribadian, dan perilaku) sangat penting.
Collaboration is a process of common work with acceptable goals andphilosophy, while the comprehension of particular characteristics of theindividuals (such as competencies, knowledge, personality, and behavior) isessential.
Berdasarkan hasil penelitian Darmayanti, Sadia, & Sudiatmika (2013) model
pembelajaran collaborative teamwork learning mampu mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran, sehingga mampu mengoptimalkan keterampilan proses
sains dan pemahaman konsep peserta didik. Peserta didik harus
mengkonstruksi pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri melalui suatu
proses sehingga peserta didik dapat lebih memahami konsep materi
pembelajaran. Berbagai aktivitas pembelajaran tidak harus dilakukan oleh
peserta didik itu sendiri namun juga dapat berkolaborasi dengan temannya
untuk memecahkan permasalahan. Umumnya peserta didik akan lebih mudah
dalam memahami suatu konsep jika mereka dapat bertukar pikiran dengan
teman sebangku ataupun dengan tim mereka. Semua aktivitas dalam tim
tersebut dapat dirundingkan dan diorganisasikan sendiri oleh peserta didik.
11
Berdasarkan hasil penelitian Jiwa, Atmadja, & Yudana (2013) mengemukakan
bahwa pada penerapan model collaborative teamwork learning hasil diskusi
peserta didik pada tiap tahap pembelajaran sebaiknya dicatat dan
dipresentasikan secara lisan oleh masing-masing kelompok dan dikumpulkan.
Pencatatan dan presentasi hasil belajar dilakukan dengan tujuan menanamkan
konsep dan memotivasi peserta didik dalam belajar, sehingga guru dapat
mengetahui sampai dimana pemahaman konsep peserta didik dalam proses
pembelajaran. Secara garis besar, dari pemaparan definisi dan karakteristik
collaborative teamwork learning dapat dikatakan bahwa model pembelajaran
ini menitikberatkan pada kerja sama peserta didik dalam satu tim. Masing-
masing peserta didik diberikan tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas
kelompok yang telah diberikan oleh guru. Melalui kegiatan ini, peserta didik
dilatih untuk dapat bertanggungjawab atas perannya masing-masing dalam
kelompok.
Menurut Brassard (2010) collaborative learning melibatkan hubungan yang
lebih dekat antara dosen, mahasiswa pascasarjana dan dunia profesional.
Collaborative learning juga melibatkan perancangan kegiatan belajar untuk
menumbuhkan pengalaman belajar melalui layanan pembelajaran dalam
kemitraan dengan layanan sipil atau masyarakat sipil. Tiga langkah diperlukan
untuk kemitraan yang sukses yakni: membangun rasa saling percaya (mutual
trust), menetapkan insentif bersama (mutual incentives) dan pembagian
pelajaran (lesson sharing). Mutual trust merupakan proses membangun rasa
saling percaya sehingga mitra institusional setuju untuk berpartisipasi dalam
pembelajaran kolaboratif. Dosen dan mitra institusional juga harus memastikan
12
bahwa terdapat mutual incentives untuk terlibat dalam kemitraan ini. Dengan
demikian, diskusi selanjutnya fokus mengidentifikasi topik yang mungkin
dikerjakan siswa dan mendukung dokumentasi untuk dikonsultasikan oleh
siswa. Setelah tugas siswa selesai, upaya untuk melibatkan institusi dan siswa
dalam sesi saling berbagi pelajaran (lesson sharing) sangat penting untuk
memastikan pembelajaran kolaboratif yang sukses. Misalnya, mengundang
tamu untuk menjadi pembicara menjelang akhir belajar (juga aktivitas belajar
yang berharga dan saling melengkapi).
Gambar 1. Prinsip Utama Collaborative Learning
Model pembelajaran kolaboratif meningkatkan mengajar dengan tiga cara
nyata. Pertama, menciptakan hubungan yang lebih baik antara teori dan
praktik. Kedua, memungkinkan desain alat pengajaran inovatif yang
menyediakan lebih besar ruang untuk tanya jawab dan memberikan umpan
balik kepada siswa. Ketiga, menghubungkan tujuan pembelajaran tertentu
dengan keterampilan yang diperlukan dalam dunia profesional.
13
Berdasarkan penelitian Nestor (2013) pada model pengembangan tim dalam
siklus hidup suatu tim melibatkan empat tahap. Pada setiap tahap, dinamika tim
berubah secara dramatis dari periode inefisiensi dan kegelisahan ke periode
kinerja tinggi. Setiap tim yang tetap bersama selama periode waktu tertentu akan
berubah dan berkembang. Terdapat tiga masalah yang menentukan seberapa
baik kinerja tim yakni: konten, proses, dan perasaan. Singkatnya, konten
berhubungan dengan apa yang dilakukan tim, proses terkait dengan bagaimana
tim bekerja menuju tujuan dan perasaannya berlaku untuk bagaimana anggota
tim berhubungan satu sama lain. Perubahan-perubahan ini diringkas dalam tabel
berikut.
Tabel 2. Tahap Model Pengembangan Tim
Forming Storming Norming Performing(1) (2) (3) (4) (5)
PengamatanUmum
Ketidakpastiantentang peran,mencaripetunjuk diluar.
Tumbuhkankepercayaanpada tim,menolak otoritasluar.
Kekhawatirantentangmenjadiberbeda,ingin menjadibagian daritim.
Peduli denganmenyelesaikanpekerjaan.
MasalahKonten
Beberapaupaya untukmendefinisikanpekerjaan yangharusdilakukan.
Anggota timmenolaktuntutan tugas
Adapertukaranpandanganterbukatentangmasalah tim.
Sumber dayadialokasikansecara efisien;ada prosesuntukmemastikanbahwa tujuanakhir tercapai.
MasalahProses
Anggota timmencaripetunjuk danarahan di luar.
Anggota timmenyangkaltugas danmencari alasanuntuk tidakmelakukannya.
Tim mulaimengaturproseduruntukmenanganitugas.
Tim mampumenyelesaikanmasalah.
14
(1) (2) (3) (4) (5)
MasalahPerasaan
Orang-orangmerasa cemasdan tidak yakin
Orang-orangmasih merasatidak pasti dan
Orangmengabaikanperbedaan
Orang-orangberbagi fokusyang sama,
akan peranmereka.Sebagian besarmencaripemimpin ataukoordinatoruntukbimbingan.
mencoba untukmengekspresikankepribadianmereka.Kekhawatiranmuncul tentanghierarki tim.
individu dananggota timlebihmenerimasatu samalain.
berkomunikasisecara efektifdan menjadilebih efisiendan fleksibelsebagaihasilnya.
Tahap kelima yang dikembangkan disebut 'adjouring'. Tahap akhir ini
melibatkan pemutusan hubungan antara anggota tim dan periode pengakuan
singkat untuk pencapaian tim.
Menurut Hennen (2014) sebagian besar kelompok memiliki perkembangan
yang dapat diprediksi, sebuah temuan berdasarkan empat dekade studi
pengembangan kelompok. Salah satu model yang paling banyak dirujuk
terdapat lima tahap pengembangan kelompok yang konsisten, yakni: forming,
storming, norming, performing, dan adjouring. Sebagian besar kelompok
mengalami kemajuan melalui tahap-tahap ini. Setiap tahap membangun tahap
sebelumnya dan mempersiapkan grup untuk tampil. Tinjauan tahapan
pengembangan grup Tuckman yakni: forming (membentuk grup; menetapkan
aturan dasar; menemukan kesamaan), storming (berurusan dengan masalah
kekuasaan dan kontrol; menghadapi perbedaan), norming (mengelola konflik
kelompok; menemukan norma-norma kelompok; peleburan kesamaan),
performing (berfungsi sebagai kelompok yang efektif), adjouring (menemukan
penutupan).
15
Berdasarkan pendapat tersebut model collaborative teamwork learning masuk
kedalam model pengembangan tim karena bekerja secara kelompok/tim yang
berkolaborasi dengan lima tahapan pembelajaran yakni:
(a) Forming
Forming mengacu pada tahap awal kehidupan suatu kelompok,
menetapkan aturan dasar dan menemukan kesamaan.
(b) Stroming
Stroming adalah tahap di mana menumbuhkan kepercayaan pada
kelompok, berurusan dengan masalah kekuasaan dan control, menghadapi
perbedaan.
(c) Norming
Norming tahap di mana mengelola konflik kelompok, menemukan norma-
norma kelompok, peleburan kesamaan dan ingin mejadi bagian dari tim.
(d) Perfoming
Perfoming menggambarkan titik di mana proses kelompok ditetapkan dan
kelompok mampu menyelesesaikan pekerjaan dan bekerja sebagai
kelompok efektif.
(e) Adjouring
Adjouring, mencakup kegiatan mengolaborasikan pemahaman untuk
memperoleh pengakuan sebagai pencapaian tim.
Model collaborative teamwork learning memiliki lima tahapan utama.
Tahapan collaborative teamwork learning antara lain adalah forming, stroming,
norming, perfoming, dan adjouring. Kegiatan pembelajaran pada model ini
berawal dari pembentukan kelompok, pengungkapan hipotesis, penentuan
16
sumber pemecahan masalah, pengkomunikasian pemecahan masalah dan yang
terakhir adalah pengkolaborasian pemahaman berdasarkan presentasi anggota
kelompok.
Tabel 3. Beberapa Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan ModelPembelajaran Collaborative Teamwork Learning
No.
Nama,Tahun
Penelitiandan Jurnal
Judul Hasil Penelitian
(1) (2) (3) (4)1. Laksmi,
Ardana, &Sadra (2014)JurnalPendidikandanPembelajaranMatematikaIndonesia
Pengaruh ModelCollaborativeTeamwork Learning(CTL) BerorientasiPolya TerhadapKemampuanPemecahan MasalahMatematika SiswaDitinjau dari GayaKognitif
Model pembelajarancollaborative teamworklearning berorientasi polyadapat digunakan sebagai salahsatu alternative modelpembelajaran dalam upayameningkatkan aktivitas dankemampuan pemecahanmasalah matematika siswa
2. Alifah (2010)VariaPendidikan
CollaborativeTeamwork Learning(CTL)PengaruhnyaTerhadap HasilBelajar Ekonomipada MTsMuhammadiyahBlimbing Sukoharjo
Terdapat pengaruhmetode Collaborative TeamworkLearning (CTL)terhadap hasil belajar ekonomipada siswa kelasVII MTs MuhammadiyahBlimbing Sukoharjotahun 2007/2008.
3. Purwaaktari(2015) JurnalPenelitianIlmuPendidikan
Pengaruh ModelCollaborativeLearning TerhadapKemampuanPemecahan MasalahMatematika danSikap SosialSiswa Kelas V SdJarakan SewonBantul
Terdapat pengaruh positif dansignifikanpenggunaan modelcollaborative learningterhadap kemampuanpemecahanmasalah matematika dan sikapsocial siswa kelas V SDJarakanSewon Bantul
17
(1) (2) (3) (4)4. Raihanah,
Saadi, &Bakti (2018)JurnalInovasiPendidikanSains
MeningkatkanAktivitas dan HasilBelajar SiswaMelalui ModelCollaborativeTeamwork Learningpada Materi
Penerapan model pembelajarancollaborative teamworklearning dapat meningkatkanaktivitas guru, aktivitas siswadan terjadi peningkatan hasilbelajar kognitif siswa
Hidrokarbon diKelas X 3 SMANegeri 12Banjarmasin
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan dalam
melakukan kegiatan pembelajaran, dalam menyerap atau memahami suatu
materi yang disampaikan. Hasil belajar yang dicapai siswa harus dapat diukur,
yang digambarkan dengan angka atau nilai yang diperoleh dari hasil tes belajar.
Tes hasil belajar dibuat untuk menentukan tingkat pengatahuan dan
keterampilan dalam penguasaan materi.
Hasil penelitian Alifah (2010) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
wujud perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Klasifikasi hasil belajar secara garis besar terdiri dari:
(1) ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi; (2) ranah afektif yang berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan interaksi; (3) ranah psikomotor yang berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
18
Menurut hasil penelitian Sjukur (2012) hasil belajar adalah suatu penilaian
akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang serta
akan tersimpan dalam jangka waktu yang lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik sehingga akan
mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang baik.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan penilaian akhir yang telah diperoleh peserta didik setelah menerima
pengetahuan sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan
perilaku kerja yang baik. Hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini, hasil belajar pada
ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan dan pemahaman peserta didik,
hasil belajar ranah afektif berupa keterampilan kolaborasi yang merupakan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dan bekerjasama secara efektif
dengan berbagai pihak untuk memecahkan suatu masalah, dan hasil belajar
ranah psikomotorik berupa keterampilan proses sains yang merupakan
pendekatan dalam pembelajaran yang bertujuan mengembangkan keterampilan
peserta didik. Hasil belajar menunjukkan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan
pembelajaran yang dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes
maupun non tes.
19
Tabel 4. Beberapa Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Hasil Belajar
No.
Nama,Tahun
Penelitiandan Jurnal
Judul Hasil Penelitian
(1) (2) (3) (4)1. Hutabarat &
Sahyar(2013) JurnalPembelajaranFisika
Efek ModelPembelajaran ProblemSolving dan MotivasiTerhadap Hasil BelajarFisika Siswa SMA
Analisis interaksidalam penelitian inimenunjukkan bahwaterdapat interaksi antaramodel pembelajarandan motivasi dalammempengaruhi hasilbelajarFisika
2. Hatika(2016) JurnalPendidikanFisikaIndonesia
Peningkatan HasilBelajar Fisika denganMenerapkan ModelPembelajaran AdvanceOrganizer BerbantuAnimasi Komputer
Hasil belajar fisika siswamenggunakan modeladvance organizerberbantu animasikomputer dilihat melalui 3aspek yaitu daya serapsiswa, ketuntasan klasikaldan efektivitaspembelajaran adalahefektif digunakan
3. Pangestika(2013)EconomicEducationAnalysisJournal
Penerapan ModelPembelajaran ThinkPaire Share (TPS)Berbantuan AccelerationCard untukMeningkatkan HasilBelajar Akuntansi PokokBahasan JurnalPenyesuaian Siswa KelasXI IPS SMA Negeri 1Majenang Tahun Ajaran2012/2013
Penerapan TPS berbantuanacceleration card terbuktidapat meningkatkan hasilbelajar siswa
4. Keterampilan Kolaborasi (Collaboration Skill)
Hasil penelitian Purwaaktari (2015) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
kolaboratif, siswa dapat saling belajar untuk meningkatkan pemahaman
20
mereka. Pembelajaran ini mengedepankan kedekatan sosial yang dapat
mengembangkan pengetahuan daan pemahaman siswa. Penelitian Bell (2010)
menunjukkan pembelajaran sosial dapat meningkatkan keterampilan
kolaborasi. Siswa yang bekerja dalam suatu proyek harus menyatukan ide-ide
dan berperan sebagai pendengar yang baik untuk anggota kelompoknya.
Mengajarkan siswa untuk aktif mendengarkan dan meningkatkan kemampuan
kolaborasi yang sebaik kreatifitas. Siswa belajar keterampilan dasar
komunikasi produktif, menghormati orang lain, dan kerjasama tim ketika
mengembangkan ide-ide bersama secara kolektif.
Social Learning Enhances Collaboration Skills. As children work on theseprojects, they must brainstorm ideas and act as good listeners to their groupmembers. Teaching students active listening skills enhances collaborativeability as well as creativity. Students learn the fundamental skills ofproductive communication, respect for others, and teamwork whilegenerating ideas together collectively.
Berdasarkan hasil penelitian Kuhn (2015) dikatakan bahwa kerjasama
dipandang sebagai sebuah proses yang mengarah ke yang lain yang diinginkan
individu dan hasil kelompok, seperti sukses memecahkan masalah dan
meningkatkan perkembangan intelektual.
Collaboration is viewed as a process leading to other desired individual andgroup outcomes, such as successful problem solving and enhancedintellectual development
Pembelaran berbasis collaboration juga memiliki beberapa indikator
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan keterampilan kolaborasi.
Menurut Trilling & Fadel (2009) keterampilan kolaborasi memiliki beberapa
indikator, yakni peserta didik harus dapat menunjukkan kemampuan bekerja
secara efektif dan menghargai keberagaman tim, menunjukkan fleksibilitas dan
21
kemauan untuk menerima pendapat orang lain dalam mencapai tujuan bersama,
dan mengemban tanggung jawab bersama dalam bekerja kolaboratif dan
menghargai kontribusi setiap anggota tim.
Berdasarkan penjelasan diatas, keterampilan kolaborasi merupakan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dan bekerjasama secara efektif
dengan berbagai pihak untuk memecahkan suatu masalah dan meningkatkan
perkembangan intelektual.
5. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang
dirancang agar siswa mampu menemukan fakta-fakta, membangun konsep, dan
teori dalam pembelajaran yang diterima. Siswa diarahkan untuk melibatkan diri
dalam kegiatan ilmiah pada proses pembelajaran. Keterampilan proses sains
merupakan salah satu keterampilan yang digunakan untuk memahami
fenomena apa saja. Keterampilan ini diperlukan untuk memperoleh,
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum, dan teori-
teori sains (Amnie, Abdurrahman, & Ertikanto, 2014).
Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2005) merupakan keterampilan
yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori sains, baik berupa
keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial.
Sementara berdasarkan hasil penelitian Ongowo & Indoshi (2013) mengartikan
keterampilan proses sains sebagai keterampilan kognitif dan psikomotor yang
diperlukan untuk pemecahan masalah, identifikasi masalah, pengumpulan data,
22
interpretasi dan presentasi data dalam rangka mengkonstruksi suatu
pengetahuan baru.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses
sains merupakan keterampilan yang harus dimiliki peserta didik untuk
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum, dan teori-
teori sains. Keterampilan proses sains terdiri dari beberapa keterampilan yang
satu sama lain berkaitan dan dapat diaplikasikan pada kegiatan praktikum.
Keterampilan proses sains pada pembelajaran sains lebih menekankan
pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan hasilnya. Keterampilan proses sains dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik
melalui proses pembelajaran. Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan
proses sains, berikut ini merupakan bentuk-bentuk keterampilan dalam
keterampilan proses sains beserta indikator pembelajarannya seperti
dideskripikan dalam Tabel 5.
Tabel 5. Bentuk-Bentuk Keterampilan dalam Keterampilan Proses Sains danIndikator Pembelajarannya
No. Keterampilan Indikator Pembelajaran(1) (2) (3)1. Mengamati/Observasi a. Menggunakan sebanyak mungkin
inderab. Mengumpulkan/ menggunakan fakta
yang relevan
2. Mengelompokan/Klasifikasi
a. Mencatat setiap pengamatan secaraterpisah
b. Mencari perbedaan, persamaanc. Mengontraskan ciri-cirid. Membandingkan
23
(1) (2) (3)e. Mencari dasar pengelompokan atau
penggolongan3. Menafsirkan/
Interpretasia. Menghubungkan hasil-hasil
pengamatanb. Menemukan pola dalam suatu seri
pengamatanc. Menyimpulkan
4. Meramalkan/ Prediksi a. Menggunakan pola-pola hasilpengamatan
b. Mengemukakan apa yang mungkinterjadi pada keadaan yang belumdiamati
5. MengajukanPertanyaaan
a. Bertanya apa, bagaimana dan apab. Bertanya untuk meminta penjelasanc. Mengajukan pertanyaan yang berlatar
belakang hipotesis
6. Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satukemungkinan penjelasan dari satukejadian
b. Menyadari bahwa suatu penjelasanperlu di uji kebenarannya denganmemperoleh bukti lebih banyak ataumelakukan cara pemecahan masalah
7. MerencanakanPercobaan
a. Menentukan alat/bahan/sumber yangakan digunakan
b. Menentukan variabel/faktor tertentuc. Menentukan apa yang diukur, diamati,
dicatatd. Menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah kerja
8. Menggunakan Alat danBahan
a. Memakai alat/bahanb. Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat dan bahanc. Mengetahui bagaimana menggunakan
alat dan bahan
9. Menerapkan Konsep a. Menggunakan konsep yang telahdipelajari dalam situasi baru
b. Menggunakan konsep padapengalaman baru untuk menjelaskanapa yang sedang terjadi
24
(1) (2) (3)10. Berkomunikasi a. Mengubah bentuk penyajian
b. Memberikan data empiris hasilpercobaan atau pengamatan dengangrafik atau tabel diagram
c. Menyusun dan menyampaikan laporansecara sistematis
d. Menjelaskan hasil percobaane. Membaca grafik/tabel/diagramf. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu
masalah atau suatu peristiwa
11. Melakukan Percobaan/Eksperimen
Melakukan kegiatan percobaan sesuailangkah percobaan dengan benar
(Rustaman, 2005)
Penelitian ini hanya mengambil tujuh dari dari sebelas keterampilan yang ada
pada keterampilan proses sains, yakni: mengamati/observasi, mengajukan
pertanyaan, berhipotesis, melaksanakan percobaan, menggunakan alat dan
bahan, menerapkan konsep dan berkomunikasi.
Tabel 6. Beberapa Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan KeterampilanProses Sains
No.
Nama,Tahun
Penelitiandan Jurnal
Judul Hasil Penelitian
(1) (2) (3) (4)1. Ambarsari,
Santosa, &Maridi(2013) JurnalPendidikanBiologi
Penerapan PembelajaranInkuiri TerbimbingTerhadap KeterampilanProses Sains Dasar padaPelajaran Biologi SiswaKelas VIII SMP Negeri 7Surakarta
Penerapan pembelajaraninkuiri terbimbingmemberikan pengaruhyang signifikan terhadapketrampilan proses sainsdasar siswa kelas VIIISMP Negeri 7 Surakarta
2. Handayani,Suciati, &Marjono
Peningkatan KeterampilanProses Sains PadaPembelajaran Biologi
Pembelajaran biologimateri sistem inderadengan mengunakan
25
(1) (2) (3) (4)(2016) JurnalBioedukasi
Melalui Penerapan ModelBounded Inquiry Lab
model pembelajaranbounded inquiry lab
dapat disimpulkan bahwapenggunaan modeltersebut dapatmeningkatkanketerampilan proses sainspeserta didik kelas XIMIA 3 SMA Al Islam 1Surakarta tahun Pelajaran2014/2015.
3. Hardiyanto,Susilawati, &Harjono(2015) JurnalPendidikanFisika danTeknologi
Pengaruh ModelPembelajaran BerbasisMasalah dan Ekspositoridengan KeterampilanProses SainsTerhadap Hasil BelajarFisika Siswa Kelas VIIIMTSN 1 Mataram TahunAjaran 2014/2015
Terdapat pengaruh modelpembelajaran berbasismasalah (PBM) danekspositori denganketerampilan proses sainsterhadap hasil belajarfisika. Model PBMmemberikan pengaruhyang lebih baik dari padaekspositori
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini memiliki dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan LKPD berbasis
collaborative teamwork learning dan variabel terikatnya adalah hasil belajar
peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, keterampilan kolaborasi dan
keterampilan proses sains (KPS). Media pembelajaran yang dapat digunakan
untuk melatih peserta didik lebih aktif dalam belajar salah satunya adalah lembar
kerja peserta didik (LKPD). Penggunaan lembar kerja peserta didik ini akan
membawa pembelajaran ke arah pembelajaran berbasis collaborative teamwork
learning. Model pembelajaran collaborative teamwork learning ini, baik
digunakan untuk pembelajaran fisika, karena model ini mengutamakan kerjasama
dan kolaborasi dalam belajar.
26
Terdapat lima tahapan dalam collaborative teamwork learning, yang pertama
adalah pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok ditentukan dengan
melihat nilai peserta didik yang nantinya akan dibagi menjadi 6 kelompok secara
heterogen, pada tahap ini peserta didik mulai berinteraksi dengan anggota
kelompok untuk memualai mengerjakan kegiatan-kegiatan yang ada pada LKPD.
Tahap yang kedua ialah pengungkapan hipotesis, pada tahap ini peserta didik
diberikan suatu masalah kemudian berdasarkan masalah tersebut peserta didik
berdiskusi dan mengajukan pendapatnya untuk mengungkapkan hipotesisnya.
Tahap yang ketiga yakni pemecahan masalah (melakukan percobaan dan
berdiskusi), untuk membuktikan hipotesisnya peserta didik dapat menentukan
sumber pemecahan masalah dengan melakukan percobaan dan diskusi kelompok.
Kemudian tahap yang keempat yakni presentasi dimana peserta didik membuat
laporan hasil percobaan dan berdiskusi kembali untuk menjawab kesimpulan.
Lalu tahap yang terakhir yakni pengkolaborasian. Setiap kelompok menyatukan
pendapat agar diperoleh kesimpulan dari masalah yang diberikan.
Pembelajaran dengan menggunakan LKPD berbasis collaborative teamwork
learning menuntun peserta didik berkolaborasi dengan temannya untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui kegiatan-kegiatan yang telah
tersusun dalam LKPD berbasis collaborative teamwork learning. Untuk lebih
jelas mengenai kerangka pemikiran penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 2.
27
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
LKPD Berbasis CollaborativeTeamwork Learning Hasil Belajar
Pembentukan Kelompok:berinteraksi dengan anggota
kelompok untuk lebihmengakrabkan diri dan mulai
mengerjakan kegiatan-kegiatan yang ada di LKPD
Pengungkapan Hipotesis:berdiskusi dengan sesamaanggota kelompok untuk
memcahkan orientasi masalahdan mengajukan pendapatserta menerima pendapat
orang lain
Pemecahan Masalah:membagi tugas dan
bertanggung jawab pada tugasmasing-masing untuk
melakukan percobaan sertamendiskusikan analisis hasil
percobaan
Presentasi:membuat laporan hasil
percobaan dan berdiskusikembali untuk menjawab
kesimpulan dengan didukungteori yang ada
Pengkolaborasian:menyampaikan laporan hasil
percobaan dan melakukandiskusi konfirmasi ataumenyamakan pendapat
KPS (Psikomotorik):mengamati/observasi,
mengajukan pertanyaan,berhipotesis, melaksanakanpercobaan, menggunakanalt dan bahan, menerapkankonsep dan berkomunikasi
Kognitif:pengetahuan, pemahaman,
analisis, sintesis danevaluasi
Keterampilan Kolaborasi(Afektif):
menunjukkan kemampuanbekerja secara efektif danmenghargai keberagaman
tim, menunjukkanfleksibilitas dan kemauanuntuk menerima pendapat
orang lain, dan mengembantanggung jawab bersama
Meningkat
28
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar penelitian ini adalah:
1. Pemahaman peserta didik pada materi fluida dinamis berbeda-beda.
2. Rata-rata kemampuan awal peserta didik kelas uji sama.
D. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan LKPD berbasis
collaborative teamwork learning diidentifikasi berdasarkan hasil belajar yang
meliputi kemampuan kognitif, keterampilan kolaborasi dan keterampilan
proses sains peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran, dengan demikian
dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
1. Hipotesis pertama
H1 : Penggunaan LKPD berbasis collaborative teamwork
learning berpengaruh terhadap kemampuan kognitif peserta didik pada
materi fluida dinamis di SMAN 3 Bandarlampung.
H0 : Penggunaan LKPD berbasis collaborative teamwork learning tidak
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif peserta didik pada materi
fluida dinamis di SMAN 3 Bandarlampung.
2. Hipotesis kedua
H1 : Penggunaan LKPD berbasis collaborative teamwork learning
berpengaruh terhadap keterampilan kolaborasi peserta didik pada materi
fluida dinamis di SMAN 3 Bandarlampung.
H0 : Penggunaan LKPD berbasis collaborative teamwork learning tidak
berpengaruh terhadap keterampilan kolaborasi peserta didik pada materi
fluida dinamis di SMAN 3 Bandarlampung.
29
3. Hipotesis ketiga
H1 : Penggunaan LKPD berbasis collaborative teamwork
learning berpengaruh terhadap keterampilan proses sains peserta didik
pada materi fluida dinamis di SMAN 3 Bandarlampung.
H0 : Penggunaan LKPD berbasis collaborative teamwork learning tidak
berpengaruh terhadap keterampilan proses sains peserta didik pada materi
fluida dinamis di SMAN 3 Bandarlampung.
30
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan secara
langsung dalam kegiatan pembelajaran. Desain eksperimen pada penelitian ini
menggunakan bentuk Pre-Experimental Design dengan menggunakan desain
One Shot Case Study untuk mengukur keterampilan kolaborasi dan
keterampilan proses sains peserta didik. Hasil belajar kognitif peserta didik
diukur menggunakan One Group Pretest Posttest Design. Menurut Fraenkel,
Wallen, & Hyun (2012) metode Pre-Experimental Design/Weak Experimental
Design merupakan metode penelitian yang menggunakan kelompok sampel
perlakuan tanpa sampel kontrol.
Tidak ada kelompok kontrol dalam penelitian ini dan peserta didik diberi
perlakuan khusus atau pengajaran selama beberapa waktu (X). Perlakuan ini
adalah penggunaan lembar kerja peserta didik berbasis collaborative teamwork
learning. Peserta didik akan diberikan pretest sebelum diberi perlakuan dan
setelah diberikan perlakuan pembelajaran peserta didik akan diberikan posttest
untuk melihat hasil belajar aspek kognitif, sementara untuk melihat hasil
belajar keterampilan kolaborasi dan keterampilan proses sains peserta didik
akan diberikan soal evaluasi setelah pembelajaran. Untuk lebih jelas tentang
31
desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada
gambar 3 sebagai berikut:
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012)
Gambar 3. Desain Penelitian
Keterangan:
X = Perlakuan Pembelajaran LKPD berbasis Collaborative Teamwork
Learning
O1 = Pretest Hasil Belajar Peserta Didik Aspek Kognitif
O2 = Posttest Hasil Belajar Peserta Didik Aspek Kognitif
O3 = Tes Keterampilan Proses Sains Peserta Didik
O4 = Tes Keterampilan Kolaborasi Peserta Didik
B. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 3
Bandarlampung pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 yang terdiri
dari sebelas kelas dengan jumlah 342 peserta didik.
C. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Penelitian ini mengambil sebagian dari populasi yang akan dijadikan
O1 X O2
X O3
X O4
32
sampel dengan latar belakang mempunyai kemampuan rata-rata akademik
sama. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 3
Bandarlampung dengan jumlah 36 peserta didik.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel, yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan
media pembelajaran LKPD berbasis collaborative teamwork learning dan
variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan wawancara dengan
peserta didik dan guru pendidikan fisika kelas XI serta mengobservasi
kegiatan pembelajaran fisika di dalam kelas.
b. Menentukan kelas sampel penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian.
c. Membuat dan menyusun instrumen penelitian yang meliputi rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus, lembar observasi keterampilan
kolaborasi dan proses sains, kisi-kisi pretest-posttest kemampuan
kognitif, kisi-kisi tes keterampilan kolaborasi dan proses sains.
33
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan satu kelas sebagai kelas eksperimen.
Pembelajaran di kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran
collaborative teamwork learning pada materi fluida dinamis. Kelas yang
digunakan sebagai kelas eksperimen ini adalah kelas XI IPA 2 yang terdiri
dari 36 peserta didik. Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 1 x 45
menit, sebelum memulai pembelajaran guru memberikan salam dan
memperkenalkan diri kepada peserta didik. Selanjutnya masing-masing
peserta didik juga memperkenalkan dirinya. Pada pertemuan ini guru
memberitahukan proses pembelajaran yang akan dilakukan selama
penelitian. Setelah itu guru memberikan soal pretest kegiatan 1 kepada
peserta didik kelas XI IPA 2 untuk menilai kemampuan awal yang dimiliki
peserta didik terhadap pemahaman materi fluida dinamis, dikarenakan
waktu yang telah habis maka kegiatan pembelajaran selanjutnya dilakukan
di pertemuan kedua.
Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, guru memberikan
salam dan memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. Setelah
diberikan soal pretest untuk mengukur kemampuan kognitif peserta didik
pada pertemuan sebelumnya, guru melanjutkan pembelajaran yang
menerapkan model collaborative teamwork learning. Sesuai rencana
pelaksanaan pembelajaran, sebelum melakukan pembelajaran, guru
mengajukan beberapa pertanyaan apersepsi kepada siswa yang berkaitan
dengan debit dan kontinuitas fluida dan beberapa siswa mencoba untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah peserta didik
34
menjawab pertanyaan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mulai
masuk pada tahap pertama pengembangan kelompok, yakni membimbing
peserta didik dalam membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang, serta
membagikan lembar kerja peserta didik (LKPD). Setelah itu masuk ke tahap
kedua yakni pengungkapan hipotesis dimana guru memberikan orientasi
masalah berupa gambar dan deskripsi terkait dengan debit dan kontinuitas
melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan orientasi masalah, guru meminta peserta didik untuk menjawab
masalah yang ada di LKPD dan dengan bimbingan guru peserta didik dapat
merumuskan hipotesis yang akan diteliti melalui eksperimen secara
berkelompok. Masuk ke tahap ketiga yakni pemecahan masalah guru
mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan dengan langkah-
langkah yang telah ditentukan pada LKPD. Selanjutnya peserta didik
bersama rekannya mengumpulkan informasi atau data-data tentang debit
dan kontinuitas melalui studi pustaka dari berbagai referensi untuk
mendukung eksperimen yang sedang dilakukan. Setelah peserta didik
melakukan eksperimen yang didampingi oleh guru, peserta didik berdiskusi
bersama rekan sekelompok mengenai hasil pengamatan. Guru mengingatkan
kepada peserta didik untuk bekerjasama dalam mengerjakan kegiatan pada
LKPD, setiap peserta didik harus menyumbangkan ide atau pikirannya. Saat
dilakukan eksperimen dan diskusi kelompok guru menilai keterampilan
kolaborasi dan keterampilan proses sains peserta didik. Tahap yang keempat
yakni presentasi, setelah diskusi kelompok, setiap kelompok membuat
laporan hasil percobaan yang ditulis oleh salah satu anggota kelompok.
35
Tahap terakhir dalam pengembangan grup yakni pengkolaborasian, dimana
perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan
mengolaborasikan pemahaman masing-masing kelompok berdasarkan
presentasi yang telah dilakukan guna mendapatkan persamaan konsep.
Berdasarkan hasil kolaborasi, peserta didik membuat kesimpulan dan
menemukan konsep kontinuitas = , di mana air yang mengalir pada
kedua pipa dengan luas penampang berbeda akan memiliki debit yang sama.
Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai
pembelajaran dan sebagai penutup pembelajaran guru memberikan soal
keterampilan kolaborasi yang dikerjakan secara berkelompok dan
dikumpulkan hari itu juga, serta soal posttest dan soal keterampilan proses
sains tentang materi yang telah dipelajari secara tertulis yang dikerjakan
setiap individu di rumah yang nantinya akan dikumpulkan dipertemuan
selanjutnya.
Pertemuan ketiga dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, diawali
dengan salam dan memeriksa kehadiran peserta didik. Sebelum memberikan
soal pretest, peserta didik mengumpulkan jawaban soal posttest dan soal
keterampilan proses sains tentang materi sebelumnya. Setelah itu guru
memberikan soal pretest kegiatan 2 kepada peserta didik. Sebelum
melakukan pembelajaran, peserta didik mengingat kembali materi
sebelumnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan apersepsi berkaitan
materi di pertemuan ketiga yang diberikan oleh guru. Setelah peserta didik
menjawab pertanyaan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada
36
peserta didik agar tahu pentingnya materi yang dipelajari. Kemudian mulai
masuk pada tahap pertama pengembangan kelompok, yakni guru mengatur
peserta didik untuk duduk berkelompok sesuai dengan pertemuan
sebelumnya. Setelah itu masuk ke tahap kedua yakni pengungkapan
hipotesis dimana guru memberikan orientasi masalah berupa gambar dan
deskripsi terkait hubungan antara luas penampang dengan kecepatan aliran
air. Berdasarkan orientasi masalah, guru meminta peserta didik untuk
menjawab masalah yang ada di LKPD lalu peserta didik dapat
mengungkapkan dugaan sementara terhadap permasalahan yang diberikan.
Masuk ke tahap ketiga yakni pemecahan masalah, peserta didik bersama
rekannya melakukan eksperimen dengan langkah-langkah yang telah
tercantum di LKPD dan mengumpulkan informasi atau data-data tentang
hubungan antara luas penampang dengan kecepatan aliran air melalui studi
pustaka dari berbagai referensi untuk mendukung eksperimen yang sedang
dilakukan.
Setelah peserta didik melakukan eksperimen di halaman sekolah yang
didampingi guru, peserta didik berdiskusi bersama rekan sekelompok
mengenai hasil pengamatan. Saat dilakukan eksperimen dan diskusi
kelompok guru menilai keterampilan kolaborasi dan keterampilan proses
sains peserta didik. Tahap yang keempat yakni presentasi, setelah diskusi
kelompok, setiap kelompok membuat laporan hasil percobaan yang ditulis
oleh salah satu anggota kelompok. Tahap terakhir dalam pengembangan
grup yakni pengkolaborasian, perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan mengolaborasikan
37
pemahaman masing-masing kelompok berdasarkan presentasi yang telah
dilakukan guna mendapatkan persamaan konsep. Berdasarkan hasil
kolaborasi, peserta didik membuat kesimpulan dan dapat menurunkan
penerapan konsep debit ~ di mana luas lubang dan kecepatan aliran air
berbanding terbalik.
Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai
pembelajaran dan sebagai penutup pembelajaran guru memberikan soal
keterampilan kolaborasi yang dikerjakan secara berkelompok dan
dikumpulkan hari itu juga, serta soal posttest dan soal keterampilan proses
sains tentang materi yang telah dipelajari secara tertulis yang dikerjakan
setiap individu di rumah yang nantinya akan dikumpulkan dipertemuan
selanjutnya.
Pertemuan keempat dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, guru
memberi salam dan memeriksa kehadiran peserta didik. Sebelum
memberikan soal pretest, peserta didik mengumpulkan jawaban soal posttest
dan soal keterampilan proses sains tentang materi sebelumnya. Setelah itu
guru memberikan soal pretest kegiatan 3 kepada peserta didik. Sebelum
melakukan pembelajaran, peserta didik mengingat kembali materi
sebelumnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan apersepsi berkaitan
materi di pertemuan keempat yang diberikan oleh guru. Setelah peserta
didik menjawab pertanyaan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik, kemudian mulai masuk pada tahap pertama
pengembangan kelompok, yakni guru mengatur peserta didik untuk duduk
38
berkelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya. Selanjutnya masuk ke
tahap kedua yakni pengungkapan hipotesis, guru memberikan orientasi
masalah berupa gambar dan deskripsi terkait hubungan antara ketinggian
dengan jarak pancuran air. Berdasarkan orientasi masalah, guru meminta
peserta didik untuk menjawab masalah yang ada di LKPD lalu peserta didik
dapat mengungkapkan dugaan sementara terhadap permasalahan yang
diberikan. Selanjutnya peserta didik bersama rekannya melakukan
eksperimen dengan langkah-langkah yang telah tercantum di LKPD dan
mengumpulkan informasi atau data-data tentang hubungan antara ketinggian
dengan jarak pancuran air melalui studi pustaka dari berbagai referensi
untuk mendukung eksperimen yang sedang dilakukan.
Setelah peserta didik melakukan eksperimen di halaman sekolah yang
didampingi guru, peserta didik berdiskusi bersama rekan sekelompok
mengenai hasil pengamatan. Saat dilakukan eksperimen dan diskusi
kelompok guru menilai keterampilan kolaborasi dan keterampilan proses
sains peserta didik. Tahap yang keempat yakni presentasi, setelah diskusi
kelompok, setiap kelompok membuat laporan hasil percobaan yang ditulis
oleh salah satu anggota kelompok. Tahap terakhir dalam pengembangan
grup yakni pengkolaborasian, perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan mengolaborasikan
pemahaman masing-masing kelompok berdasarkan presentasi yang telah
dilakukan guna mendapatkan persamaan konsep. Setelah membuat
kesimpulan berdasarkan hasil kolaborasi, sehingga peserta didik dapat
menurunkan persamaan penerapan hukum Bernoulli dimana hubungan
39
antara ketinggian dengan jarak pancuran air adalah berbanding lurus. Guru
memberikan informasi tambahan untuk melengkapi kesimpulan yang
disampaikan peserta didik dan memberikan kesempatan peserta didik untuk
bertanya mengenai pembelajaran dan sebagai penutup pembelajaran guru
memberikan soal keterampilan kolaborasi yang dikerjakan secara
berkelompok serta soal posttest dan soal keterampilan proses sains tentang
materi yang telah dipelajari secara tertulis yang dikerjakan setiap individu
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif dan keterampilan pross
sains peserta didik setelah dilakukan pembelajaran.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dan
instrumen pendukung penelitian lainnya.
b. Menjelaskan bagaimana pengaruh penggunaan LKPD berbasis
collaborative teamwork learning pada materi fluida dinamis terhadap
hasil belajar peserta didik.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data informasi tentang variabel yang objektif untuk menjawab
permasalahan yang ada pada penelitian. Kualitas penelitian yang sistematis
baik itu benar atau tidaknya sangat ditentukan dari objektifnya data yang
diperoleh dan untuk mendapatkan suatu data ditentukan objektifnya isntrumen
40
pengumpul data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
(1) Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
Lembar observasi yang dipakai berupa rubrik penilaian sebagai acuan guru
pada pelaksanaan pembelajaran untuk menilai keterampilan proses sains
peserta didik.
(2) Lembar Observasi Keterampilan Kolaborasi
Lembar observasi yang dipakai berupa rubrik penilaian sebagai acuan guru
pada pelaksanaan pembelajaran untuk menilai keterampilan kolaborasi
peserta didik.
(3) Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam
bentuk soal yang berbentuk essai. Tes yang diberikan yaitu pretest dan
posttest untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitif peserta didik
sebelum dan setelah perlakuan pembelajaran. Tes yang diberikan untuk
mengetahui hasil belajar aspek afektif (keterampilan kolaborasi) dan
psikomotorik (keterampilan proses sains) berupa soal esay yang diberikan
setelah perlakuan pembelajaran.
G. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
(1) Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk melihat tingkat kesahihan instrumen yang
akan digunakan pada sampel. Instrumen berupa soal keterampilan proses
41
sains, soal keterampilan kolaborasi, serta soal pretest dan posttest
kemampuan kognitif untuk masing-masing kegiatan terlebih dahulu diuji
validitas untuk mengetahui apakah instrumen layak atau tidak layak untuk
digunakan dalam proses penelitian. Pengujian instrumen soal dilakukan
pada kelas XII IPA 1 dengan jumlah siswa 36 orang dan jumlah soal yang
diberikan adalah 30 soal esay. Perhitungan koefisien validitas menurut
Arikunto (2010) menggunakan rumus korelasi product moment. Berikut
ini rumus korelasi product moment:
∑ (∑ )(∑ ){ ∑ (∑ )} { ∑ (∑ )}Keterangan:
= Koefisien korelasi yang menyatakan validitas
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = Jumlah sampel
Kriteria pengujian yang digunakan yaitu, apabila nilai Sig. (2-tailed) < 0,05
maka koefisien korelasi nilai tersebut dapat dinyatakan valid. Uji validitas
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0. Berikut
ini merupakan hasil uji validitas yang diperoleh.
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Kognitif Kegiatan 1
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,035 Valid2 0,004 Valid3 0,000 Valid4 0,031 Valid
42
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Kognitif Kegiatan 2
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,000 Valid2 0,001 Valid3 0,000 Valid4 0,000 Valid
Tabel 9. Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Kognitif Kegiatan 3
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,000 Valid2 0,000 Valid3 0,001 Valid4 0,000 Valid
Tabel 10. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Proses Sains Kegiatan 1
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,045 Valid2 0,022 Valid3 0,000 Valid4 0,001 Valid5 0,003 Valid
Tabel 11. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Proses Sains Kegiatan 2
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,000 Valid2 0,000 Valid3 0,035 Valid4 0,000 Valid5 0,000 Valid6 0,028 Valid7 0,000 Valid
43
Tabel 12. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Proses Sains Kegiatan 3
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,010 Valid2 0,000 Valid3 0,034 Valid4 0,019 Valid5 0,000 Valid6 0,008 Valid7 0,000 Valid
Tabel 13. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 1
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,001 Valid2 0,035 Valid3 0,040 Valid
Tabel 14. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 2
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,006 Valid2 0,041 Valid3 0,015 Valid
Tabel 15. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 3
Nomor Soal Nilai Sig. (2-tailed) Keterangan1 0,017 Valid2 0,016 Valid3 0,012 Valid
Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel 4.1 hingga 4.9 dapat diketahui
bahwa semua soal valid karena nilai Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil uji
validitas ini dapat dilihat pada Lampiran 1.
44
(2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi atau keajegan hasil
yang diperoleh dari suatu instrumen bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala atau objek yang sama. Koefisien reliabilitas
dicari menggunakan rumus Croanbach’s Alpha. Adapun Croanbach’s
Alpha adalah sebagai berikut:
− 1 1 − ∑Keterangan:
= Reliabilitas instrumen∑ = jumlah varians skor setiap soal
n = banyaknya butir soal
= varians skor total
Kriteria dari nilai Croanbach’s Alpha adalah apabila dihasilkan
nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,600 artinya buruk, sekitar 0,700
diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 artinya baik. Instrumen
yang telah dinyatakan valid dan reliabel kemudian digunakan untuk
sampel penelitian. Tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan
derajat reliabilitas diperoleh sebagai berikut.
Tabel 16. Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Relasi Kriteria Reliabilitas(1) (2)
0,80 <r<1,00 Sangat Tinggi0,60 <r<0,80 Tinggi
45
(1) (2)0,40 <r<0,60 Cukup0,20 <r<0,40 Rendah0,00 <r<0,20 Sangat Rendah
(Sugiyono, 2015)
Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas yang diperoleh dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
Tabel 17. Hasil Uji Reliabilitas Soal
Jenis Soal Cronbach’s Alpha N of ItemKemampuan Kognitif Kegiatan 1 0,561 4Kemampuan Kognitif Kegiatan 2 0,703 4Kemampuan Kognitif Kegiatan 3 0,689 4Keterampilan Proses Sains Kegiatan 1 0,626 5Keterampilan Proses Sains Kegiatan 2 0,792 7Keterampilan Proses Sains Kegiatan 3 0,699 7Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 1 0,903 3Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 2 0,900 3Keterampilan Kolaborasi Kegiatan 3 0,851 3
Uji reliabilitas memperlihatkan nilai Cronbach’s Alpha untuk soal
kemampuan kognitif kegiatan 1 bersifat reliabel dengan taraf reliabilitas
cukup dan dapat digunakan sebab nilai Cronbach’s Alpha berada diantara
0,40 sampai dengan 0,60. Soal kemampuan kognitif kegiatan 2 dan 3 serta
keterampilan proses sains kegiatan 1, 2 dan 3 bersifat reliabel dengan taraf
reliabilitas tinggi dan dapat digunakan sebab nilai Cronbach’s Alpha
berada diantara 0,60 sampai dengan 0,80. Soal keterampilan kolaborasi
untuk ketiga kegiatan juga bersifat reliabel dengan taraf reliabilitas sangat
tinggi dan dapat digunakan sebab nilai Cronbach’s Alpha berada diantara
0,80 sampai dengan 1,00. Hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat pada
Lampiran 2.
46
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(1) Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berupa rubrik
penilaian pada pelaksanaan pembelajaran untuk menilai keterampilan
kolaborasi dan keterampilan proses sains peserta didik.
(2) Tes
Pengumpulan data dengan mengunakan tes dilakukan sebelum dan setelah
kegiatan pembelajaran dilaksanakan, yakni dengan menggunakan pretest
sebelum memulai pembelajaran dan posttest setelah akhir pembelajaran.
Pretest dan posttest digunakan untuk mengukur hasil belajar aspek
kognitif peserta didik, sementara untuk mengukur keterampilan kolaborasi
dan keterampilan proses sains peserta didik menggunakan tes berupa soal
evaluasi. Tes yang dibuat berupa soal-soal berbentuk esai yang
pertanyaannya berhubungan dengan indikator masing-masing
keterampilan.
I. Teknik Analisis Data
1) Analisis Data Observasi
Data observasi yang diperoleh melalui lembar observasi kemudian akan
dianalisis. Untuk menganalisis hasil observasi keterampilan proses sains dan
keterampilan kolaborasi peserta didik, langkah-langkahnya adalah
memberikan skor pada masing-masing aspek keterampilan, setelah itu
menjumlahkan skor aspek keterampilan kemudian menentukan persentase
keterampilan dengan menggunakan persamaan berikut:
47
(%) = ∑ 100%Persentase keterampilan proses sains dan keterampilan kolaborasi peserta
didik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 18. Persentase Keterampilan Proses Sains
Persentase Kategori81%-100% Sangat baik61%-80% Baik41%-60% Cukup21%-40% Rendah0-20% Sangat rendah
(Nurhasanah, 2016)
Tabel 19. Persentase Keterampilan Kolaborasi Peserta Didik
Persentase Kategori81%-100% Sangat baik61%-80% Baik41%-60% Cukup21%-40% Rendah0-20% Sangat rendah
(Ahmad, 2018)
2) Analisis Data Tes
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data pretest dan posttest
hasil belajar aspek kognitif dan data evaluasi keterampilan kolaborasi dan
keterampilan proses sains peserta didik. Data skor pretest dan skor posttest
dihitung dengan menggunakan persamaan:
/ = ℎ 100
48
Data pretest dan posttest hasil belajar aspek kognitif yang diperoleh
kemudian dianalisis menggunakan skor gain yang ternormalisasi (N-gain).
N-gain digunakan untuk melihat perbedaan nilai pretest dan posttest. Nilai
ini diperoleh dengan menghitung indeks gain dengan menggunakan rumus:
= −−Keterangan:
g = N-gain
Spost = Skor posttest
Spre = Skor pretest
Smax = Skor maksimum
Adapun kriteria perolehan indeks Gain dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut
ini:
Tabel 20. Interpretasi Perolehan Indeks Gain
Kategori Indeks Gain Kriteria Interpretasi0,71 – 1,000,41 – 0,700,01 – 0,40
TinggiSedangRendah
Data evaluasi keterampilan kolaborasi dan keterampilan proses sains
peserta didik yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji one
sample t test. One Sample T Test digunakan untuk mengetahui masing-
masing nilai rata-rata keterampilan kolaborasi dan keterampilan proses
sains apakah lebih baik dari nilai standar keterampilan tersebut. Nilai ini
diperoleh dengan menggunakan rumus:
(Hake, 2002)
49
= ̅ −/√Keterangan:
= nilai akhir̅ = nilai rata-rata keterampilan proses sains dan keterampilan
kolaborasi kelas uji
= standar nilai keterampilan proses sains dan keterampilan
kolaborasi (72)
= simpangan baku/standar deviasi kelas uji
= jumlah peserta didik kelas uji
J. Pengujian Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk uji pengaruh penggunaan LKPD berbasis
collaborative teamwork learning terhadap hasil belajar aspek kognitif peserta
didik pada materi fluida dinamis. Peserta didik diberikan pretest sebelum
pembelajaran dan diberikan posttest setelah pembelajaran. Sesuai kebutuhan
analisis penelitian ini, maka uji paired sample t-test digunakan untuk menguji
apakah terdapat peningkatan hasil belajar sebelum dan setelah diberikan
perlakuan pembelajaran dengan mengunakan media pembelajaran LKPD
berbasis collaborative teamwork learning. Uji Paired sample t-test adalah uji t
dimana sampel saling berhubungan antara satu sample dengan sampel yang
lain. Sampel berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subyek yang
sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda yaitu
dengan dilakukan pretest (sebelum dilakukan perlakuan) dan posttest (setelah
dilakukan perlakuan). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji
perbedaan rata-rata antara sampel-sampel yang berpasangan.
50
Hipotesis yang akan diuji dengan paired sample t-test adalah:
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil pretest-posttest yang menggunakan
LKPD berbasis collaborative teamwork learning
H1 : Ada perbedaan rata-rata hasil pretest-posttest yang menggunakan
LKPD berbasis collaborative teamwork learning
Pengambilan keputusan:
1) Nilai Sig < 0,05 maka H0 ditolak.
2) Nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima.
Sementara untuk menguji pengaruh penggunaan LKPD berbasis collaborative
teamwork learning terhadap keterampilan kolaborasi dan keterampilan proses
sains peserta didik pada materi fluida dinamis, hipotesis yang akan diuji
dengan one sample t test adalah:
1) Hipotesis pertama
H0 : Nilai rata-rata keterampilan kolaborasi ≤ 72
H1 : Nilai rata-rata keterampilan kolaborasi > 72
2) Hipotesis kedua
H0 : Nilai rata-rata keterampilan proses sains ≤ 72
H1 : Nilai rata-rata keterampilan proses sains > 72
Kriteria pengujian:
a) H0 diterima jika Sig. (2-tailed) > 0,05
b) H0 ditolak jika Sig. (2-tailed) ≤ 0,05
66
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pengaruh penggunaan LKPD
berbasis Collaborative Teamwork Learning pada materi fluida dinamis terhadap
hasil belajar peserta didik sebagai berikut:
1. Rata-rata N-gain nilai pretest dan posttest kemampuan kognitif untuk ketiga
kegiatan sebesar 0,58 dengan kriteria sedang, sehingga dapat dikatakan
terdapat peningkatan kemampuan kognitif peserta didik setelah proses
pembelajaran dengan menggunakan LKPD berbasis collaborative teamwork
learning.
2. Hasil uji paired sample t-test yang diperoleh bahwa tedapat perbedaan yang
signifikan pada taraf kepercayaan 95% antara rata-rata hasil pretest dengan
posttest pada hasil belajar kemampuan kognitif yang pembelajarannya
menggunakan LKPD berbasis collaborative teamwork learning.
3. Hasil uji one sample t-test yang diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada taraf kepercayaan 95% penggunaan LKPD berbasis
collaborative teamwork learning terhadap keterampilan kolaborasi yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata keterampilan kolaborasi untuk ketiga
kegiatan > 72.
67
4. Hasil uji one sample t-test yang diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada taraf kepercayaan 95% penggunaan LKPD berbasis
collaborative teamwork learning terhadap keterampilan proses sains yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata keterampilan proses sains untuk ketiga
kegiatan > 72.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlu adanya penilaian keterampilan proses sains yang tidak hanya melihat
nilai rata-rata keseluruhan indikator melainkan penilaian setiap indikator,
sehingga diketahui indikator mana saja yang belum dikuasai peserta didik.
2. Model pembelajaran collaborative teamwork learning dapat digunakan dalam
proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi
dan ketermpilan proses sains serta keterampilan kolaborasi dapat meningkat.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. (2018). Meningkatkan Kemampuan Kolaborasi Siswa Kelas XI SMAIslam Al-Qodir Menggunakan Model TPS pada Materi Sistem Reproduksi.Jurnal Pendidikan Biologi, 14(1), 1–10.
Alifah, A. (2010). Collaborative Teamwork Learning (CTL) Pengaruhnya terhadapHasil Belajar Ekonomi pada MTs Muhammadiyah Blimbing Sukoharjo. VariaPendidikan, 22(1), 39–48.
Amnie, E., Abdurrahman, & Ertikanto, C. (2014). Pengaruh Keterampilan ProsesSains Terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Ranah Kognitif. JurnalPembelajaran Fisika, 4(1), 123–137.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta.
Astuti, Y., & Setiawan, B. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif padaMateri Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 88–92.
Beladina, N., Suyitno, A., & Kusni. (2013). Keefektifan Model Pembelajaran CoreBerbantuan LKPD terhadap Kreativitas Matematis Siswa. Unnes Journal ofMathematics Education, 2(3), 1–6.
Bell, S. (2010). Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future.The Clearing House: A Journal of Educational Strategies, Issues and Ideas,83(2), 39–43. https://doi.org/10.1080/00098650903505415
Bishop, J. (2010). Learning and Innovation Skills. Retrieved from Partnership for21st Century Skills website: www.p21.org
Brassad, D. C. (2010). The Collaborative Learning Model. Centre for Development ofTeaching and Learning, 13(1), 1–14.
69
Clabaugh, G. K. (2010). The Educational Theory of Lev Vygotsky: A Multi-Dimensional Analysis. Retrieved from New Foundation website:www.newfoundations.net
Darmayanti, N. W. S., Sadia, W., & Sudiatmika, A. A. I. A. R. (2013). PengaruhModel Collaborative Teamwork Learning Terhadap Keterampilan Proses Sainsdan Pemahaman Konsep Ditinjau dari Gaya Kognitif. E-Journal ProgramPascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(2), 1–12.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., Hyun, H. H. (2012). How to Design and EvaluateResearch in Education. San Fransisco: Mc-Graw Hill Companies.
Hake, R. R. (2002). Relationship of individual student normalized learning gains inmechanics with gender, high-school physics, and pretest scores on Mathematicsand Spatial Visualization. Physics Education Research Conference, 8(2), 1–14.Retrieved fromhttps://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=10EI2q8AAAAJ&citation_for_view=10EI2q8AAAAJ:IjCSPb-OGe4C
Hendikawati, P., Sunarmi, & Mubarok, D. (2016). Meningkatkan Pemahaman danMengembangkan Karakter Mahasiswa Melalui Pembelajaran KolaboratifBerbasis Proyek. Jurnal Matematika Kreatif Inovatif, 7(2), 123–130.
Hennen, M. A. G. (2014). Stages of Group Development. University of MinnesotaExtention Centre for Community Vitality, 4(2), 1–5.
Jiwa, I. W. M., Atmadja, N. B., & Yudana, M. (2013). Pengaruh Model CollaborativeTeamwork Learning terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Sosiologi SiswaKelas X SMA Negeri 1 Amlapura. E-Journal Program PascasarjanaUniversitas Pendidikan Ganesha, 4(3), 1–7.
Kemendikbud. (2016). Silabus Fisika Kelas XI Kurikulum 2013 Revisi 2016. Jakarta:Kemendikbud.
Kuhn, D. (2015). Thinking Together and Alone. Educational Researcher, 44(1), 46–53. https://doi.org/10.3102/0013189x15569530
Lilis Nurliawaty, Mujasam, Irfan Yusuf, S. W. W. (2017). Lembar Kerja PesertaDidik ( LKPD ) Berbasis Problem Solving Polya. Jurnal Pendidikan Indonesia,6(1), 1-8. https://doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v6i1.9183
Masaaki, S. (2012). Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:Pelita-Jica.
70
Nestor, R. (2013). Bruce Tucman’s Team Development Model. Aurora, 2(4), 1–3.
Nurhasanah. (2016). Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa dalamPembelajaran Konsep Kalor dengan Model Inkuiri Terbimbing. UIN SyarifHidayatullah.
Nurhidayati, T. (2012). Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov (ClassicalConditioning) dalam Pendidikan. Jurnal Falasifa, 3(1), 23-43.
Nurliawaty, L., Mujasam, Yusuf, I., & Widyaningsih, S. W. (2017). Lembar KerjaPeserta Didik ( LKPD ) Berbasis Problem Solving Polya. Jurnal PendidikanIndonesia, 6(1), 72–81. https://doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v6i1.9183
Ongowo, R. O., & Indoshi, F. C. (2013). Science Process Skills in the KenyaCertificate of Secondary Education Biology Practical Examinations. CreativeEducation, 4(11), 713–717.
Purwaaktari, E. (2015). Pengaruh Model Collaborative Learning TerhadapKemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Sikap Sosial Siswa Kelas VSD Jarakan Sewon Bantul. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 8(1), 95–111.https://doi.org/10.21831/JPV.V2I3.1043
Raihanah, Saadi, P., & Bakti, I. (2018). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil BelajarSiswa Melalui Model Collaborative Teamwork Learning pada MateriHidrokarbon di Kelas X 3 SMA Negeri 12 Banjarmasin. Jurnal InovasiPendidikan Sains, 9(1), 61–69.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas NegeriMalang Press.
Sjukur, S. B. (2012). Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar danHasil Belajar Siswa Tingkat SMA. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(3), 368–378.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Syamsurizal, Epinur, & Marzelina, D. (2014). Pengembangan Lembar Kerja PesertaDidik (LKPD) Non Eksperimen untuk Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XIIPA SMA N 8 Muarjo Jambi. Journal of The Indonesian Society of IntegratedChemistry, 6(2), 35–42.
Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21th Century Skills Learning for Life in Our Times.Sanfransisco, USA: Jossey-Bass A Wiley Imprint.
71
Wheeler, B. K., Powelson, S., & Kim, J. (2007). Interdisciplinary Clinical EducationImplementing a Gerontology Home Visiting Program. Nurse-Education, 32(3),136–140.