PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI...
Transcript of PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI...
PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
TERHADAP RETENSI SISWA
(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
DIMAS GIRI PUTRA
NIM: 109016100036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1435 H./2014 M.
PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
TERHADAP RETENSI SISWA
(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
DIMAS GIRI PUTRA
NIM: 109016100036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1435 H./2014 M.
PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
TERHADAP RETENSI SISWA
(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
DIMAS GIRI PUTRA
NIM: 109016100036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1435 H./2014 M.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
TERHADAP RETENSI SISWA
(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk
Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DIMAS GIRI PUTRA
NIM: 109016100036
Dibawah Bimbingan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
TERHADAP RETENSI SISWA
(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk
Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DIMAS GIRI PUTRA
NIM: 109016100036
Dibawah Bimbingan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
TERHADAP RETENSI SISWA
(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk
Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DIMAS GIRI PUTRA
NIM: 109016100036
Dibawah Bimbingan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAMPEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (KuasiEksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)”diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Dimas Giri Putra, NIM.109016100036 dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian munaqasah padatanggal 7 Oktober 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta, Oktober 2014
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA., Ph.DNIP. 19591020 198603 2 001
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAMPEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (KuasiEksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)”diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Dimas Giri Putra, NIM.109016100036 dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian munaqasah padatanggal 7 Oktober 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta, Oktober 2014
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA., Ph.DNIP. 19591020 198603 2 001
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAMPEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (KuasiEksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)”diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Dimas Giri Putra, NIM.109016100036 dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian munaqasah padatanggal 7 Oktober 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi.
Jakarta, Oktober 2014
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA., Ph.DNIP. 19591020 198603 2 001
KEMENTERIAN AGAMAFORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010FITK No. Revisi: : 01Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Dimas Giri Putra
Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 16 September 1991
NIM : 109016100036
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi : PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI
SISWA (Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem
Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Wisuda.
Jakarta, 1 Januari 2015
Mahasiswa Ybs.
__Dimas Giri Putra__NIM. 109016100036
i
ABSTRAK
Dimas Giri Putra, 109016100036. Pengaruh Multimedia Interaktif dalamPembelajaran Biologi terhadap Retensi Siswa (Kuasi Eksperimen padaKonsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan). Skripsi, ProgramStudi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh multimedia interaktif dalampembelajaran biologi terhadap retensi siswa. Penelitian ini dilaksanakan padabulan Maret – April 2014 di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Metode yangdigunakan adalah Quasi Experiment dengan desain Pretest-Posttest ControlGroup Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple RandomSampling. Terdapat 71 siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini. Mereka terbagidalam dua kelompok, yakni kelompok eksperimen (n = 36) dan kelompok kontrol(n = 35). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur retensi adalah tespilihan ganda, sedangkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahuirespon siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif adalah angket.Berdasarkan analisis hasil posttest II (retest) pada kedua kelompok denganmenggunakan uji-t diperoleh hasil thitung > ttabel (6.080 > 1.658), ini menunjukkanbahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dankelompok kontrol. Tingkat retensi kelompok eksperimen (101.01 %) lebih tinggidibandingkan kelompok kontrol. Respon siswa menunjukkan bahwa multimediainteraktif dapat meningkatkan retensi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologiterhadap retensi siswa.
Kata Kunci: multimedia interaktif, retensi siswa
ii
ABSTRACT
Dimas Giri Putra, 109016100036. The Influence of Interactive Multimedia inTeaching Biology to Students’ Retention (Quasi-Experiments on the Concept ofthe Excretory System at SMAN 5 South Tangerang). BA Thesis, The StudyProgram of Biology Education, Department of Natural Sciences Education,Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State IslamicUniversity Jakarta.
The aim of this study was to know the influence of interactive multimedia inteaching biology to students’ retention. This study was conducted in March - April2014 at SMA Negeri 5 South Tangerang. The study method was Quasi Experimentwith the Pretest-Posttest Control Group Design. Sampling was taken by usingtechnique of Simple Random Sampling. About 71 students were involved in thisstudy. They were separated in two groups i.e. group of experimental (n = 36) andgroup of control (n = 35). The instrument of this study that used to measureretention was multiple-choice test, while the instrument of this study that used toknow the students’ response to the using of interactive multimedia wasquestionnaire. Based on the analysis of posttest II (retest) results in the twogroups using t-test was obtained that tcount > ttable (6.080 > 1.658), it shown thatthere is significant distinction between the experimental group and the controlgroup. The retention of experimental group (101.01 %) was higher than controlgroup (90.07 %). Student responses indicate that interactive multimedia canimprove student retention. Therefore, it can be concluded that there is influence ofinteractive multimedia in teaching biology to students’ retention.
Keyword: interactive multimedia, students’ retention
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas pemberian berbagai kenikmatan
hidup sehingga penulisan skripsi dapat diselesaikan. Terucap oleh lisan dan
berupaya terimplementasi dalam perbuatan sebagai perwujudan beragam nikmat-
Nya yang masih dipercayakan pada hamba-hamba-Nya. Shalawat teriring salam
kepada Baginda Rasulullah SAW pembawa peradaban dari kegelapan menuju
cahaya yang terang, salam pun tercurahkan kepada keluarga dan sahabat-sahabat-
Nya.
Skripsi merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan
(S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung selama satu bulan pada
tanggal 25 Maret – 25 April 2014.
Skripsi berisi tentang hasil penelitian pendidikan yang berjudul
“Pengaruh Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Biologi terhadap
Retensi Siswa”. Penyelesaian penulisan skripsi memperoleh banyak dukungan
dari berbagai pihak, maka ungkapan terima kasih tak lepas kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing I, terimakasih atas
keikhlasan bapak dalam membimbing.
5. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku pembimbing II, terimakasih atas
keikhlasan ibu dalam membimbing.
6. Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua ilmu yang telah diberikan.
iv
7. Ibu Dra. Hj. Ara Juhara, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Kota
Tangerang Selatan, terimakasih atas izin yang diberikan sehingga dapat
terlaksanakan penelitian di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
8. Ibu Susi Indriyani, M.M selaku guru pamong selama penelitian. Terimakasih
atas bimbingannya selama penelitian.
9. Semua guru dan staf karyawan di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
Terimakasih atas dukungan dan doanya sehingga penelitian di SMA Negeri 5
Kota Tangerang Selatan dapat berjalan dengan lancar hingga selesai.
10. Bapak Pardjijono dan Ibu Sri Hartini selaku orang tua yang memberikan
dorongan secara materi dan moral. Terima kasih atas doa dan dukungan yang
diberikan sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.
11. Fithria Aniatuzzahroh selaku penyemangat yang tiada henti untuk
mengingatkan supaya penulisan skripsi segera diselesaikan.
12. Semua teman Pendidikan Biologi angkatan 2009. Terima kasih atas doa dan
dukungannya, semoga kesuksesan ada pada kita semua (Amin).
13. Serta pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Dengan keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini jauh dari
sempurna, meskipun demikian dengan penuh harapan bahwa skripsi ini dapat
bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis dan
pembaca pada umumnya, serta mendapatkan karunia dari Allah SWT (Amin).
Jakarta, Agustus 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis ................................................................................ 8
1. Multimedia Interaktif ................................................................... 8
a. Pengertian Multimedia Interaktif .......................................... 8
b. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ........................... 10
c. Format Pembelajaran Multimedia Interaktif ......................... 13
d. Prosedur Pembuatan Pembelajaran Multimedia Interaktif ... 15
e. Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ............ 19
f. Macromedia Director MX ..................................................... 20
2. Retensi........................................................................................... 22
a. Karakteristik Retensi ............................................................. 22
b. Peranan Retensi dalam Pembelajaran Biologi ...................... 26
c. Lupa dalam Belajar ............................................................... 27
vi
3. Kajian Materi Sistem Ekskresi ..................................................... 31
4. Hasil Peneltian yang Relevan ....................................................... 33
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 34
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 37
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................. 37
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 38
D. Variabel Penelitian .............................................................................. 39
E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 40
1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian ........................................... 40
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 41
3. Tahap Akhir Penelitian ................................................................. 41
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 43
G. Instrumen Penelitian ............................................................................ 43
1. Program Multimedia Interaktif .................................................... 43
2. Tes Objektif Pilihan Ganda .......................................................... 44
3. Angket .......................................................................................... 45
H. Kalibrasi Instrumen ............................................................................. 46
1. Validitas ....................................................................................... 47
2. Reliabilitas .................................................................................... 48
3. Tingkat Kesukaran ....................................................................... 49
4. Daya Beda .................................................................................... 49
I. Teknik Analisis Data ........................................................................... 50
1. Uji Retensi .................................................................................... 51
2. Angket .......................................................................................... 51
3. Uji Prasyarat ................................................................................. 52
a. Uji Normalitas ....................................................................... 52
b. Uji Homogenitas ................................................................... 53
4. Uji Hipotesis ................................................................................. 53
vii
J. Hipotesis Statistik ............................................................................... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 55
1. Deskripsi Data Pretest, Posttest I, dan Posttest I (Retest) ........... 55
2. Data Retensi ................................................................................. 56
3. Angket .......................................................................................... 58
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ...................................................... 59
1. Uji Normalitas .............................................................................. 59
2. Uji Homogenitas .......................................................................... 60
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 61
D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 67
B. Saran .................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 74
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Prosedur Pembuatan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif .. 16
Tabel 2.2. Prosedur yang digunakan dalam Pembuatan
Multimedia Pembelajaran Interaktif ................................................ 17
Tabel 2.3. Perbandingan antara Director dan Flash ........................................ 22
Tabel 2.4. Usaha yang Dilakukan Guru dan Siswa dalam Mengurangi Lupa . 30
Tabel 2.5. SK dan KD Materi Sistem Ekskresi ................................................ 31
Tabel 3.1. Desain Penelitian ............................................................................. 38
Tabel 3.2. Variabel Penelitian .......................................................................... 39
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ............................ 45
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket ............................................................ 46
Tabel 3.5. Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment ............... 48
Tabel 3.6. Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran ...................................... 49
Tabel 3.7. Klasifikasi dan Indeks Daya Beda .................................................. 50
Tabel 3.8. Retensi Siswa Berdasarkan Kategori Adaptasi Penguasaan
Konsep Depdikbud .......................................................................... 51
Tabel 4.1. Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .............................. 55
Tabel 4.2. Data Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........ 57
Tabel 4.3. Kondisi Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 57
Tabel 4.4. Data Angket Kelompok Eksperimen ............................................... 58
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest I, dan
Posttest II (Retest) ........................................................................... 59
Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest, Posttest I, dan
Posttest II (Retest) ........................................................................... 60
Tabel 4.7. Hasil Uji-t Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) .................... 61
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Interaktivitas Sebagai Pusat Aplikasi Multimedia ........................ 9
Gambar 2.2. Alur Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif .................. 17
Gambar 2.3. Tampilan default Director dalam Sistem Operasi Windows ........ 20
Gambar 2.4. Proses Mengingat .......................................................................... 25
Gambar 2.5. Peristiwa “Keluar” dan “Lupa” ..................................................... 29
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ....................................................................... 42
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda .................... 74
Lampiran 2 Soal Uji Coba Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ............ 99
Lampiran 3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen
Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 110
Lampiran 4 Hasil Validitas Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ........... 111
Lampiran 5 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ....... 113
Lampiran 6 Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen
Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 114
Lampiran 7 Hasil Daya Beda Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ........ 115
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 116
Lampiran 9 Soal Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) ...................... 118
Lampiran 10 Agenda Pembuatan Multimedia Interaktif .............................. 125
Lampiran 11 Flow Chart Program Multimedia Interaktif ............................ 127
Lampiran 12 Storyboard Program Multimedia Interaktif ............................. 128
Lampiran 13 Tampilan Program Multimedia Interaktif ............................... 133
Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Multimedia Interaktif .............. 136
Lampiran 15 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Ahli Materi ..... 139
Lampiran 16 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Ahli Media ..... 145
Lampiran 17 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Guru ............... 150
Lampiran 18 Rekapitulasi Penilaian Multimedia Interaktif .......................... 156
Lampiran 19 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelompok Eksperimen ............................................................ 160
Lampiran 20 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelompok Kontrol ................................................................... 182
Lampiran 21 Rekapitulasi Nilai Kelompok Eksperimen .............................. 201
Lampiran 22 Rekapitulasi Nilai Kelompok Kontrol ..................................... 204
Lampiran 23 Pengujian Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ............ 207
xi
Lampiran 24 Pengujian Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ................... 208
Lampiran 25 Pengujian Normalitas Posttest I Kelompok Eksperimen ........ 209
Lampiran 26 Pengujian Normalitas Posttest I Kelompok Kontrol ............... 210
Lampiran 27 Pengujian Normalitas Posttest II (Retest)
Kelompok Eksperimen ............................................................ 211
Lampiran 28 Pengujian Normalitas Posttest II (Retest)
Kelompok Kontrol ................................................................... 212
Lampiran 29 Pengujian Homogenitas Pretest .............................................. 213
Lampiran 30 Pengujian Homogenitas Posttest I ........................................... 214
Lampiran 31 Pengujian Homogenitas Posttest II (Retest) ............................ 215
Lampiran 32 Pengujian Hipotesis Pretest ..................................................... 216
Lampiran 33 Pengujian Hipotesis Posttest I ................................................. 217
Lampiran 34 Pengujian Hipotesis Posttest II (Retest) .................................. 218
Lampiran 35 Angket Respon Siswa terhadap
Penggunaan Multimedia Interaktif .......................................... 219
Lampiran 36 Penghitungan Butir Angket ..................................................... 221
Lampiran 37 Foto Penelitian ......................................................................... 224
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional telah menempatkan diri di dalam kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat sejak terbentuknya Republik Proklamasi.1
Pendidikan dapat menjadi ruang bagi negara untuk membangun sumber daya manusia
yang diperlukan dalam pembangunan serta bagi setiap peserta didik agar dapat
mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.2 Hal ini merupakan suatu
bentuk pencapaian cita-cita bangsa Indonesia seperti yang diamanatkan dalam
pembukaan UUD 1945, ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebagaimana tertuang dalam pasal 3 UU RI tentang sistem pendidikan nasional
No. 20 tahun 2003 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.3
Pelaksanaan pendidikan sebagian besar terjadi di sekolah melalui proses
pembelajaran. Guru bertindak sebagai pengajar yang sedang mengajar dan siswa
sebagai pelajar yang sedang belajar. Sehingga, dapat dikatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu pendidikan bergantung dari apa yang
dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
1 H. A. R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2010), Cet. III, h. 64.
2 Agung Setiawan, Sutarto, dan Indrawati, Metode Praktikum dalam PembelajaranPengantar Fisika SMA: Studi pada Konsep Besaran dan Satuan Tahun Ajaran 2012-2013, JurnalPembelajaran Fisika Vol. 1 No. 3, 2012, h. 285.
3 UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika,2011), Cet. IV, h. 7.
2
Guru merupakan komponen yang sangat strategis bagi sebuah sistem
pendidikan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan.4 Seorang guru
mempunyai peran untuk mengelola seluruh proses pembelajaran dengan
menciptakan kondisi-kondisi belajar yang memungkinkan setiap siswa dapat
belajar secara aktif, efektif dan efisien. Dalam pengelolaan ini, guru perlu
memiliki inovasi-inovasi agar mampu mengatasi permasalahan yang ada dalam
pembelajaran.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Artinya,
proses belajar yang dialami siswa sangat mempengaruhi berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu.5 Adanya perencanaan pengajaran dapat
mempermudah pencapaian suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebagai
guru yang baik dan profesional akan selalu mempersiapkan perencanaan secara
matang, mengingat manfaatnya yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
Biologi merupakan bagian dari ilmu sains yang memiliki dua dimensi yang
bersifat mendasar, yakni dimensi produk dan dimensi proses. Biologi sebagai
dimensi produk merupakan sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan
sumber konsep. Sedangkan biologi sebagai dimensi proses mengandung
keterampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki seseorang atau siswa untuk
mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan biologi.6 Biologi mempunyai
kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam ilmu sains, yaitu
mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip teori sebagai
produk sains dan cara kerja atau metode ilmiah sebagai proses sains. Biologi
memiliki cabang ilmu yang beragam, seperti zoologi, mikrobiologi, histologi,
morfologi, fisiologi, dan sebagainya.
Pada satuan pendidikan SMA/MA, Biologi merupakan salah satu mata
pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh siswa kelas X serta siswa kelas XI IPA
4 Sujarwo, Peranan Guru dalam Pemberdayaan Siswa, Jurnal Dinamika Pendidikan No.1 Th. XVII, 2010, h. 2.
5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2010), Cet. XV, h. 87.
6 Nur Efendi, Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi MeningkatkanKetuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, Jurnal PEDAGOGIA Vol. 2 No. 1, 2013, h. 85.
3
dan XII IPA. Sebagian siswa menganggap pembelajaran biologi sebagai
pembelajaran yang sulit dan membosankan karena dipelajari dengan cara
menghafal materi. Hal tersebut menjadikan materi pelajaran tidak dapat diingat
dengan baik, sehingga berpengaruh pada pencapaian nilai siswa yang cenderung
rendah.7 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi daya
ingat (retensi) yang dimiliki siswa maka akan semakin tinggi pula hasil belajar
siswa yang diperoleh.
Menurut O’Day, tanpa adanya pembelajaran ulang kebanyakan siswa akan
mengingat mendekati 25% dari informasi yang didapat dalam jangka waktu satu
minggu dan mendekati 21% apabila dalam jangka waktu 2 sampai 4 minggu.8
Kemudian Ebinghaus dalam Sulistyoningsih dkk. menyebutkan bahwa dapat
terjadi pengurangan retensi dengan cepat setelah interval waktu tertentu dan lupa
atau berkurangnya retensi ini dapat terjadi beberapa jam pertama setelah proses
belajar berlangsung.9 Dengan kata lain retensi akan terus mengalami penurunan
seiring berjalannya waktu, bahkan telah disebutkan bahwa dalam beberapa jam
pertama setelah proses pembelajaran, siswa akan mengalami lupa. Maka sebisa
mungkin retensi harus dipertahankan dengan adanya pengulangan-pengulangan
materi.
Rahman dalam Sri Hartati dkk. menyatakan bahwa retensi merupakan
salah satu indikator bermutunya hasil belajar. Proses pembelajaran akan
berlangsung lancar bila siswa memiliki retensi yang baik. Namun, ketika terdapat
siswa yang mempunyai retensi rendah maka akan muncul masalah karena proses
pembelajaran menjadi lamban sehingga tidak tercapainya target yang sebelumnya
7 Muhammad Abdul Halim, Sri Wiyanti, dan Rin Widya Agustin, Keefektifan TeknikMnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada SiswaKelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta, h. 1,(http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/download/ 26/16).
8 Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory Retention, Journal of CBE-Life Sciences Education Vol. 6, 2007, h. 221.
9 Panca Agus Sulistyoningsih, Imam Suyanto, dan Triyono, Pengaruh Rehearsal danInterferensi terhadap Retensi pada Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar diKecamatan Puring Tahun Ajaran 2010/2011, h. 1-2,(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/635/322).
4
sudah ditentukan.10 Meningkatkan kemampuan retensi bukanlah usaha yang
mudah untuk diraih. Selain melakukan berbagai inovasi pada penerapan model
pembelajaran di kelas, diperlukan pula inovasi-inovasi pada penggunaan media
pembelajaran.
Media merupakan alat bantu guru dalam memberikan pembelajaran.
Media pembelajaran mampu memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar,
serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Media tidak hanya
sebagai alat bantu, tetapi juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi
belajar.11 Media pembelajaran memiliki beberapa macam bentuk, salah satu
bentuk media pembelajaran adalah multimedia interaktif.
Multimedia interaktif merupakan penggabungan media teks, gambar,
video, animasi, dan suara yang dapat disajikan secara bersamaan sehingga dapat
menghasilkan interaktivitas pengguna yang dapat menimbulkan rangsangan
(stimulus) berbagai indera sehingga pengguna dapat menerima dan mengolah
informasi yang kemudian dipertahankan dalam ingatannya.12 Pelibatan berbagai
indera yang dimaksud yakni tidak hanya audiotori dan visual, tetapi juga
kinestetik. Artinya selain melihat dan mendengar, siswa dirangsang untuk aktif
dalam pembelajaran dengan cara berinteraksi dengan multimedia interaktif yang
disediakan. Pelibatan berbagai indera tersebut bertujuan untuk dapat menerima
dan mengolah informasi yang kemudian dipertahankan dalam ingatannya.
Multimedia interaktif terbagi atas beberapa model. Menurut Rusman
dalam Nandi, multimedia interaktif terdiri dari empat model, antara lain drill,
tutorial, simulation, dan games. Keempat model tersebut memiliki karakteristik
masing-masing. Model multimedia interaktif drill memberikan pengalaman yang
lebih konkret melalui penyediaan latihan-latihan soal; model multimedia interaktif
tutorial berisikan kumpulan materi pelajaran; model multimedia interaktif
10 Sri Hartati, Kurnia Ningsih, dan Syamswisna, Model Pembelajaran STAD dan GIterhadap Retensi Siswa di MAN, h. 2,(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/454/491).
11 Andoyo Sastromiharjo, “Media dan Sumber Pembelajaran”, Makalah disampaikanpada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Sekolah Menengah Pertama, 2008, h. 3-4.
12 Elang Krisnadi, Membangun Konstruksi Pengetahuan Siswa dalam PembelajaranMatematika melalui Pemanfaatan Program Multimedia Interaktif (PMI), h. 3,(http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201147.pdf).
5
simulation memberikan pengalaman secara nyata melalui penciptaan tiruan-tiruan;
dan model multimedia interaktif games memberikan fasilitas belajar yang
menyediakan tantangan yang menyenangkan bagi siswa.13 Pada penelitian ini,
model multimedia interaktif yang akan digunakan merupakan gabungan dari
keempat model tersebut. Tujuannya adalah multimedia interaktif selain
menyajikan berupa tutorial konsep biologi yang di dalamnya memuat berbagai
simulasi, juga terdapat kumpulan soal-soal sebagai pengukuran setiap indikator,
serta menyediakan fasilitas permainan sebagai penambah motivasi belajar.
Pembuatan multimedia interaktif menggunakan software Macromedia
Director. Pemilihan software ini didasarkan pada produk yang akan dihasilkan
supaya bisa dijalankan tanpa memakai player khusus. Software ini pun dapat
digunakan tanpa harus menggunakan komputer berkemampuan tinggi.
Salah satu materi dalam mata pelajaran biologi yang dibahas di kelas XI
SMA IPA Semester 2 adalah mengenai sistem ekskresi. Kurangnya penggunaan
media pembelajaran berbasis multimedia mengakibatkan siswa merasa kesulitan
dalam memahami materi sistem ekskresi yang bersifat abstrak seperti organ
ekskresi dan mekanisme ekskresi.14 Konsep tersebut dinilai abstrak karena siswa
tidak dapat mengamatinya secara langsung, sehingga siswa harus membayangkan
sendiri dalam sistem kognitifnya. Kondisi yang demikian siswa membutuhkan
media yang dapat menyimulasikan konsep sistem ekskresi untuk mempermudah
siswa dalam mengolah informasi dan menyimpannya pada sistem penyimpanan.
Berdasarkan uraian-uraian di atas yang telah dikemukakan terkait dengan
permasalahan masih rendahnya retensi siswa pada materi pelajaran biologi
ditingkat SMA, maka perlu dilakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh
Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Biologi terhadap Retensi Siswa”.
13 Nandi, Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi diPersekolahan, Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6 No. 1, 2006, h. 5-7.
14 Juwita Ayu Laksmi, Nursasi Handayani, Endang Suarsini, Pengembangan MediaPembelajaran Berbasis Multimedia pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Ekskresi Kelas XISMA Brawijaya Smart School Malang, h. 1, (http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detail-article/1/33/1089).
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Guru masih mengemas pembelajaran biologi dengan cara menghafal materi.
2. Retensi siswa dalam pembelajaran biologi masih tergolong rendah.
3. Konsep mengenai sistem kerja tubuh manusia dinilai abstrak.
4. Perlu adanya inovasi dalam pembelajaran melalui penggunaan multimedia
interaktif.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang dikaji tidak melebar dan lebih terarah, maka
dalam penelitian ini dibatasi pada aspek-aspek sebagai berikut:
1. Konsep biologi yang akan disampaikan adalah sistem ekskresi. Karena,
konsep ini mengandung unsur abstrak dan penggunaan multimedia interaktif
sesuai pada konsep ini.
2. Multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran berupa program yang dibuat dengan menggunakan software
Macromedia Director. Pemilihan software ini didasarkan pada hasil ekstensi
file executable (*exe), yang artinya program multimedia interaktif dapat
dijalankan di semua komputer tanpa harus menggunakan player khusus.
3. Pengukuran retensi siswa dilakukan dengan menggunakan tes objektif pilihan
ganda yang diberikan 3 minggu setelah posttest I. Tes objektif pilihan ganda
dipilih sebagai pengukur retensi, karena tes tersebut sangat representatif
dalam pengukuran memori hasil belajar dan pemilihan rentang waktu 3
minggu merupakan pengembangan dari batas minimal pelaksanaan tes retensi
yang dilakukan 1 minggu setelah akhir pembelajaran.
4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2, semester 2
tahun ajaran 2013/2014 sesuai dengan hasil penentuan sampel.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran
biologi terhadap retensi siswa?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai pengaruh
multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa melalui
hasil belajar yang diperoleh, serta respon siswa mengenai pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bantuan
dalam peningkatan retensi siswa terhadap materi serta memberikan
pengalaman terkait dengan penggunaan multimedia interaktif.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai rekomendasi
dalam strategi pembelajaran di kelas dengan multimedia interaktif.
3. Bagi peneliti dan pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna
sebagai khasanah kepustakaan serta menjadi rujukan penelitian selanjutnya.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Multimedia Interaktif
a. Pengertian Multimedia Interaktif
Secara etimologis multimedia berasal dari bahasa Latin, yaitu diambil dari
kata multi yang berarti banyak; bermacam-macam dan medium yang berarti
sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.1 Sedangkan
secara istilah, Vaughan dalam Wijaya dkk. berpendapat bahwa multimedia adalah
kombinasi dari teks, grafik, suara, animasi, dan video yang disampaikan
menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya. Kemudian Rada dalam
Wijaya dkk. menjelaskan bahwa multimedia merujuk pada perpaduan atau
sinkronisasi aliran media.2 Sementara itu menurut Najjar dalam Sajidan
multimedia adalah kombinasi tampilan berbagai media yang berbeda seperti teks,
grafik, bunyi, dan video (animasi) untuk menyampaikan pesan informasi.3 Dari
pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan terdapat kata kunci mengenai
multimedia, yaitu adanya perpaduan antara berbagai unsur media, seperti teks,
gambar, grafik, sound, animasi, dan video yang digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada orang lain.
Multimedia hanyalah pengalaman satu arah, bukan dari dua arah. Artinya,
pengguna hanya dapat mengerti informasi yang disampaikan, tetapi tidak dapat
mengontrolnya. Kemudian muncul multimedia interaktif sebagai bentuk evolusi
1 Yoga Permana Wijaya, Parsaoran S., dan Dedi Rohendi, Efektivitas PembelajaranMultimedia Interaktif Berbasis Konteks terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK,h. 2, (http://yogapermanawijaya.files.wordpress.com/2012/05/efektivitas-pembelajaran-multimedia-interaktif-berbasis-konteks-terhadap-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajar.pdf).
2 Ibid.3 Sajidan, Peningkatan Hasil Pembelajaran Medan Listrik Menggunakan Multimedia
Interaktif di SMAN Surakarta, 2012, h. 10, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/1208915.pdf).
9
dari multimedia tradisional.4 Multimedia interaktif merupakan suatu multimedia
yang dilengkapi dengan alat pengontrol untuk dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna bebas memilih apa yang diinginkan untuk proses selanjutnya.5
Multimedia interaktif memberikan pengalaman dua arah bagi penggunanya.
Multimedia interaktif memiliki lima elemen atau teknologi utama, antara
lain teks, grafik, audio, video, dan animasi. Interaktivitas juga merupakan bagian
dari elemen yang diperlukan untuk melengkapi proses komunikasi interaktif
dalam penggunaan multimedia. Setiap elemen multimedia interaktif memiliki
peran tersendiri dalam mewujudkan suatu informasi yang menarik dan berkesan.6
Hal ini membuat multimedia interaktif sangat berguna dan bermanfaat khususnya
dalam dunia pendidikan.
Gambar 2.1. Interaktivitas Sebagai Pusat Aplikasi Multimedia7
4 Lisana, Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran tentang Cara Berkendara yangBaik, Jurnal Teknologi Informasi Vol. 1 No. 2, 2011, h. 46.
5 Daryanto, Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai TujuanPembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, h. 51.
6 Munir, MULTIMEDIA: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2012), Cet. I, h. 111.
7 Ibid., h. 112.
10
b. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran
Hakikat multimedia interaktif dalam pembelajaran adalah penggabungan
media teks, grafik, gambar, suara, video, dan animasi yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap), serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan yang belajar sehingga
secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali.8 Bentuk-bentuk
media tersebut digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi
lebih konkret. Pengajaran menggunakan media tidak hanya sekadar menggunakan
kata-kata (verbal). Sehingga, hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.9
Melalui komponen-komponen yang terdapat di dalam multimedia interaktif, guru
mampu memberikan pengalaman yang bersifat konkret kepada siswa. Hal-hal
yang bersifat abstrak dapat dikonversi menjadi informasi konkret. Pengalaman
belajar yang diperoleh siswa pun akan lebih berarti dengan adanya multimedia
interaktif. Karena, pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak hanya berupa
informasi yang disampaikan dengan kata-kata (verbal).
Hackbart dalam Soenarto memberikan definisi bahwa multimedia
interaktif dalam pembelajaran sebagai suatu program pembelajaran yang
melingkupi berbagai sumber yang terintegrasi dari bermacam-macam unsur media
dalam program komputer. Program tersebut secara sengaja dirancang dalam
bagian-bagian dan secara terstruktur memberi peluang untuk terjadinya
interaktivitas antara pengembang program multimedia interaktif dengan para
penggunanya secara fleksibel, sehingga terjadi proses belajar.10 Munir dalam
Waryanto menjelaskan bahwa komputer menjadi populer sebagai media
pengajaran karena komputer memilki keistimewaan yang tidak dimilki oleh media
8 Sajidan, loc. cit.9 Mohammad Noor Faizin, Penggunaan Model Pembelajaran Interaktif (MMI) pada
Konsep Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap BelajarSiswa, 2012, h. 38, (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194704171973032-MULIATI_PURWASASMITA/35_PENGGUNAAN_MODEL_PEMBELAJARAN_MULTIMEDIA_INTERAKTIF_(MMI).pdf).
10 Sunaryo Soenarto, Multimedia Pembelajaran, 2012, h. 2-3,(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MULTIMEDIA%20PEMBELAJARAN-23Mei2011.pdf).
11
pengajaran lain sebelum adanya komputer. Berikut adalah keistimewaan komputer
sebagai media:11
1) Hubungan interaktif, yaitu komputer mampu mewujudkan hubungan antara
stimulus dan resfons, menumbuhkan inspirasi dan meningkatkan minat.
2) Pengulangan, yaitu komputer memberikan fasilitas bagi pengguna untuk
dapat mengulang materi atau bahan pelajaran yang diperlukan, memperkuat
proses pembelajaran dan memperbaiki ingatan, serta memiliki kebebasan
dalam memilih materi atau bahan pelajaran.
3) Umpan balik dan peneguhan, yaitu media komputer membantu pelajar
memperoleh umpan balik (feedback) terhadap pelajaran secara leluasa dan
dapat memacu motivasi pelajar dengan peneguhan positif yang diberi apabila
pelajar memberikan jawaban.
4) Simulasi dan uji coba, yaitu media komputer dapat mensimulasikan atau
menguji coba penyajian bahan pelajaran yang rumit dan teliti.
Komputer dibutuhkan untuk menjalankan multimedia interaktif dalam
proses pembelajaran karena program multimedia interaktif adalah bersifat digital.
Adanya keempat keunggulan komputer tersebut mewujudkan pengalaman belajar
siswa untuk dapat berinteraksi dengan program multimedia interaktif. Bayangkan
jika tidak terdapat komputer, maka multimedia interaktif tidak dapat dijalankan.
Sebagai sebuah produk multimedia, multimedia interaktif memiliki lebih
dari satu kompenen media. Multimedia pembelajaran interaktif terbentuk dari
enam komponen yang saling melengkapi untuk memberikan manfaat bagi
penggunanya. Keenam kompenen antara lain:12
1) Suara (Sound)
Dalam teknologi multimedia, sound card mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembuatan suatu aplikasi multimedia. Penggunaan sound card
dalam komputer dapat mengolah data suara dalam bentuk analog untuk diubah ke
11 Nur Hadi Waryanto, “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”, Makalahdisampaikan pada Kegiatan Diklat Guru SMK Muhammadiyah 3 Klaten, 15 dan 21 Mei 2008, h.3.
12 Sunaryo Soenarto, Op. cit., h. 3-5.
12
dalam bentuk digital yang disimpan ke dalam file bertipe data suara seperti WAV,
MIDI, MP3, dan sebagainya. Sumber suara dapat diperoleh dengan peralatan
seperti microphone, Open-Reel Videotape, audio cassette, CD, video cassette, dan
instrumen MIDI.
2) Gambar (Image)
Gambar dapat dipresentasikan ke dalam dua tipe dasar, yaitu bitmap dan
vektor. Perbedaan dari kedua format ini adalah file bitmap berisikan informasi
warna RGB dalam setiap pixelnya. Sedangkan pada vektor tidak berisikan
informasi RGB. Para pengembang program multimedia banyak menggunakan tipe
bitmap karena memiliki keanekaragaman warna walaupun sebernarnya tipe ini
memerlukan ukuran file besar dan gambar akan pecah jika dilakukan pembesaran.
Sumber gambar dapat diperoleh dengan peralatan scanner, camera still, dan
sebagainya.
3) Animasi (Animation)
Animasi adalah perubahan dari gambar satu ke gambar berikutnya
sehingga dapat membentuk suatu gerakan tertentu. Animasi menunjukkan sebuah
seni dari gambar grafik yang menirukan gerakan dan juga berisikan penyamaan
suara. Data berupa animasi dapat dibuat dengan software seperti Flash
Macromedia, Swift 3D, Swish, Adobe After Effect, dan sebagainya.
4) Video
Video merupakan elemen yang menjadi syarat untuk dihadirkan sebagai
kelengkapan dalam sebuah aplikasi multimedia. Pemasukan data video analog
akan dimasukkan ke dalam sebuah komputer dengan adanya sebuah card
tambahan yang bernama video card. Sumber video dapat diperoleh dengan
peralatan, seperti video camera analog dan video camera digital.
13
5) Teks (Text)
Teks merupakan bagian dari multimedia yang tidak boleh ditinggalkan.
Teks dapat membantu melengkapi informasi yang dibutuhkan oleh user yang
tidak dapat disampaikan hanya dengan menggunakan tampilan-tampilan gambar
yang menarik. Sehingga penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan
teks.
6) Interaktivitas
Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan
terletak pada sistem hardware, tapi lebih mengacu pada karakteristik belajar siswa
dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor komputer. Kualitas
interaksi siswa dengan komputer sangat ditentukan oleh kecanggihan program
komputer.
Keenam komponen atau elemen multimedia interaktif memiliki kedudukan
yang sama. Setiap komponen akan saling mendukung komponen yang lain. Salah
satu contohnya, jika ada suatu proses yang sulit dibayangkan oleh siswa, maka
komponen animasi akan berperan. Namun, jika informasi yang diperlukan harus
menggunakan suara, maka komponen sound yang akan berperan.
c. Format Pembelajaran Multimedia Interaktif
Terdapat beberapa bentuk atau format interaksi pembelajaran yang dapat
diaplikasikan dalam merancang sebuah multimedia pembelajaran interaktif. Setiap
bentuk atau format multimedia interaktif memiliki karakteristik yang berbeda.
Format sajian pembelajaran multimedia interaktif dapat dikategorikan ke dalam
lima kelompok sebagai berikut:13
13 Daryanto, Op. cit., h. 54-56.
14
1) Tutorial
Format sajian semacam ini multimedia interaktif bekerja layaknya guru
atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konep disajikan dengan teks, gambar,
baik diam atau bergerak dan grafik. Pada bagian akhir biasanya akan diberikan
serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman
pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
2) Drill dan Practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga mempunyai
kemahiran di dalam suatu konsep yang sedang dipelajari. Program ini
menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara
acak, sehingga setiap kali digunakan maka soal yang tampil akan selalu berbeda,
atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini juga dilengkapi
pembahasan yang membantu siswa untuk menemukan langkah-langkah
penyelesaian soal. Pada bagian akhir, pengguna dapat melihat skor akhir yang
dicapai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam
memecahkan soal-soal yang diajukan.
3) Simulasi
Format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata.
Siswa akan memperoleh pengalaman yang lebih nyata daripada tanpa multimedia.
Misalnya, simulasi pesawat yang akan jatuh atau menabrak, perusahaan yang akan
bangkrut, terjadinya malapetaka nuklir, dan seterusnya.
4) Percobaan atau Eksperimen
Format program ini mirip dengan format simulasi, namun lebih spesifik
pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di
laboratorium IPA. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan,
kemudian penguna dapat melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk.
15
Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau
fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan.
5) Permainan
Format ini berisi permainan yang mengacu pada proses pembelajaran.
Siswa yang malas belajar menjadi ada ketertarikan untuk mencoba, karena
pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan. Dengan demikian pengguna tidak
merasa bahwa sebenarnya sedang melakukan proses belajar.
Kelima format sajian multimedia pembelajaran interaktif di atas bukan hal
yang mustahil jika digabungkan menjadi satu program. Tentu akan lebih
memberikan manfaat kepada siswa, karena konten yang disajikan lebih lengkap.
Seorang guru seharusnya memiliki kelimanya atau paling tidak satu sebagai alat
bantu dalam proses pembelajaran. Apabila guru belum dapat membuat sendiri,
program seperti ini telah tersebar di dunia maya dan mudah untuk didownload.
Hal yang paling utama dalam kelima sajian tersebut adalah adanya kemudahan
dalam pengoperasiannya oleh siswa. Aneh jika program yang dibuat sempurna
tetapi siswa tidak dapat menggunakannya dan menjadi malas untuk
menggunakannya.
d. Prosedur Pembuatan Pembelajaran Multimedia Interaktif
Krigsman dalam Lisana menjelaskan tiga fase dalam pembuatan aplikasi
multimedia, yaitu fase definisi, fase spesifikasi, dan fase implementasi. Fase
definisi merupakan pemilihan projek. Selanjutnya fase spesifikasi adalah
pembuatan rancangan multimedia. Fase yang terakhir, yaitu fase implementasi
yaitu pengolahan komponen multimedia yang telah dipilih dan dirancang.14
Seperti halnya dalam sebuah prosedur, tahapan pertama adalah mempersiapkan
segala sesuatu yang akan digunakan dan diakhiri dengan pengolahan rancangan
yang telah dibuat sebelumnya.
14 Lisana, Op. cit., h. 46.
16
Prosedur pembuatan multimedia pembelajaran interaktif, dapat pula
mengikuti tahapan pada tabel berikut:15
Tabel 2.1. Prosedur Pembuatan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif
No Tahap Penjelasan
1 Analisis Kebutuhan
Program yang dibuat harus sesuai dengan spesifikasikeilmuan dan ketepatan metodologi pembelajarandengan substansi materi dan kompetensi yangdiharapkan.
2Identifikasi Materi
Identifikasi mencakup tujuan pembelajaran umum dankhusus, pokok materi, pokok bahasan, dan subpokokbahasan, sarana, dan waktu yang dibutuhkan untukpembelajaran.
3
Menentukan FormatPembelajaran MultimediaInteraktif
Memilih format sesuai kebutuhan siswa, antara formatpembelajaran multimedia interaktif drill dan practice,tutorial, simulasi, percobaan atau eksperimen, ataupermainan.
4 Desain Flow ChartPenggambaran menyeluruh mengenai alur program daristart hingga finish yang dibuat dengan simbol-simboltertentu.
5Penulisan Story Board
Sebagai bentuk pengembangan dari desain flow chartdan upaya dokumentasi program secara tertulis.
6Pengumpulan Bahan Grafis
Mempersiapkan bahan grafis seperti foto, ilustrasigambar, rekayasa foto, dan sebagainya sesuai yangdirencanakan dalam story board.
7 Pengumpulan Bahan AnimasiPengumpulan bahan animasi sebagai pesan yangmembutuhkan unsur gerak dan membuat tampilan lebihmenarik.
8 PemrogramanMenggabungkan materi-materi yang dibutuhkan dalamstory board untuk dihasilkan program pembelajaranmultimedia interaktif.
9 Finishing, MasteringMenyempurnakan program yang telah selesai sehinggatidak ada kesalahan sedikit pun.
10 Uji Coba
Tujuan uji coba untuk mengetahui keterbacaan visual;apakah pesannya jelas, animasi tidak terlalu mencolokdan mengganggu, tulisannya jelas atau tidak; kualitassuara; dan sebagainya.
11 Revisi Produk AkhirApabila dalam uji coba terdapat kesalahan, dilakukanrevisi agar program dapat berjalan dengan sempurna.
Kesebelas prosedur merupakan rangkaian yang tidak boleh terlewatkan
dan harus dilakukan secara berurutan. Sebagai contoh, bagaimana mungkin dapat
15 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),Cet. I, h. 41-44.
17
mengumpulkan bahan grafis dan animasi jika belum ditentukan materi yang akan
dijadikan multimedia interaktif. Sehingga prosedur harus dilaksanakan dalam
langkah yang benar dan secara lengkap.
Prosedur lain juga diungkapkan oleh Ken Neo dan Mai Neo dalam
pembuatan multimedia pembelajaran interaktif. Prosedur yang dimaksud dapat
dilihat pada tabel berikut:16
Tabel 2.2. Prosedur yang digunakan dalam Pembuatan
Multimedia Pembelajaran Interaktif
Tahapan Deskripsi
1: Assemble the contentMengumpulkan dan mengatur konten media yangakan digunakan
2: Digisting mediaMengubah konten media yang berupa analog menjadiformat digital
3: Editing the media filesMemodifikasi dan mengedit konten mediamenggunakan aplikasi pembantu
4: Author the applicationMensinkronisasikan konten media dan memberifasilitas interaktif
5: Incorporating interactivityMembuat navigasi yang mudah digunakan dan fungsiinteraktif
6: Deliviring the applicationMengemas hasil aplikasi sehingga dapat digunakanoleh pengguna
Keenam tahapan atau prosedur di atas jika dibuat alur adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.2. Alur Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif17
16 Ken Neo T.K. dan Mai Neo, Interactive Multimedia Education: Using Authorware asan Instructional Tool to Enhance Teaching and Learning in the Malaysian Classroom, Journal ofEducational Multimedia No. 5, 2002, h. 85.
17 Ibid., h. 86.
18
Prosedur atau tahapan-tahapan pada intinya dilakukan untuk menciptakan
multimedia pembelajaran interaktif yang dapat digunakan oleh guru sebagai alat
bantu dalam pembelajaran. Jika guru atau penbuat multimedia pembelajaran
interaktif tidak melakukan step-step dengan benar, maka banyak terjadi kesalahan
pada program yang sudah dibuat. Program yang gagal tidak akan dapat dipakai
sebagai alat bantu guru.
Suatu multimedia interaktif yang dikembangkan harus memenuhi kriteria.
Thorn dalam Hasrul mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia
interaktif, anatara lain:18
1) Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah multimedia
interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswa/mahasiswa
dapat mempelajarinya tanpa harus memiliki pengetahuan yang kompleks
tentang media.
2) Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Artinya, terdapat kandungan
pengetahuan yang jelas.
3) Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai isi
dan program multimedia interaktif itu sendiri.
4) Kriteria keempat adalah integrasi media, dimana media harus
mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.
5) Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Program harus mempunyai
tampilan yang menarik dan estetika yang baik untuk menarik minat belajar.
6) Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan, dengan
kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang
diinginkan oleh peserta belajar.
Selain melakukan prosedur secara berurutan dan tuntas, perlu diperhatikan
pula kriteria-kriteria yang harus dimiliki multimedia interaktif. Telah disebutkan
bahwa kriteria pertama adalah multimedia interaktif harus mudah dioperasikan
18 Hasrul, Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif, JurnalMEDTEK Vol. 2 No.1, 2010, h. 2.
19
oleh pengguna. Karena sebagus apapun multimedia interaktif dibuat, apabila
pengguna sulit mengoperasikan maka akan menjadi tidak berguna. Dengan
demikian untuk membuat multimedia interaktif, harus memenuhi-memenuhi
kriteria-kriteria tersebut.
e. Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran
Salah satu hal yang menjajikan dari teknologi multimedia adalah
mengandung Virtual Reality (VR). Keuntungan dari VR membawa siswa ke
dalam pembelajaran yang lebih nyata.19 Konsep-konsep yang dianggap siswa
abstrak, menjadi lebih konkret dan mudah untuk dipahami.
Philips dalam hasrul mengemukakan kekuatan dasar multimedia interaktif
sebagai pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran, yaitu:20
1) Mixed media, artinya dengan menerapkan teknologi multimedia, berbagai
media konvensional yang ada dapat diintegrasikan ke dalam satu jenis media
interkatif , seperti media teks (papan tulis), audio, video, yang jika dipisahkan
akan membutuhkan lebh banyak media.
2) User control, artinya teknologi multimedia interaktif, memungkinkan
pengguna untuk menjelajahi materi ajar, sesuai dengan kemampuan dan latar
belakang pengetahuan yang dimilikinya, disamping itu menjadikan pengguna
lebih berulang-ulang.
3) Simulasi dan visualisasi, artinya teknologi animasi, simulasi dan visualisasi
komputer, pengguna akan mendapatkan infromasi yang lebih nyata dari
informasi yang bersifat abstrak. Dalam beberapa kurikulum dibutuhkan
pemahaman yang kompleks, abstrak, proses dinamis dan mikroskopis,
sehingga dengan simulasi dan visualisasi peserta didik akan dapat
mengembangkan mental model dalam aspek kognitifnya.
4) Gaya belajar yang berbeda, artinya multimedia interaktif mempunyai potensi
untuk mengakomodasi pengguna dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
19 James L. Mohler, Using Interactive Multimedia Technologies to Improve StudentUnderstanding of Spatially-Dependent ngineering Concepts, 2012, h. 295,(http://www.tech.purdue.edu/cg/).
20 Hasrul, Op. cit., h. 1-2.
20
Kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran, diantaranya
terdapat pelibatan secara auditif, visal, dan kinetik yang dirancang secara
interaktif sehingga dimungkinkan informasi mudah dimengerti, memberikan iklim
afeksi secara individual, meningkatkan motivasi belajar, memberikan umpan
balik, dan kontrol sepenuhnya pada pengguna.21 Multimedia interaktif dijadikan
alat bantu guru dalam pembelajaran karena memiliki manfaat-manfaat. Manfaat-
manfaat tersebut tidak lepas demi kebutuhan peserta didik. Tujuan pembelajaran
yang ditetapkan oleh guru akan menjadi lebih mudah diwujudkan.
f. Macromedia Director MX
Macromedia Director MX merupakan aplikasi paling dikenal di seluruh
dunia bagi para pembuat multimedia interaktif. Para pengembang mempercayakan
aplikasi ini untuk berbagai macam kepentingan seperti advertising kiosks,
interactive entertainment, dan termasuk juga educational products. Pengguna
dapat mengakses produk Director di web atau dalam bentuk CD dan DVD.22
Gambar 2.3. Tampilan default Director dalam Sistem Operasi Windows23
21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: GaungPersada Press, 2008), Cet. I, h. 152-153.
22 Jay Armstrong et. al., Using Director MX: Macromedia Director MX, (San Francisco:Macromedia, Inc, 2002), h. 13.
23 Macromedia, Macromedia Director MX 2004: Getting Started with Director, (SanFrancisco: Macromedia, Inc, 2004), h. 19.
21
Hal pertama yang dilakukan untuk menggunakan Director adalah
memasang software ini ke dalam PC/komputer. Namun, PC/komputer yang
digunakan harus memenuhi kriteria agar Director dapat berjalan dengan baik.
Berikut adalah kriteria yang harus dipenuhi dalam pemasangan Director pada
sistem operasi Windows:24
1) Prosesor yang dibutuhkan Pentium 233 MHz
2) Sistem operasi Windows yang bisa digunakan antara lain Windows 95, 98,
2000, XP, atau NT 4.0 dan diatasnya
3) RAM yang diperlukan pada Windows 95 dan 98 adalah 32 MB (lebih
direkomendasi 64 MB), sedangkan pada Windows NT, XP, dan 2000 adalah
64 MB (lebih direkomendasi 128 MB)
4) Kapasitas penyimpanan yang harus disediakan sebesar 40 MB
Sebagai software pembuat multimedia, Director memiliki saingan.
Saingan yang dimaksud adalah software Flash. Namun, Director lebih cocok
untuk pengerjaan multimedia offline dengan media CD/DVD yang di dalamnya
banyak data gambar, audio, dan video.25 Berikut adalah tabel perbandingan antara
Director dan Flash:
24 DOEACC Centre, Syllabus & Curriculum for Certificate Course In Director, h. 3,(http://www.doeacccalicut.ac.in/Certification/Syllabus/director.pdf).
25 Hendi Hendratman dan Robby, The Magic of Macromedia Director, (Bandung:INFORMATIKA, 2011), Cet. I, h. 544-545.
22
Tabel 2.3. Perbandingan antara Director dan Flash26
Indikator Flash MX 2004 Director MX 2004
Jenis Image Vector BitmapDistribusi Web & CD CDVideo *.FLV, *SWF *.MPG, *.MOV, *.AVIBahasa Pemrograman Action Script LingoJumlah Undo 1000 1Timeline Multiple 1Audio Dikonversi Sesuai AsliKeyframe Rumit & Repot Mudah & SederhanaUkuran file Kecil Besar3D Tidak Mendukung MendukungPlugin - XtrasKebutuhan RAM Besar KecilKerja Processor Tinggi KecilKerja VGA Tinggi Kecil
Director bisa dijadikan pencetak educational products yang menjadi alat
bantu dalam proses pembelajaran. Kemampuannya untuk menggabungkan media
audio, gambar, teks, video, dan animasi diperlukan dalam menciptakan alat bantu
guru yang sangat berguna. Ditambah lagi Director mampu memberi fasilitas
interaktif bagi para penggunanya, sehingga terjadi komunikasi dua arah antara
program multimedia interaktif dengan pengguna.
2. Retensi
a. Karakteristik Retensi
Memori yang biasanya diartikan sebagai ingatan (retensi) adalah fungsi
mental yang menangkap informasi dari stimulus. Memori juga merupakan storage
system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di
dalam otak manusia.27 Memori terletak di otak bagian depan, yaitu pada limbic
system yang sangat penting dalam proses memori, karena bagian ini terdapat
serebral penting, yaitu amigdala dan hippocampus. Amigdala penting dalam
pemrosesan memori emosional sedangkan hippocampus berperan dalam
26 Ibid., h. 545.27 Syah, Op. cit., h. 94.
23
pembentukan memori pembelajaran spasial dan deklaratif.28 Dengan kata lain
retensi merupakan salah satu dari fungsi otak. Selain sebagai suatu sistem
penyimpanan, retensi juga terkait dalam penangkapan informasi dari rangsangan
yang muncul.
Mengingat berarti perbuatan jiwa yang menjadikan terkumpulnya pesan
yang pernah dialami pada waktu yang telah lewat. Perbuatan mengingat ini
meliputi kemampuan meresapkan stimulus dalam indranya, kemampuan
menyimpan materi yang telah di-cam-kan, dan kemampuan mereproduksinya.29
Sehingga seseorang dapat dikatakan mengingat dengan baik apabila mampu
menyerap stimulus yang akan disimpan sampai informasi dikeluarkan kembali.
Pada psikologi kognitif, memori terbagi menjadi 3 sistem penyimpanan,
yaitu sensory memory, short-term memory, dan long-term memory. Berikut adalah
penjelasannya: 30
1) Sensory Memory
Memori sensorik mempertahankan salinan dari apa yang dilihat atau
didengar (visual dan pendengaran). Memori sensorik hanya berlangsung selama
beberapa detik. Namun memiliki kapasitas yang tidak terbatas.
2) Short-Term Memory
Memori jangka pendek adalah proses penyimpanan kelanjutan dari
memori sensorik apabila terdapat informasi yang diperhatikan. Memori ini
memiliki tugas layaknya RAM dalam sebuah komputer, yaitu menyediakan ruang
kerja untuk penghitungan singkat dan kemudian meneruskan ke bagian lain dari
sistem penyimpanan atau membuangnya.
28 Burhan Fanani, Trik Dahsyat Membuat Ingatan Setajam Silet dengan Metode LaciPikiran, (Yogyakarta: Mantra Books, 2013), Cet. I, h. 51-52.
29 Makmun Khairani, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), Cet. II,h. 163.
30 Lake Washington Institute of Technology, Tips for Improving Memory Techniques, h.1, (http://selkirk.ca/sites/default/files/Learning/Selkirk-College-Learning-Success-Memory-Techniques-Workshop.pdf).
24
3) Long-Term Memory
Memori jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi
yang relatif permanen. Informasi disimpan karena dianggap berarti dan penting.
Berdasarkan penjelasan di atas, ketiga sistem penyimpanan memiliki
perbedaan. Perbedaan dapat dilihat dari kapasitas penyimpanan, lamanya
informasi yang disimpan, dan fungsinya. Waktu penyimpanan terlama adalah
memori jangka panjang. Kapasitas terbesar adalah memori sensorik. Sementara itu
memori jangka pendek memiliki karakteristik serta fungsi yang mirip dengan
bagian RAM pada komputer.
Tulving dalam Ghasani dan Bhinnety memaparkan konsep memori
menjadi tiga hal yaitu memori episodik, memori semantik, dan memori
prosedural. Memori episodik menyimpan informasi dari suatu kejadian pada masa
tertentu. Memori semantik menyimpan pengatuhuan yang lebih umum. Semantara
memori prosedural menyimpan pengetahuan untuk melakukan suatu hal.31
Dengan demikian seseorang akan menyimpan informasi berupa peristiwa baik
masa lalu atau pun sekarang ke dalam memori episodik. Lalu informasi tentang
cara melakukan sesuatu seperti cara menggunakan sepeda motor akan tersimpan
di dalam memori prosedural. Sedangkan seseorang akan menyimpan informasi
dari pengetahuan yang lebih umum ke dalam memori semantik seperti kode yang
memiliki arti.
Suharman dalam Halim dkk. mengungkapkan bahwa pengukuran memori
jangka panjang dapat dilakukan dengan menggunakan tes, seperti tes recall, tes
rekognisi, tes pengetahuan konseptual, leksikal, perseptual, dan tes pengetahuan
prosedural. Dari keenam tersebut, tes rekognisi sangat representatif untuk
digunakan dalam pengukuran memori hasil belajar dalam pendidikan. 32 Penelitian
yang dilakukan oleh Nazriati dan Fajaroh tes retensi diberikan kepada siswa
31 Alfa Ghasani dan Magda Bhinnety E, Efektivitas Aroma Peppermint untukMeningkatkan Performansi Memori Jangka Pendek pada Mahasiswa, h. 3-4,(http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2671_MU.11090017.pdf).
32 Halim, Wiyanti, dan Agustin, Op. cit., h. 3-4.
25
setelah dua minggu pelaksanaan pembelajaran selesai.33 Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Randler dan Zehender tes retensi dilakukan empat minggu
setelah pembelajaran selesai.34 Sementara itu, Rohrer dan Pashler tes retensi sudah
dilakukan dalam penelitiannya satu minggu setelah pembelajaran selesai.35
Dengan demikian pengukuran retensi dapat dilakukan dengan tes. Pada dasarnya
pelaksanaan tes diberikan kepada subjek penelitian setelah pembelajaran selesai.
Rangkaian proses mengingat yang dialami seseorang dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 2.4. Proses Mengingat36
Berdasarkan gambar di atas, proses mengingat berhubungan dengan tiga
jenis memori menurut psikologi kognitif, yaitu sensory memory, short-term
memory, dan long-term memory. Rangsangan atau informasi dari luar diterima
33 Nazriati dan Fauziatul Fajaroh, Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle dalamPembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis-Mikroskopis) terhadap Motivasi, HasilBelajar, dan Retensi Kimia Siswa, Jurnal Penelitian Kependidikan Tahun 17 No. 2, 2007, h. 105.
34 Christoph Randler dan Irene Zehender, Effectiveness of Reptile SpeciesIdentification−A Comparison of A Dichotomous Key with An Identification Book, EurasiaJournal of Mathematics, Science and Technology Education Vol. 2 No. 3, 2006, h. 58.
35 Doug Rohrer dan Harold Pashler, Increasing Retention without Increasing StudyTime, Journal of Psychological Science Vol. 16 No. 4, 2007, h. 184.
36 Stacey T. Lutz dan William G. Huitt, Information Processing and Memory: Theoryand Applications, h. 3, (http://www.edpsycinteractive.org/papers/infoproc.pdf).
26
oleh memori sensorik. Apabila informasi tidak diperhatikan, maka akan
terlupakan. Namun, jika informasi diperhatikan akan ditransfer ke dalam memori
jangka pendek. Di dalam memori jangka pendek, tanpa adanya pengulangan
informasi akan terlupakan. Informasi yang dapat dipertahankan melalui proses
pengkodean dan elaborasi berpindah ke dalam memori jangka panjang. Informasi
dapat diakses dengan mentransfer kembali ke memori jangka pendek untuk
dikeluarkan sebagai respon.
b. Peranan Retensi dalam Pembelajaran Biologi
Retensi erat hubungannya dengan belajar. James Dese dalam Rahman
memberikan pernyataan bahwa jika tidak ada retensi, maka proses belajar siswa
tidak berlangsung dengan baik dan sebaliknya jika tidak belajar maka tidak akan
ada retensi.37 Selain itu hasil belajar yang baik erat kaitannya dengan daya ingat
(retensi) siswa terhadap materi yang dipelajari.38 Siswa akan lebih mudah
mencapai hasil belajar tinggi jika memiliki retensi tinggi pula.
Dalam mempelajari ilmu sains biologi, banyak materi yang perlu dipahami
dan diingat. Materi tersebut meliputi konsep konkret dan abstrak. Aspek retensi
sangatlah diperlukan dalam hal ini.39 Sehingga retensi menjadi bagian dari proses
belajar biologi sebagai bentuk pencapaian hasil belajar biologi yang diharapkan
guru maupun siswa.
Secara neurobiologi pada proses belajar dan ingatan terdapat empat prinsip
dasar, antara lain ingatan mempunyai beberapa tahap dan selalu berubah, ingatan
jangka panjang akan terjadi perubahan fisik pada otak, jejak ingatan disebarkan di
seluruh sistem saraf, dan hipokampus dan lobus temporalis kelihatannya
37 Taufik Rahman, Peranan Pertanyaan terhadap kekuatan Retensi dalam PembelajaranSains pada Siswa SMU, h. 1, (http://educare.e-fkipunla.net/index.php/option.com).
38 Linda Tri Antika, Aloysius Duran Corebima, dan Susriyati Mahanal, PerbandinganKeterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi antara Siswa BerkemampuanAkademik Tinggi dan Rendah Kelas X SMA di Malang Melalui Strategi Problem Based Learning(PBL), h. 2, (http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel6C3A340136224B7A657A3B5423A5514E.pdf).
39 Rahman, Op. cit., h. 1-2.
27
mempunyai fungsi yang unik dalam proses ingatan manusia.40 Mengingat tidak
sama dengan menghafal. Kemampuan mengingat yang baik adalah hal yang
penting dimiliki oleh setiap individu. Terdapat banyak manfaat bagi pembelajaran
formal maupun non formal yang diperoleh dengan dukungan daya ingat yang
baik, antara lain:41
1) Memudahkan individu untuk memahami materi baru melalui proses
memadukan materi lama.
2) Melakukan kerja dengan efisien.
3) Membantu membentuk pola belajar keseharian yang efektif.
4) Membantu menyuplai informasi yang akan disampaikan kepada individu lain.
5) Mendukung berjalannya proses pemunculan ide kreatif dan manfaat lainnya
yang bisa dirasakan baik disadari ataupun tidak.
6) Mengendalikan emosi, dan lain sebagainya.
Retensi menduduki posisi penting dalam pembelajaran biologi. Hasil
belajar yang diharapkan lebih mudah tercapai dengan retensi yang baik. Retensi
merupakan salah satu pendukung tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru akan
mudah diraih.
c. Lupa dalam Belajar
Terdapat hal-hal yang kadang-kadang atau justru sering tidak dapat diingat
kembali. Kondisi yang demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hal-hal yang
dilupakan.42 Lupa adalah peristiwa hilangnya informasi yang telah disimpan di
40 Isakandar Japardi, Learning and Memory, 2012, h. 2,(http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-isakandar%20japardi18.pdf).
41 Yovan P. Putra dan Bayu Issetyadi, Lejitkan Memori 1000%, (Jakarta: PT Elex MediaKomputindo, 2010), Cet. I, h. 15-16.
42 Lailatul Fitriyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2014), Cet. I, h. 145.
28
dalam ingatan jangka panjang.43 Berikut terdapat beberapa teori mengenai lupa,
antara lain:44
1) Decay Theory, yaitu teori yang beranggapan bahwa memori seseorang
mengalami proses aus atau penurunan kapasitas seiring dengan berlalunya
waktu.
2) Interference Theory, yaitu teori yang mengatakan bahwa informasi yang
sudah tersimpan dalam memori jangka panjang bisa saja sulit untuk dipanggil
karena terganggu oleh informasi lainnya yang lebih akhir masuk.
3) Retrieval Failure, yaitu teori yang menjelaskan bahwa seseorang mengalami
kegagalan mengingat karena tidak ada petunjuk yang memadai untuk
mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah berlalu.
4) Motivated Forgetting Theory, yaitu teori yang menjelaskan bahwa hal-hal
yang menyakitkan atau cenderung tidak menyenangkan akan ditekan atau
tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran manusia.
5) CREB, yaitu teori yang menjelaskan mengenai protein bernama CREB yang
dapat menghambat pembentukan ingatan jangka panjang.
6) Gangguan Fisiologis, yaitu teori yang menjelaskan bahwa lupa dapat terjadi
karena adanya ketidakseimbangan faktor biokimiawi otak.
Keenam teori di atas adalah teori mengenai alasan-alasan yang
menyebabkan seseorang mengalami peristiwa lupa. Salah satunya, lupa bisa
terjadi karena sistem penyimpanan sudah mengalami proses aus. Selain itu,
ternyata lupa bisa terjadi karena memang disengaja untuk tidak ingin mengingat
kembali informasi yang dimaksud.
43 Tri Suminar, Tinjauan Filsafati Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi ManajemenPembelajaran Berbasis Teori Sibernetik, h. 11,(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/download/961/898).
44 Afin Murtie, Melatih Otak Anti Lupa dengan Metode Laci Pikiran, (Yogyakarta:Media Pressindo, 2013), Cet. I, h. 94-98.
29
Gambar 2.5. Peristiwa “Keluar” dan “Lupa”45
Retensi tidak dapat memunculkan sesuatu yang belum “didaftarkan” di
dalam pikiran, atau yang belum didaftarkan secara sempurna. Hampir semua
kegagalan dalam mengingat, masuk ke dalam kategori ini.46 Seseorang dapat lupa
akan suatu informasi yang pernah diterimanya karena hal berikut:47
1) Displacement, yaitu informasi yang pernah diperoleh menghilang dari sistem
memori jangka pendek karena masuknya tambahan informasi baru yang
terlalu banyak ke dalam sistem memori jangka pendek tersebut.
2) Interferensi (Interference), yaitu terganggunya proses pemunculan kembali
informasi yang telah ada yang disimpan pada sistem memori jangka pendek
maupun memori jangka panjang karena dua sebab, antara lain interferensi
retroaktif (informasi baru yang masuk mengganggu proses pemunculan
kembali informasi yang telah ada) dan interferensi proaktif (informasi lama
yang telah ada mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang baru
masuk).
Seseorang mengalami lupa kebanyakan karena dipengaruhi faktor bahwa
tidak bisa memanggil kembali informasi yang disimpan karena informasi tidak
tersimpan secara sempurna di dalam sistem memori. Padahal seseorang
dinyatakan berhasil mengingat apabila telah melewati proses mengingat yaitu,
mampu memunculkan kembali informasi yang disimpan. Selain itu, penumpukan
45 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: SKETSA, 2014), Cet. I, h. 524.46 Kay White, Power Memory: 27 Tips Menjadikan Otak Lebih Berdaya (Terjemahan),
(Bandung: Nuansa Cendikia, 2013), Cet. I, h. 19.47 Magda Bhinnety, Struktur dan Proses Memori, Buletin Psikologi Vol. 16 No. 2, h. 87.
30
informasi di dalam sistem memori juga akan mengganggu seseorang memanggil
kembali informasi yang diinginkan.
Penyebab melemahnya daya ingat tidak hanya tergantung pada
pendidikan, lingkungan belajar, dan lingkungan fisik, tetapi juga pada faktor lain
yang dapat mempengaruhi hidupnya (misalnya kehilangan orang yang dicintai).
Selain itu, terdapat faktor-faktor lain seperti genetik keturunan, tidur, depresi,
penyakit tiroid, diabetes, alkohol dan obat-obatan, dan kurangnya vitamin B12.48
Faktor-faktor tersebut harus segera dihindari agar daya ingat tidak berkurang.
Misalnya, tetap menjaga waktu tidur agar fungsi ingatan dapat bekerja secara
maksimal.
Lupa dalam belajar dapat dikurangi dengan melakukan usaha-usaha
tertentu. Usaha yang dilakukan tidak hanya pada guru, tetapi siswa juga memiliki
peran. Berikut adalah tabel usaha yang harus dilakukan guru dan siswa dalam
pembelajaran jika dilihat dari fase konsentrasi, fase pengolahan, dan fase
menggali dan fase prestasi:49
Tabel 2.4. Usaha yang Dilakukan Guru dan Siswa dalam Mengurangi Lupa
FasePembelajaran
Usaha Guru Usaha Siswa
Fase konsentrasi
Guru harus mengarahkanperhatian siswa, supaya anekaunsur pokok dalam materipelajaran benar-benardiperhatikan.
Siswa harus memberikanperhatian khusus pada unsur-unsur yang relevan.
Fase Pengolahan
Guru harus membantu siswauntuk mencernakan materipelajaran dengan sebaik-baiknya.
Siswa harus mengolah materidengan baik dan segera.
Fase menggali danFase prestasi
Guru dapat membantu denganmemberikan pertanyaan terarah,supaya siswa berhasil dalammenggali informasi dariingatannya.
Siswa harus menggunakan kunciyang tepat untuk membukaingatannya.
48 Khairani, Op. cit., h. 163-165.49 Winkel, Op. cit., h. 529-530.
31
Lupa merupakan lawan dari retensi. Terkadang atau bahkan justru sering
siswa mengalami hal lupa dalam proses pembelajaran. Lupa dapat disebabkan
banyak faktor, dan faktor keturunan bisa menjadi penyebabnya. Nutrisi juga bisa
menjadi faktor melemahnya daya ingat. Namun, terdapat pula kiat-kiat untuk
mengurangi lupa dan dapat meningkatkan retensi. Guru harus dapat menjauhkan
siswa dari hal lupa. Walaupun demikian, siswa juga diharapkan melakukan usaha
supaya informasi dapat terus diingat.
3. Kajian Materi Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi merupakan salah satu materi yang harus disampaikan
untuk siswa SMA kelas XI IPA. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006
penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5. SK dan KD Materi Sistem Ekskresi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menjelaskan struktur dan fungsiorgan manusia dan hewantertentu, kelainan dan/ataupenyakit yang mungkin terjadiserta im-plikasinya padasalingtemas
3. 5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur,fungsi, dan proses serta kelainan/penyakityang dapat terjadi pada sistem ekskresipada manusia dan hewan (misalnya padaikan dan serangga)
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam
tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ
ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati.
Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia terdiri
dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel,
urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan
dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung untuk
mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan,
32
penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit
antara lain, jerawat, panu, edema, dsb.
Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ
ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa
metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus.
Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis, tonsilitis,
dsb.
Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.
Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna
empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati
disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus halus
untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu penyakit yang menyerang hati
disebut penyakit kuning.
Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki
sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang rongga
perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa kemih atau
urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan urin terdapat tiga
proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Kelainan pada organ
ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus, batu ginjal, diabetes
inspius, dsb.
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di
sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar
berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah satunya, cairan
tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan air laut.
Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi.
Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa
metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian ini,
cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk kristal
asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama
feses.
33
4. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya peneliti
mendapatkan data bahwa terdapat beberapa penelitian tersebut yang relevan
dengan penelitian ini, antara lain:
Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa
melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik
pada Konsep Sistem Saraf)”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan teknologi multimedia interaktif individual dan
pembelajaran menggunakan teknologi multimedia interaktif klasikal, dapat
meningkatkan pemahaman dan retensi siswa pada konsep sistem saraf. Bahkan,
Kedua pembelajaran mampu membuat siswa termotivasi mempelajari kembali
konsep sistem saraf walaupun pembelajaran telah selesai. Hal ini terbukti dari
hasil retensi yang lebih dari 100%. Pembelajaran dengan teknologi multimedia
interaktif secara individual mampu membuat siswa mandiri dan aktif dalam
belajar, tidak demikian halnya untuk kelas klasikal ketika belajar di kelas karena
pembelajaran didominasi oleh guru.50
Penelitian lain yang berjudul “Kontribusi Wacana Multimedia terhadap
Pemahaman dan Retensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di
Kelas 3 Mts Cimahi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
multimedia dalam pembelajaran memberikan kontribusi yang positif pada retensi.
Keunggulan multimedia dalam imagery tools dan penyedia iklim afektif untuk
pembelajaran, membuat siswa mampu lebih lama menyimpan abstraksi konsep
dalam struktur kognitifnya. Multimedia yang berperan sebagai tutor mengurangi
peran pengajar sebanyak 59,62%. Berkurangnya peran pengajar ini berkontribusi
negatif terhadap pemahaman siswa, sehingga jumlah siswa yang tuntas belajar
pada kelompok multimedia lebih sedikit (65,38%) dari pada kelompok non
50 Fransisca Tailouw dan Wawan Setiawan, Meningkatkan Pemahaman dan RetensiSiswa melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik padaKonsep Sistem Saraf), Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 1 No. 2, 2008,h. 25.
34
multimedia (80,77%). Peran komputer multimedia sebagai tutor hanya dipahami
oleh 57,69% siswa, sedangkan sisanya masih membutuhkan pengajar sebagai
tutor.51
Fransisca S. Tapilouw dalam “Analisis pembelajaran biologi berbasis
multi media interaktif (MMI)pada berbagai jenjang pendidikan”. Hasil penelitian
meyimpulkan pembelajaran dengan MMI ataupun PBK interaktif di satu sisi
memang sangat baik untuk diterapkan, namun pemahaman konsep tidak selalu
meningkat secara nyata karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Hasil tes retensi umumnya tergolong tinggi (>80%) menunjukkan
bahwa MMI dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui pengulangan
dan simulasi proses yang terdapat dalam program MMI maupun PBK interaktif.52
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas dapat dikatakan bahwa retensi
siswa dapat meningkat dengan adanya multimedia interaktif pembelajaran. Selain
itu, kemasan pembelajaran dengan multimedia interaktif menarik bagi siswa dan
mampu menumbuhkan rasa keinginan untuk memepelajarinya lagi. Namun, tidak
semua siswa dapat belajar secara mandiri, sehingga peran guru masih sangat
diperlukan dalam mengajar.
B. Kerangka Berpikir
Siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep biologi. Saat
mereka ingin belajar secara mandiri melalui buku pelajaran, siswa menjadi malas
karena didalam buku dipenuhi materi yang padat dan sering muncul konsep
abstrak. Di kelas pun, tidak semua guru dapat memberikan pembelajaran yang
bermakna. Alhasil, siswa tidak memperoleh pengetahuan mengingat proses
51 Yanti Herlanti, Nuryani Y. Rustaman, dan Wawan Setiawan, Kontribusi WacanaMultimedia terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas diKelas 3 Mts Cimahi, Jurnal Pendidikan IPA: METAMORFOSA Vol. 2 No. 1, 2007, h. 10.
52 Fransisca S. Tailouw, Analisis pembelajaran biologi berbasis multi media interaktif(MMI) pada berbagai jenjang pendidikan, 2012, h. 11(http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195107261978032-FRANSISCA_SUDARGO/Abstrak_Analisis_MMI-Fransisca.pdf).
35
belajar yang tidak berhasil. Jika hal ini terus dibiarkan lama-kelamaan akan
mempengaruhi hasil belajar biologi siswa.
Profesionalitas guru perlu diperhatikan dalam kasus semacam ini.
Seharusnya muncul inovasi-inovasi yang dilakukan guru dalam memperbaiki
kegagalan belajar siswa. Inovasi tidak hanya sekedar pada model pembelajaran,
tetapi media pun menjadi hal yang harus dipikirkan demi mewujudkan proses
belajar siswa yang berkualitas unggul.
Bila dicari hubungan sebab-akibat, proses penyampaian informasi guru
yang bermakna akan menciptakan keberhasilan belajar siswa. Kemudian bila
tercipta keberhasilan belajar siswa, maka siswa akan mudah mengetahui dan
memahami konsep sekalipun pada konsep yang abstrak. Dan jika siswa sudah
memahami konsep dengan baik, maka apapun konsepnya akan tersimpan dalam
memori. Jika dilanjutkan lagi, memori siswa yang penuh akan pengetahuan
memudahkan siswa dalam mengerjakan soal dan pada akhirnya akan memperoleh
hasil belajar yang memuaskan.
Proses penyampaian informasi inilah yang harus selalu guru perhatikan
dalam setiap kegiatan mengajar. Karena, bisa berdampak pada prestasi siswa.
Media pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Terlebih
jika media pembelajaran berbentuk multimedia interaktif, dengan catatan bahwa
pengoperasian programnya tidak menyulitkan siswa yang akan belajar.
Konsep biologi yang berkaitan dengan sistem kerja tubuh khususnya pada
materi sistem ekskresi mencakup konsep abstrak dan cukup padat. Multimedia
interaktif dapat sangat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan tersebut. Siswa
pun dengan leluasa dapat memilih menu yang disuguhkan dalam program dan
belajar pun menjadi sangat menyenangkan. Diharapkan dengan kemasan sumber
belajar yang menyenangkan seperti itu dapat menumbuhkan rasa ketagihan dalam
diri siswa, sehingga program terus dibuka yang mengakibatkan daya ingat pun
menjadi meningkat.
36
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian yaitu “terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam
pembelajaran biologi terhadap retensi siswa”.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, yang
terletak di Komplek Perum Puri Bintaro Hijau Blok F IV, Kecamatan Pondok
Aren, Kota Tangerang Selatan pada bulan Maret – April 2014 semester genap
tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experimental, yaitu metode eksperimen, akan tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.1
Pretest, posttest I, dan posttest II (retest) dilakukan supaya dapat diketahui
perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Sebelum
pembelajaran dimulai, siswa mengerjakan pretest yang memiliki tujuan untuk
melihat sejauh mana pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan.
Kemudian dilakukan posttest I setelah proses belajar mengajar topik sistem
ekskresi berakhir yang bertujuan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa
setelah pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui daya ingat (retensi) siswa
terhadap materi yang telah diberikan, dilakukan posttest II (retest) setelah 3
minggu pembelajaran berhenti atau setelah melaksanakan posttest I.
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group
Design2, yang telah dimodifikasi dengan pola sebagai berikut:
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D), (Bandung: CV ALFABETA, 2011), Cet. XIII, h. 114.
2 Ibid., h. 112-113.
38
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest I3 minggu
Posttest II(Retest)
E O1 X O2 O5
K O3 O4 O6
Keterangan:
E : kelompok eksperimen
K : kelompok kontrol
O1 O3 : pretest pada kedua kelompok dengan soal yang sama
X : pendayagunaan multimedia interaktif
O2 O4 : posttest I pada kedua kelompok dengan soal yang sama
O5 O6 : posttest II (retest) pada kedua kelompok dengan soal yang sama
(dilakukan 3 minggu setelah posttest I tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu)
Berdasarkan desain penelitian di atas, digunakan dua kelompok dalam
penelitian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok
tersebut dalam proses belajar mengajar menerapkan pendekatan dan metode
pembelajaran yang sama. Perbedaannya, kelompok kontrol tanpa adanya
penggunaan multimedia interaktif, sedangkan kelompok eksperimen dengan
penggunaan multimedia interaktif. Pada kelompok kontrol menggunakan media
pembelajaran animasi dan video yang dikemas dalam slide powerpoint.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi target dalam penelitian
ini meliputi seluruh siswa SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, semester genap
3 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2010), Cet. XVII,h. 61.
39
tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan populasi terjangkaunya yaitu seluruh siswa
SMA Negeri 5 Kota kelas XI, semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.4 Sampel penelitian dalam penelitian ini sebanyak dua kelompok yang
diambil dari populasi terjangkau. Satu kelompok sebagai kelompok kontrol, yaitu
kelas XI IPA 2 yang terdiri dari 35 siswa dan satu kelompok lagi sebagai
kelompok eksperimen, yaitu kelas XI IPA 1 yang terdiri dari 36 siswa. Teknik
pengambilan sampel yang diterapkan adalah simple random sampling, yaitu
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.5 Sehingga peneliti memberi hak
yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan menjadi anggota
sampel. Oleh karena itu, peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan
satu atau beberapa subjek untuk dijadikan anggota sampel.
D. Variabel Penelitian
Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah penggunaan multimedia
interaktif, disimbolkan dengan X.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah retensi siswa dalam
pembelajaran biologi, disimbolkan dengan Y.
Tabel 3.2. Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional
MultimediaInteraktif (X)
Multimedia interaktif dalam penelitian ini merupakan aplikasi yangdiberi nama sistemekskresi.exe pada materi sistem ekskresi.
Retensi Siswa (Y)
Retensi siswa dalam penelitian diartikan sebagai tingkat kemampuanmengingat materi pelajaran yang diukur melalui pengulangan tes hasilbelajar (posttest II/retest) pada waktu 3 minggu setelah posttest Idilakukan.
4 Ibid., h. 62.5 Ibid., h. 64.
40
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari 3 tahapan, antara lain tahap persiapan
sebelum penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian,
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian
Hal pertama yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan studi
pustaka mengenai teori-teori yang melandasi penelitian, kemudian dilanjutkan
dengan merancang desain penelitian yang akan digunakan. Setelah itu,
menyelesaikan pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Langkah
selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian dan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berdasarkan arahan dan bimbingan dari dosen pembimbing.
Instrumen penelitian terdiri dari program multimedia interaktif, tes objektif
pilihan ganda, dan angket. RPP yang dibuat sebanyak 3 pertemuan pada konsep
sistem ekskresi.
Kemudian, langkah yang dilakukan yaitu melakukan koordinasi dengan
pihak sekolah dalam hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk
melakukan uji coba instrumen tes objektif pilihan ganda. Jumlah peserta tes
sebanyak 50 siswa yang merupakan gabungan dari kelas XII IPA 2 dan XII IPA 3.
Hasil tes tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan aplikasi ANATES versi 4.0
sehingga diperoleh butir soal yang akan dipakai untuk pretest, posttest I, dan
posttest II (retest) dalam penelitian, yaitu 25 soal. Begitu pula dengan instrumen
program multimedia interaktif, instrumen tersebut divalidasi oleh ahli materi, ahli
media, dan guru. Ahli materi adalah dosen pembimbing, ahli media merupakan
perwakilan dari Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bagian Multimedia, dan guru adalah guru mata pelajaran biologi kelas XI di
tempat penelitian berlangsung. Hasil validasi digunakan sebagai bahan revisi
instrumen, sehingga program multimedia interaktif siap digunakan pada proses
penelitian.
41
Langkah terakhir pada tahapan ini adalah menentukan sampel yang akan
dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dihasilkan kelas XI IPA 1
sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen akan memperoleh perlakuan sesuai dengan desain
penelitian yang telah ditentukan.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Langkah awal pada tahapan ini adalah masing-masing sampel yang terdiri
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest. Langkah
selanjutnya, masuk ke dalam proses pembelajaran. Konsep yang diajarkan adalah
sistem ekskresi. Kedua kelompok dalam proses pembelajarannya digunakan
pendekatan dan metode pembelajaran yang sama, yaitu pendekatan pembelajaran
ekspositori dengan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Penggunaan
program multimedia interaktif diterapkan oleh kelompok eksperimen, sehingga
kegiatan belajar berada di ruang laboratorium komputer yang mengharuskan
setiap siswa mengahadap 1 komputer. Sedangkan kelompok kontrol
menggunakan media pembelajaran animasi dan video yang dikemas dalam slide
powerpoint. Kegiatan belajar kelompok kontrol tetap berada di dalam kelas
dengan bantuan projector. Setelah konsep yang diajarkan selesai, kedua kelompok
sampel diberikan posttest I. Dalam jangka waktu 3 minggu kemudian diadakan
posttest II (retest).
3. Tahap Akhir Penelitian
Hasil pretest, posttest I, dan posttest II (retest) dari kelompok eksperimen
dan kontrol selanjutnya dianalisis menggunakan analisis uji statistik. Setelah itu,
dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik tersebut. Penarikan
kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.
42
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat
lebih jelas pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian
43
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan tes yang
berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dan nontes yang berupa angket,
secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut:
1. Retensi siswa dijaring menggunakan tes objektif. Tes retensi (posttest
II/retest) diberikan kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Tes diberikan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, hal ini dilakukan agar
retensi belajar siswa yang diukur benar-benar mencerminkan hasil belajar
siswa pada saat perlakuan, bukan karena pengulangan belajarnya.
Pelaksanaan tes retensi hasil belajar diberikan 3 minggu setelah posttest I.
Instrumen yang digunakan adalah sama, dalam artian mengandung soal yang
sama.
2. Angket diberikan di akhir seluruh kegiatan pembelajaran. Angket tersebut
diberikan untuk melihat respon siswa terhadap kehadiran multimedia
interaktif pada kelompok eksperimen.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Program multimedia interaktif
Program multimedia interaktif diberi nama sistemekskresi yang merupakan
aplikasi pembelajaran bereksktensi file berupa exe (executable), yang artinya file
dapat dibuka tanpa harus memiliki media player pendukung. Program tersebut
dibuat menggunakan software Macromedia Director dengan besar file 59.4 MB.
Materi yang dikemas di dalamnya adalah tentang sistem ekskresi. Agenda
pembuatan multimedia interaktif terlampir pada lampiran 10. Setelah program
selesai dibuat, dilakukan uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, dan guru.
Kisi-kisi instrumen penilaian multimedia interaktif meliputi aspek isi, kebahasaan,
44
efek multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan
menyeluruh. Aspek isi terdiri dari 9 indikator untuk ahli materi dan guru masing-
masing 1 butir. Aspek kebahasaan terdiri dari 4 indikator untuk ahli materi dan
guru, serta 3 indikator untuk ahli media masing-masing 1 butir. Aspek efek
multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran terdiri dari 6 indikator untuk
ahli materi, ahli media, dan guru masing-masing 1 butir. Aspek tampilan
menyeluruh terdiri dari 2 indikator untuk ahli materi dan guru, serta 6 indikator
untuk ahli media masing-masing 1 butir. Kisi-kisi instrumen penilaian multimedia
interaktif dapat dilihat pada lampiran 14.
Kisi-kisi penilaian multimedia interaktif di atas merupakan hasil
modifikasi dari kisi-kisi yang dibuat oleh Ahmad Saifudin dalam penelitiannya
yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Mata
Pelajaran IPS SMP”.6 Ahli materi adalah dosen pembimbing, ahli media
merupakan perwakilan dari Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Bagian Multimedia, dan guru adalah guru mata pelajaran biologi kelas XI
di tempat penelitian berlangsung. Rekapitulasi penilaian multimedia interaktif
terlampir pada lampiran 18.
2. Tes objektif pilihan ganda
Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda.
Tes pilihan ganda merupakan pokok uji yang meliputi dari satu pertanyaan yang
belum lengkap dan untuk melengkapinya disediakan beberapa pernyataan
sambungan yang diantaranya adalah jawaban benar.7 Pilihan ganda terdiri dari 5
pilihan yaitu a, b, c, d, dan e. Ranah kognitif yang digunakan dalam tes ini
meliputi aspek mengingat/remember (C1), memahami/understand (C2),
mengaplikasikan/apply (C3), menganalisis/analyze (C4), mengevaluasi/evaluate
(C5), dan mencipta/create (C6) dalam taksonomi Bloom revisi.8 Tes ini diberikan
6 Ahmad Saifudin, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer MataPelajaran IPS SMP, Jurnal FALASIFA. Vol .1 No.2, 2001, h. 71-82.
7 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPABerbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 56.
8 Ibid., h. 14.
45
sebelum pembelajaran (pretest), sesudah pembelajaran (posttest I), dan 3 minggu
setelah posttest I (posttest II/retest) pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda9
SubKonsep
Jenjang Kognitif JumlahSoal
%C1 C2 C3 C4 C5 C6
SistemEkskresi
2, 3* 1* 4 4 10%
Hati 7* 6* 8 5* 4 10%Paru-Paru 10 9* 2 5%
Kulit 13 11*, 1214, 15*,
16*17* 7 17,5%
Ginjal 18*21*, 24,26*, 27*
19*, 20*,23*
22, 29* 25, 28* 12 30%
Gangguanpada
SistemEkskresiManusia
32, 36 31*, 34*30*,33*
35* 7 17,5%
SistemEkskresi
padaHewan
39 37* 38 40* 4 10%
JumlahSoal
5 10 9 9 5 2 40
% 12.5% 25% 22.5% 22.5% 12.5% 5%
Keterangan:
*soal yang digunakan sebagai alat tes (pretest, posttest I,dan posttest II/retest)
3. Angket
Angket atau quetioner termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat
data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal.10 Angket
berisikan pernyaataan mengenai siswa terhadap kehadiran multimedia interaktif
pada kelas eksperimen. Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup.
Angket diisi dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada lembar jawaban
9 Lampiran 1, h. 74-98.10 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. IV, h. 166.
46
dengan dua pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. Berikut adalah kisi-kisi instrumen
angket:
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket
No Indikator Nomor Butir Jumlah %
1 Kejelasan topik pembelajaran. 2 1 6.7%
2Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikirsiswa.
3 1 6.7%
3 Kemudahan penggunaan. 1 1 6.7%
4Kemampuan komponen multimedia interaktifuntuk meningkatkan retensi siswa pada materisistem ekskresi.
4, 5, 6, 8, 13, 15 6 40%
5Dukungan multimedia interaktif bagikemandirian belajar siswa.
10, 11 2 13.3%
6 Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. 7, 9, 12 3 20%
7Komponen aplikasi pembelajaran berjalandengan lancar.
14 1 6.7%
Jumlah 15 15% 100%
H. Kalibrasi Instrumen
Uji coba instrumen dilaksanakan untuk mengetahui kualitas instrumen
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen program multimedia
interaktif sebelum diterapkan di kelompok eksperimen, terlebih dahulu dilakukan
uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, dan guru, masing-masing adalah dosen
pembimbing, Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bagian Multimedia, dan guru bidang studi biologi di sekolah tempat penelitian
berlangsung. Setelah dilakukan uji kelayakan dan beberapa perbaikan, maka
instrumen tersebut layak untuk digunakan.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data perangkat tes yang
berupa tes objektif pilihan ganda, dilakukan uji instrumen pada siswa di luar
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu kelas XII IPA 2 dan XII IPA 3
SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, sejumlah 50 siswa. Hasil uji coba perangkat tes
dipilih untuk dijadikan instrumen pengukuran hasil belajar kognitif guna
mengetahui retensi siswa. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
47
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang bermakna tepat atau sahih.11
Validitas (kesahihan) dapat diartikan sebagai suatu kualitas yang menunjukkan
hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria
belajar atau tingkah laku.12 Validitas pada penelitian ini menggunakan rumus
korelasi biseral sebagai berikut:13
= −Keterangan:
γpbi : koefisien korelasi biseral
Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya
Mt : rerata skor total
St : standar deviasi dari skor total proporsi
p : proporsi siswa yang menjawab benar ( = )
q : proporsi siswa yang menjawab salah ( = 1 − )
Apabila γpbi ≥ rtabel maka butir soal dikatakan valid. Sebaliknya jika γpbi <
rtabel maka butir soal dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas pada
40 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 26 soal valid yakni nomor 1, 3, 5, 6,
7, 9, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, dan
40.14 Soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai instrumen tes untuk ranah
kognitif. Hasil penghitungan menggunakan program ANATES versi 4.0.
11 Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 105.12 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA, 2006), Cet. XIII, h. 137.13 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), Cet. I, h. 93.14 Lampiran 4, h. 111-112.
48
2. Reliabilitas
Reliabilitas (rely + ability = reliability) memilki makna keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi, sehingga dapat diartikan
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.15 Rumus
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan K-R. 20 sebagai berikut:16
= − 1 − ∑Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( = 1 − )
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Tabel 3.5. Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment17
Besarnya “r” Interpretasi
0.00 – 0.20 Sangat Rendah0.21 – 0.40 Rendah0.41 – 0.70 Sedang0.71 – 0.90 Tinggi0.91-1.00 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh hasil reliabilitas tes sebesar
0.84, yang memiliki interpretasi tinggi.18 Penghitungan dilakukan dengan
menggunakan aplikasi ANATES versi 4.0.
15 Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 105.16 Arikunto, Op. cit., h. 115.17 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet.
XXIV, h. 193.18 Lampiran 5, h. 113.
49
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah salah satu analisis kuantitatif konvensional
paling sederhana dan mudah. Soal dikatakan baik jika soal tersebut tidak terlalu
sulit dan tidak terlalu mudah. Perhitungan tingkat kesukaran diperoleh dari
proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan
keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Rumus tingkat kesukaran adalah sebagai
berikut:19
=Keterangan:
P : proporsi (indeks kesukaran)
B : jumlah siswa yang menjawab benar
N : jumlah peserta tes
Tabel 3.6. Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran20
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran
P = 0 – 0.25 SukarP = 0.26 – 0.75 Sedang
P = 0.76 – 1 Mudah
Berdasarkan hasil penghitungan dari aplikasi ANATES versi 4.0 diperoleh
bahwa terdapat 3 soal kategori mudah, 33 kategori sedang, 2 soal kategori sukar, 1
soal kategori sangat mudah, dan 1 soal kategori sangat sukar.21
4. Daya Beda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi
19 Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 103.20 Ibid., h. 103-104.21 Lampiran 6, h. 114.
50
dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi.22 Rumus
pengukuran daya beda adalah sebagai berikut:23
= −0,5 ×Keterangan:
D = daya beda
Ba = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N = jumlah peserta tes
Tabel 3.7. Klasifikasi dan Indeks Daya Beda24
Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Beda
0.00 – 0.20 Jelek (poor)0.21 – 0.40 Cukup (satisfactory)0.41 – 0.70 Baik (good)0.71 – 1.00 Baik sekali (excellent)
< 0.00 (negatif) Tidak baik (diabaikan)
Berdasarkan hasil penghitungan dari aplikasi ANATES versi 4.0 diperoleh
bahwa terdapat 8 butir soal yang memiliki daya pembeda baik sekali, 17 butir soal
baik, 8 butir soal cukup, 4 butir soal jelek, dan 3 butir soal tidak baik.25
I. Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan sebagai suatu cara untuk menguraikan data yang
diperoleh agar dapat dipahami oleh berbagai pihak yang ingin mengetahui hasil
penelitian. Berikut adalah analisis data yang dilakukan pada penelitian ini:
22 Arifin, Op. cit., h. 273.23 Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 104.24 Arikunto, Op. cit., h. 232.25 Lampiran 7, h. 115.
51
1. Uji Retensi
Tes retensi (posttest II/retest) dilakukan untuk mengukur daya ingat
terhadap materi yang telah diberikan, dalam penelitian ini adalah pada konsep
sistem ekskresi manusia. Tes retensi (posttest II/retest) ini dilaksanakan 3 minggu
setelah posttest I. Pemilihan rentang waktu tersebut didasarkan oleh beberapa ahli
terkait pelaksanakan retest, yang menyatakan bahwa retest sudah dapat
dilaksanakan 1 minggu setelah posttest I. Penilaian retensi dapat dihitung dengan
rumus:26
Retensi = Nilai ( )Nilai I × 100%Perolehan skor retensi tersebut, kemudian dikategorikan atas empat
kategori pada tabel berikut:
Tabel 3.8. Retensi Siswa Berdasarkan Kategori
Adaptasi Penguasaan Konsep Depdikbud27
Klasifikasi Retensi Indeks Retensi
≥ 100% Sangat Baik85-99% Baik70-84% Cukup55-69% Kurang
2. Angket
Skor angket terlebih dahulu dihitung pada setiap butir pernyataan dengan
cara menentukan persentase jawaban “ya” dan “tidak”. Kemudian dicari rata-rata
26 Setiawan, Sutarto, dan Indrawati, Op. cit., h. 287.27 Fifi Afifah, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap
Retensi Siswa pada Konsep Sistem Gerak pada Manusia”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2005, h. 48, Tidak Dipublikasikan.
52
sehingga menghasilkan skor setiap indikator. Persentase respon setiap butir pada
angket tertutup dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:28
Respon = ∑ siswa yang menjawab sama∑ siswa × 100%3. Uji Prasyarat
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan menggunakan statistik uji “t” untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh multimedia interaktif terhadap retensi siswa. Namun, sebelumnya perlu
dilakukan uji prasyarat, antara lain:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua
kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Liliefors
(taraf signifikan α = 0,05).
Langkah-langkah pada pengujian ini dimulai dari pengamatan xi, x2, …, xn
untuk dijadikan bilangan baku zi, z2, …, zn dengan menggunakan rumus = ̅,
dimana ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.
Dalam merubah kedalam bilangan baku dilakukan dengan cara menggunakan
daftar distribusi normal baku, dihitung peluang F (zi) = P (z < zi). Selanjutnya
dihitung proporsi zi, z2, …, zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi
ini dinyatakan oleh S (zi), maka ( ) = ∑ ,, ,… . Setelah itu, dihitung
selisih ( ) − ( ) dan ditentukan harga mutlaknya. Kemudian memilih harga
yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, yang disebut Lo.
Nilai Lo lalu dibandingkan dengan Lt untuk mengetahui apakah data berdistribusi
28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT REMAJAROSDAKARYA, 2002), Cet. VIII, h. 131.
53
normal atau tidak. Apabila Lo < Lt maka data berdistribusi normal. Namun, jika
Lo > Lt maka data tidak berdistribusi normal.29
b. Uji Homogenitas
Setelah diketahui data hasil penelitian berdistribusi normal, selanjutnya
dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian homogenitas diperlukan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok populasi homogen atau heterogen. Teknik uji
homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Fisher pada taraf
signifikan α = 0.05 dengan rumus sebagai berikut:30
=Apabila Fhitung < Ftabel maka data berasal dari populasi yang homogen.
Namun, jika Fhitung > Ftabel maka data tidak berasal dari populasi yang homogen.
4. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan penghitungan normalitas dan homogenitas maka
selanjutnya menganalisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara siswa yang diberi perlakuan penggunaan multimedia interaktif
dengan tidak menggunakan multimedia interaktif. Bila jumlah n1 ≠ n2 dan varians
homogen maka dapat digunakan rumus t-test dengan polled varian dengan derajat
kebebasannya (dk) = n1 + n2 - 2 pada taraf signifikan = 5% dengan rumus
sebagai berikut:31
29 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rosemata Sampurna,2010), Cet. I, h. 107-109.
30 Kadir, Op. cit., h. 118.31 Sugiyono, Op. cit., h. 273.
54
= 1 − 2( ) ( ) +Keterangan:X : rata-rata kelompok eksperimenX : rata-rata kelompok kontrolS1 : standar devisi kelompok eksperimenS2 : standar devisi kelompok kontroln : jumlah siswa kelompok eksperimenn : jumlah siswa kelompok kontrol
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2 (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
Ha : µ1 ≠ µ2 (nilai rata-rata berbeda nyata)
H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia
interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa.
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia interaktif
dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa.
dengan,
1 = 2 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
1 ≠ 2 : terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian ini meliputi data tes objektif pilihan ganda dan
angket. Tes objektif pilihan ganda terdiri dari pretest, posttest I, dan posttest II
(retest) pada kedua kelompok, yakni kelompok eksperimen (XI IPA 1) dan
kelompok kontrol (XI IPA 2). Pretest dilakukan sebelum pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada konsep sistem ekskresi.
Setelah kedua kelompok melaksanakan proses pembelajaran dengan perlakuan
yang berbeda pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok eksperimen dengan
menggunakan multimedia interaktif dan kelompok kontrol menggunakan media
animasi dan video, kemudian dilaksanakan posttest I yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar antara sebelum dan sesudah perlakuan.
Sesudah 3 minggu dari pelaksanaan posttest I, selanjutnya diadakan posttest II
(retest) tanpa adanya pemberitahuan. Posttest II (retest) dilakukan untuk
mengukur retensi siswa pada konsep sistem ekskresi.
1. Deskripsi Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)
Berikut adalah data nilai pretest, posttest I, dan posttest II (retest)
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
Tabel 4.1. Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
DataPretest Posttest I Posttest II
Eksperimen (E) Kontrol (K) E K E KNilai Minimum 24 28 56 48 48 40Nilai Maksimum 60 64 92 84 96 76Mean 44.33 45.94 76.11 66.63 77.11 60Median 44 44 76 68 80 60Modus 44 40 76 64 72 52Standar Deviasi (SD) 11 10.28 10.01 10.27 13.06 10.31
56
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelompok
eksperimen lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Selisih nilai tersebut
sebesar 1.61. Nilai maksimum dan nilai minimum pada pretest kelompok kontrol
juga lebih unggul daripada kelompok ekskperimen. Namun, nilai pretest yang
sering muncul (modus) pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelompok kontrol.
Pada nilai rata-rata posttest I kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
mengalami peningkatan. Nilai rata-rata posttest I pada kelompok eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini kebalikan saat pretest. Selisih nilai
tersebut mencapai 9.48. Kriteria lain seperti nilai maksimum, nilai minimum,
median, dan modus juga unggul pada kelompok eksperimen.
Peningkatan nilai rata-rata posttest II (retest) hanya terjadi pada kelompok
eksperimen. Sedangkan kelompok kontrol mengalami penurunan. Sehingga
selisih nilai rata-rata kedua kelompok mampu mencapai 17.11. Seperti halnya
posttest I, kriteria nilai maksimum, nilai minimum, median, dan modus unggul
pada kelompok eksperimen.
2. Data Retensi
Dalam penelitian ini jumlah siswa untuk kelompok eksperimen adalah 36
sedangkan jumlah siswa untuk kelompok kontrol adalah 35. Data hasil rata-rata
retensi siswa melalui posttest II (retest) pada kelompok eksperimen sebesar
101.01%. Sedangkan rata-rata retensi kelompok kontrol memiliki nilai yang lebih
rendah yaitu 90.07%. Hal ini menunjukan bahwa retensi siswa dengan penerapan
multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan retensi siswa yang hanya
menggunakan media animasi dan video. Berikut adalah penyajian data retensi
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
57
Tabel 4.2. Data Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tingkat RetensiKelompok Eksperimen (n=36) Kelompok Kontrol (n=35)
n % n %55-69% (Kurang) - - - -70-84% (Cukup) - - 8 22.86%85-99% (Baik) 10 27.78% 23 65.71%
≥ 100% (Sangat Baik) 26 72.22% 4 11.43%
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa tingkat retensi siswa pada
kelompok eksperimen yang mencapai ≥ 100% jumlahnya lebih banyak
dibandingkan kelompok kontrol. Bahkan, pada kelompok kontrol terdapat siswa
yang memiliki tingkat retensi cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
siswa pada kelompok eksperimen mempunyai kemampuan menyimpan konsep
dalam struktur kognitif lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.
Siswa yang memiliki tingkat retensi sangat baik (≥ 100%) dapat dikatakan
mengalami peningkatan retensi. Berikut adalah tabel pengamatan siswa yang
mengalami peningkatan retensi, tetap, dan penurunan retensi:
Tabel 4.3. Kondisi Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
KondisiKelompok Eksperimen (n=36) Kelompok Kontrol (n=35)
n % n %Peningkatan Retensi 18 50% 1 2.86%
Tetap 8 22.22% 3 8.57%Penurunan Retensi 10 27.78% 31 88.57%
Berdasarkan tabel 4.3, siswa yang mengalami peningkatan retensi dan
tetap tergolong ke dalam tingkat retensi sangat baik (≥ 100%). Sedangkan siswa
yang mengalami penurunan retensi tergolong ke dalam tingkat retensi mulai dari
baik (85-99%) hingga cukup (70-84%). Semakin besar selisih antara nilai posttest
II (retest) dengan posttest I, maka siswa akan masuk ke dalam tingkat retensi
cukup (70-84%).
58
3. Angket
Setelah melakukan serangkaian penelitian pada kelompok eksperimen,
maka diberikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan
multimedia interaktif. Jumlah angket yang terkumpul dan dianalisis sebanyak 36
angket dengan total butir 15 pernyataan positif. Setiap butir pernyataan dihitung
total skornya lalu dipersentasikan sehingga dapat menginterpretasikan pernyataan
setiap butir.
Angket ini terdiri dari 7 indikator antara lain, kejelasan topik pem-
belajaran, kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa, kemudahan
penggunaan, kemampuan komponen multimedia interaktif untuk meningkatkan
retensi siswa pada materi sistem ekskresi, dukungan multimedia interaktif bagi
kemandirian belajar siswa, keteraturan desain aplikasi pembelajaran, dan
komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan lancar. Dari 7 indikator tersebut,
akan dilihat respon siswa terhadap masing-masing indikator tersebut unuk
memudahkan pembahasan. Berikut adalah data angket kelompok eksperimen:
Tabel 4.4. Data Angket Kelompok Eksperimen
No Indikator % Jawaban
1 Kejelasan topik pembelajaran. 83.33%2 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa. 97.22%3 Kemudahan penggunaan. 100%
4Kemampuan komponen multimedia interaktif untukmeningkatkan retensi siswa pada materi sistemekskresi.
96.76%
5Dukungan multimedia interaktif bagi kemandirianbelajar siswa.
93.10%
6 Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. 98.15%
7Komponen aplikasi pembelajaran berjalan denganlancar.
80.56%
92.73%
Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata siswa yang memilih jawaban “ya” pada
pernyataan positif setiap indikator mencapai di atas 75%. Penghitungan setiap
butir pernyataan dapat dilihat pada lampiran 36. Dari uraian di atas mengenai
59
penggunaan multimedia interaktif pada konsep sistem ekskresi secara
keseluruhan, diperoleh informasi bahwa penggunaan multimedia interaktif ini
dapat diterima dan mampu membantu siswa dalam meningkatkan retensi (daya
ingat) siswa.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka
terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji
Liliefors dengan taraf signifikan α = 0.05. Kriteria pengujian dikatakan
berdistribusi normal jika nilai Lo < Lt, sebaliknya jika nilai Lo > Lt berarti data
tidak berdistribusi normal.
Hasil penghitungan uji normalitas hasil pretest, posttest I, dan posttest II
(retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)
DataPretest Posttest I Posttest II
E K E K E Kn 36 35 36 35 36 35
Lo 0.095 0.118 0.071 0.078 0.077 0.124Lt 0.147 0.149 0.147 0.149 0.147 0.149
Kriteria Lo < Lt Lo < Lt Lo < Lt Lo < Lt Lo < Lt Lo < LtKesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa hasil pretest, posttest I, dan
posttest II (retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai Lt
diambil mengacu nilai pada tabel konsultasi Lilliefors pada taraf signifikansi 5%
60
dan derajat kebebasan 36. Kolom keputusan dibuat sesuai pada ketentuan
pengujian hipotesis normalitas yaitu jika Lo < Lt maka dinyatakan data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo > Lt maka data dinyatakan tidak
berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai Lo kedua data
pretest, posttest I, dan posttest II (retest) lebih kecil dari nilai Lt. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. Penghitungan uji normalitas
dapat dilihat pada lampiran 23-28.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher pada taraf
signifikan 5%. Kriteria pengujian dikatakan bersifat homogen (H0 diterima) jika
nilai Fhitung < Ftabel, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima, yang berarti
kedua varians tidak homogen.
Hasil penghitungan uji homogenitas data pretest, posttest I, dan posttest II
(retest) disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)
DataPretest Posttest I Posttest II
E K E K E Kn 36 35 36 35 36 35
Fhitung 1.14 1.05 1.60Ftabel 1.74 1.74 1.74
Kesimpulan Homogen Homogen Homogen
Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa uji homogenitas data pretest,
posttest I, dan posttest II (retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji
homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas
yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians
yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua
data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil pengitungan
pretest, posttest I, dan posttest II (retest) tersebut nilai Fhitung < Ftabel. Sehingga
61
dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. Penghitungan
selengkapnya uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 29-31.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah data penelitian diuji kehomogenitasan dan kenormalitasannya,
diperoleh hasil bahwa data homogen dan normal kemudian langkah selanjutnya
adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui
adanya perbedaan antara pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran
biologi terhadap retensi siswa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan rumus uji-t dengan kriteria jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai
rata-rata tidak berbeda nyata) dan jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-
rata berbeda nyata).
Hasil penghitungan uji-t data pretest, posttest I, dan posttest II (retest)
disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7. Hasil Uji-t Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)
DataPretest Posttest I Posttest II
E K E K E Kn 36 35 36 35 36 35
SD 11 10.28 10.01 10.27 13.06 10.31thitung -0.633 3.919 6.080ttabel 1.658 1.658 1.658
Kesimpulan H0 diterima H0 ditolak H0 ditolak
Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa perolehan nilai thitung dilakukan
penghitungan dengan menggunakan uji-t pada pretest, sehingga diperoleh thitung <
ttabel dengan dk = (36 + 35) – 2 = 69 pada taraf signifikan 5% satu arah. Dengan
demikian dapat disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
pretest kelompok eksperimen dengan pretest kelompok kontrol karena belum ada
perlakuan dari kedua kelompok tersebut. Namun perolehan nilai thitung dilakukan
penghitungan dengan menggunakan uji-t pada posttest I dan posttest II (retest),
sehingga diperoleh thitung > ttabel dengan dk = (36 + 35) – 2 = 69 pada taraf
62
signifikan 5% satu arah yang berarti Ha diterima. Diterimanya Ha menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok. Dengan kata lain
terdapat pengaruh multimedia interaktif terhadap retensi siswa pada konsep sistem
ekskresi. Penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 32-34.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembuatan multimedia interaktif melalui 11 tahapan sesuai yang
dikemukakan Deni Darmawan dalam bukunya yang berjudul “Teknologi
Pembelajaran”, terlampir pada lampiran 10. Sampai pada tahap revisi produk
akhir, ditemukan permasalahan terkait penggunaan software Macromedia
Director, walaupun software tersebut memiliki kelebihan dalam menghasilkan
multimedia interaktif yang dapat dijalankan di semua komputer tanpa harus
menggunakan player khusus. Permasalahan yang dimaksud yaitu sebagian
komponen dapat mengalami kerusakan jika multimedia interaktif dijalankan
bukan di komputer asal pembuatan multimedia interaktif. Namun demikian,
permasalahan tersebut tidak menyurutkan antusias siswa dalam menggunakan
multimedia interaktif.
Sejak di awal pertemuan pembelajaran, siswa pada kelompok eksperimen
sudah menyukai pembelajaran multimedia interaktif dengan memberikan
komentar-komentar positif. Hal tersebut diperkuat dengan adanya angket yang
diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan sebagai bukti tertulis bahwa siswa
kelompok eksperimen menyukai pembelajaran multimedia interaktif. Hasil angket
menunjukkan pada pernyataan positif rata-rata respon positif lebih dari 90%.
Telah dijelaskan pada deskripsi teoritis bahwa pembelajaran multimedia
interaktif terdiri dari beberapa komponen, antara lain teks, gambar, audio, video,
animasi, dan interaktivitas. Oleh karena itu, unsur media pada kelompok
eksperimen labih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini akan
memberikan perbedaan hasil di akhir pembelajaran dalam hal retensi siswa.
63
Penggunaan unsur video dan audio mampu meningkatkan kenyamanan
dalam pembelajaran.1 Kenyamanan ini yang membuat siswa pada kelompok
eksperimen menyukai pembelajaran multimedia interaktif. Siswa diberikan
nuansa dan pengalaman yang menyenangkan dalam mempelajari biologi melalui
multimedia interaktif.
Audio dalam multimedia interaktif adalah suara latar yang berupa musik
instrumental. Unsur media audio yang disajikan di dalam multimedia interaktif
tidak mengganggu proses belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menyatakan retensi siswa kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Sehingga suara latar yang berupa musik
instrumental di dalam multimedia interaktif mampu menambah konsentrasi dan
perhatian siswa pada proses pembelajaran. Seperti halnya yang dikemukakan
Canadian Association for Music Therapy dalam Salim yang menyatakan bahwa
musik dapat meningkatkan memori dan perhatian.2
Namun, penelitian ini tidak hanya untuk mengetahui apakah multimedia
interaktif digemari oleh siswa pada kelompok eksperimen. Hal yang paling utama
adalah untuk melihat apakah multimedia interaktif memberikan pengaruh
terhadap retensi siswa sebagai suatu perlakuan yang diberikan pada kelompok
eksperimen. Dalam penelitian ini, retensi diukur dengan menggunakan tes kognitif
yang dilaksanakan tiga minggu setelah akhir pembelajaran pada konsep sistem
ekskresi.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil tes retensi (posttest II)
siswa pada kelompok eksperimen lebih unggul daripada siswa pada kelompok
kontrol. Hasil uji hipotesis tes retensi pun menunjukkan Ha diterima. Diterimanya
Ha memiliki makna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua
kelompok. Begitu halnya pada hasil kategori retensi kedua kelompok, rata-rata
tingkat retensi kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
1 Sandra Cairncross dan Mike Mannion, Interactive Multimedia and Learning:Realizing the Benefits, Journal of Innovations in Education and Teaching International, 2001, h.159.
2 Danny Salim, Pengaruh Musik terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 2 SMUK 1Salatiga, Jurnal Musik Vol. 2 No. 1, 2010, h. 27.
64
Sehingga dapat dinyatakan multimedia interaktif berpengaruh terhadap retensi
siswa dalam pembelajaran biologi.
Rata-rata retensi siswa pada kelompok eksperimen mencapai 101.01%,
memiliki makna bahwa sebagian besar siswa kelompok tersebut mengalami
peningkatan retensi. Penggunaan multimedia interaktif membuat informasi tidak
hanya dipertahankan di dalam sistem penyimpanannya, tetapi juga adanya
informasi baru yang dapat disimpan dengan baik di dalam sistem
penyimpanannya. Berbeda halnya pada kelompok kontrol yang rata-rata retensi
siswanya hanya mencapai 90.07%. Artinya, sebagian besar siswa pada kelompok
kontrol mengalami penurunan retensi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa media
pada kelonpok kontrol, yaitu media animasi dan video tidak dapat
mempertahankan informasi yang ada di dalam sistem penyimpanan.
Keberhasilan multimedia interaktif dalam meningkatkan retensi siswa
pada kelompok eksperimen bukan karena kelompok eksperimen memiliki
kemampuan lebih secara akademik. Karena sebelum melakukan uji hipotesis telah
dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji
normalitas menyatakan bahwa kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Kemudian hasil uji homogenitas juga menyatakan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Keberhasilan multimedia
interaktif dalam meningkatkan retensi siswa pada kelompok eksperimen dapat
ditinjau dari beberapa faktor. Berikut adalah penjelasannya:
Pertama, multimedia interaktif adalah media pembelajaran yang mampu
melibatkan lebih dari satu indera siswa.3 Kemudian Australian Academy of Herbs
& Health menyebutkan bahwa salah satu cara meningkatkan retensi adalah
dengan melibatkan banyak panca indera.4 Multimedia interaktif yang digunakan
pada kelompok eksperimen melibatkan tidak hanya berupa visual dan audio,
3 Zainal Abidin dan Asrul Bahar, Penerapan MMI untuk Meningkatkan Hasil BelajarSiswa pada KD Membuat Kue Indonesia dari Serealia dan Tepung, e-Journal Boga Vol. 2 No. 1,2013, h. 2.
4 Australian Academy of Herbs and Health, Learning Guide – Tips for Learning andIncreasing Memory Retention, 2010, h. 1, (www.aahh.com.au).
65
namun terdapat pula unsur kinestetik, yaitu siswa dituntut aktif dalam berinteraksi
dengan multimedia interaktif yang diberikan. Hal tersebut berlawanan dengan
media yang digunakan pada kelompok kontrol, yaitu media animasi dan video.
Pada media ini, indera yang dilibatkan siswa hanya visual dan audio.
Kedua, dalam kegagalan proses mengingat disebabkan oleh tidak adanya
pengulangan materi sehingga materi pun menjadi lupa. Kemudian Nwaocha
dalam Sharma menjelaskan bahwa multimedia interaktif bisa meningkatkan
antusiasme, perhatian di kelas, dan kepuasan siswa.5 Keberadaan antusiasme
siswa kelompok eksperimen dalam mempelajari biologi terkait dengan komponen
multimedia interaktif yang menarik seperti suara latar, pilihan permainan, dan
adanya komunikasi dua arah antara pengguna dengan program multimedia
interaktif. Dengan munculnya antusiasme siswa dalam mempelajari biologi berarti
akan terjadi pengulangan dalam belajar yang mengakibatkan materi bisa
tersimpan dengan baik. Sementara itu siswa pada kelompok kontrol lebih banyak
mendengarkan penjelasan dari guru dengan bantuan media animasi dan video,
tanpa adanya kemasan menarik seperti pada kelompok eksperimen.
Ketiga, multimedia pendidikan mampu membantu guru dalam
menjelaskan konsep yang sulit secara jelas dibandingkan menggunakan buku
teks.6 Sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk mengurangi lupa dalam
pembelajaran, maka pada fase pengolahan siswa diharuskan mengolah materi
dengan baik. Namun, jika konsep sistem ekskresi yang harus diolah itu sulit akan
berdampak konsep tidak akan diingat dengan baik. Disinilah unsur-unsur
multimedia interaktif diperlukan dalam menyederhanakan konsep sistem ekskresi
untuk diolah. Selain itu penggunaan multimedia interaktif menjadikan
pembelajaran lebih bermakna, sehingga sulitnya konsep sistem ekskresi mampu
diatasi dan siswapun dapat mengingat konsep dengan baik. Berbeda dengan yang
dialami siswa pada kelompok kontrol. Pengolahan konsep sistem ekskresi harus
5 Pratibha Sharma, Role Interactive Multimedia for Enhancing Students’Acievementand Retention, International Woman Online Journal of Distance Education Vol. 2, 2013, h. 15.
6 Camilan Huang, Designing High-Quality Interactive Multimedia Learning Modules,Journal of Computerized Medical Imaging and Graphics 29, 2005, h. 224.
66
banyak dilakukan oleh siswa, karena komponen-komponen media pada kelompok
kontrol belum cukup mampu untuk menyederhanakan konsep sistem ekskresi.
Perbedaan penggunaan media pembelajaran antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol berpengaruh pada retensi siswa. Komponen-komponen
dalam multimedia interaktif lebih dapat meningkatkan retensi siswa. Sedangkan
komponen-komponen dalam media animasi dan video tidak dapat meningkatkan
retensi siswa.
Meskipun peningkatan retensi tidak terjadi pada kelompok kontrol,
penelitian ini memberikan dampak lain terhadap proses pembelajaran. Kini siswa
telah merasakan pembelajaran menggunakan media animasi dan video. Karena,
pada pembelajaran sebelumnya belum ada pendayagunaan media pembelajaran
yang bersifat digital dan elektronik.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif berpengaruh
signifikan terhadap retensi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5%
diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 6.080 > 1.658, sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima.
B. Saran
Multimedia interaktif merupakan media pembelajaran yang mampu
meningkatkan retensi siswa, oleh karena itu penggunaan multimedia interaktif
perlu diterapkan dalam proses pembelajaran. Saran-saran terkait penelitian ini
mengenai penggunaan multimedia interaktif terhadap retensi siswa, antara lain:
1. Dalam pembuatan multimedia interaktif disarankan untuk menggunakan
software selain Macromedia Director. Karena, file produk mudah corrupt,
walaupun program yang dihasilkan software tersebut dapat dijalankan tanpa
menggunakan player khusus.
2. Penelitian ini telah berhasil meningkatkan retensi siswa dalam penggunaan
multimedia interaktif pada konsep sistem ekskresi. Sehingga, penelitian
selanjutnya disarankan untuk menerapkan pada konsep lain yang memiliki
karakteristik sejenis dengan konsep sistem ekskresi, misalnya sistem saraf.
3. Retensi siswa dinyatakan meningkat setelah diukur menggunakan retest yang
dilaksanakan 3 minggu sesudah posttest. Untuk mengetahui kapan retensi
siswa mengalami penurunan, disarankan pada penelitian selanjutnya retest
dilakukan lebih dari satu kali.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal dan Asrul Bahar. Penerapan MMI untuk Meningkatkan HasilBelajar Siswa pada KD Membuat Kue Indonesia dari Serealia dan Tepung.e-Journal Boga Vol. 2 No. 1, 2013.
Afifah, Fifi. “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)terhadap Retensi Siswa pada Konsep Sistem Gerak pada Manusia”. Skripsipada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta: Tidak Dipublikasikan, 2013.
Antika, Linda Tri dkk. “Perbandingan Keterampilan Metakognitif, Hasil BelajarBiologi, dan Retensi antara Siswa Berkemampuan Akademik Tinggi danRendah Kelas X SMA di Malang Melalui Strategi Problem BasedLearning (PBL)”. http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel6C3A340136224B7A657A3B5423A5514E.pdf, diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 21.27 WIB.
Ariesta, R. dan Supartono. Pengembangan Perangkat Perkuliahan KegiatanLaboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing untukMeningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan FisikaIndonesia 7, 2011.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PTRemaja Rosdakarya, Cet. IV, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,Cet. I, 2012.
Armstrong, Jay et. al. Using Director MX: Macromedia Director MX. SanFrancisco: Macromedia, Inc, 2002.
Australian Academy of Herbs and Health. “Learning Guide – Tips for Learningand Increasing Memory Retention”. www.aahh.com.au, diakses padatanggal 16 September 2013 pukul 21.00 WIB.
Bhinnety, Magda. Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi Vol. 16 No. 2.
Cairncross, Sandra dan Mike Mannion. Interactive Multimedia and Learning:Realizing the Benefits. Journal of Innovations in Education and TeachingInternational, 2001.
Darmawan, Deni. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,Cet. I, 2011.
69
Daryanto. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam MencapaiTujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media, Cet. I, 2010.
DOEACC Centre. “Syllabus & Curriculum for Certificate Course In Director”.http://www.doeacccalicut.ac.in/Certification/Syllabus/director.pdf, diaksespada tanggal 16 Juni 2014 pukul 23.54 WIB.
Efendi, Nur. Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching BerpotensiMeningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. JurnalPEDAGOGIA Vol. 2 No. 1, 2013.
Faizin, Mohammad Noor. “Penggunaan Model Pembelajaran MultimediaInteraktif (MMI) pada Konsep Listrik Dinamis untuk MeningkatkanPenguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa”.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194704171973032-MULIATI_PURWASASMITA/35_PENGGUNAAN_MODEL_PEMBELAJARAN_MULTIMEDIA_INTERAKTIF_(MMI).pdf, diakses padatanggal 28 Desemeber 2012.
Fanani, Burhan. Trik Dahsyat Membuat Ingatan Setajam Silet dengan MetodeLaci Pikiran. Yogyakarta: Mantra Books, Cet. I, 2013.
Fitriyah, Lailatul dan Mohammad Jauhar. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:Prestasi Pustaka, Cet. I, 2014.
Ghasani, Alfa dan Magda Bhinnety E. “Efektivitas Aroma Peppermint untukMeningkatkan Performansi Memori Jangka Pendek pada Mahasiswa”.http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2671_MU.11090017.pdf, diakses padatanggal 25 Juni 2014 pukul 12.58 WIB.
Hake, Richard R. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for IntroductoryPhysics Covrses. American Journal of Physics Vol. 66 No.1, 1998.
Halim, Muhammad Abdul dkk. “Keefektifan Teknik Mnemonic untukMeningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi padaSiswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta”.http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/download/26/16, diakses pada tanggal 13 Juni 2014 pukul 22.29 WIB.
Hartati, Sri dkk. “Model Pembelajaran STAD dan GI terhadap Retensi Siswa diMAN”.http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/454/491,diakses pada tanggal 17 Juli 2013 pukul 20.20 WIB.
Hasrul. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif.Jurnal MEDTEK Vol. 2 No. 1, 2010.
70
Hendratman, Hendi dan Robby. The Magic of Macromedia Director. Bandung:INFORMATIKA, Cet. I, 2011.
Herlanti, Yanti dkk. Kontribusi Wacana Multimedia terhadap Pemahaman danRetensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di Kelas 3 MtsCimahi, Jurnal Pendidikan IPA: METAMORFOSA Vol. 2 No. 1, 2007.
Huang, Camilan. Designing High-Quality Interactive Multimedia LearningModules. Journal of Computerized Medical Imaging and Graphics 29,2005.
Japardi, Iskandar. “Learning and Memory”.http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi18.pdf,diakses pada tanggal 29 Desemeber 2012.
Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT RosemataSampurna, Cet. I, 2010.
Khairani, Makmun. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Cet. II,2014.
Krisnadi, Elang. “Membangun Konstruksi Pengetahuan Siswa dalamPembelajaran Matematika melalui Pemanfaatan Program MultimediaInteraktif (PMI)”.http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201147.pdf,diakses pada tanggal 16 Juli 2013 pukul 13.35 WIB.
Lake Washington Institute of Technology. “Tips for Improving MemoryTechniques”. http://selkirk.ca/sites/default/files/Learning/Selkirk-College-Learning-Success-Memory-Techniques-Workshop.pdf, diakses padatanggal 18 Juni 2014 pukul 22.45 WIB.
Laksmi, Juwita Ayu dkk. “Pengembangan Media Pembelajaran BerbasisMultimedia pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Ekskresi Kelas XISMA Brawijaya Smart School Malang”. http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detail-article/1/33/1089, diakses pada tanggal 12Juni 2014 pukul 00.43 WIB.
Lisana. Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran tentang Cara Berkendarayang Baik. Jurnal Teknologi Informasi Vol. 1 No. 2, 2011.
Lutz, Stacey T. dan William G. Huitt. “Information Processing and Memory:Theory and Applications”.http://www.edpsycinteractive.org/papers/infoproc.pdf, diakses padatanggal 18 Juni 2014 pukul 23.04 WIB.
Macromedia. Macromedia Director MX 2004: Getting Started with Director. SanFrancisco: Macromedia, Inc, 2004.
71
Mohler, James L. “Using Interactive Multimedia Technologies to ImproveStudent Understanding of Spatially-Dependent Engineering Concepts”,http://www.tech.purdue.edu/cg/, diakses pada tanggal 7 Desember 2012.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran (sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: GaungPersada Press, Cet. I, 2008.
Munir. Multimedia: Konsep & Aplikasinya dalam Pendidikan. Bandung: CVAlfabeta, Cet. I, 2012.
Murtie, Afin. Melatih Otak Anti Lupa dengan Metode Laci Pikiran. Yogyakarta:Media Pressindo, Cet. I, 2013.
Nandi. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi diPersekolahan. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6 No. 1,2006.
Nazriati dan Fauziatul Fajaroh. Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle dalamPembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis-Mikroskopis)terhadap Motivasi, Hasil Belajar, dan Retensi Kimia Siswa. JurnalPenelitian Kependidikan Tahun 17 No. 2, 2007.
O’Day, Danton H. The Value of Animations in Biology Teaching: A Study ofLong-Term Memory Retention. Journal of CBE-Life Sciences EducationVol. 6, 2007.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA, Cet. XIII, 2006.
Putra, Yovan P. dan Bayu Issetyadi. Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo, Cet. I, 2010.
Rahman, Taufik. “Peranan Pertanyaan terhadap kekuatan Retensi dalamPembelajaran Sains pada Siswa SMU”. http://educare.e-fkipunla.net/index.php/option.com, diakses pada tanggal 29 Desember2012.
Randler, Christoph dan Irene Zehender. Effectiveness of Reptile SpeciesIdentification−A Comparison of A Dichotomous Key with AnIdentification Book. Eurasia Journal of Mathematics, Science andTechnology Education Vol. 2 No. 3, 2006.
Rohrer, Doug dan Harold Pashler. Increasing Retention without Increasing StudyTime. Journal of Psychological Science Vol. 16 No. 4, 2007.
Saifudin, Ahmad. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer MataPelajaran IPS SMP. Jurnal FALASIFA. Vol .1 No.2, 2001.
Salim, Danny. Pengaruh Musik terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 2SMUK 1 Salatiga. Jurnal Musik Vol. 2 No. 1, 2010.
72
Sajidan. “Peningkatan Hasil Pembelajaran Medan Listrik MenggunakanMultimedia Interaktif di SMAN Surakarta”.http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1208915.pdf, diakses pada tanggal13 Januari 2013 pukul 21.37 WIB.
Sastromiharjo, Andoyo. “Media dan Sumber Pembelajaran”. Makalahdisampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru SekolahMenengah Pertama, 2008.
Setiawan, Agung dkk. Metode Praktikum dalam Pembelajaran Pengantar FisikaSMA: Studi pada Konsep Besaran dan Satuan Tahun Ajaran 2012-2013.Jurnal Pembelajaran Fisika Vol. 1 No. 3, 2012.
Sharma, Pratibha. Role Interactive Multimedia for EnhancingStudents’Acievement and Retention. International Woman Online Journalof Distance Education Vol. 2, 2013.
Soenarto, Sunaryo. “Multimedia Pembelajaran”.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MULTIMEDIA%20PEMBELAJARAN-23Mei2011.pdf, diakses pada tanggal 28 Desember 2012.
Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:UIN Jakarta Press, Cet. I, 2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet.XXIV, 2012.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT REMAJAROSDAKARYA, Cet. VIII, 2002.
Sujarwo. Peranan Guru dalam Pemberdayaan Siswa. Jurnal Dinamika PendidikanNo. 1 Th. XVII, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D). Bandung: CV Alfabeta, Cet. XIII, 2011.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA, Cet. XVII,2010.
Sulistyoningsih, Panca Agus dkk. “Pengaruh Rehearsal dan Interferensi terhadapRetensi pada Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar diKecamatan Puring Tahun Ajaran 2010/2011”.http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/635/322, diakses pada tanggal 16 Juli 2013 pukul 11.53 WIB.
Suminar, Tri. “Tinjauan Filsafati Ontologi, Epistemologi dan AksiologiManajemen Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik”.http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/download/961/898,diakses pada tanggal 27 Juni 2014 pukul 21.00 WIB.
73
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PTRemaja Rosdakarya, Cet. XV, 2010.
Tailouw, Fransisca S. “Analisis pembelajaran biologi berbasis multi mediainteraktif (MMI) pada berbagai jenjang pendidikan”.http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195107261978032-FRANSISCA_SUDARGO/Abstrak_Analisis_MMI-Fransisca.pdf,diakses pada tanggal 28 Desember 2012.
Tailouw, Fransisca dan Wawan Setiawan. Meningkatkan Pemahaman dan RetensiSiswa melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif(Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf). Jurnal Pendidikan TeknologiInformasi dan Komunikasi Vol. 1 No. 2, 2008.
Tilaar, H.A.R. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Rineka Cipta,Cet. III, 2010.
T.K., Ken Neo dan Mai Neo. Interactive Multimedia Education: UsingAuthorware as an Instructional Tool to Enhance Teaching and Learning inthe Malaysian Classroom. Journal of Educational Multimedia No. 5, 2002.
UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta: SinarGrafika, Cet. IV, 2011.
Waryanto, Nur Hadi. “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”. Makalahdisampaikan pada Kegiatan Diklat Guru SMK Muhammadiyah 3 Klaten.15 dan 21 Mei. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2008.
White, Kay. Power Memory: 27 Tips Menjadikan Otak Lebih Berdaya(Terjemahan). Bandung: Nuansa Cendikia, Cet. I, 2013.
Wijaya, Yoga Permana. “Efektivitas Pembelajaran Multimedia Interaktif BerbasisKonteks terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK”.(http://yogapermanawijaya.files.wordpress.com/2012/05/efektivitas-pembelajaran-multimedia-interaktif-berbasis-konteks-terhadap-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajar.pdf, diakses pada tanggal 16 Juli 2013pukul 13.24 WIB.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: SKETSA, Cet. I, 2014.
74
KISI-KISI INSTRUMEN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Bentuk Soal/Tes : Tes objektif pilihan ganda
Kurikulum : KTSP
Penyusun : Dimas Giri Putra
Alokasi Waktu : 60 menit
Jumlah Soal : 40
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau
penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang
dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan
serangga).
Sub Konsep Indikator Aspek Kognitif Jumlah Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Sistem ekskresi Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi. 2, 3* 1* 4 4
Hati Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi. 7* 6* 8 5* 4
Paru-paru Mendeskripsikan struktur dan fungsi 10 9* 2
Lampiran 1
75
paru-paru sebagai organ ekskresi. Kulit Mendeskripsikan struktur dan fungsi
kulit sebagai organ ekskresi. 13 11*, 12 14, 15*, 16* 17* 7
Ginjal Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin. 18* 21*, 24,
26*, 27* 19*, 20*,
23* 22, 29* 25, 28* 12
Gangguan pada sistem ekskresi manusia
Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia. 32, 36 31*, 34* 30*, 33* 35* 7
Sistem ekskresi pada hewan
Mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan. 39 40* 2
Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang. 37* 38 2
Jumlah Soal 5 10 9 9 5 2 40 Keterangan:
* soal yang digunakan sebagai alat tes (pretest, posttest I,dan posttest II/retest)
76
KISI-KISI INSTRUMEN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Bentuk Soal/Tes : Tes objektif pilihan ganda
Kurikulum : KTSP
Penyusun : Dimas Giri Putra
Alokasi Waktu : 60 menit
Jumlah Soal : 40
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau
penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang
dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan
serangga).
Sub Konsep Indikator Soal Soal Jawaban Tingkat
Kognitif
No. Butir
Soal
Sistem ekskresi Membedakan pengertian
ekskresi, sekresi, dan
Pernyataan yang benar mengenai defekasi
pada manusia adalah …
D C2 1
77
defekasi. a. Proses pengeluaran sisa-sisa makanan
yang disebut feses dan dikeluarkan
melalui kloaka.
b. Proses pengeluaran getah oleh sel dan
kelenjar.
c. Pengeluaran bahan-bahan yang tidak
berguna yang berasal dari sisa
metabolisme atau bahan yang berlebihan
dari sel atau suatu organisme.
d. Proses pengeluaran sisa-sisa makanan
yang disebut feses dan dikeluarkan
melalui anus.
e. Pengeluaran bahan-bahan yang masih
berguna yang berasal dari sisa
metabolisme atau bahan yang berlebihan
dari sel atau suatu organisme.
Menyebutkan organ
ekskresi manusia.
Perhatikan beberapa organ tubuh manusia di
bawah ini!
1. paru-paru 4. Jantung
B C1 2
78
2. ginjal 5. Lambung
3. limpa
Di antara organ-organ tersebut yang
berfungsi sebagai organ ekskresi adalah …
a. 1 dan 2 d. 2 dan 5
b. 1 dan 3 e. 3 dan 5
c. 2 dan 4
Mengidentifikasi hasil
ekskresi organ ekskresi
manusia.
Pasangan yang tepat nama organ ekskresi
dan hasil ekskresinya adalah …
Organ
Ekskresi
Zat yang
diekskresikan
a Ginjal Urea dan glukosa
b Kulit Oksigen dan uap air
c Hati Amonia dan uap air
d Paru-paru Karbondioksida dan
uap air
e Lambung HCl
D C1 3
79
Menganalisis zat sisa. Dalam proses metabolisme akan dihasilkan
zat sisa:
1. air
2. CO2
3. senyawa N
4. logam berat
5. garam-garam mineral
Melalui proses metabolisme protein akan
dihasilkan zat-zat sampah antara lain …
a. 1, 3, dan 5 d. 1, 2, dan 4
b. 2, 4, dan 5 e. 3, 4, dan 5
c. 1, 2, dan 3
C C4 4
Hati Menemukan proses
pembentukan zat warna
empedu.
Zat warna empedu berasal dari bilirubin dan
biliverdin yang terbentuk dari …
a. Perombakan eritrosit yang telah tua
b. Perombakan hormon-hormon kelenjar
hipofisis
c. Perombakan trombosit yang telah tua
d. Sintesis protein di ribosom
A C4 5
80
e. Penyusunan asam lemak dan gliserol
Menjelaskan fungsi organ
hati.
Di bawah ini merupakan fungsi hati, kecuali
...
a. Mendetoksifikasi senyawa racun
b. Mengubah glikogen menjadi glukosa
c. Membentuk urea dan asam urat
d. Mengubah glukosa menjadi glikogen
e. Menyimpan vitamin B, C, serta zat besi
E C2 6
Menjelaskan struktur
organ hati.
Pembungkus organ hati disebut …
a. Pleura
b. Meninges
c. Kapsula hepatica
d. Kapsula renalis
e. Skrotum
C C1 7
Menentukan struktur
organ hati pada gambar.
Perhatikan gambar di bawah ini! B C3 8
81
Bagian yang ditunjuk bernama …
a. Vesika urinaria
b. Vesika felea
c. Vesika vovea
d. Vesika seminalis
e. Vesika urogonia
Paru-paru Merancang proses
ekskresi pada organ paru-
paru.
Cara termudah untuk membuktikan bahwa
paru-paru mengeluarkan uap air adalah
dengan …
a. Menggunakan kertas kobalt
b. Menghembuskan nafas di dalam air
c. Menghembuskan nafas ke cermin
d. Meniup air kapur
e. Menggunakan alumunium foil
C C6 9
82
Menyimpulkan cara
proses pengangkutan
CO2.
Salah satu eskret paru-paru adalah CO2.
Proses pengeluaran gas tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara, kecuali …
a. Terlarut dalam plasma darah
b. Berikatan dengan hemoglobin
c. Berikatan dengan urea
d. Dalam bentuk ion HCO3-
e. Melalui pertukaran klorida
C C5 10
Kulit Menentukan struktur
organ kulit pada gambar.
Gambar di bawah ini untuk mengerjakan
soal nomor 11 dan 12.
C C3 11
83
Bagian yang ditunjuk nomor 1, 2, 3 secara
berurutan adalah …
a. Rambut, pori-pori, dan kelenjar keringat
b. Rambut, pori-pori, dan kelenjar minyak
c. Pori-pori, rambut, dan kelenjar keringat
d. Pori-pori, rambut, dan kelenjar minyak
e. Pori-pori, rambut, dan saraf
Menentukan lapisan
organ kulit pada gambar.
Bagian yang ditunjuk a, b, c secara
berurutan adalah …
a. Kulit ari, kulit jangat, dan lapisan
subkutan
b. Kulit jangat, kulit ari, dan lapisan
A C3 12
84
subkutan
c. Dermis, epidermis, dan lapisan subkutan
d. Epidermis, kulit ari, dan lapisan subkutan
e. Dermis, kulit jangat, dan lapisan
subkutan
Menjelaskan fungsi organ
kulit.
Selain sebagai alat ekskresi, kulit manusia
juga mempunyai fungsi sebagai berikut,
kecuali …
a. Membentuk vitamin D
b. Sebagai indera peraba
c. Mengatur suhu tubuh
d. Mengatur kadar gula dalam darah
e. Melindungi tubuh dari kuman
D C2 13
Menganalisis proses yang
terjadi dalam organ kulit.
Keluar keringat yang berlebihan
mengakibatkan warna kulit menjadi merah,
hal ini disebabkan oleh …
a. Penyempitan pembuluh darah di lapisan
dermis
B C4 14
85
b. Pelebaran pembuluh darah di lapisan
dermis
c. Suhu tubuh tidak stabil
d. Suhu tubuh tetap
e. Kurangnya cairan dalam tubuh
Menganalisis efek
penggunaan krim pemutih
teradap kulit.
Krim pemutih dapat membuat seseorang
memiliki kulit yang putih karena adanya …
a. Pengubahan warna pigmen kulit pada
epidermis di lapisan stratum granulosum
b. Percepatan regenerasi sel pada lapisan
dermis
c. Aktivitas penutup sel gelap oleh
kandungan krim
d. Percepatan proses mitosis melonosit pada
epidermis
e. Peluntur warna gelap oleh kandungan
krim
D C4 15
86
Menganalisis proses yang
terjadi pada kulit.
Alasan utama manusia berkeringat adalah …
a. Melindungi tubuh dari kuman
b. Mencegah mengerutnya kulit
c. Menjaga suhu tubuh
d. Melindungi tubuh dari sengatan matahari
e. Meminyaki rambut
C C4 16
Menghubungkan proses
yang terjadi pada kulit
dengan proses yang
terjadi pada ginjal.
Efek yang terjadi jika manusia banyak
berkeringat adalah …
a. banyak urin yang dihasilkan
b. urin menjadi lebih encer
c. urin berisi lebih banyak protein
d. urin mengandung presentase urea lebih
tinggi
e. urin mengandung lebih banyak gula
D C6 17
Ginjal Menjelaskan struktur
organ ginjal.
Satuan unit terkecil di ginjal yang bertugas
membentuk urin adalah …
a. kapsula bowman
b. glomerulus
D C1 18
87
c. tubulus
d. nefron
e. neuron
Menentukan struktur
yang terkait dalam urutan
keluarnya urin pada
gambar.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Ureter dan uretra berperan dalam
mengalirkan urin dari ginjal. Secara
berurutan uretra dan ureter ditunjukkan oleh
nomor …
a. 1 dan 2 d. 3 dan 5
b. 2 dan 3 e. 5 dan 3
c. 3 dan 2
D C3 19
88
Menentukan struktur
organ ginjal pada gambar.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagian ginjal yang terdapat lengkung henle
ditunjukkan nomor …
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
E C3 20
Menjelaskan proses
pembentukan urin.
Proses yang terjadi di dalam ginjal antara
lain:
1) Augmentasi
2) Filtrasi
3) Reabsorpsi
C C2 21
89
Urutan yang benar pada proses pmbentukan
urin adalah …
a. 1, 2, 3 d. 2, 1, 3
b. 3, 2, 1 e. 3, 1, 2
c. 2, 3, 1
Menganalisis struktur
ginjal pada medula dan
korteks.
Pada bagian korteks tampak lebih gelap
daripada medula, hal ini diebabkan oleh …
a. Korteks berada lebih luar dari medula
b. Korteks dilapisi oleh kapsul
c. Korteks memiliki kapiler di setiap arteri
renal
d. Medula hanya terdiri dari kapsul
bowman dan glomerolus
e. Medula hanya terdiri dari tubulus
pengumpul
C C4 22
Menentukan struktur
nefron pada gambar.
Perhatikan gambar di bawah ini! A C3 23
90
Darah dalam ginjal akan mengalami proses
penyaringan di dalam …
a. 1 dan 2 d. 4 dan 5
b. 2 dan 3 e. 5 dan 6
c. 3 dan 4
Menjelaskan hormon
yang mempengaruhi
proses reabsorpsi.
Reabsorpsi ion kalsium di tubulus
kolektivus ginjal dibantu oleh hormon …
a. ADH d. Paratiroid
b. ABH e. Insulin
c. Aldosteron
D C2 24
91
Membandingkan kadar
kandungan yang terdapat
di urin dan plasma darah.
Zat berikut kadarnya lebih tinggi di urin
dibanding di plasma darah, kecuali …
a. Urea
b. Kreatinin
c. Bilirubin
d. Glukosa
e. Melanin
D C5 25
Menjelaskan kandungan
urin.
Urea, asam urat, dan zat-zat sampah yang
tidak digunakan tubuh paling banyak
terdapat di …
a. urin primer d. filtrat tubulus
b. filtrat glomerulus e. kapsul Bowman
c. urin sekunder
C C2 26
Membedakan kandungan
urin primer dan urin
sekunder.
Pasangan yang tepat kandungan urin primer
dan sekunder adalah …
Urin Primer Urin Sekunder
a Glukosa Protein
b Glukosa Urea
B C2 27
92
c Air Protein
d Asam amino Protein
e Protein Glukosa
Menyimpulkan percobaan
kandungan dalam urin.
Jika urin diberi reagen Benedict dan setelah
dipanasi menjadi berwarna jingga berarti
urin tersebut mengandung …
a. albumin d. glukosa
b. asam amino e. lemak
c. amilum
D C5 28
Mengaitkan proses yang
terjadi dalam ginjal
dengan teknologi terkini.
Dialisis darah pada mesin ginjal buatan
menggunakan prinsip ….
a. difusi sederhana
b. osmosis
c. transpor aktif
d. filtrasi
e. reabsorpsi
A C4 29
93
Gangguan pada
sistem ekskresi
manusia
Menganalisis penyakit
yang terjadi pada organ
hati.
Penyakit kuning terjadi apabila empedu
masuk ke peredaran darah, hal ini
disebabkan oleh …
a. racun menyebar
b. pembuluh empedu tersumbat
c. kebocoran cairan empedu
d. rusaknya penyaring
e. hilangnya urobilin
B C4 30
Menjelaskan bagian
organ paru-paru yang
terserang penyakit pada
gambar.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Apabila bagian yang ditunjuk terjadi radang
disebut penyakit …
a. Sinusitis d. Bronkitis
D C3 31
94
b. TBC e. Emfisema
c. Pneumonia
Menjelaskan penyakit
yang menyerang organ
kulit.
Parasit insekta Sarcoptes scabies dapat
mengganggu sistem ekskresi pada kulit yang
mengakibatkan penyakit …
a. kudis d. kutu air
b. jerawat e. kutil
c. panu
A C2 32
Menganalisis penyakit
yang menyerang kerja
ginjal.
Orang yang memiliki penyakit ginjal
dianjurkan tidak makan telur, alasannya
adalah ….
a. kelebihan protein telur tidak dapat
disimpan dalam hati dan ginjal
b. pencernaan protein telur membentuk
asam amino akan menyebabkan ginjal
bekerja keras
c. kelebihan asam amino akan diuraikan
menjadi urea dan menyebabkan ginjal
C C4 33
95
bekerja keras
d. lemak dari bagian kuning telur
merangsang produksi empedu
e. lemak dari telur memperberat kerja ginjal
Menentukan bagian dari
nefron yang terjadi
gangguan pada gambar.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika urin mengandung protein, kemungkinan
kelainan terjadi pada bagian yang ditunjuk
nomor …
a. 1, 2 c. 2, 3 e. 5, 6
b. 1, 3 d. 3, 4
D C3 34
96
Menyimpulkan gangguan
pada ginjal yang
disebabkan oleh bakteri.
Berikut adalah gangguan pada ginjal yang
disebabkan karena bakteri adalah …
a. Diabetes mellitus d. Albuminuria
b. Nefritis e. Ketosis
c. Batu ginjal
B C5 35
Menjelaskan ciri-ciri
seseorang yang terkena
penyakit pada organ
ginjalnya.
Ditemukannya eritrosit dalam urin
merupakan ciri seseorang terkena penyakit
…
a. Hematuria d. Ketosis
b. Uremia e. Glikosuria
c. Oedema
A C2 36
Sistem ekskresi
pada hewan
Menjelaskan alat ekskresi
dan hasil eskret hewan
insekta.
Alat ekskresi dan bahan yang di ekskresikan
pada insekta adalah ….
a. opsitonefros dan asam urat
b. pronefros dan amonia
c. buluh malpighi dan asam urat
d. nefridium dan asam urat
e. sel api dan amonia
C C2 37
97
Menentukan struktur alat
ekskresi belalang pada
gambar.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagian yang menunjukkan pembuluh
malphigi adalah …
a. e d. b
b. d e. a
c. c
A C3 38
Menjelaskan alat ekskresi
ikan.
Alat ekskresi pada ikan berupa …
a. ginjal pronefros
b. ginjal metanefros
c. ginjal eksonefros
d. ginjal endonefros
e. ginjal mesonefros
E C1 39
98
Menyimpulkan perbedaan
sistem ekskresi ikan air
tawar dan ikan air laut.
Perhatikan hal-hal berikut:
1. Bersifat hiperosmotik
2. Banyak minum
3. Tidak banyak minum
4. Mengeluarkan urin sedikit
5. Mengeluarkan urin banyak
Ciri-ciri ikan yang hidup di air tawar adalah
…
a. 1 dan 4
b. 2 dan 4
c. 1 dan 3
d. 2 dan 5
e. 3 dan 4
C C5 40
139
LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK AHLI MATERI
Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi
Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA
Peneliti : Dimas Giri Putra
Petunjuk Pengisian
1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu sebagai Ahli Materi tentang kualitas materi pembelajaran yang
dikemas dalam multimedia interaktif.
2. Lembar validasi ini terdiri dari aspek isi, kebahasaan, efek multimedia
interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.
3. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu
sebagai Ahli Materi akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan
kualitas multimedia interaktif ini.
4. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat
memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan
keterangan:
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang : 2
Sangat Kurang : 1
5. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini,
saya ucapkan terimakasih.
A. Penilaian Kelayakan Aspek Materi
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1 Kesesuaian isi multi- Materi yang disam- √
Lampiran 15
140
media interaktif
dengan Kompetensi
Dasar (KD) dan
Tujuan Pembelajaran.
paikan relevan/se-
suai dengan Kom-
petensi Dasar (KD)
dan Tujuan Pem-
belajaran.
2
Kebenaran konsep
materi ditinjau dari
aspek keilmuan.
Konsep dan definisi
yang disajikan sesuai
dengan konsep dan
definisi yang berlaku
dalam bidang ilmu
biologi.
√
3
Kejelasan topik pem-
belajaran.
Topik yang dibahas
dapat dimengerti
dengan jelas.
√
4
Keruntutan materi. Materi mengenai sis-
tem ekskresi dibahas
secara runtut.
√
5
Cakupan materi. Materi sistem eks-
kresi telah tercakup
secara keseluruhan
dalam aplikasi.
√
6
Ketuntasan materi. Materi sistem eks-
kresi dibahas secara
tuntas.
√
7
Kesesuaian evaluasi
dengan materi dan
tujuan pembelajaran.
Evaluasi yang di-
berikan sesuai de-
ngan materi dan
tujuan pembelajaran.
√
8 Kebenaran kunci
jawaban yang di-
Kunci jawaban yang
disajikan telah benar √
141
sajikan. dan sesuai dengan
kaidah yang ada.
9
Ketepatan teks, suara,
gambar, animasi, vi-
deo, dan interak-
tivitas dengan materi.
Komponen multi-
media interaktif se-
suai dengan materi
yang dibahas.
√
B. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1
Kejelasan informasi
mengenai cara peng-
gunaan multimedia
interaktif.
Petunjuk peng-
gunaan multimedia
interaktif dijelaskan
secara lengkap.
√
2
Kesesuaian bahasa
dengan tingkat ber-
pikir siswa.
Bahasa yang di-
gunakan sesuai
dengan tingkat ber-
pikir siswa SMA
kelas XI IPA.
√
3
Ketepatan istilah. Istilah-istilah yang
digunakan tepat dan
sesuai dengan bi-
dang biologi.
√
4
Kesantunan peng-
gunaan bahasa.
Penggunaan bahasa
yang tetap santun
dan tidak me-
ngurangi nilai-nilai
pendidikan.
√
142
C. Penilaian Kelayakan Efek Multimedia Interaktif terhadap Strategi
Pembelajaran
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1
Kemudahan peng-
gunaan.
Aplikasi pem-
belajaran mudah
untuk digunakan
dalam proses pem-
belajaran siswa baik
secara mandiri
maupun di dalam
kelas.
√
2
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
nambah motivasi
siswa dalam mem-
pelajari biologi.
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu menambah
motivasi siswa da-
lam mempelajari
mata pelajaran
biologi.
√
3
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
nguatkan pemahaman
siswa pada materi
sistem ekskresi.
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu menguatkan
pemahaman siswa
√
143
pada materi sistem
ekskresi.
4
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
ningkatkan retensi
siswa pada materi
sistem ekskresi.
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu me-
ningkatkan pe-
mahaman siswa pada
materi sistem
ekskresi.
√
5
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk mem-
perluas wawasan
siswa.
Aplikasi pem-
belajaran mampu
memperluas wawa-
san siswa dalam
bidang biologi.
√
6
Dukungan multimedia
interaktif bagi ke-
mandirian belajar
siswa.
Aplikasi pem-
belajaran men-
dukung siswa untuk
dapat belajar mata
pelajaran biologi
secara mandiri.
√
D. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1 Keteraturan desain
aplikasi pembelajaran.
Desain aplikasi pem-
belajaran telah ter-√
144
atur dan konsisten
sehingga menarik
bagi siswa.
2
Komponen aplikasi
pembelajaran berjalan
dengan lancar.
Tidak adanya ke-
salahan (error) pada
komponen aplikasi
pembelajaran di
setiap menu.
√
E. Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Nama Validator : Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd
Instansi : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
145
LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK AHLI MEDIA
Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi
Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA
Peneliti : Dimas Giri Putra
Petunjuk Pengisian
1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu sebagai Ahli Media tentang kualitas materi pembelajaran yang
dikemas dalam multimedia interaktif.
2. Lembar validasi ini terdiri dari aspek kebahasaan, efek multimedia interaktif
terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.
3. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu
sebagai Ahli Media akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan
kualitas multimedia interaktif ini.
4. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat
memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan
keterangan:
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang : 2
Sangat Kurang : 1
5. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini,
saya ucapkan terimakasih.
A. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1 Kejelasan informasi Petunjuk peng- √
Lampiran 16
146
mengenai cara peng-
gunaan multimedia
interaktif.
gunaan multimedia
interaktif dijelaskan
secara lengkap.
2
Kesesuaian bahasa
dengan tingkat ber-
pikir siswa.
Bahasa yang di-
gunakan sesuai
dengan tingkat ber-
pikir siswa SMA
kelas XI IPA.
√
3
Kesantunan peng-
gunaan bahasa.
Penggunaan bahasa
yang tetap santun
dan tidak me-
ngurangi nilai-nilai
pendidikan.
√
B. Penilaian Kelayakan Efek Multimedia Interaktif terhadap Strategi
Pembelajaran
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1
Kemudahan peng-
gunaan.
Aplikasi pem-
belajaran mudah
untuk digunakan
dalam proses pem-
belajaran siswa baik
secara mandiri
maupun di dalam
kelas.
√
2
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
√
147
nambah motivasi
siswa dalam mem-
pelajari biologi.
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu menambah
motivasi siswa da-
lam mempelajari
mata pelajaran
biologi.
3
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
nguatkan pemahaman
siswa pada materi
sistem ekskresi.
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu menguatkan
pemahaman siswa
pada materi sistem
ekskresi.
√
4
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
ningkatkan retensi
siswa pada materi
sistem ekskresi.
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu me-
ningkatkan pe-
mahaman siswa pada
materi sistem
ekskresi.
√
5
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk mem-
perluas wawasan
Aplikasi pem-
belajaran mampu
memperluas wawa-
san siswa dalam
√
148
siswa. bidang biologi.
6
Dukungan multimedia
interaktif bagi ke-
mandirian belajar
siswa.
Aplikasi pem-
belajaran men-
dukung siswa untuk
dapat belajar mata
pelajaran biologi
secara mandiri.
√
C. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1
Keteraturan desain
aplikasi pembelajaran.
Desain aplikasi pem-
belajaran telah ter-
atur dan konsisten
sehingga menarik
bagi siswa.
√
2
Pemilihan jenis dan
ukuran huruf men-
dukung media men-
jadi lebih menarik.
Jenis dan ukuran
huruf yang dipilih
sudah tepat dan
menjadikan multi-
media interaktif
lebih menarik.
√
3
Pemilihan simbol
mendukung media
menjadi lebih me-
narik.
Simbol-simbol yang
digunakan di setiap
menu sudah tepat
dan menjadikan
multimedia interaktif
lebih menarik.
√
4 Pemilihan warna. Warna yang dipilih √
149
dan perpaduannya
telah sesuai dan
menarik.
5
Kesinambungan tran-
sisi antar halaman.
Transisi halaman di
setiap menu telah
memiliki kesinam-
bungan.
√
6
Komponen aplikasi
pembelajaran berjalan
dengan lancar.
Tidak adanya ke-
salahan (error) pada
komponen aplikasi
pembelajaran di
setiap menu.
√
D. Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran
150
LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK GURU
Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi
Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA
Peneliti : Dimas Giri Putra
Petunjuk Pengisian
1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/Ibu tentang kualitas materi pembelajaran yang dikemas dalam
multimedia interaktif.
2. Lembar validasi ini terdiri dari aspek isi, kebahasaan, efek multimedia
interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.
3. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu akan
sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas multimedia
interaktif ini.
4. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat
memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan
keterangan:
Sangat Baik : 5
Baik : 4
Cukup : 3
Kurang : 2
Sangat Kurang : 1
5. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini,
saya ucapkan terimakasih.
A. Penilaian Kelayakan Aspek Materi
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1 Kesesuaian isi multi- Materi yang disam- √
Lampiran 17
151
media interaktif
dengan Kompetensi
Dasar (KD) dan
Tujuan Pembelajaran.
paikan relevan/se-
suai dengan Kom-
petensi Dasar (KD)
dan Tujuan Pem-
belajaran.
2
Kebenaran konsep
materi ditinjau dari
aspek keilmuan.
Konsep dan definisi
yang disajikan sesuai
dengan konsep dan
definisi yang berlaku
dalam bidang ilmu
biologi.
√
3
Kejelasan topik pem-
belajaran.
Topik yang dibahas
dapat dimengerti
dengan jelas.
√
4
Keruntutan materi. Materi mengenai sis-
tem ekskresi dibahas
secara runtut.
√
5
Cakupan materi. Materi sistem eks-
kresi telah tercakup
secara keseluruhan
dalam aplikasi.
√
6
Ketuntasan materi. Materi sistem eks-
kresi dibahas secara
tuntas.
√
7
Kesesuaian evaluasi
dengan materi dan
tujuan pembelajaran.
Evaluasi yang di-
berikan sesuai de-
ngan materi dan
tujuan pembelajaran.
√
8 Kebenaran kunci
jawaban yang di-
Kunci jawaban yang
disajikan telah benar √
152
sajikan. dan sesuai dengan
kaidah yang ada.
9
Ketepatan teks, suara,
gambar, animasi, vi-
deo, dan interak-
tivitas dengan materi.
Komponen multi-
media interaktif se-
suai dengan materi
yang dibahas.
√
B. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1
Kejelasan informasi
mengenai cara peng-
gunaan multimedia
interaktif.
Petunjuk peng-
gunaan multimedia
interaktif dijelaskan
secara lengkap.
√
2
Kesesuaian bahasa
dengan tingkat ber-
pikir siswa.
Bahasa yang di-
gunakan sesuai
dengan tingkat ber-
pikir siswa SMA
kelas XI IPA.
√
3
Ketepatan istilah. Istilah-istilah yang
digunakan tepat dan
sesuai dengan bi-
dang biologi.
√
4
Kesantunan peng-
gunaan bahasa.
Penggunaan bahasa
yang tetap santun
dan tidak me-
ngurangi nilai-nilai
pendidikan.
√
153
C. Penilaian Kelayakan Efek Multimedia Interaktif terhadap Strategi
Pembelajaran
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1
Kemudahan peng-
gunaan.
Aplikasi pem-
belajaran mudah
untuk digunakan
dalam proses pem-
belajaran siswa baik
secara mandiri
maupun di dalam
kelas.
√
2
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
nambah motivasi
siswa dalam mem-
pelajari biologi.
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu menambah
motivasi siswa da-
lam mempelajari
mata pelajaran
biologi.
√
3
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
nguatkan pemahaman
siswa pada materi
sistem ekskresi.
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu menguatkan
pemahaman siswa
√
154
pada materi sistem
ekskresi.
4
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk me-
ningkatkan retensi
siswa pada materi
sistem ekskresi.
Komponen aplikasi
pembelajaran seperti
animasi, video,
gambar, suara, teks,
dan interaktivitas
mampu me-
ningkatkan pe-
mahaman siswa pada
materi sistem
ekskresi.
√
5
Kemampuan kom-
ponen multimedia
interaktif untuk mem-
perluas wawasan
siswa.
Aplikasi pem-
belajaran mampu
memperluas wawa-
san siswa dalam
bidang biologi.
√
6
Dukungan multimedia
interaktif bagi ke-
mandirian belajar
siswa.
Aplikasi pem-
belajaran men-
dukung siswa untuk
dapat belajar mata
pelajaran biologi
secara mandiri.
√
D. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh
No Indikator Deskripsi
Skala
Penilaian Kritik/
Saran 5 4 3 2 1
1 Keteraturan desain
aplikasi pembelajaran.
Desain aplikasi pem-
belajaran telah ter-√
155
atur dan konsisten
sehingga menarik
bagi siswa.
2
Komponen aplikasi
pembelajaran berjalan
dengan lancar.
Tidak adanya ke-
salahan (error) pada
komponen aplikasi
pembelajaran di
setiap menu.
√
E. Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Nama Validator : Susi Indriyani, M.M
Instansi : SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
156
REKAPITULASI PENILAIAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
Multimedia interaktif divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru, masing-masing yaitu dosen pembimbing, Pusat
Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan guru mata pelajaran biologi SMAN 5 Tangerang Selatan melalui lembar
validasi yang telah dibuat dengan cara memberikan penilaian pada 5 skala penilaian (5: sangat baik; 4: baik; 3: cukup; 2: kurang; 1:
sangat kurang). Berikut adalah penilaiannya:
Aspek No. Indikator Validator Rata-
Rata Ahli Materi Ahli Media Guru
Aspek Isi
1
Kesesuaian isi multimedia interaktif dengan
Kompetensi Dasar (KD) dan Tujuan
Pembelajaran.
5 - 5 5
2 Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek
keilmuan. 4 - 5 ≈5
3 Kejelasan topik pembelajaran. 4 - 4 4
4 Keruntutan materi. 4 - 4 4
5 Cakupan materi. 4 - 4 4
6 Ketuntasan materi. 4 - 4 4
Lampiran 18
157
7 Kesesuaian evaluasi dengan materi dan
tujuan pembelajaran. 3 - 5 4
8 Kebenaran kunci jawaban yang disajikan. 4 - 5 ≈5
9 Ketepatan teks, suara, gambar, animasi,
video, dan interaktivitas dengan materi. 4 - 5 ≈5
Aspek Kebahasaan 10
Kejelasan informasi mengenai cara
penggunaan multimedia interaktif. 3 4 3 ≈3
11 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir
siswa. 4 2 3 3
12 Ketepatan istilah. 4 - 5 ≈5
13 Kesantunan penggunaan bahasa. 4 3 4 ≈4
Efek bagi Strategi
Pembelajaran
14 Kemudahan penggunaan. 3 4 4 ≈4
15
Kemampuan komponen multimedia
interaktif untuk menambah motivasi siswa
dalam mempelajari biologi.
4 4 4 4
16
Kemampuan komponen multimedia
interaktif untuk menguatkan pemahaman
siswa pada materi sistem ekskresi.
4 2 4 ≈3
158
17
Kemampuan komponen multimedia
interaktif untuk meningkatkan retensi siswa
pada materi sistem ekskresi.
4 3 4 ≈3
18 Kemampuan komponen multimedia
interaktif untuk memperluas wawasan siswa. 4 3 4 ≈3
19 Dukungan multimedia interaktif bagi
kemandirian belajar siswa. 4 4 4 4
Tampilan Menyeluruh 20 Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. 5 2 5 4
21 Pemilihan jenis dan ukuran huruf
mendukung media menjadi lebih menarik. - 3 - 3
22 Pemilihan simbol mendukung media menjadi
lebih menarik. - 2 - 2
23 Pemilihan warna. - 2 - 2
24 Kesinambungan transisi antar halaman. - 2 - 2
25 Komponen aplikasi pembelajaran berjalan
dengan lancar. 3 4 4 ≈3
Rata-Rata ≈4 ≈3 ≈4
159
Berdasarkan penilaian di atas oleh ahli materi, ahli media, dan guru, maka dihasilkan beberapa perbaikan sebagai hasil revisi
produk multimedia interaktif, antara lain:
1. Tampilan multimedia interaktif dibuat fullscreen.
2. Dalam multimedia interaktif disisipkan indikator pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Menu games diperbaiki supaya dapat digunakan dengan baik.
4. Fungsi icon diperbaiki supaya dapat digunakan dengan baik.
5. Transisi opening ke menu utama diperjelas.
160
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II
Pertemuan : Ke-1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5.
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan
hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator
1. Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.
2. Mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi.
3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi.
4. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.
2. Siswa mampu menyebutkan organ ekskresi manusia.
3. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ
ekskresi.
Lampiran 19
161
4. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai
organ ekskresi.
5. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ
ekskresi manusia.
Karakter siswa yang diharapkan:
Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,
mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
B. Materi Pembelajaran
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam
tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ
ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati.
Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia
terdiri dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa
metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian,
yaitu epidermis dan dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga
berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan
makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam
tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan
kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit antara lain, jerawat, panu, edema,
dsb.
Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ
ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa
metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus.
Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis,
tonsilitis, dsb.
162
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : ekspositori
2. Metode : ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan
Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
(Menit)
Pendidikan
Karakter
Kegiatan
Awal
Guru memberi-
kan salam kepada
siswa.
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Guru memberi-
kan pretest.
Orientasi
Guru memberita-
hukan materi
yang akan disam-
paikan, yaitu,
tentang perbeda-
an ekskresi, se-
kresi, dan defe-
kasi serta organ
ekskresi manusia
(kulit dan paru-
paru) beserta
tujuan pem-
belajaran.
Siswa menjawab
salam.
Siswa menyata-
kan kehadiran.
Siswa mengerja-
kan.
Siswa menyiap-
kan materi yang
akan dipelajari.
45
Religius
Jujur dan
disiplin
Mandiri, ju-
jur, dan di-
siplin
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
163
Motivasi dan
Apersepsi
Guru memberi-
kan pertanyaan,
“Apakah yang
dimaksud dengan
ekskresi? Apakah
perbedaannya
dengan sekresi
dan defekasi?”
Siswa menjawab.
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru membahas
perbedaan defe-
nisi yang dise-
butkan siswa dan
bertanya, “apakah
sajakah organ
yang terkait sis-
tem ekskresi?”
Siswa menjawab.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Elaborasi
Guru memfasili-
tasi pembelajaran
menggunakan
multimedia inte-
raktif dengan ke-
giatan sebagai be-
rikut:
1. Memberikan
kesempatan
Siswa berpartisi-
pasi dalam pem-
belajaran dan
terus memperha-
tikan instruksi da-
ri guru sebagai
berikut:
1. Memperhati-
kan penjelasan
30
Disiplin dan
rasa ingin
tahu dan
perhatian
Mandiri dan
tanggung
164
kepada ma-
sing-masing
siswa dalam
memahami
materi tentang
organ kulit
dan paru-paru
dengan fasili-
tas yang sudah
disediakan di
komputer de-
ngan memberi
panduan ke-
pada siswa.
2. Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
jika ada materi
yang belum je-
las.
3. Meminta sis-
wa mencoba
mengerjakan
soal-soal yang
sudah disedia-
kan pada me-
nu practice
atau game.
dari guru di-
bantu dengan
pembelajaran
multimedia in-
teraktif yang
ada dikompu-
ter masing-
masing.
2. Menanyakan
kepada guru
jika ada hal
yang belum
dipahami.
3. Mencoba me-
ngerjakan soal
tes pada me-
nu practice
atau game.
jawab
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
dan tole-
ransi
Mandiri dan
tanggung
jawab
165
Konfirmasi
Guru meminta
beberapa siswa
untuk menjelas-
kan perbedaan
ekskresi, sekresi,
dan defekasi.
Memberikan
penguatan
(reinforcement)
dan menjelaskan
kembali serta
mengambil man-
faat dari yang
telah dipelajari.
Siswa memperha-
tikan temannya
yang sedang
menjelaskan.
Siswa memperha-
tikan
5
Rasa ingin
tahu dan
perhatian,
toleransi,
dan berani
mengemu-
kakan pen-
dapat.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Kegiatan
Penutup
Guru menyimpul-
kan materi yang
sudah dibahas
bersama dengan
siswa.
Guru memberi-
kan salam kepada
siswa.
Siswa dipersilah-
kan untuk me-
nyimpulkan ma-
teri.
Siswa menjawab
salam.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat dan per-
caya diri
Religius
Total 90
E. Media Pembelajaran
1. Projector dan Notebook
2. Program multimedia interaktif sistem ekskresi
166
F. Sumber Pembelajaran
1. Program multimedia interaktif yang dibuat guru
2. Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh
dari internet.
3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:
a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,
2006.
b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga,
2006.
d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,
2003.
4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:
a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas
XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
2009.
212
PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST II (RETEST)
KELOMPOK KONTROL
Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│
40 2 -1.93986421 0.0262 0.06 0.0309448
44 1 -1.55189137 0.06034 0.09 0.0253702
48 2 -1.16391853 0.12223 0.14 0.0206286
52 7 -0.77594568 0.21889 0.34 0.1239666
56 3 -0.38797284 0.34902 0.43 0.0795534
60 5 0 0.5 0.57 0.0714286
64 4 0.387972842 0.65098 0.69 0.0347324
68 4 0.775945684 0.78111 0.80 0.0188905
72 3 1.163918526 0.87777 0.89 0.0079428
76 4 1.551891368 0.93966 1.00 0.0603441
35
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.1239666. Selanjutnya
membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari
tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√
=
0.149.
Karena harga Lo = 0.1239666 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini
berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
Lampiran 28
168
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II
Pertemuan : Ke-2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5.
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan
hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator
1. Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi.
2. Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.
3. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ
ekskresi.
2. Siswa mampu mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.
3. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ
ekskresi manusia.
169
Karakter siswa yang diharapkan:
Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,
mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
B. Materi Pembelajaran
Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.
Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat
warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang
dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan
dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu
penyakit yang menyerang hati disebut penyakit kuning.
Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki
sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang
rongga perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa
kemih atau urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan
urin terdapat tiga proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
Kelainan pada organ ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus,
batu ginjal, diabetes inspius, dsb.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : ekspositori
2. Metode : ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan
Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
(Menit)
Pendidikan
Karakter
Kegiatan Guru member- Siswa menjawab 10 Religius
170
Awal kan salam kepada
siswa.
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Orientasi
Guru memberita-
hukan materi
yang akan disam-
paikan, yaitu,
tentang organ sis-
tem ekskresi
(ginjal dan hati)
serta kelainannya
beserta tujuan
pembelajaran.
Motivasi dan
Apersepsi
Guru memberi-
kan pertanyaan,
“Apakah hasil
ekskresi dari
organ ginjal dan
hati?
salam.
Siswa menyata-
kan kehadiran.
Siswa menyiap-
kan materi yang
akan dipelajari.
Siswa menjawab.
Jujur dan
disiplin
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru membahas
tentang hasil eks-
kresi organ ginjal
dan hati yang
Siswa menjawab.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
171
disebutkan siswa
dan bertanya,
“bagaimanakah
proses pemben-
tukan urin?”
percaya diri
Elaborasi
Guru memfasili-
tasi pembelajaran
menggunakan
multimedia inte-
raktif dengan ke-
giatan sebagai be-
rikut:
1. Memberikan
kesempatan
kepada ma-
sing-masing
siswa dalam
memahami
materi tentang
organ hati dan
ginjal dengan
fasilitas yang
sudah disedia-
kan di kompu-
ter dengan
memberi pan-
duan kepada
siswa.
Siswa berpartisi-
pasi dalam pem-
belajaran dan
terus memperha-
tikan instruksi da-
ri guru sebagai
berikut:
1. Memperhati-
kan penjelasan
dari guru di-
bantu dengan
pembelajaran
multimedia in-
teraktif yang
ada dikompu-
ter masing-
masing.
65
Disiplin dan
rasa ingin
tahu dan
perhatian
Mandiri dan
tanggung
jawab
172
2. Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
jika ada materi
yang belum je-
las.
3. Meminta sis-
wa mencoba
mengerjakan
soal-soal yang
sudah disedia-
kan pada me-
nu practice
atau game.
2. Menanyakan
kepada guru
jika ada hal
yang belum
dipahami.
3. Mencoba me-
ngerjakan soal
tes pada me-
nu practice
atau game.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
dan tole-
ransi
Mandiri dan
tanggung
jawab
Konfirmasi
Guru meminta
beberapa siswa
untuk menjelas-
kan kelainan pada
organ ginjal dan
hati.
Memberikan
penguatan
(reinforcement)
dan menjelaskan
kembali serta
mengambil man-
Siswa memperha-
tikan temannya
yang sedang
menjelaskan.
Siswa memperha-
tikan.
5
Rasa ingin
tahu dan
perhatian,
toleransi,
dan berani
mengemu-
kakan pen-
dapat.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
173
faat dari yang
telah dipelajari.
Kegiatan
Penutup
Guru menyimpul-
kan materi yang
sudah dibahas
bersama dengan
siswa.
Guru memberi-
kan salam kepada
siswa.
Siswa dipersilah-
kan untuk me-
nyimpulkan ma-
teri.
Siswa menjawab
salam.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat dan per-
caya diri
Religius
Total 90
E. Media Pembelajaran
1. Projector dan Notebook
2. Program multimedia interaktif sistem ekskresi
F. Sumber Pembelajaran
1. Program multimedia interaktif yang dibuat guru
2. Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh
dari internet.
3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:
a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,
2006.
b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga,
2006.
d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,
2003.
4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:
a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
174
b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas
XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
2009.
G. Penilaian
1. Keaktifan siswa
Pondok Aren, 28 Maret 2014
175
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN Negeri 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II
Pertemuan : Ke-3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5.
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan
hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator
1. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.
2. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.
2. Siswa mampu membedakan sistem ekskresi ikan air laut dan tawar.
3. Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.
Karakter siswa yang diharapkan:
Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,
mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
176
B. Materi Pembelajaran
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang
terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup
di air tawar berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah
satunya, cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan
air laut.
Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi.
Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa
metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian
ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk
kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya
keluar bersama feses.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : ekspositori
2. Metode : ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan
Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
(Menit)
Pendidikan
Karakter
Kegiatan
Awal
Guru member-
kan salam kepada
siswa.
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Siswa menjawab
salam.
Siswa menyata-
kan kehadiran.
10
Religius
Jujur dan
disiplin
177
Orientasi
Guru memberita-
hukan materi
yang akan disam-
paikan, yaitu,
tentang sistem
ekskresi pada
hewan beserta
tujuan pembela-
jaran.
Motivasi dan
Apersepsi
Guru memberi-
kan pertanyaan,
“Apakah alat
ekskresi ikan dan
belalang?”
Siswa menyiap-
kan materi yang
akan dipelajari.
Siswa menjawab.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru membahas
tentang alat
ekskresi hewan
yang disebutkan
siswa dan
bertanya, “apa
hasil ekskresi-
nya?”
Siswa menjawab.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Elaborasi
Guru memfasili-
Siswa berpartisi-25
Disiplin dan
178
tasi pembelajaran
menggunakan
multimedia inte-
raktif dengan ke-
giatan sebagai be-
rikut:
1. Memberikan
kesempatan
kepada ma-
sing-masing
siswa dalam
memahami
materi tentang
sistem eks-
kresi pada
hewan dengan
fasilitas yang
sudah disedia-
kan di kompu-
ter dengan
memberi pan-
duan kepada
siswa.
2. Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
jika ada materi
yang belum je-
las.
pasi dalam pem-
belajaran dan
terus memperha-
tikan instruksi da-
ri guru sebagai
berikut:
1. Memperhati-
kan penjelasan
dari guru di-
bantu dengan
pembelajaran
multimedia in-
teraktif yang
ada dikompu-
ter masing-
masing.
2. Menanyakan
kepada guru
jika ada hal
yang belum
dipahami.
rasa ingin
tahu dan
perhatian
Mandiri dan
tanggung
jawab
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
dan tole-
ransi
179
3. Meminta sis-
wa mencoba
mengerjakan
soal-soal yang
sudah disedia-
kan pada me-
nu practice
atau game.
3. Mencoba me-
ngerjakan soal
tes pada me-
nu practice
atau game.
Mandiri dan
tanggung
jawab
Konfirmasi
Guru meminta
beberapa siswa
untuk menjelas-
kan perbedaan
sistem ekskresi
ikan air tawar dan
laut.
Memberikan
penguatan
(reinforcement)
dan menjelaskan
kembali serta
mengambil man-
faat dari yang
telah dipelajari.
Siswa memperha-
tikan temannya
yang sedang
menjelaskan.
Siswa memperha-
tikan.
5
Rasa ingin
tahu dan
perhatian,
toleransi,
dan berani
mengemu-
kakan pen-
dapat.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Kegiatan
Penutup
Guru menyimpul-
kan materi yang
sudah dibahas
bersama dengan
siswa.
Siswa dipersilah-
kan untuk me-
nyimpulkan ma-
teri.
45
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat dan per-
caya diri
180
Guru member-
kan posttest.
Guru memberi-
kan salam kepada
siswa.
Siswa mengerja-
kan.
Siswa menjawab
salam.
Mandiri, ju-
jur, dan di-
siplin
Religius
Total 90
E. Media Pembelajaran
1. Projector dan Notebook
2. Program multimedia interaktif sistem ekskresi
F. Sumber Pembelajaran
1. Program multimedia interaktif yang dibuat guru
2. Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh
dari internet.
3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:
a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,
2006.
b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga,
2006.
d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,
2003.
4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:
a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
181
c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas
XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
2009.
G. Penilaian
1. Keaktifan siswa
2. Posttest
Pondok Aren, 1 April 2014
182
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II
Pertemuan : Ke-1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5.
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan
hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator
1. Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.
2. Mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi.
3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi.
4. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.
2. Siswa mampu menyebutkan organ ekskresi manusia.
3. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ
ekskresi.
Lampiran 20
183
4. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai
organ ekskresi.
5. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ
ekskresi manusia.
Karakter siswa yang diharapkan:
Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,
mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
B. Materi Pembelajaran
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam
tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ
ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati.
Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia
terdiri dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa
metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian,
yaitu epidermis dan dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga
berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan
makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam
tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan
kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit antara lain, jerawat, panu, edema,
dsb.
Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ
ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa
metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus.
Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis,
tonsilitis, dsb.
184
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : ekspositori
2. Metode : ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan
Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
(Menit)
Pendidikan
Karakter
Kegiatan
Awal
Guru member-
kan salam kepada
siswa.
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Guru memberi-
kan pretest.
Orientasi
Guru memberita-
hukan materi
yang akan disam-
paikan, yaitu,
tentang perbeda-
an ekskresi, se-
kresi, dan defe-
kasi serta organ
ekskresi manusia
(kulit dan paru-
paru) beserta
tujuan pem-
belajaran.
Siswa menjawab
salam.
Siswa menyata-
kan kehadiran.
Siswa mengerja-
kan.
Siswa menyiap-
kan materi yang
akan dipelajari.
45
Religius
Jujur dan
disiplin
Mandiri, ju-
jur, dan di-
siplin
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
185
Motivasi dan
Apersepsi
Guru memberi-
kan pertanyaan,
“Apakah yang
dimaksud dengan
ekskresi? Apakah
perbedaannya
dengan sekresi
dan defekasi?”
Siswa menjawab.
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru membahas
perbedaan defe-
nisi yang dise-
butkan siswa dan
bertanya, “apakah
sajakah organ
yang terkait sis-
tem ekskresi?”
Siswa menjawab.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Elaborasi
Guru menjelas-
kan pengertian
ekskresi dan
organ-organ eks-
kresi (kulit dan
paru-paru) me-
lalui media
visual yang
ditampilkan da-
Siswa memperha-
tikan
30
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
186
lam slide po-
werpoint.
Konfirmasi
Guru meminta
beberapa siswa
untuk menjelas-
kan perbedaan
ekskresi, sekresi,
dan defekasi.
Memberikan
penguatan
(reinforcement)
dan menjelaskan
kembali serta
mengambil man-
faat dari yang
telah dipelajari.
Siswa memperha-
tikan temannya
yang sedang
menjelaskan.
Siswa memperha-
tikan.
5
Rasa ingin
tahu dan
perhatian,
toleransi,
dan berani
mengemu-
kakan pen-
dapat.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Kegiatan
Penutup
Guru menyimpul-
kan materi yang
sudah dibahas
bersama dengan
siswa.
Guru memberi-
kan salam kepada
siswa.
Siswa dipersilah-
kan untuk me-
nyimpulkan ma-
teri.
Siswa menjawab
salam.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat dan per-
caya diri
Religius
Total 90
187
E. Media Pembelajaran
1. Projector dan Notebook (Laptop)
2. Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non
animasi ataupun media visual animasi
F. Sumber Pembelajaran
1. Powerpoint yang dibuat guru
2. Animasi dan video dari internet
3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:
a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,
2006.
b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta:
Erlangga, 2006.
d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,
2003.
4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:
a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup
dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009.
189
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II
Pertemuan : Ke-2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5.
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan
hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator
1. Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi.
2. Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.
3. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ
ekskresi.
2. Siswa mampu mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.
3. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ
ekskresi manusia.
190
Karakter siswa yang diharapkan:
Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,
mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
B. Materi Pembelajaran
Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.
Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat
warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang
dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan
dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu
penyakit yang menyerang hati disebut penyakit kuning.
Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki
sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang
rongga perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa
kemih atau urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan
urin terdapat tiga proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
Kelainan pada organ ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus,
batu ginjal, diabetes inspius, dsb.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : ekspositori
2. Metode : ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan
Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
(Menit)
Pendidikan
Karakter
Kegiatan Guru member- Siswa menjawab 10 Religius
191
Awal kan salam kepada
siswa.
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Orientasi
Guru memberita-
hukan materi
yang akan disam-
paikan, yaitu,
tentang organ sis-
tem ekskresi
(ginjal dan hati)
serta kelainannya
beserta tujuan
pembelajaran.
Motivasi dan
Apersepsi
Guru memberi-
kan pertanyaan,
“Apakah hasil
ekskresi dari
organ ginjal dan
hati?”
salam.
Siswa menyata-
kan kehadiran.
Siswa menyiap-
kan materi yang
akan dipelajari.
Siswa menjawab.
Jujur dan
disiplin
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru membahas
tentang hasil eks-
kresi organ ginjal
dan hati yang
Siswa menjawab.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
192
disebutkan siswa
dan bertanya,
“bagaimanakah
proses pemben-
tukan urin?”
percaya diri
Elaborasi
Guru menjelas-
kan organ ginjal
dan hati serta
kelainannya me-
lalui media visu-
al yang ditampil-
kan dalam slide
powerpoint.
Siswa memperha-
tikan
65
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Konfirmasi
Guru meminta
beberapa siswa
untuk menjelas-
kan kelainan pada
organ ginjal dan
hati.
Memberikan
penguatan
(reinforcement)
dan menjelaskan
kembali serta
mengambil man-
faat dari yang
Siswa memperha-
tikan temannya
yang sedang
menjelaskan.
Siswa memperha-
tikan.
5
Rasa ingin
tahu dan
perhatian,
toleransi,
dan berani
mengemu-
kakan pen-
dapat.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
193
telah dipelajari.
Kegiatan
Penutup
Guru menyimpul-
kan materi yang
sudah dibahas
bersama dengan
siswa.
Guru memberi-
kan salam kepada
siswa.
Siswa dipersilah-
kan untuk me-
nyimpulkan ma-
teri.
Siswa menjawab
salam.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat dan per-
caya diri
Religius
Total 90
E. Media Pembelajaran
1. Projector dan Notebook (Laptop)
2. Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non
animasi ataupun media visual animasi
F. Sumber Pembelajaran
1. Powerpoint yang dibuat guru
2. Animasi dan video dari internet
3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:
a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,
2006.
b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta:
Erlangga, 2006.
d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,
2003.
4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:
a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
194
b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup
dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009.
G. Penilaian
1. Keaktifan siswa
Pondok Aren, 28 Maret 2014
195
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II
Pertemuan : Ke-3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3. 5.
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan
hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Indikator
1. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.
2. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.
2. Siswa mampu membedakan sistem ekskresi ikan air laut dan tawar.
3. Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.
Karakter siswa yang diharapkan:
Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,
mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.
196
B. Materi Pembelajaran
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang
terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup
di air tawar berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah
satunya, cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan
air laut.
Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi.
Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa
metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian
ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk
kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya
keluar bersama feses.
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : ekspositori
2. Metode : ceramah dan tanya jawab
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Tatap Muka (90 Menit)
Kegiatan
Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Waktu
(Menit)
Pendidikan
Karakter
Kegiatan
Awal
Guru member-
kan salam kepada
siswa.
Guru mengabsen
kehadiran siswa.
Siswa menjawab
salam.
Siswa menyata-
kan kehadiran.
10
Religius
Jujur dan
disiplin
197
Orientasi
Guru memberita-
hukan materi
yang akan disam-
paikan, yaitu,
tentang sistem
ekskresi pada
hewan beserta
tujuan pembela-
jaran.
Motivasi dan
Apersepsi
Guru memberi-
kan pertanyaan,
“Apakah alat
ekskresi ikan dan
belalang?”
Siswa menyiap-
kan materi yang
akan dipelajari.
Siswa menjawab.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Guru membahas
tentang alat
ekskresi hewan
yang disebutkan
siswa dan
bertanya, “apa
hasil ekskresi-
nya?”
Siswa menjawab.
5
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat, tole-
ransi dan
percaya diri
Elaborasi
Guru menjelas-
Siswa memperha-25
Rasa ingin
198
kan sistem
ekskresi pada
hewan (ikan dan
belalang) melalui
media visual
yang ditampilkan
dalam slide po-
werpoint.
tikan tahu dan
perhatian
Konfirmasi
Guru meminta
beberapa siswa
untuk menjelas-
kan perbedaan
sistem ekskresi
ikan air tawar dan
laut.
Memberikan
penguatan
(reinforcement)
dan menjelaskan
kembali serta
mengambil man-
faat dari yang
telah dipelajari.
Siswa memperha-
tikan temannya
yang sedang
menjelaskan.
Siswa memperha-
tikan.
5
Rasa ingin
tahu dan
perhatian,
toleransi,
dan berani
mengemu-
kakan pen-
dapat.
Rasa ingin
tahu dan
perhatian
Kegiatan
Penutup
Guru menyimpul-
kan materi yang
sudah dibahas
bersama dengan
siswa.
Siswa dipersilah-
kan untuk me-
nyimpulkan ma-
teri.
45
Berani me-
ngemuka-
kan penda-
pat dan per-
caya diri
199
Guru memberi-
kan posttest.
Guru memberi-
kan salam kepada
siswa.
Siswa mengerja-
kan.
Siswa menjawab
salam.
Mandiri, ju-
jur, dan di-
siplin
Religius
Total 90
E. Media Pembelajaran
1. Projector dan Notebook (Laptop)
2. Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non
animasi ataupun media visual animasi
F. Sumber Pembelajaran
1. Powerpoint yang dibuat guru
2. Animasi dan video dari internet
3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:
a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,
2006.
b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta:
Erlangga, 2006.
d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,
2003.
4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:
a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup
dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
200
c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA
Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009.
G. Penilaian
1. Keaktifan siswa
2. Posttest
Pondok Aren, 1 April 2014
201
REKAPITULASI NILAI KELOMPOK EKSPERIMEN
No. Nama Siswa Pretest Posttest I Posttest II (Retest) Retensi (%) Kategori Retensi
1 Aldi Budesta Putra 52 84 92 109.52 Sangat Baik
2 Aldiansyah Agasi 44 84 84 100 Sangat Baik
3 Alfian Tri Nugroho 60 88 84 95.46 Baik
4 Alifiana Kanti 44 76 68 89.47 Baik
5 Ammelia N. Anggraeny 60 88 96 109.09 Sangat Baik
6 Ayu Minasi 44 80 68 85 Baik
7 Bunga Desiana 48 80 72 90 Baik
8 Debby Sylviani 36 84 92 109.52 Sangat Baik
9 Dhea Malika Larasati 36 76 80 105.26 Sangat Baik
10 Dinda Rasmalinda 36 72 84 116.67 Sangat Baik
11 Dion Ronaldo Siburian 24 56 48 85.71 Baik
12 Dita Dwi Agustin 60 92 92 100 Sangat Baik
13 Elsa Prambudi Agustin 60 92 96 104.35 Sangat Baik
Lampiran 21
202
14 Fandy Laksono 24 56 48 85.71 Baik
15 Fani Rosdiyanti 36 80 72 90 Baik
16 Fatmawati Sri Handayani 40 80 84 105 Sangat Baik
17 Fildzah Shabrina 44 84 92 109.52 Sangat Baik
18 Galih Airin Madjid 28 56 56 100 Sangat Baik
19 Guruh Nurfauzi 28 60 60 100 Sangat Baik
20 Ika Agustin Pratiwi 44 64 60 93.75 Baik
21 Indra Hadyan 44 68 60 88.24 Baik
22 Luthfia Fitrananda 40 64 72 112.50 Sangat Baik
23 M. Hafizh Ath Thalib 60 92 96 104.35 Sangat Baik
24 M. Syifa’uddin Musa 32 72 72 100 Sangat Baik
25 M. Vito Brata 32 68 72 105.88 Sangat Baik
26 Nada Lusita 56 88 96 109.09 Sangat Baik
27 Neni Nur Rahmawati 44 76 80 105.26 Sangat Baik
28 Pramesti S. P. Herjuno 52 72 76 105.56 Sangat Baik
29 Rafila Amalia Fitri 48 76 72 94.74 Baik
30 Risma Ayom Sari 48 76 80 105.26 Sangat Baik
31 Rohadatun Nisa Lubis 44 72 72 100 Sangat Baik
203
32 Siti M. Trisnawardani 52 80 80 100 Sangat Baik
33 Siti Nur Hasanah 56 76 76 100 Sangat Baik
34 Sustina 56 76 80 105.26 Sangat Baik
35 Tasya Rizky Amelia 56 72 80 111.11 Sangat Baik
36 Zakat Nuh Zikirullah 28 80 84 105 Sangat Baik
∑ 1596 2740 2776
Mean 44.33 76.11 77.11 101.01 Sangat Baik
Nilai Maximum 60 92 96
Nilai Minimum 24 52 48
Modus 44 76 72
Median 44 76 80
Varians 121.03 100.10 170.62
SD 11 10.01 13.06
201
REKAPITULASI NILAI KELOMPOK EKSPERIMEN
No. Nama Siswa Pretest Posttest I N-Gain Kategori N-Gain Posttest II
(Retest)
Retensi
(%) Kategori Retensi
1 Aldi Budesta Putra 52 84 0.67 Sedang 92 109.52 Sangat Baik
2 Aldiansyah Agasi 44 84 0.71 Tinggi 84 100 Sangat Baik
3 Alfian Tri Nugroho 60 88 0.70 Sedang 84 95.46 Baik
4 Alifiana Kanti 44 76 0.57 Sedang 68 89.47 Baik
5 Ammelia N. Anggraeny 60 88 0.70 Sedang 96 109.09 Sangat Baik
6 Ayu Minasi 44 80 0.64 Sedang 68 85 Baik
7 Bunga Desiana 48 80 0.62 Sedang 72 90 Baik
8 Debby Sylviani 36 84 0.75 Tinggi 92 109.52 Sangat Baik
9 Dhea Malika Larasati 36 76 0.63 Sedang 80 105.26 Sangat Baik
10 Dinda Rasmalinda 36 72 0.56 Sedang 84 116.67 Sangat Baik
11 Dion Ronaldo Siburian 24 56 0.42 Sedang 48 85.71 Baik
12 Dita Dwi Agustin 60 92 0.80 Tinggi 92 100 Sangat Baik
13 Elsa Prambudi Agustin 60 92 0.80 Tinggi 96 104.35 Sangat Baik
Lampiran 21
202
14 Fandy Laksono 24 56 0.42 Sedang 48 85.71 Baik
15 Fani Rosdiyanti 36 80 0.69 Sedang 72 90 Baik
16 Fatmawati Sri Handayani 40 80 0.67 Sedang 84 105 Sangat Baik
17 Fildzah Shabrina 44 84 0.71 Tinggi 92 109.52 Sangat Baik
18 Galih Airin Madjid 28 56 0.39 Sedang 56 100 Sangat Baik
19 Guruh Nurfauzi 28 60 0.44 Sedang 60 100 Sangat Baik
20 Ika Agustin Pratiwi 44 64 0.36 Sedang 60 93.75 Baik
21 Indra Hadyan 44 68 0.42 Sedang 60 88.24 Baik
22 Luthfia Fitrananda 40 64 0.40 Sedang 72 112.50 Sangat Baik
23 M. Hafizh Ath Thalib 60 92 0.80 Tinggi 96 104.35 Sangat Baik
24 M. Syifa’uddin Musa 32 72 0.59 Sedang 72 100 Sangat Baik
25 M. Vito Brata 32 68 0.53 Sedang 72 105.88 Sangat Baik
26 Nada Lusita 56 88 0.73 Tinggi 96 109.09 Sangat Baik
27 Neni Nur Rahmawati 44 76 0.57 Sedang 80 105.26 Sangat Baik
28 Pramesti S. P. Herjuno 52 72 0.42 Sedang 76 105.56 Sangat Baik
29 Rafila Amalia Fitri 48 76 0.54 Sedang 72 94.74 Baik
30 Risma Ayom Sari 48 76 0.54 Sedang 80 105.26 Sangat Baik
31 Rohadatun Nisa Lubis 44 72 0.50 Sedang 72 100 Sangat Baik
203
32 Siti M. Trisnawardani 52 80 0.58 Sedang 80 100 Sangat Baik
33 Siti Nur Hasanah 56 76 0.45 Sedang 76 100 Sangat Baik
34 Sustina 56 76 0.45 Sedang 80 105.26 Sangat Baik
35 Tasya Rizky Amelia 56 72 0.36 Sedang 80 111.11 Sangat Baik
36 Zakat Nuh Zikirullah 28 80 0.72 Tinggi 84 105 Sangat Baik
∑ 1596 2740 2776
Mean 44.33 76.11 0.58 Sedang 77.11 101.01 Sangat Baik
Nilai Maximum 60 92 96
Nilai Minimum 24 52 48
Modus 44 76 72
Median 44 76 80
Varians 121.03 100.10 170.62
SD 11 10.01 13.06
204
REKAPITULASI NILAI KELOMPOK KONTROL
No. Nama Siswa Pretest Posttest I Posttest II (Retest) Retensi (%) Kategori Retensi
1 Alika Febrina 56 76 72 94.74 Baik
2 Arjuno Calmi Ridoi Robi 28 48 40 83.33 Cukup
3 Ayu Widya Ningrum 64 80 72 90 Baik
4 Beny Dwiyantoro 32 48 48 100 Sangat Baik
5 Bipa Muqsit Firdaus 32 52 40 76.92 Cukup
6 Cheldea H. Bernarbie 36 56 52 92.86 Baik
7 Ciptaningtyas D. Winahyu 40 64 52 81.25 Cukup
8 Citra Aulia Firda Hasan 40 64 52 81.25 Cukup
9 Delina Anggraeni 40 60 52 86.67 Baik
10 Eka Satria Putra Saefudin 32 52 48 92.31 Baik
11 Etsa Indria Prasetyo 28 48 44 91.67 Baik
12 F. M. Anggara M. Putra 64 84 76 90.48 Baik
13 Faijah Ramadan 44 56 52 92.86 Baik
Lampiran 22
205
14 Husnia Zuhra 36 56 52 92.86 Baik
15 Kemala Sari 40 60 60 100 Sangat Baik
16 Lisca Moullinda 48 64 56 87.50 Baik
17 Muhammad Abduh 56 72 52 72.22 Cukup
18 M. Emil Hamdalah 52 68 64 94.12 Baik
19 M. Raihan Hafit 52 68 60 88.24 Baik
20 Muslim Mulyawan 60 80 76 95 Baik
21 Nanda Avisha Putri 44 68 64 94.12 Baik
22 Octhaviani Arbaniya 48 72 56 77.78 Cukup
23 Prisca Prasanti 44 64 60 93.75 Baik
24 Puti Rahma Dahlia 40 64 60 93.75 Baik
25 Rachmawati Nur Fajriyah 48 72 68 94.44 Baik
26 Rahayu Astuti 44 72 68 94.44 Baik
27 Rahmad Ramdani Sambari 40 68 56 82.35 Cukup
28 Rattesa Komala K. Ponto 48 68 60 88.24 Baik
29 Rifani Faza 48 72 76 105.56 Sangat Baik
30 Siti Rahmi Nurul Suci 40 64 64 100 Sangat Baik
31 Uswah Habibah 64 84 76 90.48 Baik
206
32 Utami Yurini 48 76 68 89.47 Baik
33 Windi Yanti 52 76 64 84.21 Cukup
34 Yati Oktavia Ningsih 60 80 72 90 Baik
35 Yunita Indriani 60 76 68 89.47 Baik
∑ 1608 2548 2100
Mean 45.94 66.63 60 90.07 Sangat Baik
Nilai Maximum 64 84 76
Nilai Minimum 28 48 40
Modus 40 64 52
Median 44 68 60
Varians 105.76 105.36 106.35
SD 10.28 10.27 10.31
204
REKAPITULASI NILAI KELOMPOK KONTROL
Nama Siswa Pretest Posttest I N-gain Kategori N-Gain Posttest II
(Retest)
Retensi
(%) Kategori Retensi
Alika Febrina 56 76 0.45 Sedang 72 94.74 Baik
Arjuno Calmi Ridoi Robi 28 48 0.28 Rendah 40 83.33 Cukup
Ayu Widya Ningrum 64 80 0.44 Sedang 72 90 Baik
Beny Dwiyantoro 32 48 0.24 Rendah 48 100 Sangat Baik
Bipa Muqsit Firdaus 32 52 0.29 Rendah 40 76.92 Cukup
Cheldea H. Bernarbie 36 56 0.31 Sedang 52 92.86 Baik
Ciptaningtyas D. Winahyu 40 64 0.40 Sedang 52 81.25 Cukup
Citra Aulia Firda Hasan 40 64 0.40 Sedang 52 81.25 Cukup
Delina Anggraeni 40 60 0.33 Sedang 52 86.67 Baik
Eka Satria Putra Saefudin 32 52 0.29 Rendah 48 92.31 Baik
Etsa Indria Prasetyo 28 48 0.28 Rendah 44 91.67 Baik
F. M. Anggara M. Putra 64 84 0.56 Sedang 76 90.48 Baik
Faijah Ramadan 44 56 0.21 Rendah 52 92.86 Baik
Lampiran 22
205
Husnia Zuhra 36 56 0.31 Sedang 52 92.86 Baik
Kemala Sari 40 60 0.33 Sedang 60 100 Sangat Baik
Lisca Moullinda 48 64 0.31 Sedang 56 87.50 Baik
Muhammad Abduh 56 72 0.36 Sedang 52 72.22 Cukup
M. Emil Hamdalah 52 68 0.33 Sedang 64 94.12 Baik
M. Raihan Hafit 52 68 0.33 Sedang 60 88.24 Baik
Muslim Mulyawan 60 80 0.50 Sedang 76 95 Baik
Nanda Avisha Putri 44 68 0.43 Sedang 64 94.12 Baik
Octhaviani Arbaniya 48 72 0.46 Sedang 56 77.78 Cukup
Prisca Prasanti 44 64 0.36 Sedang 60 93.75 Baik
Puti Rahma Dahlia 40 64 0.40 Sedang 60 93.75 Baik
Rachmawati Nur Fajriyah 48 72 0.46 Sedang 68 94.44 Baik
Rahayu Astuti 44 72 0.50 Sedang 68 94.44 Baik
Rahmad Ramdani Sambari 40 68 0.47 Sedang 56 82.35 Cukup
Rattesa Komala K. Ponto 48 68 0.38 Sedang 60 88.24 Baik
Rifani Faza 48 72 0.46 Sedang 76 105.56 Sangat Baik
Siti Rahmi Nurul Suci 40 64 0.40 Sedang 64 100 Sangat Baik
Uswah Habibah 64 84 0.56 Sedang 76 90.48 Baik
206
Utami Yurini 48 76 0.54 Sedang 68 89.47 Baik
Windi Yanti 52 76 0.50 Sedang 64 84.21 Cukup
Yati Oktavia Ningsih 60 80 0.50 Sedang 72 90 Baik
Yunita Indriani 60 76 0.40 Sedang 68 89.47 Baik
∑ 1608 2548 2100
Mean 45.94 66.63 0.39 Sedang 60 90.07 Sangat Baik
Nilai Maximum 64 84 76
Nilai Minimum 28 48 40
Modus 40 64 52
Median 44 68 60
Varians 105.76 105.36 106.35
SD 10.28 10.27 10.31
207
PENGUJIAN NORMALITAS PRETEST
KELOMPOK EKSPERIMEN
Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│
24 2 -1.8481818 0.03229 0.06 0.0232675
28 3 -1.4845455 0.06883 0.14 0.0700568
32 2 -1.1209091 0.13116 0.19 0.0632812
36 4 -0.7572727 0.22444 0.31 0.0811123
40 2 -0.3936364 0.34692 0.36 0.0141863
44 8 -0.03 0.48803 0.58 0.0952998
48 3 0.3336364 0.63067 0.67 0.0359937
52 3 0.6972727 0.75718 0.75 0.0071839
56 4 1.0609091 0.85563 0.86 0.0054767
60 5 1.4245455 0.92286 1.00 0.0771443
36
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0952998. Selanjutnya
membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari
tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√
=
0.147.
Karena harga Lo = 0.0952998 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini
berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
Lampiran 23
208
PENGUJIAN NORMALITAS PRETEST
KELOMPOK KONTROL
Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│
28 2 -1.745136187 0.040481 0.06 0.0166623
32 3 -1.356031128 0.087545 0.14 0.0553125
36 2 -0.96692607 0.16679 0.20 0.0332095
40 7 -0.577821012 0.281692 0.40 0.1183075
44 4 -0.188715953 0.425158 0.51 0.0891280
48 6 0.200389105 0.579412 0.69 0.1063024
52 3 0.589494163 0.722235 0.77 0.0491935
56 2 0.978599222 0.836111 0.83 0.0075395
60 3 1.36770428 0.914298 0.91 0.0000120
64 3 1.756809339 0.960525 1.00 0.0394752
35
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.1183075. Selanjutnya
membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari
tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√
=
0.149.
Karena harga Lo = 0.1183075 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini
berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
Lampiran 24
209
PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST I
KELOMPOK EKSPERIMEN
X fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│
56 3 -2.008991 0.02227 0.08 0.0610643
60 1 -1.6093906 0.05377 0.11 0.0573456
64 2 -1.2097902 0.11318 0.17 0.0534870
68 2 -0.8101898 0.20892 0.22 0.0133067
72 5 -0.4105894 0.34069 0.36 0.0204243
76 7 -0.010989 0.49562 0.56 0.0599394
80 6 0.3886114 0.65122 0.72 0.0710040
84 4 0.7882118 0.78471 0.83 0.0486198
88 3 1.1878122 0.88255 0.92 0.0341204
92 3 1.5874126 0.94379 1.00 0.0562096
36
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0710040. Selanjutnya
membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari
tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√
=
0.147.
Karena harga Lo = 0.0710040 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini
berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
Lampiran 25
210
PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST I
KELOMPOK KONTROL
Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│
48 3 -1.814021 0.034837 0.09 0.0508771
52 2 -1.424537 0.077145 0.14 0.0657117
56 3 -1.035054 0.150322 0.23 0.0782495
60 2 -0.64557 0.259279 0.29 0.0264352
64 6 -0.256086 0.398942 0.46 0.0582005
68 5 0.1333982 0.553061 0.60 0.0469392
72 5 0.5228822 0.699472 0.74 0.0433853
76 4 0.9123661 0.819212 0.86 0.0379309
80 3 1.30185 0.903516 0.94 0.0393410
84 2 1.691334 0.954613 1.00 0.0453865
35
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0782495. Selanjutnya
membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari
tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√
=
0.149.
Karena harga Lo = 0.0782495 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini
berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
Lampiran 26
211
PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST II (RETEST)
KELOMPOK EKSPERIMEN
Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│
48 2 -2.2289433 0.01291 0.06 0.0426467
56 1 -1.6163859 0.05301 0.08 0.0303279
60 3 -1.3101072 0.09508 0.17 0.0715869
68 2 -0.6975498 0.24273 0.22 0.0205072
72 7 -0.3912711 0.3478 0.42 0.0688682
76 2 -0.0849923 0.46613 0.47 0.0060885
80 6 0.22128637 0.58757 0.64 0.0513236
84 5 0.52756508 0.7011 0.78 0.0766784
92 4 1.14012251 0.87288 0.89 0.0160065
96 4 1.44640123 0.92597 1.00 0.0740323
36
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0766784. Selanjutnya
membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari
tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√
=
0.147.
Karena harga Lo = 0.0766784 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini
berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.
Lampiran 27
213
PENGUJIAN HOMOGENITAS PRETEST
Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai
berikut:
퐹 = =
dengan 푆 = ∑ ( ̅)
Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain:
1. Menentukan Hipotesis
H0 = Data berasal dari populasi yang homogen
Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen
2. Menentukan Kriteria Pengujian
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima
Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil)
db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35
db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34
4. Menentukan nilai Fhitung
퐹 = =
= ..
= 1.14
5. Menentukan Ftabel
Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35,
dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh
nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.14 < 1.74), maka H0 diterima.
Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran 29
214
PENGUJIAN HOMOGENITAS POSTTEST I
Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai
berikut:
퐹 = =
dengan 푆 = ∑ ( ̅)
Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain:
1. Menentukan Hipotesis
H0 = Data berasal dari populasi yang homogen
Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen
2. Menentukan Kriteria Pengujian
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima
Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil)
db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35
db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34
4. Menentukan nilai Fhitung
퐹 = =
= ..
= 1.05
5. Menentukan Ftabel
Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35,
dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh
nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.05 < 1.74), maka H0 diterima.
Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran 30
215
PENGUJIAN HOMOGENITAS POSTTEST II (RETEST)
Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai
berikut:
퐹 = =
dengan 푆 = ∑ ( ̅)
Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain:
1. Menentukan Hipotesis
H0 = Data berasal dari populasi yang homogen
Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen
2. Menentukan Kriteria Pengujian
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima
Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil)
db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35
db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34
4. Menentukan nilai Fhitung
퐹 = =
= ..
= 1.60
5. Menentukan Ftabel
Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35,
dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh
nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.60 < 1.74), maka H0 diterima.
Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran 31
216
PENGUJIAN HIPOTESIS PRETEST
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai
berikut:
푡 =푥1 − 푥2
(푛1 − 1)푆1 + (푛2− 1)푆2푛1 + 푛2 − 2
1푛1 + 1
푛2
푡 =44.33 − 45.94
(36 − 1)121.03 + (35 − 1)105.7636 + 35 − 2 ( 1
36 + 135)
푡 =−1.61
7831.8969 (0.057)
푡 =−1.61√6.469
푡 = −0.633
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata)
Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung < ttabel, yaitu (-0.633 <
1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu
arah. Sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal siswa kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Lampiran 32
217
PENGUJIAN HIPOTESIS POSTTEST I
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai
berikut:
푡 =푥1 − 푥2
(푛1 − 1)푆1 + (푛2− 1)푆2푛1 + 푛2 − 2
1푛1 + 1
푛2
푡 =76.11 − 66.63
(36 − 1)100.10 + (35 − 1)105.3636 + 35 − 2 ( 1
36 + 135)
푡 =9.48
3503.5 + 3582.2469 (0.057)
푡 =9.48√5.853
푡 = 3.919
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata)
Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel, yaitu (3.919 >
1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu
arah. Sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Lampiran 33
218
PENGUJIAN HIPOTESIS POSTTEST II (RETEST)
Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai
berikut:
푡 =푥1 − 푥2
(푛1 − 1)푆1 + (푛2− 1)푆2푛1 + 푛2 − 2
1푛1 + 1
푛2
푡 =77.11− 60
(36 − 1)170.62 + (35 − 1)106.3536 + 35 − 2 ( 1
36 + 135)
푡 =17.11
5971.70 + 3615.969 (0.057)
푡 =17.11√7.920
푡 = 6.080
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata)
Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel, yaitu (6.080 >
1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu
arah. Sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan retensi siswa kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Lampiran 34
219
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin : L / P (*lingkari salah satu)
Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai raport Anda, jadi harap diisi dengan
sejujur-jujurnya.
Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
pendapat Anda pada kolom “ya” atau “tidak”!
No Pernyataan “Ya” “Tidak”
1 Saya mudah menggunakan program ini dan dapat
langsung saya gunakan.
2 Program multimedia interaktif berisikan seluruh
informasi terkait topik pembelajaran yang dibahas.
3 Informasi yang disajikan menggunakan kalimat yang
jelas.
4
Di dalam program ini terdapat kuis dan games untuk
melatih daya ingat terhadap konsep yang saya
pelajari di tampilan materi.
5
Adanya skoring dalam soal latihan dapat mengukur
sejauh mana saya mengingat konsep materi yang
diberikan.
6 Gambar, animasi, dan video dalam program ini dapat
membantu mengingat informasi yang disajikan.
7
Menurut saya, program ini didesain interaktif yaitu
saya bebas menggunakan program ini sesuai
keinginan.
Lampiran 35
220
8 Adanya interaktivitas di dalam program
memudahkan mengingat informasi yang disajikan.
9 Saya merasa senang ketika menggunakan program
ini.
10 Saya sering membuka kembali program multimedia
interaktif.
11 Program multimedia interaktif dapat menjadi sarana
belajar biologi dimanapun siswa berada.
12
Apabila program ini digunakan untuk materi/pokok
bahasan yang lain saya akan dengan senang hati
menggunakannya.
13 Penggunaan program ini efektif dalam meningkatkan
retensi (daya ingat) siswa.
14 Dalam menjalankan program ini, komponen
multimedia interaktif berjalan dengan baik.
15
Penggunaan program ini dapat meningkatkan retensi
(daya ingat) pada pokok bahasan/materi yang sedang
dipelajari.
159
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin : L / P (*lingkari salah satu)
Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai raport Anda, jadi harap diisi dengan
sejujur-jujurnya.
Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
pendapat Anda pada kolom “ya” atau “tidak”!
No Pernyataan “Ya” “Tidak”
1 Saya mudah menggunakan program ini dan dapat
langsung saya gunakan.
2 Program multimedia interaktif berisikan seluruh
informasi terkait topik pembelajaran yang dibahas.
3 Informasi yang disajikan menggunakan kalimat yang
dapat membingungkan.
4
Di dalam program ini terdapat kuis dan games untuk
melatih daya ingat terhadap konsep yang saya
pelajari di tampilan materi.
5
Adanya skoring dalam soal latihan tidak dapat
mengukur sejauh mana saya mengingat konsep
materi yang diberikan.
6 Gambar, animasi, dan video dalam program ini dapat
membantu mengingat informasi yang disajikan.
7
Menurut saya, program ini didesain interaktif yaitu
saya bebas menggunakan program ini sesuai
keinginan.
Lampiran 35
160
8 Adanya interaktivitas di dalam program
memudahkan mengingat informasi yang disajikan.
9 Saya merasa bosan ketika menggunakan program ini.
10 Saya malas membuka kembali program multimedia
interaktif.
11 Program multimedia interaktif dapat menjadi sarana
belajar biologi dimanapun siswa berada.
12
Apabila program ini digunakan untuk materi/pokok
bahasan yang lain saya akan dengan senang hati
menggunakannya.
13 Penggunaan program ini tidak efektif dalam
meningkatkan retensi (daya ingat) siswa.
14 Dalam menjalankan program ini, saya sering
menemui kesalahan sehingga program berhenti.
15
Penggunaan program ini dapat meningkatkan retensi
(daya ingat) pada pokok bahasan/materi yang sedang
dipelajari.
221
PENGHITUNGAN BUTIR ANGKET
No Pernyataan Jawaban Keterangan
1
Saya mudah menggunakan
program ini dan dapat langsung
saya gunakan.
Ya 3636 × 100% = 100%
Tidak 0
36× 100% = 0%
2
Program multimedia interaktif
berisikan seluruh informasi terkait
topik pembelajaran yang dibahas.
Ya 3036 × 100% = 83.33%
Tidak 6
36 × 100% = 16.67%
3 Informasi yang disajikan
menggunakan kalimat yang jelas.
Ya 3536 × 100% = 97.22%
Tidak 1
36 × 100% = 2.78%
4
Di dalam program ini terdapat kuis
dan games untuk melatih daya
ingat terhadap konsep yang saya
pelajari di tampilan materi.
Ya 3336 × 100% = 91.67%
Tidak 3
36 × 100% = 8.33%
5
Adanya skoring dalam soal latihan
dapat mengukur sejauh mana saya
mengingat konsep materi yang
diberikan.
Ya 3236 × 100% = 88.89%
Tidak 4
36 × 100% = 11.11%
6
Gambar, animasi, dan video dalam
program ini dapat membantu
mengingat informasi yang
disajikan.
Ya 3636 × 100% = 100%
Tidak 036 × 100% = 0%
7
Menurut saya, program ini
didesain interaktif yaitu saya bebas
menggunakan program ini sesuai
keinginan.
Ya 3436 × 100% = 94.44%
Tidak 236 × 100% = 5.56%
Lampiran 36
222
8
Adanya interaktivitas di dalam
program memudahkan mengingat
informasi yang disajikan.
Ya 3636 × 100% = 100%
Tidak 0
36 × 100% = 0%
9 Saya merasa senang ketika
menggunakan program ini.
Ya 3636 × 100% = 100%
Tidak 0
36 × 100% = 0%
10 Saya sering membuka kembali
program multimedia interaktif.
Ya 3436 × 100% = 94.44%
Tidak 2
36 × 100% = 5.56%
11
Program multimedia interaktif
dapat menjadi sarana belajar
biologi dimanapun siswa berada.
Ya 3336 × 100% = 91.67%
Tidak 3
36 × 100% = 8.33%
12
Apabila program ini digunakan
untuk materi/pokok bahasan yang
lain saya akan dengan senang hati
menggunakannya.
Ya 3636 × 100% = 100%
Tidak 0
36 × 100% = 0%
13
Penggunaan program ini efektif
dalam meningkatkan retensi (daya
ingat) siswa.
Ya 3636 × 100% = 100%
Tidak 0
36 × 100% = 0%
14
Dalam menjalankan program ini,
komponen multimedia interaktif
berjalan dengan baik.
Ya 2936 × 100% = 80.56%
Tidak 7
36 × 100% = 19.44%
15
Penggunaan program ini dapat
meningkatkan retensi (daya ingat)
pada pokok bahasan/materi yang
sedang dipelajari.
Ya 3636 × 100% = 100%
Tidak 0
36 × 100% = 0%
223
Berdasarkan penghitungan setiap butir pernyataan, maka diperoleh
persentase setiap indikator sebagai berikut:
No. Indikator % Jawaban
1 Kejelasan topik pembelajaran. 83.33%
2 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa. 97.22%
3 Kemudahan penggunaan. 100%
4
Kemampuan komponen multimedia interaktif untuk
meningkatkan retensi siswa pada materi sistem
ekskresi.
96.76%
5 Dukungan multimedia interaktif bagi kemandirian
belajar siswa. 93.10%
6 Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. 98.15%
7 Komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan
lancar. 80.56%
ഥ 92.73%
224
FOTO PENELITIAN
Ruang Kelas Kelompok Eksperimen
Pembelajaran pada Kelompok Eksperimen
Lampiran 37