PENGARUH OPINI AUDITOR, RETURN ON ASSET DEBT TO...
Transcript of PENGARUH OPINI AUDITOR, RETURN ON ASSET DEBT TO...
1 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
PENGARUH OPINI AUDITOR, RETURN ON ASSET, DEBT TO TOTAL
ASSET, REPUTASI KAP DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT
DELAY PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2012 – 2015
Belia Novita Syam
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Email : [email protected]
Pembimbing : Fatahurrazak, SE. Ak., CA; Asri Eka Ratih, SE., M.Si
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris dan menganalisis pengaruh
Opini Auditor, Return On Asset, Debt to Total Asset, Reputasi KAP dan Umur
Perusahaan terhadap Audit Delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan Industri Dasar dan
Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan memperoleh
sampel sebesar 22 perusahaan atau 88 pengamatan pada perusahaan Industri Dasar dan
Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial Opini Auditor,
Return On Asset, Debt to Total Asset dan Umur Perusahaan tidak berpengaruh terhadap
Audit Delay. Sedangkan Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Delay. Dan secara
simultan Opini Auditor, Return On Asset, Debt to Total Asset, Reputasi KAP dan Umur
Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delay.
Kata Kunci : Opini Auditor, Return On Asset, Debt to Total Asset, Reputasi KAP,
Umur Perusahaan dan Audit Delay.
2 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
PENDAHULUAN
Informasi keuangan akan sangat bermanfaat jika disajikan dengan akurat dan
tepat waktu, yaitu tersedia saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan
ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor yang sangat penting bagi
kemanfaatan laporan keuangan. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi
negatif dan menyebabkan menurunnya kepercayaan investor sehingga mempengaruhi
harga jual saham. Investor akan menganggap bahwa keterlambatan penyampaian
laporan keuangan tersebut merupakan suatu pertanda bahwa kondisi perusahaan
sedang tidak baik. Kelangsungan hidup perusahaan yang terganggu memerlukan
tingkat kecermatan dan ketelitian pada saat proses audit yang akan membuat audit
delay semakin lama.
Audit delay adalah lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk menghasilkan
laporan audit atas kinerja keuangan suatu perusahaan Prasongkoputra (2013). Lamanya
waktu audit dihitung dari selisih tanggal laporan keungan tahunan perusahaan sampai
dengan tanggal laporan audit yang dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik. Menurut
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan
Emiten atau Perusahaan Publik Bab III pasal 7 yang tertulis bahwa Emiten atau
Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan Tahunan kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lambat pada akhir bulan ke empat setelah tahun buku berakhir.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor yang dapat mempengaruhi audit
delay khususnya pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Industri dasar dan kimia mewakili unsur yang digunakan dalam
3 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
kehidupan sehari-hari. Hampir semua barang produk kehidupan sehari-hari merupakan
produk dari perusahaan industri dasar dan kimia.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
AUDIT DELAY
Audit delay adalah lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk menghasilkan
laporan audit atas kinerja keuangan suatu perusahaan Prasongkoputra (2013). Audit
delay juga merupakan rentang waktu antara tahun tutup buku laporan keuangan hingga
laporan keuangan audit ditanda tangani. Jika perusahaan mengalami audit delay maka
akan mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang disajikan Yulianti
(2017). Rentang waktu yang diukur berdasarkan selisih tanggal tutup buku perusahaan
dan tanggal pelaporan auditor independen yang tertera di laporan keuangan. Semakin
lama proses pengauditan oleh auditor independen maka semakin lama juga audit delay
tersebut. Lamanya proses penyelesaian audit dapat mempengaruhi audit delay dalam
penyampaian laporan keuangan audit.
OPINI AUDITOR
Opini auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor atas laporan keuangan
klien yang telah di audit Saemargani (2015). Dalam hal ini, auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang
material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Ada lima tipe pokok laporan audit yang
diterbitkan oleh auditor yang terdiri dari Mulyadi (2013) :
4 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
1. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar tanpa Pengecualian (Unqualified
Opinion)
2. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa-
bahasa Penjelasan (Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)
3. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion
Report)
4. Laporan yang Berisi Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion)
5. Laporan yang Berisi Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of
Opinion).
RETURN ON ASSET
Return On Asset adalah salah satu dari rasio profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva
yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk mendanai aktiva)
dikeluarkan dari analisis Herdiani (2015). Return on asset yang positif menunjukkan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya, jika return on asset negatif, maka
menunjukkan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan atau rugi.
Untuk menilai tingkat return on asset perusahaan dilihat dari laba bersih setelah
pajak. Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat return on asset yang rendah,
maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja
perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang tinggi akan
5 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja perusahaannya sehingga
mempercepat proses audit delay Setiawan (2013).
DEBT TO TOTAL ASSET
Proporsi utang terhadap total aset atau dikenal dengan nama Debt To Total Asset
Ratio merupakan alat ukur untuk melihat kesehatan financial perusahaan. Dimana
dengan tingginya Debt To Total Asset Ratio menggambarkan kegagalan suatu
perusahaan yang meningkatkan fokus auditor untuk mengauditnya Nugraha (2012).
Debt To Total Asset Ratio menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik
karena sebagian besar aset milik perusahaan digunakan untuk membiayai hutang. Debt
To Total Asset Ratio merupakan salah satu faktor perusahaan menunda pengumuman
rugi dan menjadi tidak kooperatif terhadap proses audit. Dalam mengaudit utang
biasanya lebih banyak melibatkan staff dan lebih rumit sehingga Debt To Total Asset
Ratio dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit Prabandari dan Rustiana (2007)
dalam Yulianti (2011).
REPUTASI KAP
Kantor akuntan publik adalah suatu badan usaha yang telah mendapatkan izin
dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi para akuntan publik untuk memberikan
jasanya Saemargani (2015). Syarat suatu laporan keuangan perusahaan dapat diakui
kebenaran informasinya adalah dengan di auditnya laporan keuangan oleh auditor
independen dalam hal ini menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik. Untuk
meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan perusahaan menggunakan jasa
Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi yang baik. Kualitas Kantor Akuntan
6 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Publik (KAP) ini dapat diketahui dari besarnya perusahaan audit yang biasanya
ditunjukkan dengan Kantor Akuntan Publik Big Four dan KAP yang berafiliasi dengan
The Big Four yang dianggap memiliki reputasi yang baik. The big four adalah
kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar yang
menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan
tertutup.
Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia
adalah Yulianti (2011) :
1. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.
2. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang
bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.
3. Kantor Akuntan Publik Ernst and Young, yang bekerja sama dengan Kantor
Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo.
4. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata.
KAP yang tergolong Big Four mempunyai karyawan yang besar dan dapat
mengaudit laporan keuangan lebih efektif dan efisien, serta memiliki jadwal yang
fleksibel sehingga memungkinkan dalam menyelesaikan proses audit lebih cepat untuk
menjaga reputasi dari KAP Big Four tersebut. Dengan demikian, reputasi kantor
akuntan publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan
keuangan.
7 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
UMUR PERUSAHAAN
Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut beroperasi. Umur
perusahaan dihitung dari tanggal berdirinya perusahaan tersebut hingga saat ini. Umur
perusahaan diperkirakan dapat mempengaruhi audit delay karena semakin lama
perusahaan berdiri dinilai lebih mampu dan terampil dalam mengumpulkan,
memproses, dan menghasilkan informasi pada saat diperlukan karena telah memiliki
pengalaman yang cukup banyak dalam hal tersebut. Sehingga semakin lama umur
perusahaan maka audit delay yang terjadi akan semakin kecil Amani (2016). Sehingga
umur perusahaan memungkinkan dapat mempengaruhi audit delay laporan keuangan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Dari yang telah disampaikan diatas, maka dapat disusun skema yang mendasari
penelitian ini seperti pada gambar berikut :
H1
H2
H3
H4
H5
Opini Auditor
Return On Asset
Debt To Total Asset
Reputasi KAP
Umur Perusahaan
Audit Delay
8 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
H6
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengaruh Opini Auditor Terhadap Audit Delay
Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor atas laporan
keuangan klien yang telah diaudit. Perusahaan yang mendapatkan opini unqualified
opinion cenderung mempublikasikan laporan keuangannya tepat waktu karena
perusahaan tidak akan menunda publikasi laporan keuangan yang berisi berita baik
(good news). Perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified opinion akan
membutuhkan waktu yang lama dalam mempublikasikan laporan keuangannya karena
auditor membutuhkan waktu untuk negosiasi dengan klien dan berkonsultasi pada
auditor yang lebih senior Saemargani (2015). Hal serupa diungkapkan oleh Saputri
(2012) dan Apriliane (2015) yang menyatakan bahwa variabel opini auditor memiliki
pengaruh yang positif terhadap audit delay. Dari uraian diatas, maka dapat diduga
bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay.
H1 : Diduga Opini auditor berpengaruh terhadap Audit Delay
Pengaruh Return On Asset Terhadap Audit Delay
Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Herdiani (2015). Perusahaan yang
mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung akan mempercepat publikasi
laporan keuangannya karena bisa menaikkan nilai perusahaan tersebut. Sedangkan
perusahaan yang mengalami kerugian akan cenderung lebih hati-hati dalam melakukan
proses audit sehingga meminta auditor untuk mengatur waktu audit lebih lama
9 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
dibandingkan biasanya Kurniawan (2015). Pernyataan ini didukung oleh Setiawan
(2013), Saemargani (2015) dan Amani (2016) yang menyatakan bahwa return on asset
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Dari uraian diatas, maka
dapat diduga bahwa return on asset berpengaruh terhadap audit delay.
H2 : Diduga Return On Asset berpengaruh terhadap Audit Delay
Pengaruh Debt To Total Asset Terhadap Audit Delay
Debt To Total Asset adalah kemampuan perusahaan menutupi seluruh kewajiban-
kewajibannya Pratama (2014). Proporsi debt to total asset yang tinggi akan
meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian
bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya Setiawan (2013).
Mengaudit utang juga memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan mengaudit
modal karena mengaudit utang lebih banyak melibatkan staff dan lebih rumit.
Perusahaan akan mengurangi resiko dengan mengundurkan waktu publikasi laporan
keuangannya dan mengulur waktu dalam laporan auditnya. Dengan demikian, auditor
akan mengaudit laporan keuangan dengan lebih seksama dan membutuhkan waktu
yang relatif lama sehingga dapat membuat laporan keuangan terlambat untuk
dipublikasikan Prabandari dan Rustiana (2007) dalam Yulianti (2011).
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2013) yang
menyatakan bahwa debt to total asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
audit delay. Tingkat besar kecilnya utang yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan
pemeriksaan dan pelaporan terhadap pemeriksaan utang perusahaan semakin lama
10 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
sehingga memperlambat proses pelaporan audit oleh auditor. Maka dapat diduga
bahwa debt to total asset berpengaruh terhadap audit delay.
H3 : Diduga Debt To Total Asset berpengaruh terhadap Audit Delay
Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Delay
Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) tercermin dari kinerja dalam proses audit
yang sesuai dengan standar audit sehingga hasil audit tersebut dapat bermanfaat untuk
pengambilan keputusan bagi para pengguna laporan keuangan. Audit delay pada KAP
big four akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP non big four.
Hal ini dikarenakan KAP big four memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat
mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga
memungkinkan untuk menyelesaikan audit tepat waktu dan memiliki dorongan yang
lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya Saputri
(2012). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2012) dan Novit
(2016) yang menyatakan bahwa reputasi kap memiliki pengaruh terhadap audit delay.
Berdasarkan uraian diatas, maka diduga reputasi kap berpengaruh terhadap audit delay.
H4 : Diduga Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Delay
Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay
Umur Perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut beroperasi. Umur
perusahaan diperkirakan dapat mempengaruhi audit delay karena semakin lama
perusahaan berdiri dinilai lebih mampu dan terampil dalam mengumpulkan,
memproses, dan menghasilkan informasi pada saat diperlukan karena telah memiliki
pengalaman yang cukup banyak dalam hal tersebut. Sehingga semakin lama umur
11 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
perusahaan maka audit delay yang terjadi akan semakin kecil Amani (2016). Penelitian
yang dilakukan oleh Saemargani (2015) dan Amani (2016) menyatakan bahwa umur
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sehingga dapat diduga bahwa umur
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
H5 : Diduga Umur perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delay
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas Saemargani (2015). Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah audit delay. Audit delay diukur berdasarkan lamanya waktu penyelesaian
audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan, yaitu
per 31 Desember sampai tanggal tertera pada laporan auditor independen. Variabel ini
diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel terikat, sehingga variabel bebas (independent variable) dapat dikatakan
sebagai variabel yang mempengaruhi Saemargani (2015). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah :
Opini Auditor
Opini auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas laporan
keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, opini auditor
dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oeh auditor
12 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
independen terhadap laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Alat ukur yang digunakan dalam variabel opini auditor adalah dengan
menggunakan metode interval, dengan skor sebagai berikut Saemargani (2015) :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) diberi skor 5.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified
opinion report with explanatory language) diberi skor 4.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) diberi skor 3.
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion) diberi skor 2.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) diberi skor 1.
Return On Asset
Penelitian ini menggunakan perbandingan antara tingkat profit yang dihasilkan
perusahaan dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Tingkat profit yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak atau Earning After Tax (EAT). Adapun
rumus return on asset adalah William F. Mesier,dkk., (2005) dalam Saemargani
(2015):
Earning After Tax
Return On Asset =
Total Assets
Debt to Total Asset
Debt to Total Asset didalam penelitian ini diukur dari total kewajiban dibagi
dengan total asset. Adapun rumus debt to total asset adalah Kasmir (2011) dalam
Saemargani (2015):
13 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Total Liabilities
Debt to Total Asset =
Total Assets
Reputasi KAP
Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) didalam penelitian ini dikategorikan
menjadi KAP the big four dan KAP non the big four dan menggunakan variabel
dummy. Dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP the big four diberi kode 1 dan
perusahaan yang diaudit KAP non the big four diberi kode 0.
Umur Perusahaan
Dalam penelitian ini, umur perusahaan dihitung dari tanggal berdirinya perusahaan
sampai tanggal tutup buku perusahaan. Adapun rumus umur perusahaan adalah
Umur Perusahaan = Tahun Tutup Buku Perusahaan - Tahun Berdirinya
Perusahaan
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya Sujarweni (2015). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015. Berdasarkan data yang diperoleh
melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia, maka populasi didalam penelitian ini adalah
sebanyak 63 perusahaan.
14 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari populasi perusahaan
Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karena tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay,
maka peneliti menentukan beberapa kriteria dalam pemilihan sampel. Adapun kriteria
sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :
Penarikan Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1 Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2012 - 2015
63
2 Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang tidak menggunakan
mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya
(16)
3 Perusahaan yang tidak memperoleh laba selama periode
penelitian
(22)
4 Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang tidak menyampaikan
laporan keuangan secara berturut-turut dari tahun 2012 – 2015
dan tidak berisi data dan informasi yang dapat digunakan dalam
penelitian serta laporan keuangan tersebut telah diaudit dan
disertai dengan laporan auditor independen
(3)
5 Jumlah sampel 22
6 Jumlah data ( 22 x 4 ) 88
Berdasarkan hasil proses seleksi diatas, maka perusahaan Industri Dasar dan
Kimia yang memenuhi syarat dalam penelitian ini sebanyak 22 perusahaan, selama 4
kali publikasi laporan keuangan tahunan 2012 - 2015 sehingga jumlah data yang
digunakan adalah sebanyak 88 data penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Statistik Frekuensi Variabel Opini Auditor
15 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
OpiniAudit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Pendapat wajar dengan
pengecualian 1 1,1 1,1 1,1
Pendapat wajar tanpa
pengecualian 87 98,9 98,9 100,0
Total 88 100,0 100,0
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Variabel kelima dalam analisis deskriptif adalah opini auditor yang diukur dengan
menggunakan metode interval dengan skor sebagai berikut:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) diberi skor 5.
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified
opinion report with expanatory language) diberi skor 4.
c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) diberi skor 3.
d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion) diberi skor 2.
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) diberi skor 1.
Variabel opini auditor digambarkan dengan analisis uji frekuensi yang disajikan
pada Tabel 4.3 yang menunjukkan bahwa dari 88 sampel pengamatan, 98,9% atau 87
sampel pengamatan dari perusahaan Industri Dasar dan Kimia menerima pendapat
wajar tanpa pengecualian. Sedangkan 1,1% atau 1 sampel pengamatan dari perusahaan
Industri Dasar dan Kimia menerima pendapat wajar dengan pengecualian.
Hasil Uji Statistik Frekuensi Variabel Reputasi KAP
16 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
ReputasiKAP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
non the big four 52 59,1 59,1 59,1
the big four 36 40,9 40,9 100,0
Total 88 100,0 100,0
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Variabel keenam dalam analisis deskriptif adalah reputasi KAP yang diukur
dengan variabel dummy dengan menggunakan skala nominal. Skala nominal adalah
angka 0 dan 1 yang menyatakan bahwa nilai 1 jika perusahaan diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik yang tergabung dalam afiliasi The Big Four di Indonesia dan nilai 0
jika perusahaan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Non The Big Four.
Reputasi KAP digambarkan dengan analisis uji frekuensi yang disajikan pada
Tabel 4.4 yang menunjukkan bahwa dari 88 sampel pengamatan, 40,9% atau 36 sampel
pengamatan dari perusahaan Industri Dasar dan Kimia diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik yang tergabung dalam afiliasi The Big Four di Indonesia. Sedangkan 59,1%
atau 52 sampel pengamatan dari perusahaan Industri Dasar dan Kimia diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Non The Big Four.
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013), Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji normalitas residual
adalah dengan pengujian statistik one-sample Kolmogorov-Smirnov test (uji K-S).
17 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Nilai Asymp Sig. (2-tailed) pada uji K-S menunjukkan nilai sebesar 0,230. Nilai ini
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian sudah
terdistribusi secara normal.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 88
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 15,39145623
Most Extreme Differences
Absolute ,111
Positive ,111
Negative -,084
Kolmogorov-Smirnov Z 1,039
Asymp. Sig. (2-tailed) ,230
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013), Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah dengan
melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Dinyatakan terbebas dari
multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10 atau tolerance diatas 0,1. Tabel
4.6 dibawah ini merupakan hasil uji multikolonieritas.
18 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
OpiniAudit ,965 1,036
ROA ,701 1,427
DAR ,677 1,478
ReputasiKAP ,956 1,046
UmurPerusahaan ,926 1,080
a. Dependent Variable: AuditDelay
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Dari hasil output pada tabel diatas ini, dapat dilihat bahwa semua variabel
independen dalam model penelitian memiliki nilai Tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF
dibawah 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini terbebas dari
multikolonieritas.
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013), Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi
autokorelasi dalam suatu model dapat menggunakan run test sebagai bagian dari
statistik non-parametik yang digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
korelasi yang tinggi.
19 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa Nilai test adalah 0,70019 dengan
probabilitas 0,391 signifikansi pada 0,05 yang berarti tidak terjadi autokorelasi antar
nilai residual.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013), Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan uji park. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea ,70019
Cases < Test Value 44
Cases >= Test Value 44
Total Cases 88
Number of Runs 49
Z ,858
Asymp. Sig. (2-tailed) ,391
a. Median
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
20 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang
diestimasi terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -136,480 151,198 -,903 ,372
OpiniAudit 14,786 29,281 ,074 ,505 ,616
ROA 83,657 120,500 ,110 ,694 ,491
DAR 57,327 61,361 ,176 ,934 ,356
ReputasiKAP -7,411 17,492 -,065 -,424 ,674
UmurPerusahaan 1,986 1,258 ,266 1,579 ,122
a. Dependent Variable: LNU2T
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Hasil output SPSS menunjukkan koefisien parameter untuk variabel independen
yang terdiri dari opini audit, return on asset, debt to total asset, reputasi KAP dan umur
perusahaan terhadap nilai residual memiliki nilai Sig > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.
Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah terpenuhi dan dijelaskan diatas, maka
analisis regresi linier berganda akan digunakan didalam penelitian karena persyaratan
statistik terpenuhi.
Analisis Model Regresi Linier Berganda
Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
21 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 149,417 41,095 3,636 ,000
OpiniAudit -11,963 8,114 -,147 -1,474 ,144
ROA -38,656 28,951 -,157 -1,335 ,186
DAR 13,464 10,399 ,155 1,295 ,199
ReputasiKAP -9,670 3,515 -,276 -2,751 ,007
UmurPerusahaan -,307 ,188 -,167 -1,633 ,106
a. Dependent Variable: AuditDelay
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, maka dapat dianalisis model persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut :
Analisis Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur kemampuan dari variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Hasil ujinya sebagai berikut :
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,456a ,208 ,160 15,854
a. Predictors: (Constant), UmurPerusahaan, ROA, OpiniAudit, ReputasiKAP, DAR
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas, dapat dilihat bahwa nilai adjusted R2 adalah
0,160 atau 16%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh opini auditor, return on asset,
Y = 149,417 – 11,963 X1 – 38,656 X2 + 13,464 X3 – 9,670 X4 – 0,307 X5 + ε
22 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
debt to total asset, reputasi KAP dan umur perusahaan sebesar 16%. Sedangkan 84%
ditentukan oleh faktor lain diluar model yang tidak terdeteksi didalam penelitian ini.
Uji F atau Uji Simultan
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam uji f ini
adalah dengan membandingkan nilai f hitung dan f tabel. Jika f hitung > f tabel, maka
H0 ditolak dan HA diterima. Hasil ujinya adalah sebagai berikut :
Uji F atau Uji Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 5411,558 5 1082,312 4,306 ,002b
Residual 20610,032 82 251,342
Total 26021,591 87
a. Dependent Variable: AuditDelay
b. Predictors: (Constant), UmurPerusahaan, ROA, OpiniAudit, ReputasiKAP, DAR
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil uji f yang dapat dilihat pada Tabel 4.11 diatas, nilai f hitung
sebesar 4,306 dengan probabilitas sebesar 0,002. Karena nilai f hitung 4,306 lebih
besar dari f tabel 2,32, maka model penelitian dengan variabel opini auditor, return on
asset, debt to total asset, reputasi KAP dan umur perusahaan secara bersama-sama
mempengaruhi audit delay.
Uji t atau Uji Parsial
Uji t bertujuan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam uji t ini adalah dengan
23 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
membandingkan nilai t tabel dan t hitung. Jika t hitung > t tabel, maka H1 diterima dan
H0 ditolak dan juga membandingkan nilai sig dengan alpha 0,05. Jika sig < 0,05 maka
H1 diterima dan H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji statistik t, dapat dilihat pengaruh antar
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil
dari uji statistik t :
Uji t atau Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 149,417 41,095 3,636 ,000
OpiniAudit -11,963 8,114 -,147 -1,474 ,144
ROA -38,656 28,951 -,157 -1,335 ,186
DAR 13,464 10,399 ,155 1,295 ,199
ReputasiKAP -9,670 3,515 -,276 -2,751 ,007
UmurPerusahaan -,307 ,188 -,167 -1,633 ,106
a. Dependent Variable: AuditDelay
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2017
Hipotesis pertama menyatakan opini auditor berpengaruh terhadap audit delay
pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.12 menunjukkan
bahwa hipotesis pertama tidak dapat diterima. Keputusan ini berdasarkan pada hasil
nilai t hitung opini audit sebesar -1,474 lebih besar dari t table sebesar -1,987651 dan
nilai signifikan 0,144 lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa opini auditor
tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian, hipotesis pertama (H1)
ditolak.
24 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Hipotesis kedua menyatakan return on asset berpengaruh terhadap audit delay
pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.12 menunjukkan
bahwa hipotesis kedua tidak dapat diterima. Keputusan ini berdasarkan pada hasil nilai
t hitung return on asset sebesar -1,335 lebih besar dari t table sebesar -1,987651 dan
nilai signifikan 0,186 lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa return on asset
tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian, hipotesis kedua (H2)
ditolak.
Hipotesis ketiga menyatakan debt to total asset berpengaruh terhadap audit
delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.12 menunjukkan
bahwa hipotesis ketiga tidak dapat diterima. Keputusan ini berdasarkan pada hasil nilai
t hitung debt to total asset sebesar 1,295 lebih besar dari t table sebesar 1,987651 dan
nilai signifikan 0,199 lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa debt to total
asset tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian, hipotesis ketiga (H3)
ditolak.
Hipotesis keempat menyatakan reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay
pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.12 menunjukkan
bahwa hipotesis keempat dapat diterima. Keputusan ini berdasarkan pada hasil nilai t
hitung reputasi KAP sebesar -2,751 lebih kecil dari t table sebesar -1,987651 dan nilai
signifikan 0,007 lebih kecil dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa reputasi KAP
25 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian, hipotesis keempat (H4)
diterima.
Hipotesis kelima menyatakan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit
delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.12 menunjukkan
bahwa hipotesis kelima tidak dapat diterima. Keputusan ini berdasarkan pada hasil nilai
t hitung umur perusahaan sebesar -1,633 lebih besar dari t table sebesar -1,987651 dan
nilai signifikan 0,106 lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa umur
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan demikian, hipotesis
kelima (H5) ditolak.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka dalam hal ini akan dijelaskan
secara lebih rinci pada pembahasan hasil uji hipotesis. Adapun pembahasan dari setiap
hipotesis adalah sebagai berikut :
Pengaruh Opini Auditor Terhadap Audit Delay
Hipotesis pertama adalah opini auditor berpengaruh terhadap audit delay pada
perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hipotesis
pertama tidak dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa opini auditor tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2013),
Saemargani (2015) dan Novit (2016) pendapat yang dikeluarkan oleh auditor terhadap
26 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
laporan keuangan yang dimiliki suatu perusahaan ternyata tidak mempengaruhi Audit
Delay karena jenis pendapat auditor merupakan bad news atau good news atas kinerja
manajerial perusahaan dalam setahun bukan merupakan faktor penentu dalam
ketepatan waktu pelaporan audit. Kebijakan untuk mengatur waktu penyelesaian audit
merupakan kesepakatan antara pihak auditor dengan perusahaan klien.
Pengaruh Return On Asset Terhadap Audit Delay
Hipotesis kedua adalah return on asset berpengaruh terhadap audit delay pada
perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hipotesis kedua
tidak dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa return on asset tidak berpengaruh
terhadap audit delay.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novit (2016). Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki ternyata tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu penyampaian laporan
keuangan. Banyak perusahaan yang mengalami kenaikan profit namun kenaikan itu
tidak begitu besar, apalagi ada yang mengalami kerugian. Selain itu mungkin tuntutan
pihak-pihak yang berkepentingan tidak begitu besar sehingga tidak memacu
perusahaan untuk mengkomunikasikan laporan keuangan yang diaudit lebih cepat.
Pengaruh Debt to Total Asset Terhadap Audit Delay
Hipotesis ketiga adalah debt to total asset berpengaruh terhadap audit delay pada
perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hipotesis ketiga
27 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
tidak dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa debt to total asset tidak berpengaruh
terhadap audit delay.
Menurut Saemargani (2015) kemampuan perusahaan dalam membayarkan
semua utang-utangnya ternyata tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut
disebabkan karena standar pekerjaan auditor yang telah diatur dalam SPAP
menyatakan bahwa pelaksanaan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki total
utang besar dengan jumlah debtholder yang banyak atau perusahaan dengan utang yang
kecil dan jumlah debtholder sedikit tidak akan mempengaruhi proses penyelesaian
audit laporan keuangan, karena auditor yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu
sesuai dengan kebutuhan untuk menyelesaikan proses pangauditan utang. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saemargani (2015) dan Novit (2016)
yang menyatakan bahwa debt to total asset tidak mempunyai pengaruh terhadap audit
delay.
Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Delay
Hipotesis keempat adalah reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay pada
perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hipotesis
keempat dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa reputasi KAP berpengaruh
terhadap audit delay.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2012) yang menyatakan
bahwa audit delay pada KAP The Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan
audit delay pada KAP Non The Big Four. Hal ini disebabkan karena KAP besar atau
28 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
KAP The Big Four didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
lebih baik sehingga akan berpengaruh pada kualitas jasa yang dihasilkan.
Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay
Hipotesis kelima adalah umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada
perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2012 – 2015. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hipotesis kelima
tidak dapat diterima dengan hasil penelitian bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay.
Alasan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay karena semakin
lama suatu perusahaan berdiri biasanya semakin banyak melakukan ekspansi dengan
membuka cabang-cabang baru. Hal tersebut akan membuat laporan keuangan semakin
kompleks dan akan berpengaruh terhadap lamanya waktu penyelesaian audit
Saemargani (2015).
Pengaruh Opini Auditor, Return On Asset, Debt To Total Asset, Reputasi KAP dan
Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay
Hipotesis keenam adalah opini auditor, return on asset, debt to total asset,
reputasi KAP dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan
Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 –
2015. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hipotesis keenam dapat
diterima dengan hasil penelitian bahwa opini auditor, return on asset, debt to total
asset, reputasi KAP dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
29 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Hasil statistik pada model penelitian menyajikan bahwa nilai f hitung sebesar
4,306 dengan probabilitas sebesar 0,002. Karena nilai f hitung 4,306 lebih besar dari f
tabel 2,32, maka model penelitian dengan variabel opini auditor, return on asset, debt
to total asset, reputasi KAP dan umur perusahaan secara bersama-sama mempengaruhi
audit delay.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda,
model penelitian menunjukkan bahwa variabel opini auditor tidak berpengaruh
terhadap audit delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015.
2. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda,
model penelitian menunjukkan bahwa variabel return on asset tidak
berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015.
3. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda,
model penelitian menunjukkan bahwa variabel debt to total asset tidak
berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015.
30 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
4. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda,
model penelitian menunjukkan bahwa variabel reputasi KAP berpengaruh
terhadap audit delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015.
5. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda,
model penelitian menunjukkan bahwa variabel umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015.
6. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda,
model penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel opini auditor,
return on asset, debt to total asset, reputasi KAP dan umur perusahaan
berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2015.
SARAN
Adapun saran yang direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya berdasarkan
hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambahkan variabel yang tidak dijelaskan didalam penelitian ini, karena
variabel independen yang digunakan didalam penelitian ini hanya menjelaskan
15% variabel terikatnya.
31 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
2. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah periode
pengamatan dan menggunakan sampel lebih banyak agar hasil penelitian
selanjutnya lebih akurat.
32 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Amani, Fauziyah Althaf. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini
Audit Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay. Jurnal Nominal,
Volume V Nomor 1 Tahun 2016.
Ghozali, P. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Herdiani, Rini. 2015. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset,
Ukuran Perusahaan dan Porsi Saham Publik Terhadap Luas Pengungkapan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2013. Skripsi,
Program Sarjana Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset Untuk Ekonomi Dan Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
Kurniawan, Anthusian Indra. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit
Delay. Skripsi, Program Sarjana Universitas Diponegoro.
Mulyadi. 2013. Auditing. Edisi ke-6 Jakarta: PT Salemba Empat.
Muhammad, Fadhel. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, dan Kualitas
Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Delay. Jurnal, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Telkom.
Nugraha, Ardi. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt to Total Asset Ratio,
Opini Going Concern dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit
Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
33 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Novit, Febrina Lourentya. 2016. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay.
Skripsi, Program Sarjana Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik Bab
III pasal 7. Jakarta.
Prasongkoputra, Adinugraha. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay.
Skripsi, Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Pratama, Baradha. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan
Timeliness pada Perusahaan Publik di Indonesia. Skripsi, Program Sarjana
Universitas Diponegoro.
Saemargani, Fitria Ingga. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan, Ukuran KAP dan Opini
Auditor Terhadap Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan LQ 45 Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013. Jurnal Nominal,
Volume IV Nomor 2 Tahun 2015.
Saputri, Oviek Dewi. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay.
Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Sujarweni, V Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi Dan Uji Hipotesis. Jakarta: CAPS
Setiawan, Heru. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit,
Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay. Skripsi, Program
Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Warsono, Sony., Ratna Candrasari., & Irene Natalia. 2013. Akuntansi Pengantar 1.
Yogyakarta: ABpublishER.
34 | B E L I A N O V I T A S Y A M
U N I V E R S I T A S M A R I T I M R A J A A L I H A J I
Yulianti, Devi. 2017. Pengaruh Opini Auditor, Laba Operasional, Tingkat Solvabilitas,
Tingkat Profitabilitas Terhadap Audit Delay Pada Emiten Perbankan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2012 – 2015. Skripsi, Program
Sarjana Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Yulianti, Ani. 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay. Skripsi,
Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Www.idx.co.id