Pengaruh Pemahaman Tentang Roh Kudus Terhadap Disiplin ...
Transcript of Pengaruh Pemahaman Tentang Roh Kudus Terhadap Disiplin ...
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 8
Pengaruh Pemahaman Tentang Roh Kudus Terhadap Disiplin Rohani Mahasiswa STT Moody Daniel Goni STT Yestoya Malang [email protected]
Abstrak Kualitas rohani yang baik ditentukan oleh pemahaman yang benar tentang pribadi Roh Kudus Di kalangan mahasiswa masih ada yang kurang memahami Roh Kudus, bahkan memiliki pandangan yang berbeda.Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian kuantitatif ini dilakukan untuk menjawab adanya pengaruh pemahaman tentang Roh Kudus terhadap disiplin rohani mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Yestoya Malangdengan menyebarkan angket yang terdiri dari butir-butir pertanyaan yang disusun dari indikator-indikator variabel X (Pemahaman tentang Roh Kudus) dan variabel Y (Disiplin rohani). Hasil uji hipotesis dengan korelasi sederhana menunjukkan bahwa pemahaman tentang Roh Kudus dan disiplin rohani mahasiswa STT Yestoya Malang memiliki hubungan yang positif tinggi, bahkan mendekati sangat tinggi pada rentang antara 0,600-0,799 tepatnya 0,725; besarnya pengaruh itu 52,6%, sedangkan 47,4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain (variabel lain) yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Persamaan garis regresi Y = 9,706 + 1, 040 X berimplikasi bahwa setiap kenaikan 1 unit dari pemahaman tentang Roh Kudus menyebabkan Disiplin Rohani di kalangan Mahasiswa STT Yestoya Malang meningkat 1,040 kali. Kata kunci: Roh Kudus, Disiplin Rohani
I. PENDAHULUAN
Ajaran tentang Roh Kudus yang lebih daripada suatu pengaruh atau kuasa
dari Allah yang meliputi pribadiNya, keillahianNya, dan karyaNya adalah penting
dalam Alkitab (Brill, 2002) yang ditunjukkan dengan kata ganti orang “Dia” dan “-Nya”
dan dalam gender maskulin (Yoh. 14:15,16,26; 16:7-14; 15:26-27; Corner, 2004).
Selain itu, Roh Kudus memiliki sifat-sifat pribadi yaitu pikiran, emosi, dan kehendak.
Roh Kudus mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam berpikir, karena Ia
bisa dengan mudah mengetahui, mengerti apa yang menjadi kehendak Allah, dan
kemudian melakukan sesuai dengan kehendak Allah (Rm. 8:27; Daun, 2006). Roh
Kudus mempunyai emosi (Ef. 4:30; 2Kor. 2:2,5) dan memberikan karunia-karunia
Roh sesuai dengan yang dikehendaki-Nya (1Kor. 12:11; Daun, 2006).
Sebutan-sebutan Pribadi pada Roh Kudus adalah “penghibur” dan “pembela”
(Yoh. 14:16, 26; 15:26; 16:7), dan “penolong yang lain” (Corner, 2004). Roh Kudus
mengerjakan 16 tindakan Pribadi (Patterson, 1996) yaitu berbicara (Why. 2:7, 11, 17,
29), menyelidiki segala perkara (1Kor. 2:10), menyatakan (I1Ptr. 1:21), menyaksikan
(Yoh. 15:26), mengajar (Yoh. 14:26), memanggil dan menempatkan orang-orang
dalam pekerjaan-Nya (Kis. 13:2; 20:28), memohon (Rm. 8:26), berseru (Gal. 4:6),
memimpin (Rm. 8:14), mengatur (Kis. 16:6-7), menjadikan (Ayb. 33:4), menginsafkan
(Yoh. 16:8), menyucikan (Rm. 15:16), menolong (Rm. 8:26), memberi karunia-
karunia (1Kor. 12:7-11), dan mengerjakan mujizat-mujizat (Kis. 2:4; 8:13).
Roh Kudus menerima segala perlakuan yang hanya bisa dilakukan kepada
suatu pribadi yaitu dapat ditolak dan ditaati (Enns, 2003). Sebagai Pribadi ilahi Roh
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 9
Kudus adalah Roh Kekekalan (Ibr. 9:13-14), Roh Kebenaran (Yoh. 15:26; 16:13),
Roh Kasih Karunia (Ibr. 10:28-29), Pembimbing, Penghibur (Yoh. 14:25-26). Istilah
“Pembimbing” (dalam bahasa Yunani, Parakletos) dapat dimengerti dengan arti
“berjalan beserta”. Dengan demikian, Roh Kudus yang disebut Parakletos, berarti
bahwa Roh Kudus adalah pribadi Allah yang berjalan beserta orang percaya (Sagala,
2010).
Roh Kudus memiliki sifat kekal (Ibr. 9:14; Graham, 1996), maha hadir (Mzm.
139:7), maha kuasa (Luk. 1:35; Bailey, 2004), maha tahu (1Kor. 2:10; Yoh.14:26).
Namun demikian, meskipun Roh Kudus adalah Pribadi Allah, Roh Kudus bukan
pribadi Allah Bapa dan juga bukan pribadi Allah Anak. Patterson (1996) memperjelas
perbedaan tersebut melalui beberapa ayat (Mat. 28:19; Yoh. 14:16; Yes. 48:16; Yoh.
16: 7,10; “Yoh. 16: 13-15; Ef. 2: 18; Yoh. 15: 26).
Roh Kudus sebagai satu pribadi selalu aktif melakukan peranan fungsionalnya
seperti dalam penciptaan, dalam tokoh-tokoh Alkitab serpeti dalam hidup Yusuf (Kej.
41:38), dalam kepemimpinan Musa (Bil. 11:17, 25), dalam Yosua sebagai pemimpin
Israel (Bil. 27:17, Ul. 34:9), dan Daud (1Sam. 16:13)., dalam penulisan Alkitab dan
dalam orang percaya (Kej. 1:2). Sudarmo (2009) menegaskan bahwa menciptakan
adalah perbuatan Allah Bapa (Why. 4:11; 1Kor. 8:6) di mana anak dan Roh juga aktif
(Yoh. 1:1-3; Kol. 1:15-17, Mzm. 3:3-6; 104:30) dalam kerjasama yang sempurna
(Horton, 2001).
Karya Roh Kudus bagi orang percaya dapat dilihat mulai dari ketika membawa
orang-orang datang kepada Kristus sehingga menjadi percaya dan juga pelayanan
lanjutan yang dilakukan oleh Roh Kudus terhadap orang-orang yang telah percaya
kepada Yesus. Roh Kudus bersaksi (Enns, 2003), menginsafkan dunia (Yoh. 16:8-
11), dalam kelahiran baru (Yoh. 3:3-8; Wesley, 2010), terus menyertai orang-orang
percaya. Patterson (1996) mengungkapkan bahwa Roh Kudus bersaksi bersama-
sama roh kita bahwa kita ini, anak-anak Allah (Rm. 8:16), mengadakan buah roh
(Gal. 5:22-23), memimpin anak-anak Allah (Rm. 8:14), memimpin orang-orang
percaya ke dalam segala kebenaran (Yoh. 16:13), menyatakan hal-hal yang
tersembunyi dari Allah dan tentang Kristus serta memuliakan Dia (Yoh. 16:14; 1Kor.
2:9-14), menolong dan memimpin di dalam doa (Yud. 20; Ef. 6;18), memberikan
pujian dan ucapan syukur dan memimpin kita untuk memuji dan mengucap syukur
(Ef. 5:18-20), menolong kita menyembah Allah (Flp. 3:3), menghibur orang-orang
percaya (Yoh. 15:26), dan menyertai kita selama-lamanya (Yoh. 14:16).
Disiplin rohani adalah aktifitas-aktifitas orang percaya yang dilakukan dalam
menabur benih dalam Roh (Gal. 6:8). Disiplin rohani menjadi bagian dari orang-
orang yang hidup di dalam Roh atau orang yang menjadi milik Kristus (Gal.
5:24). Coppedge (Foster, 1997) mengatakan bahwa seorang murid Kristus harus
membayar harga dari pengenalannya akan Tuhan dengan cara berkomitmen
menjalankan disiplin rohani; sebab relasi dengan Tuhan dapat dibangun melalui
disiplin rohani yang adalah kegiatan, sendiri maupun bersama, yang kita lakukan
sebagai cara untuk menempatkan diri kita di hadapan Tuhan agar Ia dapat bekerja di
dalam diri kita.
Dalam Perjanjian Lama, kata yang dipakai untuk menerangkan disiplin adalah
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 10
yacar yang mengalami pergeseran arti dari admonish (mis: Mzm. 94:10, LAI:
menghajar; Ams. 9:7, LAI: mendidik), dan discipline (mis: Ul. 4:36, LAI: mengajar;
Ams. 3:11, LAI: didikan), menjadi chastise atau menghukum untuk kebaikan(mis: Im.
26:18, 28; Ams. 19:18). Kata disiplin juga dikaitkan dengan kata benda muwcar
yang digunakan dalam konteks mengkoreksi (Ams. 15:33, NASB: instruction) yang
akan memimpin kepada hikmat dan didikan. Pendisiplinan seorang anak oleh
ayahnya memberikan suatu analogi bagi pendisiplinan umat perjanjiannya (Ul. 8:5;
Ams. 3:11-12; cf. Ibr. 12:4-11). Dalam Perjanian Baru, kata kerja yang digunakan
paideuo, mendidik dalam konteks disiplin ilahi (Ibr. 12:6), dan kata benda paideia
memiliki kesamaan dalam pergeseran arti seperti yacar dan muwcar (Kis. 7:22) dan
(Ibr. 12:7).
Beberapa penjelasan di atas memperlihatkan bahwa setiap orang kristen
dituntut memiliki disiplin rohani (Luk. 9:23; Gal. 5:22-23) sebagai bukti dari kehidupan
yang dipimpin oleh Roh Kudus (Whitney, 2001) atasan dasar tiga alasan dan tiga
prinsip: mengabaikan disiplin rohani adalah sesuatu yang berbahaya, disiplin rohani
mewujudkan kemerdekaan rohani untuk dinikmati supaya menjadi serupa dengan
Kristus, dan menolong kita untuk menyenangkan hati Tuhan (Mrk. 1:35). Disiplin
tidak harus kaku dan menuntut kerja keras (1Kor. 9:27).
Whitney (2001), Foster (1997), dan Dwijayati (2004) meringkas disiplin rohani
sebagai bergaul akrab bersama dengan Firman Allah dalam Alkitab, berdoa,
beribadah, memberitakan Injil, melayani, tanggung jawab menggunakan waktu,
berpuasa, bersaat teduh, meditasi, menulis dalam buku harian, dan belajar,
berdasarkan kehidupan yang saleh, tulus dan sederhana, yaitu: kemurnian,
pernikahan, keayahan, persahabatan, pikiran, pengabdian, doa, ibadah, integritas,
lidah, pekerjaan, gereja, kepemimpinan, memberi, bersaksi, persekutuan dan
pelayanan. Adapun bentuk disiplin rohani dalam penelitian ini didasarkan pada buku
“Kambium: Berakar dalam Kristus” yang terdiri dari lima bentuk disiplin rohani, yaitu
Waktu teduh, Firman Tuhan, Doa, Bersekutu, dan Bersaksi.
Menurut Whitney (2001) waktu teduh itu untuk mengikuti jejak Tuhan Yesus
(Mat 4:1), mendengar suara Tuhan dengan lebih baik, mengungkapkan ibadah kita
kepada Tuhan (Hab. 2:20), mengungkapkan iman kepada Tuhan, memohon
keselamatan dari Tuhan (Rat. 3:25-26), dipulihkan secara jasmani maupun
rohani(Mrk. 6:31), mendapatkan kembali perspektif rohani, mencari kehendak Allah,
dan belajar mengendalikan lidah.
Selain bergaul akrab dengan Firman Tuhan (Whitney, 2001) yang sangat
penting bagi setiap pengikut Kristus sebab Firman Tuhan menuntun pada
keselamatan (2Tim. 3:15; 1Ptr. 1:23), menolong pertumbuhan (2Tim. 3:16),
memperlengkapi pelayanan (2Tim. 3:17;Kol. 3:16), doa merupakan nafas hidup
orang percaya (Abineno, 1994) dan hak istimewa anak Tuhan untuk berkomunikasi
dengan-Nya (Ibr. 10:19-22) dengan alasan berdoa karena perintah Allah (Luk. 18:1;
1Tes. 5:17), ajaran Tuhan Yesus (Luk. 11:1-2), teladan tokoh-tokoh dalam Alkitab
(Kej. 18:23,33), dan suatu undang-undang rohani (Freligh, 1999).
Bersekutu adalah berhubungan sebagai sesama anggota keluarga Tuhan
pada masa lalu, kini, dan depan, berdasarkan persaudaraan, pengajaran (Ef. 4:11-
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 11
16), penyembahan bersama dalam roh dan kebenaran (Kol. 3:16), pelayanan dan
menjadi kesaksian. (Yoh. 13:34-35). Bersaksi, salah satu tugas gereja (Mat. 28:19-
20), berkaitan dengan pengabaran Injil tentang Yesus Kristus kepada orang-orang
berdosa agar mereka percaya dan beriman kepada Allah melalui dan menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat mereka, dan melayani Dia, Raja mereka di
dalam persekutuan gereja-Nya.Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa disiplin rohani merupakan bagian upaya hidup aktif dari orang
yang telah menjadi milik Kristus untuk makin menyerupai Kristus.
II. METODE
Paradigma penelitian ini menggunakan paradigma penelitian positivis yang
menekankan batasan operasional dan menekankan variabel bebas serta variabel
terikat dengan model pendekatan kuantitatif untuk mengumpulkan data (Subagyo,
2004). Pendekatan kuantitatif ini menggunakan metode korelasional dengan analisis
regresi untuk mendeteksi sampai sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan atau berkorelasi dengan variasi-variasi pada faktor lain, yang didasarkan
pada koefisien korelasi. (Subyantara dan Suwarto, 2007).Penelitian korelasional
yang digunakan adalah bivariate atau bivariete correlation, karena mengkorelasikan
hubungan dua variable (Sudjiono, 1997). Selain itu penelitian ini juga menggunakan
analisis regresi karena untuk melihat regresi variabel X terhadap variabel Y
(Kerlinger, 2007).Dengan demikian dapat diketahui bagaimana skor Y dipengaruhi
oleh skor X.
Berikutnya, Subagyo (2004) menyebutkan pernyataan Curry bahwa sebagai
pedoman umum, jika populasi di bawah 100 orang maka sampel 100%. Populasi
penelitian tesis ini adalah seluruh mahasiswa aktif Sekolah Tinggi Teologi Yestoya
Malang yang jumlahnya 41 orang dan seluruh populasi ini dijadikan responden
penelitian. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Tinggi Teologi Yestoya Malang Jl
Raya Badut no 1-3sepanjang bulan Agustus 2011.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui kuesioner
kepada responden untuk mendapatkan data empiris yang berhubungan dengan
hipotesis yang diajukan. Dalam menggunakan alat pengumpul data ini, peneliti
mendaftarkan variabel X dan variabel Y. Untuk variabel X adalah Pemahaman
Tentang Roh Kudus, sedangkan untuk variabel Y adalah Disiplin Rohani (Tabel 1
dan 2).
Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel X (Pemahaman Roh Kudus)
Indikator Item
Pribadi Roh Kudus 1,2,3,4,5,6,7
Keilahian Roh Kudus 8,9,10,11,12,13,14,15,16
Karya Roh Kudus 17,18,19,20,21,22,23,24
Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Y (Kenakalan Remaja)
Indikator Item
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 12
Waktu Teduh 1,2,3
Firman Tuhan 4,5,6,7
Doa 8,9,10
Persekutuan 11,12,13,14
Kesaksian 15,16,17,18
Pada setiap variabel, Pemahaman Tentang Roh Kudus (X) dan Disiplin
Rohani (Y), daftar pertanyaan yang digunakan menggunakan skala Likert yang terdiri
dari lima tingkatan dengan skor 1 sampai 5 (Tabel 3).
Tabel 3 Skala Likert
Sikap Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu/netral 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Selanjutnya analisis data dengan beberapa uji coba statistik tentang instrumen
yang digunakan, yaitu uji validitas (untuk variabel Pemahaman tentang Roh Kudus
sebanyak 3 kali, dan variable Disiplin Rohani sebanyak 2 kali untuk menemukan
butir-butir pertanyaan yang valid) dan uji reliabilitas. Hasil uji validitas dan reliabilitas
dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
Peneliti melakukan uji coba dengan menyebarkan angket kepada 30 puluh
orang responden. Hasil angket tiap butir soal dikorelasikan dengan skor total pada
penelitian uji coba ini. Uji validitas ini menggunakan pendekatan orthogonal, di mana
peneliti melakukan perhitungan sampai dengan ditemukannya butir-butir yang secara
bersamaan valid. Untuk itu perhitungan validitas ini dilakukan dengan beberapa kali
perhitungan yang disebut iterasi, di mana dalam iterasi orthogonal ditetapkan terlebih
dahulu rkriteriasebesar 0,361. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program
SPSS.
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 24 butir instrumen yang direncanakan,
setelah dilakukan uji validasi ternyata terdapat 9 butir yang tidak valid. Pada tabel 5
terlihat bahwa dari 15 butir instrumen masih terdapat 2 butir yang tidak valid. Setelah
dilakukan Iterasi Ortogonal tahap ketiga, maka diperoleh bahwa 13 butir instrumen
tersebut dinyatakan valid. Dengan demikian, instrumenuntuk variabel Pemahaman
tentang Roh Kudus selanjutnya dapat dipergunakan untuk pengambilan data sampel
di lapangan.
Table 4. Hasil Uji Validitas Tahap Pertama
Variabel Pemahaman Tentang Roh Kudus (X)
Rekapitulasi R hitung R tabel Status Butir
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 13
Butir Nomor
1 0,492 0,361 Valid
2 0,632 0,361 Valid
3 0,487 0,361 Valid
4 0,046 0,361 Tidak valid
5 0,494 0,361 Valid
6 0,482 0,361 Valid
7 0,114 0,361 Tidak valid
8 0,345 0,361 Tidak valid
9 0,449 0,361 Valid
10 0,425 0,361 Valid
11 0,379 0,361 Valid
12 0,509 0,361 Valid
13 0,448 0,361 Valid
14 0,257 0,361 Tidak valid
15 0,366 0,361 Valid
16 - 0,361 Tidak valid
17 0,558 0,361 Valid
18 0,431 0,361 Valid
19 0,392 0,361 Valid
20 - 0,361 Tidak valid
21 - 0,361 Tidak valid
22 0,204 0,361 Tidak valid
23 0,109 0,361 Tidak valid
24 0,609 0,361 Valid
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Tahap Kedua
Variabel Pemahaman tentang Roh Kudus (X)
Rekapitulasi
Butir
Nomor
Lama
Nomor
Butir
Baru
R hitung r tabel Status Butir
1 1 0,544 0,361 Valid
2 2 0,670 0,361 Valid
3 3 0,562 0,361 Valid
5 4 0,553 0,361 Valid
6 5 0,434 0,361 Valid
9 6 0,487 0,361 Valid
10 7 0,332 0,361 Tidak valid
11 8 0,270 0,361 Tidak valid
12 9 0,600 0,361 Valid
13 10 0,457 0,361 Valid
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 14
15 11 0,410 0,361 Valid
17 12 0,544 0,361 Valid
18 13 0,467 0,361 Valid
19 14 0,424 0,361 Valid
24 15 0,634 0,361 Valid
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Tahap Ketiga
Variabel Pemahaman tentang Roh Kudus (X)
Rekapitulasi Butir
Nomor Lama
Nomor
Butir Baru
R
hitung
r tabel Status
Butir
1 1 0,593 0,361 Valid
2 2 0,687 0,361 Valid
3 3 0,607 0,361 Valid
4 4 0,614 0,361 Valid
5 5 0,414 0,361 Valid
6 6 0,457 0,361 Valid
9 7 0,658 0,361 Valid
10 8 0,494 0,361 Valid
11 9 0,409 0,361 Valid
12 10 0,499 0,361 Valid
13 11 0,418 0,361 Valid
14 12 0,388 0,361 Valid
15 13 0,616 0,361 Valid
Hasil uji coba untuk variabel Y dapat dilihat dalam tabel 7dan 8 di bawah ini.
Pada tabel 7 terlihat bahwa dari 18 butir instrumen yang direncanakan, setelah
dilakukan uji validitas ternyata terdapat 2 butir yang tidak valid. Berdasarkan hasil
iterasi ortogonal kedua di atas terlihat bahwa semua butir ditemukan valid.Dengan
demikian, instrumen untuk variabel Disiplin Rohaniselanjutnya dapat dipergunakan
untuk pengambilan data sampel di lapangan.
Tabel 7 Hasil Iterasi Ortogonal Tahap Pertama
Variabel Disiplin Rohani (Y)
Rekapitulasi Butir
Nomor
R hitung R tabel
Status Butir
1 0,554 0,361 Valid
2 0,537 0,361 Valid
3 0,391 0,361 Valid
4 0,572 0,361 Valid
5 0,693 0,361 Valid
6 0,683 0,361 Valid
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 15
7 0,638 0,361 Valid
8 0,664 0,361 Valid
9 0,290 0,361 Tidak valid
10 0,681 0,361 Valid
11 0,541 0,361 Valid
12 0,508 0,361 Valid
13 0,623 0,361 Valid
14 0,557 0,361 Valid
15 - 0,361 Tidak valid
16 0,420 0,361 Valid
17 0,700 0,361 Valid
18 0,583 0,361 Valid
Tabel 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tahap Kedua Variabel Disiplin Rohani (Y)
Rekapitulasi Butir
Nomor Lama
Nomor
Butir
Baru
R hitung r tabel Status Butir
1 1 0,564 0,361 Valid
2 2 0,547 0,361 Valid
3 3 0,397 0,361 Valid
4 4 0,573 0,361 Valid
5 5 0,697 0,361 Valid
6 6 0,694 0,361 Valid
7 7 0,660 0,361 Valid
8 8 0,670 0,361 Valid
10 9 0,678 0,361 Valid
11 10 0,538 0,361 Valid
12 11 0,489 0,361 Valid
13 12 0,614 0,361 Valid
14 13 0,546 0,361 Valid
16 14 0,424 0,361 Valid
17 15 0,706 0,361 Valid
18 16 0,573 0,361 Valid
Reliabilitas setiap variabel akan dihitung dengan menggunakan rumus Alpha.
Rumus Alpha mengacu pada perhitungan nilai varian (ragam) tiap butir soal dan
selanjutnya dikonsultasikan dengan indeks korelasi kritis. Menurut Nunally, apabila
Alpha Cronbach lebih besar dari 0.60, maka dapat dikatakan butir-butir instrumen
yang digunakan dalam penelitian reliabel (Ghozali, 2005). Penghitungan uji
reliabilitas dengan menggunakan program SPSS disajikan pada tabel 9 yaqng
menunjukkan bahwa jawaban responden baik variabel X maupun variabel Y
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 16
memenuhi kriteria reliabilitas untuk digunakan dalam penelitian ini karena Alpha
Cronbach lebih besar dari 0,60; perhitungan lengkap ada pada tabel 10 dan 11.
Tabel 9 Hasil Uji Realibilitas Instrumen
Variabel Alpha Keterangan
X 0,750 reliabel
Y 0,866 reliabel
Tabel 10 Hasil Perhitungan Indeks Reliabilitas Variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
,750 ,797 13
Tabel 11 Hasil Perhitungan Indeks Reliabilitas Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
,866 ,874 16
Analisis data yang direncanakan dalam penelitian ini meliputi tahap
mendeskripsikan data untuk setiap variabel, melakukan uji persyaratan analisis dan
menguji hipotesis.Deskripsi data setiap variabel penelitian, meliputi perhitungan
distribusi frekuensi data berdasarkan skala interval, histogram data tunggal,
perhitungan mean, median, modus, standar deviasi, range, minimum dan maksimum.
Uji persyaratan analisis merupakan persyaratan melakukan uji hipotesis dengan
korelasi, dan analisis regresi, yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji
normalitas meliputi menggunakan estimasi proporsi rumus Blom dengan pendekatan
P-P Plot atau Q-Q Plot, sedangkan uji linieritas dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi simpangan model (deviation from linearity) pada table Anova, dan
membandingkannya dengan alfa (α) 0,05. Jika lebih besar dari 0,05 maka model
dinyatakan linier demikian sebaliknya. Jika tidak linier maka dilakukan uji estimasi
kurva.
Uji hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: tolak H0 jika t
signifikan pada (α) < 0,05 (Pemahaman tentang Roh Kudus tidak berpengaruh
terhadap disiplin rohani mahasiswa STT Yestoya Malang). Uji hipotesis ini juga akan
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 17
melihat hubungan dua variabel dengan menggunakan rumus korelasi product
moment. Koefisian korelasi atau r menunjukkan kuat tidaknya hubungan dua
variabel. Jika nilai r semakin mendekati - 1 atau 1 maka nilai hubungan hubungan itu
semakin kuat. Jika r semakin mendekati 0, maka nilai hubungan itu semakin tidak
kuat. Selain itu, uji hipotesis ini juga delengkapi dengan analisis regresi linear
sederhana untuk meperkirakan pengaruh X terhadap Y dengan menggunakan rumus
Y = a + bx. Besarnya pengaruh dari variabel X terhadap Y dilihat dari nilai koefisien
regresinya.
III. HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Analisis dilakukan terhadap hasil angket kepada 41 mahasiswa STT Yestoya
Malang telah terisi semuanya. Deskripsi data variabel X adalah Mean 58,49, Median
61,00, Mode 61, Standar Deviasi 5,065, Varians 25, 656, Range 21, Minimum 44,
Maksimum 65 pada histogram dengan kurva normalnya sebagai berikut.
Deskripsi Data Variabel Y adalah Mean 70,56, Median 73, Mode 72, Standar
Deviasi 7, 270, Varians 52, 852, Range 25, Minimum 55, Maksimum 80 pada
histogram dengan kurva normalnya sebagai berikut.
Uji persyaratan analisis diperlukan sebagai persyaratan uji hipotesis dengan
korelasi maupun analisis regresi. Uji persyaratan tersebut meliputi dua hal yakni uji
normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan estimasi
proporsi dari Rumus Blom dengan pendekatan PP-Plot. Pada grafik PP-Plot akan
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 18
terlihat akan terlihat adanya garis diagonal dari kiri bawah ke kanan atas. Jika suatu
data berdistribusi normal, maka data akan tersebar di sekeliling garisnormal tersebut.
Sesuai dengan output yang dihasilkan, maka grafik P-P Plot variabel
Pemahaman tentang Roh Kudus terlihat bahwa data tersebar di sekitar garis normal.
Ditinjau dari grafik detrended normal P-P Plot terlihat bahwa sebaran data variabel
tidak memperlihatkan pola tertentu. Dengan demikian disimpulkan bahwa Variabel
Pemahaman Tentang Roh Kudus memiliki distribusi normal atau dianggap
berdistribusi normal (gambar 1 dan 2).
Gambar 1 Grafik Normal P-P Plot variabel X
Gambar 2Grafik Detrended Normal P-P Plot Variabel X
Sesuai dengan output yang dihasilkan, maka grafik P-P Plot variabel Disiplin
Rohani terlihat bahwa data tersebar di sekitar garis normal. Dari grafik detrended
normal P-P Plot terlihat bahwa sebaran data variabel tidak memperlihatkan pola
tertentu. Dengan demikian disimpulkan bahwa Variabel Displin Rohani memiliki
distribusi normal atau dianggap berdistribusi normal (gambar 3 dan 4).
Gambar 3Grafik Normal P-P Plot Variabel Y
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 19
Gambar 4Grafik Detrended Normal P-P Plot Variabel Y
Uji linieritas dilakukan untuk memastikan hubungan linear antara variabel X
dan variabel Y. Caranya dengan melihat nilai signifikansi simpangan model
(deviation from linearity) pada tabel Anova, dan membandingkannya dengan alfa (α)
0,05. Jika lebih besar dari 0,05 maka model dinyatakan linier demikian sebaliknya.
Jika tidak linier maka dilakukan uji estimasi kurva (tabel 12).
Tabel 12 Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Y
*
X
Between
Groups
(Combined) 1608,26
4
15 107,218 5,299 ,00
0
Linearity 1110,99
8
1 1110,998 54,909 ,00
0
Deviation from
Linearity
497,266 14 35,519 1,755 ,10
7
Within Groups 505,833 25 20,233
Total 2114,09
8
40
Berdasarkan tabel Anova di atas, diperoleh nilai Sig pada baris deviation from
linearity > 0,05, yaitu 0,107 sehingga data berpola linier. Jadi tidak perlu diuji lanjut
dengan estimasi kurva. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 20
variabel bebas dan vairabel terikat adalah linier. Setelah melalui tahap uji normalitas
dan linieritas, dilakukan perhitungan pada uji hipotesis menggunakan analisis regresi
linier berganda.
Tabel 13 Hasil Perhitungan Korelasi Sederhana Antara X dengan Y Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
1 ,725a ,526 ,513 5,072
Berdasarkan table 13, ditemukan bahwa nilai rxy0,725 dan bernilai postif. Yang
berarti bahwa besarnya hubungan antara Pemahaman tentang Roh Kudus dengan
Disiplin Rohaniadalah 0,725. Hal itu menunjukkan hubungan yang erat antara
variabel Pemahaman tentang Roh Kudus dengan Disiplin Rohani karena berada
pada rentang yang tinggi yaitu antara 0,600 – 0,799. Arah hubungan keduanya
adalah positif, yang memperlihatkan bahwa semakin tinggi Pemahaman tentang Roh
Kudus akan membuat Disiplin Rohani meningkat.
Dari hasil analisis juga diperoleh nilai rxy2 yaitu0.526 atau 52.6%. Artinya besar
sumbangan variabel Pemahaman tentang Roh Kudus dalam membentuk variabel
Disiplin Rohani sebesar 52,6% sedangkan sisanyasebesar 47.4% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain. Uji signifikansi Regresi antara X terhadap Y dijelaskan dalam tabel
14.
Tabel 14 Uji Signifikansi Regresi antara X terhadap Y ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n
1110,998 1 1110,998 43,19
5
,000a
Residual 1003,099 39 25,720
Total 2114,098 40
Signifikansi regresi, F signifikan pada a < 0.05.
Berdasarkan tabel di atas dihasilkan F sebesar 43,195 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitasnya jauh lebih kecil dari 0,05 maka
disimpulkan hubungan Pemahaman tentang Roh Kudus adalah signifikan terhadap
Disiplin Rohani pada α< 0,05.
Tabel 15 Uji signifikansi Korelasi sederhana antara X dengan Y Coefficients
a
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 21
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constan
t)
9,706 9,293
1,04
4
,303
X 1,040 ,158 ,725 6,57
2
,000
Keadaan pada populasi, t signifikan pada a < 0.05
Persamaan regresi Y = 9.706 + 1.040 X
Jika dilihat dari populasi, diperoleh nilai t sebesar 6,572 dengan nilai
signifikansi pada α< 0,05. Berarti, korelasi antara variabel Pemahaman tentang Roh
Kudus dengan variabel Disiplin Rohani adalah sangat nyata dan sangat signifikan
pada nilai α< 0,05. Berarti, variabel Pemahaman tentang Roh Kudus secara
signifikan berpengaruh terhadap variabel Disiplin Rohani. Adapun persamaan garis
regresi dihasilkan Y = 9,706 + 1, 040 X. Artinya, setiap kenaikan 1 unit atau setiap
pemahaman para mahasiswa tentang Roh Kudus, maka Disiplin Rohani di kalangan
Mahasiswa STT Yestoya Malang meningkat 1,040 kali.
Uji hipotesis menyatakan bahwa H1 diterima dalam artian variabel
Pemahaman tentang Roh Kudus secara signifikan berpengaruh terhadap variabel
Disiplin Rohani pada nilai α< 0,05, dan besar hubungan kedua variabel itu berada
pada rentang antara 0,600-0,799 tepatnya 0,725, yang menunujukkan nilai keeratan
yang tinggi. Arah hubungan keduan variabel adalah positif yaitu semakin tinggi
pemahaman tentang Roh Kudus akan membuat disiplin rohani semakin meningkat.
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik dinyatakan bahwa besarnya
pengaruh pemahaman tentang Roh Kudus terhadap disiplin rohani mahasiswa STT
Yestoya Malang adalah 52,6 %. Dari sini disimpulkan bahwa ada hal-hal lain juga
yang mempengaruhi disiplin rohani mahasiswa yang besarnya adalah 47,4 %.
Hasil persamaan garis regresi yang didapat yaitu Y = 9,706 + 1,040 X,
menunjukkan bahwa setiap kenaikan I unit atau setiap pemahaman para mahasiswa
tentang Roh Kudus meningkatkan disiplin rohani di kalangan Mahasiswa STT
Yestoya Malang sampai 1,040 kali.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis temuan peneliti menyimpulkan adanya hubungan yang
positif antara pemahaman tentang Roh Kudus dengan disiplin rohani mahasiswa
STT Yestoya Malang sebesar 0,725 secara statistik. Adapun besarnya pengaruh
tersebut adalah 52,6% dengan persamaan garis regresi dihasilkan Y = 9,706 + 1,
040 X. Artinya, setiap kenaikan 1 unit dari pemahaman para mahasiswa tentang Roh
Kudus, maka Disiplin Rohani di kalangan Mahasiswa STT Yestoya Malang
meningkat 1,040 kali, dan bahwa semakin tinggi pemahaman tentang Roh Kudus
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 22
mahasiswa maka disiplin rohaninya juga meningkat.
Temuan di atas menelorkan beberapa saran, antara lain ialah perlu
ditingkatkan pemahaman tentang Roh Kudus bagi Mahasiswa Sekolah Tinggi
Teologi Yestoya Malang melalui pengajaran tentang Studi Perjanjian Baru, Teologi
Sistematika, dan Pneumatologi sejak semester awal dan melalui seminar serta
khotbah tentang Roh Kudus. Selain itu, mahasiswa mau mengembangkan disiplin
rohani pribadi mereka melalui sarana waktu teduh, pembacaan dan perenungan
Firman Tuhan, doa, persekutuan dan kesaksian. Terakhir, Pembantu Ketua bidang
kemahasiswaan STT Yestoya perlu mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan disiplin rohani mahasiswa, seperti: doa bersama, ibadah bersama,
retreat mahasiswa, praktek PI secara berkala dan teratur.
Referensi
Bailey, Brian J. Roh Kudus Sang Penghibur. Jakarta: Nafiri Gabriel, 2004. Brill, J.W. Dasar Yang Teguh. Bandung: Kalam Hidup, 2002. Conner, Kevin J. Pedoman Praktis Tentang Iman Kristen. Malang: Gandum Mas,
2004. Daun, Paulus. Kristologi, Pneumatologi. Manado: Yayasan Daun Family, 2006. Enns, Paul. The Moody Hand Book. Malang: SAAT, 2003. Foster, Richard dan kawan-kawan, Penerapan Praktis Pola Hidup Kristen. Malang:
Gandum Mas, 1997. Freligh, Harold M. Delapan Tiang Keselamatan. Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1999. Ghozali Imam, Analisis Multi Variate dengan Program SPSS.Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2005. Horton,Stanley M. Oknum Roh Kudus. Malang: Gandum Mas, 2001. Hughes, Kent R. Laki-Laki Saleh.Bandung: Kalam Hidup, 2000. Kerlinger, Fred N. Asas-asas Penelitian Behaviorial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2007. Patterson, W.W. Pokok-Pokok Pelajaran Tentang Roh Kudus. Pare: Dep Lit & M.M
MP-GPdI, 1996. Sagala, Mangapul. Roh Kudus dan Karunia-Karunia Roh. Jakarta: Perkantas, 2010. Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 2004. Subyantoro, Arif dan FX. Suwarto, Metode dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta:
ANDI, 2007. Sudarmo, R. Ikhtisar Dogmatika. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada,
1997. Whitney, Donald S. Sepuluh pilar Penopang Kehidupan Kristen. Bandung: Lembaga
Literatur Baptis, 2001. Why. Dwijayati, http://perkantasjatim.org/index.php?, akses internet tgl 12
Agustus 2011.
http://perkantasjatim.org/index.php?g=articles&id=32, akses internet tgl 12 Agustus 2011. http://www.sabda.org/pesta/prk_pel01, Akses internet, tgl 12 Agustus 2011.
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 23
http://labpemuridan.perkantasjatim.org/labartikel.php?kodeartikel=artikel1&proses=1, akses internet tgl 12 Agustus 2011.
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 24