Pengaruh Pemberian Gel Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap ...
Transcript of Pengaruh Pemberian Gel Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap ...
641 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(3)
Pengaruh Pemberian Gel Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap
Gambaran Histopatologi Gaster Tikus Wistar yang Diinduksi
Indometasin
Alan Mustaqim1, Aswiyanti Asri
2 , Almurdi
3
Abstrak
Indometasin dikonsumsi untuk mendapatkan efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi, namun memiliki efek
samping yang menyebabkan kerusakan mukosa gaster. Gel lidah buaya (Aloe vera) mungkin dapat memperbaiki
mukosa gaster. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh pemberian gel lidah buaya (Aloe vera) terhadap
gambaran histopatologi gaster tikus wistar. Penelitian ini dilakukan dari Juli 2015 sampai Januari 2016 di Animal
House FK Unand dan Laboratorium Patologi Anatomi FK Unand. Penelitian ini dilakukan pada tikus putih strain Wistar
jantan (n=24) dan dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu kontrol (indometasin 30 mg/kgBB), perlakuan 1
(indometasin + gel lidah buaya 1 ml), perlakuan 2 (indometasin + gel lidah buaya 2 ml), perlakuan 3 (indometasin +
gel lidah buaya 3 ml). Pengamatan dilakukan pada hari ke-14. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik One-
way Anova dilanjutkan Post Hoc LSD dengan α=0,05. Pemeriksaan histopatologi gaster menunjukkan bahwa
kerusakan mukosa paling berat ditemukan pada kelompok kontrol dengan skor rata-rata integritas mukosa 1,80,
kemudian kelompok perlakuan 3 (1,23), kelompok perlakuan 1 (0,93), dan paling sedikit kerusakan pada kelompok 2
(0,77). Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol dengan perlakuan 1 ataupun perlakuan 2,
sementara antara kelompok kontrol dengan perlakuan 3 tidak signifikan. Simpulan penelitian ini ialah terdapat
pengaruh pemberian gel lidah buaya (Aloe vera) terhadap perbaikan kerusakan mukosa gaster tikus wistar yang
diinduksi indometasin dengan dosis gel 1ml dan 2ml.
Kata kunci: gel lidah buaya, indometasin, histopatologi gaster
Abstract
Indometasin is consumed to get the effect of analgesic, antipyretic and antiinflammatory, but has side effects
that cause damage to the gastric mucosa. Aloe vera gel has the improvement of gastric mucosal damage. The
objective of this study was to examine the effect of aloe vera gel on Wistar rat gastric histopathologic appearance. This
study was conducted in July 2015 until January 2016 in Animal House and Pathology Laboratory UNAND. This
research was done in male Wistar white rats (n = 24) and were divided into four groups, control (indomethacin 30 mg /
kg), group 1 (indomethacin + aloe vera gel 1 ml), group 2 (indomethacin + aloe vera gel 2 ml), and group 3
(indomethacin + aloe vera gel 3 ml). Investigation is held 14 days after induction. Then the obtained data were
analyzed with One-way ANOVA analysis followed by Post Hoc LSD (α = 0,05). Histopathologic examination of the
gastric mucosa showed that the most severe damage was found in the control group with an average score of 1.80
mucosal integrity, then group 3 (1.23), group 1 (0.93), and the least amount of damage is in group 2 (0.77). There was
a significant difference (p <0.05) between the control with group 1 or group 2, while the control with group 3 is not
significant. The conclusion of this study is the significant effect of aloe vera gel on the improvement of gastric mucosal
damage induced by indomethacin, with aloe vera gel dose of 1ml and 2ml.
Keywords: aloe vera gel, indomethacin, gastric histopathology
Artikel Penelitian
642 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(3)
Affiliasi penulis: 1. Prodi Profesi Dokter FK Unand (Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang); 2. Bagian Patologi Anatomi
FK Unand; 3 Bagian Patologi Klinik FK Unand.
Korespondensi: Alan Mustaqim. Email:
[email protected] Telp: 083180370210
PENDAHULUAN
Obat antiinflamasi nonstreoid (OAINS)
merupakan kelompok obat yang paling banyak
dikonsumsi di seluruh dunia untuk mendapatkan efek
analgetika, antipiretika, dan antiinflamasi.1 Obat ini
dikenal sebagai salah satu faktor agresif eksogen
yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa
lambung, baik secara lokal maupun sistemik. Lesi
mukosa lambung tersebut dikenal dengan gastritis dan
ulkus.2
Gastritis berarti proses inflamasi pada mukosa
dan submukosa lambung.3 Salah satu penyebab
gastritis adalah efek samping dari pemakaian OAINS,
serta beberapa faktor lain seperti, infeksi H.pylori,
konsumsi alkohol, refluks cairan empedu, hipovolemia,
dan kongesti kronik.4 Gastritis merupakan salah satu
penyakit terbanyak.5
Tukak lambung (ulkus gaster) adalah suatu
gambaran bulat atau semi bulat/oval, ukuran >5mm
kedalaman submukosal pada mukosa lambung akibat
terputusnya kontuinuitas/intregritas mukosa lambung.3
Sekitar 20-30% dari prevalensi ulkus terjadi akibat
pemakaian OAINS, terutama OAINS non selektif. Obat
ini digunakan secara kronis pada penyakit-penyakit
yang didasari inflamasi kronis, seperti osteoarthritis.
Pemakaian kronis ini akan semakin meningkatkan
resiko terjadinya ulkus.6
Data WHO menyebutkan
bahwa kematian akibat tukak lambung di Indonesia
mencapai 0,99 persen yang didapatkan dari angka
kematian 8,41 per 100,000 penduduk.7
Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia
sudah mengenal pengobatan dengan obat-obat
tradisional yang dibuat dari tanaman berkhasiat.
Tahun terakhir ini muncul suatu fenomena pengobatan
tradisional (back to nature).8
Lidah buaya atau Aloe vera merupakan
tumbuhan yang sudah lazim digunakan sebagai
tanaman obat sejak ribuan tahun yang lalu.9
Penelitian seputar kemampuan gel lidah buaya
menunjukkan gel lidah buaya mampu menyembuhkan
luka, ulkus dan luka bakar Dua polisakarida utama
yang terkandung didalamnya adalah glukomanan dan
acemanan. Glukomanan berperan menggantikan
jaringan kulit serta mengurangi nyeri akibat luka.
Acemanan mampu mempercepat penyembuhan luka.
Kandungan air pada gelnya mampu meningkatkan
migrasi epitel sehingga mampu membantu
penyembuhan luka. Antioksidan seperti saponin,
flavonoid, tanin dan polifenol yang juga terkandung
dalam gel tersebut, memiliki kemampuan sebagai
pembersih sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
efektif untuk menyembuhkan luka terbuka.10
Berdasarkan uraian di atas perlu diteliti
pengaruh pemberian gel lidah buaya (Aloe vera)
terhadap gambaran histopatologi gaster tikus wistar
yang diinduksi indometasin.
METODE
Penelitian telah dilakukan dalam periode Juli
2015 sampai dengan Januari 2016 di Animal House
dan laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Data penelitian
berupa hasil pemeriksaan histopatologi dilakukan di
laboratorium patologi anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental pada 24 ekor tikus Wistar jantan yang
dibagi menjadi empat kelompok. Semua hewan coba
diinduksi dengan indometasin 30mg/kgBB selama 2
hari. Setelah diinduksi, hewan coba diberi bahan uji
selama 14 hari dengan pembagian kelompok yaitu K
(kontrol), P1 (gel lidah buaya 1ml), P2 (gel lidah buaya
2ml), dan P3 (gel lidah buaya 3ml). Setelah perlakuan,
tikus dieuthanasia, dibedah, dan diambil gasternya,
dan dibuat menjadi preparat histopatologi.
Histopatologi gaster diidentifikasi integritas mukosanya
dengan kriteria modifikasi Barthel Manja. Analisis data
secara komputasi menggunakan uji One Way Anova
dan LSD post hoc test.
HASIL
Pada pemeriksaan histopatologi, dilakukan
pengamatan terhadap integritas mukosa gaster
berdasarkan modifikasi kriteria Barthel Manja.
Integritas mukosa diamati dengan mikroskop cahaya,
643 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(3)
dengan menggunakan perbesaran 100 kali, hasil
pengamatan dibagi atas mukosa gaster normal,
deskuamasi epitel, erosi epitel dan ulserasi epitel,
seperti yang diperlihatkan pada gambar:
Gambar 1. Gambaran integritas mukosa skor 0
Ket : Panah hitam pada gambar diatas
memperlihatkan lapisan atas epitel yang masih
normal, berarti tidak terjadi kerusakan pada
mukosa gaster tikus, dengan nilai skor integritas
mukosa 0.
Gambar 2. Gambaran integritas mukosa skor 2
Ket : Panah hitam pada gambar diatas
memperlihatkan lapisan atas epitel yang sudah
terlepasl, berarti telah terjadi kerusakan pada
superfisial mukosa gaster tikus yang disebut
deskuamasi epitel, dengan nilai skor integritas
mukosa 1.
Gambar 3. Gambaran integritas mukosa skor 2
Ket : Panah hitam pada gambar diatas
memperlihatkan epitel sudah terlepas mencapai
sebagian dari tebal epitel, berarti kerusakan
sudah mencapai setengah lapisan epitel atau
yang disebut erosi epitel dengan skor integritas
mukosa 2.
Gambar 4. Gambaran integritas mukosa skor 3
Ket : Panah hitam pada gambar diatas
memperlihatkan lapisan muskularis mukosa
sudah terputus, berarti kerusakan sudah
mencapai lapisan muskularis mukosa atau
disebut ulserasi epitel dengan nilai skor 3.
Dari tabel dan grafik integritas mukosa gaster
rata-rata tiap kelompok dibawah, didapatkan skor
integritas mukosa pada kontrol merupakan paling
tinggi dan perlakuan 2 yang paling rendah.
644 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(3)
Tabel 1. Rerata integritas mukosa gaster tiap
kelompok
0
0.5
1
1.5
2
Kontrol Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
Grafik 1. Rerata integritas mukosa gaster tiap
kelompok
Ket : Pada grafik terlihat bahwa rata-rata integritas
mukosa gaster kelompok lebih tinggi
dibandingkan kelompok perlakuan (K:1,80; P1:
0,93; P2: 0,77; P3: 1,23).
Analisis Data
Data yang diperoleh diuji normalitas data
menggunakan Kolmogorov-Smirnov test, diperoleh
bahwa distribusi data normal (p > 0.05) yaitu dengan
nilai 0.0581.
Pengujian selanjutnya adalah untuk
mengetahui bermakna atau tidaknya perbedaan rerata
skor integritas mukosa lebih dari dua kelompok
menggunakan uji One Way Anova dan diperoleh
perbedaan yang bermakna (p <0.05) yaitu dengan nilai
signifikansi 0.008. Kemaknaan untuk masing-masing
kelompok kemudian dianalisis dengan uji Post-Hoc
yaitu Tukey HSD.
Uji post hoc didapatkan perbedaan masing-
masing antara kelompok K dengan P1 (p=0.006), K
dengan P2 (p=0.002), dan K dengan P3 (p=0.058).
PEMBAHASAN
Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
merupakan obat yang sering digunakan pada
pengobatan penyakit, karena dapat
menghilangkan/mengurangi tanda dan gejala radang.
Salah satu OAINS adalah indometasin yang sering
diresepkan untuk serangan akut artritis gout.
Indometasin bekerja dengan menghambat enzim
siklooksigenase yang mengkonversi asam arakidonat
menjadi prostaglandin.11
Indometasin menghambat COX-1 dan COX-2,
tetapi lebih efektif terhadap penghambatan COX-1.
Penghambatan terhadap COX-2 dapat menghilangkan
tanda dan gejala radang, sedangkan penghambatan
terhadap COX-1 dapat mengiritasi sehingga bisa
mengikis mukosa gaster. Pengikisan dari mukosa
gaster, dapat menyebabkan terjadinya pelepasan
epitel, erosi, ulserasi sampai perdarahan pada gaster
yang merupakan manifestasi awal dari ulkus peptikum.
Mekanisme penghambatan terhadap COX-1 inilah
yang menyebabkan kerusakan pada mukosa gaster.11
Pada tikus percobaan, didapatkan gambaran
kerusakan mukosa gaster yang bervariasi dan
terdapat pula gambaran gaster normal. Gambaran
kerusakan dapat berupa deskuamasi epitel, erosi pada
mukosa bahkan sampai ulserasi mukosa. Skor rata-
rata kerusakan mukosa gaster kelompok kontrol lebih
tinggi dari kelompok perlakuan, hal ini mendukung
teori penghambatan sintesis prostaglandin oleh
indometasin, sehingga menyebabkan kerusakan pada
mukosa gaster. Hal tersebut juga sejalan dengan
penelitian Tamisato et al (2001) yang menunjukkan
bahwa pemberian indometasin dalam jangka waktu
yang pendek menyebabkan nekrosis sel-sel mukosa
lambung dengan diawali kehilangan integritas
membran.12
Pada penelitian ini, tikus perlakuan diterapi
dengan gel lidah buaya untuk memperbaiki kerusakan
mukosa pada gaster. Gel lidah buaya dengan
beberapa zat yang terkandung dapat memperbaiki
kerusakan mukosa gaster. Dua polisakarida utama
yang terkandung dalam gel lidah buaya adalah
glukomanan dan acemanan. Glukomanan berperan
dalam mengembalikan jaringan dan mengurangi nyeri
akibat ulkus. Bersama dengan hormon pertumbuhan
giberalin, glukomanan berinteraksi dengan reseptor
faktor pertumbuhan fibroblast, yang akan stimulasi
proliferasi sel. Acemanan tersusun dari senyawa
polimer manose rantai panjang yang larut air mampu
mempercepat kerusakan mukosa gaster, dan juga
berperan dalam memodulasi fungsi imun lewat aktivasi
Kelompok Rerata ± SD
Kontrol 1,80±0,50
Perlakuan 1 0,93±0,47
Perlakuan 2 0,77±0,29
Perlakuan 3 1,23±0,48
645 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(3)
makrofag dan produksi sitokin. Kandungan air pada
gel lidah buaya juga mampu meningkatkan migrasi
epitel sel.10
Antioksidan seperti saponin, flavonoid, tannin
dan polifenol berperan dalam mencegah kerusakan
akibat reaksi oksidasi, antioksidan berfungsi sebagai
penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya
ion logam. Dengan adanya pencegahan kerusakan
mukosa oleh reaksi oksidasi, maka akan mencegah
kerusakan lanjut dari mukosa gaster, dan akan
mempercepat penyembuhan.10
Lectins yang terdapat pada lidah buaya dapat
menghambat sekresi asam lambung. Lectins adalah
protein/glikoprotein yang mampu mengenali dan
mengikat gugus karbohidrat. Lectins menghambat
produksi asam lambung, langsung dari sel parietal
yang memproduksinya.13
Pada kelompok perlakuan yang diterapi dengan
gel lidah buaya, hasil skor integritas mukosanya lebih
rendah daripada kelompok kontrol, berdasarkan uji
post hoc LSD perbedaan signifikan terdapat di
kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2,
sementara kelompok perlakuan 3 menunjukkan hasil
tidak signifikan. Ternyata, volume gel lidah buaya yang
lebih besar tidak setara dengan kenaikan efek lidah
buaya sebagai terapi, justru menghasilkan skor
kerusakan yang lebih besar dibandingkan volume
yang lebih rendah. Hal ini bisa disebabkan karena
kesalahan saat pemberian indometasin, menyondekan
gel lidah buaya ataupun faktor dari tikus itu sendiri,
seperti faktor pertahanan dan regenerasi epitel.
Penelitian Hidayati (2008) tentang efek
pemberian gel lidah buaya terhadap pengurangan luas
lesi pada lambung tikus yang diinduksi indometasin
menunjukkan hasil yang sama, yaitu volume lidah
buaya yang paling berpengaruh sebagai terapi
terhadap gaster tikus yang sebelumnya sudah
diinduksi dengan indometasin adalah 2 ml. Hal ini
dibuktikan dengan adanya pengurangan luas lesi
perdarahan pada gaster tikus yang dinilai secara
histopatologi.14
Berdasarkan hasil uji statistik, maka pada
penelitian ini, hipotesis kerja diterima, yaitu terdapat
perbedaan gambaran histopatologi gaster tikus wistar
yang diinduksi indometasin antara tikus wistar yang
diberikan gel lidah buaya dan tikus yang tidak
diberikan, dan juga terdapat perbedaan gambaran
histopatologi berdasarkan volume gel lidah buaya
yang diberikan.
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada
induksi ulkus dengan indometasinnya, hanya 1 tikus
yaitu kontrol 6 yang mengalami ulkus gaster. Dalam
penelitian ini dilakukan induksi indometasin selama 2
hari, kemungkinan waktu 2 hari belum cukup membuat
ulkus gaster pada tikus.
SIMPULAN
Terdapat pengaruh pemberian gel lidah buaya
(Aloe vera) terhadap perbaikan kerusakan mukosa
gaster tikus yang diinduksi indometasin dengan
melihat integritas mukosa masing-masing kelompok.
Volume gel lidah buaya (Aloe vera) yang
memiliki pengaruh lebih besar dalam perbaikan
kerusakan mukosa gaster tikus wistar yang diinduksi
indometasin adalah volume 1 ml dan 2 ml.
Sedangkan, volume 3 ml tidak menunjukkan pengaruh
yang signifikan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada staf Laboratorium
Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas serta pihak lainnya yang telah memberikan
kontribusi dalam pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wilmana PF, Gan S. Farmakologi dan terapi. Edisi
ke-5. Jakarta: Gaya Baru; 2007.
2. Waranugraha YS. Hubungan pola penggunaan
OAINS dengan gejala klinis gastropati pada pasien
reumatik. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2010;
26(2):107-12.
3. Tarigan P. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-
6. Jakarta: FKUI; 2014.
4. Pashankar DS, Bishop WP, Mitros FA. Chemical
gastropathy: a distinct histopathologic entity in
children. Journal of pediatric gastroenterology and
nutrition. 2002;(35):653-7.
5. Maulidiyah U. Hubungan antara stres dan
kebiasaan makan dengan terjadinya kekambuhan
penyakit gastritis (skripsi). Surabaya. Universitas
Airlangga; 2006.
646 http://jurnal.fk.unand.ac.id
Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(3)
6. Kautsar A. Peran capsaicin pada proses
penyembuhan ulkus lambung tikus yang diberi
paparan piroksikam (skripsi). Jakarta. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
7. World Health Organization (WHO). Indonesia:
peptic ulcer disease [Serial online] 2011 (diunduh
21 Agustus 2015). Tersedia dari: URL:
HYPERLINK http://www.worldlifeexpectancy.com
8. Cokorde II, Umi K, Sudjari. Pengaruh pemberian
temulawak pada lambung tikus yang mengalami
ulkus peptikum akibat induksi indometasin. Jurnal
Kedokteran Brawijaya. 2004;XX(2):96-9.
9. Hayati K. Efek anti bakteri ekstrak lidah buaya
(aloe vera) terhadap sthapylococcus aureus yang
diisolasi dari denture stomatitis (penelitian in vitro)
(skripsi). Medan: Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara; 2009.
10. Nazir F. Pengaruh pemberian gel lidah buaya (aloe
vera) terhadap jarak pinggir luka pada tikus wistar
(skripsi). Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas; 2012.
11. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi
ke-10. Jakarta: EGC; 2010.
12. Tamisato W, Tsutsuni S, Rokuan K, Tsuchiya, et
al. NSAIDs induce both necrosis and apoptosis in
guinea pig gastric mucosal cells in primary culture.
AmJ Physiol Gastrointest Liver Physio. 2001;28:
1098-109.
13. Keshavarzi Z, Rezapour TM, Vatanchian M, Zare
Hesari M, et al. The effects of aqueous extract of
Aloe vera leaves on the gastric acid secretion and
brain and intestinal water content following acetic
acid- induced gastric ulcer in male rats. Avicenna J
Phytomed. 2014;4(2):137-43.
14. Hidayati H. Efek pemberian gel daun lidah buaya
(aloe vera) terhadap pengurangan luas lesi
(perdarahan) pada lambung tikus (rattus
novergicus strain Wistar) yang diinduksi dengan
indometasin (tesis). Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang; 2008.