PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI UNTUK … · berarti analisis data. Uji...
Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI UNTUK … · berarti analisis data. Uji...
-
PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP
MOTIVASI UNTUK BERWIRAUSAHA ANGGOTA KOPMA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Rhomadhon
NIM. 11140182000033
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
-
i
ABSTRAK
Rhomadhon, NIM : 11140182000033, Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha Anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan kewirausahaan
berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota di Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi pada penelitian ini yaitu anggota
aktif Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 150 anggota aktif
Kopma yang berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan di Kopma, dan sampel pada
penelitian ini berjumlah 105 anggota diambil berdasarkan tabel penentuan jumlah
sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael. Data yang diperoleh melalui
kuesioner dan studi dokumen, diolah menggunakan metode statistic deskriptih yang
berarti analisis data. Uji prasyarat instrumen penelitian dengan menggunakan
pengujian validitas dan reliabelitas, dan untuk uji prasyarat analisis menggunakan
pengujian linearitas, sedangkan untuk menganalisis data dan menghasilkan keputusan
hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan
pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 23, diperoleh nilai korelasi
sebesar 0,340 dan kontribusi variabel X sebesar 11,6% serta memperoleh keputusan
melalui teknik Uji t dihasilkan thitung = 3,669 dan ttabel = 1,983, dikarenakan thitung >
thitung yaitu 3,669 > 1,983 makan H0 ditolak. Berdasarkan teknik probabilitas
dihasilkan Sig = 0,000 dan nilai α = 0,05/2 = 0,025 karena nilai Sig < nilai α yaitu
0,000 < 0,025 maka H0 ditolak. Jadi dari kedua teknik tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi untuk
berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu,
diharapkan pengurus Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya bidang
Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) dapat lebih meningkatkan lagi
efektifitas pelaksanaan pendidikan kewirausahaan bagi anggota dengan tujuan untuk
mengoptimalkan dan meningkatkan motivasi anggota untuk berwirausaha.
Kata Kunci : Pendidikan Kewirausahaan, Motivasi untuk Berwirausaha
-
ii
ABSTRACT
Rhomadhon, NIM : 11140182000033, The Influence of Entrepreneurship
Education on Motivation for Entrepreneurial Members of Student Cooperatives
Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta
This study aims to find out whetfer entepreneurship education influences the
motivation to entrepreneurhip members of the student cooperative Islamic State
University Syarif Hidayatullah Jakarta. The population in this study were active
members of student cooperative which amounted to 150 members, and the sample in
this study amounted to 105 members taken based on the table determining the
number of samples developed by Isaac and Michael. Data obtained through
questionnaires and document studies, processed using descriptive statistical method
which means data analysis and data depiction presented through summary and
formulation in numerical form. Prerequisite test of research instrument using validity
and reliability testing, and for analysis prerequisite tests using linearity testing. And
generate hypothetical decision using simple linear regression analysis. Based on if the
data using SPSS program version 23, obtained the decision through t tes technique
generated tcount = 3,669 and ttable = 1,983 for tcount>ttable then H0 rejected. While based
on probability technique, the value of sig = 0,000 and α = 0,05/2 = 0,025, because
the value of sig 0,000
-
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, ridha, nikmat,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini dengan baik dan lancar.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,
skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih setulusnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi;
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
izin untuk menyelesaikan skripsi ini;
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang telah memberikan kesempatan dan
bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;
4. Seluruh Dosen dan Staf Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini selesai;
5. Ketua Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
Pengurus dan Anggota yang telah mengizinkan dan membantu jalannya
penelitian yang penulis lakukan hingga skripsi ini selesai;
6. Orang tua penulis, yaitu ayahanda Samsudin dan ibunda Nurana yang telah
bersusah payah selalu mendoakan, memotivasi dan mendukung baik secara
moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi;
-
iv
7. Keluarga besar Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan bagi
penulis serta menjadi salah satu tempat berproses dan belajar bagi penulis
selama masa studi;
8. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Manajemen Pendidikan yang telah mengajarkan
banyak hal kepada penulis;
9. Keluarga besar KKN Bersama Desa Penyamun Bangka Belitung yang telah
mengajarkan penulis betapa indahnya pengabdian dan kebersamaan serta luar
biasanya alam Indonesia;
10. Kawan-kawan seperjuangan Manajemen Pendidikan 2014 yang telah belajar
bersama dan berbagi banyak hal dengan penulis selama masa studi, semoga
kelak kita menjadi manusia seperti yang kita inginkan masing-masing;
11. Bapak-bapak Jakdebtang yaitu bapak Joko, bapak Boyo, bapak Kentung,
bapak Rombeng, bapak Ocit, bapak Fasthur, bapak Yandi, bapak Dean, bapak
Zaki, bapak Syaqib, bapak Oki, bapak Ivan yang telah membersamai dan
memotivasi penulis dengan caranya masing-masing, mohon maaf nih saya
duluan.
Semoga bantuan, dukungan, arahan dan bimbingan semua pihak yang telah diberikan
kepada penulis menjadi amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda dari Allah
SWT. tentunya skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanaat bagi
penulis dan semua pembaca, Aamiin.
Jakarta, 25 September 2018
Rhomadhon
-
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 10
D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 11
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................. 12
A. Deskripsi Teoritik.............................................................................................. 12
1. Pendidikan Kewirausahaan ......................................................................... 12
a. Pengertian Pendidikan ........................................................................... 12
b. Pengertian Kewirausahaan .................................................................... 14
c. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan ................................................. 16
d. Tipe Kewirausahaan .............................................................................. 21
e. Karakteristik Kewirausahaan ................................................................ 22
2. Motivasi untuk Berwirausaha ..................................................................... 24
a. Pengertian Motivasi .............................................................................. 24
b. Macam-macam Motivasi ....................................................................... 26
c. Fungsi Motivasi ..................................................................................... 27
d. Motivasi untuk Berwirausaha ............................................................... 27
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha ................. 32
f. Ciri-ciri Termotivasi dalam Berwirausaha ............................................ 32
B. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 34
-
vi
C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 37
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 39
A Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 30
B Variabel Penelitian ............................................................................................ 40
C Metode Penelitian.............................................................................................. 40
D Populasi dan Sampel ......................................................................................... 41
E Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 43
F Instrument Penelitian ........................................................................................ 43
G Uji Prasyarat Instrumen..................................................................................... 47
H Teknik Pengolahan Data ................................................................................... 48
I Teknik Analisis Data ......................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 54
A Gambaran Umum Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....... 54
1. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta .................................................................................... 54
2. Visi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................ 55
3. Misi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................ 56
4. Tujuan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................................ 56
5. Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............. 56
6. Keadaan Anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta ...................... 58
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ......................................................................................................... 60
B Deskripsi Data ................................................................................................... 63
1. Motivasi untuk Berwirausaha ..................................................................... 63
2. Pendidikan Kewirausahaan ......................................................................... 67
C Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas ............................................................ 70
1. Uji Validitas ................................................................................................ 70
2. Uji Reliabelitas ............................................................................................ 73
D Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................................... 73
1. Uji Linearitas ............................................................................................... 74
E Uji Hipotesis ..................................................................................................... 75
F Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 81
-
vii
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 84
A Kesimpulan ....................................................................................................... 84 B Saran .................................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamarkan
Tahun 2017 .................................................................................................... 4
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan ............................................................................................. 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berwirausaha .................................... 44
Tabel 3.3 Skor Motivasi Berwirausaha .......................................................................... 45
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pendidikan Kewirausahaan.............................. 46
Tabel 3.5 Skor Pendidikan Kewirausahaan .................................................................... 47
Tabel 4.1 Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................ 50
Tabel 4.2 Jumlah Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................ 57
Tabel 4.3 Keadaan Sarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................ 59
Tabel 4.4 Keadaan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................ 60
Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Motivasi untuk Berwirausaha ................................. 63
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Motivasi untuk Berwirausaha ................. 64
Tabel 4.7 Data Statistik Deskriptif Pendidikan Kewirausahaan .................................... 67
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Pendidikan Kewirausahaan .................... 68
Tabel 4.9 Data Correlation Uji Validitas Kuesioner Variabel Pendidikan
Kewirausahaan ............................................................................................... 71
Tabel 4.10 Data Correlation Uji Validitas Kuesioner Variabel Motivasi untuk
Berwirausaha .................................................................................................. 72
Tabel 4.11 Data Reliability Statistic Uji Reliabelitas Kuesioner Pendidikan
Kewirausahaan ............................................................................................... 73
Tabel 4.12 Data Reliability Statistic Uji Reliabelitas Kuesioner Motivasi untuk
Berwirausaha .................................................................................................. 74
Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas ...................................................................................... 75
Tabel 4.14 Analisis Descriptive Statistic Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 77
-
ix
Tabel 4.15 Analisis Model Summary Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 77
Tabel 4.16 Analisis Tabel Anova Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap
Motivasi untuk Berwirausaha ........................................................................ 77
Tabel 4.17 Analisis Tabel Coefficients Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 78
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 36
Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta 2018 .... 58
Gambar 4.2 Diagram Motivasi untuk Berwirausaha ...................................................... 66
Gambar 4.3 Diagram Pendidikan Kewirausahaan ......................................................... 69
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi ...................................................................................... 86
Lampiran 2 Surat Permohonan Observasi .......................................................................... 92
Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................................. 93
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ........................................................................................ 94
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ............................................................................ 95
Lampiran 6 Kuesioner Uji Coba Variabel Pendidikan Kewirausahaan ............................. 96
Lampiran 7 Kuesioner Uji Coba Variabel Motivasi untuk Berwirausaha .......................... 99
Lampiran 8 Kuesioner Instrumen Variabel Pendidikan Kewirausahaan ............................ 101
Lampiran 9 Kuesioner Instrumen Variabel Motivasu untuk Berwirausaha ....................... 103
Lampiran 10 Hasil Kuesioner Pendidikan Kewirausahaan ................................................ 105
Lampiran 11 Hasil Kuesioner Motivasi untuk Berwirausaha ............................................. 108
Lampiran 12 R tabel ........................................................................................................... 111
Lampiran 13 F tabel ............................................................................................................ 112
Lampiran 14 T tabel ............................................................................................................ 115
Lampiran 15 Tingkat Kecenderungan Variabel .................................................................. 118
-
xii
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan salah satu aspek utama
dalam pengembangan ekonomi di suatu negara, karena dengan kewirausahaan
dapat menjaga kestabilan ekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan usaha. Sebagaimana kita
ketahui bahwa tingkat atau jumlah wirausaha menjadi salah satu indikator suatu
negara dapat dikatakan negara maju atau berkembang. Suatu negara dapat
dikatakan maju ketika negara tersebut memiliki minimal 2% wirausaha dari
seluruh jumlah penduduk yang ada. Hal ini menunjukan pentingnya
kewirausahaan dalam kemajuan suatu negara. Oleh karena itu aspek
kewirausahaan perlu diperhatikan lebih oleh setiap negara, termasuk di Indonesia.
Dengan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Indonesia,
seharusnya hal ini dapat mendorong munculnya wirausaha-wirausaha yang
mampu memanfaatkan peluang kekayaan Indonesia tersebut. Kreatifitas dan
inovasi akan lebih mudah didapatkan ketika banyak sekali sumber daya yang
dapat dikelola, dan kedua hal ini merupakan poin penting bagi seseorang yang
ingin menjadi wirausaha untuk menciptkan suatu hal yang baru. Dengan kondisi
negara Indonesia yang kaya akan sumber daya, seharusnya Indonesia berpotensi
untuk menjadi negara maju yang disokong oleh banyaknya wirausaha di kalangan
penduduk Indonesia sehingga dapat menumbuhkan perekonomian bangsa
Indonesia.
Masyarakat Indonesia harus mulai mengubah sudut pandang dan pola pikir
terhadap mata pencaharian yang ada di masyarakat saat ini, yang sebelumnya
cenderung masyarakat mencari suatu pekerjaan sesuai kemampuannya sebagai
mata pencaharian mereka, kedepannya harus berubah, dimana masyarakat mulai
mencari peluang untuk menciptakan pekerjaannya sendiri dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, dengan kata lain menjadi seorang
wirausaha. Kewirusahaan saat ini sepatutnya sudah mulai menjadi bidang
-
2
pekerjaan yang menjanjikan dan cukup seksi untuk diperebutkan, karena
kewirausahaan sudah menjadi hal yang penting dan sudah secara langsung
menjadi tanggung jawab pemerintah dalam pengembangannya, sebagaimana
dijelaskan dalam PP No. 41 Tahun 2011 pasal 2 ayat 1 yang menerangkan salah
satunya bahwa pengembangan kewirausahaan merupakan tugas dan tanggung
jawab pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota. Selain itu karena dinilai sangat pentingnya kewirausahaan oleh
pemerintah Indonesia, pemerintah saat ini sedang menyusun Rancangan Undang-
Undang (RUU) khusus mengenai kewirausahaan di Indonesia guna mengatur dan
mengembangkan secara jelas dan konkrit kewirausahaan itu sendiri. Dengan
dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat Indonesia seharusnya lebih
terdorong lagi untuk menjadi wirausaha dan ikut membangun perekonomian
bangsa dengan mengembangkan kewirausahaan di Indonesia.
Untuk menjadi seorang wirausaha di Indonesia sebenarnya cukup mudah,
yaitu cukup dengan memiliki badan usaha apa saja walaupun masih tergolong
dalam usaha skala kecil asalkan memenuhi syarat minimum badan usaha yang
diakui pemerintah sesuai dengan peraturan, menurut UU. No. 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pasal 6 ayat 1 menyatakan
bahwa kriteria usaha mikro adalah sebagai barikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah)1
Dapat kita pahami bahwa di bawah dari syarat maksimum usaha mikro yang
ditetapkan oleh pemerintah di atas maka seseorang sudah tergolong sebagai
wirausaha pada tingkatan mikro, sekecil apapun penghasilan dan asset yang
dimiliki asalkan dia mengikuti birokrasi administrasi seperti surat izin dan lainnya
1 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah, (Jakarta, 2008), h.5
-
3
maka orang tersebut sudah tercatat sebagai seorang wirausaha. Sesuai dengan arti
dari wirausaha itu sendiri, sederhananya orang dikatakan sebagai wirausaha ketika
dia mampu menciptakan hal baru yang memiliki nilai jual atau mampu
memberikan nilai jual lebih pada suatu barang yang sudah ada kemudian barang
tersebut dijual dan sesuai dengan kebutuhan para pelanggan atau target pasar.
Melihat kondisi kewirausahaan di Indonesia saat ini memang sudah memenuhi
syarat minimum jumlah wirausaha untuk negara maju, akan tetapi Indonesia
belum menjadi negara maju hingga saat ini karena standar kewirausahaan negara
maju yang ada terus bekembang. “Berdasarkan hasil rilis Global
Entrepreneurship Index 2017 yang dilakukan The Global Entrepreneurship and
Development Institute, Amerika Serikat menyebutkan secara global, Indonesia
menempati peringkat ke-90 dari 137 negara dengan bidang kewirausahaan yang
baik”2 hal ini menjelaskan bahwa Indonesia masih banyak tertinggal oleh negara-
negara lainnya, bahkan di ASEAN pun Indonesia masih tertinggal, dibuktikan
bahwa secara persentase, jumlah wirausaha di negara kita hanya sekitar 3%. Kalah
dari negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang sudah diatas
4%”, dengan kata lain dari 262 juta jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2017
hanya ada 7,8 juta penduduk Indonesia yang memiliki dorongan untuk
berwirausaha sampai mereka termasuk ke dalam daftar wirausaha yang ada di
Indonesia. Realitanya masyarakat Indonesia masih sangat sedikit yang terdorong
atau termotivasi untuk berwirausaha sehingga perekonomian di Indonesia tidak
mengalami peningkatan yang signifikan.
Motivasi berwirausaha merupakan kunci utama yang mendorong seseorang
untuk bertindak dan melakukan aktivitas usaha, karena seseorang tidak akan
memutuskan untuk berwirusaha apabila dia tidak memiliki motivasi atau
dorongan membuka usaha. Banyak orang yang tertarik untuk berwirausaha tapi
hanya sebatas minat atau ingin saja, tanpa memiliki dorongan kuat sehingga dia
2 Suci Sedya Utami, Kewirausahaan Indonesia Menduduki Peringkat Ke-90 di Dunia,
(https://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia, 2017), diakses pada tanggal 24/05.2018 17.34
https://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-duniahttps://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia
-
4
benar-benar menjadi wirausaha, akibatnya saat ini jumlah wirausaha Indonesia
masih rendah. Wirausaha yang sesungguhnya bukan hanya ada di kata-kata saja
melainkan yang bisa melaksanakan usaha, karena usaha yang paling baik adalah
usaha yang dijalankan.
Dengan melihat kondisi perkembangan ekonomi dan kewirausahaan di
Indonesia dapat kita ketahui bahwa motivasi masyarakat Indonesia untuk
berwirausaha masih tergolong rendah, hal ini dapat kita lihat dari jumlah lapangan
pekerjaan yang ada di Indonesia yang cenderung tidak meningkat secara
signifikan, sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia relatif meningkat,
walaupun banyak dari angkatan kerja tersebut yang berpendidikan akan tetapi
karena tidak seimbangannya dengan lapangan kerja yang ada sehingga
menimbulkan ketimpangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah
penduduk yang mencari kerja, akibatnya tingkat pengangguran di Indonesia terus
meningkat, terhitung pada tahun 2017 pengangguran terbuka menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan di Indonesia masih cukup tinggi, sebagaimana data pada
tabel berikut :
Tabel 1.1
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tahun 2017
No. Pendidikan Tertinggi Jumlah
Februari Agustus
1. Tidak/belum pernah sekolah 92,331 62,984
2. Tidak/belum tamat SD 546,897 404,435
3. SD 1,292,234 904,561
4. SLTP 1,281,240 1,274,417
5. SLTA Umum/SMU 1,552,894 1,910,829
6. SLTA Kejuruan/SMK 1,383,002 1,621,402
7. Akademi/Diploma 249,705 242,937
8. Universitas 606,939 618,758
Total 7,005,262 7,005,262
-
5
Dalam tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah pengangguran terbuka yang
berpendidikan di Indonesia masih cukup tinggi, dimana jumlah tertinggi terletak
pada tingkat SLTA dan sederajat. Bahkan tingkat universitas juga masih cukup
tinggi tingkat penganggurannya, dengan kata lain masih banyak para sarjana yang
berstatus pengangguran. Jumlah pengangguran pada tahun 2017 bisa dibilang
hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia yang berwirausaha yaitu
berjumlah sekitar 7 juta penduduk Indonesia. Dapat kita pahami bahwa masih
banyak masyarakat Indonesia yang belum terdorong untuk melakukan kegiatan
usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, bahkan masyarakat yang sudah
mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi pun masih sedikit yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mampu menekan
jumlah pengangguran yang setidaknya untuk dirinya sendiri agar tidak menjadi
pengangguran. Dengan kata lain pendidikan yang ada di Indonesia saat ini masih
belum cukup menciptakan produk pendidikan yang memiliki pola pikir dan
kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha,
seharusnya saat menjalankan proses pendidikan merupakan tempat untuk
memberikan nilai-nilai kewirausahaan serta pendorong bagi peserta didik
sehingga ketika dia lulus baik di tingkat sekolah menengah maupun perguruan
tinggi, dia siap menjadi seorang wirausaha di bidangnya masing-masing.
Pendidikan di sini tidak hanya terfokus pendidikan khusus kewirausahaan saja
melainkan pendidikan umum seperti sekolah dasar, menengah, dan perguruan
tinggi juga harus mampu mendorong peserta didik agar termotivasi untuk
berwirausaha. Faktanya, jangankan pendidikan umum, pendidikan khusus
kewirausahaan pun di Indonesia masih belum optimal dilaksanakan. Padahal
pendidikan merupakan faktor utama seseorang mengetahui suatu hal, begitupun
pendidikan kewirausahaan yang mampu memberikan pengetahuan serta
kemampuan kepada seseorang untuk berwirausaha sehingga orang tersebut
memiliki modal yang mampu mendorong dia untuk membuka suatu usaha.
Pendidikan kewirausahaan sejatinya suatu langkah strategis pemerintah dalam
mengatasi beberapa permasalahan di Indonesia, yaitu dalam hal perekonomian
-
6
dan kemiskinan. Karena pendidikan kewirausahaan akan mentransmisikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada seseorang agar mampu menciptakan
lapangan pekerjaan sehingga pola pikir masyarakan Indoneisa akan berevolusi
yang semula kebanyakan orang berorientasi pada mencari pekerjaan menjadi pola
pikir untuk menciptakan pekerjaan. Ketika pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mengenai kewirausahaan tersebut dapat ditransfer dengan baik kepada seseorang
maka akan menimbulkan suatu dorongan atau penggerak bagi orang tersebut
untuk menciptakan suatu usaha, hal ini biasa kita istilahkan dengan motivasi
untuk berwirausaha. Disinilah peranan pendidikan kewirausahaan yang mampu
memberikan dorongan kepada masyarakat agar menciptakan pekerjaan bukan
mecari kerja bahkan menjadi pengangguran.
Pemerintah harus lebih menggencarkan pendidikan kewirausahaan dari sejak
dini, seharusnya hampir di setiap sektor pendidikan diselipkan nilai-nilai
kewirausahaan di dalamnya. Mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah, hingga
perguruan tinggi perlu diajarkan mengenai pendidikan kewirausahaan agar setiap
lembaga pendidikan mampu melahirkan lulusan-lulusan mandiri yang mampu
menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Negara Indonesia tidak akan menjadi
negara maju nantinya apabila penduduk Indonesia masih tidak sadar pentingnya
kewirausahaan, hanya tunduk kepada para kapitalis yang memilik perusahaan atau
tempat kerja lainnya dan hanya akan mejadi karyawan tidak akan pernah menjadi
atasan.
Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
satu-satunya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi kemahasiswaan
yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai badan usaha yang
berbadan hukum koperasi yang aktivitas utama yaitu menjalankan usaha bersama
dan mengembangkan nilai kewirausahaan serta koperasi di kalangan mahasiswa.
Serta memiliki peran sebagai laboratorium bagi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk berwirausaha dan mengenal lebih tentang
kewirausahaan, Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi utama
yaitu mensejahterakan anggotanya serta mencetak anggotanya untuk menjadi
-
7
pembangun perekonomian bangsa salah satunya melalui wirausaha, sebagaimana
yang dijelaskan dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART)
Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada pasal 4 ayat 1 dan 2 menyatakan
bahwa :
(1) Kopma UIN Syahid Jakarta berfungsi sebagai wadah pengembangan
potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi, (2)
Kopma UIN Syahid Jakarta berperan membina kader koperasi yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, profesional, berwawasan luas dan tangguh
sebagai modal dasar pembangunan perekonomian masyarakat.3.
Untuk mencapai fungsi dan peranan tersebut Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sudah melaksanakan beberapa program pengembangan kewirausahaan
melalui pendidikan kewirausahaan yang diberikan kepada anggota. Dengan
adanya program pengembangan kewirausahaan kepada anggota, diharapkan
mampu mencetak anggota Kopma yang berwirausaha atau setidaknya dalam
proses mentoring dalam menjalankan usaha.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata dari 387 anggota Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini sudah memiliki usaha masih sedikit
yaitu tidak sampai 5% anggota Kopma. Artinya, tingkat wirausaha yang ada di
Kopma masih sangat rendah, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan saudara
Lukmanul Hakim selaku Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota
(PSDA) Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau mengatakan bahwa
“banyak anggota Kopma yang dari awal masuk memiliki alasan dan minat
untuk berwirausaha, bahkan ada beberapa anggota yang sudah memiliki usaha
ketika masuk Kopma, akan tetapi setelah bergabung dengan Kopma hingga
saat ini jumlah wirausaha di Kopma masih sedikit, dikarenakan anggota yang
sudah tergabung tidak memiliki motivasi yang cukup kuat baik motivasi
intrinsik dan juga ekstrinsik”4
3 Dokumen Kopma UIN Syahid, Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART) Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (Bab IV Tentang Fungsi, Peran, dan Tujuan Pasal 4 Ayat 1 dan 2), h. 2 4 Lukmanul Hakim, Wawancara Kabid Pengembangan Sumber Daya Anggota Kopma UIN Jakarta,
pada 30 Mei 2018 di kantor Kopma UIN Jakarta pukul 13.30 WIB
-
8
Dijelaskan bahwa dari sekian anggota Kopma yang bergabung, banyak
anggota yang memiliki alasan utama untuk belajar tentang kewirausahaan, artinya
banyak anggota yang dari awal masuk sudah memiliki minat terhadap wirausaha
itu sendiri akan tetapi hanya sebatas minat, masih sedikit anggota yang benar-
benar memiliki motivasi kuat untuk mempelajari kewirausahaan itu sendiri hingga
dapat membuka usaha.
Berdasarkan penjelasan dari Kabid PSDA Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, terdapat beberapa
permasalahan yang menjadi faktor penyebab sedikitnya anggota Kopma yang
pada akhirnya memiliki usaha atau berwirausaha. Pertama rendahnya motivasi
anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam berwirausaha, sulitnya
mengatur dan membagi waktu antara kuliah dan waktu belajar kewirausahaan di
organisasi sehingga banyak yang tidak maksimal belajar untuk berwirausaha
bahkan tidak sedikit anggota yang awalnya sangat berminat berwirausaha menjadi
pesimis atau menurun minatnya karena kekhawatiran waktunya akan bentrok
dengan kuliah dan menjadi tidak fokus. Kemudian masalah lainnya yaitu masalah
lingkungan, lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap dorongan dan
dukungan kepada anggota Kopma dalam berwirausaha, banyak anggota Kopma
yang gagal membuka usaha karena lingkungan sekitar, misalnya masalah mencari
partner usaha, anggota Kopma sulit menemukan partner yang sesuai dan memiliki
fashion yang sama sehingga mampu mendorong sesama anggota untuk semangat
berwirausaha. Masalah selanjutnya yang menjadi faktor lain yaitu program
pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta masih belum sepenugnya sesuai dengan kebutuhan anggota Kopma
sendiri, realitanya hanya sedikit anggota Kopma yang betul-betul mengikuti
proses pendidikan kewirausahaan yang sudah diprogramkan oleh pengurus,
akibatnya meskipun program pendidikan sudah dilaksanakan masih saja tidak
dapat menunjang bertambahnya jumlah wirausaha yang ada di Kopma UIN. Dan
terakhir yaitu relasi atau jaringan usaha anggota Kopma yang masih sedikit, hal
ini menjadi salah satu masalah anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
-
9
yang menyebabkan rendahnya motivasi anggota Kopma untuk membuka usaha,
karena kebanyakan anggota Kopma hanya memiliki relasi atau jaringan usaha
yang relatif sedikit sehingga inovasi serta pangsa pasar yang dimiliki pun sedikit
yaitu hanya terdapat dalam ruang lingkup relasi dalam tingkatan fakultas, jurusan
bahkan hanya kelas saja, oleh karena itu ketika anggota ingin membuka usaha
mereka pesimis akan usahanya dan akhirnya lebih memilih untuk tidak membuka
usahanya.
Berangkat dari beberapa permasalahan di atas peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian mengenai pendidikan kewirausahaan dan motivasi
berwirausaha dengan judul : Pengaruh Program Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Motivasi Untuk Berwirausaha Anggota Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas, penulis dapat
mengidentifikasikan masalah-masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu
permasalahan mengenai pendidikan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha.
adapun masalah-masalah tersebut yaitu :
1. Rendahnya motivasi anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk berwirausaha
2. Sulitnya mengatur dan membagi waktu antara kuliah dengan belajar
kewirausahaan di Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Faktor lingkungan masih belum mampu mendorong anggota Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta membuka usaha
4. Program pendidikan kewirausahaan yang diadakan Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta masih belum sesuai dengan kebutuhan anggota
-
10
C Pembatasan Masalah
Melihat begitu luasnya permasalahan dalam penelitian ini, perlu dilakukan
pembatasan masalah, berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas. Peneliti
membatasai masalah dalam penelitian ini yaitu pada :
1. Program pendidikan kewirausahaan yang diadakan Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta masih belum sesuai dengan kebutuhan anggota
2. Rendahnya motivasi anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk berwirausaha
Peneliti membatasi permasalahan penilitian ini dengan melihat pengaruh di antara
kedua masaiah di atas, yaitu pengaruh program pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah
Jakarta
D Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka
perumusan masalah yang sesuai dengan penelitian ini yaitu : “Apakah terdapat
pengaruh yang positif antara program pendidikan kewirausahaan terhadap
motivasi berwirausaha anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?”
E Tujuan Penelitian
Berangkat dari perumusan masalah yang sudah dirumuskan di atas, penelitian
ini memiliki tujuan yaitu untuk mendeskripsikan apakah program pendidikan
kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berwirausaha
anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
-
11
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
diantaranya :
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah
kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Jurusan
Manajemen Pendidikan serta menjadi bahan acuan bagi mahasiswa
jurusan Manajemen Pendidikan untuk penelitian yang terkait
kewirausahaan, khususnya mengenai pendidikan kewirausahaan dan
motivasi berwirausaha
2. Secara praktik
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media bagi penulis untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi
berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta
menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis
mengenai kewirausahaan. Kemudian diharapkan mampu memotivasi
penulis untuk mengembangkan kewirausahaan
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini mampu mendorong mahasiswa-mahasiswa,
khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
berwirausaha dan sadar pentingnya kewirausahaan dengan adanya
pengetahuan dan wawasan yang sedikit banyaknya bisa diambil dari
penelitian ini, semoga di masa yang akan datang akan bertambah
wirausaha di kalangan mahasiswa
-
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pendidikan Kewirausahaan
a. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan saat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat,
bahkan untuk kaum bukan intelektual pun pasti mengetahui istilah
pendidikan, karena pendidikan saat ini sudah menjadi salah satu
kebutuhan bagi masyarakat. M. Ngalim Purwanto MP. menerangkan
bahwa :
pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya kea rah kedewasaaan, atau lebih jelas lagi pendidikan
ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani)
agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.1
Kemudian W.J.S. Poerwadarminta menjelaskan “secara linguistis,
sebagai kata benda, pendidikan berarti proses perubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”2.
Pendidikan disini dinyatakan sebagai rangkaian proses berupa
pengajaran dan latihan dalam memberikan perubahan sikap dan
tingkah seseorang agar menjadi dewasa.
Dan menurut UU No. 20 tahun 2003 :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 10 2 Tatang S., Ilmu Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2012), hal.13
-
13
akhlak mulia, serta ketermpilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.3
Sudah jelas dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu upaya
yang dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai
dengan standar potensi yang perlu dimiliki, upaya tersebut dilakukan
dengan berbagai cara mulai dari pembangunan suasana belajar,
pengadaan sarana prasarana belajar, penyediaan tenaga pendidikan dan
kependidikan yang berkompeten, dan upaya-upaya lainnya guna
menunjang pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri
Sejalan dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli di
atas, dalam pengertian pendidikan itu harus terkandung hal-hal yang
pokok sebagaimana menurut Amir Daien, yaitu sebagai berikut :
1) Bahwa pendidikan itu tidak lain merupakan usaha dari manusia 2) Bahwa usaha itu dilakukan dengan sengaja atau secara sadar 3) Bahwa usahanya itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa
bertanggung jawab kepada hari depan anak
4) Bahwa usahanya berupa bantuan atau bimbingan rohani dan dilakukan secara teratur dan sistematis
5) Bahwa yang menjadi obyek pendidikan itu adalah anak/peserta didik yang masih dalam pertumbuhan/perkembangan atau
masih memerlukan pendidikan
6) Bahwa batas/sasaran akhir pendidikan adalah tingkat dewasa atau kedewasaan
4
Dari beberapa pendapat dan pandangan mengenai pengertian
pendidikan dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada intinya pendidikan
merupakan suatu usaha sadar dan disengaja dilakukan untuk
mengembangan potensi anak/peserta didik, serta suatu proses merubah
peserta didik menuju pendewasaan diri, mulai dari terbentuknya ahklak
mulia, kecerdasan, pengendalian dan kesadaran diri. Sehingga
anak/peserta didik tersebut sadar akan peranannya untuk memajukan
3 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Jakarta, 2003), h.3 4 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta Pess, 2005), hal. 6-7
-
14
bangsa dan negara serta agar peserta didik tersebut dapat diterima dan
menerima lingkungan masyarakat yang nantinya akan mereka hadapi.
b. Pengertian Kewirausahaan
William B Gartner memaparkan pengertian wirausaha dalam
tulisanya bahwa “An entrepreneur is an individual who establishes and
manages a business for the principal purpose of profit and growth. The
entrepreneur is characterized principally by innovative behavior and
will employ strategic management practices in the business”.5
Artinya, seorang wirausahawan adalah individu yang menetapkan dan
mengelola bisnis untuk tujuan utama mencari laba dan pertumbuhan
bisnis, wirausahawan dicirikan dengan perilaku inovatif dan
penggunaan manajemen strategi dalam menjalankan bisnis. Dapat kita
pahami bahwa wirausaha disini ialah seorang individu yang
melakukan, menetapkan, dan mengelola usahanya dengan tujuan
utamanya untuk mencari keuntungan dan pertumbuhan usahanya, dan
orang tersebut memiliko inovasi-inovasi dalam menjalankan usaha dan
disertai dengan strategi pengelolaan yang baik sehingga usahanya
tersebut mampu bertahan.
Kemudian Jon Gillespie-Brown menjelaskan bahwa “the definition
of/an entrepreneur is, someone who is willing to take risk to launch a
product or service succesully”6 definisi dari pengusaha adalah
seseorang yang bersedia mengambil resiko untuk meluncurkan produk
atau layanan dengan sukses. Dapat kita pahami bahwa memang
seorang pengusaha ialah orang yang berani mengambil resiko dan
keputusan untuk menuangkan idenya dalam bentuk produk maupun
jasa yang kemudian dia mampu mengembangkan ide tersebut hingga
berhasil
5 William B. Gartner, “Who Is An Entrepreneur?” Is the Wrong Question, American Journal Of
Small Business, 1988, h. 59 6 Jon Gillespie-Brown, So You Want To Be An Entrepreneur?, (Chicester : Capstone Publishing Ltd.
2008), h. 10
-
15
Winarto menyebutkan bahwa “Entrepreneurship (kewirausahaan)
adalah suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan
tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai
tambah pada masyrakat”7. Artinya, setiap kegiatan menciptakan suatu
hal yang baru, berbeda, dan bernilai lebih dapat disebut sebagai
kewirausahaan. Pengertian di atas juga sesuai dengan pendapat Peters
Hisrich dan Shapperd yang mendefinisikan “kewirausahaan sebagai
proses mengkreasikan sesuatu dengan menambahkan nilai yang
didukung komitmen pada waktu dan usaha, memperkirakan
kemungkinan finansial, fisik, dan resiko sosial dan menerima hasil
berupa finansial , kepuasan dan kebebasan pribadi”8.
Kemudian Hisrich menerangkan bahwa “Entrepreneurship is the
process of creating something diferent with value by devoting the
necessary time and effort, assuming the accompanying financial,
psychic, and social risk, and receicing the resulting rewards of
monetary and personal satisfaction and independence”9
kewirausahaan adalah proses menciptakan Sesuatu yang baru dan
memiliki nilai dengan mengorbankan waktu dan tenaga, melakukan
pengambilan resiko finansial, fisik, maupun sosial, serta menerima
imbalan moneter serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Berdasarkan keempat pendapat diatas mengenai pengertian
kewirausahaan, dapat kita simpulkan bahwa kewirausahaan merupakan
suatu aktivitas menciptakan sesuatu yang baru atau menambahkan
nilai-nilai baru pada suatu barang atau jasa yang sudah ada dengan
menambahkan kreativitas dan inovasi di dalamnya guna menambahkan
nilai jual yang lebih pada barang atau jasa tersebut sehingga pada
akhirnya dari penciptaan nilai baru pada barang atau jasa tersebut akan
menghasilkan imbalan baik dalam bentuk finansial, kepuasan, atau
7 Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung : Alfabeta, 2010), hal. 7
8 Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif
HIdayatullah Jakarta, 2010), hal.1 9 Eman Suherman Op. Cit. , hal. 7
-
16
dalam bentuk lainnya. Dengan kata lain kewirausahaan bukanlah
kegiatan yang hanya mendistribusikan barang atau jasa yang kemudian
diberi harga lebih dibandingkan harga awal, melainkan kewirausahaan
ialah aktivitas yang menanamkan nilai lebih pada barang atau jasa
yang berbeda dengan kondisi awal.
c. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi
kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam
pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai dan
bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan. Menurut Suparman
Suhamidjaja bahwa:
Pendidikan kewirausahaan adalah pendidikan yang bertujuan untuk
menempa bangsa Indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia
yang berdasarkan Pancasila. Dalam arti yang lebih luas bahwa
pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk
membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki
kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila.10
Sederhananya, pendidikan kewirausahaan yang disampaikan oleh
suparman suhamidjaja ialah suatu upaya untuk menolong bangsa
indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa salah satunya yaitu
kemandirian guna mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, melalui pendidikan kewirausahaan akan muncul penerus
bangsa yang mandiri yang bermental berani dalam memanfaatkan
peluang sumber daya yang ada di Indonesia sehingga tidak ada lagi
kekayaan alam Indonesia yang dikelola dan dimanfaatkan bangsa lain.
Secara definisi umum, pendidikan entrepreneurship
(kewirausahaan) adalah segala aktivitas yang bertujuan untuk
membangun mindset, sikap dan keterampilan berwirausaha dan
mencakup aspek-aspek pemunculan ide, inovasi, pengembangan dan
10
Rulam, Pendidikan Kewirausahaan, di posting 23 Februari 2016, (http://www.infodiknas.com/pendidikan-kewirausahaan.html, 2016), di akses pada 4 Mei 2018
http://www.infodiknas.com/pendidikan-kewirausahaan.html
-
17
gagasan untuk memulai.11
Dengan kata lain pendidikan kewirausahaan
bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan baik dalam bentuk ide,
inovasi,dan lainnya sehingga terbentuklah suatu sikap, pemikiran, dan
kemampuan dalam berwirausaha.
Cheng et al. Argues that entrepreneurship education has
traditionally and narrowly define as education that provides the
needed skills to set up a new business and defined entrepreneur
education as more than a business management or starting a new
business. It is about “learning”, learning that integrates
experiences, skills and knowledge and the preparedness to start a
new venture12
.
Cheng dan kawan-kawan berpendapat bahwa pendidikan
kewirausahaan secara tradisional dan sempit didefinisikan sebagai
pendidikan yang menyediakan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mendirikan bisnis baru, dan mendefiniskan pendidikan kewirausahaan
lebih dari manajemen bisnis atau memulai bisnis baru. Ini adalah
tentang “pembelajaran” yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan
pengalaman keterampilan dan pengetahuan serta kesiapan untuk
memulai bisnis baru. Sederhananya dapat dipahami bahwa pendidikan
kewirausahaan merupakan pendidikan yang menyediakan kemampuan
atau keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk mendirikan usaha
baru dan pendidikan wirausaha didefinisikan sebagai suatu hal yang
lebih dari hanya manejemen usaha karena ini mengenai pembelajaran
yang mengintegrasikan pengalaman, keterampilan dan pengetahuan
serta persiapan untuk memulai usaha baru.
Ronald Odora dalam jurnalnya mengenai pendidikan
kewirausahaan mejelaskan mengenai pegertian pendidikan
kewirausahaan yaitu “Entrepreneurship education is a structured and
formal transmission of entrepreneurial competencies, which in other
11
Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2010), hal. 65-66 12
T. Ramayah, Noor Hazlina Ahmad, Theresa, Entrepreneur Education : Does Prior Experience Matter?, Journal Of Entrepreneur Education, Volume 15, 2012, h. 69
-
18
word, refers to the skills, concept and mental awareness used by
individuals during the process of starting and developing their growth
oriented ventures”13
Pendidikan kewirausahaan adalah transmisi yang
terstruktur dan formal dari kompetensi kewirausahaan, yang dekngan
kata lain mengacu pada keterampilan, konsep, dan kesadaran mental
yang digunakan oleh individu selama proses memulai dan
mengembangkan usaha berorientasi pertumbuhan mereka. Penjelasana
Ronald Odora di atas menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan
pada intinya adalah proses perubahan atau transmisi kemampuan atau
kompetensi dalam bidang kewirausahaan mulai dari skill, mental,
kesadaran, dan lainnya yang menunjang dalam memulai usaha dan
menumbuhkembangkan usaha.
Dalam konteks yang relatif lebih luas Astim mengemukakan;
pendidikan kewirausahaan merupakan semacam pendidikan yang
mengajarkan agar orang mampu menciptakan kegiatan usaha sendiri.
Pendidikan semacam itu ditempuh dengan cara:
1) Membangun keimanan, jiwa dan semangat.
Nilai-nilai kewirausahaan ditanamkan melalui pendidikan
kewirausahaan dimula dengan membangun kepercayaan kepada
kewirausahaan itu sendiri, artinya seseorang harus percaya dan
meyakini bahwa kewirausahaan adalah jawaban untuk dirinya
manfaat yang diberikan oleh kewirausahaan sudah paling tepa bagi
dirinya. Dari kepercayaan tersebut akan muncul jiwa dan semangat
pada diri orang tersebut untuk mencapai keberhasilan dalam aspek
kewirausahaan
2) Membangun dan mengembangkan sikap mental dan watak
wirausaha.
Sikap mental seorang pengusaha berbeda dengan mental orang lain
pada umumnya, karena bagi seorang wirausaha diperlukan mental
13
Ronald Odora, Integrating Product Design and Entrepreneurship Education : a stimulant for enterprising Design and Engineering students in South Africa” Geelong : Elsevier Ltd., 2015, h. 277
-
19
yang tangguh dan kuat serta mampu menghadapi permasalahan-
permasalahan yang belum pernah dihadapi dan cenderung spontan
muncul. Kemudan watak pemalas, tidak percaya diri, ragu-ragu,
dan takut mengambil keputusan merupakan watak yang tidak boleh
dimiliki oleh seorang wirausaha karena dengan watak-watak
seperti itu sama saja dengan mempersiapkan diri menuju kegagalan
dalam usaha
3) Mengembangkan daya pikir dan cara berwirausaha.
Fokus pendidikan kewirausahaan yang utama yaitu menanamkan
pola pikir dan daya pikir seseorang terhadap kewirausahaan,
dimana seseorang dituntut mampu mengeluarkan pemikiran-
pemikiran yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha dan hal ini
perlu dilatih dan dibiasakan agar pemikiran kita sensitive terhdap
segala kondisi yang dihadapi dalam berwirausaha. Tentunya
pendidikan kewirausahaan juga menanamkan kemampuan dan
keterampilan seseorang dalam melakukan cara berwirausaha
dengan tepat, mulai dari langkah perencanaan hingga evaluasi
kegiatan usaha seseorang harus mengeuasai tata cara semua
langkah
4) Memajukan dan mengembangkan daya penggerak diri.
Setelah seseorang menerima pengetahuan serta wawasan mengenai
kewirausahaan, diharapkan dia memiliki penggerak atau pendorong
untuk dirinya agar selalu menjalankan usaha dengan penuh
semagat serta mampu menuangkan inovasi dan kreativitas dalam
meciptakan hal baru pada usaha sehingga dapat beradaptasi dengan
perkembangan pasar yang ada
5) Mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam menghadapi risiko,
persaingan dan suatu proses kerjasama.
Hal yang akan selalu dihadapi oleh seorang wirausaha adalah risiko
dari setiap keputusan-keputusan yang dia ambil dalam menjalankan
usahanya, oleh karena itu pendidikan kewirausahaan harus mampu
-
20
mengajarkan kepada para calon pengusaha teknik-teknik dalam
mengambil risiko, kemudian strategi dan taktik dalam menghadapi
competitor dan mitra kerjasama dalam usaha, kemampuan
menganalisis dan menangani competitor dan mitra sangat
berpengaruh pada pengembangan usaha yang kita miliki
6) Mengerti dan menguasai kemampuan menjual ide
Inti dari kegiatan usaha yaitu ide, karena kewirausahaan adalah
aktivitas menanamkan ide-ide yang berbeda dan baru kepada
barang dan jasa yang kita miliki, sehingga barang tersebut
memiliki nilai jual yang lebih dari sebelumnya. Oleh karena itu
seorang pengusaha wajib hukumnya memiliki keterampilan dalam
mengelola ide dan menjual ide tersebut ke masyarakat.
7) Memiliki kemampuan kepengurusan atau pengelolaan
Berwirausaha dengan kata lain kita mengelola komponen yang ada
dalam kegiatan usaha, baik mengelola uang, sarana prasarana,
manusia, dan sumber daya yang lainnya. Sudah tentu seorang
wirausaha harus mampu mengelola dan mengurus sumber daya
yang dimiliki agar dapat berjalan dengan baik.
8) Mempunyai keahlian tertentu termasuk penguasaan bahasa asing
tertentu untuk keperluan komunikasi14
Komunikasi merupakan salah satu kunci utama dalam menjalankan
usaha, baik komunikasi internal maupun eksternal. Karena dalam
berwirausaha hampir seluruh aktivitas yang kita lakukan adalah
berkomunikasi baik dengan pelanggan, karyawan, dan mitra
lainnya. Oleh karena itu penguasaan terhadap bahasa penting bagi
seorang pengusaha sebagai syarat dalam berkomunikasi termasuk
bahasa asing yang digunakan untuk komunikasi dengan mitra skala
internasional
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas mengenai
pendidikan kewirausahaan, dapat kita pahami bahwa pendidikan
14
Eman Suherman, Op. Cit. hal. 22
-
21
kewirausahaan adalah suatu kegiatan atau upaya untuk
mentransmisikan atau mengirimkan suatu pengetahuan, sikap,
keterampilan untuk berwirausaha sehingga peserta didik dapat
memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk berwirausaha baik dalam
bentuk ide, inovasi, pengalaman, dan lainny, kemudian setelah
mencapai output dari pendidikan kewirausahaan tersebut diharapkan
peserta didik dapat menjadi seorang wirausaha yang hebat dan baik.
Pada dasarnya pendidikan kewirausahaan merupakan kegiatan
pendidikan yang ditujukan untuk mempersiapkan seseorang agar
mampu untuk berwirausaha, dimana aktivitas dalam pendidikan
kewirausahaan terdapat beberapa upaya yang dilakukan seperti
membangun dan mengembangkan jiwa, semangat, sikap mental,
watak, daya pikir, daya penggerak diri, dan tata cara dalam
berwirausaha serta dalam pendidikan kewirausahaan seseorang
diarahkan untuk mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam
pengambilan resiko, persaingan, proses kerjasama, kemampuan
menjual ide, serta kemampuan kepengurusan atau kepengelolaan suatu
usaha/bisnis agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Tipe Kewirausahaan
Kewirausahaan sebagai aspek yang cukup luas memiliki beberapa
tipe. Artinya, kewirausahaan memiliki beberapa model atau jenis-jenis
kewirausahaan dimana masing-masing jenis memiliki karakteristik
masing-masing. Dijelaskan bahwa secara luas terdapat tiga tipe
wirausaha yang teridentifikasi menurut smith dalam sebuah jurnal
sebagai berikut, Broadly, three types of entrepreneur’s have been
identified :
1) The craftsman entrepreneurs ; who are strongly motivated to do what they enjoy doing, and value their independence,
2) Managerial entrepreneurs ; who are motivated by economic gain or building an organization, and are more concerned with
administrative details and control systems, and
-
22
3) Opportunistic entrepreneurs ; who can exploit the market conditions by spotting a particular need
15
Secara luas, dapat di identifikasikan tiga jenis wirausaha, yaitu :
1) Para pengusaha pengrajin ; yaitu yang sangat termotivasi untuk
melakukan apa yang mereka sukai dan menghargai kemandirian
mereka
2) Pengusaha manajerial : yang termotivasi oleh keuntungan ekonomi
atau membangun organisasi, dan lebih peduli dengan detail
administrasi dan sistem control.
3) Pengusaha opportunis : ialah orang yang dapat mengeksploitasi
kondisi psar dengan menemukan kebutuhan tertenty
Dari penjelasan di atas kita pahami bahwa berdasarkan penjelasan
di atas terdapat tiga tipe wirausaha yaitu wirausaha pengrajin,
wirausaha manajerial, dan wirausaha opportunistic atau pencari
kesempatan. Wirausaha pengrahun disini ialah seorang wirausaha yang
termotivasi berwirausaha karena sesuai dengan apa yang mereka
gemari dengan kata lain melakukan hobinya, dan mereka yang sangat
menghargai nilai kemandirian yang mereka lakukan, kemudian
wirausaha manajerial ialah seorang wirausaha yang termotivasi
berwirausaha demi keuntungan ekonomi dan dalam rangka
membangun perusahaannya, biasanya tipe wirausaha ini lebih
mementingkan hal-hal administrasi dan sistem kontrol dalam
usahanya, dan terakhir ialah wirausaha opportunistic yaitu wirausaha
yang mampu menemukan kesempatan atau peluang usaha dengan
mengeksploitsi kondisi pasar dan menemukan kebutuhan pelanggan.
e. Karakteristik Wirausaha
Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan
mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan yang signifan dengan cara mengidentifikasi peluang dan
15
Madhushree N. A., Leena Chatterjee, Entrepreneurial Human Capital And New Venture Performance: In Search Of The Elusive Link, Academy Of Entrepreneurship Journal, Volume 13 Number 1, 2007, h. 5
-
23
menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga
sumber-sumber daya tersebut dapat dikapitalisasikan. Dari definisi
tersebut,wirausaha memiliki sejumlah karakteristik yang dapat
dijadikan contoh di bawah ini :
1) Memiliki hasrat untuk mengambil tanggung jawab. Wirausaha tidak akan melihat tanggung jawab sebagai beban, namun
merupakan proses yang terjadi dengan sendirinya dalam
mencapai tujuannya.
2) Mengambil risiko menengah. Setiap risiko yang diambil dilakukan dengan penuh perhitungan, perencanaan,
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Meskipun suka
mengambil risiko, wirausaha akan menyukai jenis risiko
tingkat menengah.
3) Percaya diri. Wirausaha memiliki percaya diri yang tinggi dan optimis untuk mencapai kesuksesan. Pola pikir positif selalu
ada di dalam benaknya sehingga setiap langkah dan keputusan
yang diambil cenderung berhsil
4) Berhasrat untuk mengethaui umpan balik secepatnya. Wirausaha memiliki rasa penasaran atas hasil setiap keputusan
yang diambil, ingin cepat diketahui, sehingga jika wirusaha
salah mengambil keputusan maka dengan cepat
memperbaikinya
5) Enerjik. Ini adalah sifat natural dari wirausaha. Sifat ini dibutuhkan secara konsisten ketika mendirikan perusahaan.
6) Berorientasi pada masa depan. Wirausaha memiliki indra untuk melihat peluang, oleh sebab itu, sifat ini mendorong wirausaha
tidak berkutat pada masa lalu melainkan memiliki banyak
pemikiran tentang situasi pada masa depan dan berusaha
memanfaatkan peluang yang baru untuk mencapai keuntungan
7) Keterampilan berorganisasi. Keterampilan ini merupakan kemampuan untuk mengatur organisasi yang dibutuhkan bagi
wirausaha. Pada dasarnya mengelola usaha bisnis akan selalu
berhubungan dengan manusia, sehingga manajemen organisasi
sangat diperlukan
8) Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang. Layaknya pertandingan yang memerlukan perhitungan skor untuk
menentukan pemenang demikian pula halnya dengan
wirausaha. Orientasi wirausaha adalah pada kebanggaan dan
hasrat dalam meraih kesuksesan, dan uang hanyalah scoring
untuk mengukur kesuksesan tersebut16
.
16
Franky Slamet; Hetty Karunia; Mei Le, Dasar-Dasar Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Jakarta : PT. Indeks, 2018), hal. 4
-
24
Kao menyatakan bahwa terdapat 11 karakteristik seorang
wirausahawan, yaitu :
1) Total berkomitmen, menjadi penentu dan melindungi 2) Memiliki dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh 3) Berorientasi pada kesempatan dan tujuan 4) Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal 5) Pemecah persoalan secara terus menerus 6) Memiliki realisme dan dapat berbicara dengan selingan humor 7) Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback) 8) Selalu berfokus pada internal 9) Menghitung dan mencari risiko 10) Memiliki kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan 11) Memiliki integrits dan realibilitas17
Beberapa karakteristik di atas merupakan ciri-ciri yang harus
dimiliki oleh seorang wirausaha dan karakteristik tersebut merupakan
ciri-ciri yang biasa ada pada diri seorang wirausahawan. Untuk
menjadi seorang wirausahawan yang handal kita perlu membangun
karakter sesuai dengan karakteristika di atas.
2. Motivasi Untuk Berwirausaha
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu aspek psikologis manusia yang
sangat penting untuk menunjang kesuksesan seseorang, tanpa adanya
motivasi yang kuat seseorang tidak akan mampu menunjang dan
menggerakan dirinya menjadi seperti yang dia inginkan, karena pada
dasarnya motivasi adalah faktor penggerak bagi seseorang dalam
melakukan suatu tindakan terntentu dan biasanya seseorang tidak akan
melakukan kegiatan yang bertentangan dengan motivasi yang dimiliki.
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni
movere yang berarti “menggerakan” (to move). Ada macam-
macam rumusan untuk istilah motivasi, seperti : motivasi mewakili
proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,
17
H.A. Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2018), hal.119-120
-
25
diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela
(volunteer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.18
Dapat kita pahami bahwa motivasi ialah serangkaian proses
psikologi manusia yang menyebabkan atau menimbulkan suatu
dorongan dalam melakukan kegiatan sukarela untuk mencapai tujuan
dari manusia itu sendiri. Menurut Sardiman “motivasi dapat diartikan
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
dirasakan atau mendesak.”19
Dalam hal ini Sardiman menekankan
bahwa motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak untuk melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai
“dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.”20
Kemudan Mc. Donald menyatakan bahwa “motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”21
Mc.
Donald disini mengartikan motivasi sebagai suatu proses perubahan
dalam diri seseorang dimana prubahan tersebut dalam bentuk suatu
perasaan atau dorongan dalam diri ketika seseorang ingin mencapai
tujuan yang dia ingin capai.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian motivasi di
atas, dapat kita pahami bahwa motivasi merupakan suatu dorongan
atau kemauan yang berasal baik dari dalam maupun luar diri manusia
18
J. Winardi, Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1 19
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 73
20 Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, (PT Indahjaya Adipratama,
2009), h. 472 21
Sardiman, Loc Cit.
-
26
untuk mencapai tujuan atau target sehingga manusia tersebut tergerak
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang pencapaian
tujuannya tersebut. Dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi
penyebab atau alasan seseorang bergerak atau bertindak untuk
mencapai tujuannya bisa dikatakan itu sebagai motivasi.
b. Macam-Macam Motivasi
Motivasi sebagai unsru psikologis dalam diri manusia pastinya
terdiri dari beberapa macam motivasi, karena kondisi psikologis
seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain begitupun dengan
motivasi. Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi hanya
akan dibahas dari dua sudut pandang, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi instrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan
sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). misalnya,
murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang
pada mata pelajaran yang diujikan
2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (cara lain untuk mencapai
tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif
eksternal seperti imbalan atau hukuman. Misalnya, murid
mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan
nilai yang baik22
Adapun Otto Wilman mengelompokan motivasi dalam enam
kelompok, yaitu :
1) Motivasi psikologi, merupakan dorongan alamiah yang ada pada tiap wirausahawan untuk berkembang dan berkreativitas.
Motivasi ini tidak disadari bagi wirausahawan dan merupakan
dorongan yang intrinsik untuk mengembangkan dirinya.
2) Motivasi praktis, merupakan suatu dorongan pada setiap wirausahawan untuk memenuhi tuntutan ketuhanan
mempertahankan diri dan mengembangkan diri karena adanya
nilai-nilai praktis dalam kehidupan
22
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2015), h.514
-
27
3) Motivasi pembentukan kepribadian, merupakan dorongan untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian masing-
masing wirausahawan, terutama dari segi intelektual dan estetis
4) Motivasi kesusilaan, merupakan dorongan agar wirausahawan dapat menjadi lebih baik. motivasi ini mendasari tindakan
dalam mencapai tujuan sebagai manusia susila
5) Motivasi sosial, merupakan dorongan bagi wirausahawan untuk mempelajari sesuatu yang layak dikerjakan dalam hidup
pergaulan dan dalam interaksi dengan orang lain
6) Motivasi kebutuhan, dapat mendorong wirausahawan untuk mengabdi kepada tuhan dan menghargai manusia sebagai
sesame mahluk.23
c. Fungsi Motivasi
Secara umum kita ketahui bahwa motivasi adalah suatu dorongan
baik dari dalam ataupun luar seseorang yang mampu menggerakan
orang tersebut untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan
tertentu, dengan kata lain pada dasarnya motivasi berfungsi sebagai
penggerak atau pemberi stimulus agar seseorang berkeinginan untuk
melaksanakan kegiatan atau tugasnya. Secara lebih detail menurut
Sardiman fungsi motivasi, sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai tujuannya.
3) Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.24
d. Motivasi untuk Berwirausaha
Untuk memahami pengertian dari motivasi berwirausaha terlebih
dahulu kita sudah memahami betul mengenai motivasi dan
kewirausahaan, dari pemahaman kita terhadap kewirausahaan perlu
kita pahami secara detail mengenai wirausaha dan bagaimana
seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha dan sudah termasuk ke
23
H.A. Rusdiana, Op. Cit. h. 73 24
H. A. Rusdiana, Op. CIt. h. 71
-
28
dalam kategori sudah berwirausaha. Sederhananya apabila
kewirausahaan merupakan suatu kegiatan atau proses dalam
menciptakan suatu barang atau jasa baru yang memiliki nilai untuk
diperjualbelikan, maka wirausaha dapat kita artikan sebagai orang
yang melakukan kegiatan atau proses tersebut. Beberapa ahli telah
mengemukakan pendapat mengenai wirausaha,
Menurut Daryanto, “pengertian wirausaha adalah seseorang yang
menjalankan kegiatan kewirausahaan, atau seseorang yang memulai
dan atau mengoperasikan bisnis”25
dalam hal ini adalah seorang
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengambil
resiko untuk memulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Mark
Casson dalam bukunya menerangkan “wirausaha sebagai pendiri atau
manajer-pemilik perusahaan berukuran kecil atau menengah dengan
potensi pertumbuhan, sedngkan yang lainnya mendefinisikan
wirausaha dalam bentuk fungsi ekonomi dia (pria atau wanita)
perankan.”26
Menurut kasmir dalam bukunya secara sederhana arti
“wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani
memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti”27
Dengan kata lain dapat kita artikan wirausaha
adalah orang yang mampu dan berani mengambil resiko dalam
menciptakan usaha dengan membuat hal yang baru atau berbeda
dengan yang lain, dengan keterampilan memanfaatkan peluang usaha
yang ada sehingga dapat memberikan hasil yang sangat hebat. Serta
mampu menerima setiap kegagalannya dalam usaha tanpa rasa takut
yang kemudian dijadikanya kegagalan tersebut sebagai peluang
untuknya. 25
Daryanto, Pengantar Ilmu Kewirausahaan, (Tangerang : Tsmart Printing, 2018), h. 61 26 Mark Casson, Entrepreneurship Teori, Jejaring, sejarah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 6 27 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal 19
-
29
Secara konseptual, seorang wirausahawan dapat didefinisikan dari
beberapa sudut pandang dan konteks sebagai berikut :
1) Pandangan ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan faktor-faktor
produksi untuk tujuan memproduksi barang dan jasa, sehingga
meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya
2) Pandangan ahli manajemen, wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi
motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan
kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha
3) Pandangan pelaku bisnis, wirausaha adalah seorang pengusaha, yang merupakan pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung
resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki
keunggulan dalam prestasi di bidang usaha. (pengusaha yang
kreatif).
4) Pandangan psikolog, wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kuat dari dalam dirinya untuk memperoleh
suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan
kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
5) Pandangan pemodal melihat wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, yang menemukan
cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh
masyarakat28
Berbeda dengan definisi seorang pengusaha yang dikemukakan
oleh Louis Jacques Filion, yang menjelaskan bahwa “Six main
components are proposed for inclusion in a definition of the
entrepreneurs : (1) innovation, (2) opportunity recognition, (3) risk
management, (4) action, (5) use of resources, (6) added value”29
Artinya, enam komponen utama yang diusulkan untuk dimasukan
dalam definisi pengusaha, yaitu : (1) inovasi, (2) Pengenalan peluang,
(3) manajemen risiko, (4) Tindakan, (5) Penggunaan sumber daya, (6)
Nilai tambah. Dengan kata lain Louis Jacques menjelaskan bahwa
dimana terdapat enam komponen yang membentuk definisi dari
wirausaha itu sendiri, dimulai dari inovasi, pengenalan peluang,
28 Daryanto, Op. Cit. h. 60-61 29
Louis J. Filion, Defining the entrepreneur.In: Dana, L.-P. (Ed) World Encylopedia of Entrepreneurship. Cheltenham, UK an Northampton, MA, USA, Edward Elgar:2011, h. ii.
-
30
manajemen risiko, pelaksana, dan penanaman nila, komponen-
komponen tersebut bisa dikatakan sebagai unsur syarat yang harus
dimiliki atau dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mencapai tujuan
usahanya
Kemudian mengenai pengertian motivasi berwirausaha, Gilad dan
Levine mengusulkan dua teori penjelasan mengenai motivasi
berwirausaha, sebagaimana yang dipaparkan oleh Gerry, Borgia, dan
Jerry dalam jurnal kewirausahaanya yaitu :
Gilad and Levine proposed two closely-related explanations of
entrepreneurial motivation, the “push” theory and the “pull”
theory. The “push” theory argues that individuals are pushed into
entrepreneurship by negative eternal force, such as job
dissatisfaction, difficulty finding employment, insufficient salary,
or inflexible work schedule. The “pull” theory contends that
individuals are attracted into entrepreneurial activities seeking
independence, self-fulfillment, wealth, and other desirable
outcomes.30
Gilad dan Levine memberikan dua teori pengertian motivasi
berwirausaha yaitu teori “dorong” dan teori “tarik”, teori dorong
berpendapat bahwa seseorang memiliki dorongan untuk berwirausaha
dikarenakan faktor-faktor negatif yang ada, seperti karena
ketidakpuasanya dalam bekerja, kesulitan dalam mencari pekerjaan,
gaji kerja yang tidak sesuai, dan jadwal kerja yang tidak fleksibel,
sehingga karena hal-hal ini lah seseorang memiliki dorongan untuk
berwirausaha. Sedangan teori “tarik” menjelaskan bahwa motivasi
berwirausaha ialah dorongan yang ada pada seseorang untuk
berwirausaha dikarenakan orang tersebut tertarik dengan aktivitas dan
manfaat kewirausahaan, seperti mencari kemandirian melaluin
kewirausahaan, dan dapat mengatur kekayaan dan hasil sesuai dengan
yang kita inginkan. Dari teori yang dikemukakan oleh Gilad dan
Levine di atas kita ketahui bahwa dalam motivasi berwirausaha ada
dua teori yaitu teori dorong dan teori tarik. Yang dimaksud dengan
30
Gerry Segal, Borgia, and Jerry, The Motivation to Become An Entrepreneur, International Journal of Entrepreneurial Bahavior & Research, Volume 11 No. 1, 2005, h. 44
-
31
teori dorong yaitu motivasi untuk berwirausaha seseorang itu berasal
dari dalam diri orang tersebut, kondisi-kondisi yang ada pada diri
orang tersebu menjadi alasan utama seseorang memilih untuk
berwirausaha, kondisi tersebut dapat berupa ketidakpuasan terhadap
pekerjaan yang dimiliki, ketidak sesuaian upah yang dimiliki serta
kondisi lainnya yang membuat orang tersebut tidak ingin bekerja
menjadi pegawai. Sedangkan teori tarik mengatakan bahwa seseorang
termotivasi untuk berwirausaha dikarenakan faktor lingkungannya,
dimana dia melihat orang lain yang sudah sukses dalam berwirausaha
sehingga mulai tertarik untuk mengikuti langkahnya, atau tertarik
dengan manfaat yang ditawarkan oleh kewirausahaan itu sendiri
Dengan memahami pengertian motivasi dan wirausaha serta
motivasi berwirausaha menurut para ahli, penulis dapat menyimpulkan
bahwa motivasi berwirausaha ialah suatu dorongan atau penggerak
agar menjadi seseorang yang mampu menciptakan suatu hal yang baru
baik berupa barang atau jasa untuk dijadikan sebagai usaha yang
berasal dari sebuah peluang yang ada, dengan kata lain, orang tersebut
terdorong untuk berani mengambil risiko, mengorbankan tenaga,
waktu, dan uang dengan tujuan agar nantinya dapat memberikan suatu
imbalan yang pantas baik dalam bentuk uang atau lainnya.
Kemudian dapat juga kita pahami bahwa motivasi berwirausaha
merupakan suatu stimulus yang timbul baik dari dalam maupun dari
luar diri seseorang untuk memulai dan menjalankan usaha, hal ini
dapat kita lihat dengan adanya keinginan dari seseorang untuk
mengatasi sendiri kesulitan-kesilitan yang dihadapi dalam usaha,
bertanggung jawab, berani mengambil resiko, menyukai tantangan dan
melihat tantangan tersebut seimbang, serta selalu memerlukan suatu
umpan balik dari setiap tindakannya untuk mengukur keberhasilan atau
kegagalan yang didapatkan.
-
32
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha
Motivasi berwirausaha antara orang satu dengan yang lainnya
pastinya tidak sama, dikarenakan banyak faktor yang berbeda dari
setiap orang sehingga mempengaruhi motivasi, seperti faktor
lingkungan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Menurut Hoy
dan Cecil, motivator utama manusia untuk melaksanakan a