PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI...

208
PENGAR DALA T (Kuasi Eksperimen p Diajukan untuk M PROGR JURUSAN PE FAKULTA UNIVERSITAS ARUH MULTIMEDIA INTERAK AM PEMBELAJARAN BIOLOG TERHADAP RETENSI SISWA pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tan SKRIPSI Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh G Pendidikan (S.Pd.) Oleh DIMAS GIRI PUTRA NIM: 109016100036 RAM STUDI PENDIDIKAN BIOLO ENDIDIKAN ILMU PENGETAHUA AS ILMU TARBIYAH DAN KEGUR S ISLAM NEGERI SYARIF HIDAY JAKARTA 1435 H./2014 M. KTIF GI ngerang Selatan) Gelar Sarjana OGI AN ALAM RUAN YATULLAH

Transcript of PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI...

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

TERHADAP RETENSI SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

DIMAS GIRI PUTRA

NIM: 109016100036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1435 H./2014 M.

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

TERHADAP RETENSI SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

DIMAS GIRI PUTRA

NIM: 109016100036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1435 H./2014 M.

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

TERHADAP RETENSI SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

DIMAS GIRI PUTRA

NIM: 109016100036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1435 H./2014 M.

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

TERHADAP RETENSI SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk

Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

DIMAS GIRI PUTRA

NIM: 109016100036

Dibawah Bimbingan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

TERHADAP RETENSI SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk

Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

DIMAS GIRI PUTRA

NIM: 109016100036

Dibawah Bimbingan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

TERHADAP RETENSI SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Untuk

Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

DIMAS GIRI PUTRA

NIM: 109016100036

Dibawah Bimbingan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAMPEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (KuasiEksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)”diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Dimas Giri Putra, NIM.109016100036 dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian munaqasah padatanggal 7 Oktober 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi.

Jakarta, Oktober 2014

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena, MA., Ph.DNIP. 19591020 198603 2 001

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAMPEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (KuasiEksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)”diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Dimas Giri Putra, NIM.109016100036 dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian munaqasah padatanggal 7 Oktober 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi.

Jakarta, Oktober 2014

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena, MA., Ph.DNIP. 19591020 198603 2 001

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAMPEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI SISWA (KuasiEksperimen pada Konsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)”diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Dimas Giri Putra, NIM.109016100036 dan telah dinyatakan LULUS dalam ujian munaqasah padatanggal 7 Oktober 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan IlmuPengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi.

Jakarta, Oktober 2014

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena, MA., Ph.DNIP. 19591020 198603 2 001

KEMENTERIAN AGAMAFORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010FITK No. Revisi: : 01Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Dimas Giri Putra

Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 16 September 1991

NIM : 109016100036

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP RETENSI

SISWA (Kuasi Eksperimen pada Konsep Sistem

Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan)

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Wisuda.

Jakarta, 1 Januari 2015

Mahasiswa Ybs.

__Dimas Giri Putra__NIM. 109016100036

i

ABSTRAK

Dimas Giri Putra, 109016100036. Pengaruh Multimedia Interaktif dalamPembelajaran Biologi terhadap Retensi Siswa (Kuasi Eksperimen padaKonsep Sistem Ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan). Skripsi, ProgramStudi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh multimedia interaktif dalampembelajaran biologi terhadap retensi siswa. Penelitian ini dilaksanakan padabulan Maret – April 2014 di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Metode yangdigunakan adalah Quasi Experiment dengan desain Pretest-Posttest ControlGroup Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple RandomSampling. Terdapat 71 siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini. Mereka terbagidalam dua kelompok, yakni kelompok eksperimen (n = 36) dan kelompok kontrol(n = 35). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur retensi adalah tespilihan ganda, sedangkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahuirespon siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif adalah angket.Berdasarkan analisis hasil posttest II (retest) pada kedua kelompok denganmenggunakan uji-t diperoleh hasil thitung > ttabel (6.080 > 1.658), ini menunjukkanbahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dankelompok kontrol. Tingkat retensi kelompok eksperimen (101.01 %) lebih tinggidibandingkan kelompok kontrol. Respon siswa menunjukkan bahwa multimediainteraktif dapat meningkatkan retensi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologiterhadap retensi siswa.

Kata Kunci: multimedia interaktif, retensi siswa

ii

ABSTRACT

Dimas Giri Putra, 109016100036. The Influence of Interactive Multimedia inTeaching Biology to Students’ Retention (Quasi-Experiments on the Concept ofthe Excretory System at SMAN 5 South Tangerang). BA Thesis, The StudyProgram of Biology Education, Department of Natural Sciences Education,Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State IslamicUniversity Jakarta.

The aim of this study was to know the influence of interactive multimedia inteaching biology to students’ retention. This study was conducted in March - April2014 at SMA Negeri 5 South Tangerang. The study method was Quasi Experimentwith the Pretest-Posttest Control Group Design. Sampling was taken by usingtechnique of Simple Random Sampling. About 71 students were involved in thisstudy. They were separated in two groups i.e. group of experimental (n = 36) andgroup of control (n = 35). The instrument of this study that used to measureretention was multiple-choice test, while the instrument of this study that used toknow the students’ response to the using of interactive multimedia wasquestionnaire. Based on the analysis of posttest II (retest) results in the twogroups using t-test was obtained that tcount > ttable (6.080 > 1.658), it shown thatthere is significant distinction between the experimental group and the controlgroup. The retention of experimental group (101.01 %) was higher than controlgroup (90.07 %). Student responses indicate that interactive multimedia canimprove student retention. Therefore, it can be concluded that there is influence ofinteractive multimedia in teaching biology to students’ retention.

Keyword: interactive multimedia, students’ retention

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas pemberian berbagai kenikmatan

hidup sehingga penulisan skripsi dapat diselesaikan. Terucap oleh lisan dan

berupaya terimplementasi dalam perbuatan sebagai perwujudan beragam nikmat-

Nya yang masih dipercayakan pada hamba-hamba-Nya. Shalawat teriring salam

kepada Baginda Rasulullah SAW pembawa peradaban dari kegelapan menuju

cahaya yang terang, salam pun tercurahkan kepada keluarga dan sahabat-sahabat-

Nya.

Skripsi merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan

(S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung selama satu bulan pada

tanggal 25 Maret – 25 April 2014.

Skripsi berisi tentang hasil penelitian pendidikan yang berjudul

“Pengaruh Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Biologi terhadap

Retensi Siswa”. Penyelesaian penulisan skripsi memperoleh banyak dukungan

dari berbagai pihak, maka ungkapan terima kasih tak lepas kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam.

3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing I, terimakasih atas

keikhlasan bapak dalam membimbing.

5. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku pembimbing II, terimakasih atas

keikhlasan ibu dalam membimbing.

6. Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua ilmu yang telah diberikan.

iv

7. Ibu Dra. Hj. Ara Juhara, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Kota

Tangerang Selatan, terimakasih atas izin yang diberikan sehingga dapat

terlaksanakan penelitian di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.

8. Ibu Susi Indriyani, M.M selaku guru pamong selama penelitian. Terimakasih

atas bimbingannya selama penelitian.

9. Semua guru dan staf karyawan di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.

Terimakasih atas dukungan dan doanya sehingga penelitian di SMA Negeri 5

Kota Tangerang Selatan dapat berjalan dengan lancar hingga selesai.

10. Bapak Pardjijono dan Ibu Sri Hartini selaku orang tua yang memberikan

dorongan secara materi dan moral. Terima kasih atas doa dan dukungan yang

diberikan sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.

11. Fithria Aniatuzzahroh selaku penyemangat yang tiada henti untuk

mengingatkan supaya penulisan skripsi segera diselesaikan.

12. Semua teman Pendidikan Biologi angkatan 2009. Terima kasih atas doa dan

dukungannya, semoga kesuksesan ada pada kita semua (Amin).

13. Serta pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Dengan keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini jauh dari

sempurna, meskipun demikian dengan penuh harapan bahwa skripsi ini dapat

bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis dan

pembaca pada umumnya, serta mendapatkan karunia dari Allah SWT (Amin).

Jakarta, Agustus 2014

Penulis

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis ................................................................................ 8

1. Multimedia Interaktif ................................................................... 8

a. Pengertian Multimedia Interaktif .......................................... 8

b. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ........................... 10

c. Format Pembelajaran Multimedia Interaktif ......................... 13

d. Prosedur Pembuatan Pembelajaran Multimedia Interaktif ... 15

e. Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ............ 19

f. Macromedia Director MX ..................................................... 20

2. Retensi........................................................................................... 22

a. Karakteristik Retensi ............................................................. 22

b. Peranan Retensi dalam Pembelajaran Biologi ...................... 26

c. Lupa dalam Belajar ............................................................... 27

vi

3. Kajian Materi Sistem Ekskresi ..................................................... 31

4. Hasil Peneltian yang Relevan ....................................................... 33

B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 34

C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 37

B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................. 37

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 38

D. Variabel Penelitian .............................................................................. 39

E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 40

1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian ........................................... 40

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 41

3. Tahap Akhir Penelitian ................................................................. 41

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 43

G. Instrumen Penelitian ............................................................................ 43

1. Program Multimedia Interaktif .................................................... 43

2. Tes Objektif Pilihan Ganda .......................................................... 44

3. Angket .......................................................................................... 45

H. Kalibrasi Instrumen ............................................................................. 46

1. Validitas ....................................................................................... 47

2. Reliabilitas .................................................................................... 48

3. Tingkat Kesukaran ....................................................................... 49

4. Daya Beda .................................................................................... 49

I. Teknik Analisis Data ........................................................................... 50

1. Uji Retensi .................................................................................... 51

2. Angket .......................................................................................... 51

3. Uji Prasyarat ................................................................................. 52

a. Uji Normalitas ....................................................................... 52

b. Uji Homogenitas ................................................................... 53

4. Uji Hipotesis ................................................................................. 53

vii

J. Hipotesis Statistik ............................................................................... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 55

1. Deskripsi Data Pretest, Posttest I, dan Posttest I (Retest) ........... 55

2. Data Retensi ................................................................................. 56

3. Angket .......................................................................................... 58

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ...................................................... 59

1. Uji Normalitas .............................................................................. 59

2. Uji Homogenitas .......................................................................... 60

C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 61

D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 67

B. Saran .................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 74

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Prosedur Pembuatan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif .. 16

Tabel 2.2. Prosedur yang digunakan dalam Pembuatan

Multimedia Pembelajaran Interaktif ................................................ 17

Tabel 2.3. Perbandingan antara Director dan Flash ........................................ 22

Tabel 2.4. Usaha yang Dilakukan Guru dan Siswa dalam Mengurangi Lupa . 30

Tabel 2.5. SK dan KD Materi Sistem Ekskresi ................................................ 31

Tabel 3.1. Desain Penelitian ............................................................................. 38

Tabel 3.2. Variabel Penelitian .......................................................................... 39

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ............................ 45

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket ............................................................ 46

Tabel 3.5. Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment ............... 48

Tabel 3.6. Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran ...................................... 49

Tabel 3.7. Klasifikasi dan Indeks Daya Beda .................................................. 50

Tabel 3.8. Retensi Siswa Berdasarkan Kategori Adaptasi Penguasaan

Konsep Depdikbud .......................................................................... 51

Tabel 4.1. Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .............................. 55

Tabel 4.2. Data Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........ 57

Tabel 4.3. Kondisi Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 57

Tabel 4.4. Data Angket Kelompok Eksperimen ............................................... 58

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest I, dan

Posttest II (Retest) ........................................................................... 59

Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest, Posttest I, dan

Posttest II (Retest) ........................................................................... 60

Tabel 4.7. Hasil Uji-t Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) .................... 61

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Interaktivitas Sebagai Pusat Aplikasi Multimedia ........................ 9

Gambar 2.2. Alur Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif .................. 17

Gambar 2.3. Tampilan default Director dalam Sistem Operasi Windows ........ 20

Gambar 2.4. Proses Mengingat .......................................................................... 25

Gambar 2.5. Peristiwa “Keluar” dan “Lupa” ..................................................... 29

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ....................................................................... 42

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda .................... 74

Lampiran 2 Soal Uji Coba Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ............ 99

Lampiran 3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen

Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 110

Lampiran 4 Hasil Validitas Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ........... 111

Lampiran 5 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ....... 113

Lampiran 6 Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen

Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 114

Lampiran 7 Hasil Daya Beda Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda ........ 115

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

Tes Objektif Pilihan Ganda ..................................................... 116

Lampiran 9 Soal Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest) ...................... 118

Lampiran 10 Agenda Pembuatan Multimedia Interaktif .............................. 125

Lampiran 11 Flow Chart Program Multimedia Interaktif ............................ 127

Lampiran 12 Storyboard Program Multimedia Interaktif ............................. 128

Lampiran 13 Tampilan Program Multimedia Interaktif ............................... 133

Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Multimedia Interaktif .............. 136

Lampiran 15 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Ahli Materi ..... 139

Lampiran 16 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Ahli Media ..... 145

Lampiran 17 Lembar Validasi Multimedia Interaktif untuk Guru ............... 150

Lampiran 18 Rekapitulasi Penilaian Multimedia Interaktif .......................... 156

Lampiran 19 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelompok Eksperimen ............................................................ 160

Lampiran 20 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelompok Kontrol ................................................................... 182

Lampiran 21 Rekapitulasi Nilai Kelompok Eksperimen .............................. 201

Lampiran 22 Rekapitulasi Nilai Kelompok Kontrol ..................................... 204

Lampiran 23 Pengujian Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ............ 207

xi

Lampiran 24 Pengujian Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ................... 208

Lampiran 25 Pengujian Normalitas Posttest I Kelompok Eksperimen ........ 209

Lampiran 26 Pengujian Normalitas Posttest I Kelompok Kontrol ............... 210

Lampiran 27 Pengujian Normalitas Posttest II (Retest)

Kelompok Eksperimen ............................................................ 211

Lampiran 28 Pengujian Normalitas Posttest II (Retest)

Kelompok Kontrol ................................................................... 212

Lampiran 29 Pengujian Homogenitas Pretest .............................................. 213

Lampiran 30 Pengujian Homogenitas Posttest I ........................................... 214

Lampiran 31 Pengujian Homogenitas Posttest II (Retest) ............................ 215

Lampiran 32 Pengujian Hipotesis Pretest ..................................................... 216

Lampiran 33 Pengujian Hipotesis Posttest I ................................................. 217

Lampiran 34 Pengujian Hipotesis Posttest II (Retest) .................................. 218

Lampiran 35 Angket Respon Siswa terhadap

Penggunaan Multimedia Interaktif .......................................... 219

Lampiran 36 Penghitungan Butir Angket ..................................................... 221

Lampiran 37 Foto Penelitian ......................................................................... 224

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional telah menempatkan diri di dalam kehidupan

berbangsa dan bermasyarakat sejak terbentuknya Republik Proklamasi.1

Pendidikan dapat menjadi ruang bagi negara untuk membangun sumber daya manusia

yang diperlukan dalam pembangunan serta bagi setiap peserta didik agar dapat

mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.2 Hal ini merupakan suatu

bentuk pencapaian cita-cita bangsa Indonesia seperti yang diamanatkan dalam

pembukaan UUD 1945, ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagaimana tertuang dalam pasal 3 UU RI tentang sistem pendidikan nasional

No. 20 tahun 2003 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang

berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.3

Pelaksanaan pendidikan sebagian besar terjadi di sekolah melalui proses

pembelajaran. Guru bertindak sebagai pengajar yang sedang mengajar dan siswa

sebagai pelajar yang sedang belajar. Sehingga, dapat dikatakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu pendidikan bergantung dari apa yang

dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas.

1 H. A. R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2010), Cet. III, h. 64.

2 Agung Setiawan, Sutarto, dan Indrawati, Metode Praktikum dalam PembelajaranPengantar Fisika SMA: Studi pada Konsep Besaran dan Satuan Tahun Ajaran 2012-2013, JurnalPembelajaran Fisika Vol. 1 No. 3, 2012, h. 285.

3 UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika,2011), Cet. IV, h. 7.

2

Guru merupakan komponen yang sangat strategis bagi sebuah sistem

pendidikan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan.4 Seorang guru

mempunyai peran untuk mengelola seluruh proses pembelajaran dengan

menciptakan kondisi-kondisi belajar yang memungkinkan setiap siswa dapat

belajar secara aktif, efektif dan efisien. Dalam pengelolaan ini, guru perlu

memiliki inovasi-inovasi agar mampu mengatasi permasalahan yang ada dalam

pembelajaran.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Artinya,

proses belajar yang dialami siswa sangat mempengaruhi berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu.5 Adanya perencanaan pengajaran dapat

mempermudah pencapaian suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebagai

guru yang baik dan profesional akan selalu mempersiapkan perencanaan secara

matang, mengingat manfaatnya yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa.

Biologi merupakan bagian dari ilmu sains yang memiliki dua dimensi yang

bersifat mendasar, yakni dimensi produk dan dimensi proses. Biologi sebagai

dimensi produk merupakan sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan

sumber konsep. Sedangkan biologi sebagai dimensi proses mengandung

keterampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki seseorang atau siswa untuk

mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan biologi.6 Biologi mempunyai

kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam ilmu sains, yaitu

mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip teori sebagai

produk sains dan cara kerja atau metode ilmiah sebagai proses sains. Biologi

memiliki cabang ilmu yang beragam, seperti zoologi, mikrobiologi, histologi,

morfologi, fisiologi, dan sebagainya.

Pada satuan pendidikan SMA/MA, Biologi merupakan salah satu mata

pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh siswa kelas X serta siswa kelas XI IPA

4 Sujarwo, Peranan Guru dalam Pemberdayaan Siswa, Jurnal Dinamika Pendidikan No.1 Th. XVII, 2010, h. 2.

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2010), Cet. XV, h. 87.

6 Nur Efendi, Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi MeningkatkanKetuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, Jurnal PEDAGOGIA Vol. 2 No. 1, 2013, h. 85.

3

dan XII IPA. Sebagian siswa menganggap pembelajaran biologi sebagai

pembelajaran yang sulit dan membosankan karena dipelajari dengan cara

menghafal materi. Hal tersebut menjadikan materi pelajaran tidak dapat diingat

dengan baik, sehingga berpengaruh pada pencapaian nilai siswa yang cenderung

rendah.7 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi daya

ingat (retensi) yang dimiliki siswa maka akan semakin tinggi pula hasil belajar

siswa yang diperoleh.

Menurut O’Day, tanpa adanya pembelajaran ulang kebanyakan siswa akan

mengingat mendekati 25% dari informasi yang didapat dalam jangka waktu satu

minggu dan mendekati 21% apabila dalam jangka waktu 2 sampai 4 minggu.8

Kemudian Ebinghaus dalam Sulistyoningsih dkk. menyebutkan bahwa dapat

terjadi pengurangan retensi dengan cepat setelah interval waktu tertentu dan lupa

atau berkurangnya retensi ini dapat terjadi beberapa jam pertama setelah proses

belajar berlangsung.9 Dengan kata lain retensi akan terus mengalami penurunan

seiring berjalannya waktu, bahkan telah disebutkan bahwa dalam beberapa jam

pertama setelah proses pembelajaran, siswa akan mengalami lupa. Maka sebisa

mungkin retensi harus dipertahankan dengan adanya pengulangan-pengulangan

materi.

Rahman dalam Sri Hartati dkk. menyatakan bahwa retensi merupakan

salah satu indikator bermutunya hasil belajar. Proses pembelajaran akan

berlangsung lancar bila siswa memiliki retensi yang baik. Namun, ketika terdapat

siswa yang mempunyai retensi rendah maka akan muncul masalah karena proses

pembelajaran menjadi lamban sehingga tidak tercapainya target yang sebelumnya

7 Muhammad Abdul Halim, Sri Wiyanti, dan Rin Widya Agustin, Keefektifan TeknikMnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada SiswaKelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta, h. 1,(http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/download/ 26/16).

8 Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory Retention, Journal of CBE-Life Sciences Education Vol. 6, 2007, h. 221.

9 Panca Agus Sulistyoningsih, Imam Suyanto, dan Triyono, Pengaruh Rehearsal danInterferensi terhadap Retensi pada Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar diKecamatan Puring Tahun Ajaran 2010/2011, h. 1-2,(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/635/322).

4

sudah ditentukan.10 Meningkatkan kemampuan retensi bukanlah usaha yang

mudah untuk diraih. Selain melakukan berbagai inovasi pada penerapan model

pembelajaran di kelas, diperlukan pula inovasi-inovasi pada penggunaan media

pembelajaran.

Media merupakan alat bantu guru dalam memberikan pembelajaran.

Media pembelajaran mampu memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar,

serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Media tidak hanya

sebagai alat bantu, tetapi juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi

belajar.11 Media pembelajaran memiliki beberapa macam bentuk, salah satu

bentuk media pembelajaran adalah multimedia interaktif.

Multimedia interaktif merupakan penggabungan media teks, gambar,

video, animasi, dan suara yang dapat disajikan secara bersamaan sehingga dapat

menghasilkan interaktivitas pengguna yang dapat menimbulkan rangsangan

(stimulus) berbagai indera sehingga pengguna dapat menerima dan mengolah

informasi yang kemudian dipertahankan dalam ingatannya.12 Pelibatan berbagai

indera yang dimaksud yakni tidak hanya audiotori dan visual, tetapi juga

kinestetik. Artinya selain melihat dan mendengar, siswa dirangsang untuk aktif

dalam pembelajaran dengan cara berinteraksi dengan multimedia interaktif yang

disediakan. Pelibatan berbagai indera tersebut bertujuan untuk dapat menerima

dan mengolah informasi yang kemudian dipertahankan dalam ingatannya.

Multimedia interaktif terbagi atas beberapa model. Menurut Rusman

dalam Nandi, multimedia interaktif terdiri dari empat model, antara lain drill,

tutorial, simulation, dan games. Keempat model tersebut memiliki karakteristik

masing-masing. Model multimedia interaktif drill memberikan pengalaman yang

lebih konkret melalui penyediaan latihan-latihan soal; model multimedia interaktif

tutorial berisikan kumpulan materi pelajaran; model multimedia interaktif

10 Sri Hartati, Kurnia Ningsih, dan Syamswisna, Model Pembelajaran STAD dan GIterhadap Retensi Siswa di MAN, h. 2,(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/454/491).

11 Andoyo Sastromiharjo, “Media dan Sumber Pembelajaran”, Makalah disampaikanpada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Sekolah Menengah Pertama, 2008, h. 3-4.

12 Elang Krisnadi, Membangun Konstruksi Pengetahuan Siswa dalam PembelajaranMatematika melalui Pemanfaatan Program Multimedia Interaktif (PMI), h. 3,(http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201147.pdf).

5

simulation memberikan pengalaman secara nyata melalui penciptaan tiruan-tiruan;

dan model multimedia interaktif games memberikan fasilitas belajar yang

menyediakan tantangan yang menyenangkan bagi siswa.13 Pada penelitian ini,

model multimedia interaktif yang akan digunakan merupakan gabungan dari

keempat model tersebut. Tujuannya adalah multimedia interaktif selain

menyajikan berupa tutorial konsep biologi yang di dalamnya memuat berbagai

simulasi, juga terdapat kumpulan soal-soal sebagai pengukuran setiap indikator,

serta menyediakan fasilitas permainan sebagai penambah motivasi belajar.

Pembuatan multimedia interaktif menggunakan software Macromedia

Director. Pemilihan software ini didasarkan pada produk yang akan dihasilkan

supaya bisa dijalankan tanpa memakai player khusus. Software ini pun dapat

digunakan tanpa harus menggunakan komputer berkemampuan tinggi.

Salah satu materi dalam mata pelajaran biologi yang dibahas di kelas XI

SMA IPA Semester 2 adalah mengenai sistem ekskresi. Kurangnya penggunaan

media pembelajaran berbasis multimedia mengakibatkan siswa merasa kesulitan

dalam memahami materi sistem ekskresi yang bersifat abstrak seperti organ

ekskresi dan mekanisme ekskresi.14 Konsep tersebut dinilai abstrak karena siswa

tidak dapat mengamatinya secara langsung, sehingga siswa harus membayangkan

sendiri dalam sistem kognitifnya. Kondisi yang demikian siswa membutuhkan

media yang dapat menyimulasikan konsep sistem ekskresi untuk mempermudah

siswa dalam mengolah informasi dan menyimpannya pada sistem penyimpanan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas yang telah dikemukakan terkait dengan

permasalahan masih rendahnya retensi siswa pada materi pelajaran biologi

ditingkat SMA, maka perlu dilakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh

Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Biologi terhadap Retensi Siswa”.

13 Nandi, Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi diPersekolahan, Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6 No. 1, 2006, h. 5-7.

14 Juwita Ayu Laksmi, Nursasi Handayani, Endang Suarsini, Pengembangan MediaPembelajaran Berbasis Multimedia pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Ekskresi Kelas XISMA Brawijaya Smart School Malang, h. 1, (http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detail-article/1/33/1089).

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Guru masih mengemas pembelajaran biologi dengan cara menghafal materi.

2. Retensi siswa dalam pembelajaran biologi masih tergolong rendah.

3. Konsep mengenai sistem kerja tubuh manusia dinilai abstrak.

4. Perlu adanya inovasi dalam pembelajaran melalui penggunaan multimedia

interaktif.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang dikaji tidak melebar dan lebih terarah, maka

dalam penelitian ini dibatasi pada aspek-aspek sebagai berikut:

1. Konsep biologi yang akan disampaikan adalah sistem ekskresi. Karena,

konsep ini mengandung unsur abstrak dan penggunaan multimedia interaktif

sesuai pada konsep ini.

2. Multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

pembelajaran berupa program yang dibuat dengan menggunakan software

Macromedia Director. Pemilihan software ini didasarkan pada hasil ekstensi

file executable (*exe), yang artinya program multimedia interaktif dapat

dijalankan di semua komputer tanpa harus menggunakan player khusus.

3. Pengukuran retensi siswa dilakukan dengan menggunakan tes objektif pilihan

ganda yang diberikan 3 minggu setelah posttest I. Tes objektif pilihan ganda

dipilih sebagai pengukur retensi, karena tes tersebut sangat representatif

dalam pengukuran memori hasil belajar dan pemilihan rentang waktu 3

minggu merupakan pengembangan dari batas minimal pelaksanaan tes retensi

yang dilakukan 1 minggu setelah akhir pembelajaran.

4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2, semester 2

tahun ajaran 2013/2014 sesuai dengan hasil penentuan sampel.

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran

biologi terhadap retensi siswa?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai pengaruh

multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa melalui

hasil belajar yang diperoleh, serta respon siswa mengenai pembelajaran dengan

menggunakan multimedia interaktif.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bantuan

dalam peningkatan retensi siswa terhadap materi serta memberikan

pengalaman terkait dengan penggunaan multimedia interaktif.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai rekomendasi

dalam strategi pembelajaran di kelas dengan multimedia interaktif.

3. Bagi peneliti dan pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna

sebagai khasanah kepustakaan serta menjadi rujukan penelitian selanjutnya.

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Multimedia Interaktif

a. Pengertian Multimedia Interaktif

Secara etimologis multimedia berasal dari bahasa Latin, yaitu diambil dari

kata multi yang berarti banyak; bermacam-macam dan medium yang berarti

sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.1 Sedangkan

secara istilah, Vaughan dalam Wijaya dkk. berpendapat bahwa multimedia adalah

kombinasi dari teks, grafik, suara, animasi, dan video yang disampaikan

menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya. Kemudian Rada dalam

Wijaya dkk. menjelaskan bahwa multimedia merujuk pada perpaduan atau

sinkronisasi aliran media.2 Sementara itu menurut Najjar dalam Sajidan

multimedia adalah kombinasi tampilan berbagai media yang berbeda seperti teks,

grafik, bunyi, dan video (animasi) untuk menyampaikan pesan informasi.3 Dari

pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan terdapat kata kunci mengenai

multimedia, yaitu adanya perpaduan antara berbagai unsur media, seperti teks,

gambar, grafik, sound, animasi, dan video yang digunakan untuk menyampaikan

informasi kepada orang lain.

Multimedia hanyalah pengalaman satu arah, bukan dari dua arah. Artinya,

pengguna hanya dapat mengerti informasi yang disampaikan, tetapi tidak dapat

mengontrolnya. Kemudian muncul multimedia interaktif sebagai bentuk evolusi

1 Yoga Permana Wijaya, Parsaoran S., dan Dedi Rohendi, Efektivitas PembelajaranMultimedia Interaktif Berbasis Konteks terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK,h. 2, (http://yogapermanawijaya.files.wordpress.com/2012/05/efektivitas-pembelajaran-multimedia-interaktif-berbasis-konteks-terhadap-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajar.pdf).

2 Ibid.3 Sajidan, Peningkatan Hasil Pembelajaran Medan Listrik Menggunakan Multimedia

Interaktif di SMAN Surakarta, 2012, h. 10, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/1208915.pdf).

9

dari multimedia tradisional.4 Multimedia interaktif merupakan suatu multimedia

yang dilengkapi dengan alat pengontrol untuk dapat dioperasikan oleh pengguna,

sehingga pengguna bebas memilih apa yang diinginkan untuk proses selanjutnya.5

Multimedia interaktif memberikan pengalaman dua arah bagi penggunanya.

Multimedia interaktif memiliki lima elemen atau teknologi utama, antara

lain teks, grafik, audio, video, dan animasi. Interaktivitas juga merupakan bagian

dari elemen yang diperlukan untuk melengkapi proses komunikasi interaktif

dalam penggunaan multimedia. Setiap elemen multimedia interaktif memiliki

peran tersendiri dalam mewujudkan suatu informasi yang menarik dan berkesan.6

Hal ini membuat multimedia interaktif sangat berguna dan bermanfaat khususnya

dalam dunia pendidikan.

Gambar 2.1. Interaktivitas Sebagai Pusat Aplikasi Multimedia7

4 Lisana, Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran tentang Cara Berkendara yangBaik, Jurnal Teknologi Informasi Vol. 1 No. 2, 2011, h. 46.

5 Daryanto, Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai TujuanPembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, h. 51.

6 Munir, MULTIMEDIA: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2012), Cet. I, h. 111.

7 Ibid., h. 112.

10

b. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran

Hakikat multimedia interaktif dalam pembelajaran adalah penggabungan

media teks, grafik, gambar, suara, video, dan animasi yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap), serta dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan yang belajar sehingga

secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali.8 Bentuk-bentuk

media tersebut digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi

lebih konkret. Pengajaran menggunakan media tidak hanya sekadar menggunakan

kata-kata (verbal). Sehingga, hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.9

Melalui komponen-komponen yang terdapat di dalam multimedia interaktif, guru

mampu memberikan pengalaman yang bersifat konkret kepada siswa. Hal-hal

yang bersifat abstrak dapat dikonversi menjadi informasi konkret. Pengalaman

belajar yang diperoleh siswa pun akan lebih berarti dengan adanya multimedia

interaktif. Karena, pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak hanya berupa

informasi yang disampaikan dengan kata-kata (verbal).

Hackbart dalam Soenarto memberikan definisi bahwa multimedia

interaktif dalam pembelajaran sebagai suatu program pembelajaran yang

melingkupi berbagai sumber yang terintegrasi dari bermacam-macam unsur media

dalam program komputer. Program tersebut secara sengaja dirancang dalam

bagian-bagian dan secara terstruktur memberi peluang untuk terjadinya

interaktivitas antara pengembang program multimedia interaktif dengan para

penggunanya secara fleksibel, sehingga terjadi proses belajar.10 Munir dalam

Waryanto menjelaskan bahwa komputer menjadi populer sebagai media

pengajaran karena komputer memilki keistimewaan yang tidak dimilki oleh media

8 Sajidan, loc. cit.9 Mohammad Noor Faizin, Penggunaan Model Pembelajaran Interaktif (MMI) pada

Konsep Listrik Dinamis untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap BelajarSiswa, 2012, h. 38, (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194704171973032-MULIATI_PURWASASMITA/35_PENGGUNAAN_MODEL_PEMBELAJARAN_MULTIMEDIA_INTERAKTIF_(MMI).pdf).

10 Sunaryo Soenarto, Multimedia Pembelajaran, 2012, h. 2-3,(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MULTIMEDIA%20PEMBELAJARAN-23Mei2011.pdf).

11

pengajaran lain sebelum adanya komputer. Berikut adalah keistimewaan komputer

sebagai media:11

1) Hubungan interaktif, yaitu komputer mampu mewujudkan hubungan antara

stimulus dan resfons, menumbuhkan inspirasi dan meningkatkan minat.

2) Pengulangan, yaitu komputer memberikan fasilitas bagi pengguna untuk

dapat mengulang materi atau bahan pelajaran yang diperlukan, memperkuat

proses pembelajaran dan memperbaiki ingatan, serta memiliki kebebasan

dalam memilih materi atau bahan pelajaran.

3) Umpan balik dan peneguhan, yaitu media komputer membantu pelajar

memperoleh umpan balik (feedback) terhadap pelajaran secara leluasa dan

dapat memacu motivasi pelajar dengan peneguhan positif yang diberi apabila

pelajar memberikan jawaban.

4) Simulasi dan uji coba, yaitu media komputer dapat mensimulasikan atau

menguji coba penyajian bahan pelajaran yang rumit dan teliti.

Komputer dibutuhkan untuk menjalankan multimedia interaktif dalam

proses pembelajaran karena program multimedia interaktif adalah bersifat digital.

Adanya keempat keunggulan komputer tersebut mewujudkan pengalaman belajar

siswa untuk dapat berinteraksi dengan program multimedia interaktif. Bayangkan

jika tidak terdapat komputer, maka multimedia interaktif tidak dapat dijalankan.

Sebagai sebuah produk multimedia, multimedia interaktif memiliki lebih

dari satu kompenen media. Multimedia pembelajaran interaktif terbentuk dari

enam komponen yang saling melengkapi untuk memberikan manfaat bagi

penggunanya. Keenam kompenen antara lain:12

1) Suara (Sound)

Dalam teknologi multimedia, sound card mempunyai peranan yang sangat

penting dalam pembuatan suatu aplikasi multimedia. Penggunaan sound card

dalam komputer dapat mengolah data suara dalam bentuk analog untuk diubah ke

11 Nur Hadi Waryanto, “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”, Makalahdisampaikan pada Kegiatan Diklat Guru SMK Muhammadiyah 3 Klaten, 15 dan 21 Mei 2008, h.3.

12 Sunaryo Soenarto, Op. cit., h. 3-5.

12

dalam bentuk digital yang disimpan ke dalam file bertipe data suara seperti WAV,

MIDI, MP3, dan sebagainya. Sumber suara dapat diperoleh dengan peralatan

seperti microphone, Open-Reel Videotape, audio cassette, CD, video cassette, dan

instrumen MIDI.

2) Gambar (Image)

Gambar dapat dipresentasikan ke dalam dua tipe dasar, yaitu bitmap dan

vektor. Perbedaan dari kedua format ini adalah file bitmap berisikan informasi

warna RGB dalam setiap pixelnya. Sedangkan pada vektor tidak berisikan

informasi RGB. Para pengembang program multimedia banyak menggunakan tipe

bitmap karena memiliki keanekaragaman warna walaupun sebernarnya tipe ini

memerlukan ukuran file besar dan gambar akan pecah jika dilakukan pembesaran.

Sumber gambar dapat diperoleh dengan peralatan scanner, camera still, dan

sebagainya.

3) Animasi (Animation)

Animasi adalah perubahan dari gambar satu ke gambar berikutnya

sehingga dapat membentuk suatu gerakan tertentu. Animasi menunjukkan sebuah

seni dari gambar grafik yang menirukan gerakan dan juga berisikan penyamaan

suara. Data berupa animasi dapat dibuat dengan software seperti Flash

Macromedia, Swift 3D, Swish, Adobe After Effect, dan sebagainya.

4) Video

Video merupakan elemen yang menjadi syarat untuk dihadirkan sebagai

kelengkapan dalam sebuah aplikasi multimedia. Pemasukan data video analog

akan dimasukkan ke dalam sebuah komputer dengan adanya sebuah card

tambahan yang bernama video card. Sumber video dapat diperoleh dengan

peralatan, seperti video camera analog dan video camera digital.

13

5) Teks (Text)

Teks merupakan bagian dari multimedia yang tidak boleh ditinggalkan.

Teks dapat membantu melengkapi informasi yang dibutuhkan oleh user yang

tidak dapat disampaikan hanya dengan menggunakan tampilan-tampilan gambar

yang menarik. Sehingga penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan

teks.

6) Interaktivitas

Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan

terletak pada sistem hardware, tapi lebih mengacu pada karakteristik belajar siswa

dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor komputer. Kualitas

interaksi siswa dengan komputer sangat ditentukan oleh kecanggihan program

komputer.

Keenam komponen atau elemen multimedia interaktif memiliki kedudukan

yang sama. Setiap komponen akan saling mendukung komponen yang lain. Salah

satu contohnya, jika ada suatu proses yang sulit dibayangkan oleh siswa, maka

komponen animasi akan berperan. Namun, jika informasi yang diperlukan harus

menggunakan suara, maka komponen sound yang akan berperan.

c. Format Pembelajaran Multimedia Interaktif

Terdapat beberapa bentuk atau format interaksi pembelajaran yang dapat

diaplikasikan dalam merancang sebuah multimedia pembelajaran interaktif. Setiap

bentuk atau format multimedia interaktif memiliki karakteristik yang berbeda.

Format sajian pembelajaran multimedia interaktif dapat dikategorikan ke dalam

lima kelompok sebagai berikut:13

13 Daryanto, Op. cit., h. 54-56.

14

1) Tutorial

Format sajian semacam ini multimedia interaktif bekerja layaknya guru

atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konep disajikan dengan teks, gambar,

baik diam atau bergerak dan grafik. Pada bagian akhir biasanya akan diberikan

serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman

pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.

2) Drill dan Practice

Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga mempunyai

kemahiran di dalam suatu konsep yang sedang dipelajari. Program ini

menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara

acak, sehingga setiap kali digunakan maka soal yang tampil akan selalu berbeda,

atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini juga dilengkapi

pembahasan yang membantu siswa untuk menemukan langkah-langkah

penyelesaian soal. Pada bagian akhir, pengguna dapat melihat skor akhir yang

dicapai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam

memecahkan soal-soal yang diajukan.

3) Simulasi

Format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata.

Siswa akan memperoleh pengalaman yang lebih nyata daripada tanpa multimedia.

Misalnya, simulasi pesawat yang akan jatuh atau menabrak, perusahaan yang akan

bangkrut, terjadinya malapetaka nuklir, dan seterusnya.

4) Percobaan atau Eksperimen

Format program ini mirip dengan format simulasi, namun lebih spesifik

pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di

laboratorium IPA. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan,

kemudian penguna dapat melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk.

15

Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau

fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan.

5) Permainan

Format ini berisi permainan yang mengacu pada proses pembelajaran.

Siswa yang malas belajar menjadi ada ketertarikan untuk mencoba, karena

pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan. Dengan demikian pengguna tidak

merasa bahwa sebenarnya sedang melakukan proses belajar.

Kelima format sajian multimedia pembelajaran interaktif di atas bukan hal

yang mustahil jika digabungkan menjadi satu program. Tentu akan lebih

memberikan manfaat kepada siswa, karena konten yang disajikan lebih lengkap.

Seorang guru seharusnya memiliki kelimanya atau paling tidak satu sebagai alat

bantu dalam proses pembelajaran. Apabila guru belum dapat membuat sendiri,

program seperti ini telah tersebar di dunia maya dan mudah untuk didownload.

Hal yang paling utama dalam kelima sajian tersebut adalah adanya kemudahan

dalam pengoperasiannya oleh siswa. Aneh jika program yang dibuat sempurna

tetapi siswa tidak dapat menggunakannya dan menjadi malas untuk

menggunakannya.

d. Prosedur Pembuatan Pembelajaran Multimedia Interaktif

Krigsman dalam Lisana menjelaskan tiga fase dalam pembuatan aplikasi

multimedia, yaitu fase definisi, fase spesifikasi, dan fase implementasi. Fase

definisi merupakan pemilihan projek. Selanjutnya fase spesifikasi adalah

pembuatan rancangan multimedia. Fase yang terakhir, yaitu fase implementasi

yaitu pengolahan komponen multimedia yang telah dipilih dan dirancang.14

Seperti halnya dalam sebuah prosedur, tahapan pertama adalah mempersiapkan

segala sesuatu yang akan digunakan dan diakhiri dengan pengolahan rancangan

yang telah dibuat sebelumnya.

14 Lisana, Op. cit., h. 46.

16

Prosedur pembuatan multimedia pembelajaran interaktif, dapat pula

mengikuti tahapan pada tabel berikut:15

Tabel 2.1. Prosedur Pembuatan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif

No Tahap Penjelasan

1 Analisis Kebutuhan

Program yang dibuat harus sesuai dengan spesifikasikeilmuan dan ketepatan metodologi pembelajarandengan substansi materi dan kompetensi yangdiharapkan.

2Identifikasi Materi

Identifikasi mencakup tujuan pembelajaran umum dankhusus, pokok materi, pokok bahasan, dan subpokokbahasan, sarana, dan waktu yang dibutuhkan untukpembelajaran.

3

Menentukan FormatPembelajaran MultimediaInteraktif

Memilih format sesuai kebutuhan siswa, antara formatpembelajaran multimedia interaktif drill dan practice,tutorial, simulasi, percobaan atau eksperimen, ataupermainan.

4 Desain Flow ChartPenggambaran menyeluruh mengenai alur program daristart hingga finish yang dibuat dengan simbol-simboltertentu.

5Penulisan Story Board

Sebagai bentuk pengembangan dari desain flow chartdan upaya dokumentasi program secara tertulis.

6Pengumpulan Bahan Grafis

Mempersiapkan bahan grafis seperti foto, ilustrasigambar, rekayasa foto, dan sebagainya sesuai yangdirencanakan dalam story board.

7 Pengumpulan Bahan AnimasiPengumpulan bahan animasi sebagai pesan yangmembutuhkan unsur gerak dan membuat tampilan lebihmenarik.

8 PemrogramanMenggabungkan materi-materi yang dibutuhkan dalamstory board untuk dihasilkan program pembelajaranmultimedia interaktif.

9 Finishing, MasteringMenyempurnakan program yang telah selesai sehinggatidak ada kesalahan sedikit pun.

10 Uji Coba

Tujuan uji coba untuk mengetahui keterbacaan visual;apakah pesannya jelas, animasi tidak terlalu mencolokdan mengganggu, tulisannya jelas atau tidak; kualitassuara; dan sebagainya.

11 Revisi Produk AkhirApabila dalam uji coba terdapat kesalahan, dilakukanrevisi agar program dapat berjalan dengan sempurna.

Kesebelas prosedur merupakan rangkaian yang tidak boleh terlewatkan

dan harus dilakukan secara berurutan. Sebagai contoh, bagaimana mungkin dapat

15 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),Cet. I, h. 41-44.

17

mengumpulkan bahan grafis dan animasi jika belum ditentukan materi yang akan

dijadikan multimedia interaktif. Sehingga prosedur harus dilaksanakan dalam

langkah yang benar dan secara lengkap.

Prosedur lain juga diungkapkan oleh Ken Neo dan Mai Neo dalam

pembuatan multimedia pembelajaran interaktif. Prosedur yang dimaksud dapat

dilihat pada tabel berikut:16

Tabel 2.2. Prosedur yang digunakan dalam Pembuatan

Multimedia Pembelajaran Interaktif

Tahapan Deskripsi

1: Assemble the contentMengumpulkan dan mengatur konten media yangakan digunakan

2: Digisting mediaMengubah konten media yang berupa analog menjadiformat digital

3: Editing the media filesMemodifikasi dan mengedit konten mediamenggunakan aplikasi pembantu

4: Author the applicationMensinkronisasikan konten media dan memberifasilitas interaktif

5: Incorporating interactivityMembuat navigasi yang mudah digunakan dan fungsiinteraktif

6: Deliviring the applicationMengemas hasil aplikasi sehingga dapat digunakanoleh pengguna

Keenam tahapan atau prosedur di atas jika dibuat alur adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.2. Alur Pembuatan Multimedia Pembelajaran Interaktif17

16 Ken Neo T.K. dan Mai Neo, Interactive Multimedia Education: Using Authorware asan Instructional Tool to Enhance Teaching and Learning in the Malaysian Classroom, Journal ofEducational Multimedia No. 5, 2002, h. 85.

17 Ibid., h. 86.

18

Prosedur atau tahapan-tahapan pada intinya dilakukan untuk menciptakan

multimedia pembelajaran interaktif yang dapat digunakan oleh guru sebagai alat

bantu dalam pembelajaran. Jika guru atau penbuat multimedia pembelajaran

interaktif tidak melakukan step-step dengan benar, maka banyak terjadi kesalahan

pada program yang sudah dibuat. Program yang gagal tidak akan dapat dipakai

sebagai alat bantu guru.

Suatu multimedia interaktif yang dikembangkan harus memenuhi kriteria.

Thorn dalam Hasrul mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia

interaktif, anatara lain:18

1) Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah multimedia

interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswa/mahasiswa

dapat mempelajarinya tanpa harus memiliki pengetahuan yang kompleks

tentang media.

2) Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Artinya, terdapat kandungan

pengetahuan yang jelas.

3) Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai isi

dan program multimedia interaktif itu sendiri.

4) Kriteria keempat adalah integrasi media, dimana media harus

mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.

5) Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Program harus mempunyai

tampilan yang menarik dan estetika yang baik untuk menarik minat belajar.

6) Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan, dengan

kata lain program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang

diinginkan oleh peserta belajar.

Selain melakukan prosedur secara berurutan dan tuntas, perlu diperhatikan

pula kriteria-kriteria yang harus dimiliki multimedia interaktif. Telah disebutkan

bahwa kriteria pertama adalah multimedia interaktif harus mudah dioperasikan

18 Hasrul, Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif, JurnalMEDTEK Vol. 2 No.1, 2010, h. 2.

19

oleh pengguna. Karena sebagus apapun multimedia interaktif dibuat, apabila

pengguna sulit mengoperasikan maka akan menjadi tidak berguna. Dengan

demikian untuk membuat multimedia interaktif, harus memenuhi-memenuhi

kriteria-kriteria tersebut.

e. Manfaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran

Salah satu hal yang menjajikan dari teknologi multimedia adalah

mengandung Virtual Reality (VR). Keuntungan dari VR membawa siswa ke

dalam pembelajaran yang lebih nyata.19 Konsep-konsep yang dianggap siswa

abstrak, menjadi lebih konkret dan mudah untuk dipahami.

Philips dalam hasrul mengemukakan kekuatan dasar multimedia interaktif

sebagai pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran, yaitu:20

1) Mixed media, artinya dengan menerapkan teknologi multimedia, berbagai

media konvensional yang ada dapat diintegrasikan ke dalam satu jenis media

interkatif , seperti media teks (papan tulis), audio, video, yang jika dipisahkan

akan membutuhkan lebh banyak media.

2) User control, artinya teknologi multimedia interaktif, memungkinkan

pengguna untuk menjelajahi materi ajar, sesuai dengan kemampuan dan latar

belakang pengetahuan yang dimilikinya, disamping itu menjadikan pengguna

lebih berulang-ulang.

3) Simulasi dan visualisasi, artinya teknologi animasi, simulasi dan visualisasi

komputer, pengguna akan mendapatkan infromasi yang lebih nyata dari

informasi yang bersifat abstrak. Dalam beberapa kurikulum dibutuhkan

pemahaman yang kompleks, abstrak, proses dinamis dan mikroskopis,

sehingga dengan simulasi dan visualisasi peserta didik akan dapat

mengembangkan mental model dalam aspek kognitifnya.

4) Gaya belajar yang berbeda, artinya multimedia interaktif mempunyai potensi

untuk mengakomodasi pengguna dengan gaya belajar yang berbeda-beda.

19 James L. Mohler, Using Interactive Multimedia Technologies to Improve StudentUnderstanding of Spatially-Dependent ngineering Concepts, 2012, h. 295,(http://www.tech.purdue.edu/cg/).

20 Hasrul, Op. cit., h. 1-2.

20

Kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran, diantaranya

terdapat pelibatan secara auditif, visal, dan kinetik yang dirancang secara

interaktif sehingga dimungkinkan informasi mudah dimengerti, memberikan iklim

afeksi secara individual, meningkatkan motivasi belajar, memberikan umpan

balik, dan kontrol sepenuhnya pada pengguna.21 Multimedia interaktif dijadikan

alat bantu guru dalam pembelajaran karena memiliki manfaat-manfaat. Manfaat-

manfaat tersebut tidak lepas demi kebutuhan peserta didik. Tujuan pembelajaran

yang ditetapkan oleh guru akan menjadi lebih mudah diwujudkan.

f. Macromedia Director MX

Macromedia Director MX merupakan aplikasi paling dikenal di seluruh

dunia bagi para pembuat multimedia interaktif. Para pengembang mempercayakan

aplikasi ini untuk berbagai macam kepentingan seperti advertising kiosks,

interactive entertainment, dan termasuk juga educational products. Pengguna

dapat mengakses produk Director di web atau dalam bentuk CD dan DVD.22

Gambar 2.3. Tampilan default Director dalam Sistem Operasi Windows23

21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: GaungPersada Press, 2008), Cet. I, h. 152-153.

22 Jay Armstrong et. al., Using Director MX: Macromedia Director MX, (San Francisco:Macromedia, Inc, 2002), h. 13.

23 Macromedia, Macromedia Director MX 2004: Getting Started with Director, (SanFrancisco: Macromedia, Inc, 2004), h. 19.

21

Hal pertama yang dilakukan untuk menggunakan Director adalah

memasang software ini ke dalam PC/komputer. Namun, PC/komputer yang

digunakan harus memenuhi kriteria agar Director dapat berjalan dengan baik.

Berikut adalah kriteria yang harus dipenuhi dalam pemasangan Director pada

sistem operasi Windows:24

1) Prosesor yang dibutuhkan Pentium 233 MHz

2) Sistem operasi Windows yang bisa digunakan antara lain Windows 95, 98,

2000, XP, atau NT 4.0 dan diatasnya

3) RAM yang diperlukan pada Windows 95 dan 98 adalah 32 MB (lebih

direkomendasi 64 MB), sedangkan pada Windows NT, XP, dan 2000 adalah

64 MB (lebih direkomendasi 128 MB)

4) Kapasitas penyimpanan yang harus disediakan sebesar 40 MB

Sebagai software pembuat multimedia, Director memiliki saingan.

Saingan yang dimaksud adalah software Flash. Namun, Director lebih cocok

untuk pengerjaan multimedia offline dengan media CD/DVD yang di dalamnya

banyak data gambar, audio, dan video.25 Berikut adalah tabel perbandingan antara

Director dan Flash:

24 DOEACC Centre, Syllabus & Curriculum for Certificate Course In Director, h. 3,(http://www.doeacccalicut.ac.in/Certification/Syllabus/director.pdf).

25 Hendi Hendratman dan Robby, The Magic of Macromedia Director, (Bandung:INFORMATIKA, 2011), Cet. I, h. 544-545.

22

Tabel 2.3. Perbandingan antara Director dan Flash26

Indikator Flash MX 2004 Director MX 2004

Jenis Image Vector BitmapDistribusi Web & CD CDVideo *.FLV, *SWF *.MPG, *.MOV, *.AVIBahasa Pemrograman Action Script LingoJumlah Undo 1000 1Timeline Multiple 1Audio Dikonversi Sesuai AsliKeyframe Rumit & Repot Mudah & SederhanaUkuran file Kecil Besar3D Tidak Mendukung MendukungPlugin - XtrasKebutuhan RAM Besar KecilKerja Processor Tinggi KecilKerja VGA Tinggi Kecil

Director bisa dijadikan pencetak educational products yang menjadi alat

bantu dalam proses pembelajaran. Kemampuannya untuk menggabungkan media

audio, gambar, teks, video, dan animasi diperlukan dalam menciptakan alat bantu

guru yang sangat berguna. Ditambah lagi Director mampu memberi fasilitas

interaktif bagi para penggunanya, sehingga terjadi komunikasi dua arah antara

program multimedia interaktif dengan pengguna.

2. Retensi

a. Karakteristik Retensi

Memori yang biasanya diartikan sebagai ingatan (retensi) adalah fungsi

mental yang menangkap informasi dari stimulus. Memori juga merupakan storage

system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di

dalam otak manusia.27 Memori terletak di otak bagian depan, yaitu pada limbic

system yang sangat penting dalam proses memori, karena bagian ini terdapat

serebral penting, yaitu amigdala dan hippocampus. Amigdala penting dalam

pemrosesan memori emosional sedangkan hippocampus berperan dalam

26 Ibid., h. 545.27 Syah, Op. cit., h. 94.

23

pembentukan memori pembelajaran spasial dan deklaratif.28 Dengan kata lain

retensi merupakan salah satu dari fungsi otak. Selain sebagai suatu sistem

penyimpanan, retensi juga terkait dalam penangkapan informasi dari rangsangan

yang muncul.

Mengingat berarti perbuatan jiwa yang menjadikan terkumpulnya pesan

yang pernah dialami pada waktu yang telah lewat. Perbuatan mengingat ini

meliputi kemampuan meresapkan stimulus dalam indranya, kemampuan

menyimpan materi yang telah di-cam-kan, dan kemampuan mereproduksinya.29

Sehingga seseorang dapat dikatakan mengingat dengan baik apabila mampu

menyerap stimulus yang akan disimpan sampai informasi dikeluarkan kembali.

Pada psikologi kognitif, memori terbagi menjadi 3 sistem penyimpanan,

yaitu sensory memory, short-term memory, dan long-term memory. Berikut adalah

penjelasannya: 30

1) Sensory Memory

Memori sensorik mempertahankan salinan dari apa yang dilihat atau

didengar (visual dan pendengaran). Memori sensorik hanya berlangsung selama

beberapa detik. Namun memiliki kapasitas yang tidak terbatas.

2) Short-Term Memory

Memori jangka pendek adalah proses penyimpanan kelanjutan dari

memori sensorik apabila terdapat informasi yang diperhatikan. Memori ini

memiliki tugas layaknya RAM dalam sebuah komputer, yaitu menyediakan ruang

kerja untuk penghitungan singkat dan kemudian meneruskan ke bagian lain dari

sistem penyimpanan atau membuangnya.

28 Burhan Fanani, Trik Dahsyat Membuat Ingatan Setajam Silet dengan Metode LaciPikiran, (Yogyakarta: Mantra Books, 2013), Cet. I, h. 51-52.

29 Makmun Khairani, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), Cet. II,h. 163.

30 Lake Washington Institute of Technology, Tips for Improving Memory Techniques, h.1, (http://selkirk.ca/sites/default/files/Learning/Selkirk-College-Learning-Success-Memory-Techniques-Workshop.pdf).

24

3) Long-Term Memory

Memori jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan informasi

yang relatif permanen. Informasi disimpan karena dianggap berarti dan penting.

Berdasarkan penjelasan di atas, ketiga sistem penyimpanan memiliki

perbedaan. Perbedaan dapat dilihat dari kapasitas penyimpanan, lamanya

informasi yang disimpan, dan fungsinya. Waktu penyimpanan terlama adalah

memori jangka panjang. Kapasitas terbesar adalah memori sensorik. Sementara itu

memori jangka pendek memiliki karakteristik serta fungsi yang mirip dengan

bagian RAM pada komputer.

Tulving dalam Ghasani dan Bhinnety memaparkan konsep memori

menjadi tiga hal yaitu memori episodik, memori semantik, dan memori

prosedural. Memori episodik menyimpan informasi dari suatu kejadian pada masa

tertentu. Memori semantik menyimpan pengatuhuan yang lebih umum. Semantara

memori prosedural menyimpan pengetahuan untuk melakukan suatu hal.31

Dengan demikian seseorang akan menyimpan informasi berupa peristiwa baik

masa lalu atau pun sekarang ke dalam memori episodik. Lalu informasi tentang

cara melakukan sesuatu seperti cara menggunakan sepeda motor akan tersimpan

di dalam memori prosedural. Sedangkan seseorang akan menyimpan informasi

dari pengetahuan yang lebih umum ke dalam memori semantik seperti kode yang

memiliki arti.

Suharman dalam Halim dkk. mengungkapkan bahwa pengukuran memori

jangka panjang dapat dilakukan dengan menggunakan tes, seperti tes recall, tes

rekognisi, tes pengetahuan konseptual, leksikal, perseptual, dan tes pengetahuan

prosedural. Dari keenam tersebut, tes rekognisi sangat representatif untuk

digunakan dalam pengukuran memori hasil belajar dalam pendidikan. 32 Penelitian

yang dilakukan oleh Nazriati dan Fajaroh tes retensi diberikan kepada siswa

31 Alfa Ghasani dan Magda Bhinnety E, Efektivitas Aroma Peppermint untukMeningkatkan Performansi Memori Jangka Pendek pada Mahasiswa, h. 3-4,(http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2671_MU.11090017.pdf).

32 Halim, Wiyanti, dan Agustin, Op. cit., h. 3-4.

25

setelah dua minggu pelaksanaan pembelajaran selesai.33 Sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Randler dan Zehender tes retensi dilakukan empat minggu

setelah pembelajaran selesai.34 Sementara itu, Rohrer dan Pashler tes retensi sudah

dilakukan dalam penelitiannya satu minggu setelah pembelajaran selesai.35

Dengan demikian pengukuran retensi dapat dilakukan dengan tes. Pada dasarnya

pelaksanaan tes diberikan kepada subjek penelitian setelah pembelajaran selesai.

Rangkaian proses mengingat yang dialami seseorang dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 2.4. Proses Mengingat36

Berdasarkan gambar di atas, proses mengingat berhubungan dengan tiga

jenis memori menurut psikologi kognitif, yaitu sensory memory, short-term

memory, dan long-term memory. Rangsangan atau informasi dari luar diterima

33 Nazriati dan Fauziatul Fajaroh, Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle dalamPembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis-Mikroskopis) terhadap Motivasi, HasilBelajar, dan Retensi Kimia Siswa, Jurnal Penelitian Kependidikan Tahun 17 No. 2, 2007, h. 105.

34 Christoph Randler dan Irene Zehender, Effectiveness of Reptile SpeciesIdentification−A Comparison of A Dichotomous Key with An Identification Book, EurasiaJournal of Mathematics, Science and Technology Education Vol. 2 No. 3, 2006, h. 58.

35 Doug Rohrer dan Harold Pashler, Increasing Retention without Increasing StudyTime, Journal of Psychological Science Vol. 16 No. 4, 2007, h. 184.

36 Stacey T. Lutz dan William G. Huitt, Information Processing and Memory: Theoryand Applications, h. 3, (http://www.edpsycinteractive.org/papers/infoproc.pdf).

26

oleh memori sensorik. Apabila informasi tidak diperhatikan, maka akan

terlupakan. Namun, jika informasi diperhatikan akan ditransfer ke dalam memori

jangka pendek. Di dalam memori jangka pendek, tanpa adanya pengulangan

informasi akan terlupakan. Informasi yang dapat dipertahankan melalui proses

pengkodean dan elaborasi berpindah ke dalam memori jangka panjang. Informasi

dapat diakses dengan mentransfer kembali ke memori jangka pendek untuk

dikeluarkan sebagai respon.

b. Peranan Retensi dalam Pembelajaran Biologi

Retensi erat hubungannya dengan belajar. James Dese dalam Rahman

memberikan pernyataan bahwa jika tidak ada retensi, maka proses belajar siswa

tidak berlangsung dengan baik dan sebaliknya jika tidak belajar maka tidak akan

ada retensi.37 Selain itu hasil belajar yang baik erat kaitannya dengan daya ingat

(retensi) siswa terhadap materi yang dipelajari.38 Siswa akan lebih mudah

mencapai hasil belajar tinggi jika memiliki retensi tinggi pula.

Dalam mempelajari ilmu sains biologi, banyak materi yang perlu dipahami

dan diingat. Materi tersebut meliputi konsep konkret dan abstrak. Aspek retensi

sangatlah diperlukan dalam hal ini.39 Sehingga retensi menjadi bagian dari proses

belajar biologi sebagai bentuk pencapaian hasil belajar biologi yang diharapkan

guru maupun siswa.

Secara neurobiologi pada proses belajar dan ingatan terdapat empat prinsip

dasar, antara lain ingatan mempunyai beberapa tahap dan selalu berubah, ingatan

jangka panjang akan terjadi perubahan fisik pada otak, jejak ingatan disebarkan di

seluruh sistem saraf, dan hipokampus dan lobus temporalis kelihatannya

37 Taufik Rahman, Peranan Pertanyaan terhadap kekuatan Retensi dalam PembelajaranSains pada Siswa SMU, h. 1, (http://educare.e-fkipunla.net/index.php/option.com).

38 Linda Tri Antika, Aloysius Duran Corebima, dan Susriyati Mahanal, PerbandinganKeterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi antara Siswa BerkemampuanAkademik Tinggi dan Rendah Kelas X SMA di Malang Melalui Strategi Problem Based Learning(PBL), h. 2, (http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel6C3A340136224B7A657A3B5423A5514E.pdf).

39 Rahman, Op. cit., h. 1-2.

27

mempunyai fungsi yang unik dalam proses ingatan manusia.40 Mengingat tidak

sama dengan menghafal. Kemampuan mengingat yang baik adalah hal yang

penting dimiliki oleh setiap individu. Terdapat banyak manfaat bagi pembelajaran

formal maupun non formal yang diperoleh dengan dukungan daya ingat yang

baik, antara lain:41

1) Memudahkan individu untuk memahami materi baru melalui proses

memadukan materi lama.

2) Melakukan kerja dengan efisien.

3) Membantu membentuk pola belajar keseharian yang efektif.

4) Membantu menyuplai informasi yang akan disampaikan kepada individu lain.

5) Mendukung berjalannya proses pemunculan ide kreatif dan manfaat lainnya

yang bisa dirasakan baik disadari ataupun tidak.

6) Mengendalikan emosi, dan lain sebagainya.

Retensi menduduki posisi penting dalam pembelajaran biologi. Hasil

belajar yang diharapkan lebih mudah tercapai dengan retensi yang baik. Retensi

merupakan salah satu pendukung tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru akan

mudah diraih.

c. Lupa dalam Belajar

Terdapat hal-hal yang kadang-kadang atau justru sering tidak dapat diingat

kembali. Kondisi yang demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hal-hal yang

dilupakan.42 Lupa adalah peristiwa hilangnya informasi yang telah disimpan di

40 Isakandar Japardi, Learning and Memory, 2012, h. 2,(http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-isakandar%20japardi18.pdf).

41 Yovan P. Putra dan Bayu Issetyadi, Lejitkan Memori 1000%, (Jakarta: PT Elex MediaKomputindo, 2010), Cet. I, h. 15-16.

42 Lailatul Fitriyah dan Mohammad Jauhar, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2014), Cet. I, h. 145.

28

dalam ingatan jangka panjang.43 Berikut terdapat beberapa teori mengenai lupa,

antara lain:44

1) Decay Theory, yaitu teori yang beranggapan bahwa memori seseorang

mengalami proses aus atau penurunan kapasitas seiring dengan berlalunya

waktu.

2) Interference Theory, yaitu teori yang mengatakan bahwa informasi yang

sudah tersimpan dalam memori jangka panjang bisa saja sulit untuk dipanggil

karena terganggu oleh informasi lainnya yang lebih akhir masuk.

3) Retrieval Failure, yaitu teori yang menjelaskan bahwa seseorang mengalami

kegagalan mengingat karena tidak ada petunjuk yang memadai untuk

mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah berlalu.

4) Motivated Forgetting Theory, yaitu teori yang menjelaskan bahwa hal-hal

yang menyakitkan atau cenderung tidak menyenangkan akan ditekan atau

tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran manusia.

5) CREB, yaitu teori yang menjelaskan mengenai protein bernama CREB yang

dapat menghambat pembentukan ingatan jangka panjang.

6) Gangguan Fisiologis, yaitu teori yang menjelaskan bahwa lupa dapat terjadi

karena adanya ketidakseimbangan faktor biokimiawi otak.

Keenam teori di atas adalah teori mengenai alasan-alasan yang

menyebabkan seseorang mengalami peristiwa lupa. Salah satunya, lupa bisa

terjadi karena sistem penyimpanan sudah mengalami proses aus. Selain itu,

ternyata lupa bisa terjadi karena memang disengaja untuk tidak ingin mengingat

kembali informasi yang dimaksud.

43 Tri Suminar, Tinjauan Filsafati Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi ManajemenPembelajaran Berbasis Teori Sibernetik, h. 11,(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/download/961/898).

44 Afin Murtie, Melatih Otak Anti Lupa dengan Metode Laci Pikiran, (Yogyakarta:Media Pressindo, 2013), Cet. I, h. 94-98.

29

Gambar 2.5. Peristiwa “Keluar” dan “Lupa”45

Retensi tidak dapat memunculkan sesuatu yang belum “didaftarkan” di

dalam pikiran, atau yang belum didaftarkan secara sempurna. Hampir semua

kegagalan dalam mengingat, masuk ke dalam kategori ini.46 Seseorang dapat lupa

akan suatu informasi yang pernah diterimanya karena hal berikut:47

1) Displacement, yaitu informasi yang pernah diperoleh menghilang dari sistem

memori jangka pendek karena masuknya tambahan informasi baru yang

terlalu banyak ke dalam sistem memori jangka pendek tersebut.

2) Interferensi (Interference), yaitu terganggunya proses pemunculan kembali

informasi yang telah ada yang disimpan pada sistem memori jangka pendek

maupun memori jangka panjang karena dua sebab, antara lain interferensi

retroaktif (informasi baru yang masuk mengganggu proses pemunculan

kembali informasi yang telah ada) dan interferensi proaktif (informasi lama

yang telah ada mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang baru

masuk).

Seseorang mengalami lupa kebanyakan karena dipengaruhi faktor bahwa

tidak bisa memanggil kembali informasi yang disimpan karena informasi tidak

tersimpan secara sempurna di dalam sistem memori. Padahal seseorang

dinyatakan berhasil mengingat apabila telah melewati proses mengingat yaitu,

mampu memunculkan kembali informasi yang disimpan. Selain itu, penumpukan

45 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: SKETSA, 2014), Cet. I, h. 524.46 Kay White, Power Memory: 27 Tips Menjadikan Otak Lebih Berdaya (Terjemahan),

(Bandung: Nuansa Cendikia, 2013), Cet. I, h. 19.47 Magda Bhinnety, Struktur dan Proses Memori, Buletin Psikologi Vol. 16 No. 2, h. 87.

30

informasi di dalam sistem memori juga akan mengganggu seseorang memanggil

kembali informasi yang diinginkan.

Penyebab melemahnya daya ingat tidak hanya tergantung pada

pendidikan, lingkungan belajar, dan lingkungan fisik, tetapi juga pada faktor lain

yang dapat mempengaruhi hidupnya (misalnya kehilangan orang yang dicintai).

Selain itu, terdapat faktor-faktor lain seperti genetik keturunan, tidur, depresi,

penyakit tiroid, diabetes, alkohol dan obat-obatan, dan kurangnya vitamin B12.48

Faktor-faktor tersebut harus segera dihindari agar daya ingat tidak berkurang.

Misalnya, tetap menjaga waktu tidur agar fungsi ingatan dapat bekerja secara

maksimal.

Lupa dalam belajar dapat dikurangi dengan melakukan usaha-usaha

tertentu. Usaha yang dilakukan tidak hanya pada guru, tetapi siswa juga memiliki

peran. Berikut adalah tabel usaha yang harus dilakukan guru dan siswa dalam

pembelajaran jika dilihat dari fase konsentrasi, fase pengolahan, dan fase

menggali dan fase prestasi:49

Tabel 2.4. Usaha yang Dilakukan Guru dan Siswa dalam Mengurangi Lupa

FasePembelajaran

Usaha Guru Usaha Siswa

Fase konsentrasi

Guru harus mengarahkanperhatian siswa, supaya anekaunsur pokok dalam materipelajaran benar-benardiperhatikan.

Siswa harus memberikanperhatian khusus pada unsur-unsur yang relevan.

Fase Pengolahan

Guru harus membantu siswauntuk mencernakan materipelajaran dengan sebaik-baiknya.

Siswa harus mengolah materidengan baik dan segera.

Fase menggali danFase prestasi

Guru dapat membantu denganmemberikan pertanyaan terarah,supaya siswa berhasil dalammenggali informasi dariingatannya.

Siswa harus menggunakan kunciyang tepat untuk membukaingatannya.

48 Khairani, Op. cit., h. 163-165.49 Winkel, Op. cit., h. 529-530.

31

Lupa merupakan lawan dari retensi. Terkadang atau bahkan justru sering

siswa mengalami hal lupa dalam proses pembelajaran. Lupa dapat disebabkan

banyak faktor, dan faktor keturunan bisa menjadi penyebabnya. Nutrisi juga bisa

menjadi faktor melemahnya daya ingat. Namun, terdapat pula kiat-kiat untuk

mengurangi lupa dan dapat meningkatkan retensi. Guru harus dapat menjauhkan

siswa dari hal lupa. Walaupun demikian, siswa juga diharapkan melakukan usaha

supaya informasi dapat terus diingat.

3. Kajian Materi Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi merupakan salah satu materi yang harus disampaikan

untuk siswa SMA kelas XI IPA. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006

penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.5. SK dan KD Materi Sistem Ekskresi

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Menjelaskan struktur dan fungsiorgan manusia dan hewantertentu, kelainan dan/ataupenyakit yang mungkin terjadiserta im-plikasinya padasalingtemas

3. 5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur,fungsi, dan proses serta kelainan/penyakityang dapat terjadi pada sistem ekskresipada manusia dan hewan (misalnya padaikan dan serangga)

Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam

tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ

ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati.

Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia terdiri

dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel,

urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan

dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu

tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung untuk

mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan,

32

penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit

antara lain, jerawat, panu, edema, dsb.

Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ

ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa

metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus.

Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis, tonsilitis,

dsb.

Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.

Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;

mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna

empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati

disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus halus

untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu penyakit yang menyerang hati

disebut penyakit kuning.

Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki

sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang rongga

perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa kemih atau

urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan urin terdapat tiga

proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Kelainan pada organ

ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus, batu ginjal, diabetes

inspius, dsb.

Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di

sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar

berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah satunya, cairan

tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan air laut.

Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi.

Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa

metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian ini,

cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk kristal

asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama

feses.

33

4. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya peneliti

mendapatkan data bahwa terdapat beberapa penelitian tersebut yang relevan

dengan penelitian ini, antara lain:

Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa

melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik

pada Konsep Sistem Saraf)”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan teknologi multimedia interaktif individual dan

pembelajaran menggunakan teknologi multimedia interaktif klasikal, dapat

meningkatkan pemahaman dan retensi siswa pada konsep sistem saraf. Bahkan,

Kedua pembelajaran mampu membuat siswa termotivasi mempelajari kembali

konsep sistem saraf walaupun pembelajaran telah selesai. Hal ini terbukti dari

hasil retensi yang lebih dari 100%. Pembelajaran dengan teknologi multimedia

interaktif secara individual mampu membuat siswa mandiri dan aktif dalam

belajar, tidak demikian halnya untuk kelas klasikal ketika belajar di kelas karena

pembelajaran didominasi oleh guru.50

Penelitian lain yang berjudul “Kontribusi Wacana Multimedia terhadap

Pemahaman dan Retensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di

Kelas 3 Mts Cimahi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan

multimedia dalam pembelajaran memberikan kontribusi yang positif pada retensi.

Keunggulan multimedia dalam imagery tools dan penyedia iklim afektif untuk

pembelajaran, membuat siswa mampu lebih lama menyimpan abstraksi konsep

dalam struktur kognitifnya. Multimedia yang berperan sebagai tutor mengurangi

peran pengajar sebanyak 59,62%. Berkurangnya peran pengajar ini berkontribusi

negatif terhadap pemahaman siswa, sehingga jumlah siswa yang tuntas belajar

pada kelompok multimedia lebih sedikit (65,38%) dari pada kelompok non

50 Fransisca Tailouw dan Wawan Setiawan, Meningkatkan Pemahaman dan RetensiSiswa melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik padaKonsep Sistem Saraf), Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 1 No. 2, 2008,h. 25.

34

multimedia (80,77%). Peran komputer multimedia sebagai tutor hanya dipahami

oleh 57,69% siswa, sedangkan sisanya masih membutuhkan pengajar sebagai

tutor.51

Fransisca S. Tapilouw dalam “Analisis pembelajaran biologi berbasis

multi media interaktif (MMI)pada berbagai jenjang pendidikan”. Hasil penelitian

meyimpulkan pembelajaran dengan MMI ataupun PBK interaktif di satu sisi

memang sangat baik untuk diterapkan, namun pemahaman konsep tidak selalu

meningkat secara nyata karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa. Hasil tes retensi umumnya tergolong tinggi (>80%) menunjukkan

bahwa MMI dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui pengulangan

dan simulasi proses yang terdapat dalam program MMI maupun PBK interaktif.52

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas dapat dikatakan bahwa retensi

siswa dapat meningkat dengan adanya multimedia interaktif pembelajaran. Selain

itu, kemasan pembelajaran dengan multimedia interaktif menarik bagi siswa dan

mampu menumbuhkan rasa keinginan untuk memepelajarinya lagi. Namun, tidak

semua siswa dapat belajar secara mandiri, sehingga peran guru masih sangat

diperlukan dalam mengajar.

B. Kerangka Berpikir

Siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep biologi. Saat

mereka ingin belajar secara mandiri melalui buku pelajaran, siswa menjadi malas

karena didalam buku dipenuhi materi yang padat dan sering muncul konsep

abstrak. Di kelas pun, tidak semua guru dapat memberikan pembelajaran yang

bermakna. Alhasil, siswa tidak memperoleh pengetahuan mengingat proses

51 Yanti Herlanti, Nuryani Y. Rustaman, dan Wawan Setiawan, Kontribusi WacanaMultimedia terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas diKelas 3 Mts Cimahi, Jurnal Pendidikan IPA: METAMORFOSA Vol. 2 No. 1, 2007, h. 10.

52 Fransisca S. Tailouw, Analisis pembelajaran biologi berbasis multi media interaktif(MMI) pada berbagai jenjang pendidikan, 2012, h. 11(http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195107261978032-FRANSISCA_SUDARGO/Abstrak_Analisis_MMI-Fransisca.pdf).

35

belajar yang tidak berhasil. Jika hal ini terus dibiarkan lama-kelamaan akan

mempengaruhi hasil belajar biologi siswa.

Profesionalitas guru perlu diperhatikan dalam kasus semacam ini.

Seharusnya muncul inovasi-inovasi yang dilakukan guru dalam memperbaiki

kegagalan belajar siswa. Inovasi tidak hanya sekedar pada model pembelajaran,

tetapi media pun menjadi hal yang harus dipikirkan demi mewujudkan proses

belajar siswa yang berkualitas unggul.

Bila dicari hubungan sebab-akibat, proses penyampaian informasi guru

yang bermakna akan menciptakan keberhasilan belajar siswa. Kemudian bila

tercipta keberhasilan belajar siswa, maka siswa akan mudah mengetahui dan

memahami konsep sekalipun pada konsep yang abstrak. Dan jika siswa sudah

memahami konsep dengan baik, maka apapun konsepnya akan tersimpan dalam

memori. Jika dilanjutkan lagi, memori siswa yang penuh akan pengetahuan

memudahkan siswa dalam mengerjakan soal dan pada akhirnya akan memperoleh

hasil belajar yang memuaskan.

Proses penyampaian informasi inilah yang harus selalu guru perhatikan

dalam setiap kegiatan mengajar. Karena, bisa berdampak pada prestasi siswa.

Media pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Terlebih

jika media pembelajaran berbentuk multimedia interaktif, dengan catatan bahwa

pengoperasian programnya tidak menyulitkan siswa yang akan belajar.

Konsep biologi yang berkaitan dengan sistem kerja tubuh khususnya pada

materi sistem ekskresi mencakup konsep abstrak dan cukup padat. Multimedia

interaktif dapat sangat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan tersebut. Siswa

pun dengan leluasa dapat memilih menu yang disuguhkan dalam program dan

belajar pun menjadi sangat menyenangkan. Diharapkan dengan kemasan sumber

belajar yang menyenangkan seperti itu dapat menumbuhkan rasa ketagihan dalam

diri siswa, sehingga program terus dibuka yang mengakibatkan daya ingat pun

menjadi meningkat.

36

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian yaitu “terdapat pengaruh multimedia interaktif dalam

pembelajaran biologi terhadap retensi siswa”.

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, yang

terletak di Komplek Perum Puri Bintaro Hijau Blok F IV, Kecamatan Pondok

Aren, Kota Tangerang Selatan pada bulan Maret – April 2014 semester genap

tahun ajaran 2013/2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

experimental, yaitu metode eksperimen, akan tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.1

Pretest, posttest I, dan posttest II (retest) dilakukan supaya dapat diketahui

perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Sebelum

pembelajaran dimulai, siswa mengerjakan pretest yang memiliki tujuan untuk

melihat sejauh mana pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan.

Kemudian dilakukan posttest I setelah proses belajar mengajar topik sistem

ekskresi berakhir yang bertujuan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa

setelah pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui daya ingat (retensi) siswa

terhadap materi yang telah diberikan, dilakukan posttest II (retest) setelah 3

minggu pembelajaran berhenti atau setelah melaksanakan posttest I.

Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group

Design2, yang telah dimodifikasi dengan pola sebagai berikut:

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D), (Bandung: CV ALFABETA, 2011), Cet. XIII, h. 114.

2 Ibid., h. 112-113.

38

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest I3 minggu

Posttest II(Retest)

E O1 X O2 O5

K O3 O4 O6

Keterangan:

E : kelompok eksperimen

K : kelompok kontrol

O1 O3 : pretest pada kedua kelompok dengan soal yang sama

X : pendayagunaan multimedia interaktif

O2 O4 : posttest I pada kedua kelompok dengan soal yang sama

O5 O6 : posttest II (retest) pada kedua kelompok dengan soal yang sama

(dilakukan 3 minggu setelah posttest I tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu)

Berdasarkan desain penelitian di atas, digunakan dua kelompok dalam

penelitian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok

tersebut dalam proses belajar mengajar menerapkan pendekatan dan metode

pembelajaran yang sama. Perbedaannya, kelompok kontrol tanpa adanya

penggunaan multimedia interaktif, sedangkan kelompok eksperimen dengan

penggunaan multimedia interaktif. Pada kelompok kontrol menggunakan media

pembelajaran animasi dan video yang dikemas dalam slide powerpoint.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi target dalam penelitian

ini meliputi seluruh siswa SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, semester genap

3 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2010), Cet. XVII,h. 61.

39

tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan populasi terjangkaunya yaitu seluruh siswa

SMA Negeri 5 Kota kelas XI, semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.4 Sampel penelitian dalam penelitian ini sebanyak dua kelompok yang

diambil dari populasi terjangkau. Satu kelompok sebagai kelompok kontrol, yaitu

kelas XI IPA 2 yang terdiri dari 35 siswa dan satu kelompok lagi sebagai

kelompok eksperimen, yaitu kelas XI IPA 1 yang terdiri dari 36 siswa. Teknik

pengambilan sampel yang diterapkan adalah simple random sampling, yaitu

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi.5 Sehingga peneliti memberi hak

yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan menjadi anggota

sampel. Oleh karena itu, peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan

satu atau beberapa subjek untuk dijadikan anggota sampel.

D. Variabel Penelitian

Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah penggunaan multimedia

interaktif, disimbolkan dengan X.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah retensi siswa dalam

pembelajaran biologi, disimbolkan dengan Y.

Tabel 3.2. Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional

MultimediaInteraktif (X)

Multimedia interaktif dalam penelitian ini merupakan aplikasi yangdiberi nama sistemekskresi.exe pada materi sistem ekskresi.

Retensi Siswa (Y)

Retensi siswa dalam penelitian diartikan sebagai tingkat kemampuanmengingat materi pelajaran yang diukur melalui pengulangan tes hasilbelajar (posttest II/retest) pada waktu 3 minggu setelah posttest Idilakukan.

4 Ibid., h. 62.5 Ibid., h. 64.

40

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari 3 tahapan, antara lain tahap persiapan

sebelum penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian,

dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian

Hal pertama yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan studi

pustaka mengenai teori-teori yang melandasi penelitian, kemudian dilanjutkan

dengan merancang desain penelitian yang akan digunakan. Setelah itu,

menyelesaikan pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Langkah

selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian dan Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) berdasarkan arahan dan bimbingan dari dosen pembimbing.

Instrumen penelitian terdiri dari program multimedia interaktif, tes objektif

pilihan ganda, dan angket. RPP yang dibuat sebanyak 3 pertemuan pada konsep

sistem ekskresi.

Kemudian, langkah yang dilakukan yaitu melakukan koordinasi dengan

pihak sekolah dalam hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk

melakukan uji coba instrumen tes objektif pilihan ganda. Jumlah peserta tes

sebanyak 50 siswa yang merupakan gabungan dari kelas XII IPA 2 dan XII IPA 3.

Hasil tes tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan aplikasi ANATES versi 4.0

sehingga diperoleh butir soal yang akan dipakai untuk pretest, posttest I, dan

posttest II (retest) dalam penelitian, yaitu 25 soal. Begitu pula dengan instrumen

program multimedia interaktif, instrumen tersebut divalidasi oleh ahli materi, ahli

media, dan guru. Ahli materi adalah dosen pembimbing, ahli media merupakan

perwakilan dari Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagian Multimedia, dan guru adalah guru mata pelajaran biologi kelas XI di

tempat penelitian berlangsung. Hasil validasi digunakan sebagai bahan revisi

instrumen, sehingga program multimedia interaktif siap digunakan pada proses

penelitian.

41

Langkah terakhir pada tahapan ini adalah menentukan sampel yang akan

dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dihasilkan kelas XI IPA 1

sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen akan memperoleh perlakuan sesuai dengan desain

penelitian yang telah ditentukan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Langkah awal pada tahapan ini adalah masing-masing sampel yang terdiri

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest. Langkah

selanjutnya, masuk ke dalam proses pembelajaran. Konsep yang diajarkan adalah

sistem ekskresi. Kedua kelompok dalam proses pembelajarannya digunakan

pendekatan dan metode pembelajaran yang sama, yaitu pendekatan pembelajaran

ekspositori dengan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Penggunaan

program multimedia interaktif diterapkan oleh kelompok eksperimen, sehingga

kegiatan belajar berada di ruang laboratorium komputer yang mengharuskan

setiap siswa mengahadap 1 komputer. Sedangkan kelompok kontrol

menggunakan media pembelajaran animasi dan video yang dikemas dalam slide

powerpoint. Kegiatan belajar kelompok kontrol tetap berada di dalam kelas

dengan bantuan projector. Setelah konsep yang diajarkan selesai, kedua kelompok

sampel diberikan posttest I. Dalam jangka waktu 3 minggu kemudian diadakan

posttest II (retest).

3. Tahap Akhir Penelitian

Hasil pretest, posttest I, dan posttest II (retest) dari kelompok eksperimen

dan kontrol selanjutnya dianalisis menggunakan analisis uji statistik. Setelah itu,

dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik tersebut. Penarikan

kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.

42

Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat

lebih jelas pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

43

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan tes yang

berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dan nontes yang berupa angket,

secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut:

1. Retensi siswa dijaring menggunakan tes objektif. Tes retensi (posttest

II/retest) diberikan kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Tes diberikan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, hal ini dilakukan agar

retensi belajar siswa yang diukur benar-benar mencerminkan hasil belajar

siswa pada saat perlakuan, bukan karena pengulangan belajarnya.

Pelaksanaan tes retensi hasil belajar diberikan 3 minggu setelah posttest I.

Instrumen yang digunakan adalah sama, dalam artian mengandung soal yang

sama.

2. Angket diberikan di akhir seluruh kegiatan pembelajaran. Angket tersebut

diberikan untuk melihat respon siswa terhadap kehadiran multimedia

interaktif pada kelompok eksperimen.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Program multimedia interaktif

Program multimedia interaktif diberi nama sistemekskresi yang merupakan

aplikasi pembelajaran bereksktensi file berupa exe (executable), yang artinya file

dapat dibuka tanpa harus memiliki media player pendukung. Program tersebut

dibuat menggunakan software Macromedia Director dengan besar file 59.4 MB.

Materi yang dikemas di dalamnya adalah tentang sistem ekskresi. Agenda

pembuatan multimedia interaktif terlampir pada lampiran 10. Setelah program

selesai dibuat, dilakukan uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, dan guru.

Kisi-kisi instrumen penilaian multimedia interaktif meliputi aspek isi, kebahasaan,

44

efek multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan

menyeluruh. Aspek isi terdiri dari 9 indikator untuk ahli materi dan guru masing-

masing 1 butir. Aspek kebahasaan terdiri dari 4 indikator untuk ahli materi dan

guru, serta 3 indikator untuk ahli media masing-masing 1 butir. Aspek efek

multimedia interaktif terhadap strategi pembelajaran terdiri dari 6 indikator untuk

ahli materi, ahli media, dan guru masing-masing 1 butir. Aspek tampilan

menyeluruh terdiri dari 2 indikator untuk ahli materi dan guru, serta 6 indikator

untuk ahli media masing-masing 1 butir. Kisi-kisi instrumen penilaian multimedia

interaktif dapat dilihat pada lampiran 14.

Kisi-kisi penilaian multimedia interaktif di atas merupakan hasil

modifikasi dari kisi-kisi yang dibuat oleh Ahmad Saifudin dalam penelitiannya

yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Mata

Pelajaran IPS SMP”.6 Ahli materi adalah dosen pembimbing, ahli media

merupakan perwakilan dari Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Bagian Multimedia, dan guru adalah guru mata pelajaran biologi kelas XI

di tempat penelitian berlangsung. Rekapitulasi penilaian multimedia interaktif

terlampir pada lampiran 18.

2. Tes objektif pilihan ganda

Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda.

Tes pilihan ganda merupakan pokok uji yang meliputi dari satu pertanyaan yang

belum lengkap dan untuk melengkapinya disediakan beberapa pernyataan

sambungan yang diantaranya adalah jawaban benar.7 Pilihan ganda terdiri dari 5

pilihan yaitu a, b, c, d, dan e. Ranah kognitif yang digunakan dalam tes ini

meliputi aspek mengingat/remember (C1), memahami/understand (C2),

mengaplikasikan/apply (C3), menganalisis/analyze (C4), mengevaluasi/evaluate

(C5), dan mencipta/create (C6) dalam taksonomi Bloom revisi.8 Tes ini diberikan

6 Ahmad Saifudin, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer MataPelajaran IPS SMP, Jurnal FALASIFA. Vol .1 No.2, 2001, h. 71-82.

7 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPABerbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 56.

8 Ibid., h. 14.

45

sebelum pembelajaran (pretest), sesudah pembelajaran (posttest I), dan 3 minggu

setelah posttest I (posttest II/retest) pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda9

SubKonsep

Jenjang Kognitif JumlahSoal

%C1 C2 C3 C4 C5 C6

SistemEkskresi

2, 3* 1* 4 4 10%

Hati 7* 6* 8 5* 4 10%Paru-Paru 10 9* 2 5%

Kulit 13 11*, 1214, 15*,

16*17* 7 17,5%

Ginjal 18*21*, 24,26*, 27*

19*, 20*,23*

22, 29* 25, 28* 12 30%

Gangguanpada

SistemEkskresiManusia

32, 36 31*, 34*30*,33*

35* 7 17,5%

SistemEkskresi

padaHewan

39 37* 38 40* 4 10%

JumlahSoal

5 10 9 9 5 2 40

% 12.5% 25% 22.5% 22.5% 12.5% 5%

Keterangan:

*soal yang digunakan sebagai alat tes (pretest, posttest I,dan posttest II/retest)

3. Angket

Angket atau quetioner termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat

data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal.10 Angket

berisikan pernyaataan mengenai siswa terhadap kehadiran multimedia interaktif

pada kelas eksperimen. Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup.

Angket diisi dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada lembar jawaban

9 Lampiran 1, h. 74-98.10 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. IV, h. 166.

46

dengan dua pilihan jawaban “ya” atau “tidak”. Berikut adalah kisi-kisi instrumen

angket:

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket

No Indikator Nomor Butir Jumlah %

1 Kejelasan topik pembelajaran. 2 1 6.7%

2Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikirsiswa.

3 1 6.7%

3 Kemudahan penggunaan. 1 1 6.7%

4Kemampuan komponen multimedia interaktifuntuk meningkatkan retensi siswa pada materisistem ekskresi.

4, 5, 6, 8, 13, 15 6 40%

5Dukungan multimedia interaktif bagikemandirian belajar siswa.

10, 11 2 13.3%

6 Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. 7, 9, 12 3 20%

7Komponen aplikasi pembelajaran berjalandengan lancar.

14 1 6.7%

Jumlah 15 15% 100%

H. Kalibrasi Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan untuk mengetahui kualitas instrumen

penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen program multimedia

interaktif sebelum diterapkan di kelompok eksperimen, terlebih dahulu dilakukan

uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, dan guru, masing-masing adalah dosen

pembimbing, Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bagian Multimedia, dan guru bidang studi biologi di sekolah tempat penelitian

berlangsung. Setelah dilakukan uji kelayakan dan beberapa perbaikan, maka

instrumen tersebut layak untuk digunakan.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data perangkat tes yang

berupa tes objektif pilihan ganda, dilakukan uji instrumen pada siswa di luar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu kelas XII IPA 2 dan XII IPA 3

SMA Negeri 5 Tangerang Selatan, sejumlah 50 siswa. Hasil uji coba perangkat tes

dipilih untuk dijadikan instrumen pengukuran hasil belajar kognitif guna

mengetahui retensi siswa. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

47

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang bermakna tepat atau sahih.11

Validitas (kesahihan) dapat diartikan sebagai suatu kualitas yang menunjukkan

hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria

belajar atau tingkah laku.12 Validitas pada penelitian ini menggunakan rumus

korelasi biseral sebagai berikut:13

= −Keterangan:

γpbi : koefisien korelasi biseral

Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari

validitasnya

Mt : rerata skor total

St : standar deviasi dari skor total proporsi

p : proporsi siswa yang menjawab benar ( = )

q : proporsi siswa yang menjawab salah ( = 1 − )

Apabila γpbi ≥ rtabel maka butir soal dikatakan valid. Sebaliknya jika γpbi <

rtabel maka butir soal dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas pada

40 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 26 soal valid yakni nomor 1, 3, 5, 6,

7, 9, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, dan

40.14 Soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai instrumen tes untuk ranah

kognitif. Hasil penghitungan menggunakan program ANATES versi 4.0.

11 Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 105.12 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

REMAJA ROSDAKARYA, 2006), Cet. XIII, h. 137.13 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2012), Cet. I, h. 93.14 Lampiran 4, h. 111-112.

48

2. Reliabilitas

Reliabilitas (rely + ability = reliability) memilki makna keterpercayaan,

keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi, sehingga dapat diartikan

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.15 Rumus

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan K-R. 20 sebagai berikut:16

= − 1 − ∑Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( = 1 − )

∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Tabel 3.5. Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment17

Besarnya “r” Interpretasi

0.00 – 0.20 Sangat Rendah0.21 – 0.40 Rendah0.41 – 0.70 Sedang0.71 – 0.90 Tinggi0.91-1.00 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh hasil reliabilitas tes sebesar

0.84, yang memiliki interpretasi tinggi.18 Penghitungan dilakukan dengan

menggunakan aplikasi ANATES versi 4.0.

15 Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 105.16 Arikunto, Op. cit., h. 115.17 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet.

XXIV, h. 193.18 Lampiran 5, h. 113.

49

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah salah satu analisis kuantitatif konvensional

paling sederhana dan mudah. Soal dikatakan baik jika soal tersebut tidak terlalu

sulit dan tidak terlalu mudah. Perhitungan tingkat kesukaran diperoleh dari

proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan

keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Rumus tingkat kesukaran adalah sebagai

berikut:19

=Keterangan:

P : proporsi (indeks kesukaran)

B : jumlah siswa yang menjawab benar

N : jumlah peserta tes

Tabel 3.6. Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran20

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran

P = 0 – 0.25 SukarP = 0.26 – 0.75 Sedang

P = 0.76 – 1 Mudah

Berdasarkan hasil penghitungan dari aplikasi ANATES versi 4.0 diperoleh

bahwa terdapat 3 soal kategori mudah, 33 kategori sedang, 2 soal kategori sukar, 1

soal kategori sangat mudah, dan 1 soal kategori sangat sukar.21

4. Daya Beda

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir

soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi

19 Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 103.20 Ibid., h. 103-104.21 Lampiran 6, h. 114.

50

dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi.22 Rumus

pengukuran daya beda adalah sebagai berikut:23

= −0,5 ×Keterangan:

D = daya beda

Ba = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas

Bb = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah

N = jumlah peserta tes

Tabel 3.7. Klasifikasi dan Indeks Daya Beda24

Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Beda

0.00 – 0.20 Jelek (poor)0.21 – 0.40 Cukup (satisfactory)0.41 – 0.70 Baik (good)0.71 – 1.00 Baik sekali (excellent)

< 0.00 (negatif) Tidak baik (diabaikan)

Berdasarkan hasil penghitungan dari aplikasi ANATES versi 4.0 diperoleh

bahwa terdapat 8 butir soal yang memiliki daya pembeda baik sekali, 17 butir soal

baik, 8 butir soal cukup, 4 butir soal jelek, dan 3 butir soal tidak baik.25

I. Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan sebagai suatu cara untuk menguraikan data yang

diperoleh agar dapat dipahami oleh berbagai pihak yang ingin mengetahui hasil

penelitian. Berikut adalah analisis data yang dilakukan pada penelitian ini:

22 Arifin, Op. cit., h. 273.23 Sofyan, Feronika, dan Milama, Op. cit., h. 104.24 Arikunto, Op. cit., h. 232.25 Lampiran 7, h. 115.

51

1. Uji Retensi

Tes retensi (posttest II/retest) dilakukan untuk mengukur daya ingat

terhadap materi yang telah diberikan, dalam penelitian ini adalah pada konsep

sistem ekskresi manusia. Tes retensi (posttest II/retest) ini dilaksanakan 3 minggu

setelah posttest I. Pemilihan rentang waktu tersebut didasarkan oleh beberapa ahli

terkait pelaksanakan retest, yang menyatakan bahwa retest sudah dapat

dilaksanakan 1 minggu setelah posttest I. Penilaian retensi dapat dihitung dengan

rumus:26

Retensi = Nilai ( )Nilai I × 100%Perolehan skor retensi tersebut, kemudian dikategorikan atas empat

kategori pada tabel berikut:

Tabel 3.8. Retensi Siswa Berdasarkan Kategori

Adaptasi Penguasaan Konsep Depdikbud27

Klasifikasi Retensi Indeks Retensi

≥ 100% Sangat Baik85-99% Baik70-84% Cukup55-69% Kurang

2. Angket

Skor angket terlebih dahulu dihitung pada setiap butir pernyataan dengan

cara menentukan persentase jawaban “ya” dan “tidak”. Kemudian dicari rata-rata

26 Setiawan, Sutarto, dan Indrawati, Op. cit., h. 287.27 Fifi Afifah, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap

Retensi Siswa pada Konsep Sistem Gerak pada Manusia”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2005, h. 48, Tidak Dipublikasikan.

52

sehingga menghasilkan skor setiap indikator. Persentase respon setiap butir pada

angket tertutup dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:28

Respon = ∑ siswa yang menjawab sama∑ siswa × 100%3. Uji Prasyarat

Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan

dianalisis dengan menggunakan statistik uji “t” untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh multimedia interaktif terhadap retensi siswa. Namun, sebelumnya perlu

dilakukan uji prasyarat, antara lain:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua

kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal

atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Liliefors

(taraf signifikan α = 0,05).

Langkah-langkah pada pengujian ini dimulai dari pengamatan xi, x2, …, xn

untuk dijadikan bilangan baku zi, z2, …, zn dengan menggunakan rumus = ̅,

dimana ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.

Dalam merubah kedalam bilangan baku dilakukan dengan cara menggunakan

daftar distribusi normal baku, dihitung peluang F (zi) = P (z < zi). Selanjutnya

dihitung proporsi zi, z2, …, zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi

ini dinyatakan oleh S (zi), maka ( ) = ∑ ,, ,… . Setelah itu, dihitung

selisih ( ) − ( ) dan ditentukan harga mutlaknya. Kemudian memilih harga

yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, yang disebut Lo.

Nilai Lo lalu dibandingkan dengan Lt untuk mengetahui apakah data berdistribusi

28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT REMAJAROSDAKARYA, 2002), Cet. VIII, h. 131.

53

normal atau tidak. Apabila Lo < Lt maka data berdistribusi normal. Namun, jika

Lo > Lt maka data tidak berdistribusi normal.29

b. Uji Homogenitas

Setelah diketahui data hasil penelitian berdistribusi normal, selanjutnya

dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian homogenitas diperlukan untuk

mengetahui apakah kedua kelompok populasi homogen atau heterogen. Teknik uji

homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Fisher pada taraf

signifikan α = 0.05 dengan rumus sebagai berikut:30

=Apabila Fhitung < Ftabel maka data berasal dari populasi yang homogen.

Namun, jika Fhitung > Ftabel maka data tidak berasal dari populasi yang homogen.

4. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan penghitungan normalitas dan homogenitas maka

selanjutnya menganalisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan antara siswa yang diberi perlakuan penggunaan multimedia interaktif

dengan tidak menggunakan multimedia interaktif. Bila jumlah n1 ≠ n2 dan varians

homogen maka dapat digunakan rumus t-test dengan polled varian dengan derajat

kebebasannya (dk) = n1 + n2 - 2 pada taraf signifikan = 5% dengan rumus

sebagai berikut:31

29 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rosemata Sampurna,2010), Cet. I, h. 107-109.

30 Kadir, Op. cit., h. 118.31 Sugiyono, Op. cit., h. 273.

54

= 1 − 2( ) ( ) +Keterangan:X : rata-rata kelompok eksperimenX : rata-rata kelompok kontrolS1 : standar devisi kelompok eksperimenS2 : standar devisi kelompok kontroln : jumlah siswa kelompok eksperimenn : jumlah siswa kelompok kontrol

J. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)

Ha : µ1 ≠ µ2 (nilai rata-rata berbeda nyata)

H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia

interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa.

Ha : terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia interaktif

dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa.

dengan,

1 = 2 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1 ≠ 2 : terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini meliputi data tes objektif pilihan ganda dan

angket. Tes objektif pilihan ganda terdiri dari pretest, posttest I, dan posttest II

(retest) pada kedua kelompok, yakni kelompok eksperimen (XI IPA 1) dan

kelompok kontrol (XI IPA 2). Pretest dilakukan sebelum pembelajaran yang

bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada konsep sistem ekskresi.

Setelah kedua kelompok melaksanakan proses pembelajaran dengan perlakuan

yang berbeda pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok eksperimen dengan

menggunakan multimedia interaktif dan kelompok kontrol menggunakan media

animasi dan video, kemudian dilaksanakan posttest I yang bertujuan untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar antara sebelum dan sesudah perlakuan.

Sesudah 3 minggu dari pelaksanaan posttest I, selanjutnya diadakan posttest II

(retest) tanpa adanya pemberitahuan. Posttest II (retest) dilakukan untuk

mengukur retensi siswa pada konsep sistem ekskresi.

1. Deskripsi Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)

Berikut adalah data nilai pretest, posttest I, dan posttest II (retest)

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

Tabel 4.1. Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

DataPretest Posttest I Posttest II

Eksperimen (E) Kontrol (K) E K E KNilai Minimum 24 28 56 48 48 40Nilai Maksimum 60 64 92 84 96 76Mean 44.33 45.94 76.11 66.63 77.11 60Median 44 44 76 68 80 60Modus 44 40 76 64 72 52Standar Deviasi (SD) 11 10.28 10.01 10.27 13.06 10.31

56

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelompok

eksperimen lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Selisih nilai tersebut

sebesar 1.61. Nilai maksimum dan nilai minimum pada pretest kelompok kontrol

juga lebih unggul daripada kelompok ekskperimen. Namun, nilai pretest yang

sering muncul (modus) pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan

kelompok kontrol.

Pada nilai rata-rata posttest I kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

mengalami peningkatan. Nilai rata-rata posttest I pada kelompok eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini kebalikan saat pretest. Selisih nilai

tersebut mencapai 9.48. Kriteria lain seperti nilai maksimum, nilai minimum,

median, dan modus juga unggul pada kelompok eksperimen.

Peningkatan nilai rata-rata posttest II (retest) hanya terjadi pada kelompok

eksperimen. Sedangkan kelompok kontrol mengalami penurunan. Sehingga

selisih nilai rata-rata kedua kelompok mampu mencapai 17.11. Seperti halnya

posttest I, kriteria nilai maksimum, nilai minimum, median, dan modus unggul

pada kelompok eksperimen.

2. Data Retensi

Dalam penelitian ini jumlah siswa untuk kelompok eksperimen adalah 36

sedangkan jumlah siswa untuk kelompok kontrol adalah 35. Data hasil rata-rata

retensi siswa melalui posttest II (retest) pada kelompok eksperimen sebesar

101.01%. Sedangkan rata-rata retensi kelompok kontrol memiliki nilai yang lebih

rendah yaitu 90.07%. Hal ini menunjukan bahwa retensi siswa dengan penerapan

multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan retensi siswa yang hanya

menggunakan media animasi dan video. Berikut adalah penyajian data retensi

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

57

Tabel 4.2. Data Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tingkat RetensiKelompok Eksperimen (n=36) Kelompok Kontrol (n=35)

n % n %55-69% (Kurang) - - - -70-84% (Cukup) - - 8 22.86%85-99% (Baik) 10 27.78% 23 65.71%

≥ 100% (Sangat Baik) 26 72.22% 4 11.43%

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa tingkat retensi siswa pada

kelompok eksperimen yang mencapai ≥ 100% jumlahnya lebih banyak

dibandingkan kelompok kontrol. Bahkan, pada kelompok kontrol terdapat siswa

yang memiliki tingkat retensi cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

siswa pada kelompok eksperimen mempunyai kemampuan menyimpan konsep

dalam struktur kognitif lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.

Siswa yang memiliki tingkat retensi sangat baik (≥ 100%) dapat dikatakan

mengalami peningkatan retensi. Berikut adalah tabel pengamatan siswa yang

mengalami peningkatan retensi, tetap, dan penurunan retensi:

Tabel 4.3. Kondisi Retensi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

KondisiKelompok Eksperimen (n=36) Kelompok Kontrol (n=35)

n % n %Peningkatan Retensi 18 50% 1 2.86%

Tetap 8 22.22% 3 8.57%Penurunan Retensi 10 27.78% 31 88.57%

Berdasarkan tabel 4.3, siswa yang mengalami peningkatan retensi dan

tetap tergolong ke dalam tingkat retensi sangat baik (≥ 100%). Sedangkan siswa

yang mengalami penurunan retensi tergolong ke dalam tingkat retensi mulai dari

baik (85-99%) hingga cukup (70-84%). Semakin besar selisih antara nilai posttest

II (retest) dengan posttest I, maka siswa akan masuk ke dalam tingkat retensi

cukup (70-84%).

58

3. Angket

Setelah melakukan serangkaian penelitian pada kelompok eksperimen,

maka diberikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan

multimedia interaktif. Jumlah angket yang terkumpul dan dianalisis sebanyak 36

angket dengan total butir 15 pernyataan positif. Setiap butir pernyataan dihitung

total skornya lalu dipersentasikan sehingga dapat menginterpretasikan pernyataan

setiap butir.

Angket ini terdiri dari 7 indikator antara lain, kejelasan topik pem-

belajaran, kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa, kemudahan

penggunaan, kemampuan komponen multimedia interaktif untuk meningkatkan

retensi siswa pada materi sistem ekskresi, dukungan multimedia interaktif bagi

kemandirian belajar siswa, keteraturan desain aplikasi pembelajaran, dan

komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan lancar. Dari 7 indikator tersebut,

akan dilihat respon siswa terhadap masing-masing indikator tersebut unuk

memudahkan pembahasan. Berikut adalah data angket kelompok eksperimen:

Tabel 4.4. Data Angket Kelompok Eksperimen

No Indikator % Jawaban

1 Kejelasan topik pembelajaran. 83.33%2 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa. 97.22%3 Kemudahan penggunaan. 100%

4Kemampuan komponen multimedia interaktif untukmeningkatkan retensi siswa pada materi sistemekskresi.

96.76%

5Dukungan multimedia interaktif bagi kemandirianbelajar siswa.

93.10%

6 Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. 98.15%

7Komponen aplikasi pembelajaran berjalan denganlancar.

80.56%

92.73%

Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata siswa yang memilih jawaban “ya” pada

pernyataan positif setiap indikator mencapai di atas 75%. Penghitungan setiap

butir pernyataan dapat dilihat pada lampiran 36. Dari uraian di atas mengenai

59

penggunaan multimedia interaktif pada konsep sistem ekskresi secara

keseluruhan, diperoleh informasi bahwa penggunaan multimedia interaktif ini

dapat diterima dan mampu membantu siswa dalam meningkatkan retensi (daya

ingat) siswa.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka

terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas

dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji

Liliefors dengan taraf signifikan α = 0.05. Kriteria pengujian dikatakan

berdistribusi normal jika nilai Lo < Lt, sebaliknya jika nilai Lo > Lt berarti data

tidak berdistribusi normal.

Hasil penghitungan uji normalitas hasil pretest, posttest I, dan posttest II

(retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)

DataPretest Posttest I Posttest II

E K E K E Kn 36 35 36 35 36 35

Lo 0.095 0.118 0.071 0.078 0.077 0.124Lt 0.147 0.149 0.147 0.149 0.147 0.149

Kriteria Lo < Lt Lo < Lt Lo < Lt Lo < Lt Lo < Lt Lo < LtKesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa hasil pretest, posttest I, dan

posttest II (retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai Lt

diambil mengacu nilai pada tabel konsultasi Lilliefors pada taraf signifikansi 5%

60

dan derajat kebebasan 36. Kolom keputusan dibuat sesuai pada ketentuan

pengujian hipotesis normalitas yaitu jika Lo < Lt maka dinyatakan data

berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lo > Lt maka data dinyatakan tidak

berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai Lo kedua data

pretest, posttest I, dan posttest II (retest) lebih kecil dari nilai Lt. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. Penghitungan uji normalitas

dapat dilihat pada lampiran 23-28.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher pada taraf

signifikan 5%. Kriteria pengujian dikatakan bersifat homogen (H0 diterima) jika

nilai Fhitung < Ftabel, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima, yang berarti

kedua varians tidak homogen.

Hasil penghitungan uji homogenitas data pretest, posttest I, dan posttest II

(retest) disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)

DataPretest Posttest I Posttest II

E K E K E Kn 36 35 36 35 36 35

Fhitung 1.14 1.05 1.60Ftabel 1.74 1.74 1.74

Kesimpulan Homogen Homogen Homogen

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa uji homogenitas data pretest,

posttest I, dan posttest II (retest) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji

homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas

yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians

yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua

data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil pengitungan

pretest, posttest I, dan posttest II (retest) tersebut nilai Fhitung < Ftabel. Sehingga

61

dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen. Penghitungan

selengkapnya uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 29-31.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah data penelitian diuji kehomogenitasan dan kenormalitasannya,

diperoleh hasil bahwa data homogen dan normal kemudian langkah selanjutnya

adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui

adanya perbedaan antara pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran

biologi terhadap retensi siswa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan rumus uji-t dengan kriteria jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai

rata-rata tidak berbeda nyata) dan jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-

rata berbeda nyata).

Hasil penghitungan uji-t data pretest, posttest I, dan posttest II (retest)

disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7. Hasil Uji-t Pretest, Posttest I, dan Posttest II (Retest)

DataPretest Posttest I Posttest II

E K E K E Kn 36 35 36 35 36 35

SD 11 10.28 10.01 10.27 13.06 10.31thitung -0.633 3.919 6.080ttabel 1.658 1.658 1.658

Kesimpulan H0 diterima H0 ditolak H0 ditolak

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa perolehan nilai thitung dilakukan

penghitungan dengan menggunakan uji-t pada pretest, sehingga diperoleh thitung <

ttabel dengan dk = (36 + 35) – 2 = 69 pada taraf signifikan 5% satu arah. Dengan

demikian dapat disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

pretest kelompok eksperimen dengan pretest kelompok kontrol karena belum ada

perlakuan dari kedua kelompok tersebut. Namun perolehan nilai thitung dilakukan

penghitungan dengan menggunakan uji-t pada posttest I dan posttest II (retest),

sehingga diperoleh thitung > ttabel dengan dk = (36 + 35) – 2 = 69 pada taraf

62

signifikan 5% satu arah yang berarti Ha diterima. Diterimanya Ha menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok. Dengan kata lain

terdapat pengaruh multimedia interaktif terhadap retensi siswa pada konsep sistem

ekskresi. Penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 32-34.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembuatan multimedia interaktif melalui 11 tahapan sesuai yang

dikemukakan Deni Darmawan dalam bukunya yang berjudul “Teknologi

Pembelajaran”, terlampir pada lampiran 10. Sampai pada tahap revisi produk

akhir, ditemukan permasalahan terkait penggunaan software Macromedia

Director, walaupun software tersebut memiliki kelebihan dalam menghasilkan

multimedia interaktif yang dapat dijalankan di semua komputer tanpa harus

menggunakan player khusus. Permasalahan yang dimaksud yaitu sebagian

komponen dapat mengalami kerusakan jika multimedia interaktif dijalankan

bukan di komputer asal pembuatan multimedia interaktif. Namun demikian,

permasalahan tersebut tidak menyurutkan antusias siswa dalam menggunakan

multimedia interaktif.

Sejak di awal pertemuan pembelajaran, siswa pada kelompok eksperimen

sudah menyukai pembelajaran multimedia interaktif dengan memberikan

komentar-komentar positif. Hal tersebut diperkuat dengan adanya angket yang

diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan sebagai bukti tertulis bahwa siswa

kelompok eksperimen menyukai pembelajaran multimedia interaktif. Hasil angket

menunjukkan pada pernyataan positif rata-rata respon positif lebih dari 90%.

Telah dijelaskan pada deskripsi teoritis bahwa pembelajaran multimedia

interaktif terdiri dari beberapa komponen, antara lain teks, gambar, audio, video,

animasi, dan interaktivitas. Oleh karena itu, unsur media pada kelompok

eksperimen labih banyak dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini akan

memberikan perbedaan hasil di akhir pembelajaran dalam hal retensi siswa.

63

Penggunaan unsur video dan audio mampu meningkatkan kenyamanan

dalam pembelajaran.1 Kenyamanan ini yang membuat siswa pada kelompok

eksperimen menyukai pembelajaran multimedia interaktif. Siswa diberikan

nuansa dan pengalaman yang menyenangkan dalam mempelajari biologi melalui

multimedia interaktif.

Audio dalam multimedia interaktif adalah suara latar yang berupa musik

instrumental. Unsur media audio yang disajikan di dalam multimedia interaktif

tidak mengganggu proses belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil

penelitian yang menyatakan retensi siswa kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol. Sehingga suara latar yang berupa musik

instrumental di dalam multimedia interaktif mampu menambah konsentrasi dan

perhatian siswa pada proses pembelajaran. Seperti halnya yang dikemukakan

Canadian Association for Music Therapy dalam Salim yang menyatakan bahwa

musik dapat meningkatkan memori dan perhatian.2

Namun, penelitian ini tidak hanya untuk mengetahui apakah multimedia

interaktif digemari oleh siswa pada kelompok eksperimen. Hal yang paling utama

adalah untuk melihat apakah multimedia interaktif memberikan pengaruh

terhadap retensi siswa sebagai suatu perlakuan yang diberikan pada kelompok

eksperimen. Dalam penelitian ini, retensi diukur dengan menggunakan tes kognitif

yang dilaksanakan tiga minggu setelah akhir pembelajaran pada konsep sistem

ekskresi.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil tes retensi (posttest II)

siswa pada kelompok eksperimen lebih unggul daripada siswa pada kelompok

kontrol. Hasil uji hipotesis tes retensi pun menunjukkan Ha diterima. Diterimanya

Ha memiliki makna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua

kelompok. Begitu halnya pada hasil kategori retensi kedua kelompok, rata-rata

tingkat retensi kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.

1 Sandra Cairncross dan Mike Mannion, Interactive Multimedia and Learning:Realizing the Benefits, Journal of Innovations in Education and Teaching International, 2001, h.159.

2 Danny Salim, Pengaruh Musik terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 2 SMUK 1Salatiga, Jurnal Musik Vol. 2 No. 1, 2010, h. 27.

64

Sehingga dapat dinyatakan multimedia interaktif berpengaruh terhadap retensi

siswa dalam pembelajaran biologi.

Rata-rata retensi siswa pada kelompok eksperimen mencapai 101.01%,

memiliki makna bahwa sebagian besar siswa kelompok tersebut mengalami

peningkatan retensi. Penggunaan multimedia interaktif membuat informasi tidak

hanya dipertahankan di dalam sistem penyimpanannya, tetapi juga adanya

informasi baru yang dapat disimpan dengan baik di dalam sistem

penyimpanannya. Berbeda halnya pada kelompok kontrol yang rata-rata retensi

siswanya hanya mencapai 90.07%. Artinya, sebagian besar siswa pada kelompok

kontrol mengalami penurunan retensi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa media

pada kelonpok kontrol, yaitu media animasi dan video tidak dapat

mempertahankan informasi yang ada di dalam sistem penyimpanan.

Keberhasilan multimedia interaktif dalam meningkatkan retensi siswa

pada kelompok eksperimen bukan karena kelompok eksperimen memiliki

kemampuan lebih secara akademik. Karena sebelum melakukan uji hipotesis telah

dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji

normalitas menyatakan bahwa kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Kemudian hasil uji homogenitas juga menyatakan bahwa

kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Keberhasilan multimedia

interaktif dalam meningkatkan retensi siswa pada kelompok eksperimen dapat

ditinjau dari beberapa faktor. Berikut adalah penjelasannya:

Pertama, multimedia interaktif adalah media pembelajaran yang mampu

melibatkan lebih dari satu indera siswa.3 Kemudian Australian Academy of Herbs

& Health menyebutkan bahwa salah satu cara meningkatkan retensi adalah

dengan melibatkan banyak panca indera.4 Multimedia interaktif yang digunakan

pada kelompok eksperimen melibatkan tidak hanya berupa visual dan audio,

3 Zainal Abidin dan Asrul Bahar, Penerapan MMI untuk Meningkatkan Hasil BelajarSiswa pada KD Membuat Kue Indonesia dari Serealia dan Tepung, e-Journal Boga Vol. 2 No. 1,2013, h. 2.

4 Australian Academy of Herbs and Health, Learning Guide – Tips for Learning andIncreasing Memory Retention, 2010, h. 1, (www.aahh.com.au).

65

namun terdapat pula unsur kinestetik, yaitu siswa dituntut aktif dalam berinteraksi

dengan multimedia interaktif yang diberikan. Hal tersebut berlawanan dengan

media yang digunakan pada kelompok kontrol, yaitu media animasi dan video.

Pada media ini, indera yang dilibatkan siswa hanya visual dan audio.

Kedua, dalam kegagalan proses mengingat disebabkan oleh tidak adanya

pengulangan materi sehingga materi pun menjadi lupa. Kemudian Nwaocha

dalam Sharma menjelaskan bahwa multimedia interaktif bisa meningkatkan

antusiasme, perhatian di kelas, dan kepuasan siswa.5 Keberadaan antusiasme

siswa kelompok eksperimen dalam mempelajari biologi terkait dengan komponen

multimedia interaktif yang menarik seperti suara latar, pilihan permainan, dan

adanya komunikasi dua arah antara pengguna dengan program multimedia

interaktif. Dengan munculnya antusiasme siswa dalam mempelajari biologi berarti

akan terjadi pengulangan dalam belajar yang mengakibatkan materi bisa

tersimpan dengan baik. Sementara itu siswa pada kelompok kontrol lebih banyak

mendengarkan penjelasan dari guru dengan bantuan media animasi dan video,

tanpa adanya kemasan menarik seperti pada kelompok eksperimen.

Ketiga, multimedia pendidikan mampu membantu guru dalam

menjelaskan konsep yang sulit secara jelas dibandingkan menggunakan buku

teks.6 Sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk mengurangi lupa dalam

pembelajaran, maka pada fase pengolahan siswa diharuskan mengolah materi

dengan baik. Namun, jika konsep sistem ekskresi yang harus diolah itu sulit akan

berdampak konsep tidak akan diingat dengan baik. Disinilah unsur-unsur

multimedia interaktif diperlukan dalam menyederhanakan konsep sistem ekskresi

untuk diolah. Selain itu penggunaan multimedia interaktif menjadikan

pembelajaran lebih bermakna, sehingga sulitnya konsep sistem ekskresi mampu

diatasi dan siswapun dapat mengingat konsep dengan baik. Berbeda dengan yang

dialami siswa pada kelompok kontrol. Pengolahan konsep sistem ekskresi harus

5 Pratibha Sharma, Role Interactive Multimedia for Enhancing Students’Acievementand Retention, International Woman Online Journal of Distance Education Vol. 2, 2013, h. 15.

6 Camilan Huang, Designing High-Quality Interactive Multimedia Learning Modules,Journal of Computerized Medical Imaging and Graphics 29, 2005, h. 224.

66

banyak dilakukan oleh siswa, karena komponen-komponen media pada kelompok

kontrol belum cukup mampu untuk menyederhanakan konsep sistem ekskresi.

Perbedaan penggunaan media pembelajaran antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol berpengaruh pada retensi siswa. Komponen-komponen

dalam multimedia interaktif lebih dapat meningkatkan retensi siswa. Sedangkan

komponen-komponen dalam media animasi dan video tidak dapat meningkatkan

retensi siswa.

Meskipun peningkatan retensi tidak terjadi pada kelompok kontrol,

penelitian ini memberikan dampak lain terhadap proses pembelajaran. Kini siswa

telah merasakan pembelajaran menggunakan media animasi dan video. Karena,

pada pembelajaran sebelumnya belum ada pendayagunaan media pembelajaran

yang bersifat digital dan elektronik.

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif berpengaruh

signifikan terhadap retensi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5%

diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 6.080 > 1.658, sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima.

B. Saran

Multimedia interaktif merupakan media pembelajaran yang mampu

meningkatkan retensi siswa, oleh karena itu penggunaan multimedia interaktif

perlu diterapkan dalam proses pembelajaran. Saran-saran terkait penelitian ini

mengenai penggunaan multimedia interaktif terhadap retensi siswa, antara lain:

1. Dalam pembuatan multimedia interaktif disarankan untuk menggunakan

software selain Macromedia Director. Karena, file produk mudah corrupt,

walaupun program yang dihasilkan software tersebut dapat dijalankan tanpa

menggunakan player khusus.

2. Penelitian ini telah berhasil meningkatkan retensi siswa dalam penggunaan

multimedia interaktif pada konsep sistem ekskresi. Sehingga, penelitian

selanjutnya disarankan untuk menerapkan pada konsep lain yang memiliki

karakteristik sejenis dengan konsep sistem ekskresi, misalnya sistem saraf.

3. Retensi siswa dinyatakan meningkat setelah diukur menggunakan retest yang

dilaksanakan 3 minggu sesudah posttest. Untuk mengetahui kapan retensi

siswa mengalami penurunan, disarankan pada penelitian selanjutnya retest

dilakukan lebih dari satu kali.

68

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal dan Asrul Bahar. Penerapan MMI untuk Meningkatkan HasilBelajar Siswa pada KD Membuat Kue Indonesia dari Serealia dan Tepung.e-Journal Boga Vol. 2 No. 1, 2013.

Afifah, Fifi. “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)terhadap Retensi Siswa pada Konsep Sistem Gerak pada Manusia”. Skripsipada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta: Tidak Dipublikasikan, 2013.

Antika, Linda Tri dkk. “Perbandingan Keterampilan Metakognitif, Hasil BelajarBiologi, dan Retensi antara Siswa Berkemampuan Akademik Tinggi danRendah Kelas X SMA di Malang Melalui Strategi Problem BasedLearning (PBL)”. http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel6C3A340136224B7A657A3B5423A5514E.pdf, diakses pada tanggal 12 Juni 2014 pukul 21.27 WIB.

Ariesta, R. dan Supartono. Pengembangan Perangkat Perkuliahan KegiatanLaboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing untukMeningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan FisikaIndonesia 7, 2011.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PTRemaja Rosdakarya, Cet. IV, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,Cet. I, 2012.

Armstrong, Jay et. al. Using Director MX: Macromedia Director MX. SanFrancisco: Macromedia, Inc, 2002.

Australian Academy of Herbs and Health. “Learning Guide – Tips for Learningand Increasing Memory Retention”. www.aahh.com.au, diakses padatanggal 16 September 2013 pukul 21.00 WIB.

Bhinnety, Magda. Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi Vol. 16 No. 2.

Cairncross, Sandra dan Mike Mannion. Interactive Multimedia and Learning:Realizing the Benefits. Journal of Innovations in Education and TeachingInternational, 2001.

Darmawan, Deni. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,Cet. I, 2011.

69

Daryanto. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam MencapaiTujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media, Cet. I, 2010.

DOEACC Centre. “Syllabus & Curriculum for Certificate Course In Director”.http://www.doeacccalicut.ac.in/Certification/Syllabus/director.pdf, diaksespada tanggal 16 Juni 2014 pukul 23.54 WIB.

Efendi, Nur. Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching BerpotensiMeningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. JurnalPEDAGOGIA Vol. 2 No. 1, 2013.

Faizin, Mohammad Noor. “Penggunaan Model Pembelajaran MultimediaInteraktif (MMI) pada Konsep Listrik Dinamis untuk MeningkatkanPenguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa”.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194704171973032-MULIATI_PURWASASMITA/35_PENGGUNAAN_MODEL_PEMBELAJARAN_MULTIMEDIA_INTERAKTIF_(MMI).pdf, diakses padatanggal 28 Desemeber 2012.

Fanani, Burhan. Trik Dahsyat Membuat Ingatan Setajam Silet dengan MetodeLaci Pikiran. Yogyakarta: Mantra Books, Cet. I, 2013.

Fitriyah, Lailatul dan Mohammad Jauhar. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta:Prestasi Pustaka, Cet. I, 2014.

Ghasani, Alfa dan Magda Bhinnety E. “Efektivitas Aroma Peppermint untukMeningkatkan Performansi Memori Jangka Pendek pada Mahasiswa”.http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2671_MU.11090017.pdf, diakses padatanggal 25 Juni 2014 pukul 12.58 WIB.

Hake, Richard R. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for IntroductoryPhysics Covrses. American Journal of Physics Vol. 66 No.1, 1998.

Halim, Muhammad Abdul dkk. “Keefektifan Teknik Mnemonic untukMeningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi padaSiswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta”.http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/download/26/16, diakses pada tanggal 13 Juni 2014 pukul 22.29 WIB.

Hartati, Sri dkk. “Model Pembelajaran STAD dan GI terhadap Retensi Siswa diMAN”.http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/454/491,diakses pada tanggal 17 Juli 2013 pukul 20.20 WIB.

Hasrul. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif.Jurnal MEDTEK Vol. 2 No. 1, 2010.

70

Hendratman, Hendi dan Robby. The Magic of Macromedia Director. Bandung:INFORMATIKA, Cet. I, 2011.

Herlanti, Yanti dkk. Kontribusi Wacana Multimedia terhadap Pemahaman danRetensi Siswa (Studi Kasus pada Pembelajaran Hereditas di Kelas 3 MtsCimahi, Jurnal Pendidikan IPA: METAMORFOSA Vol. 2 No. 1, 2007.

Huang, Camilan. Designing High-Quality Interactive Multimedia LearningModules. Journal of Computerized Medical Imaging and Graphics 29,2005.

Japardi, Iskandar. “Learning and Memory”.http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi18.pdf,diakses pada tanggal 29 Desemeber 2012.

Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT RosemataSampurna, Cet. I, 2010.

Khairani, Makmun. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Cet. II,2014.

Krisnadi, Elang. “Membangun Konstruksi Pengetahuan Siswa dalamPembelajaran Matematika melalui Pemanfaatan Program MultimediaInteraktif (PMI)”.http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201147.pdf,diakses pada tanggal 16 Juli 2013 pukul 13.35 WIB.

Lake Washington Institute of Technology. “Tips for Improving MemoryTechniques”. http://selkirk.ca/sites/default/files/Learning/Selkirk-College-Learning-Success-Memory-Techniques-Workshop.pdf, diakses padatanggal 18 Juni 2014 pukul 22.45 WIB.

Laksmi, Juwita Ayu dkk. “Pengembangan Media Pembelajaran BerbasisMultimedia pada Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Ekskresi Kelas XISMA Brawijaya Smart School Malang”. http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detail-article/1/33/1089, diakses pada tanggal 12Juni 2014 pukul 00.43 WIB.

Lisana. Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran tentang Cara Berkendarayang Baik. Jurnal Teknologi Informasi Vol. 1 No. 2, 2011.

Lutz, Stacey T. dan William G. Huitt. “Information Processing and Memory:Theory and Applications”.http://www.edpsycinteractive.org/papers/infoproc.pdf, diakses padatanggal 18 Juni 2014 pukul 23.04 WIB.

Macromedia. Macromedia Director MX 2004: Getting Started with Director. SanFrancisco: Macromedia, Inc, 2004.

71

Mohler, James L. “Using Interactive Multimedia Technologies to ImproveStudent Understanding of Spatially-Dependent Engineering Concepts”,http://www.tech.purdue.edu/cg/, diakses pada tanggal 7 Desember 2012.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran (sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: GaungPersada Press, Cet. I, 2008.

Munir. Multimedia: Konsep & Aplikasinya dalam Pendidikan. Bandung: CVAlfabeta, Cet. I, 2012.

Murtie, Afin. Melatih Otak Anti Lupa dengan Metode Laci Pikiran. Yogyakarta:Media Pressindo, Cet. I, 2013.

Nandi. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi diPersekolahan. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6 No. 1,2006.

Nazriati dan Fauziatul Fajaroh. Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle dalamPembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis-Mikroskopis)terhadap Motivasi, Hasil Belajar, dan Retensi Kimia Siswa. JurnalPenelitian Kependidikan Tahun 17 No. 2, 2007.

O’Day, Danton H. The Value of Animations in Biology Teaching: A Study ofLong-Term Memory Retention. Journal of CBE-Life Sciences EducationVol. 6, 2007.

Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA, Cet. XIII, 2006.

Putra, Yovan P. dan Bayu Issetyadi. Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo, Cet. I, 2010.

Rahman, Taufik. “Peranan Pertanyaan terhadap kekuatan Retensi dalamPembelajaran Sains pada Siswa SMU”. http://educare.e-fkipunla.net/index.php/option.com, diakses pada tanggal 29 Desember2012.

Randler, Christoph dan Irene Zehender. Effectiveness of Reptile SpeciesIdentification−A Comparison of A Dichotomous Key with AnIdentification Book. Eurasia Journal of Mathematics, Science andTechnology Education Vol. 2 No. 3, 2006.

Rohrer, Doug dan Harold Pashler. Increasing Retention without Increasing StudyTime. Journal of Psychological Science Vol. 16 No. 4, 2007.

Saifudin, Ahmad. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer MataPelajaran IPS SMP. Jurnal FALASIFA. Vol .1 No.2, 2001.

Salim, Danny. Pengaruh Musik terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 2SMUK 1 Salatiga. Jurnal Musik Vol. 2 No. 1, 2010.

72

Sajidan. “Peningkatan Hasil Pembelajaran Medan Listrik MenggunakanMultimedia Interaktif di SMAN Surakarta”.http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1208915.pdf, diakses pada tanggal13 Januari 2013 pukul 21.37 WIB.

Sastromiharjo, Andoyo. “Media dan Sumber Pembelajaran”. Makalahdisampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru SekolahMenengah Pertama, 2008.

Setiawan, Agung dkk. Metode Praktikum dalam Pembelajaran Pengantar FisikaSMA: Studi pada Konsep Besaran dan Satuan Tahun Ajaran 2012-2013.Jurnal Pembelajaran Fisika Vol. 1 No. 3, 2012.

Sharma, Pratibha. Role Interactive Multimedia for EnhancingStudents’Acievement and Retention. International Woman Online Journalof Distance Education Vol. 2, 2013.

Soenarto, Sunaryo. “Multimedia Pembelajaran”.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MULTIMEDIA%20PEMBELAJARAN-23Mei2011.pdf, diakses pada tanggal 28 Desember 2012.

Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:UIN Jakarta Press, Cet. I, 2006.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet.XXIV, 2012.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT REMAJAROSDAKARYA, Cet. VIII, 2002.

Sujarwo. Peranan Guru dalam Pemberdayaan Siswa. Jurnal Dinamika PendidikanNo. 1 Th. XVII, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D). Bandung: CV Alfabeta, Cet. XIII, 2011.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA, Cet. XVII,2010.

Sulistyoningsih, Panca Agus dkk. “Pengaruh Rehearsal dan Interferensi terhadapRetensi pada Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar diKecamatan Puring Tahun Ajaran 2010/2011”.http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/635/322, diakses pada tanggal 16 Juli 2013 pukul 11.53 WIB.

Suminar, Tri. “Tinjauan Filsafati Ontologi, Epistemologi dan AksiologiManajemen Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik”.http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/download/961/898,diakses pada tanggal 27 Juni 2014 pukul 21.00 WIB.

73

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PTRemaja Rosdakarya, Cet. XV, 2010.

Tailouw, Fransisca S. “Analisis pembelajaran biologi berbasis multi mediainteraktif (MMI) pada berbagai jenjang pendidikan”.http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195107261978032-FRANSISCA_SUDARGO/Abstrak_Analisis_MMI-Fransisca.pdf,diakses pada tanggal 28 Desember 2012.

Tailouw, Fransisca dan Wawan Setiawan. Meningkatkan Pemahaman dan RetensiSiswa melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif(Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf). Jurnal Pendidikan TeknologiInformasi dan Komunikasi Vol. 1 No. 2, 2008.

Tilaar, H.A.R. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Rineka Cipta,Cet. III, 2010.

T.K., Ken Neo dan Mai Neo. Interactive Multimedia Education: UsingAuthorware as an Instructional Tool to Enhance Teaching and Learning inthe Malaysian Classroom. Journal of Educational Multimedia No. 5, 2002.

UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta: SinarGrafika, Cet. IV, 2011.

Waryanto, Nur Hadi. “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”. Makalahdisampaikan pada Kegiatan Diklat Guru SMK Muhammadiyah 3 Klaten.15 dan 21 Mei. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2008.

White, Kay. Power Memory: 27 Tips Menjadikan Otak Lebih Berdaya(Terjemahan). Bandung: Nuansa Cendikia, Cet. I, 2013.

Wijaya, Yoga Permana. “Efektivitas Pembelajaran Multimedia Interaktif BerbasisKonteks terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK”.(http://yogapermanawijaya.files.wordpress.com/2012/05/efektivitas-pembelajaran-multimedia-interaktif-berbasis-konteks-terhadap-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajar.pdf, diakses pada tanggal 16 Juli 2013pukul 13.24 WIB.

Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: SKETSA, Cet. I, 2014.

74

KISI-KISI INSTRUMEN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA

Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Bentuk Soal/Tes : Tes objektif pilihan ganda

Kurikulum : KTSP

Penyusun : Dimas Giri Putra

Alokasi Waktu : 60 menit

Jumlah Soal : 40

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau

penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang

dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan

serangga).

Sub Konsep Indikator Aspek Kognitif Jumlah Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6

Sistem ekskresi Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi. 2, 3* 1* 4 4

Hati Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi. 7* 6* 8 5* 4

Paru-paru Mendeskripsikan struktur dan fungsi 10 9* 2

Lampiran 1

75

paru-paru sebagai organ ekskresi. Kulit Mendeskripsikan struktur dan fungsi

kulit sebagai organ ekskresi. 13 11*, 12 14, 15*, 16* 17* 7

Ginjal Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin. 18* 21*, 24,

26*, 27* 19*, 20*,

23* 22, 29* 25, 28* 12

Gangguan pada sistem ekskresi manusia

Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia. 32, 36 31*, 34* 30*, 33* 35* 7

Sistem ekskresi pada hewan

Mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan. 39 40* 2

Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang. 37* 38 2

Jumlah Soal 5 10 9 9 5 2 40 Keterangan:

* soal yang digunakan sebagai alat tes (pretest, posttest I,dan posttest II/retest)

76

KISI-KISI INSTRUMEN TES OBJEKTIF PILIHAN GANDA

Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Bentuk Soal/Tes : Tes objektif pilihan ganda

Kurikulum : KTSP

Penyusun : Dimas Giri Putra

Alokasi Waktu : 60 menit

Jumlah Soal : 40

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau

penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang

dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan

serangga).

Sub Konsep Indikator Soal Soal Jawaban Tingkat

Kognitif

No. Butir

Soal

Sistem ekskresi Membedakan pengertian

ekskresi, sekresi, dan

Pernyataan yang benar mengenai defekasi

pada manusia adalah …

D C2 1

77

defekasi. a. Proses pengeluaran sisa-sisa makanan

yang disebut feses dan dikeluarkan

melalui kloaka.

b. Proses pengeluaran getah oleh sel dan

kelenjar.

c. Pengeluaran bahan-bahan yang tidak

berguna yang berasal dari sisa

metabolisme atau bahan yang berlebihan

dari sel atau suatu organisme.

d. Proses pengeluaran sisa-sisa makanan

yang disebut feses dan dikeluarkan

melalui anus.

e. Pengeluaran bahan-bahan yang masih

berguna yang berasal dari sisa

metabolisme atau bahan yang berlebihan

dari sel atau suatu organisme.

Menyebutkan organ

ekskresi manusia.

Perhatikan beberapa organ tubuh manusia di

bawah ini!

1. paru-paru 4. Jantung

B C1 2

78

2. ginjal 5. Lambung

3. limpa

Di antara organ-organ tersebut yang

berfungsi sebagai organ ekskresi adalah …

a. 1 dan 2 d. 2 dan 5

b. 1 dan 3 e. 3 dan 5

c. 2 dan 4

Mengidentifikasi hasil

ekskresi organ ekskresi

manusia.

Pasangan yang tepat nama organ ekskresi

dan hasil ekskresinya adalah …

Organ

Ekskresi

Zat yang

diekskresikan

a Ginjal Urea dan glukosa

b Kulit Oksigen dan uap air

c Hati Amonia dan uap air

d Paru-paru Karbondioksida dan

uap air

e Lambung HCl

D C1 3

79

Menganalisis zat sisa. Dalam proses metabolisme akan dihasilkan

zat sisa:

1. air

2. CO2

3. senyawa N

4. logam berat

5. garam-garam mineral

Melalui proses metabolisme protein akan

dihasilkan zat-zat sampah antara lain …

a. 1, 3, dan 5 d. 1, 2, dan 4

b. 2, 4, dan 5 e. 3, 4, dan 5

c. 1, 2, dan 3

C C4 4

Hati Menemukan proses

pembentukan zat warna

empedu.

Zat warna empedu berasal dari bilirubin dan

biliverdin yang terbentuk dari …

a. Perombakan eritrosit yang telah tua

b. Perombakan hormon-hormon kelenjar

hipofisis

c. Perombakan trombosit yang telah tua

d. Sintesis protein di ribosom

A C4 5

80

e. Penyusunan asam lemak dan gliserol

Menjelaskan fungsi organ

hati.

Di bawah ini merupakan fungsi hati, kecuali

...

a. Mendetoksifikasi senyawa racun

b. Mengubah glikogen menjadi glukosa

c. Membentuk urea dan asam urat

d. Mengubah glukosa menjadi glikogen

e. Menyimpan vitamin B, C, serta zat besi

E C2 6

Menjelaskan struktur

organ hati.

Pembungkus organ hati disebut …

a. Pleura

b. Meninges

c. Kapsula hepatica

d. Kapsula renalis

e. Skrotum

C C1 7

Menentukan struktur

organ hati pada gambar.

Perhatikan gambar di bawah ini! B C3 8

81

Bagian yang ditunjuk bernama …

a. Vesika urinaria

b. Vesika felea

c. Vesika vovea

d. Vesika seminalis

e. Vesika urogonia

Paru-paru Merancang proses

ekskresi pada organ paru-

paru.

Cara termudah untuk membuktikan bahwa

paru-paru mengeluarkan uap air adalah

dengan …

a. Menggunakan kertas kobalt

b. Menghembuskan nafas di dalam air

c. Menghembuskan nafas ke cermin

d. Meniup air kapur

e. Menggunakan alumunium foil

C C6 9

82

Menyimpulkan cara

proses pengangkutan

CO2.

Salah satu eskret paru-paru adalah CO2.

Proses pengeluaran gas tersebut dapat

dilakukan dengan berbagai cara, kecuali …

a. Terlarut dalam plasma darah

b. Berikatan dengan hemoglobin

c. Berikatan dengan urea

d. Dalam bentuk ion HCO3-

e. Melalui pertukaran klorida

C C5 10

Kulit Menentukan struktur

organ kulit pada gambar.

Gambar di bawah ini untuk mengerjakan

soal nomor 11 dan 12.

C C3 11

83

Bagian yang ditunjuk nomor 1, 2, 3 secara

berurutan adalah …

a. Rambut, pori-pori, dan kelenjar keringat

b. Rambut, pori-pori, dan kelenjar minyak

c. Pori-pori, rambut, dan kelenjar keringat

d. Pori-pori, rambut, dan kelenjar minyak

e. Pori-pori, rambut, dan saraf

Menentukan lapisan

organ kulit pada gambar.

Bagian yang ditunjuk a, b, c secara

berurutan adalah …

a. Kulit ari, kulit jangat, dan lapisan

subkutan

b. Kulit jangat, kulit ari, dan lapisan

A C3 12

84

subkutan

c. Dermis, epidermis, dan lapisan subkutan

d. Epidermis, kulit ari, dan lapisan subkutan

e. Dermis, kulit jangat, dan lapisan

subkutan

Menjelaskan fungsi organ

kulit.

Selain sebagai alat ekskresi, kulit manusia

juga mempunyai fungsi sebagai berikut,

kecuali …

a. Membentuk vitamin D

b. Sebagai indera peraba

c. Mengatur suhu tubuh

d. Mengatur kadar gula dalam darah

e. Melindungi tubuh dari kuman

D C2 13

Menganalisis proses yang

terjadi dalam organ kulit.

Keluar keringat yang berlebihan

mengakibatkan warna kulit menjadi merah,

hal ini disebabkan oleh …

a. Penyempitan pembuluh darah di lapisan

dermis

B C4 14

85

b. Pelebaran pembuluh darah di lapisan

dermis

c. Suhu tubuh tidak stabil

d. Suhu tubuh tetap

e. Kurangnya cairan dalam tubuh

Menganalisis efek

penggunaan krim pemutih

teradap kulit.

Krim pemutih dapat membuat seseorang

memiliki kulit yang putih karena adanya …

a. Pengubahan warna pigmen kulit pada

epidermis di lapisan stratum granulosum

b. Percepatan regenerasi sel pada lapisan

dermis

c. Aktivitas penutup sel gelap oleh

kandungan krim

d. Percepatan proses mitosis melonosit pada

epidermis

e. Peluntur warna gelap oleh kandungan

krim

D C4 15

86

Menganalisis proses yang

terjadi pada kulit.

Alasan utama manusia berkeringat adalah …

a. Melindungi tubuh dari kuman

b. Mencegah mengerutnya kulit

c. Menjaga suhu tubuh

d. Melindungi tubuh dari sengatan matahari

e. Meminyaki rambut

C C4 16

Menghubungkan proses

yang terjadi pada kulit

dengan proses yang

terjadi pada ginjal.

Efek yang terjadi jika manusia banyak

berkeringat adalah …

a. banyak urin yang dihasilkan

b. urin menjadi lebih encer

c. urin berisi lebih banyak protein

d. urin mengandung presentase urea lebih

tinggi

e. urin mengandung lebih banyak gula

D C6 17

Ginjal Menjelaskan struktur

organ ginjal.

Satuan unit terkecil di ginjal yang bertugas

membentuk urin adalah …

a. kapsula bowman

b. glomerulus

D C1 18

87

c. tubulus

d. nefron

e. neuron

Menentukan struktur

yang terkait dalam urutan

keluarnya urin pada

gambar.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Ureter dan uretra berperan dalam

mengalirkan urin dari ginjal. Secara

berurutan uretra dan ureter ditunjukkan oleh

nomor …

a. 1 dan 2 d. 3 dan 5

b. 2 dan 3 e. 5 dan 3

c. 3 dan 2

D C3 19

88

Menentukan struktur

organ ginjal pada gambar.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Bagian ginjal yang terdapat lengkung henle

ditunjukkan nomor …

a. 1 d. 4

b. 2 e. 5

c. 3

E C3 20

Menjelaskan proses

pembentukan urin.

Proses yang terjadi di dalam ginjal antara

lain:

1) Augmentasi

2) Filtrasi

3) Reabsorpsi

C C2 21

89

Urutan yang benar pada proses pmbentukan

urin adalah …

a. 1, 2, 3 d. 2, 1, 3

b. 3, 2, 1 e. 3, 1, 2

c. 2, 3, 1

Menganalisis struktur

ginjal pada medula dan

korteks.

Pada bagian korteks tampak lebih gelap

daripada medula, hal ini diebabkan oleh …

a. Korteks berada lebih luar dari medula

b. Korteks dilapisi oleh kapsul

c. Korteks memiliki kapiler di setiap arteri

renal

d. Medula hanya terdiri dari kapsul

bowman dan glomerolus

e. Medula hanya terdiri dari tubulus

pengumpul

C C4 22

Menentukan struktur

nefron pada gambar.

Perhatikan gambar di bawah ini! A C3 23

90

Darah dalam ginjal akan mengalami proses

penyaringan di dalam …

a. 1 dan 2 d. 4 dan 5

b. 2 dan 3 e. 5 dan 6

c. 3 dan 4

Menjelaskan hormon

yang mempengaruhi

proses reabsorpsi.

Reabsorpsi ion kalsium di tubulus

kolektivus ginjal dibantu oleh hormon …

a. ADH d. Paratiroid

b. ABH e. Insulin

c. Aldosteron

D C2 24

91

Membandingkan kadar

kandungan yang terdapat

di urin dan plasma darah.

Zat berikut kadarnya lebih tinggi di urin

dibanding di plasma darah, kecuali …

a. Urea

b. Kreatinin

c. Bilirubin

d. Glukosa

e. Melanin

D C5 25

Menjelaskan kandungan

urin.

Urea, asam urat, dan zat-zat sampah yang

tidak digunakan tubuh paling banyak

terdapat di …

a. urin primer d. filtrat tubulus

b. filtrat glomerulus e. kapsul Bowman

c. urin sekunder

C C2 26

Membedakan kandungan

urin primer dan urin

sekunder.

Pasangan yang tepat kandungan urin primer

dan sekunder adalah …

Urin Primer Urin Sekunder

a Glukosa Protein

b Glukosa Urea

B C2 27

92

c Air Protein

d Asam amino Protein

e Protein Glukosa

Menyimpulkan percobaan

kandungan dalam urin.

Jika urin diberi reagen Benedict dan setelah

dipanasi menjadi berwarna jingga berarti

urin tersebut mengandung …

a. albumin d. glukosa

b. asam amino e. lemak

c. amilum

D C5 28

Mengaitkan proses yang

terjadi dalam ginjal

dengan teknologi terkini.

Dialisis darah pada mesin ginjal buatan

menggunakan prinsip ….

a. difusi sederhana

b. osmosis

c. transpor aktif

d. filtrasi

e. reabsorpsi

A C4 29

93

Gangguan pada

sistem ekskresi

manusia

Menganalisis penyakit

yang terjadi pada organ

hati.

Penyakit kuning terjadi apabila empedu

masuk ke peredaran darah, hal ini

disebabkan oleh …

a. racun menyebar

b. pembuluh empedu tersumbat

c. kebocoran cairan empedu

d. rusaknya penyaring

e. hilangnya urobilin

B C4 30

Menjelaskan bagian

organ paru-paru yang

terserang penyakit pada

gambar.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Apabila bagian yang ditunjuk terjadi radang

disebut penyakit …

a. Sinusitis d. Bronkitis

D C3 31

94

b. TBC e. Emfisema

c. Pneumonia

Menjelaskan penyakit

yang menyerang organ

kulit.

Parasit insekta Sarcoptes scabies dapat

mengganggu sistem ekskresi pada kulit yang

mengakibatkan penyakit …

a. kudis d. kutu air

b. jerawat e. kutil

c. panu

A C2 32

Menganalisis penyakit

yang menyerang kerja

ginjal.

Orang yang memiliki penyakit ginjal

dianjurkan tidak makan telur, alasannya

adalah ….

a. kelebihan protein telur tidak dapat

disimpan dalam hati dan ginjal

b. pencernaan protein telur membentuk

asam amino akan menyebabkan ginjal

bekerja keras

c. kelebihan asam amino akan diuraikan

menjadi urea dan menyebabkan ginjal

C C4 33

95

bekerja keras

d. lemak dari bagian kuning telur

merangsang produksi empedu

e. lemak dari telur memperberat kerja ginjal

Menentukan bagian dari

nefron yang terjadi

gangguan pada gambar.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika urin mengandung protein, kemungkinan

kelainan terjadi pada bagian yang ditunjuk

nomor …

a. 1, 2 c. 2, 3 e. 5, 6

b. 1, 3 d. 3, 4

D C3 34

96

Menyimpulkan gangguan

pada ginjal yang

disebabkan oleh bakteri.

Berikut adalah gangguan pada ginjal yang

disebabkan karena bakteri adalah …

a. Diabetes mellitus d. Albuminuria

b. Nefritis e. Ketosis

c. Batu ginjal

B C5 35

Menjelaskan ciri-ciri

seseorang yang terkena

penyakit pada organ

ginjalnya.

Ditemukannya eritrosit dalam urin

merupakan ciri seseorang terkena penyakit

a. Hematuria d. Ketosis

b. Uremia e. Glikosuria

c. Oedema

A C2 36

Sistem ekskresi

pada hewan

Menjelaskan alat ekskresi

dan hasil eskret hewan

insekta.

Alat ekskresi dan bahan yang di ekskresikan

pada insekta adalah ….

a. opsitonefros dan asam urat

b. pronefros dan amonia

c. buluh malpighi dan asam urat

d. nefridium dan asam urat

e. sel api dan amonia

C C2 37

97

Menentukan struktur alat

ekskresi belalang pada

gambar.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Bagian yang menunjukkan pembuluh

malphigi adalah …

a. e d. b

b. d e. a

c. c

A C3 38

Menjelaskan alat ekskresi

ikan.

Alat ekskresi pada ikan berupa …

a. ginjal pronefros

b. ginjal metanefros

c. ginjal eksonefros

d. ginjal endonefros

e. ginjal mesonefros

E C1 39

98

Menyimpulkan perbedaan

sistem ekskresi ikan air

tawar dan ikan air laut.

Perhatikan hal-hal berikut:

1. Bersifat hiperosmotik

2. Banyak minum

3. Tidak banyak minum

4. Mengeluarkan urin sedikit

5. Mengeluarkan urin banyak

Ciri-ciri ikan yang hidup di air tawar adalah

a. 1 dan 4

b. 2 dan 4

c. 1 dan 3

d. 2 dan 5

e. 3 dan 4

C C5 40

139

LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK AHLI MATERI

Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi

Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA

Peneliti : Dimas Giri Putra

Petunjuk Pengisian

1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari

Bapak/Ibu sebagai Ahli Materi tentang kualitas materi pembelajaran yang

dikemas dalam multimedia interaktif.

2. Lembar validasi ini terdiri dari aspek isi, kebahasaan, efek multimedia

interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.

3. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu

sebagai Ahli Materi akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan

kualitas multimedia interaktif ini.

4. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat

memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan

keterangan:

Sangat Baik : 5

Baik : 4

Cukup : 3

Kurang : 2

Sangat Kurang : 1

5. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini,

saya ucapkan terimakasih.

A. Penilaian Kelayakan Aspek Materi

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1 Kesesuaian isi multi- Materi yang disam- √

Lampiran 15

140

media interaktif

dengan Kompetensi

Dasar (KD) dan

Tujuan Pembelajaran.

paikan relevan/se-

suai dengan Kom-

petensi Dasar (KD)

dan Tujuan Pem-

belajaran.

2

Kebenaran konsep

materi ditinjau dari

aspek keilmuan.

Konsep dan definisi

yang disajikan sesuai

dengan konsep dan

definisi yang berlaku

dalam bidang ilmu

biologi.

3

Kejelasan topik pem-

belajaran.

Topik yang dibahas

dapat dimengerti

dengan jelas.

4

Keruntutan materi. Materi mengenai sis-

tem ekskresi dibahas

secara runtut.

5

Cakupan materi. Materi sistem eks-

kresi telah tercakup

secara keseluruhan

dalam aplikasi.

6

Ketuntasan materi. Materi sistem eks-

kresi dibahas secara

tuntas.

7

Kesesuaian evaluasi

dengan materi dan

tujuan pembelajaran.

Evaluasi yang di-

berikan sesuai de-

ngan materi dan

tujuan pembelajaran.

8 Kebenaran kunci

jawaban yang di-

Kunci jawaban yang

disajikan telah benar √

141

sajikan. dan sesuai dengan

kaidah yang ada.

9

Ketepatan teks, suara,

gambar, animasi, vi-

deo, dan interak-

tivitas dengan materi.

Komponen multi-

media interaktif se-

suai dengan materi

yang dibahas.

B. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1

Kejelasan informasi

mengenai cara peng-

gunaan multimedia

interaktif.

Petunjuk peng-

gunaan multimedia

interaktif dijelaskan

secara lengkap.

2

Kesesuaian bahasa

dengan tingkat ber-

pikir siswa.

Bahasa yang di-

gunakan sesuai

dengan tingkat ber-

pikir siswa SMA

kelas XI IPA.

3

Ketepatan istilah. Istilah-istilah yang

digunakan tepat dan

sesuai dengan bi-

dang biologi.

4

Kesantunan peng-

gunaan bahasa.

Penggunaan bahasa

yang tetap santun

dan tidak me-

ngurangi nilai-nilai

pendidikan.

142

C. Penilaian Kelayakan Efek Multimedia Interaktif terhadap Strategi

Pembelajaran

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1

Kemudahan peng-

gunaan.

Aplikasi pem-

belajaran mudah

untuk digunakan

dalam proses pem-

belajaran siswa baik

secara mandiri

maupun di dalam

kelas.

2

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

nambah motivasi

siswa dalam mem-

pelajari biologi.

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu menambah

motivasi siswa da-

lam mempelajari

mata pelajaran

biologi.

3

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

nguatkan pemahaman

siswa pada materi

sistem ekskresi.

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu menguatkan

pemahaman siswa

143

pada materi sistem

ekskresi.

4

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

ningkatkan retensi

siswa pada materi

sistem ekskresi.

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu me-

ningkatkan pe-

mahaman siswa pada

materi sistem

ekskresi.

5

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk mem-

perluas wawasan

siswa.

Aplikasi pem-

belajaran mampu

memperluas wawa-

san siswa dalam

bidang biologi.

6

Dukungan multimedia

interaktif bagi ke-

mandirian belajar

siswa.

Aplikasi pem-

belajaran men-

dukung siswa untuk

dapat belajar mata

pelajaran biologi

secara mandiri.

D. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1 Keteraturan desain

aplikasi pembelajaran.

Desain aplikasi pem-

belajaran telah ter-√

144

atur dan konsisten

sehingga menarik

bagi siswa.

2

Komponen aplikasi

pembelajaran berjalan

dengan lancar.

Tidak adanya ke-

salahan (error) pada

komponen aplikasi

pembelajaran di

setiap menu.

E. Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

Nama Validator : Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

Instansi : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

145

LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK AHLI MEDIA

Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi

Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA

Peneliti : Dimas Giri Putra

Petunjuk Pengisian

1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari

Bapak/Ibu sebagai Ahli Media tentang kualitas materi pembelajaran yang

dikemas dalam multimedia interaktif.

2. Lembar validasi ini terdiri dari aspek kebahasaan, efek multimedia interaktif

terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.

3. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu

sebagai Ahli Media akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan

kualitas multimedia interaktif ini.

4. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat

memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan

keterangan:

Sangat Baik : 5

Baik : 4

Cukup : 3

Kurang : 2

Sangat Kurang : 1

5. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini,

saya ucapkan terimakasih.

A. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1 Kejelasan informasi Petunjuk peng- √

Lampiran 16

146

mengenai cara peng-

gunaan multimedia

interaktif.

gunaan multimedia

interaktif dijelaskan

secara lengkap.

2

Kesesuaian bahasa

dengan tingkat ber-

pikir siswa.

Bahasa yang di-

gunakan sesuai

dengan tingkat ber-

pikir siswa SMA

kelas XI IPA.

3

Kesantunan peng-

gunaan bahasa.

Penggunaan bahasa

yang tetap santun

dan tidak me-

ngurangi nilai-nilai

pendidikan.

B. Penilaian Kelayakan Efek Multimedia Interaktif terhadap Strategi

Pembelajaran

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1

Kemudahan peng-

gunaan.

Aplikasi pem-

belajaran mudah

untuk digunakan

dalam proses pem-

belajaran siswa baik

secara mandiri

maupun di dalam

kelas.

2

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

147

nambah motivasi

siswa dalam mem-

pelajari biologi.

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu menambah

motivasi siswa da-

lam mempelajari

mata pelajaran

biologi.

3

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

nguatkan pemahaman

siswa pada materi

sistem ekskresi.

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu menguatkan

pemahaman siswa

pada materi sistem

ekskresi.

4

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

ningkatkan retensi

siswa pada materi

sistem ekskresi.

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu me-

ningkatkan pe-

mahaman siswa pada

materi sistem

ekskresi.

5

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk mem-

perluas wawasan

Aplikasi pem-

belajaran mampu

memperluas wawa-

san siswa dalam

148

siswa. bidang biologi.

6

Dukungan multimedia

interaktif bagi ke-

mandirian belajar

siswa.

Aplikasi pem-

belajaran men-

dukung siswa untuk

dapat belajar mata

pelajaran biologi

secara mandiri.

C. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1

Keteraturan desain

aplikasi pembelajaran.

Desain aplikasi pem-

belajaran telah ter-

atur dan konsisten

sehingga menarik

bagi siswa.

2

Pemilihan jenis dan

ukuran huruf men-

dukung media men-

jadi lebih menarik.

Jenis dan ukuran

huruf yang dipilih

sudah tepat dan

menjadikan multi-

media interaktif

lebih menarik.

3

Pemilihan simbol

mendukung media

menjadi lebih me-

narik.

Simbol-simbol yang

digunakan di setiap

menu sudah tepat

dan menjadikan

multimedia interaktif

lebih menarik.

4 Pemilihan warna. Warna yang dipilih √

149

dan perpaduannya

telah sesuai dan

menarik.

5

Kesinambungan tran-

sisi antar halaman.

Transisi halaman di

setiap menu telah

memiliki kesinam-

bungan.

6

Komponen aplikasi

pembelajaran berjalan

dengan lancar.

Tidak adanya ke-

salahan (error) pada

komponen aplikasi

pembelajaran di

setiap menu.

D. Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran

150

LEMBAR VALIDASI MULTIMEDIA INTERAKTIF

UNTUK GURU

Materi Pelajaran : Sistem Ekskresi

Sasaran Program : Siswa SMA Kelas XI IPA

Peneliti : Dimas Giri Putra

Petunjuk Pengisian

1. Lembar validasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari

Bapak/Ibu tentang kualitas materi pembelajaran yang dikemas dalam

multimedia interaktif.

2. Lembar validasi ini terdiri dari aspek isi, kebahasaan, efek multimedia

interaktif terhadap strategi pembelajaran, dan tampilan menyeluruh.

3. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/Ibu akan

sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas multimedia

interaktif ini.

4. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat

memberikan tanda “ √ ” untuk setiap pendapat Bapak/Ibu pada kolom dengan

keterangan:

Sangat Baik : 5

Baik : 4

Cukup : 3

Kurang : 2

Sangat Kurang : 1

5. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini,

saya ucapkan terimakasih.

A. Penilaian Kelayakan Aspek Materi

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1 Kesesuaian isi multi- Materi yang disam- √

Lampiran 17

151

media interaktif

dengan Kompetensi

Dasar (KD) dan

Tujuan Pembelajaran.

paikan relevan/se-

suai dengan Kom-

petensi Dasar (KD)

dan Tujuan Pem-

belajaran.

2

Kebenaran konsep

materi ditinjau dari

aspek keilmuan.

Konsep dan definisi

yang disajikan sesuai

dengan konsep dan

definisi yang berlaku

dalam bidang ilmu

biologi.

3

Kejelasan topik pem-

belajaran.

Topik yang dibahas

dapat dimengerti

dengan jelas.

4

Keruntutan materi. Materi mengenai sis-

tem ekskresi dibahas

secara runtut.

5

Cakupan materi. Materi sistem eks-

kresi telah tercakup

secara keseluruhan

dalam aplikasi.

6

Ketuntasan materi. Materi sistem eks-

kresi dibahas secara

tuntas.

7

Kesesuaian evaluasi

dengan materi dan

tujuan pembelajaran.

Evaluasi yang di-

berikan sesuai de-

ngan materi dan

tujuan pembelajaran.

8 Kebenaran kunci

jawaban yang di-

Kunci jawaban yang

disajikan telah benar √

152

sajikan. dan sesuai dengan

kaidah yang ada.

9

Ketepatan teks, suara,

gambar, animasi, vi-

deo, dan interak-

tivitas dengan materi.

Komponen multi-

media interaktif se-

suai dengan materi

yang dibahas.

B. Penilaian Kelayakan Aspek Kebahasaan

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1

Kejelasan informasi

mengenai cara peng-

gunaan multimedia

interaktif.

Petunjuk peng-

gunaan multimedia

interaktif dijelaskan

secara lengkap.

2

Kesesuaian bahasa

dengan tingkat ber-

pikir siswa.

Bahasa yang di-

gunakan sesuai

dengan tingkat ber-

pikir siswa SMA

kelas XI IPA.

3

Ketepatan istilah. Istilah-istilah yang

digunakan tepat dan

sesuai dengan bi-

dang biologi.

4

Kesantunan peng-

gunaan bahasa.

Penggunaan bahasa

yang tetap santun

dan tidak me-

ngurangi nilai-nilai

pendidikan.

153

C. Penilaian Kelayakan Efek Multimedia Interaktif terhadap Strategi

Pembelajaran

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1

Kemudahan peng-

gunaan.

Aplikasi pem-

belajaran mudah

untuk digunakan

dalam proses pem-

belajaran siswa baik

secara mandiri

maupun di dalam

kelas.

2

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

nambah motivasi

siswa dalam mem-

pelajari biologi.

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu menambah

motivasi siswa da-

lam mempelajari

mata pelajaran

biologi.

3

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

nguatkan pemahaman

siswa pada materi

sistem ekskresi.

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu menguatkan

pemahaman siswa

154

pada materi sistem

ekskresi.

4

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk me-

ningkatkan retensi

siswa pada materi

sistem ekskresi.

Komponen aplikasi

pembelajaran seperti

animasi, video,

gambar, suara, teks,

dan interaktivitas

mampu me-

ningkatkan pe-

mahaman siswa pada

materi sistem

ekskresi.

5

Kemampuan kom-

ponen multimedia

interaktif untuk mem-

perluas wawasan

siswa.

Aplikasi pem-

belajaran mampu

memperluas wawa-

san siswa dalam

bidang biologi.

6

Dukungan multimedia

interaktif bagi ke-

mandirian belajar

siswa.

Aplikasi pem-

belajaran men-

dukung siswa untuk

dapat belajar mata

pelajaran biologi

secara mandiri.

D. Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

No Indikator Deskripsi

Skala

Penilaian Kritik/

Saran 5 4 3 2 1

1 Keteraturan desain

aplikasi pembelajaran.

Desain aplikasi pem-

belajaran telah ter-√

155

atur dan konsisten

sehingga menarik

bagi siswa.

2

Komponen aplikasi

pembelajaran berjalan

dengan lancar.

Tidak adanya ke-

salahan (error) pada

komponen aplikasi

pembelajaran di

setiap menu.

E. Komentar Bapak/Ibu secara Keseluruhan terhadap Aplikasi Pembelajaran

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

Nama Validator : Susi Indriyani, M.M

Instansi : SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan

156

REKAPITULASI PENILAIAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

Multimedia interaktif divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru, masing-masing yaitu dosen pembimbing, Pusat

Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan guru mata pelajaran biologi SMAN 5 Tangerang Selatan melalui lembar

validasi yang telah dibuat dengan cara memberikan penilaian pada 5 skala penilaian (5: sangat baik; 4: baik; 3: cukup; 2: kurang; 1:

sangat kurang). Berikut adalah penilaiannya:

Aspek No. Indikator Validator Rata-

Rata Ahli Materi Ahli Media Guru

Aspek Isi

1

Kesesuaian isi multimedia interaktif dengan

Kompetensi Dasar (KD) dan Tujuan

Pembelajaran.

5 - 5 5

2 Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek

keilmuan. 4 - 5 ≈5

3 Kejelasan topik pembelajaran. 4 - 4 4

4 Keruntutan materi. 4 - 4 4

5 Cakupan materi. 4 - 4 4

6 Ketuntasan materi. 4 - 4 4

Lampiran 18

157

7 Kesesuaian evaluasi dengan materi dan

tujuan pembelajaran. 3 - 5 4

8 Kebenaran kunci jawaban yang disajikan. 4 - 5 ≈5

9 Ketepatan teks, suara, gambar, animasi,

video, dan interaktivitas dengan materi. 4 - 5 ≈5

Aspek Kebahasaan 10

Kejelasan informasi mengenai cara

penggunaan multimedia interaktif. 3 4 3 ≈3

11 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir

siswa. 4 2 3 3

12 Ketepatan istilah. 4 - 5 ≈5

13 Kesantunan penggunaan bahasa. 4 3 4 ≈4

Efek bagi Strategi

Pembelajaran

14 Kemudahan penggunaan. 3 4 4 ≈4

15

Kemampuan komponen multimedia

interaktif untuk menambah motivasi siswa

dalam mempelajari biologi.

4 4 4 4

16

Kemampuan komponen multimedia

interaktif untuk menguatkan pemahaman

siswa pada materi sistem ekskresi.

4 2 4 ≈3

158

17

Kemampuan komponen multimedia

interaktif untuk meningkatkan retensi siswa

pada materi sistem ekskresi.

4 3 4 ≈3

18 Kemampuan komponen multimedia

interaktif untuk memperluas wawasan siswa. 4 3 4 ≈3

19 Dukungan multimedia interaktif bagi

kemandirian belajar siswa. 4 4 4 4

Tampilan Menyeluruh 20 Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. 5 2 5 4

21 Pemilihan jenis dan ukuran huruf

mendukung media menjadi lebih menarik. - 3 - 3

22 Pemilihan simbol mendukung media menjadi

lebih menarik. - 2 - 2

23 Pemilihan warna. - 2 - 2

24 Kesinambungan transisi antar halaman. - 2 - 2

25 Komponen aplikasi pembelajaran berjalan

dengan lancar. 3 4 4 ≈3

Rata-Rata ≈4 ≈3 ≈4

159

Berdasarkan penilaian di atas oleh ahli materi, ahli media, dan guru, maka dihasilkan beberapa perbaikan sebagai hasil revisi

produk multimedia interaktif, antara lain:

1. Tampilan multimedia interaktif dibuat fullscreen.

2. Dalam multimedia interaktif disisipkan indikator pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Menu games diperbaiki supaya dapat digunakan dengan baik.

4. Fungsi icon diperbaiki supaya dapat digunakan dengan baik.

5. Transisi opening ke menu utama diperjelas.

160

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II

Pertemuan : Ke-1 (Satu)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

Standar Kompetensi 3.

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan

dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar 3. 5.

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan

hewan (misalnya pada ikan dan serangga).

Indikator

1. Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.

2. Mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi.

3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi.

4. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.

2. Siswa mampu menyebutkan organ ekskresi manusia.

3. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ

ekskresi.

Lampiran 19

161

4. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai

organ ekskresi.

5. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ

ekskresi manusia.

Karakter siswa yang diharapkan:

Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,

mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.

B. Materi Pembelajaran

Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam

tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ

ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati.

Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia

terdiri dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa

metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian,

yaitu epidermis dan dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga

berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan

makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam

tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan

kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit antara lain, jerawat, panu, edema,

dsb.

Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ

ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa

metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus.

Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis,

tonsilitis, dsb.

162

C. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : ekspositori

2. Metode : ceramah dan tanya jawab

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Tatap Muka (90 Menit)

Kegiatan

Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

Kegiatan

Awal

Guru memberi-

kan salam kepada

siswa.

Guru mengabsen

kehadiran siswa.

Guru memberi-

kan pretest.

Orientasi

Guru memberita-

hukan materi

yang akan disam-

paikan, yaitu,

tentang perbeda-

an ekskresi, se-

kresi, dan defe-

kasi serta organ

ekskresi manusia

(kulit dan paru-

paru) beserta

tujuan pem-

belajaran.

Siswa menjawab

salam.

Siswa menyata-

kan kehadiran.

Siswa mengerja-

kan.

Siswa menyiap-

kan materi yang

akan dipelajari.

45

Religius

Jujur dan

disiplin

Mandiri, ju-

jur, dan di-

siplin

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

163

Motivasi dan

Apersepsi

Guru memberi-

kan pertanyaan,

“Apakah yang

dimaksud dengan

ekskresi? Apakah

perbedaannya

dengan sekresi

dan defekasi?”

Siswa menjawab.

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Guru membahas

perbedaan defe-

nisi yang dise-

butkan siswa dan

bertanya, “apakah

sajakah organ

yang terkait sis-

tem ekskresi?”

Siswa menjawab.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Elaborasi

Guru memfasili-

tasi pembelajaran

menggunakan

multimedia inte-

raktif dengan ke-

giatan sebagai be-

rikut:

1. Memberikan

kesempatan

Siswa berpartisi-

pasi dalam pem-

belajaran dan

terus memperha-

tikan instruksi da-

ri guru sebagai

berikut:

1. Memperhati-

kan penjelasan

30

Disiplin dan

rasa ingin

tahu dan

perhatian

Mandiri dan

tanggung

164

kepada ma-

sing-masing

siswa dalam

memahami

materi tentang

organ kulit

dan paru-paru

dengan fasili-

tas yang sudah

disediakan di

komputer de-

ngan memberi

panduan ke-

pada siswa.

2. Memberikan

kesempatan

kepada siswa

untuk bertanya

jika ada materi

yang belum je-

las.

3. Meminta sis-

wa mencoba

mengerjakan

soal-soal yang

sudah disedia-

kan pada me-

nu practice

atau game.

dari guru di-

bantu dengan

pembelajaran

multimedia in-

teraktif yang

ada dikompu-

ter masing-

masing.

2. Menanyakan

kepada guru

jika ada hal

yang belum

dipahami.

3. Mencoba me-

ngerjakan soal

tes pada me-

nu practice

atau game.

jawab

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

dan tole-

ransi

Mandiri dan

tanggung

jawab

165

Konfirmasi

Guru meminta

beberapa siswa

untuk menjelas-

kan perbedaan

ekskresi, sekresi,

dan defekasi.

Memberikan

penguatan

(reinforcement)

dan menjelaskan

kembali serta

mengambil man-

faat dari yang

telah dipelajari.

Siswa memperha-

tikan temannya

yang sedang

menjelaskan.

Siswa memperha-

tikan

5

Rasa ingin

tahu dan

perhatian,

toleransi,

dan berani

mengemu-

kakan pen-

dapat.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Kegiatan

Penutup

Guru menyimpul-

kan materi yang

sudah dibahas

bersama dengan

siswa.

Guru memberi-

kan salam kepada

siswa.

Siswa dipersilah-

kan untuk me-

nyimpulkan ma-

teri.

Siswa menjawab

salam.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat dan per-

caya diri

Religius

Total 90

E. Media Pembelajaran

1. Projector dan Notebook

2. Program multimedia interaktif sistem ekskresi

166

F. Sumber Pembelajaran

1. Program multimedia interaktif yang dibuat guru

2. Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh

dari internet.

3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:

a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,

2006.

b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga,

2006.

d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,

2003.

4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:

a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan

Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas

XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,

2009.

167

G. Penilaian

1. Pretest

2. Keaktifan siswa

Pondok Aren, 25 Maret 2014

212

PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST II (RETEST)

KELOMPOK KONTROL

Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│

40 2 -1.93986421 0.0262 0.06 0.0309448

44 1 -1.55189137 0.06034 0.09 0.0253702

48 2 -1.16391853 0.12223 0.14 0.0206286

52 7 -0.77594568 0.21889 0.34 0.1239666

56 3 -0.38797284 0.34902 0.43 0.0795534

60 5 0 0.5 0.57 0.0714286

64 4 0.387972842 0.65098 0.69 0.0347324

68 4 0.775945684 0.78111 0.80 0.0188905

72 3 1.163918526 0.87777 0.89 0.0079428

76 4 1.551891368 0.93966 1.00 0.0603441

35

Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari

harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.1239666. Selanjutnya

membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari

tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√

=

0.149.

Karena harga Lo = 0.1239666 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini

berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.

Lampiran 28

168

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II

Pertemuan : Ke-2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

Standar Kompetensi 3.

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan

dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar 3. 5.

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan

hewan (misalnya pada ikan dan serangga).

Indikator

1. Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi.

2. Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.

3. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ

ekskresi.

2. Siswa mampu mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.

3. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ

ekskresi manusia.

169

Karakter siswa yang diharapkan:

Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,

mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.

B. Materi Pembelajaran

Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.

Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;

mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat

warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang

dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan

dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu

penyakit yang menyerang hati disebut penyakit kuning.

Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki

sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang

rongga perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa

kemih atau urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan

urin terdapat tiga proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.

Kelainan pada organ ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus,

batu ginjal, diabetes inspius, dsb.

C. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : ekspositori

2. Metode : ceramah dan tanya jawab

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Tatap Muka (90 Menit)

Kegiatan

Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

Kegiatan Guru member- Siswa menjawab 10 Religius

170

Awal kan salam kepada

siswa.

Guru mengabsen

kehadiran siswa.

Orientasi

Guru memberita-

hukan materi

yang akan disam-

paikan, yaitu,

tentang organ sis-

tem ekskresi

(ginjal dan hati)

serta kelainannya

beserta tujuan

pembelajaran.

Motivasi dan

Apersepsi

Guru memberi-

kan pertanyaan,

“Apakah hasil

ekskresi dari

organ ginjal dan

hati?

salam.

Siswa menyata-

kan kehadiran.

Siswa menyiap-

kan materi yang

akan dipelajari.

Siswa menjawab.

Jujur dan

disiplin

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Guru membahas

tentang hasil eks-

kresi organ ginjal

dan hati yang

Siswa menjawab.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

171

disebutkan siswa

dan bertanya,

“bagaimanakah

proses pemben-

tukan urin?”

percaya diri

Elaborasi

Guru memfasili-

tasi pembelajaran

menggunakan

multimedia inte-

raktif dengan ke-

giatan sebagai be-

rikut:

1. Memberikan

kesempatan

kepada ma-

sing-masing

siswa dalam

memahami

materi tentang

organ hati dan

ginjal dengan

fasilitas yang

sudah disedia-

kan di kompu-

ter dengan

memberi pan-

duan kepada

siswa.

Siswa berpartisi-

pasi dalam pem-

belajaran dan

terus memperha-

tikan instruksi da-

ri guru sebagai

berikut:

1. Memperhati-

kan penjelasan

dari guru di-

bantu dengan

pembelajaran

multimedia in-

teraktif yang

ada dikompu-

ter masing-

masing.

65

Disiplin dan

rasa ingin

tahu dan

perhatian

Mandiri dan

tanggung

jawab

172

2. Memberikan

kesempatan

kepada siswa

untuk bertanya

jika ada materi

yang belum je-

las.

3. Meminta sis-

wa mencoba

mengerjakan

soal-soal yang

sudah disedia-

kan pada me-

nu practice

atau game.

2. Menanyakan

kepada guru

jika ada hal

yang belum

dipahami.

3. Mencoba me-

ngerjakan soal

tes pada me-

nu practice

atau game.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

dan tole-

ransi

Mandiri dan

tanggung

jawab

Konfirmasi

Guru meminta

beberapa siswa

untuk menjelas-

kan kelainan pada

organ ginjal dan

hati.

Memberikan

penguatan

(reinforcement)

dan menjelaskan

kembali serta

mengambil man-

Siswa memperha-

tikan temannya

yang sedang

menjelaskan.

Siswa memperha-

tikan.

5

Rasa ingin

tahu dan

perhatian,

toleransi,

dan berani

mengemu-

kakan pen-

dapat.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

173

faat dari yang

telah dipelajari.

Kegiatan

Penutup

Guru menyimpul-

kan materi yang

sudah dibahas

bersama dengan

siswa.

Guru memberi-

kan salam kepada

siswa.

Siswa dipersilah-

kan untuk me-

nyimpulkan ma-

teri.

Siswa menjawab

salam.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat dan per-

caya diri

Religius

Total 90

E. Media Pembelajaran

1. Projector dan Notebook

2. Program multimedia interaktif sistem ekskresi

F. Sumber Pembelajaran

1. Program multimedia interaktif yang dibuat guru

2. Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh

dari internet.

3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:

a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,

2006.

b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga,

2006.

d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,

2003.

4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:

a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

174

b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan

Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas

XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,

2009.

G. Penilaian

1. Keaktifan siswa

Pondok Aren, 28 Maret 2014

175

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMAN Negeri 5 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI (Sebelas) Eksperimen/II

Pertemuan : Ke-3 (Tiga)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

Standar Kompetensi 3.

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan

dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar 3. 5.

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan

hewan (misalnya pada ikan dan serangga).

Indikator

1. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.

2. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.

2. Siswa mampu membedakan sistem ekskresi ikan air laut dan tawar.

3. Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.

Karakter siswa yang diharapkan:

Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,

mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.

176

B. Materi Pembelajaran

Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang

terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup

di air tawar berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah

satunya, cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan

air laut.

Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi.

Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa

metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian

ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk

kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya

keluar bersama feses.

C. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : ekspositori

2. Metode : ceramah dan tanya jawab

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Tatap Muka (90 Menit)

Kegiatan

Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

Kegiatan

Awal

Guru member-

kan salam kepada

siswa.

Guru mengabsen

kehadiran siswa.

Siswa menjawab

salam.

Siswa menyata-

kan kehadiran.

10

Religius

Jujur dan

disiplin

177

Orientasi

Guru memberita-

hukan materi

yang akan disam-

paikan, yaitu,

tentang sistem

ekskresi pada

hewan beserta

tujuan pembela-

jaran.

Motivasi dan

Apersepsi

Guru memberi-

kan pertanyaan,

“Apakah alat

ekskresi ikan dan

belalang?”

Siswa menyiap-

kan materi yang

akan dipelajari.

Siswa menjawab.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Guru membahas

tentang alat

ekskresi hewan

yang disebutkan

siswa dan

bertanya, “apa

hasil ekskresi-

nya?”

Siswa menjawab.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Elaborasi

Guru memfasili-

Siswa berpartisi-25

Disiplin dan

178

tasi pembelajaran

menggunakan

multimedia inte-

raktif dengan ke-

giatan sebagai be-

rikut:

1. Memberikan

kesempatan

kepada ma-

sing-masing

siswa dalam

memahami

materi tentang

sistem eks-

kresi pada

hewan dengan

fasilitas yang

sudah disedia-

kan di kompu-

ter dengan

memberi pan-

duan kepada

siswa.

2. Memberikan

kesempatan

kepada siswa

untuk bertanya

jika ada materi

yang belum je-

las.

pasi dalam pem-

belajaran dan

terus memperha-

tikan instruksi da-

ri guru sebagai

berikut:

1. Memperhati-

kan penjelasan

dari guru di-

bantu dengan

pembelajaran

multimedia in-

teraktif yang

ada dikompu-

ter masing-

masing.

2. Menanyakan

kepada guru

jika ada hal

yang belum

dipahami.

rasa ingin

tahu dan

perhatian

Mandiri dan

tanggung

jawab

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

dan tole-

ransi

179

3. Meminta sis-

wa mencoba

mengerjakan

soal-soal yang

sudah disedia-

kan pada me-

nu practice

atau game.

3. Mencoba me-

ngerjakan soal

tes pada me-

nu practice

atau game.

Mandiri dan

tanggung

jawab

Konfirmasi

Guru meminta

beberapa siswa

untuk menjelas-

kan perbedaan

sistem ekskresi

ikan air tawar dan

laut.

Memberikan

penguatan

(reinforcement)

dan menjelaskan

kembali serta

mengambil man-

faat dari yang

telah dipelajari.

Siswa memperha-

tikan temannya

yang sedang

menjelaskan.

Siswa memperha-

tikan.

5

Rasa ingin

tahu dan

perhatian,

toleransi,

dan berani

mengemu-

kakan pen-

dapat.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Kegiatan

Penutup

Guru menyimpul-

kan materi yang

sudah dibahas

bersama dengan

siswa.

Siswa dipersilah-

kan untuk me-

nyimpulkan ma-

teri.

45

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat dan per-

caya diri

180

Guru member-

kan posttest.

Guru memberi-

kan salam kepada

siswa.

Siswa mengerja-

kan.

Siswa menjawab

salam.

Mandiri, ju-

jur, dan di-

siplin

Religius

Total 90

E. Media Pembelajaran

1. Projector dan Notebook

2. Program multimedia interaktif sistem ekskresi

F. Sumber Pembelajaran

1. Program multimedia interaktif yang dibuat guru

2. Sebagian komponen program seperti audio, video, dan animasi diperoleh

dari internet.

3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:

a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,

2006.

b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga,

2006.

d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,

2003.

4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:

a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup dan

Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

181

c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA Kelas

XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,

2009.

G. Penilaian

1. Keaktifan siswa

2. Posttest

Pondok Aren, 1 April 2014

182

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II

Pertemuan : Ke-1 (Satu)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)

Standar Kompetensi 3.

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan

dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar 3. 5.

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan

hewan (misalnya pada ikan dan serangga).

Indikator

1. Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.

2. Mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ ekskresi.

3. Mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi.

4. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi.

2. Siswa mampu menyebutkan organ ekskresi manusia.

3. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai organ

ekskresi.

Lampiran 20

183

4. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai

organ ekskresi.

5. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ

ekskresi manusia.

Karakter siswa yang diharapkan:

Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,

mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.

B. Materi Pembelajaran

Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam

tubuh. Alat ekskresi manusia adalah ginjal,hati, paru-paru, dan kulit. Organ

ekskresi yang utama adalah ginjal dan organ ekskresi terbesar adalah hati.

Kulit atau integument mengekskresikan keringat. Keringat manusia

terdiri dari air, garam-garaman, terutama garam dapur (NaCl), sisa

metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian,

yaitu epidermis dan dermis. Selain sebagai alat pengeluran, kulit juga

berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan

makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam

tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan

kuman-kuman. Penyakit pada organ kulit antara lain, jerawat, panu, edema,

dsb.

Selain sebagai organ respirasi, paru-paru juga berfungsi sebagai organ

ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air sebagai sisa

metabolisme dibawa oleh darah dan dikeluarkan secara difusi di alveolus.

Gangguan pada paru-paru antara lain asma, difteri, bronkitis, sinusitis,

tonsilitis, dsb.

184

C. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : ekspositori

2. Metode : ceramah dan tanya jawab

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Tatap Muka (90 Menit)

Kegiatan

Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

Kegiatan

Awal

Guru member-

kan salam kepada

siswa.

Guru mengabsen

kehadiran siswa.

Guru memberi-

kan pretest.

Orientasi

Guru memberita-

hukan materi

yang akan disam-

paikan, yaitu,

tentang perbeda-

an ekskresi, se-

kresi, dan defe-

kasi serta organ

ekskresi manusia

(kulit dan paru-

paru) beserta

tujuan pem-

belajaran.

Siswa menjawab

salam.

Siswa menyata-

kan kehadiran.

Siswa mengerja-

kan.

Siswa menyiap-

kan materi yang

akan dipelajari.

45

Religius

Jujur dan

disiplin

Mandiri, ju-

jur, dan di-

siplin

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

185

Motivasi dan

Apersepsi

Guru memberi-

kan pertanyaan,

“Apakah yang

dimaksud dengan

ekskresi? Apakah

perbedaannya

dengan sekresi

dan defekasi?”

Siswa menjawab.

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Guru membahas

perbedaan defe-

nisi yang dise-

butkan siswa dan

bertanya, “apakah

sajakah organ

yang terkait sis-

tem ekskresi?”

Siswa menjawab.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Elaborasi

Guru menjelas-

kan pengertian

ekskresi dan

organ-organ eks-

kresi (kulit dan

paru-paru) me-

lalui media

visual yang

ditampilkan da-

Siswa memperha-

tikan

30

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

186

lam slide po-

werpoint.

Konfirmasi

Guru meminta

beberapa siswa

untuk menjelas-

kan perbedaan

ekskresi, sekresi,

dan defekasi.

Memberikan

penguatan

(reinforcement)

dan menjelaskan

kembali serta

mengambil man-

faat dari yang

telah dipelajari.

Siswa memperha-

tikan temannya

yang sedang

menjelaskan.

Siswa memperha-

tikan.

5

Rasa ingin

tahu dan

perhatian,

toleransi,

dan berani

mengemu-

kakan pen-

dapat.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Kegiatan

Penutup

Guru menyimpul-

kan materi yang

sudah dibahas

bersama dengan

siswa.

Guru memberi-

kan salam kepada

siswa.

Siswa dipersilah-

kan untuk me-

nyimpulkan ma-

teri.

Siswa menjawab

salam.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat dan per-

caya diri

Religius

Total 90

187

E. Media Pembelajaran

1. Projector dan Notebook (Laptop)

2. Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non

animasi ataupun media visual animasi

F. Sumber Pembelajaran

1. Powerpoint yang dibuat guru

2. Animasi dan video dari internet

3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:

a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,

2006.

b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta:

Erlangga, 2006.

d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,

2003.

4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:

a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup

dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009.

188

G. Penilaian

1. Pretest

2. Keaktifan siswa

Pondok Aren, 25 Maret 2014

189

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II

Pertemuan : Ke-2 (Dua)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)

Standar Kompetensi 3.

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan

dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar 3. 5.

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan

hewan (misalnya pada ikan dan serangga).

Indikator

1. Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ ekskresi.

2. Mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.

3. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ ekskresi manusia.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai organ

ekskresi.

2. Siswa mampu mendeskripsikan struktur ginjal dan pembentukan urin.

3. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit/gangguan pada organ-organ

ekskresi manusia.

190

Karakter siswa yang diharapkan:

Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,

mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.

B. Materi Pembelajaran

Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.

Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;

mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat

warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang

dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan

dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan. Salah satu

penyakit yang menyerang hati disebut penyakit kuning.

Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal. Manusia memiliki

sepasang ginjal dengan panjang 11-12 cm yang terletak di bagian belakang

rongga perut. Masing-masing ginjal memiliki saluran ureter, yang membawa

kemih atau urin menuju kantong kemih (vesika urinaria). Pada pembentukan

urin terdapat tiga proses utama, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.

Kelainan pada organ ginjal antara lain nefritis, albuminuria, diabetes mellitus,

batu ginjal, diabetes inspius, dsb.

C. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : ekspositori

2. Metode : ceramah dan tanya jawab

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Tatap Muka (90 Menit)

Kegiatan

Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

Kegiatan Guru member- Siswa menjawab 10 Religius

191

Awal kan salam kepada

siswa.

Guru mengabsen

kehadiran siswa.

Orientasi

Guru memberita-

hukan materi

yang akan disam-

paikan, yaitu,

tentang organ sis-

tem ekskresi

(ginjal dan hati)

serta kelainannya

beserta tujuan

pembelajaran.

Motivasi dan

Apersepsi

Guru memberi-

kan pertanyaan,

“Apakah hasil

ekskresi dari

organ ginjal dan

hati?”

salam.

Siswa menyata-

kan kehadiran.

Siswa menyiap-

kan materi yang

akan dipelajari.

Siswa menjawab.

Jujur dan

disiplin

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Guru membahas

tentang hasil eks-

kresi organ ginjal

dan hati yang

Siswa menjawab.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

192

disebutkan siswa

dan bertanya,

“bagaimanakah

proses pemben-

tukan urin?”

percaya diri

Elaborasi

Guru menjelas-

kan organ ginjal

dan hati serta

kelainannya me-

lalui media visu-

al yang ditampil-

kan dalam slide

powerpoint.

Siswa memperha-

tikan

65

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Konfirmasi

Guru meminta

beberapa siswa

untuk menjelas-

kan kelainan pada

organ ginjal dan

hati.

Memberikan

penguatan

(reinforcement)

dan menjelaskan

kembali serta

mengambil man-

faat dari yang

Siswa memperha-

tikan temannya

yang sedang

menjelaskan.

Siswa memperha-

tikan.

5

Rasa ingin

tahu dan

perhatian,

toleransi,

dan berani

mengemu-

kakan pen-

dapat.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

193

telah dipelajari.

Kegiatan

Penutup

Guru menyimpul-

kan materi yang

sudah dibahas

bersama dengan

siswa.

Guru memberi-

kan salam kepada

siswa.

Siswa dipersilah-

kan untuk me-

nyimpulkan ma-

teri.

Siswa menjawab

salam.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat dan per-

caya diri

Religius

Total 90

E. Media Pembelajaran

1. Projector dan Notebook (Laptop)

2. Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non

animasi ataupun media visual animasi

F. Sumber Pembelajaran

1. Powerpoint yang dibuat guru

2. Animasi dan video dari internet

3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:

a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,

2006.

b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta:

Erlangga, 2006.

d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,

2003.

4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:

a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

194

b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup

dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009.

G. Penilaian

1. Keaktifan siswa

Pondok Aren, 28 Maret 2014

195

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 5 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI (Sebelas) Kontrol/II

Pertemuan : Ke-3 (Tiga)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit)

Standar Kompetensi 3.

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan

dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Kompetensi Dasar 3. 5.

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan

hewan (misalnya pada ikan dan serangga).

Indikator

1. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.

2. Mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada ikan.

2. Siswa mampu membedakan sistem ekskresi ikan air laut dan tawar.

3. Siswa mampu mendeskripsikan sistem ekskresi pada belalang.

Karakter siswa yang diharapkan:

Religus, jujur, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu dan perhatian,

mandiri, tanggung jawab, berani berpendapat, percaya diri, dan toleransi.

196

B. Materi Pembelajaran

Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang

terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup

di air tawar berbeda dengan mekanisme ikan yang hidup di air laut. Salah

satunya, cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan ikan

air laut.

Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh Malphigi.

Pembuluh Malphigi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa

metabolisme diserap oeh pembuluh Malphigi bagian ujung distal. Dari bagian

ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malphigi dan membentuk

kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya

keluar bersama feses.

C. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : ekspositori

2. Metode : ceramah dan tanya jawab

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Tatap Muka (90 Menit)

Kegiatan

Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

Kegiatan

Awal

Guru member-

kan salam kepada

siswa.

Guru mengabsen

kehadiran siswa.

Siswa menjawab

salam.

Siswa menyata-

kan kehadiran.

10

Religius

Jujur dan

disiplin

197

Orientasi

Guru memberita-

hukan materi

yang akan disam-

paikan, yaitu,

tentang sistem

ekskresi pada

hewan beserta

tujuan pembela-

jaran.

Motivasi dan

Apersepsi

Guru memberi-

kan pertanyaan,

“Apakah alat

ekskresi ikan dan

belalang?”

Siswa menyiap-

kan materi yang

akan dipelajari.

Siswa menjawab.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Kegiatan

Inti

Eksplorasi

Guru membahas

tentang alat

ekskresi hewan

yang disebutkan

siswa dan

bertanya, “apa

hasil ekskresi-

nya?”

Siswa menjawab.

5

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat, tole-

ransi dan

percaya diri

Elaborasi

Guru menjelas-

Siswa memperha-25

Rasa ingin

198

kan sistem

ekskresi pada

hewan (ikan dan

belalang) melalui

media visual

yang ditampilkan

dalam slide po-

werpoint.

tikan tahu dan

perhatian

Konfirmasi

Guru meminta

beberapa siswa

untuk menjelas-

kan perbedaan

sistem ekskresi

ikan air tawar dan

laut.

Memberikan

penguatan

(reinforcement)

dan menjelaskan

kembali serta

mengambil man-

faat dari yang

telah dipelajari.

Siswa memperha-

tikan temannya

yang sedang

menjelaskan.

Siswa memperha-

tikan.

5

Rasa ingin

tahu dan

perhatian,

toleransi,

dan berani

mengemu-

kakan pen-

dapat.

Rasa ingin

tahu dan

perhatian

Kegiatan

Penutup

Guru menyimpul-

kan materi yang

sudah dibahas

bersama dengan

siswa.

Siswa dipersilah-

kan untuk me-

nyimpulkan ma-

teri.

45

Berani me-

ngemuka-

kan penda-

pat dan per-

caya diri

199

Guru memberi-

kan posttest.

Guru memberi-

kan salam kepada

siswa.

Siswa mengerja-

kan.

Siswa menjawab

salam.

Mandiri, ju-

jur, dan di-

siplin

Religius

Total 90

E. Media Pembelajaran

1. Projector dan Notebook (Laptop)

2. Slide materi sistem ekskresi (powerpoint) yang berisi media visual non

animasi ataupun media visual animasi

F. Sumber Pembelajaran

1. Powerpoint yang dibuat guru

2. Animasi dan video dari internet

3. Buku yang berkaitan dengan materi sistem ekskresi:

a. Adnan dan Ernawati S. Kaseng. Biologi. Jakarta: Widya Utama,

2006.

b. Campbell, dkk. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

c. Pratiwi, D.A. BIOLOGI SMA Jilid untuk Kelas XI. Jakarta:

Erlangga, 2006.

d. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC,

2003.

4. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI IPA:

a. Hanum, Eva Latifah, dkk. Biologi 2: Kelas XI SMA dan MA.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

b. Lestari, Endang Sri dan Idun Kistinnah. Biologi: Makhluk Hidup

dan Lingkungannya untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

200

c. Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi: untuk SMA dan MA

Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009.

G. Penilaian

1. Keaktifan siswa

2. Posttest

Pondok Aren, 1 April 2014

201

REKAPITULASI NILAI KELOMPOK EKSPERIMEN

No. Nama Siswa Pretest Posttest I Posttest II (Retest) Retensi (%) Kategori Retensi

1 Aldi Budesta Putra 52 84 92 109.52 Sangat Baik

2 Aldiansyah Agasi 44 84 84 100 Sangat Baik

3 Alfian Tri Nugroho 60 88 84 95.46 Baik

4 Alifiana Kanti 44 76 68 89.47 Baik

5 Ammelia N. Anggraeny 60 88 96 109.09 Sangat Baik

6 Ayu Minasi 44 80 68 85 Baik

7 Bunga Desiana 48 80 72 90 Baik

8 Debby Sylviani 36 84 92 109.52 Sangat Baik

9 Dhea Malika Larasati 36 76 80 105.26 Sangat Baik

10 Dinda Rasmalinda 36 72 84 116.67 Sangat Baik

11 Dion Ronaldo Siburian 24 56 48 85.71 Baik

12 Dita Dwi Agustin 60 92 92 100 Sangat Baik

13 Elsa Prambudi Agustin 60 92 96 104.35 Sangat Baik

Lampiran 21

202

14 Fandy Laksono 24 56 48 85.71 Baik

15 Fani Rosdiyanti 36 80 72 90 Baik

16 Fatmawati Sri Handayani 40 80 84 105 Sangat Baik

17 Fildzah Shabrina 44 84 92 109.52 Sangat Baik

18 Galih Airin Madjid 28 56 56 100 Sangat Baik

19 Guruh Nurfauzi 28 60 60 100 Sangat Baik

20 Ika Agustin Pratiwi 44 64 60 93.75 Baik

21 Indra Hadyan 44 68 60 88.24 Baik

22 Luthfia Fitrananda 40 64 72 112.50 Sangat Baik

23 M. Hafizh Ath Thalib 60 92 96 104.35 Sangat Baik

24 M. Syifa’uddin Musa 32 72 72 100 Sangat Baik

25 M. Vito Brata 32 68 72 105.88 Sangat Baik

26 Nada Lusita 56 88 96 109.09 Sangat Baik

27 Neni Nur Rahmawati 44 76 80 105.26 Sangat Baik

28 Pramesti S. P. Herjuno 52 72 76 105.56 Sangat Baik

29 Rafila Amalia Fitri 48 76 72 94.74 Baik

30 Risma Ayom Sari 48 76 80 105.26 Sangat Baik

31 Rohadatun Nisa Lubis 44 72 72 100 Sangat Baik

203

32 Siti M. Trisnawardani 52 80 80 100 Sangat Baik

33 Siti Nur Hasanah 56 76 76 100 Sangat Baik

34 Sustina 56 76 80 105.26 Sangat Baik

35 Tasya Rizky Amelia 56 72 80 111.11 Sangat Baik

36 Zakat Nuh Zikirullah 28 80 84 105 Sangat Baik

∑ 1596 2740 2776

Mean 44.33 76.11 77.11 101.01 Sangat Baik

Nilai Maximum 60 92 96

Nilai Minimum 24 52 48

Modus 44 76 72

Median 44 76 80

Varians 121.03 100.10 170.62

SD 11 10.01 13.06

201

REKAPITULASI NILAI KELOMPOK EKSPERIMEN

No. Nama Siswa Pretest Posttest I N-Gain Kategori N-Gain Posttest II

(Retest)

Retensi

(%) Kategori Retensi

1 Aldi Budesta Putra 52 84 0.67 Sedang 92 109.52 Sangat Baik

2 Aldiansyah Agasi 44 84 0.71 Tinggi 84 100 Sangat Baik

3 Alfian Tri Nugroho 60 88 0.70 Sedang 84 95.46 Baik

4 Alifiana Kanti 44 76 0.57 Sedang 68 89.47 Baik

5 Ammelia N. Anggraeny 60 88 0.70 Sedang 96 109.09 Sangat Baik

6 Ayu Minasi 44 80 0.64 Sedang 68 85 Baik

7 Bunga Desiana 48 80 0.62 Sedang 72 90 Baik

8 Debby Sylviani 36 84 0.75 Tinggi 92 109.52 Sangat Baik

9 Dhea Malika Larasati 36 76 0.63 Sedang 80 105.26 Sangat Baik

10 Dinda Rasmalinda 36 72 0.56 Sedang 84 116.67 Sangat Baik

11 Dion Ronaldo Siburian 24 56 0.42 Sedang 48 85.71 Baik

12 Dita Dwi Agustin 60 92 0.80 Tinggi 92 100 Sangat Baik

13 Elsa Prambudi Agustin 60 92 0.80 Tinggi 96 104.35 Sangat Baik

Lampiran 21

202

14 Fandy Laksono 24 56 0.42 Sedang 48 85.71 Baik

15 Fani Rosdiyanti 36 80 0.69 Sedang 72 90 Baik

16 Fatmawati Sri Handayani 40 80 0.67 Sedang 84 105 Sangat Baik

17 Fildzah Shabrina 44 84 0.71 Tinggi 92 109.52 Sangat Baik

18 Galih Airin Madjid 28 56 0.39 Sedang 56 100 Sangat Baik

19 Guruh Nurfauzi 28 60 0.44 Sedang 60 100 Sangat Baik

20 Ika Agustin Pratiwi 44 64 0.36 Sedang 60 93.75 Baik

21 Indra Hadyan 44 68 0.42 Sedang 60 88.24 Baik

22 Luthfia Fitrananda 40 64 0.40 Sedang 72 112.50 Sangat Baik

23 M. Hafizh Ath Thalib 60 92 0.80 Tinggi 96 104.35 Sangat Baik

24 M. Syifa’uddin Musa 32 72 0.59 Sedang 72 100 Sangat Baik

25 M. Vito Brata 32 68 0.53 Sedang 72 105.88 Sangat Baik

26 Nada Lusita 56 88 0.73 Tinggi 96 109.09 Sangat Baik

27 Neni Nur Rahmawati 44 76 0.57 Sedang 80 105.26 Sangat Baik

28 Pramesti S. P. Herjuno 52 72 0.42 Sedang 76 105.56 Sangat Baik

29 Rafila Amalia Fitri 48 76 0.54 Sedang 72 94.74 Baik

30 Risma Ayom Sari 48 76 0.54 Sedang 80 105.26 Sangat Baik

31 Rohadatun Nisa Lubis 44 72 0.50 Sedang 72 100 Sangat Baik

203

32 Siti M. Trisnawardani 52 80 0.58 Sedang 80 100 Sangat Baik

33 Siti Nur Hasanah 56 76 0.45 Sedang 76 100 Sangat Baik

34 Sustina 56 76 0.45 Sedang 80 105.26 Sangat Baik

35 Tasya Rizky Amelia 56 72 0.36 Sedang 80 111.11 Sangat Baik

36 Zakat Nuh Zikirullah 28 80 0.72 Tinggi 84 105 Sangat Baik

∑ 1596 2740 2776

Mean 44.33 76.11 0.58 Sedang 77.11 101.01 Sangat Baik

Nilai Maximum 60 92 96

Nilai Minimum 24 52 48

Modus 44 76 72

Median 44 76 80

Varians 121.03 100.10 170.62

SD 11 10.01 13.06

204

REKAPITULASI NILAI KELOMPOK KONTROL

No. Nama Siswa Pretest Posttest I Posttest II (Retest) Retensi (%) Kategori Retensi

1 Alika Febrina 56 76 72 94.74 Baik

2 Arjuno Calmi Ridoi Robi 28 48 40 83.33 Cukup

3 Ayu Widya Ningrum 64 80 72 90 Baik

4 Beny Dwiyantoro 32 48 48 100 Sangat Baik

5 Bipa Muqsit Firdaus 32 52 40 76.92 Cukup

6 Cheldea H. Bernarbie 36 56 52 92.86 Baik

7 Ciptaningtyas D. Winahyu 40 64 52 81.25 Cukup

8 Citra Aulia Firda Hasan 40 64 52 81.25 Cukup

9 Delina Anggraeni 40 60 52 86.67 Baik

10 Eka Satria Putra Saefudin 32 52 48 92.31 Baik

11 Etsa Indria Prasetyo 28 48 44 91.67 Baik

12 F. M. Anggara M. Putra 64 84 76 90.48 Baik

13 Faijah Ramadan 44 56 52 92.86 Baik

Lampiran 22

205

14 Husnia Zuhra 36 56 52 92.86 Baik

15 Kemala Sari 40 60 60 100 Sangat Baik

16 Lisca Moullinda 48 64 56 87.50 Baik

17 Muhammad Abduh 56 72 52 72.22 Cukup

18 M. Emil Hamdalah 52 68 64 94.12 Baik

19 M. Raihan Hafit 52 68 60 88.24 Baik

20 Muslim Mulyawan 60 80 76 95 Baik

21 Nanda Avisha Putri 44 68 64 94.12 Baik

22 Octhaviani Arbaniya 48 72 56 77.78 Cukup

23 Prisca Prasanti 44 64 60 93.75 Baik

24 Puti Rahma Dahlia 40 64 60 93.75 Baik

25 Rachmawati Nur Fajriyah 48 72 68 94.44 Baik

26 Rahayu Astuti 44 72 68 94.44 Baik

27 Rahmad Ramdani Sambari 40 68 56 82.35 Cukup

28 Rattesa Komala K. Ponto 48 68 60 88.24 Baik

29 Rifani Faza 48 72 76 105.56 Sangat Baik

30 Siti Rahmi Nurul Suci 40 64 64 100 Sangat Baik

31 Uswah Habibah 64 84 76 90.48 Baik

206

32 Utami Yurini 48 76 68 89.47 Baik

33 Windi Yanti 52 76 64 84.21 Cukup

34 Yati Oktavia Ningsih 60 80 72 90 Baik

35 Yunita Indriani 60 76 68 89.47 Baik

∑ 1608 2548 2100

Mean 45.94 66.63 60 90.07 Sangat Baik

Nilai Maximum 64 84 76

Nilai Minimum 28 48 40

Modus 40 64 52

Median 44 68 60

Varians 105.76 105.36 106.35

SD 10.28 10.27 10.31

204

REKAPITULASI NILAI KELOMPOK KONTROL

Nama Siswa Pretest Posttest I N-gain Kategori N-Gain Posttest II

(Retest)

Retensi

(%) Kategori Retensi

Alika Febrina 56 76 0.45 Sedang 72 94.74 Baik

Arjuno Calmi Ridoi Robi 28 48 0.28 Rendah 40 83.33 Cukup

Ayu Widya Ningrum 64 80 0.44 Sedang 72 90 Baik

Beny Dwiyantoro 32 48 0.24 Rendah 48 100 Sangat Baik

Bipa Muqsit Firdaus 32 52 0.29 Rendah 40 76.92 Cukup

Cheldea H. Bernarbie 36 56 0.31 Sedang 52 92.86 Baik

Ciptaningtyas D. Winahyu 40 64 0.40 Sedang 52 81.25 Cukup

Citra Aulia Firda Hasan 40 64 0.40 Sedang 52 81.25 Cukup

Delina Anggraeni 40 60 0.33 Sedang 52 86.67 Baik

Eka Satria Putra Saefudin 32 52 0.29 Rendah 48 92.31 Baik

Etsa Indria Prasetyo 28 48 0.28 Rendah 44 91.67 Baik

F. M. Anggara M. Putra 64 84 0.56 Sedang 76 90.48 Baik

Faijah Ramadan 44 56 0.21 Rendah 52 92.86 Baik

Lampiran 22

205

Husnia Zuhra 36 56 0.31 Sedang 52 92.86 Baik

Kemala Sari 40 60 0.33 Sedang 60 100 Sangat Baik

Lisca Moullinda 48 64 0.31 Sedang 56 87.50 Baik

Muhammad Abduh 56 72 0.36 Sedang 52 72.22 Cukup

M. Emil Hamdalah 52 68 0.33 Sedang 64 94.12 Baik

M. Raihan Hafit 52 68 0.33 Sedang 60 88.24 Baik

Muslim Mulyawan 60 80 0.50 Sedang 76 95 Baik

Nanda Avisha Putri 44 68 0.43 Sedang 64 94.12 Baik

Octhaviani Arbaniya 48 72 0.46 Sedang 56 77.78 Cukup

Prisca Prasanti 44 64 0.36 Sedang 60 93.75 Baik

Puti Rahma Dahlia 40 64 0.40 Sedang 60 93.75 Baik

Rachmawati Nur Fajriyah 48 72 0.46 Sedang 68 94.44 Baik

Rahayu Astuti 44 72 0.50 Sedang 68 94.44 Baik

Rahmad Ramdani Sambari 40 68 0.47 Sedang 56 82.35 Cukup

Rattesa Komala K. Ponto 48 68 0.38 Sedang 60 88.24 Baik

Rifani Faza 48 72 0.46 Sedang 76 105.56 Sangat Baik

Siti Rahmi Nurul Suci 40 64 0.40 Sedang 64 100 Sangat Baik

Uswah Habibah 64 84 0.56 Sedang 76 90.48 Baik

206

Utami Yurini 48 76 0.54 Sedang 68 89.47 Baik

Windi Yanti 52 76 0.50 Sedang 64 84.21 Cukup

Yati Oktavia Ningsih 60 80 0.50 Sedang 72 90 Baik

Yunita Indriani 60 76 0.40 Sedang 68 89.47 Baik

∑ 1608 2548 2100

Mean 45.94 66.63 0.39 Sedang 60 90.07 Sangat Baik

Nilai Maximum 64 84 76

Nilai Minimum 28 48 40

Modus 40 64 52

Median 44 68 60

Varians 105.76 105.36 106.35

SD 10.28 10.27 10.31

207

PENGUJIAN NORMALITAS PRETEST

KELOMPOK EKSPERIMEN

Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│

24 2 -1.8481818 0.03229 0.06 0.0232675

28 3 -1.4845455 0.06883 0.14 0.0700568

32 2 -1.1209091 0.13116 0.19 0.0632812

36 4 -0.7572727 0.22444 0.31 0.0811123

40 2 -0.3936364 0.34692 0.36 0.0141863

44 8 -0.03 0.48803 0.58 0.0952998

48 3 0.3336364 0.63067 0.67 0.0359937

52 3 0.6972727 0.75718 0.75 0.0071839

56 4 1.0609091 0.85563 0.86 0.0054767

60 5 1.4245455 0.92286 1.00 0.0771443

36

Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari

harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0952998. Selanjutnya

membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari

tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√

=

0.147.

Karena harga Lo = 0.0952998 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini

berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.

Lampiran 23

208

PENGUJIAN NORMALITAS PRETEST

KELOMPOK KONTROL

Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│

28 2 -1.745136187 0.040481 0.06 0.0166623

32 3 -1.356031128 0.087545 0.14 0.0553125

36 2 -0.96692607 0.16679 0.20 0.0332095

40 7 -0.577821012 0.281692 0.40 0.1183075

44 4 -0.188715953 0.425158 0.51 0.0891280

48 6 0.200389105 0.579412 0.69 0.1063024

52 3 0.589494163 0.722235 0.77 0.0491935

56 2 0.978599222 0.836111 0.83 0.0075395

60 3 1.36770428 0.914298 0.91 0.0000120

64 3 1.756809339 0.960525 1.00 0.0394752

35

Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari

harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.1183075. Selanjutnya

membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari

tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√

=

0.149.

Karena harga Lo = 0.1183075 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini

berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.

Lampiran 24

209

PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST I

KELOMPOK EKSPERIMEN

X fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│

56 3 -2.008991 0.02227 0.08 0.0610643

60 1 -1.6093906 0.05377 0.11 0.0573456

64 2 -1.2097902 0.11318 0.17 0.0534870

68 2 -0.8101898 0.20892 0.22 0.0133067

72 5 -0.4105894 0.34069 0.36 0.0204243

76 7 -0.010989 0.49562 0.56 0.0599394

80 6 0.3886114 0.65122 0.72 0.0710040

84 4 0.7882118 0.78471 0.83 0.0486198

88 3 1.1878122 0.88255 0.92 0.0341204

92 3 1.5874126 0.94379 1.00 0.0562096

36

Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari

harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0710040. Selanjutnya

membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari

tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√

=

0.147.

Karena harga Lo = 0.0710040 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini

berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.

Lampiran 25

210

PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST I

KELOMPOK KONTROL

Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│

48 3 -1.814021 0.034837 0.09 0.0508771

52 2 -1.424537 0.077145 0.14 0.0657117

56 3 -1.035054 0.150322 0.23 0.0782495

60 2 -0.64557 0.259279 0.29 0.0264352

64 6 -0.256086 0.398942 0.46 0.0582005

68 5 0.1333982 0.553061 0.60 0.0469392

72 5 0.5228822 0.699472 0.74 0.0433853

76 4 0.9123661 0.819212 0.86 0.0379309

80 3 1.30185 0.903516 0.94 0.0393410

84 2 1.691334 0.954613 1.00 0.0453865

35

Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari

harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0782495. Selanjutnya

membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari

tabel didapat harga Lt untuk n = 35 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√

=

0.149.

Karena harga Lo = 0.0782495 dan harga Lt = 0.149, maka Lo < Lt, hal ini

berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.

Lampiran 26

211

PENGUJIAN NORMALITAS POSTTEST II (RETEST)

KELOMPOK EKSPERIMEN

Xi fi zi F(zi) S(zi) │F(zi) - S(zi)│

48 2 -2.2289433 0.01291 0.06 0.0426467

56 1 -1.6163859 0.05301 0.08 0.0303279

60 3 -1.3101072 0.09508 0.17 0.0715869

68 2 -0.6975498 0.24273 0.22 0.0205072

72 7 -0.3912711 0.3478 0.42 0.0688682

76 2 -0.0849923 0.46613 0.47 0.0060885

80 6 0.22128637 0.58757 0.64 0.0513236

84 5 0.52756508 0.7011 0.78 0.0766784

92 4 1.14012251 0.87288 0.89 0.0160065

96 4 1.44640123 0.92597 1.00 0.0740323

36

Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari

harga-harga mutlak yang ada, yaitu nilai Lo = 0.0766784. Selanjutnya

membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari

tabel didapat harga Lt untuk n = 36 pada taraf signifikansi α = 0.05 adalah .√

=

0.147.

Karena harga Lo = 0.0766784 dan harga Lt = 0.147, maka Lo < Lt, hal ini

berarti bahwa data sampel berdistribusi normal.

Lampiran 27

213

PENGUJIAN HOMOGENITAS PRETEST

Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai

berikut:

퐹 = =

dengan 푆 = ∑ ( ̅)

Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain:

1. Menentukan Hipotesis

H0 = Data berasal dari populasi yang homogen

Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen

2. Menentukan Kriteria Pengujian

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima

3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35

db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34

4. Menentukan nilai Fhitung

퐹 = =

= ..

= 1.14

5. Menentukan Ftabel

Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35,

dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh

nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.14 < 1.74), maka H0 diterima.

Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.

Lampiran 29

214

PENGUJIAN HOMOGENITAS POSTTEST I

Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai

berikut:

퐹 = =

dengan 푆 = ∑ ( ̅)

Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain:

1. Menentukan Hipotesis

H0 = Data berasal dari populasi yang homogen

Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen

2. Menentukan Kriteria Pengujian

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima

3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35

db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34

4. Menentukan nilai Fhitung

퐹 = =

= ..

= 1.05

5. Menentukan Ftabel

Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35,

dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh

nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.05 < 1.74), maka H0 diterima.

Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.

Lampiran 30

215

PENGUJIAN HOMOGENITAS POSTTEST II (RETEST)

Pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher, dengan rumus sebagai

berikut:

퐹 = =

dengan 푆 = ∑ ( ̅)

Langkah-langkah pengujian homogenitas, antara lain:

1. Menentukan Hipotesis

H0 = Data berasal dari populasi yang homogen

Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen

2. Menentukan Kriteria Pengujian

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima

Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima

3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db pembilang n – 1 = 36 – 1 = 35

db penyebut n – 1 = 35 – 1 = 34

4. Menentukan nilai Fhitung

퐹 = =

= ..

= 1.60

5. Menentukan Ftabel

Selanjutnya menentukan Ftabel, dengan db pembilang = n – 1= 36 – 1 = 35,

dan db penyebut = n – 1 = 35 – 1 = 34 dan taraf signifikan α = 0.05, diperoleh

nilai Ftabel = 1.74. Oleh karena Fhitung < Ftabel (1.60 < 1.74), maka H0 diterima.

Artinya, kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.

Lampiran 31

216

PENGUJIAN HIPOTESIS PRETEST

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai

berikut:

푡 =푥1 − 푥2

(푛1 − 1)푆1 + (푛2− 1)푆2푛1 + 푛2 − 2

1푛1 + 1

푛2

푡 =44.33 − 45.94

(36 − 1)121.03 + (35 − 1)105.7636 + 35 − 2 ( 1

36 + 135)

푡 =−1.61

7831.8969 (0.057)

푡 =−1.61√6.469

푡 = −0.633

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata)

Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung < ttabel, yaitu (-0.633 <

1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu

arah. Sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal siswa kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Lampiran 32

217

PENGUJIAN HIPOTESIS POSTTEST I

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai

berikut:

푡 =푥1 − 푥2

(푛1 − 1)푆1 + (푛2− 1)푆2푛1 + 푛2 − 2

1푛1 + 1

푛2

푡 =76.11 − 66.63

(36 − 1)100.10 + (35 − 1)105.3636 + 35 − 2 ( 1

36 + 135)

푡 =9.48

3503.5 + 3582.2469 (0.057)

푡 =9.48√5.853

푡 = 3.919

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata)

Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel, yaitu (3.919 >

1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu

arah. Sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Lampiran 33

218

PENGUJIAN HIPOTESIS POSTTEST II (RETEST)

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai

berikut:

푡 =푥1 − 푥2

(푛1 − 1)푆1 + (푛2− 1)푆2푛1 + 푛2 − 2

1푛1 + 1

푛2

푡 =77.11− 60

(36 − 1)170.62 + (35 − 1)106.3536 + 35 − 2 ( 1

36 + 135)

푡 =17.11

5971.70 + 3615.969 (0.057)

푡 =17.11√7.920

푡 = 6.080

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (nilai rata-rata berbeda nyata)

Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel, yaitu (6.080 >

1.658 dengan dk = n1 + n2 - 2 = 36 + 35 – 2 = 69 pada taraf signifikansi 0.05 satu

arah. Sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan retensi siswa kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Lampiran 34

219

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin : L / P (*lingkari salah satu)

Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai raport Anda, jadi harap diisi dengan

sejujur-jujurnya.

Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan

pendapat Anda pada kolom “ya” atau “tidak”!

No Pernyataan “Ya” “Tidak”

1 Saya mudah menggunakan program ini dan dapat

langsung saya gunakan.

2 Program multimedia interaktif berisikan seluruh

informasi terkait topik pembelajaran yang dibahas.

3 Informasi yang disajikan menggunakan kalimat yang

jelas.

4

Di dalam program ini terdapat kuis dan games untuk

melatih daya ingat terhadap konsep yang saya

pelajari di tampilan materi.

5

Adanya skoring dalam soal latihan dapat mengukur

sejauh mana saya mengingat konsep materi yang

diberikan.

6 Gambar, animasi, dan video dalam program ini dapat

membantu mengingat informasi yang disajikan.

7

Menurut saya, program ini didesain interaktif yaitu

saya bebas menggunakan program ini sesuai

keinginan.

Lampiran 35

220

8 Adanya interaktivitas di dalam program

memudahkan mengingat informasi yang disajikan.

9 Saya merasa senang ketika menggunakan program

ini.

10 Saya sering membuka kembali program multimedia

interaktif.

11 Program multimedia interaktif dapat menjadi sarana

belajar biologi dimanapun siswa berada.

12

Apabila program ini digunakan untuk materi/pokok

bahasan yang lain saya akan dengan senang hati

menggunakannya.

13 Penggunaan program ini efektif dalam meningkatkan

retensi (daya ingat) siswa.

14 Dalam menjalankan program ini, komponen

multimedia interaktif berjalan dengan baik.

15

Penggunaan program ini dapat meningkatkan retensi

(daya ingat) pada pokok bahasan/materi yang sedang

dipelajari.

159

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin : L / P (*lingkari salah satu)

Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai raport Anda, jadi harap diisi dengan

sejujur-jujurnya.

Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan

pendapat Anda pada kolom “ya” atau “tidak”!

No Pernyataan “Ya” “Tidak”

1 Saya mudah menggunakan program ini dan dapat

langsung saya gunakan.

2 Program multimedia interaktif berisikan seluruh

informasi terkait topik pembelajaran yang dibahas.

3 Informasi yang disajikan menggunakan kalimat yang

dapat membingungkan.

4

Di dalam program ini terdapat kuis dan games untuk

melatih daya ingat terhadap konsep yang saya

pelajari di tampilan materi.

5

Adanya skoring dalam soal latihan tidak dapat

mengukur sejauh mana saya mengingat konsep

materi yang diberikan.

6 Gambar, animasi, dan video dalam program ini dapat

membantu mengingat informasi yang disajikan.

7

Menurut saya, program ini didesain interaktif yaitu

saya bebas menggunakan program ini sesuai

keinginan.

Lampiran 35

160

8 Adanya interaktivitas di dalam program

memudahkan mengingat informasi yang disajikan.

9 Saya merasa bosan ketika menggunakan program ini.

10 Saya malas membuka kembali program multimedia

interaktif.

11 Program multimedia interaktif dapat menjadi sarana

belajar biologi dimanapun siswa berada.

12

Apabila program ini digunakan untuk materi/pokok

bahasan yang lain saya akan dengan senang hati

menggunakannya.

13 Penggunaan program ini tidak efektif dalam

meningkatkan retensi (daya ingat) siswa.

14 Dalam menjalankan program ini, saya sering

menemui kesalahan sehingga program berhenti.

15

Penggunaan program ini dapat meningkatkan retensi

(daya ingat) pada pokok bahasan/materi yang sedang

dipelajari.

221

PENGHITUNGAN BUTIR ANGKET

No Pernyataan Jawaban Keterangan

1

Saya mudah menggunakan

program ini dan dapat langsung

saya gunakan.

Ya 3636 × 100% = 100%

Tidak 0

36× 100% = 0%

2

Program multimedia interaktif

berisikan seluruh informasi terkait

topik pembelajaran yang dibahas.

Ya 3036 × 100% = 83.33%

Tidak 6

36 × 100% = 16.67%

3 Informasi yang disajikan

menggunakan kalimat yang jelas.

Ya 3536 × 100% = 97.22%

Tidak 1

36 × 100% = 2.78%

4

Di dalam program ini terdapat kuis

dan games untuk melatih daya

ingat terhadap konsep yang saya

pelajari di tampilan materi.

Ya 3336 × 100% = 91.67%

Tidak 3

36 × 100% = 8.33%

5

Adanya skoring dalam soal latihan

dapat mengukur sejauh mana saya

mengingat konsep materi yang

diberikan.

Ya 3236 × 100% = 88.89%

Tidak 4

36 × 100% = 11.11%

6

Gambar, animasi, dan video dalam

program ini dapat membantu

mengingat informasi yang

disajikan.

Ya 3636 × 100% = 100%

Tidak 036 × 100% = 0%

7

Menurut saya, program ini

didesain interaktif yaitu saya bebas

menggunakan program ini sesuai

keinginan.

Ya 3436 × 100% = 94.44%

Tidak 236 × 100% = 5.56%

Lampiran 36

222

8

Adanya interaktivitas di dalam

program memudahkan mengingat

informasi yang disajikan.

Ya 3636 × 100% = 100%

Tidak 0

36 × 100% = 0%

9 Saya merasa senang ketika

menggunakan program ini.

Ya 3636 × 100% = 100%

Tidak 0

36 × 100% = 0%

10 Saya sering membuka kembali

program multimedia interaktif.

Ya 3436 × 100% = 94.44%

Tidak 2

36 × 100% = 5.56%

11

Program multimedia interaktif

dapat menjadi sarana belajar

biologi dimanapun siswa berada.

Ya 3336 × 100% = 91.67%

Tidak 3

36 × 100% = 8.33%

12

Apabila program ini digunakan

untuk materi/pokok bahasan yang

lain saya akan dengan senang hati

menggunakannya.

Ya 3636 × 100% = 100%

Tidak 0

36 × 100% = 0%

13

Penggunaan program ini efektif

dalam meningkatkan retensi (daya

ingat) siswa.

Ya 3636 × 100% = 100%

Tidak 0

36 × 100% = 0%

14

Dalam menjalankan program ini,

komponen multimedia interaktif

berjalan dengan baik.

Ya 2936 × 100% = 80.56%

Tidak 7

36 × 100% = 19.44%

15

Penggunaan program ini dapat

meningkatkan retensi (daya ingat)

pada pokok bahasan/materi yang

sedang dipelajari.

Ya 3636 × 100% = 100%

Tidak 0

36 × 100% = 0%

223

Berdasarkan penghitungan setiap butir pernyataan, maka diperoleh

persentase setiap indikator sebagai berikut:

No. Indikator % Jawaban

1 Kejelasan topik pembelajaran. 83.33%

2 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa. 97.22%

3 Kemudahan penggunaan. 100%

4

Kemampuan komponen multimedia interaktif untuk

meningkatkan retensi siswa pada materi sistem

ekskresi.

96.76%

5 Dukungan multimedia interaktif bagi kemandirian

belajar siswa. 93.10%

6 Keteraturan desain aplikasi pembelajaran. 98.15%

7 Komponen aplikasi pembelajaran berjalan dengan

lancar. 80.56%

ഥ 92.73%

224

FOTO PENELITIAN

Ruang Kelas Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada Kelompok Eksperimen

Lampiran 37

225

Ruang Kelas Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada Kelompok Kontrol