PENGARUH PENERAPAN RPP BERORIENTASI HOTS PADA PEMBELAJARAN …
Transcript of PENGARUH PENERAPAN RPP BERORIENTASI HOTS PADA PEMBELAJARAN …
PENGARUH PENERAPAN RPP BERORIENTASI HOTS PADA
PEMBELAJARAN PKN TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR SISWA SDN NO.160 INPRES BONTOLEBANG
KECAMATAN POL-SELKABUPATEN TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RAHMAN
10540 11034 16
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
PENGARUH PENERAPAN RPP BERORIENTASI HOTS PADA PEMBELAJARAN
PKN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MURID SDN NO.160 INPRES
BONTOLEBANG KECAMATAN POL-SEL KABUPATEN TAKALAR
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rahman
NIM : 10540 11034 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan RPP Berorientasi HOTS Pada
Pembelajaran PKN Terhadap Kemampuan Berpikir
siswa SDN No.160 Inpres Bontolebang Kecamatan
Pol-Sel Kabupaten Takalar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim
Penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun .
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2020
Yang Membuat Pernyataan
Rahman
iv
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : RAHMAN
NIM : 10540 11034 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakkan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2020
Yang Membuat Perjanjian
Rahman
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Tetap berolahraga agar tetap sehat, namun yang paling penting jangan
lupa beribadah karena hakekat kita diciptakan adalah beribadah kepada
Allah SWT”
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzaariyat : 56)
Kuperuntukkan karya teristimewa ini kepada kedua orang tuaku tercinta dan saudara-saudaraku
yang senantiasa mengarahkan, membimbing, memberi kasih sayang dan perhatian yang tulus
Serta kepada Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk sehingga semuanya dimudahkan dan
dilancarkan
RAHMAN
vi
ABSTRAK
RAHMAN. 2020 Pengaruh Penerapan RPP Berorientasi HOTS Pada
Pembelajaran PKN Terhadap Kemampuan Berpikir Siswa SDN No.160 Inpres
Bontolebang Kecamatan Pol-Sel Kabupaten Takalar. Skripsi Program Studi
Pendidikan guru sekolah dasar. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Sugiati dan
Pembimbing II Hj. Sitti Fatima tola.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penerapan
RPP berorientasi HOTS Pada Pembelajaran PKN Terhadap Kemampuan
Berpikir Siswa SDN No.160 Inpres Bontolebang Kecamatan Pol-Sel Kabupaten
Takalar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Pra eksperimen (Pre
Experimental design). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapanRPP berorientasi HOTS pada pembelajaran PKN terhadap kemampuan
berpikir siswa SDN No.160 inpres bontolebang kecamatan pol-sel kabupaten
takalar yang berjumlah 15 orang. Instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah lembar observasi,dokumentasi dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data dianalisis menggunakan
analisis deskriptif dan analisis inferensial. Data dianalisis dengan menggunakan
tehnik analisis statistit deskriptif diketahui nilai rata-rata (mean) pretest adalah
68,53 dan berada pada kategori masih kurang yaitu 53. Sedangkan rata-rata
(mean) posttest adalah 84,13 dan berada pada kategori tinggi yaitu 94. Analisis
statistik inferensial menggunakan rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai t hitung
sebesar 10,90. dengan (df) sebesar 15 – 1 = 14 , pada taraf signifikan 5 %
diperoleh t tabel = 2,144. Oleh karena t hitung > t tabel pada taraf signifikan 5 % ,
sehingga dapat di simpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, ini berarti
bahwa terdapat pengaruh penerapan RPP berorientasi HOTs pada pembelajaran
PKN terhadap kemampuan berpikir siswa SDN No.160 Inpres Bontolebang
kecamatan Pol-sel Kabupaten Takalar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
Pengaruh penerapan RPP berorientasi HOTs pada pembelajaran PKN terhadap
kemampuan berpikir siswa SDN No.160 Inpres Bontolebang kecamatan Pol-sel
Kabupaten Takalar.
Kata Kunci: RPP Berorientasi HOTS, Kemampuan Berfikir
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta
alam. Allah yang paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud kita,
Allah yang paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan
kita. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga
skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan RPP Berorientasi HOTS Pada
Pembelajaran PKN Terhadap Kemampuan Berpikir siswa SDN No.160
Inpres Bontolebang Kecamatan Pol-Sel Kabupaten Takalar” dapat
diselesaikan.
Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan,
termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan
upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia
pendidikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk
membuat tullisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
viii
Motivasi dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua, Haidar, S,Pd/Mustafa dan Yanti Rani Densi, S,Pd yang telah berdoa,
berjuang, rela berkorban tanpa pamrih dalam mengasuh, membesarkan, mendidik,
dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada;
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah menyediakan fasilitas kampus yang memadai seperti;
ruang kuliah, perpustakaan, laboratorium, ruang mikro teaching dan
sebagainya, meskipun masih membutuhkan perbaikan untuk pengembangan
pendidikan.
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta seluruh staf yang
telah mengembangkan Fakultas dan memberikan bantuan dalam
pengembangan kemampuan dan keterampilan kepemimpinan kepada penulis.
3. Bapak Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
ix
4. Dr. Andi Sugiati, M.Pd. dan Dra. Hj. Sitti Fatimah Tola, M.Si. selaku
pembimbing I dan pembimbing II pembimbing yang senantiasa sabar dalam
mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tiada imbalan yang dapat penulis berikan selain memohon kepada Allah
SWT, semoga segala bantuan yang telah diberikan menjadi pahala disisi-Nya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para
pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, Agustus 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ iii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ................................................................................ 7
1. Kajian Tentang Perangkat Pembelajaran .................................. 7
2. Higher Order Thinking Skills (HOTS) ...................................... 11
3. Perangkat Pembelajaran Berorientasi HOTS ........................... 18
4. Penelitian Relevan ..................................................................... 20
B. Kerangka Pikir ................................................................................ 21
C. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 22
D. Defenisi Operasional ....................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 25
C. Sumber Data .................................................................................... 26
D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 26
E. Instrumen Penelitian........................................................................ 28
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 31
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 36
1. Hasil Analisis Statistik Deskripstif ........................................... 36
2. Hasil Analisis Inferensial .......................................................... 48
B. Pembahasan ..................................................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 53
B. Saran ................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 55
LAMPIRAN – LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir .......................................................................... 19
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Deskripsi Keadaan Populasi ................................................................. 24
3.2 Deskripsi Keadaan Sampel .................................................................. 25
3.3 Tingkat Penguasaan Materi .................................................................. 29
3.4 Kategori Respon Siswa ....................................................................... 29
4.1 Data Karakteristik Reponden ............................................................... 44
4.2 Data Observasi Siswa .......................................................................... 46
4.3 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Pretest – posttest
.............................................................................................................. 47
4.4 Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Pretest ............... 48
4.5 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Pre-test
.............................................................................................................. 50
4.6 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan berpikir Pre-test…..........................51
4.7 Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Posttest ............. 52
4.8 Statistik Skor Kemampuan berpikir Siswa .............................................53
4.9 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan berpikir Post-test 54
4.10 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan berpikir Post-test............................ 55
4.11 Analisis skor Pre-test dan Post-test......................................................... 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu negara bisa dilihat dari pendidikan yang berkembang di
dalamnya pendidikan akan mengubah pola pikir suatu bangsa yang awalnya suatu
pemikiran primitif akan menjadi suatu pemikiran modern dan maju. Suyanto
dalam Rahardjo (2012) menyatakan bahwa seorang presiden paling maju di dunia
masih tetap mengakui bahwa investasi dalam pendidikan merupakan hal yang
penting dalam kemajuan bangsa. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia dengan beragam suku dan bahasa dari daerah masing-masing, jumlah
penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik yaitu 237.641.326 jiwa.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010. Salah satu permasalahan
krusial bangsa ini memasuki abad 21 adalah rendahnya mutu pendidikan yang
dihasilkan berdasarkan data dalam Education Of All (EFA) Global Monitoring
report 2012 yang dikeluarkan UNESCO melaporkan bahwa Indonesia berada di
peringkat ke 64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development index atau
indeks pembangunan pendidikan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik 3 peringkat
menjadi urutan ke 121 dari 185 negara data ini meliputi aspek tenaga kerja
kesehatan dan pendidikan dilihat dari kisaran peringkatnya memang menunjukkan
kenaikan tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan hasilnya tetap saja
Indonesia tidak naik peringkat.
2
Di Indonesia Peran pendidikan dalam membangun martabat dan peradaban
manusia masih sebatas wacana karena dilihat dari sisi capaian dalam pendidikan
masih jauh dari harapan semestinya menurut Bapak Anies Baswedan dalam
silaturahmi dengan kepala dinas Jakarta pada 1 Desember 2014 bahwa pendidikan
di Indonesia berada dalam posisi gawat darurat.
Guru adalah profesi yang mulia setiap harinya dihadapkan pada wajah-
wajah yang menghiasi masa depan Indonesia, melukis wajah wajah masa depan
Indonesia tidaklah mudah, dibutuhkan suatu tekad perjuangan serta keikhlasan
dalam menjalaninya. Keberagaman karakter dan pola pikir pada wajah-wajah itu
menjadikan suatu Irama tersendiri dalam dunia pendidikan, menengok kembali
pada predikat guru pahlawan tanpa tanda jasa. Akankah ini akan terbalik 180°
seiring dengan perkembangan zaman? tak mudah untuk tetap bertahan membawa
predikat yang sangat mulia ini, tapi sebagai seorang pendidik harus tetap berjuang
dan ikhlas dalam melukis wajah-wajah masa depan indonesia.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diterjemahkan dari higher order
thinking skills (HOTS) adalah kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif
hirarki tinggi dari taksonomi berpikir bloom secara hierarkikal Taksonomi Bloom
terdiri dari 6 level yaitu knowledge (recall or locate information), comprehension
(understand learned facts), application (apply what has been learned to new
situation), analysis (“take appart” information to examine different parts),
synthesis (create or invent something; bring together more than one idea) dan
evaliation ( consider evidence to support conclusions).
3
Dalam perkembangannya remembering, understanding applyng
dikategorikan dalam recalling dan processing, sedangkan analysing dan
evaluating dikategorikan dalam critical thinking dan yang terakhir crating
dikategorikan dalam cretive thinking. Kemudian bagaimana mewujudkan HOTS
ini dalam pembelajaran? Jawabannya adalah mengintegrasikan level berpikir ini
dalam proses belajar dan evaluasi. dalam proses pembelajaran paling sedikit harus
melibatkan pendekatan saintifik 5 M, sedangkan dalam evaluasi soal-soal yang
dikembangkan harus tidak hanya terbatas pada level applying namun sampai pada
creating.
Penilaian sangatlah penting dilakukan oleh guru karena tanpa penilaian
guru tidak akan bisa melihat kompetensi peserta didik yang sudah berkembang
atau tidak sama sekali maka penilaian sangatlah bermanfaat bagi guru jika
dilakukan salah satu manfaatnya ialah guru akan mengetahui materi yang sudah
diajarkan selama pembelajaran dilaksanakan dapat dimengerti peserta didik atau
tidak penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh menganalisis
dan menafsirkan data tentang proses dan kemampuan berpikir peserta didik yang
dilakukan secara sistematis akurat dan berkesinambungan penilaian kemampuan
berpikir diharapkan memudahkan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS). Karena berpikir tingkat tinggi akan membuat
peserta didik mampu mengungkapkan argumentasi melakukan refleksi dan
memberikan keputusan yang tepat.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills
adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa kemampuan berpikir tingkat
4
tinggi akan membuat Siswa memiliki kemampuan berpikir siswa yang memiliki
kemampuan berpikir adalah siswa yang mampu menerapkan pengetahuan yang
telah diketahui dan mengembangkannya menjadi keterampilan.
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di sekolah SDN No.160
Inpres Bontolebang khususnya pada kelas V, saya menemukan hampir semua
siswa memiliki pola pikir yang masih terbilang standar. Sehingga saya berpikir
bahwa sebaiknya seorang guru harus menerapkan RPP yang berorientasi HOTS
khususnya pada mata pelajaran Pkn sehingga siswa tidak hanya mampu
mengingat (remembering), memahami (understanding) dan menerapkan
(applying), tetapi siswa juga mampu menganalisis (analysing), mengevaluasi
(evaluating) dan mencipta (creating).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk menerapkan RPP
berorientasi HOTS pada materi pentingnya perstuan dan kesatuan terhadap
kemampuan berpikir siswa di sekolah, dengan judul penelitian “Pengaruh
Penerapan RPP Berorientasi HOTS Pada Materi pembelajaran PKN Terhadap
Kemampuan Berpikir Siswa Kelas V di SDN No.160 Inpres Bontolebang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh setelah menerapkan
RPP berorientasi HOTS pada pembelajaran PKN terhadap kemampuan berpikir
pada siswa kelas V di SDN No.160 Inpres Bontolebang?
C. Tujuan Penelitian
5
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh setelah menerapkan RPP
berorientasi HOTS pada pembelajaran PKN terhadap kemampuan berpikir pada
siswa kelas V di SDN No.160 Inpres Bontolebang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat mempermudah meningkatkan
pemahaman konsep dalam belajar materi pentingnya persatuan dan
kesatuan.
2. Bagi guru , hasil penilitian ini sebagai alternatif referensi dalam
melaksanakan pembelajaran tentang materi pentingnya persatuan dan
kesatuan.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
tambahan di sekolah sehingga kemampuan berpikir dapat sesuai dengan
yang diharapkan.
4. Bagi peneliti, untuk melatih kemampuan menulis dan mengolah data
sehingga menghasilkan suatu produk yang bermanfaat.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kajian tentang perangkat pembelajaran RPP berorientasi HOTS
a. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat
pembelajaran adalah sekumpulan sumber atau alat belajar yang
memungkinkan murid dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar.
Perangkat pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran di kelas, karena memberikan kemudahan dan dapat
membantu guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Oleh sebab itu perangkat pembelajaran mutlak diperlukan oleh
seorang guru dalam mengelola pembelajaran (Munawarah, 2017: 170).
Perangkat pembelajaran menurut Nazarudin dalam Agriat Barata
adalah sesuatu atau beberapa persiapan yang disusun oleh guru agar
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara
sistemastis dan memperoleh hasil seperti yang diharapkan, meliputi:
Analisis Pekan Efektif, Program Tahunan, Program Semester, Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik,
Instrumen Evaluasi, dan Kriteria Ketuntasan Minimum. Perangkat
pembelajaran adalah sejumlah
7
bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Dari beberapa contoh perangkat pembelajaran
tersebut yang paling menentukan efektifitas pembelajaran adalah RPP,
bahan ajar, dan LKPD. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran idealnya
dibuat atau dipersiapkan pendidik sebelum memulai pembelajaran. RPP
adalah perencanan pelaksanaan proses pembelajaran yang dapat
membantu pendidik untuk menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat dibuat untuk tiap-tiap
pertemuan atau beberapa pertemuan (Ismail, 2017: 15).
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
a) Pengertian dan Fungsi RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disingkat RPP
termasuk rencana pengembangan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran, sehingga tercapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi setiap mapel, seperti yang sudah dijabarkan dalam
silabus. RPP juga dimaknai sebagai RPP, yaitu rencana pembelajaran
yang dikembangkan secara perinci dari suatu materi pokok atau tema
tertentu yang mengacu pada silabus (Trianto, 2017: 255).
Dalam pengertian lain rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana
8
pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1 indikator atau beberapa indikator untuk 1 kali pertemuan
atau lebih. Dengan merujuk pada pengertian diatas maka RPP berfungsi
sebagai rambu-rambu bagi guru dalam mengajar. Rambu-rambu
tersebut berupa tujuan akhir yang akan dicapai setelah pembelajaran,
materi ajar apa yang akan disampaikan, metode pembelajaran apa yang
akan digunakan oleh guru, langah-langkah pembelajaran apa yang akan
ditempuh, alat atau sumber belajar apa yang akan digunakan, serta
terakhir apa bentuk peneilaian yang dilaksanakan. Sehingga, dalam
RPP akan tergambar sebuah desain awal bagaimana proses
pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru yang meliputi interaksi
guru dengan murid, murid dengan murid lainnya (Ismail, 2017: 16-17).
b) Komponen dan struktur RPP
RPP sebagai proses lanjutan dari silabus memiliki beberapa
komponen. Komponen-komponen ini akan memberikan gambaran awal
bagaimana proses pembelajaran di kelas akan berjalan. Komponen dan
struktur sebuah RPP adalah sebagai berikut:
(1) Identitas RPP
(2) Tujuan pembelajaran
(3) Materi ajar
(4) Metode pembelajaran
(5) Langkah-langkah pembelajaran
9
(6) Sumber belajar
(7) Penilaian kemampuan berpikir
c) Kriteria penilaian dan pemilihan RPP
Terdapat beberapa kriteria penilaian dan pemilihan RPP
yang baik, diantaranya adalah:
(1) RPP harus memenuhi komponen dan struktur minimal sebagai
berikut: Identitas, Tujuan, Materi ajar, Metode pembelajaran,
Langkah-langkah pembelajaran, Sumber, dan Penilaian
kemampuan berpikir.
(2) Komponen-komponen RPP saling berhubungan secara
fungsional dan menunjang pencapaian indikator kompetensi
dasar.
(3) RPP menyajikan cukupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan
urutan materi yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid
dan memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
(4) RPP menyajikan metode dan langkah-langkah pembelajaran
yang aktif,kreatif, efektif, dan menyenangkan.
(5) RPP menyajikan penilaian kemampuan berpikir yang beragam
aspek dan teknik penilaian.
(6) RPP menyajikan sumber belajar yang beragam, mudah
diperoleh, tersedia di lingkungan sekitar murid dan sekolah,
murah, dan efektif hasilnya.
10
Keseluruhan komponen RPP dapat digunakan guru atau
disesuaikan dengan dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan
tuntutan masyarakat (Komalasari, 2013: 194-197)
2. Higher Order Thinking Skills (HOTS)
1) Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Alice Thomas dan Glenda Thorne mendefinisikan istilah HOTS dalam
artikel yang berjudul How to Increase Higher Order Thinking (2009) sebagai
cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada menghafal, atau
menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain.
Konsep Benjamin S. Bloom dkk. dalam buku Taxonomy of Educational
Objectives (1956) itu, sejatinya merupakan tujuan-tujuan pembelajaran yang
terbagi dalam tiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah Kognitif, merupakan
keterampilan mental (seputar pengetahuan); Afektif, sisi emosi (seputar
sikap dan perasaan); dan Psikomotorik, yang berhubungan dengan
kemampuan fisik (keterampilan). Taksonomi untuk menentukan tujuan
belajar ini bisa disebut sebagai "tujuan akhir dari sebuah proses
pembelajaran". Setelah menjalani proses pembelajaran tertentu, murid
diharapkan dapat mengadopsi keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang
baru.
HOTS sulit untuk didefinisikan tetapi mudah dikenali ketika terjadi.
HOTS melibatkan sekelompok kegiatan mental elaboratif yang
membutuhkan penilaian dan analisis yang kompleks. HOTS juga
merupakan usaha yang bergantung pada kontrol diri. Cara yang
11
digunakan, tindakanyang dilakukan,atau jawaban yang tepat tidak
sepenuhnya ditentukan dari proses sebelumnya.
HOTS selalu menjadi tujuan utama lembaga pendidikan yang maju.
Pendidikan tersebut memiliki ciri pembelajaran sukses di semua tingkatan
dan bidang. Selain itu, dapat menanamkan kepada peserta didikinstruksi-
instruksi dalam keterampilan berpikir dan dalam disiplin akademis. Cara
berpikir yang baik bergantung pada pengetahuan yang didapat dan
diajarkan. Namun, kemampuan terintegrasi untuk belajar, berpikir, dan
bernalar dan disposisi dalam berpikirtingkat tinggi tidak selalu menjamin
dapat memperoleh pengetahuan yang diinginkan.
Melalui taksonomi yang direvisi ini, terdapat rangkaian proses-
proses yang menunjukkan kompleksitas kognitif dengan menambahkan
dimensi pengetahuan, seperti:
a) Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan dengan ciri-ciri yang
nyata dan operasional, memiliki sifat yang jelas dan singkat yang
mudah untuk diamati terdiri dari definisi pengetahuan, pengetahuan
umum dan bagian-bagiannya, atau bentuk dari bagian-bagian
sesuatu benda dari suatu proses alami atau hasil pekerjaan.
b) Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang rumit karena
berbentuk pengetahuan yang disusun dengan sistematis. Terdiri dari
pengetahuan pengklasifikasian, generalisasi, teori, prisip, hukum,
model dan susunan isi materinya.
12
c) Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang dapat
menjelaskan bagaimana untuk melakukan sesuatu. Seperti
keterampilan dalam algoritma, metode, teknik, dan menentukan
kriteria pengetahuan atau pengkoreksian dalam ranah atau mata
pelajaran tertentu.
d) Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan yang
bersifatkontekstual dan kondisional, dimana pengetahuannya
memiliki beberapa ranah pengetahuan yang metakognitif yang
berbeda dengan pengetahuan yang sudah dijelaskan oleh teori-teori
sebelumnya.
Keterampilan berpikir akan memilikidefinisi yang tepat jikatelah
dikaitkan dengan tujuan tertentu dalam pendidikan. Namun demikian,
relatif mudah untuk membuat daftar beberapa fitur utama dari HOTS,
yaitu:
1) HOTS adalah nonalgorithmic. Artinya, jalan tindakan tidak
sepenuhnya ditentukan sebelumnya.
2) HOTS itukompleks. Jadi tidak dapat dilihat hanya dari satu titik
pandang mana pun.
3) HOTS sering menghasilkan berbagai solusi, masing-masing daapt
bermanfaat dan berpeluang untuk mendapat solusi yang unik.
4) HOTS membutuhkan penilaian dan interpretasi yang berbeda.
5) HOTS menenerapkan beberapa kriteria yang dapatbertentangan satu
sama lain.
13
6) HOTS sering terlibat suatuketidakpastian. Tidak semua yang ada
pada tugas yang ada di tangan dapat diketahui.
7) HOTS melibatkan kontrol diri dari proses berpikir.
8) HOTS memiliki makna yang dalam, merekontruksi permasalahan-
permasalahan yang ada.
9) HOTS adalah usaha maksimal yang melibatkan mental dalam jenis-
jenis elaborasi dan penilaian yang diperlukan.
Indikator HOTS terdiri dari lima kelompok, yaitu;
1. Dapat membuat suatu penjelasan yang sederhana,
2. Dapat membangun kemampuan dasar,
3. Dapat membuat kesimpulan,
4. Dapat menjelasan lebih lanjut,
5. Dapat mengatur tektik dan strategi.
Kemudian dari indikator di atas, berkembang menjadi 11 indikator
yang terdiri dari;
1. Fokus pada soal atau pertanyaan,
2. Menganalis argumen,
3. Mempertimbangkan informasi yang dapat dipercaya,
4. Mempertimbangkan laporan dari hasil observasi,
5. Membuat perbandingan dari kesimpulan-kesimpulan yang didapat,
6. Menyimpulkan ulang,
7. Menimbang informasi dengan menginduksi,
8. Menilai,
14
9. Menjelaskan tentang konsepnya,
10. Menjelaskan asumsi dari permasalahan,
11. Membuat deskripsi hasil.
Langkah-Langkah Penerapan Hots
KATEGORI DESKRIPSI
Mengingat
(Remember)
Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta
penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving)
Memahami
(Understand)
Memaknai materi yang dipelajari dengan kata kata/kalimat sendiri
(interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating,
mengkalsifikasi/classifying/categorizing,
meringkas/summarizing/abstracting,
menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpolating,
predicting, membandingkan/comparing/contrasting/mapping/mat
ching, menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect)
Menerapkan
(Apply)
Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur
(implementing) untuk suatu situasi baru (melakukan,
menerapkan)
Menganalisis
(Analyze)
Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian
bagian penting (differentiating/discriminating/focusing/selecting),
menentukan keterkaitan antar komponen
(organizing/finding
coherence/integrating/outlining/structuring),
menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis
(attributing/deconstructing)
Mengevaluasi
(Evaluate)
Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan
uraian/fakta (checking/coordinating/detecting/monitoring/testing),
menilai metode mana yang paling sesuai untuk
menyelesaikan masalah (critiquing/judging)
Mencipta
(Create)
Mengembangkan hipotesis (generating), merencanakan
penelitian (planning/designing), mengembangkan
produk baru (producing/constructing)
Kelemahan dalam pembelajaran Hots
1. Kurangnya referensi murid terhadap teori-teori yang berkaitan dengan
masalah yang dipelajari.
15
2. Sulitnya membedakan jawaban pada soal pilihan ganda, karena jawaban
yang tersedia sangat mirip-mirip.
3. Pemilihan KD yang terkadang kurang tepat dengan soal, karena kaliam
dalam kisi-kisi sulit untuk dipahami.
4. Pemilihan soal yang harus memenuhi standar HOTS
5. Murid berkemampuan konigtif yang bagus maka mudah untuk menjawab
soal, sedangkan bagi murid yang memiliki kemampuan konigtif kurang
bagus maka sulit untuk untuk menjawb soal.
6. Belu terbiasa menyusun soal HOTS dimana periode pengumpulan soal
sangatlah dekat atau mepet.
Kelebihan dalam Pembelajaran Hots
1. Murid lebih berfikir logis dan sistematis terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi.
2. Murid memiliki kemampuan menganalisa suatu masalah, lebih kritis
sehingga lebih mampu menentukan sikap.
3. Kemampuan murid lebih terasah, lebih kreatif dan ada usaha untuk
berfikir.
4. Dapat membiasakan murid untuk berfikir luas.
5. Murid memiliki wawasan luas dan mampu berfikir dengan mengikuti
jaman yang berkembang.
Upaya dalam mengurangi Kelemahan Pembelajaran Hots
1. Mempertimbangkan kemampuan murid, memprtimbangkan ketersediaan
sarana dan materi.
16
2. Membuat dua kategori kisi-kisi yaitu LOTS dan HOTS.
3. Membuat soal dengan kategori mudah dan kategori sulit berdasarkan
taksonomi BLoom dengan presentase merata dari C1 s.d C6.
4. Untuk soal berkategori Lower Order Thinking Skills (LOTS) mengisi
reading guide dan soal berkategori Higher Order Thinking Skills (HOTS)
berupa analisis kasus.
5. Soal-soal pilihan ganda akan dievaluasi oleh soal-soal LOTS dan soal-soal
HOTS dievaluasi dengan soal uaraian.
6. Mengidentifikasi materi yang disesuaian dengan taraf berpikir ranah
pengetahuan.
3. Perangkat Pembelajaran Berorientasi HOTS pada Murid Kelas V SD
Dalam merencanakan pembelajaran berpikir tingkat tinggi (HOTS)
kendala yang sering muncul adalah menyiapkan kondisi lingkungan
belajar yang mendukung terciptanya proses berpikir dan tumbuh
kembangnya sikap dan perilaku yang efektif. Proses ini bisa
dilakukan dengan menjalin kegiatan berpikir dengan konten melalui
kolaborasi materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan antar konsep (Lewis &
Smith dalam Kemendikbud, 2019)
Menurut Mulyasa dalam Casmudi dan Alipatan, 2019:82 rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi selain tujuan
pembelajaran juga bahan pengajaran disusun guru berdasarkan prinsip-
prinsip belajar yaitu (1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke hal yang
17
abstrak, (2) dikembangkan dari dari hal yang diketahui ke hal yang
belum di ketahui, (3) dari pengamalan lama menjadi pengalaman
baru, (4) dari hal yang mudah ke hal yang lebih sukar atau rumit.
Keberhasilan tujuan pembelajaran dalam RPP bercirikan HOTS
tidak hanya berjalan mulus pada konteks pelaksanaan pembelajarannya,
tetapi tergambar juga pada soal-soal evaluasi yang harus dikuasai
oleh para muridnya di dalam kelas itu. Faktor lain yang
penting diperhatikan aspek kejujuran dalam pelaksanaan
pembelajaran dan waktu evaluasi dalam bentuk pelaksanaan
ulangan harian maupun ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester secara simultan tergambar kemampuan murid dapat
menjawab dan menghasilkan hasil evaluasi sesuai dengan standar KKM
yang dicanangkan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diadakan supervisi
akademik atau pembinaan oleh kepala sekolah terhadap guru untuk
meningkatkan kinerjanya dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berbasis HOTS yang merupakan langkah
penting, karena pangkal dasar pengelolaan pembelajaran yang baik
diawali dari penyusunan RPP sesuai indikator perubahan perilaku yang
diinginkan yakni berbasis pada higher order thinking skill
(HOTS). Peneliti mencoba melihat proses peningkatan kemampuan
guru dalam menyusun RPP melalui instrumen proses yang telah
dirancang,yaitu berupa lembar observasi RPP yang memuat sebelas
18
komponen, yaitu: 1) identitas mata pelajaran, 2) KI, 3) kompetensi
dasar, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) tujuan pembelajaran, 6)
materi ajar,7) alokasi waktu, 8) metode pembelajaran, 9) kegiatan
pembelajaran, 10) sumber belajar, dan 11) penilaian kemampuan
berpikir (soal, skor dan kunci jawaban), untuk melihat apakah guru
sudah membuat RPP dengan lengkap. Hal itu dibuktikan dengan
melihat RPP yang dibuat oleh guru. Terjadi peningkatan atau tidak
pada siklus kedua.
4. Penelitian relevan
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan penulis, terdapat beberapa hasil
penelitian yang akan dibahas oleh penulis, diantaranya:
1. Jurnal berjudul “Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Penyusunan Rpp
Berbasis Hots Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di Sman 1
Pardasuka Kabupaten Pringsewu” karya Zainal. Hasil penelitian pada
siklus I ada 24 orang guru memperoleh peringkat baik dengan data
capaian masing-masing 74,79. Pada siklus II terdapat perolehan capaian
sangat baik berjumlah 21 guru dan 13 guru lainnya mendapat peringkat
baik sert dua guru pringkat cukup terdapat kenaikan ke jenjang baik dari
peringkat cukup 12 orang yang sebelumnya ada pada siklus I Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan Kompetensi Guru
dalam menyusun Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Berbasis HOTS di
SMAN 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu.
19
2. Jurnal berjudul “Keefektifan Pemanfaatan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Masalah untuk Meningkatkan HOTS dan Karakter Murid” karya
Hery Retnawati, Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran langsung untuk meningkatkan HOTS; dan (2)
pembelajaran berbasis masalah efektif untuk meningkatkan ketekunan,
tanggung jawab, kerja keras, kerjasama, kepedulian, dan toleransi.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan pada pembahasan pada tinjauan pustaka diatas maka
penerapan RPP berorientasi HOTS dalam proses pembelajaran murid sangat
penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir murid. Sehubungan dengan
teori tersebut, maka penulis akan mengkaji lebih jauh lagi tentang ada atau
tidak pengaruh penerapan RPP berorientasi HOTS terhadap kemampuan
berpikir murid SDN No.160 Inpres bontolebang. Adapun skema kerangka
pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
20
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari uraian kajian teoritis dan kerangka pikir diatas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh penerapan RPP
berorientasi HOTS terhadap kemampuan berpikir murid SDN No.160 Inpres
Bontolebang.
D. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada sifat
sifat yang didefiniskan dan diamati untuk memberikan penjelasan mengenai
variabel-variabel yang dipilih dalam penelitian, Berikut ini definisi operasional
variabel penelitian:
1. rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
Kegiatan Pembelajaran di
Kelas
Menerapkan RPP
berorientasi HOTS
Belum menerapkan
RPP berorientasi
HOTS
Pretest Posttest
Temuan/Hasil
21
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus.
2. Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau kemampuan berpikir tinggi
merupakan kemampuan peserta didik dalam berpikir untuk dapat
mengolah pengetahuan dan ide-ide dengan cara tertentu sehingga dapat
memberi mereka pengetahuan dan implikasi baru. HOTS melibatkan cara
berpikir yang kritis dan kreatif sehingga dapat menghasilkan ide-ide yang
bermakna.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen kuantitatif, metode
penelitian eksperimen dapat di artikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2013:72). Dalam penelitian ini digunakan desain pra-
eksperimen karena hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang
dilaksanakan tanpa adanya kelompok.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group pretest-
posttest Design. Pre-Test digunakan untuk mengetahui keefektifan Pembelajaran
sebelum pengunaan RPP berorientsi HOTS. Sedangkan Post-Test digunakan untuk
mengetahui pengaruh setelah di terapkan RPP berorientasi HOTS. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2013:74).
Ditinjau dari cara penelitiannya yaitu peneliti secara sengaja membangkitkan
timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya,
maka penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Pengertian penelitian
eksperimen menurut para ahli:
23
1. Menurut Sudarmayanti dan Syarifudin, penelitian eksperimen adalah
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lain dengan kontrol yang ketat.
2. Menurut Yatim Riyanto, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
sistematis, logis dan teliti dalam melakukan kontrol terhadap kondisi.
3. Sugiyono menambahkan penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan.
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti dari ketiga pendapat para ahli
diatas adalah bahwa penelitian eksperimen merupakan jenis penelitian yang
berusaha mencari perlakuan tertentu terhadap kondisi dan kontrol yang ketat. Jadi
penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimana variabel yang satu
dengan yang lain saling berkaitan dan dipengaruhi oleh kondisi dan kontrol dari
peneliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN No.160 Inpres Bontolebang,
alasan Peneliti memilih lokasi tersebut karena SDN NO.160 Inpres
Bontolebang merupakan sekolah yang berada pada pinggiran kabupaten takalar
atau jauh dari pusat kota. Waktu penelitian berlangsung mulai bulan April
sampai selesai.
2. Waktu Penelitian
24
Adapun waktu penelitian ini berlangsung mulai bulan Mei sampai selesai
dikarenakan bulan Mei sangat efektif dalam pengujian pengaruh penggunan
RPP berorientai HOTS.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian, tidak melalui sumber-sumber tak langsung (Aziz,
2010:38)
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber lain,
baik lisan maupun tulisan, dan tidak melalui sumber langsung.
(Aziz, 2010:38).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Kegiatan penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mengolah data yang
otentik di lapangan. Penelitian populasi maupun penelitian sampel sama – sama
tujuannya untuk memperoleh sejumlah data.
Penentuan jumlah populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu
langkah penting karena dalam populasi diharapkan diperoleh data yang
diperlukan. Untuk mengetahui secara jelas populasi yang akan dijadikan objek
penelitian, terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian populasi
berdasarkan rumusan oleh beberapa ahli antara lain:
25
Suharsimi Arikunto dalam Sugiyono (2002: 115) berpendapat bahwa
“populasi yaitu keseluruhan objek penelitian”. Pendapat ini senada dengan apa
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002: 55), bahwa “populasi adalah
keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa benda, kejadian, nilai maupun hal
– hal yang terjadi”.
Berdasarkan beberapa pandangan diatas, maka dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan populasi adalah seluruh anggota atau objek yang akan diteliti
dalam suatu penelitian, dalam hal ini seluruh murid di SDN No.160 Inpres
Bontolebang dengan jumlah 15 murid.
Table 3.1 Deskripsi Keadaan Populasi
No Kelas Jenis Kelamain Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Kelas 1 8 3 11
2 Kelas 2 4 7 11
3 Kelas 3 10 7 17
4 Kelas 4 10 9 19
5 Kelas 5 9 6 15
6 Kelas 6 11 9 20
Jumlah 52 41 93
Sumber data: KTU SDN No.160 Inpres Bontolebang
26
2. Sampel
Dalam penelitian diperlukan adanya yang dinamakan sampel penelitian
atau miniatur dari populasi yang dijadikan sebagai contoh. Dalam hal ini Nana
Sujana (2009: 72) mengemukakan sampel adalah sebagian dari populasi
terjangkau yang memiliki sifat sama dengan populasi.
Sampel menurut Sugiyono (2017: 118) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel yang
dilakukan dengan cara purposive (purposive sample). Murid yang dijadikan
sampel adalah seluruh murid kelas V SDN No.160 Inpres Bontolebang.
Table 3.2 Deskripsi Keadaan Sampel.
No Kelas Jenis Kelamain Jumlah
Laki-laki Wanita
1 Kelas V 9 6 15
Sumber data: KTU SDN No.160 Inpres Bontolebang
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto, observasi merupakan pengamatan
langsung terhadap suatu objek yang ada di lingkungan yang sedang
berlangsung meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap kajian objek
27
dengan menggunakan penginderaan. Dalam hal ini, peneliti melakukan
pengamatan secara langsung untuk mengetahui aktivitas belajar murid
kelas V SDN No.160 Inpres Bontolebang. Adapun yang di observasi yaitu
murid yang hadir memperhatikan penjelasan guru, murid yang mampu
berbicara baik dan benar, murid yang aktif menjawab pertanyaan guru.
Alat yang digunakan untuk mengobservasi berupa lembar observasi
kegiatan murid yang terdapat pada lampiran.
2. Dokumentsi
Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan data
yang sudah ada
3. Tes
Tes pemahaman murid dibagi menjadi 2 jenis yaitu Pretest dan
Posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki
oleh murid sebelum digunakan RPP berorientasi HOTS. Posttest untuk
mengetahui pemahaman yang dimiliki oleh murid setelah penggunaan
RPP berorientasi HOTS.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan maka perlu adanya teknik
pengumpulan data yang dapat digunakan secara tepat sesuai dengan masalah
yang diselidiki dan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan beberapa
metode yang dapat mempermudah penelitian ini, antara lain:
1. Tes awal (pretest)
28
Tes awal dilakukan sebelum treatment. Pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan berpikir sebelum diterapkannya RPP berorientasi
HOTS di SDN No.160 Inpres Bontolebang.
2. Treatment (pemberian perlakuan)
Hal ini peneliti menggunakan RPP berorientasi HOTS pada materi
pentingnya persatuan dan kesatuan.
3. Tes akhir (postest)
Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk
mengetahui pengaruh penggunaaan RPP berorientasi HOTS pada
pembelajaran pkn materi, pentingnya persatuan dan kesatuan.
4. Observasi
Peneliti meggunakan observasi partisipan, peneliti berperan sebagai
guru, ia dapat mengamati bagaimana perilaku guru dan murid dalam
pembelajaran, bagaimana semangat belajar murid, bagaimana hubungan
satu guru dengan guru lain. Jadi metode observasi yang digunakan untuk
mengukur beberapa kegiatan diatas adalah metode demonstrasi dan
Tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran.
5. Dokumentasi
Peneliti meggunakan Metode dokumentasi dengan menggunakan data-
data yang sudah ada seperti laporan bulanan sekolah, laporan tahunan,
dan jurnal guru.
G. Teknik Analisis Data
29
Data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui instrument akan
diolah dan dianalisis. Data ini akan digunakan untuk menguji hipotesis,
disinilah akan diketahui apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak.
Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama
proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam
penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:
a) Rata-rata (Mean)
= ∑
b) Persentase (%) nilai rata-rata
=
x 100%
Dimana:
P = Angka persentase
f = frekuensi yang dicari persentasenya
N= Banyaknya sampel responden.
Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan murid dalam
penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh
Depdikbud (2013) (Sumber Anwar 2012:29) yaitu:
Tabel 3.3 Tingkat Penguasaan Materi
30
Tingkat Penguasaan (%) Kategori Kemampuan berpikir
0 – 54
55 – 64
65 – 79
80 – 89
90 – 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
c) Observasi proses pembelajaran
Hasil dari proses pembelajaran murid dapat dilihat dari lembar observasi
saat pelaksanaan proses pembelajaran. Adapun aspek proses pembelajaran
murid diambil dari kategori dibawah ini.
Tabel 3.4 Kategori Respon Murid
Persentase Murid Aktif Kategori
0% ≤ A < 20% Tidak Aktif
20% ≤ A < 40% Kurang Aktif
40% ≤ A < 60% Cukup Aktif
60% ≤ A < 80% Aktif
80% ≤ A ≤ 100% Sangat Aktif
2. Analisis Data Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran
dan menjawab rumusan masalah, apakah terdapat pengaruh setelah menerapkan
RPP berorientasi HOTS pada pembelajaran PKN terhadap kemampuan berpikir
31
murid kelas V di SDN No.160 Inpres Bontolebang. Dalam penggunaan statistik
inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t). Dengan tahapan
sebagai berikut:
t =
√∑
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = kemampuan berpikir sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Kemampuan berpikir setelah perlakuan (posttest)
d = Deviasi masing-masing subjek
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑
Keterangan:
Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest
= jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = subjek pada sampel.
b) Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:
∑ = ∑ ∑
Keterangan :
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
32
= jumlah dari gain (post test – pre test)
N = subjek pada sampel.
c) Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:
t =
√∑
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 = kemampuan berpikir sebelum perlakuan (pretest)
X2 = Kemampuan berpikir setelah perlakuan (posttest)
D = Deviasi masing-masing subjek
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang
signifikan Kaidah pengujian signifikan :
Jika t Hitung> t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti
penerapan RPP berorientasi HOTS berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir murid kelas V SDN No.160 Bontolebang.
Jika t Hitung< t Tabel maka H o ditolak, berarti penerapan RPP berorientasi
HOTS tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir murid SDN No.160
Inpres Bontolebang harga t TabelMencari t Tabel dengan menggunakan table
distribusi t dengan taraf signifikan
Membuat kesimpulan apakah RPP berorientasi HOTS berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir murid kelas V SDN No.160 Inpres Bontolebang.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil observasi kelas V yang dilakukan oleh peneliti di SDN
No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar, maka data-data responden yang
dikumpulkan sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data karakteristik responden
No. Responden Jenis kelamin Umur Ket
1 A R L 10
2 A N L 11
3 A S P 10
4 A K P 10
5 D R P 11
6 H R R L 11
7 H L 10
8 I L 11
9 K H A P 11
10 M W R L 11
11 M A N L 10
12 M F L 11
13 N A S P 10
14 N A L 11
15 N I P 10
34
b. Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran penerapan RPP, pertama-tama peneliti
mempersiapkan bahan ajar sebelum mengajar termasuk di dalamnya media,
materi ajar, dan LKPD (Lembar kerja peserta didik). Selanjutnya Peneliti
Mempersiapkan murid untuk mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan
selanjutnya membuat murid dalam bentuk kelompok dengan teman
sebangkunya. Kemudian Murid diajak untuk menyanyikan lagu nasional yang
mengandung makna persatuan dan kesatuan. Setelah itu murid diperlihatkan
gambar yang terdapat pada buku murid kemudian murid disuruh untuk
menganalisis gambar tersebut sehingga murid dapat berpikir dengan cara
menganalisis gambar dan mampu menjawab makna apa yang terkandung
dalam gambar tersebut.
Disamping itu, kegiatan proses pembelajaran PKN dengan materi
persatuan dan kesatuan dapat dikatakan aktif dalam kelompoknya terlihat dari
persiapan murid dalam pembelajaran, memperhatikan appersepsi yang
diberikan guru, menanggapi apersepsi, konsentrasi murid, tanggung jawab
dalam menyelesaikan tugas, dan keaktifan murid. Sehingga guru atau peneliti
dapat mengetahui secara langsung murid yang aktif dengan kelompoknya pada
saat peneliti menyampaikan pembelajaran di depan kelas.
35
Tabel 4.2 Data Observasi murid
NO Komponen yang dinilai Jawaban
YA TIDAK
1 Murid mempersiapkan pembelajaran √
2 Murid mempersiapkan apersepsi yang diberikan oleh
guru
√
3 Murid menanggapi apersepsi yang diberikan oleh guru √
4 Murid konsentrasi saat pembelajaran dimulai √
5 Murid bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru
√
6 Murid aktif dalam bertanya,berpikir,berpendapat dan
berinisiatif
√
7 Murid melakukan evaluasi √
8 Murid menyimpulkan pembelajaran √
Jumlah 10
c. Hasil Pretest - posttest Sebelum dan setelah Menggunakan RPP HOTS
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri
No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar mulai tanggal 27 Juli – 6
Agustus 2020, maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrumen
tes sehingga dapat diketahui kemampuan berpikir murid dari kemampuan
berpikir murid berupa nilai dari kelas V SD Negeri No.160 Inpres Bontolebang
Kabupaten Takalar.
Adapun deskripsi secara kuantitatif skor kemampuan berpikir dari
kemampuan berpikir PreTest - posttest sebelum dan setelah diberikan
perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
36
Tabel 4.3 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Pretest – posttest Murid
No. Responden Nilai Pretest Nilai posttest
1 A R 65 75
2 A N 69 82
3 A S 65 87
4 A K 81 89
5 D R 85 94
6 H R R 74 80
7 H 60 79
8 I 62 82
9 K H A 82 89
10 M W R 76 85
11 M A N 54 87
12 M F 80 90
13 N A S 53 83
14 N A 61 81
15 N I 61 79
Berdsarkan tabel hasil nilai pretest diatas, untuk mencari mean (rata-rata)
nilai pretest dari murid kelas V SDN No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten
Takalar dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Pretest
X F f.X
37
53 1 53
54 1 54
60 1 1
61 2 122
62 1 62
65 2 130
69 1 69
74 1 74
76 1 76
80 1 80
81 1 81
82 1 82
85 1 85
Jumlah 15 969
38
Keterangan : X = nilai pretest, f = frekuensi dan f.X = jumlah nilai pretest
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa nilai dari ∑fX =969 , sedangkan
diketahui nilai dari N adalah 15. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai mean (rata-
rata) sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean)
kemampuan berpikir murid kelas V SD Negeri No.160 Inpres Bontolebang
Kabupaten Takalar setelah dilakukan Pre Test adalah 64,4 dari skor ideal yang
mungkin dicapai adalah 100. Skor maksimum 85 dari skor ideal 100, skor
minimum 53 dari skor ideal 100, dan rentang nilai 32 dari skor ideal 100 yang
mungkin di capai. Skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir murid kelas V Negeri No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar
dalam kategori sedang. Kemudian
Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian murid terhadap
materi pelajaran yang diajarkan. Apabila skor kemampuan berpikir murid
dikelompokkan
kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang
disajikan pada tabel 4.5
39
Tabel 4.5 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan
Berpikir Pre-test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1 0 – 45 Sangat rendah - -
2 46 – 54 Rendah 2 13,33%
3 55 – 69 Sedang 7 46,67%
4 70 – 84 Tinggi 5 33,33%
5 85 – 100 Sangat tinggi 1 6,67%
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa dari 15 orang jumlah murid kelas
V SD Negeri No.160 Inpres Bontolebang Kecamatan Polombangkeng Selatan
Kabupaten Takalar. Terdapat 2 murid (13,33 %) yang berada pada kategori
rendah, kemudian 7 murid (46,67%) yang berada pada kategori sedang, kemudian
5 murid (33,33%) yang berada pada kategori tinggi, sedangkan 1 murid (6,67%)
berada dalam kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya
minat dan perhatian belajar murid serta proses pembelajaran didominasi oleh
murid yang pintar saja.
Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran maka
persentase ketuntasan kemampuan berpikir murid kelas V SD Negeri No.160
Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar pada kemampuan berpikir Pre-test dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan berpikir Pre-test
40
Persentase Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≤ 70 Tidak tuntas 9 60%
≥ 70 Tuntas 6 40 %
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir murid kelas V SD Negeri No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar
setelah dilakukan Pre-test kemampuan berpikir pada materi pentingnya persatuan
dan kesatuan terdapat 9 murid (60%) yang belum tuntas kemampuan berpikirnya
dan 6 murid (40%) yang telah tuntas belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar
murid tidak memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 64,4 tidak mencapai
KKM yang diharapkan yaitu 70.
d. Hasil Posttest Menggunakan RPP
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa kemampuan berpikir yang
datanya diperoleh setelah diberikan Post- test.
Berdsarkan tabel hasil nilai pretest diatas, Untuk mencari mean (rata-rata)
nilai posttest murid kelas V SDN No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar
dapat dilihat melalui tabel berikut ini
Tabel 4.7 Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-Rata) Nilai Posttest
X F f.X
41
75 1 75
79 2 158
80 1 80
81 1 81
82 2 164
83 1 83
85 1 85
87 2 174
89 2 178
90 1 90
94 1 94
Jumlah 15 1.262
Keterangan : X = nilai posttest, f = frekuensi dan f.X = jumlah nilai posttest
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa nilai dari ∑fX = 1.262, sedangkan
nilai dari N adalah 11. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai mean (rata-rata)
sebagai berikut :
x = 84,13
Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas, maka diperoleh nilai mean (rata-
rata) dari hasil tes murid kelas V SDN No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten
Takalar setelah treatment (perlakuan) dengan menggunakan RPP Berorientasi
HOTS adalah 84,13.
Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini. Adapun deskripsi
secara kuantitatif skor kemampuan berpikir Post-test setelah diberikan perlakuan
(treatment) dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Statistik Skor Kemampuan berpikir Murid
42
Statistik Nilai Statistik
Jumlah murid 15
Nilai ideal 100
Nilai maksimum 94
Nilai minimum 75
Rentang nilai 19
Nilai rata-rata
Modus
Median
84,13
79
83
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean)
kemampuan berpikir murid kelas V SD Negeri No.160 Inpres Bontolebang
Kabupaten Takalar setelah dilakukan Post-test adalah 84,13 dari skor ideal yang
mungkin dicapai adalah 100. Skor maksimum 94 dari skor ideal 100, skor
minimum 75 dari skor ideal 100, dan rentang skor 19 dari skor ideal 100 yang
mungkin dicapai. Skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir pada materi pentingnya persatuan dan kesatuan murid kelas V SD Negeri
No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar berada dalam kategori tinggi. Hal
ini disebabkan karena meningkatnya perhatian murid terhadap materi pelajaran
yang diajarkan dengan menggunakan media RPP berorientasi HOTS. Apabila
skor kemampuan berpikir murid dikelompokkan kedalam 5 kategori maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel 4.9.
43
Tabel 4.9 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan
berpikir Post-test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1 0 – 45 Sangat rendah - -
2 46 – 54 Rendah - -
3 55 – 69 Sedang - -
4 70 – 84 Tinggi 8 53,33%
5 85 – 100 Sangat tinggi 7 46,67%
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh bahwa dari 15 orang jumlah murid kelas
V SD Negeri No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar. Terdapat 8 murid
(53,33%) yang berada pada kategori tinggi, dan 7 murid (46,67 %) yang berada
pada kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan meningkatnya minat dan perhatian
belajar murid setelah menggunakan RPP berorientasi HOTS.
Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran maka
persentase ketuntasan kemampuan berpikir Pkn kelas VSD Negeri No.160 Inpres
Bontolebang Kabupaten Takalar pada kemampuan berpikir Post-test dapat di lihat
pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan berpikir Post-test
Persentase Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
≤ 70 Tidak tuntas - -
≥ 70 Tuntas 15 100%
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 4.10 di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir murid kelas V SD Negeri No.160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar
setelah dilakukan Post-test maka kemampuan berpikir Pkn 15 murid (100%) telah
44
tuntas belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar memuaskan secara klasikal karena
nilai rata-rata 84,13 telah mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.
Sehingga, dapat dilihat perbedaan rata-rata nilai saat pretest lebih rendah yaitu
64,4 dibandingkan dengan dan nilai Posttest yaitu 84,13. Maka, dapat
disimpulkan setelah penerapan RPP berorientasi HOTS terhadap kemampuan
berpikir murid kelas V SD Negeri No. 160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar
rata-rata kemampuan berpikir murid meningkat.
1. Hasil Analisis Statistik Inferensial
Sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu “RPP Berorientasi HOTS
memiliki pengaruh terhadap kemampuan berpikir pada pembelajaran Pkn
murid kelas V SDN No. 160 Inpres Bontolebang”, maka teknik yang
digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik inferensial dengan
menggunakan uji-t. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh terhadap sampel yang diteliti.
Tabel 4.11. Analisis skor Pre-test dan Post-test
No murid X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²
1 Ar 53 75 22 484
2 An 54 79 25 625
3 As 60 79 19 361
4 Ak 61 80 19 361
5 Dr 61 81 20 400
6 Hrr 62 82 20 400
45
7 H 65 82 17 289
8 I 65 83 18 324
9 Kha 69 85 16 256
10 Mwr 74 87 13 169
11 Man 76 87 11 121
12 Mf 80 89 9 81
13 Nas 81 89 8 64
14 Naa 82 90 8 64
15 Ni 85 94 9 81
JUMLAH 1.028 1.262 234 4.080
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑
= 15,6
2. Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus:
∑ = ∑ ∑
=
= 429,6
3. Menentukan harga t Hitung
46
t =
√∑
t =
√
t =
√
t =
√
t =
t = 10,90
4. Menentukan harga t Tabel
Untk mencari t Tabel peneliti menggunakan table distribusi t
dengan taraf signifikan = 15 – 1 = 14 maka
diperoleh t 0,05 = 2,144
Setelah diperoleh tHitung= 10,90 dan tTabel = 2,14 maka diperoleh
tHitung > tTabel atau 10,90 > 2,144. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa penerapan RPP Berorientasi
HOTS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir murid yang diukur
dari hasil kemampuan berpikir murid .
B. Pembahasan
Penelitian eksperimen ini dilakukan pada kelas V SD Negeri No. 160 Inpres
Bontolebang Kabupaten Takalar dengan jumlah sampel 15 murid yang terdiri dari
47
15 murid menggunakan sampel jenuh yaitu populasi dijadikan sampel. Desain
penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen design dengan bentuk one
groub pretest-posttest. Hal tersebut dijelaskan dalam Suryabrata (2019:101)
“Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek” . Penelitian ini hanya
meggunakan satu kelas yang diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal.
Setelah diberikan pretest peneliti memberikan treatment berupa penggunaan RPP
Berorientasi HOTS pada pembelajaran Pkn materi pentingnya persatuan dan
kesatuan. Pada akhir pembelajaran, diberikan posttest, pengaruh treatment adalah
meningkatnya nilai posttest dibandingkan nilai pretest.
Deskripsi data yang diuraikan pada hasil penelitian ini telah menunjukkan
tentang pengaruh penerapan RPP berorientasi HOTS pada pembelajaran pkn
materi pentingnya persatuan dan kesatuan murid kelas V SD Negeri No. 160
Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar. Berdasarkan analisis statistik deskriptif
diperoleh nilai pretest yang terendah yaitu 53 dan tertinggi yaitu 85, sedangkan
pada posttest diperoleh nilai terendah 75 dan tertinggi 94. Nilai rata-rata (mean)
pretest yang diperoleh yaitu 64,4 sedangkan posttest yaitu 84,13. Hal ini
menunjukkan bahwa setelah diterapkannya RPP berorientasi HOTS terhadap
kemampuan berpikir murid, rata-rata nilai murid meningkat dibandingkan
sebelum menggunakan RPP.
Proses penerapan RPP Beroientasi HOTS mendapat respon positif kepada
murid dibuktikan dari lembar observasi yang menunjukkan kualifikasi 40% saat
pretest dengan kategori cukup aktif. Sedangkan pada saat posttest menunjukkan
kualifikasi 76% dengan kategori aktif. Sehingga dapat disimpulkan proses
48
pembelajaran dengan penerapan RPP Berorientasi HOTS membawa respon
positif bagi murid, dari cukup aktif menjadi aktif.
Hasil analisis statistik inferensial untuk uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas. Hasil uji
normalitas menunjukkan bahwa data pretest dan posttest dinyatakan berdistribusi
normal. Hasil uji prasyarat tersebut menyatakan bahwa data telah layak untuk
diuji hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai signifikan dengan
menggunakan t tabel yaitu t hitung > t tabel (10,90 > 2,144). Maka H0 ditolak dan H1
diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan
berpikir murid kesulitan membaca permulaan kelas V SD Negeri No. 160 Inpres
Bontolebang Kabupaten Takalar, pada mata pelajaran Pkn mengenai materi
pentingnya persatuan dan kesatuan dengan demikian penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Zainal yaitu „‟Peningkatan Kemampuan
Guru Dalam Penyusunan RPP Berbasis HOTS Melalui Supervisi Akademik
Kepala Sekolah di SMAN 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu‟‟ dilakukan oleh
dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan RPP Berorientasi HOTS
terhadap kemampuan berpikir murid pada mata pelajaran Pkn kelas V SD Negeri
No. 160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar
49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa Penggunaan RPP Berorientasi HOTS terlaksana dengan baik, peneliti
mempersiapkan media sebaik-baiknya dan mendapat respon positive dari murid
dibuktikan dari peningkatan kemampuan berpikir pada pembelajaran PKN setelah
menggunakan RPP berorientasi HOTS. Hasil ini dapat dilihat pada skor rata-rata
kemampuan berpikir Pkn murid kelas V SD Negeri No.160 Inpres Bontolebang
Kabupaten Takalar dengan pretest yaitu 68,53 berada pada kategori sedang dan
skor rata-rata pada posttest yaitu 84,13 berada pada kategori tinggi kemudian Rpp
Berorientasi HOTS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir murid kelas V SD
Negeri No. 160 Inpres Bontolebang Kabupaten Takalar. Hal ini dibuktikan dari
hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai signifikan < α ( 0,00 < 0,05) atau
dengan menggunakan t tabel yaitu t hitung > t tabel (10,90 > 2,144). Maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
kemampuan berpikir murid kelas V SD Negeri No. 160 Inpres Bontolebang
Kabupaten Takalar
B. Saran
Dari hasil penelitian, diajukan beberapa saran dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan, antara lain :
50
1. Disarankan kepada guru khususnya guru kelas agar menerapkan RPP
Berorientasi HOTS pada materi pentingnya persatuan dan kesatuan agar
pembelajaran dapat lebih menarik.
2. Untuk mempermudah dalam pencapaian kompetensi dasar diharapkan
kepada guru untuk lebih mengoptimalkan penggunaan RPP Berorientasi
HOTS dan memilih media yang relevan dengan pembahasan materi
pelajaran.
Bagi peneliti yang berminat mengembangkan lebih lanjut penelitian ini,
diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini, sehingga penelitian
selanjutnya dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.
51
DAFTAR PUSTAKA
Anwar.(2012). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bnadung. Alfabeta
Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives : The
Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New
York : Longmans, Green and Co.
Budiarta K. Harahap M. H. Faisal. Mailani E. (2018). Potret Implementasi
Pembelajaran Berbasis High Order Thinking Skills (HOTS) di Sekolah
Dasar Kota Medan. Jurnal Pembangunan Perkotaan . 6. (2)
Gunawan A. W. Aningsih A. (2012). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1
Purwokerto Ditinjau dari Prestasi Belajar. Genius Learning Strategy, 5.
Jailani. Retnawati H. Keefektifan Pemanfaatan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan HOTS dan Karakter Siswa. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran. 23(2)
Kusnawa W. S. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. PT
Remaja Rosdakarya, 114
Nazarudin, 2007, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik
dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Yogyakarta:
Teras,
Nurdin, Syafruddin & Ardianto . 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. PT
Rajagrafindo Persada. Depok.
Resnick. Yuniar M. Rakhmat C. R. Saepulrohman A. (2015). Analisis HOTS
(High Order Thinking Skills) pada Soal Objektif Tes dalam Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2 (2): 187–195.
Rimang Siti Suwadah. 2015. Abadikan dirimu menjadi Guru Inspiratif. Lentera
Kreasindo. Yogyakarta.
Rochmad. Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika.
2012. Jurnal Kreano. Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES
3(1)
Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Strategi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo
Persada. Depok.
Sugiyono.2017.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
52
Sarnita F. Fitriani A. Widia. 2019. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model
PBL Berbasis STEM untuk Melatih Keterampilan Berfikir Kreatif Siswa
Tuna Netra. Jurnal Pendidikan MIPA. 9
Sulistyorini S. Estiastuti A. Harmanto. 2016. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Tematik Terpadu Model Discovery Learning Berorientasi Higher
Order Thinking Skills (HOTS) Siswa SD di Kota Semarang.
Suyanto, R. 1999. Nila. PT Penebar Syadawa. Jakarta.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreatif/article/download/16500/8391.
(diakses pada 25-01-2020)
Tim Pengembangan MKDP. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. PT
Rajagrafindo Persada. Depok.
Widodo, K, dkk. 2018.Jornal unnes.ac.id. diakses tanggal 26 Januari 2020
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Pre-Test)
SatuanPendidikan : SDN No.160 Inpres Bontolebang
Kelas / Semester : V /1
Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran ke : 4
Alokasi waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
Matematika
3.8 Menjelaskan segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan.
4.8 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan.
Bahasa Indonesia
3.1 Menunjukkan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis,
atau visual.
4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke
dalam kerangka tulis.
PKn
3.4 Memahami berbagai bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia
yang terikat persatuan dan kesatuan.
4.4 Bekerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial, dan budaya di
Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan
C. INDIKATOR
Matematika
3.8.2 Menyebutkan contoh segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan di
lingkungan.
4.8.2 Menunjukkan perbedaan segi banyak beraturan dan tidak beraturan.
Bahasa Indonesia
3.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dari setiap paragraf teks
yang dibaca.
4.1.1 Menyusun gagasan pokok dan gagasan pendukung dari teks yang dibaca
menjadi kerangka tulisan.
PKn 3.4.2 Menjelaskan pentingnya sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.
4.4.2 Menemukan contohcontoh sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di
lingkungan.
D. TUJUAN
1. Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu memberikan contoh segi
banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan dengan benar.
2. Setelah bereksplorasi, siswa mampu menunjukkan perbedaan segi
banyak beraturan dan tidak beraturan dengan benar.
3. Setelah membaca teks, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan
gagasan pendukung dari setiap paragraf teks yang dibaca dengan
terstruktur.
4. Setelah membaca teks, siswa mampu menyusun gagasan pokok dan
gagasan pendukung dari teks yang dibaca menjadi kerangka tulisan dengan
sistematis.
5. Setelah melakukan demontrasi, siswa mampu menjelaskan pentingnya
sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman dengan terperinci.
6. Setelah berdiskusi, siswa mampu menemukan contoh-contoh sikap persatuan
dan kesatuan dalam keberagaman di lingkungan dengan benar.
E. MATERI
1. Segibanyak beraturan dan segibanyak tidak beraturan
2. Gagasan pokok dan gagasan pendukung
3. Makna persatuan dan kesatuan
F. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Resitasi, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahulu
an
1. Guru menyapa siswa dengan salam
2. Mengajak siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan
masing-masing dengan dipimpin oleh salah satu siswa
3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
4. Melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi.
5. Memberi motivasi agar siswa semangat saat
pembelajaran berlangsung
6. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang
akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang
sederhana dan dapat dipahami.
10 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Inti 1. Guru menyampaikan bahwa Indonesia kaya akan budaya
termasuk kain-kain tradisional. Kekayaan budaya tersebut
adalah identitas bangsa. Setiap warga negara harus bangga
dengan keberagaman yang ada. Sebagai generasi penerus,
siswa harus meneruskan budaya yang ada.
2. Siswa mengamati gambar kain tradisional yang ada di buku
siswa.(mengamati)
3. Siswa bereksplorasi untuk menemukan konsep segi banyak
beraturan dan segi banyak tidak beraturan.(menalar)
4. Siswa berkelompok dengan anggota 4-5 anak.
5. Guru menyiapkan potongan segitiga sama sisi dan segitiga
sembarang dengan ukuran yang cukup besar.
6. Siswa mencoba mengukur kedua bangun dengan
pertanyaan pada tabel (mencoba)
7. Siswa menyimpulkan mana segi banyak beraturan dan
mana yang tak beraturan.(menalar)
8. Setiap kelompok menuliskan hasil kesimpulannya di
lembar kerja (menalar)
9. Siswa mengelompokkan segi banyak beraturan dan tidak
beraturan dari pola kain tradisional.(menalar)
10. Siswa mencari 3 segi banyak beraturan dan tidak
beraturan yang ada di sekitarnya. (mencoba)
11. Salah satu kelompok maju menyampaikan hasil
temuannya.(mengkomunikasikan)
12. Siswa mengerjakan soal-soal di buku siswa.(mencoba)
13. Siswa membaca teks Tari Kipas Pakarena yang ada di
buku siswa. Siswa membaca teks tersebut dengan
membaca senyap.
14. Setelah membaca siswa mengidentifikasi gagasan pokok
dan gagasan pendukung dari teks.
120 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
15. Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk
membaca teks dengan berlahan.
16. Siswa mengisi gagasan pokok dan gagasan pendukung
pada lembar kerja.
17. Salah satu siswa perwakilan kelompok maju ke depan
untuk menjawab gagasan pokok dan gagasan pendukung
18. Siswa membaca teks dan melakukan simulasi tentang
makna persatuan dan kesatuan pada buku siswa.
19. Guru membwa sapu lidi ke dalam kelas untuk membantu
siswa memahami konsep makna bersatu dengan mengacu
pada buku siswa.
20. Siswa menyapu sampah kertas yang ada di lantai (yang
telah dilakukan guru sebelumnya) menggunakan sapu lidi.
21. Guru meminta siswa mengamati apa yang terjadi.
22. Selanjutnya, guru meminta siswa menyapu sampah kertas
tersebut menggunakan sapu lidi satu batang, kemudian
bertanya kepada siswa, apa perbedaan yang kalian lihat?
23. Guru memandu siswa untuk menyimpulkan bahwa
persatuan dan kesatuan memberi manfaat.
24. Secara berkelompok siswa mengidentifikasi sikap-sikap
yang menunjukkan persatuan dan kesatuan.
25. Siswa menuliskan hasilnya pada tabel.
26. Secara klasikal, guru mendiskusikan sikap-sikap tersebut.
Guru menulisnya di papan tulis.
27. Lembar kerja yang sudah selesai dikumpulkan.
Penutup - Guru bersama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil
belajar selama sehari
- Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan
.
10 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
- Guru menyampaikan pesan moral untuk senantiasa
menghargai keberagaman budaya bangsa.
- Siswa mencari informasi lain tentang keberagaman budaya
Indonesia.
- Guru mengajak semua siswa untuk berdoa
- Guru menutup pelajaran dengan salam
G. SUMBER DAN MEDIA
Diri anak, Lingkungan keluarga, dan Lingkungan sekolah.
Buku Pedoman Guru Tema 2 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 2 Kelas 4
(BukuTematik Terpadu Kurikulum 2013,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
Video tentang persatuan dan kesatuan
Sapu lidi
Bangun datar dari kertas lipat
H. PENILAIAN
1. ProsedurPenilaian
a. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak
dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan
(terlampir).
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Penilaian Kinerja. (rubrik)
2) Penilaian Produk. (rubrik)
3) Penilaian afektif
b. Penilaian Hasil Belajar.
Esai atau uraian.
Mengetahui Takalar, Juli 2020
Kepala Sekolah, Guru/Wali Kelas V,
………………………………
NIP. …………………………
Penyusun,
RAHMAN
NIM 13108241022
LAMPIRAN
1. MATERI AJAR
2. PENILAIAN
*Penilaian Afektif
No. NIS Nama Skor perolehan setiap aspek Nilai Predikat
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
Aspek yang dinilai:
1. Kreatif Rentang Skor:
2. Demokratif 1. Sangat Kurang
3. Gemar membaca 2. Kurang
4. Peduli sosial 3. Cukup
5. Tanggung jawab 4. Baik
5. Sangat Baik
Pedoman Penilaian:
1. Jumlah skor 21-25 = Tinggi
2. Jumlah skor 11-20 = Sedang
3. Jumlah skor 01-10 = Rendah
PKn
Aspek yang dinilai YA TIDAK
Menjelaskan pentingnya sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman
Menemukan 3 contoh sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di
lingkungan.
Penilaian Hasil Belajar
Satu nomor nilai 50 jika benar, total soal 2 nilai akhir 100
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Post-Test)
SatuanPendidikan : SDN No.160 Inpres Bontolebang
Kelas / Semester : V /1
Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran ke : 4
Alokasi waktu : 1 Hari
H. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
I. KOMPETENSI DASAR
Matematika
3.8 Menjelaskan segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan.
4.8 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan.
Bahasa Indonesia
3.1 Menunjukkan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis,
atau visual.
4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke
dalam kerangka tulis.
PKn
3.4 Memahami berbagai bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia
yang terikat persatuan dan kesatuan.
4.4 Bekerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial, dan budaya di
Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan
J. INDIKATOR
Matematika
3.8.2 Menyebutkan contoh segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan di
lingkungan.
4.8.2 Menunjukkan perbedaan segi banyak beraturan dan tidak beraturan.
Bahasa Indonesia
3.1.1 Menuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung dari setiap paragraf teks
yang dibaca.
4.1.1 Menyusun gagasan pokok dan gagasan pendukung dari teks yang dibaca
menjadi kerangka tulisan.
PKn 3.4.2 Menjelaskan pentingnya sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.
4.4.2 Menemukan contohcontoh sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di
lingkungan.
K. TUJUAN
1. Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu memberikan contoh segi
banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan dengan benar.
2. Setelah bereksplorasi, siswa mampu menunjukkan perbedaan segi
banyak beraturan dan tidak beraturan dengan benar.
3. Setelah membaca teks, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dan
gagasan pendukung dari setiap paragraf teks yang dibaca dengan
terstruktur.
4. Setelah membaca teks, siswa mampu menyusun gagasan pokok dan
gagasan pendukung dari teks yang dibaca menjadi kerangka tulisan dengan
sistematis.
5. Setelah melakukan demontrasi, siswa mampu menjelaskan pentingnya
sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman dengan terperinci.
6. Setelah berdiskusi, siswa mampu menemukan contoh-contoh sikap persatuan
dan kesatuan dalam keberagaman di lingkungan dengan benar.
L. MATERI
1. Segibanyak beraturan dan segibanyak tidak beraturan
2. Gagasan pokok dan gagasan pendukung
3. Makna persatuan dan kesatuan
M. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Resitasi, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
N. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahulu
an
7. Guru menyapa siswa dengan salam
8. Mengajak siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan
masing-masing dengan dipimpin oleh salah satu siswa
9. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
10. Melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi.
11. Memberi motivasi agar siswa semangat saat
pembelajaran berlangsung
12. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
kegiatan yang akan dilakukan hari ini dan apa tujuan yang
akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang
sederhana dan dapat dipahami.
10 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Inti 15. Guru menyampaikan bahwa Indonesia kaya akan budaya
termasuk kain-kain tradisional. Kekayaan budaya tersebut
adalah identitas bangsa. Setiap warga negara harus bangga
dengan keberagaman yang ada. Sebagai generasi penerus,
siswa harus meneruskan budaya yang ada.
16. Siswa mengamati gambar kain tradisional yang ada di buku
siswa.(mengamati)
17. Siswa bereksplorasi untuk menemukan konsep segi banyak
beraturan dan segi banyak tidak beraturan.(menalar)
18. Siswa berkelompok dengan anggota 4-5 anak.
19. Guru menyiapkan potongan segitiga sama sisi dan segitiga
sembarang dengan ukuran yang cukup besar.
20. Siswa mencoba mengukur kedua bangun dengan
pertanyaan pada tabel (mencoba)
21. Siswa menyimpulkan mana segi banyak beraturan dan
mana yang tak beraturan.(menalar)
22. Setiap kelompok menuliskan hasil kesimpulannya di
lembar kerja (menalar)
23. Siswa mengelompokkan segi banyak beraturan dan tidak
beraturan dari pola kain tradisional.(menalar)
24. Siswa mencari 3 segi banyak beraturan dan tidak
beraturan yang ada di sekitarnya. (mencoba)
25. Salah satu kelompok maju menyampaikan hasil
temuannya.(mengkomunikasikan)
26. Siswa mengerjakan soal-soal di buku siswa.(mencoba)
27. Siswa membaca teks Tari Kipas Pakarena yang ada di
buku siswa. Siswa membaca teks tersebut dengan
membaca senyap.
28. Setelah membaca siswa mengidentifikasi gagasan pokok
dan gagasan pendukung dari teks.
120 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
28. Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk
membaca teks dengan berlahan.
29. Siswa mengisi gagasan pokok dan gagasan pendukung
pada lembar kerja.
30. Salah satu siswa perwakilan kelompok maju ke depan
untuk menjawab gagasan pokok dan gagasan pendukung
31. Siswa membaca teks dan melakukan simulasi tentang
makna persatuan dan kesatuan pada buku siswa.
32. Guru membwa sapu lidi ke dalam kelas untuk membantu
siswa memahami konsep makna bersatu dengan mengacu
pada buku siswa.
33. Siswa menyapu sampah kertas yang ada di lantai (yang
telah dilakukan guru sebelumnya) menggunakan sapu lidi.
34. Guru meminta siswa mengamati apa yang terjadi.
35. Selanjutnya, guru meminta siswa menyapu sampah kertas
tersebut menggunakan sapu lidi satu batang, kemudian
bertanya kepada siswa, apa perbedaan yang kalian lihat?
36. Guru memandu siswa untuk menyimpulkan bahwa
persatuan dan kesatuan memberi manfaat.
37. Secara berkelompok siswa mengidentifikasi sikap-sikap
yang menunjukkan persatuan dan kesatuan.
38. Siswa menuliskan hasilnya pada tabel.
39. Secara klasikal, guru mendiskusikan sikap-sikap tersebut.
Guru menulisnya di papan tulis.
40. Lembar kerja yang sudah selesai dikumpulkan.
Penutup - Guru bersama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil
belajar selama sehari
- Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan
.
10 menit
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
- Guru menyampaikan pesan moral untuk senantiasa
menghargai keberagaman budaya bangsa.
- Siswa mencari informasi lain tentang keberagaman budaya
Indonesia.
- Guru mengajak semua siswa untuk berdoa
- Guru menutup pelajaran dengan salam
G. SUMBER DAN MEDIA
Diri anak, Lingkungan keluarga, dan Lingkungan sekolah.
Buku Pedoman Guru Tema 2 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 2 Kelas 4
(BukuTematik Terpadu Kurikulum 2013,Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
Video tentang persatuan dan kesatuan
Sapu lidi
Bangun datar dari kertas lipat
H. PENILAIAN
3. ProsedurPenilaian
a. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak
dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan
(terlampir).
4. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Penilaian Kinerja. (rubrik)
2) Penilaian Produk. (rubrik)
3) Penilaian afektif
b. Penilaian Hasil Belajar.
Esai atau uraian.
Mengetahui Takalar, Juli 2020
Kepala Sekolah, Guru/Wali Kelas V,
………………………………
NIP. …………………………
Penyusun,
RAHMAN
NIM 13108241022
LAMPIRAN
3. MATERI AJAR
4. PENILAIAN
*Penilaian Afektif
No. NIS Nama Skor perolehan setiap aspek Nilai Predikat
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
Aspek yang dinilai:
6. Kreatif Rentang Skor:
7. Demokratif 1. Sangat Kurang
8. Gemar membaca 2. Kurang
9. Peduli sosial 3. Cukup
10. Tanggung jawab 4. Baik
5. Sangat Baik
Pedoman Penilaian:
1. Jumlah skor 21-25 = Tinggi
2. Jumlah skor 11-20 = Sedang
3. Jumlah skor 01-10 = Rendah
PKn
Aspek yang dinilai YA TIDAK
Menjelaskan pentingnya sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman
Menemukan 3 contoh sikap persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di
lingkungan.
Penilaian Hasil Belajar
Satu nomor nilai 50 jika benar, total soal 2 nilai akhir 100
Lampiran 3
Lembar Kehadiran Siswa Kelas V SDN No.160 Inpres Bontolebang
Selama penelitian
No Inisial Siswa L/P PERTEMUAN
1 2 3 4 5 6
1 Abdul Rasyid L √ √ √ √ √ √
2 Aidil Ansar L √ √ √ √ √ √
3 Aldila Syam P √ √ √ √ √ √
4 Aulia Kadir P √ √ √ √ √ √
5 Dina Rastiana P √ √ √ √ √ √
6 Haikal Rizqullah Ramadhan
L √ √ √ √ √ √
7 Hamsal L √ √ √ √ √ √
8 Ilham L √ √ √ √ √ √
9 Khusnul Hatimah Amirullah
P √ √ √ √ √ √
10 Muh. Wahyu Rusli L √ √ √ √ √ √
11 Muhammad Alif Natsir
L √ √ √ √ √ √
12 Muhammad Fajri L √ √ √ √ √ √
13 Najwa Azirah Sabila P √ √ √ √ √ √
14 Naufal Adila Adja L √ √ √ √ √ √
15 Nur Intan P √ √ √ √ √ √
Ket : Laki-laki = 9 orang
Perempuan = 6 orang
Lampiran 4
Pre-test
Lembar observasi siswa dalam pembelajaran pentingnya persatuan dan kesatuan
Nama sekolah : SDN No.160 Bontolebang
Muatan pelajaran : Pkn
Kelas : V
Kegiatan : pentingnya persatuan dan kesatuan
Hari /tanggal :
Keterangan:
No. Keterangan Skor
1. Sangat tinggi 5
2. Tinggi 4
3. Sedang 3
No
aspek penilaian
Skor
1 2 3 4 5
1. siswa mepersiapkan pembelajaran
2. Siswa mempersiapkan apesepsi yang diberikan oleh
guru
3. Siswa menanggapi apersepsi yang diberikan oleh
guru
4. Siswa konsetrasi saat pembelajaran berlangsung
5. Tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan guru
6. Keaktifan siswan dalam bertanya, berfikir,
berpendapat, dan berinisiatif.
7. Siswa melakukan evaluasi
8.
Siswa menyimpulkan pembelajaran
Jumlah
Skor Maksimal
Persentase
4. Rendah 2
5. Sangat rendah 1
Nilai =
=
Bontolebang , 2020
Observer
Hasanuddin , S,Pd
Lampiran 5
Post-test
Lembar observasi siswa dalam pembelajaran pentingnya persatuan dan kesatuan
Nama sekolah : SDN No.160 Bontolebang
Muatan pelajaran : Pkn
Kelas : V
Kegiatan : pentingnya persatuan dan kesatuan
Hari /tanggal :
Keterangan:
No. Keterangan Skor
1. Sangat tinggi 5
2. Tinggi 4
3. Sedang 3
No
aspek penilaian
Skor
1 2 3 4 5
1. siswa mepersiapkan pembelajaran
2. Siswa mempersiapkan apesepsi yang diberikan oleh
guru
3. Siswa menanggapi apersepsi yang diberikan oleh
guru
4. Siswa konsetrasi saat pembelajaran berlangsung
5. Tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan guru
6. Keaktifan siswan dalam bertanya, berfikir,
berpendapat, dan berinisiatif.
7. Siswa melakukan evaluasi
8.
Siswa menyimpulkan pembelajaran
Jumlah
Skor Maksimal
Persentase
4. Rendah 2
5. Sangat rendah 1
Nilai =
=
Bontolebang , 2020
Observer
Hasanuddin , S,Pd
Lampiran 6
Lembar penilaian kemampuan berpikir siswa ( pretest )
N o
Nama siswa
Aspek yang dinilai
Nilai Keterangan Menjelaskan pentingnya
sikap persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman (50)
Menemukan 3 contoh sikap persatuan dan
kesatuan dalam keberagaman di lingkungan (50)
1 Abdul Rasyid
35 30 65 TT
2 Aidil Ansar
37 32 69 TT
3 Aldila Syam
30 35 65 TT
4 Aulia Kadir
42 39 81 T
5
Dina Rastiana
45 40 85 T
6 Haikal Rizqullah Ramadhan
38 36 74 T
7 Hamsal
35 25 60 TT
8 Ilham
37 25 62 TT
9 Khusnul Hatimah Amirullah
44 38 82 T
10 Muh. Wahyu Rusli
40 36 76 T
11 Muhammad Alif Natsir
28 26 54 TT
12 Muhammad Fajri
39 41 80 T
13 Najwa Azirah Sabila
37 26 53 TT
14 Naufal Adila Adja
35 26 61 TT
15 Nur Intan
45 16 61 TT
N o
Nama siswa
Aspek yang dinilai
Nilai Keterangan Menjelaskan pentingnya
sikap persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman (50)
Menemukan 3 contoh sikap persatuan dan
kesatuan dalam keberagaman di lingkungan (50)
1 Abdul Rasyid
35 30 65 TT
2 Aidil Ansar
37 32 69 TT
3 Aldila Syam
30 35 65 TT
4 Aulia Kadir
42 39 81 T
5
Dina Rastiana
45 40 85 T
6 Haikal Rizqullah Ramadhan
38 36 74 T
7 Hamsal
35 25 60 TT
8 Ilham
37 25 62 TT
9 Khusnul Hatimah Amirullah
44 38 82 T
10 Muh. Wahyu Rusli
40 36 76 T
11 Muhammad Alif Natsir
28 26 54 TT
12 Muhammad Fajri
39 41 80 T
13 Najwa Azirah Sabila
37 26 53 TT
14 Naufal Adila Adja
35 26 61 TT
15 Nur Intan
45 16 61 TT
Lampiran 7
Lembar penilaian kemampuan berpikir siswa ( posttest )
Lampiran 8
Statistik Skor Kemampuan Berpikir Siawa
Statistik Nilai Statistik
Jumlah siswa 15
Nilai ideal 100
Nilai maksimum 94
Nilai minimum 75
Rentang nilai 19
Nilai rata-rata
Modus
Median
84,13
79
83
Lampiran 9
Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Pre-test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1 0 – 45 Sangat rendah - -
2 46 – 54 Rendah 2 13,33%
3 55 – 69 Sedang 7 46,67%
4 70 – 84 Tinggi 5 33,33%
5 85 – 100 Sangat tinggi 1 6,67%
Jumlah 15 100
Lampiran 10
Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan berpikir Post-test
No Skor Kategori Frekuensi Persentase %
1 0 – 45 Sangat rendah - -
2 46 – 54 Rendah - -
3 55 – 69 Sedang - -
4 70 – 84 Tinggi 8 53,33%
5 85 – 100 Sangat tinggi 7 46,67%
Lampiran 11
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
Lampiran 12
Dokumentasi
Gambar 1. Menjelaskan pentingnya persatuan dan kesatuan
Gambar 2. Menunjukkan contoh persatuan dan kesatuan dalam kelas
Gambar 3. Menuangkan isi pikiran siswa sesuai gambar yang diamati
Gambar 4. Melatih siswa berpendapat sesuai pemikirannya
Lampiran 13
Kartu control bimbingan
P
E
R
S
U
R
A
T
A
N
RIWAYAT HIDUP
RAHMAN, lahir di Polassi tanggal 16 Juni 1997 yang merupakan anak kedua
dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Harimun dan Nurjannah. Penulis
pertama kali menempuh pendidikan formal di SD Negeri 27 sanane Pangkep
tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010. Tahun yang sama penulis melanjutkan
Pendidikan di SMPN 5 Satap Liukang Tangaya Pangkep dan tamat pada tahun
2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Bungoro Pangkep dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama, penulis mendapatkan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar dan terdaftar pada jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan, program Studi Sastra 1 (S1)
Kependidikan. Pada tahun 2020, penulis menyelesaikan study dengan menyusun karya ilmiah yang
berjudul “Pengaruh Penerapan RPP Berorientasi HOTS Pada Pembelajaran PKN Terhadap Kemampuan
Berpikir Siswa SDN No.160 Inpres Bontolebang Kecamatan Polsel Kabupaten Takalar”.