Pengaruh Penambahan Taici Pada Baglog Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur Tiram Putih...
-
Upload
ashfafidza-ashshofi -
Category
Documents
-
view
265 -
download
0
Transcript of Pengaruh Penambahan Taici Pada Baglog Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur Tiram Putih...
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENGARUH PENAMBAHAN TAICI PADA BAGLOG
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
BIDANG KEGIATAN :
PKM - P
Diusulkan oleh:
Basthomi Izza A. 105050100111168 Angkatan 2010
Jeffi Adam P. 105050100111165 Angkatan 2010
Aditya Budiawan 105050100111163 Angkatan 2010
Ulwan Hawari 125020307111021 Angkatan 2012
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
USULAM PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : PENGARUH PENAMBAHAN TAICI
PADA BAGLOG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
2. Bidang Kegiatan / Topik : (√)PKM-P ( ) PKM-K ( )PKM-KC
( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Basthomi Izza A.
b. NIM : 105050100111168
c. Jurusan : Peternakan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Brawijaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 085736930890
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a) Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Endang Setyowati, MS
b) NIDN : 0006115205
c) Alamat Rumah dan No Tel/HP : Mondoroko Indah No. 4 Singosari
Malang / 081334647606
6. Biaya Kegiatan Total :
a) Dikti : Rp. 7.277.000
b) Sumber lain : Rp. –
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan
Malang, 10 Oktober 2012
Menyetujui,
PD III
Fakultas Peternakan
(Ir.Eko Widodo.M.Agr.Sc.M.Sc.Phd)
NIP. 19631021 988021 001
Ketua Pelaksana Program
(Basthomi Izza A.)
NIM. 105050100111168
Pembantu Rektor Bidang
Kemahasiswaan
(Ir. H. RB. Ainurrasjid, MS)
NIP. 195506181981031002
Dosen Pendamping
(Ir. Endang Setyowati, MS)
NIDN. 0006115205
iii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan .................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................... iii
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
D. Luaran yang Diharapkan ........................................................................ 2
E. Kegunaan ............................................................................................ 2
F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 3
Syarat Tumbuh Jamur Tiram .............................................................. 3
Persiapan Media Tanam Jamur Tiram ................................................ 4
Karakteristik Dedak ........................................................................... 4
Pengomposan Kotoran Kelinci ........................................................... 5
G. Metode Pelaksanaan ............................................................................... 6
Waktu dan Tempat ............................................................................. 6
Bahan dan Alat .................................................................................. 6
Metode Penelitian .............................................................................. 6
Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 7
Analisis Data ................................................................................... 10
H. Jadwal Kegiatan ................................................................................... 10
I. Rancangan Biaya ................................................................................... 10
J. Daftar Pustaka ....................................................................................... 12
Lampiran .......................................................................................... 13
Biodata Ketua dan Anggota Kelompok ............................................ 14
Biodata Dosen Pendamping ............................................................. 15
1
PENGARUH PENAMBAHAN TAICI PADA BAGLOG TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JAMUR TIRAM PUTIH
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kota Malang dan Batu merupakan kawasan yang sejuk dengan kondisi di
dataran tinggi, wilayahnya cukup luas, dan merupakan kota pelajar sekaligus kota
wisata yang dapat menarik berbagai kalangan. Peluang ini dimanfaatkan sebagian
besar peternak kelinci untuk mengais rejeki melalui perdagangan kelinci hias yang
begitu diminati para wisatawan. Selain itu juga untuk menyuplai permintaan
daging kelinci di wilayah sekitar mengingat tekstur dan nutrisinya yang rendah
kolesterol bagus mencukupi kebutuhan tubuh secara optimal. Hal ini mendorong
berkembangnya kelinci yang dibuktikan dengan jumlah produksi kelinci yang
terus meningkat.
Peningkatan jumlah kelinci yang pesat berdampak pada bertambahnya
limbah berupa kotoran padat dan cair. Sementara para peternak belum
memanfaatkan limbah secara optimal agar memiliki nilai yang lebih efisien.
Kalaupun ada sebatas sebagai pupuk tanpa pengolahan lebih lanjut, sehingga
potensi yang begitu besar dengan kandungan hara kompleks belum maksimal
dikelola. Disisi lain usaha jamur tiram juga mengalami peningkatan. Upaya
peningkatan produksi jamur tiram perlu didukung dengan penyediaan media
tumbuh yang selama ini banyak memanfaatkan dedak. Sementara dedak
merupakan bahan baku pakan ternak yang cukup mahal harganya. Menurut
Rachmatullah (2009) Nitrogen dibutuhkan jamur tiram dalam jumlah besar untuk
untuk pembentukan protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik, Nitrogen
juga berguna untuk mempercepat pertumbuhan, dari pemanfaatan TAICI
diharapkan mampu mensubtitusi kebutuhan Nitrogen yang diperoleh dari dedak.
Kompos TAICI (Tai kelinci) memiliki kandungan nitrogen 2,62% bersama
karbon 29% sedangkan dedak memiliki Nitrogen sebanyak 0,50% dengan karbon
35%. Dari sini dapat diketahui TAICI memiliki kandungan yang lebih seimbang
jika dibandingkan dengan kandungan dedak.
2
Untuk itu diajukan penelitian terbaru berupa pengaruh pemanfaatan
kompos TAICI sebagai bahan pembuatan baglog jamur tiram dilihat dari
perkembangan dan produksi jamur yang dihasilkan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Peternak kelinci di daerah Malang raya terus berkembang, sehingga
menghasilkan feses kelinci yang melimpah, feses tersebut memiliki kandungan
karbon dan nitrogen yang tinggi yang diperlukan untuk perkembangan jamur.
Berdasarkan hal tersebut maka masalah yang akan dikaji adalah bagaimana
pengaruh konnsentrasi TAICI sebagai medium terhadap produktivitas dan
perkembangan yang dihasilkan jamur tiram.
C. TUJUAN
1. Mencari subtitusi dedak sebagai bahan pembuatan baglog jamur tiram
2. Membuat formulasi memanfaatan TAICI yang mencukupi nutrisi jamur
tiram
3. Meningkatkan produksi jamur tiram
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian diharapkan mampu mengoptimalkan potensi yang terkandung di
dalam TAICI dengan inovasi terbaru pada budidaya jamur tiram, sehingga mampu
menbuka cakrawala peternak kelinci dan petani jamur tiram untuk meningkatkan
nilai TAICI dan menekan biaya pembuatan baglog jamur tiram.
E. KEGUNAAN
Keutungan yang mampu diperoleh dari penelitian ini adalah:
a) Setelah diperoleh formulasi yang tepat, maka petani jamur dapat
menghasilkan jamur dalam jumlah besar dengan biaya yang lebih murah.
b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani jamur dan
peternak kelinci.
c) Membuka peluang ekspor jamur tiram sebagai daerah tropis pusat
pertumbuhan jamur.
d) Penelitian ini akan membuka pola pikir kaum intelektual untuk
mengembangkan pemanfaatan TAICI yang memiliki potensi besar dalam
meningkatkan produktivitas jamur tiram.
3
Sumber: Agus dkk (2004)
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Syarat Tumbuh Jamur Tiram
Pada umumnya, jamur ini bisa tumbuh pada suhu 24°-28°C, kelembaban
yang diperlukan dalam budidaya jamur tiram ± 80 – 90% dengan keadaan air
pada substrat tanaman antara 60-65% (Djarijah, 2001). Budidaya jamur tiram
putih sebaiknya dilakukan dalam ruangan saja supaya tidak terkena sinar
matahari secara langsung sehingga tidak kering karena jamur tiram putih
membutuhkan kelembaban yang tinggi. Sedangkan intensitas cahaya yang
dibutuhkan pada saat pertumbuhan jamur tiram sekitar 10 % saja (Cahyana et al.,
1997).
Untuk kehidupan dan perkembangannya jamur memerlukan nutrisi dalam
bentuk unsur-unsur kimia misalnya nitrogen, fosfor, belerang, kalium, karbon
yang telah tersedia dalam jaringan kayu, walaupun dalam jumlah sedikit. Oleh
karena itu, diperlukan penambahan dari luar dalam bentuk pupuk yang digunakan
sebagai bahan campuran pembuatan substrat tanaman atau media tumbuh jamur
(Suriawiria, 2006).
Pemakaian
pupuk hayati dalam
budidaya jamur tiram
(Pleurotus ostreatus)
untuk menggantikan
pupuk kimia
merupakan salah satu
penerapan konsep
pertanian organik yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari
pupuk kimia (Sutanto, 2006).
Menurut Rachmatullah (2009) bahwa pertumbuhan jamur tiram
membutuhkan nutrisi untuk metabolisme dalam tubuh. Nutrisi atau hara yang
dibutuhkan yaitu: a) Karbon (C) bersumber dari karbohidrat sebagai unsur dasar
pembentukan sel dan sebagai energi untuk metabolisme, sumber karbon diperoleh
dalam bentuk monosakarida, polisakarida, selulosa dan lignin (kayu). b) Nitrogen
Tabel 1. Komposisi Bahan Media Jamur Tiram
4
Tabel 2. Komposisi Substrat Baglog
Sumber: Chang (1980)
diperlukan untuk pembentukan protein, lemak dan berbagai persenyawaan
organik, nitrogen juga berguna untuk mempercepat pertumbuhan. c) Vitamin
berfungsi sebagai bahan tambahan atau suplemen sehingga pertumbuhan jamur
menjadi lebih baik, vitamin yang dibutuhkan oleh jamur yaitu vitamin B1 dan
B12. d) Mineral sebagai unsur hara mikro yang berguna sebagai pelengkap pada
jamur. Kebutuhan mineral sudah tercukupi dari media. Penambahan kapur sebagai
pengatur tingkat kemasaman (pH) sekaligus memenuhi kebutuhan mineral yaitu
kalsium (Ca).
2. Persiapan Media Tanam Jamur Tiram
Cara membuat media tanam
adalah dengan pengayakan untuk
memisahkan atau menyaring serbuk
kayu gergaji yang bersar dan kecil/halus
sehingga didapatkan serbuk kayu
gergaji yang halus dan seragam.
Tujuannya untuk mendapatkan media
tanam yang memiliki kepadatan tertentu tanpa merusak kantong plastik ( bag log)
dan mendapatkan tingkat pertumbuhan miselia yang merata, kemudian
mencampur semua bahan, sambil ditambah air hingga kandungan airnya 60% dan
dimasukkan ke dalam polibag. Saat memasukkan campuran media ke dalam
polibag sambil dilakukan pemadatan media. Selanjutnya disterilkan pada suhu
1210C, menggunakan uap panas bertekanan 2 atm atau 15 psi selama 30 menit.
Apabila tidak memungkinkan maka bisa dengan aliran uap panas suhu 1000C
selama 2 jam, atau suhu 800C selama 4 jam. Setelah disterilkan dibiarkan selama
semalam (Sumarsih, 2012).
3. Karakteristik Dedak
Dedak merupakan produk samping penggilingan gabah menjadi beras.
Penggilingan satu ton gabah menghasilkan dedak sebanyak 60-80 kg. Bergantung
pada varietas beras dan derajat penggilingannya (Purbasari, 2008). Penggunaan
Kandungan Dedak Persentase (%)
Lignin 29.2
C 35
N 0.50
C:N 70
5
Tabel 3. Kandungan Nutrisi Dedak
Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Bogor
dedak pada media jamur tiram putih berfungsi sebagai substrat dan penghasil
kalori untuk pertumbuhan jamur.
Dedak yang digunakan sebagai
campuran media harus yang
masih baru, tidak berbau apek,
dan strukturnya belum rusak.
Jika memakai bahan yang sudah
lama dikhawatirkan sudah
terjadi fermentasi yang dapat
berakibat pada tumbuhnya jenis
jamur yang tidak dikehendaki.
4. Kompos Kotoran Kelinci
Pengomposan adalah suatu proses dekomposisi yang mengkonversikan
bahan organic padat menjadi produk yang stabil dibawah kondisi lingkungan yang
terkendali (Merkel,1981). Komposting pada feses merupakan suatu teknik untuk
memproduksi bahan organik menjadi stabil dengan cara membatasi hilangnya
nutrisi, sehingga dengan komposting akan mengurangi 2 jumlah feses,
mengurangi bau untuk memberikan persepsi yang baik pada masyarakat (Haque
dan Vandepopuliere, 1994).
Cara pembuatan kompos limbah peternakan kelinci dengan memanfaatkan
feses, urine dan residu pakan kemudian ditimbun dengan probiotik, berdasarkan
penelitian yang dilakukan Lugyo (2005) hasil terbaik untuk memperoleh
memperoleh pupuk kompos kelinci dengan menggunakan perbadingan 10
kilogram limbah kelinci kemudian ditambahkan 25 gram Probion dan 25 gram
Urea.
Menurur Yurmiati (2010) untuk memaksimalkan kandungan P, N, pada
limbah kelinci dapat dilakukan dengan pengomposan menggunakan limbah
kelinci dan serbuk kayu sengon dengan perbandingan 50:50 kemudian ditambah
probiotik.
6
Sumber: Lugyo (2005)
Tabel 4. Hasil Analisa Kompos Kelinci dengan Penambahan Probiotik
G. METODE PELAKSANAAN
1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan poncokusumo Kota Malang
bertopografi terjal dengan kemiringan diatas 45 % dan berada di ketinggian 1400
Mdpl kelembaban 85 % dengan suhu rata-rata 270C. Penelitian ini akan
dilaksanakan selama lima bulan.
2. Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jamur tiram
putih (Pleurotus florida), Probion, TAICI, serbuk gergaji kayu sengon, dedak,
alkohol, CaCO3, CaSO4, dan air. Alat yang digunakan meliputi: Drum, tongkat
kayu, spatula besi, bunsen, plastik polibag dari plastik PP (Polipropilene), kapas,
plastik penutup, cincin, karet gelang, termometer, higrometer, terpal, ayakan,
kompor, pH meter, kertas grafik, penggaris dan timbangan.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan lima macam perlakuan yang masing-masing diulang 4 kali.
Masing–masing ulangan perlakuan terdapat 50 baglog, sehingga keseluruhan
7
terdapat 250 baglog pada tiap perlakuan menggunakan berat 50 kg. bentuk
perlakuan, untuk bentuk perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Perlakuan Bentuk Perlakuan
P1 Serbuk Gergaji 80%+Dedak 20%
P2 Serbuk Gergaji 80%+Dedak 15%+Kompos TAICI 5%
P3 Serbuk Gergaji 80%+Dedak 10%+Kompos TAICI 10%
P4 Serbuk Gergaji 80%+Dedak 5%+ Kompos TAICI 10%
P5 Serbuk Gergaji 80%+ Kompos TAICI 10%
4. Pelaksanaan Penelitian
4.1 Persiapan
Kompos TAICI diperoleh dengan memanfaatkan feses, urine dan residu
pakan kelinci kemudian dicampur dengan serbuk kayu sengon dengan
perbandingan 50:50 dan ditambah probiotik Probion 0,24%, dan ditimbun selama
14 hari dan dilakukan pembalikan setiap 3 hari. Serbuk kayu yang digunakan
berasal dari jenis kayu sengon (Albasia sp) karena mempunyai kandungan nutrisi
yang cukup tinggi sehingga sangat membantu pertumbuhan miselium jamur.
Sedangkan serbuk kayu biasa diperoleh dengan Serbuk kayu sengon yang
digunakan harus dikomposkan dahulu agar terpecah menjadi senyawa sederhana.
Pengomposan dilakukan dengan menambahkan kalsium sulfat (CaSO4) sebanyak
2% dan CaCO3 1% dari jumlah total serbuk gergaji. Pengomposan dilakukan
selama ± 14 hari. Setelah dikompos, serbuk gergaji kemudian diayak untuk
mendapatkan ukuran yang seragam.
Semua substrat dimanfaatkan dalam media dengan digiling ketika sudah
kering 0,02 cm, kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran yang seragam.
Dalam budidaya jamur, alat dan ruangan yang digunakan harus steril. Oleh karena
itu sebelum digunakan, alat dan ruangan disterilkan dengan menggunakan alkohol
70%.
4.2 Pembuatan Media
Bahan – bahan yang dipergunakan komposisi sesuai perlakuan. Pada setiap
perlakuan, ditambahkan secara langsung kompos serbuk kayu sengong yang telah
dicampur CaSO4 dan CaCO3. Semua bahan dicampur hingga merata dan
8
ditambahkan air hingga ± 65%. Setelah semua bahan tercampur rata, dimasukkan
dalam plastik polipropilene dengan ukuran 18cm x 36 cm x 0,03 mm. Bahan
tersebut kemudian dipadatkan hingga memiliki berat tiap media tanam 1 kg
dengan ketinggian 19–20 cm dan pada ujungnya diberi cincin. Cincin kemudian
diberi kapas lalu ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet gelang.
4.3 Sterilisasi
Media tanam dalam plastik tersebut ditata dalam krat untuk disterilkan.
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan drum pada ruang sterilisasi dengan
suhu 950C konstan selama 5 jam. Baglog ditata dengan jarak yang teratur, tidak
terlalu rapat agar proses sterilisasi bisa merata pada seluruh media tanam yang
ada. Setelah media tanam disterilkan, kemudian dilakukan pendinginan dengan
membiarkan media tanam tetap dalam ruang sterilisasi selama ± 24 jam sampai
suhu dalam ruangan tersebut ± 260C. Media tanam kemudian dikeluarkan dan
dibiarkan hingga tidak panas lagi.
4.4 Inokulasi
Inokulasi merupakan proses penanaman bibit jamur pada media tanam yang
telah disterilkan dan didinginkan. Bibit dalam botol terlebih dahulu dihancurkan
dengan menggunakan spatula panjang yang telah disemprot alkohol dan dibakar
diatas api bunsen. Bibit tersebut kemudian dimasukkan pada media tanam melalui
mulut cincin plastik dengan membuka kapas dan plastik penutup terlebih dahulu.
Bibit yang dimasukkan sebanyak ± 15 gram. Setelah dimasukkan, cincin ditutup
kembali dengan menggunakan kapas tanpa plastik. Pada proses inokulasi, alat dan
ruangan yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dengan menyemprotkan
alkohol. Pelaksana inokulasi harus memakai masker, pakaian yang bersih serta
tangan terlebih dahulu disemprot dengan alkohol. Proses inokulasi harus
dilakukan dengan cepat untuk mengurangi terjadinya kontak media bagian dalam
dengan udara sehingga kontaminasi bisa dihindari
4.5 Inkubasi
Dilakukan dengan menyimpan media yang telah diisi bibit pada ruangan
dan kondisi tertentu agar miselium jamur tumbuh. Suhu yang diperlukan untuk
proses inkubasi adalah 25-30ºC dengan kelembaban 65-70% dan intensitas cahaya
± 10%. Ruangan yang digunakan harus selalu dibersihkan. Inkubasi dilakukan
9
hingga seluruh media berwarna putih oleh miselium secara merata antara 21 hari
setelah inokulasi. Keberhasilan pertumbuhan miselium jamur dapat diketahui ±1
minggu setelah inokulasi. Pada setiap media ditempel dengan kertas grafik untuk
mempermudah pengamatan panjang miselium.
4.6 Penumbuhan
Penumbuhan dilakukan pada ruangan khusus dengan kondisi yang
diperlukan yaitu suhu antara 16-22ºC dan kelembaban 80-90%. Ruang yang akan
digunakan dibersihkan terlebih dahulu dan semprot dengan alkohol
70%.Penempatan media tanam secara horizontal untuk efektifitas ruang dan
memudahkan proses pemanenan. Sedangkan pembukaan kapas dimaksudkan
untuk memberikan oksigen yang cukup bagi pertumbuhan tubuh buah jamur.
4.7 Pemeliharaan
Suhu dan kelembaban ruang penumbuhan tetap sesuai untuk perkembangan
badan buah dengan cara menyiram lantai ruang penumbuhan dan pengkabutan
atau penyemprotan air dengan hand sprayer pada ruang penumbuhan. Air yang
disemprotkan diusahakan tidak mengenai bagian dalam baglog karena bisa
menyebabkan kebusukan media. Untuk pengaturan suhu ruangan dilakukan
dengan membuka dan menutup pintu dan jendela (ventilasi) kubung dan untuk
mengatur suhu dan kelembaban agar sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan.
4.8 Pemanenan
Satu minggu setelah media tanam dipindah dalam ruang penumbuhan,
kemudian dipanen. Menurut Parlindungan (2003) jamur tiram awal pertama kali
dapat dipanen pada waktu 45 hari dari pembuatan media yang telah jadi.
Pemanenan dilakukan dengan mencabut semua bagian dari jamur hingga
pangkalnya. Bagian jamur yang tertinggal pada media biasa menyebabkan
kebusukan pada media. Sehingga tidak bisa berproduksi lagi. Pemanenan
dilakukan pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran jamur tersebut.
4.9 Parameter pengamatan
1. Saat panen pertama. Jamur yang telah siap dipanen memiliki ciri badan
buah yang bagian tepi telah menipis dan memiliki ukuran yang optimal, pada
umumnya panen dilakukan 2-3 hari setelah munculnya pin head. Pemanenan
dilakukan dengan mencabut keseluruhan bagian dari jamur hingga tidak
10
meninggalkan sisa pada media tanam pada pagi atau sore hari untuk menjaga
kesegaran jamur.
2. Berat segar total badan buah (gram). Jamur yang telah dipanen
dibersihkan dari kotoran yang masih menempel kemudian ditimbang untuk
mengetahui berat segar total. Berat segar badan buah per baglog yang telah
ditimbang setiap panen kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan produktifitas
jamur tiram tiap perlakuan.
3. Frekuensi panen (kali). Setiap baglog dicatat 8 kali panen atau bisa
berproduksi dalam jangka waktu ± 2 bulan. Adapun jarak selang waktu antara
masing-masing panen adalah 1-2 minggu.
5. Analisis Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik pertumbuhan dan
produksi jamur tiram berdasarkan data perolehan digunakan statistik deskriptif
yang akan menampilkan parameter statistik yaitu rataan. Untuk membandingkan
karakteristik pertumbuhan dan produksi oleh masing masing perlakuan dipakai
statistik inferensial yaitu ANCOVA dengan α = 5% . Apabila F hit ≥ F tabel
maka dilanjutkan dengan uji yang dikemukakan oleh Dowdy & Stanley (1982).
H. JADWAL KEGIATAN
Keterangan:
All: semua AD: Aditya B. JE: Jeffi Adam P.
BA: Basthomi Izza A. UL: Ulwan H.
1. Penyiapan bahan, bibit dan alat All
2. Pencampuran bahan AD
3. Pengomposan JE
4. Pengisian bahan pada plastik UL
5. Sterilisasi dan Pengisian bibit BA
6. Inkubasi AD
7. Pemanenan BA
8. Pengamatan All
9. Analisa data All
10. Penyusunan Laopran Akhir All
11. Revisi Laporan Akhir All
PJBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Jenis KegiatanWaktu Kegiatan (Minggu ke-)
Bulan 5
11
I. RANCANGAN BIAYA
Bahan Biaya satuan Kebutuhan Total
Serbuk Sengon Rp. 1.000/kg 826 kg Rp. 826.000
Limbah kelinci Rp. 500/kg 50 kg Rp. 25.000
Bibit jamur tiram Rp. 800/botol 35 botol Rp. 280.000
Probion Rp. 50.000/pack 1 pack Rp. 50.000
Dedak Rp. 4.000/kg 100 kg Rp. 400.000
CaCO3 Rp. 800/kg 9 kg Rp. 48.000
CaSO4 Rp. 3.000/kg 16 kg Rp. 48.000
Total 1677000
Biaya Penunjang Biaya satuan Kebutuhan Total
Trasportasi Rp. 40.000 25 Rp. 1.000.000
Tenaga buat Baglog Rp. 400.000 - Rp. 400.000
Tenaga untuk inokulasi Rp. 50.000 - Rp. 50.000
Tenaga Sterilisasi Rp. 75.000 - Rp. 75.000
Total Rp. 1.525.000
Peralatan Biaya satuan Kebutuhan Total
Plastik PP Rp. 5.000/pack 25 pack Rp. 125.000
Cincin Paralon Rp. 200 1000 Rp. 200.000
LPG Rp. 1.4000/tbng 35 tbng Rp. 490.000
Kapas steril & kapuk Rp. 170.000 1 paket Rp. 170.000
Drum Pengukus Rp. 200.000 1 buah Rp. 200.000
Sekop Rp. 50.000/buah 1 buah Rp. 50.000
Terpal Rp. 150.000/paket 1 paket Rp. 150.000
Pembuatan Kumbung Rp. 1.500.000 Rp. 1500.000
Sewa Lahan Rp. 400.000 5 X 4 m Rp. 400.000
spatula besi Rp. 25.000/buah 2 buah Rp. 50.000
Timbangan Rp. 75.000 1 Rp. 75.000
Higrometer Rp. 120.000/buah 1 buah Rp. 120.000
Termometer Rp. 15.000/buah 2 buah Rp. 30.000
Ayakan Rp. 20.000 1 buah Rp. 20.000
Kompor Rp. 170.000 1 buah Rp. 170.000
Sprayer Rp. 20.000/buah 1buah Rp. 20.000
Bunsen Rp. 20.000 1 buah Rp. 20.000
Ember Rp. 5.000/buah 4 Rp. 20.000
Total Rp. 3.810.000
Biaya lain-lain Harga Satuan kebutuhan Total
Biaya pengetikan Rp. 1.000/jam 120 jam Rp. 120.000
12
Kertas A4 70g Rp. 35.000/rim 1 rim Rp. 35.000
Pencetakan Laporan Rp. 15.000 4 Rp. 60.000
Dokumentasi Rp. 50.000/paket 1 paket Rp. 50.000
Total Rp. 2.65.000
Rekapitulasi biaya
Jenis Jumlah
Biaya bahan Rp. 1.677.000
Biaya penunjang Rp. 1.525.000
Biaya peralatan Rp. 3.810.000
Biaya lain-lain Rp. 265.000
Total Rp. 7.277.000
J. DAFTAR PUSTAKA
Agus, G.T.K., Agus, K.A., Dianawati, A., Dipi, U.T., Irawan, E.S., Miharja, K.,
Gusyadi, L., Luluk, A.M., Maman, N., Karno, P.S., Dachlan, P., Udin, S.,
Ujang, J.M., Yana, T., dan Sastro, Y. 2004. Budidaya Jamur Konsumsi.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Cahyana, Muchroji dan M. Bakrun. 1997. Jamur Tiram. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Chang. 1980. The Biology and Cultivation of Edible Miishrooms. 341.
Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Jakarta. pp.67
Haque, A.K.M.A and J.M. Vandepopuliere. 1994. Composting Cage Layer
Manure with Poultry Litter. Journal Aplied Poultry Sciense, Inc.
Departement of Animal Sciences, University of Missouri, Columbia, MO
65211, pp.268-273.
Lugyo. 2005. Pengaruh Berbagai Kompos Dengan Menggunakan Probiotik
Terhadap Produksi Rumput Panicum Maximum Cv. Riversdale. Prosiding
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian, Bogor: 62-68.
13
Merkel,J.A. 1981.Managing Livestock Wastes. AVI Publishing Company.
Inc.Westport.Connecticut.
Parlindungan, A.K. 2003. Karakteristik Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram
Putih (Pleorotus ostreatus) dan Jamur Tiram Kelabu (Pleurotus sajor Caju)
pada Baglog Alang-alang. Jurnal Natur Indonesia 5 (2): 152-156.
Rachmatullah. 2009. Kebutuhan Nutrisi Jamur Tiram dalam Media Tumbuh.
http://bisnisjamur.wordpress.com. 8 Oktober 2012.
Sumarsih, Sri. 2012. Budidaya Jamur Tiram dengan Berbagai Media.
Yogyakarta: Fakutas Pertanian UPN.
Suriawiria, U., 2006,Budidaya Jamur Tiram, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sutanto, R., 2006,Penerapan Pertanian Organik: Pemasyarakatan dan
Pengembangannya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Yono, C. Rahardjo., Sajimin., dan D. Purwantari, Nurhayati. 2010. Potensi
Kotoran Kelinci Sebagai Pupuk Organik Dan Pemanfaatannya Pada
Tanaman Pakan Dan Sayuran. Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang
Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci. Balitnak Bogor.
Yurmiati, Husmi. 2010. Kualitas Pupuk Organik Hasil Biokonversi Limbah
Peternakan Kelinci.
14
K. LAMPIRAN
1. Daftar riwayat hidup ketua dan anggota :
Daftar riwayat hidup ketua
Nama Lengkap :Basthomi Izza A.
NIM :105050100111168
Tempat Tanggal Lahir :Kediri, 18 Februari 1992.
Alamat asal :Desa Kuwik Kecamatan Kunjang
Kabupaten Kediri.
Alamat Malang : Jl. MT-Haryono. Gg. 2 508A Malang.
Ttd.
Daftar riwayat hidup angota
1. Nama Lengkap : Jeffi Adam P.
NIM : 105050100111165
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 06 November 1991.
Alamat asal : Desa Wringin Anom, Kecamatan
Poncokusumo, Malang.
Alamat Malang : Desa Wringin Anom, Kecamatan
Poncokusumo, Malang.
Ttd.
2. Nama Lengkap : Aditya Budiawan
NIM : 105050100111163
Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 26 Juni 1992
Alamat asal :Jl. Raya Babat Kecamatan Babat Lamongan
Alamat Malang : Jl. Sumbersari gg. 2 No.141 a Malang
Ttd.
15
3. Nama Lengkap : Ulwan Hawari
NIM : 125020307111021
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Agustus 1994
Alamat asal : Perumahan Cahaya Permata V/6 Pakunden
Kediri
Alamat Malang : Jl. MT-Haryono. Gg. 2 508A Malang
Ttd.
2. Nama dan biodata dosen pendamping
Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Endang Setyowati, MS
NIDN : 0006115205
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Fakultas/Prodi : Peternakan/Ilmu Peternakan
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
Bidang Keahlian : Produksi Ternak dan Penanganan
Limbah
Waktu untuk kegiatan PKM : 4 jam /minggu
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Ir. Endang Setyowati, MS)
NIDN.0006115205