PENGARUH PARTISIPASI AKTIF TERHADAP PRESTASI … · Klasifikasi Macam-macam Kelompok ... Menurut...
Transcript of PENGARUH PARTISIPASI AKTIF TERHADAP PRESTASI … · Klasifikasi Macam-macam Kelompok ... Menurut...
PENGARUH PARTISIPASI AKTIF TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
MAHASISWA DALAM KELOMPOK PELAYAN TUHAN DI GEREJA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Carissa Agustia
119114139
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PARTISIPASI AKTIF TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
MAHASISWA DALAM KELOMPOK PELAYAN TUHAN DI GEREJA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Carissa Agustia
119114139
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAIUAN PANSATUJUAT{ IX}SEN PEMBIMBING
PENGARIIE PARTISIPASI AKTIF TERHADAP PRESTASI AKAI}E}IIK
I}IAIIASISWA DAIITM IGII)MF(X( PEI"AYAN TITHAITI I}I GERE.TA
.l I sFp ?r,tlTanggal:Drs- H- Ufahyrdi, M- Si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAIIAN SKRIPSI
PENGART]H PARTISIPASI AIffIF TERHADAP PRESTASI AKAI}EMIK
MAHASISWA DALAM KELOMFOK PELAYAI\I TT'IIAN DI GERF^TA
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Carissa Agustia
1l91 14139
.-
Telah diprtanggrurgiawabka* di depan Panitia Penguji
pada tanggal 1 6 Jffii "2017
dan {inyatakm telah Mi syarat.
l. Penguji t
2. Penguji 2
3. Penguji 3
Susunar*Panitia Penguji : '--'
'.
v a,
Nama Lengkap Dosen Penguji
'.
Drs. H. Wahyudi, M,Si.
.:
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si
Paulus Eddy Suhartanrto M,Si.\
Dr. T. Priyo Widiyanto, M,Si.
ilt
Tanda Tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
When you don’t know what to do, PRAY
When life get’s too hard to stand, KNEEL and PRAY
While prayer may not change a situation, it may change the way you
experience it
Berpikir positif dan rasa syukur adalah kunci menikmati setiap masa dalam
penyertaan Tuhan
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya
pada Tuhan
(Yeremia 17:7)
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan
bertekunlah dalam doa!
(Roma 12:12)
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan :
Bersukacitalah!
(Filipi 4:4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus, karena Tuhan sumber segalanya dalam hidup saya.
Papi Tjoe Djwen Siang, mami Skundawati Febrina, adekku Kezia
Marcella yang selalu mendoakan kelancaran skripsi saya.
Jemsner Stenly Iroth yang mendukung dan mendorong saya untuk maju.
Pak Wahyudi, bapak dosen pembimbing saya yang membimbing dan
mengarahkan saya dengan penuh kesabaran.
Pak Landung dan Pak Theodorus yang telah memberi banyak masukan
sehingga mendorong saya untuk terus berusaha memberi yang terbaik.
Seluruh dosen pengajar Program Studi Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
Seluruh pelayan Tuhan di GBI Keluarga Allah Yogyakarta.
Teman-teman Psikologi Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan d
Nam
NIM
Program Studi
Fakultas
Judul
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
i bawah ini, saya:
Carissa Agustia
I 191 t4r39
Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Pengaruh Partisipasi Aktif terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa dalam Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja.
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapatyang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan
atau kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah
yang telah lazim.
Yogyakarta,
Yang menyatakan,
Carissa Agustia
NIM. 119114139
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGARUH PARTISIPASI AKTIF TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
MAHASISWA DALAM KELOMPOK PELAYAN TUHAN DI GEREJA
Carissa Agustia
Mahasiswa adalah seorang idealis yang memandang dunianya seperti
apa yang diinginkan. Biasanya, mahasiswa berada pada masa dewasa awal yaitu
dimana adanya usaha untuk membentuk struktur kehidupan yang lebih stabil dan
mantap dalam masyarakat. Sehingga kelompok dalam masyarakat memiliki
peranan penting untuk perkembangan mahasiswa. Gereja memiliki sebuah
kelompok yang tidak hanya menanamkan nilai religus namun juga turut
membentuk kepribadian seseorang dalam menjalani kehidupan. Penelitian ini
ingin melihat pengaruh partisipasi aktif terhadap prestasi akademik mahasiswa
dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif dengan metode survey menggunakan kuesinoer atau angket.
Populasi dalam penelitian ini adalah Gereja Keluarga Allah Yogyakarta. Sampel
yang diambil berjumlah 105 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok pelayan
Tuhan di Gereja secara purposive random sampling. Teknik analisis data
menggunakan regresi ganda. Didapatkan koefisien korelasi antar variable sebesar
0.682 yang menunjukkan bahwa partisipasi aktif dalam kelompok pelayan Tuhan
di Gereja mempengaruhi prestasi akademik secara signifikan dengan hubungan
korelasi yang tinggi serta hasil koefisien regresi sebesar 1.485 yang artinya ada
hubungan positif antara partisipasi aktif terhadap nilai akademik secara signifikan
(p=0,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara
partisipasi aktif terhadap prestasi akademik mahasiswa dalam kelompok pelayan
Tuhan di Gereja.
Kata kunci: Partisipasi Aktif, Prestasi Akademik, Mahasiswa, Kelompok Pelayan
Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF ACTIVE PARTICIPATION TO THE COLLEGE
STUDENT’S ACADEMIC ACHIEVEMENT IN CHURCH MINISTRY
GROUP
Carissa Agustia
Collage student is an idealist who sees the world as what is desired.
Usually, the collagers were in early adulthood that is where their efforts to form a
more stable life structure and steady in society. Therefore groups in society have
an important role for the development of collage student. The church has groups
that not only instill religious values but also take part to shape the personality of a
person to live a life. This research wanted to see the effect of active participation
to the college student’s academic achievement in church ministry group. This
research is a descriptive quantitative research with survey method using a
questionnaire. Population in this research is GBI Keluarga Allah Church in
Yogyakarta. Samples taken amounted to 105 collage students belonging to groups
in church ministry group with purposive random sampling. Data analysis
techniques using multiple regression. The correlation coefficient between
variables obtained by 0.682 which shows that active partisipation in church
ministry group significantly affect academic achievement with a high correlation
and the results of a regression coefficient of 1.485 which means there is a positive
relationship between active participation to academic achivement significantly
(p=0,000).the results showed that there was a positive effect between active
participation to the college student’s academic achivement in church ministry
group.
Key: Active Participation, Academic Achivement, Collager, Ministry Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas
Carissa Agustia
1 l9l 14139
Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Partisipasi Aktif terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa dalam
Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk meddia lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademik tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta,
Yang menyatakan,
r-,/t / -t'-/ /\ vatt't'/z\V\l_/\--/
( Carissa Agustia )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Aktif Terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa Dalam Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja”.
Selama penulisan laporan penelitian ini, penulis mendapatkan dukungan
yang begitu besar baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang dalam kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang sangat saya kasihi dan sangat mengasihi saya.
Trimakasih Tuhaan Yesus telah memberikan segalanya kepada saya.
2. Orangtua dan adik saya yang sangat mendukung saya. Papi Tjoe Djwen
Siang, mami Skundawati Febrina, adekku Kezia Marcella terimakasih
untuk kasih dan dukungan yang diberikan.
3. Pasangan saya, dr. Jemsner Stenly Iroth. MPH, yang mendukung,
mendorong dan membantu saya.
4. Drs. H. Wahyudi, M. Si, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan yang terbaik kepada penulis
dengan penuh kesabaran.
5. P. Eddy Suhartanto M.Psi, selaku ketua Program Studi Psikologi yang
telah membimbing dan mengarahkan saya sebagai mahasiswa dalam
terselesaikannya laporan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. R. Landung Eko P.,M.Psi.,Psi. dan Edward Theodorus, M.App.Psy. yang
telah memberi banyak masukan agar penelitian ini lebih baik.
7. Seluruh dosen pengajar Program Studi Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
8. Seluruh pelayan Tuhan di GBI Keluarga Allah Yogyakarta yang telah
membantu menjadi subjek dalam penelitian ini.
9. Teman-teman Psikologi Sanata Dharma Angkatan 20ll yang telah
bersama-sama saling memberikan bantuan dan semangat.
Penulis menyadari bahwa baik dalam pelaksanaan maupun penyusunan
laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis berharap penelitian ini bermanfaat pagi parapembaca.
Yogyakarta, 16 Oktober 2016
XI
Penulis
Carissa Agustia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING......................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................. vi
ABSTRAK................................................................................................... vii
ABSTRACT.................................................................................................. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............ ix
KATA PENGHANTAR............................................................................. x
DAFTAR ISI............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 10
D. Manfaat penelitian............................................................................ 10
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 12
A. Partisipasi Aktif................................................................................ 12
1. Pengertian Partisipasi Aktif...................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Sebab Terjadinya Partisipasi.................................................... 15
3. Sifat Partisipasi.......................................................................... 17
4. Bentuk Partisipasi...................................................................... 18
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi........ 20
6. Syarat Terjadinya Partisipasi yang Efektif.............................. 24
7. Partisipasi Aktif dalam kegiatan volunteer sebagai pelayan
Tuhan............................................................................................ 25
B. Prestasi Akademik Mahasiswa.......................................................... 28
1. Pengertian Mahasiswa dan Tahapan Perkembangannya......... 28
2. Pengertian Prestasi Akademik..................................................... 33
3. Manfaat Penilaian Prestasi Akademik........................................ 34
4. Pengukuran Prestasi Akademik.................................................. 36
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik........... 41
C. Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja.................................................. 44
1. Pengertian Kelompok.................................................................... 44
2. Syarat Kelompok........................................................................... 46
3. Faktor Pembentukan Kelompok.................................................. 48
4. Klasifikasi Macam-macam Kelompok......................................... 49
5. Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja............................................ 53
6. Aspek Psikologis Agama dan Pelayan Tuhan............................. 62
D. Pengaruh Partisipasi Aktif terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa dalam Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja.................. 63
E. Penelitian yang Relevan....................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
F. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 70
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 71
A. Desain Penelitian.................................................................................. 71
B. Identifikasi Variabel Penelitian.......................................................... 72
1. Variabel Bebas (Independen)....................................................... 72
2. Variabel Terikat atau Tergantung (Dependen)......................... 72
C. Definisi Operasional............................................................................ 73
1. Partisipasi Aktif............................................................................ 73
2. Prestasi Akademik Mahasiswa.................................................... 74
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Subjek....................................... 76
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 78
F. Instrumen Penelitian............................................................................ 79
1. Membuat Kategori Skala Prestasi Akademik.............................. 80
2. Membuat Blue Print Instrumen Skala Partisipasi Aktif............. 80
G. Uji Coba Instrumen.............................................................................. 83
1. Uji Validitas...................................................................................... 83
2. Uji Reliabilitas.................................................................................. 87
H. Teknik Analisis Data............................................................................. 89
1. Deskripsi Data................................................................................. 89
2. Uji Asumsi / Prasyarat Analisis menggunakan Uji Normalitas... 91
3. Uji Hipotesis Korelasi Rank Spearman........................................ 91
4. Uji Hipotesis Regresi Linear Sederhana....................................... 92
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
A. Deskripsi Hasil Penelitian..................................................................... 96
1. Deskripsi Data Penelitian................................................................ 96
a. Subjek Penelitian Menurut Jenis Kelamin............................... 96
b. Subjek Penelitian Menurut Universitas.................................... 97
c. Subjek Penelitian Menurut Kelompok Pelayan Tuhan........... 98
d. Subjek Penelitian Menurut Prestasi Akademik...................... 100
e. Subjek Penelitian Menurut Partisipasi aktif............................ 101
2. Pengaruh Partisipasi Aktif terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa......................................................................................... 102
B. Pembahasan........................................................................................... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 105
A. Kesimpulan............................................................................................. 109
B. Saran....................................................................................................... 109
C. Keterbatasan Penelitian........................................................................ 110
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Huruf dan Bobot Angka pada Nilai Akademik Mahasiswa....... 38
Tabel 2.2 Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja................................................... 59
Tabel 3.1 Kriteria Lulus...................................................................................... 76
Tabel 3.2 Nilai IPK............................................................................................. 80
Tabel 3.3 Blue Print Instrument Skala Partisipasi Aktif..................................... 80
Tabel 3.4 Skor Item Favourable.......................................................................... 82
Tabel 3.5 Skor Item Unfavourable...................................................................... 82
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian............................................. 84
Tabel 3.7 Item Valid dan Item Gugur.................................................................. 86
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r................................................................................ 87
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian.......................................... 88
Tabel 3.10 Skor Tingkat Partisipasi..................................................................... 90
Tabel 3.11 Rumus Presentase Tingkat Partisipasi............................................... 91
Tabel 3.12 Tes Linearitas dengan Compare Means............................................. 92
Tabel 3.13 Uji Heteroskedastisitas Glejser.......................................................... 93
Tabel 3.14 Studentized residual menggunakan SPSS.......................................... 94
Tabel 4.1 Jenis kelamin........................................................................................ 96
Tabel 4.2 Universitas............................................................................................ 97
Tabel 4.3 Kelompok Pelayan Tuhan................................................................... 98
Tabel 4.4 Prestasi akademik............................................................................... 100
Tabel 4.5 Partisipasi Aktif.................................................................................. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.6 Analisis Korelasi / Spearmanrank...................................................... 102
Tabel 4.7 Analisis Regresi................................................................................. 103
Tabel 4.8 Koefisien Determinasi........................................................................ 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian........................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang akan mengalami perkembangan diri secara fisik, kognitif serta
perkembangan kepribadian dan sosial. (Atkinson, Atkinson, Smith, Bem,
Hoeksema, 1996). Menurut Hurlock, masa dewasa awal atau early adulthood
usianya berkisar antara 18-40 tahun di mana beberapa tugas perkembangannya
adalah pengalaman ajaran agama, berperan dalam masyarakat dan mencari
kelompok sosial yang menyenangkan. (Hurlock, 1994). Akibat tidak mampu
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan terutama dalam aspek agama, dapat
menimbulkan perilaku menyimpang atau maladjustment seperti konsumsi
miras dan naza, sering ke hiburan malam, biang keladi kerusuhan dan
melecehkan norma dalam masyarakat.
Usia mahasiswa berada pada fase dewasa awal di mana akan memasuki
masa kematangan fisik maupun psikis sebagai orang dewasa. Mahasiswa
merupakan sosok yang unik. Usianya berkisar antara 18-24 tahun, di usia ini
menurut Robert (1987) mereka adalah seorang idealis, memandang dunianya
seperti apa yang diinginkan, bukan sebagaimana adanya. Selain itu, oleh
keluarga dan masyarakat dianggap sudah menginjak dewasa, sehingga diberi
tanggung jawab layaknya seorang yang sudah dewasa. Hal ini diperkuat oleh
Hurlock (1991) bahwa pada masa dewasa awal adalah masa pengaturan di
mana mulai menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Oleh sebab itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
orang tua, orang yang lebih tua dan pendidikan akademis serta non akademis
memiliki peran penting dalam menghantarkan perkembangan mahasiswa
menuju dewasa.
Pada usia ini juga mulai memperhatikan prestasi dalam segala hal, karena
ini memberinya nilai tambah untuk kedudukan sosialnya di antara teman
sebaya maupun orang-orang dewasa. Hal ini juga diperkuat oleh penjelasan
Hurlock (1991) bahwa usia dewasa awal merupakan masa reproduktif, masa
kreatif dan masa perubahan nilai di mana ingin diterima oleh anggota
kelompok orang dewasa. Pendidikan dan pengembangan diri seseorang dapat
dilakukan dengan cara formal dan informal. Mengikuti kegiatan pelayanan
keagamaannya adalah metode informal bagi mahasiswa untuk
mengembangkan kapasitas intelektual, emosional dan spiritual yang dimiliki.
Bergabung dalam kelompok pelayan Tuhan dapat memberikan nilai tambah
untuk mahasiswa.
Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
diharapkan dapat merealisasikan dan mewujudkan suatu tujuan pendidikan
nasional. Peraturan Pemerintah No.60 tahun 1999 menjelaskan bahwa
perguruan tinggi merupakan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada
jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan
sekolah. Perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan bakat dan
minat mahasiswa melalui pengembangan kegiatan kemahasiswaan. Melalui
berbagai kegiatan kemahasiswaan diharapkan dapat menunjang peningkatan
kualitas kemampuan intelektual dan kemampuan sikap. Upaya yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dilakukan untuk membantu mengembangkan potensi kemahasiswaan secara
optimal salah satu caranya yaitu melalui kegiatan pengembangan minat, bakat,
pemikiran yang kritis, kreatif, inovatif dan produktif. Oleh sebab itu mahasiswa
diberi peluang untuk mengikuti berbagai macam kegiatan di luar jam akademik
seperti kegiatan kemahasiswaan dan unit-unit kegiatan mahasiswa yang ada di
perguruan tinggi tersebut.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005, mengatur mengenai
standar nasional pendidikan dengan harapan kualitas sistem pendidikan di
Indonesia akan meningkat, baik sarana, prasarana dan tenaga pendidik
sehingga pendidikan sebagai sarana mencerdaskan bangsa dapat terwujud.
Pada pasal 26 dinyatakan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan
tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan,
kemandirian dan sikap untuk menentukan, mengembangkan, serta menerapkan
ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Menurut Sigit (2009), prestasi belajar adalah hasil penelitian pendidik
terhadap proses belajar mahasiswa. Penelitian pendidik terhadap proses belajar
yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan untuk menentukan seberapa
jauh proses belajar dan hasil belajar mahasiswa sesuai dengan tujuan
instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi dan aspek prilaku.
Cara yang paling umum digunakan untuk mengukur prestasi belajar mahasiswa
biasanya berkaitan dengan tujuan dan bidang prestasi belajar yang akan
dievaluasi yaitu dengan melalui tes atau ujian. Sehingga pada umumnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dimaksud prestasi belajar adalah nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh melalui
pengukuran dengan alat tes. Dengan demikian, prestasi belajar mahasiswa
dapat dilihat dari nilai IP atau Indeks Prestasi.
Sumadi Suryabrata (2007) mengatakan bahwa belum ada rumusan yang
baku mengenai keberhasilan studi mahasiswa di perguruan tinggi. Namun pada
umumnya, orang melihat atau menganggap nilai IP atau Indeks Prestasi
sebagai pencerminan seberapa jauh seorang mahasiswa telah berhasil atau
kurang berhasil dalam studi mahasiswa di perguruan tinggi. Indeks prestasi
atau prestasi belajar itu sendiri merupakan hasil yang diperoleh atau telah
dicapai selama mengikuti pelajaran pada periode tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan, di mana hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol lain.
Dengan demikian, keberhasilan prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat
atau di tunjukkan dengan IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif yang merupakan
kumulatif nilai dari seluruh semester yang umumnya diperoleh melalui seluruh
proses kegiatan perkuliahan yang biasanya diukur dengan tugas-tugas yang
diberikan oleh dosen, kuis-kuis yang diberikan oleh dosen, ujian tengah
semester, ujian akhir semester, partisipasi dan keaktifan di kelas dan lain
sebagainya tergantung kebijakan masing-masing dosen untuk memperoleh
hasil nilai selama satu semester. Prestasi belajar yang rendah pada mahasiswa
dapat berpengaruh terhadap kelancaran masa studinya. Jika nilai IPK yang
didapatkan oleh mahasiswa tersebut tidak mencukupi standart kelulusan maka
menyebabkan mahasiswa tersebut harus mengulang disemester berikutnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
terlebih jika mata kuliah tersebut menjadi syarat dalam pengambilan mata
kuliah yang lain sehingga membuat masa studi lebih lama.
Melihat fenomena di sekeliling kita, terdapat mahasiswa yang mengikuti
kegiatan-kegiatan di luar kegiatan akademik dan terdapat juga mahasiswa yang
hanya mengikuti kegiatan akademik. Oleh masyarakat, mahasiswa dianggap
sebagai seseorang yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi, dewasa,
mandiri, dan dapat diajak untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
kemanusiaan serta dianggap lebih bisa bertanggung jawab terhadap dirinya.
Secara umum, mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di
perguruan tinggi baik di universitas, institut, atau akademik.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa mahasiswa di Universitas
Sanata Dharma pada tanggal 17 Juli 2015, hanya beberapa mahasiswa yang
mengikuti kegiatan-kegiatan dalam kelompok pelayanan di gereja. Karena
banyak prespsi yang membuat mahasiswa sendiri tidak ingin mengikuti
kegiatan-kegiatan di luar kegiatan akademik termasuk kegiatan yang ada dalam
kelompok di gereja. Jawaban paling umum alasan kenapa tidak ingin
mengikuti kegiatan di luar kegiatan akademis adalah karena biasanya orang
yang mengikuti kegiatan di luar akademik akan membuat kegiatan
akademisnya terbengkalai. Kegiatan perkuliahan yang ada sudah cukup
menghabiskan waktu dan tenaga sehingga beberapa mahasiswa memilih
mengisi waktunya dengan beristirahat atau melakukan hal-hal yang disukainya.
Kegiatan dalam gereja dirasa kurang memberikan manfaat bagi kegiatan
perkuliahan kecuali hal yang rohani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa pelayan Tuhan di
gereja Keluarga Allah Jogja pada tanggal 30 Juli 2015, ternyata tidak semua
mahasiswa yang mengikuti kegiatan di luar akademik memiliki prestasi
akademik yang buruk. Beberapa mahasiswa yang terlibat bahkan secara aktif
dapat memiliki prestasi akademik yang baik. Bahkan beberapa mahasiswa
mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK sempurna yaitu 4,0 di
kampusnya padahal mahasiswa tersebut terlibat aktif bahkan menjadi salah
satu pemimpin pelayan Tuhan di mana mahasiswa tersebut hampir setiap hari
memiliki kegiatan gereja. Beberapa mahasiswa juga mengatakan bahwa
menjadi aktif dalam kelompok yang tepat dan melakukan hal-hal yang
menyukakan hati Tuhan, membuatnya diberkati Tuhan termasuk dalam
kegiatan akademiknya.
Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Kelompok merupakan kajian menarik untuk dibahas khususnya
dalam prespektif psikologi sosial. Teori dan penelitian kelompok terus
berkembang seiring perkembangan sosial, budaya dan teknologi. Secara
umum, kelompok memiliki aspek sosial dan karakteristik psikologis yang
melihat dirinya sebagai satu bagian kumpulan individu. Dalam kelompok,
anggota saling berinteraksi satu sama lain dan anggota kelompok
mempengaruhi satu sama lain melalui interaksi sosial (Bordens dan horowitz,
2008). Menurut Forsyth (2010) kelompok adalah dua atau lebih individu yang
berhubungan dalam suatu hubungan sosial. Orang-orang yang interdepensi dan
saling mempengaruhi satu sama lain (Taylor, dkk. 2009). Menurut Myers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
(2012) kelompok adalah dua atau lebih orang yang untuk beberapa waktu yang
cukup lama saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dan
memandang satu sama lain sebagai “kita”. Sementara Furnham, (2002)
menyatakan definisi dari kelompok adalah sebagai berikut : 1) dua atau lebih
orang yang terlibat dalam interaksi sosial dam mereka saling mempengaruhi
satu sama lain, 2) berbagi dalam beberapa isu, tujuan, sasaran dan target, 3)
mempunyai struktur yang relatif stabil (nilai dan aturan), 4) presepsi (tindakan
menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi) dan rekognisi (mengenal
hal-hal atau keadaan yang diakui) sebagai bagian dari kelompok.
Berdasar pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kelompok adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang saling berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kelompok pelayan Tuhan adalah suatu
kelompok dan bukan hanya suatu kumpulan individu yang berada pada satu
tempat yang sama. Berdasarkan komunikasi pribadi dengan bapak Yonathan
(pemimpin ibadah) kelompok pelayan Tuhan adalah kelompok yang terbentuk
untuk melayani Tuhan di gereja dengan talenta-talenta yang dimiliki secara
sukarela memberikan apa yang bisa dilakukan tanpa meminta imbalan apapun
dan memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk melayani Tuhan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di Gereja Keluarga Allah
Yogyakarta tanggal 1 Agustus 2015, kelompok pelayan Tuhan yang ada di
gereja tersebut yaitu kelompok doa, EO (Event Organizer), pengurus ibadah,
kids, komsel & konsolidator, media, transportasi, pemuridan, penggembalaan,
sosial, secretariat, praise & worship dan youth. Kelompok besar dari kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kecil-kecil di atas disebut sebagai kelompok pelayan Tuhan yaitu kelompok
yang melayani Tuhan melalui skill / kemampuan yang dimiliki.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu pemimpin ibadah yaitu bapak
Yonathan (komunikasi pribadi), mengatakan kegiatan yang ada di dalam
kelompok pelayan Tuhan di gereja tentunya menanamkan nilai-nilai rohani
bagi setiap anggota kelompoknya. Nilai-nilai rohani yang ditanamkan memiliki
makna yang baik jika dapat ditanamkan pada kehidupan sehari-hari. Dalam hal
ini kegiatan dalam kelompok pelayan Tuhan di gereja juga mempunyai tujuan
untuk pembinaan diri dan pengembangan potensi diri serta menumbuhkan rasa
disiplin dan tanggung jawab yang tinggi di dalam hidup. Setiap kelompok
pelayan Tuhan di gereja baik pengurus maupun anggotanya diharapkan mampu
membawa perubahan yang baik bagi diri pribadi masing-masing dan dapat
menjadikan dampak yang baik orang-orang di sekitarnya.
Berpartisipasi aktif dalam kelompok pelayan Tuhan di gereja yang
dimaksud yaitu orang-orang yang bergabung dan terlibat secara aktif dalam
kelompok. Sehingga menghadiri kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh
kelompok pelayan Tuhan serta ada keterlibatan dalam setiap kegiatan yang
diselenggarakan. Turut berpartisipasi dalam kelompok pelayan Tuhan tidak
hanya menanamkan nilai religus namun juga turut membentuk kepribadian
seseorang dalam menjalani kehidupan.
Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yaitu berada pada masa dewasa
awal yang memiliki tugas-tugas perkembangan seperti pengalaman ajaran
agama, berperan dalam masyarakat dan mencari kelompok sosial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menyenangkan. Sehingga mahasiswa sendiri memiliki dorongan dari dalam
diri ingin berkontribusi dalam masyarakat. Oleh masyarakatpun mahasiswa
dianggap memiliki intelektual yang tinggi dan diharapkan dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Oleh sebab itu,
kelompok-kelompok sosial diharapkan dapat mengajak partisipasi mahasiswa
dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam
masyarakat. Salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah
pengalaman ajaran agama, sehingga yang peneliti ambil adalah kelompok yang
ada dalam gereja yaitu kelompok pelayan Tuhan. Beberapa mahasiswa
berpartisipasi dalam kelompok-kelompok yang ada di gereja karena merasa
mendapat manfaat dan berkat. Namun beberapa mahasiswa yang tidak ingin
berpartisipasi karena dalam kelompok non-akademik seperti kelompok yang
ada di gereja dapat menghambat akademik mereka. Oleh karena itu peneliti
ingin membuktikan apakah kelompok pelayan Tuhan di gereja dapat
menghambat prestasi akademik mahasiswa atau justru memberi manfaat dalam
perkembangan intelektual sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik
mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
Apakah ada pengaruh partisipasi aktif terhadap prestasi akademik
mahasiswa dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ingin melihat pengaruh partisipasi aktif terhadap prestasi
akademik mahasiswa dalam kelompok pelayan Tuhan di gereja.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan baru pada
ranah psikologi terutama mengenai suatu kelompok yang ada di gereja
yaitu kelompok pelayan Tuhan dalam partisipasinya secara aktif terhadap
nilai akademik sehingga dapat dimanfaatkan secara praktis dalam keikut
sertaan dalam kelompok tersebut.
Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi mahasiswa mengenai partisipasinya dalam kelompok-
kelompok di Gereja sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan secara
praktis dalam berpartisipasi dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi dalam menambah wawasan ilmu psikologi sosial yang
memaparkan mengenai kelompok-kelompok sosial. Psikologi sosial,
penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan yang bermanfaat
terutama dalam menjawab apakah partisipasi aktif mempengaruhi nilai
akademik mahasiswa dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi dalam memperkaya wawasan ilmu psikologi pendidikan. Bagi
psikologi pendidikan, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
yang bermanfaat terutama menyangkut prestasi akademik mahasiswa.
Sehingga dapat menjadi sumbangan pada dunia pendidikan untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki mahasiswa sehingga dapat
disalurkan melalui berbagai jenis kegiatan kelompok, yang nantinya
diharapkan dapat membawa dunia pendidikan semakin maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Partisipasi Aktif
1. Pengertian Partisipasi Aktif
Partisipasi merupakan gagasan kunci untuk psikologi sosial. Partisipasi
melibatkan kesadaran individu dan sosial. Tugas utama konsep partisipasi
adalah mencerminkan dan membuat teorisasi komunitas.
R.A Santoso Sastropoetro (1986) mengemukakan pengertian partisipasi
adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang disertai kesadaran dan tanggung
jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kata
partisipasi digunakan untuk menunjukkan keterlibatan masyarakat secara aktif
atau pasif terhadap suatu kegiatan.
Menurut Hardjasoemantri (1993) Partisipasi terdiri dari : dukungan
pikiran, dukungan tenaga, dan dukungan secara material (dana). Partisipasi
secara formal didefinisikan sebagai turut wewenang baik secara mental dan
emosional memberikan sumbangsih kepada proses pembuatan di mana
keterlibatan secara pribadi orang yang bersangkutan untuk melaksanakan
tanggung jawabnya.
Menurut Keith Davis (1989), partisipasi didefinisikan sebagai
keterlibatan mental dan pikiran individu dengan emosi serta perasaan
seseorang di dalam situasi kelompok sosial yang mendorongnya untuk
mengembangkan kemampuan atau memberikan sumbangan kepada kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tersebut dalam usaha mencapai tujuan bersama serta turut bertanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan. Sedangkan Gultom (2001) mengatakan
bahwa partisipasi seseorang merupakan satu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikapnya terhadap suatu program, seseorang
akan lebih mengetahui seluk beluk suatu program dan akan mempunyai rasa
memiliki program tersebut. Partisipasi merupakan hak demokrasi bila
seseorang dilibatkan di dalamnya.
Menurut Mikkelsen (2003), partisipasi adalah keterlibatan masyarakat
secara sukarela atas diri mereka sendiri dalam membentuk perubahan yang
diinginkan. Partisipasi juga diartikan Mikkelsen sebagai keterlibatan
masyarakat dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan, dan diri
mereka sendiri.
Menurut Syahyuti (2005), partisipasi adalah proses tumbuhnya kesadaran
terhadap kesilanghubungan di antara stakeholders yang berbeda dalam
masyarakat, yaitu antara kelompok-kelompok sosial dan komunitas dengan
pengambil kebijakan. Poerbakawatja (1976) mendefinisikan partisipasi sebagai
suatu gejala demokrasi tempat di mana orang-orang diikutsertakan dalam
perencanaan dan pelaksanaan segala sesuatu yang berpusat pada berbagai
kepentingan. Orang-orang juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan
tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.
Janabrota Bhattacharyya mengartikan partisipasi sebagai pengambilan
bagian dalam kegiatan bersama (Hardjasoemantri, 1993). Sedangkan Menurut
Mubyarto (dalam Ndraha, 2003), partisipasi merupakan bentuk kesediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
masyarakat untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan
setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri. Kesediaan
masyarakat ini didorong oleh faktor tertentu, misalnya adanya manfaat atau
penghargaan yang akan dirasakan oleh masyarakat. Jadi, perilaku masyarakat
yang bersedia membantu suatu program pada dasarnya ditentukan oleh harapan
untuk memperoleh penghargaan atau keuntungan atau manfaat (Homans,
1967). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin besar penghargaan
yang akan diperoleh atas suatu perilaku maka semakin sering perilaku tersebut
ditampilkan. Sehingga dapat diartikan semakin besar manfaat yang diperoleh
seseorang atas sesuatu kegiatan maka semakin meningkat dalam partisipasinya.
Menurut Taliziduhu Ndraha (2003) konsep partisipasi ada dua jenis yaitu
partisipasi prosesional dan partisipasi parsial. Partisipasi prosesional dimaknai
sebagai partisipasi yang dilakukan sepanjang proses di dalam kelompok.
Sedangkan partisipasi parsial merupakan proses partisipasi yang hanya
dilakukan pada satu atau beberapa fase saja. Kemudian, jika konsep partisipasi
masyarakat ini dikaitkan dengan konsep kesadaran akan tanggung jawab di
dalam kelompok pelayan Tuhan, maka dapat dibuat berbagai hipotesis antara
lain, semakin professional partisipasi masyarakat maka semakin besar rasa
tanggung jawab masyarakat di dalam kelompok pelayan Tuhan. Namun
demikian, tanggung jawab tidak semata-mata ditentukan oleh intensitas
masyarakat dalam setiap proses di dalam kelompok. Ada aspek lain yang
menentukan, seperti kesetiaan atau kepatuhan masyarakat kepada pemimpin
kelompok pelayan Tuhan maupun adanya kesadaran untuk bekerjasama antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sesama pelayan Tuhan. Dari sinilah lahir konsep partisipasi vertikal dan
partisipasi horizontal.
Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi merupakan pengambilan bagian dalam suatu
kelompok atau keikut sertaan dalam kegiatan kelompok yang dapat
memberikan manfaat sehingga dilakukan secara sukarela atau secara nyata
berasal dari diri sendiri yaitu tidak di bawah tekanan atau paksaan dalam usaha
mencapai tujuan bersama serta turut bertanggung jawab untuk membantu
berhasilnya setiap program sesuai kemampuan yang dimiliki.
2. Sebab Terjadinya Partisipasi
Terjadinya partisipasi seseorang dalam suatu program menurut Cohen
disebabkan karena empat hal (Sastropoetro, 1986). Pertama, dari segi basisnya,
yaitu partisipasi karena desakan atau impetus dan partisipasi karena adanya
insentif. Kedua, segi bentuk yaitu partisipasi terjadi secara terorganisasi yaitu
adanya pengarahan dari pimpinan kelompok dan partisipasi yang dilakukan
secara langsung oleh individu itu sendiri. Ketiga, segi keluasannya, yaitu
partisipasi terjadi dengan mengorbankan waktu dan dengan menambah
kesibukan di luar untuk kepentingan pribadinya. Keempat, dari segi
efektivitasnya, yaitu dengan menjadi partisipan berharap bisa memberikan
masukan atau saran atau kontribusi yang tentunya pada akhirnya akan memberi
manfaat terhadap dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut Dawam (dalam Ndraha, 2003), partisipasi vertikal adalah
partisipasi yang dilakukan oleh bawahan dengan atasan, atau anggota
kelompok terhadap pemimpin kelompok. Partisipasi vertikal adalah suatu
bentuk kondisi tertentu dalam kelompok di mana anggota kelompok yang
terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu kegiatan kelompok
tersebut, dalam hubungan di mana anggota kelompok tersebut berada sebagai
posisi bawahan. Sedangkan partisipasi horizontal adalah partisipasi antara
sesama anggota kelompok dalam suatu perkumpulan. Disebut partisipasi
horizontal, karena anggota kelompoknya tidak mustahil untuk mempunyai
prakarsa di mana setiap anggota kelompok berpartisipasi secara horizontal
antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama,
maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. Partisipasi
horizontal merupakan tanda permulaan tumbuhnya orang-orang yang mampu
berkembang secara mandiri.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebab terjadinya
partisipasi dapat digolongkan menjadi tiga bentuk, yaitu partisipasi yang
datang dari atas (partisipasi vertical) atau partisipasi yang dikarenakan
pimpinan kelompok, partisipasi yang datang dari anggota kelompok
(partisipasi horizontal) atau partisipasi yang muncul karena anggota kelompok
dan partisipasi yang muncul karena dari diri sendiri mungkin disebabkan
karena adanya kebutuhan atau memiliki kepentingan pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Sifat Partisipasi
Partisipasi dapat kita lihat dalam dua sifat atau karakter yakni partisipasi
aktif atau mandiri dan partisipasi yang pasif atau dikerahkan ( Riyanto, 2005).
Partisipasi aktif atau keterlibatan mandiri ada bila tujuan dan isi partisipasi
secara nyata berasal atau muncul dari orang-orang itu sendiri, dan orang-orang
itu sendiri merasa bahwa mereka sedang bertingkah laku sebagai diri yang
bebas dan bukan di bawah tekanan atau paksaan dari orang lain atau hal lain.
Bila orang-orang semata-mata mengesahkan keputuan-keputusan yang berasal
dari atas atau yang dibuat untuk mereka atau hanya semata-mata membantu
melaksanakan keputusan-keputusan tentang sesuatu yang tanpa
diperbincangkan terlebih dahulu dengan mereka, keterlibatan ini disebut
keterlibatan pasif atau dikerahkan dan bukan keterlibatan aktif atau mandiri.
Gultom (2001) mengatakan, partisipasi yang baik adalah yang
mendukung suksesnya suatu program. Beberapa sifat dari partisipasi antara
lain yaitu positif, kreatif, kritis, korektif konstruktif dan realistis. Partisipasi
dikatakan positif, bila partisipasi tersebut mendukung kelancaran usaha
bersama dalam mencapai tujuan. Partisipasi kreatif, berarti keterlibatan yang
berdaya cipta, tidak hanya melaksanakan program yang ditetapkan melainkan
memikirkan sesuatu yang baru baik gagasan, metode maupun cara baru yang
lebih efektif dan efisien. Partisipasi dapat dikatakan kritis, korektif-konstruktif
bila keterlibatan dilakukan dengan mengkaji suatu jenis atau bentuk kegiatan,
menunjukkan kekurangan bila ada dan memberikan alternatif yang lebih baik.
Partisipasi yang realistis mempunyai arti bahwa keikutsertaan seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dengan memperhitungkan realitas atau kenyataan, baik kenyataan dalam
masyarakat maupun realitas mengenai kemampuan-nya, waktunya yang
tersedia dan adanya kesempatan ketrampilan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi memiliki dua
sifat yaitu partisipasi yang aktif yaitu partisipasi yang berasal dari diri sendiri
sehingga cenderung memiliki sifat yang positif, kreatif, kritis, korektif,
konstruktif dan realistis sedangkan sifat yang kedua adalah partisipasi yang
pasif yaitu partisipasi yang tidak berasal dari dirinya sendiri melainkan dari
orang lain atau karena terpaksa berpartisipasi.
4. Bentuk Partisipasi
Cohen dan Uphoff (1979) mengatakan bahwa bentuk dari partisipasi itu
dapat bermacam-macam seperti : kehadiran dalam rapat, diskusi, sumbangan
pemikiran, tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan.
Bentuk partisipasi yang dikemukakan oleh Sastropoetro (1986) adalah
sebagai berikut :
1) Partisipasi dalam pikiran. Dalam hal ini partisipasi berupa
mengusulkan pendapat dan merencanakan berbagai kegiatan demi
kesuksesan suatu kegiatan atau program.
2) Partisipasi dalam tenaga. Partisipasi ini dapat berupa sumbangsih
tenaga yang diberikan oleh sebagian atau seluruh masyarakat
sehingga suatu kegiatan atau program dapat berjalan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3) Partisipasi dalam keahlian. Bentuk partisipasi ini adalah berdasarkan
dari tingkat keahlian, ketrampilan, pendidikan, dan pekerjaan yang
dimiliki oleh sebagian atau seluruh masyarakat
4) Partisipasi dalam fasilitas. Partisipasi yang dimaksud disini adalah
partisipasi atau keikutsertaan yang dapat berupa kontribusi melalui
uang, barang dan jasa.
Bentuk partisipasi dalam menanggapi suatu program/kegiatan dapat
dibagi menjadi dua, yakni mendukung dan menolak atau menggugat ( Riyanto,
2005). Program dan kegiatan yang diadakan memang semestinya mendapat
dukungan supaya dapat berjalan dengan maksimal, namun program yang ada
sering kali mendapatkan penolakan. Penolakan tersebut terjadi karena adanya
anggapan bahwa hal tersebut tidak akan bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Bentuk penolakan dan ketidaksetujuan terhadap program atau kebijakan
tersebut sering kali tidak ditujukkan secara langsung dalam bentuk penolakan
yang terbuka bahkan konfrontatif.
Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengaktualisasikan sikap
penolakannya. Dalam konteks yang membutuhkan keterlibatan atau partisipasi,
maka beberapa bentuk partisipasi yang menggugat dapat disebutkan antara lain
( Riyanto, 2005) :
1) Memperlambat pekerjaan, sehingga program berjalan lambat.
2) Bersifat pura-pura hingga berusaha menghindar dari keterlibatan dalam
program
3) Pura-pura memenuhi permohonan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4) Acuh tak acuh dan pura-pura tidak tahu terhadap adanya program
5) Menjatuhkan nama baik pelaku dan pelaksanaan program hingga
upaya penggelapan/manipulasi program.
Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa bentuk partisipasi dapat
bermacam-macam yaitu bentuk partisipasi yang di tunjukkan dalam kehadiran,
partisipasi dalam pemikiran dan diskusi, partisipasi dalam tenaga, partisipasi
dalam keahlian, partisipasi dalam fasilitas, tanggapan mendukung atau
penolakan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi seseorang menurut
Sastropoetro (1986) adalah status sosial, kegiatan program dan keadaan alam
sekitarnya. Status sosial meliputi pendidikan, pendapatan, kebiasaan dan
kedudukan sosial dalam sistem sosial. Kegiatan program merupakan kegiatan
yang direncanakan dan dikendalikan oleh kelompok yang dapat berupa
organisasi masyarakat dan tindakan kebijaksanaan. Sedangkan alam sekitar
merupakan faktor fisik atau keadaan geografis daerah yang ada pada
lingkungan tempat tinggal. Tokoh masyarakat, pemimpin adat, tokoh agama
adalah merupakan komponen yang juga berpengaruh dalam menggerakkan
masyarakat yang berperan serta dalam suatu kegiatan.
Angell mengatakan partisipasi yang tumbuh dipengaruhi oleh banyak
faktor yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
lamanya tinggal (Ross, 1967). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu :
1) Usia : Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.
Mereka dari kelompok usia menengah keatas dengan keterikatan moral
kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung
lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok
usia lainnya.
2) Jenis kelamin : Faktor jenis kelamin juga merupakan sebuah faktor
yang mempengaruhi terutama dalam kegiatan/program yang
memerlukan tenaga secara fisik, sebab biasanya kaum laki-laki akan
berperan lebih aktif dalam menyumbang tenaga dibandingkan kaum
perempuan.
3) Pendidikan : Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup
seseorang terhadap lingkungannya. Suatu sikap yang diperlukan bagi
peningkatan kesejahteraan dalam bermasyarakat.
4) Pekerjaan dan penghasilan : Pekerjaan seseorang akan menentukan
berapa penghasilan yang diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan
yang baik dan mencukupi kebutuhan dapat mendorong seseorang
untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan bermasyarakat.
Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus
didukung oleh suasana yang mapan perekonomian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5) Lamanya tinggal : Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan
tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut
akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal
dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan
cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap
kegiatan tersebut.
Sedangkan menurut Mikkelsen, B (2003). ada tiga faktor yang
mempengaruhi partisipasi yaitu:
1) Kepemimpinan : faktor pertama proses pengendalian kelompok sangat
ditentukan oleh pemimpin. Bagaimana pemimpin memimpin dan
mengatur anggotanya serta peraturan-peraturan, ide-ide, dan lain
sebagainya sangat bergantung pada kemahiran dan kepintaran
pemimpin memimpin.
2) Tingkat pendidikan : tingkat pendidikan yang memadai akan
memberikan kesadaran yang lebih tinggi dan memudahkan bagi
pengembangan identifikasi terhadap tujuan program.
3) Komunikasi : gagasan-gagasan, kebijaksanaan dan rencana-rencana
akan memperoleh dukungan bila hal tersebut mudah diketahui dan
dimengerti oleh masyarakat.
Sedangkan menurut Holil (Holil, 1980), mengatakan bahwa faktor yang
dapat mempengaruhi partisipasi adalah terkait dengan solidaritas dan integritas.
Sebab solidaritas dan integritas akan berdampak pada tanggung jawab sosial dan
komitmen yang bersangkutan. Serta dibutuhkan kepekaan dan ketanggapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
terhadap suatu masalah (sense of belonging). Sense of belonging akan
menentukan kesadaran dalam berpartisipasi.
Faktor yang mempengaruhi partisipasi juga dapat berasal dari unsur
luar/lingkungan. Menurut Holil (Holil, 1980), ada empat hal yang terkait
dengan unsur luar/lingkungan tersebut, yaitu :
1) Adanya komunikasi yang intensif antar sesama anggota. Komunikasi
intensif ini menjadikan anggota semakin kompak untuk menjalankan
program dan kepentingan tertentu.
2) Adanya iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya yang kondusif
sehingga mampu berpengaruh positif terhadap partisipasi masyarakat.
Lingkungan yang berada pada kondisi konflik tentu tidak mendukung
adanya partisipasi yang positif.
3) Adanya kesempatan untuk berpartisipasi. Walaupun mampu untuk
berpartisipasi tetapi tidak ada kesempatan berpartisipasi maka
partisipasi tidak akan terwujud.
4) Adanya kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi.
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
yaitu status sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan lain sebagainya) ,
kegiatan-kegiatan yang diadakan, keadaan alam sekitar, usia partisipan, jenis
kelamin, lamanya tinggal atau bergabung dalam kelompok, kepemimpinan
kelompok tersebut dan komunikasi yang terjalin. Serta adanya faktor yang terkait
dengan kepekaan dan ketanggapan terhadap suatu masalah, solidaritas dan
integritas yang akan mempengaruhi tanggung jawab dan komitmen partisipan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
6. Syarat Terjadinya Partisipasi yang Efektif
Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari seseorang
serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh 3 hal
yaitu: adanya kemauan, kemampuan dan kesempatan untuk berpartisipasi
(Hardjasoemantri, 1993).
Syarat terjadinya partisipasi menurut Davis (1989) yaitu, pertama,
tersedianya waktu untuk berpartisipasi. Kedua, Orang yang berpartisipasi harus
mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi. Ketiga, Adanya komunikasi
dalam berpartisipasi. Keempat, tersedianya biaya yang cukup. Kelima, Tidak
merugikan orang lain dan yang keenam, adanya keterikatan anggota dengan
tujuan yang akan dicapai.
Sedangkan menurut Gultom (2001), agar partisipasi seseorang menjadi
efektif dan berdaya guna harus memenuhi syarat-syarat berikut, yaitu pertama,
pemastian penerimaan informasi dengan mewajibkan pemrakarsa kegiatan
mengumumkan rencana kegiatannya. Kedua, informasi lintas batas (transfortier
information). Ketiga, informasi tepat waktu (timely information). Keempat,
informasi yang lengkap dan menyeluruh serta yang kelima informasi yang
mudah dipahami.
Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa syarat terjadinya
partisipasi yang efektif yaitu adanya waktu atau kesempatan untuk
berpartisipasi, adanya kemauan, adanya kemampuan untuk berpartisipasi,
adanya komunikasi dalam berpartisipasi dan dalam berkomunikasi harus ada
pemberian informasi dengan jangkauan informasi yang baik, informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
disampaikan dapat sedini dan seteliti mungkin, informasi dapat dijabarkan
secara rinci sehingga dapat dipahami oleh seluruh anggota kelompok, adanya
biaya yang cukup, tidak merugikan orang lain dan ada keterikatan anggota.
Serta memiliki pengetahuan akan cangkupan partisipan, adanya kemitraan,
transparansi dalam berkomunikasi, setara dalam berprakarsa dan tanggung
jawab, adanya pemberdayaan dan kerjasama.
7. Partisipasi Aktif dalam Kegiatan Volunteer sebagai Pelayan Tuhan
Partisipasi aktif dalam geraja, erat kaitannya dengan tindakan volunteer
yang dilakukan seseorang. Tindakan volunteer ini dapat dinilai secara
sosiologis maupun secara psikologis. Secara sosiologis partisipasi aktif secara
volunteer ini disebut sebagai keterikatan sosial, sedangkan dalam psikologi
partisipasi dipelajari dalam psikologi kepribadian dan juga sosial, di mana
partisipasi dalam gereja merupakan kepribadian yang pro sosial, dan bersifat
altruistis (mengutamakan orang lain) (Gispen et al, 2004).
Psikologi sosial dan kepribadian mempelajari partisipasi secara volunteer
sebagai kepribadian yang berhubungan dengan sifat pro sosial seseorang yaitu
extraversion, agreeableness, dan empathy (Elshaug & Metzer, 2001). Akan
tetapi sifat pro sosial tersebut dipengaruhi secara langsung oleh adanya sumber
daya pribadi orang tersebut baik dari dalam diri orang tersebut maupun dari
luar (Wilson et al, 2000). Sumber daya tersebut adalah pendidikan, waktu
bekerja aktif, dan pendapatan secara keuangan. Pendidikan mampu
memberikan pengaruh penting terhadap kemampuan bermasyarakat, berpolitik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kepercayaan diri, dan empati sehingga berpengaruh terhadap tingkat partisipasi
volunteer seseorang (Cohen et al, 2001). Waktu bekerja berpengaruh negative
terhadap tingkat partisipasi volunteer, semakin banyak seseorang menuangkan
waktu untuk pekerjaannya tingkat partisipasinya terhadap kegiata volunteer
semakin menurun (Bekkers, 2001). Pendapatan keuangan mempengaruhi
partisipasi volunteer seseorang, di mana semakin tinggi pendapatan keuangan
seseorang, maka tingkat partisipasinya semakin meningkat (Freeman, 1997),
walaupun hal ini tidak dapat dibuktikan dengan metodologi multivariate yang
dilakukan oleh Bekkers pada tahun 2001.
Berdasarkan teori psikologi kepribadian Big Five yang disingkat menjadi
OCEAN (Openness to experience, Conscientiousness, Extraversion,
Aggreableness, dan Neuroticism). McCrae & John pada tahun 1992
memberikan pendapat bahwa extraversion dan aggreableness merupakan
faktor yang penting untuk kegiatan volunteer dalam kelompok sosial.
Sedangkan penelitian di bidang kepribadian prososial oleh Davis pada tahun
1994, menyatakan bahwa empati membantu dalam timbulnya sikap-sikap
dalam berpartisipasi secara volunter.
Graziano & Eisenberg (1994) menjelaskan aggreableness sebagai
dimensi dasar dari kepribadian yang telah diketahui erat hubungannya dengan
sikap prososial, yang salah satunya adalah empati yang akan dijelaskan lebih
lanjut pada paragraf berikutnya. Sedangkan extraversion adalah emosi yang
positif dan berhubungan dengan kualitas-kualitas seperti energetic, ambisius,
kecerdasan sosial, serta sikap yang hangat dalam hubungan sosial (Watson &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Clark, 1994), yang sangat mempengaruhi partisipasi volunteer dalam kegiatan
sosial dan bermasyarakat. Berdasarkan penelitian lain, didapati bahwa
keanggotaan dalam asosiasi volunter memberikan dampak kestabilan emosi
(Allen & Rushton, 1983), serta hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
oleh Lin pada tahun 2000, di mana partisipasi secara volunteer mengurangi
tingkat depresi dibandingkan orang yang tidak berpatisipasi dalam kelompok
sosial tersebut (Lin, 2000).
Empati merujuk kepada kapasitas dan kecenderungan untuk merasakan
atau mengalami keadaan emosional seseorang. Empati mempunyai aspek
kognitif dan juga aspek emosional, di mana aspek kognitif seseorang dilihat
dari kemampuannya mengambil perspektif seseorang, sedangkan aspek
emosional dilihat dari kecenderungan seseorang untuk secara spontan mengerti
emosi seseorang. Empati bukan hanya berhubungan terhadap aggreableness,
tetapi juga mempunyai hubungan yang positif terhadap neuroticism (Ashton &
Lee, 2001). Empati erat hubungan nya dengan tingkat partisipasi seseorang
secara volunteer, semakin seseorang empati terhadap orang lain, maka orang
tersebut memiliki dorongan tertentu untuk bergabung kedalam kelompok sosial
tertentu. Studi empiris yang dilakukan terhadap empati telah dilakukan oleh
Penner et al pada tahun 1995, dan Hoffman pada tahun 1986, di mana empati
dimiliki oleh orang-orang yang tergabung dalam kegiatan volunteer
dibandingkan non volunter. Hubungan antara empati juga terlihat pada
kelompok organisasi AIDS di mana empati berhubungan positif terhadap
waktu pelayanan (Penner & Finkelstein, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Prestasi Akademik Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa dan Tahapan Perkembangannya
Mahasiswa menurut Knopfemacher adalah merupakan insan-insan calon
sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi, dididik &
diharapkan menjadi calon – calon intelektual (Sarwono, 1978). Mahasiswa
menurut Sarwono (1978) adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk
mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 – 30
tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga
merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan
masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut
ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain
yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat
intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan keerencanaan dalam
bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat
yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip
yang saling melengkapi. Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu
berpikir yang saling melengkapi (Siswoyo, 2008).
Berdasarkan pengertian di atas, maka mahasiswa yang berada di
perguruan tinggi, berada pada tahap transisi menuju dewasa awal. Masa
dewasa (early adulthood) dimulai sejak tercapainya kematangan secara hukum
dimulai sejak usia 18 tahun, kemudian masa setengah baya (middle age) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
umumnya dimulai pada usia 40 tahun dan terakhir masa tua (old age) yang
dimulai sejak berakhirnya masa setengah baya sampai seseorang meninggal
dunia (Santrock, 2002).
Kriteria perkembangan dan usia individu seseorang menurut Hurlock,
(Hurlock, 1994) :
1) Remaja (13 – 17 tahun)
2) Dewasa awal (18 – 40 tahun), pada masa ini adanya perubahan-
perubahan secara biologis dan secara psikologis. Tugas
perkembangan pada usia ini meliputi pengalaman ajaran agama,
memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki
pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak,
mengelola rumah tangga, memperoleh karir yang baik, berperan
dalam masyarakat dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan
3) Dewasa madya (40 – 60 tahun), pada masa ini kemampuan fsik dan
psikologis seseorang terlihat mulai menurun. Usia dewasa madya
merupakan usia transisi dari Adulthood ke masa tua. Transisi itu
terjadi baik pada fungsi fisik maupun psikisnya. Tugas
perkembangan meliputi memantapkan pengalaman ajaran agama,
mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara, membantu
anak remaja belajar dewasa, menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan pada aspek fisik, mencapai dan mempertahankan prestasi
karier, memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4) Dewasa lanjut (60 - kematian), pada masa ini, kemampuan fisik
maupun psikologis mengalami penurunan yang sangat cepat,
sehingga seringkali individu tergantung pada orang lain. Timbul rasa
tidak aman yang menimbulkan perubahan pada pola hidupnya. Tugas
perkembangannya adalah memantapkan ajaran-ajaran agama, mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan fisik dan mampu
membentuk hubungan dengan orang seusia serta memantapkan
hubungan dengan anggota keluarga.
Setiap kebudayaan mempunyai batas tersendiri kapan seseorang
menginjak dewasa. Namun secara umum, Levinson membedakan fase dewasa
dalam beberapa tahap (Levinson dalam Monks, 2001):
1) masa dewasa awal yang dibagi dalam 3 periode :
a) periode pertama yaitu pengenalan akan dunia orang dewasa dan
berusaha membentuk struktur kehidupan (22-28 tahun)
b) periode kedua yaitu pilihan struktur kehidupan lebih tetap dan
stabil (28-33 tahun)
c) periode ketiga yaitu fase kemantapan, menemukan tempatnya di
masyarakat (33-40 tahun). Usia 40 tahun ini merupakan puncak
masa dewasa
2) masa peralihan menuju dewasa madya/tengah baya (40-45 tahun)
dalam masa ini seseorang meghadapi 3 macam tugas yaitu penilaian
kembali masa lalu, merubah struktur kehidupan dan proses
individuasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Masa dewasa madya (45-50 tahun). Proses individuasi berlangsung
sampai masa ini.
4) Masa dewasa tengah (50-55 tahun). Seringkali merupakan krisis bila
seseorang tidak sepenuhnya berhasil dalam penstrukturan kembali
hidupnya dimasa peralihan.
5) Masa puncak (55-60 tahun)
6) Masa dewasa akhir ( di atas 60 tahun)
Ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa awal (Hurlock, 1991):
1) Masa pengaturan : mulai menerima tanggung jawab sebagai orang
dewasa.
2) Usia reproduktif : masa produktif memiliki keturunan
3) Masa bermasalah : muncul masalah-masalah baru seperti pernikahan
4) Masa ketegangan emosional : pada wilayah baru dengan
permasalahan baru
5) Masa keterasingan sosial : memasuki dunia kerja dan kehidupan
berkeluarga
6) Masa komitmen : menentukan pola hidup dan tanggung jawab baru
7) Masa ketergantungan : masih bergantung pada pihak lain
8) Masa perubahan nilai : ingin diterima oleh anggota kelompok orang
dewasa
9) Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
10) Masa kreatif : berada pada puncak kreatifitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Faktor-faktor penyebab kegagalan melaksanakan tugas perkembangan
yaitu tidak adanya bimbingan untuk memahami dan menguasai tugas, tidak ada
motivasi menuju kedewasaan, kesehatan yang buruk, cacat tubuh dan tingkat
kecerdasan yang rendah. Perilaku menyimpang atau maladjustment karena
tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan (terutama aspek
agama) adalah berzina, konsumsi miras dan naza, menelantarkan keluarga,
sering ke hiburan malam, biang keladi kerusuhan dan melecehkan norma dalam
masyarakat.
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa mahasiswa adalah panggilan untuk setiap orang yang sedang menuntut
ilmu untuk mempersiapkan diri dalam keahlian tertentu ditingkat pendidikan
tinggi dan secara resmi terdaftar di perguruan tinggi serta diharapkan menjadi
orang-orang yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, cerdas dalam
berpikir merencanakan dalam bertindak. Melihat dari pembagian tahapan
perkembangan dapat dilihat bahwa tahapan masa dewasa awal adalah tahapan
yang cenderung stabil dan mantap serta minim akan perubahan, perubahan
baru dilakukan ketika masa dewasa madya di mana keadaan fisik tidak lagi
mendukung. Sedangkan, proses pendidikan sendiri adalah suatu proses
merubah atau menambah pola pikir seseorang di mana kelenturan dalam
berpikir diperlukan. Jika dilihat dari teori Hurlock dan Levinson maka usia usia
yang paling baik untuk mengikuti proses pendidikan formal adalah pada
periode pertama masa dewasa awal. Bukan berarti setelah melewati masa itu
maka seseorang tidak mampu lagi belajar secara formal, namun ia harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
berusaha lebih keras. Misalnya secara alami, diperiode ketiga masa dewasa
awal, seseorang akan merasa nyaman dengan kestabilan hidup berkeluarga dan
karir yang pasti. Namun ketika ia memutuskan untuk kembali duduk dibangku
kuliah, ia harus berusaha lebih keras untuk keluar dari zona nyaman tersebut
dibandingkan dengan seseorang yang masih berada dalam periode pertama
dewasa awal.
Dengan demikian, penggolongan mahasiswa yang dilakukan peneliti
mengikuti kriteria umur yang sesuai dengan tahap perkembangan dewasa awal
yang dikemukakan menurut tokoh psikologi perkembangan Hurlock dan
Levinson yang membagikan umur tahapan perkembangan dewasa awal dimulai
dari usia 18-40 tahun yang menjadi mahasiswa atau sedang menuntut ilmu
untuk mempersiapkan diri dalam keahlian tertentu ditingkat pendidikan tinggi
dan secara resmi terdaftar di perguruan tinggi.
2. Pengertian Prestasi Akademik
Djamarah (2008) mendefinisikan prestasi akademik adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Sedangkan definisi prestasi
ak1ademik menurut Azwar adalah bukti peningkatan atau pencapaian yang
diperoleh seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan atau
keberhasilan dalam program pendidikan (Azwar, 2012).
Menurut Suryabrata, prestasi akademik adalah hasil belajar terakhir yang
dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu (Suryabrata, 2007). Pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di
sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan
melalui pengukuran dan penilaian (Hadi, 2012).
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa prestasi akademik adalah hasil atau pencapaian khususnya dalam aspek
kognitif yang diperoleh dari aktivitas belajar, sebagai hasil proses belajar di
dunia pendidikan. Hasil dari prestasi akademik dapat dinyatakan dalam
bentuk angka atau simbol tertentu.Angka atau simbol tersebut dinyatakan
dalam Indeks Prestasi Kumulatif.
3. Manfaat Penilaian Prestasi Akademik
Suryabrata (2007) menjelaskan bahwa pemberian penilaian terhadap
prestasi akademik siswa memberikan manfaat yang besar. Di antaranya adalah:
1) Manfaat psikologis. Pada umumnya manusia membutuhkan
penilaian atas hasil usahanya untuk mengevaluasi perjalanan
menuju tujuan atau capaian. Peserta didik membutuhkan penilaian
dari orang lain tentang capaiannya dan posisinya dibanding peserta
didik yang lain. Selain itu, pendidik juga membutuhkan cara
untuk mengevaluasi tanggung jawabnya dalam mengajar, serta
untuk mengambil langkah selanjutnya dalam proses pembelajaran.
2) Manfaat didaktis. Bagi peserta didik, penilaian prestasi akan
memberinya informasi terkait kemajuan yang telah dicapainya
dalam proses belajar. Selain itu, peserta didik akan mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kekuatan dan kelemahannya dalam bidang tertentu sehingga hal
itu akan membantunya untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi
ke depannya. Bagi pendidik, akan terbantu untuk menilai hasil
usaha mengajarnya selama waktu tertentu.
3) Manfaat administratif. Terkait dengan aspek administratif,
penilaian prestasi juga dibutuhkan, seperti data status peserta
didik, dan sebagainya.
Azwar (2012) menyebutkan bahwa penilaian prestasi akademik
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:
1) Fungsi formatif. Yaitu untuk melihat hasil dan mengukur sejauh
mana kemajuan peserta didik dalam proses pembelajarannya,
bukan sekedar membubuhkan angka atau huruf ke dalam buku laporan
peserta didik.
2) Fungsi motivatif. Memperoleh nilai yang baik dalam belajar akan
menjadi rewarding learning experience bagi peserta didik. Selain
itu, adanya nilai di akhir pembelajaran akan mendorong peserta
didik untuk belajar sungguh-sungguh dan berusaha memperoleh
nilai atau prestasi yang lebih baik daripada sebelumnya.
Matuga (Dewi, 2014) menyatakan bahwa penilaian prestasi akademik
berdampak positif pada motivasi peserta didik. Siswa yang mendapat hasil
evaluasi belajar akan lebih termotivasi dan menghargai hasil usaha dan
pengetahuannya. Selain itu, ia akan menjadi percaya diri karena yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
akan kemampuan yang dimiliki, dan selanjutnya akan berusaha untuk
mencapai prestasi yang lebih tinggi.
Penilaian prestasi akademik diperlukan karena memang memberikan
manfaat dalam bidang pendidikan, baik bagi peserta didik, pendidik,
maupun institusi atau lembaga pendidikan. Perguruan tinggi adalah salah
satu lembaga pendidikan yang juga memerlukan penilaian dalam rangka
evaluasi menuju target capaian pendidikan. Oleh karena itu, perguruan
tinggi pun melakukan penilaian prestasi akademik para peserta didiknya
dengan berbagai norma yang disepakati.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan manfaat dari penilaian prestasi
akademik meliputi tiga manfaat yaitu manfaat psikologi yang berkaitan
dengan motivasi peserta didik, manfaat didaktis berhubungan dengan
langkah-langkah evaluatif dari pendidik, dan manfaat administratif yang
terkait dengan data untuk keperluan administrasi. Serta dapat berfungsi
secara formatif yaitu untuk melihat hasil dalam proses pembelajaran dan secara
motivatif yaitu untuk memberikan dorongan.
4. Pengukuran Prestasi Akademik
Prestasi akademik dinilai oleh tenaga pengajar melalui proses
pengukuran menggunakan tes prestasi belajar atau tes hasil belajar. Tes
tersebut bisa dibuat oleh pengajar, atau berdasar standar tertentu, atau
kombinasi keduanya (Chaplin, 2002). Pengukuran prestasi akademik pada
jenjang pendidikan tinggi dilakukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(Dewi, 2014). Indeks Prestasi menggambarkan keberhasilan studi mahasiswa.
IPK merupakan penggabungan nilai dari semua semester yang telah diperoleh
mahasiswa sebagai hasil proses belajar.
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia nomor 49 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi,
pada pasal 23 ayat 2 dijelaskan bahwakualifikasi keberhasilan mahasiswa
dalam menempuh suatu mata kuliah dinyatakan dalam kisaran:
1) huruf A setara dengan angka 4 (empat) berkategori sangat baik
2) huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori baik
3) huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup
4) huruf D setara dengan angka 1 (satu) berkategori kurang
5) huruf E setara dengan angka 0 (nol) berkategori sangat kurang
Perguruan tinggi dapat menggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilai
pada kisaran 0 (nol) sampai 4 (empat).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa rentang Indeks Prestasi
berkisar antara 0 sampai dengan 4 dengan kategorisasi berdasarkan norma
yang berlaku pada institusi setempat. Pada perhitungan IP, seperti yang telah
dibuat oleh menteri pendidikan dan kebudayaan, nilai huruf diberi bobot dalam
bentuk angka, seperti tampak dalam tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 2.1 Nilai Huruf dan Bobot Angka pada Nilai Akademik Mahasiswa
Nilai huruf Nilai angka Kategorisasi
A
B
C
D
E
4
3
2
1
0
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Tabel berdasarkan Kepmendikbud nomor 49 tahun 2014
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia nomor 49 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi,
pada pasal 24 ayat 1-2 menyatakan bahwa mahasiswa program diploma dan
program sarjana dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban
belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang
ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih
besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol). Kelulusan mahasiswa dari
program diploma dan program sarjana dinyatakan dengan predikat
memuaskan, sangat memuaskan, atau pujian dengan kriteria:
1) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabila
mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh
enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol)
2) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan
apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol
satu) sampai dengan 3,50 (tiga koma lima nol)
3) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapai
indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma nol).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia nomor 49 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi,
pada pasal 23 ayat 4-7 menyatakan bahwa :
(4) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester
dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS).
(5) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi
dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK).
(6) Indeks prestasi semester (IPS) sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan
perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks
mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang
diambil dalam satu semester.
(7) Indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dinyatakan dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan
perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks
mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang
diambil yang telah ditempuh.
Indeks Prestasi mahasiswa didapat dari perhitungan rumus sebagai
berikut:
IP = ∑ ( besarnya SKS x nilai bobot )
∑ SKS yang diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Nilai Indeks Prestasi Kumulatif yang tinggi menandakan keberhasilan
dalam proses kegiatan belajar, begitu juga sebaliknya. Nilai IPK yang rendah
menunjukkan proses belajar kurang atau belum berhasil (Manbait, 2011). IPK
mahasiswa yang rendah membuatnya membutuhkan waktu lebih lama untuk
menyelesaikan studi, karena kuota kredit mata kuliahnya akan dibatasi. Selain
itu, IPK yang rendah berdampak negatif pada mahasiswa, antara lain
menambah beban psikologis dan finansialnya, juga memperkecil peluang untuk
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan (Rosyida, 2013).
Prestasi akademik pada mahasiswa dapat disimpulkan sebagai
kemampuan mahasiswa, khususnya dalam aspek kognitif, sebagai hasil proses
belajar di perguruan tinggi yang didapat dari tugas maupun tes oleh tenaga
pengajar. Hasil dari penilaian prestasi akademik mahasiswa dituangkan dalam
bentuk Indeks Prestasi (IP) yang kemudian diakumulasikan setiap semester
sehingga menjadi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Penilaian IPK memberikan
manfaat bagi mahasiswa dan dosen sebagai bahan evaluasi atas hasil proses
pembelajaran, untuk ke depannya ditargetkan peningkatan atau kemajuan.
Lembaga pendidikan tinggi juga mendapatkan fungsi administratif dan didaktis
dari penilaian ini, untuk digunakan dalam mengambil keputusan-keputusan
akademik terkait mahasiswa atau dosen dan aktivitas akademik lainnya.
Bentuk pengukuran prestasi akademik di perguruan tinggi adalah Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) yang dituangkan dalam bentuk angka. Setiap angka
IPK mengandung bobot nilai yang dihitung dengan rumus pembagian seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
jumlah perkalian besarnya SKS dan nilai bobot oleh jumlah SKS yang diambil
oleh mahasiswa.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Keberhasilan dalam proses belajar yang terjadi, dilatarbelakangi oleh
adanya sumber atau penyebab yang mempengaruhi berlangsungnya proses
belajar mengajar itu sendiri. Tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses
pendidikan dipengaruhi banyak faktor, faktor tersebut dapat berupa
penghambat maupun pendorong pencapaian prestasi.
Secara garis besar faktor-faktor tersebut bisa dikelompokkan menjadi 2
yaitu (Hildayati, 2002) :
1. Faktor intelektual adalah kemampuan seseorang yang diperlihatkan
melalui kecerdasan dan kepandaiannya dalam berpikir dan berbuat.
Seperti bakat, kapasitas belajar, kecerdasan, dan hasil belajar yang
telah dicapai.
2. Faktor non-intelektual adalah segala kondisi dari dalam dan luar
dirinya atau lingkungan sekitar, yang terkait dengan diri seorang
dalam mempengaruhi kemampuan berpikir dan bertindak. Seperti
masalah belajar, sosial, keuangan, keluarga, organisasi, sahabat,
metode belajar serta lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Slameto (2003) membagi faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar ke dalam dua macam; internal dan eksternal. Faktor internal
mencakup aspek jasmaniah (faktor kesehatan dan kondisi fisik
tubuh),psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif), dan
kelelahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, lembaga
penyelenggaran pendidikan, dan masyarakat.
Suryabrata (2007) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar menjadi dua faktor, yaitu:
1) Faktor Internal : merupakan hal-hal dalam diri individu yang
mempengaruhi prestasi belajar yang dimiliki. Faktor ini dapat di
golongkan ke dalam dua kelompok, yaitu faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Faktor fisiologis mengacu pada keadaan fisik, khususnya
sistem penglihatan dan pendengaran, kedua sistem penginderaan
tersebut dianggap sebagai faktor yang paling bermanfaat di antara
kelima indera yang dimiliki manusia. Untuk dapat menempuh
pelajaran dengan baik seseorang perlu memperhatikan dan
memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah
merupakan suatu penghalang yang sangat besar bagi seseorang dalam
menyelesaikan program studinya. Untuk memelihara kesehatan
fisiknya, seseorang perlu memperhatikan pola makan dan pola
tidurnya, hal ini di perlukan untuk memperlancar metabolisme dalam
tubuhnya. Selain itu untuk memelihara kesehatan, bahkan juga dapat
meningkatkan ketangkasan fisik, juga di perlukan olahraga secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
teratur. Faktor psikologis meliputi faktor non fisik, seperti; motivasi,
minat, intelegensi, perilaku dan sikap mental.
2) Faktor Eksternal : seperti lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Faktor lingkungan keluarga dapat mempengaruhi
prestasi siswa. Dengan sosial ekonomi yang memadai seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai
dari buku, alat tulis,sampai pemilihan sekolah. Orang tua yang telah
menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih
memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-
anaknya dibandingkan dengan mereka yang menempuh pendidikan
pada jenjang yang lebih rendah. Dukungan dari keluarga merupakan
salah satu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan
dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian maupun nasehat,
maupun secara tidak langsung,. Misalnya dalam wujud kehidupan
keluarga yang akrab dan harmonis. Faktor lingkungkan tempat
belajar seperti sarana dan prasarana, kelengkapan fasilitas, bentuk
ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga turut
mempengaruhi proses belajar mengajar, kompetensi pengajar,
kurikulum dan metode mengajar. Faktor lingkungan masyarakat
seperti sosial budaya dan partisipasi terhadap pendidikan.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan proses pendidikan
dipengaruhi banyak faktor, faktor tersebut dapat berupa penghambat maupun
pendorong pencapaian prestasi. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor intelektual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(seperti bakat, kapasitas belajar, kecerdasan, dan hasil belajar yang telah
dicapai), faktor non-intelektual (seperti masalah belajar, sosial, keuangan,
keluarga, organisasi, sahabat, metode belajar serta lingkungan), faktor internal
(mencakup aspek fisiologis dan psikologis) dan faktor eksternal (meliputi
keluarga, lembaga penyelenggaran pendidikan, dan masyarakat).
C. Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja
1. Pengertian Kelompok
Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Kelompok merupakan kajian menarik untuk dibahas khususnya
dalam prespektif psikologi sosial. Teori dan penelitian kelompok terus
berkembang seiring perkembangan sosial, budaya dan teknologi (Forsyth,
2014).
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok
sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan
bersama. Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang
berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan,
untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya.
Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang
yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi
terkecil (Forsyth, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Secara umum, kelompok memiliki aspek sosial dan karakteristik
psikologis yang melihat dirinya sebagai satu bagian kumpulan individu. Dalam
kelompok, anggota saling berinteraksi satu sama lain dan anggota kelompok
mempengaruhi satu sama lain melalui interaksi sosial (Bordens dan horowitz,
2008). Menurut Forsyth (2010) kelompok adalah dua atau lebih individu yang
berhubungan dalam suatu hubungan sosial. Orang-orang yang interdepensi dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Myers (2012) kelompok adalah
dua atau lebih orang yang untuk beberapa waktu yang cukup lama saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dan memandang satu sama lain
sebagai “kita”. Sementara Furnham, (2002) menyatakan definisi dari kelompok
adalah sebagai berikut : 1) dua atau lebih orang yang terlibat dalam interaksi
sosial dam mereka saling mempengaruhi satu sama lain, 2) berbagi dalam
beberapa isu, tujuan, sasaran dan target, 3) mempunyai struktur yang relatif
stabil (nilai dan aturan), 4) presepsi dan recognisi sebagai group.
Kelompok adalah terdiri dari dua atau lebih individu dan terhubung
dalam hubungan sosial Kurt Lewin menyatakan bahwa kelompok dipandang
sebagai suatu entitas bergerak melalui lingkungan terdekatnya untuk mengejar
suatu tujuan (Kirst-Ashman, 2011). Berdasar pengertian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa kelompok adalah sekumpulan individu yang mempunyai
tujuan bersama.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh
anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang
saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan
tolong menolong (Macler & Charles. 1961).
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara
lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga
suatu kesadaran untuk saling menolong (Soejono, 2006).
Dari pengertian teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok
adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain dan anggota
kelompok mempengaruhi satu sama lain melalui interaksi sosial. Secara umum,
kelompok memiliki aspek sosial dan karakteristik psikologis yang melihat
dirinya sebagai satu bagian kumpulan individu atau memandang satu sama lain
sebagai “kita” sehingga dapat berbagi dalam beberapa isu, tujuan, sasaran dan
target, mempunyai struktur yang relatif stabil (nilai dan aturan), presepsi dan
recognisi sebagai group serta memiliki hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
2. Syarat Kelompok
Kelompok memiliki syarat antara lain adanya interaksi,
interdependen,stabil, tujuan yang dibagi, adanya stuktur dan presepsi. Syarat
kelompok menurut Baron dan Byrne (2003):
1.) Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2.) Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan
mempengaruhi perilaku anggota yang lain.
3.) Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti
(bisa minggu, bulan dan tahun).
4.) Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua
anggota.
5.) Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam
struktur sehingga mereka memiliki set peran.
6.) Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari
kelompok.
Dapat disimpulkan bahwa syarat kelompok sosial yaitu setiap anggota
kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok
yang bersangkutan, ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu
dengan anggota lainnya, berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku,
serta terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota
kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi
dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
ideologi politik yang sama dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Faktor Pembentukan Kelompok
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari
diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam
keluarga tertentu.Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor
utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan
kesamaan.
1) Kedekatan : Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis,
terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa
diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di
sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi.
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin
mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya,
kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan
bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi,
kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting
terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
2) Kesamaan : pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung
pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-
anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan
dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan
yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia,
tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk
membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
Dapat disimpulkan bahwa faktor pembentukan kelompok sosial adalah
faktor kedekatan yaitu adanya kedekatan satu dengan yang lain dan kesamaan
adanya kesamaan atau memiliki sesuatu yang sama.
4. Klasifikasi Macam-macam Kelompok
1. Robert Bierstedt (1976) membagi kelompok menjadi empat macam yaitu:
1.1. Kelompok statistik (statistical group), yaitu kelompok yang bukan
organisasi, tidak memiliki hubungan sosial. Ciri-ciri kelompok statistik
yaitu tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat
mendadak/spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya, tidak
terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu, tidak ada
interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-
menerus, tidak ada kesadaran berkelompok, kehadirannya konstan.
Contohnya yaitu pengelompokkan penduduk berdasarkan usia, tingkat
pendidikan, mata pencaharian dan sebagainya.
1.2. Kelompok kemasyarakatan (societal group), yaitu kelompok yang
memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan
sosial di antara anggotanya. Ciri-ciri kelompok kemasyarakatan yaitu
tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya,
kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu, kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terjadi interaksi, interrelasi atau komunikasi, kemungkinan
terjadikesadaran kelompok, kehadirannya konstan.
Contohnya yaitu kelompok berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan), kelompok orang-orang miskin dan kaya dan sebagainya.
1.3. Kelompok sosial (social group), yaitu kelompok yang anggotanya
memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya,
tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Ciri-ciri kelompok sosial
yaitu sterbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama, seperti tempat
tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran
yang sama, memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan
komunikasi secara terus menerus.
Contohnya yaitu kelompok teman, kelompok kerabat, kelompok-
kelompok yang ada di masyarakat seperti kesenian, olah raga dan
sebagainya.
Istilah kelompok sosial yang dipakai oleh Robert Bierstedt berbeda
dengan kelompok sosial yang telah kita bahas dalam bab sebelumnya.
Robert Bierstedt mengklasifikasikan Kelompok Sosial ke dalam empat
jenis kelompok yaitu kelompok statistik, kelompok kemasyarakatan,
kelompok sosial dan kelompok asosiasi. Keempat kelompok ini dibagi
karena melihat ada tidaknya organisasi (formal), hubungan sosial di
antara anggota kelompok dan kesadaran jenis. Jadi kelompok sosial
pada poin ini adalah jenis kelompok sosial dalam pengklasifikasian
Robert Bierstedt dalam kelompok sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1.4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai
kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun
kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan
hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan
organisasi formal. Ciri-ciri kelompok kelompok asosiasi yaitu
direncanakan atau sengaja dibentuk, terorganisir secara nyata dalam
suatu wadah, adanya interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara
terus-menerus, adanya kesadaran kelompok yang kuat, kehadirannya
konstan.
Contohnya yaitu sekolah, organisasi politik, Persatuan Guru Republik
Indonesia, Ikatan alumni suatu sekolah atau perguruan tinggi dan lain
sebagainya.
2. Goerge Homan (1967) mengklasifikasikan kelompok menjadi:
2.1. Kelompok Primer yaitu kelompok yang di dalamnya terjadi interaksi
sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat
dalam kehidupan. Kelompok primer merupakan sejumlah orang yang
terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan
lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung
(bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya, keluarga, RT,
kawan sepermainan, kelompok agama,dan lain-lain.
2.2. Kelompok Sekunder yaitu jika interaksi sosial terjadi secara tidak
langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya, partai politik,
perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
3. Klasifikasi menurut Mayor (1966) yaitu in group dan out group. In group
merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-
individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Sedangkan Out group
merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan
in group jelasnya kelompok sosial di luar anggotanya disebut out group.
Istilah kita atau kami menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan
mereka berartikulasi out group. Perasaan in group atau out group didasari
dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan
bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik
dibandingkan dengan kelompok lainnya. Sikap in group dan out group
dapat dilihat dari kelainan berwujud antagonisme atau antipati. Sikap in
group dan out group merupakan dasar sikap etnosentrisme yang merupakan
sikap bahwa setiap sesuatu yang merupakan produk kelompoknya dianggap
paling baik dan benar.
Menurut peneliti, kelompok pelayan Tuhan di Gereja jika
diklasifikasikan menurut Robert Bierstedt termasuk dalam kelompok asosiasi
karena anggotanya mempunyai kesadaran dan ada persamaan kepentingan
pribadi maupun kepentingan bersama serta para anggotanya melakukan
hubungan sosial, kontak dan komunikasi, dan juga memiliki ikatan organisasi
formal. Jika dilihat dari pembagian menurut Goerge Homan termasuk
kelompok primer karena anggotanya saling mengenal dekat dan acapkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi
secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara serta jika dilihat dari
pembagian menurut Mayor termasuk kelompok In group karena merupakan
kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk
mengidentifikasikan dirinya.
5. Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja
Paul Cho Yonggi (1981) mengatakan bahwa penting mempertahankan
kelompok pelayan Tuhan sebagai sarana dalam lingkungan gereja untuk
melebarkan sayap keluar. Kelompok pelayan Tuhan bertemu secara teratur
sebagai sarana agar tiap anggotanya dapat mempelajari firman Tuhan dan
membagikan pengalaman hidup dalam suasana persaudaraan yang akrab dan
menyenangkan. Kekristenan bukan hanya sekedar mengikuti ibadah raya setiap
hari Minggu tetapi kehidupan setiap hari sebagai umat Tuhan yang mencerminkan
Kristus. Melalui kelompok pelayan Tuhan ada dorongan untuk bertumbuh
bersama dan menjadi seperti Kristus telah hidup.
Menurut Paul Cho Yonggi (1981) kelompok Pelayan Tuhan adalah sarana
untuk:
1. Lebih mengenal Tuhan, membentuk karakter dan bertumbuh
menjadi pengikut Kristus
2. Bertumbuh dalam persekutuan dengan sesama, saling mendoakan
dan saling memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Berada dalam suasana yang memungkinakan untuk saling
menasehati dan mendorong agar dapat lebih bertumbuh di dalam
iman.
Setiap kelompok pelayan Tuhan dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang
ada di dalam jemaat. Dalam kelompok ini, para anggotanya berkumpul seperti
keluarga dan juga ada pengajaran di dalamnya serta adanya suatu persekutuan
yaitu sesuatu yang lebih daripada sekedar menjadi suatu jemaat gereja. Di dalam
kelompok bukan hanya pemimpin kelompok yang bisa membimbing anggotanya
tetapi juga semua anggota saling berbagi dan saling menjaga pertumbuhan rohani
dan juga jasmani.
Menurut Paul Cho Yonggi (1981) tujuan utama dari kelompok pelayan
Tuhan yaitu saling memperhatikan, penjangkauan keluar, mengembangkan
karunia rohani, kesatuan di antara anggota kelompok.
1. saling memperhatikan yaitu bergerak memberkati setiap anggotanya,
sehingga setiap orang menerima dan memiliki hidup Kristus, saling
mengasihi dengan kasih Kristus, saling menolong dan saling membantu
(efesus 4:1-6). Di dalam kelompok pelayan Tuhan yang sehat, Kristus
memerintah, Roh Kudus bekerja, kasih Nya mengalir dan dialami oleh
setiap orang.
2. penjangkauan keluar yaitu bahwa pertumbuhan rohani yang sehat tidak
dapat dipisahkan dari upaya untuk mengasihi yang terhilang dalam
dosa. Sebaliknya, kasih Kristus yang dialami dalam kelompok pelayan
Tuhan adalah dorongan kuat untuk menjangkau jiwa bagi Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. mengembangkan karunia rohani yaitu setiap orang yang sudah bertobat,
menerima Kristus dan dilahirkan kembali memiliki Roh Kudus. Dengan
demikian karunia-karunia tersebut harus dikembangkan.
4. kesatuan di antara anggota kelompok yaitu adanya suasana
kekeluargaan dan terjalin dengan harmonis. Maka komunikasi dan
interaksi juga dapat tercipta dengan baik.
GBI Keluarga Allah adalah salah satu gereja Pentakosta di Indonesia.
GBI atau Gereja Bethel Indonesia memiliki klasifikasi sebagai Protestan yang
orientasinya kepada Pentakosta atau Karismatik. Struktur organisasinya adalah
kongregasional. GBI didirikan pada tanggal 6 Oktober 1970 Sukabumi, Jawa
Barat oleh Pdt. DR. H.L. Senduk. Gereja Bethel Indonesia disingkat GBI
adalah suatu kelompok atau sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia yang
bernaung di bawah persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI). PGI atau
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (bahasa inggris: Council of Churches
in Indonesia (CCI) dulu disebut “Dewan Gereja-gereja di Indonesia-DGI)
didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta. Selain PGI,GBI juga merupakan
anggota dari Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI). GBI
Keluarga Allah sendiri di didirikan pertama kali di Solo oleh Pdt. Obaja Tanto
Setiawan. GBI Keluarga Allah berada di Solo, Jogjakarta, Semarang, Jakarta,
Purwokerto, Papua, dan lain sebagainya.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan ketua department GBI Keluarga
Allah Jogja, bapak Yossie Jendrah tanggal 31 Juli 2015 serta melihat form
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pendaftaran kelompok sel dan pelayanan GBI Keluarga Allah Yogyakarta,
pelayanan yang ada di Gereja Keluarga Allah ada beraneka ragam, yaitu:
a) Doa : orang-orang yang melayani sebagai pendoa syafaat. Pendoa
syafaat dilakukan pada saat ibadah. Kelompok doa juga selalu
berkumpul pada hari Jumat dalam ibadah doa.
b) Kelompok EO (Event Organizer) : kelompok yang bertugas
mengatur keberlangsungan acara yang diadakan di Gereja, baik
saat ibadah tiap minggu maupun acara-acara lain yang diadakan
oleh Gereja.
c) Kelompok Ibadah : kelompok yang terdiri dari kelompok kecil
yaitu kolektan, usher dan penerima pendatang baru. Kolektan yaitu
orang-orang yang bertugas mengedarkan kantong persembahan,
membawa kantong persembahan untuk didoakan dan
mengumpulkan kantong persembahan ketempat yang telah
disiapkan. Usher adalah orang-orang yang bertugas menyambut
jemaat dengan cara memberi salam tangan saat masuk kedalam
ruang ibadah dan mengucapkan berkat pada saat jemaat saat selesai
ibadah. Sedangkan penerima pendatang baru yaitu orang-orang
yang bertugas menyambut jemaat yang baru pertama kali hadir
dalam Gereja GBI Keluarga Allah Yogyakarta.
d) Kelompok Kids Impact : kelompok yang bergerak dalam sekolah
minggu atau ibadah anak-anak. Kelompok Kids Impact terdiri dari
kelompok kecil yaitu guru kids yang bertugas mengajar anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sekolah minggu, KIMEO (Kids Impact Multimedia & EO) yang
bertugas mengatur multimedia dan pengurus acara dalam ibadah
kids, MPKI (Musik Pujian Kids Impact) yang mengatur lagu pujian
dan penyembahan dalam ibadah kids dan sound engineer atau
pengatur suara.
e) Kelompok Komsel & Konsolidator : komsel adalah singkatan dari
kelompok sel atau kelompok yang setiap seminggu sekali bertemu
untuk melakukan ibadah doa dalam kelompok kecil. Konsolidator
adalah orang-orang yang mengkonsolidasi jemaat agar bergabung
dalam kelompok sel agar semakin akrab. Kelompok komsel dan
konsolidator terdiri dari kelompok kecil yaitu admin, pelayanan
besuk pendatang baru, pemerhati dan penelpon pendatang baru.
f) Kelompok Multi Media : orang-orang yang memiliki bakat dengan
media. Terdiri dari kelompok-kelompok kecil yaitu admin media
sosial, cameraman, desainer grafis, editor, jimmy jib, konseptor,
mechanical & electrical, operator LED, operator lighting, operator
streaming dan switcher
g) Kelompok Transportasi : kelompok yang tergerak untuk
melakukan penjemputan jemaat.
h) Kelompok Pemuridan : terdiri dari kelompok kecil yaitu admin
sharing komsel, konselor (orang yang mengkonselingi), tim kreatif
encounter, wali kelas SOM dan panitia ESBC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
i) Kelompok penggembalaan : terdiri dari kelompok besuk dan
penghiburan
j) Kelompok sosial : kelompok yang bergerak untuk keperluan sosial,
kelompok kecil yang aktif adalah kelompok besuk penjara.
k) Sekretariat Gereja : kelompok yang bergerak untuk membantu
pekerjaan-pekerjaan di sekretariat gereja.
l) Kelompok Praise & Worship : kelompok yang bergerak dimimbar
untuk memimpin dan mengkondisikan suasana pujian maupun
penyembahan. Terdiri dari kelompok creative ministry atau
kelompok tari yang terdiri dari kelompok banner (menari dengan
menggunakan bendera), kelompok dancer (menari tanpa alat baik
tarian modern dance atau hip hop) dan kelompok tambourine
(menari dengan alat tambourine/copstick/ballet yan ditarikan oleh
wanita), kelompok musik yang terdiri dari pemain bass, drum,
gitar, keyboard, brass, string, woodwind. Kelompok praise &
worship juga memiliki kelompok pujian yaitu kelompok body
voice yang memuji dengan tarian yang kolosal, kelompok choir
yang menyanyi dengan kolosal dan kelompok singer. Kelompok
praise & worship juga memiliki kelompok sound engineer yang
mengatur suara dalam ruang ibadah dan kelompok makeup artis
yang bertugas memakeup pelayan Tuhan mimbar.
m) Kelompok Youth Impact : kelompok yang bergerak untuk anak
muda. Terdiri dari kelompok I-LOVE (Youth Impact Celebration),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
I-CARE (Impact Consolidates and Recognize Everyone), I-COM
(Impact Community), I-CORPS (Impact Corporations), I-DO
(Impact Dedicate for Other), I-LEAD (Impact Learn Equip and
Develop) dan I-SAVE (Impact Search and Vigorous Evangelism).
Tabel 2.2 Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja
No Kelompok Bagian
1. Doa Pendoa Syafaat Ibadah
2. EO Event Organizer / Pengatur Acara
3. Ibadah Kolektan
Usher
Penerima pendatang Baru
4. Kids Impact Guru Kids
KIMEO (Kids Impact Multimedia dan EO)
MPKI (Musik Pujian Kids Impact)
Sound Engineer
5. Komsel dan Konsolidator Administrasi
Pelayanan Besuk Pendatang Baru
Pemerhati
Penelpon Pendatang Baru
6. Multi Media Admin Media Sosial
Cameraman
Desainer Grafis
Editor
Jimmy Jib
Konseptor
Mechanical dan Electrical
Operator LED
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Operator Lighting
Operator Streaming
Switcher
7. Transportasi Driver Penjemputan Jemaat
8. Pemuridan Admin Sharing Komsel
Konselor
Tim Kreatif Encounter
Wali Kelas SOM
Panitia ESBC (Elite Soldier Booth Camp)
9. Penggembalaan Pelayanan Besuk
Pelayanan Penghiburan
10 Sosial Pelayanan Besuk Penjara
11 Sekretariat Gereja Volunteer Admin
12 Praise & Worship Creative Ministry – Banner
Creative Ministry – Dancer
Creative Ministry – Tambourine
Musik – Bass
Musik –Drum
Musik – Gitar
Musik – Keyboard
Musik – Brass
Musik – String
Musik – Woodwind
Pujian – Body Voice
Pujian – Choir
Pujian – Singer
Sound Engineer
Make Up Artist
13 Youth Impact I-LOVE (Youth Impact Celebration)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
I-CARE (Impact Consolidates and
Recognize Everyone)
I-COM (Impact Community)
I-CORPS (Impact Corporations)
I-DO (Impact Dedicate for Other)
I-LEAD (Impact Learn Equip and Develop)
I-SAVE (Impact Search and Vigorous
Evangelism).
(Berdasarkan form pendaftaran kelompok sel dan pelayanan GBI Keluarga Allah
Yogyakarta.)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok pelayan
Tuhan di Gereja adalah orang-orang yang terpanggil dan bergabung sebagai
kelompok yang memiliki tujuan untuk melayani Tuhan sesuai dengan kemampuan
atau bakat yang dimiliki. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti pelayan Tuhan
dalam Gereja GBI Keluarga Allah Yogyakarta yang memiliki 13 kelompok besar
pelayanan yaitu yang disebut sebagai departemen doa, EO, ibadah, kids impact,
komsel & konsolidator, media, transportasi, pemuridan, penggembalaan, sosial,
secretariat gereja, praise & worship dan youth impact di mana kelompok besar ini
masih memiliki kelompok-kelompok kecil di dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
6. Aspek Psikologis Agama dan Pelayan Tuhan
Aspek psikologis dari agama adalah ilmu yang melakukan aplikasi dan
metode psikologis terhadap agama. Berdasarkan manfaatnya secara psikologis
agama sering dikaitkan dengan kepribadian dan kesehatan mental. Di mana dari
beberapa literatur dan penelitian menyatakan bahwa seseorang yang mengakui
memiliki tingkat kerohanian tinggi mempunyai tingkat aggreablenese dan
conscientiousness yang tinggi, sedangkan neuroticism nya rendah (Saroglou,
2002). Beberapa penelitian lain menemukan bahwa tingkat kerohanian
berhubungan positive terhadap kesehatan mental dan mencegah gangguan mental
(Gartner et al, 1991). Hal ini telah diteliti oleh beberapa peneliti sebagai akibat
dari proses-proses psikologis seseorang, sebagai contoh penelitian yang dilakukan
oleh Fehring pada tahun 1997, mengenai tingkat depresi dan tingkat kerohanian
pada orang tua, di mana orang tua yang secara kerohanian kuat memiliki
kecenderungan untuk depresi yang rendah. Penelitian lain juga menyatakan bahwa
tingkat kerohanian seseorang mampu mencegah dampak ketidakadilan dari
perbedaan ekonomi seseorang yang mempengaruhi kepuasan hidupnya (Joshanloo
et al, 2015). Faktor psikologis lainnya yang berhubungan adalah ketersediaan
pendukung sosial dalam organisasi agama yang ada, sehingga seseorang
merasakan adanya dukungan dari orang lain saat dia bergabung dan mengikuti
suatu agama (Graham, 2010). Selain itu tingkat kerohanian juga mampu
meningkatkan kemampuan coping atau pertahanan diri terhadap tekanan dalam
kehidupan (Joshanloo et al, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
D. Pengaruh Partisipasi Aktif terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa
dalam Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja
Tingkat kerohanian seseorang diketahui berhubungan secara psikologis
terhadap kesehatan mental seseorang, dan berhubungan erat dengan
kepribadian prososial seseorang. Terdapat penelitian yang menilai tingkat
kecerdasan terhadap kerohanian (Zuckerman et al, 2013), akan tetapi belum
ada penelitian yang berfokus terhadap kegiatan atau partisipasi orang tersebut
terhadap tingkat akademik seseorang, terutama pada populasi mahasiswa yang
merupakan masa aktif belajar dan mengejar prestasi akademik.
Partisipasi aktif terdiri dari 2 aspek yaitu sosial dan psikologis, secara
sosial partisipasi dalam kegiatan sosial (dalam hal ini pelayan Tuhan di gereja)
berhubungan dengan pandangan masyarakat terhadap mahasiswa yang
menuntut agar mahasiswa mampu memberi kemampuan yang terbaik secara
sosial sehingga mampu mengatasi permasalahan-permasalahan di masyarakat.
Dalam hal ini secara sosial mahasiswa ingin mendapatkan dukugan secara
sosial serta pandangan sosial yang baik sehingga pada akhirnya bergabung dan
berpartisipasi dalam kegiatan sosial yaitu pelayan Tuhan di gereja.
Pada umumnya seseorang akan memilih untuk bergabung dalam
kelompok sosial mempertimbangkan beberapa faktor, salah satunya adalah
keuntungan dan kerugian dalam mengikuti suatu instansi. Dalam penelitian ini
peneliti mengambil gereja sebagai instansi keagamaan dan kelompok pelayan
Tuhan sebagai populasi penelitian. Mahasiswa yang tergabung dalam
kelompok pelayan Tuhan merasakan manfaat-manfaat dalam melatih kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sama, menambah wawasan, dan membina kepercayaan diri (Sukirman, 2004).
Faktor-faktor ini merupakan bagian dari faktor positif terhadap prestasi
akademik yang diteliti oleh Slameto pada tahun 2003, yaitu faktor eksternal
berupa lembaga masyarakat. Dari konsep ini dapat diambil hipotesis bahwa
partisipasi aktif dalam kelompok pelayan Tuhan memiliki pengaruh yang
positif terhadap prestasi akademik. Peneliti ingin menguji hipotesis ini
sekaligus menilai kekuatan pengaruh tersebut. Kerangka konsep sebagai
landasan teori pada penelitian ini terdapat pada bagan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Mahasiswa
Kelompok Pelayan
Tuhan di Gereja
Tingkat
Partisipasi
Tingkat Partisipasi
Tinggi jika skor
>91
Tingkat Partisipasi
Rendah jika skor
<90
Prestasi Akademik
Tinggi dengan nilai
IPK >2,76
Prestasi Akademik
Rendah dengan
nilai IPK <2,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
E. Penelitian yang Relevan
Dari hasil penelusuran penelitian-penelitian terdahulu, diperoleh
beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu :
1. School, Community, and Church Activities: Relationship to Academic
Achievement of Low-Income African American Early Adolescents in
the Rural Deep South. Penelitian ini dilakukan oleh Matthew J. Irvin,
Thomas W. Farmer, Man-Chi Leung, Jana H. Thompson, and Bryan C.
Hutchins di University of North Carolina, Chapel Hill pada tahun 2010.
Penelitian ini mengenai hubungan partisipasi dalam sekolah, komunitas
dan kegiatan gereja terhadap prestasi akademik dalam anak-anak muda
African American di komunitas pedesaan yang berpenghasilan rendah.
Jumlah partisipan yaitu 280 siswa (177 perempuan dan 103 laki-laki) di
kelas 7 dan 8 dari dua sekolah menengah negri. Partisipasi di sekolah,
komunitas dan kegiatan gereja yang diukur dengan keterlibatan peserta
dalam kegiatan ekstrakulikuler. Hasil penelitian disajikan dalam tiga
bagian yaitu pada bagian pertama menguji perbedaan gender dalam jenis
aktivitas dan partisipasi tertentu dalam aktivitas di setiap konteks. Hasil
yang didapat dari partisipasi dalam jenis kegiatan tertentu yaitu dalam
sekolah, siswa paling tinggi berpartisipasi dalam aktivitas kejuruan
(57.9%) partisipasi perempuan (62.7%) lebih tinggi daripada laki-laki
(49.5%). Dalam komunitas, yang paling sering yaitu dalam kegiatan
olahraga (26.8%) partisipasi laki-laki (38.8%) lebih tinggi daripada
perempuan (19.8%). Dalam gereja, partisipasi dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
keagamaan (39.3%), partisipasi perempuan (44.1%) lebih tinggi dari
laki-laki (31.1%). Bagian yang kedua yaitu menguji hubungan dari
partisipasi di kegiatan sekolah, komunitas dan gereja terhadap prestasi,
hasil menunjukkan bahwa partisipasi dalam kegiatan sekolah,
perempuan dan laki-laki tidak berbeda secara signifikan F(1, 278) =
2.41, p > .05. Dalam kegiatan komunitas, juga tidak ada perbedaan
sigifikan dalam gender F(1, 278) = 2.88, p > .05. Namun, perempuan
berpartisipasi secara signifikan lebih daripada laki-laki dalam kegiatan
gereja F(1, 278) = 14.25, p < .001. Pada bagian ketiga menguji
hubungan partisipasi dalam kegiatan sekolah, komunitas dan gereja
terhadap prestasi. Gender dan kompetensi interpersonal memiliki
hubungan yang positif dengan prestasi. Partisipasi di kegiatan sekolah
dan gereja juga memiliki hubungan yang positif dengan prestasi dan
kompetensi interpersonal. Hasil bivariate menunjukkan bahwa peserta
yang lebih banyak terlibat dalam kegiatan sekolah dan gereja memiliki
prestasi dan kompetensi interpersonal lebih tinggi. Koefisien regresi dari
setiap interaksi tidak signifikan. Anak-anak muda African American di
pedesaan yang bergabung di kegiatan gereja dan sekolah memiliki
prestasi yang lebih tinggi begitu juga dengan kompetensi interpesonal
dan keikutsertaan keluarga.
2. The Relation Between Intelligence an Religiosity: A Meta-Analysis and
Some Proposed Explanations. Penelitian ini dilakukan oleh Miron
Zuckerman, Jordan Silberman, and Judith A. Hall pada tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Penelitian ini sebuah meta-analisis terhadap 63 penelitian yang
menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan dan
religiusitas. Asosiasi ini lebih kuat untuk mahasiswa dan masyarakat
umum daripada untuk peserta yang lebih muda dari usia kuliah; Hal itu
juga lebih kuat untuk keyakinan agama daripada perilaku religius. Bagi
mahasiswa dan masyarakat umum, sarana tertimbang dan korelasi yang
tidak tertimbang antara kecerdasan dan kekuatan keyakinan agama
berkisar antara -.20 sampai -.25 (mean r = -.24).
3. Pengaruh Motivasi, Faktor Keluarga, Lingkungan Kampus dan Aktif
Berorganisasi Terhadap Prestasi Akademik. Penelitian ini dilakukan oleh
Minhayati Saleh pada tahun 2014. Penelitian ini mengenai pengaruh
motivasi, faktor keluarga, lingkungan kampus dan aktif organisasi
terhadap prestasi akademik mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Walisongo Semarang. Penelitian ini menggunakan
metode survei dengan menggunakan kuesioner yang diedarkan ke
responden. Populasi adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang yang berada pada semester 3
ke atas. Untuk pemilihan sampel menggubakan teknik simple random
sampling. Analisa data menggunakan statistik deskriptif dan analisis
regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara motivasi terhadap prestasi akademik
mahasiswa FITK dengan nilai t hitung dari variabel motivasi (55,654 >
1,96) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, berarti motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap prestasi akademik
mahasiswa FITK. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor
keluarga dengan prestasi akademik mahasiswa FITK dengan nilai t
hitung sebesar 11,355 ( > t tabel = 1,96) dan nilai signifikan 0,000 (<
0,05), berarti faktor keluarga berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap prestasi akademik mahasiswa FITK. Terdapat pengaruh
yang signifikan antara lingkungan kampus dengan prestasi akademik
mahasiswa FITK dengan nilai t hitung sebesar 2.626 ( > t tabel = 1,96)
dan nilai signifikan 0,009 (< 0,05), berarti lingkungan kampus
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap prestasi akademik
mahasiswa FITK. Terdapat pengaruh signifikan antara aktif organisasi
dengan prestasi akademik mahasiswa FITK dengan nilai t hitung
sebesar 8.127 ( > t tabel = 1,96) dan nilai signifikan 0,000 (< 0,05),
berarti aktif organisasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
prestasi akademik maha-siswa FITK.
Dari penelitian-penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, dapat
dilihat bahwa tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini. Oleh karena itu penelitian yang berjudul
“Pengaruh Partisipasi Aktif Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Dalam
Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja” dapat dilakukan karena masalah yang
akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian yang sebelumnya dan
dapat dipertanggung jawabkan keasliannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Kata
hipotesis berasal dari dua penggalan kata, yaitu “hypo” yang artinya di bawah
dan kata “thesa” yang artinya kebenaran (Arikunto, 1998). Hipotesis adalah
dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Ditolak jika
salah dan akan diterima jika fakta-fakta itu membenarkan (Hadi, 1981).
Hipotesis dalam penelitian Pengaruh Partisipasi Aktif Terhadap Prestasi
Akademik Mahasiswa dalam Kelompok Pelayan Tuhan di Gereja yaitu ada
pengaruh antara perpartisipasi aktif terhadap prestasi akademis mahasiswa
dalam kelompok pelayanan Tuhan di gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian pengaruh partisipasi aktif terhadap prestasi akademik dalam
kelompok pelayan Tuhan di gereja merupakan penelitian deskriptif kuantitatif,
data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan
metode statistic yang digunakan kemudian diinterpretasikan. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data berbentuk angka atau
data kualitatif yang diangkakan dan dengan pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009).
Menurut Arikunto (2006) metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya. Metode penelitian dalam
penelitian ini dengan survey menggunakan kuesioer atau angket. Menurut
Arikunto (2006) angket atau kuesioner adalah pernyataan tertulis yang
digunakan unuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadi atauhal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono
(2009) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner atau angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau angket langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
yang tertutup karena responden hanya memberikan tanda pada salah satu
jawaban yang dianggap benar.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Kerlinger dalam Sugiyono (Sugiyono, 2009) memberikan definisi
variable sebagai konstrak atau sifat yang akan dipelajari. Dilihat dari kajian
yang telah dijelaskan pada Bab II, maka dapat disimpulkan bahwa fokus
masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh partisipasi aktif
terhadap prestasi akademik mahasiswa. Maka variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independen) :
Variabel ini mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2009). Variable bebas dalam
penelitian ini adalah partisipasi aktif.
2. Variabel Terikat atau Tergantung (Dependen) :
Variabel ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel eksogen (Sugiyono, 2009). Variabel tergantung
dalam penelitian ini adalah prestasi akademik mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
C. Definisi Operasional
Variabel - variabel penelitian perlu didefinisikan secara tegas dan
operasional untuk mencapai prosedur pengukuran yang valid. Definisi
operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan
berdasarkan karakteristik- karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati
(Azwar, 2007). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dirumuskan
berdasarkan definisi konsepsional, yang telah dikemukakan dalam Bab II:
1. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif dalam penelitian ini adalah pengambilan bagian
dalam suatu kelompok atau keikut sertaan dalam kegiatan kelompok yang
dapat memberikan manfaat sehingga dilakukan secara sukarela atau secara
nyata berasal dari diri sendiri (bukan di bawah tekanan atau paksaan)
dalam usaha mencapai tujuan bersama serta turut bertanggung jawab untuk
membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan yang dimiliki.
Aspek-aspek dari partisipasi aktif dalam penelitian adalah :
a) Adanya manfaat
b) Sukarela
c) Pencapaian tujuan
d) Bertanggung jawab
e) Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
aspek-aspek di atas ini disarikan dari literatur-literatur dalam bab II yaitu
oleh Santoso Sastropoetro (1986), Hardjasoemantri (1993), Keith Davis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(1989), Gultom (2001), Mikkelsen (2003), Syahyuti (2005), Poerbakawatja
(1976), Ndraha (2003) dan Homans (1967).
Indikator dari partisipasi aktif dalam penelitian adalah:
a) Adanya keuntungan / manfaat / penghargaan rohani
b) Adanya keuntungan / manfaat / penghargaan jasmani
c) Terlibat dalam kelompok pelayan Tuhan karena kemauan diri sendiri
d) Merasa sukacita bergabung sebagai pelayan Tuhan
e) Melakukan tugas-tugas dalam kelompok tanpa pamrih
f) Melaksanakan tugas-tugas dalam kelompok karena kemauan diri
sendiri
g) Adanya kesamaan visi dan misi dengan kelompok
h) Adanya perencanaan dalam kelompok
i) Adanya target yang jelas dalam kelompok
j) Ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan kelompok
k) Mematuhi jadwal pelayanan yang telah dibuat
2. Prestasi Akademik Mahasiswa
Prestasi akademik diukur berdasarkan data nilai indeks prestasi
kumulatif mahasiswa (IPK). Tinggi rendahnya prestasi akademik diketahui
dari dokumentasi nilai IPK yang diperoleh oleh mahasiswa. IPK merupakan
penggabungan nilai dari semua semester yang telah diperoleh mahasiswa
sebagai hasil proses belajar. Rentang Indeks Prestasi berkisar antara 0
sampai dengan 4 dengan kategorisasi berdasarkan norma yang berlaku
pada institusi setempat. Semakin tinggi nilai Indeks Prestasi Kumulatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menandakan keberhasilan dalam proses kegiatan belajar, dan begitu juga
sebaliknya. Semakin rendah nilai IPK menunjukkan proses belajar kurang
atau belum berhasil.
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia nomor 49 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi,
menyatakan bahwa kriteria mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat
memuaskan apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,76 (dua
koma tujuh enam) sampai dengan 3,00 (tiga koma nol), mahasiswa
dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabila mencapai indeks
prestasi kumulatif (IPK) 3,01 (tiga koma nol satu) sampai dengan 3,50 (tiga
koma lima nol); atau mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian
apabila mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,50 (tiga koma
nol). Serta kualifikasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata
kuliah yang dinyatakan dalam kisaran huruf A setara dengan angka 4 (empat)
berkategori sangat baik, huruf B setara dengan angka 3 (tiga) berkategori
baik, huruf C setara dengan angka 2 (dua) berkategori cukup, huruf D setara
dengan angka 1 (satu) berkategori kurang, atau huruf E setara dengan angka
0 (nol) berkategori sangat kurang. Maka indeks prestasi komulatif (IPK)
subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 3.1 Kriteria Lulus
3.51 - 4.00
3.01 - 3.50
2.76 - 3.00
2.00 - 2.75
2.00 >
Pujian
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup
Kurang
Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk
mengikuti pelajaran di perguruan tinggi. Penggolongan mahasiswa yang
dilakukan peneliti mengikuti kriteria umur menurut tokoh psikologi
perkembangan Hurlock dan sesuai dengan tahap perkembangan dewasa awal
yang dikemukakan oleh tokoh psikologi perkembangan levinson yang
membagikan umur tahapan perkembangan dewasa awal dimulai dari usia 17-
33 tahun. Mahasiswa dalam penelitian ini :
1. Secara resmi terdaftar mengikuti pelajaran di perguruan tinggi
2. Berusia 18-33 tahun
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Subjek
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007).
Populasi adalah kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil
penelitian (Azwar, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang
tergabung dalam kelompok pelayan Tuhan yang ada di gereja. Jadi populasi
pada penelitian ini adalah pelayan Tuhan di GBI Keluarga Allah Jogjakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Menurut Suharsimi Arikunto (1998), sampel adalah bagian dari populasi
yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Sample pada penelitian ini adalah orang yang terlibat
sebagai pelayan Tuhan di GBI Keluarga Allah Jogja yang berusia 18-33 tahun
dan terdata sebagai mahasiswa di suatu universitas tertentu.
Teknik pengambilan sample yang di gunakan adalah purposive random
sampling yang merupakan suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti
dalam memilih sample dengan memberikan kesempatan yang sama kepada
semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sample. Dengan
teknik semacam itu, maka terpilihnya individu menjadi anggota sample dengan
benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki
kesempatan yang sama , bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari
peneliti. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan
dengan teknik-teknik yang lain (Heny, 2008).
Roscoe mengemukakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam
penenelitian adalah 30 sampai dengan 500 (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian
ini, peneliti mengambil sampel sejumlah 105 mahasiswa.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah seluruh pelayan Tuhan di
Gereja Keluarga Allah yang secara resmi terdaftar mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi dan memiliki rentang usia 18-33 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan angket atau kuestioner dalam mengumpulkan
data.Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang diketahui (Hadi, 1981). Hal itu
dipertegas oleh Sugiono mengenai hal yang sama bahwa angket atau kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2009). Angket atau kuisioner ini digunakan peneliti
untuk memperoleh data yang berkenaan dengan partisipasi aktif dalam
kelompok pelayan Tuhan di gereja serta nilai akademik mahasiswa.
Dalam penelitian ini angket berbentuk skala Likert, Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009). Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator,
kemudian indikator dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam masing-masing
skala memiliki lima alternatif jawaban yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Ragu- ragu/Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Metode angket mendasarkan asumsi bahwa (Azwar, 2012 ):
1) Jawaban yang diberikan akan sangat bergantung pada
interpretasi subjek dan bersifat proyektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2) Apa yang dinyatakan oleh subjek tidak diklasifikasikan sebagai
jawaban benar atau salah. Setiap jawaban diterima sepanjang
diberikan secara jujur dan sungguh - sungguh.
3) Interprestasi subjek tentang pertanyaan - pertanyaan yang
diajukan kepadanya adalah sama dengan yang dimaksudkan
oleh peneliti.
4) Skala psikologis selalu berisi banyak butir, karena indikator
perilaku diterjemahkan dalam bentuk butir – butir
Skala alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
partisipasi aktif dan skala nilai akademis.
Adapun teknik pengumpulan data pendukung yang digunakan adalah
observasi lapangan, studi dokumentasi dan survey.Hasil dari teknik ini dapat
digunakan untuk memperlengkapi dalam memperkuat dan memperdalam data.
F. Instrumen Penelitian
Informasi penelitian yang relevan, akurat, dan reliabel yang dibutuhkan
oleh peneliti didapatkan melalui pengumpulan data ilmiah dengan berbagai
metode (Hadi, 2001). Menurut Sugiyono, instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel yang diteliti (Sugiyono, 2009). Jumlah
instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah
variabel dalam penelitian tersebut. Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala untuk mengungkap variabel independen,
yaitu Partisipasi Aktif dan data nilai IPK untuk mengetahui Prestasi Akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dari masing-masing subjek. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun
instrument penelitian adalah sebagai berikut:
1. Membuat Kategori Skala Prestasi Akademik
Nilai IPK dibagi kedalam lima kategori yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2 Nilai IPK
no Skala IPK Kategori
1
2
3
4
5
3.51 - 4.00
3.01 - 3.50
2.76 – 3.00
2.00 - 2.75
2.00 >
Pujian
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup
Kurang
2. Membuat Blue Print Instrumen Skala Partisipasi Aktif
Instrumen untuk mengungkap partisipasi aktif menggunakan angket dengan
skala Likert. Blue print instrumen skalapartisipasi aktif sebagai berikut:
Tabel 3.3 Blue Print Instrument Skala Partisipasi Aktif
No Aspek Indikator Nomer Item
Jmlh F UF
1 Adanya
manfaat
a. Adanya keuntungan / manfaat /
penghargaan rohani
3 30 2
b. Adanya keuntungan / manfaat /
penghargaanjasmani
9,16,26 13 4
2 Sukarela a. Terlibat dalam kelompok
pelayan Tuhan karena kemauan
diri sendiri
1 32 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b. Merasa sukacita bergabung
sebagai pelayan Tuhan
10 4 2
c. Melakukan tugas-tugas dalam
kelompok tanpa pamrih
2 14 2
d. Melaksanakan tugas-tugas dalam
kelompok karena kemauan diri
sendiri
28 24 2
3 Pencapaian
tujuan
a. Adanya kesamaan visi dan misi
dengan kelompok
27 11 2
b. Adanya perencanaan dalam
kelompok
19 1
c. Adanya target yang jelas dalam
kelompok
29 22 2
4 Bertanggung
jawab dalam
kelompok
a. Ikut terlibat dalam kegiatan-
kegiatan yang diadakan
kelompok
15 5 2
b. Mematuhi jadwal pelayanan
yang telah dibuat
7 12 2
c. Mematuhi peraturan dalam
kelompok
18 21 2
d. Menjalankan tugas-tugas
kelompok dengan baik
23 1
e. Kesediaan menerima
konsekuensi ketika melakukan
pelanggaran
20 1
f. Kesediaan pribadi dalam
membantu berhasilnya
program/kegiatan kelompok
8 25 2
5 Sesuai
kemampuan
a. Kesadaran akan kemampuan
pribadi
6 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
yang
dimiliki
b. Tugas dan tanggung jawab
sesuai kemampuan yang dimiliki
17 31 2
Total item 18 14 32
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban setiap item
instrumen dapat diberi skor. Skala partisipasi aktif terdiri dari 32 item yang
tersebar dalam dua kelompok, yaitu:
a. Kelompok item favourable yang terdiri dari 18 item , dengan skor :
Tabel 3.4 Skor Item Favourable
Jawaban Skor
Sangat Sesuai (SS) 5
Sesuai (S) 4
Ragu-ragu / Netral (N) 3
Tidak Sesuai (TS) 2
Sangat tidak Sesuai (STS) 1
b. Kelompok item unfavourable yang terdiri dari 14 item , dengan skor :
Tabel 3.5 Skor Item Unfavourable
Jawaban Skor
Sangat Sesuai (SS) 1
Sesuai (S) 2
Ragu-ragu / Netral (N) 3
Tidak Sesuai (TS) 4
Sangat tidak Sesuai (STS) 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
G. Uji Coba Instrumen
Uji alat ukur dalam penelitian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa
alat ukur yang digunakan benar, tepat, dan menunjukan hasil yang benar. Uji
alat ukur dilakukan untuk melihat akurasinya terhadap responden. Setiap skala
sebelum sampai pada responden, akan digunakan diuji coba ( tryout ) terlebih
dahulu. Sebelum dilakukan analisis terhadap indikator yang digunakan,
terlebih dahulu dilakukan uji coba tolak ukur yang akan digunakan dalam
kuesioner yaitu dengan uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menyampaikan sejauh mana data yang
ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur
(Husein, 2002). Azwar (2012) menyebutkan validitas atau kesahihan
tercermin dari tingkat ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam
menjalankan fungsi pengukurannya. Lebih lanjut, Azwar menyatakan
bahwa suatu tes atau skala disebut memiliki kesahihan tinggi, apabila alat
tersebut mampu memberikan hasil pengukuran sesuai dengan pengukuran
tersebut. Apabila hasil tes tidak memberikan data yang relevan dengan
tujuan pengukuran, maka tes tersebut memiliki tingkat kesahihan yang
rendah. Butir valid dipertahankan dalam skala, sedangkan butir tidak valid
tidak dipakai dalam skala.
Untuk menetapkan alat ukur yang diujicobakan memenuhi syarat atau
tidak, biasanya syarat minimum agar dapat memenuhi syarat adalah jika
koefisien kolerasinya antara skor butir dengan skor total positif besarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
korelasi 0,30. Batas koefisien validitas tersebut bukan merupakan harga
mutlak yang harus diikut, sebab tinggi rendahnya koefisien validitas juga
sangat dipengaruhi oleh sifat kelompok yang digunakan dalam uji coba
(Azwar, 2012). Menurut Azwar (2012), apabila jumlah item yang lolos
ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat
mempertimbang kan untuk menurunkan batas kriteria 0,30 menjadi 0,25.
Batas koefisien validitas dalam penelitian ini adalah 0,3, dengan
subjek sebanyak 50 orang. Pada penelitian ini item yang memiliki koefisien
validitas lebih kecil dari 0,3 dinyatakan gugur, sedangkan yang
memilikikoefisien validitas lebih besar atau sama dengan 0,3 dinyatakan
sebagai item yang sahih atau valid. Pelaksanaan uji analisis butir dilakukan
dengan menggunakan program SPSS versi 20.0.
Instrumen variabel partisipasi aktif dikembangkan menjadi 32 butir
soal. Dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diperoleh hasil yang
dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Butir Soal r hitung Keterangan
1 0.350 Valid
2 0.375 Valid
3 0.318 Valid
4 0.590 Valid
5 0.560 Valid
6 0.497 Valid
7 0.359 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
8 0.578 Valid
9 0.548 Valid
10 0.521 Valid
11 0.496 Valid
12 0.535 Valid
13 0.428 Valid
14 0.418 Valid
15 0.620 Valid
16 0.493 Valid
17 0.469 Valid
18 0.684 Valid
19 0.639 Valid
20 0.628 Valid
21 0.666 Valid
22 0.588 Valid
23 0.619 Valid
24 0.543 Valid
25 0.580 Valid
26 0.536 Valid
27 0.578 Valid
28 0.545 Valid
29 0.577 Valid
30 0.226 Tidak Valid
31 0.267 Tidak Valid
32 0.389 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Item Valid dan Item Gugur
Tabel 3.7 Item Valid dan Item Gugur
Aspek
Nomer Item Nomer Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Valid Gugur Valid Gugur
Adanya manfaat 3, 9, 16,
26 - 13 30 6
Sukarela 1, 10, 2,
28 -
32, 4, 14,
24 - 8
Pencapaian tujuan 27, 19, 29 - 11, 22 - 5
Bertanggung
jawab dalam
kelompok
15, 7, 18,
20, 8 -
5, 12, 21,
23, 25 - 10
Sesuai
kemampuan yang
dimiliki
6, 17 - - 31 3
Total 18 0 12 2 32
Hasil uji validitas menunjukkan jumlah butir- butir skala mengalami
perubahan yaitu butir yang valid sebanyak 30 butir, sedangkan butir tidak valid
(gugur) sebanyak 2 butir yaitu item 30(0.226) dan item 31(0.267) dinyatakan
gugur karena r(Corrected Item-Total Correlation) <0.3. Nilai r (Corrected Item-
Total Correlation) butir valid bergerak antara 0,318 – 0,684.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran relative konsisten apabila digunakan berulangkali (Husein,
2002) Reliabilitas digunakan untuk memperlihatkan keterpercayaan dari
hasil pengukuran suatu alat ukur. Reliabilitas ini di tunjukkan oleh
konsistensi skor subyek yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur yang
sama atau sejauh mana hasil suatu alat ukur dapat dipercaya. Reliabilitas
menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik (Suharsimi Arikunto, 2006).
Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dengan menghitung nilai
alfa dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dilakukan dengan
menghitung rata- rata interkorelasi di antara butir- butir pernyataan yang
terdapat dalam skala. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0.
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r
No. Besarnya nilai r Interpretasi
1 Antara 0,800 – 1,000 Sangat tinggi
2 Antara 0,600 – 0,799 Tinggi
3 Antara 0,400 – 0,599 Sedang
4 Antara 0,200 – 0,399 Rendah
5 Antara 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
(Suharsimi Arikunto, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Dari tabel interpretasi menurut Suharsimi Arikunto di atas, instrumen
dikatakan reliabel jika memiliki koefisien Cronbach’s Alpha lebih dari
0,600. Jika koefisien Cronbach’Aplha kurang dari 0,600 maka instrumen
tersebut tidak reliabel. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 20.0.
Setelah dilakukan uji reliabilitas angket dengan bantuan program
SPSS 20.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variable Jumlah Soal Cronbach's Alpha Keterangan
Partisipasi Aktif 32 0.921 Reliable
Dari tabel di atas, hasil uji reliabilitas variable partisipasi aktif
mempunyai koefisien reliabilitasnilai Alpha Cronbach sebesar 0.921.
Berdasarkan tabel nilai interpretasi rmaka dapat disimpulkan bahwa,
koefisien reliabilitas instrumen penelitian berada pada kategori sangat tinggi
sehingga sehingga instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa butir adalah
valid, reliable dan telah mencakup aspek-aspek yang diperlukan sehingga
dianggap memenuhi syarat serta instrumen dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Menganalisis data yang telah didapatkan dengan menggunakan model
analisis deskriptif. Model analisis ini menjelaskan pernyataan responden
dengan mendeskripsikannya melalui penggunaan tabel, dan pengukurannya
menggunakan skala likert.
Data yang diperoleh dari lapangan, disajikan dalam bentuk deskripsi
data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel
terikat. Analisis deskripsi data yang dimaksud meliputi perhitungan mean
atau rerata (M) atau pengukuran tendensi sentral, median (Me), modus
(Mo), dan standar deviasi (SD). Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
a. Mean, Median dan Modus
Mean atau nilai rata-rata adalah jumlah total dibagi jumlah
individu. Median adalah nilai tengah dari data yang telah disusun
berurutan mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar.
Sedangkan modus adalah nilai variabel yang mempunyai frekuensi
terbanyak dalam distribusi. Penentuan mean, median, dan modus
dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0 for windows.
b. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan kelas interval : dengan menggunakan pengkelompokan
yang didasarkan pada median.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2) Menghitung Rentang Data Untuk menghitung rentang data
digunakan rumus berikut: Rentang = Skor Tertinggi – Skor
Terendah.
c. Histogram dibuat berdasarkan data frekuensi yang telah ditampilkan
dalam tabel distribusi frekuensi.
Sugiyono (2008) mengatakan dalam menganalisis jumlah skor,
dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa pendekatan, untuk
menentukan seberapa besar tingkat partisipasi aktif adalah sebagai
berikut :
Jumlah item soal adalah 30 dikali dengan nilai skor tertinggi yaitu
5 sehingga didapatkan nilai maksimal 150. Kemudian dibagi kedalam 5
kategori yaitu sangat aktif, aktif, cukup aktif, tidak aktif dan sangat
tidak aktif.
Tabel 3.10 Skor Tingkat Partisipasi
Keterangan Jumlah Skor
Sangat tidak aktif 1 – 30
Tidak aktif 31 – 60
Cukup aktif 61 – 90
Aktif 91 – 120
Sangat aktif 121 – 150
Apabila dipresentasekan, maka besarnya tingkat partisipasi dapat dihitung
berdasarkan rumusan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 3.11 Rumus Presentase Tingkat Partisipasi
Skor yang diperoleh
Tingkat Partisipasi = X 100%
Skor Maksimal
2. Uji Asumsi / Prasyarat Analisis menggunakan Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.
Untuk mengetahui sebaran tiap variabel normal atau tidak, rumus yang
digunakan dalam uji normalitas ini adalah rumus Kolmogorov Smirnov.
Untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi masing-masing variabel
normal atau tidak dilakukan dengan melihat harga p. jika p lebih besar dari
0,05 maka distribusi data tidak normal.
3. Uji Hipotesis Korelasi Rank Spearman
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah Spearman Rank dengan menggunakan SPSS 20.0. Korelasi Rank
Spearman digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila
masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal. Dalam
penelitian ini menggunakan variable dependen nilai akademis yang berskala
ordinal dengan pengelompokan dan dibandingkan dengan variable dependen
yang merupakan partisipasi aktif berupa skala ordinal juga. Dengan
demikian peneliti menetapkan analisis yang dipakai adalah analisis
Spearman Rank Corellation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4. Uji Hipotesis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi adalah salah satu analisis yang bertujuan untuk
mengetahui kekuatan hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lain. Analisis regresi memaparkan hubungan yang diperoleh dalam
persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara
variabel-variabel. Hubungan fungsional antara satu variabel bebas dengan
satu variabel terikat disebut analisis regresi sederhana (tunggal), sedangkan
hubungan fungsional yang lebih dari satu variabel bebas disebut analisis
regresi ganda.
Di dalam model regresi ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
model peramalan yang dibuat menjadi valid sebagai alat peramalan. Syarat-
syarat agar model regresi linear ini diterima adalah :
a) Data variable bersifat rasio atau ordinal
b) Tes linearitas dengan membandingkan rerata (Compare Means)
Linearitas adalah sifat hubungan yang linear antar variabel, artinya
setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti
perubahan dengan besaran yang sejajar pada variabel lainnya.
Tabel 3.12 Tes Linearitas dengan Compare Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Uji linearitas berdasarkan perbandingan rerata menggunakan SPSS
mendapatkan interpretasi hasil dengan p<0.05 maka bersifat linear
sehingga memenuhi syarat linearitas.
c) Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji statistic yang dilakukan untuk mengetahui
bagaimana sebaran sebuah data terdistribusi secara normal atau tidak.
Uji Normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan
rumus Kolmogorov Smirnov, dan mendapatkan bahwa data
terdistribusi dengan normal.
d) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada
model regresi linear. Uji akan dilakukan dengan Uji
Heteroskedastisitas Glejser.
Tabel 3.13 Uji Heteroskedastisitas Glejser
Nilai signifikansi yang didapat adalah p=0.518, oleh karena itu tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas dengan p>0.05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
e) Outlier
Pengertian dari Outlier adalah data observasi yang muncul dengan
nilai-nilai ekstrim, baik secara univariat ataupun multivariate. Data
outlier dapat dideteksi dengan menggunakan SPSS, dengan melihat
nilai dari Studentized residual yaitu nilai residual yang distandarisasi
berdasarkan nilai mean dan standart deviasi. Apabila nilai absolut
dari studentized residual lebih dari 3, maka observasi yang
bersangkutan mempunyai outlier univariate. Dalam table diabawah
didapatkan nilai dari Studentized residual secara absolut kurang dari
3.0, sehingga dapat dilihat bahwa data penelitian ini tidak memiliki
nilai ekstrim yang mengganggu uji regresi linear.
Tabel 3.14 Studentized residual menggunakan SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
f) Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan
untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang berhubungan dengan
perubahan waktu. Uji ini dilakukan pada variable yang menggunakan
sampel data runtutan waktu. Dalam penelitian ini variable nilai IPK
bukan merupakan data waktu, sehingga tidak memerlukan uji auto
korelasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data digunakan untuk memahami gambaran data yang
diperoleh dari subyek penelitian. Penelitan ini mengambil sampel sebanyak
105 responden. Sampel diambil pada populasi kelompok pelayan Tuhan di
Gereja Keluarga Allah Jogjakarta.
a. Subjek Penelitian Menurut Jenis Kelamin
Sebaran subjek penelitian menurut kriteria jenis kelamin dapat dilihat dari tabel
berikut :
Tabel 4.1 Jenis kelamin
Variabel Frequency Percent
Jenis
Kelamin
Laki-laki 40 38.1
Perempuan 65 61.9
Total 105 100.0
Dapat diketahui bahwa jumlah subjek yang berjenis kelamin laki - laki adalah
sebanyak 40orang , yakni bila dikalkulasi sebanyak 38.1 %. Subjek yang
berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 65 orang atau 61.9 % dari jumlah
subjek penelitian secara keseluruhan. Dengan demikian, jenis kelamin dalam
penelitian ini dominandengan subjek perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
b. Subjek Penelitian Menurut Universitas
Sebaran subjek penelitian menurut kriteria universitas dapat dilihat dari tabel
berikut :
Tabel 4.2 Universitas
Variabel Frequency Percent
Universitas
Universitas Gadjah Mada 26 24.8
Sanata Dharma 10 9.5
Atma Jaya 31 29.5
Kristen Duta Wacana 17 16.2
ISI 7 6.7
STIE YKPN 4 3.8
Amikom 3 2.9
Universitas Kristen
Immanuel 2 1.9
Universitas Teknologi
Yogyakarta 2 1.9
UPN 2 1.9
Mercu Buana 1 1.0
Total 105 100.0
Dapat diketahui bahwa jumlah subjek sebagai mahasiswa di Universitas
Gadjah Mada adalah sebanyak 26orang atau 24.8%, Universitas Sanata
Dharma adalah sebanyak 10 orang atau 9.5%, Universitas Atma Jaya adalah
sebanyak 31 orang atau 29.5%, Universitas Kristen Duta Wacana adalah
sebanyak 17 orang atau 16.2%, ISI adalah sebanyak 7 orang atau 6.7%, STIE
YKPN adalah sebanyak 4 orang atau 3.8%, AMIKOM adalah sebanyak 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
orang atau 2.9%, Universitas Kristen Immanuel adalah sebanyak 2 orang atau
1.9%, Universitas Teknologi Yogyakarta adalah sebanyak 2 orang atau 1.9%,
UPN adalah sebanyak 2 orang atau 1.9%, dan Mercu Buana sebanyak 1 orang
atau 1.0% dari jumlah subjek penelitian secara keseluruhan. Dengan demikian,
dalam penelitian ini paling banyak adalah mahasiswa di Universitas Gadjah
Mada.
c. Subjek Penelitian Menurut Kelompok Pelayan Tuhan
Sebaran subjek penelitian menurut kriteria kelompok pelayan Tuhan dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.3 Kelompok Pelayan Tuhan
Variabel Frequency Percent
Kelompok
Pelayan Tuhan
Doa 5 4.8
Event Organizer 6 5.7
Ibadah 6 5.7
Kids impact 12 11.4
Komsel dan Konsolidator 4 3.8
Media 8 7.6
Pemuridan 3 2.9
Penggembalaan 3 2.9
Praise and Worship 33 31.4
Sekretariat Gereja 4 3.8
Sosial 3 2.9
Transportasi 1 1.0
Youth Impact 17 16.2
Total 105 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Dapat diketahui bahwa jumlah subjek yang melayani dalam kelompok
doa adalah sebanyak 5orang atau 4.8 %,subjek yang melayani dalam kelompok
Event Organizer adalah sebanyak 6 orang atau 5.7%, subjek yang melayani
dalam kelompok ibadah adalah sebanyak 6 orang atau 5.7%, subjek yang
melayani dalam kelompok kids impact adalah sebanyak 12 orang atau 11.4%,
subjek yang melayani dalam kelompok komsel dan konsolidator adalah
sebanyak 4 orang atau 3.8 %, subjek yang melayani dalam kelompok media
adalah sebanyak 8 orang atau 7.6%, subjek yang melayani dalam kelompok
pemuridan adalah sebanyak 3 orang atau 2.9%, subjek yang melayani dalam
kelompok penggembalaan adalah sebanyak 3 orang atau 2.9%, subjek yang
melayani dalam kelompok praise & worship adalah sebanyak 33 orang atau
31.4%, subjek yang melayani dalam kelompok sekretariat gereja adalah
sebanyak 4 orang atau 3.8%, subjek yang melayani dalam kelompok sosial
adalah sebanyak 3 orang atau 2.9%, subjek yang melayani dalam kelompok
transportasi adalah sebanyak 1 orang atau 1.0% dan subjek yang melayani
dalam kelompok youth impact adalah sebanyak 17 orang atau 16.2% dari
jumlah subjek penelitian secara keseluruhan.
Dengan demikian, kelompok pelayan Tuhan dalam Gereja GBI Keluarga
Allah paling banyak anggotanya adalah kelompok praise & worship dengan 33
orang dan yang paling sedikit adalah kelompok transportasi dengan 1 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
d. Subjek Penelitian Menurut Prestasi Akademik
Sebaran subjek penelitian menurut kriteria kelompok pelayan Tuhan dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.4 Prestasi akademik
Variabel Frequency Percent
Nilai IPK
2.00 - 2.75 15 14.3
2.76 - 3.00 29 27.6
3.01 - 3.50 38 36.2
3.51 - 4.00 23 21.9
Total 105 100.0
Dapat diketahui bahwa jumlah subjek yang memiliki nilai IPK 3.51 –
4.00 adalah sebanyak 23 orang (21.9%) , nilai IPK 3.01 – 3.50 adalah sebanyak
38 orang (36.2%), nilai IPK 2.76 – 3.00 adalah sebanyak 29 (27.6%), nilai IPK
2.00 – 2.75 adalah sebanyak 15 orang (14.3%) dan tidak ada yang memiliki
nilai IPK di bawah 2.00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
e. Subjek Penelitian Menurut Partisipasi aktif
Sebaran subjek penelitian menurut kriteria partisipasi aktif dapat dilihat dari
tabel berikut :
Tabel 4.5 Partisipasi Aktif
Kategori Frequency Percent
Cukup Aktif 1 1.0
Aktif 26 24.8
Sangat Aktif 78 74.3
Total 105 100.0
Dari hasil penelitian dengan 30 item soal, didapatkan 1 orang (1.0%) yang
cukup aktif dengan total skor 61 sampai 90. Terdapat 26 orang (24.8%) yang aktif
dengan total skor 91 sampai 120 dan 78 orang (74.3%) yang sangat aktif dengan
total skor 121 sampai 150. Tidak ada yang memiliki total skor 1 sampai 30 atau
kategori sangat tidak aktif dan total skor 31 sampai 60 atau kategori tidak aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Pengaruh Partisipasi Aktif terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa
Hasil kuesioner yang dilakukan terhadap 105 sample dengan
menggunakan skala likert (sangat aktif, aktif, ragu-ragu/normal, tidak aktif,
sangat tidak aktif) dan nilai akademis menggunakan kelompok dari nilai IPK
dengan membagi kedalam lima kelompok yaituIPK di bawah 2.00, 2.00
sampai 2.75, 2.76 sampai 3.00, 3.01 sampai 3.50 dan 3.51 sampai 4.00.
Penelitian dilakukan dengan menghubungkan total skor terhadap kelompok
nilai akademis menggunakan korelasi Rankspearman yang disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.6 Analisis Korelasi / Spearmanrank
Nilai_IPK Partisipasi
Spearman's
rho
Nilai_IPK
Correlation
Coefficient 1.000 .682
**
Sig. (2-tailed) . .000
N 105 105
Partisipasi
Correlation
Coefficient .682
** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 105 105
Dari hasil tabel berikut didapatkan koefisien korelasi antar variable
sebesar 0.682 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang tinggi, dengan
hasil analisis yang signifikan (p = 0.000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Berdasarkan analisis resgresi didapatkan hubungan yang positif dengan
koefisien regresi (B) sebesar 1.485, dengan koefisien determinasi atau
goodness of fit sebesar 0.486 yang memberi arti bahwa kecocokan variabel
bebas (Partisipasi) dalam mempengaruhi variabel terikat (Nilai IPK) sebesar
48.6% sedangkan 51.4% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan
hasil analisis SPSS didapatkan persamaan matematis regresi Y=1.485X atau
Nilai IPK = 1.485 x Partisipasi. Hal ini memberi arti bahwa adanya partisipasi
akan meningkatkan nilai IPK lebih baik sebesar 1.485 kali dibandingkan tanpa
adanya partisipasi aktif, walaupun hal ini bukan lah faktor tunggal dikarenakan
ada 51.4% fator lainnya yang mampu mempengaruhi Nilai IPK.
Tabel 4.7 Analisis Regresi
Kategori B Std. Error Sig.
Partisipasi 1.485 .150 .000
Tabel 4.8 Koefisien Determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian menurut jenis kelamin, terdapat jumlah dominan
subjek penelitian pada perempuan, yaitu 61% atau sebanyak 65 orang. Hal ini
pada umumnya ditemukan dalam beberapa studi bahwa subjek penelitian
terbanyak adalah perempuan, salah satu penelitian menyatakan bahwa
perempuan memiliki tingkat kerohanian lebih kuat dibandingkan laki-laki
(Chatters et al, 1999), serta memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki (Taylor et al, 1999). Peremuan juga diasumsikan
mempunyai tingkat partisipasi tinggi dalam kegiatan di gereja dikarenakan
adanya pengalaman rasisme pada perempuan, sehingga tekanan tinggi pada
perempuan membuat partisipasinya dalam kegiatan gereja lebih tinggi
dibandingkan laki-laki (Chenoweth & Galliher, 2004). Selain itu adanya studi
yang mengemukakan bahwa perempuan lebih memilih kegiatan sosial berupa
non atletik dibandingkan laki-laki (Bartko & Eccles, 2003).
Dalam penelitian ini Universitas Gadjah Mada adalah universitas
dominan yang terdapat dalam populasi kelompok pelayan Tuhan. Hal ini
merupakan hal yang wajar dikarenakan UGM merupakan universitas terbesar
di Yogyakarta. Dalam sebuah gereja tidak ada batasan mengenai latar belakang
seseorang yang ingin bergabung atau berpartisipasi, sehingga didapati bahwa
distribusi penyebaran mahasiswa akan bervariasi tergantung dari populasi
besar nya yaitu populasi Yogyakarta. Dari segi tingkat partisipasi, antara
universitas yang satu dan yang lainnya tidak ditemukan perbedaan walaupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
belum ada yang melakukan studi mengenai partisipasi aktif berdasarkan asal
universitas. Peneliti dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa proporsi
waktu kuliah dan tingkat kesulitan kuliah berada pada tingkat yang sepadan
atau ekuivalen. Hal ini mungkin merupakan salah satu kelemahan dalam
penelitian ini.
Dari jenis kegiatan yang dilakukan peneliti membaginya berdasarkan
perbedaan kelompok pelayan Tuhan. Ditemukan terdapat jumlah dominan pada
kelompok pelayan Tuhan Praise & Worship, di mana dalam kegiatan
utamanya merupakan pelayanan dalam bidang nyanyian dan pujian. Dari total
sampel yang diambil terdapat 31.4% atau 33 orang tergabung dalam kelompok
pujian dan penyembahan.
Dominan sampel memiliki nilai IPK 3.01 – 3.50 yaitu sebanyak 38 orang
(36.2%). Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa total sampel memiliki
rata-rata prestasi yang tinggi. Hal ini memberi arti bahwa mahasiswa yang
tergabung dalam kegiatan pelayan Tuhan mampu memiliki kecenderungan
prestasi akademik yang lebih tinggi. Beberapa penelitian terdahulu telah
meneliti hubungan antara kecerdasan dengan tingkat kerohanian seseorang,
akan tetapi didapatkan hubungan yang negative, bahwa orang dengan
kerohanian yang tinggi cenderung memiliki kecerdasan yang rendah
(Zuckerman et al, 2013), akan tetapi beberapa studi yang lain menyatakan
bahwa partisipasi dalam kegiatan kerohanian memiliki dampak positif terhadap
pencapaian akademik seseorang (Irvin et al, 2010). Hal ini mungkin berbeda
dikarenakan memang tingkat kecerdasan dan partisipasi memiliki perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
arti, di mana tingkat kecerdasan dinilai dari kecerdasan seseorang yaitu
Inteligence quotient, sedangkan tingkat partisipasi merupakan tingkat keaktifan
seseorang terhadap suatu kegiatan.
Terdapat 78 orang (74.3%) yang sangat aktif dengan total skor 121
sampai 150. Hal ini memberi arti bahwa dari total sampel yang diteliti, secara
dominan rata-rata mahasiswa memiliki tingkat partisipasi yang sangat aktif.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang telah dijelaskan pada Bab II,
yaitu adanya manfaat yang telah diterima secara signifikan oleh setiap peserta
dalam mengikuti kegiatan dalam kelompok pelayan Tuhan. Beberapa manfaat
ini mungkin menjadi pendorong seseorang mau ikut berpartisipasi, pada
umumnya beberapa orang mengikuti kegiatan kerohanian dikarenakan orang
tersebut ingin mendapatkan manfaat berupa perbaikan secara mental (Taylor et
al, 1999) di mana melalui gereja orang dapat menghadapi permasalahan lebih
mudah, serta mengurangi tingkat depresi. Selain itu partisipasi dalam gereja
juga memiliki manfaat sosial di mana seseorang dapat menemukan komunitas
serta dukungan sosial lebih baik (Youniss et al, 1997). Dan tentunya beberapa
penelitian juga berfokus terhadap pencapaian akademis seseorang seperti
beberapa studi yang pernah dilakukan menemukan bahwa keaktifan dalam
kegaitan gereja mampu meningkatkan perkembangan edukasi terhadap
seseorang (Regnerus & Elder, 2003). Dalam hal ini gereja sebagai salah satu
instansi sosial terbesar dalam masyarakat, menjadi salah satu pilihan seseorang
terutama mahasiswa untuk berpartisipasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Pengaruh partisipasi aktif dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja
didapatkan bahwa adanya pengaruh partisipasi aktif dalam kelompok pelayan
Tuhan di Gereja terhadap prestasi akademik. Pada penelitian ini didapatkan
koefisien korelasi antar variable sebesar 0.682 yang menunjukkan bahwa
partisipasi aktif dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja mempengaruhi
prestasi akademik secara signifikan dengan hubungan korelasi yang tinggi.
Tampak dalam penelitian ini bahwa partisipasi aktif dalam sebuah organisasi
kerohanian menjadi faktor yang besar dalam mempengaruhi nilai akademik.
Dalam penelitian lain, dapat dilihat bahwa nilai akademik dipengaruhi
oleh faktor internal yaitu jasmaniah (faktor kesehatan dan kondisi fisik
tubuh) dan psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif). Serta
faktor eksternal meliputi keluarga lembaga penyelenggaran pendidikan, dan
masyarakat menurut (Slameto, 2003). Dalam hal ini berpartisipasi sebagai
anggota pelayanan Tuhan di gereja termasuk faktor eksternal dalam lembaga
masyarakat. Hal ini memperkuat hipotesis dalam penelitian ini bahwa memang
partisipasi aktif dapat meningkatkan faktor eksternal.
Hasil juga menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara
Partisipasi Aktif dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja terhadap prestasi
akademik. Hasil koefisien regresi sebesar 1.485, artinya hubungan antara
partisipasi aktif dengan nilai akademik memiliki hubungan positif secara
signifikan (p=0,000).
Kegiatan dalam kelompok pelayan Tuhan merupakan wadah untuk
mengembangkan diri yang dapat menampung kreatifitas, menyalurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
bakat, dan meningkatkan pengetahuan, serta merupakan komunitas yang baik
bagi psikologi seseorang, manfaat positif ini dapat membantu seseorang dalam
mengatasi masalah-masalah dalam kegitan akademik termasuk dalam belajar
dan mendapatkan nilai yang baik. Penelitian ini sesuai dengan manfaat
organisasi menurut Silvia Sukirman (2004) antara lain melatih kerja sama,
menambah wawasan, dan membina kepercayaan diri yang berguna dalam
dunia pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat pengaruh yang signifikan partisipasi aktif terhadap prestasi akademik
mahasiswa dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja. Hal itu di tunjukkan
oleh koefisien korelasi antar variable sebesar 0.682 yang menunjukkan bahwa
terdapat korelasi yang tinggi, dengan hasil analisis yang signifikan yaitu
sebesar 0.000.
2. Terdapat pengaruh yang positif signifikan partisipasi aktif terhadap prestasi
akademik mahasiswa dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja. Mahasiswa
yang aktif dalam kelompok pelayan Tuhan memiliki prestasi akademik yang
lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak aktif dalam kelompok pelayan
Tuhan. Hal ini di tunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 1.485
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan bahwa berpartisipasi aktif
dalam kelompok pelayan Tuhan di Gereja berperan dalam meningkatkan
prestasi akademik mahasiswa. Dengan demikian, peneliti menyarankan agar
mahasiswa diharap dapat berpartisipasi dengan aktif dalam kelompok pelayan
Tuhan di Gereja. Kegiatan dalam kelompok pelayan Tuhan merupakan wadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
untuk mengembangkan diri yang dapat menampung kreatifitas, menyalurkan
bakat dan meningkatkan pengetahuan, serta merupakan komunitas yang baik bagi
psikologi seseorang, manfaat positif ini dapat membantu seseorang dalam
mengatasi masalah-masalah dalam kegitan akademik termasuk dalam belajar dan
mendapatkan nilai yang baik. Sehingga peneliti menyarankan agar mahasiswa
dapat bergabung dalam kelompok-kelompok yang ada di Gereja untuk dapat
terlibat secara aktif sehingga mahasiswa dapat mendapatkan manfaat-manfaat
yang positif.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sesuai prosedur ilmiah, namun demikian masih
memiliki keterbatasan. Adapun keterbatasan penelitian menggunakan kuesioner
dalam pengumpulan data, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol jawaban
responden karena adanya subjektifitas yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
DAFTAR PUSTAKA
Agresti, A. (1990). Categorical Data analysis. New York: John Willey & Sons.
Allen, N. & Rushton, J. P. (1983). “The Personality of Community Volunteers”.
Journal of Voluntary Action Research, 9, 1183-1196.
Ashton, M.C. & Lee, K. (2001). “A Theoretical Basis for the Major Dimensions
of Personality”. European Journal of Personality, 15, 327-353.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bem, D.J., Nolen H., Hilgard’s,S.,
(1996). Introduction to Psychology. Fort Worth: Harcourt Brace Collage
Publishers.
Azwar, S. (2001). Tes Prestasi; Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar (2th ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas (4th ed.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Baron, R.A., & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial 1 (10th ed.). Boston: Allyn
and Bacon
Bartko, W. T., & Eccles, J. S. (2003). Adolescent participation in structured and
unstructured activities: A personoriented analysis. Journal of Youth and
Adolescence, 32(4), 233-241.
Bekkers, R. (2001). “Review of Hooghe (2000, Ed.). Social kapitaal en
democratie”. Sociologische Gids, 48, 106-109.
Bierstedt, R. (1976). “An Analysis of Social Power”, dalam Lewis A. Coser dan
Bernard Rosenberg, Sociological Theory. New York: Macmillan
Publishing Co.
Bordens, K. S., & Horowitz, I. A. (2008). Social Psychology. (3rd ed.). Freeload
press.
Brigham, C. (1991). Social Psychology. (2nd ed.). New York: Harper Collins
Publisher.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Chambers, R. (1997). Paradigm shifts and the practice of participatory research
and development in power and participatory development, theory and
practice. London: Intermediate Technology Publication.
Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
Chatters, L. M., Taylor, R. J., & Lincoln, K. D. (1999). African American
religious participation: A multisample comparison. Journal for the
Scientific Study of Religion, 38(1), 132-145.
Chenoweth, E., & Galliher, R. V. (2004). Factors influencing college aspirations
of rural West Virginia high school students. Journal of Research in Rural
Education, 19(2), 1-14.
Cohen, J. M., & Uphoff, N. T. (1979). Feasibility and Application of Rural
Development Participation. New York: Cornell University.
Cohen, A., Vigoda, E., & Samorly, A. (2001). “Analysis of the Mediating Effect
of Personal-Psychological Variables on the Relationship between
Socioeconomic Status and Political Participation: A Structural Equations
Framework”. Political Psychology, 22, 727-757.
Davis, K. (1989). Human Behavior at Work : Organizational Behavior (8th ed.).
New York: McGraw Hill
Davis, M. H. (1994). Empathy: A Social Psychological Approach. Madison, WI:
Brown & Benchmark.
Davis, M. H., Luce, C. & Kraus, S. J. (1994). “The Heritability of Characteristics
Associated with Dispositional Empathy”. Journal of Personality 62, 369-
91.
Dewi, M. P. (2014). Peran Faktor Psikososial Terhadap Prestasi Akademik
pada Mahasiswa. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Diane E & Papalia, D. (2007). Human Development, terjemahan A. K. Anwar.
Jakarta : Erlangga
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Effendi, I. (2007). Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Melalui Program Pemberdayaan. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Effendi, R. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya
danTeknologi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Elshaug, C. & Metzer, J. (2001). “Personality Attributes of Volunteers and Paid
Workers Engaged in Similar Occupation Tasks”. Journal of Social
Psychology, 141, 752-763.
Fehring, R.J., Miller, J.F., Shaw, C. (1997). "Spiritual well-being, religiosity,
hope, depression, and other mood states in elderly people coping with
cancer". Oncology Nursing Forum. 24: 663-671.
Forsyth, D.R. (2014) The Psychology of Group. Champaign, IL: DEF Publishers
Forsyth, D.R. (2013) Social influence and group behavior. New York: Wiley.
Forsyth, D.R., & Burnett, J. L.. (2010). Group Process, Advanced Social
Psychology The State Of The Science. London: Oxford university press.
Furnham, A. (2002). The Psychology of Behavior at work : The Individual in the
organization. New York: Psychology Press.
Gartner, J., Larson, D. B., Allen, G. D. (1991). "Religious commitment and
mental health: A review of the empirical literature". Journal of Psychology
& Theology. 19: 6–25. Retrieved 25 April 2010.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gispen, W. H. (2004). Giving and Volunteering in the Netherlands Sociological
and Psychological Perspectives. Netherlands Organization for Scientific
Research (NWO), under grant 425-12-002. ISBN 90-393-3795-0
Graham, J. (Feb 2010). "Beyond beliefs: religions bind individuals into moral
communities.". Personality and Social Psychology Review. 14 (1): 140–
50. PMID 20089848. doi:10.1177/1088868309353415
Graziano, W. G. & Eisenberg, N. (1997). “Agreeableness: A Dimension of
Personality”. Pp. 795-824 in: R. Hogan, Johnson, J. & S. Briggs (Eds.).
Handbook of Personality Psychology. San Diego: Academic Press.
Gultom. (2001). Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. UKSW. Salatiga.
Hadi, S. (2001). Isu Uji Asumsi. Buletin Psikologi Tahun IX, 1, 1-7
Hadi, S. P. (2012). Peraturan Rektor Universitas Diponegoro
No.209/PER/UN7/2012. Semarang. Universitas Diponegoro.
Hardjasoemantri. 1993. Aspek hukum Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hildayati, M. 2002. Penelusuran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Akademik Mahasiswa Semester I Universitas IBN Khaldun Bogor.
Skripsi. Jurusan Statistika-MIPA : IPB Bogor.
Hoffman, M. L. (1986). Empathy and Prosocial Activism. Pp. 65-85 in:
Eisenberg, N., Reykowski, J., & Staub, E. (Eds.). Social and Moral
Values: Individual and Societal Perspectives. Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Holil Solaiman. 1980. Partisipasi Sosial dalam usaha Kesejahteraan Sosial.
Bandung.
Homans George C. 1967. The Nature of Social Sciences. New York: Harcourt,
Brace & World, Inc.
Hornby, A.S. (2005). Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English.
Oxford University Press
Hurlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Irvin, M., Farmer, T., Leung, M., Thompson, J., & Hutchins, B. (2010). School,
community, and church activities: Relationship to academic achievement
of low-income African American early adolescents in the rural Deep
South. Journal of Research in Rural Education, 25(4), 1-21. Retrieved
from http://jrre.psu.edu/articles/25-4.pdf
Isbandi R.A., (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas : dari
Pemikiran Menuju Penerapan. Depok : FISIP UI Press
Joshanloo, Mohsen, Weijers, Dan (2014-01-02). "Does thinking about the
meaning of life make you happy in a religious and globalised world? A
75-nation study". Journal of Psychology in Africa. 24 (1): 73–81. ISSN
1433-0237. doi:10.1080/14330237.2014.904093
Joshanloo, Mohsen; Weijers, Dan (2015-01-06). "Religiosity Reduces the
Negative Influence of Injustice on Subjective Well-being: A Study in 121
Nations". Applied Research in Quality of Life. 11: 1–12. ISSN 1871-2584.
doi:10.1007/s11482-014-9384-5
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. 2008. Jakarta : PT
Gramedia
Kirst-Ashman, Karen K. 2011. Human Behavior in the Macro Social
Environtment. USA : Library of Congress Control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Kepmendikbud. (2014). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 49 / U / 2014 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Jakarta : Depdikbud.
Koesnadi Hardjasoemantri. 1995. Hukum Perlindungan Lingkungan :
Konservasi Sumber Daya Alam hayati dan Ekosistemnya. Gadjah Mada
University Press, Cet-3. Yogyakarta
Konferensi Waligereja Indonesia. (2003) Iman Katolik, Buku Informasi dan
Referensi, Yogyakarta & Jakarta: Kanisius & Obor.
Lin, N. (2000). “Social Capital: Social Networks, Civic Engagement, or Trust?”
Paper Presented at the Workshop on Social Capital, University of Trento,
Italy, October 19, 2000.
Macler, R.M. & Charles H. 1961. Page: Society, An Introductory Analysis.
London: Macmillan & Co.Ltd.
Manbait, Y. (2011). Prestasi akademik mahasiswa ditinjau dari belajar berdasar
regulasi diri dan motivasi berprestasi mahasiswa Universitas Timor
(UNIMOR). (Tesis master tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mayor, P. (1966). Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: Balai Buku Ikhtiar.
Mccrae, R.R. & John, O.P. (1992). “An Introduction to the Five-Factor Model
and Its Applications”. Journal of Personality, 60, 175-215.
Milkkelsen, B. (2003) Metode Penelitian Partisipastoris dan Upaya-Upaya
Pemberdayaan : Sebuah Buku Pegangan Bagi Para Praktisi Lapangan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Monks, F. J., Knoers, A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan :
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Myazinda. 2008. Kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Myers. 2012. Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta : Salemba Humanika.
Ndraha, T. 2003. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta
Nizar, A. (2010). Implikasi Tingkat Kepercayaan dan Wawasan Masyarakat
Terhadap Partisipasi. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Politik UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Ormrod, J. E. (2006). Educational psychology : Developing learners (5th
Edition). USA: Merrill Prentice Hall.
Penner, L. A., Fritzsche, B. A., Craiger, J. P. & Freifeld, T. S. (1995).
“Measuring the Prosocial Personality”. Pp. 147-63 in: Butcher, J.N. &
C.D. Spielberger (Eds.). Advances in Personality Assessment. Hillsdale,
NJ: Erlbaum
Penner, L. A. & Finkelstein M. A. (1998). “Dispositional and Structural
Determinants of Volunteerism”. Journal of Personality and Social
Psychology, 74, 525-537.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014).
Jakarta
Poebakawatja, S. (1976). Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung
Poerwadarminto, W.J.S. (1991). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pusat.
Poole, R. (1993). Moralitas dan Modernitas. Yogyakarta: Kanisius.
Regnerus, M., & Elder, G. (2003). Staying on track in school: Religious
influences in high- and low-risk settings. Journal for the Scientific Study of
Religion, 42(4), 633-649.
Riyanto, S. (2005). Success In Getting a Job. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Robert R. B. & Jane S. M. (1987). Grid Organization Development. In Walter E.
Netemeyer (ed). Classics of Organization Behavior.Oak Park, Illinois :
Moore Publishing Company
Ross, M. G., & Lappin, B.W. (1967). Community Organization : theory,
principles and practice. Second Edition. New York : Harper & Row
Publishers.
Rosyida, N. (2013). Hardiness dan Future Time Perspective Sebagai
Prediktor Prestasi Akademis Mahasiswa: Daya Prediksi dan Akurasi
Diagnostika. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Rustika, I. M. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik pada
remaja. (Disertasi doctor tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
Santrock, J. W. (2010). Life Span Development (13th
Edition). New York :
Mcgraw-Hill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Santrock, J. W. (2011). Educational Psychology (5th
Edition). New York :
McGraw-Hill
Saroglou, V. (2002). "Religion and the five factors of personality: A meta-
analytic review". Personality and Individual Differences. 32: 15–25.
doi:10.1016/s0191-8869(00)00233-6
Sarwono, S. W. (1978). Perbedaan Antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan
Protes Mahasiswa. Jakarta: Bulan Bintang.
Sastropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. Bandung: Penerbit Alumni
Sigit. S. (2009). Indeks Prestasi Mempengaruhi Prestasi Belajar. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Singgih, E. G. (1997). Reformasi dan Transformasi Pelayanan Gereja
Menyongsong Abad ke-21, Yogyakarta: Kanisius.
Siswoyo D, dkk. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Perss
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukirman, S. (2004). Tuntunan Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pelangi
Cendikia.
Suryabrata, S. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada
Syahyuti. (2005). Partisipasi. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi.
Taylor, R. J., Mattis, J., & Chatters, L. M. (1999). Subjective religiosity among
African Americans: A synthesis of findings from five national samples.
Journal of Black Psychology, 25(4), 524-543.
Taylor. S,E Peplau, L.A & Sear, D.O. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Prenada
group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Umar, H. (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
Walgito, B. (2003). Penghantar Psikologi Umum (edisi keempat). Yogyakarta:
Andi.
Watson, D. & Clark, L.A. (1997). “Extraversion and Its Positive Emotional
Core”. In: R. Hogan, Johnson, J. & S. Briggs (Eds.). Handbook of
Personality Psychology. San Diego: Academic Press
Wilson, J. (2000). “Volunteering”. Annual Review of Sociology, 26.
Wingkel, W, S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Woolfolk, A. (2007). Educational Psychology (10th
Edition). Boston: Pearson
Education.
Yonggi, P. C. (1981). Kelompok Sel yang Berhasil. Malang : Gandum Mas
Youniss, J., McLellan, J. A., & Yates, M. (1997). What we know about
engendering civic identity. American Behavioral Scientist, 40(5), 620-631.
Zuckerman, M; Silberman, Jordan; Hall, Judith A. (2013). The Relation between
Intelligence and Religiosity: A Meta-Analysis and Some Proposed
Explanations. Personality and Social Psychology Review 17(4) 325–354.
doi : 10.1177/1088868313497266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI