PENGARUH PENGELUARAN MODAL, PENELITIAN DAN...
Transcript of PENGARUH PENGELUARAN MODAL, PENELITIAN DAN...
i
PENGARUH PENGELUARAN MODAL, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN, TRANSAKSI PIHAK BERELASI DAN STRUKTUR
KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Riana Putri Ivanka
11140820000067
COVER JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
PENGARUH PENGELUARAN MODAL, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN, TRANSAKSI PIHAK BERELASI DAN STRUKTUR
KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Riana Putri Ivanka
11140820000067
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
LEMBAR PENGESAHAN S JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 12 Februari 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa/i:
1. Nama : Riana Putri Ivanka
2. NIM : 11140820000067
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengeluaran Modal, Penelitian dan Pengembangan,
Transaksi Pihak Berelasi dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Februari 2018
1. Yusar Sagara, SE., M.Si., Ak., CA., CMA., CPMA.
NIDN. 2009058601
2. Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc.
NIDN. 2004068701
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jumat, 16 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:
1. Nama : Riana Putri Ivanka
2. NIM : 11140820000067
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengeluaran Modal, Penelitian dan Pengembangan,
Transaksi Pihak Berelasi dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Maret 2018
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., AK., CA.
NIP. 19760924 200604 2 002
2. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak.
NIP. 19800416 200901 2 006
3. Yusro Rahma, SE., M.Si.
NIP. 19800506 200801 2 016
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Riana Putri Ivanka
No. Induk Mahasiswa : 11140820000067
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatllah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, agar dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, Maret 2018
(Riana Putri Ivanka)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Riana Putri Ivanka
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Maret 1997
3. Alamat : Jalan Sahabat Baru Nomor 75 RT 009/01
Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
4. Telepon : 0857-7783-4983
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (2002-2008) : SDN 012 Jakarta Barat
2. SMP (2008-2011) : SMPN 89 Jakarta
3. SMA (2011-2014) : SMKN 17 Jakarta
4. S1 (2014-2018) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Nama Ayah : Masfud
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juni 1969
3. Nama Ibu : Mutipah
4. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 27 September 1973
5. Alamat : Jalan Sahabat Baru No. 75
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Bidang Penelitian & Pengembangan Himpunan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2014-2015.
2. Sekertaris Bidang Penelitian & Pengembangan Himpunan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2015-2016.
3. Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2016-2017.
V. PENGALAMAN KEPANITIAAN
1. Ketua Pelaksana Company Visit ke Astra International, Tbk. Acara yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2016.
2. Bendahara Umum Gebyar Lomba Akuntansi 2016. Acara yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2016.
3. Ketua Pelaksana Company Visit ke KAP Deloitte. Acara yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2016.
4. Bendahara Umum Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2017, kelompok
107, Juli – Agustus 2017.
viii
ABSTRACT
THE EFFECTS OF CAPITAL EXPENDITURE, RESEARCH AND
DEVELOPMENT, RELATED PARTY TRANSACTIONS AND OWNERSHIP
STRUCTURE TO FIRM VALUE
(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock
Exchange Period 2014-2016)
By
Riana Putri Ivanka
This research to examine the effects of capital expenditures, research
and development, related party transactions, institutional ownership structures
and managerial ownership structures on value of firm. This study used the
sample of all manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchanged
during 2014-2016 period. The number of manufacturing companies sampled in
this study were 30 campanies for 3 years, total sample research is 90 financial
statements and annual reports. The method used is purposive sampling method.
Hypohesis testing in this research using multiple linear regression analysis with
the help of SPSS software version 24.
The results of this study indicate that capital expenditures, research and
development, and institutional ownership structures have significant impact on
firm value, while related party transactions and managerial ownership
structures have no effect on firm value.
Keywords: Capital Expenditure, Research and Development, Related party
Transactions, Institutional Ownership Structure, Managerial
Ownership Structure, Firm Value.
ix
ABSTRAK
PENGARUH PENGELUARAN MODAL, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN, TRANSAKSI PIHAK BERELASI DAN STRUKTUR
KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2016)
Oleh
Riana Putri Ivanka
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengeluaran modal,
penelitian dan pengembangan, transaksi pihak berelasi, struktur kepemilikan
institusional dan struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2016. Jumlah perusahaan
manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini yaitu 30 perusahaan selama 3
tahun, total sampel penelitian adalah 90 laporan keuangan dan laporan tahunan.
Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling. Pengujian
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 24.
Hasil penelitian ini menunjukkan bawa pengeluaran modal, penelitian
dan pengembangan, dan struktur kepemilikan institusional memiliki pengaruh
dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara itu transaksi pihak berelasi
dan struktur kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Kata Kunci: Pengeluaran Modal, Penelitian dan Pengembangan, Transaksi
Pihak Berelasi, Struktur Kepemilikan Institusional, Struktur
Kepemilikan Manajerial, Nilai Perusahaan.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, ridha dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran Modal,
Penelitian dan Pengembangan, Transaksi Pihak Berelasi dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi di Universtas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keberhasilan dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,
terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang paling saya cintai yaitu Ayah Masfud dan Bunda
Mutipah yang dengan ikhlas memberikan dukungan dengan penuh kasih
sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta, bimbingan, nasihat, serta
dukungan moril maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis.
2. Adik penulis, Raykal Aditya dan seluruh keluarga besar yang selalu
memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
xi
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu, perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan
kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu berikan
selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
7. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Sahabat seperjuangan dari awal semester hingga sekarang, Risda, Shofa, Pri
dan Tika yang saling membantu dan mendukung dalam menyelesaikan
tugas-tugas kuliah. Terimakasih sudah menjadi sahabat yang baik dan selalu
ada.
10. Partner penulis Eko Ramdani, yang selalu memberikan saran, semangat,
motivasi dan doa kepada penulis.
11. Teman-teman di HMJ Akuntansi, terutama Anindhio, Firdha, Najah, Fatin,
Ridion, Mahhal, Hatta, Manaf, yang telah bersama-sama belajar dan
berproses dalam berorganisasi di kampus.
12. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) SURE 107 yang telah
memberikan banyak kenangan dan pembelajaran serta atas kerjasamanya
dalam menyelesaikan laporan buku KKN.
13. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2014.
14. Senior akuntansi angkatan 2013.
15. Junior akuntansi angkatan 2015 dan 2016.
xii
16. Pihak–pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan,
baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan tanggapan, kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Demikianlah, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya.
Jakarta, Maret 2018
Riana Putri Ivanka
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 10
BAB II ....................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................11
A. Tinjauan Literatur ....................................................................................... 11
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ....................................................... 11
2. Teori Sinyal (Signaling Theory) .......................................................... 13
3. Stakeholder Theory ............................................................................. 15
4. Nilai Perusahaan .................................................................................. 17
5. Keputusan Investasi............................................................................. 22
6. Pengeluaran Modal .............................................................................. 23
xiv
7. Penelitian dan pengembangan ............................................................. 24
8. Transaksi Pihak Berelasi ..................................................................... 25
9. Struktur Kepemilikan .......................................................................... 29
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 33
C. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 39
1. Pengaruh Pengeluaran Modal Terhadap Nilai Perusahaan ................. 39
2. Pengaruh Penelitian dan Pengembangan Terhadap Nilai Perusahaan 40
3. Pengaruh Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Nilai Perusahaan ......... 41
4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan ....... 42
5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan ......... 43
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 44
BAB III ..................................................................................................................45
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................45
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 45
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 47
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ................................................ 47
2. Penelitian Lapangan (Field Research)................................................. 47
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................................... 48
1. Nilai Perusahaan (Y) ........................................................................... 48
2. Pengeluaran modal (X1)...................................................................... 49
3. Penelitian dan Pengembangan (X2) .................................................... 50
4. Transaksi Pihak Berelasi (X3)............................................................. 50
5. Kepemilikan Institusional (X5) ........................................................... 51
6. Kepemilikan Manajerial (X4) ............................................................. 51
E. Metode Analisis Data ................................................................................. 52
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................ 53
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 53
3. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 57
xv
BAB IV ..................................................................................................................59
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................................59
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 59
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 61
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 61
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 64
3. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 71
C. Pembahasan ................................................................................................ 75
1. Pengaruh Pengeluaran Modal Terhadap Nilai Perusahaan ................. 75
2. Pengaruh Penelitian dan Pengembangan Terhadap Nilai Perusahaan 77
3. Pengaruh Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Nilai Perusahaan ......... 79
4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan ....... 80
5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan ......... 82
BAB V ....................................................................................................................84
PENUTUP ..............................................................................................................84
A. Simpulan ..................................................................................................... 84
B. Implikasi ..................................................................................................... 85
C. Keterbatasan ............................................................................................... 86
D. Saran ........................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................88
LAMPIRAN ...........................................................................................................93
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu 33
3.1 Pengukuran Operasional Variabel Penelitian 52
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian 60
4.2 Statistik Deskriptif 61
4.3 Hasil Uji Komogrov – Smirnov 66
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas 67
4.5 Hasil Autokorelasi 68
4.6 Hasil Uji F 71
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi 72
4.8 Hasil Uji Statistik t 73
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran 44
4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normal 64
4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot 65
4.3 Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatterplot 70
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Sampel Data Perusahaan 94
2 Pengukuran Gabungan 95
3 Pengukuran Nilai Perusahaan 98
4 Pengukuran Pengeluaran Modal 99
5 Pengukuran Penelitian dan Pengembangan 100
6 Pengukuran Transaksi Pihak Berelasi 101
7 Pengukuran Kepemilikan Institusional 102
8 Pengukuran Kepemilikan Manajerial 103
9 Hasil Uji SPSS 104
a. Hasil Uji Statistik t
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan data dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada
tahun 2017 terdapat 559 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Perusahaan manufaktur merupakan industri yang mendominasi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
Perusahaan dalam industri manufaktur tersebut dikelompokkan menjadi
beberapa sub kategori industri. Banyaknya perusahaan dalam industri dan
kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan antar
perusahaan.
Berbagai keterbatasan yang dihadapi perusahaan, baik dalam
kepemilikan sumber daya, informasi dan teknologi sangat mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam memasuki atau mempertahankan pasar yang
telah dikuasai (Bayangkara, 2008). Oleh karena itu perusahaan harus membuat
perencanaan yang tepat dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki
untuk mendukung operasional yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Tujuan perusahaan yang utama berdasarkan theory of the firm yaitu
memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan (Kurniawan dan Mertha,
2016). Nilai perusahaan berperan penting dalam memproyeksikan kinerja
perusahaan sehingga dapat memengaruhi persepsi investor dan calon investor
2
terhadap suatu perusahaan (Mulianti, 2010). Dengan demikian memaksimalkan
nilai perusahaan sangat penting bagi perusahaan, karena dengan
memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan.
Nilai perusahaan dapat diukur berdasarkan terbentuknya harga saham
perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap
kinerja perusahaan secara riil (Harmono, 2014). Harga saham di pasar modal
terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor,
sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi
nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).
Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena
yang menarik untuk dibicarakan saat ini. Krisis ekonomi global yang terjadi
pada tahun 2008 lalu menghasilkan dampak yang cukup signifikan terhadap
pasar modal di Indonesia yang tercermin dari turunnya harga saham hingga 40-
60 persen dari posisi awal pada tahun 2008 (Sumber: Kompas, 25 November
2008). Fenomena ini disebabkan oleh aksi melepas saham oleh investor asing
yang membutuhkan likuiditas dan diperparah oleh ikutnya investor domestik
yang juga melepas saham secara beramai-ramai. Kondisi tersebut dinilai
memengaruhi nilai perusahaan karena nilai perusahaan itu tercermin dari harga
sahamnya (Kurniawan dan Mertha, 2016).
Indikator yang sering digunakan dalam mengukur nilai perusahaan
adalah price to book value (PBV) (Rahmiati, 2013). PBV merupakan rasio
harga pasar per saham dibagi dengan nilai buku per saham. Nilai perusahaan
3
yang baik terlihat pada saat nilai PBV di atas satu. Sebaliknya apabila PBV di
bawah satu berarti menunjukkan nilai perusahaan tidak baik (Wardjono, 2010).
Sehingga persepsi investor menggambarkan harga jual perusahaan bernilai
rendah dan komponen struktur keuangan perusahaan memburuk. Selanjutnya
investor enggan berinvestasi dan jika terus berlanjut, kemungkinan terburuknya
adalah perusahaan kekurangan dana sehingga berujung pada kebangkrutan.
Pada tahun 2010, ada beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
yang memiliki price to book value di bawah satu (Arfan dan Heny, 2013).
Fenomena tersebut menjadi menarik untuk diteliti, yaitu faktor apa yang dapat
meningkatkan dan menurunkan nilai perusahaan yang diinterpretasikan dengan
harga saham.
Harga saham sebagai representasi dari nilai perusahaan dapat
ditentukkan oleh tiga faktor yaitu faktor internal perusahaan, eksternal
perusahaan, dan teknikal. Faktor internal dan eksternal merupakan faktor yang
sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para investor di
pasar modal. Faktor teknikal lebih bersifat teknis, seperti volume perdagangan
saham, nilai transaksi perdagangan saham, dan kecenderungan naik turunnya
harga saham (Sudiyatno dan Elen, 2010).
Dalam penelitian ini lebih menekankan pada faktor internal perusahaan
yang sering dipandang sebagai faktor penting untuk menentukan harga saham.
Faktor internal perusahaan dalam analisis pasar modal sering disebut dengan
faktor fundamental perusahaan, faktor ini bersifat controllable sehingga dapat
dikendalikan perusahaan (Fenandar dan Surya, 2012).
4
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan
perusahaan dan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap nilai perusahaan
(Purnamasari dkk., 2009). Salah satu fungsi keuangan yaitu pengeluaran modal,
pengeluaran modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang
memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti pengadaan
peralatan dan mesin. Hasil penelitian Fenandar dan Surya (2012) menunjukan
bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Keputusan investasi tersebut dapat dilihat tergantung besarnya pengeluaran
yang ditetapkan manajemen pada masa yang akan datang.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh Jun Andrian (2012) dan
Wahyuni Lubis dkk. (2013) yang menyatakan bahwa capital expenditure
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengeluaran modal
merupakan pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan
jangka panjang yang lebih besar dan akan menambah nilai perusahaan melalui
pengadaan aktiva berwujud.
Dalam meningkatkan nilai perusahaan dan kemampuan bersaing, tidak
hanya terletak pada investasi atau kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih
pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi, dan sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan (Setiaji dan Muid, 2011). Hal tersebut
menunjukkan bahwa investor lebih memilih berinvestasi pada perusahaan
dengan nilai perusahaan (value of the firm) yang tinggi dan dengan intangible
capital yang tinggi pula (Salamudin et.al., 2010). Selain itu penelitian Wahyuni
5
Lubis dkk. (2013) mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan
terbukti secara signifikan meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian dan pengembangan atau litbang adalah kegiatan penelitian
dan pengembangan yang memiliki kepentingan komersial dalam kaitannya
dengan riset ilmiah murni dan pengembangan aplikatif di bidang teknologi
(Setiaji dan Muid, 2011). Menurut Wahyuni Lubis dkk., (2013) penelitian dan
pengembangan adalah pengeluaran yang menjadi pendukung bisnis yang sudah
ada, membantu peluncuran bisnis baru, mengembangkan produk baru,
memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi produksi, serta
memperdalam atau memperluas kapabilitas teknologi perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian Murhadi (2008), yang menunjukan
bahwa capital expenditure asset tidak berwujud yang diukur melalui ada
tidaknya penelitian dan pengembangan ternyata tidak mempengaruhi tingkat
kemampulabaan dan nilai perusahaan. Wahyuni Lubis dkk. (2013) menyatakan
anggaran penelitian dan pengembangan diarahkan untuk mengembangkan
produk-produk baru dengan meningkatkan kualitas produk. Penelitian dan
pengembangan merupakan strategi manajemen dalam pengembangan produk
yang akan meningkatkan nilai perusahaan dengan pengeluaran biaya iklan dan
biaya promosi. Sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan
meningkat dan harga pasar saham juga akan berpengaruh.
Hal lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
adalah transaksi pihak berelasi, yang diukur dengan jumlah piutang atau
pemberian pinjaman dengan pihak berelasi (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
6
Menurut Hayati dalam Wahyuni Lubis dkk. (2013) transaksi pihak berelasi
merupakan insentif untuk meningkatkan profitabilitas yang berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Menurut PSAK Nomor 7 pihak berelasi adalah orang
atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangan.
Transaksi pihak berelasi merupakan transaksi antara pihak-pihak yang dianggap
memiliki kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi pihak lain
dalam mengambil keputusan.
Struktur kepemilikan juga berperan penting dalam penilaian dan kinerja
perusahaan. Struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan oleh pihak luar
dan kepemilikan oleh manajemen dipercaya dapat mempengaruhi jalannya
suatu perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi naik turunnya nilai
perusahaan (Susanti dan Titik, 2014). Struktur kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional, merupakan struktur kepemilikan yang dirasa mampu
mengendalikan konflik keagenan (Novitasari, 2014). Kepemilikan institusional
akan mendorong pengawasan yang optimal pada kinerja manajemen (Wida dan
Wayan, 2014), sementara kepemilikan manajer akan menurunkan perilaku
oportunis manajer (Novitasari, 2014).
Struktur kepemilikan institusional merupakan proporsi saham yang
dimiliki institusi seperti pemerintah, perusahaan asuransi, dan perusahan lain.
Kepemilikan institusional dapat meningkatkan pengawasan terhadap setiap
tindakan manajer sehingga mampu mengurangi dan mencengah tindakan
oportunis manajer. Wida dan Wayan (2014) menyatakan struktur kepemilikan
institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Di sisi
7
lain, Sholekah (2014) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan manajerial merupakan proporsi saham yang
dimiliki oleh jajaran manajerial yang meliputi direksi, komisaris, dan manajer.
Susanti dan Titik (2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, Wida dan Wayan
(2014) menyatakan struktur kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut didukung
oleh Novitsari (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Alasan peneliti tertarik melakukan penelitian terkait dengan nilai
perusahaan, pertama karena nilai perusahaan merupakan elemen penting sebuah
perusahaan yang akan mempengaruhi investor dan calon investor untuk
menyertakan modalnya. Kedua, pada tahun 2010, ada beberapa perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI yang memiliki price to book value di bawah
satu atau nilai perusahaannya rendah (Arfan dan Heny, 2013).
Ketiga, banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, dan
faktor tersebut dapat berubah-ubah, namun peneliti lebih tertarik kepada faktor
internal, karena faktor internal merupakan faktor yang dapat dikendalikan
perusahaan. Keempat, penelitian-penelitian terdahulu memberikan hasil yang
berbeda-beda mengenai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengujian kembali mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan.
8
Pada penelitian ini, faktor-faktor yang digunakan adalah pengeluaran
modal, penelitian dan pengembangan, transaksi pihak berelasi dan struktur
kepemilikan. Data yang digunakan berasal dari laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.
Penggunaan data dari Bursa Efek Indonesia ini dilakukan karena data yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia merupakan laporan tahunan perusahaan yang
telah diaudit, sehingga teruji validitasnya. Selain itu industri manufaktur
merupakan industri yang mendominasi perusahaan yang terdaftar di BEI.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan
oleh Wahyuni Lubis dkk., (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu peneliti menambahkan variabel dependen struktur
kepemilikan dan menghilangkan variabel profitabilitas. Selain itu proksi yang
digunakan untuk mengukur variabel penelian dan pengembangan berbeda.
Tujuan penelitian ini untuk mengukur pengaruh dari pengeluaran modal,
penelitian dan pengembangan, transaksi pihak berelasi dan struktur kepemilikan
(institusional dan manajerial) terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka penelitian ini saya beri judul “Pengaruh Pengeluaran
Modal, Penelitian dan Pengembangan, Transaksi Pihak Berelasi dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)”.
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah pengeluaran modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah penelitian dan pengembangan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah transaksi pihak berelasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
5. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Pengeluaran modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Penelitian dan pengembangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Transaksi pihak berelasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5. Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
10
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk menambah
ilmu pengetahuan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan khususnya mengenai pengaruh pengeluaran modal,
penelitian dan pengembangan, transaksi pihak berelasi dan struktur
kepemilikan terhadap nilai perusahaan.
b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan
melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
c. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pengaruh pengeluaran modal, penelitian dan pengembangan,
transaksi pihak berelasi dan struktur kepemilikan terhadap nilai
perusahaan.
2. Kontribusi Praktis
a. Investor atau calon investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi pertimbangan
dalam melihat nilai perusahaan untuk melakukan penyertaan modal.
b. Manajer Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi para manajer
dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuan utama
perusahaan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai
kontrak antara pemilik (principal) dengan manajer (agent) yang bertugas
untuk mengelola sumber daya yang dimiliki oleh pemilik, menjalankan
kegiatan operasional, dan mengambil keputusan-keputusan strategis
sebagai upaya pengembangan perusahaan. Pendelegasian tugas ini terjadi
akibat keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh pemilik karena seiring
dengan berkembangnya perusahaan, pemilik semakin sulit untuk
mengontrol seluruh kegiatan operasional. Oleh karena itu, manajer wajib
mempertanggungjawabkan semua upayanya dalam mengelola perusahaan
dan menginformasikan kepada pemilik atau pemegang saham.
Unit analisis dalam teori keagenan adalah kontrak yang melandasi
hubungan antara prinsipal dan agen, maka fokus dari teori ini adalah pada
penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari hubungan antara
prinsipal dan agen (Wahyuni Lubis dkk., 2013). Kontrak yang efesien
adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu (1) agen dan prinsipal
memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun prinsipal
memilki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat
informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya
12
sendiri, (2) resiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah
kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan
yang diterimanya (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
Mujiono (2010) menyebutkan bahwa tujuan dari teori keagenan,
pertama, teori keagenan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
individu baik principal maupun agen dalam mengevaluasi lingkungan
dimana keputusan harus diambil (The Belief Revision Role). Kedua, teori
keagenan bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah
diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara principal dan agen
sesuai dengan kontrak kerja (The performance Evaluation Role).
Pada kenyataannya hubungan agen dan prinsipal selalu dilandasi
oleh asimetri informasi (Wahyuni Lubis dkk., 2013). Agen sebagai
pengendali perusahaan memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan
dengan prinsipal. Disamping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan,
maka tindakan agen pun sangat sulit untuk diamati. Dengan demikian,
membuka peluang agen untuk memaksimalkan kepentingannya sendiri
dengan melakukan tindakan yang bersifat oportunistis yang merugikan
prinsipal, baik memanfaatkan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi,
maupun perekayasaan kinerja perusahaan, hal tersebut dinamakan konflik
keagenan.
Konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham
mengakibatkan biaya keagenan (Kusumaningrum dan Shiddiq, 2013). Oleh
karena itu, diperlukan adanya pihak yang dapat melakukan proses
13
pengawasan atau monitoring terhadap aktivitas yang dilakukan pihak-pihak
tersebut. Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa nilai perusahaan
dapat meningkat jika institusi mampu menjadi alat monitoring yang efektif.
Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak independen
memerlukan biaya atau monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang
merupakan salah satu dari agency cost (Jensen dan Meckling, 1976). Biaya
pengawasan (monitoring cost) merupakan biaya untuk mengawasi perilaku
agen apakah agen telah bertindak sesuai kontrak dan melaporkan secara
akurat semua aktivitas yang telah ditugaskan kepada manajer.
Salah satu tugas mendasar dari manajer adalah meningkatkan nilai
perusahaan (Hermuningsih dan Dewi, 2009). Semakin besar proporsi
kepemilikan manajerial pada perusahaan, manajemen cenderung lebih giat
(Asmawati dan Lailatul, 2013). Hal tersebut sejalan dengan Jensen dan
Meckling (1976) yang menyatakan bahwa peningkatan kepemilikan saham
manajemen merupakan salah satu cara untuk mengurangi agency cost. Hal
ini dapat meningkatkan kinerja manajer karena adanya rasa memiliki
perusahaan. Akan tetapi, hal ini dapat menimbulkan permasalahan apabila
manajer menggunakan kuasanya untuk memuaskan kepentingannya sendiri.
2. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori sinyal dihasilkan oleh adanya asimetri informasi, manajer dan
pemegang saham tidak memiliki akses informasi perusahaan yang sama
(Mulianti, 2010). Adanya asimetri informasi menjadikan manajer lebih
14
banyak mengetahui kondisi dan prospek perusahaan dari pada pemegang
saham. Teori sinyal merupakan teori yang menjelaskan persepsi investor
luar tentang prospek perusahaan akibat adanya corporate action
(Kusumaningrum dan Shiddiq, 2013).
Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk
memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut
disebabkan karena terjadinya asimetri informasi antara pihak principal
dengan agent (Godfrey dkk., 2010). Untuk mengurangi asimetri informasi
maka perusahaan harus mengungkapkan informasi yang dimiliki, baik
informasi keuangan maupun non keuangan dengan demikian pasar diharap
dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.
Teori signalling menekankan kepada pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk
mengambil keputusan investasi. Teori sinyal menyatakan bahwa
perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal
pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Godfrey dkk., 2010).
Laporan tahunan perusahaan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi stakeholder untuk mengambil keputusan, sehingga dengan melakukan
pengungkapan modal intelektual, perusahaan diharapkan tidak hanya dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif tetapi juga menciptakan dan
15
meningkatkan nilai perusahaan (Yuskar dan Novita, 2014). Integritas
informasi dalam laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan
merupakan sinyal positif yang dapat mempengaruhi opini investor dan
kreditor serta pihak-pihak lain yang berkepentingan (Godfrey dkk., 2010).
Signalling theory menyatakan keputusan investasi yang diambil perusahaan
akan memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa
yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham di pasar modal yang
merupakan indikator nilai perusahaan (Achmad dan Amanah, 2014).
3. Stakeholder Theory
Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan
manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain).
Stakeholder adalah semua pihak baik intenal maupun eksternal yang
memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan
(Susanti dan Titik, 2014).
Teori ini menjelaskan hubungan stakeholder yang mencakup semua
bentuk hubungan antara perusahaan dengan seluruh stakeholder-nya.
Menurut teori ini, manajemen sebuah perusahaan diharapkan melakukan
aktivitas yang dianggap penting oleh para stakeholder mereka dan
kemudian melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut (Yuskar dan
16
Novita, 2014). Teori stakeholder menyatakan bahwa kegiatan operasional
perusahaan harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholders.
Kelompok stakeholder inilah yang menjadi bahan pertimbangan
utama bagi manajemen perusahaan dalam mengungkapkan dan atau tidak
mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan perusahaan.
Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk
disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas perusahaan
mempengaruhi mereka (Widarjo, 2011).
Teori ini juga menjelaskan bahwa perusahaan akan memilih secara
sukarela untuk mengungkapkan informasi tentang kinerja intelektual,
lingkungan, dan sosial mereka, melebihi dan diatas permintaan wajibnya
untuk mengetahui harapan sesungguhnya atau diakui oleh stakeholder
(Rambe dan Zainul, 2015). Tujuan utama dari teori stakeholder, untuk
membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai
sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan dan
meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder mereka
(Yuskar dan Novita, 2014).
Teori ini lebih mempertimbangkan posisi pihak-pihak yang
berkepentingan yang dianggap memiliki kekuasaan. Kelompok pihak
berkepentingan inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan
dalam menentukan kebijakan perusahaan serta untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka dan meningkatkan value added bagi perusahaan
(Widarjo, 2011).
17
Seluruh aktivitas perusahaan bertujuan untuk menciptakan nilai
(value creation) perusahaan, serta pemanfaatan sumber daya intelektual
yang memungkinkan perusahaan menciptakan nilai tambah. Value added
yang dihasilkan dari proses value creation akan menciptakan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan (Yuskar dan Novita, 2014). Perusahaan yang
memiliki keunggulan kompetitif mampu bersaing dan bertahan dalam dunia
bisnis serta meningkatkan persepsi pasar terhadap nilai perusahaan.
Sehingga dengan demikian keduanya dapat menjelaskan kekuatan teori
stakeholder dalam kaitannya dengan pengukuran nilai perusahaan.
Untuk mencapai tujuan utama teori ini maka diperlukan
pengungkapan informasi yang lengkap di dalam laporan keuangan
perusahaan. Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara maksimal
maka value creation yang dihasilkan akan semakin baik. Penciptaan nilai
adalah pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik
karyawan (human Capital), aset fisik (physical capital), maupun structural
capital (Yuskar dan Novita, 2014). Pengelolaan yang baik atas seluruh
potensi ini akan menciptakan value added bagi perusahaan dan dapat
mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder.
4. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan suatu hal yang penting karena nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham (Bringham dan Gapenski, 1996 dalam Wahyuni Lubis dkk., 2013).
18
Nilai perusahaan dapat diukur berdasarkan terbentuknya harga saham
perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik
terhadap kinerja perusahaan secara riil (Harmono, 2014). Dengan demikian
konsep nilai perusahaan dapat diproksikan dengan harga saham perusahaan.
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli
dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena
harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan
sesungguhnya (Harmono, 2014). Nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang
investasi (Fenandar dan Surya, 2012). Adanya peluang investasi dapat
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan pada masa yang
akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan
menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik
operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih (Wahyuni
Lubis dkk., 2013). Ada beberapa indikator yang mempengaruhi nilai
perusahaan, diantaranya adalah:
a. Price Earning Ratio (PER)
Menurut Harmono (2014) PER adalah nilai harga per lembar
saham, indikator ini secara praktis telah diaplikasikan dalam laporan
keuangan laba rugi dan menjadi bentuk standar pelaporan keuangan bagi
perusahaan publik di Indonesia. PER disebut juga sebagai pendekatan
earning multiplier, menunjukkan rasio harga pasar saham terhadap
19
earnings. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga
saham terhadap kelipatan earnings. Rumus yang digunakan adalah:
PER = Harga Pasar Saham
Laba per Lembar Saham
Menurut Permata, Kertahadi dan Topowijono (2013) Price
Earning Ratio dapat diartikan sebagai hubungan antara pasar saham
dengan earning per share saat ini yang digunakan secara luas oleh
investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham. PER
menunjukkan berapa kali lipat para investor di pasar mau membayar
untuk setiap rupiah laba per saham yang dihasilkan perusahaan,
sehingga PER mencerminkan daya tarik sebuah saham.
Sebelum mencari nilai PER, terlebih dahulu harus diketahui nilai
laba per lembar saham, laba per lembar saham merupakan tingkat
keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih
perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham
di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagi dengan
jumlah rata – rata saham biasa yang beredar.
Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi PER, dengan
kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER bersifat
positif. Prospek perusahaan di masa yang akan datang dilihat dari
pertumbuhan laba. Laba perusahaan yang tinggi menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan
secara efisien. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share
20
yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas
yang baik. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan
kepercayaan pemodal untuk berinvestasi, sehingga saham-saham dari
perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki
PER yang tinggi pula (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
b. Price Book Value (PBV)
Price Book Value (PBV) merupakan metode penilaian saham
yang berdasarkan pada book value suatu saham. Price Book Value
(PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham
suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya akan
prospek perusahaan (Permata, Kertahadi dan Topowijono, 2013).
Rumus yang digunakan adalah:
PBV = Harga Pasar per Lembar Saham
Nilai Buku per Lembar Saham
Untuk menentukan posisi saham menggunakan metode Price
Book Value tidak mencari nilai intrinsik dari saham yang diteliti,
melainkan menghitung nilai PBV kemudian mengukur harga saham
mahal atau murah dengan cut off 1 yang berarti jika nilai PBV diatas 1
menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya
(overvalued), sebaliknya jika nilai PBV dibawah 1 berarti nilai pasar
saham lebih kecil dari nilai bukunya (undervalued) (Permata, Kertahadi
dan Topowijono, 2013).
21
c. Tobin’s Q
Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah Nobel dari
Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q dapat dirumuskan
sebagai perbandingan nilai pasar aset dengan perkiraan jumlah uang
yang harus dikeluarkan untuk mengganti seluruh aset tersebut pada saat
ini (Sukamulja, 2004). Nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan
Tobin’s Q, dengan rumus sebagai berikut:
Tobil’s Q = (MVCS + PS + BVD)
Total Asset
Keterangan:
MVCS = Market Value of Common Stock
PS = Preferred Stock
BVD = Book Value of Debt
Rasio Tobin’s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik,
karena memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan,
tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang
dimasukkan namun seluruh asset perusahaan (Sukamulja, 2004).
Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak
hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk
saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan
operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari
pinjaman yang diberikan oleh kreditur. Perusahaan yang menunjukkan
Tobin’s Q lebih besar berarti perusahaan memiliki prospek baik dan
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan sangat baik.
22
5. Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan suatu tindakan manajemen untuk
menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka
waktu yang dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan di
masa mendatang. Bagi beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan
unsur penting dari operasi perusahaan dan penilaian kinerja perusahaan
sebagian besar, atau seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan
dalam keputusan investasi (Fenandar dan Surya, 2012).
Keputusan investasi merupakan kekuatan penggerak utama untuk
mendukung strategi persaingan yang dikembangkan manajemen
berdasarkan perencanaan untuk menjalankan dana yang ada atau dana yang
baru diperoleh terhadap tiga bidang utama, yaitu modal kerja (current asset
dikurangi current liability), capital expenditure (bangunan, mesin,
peralatan) dan program pembelanjaan utama (penelitian dan pengembangan
produk atau jasa, dan promosi) (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
Investasi selalu berhadapan dengan resiko ketidakpastian karena
pengeluran dilakukan pada saat sekarang tetapi manfaatnya akan diterima
dalam waktu mendatang (Harmono, 2014). Masa yang akan datang
berhadapan dengan berbagai perubahan seperti perubahan nilai tukar rupiah,
tingkat inflasi, tingkat bunga, kondisi politik ekonomi sosial dan keamanan.
Semakin besar ketidaktahuan akan perubahan faktor tersebut di masa yang
akan datang menyebabkan semakin besarnya resiko yang akan dihadapi.
23
6. Pengeluaran Modal
Pengeluaran modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap yang
memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal
termasuk pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya
mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas
dan kualitas aset (Nakman 2003). Pengeluaran modal dapat diaktegorikan:
a. Pengeluaran modal tanah, digunakan untuk pembelian/pengeluaran
sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah
dimaksud dalam kondisi siap pakai.
b. Pengeluaran modal peralatan dan mesin, digunakan untuk
penambahan/penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan
mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12
bulan, sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
c. Pengeluaran modal gedung dan bangunan, digunakan untuk
penambahan/penggantian, gedung dan bangunan yang menambah
dalam kondisi siap pakai.
Dengan adanya capital expenditure perusahaan dapat memperkecil
risiko ketidaklancaran proses produksi. Apabila terjadi kerusakan pada aktiva
tetap, maka dengan secepatnya dapat diperbaiki, dimodernisasi atau membeli
aktiva baru. Sehingga proses produksi berjalan lancar dan permintaan
konsumen dapat terpenuhi. Disamping itu kinerja perusahaan akan meningkat
dan mempengaruhi nilai perusahaan (Rahmiati, 2013).
24
7. Penelitian dan pengembangan
Menurut PSAK No 19 revisi tahun 2000, riset (research) adalah
penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan
memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahamaan teknis atas ilmu yang
baru. Sedangkan pengembangan (development) adalah penerapan temuan riset
atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan
baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang
mengalami perbaikan yang substansial, sebelum dimulainya produksi
komersial atau pemakaian.
Penelitian dan pengembangan adalah pengeluaran yang menjadi
pendukung bisnis yang sudah ada, membantu peluncuran bisnis baru,
mengembangkan produk baru, memperbaiki kualitas produk, meningkatkan
efisiensi produksi, serta memperdalam atau memperluas kapabilitas
teknologi perusahaan (Wahyuni Lubis dkk., 2013). Perusahaan yang
menjalankan strategi pengembangan produk perlu memiliki orientasi
penelitian dan pengembangan yang kuat (Setiaji dan Muid, 2011).
Penelitian dan pengembangan diarahkan untuk mengembangkan
produk-produk baru, meningkatkan kualitas produk, memperbaiki proses
produksi serta inovasi penjualan yang efektif. Dengan demikian, penelitian
dan pengembangan dapat menciptakan peningkatan nilai perusahaan melalui
prospek perusahaan yang lebih baik dimasa mendatang. (Trisnajuna dan
Sisdyani, 2015).
25
Menurut Kurniawan dan Mertha (2016) kegiatan penelitian dan
pengembangan merupakan kegiatan yang berperan dalam sebuah inovasi
dan memiliki kepentingan komersial dalam kaitannya dengan riset ilmiah.
Dalam konteks bisnis, istilah penelitian dan pengembangan biasanya
merujuk pada aktivitas yang berorientasi pada masa yang akan datang dan
untuk jangka panjang baik dalam bidang ilmu maupun dalam bidang
teknologi penelitian dan pengembangan akan menciptakan manfaat di masa
mendatang.
Penelitian dan pengembangan memiliki peranan penting dan
menjadi indikator kemajuan dari suatu perusahaan. Para manajer di berbagai
perusahaan secara bersama-sama mengeksplorasi, menilai, dan
memutuskan apa, kapan, di mana, dan berapa biaya untuk penelitian dan
pengembangan. Prioritas, biaya, manfaat, risiko, dan hasil yang terkait
dengan aktivitas penelitian dan pengembangan didiskusikan dan dibagi
secara terbuka (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
8. Transaksi Pihak Berelasi
Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 7 (IAI) tentang pengungkapan pihak-pihak berelasi, definisi pihak-
pihak berelasi adalah pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait
dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangan. Sedangkan transaksi
pihak berelasi adalah suatu pengendalian sumber daya, jasa atau kewajiban
antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah ada
26
harga yang dibebankan. Transaksi pihak berelasi merupakan transaksi
antara pihak-pihak yang dianggap memiliki kemampuan untuk
mengendalikan atau mempengaruhi pihak lain dalam mengambil keputusan.
Dalam penjelasan definisi tersebut diuraikan lebih lanjut bahwa
termasuk sebagai pihak-pihak berelasi adalah (PSAK Nomor 7, IAI):
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas
pelapor jika orang tersebut:
1) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas
pelapor;
2) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
3) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas
pelapor.
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu
hal berikut:
1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang
sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya
terkait dengan entitas lain).
2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas
lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan
anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut
adalah anggotanya).
3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga
yang sama.
27
4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas
yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk
imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait
dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang
menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor.
6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang
diidentifikasi dalam huruf (a).
7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) memiliki pengaruh
signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau
entitas induk dari entitas).
Pihak-pihak berikut ini tidak dianggap sebagai pihak-pihak berelasi
(PSAK Nomor 7, IAI):
a. Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau personil
manajemen kunci yang sama atau karena personil manajemen kunci dari
satu entitas mempunyai pengaruh signifikan atas entitas lain.
b. Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura
bersama.
c. Penyandang dana, serikat dagang, perusahaan pelayanan umum,
departemen dan instansi pemerintah. Dalam pelaksanaan urusan normal
dengan perusahaan pelapor (meskipun pihak-pihak tersebut dapat
28
membatasi kebebasan suatu perusahaan atau ikut serta dalam proses
pengambilan keputusan).
d. Satu-satunya pelanggan, pemasok, pemegang hak franchise, distributor
atau perwakilan/agen umum dengan siapa suatu perusahaan
mengadakan transaksi usaha dengan volume yang signifikan, semata-
mata karena ketergantungan ekonomis yang diakibatkan oleh keadaan.
Berikut ini adalah contoh situasi transaksi antara pihak berelasi yang
memerlukan pengungkapan oleh suatu perusahaan (PSAK Nomor 7, IAI):
a. Pembelian atau penjualan barang
b. Pembelian atau penjualan properti dan aktiva lain
c. Pemberian atau penerimaan jasa
d. Pengalihan riset dan pengembangan
e. Pendanaan (termasuk pemberian pinjaman dan penyetoran modal baik
secara tunai maupun dalam bentuk natura)
f. Garansi dan penjaminan
g. Kontrak manajemen
Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi dalam
satu periode maka entitas mengungkapkan (PSAK Nomor 7, IAI):
a. Sifat dari hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
berelasi.
b. informasi mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen, yang
diperlukan untuk memahami potensi dampak hubungan tersebut dalam
laporan keuangan.
29
c. Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi: nilai transaksi; jumlah
saldo, termasuk komitmen dan penyisihan piutang ragu-ragu terkait
dengan jumlah saldo tersebut; dan beban yang diakui selama periode
dalam hal piutang ragu-ragu atau penghapusan piutang dari pihak-pihak
yang mempunyai hubungan berelasi.
9. Struktur Kepemilikan
Persentase kepemilikan ditentukan oleh besarnya persentase jumlah
saham terhadap keseluruhan saham perusahaan. Menurut Wahyudi dan
Pawestri (2006) struktur kepemilikan dipercaya mampu mempengaruhi
jalannya peusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai
perusahaan. Struktur kepemilikan dalam suatu perusahaan akan memiliki
motivasi yang berbeda dalam hal mengawasi atau memonitori perusahaan.
Naik turunnya nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh struktur
kepemilikan (Susanti dan Titik, 2014).
Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk
mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham. Struktur
kepemilikan dipercaya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
jalannya perusahaan yang nantinya dapat mempengaruhi penilaian suatu
perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme yang dapat
mengendalikan masalah keagenan yang ada di suatu perusahaan.
30
a. Kepemilikan Institusional
Menurut Susanti dan Titik (2014) kepemilikan institusional
merupakan proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik
institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi,
dan kepemilikan lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting
dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih
optimal (Sholekah, 2014).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan
adalah kepemilikan institusional (Wida dan Wayan, 2014). Semakin
tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat pengawasan
eksternal terhadap perusahaan dan dapat mengurangi agency cost
(Wahyudi dan Pawestri, 2006). Pengawasan yang dilakukan oleh
investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang
dilakukan (Susanti dan Titik, 2014).
Menurut Wida dan Wayan (2014), Investor institusional
dianggap mampu menggunakan informasi laba periode sekarang unuk
memprediksi laba di masa mendatang dibandingkan investor non
institusional. Kepemilikan institusional dapat meningkatkan nilai
perusahaan, dengan memanfaatkan informasi, serta dapat mengatasi
konflik keagenan karena dengan meningkatnya kepemilikan
institusional maka segala aktivitas perusahaan akan diawasi oleh pihak
institusi atau lembaga.
31
Menurut Susanti dan Titik (2014) kepemilikan institusional
memiliki dua kelebihan, kepemilikan institusional memiliki
profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga dapat menguji
keandalan informasi. Selain itu kepemilikan institusional memiliki
motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat atas
aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
b. Kepemilikan Manajerial
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa peningkatan
kepemilikan saham manajemen merupakan salah satu cara untuk
mengurangi agency cost. Kepemilikan manajerial merupakan proporsi
pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan seperti direktur dan komisaris
(Sholekah, 2014).
Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manejemen
akan mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham
sehingga manajemen akan termotivasi untuk meningkatkan nilai
perusahaan (Susanti dan Titik, 2014). Semakin besar proporsi
kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka akan memotivasi
kinerja manajemen karena mereka merasa memiliki andil dalam
perusahaan baik sebagai pengambil keputusan maupun dalam tanggung
jawab atas keputusan tersebut (Adri, 2014).
32
Manajemen cenderung lebih giat untuk bekerja demi
kepentingan pemegang saham di mana pemegang saham adalah dirinya
sendiri (Asmawati dan Lailatul, 2013). Semakin besarnya proporsi saham
yang dimiliki oleh manajer, maka manajer akan berhati-hati dalam
menentukan kebijakan keuangan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan (Novitasari, 2014). Peningkatan kepemilikan manajerial
mendorong ke arah pengambilan keputusan yang lebih baik sehingga
menghasilkan nilai perusahaan yang lebih tinggi.
Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai persentase yang
berkaitan dengan saham yang dimiliki oleh manajer dan direksi suatu
perusahaan. Kebijakan kepemilikan manajerial dimaksudkan untuk
memberikan kesempatan manajer terlibat dalam kepemilikan saham
sehingga dengan keterlibatan kedudukan manajer sejajar dengan
pemilik perusahaan atau pemegang saham. Proksi yang digunakan
untuk menghitung kepemilikan manajerial yaitu jumlah saham yang
dimiliki oleh manajemen dibagi jumlah saham keseluruhan perusahaan.
33
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel 2.1
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Kurniawan,
A.P dan
Mertha I.M.
(2016)
Kinerja keuangan
sebagai pemediasi
pengaruh intensitas
research and
development dan
aset tidak berwujud
pada nilai
perusahaan.
Variabel Research
and Development dan
Variabel Nilai
Perusahaan
Variabel Kinerja
Keuangan, dan
Variabel Aset tidak
Berwujud
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Intensitas R&D dan INTAV
berpengaruh pada nilai perusahaan
dan kinerja perusahaan. Kinerja
perusahaan berpengaruh pada nilai
perusahaan, Kinerja perusahaan
tidak memediasi hubungan antara
intensitas R&D dan INTAV
terhadap nilai perusahaan
2 Renna
Mangdalena
dan Yanuar
Dananjaya
(2015)
Effect of Related
Parties Transactions
to the Value of
Enterprises Listed
on Indonesian Stock
Exchange
Variabel Related
Parties Transactions
dan Variabel Nilai
Perusahaan
Variabel Struktur
Kepemilikan,
Variabel Penelitian
dan Pengembangan
in 2009 and 2011 related party
transactions do not affect the value
of the company. In 2010 and 2012 a
related party transactions affect the
total value of the company, which is
the total related party transactions.
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3
Made Trisnajuna
dan Eka Ardhani
Sisdyani
(2015)
Pengaruh Aset
Tidak Berwujud
dan Biaya
Penelitian dan
Pengembangan
Terhadap Nilai
Pasar dan Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Variabel Penelitian
dan Pengembangan
dan Variabel Nilai
Pasar
Variabel Aset
Tidak Berwujud
dan Variabel
Kinerja
Keuangan
Perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai aset tidak berwujud dan biaya
penelitian dan pengembangan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap terhadap nilai pasar dan
kinerja keuangan perusahaan.
4 Rina Susanti dan
Titik Mildawati
(2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajemen,
Kepemilikan
Institusional dan
Corporate Social
Responsibility
Terhadap
Nilai Perusahaan
Variabel Kepemilikan
Manajemen,
Kepemilikan
Institusional dan
Nilai Perusahaan
Variabel
Corporate
Social
Responsibility
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemilikan manajemen memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan karena dapat mengurangi
masalah keagenan dan optimalkan
sumber daya. Sementara itu
kepemilikan institusional tidak
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dan corporate social
responsibility berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan
Bersambung pada halaman selanjutnya
34
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Safitri Lia
Achmad dan
Lailatul Amanah
(2014)
Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Keputusan
Pendanaan,
Kebijakan Dividen,
Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Nilai
Perusahaan
Variabel
Keputusan
Investasi,
Keputusan
Pendanaan,
Kebijakan
Dividen,
Kinerja Keuangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Keputusan Investasi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
Nilai Perusahaan. Sedangkan
Keputusan Pendanaan, Kebijakan
Deviden, dan Kinerja Keuangan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan.
6 Fazdillah Adri
(2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial,
Struktur Modal,
Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai
Perusahaan
(Property dan Real
Estate)
Variabel
Kepemilikan
Manajerial dan
Nilai Perusahaan
Variabel Struktur
Modal, Kinerja
Keuangan dan
Sampel penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kepemilikan manajerial tidak
memiliki pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini
berarti kepemilikan saham
manajemen tidak berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan
nilai perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
35
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7 Ni Putu Wida P.
D , I dan Wayan
Suartana
(2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial dan
Kepemilikan
Institusional
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional
dan Nilai
Perusahaan
Variabel
Penelitian dan
Pengembangan,
Pengeluaran
modal dan
Transaksi Pihak
Berelasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh pada nilai perusahaan,
sedangkan kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan pada nilai
perusahaan.
8 Wahyuni Arnida
Lubis, Rina
Bukit, Tapi Anda
Sari Lubis
(2013)
Pengaruh
Pengeluaran Modal,
Penelitian dan
Pengembangan,
Transaksi Pihak
Berelasi dan
Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel
Pengeluaran
Modal, Penelitian
dan Pengembangan
Transaksi Pihak
Berelasi dan Nilai
Perusahaan
Variabel
Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengeluraran modal, penelitian dan
pengembangan, transaksi pihak
berelasi dan profitabilitas memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
9 Widya Sari
Rahmiati (2013)
Pengaruh Capital
Expenditure,
Struktur Modal, dan
Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Capital
Expenditure dan
Nilai Perusahaan
Variabel
Struktur Modal,
dan
Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
capital expenditure, dan variabel
profitabilitas berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, sedangkan struktur
modal tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
36
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
10 Jun Andrian
(2012)
Pengaruh Struktur
Modal,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Capital
Expenditure dan
Insentif Manajer
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Struktur
Modal, Capital
Expenditure dan
Nilai Perusahaan
Variabel
Pertumbuhan
Perusahaan,
Insentif Manajer
dan Variabel
Intervening
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
struktur modal, capital expenditure,
insentif manajer berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
11 R. Nurcahyo
Setiaji dan Dul
Muid
(2011)
Pengaruh Rasio
Intensitas
Penelitian Dan
Pengembangan,
Rasio Tingkat
Pengembalian
Ekuitas Dan
Rasio Pembayar-
an Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Penelitian
dan Pengembangan
dan Nilai Perusahaan
Variabel Tingkat
Pengembalian
Ekuitas, dan
Pembayaran
Dividen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) rasio intensitas penelitian dan
pengembangan berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, (2) rasio tingkat
pengembalian ekuitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
Bersambung pada halaman selanjutnya
37
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
12 Wemer R.
Murhadi
(2008)
Hubungan Capital
Expenditure, Risiko
Sistematis, Struktur
Modal, Tingkat
Kemampulabaan
terhadap Nilai
Perusahaan.
Variabel Capital
Expenditure,
Struktur Modal
dan Nilai
Perusahaan
Variabel Risiko
Sistematis dan
Tingkat
kemampulabaan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa struktur modal dan tingkat
kemampulabaan berdampak pada nilai
perusahaan. Sementara itu, asset tidak
berwujud yang diukur melalui ada
tidaknya litbang ternyata tidak
mempengaruhi tingkat kemampu-
labaan dan nilai perusahaan. Terakhir,
risiko sistematis tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan.
13 Untung Wahyuni
dan Hartini
Prasetyaning
Pawestri
(2006)
Implikasi Struktur
Kepemilikan
Terhadap Nilai
Perusahaan: Dengan
Keputusan Keuangan
Sebagai Variabel
Intervening
Variabel
Struktur
Kepemilikan
dan Nilai
Perusahaan
Variabel
Keputusan
Keuangan
Struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap keputusan
investasi dan keputusan pendanaan
tetapi tidak pada kebijakan dividen.
Struktur kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap keputusan
keuangan maupun nilai perusahaan.
Keputusan pendanaan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, tetapi
keputusan investasi dan kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
38
39
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Pengeluaran Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005).
Dengan demikian konsep nilai perusahaan dapat diproksikan dengan harga
saham perusahaan.
Menurut Wahyuni Lubis dkk. (2013) kesempatan investasi
merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-
pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang. Hasil
penelitian oleh Jun Andrian (2012) menyatakan bahwa capital expenditure
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengeluaran modal
merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal
yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, seperti pengadaan peralatan dan mesin.
Penelitian Rahmiati (2013), juga menemukan bahwa pengeluaran
modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi capital
expenditure menunjukkan perusahaan memiliki investasi yang cukup untuk
menambah, memperbaiki dan memodernisasi aktiva tetap. Namun
Sudiyatno dan Elen (2010) menyatakan bahwa capital expenditure tidak
berpengaruh terhadap kinerja dan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
Ha1: Pengeluaran modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
39
40
2. Pengaruh Penelitian dan Pengembangan Terhadap Nilai Perusahaan
Dalam meningkatkan nilai perusahaan dan kemampuan bersaing,
tidak hanya terletak pada investasi atau kepemilikan aktiva berwujud, tetapi
lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi, dan sumber
daya manusia yang dimiliki perusahaan (Setiaji dan Muid, 2011). Hal
tersebut menunjukkan bahwa investor lebih memilih berinvestasi pada
perusahaan dengan nilai perusahaan (value of the firm) yang tinggi dan
dengan intangible capital yang tinggi pula (Salamudin et.al, 2010).
Wahyuni Lubis dkk. (2013) mengemukakan bahwa penelitian dan
pengembangan terbukti secara signifikan meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian dan pengembangan merupakan strategi manajemen dalam
pengembangan produk yang akan meningkatkan nilai perusahaan dengan
persentase penjualan sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan
meningkat dan harga pasar saham juga akan berpengaruh. Berbeda dengan
hasil penelitian Murhadi (2008), yang menunjukan bahwa capital
expenditure aset tidak berwujud yang diukur melalui ada tidaknya penelitian
dan pengembangan ternyata tidak mempengaruhi tingkat kemampulabaan
dan nilai perusahaan.
Wahyuni Lubis dkk. (2013) menyatakan berinvestasi pada
penelitian dan pengembangan diharapkan penjualan produk atau jasa yang
superior dan memberikan keunggulan kompetitif. Anggaran penelitian dan
pengembangan diarahkan untuk mengembangkan produk-produk baru
dengan meningkatkan kualitas produk. Penelitian dan pengembangan
41
merupakan strategi manajemen dalam pengembangan produk yang akan
meningkatkan nilai perusahaan dengan pengeluaran biaya iklan dan biaya
promosi. Sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat
dan harga pasar saham juga akan berpengaruh. Berdasarkan uraian tersebut,
maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
Ha2: Penelitian dan pengembangan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Pengaruh Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Nilai Perusahaan
Hal lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan adalah transaksi pihak berelasi (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
Menurut PSAK Nomor 7 pihak berelasi adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangan. Transaksi pihak
berelasi merupakan transaksi antara pihak-pihak yang dianggap memiliki
kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi pihak lain dalam
mengambil keputusan.
Hubungan berelasi dengan suatu pihak mempunyai dampak positif
keuangan dan hasil usaha perusahaan, sehingga dengan piutang atau
pemberian pinjaman kepada pihak berelasi akan mempengaruhi nilai
perusahaan (Wahyuni Lubis dkk., 2013). Di sisi lain Mangdalena dan
Dananjaya (2015) menyatakan transaksi pihak berelasi tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 dan 2011.
Transaksi pihak berelasi yang dilakukan oleh badan usaha atau perusahaan
42
tidak akan merugikan pemegang saham dan tidak akan menguntungkan
pemegang saham. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif
sebagai berikut:
Ha3: Transaksi pihak berelasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
Jensen and Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik
keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer.
Keberadaaan investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan
pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan
yang diambil oleh pihak manajemen.
Struktur kepemilikan institusional merupakan proporsi saham yang
dimiliki institusi seperti pemerintah, perusahaan asuransi, dan perusahan
lain yang sejenis. Wida dan Wayan (2014) menyatakan struktur
kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Di sisi lain, Sholekah (2014) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
Ha4: Struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
43
5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer
dan pemegang saham mengakibatkan timbulnya konfik keagenan. Konflik
tersebut menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan yang
berguna untuk melindungi kepentingan pemegang saham. Salah satu cara
guna untuk mengurangi konflik antara prinsipal dan agen dapat dilakukan
dengan meningkatkan kepemilikan manajerial suatu perusahaan (Jensen and
Meckling, 1976). Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham
oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham
yang dimiliki oleh manajemen.
Struktur kepemilikan manajerial merupakan proporsi saham yang
dimiliki oleh jajaran manajerial yang meliputi direksi, komisaris, dan
manajer. Susanti dan Titik (2014) menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sementara itu, Wida dan Wayan (2014) menyatakan struktur kepemilikan
manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Novitasari (2014) yang
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif
sebagai berikut:
Ha5: Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
44
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Pengeluaran Modal, Penelitian dan Pengembangan, Transaksi Pihak Berelasi dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2014-2016)
Basis Teori: Agency Theory
Signaling Theory
Stakeholder Theory
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
Metode Analisis Kuantitatif: Analisis Regresi Berganda
Hasil dan Pembahasan
Pengeluaran Modal
Nilai Perusahaan
(Y)
Ha1
Ha2 Penelitian dan
Pengembangan
Transaksi Pihak
Berelasi
Struktur Kepemilikan
Institusional
Ha3
Ha5
Ha4
Struktur Kepemilikan
Manajerial
Terdapat Banyak Faktor yang Mempengaruhi Naik Turunnya Nilai Perusahaan
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa hubungan kuasalitas (sebab akibat) yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu pengeluaran
modal, penelitian dan pengembangan, transaksi pihak berelasi dan struktur
kepemilikan terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Penelitian ini
menggunakan sumber data sekunder dari laporan keuangan dan lapoan tahunan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
2014 sampai dengan tahun 2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, peneliti selanjutnya
menentukan populasi dan sampel yang akan diuji. Menurut Sugiyono (2011)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Sampel menurut Sugiyono (2011) adalah bagian atau jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil
45
46
sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus benar-benar representative (Sugiyono, 2011).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive
sampling, yaitu metode pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dengan
tujuan agar sampel yang digunakan dapat merepresentasikan penelitian yang
dilakukan. Kriteria sampel yang ditetapkan oleh peneliti yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2014-2016.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam satuan mata uang
rupiah.
3. Perusahaan yang memiliki data yang diperlukan dalam penelitian ini.
4. Perusahaan yang memiliki capital expenditure positif (aset tetap meningkat
dari tahun 2014-2016).
5. Perusahaan yang memiliki Price Earning Ratio (PER) positif dari tahun
2014-2016.
47
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti, penelusuran data dilakukan dengan cara:
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti menggunakan cara penelitian pustaka dalam memperoleh
data-data penelitian sebagai data pendukung. Peneliti memperoleh data
berkaitan dengan teori variabel yang sedang diteliti dari buku, jurnal, tesis,
internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan variabel dan judul
penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder
yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini
bersumber dari laporan keuangan serta laporan tahunan perusahaan
manufaktur periode 2014-2016 yang terdaftar di Bursa Efek (BEI) dalam
situs (www.idx.co.id).
48
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel memaparkan perihal definisi dari masing-
masing variabel dan cara pengukuran yang digunakan pada variabel tersebut.
Penelitian ini menggunakan 6 variabel, yaitu satu variabel terkait (dependen)
dan 5 variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah nilai perusahaan. Sedangkan variabel independen meliputi pengeluaran
modal, penelitian dan pengembangan, transaksi pihak berelasi, kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajerial.
1. Nilai Perusahaan (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen (Y) yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan
Price Earning Ratio (PER). PER merupakan rasio yang mengukur seberapa
besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan
yang diperoleh para pemegang saham. Rasio ini menunjukkan seberapa
besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan earnings (Harmono,
2014). Satuan pengukuran PER dalam persentase adalah:
PER = Harga Pasar Saham
Laba per Lembar Saham
Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi Price Earning
Rationya, dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER
bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan di masa
yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan
X 100%
49
yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
pendapatan dan mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien.
Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi,
yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga saham-saham dari
perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba yang
tinggi akan memiliki Price Earning Ratio yang tinggi pula, karena saham-
saham akan lebih diminati di bursa, sehingga kecenderungan harganya akan
meningkat lebih besar (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
2. Pengeluaran modal (X1)
Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah pengeluaran yang
digunakan untuk penambahan, penggantian, dan peningkatan kapasitas fix
asset seperti property, plant dan equipment (PPE) yang memberikan
manfaat lebih dari 12 bulan dan sampai PPE yang dimaksud dalam kondisi
siap untuk dipakai. Pengeluaran modal (capital expenditure) dihitung
melalui selisih antara total fixed asset tahun ini dengan total fixed asset pada
tahun sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hamidi (2003),
rumus dari capital expenditure (CE) adalah sebagai berikut:
CE = Total fixed asset t – total fixed asset t-1
50
3. Penelitian dan Pengembangan (X2)
Penelitian dan pengembangan secara keseluruhan menjadi luas,
termasuk mendukung bisnis yang sudah ada, membantu peluncuran bisnis
baru, mengembangkan produk baru, memperbaiki kualitas produk,
meningkatkan efisiensi produksi, serta memperdalam atau memperluas
kapabilitas teknologi perusahaan (Wahyuni Lubis dkk., 2013). Variabel
penelitian dan pengembangan dilambangkan dengan litbang dan
menggunakan variabel dummy, di mana jika perusahaan menyajikan biaya
penelitian dan pengembangan dalam laporan keuangannya, maka skornya
adalah 1. Jika tidak, maka skornya adalah 0 (Trisnajuna dan Sisdyani, 2015).
4. Transaksi Pihak Berelasi (X3)
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas
yang menyiapkan laporan keuangan (PSAK Nomor 7 IAI). Pihak-pihak
dianggap mempunyai hubungan berelasi bila satu pihak mempunyai
kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh
signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan
operasional. Penelitian ini mengukur transaksi pihak berelasi dengan aktiva
piutang atau pemberian pinjaman dengan pihak berelasi apakah
meningkatkan nilai perusahaan atau menurunnya nilai perusahaan
(Wahyuni Lubis dkk., 2013). RPT piutang diukur dengan cara:
RPT Piutang = Total transaksi piutang kepada pihak berelasi
Total asset perusahaan X 100%
51
5. Kepemilikan Institusional (X5)
Kepemilikan institusional merupakan proposi kepemilikan saham
oleh institusi. Kepemilikan institusional merupakan presentase saham yang
dimiliki oleh investor institusional seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain. Apabila suatu
perusahaan terdapat lebih dari satu kepemilikan institusi yang dimiliki
saham perusahaan, maka kepemilikan saham diukur dengan menghitung
total seluruh saham yang dimiliki oleh seluruh pemilikan. Pada penelitian
ini, kepemilikan institusional diukur dengan proporsi tingkat kepemilikan
saham oleh pihak institusional (KI) (Susanti dan Titik, 2014).
KI = Jumlah kepemilikan saham oleh pihak institusional
Jumlah saham yang beredar
6. Kepemilikan Manajerial (X4)
Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham
yang dimiliki oleh manajer eksekutif. Manajer eksekutif ini memiliki
kekuatan untuk mengendalikan seluruh keputusan di dalam perusahaan
yang mencerminkan keputusan bisnis. Manajer eksekutif ini meliputi dewan
komisaris, dewan direksi, dan manajemen yang tercantum dalam daftar
pemegang saham. Pada penelitian ini, kepemilikan manajerial diukur
dengan proporsi tingkat kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak
manajerial (KM) (Susanti dan Titik, 2014).
KM = Jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen
Jumlah saham yang beredar X 100%
X 100%
52
Tabel 3.1
Pengukuran Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Pengukuran Skala
1 Nilai Perusahaan
(Wahyuni Lubis
dkk., 2013)
PER = Harga Pasar Saham
Laba per Lembar Saham
Rasio
2 Pengeluaran
Modal
(Hamidi, 2003)
CE = Total fixed assett – total fixed assett-1
Rasio
3 Penelitian dan
Pengembangan
(Trisnajuna dan
Sisdyani, 2015)
Jika perusahaan menyajikan biaya penelitian
&pengembangan dalam laporan keuangannya,
maka skornya adalah 1. Jika tidak, maka
skornya adalah 0
Dummy
4 Transaksi Pihak
Berelasi
(Wahyuni Lubis
dkk., 2013)
RPT Piutang =
Rasio
5 Kepemilikan
Institusional
(Susanti dan Titik,
2014)
KI =
Rasio
6 Kepemilikan
Manajerial
(Susanti dan Titik,
2014)
KM =
Rasio
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini mengasumsikan hubungan langsung antara pengeluaran
modal, penelitian dan pengembangan, transaksi pihak berelasi, kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajerial sebagai variabel independen serta nilai
perusahaan sebagai variabel dependen dengan proksi price earning ratio
sebagai pengukurannya. Metode analisis penelitian ini menggunakan teknik
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi
data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam
X 100%
Piutang Pihak Berelasi
x 100% Jumlah Saham Beredar
x 100% Total Aset
Jumlah Saham Institusional x 100%
Jumlah Saham Beredar
Jumlah Saham Manajemen
53
analisis. Analisis yang digunakan untuk mengukur penelitian ini memakai
analisis regresi linier berganda. Teknik analisis yang dilakukan dengan bantuan
software IMB SPSS versi 24.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2014). Dalam penelitian ini statistik deskriptif hanya
menggambarkan nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean), dan
standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk keabsahan hasil analisis regresi linier berganda sebelum
pengujian hipotesis dilakukan, harus terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik. Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi
berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian
bersifat tidak bias. Dalam penelitian ini, asumsi klasik yang dianggap paling
penting adalah memiliki distribusi normal, tidak terjadi multikolonieritas
antar variabel independen, tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap
variabel independen dan tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian
variabel harus konstan (homoskedastisitas) (Ghozali, 2014).
54
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-duanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2014).
Pada uji normalitas data ini digunakan metode One Sample Kolmogorov
Smirnov Test, merupakan metode yang umum digunakan untuk menguji
normalitas data, dengan hipotesis sebagai berikut (Ghozali, 2014):
Ho: Data terdistribusi normal
Ha: Data terdistribusi tidak normal
Jika sigma > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima
Jika sigma < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak
Selain itu dapat di uji menggunakan analisis grafik, jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data
menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2014).
b. Uji Multikolonieritas
Salah satu asumsi dalam metode kuadrat terkecil adalah tidak
adanya hubungan linear antara variabel independen. Jika hal ini terjadi,
55
maka dikatakan bahwa data mengalami multikolonieritas. Indikasi awal
data yang mengalami Multikolonieritas yaitu apabila model memiliki
standard error yang besar dan nilai statistik t yang rendah. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas dalam suatu
model regresi. Salah satu ciri persamaan regresi yang mengalami
masalah multikolonieritas adalah nilai R² yang tinggi namun memiliki
sedikit variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan (Ghozali, 2014). Metode yang digunakan untuk
mendeteksi multikolonieritas dalam penelitian ini adalah tolerance –
Variance Inflactor Faktor (VIF). Multikolonieritas terjadi apabila nilai
tolerance < 0,10 dan VIF > 10.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (tahun sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2014). Hal
ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena
gangguan pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi
individu atau kelompok pada periode berikutnya.
56
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Pada penelitian ini, gejala autokorelasi dideteksi dengan
menggunakan Uji Durbin-Watson lewat SPSS. Pengambilan keputusan
ada tidaknya autokorelasi ditentukan berdasarkan kriteria sebagai
berikut (Ghozali, 2014):
1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan
(4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak
ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound
(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti
ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2014). Jika variabel dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2014).
57
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas pada penelitian
ini digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen
(ZPRED) dengan residualnya (SRESID) melalui program SPSS.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan
ZPRED. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2014):
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
telah terjadi Heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Heteroskedastisitas
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model
persamaan regresi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh
dua arah atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan
skala pengukuran interval dalam suatu persamaan linier (Nurhasanah,
2016). Pengujian hipotesis dilakukan dengan mempergunakan uji simultan
(F-test) dan uji parsial (t-test).
Uji simultan (F–test) dipergunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel dependen. Sedangkan uji parsial (t-test) dipergunakan untuk
58
mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2014).
Dasar pengambilan kesimpulan pada uji simultan (F-test) dalam
penelitian ini adalah apabila Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha
diterima, dengan tingkat signifikansinya yaitu apabila nilai probabilitas < α.
Dasar pengambilan kesimpulan pada uji parsial (t-test) dalam penelitian ini
adalah bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sementara
untuk tingkat signifikansinya yaitu apabila nilai probabilitas < α = 5%.
Variabel independen yaitu nilai perusahaan, sedangkan variabel dependen
adalah pengeluaran modal, penelitian dan pengembangan, transaksi pihak
berelasi, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Model
penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y = α + ɮ I X1 + ɮ 2 X2+ ɮ 3 X3+ ɮ 4 X4+ ɮ 5 X5 + e
Keterangan:
Y = Nilai perusahaan
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Pengeluaran Modal
X2 = Penelitian dan Pengembangan
X3 = Transaksi Pihak Berelasi
X4 = Struktur Kepemilikan Manajerial
X5 = Struktur Kepemilikan Institusional
E = Eror
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Gambaran umum objek penelitian menyajian prosedur pemilihan
sampel dan populasi penelitian. Dalam penelitian ini metode penentuan sampel
menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive
sampling, yaitu metode pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dengan
tujuan agar sampel yang digunakan dapat merepresentasikan penelitian yang
dilakukan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil sampel
selama 3 tahun, yaitu tahun 2014, 2015 dan 2016. Adapun data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan
dan laporan tahunan 2014, 2015, dan 2016 yang diakses melalui website resmi
Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id.
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang bergerak pada bidang Manufaktur. Jumlah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016
sebesar 146 perusahaan. Sebanyak 4 perusahaan yang laporan keuangan tahun
2014-2016 tidak tersedia secara lengkap di website BEI, sementara itu 3
perusahaan harga sahamnya tidak tersedia di website BEI. Sebanyak 21
perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.
59
60
Sebanyak 26 perusahaan tidak memiliki data lengkap dan memenuhi
kriteria. Sementara itu, 28 perusahaan memiliki price earning ratio negatif atau
rugi per lembar saham, dan 29 perusahaan memiliki penurunan aset tetap atau
capital expenditure negatif. Selain itu 5 perusahaan memiliki data outlier.
Ringkasan pemilihan sampel penelitian disajikan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No. Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016 146
2 Perusahaan yang laporan keuangan tahun 2014-2016
tidak tersedia secara lengkap di website Bursa Efek
Indonesia
(4)
3 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
dalam mata uang rupiah (21)
4 Perusahaan yang harga sahamnya tidak tersedia di
website BEI (3)
5 Perusahaan yang tidak mempunyai data lengkap dan
memenuhi kriteria
(26)
6 Perusahaan yang memiliki price earning ratio negatif
(rugi per lembar saham) (28)
7 Perusahaan yang memiliki penurunan aset tetap (29)
8 Perusahaan yang memiliki data outlier (5)
9 Jumlah Perusahaan yang memenuhi kriteria 30
Tahun Penelitian 3
Total sampel data selama tiga tahun penelitian dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 90
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014 –
2016 yang sesuai dengan kriteria penelitian adalah sebanyak 30 perusahaan.
Sehingga total sampel data penelitian selama tahun 2014 – 2016 sebanyak 90.
61
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Metode pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
memakai statistik deskriptif, asumsi klasik dan regresi linier berganda. Tujuan
penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel
independen pengeluaran modal, penelitian dan pengembangan, transaksi pihak
berelasi, kepemiikan institusional dan kepemilian manajemen terhadap variabel
dependen yaitu nilai perusahaan.
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode di mana semua data yang
berhubungan dengan penelitian dikelompokkan untuk kemudian dianalisis
dan diinterpretasikan secara objektif dengan membandingkan nilai
minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari sampel.
Berikut Tabel 4.2 merupakan analisis deskriptif untuk variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Sumber:Output SPSS yang diolah.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
NP 90 ,71 48,24 18,9140 10,65272
CE 90 14,44 22,50 18,8097 1,90682
LITBANG 90 0 1 ,37 ,485
RPT 90 ,00 ,33 ,0426 ,06620
KI 90 18,20 99,62 77,9746 20,14496
KM 90 ,00 41,00 2,8181 8,00749
Valid N
(listwise)
90
62
a. Variabel Dependen
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai
perusahaan dengan jumlah sampel (N) 90 memiliki nilai minimum
sebesar 0,71 yang diperoleh dari Supreme Cable Manufakturing &
Commerce Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai maksimum 48,24
diperoleh dari Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2015. Nilai rata-rata
(mean) nilai perusahaan sebesar 18,9140 dan standar deviasi sebesar
10,65272.
b. Variabel Independen
1) Pengeluaran Modal
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa capital
expenditure dengan jumlah sampel (N) 90 memiliki nilai minimum
sebesar 14,44 yang diperoleh dari Tunas Alfin Tbk pada tahun 2015,
sedangkan nilai maksimum 22,50 yang diperoleh dari HM
Sampoerna Tbk pada tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) capital
expenditure sebesar 18,8097 dan standar deviasi sebesar 1,90682.
2) Penelitian dan Pengembangan
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa
penelitian dan pengembangan dengan jumlah sampel (N) 90
memiliki nilai minimum sebesar 0 sedangkan nilai maksimum 1. Hal
tersebut karena proxy penelitian dan pengembangan menggunakan
dummy. Nilai rata-rata (mean) penelitian dan pengembangan sebesar
0,37 dan standar deviasi sebesar 0,485.
63
3) Transaksi Pihak Berelasi
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa transaksi
pihak berelasi dengan jumlah sampel (N) 90 memiliki nilai
minimum sebesar 0,00 yang diperoleh dari Chitose Internasional
Tbk pada tahun 2014, sedangkan nilai maksimum 0,33 yang
diperoleh dari Supreme Cable Manufakturing & Commerce Tbk
pada tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) transaksi pihak berelasi
sebesar 0,426 dan standar deviasi sebesar 0,06620.
4) Kepemilikan Institusional
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa
kepemilikan institusional dengan jumlah sampel (N) 90 memiliki
nilai minimum sebesar 18,20 yang diperoleh dari Industri jamu dan
farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai
maksimum 99,62 yang diperoleh dari Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk pada tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan
institusional sebesar 77,9746 dan standar deviasi sebesar 20,14496.
5) Kepemilikan Manajerial
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukan bahwa
kepemilikan manajerial dengan jumlah sampel (N) 90 memiliki nilai
minimum sebesar 0,00 yang diperoleh dari Chitose Internasional
Tbk, Charoen Pokphand Indonesia Tbk, HM Sampoerna Tbk dan
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada tahun 2014-2016.
Sedangkan nilai maksimum 41,00 yang diperoleh dari Industri jamu
64
dan farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun 2016. Nilai rata-rata
(mean) kepemilikan manajerial sebesar 2,8181 dan standar deviasi
sebesar 8,00749.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji
normalitas data, dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik
histogram dan grafik normal plot serta menggunakan uji statistik dengan
uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Berikut ini grafik histogram dari
hasil pengujian menggunakan SPSS.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normal
Sumber:Output SPSS yang diolah.
65
Pada gambar 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa grafik histogram
mengambarkan bentuk simestris, yang artinya tidak melenceng ke kanan
atau ke kiri. Berdasarkan grafik histogram di atas, dapat disimpulkan
bahwa data yang terdapat dalam penelitian ini terdistribusi normal.
Selain grafik histogram, berikut ini grafik normal plot dari hasil
pengujian menggunakan SPSS.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot
Sumber: Output SPSS yang diolah.
66
Pada gambar 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
dan berhimpit di sekitar garis diagonal. Berdasarkan grafik normal P-
Plot di atas memberikan hasil atau pola distirbusi data yang normal.
Selain itu, uji normalitas data dapat dilakukan melalui uji statistik yaitu
uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan untuk
melengkapi uji grafik histogram dan grafik normal P-Plot, serta untuk
memberikan keyakinan lebih. Berikut tabel 4.3 menunjukkan hasil uji
Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal
Parametersa,
b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
7,69886127
Most
Extreme
Differences
Absolute ,084
Positive ,053
Negative -,084
Test Statistic ,084
Asymp. Sig. (2-tailed) ,158c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber:Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, pada hasil uji Kolmogorov-
Smirnov diketahui Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,158. Nilai tersebut
lebih besar dari nilai signifikannya yaitu 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal atau Ha ditolak dan Ho
diterima.
67
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan pengujian untuk melihat
apakah terdapat hubungan korelasi antara variabel independen atau satu
sama lainnya. Salah satu asumsi dalam metode kuadrat terkecil adalah
tidak adanya hubungan linear antara variabel independen.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas
dalam penelitian ini adalah tolerance – Variance Inflactor Faktor (VIF).
Multikolonieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10.
Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Berikut ini disajikan
Tabel 4.4 yaitu hasi dari uji multikolinearitas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
CE ,768 1,303
LITBANG ,699 1,431
RPT ,958 1,044
KI ,605 1,652
KM ,554 1,804
a. Dependent Variable: NP
Sumber: Output SPSS yang diolah.
68
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji multikolinearitas
menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling
berkolerasi atau dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas
antar variabel.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (tahun sebelumnya). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Pada penelitian ini, gejala autokorelasi dideteksi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson lewat SPSS. Pada tabel 4.5 berikut ini
disajikan hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-
Watson.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,691a ,478 ,447 7,92468 2,175
a. Predictors: (Constant), CE, LITBANG, RPT, KI, KM
b. Dependent Variable: NP
69
Autokorelasi
positif
Ragu-ragu Tidak Ada
Korelasi
Ragu-
ragu
Autokorelasi
Negatif
0 dL dU 4-dU 4-dL
1,518 1,801 2,199 2,482
2,175 (Nilai DW)
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 nilai DW sebesar 2,175. Nilai tersebut
lebih besar dari du dan lebih kecil dari 4-du, dimana nilai du sebesar
1,801 dan nilai 4-du sebesar 2,199 (4 - 1,801), atau dapat diartikan
bahwa 1,801 < 2,175 < 2,199. Apabila nilai DW terletak antara batas
atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data tidak mengandung gejala autokorelasi.
d. Hasil Uji Heterokedasrisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas pada penelitian ini digunakan grafik plot antara nilai
70
prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID)
melalui program SPSS. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilihat dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.
Berikut ini merupakan gambar hasil uji heterokedasrisitas dengan
menggunakan grafik scatterplot.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas Dengan Grafik Scatterplot
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, hasil uji heterokedastisitas
dengan grafik scatterplot dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang
jelas pada gambar, selain itu titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi ini tidak terjadi Heteroskedastisitas.
71
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model
persamaan regresi berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
simultan (F-test), uji koefisien determinasi (R2) dan uji parsial (t-test).
a. Hasil Uji Simultan (F-test)
Uji simultan (F–test) dipergunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi
variabel dependen. Tabel 4.6 berikut ini menunjukkan hasil uji simultan
(F-test).
Tabel 4.6
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1 Regression 4824,514 5 964,903 15,365 ,000b
Residual 5275,249 84 62,801
Total 10099,764 89
a. Dependent Variable: NP
b. Predictors: (Constant), CE, LITBANG, RPT, KI, KM
Sumber: Output SPSS yang diolah
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar
15,365 dengan nilai sig. Sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai signifikansi < alpha (α = 0,05). Maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan antara pengeluaran modal,
penelitian dan pengembanga, transaksi pihak berelasi, kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
72
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Besarnya kontribusi variabel bebas (pengeluaran modal,
penelitian dan pengembangan, transaksi pihak berelasi, kepemilikan
institusional dan kepemilian manajerial) dalam menjelaskan nilai
perusahaan dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2). Hasil uji
koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2
yang diperoleh sebesar 0,447. Ini berarti bahwa nilai perusahaan (NP)
manufaktur yang terdapat di BEI dapat dijelaskan oleh variabel
bebasnya yaitu pengeluaran modal, penelitian dan pengembangan,
transaksi pihak berelasi, kepemilikan institusional dan kepemilian
manajerial yang diharapkan sebesar 44,70%. Sisanya 55,30%
ditentukan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini,
seperti profitabilitas (Rahmiati, 2013), kebijakan dividen (Achmad dan
Amanah, 2014), ukuran perusahaan (Sholekah, 2014) dan Corporate
Social Responsibility (Susanti dan Titik, 2014).
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,691a ,478 ,447 7,92468
a. Predictors: (Constant), CE, LITBANG, RPT, KI, KM
b. Dependent Variable: NP
73
c. Hasil Uji Parsial (t-test)
Uji parsial (t-test) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dasar
pengambilan kesimpulan pada uji parsial (t-test) dalam penelitian ini
adalah bila tingkat signifikansinya < α = 5%., maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Tabel 4.8 berikut ini menunjukkan hasil uji parsial (t-test).
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig. B Std.
Error
Beta
1 (Constant) -24,990 10,486 -2,383 ,019
CE 1,133 ,503 ,203 2,253 ,027
LITBANG 9,711 2,074 ,442 4,683 ,000
RPT 8,254 12,967 ,051 ,637 ,526
KI ,235 ,054 ,445 4,388 ,000
KM ,123 ,141 ,093 ,874 ,384
a. Dependent Variable: NP
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil pada tabel 4.8 maka dapat disimpulkan
persamaan regresi berganda sebagai berikut:
NP it = -24,990 + 1,133 CE it + 9,711 LITBANG it + 8,254 RPTit
+ 0,235 KI it + 0,123 KM it
Dari model di atas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar
-24,990 yang artinya tanpa adanya penambahan investasi pada aktiva
tetap, tanpa adanya biaya penelitian dan pengembangan, tanpa adanya
74
transaksi pihak berelasi serta struktur kepemilikan institusional dan
manajerial, maka nilai perusahaan manufaktur (NP) akan turun sebesar
24,990 pada tahun 2014-2016. Nilai koefisien CE adalah sebesar 1,133
menunjukkan hasil positif, yang berarti setiap kenaikan atau
penambahan investasi aktiva tetap perusahaan manufaktur sebesar 1%
maka akan meningkatkan nilai perusahaan (NP) sebesar 1,133 kali pada
periode 2014-2016 dengan asumsi variabel lain dalam persamaan
regresi tetap.
Nilai koefisien LITBANG adalah sebesar 9,711 menunjukkan
hasil positif, yang berarti setiap adanya biaya penelitian dan
pengembangan di perusahaan manufaktur sebesar 1% maka akan
meningkatkan nilai perusahaan (NP) sebesar 9,711 kali pada periode
2014-2016 dengan asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap.
Nilai koefisien RPT adalah sebesar 8,254 menunjukkan hasil positif,
yang berarti setiap peningkatan transaksi pihak berelasi di perusahaan
manufaktur sebesar 1% maka akan meningkatkan nilai perusahaan (NP)
sebesar 8,254 kali pada periode 2014-2016 dengan asumsi variabel lain
dalam persamaan regresi tetap.
Nilai koefisien KI adalah sebesar 0,235 menunjukkan hasil
positif, yang berarti setiap adanya kenaikan kepemilikan institusional di
perusahaan manufaktur sebesar 1% maka akan meningkatkan nilai
perusahaan (NP) sebesar 0,235 kali pada periode 2014-2016 dengan
asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap. Nilai koefisien KM
75
adalah sebesar 0,123 menunjukkan hasil positif, yang berarti setiap
kenaikan kepemilikan manajerial di perusahaan manufaktur sebesar 1%
maka akan meningkatkan nilai perusahaan (NP) sebesar 0,123 kali pada
periode 2014-2016 dengan asumsi variabel lain dalam persamaan
regresi tetap.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Pengeluaran Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Dari tabel 4.8 di atas, menunjukkan bahwa capital expenditure (CE)
memiliki t hitung 2,253 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,027. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05. Penelitian ini
juga menunjukan arah positif, yaitu nilai unstandardized coefficient beta
sebesar 1,331. Dengan demikian H1 diterima, yang berarti capital
expenditure berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin besar capital
expenditure maka semakin tinggi nilai perusahaan yang diproksi oleh price
earning ratio.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Wahyuni Lubis dkk.
(2013) dan Jun Andrian (2012) yang menyatakan bahwa capital expenditure
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Salah satu fungsi penting
kegiatan perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan
adalah fungsi keuangan. Salah satu fungsi keuangan yaitu capital
expenditure. Capital expenditure merupakan alternatif pilihan investasi
perusahaan, yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan jangka
panjang.
76
Pengeluaran modal yang dilakukan dalam rangka penambahan
aktiva berwujud seperti peralatan dan mesin diharapkan akan membantu
jalannya operasional perusahaan yang lebih baik dan memberikan manfaat
lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat jangka panjang tersebut
diharapkan akan menambah keuntungan di dalam perusahaan dari tahun ke
tahun, sehingga akan menambah nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Rahmiati (2013)
yang menyatakan bahwa capital expenditure berpengaruh dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Investasi jangka panjang bertujuan untuk
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan.
Dengan kata lain semakin tinggi capital expenditure menunjukkan suatu
perusahaan memiliki investasi yang cukup untuk menambah dan
memperbaiki aktiva tetap perusahaan jika sewaktu-waktu perusahaan
tersebut membutuhkan. Sehingga kinerja perusahaan akan tercapai, dan
perusahaan tersebut akan semakin diminati oleh investor dan akan
menambah nilai perusahaan.
Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Sudiyatno
dan Elen (2010) yang menyatakan bahwa capital expenditure tidak
berpengaruh terhadap kinerja dan nilai perusahaan. Hal tersebut dapat
dikarenakan pengeluaran modal untuk aset tetap tidak dapat diukur
berdasarkan prediksi atau kemungkinan di masa depan. Selain itu dampak
dari capital expenditure tidak dapat dirasakan dalam jangka waktu yang
relatif singkat.
77
2. Pengaruh Penelitian dan Pengembangan Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.8 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penelitian dan pengembangan (LITBANG) memiliki t hitung 4,683 dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di bawah 0,05. Penelitian ini juga menunjukan arah positif,
yaitu nilai unstandardized coefficient beta sebesar 9,711. Dengan demikian
H2 diterima, yang berarti penelitian dan pengembangan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Semakin besar penelitian dan pengembangan
maka semakin tinggi nilai perusahaan yang diproksi oleh price earning
ratio.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Kurniawan dan Mertha
(2016) yang menyatakan intensitas penelitian dan pengembangan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berinvestasi
pada penelitian dan pengembangan diharapkan memberikan peningkatan
pada penjualan produk atau jasa yang superior sehingga dapat memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan dan akan menambah nilai
perusahaan.
Penelitian dan pengembangan merupakan kegiatan yang memiliki
kepentingan komersial berkaitan dengan riset illmiah murni dan
pengembangan aplikatif di bidang teknologi. Selain itu penelitian dan
pengembangan identik dengan pengembangan produk. Penelitian dan
pengembangan merupakan salah satu strategi manajemen dalam
78
pengembangan produk perusahaan yang akan meningkatkan keunggulan
kompetitif dan meningkatkan nilai perusahaan (Wahyuni Lubis dkk., 2013).
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Trisnajuna dan
Sisdyani (2015) yang menyatakan bahwa biaya penelitian dan
pengembangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Perusahaan
yang memiliki aktivitas penelitian dan pengembangan akan memiliki nilai
yang lebih tinggi dari pada perusahaan yang tidak memiliki aktivitas
penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan memberikan
kesempatan kepada perusahaan untuk mengembangkan produk yang lebh
baik serta inovasi penjualan yang lebih efektif.
Dengan adanya inovasi, perusahaan akan mampu memenangkan
persaingan sehingga hal tersebut akan dapat meningkatkan penilaian
investor terhadap nilai perusahaan. Laba yang optimal di dukung dengan
inovasi dalam pelayanan, sistem dan teknologi akan menjadikan perusahaan
memiliki nilai dan mampu mempertahankan keunggulan kompetitif melalui
implementasi yang bersifat strategi yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan
lain. Hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap
perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Murhadi (2008)
yang menyatakan ada tidaknya penelitian dan pengembangan ternyata tidak
mempengaruhi tingkat kemampulabaan dan nilai perusahaan, dikarenakan
dampak dari penelitian dan pengembangan adalah jangka panjang. Selain
79
itu Setiaji (2011), menyatakan bahwa munculnya pengaruh negatif dan
signifikan antara penelitian dan pengembangan terhadap nilai perusahaan.
Hal tersebut disebabkan para investor menganggap penelitian dan
pengembangan sebagai kegiatan yang merugikan karena penelitian dan
pengembangan membutuhkan biaya besar sehingga dapat menghambat
pertumbuhan laba perusahaan.
3. Pengaruh Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.8 hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
transaksi pihak berelasi dengan proksi piutang pihak berelasi (RPT)
memiliki t hitung 0,637 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,526. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian
H3 ditolak, yang berarti transaksi pihak berelasi tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mangdalena dan
Dananjaya (2015), yang menyatakan transaksi pihak berelasi tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun
2009 dan 2011. Transaksi pihak berelasi yang dilakukan oleh badan usaha
atau perusahaan tidak akan merugikan pemegang saham dan tidak akan
menguntungkan pemegang saham.
Selain itu, menurut Mangdalena dan Dananjaya (2015) penggunaan
transaksi dengan pihak berelasi yang dilakukan oleh manajemen untuk
melakukan pengambilalihan sumber daya perusahaan juga dianggap
80
sebagai sesuatu yang minimal, karena sebagian besar perusahaan di
Indonesia adalah dalam bentuk perusahaan keluarga dengan anggota
keluarga berada di dalam posisi manajerial.
Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Wahyuni
Lubis dkk., (2013) yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Hayati
dalam Wahyuni Lubis dkk., (2013) transaksi pihak berelasi merupakan
insentif untuk meningkatkan profitabilitas. Di mana profitabilitas tersebut
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.8 hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
struktur kepemilikan institusional (KI) memiliki thitung 4,388 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di bawah 0,05. Penelitian ini juga menunjukan arah positif,
nilai unstandardized coefficient beta sebesar 0,235. Berdasarkan hasil
tersebut H4 diterima, yang berarti kepemilian institusional berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka
semakin tinggi nilai perusahaan yang diproksi oleh price earning ratio.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Wida dan Wayan (2014)
dan Novitasari (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Peningkatan kepemilikan
81
institusional membawa dampak pada semakin kuatnya tingkat pengendalian
yang dilakukan pihak pemegang saham atas perilaku manajer yang
ditujukan untuk mengurangi agency cost dan meningkatkan nilai
perusahaan.
Meningkatnya kepemilikan institusional mengarah pada salah satu
upaya untuk mengurangi tingkat kecurangan serta penyelewengan yang
dilakukan oleh pihak manajemen sebagai bentuk tindakan oportunistiknya.
Kepemilikam saham institusional mampu menjadi alat monitoring yang
efektif bagi manajemen sehingga manajemen dapat meningkatkan
kinerjanya dan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan guna
meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Sholekah (2014)
yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan institusional yang relatif kecil
dirasa tidak cukup mampu untuk melakukan pengawasan kepada pihak
manajemen dan tidak akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh manajemen. Selain itu investor institusional mayoritas
memiliki kecenderungan untuk berkompromi atau berpihak kepada
manajemen dan mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas.
Menurut Rachmawati dan Triatmoko (2007), investor institusional
adalah pemilik sementara sehingga hanya terfokus pada laba sekarang.
Perubahan laba dapat mempengaruhi keputusan investor institusional, jika
82
perubahan dirasa tidak menguntungkan maka investor dapat menarik
sahamnya. Investor institusional biasanya memiliki saham dengan jumlah
besar, jika mereka menarik sahamnya maka akan mempengaruhi nilai
saham secara keseluruhan. Hal tersebut menunjukan bahwa kepemilikan
institusional belum mampu menjadi mekanisme untuk meningkatkan nilai
perusahaan.
5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.8 hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
struktur kepemilikan manajerial (KM) memiliki t hitung 0,874 dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,384. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di atas 0,05. Dengan demikian H5 ditolak, yang berarti
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Wida dan Wayan (2014)
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Peningkatan kepemilikan manajerial tidak
mampu mengurangi konflik agensi yang timbul akibat hubungan keagenan.
Jumlah kepemilikan manajerial yang besar tidak mampu mensejajarkan
kepentingan manajemen dan pemegang saham sehingga tujuan perusahaan
dalam mencapai nilai perusahaan yang tinggi tidak dapat tercapai. Para
manajer umumnya memiliki kepentingan yang cenderung dipenuhinya
dibandingkan dengan pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
83
Selain itu penelitian ini selaras dengan penelitian Novitasari (2014)
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajemen tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Jumlah kepemilikan manajerial
yang relatif rendah menyebabkan pihak manajemen belum merasa ikut
memiliki perusahaan karena tidak semua keuntungan dapat dinikmati oleh
manajemen, hal tersebut menyebabkan manajemen lebih mementingkan
kepentingannya sendiri dari pada kepentingan pemegang saham.
Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian Susanti dan
Titik (2014) serta Sholekah (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Proporsi pemegang
saham oleh manajemen dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Kepemilikan manajerial akan memotivasi manajemen untuk membawa
perusahaan ke arah yang lebih baik karena merasakan kepemilikan terhadap
perusahaan tersebut. Kepemilikan manajemen yang besar akan efektif untuk
mengawasi aktivitas perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajemen
cenderung memaksimalkan kinerja manajemen serta mengoptimalkan
penggunaan sumber daya sehingga mengakibatkan kenaikan nilai
perusahaan.
84
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menghasilkan temuan yang
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengeluaran modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini
konsisten dengan penelitian Wahyuni Lubis dkk. (2013), Jun Andrian
(2012) dan Rahmiati (2013). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian Sudiyatno dan Elen (2010).
2. Penelitian dan pengembangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Kurniawan dan Mertha (2016),
serta Trisnajuna dan Sisdyani (2015). Namun hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Murhadi (2008).
3. Transaksi pihak berelasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Mangdalena dan Dananjaya
(2015). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Wahyuni Lubis dkk. (2013).
4. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Wida dan Wayan (2014) dan
Novitasari (2014). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian Sholekah (2014).
84
85
5. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Wida dan Wayan (2014) dan
Novitasari (2014). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian Susanti dan Titik (2014) serta Sholekah (2014).
B. Implikasi
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat menjadi
pertimbangan dalam melihat nilai perusahaan untuk melakukan penyertaan
modal. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dalam penelitian
ini yaitu pengeluaran modal, penelitian dan pengembangan serta kepemilikan
institusional.
Selain itu investor perlu menyadari pengeluaran modal serta penelitian
dan pengembangan merupakan kegiatan yang bersifat memakan biaya besar,
namun diikuti dengan manfaat yang besar di masa mendatang. Investor perlu
menyadari bahwa pengeluaran modal serta penelitian dan pengembangan
merupakan cara bagi perusahaan untuk meraih competitive advantage.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan referensi bagi para
manajer perusahaan dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan sebagai
tujuan utama perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada pengembangan penelitian baru, khususnya yang berkaitan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, faktor eksternal
ataupun faktor internal.
86
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian, diantaranya:
1. Penelitian ini hanya menguji variabel pengeluaran modal, penelitian dan
pengembangan, transaksi pihak berelasi, kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial. Variabel lain yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan seperti ukuran perusahaan (Sholekah, 2014) kebijakan dividen
(Achmad dan Amanah, 2014) dan lainnya tidak diuji dalam penelitian ini.
2. Jumlah sampel relatif sedikit, yaitu hanya 30 perusahaan. Hal tersebut
karena sampel yang digunakan hanya menggunakan perusahaan manufaktur
saja, dan tidak semua perusahaan manufaktur memenuhi kriteria sampel
penelitian ini.
3. Periode penelitian yang digunakan hanya tiga tahun yaitu tahun 2014 –
2016. Seharusnya untuk menganalisa dampak atau manfaat dari aset tetap
serta penelitian dan pengembangan dibutuhkan waktu penelitian yang lebih
lama.
4. Dalam pengukuran nilai perusahaan, peneliti menggunakan proksi price
earning ratio. Untuk menggambarkan nilai perusaaan terdapat proksi lain
yang dapat digunakan sehingga memungkinkan adanya hasil yang berbeda
jika menggunakan alternatif proksi lain.
5. Dalam mengukur transaksi pihak berelasi, peneliti menggunakan proksi
piutang pihak berelasi. Sementara itu terdapat proksi lain yang dapat
digunakan sehingga memungkinkan adanya hasil yang berbeda.
87
D. Saran
Penelitian dimasa mendatang diharapkan mampu menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah atau mengganti variabel bebas
yang dapat mempengaruhi variabel nilai perusahaan, seperti profitabilitas,
kebijakan dividen, ukuran perusahaan dan lainnya. Karena dalam penelitian
ini variabel pengeluaran modal, penelitian dan pengembangan, transaksi
pihak berelasi, kepemilikan institusional dan kepemilian manajerial hanya
memiliki pengaruh sebesar 44,70%. Sisanya sebesar 55,30% ditentukan
oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel perusahaan, karena
penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur saja.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahaan untuk semua
industri atau menambah sampel negara di luar Indonesia, untuk dapat
membandingkan hasil penelitian di beberapa negara.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas periode tahun penelitian
menjadi 5 tahun atau lebih.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain untuk
mengukur variabel nilai perusahaan, seperti Price Book Value (PBV).
5. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain untuk
mengukur variabel transaksi pihak berelasi, seperti penjualan dan
pembelian pihak berelasi, atau utang dan piutang pihak berelasi.
88
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Safitri Lia dan Lailatul Amanah. “Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Dan Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9.
2014.
Adri, Fazdillah. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Property dan Real Estate)”. Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Vol. 1 No. 2. Oktober, 2014.
Andrian, Jun. “Pengaruh Struktural Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Capital
Expenditure dan Insentif Manajer Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Profitabilitas sebagai Variabel Intervening”. Jurnal Bisnis Strategi Volume
21, Nomor 2. Desember 2012.
Arfan, Muhammad dan Heny Rofizar. “Nilai Perusahaan Dalam Kaitannya
Dengan Arus Kas Bebas dan Pertumbuhan Perusahaan (Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal Telaah & Riset
Akuntansi Vol. 6 No. 1. Januari 2013. Hlm. 14-30. 2013.
Asmawati dan Lailatul Amanah. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Keputusan
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan: Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderating”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4. 2013.
Bayangkara, I. B. K. 2008. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi
Management Audit. Jakarta: Salemba Empat.
Fenandar, Gany Ibrahm dan Surya Raharja. “Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai
Perusahaan”. Diponegoro Journal of Accounting Volume 1. Nomer 2.
Halaman 1-10. 2012.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS.”
Semarang: Universitas Diponogoro. 2014.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes.
“Accounting Theory”. 7th Ed. John Wiley & Sons. 2010.
Hamidi, M. 2003. Internal cash flows, insider ownership, investment opportunity
dan capital expenditures: Suatu pengujian terhadap hipotesis pecking order
dan managerial. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 18 (3): 271-287.
88
89
Harmono. “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan
Teori, Kasus Dan Riset Bisnis)” Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Hasnawati, Sri. “Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik
di Bursa Efek Jakarta”. JAAI Volume 9 No. 2 Desember 2005: Hal. 117-
126. 2005.
Hermuningsih, Sri dan Dewi Kusuma Wardani. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Malaysia dan Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Siasat Bisnis 13
(2): 173–183. 2009.
Jensen, M., and Meckling, W. “Theory of the firm: Managerial behavior, agency
costs, and ownership structure”. Journal of Financial Economics, 3: 305-
360. 1976.
Kaluti, Stephani Novitasari Christianingsih dan Agus Purwanto. “Pengaruh
Struktur Kepemilikan Dan Kebijakan Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012”. Diponegoro Journal of
Accounting. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-12.
Kompas. 2008. Studi Prilaku Investor dan Pergerakan Harga Saham. 25 November
2008
Kurniawan, A.P., dan Mertha, I.M. “Kinerja Keuangan Sebagai Pemediasi
Pengaruh Intensitas Research And Development Dan Aset Tidak Berwujud
Pada Nilai Perusahaan”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol
14.1. Januari 2016. 723-750, ISSN: 2303-8556. 2016.
Kusumaningrum, Dyah Ayu Ratnasari dan Shiddiq Nur Rahardjo. “Pengaruh
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan
Dividen,Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI
Tahun 2011-2012)”. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 2, Nomor
4, Tahun 2013, Halaman 1-10.
Lubis, Wahyuni Arnida, Rina Bukit, Tapi Anda Sari Lubis. “Pengaruh
Pengeluaran Modal, Penelitian Dan Pengembangan, Transaksi Pihak
Hubungan Istimewa Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal
Telaah & Riset Akuntansi Vol. 6. 1 Januari 2013. Hlm 1-13. 2013.
89
90
Magdalena, Rena, Y. D. 2015. Effect of Related Parties Transactions to the Value
of Enterprises Listed on Indonesian Stock Exchange. European Journal of
Business and Management.ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839
(Online).Vol.7, No.6.
Mujiono. “Pengaruh Tindakan Perataan Laba Terhadap Pasar Dengan Kualitas
Auditor dan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi”.
Eksplanasi Volume 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010.
Mulianti, F.M. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun
2004-2007)”. (Tesis. Universitas Diponegoro Semarang). 2010.
Murhadi, Wemer R. “Hubungan Capital Expenditure, Risiko Sistematis, Struktur
Modal, Tingkat Kemampulabaan terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya. 2008.
Nakman, Harahap. “Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas”.
Jurnal Sekolah Pascasarjana USU, Medan. 2003.
Nurhasanah, Siti. “Praktikum Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis Aplikasi Dengan
Ms Excel dan SPSS”. Jakarta: Salemba Empat. 2016.
Permata, Irene Silvia. Kertahadi dan Topowijono“Penilaian Saham Dengan
Menggunakan Metode Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value
(PBV). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 2 No. 1 Mei 2013.
PSAK Nomor 7, “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. Ikatan Akuntan
Indonesia.
PSAK Nomor 19, “Aset Tidak Berwujud”. Ikatan Akuntan Indonesia.
Purnamasari, L., S. L. Kurniawati, dan M. Silvi. “Interpendensi Antara Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan dan Keputusan Dividen”. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.1, hal.106-109. 2009.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional
Akuntansi X.Makasar, 26-28 Juli. 2007.
Rahmiati, Widya Sari. “Pengaruh Capital Expenditure, Struktur Modal dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis
Volume 2, Nomor 1, Maret 2013.
90
91
Rambe, Syahrul dan M. Zainul Bahri Torong. “Analisis Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di Indonesia,
Malaysia dan Singapura”. 2015.
Salamudin, Norhana, Ridzwan Bakar, Muhd Kamil Ibrahim dan Faridah Haji
Hassan. 2010. Intangible Assets Valuation in the Malaysian Capital Market.
Journal of Intellectual Capital. Vol. 11, pp. 391-406.
Setiaji, R. Nurcahyo dan Dul Muid. “Pengaruh Rasio Intensitas Penelitian Dan
Pengembangan, Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas Dan Rasio
Pembayaran Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”. 2011.
Sholekah, Febrina Wibawati dan Lintang Venusita. “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Firm Size dan Corporate
Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan High
Profile Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012”.
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 Nomor 3 Juli 2014.
Sudiyatno, B. dan Elen Puspitasari. ”Pengaruh Kebijakan Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Perusahaan Sebagai Variabel
Intervening.” Dinamika Keuangan dan Perbankan. Hal: 1-22. 2010.
Sugiyono. “Statistika Untuk Penelitian”. Bandung: AFABETA. 2011.
Sukamuja, Sukmawati. ”Good Corporate Governance di Sektor Keuangan:
Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek
Jakarta).” BENEFIT, Vol.8, No. 1, h. 1-25. 2004.
Susanti, Rina dan Titik Mildawati. “Pengaruh Kepemilikan Manajemen,
Kepemilikan Institusional dam Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1. 2014.
Trisnajuna, Made dan Eka Ardhani Sisdyani. “Pengaruh Aset Tidak Berwujud Dan
Biaya Penelitian Dan Pengembangan Terhadap Nilai Pasar Dan Kinerja
Keuangan Perusahaan”. ISSN: 2303-1018 E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol.13.3 Desember (2015): 888-915. 2015.
Wahyudi, U., dan H. P. Pawestri. “Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”.
Symposium Nasional Akuntansi 9 Padang: 1-25. 2006.
Wardjono. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price to Book Value dan
Implikasinya pada Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Dinamika Keuangan dan Perbankan,
Mei 2010, Hal: 83-96. Vol 2, No.1. 2010.
91
92
Wida, Ni Putu P. D. dan I Wayan Suartana. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial
dan Kepemilikan Institusional pada Nilai Perusahaan”. EJurnal Akuntansi
Universitas Udayana 9.3 (2014):575-590. 2014.
Widarjo, W. “Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapan Modal Intelektual
Pada Nilai Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering”. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 8, No. 2, 157-170. 2006.
Yuskar, dan Novita, D. “Analisis pengaruh intelectual capital terhadap nilai
perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening pada
perusahaan perbankan di Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya, Vol. 12, No. 4, 331-356. 2014.
92
93
LAMPIRAN
93
94
LAMPIRAN 1
SAMPEL DATA PENELITIAN
No Kode Nama Perusahaan
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
3 ASII Astra International Tbk
4 AUTO Astra Otoparts Tbk
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk
6 CINT Chitose Internasional Tbk
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
8 HMSP HM Sampoerna Tbk
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
10 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
12 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
14 KBLI KMI Wire and Cable Tbk
15 KLBF Kalbe Farma Tbk
16 LION Lion Metal Works Tbk
17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
18 SCCO Supreme Cable Manufakturing & Commerce Tbk
19 SIDO Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk
20 SKBM Sekar Bumi Tbk
21 SKLT Sekar Laut Tbk
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
23 SRSN Indo Acidatama Tbk
24 STTP Siantar Top Tbk
25 TALF Tunas Alfin Tbk
26 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk
27 TRIS Trisula International Tbk
28 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk
30 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
94
95
LAMPIRAN 2
PENGUKURAN GABUNGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2014-2016
NO KODE TAHUN NP CE LITBANG RPT KI KM
1 AISA 2014 20,48 19,651 1 0,00001 47,33 14,77
2 AMGF 2014 7,75 17,780 0 0,06676 84,73 0,00
3 ASII 2014 15,56 21,944 0 0,00880 50,11 0,04
4 AUTO 2014 23,61 18,628 1 0,04826 85,16 0,00
5 BUDI 2014 12,66 19,158 0 0,17460 52,68 0,02
6 CINT 2014 13,25 17,400 0 0,00000 69,65 0,31
7 CPIN 2014 27,14 21,705 0 0,00731 98,92 0,00
8 HMSP 2014 29,48 22,501 1 0,00570 98,80 0,00
9 ICBP 2014 27,67 20,718 0 0,07383 99,62 0,00
10 INAI 2014 3,98 16,772 0 0,00477 77,98 0,22
11 INTP 2014 18,57 21,767 1 0,00111 64,03 0,00
12 ISSP 2014 7,30 19,816 0 0,01290 56,85 0,01
13 JPFA 2014 23,18 20,809 0 0,00304 57,96 0,00
14 KBLI 2014 9,23 16,722 0 0,00000 54,30 0,05
15 KLBF 2014 43,27 19,987 1 0,01755 99,25 0,01
16 LION 2014 11,72 17,533 0 0,01820 71,17 0,24
17 ROTI 2014 39,93 20,040 1 0,04749 70,75 0,00
18 SCCO 2014 6,86 17,529 0 0,33499 67,28 5,77
19 SIDO 2014 21,82 19,274 1 0,00163 19,00 40,50
20 SKBM 2014 13,20 18,429 0 0,00586 80,82 3,11
21 SKLT 2014 10,29 16,032 0 0,00760 96,00 0,24
22 SMGR 2014 17,63 21,030 1 0,02259 99,33 0,01
23 SRSN 2014 12,95 15,179 0 0,00089 78,00 11,59
24 STTP 2014 30,54 18,469 0 0,09768 96,83 3,17
25 TALF 2014 12,59 17,573 0 0,00002 99,20 0,00
26 TOTO 2014 11,97 19,330 0 0,24953 96,20 0,00
27 TRIS 2014 16,74 16,963 0 0,00389 80,87 1,08
28 TSPC 2014 17,66 19,675 1 0,01026 77,34 0,08
29 UNVR 2014 45,65 19,976 1 0,03302 98,80 0,00
30 WTON 2014 38,05 20,306 1 0,05275 95,68 0,00
Bersambung ke halaman selanjutnya
95
96
NO KODE TAHUN NP CE LITBANG RPT KI KM
31 AISA 2015 12,04 20,040 1 0,00001 47,32 15,70
32 AMGF 2015 8,33 19,492 0 0,06052 84,82 0,01
33 ASII 2015 16,79 19,929 0 0,01035 50,11 0,04
34 AUTO 2015 24,21 19,120 1 0,04435 84,93 0,00
35 BUDI 2015 14,46 19,260 0 0,24517 50,07 0,00
36 CINT 2015 11,88 15,587 0 0,00652 69,65 0,31
37 CPIN 2015 23,21 21,448 0 0,01198 98,92 0,00
38 HMSP 2015 42,20 19,706 1 0,06088 98,80 0,00
39 ICBP 2015 26,18 20,390 0 0,08693 99,62 0,00
40 INAI 2015 4,48 18,673 0 0,02246 77,98 0,50
41 INTP 2015 18,86 21,236 1 0,00131 64,03 0,00
42 ISSP 2015 8,50 19,560 0 0,01364 56,85 0,01
43 JPFA 2015 14,46 19,919 0 0,00278 57,96 0,00
44 KBLI 2015 4,13 18,761 0 0,00000 86,02 0,05
45 KLBF 2015 30,87 20,096 1 0,00127 98,89 0,01
46 LION 2015 11,87 16,245 0 0,03313 71,09 0,24
47 ROTI 2015 23,67 18,767 1 0,04430 70,75 0,00
48 SCCO 2015 4,82 16,933 0 0,25651 71,15 5,77
49 SIDO 2015 18,86 18,956 1 0,00228 19,00 40,50
50 SKBM 2015 21,25 18,776 0 0,01229 80,48 3,11
51 SKLT 2015 12,52 16,407 0 0,00839 96,00 0,24
52 SMGR 2015 14,96 22,322 1 0,02242 98,53 0,01
53 SRSN 2015 19,41 15,052 0 0,00053 78,00 11,59
54 STTP 2015 21,26 18,785 0 0,09108 96,82 3,19
55 TALF 2015 16,06 14,439 0 0,00000 99,42 0,00
56 TOTO 2015 25,15 18,035 0 0,21544 92,40 0,00
57 TRIS 2015 13,93 15,240 0 0,00626 80,75 1,08
58 TSPC 2015 15,09 17,945 1 0,00078 78,16 0,68
59 UNVR 2015 48,24 20,696 1 0,04076 98,80 0,00
60 WTON 2015 41,35 19,603 1 0,08079 95,67 0,00
61 AISA 2016 13,61 19,509 1 0,05816 42,31 20,74
62 AMGF 2016 10,09 21,252 0 0,04471 84,82 0,00
63 ASII 2016 22,28 21,152 0 0,00910 50,11 0,04
64 AUTO 2016 26,13 18,344 1 0,04704 83,47 0,00
65 BUDI 2016 9,75 17,901 0 0,08909 53,40 0,00
66 CINT 2016 19,89 16,940 0 0,00436 69,65 0,31
Bersambung ke halaman selanjutnya
96
97
NO KODE TAHUN NP CE LITBANG RPT KI KM
67 CPIN 2016 15,23 18,519 0 0,00581 98,92 0,00
68 HMSP 2016 36,79 20,236 1 0,03957 98,80 0,00
69 ICBP 2016 26,48 20,141 0 0,09968 99,62 0,00
70 INAI 2016 5,80 15,904 0 0,00559 77,98 0,71
71 INTP 2016 13,51 20,537 1 0,00268 51,00 0,00
72 ISSP 2016 15,61 18,524 0 0,00770 56,85 0,01
73 JPFA 2016 7,22 20,371 0 0,00341 62,98 1,07
74 KBLI 2016 3,63 15,947 0 0,04809 86,02 0,05
75 KLBF 2016 31,28 20,241 1 0,00183 97,85 0,01
76 LION 2016 11,68 15,822 0 0,03536 71,09 0,24
77 ROTI 2016 19,88 16,876 1 0,04848 69,35 0,00
78 SCCO 2016 0,71 15,326 0 0,15360 79,88 4,79
79 SIDO 2016 11,08 18,308 1 0,00403 18,20 41,00
80 SKBM 2016 18,51 17,569 0 0,01272 80,61 4,08
81 SKLT 2016 10,63 18,834 0 0,00565 93,00 0,24
82 SMGR 2016 13,94 22,460 1 0,01501 98,53 0,01
83 SRSN 2016 17,28 18,363 0 0,00029 78,00 11,59
84 STTP 2016 30,28 18,663 0 0,10505 96,82 3,19
85 TALF 2016 16,77 19,874 0 0,00001 99,39 0,00
86 TOTO 2016 24,65 15,706 0 0,17763 92,36 0,00
87 TRIS 2016 15,74 16,251 0 0,00246 76,08 0,70
88 TSPC 2016 14,50 19,063 1 0,00017 78,42 0,59
89 UNVR 2016 46,74 20,913 1 0,02590 98,90 0,00
90 WTON 2016 32,80 19,217 1 0,08922 95,67 0,00
Keterangan:
NP : Nilai Perusahaan
CE : Capital Exppenditure
LITBANG : Penelitian dan Pengembangan
RPT : Related Party Transaction
KI : Kepemilikan Institusional
KM : Kepemilikan Manajerial
97
98
LAMPIRAN 3
PENGUKURAN NILAI PERUSAHAAN
No Kode Nama Perusahaan TAHUN
2014 2015 2016
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 20,48 12,04 13,61
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 7,75 8,33 10,09
3 ASII Astra International Tbk 15,56 16,79 22,28
4 AUTO Astra Otoparts Tbk 23,61 24,21 26,13
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 12,66 14,46 9,75
6 CINT Chitose Internasional Tbk 13,25 11,88 19,89
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 27,14 23,21 15,23
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 29,48 42,20 36,79
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 27,67 26,18 26,48
10 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 3,98 4,48 5,80
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 18,57 18,86 13,51
12 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 7,30 8,50 15,61
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 23,18 14,46 7,22
14 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 9,23 4,13 3,63
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 43,27 30,87 31,28
16 LION Lion Metal Works Tbk 11,72 11,87 11,68
17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 39,93 23,67 19,88
18 SCCO Supreme Cable Manufakturing & Commerce
Tbk 6,86 4,82 0,71
19 SIDO Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk 21,82 18,86 11,08
20 SKBM Sekar Bumi Tbk 13,20 21,25 18,51
21 SKLT Sekar Laut Tbk 10,29 12,52 10,63
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 17,63 14,96 13,94
23 SRSN Indo Acidatama Tbk 12,95 19,41 17,28
24 STTP Siantar Top Tbk 30,54 21,26 30,28
25 TALF Tunas Alfin Tbk 12,59 16,06 16,77
26 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 11,97 25,15 24,65
27 TRIS Trisula International Tbk 16,74 13,93 15,74
28 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 17,66 15,09 14,50
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 45,65 48,24 46,74
30 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 38,05 41,35 32,80
98
LAMPIRAN 4
PENGUKURAN PENGELUARAN MODAL
Fix Asset t Fix Asset t-1 CE Fix Asset t Fix Asset t-1 CE Fix Asset t Fix Asset t-1 CE
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.785.691.000,000 1.443.553.000,000 342.138.000,000 2.290.408.000,000 1.785.691.000,000 504.717.000,000 2.587.235.000,000 2.290.408.000,000 296.827.000,000
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 1.530.836.000,000 1.478.147.000,000 52.689.000,000 1.822.896.000,000 1.530.836.000,000 292.060.000,000 3.520.207.000,000 1.822.896.000,000 1.697.311.000,000
3 ASII Astra International Tbk 41.250.000.000,000 37.862.000.000,000 3.388.000.000,000 41.702.000.000,000 41.250.000.000,000 452.000.000,000 43.237.000.000,000 41.702.000.000,000 1.535.000.000,000
4 AUTO Astra Otoparts Tbk 3.305.968.000,000 3.182.962.000,000 123.006.000,000 3.507.217.000,000 3.305.968.000,000 201.249.000,000 3.599.815.000,000 3.507.217.000,000 92.598.000,000
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 1.480.942.000,000 1.271.806.000,000 209.136.000,000 1.712.330.000,000 1.480.942.000,000 231.388.000,000 1.771.780.000,000 1.712.330.000,000 59.450.000,000
6 CINT Chitose Internasional Tbk 153.173.063,604 117.141.675,772 36.031.387,832 159.053.244,425 153.173.063,604 5.880.180,821 181.812.363,868 159.053.244,425 22.759.119,443
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 9.058.302.000,000 6.389.545.000,000 2.668.757.000,000 11.123.465.000,000 9.058.302.000,000 2.065.163.000,000 11.233.847.000,000 11.123.465.000,000 110.382.000,000
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 5.919.600.000,000 4.708.669,000 5.914.891.331,000 6.281.176.000,000 5.919.600.000,000 361.576.000,000 6.895.483.000,000 6.281.176.000,000 614.307.000,000
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 5.838.843.000,000 4.844.407.000,000 994.436.000,000 6.555.660.000,000 5.838.843.000,000 716.817.000,000 7.114.288.000,000 6.555.660.000,000 558.628.000,000
10 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 103.335.945,534 84.097.628,783 19.238.316,751 231.997.724,037 103.335.945,534 128.661.778,503 240.067.780,723 231.997.724,037 8.070.056,686
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 12.143.632.000,000 9.304.992.000,000 2.838.640.000,000 13.813.892.000,000 12.143.632.000,000 1.670.260.000,000 14.643.695.000,000 13.813.892.000,000 829.803.000,000
12 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 1.561.125.000,000 1.157.563.000,000 403.562.000,000 1.873.458.000,000 1.561.125.000,000 312.333.000,000 1.984.343.000,000 1.873.458.000,000 110.885.000,000
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 6.361.632.000,000 5.272.131.000,000 1.089.501.000,000 6.808.971.000,000 6.361.632.000,000 447.339.000,000 7.512.091.000,000 6.808.971.000,000 703.120.000,000
14 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 411.558.691,981 393.272.621,974 18.286.070,007 552.110.764,623 411.558.691,981 140.552.072,642 560.534.774,701 552.110.764,623 8.424.010,078
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 3.404.457.131,056 2.925.546.783,050 478.910.348,006 3.938.494.051,483 3.404.457.131,056 534.036.920,427 4.555.756.101,580 3.938.494.051,483 617.262.050,097
16 LION Lion Metal Works Tbk 101.606.366,543 60.440.970,754 41.165.395,789 112.954.807,003 101.606.366,543 11.348.440,460 120.394.121,583 112.954.807,003 7.439.314,580
17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1.679.981.658,119 1.175.251.173,341 504.730.484,778 1.821.378.205,498 1.679.981.658,119 141.396.547,379 1.842.722.492,525 1.821.378.205,498 21.344.287,027
18 SCCO Supreme Cable Manufakturing & Commerce Tbk 295.398.107,771 254.393.859,170 41.004.248,601 317.988.081,159 295.398.107,771 22.589.973,388 322.517.672,904 317.988.081,159 4.529.591,745
19 SIDO Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk 791.081.000,000 556.376.000,000 234.705.000,000 961.873.000,000 791.081.000,000 170.792.000,000 1.051.227.000,000 961.873.000,000 89.354.000,000
20 SKBM Sekar Bumi Tbk 250.714.045,211 149.864.271,873 100.849.773,338 393.331.492,683 250.714.045,211 142.617.447,472 436.018.707,335 393.331.492,683 42.687.214,652
21 SKLT Sekar Laut Tbk 135.210.633,301 126.032.023,952 9.178.609,349 148.556.690,479 135.210.633,301 13.346.057,178 299.674.475,232 148.556.690,479 151.117.784,753
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 20.221.066.650,000 18.862.518.157,000 1.358.548.493,000 25.167.682.710,000 20.221.066.650,000 4.946.616.060,000 30.846.750.207,000 25.167.682.710,000 5.679.067.497,000
23 SRSN Indo Acidatama Tbk 122.183.633,000 118.272.543,000 3.911.090,000 125.627.353,000 122.183.633,000 3.443.720,000 220.066.270,000 125.627.353,000 94.438.917,000
24 STTP Siantar Top Tbk 862.321.588,223 757.396.305,300 104.925.282,923 1.006.244.781,146 862.321.588,223 143.923.192,923 1.133.722.474,056 1.006.244.781,146 127.477.692,910
25 TALF Tunas Alfin Tbk 116.614.583,554 73.764.892,525 42.849.691,029 118.479.390,961 116.614.583,554 1.864.807,407 546.284.875,130 118.479.390,961 427.805.484,169
26 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 807.117.366,092 558.782.969,187 248.334.396,905 875.127.024,145 807.117.366,092 68.009.658,053 881.751.585,677 875.127.024,145 6.624.561,532
27 TRIS Trisula International Tbk 117.375.191,424 94.090.276,384 23.284.915,040 121.530.925,217 117.375.191,424 4.155.733,793 132.953.556,301 121.530.925,217 11.422.631,084
28 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 1.554.389.853,202 1.203.851.892,215 350.537.960,987 1.616.562.460,878 1.554.389.853,202 62.172.607,676 1.806.744.212,273 1.616.562.460,878 190.181.751,395
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 7.348.025.000,000 6.874.177.000,000 473.848.000,000 8.320.917.000,000 7.348.025.000,000 972.892.000,000 9.529.476.000,000 8.320.917.000,000 1.208.559.000,000
30 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 1.671.205.371,711 1.012.106.939,622 659.098.432,089 1.997.514.941,320 1.671.205.371,711 326.309.569,609 2.219.223.927,235 1.997.514.941,320 221.708.985,915
No Kode Nama PerusahaanTAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2015
99
LAMPIRAN 5
PENGUKURAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
No Kode Nama Perusahaan TAHUN
2014 2015 2016
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1 1 1
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 0 0 0
3 ASII Astra International Tbk 0 0 0
4 AUTO Astra Otoparts Tbk 1 1 1
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 0 0 0
6 CINT Chitose Internasional Tbk 0 0 0
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 0 0 0
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 1 1 1
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0 0 0
10 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 0 0 0
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 1 1 1
12 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 0 0 0
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0 0 0
14 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 0 0 0
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 1 1 1
16 LION Lion Metal Works Tbk 0 0 0
17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1 1 1
18 SCCO
Supreme Cable Manufakturing & Commerce
Tbk 0 0 0
19 SIDO Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk 1 1 1
20 SKBM Sekar Bumi Tbk 0 0 0
21 SKLT Sekar Laut Tbk 0 0 0
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 1 1 1
23 SRSN Indo Acidatama Tbk 0 0 0
24 STTP Siantar Top Tbk 0 0 0
25 TALF Tunas Alfin Tbk 0 0 0
26 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 0 0 0
27 TRIS Trisula International Tbk 0 0 0
28 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 1 1 1
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 1 1 1
30 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 1 1 1
100
LAMPIRAN 6
PENGUKURAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI
Piutang RPT Total Aset RPT Piutang RPT Total Aset RPT Piutang RPT Total Aset RPT
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 107.000,000 7.373.868.000,000 0,00001 107.000,000 9.060.979.000,000 0,00001 538.230.000,000 9.254.539.000,000 0,058
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 263.424.000,000 3.946.125.000,000 0,067 258.445.000,000 4.270.275.000,000 0,061 246.097.000,000 5.504.890.000,000 0,045
3 ASII Astra International Tbk 2.076.000.000,000 236.027.000.000,000 0,009 2.541.000.000,000 245.435.000.000,000 0,010 2.384.000.000,000 261.855.000.000,000 0,009
4 AUTO Astra Otoparts Tbk 694.277.000,000 14.387.568.000,000 0,048 635.871.000,000 14.339.110.000,000 0,044 687.386.000,000 14.612.274.000,000 0,047
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 432.471.000,000 2.476.982.000,000 0,175 800.728.000,000 3.265.953.000,000 0,245 261.189.000,000 2.931.807.000,000 0,089
6 CINT Chitose Internasional Tbk - 370.186.989,789 - 2.497.788,450 382.807.494,765 0,007 1.742.043,992 399.336.626,636 0,004
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 152.281.000,000 20.841.795.000,000 0,007 295.762.000,000 24.684.915.000,000 0,012 140.652.000,000 24.204.994.000,000 0,006
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 161.883.000,000 28.380.630.000,000 0,006 2.314.088.000,000 38.010.724.000,000 0,061 1.681.983.000,000 42.508.277.000,000 0,040
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 1.839.066.000,000 24.910.211.000,000 0,074 2.308.941.000,000 26.560.624.000,000 0,087 2.880.997.000,000 28.901.948.000,000 0,100
10 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 4.279.447,820 897.281.657,710 0,005 29.875.149,775 1.330.259.296,537 0,022 7.482.247,352 1.339.032.413,455 0,006
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 32.038.000,000 28.884.973.000,000 0,001 36.101.000,000 27.638.360.000,000 0,001 80.737.000,000 30.150.580.000,000 0,003
12 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 70.199.000,000 5.443.158.000,000 0,013 74.297.000,000 5.448.447.000,000 0,014 46.527.000,000 6.041.811.000,000 0,008
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 47.845.000,000 15.730.435.000,000 0,003 47.653.000,000 17.159.466.000,000 0,003 65.595.000,000 19.251.026.000,000 0,003
14 KBLI KMI Wire and Cable Tbk - 1.337.351.473,763 - - 1.551.799.840,976 - 90.000.000,000 1.871.422.416,044 0,048
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 21.503.683,945 1.225.032.367,729 0,018 17.335.467,379 13.696.417.381,439 0,001 27.859.152,179 15.226.009.210,657 0,002
16 LION Lion Metal Works Tbk 10.922.898,929 600.102.716,315 0,018 21.179.108,925 639.330.150,373 0,033 24.247.566,305 685.812.995,987 0,035
17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 101.773.188,855 2.142.894.276,216 0,047 119.893.013,240 2.706.323.637,034 0,044 141.530.530,025 2.919.640.858,718 0,048
18 SCCO Supreme Cable Manufakturing & Commerce Tbk 554.748.376,882 1.656.007.190,010 0,335 454.830.643,161 1.773.144.328,632 0,257 376.319.847,008 2.449.935.491,586 0,154
19 SIDO Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk 4.603.000,000 2.821.399.000,000 0,002 6.373.000,000 2.796.111.000,000 0,002 12.053.000,000 2.987.614.000,000 0,004
20 SKBM Sekar Bumi Tbk 3.808.474,640 649.534.031,113 0,006 9.392.444,370 764.484.248,710 0,012 12.742.383,080 1.001.657.012,004 0,013
21 SKLT Sekar Laut Tbk 2.520.044,239 331.574.891,637 0,008 3.162.787,742 377.110.748,359 0,008 3.207.952,872 568.239.939,951 0,006
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 775.100.481,000 34.314.666.027,000 0,023 855.552.029,000 38.153.118.932,000 0,022 663.818.373,000 44.226.895.982,000 0,015
23 SRSN Indo Acidatama Tbk 410.998,000 463.347.124,000 0,001 303.000,000 574.073.314,000 0,001 206.457,000 717.149.704,000 0,0003
24 STTP Siantar Top Tbk 166.081.532,580 1.700.204.093,895 0,098 174.828.427,307 1.919.568.037,170 0,091 245.449.355,650 2.336.411.494,941 0,105
25 TALF Tunas Alfin Tbk 10.683,750 431.533.296,503 0,00002 - 434.210.376,664 - 10.112,850 881.673.021,959 0,00001
26 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 505.872.842,034 2.027.288.693,678 0,250 525.582.282,052 2.439.540.859,205 0,215 458.535.624,577 2.581.440.938,262 0,178
27 TRIS Trisula International Tbk 2.038.126,353 523.900.642,605 0,004 3.593.620,612 574.346.433,075 0,006 1.572.020,017 639.701.164,511 0,002
28 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 57.371.021,630 5.592.730.492,960 0,010 4.930.649,526 6.284.729.099,203 0,001 1.115.708,910 6.585.807.349,438 0,0002
29 VOKS Voksel Electric Tbk 9.093,516 1.553.904.599,142 0,00001 55.127.468,000 1.536.244.634,556 0,036 46.135.521,300 1.668.210.094,478 0,028
30 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 200.600.065,117 3.802.658.881,174 0,053 359.997.694,736 4.456.097.502,805 0,081 415.967.274,222 4.662.319.785,318 0,089
No Kode Nama PerusahaanTAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016
101
102
LAMPIRAN 7
PENGUKURAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
No Kode Nama Perusahaan 2014 2015 2016
KI KI K1
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 47,33 47,32 42,31
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 84,73 84,82 84,82
3 ASII Astra International Tbk 50,11 50,11 50,11
4 AUTO Astra Otoparts Tbk 85,16 84,93 83,47
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 52,68 50,07 53,40
6 CINT Chitose Internasional Tbk 69,65 69,65 69,65
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 98,92 98,92 98,92
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 98,80 98,80 98,80
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 99,62 99,62 99,62
10 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 77,98 77,98 77,98
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 64,03 64,03 51,00
12 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 56,85 56,85 56,85
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 57,96 57,96 62,98
14 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 54,30 86,02 86,02
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 99,25 98,89 97,85
16 LION Lion Metal Works Tbk 71,17 71,09 71,09
17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 70,75 70,75 69,35
18 SCCO
Supreme Cable Manufakturing & Commerce
Tbk 67,28 71,15 79,88
19 SIDO Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk 19,00 19,00 18,20
20 SKBM Sekar Bumi Tbk 80,82 80,48 80,61
21 SKLT Sekar Laut Tbk 96,00 96,00 93,00
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 99,33 98,53 98,53
23 SRSN Indo Acidatama Tbk 78,00 78,00 78,00
24 STTP Siantar Top Tbk 96,83 96,82 96,82
25 TALF Tunas Alfin Tbk 99,20 99,42 99,39
26 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 96,20 92,40 92,36
27 TRIS Trisula International Tbk 80,87 80,75 76,08
28 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 77,34 78,16 78,42
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 98,80 98,80 98,90
30 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 95,68 95,67 95,67
102
103
LAMPIRAN 8
PENGUKURAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
No Kode Nama Perusahaan 2014 2015 2016
KM KM KM
1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 14,77 15,70 20,74
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 0,004 0,005 0,004
3 ASII Astra International Tbk 0,04 0,04 0,04
4 AUTO Astra Otoparts Tbk 0,0002 0,00 0,00
5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 0,02 0,00 0,00
6 CINT Chitose Internasional Tbk 0,31 0,31 0,31
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 0,00 0,00 0,00
8 HMSP HM Sampoerna Tbk 0,00 0,00 0,00
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,00 0,00 0,00
10 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 0,22 0,50 0,71
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,00 0,00 0,00
12 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 0,01 0,01 0,01
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0,00 0,00 1,07
14 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 0,05 0,05 0,05
15 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,01 0,01 0,01
16 LION Lion Metal Works Tbk 0,24 0,24 0,24
17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,00 0,00 0,00
18 SCCO
Supreme Cable Manufakturing & Commerce
Tbk 5,77 5,77 4,79
19 SIDO Industri jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk 40,50 40,50 41,00
20 SKBM Sekar Bumi Tbk 3,11 3,11 4,08
21 SKLT Sekar Laut Tbk 0,24 0,24 0,24
22 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 0,01 0,01 0,01
23 SRSN Indo Acidatama Tbk 11,59 11,59 11,59
24 STTP Siantar Top Tbk 3,17 3,19 3,19
25 TALF Tunas Alfin Tbk 0,00 0,00 0,00
26 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk 0,00 0,00 0,00
27 TRIS Trisula International Tbk 1,08 1,08 0,70
28 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 0,08 0,68 0,59
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk 0,00 0,00 0,00
30 WTON Wijaya Karya Beton Tbk 0,00 0,00 0,00
103
104
LAMPIRAN 9
HASIL UJI SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
NP 90 ,71 48,24 18,9140 10,65272
CE 90 14,44 22,50 18,8097 1,90682
LITBANG 90 0 1 ,37 ,485
RPT 90 ,00 ,33 ,0426 ,06620
KI 90 18,20 99,62 77,9746 20,14496
KM 90 ,00 41,00 2,8181 8,00749
Valid N
(listwise)
90
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,691a ,478 ,447 7,92468 2,175
a. Predictors: (Constant), CE, LITBANG, RPT, KI, KM
b. Dependent Variable: NP
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4824,514 5 964,903 15,365 ,000b
Residual 5275,249 84 62,801
Total 10099,764 89
a. Dependent Variable: NP
b. Predictors: (Constant), CE, LITBANG, RPT, KI, KM
104
105
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -24,990 10,486
-2,383 ,019
CE 1,133 ,503 ,203 2,253 ,027 ,768 1,303
LITBANG 9,711 2,074 ,442 4,683 ,000 ,699 1,431
RPT 8,254 12,967 ,051 ,637 ,526 ,958 1,044
KI ,235 ,054 ,445 4,388 ,000 ,605 1,652
KM ,123 ,141 ,093 ,874 ,384 ,554 1,804
a. Dependent Variable: NP
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 7,69886127
Most Extreme Differences Absolute ,084
Positive ,053
Negative -,084
Test Statistic ,084
Asymp. Sig. (2-tailed) ,158c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
105
106
106