PENGARUH PENDEKATAN KOMUNIKATIF TERHADAP · PDF filePELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV ......
Transcript of PENGARUH PENDEKATAN KOMUNIKATIF TERHADAP · PDF filePELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV ......
PENGARUH PENDEKATAN KOMUNIKATIF TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV SDN TANJUNGSARI 02 LEUWILIANG
KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
Oleh :
IMA IRMALASARI DEWI
0701045101
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA
2011
PENGARUH PENDEKATAN KOMUNIKATIF TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV SDN TANJUNGSARI 02 LEUWILIANG
KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
IMA IRMALASARI DEWI
0701045101
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA
2011
i
ii
iii
PERSEMBAHAN
“Besarnya nikmat‐Mu tak terhingga, sehingga keluh
lidahku menyebutnya, namun rasa syukur memudar
di samping limpahan anugerahmu...”
Bagaimana mungkin akan berhasil mensyukuri‐Mu
karena syukurku pada‐Mu memerlukan syukur
lagi...
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Ibuku, apaku, adik‐adikku, keluargaku serta sahabat‐
sahabatku Nova Sri Wahyu Ningsih, Yunita Oktavia, dan
Neneng Neny atas do’a, dukungan
dan kasih sayangnya.
Amin...
iv
ABSTRAK
IMA IRMALASARI DEWI. NIM: 0701045101. Pengaruh Pendekatan Komunikatif Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SDN Tanjungsari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor. Skripsi. Jakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pendekatan konunikatif dengan menggunakan metode simulasi terhadap kemampuan berbicara siswa di SDN Tanjungsari 02.
Populasi penelitian ini adalah 90 orang siswa kelas IV dari kelas a dan b. Sampel penelitian 60 orang siswa, dari kelas IVa diambil 30 orang siswa, sedangkan dari kelas IVb diambil 30 orang siswa ditentukan dengan sampel random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penilaian berbicara di kelas kontrol (variabel X), dan instrumen penilaian berbicara di kelas eksperimen (variabel Y).
Dari hasil pengujian normalitas untuk data kelas kontrol diperoleh nilai = 0,1517, untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,161
dan kelas eksperimen diperoleh = 0,1375, Ltabel untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,161. < , sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data dari kemampuan berbicara tersebut berdistribusi normal.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t, dari perhitungannya didapat thitung = 3,52 sedangkan ttabel = 2,0399 yang berarti thitung > ttabel yang menyatakan H0 ditolak dan H1 diterima. Ini menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan pendekatan komunikatif siswa di SDN Tanjungsari 02.
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Pengaruh Pendekatan Komunikatif Terhadap
Kemampuan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV
SDN Tanjung Sari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor”, skripsi ini ditulis untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan di Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik
bentuk, maupun teknik penyajian oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Penulis menyadari bahwa tidaklah mungkin skripsi ini terwujud tanpa
adanya bimbingan, pengarahan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1. Dr. Sukardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
2. Drs. H. Kusmajid Abdullah, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
3. Dra. Rahmiati, M.Psi, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
vi
4. Dr. Prima Gusti Yanti, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan pada penulis dalam menyususun skripsi.
5. Drs. H. Nawawi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak Yoyong Sutiono S.Ag. M.M selaku Kepala SDN Tanjungsari 02
7. Zaini Haruman selaku koordinator di sekolah yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk dapat mengadakan penelitian.
8. Bapak Dadang, A.Md. Kom dan Ibu Eka Tri Kartika, S.Pd selaku guru kelas
IV SDN Tanjungsari 02 yang telah membantu penulis untuk dapat melakukan
penelitian.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Jakarta, September 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii
PERSEMBAHAN...................................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI.............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 6
D. Perumusan Masalah............................................................. 6
E. Tujuan Penelitian................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian............................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Analisis Teori ...................................................................... 9
1. Hakikat Pendekatan Komunikatif........................................ 9
2. Hakikat Bahasa Indonesia ................................................... 15
3. Hakikat Kemampuan Berbicara .......................................... 20
viii
B. Kerangka Berpikir ............................................................... 22
C. Pengajuan Hipotesis ............................................................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 25
B. Jenis Penelitian .................................................................... 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian........................................... 25
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................ 26
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 27
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 31
1. Uji Prasyarat ........................................................................ 31
a. Uji Normalitas ..................................................................... 31
b. Uji Homogenitas.................................................................. 33
2. Analisis Data ....................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................... 35
B. Pengujian Persyaratan Analisis ........................................... 40
C. Pengujian Hipotesis ............................................................. 41
D. Pembahasan Hasil Penelitian............................................... 42
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................. 43
B. Implikasi .............................................................................. 43
C. Saran .................................................................................... 44
ix
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 46
LAMPIRAN............................................................................................... 48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 95
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pembobotan Penilaian Berbicara ..................................................... 30
Tabel 3.2 Konversi Tingkat Kefasihan ............................................................ 31
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia
Kelas Kontrol (X)............................................................................. 35
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia
Kelas Eksperimen (Y) ...................................................................... 38
Tabel 4.3 Nilai Kemampuan Berbicara Kelas IV............................................. 39
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas .................................................... 41
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas................................................. 42
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji-t .................................................................... 43
Tabel 5.1 Instrumen Penilaian Berbicara Bahasa Indonesia ............................ 48
Tabel 5.2 Pembobotan Penilaian Berbicara ..................................................... 51
Tabel 5.3 Konversi Tingkat Kefasihan ............................................................ 51
Tabel 5.4 Kisi-Kisi Instrumen.......................................................................... 52
Tabel 5.5 Lembar Pengamatan Komunikati kelas Kontrol .............................. 57
Tabel 5.6 Lembar Pengamatan Komunikatif Kelas Eksperimen ..................... 64
Tabel 5.7 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Kontrol ......................... 68
Tabel 5.8 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Eksperimen................... 69
Tabel 5.9 Nilai Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IVa
SDN Tanjung Sari 02 (Kelas Kontrol)............................................. 70
xi
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara
Siswa Kelas Kontrol......................................................................... 71
Tabel 5.11 Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Berbicara
Siswa Kelas Kontrol......................................................................... 75
Tabel 5.12 Nilai Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IVa
SDN Tanjung Sari 02 (Kelas Eksperimen) ...................................... 76
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Siswa
Kelas Eksperimen............................................................................. 77
Tabel 5.14 Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Berbicara
Siswa Kelas Eksperimen .................................................................. 81
Tabel 5.15 Uji Homogenitas di Kelas Kontrol dan Eksperimen........................ 82
Tabel 5.16 Luas Di Bawah Lengkungan Kurve Normal Dari 0 S/D Z.............. 87
Tabel 5.17 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors .................................................... 88
Tabel 5.18 Nilai-Nilai Dalam Distribusi t .......................................................... 89
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon Kemampuan Berbicara
Kelas Kontrol SDN Tanjungsari 02 ......................................... 37
Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Poligon Kemampuan Berbicara
Kelas Eksperimen SDN Tanjungsari 02................................... 39
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penilaian Berbicara Bahasa Indonesia .................. 48
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen ................................................................ 52
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ................................................................. 53
Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen........................................................... 59
Lampiran 5 Percakapan Komunikatif ........................................................ 66
Lampiran 6 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Kontrol................ 68
Lampiran 7 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Eksperimen......... 69
Lampiran 8 Nilai Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IVb
SDN Tanjung Sari 02 (Kelas Kontrol) ................................... 70
Lampiran 9 Nilai Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IVba
SDN Tanjung Sari 02 (Kelas Eksperimen) ............................ 76
Lampiran 10 Uji Homogenitas di Kelas Kontrol dan Eksperimen ............. 82
Lampiran 11 Analisis Data dengan Uji-t ..................................................... 84
Lampiran 12 Luas Di Bawah Lengkungan Kurve Normal Dari 0 S/D Z .... 87
Lampiran 13 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors........................................... 88
Lampiran 14 Nilai-Nilai Dalam Distribusi t ................................................ 89
Lampiran 15 Foto Dokumentasi Kelas Kontrol........................................... 90
Lampiran 16 Foto Dokumentasi Kelas Eksperimen .................................... 91
Lampiran 17 Surat Izin Mengadakan Riset.................................................. 93
Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Mengadakan Riset ........................... 94
Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup............................................................. 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi tidak terlepas dari pendidikan membaca, anak-
anak belajar berkomunikasi dengan orang lain lewat berbagai cara, salah
satunya dengan berbicara atau berbahasa. Dalam arti luas, pendidikan dapat
diartikan sebagai sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah
laku yang sesuai dengan kebutuhan.1 Pendidikan dasar merupakan pendidikan
yang lamanya 9 tahun yang diselenggarakan selama 6(enam) tahun di sekolah
dasar (SD) dan 3 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) atau
satuan pendidikan yang sederajat.2
Pembelajaran di sekolah dasar salah satunya ada pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Pkn dan sebagainya. Dalam
pembelajaran tersebut memerlukan pendekatan belajar yang perlu dilakukan
sebagai alat penunjang pembelajaran.
Dalam pembelajaran di sekolah dasar, mata pelajaran yang diajarkan
salah satunya adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa
Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di
Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran bahasa, banyak pendekatan yang dapat
digunakan tetapi guru harus pandai menguasai konsep yang terkait dengan
1 Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. hlm. 10
2 Hera Lestari Mikarsa,dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. hlm 1.6-1.7
2
perkembangan dan pemerolehan bahasa anak. Keterampilan diperlukan agar
semua aspek keterampilan berbahasa dapat berkembang dengan baik.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan pada pelajaran bahasa
Indonesia adalah dengan menggunakan pendekatan komunikatif. Pendekatan
komunikatif dalam pembelajaran bahasa mengarah pada pencapaian tujuan
yang mengutamakan pemerolehan keterampilan berbahasa untuk
berkomunikasi.3 Pendekatan komunikatif siswa diajarkan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam hidup sehari-hari. Tujuannya agar siswa
memahami pembelajaran tersebut lebih bermakna. Dengan pendekatan ini
siswa lebih bisa berkomunikasi dengan baik dan dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan ini siswa lebih memahami makna
arti bahasa Indonesia yang sesungguhnya, sehingga dapat diaplikasikan pada
kehidupan nyata. Disamping itu, dengan pendekatan komunikatif ini juga
dapat menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan
berbagi pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman.
Ada dua pendapat yang bertentangan di tengah pengajaran bahasa
Indonesia. Di satu sisi, banyak keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat
terhadap penguasaan bahasa Indonesia siswa. Keluhan itu terutama karena
siswa dianggap kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia baik secara
lisan maupun secara tertulis. Di sisi lain, di sebagian siswa mengatakan
pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah
3 Walija. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung: Bunga
Rampai.hlm.1
3
merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara
tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi.
Pada pendekatan komunikatif ini ada beberapa metode yang dapat
digunakan, misalnya dengan menggunakan metode simulasi. Metode ini
merupakan cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan
dalam proses belajar mengajar untuk memperoleh suatu pemahaman tentang
hakikat suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.4 Pada metode
simulasi, siswa dilibatkan langsung dalam situasi yang nyata. Misalnya siswa
melakukan kegiatan bermain peran. Dengan bermain peran tersebut siswa
akan memperolah pemahaman yang lebih jelas tentang diri orang yang
diperankannya, sehingga siswa dapat mengekspresikan perannya itu kedalam
nada bicaranya, suaranya, maupun ekspresi wajahnya. Pemberian materi ini
dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai suatu
keterampilan berbahasa diperlukan untuk berbagai keperluan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat beberapa kendala yang
terjadi diperkirakan adanya kesalahan persepsi dari banyak kalangan,
termasuk guru SD yang menganggap bahwa pelajaran bahasa Indonesia sudah
selesai ketika siswa telah selesai mengerjakan soal, pembelajaran bahasa
Indonesia di SD pada umumnya cenderung statis dan rutin, seperti siswa
diminta mengerjakan soal yang terdapat di dalam buku pegangan siswa atau
LKS, dan guru hanya memberi nilai berdasarkan jawaban yang dikerjakan
siswa tanpa mengetahui pemahaman siswa. Hal tersebut menyebabkan
4 Suyatno, dkk. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: UHAMKA
PRESS. hlm. 32
4
pembelajaran kurang menarik dan membosankan sehingga ketercapaian hasil
pembelajaran kurang maksimal. Selain itu siswa lebih suka bermain dan
bercanda dengan temannya karena menganggap mata pelajaran bahasa
Indonesia itu mudah hanya membaca dan menulis. Siswa tak tahu apa
sebenarnya yang diharapkan dari pelajaran bahasa Indonesia tersebut dan
guru pun sering tidak mengindahkan harapan dari pelajaran bahasa Indonesia
anak.
Seperti yang dijelaskan dalam Kurikulum 2004, bahwa standar
kompetensi bahasa dan sastra Indonesia adalah : Kemampuan berbahasa,
yang meliputi (1) mendengar, ialah mendengarkan, memahami, memberikan
tanggapan terhadap gagasan, pendapat, kritikan dan perasaan orang lain
dalam berbagai bentuk wacana lisan, (2) berbicara, ialah berbicara secara
efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan,
perasaan, dalam bentuk kepada berbagai mitra bicara sesuai dengan tujuan
dan konteks pembicaraan, (3) membaca, yaitu membaca dan memahami
berbagai jenis wacana, baik secara tersurat maupun tersirat untuk berbagai
tujuan, dan (4) menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan
dalam berbagai konteks.5
Sesuai dengan fungsinya menyampaikan ide atau gagasan bahasa
Indonesia dikomunikasikan kepada orang lain baik dalam bertutur kata lisan,
menyampaikan pesan maupun dalam bentuk tulisan. Dalam
mengkomunikasikan bahasa diperlukan pengetahuan dan keterampilan
5 Depdiknas. 2003. Kurikulum. 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Umum. hlm. 4-5
5
menggunakan berbagai ragam bahasa yang dapat mendukung pengembangan
pengetahuan, keterampilan, pemikiran dan sikap yang hendak
dikomunikasikannya. Ide-ide atau gagasan itu akan muncul dalam sebuah
proses, yaitu proses kegiatan belajar mengajar.
Di SDN Tanjungsari 02 ini terdapat beberapa masalah yang dialami
oleh siswa pada pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam kemampuan
berbicara. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, salah satu keterampilan
berbahasa adalah kemampuan berbicara. Berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. 6
Dari pemaparan tersebut jelas sudah tidak tercapai apa yang menjadi
keterampilan dasar dari pelajaran bahasa Indonesia dapat dibuat semenarik
mungkin dan menyenangkan bagi anak, sehingga apa yang menjadi harapan
dari pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai dengan baik di SDN
Tajungsari 02. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
guna ketercapaian keterampilan bahasa Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Setelah memperhatikan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi
masalah menjadi.
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara siswa
kelas IV SDN Tanjungsari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor?
6 Djago Tarigan. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan dan Kependudukan. hlm. 138
6
2. Bagaimana penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi di
kelas IV SDN Tanjungsari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor?
3. Apakah pendekatan komunikatif dengan menggunakan metode simulasi
dapat mengembangkan kemampuan berbicara siswakelas IV SDN
Tanjungsari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor?
4. Apakah pendekatan komunikatif dengan metode simulasi berpengaruh
terhadap kemampuan berbicara siswa kelas IV di SDN Tanjungsari 02
Leuwiliang Kabupaten Bogor?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diketahui permasalahan
yang muncul cukup luas, untuk itu lingkup permasalahannya penulis
membatasi yaitu: “Pendekatan komunikatif dibatasi pada metode simulasi
terhadap kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia
di SDN Tanjungsari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor”.
D. Perumusan Masalah
Setelah mempertimbangkan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah sebagai berikut:
“Adakah pengaruh pendekatan komunikatif dengan metode simulasi terhadap
kemampuan berbicara siswa di SDN Tanjungsari 02 Leuwiliang Kabupaten
Bogor”?
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan di atas maka tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk menguji hipotesis penelitian dan untuk memperoleh data
mengenai ada atau tidaknya pengaruh pendekatan metode komunikatif
dengan metode simulasi terhadap kemampuan berbicara siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN Tanjungsari 02 Leuwiliang
Kabupaten Bogor.
2. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan pendekatan komunikatif
berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia di kelas IV.
3. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
SDN Tanjungsari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat
balam menerapkaan metode pembelajaran dan bagaimana cara mengatasi
hambatan-hambatan yang terjadi di SDN Tanjungsari 02 Leuwiliang
Kabupaten Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan :
1. Bagi siswa untuk melatih agar mampu berpikir kritis, mampu
memecahkan masalah, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan
kelompoknya.
2. Bagi guru sebagai bahan bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan
dan mempelajari dan pendekatan pembelajaran.
8
3. Bagi peneliti sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan khususnya mengenai pendekataan pembelajaran.
4. Bagi lembaga sebagai bahan rujukan bagi para guru SD dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan melalui proses belajar mengajar di
kelas.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Analisis Teori
1. Hakikat Pendekatan Komunikatif
Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode.1 Salah
satu pendekatan yang diajarkan pada pelajaran bahasa Indonesia adalah
pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan
yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa
dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam
pembelajaran bahasa.2 Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran
bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi. Pendekatan komunikatif siswa diajarkan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam hidup sehari-hari.
Dengan kata lain, pendekatan komunikatif dapat diartikan sebagai
pendekatan yang mengarahkan pada pembelajaran komunikasi yang
tujuannya agar tujuan dari bahasa dapat tercapai dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
a. Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif memiliki ciri-ciri seperti yang
dikemukakan Finoccaro dan Brumfit, Pendekatan komunikatif
mempunyai ciri sebagai berikut:
1 Darmiyati Zuchdi. 1997. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta: Depdikbud, hlm. 30. 2Dadan Djuanda. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. hlm 33.
9
10
a. Kebermaknaan sangat penting dibandingkan dengan struktur dan bahan bahasa.
b. Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi, bukan mempelajari struktur, bunyi atau kosakata secara terpisah-pisah.
c. Tujuan yang ingin dicapai adalah kemempuan komunikasi (communicative competence), yaitu kemampun menggunakan sistem bahasa secara efektif dan betul.
d. Kelancaran menggunakan bahasa yang dapat diterima, menjadi tujun utama yang ingin dicapai. Keakuratan penggunaan bahasa dilihat dari konteks penggunaannya.
e. Materi pelajaran disusun dan ditahapkan melelui pertimbangan isi, fungsi, atau makna yang menarik.
f. Variasi kebahasaan merupakan konsep sentral dalam materi pelajaran dan metodologi.
g. Apabila diperlukan dan berguna bagi siswa, penerjemahan dapat dilakukan.
h. Jika diperlukan campur kode dengan bahasa ibu dapat dilakukan
i. Dialog, jika digunakan, berkisar pada fungsi-fungsi komunikatif dan biasanya tdak dihafalkan.
j. Bukan ucapan yang persis seperti ucapan penutur asli yang dicari, tetapi ucapan yang dapat dipahami.
k. Usaha untuk berkomunikasi dianjurkan sejak tingkat permulaan.
l. Bahasa yang diciptakan oleh individu-individu sering kali melalui trial and error.
m. Guru membantu siswa dengan cara apa pun yang mendorong siswa menggunakan bahasa yang dipelajari.
n. Siswa diharapkan dapat berinteraksi dengan orang lain melalui kerja berpasangan atau kelompok, baik secara langsung maupun melalui tulisan.3
Dengan kata lain bahwa ciri dari pendekatan komunikatif adalah
pembelajaran yang mengutamakan bahasa untuk berkomunikasi. Seperti
di dalam kelas, biasanya bahasa digunakan untuk memberikan sambutan,
memohon, memberikan informasi, memerintahkan, dan seterusnya
walaupun pemakaiannya terbatas.
3 Bahan Ajar Cetak. 2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta : Direktororat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 58-59
11
Adapun tujuan pengajaran bahasa menurut pendekatan
komunikatif ialah untuk :
a. Mengembangkan komunikasi komunikatif siswa, yaitu kemampuan menggunakan bahasa yang dipelajari itu untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi dan konteks.
b. Meningkatkan penguasaan keempat keterampilan berbahasa yang diperlukan dalam berkomunikasi.4
Dalam pendekatan komunikatif terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan. Salah satunya adalah metode simulasi. Metode simulasi
merupakan cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan
dalam proses belajar mengajar untuk memperoleh suatu pemahaman
tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.5
Dengan demikian, metode simulasi dapat dikatakan suatu cara
pengajaran yang dilakukan dengan menyajikan tiruan untuk memperoleh
suatu pemahaman terhadap mater yang disajikan.
Adapun tujuan penggunaan metode simulasi adalah sebagai
berikut:
a. Melatih keterampilan tertentu yang bersifat praktis bagi kehidupan sehari- hari.
b. Membantu mengembangkan sikap percaya diri pedeserta didik. c. Mengembangkan persuasi dan komunikasi. d. Melatih peserta didik memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang dapat digunakan memecahkan masalah.
e. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.
4 Ibid. hlm. 59 5 Suyatno, dkk. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : UHAMKA
PRESS. hlm. 32
12
f. Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan peserta didik dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya.6
Selain itu, penggunaan metode ini dimaksudkan agar cara
mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam
hubungan sosial. Pada metode ini, titik tekanannya terletak pada
keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi
masalah yang secara nyata dihadapi.
Selain memiliki tujuan, penggunaan metode simulasi memiliki
beberapa alasan sebagai berikut:
a. Ada situasi atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan secara nyata dalam situasi sebenarnya, misalnya keadaan bulan dan rotasi bumi dan bulan, serta matahari atau keadaan kebakaran pasar, keadaan perang, dan sebagainya.
b. Terdapat konsep-konsep yang harus diresapi dan dan dirasakan peserta didik secara langsung, misalnya suasana perjuangan atau mempertahankan kemerdekaan, saling hormat-menghormati sesama manusia, dan sebagainya.
c. Menanamkan sikap-sikap normatif kepada peserta didik yang harus direfleksikan dalam apresiasi jiwa.
d. Agar peserta didik dapat berperan dan berkomunikasi dengan baik.7
Alasan yang lain dalam penggunaan metode simulasi ini adalah
siswa dituntut untuk memecahkan masalahnya sendiri, sehingga akan
menimbulkan sikap kreatif pada diri siswa dan sedikit demi sedikit akan
menghilangkan rasa malas pada diri masing-masing siswa tersebut.
Kelebihan dari metode simulasi antara lain :
6 Mulyani Sumantri, dkk. 1998/1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. hlm. 161
7Ibid. hlm. 162
13
a. Memupuk daya cipta, sebab simulasi dilakukan sesuai dengan kreasi siswa masing-masing dalam membawakan peranannya.
b. Simulasi dapat dijadikan sebagai sebgai bekal siswa untuk menghadapi situasi sebenarnya yang akan dihadapi di lingkungan yang lebih luas.
c. Simulasi dapat membiasakan dan memberikan keterampilan kepada siswa untuk menanggapi dan bertindak secara spontan.
d. Memupuk keberanian dan kemantapan siswa didepan orang banyak.
e. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pengalaman tidak langsung yang diperlukan siswa dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
f. Siswa berkesempatan menyalurkan perasaan yang tependam, sehingga memperoleh kesegaran, kepuasan serta kesehatan jiwa kembali.
g. Dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang mungkin dimiliki siswa, misalnya dalam seni drama.
h. Siswa dapat belajar menghargai dan menerima pendapat orang lain.8
Dari kelebihan metode simulasi diatas, ada juga kelebihan lain
yaitu metode simulasi dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar,
karena metode ini dilakukan secara bersama-sama antara 2 orang atau
lebih. Selain itu, dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa.
Walaupun teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi masih
juga mempunyai kelemahan. Kelemahannya ialah:
a. Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan lebih riset.
b. Terlalu mahal biayanya. c. Banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak
diikutsertakannya elemen-elemen yang penting. d. Menghendaki pengelompokkan yang fleksibel;perlu ruang dan
gedung. e. Menghendaki banyak imajinasi dan guru maupun siswa. f. Menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang
melebihi batas. g. Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap
permainan saja.9
8 Suyatno, Op. Cit. hlm. 32
14
Dengan kata lain pada metode simulasi ini kelemahan yang ada
adalah siswa sering mengalami rasa malu dan takut saat melakukan
simulasi, sehingga pelaksanaan simulasi menjadi kurang maksimal.
Biasanya pada saat similasi ini baik guru maupun siswa terlalu asyik
dalam melakukannya sehingga dapat menimbulkan kurang tercapainya
tujuan pelajaran yang diingikan, dan kadang-kadang proses simulasi
tidak sesuai dengan kenyataan.
Dalam penerapan metode simulasi memiliki beberapa aturan sebagai berikut :
a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok paling banyak lima orang.
b. Guru menyediakan topik-topik pembicaraan yang akan dibahas oleh setiap kelompok.
c. Guru berkeliling mengawasi kelompok dan sekali-kali melakukan tilang bahasa.
d. Kesalahan umum dibicarakan secara umum. e. Diusahan agar anggota kelompok berani mengemukakan
pendapat. f. Guru mencatat kesalahan yang selalu muncul. Kesalahan ini
dapat dimunculkan dalam evaluasi. g. Untuk memperbaiki kesalahan, sebaiknya siswa yang
memperbaikinya. Aturan-aturan tersebut wajib diikuti oleh seluruh siswa dan guru,
agar pelaksanaan simulasi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Sehubungan dengan pernyataan di atas teknik simulasi baik sekali
kita gunakan karena:
a. Menyenangkan siswa. b. Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa. c. Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan
lingkungan yang sebenarnya. d. Mengurangi hal-hal yang verbalitas atau abstrak.
9 Suyatno, Op. Cit. hlm. 23
15
e. Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam. f. Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi
kemingkinan timbulnya keutuhan dan kegotong-royongan serta kekeluargaan yang sehat.
g. Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang cakap.
h. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis. i. Memungkinkan guru bekerja dengan tingkat abilitas yang
berbeda-beda.10
Jika teknik simulasi dilakukan dengan benar dan melaksanakan
aturan-aturan yang sudah ditetapkan, kemungkinan pelaksanaan simulasi
ini akan berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
2. Hakikat Bahasa Indonesia
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat
arbiter, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.11 Sedangkan menurut Santoso
bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
secara sadar.12
Dengan kata lain bahasa adalah sebuah bunyi yang dapat
digunakan untuk berinteraksi dengan seseorang, tetapi tidak semua bunyi
dikatakan sebagai bahasa.
Menurut Keraf dalam Smarafradhipa memberikan dua pengertian
bahasa, pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang
10 Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. hlm 22 11 http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-
pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/(31/01/2011) 12 Ibid
16
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer.13 Dengan demikian, bahasa merupakan sebuah alat komunikasi
yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menyampaikan sebuah
pesan.
Adapun Fungsi bahasa sebagai berikut:
1) Alat untuk menjalankan administrasi negara. Ini berarti segala kegiatan administrasi kenegaraan, seperti surat-menyurat dinas, pendidikan dan sebagainya harus diselanggarakan dalam bahasa Indonesia.
2) Alat pemersatu berbagai suku bangsa di indonesia. Komunikasi diantara suku bangsa yang berbeda kurang mungkin dilakukan dalam salah satu bahasa daerah dari anggota suku bangsa itu. Komunikasi lebih mungkin dilakukan dalam bahasa Indonesia. Karena komunikasi antar suku ini dilakukan dalam bahasa Indonesia, maka akan terciptalah perasaan “satu bangsa” di antara anggota suku-suku bangsa itu.
3) Media untuk menanpung kebudayaan nasional. Kebudayaan daerah dapat ditampung dengan media bahasa daerah, tetapi kebudayaan nasional Indonesia dapat an harus ditampung dengan media bahasa Indonesia.14
Selain itu bahasa Indonesia pun harus pula mampu sebagai alat
pemersatu berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang
kebudayaan dan bahasa yang brebeda-beda. Bahasa Indonesia telah
memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup dalam
satu bangsa. Bahasa Indonesia sesuai fungsinya juga berperan sebagai
alat pengungkapan perasaan dan telah sanggup pula mengungkapkan
nuansa perasaan yang halus.
13 Ibid 14 Abdul Chaer. 2007. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta. hlm. 2
17
Dalam literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi
bahasa bagi setiap orang ada 4, yaitu:
1) Sebagai alat berkomunikasi 2) Sebagai alat mengekspresikan diri 3) Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi sosial 4) Sebagai alat komunikasi. 15
Dengan kata lain dari fungsi bahasa ini sebagai alat komunikasi
dan komunikasi ini dapat juga dilakukan dengan cara lain, misalnya
dengan isyarat. Tetapi dengan komunikasi dapat berlangsung lebih baik
dan lebih sempurna.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia.16 Bahasa Indonesia sendiri,
mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara
di tengah-tengah berbagai macam bahasa daerah.
Dari sudut pandang linguistik, Bahasa Indonesia adalah suatu
varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau
dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan
akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi
kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme
bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini
menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa
15 Lamuddin Finoza. 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Ihsan Mulia. hlm. 2
16 Ibid
18
Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga
saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Adapun ragam bahasa Indonesia antara lain: (1) Ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Biasa disebut
dengan istilah idiolek. Setiap orang tentu mempunyai ragam atau “gaya” bahasa sendiri-sendiri yang sering tidak disadarinya. Perbedaan idiolek ini dapat kita lihat, sebagai contoh, “gaya” bahasa Sutan Takdir Alisyahbana, yang tidak sama dangan “gaya” bahasa Pramudya Ananta Toer.
(2) Ragam bahasa yang dugunakan oleh sekelompok anggota masyaarakat dari wilayah tertentu, biasanya disebut dengan istilah dialek. Misalnya ragam bahasa Indonesia di Jakarta, yang jelas tidak sama dengan ragam bahasa di masyarakat Medan, di Yogyakarta, atau pun di Denpasar.
(3) Ragam bahasa yang digunakan oleh oleh sekelompok anggota dari anggota sosial tertentu, biasanya disebut sisiolek. Misalnya ragam bahasa golongan terdidik, jelas tidak sama dengan ragam bahasa dari golongan buruh kasar, ataupun golongan masyarakat umum.
(4) Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti kegiatan ilmiah, jurnalistik, sastra, hukum, matematkan dan militer. Ragam bahasa ini biasanya disebut dengan istilah fungsiolek. Ragam bahasa ilmiah ini biasanya logis dan eksak, tetapi ragam bahasa sastra penuh dengan kiasan dan ungkapan.
(5) Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi, biasanya disebut dengan istilah ragam bahasa baku atau bahasa standar. Kaidah-kaidah dalam ragam bahasa baku, baik dalam bidang fonologi, morfologi, sintaktis maupun koosakata, biasanya digunakan sacara konsisten.
(6) Ragam bahasa yang digunakan dalamsituasi informal atau situasi tidak resmi, biasanga disebut dengan istilah ragam non baku atau nonstandar. Dalam ragam bahasa non baku ini kaidah-kaidah tata bahasa biasanya tidak digunakan secara konsisten, seringkali dilanggar.
(7) Ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan. Lawannya, ragam bahasa yang digunakan secara tertulis, atau yang biasa disebut bahasa tulisan atau bahasa tertulis. Ragam bahasa lisan tidak sama dengan bahasa tulisan. Bahasa lisan dalam realisasinya sering dibantu dengan mimik,
19
gerak-gerik anggota tubuh, dan intonasi ucapan. Sedangkan dalam bahasa tulisan, mimik, gerak-gerik anggota tubuh, dan intonasi tidak dapat diwujudkan. Karena itu, agar komunikasi dalam bahasa tulisan dapat mencapai sasarannya dengan baik, maka harus diupayakan menyusun struktur kalimat dan penggunaan tanda-tanda baca sedemikian rupa, agar pembaca dapat menangkap bahasa tulisan itu dengan baik dan benar. 17
Dari pemaparan di atas, terlihat jelas bahwa bahasa sangatlah
penting dari kenyataaan berbahasa, seseorang lebih banyak
berkomunikasi secara lisan dibandingkan dengan cara lain. dan alangkah
baiknya kita dapat menguasai ragam-ragam bahasa tersebut dengan baik,
agar kita dapat berkomunikasi secara efektif sesuai dengan tempat dan
situasi tempat ragam itu digunakan.
Diungkapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi bahwa
dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa harus dilatih lebih banyak
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, bukan dituntut lebih banyak
untuk menguasai tentang bahasa.18 Keterampilan berbahasa sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa dapat digunakan
sebagai alat komunikasi didalam kehidupan sehari-hari.
3. Hakikat Kemampuan Berbicara
Berbicara adalah tingkah laku, karena dalam berbicara tersirat
juga kepribadian pembicara.19 Berbicara adalah bagian dalam
komunikasi lisan.20 Berbicara adalah keterampilan menyampaikan
17 Chaer. Op. Cit. hlm. 3 18 Dadan Djuanda. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 54 19 Djago Tarigan. Op. Cit. hlm. 150 20 Djago Tarigan. Op. Cit. hlm. 138
20
pesan melalui bahasa lisan.21 Dengan kata lain berbicara merupakan
tingkah laku seseorang untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang
lain melalui alat ucapnya. Seseorang yang melakukan pembicaraan
dapat dikatakan dia telah melakukan komunikasi lisan.
Dalam setiap kegiatan berbicara selalu terlibat faktor seperti:
(a). Pembicara (b). Pembicaraan (c). Penyimak (d). Media (e). Sarana (penunjang), (d).Interaksi22
Gambaran pribadi seseorang dapat diidentifikasi dengan
berbagai cara, kita dapat menduganya melalui gerak-geriknya, tingkah
lakunya, kesenangannya, dan cara bicaranya. Adapun tujuan berbicara
dapat dibedakan atas lima golongan, yakni untuk :
1. Menghibur 2. Menginformasikan 3. Menstimulasikan 4. Meyakinkan 5. Menggerakkan23
Sehubungan dengan itu, tujuan pengajaran berbicara adalah
sebagai berikut :
a. Siswa mampu menggunakan alat bicara secara tepat dan sempurna, baik volume maupun warna suara.
b. Siswa terlatih menggunakan bahasa Indonesia secara aktif sehingga mampu berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan-kegiatan formal.
c. Mampu berbicara dengan mudah, lancar, dan fasih. d. Siswa dapat berbicara menurut sopan santun yang berlaku.
21 Ibid. hlm. 138 22 Ibid. hlm. 138 23 Ibid. hlm. 139
21
e. Siswa dapat melafalkan kata dan mengucapkan kalimat dengan intonasi yang betul.
f. Siswa terbiasa mengeluarkan pendapat secara lisan dalam berbagai situasi.
g. Membantu pembentukan pendengaran yang kritis.24
Berbicara merupakan salah satu kegiatan dalam berkomunikasi,
sehingga saling berkaitan satu sama lain. Adapun konsep dasar
berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni :
1) Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal 2) Berbicara adalah proses individu berkomunikasi 3) Berbicara adalah ekspresi kreatif 4) Berbicara adalah tingkah laku 5) Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari 6) Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman 7) Berbicara sarana memperluas cakrawala 8) Kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat 9) Berbicara adalah pancaran pribadi.25
Setiap orang memiliki cara berbicara yang berbeda-beda di
mana terdapat keragaman bahasa pada setiap orang, Adapun ciri
pembicara ideal adalah sebagai berikut:
a. Memilih topik yang tepat b. Menguasai materi c. Memahami pendengar d. Memahami situasi e. Merumuskan tujuan yang jelas f. Memahami kemampuam linguistik g. Menjalin kontak dengan pendengar h. Menguasai pendengar i. Memanfaatkan alat bantu j. Meyakinkan dalam penampilan k. Mempunyai rencana26
24 M. Atar Semi. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandung : Angkasa. hlm. 99 25 Djago Tarigan. Op. Cit. hlm. 143 26 Djago Tarigan. Op. cit. hlm. 190
22
Salah satu keterampilan berbahasa diantaranya adalah
kemampuan berbicara.27 Kemampuan berbicara dapat diuraikan ke
dalam berbagai bentuk kegiatan yang bervariasi. Kemampuan berbicara
diantaranya adalah bertanya, menjawab, bercerita, berdialog,
berdiskusi, menyapa, melaporkan, menanggapi, berpidato,
mendeskripsikan, mewawancarai, bermain peran.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas, maka peneliti dapat mengemukakan
yang dimaksud dengan pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif
merupakan pendekatan yang mengutamakan tujuan pengajaran yang
mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam pendekatan
komunikatif ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya adalah metode simulasi.
Metode simulasi merupakan metode yang pengajarannya menggunakan
situasi tiruan agar siswa lebih memahami suatu konsep dalam mata pelajaran
bahasa indonesia.
Melalui metode simulasi pembelajaran akan lebih menarik dan
menyenangkan, disini siswa belajar sekaligus bermain. Siswa yang awalnya
kurang percaya diri, setelah dilakukan metode ini rasa percaya diri siswa
bertambah. Salah satu metode yang paling efektif dalam pembelajaran bahasa
indonesia adalah dengan metode simulasi, meskipun tidak semua pokok
27 Muchlisoh. 1993. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan. hlm. 31
23
bahasan menggunakan metode ini. Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan
antara pokok bahasan dan metode yang akan digunakan, agar pembelajaran di
kelas lebih hidup, efektif, menarik dan menyenangkan, serta kemampuan
berbicara siswa dapat berkembang dengan baik.
Berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan sesuatu melalui
bahasa lisan. Berbicara merupakan tingkah laku seseorang untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain melalui alat ucapnya. Gambaran
pribadi seseorang dapat diidentifikasi dengan berbagai cara, kita dapat
menduganya melalui gerak-geriknya, tingkah lakunya, kesenangannya, dan
cara bicaranya.
Dengan menggunakan metode simulasi ini diharapkan kemampuan
berbicara siswa akan bertambah. Misalnya dapat menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, mampu menggunakan kata-kata yang baku
dalam setiap pembicaraan, serta dapat mengungkapkan bahasa tersebut
dengan baik, sehingga apa yang ingin disampaikan dari pembicaraan tersebut
dapat dimengerti oleh pendengar.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dengan
menggunakan metode simulasi dapat menanbahkan rasa percaya diri siswa
serta kemampuan berbicara siswa dapat meningkat dengan mengunakan
bahasa yang baik dan benar. Peneliti berusaha dengan menggunakan metode
simulasi ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa di kelas IV
SDN Tanjung Sari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor.
24
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.28 Dalam hal ini peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat pengaruh pendekatan komunikatif dengan menggunakan
metode simulasi terhadap kemampuan berbicara siswa.
H1 : Terdapat pengaruh pendekatan komunikatif dengan menggunakan
metode simulasi terhadap kemampuan berbicara siswa.
28 Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta. hlm. 71
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Tanjung Sari 02 Leuwiliang
Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran
2010/2011 dikelas IV SDN Tanjung Sari 02 Leuwiliang Kabupaten Bogor.
B. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendekatan komunikatif dengan menggunakan metode simulasi
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada kemampuan berbicara siswa.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Tanjung Sari 02 Leuwiliang
Kabupaten Bogor. Jadi populasi adalah semua benda yang tinggal secara
bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi kesimpulan menjadi
akhir dari suatu penelitian.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Sampel
yang digunakan adalah sampel random sampling dimana siswa yang diambil
1 Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta. hlm. 131 2 Ibid. hlm. 131
25
26
sebagian dari jumlah populasi yang dijadikan sebagai objek penelitian tahun
ajaran 2010/2011.
Menurut Surakhmad di dalam buku Riduan berpendapat “apabila
ukuran populasi sebanyak kurang dari 100, maka pengambilan sampel
sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi”.3
Populasi yang ada yaitu:
Jumlah siswa kelas IV di SDN Tanjung Sari 02 adalah:
kelas IVa = 46 siswa
kelas IVb = 44 siswa
Jadi sampel yang akan digunakan adalah 30 siswa dari kelas IVa dan 30 siswa
dari kelas IVb.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional merupakan deskripsi tentang variabel yang
diteliti. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan komunikatif dengan
menggunakan metode simulasi, sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan berbicara siswa.
Pendekatan komunikatif dengan menggunakan metode simulasi
merupakan pendekatan dan metode yang digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, siswa belajar denga melakukan suatu dialog
secara berkelompok.
3 Riduan. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta. hlm. 65
27
Kemampuan berbicara pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam
penelitian ini berupa tes kekompakan siswa saat melakukan pembelajaran,
sebelum dan sesudah diberikan pendekatan komunikatif dengan metode
simulasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian Berbicara
Untuk menentukan tingkat kemampuan berbicara digunakan alat-
alat penilaian yang terdiri dari komponen-komponen tekanan, tata bahasa,
kosa kata, kefasihan dan pemahaman. penilaian tiap komponen tersebut
disusun secara berkala: 1 sampai dengan 6, skor 1 berarti sangat kurang,
sedang skor 6 berarti sangat baik. Adapun deskripsi kefasihan (proficiency
description) untuk masing-masing komponen tersebut adalah sebagai
berikut.
Tekanan
1. Ucapan sering tak dapat dipahami.
2. Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan
pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang.
3. Pengaruh ucapan asing (daerah) yang memaksa orang mendengarkan
dengan teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.
4. Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan tidak
menyebabkan kesalahpahaman.
5. Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan standar.
6. Ucapan sudah standar (asing: sudah seperti penutur asli).
28
Tata Bahasa
1. Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat
2. Adanya kesalahan dalam penggunaan pola-pola pokok secara tetap
yang selalu mengganggu komunikasi.
3. Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat yang
dapat mengganggu komunikasi.
4. Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola tertentu,
tetapi tidak mengganggu komunikasi.
5. Sedikit terjadi kesalahan, tetapi bukan pada penggunaan pola.
6. Tidak lebih dari dua kesalahan selama berlangsungnya kegiatan
percakapan.
Kosa Kata
1. Penggunaan kosa kata tidak tepat dalam percakapan yang paling
sederhana sekalipun.
2. Penguasaan kosa kata sangat terbatas pada keperluan dasar personal
(waktu, makanan, transportasi, keluarga).
3. Pemilihan kosa kata sering tak tepat dan keterbatasan penguasaannya
menghambat kelancaran komunikasi dalam masalah sosial dan
profesional.
4. Penggunaan kosa kata teknis tepat dalam pembicaraan tentang masalah
tertentu, tetapi penggunaan kosa kata umum bersifat berlebihan.
5. Penggunaan kosa kata teknis lebih luas dan cermat, kosa kata pun tepat
sesuai dengan situasi sosial.
29
6. Penggunaan kosa kata teknis dan umum luas dan tepat sekali (asing:
seperti penutur asli yang terpelajar).
Kelancaran
1. Pembicaraan selalu terhenti dan terputus-putus sehingga pembicaraan
menjadi macet.
2. Pembicaraan sangat lambat dan tak ajek kecuali untuk kalimat-kalimat
pendek dan telah rutin.
3. Pembicaraan sering tampak ragu, kalimat tidak lengkap.
4. Penbicaraan kadang-kadang masih ragu, pengelompokkan kata kadang-
kadang juga tak tepat.
5. Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-kali masih kurang ajek.
6. Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus (asing : seperti penutur
asli yang terpelajar).
Pemahaman
1. Memahami sedikit isi percakapan yang paling sederhana.
2. Memahami dengan lambat percakapan sederhana, perlu penjelasan dan
pengulangan.
3. Memahami dengan baik percakapan sederhana, dalam hal tertentu
masih perlu penjelasan dan pengulangan.
4. Memahami agak baik percakapan normal, kadang-kadang pengulangan
dan penjelasan.
5. Memahami segala sesuatu dalam percakapan normal, kecuali yang
bersifat koloqial.
30
6. Memahami segala sesuatu dalam pembicaraan formal dan koloqial
(asing : seperti penutur asli yang terpelajar).
a. Penyekoran dan Penafsiran Hasil Berbicara
Pemberian skor kepada masing-masing peserta dilakukan dengan
mempergunakan tabel pembobotan (weighting table) seperti yang
ditunjukkan dibawah ini. Angka-angka dalam tabel yang dimaksud
hendaknya dilihat secara horisontal. Angka 1 sampai dengan 6 pada larik
paling atas adalah skala tingkatan kemampuan atau deskripsi kefasihan
seperti yang dikemukakan di atas.
Tabel 3.1
Pembobotan Penilaian Berbicara
Deskripsi
Kefasihan 1 2 3 4 5 6
Tekanan 0 1 2 2 3 4 ........
Tata bahasa 6 12 18 24 30 36 ........
Kosa kata 4 8 12 16 20 24 ........
Kelancaran 2 4 6 8 10 12 ........
Pemahaman 4 8 12 15 19 23 ........
Jumlah ........
Penafsiran terhadap jumlah skor di atas dilakukan dengan
mempergunakan (mencocokkan) tabel konversi sebagai berikut.
31
Tabel 3.2 Tabel Konversi Tingkat Kefasihan
Jumlah Skor Tingkat Kefasihan
16 – 25 26 - 32 33 - 42 43 - 52 53 - 62 63 - 72 73 - 82 83 - 92 93 – 99
0+*) 1
1+ 2
2+ 3
3+ 4
4+
Tanda + (ples) menunjuk pada posisi (tingkatan) pertengahan di
antara dua tingkatan, misalnya posisi antara 0 dan 1, antara 1 dan 2, dan
seterusnya4.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah hasil kemampuan berbicara siswa yang
menggunakan pendekatan komunikatif dan pendekatan ekspositori
berdistribusi normal atau tidak, dilakukan perhitungan uji normalitas
dengan menggunakan uji lilliefors.
1) Hipotesis yang diajukan adalah:
: Data berasal dari populasi berdistribusi normal
: Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
4 Burhan Nurgiantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE. hlm. 283
32
2) Menentukan harga Lo (Lhitung)
a) Hitung rata-rata nilai skor sempel
b) Hitung standar deviasi nilai skor sempel
c) Urutkan data sempel dari terkecil sampai terbesar ,
,… untuk dijadikan bilangan baku , ,… dengan
menggunakan rumus : = s
xxi −
d) Keterangan:
: Bilangan baku
: Rata-rata
S : Simpangan baku
: Data ke - i
e) Tentukan besar peluang masing-masing nilai Z berdasarkan
tabel Z (luas lengkungan dibawah kurva normal standar dari 0
ke z, dan disebut dengan F( ).
f) Hitung frekuensi kumulatif atas dari masing-masing nilai z, dan
disebut dengan S ( ) kemudian dibagi dengan jumlah sempel
(n).
g) Hitung selisih F ( )- S ( ) dan kemudian tentukan harga
mutlaknya. Ambil harga yang paling besar dari nilai itu
dinyatakan sebagai kemudian dibandingkan dengan Ltabel
33
Kriteria pengujian
Terima jika < Ltabel, maka data berdistribusi normal
Tolak jika ≥ Ltabel, maka data tidak berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji kesamaan variansi (uji
F)
F =kecilVariansterbesarVarianster
Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
: =
: ≠
Keterangan:
σ 2
1 : Variansi kelas eksperimen
σ 2
2 : Variansi kelas kontrol
: Data homogen
: Data tidak homogen
2) Menentukan nilai Fhitung dengan rumus fisher, dengan mengetahui
terlebih dahulu variansi kedua kelompok penelitian tersebut.
3) Mencari Ftabel
Untuk dk pembilang = dk penyebut dan α = 0, 05 maka dapat
dilihat pada tabel F.
34
2. Analisis Data
Setelah dilakukan uji prasyarat, maka tahap berikutnya adalah
tahap analisis data untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
pendekatan komunikatif terhadap kemampuan berbicara siswa bahasa
Indonesia. Rumus yang digunakan adalah :
t =
ns
ns
xx
2
2
2
1
2
1
21
+
−
Kriteria pengujian:
Terima H0 jika thitung ≤ ttabel
Tolak H1 jika thitung ≥ ttabel Mencari interpolasi pada tabel t
C = C0 ( )( )BB
cco
o
−
−
1
1 (B – B0)
B = nilai dk yang dicari
B0 = nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
B1 = nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
C = nilai ttabel yang dicari
C0 = nilai ttabel pada awal nilai yang sudah ada
C1 = nilai ttabel pada akhir nilai yang sudah ada
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil analisis melalui perhitungan dari rumus uji-t dari
kelas kontrol dan kels eksperimen adalah sebagai berikut:
Untuk data kemampuan berbicara siswa kelas IVb SDN Tanjungsari
02, pada pokok bahasan bertelepon dengan metode konvensional, diperoleh
nilai tertinggi 91 dan terendah 50 dengan rata-rata 67,93 dan standar deviasi
116,34.(lampiran 8 hlm 70-74)
Untuk lebih jelasnya data disajikan dalam bentuk distribusi berkelompok
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia
Kelas Kontrol (X)
Frekuensi KelasInterval (Nilai)
NilaiTengah (Xi)
Batas Nyata Absolut Kumulatif Relatif 50-56 53 49,5-56,5 3 3 10% 57-63 60 56,5-63,5 9 12 30% 64-70 67 63,5-70,5 7 19 23,3% 71-77 74 70,5-77,5 5 24 16,6% 78-84 81 77,5-84,5 4 28 13,3% 85-91 88 84,5-91,5 2 30 6,6%
Jumlah 30 100%
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Kontrol
Rentangan ( R ) = Data tertinggi – Data terendah
=91 – 50
= 41
Banyak kelas ( K ) = 1 + 3,3. Log n
35
36
= 1 + 3,3 log ( 30 )
= 1 + 3,3 ( 1,477 )
= 1 + 4,777
= 5,777 dibulatkan menjadi = 6
Panjang kelas interval ( P ) = = 641 = 6,833 dibulatkan menjadi 7
Berdasarkan tabel distribusi di atas, maka grafik histogram dan poligon
dapat dibuat sebagai berikut :
Gambar 4.1
Grafik Histogram dan Poligon Kemampuan Berbicara Kelas IV SDN Tanjungsari 02
37
Hasil yang didapat dari kemampuan berbicara siswa kelas IVa SDN
Tanjungsari 02 pada pokok bahasan bertelepon dengan pendekatan
komunikatif diperoleh nilai tertinggi 96 dan terendah 55 dengan rata-rata 78,3
dan standar deviasi 143,56.(lampiran 9 hal 76-80)
Untuk lebih jelasnya data disajikan dalam bentuk distribusi berkelompok
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia
Kelas Eksperimen (Y)
Frekuensi KelasInterval (Nilai)
NilaiTengah (Xi)
Batas Nyata Absolut Kumulatif Relatif 55-61 58 54,5-61,5 4 4 13,33% 62-68 65 61,5-68,5 3 70 10% 69-75 72 68,5-75,5 6 13 20% 76-82 79 75,5-82,5 4 17 13,33% 83-89 86 82,5-89,5 5 22 16,6% 90-96 93 89,5-96,5 8 30 26,6%
Jumlah 30 100%
Distribusi Frekuensi Kemampuan berbicara Siswa Kelas Eksperimen
Rentangan ( R ) = Data tertinggi – Data terendah
= 96 – 55
= 41
Banyak kelas ( K ) = 1 + 3,3. Log n
= 1 + 3,3 log ( 30 )
= 1 + 3,3 ( 1,477 )
= 1 + 4,777
= 5,777 dibulatkan menjadi = 6
Panjang kelas interval ( P ) = = 641 = 6,833 dibulatkan menjadi 7
38
Berdasarkan tabel distribusi di atas, maka grafik histogram dan
poligon dapat dibuat sebagai berikut :
Gambar 4.2
Grafik Histogram dan Poligon Kemampuan Berbicara Kelas IV SDN Tanjungsari 02
39
Tabel 4.3 Nilai Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia Kelas IV
SDN Tanjungsari 02
No Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
1 50 55 2 50 57 3 55 60 4 57 61 5 59 63 6 59 66 7 60 67 8 61 70 9 61 71 10 61 73 11 62 73 12 62 75 13 64 75 14 64 76 15 64 79 16 69 80 17 70 81 18 70 83 19 70 83 20 71 86 21 74 89 22 75 89 23 76 90 24 76 90 25 80 91 26 80 92 27 83 93 28 84 93 29 91 94 30 91 96
40
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum melaksanakan pengukian hipotesis dilakukan uji persyaratan
analisis, pengujian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dihitung dengan menggunakan Liliefors, dari
data hasil kemampuan kemampuan berbicara siswa untuk kelas kontrol
diperoleh data Lhitung = 0,1517, Ltabel untuk n = 30 dengan taraf signifikan
0,05 adalah 0,161. Lhitung < Ltabel, (Lampiran 8 hlm 75), sedangkan untuk
kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung = 0,1375, Ltabel untuk n = 30
dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,161. Lhitung < Ltabel, (Lampiran 9
hlm 81), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan berbicara
siswa untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Sampel = 60 Lhitung Ltabel
Pendekatan Konvensinal (X) 0,1517 0,161
Pendekatan Komunikatif (Y) 0,1375 0,161
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas atau uji kesamaan dua varian populasi
dari dua kelompok dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil pengujian
diperolah Fhitung 1,23 dan Ftabel 1,85 pada taraf signifikan 0,05 dengan
dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29. karena Fhitung < Ftabel
(lampiran 10 hlm 82) maka dapat disimpulkan bahwa varian kedua
kelompok tersebut homogen.
41
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Fhitung Ftabel
1,23 1,85
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah :
Ho : μμ 21≤
H1 : μμ 21≥
Keterangan :
Ho : Tidak terdapat pengaruh pendekatan komunikatif terhadap
kemampuan berbicara bahasa Indonesia kelas IV.
H1 : Terdapat pengaruh pendekatan komunikatif terhadap kemampuan
berbicara bahasa Indonesia kelas IV.
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan
perhitungan dengan uji-t. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 3,52
sedangkan ttabel = 2,0399 pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat
kebebasan = 58.(lampiran 11 hal 84-85)
Berarti thitung > ttabel yang menyatakan H0 ditolak dan H1 diterima. Ini
menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen terhadap kemampuan berbicara siswa dengan
menggunakan pendekatan komunikatif siswa SDN Tanjungsari 02.
42
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji-t
N A thitung ttabel
60 0,05 3,52 2,0399
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji-t diketahui bahwa H1
diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara
siswa yang diajar dengan menggunakan metode konvensional di kelas kontrol
dan kemampuan berbicara siswa yang diajar dengan menggunakan
pendekatan komunikatif di kelas eksperimen. Hasil pengujian sekaligus
membuktikan bahwa ada pengaruh kemampuan berbicara siswa terjadi
karena perbedaan perlakuan yang diberikan kepada setiap kelompok siswa.
43
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat pengaruh yang sangat
besar pada kemampuan berbicara siswa di kelas eksperimen dengan
menggunakan pendekatan komunikatif daripada dikelas konvensional. Data
tersebut menunjukka bahwa dengan menggunakan metode komunikatif hasil
kemampuan berbicara siswa lebih besar.
Analisis yang telah dilakukan dan telah teruji secara statistik didapat
bahwa thitung lebih besar dari ttabel (3,52 > 2,0399) (lampiran 11 hal 84-85) yang
menyebabkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara kemampuan berbicara siswa yang
menggunakan pendekatan komunikatif dan yang tidak menggunakan
pendekatan komunikatif di kelas IV SDN Tanjungsari 02.
B. Implikasi
Penggunaan pendekatan komunikatif dapat dijadikan salah satu
pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk guru dalam
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia
siswa sekolah dasar.
43
44
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Guru hendaknya mengetahui setiap masalah yang dihadapi oleh siswa
dalam proses belajar mengajar dan berusaha untuk menanggulangi masalah
tersebut.
2. Agar semua guru lebih meningkatkan keterampilan siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya berbicara
3. Hendaknya guru bahasa Indonesia lebih memperhatikan cara membaca
dan intonasi anak saat membaca di sekolah terutama pada topik atau tema
yang berkenaan dengan cerita
4. Kepada para siswa penulis menyarankan agar dapat membaca dan
berbicara sesuai dengan tanda baca yang tertera
45
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Atar Semi, M. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandung : Angkasa. Bahan Ajar Cetak. 2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta : Direktororat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Chaer, Abdul. 2007. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta. Depdiknas. Kurikulum. 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Umum. 2003.
Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Finoza, Lamuddin. 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Ihsan
Mulia. Mikarsa, Hera Lestar, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka. Muchlisoh. 1993. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan.
N.K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE. Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta Sumantri, Mulyani dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
45
46
Suyatno, dkk. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: UHAMKA PRESS.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya. Tarigan, Djago. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan dan Kependudukan.
Walija. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung:
Bunga Rampai. Zuchdi, Darmiyati. 1997. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta: Depdikbud. http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-
bahasa-menurut-para-ahli/(31/01/2011).
47
Lampiran 1 Tabel 5.1
Instrumen Penilaian Berbicara Bahasa Indonesia Aspek Kriteria
Tekanan 1. Ucapan sering tak dapat dipahami.
2. Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang
menyulitkan pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang.
3. Pengaruh ucapan asing (daerah) yang memaksa orang
mendengarkan dengan teliti, salah ucap yang menyebabkan
kesalahpahaman.
4. Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan tidak
menyebabkan kesalahpahaman.
5. Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan
standar.
6. Ucapan sudah standar (asing: sudah seperti penutur asli).
Tata Bahasa 1. Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat
2. Adanya kesalahan dalam penggunaan pola-pola pokok secara
tetap yang selalu mengganggu komunikasi.
3. Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang
cermat yang dapat mengganggu komunikasi.
4. Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola
tertentu, tetapi tidak mengganggu komunikasi.
5. Sedikit terjadi kesalahan, tetapi bukan pada penggunaan pola.
6. Tidak lebih dari dua kesalahan selama berlangsungnya
kegiatan percakapan.
48
Aspek Kriteria Kosa Kata 1. Penggunaan kosa kata tidak tepat dalam percakapan yang paling
sederhana sekalipun.
2. Penguasaan kosa kata sangat terbatas pada keperluan dasar
personal (waktu, makanan, transportasi, keluarga).
3. Pemilihan kosa kata sering tak tepat dan keterbatasan
penguasaannya menghambat kelancaran komunikasi dalam
masalah sosial dan profesional.
4. Penggunaan kosa kata teknis tepat dalam pembicaraan tentang
masalah tertentu, tetapi penggunaan kosa kata umum bersifat
berlebihan.
5. Penggunaan kosa kata teknis lebih luas dan cermat, kosa kata
pun tepat sesuai dengan situasi sosial.
6. Penggunaan kosa kata teknis dan umum luas dan tepat sekali
(asing: seperti penutur asli yang terpelajar).
Kelancaran 1. Pembicaraan selalu terhenti dan terputus-putus sehingga
pembicaraan menjadi macet.
2. Pembicaraan sangat lambat dan tak ajek kecuali untuk kalimat-
kalimat pendek dan telah rutin.
3. Pembicaraan sering tampak ragu, kalimat tidak lengkap.
4. Penbicaraan kadang-kadang masih ragu, pengelompokkan kata
kadang-kadang juga tak tepat.
49
Aspek Kriteria 5. Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-kali masih kurang
ajek.
6. Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus (asing : seperti
penutur asli yang terpelajar).
Pemahaman 1. Memahami sedikit isi percakapan yang paling sederhna.
2. Memahami dengan lambat percakapan sederhana, perlu
penjelasan dan pengulangan.
3. Memahami dengan baik percakapan sederhana, dalam hal
tertentu masih perlu penjelasan dan pengulangan.
4. Memahami agak baik percakapan normal, kadang-kadang
pengulangan dan penjelasan.
5. Memahami segala sesuatu dalam percakapan normal, kecuali
yang bersifat koloqial.
6. Memahami segala sesuatu dalam pembicaraan formal dan
koloqial (asing : seperti penutur asli yang terpelajar).
50
Tabel 5.2 Tabel Pembobotan Penilaian Berbicara
Deskripsi
Kefasihan 1 2 3 4 5 6
Tekanan 0 1 2 2 3 4 ........
Tata bahasa 6 12 18 24 30 36 ........
Kosa kata 4 8 12 16 20 24 ........
Kelancaran 2 4 6 8 10 12 ........
Pemahaman 4 8 12 15 19 23 ........
Jumlah ........
Tabel 5.3
Tabel Konversi Tingkat Kefasihan Jumlah Skor Tingkat Kefasihan
16 – 25 26 - 32 33 - 42 43 - 52 53 - 62 63 - 72 73 - 82 83 - 92 93 – 99
0+*) 1
1+ 2
2+ 3
3+ 4
4+
Tanda + (ples) menunjuk pada posisi (tingkatan) pertengahan di
antara dua tingkatan, misalnya posisi antara 0 dan 1, antara 1 dan 2, dan
seterusnya.
51
Lampiran 2 Tabel 5.4
KISI-KISI INSTRUMEN
Nama Sekolah : SDN Tanjungsari 02
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/II
Penilaian Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Materi
Pokok Jenis Tes Bentuk Jumlah
Soal
Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
dengan bertelepon
Menyampaikan pesan
yang diterima melalui
• Memerankan percakapan
• Mencatat pesan penelepon
• Menyampaikan pesan yang
diterima melalui telepon
• Mencontohkan cara bertelepon
Bertelepon Perfomen Memerankan
Percakapan
1
52
52
Lampiran 3 (RPP Kelas Eksperimen)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2010-2011
Sekolah : SDN Tanjungsari 02
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IVb / II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan bertelepon
II. Kompetensi Dasar
6.2 Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon
III. Indikator
• Mencontohkan cara bertelepon
IV. Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat mengetahui cara akan menelepon (seperti memutar atau
menekan tombol tujuan)
• Siswa dapat mengetahui cara ketika menerima telepon
• Siswa dapat mengetahui cara bertelepon dengan sopan santun
V. Materi Pembelajaran
• Cara akan bertelepon dan bercakap-cakap melalui telepon
53
- Ketika akan bertelepon, sebaiknya putar atau tekan nomor telepon
yang akan dituju, memutar dan menekan tombol tersebut dengan
menggunakan jarimu, jangan menggunakan benda tajam atau pensil
untuk menekan angka.
- Bicaralah seperlunya dengan tetap memperhatikan sopan santun
berbahasa. Ketika mengawali dan mengakhiri pembicaraan, terlebih
dahulu kamu mngucapkan salam, seperti halo, selamat pagi atau
assalamualaikum.
- Ketika bertelepon sebaiknya kamu menyebutkan identitas terlebih
dahulu kemudian menyebutkan maksud dan tujuan menelepon.
- Jika kamu menggunakan telepon umum, bicaralah dengan singkat,
padat dan jelas agar pengguna tidak antre terlalu lama.
• Percakapan I
Rina : “Assalamualaikum.”
Siska : “Walaikumsalam.”
Rina : “Bisa bicara dengan Siska?”
Siska : “Iya, saya sendiri. Ini siapa ya?”
Rina : “Siska, ini Rina. Saya mau bertanya, apakah besok ada PR?”
Siska : “Iya ada.”
Rina : “PR pelajaran apa?”
Siska : “Bahasa Indonesia.”
Rina : “PR nya yang mana? halaman berapa?”
Siska : “Halaman 25, soal pilihan ganda dari nomor 1-10.”
54
Rina :” Terima kasih Siska. Assalamualaikum.”
Siska : “Walaikumsalam.”
• Percakapan II
Danu : “Halo, assalamualaikum.”
Ilham : “Walaikumsalam.”
Danu : “Bisa bicara dengan Ilham?”
Ilham : “Iya ini Ilham, ini siapa ya?”
Danu : “Ilham, ini Danu.”
Ilham : “Iya, ada apa dan?”
Danu : “Nanti sore pukul 15.00 WIB jangan lupa datang ya kita
belajar kelompok di rumah Riski.”
Ilham : “Iya, aku pasti datang. Terima kasih ya.”
Danu : “Oke, sama-sama. Sampai ketemu di rumah Riski
ya, assalamualaikum.”
Ilham : “Walaikumsalam.”
VI. Metode Pembelajaran
• Metode
- Ceramah
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
- Mengkondisikan kelas (kerapihan tempat duduk, kebersihan kelas
dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
belajar)
55
- Mengkondisikan siswa ( kerapihan dan kesiapan siswa menerima
pelajaran)
- Berdoa
- Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan cara-cara bertelepon dengan sopan dan santun
- Guru memperagakan cara bertelepon di depan kelas
3. Kegiatan Akhir
- Siswa secara berpasangan memperagakan cara bertelepon di
depan kelas
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran
• Sumber
Edi Warsidi dan Farika, 2008, Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas,
Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, hlm.85-89
• Alat
Teks percakapan telepon
IX. Penilaian
• Jenis tes
Perfomen
• Bentuk tes
Memerankan percakapan
56
• Instrumen
Instrumen penilaian berbicara
Tabel 5.5 Lembar Pengamatan Pendekatan Komunikatif
KRITERIA
Pengucapan Intonasi Volume Ekspresi Pemahaman No Nama Siswa 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jumlah
Keterangan :
Pengucapan 1 = ucapan kadang tak dipahami 2 = adanya pengaruh ucapan asing 3 = tidak adanya kesalahan pengucapan Intonasi 1 = penggunaan intonasi tidak tepat 2 = pengguanaan kata menghambat kelancaran komunikasi 3 = intonasi lebih tepat dan cermat Volume 1 = volume sering tak jelas 2 = adanya suara samar-samar 3 = suara sangat sangat jelas dan dapat dipahami Ekspresi 1 = tidak ada ekspresi yang ditampilkan 2 = ekspresi ragu 3 = menggunakan ekspresi yang mencerminkan pembicaraan Pemahaman 1 = menguasai sedikit percakapan 2 = menguasai percakapan tetapi masih ada pengulangan 3 = menguasai segala sesuatu dalam pembicaraan
57
Mengetahui Bogor, Mei 2010
Guru Kelas Peneliti
Eka Tri Kartika,S.Pd Ima Irmalasari Dewi
NIP.6338759661300003 NIM.0701045101
Kepala Sekolah
Yoyong Sutiyono, S.Ag. M.M
NIP.125405011978111002
58
Lampiran 4 (RPP Kelas Eksperimen)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2010-2011
Sekolah : SDN Tanjungsari 02
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IVa / II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan bertelepon
II. Kompetensi Dasar
6.2 Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon
III. Indikator
• Memerankan percakapan
• Mencatat pesan penelepon
• Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon
IV. Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat memerankan percakapan di depan kelas
• Siswa dapat mengekspresikan percakapan tersebut dengan ekspresi
yang sesuai dengan isi percakapan
• Siswa dapat menghayati percakapan tersebut
59
• Siswa dapat mencatat pesan penelepon
• Siswa dapat menyampaikan pesan yang diterima tersebut melalui
telepon
V. Materi Pembelajaran
• Cara akan bertelepon dan bercakap-cakap melalui telepon
- Ketika akan bertelepon, sebaiknya putar atau tekan nomor telepon
yang akan dituju, memutar dan menekan tombol tersebut dengan
menggunakan jarimu, jangan menggunakan benda tajam atau pensil
untuk menekan angka.
- Bicaralah seperlunya dengan tetap memperhatikan sopan santun
berbahasa. Ketika mengawali dan mengakhiri pembicaraan, terlebih
dahulu kamu mngucapkan salam, seperti halo, selamat pagi atau
assalamualaikum.
- Ketika bertelepon sebaiknya kamu menyebutkan identitas terlebih
dahulu kemudian menyebutkan maksud dan tujuan menelepon.
- Jika kamu menggunakan telepon umum, bicaralah dengan singkat,
padat dan jelas agar pengguna tidak antre terlalu lama.
• Percakapan I
Rina : “Assalamualaikum.”
Siska : “Walaikumsalam.”
Rina : “Bisa bicara dengan Siska?”
Siska : “Iya, saya sendiri. Ini siapa ya?”
Rina : “Siska, ini Rina. Saya mau bertanya, apakah besok ada PR?”
60
Siska : “Iya ada.”
Rina : “PR pelajaran apa?”
Siska : “Bahasa Indonesia.”
Rina : “PR nya yang mana? halaman berapa?”
Siska : “Halaman 25, soal pilihan ganda dari nomor 1-10.”
Rina :” Terima kasih Siska. Assalamualaikum.”
Siska : “Walaikumsalam.”
• Percakapan II
Danu : “Halo, assalamualaikum.”
Ilham : “Walaikumsalam.”
Danu : “Bisa bicara dengan Ilham?”
Ilham : “Iya ini Ilham, ini siapa ya?”
Danu : “Ilham, ini Danu.”
Ilham : “Iya, ada apa dan?”
Danu : “Nanti sore pukul 15.00 WIB jangan lupa datang ya kita
belajar kelompok di rumah Riski.”
Ilham : “Iya, aku pasti datang. Terima kasih ya.”
Danu : “Oke, sama-sama. Sampai ketemu di rumah Riski
ya, assalamualaikum.”
Ilham : “Walaikumsalam.”
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
• Pendekatan
- komunikatif
61
• Metode
- Simulasi
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
- Mengkondisikan kelas (kerapihan tempat duduk, kebersihan
kelas dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam belajar)
- Mengkondisikan siswa ( kerapihan dan kesiapan siswa menerima
pelajaran)
- Berdoa
- Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
- Siswa bersama guru membagi kelompok untuk memperagakan
percakapan cara bertelepon, setiap kelompok terdiri dari 2 orang
- Beberapa orang siswa secara berpasangan melakukan percakapan
- Siswa memperhatikan setiap kegiatan percakapan yang dilakukan
oleh temannya
- Guru pun mengamati kegiatan percakapan tersebut
3. Kegiatan Akhir
- Evaluasi (seluruh siswa melakukan percakapan secara
berpasangan)
62
- Siswa menceritakan kembali isi dan pesan dari percakapan
tersebut
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran
• Sumber
Edi Warsidi dan Farika, 2008, Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas,
Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, hlm.85-89
• Alat
Teks percakapan telepon
IX. Penilaian
• Jenis tes
Perfomen
• Bentuk tes
Memerankan percakapan
• Instrumen
Instrumen penilaian berbicara
Tabel 5.6
Lembar Pengamatan Pendekatan Komunikatif
KRITERIA Pengucapan Intonasi Volume Ekspresi Pemahaman No Nama Siswa 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jumlah
63
Keterangan : Pengucapan 1 = ucapan kadang tak dipahami 2 = adanya pengaruh ucapan asing 3 = tidak adanya kesalahan pengucapan Intonasi 1 = penggunaan intonasi tidak tepat 2 = pengguanaan kata menghambat kelancaran komunikasi 3 = intonasi lebih tepat dan cermat Volume 1 = volume sering tak jelas 2 = adanya suara samar-samar 3 = suara sangat sangat jelas dan dapat dipahami Ekspresi 1 = tidak ada ekspresi yang ditampilkan 2 = ekspresi ragu 3 = menggunakan ekspresi yang mencerminkan pembicaraan Pemahaman 1 = menguasai sedikit percakapan 2 = menguasai percakapan tetapi masih ada pengulangan 3 = menguasai segala sesuatu dalam pembicaraan
Mengetahui Bogor, Mei 2010
Guru Kelas Peneliti
Dadang, A.Md.Kom Ima Irmalasari Dewi
NIP.2848759661200002 NIM.0701045101
Kepala Sekolah
Yoyong Sutiyono, S.Ag. M.M
NIP.125405011978111002
64
Lampiran 5
Percakapan Komunikatif
PR
• Percakapan I
Rina : “Assalamualaikum.”
Siska : “Walaikumsalam.”
Rina : “Bisa bicara dengan Siska?”
Siska : “Iya, saya sendiri. Ini siapa ya?”
Rina : “Siska, ini Rina. Saya mau bertanya, apakah besok ada PR?”
Siska : “Iya ada.”
Rina : “PR pelajaran apa?”
Siska : “Bahasa Indonesia.”
Rina : “PR nya yang mana? halaman berapa?”
Siska : “Halaman 25, soal pilihan ganda dari nomor 1-10.”
Rina :” Terima kasih Siska. Assalamualaikum.”
Siska : “Walaikumsalam.”
65
Percakapan Komunikatif
Tugas Kelompok
• Percakapan II
Danu : “Halo, assalamualaikum.”
Ilham : “Walaikumsalam.”
Danu : “Bisa bicara dengan Ilham?”
Ilham : “Iya ini Ilham, ini siapa ya?”
Danu : “Ilham, ini Danu.”
Ilham : “Iya, ada apa dan?”
Danu : “Nanti sore pukul 15.00 WIB jangan lupa datang ya kita
belajar kelompok di rumah Riski.”
Ilham : “Iya, aku pasti datang. Terima kasih ya.”
Danu : “Oke, sama-sama. Sampai ketemu di rumah Riski
ya, assalamualaikum.”
Ilham : “Walaikumsalam.”
66
Lampiran 6
Tabel 5.7 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa
Kelas Kontrol
No Responden
Nilai Kemampuan Berbicara
1 76 2 70 3 62 4 83 5 70 6 62 7 61 8 91 9 80 10 59 11 70 12 61 13 64 14 80 15 91 16 71 17 69 18 61 19 84 20 64 21 60 22 75 23 57 24 59 25 74 26 55 27 50 28 64 29 76 30 50
67
Lampiran 7
Tabel 5.8 Hasil Kemampuan Berbicara Siswa
Kelas Eksperimen
No Responden
Nilai Kemampuan Berbicara
1 60 2 73 3 83 4 80 5 61 6 92 7 96 8 55 9 81 10 93 11 79 12 93 13 75 14 91 15 57 16 70 17 90 18 83 19 66 20 71 21 75 22 90 23 86 24 76 25 63 26 73 27 89 28 67 29 94 30 89
68
Lampiran 8
Tabel 5.9
Nilai Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IVb SDN Tanjung Sari 02 (Kelas Kontrol)
No Nilai (X) (X2) 1 50 2500 2 50 2500 3 55 3025 4 57 3249 5 59 3481 6 59 3481 7 60 3600 8 61 3721 9 61 3721 10 61 3721 11 62 3844 12 62 3844 13 64 4096 14 64 4096 15 64 4096 16 69 4761 17 70 4900 18 70 4900 19 70 4900 20 71 5041 21 74 5476 22 75 5625 23 76 5776 24 76 5776 25 80 6400 26 80 6400 27 83 6889 28 84 7056 29 91 8281 30 91 8281 Ʃx = 2049 Ʃx2 = 143437
69
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Kontrol Rentangan ( R ) = Data tertinggi – Data terendah =91 – 50 = 41 Banyak kelas ( K ) = 1 + 3,3. Log n = 1 + 3,3 log ( 30 ) = 1 + 3,3 ( 1,477 ) = 1 + 4,777 = 5,777 dibulatkan menjadi = 6
Panjang kelas interval ( P ) = = 641 = 6,833 dibulatkan menjadi 7
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Kontrol
Kelas Interval
( )
( )
.
Fk
FrekuensiRelatif
( - )
( - )²
( - )²
50-56 53 3 159 3 10% 67,93 -14,92 222,90 668,7 57-63 60 9 540 12 30% 67,93 -7,93 62,88 565,92 64-70 67 7 469 19 23,3% 67,93 -0,93 0,86 6,02 71-77 74 5 370 24 16,6% 67,93 6,07 36,84 184,2 78-84 81 4 324 28 13,3% 67,93 13,07 170,82 683,28 85-91 88 2 176 30 6,6% 67,93 20,07 402,80 805,6
Jumlah 30 2038 100% 2913,72 Diperoleh sebagian data sebagai berikut:
= 2038
= n = 30
1. Rata-rata ) sebagai berikut:
= ∑∑
fifixi.
= 30
2038 = 67,93
2. Median ( Me )
70
Me = b + p
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
f
Fn21
Keterangan :
Me : Median
b : batas bawah kelas median
p : panjang kelas median
n : banyaknya sampel
F : jumlah frekuensi kelas sebelum kelas median
f : frekuensi kelas median
diketahui : b = 66,5 ; p = 7 ; n = 30 ; F = 12 ; f = 7
Me = b + p
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
f
Fn21
= 66,5 + 7
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
7
123021
= 66,5 + 7 ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −
71215
= 66,5 +7 ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡73
= 66,5 + (0,42) = 66,92
3. Modus ( Mo )
Mo = b + p ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
+ 211bb
b
71
Keterangan :
Mo : Modus
b : batas bawah kelas modus
p : panjang kelas modus
: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas modus
: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudah kelas modus
diketahui : b = 56,5 ; p = 7 ; =2 ; = 2
Mo = b + p ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
+ 211bb
b
= 56,5 + 7 ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
+ 222
= 56,5 + 7 ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡42
= 56,5 + 3,5 = 60
4. Simpangan baku ( S )
S = ( )1−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −∑
−
n
xxifi
S = ( ))13072,2913
−
S = 29
72,2913
S = 47,100 S = 10,02
72
5. Varians Skor Nilai
St =
( )
NN
xx∑ ∑−
2
2
=
( )
3030
20491434372
−
= 30
304198401143437−
= 30
7,139946143437−
= 30
3,3490
= 116,34
73
Tabel 5.11 Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan berbicara Bahasa Indonesia
Kelas Kontrol SDN Tajungsari 02
No
F( )
S( )
1 50 -17,93 -1,78 0,0375 0,0666 0,0291 2 50 -17,93 -1,78 0,0375 0,0666 0,0291 3 55 -12,93 -1,29 0,0985 0,1 0,0015 4 57 -10,93 -1,09 0,1379 0,1333 0,0046 5 59 -8,93 -0,89 0,1867 0,2 0,0133 6 59 -8,93 -0,89 0,1867 0,2 0,0133 7 60 -7,93 -0,79 0,2148 0,2333 0,0185 8 61 -6,93 -0,69 0,2451 0,3333 0,0882 9 61 -6,93 -0,69 0,2451 0,3333 0,0882 10 61 -6,93 -0,69 0,2451 0,3333 0,0882 11 62 -5,93 -0,59 0,2776 0,4 0,1224 12 62 -5,93 -0,59 0,2776 0,4 0,1224 13 64 -3,93 -0,39 0,3483 0,5 0,1517 14 64 -3,93 -0,39 0,3483 0,5 0,1517 15 64 -3,93 -0,39 0,3483 0,5 0,1517 16 69 1,07 0,10 0,5398 0,5333 0,0065 17 70 2,07 0, 20 0,5793 0,6333 0,054 18 70 2,07 0,20 0,5793 0,6333 0,054 19 70 2,07 0,20 0,5793 0,6333 0,054 20 71 3,07 0,30 0,6179 0,6666 0,0487 21 74 6,07 0,60 0,7528 0,7 0,0258 22 75 7,07 0,70 0,758 0,7333 0,0247 23 76 8,07 0,80 0,7881 0.8 0,0119 24 76 8,07 0,80 0,7881 0,8 0,0119 25 80 12,07 1,20 0,8849 0,8666 0,0183 26 80 12,07 1,20 0,8849 0,8666 0,0183 27 83 15,07 1,50 0,9332 0,9 0,0332 28 84 16,07 1,60 0,9452 0,9333 0,0119 29 91 23,07 2,30 0,9898 1 0,0102 30 91 23,07 2,30 0,9898 1 0,0102
67,93
74
S 10,02 Dari perhitungan di atas didapat nilai = 0,1517, untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,161. < , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan berbicara siswa kelas kontrol berdistribusi normal. Lampiran 9
Tabel 5.12 Nilai Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IVa SDN Tanjung Sari 02
(Kelas Eksperimen)
No Nilai (X) (X2) 1 55 3025 2 57 3249 3 60 3600 4 61 3721 5 63 3969 6 66 4356 7 67 4489 8 70 4900 9 71 5041 10 73 5329 11 73 5329 12 75 5625 13 75 5625 14 76 5776 15 79 6241 16 80 6400 17 81 6561 18 83 6889 19 83 6889 20 86 7396 21 89 7921 22 89 7921 23 90 8100 24 90 8100 25 91 8281 26 92 8464 27 93 8649 28 93 8649 29 94 8836 30 96 9216 Ʃx = 2351 Ʃx2 = 188547
75
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Eksperimen Rentangan ( R ) = Data tertinggi – Data terendah = 96 – 55 = 41 Banyak kelas ( K ) = 1 + 3,3. Log n = 1 + 3,3 log ( 30 ) = 1 + 3,3 ( 1,477 ) = 1 + 4,777 = 5,777 dibulatkan menjadi = 6
Panjang kelas interval ( P ) = = 641 = 6,833 dibulatkan menjadi 7
Tabel 5.13
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Eksperimen
Kelas Interval ( ) ( ) . Fk
FrekuensiRelatif
( - ) ( - )² ( - )²
55-61 58 4 323 4 13,3% 78,3 -20,3 412,09 1648,36 62-68 65 3 195 7 10% 78,3 -13,3 176,89 530,67 69-75 72 6 432 13 20% 78,3 -6,3 39,69 238,14 76-82 79 4 316 17 13,3% 78,3 0,7 0,49 1,96 83-89 86 5 430 22 16,6% 78,3 7,7 59,29 38,5 90-96 93 8 744 30 26,6% 78,3 14,7 216,09 117,6
Jumlah 30 2349 100% 2575,23 Diperoleh sebagian data sebagai berikut:
= 2349
= n = 30
1. Rata-rata ) sebagai berikut:
= ∑∑
fifixi.
= 30
2349 = 78,3
76
2. Median ( Me )
Me = b + p
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
f
Fn21
Keterangan :
Me : Median
b : batas bawah kelas median
p : panjang kelas median
n : banyaknya sampel
F : jumlah frekuensi kelas sebelum kelas median
f : frekuensi kelas median
diketahui : b = 79,5 ; p = 7 ; n = 30 ; F = 13 ; f = 4
Me = b + p
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
f
Fn21
= 79,5 + 7
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
4
133021
=79,5 + 7 ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −
41315
= 79,5 + 7 ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡42
= 79,5 + (3,5)
= 83
77
3. Modus ( Mo )
Mo = b + p ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
+ 211bb
b
Keterangan :
Mo : Modus
b : batas bawah kelas modus
p : panjang kelas modus
: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum kelas modus
: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudah kelas modus
diketahui : b = 17,5 ; p = 2 ; = 1 ; = 10
Mo = b + p ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
+ 211bb
b
= 89,5 + 8 ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
+ 822
= 89,5 +8 ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡102
= 89,5 + 1,6 = 91,1
4. Simpangan baku ( S )
S = ( )1−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −∑
−
n
xxifi
S = ( ))13023,2575
−
78
S = 29
23,2575
S = 80,88
S = 9,42
5. Varians Skor Nilai
St =
( )
NN
xx∑ ∑−
2
2
=( )
3030
23511885472
−
= 30
305527201188547−
= 30
033,184240188547−
= 30
967,4306
= 143,56
79
Tabel 5.14 Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia
Kelas Eksperimen SDN Tanjungsari 02
No
F( )
S( )
1 55 -23,3 -2,47 0,0068 0,0333 0,0265 2 57 -21,3 -2,26 0,0122 0,0666 0,0544 3 60 -18,3 -1,94 0,0268 0,1 0,0732 4 61 -17,3 -1,83 0,0336 0.1333 0,0997 5 63 -15,3 -1,62 0,0526 0,1666 0,114 6 66 -12,3 -1,30 0,0968 0,2 0,1032 7 67 -11,3 -1,19 0,117 0,2333 0,1163 8 70 -8,3 -0,88 0,1894 0,2666 0,0772 9 71 -7,3 -0,77 0,2206 0,3 0,0794 10 73 -5,3 -0,56 0,2877 0,3666 0,0789 11 73 -5,3 -0,56 0,2877 0,3666 0,0789 12 75 -3,3 -0,35 0,3632 0,4333 0,0701 13 75 -3,3 -0,35 0,3632 0,4333 0,0701 14 76 -2,3 -0,24 0,4052 0,46676 0,0614 15 79 0,7 0,07 0,5279 0,5 0,0279 16 80 1,7 0,18 0,5714 0,5333 0,0381 17 81 2,7 0,28 0,6103 0,5666 0,0437 18 83 4,7 0,49 0,6879 0,6333 0,0546 19 83 4,7 0,49 0,6879 0,6333 0,0546 20 86 7,7 0,81 0,791 0,6666 0,1244 21 89 10,7 1,13 0,8708 0,7333 0,1375 22 89 10,7 1,13 0,8708 0,7333 0,1375 23 90 11,7 1,24 0,8925 0.8 0,0925 24 90 11,7 1,24 0,8925 0,8 0,0925 25 91 12,7 1,34 0,9099 0,8333 0,0766 26 92 13,7 1,45 0,9206 0,8666 0,054 27 93 14,7 1,56 0,9406 0,9333 0,0073 28 93 14,7 1,56 0,9406 0,9333 0,0073 29 94 15,7 1,66 0,9515 0,9666 0,0151 30 96 17,7 1,87 0,9693 1 0,0307
80
78,3 S 9,42
Dari perhitungan di atas didapat nilai = 0,1375, untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,161. < , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan berbicara siswa kelas eksperimen berdistribusi normal. Lampiran 10
Tabel 5.15 Uji Homogenitas Di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
SDN Tanjungsari 02 Langkah-langkah pengujian dan perhitungannya adalah sebagai berikut :
Nilai Varians Sampel
Jenis variabel : Pengaruh pendekatan komunikatif kemampuan berbicara siswa kelas IV SDN Tanjungsari 02
S 10,02 9,42
N 30 30
1. Mencari Nilai Fhitung
F =
= 34,11656,143
= 1,23
2. Menentukan Derajat Kebebasan
dk1 = n1 – 1
= 30 – 1
= 29
dk2 = n2 – 1
= 30 – 1
= 29
3. Menentukan Nilai Ftabel dari Tabel F
Taraf signifikan (α) = 0,05, maka dicari pada tabel F didapat Ftabel = 1,85
81
4. Penentuan Homogenitas
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel, berarti homogen.
Ternyata Fhitung < Ftabel , atau 1,23 < 1,85, maka kedua variansi tersebut
homogen.
Lampiran 11
Analisis Data Dengan Uji-t
Pengujian hipotesis menggunakan uji ttest dengan taraf signifikan α = 0,05
1. Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh pendekatan komunikatif dengan kemampuan
berbicara siswa
H1 : Terdapat pengaruh pendekatan komunikatif dengan kemampuan
berbicara siswa
2. Pengujian Hipotesis
Tolak Ho jika thitung > ttabel
Terima H1 jika thitung < ttabel
3. Menghitung harga statistik dengan rumus :
t =
ns
ns
xx
2
2
2
1
2
1
21
+
−
t =
3034,116
3056,143
93,673,78
+
−
t = 87,378,4
37,10+
82
t = 65,837,10
t = ,294
37,10
t = 3,52
Mencari interpolasi pada tabel t.
C = C0 – (B – B0)
B = nilai dk yang dicari
B0 = nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
B1 = nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
C = nilai ttabel yang dicari
C0 = nilai ttabel pada awal nilai yang sudah ada
C1 = nilai ttabel pada akhir nilai yang sudah ada
Dimana nilai :
C = C0 – (B –Bo)
B = 58 C0 = 2,021
B0 = 40 C1 = 2,000
B1 = 60
C = C0 – (B –Bo)
C = 2,021 ( ) ( )4058
4060021,2000,2
−−−
−
C = 2,021( ) ( )18
20021,0−
−
83
C = 2,021 ( )00105,0−− ( )18
C = 2,021 ( )0189,0−−
C = 2,0399
4. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji ttest dapat diketahui bahwa thitung = 3,52 serta
ttabel ( 05,0=α ; n = 58) = 2,0399. Oleh karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak,
ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen yang
menggunakan pendekatan komunikatif dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode ekspositori pada kemampuan berbicara siswa.
84
Lampiran 12 Tabel 5.16
Luas Di Bawah Lengkungan Kurve Normal Dari 0 S/D Z Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1
0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0753 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2517 2549 2580 2612 2642 2673 2703 2734 2764 2794 2823 2852 2881 2910 2939 2967 2995 3023 3051 3078 3106 3133 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4419 4429 4441 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4808 4808 4812 4817 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890 4898 4896 4898 4901 4004 4906 4909 4911 4913 4916 4918 4920 4922 4025 4927 4929 4931 4932 4934 4936 4938 4940 4941 4043 4945 4946 4948 4949 4951 4952 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974 4074 4975 4976 4977 4977 4987 4979 4979 4980 4981 4981 4982 4982 4083 4984 4984 4985 4985 4986 4986 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
85
3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995 4995 4995 4986 4996 4996 4996 4996 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Sumber : Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Afabeta
Lampiran 13 Tabel 5.17
Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors
Taraf Nyata ( α ) Ukuran Sampel 0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
n = 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30
n > 30
0,417 0,405 0,364 0,348 0,331 0,311 0,294 0,284 0,275 0,268 0,261 0,257 0,250 0,245 0,239 0,235 0,231 0,200 0,187
0,381 0,337 0,319 0,300 0,285 0,271 0,258 0,249 0,242 0,234 0,227 0,220 0,213 0,206 0,200 0,195 0,190 0,173 0,161
0,352 0,315 0,294 0,276 0,261 0,249 0,239 0,230 0,223 0,214 0,207 0,201 0,195 0,289 0,184 0,179 0,174 0,158 0,144
0,319 0,299 0,277 0,258 0,244 0,233 0,224 0,217 0,212 0,202 0,194 0,187 0,182 0,177 0,173 0,169 0,166 0,147 0,136
0,300 0,285 0,265 0,247 0,233 0,223 0,215 0,206 0,199 0,190 0,183 0,177 0,173 0,169 0,166 0,163 0,160 0,142 0,131
Sumber : Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
86
Lampiran 14
Tabel 5.18 Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
α untuk uji dua fihak (two tail test)
0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01 α untuk uji satu fihak (one tail test)
Dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1,000 0,816 0,765 0,741 0,727 0,718 0,711 0,706 0,703 0,700 0,697 0,695 0,692 0,691 0,690 0,689 0,688 0,688 0,687 0,687 0,696 0,686 0,685 0,685 0,684 0,684 0,684
3,078 1,886 1,638 1,533 1,476 1,440 1,415 1,397 1,383 1,372 1,363 1,356 1,350 1,345 1,341 1,337 1,333 1,330 1,328 1,325 1,323 1,321 1,319 1,318 1,316 1,315 1,314
6,314 2,920 2,353 2,132 2,015 1,943 1,895 1,860 1,833 1,812 1,796 1,782 1,771 1,761 1,753 1,746 1,740 1,734 1,729 1,725 1,721 1,717 1,714 1,711 1,708 1,706 1,703
12,706 4,303 3,182 2,776 2,571 2,447 2,365 2,306 2,262 2,228 2,201 2,179 2,160 2,145 2,131 2,120 2,110 2,101 2,093 2,086 2,080 2,074 2,069 2,064 2,060 2,056 2,052
31,821 6,965 4,541 3,747 3,365 3,143 2,998 2,896 2,821 2,764 2,718 2,681 2,650 2,624 2,602 2,583 2,567 2,552 2,539 2,528 2,518 2,508 2,500 2,492 2,485 2,479 2,473
63,657 9,925 5,841 4,604 4,032 3,707 3,499 3,355 3,250 3,169 3,106 3,055 3,012 2,977 2,947 2,921 2,898 2,878 2,861 2,845 2,831 2,819 2,807 2,797 2,787 2,779 2,771
87
28 29 30 40 60 120
0,683 0,683 0,683 0,681 0,679 0,677 0,674
1,313 1,311 1,310 1,303 1,296 1,289 1,282
1,701 1,699 1,697 1,684 1,671 1,658 1,645
2,048 2,045 2,042 2,021 2,000 1,980 1,960
2,467 2,462 2,457 2,423 2,390 2,358 2,326
2,763 2,756 2,750 2,704 2,660 2,617 2,576
Sumber : Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Afabeta
Lampiran 15
Suasana Di Kelas IVb (Kelas Kontrol)
88
Lampiran 16 (Kelas Eksperimen)
Suasana Di Kelas Eksperimen
89
Suasana siswa sedang mempelajari dan menghafal teks yang akan diperagakan di depan kelas
Suasana siswa sedang memperagakan teks yang telah diberikan
90
Suasana siswa sedang memperagakan teks yang telah diberikan
Lampiran 14 Surat Izin Mengadakan Riset
91
Lampiran 15
Surat Keterangan Telah Mengadakan Riset
92
Lampiran 19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IMA IRMALASARI DEWI, dilahirkan di Bogor
pada tanggal 17 Januari 1989. Anak pertama dari
pasangan Bapak Ahmad Surya dan Ibu Een
Juhaeni. Pendidikan Formal yang pernah ditempuh
adalah SDN Puraseda 02 Leuwiliang Bogor, dan
lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama
masuk SMP Negeri 1 Leuwiliang, dan lulus pada
tahun 2003. Kemudian melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 01 Ciampea dan lulus
pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007 melanjutkan ke perguruan tinggi di
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan pada Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan lulus pada
tahun 2011.