PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA PAKAN … · PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA PAKAN...
Transcript of PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA PAKAN … · PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA PAKAN...
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
IKAN NILA(Oreochromis niloticus)
HERMAN 10594094715
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2020
i
PENGARUH PEMBERIAN ENZIM BROMELIN PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN
IKAN NILA(Oreochromis niloticus)
SKRIPSI
HERMAN (10594094715)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi
Budidaya Perairan
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang
berjudul:
”Pengaruh Pemberian Enzim Bromelin Pada Pakan Terhadap
Pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Nila(Oreochromis niloticus” disusun
berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber
informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah
disebutkan dalam teks dan dcantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam
program sejenis diperguruan tinggi manapun
Makassar, 28 Januari 2020
HERMAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
" .... Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Al-Baqoroh32
”... Hidup adalah pertarungan dalam memperjuangkan
impian, berusahalah semampu mungkin sampai engkau
dapat meraih impianmu, perbanyak belajar dan jangan
lupa bahagia....”
ABSTRAK
HERMAN: 10594094715 Pengaruh pemberian enzim bromelin pada pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila (Oreochromis niloticus) dibimbing oleh, Darmawati dan Syawaluddin Soadiq.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis enzim bromelin dari bonggol nanas yang telah matang yang memberikan pertunbuhan dan sintasan ikan nila yang tinggi (Oreochromis niloticus) sedangkan kegunaan penelitian ini sebagai bahan informasi mengenai penelitian pengaruh pemberian enzim bromelin pada pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila. metode penelitian yang di gunakan pada penelitian adalah rancangan acak lengkap ( RAL ) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. perlakuan A ( tanpa penambahan ekstrak buah nanas 0,75 ml/2kg ); Perlakuan C ( penambahan ekstrak buah nanas 1,5 ml/2kg pakan ); perlakuan D ( penambahan ekstrak buah nanas 2,25 ml/2kg pakan); perlakuan E (penambahan ekstrak buah nanas 3 ml/2kg pakan); hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan sintasan ikan nila tertinggi didapatkan pada perlakuan E yakni penambahan ekstrak buah nanas sebesar 3 ml/2kg pakan; kualitas air selama penelitian dalam kondisi yang layak bagi pemeliharaan ikan nila.
Kata Kunci: Ikan nila, Pertumbuhaan mutlak, Kelansungan hidup.
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
melaksanakan Penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Besar kita
Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan akal, fikiran dan akhlaqnya
sehingga tahapan penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Bapak/ibu dosen maupun teman-teman sekalian sehingga penulis
dapat menyusun skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dan banyak memberikan
bantuannya dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan skripsi
ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak bantuan,
bimbingan, dan dukungan yang sangat berharga telah diberikan kepada penulis.
Oleh karena itu melalui skripsi ini penulis menghaturkan penghormatan yang
setinggi-tingginya dan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada :
1. Ayah/ibu, Kamaruddin dan Hasnah selaku Orang tua saya tercinta yang
tanpa henti-hentinya memanjatkan doa, serta kasih sayangnya selama ini dan
memberikan bantuan kepada penulis dalam bentuk apapun, yang senantiasa
mendukung dan memberi semangat kepada penulis.
2. Ibunda Dr.Ir. Andi Khaeriyah M.Pd selaku Ketua Program Studi Budidaya
Perairan, Fakultas Pertanian, yang telah banyak memberi semangat dan
dorongan serta motivasi selama penulisan skripsi ini berlansung.
3. Ibunda Dr. Darmawati M.Si selaku pembimbing utama yang telah banyak
membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Ir. Syawaluddin Soadiq M.Si selaku pembimbing ke dua yang juga
banyak membantu dalam penulisan skripsi ini
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan dan Kegunaan penelitian 2
II. TINJUAN PUSTAKA 3
2.1.Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 3
2.2. Enzim Bromelin 6
2.3.Parameter Kualitas Air 10
III. METODE PENELITIAN 12
3.1.Waktu dan Tempat 12
3.2. Alat dan Bahan 12
3.3. Wadah Penelitian 12
3.4. Hewan Uji 13
3.5. Alur Pembuatan Enzim 13
3.6. Persiapan Pakan Ikan 13
3.7. Pemeliharaan Hewan Uji 14
3.8. Rancangan Percobaan 14
3.9. Peubah Yang di Amati 16
3.10. Parameter Kualitas Air 16
3.11. Analisis Data 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17
4.1. Pertumbuhan Mutlak 17
4.2. Pertumbuhan Harian 18
4.3. Kelansungan Hidup 19
4.4. ParameterKualitas Air 21
V. PENUTUP 23
5.1. Kesimpulan 23
5.2. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
DAFTAR TABEL
1. Pertumbuhan mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus) 17
2. Laju pertumbuhan harian ikan nila (Oreochromis niloticus) 18
3. Parameter kualitas air 21
DAFTAR GAMBAR
1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 4
2. Alur pembuatan enzim bromelin 13
3. Kelangsungan hidup ikan nila 20
1
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perikanan air tawar di Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan memiliki
potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Area perairan yang luas di
Sulawesi Selatan masih memungkinkan untuk dijadikan sebagai sentra produksi
ikan air tawar. Salah satu ikan air tawar yang berpotensi untuk dibudidayakan
adalah ikan nila (Oreochromis niloticus), karena memiliki nilai ekonomi tinggi,
rasa yang enak dimakan dan mudah dibudidayakan. Produksi ikan nila khusus
kolam budidaya pada tahun 2012 sebesar 38,92 ton, angka ini menunjukan bahwa
hasil budidaya ikan nila masih rendah dibanding dengan produksi perikanan air
tawar lain seperti ikan mas dengan jumlah produksi sebesar 44,46 ton hasil.
Produksi ikan tidak terlepas dari kebutuhan pakan dalam budidaya perikanan.
Ketersediaan pakan memengaruhi hasil produksi perikanan, semakin banyak ikan
yang dibudidayakan maka diperlukan juga pakan dalam jumlah yang besar.
Ketersediaan pakan yang mencukupi secara berkelanjutan akan dapat
meningkatkan hasil produksi perikanan.
Secara umum nutrisi yang harus terkandung didalam pakan ikan
diantaranya adalah protein, lemak, asam lemak esensial, karbohidrat, kalsium dan
fosfor. Pakan komersial yang beredar dipasaran sehingga nutrisi yang terkandung
sudah lengkap. Pencernaan pada ikan nila sangat mempengaruhi laju pertumbuhan
sehingga pemberian enzim bromelin yang terkandung dalam eskstrak nanas
berperan sebagai enzim eksogenus adanya penambahan enzim ini membantu
menghasilkan asam amino lebih banyak sehingga pakan dikonsumsi dapat
2
termanfaatkan dengan efisien sehingga hanya sedikit protein yang dirombak untuk
memenuhi kebutuhan energi dan selebihnya digunakan untuk pertumbuhan ikan
nilan. Enzim bromelin bekerja menghidrolisis protein kompleks menjadi asam
amino dan peptida yang cukup optimum. Ikatan peptide yang muda dicerna dari
protein komplek. Protein yang di manfaatkan untuk pertumbuhan digunakan
untuk memenuhi seluruh aktivitas dan seluruh pemeliharaan tubuh melalui proses
metabolisme selanjutnya akan terlihat pada adanya penambahan pada bobot tubuh
ikan.
Secara lebih rinci permasalahan tersebut dapat dilihat dari besarnya
potensi perikanan air tawar yaitu ikan nila untuk meningkatkan kandungan protein
yang ada pada ikan nila maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh pemberian enzim bromelin pada pakan terhadap
pertumbuhan dan sintasan ikan nila.
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan untuk menentukan dosis enzim bromelin pada pakan
terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila. Kegunaan penelitian ini sebagai
bahan informasi mengenai penggunaa enzim bromelin pada pakan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan nila.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air
tawar yang paling banyak diminati oleh berbagai kalangan baik masyarakat lokal
maupun mancanegara. Menurut KKP (2013), produksi ikan nila mengalami
fluktuasi produksi setiap tahunnya. Konsistensi peningkatan hasil produksi ikan
nila dapat dilakukan melalui budidaya secara intensif denga memperhatikan
berbagai aspek pendukung keberlangsungan hidup serta pertumbuhan ikan
tersebut seperti ketersediaan air, area budidaya, serta kualitas lingkungan yang
baik (Mulqan et al., 2017).
Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
4
Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1968),
mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan
dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip punggung
ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila (Oreochormis niloticus) dapat hidup
diperairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip
dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki
lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip
perut (ventral fin), siripanal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip
punggungnya memanjangdari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip
ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan
sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah
sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang populer
dikalangan masyarakat oleh karena kepopulerannya itu membuat ikan nila
memiliki prospek usaha yang cukup menjanjikan. Apabila ditinjau dari segi
pertumbuhan, ikan nila merupakan jenis ikan yang memiliki laju pertumbuhan
5
yang cepat dan dapat mencapai bobot tubuh yang jauh lebih besar dengan tingkat
produk tivitas yang cukup tinggi. Faktor lain yang memegang peranan penting
atas prospek ikan nila adalah rasa dagingnya yang khas, warna dagingnya yang
putih bersih dan tidak berduri dengan kandungan gizi yang cukup tinggi, sehingga
sering dijadikan sebagai sumber protein yang murah dan mudah didapat, serta
memiliki harga jual yang terjangkau oleh masyarakat. Ditinjau dari aspek
produktivitas ikan nila sangat potensial dan produktif apabila dibudidaya
diberbagai lahan, bukan hanya di kolam tetapi juga dipelihara ditambak-tambak
air payau, karamba jaring apung (KJA),Khairuman dan Amri, (2003) Serta di
lahan sawah baik sebagai penyelang, palawija maupun minapadi. Hal ini karena
ikan nila memiliki batasan toleransi yang cukup tinggi terhadap berbagai kondisi
lingkungan perairan. Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang
mempengaruhi proses biologi suatu organisme dan secara langsung akan
mempengaruhi kehidupan organisme antara lain mempengaruhi laju pertumbuhan,
jumlah makanan yang dikonsumsi (konversi makanan) dan kelangsungan hidup.
Salinitas sebagai salah satu parameter kualitas air yang mempengaruhi tekanan
osmotik cairan tubuh ikan nila, maka tekanan osmotik media akan menjadi beban
bagi ikan nila sehingga dibutuhkan energi yang relatif besar untuk
mempertahankan osmotik tubuhnya melalui proses osmoregulasi agar berada
tetap padakeadaan yang ideal
Jenis ikan nila termasuk euryhalin, sehingga memiliki konsentrasi cairan
tubuh yang mampu bertindak sebagai osmoregulator, memiliki kemampuan untuk
mempertahankan kemantapan osmotic millieu interieurnya, dengan cara mengatur
6
osmolaritas (kandungan garam dan air), pada cairan internalnya. Sesuai dengan
respon osmotiknya, ikan nila termasuk tipe osmoregulator (Pullin, et.al. 1992).
Ikan nila yang masih kecil atau benih biasanya lebih cepat menyesuaikan diri itu
terhadap kenaikan salinitas dibandingkan ikan nila yang berukuran besar ikan nila
yang masih berukuran kecil pada umumnya lebih tahan terhadap perubahan dan
lingkungan, dibandingkan dengan ikan nila yang berukuran besar (Khairuman
dan Amri, 2003). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suyanto (2010),
bahwa benih ikan nila akan lebih tahan terhadap perubahan lingkungan
dibandingkan dengan ikan nila dewasa. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kehidupan ikan nila disamping suhu dan pH adalah salinitas atau
kadar garam suatu lingkungan perairan.
2.2.Enzim Bromelin
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel
hidup. Sampai saat ini kira-kira lebih dari 2000 enzim telah teridentifikasi yang
masing-masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam sistem hidup.
Sintesis enzim terjadi didalam sel dan sebagian besar enzim dapat diperoleh dari
ekstraksi dari jaringan tanpa merusak fungsinya.diperkirakan terdapat 3000
macam enzim didalam sel. Tanpa enzim maka reaksi seluler berlangsung sangat
lambat, bahkan mungkin tidak terjadi reaksi. Dalam mengkatalisis suatu reaksi,
enzim bersifat sangat spesifik, sehingga meskipun jumlah enzim dan substratnya
sangat banyak, tidak akan terjadi kekeliruan (Iswari dan Yuniastuti 2006: 35).
Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa, yang biasanya jauh lebih
besar dari katalisator sintetik. Enzim mempercepat reaksi kimia tanpa
7
pembentukan produk samping. Bromelin merupakan enzim yang dapat membantu
melarutkan pembentukan mucus dan juga mempercepat pembuangan lemak
melalui ginjal. Enzim Bromelin juga memiliki asam sitrat dan malat dan penting
untuk memperbaiki proses pembuatan lemak dan mangan, dan menjadi komponen
enzim tertentu yang diperlukan dalam metabolisme protein dan karbohidrat
(Winastia 2011).
Kandungan enzim pada sebagian buah muda didapat seperti papaya dan
nanas yang memiliki sifat proteolitik atau dapat menyederhanakan protein
menjadi asam amino yang dapat di cernah oleh ikan nila. Aktivitas katalitik enzim
bergantung pada integritas strukturnya sebagai protein. Sebagai contoh, jika enzim
direaksikan dengan asam kuat atau diinkubasi dengan tripsin yaitu perlakuan yang
akan memotong rantai polipeptida sehingga terjadi konformasi struktur yang dapat
menyebabkan aktivitas katalitiknya hilang. Enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi hidrolisis protein disebut enzim proteolitik atau protease. Oleh
karena yang dipecah adalah ikatan pada rantai peptida, maka disebut juga
peptidase. Ada dua macam peptidase, yaitu endopeptidase dan eksopeptidase
(Naiola dan Widyastuti 2007).
Bromelin adalah salah satu enzim proteolitik atau protease yaitu enzim
yang mengkatalisasi penguraian protein menjadi asam amino dengan membangun
blok melalui reaksi hidrolisis. Hidrolisis (hidro = air; lysis = mengendurkan atau
gangguan/uraian) adalah penguraian dari molekul besar menjadi unit yang lebih
kecil dengan kombinasi air. Dalam pencernaan protein,56 ikatan peptide terputus
dengan penyisipan komponen air, -H dan -OH, pada rantai akhir (William et al.
8
2002). Enzim bromelin merupakan suatu enzim endopeptidase yang mempunyai
gugus sulfhidril (-SH) pada lokasi aktif.pada dasarnya enzim ini diperoleh dari
jaringan-jaringan tanaman nanas (Supartono 2004).
Enzim ini dihambat oleh senyawa oksidator, alkilator dan logam
berat.Enzim bromelin banyak digunakan dalam bidang industri pangan maupun
non pangan seperti industri daging kalengan, minuman bir dan lain-lain
(Herdyastuti 2006). Protein pada ikan termasuk protein hewani yang
memunkinkan ekstakkasar enzim bromelin bekerja secara optimal untuk
menghidrolisis protein hewani. Pernyataan tersebut didukung oleh Charlaey
(1982) dalam Taqwdasbriliani et al. (2013) menyatakan enzim bromelin lebih
aktif terhadap kolagen dan juga dapat mengubah kolagen menjadi kolatin. Gelatin
biasanya berasal dari kolagen tulan dan kulit yang merupakan protein hewani.
Enzim bromelin dari jaringan-jaringan tanaman nanas memiliki potensi yang sama
dengan papain yang ditemukan pada pepaya yang dapat mencerna protein sebesar
1000 kali beratnya.
Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas baik dari tangkai, kulit,
daun, buah, maupun batang dalam jumlah yang berbeda. Kandungan enzim lebih
banyak di bagian daging buahnya, hal ini ditunjukkan dengan aktivitasnya yang
lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas pada bagian batangnya (Supartono
2004). Sementara menurut Herdiyastuti (2006) kandungan enzim bromelin lebih
banyak terdapat pada bagian batang yang selama kurang dimanfaatkan. Distribusi
bromelin pada batang nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman.
9
Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama
yang bergetah, sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali
(Herdyastuti 2006). Enzim bromelin dapat diisolasi dengan cara memisahkan sel
dan selanjutnya pemurnian dilakukan dengan cara pengendapan, gel filtrasi, dan
kromatografi penukar ion (Naiola & Widhyastuti 2007). Penelitian-penelitian
mengenai bromelin juga telah banyak dilakukan. Elgharbawi& Whitaker (1963)
diacu dalam Wharton (1974) menggunakan cationexchange chromatography dan
kolom electroforesis didalam Sephadex G-100 melaporkan bromelin dari buah
nanas dipisahkan menjadi lima komponen aktif proteolitik. Kemudian Murachi et
al. (1964) diacu dalam Wharton (1974) menentukan bobot bromelin dari bonggol
nanas yang matang kemudian diolah sampai menghasilkan enzim bromelin baik
yang cair maupun yang suda dikeringkan akan memperoleh nilai 33000 Da.
Shosi (Collowic 1978, diacu dalam Supartono 2004) menemukan bahwa
kelima komponen aktif proteolitik dari bromelin bonggol buah nanas merupakan
glikoprotein dengan berat molekul berkisar antara 18.000 sampai dengan 28.000
Da. Sementara itu bromelin dari daging buah nanas terdiri dari dua komponen 7
yang memiliki aktivitas proteolitik. Masing-masing komponen ini mempunyai
berat molekul 28.000 dan 19.000 Da, dengan terminal aminonya yaitu asam
amino valin dan alanin.
Terminal karboksilnya sama yaitu asam amino glisin. Kemudian Hideko et
al. (1979) menemukan bahwa bromelin adalah suatu thiol protease yang diisolasi
dari nanas dan berisi satu oligosakarida asparagin yang berikatan dengan rantai
oligosakarida. Tiap molekul oligosakarida terdiri dari mannose, fucose, xylose,
10
dan N-Acetylglucosamine (Glcnac). Menurut Supartono (2004) enzim protease
buah nanas merupakan endopeptidase netral termostabil karena aktivitas
maksimal protease dengan stabilitas struktur molekul yang tinggi pada kisaran
nilai pH 7,5. Suhu optimum untuk aktivitas proteolitiknya adalah 70 ºC. Ini berarti
pada kenaikan suhu reaksi hingga lebih dari 70 ºC, stabilitas struktur molekulnya
tidak dapat dipertahankan dan pudar sehingga aktivitas proteolitiknya hilang.
2.3. Parameter Kualitas Air
Kualitas air yang baik memegang peranan penting dalam upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam budidaya ikan. Ikan akan hidup sehat
dan berpenampilan prima dilingkungan dengan kualitas air yang sesuai (Satyani,
2005).
1. Suhu
Suhu air sangat berpengaruh bagi kehidupan ikan karena mempengaruhi
pertumbuhan dan pemijahan ikan (Boyd, 1990).Suhu optimal untuk hidup ikan
nila pada kisaran 14- 38°C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37
°C namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30
°2.Tingkat Keasaman (pH).
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor
yang memengaruhi pH perairan diantaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan
terdapat nya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara
5 hingga 11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada
kisaran pH 7–8 .
11
3.DO (Dissolved Oksigen)
Konsentrasi oksigen terlarut DO (Dissolved Oksigen) merupakan salah
satu parameter penting dalam kualitas air. Nilai DO menunjukan jumlah oksigen
yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin tinggi nilai DO pada air,
mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang baik untuk pemeliharaan
ikan. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah
tercemar dan kurang layak untuk pemeliharaan ikan. Nilai DO pada kualitas air
yang kurang layak mempengaruhi laju pertumbuhan dan proses pernafasan
ikan. Untuk memperoleh produksi optimal, kandungan oksigen harus
dipertahankan diatas 5 ppm. Bila kandungan oksigen sebesar 3 atau 4 ppm dalam
jangka waktu yang lama, ikan akan menghentikan makan dan pertumbuhannya
akan terhambat (Daelami, 2001).
12
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juli sampai dengan tanggal 25
Agustus 2019 dibalai benih Ikan (BBI) Limbung
3.2.Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Buah Nanas dan diambil bagian bonggolnya
2. Pisau, untuk mengupas kulit buah nanas yang telah disiapkan
3. Blender, untuk menghaluskan bonggol nanas
4. Penyaring, untuk memisahkan air dan ampas bonggol nanas
3.3. Wadah Penelitian
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bak dengan volume 30
liter digunakan sebagai wadah ikan yang berjumlah 15 buah termasuk control.
Bak tersebut dicuci terlebih dahulu dengan deterjen dan dibilas dengan
menggunakan air tawar hingga bersih dan dikeringkan. Setiap wadah penelitian
diisi dengan air sebanyak 15 liter dan diberi satu selang aerasi untuk
meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam media pemeliharaan. Sampel buah
nanas yang akan digunakan dalam penelitian ini buah nanas yang sudah matang
kemudian dikupas dan diambil bagian bonggolnya lalu dimasukan kedalam
blender untuk menghaluskan bonggol buah nanas kemudian disaring untuk
memisahkan air dan ampas dari bonggol nanas kemudian dicampurkan enzim
bromelin pada pakan yang telah disiapkan kemudian diaduk sampai merata.
13
3.4. Hewan Uji
Ikan nila yang digunakan adalah benih ikan nila yang berasal dari Balai
Benih Ikan (BBI) Limbung. Ukuran panjang awal 3 cm dengan 450 ekor ikan nila
dikeseluruhan wadah pemeliharaan. Adapun wadah yang telah disiapkan yaitu 15
wadah dengan 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang masing masing diisi ikan
sebanyak 30 ekor perwadah. ikan diaklimasi dalam bak pemeliharaan dengan
tidak diberi pakan selama 1 hari.
3.5. Alur Pembuatan Enzim Bromelin
Proseses strakkasar enzim bromelin buah nanas dapat dilihat Gambar 3 dibawah
ini.
Gambar. 2 Alur pembuatan enzim bromelin
3.6. Persiapan Pakan Ikan
Pakan komersial dengan kandungan protein 28 - 30%, dengan cara
membasaahi pakan terlebih dahulu dengan menyomprot air ke pakan
menggunakan spayer. Setelah basah, taburkan cairan enzim bromelin sesuai dosis
Buah NanasDikupas dan diambil
bagian bonggol tengahnya
Blender
Ekstrak bonggol nanas dalam penyaringan untuk memisahkan ekstrak kasar dan cairannya, kemudian ezim bromelin yang dalam bentuk cair di campurkan pada pakan.
Disaring
14
yang dibutuhkan kemudian aduk hingga merata. Setelah tercampur rata, diamkan
pakan selama beberapa menit untuk proses pengeringan pada pakan yang telah
dicampurkan enzim selanjutnya pakan bisa diberikan pada ikan nila dengan dosis
10% dari total biomassa dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu
pagi dan sore untuk melihat laju pertumbuhan ikan nila.
3.7. Pemeliharaan Hewan Uji dan Pemberian Pakan
Pada setiap wadah pemeliharaan diisi dengan ikan nila dengan padat tebar
30 ekor/wadah (2 ekor/L). Sebelum ditebar kemedia pemeliharaan dan diberi
perlakuan diambil sampel ikan nila untuk diukur panjang dan berat sebagai data
awal. Selama masa pemeliharaan ikan nila diberi pakan sebanyak 10% dari total
biomassa (Arafat Yusir, et al. 2015) dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore. Pergantian air selama pemeliharaan dilakukan setiap
dua hari sekali dengan cara penyiponan dari dasar wadah sebanyak 10-20%.
3.8.Rancangan Percobaan
Menurut Putri dkk (2017) rancangan percobaan yang digunakan pada
penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 5
perlakuan yang masing masing mendapatkan ulangan sebanyak 2 kali, mengacu
pada modifikasi dosis kadar protein enzim bromelin dari ekstra kasar bonggol
nanas untuk laju pertumbuhan ikan nila dapat dilihat pada susunan perlakuannya :
Perlakuan A: pakan tanpa penambahan ekstrak buah nanas (control)
Perlakuan B: pakan ditambahkan dengan ekstrak buah nanas dengan dosis 0,75
ml/2kg pakan
15
Perlakuan C: pakan ditambahkan dengan ekstak buah nanas dengan dosis
1,5ml/2kg pakan
Perlakuan D: pakan ditambahkan ekstrak buah nanas dengan dosis 2,25ml/2kg
pakan
Perlakuan E: pakan ditambahkan ekstrak buah nanas dengan dosis 3ml/2kg pakan
3.9. Peubah Yang diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Laju Pertumbuhan Mutlak, Mudjiman (2004) perbedaan pertumbuhan mutlak
yang terukur dengan waktu sebagai berikut:
H= Wt – Wo
Keterangan:
H : Pertumbuhan mutlak (gr)
Wt : Berat ikan pada akhir penelitian (gr)
Wo :Berat ikan pada awal penelitian (gr)
2. Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian atau laju pertumbuhan spesifik (specific growth
rate/SGR) dihitung pada akhir perlakuan menggunakan rumus Steffens (1989)
Sebagai berikut:
LpH= In( )
Keterangan:
LPH : Laju pertumbuhan harian (%)
Wo : Bobot rata-rata ikan awal (%)
16
Wt : Bobot rata-rata ikan akhir (%)
t : Lama pemeliharaan (hari)
3. Kelansungan Hidup
Kelangsungan hidup Menurut Effendi (1997), Survival Rate (SR) dihitung
pada akhir perlakuan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
SR : Survival Rite/Sintasan (%)
Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No : Jumlah ikan pada Awal Penebaran (ekor)
3.10. Parameter Kualitas Air
Air merupakan media hidup ikan yang turut berperan dalam mendukung
kelangsungan hidup. Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah
suhu, pH, DO dan Amoniak. Yang dimana suhu dan pH diukur 3 kali selama
penelitian yaitu awal, pertengahan dan akhir sedangkan DO di ukur 2 kali awal
penelitian dan akhir penelitian serta Amoniak diukur pada akhir penelitian.
3.11. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengaruh
pertumbuhan dan sintasan ikan nila terhadap kandungan potein enzin bromelin.
Data diambil dengan menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh
pertumbuhan. Jika hasilnya berbeda maka akan dilakukan dengan uji BTN untuk
mengetahui perbedaan antar perlakuan.
17
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pertumbuhan Mutlak
Data pertumbuhan mutlak pada ikan nila (Oreochromis niloticus) selama
penelitian di sajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Pertumbuhan Mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus) pada setiap ulangan selama penelitian
Perlakuan
Ulangan Jumlah
Rata-rata
(%) 1 2 3
A 0,23 0,29 0,4 0,92 0,31
B 0,25 0,28 0,39 0,92 0,31
C 0,29 0,38 0,49 0,16 0,39
D 0,38 0,32 0,49 1,19 0,40
E 0,23 0,68 0,35 1,26 0,42
Berdasarkan Table 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan mutlak
ikan nila (Oreochromis niloticus) tertinggi terdapat pada perlakuan E
(penambahan enzim bromelin sebanyak 3ml/2kg pakan) sebesar 0,42gr, disusul
perlakuan D (penambahan enzim bromelin 2,25ml/2kg pakan) sebesar 0,40gr, dan
perlakuan C (penambahan enzim bromelin 1,5ml/2kg pakan) sebesar 0,39gr
kemudian perlakuan B (penambahan enzim bromelin 0,75ml/2kg pakan) sebesar
0,31gr. Tingginya pertumbuhan mutlak pada perlakuan E menunjukkan bahwa
enzim bromelin dengan dosis 3ml/2kg pakan merupakan dosis yang optimal
dalam memacu pertumbuhan ikan nila.
18
1.2. Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian atau laju pertumbuhan spesifik (specific growth
rate/SGR) dihitung pada akhir perlakuan.
Tabel 4.2. Perlakuan pertumbuhan harian ikan nila(Oreochromis niloticus) pada setiap perlakuan
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata
(%) 1 2 3
A 0,89 1 1,39 3,28 1,09
B 0,82 1,4 3,43 3,61 1,20
C 0,36 1,36 1,75 4,47 1,49
D 0,82 1,43 1,25 4,5 1,5
E 0,35 1,42 1,75 4,52 1,51
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian
tertinggi di dapat pada perlakuan E rata-rata 1,51%. Kemudian disusul perlakuan
D rata-rata 1,5%, kemudian perlakuan C dengan rata-rata 1,49%, dan yang
terendah perlakuan B laju pertumbuhan harian dengan rata-rata 1,20%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian ikan nila dengan
penambahan enzim bromelin pada pakan sangat potensi untuk dikembangkan
sebagai bahan tambahan pada pakan ikan. Hal ini dapat di nyatakan oleh
Winastia (2011). Bahwa enzim bromelin mempunyai komponen enzim tertentu
yang diperlakukan dalam metabolism protein dan karbohidrat sehingga laju
pertumbuhan meningkat. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan bentuk akibat
19
pertambahan panjang, berat dan volume dalam periode tertentu secara individual.
Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai pertambahan jumlah sel-sel secara
mitosis yang pada akhirnya menyebabkan perubahan ukuran jaringan.
Pertumbuhan bagi suatu populasi adalah pertambahan jumlah individu,dimana
faktor yang sangat mempengaruhi faktor internal dan eksternal. faktor internal
meliputi umur, keturunan dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal meliputi
suhu, makanan, penyakit, media budidaya, dan sebagainya (Effendi, 1997).
Menurut Khairuman dan Amri (2003), menyatakan bahwa laju pertumbuhan
tubuh ikan Nila (Oreochromis niloticus), yang dibudidayakan tergantung dari
pengaruh fisika dan kimia perairan serta interaksinya. Laju pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus), lebih cepat jika dipelihara dikolam yang airnya dangkal
dibandingkan dikolam yang airnya dalam.
4.3.Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup merupakan indikator untuk melihat sejauh mana
makhluk hidup mampu bertahan hidup. Semakin banyak organisme yang hidup
selama pemeliharaan (Effendie 1997). Kelangsungan hidup dapat digunakan
sebagai tolak ukur untuk mengetaui toleransi dan kemampuan organisme
budidaya untuk bertahan hidup. Tingginya tingkat kelangsungan hidup ikan nila
pada berbagai media tergolong baik. Nilai kelansungan hidup benih ikan nila
selama penelitian menunjukkan persentase yang memuaskan hal ini dapat dilihat
pada persentase diagram dibawah ini.
20
Gambar 3. Kelangsungan Hidup Ikan Nila
Gambar 3 menujukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat
pada perlakuan E yaitu 87%, kemudian disusul dengan, perlakuan D yakni 83%,
kemudian perlakuan C dan D yang memiliki tingkat kelangsungan hidup yang
sama 82% dan kemudian tingkat kelangsungan hidup yang paling rendah karena
disebabkan oleh tidak adanya penambahan enzim bromelin perlakuan A dengan
nilai 81%.
Kematian ikan nila terjadi pada awal pemeliharaan ikan. Hal ini diduga
sebagai respon adaptasi terhadap lingkungan dan perlakuan pemuasan. Namun,
tingkat kelangsungan hidup ikan nila selama peliharaan tergolong baik, hal ini
dinyatakan oleh Husen (1985) dalam Kusnandar (2009) bahwa tingkat
kelangsungan hidup 50% tergolong baik, kelangsungan hidup 30-50% sedang
dan kurang dari 30% tidak baik. Menurut Fatimah (1992) dalam Murjani (2011)
bahwa kelangsungan hidup ikan nila sangat bergantung pada daya adaptasi ikan
81
82 82
83
87
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
A B C D E
Dia
gram
kel
ansu
nga
n H
idu
p
21
terhadap makanan dan lingkungan, status kesehatan ikan,padat tebar, dan kualitas
air yang cukup mendukung pertumbuhan.
4,4. Parameter Kualitas Air
Air merupakan media atau habitat yang paling penting bagi kehidupan
ikan.suplai air yang memadai akan memecahkan berbagai masalah dalam
budidaya ikan. Selain itu, kualitas air yang baik merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam budidaya ikan. Suhu mempengaruhi aktifitas ikan seperti
pernapasan dan reproduksi (Hueet, 1972). Suhu air sangat berkaitan erat dengan
konsentrasi oksigen terlarut dan laju konsumsi oksigen hewan air. Suhu air media
selama penelitian masih berada dalam kisaran yang optimum untuk kehidupan
ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Tabel 4.3. Parameter kualitas air
Parameter Perlakuan
A B C D
Suhu 32 oC 32 oC 32 oC 32 oC
pH 7,4 - 8,03 7,65 - 8,00 7,70 - 8,08 7,70 – 8,11
DO 4,91 – 5,02 4,88 – 5,09 4, 84 -4,99 4,67 – 5,05
Amoniak (NH3)
0.003 - 0.008 0.004 - 0.009 0.003 - 0.005 0.003 - 0.004
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa suhu air berkisaran 32oC.kisaran
suhu tersebut masih optimal untuk pertumbuhan ikan nila. Menurut Suyanto
(1994) bahwa suhu yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila antara 25oC - 32oC.
Suhu air berpengaruh terhadap nafsu makan dan proses metabolism ikan. Pada
22
suhu rendah proses pencernaan makanan pada ikan berlangsun lambat, sedangkan
pada suhu hangat proses pencernaan berlangsung lebih cepat. Mempengaruhi
aktifitas ikan seperti pernapasan dan reproduksi (Hueet, 1972). Suhu air sangat
berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dan laju konsumsi oksigen
hewan air. Suhu air media selama penelitian masih berada dalam kisaran yang
optimum untuk kehidupan ikan nila (Oreochromis niloticus). Tersebut masih
optimal untuk pertumbuhan ikan nila. Menurut Suyanto (1994) bahwa suhu
optimal untuk pertumbuhan ikan nila antara 25oC - 32oC. Suhu air berpengaruh
terhadap nafsu makan dan proses metabolisme ikan. Pada suhu rendah proses
pencernaan makanan pada ikan berlangsung lambat.
Sedangkan pada suhu hangat proses pencernaan berlangsung lebih cepat
derajat keasaman pH dalam penelitian ini berkisar antara 7,66 – 7,82. Kisaran pH
tersebut merupakan kondisi yang baik untuk habitat dan pertumbuhan ikan nila.
Menurut Sherif (2009), kisaran pH untuk pertumbuhan optimalnya terjadi pada
pH 7-8, sedangkan pH untuk habitat ikan nila antara 6-8,5. Pengaruh pH perairan
dapat terjadi pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Tinggi rendahnya
pH di luar kisaran toleransi ikan menyebabkan rendahnya bobot akhir dan pada
nilai pH ekstrim bisa menggangguikan (Hepher dan Pruginin, 1981).
23
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian
enzim bromelin pada pakan sebesar 3ml/2kg pakan memberikan pertumbuhan dan
sintasan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang tertinggi. Parameter kualitas air
selama penelitian layak untuk pertumbuhan dan sintasan ikan nila (orechromis
niloticus).
5.2. Saran
Setelah penelitian ini, maka disarankan dosis penggunaan enzim bromelin
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dengan penambahan enzim
bromelin yang lebih tinggi agar di setiap penilitian bisa membandingkan dengan
penelitian – penelitian sebelumnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K dan Khairuman 2003. Budidaya Ikan nila secara intensif. Jakarta: PT. Agro Media
Boyd, CE. 1990. Water Quality Management For Pond Fish Culture. Elsevier Scientific Publishing Company inc. New York
Daelami, D.A.S. 2001.Usaha Pembenihan Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya (Anggota IKAPI). Jakarta. 166 hal. E.Fitasari dan Soenardi.2015. Efek penambahan ekstrak enzi bromelin dalam
pakan terhadap produksi ikan nila Effendie, M. 1. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara,
Yogyakarta.163 hlm. Fujaya Y. 2004. Fisiologi Ikan (dasar pengembangan teknik perikanan). Rineka
Cipta, Jakarta Holliday, F.C.T. 1969. The Effect of Salinity on the Eggs and Larvae of Teleosts.
In Hoar, W.S and D.J. Randall (Eds). Fish Physiology, Vol. I. Academic Press, New York
Iswari RS & A Yuniastuti. 2006. Biokimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.s Buana
SainsVolNo1:17-24,2012 Kordi M.G.H. 2013. Budidaya Ikan nila Unggul. Jakarta: PT. Agro Media
Pustaka. Kordi, K & Tancung, A B, 2004, Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan, PT. Rhineka Cipta, Jakarta Mudjiman, A. 2004.Makanan Ikan. Ed. Revisi. Seri Agriwawasan. Penerbit
Penebar Swadaya, Jakarta Mulqan, M., Sayyid Afdhal. E. R dan I. Demiyanti. 2017. Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit (Oreochromis niloticus) Pada Sistem Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 2 (1) : 183193. ISSN : 2527-6395.
Naiola E & N Widhyastuti. 2007. Semi Purifikasi dan Karakterisasi Enzim
Protease Bacillus sp. Berk. Penelitian Hayati (13): 51-56
25
Puteri Purwasih Anggi Delima, Subandiyono dan Sri Hastuti .2017.Pengaruh Enzim Bromelin Dalam Pakan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan Dan Pertumbuhan Ikan Tawes (Puntius Javanicus). Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017, Halaman 41-50
Saanin, H 1984. Taksonomi dan kunci identifikasi jilid 1.Binacipta. Bogor Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.
Vol. 1 256 halaman
Satyani, D. 2005. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Steffens, W. 1989. Beberapa sifat biologi dan ekonomi ikan semah (cromileptes
altivelis).Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 5:38-46. Supartono. 2004. Karakterisasi Enzim Protease Netral dari Buah Nenas Segar.
Jurnal MIPA Universitas Negeri Semarang 27 (2): 134-142. Taqwdasbriliani, E., Johannes, H., dan Endang 2013. Pengaruh Kombinasi Enzim
Papain dan Enzim Bromelin Terhadap Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis sp). Journal Of Aquaculture Management and Technology Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 76-85
Winastia, B. 2011. Analisis Asam Amino pada Enzim Bromelin dalam Dalam
Buah Nanas (Anas Commusu) Menggunakan pektometer. Tugas Akhir Prodi Diploma pektometer. III Teknik Kimia Universitas Dipenogoro, Semarang
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1. pertumbuhan mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)
Perlakuan
Ulangan Jumlah Rata-rata
(%) 1 2 3
A 0,23 0,29 0,4 0,92 0,31
B 0,25 0,28 0,39 0,92 0,31
C 0,29 0,38 0,49 0,16 0,38
D 0,38 0,32 0,49 0,16 0,39
E 0,23 0,68 0,35 1,26 0,42
Lampiran 2. Ulangan antar perlakuan pertumbuhan mutlak
Descriptives
Ulangan
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Lower Bound Upper Bound
Maximum
perlakuan A 3 .2133 .01528 .00882 .1754 .2513 .20 .23
perlakuan B 3 .2667 .01528 .00882 .2287 .3046 .25 .28
perlakuan C 3 .2467 .02887 .01667 .1750 .3184 .23 .28
perlakuan D 3 .3133 .05859 .03383 .1678 .4589 .27 .38
perlakuan E 3 .5200 .14422 .08327 .1617 .8783 .40 .68
Total 15 .3120 .12791 .03303 .2412 .3828 .20 .68
Lampiran 3. Hasil analisis of varians (Anova)
ANOVA
Ulangan
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .178 4 .044 8.713 .003
Within Groups .051 10 .005
Total .229 14
Multiple Comparisons
Dependent Variable:ulangan
(I)
Pertumbuhanmutlak
(J)
Pertumbuhanmutlak
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey
HSD
Perlakuan A perlakuan A -.05333 .05835 .885 -.2454 .1387
perlakuan B -.03333 .05835 .976 -.2254 .1587
perlakuan C -.10000 .05835 .468 -.2920 .0920
perlakuan D -.30667* .05835 .003 -.4987 -.1146
Perlakuan B perlakuan A .05333 .05835 .885 -.1387 .2454
perlakuan B .02000 .05835 .997 -.1720 .2120
perlakuan C -.04667 .05835 .925 -.2387 .1454
perlakuan D -.25333* .05835 .010 -.4454 -.0613
Perlakuan C perlakuan A .03333 .05835 .976 -.1587 .2254
perlakuan B -.02000 .05835 .997 -.2120 .1720
perlakuan C -.06667 .05835 .782 -.2587 .1254
perlakuan D -.27333* .05835 .006 -.4654 -.0813
perlakuan D perlakuan A .10000 .05835 .468 -.0920 .2920
perlakuan B .04667 .05835 .925 -.1454 .2387
perlakuan C .06667 .05835 .782 -.1254 .2587
perlakuan D -.20667* .05835 .034 -.3987 -.0146
perlakuan E perlakuan A .30667* .05835 .003 .1146 .4987
perlakuan B .25333* .05835 .010 .0613 .4454
perlakuan C .27333* .05835 .006 .0813 .4654
perlakuan D .20667* .05835 .034 .0146 .3987
perlakuan A -.05333 .05835 .382 -.1833 .0767
LSD
Perlakuan A
perlakuan A -.03333 .05835 .580 -.1633 .0967
perlakuan B -.10000 .05835 .117 -.2300 .0300
perlakuan C -.30667* .05835 .000 -.4367 -.1767
perlakuan D -.30667* .05835 .000 -.4367 -.1767
Lampiran 4. Pertumbuhan harian ikan nila(Oreochromis niloticus)
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata
(%) 1 2 3
A 0,89 1 1,39 3,28 1,09
B 0,82 1,4 3,43 3,61 1,20
C 1,36 1,36 1,75 4,47 1,49
D 1,82 1,43 1,25 4,5 1,5
E 1,35 1,42 1,75 4,52 1,51
perlakuan B perlakuan A .05333 .05835 .382 -.0767 .1833
perlakuan B .02000 .05835 .739 -.1100 .1500
perlakuan C -.04667 .05835 .442 -.1767 .0833
perlakuan D -.25333* .05835 .001 -.3833 -.1233
perlakuan C perlakuan A .03333 .05835 .580 -.0967 .1633
perlakuan B -.02000 .05835 .739 -.1500 .1100
perlakuan C -.06667 .05835 .280 -.1967 .0633
perlakuan D -.27333* .05835 .001 -.4033 -.1433
perlakuan D perlakuan A .10000 .05835 .117 -.0300 .2300
perlakuan B .04667 .05835 .442 -.0833 .1767
perlakuan C .06667 .05835 .280 -.0633 .1967
perlakuan D -.20667* .05835 .005 -.3367 -.0767
perlakuan E perlakuan A .30667* .05835 .000 .1767 .4367
perlakuan B .25333* .05835 .001 .1233 .3833
perlakuan C .27333* .05835 .001 .1433 .4033
perlakuan D .20667* .05835 .005 .0767 .3367
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 5. hasil analisis of varians (Anova) pertumbuhan harian ikan nila
ANOVA
pertumbuhanharian
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.117 4 .779 25.909 .000
Within Groups .301 10 .030
Total 3.418 14
Multiple Comparisons
Dependent Variable:pertumbuhanharian
(I) perlakuan (J) perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tukey HSD perlakuan A perlakuan A -.130000 .141610 .884 -.59605 .33605
perlakuan B -.276667 .141610 .352 -.74272 .18938
perlakuan C -.613333* .141610 .010 -1.07938 -.14728
perlakuan D -1.273333* .141610 .000 -1.73938 -.80728
perlakuan B perlakuan A .130000 .141610 .884 -.33605 .59605
perlakuan B -.146667 .141610 .834 -.61272 .31938
perlakuan C -.483333* .141610 .041 -.94938 -.01728
perlakuan D -1.143333* .141610 .000 -1.60938 -.67728
perlakuan C perlakuan A .276667 .141610 .352 -.18938 .74272
perlakuan B .146667 .141610 .834 -.31938 .61272
perlakuan C -.336667 .141610 .199 -.80272 .12938
perlakuan D -.996667* .141610 .000 -1.46272 -.53062
perlakuan D perlakuan A .613333* .141610 .010 .14728 1.07938
perlakuan B .483333* .141610 .041 .01728 .94938
perlakuan C .336667 .141610 .199 -.12938 .80272
perlakuan D -.660000* .141610 .006 -1.12605 -.19395
perlakuan E perlakuan A 1.273333* .141610 .000 .80728 1.73938
perlakuan B 1.143333* .141610 .000 .67728 1.60938
perlakuan C .996667* .141610 .000 .53062 1.46272
perlakuan D .660000* .141610 .006 .19395 1.12605
LSD
perlakuan A perlakuan A -.130000 .141610 .380 -.44553 .18553
perlakuan B -.276667 .141610 .079 -.59219 .03886
perlakuan C -.613333* .141610 .001 -.92886 -.29781
perlakuan D -1.273333* .141610 .000 -1.58886 -.95781
perlakuan B perlakuan A .130000 .141610 .380 -.18553 .44553
perlakuan B -.146667 .141610 .325 -.46219 .16886
perlakuan C -.483333* .141610 .007 -.79886 -.16781
perlakuan D -1.143333* .141610 .000 -1.45886 -.82781
perlakuan C Perlakuan A .276667 .141610 .079 -.03886 .59219
perlakuan A .146667 .141610 .325 -.16886 .46219
perlakuan C -.336667* .141610 .039 -.65219 -.02114
perlakuan D -.996667* .141610 .000 -1.31219 -.68114
perlakuan D control .613333* .141610 .001 .29781 .92886
perlakuan A .483333* .141610 .007 .16781 .79886
perlakuan B .336667* .141610 .039 .02114 .65219
perlakuan D -.660000* .141610 .001 -.97553 -.34447
perlakuan E control 1.273333* .141610 .000 .95781 1.58886
perlakuan A 1.143333* .141610 .000 .82781 1.45886
perlakuan B .996667* .141610 .000 .68114 1.31219
perlakuan C .660000* .141610 .001 .34447 .97553
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 6. parameter kualitas air
No Perlakuan Suhu Ph DO Amoniak
1.
A1 A2 A3
32oC 32oC 32oC
32oC 32oC 32oC
32oC 32oC 32oC
7,4 8,13 8,03
8,00 7,80 7,90
7,78 7,70 7,83
4,91 4,91 4,95
4,97 5,02 5,02
0,008 0,005 0,003
2.
B1 B2 B3
32oC 32oC 32oC
32oC 32oC 32oC
32oC 32oC 32oC
8,00 7,70 7,80
8,00 7,80 7,90
7,83 7,79 7,65
4,90 4,93 4,97
4,97 5,04 5,09
0,004 0,005 0,009
3.
C1 C2 C3
32oC 32oC 32oC
32oC 32oC 32oC
32oC 32oC 32oC
7,88 8,05 8,08
8,00 8,06 7,70
7,83 8,00 7,79
4,99 4,84 4,84
4,84 4,98 4,84
0,005 0,003 0,003
4.
D1 D2 D3
32oC 32oC 32oC
32oC 32oC 32oC
32oC 32oC 32oC
8,11 7,70 7,93
7,90 7,95 8,00
7,95 7,82 7,75
4,84 5,02 4,84
5,02 4,82 4,67
0,003 0,004 0,004
Lampiran 7. proses pembuatan enzim bromelin
Lampiran 8 proses persiapan wadah penebaran awal
Lampiran 9. proses pencampuran enzim bromelin pada pakan
Lampiran 10 proses sampling 1
Lampiran 11. proses sampling 2
Lampiran 12 proses sampling 3
Lampiran 13 proses Sampling 4 atau sampling akhir
RIWAYAT HIDUP
Herman, dilahirkan di Desa Karassing Kecamatan Herlang
tepatnya di Kabupaten Bulukumba pada hari Rabu 10
September 1995.Anak Pertama dari dua bersaudara kandung
pasangan dari Ayah Kamaruddin dan Ibunda Hasna.Peneliti
menyelesaikan sekolah dasar di SD Negeri 217 Karassing
Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba pada tahun 2008.Pada tahun itu juga
peneliti melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Herlang Kecamatan Herlang
Kabupaten Bulukumba dan tamat pada tahun 2011 kemudian melanjutkan sekolah
di SMAN 3 BULUKUMBA Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba Pada
Tahun 2014.Pada tahun 2015 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
dan diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan Budidaya Perairan/Perikanan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.Berkat rahmat Allah
Swt. Kerja keras serta usaha keras penulis, dan iringan doa dari ke dua orang tua
serta keluarga, juga dukungan dari teman- teman mahasiswa penulis dapat
menyelesaikan studin di Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan
diterimanya skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Enzim Bromeli Terhadap
Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Nila (Oreochomis niloticus) ”.