PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA MERAH · menurunkan kecepatan katabolisme HDL. Buah naga merah...
Transcript of PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA MERAH · menurunkan kecepatan katabolisme HDL. Buah naga merah...
1
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA MERAH
(Hylocereus polyrhizus) TERHADAP KADAR HDL PRIA
DISLIPIDEMIA
Artikel Penelitian
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi
Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
disusun oleh :
WINDA AMALIA PERTIWI
22030110120023
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
2
HALAMAN PENGESAHAN
Artikel penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus) terhadap Kadar HDL Pria Dislipidemia” telah
dipertahankan di hadapan penguji dan telah direvisi.
Mahasiswa yang mengajukan
Nama : Winda Amalia Pertiwi
NIM : 2203011012.8623
Fakultas : Kedokteran
Program studi : Ilmu Gizi
Universitas : Diponegoro Semarang
Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus) terhadap Kadar HDL Pria Dislipidemia
Semarang, 10 September 2014
Pembimbing
Etika Ratna Noer, S.Gz, M.Si.
NIP. 198011302010122.861
3
Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Terhadap Kadar HDL
Pria Dislipidemia
Winda Amalia Pertiwi 1, Etika Ratna Noer2
ABSTRAK
Latar Belakang: Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan
pembuluh darah. Risiko penyakit jantung dapat kurangi dengan pengendalian kadar HDL
salahsatunya dengan cara meningkatkan konsumsi buah kaya serat seperti buah naga merah. Buah
naga merah memiliki kandungan niasin, vitamin C dan asam palmitat yang dapat meningkatkan
kadar HDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga merah
dengan dosis 2.86 g/ kg BB/hari terhadap kadar HDL pria dislipidemia.
Metode: Jenis penelitian adalah kuasi eksperimental dengan rancangan pre-post control group
design. Subyek adalah pria dislipidemia dengan kadar HDL < 40mg/dl, dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok kontrol yang diberi plasebo dan kelompok perlakuan yang diberi jus
buah naga merah dengan dosis 2.86 gr/kg BB/hari. Intervensi dilakuan selama 21 hari. Metode
phosphotungstic precipitation digunakan untuk menganalisis kadar kolestrol HDL. Darah diambil
sehari sebelum intervensi dan pada hari ke-22 setelah subyek berpuasa selama 10 jam saat . Uji
normalitas menggunakan Shapiro-Wilk. Analisis statistik menggunakan dependent t-test,
Wilcoxon, independent t-test dan Mann-Whitney.
Hasil: Rerata kadar HDL sebelum intervensi kelompok perlakuan meningkat dari 28.71±5.27
mg/dl menjadi 32.21±5.75 mg/dl dengan rerata kenaikan sebesar 3.50±3.94 mg/dl. Rerata kadar
HDL sebelum intervensi pada kelompok kontrol menurun dari 33.86±3.76 mg/dl menjadi
28.50±6.76 mg/dl dengan rerata penurunan sebesar -5.36±6.01 mg/dl. Terdapat perubahan kadar
HDL yang bermakna pada kelompok perlakuan setelah intervensi (p<0.05). Terdapat perbedaan
kadar HDL yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah intervensi (p<0.05).
Kesimpulan: Pemberian jus buah naga merah berpengaruh terhadap peningkatan kadar HDL pria
dislipidemia pada kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan kadar kolesterol HDL antara
kelompok kontrol dan perlakuan setelah intervensi.
Kata kunci: jus buah naga merah (red dragon fruit), HDL, dislipidemia
1 Mahasiswa, Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang. 2 Dosen, Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
4
Effect of Red Dragon Fruit Juice (Hylocereus polyrhizus) on High Density Lipoprotein
(HDL) Level in Men with Dyslipidemia
Winda Amalia Pertiwi1, Etika Ratna Noer2
ABSTRACK
Background: dyslipidemia have been shown to be one of the factors associated with
cardiovascular disease. The risk of cardiovascular disese can reduce by controlling HDL level with
increase high-fiber fruit consumption such as red dragon fruit. Red dragon fruit contains niacin,
vitamin C, and palmitic acid which can increase HDL level. The purpose of this research was to
determine the effect of red dragon fruit juice on HDL level in Men with dyslipidemia.
Method: This research was quasi-experimental study with pre-post control group design. Subjects
were dyslipidemia men with HDL level < 40 mg/dl, classified into 2 groups, control group given a
placebo and the treatment group consumed red dragon fruit juice 2.86 g/kg WB/day. Intervention
was done for 21 days. Blood was collected one day before intervention and 22nd day after an
overnight fast. HDL cholesterol level was measured using phosphotungstic precipitation method.
Shapiro-Wilk was used to analyze normality of the data. The statistical analyze include
independent t-test and Mann-Whitney.
Results: Mean of HDL level before intervention in treatment group increased from 28.71±5.27
mg/dl to 32.21±5.75 mg/dl with a mean decrease of 3.50±3.94 mg/dl. of HDL level before
intervention in control group decreased from 33.86±3.76 mg/dl to 28.50±6.76 mg/dl with a mean
decrease of -5.36±6.01 mg/dl. HDL level significantly changes in the treatment group after
intervention(p<0.05). HDL level significantly different between treatment and control group after
intervention (p<0.05).
Conclusion: The administration of red dragon fruit juice significantly increased HDL levels in
treatment group. HDL level significantly different between treatment and control group after
intervention.
Keywords: red dragon fruit juice, HDL level, dyslipidemia.
1 Student of Nutrition Science Department, Medical Faculty, Diponegoro University, Semarang 2 Lecture of Nutrition Science Department, Medical Faculty, Diponegoro University, Semarang
5
PENDAHULUAN
Penyakit jantung merupakan penyakit kardiovaskuler (PKV) penyebab
kematian utama di dunia. Pada tahun 2.868, dari 17,3 kasus kematian karena
PKV diantaranya 7,3 juta akibat PJK.1 PJK menyumbang 23,6% penyebab
kematian orang Indonesia pada tahun 2.869.2 Dinas Kesehatan Kota Semarang
melaporkan kematian di Rumah Sakit dan Puskesmas pada tahun 2011 sebanyak
653 dari 1074 kematian akibat penyakit tidak menular (60,8%) disebabkan PKV.3
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Tingginya kadar LDL
seiring peningkatan risiko terjadinya PKV namun sebaliknya kadar HDL yang
tinggi akan memperkecil risiko PKV.3 HDL merupakan jenis kolesterol yang
bersifat baik atau menguntungkan karena mengangkut kolesterol dari pembuluh
darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding
pembuluh darah atau mencegah terjadinya aterosklerosis yang merupakan
patofisiologi utama PJK.4 Kolesterol HDL rendah merupakan faktor risiko yang
lebih besar untuk penyakit jantung dibandingkan merokok, total kolesterol,
tekanan darah, atau jenis kelamin.5 Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25% dari
kadar kolesterol total yaitu tidak boleh kurang dari 40 mg/dL.6 Pengendalian HDL
salahsatunya melalui pengaturan diet yang merupakan terapi yang lebih aman
daripada terapi obat. Pengaturan diet yang disarankan adalah dengan mengurangi
konsumsi lemak total dan lemak jenuh serta meningkatkan asupan sayuran dan
buah kaya serat.7,8
Buah naga merah atau Hylocereus polyrhizus belakangan ini tengah
populer di masyarakat. Penelitian Mahattanawee menunjukkan buah naga merah
memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.9 Pigmen berwarna merah pada buah
naga merah diketahui sebagai betacyanin yang merupakan turunan dari betalain.
Betalain telah diteliti manfaatnya sebagai antiradikal dan senyawa
antioksidatif.10,11 Berbagai zat aktif antihiperlipidemia yang terkandung dalam
buah naga diantaranya, niasin, asam askorbat, dan asam palmitat diyakini
meningkatkan kadar HDL. Niasin dapat meningkatkan sintesis HDL dan
menurunkan kecepatan katabolisme HDL. Buah naga merah sangat kaya akan
6
vitamin C. Vitamin C yang terkandung dalam daging buah naga merah sangat
mencukupi kebutuhan perhari individu yaitu mencapai 540,27 mg/100 g.12
Vitamin C berperan sebagai antioksidan memiliki efek mencegah kerusakan HDL
yang diakibatkan peroksidase lipid, pembentukan radikal bebas serta
meningkatkan eksresi asam empedu.13 Asam palmitat yang terdapat di dalam biji
buah naga memiliki efek mengurangi tingkat katabolisme Apolipoprotein A-1
(Apo A-1) sehingga ada lebih banyak HDL yang dapat disintesis.13,14
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) telah diteliti sebelumnya pada
tikus putih hiperglikemia dengan dosis 3,6 g/200 g BB/hari selama 28 hari dapat
meningkatkan kadar HDL. HDL mengalami peningkatan yang signifikan
sebanyak 76,3 %.12 Penelitian lanjutan dilakukan pada subjek Diabetes Mellitus
tipe 2 menunjukkan bahwa selama 28 hari pemberian buah naga merah dengan
dosis 400 g hanya meningkatkan kadar HDL sebanyak 3,2%. Kadar HDL
sebenarnya mengalami peningkatan hingga 19,9% hingga 21 hari pemberian
buah, namun ternyata mengalami penurunan hingga 16,7% di minggu akhir
penelitian.15
Pria usia menengah berisiko lebih tinggi terkena PJK dibandingkan
dengan wanita dan 40% diantaranya menyebabkan kematian dini.2 Hormon
testosteron pada pria mempercepat timbulnya aterosklerosis. Selain itu, aktivitas
fisik yang rendah merupakan salah satu faktor risiko dislipidemia.16,17 Penelitian
mengenai pengaruh pemberian jus buah naga merah dengan dosis 2.86 g/kg
BB/hari selama 21 hari pada pria dislipidemia belum pernah dilakukan.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh
pemberian jus buah naga merah terhadap kadar HDL pria penderita dislipidemia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan
pre-post group design. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pemberian jus
buah naga merah dengan dosis 2.86 g/kg BB/hari. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kadar HDL pria Dislipidemia. Pelaksanaan penelitian ini
7
telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro melalui terbitnya Ethical Clearance.
Berdasarkan perhitungan, subjek minimal dalam dalam penelitian ini
adalah 14 subjek perkelompok. Pengambilan subjek menggunakan metode
consecutive sampling, yaitu sebanyak 82 orang yang bersedia diambil darahnya
untuk proses skrinning awal, diperoleh sebanyak 31 orang memenuhi kriteria
inklusi penelitian. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol sehingga diperoleh 16 subjek pada kelompok perlakuan dan
15 subjek pada kelompok kontrol. Pembagian kelompok bertujuan agar kedua
kelompok memiliki distribusi umur yang relatif sama.
Subjek penelitian adalah pekerja di Kantor Dinas Bina Marga, Bappeda
dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Kota Semarang. Subjek
yang diambil memenuhi kriteria inklusi, yaitu pria berusia 35-50 tahun, memiliki
kadar HDL < 40 mg/dl. Selama penelitian subjek tidak mengkonsumsi alkohol,
tidak dalam keadaan sakit atau dalam perawatan dokter berkaitan dengan penyakit
jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, gagal ginjal dan penyakit kronis
lainnya, tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan antihiperlipidemia dan tidak
merokok lebih dari 12 batang perhari, serta mengisi informed consent sebagai
pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian.
Kelompok perlakuan diberikan jus buah naga merah selama 21 hari
dengan dosis 2.86 g/kg BB/hari. Dosis dan lama pemberian jus buah naga
berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang secara signifikan dan efektif dapat
meningkatkan kadar HDL pada tikus putih hiperkolesterolemia dan subjek
diabetes mellitus tipe 2. Daging buah naga merah segar, ditimbang sesuai dosis
individu ditambahkan 70 ml air Daging buah naga merah segar, ditimbang sesuai
dosis individu ditambahkan 70 ml air kemudian diblender hingga berbentuk jus.
Kelompok kontrol diberikan air sirup rendah kalori berwarna merah sebagai
plasebo. Kepatuhan subjek mengkonsumsi jus buah naga dikontrol dengan
melihat langsung subjek meminum jus sesaat setelah pemberian. Kepatuhan
responden dicatat pada formulir daya terima.
8
Beberapa zat gizi seperti lemak, karbohidrat, kolesterol dan vitamin C
dianggap sebagai variabel perancu dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan
pencatatan asupan zat gizi yang berasal dari makanan dan minuman seluruh
subjek penelitian dengan formulir food recall. Pencatatan asupan zat gizi
dilakukan 3 kali saat intervensi, yaitu saat hari kerja, akhir pekan dan hari libur.
Data asupan zat gizi subjek dianalisis menggunakan program nutrisurvey. Data
asupan lemak dan karbohidrat kemudian dibandingkan dengan kebutuhan individu
yang dihitung dengan rumus Mifflin St. Jeor sedangkan kolesterol dan vitamin C
dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk melihat persentase
kecukupan zat gizi. Asupan dikatakan lebih bila persentase asupan > 105% dan
dikatakan kurang bila persentase < 75% dari kebutuhan atau AKG 3,18
Data aktivitas fisik subjek diambil melalui metode wawancara dengan
menggunakan kuesioner aktivitas fisik Baecke yang telah dimodifikasi. penilaian
aktivitas fisik hanya berdasarkan kebiasaan olahraga dan kegiatan saat waktu
luang dimana intensitas, frekuensi dan durasi merupakan faktor yang
mempengaruhi skor penilaian. Pilihan jawaban responden dari kuesioner tersebut
dinilai dengan angka koding yang merupakan skor kemudian skor tersebut
dihitung dengan rumus berikut:
Indeks Aktifitas Olah Raga = {[(D2a1 x D2a2 x D2a3)+ (D2a1 x D2a2 x D2a3)]+D3+D4+D5}
4
Skor yang didapatkam kemudian digolongkan sesuai skala likert menjadi lima
golongan kemudian kelompokkan kembali menjadi dua kelompok, yaitu aktif dan
tidak aktif.19
Kadar HDL dianalisis dengan menggunakan metode phospotungistic
precipilation. Sampel darah diambil sehari sebelum intervensi dan pada hari ke-22
setelah subjek berpuasa selama ±10 jam oleh petugas laboratorium.
Data diolah dengan software SPSS. Uji normalitas data menggunakan uji
Saphiro-Wilk. Perbedaan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah intervensi
pada setiap kelompok dianalisis menggunakan uji dependent / paired t-test.
Perbedaan pengaruh antar kelompok kontrol dan perlakuan dianalisis dengan
independent t-test.
9
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Subjek
Karakteristik subjek terdiri dari gambaran umur, status gizi, dan aktivitas
fisik subjek disajikan pada Tabel 1. Seluruh subjek adalah pria dengan usia 35-50
tahun.
Saat penelitian berlangsung dua orang subjek pada kelompok perlakuan
drop out karena seorang subjek tidak mengkonsumsi jus buah naga merah selama
tiga hari berturut-turut dan seorang lainnya tidak bersedia diambil darahnya pada
saat post test, sedangkan seorang subjek pada kelompok kontrol juga di drop out
karena tidak bersedia diambil darahnya saat post test. Sehingga jumlah subjek
pada setiap kelompok menjadi 14 orang dengan total jumlah 28 orang untuk
kedua kelompok.
Tabel 1. Karakteristik subyek
Karakteristik subyek Mean±SD
Kontrol
(n=14) Mean ±SD
Perlakuan
(n=14) p
n % n %
Umur
35-40 tahun
41-45 tahun
46-50 tahun
43.50±5.54
3
7
4
21.4%
50.0%
28.6%
43.93±6.27
4
2
8
28.6%
14.3%
57.1%
0.7262
Status Gizi*
Normal (18,5-22,9kg/m2)
Overweight (23-24,9kg/m2)
Obesitas (≥ 25 kg/m2)
25.61±3.71
3
4
7
21.4%
28.6%
50.0%
26.53±3.56
1
4
9
7.1%
28.6%
64.3%
0.5091
Aktivitas Fisik
Aktif
Tidak Aktif
4
10
4
10
1 independent t-test 2 uji Mann-Whitney
* Kriteria Status Gizi Asia Pasifik
Sebagian besar subjek kelompok kontrol (78.6%) kelompok perlakuan
(71.4%) berusia > 40 tahun. Hasil uji beda menunjukkan tidak dapat perbedaan
umur antara kedua kelompok (p>0.05). Sebagian besar subjek kontrol (50%) dan
perlakuan (64.3%) memiliki status gizi obesitas dengan indeks massa tubuh ≥ 25
kg/m². Berdasarkan hasil uji beda tidak terdapat perbedaan status gizi bermakna
terhadap kedua kelompok (p>0.05). Sebagian besar subjek baik kontrol maupun
perlakuan memiliki kategori aktivitas fisik tergolong tidak aktif.
10
Asupan Zat Gizi selama Intervensi
Asupan lemak, karbohidrat, kolesterol, dan vitamin C dapat
mempengaruhi kadar HDL. Asupan zat gizi subjek antara kelompok kontrol dan
perlakuan selama intervensi disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Asupan Zat Gizi selama Intervensi
Kelompok Perlakuan (n=14) Kontrol (n=14)
p Mean ± SD Mean ± SD
Lemak
%Kecukupan* 110.1±26.8 103.8±22.8 0.5111
Karbohidrat
%Kecukupan* 109.4±23.5 111.3±18.3 0.8041
Kolesterol**
%Kecukupan 166.6±61.5 140.4±47.0 0.2161
Vitamin C
%Kecukupan** 40.9±25.3 35.5±16.2 0.5061
1 independent t-test
*dibandingkan dengan kebutuhan individu
**dibandingkan dengan AKG 2013
Kedua kelompok memiliki rerata asupan lemak, karbohidrat, dan
kolesterol yang berlebihan( > 100%) dan vitamin C yang kurang dari kebutuhan
(< 100%). Namun secara statistik, tidak terdapat perbedaan rerata persentase
kecukupan asupan lemak, karbohidrat, kolesterol, dan vitamin C antara kedua
kelompok selama intervensi (p>0.05).
Perbedaan kadar HDL sebelum dan setelah intervensi
Perbedaan kadar HDL subjek sebelum dan setelah intervensi disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan kadar HDL sebelum dan setelah intervensi
Kelompok
Kontrol
(n=14)
Perlakuan
(n=14) p
mean±SD mean±SD
Kadar HDL pre (mg/dl)
Kadar HDLpost (mg/dl)
∆ Kadar HDL
%
p
33.86±3.76
28.50±6.76
-5.36±6.01
15.8
0.0051
28.71±5.27
32.21±5.75
3.50±3.94
12.2
0.0051
0.0062
0.0292
0.0002
1 paired sample t-test
2 independet t-test
11
Berdasarkan Tabel 3, terdapat perbedaan rerata kadar HDL pre pada
kelompok kontrol dan perlakuan (p<0.05) dimana rerata kadar HDL pada
kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok perlakuan namun keduanya
termasuk dalam kategori rendah (< 40 mg/dl) menurut National Cholesterol
Education (NCEP).7 Terdapat perbedaan rerata kadar HDL post pada kelompok
kontrol dan perlakuan (p<0.05). Terdapat perubahan kadar HDL yang bermakna
(p<0.05) setelah intervensi pada kedua kelompok. Setelah pemberian jus buah
naga merah terjadi peningkatan kadar HDL pada kelompok perlakuan yang pada
awal penelitian 28.71±5.27 mg/dl menjadi 32.21±5.75 mg/dl dengan rerata
kenaikan sebesar 3.50±3.94 mg/dl (12.2 %), sedangkan pada kelompok kontrol
terjadi penurunan kadar HDL dari 33.86±3.76 mg/dl menjadi 28.50±6.76 mg/dl
dengan rerata penurunan sebesar -5.36±6.01 mg/dl (15.8 %).
PEMBAHASAN
Karakteristik Subjek
Penelitian ini memiliki karakteristik subjek pria dislipidemia. Sebagian
besar subjek berusia 41-50 tahun dan memiliki status gizi obesitas. Sebagian besar
subjek penelitian baik kontrol maupun perlakuan memiliki aktivitas fisik
tergolong tidak aktif. Menurut analisis statistik, secara keseluruhan tidak ada
perbedaan umur, status gizi dan aktivitas fisik antar kedua kelompok. Maka
karakteristik subjek pada awal penelitian dapat dianggap homogen.
Risiko dislipidemia pada pria meningkat seiring dengan bertambahnya
usia.2 Pada rentang usia remaja hingga 50 tahun, pria 2-3 kali lebih berisiko
terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan
karena adanya penurunan hormon testosteron.20,21 Penelitian di Australia
menyatakan bahwa rendahnya hormon testosteron berkaitan dengan penyakit
stroke karena penurunan hormon testosteron mempercepat timbulnya
aterosklerosis.22 Selain usia, overweight dan obesitas memicu gangguan
metabolisme lipoprotein yang dapat menyebabkan penurunan kadar HDL.20
Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner aktivitas fisik,
sebagian besar subjek sering mengisi waktu luang dengan menonton televisi.
12
Olahraga merupakan pilihan yang jarang hingga tidak pernah dilakukan pada
hampir seluruh subjek. Hanya sedikit subjek yang memiliki kebiasaan olahraga.
Jenis, intensitas, dan durasi olahraga sangat mempengaruhi skor aktivitas fisik
dalam penelitian ini sehingga hanya sebagian kecil subjek yang tergolong dalam
kategori aktif sehingga mewakili subjek yang berisiko dislipidemia.
Aktivitas fisik yang rendah memicu terjadinya obesitas. Sebaliknya,
meningkatkan aktivitas fisik berkaitan dengan penurunan berat badan. Penelitian
meta-analisis menunjukan efek setiap penurunan 1 kg berat badan dapat
meningkatkan HDL sebanyak 0.35 mg/dl. Pada subjek yang dapat menjaga berat
badannya selama 6 minggu dengan stabil setelah penurunan berat badan akan
meningkatkan kadar kolesterol HDL. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu
meningkatkan HDL.23 Olahraga rutin berintensitas rendah yaitu 5 kali per minggu
selama 30 menit atau 3 kali perminggu selama 60 menit seperti berjalan, jogging,
bersepeda, dan berenang dapat meningkatkan HDL sebanyak 3-9%. 23,24
Gambaran Asupan Gizi Subjek
Pada penelitian ini, asupan lemak, karbohidrat, kolesterol dan vitamin C
dikontrol karena dianggap dapat mempengaruhi kadar HDL. Selain itu asupan
niasin dan asam palmitat juga dapat mempengaruhi kadar HDL, namun kedua zat
gizi tidak dapat dianalisis karena keterbatasan software pengolah data.
Kedua kelompok memiliki asupan karbohidrat, lemak, dan kolesterol yang
berlebihan ( > 100%) sedangkan asupan vitamin C yang kurang dari kebutuhan (<
100%). Asupan lemak dan kolesterol tertinggi berada pada kelompok perlakuan
sedangkan asupan karbohidrat tertinggi pada kelompok kontrol. Asupan vitamin C
pada kelompok kontrol lebih rendah daripada kelompok perlakuan. Berdasarkan
uji statistik, secara keseluruhan tidak ada perbedaan yang bermakna antara asupan
zat gizi subjek kelompok kontrol dan perlakuan.
Kadar kolesterol HDL dipengaruhi oleh modifikasi diet, asupan tinggi
lemak jenuh dan kolesterol umumnya kadar HDL akan meningkat dan terjadi
penurunan ketika asupan lemak diganti dengan karbohidrat. Karbohidrat
menyebabkan penurunan HDL berhubungan dengan perubahan metabolisme Apo
A-1.16,25 Asupan rendah lemak jenuh dapat menurunkan kolesterol LDL namun
13
secara bersamaan mengesampingkan efek penurunan HDL.25 Beberapa penelitian
membuktikan bahwa pengurangan asupan lemak jenuh dan kolesterol
berhubungan dengan penurunan penyakit kardiovaskular. HDL merupakan
lipoprotein pengangkut kolesterol, ketika berada dalam darah HDL mengikat
kelebihan kolesterol dan mengirimkan ke hati untuk diproses dan dieksresi
bersama cairan empedu. 24,25,26
Rata-rata kebutuhan vitamin C untuk laki-laki dewasa adalah 90 mg/hari.
Berdasarkan wawancara, subjek dalam penelitian ini sebagian merupakan perokok
yang menghisap ±12 batang rokok perhari. Individu yang merokok dianjurkan
menambahkan 35 mg asupan vitamin C dari kecukupan perhari individu yang
bukan perokok.27 Penelitian mengenai pemberian suplementasi vitamin C
sebanyak 1 g/hari selama 8 bulan pada 138 pria dan wanita menunjukan
peningkatan kadar HDL sebesar 7% atau 3,8 mg/dl. Terapi pemberian vitamin C
untuk aterosklerosis dianjurkan dengan dosis 0,5-3 g/hari sehingga berdasarkan
hal tersebut pemberian jus buah naga merah dalam penelitian ini sangat
mencukupi kebutuhan dan terapi aterosklerosis.27,28
Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah terhadap Kadar HDL
Data kadar HDL subjek sebelum intervensi, secara statistik terdapat
perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
dimana rerata kadar HDL pada kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan
rerata kadar HDL kelompok kontrol. Hal ini mungkin dipengaruhi asupan zat gizi
dan subjek sebelum penelitian namun peneliti tidak melakukan analisis pada
variabel tersebut. Sebagai gambaran, asupan zat gizi subjek dapat dilihat pada
Tabel 2. Pada kelompok perlakuan, rerata kecukupan asupan lemak dan kolesterol
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol meskipun secara statistik
tidak terdapat perbedaan yang bermakna.
Hasil uji statistik menunjukkan ada perubahan yang bermakna kadar HDL
setelah intervensi. Kadar HDL pada kelompok perlakuan menunjukkan
peningkatan yang bermakna. Kadar HDL meningkat dari 28.71±5.27 mg/dl
menjadi 32.21±5.7 mg/dl rerata peningkatan sebesar 3.5 mg/dl (12.2%).
Kelompok yang diberikan plasebo juga menunjukkan perbedaan kadar HDL yang
14
berarti setelah intervensi, namun sebaliknya perubahan kadar HDL yang terjadi
pada kelompok kontrol adalah penurunan dengan rerata sebesar 5.36 mg/dl
(15.8%).
Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25% dari kadar kolesterol total yaitu
tidak boleh kurang dari 40 mg/dl.6 Kolesterol HDL rendah merupakan faktor
risiko yang lebih besar untuk penyakit jantung dibandingkan merokok, total
kolesterol, tekanan darah, atau jenis kelamin.29 Meskipun secara statistik kadar
HDL kelompok perlakuan mengalami kenaikan yang bermakna, namun belum
dapat mencapai ambang batas tinggi kadar HDL yang dianjurkan oleh National
Cholesterol Education Program (NCEP) yaitu 40-60 mg/dl untuk menurunkan
resiko PKV.7
Acuan dosis yang dipakai pada penelitian ini sebelumnya juga telah
dibuktikan pada tikus dapat meningkatkan kadar HDL secara signifikan hingga
sebesar 76.3%.12 Penelitian lanjutan dilakukan pada manusia dengan dosis 400 g
buah naga merah selama 28 hari. Dari penelitian tersebut didapatkan, lama
pemberian jus buah naga paling efektif (19.9%) dapat meningkatkan HDL adalah
hingga hari ke 21 karena pada akhir penelitian kadar HDL penurunan hingga
16,7%.15
Beberapa kandungan zat gizi buah naga merah yang diyakini berpengaruh
pada peningkatan kadar HDL adalah niasin, vitamin C dan asam palmitat.14,15
American Heart Association (AHA) melaporkan beberapa penelitian mengenai
pengaruh asupan niasin terhadap peningkatan kadar HDL dan penurunan resiko
penyakit kardiovaskular. Niasin menyebabkan peningkatan sintesis Apo A-I dan
Apo A-II yang merupakan komponen utama HDL. Niasin juga mengurangi
ekspresi dari reseptor katabolisme HDL pada permukaan sel-sel hepar sehingga
molekul HDL dapat beredar lebih lama dalam sirkulasi.13,30 Selain itu niasin
meningkatkan tingkat plasma pre-β HDL kolesterol sehingga kadar HDL
meningkat. Mekanismenya dengan menghambat lipolisis di jaringan adipose,
menurunkan esterifikasi dari trigliserida di hati dan meningkatkan aktivitas
Lipoprotein Lipase (LPL).31
15
Jus buah naga merah dengan dosis 2.86 g/ kg BB/hari yang diberikan
sangat mencukupi kebutuhan vitamin C perharinya. Buah naga merah segar
mengandung 540,27 mg/ 100 g vitamin C atau mencapai 6 kali lipat dari
kebutuhan.12 Vitamin C yang sangat kaya terkandung dalam daging buah naga
merah berfungsi sebagai antioksidan yang memiliki efek mencegah kerusakan
HDL yang diakibatkan peroksidase lipid, pembentukan radikal bebas serta
meningkatkan sekresi asam empedu.13,15
Asam palmitat merupakan salah satu golongan asam lemak jenuh
(saturated fatty acid). Dalam proses biosintesis lipid (lipogenesis), asam palmitat
merupakan asam lemak yang pertama kali disintesis tubuh, sebelum akhirnya
akan mengalami elongasi dan desaturasi menjadi asam lemak lainnya. Asam
palmitat terdapat di dalam biji buah naga memiliki efek mengurangi tingkat
katabolisme Apolipoprotein A-1 (Apo A-1). Apo A-1 juga merupakan kofaktor
enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) yang berfungsi mengubah
kolesterol di dalam preb2-HDL menjadi cholesteryl ester, sehingga preb2-HDL
berubah menjadi HDL sehingga ada lebih banyak HDL yang dapat disintesis.32
Tingginya asupan energi yang berasal dari karbohidrat, asupan kolesterol
yang berlebihan serta rendahnya tingkat asupan vitamin C menjadi faktor yang
diyakini menyebabkan terjadinya penurunan HDL pada sebagian besar subjek
kelompok kontrol. Faktor-faktor tersebut juga dapat menjadi penghambat yang
dapat mengurangi efektivitas pemberian jus buah naga merah dalam
meningkatkan kadar HDL.
KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini hanya menganalisis data aktivitas fisik saat waktu luang dan
olahraga. Data kandungan buah naga merah hanya menggunakan referensi dari
penelitian-penelitian sebelumnya sehingga dimungkinkan kandungan buah naga
merah berbeda dengan yang digunakan. Data asupan niasin dan asam palmitat
dapat mempengaruhi kadar HDL, namun tidak dapat dianalisis karena
keterbatasan software pengolah data.
16
KESIMPULAN
Pemberian jus buah naga merah dengan dosis 2.86 g/kg BB/hari selama 21
hari memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan kadar HDL pria
Dislipidemia pada kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan perubahan kadar
HDL antara kelompok kontrol dan perlakuan.
SARAN
Penelitian perlu dilakukan dengan menyertakan pengendalian zat gizi serta
aktivitas fisik yang dapat membantu meningkatkan efektivitas kandungan buah
naga merah dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL. Aktifitas fisik subjek saat
bekerja perlu diperhitungkan karena setiap subjek mungkin memiliki beban
pekerjaan yang berbeda. Perlu diperhatikan, penambahan dosis dan durasi yang
dilakukan mungkin dapat mengurangi efektivitas buah naga dalam meningkatkan
kadar HDL seperti yang terjadi pada penelitian sebelumnya
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Allah SWT. Terimakasih kepada orang tua yang telah
membiayai penelitian ini, seluruh responden yang telah ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini, pembimbing dan para penguji atas bimbingan dan masukan yang
membangun, serta berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Cardiovascular diseases [Online]. 2011. [cited 2014 Mar 27];Available
from: URL: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/index.html
2. Departemen Kesehatan. Pedoman pengendalian penyakit jantung dan
pembuluh darah. Jakarta: Bakti Husada; 2009.
3. Krummel DA. Medical Nutrition Therapy for Cardiovascular Disease. In:
Mahan LK, Escott-Stump S, editors. Krause’s Food, Nutrition & Diet
Theraphy. 12th edition. Philadelphia, USA – Saunders Elsevier; 2008:
p.833-81.
17
4. Brunzell, John D. Hypertriglyceridemia. N Engl J Med 2007; 357: 1009-
17
5. Carter M. Low HDL cholesterol the biggest modifiable risk for
cardiovascular diseasein patients with HIV [online] 2011 [cited 2014 April
15]. Available from: URL:http://www.aidsmap.com/Low-HDLcholesterol-
the-biggest-modifiable-riskfor-cardiovascular-disease-in-patientswith-
HIVupdated/page/1674803/
6. UPT-Balai Informasi Teknologi LIPI. Kolesterol Tinggi. Pangan &
Kesehatan [online] 2009 [cited 2014 April 15]. Available from:
URL:http://id.scribd.com/doc/112060811/hyperlipidemia
7. Executive summary of the third report of the National Cholesterol
Education (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment
of High blood Cholesterol in Adults (Adult Trearment Panel III). JAMA
2001; 285:2400-2497.
8. Boris H, Catherine N, Florent L, Francoise T, Taous L, Yves D et al.
Effect of lowfat, fermented milk enriched with plant sterols on serum lipid
profile and oxidative stress in moderate hypercholesterolemia. Am J Clin
Nutr 2007;86:790–6.
9. Mahattanatawee K, Manthey JA, Luzio G, Talcott ST, Goodner K,
Baldwin EA. Total Antioxidant Activity and Fiber Content of Select
Florida-grown Tropical Fruits. Journal of Agricultural and Food
Chemistry 2006, 54 (19): 7363-7355
10. Stintzing FC. Schieber A, Carle R. Betacyanins in Fruit from Red-purple
Pitaya, Hylocereus polyrhizus (Weber) Britton and Rose. Food Chemistry
2002; 77 : 101-106.
11. Adnan L, Osman A, Hamid AA. Antioxidant Activity of Differeent
Extract of Red Pitaya (Hylocereus polyrhizus) Seed. International Journal
of Food Properties 2011, 14: 1171 – 1181.
12. Norhayati. Komposisi Kimia dan Aktivitas Antioksidan Buah Pitaya
Merah (Hylocereus sp.) dan Kesan ke atas Paras Glukosa dan Profil Lipid
18
Tikus yang Diaruh Hiperglisemia. Tesis Master Sains. Universiti Putra
Malaysia. 2006.
13. Yusof, Rokiah Mohd. The Nutrition and Health Benefits of Tropical Fruits
with Special Reference to Red Pitaya, Departement of Nutrition and
Dietetics Faculty of Medicineand Health Science. Malaysia: University of
Malaysia; 2008
14. Suryo, Anindyo Pradipta. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Putih
terhadap Kadar HDL pada Tikus Putih (skripsi). Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret; 2011
15. Yusof RM, Norhayati, Marhazlina, Rohin AKM. Effects of Red Pitaya
Fruit (Hylocereus polyrhizus) Consumption on Blood Glucose Level and
Lipid Profile in Type 2 Diabetic Subjects: Borneo Science Journal 2012,
31: 113-128.
16. Soeharto I. Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama; 2003
17. Miller M. Dyslipidemia and cardiovascular risk : the importance of early
prevention. QJ Med 2009; 102: 57-67
18. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Angka Kecukupan Gizi
(AKG) 2013. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75; 2013
19. Baecke JAH, Burema J, Frijters ER. A short questionnaire for the
measurement of habitual physical activity in epidemiological studies. Am
J Clin Nutr. 1982; 36: 936-942.
20. Humayun A, Shan AS, Alam S, Husein H, Relationship of Body Mass
Index and Dyslipidemia in Different Age Groups of Male and Female
Population of Peshawar. J Ayub Med Coll Abbottabad. 2009; 21(2)
21. Haring R, Baumeister SE, Volzke H, Dorr M, Felix SB, Kroemer HK, et
al. European Journal of Cardiovascular Prevention & Rehabilitation. 2011,
18(1): 86-96
22. Yeap BB, Hyde Z, Almeida OP, Norman PE, Chubb P, Jamrozik K, et al.
Lower testosterone levels predict incident stroke and transcient Ischemic
Attack in older men. J Clin Endocrinol Metab. 2009. 94: 2353-2359
19
23. Balansa G. Hubungan Status Gizi dan aktivitas fisik dengan kadar
kolesterol HDL pada Penjabat Eselon III Pemerintahan Kab. Sangihe Prov
Sulawesi Utara. Tesis. Sukawesi Utara: Universitas Sam Ratulangi.; 2012
24. Ashen MD, Blumenthal RS. Low HDL Cholesterol Levels. The New
England Journal of Medicine September 2005; 353:1252-60.
25. Berglund L, Oliver EH, Fontanez N, Holleran S, Matthews K, Roheim PS,
et al. HDL-subpopulation patterns in response to reductions in dietary total
and saturated fat intakes in healthy subjects. Am J Clin Nutr 1999; :992–
1000
26. Sakdiah. Hubungan antropometri dan asupan kalori terhadap profil lipid
laki-laki obesitas di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Tesis.
Yogyakarta:UGM.; 2009
27. Grober U. Mikronutrien (penyelarasan metabolic, pencegahan, dan terapi)
dalam : Panggabean JI, edior. Jakarta: EGC; 2013
28. Jacques PF, Sulsky SI, Perrone GE, Jenner J, Schaefer EJ. Effect of
vitamin C supplementation on lipoprotein cholesterol, apolipoprotein, and
triglyceride concentrations. Annals of epidemiology January 1995; 5(1):
52-59.
29. Carter M. Low HDL cholesterol the biggest modifiable risk for
cardiovascular diseasein patients with HIV [online] 2011 [cited 2014 April
15]. Available from: URL:http://www.aidsmap.com/Low-HDLcholesterol-
the-biggest-modifiable-riskfor-cardiovascular-disease-in-patientswith-
HIVupdated/page/1674803/
30. Kirkland JB. Niacin. In: Zempleni J, Rucker RB, McCormick DB, Suttie
JW, editors. Handbook of vitamin. 4th edition. Boca Ratan: Taylor &
Francis; 2007: 221.
31. Ball GF. Vitamins infoods. Analysis, bioavailability, and stability. In
Gustavo V. Barbosa-Casanovas. Taylor & francis Group; 2006
32. French MA, Sundram K, Clandinin MT. “Cholesterolaemic effect of
palmitic acid in relation to other dietary fatty acids.” Asia Pac J Clin Nutr
11 2002: 401-7
20
21
Output SPSS
1. Uji normalitas
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Umur Kontrol .165 14 .200* .873 14 .047
Perlakuan .211 14 .093 .795 14 .004
IMT Kontrol .116 14 .200* .943 14 .453
Perlakuan .200 14 .134 .886 14 .071
AF Kontrol .443 14 .000 .576 14 .000
Perlakuan .443 14 .000 .576 14 .000
HDL_pre Kontrol .129 14 .200* .945 14 .489
Perlakuan .199 14 .138 .889 14 .079
HDL_post Kontrol .172 14 .200* .936 14 .367
Perlakuan .158 14 .200* .942 14 .449
besar_perubahan Kontrol .172 14 .200* .915 14 .189
Perlakuan .220 14 .065 .922 14 .235
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
2. Karakteristik subjek
Umur :
kategori_umur * Kelompok Crosstabulation
Kelompok
Total Kontrol Perlakuan
kategori_umur 35-40 Count 3 4 7
% within Kelompok 21.4% 28.6% 25.0%
41-45 Count 7 2 9
% within Kelompok 50.0% 14.3% 32.1%
45-50 Count 4 8 12
% within Kelompok 28.6% 57.1% 42.9%
Total Count 14 14 28
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
22
Uji Beda Umur kelompok kontrol dan perlakuan, Mann-Whitney : Tidak ada beda
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Umur Kontrol 14 43.50 5.544 1.482
Perlakuan 14 43.93 6.269 1.675
Test Statisticsb
Umur
Mann-Whitney U 90.500
Wilcoxon W 195.500
Z -.350
Asymp. Sig. (2-tailed) .726
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .734a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kelompok
- P value > 0.05 Tidak ada perbedaan
3. Indeks Massa Tubuh (IMT) :
Kat_IMT * Kelompok Crosstabulation
Kelompok
Total Kontrol Perlakuan
Kat_IMT Normal Count 3 1 4
% within Kelompok 21.4% 7.1% 14.3%
Overweight Count 4 4 8
% within Kelompok 28.6% 28.6% 28.6%
Obesitas Count 7 9 16
% within Kelompok 50.0% 64.3% 57.1%
Total Count 14 14 28
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
Uji Beda Umur kelompok kontrol dan perlakuan, Independent t-test : Tidak ada beda
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
IMT Kontrol 14 25.607 3.7073 .9908
Perlakuan 14 26.529 3.5651 .9528
23
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
IMT Equal
variances
assumed
.083 .776 -.670 26 .509 -.9214 1.3746 -3.7470 1.9041
Equal
variances
not assumed
-.670 25.960 .509 -.9214 1.3746 -3.7472 1.9043
Sig > 0.05 varians dianggap sama
Sig 2-tailed > 0.05 Tidak ada perbedaan antar kelompok
4. Tabel tabulasi silang karakteristik aktifitas fisik subjek
AF * Kelompok Crosstabulation
Kelompok
Total Kontrol Perlakuan
AF TIDAK AKTIF Count 10 10 20
% within Kelompok 71.4% 71.4% 71.4%
AKTIF Count 4 4 8
% within Kelompok 28.6% 28.6% 28.6%
Total Count 14 14 28
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
5. Uji Beda HDL Pre dan HDL post Kelompok Kontrol dan perlakuan, Independent T-test : Ada Beda
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
HDL_pre Kontrol 14 33.86 3.759 1.005
Perlakuan 14 28.71 5.269 1.408
24
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
HDL_pre Equal
variances
assumed
2.609 .118 2.973 26 .006 5.143 1.730 1.587 8.698
Equal
variances
not
assumed
2.973 25.512 .007 5.143 1.730 1.569 8.717
Sig > 0.05 varians dianggap sama
Sig 2-tailed < 0.05 ada perbedaan antar kelompok
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
HDL_post Kontrol 14 28.50 3.757 1.806
Perlakuan 14 32.21 5.154 1.538
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
HDL_post Equal
variances
assumed
.249 .622 -1.566 26 .029 -3.714 2.372 -8.590 1.161
25
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
HDL_post Equal
variances
assumed
.249 .622 -1.566 26 .029 -3.714 2.372 -8.590 1.161
Equal
variances
not
assumed
-1.566 25.356 .030 -3.714 2.372 -8.596 1.167
Sig > 0.05 varians dianggap sama
Sig 2-tailed < 0.05 ada perbedaan antar kelompok
6. Uji Beda Dependen/ Paired sample T-test : a. Kelompok Perlakuan, pre-post : Ada Beda
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 HDL_post 32.21 14 5.754 1.538
HDL_pre 28.71 14 5.269 1.408
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 HDL_post & HDL_pre 14 .748 .002
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 HDL_post -
HDL_pre
3.500 3.937 1.052 1.227 5.773 3.326 13 .005
26
Sig 2-tailed < 0.05 terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar HDL sebelum dan setelah intervensi
b. Kelompok kontrol, pre-post : Ada Beda
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 HDL_post 28.50 14 6.757 1.806
HDL_pre 33.86 14 3.759 1.005
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 HDL_post & HDL_pre 14 .466 .093
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 HDL_post -
HDL_pre
-5.357 6.008 1.606 -8.826 -1.888 -3.336 13 .005
Sig 2-tailed < 0.05 terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar HDL sebelum dan setelah intervensi
7. Uji Beda Perubahan Kolesterol Total Pre-Post Kelompok Kontrol dan perlakuan, Independent T-test
: Ada Beda
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
besar_perubahan Kontrol 14 -5.3571 6.00778 1.60565
Perlakuan 14 3.5000 3.93700 1.05221
Independent Samples Test
27
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
besar_perubahan Equal
variances
assumed
1.652 .210 -4.614 26 .000 -8.85714 1.91970 -12.80314 -4.91115
Equal
variances
not
assumed
-4.614 22.427 .000 -8.85714 1.91970 -12.83396 -4.88032
28
Sig > 0.05 varians dianggap sama
Sig 2-tailed < 0.05 ada perbedaan antar kelompok
8. Uji Normalitas Data Asupan
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
persen_L Kontrol .143 14 .200* .951 14 .578
Perlakuan .155 14 .200* .966 14 .823
persen_KH Kontrol .136 14 .200* .962 14 .757
Perlakuan .135 14 .200* .977 14 .950
persen_kols Kontrol .149 14 .200* .966 14 .824
Perlakuan .157 14 .200* .914 14 .180
persen_vitC Kontrol .184 14 .200* .914 14 .179
Perlakuan .194 14 .163 .878 14 .055
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
9. Uji beda Independent persen kecukupanzat gizi
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
persen_L Kontrol 14 103.8189 22.78586 6.08978
Perlakuan 14 110.0776 26.77440 7.15576
persen_KH Kontrol 14 111.3501 18.31620 4.89521
Perlakuan 14 109.3604 23.45212 6.26784
persen_kols Kontrol 14 140.3679 47.01918 12.56641
Perlakuan 14 166.6036 61.46728 16.42782
persen_vitC Kontrol 14 35.5079 16.17965 4.32419
Perlakuan 14 40.9127 25.28700 6.75824
29
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
persen_L Equal
variances
assumed
.088 .769 -.666 26 .511 -6.25876 9.39629 -25.57311 13.05559
Equal
variances not
assumed
-.666 25.352 .511 -6.25876 9.39629 -25.59718 13.07966
persen_KH Equal
variances
assumed
.696 .412 .250 26 .804 1.98964 7.95292 -14.35782 18.33710
Equal
variances not
assumed
.250 24.559 .805 1.98964 7.95292 -14.40464 18.38392
persen_kols Equal
variances
assumed
2.740 .110 -1.268 26 .216 -26.23571 20.68303 -68.75030 16.27887
Equal
variances not
assumed
-1.268 24.333 .217 -26.23571 20.68303 -68.89248 16.42105
persen_vitC Equal
variances
assumed
1.955 .174 -.674 26 .506 -5.40476 8.02324 -21.89677 11.08725
Equal
variances not
assumed
-.674 22.116 .508 -5.40476 8.02324 -22.03887 11.22935
Sig > 0.05 varians dianggap sama
Sig 2-tailed > 0.05 tidak ada perbedaan antar kelompok
30
LAMPIRAN
NO KELOMP
OK
NAM
A
UMU
R BB TB
IM
T
AKTIFIT
AS FISIK
HD
L
PR
E
HDL
POS
T
KEBU
T E
KEBU
T L
ASUPA
N L
KEBU
T KH
ASUPA
N KH
AKG
KOL
S
ASUPA
N
KOLS
AK
G
VIT
C
ASUPA
N
VITC
MEROK
OK
BATAN
G/
HARI
1 Perlakuan AMR 35
68.
4
171.
0
23.
7
TIDAK
AKTIF 23 23
1899.3
0 63.31 57.30 284.90 434.90
200.0
0 262.20
90.0
0 22.50 YA 12
2 Perlakuan ISW 46
73.
9
169.
0
25.
6 AKTIF 31 39
1884.3
0 62.81 56.50 282.65 314.00
200.0
0 237.80
90.0
0 14.10 YA 12
3 Perlakuan RMD 45
59.
0
156.
0
23.
0
TIDAK
AKTIF 24 31
1614.0
0 53.80 51.80 242.10 321.00
200.0
0 466.10
90.0
0 68.10 TIDAK -
4 Perlakuan HAR 50
69.
3
165.
0
27.
0
TIDAK
AKTIF 26 32
1775.1
0 59.17 54.00 266.27 349.00
200.0
0 446.60
90.0
0 24.60 YA 12
5 Perlakuan AS 50
84.
1
164.
0
31.
2
TIDAK
AKTIF 25 30
1945.2
0 64.84 95.00 291.78 279.00
200.0
0 469.20
90.0
0 38.00 TIDAK -
6 Perlakuan BAM 49
87.
8
174.
0
28.
9
TIDAK
AKTIF 33 39
2070.6
0 69.02 80.60 310.59 257.00
200.0
0 229.20
90.0
0 33.00 TIDAK -
7 Perlakuan PRI 48
77.
9
171.
0
26.
6 AKTIF 26 24
1935.3
0 64.51 70.50 290.29 190.00
200.0
0 208.00
90.0
0 52.00 TIDAK -
8 Perlakuan HER 46
56.
0
158.
0
22.
4 AKTIF 32 42
1587.0
0 52.90 60.00 238.05 304.00
200.0
0 188.00
90.0
0 34.00 YA 12
9 Perlakuan BIT 35
68.
2
158.
0
27.
3
TIDAK
AKTIF 25 30
1799.4
0 59.98 81.20 269.91 248.70
200.0
0 547.20
90.0
0 17.00 YA 12
10 Perlakuan AC 35
67.
4
161.
5
26.
3
TIDAK
AKTIF 30 30
1816.0
5 60.54 75.90 272.41 263.20
200.0
0 319.20
90.0
0 17.00 YA 12
11 Perlakuan RUK 42
99.
6
166.
5
35.
7
TIDAK
AKTIF 23 28
2197.9
5 73.26 74.30 329.69 304.00
200.0
0 426.00
90.0
0 30.00 YA 12
12 Perlakuan WAN 35
62.
9
166.
0
25.
8
TIDAK
AKTIF 39 37
1795.8
0 59.86 59.50 269.37 342.90
200.0
0 179.00
90.0
0 87.20 TIDAK -
13 Perlakuan SAN 50
60.
0
160.
0
23.
4
TIDAK
AKTIF 38 37
1626.0
0 54.20 89.60 243.90 279.00
200.0
0 283.40
90.0
0 14.00 TIDAK -
14 Perlakuan HSN 49
79.
7
180.
0
24.
5 AKTIF 27 29
2018.4
0 67.28 40.50 302.76 331.40
200.0
0 403.00
90.0
0 64.00 YA 12
15 Kontrol PUG 50
62.
2
162.
5
23.
7 AKTIF 34 30
1671.1
5 55.70 69.70 250.67 322.00
200.0
0 360.00
90.0
0 37.70 YA 12
16 Kontrol YOS 35
80.
0
169.
5
27.
7 AKTIF 29 31
2027.2
5 67.57 77.50 304.09 320.60
200.0
0 234.30
90.0
0 51.70 YA 12
17 Kontrol STR 43 93. 164. 34. TIDAK 32 30 2098.9 69.96 57.70 314.84 319.50 200.0 241.80 90.0 39.50 TIDAK -
31
1 5 6 AKTIF 5 0 0
18 Kontrol STY 42
74.
5
166.
0
25.
7
TIDAK
AKTIF 27 21
1893.0
0 63.10 54.30 283.95 303.50
200.0
0 241.80
90.0
0 19.00 YA 6
19 Kontrol EK 35
68.
8
162.
5
26.
2
TIDAK
AKTIF 39 26
1840.3
5 61.34 65.70 276.05 346.20
200.0
0 303.60
90.0
0 53.50 TIDAK -
20 Kontrol SLM 44
53.
5
158.
0
20.
9 AKTIF 32 35
1569.0
0 52.30 56.10 235.35 329.30
200.0
0 260.00
90.0
0 23.50 YA 12
21 Kontrol PYM 41
60.
0
167.
0
20.
7
TIDAK
AKTIF 39 40
1732.5
0 57.75 77.40 259.88 312.00
200.0
0 369.20
90.0
0 25.00 YA 12
22 Kontrol ED 50
59.
2
164.
5
22.
0
TIDAK
AKTIF 33 29
1650.1
5 55.00 57.10 247.52 316.00
200.0
0 179.00
90.0
0 24.00 TIDAK -
23 Kontrol YN 44
81.
8
166.
0
29.
6
TIDAK
AKTIF 35 20
1968.6
0 65.62 90.30 295.29 265.00
200.0
0 446.00
90.0
0 17.00 YA 12
24 Kontrol SKM 45
69.
7
167.
0
24.
9 AKTIF 34 29
1824.9
0 60.83 70.40 273.73 283.00
200.0
0 335.60
90.0
0 14.00 YA 6
25 Kontrol SLD 50
67.
7
172.
5
23.
4
TIDAK
AKTIF 37 33
1812.1
5 60.41 39.20 271.82 313.20
200.0
0 147.40
90.0
0 56.50 YA 12
26 Kontrol ARK 35
68.
8
160.
0
26.
8
TIDAK
AKTIF 39 37
1821.6
0 60.72 72.90 273.24 247.00
200.0
0 339.80
90.0
0 36.00 TIDAK -
27 Kontrol PRY 50
59.
3
156.
0
24.
3
TIDAK
AKTIF 34 19
1587.6
0 52.92 40.20 238.14 307.30
200.0
0 355.80
90.0
0 15.00 TIDAK -
28 Kontrol MUL 45
81.
0
170.
0
28.
0
TIDAK
AKTIF 30 19
1983.0
0 66.10 52.00 297.45 225.50
200.0
0 116.00
90.0
0 35.00 TIDAK -