PENGARUH MODELPEMBELAJARANBEllMAINPERAN...
Transcript of PENGARUH MODELPEMBELAJARANBEllMAINPERAN...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BEllMAIN PERAN
(ROLE PLAYING) TERHADAP HASJ[L BELAJAR SISWA
KELAS XII SMA DALAM KONS]I!:P
SUBSTANSI GENETIKA
(Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat)
Oleh:
MAFTUHAH102016023905
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HI 2008 M
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLEPLA YING) DAN CERAMAH TERHADAP HASIL B1H;LAJAR SISWA
KELAS XII SMA DALAM KONSEP SUBSTANS][ GENETIKA(Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat)
SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Ilmu I arnlvah
Untuk Memenuhi Mel1callaiGelar Sarjana Pendidikan
OIelt :
MAFTUHAH102016023905
Dibawah Bimbingan
A~jIr. Maltmnd1Vi. Siregar,M.Si
NIP. 150 222 933
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HI 2008 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudlll "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERMAINPERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP HASIL BELMAR SISWA KELASXII SMA DALAM KONSEP SUBSTANSI GENETIKA. (Eksperimen diSMA Dua Mei Ciputat)" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada jurusan Pendidikan IlmuPengetahllan Alam (IPA) Program Studi Biologi.
Jakarta, 9 September 2008
Sidang Munaqasyah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)II'. H. Mahmlld m. Siregar, M.SiNIP: 150 222 933
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)Baiq Hana SlIsanti, M.ScNIP: 150299475
Penguji IDrs. Ahmad Sofyan, M.PdNIP: 150231 502
Penguji IIBaiq Hana Susanti, M.ScNIP: 150299475
Tanda Tangan
Mengatahui,Dekan Fakultas Ihnu Tar~an Keguruan
\.Prof. Dr. D e Ro ada MA
NIP. I 0 I 356
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLEPLAYING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA XII SMA
DALAM KONSEP SUBSTANSI GENETIKA(Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modelpembelajaran bermain peran (role playing) terhadap hasH belajar siswa dalamkonsep substansi genetika. Penelitian ini dHakukan di Sekolah Menengah Atas,Ciputat, Banten. Metode yang dignnakan adalah ekspe'rimen semu (quasiexperiment) dengan rancangan berbentuk two group randomized subject post testonly yang sampelnya secara purposive sampling masing-masing 30 siswa, baikuntuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembel~uaran bermain peran(role playing) maupun kelas kontrol yang menggunakan metode kovensional.
HasH analisis data menunjukkan bahwa: (l) terdapat pengaruh yangsignifikan antara model pembelajaran belmain peran (role playing) terhadap hasHbelajar siswa, (2) hasH belajar siswa yang menggunakan pembelajaran bermainperan (role playing) lebih besar dari pada hasH bel1ijar siswa yang menggunakanmetode konvensional, (3) model pembelajaran bermain peran (role playing) dapatmeningkatkan pengnasaan siswa terhadap suatu konsep.
Kata kunci: pembelajaran bermain peran, hasH belajar
ABSTRACT
ROLE PLAYING TEACHING MODEL INFLUENCE BASED ONLEARNING RESULT OF SMA STUDENT XII
IN GENETICS SUBSTANCE CONCEPT(Experiment Research at SMA Dua MeioCiputat)
The aimed ofthis research to finding out influence ofrole playing teachingmodel based on learning result of SMA student in genetics substance concept.This research was done at Senior High School Ciputat, Banten. The method isresort to quasi experiment with have the form ofdesign two group randomizedsubject post test only at sample according to purposive sampling respective 30students, both for experiment class is use role playing teaching model althoughcontrol class is use conventional method.
The result ofthe research appointed: (l) there are significant role playingteaching model influence based on learning result student, (2) the studentlearning result that using role playing teaching model is higher than studentlearning result that using conventional method, (3) role plCJi;Jing teaching modelcan help the student in mastering a concept.
Key word: role playing teaching model, learning result
"macata/i, atas nama 'Tulianmuyang mencipta/(gn'Yang mengajar dimgan /(gtam:Mengajar/(gn Itepada mammaJ/.pa yang tidaltmfigtafiuinya"(aC-Quran, aC-J/.taq [90]: 3,4,5)
KATAPENGANTAR
CBismiffaliirralimanirraliim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Ilahi Rabbi
atas segala nikmat, rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat
merampungkan skripsi. Shalawat dan salam penulis curahkan ke haribaan al
Mustofa Nabi Muhammad saw yang telah mencurahkan segala cinta untuk umat
manusia.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari orang-orang yang berhati
budiman, yang terus mendukung penulis selama penyusunan, tentunya penulis
mengaturkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
I. Bapak Prof. Dr. Rosyada, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatuUah Jakarta.
2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahun Alam (IPA) sekaligus pembimbing yang bersedia menyisihkan
waktu untuk mengarahkan, mengoreksi, memperhatiki.ln dengan seksama
penyusunan skripsi ini. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. Sekretaris Jurusan
Pendidikan IPA. Bapak-bapak dan ibu-ibu Dosen, atas ilmu dan pengalaman
yang telah diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan.
3. Bapak Drs. Ahmad SofYan, M.Pd, Dosen Penasihat Akaelemik yang memberi
segala perhatian, bimbingan dan motivasi dalam menulis.
4. Terima kasih khusus kepada Dr. Zulfiani, M.PeI, yang (elah meminjamkan
buku koleksi pribaelinya kepada penulis, memberikan dorongan untuk
secepatnya menyelesaikan skripsi dan menyediakan Viaktu, sampai pada
akhirnya penulis mendapatkan buku primer yang memberi energi pada
penulis.
5. Segenap karyawan dan karyawati perpustakaan LIPI, Perpustakaan Gandaria,
UIN Jakarta dan U1N Yogyakarta, perpustakaan Universitas Terbuka,
Perpustakaan Nasional RI, terima kasih atas bantuannya.
6. Penghargaan untuk Bapak Yayat Ruhiyat, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Dua
Mei, yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian
bagi penulisan skripsi ini. Ibu Susi Indrayani, S.Pd yang bersedia kelasnya
penulis gantikan, bapak Mudin, bu Murni yang membantu penulis selama
penelitian. Dan seluruh siswa-siswi SMA Dua Mei, khususnya kelas XII yang
telah bersedia memberikan waklunya unluk menjadi sampel.
7. Unluk kakekku KH. Hadrawi Nahrawi (aim), KH. Kholil Ghozali, nenekku
Hj. Siti Asia/Nyai Indana (aim), Hj. Siti Faridah (aim) dan Hj. Siti Muslimah.
Khusus unluk Ahmad Nyarwi, M.Si dan Khalilah, M.Pd, adik-adikku Zainal
Alim di Surabaya, Khairul Abror, Mufarrohah dan Abdul Mujib di
Yogyakmta, Badruttamam di Ponpes Assafiiyah Jakarta, adik bungsu penulis
Ahmad Fuad (Rafuad) di Singkawang, semangat selalu.
8. Terakhir, terima kasih tiada terkira unluk Ramah Kholil Ghozali dan Nyi'
Nurlaila Hadrawi, yang mengasuh, mencintai, dan menyayangi penulis dengan
sepenuh hati. Dengan cinta, rindu dan bakti, penulis persembahkan tugas akhir
kuliah ini.
Jakarta, 8 Agustus 2008
Maftuhah
DAFTARISI
Halaman Judul .
Lembar Pernyataan ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan Panitia Ujian iv
Abstrak v
Motto vi
Kata Pengantar viii
Daftar lsi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran ,........................................................................ xv
BABI PENDAHULUAN
A. LataI' Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Pembatasan Masalah 6
D. Perumusan Masalah 6
E. Manfaat Penelitian 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DANHIPOTESISA. Deskripsi Teoritis 8
1 Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) 8
1.1 Pengertian Model Bermain Peran (Role Playing) 8
1.2 Tujuan Model Bermain Peran (Role Playing) 9
1.3 Kapan Pelaksanaan Model Bermain Peran (Role-
Playing) 11
1.4 Langkah-Iangkah Penerapan Model Behnain Peran
(RolePlaying) II
1.5 Evaluasi Model Bermain Peran (Role Playing) 20
1.6 Kelebihan dan Kekurangan Model Bermain Peran
(RolePlaying) 20
2 Hakikat HasH Belajar 2 I
2.1 Pengertian HasH Belajar 21
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar 27
a. Faktor 1ntemaI 27
b. Faktor EkstemaI 28
2.3 Prosedur Pelaksanaan HasH Belajar 32
2.4 Evaluasi Pelaksanaan Hasil Belajar 32
3 Sintesis Protein 32
3.1 Tahap-tahap Sintesis Protein 32
3.2 Kode Genetik 33
3.3 Mekanisme Penyampaian Kode Genetik 33
3.4 Macam-macam Asam Amino 33
B. Kerangka Berpikir 34
C. Pengajuan Hipotesis 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan Penelitian 39
Tempat dan Waktu Penelitian 39
Metode Penelitian 39
Populasi dan Teknik PengambHan Sampel ,. 40
Teknik Pengumpulan Data <...................... 41
F < Instrumen Penelitian 41
< G. Teknik Analisis Data 46
H. Hipotesis Statistik 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Biologi Dengan Model Pembelajaran Bermain
Peran (Role Playing) di SMA Dua Mei Ciputat 50
B. Hasil Belajar Biologi Siswa 51
1. Deskripsi Data HasH Belajar Kelas Eksperimen 51
2. Deskripsi Data flasH Belajar Kelas Kontrol 52
C. Pengaruh Model Pembelajaran Bennain Peran (Role
Playing) Terhadap HasH Belajar Siswa 54
I. Uji Normalitas 54
2. Uji Homogenitas 55
3. Pengujian Hipotesis 55
4. Pembahasan HasH Penelitian 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 60
B. Saran 61
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPlRAN 67
DAFTAR TABEL
Tabel
J. Fokus Pembahasan yang Mllngkin Dalam Bermain Peran 12
2. Raneangan Penelitian 40
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 43
4. Distribusi Frekllensi NHai Biologi Siswa Kelas Eksperimen 51
5. Distribusi Frekuensi NHai Biologi Siswa Kelas Kontrol 53
6. Uji Normalitas HasH Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kon-
trol............................................................................................................ 54
7. HasH Uji Homogenitas.............................................................................. 55
8. HasH Uji t HasH Belajar Biologi Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelom
pok Kontrol 55
9. Kode Genetik Asam Amino 92
10. Jenis-jenis Asam Amino dan Kodonnya 93
I J. Kunei Jawaban Instrumen Tes Sintesis Protein 106
12. Uji Validitas Instrumen 107
13. Uji Reliabilitas 109
14. Kunei Jawaban Tes Sintetis Protein 115
15. NHai HasH Belajar Biologi Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 116
16. Persiapan Uji NOlmalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen. 119
17. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol........ 120
18. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 121
19. Perhitungan Normalitas Kelas Kontrol 123
20. Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Pekerjaan 128
21. Data Perkembangan Jumlah Siswa Berdasarkan Jenjang Pendidikan 129
DAFTARGAMBAR
Gambar
I. Efek Materi Pembelajaran dan Pengasuhan 14
2. Bagan Langkah Model Bermain Peran 16
3. Bagan Struktur Model Bermain Peran 17
4. Bagan Bermain Peran Menurut Oemar Hamalik 17
5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 30
6. Bagan Kerangka Berpikir.......................................................................... 37
7. Histogram dan Poligon Nilai Biologi Siswa Kelas Eksperimen 52
8. Histogram dan Poligon Nilai Biologi Siswa Kelas Kontrol 53
9. Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho 56
10. Sintesis Protein 85
11. Translasi Konsep Dasar 85
12. Sintetase tRNA-aminoasil Menggabungkan Asam Amino Spesifik ke-
tRNA...................................................................................................... 86
13. Anatomi Suatu Ribosom 87
14. Inisiasi Translasi 88
15. Sintesis Protein Sederhana 88
16. Siklus Elogansi 89
17. Terminasi Translasi 89
18. Poliribosom 90
19. Transkripsi dan Tranlasi Yang Dipasangkan Pada Bakteri 90
20. Ringkasan Transkripsi dan Translasi Dalam Sel Eukariotik 91
21. Bagan Fungsi RNA 92
22. Kartu yang Memiliki Triplet DNA, Diletakkan Berurutan dari Kiri ke-
Kanan 94
23. Kartu yang Memiliki Kodon pada mRNA, Diletakkan Berurutan dari
Kiri ke Kanan . 95
24. Gantungan Pakaian (hanger) dengan Kartu yang Bertuliskan Antikodon,
Mewakili Molekul tRNA 95
25. Kartu yang Mewakili Antikodon Molekul tRNA, Diletakkan Berurutan
Dari Kiri ke Kanan 96
26. Struktur dan Susunan Personal Yayasan Pendidikan Dua Mei 127
27. Grafik Rata-rata NEM (VAN) SMA Dua Mei 130
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 67
2. Skenario Pembelajaran 80
3. Gambar-gambar Proses Sintesis Protein 85
4. Bahan-bahan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) 94
5. Prosedur Model Pembelajaran Bennain Peran (Role Playing) 97
6. Lembar Pengamatan Model Pembelajaran Bennain Peran (Role Playing) 99
7. Instrumen Penelitian Sintesis Protein 101
8. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Sintesis Protein 106
9. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian (tabel) 107
10. Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian 108
II. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Penelitian (tabel) 109
12. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian 110
13. Hasil Instrumen Penelitian yang Valid dan Reliabel III
14. Kunci JawabanlnstlUmen Penelitian yang Valid dan Reliabel............... liS
15. Nilai Hasil Belajar Biologi Kelompok Eksperimen dan Kontrol 116
16. Perhitungan Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperi-
men 117
17. Perhitungan Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol... 118
18. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen 119
19. Persiapan Uji Nonnalitas dan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol 120
20. Uji Nonnalitas Kelompok Eksperimen 121
21. Uji Nonnalitas Kelompok Kontrol 123
22. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kon-
trol 125
23. Perhitungan Pengujian Hipotesis 126
24. Profil SMA Dua Mei Ciputat 127
25. Tabel Nilai r Product Momen 131
26. Tabel Normal Baku Pada Titik Z (Distribusi Z) 133
27. Tabel Nilai L (Distribusi Lilliefors) ,....................... 134
28. Tabel Nilai Distribusi F.......................................................................... 135
39. Tabel Nilai Distribusi t.................................... 137
30. Uji Referensi ]39
31. Surat Bimbingan Skripsi ]45
32. Surat Riset ,. ]46
33. SuratKeterangan Dari Sekolah ]47
34. Curriculum Vitae ]48
BABI
PENDAHULUAN
A. Latm' Belakang Masalah
Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu
pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi pembangunan
pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih
bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi,
seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan
sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan j!ainnya, maim secara
otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output
(keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Temyata strategi input
output yang diperkenalkan oleh Hanushek (1979,1981) teori education production
function tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan
hanya terjadi dalam situasi ekonomi dan industrL1
Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented.
Diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya banyak faktor yang
diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan
sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat
dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali
tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.
Diskusi tersebut memberikan pemahaman ballwa pembangunan
pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan tetapi
juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Input pendidikan
merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu tetapi tidak
menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan (school
resources are necessary but not slifficient condition to improve student
achievement).
I Hhtp://www.isee.co.id/indekx.php?go=viewnews&id=2. akses: Selasa, 29 November2005113:06:58 WIB, Manajemen Peningkatan Mutu 2004-10·]3114:12:12 WIB
2
Di samping itu, mengingat sekolah sebagai unit pelaksanaan pendidikan
formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi peselia didik yang
memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda
satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan
perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan.
Hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai
keragamannya itu, diberikan kepereayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya
sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya.
Walaupun demikian, agar mutu tetap teljaga dan agar proses peningkatan
mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati seeara
nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu
tersebut (adanya benchmarking).
Pemikiran di atas telah menderong muneulnya pendekatan bam, yakni
pengelolaan peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang hams berbasis
sekolah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini,
kemudian dikenal dengan manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis
sekolah (School Based Quality Management) atau dalam nuansa yang lebih
bersifat pembangunan (developmental) disebut School Based Quality
Improvement.
Dalam konteks sejarah, persoalan pendidikan bailc yang fonnal maupun
informal, seperti sekolah atau belajar sendiri (otodidak), memang bangsa
Indonesia mewarisi nilai-nilai nuansa pendidikankolonial (Belanda, Jepang &
Inggris). Tiada mampu terlepas dari belenggu yang menghilangkan pengalaman
lokal itu.
Oleh sebab itu masyarakat hams mengakui bahwa tidak ada sistem
pengetahuan yang mutlak asli (original), semuanya saling beltautan,
bersinggungan dan berseteruan dalam ams transformasi dunia. Pendidikan pun
demikian. Dalam rentang waktu yang panjang, berbagai model pendidikan munenl
dan dikembangkan di Indonesia baik formal maupun infomlal.
3
8eperti kesaksian Prof. Dr. 8lamet Iman 8antoso: "Kita semua belajar dari
buku-buku cetakan terakhir secm'a lengkap. Catatan atau diktat sepanjang
mengikuti jam pelajaran merupakan pelengkap dari pengalaman guru, yang tidak
tertulis dalam buku-buku?
Dengan demikian dalam proses belajar mengajar pada suatu kelas guru
harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, sesuatu informasi yang
disampaikan dengan metode yang baru dengan kemasan yang bagus, didukung
oleh alat-alat berupa sarana atau media yang baru pula sehingga menarik perhatian
siswa dalam belajar.
8enada dengan argumen yang lebih dahulu, dapat diambil satu
pernyataan bahwa guru harus tahu peserta didik memerlukan aturan mengatur
kelas dan meningkatkan kemampuan mengajar yang sesuai.3
Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan
bermakna salah satunya adalah dengan pemilihan metode pelajaran yang tepat dan
menarik dalam arti disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran yang akan
di~arkan, melibatkan keaktifan siswa baik secara fisik, intelektual dan emosional
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Paradigma menghafal fakta dalam mempelajari pelajaran, sebaiknya
dikembangkan menjadi memahami sehingga siswa dapat mengembangkan daya
pikirnya. Guru sebagai pendidik, memberikan motivasi belajar agar siswa dapat
memecahkan masalah dan siswa sebagai anak didik mempergunakan kesempatan
untuk belajar dengan sebaik-baiknya.
Darling-Hammond et al. (I995) menekankan bahwa guru sebagai
pemimpin membuka cara baru dalam melakukan sesuatu dan pandangan model
pembelajaran meningkatkan pengalaman pendidikan siswa.4
Oleh karenanya, selain sebagai pengajar guru juga merupakan seorang
2 Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman (Citra Guru; J.Sudarmima), (Yogayakarta: Kanisius, 200l), h.257
3 Unni Vere Midthassel, Creating a Shared Understanding of Classroom Management,(London: SAGE Publications, Vol. 34 No 3 July 2006), BELMAS (Journal of the BritishEducational Leadership, Management &Administration Society), h. 365.
4 James S. Pounder, Trans/omo/lonal Classroom Leadership, (London: SAGEPublications, Vol. 34 No 4 Oktober 2006), BELMAS (Joul'llal of the British EducationalLeadership, Management &Administration Society), h. 534.
4
pembimbing. Sehingga fungsi-fungsi guru menurut Dewa Ke:tut Sukardi adalah :5
a. Guru sebagai perancang pengajaran (Designer of instruction). Guru dituntutmemiliki kemampuan untuk merencanakan atau meraneang kegiatan belajarmengajar seeara efektif dan efisien. Untuk itu seorang guru harus memilikipengetahuan yang eukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagaisuatu landasan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.
b. Guru sebagai pengelola pengajaran (Manager of instruction). Guru dituntutmemiliki kemampuan untuk mengelola seluruh proses kegiatan belajarmengajar dengan meneiptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupasehingga setiap siswa dapat belajar dengan efektifdan efisien.
c. Guru sebagai penilai belajar siswa (Evaluator of student learning). Gurudituntut untuk seeara terus-menerus mengikuti hasil-hasil (prestasi) belajaryang telah dieapai siswa-siswanya dari waktu ke waktu.
d. Guru sebagai motivator dan pembimbing, dituntut untuk mngadakanpendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi denganpendekatan yang bersifat pribadi (personal approach) dalam setiap prosesbelajar mengajar berlangsung.
IPA merupakan suatu i1mu pengetahuan yang sifatnya pasti dan empiris,
hal ini dibuktikan dalam mempelajari IPA, siswa harus mernpelajari gejala alam
melalui proses dan sikap ilmiah teltenm. Proses itu rnisalnya pengamatan dan
eksperimen, sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur pada saat sedang
mengumpulkan dan menganalisis data.
Dengan menggunakan proses dan si!eap ilmiah itu siswa akan memperoleh
penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta atau teori, dan penemuan
penemuan itu yang disebut produk IPA. Dengan demikian seeal'a garis besar IPA
dapat didefinisikan terdiri atas tiga komponen, yaitu (1) sikap i1miah, (2) proses
ilmiah, (3) produk ilmiah.
Selama ini proses transfer pengetahuan biologi dari guru ke siswa masih
banyak mengandalkan buku, sedangkan kegiatanpraktikumierbatasbahkan tidak
ada. Pembelajaran semacam itu bukan saja membuat bosan para siswanya, namun
membuat pemikiran mereka kurang berkembang, siswa kurang dilatih untuk peka
terhadap permasalahan disekitar dan belajar bagaimana rnemeeahkan masalah
menurut kemampuannya.6
5 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2002), h.2t
6 www.brawijaya.ac.idlmain/news/ldlannounce/hpkgbit.php. [8 Januari 2006]
5
Cara yang paling penting adalah bagaimana siswa tersebut memiliki
perasaan yang sama dengan guru mata pelajaran untuk selalu berkreatifitas
mengembangkan dan belltiar tetang konsep-konsep pelajaran biologi yang sangat
dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Caranya adalah menumbuhkan rasa
motivasi dari siswa itu sendiri. Apabila siswa telah memiliki keinginan untuk
mengetahui, mengamati, mempelajari dengan serius, maIm hubungan antara guru
dan murid akan mengalami sinergitas yang pada akhimya akan membuat hasil
akhir (out put) menjadi lebih baik.
Dalam pelaksanaan pengajaran biologi perlu adanya penerapan metode
atau model pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat difahami oleh
siswa. Salah satu metode tel'sebut adalah bermain peran (role playing). Dengan
metode ini diharapkan siswa akan semakin senang dan mudah menangkap esensi
dari materi yang disampaikan.
Bermain peran (role playing) sebagai model pembelajaran bukan saja
mengakal' (roots) secal'a pribadi tetapi juga pendidikan yang berdimensi sosiae
Model bermain peran sangat cakap dalam berbagai bidang dan dapat dipakai
untuk beberapa pendidikan objektif yang penting.8 Pelajar dapat meningkatkan
kemampuan mereka untuk mengetahui kekuatan mereka, mendapatkan
pengalaman baru, menangani masalah dan memperbaiki masalahnya dengan
mendapatkan solusi.
Oleh sebab itu, sistem pembelajaran dengan learning by doing dan alur
komunikasi dialogis antara guru dengan siswa dalam mempelajari biologi harus
ditingkatkan. Di samping itu perlu dilakukan sebuah tel'obosan agar siswa mampu
memproses informasi atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga pengetahuan
tersebut menjadi bennakna dan mudah ditel'ima.
Dengan demikian model pembelajaran bennain peran (role playing)
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai konsep-konsep dan
prinsip-pl'insip biologi yang masih abstl'ak, seperti Substansi Genetika.
7 Bruce Joyce, dkk, Models of Teaching, (USA: Allyn and Bacon, 2000), Sixth Edition,h.59.
8 Ibid, h.70.
7
protein.
4. Menciptakan suasana belajar biologi yang komunikatif antara guru sebagai
pendidik dan siswa sebagai pembelajar.
BABII
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
I. Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playillg)
1.1 Pengertian Model Bermain Peran (Role Playillg)
Bermain peran atau role-play sudah sangat populer dalam dunia
pembelajaranlpelatihan. Secara harfiah bermain peran berarti memainkan satu
peran tertentu sehingga yang bermain tersebut harus mampu berbuat (berbicara
dan bertindak) seperti peran yang dimainkannya. t
Situasi suatu masalah diperagakan secara singkat, dtmgan tekanan utama
pada karakterlsifat orang-orang, kemudian diikuti oleh diskusi tentang masalah
yang bam diperagakan tersebut? Dalam betmain peranpeserta meniru dan
bertingkah laku sesuai dengan aturan karakter, atau bagian-bagian, yang dimiliki
oleh pribadi, motivasi dan latar belakang yang berbeda dari diri mereka sendiri.3
Dari pengertian di atas dapat disimak bahwa bermain peran juga terjadi
dalam situasi timan atau buatan seperti simulasi. Memang, bermain peran sangat
mirip dengan simulasi, bahkan Robert Gilstrap memasukkan sebagai bagian dari
simulasi juga ada bermain peran:
Simulasi merupakan reproduksi sederhana, atau model suatu fenomena,
proses atau situasi dalam kehidupan sebenamya. Simulasi dan bennain peran
hanya berbeda dalam hal apa yang ditekankan. Pada permainan simulasi, proses
dan pola interaksi sosiallebih ditekankan. Pada simulasi, proses dan pola interaksi
sosial lebih ditekankan, sementara pada bennain peran lebih ditekankan
perkembangan karakter, pembangkitan perasaan pemain dan kreativitas
kemampuan individu untuk mengkomunikasikan buah pikirarmya.
I Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran lnlerakt![, (Jakarta: STIA-LAN Press,1997), h. 91; Iihat juga Rocstiyah N. K., Slralegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rincka Cipta,Oktober, 2001), cct. Ke-6, h. 90-93.
2 A. Surjadi, Membual Siswa Akli/Belajar, (Jakarta: Binacipta, _-.J, h. 73J Role Playing, http://en.wikipedia.orglwikiiRole-playing, (5-12-2007)4 Atwi Supal'man, loc.cit.
9
Perasaan atau emosi dari mereka yang terlibat dalam suatu perl11asalahan
dalam Iingkungan dapat diekspresikan oleh siswa yang bennain peran.5 Bennain
peran (role playing) juga adalah penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman.6
Dalam model pembelajaran ini, siswa mendapat peran untuk dimainkan, sehingga
dengan demikian l11ereka benar-benar terlibat dalal11 pennasalahan.
Esensi dari bennain peran (role playing) adalah ket,erlibatan pemain dan
pengal11at dalam situasi masalah yang nyata dan l11enginginkan solusi yang
diterima apa adanya ditimbulkan keterlibatannya.7 Dengan d,el11ikian pelajm' dapat
l11enemukan, mel11ahami inti dari pokok bahasan dalam proses bermain peran,
khususnya dalam diskusi.
1.2 Tujuan Model Bel'main Peran (Role Playing)
Bennain peran digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan l11el11berikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih l11enumbuhkan kesadaran dan kepekaan
sosial serta sikap positif, di sal11ping menemukan altematif pemecahan masalah.
Dengan perkataan lain,. melalui bermain peran, siswa diharapkan l11ampu
memahami dan menghayati berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.8
Bermain peran adalah teknik yang berguna untuk berpikir tentang situasi
yang sulit sebelum situasi itu terjadi. Oleh karena itu pelajar mempunyai
persiapan respon yang bagus lIntlik setiap peristiwa berbeda yang dapat muncul.9
Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan
keljasama, komunikatif dan menginterpretasikan suatu kejadian. 1O Latihan
bermain peran memotivasi pelqiar, mengembangkan kurikulum tradisional dan
5 Susilo, Herawati, dkk, Kopilo Se/eklo Pendidikon Bioiogi, (Jakarta: UT Press, 2002), h.239
6 Oemar Hamalik, Pendekatan Barll Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA,(Jakarta: Sinar Baru Aigesindo, 2001), eel. Ke-2, h. 48
7 Bruce Joyce,dkk, Op.Cil., h.60.8 Atwi Suparman, op.cit., h. 929 Role Playing Preparing For Difficult Situations,
http://www.mindtools.com/CommmSkl1?RolePlaying.htm. h.l, (5-12-2007)10 Ahmad Sudrajat, Model Pembelajaran, http://akhmadsudrajal.wordpress.com/bahan
ajar/model-pembelajaran-Oll, h.2, (5-12-2007)
10
mengajarkan kemampuan kecakapan (rea/-wor/d)ll. Untuk memecahkan suatu
masalah agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain.12
Sangat jarang pelajar mengambil hikmah dari beberapa kejadian sebagai
bagian dari kesatuan yang diajarkan dengan pelajaran yang menarik dan
langsung.13 Simulasi masalah sehari-hari (rea/ life) membantu pelajar
mengembangkan pemikiran kritis dan kemampuan mengatasi masalah. l4
Dalam permainan bermain peran, konsep "menang" dan "kalah" tidak
ada l5• Hal inilah yang menjadikan perbedaan mendasar bermain peran dari
permainan pentas (board games), main kartu (card games), olahraga dan tipe
permainan lainnya. l6 Yang paling penting adalah bagaimana pesel1a didik
bermain peran dalam permainan.
Tujuan pelajar sebagai pemain membantu membuat cerita dan
menjadikannya menyenangkan.17 Simulasi bermain peran ml~rupakan eksperimen
yang sangat kuat sebagai tantangan bagi pelajar, tidak hanya secara logika tapi
juga emosional.1 8
Tujuan bermain peran adalah membuat menyenangkan, kreatif dan
bersama-sama. l9 Belmain peran juga membantu pelajar mengumpulkan dan
mengorganisasikan informasi.20 Jnilah yang merupakan tekanan utama dalam
bermain peran yang membedakannya dari simulasi. Simulasi lebih menekankan
pada pembentukan keterampilan, sedangkan pembentukan sikap dan nilai
Learning,and
II Rebecca Teed, Role-Playing Exercises, http://serc.carleton.edulintrogeo/roleplaying!,h.l, (5-12-2007)
12 A. Surjadi, op.cit., h. 7313 Rebecca Teed, Ioc.cit.14 Patricia K. Tompkins, Role Playing/Simulation, Journal,
httn://iteslj.org/Techniguesffompkins-RolePlaying.htm!' h.3, (5-12-2007)I Role-Playing?, http://www.hoboes.com/puh/Role-Playing/RPG.html. h.l, (5-12-2007)" Role-playing game, http://en.wikipedia.org/wiki/Role-playinggame, (5-12-2007)17 What Is Role-Playing?, http://www.hoboes.com/publRole-PlayingIRPG.html. h.l, (5
12-2007)18 Role Play Simulation for Teaching
http://www.roleplaysim.org!papers/default.asp?Topic~toc8.h.l, (5-12-2007)19 Role Playing, http://www.hoboes.com/publRole-Playing/RPG.html. h.2, (5-12-2007)20 Teaching / Learning Models, http://hagar.up.ac.za/catts/learher/cooplrn/b3.html, h.6,
(5-12-2007)
II
merupakan tujuan tambahan.21
1.3 Kapan Pelaksanaan Model Bermain Peran (Role Playing)
Waktu untuk bennain peran sangat fleksibel sesuai dengan situasi yang
diperankan. Pembagian waktu dalam pembelajaran haruslah dilakukan secelmat
mungkin sehingga semua langkah dapat diikuti. Untuk "bermain peran" sl\ia
waktu yang baik berkisar antara 15-30 menit. Kalau terlalu singkat pemeran
mungkin tidak sampai pada pemecahan masalah, tetapi kalau terlalu lama akan
membosankan. Yang memerlukan waktu lama adalah persiapan dan lindak
lanjutnya.22
Agar bennain peran dapat berlangsung efektif, dorongan atau motivasi
berupa penguatan harus selalu diperhatikan oleh peng!Uar. Disamping itu,
pengajar hendaknya juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengarahkan
diri sendiri.23 Sebelum pennainan dimulai, para pemain mengembangkan konsep
peran yang akan mereka perankan.24
Bermain peran atau role playing digunakan saat pembelajaran yang
memerlukan pemahaman yang lebih mendalam pada pokok bahasan yang abstrak
sehingga dapat divisualisasikan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh pelajar.
1.4 Langlrnh-Iangkah Penerapan Model Bermain Pemn (Role Playing)
Menurut Atwi Supannan latihan bennain peran dapat menjadi pekerjaan
yang berat bagi guru, bukan saja dalam persiapan tetapi juga dalam pelaksanaan.
Walaupun begitu, cenderung terbayar dengan syarat minat/motivasi dan hasil
prestasi pelajar.25
1.4.1 Persiapan
Untuk mempersiapkan sajian melalui model bennain peran, pengajar/
instruktur perlu melakukan hal-hal berikut: Memilih situasi/topik serta
games), http://en.wikipedia.org/wikilrole-
Role-Playing,
21 Atwi Suparman, op,cit., h. 9222 Atwi Suparman, ibid, hal. 9723 Atwi Suparman, ibid, h.9324 Character Creation, (role-paying
playing game. h.6.2S How to Teach Using
http://serc.carleton.edulintrogen/roleplaying/howto.html, h.l, (5-12-2007)
12
mengembangkannya seperti yang sudah dicontohkan di atas. Mempersiapkan
latar/peralatan yang diperlukan sesuai dengan situasi yang akan diperankan.26
Kegiatan ini biasanya didahului oleh kegiatan memaparkan keadaan yang
hendak dimainkan sampai jelas. Umumnya dipilih situasi yang menimbulkan
konflik untuk dimainkan. Guru juga dapat menyiapkan sencliri kegiatan bermain
inL Mereka dapat memilih isu-isu yang secara langsung atau ticlak langsung
mempengaruhi siswa.27
1. PerasaanA. Eksplorasi setiap perasaan/pandangan pesertaB. Eksplorasi perasaan peselia yang lainC. Memerankan atau mengulang kembali perasaannya
II. Sikap, Nilai dan PersepsiA. Identifikasi nilai kebudayaan atau cabang kebudayaanB. Klarifikasi dan evaluasi nilai dari sendiri dan nilai konflik
III. Sikap dan Kemampuan Mengatasi MasalahA. Membuka kemungkinan solusiB. Kemampuan indentifikasi masalahC. Kemampuanmengambil solusi altematifyang umumD. Kemampuan mengevaluasi pada diri sendiri dan yang lain dalam mencari
solusi altematif masalah.E. Pengalaman yang berharga dan membuat keputusan akhir dalam
menyoroti pengalaman yang telah berlangsung.F. Analisis kriteria dan perkiraan altematif (anlyzing criteria and
assumptions behind alterantives)IV. Pokok Bahasan
A. Perasaan peselia (frelings ofparticipants)B. Realitas sejarah: tentang krisis (historical crises), dil~:ma, dan keputusan
Tabell Fokus Pembahasan yang Mungkin dalam B,)rmain Peran
(Sumber Bruce Joyce, Marsha Weil with Emily Calhoun, Models ofTeaching,USA, Allyn and Bacon, 2000, hal. 72)
Pertama yang diperlukan adalah menata kelas dan kondisi peserta didik,
dimana semua siswa dapat melihat permainan. Kedua, bennain peran yang
dilakukan dalam kelompok kecil yang terpisah, sehingga tidak mengganggu satu
26 Atwi Suparman, ibid, hal. 9827 Susilo, Herawati, dkk, op.cit, 239
13
dengan yang lain. Namun perlu dijaga agar ruangan-ruangan keeil tersebut tidak
terlampau keeil, sehingga masih dapat dipantau oleh instruktur. Jika perlu eukup
satu kali peragaan dan sisanya menjadi pengamat aktif.
Rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam penerapan bermain peran
adalah:
a. Setiap siswa sebaiknya dapat memerankan peran yang berbeda sehingga
penghayatannya terhadap nilai dan sikap menjadi lebih mantap.
b. Untuk peserta dewasa, instruktur dapat mereview hakikat (apa, mengapa,
dan bagaimana) bermain peran, sehingga peserta lebih paham akan
manfaat bermain peran.
e. Jika pemahaman terhadap peran berlangsung lambat, pengajar dapat
meminta siswa membuat skenario, sehingga pemlainan menjadi lebih
lanear.
d. Jika diperlukan, pengajar dapat memodelkan perma,inan peran, terutama
peran-peran yang dianggap sukar untuk dihayati.
e. Peran yang akan dimainkan haruslah sesuai dengan tingkat kedewasaan
dan pengalaman siswa.
f. Perlu diperhatikan bahwa penghayatan yang berbeda. terhadap peran yang
dimainkan akan menghasilkan pemeeahan masalah yang berbeda pula.
Dengan demikian peragaan yang berlangsung dapat terkontrol dengan
baik. Sehingga hasil yang diharapkan dapat tereapai. Disini diperlukan ketelitian
dari instmktur untuk memberikan pemahaman rambu-rambu dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran bem1ain peran (role
playing).
Bermain peran diraneang khusus untuk ll1enjaga: (I) analisis nilai dan
tingkah laku seseorang; (2) ll1engembangkan strategi untuK mengatasi masalah
sendiri atau yang lain; dan (3) ll1engembangkan empati terhadap satu dengan yang
lain. Pemeliharaan (nurturant) meneakup informasi tental1.g nilai dan masalah
sosial, dan nyaman mengekspresikan pendapat setiap orang.
14
MATERI PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL)
Menghonna-ti&empati
Analisisnilai&ting~
kahlakuseseorang
ModelBermain Peran
Strategi mengatasi masalah
sendiri
Integritas
Senangmengekspre
sikanpendapat
Kemampuanbemegosiasi
PENGASUHAN (NURTURANT)
Gambar 1 Efek Materi Pembelajaran dan Pengasuhan
1.4. 2 Pelaksanaan
a. Pendahllillan
I) Instruktur menyajikan situasi/cerita dan mengundang respons siswa
melalui tanya jawab.
2) Setelah siswa memahami situasi/masalah yang disajikan, kegiatan
dilanjutkan dengan pemilihan pemeran. Kegiatan ini dimulai dengan
menganalisis peran: peran apa saja yang harus dimttinkan dan siapa saja
yang akan memainkan peran tersebut.
3) Mengatur tempat main, yaitu menetapkan di mana kejadian itu
berlangsung, sehingga latar disiapkan seperti itu. Jika peran akan
dimainkan dalam kelompok kecil, setiap kelompok menyiapkan tempat
main.
15
4) Menyiapkan pengamat, yaitu menetapkal1 siapa yang akan bertindak
sebagai pengamat untuk setiap kelompok. Pengamat dilengkapi dengan
lembar observasi/lembar pengamatal1 yang sudah disiapkan.
b. Kegiatan Inti
Bermain peran, dalam tahap ini kegiatan dapat diawali dengan
mencoba/latihan terlebih dahulu, kemudian didiskusikan/dievaluasi. Setelah itu
diadakan permainan ulang di depan kelas dengan perbaikan seperlunya. Jika
permainan peran akan dilakukan dalam kelompok kecil, setiap kelompok dapat
langsung bermain. Setelah itu diadakan diskusi dalall1 kelompok untuk
memperbaiki permainan.
Salah satu kelol11pok kemudian diminta mengulang permainannya di
depan kelas. Dalam tahap bermain ini, instruktur perlu sangat tanggap dan gesit
dalam mengorganisasikan kelol11pok danjalannya kegiatan?8
c. Penutup
Penutup kegiatan bermain peran dapat diisi dengan evaluasi dan diskusi
proses permainan yang telah dilakukan del1gan bertitik tolak dari hasil observasi
pengamat, disal11ping bertanya langsung kepada pel11eran.
Setelah evaluasi/diskusi tentang proses permainan, siswa diminta
merefleksikan pengalaman/penghayatan terhadap peran yang dimainkan. Refleksi
ini l11erupakan takaran/ukuran pencapaian tujuan bermain peran. Apa yang
dirasakan siswa ketika memainkan peran tersebut dan apa yang dapat dipelajari
siswa dari perl11ainan ini merupakan kunci yang akan l11engungkap tingkat
keberhasilan bermain peran.
1.4.3 ReviewlBalikan
Menjelang berakhirnya sesi, diadakan review dan balikan, yang dapat diisi
dengan hal-hal berikut:
a. KOl11entar dari siswa tentang hal-hal yang harus diperhatikan padaperl11ainan yang akan datang, berdasarkan pengalall1an berl11ain, serta
b. Tindak lal1iut dari penghayatan siswa terhadap peran yangdill1ainkannya untuk diterapkan dalall1 sikap hidupJ]ya sehari-hari.
" Keterangan selengkapnya Iiha! lampiran 5, h. 97.
16
Review dan balikan mempunyai peran yang sangat penting karena
menentukan tingkat penghayatan dan "peranan atau pengamalan" peran yang
dimainkan. Selain itu juga sebagai petunjuk untuk mengukur hasil belajar yang
diperoleh dari kegiatan tersebut. Guru harus menjelaskan bagaimana kegiatan ini
dapat diintegrasikan ke dalam silabus. Topik yang dapat diajarkan melalui
bermain peran misalnya kebakaran hutan, hujan asam, pelclstarian sumber daya
alam atau sintesis protein yang penulis teliti.
Secara rinci, bermain peran dapat terdiri dari 9 tahap seperti yang terlihat
pada diagram. Namun, 9 tahap tersebut dapat pula dibuat menjadi 4 tahap besar
seperti yang terlihat pada diagram berikut. Setiap tahap masih dapat dirinci
menjadi langkah-langkah yang lebih kecil, yang akan diulas lebih lanjut dalam
bagian penerapan bermain peran:
I. Pemanasan (penyampaian dan Menylliikan danpembahasan situasi) Membahas Situasi
. .J,
2. Pemilihan Peran
!Menyiapkan
3. Mengatur Tempat Main Pennainan
!4. Menyiapkar Pengamat
,j,
5. Mencobakan Permainan
!6. Diskusi dan Evaluasi ~ Benuain I
!7. Mengulang Penuainan
I
!I
8. Diskusi da~ Evaluasi Pengungkapan
+ PengalamanI
9. Pengungkapan Pengalaman
17
Gambar 2 Bagan Langkah Model Bermain Peran
(Sumber Atwi Supannan, Model-Model Pembelajaran lnteraktij, Jakarta, STIALAN Press, 1997, hal. 95)
Tahap Petama: Tahap Kedua:Pemanasau Kelomook Memilih Peserta
Identifikasi atau pengenalan masalah. Analisis pennainan.Membuat masalah jelaslkongkrit. Memilih para pemaill.Menginterpretasikan cerita masalah,memaparkan iSll.Menielaskan bennain Deran.
Tahap Ketiga: Tahap Keempat:Melll!3tur Pan!!!!Ull!! Menv!aokan Pen!!amat
Mengatur aturan Peran Menentukan apa yang dicariMenyatakan kembali aturan-aturan Menetapkan tugas pengamatMasuk ke situasi masalah
Tahap KeIima: Tahap Keenam:MemeranIUllllMemainlmn Diskusi dan Evaluasi
Memulai bennain peran Balikan peragaan belmain peranMenjagaimemeIihara bennain peran (kejadian, posisi, kenyataan).Berhenti bennain peran Diskusi fokus utama.
Mengembangkan pelmainan selaniutnvaTahap Ketujuh: Tahap K<edelapau:
Meugulang Berma!n Peran Diskus! dan EvaluasiMemerankan pennainan yang direvisi; Sama dengan tahap keenam.Menunjukkan tahap selanjutnya ataualternatif Derubahan tingkah laku.
Tahap Sembilan:Berba!!! Pengalaman dan Men!!umnmkannva
Situasi masalah dihubungkan dengan kenyataan, pengalaman dan masalah terbaru.Mengeksplorasi prinsip-prinsip umum dalam tingkah laku
Gambar 3 Bagan Struktur Model Bermain lPeran
(Sumber Bruce Joyce, Marsha Weil with Emily Calhoun, Models a/Teaching,USA, Allyn and Bacon, 2000, hal. 63)
I Persiapan dan Instruksi II
~
I Aksi Drama dan Diskusi I Prosedur IntrusksionalI yang lengkap dan utuh
~
I Penilaian II
Gambar 4 Bagan Bermain Peran Mennrut Oemar Hamalik
18
(Diadaptasikan dari Buku Oemar Hamalik, Pendekatan Barn Strategi Be/ajar
Mengajar berdasarkan CBSA. h. 49)
Dalam setiap tahap atau tingkat memiliki tujuan khusus yang berkontribusi
mengembangkan (richness) dan fokus pada aktivitas pembelajaran.29 Diharapkan
dengan tahap-tahap ini siswa lebih mendalami dan memahami dengan seksama.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengelola model bennain peran,
pengajar/instruktur mempunyai peran sebagai berikut:30
a. Memilih dan menyiapkan situasi yang akan dimainkan. Situasi yang dipilih
haruslah sesuai dengan karakteristik siswa dan mungkin terjadi dalam
kehidupan nyata.
b. Menyajikan situasi yang telah disiapkan dan mengadakan tanya jawab dengan
siswa. Tanya jawab bermaksud untuk memancing respon siswa terhadap
masalah yang disajikan.
c. Mendorong siswa untuk memilih peran yang akan dimainkan dan menghayati
peran tersebut. Dorongan ini sangat diperlukan karena sering terjadi ada yang
enggan untuk memegang peran tertentu.
d. Memberikan respon yang positif terhadap siswa, baik ketika mengungkapkan
pendapatnya pada waktu tanya-jawab, maupun ketika bennain. Respon positif
sangat perlu untuk menumbuhkan keberanian siswa berekspresi dan
memecahkan masalah.
e. Menyiapkan lembar pengamatan yang akan memandu pengamat dalam
mengamati pennainan. Lembar pengamatan berisi aspek-aspek yang akan
diamati, seperti pemeranan, pengungkapan perasaan, sikap dan pemecahan
masalah. Di samping itu, kriteria pengamatan seperti baik, sedang, kurang,
atau sesuai dan tidak sesuai harus dicantumkan.
f. Mengelola permainan peran secara menye1uruh. Sajian dengan permainan
peran merupakan sajian yang cukup kompleks penangal1annya. Oleh karena
29 Bruce Joyce,dkk, op.cit., Sixth Edition, h.62.30 Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran Interaklif, hal. 96: lihat juga Oemar
Hamalik, Pendekalan Baru Slralegi Belajar Mengajar berdasrkan CBSA, (Jakarta: Sinar BaruAlgesindo, 2001), cet. Ke-2, h.49-52.
19
itu, pengajaran/instruktur harus selalu berada di tempat permainan dan
tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi.
g. Jika diperlukan, pengajar/instruktur dapat berperan sebagai model. Dengan
memberikan model, siswa akan lebih termotivasi memainkan peran yang
dipegangnya.
Seperti halnya simulasi, dalam menerapkan model bermain peran, ada 4
keterampilan dasar mengajar yang dominan, yaitu: beltanya, menjelaskan,
memberi penguatan, dan mengajar kelompok kecil. Dna di antaranya, yaitu
menjelaskan dan mengajar kelompok kecil, sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran dengan model beullain peran.31
1) Keterampilan menjelaskan dan keteralllpilan bertanya
Keteralllpilan menjelaskan yang juga mempersyaratkan penguasaan
keterampilan bertanya, Illemberikan penguatan, dan Illengadakan variasi
sangat diperlukan Illengajar ketika menyajikan topik/situasi yang akan
dilllainkan. Kemampuan pengajar Illemvariasikan suara, berbicara secara
jelas, memodelkan, serta memancing respon siswa dengan pengajuan
pertanyaan secm'a efektif dan menentukan pemaharnan siswa terhadap
sitllasi yang disaj ikan, sehingga siswa akan Illampu Illemahami perannya
secara lebih baik.
2) Keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya
Keterampilan mengelola kelompok kecil terutama diperlukan jika jumlah
siswa cukup banyak sehingga bermain peran akan dilakukan dalam
kelompok-kelompok kecil. Dengan cara ini setiap siswa akan Illendapat
kesempatan lIntuk memainkan minimal satu peran. Untuk mengelola
kegiatan kelompok kecil ini, pengajar/instruktur dituntut malllpu untllk
mengorganisasikan kegiatan, mellludahkan dan membimbing siswa dalalll
belajar, mengadakan pendekatan secm'a pribadi (antara lain tanggap terhadap
kejadian dalam setiap kelompok), selta merencanakall dan melaksanakan
kegiatan sehingga kegiatan kelompok dapat berlangsulIg secara efektif.
31 Atwi Suparman, ibid, ha1.97; Iihat juga E. Mulyana, lmplementasi Kurikulum 2004Panduan Pembelajaran KBK, (Jakarta: STlA LAN Press, 1997), h,139-140.
20
1.5 Evalnasi Model Bermain Peran (Role Playing)
Para siswa harus membuat tulisan atau melaksanakan diskusi lisan
mengenai keberhasilan atau hasil-hasil bermain peran. Komentar evaluatif
diberikan terhadap kebermaknaan bermain peran serta cara-cara agar menjadi
lebih efektif.J2
Guru menilai keefektivan dan keberhasilan bermain peran sesuai dengan
pengamatannya. Gunakan catatan-catatan (lembar pengamatan) selama bermain
peran dan terhadap komentar penilaian dari siswa, dan guru menetapkan
peIlumbuhan interpersonal, sosial akademis pada diri siswa.
Guru hendaknya memuat bermain peran itu baik pelaksanaannya maupun
penilaiannya dalam berkala atau buku catatan yang digunakan untuk perbaikan
bermain peran. Setelah diskusi dan perbaikan, j ika diperlukan diadakan bermain
peran ulang biar lebih mantap. Pemberian penghargaan (reward) atau hukuman
(punishment) dapat diberikan untuk menunjang kesuksesan suatu pemlainan yang
Anda bawakan.
1.6 Kelebihan dan Kelmrangan Model Bermain Peran (Role Playing)
Kelebihan model pembelajaran bennain peran adalah membentuk
kesadaran, kepekaan sosial dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi
terntama bahasa lisan. Dengan teknik ini siswa lebih tertarik perhatiannya pada
pelajaran. Karena mereka bermain peranan sendiri, maka mudah memahami,
menghayati masalah-masalah yang diangkat. Penonton juga tidak pasif, tetapi
aktifmengamati dan mengajukan saran dan kritik.33
Keuntungan bermain peran tergantung pada kualitas permainan khususnya
analisis yang mengikutinya. Bermain peran bergantung juga pada pandangan
pelajar pada pennainan seperti situasi pada kenyataannya.34
Di samping kekuatan, kelemahan bermain peran adalah memerlukan
waktu yang cukup banyak, lebih-Iebih jika jumlah siswa dalam satu kelas cukup
32 Demar Ham.lik, ibid, cet. Ke-2, h. 51.J3 Roestiyah N. K., Sirategi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Ciptll, Oktober, 2001),
cet. Ke-6, h. 92-93.34 Bruce Joyce,dkk, op.cit., Sixth Edition, h.62.
21
besar; Bennain peran tidak efektif untuk menyampaikan infonnasi umum;
kecenderungan tidak bersungguh-sungguh atau bennain-main akan selalu muncul,
lebih-Iebih jika para pemegang peran tidak mampu menghayati perannya dengan
sempurna.
Agar bennain peran dapat berlangsung efektif, dorongan atau motivasi
berupa penguatan harus selalu diperhatikan oleh pengajar. Disamping itu,
pengajar hendaknya juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengarahkan
diri sendiri (sesuai garis besar materi).
Selain itu, bila guru tidak memahami langkah-Iangkah pelaksanaan model
pembelajaran bermain peran, akan mengacaukan maksud pesan dari
pembelajaran. Oleh karena itu, kesiapan guru sebelum proses pembelajaran
mutlak diperlukan.
2. Hakikat Hasil Belajar
2.1 Pengertian Hasil Belajar
Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal budi, akan selalu
memikirkan dan mengupayakan segala sesuatu, untuk memenuhi berbagai
pekerjaan yang dilakukan di dalam kehidupannya. Setiap manusia berusaha
mengetahui apa yang menjadi pennasalahan hidupnya, dan rnelalui pemikirannya
manusia berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru atau menyempurnakan
sesuatu yang telah ada, mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut. Hal ini
dapat juga disebabkan oleh sifat manusia yang senantiasa ingin tahu dan hasrat
untuk lebih mengembangkan kemampuannya.
Belajar merupakan kegiatan yang dialami oleh manusia dalam hidupnya.
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan
silmp. Sebagaimana ungkapan Thorndike (1931), "Kekuatan orang untuk
mengubah dirinya sendiri, artinya, untuk belajar, barangkali merupakan suatu hal
yang paling mengesankan mengenai dirinya."
Banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang
belajar, namun masih belum sepenuhnya sesuai, karena bel.ajar adalah kegiatan
22
yang sulit diamati secara langsung. Yang dapat terlihat pada siswa yang belajar
adalah perubahan tingkah laku. Dimana belajar adalah sebuah proses perubahan
perilaku atau pribadi berdasarkan praktek atau pengalaman te:rtentu.35
Dari definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya.
Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.J6
Sedangkan menurut Muhibbin Syah berpendapat bahwa belajar adalah
suatu tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif.37
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri
seseorang. Antara proses belajar dan perubahan adalah dua gejala saling terkait
yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat
pengetahuan, keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap.38
Seperti diungkapkan oleh Benjamin S. Bloom membagi tujuan pengajaran
yang menjadi acuan pada hasil belajar menjadi tiga bagian, diantaranya; ranah
kognitif (pengetahuan), ranah afektif (keinginan), ranah psikomotorik (tindakan
psikis).39
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektualitas yang terdiri
dari enam aspek; pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis,
dan evaluasi. Pada penelitian ini ditekankan pada !'anah kognitif diupayakan siswa
dapat memahami konsep-konsep biologi yang diajarkan.
35 Lihat Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakalia: PT. MizanRepublika, 2004) h. 122.
36 Ibid, h.12237 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan PendekatGn Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 9238 Tengku Zahara Djaafar, Konlribusi Slrategi Pembelajaron Tel'hadap HasH Be/ajar,
(Padang: FIP Universitas Negeri Padang, 2004), h. 8239 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Eva/uasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).
h.1I7
23
Menurut Krathwohl, Bloom, domain afektif berdasarkan lima kategori
yaitu: penerimaan (receiving), pemberian respons (responding), penghargaan/
penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), karakterisasi (characteriza
tion). Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah
laku, seperti perhatian terhadap pelajaran etika dan moral yang meningkatkan
kedisiplinannya mengikuti pelajaran lainnya di kelas.
Elizabeth Simpson membagi domain psikomotor atas tujuh kategori yaitu:
persepsi (perception), kesiapan (set), respon terbimbing (guided response),
mekanisme (mechanical. response), respon yang komplek (complex response),
penyesuaian pola gerakan atau adaptasi (acjjustment), dan organisasi.40
Jadi, yang dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku
yang terjadi pada individu yang timbul melalui latihan dengan penguatan. Karena
dengan latihan yang berulang-ulang atau pemberian tugas dapat mejadikan
informasi ataupun pengetahuan meqjadi lebih bermakna dan berasosiasi dengan
pengetahuan yang lain. Makin sering latihan atau tugas diberikan maka makin
kuat ingatan yang dimiliki siswa.
Setiap proses belajar mengajar menghasilkan hasil pembelajaran, namun
sejauh mana tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa. Untuk mengukur dan
mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes
hasil belajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai pelajaran
yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya.
Tes hasil belajar merupakan cara yang dipergunakan atau prosedur yang
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan
pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan
sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan prestasi siswa.41
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar dengan alat ukur berupa alat evaluasi yang
40 Sayiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandllng: Alfabeta, 2005), h.J56-161
41 Anas Sudjono, Penganlar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2001), h. 64
24
dinyatakan dalam bentuk huruf, kata alau simbol atau dengan istilah lain yakni
prestasi.42
Hasil belajar adalah indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan
pengetahuan (kognitif) siswa terhadap mated pelajaran yang diberikan guru
melalui kegiatan pekerjaan rumah dan tes ulangan. Sedangkan Hasil belajar
menurut Sudijarto, adalah tingkat penguasaan yang dicapaj oleh pelajar dalam
mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan.43
Adapun menurut Gagne hasil belajar merupakan kapabilitas dan
kemampuan yang diperoleh dad proses belajar. Hasil belajar dapat dikaitkan
dengan terjadinya perubahan kepandaian, kecakapan, alau kemampuan seseorang
dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi tahap. Hasil belajar dapat
dikategorikan dalam lima macam yaitu :44
I. Informasi verbal (Verbal Information), yaitu kemampuan seseorang untuk
menuangkan pikirannya dalam bentuk bahasa.
2. Keterampilan intelektual (Intellectual skills), yaitu kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, menghubung
hubungkan konsep dan dapat menghasilkan suatu pengertian, memecahkan
suatu persoalan.
3. Strategi kognitif (Cognitve strategies), yaitu kemampuan seseorang untuk
mengatur dan mengarahkan aktivitas mentalnya sendiri dalam memecahkan
persoalan yang dihadapinya.
4. Sikap (Attitude), yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa
kecenderungan dengan menerima dan menolak suatu objek berdasarkan
penilaian atas objek tersebut.
42 Nana Sudjana, Penilaian HasH Prestasi Be/ajar MengajG1~ (Bandung: PT. RemajaRosdakar"a, 200 I), h. 3
3 Hermana Soemanlri, Hasil Be/ajar dan Beberapa Faklol' Psik%gis YangMempengal'llhinya, Majalah I1miah Skelsa Pendidikan. Vol.!, no.l, Nopember 2000, hA
44 Tengku Zahara Djaafar, Loc.cil.
25
5. Keterampilan motorik (Motor skills), yaitu kemampuan seseorang untuk
melakukan serangkaian gerakan jasmani dari anggota badan secara terpadu
dan terkoordinasi.
Gagne membagi pola bel~ar menjadi 8 tipe belajar yakni: 45
I. Signal learning (belajar isyarat)
Belajar setelah mendapat pengalaman tertentu, misalnya melihat wajah ibu
menimbulkan rasa senang.
2. Stimulus respon learning (belajar stimulus respon)
Belajar dengan memberikan stimulus yang akan menimbulkan respon.
Kemampuan terhadap sesuatu tidak dapat diperoleh secara tiba-tiba tetapi
dengan melalui latihan-latihan. Misalnya pada anak bayi yang belajar
mengatakan "mama".
3. Chaining (rantai atau rangkaian)
Hubungan antara beberapa stimulus atau respon. Misalnya dalam kegiatan
sehari-hari dari pulang kantor, ganti baju, makan.
4. Verbal association (asosiasi verbal)
Hubungan belajar terbentuk bila unsur-unsur terdapat dalam urutan teltentu,
yang satu segera mengikuti yang satu lagi. Misalnya bila anak diperlihatkan
bentuk geometris, anak dapat mengatakan bujur sangkar atau mengatakan itu
bola bila yang dilihatnya itu bola.
5. Discrimination learning (belajar diskriminasi)
Misalnya anak dapat membedakan manusia yang satu dari yang lain, juga
tanaman, binatang dan lain-lain.
6. Concept learning (belajar konsep)
Belajar konsep karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi
internal dengan dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Dengan
menguasai konsep itu, misalnya menurut wama, bentuk, besar, jumlah, dan
sebagainya.
7. Rule learning (belajar aturan)
45 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 127
26
Tipe belajar ini banyak diterapkan dalam pelajaran di sekolah. Misalnya benda
yang dipanaskan akan memuai, angin berhembus dari daerah maksimum ke
daerah minimum.
8. Problem solving (memecahkan masalah)
Tipe bellljar ini adalah sesuatu yang biasa dilakukan oleh manusia yaitu
bagaimana manusia dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Gagne juga mengemukakan bahwa belajar merupakan kegiatan kompleks,
dimana setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilaL Akan tetapi siswa mampu beradaptasi dengan Iingkungan dan
mengembangkan pemikirannya dengan proses kognitif.46
Menumt Widia Pekerti hasil belajar adalah suatu kemampuan internal
yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu
melakukan sesuatu atau menunjukkan kinerja tertentu.47
Sudirman mengemukakan beberapa pendapat para pakar tentang belajar
sebagai berikut: (I) Menurut Croan Bach; Learning is shown by a change in
behavior is a result of experience, (2) Harold Spears memberikan batasan;
Learning is to observe, to read, to imitae, to try some thing them seves, to listen,
to follow direction, dan (3) Geoch mengatakan; Learning is a change in
peiformance as a result ofpractice.48
Dari pandangan para pakar diatas belajar dapat dirumuskan sebagai
berikut: (I) Belajar mempakan pembahan perilaku atau penampilan, (2) Belajar
merupakan suatu rangkaian kegiatan antara lain; membaca, mengamati,
mendengarkan, menim, dsb, dan (3) Belajar akan lebih baik, bila subyek belajar
itu mengalami atau melakukannya dan tidak bersifat verbalistik.
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukurarl untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk
46 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Gaung PersadaPress, 2004), h. 107
47 Widia Pekerti, Pengaruh Pembelajaran Tel'padu Matematika dan Musik TerhadapHasil Be/ajar MatemallkaMuridKelasI3D.JurnaIPendidikan&Kebtldayaan.No. 022, Maret2000, h.141; Iihal juga Sardiman, lnleraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: RajawaHPers, 1988), Cet. Ke-2, h. 20
48 Nevrianti S., Teori Be/ajar Psik%gi Kognitif dan lmplikasinya Da/am Proses Be/qjarMengajar, Pedagogi Jurnaillmu Pendididkan, (Bandung: PIP UP! Press 2001), vol 1, no.2, b.157
27
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran
menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian
dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat
diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.49
2.2 FaktOl'-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil tidaknya suatu proses belajar tergantung kepada berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal disebut juga faktor individual yaitu faktor yang terdapat
pada organisme (siswa) itu sendiri. Muhibbin Syah menyebutkan bahwa yang
termasuk faktor internal adalah aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis
mencakup kondisi tubuh siswa termasuk organ tubuh dan kondisi alat indera.
Sedangkan aspek psikologis banyak sekali macamnya tetapi yang esensial antara
lain kecerdasan (intelegensi), sikap, bakat, minat dan motivasi siswa.50
Hilgard mendefinisikan minat sebagai "interest is persisting tendency to
pay attention to and enjoy some activity or content". Minat besar pengaruhnya
dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai minat siswa
maka siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya.
Minat dapat memusatkan perhatian yang intensif pada belajar yang dilakukan
sehingga itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat.51
Motivasi adalah keadaan intemal organisme yang mendorong untuk
berbuat sesuatu.52 Menurut Hutabarat motivasi belajar adalah jantung kegiatan
belajar, suatu yang membuat seseorang belajar, suatu pendorong yang membuat
49 Rini Susanti, Hasil Be/ajar, Madel Evaluasi dan Ben/uk Tes. Jurnal Teknodik, No. 17,Desember 2005, b.l78
50 Muhibbin Syah, op.cit., h.13251 Slameto, Be/ajar dan jaktor-jaktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003), h.5S"Muhibbin Syah, op.cit., h. 36
28
seseorang bel~ar. Keras atau tidaknya bel~ar yang dilakukan oleh siswa
tergantung pada besar kecilnya motivasi belajar.53
Selanjutnya motivasi dapat dibedakan meluadi motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Dalam perspektif kegiatan kognitif motivasi yang lebih signifikan bagi
siswa adalah motivasi intrinsik karena tidak tergantung pada orang lain.54
Motivasi berhubungan erat dengan emosi, minat dan kebutuhan anak didik.55
Motivasi belajar yang tinggi terutama motivasi internal mendlorong untuk mencari
di dalam materi yang sedang dipelajari dan membantu untuk menemukan makna
seluruh usaha belajar bagi pengembangan diri.
Kemampuan siswa dan siswi dalam menghadapi zaman yang semakin
maju, menjanjikan masa depan yang cerah bagi mereka. Daya kritis, kreatifitas
dan pantang menyerah yang teltanam dalam diri siswa dan siswi akan membantu
mereka untuk menghadapi segala tantangan zaman yang pernuh dengan !ika-liku
dan perjuangan.
Fakta bahwa sekolah sudah hadir di tengah masyarakat sebagai suatu
lembaga sosial dan menjadi suatu subsistem sendiri tidak Iagi dapat disangkal
oleh siapa pun juga.56 Meningkatkan dan menyukseskan tujuan didirikannya
sekolah menjadi tujuan bersama seluruh komponen masyarakat.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, masyarakat dan sekolah. Pada
bagian ini hanya akan dibahas faktor sekolah saja antara lain metode mengajar
dan media pembelajaran.
Agar bahan pel~aran dapat dipahami oleh siswa maka dibutuhkan cara
cara mengajar serta cara belajar yang tepat, efisien dan efektif. Metode meng~ar
guru yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang kurang baik
53 E.P. HUlabaral, Cara Be/ajar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), h.2554 Muhibbin Syah, op.cit., h.13755 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Da/am lnteraksi Edukatif, (Jakarta: PT
Rineka Cifla, 2000), cet.!, h.1855 Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sepa'?iang Zaman (Dilema
Pe/embagaan Pendidikan; Hendrik Berybe), (Yogayakarta: Kanisius, 2001), h.27
29
pula. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode baru yang dapat
meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan motivasi siswa dalam belajar.57
Pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat
materi yang menjadi objek pembelajaran.58 Untuk memilih metode mengajar tidak
bisa sembarangan, banyak faktor yang mempengaruhinya dan patut
dipertimbangkan. Misalnya seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad
(1979) sebagai berikut59:
a. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
c. Situasi dengan berbagai keadaannya.
d. Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
e. Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.
Media pembelajaran erat kaitannya dengan cara belajar siswa karena
media yang digunakan oleh guru saat mengajar digunakan juga oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan.60 Media yang lengkap dan tepat dapat
memperlancar penerimaan materi pelajaran sehingga lebih giat.
Terdapat berbagai macam media pembelajaran salah satunya media
pembelajaran asli. Menurut Purwaningtias siswa yang dihadapkan langsung pada
objek sebenarnya besar kemungkinan memahami materi yang diajarkan. Hal ini
turut dijelaskan oleh Rumampuk yang mengungkapkan bahwa media
pembelajaran asli memiliki beberapa kelebihan antara lain :61
I. Benda asli memberi pengalaman realisme.
2. Ruang lingkup dapat dipersempit.
3. Memungkinkan siswa menganalisis secara mendalam.
4. Informasi yang diperoleh akanlebih mantap dan tahan lama.
57 Siameto, op.cit.. h.6558 Rustaman et ai, Diktat Strategi Be/ajar Mengajar, (Bandung; Jurdik Biologi FPMIPA
UPI, 2000/, h. I005 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, h.I8460 Siameto, op.cit., h.6861 Una Widiastuti, op.cit., h. 14
30
Sikap yang terbentuk pada diri siswa terhadap mata pelajaran tentunya
tergantnng pada sikap gurunya terhadap mata pelajaran , dan bagaimana eara guru
menyampaikan mata pelajaran. Apabila setiap mengajar gum bersikap positifdan
baik, maka lambat laun siswa berada dalam kondisi bel1\ial' yang berkesan baik
dan mendalam, sehingga terbentuk sikap positif terhadap mata pelajaran itu. Jika
mata pelajaran tersebut adalah IPA maka akan terbentuklah sikap yang positif
terhadap IPA.
Karena belajar bukan sekedar untuk memahami tentang sesuatu fakta
tertentu melainkan bagaimana menginterpretasikan fakta-fakta tersebut ke dalam
konteks kehidupan pribadi. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikllnto,
bahwa sebenarnya sikap merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai
gejala atau gambaran kepribadian yang memanear keluar.
Dari pembahasan para pakar di atas dapat dilihat seeara lebih sederhana
pada bagan di bawah ini:
AlamLingkllngan<
Sosial
Faktor
Dalam
~lIrikulum/bahan pel1\iaran
GlIru/pengajarSarana dan Fasilitas
Instrumental Administrasi/manajemen
/Kondisi fisikFisiologi<---
Kondisi panea indra
Bakat
~MinatKeeerdasan
Psikolog' MotivasiKemampuan kognitif
Gambar 5 Bagan Faktor yang Mempengaruhi HasH Belajar
(M. Ngalim Purwanto, MP, "Psikologi Pendidikon", Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2000, h. 106)
31
Menurut Wynne Harlen dalam Hendro Dmmodjo dan Yenny Kaligis, ada
9 aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD yaitu: (l) sikap
ingin tahu (curiousity); (2) sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
(originality) (3) sikap kerja sarna (cooperation), (4) sikap tidak putus asa
(perseverense), (5) sikap tidak berprasangka (open mendidness), (6) sikap mawas
diri (self criticism), (7) sikap bertanggung jawab (responsibility), (8) 'Sikap
berpikir bebas (independence in thinking), dan (9) sikap kedisiplinan diri (self
discipline).
Sembilan aspek ilmiah di atas yang dimulai dari tingkat pelajar paling
bawah akan berdampak positif saat mereka melanjutkan pendidikan pada tingkat
yang lebih tinggi. Dengan demikian akan terbentuk watakdan perilaku ilmiah,
yang pada akhimya dapat melahirkan generasi-generasi eerdas, baik seeara
intelektual, emosional dan spiritual.
Proses pembelajaran yang berkelanjutan dan dilakukan seeara profesional
akan memajukan negara, karena seluruh masyarakat dapat memenuhi haknya
untuk memperoleh pendidikan yang layak. Apabila pembelajaran dapat
berlangsung dengan watak dan perilaku ilmiah, perkembangan ilmu pengetahuan
bukan tidak mungkin akan muneul dari siswa dan siswi Indonesia.
Perhatian yang mendalam akan faktor-faktor yang mempengamhi hasil
belajar seperti telah dijelaskan oleh pak M. Ngalim Purwanto, akan menunjang
cita-eita yang diinginkan selama ini, mewujudkan eita-eitapara pendiri bangsa,
yang diperjuangkan dengan keringat, darah dan air mata.
Hal ini selaras dengan masyarakat, dimana belajar merupakan peranan
penting dalam penemsan kebudayaan berupa kumpulan pengetahuan ke generasi
bam. Masyarakat tidak bisa mengambil resiko membiarkan soal perolehan belajar
itu pada faktor kebetulan saja, karena itu proses pembelajaral1 yang terus menerus
baik seeara informal dan formal hams tems berlangsung untuk tereiptanya
masyarakat yang berbudaya dan berbudi luhur.
32
2.3 Prosedur Pelaksauaau Hasil Belajar
Berhasil tidaknya suatu proses belajar tergantung kepada berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal seperti penulis ungkap di
atas.
Melalui proses pelaksanaan model pembelajaran bl~rmain peran diatas,
hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes tertulis hasil belajar berupa
laporan hasil pengamatan, tanya jawab, diskusi dan soal-soal pilihan ganda yang
telah di uji normalitas dan homogenitasnya.
2.4 Evaluasi Pelaksauaau HasH Belajar
Setelah materi selesai diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
bermain peran (role playing) pada kelas eksperimen dan menggunakan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, maka diuji hasil belajar dari kedua
kelas tersebut dengan menggunakan tes hasil belajar berupa soal-soal pilihan
ganda.
Dari hasil analisis kedlla komponen di atas, maka dapat disimplllkan
apakah ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran bermain peran
(role playing) dengan model pembelajaran konvensional? Apakah pelaksanaan
proses pembelajaran berjalan dengan lancar sesllai dengan tujuan yang telah
termaktub dalam silabus dan perencanaan pembelajaran?
3. Siutesis Proteiu
Sintesis protein diatur oleh gen (DNA). Sintesis protein terjadi di ribosom.
Seem'a garis besar, langkah pencetakan protein terjadi melalui 2 tahap yaitu
transkripsi dan translasi. Trans!G'ipsi adalah pencetakan RNA messenger
(mRNA) oleh DNA. Sedang Translasi adalah penerjemahan kode-kode oleh RNA
transfer (tRNA), berupa urutan asam-asam amino yang dikehendaki.
3.1 Tahap-tahap Sintesis Protein
I. DNA melakukan transkripsi (mencetak dRNA) untuk membawa kode
kode pembentuk protein, berdasarkan pada urUlan basa nitrogennya.
33
2. mRNA melepaskan diri dari DNA dan membawa kode-kode genetik
(kodon) keluar dari nukleus menuju ke ribosom di dalam sitoplasma.
mRNA ini bertindak sebagai cetakan (matriks). Di Ribosom ini mRNA
melekat pada RNA ribosom (rRNA).
3. tRNA yang ada di dalam sitoplasma datang dengan membawa asam amino
yang sesuai dengan kode-kode yang dibawa oleh mRNA. tRNA ini
melekat (berpasangan) dengan mRNA sesuai dengan pasangan-pasangan
basa nitrogennya (dengan tripel dari basa nitrogen tRNA).
4. Asam-asam amino yang dibawa oleh tRNA akan saling bergandengan dan
membentnk rangkaian rantai polipeptida sampai tel'bentuk protein yang
diharapkan di dalam ribosom. Protein yang terbentnk ini merupakan suatu
enzim yang mengatur metabolisme sel.62
3.2 Kode Genetik
Kode genetik adaiah kode yang dibawa oleh RNA messanger (mRNA)
untuk disampaikan kepada RNA transfer (tRNA). Kode genetika merupakan
urutan 3 basa nitrogen yang membentuk suatu tripet dan disebut kodon (kodogen).
3.3 Melmnisme Penyampaian Kode Genetilm
Setiap kode (satu kodon) terdiri atas 3 basa nitrogen yang letaknya
berurutan pada mRNA. Kodon-kodon pada mRNA tersebutharus diterjemahkan
oleh tRNA, agar dapat diketahui asam amino yang harus diangkut.
Contoh: Bila kodon pada mRNA berbunyi Urasil-Urasil-Urasil (UUU)
maka tRNA harus mengangkut asam amino fenilanin. ApabBa DNAmembentuk
kode genetik AUU< CCU< GAC< dan AGA maka polipeptida yang dapat
dibentnk tersusun dari asam-asam amino isoleusin-prolin-aspartik-arginin.
Kode genetik untuk seIuruh organisme bersifat universal, artinya kode
genetik suatn organisme dapat diterjemahkan oleh organisme lain dan membentuk
asam amino yang sarna. Contoh: kodon AAA pada sel tubuh manusia dan pada sel
bakteri akan menghasilkan lisin.63
3.4 Maeam-maeam Asam Amino
62 Lebihjelasnya Iihat gambar dan penjelasan sintesis protein pada lampiran 3, h. 85.G) Tabel selengkapnya Iihat lampiran 3, h. 85.
34
Di dalam tubuh manusia terdapat 20 macam asam amino dengan kode
genetik yang berbeda-beda. Di dalam RNA tidak dijumpai timin, tetapi
berdasarkan pola DNA; asam amino tersebut disusun dan dirangkaikan menjadi
protein. Ketika diterjemahkan oleh dalam RNA basa nitrogen timin (T) pada DNA
diganti oleh Urasil (U).64
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu
berdiri sendiri. Dengan demikian individu perIn diberi berbagai kemampuan
dalam pengembangan berbagai hal, seperti: konsep, prinsip, kreatifitas, tanggung
jawab, dan keterampilan. Tentunya hal ini harus ditanamkan dari Iingkungan yang
paling kecil yaitu keluarga kemudian sekolah sebagai sarana untuk membentuk
individu yang mandiri dan dewasa.
Dalam proses pendidikan masyarakat ikut mempengaruhi karakter dan
keluaran (output) yang dihasilkan. Dalam hubungan ini, faham sistem terhadap
proses pendidikan itu nyata dalam menjelaskan tentang adanya model umum
dalam sebuah sistem.
Model umum suatu organisasi sebagai suatu sistem adalah menuntut
adanya masukan (input), transformasi (proses), dan keluaran (output). Semakin
bagus komponen masukan (input) dan transfonnasi maka semakin baik pula
keluaran (output). Dengan demikian kreatifitas seorang guru mata pelajaran
khususnya mata pelajaran biologi dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
(biologi) mempengaruhi hasil akhir yang akan dicapai.
Secara umum, ada dua jenis pendidikan: pendidikan fonnal dan
pendidikan informal. Pemilahan tersebut didasarkan pada keikutsertaan sistem
pemerintahan dalam mengawasi, mengontrol, rnengurusi, hingga
menyelenggarakan pendidikan. Terlihat perbedaan yang sangat jelas antara kata
"pendidikan" yang bermakna mulia, dengan makna kata "sekolah" yang hanya
merupakan bahagian kecil dari mata rantai pendidikan. Kata "sekolah" hanya
64 Tabel selengkapnya liha! lamplraa 3, h. 86.
36
siswa. Sehingga ada tantangan untuk menjadi yang terbaik, mencoba melatih
mandiri, dan memperkuat daya ingat siswa.
Dengan model pembelajaran bermain peran ini, membantu guru untuk
membuat pelajar menemukan, memahami dan menghayati pemecahan masalah.
Mengambil hikmah dari kejadian-kejadian sebagai pelajaran yang menarik dan
langsung, tidak hanya secara logika tapi juga emosional. Bermain peran akan
membuat pelajar berpikir kritis, kreatif dan bersama-sama mengumpulkan dan
mengorganisasikan informasi, yang pada akhimya membentuk keterampilan,
sikap dan nilai.
Bermain peran menarik dan berguna untuk pelajar karena menekankan
dunia nyata yang merupakan bagian dari pengetahuan. Bermain peran membuat
pelajar terbiasa dengan masalah-masalah yang sulit, tidak hanya dengan satu
jawaban yang benar dan menggunakan berbagai kemampuan melebihi model
proyek penelitian (research project). Khususnya bagi peJ.ajar, bermain peran
memberikan kesempatan yang berharga dengan tidak hanya melihat isi, tapi dari
berbagai sudut pandang.
Simulasi bennain peran adalah perubahan bentuk (trasformatif) yang
menjanjikan tidak hanya segi kognitif tapi juga afektif secllra bersamaan dalam
dunia nyata. Bermain peran dapat membawa masalah pelajar kepermukaan
dengan penyelidikan dan membantu mereka mengatasi masalah.
Penggunaan model bermain peran dalam pembelajaran biologi terutama
dalam konsep substansi genetika pokok bahasan sintesis protein didasarkan pada
peliimbangan berikut:
a. Bennain peran adalah pennainan yang menyenangkan sehingga
dapat merupakan variasi yang menyegarkan dalllffi belajar.
b. Siswa perlu diberi kesempatan untuk menghayati peran tertentu
dalam bentuk simulasi, sebelum terlibat dalam situasi yang
sebenarnya.
c. Bermain peran cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi terutama penggunaan bahasa lisan.
37
Dengan demikian pendidikan di sekolah yang berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
TlIhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmll, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, dapat
terwujud.
GURU dan SISWA
Bermain Peran(Rule Playing)
PROSES BELAJARMENGAJAR
C Hasil Belaj~
Ceramah(Konvensional)
Gambar 6 Bagan Kerangka Berpildr
C. Pengajllan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
yang diajllkan dalam penelitian ini adalah "terdapat peningkatan hasil belajar
sllbstansi genetika dengan menggllnakan model pembelajaran bermain peran (role
playing)"
Ho : Tidak ada pengaruh hasil belajar antara siswa yang diberikan model
pembelajaran bermain peran (role playing) dengan siswa yang tidak
38
diberikan model pembelajaran bermain peran (role playing).
Ha Ada pengaruh hasH belajar antara siswa yang diberikan model
pembelajaran bermain peran (role playing) dengan siswa yang tidak
diberikan model pembelajaran bermain peran (role playing).
BABIII
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
peningkatan penggunaan model pembelajaran bermain peran (role playing)
terhadap hasil belajar siswa XII dalam konsep substansi genetika.
B. Tempat dan Waktn Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Dua Mei Jl. H. Abdul Gani No.135
Kampung Bulak Ciputat, Tangerang, Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada
semester I bulan November-Maret tahun ajaran 2007 - 2008.
C. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
menggunakan metode eksperimen senm (quasi experiment)l, yaitu penelitian yang
mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol
semua variabel yang relevan.2
Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun
bisa juga dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan
prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap
haJ~hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen.3
Dengan melibatkan dua kelompok subjek, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model
pembelajaran bermain peran (role playing), sedangkan kelompok kontrol
diberikan perlakuan dengan metode konvensional (cerarnah). Penelitian ini
menggunakan design research atau rancangan penelitian two group randomized
subject post test only. Rancangan penelitian tersebut dinyatakan sebagai)erikut:
I Nana Syaodih Sulanadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2007), cet ketiga, h. 59
2 Moh. Nazir, Me/ode Peneli/ian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), cet ke 3, h. 86.'Nana Syaodih Sukmadinata, ibid, cet ketiga, h.57.
40
TabeI 2 Rancangan Penelitian
KeIompok PerIakuan Pc
E Xl
K X2
Keterangan :
E = Kelompok eksperimen
K Kelompok kontrol
Xl = Perlakuan pembelajaran bermain peran (role playing)
X2 Perlakuan pembelajaran konvensional (ceramah)
o Test
D. PopuIasi dan Teknik Pengambilan SampeI
Populasi adalah keselulUhan obyek penelitian.4 Populasinya adalah seluruh
siswa kelas XII SMA Dua Mel. Sedangkan sampel adalah sejumlah tertentu dari
keseluruhan populasL5
Dalam penelitian ini, populasi teljangkau adalah siswa kelas XII SMA
Dua Mel. Sedangkan sampel yang digunakan diambil dari populasi terjangkau
secara purposive sampiinl, sebanyak 60 siswa, yaitu 30 siswa dari kelas XII-A
sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa dari kelas XII-B sebagai kelas kontrol.
Pengambilan sampel dengan teknik purposive adalah suatu teknik yang
dilakukan bertujuan untuk menentukan lcelas yang sudah ditentukan sesuai dengan
tujuan penelitian. Sehingga peneliti dapat memperoleh hasil penelitian sesuai
dengan prosedur yang telah dipilih dalam desain penelitian.
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suafu Pendekatan Praktek, (Jakmta: PTRineka Cipta, 2002), hal. 108
5 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), eet.ke-7, h. 866 J. Supranto, Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), eet. Ketujuh, h. 71.
41
E. Teknik Pengnmpnlan Data
1. Tahap Persiapan
Persiapan dilakukan yaitu berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah
sesuai dengan satuan pelajaran atau alokasi waktu yang telah ditetapkan, juga
berupa penyusunan materi yang akan diajarkan, setelah itu dilakukan pembuatan
dan pengujian instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan November 2007 sampai
Maret 2008. Penelitian dilaksanakan oleh peneliti langsung untuk menguji hasil
belajar biologi siswa dengan diberi perlakuan yang berbeda pada kelas
eksperimen dan kelas konn'o!'
3. Tahap Evaluasi Hasil Belajar
Setelah pokok bahasan selesai diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran bermain peran (role playing) pada kelas eksperimen dan
menggunakan pembell\iaran konvensional pada kelas kontrol, maka diuji hasil
belajar dari kedua kelas tersebut dengan menggunakan tes hasil belajar berupa
soal-soal pilihan ganda.
Mengukur penguasaan konsep sintesis protein yang diajar dengan metode
pembelajaran bermain peran (role playing) adalah dengan instrumen tes hasil
belajar dengan bentuk soal pilihan ganda (PG), lembar pengamatan dan
wawancara.
F. Instrumen Penelitian
Karena akan menguji tes hasil belajar (achievement test) yang secara
umum diartikan: A test that measures the extent to which a person has "achieved"
something acquired certain information or mastered certain skills, usualy as a
result of specific instruction (Stanley and Kenneth/, instrumen yang digunakan
7 M. ehabib Thoha, Teknik Eva/llasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003), cet.S, h.44
42
dalam penelitian ini berupa soal-soal tes objektif dalam bentuk pilihan ganda8
dengan alternatif lima pilihan jawaban.
Soal-soal tersebut digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yang
diberikan pada tahap akhir proses pembelajaran (postest). Tt:s objektif ini sengaja
dipilih oleh peneliti untuk memudahkan dalam perhitungan.
a. Definisi Konsep dan Operasional
Instrumen penelitian disini terbagi menjadi dua babasan yaitu :
I. Variabel X (model pembelajaran bern1ain peran [role playing])
Definisi Konsep Model pembelajaran bern1ain peran (role playing)adalah memainkan suatu peran tertentu yangdiperagakan secara singkat, dengan tekanan utamapada karakterl sifat orang! benda, kemudian diikutioleh diskusi tentang masalah yang baru diperagakan.
Definisi Operasional Model pembelajaran bern1ain peran (role playing)adalah salah satu model pembelajaran yangdigunakan oleh guru untuk membuat pelajarmenemukan, memahami dan menghayati pemecahanmasalah. Mengambil hikmah dari kejadian-kejadiansebagai pelajaran yang menarik dan langsung, tidakhanya secara logika tapi juga emosional. Bennainperan akan membuat pelajar berpikir kritis, kreatifdan bersama-sama mengumpu:lkan dan mengorga-nisasikan inforn1asi, yang pada akhirnya membentukkemampuan, keterampilan, sikap dan nilaL
2. Variabel Y (hasil belajar sintesis protein)
Definisi Konsep Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapaioleh siswa secara optimal selama berlangsungnyaproses belajar dalam jangka waktu tertentu. Hasilbelajar biasanya dilambangkan dalam bentuk prestasidan dapat diketahui setelah dilaksanakan tes prestasibelajar. Hasil belajar biologi adalah hasil yang telahdicapai siswa dari proses belajal' biologi dimana nilaihasil belajar biologi dapat diketahui pada tes pokokbahasan tersebut.
Definisi Operasional Hasil belajar biologi yang telah dicapai siswa dalammata pelaiaran biologi pada sub pokok bahasan
, J. Supranto, ibid, cet. Ketluuh, h. 106-107.
43
b. Kisi-kisi Instrumen
Tes tersebut terdiri dari soal-soal tentang sintesis protein. Adapun
perinciannya sebagai berikut:
Pokok SubPokokAspek Kognitif
JumlahBahasau Bahasan Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Item
(Cl) (C2) (C3)
Tahap-tahap 4,19,20, IO,II,14,22Sintesis 7Protein
Kode Genetik 9,13, 5,7,8,18 12 7
Mekanisme 6,23 3,16,17 15,21Sintesis PenyampaianProtein Kode
7
Genetika
Macam- 1,2,25 24macam Asam 4Amino dankegunaannya
Jumlah IO 12 3 25
Tabel 3 Kisi-Idsi Instrumen Penelitian
c. Kaliberasi Instrumen
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang
sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan realibilitasnya atau tidak.
d. Uji Validitas
Sebuah inslrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data
44
dari variabel yang diteliti secara tepat.9
Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi, atau dengan kata lain suatu alat
evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang di
evaluasi itu. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur
isi yang sebenamya. Uji coba ini dilakukan dengan mengkolerasionalkan skor
masing-masing item dengan skor total. Untuk mengukur validity item (validitas
soal) dalam penelitian ini digunakan rumus kolerasi Point Biserial, 2 yaitu:
Keterangan:
Mt
SDt
p
q
r point biserial
= Mean (Nilai Rata-rata hitung) skor yang dicapai peserta tes yangmenjawab betul, yang sedang dicari kolerasinya dengan tes secarakeseluruhan
= Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh peserta tes
= Deviasi Standar total dari skor
= Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yangsedang dicari kolerasinya dengan tes secara keseluruhan
Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal yangsedang dicari kolerasinya dengan tes secara keseluruhan
Lalu dikonsultasikan pada r tabel dengan kriteria pengujian sebagai
berikut: Jika r hitung 2: dengan r tabel, maka butir soal tersebut adalah valid, dan
jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal tersebut adalah tidak valid.
9 Suharsimi Al'ikunto, op.cit, h.l45; J. Supranto, op.cit., cet. Ketujuh, h. 132-133; Iihatjuga Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., cet ketiga, h.228
2 Anas Sudjiono, Pengantar Slatislik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004), h. 258; lihat juga Nana Syaodih Sukmadinata, ibid, cet ~etiga, h. 229-230; SuharsimiArikunto, ibid, ha1.252.
45
Hasil perhitungan validitas dapat dilihat dalam tabel uji validitas.J Setelah
dikonsultasikan pada r tabel, dari 25 butir soal tes yang telah disusun diperoleh 20
butir yang valid yaitu nomor I, 2, 3, 4, 8, 9, 10, II, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
21,23,24 dan 25 dan sisanyayaitu nomor 5, 6, 7,12 dan 22 tidak, maka butirtes
yang tidak valid sebanyak 5 butir dibuang.
e. Uji Reliabilitas
Realibilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya.4 Uji ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu: 5
Keterangan:
n
= Reliabilitas instrumen
Jumlah item
Varians total
= Proporsi responden yang menjawab benar (banyaknya subjek yangskomya 1 / n
= Proporsi responden yang menjawab salah (I - p;)
Bilangan konstan
Jumlah dari hasil perkalian ataup,dall q,
Hasil perhitullgn uji reliabilitas didapat r hitung sebesarO,697.6 Oleh karena
r hilung > r tabel (0,697 > 0,361), maka disimpulkan bahwa illstrumen hasil belajar
adalah reliabel.
3 Perhitungan Selengkapny. Lihat Lampir.n 9, h.107.4 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Be/ajar lvfengajar, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1989), h. 16; Iihatjuga Suharsimi Arikunto, ibid, ha1.l54.5 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 1636 Perhitungan Selengkapnya Lihat Lampir.n 11, h.109.
46
G. Teknik Analisis Data
Oleh karena sampel keeil dan kedua kelompok sampel memiliki anggota
yang berbeda, maka data dianalisis dengan uji-t. Pengujian dengan menggunakan
uji-t memerlukan beberapa syarat, antara lain; sampel aeak, data interval, populasi
berdistribusi normal dan kesamaan varians. Dengan demikia.n sebelum dilakukan
pengujian hipotesis dengan uji-t perlu dilakukan uji prasyaratterlebih dahulu.
Untuk prasyarat data interval telah terpenuhi, sebab hasil belajar
merupakan data interval. Oleh karena itu, uji prasyar81t untuk memeriksa
keabsahan sampel yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji kesamaan
varians (uji homogenitas).
a. Uji Normalitas
Uji nOlmalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji
Liliefors/ dengan langkah-Iangkah sebagai berikut:
I). Hipotesis
Ho : Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
HI: Data sampel berasal dad populasi tidak berdistribusi nonnal
2) Urutkan data sampel dad yang kecil ke besar
3) Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus
Z =X;-X, S
Dimana:
Zi = Skor baku
XI = Skor data
X = Rata-rata data tunggal
S = Simpangan Baku
4) Dengan mengaeu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar peluang
untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis F(Z:;; Zi) yang
7 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002). h.466
47
mempunyai rumus F(Zj) = 0,5 ± Z
5) Hitung proporsi ZI, Z2, ..., Zn yang lebih keeil atau sama dengan ZI. Jika
Proporsi dinyatakan oleh 8 (ZI), maka
S(Z;) =Banyaknya ZI, Z2.....Z" yang'" Z,
n
6) Hitung selisih absolut F(Z) - 8(Z) pada masing-masing data, kemudian
tentukan harga mutlaknya. Nilai ini kita namakan Lo•
7) Ambil harga Lhltung yang paling besar kemudian dibandingkan dengan nilai L
tabel dari tabel Liliefors.
8) Tentukan kriteria pengujian
a) Jika L o < L,abel maka Ho diterima, yang berarti data sample berasal dari
populasi berdistribusi nonnal.
b) Jika L o > Ltabel maka Ho ditolak, yang berarti data sample berasal dari
populasi tidak nonnal
b. Uji Homogenitas (Kesamaan Varians)
Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok siswa (eksperimen dan kontrol) dalam penelitian ini berasal dari
populasi yang homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan
adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher.8 Rumusnya sebagai berikut:
S' nIX' -(IX)'F =_I dimana S2 =-"""------'=---
si' n(n-I)
Keterangan:
F = Homogenltas
S,' = Varians data pertamal varians terbesar
si = Varians data kedual varians terkecil
Adapun kriteria pengujian untuk uji homogenitas ini adalah:
8 Ibid, h.249
48
Ho diterimajika Fh < F" dimana Ho memiliki varians yang homogen, dan
Ho ditolakjika Fh > F" dimana Ho memiliki varians yang tidak homogen.
Setelah uji prasyarat dilakukan dan data dinyatakan berdistribusi normal
dan homogen, maka untuk menguji hipotesis dari penelitianini digunakan rumus
uji-t sebagai berikut:
Keterangan:
(nx -I) + (ny - I)S~
(nx + ny -2)
=
=
=
=
Rata-rata hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakanmodel pembelajaran bermain peran (role playing)
Rata-rata hasil belajar siswa yang belajar tanpa menggunakan modelpembelajaran benuain peran (role playing)
Jumlah sampel pada kelompok eksperimen
Jumlah sampel pada kelompok kontrol
Varians kelompok eksperimen
Varians kelompok kontrol
Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut:
Ho diterima jika thitung < ttabel
Ho ditolak jika thitung> ttabel
Bila data tidak normal dan homogen digunakan uji non para melrik yaitu uji
Mann-Whitney.
H. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah:
H o : fix = fly
H o : fix > fly
Keterangan:
fJx = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
fJy = Nilai rata-rata kelompok kontrol
49
BABIV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Biologi Dengan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role
Playing) di SMA Dua Mei Ciputat
Hasil penelitian penulis di SMA Dua Mei dengan model pembelajaran
belmain peran (role playing) membuktikan bahwa bermain peran dapat
menambah gairah siswa untuk lebih fokus terhadap pelajaran karena mereka
sendiri pada nantinya akan memvisualisasikan apa yang telah dipelajari dengan
sebaik-baiknya.
Model pembelajaran bennain peran (role playing) menjadikan siswa ikut
aktif terlibat dalam pembelajaran, memberikan suasana yang menyenangkan dan
salah satu motivator sehingga siswa lebih antusias dalam mettgikuti pelajaran.'
Hal ini senada dengan hasil penelitian Judith Camphell dan Jill Golick
bahwa bermain peran sangat efektif sebagai metode peng~aran untuk
membuktikan timbulnya perubahan besar kebiasaan siswa. 2 Menurut Lee A
Freeman bermain peran (role playing) adalah metode altematif untuk
menyakinkan pengetahuan siswa.3
Dengan demikian siswa lebih memperhatikan penjelasan secara mendalam
agar dapat memerankan peran yang mungkin akan dimainkannya. Siswa dapat
belajar sambiI bermain agar mereka tidak meresa tertekan memahami konsep
yang abstrak.
Sebagaimana temuan Adam Blatner bahwa bennainperan (role playing)
adalah cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan melakukan inisiatif,
komunikasi, mengatasi masalah, kesadaran diri dan bekerja sama dalam sebuah
tim.4 Bermain peran telah digunakan untuk menambah pengalaman dan motivasi.
I Anang Prasetyo, Metode Role Playing un/uk Meningkatkan Basil Belajar Biologi SiswaKelas II SLTP Negeri I Driyorejo Gresik, Bulan Pelangi Pendidikan, Volume 4 No.2 Tahun2001,h.I-3.
2 http://www.teachingsexualhealth.calpages/lessonplans/roleplay.html. h.5, (1 -1-200S)3 Lee A Freeman, Simulation and Role Playing wit LEGO Blocks, h.l,
lefreemaif!umd.umich.edu., (l - I-200S)Adam Blatner, Role Playing in Education, hA,
!illP.://www.blatner.com/adam/pdntbklrlplavedu.htm. 1-I-200S.
51
Sehingga siswa dan siswi mempelajari pelajaran dengan antusias dan
penuh dengan semangat, karena mereka menyadari akan pentingnya suatu
pelajaran yang dipelajari dengan mudah, cepat dan menyenangkan.
Hubungan antara siswa pun lebih akrab dan terjalin komunikasi yang padu
dalam proses bermain peran. Dimana setiap siswa saling mengisi kekurangan dari
siswa yang lain. Sehingga timbul rasa kebersamaan dan kekeluargaan untuk saling
mendukung dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian hasil penelitian yang penulis teliti di SMA Dua Mei
Ciputat dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran membuat siswa
dan siswi menjadi pembelajar yang memandang pelajarall sebagai kebutuhan
bukan sekedar tuntutan. Senada dengan penelitian dan pendapat para peneliti yang
penulis sebutkan di atas.
B. Hasil Belajar Biologi Siswa
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Data hasil belajar biologi dengan model pembelajaran bermain peran (role
playing) diperoleh nilai terbesar 95 dan nilai terkecill terendah 50, nilai rata-rata
(mean) sebesar 73,23 median sebesar 74,84 dan modus sebesar 75,79 serta
simpangan baku (SD) 11,23.5 Data tersebut dapat dilihat pada daftar distribusi
frekuensi dan grafik histogram dan polygon di bawah ini.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Nilai Biologi Siswa Kel21s Eksperimen
Nilai BatasNyataFrekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)50-57 49,5 - 57,5 3 3 10,00
57 -65 57,5 - 65,5 5 8 16,67
66-73 65,5 -73,5 5 13 16,67
74 - 81 73,5 - 81,5 12 25 40,00
82-89 81,5 - 89,5 2 27 6,67
90-97 89,5 - 97,5 3 30 10,00
Jumlah 30 100
5 Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 18, h. 119.
52
GambaI' 7 Histogl'am dan PoligonNilai Biologi Siswa Kellis Eksperime:1l
12
1011II49.5-57.5
8 057.5-65.5
611II65.5-73.5
11II73.5-81.54 11II81.5-89.5
2 !Ill89.5·97.5
0Histogram
14
12
10
8
6
4
2
0
Poligon
Dad tabel distribusi frekuensi dan cliagram histogram clan poligon cli atas
clapat clilihat bahwa banyaknya kelas interval yaitu sebayak 6 kelas interval.
Dengan panjang kelas 8 rentang, frekuensi absolut tertinggi pacla rentang 73,5
81,5 dan frekuensi terendah berada pacla rentang 81,5 - 89,506
2. Dest.:ripsi Data Hasil Belajar Kellis KOlltl'ol
Data hasil be1ajar biologi denganpembe1ajaran kCmvensiona1(cerafuah)
diperoleh nilai terbesar 90 dan nilai terkccil/tcrcnclah 45, nilai rata-rata (mean)
sebesar 66,9 median sebesar 66,9 dan modus sebesar 70,79 serta simpangan baku
(SD) 13,80.7 Data tcrsebut dapat dilihat pada daftar distribusi frekuensi dan grafik
histogran1 clan polygon di bawah ini.
53
Tabel 5 Distribusi FI'ekueusi Nilai Biologi Siswa Kelas Kontrol
FrekucnsiNilai Batas Nyata
Absolut Komulatif Relatif (%)
45-52 44,5 - 52,5 6 6 20,00
53 -60 52,5 - 60,5 5 11 16,67
61 - 68 60,5 - 68,5 5 16 16,67
69-76 68,5 -76,5 7 23 23,33
77-84 76,5 - 84,5 2 25 6,67
85-92 84,5 - 92,5 5 30 16,67
Jumlah 30 100
Gambal' 8 Histogram dall PoligollNilai Biologi Siswa Kelas Kontrol
7
6l1li39.5-47.5
5047.5·55.5
4 11!155.5-63.5
3 l1li63.5·71.5
2 1liI71.5·79.5
1l!I79.5-87.51
Histogram
54
Dari tabel distribusi frekuensi dan diagram histogram dan poligon diatas
dapat dilihat bahwa banyaknya kelas interval yaitu sebayak 6 kelas interval.
Dengan panjang kelas 8 rentang, frekuensi absolut tertinggi pada rentang 68,5
76,5 dan frekuensi terendah berada pada rentang 76,5 - 84,5.3
c. Pengaruh Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playillg) Terhadap
Hasil Belajar Siswa
Vntuk mengetahui pengaruh model pembelajaran bennain peran (role
playillg) dapat kita Jihat dengan melakukan uji prasarat analisis terlebih dahulu.
Yaitu menguji apakah data yang telah didapatkan di atas berdistribusi nonnal dan
homogen.
1. Vji Normalitas
Vji normalitas yang dipakai adalah uji Liliefors. Dari hasil pengujian
untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai L hitung atau Lo = 0,1073,9 dan dari
tabel harga kritis uji LiJiefors didapat harga Lt untuk n = 30 pada taraf signifikansi
a. = 0.05 adalah 0,161. Sedangkan untuk kelompok kontrol nUai L hitung atau Lo =
0,1377 dengan L tabel yang sarna, yaitu 0,161.10 Karena Lo pada kedua kelompok
kurang dari Lt (Lo E dan Lo K < Lt), maka dapat disimpulkan bahwa data
populasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. l)
Tabel 6 Vji Normalitas Hasil Belajar
Kelompok Ekspel'imen dan Kelompok Kontrol
Variabel Sampel 1..0 Ljabel Keterangan
Hasil belajar biologi kelompok 30 0,1073 0,161 Normal
eksperimen
Hasil belajar biologi kelompok 30 0,1377 0,161 Normal
kontrol
8 Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 17, h. 118.9 Perhitungan selengkapnya Iihat lampiran 20, h. 121.10 Perhitungan selengkapnya Iihat lampiran 21, h. 123.II Perhitungan selengkapnya Iihat lampiran 20, h. 121 dan lampiran 21 h.123.
55
2. Vji Homogenitas
Vji homogenitas alau uji kesamaan dua varians pada populasi dua
kelompok dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil pengujian diperoleh F hitung
sebesar 1,50 sedangkan untuk dk penyebut 29 dan dk pembilang 29 pada taraf
signifikansi u = 0,05 diperoleh F label sebesar 1,86. Karena Fh kurang dari F. (1,50
< 1,86) maka dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelompok sama alau
homogen.12
Tabel 7 HasH Vji Homogenitas
Sampel F hitung F .abel Keterangan
30 1,50 1,86 Homogen
3. Pengnjian Hipotesis
Setelah uji prasyarat di atas, didapat dua kelompok berdistribusi nonnal
dan homogen. Pengujian selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t,
untuk menguji hipotesis pada taraf sigifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk =
nI+n2 - 2), maka kriterianya adalah sebagai berikut:
t hitung < t 'abel : Ho diterima
t hitung > t 'abel : Ho ditolak
Dari hasil analisis data diperoleh harga t hitung sebesar 1,98 sedangkan
harga t label dengan dk = 58, pada taraf signifikansi 5% (u " 0,05) adalah 1,67.
Dari hasil analisis data menunjukkan t hitung> t tabel maka Ho ditolak. 13
Tabel 8 HasH Vji t HasH Belajar Biologi Simva
Kelompok EI{Sperimell dan Kontrol
Variabel Jumlah t hitnng t tabel5% KesimpulanSampel
Hasil belajar biologi 30 1,98 1,67 Ho ditolaksiswa kelompok Ha diterima
eksperimen dan kontrol
12 Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 22, h. 12513 Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 23, h. 126.
56
Berdasarkan tes hasil belajar biologi siswa pada pokok bahasan sintesis
protein, terlihat bahwa hasil belajar siswa yang ditUar dengan menggunakan model
pembelajaran bermain peran (kelompok eksperimen) lebih besar dari hasil belajar
siswa yang diajar dengan metode konvensional (kelompok kontrol).
Dari hasil analisis data diperoleh harga t hitung sebesar 1,98. Jika
dikonsultasikan pada tabel t dengan dk = 58 pada taraf signi.fikansi 5% diperoleh
harga t tabel 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (1,98 > 1,67), sehingga
hipotesis nihil (ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh hasil belajar
antara siswa yang diberikan model pembelajaran bermain peran (role playing)
dengan siswa yang tidak diberikan model bermain peran (role playing) ditolak.
Dengan kurva penerimaan dan penolakan hipotesis nihil sebagai berikut:
Tolak Ha
TerimaHa
1,67
Gambar 9 Kurva Penerimaan dan Penolalmn Ho
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian model pembelajaran
bermain peran (role playing) yang diterapkan pada kelas eksperimen memberikan
hasil yang lebih baik (rata-rata = 73,23), dibanding dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional (rata-rata = 66,9), karena model pembelajaran
bermain peran (role playing) akan membuat pelajar berpikir kritis, kreatif dan
bersama-sama mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, yang pada
akhirnya membentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan nilai.
57
4. Pembabasan Hasil Penelitian
Sebagaimana penulis jelaskan di atas bahwa hasil peneHtian menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran bermain peran (role playing) mempunyai
perbedaan yang signifikan dari pada menggunakan metode konvensional
(ceramah). Perbedaan tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang
positif penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing) terhadap hasil
belajar siswa dalam konsep substansi genetika pada pokok bahasan sintesis
protein.
Hal ini tentunya tidak teljadi secara kebetulan, Karena perbedaan
perlakuan yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut. Seperti yang
dikemukakan Rebecca Teed14 bahwa model pembelajaran bermain peran (role
playing) menekankan pengetahuan secara nyata, sehingga meningkatkan motivasi
siswa untuk lebih memahami pelajaran.
Hal yang senada juga diungkapkan dalam buku karya Atwi Supannan.15,
bahwa dengan bermain peran diharapkan siswa mampu memahami dan
menghayati berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata. Sehingga
siswa dapat membentuk sikap dan nilai sebagai tujuan tambahannya.
Penggunaan model pembelajaran bermain peran (role playing) mempunyai
kelebihan dalam hal penguasaan suatu konsep, karena dengan teknik ini siswa
lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran. Karena mereka bermain peranan
sendiri, maka mudah memahami, menghayati masalah-masalah yang diangkat.
Penonton juga tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan
kritik. 16
Dengan model pembelajaran ini siswa dapat lebih mengembangkan
refleksi diri, dapat memahami materi lebih baik kareml siswa melakukan
pengamatannya sendiri, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, memainkan
secara langsung pelajaran menjadi lebih nyata, memberikan peluang untuk lebih
]4 Rebecca Teed, "Role-Paling Exercises", http://serc.carleton.edu/introgeo/rolepJayingl,h.l, (5-12-2007)
15 Atwi Suparman, "Model-model Pembelajaran Interaktij', (JakaJ1a: STlA-LAN Press,1997), h. 92
16 Roesliyah N. K., Stralegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rinek" Cipta, Oktober, 2001),cet. Ke-6, h. 92-93.
58
mendalami setelah diskusi dan memerankannya dengan lebih baik lagi serta
memungkinkan penilaian yang sesuai dengan tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik terhadap siswa.
Menurut Omear Hamalik penilaian dalam model pembelajaran bermain
peran (role playing) banyak ditekankan pada proses belajar siswa. Dimana siswa
membuat tulisan atau melakukan diskusi lisan mengenai keberhasilan atau hasil
hasil bermain peran. Komentar evaluatif diberikan terhadap kebermaknaan
bermain peran serta cara-cara menjadi lebih efektif. Selian itu guru juga menilai
dan mengamati dengan seksama menggunakan catatan-catatan selama bermain
peran berlangsung. Keseluruhan kelas berpartisipasi dalam suatu diskusi yang
berpusat pada situasi bermain peran. Baik para pemain, pengamat dan
pembimbing memiliki peranan yang pada akhirnya membuat pelajaran terasa
lebih nyata. 17
Bermain Peran memerlukan pengertian dengan mendapatkan informasi
baru untuk pelajar, mendapat alii apa yang telah mereka pelajari dan
menguatkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menulis esai reflektif, atau
menulis kesimpulan pada akhir tulisan pelajar, atau dalam diskusi di kelas. Guru
dapat mengambil kesempatan ini untuk bertanya pada siswa jika mereka belajar
sebelum permainan di mulai. 18
Pemberian model pembelajaran bermain peran (role playing) pada kelas
eksperimen selama penelitian dilaksanakan membantu meningkatkan motivasi
belajar siswa, minat siswa dan kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran. Hal
ini senada dengan yang diungkapkan oleh Dra. Roestiyah N. K. Bahwa dengan
teknik ini siswa lebih tertarik perhatinnya akan permasalahan, mengembangkan
diskusi yang hidup, karena mereka menghayati sendiri pembelajaran dan
penonton tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik.
Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa perbedaan penggunaan model
pembelajaran bermain peran (role playing) dan metode konvensional (ceramah)
17 Oemar Hamalik, Pendekatan barn Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,(Jakarta: Sinar Baru Aigensindo, 2001), eet. Kedua, h. 48-49.
18 Role Playing Preparing for Difficult Situations,http://www.mindtools.eom/CommSkli/RolePlaying.htm. h.3, (5-12-2007)
59
dapat mempengaruhi hasH belajar siswa. Dan model pembell\iaran bermain peran
(role playing) memberikan hasH yang lebih baik dalam hal penguasaan konsep
daripada metode ceramah.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari penelitian serta pengujian hipotesis yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
I. Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
bermain peran (role playing) lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam hal penguasaan konsep
sintesis protein.
2. Terdapat pengaruh yang positif antara model pembelajaran bermain peran
(role playing) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sintesis
protein.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan
sebagai berikut:
I. Mengingat penelitian ini hanya dalam pokok bahasan sintesis protein,
sebaiknya guru lebih fokus dalam proses persiapan yang lebih matang,
memberikan pengarahan yang lebih intensif agar proses pembelajaran dapat
lebih mudah.
2. Oalam penelitian ini, penulis tidak secara mendalam membahas tentang
seluruh konsep dalam substansi genetika. Oleh sebab itu diperlukan kajian
yang komprehensifterhadap model pembelajaran bermain peran (role playing)
pada pokok bahasan substansi genetika lainnya, dimana pada akhimya akan
didapatkan penelitian yang lebih mendalam.
3. Guru bidang studi biologi hendaknya memilih dan menggunakan metode atau
model pembelajaran yang membuat pelajar berpikir kritis, kreatif dan
bersama-sama mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, yang pada
akhirnya membentuk kemampuan, keterampilan, silcap dan nilai pada siswa.
61
Model pembelajaran bermain peran (role playing) dapat digunakan agar siswa
dapat belajar sambi! menikmati agar dapat lebih cepat diserap oleh siswa.
4. Penggunaan model pembel!\iaran bermain peran (role playing) pada konsep
selain substansi genetika juga dapat diterapkan sesuai dengan materi seperti
62
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sudrl\iat, Model Pembelajaran,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/model.-pembelajaran-Ol/,(5-12-2007)
Ahmad Ansori mattjik, Prof. Dr. M.Sc. PhD, dan Made Sumertajaya, M.Si.,"Rancangan percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I, (Bogor:FMIPA IPB, 2002)
Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran Interaktif, (Jakarta: STIA-LANPress, 1997).
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004).
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2001).
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. MizanRepublika, 2004).
Asrorun Ni'am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru (Analisis Kronologisatas Lalhirnya UU Guru dan Dosen), (Jakarta: Elsas, 2006).
A. Surjadi, Membuat Siswa AktijBelajar, (Jakarta: Binacipta, --.-J.
Bruce Joyce, dkk, Models of Teaching, (USA: Allyn and Bacon, 2000), SixthEdition.
Character Creation, (role-playing games), http://en.wikipedia.orglwiki/roleplaying game, (5-12-2007).
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2002).
E.P. Hutabarat, Cara Belajar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995).
E. Mulyana, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pel1lbelqjaran KBK,(Jakarta: 2005).
Fasli Jalal, Menggagas Pendidikan Multikaltural dan AlternatijSistemPendidikan Nasional, (Jakarta: Makalah, Temu NasionaL Mahasiswa SeNusantara, Maret 2004), Tidak Diterbitkan.
,
Hennana Soemantri, Hasil Belajar danMempengaruhinya, Majalah IlmiahNopember 2000.
63
Beberapa Faktor Psikologis YangSketsa Pendidikan. Vol.!, no.!,
Hhtp://www.isee.eo.id/indekx.php?go=viewnews&id=2. akses: Selasa, 29November 2005/13:06:58 WIB, Manajemen Peningkatan Mutu 2004-1013/14:12:12 WIB
How to Teach Using Role-Playing,http://sere.earleton.edu/introgeo/roleplaying/howto.htmj, (5-12-2007)
J. Mursell, S. Nasution, M.A. Dr. Prof., "Mengajar dengan Sukses (SuccessfulTeaching)", (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), edisi 2, eel. 2.
James S. Pounder, Transfomational Classroom Leadership, (London: SAGEPublications, Vol. 34 No 4 Oktober 2006), BELMAS (Journal ofthe BritishEducational Leadership, Management &Administration Society).
J. Supranto, Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2003), eet. Ketujuh.
Ki Supriyoko, Pendidikan Manusia Indonesia (Pembiayaan Pendidikan diIndoensia), (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2004), editor: Tonny D.Widiastono, eet.l.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7.
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: GaungPersada Press, 2004).
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), eet ke 3.
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2003), eet.5.
M. Ngalim Purwanto, Drs. MP, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2000).
Nana Syaodih SUkmadinata, Metode Pene/itian Pendidilwn, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2007), eet ketiga.
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2001).
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Prestasi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 200I).
64
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa, RahayuLestari ret al.]; editor, Amalia Safitri, Lemeda Simarmata, Hilarius W.Hardani, "Biologl"', (Jakm1a: Erlangga, 2002), Edisi kelima, Jilid I.
Nevrianti S., Teori Belajar Psikologi Kognitij dan Implikasinya Dalam ProsesBelajar Mengajar, Pedagogi Jumal Ilmu Pendididkan, (Bandung: FIP UPIPress 200 I), vol I, no.2.
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA,(Jakarta: Sinar Bam Algesindo, 200 I), cet. Ke-2.
Romi Satria Wahono, 17 universitas Indonesia di Rangking Webometrics 2008,http://romisatriawahono.net/2008/0I/29/17-universitas·.indonesia-dirangking-webometrics-2008/, (6-2-2008), h.l-2.
Rebecca Teed, Role-Playing Exercises,http://serc.carleton.edu/introgeo/roleplaying/, h.l, (5-12-2007)
Rini Susanti, HasH Belajar, Model Evaluasi dan Bentuk Tes, Jurnal Teknodik, No.17, Desember 2005.
Roestiyah N. K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, Oktober,2001), cet. Ke-6.
Rustaman et ai, Diktat Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Jurdik BiologiFPMIPA UPI, 2000).
Role Playing Preparing For Difficult Situations,http://www.mindtools.com/CommmSkll?RolePlaying.htm. h.l, (5-12-2007)
Role-Playing?, http://www.hoboes.com/pub/Role-PlayingIRPG.html. h.l, (5-122007)
Role-playing game, http://en.wikipedia.orglwikilRole-playill!\ game, (5-12-2007)
Role Play Simulation for Teaching and Learning,http://www.roleplaysim.orglpapers/default.asp?Topic=toc8. h.l, (5-12-2007)
Role Playing, http://www.hoboes.com/publRole-PlayinglRl·G.html. h.2, (5-122007)
Role Playing, http://en.wikipedia.org/wikilRole-playing, (5-12-2007)
Role Play Simulation for Teaching and Learning,http://www.roleplaysim.org/papers/default.asp?Topic=toc8. h.2, (5-12-2007)
65
Saktiyono, "Seribupena Biologi", (Jakarta: Erlangga, 2000).
Sayiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005).
Suyono, Meningkatkan Mutu Guru, dari Mana Dimulai? Tanggapan atasRencana Pembentukan Lembaga Peningkatan Mutu Guru, Kompas, 10Januari 2005.
Susilo, Herawati, dkk, Kapita Selekta Pendidikan Biologi, (Jakarta: UT Press,2002).
Suhartono (Editor), Guru dalam Tinta Mas, (Jakarta: Pellerbit Buku Kompas,2005).
Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman (Citra Guru; J.Sudarminta ), (Yogayakarta: Kanisius, 200 I).
Pendidikan di Indonesia dipersimpangan, (6 Februari 2008),http://mataharilain.wordpress.com/2006/05/02/pendidikan-indonesia-diperimpangan/.
Patricia K. Tompkins, Role Playing/Simulation, Journal,http://iteslj.orgffechniques/Tompkins-RolePlaying.htm I, h.3, (5-12-2007)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2002).
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cel.ke-7.
Sigit Muryono, Drs. M.Pd., Manqjemen Guru MA, (Makalah Sosialisasi KegiatanMGMP Madrasah Aliyah, Lembaga Kajian dan Pengembangan PendidikanIndonesia (LKPPI) dan Digen Kelembagaan Agama Islam Depag R1 tahun2005), Tidak Diterbitkan.
SupaItono, Pendidikan Musymvaratan Ralcyat: Semua Orang adalah Guru;Semua Tempat adalah Sekolah, (JakaIta: Sekretariat Billa Desa, 2001).
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002).
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2005).
Sardiman, lnteraksi dan Motivasi Belajar Mengqjar, (Jakarta: Rajawali Pers,1988), Cel. Ke-2.
Slameto, Belajar danfaktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2003).
66
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), cet.l.
Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman (DilemaPelembagaan Pendidikan; Hendrik Berybe), (Yogayakarta: Kanisius, 200I).
Teaching! Learning Models, http://hagar.up.ac.zafcatts/leamer/cooplrnlb3.html,h.6, (5-12-2007)
Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap HasilBelajar, (Padang: FIP Universitas Negeri Padang, 2004).
Tim Kodifikasi MAN Insan Cendikia Serpong, "Program PembelajaranMadrasah Aliyah Unggul Biologi Kelas XXI. dan Xlf', (Jakalta:Departemen Agama Rl Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama IslamDirektorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum,2005).
Unni Vere Midthassel, Creating a Shared Understanding 0/ ClassroomManagement, (London: SAGE Publications, Vol. 34 No 3 July 2006),BELMAS (Journal 0/ the British Educational Leadership, Management&Administration Society).
www.brawijaya.ac.id/main/news/ld/announce/hpkgbit.php. [8 Januari 2006]
What Is Role-Playing?, http://www.hoboes.com/publRole-PlayingIRPG.html. h.l,(5-12-2007)
Widia Pekerti, Pengaruh Pembelajaran Terpadu Matematika dan MusikTerhadap Hasil Belqjar Matematika Murid Kelas] SD, Jurnal Pendidikan &Kebudayaan, No. 022, Maret 2000.
Lampiran 1
RUHQUR'AN
SUBSTANSI GENETIKA
'Van setetes mani, Allah menciptakant!Ja lalu menentukan1!Ja. "(QS. 'Abasa [80]: 19)
.u .t~ '_1' I~r .,;,~, '..r .' \'1' wI' ~JI ~:u ~II...>":! (""J J, ~ (""J (..)-'=I.J J, J Lj,
{2} I~~ ~3~ii f~~ Jf~J ~Al~lI ~ ~:U~
"Yang kepul!Jaan-l'{ya-lah kerqjaan langit dan bumi, danDia tidak mempu1!Jaianak, dan tidak sekutu bagi-l'{ya dalam kekuasaan(-ISfya), dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia mmetapkan ukiuran-ukuran1!Jadelrgan serapi-rapi1!Ja. "
(QS. Al-Furqan [25]: 2)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Pertemuan 1
Materi Pokok : Substansi Genetika
Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 X 40 Meni!)
A. Kompetensi Dasar
Mengkaitkan hubungan antara DNA, gen dan kromosom.
B. Standar Kompetensil Indikator Kompetensi
Siswa mampu mendeskripsikan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan
fungsinya.
C. Media
1. Gambar tentang sel, kromosom dan DNA
2. Lembar Pengamatan
D. Skenario Pembelajaran
I. Metode Ceramah dan Diskusi
2. Langkah-Iangkah kegiatan
I) Pendahuluan (10 menit)
a' Apersepsi (5 meni!)
Guru melaksanakan apersepsi dengan mernbahas se,putar materi mengenai
substansi genetika dengan rnernberikan penjelasan ternuan Watson dan Crick
rnengenai struktur, sifat dan fungsi DNA dengan pertanyaan-pertanyaan
ringan.
b. Motivasi (5 menit)
Guru memotivasi dengan menginforrnasikan kegunaan mernpelajari
substansi genetika bagi kehidupan manusia. Secara singkat hipotesis yang
tepat peristiwa replikasi DNA, mendeskripsikan struktur, sifa!, dan fungsi
RNA dan perbedaan diantara keduanya.
69
2) Pengembangan (50 menit)
a. Guru menjelaskan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan fungsinya
dengan bantuan media gambar.
b. Guru memperlihatkan gambar perbedaan hipotesis-hipotesis replikasi
DNA dan menjelaskan mana yang paling tepat.
c. Siswa diperintahkan untuk memperhatikan struktur, sifat, dan fungsi
RNA dan membandingkannya dengan DNA, kemudian menganalisis
perbedaan antara keduanya.
d. Guru menyuruh siswa membedakan pengertian kodogen, kodon dan anti
kodon dengan ternan sebangkunya masing-masing.
e. Kemudian salah seorang siswa diperintahkan untuk m~u ke depan kelas
untuk menerangkan pada ternan-ternan kelasnya apa yang telah dia dapat
dengan ternan sebangkunya dan menuliskan di papan tulis.
3) Penerapan (10 menit)
a. Siswa mencatat semua yang telah disampaikan guru.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberi kesempatan
siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.
4) Penutupan (10 menit)
a. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah
diperoleh.
b. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihan!
E. Daftar Istilah (vocabulary list)
Replikasi: penyalinan DNA untuk membentuk molekul anak yang identik, tetjadidengan pemisahan kedua unting DNA pada suatu ulir ganda, setiap untingkemudian menjadi tempat yang menentukan urutan basa unting komplementeryang baru dibentuk (proses memperbanyak diri).DNA (deoxyribonucleic acid): substansi yang memb:awa informasi genetikorganisme.GEN: bagian dari kromosom berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan,terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makro molekul yangdisebut DNA.Kromosom: struktur membenang yang tersusun alas homatin dan membawainformasi genetika yang disusun memanjang, yang ketika tetjadi pembelahan sel
70
berubah menjadibatang-batang pendek, tebal, berpasangan pada sel somatik (2n),tunggal pada sel gamet (In).Kodon/Kodogen/Kode Genetik: sederetan tiga basa nukleotida pada mRNAyang menyandikan suatu asam amino pada awal alau akhir suatu rantaipolipeptida.
F. Evaluasi dan Tambahan (Evaluatiofl alld Extellsiolls)
• Kemampuan dan daya serap siswa dapat dilihat dari hasil penilaian proses.
• Siswa dapat melakukan penelitian mandiri tentallg proses replikasi dan
komponen-komponen yang mendukungnya.
• Siswa dapat menjelaskan proses teIjadinya penurunan sifat baik pada
manusia dan hewan.
G. Sumber Belajar
I. Rifai, Mien.A, "Kamus Biologi", (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.2.
2. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa,
Rahayu Lestari ret al.]; editor, Amalia Safitd, Lemeda Simarmata,
Hilarius W. Hardani, "Biologr', (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi
kelima, Jilid 1.
3. Saktiyono, "Seribupena Biologi", (Jakarta: Erlangga, 2000).
H. Penilaian Proses
I. Jelaskan apa yang dimaksud dengan substansi genetika?
2. Jelaskan perbedaan hipotesis replikasi DNA menurut aliran
konservatif, semi konservatifdan dispersif!
3. Sebutkan perbedaan DNA dan RNA!
4. Apakah hubungan antara kodogen, kodon dan antikodon?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Pertemuan I
Materi Pokok : Substansi Genetika
Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 X 40 Menit)
A. Kompetensi Dasar
Mengkaitkan hubungan antara DNA, gen dan kromosom.
B. Indikator
Siswa mampu mendeskripsikan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan
fungsinya.
C.Media
I. Gambar tentang sel, kromosom dan DNA
D. Skenario Pembelajaran
I. Metode ceramah
2. Langkah-Iangkah kegiatan
I) Pendahuluan (10 menit)
a. Apersepsi (5 menit)
Guru melaksanakan apersepsi dengan membahas seputar materi mengenai
substansi genetika dengan memberikan penjelasan temuan Watson dan Crick
mengenai struktur, sifat dan fungsi DNA dengan pertanyaan-pertanyaan
ringan.
b. Motivasi (5 menit)
Guru memotivasi dengan menginformasikan kegunaan mempelajari
substansi genetika bagi kehidupan manusia. Secara singkat hipotesis yang
tepat peristiwa replikasi DNA, mendeskripsikan struktur, sifat, dan fungsi
RNA dan perbedaan diantara keduanya.
72
2) Pengembangan (50 menit)
a. Guru menjelaskan struktur heliks ganda DNA serta sifat dan fungsinya
dengan bantuan media gambar.
b. Guru memperlihatkan gambar perbedaan hipotesis-hipotesis replikasi
DNA dan menjelaskan mana yang paling tepat.
c. Siswa diperintahkan untuk memperhatikan struktur, sifat, dan fungsi
RNA dan membandingkannya dengan DNA, kemudian menganalisis
perbedaan antara keduanya.
d. Guru menyuruh siswa membedakan pengertian kodogen, kodon dan anti
kodon dengan teman sebangkunya masing-masing.
e. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
3) Penerapan (10 menit)
a. Siswa mencatat semua yang telah disampaikan guru.
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberi kesempatan
siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.
4) Penutupan (10 menit)
c. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah
diperoleh.
d. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihan!
E. Daftar Istilah (vocabulary list)
Replikasi: penyalinan DNA untuk membentuk molekul anak yang identik, terjadidengan pemisahan kedua unting DNA pada suatu uliT gands, setiap untingkemudian menjadi tempat yang menentukan urutan basil unting komplementeryang baru dibentuk (proses memperbanyak diri).DNA (deoxyribonucleic acid): substansi yang membawa informasi genetikorganisme.GEN: bagian dari kromosom berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan,terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makro molekul yangdisebut DNA.Kromosom: struktur membenang yang tersuslm atas kromatin dan membawainformasi genetika yang disusun memanjang, yang ketika terjadi pembelahan selberubah menjadi batang-batang pendek, tebal, berpasangan pada sel somatik (2n),tunggal pada sel gamet (In).
73
KodonlKodogenIKode Genetik: sederetan tiga basa l1Iukleotida pada mRNAyang menyandikan suatu asam amino pada awal atau akhir suatu rantaipolipeptida.
F. Evalnasi dan Tambaban (Evaluation and Euensions)i
• Kemampuan dan daya serap siswa dapat dilihat dari hasil penilaian proses.
• Siswa dapat melakukan penelitian mandiri tentang proses replikasi dan
komponen-komponen yang mendukungnya.
• Siswa dapat menjelaskan proses teJjadinya penurunan sifat baik pada
manusia dan hewan.
G. Sumber Belajar
I. Rifai, Mien.A, "Kamus Biologi", (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet,2.
2. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa,
Rahayu Lestari ret aLl; editor, Amalia Safitri, Lemeda Simarmata, Hilarius
W. Hardani, "Bio[ogl"', (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi kelima, Jilid I.
3. Saktiyono, "Seribupena Biologi", (Jakarta: Erlangga, 2000).
H. Penilaian Proses
I. Jelaskan apa yang dimaksud dengan substansi genetika?
2. Jelaskan perbedaan hipotesis replikasi DNA menurut aliran konservatif,
semi konservatif dan dispersifl
3. Sebutkan perbedaan DNA dan RNA!
4. Apakah hubungan antara kodogen, kodon dan antikodon?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Pertemuan2
Materi Pokok : Sintesis Protein
Waktu : 2 Jam Pelajal'lln (2 X 40 Menit)
A. Kompetensi Dasar
Mengkaitkan hubungan antal'll DNA, gen dan kromosom, khususnya proses
sintesis protein.
B. Indikator
Menggambarkan peristiwa transkripsi yang teJjadi di dalam inti dan
mendeskripsikan proses sintesis protein.
C. Media
I. Gambar proses sintesis protein
2. Lembar pengamatan
3. Alat-alat bantu bennain peran
D. Skenario Pembelajaran
1. Metode Berrnain Peran (Role Playing)
2. Langkah-Iangkah kegiatan
t) Pendahuluan (10 menit)
a. Apersepsi (5 menit)
Guru mengingatkan kembali materi mengenai substansi genetika dan
membahas tentang proses sintesis protein dengan menekankan proses
transkripsi dan translasi.
b. Motivasi (5 menit)
Guru menginfonnasikan bagaimana DNA memiliki kemampuan melakukan
transkripsi membentuk RNA duta.
2) Pengembangan (50 menit)
75
a. Guru menjelaskan apa itu sintesis protein, kegunaan dan tempat teIjadi.
b. Guru memperlihatkan gambar proses sintesis protein, melljelaskan
urutan sintesis protein secara singkat. Kemudian menjelaskan hubungan
basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika.
c. Guru menjelaskan secara rinci proses tl'anlasi dalam sintesis protein dan
bertanya pada siswa apakah telah memahaminya.
d. Guru menyuruh siswa mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan
dengan tahap-tahap dalam proses sintesis protein, mengenal
permasalahnnya dan menjelaskan bermain peran.
e. Guru memilih para pemain, mengatur permainan sesuai dengan peran,
menyatakan kembali aturan-aturan yang telah disepakati bersama dan
membahas inti bermain peran pada tema sintesis protein.
f. Menjelaskan kepada siswa hal apa saja yang hams diperhatikan dalam
proses bermain peran dan menetapkan tugas peng:amat.
g. Memulai bermain peran sampai selesai [sekitar 15-20 menit].
h. Diskusi dan evaluasi antara para pengamat, pemain dan fasilitator (guru)
tentang bermain peran proses sintesis protein untuk pengembangan
permainan selanjutnya (revisi).
i. Mengulang permainan dan melakukan diskusi dan evaluasi kembali.
3) Penerapan (10 menit)
a. Kemudian berbagi pengalaman tentang bermain peran.
b. Guru menyimpulkan dan menjelaskan secara singkat.
4) Penutupan (10 menit)
a. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah
diperoleh.
b. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soal Iatihan!
E. Daftar Istilab (vocabulary list)
Sintesis Protein: penyalinan DNA untuk membentuk molekul anak yang identik,teIjadi dengan pemisahan kedua unting DNA pada suatu ulir ganda, setiap untingTranskripsi: pencetakan RNA messenger (mRNA) oleh DNA.
76
Translasi: penerjemahan kode-kode oleh RNA transfer (tRNA), berupa urutanasam-asam amino yang dikehendaki.RNA: asam ribonukleat.Asam amino (amino acids): senyawa-senyawa organik yang mengandunggugusn amino (NH2) dan karboksil (COOH) dan yang m,~rupakan senyawa dasardalam pembentukan protein (ada 20 macam).Ribosom: satu dari sejumlah besar pattikel nukleoprotein subsel yang tersusunalas RNA dan protein yang merupakan situs sintesis protein di dalam sel.
F. Evaluasi dan Tambaban (Evaluation and Extensions:'
o Kemampuan dan daya serap siswa dapat dilihat dari hasil lembar
pengamatan yang dibuat sendiri oleh siswa dan guru.
o Siswa mampu untuk kerjasama, komunikatif dan menginterpretasikan
suatu kejadian.
o Siswa mampu berpikir kritis dan dapat melihat manfaat dari proses sintesis
protein dalam kehidupan.
o Siswa dapat belajar dengan tenang dan rileks. Sehingga proses belajar
mengajar menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak menjemukan.
o Selain hal di atas, siswa dapat memiliki kemampuan tidak hanya secara
logika, tetapi juga emosional yang baik.
o Siswa hendaknya terus berlatih agar pemahamannya lebih mendalam.
G. Sumber Belajar
b. Rifai, Mien.A, "Kamus Biologi", (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.2.
c. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa,
Rahayu Lestari ret al.]; editor, Amalia Safitri, Lemeda Simarmata, Hilarius
W. Hardani, "Biologt', (Jakarta: Erlangga, 2002), Ediisi kelima, Jilid I.
d. Saktiyono, Seribupena Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2000).
H. Penilaian Proses
I. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sintesis protein?
2. Sebutkan urutan tahap sintesis protein!
3. Bagaimanakah hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika?
4. Jelaskan apa yang dimasud dengan transkripsi dan tranlasi!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Pertemuan 2
Materi Pokok : Sintesis Protein
Waktu : 2 Jam Pelajaran (2 X 40 Menit)
A. Kompetensi Dasar
Mengkaitkan hubungan antara DNA, gen dan kromosom, khususnya proses
sintesis protein.
B. Indikator
Menggambarkan peristiwa transkripsi yang teljadi di dalam inti dan
mendeskripsikan proses sintesis protein.
C.Media
1. Gambar proses sintesis protein
D. Skenario Pembelajaran
I. Metode Ceramah
2. Langkah-Iangkah kegiatan
1) Pendahuluan (10 menit)
a. Apersepsi (5 menit)
Guru mengingatkan kembali materi mengenai substansi genetika dan
membahas tentang proses sintesis protein dengan menekankan proses
transkripsi.
b. Motivasi (5 menit)
Guru menginformasikan bagaimana DNA memiliki kemampuan
melakukan transkripsi membentuk RNA duta.
2) Pengembangan (50 menit)
a. Guru menjelaskan apa itu sintesis protein, kegunaan dan tempat terjadi.
78
b. Guru memperlihatkan gambar dari proses sintesis protein menjelaskan
urutan sintesis protein secara singkat. Kemudian l11enjelaskan hubungan
basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika.
c. Dengan tanya jawab, guru menjelaskan gambar tersebut, kemudian
mengidentifikasi tahap-tahap yang dianggap sulit.
d. Guru menjelaskan kembali tahap-tahap sintesis protein.
e. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
3) Penerapan (10 menit)
C. Siswa mencatat semua yang telah disampaikan guru.
d. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberi kesempatan
siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.
4) Penutupan (10 menit)
a. Siswa diminta untuk menyimpulkan hasil pelajaran yang telah diperoleh.
b. Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihan!
E. DaCtar Istilah (vocabulary list)
Sintesis Protein: penyalinan DNA untuk membentuk molekul anak yang identik,teJjadi dengan pemisahan kedua unting DNA pada suatu uHr ganda, setiap untingTranskripsi: pencetakan RNA messenger (mRNA) oleh DNA.Translasi: penerjemahan kode-kode oleh RNA transfer (tRNA),be11lpa u11ltanasam-asam amino yang dikehendaki.RNA: asam ribonukleat.Asam amino (amino acids): senyawa-senyawa organik yangmengandunggugusn amino (NH2) dan karboksil (eOOR) dan yang merupakan senyawa dasardalam pembentukan protein (ada 20 macam).Ribosom: satu dari sejumlah besar partikel nukleoprotein subsel yang tersusunatas RNA dan protein yang me11lpakan situs sintesis protein di dalam sel.
F. Evalnasi dan Tambahun (Evaluation and &tensions)
• Kemampuan dan daya serap siswa dapat dilihat dari hasil lembar
pengamatan yang dibuat sendiri oleh siswa dan guru.
• Siswa mampu untuk keljasama, komunikatif dan menginterpretasikan
suatu kejadian.
79
• Siswa mampu berpikir kritis dan dapat melihat manfaat dari proses sintesis
protein dalam kehidupan.
• Siswa dapat belajar dengan tenang dan rileks. Sehingga proses belajar
mengajar menjadi kegiatan yang menyenangkan dan tidak menjemukan.
• Selain hal di atas, siswa dapat memiliki kemampuan tidak hanya secara
logika, tetapi juga emosional yang baik.
• Siswa hendaknya terus berlatih agar pemahamannya lebih mendalam.
G. Sumber Belajar
a. Rifai, Mien.A, "Kamus Biologi", (Jakarta: Balai Puslaka, 2002), cet.2.
b. Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell; alih bahasa,
Rahayu Lestari let al.]; editor, Amalia Salltri, Leme:da Simarmata, Hilarius
W. Hardani, "Biologz"', (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi kelima, Jilid I.
c. Saktiyono, Seribupena Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2(00).
H. Penilaian Proses
I. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sintesis protein?
2. Sebutkan urutan tahap sintesis protein!
3. Bagaimanakah hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika?
4. Jelaskan apa yang dimasud dengan transkripsi dan tranlasi!
02
Skenario PembelajaranKelompok Eksperimeo
Kel!iataoGuru melaksanakan apersepsi dengan membahas seputar materimengenai substansi genetika dengan memberikan penjelasantemuan Watson dan Crick mengenai struktur, sifat dan fungsi DNAdengan pertanyaan-pertanyaan ringan selama 10 menit.
2. Guru menjelaskan struktur heliks ganda DNA serta sifat danfungsinya dengan bantuan media gambar serta dasar-dasarsubstansi genetika selama 50 menit.
" Guru menjeIaskan struktur heliks ganda DNA serta sifat danfungsinya dengan bantuan media gambar.
" Guru memperlihatkan gambar perbedaan hipotesis-hipotesisreplikasi DNA dan rnenjelaskan mana yang paling tepat.
" Siswa diperintahkan untuk memperhatikan struktur, sifat, danfungsi RNA dan membandingkannya dengan DNA, kemudianmenganalisis perbedaan antara keduanya.
);;0> Guru menjn.!fuh sis~wa membedakan pengertian kodogen, kodondan anti kodon dengan ternan sebangkunya masing-rnasing.
" Kemudian salah seorang siswa diperintahkan untuk rnaju ke depankeIas untuk menerangkan pada ternan-ternan kelasnya apa yangtelah dia dapat dengan ternan sebangkunya dan rnenuliskan dipapan tulis.
3. Siswa dioerintahkan rnencatat sernua yang telah disamoaikan oleh
Waktn10.30 -12.00 I 1.
Haril TanggalKamis, 21 Februari 2008n I
san
80
1II Sabtu, 23 Februari 2008
guru dan diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan yangdiajukan oleh para siswa selama 10 menit.
4. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pelajaran yangtelah diperoleh dan diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihan selama 10 menit.
10.30 - 12.00 I 1. Guru memberikan apersepsi dan memotivasi dengan mengingatkankembali materi mengenai substansi genetika pada pokok bahasansintesis protein dengan menekankan proses transkripsi dan translasiselama 10 menit.
2. Guru menjelaskan proses sintesis protein, tahap-tahap, hal-hal yangmempengarnhinya selama 50 menit.
~ Guru menjelaskan apa itu sintesis protein, kegunaan dan tempatteIjadi.
~ Guru memperlihatkan gambar proses sintesis protein, menjelaskanurutan sintesis protein secara singkat. Kemudian menjelaskanhubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kode genetika.
~ Guru menjelaskan secara rinei proses tranlasi dalam sintesis proteindan bertanya pada siswa apakah telah memahaminya.
~ Guru menyuruh siswa mengidentifikasi hal-hal yang berhubungandengan tahap-tahap dalam proses sintesis protein, mengenalpelulasalahI111yadannlenjeiaskanbennain peran.
~ Guru memilih para pemain, mengatur permainan sesuai denganperan, menyatakan kembali aturan-aturan yang telah disepakatibersama dan membahas inti bermain peran pada tema sintesisprotein.
~ Menjelaskan kepada siswa hal apa saja yang harns diperhatikandalam proses bermain peran dan menetapkan tugas pengamat.
81
l- Memulai bermain peran sampai selesai [sekitar 15-20 menit].l- Diskusi dan evaluasi antara para pengamat, pemain dan fasilitator
(guru) tentang bermain peran proses sintesis protein untukpengembangan permainan selanjutnya (revisi).
l- Mengulang permainan dan melakukan diskusi dan evaluasikembali.
3. Siswa berbagi pengalaman tentang bermain peran tadi. Kemudianguru menjelaskan dan menyimpulkannya secara singkat selama 10menit.
4. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pengamatan yangtelah diperoleh dan diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihan selama 10 menit.
llll Kamis, 28 Februari 2008 10.00 - 12.00 Post Test
82
~an Haril Tanl!:l!:al
Skenario PembelajaranKelompok Kontrol
Waktu Kel!:iatallaI Kamis, 21 Februari 2008 07.00 - 08.20 1. Guru memberikan apersepsi dan memotivasi dengaa mengingatkaa
kembali materi mengenai substaasi genetika pada pokok bahasaasintesis protein dengan menekankan proses traaskripsi daa traaslasiselama 10 menit.
2. Guru menjelaskan struktur heliks gaada DNA serta sifat daafungsinya dengan baatuan media gambar serta dasar-dasar substaasigenetika selama 50 menit.
>- Guru menjelaskan struktur heliks gaada DNA serta sifat daafungsinya dengan bantuaa media gambar.
>- Guru memperlihatkan gambar perbedaaa hipotesis-hipotesisreplikasi DNA daa menjelaskaa maaa yaag paling tepat.
>- Siswa diperintahkaa untuk memperhatikaa struktur, sifat, dan fungsiRNA daa membaadingkaanya dengaa DNA, kemudiaamenganalisis perbedaan antara keduanya.
>- Guru menyuruh siswa membedakan pengertiaa kodogen, kodon daaanti kodon dengaa temaa sebangkunya masing-masing.
>- Guru memberi kesempataa siswa untuk bertaaya.3. Siswa diperintahkan Iheneatat SeIhlili yang telah disampaikan oleh
guru dan diberikan kesempataa untuk bertaaya atau memberikesempataa kepada siswa lain untuk menjawab pertaayaaa yaagdiajukan oleh para siswa selama 10 menit.
4. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkaa hasH pelajaran yang telahdiperoleh daa diberi tugas untuk menyelesaikaa soal-soal Iatihaaselama 10 menit.
83
~II Sabtu, 23 Februari 2008 07.00 - 08.20 I 1. Guru melaksanakan apersepsi dengan membahas seputar materimengenai substansi genetika dengan memberikan penjelasan temuanWatson dan Crick mengenai struktur, sifat dan fungsi DNA denganpertanyaan-pertanyaan ringan selama 10 menit.
2. Guru menjelaskan proses sintesis protein, lahap-tahap, hal-hal yangmempengaruhinya selama 50 menit.
»Guru menjelaskan apa itu sintesis protein, kegunaan dan tempatterjadi.
»Guru memperlihatkan gambar dari proses sintesis proteinmenjelaskan urutan sintesis protein secara singkat. Kemudianmenjelaskan hubungan basa-basa nitrogen dengan kode-kodegenetika.
»Dengan tanya jawab, guru menjelaskan gambar tersebut, kemudianmengidentifikasi lahap-lahap yang dianggap sulit.
»Guru menjelaskan kembali lahap-tahap sintesis protein.»Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.3. Siswa berbagi pengalaman tentang bermain peran tadi. Kemudian
guru menjelaskan dan menyimpulkannya secara singkat selama 10menit.
4. Siswa diperintahkan untuk menyimpulkan hasil pengamatan yangtelah diperoleh dan diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soallatihanselama·l0· i11enit.
1111 I Kamis, 28 Februari 2008 07.00 - 08.20 I Post Test
84
Lampiran3
Gambar Sintetis protein
Gambar 10DNA melakukan transhipsi; mRNA
l11elepaskan diri dari DNA danmel11bawa kode genetik
(kodon)keluar dari nukleus menujuribosol11 di dalam sitoplasl11a; tRNAyang ada di dalam sitoplasma datangdengan l11embawa asam amino dan
melekat (berpasangan) denganmRNA sesuai dengan pasangan basanitrogennya; Asanl-asam amino yang
dibawa oleh tRNA akan salingbergandengan dan mel11bentuk
rangkaian rantai polipeptida sampaiterbentuk protein di ribosom.
Gamoar 11Trallslasi: Konsep Jl)asar
Saat molekul mRNA melunclU'melalui ribosom, kodon-kodonditTanslasi satu persatu menjadi
asam-asam amino. Interpertemyaadalah l110lekul tRNA, masing
masing dengan antikodon spesifik disatu ujung dan asam amino spesifik
di ~iung laimlya. Suatu tRNAmenambaJlkan muatan asam
aminonya ke rantai polipeptida yangsedang tumbuh saat antikodon
tersebut berikatan dengan kodonkompleme:nter pada mRNA.
/-Sintct<lsc tRNA-amino<1sil (cn7,im)
FOsC1t @. ®IP i
Pirofosfat
Asam amino
[RNA-aminoasi!amino tt'l'aktivasi)
Gambar 12Sintetase tRNA-aminoasil menggabnngkan a8am amillio spesifik ke tRNA.Penyambungan tRNA dengan asam amino mempakan proses endergonik yangteIjadi dengan tenaga ATP. 1). Tempat aktif enzim mengikat asanl amino dan
meolekul ATP. 2). ATP kehilangan dua gugus fosfat dan bergabung dengan asamamino sebagai AMP (adenosin monofosfat). 3). tRNA berikatan kovalen dengan
asam amino, menggeser AMP di tempat enzim aktif. 4)Enzim melepaskan tRNA-aminoasil disebut juga "asam anlino teraktivasi"
Subunit ribosomhesal:
Subunit ribosotnkedl
'ThnpatpengikutunmRNA
Tr:ompat P (tenlpnxpengik:wan tRNA£eptidil)
Pnlipep-dda yangsedang tunlbnh
TC:lnpat A (tcnlpatpengikal:an LRNA&n'1inoasil)
--Subunit besar
m.RNA
"
Pollpepdd:a yang scdangtUlnbuh (ujnng amino)
GambaI' 13Anatomi Snatu Ribosom
(a) Ribosom fungsional tel'dil'i dal'i dna snbunit, masing-masing merupakan kumpulanRNA l'ibosom dan banyak protein. GambaI' ini merupakan gambar ribosom bakteri.
Ribosom eukariotik bisa dikatakan mirip, tetapi lebih besal' dengan lebih banyak proteindan molekul-molekulrRNA. (b) Suatu l'ibosommemiliki satu tempat pengikatan mRNAdan tiga tempat tRNA di kenai dengan tempat P, A dan E. Gamber ini merupakan vel'sisederhana dari bentuk ribosom yang akan dipakai di beberapa gambar bel'ikntnya. (c)
Suatu tRNa masuk dengan tepat ke tempat pengikatan ketika antikodonnya membentukpasangan basa dengan satu kodon mRNA. Tempat P mengikat tRNA yang melekat padal'antai polipeptida yang sedang tumbuh. Tempat A mengikat tRNA yang membawa asam
Gambm' 14IlIisiliSi Tl'lllllliSi
(a) sublmit ribosom kecil berikatan dengan molekul mRNA.Padasel prokariotiktempat pengikatan-mRNA pada sub lmit ini mengenali umtmHlUkleotida spesifik
pada mRNA tepat ke arah upstream dm'i kodon staIt. tRNAinisiatordenganantikodon UAC mmebentuk pasangml basa dengan kodonstaItAUG. tRNA inimembawa asam amino metionin (Met). (0) kedatangansnbllnit ribosom besar
menyelesaikml komplek inisiasi. tRNAinisiator berada ditempat-tel11pat P.Tempat A tersedia l11ltuk tRNA yang memuat asanl an1ino berikutnya. Suatu
protein yang disebut dengan faktor inisiasi(tidakdiperlihatkan) diblltuhkan lmtukmengumpulkan semua komponen translasi tersebut menajdi satu.GTP
menyediakan sesuatu untuk proses inisiasi.
DNA ----~ RNAd
Transkripsi
RNAt
- RNA,Translasi
Gambar 16Sildus Elogansi
Yang tidak diperlihatkan pada gambar ini adalah protein-protein yang dinamakanfaktor elongasi dan GTP, yang dihidrolisisnya menggerakkan proses tersebut.
GambllJr 17Terminasi Translasi
] ) Ketika suatu ribisim mencapai kodon tenninasi pada untai l1IlRNA, tempat A padaribosom itu menerima suatu protein yang disebut faktor pelepas sebagai ganti tRNA. 2)Faktor pelepas menghidrolisis ikatan antara tRNA di dalam tempat P dan asam aminoterkahir dan rantai oolioetida. Polioeotida ini kemudian dilenaskan dari rihosom. 3)
Subunit ribosom Aw.u mRNAyang barn datang (Ujung 5')
(a)
(Ujung 3')
GambaI' 18Poliribosom
(a) Suatu molekul mRNA umunya ditranslasi secara simultan oleh beberaparibosom dalam suatu rangkaian yang disebut poliribosom.
DNA
Gambar 19Transkripsi dan Translasi Yang Dipasangkan Pada Bakteri
Pada sel prokariotik, transkripsi dan translasi tidak dipisahkan oleh selubungnukleus, Translasi mRNA dapat dimulai segera sesuadah ujung (5) pemimpin
dari molekul mRNA mengelupas keluar dengan cetakan DNA. Mikrografmenunjukkan sebuah tmtai dari DNA E. coli yang sedang ditranskripsi olehmolekul-molekul RNA polimerase melekatlah unjung mRNA yang sedang
tumbuh, yang sudah mulai ditraslasi oleh ribosom. Polipeptida yang bam saja...1~ ~~~_+__ ~ _ ~_~ ...:...J~ 1~ ...1_~_~ ......~.~.1~1~_4. __ ...1_ •__ ~1~ .,-£, /'TTTlI. k\
Gambar20Ringkasan Tl'anskripsi dan Tl'llsiasi Daiam Sci Erikariotik.
Ingat bahwa tiap gen di dalam DNA dapat ditranskripsi belUlal1gkali menjadibanyak molekul RNA, dan bahwa tiap mRNA dapat ditrarlskripsi berulang kaliuntuk menghasilkan molekul protein yang sangat banyak. (ingat juga bahwa
prosuk akhir dari beberapa gen adalah molekul RNA, termasuk tRNA dati rRNA.)Umumnya langkah transkripsi dan translasi serupa di dalam sel prokariotik daneukariotik. Perbedaan utama adalah teIjadinya pemprosesan mRNA di dalam
~ ••1,"1,.,....... ..-.••1'" .... _: .... -4-.:1'" 1)..-._t.."'..1 ............. _,.,..~~-: ......... 1.... .:.~ ...I: ..1~_ ....+1~ ........ ...1.;;1.:".__ ~.·_1 ~_· :._:"'~ __ ~ 1__ ~1_
RNA du(a (mcscnjer)
Gambllr 21Bagan Fungsi RNA
RNA
-----------~RNA transfcr RNA Ribosa
Membawainformasi yang
menentukan urutanasam ammo
protein dari DNAke ribosom
Berperan sebagai adaptorOalam sintesis protein;
mentranslasi kodon-kodonmRNA menjadi asam
amino.
Tabel 9 Kodc Gcnctik Asam Amino
Mcmpunyai peranstrnktural dan
l<atalitik (ribozim)dalam ribosomsebagai katalis).
Urutan basa dalam RNABasa 2
U C A GFenilanin
.-Serin Tirosin Sistein U
UFenilanin Serin Tirosin Sitein CLeusin Serin Terminasi Sistein ALeusin Serin Terminasi triptoLan GLeusin ProHn Histidin Arginin U
CLeusin ProHn Histidin Arginin CLeusin Prolin Histidin Arginin ALeusin Prolin Glutamin Arginiin G__Isoleusin Treonin Asparagin Serin U
AIsoleusin Treonin Asparagin Serin CIsoleusin Treonin Lisin Arginil1 AMetionin Treonin Lisin Arginin G-- ------Valin Alanin Aspartik Glisin U
GValin Alanin Aspartik Glisin CValin Alanin Glutamik Glisin AValin Alanin Glutamik Glisin G
TabellO Jenis-jenis Asam Amino dan Kodonnya.
No. Nama asam amino Triplet (kodogen)I. Alanin GCA, GCG, GCC, GCU2. Arginin CGA, CGG, CGC, CGU3. Asparagin AAC,AAU4. Asam aSDartat GAC,GAU5. Sistein UGC, UGU6. Asam glutamat GAA,GAG7. Glutamin CAA,CAG8. Glisin GGC,GGU9. Histidin CAC,CAU10. Isoleusin AUC,AUUII. Lausin CUA, CUG, CUC, CUU, UUA, UUG12. Lisin AAA,AAG13. Metionin AUA,AUG14. Fenilalanin UUC, UUU15. Prolin CCA, CCG, CCC, CCU16. Serin UCA,UCG,UCC,UCU17. Treonin ACA, ACG, ACC, ACU18. Triptofan UGA, UGG19. Tirosin UAC, UAU20. Valin GUA, GUG, GUC,jGUU
Lampiran 4
BAHAN-BAHAN
MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)
• Sebelas (satu set) guntingan karton manila (kartu) untuk mewakili 10 kode
DNA dan satu triplet stop kodon. Pada masing-masing kartu ditulis 3 huruf
kapital (A= Adenin, T= Timin, G= Guanin, dan C= Sitosin). Buatlah
sedemikian agar bentuk ujung bawah A cocok dengan T, G, cocok dengan C,
dan U pada RNA cocok dengan A pada DNA. Liliat Gambar 22 di belakang
masing-masing kartu tuliskan nomoI' D-I sampai D-II agar mudah
mengurutkannya sesuai gambar 22.
GambaI' 22 Kartu yang memiliki triplet DNA,diletakkan bemrutan dari kiri ke kanan
• Satu set lagi (sebelas) guntingan karton manila untuk mewakili 10 kodon
RNA duta (mRNA) dan satu stop kodon. Pada masing-masing kartu ditulis 3
huruf kapital (A= Adenin, U= Urasil, G= Guanin, dan C= Sitosin). Buatlah
sedemikian rupa agar bentuk ujung A cocok dengan T; G cocok dengan C.
Beri masing-masing kartu sebuah peniti (Lihat gambar 23). Beri homer urut
juga di belakang masing-masing kartu mR-I sampai mR-II.
95
Gambar 23 Kartu yang memiliki kodon pada mRNA, diletakkanberurutan dari kiri ke kanan
• Sepuluh hanger (gantungan pakaian) atau boleh jugapenjepit pakaian dan 10
guntingan karton manila (kartu) dibutuhkan untuk mewakili molekul RNA
transfer (tRNA). Ubahlah hanger itu sehingga berbentuk daun semanggi. Pada
bagian bawah masing-masing hanger berilah antikodon yang tepat dengan
masing-masing 3 huruf kapital yang ditulis pada kartu(lihat glunbar 24).
Seperti pada mRNA, A= Adenosin, U=Urasil, G= Gu,anin, C= Sitosin. Ujung
bawah kartu harus digunting sedemikian rupa sl~hingga cocok dengan
pasangannya pada mRNA. Dibelakang masing-masing kartu tuliskan asam
amino yang akan melekat ke bagian perlekatan asam arllino pada model tRNA
tersebut. Ke sepuluh kartu yang mewakili antikodon ipada molekul tRNA itu
digambarkan pada Gambar 25. Beri nomer urut tR-I s,amplli tR-l O.
IJ +--tempatperlekataosamamino
Gambar 24 Gantunganpakaian (hanger) dengankartu yang bertuliskan:antikodon, rlIewakili
moleklll tRNA.+--anlikodon
•
96
Gambar 25 Kartu yang mewakili antikodon molekul tRNA, dilelakkanberurutan dari kiri ke !canan
• Sepuluh bola kayu alau gelas aqua plastik diberi tulisan nama-nama asam
amino yang menyusun peptida asam lambung yaitu LEUSIN, ALANIN,
GLISIN, LISIN, VALIN, ASAM GLUTAMAT, ASAM ASPARTAT,
SERIN, ASAM ASPARTAT.
• Bola kayu atau gelas aqua ini di lekatkan pada ujung alas hanger.
• Tali alau kawat penghubung untuk mengkait bola kayulgelas aqua menyusun
untaian asam amino menjadi peptida.
Catatan:
Kodon inisisai tidak dimasukkan dalam kegiatan ini. Apabila guru ingin
memasukkan kodon pemula ini, diperiukan lambahan bahan sebuah kartu DNA
bertuliskan TAC, sebuah kartu mRNA bertuliskan AUG, dan sebuah model tRNA
dengan antikodon UAC, dan bola kayu bertuliskan MENTlONIN.
Lampiran 5
Prosednr Bermain Peran (Role Playing) Sintesis Protein
I. Beritahukan kepada siswa bahwa sel perlu mensintesis peptida asam lambung.
Tentukan ruangan bagian kelas sebagai inti sel dan bagian lain sebagai
ribosom. Ini dapat diwakili meja laboratorium dan ribosom diwakili 2 kursl.
2. Proses transkripsi dimulai bila molekul DNA imaginer terbuka dan satu rantai
DNA terbuka. Letakkan kartu DNA secara urut seperiii Gambar 2 di atas meja
laboratorium.
3. Bagikan I I kartu kodon mRNA ke I I siswa di kelas. Suruhlah mereka
membentuk rantai komplementer mRNA dengan menempatkan diri di tempat
yang cocok dengan rantai "DNA" yang terbuka tadl. Siswa harus
mencocokkan kartu kodon mereka ke urutan basa yang cocok, tetap tinggal di
situ dan melekatkan kartu tersebut ke bajllnya dengan penitl. Terbentuklah
model molekul mRNA.
4. Siswa dengan kartu kodon di baju bergandengan tangan (secara kimia
berikatan sebagian "mRNA" keluar dari "inti" menuju ke "ribosom" pada
tempat di ruang kelas yang telah ditentukan. Siswa dengan kodon "CUG"
paling depan.
5. Fase sintesis berikutnya adalah translasl. Berilah 10 siswa dari siswa lain
masing-masing satu dari 10 hanger berbentuk daun semanggl. Mereka
mewakili molekul tRNA. Ke 10 bola kayu atau gelas aqua diberikan ke 10
siswa yang belum ikut. Bila tidak cukup siswanya Ictakkan bolalgelas itu di
kursl.
98
6. Mintalah "molekul tRNA" mencan "asam amino" yang cocok dengan
mencocokkan asam amino di belakang kartu mere:ka dengan nama asam
amino di bola kayu/gelas aqua. Kemudian mintalah siswa melekatkan
bola/gelas aquanya pada hanger.
7. Pada saat mRNA mendekati "ribosom", molekul "tRNA" (siswa dengan
hanger yang membawa "asam amino") harus mengenali kodon yang tepat
sebelum masuk. Model asam amino diberikan satu demi satu pada saat
"ribosom bergerak sepanjang model rantai mRNA.
8. Bila kodon mRNA cocok dengan antikodon tRNA, asam amino dilepas dan
molekul tRNA di robosom. Terbentuklah ikatan peptida antara asam-asam
amino setelah di bawa ke ribosom. Kaitkan asam amino yang satu dengan
asam amino yang lain dengan talilkawat segera setelah masing-masing asam
amino di bawa ke "ribosom". Guru dapat bertindak sebagai enzim yang
memungkinkan terbentuknya ikatan kimia antar asam amino.
9. Stop kodon menandai akhir proses sintesis protein. (kira-kira perlu waktu 25
menit untuk kegiatan ini). Setelah kegiatan dapat dilaryutkan dengan diskusi.
Lampiran 6
NamaKelasHariffanggal
LEMBARPENGAMATANBERMAIN PERAN (ROLE PLAY/Ncr)
Materi
I. Peristiwa apa yang sedang diperankan?
2. Menceritakan tentang apa pennainan peran yang tengah berlangsung?
3. Proses apa saja yang berlangsung di dalam bennain peran?
4. Tahap apa yang paling menarik menurut Anda? Alasannya?
5. Adakah istilah-istilah yang baru anda pahami? SebutkalJ apa saja?
Aksi Panggung
I. Bagaimanakah penampilan para pemain? (sesuai dengan penghayatan, posisipemain)
a. Baik b.Sedang (:. Kurang
100
2. Jika ada yang kurang dalam bermain peran, hal apa saja yang hamsdiperbaiki?
3. Adakah usul untuk memperkaya proses bermain peran yang telahberlangsung?
Lampiran 7
INSTRUMEN MODEL PEMBELAJAIRAN BERMAIN PERANDALAM KONSEP SUBSTANSI GENETKKA (~IJ'olTESIS PROTEIN)
Petunjuk: - .1. Berdo'alah sebelum memulalpelajaran2. Tullslah terlebih dahulu nama dan kelas pada lembal'jawaban yang telah
dlsediakan3. Bacalall setiap petunjuk soal dengan seksama supaya tidak terjadi kesalahan4. Jawaball hallya ditulls pada lembarjawablilll5. BUa tetjadi kesalahall dalam memilih jawaball, ganlilah jawaball itu dellgan
menyilallg huru!abjadjawaban yang dikehendakl.
I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dari jawabanyang tersedia kemudianberilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, d atau e s,esuai dengan jawabauyang dianggap benar!
I. Semua molekul protein merupakan polimer yang diblmgun dari kumpulan 20asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut?
a. steroidb. konformasic. polipeptidad. fosfoproteine. poliprotein
2. Serangga dan laba-laba mengunakan serat sutera, masing-masing untukmembentuk kokon dan sarangnya. Di dalamnya men!~lmdung protein rambut,tanduk, bulu dan kumpulan lain pada kulit disebut?
a. tendonb. Iigamenc. kolagend. keratine. elastin
3. Yang berperan penting dalam membawa asam amino yang sesuai dengan kodegenetik dan mengkatalisnya dilakukan oleh?
a. RNA-db. RNA-tc. RNA-rd. DNAe. RNA
4. rnisiasi, elogasi, dan terminasi adalah 3 tahap penting dalam?a. siklus Proteinb. sranskripsic. seplikasi
102
d. asam aminoe. translasi
5. Substitusi pasangan basa yang melibatkan basa ketiga kodon biasanya tidakakan menghasilkan suatu kesalahan dalam polipeptida.. lni disebabkan?
a. substitusi pasangan basa dikoreksi sebelum transkripsi dimulaib. substitusi pasangan basa terbatas pada intron, dan daerah ini nanti akan
dihilangkan dari mRNAc. sebagian besar tRNA terikat kuat pada suatu kodon dengan hanya kedua
basa pertamanya yang berupa antikodond. partikel pengenal sinyal mengoreksi kesalah3lll pengkodean sebelum
mRNA mencapai ribosome. kesalahan hasil transkripsi menarik nsRNA, yang kemudian merangsang
penyambungan dan koreksi
6. Yang mana dari yang berikut ini yang tidak benar tentang pemrosesan RNA?a. ekson dipotong dan dihidrolisis sebelum mRNA bergerak keluar dari
nukleusb. keberadaan ekson dan intron dapat mempermudah pindah silang antara
daerah-daerah suatu gen yang mengkode untuk domain polipeptidac. ribozim berfungsi dalam penyambungan RNAd. penyambungan RNA dapat dikatalis del1gan spli'Psdl11e. transkip primer seringkali jauh lebih panjang ITlolekul RNA akhir yang
meninggalkan nukleus
7. Antikodon molekul tRNA tertentu merupakan?a. komplementer pada kodon mRNA yang berhubunganb. komplementer pada triplet yang berhubungan dengan rRNAc. bagian tRNA yang terikat pada asam amino spesifikd. sesuatu yang dapat diubah, tergantung pada asam amino yang melekat
padatRNAe. katalitik, menjadikan tRNA tersebut ribozim
8. Yang mana dari istilah berikut yang mencakup semua istilah lainnya di dalamdaftar berikut?
a. ribozimb. enzimc. katalisd. snRNPe. sintese tRNA-aminoasii
9. Kode genetika merupakan urutan 3 basa nitrogen yang membentuk suatu tripetdisebut?
a. urasilb. kodonc. tendon
103
d. isoleusine. aspartik
10. Untuk sintesis protein di dalam sel diperlukan bebl~rapa komponen utama.Komponen yang bukan merupakan komponen untuk sintesis protein adalah?
a. ribosomb. RNA-dc. RNA-td. lipide. asam amino
II. Organel di dalam sel yang erat kaitannya dellgan sintesis protein adalah?a. mitokondria dan ribosomb. ribosom dan lisosomc. retikulum endoplama dan ribosomd. nukleus dan retikulum endoplasmae. retikulum endoplasma dan badan golgi
12. Yang mana diantara mutasi berikut yang mempullyai kemungkinan lebih besaruntuk memiliki pengaruh berbahaya pada suatu organisme? lelaskan jwabanAnda.
a. substitusi pasangan basab. delesi tiga basa di dekat pertengahan genc. delesi basa tunggal di dekat pertellgahan gend. delesi basa tunggal yang berdekatan dengan ujung urutan pengkodee. insersi basa tunggal di dekat start pada urutan pengkode
13. Basa nitrogen yang hanya dijumpai pada RNA adalah?a. timinb. adeninc. guanind. urasile. sitosin
14.Dalam sel eukariotik. urutan organel-organel yang terlibat dalam prosessintesis protein dan sekresi suatu protein adalah?
a. ribosom-RE-badan golgi-membran selb. ribosom-badan golgi-RE-membran selc. mitokondria-ribosom-RE-membran seld. illti-mitokondria-ribosom-badan golgi-membran sele. membrane sel-RE-badan golgi-ribosom
15. Enzim pencemaan menghidrolisis polimer dalam makanan. Terjadi percepatanreaksi-reaksi kimiawi secara selektif. Hal ini merupakan fungsi ?
a. protein enzimatikb. protein kombraktil
104
c. protein pertahanand. protein transporte. protein struktural
16. Perbedaan antara DNA dan RNA dapat dilihat dari pada beberapa aspekberikut, keuali?
a. gula pentosab. gugus fosfatc. basa nitrogen pirimidind. basa nitrogen purine. membran
17. Pernyataan yang tidak benar tentang RNA adalah?a. dihasilkan melalui proses transkripsi di dalam sitoplasmab. dihasilkan tiga macam RNA, yaitu RNA-d, RNA-t, dan RNA-rc. ketiga macam RNA yang dihasilkan memiliki komposisi kimia yang
samad. ketiga macam RNA yang dihasilkan memiliki fungsi yang berbedae. RNA-d menentukanjenis protein yang disintesis
18. Yang mana dari pernyataan berikut yang salah tentang korlon?a. kodon itu terdiri atas tiga nukleotidab. kodon dapat mengkode untuk asam amino yang sama sebagaimana yang
telah dilakukan kodon lainc. kodon tidak pernah mengkode untuk labih dari Slitu asam aminod. kodon memanjang dari satu ujung mol'lkul tRNAe. kodon merupakan unit dasar kode genetik
19. Dalam melakukan penggandaan RNA kita kenai transkripsi dimana dihasilkan terlebih dahulu penggandaan oleh DNA yangdisebut?
a. kembarb. reduksic. reminirasid. replikasie. capping
20. Komponen mana yang tidak terlibat secara langsung dalam proses yangdikenal sebagai translasi?
a. mRNAb. DNAc. tRNAd. ribosome. GTP
21. Penerjemahan kode-kode genetik keluar dad nukleus langsung menuju tempatterjadinya sintesis protein yaitu?
105
a. sitoplasmab. ribosomc. retikulum endoplasmad. badan golgie. vakuola
22. Berdasarkan tabel di bawah ini yang menunjukkan DNA dan RNA adalah?
Terdapat Rantai Fungsi Komponen Basagula nitrogen
p kromosom inti tungga! sintesa Drotein deoksiribosa S.T.A-G
Q kromosom inti ganda sintesia proteindeoksitibosa S.T.A-G
De nurunan sifat
RSitop!asma inti ganda sintesia protein
ribosa S.U.A-Gribosom penurunan sifat
SSitop!asma, tungga! sintesa protein deoksitibosa S.U.T-Ginti, ribosom
T Sitop!asma tungga! sintesa Drotein ribosa S.U.A-G
a. PdanRb. RdanTc. SdanTd. Qdan Se. QdanT
23. Basa pirimidin pada DNA adalah?a. adenin dan guaninb. sitosin dan urasHc. sitosin dan timind. sitosin dan guanine. adenin dan timin
24. Di bawah ini merupakan nama-nama asam amino yang menyusun peptideasam lambung kecuali?
a. leusinb. alaninc. lasind. lisine. valin
25. Protein berasal dati bahasa yunani proteiros yang artinya?a. aliran pertamab. tempat pertamac. sinyal pertamad. ruang pertamae. cahaya pertama
Lampiran8
TabelllKnnci Jawaban Instrnmen Tes Snbstansii Genetika
(Sintesis Protein)
No. Jawaban Penielasan01. e polipeptida02. D keratin03. B RNA-t04. B transkripi05. e sebagian besar !RNA terikat kuat pada suatu kodon
dengan hanya kedua basa pertamanya yang beropaantikodon
06. A ekson dipotong dan dihidrolisis sebelum mRNAbergerak keluar dari nukleus
07. A komplementer pada kodon mRNA yangberhubungan
08. e katalis09. B kodon10. D lipid11. e retikulum endoplama dan ribosom12. E insersi basa tunggal di dekat start pada urotan
pengkode13. D urasil14. D inti-mitokondria-ribosom-badan golgi-membran sel15. A protein enzimatik16. E membran17. E RNA-d menentukanjenis protein Y:ang disintesis18. D kodon memanjang dar! satu ujung r"olekul tRNA19. D replikasi20. B DNA21. B ribosom22. E QdanT23. e sitosin dan timin24. e lasin25. e sinyal pertama
TABEl12 UJI VALIDITAS INSTRUMEN
BUTIRSOAl JMlRESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Xt XU
$iswa 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22 484Slswa 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 19 381Slswa 3 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 324Slswa 4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 18 324Siswa 5 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 256$iswa 6 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 16 256Slswa 7 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 15 225Slswa 8 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 14 196Siswa 9 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 14 196Siswa 10 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 14 196Siswa 11 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 14 196Siswa 12 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 14 196Slswa 13 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 13 169Siswa 14 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 13 169
$iswa 15 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 12 144Siswa 16 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 12 144
Siswa 17 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 12 144
Siswal8 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 12 1445iswa 19 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 12 144
Slswa 20 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 11 121
Slswa21 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 11 121$lswa 22 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 11 121
Slswa23 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 11 121
Siswa24 0 1 1 1 0 0 0 0 i 0 0 i 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 10 100
Slswa 25 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 10 100
Siswa 26 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 10 100Slswa 27 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 9 81
SlsWi128 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 49
Siswc:l.29 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 7 49Siswa30 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 7 49
Jumlah 7 26 24 19 6 10 3 19 25 14 16 9 24 8 4 8 24 22 20 7 16 9 21 17 26 384 5280
P 0.23 0.87 0.8 0.63 0.2 0.33 0.1 0.63 0.83 0.47 0.53 0.3 0.8 0.27 0.13 0.27 0.8 0.73 0.67 0.23 0.53 0.3 0.7 0.57 0.87!q 0.77 0.13 0.2 0.37 0.8 0.67 0.9 0.37 0.17 0.53 0.47 0.7 0.2 0.73 0.87 0.73 0.2 0.27 0.33 0.77 0.47 0.7 0.3 0.43 0.13!rpbis 0.696 0.363 0.41 0.49 0.172 0.18 0.33 0.373 0.51 0.55 0.425 0.04 0.36 0.38 0.386 0.377 0.38 0.46 0.387 0.38 0.43 0.308 0.393 0.51 0.46Srlab 0.38 0.36 0.38 0.38 0.36 0.38 0.38 0.38 0.38 0.38 0.36 0.38 0.38 0.38 0.36 0.38 0.36 0.38 0.38 0.38 0.38 0.38 0.38 0.38 0.38
Status V V V V T T T V V V V T V V V V V V V V V T V V V 107
Lampiran 10
Perhitungan Validitas InstrUlmen Pel1,elitianp =0,23
q =0,77
MJ 22+19+18+18+16+15+13P 7
121Mp=-=17,29
7
384MI=-=128
30 '
SDt = (2:;' )_(~x J'
SDt= (~)-e3804rSDt = J176 - 163,84
SDt=J12,16
SDt = 3,49
r =17,29 -12,8 ~0,23Phi< 3,49 0,77
r pbls = 0,696
TABEL 13 UJI REllABILITAS
NO RESPONDEN BUTIRSOAl JMlXt2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Xl1 Siswa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 3612 Slswa2: 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 3423 Slswa 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 2894 $Iswa 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 16 2665 Slswa 5 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 2256 Siswa 6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 14 1967 Siswa 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 14 1968 Siswa 8 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 13 1699 Slswa 9 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 13 16910 Siswa 10 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 10 100
11 Slswa 11 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 13 16912 Siswa 12 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 13 16913 $Iswa 13 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 11 121
14 Siswa 14 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 12 14415 Siswa 15 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 12 14416 Slswa 16 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 12 14417 Slswa 17 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 10 100
18 SISwa 18 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 11 12119 $lsWa 19 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 12 144
20 Siswa 20 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 121
21 Slswa 21 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 121
22 5iswa22 0 i i 1 i 0 1 0 0 0 0 0 1 , 0 1 0 , 0 1 10 10023 SISw'a 23 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 9 81
24 Slswa 24 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 9 8125 SlsWa. 25 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 8 64
26 Slswa 26 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 7 49
27 Slswa27 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 7 4928 Slswa 28 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 6 36
29 Sls-wa 29 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 4930 Siswa 30 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 7 49
Jumlah 7 26 19 24 19 25 14 16 24 8 4 8 24 22 20 7 16 21 17 26 347 4359
P 0.23 0.87 0.63 0.8 0.63 0.83 0.47 0.53 0.8 0.27 0.13 0.27 0.8 0.73 0.67 0.23 0.53 0.7 0.57 0.87q 0.77 0.13 0.37 0.2 0.37 0.17 0.53 0.47 0.2 0.73 0.87 0.73 0.2 0.27 0.33 o.n 0.47 0.3 0.43 0.13
pq 0.18 0.113 0.234 0.16 0.234 0.142 0.247 0.251 0.16 0.195 0.116 0.195 0.16 0.198 0.22 0.18 0.251 0.21 0.244 0.113 3,871 109
Lampiran 12
Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitiau
I~' = 4359- (347)'30
I~' = 4359_12040930
I~' =4359-4013,63
I~' =345,4
'\' XI'SI' =_£.J__
n
S ' 345,41=--30
SI' =11,51
r = [~][11,51-3,87]II 20-1 II,51
[ 20][ 7,64]r ll = 19 11,51
r II = 1,05 x 0,664
r ll = 0,697 = 0,70
Lampiran 13
INSTRUMEN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERANDALAM KONSEP SUBSTANSI GENETIK (SlNTESIS PROTEIN)
Petuniuk:I. Berdo'alah sebelum memulaipelajarall2. Tulislah terlebil. dahulu nama dall kelas pada lembOirjawaban yang telah
disediakall3. Bacalah setiap petunjuk soal dellgan seksama supaya tidak terjadi kesalahan4. Jawaban hallya ditulis pada lembarjawaboll5. Bila teJjadi kesalahall dalam memilih jawaban, gallti/al. jawaban itu dengall
meny/lang huru!abjadjawaban yallg dikehelldaki.
I. Pilihlah salah satn jawaban yang benar dan jawaban yang tersedia kemudianbenlah tanda silang ( x ) pada ItUruf a, b, c, d atan e sesuai dcngan jawabanyang dianggap benar!
I. Semua molekul protein merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut?
a. steroidb. konformasic. polipeptidad. fosfoproteine. poliprotein
2. Serangga dan laba-laba mengunakan serat sutera, masing-masing untukmembentuk kokon dan sarangnya. Di dalanmya mengandung protein rambut,tanduk, bulu dan kumpulan lain pada kulit disebut?
a. tendonb. ligamenc. kolagend. keratine. elastin
3. Yang berperan penting dalam membawa asam amino yang sesuai dengan kodegenetik dan mengkatalisnya dilakukan oleh?
a. RNA-db. RNA-tc. RNA-rd. DNAe. RNA
4. Inisiasi, elogasi, dan terminasi adalah 3 tahap penting dalam?a. siklus Proteinb. sranskripsic. seplikasid. asam aminoe. translasi
113
e. membrane sel-RE-badan golgi-ribosom
II. Enzim pencemaan menghidrotisis potimer dalam makanan. Terjadi percepatanreaksi_reaksi kimiawi secara selektif. Hal ini mempabn fungsi ?
a. protein enzimatikb. protein kombraktilc. protein pertahanand. protein transporte. protein stmktural
12. Perbedaan antara DNA dan RNA dapat dilihat dati pada beberapa aspekberikut, keuali?
a. gula pentosab. gugus fosfatc. basa nitrogen pirimidind. basa nitrogen purine. membran
13. Pernyataan yang tidak benar tentang RNA adalah?a. dihasilkan melalui proses transkripsi di dalam sitoplasmab. dihasilkan tiga macam RNA, yaitu RNA-d, RNA-t, dan RNA-rc. ketiga macam RNA yang dihasilkan memiliki komposisi kimia yang
sarnad. ketiga macam RNA yang dihasilkan memitiki fungsi yang berbedae. RNA-d menentukanjenis protein yang disintesis
14. Yang mana dari pernyataan berikut yang salah tentangkodon?a. kodon itu terdiri atas tiga nukleotidab. kodon dapat mengkode untuk asam amino yang sarna sebagaimana yang
telah dilakukan kodon lainc. kodon tidak pemah mengkode untuk labih dari satu asam aminod. kodon memanjang dari satu ujung molekul tRNAe. kodon merupakan unit dasar kode genetik
15. Dalam melakukan penggandaan RNA kita kenaI transkripsi dimana dihasilkan terlebih dahulu penggandaan oleh DNA yang disebut?
a. kembarb. reduksic. reminirasid. reptikasie. capping
16. Komponen mana yang tidak terlibat secara langsUlng dalam proses yangdikenal sebagai translasi?
a. mRNAb. DNA
114
c. tRNAd. ribosome. GTP
17. Penerjemahan kode-kode genetik keluar dari nukleus langsung menuju tempatterjadinya sintesis protein yaitu?
a. sitoplasmab. ribosomc. retikulum endoplasmad. badan golgie. vakuola
18. Basa pirimidin pada DNA adalah?a. adenin dan guaninb. sitosin dan urasHc. sitosindan timind. sitosin dan guanine. adenin dan timin
19. Di bawah ini merupakan nama-nama asam amino yang menyusun peptideasam lambung kecuali?
a. leusinb. alaninc. lasind. Iisine. valin
20. Protein berasal dari bahasa yunani proteiros yang artinya?a. aliran pertamab. tempat pertamac. sinyal pertamad. ruang perlamae. cahaya pertama
Semogasukses
Lampiran 14
Tabel14Knnci Jawaban Tes Substansi Genetik
(Sintesis Protein)
No. Jawaban PenielasanOJ. C polipeptida02. D keratin03. B RNA-t04. B transkripi05. C katalis06. B kodon07. D lipid08. C retiknlum endoplama dan ribosom09. D urasil10. D inti-mitokondria-ribosom-badan golgi-membran sel
. II. A protein enzimatik·12. E nienibran
13. E RNA-d menentukanjenis protein l'ang disintesis14. D kodon memanjang dari satu ujung moleknl tRNA
15. D replikasi16. B DNA17. B ribosom18. C sitosin dan timin
19. C Iasin20. C sinyal pertama
Lampiran 15
Tabel15
Nitai Hasit Belajar Biologi Siswa
Kelompok EllSperimen dan Kontrol
Siswa EksperiDJen KontrolI 70 902 80 653 65 604 75 855 80 506 70 707 85 558 50 659 75 5510 75 85II 90 7012 65 7513 70 6014 80 6515 55 8016 75 5017 60 7018 85 5519 60 4520 70 8521 55 5022 65 7523 75 4524 80 7025 95 8026 70 5027 90 6528 75 6529 80 7030 75 85
Lampiran 16
Perhitungan Memhuat Tahel Distribusi )~rekuensi
Kelompok Eksper'imen
I. Banyak data (n) = 30
2. Rentangan (r) = Skor terbesar - Skor Terkecil
= 95 -50
=45
3. Banyak kelas interval (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 5,87 '" 6
4. Panjang kelas interval45
6
=7,5"'8
5. Menentukan kelas interval dimu1ai dari data yang terkecil
Nilai Batas Nyata F fkb fka
50-57 49,5 -57,5 3 3 30
58-65 57,5 - 65,5 5 8 27
66-73 65,5 -73,5 5 13 22
74-81 73,5 - 81,5 12 25 17
82-89 81,5 - 89,5 2 27 5
90-97 89,5 - 97,5 3 30 3
Lampiran 17
Perhitnngan Membnat Tabel Distribnsi :Frekuensi
Kelompok Kontrol
I. Banyak Data (n) = 30
2. Rentangan (r) = Skor terbesar - Skor Terkecil
= 90-45
=45
3. Banyak kelas interval (k) = I + 3,3 log n
= I + 3,3 log 30
= 5,87 ",6
4. Panjang kelas interval = 456
= 7,5 ",8
5. Menentukan kelas interval dimulai dari data yang terkecil
Nilai BatasNyata F tkb tka
45 -52 44,5 - 52,5 6 6 30
53-60 52,5 - 60,5 5 II 24
61-68 60,5 -68,5 5 16 19
69-76 68,5 -76,5 7 23 14
77-84 76,5 - 84,5 2 25 7
85-92 84,5 - 92,5 5 30 5
Lampiran 18
Tabel16
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homog,mitas
Kelompok Eksperimen
Interval Titik f fkb flm Batas Batlls £XI xt £XI·tengah Nyata Nyata
00 Bawah Atas50-57 53,5 3 3 30 49.5 57.5 160.5 2862.25 8586.7558-65 61,5 5 8 27 57.5 65.5 307.5 3782.25 18911.2566-73 69,5 5 13 22 65.5 73.5 347.5 4830.25 24151.2574-81 77,5 12 25 17 73.5 81.5 930 6006.25 7207582-89 85,5 2 27 5 81.5 89.5 171 7310.25 14620.590-97 93,5 3 30 3 89.5 97.5 280.5 8742.25 26226.75
Jumlah 30 2197 164571.5
I. j"x.1) Rerata (X) = --'
I.j,
2197=
30
=73.23
3)Modus(mo)=L+ ( fa )XIfa+fb
= 73.5 + (-.L)x 82+5
= 75,79
2) Median (me) = L + (l/2N; jkb)x i
=735+(15-13)X8, 12
= 74,84
4) V· 8' N I.j,x,' - (I. j, x,) ,
artans ,= N(N -1)
3Q(l64571,5) - (2197)'=
30(29)
= 126,822
kNI.j,x; -(I.j,x,)'
5) Simpangan Ba u (SD) 8, '"N(N -1)
= 11,27
Lampiran 19
Tabel17
Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Kelompok Kontrol
Interval Titik f fkb flm Batas Batas (X2 X 2' (X2'
tengab Nyata Nyata(X) Bawab Atas
45-52 48,5 6 6 30 44.5 52.5 291 2352.25 14113.553 -60 56,5 5 11 24 52.5 60.5 282.5 3192.25 15961.2561-68 64,5 5 16 19 60.5 68.5 322.5 4160.25 20801.2569-76 72,5 7 23 14 68.5 76.5 507.5 5256.25 36793.7577 -84 80,5 2 25 7 76.5 84.5 161 6480.25 12960.585-92 88,5 5 30 5 84.5 92.5 442.5 7832.25 39161.25
Jumlah 30 2007 139791.5
Lf..X.1) Rerata (X) =--'-'
Lf.
2007=--
30
=66,9
3)MOdUS(mO)=L+( fa )XIfa+ fb
= 68.5 + (_2_) X 82+5
= 70,79
2) Median (me) = L + (l/2Nf- jkb)x i
= 66,9
4) V· 8 2 NI.J;x; - CIJ;X,)2
anans . =I N(N -1)
30(139791,5) - (2007)2=
30(29)
= 190,45
) 8NLJ;X; -(LJ;X,)2
5) Simpangan Baku (SD I =N(N -1)
= 13,80
Lampiran 20
Tabel18 Uji NormaJitas Kelompok Eks,perimen
No X F Fk Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi)
I 50 I I -2,06 0,020 0,0333 0,0133
2 55 2 3 -1,62 0,053 0,1000 0,047
3 60 2 5 -1,17 0,121 0,1667 0,0457
4 65 3 8 -0,73 0,233 0,2667 0,0337
5 70 5 13 -0,29 0,386 0,4333 0,0473
6 75 7 20 0,16 0,564 0,6667 0,1027
7 80 5 25 0,60 0,726 0,8333 0,1073
8 85 2 27 1,05 0,853 0,9000 0,047
9 90 2 29 1,49 0,932 0,9667 0,0347
10 95 I 30 1,93 0,973 1,0000 0,027
122
Contoh perhitnngan nji normalitas Liliefors pada kelompok eksperimen:
Untuk nilai X = 50 dan rataan = 73,23 maka
Z_ Xi -X,-
S
Zi =50 -73,23 -20611,26 '
Kemudian nilai Zi berdasarkan tabel Zi, disebut dengan F(Zi), maka:
Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel
Jika Zi < 0. maka F(Zi) = 0.5 - nilai tabel
Untuk menentukan S(Zi) :
S(Z;) = Banyaknya Z,. Z,.,zn yang 5, Z,
n
S(Zi) =_I =0,033330
IF(zi) - S(Zi)! '" 0,0133
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak yang ada, yaitu Lo = 0,1073. Kc:mudian bandingkan Lo
dengan Lt yang diambil dari tabel harga krisis uji Iieliefors. Dan tabel didapat
harga Lt yang diambil dari tabel harga krisis Liliefors. Dari tabel didapat harga
Lt untuk n = 30 pOOa tarafsignifikan a = 0,05 adalahO,161. Karena harga Lo
= 0,1073 dan Lt = 0,161 maka Lo < Lt sehingga terima Ho yang berarti bahwa
data sampel kelompok eksperimen merupakan populasi berdistribusi normal.
Lampiran 21
Tabel 19 Vji Normalitas Kelompok Kontrol
No X F Fk Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi)
1 45 2 2 -1,59 0,056 0,0667 0,0107
2 50 4 6 -1,22 0,111 0,2000 0,089
3 55 3 9 -0,86 0,195 0,3000 0,105
4 60 2 II -0,50 0,309 0,3667 0,0577
5 65 5 16 -0,14 0,444 0,5333 0,0893
6 70 5 21 0,22 0,587 0,7000 0,113
7 75 2 23 0,59 0,722 0,7666 0,0446
8 80 2 25 0,95 0,829 0,8333 0,1377
9 85 4 29 1,31 0,905 0,9667 0,0617
10 90 1 30 1,67 0,953 1,0000 0,047
124
Cootoh perhitoogao oji oormalitas Liliefolrll pada k,elompok eksperimeo:
Untuk nilai X = 45 dan rataan = 66,9 maka
Z =X,-X, 8
Zi 45 - 66,9 -1,5913,80
Kemudilm nilai Zi berdasarkan tabel Zi, disebut denga,n F(Zi), maka:
Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel
Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 0,5 - nilai label
Kareoa oilai Zl = 0,5 - 0,4573 = 0,0427
Untuk menentukan S(Zi) :
( )Banyaknya Z, Z2 .... Zn yang $ Z,
8 Z, = ..n
8(Zi) =~ =0,066730
/F(zi) - 8(Zi)1 = 0,0107
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak yang ada, yaitu Lo = 0,1377. Kt:mudian bandingkan Lo
dengan Lt yang diambil dari tabel harga krisis uji Iieliefors. Dari tabel didapat
harga Lt yang diambil dari tabel harga krisis Liliefors. Dari tabel didapat harga
Lt untuk n = 30 pada taraf signifikan a = 0,05 adalahO,161. Karena harga Lo
= 0,1377 dan Lt = 0,161 maka Lo < Lt sehingga terima Ho yang berarti bahwa
data sampel kelompok eksperimen merupakan populasi berdistribusi normal.
Lampiran22Vji Homogenitas Data Hasil Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok eksperimen
LXI =2197
LX I2 = 164571,5
Besar varians
2 nIXI2 -(IXI )'
SE = -"'''''---'----'=--'-'-n(n-l)
30(164571,5 -(2197)2
30(30-1)
S/ =126,82
Kelompok Ikontrol
LX2 =2007
Lxl = 139791,5
Besar varians
2 nIX,' -(Ix,)'SK =
n(n-l)
S 2 _ 30(139791,5-(2007)2K - 30(30-1)
2SK = 190,45
Uji Homogenitas dilakukan dengan uji Fisher:
F = var ians terbesar = 190,45 = 150var ians terkecil 126,82 '
Dengan demikian Fhitung = 1,50
Menentukan Ftahel
(5xl,85) + (1xl,90)F,abel = f(O.05;dk=29;29) = 5+1
F - 9,25+1,90 186label - 6 '
Jadi, Ftahel =1,86, karena Fh < Ft maka Ho diterima yang berarti varians kedua
kelompok sarna atau homogen
(nE -I)S/ +(nK --1)8:
(nE +nK -2)
Lampiran 23Pcrbitungan Pcngujialll Hipotcsis
Untuk mcnguji hipotcsis dalam pcnelitian ini diuraikan dengan langkah-langkahbcrikut:
1. HipotesisH o : f.JE ~ f.JK
H o : f.JE > f.JK
2. Mcnentukan harga lhitung
X -Xt ~ E K, dimana 8 ~
8~ 1 + 1nE nK
8 ~ (30 -1)(190,45) + (30 -1)(126,82)(30+30-2)
8 ~.J158,635 ~ 12,60
Kemudian nilai S ~ 12,60 disubstitusikan kc dalarn rumus uji-t maka :
73,23 -66,9t = --'--;=~=
1260~_1+_1, 30 30
_ 6,33 -198t---- ,3,2
3. Tin/i:kat sili:"ifikan
Setelah thitung diperoleh, kemudian menentukan t"'bel dengan dk =58 taraf
sili:"ifikan 5% (a = 0,05), maka lubel = 1,67
4. Kriteria penglljian
Dari hasil analisis data menunjllkkan tlabell,67 dan thiJung 1,98, karena thilllng
> tlabel maka Ho ditolak.
Lampiran 25
PI'orilSMADUAMEI
J1. H. Abdnl Ganl No. 135 Cempaka Putiih CiputatTangerang - Banten. Telp & Fax (021) 7490034
Latar Belakal/g
SMA Dua mei merupakan bagian daTi Yayasan Pendidikan Dua Meisebagai Lembaga Pendidikan. Perjalanan Yayasan Pendidikan Dua Mei sampaidengan Tahun Pelajaran 200712008 sekarang ini telah berusia lebih dua dasawarsa.
Keikutsertaan Yayasan Pendidikan Dua Mei di bidang pendidikanmerupakan peran aktif di dalam pembangunan NasiOl'lal, yaitu pembangunanbangsa dan negara, sehingga terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yangmenguasai ilmu pengetahuan, teknologi dengan dilandasi nilai-nilai luhur agamadan kepribadian bangsa Indonesia.
Gambar26Struktur dan Snsnnan Personal Yayasan Pendiidikan Dna Mel
I PENDIRIIPEMBJNA IKetuaUmum
Ketua J, II, III
Seketaris I B.endahara II
I
Kurikulum Administrasi Kesehatanl I Kellangan Perlengkapan IKsejahteraaan
I I I IKepala TK KepalaSD KepalaSMP I KepalaSMA KepalaSMK I
128
Sarana dan Prasarana
Dalam rangka mencapai hasil belajar yang maksimal, fasilitas penunjangmemegang peranan penting. Atas pemikiran tersebut Yayasan Pendidikan DuaMei secara berencana, bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kemampuandalam kurun waktu 23 tahun ini melengkapi diri dengan berbagai fasilitas.
Sebagai penunjang langsung kegiatan belajar mengajar, daTi 5 jenjangsekolah secara garis besar fasilitas penunjang terdiri dari ::
e LuasTanah : II.754M2• Luas Bangunan seluruhnya : 2079 M 2• Surat Kepemilikan tanah : Sertifikat Hak Milik• Ruang Belajar : 33 Ruang• Ruang Yayasan, Guru dan TU : 5 ruang• Masjid : 56 M 2• Perpustakaan : 1 ruang• Area Parkir : 7991 M 2• Lapangan Olah Raga : 784M 2• Arena Bermain : 800 M 2• Kantin Sekolah : 10 unit• Laboratorium IPA : I ruang• Laboratorium Komputer : 2 mang\I Laboratorium Bahasa : 1 ruang• Ruang Praktek Mengetik : 1 ruang• Ruang Audio Visual : I ruang• Klinik Yayasan : 50 M 2• Ruang Guru Piket : I ruang• Pos Satpam : I ruang• Alat dan Bahan pelajaran yang memenuhi• persyaratan pendidikan (life skill) : 26 Unit• Koperasi : I ruang• Green House : I ruang• we : 15 pintu• Buku Perpustakaan : 5000 Judul• Ruang Kreasi Anak-anak (lstana Anak) : 9 M2
Tabel20DATA~AHPEGAWAI
BERDASARKANJABATANPEKERJAAN
No. Jabatati TK SD SMP SMA SMK JumlahOI. Pimpinan / Wakil I I 3 3 3 II02. Guru 4 7 20 28 34 9303. Pustakawan
129
04. Tata Usaha 2 3 3 805. Keuanl!:an 1 1 1 306. Satuan Keamanan 307. Penial!:a Sekolah 4
Jumlah 123
Sejak tahun pell!iaran 1985/1986 sampai dengan 2005/2006 YPDM telahmeluluskan sebanyak 8386 orang tamatan (TK : 1.192 siswa; SD : 175 siswa;SMP : 2.185 siswa; SMA 2.220 siswa; SMK : 2,,614 siswa) yang telahmelanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, bekelja di berbagai instansi pemerintahmaupun swasta, melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi negeri maupun swastadan atau mandiri. Adapun data perkembangan jumlah siswa berdasarkan jenjangpendidikan sebagai berikut (lihat tabel):
Tabe121DATA PERKEMBANGAN JUMLAHSISWABERDASARKAN JENJANG PENDD>IKAN
No. Tahun Pelaiaran TK SD SMP SMA SMK Jumlah01. 1985/1986 75 7502. 1986/1987 150 108 25803. 1987/1988 90 19 223 33204. 1988/1989 85 41 365 145 63605. 1989/1990 70 68 436 304 92 97006. 1990/1991 75 77 422 355 137 106607. 1991/1992 80 97 344 305 275 1I0108. 1992/1993 80 108 291 241 319 103909. 1993/1994 70 92 344 232 448 1I8610. 1994/1995 60 79 469 266 550 142411. 1295/1996... - -._.._._. 2~ 76 . . 525 32l .. 674 1621·12. 199611997 5.5 78 .523 459 818 193313. 1997/1998 30 67 425 545 873 194014. 1998/1999 48 50 389 559 774 182015. 1999/2000 42 65 360 752 781 200016. 2000/2001 42 78 353 735 731 193917. 2001/2002 39 100 301 76.3 690 189318. 2002/2003 38 99 279 658 547 162119. 2003/2004 32 103 361 742 600 183820. 2004/2005 29 109 394 852 790 217421. 2005/2006 30 127 411 791 737 209622. 2006/2007 38 125 354 762 610 1889
Jumlah siswa sampai tahun pelajaran 2006/2007 :8386 siswa lulusan + 1.889 siswa sekaratll!: = 10.275 siswa
130
SMADuaMei
IIlI Tahun PendirianIII SK Pendirian
III Jenjang Akreditas
11II NDSIIlI NSSIII Pimpinau Sekolah Yang
Pemah Menjabat
: 1988: SK Kakanwil Depdikbud PropJabar No.
433/L02/KeplE/811 tabun 1988: Diakui (tahun akriditas 1991)
Disamakan (tahun akreditas 1996 ): 3002040016: 30228031008
:- Drs. Juanda Nilsyah ( 1988 - 1991)- Drs. E.Kosasih (1991-1992)- Drs. E.Ruslan Siradz A ( 1992 - 2007)- Yayat Ruhiyat, S.Pd ( 2007 - sekarang)
11II JurusanlProgram
11II Jumlah Lulusan11II Grafik Rata-Rata Nilai Ujian Akhir
III Tujuan PendidikanMeletakkan kansep dasar keilmuan dan mempersiapkan ke arahjerifangpendidikan yang lebih tinggidan melatiih kesiapan ke arah dunia kerja.
11II Penyelenggaraan Jam Belajar : - Pagi pukul 07.15 - 12.15- Siang pukul12.30 - 17.30
: Program II'AProgram IPS2.220 orang siswa
GRAFIK RATA·RATA NEM (UAN) SMA DUA MEl
9
8
7
2
o
.._- 18 .- -~
~
-- --_._~'-~
fti <b (0
._------ Ilic--~--- \;:- -
"'" ~g--
;:! m l- I-..;~ ;:';6 lOS 18;' gro ;'r.-m;j; ~;:;.
-m ..;·...-v..;~. ..r I- I- ~r c<i;-- I- - f"':- I- I-"ro "1- - I- I- - I- I- 1- 1-- 1-- -
l- I- - - I- I- l- I- -
- I- I- I- I- 1- - - 1-
- - .- .. - .91/92 92/93 93194 94/95 95/96 96197 97/98 96/99 99/00 00/01 01/02 02/03 03/04
TAHUN PELAJARA,~N _
2 PA 11II IPS l
Lampirnn 31
UJI REFERENSI
Bagian Judul bukuTanda
tangan
BABI Romi Satria Wahono, I7 universitas Indonesia di RangkingWebometrics 2008, http://romisatriawa!Jono.n<;t!2oo8101129/l7- ,...,.universitas-indonesia-di-rangking-webomelrics-2008/, .(6-2-2008), h.l-2.Pendldikan dllndonesla dipersimpangalll, (6 Febrnarl2008),
I-tbttp:llmataharilain.woropress.oom/2006J\15102Ipendldllmn-Indonesla-dl-perlmpant!8n1.Suyono, Meningkatkan Mutu Guru, dari Mana Dimulai? Tanggapan alas
~Rencana Pembentukan Lembaga Peningkatan Mutu Guru, Kompas, 10Januari 2005.Hhtp:/Iwww.isee.co.idlindekx.php?go=viewnews&id-'~ akses: Selasa,29 November 2005/13:06:58 WIB, Manajemen Peningkatan Mutu II"2004-10-13/14:12:12VVIB ....Suhartono (Editor), Guru dalam Tinla Mas, (Jakarta: Penerhit Buku fKompas, 2005), h.looSindhunata (Editor), Pendidikan: KegelisaiUUl Sepanjang Zaman (Citra
f'\Guru; J. Sudarminta), CYoaavakarta: Kanisius, 200)): 1).257Unoi Vere Midthassel, Creating a Shared Understanding of Classroom
fAManagemen~ (London: SAGE Publications, Vol. 34 No 3 July 2006),BELMAS (Journal of the British Educational Leadership, Management&Administration Sueietv), h. 365.James S. Pounder, Transfomatioaai Classroom Leadership, (London:SAGE Publications, Vol. 34 No 4 Oktober 2006), BELMAS (Journal of
~the British Educational Leadership, Management &AdministrationSociety), h. 534.Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT
".Rineka Ciota, 2002), h.21www·brawijayaac.idlmaininewsildiannouncelhpkgbit.pJm, [8 Januari IJ2006)Bruce Joyce, dkk, Models ofTeaching, (USA: Allyn arId Bacon, 2000), f'Sixth Edition, h.59.Bruce Joyce, dkk, ibid, Sixth Edition, h.70..
BABII Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran [nteraktif,. (Jakarta: STIA- p.LAN Press, 1997), h. 91; Iihat juga Roestiya!J N. K., Strategi BelqjarMenf{ajar, (Jakarta: Rineka Cipta, Oktober, 200I), cet. l~e-6, h. 90-93.A. Surjadi, Membuat Siswa AktifBelajar, (Jakarta: Binacipta, -.----J, h. 1/73Role Playing, http://en.wikipedia.orglwikilRole-playing, (5-12-2007) 1'"Atwi Suparman, loc.cit., hal. 91 VISusilo, Herawati, dick, Kapita Selekta Pendidikan Biologi, (Jakarta: UT IAPress, 2002), h. 239Oemar HamaIik, Pendekatan Baru Sfrategi Belqjar Mengajar
fAberdasarkan CBSA, (Jalmrta: Sinar Barn Aigesindo, 2001), cet. Ke-2, h.48Bruce Joyce,dkk, op.cit., Sixth Edition, h.60. rAtwi Suparman, op.cit., h. 92 (VI
Role Playing Preparing For Difficult Situations, f1htlp:llwww.mindtools.comlCnmmmSkll?RolePlayingJ!!m, h.I, (5.12-2007)Ahmad Sudrajat, Model Pemhelajaran,
!Ithttp://akhmadsudraillt.wordpress.com/hahan-ajar/mOOel-pemhelajamn·01/, h.2, (5·12-2007)Rebecca Teed, Role·Playing Exercises,
f'http://serc.carleton.edulintrogeolroleplaying!, h.I, (5-12-2007)A. Suriadi, oD.cit., h. 73Rebeccs Teed, loe.cit., h.I, (5-12·2007) MPatricia K. Tompkins, Role PlayingiSimullltion, Journal,
~http://iteslj.orgITechniguesITompkins-RolePlaying.html, h.3, (5-12-2007)Role-Playing?, htlp:/Iwww.hoboes.cemipublRole-PlayjngIRPG.h!mI, fVCh.I, (5.12-2001)Role·playing game, h!to:/Ien.wikipedia.orWwikilRole=JJilaying I!ll!l!e, (5- ~12-2007)What Is Role-Playing?, http://www.hooo,..comipubIRole- hPlavin~IRPG.html, h.I, (5·12-2007)Role Play Simulation for Teaching and Learning,
~http://www.roleplaysim.orgipanersidefault.aspTIopjc=t'l£.!!., h.l, (5-12-2007)Role Playing, http://www.hoboes.cemipubIRole-PlayingIRPG.html, h.2, f{I (5-12-2007)"Teaching I Learning Models, Mhtln://ha~r.un.ac.71!1cattsllearner/COQnlrnlb3.html h.6, {5-12-2oo7)Atwi Suparman, op.cit., h. 92 f'lAtwi Suparman, ibid, hal. 97 F'Atwi Suparman, ibid, h.93 tV'Character Creation, (role·paying games),
Mhttp://en.wikipedia.orglwiki/role-playing gam..A..h.6.How to Teach Using Role-Playing,
f1http://serc.carleton.edulintrogeo/roleplayingihowto.html, h.I, (5-12.2007)Atwi Suparman, ibid, hal. 98 rtSosllo, Herawati, dick, , op.cit, 239 ,-Bruce Joyce,dIck, op.cit., Sixth Edition, h.62. ,tVtAtwi Suparman, Model-model Pembelajaran Interaktif, hal. 96: lihat
('Ljuga Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strateg; Belajar Mengajarberdasrkan CBSA, (Jakarta: Sinar Barn Algesindo, 2001), cet. Ke·2,h.49-52.Atwi Suparman, ibid, ha1.97; lihat juga E. Mulyana, Implementasi
f'\Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Jakarta: STIA LANPress, 1997), h.139-140.Demar Hamalik, ibid, eel. Ke-2, h. 51. r"Roestiyah N. K., Strateg; Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, IADktober, 2001), cet. Ke-6, h. 92-93.Bruce Joyce,dIck, op.cit., Sixth Edition, h.62. f1Lihllt Akyas Azhari, Psikalog; Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. t'!Mizan Reoublika, 2004) h. 122.Ibid, h.122 (Muhibbin Syah, Psikalog; Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, IV
(Bandun~: PT. Remaia Ro a, 2002), Cet. K.,..7, h. 92Tengku Znham Djaafur, Kontribusl Strategi Pembelajaran TerhadapHasil Belalar, iPadang: FIP Universitas Negeri Padang, 2004), h. 82Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evalnasi Pemlidiluln. (Jakarta: BumiAksaro, 2005), h.117Sayiful Sagala, Konsep dan Makua Pembelajaran, (brmdung: Alfabeta,2005), h.156-161Auas Sudjono, PenganJar Eva/nasi Pendidiluln, (Jakarta : RajawaliPress, 200I), h. 64Nana Sudjano, Penl/alan Hasl/ Prestasl Be/qjar Mengajar, (Bandung:PT. Remaia Rosdakarva, 2001), h. 3Hennana Soemantri, Hasil Be/ajar dan Beberapa Faktor Psik%gisYaug Mempengaruhinya, Majalah Ilmiah Sketsa Plmdidikan. Vol.!,uo.l, Nooember 2000, h.4Teugku Znham Djaafar, Loc.clt.
Suharsimi Arikunto, op.cit.. h. 127
Marlinis Yamin, Strategi Pembe/ojarall Berbasls KompetellSi, (Jakarta:Gaun~ Persada Press, 2004). h. 107Widia Pekerti, Pengaruh Pembelajaran Terpadu Matematika dan MusikTerhadap Hasil Belajar Matematika Murid Kelasl SD, JumalPendidikan & Kebudayaan, No. 022, Maret 2000, h.141; Iihat jugaSardiman, Interaksi dan Molivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : RajawaliPers, 198ill, Cet. K.,..2, h. 20Nevrianti S., Teori Be/qjar Pslk%gi Kognltij dan Iml'likosinya Da/amProses Be/ajar Mengajar, Pedagog! JUJ'I1a1 Ilmu Pendididkan,(Bandung: FIP UPI Press 2001), vol I, no.2, h.l57Rini Susanli, Hasil Be/ajar, Mode/ Eva/uasl dan BenlUk Tes, JurnalTekuodik, No. 17, Desember 2005, h.178Muhibbin Syah, op.cit., h.132
Siameto, Be/ajar dan jaktor-fakJor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:PT. Rineka Ciota, 2003), h.58Muhibbin Syah, op.cit., h.36
E.P. Hutabamt, Cora Belajar. (Jakarta: BPI( Gunung Mulio, 1995), h.25
Muhibbin Syah, op.cit.• h.137
Syaiful Baltri Djamarah, Gum dan Anak Dldik Dalam InJerakslEdukatif, (Jakarta: PT Rineka Cjpta, 2000), eel.l, h.185Sindhunata (Editor), Pendidikan: Kegelisahan Sejpanjang zaman(Dilema Pelembagaan Pendidikan; Hendrik Berybe), (Yogayakarta:Kanisius, 2001\, h.27Siameto. op.cit.. h.65
Rustaman et ai, DikJat Strategi Belajar Mengajar, OBandung: JurdikBiolo~i FPMIPA UPI, 2000), h.looSyaiful Bahri Djamarah, op.cit, h.l84
Siameto, Ol'.cit.• h.68
Lina Widiastuti, op.clt., h. 14
Nanang Fattah, Landasan Manajemen l'endldikoPl, (Bandung :Ro 2001\, h. 7.Supartono, Pendidikan Musyawamtan Rakyat: SemUll Orang adalahGuru; Semua Tempat adalah Sekolah, (Jakarta: Sekretilriat Rina Desa,2001), h.1Asrorun Ni'am Sholeh, Membangun Profesionalitas! Guru (AnalisisKronololds atas Lahimya UU Guru dan Dosen), (Jakarta: Elsas, 2006),
•
1"1
...f"'"
(CA
BAHIII
BAHIV
eel.l, h.157J. MurseH, S. Nasulion, M.A. Dr. Prof., "Mengajo,. dengan Sukses(Successful Teaching)", (Jakarta: Bumi Aksara), edisi 2, eel. 2, hal.!,2002.Ki Supriyoko, Pendldlkan Manusla Indonesia (Pembl'1J!aan PendldikandIIndoensla), (Jakarta: Penerbil Buku Kompas, 2004), edilor: Tonny D.Widiaslono, eel. I, h.420
Sigil Moryono, Drs. M.Pd., Manajemen Guru MA, (MakalahSosialisasi Kegiatan MGMP Madrasah Aliyah, Lemhaga Kajian danPengembangan Pendidikan Indonesia (LKJ'PI) dan Ditjen KelembngaanAgama Islam Depal'; RI tabun 2005), Tidal< Diterbilkan, h.3Rebecca Teed, op.cil., h.l, (5-12-2007)
Role Play Simulation for Teaching and Learning,http://www.roleplaysim.orgIpapers/default.asp?Topic=.I....8. h.2, (5-122007)Bruee Joyee,dkk, Models ofTeaching, (USA: Allyn and Bacon, 2000),Sixth Edition, h.70.Atwi Suparman, Model-model Pembelajaran Interaktif, hal. 92.
Fasli Jalal, Menggagos Pendldikan MultlkulturaJ dan Altematif SistemPendidikan Noslonal, (Jakarta: Makalah, Temu Nasional Mahasiswa SoNusantara, Maret 2004), Tidal< Diterbitkan, h.8Nana Syaodih Sukrnadinatn, Metode Penclltlan Pendidlkan, (Bandung:PT Remaia R 2007), eel ketiJ!ll. II. 59Moh. Nazir, Metode Penclltlan, (Jakarta : Ghatia Indonesia, 1988), eetke 3, h. 86.Nana Syaodih Sukrnadinatn, ibid, eet keliga, 11.57.
Suharsimi Arikunlo, Prosedur Penclltlall Suatu Pendekatall Praklek,(Jakarta: PT RIneka Ch>tn, 2002), hal. 108S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara. 2004), eet.ke-7,h.86J. Supranlo, Metode Riset Apllkoslnya dalam Pernosoran, (Jakarta: PT.Rineka Ciotn, 2003), eel. Ketuiuh, h. 7I.M. Chabib Thobn, Teknlk Evoluasl Pendldikan, (Jakarta: PTRaiaGrafindo Persada, 2003), ee1.5, 11.44J. SUptanlo, ibid, eel. Ketujuh, h. 106-107.
Suharsimi Arikunlo, op. Cit, 11.145; J. Supranlo, op.cit., eel. Ketujuh, II.132-133; Iibnt juga Nana Syaodih Sukrnadinatn, op.cit, eet ketiga, h.228Anas Sudjiono, Pengolltar Statlstlk Pendldikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 258; Iihat juga Nana Syao<lih Sukrnadinatn,ibid, eel ketiJlll, h. 229-230' Suharsimi Arikunlo, ibid, h'11.252.Nona Sudjana, Penclltlall Hasil Proses Belajar Mengajor, (Bandung:Remaja Rosda Knrya, 1989), h. 16; Iihatjuga Suharsin'ti Arikunto, ibid,hat.l54.Suharsimi Arikunlo, op. cit., II. 163
Sodjana, Metode Statistika, (Bandllllg : Tarsilo, 2002), h.466
Ibid. h.249
Rebecca Teed, "Role-Paling Exercises",httn:llserc.carleton ,/rolenlavinw:, h.1, (5-12..2007)Atwi Suparman, "Model-model Pembelajaran Imerakli/', (Jakarta:STIA-LAN Press, 1997), II. 92Roestiyah N. K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:: Rineka Ciptn,Oktober, 2001), cet. Ke-6, h. 92-93.
{'
Oemar Hwnalik, Pendekatan baru Strategi B(~/ajar Mengajar ;.Berdasarkan CBSA, (Jakarta: Sinar Barn Aigensindo, 2001), eet. Kedua,h.48-49.Role Playing Preparing for Difllcult ~:itualions,
/Ahttp://www.mindtools.comiCommSklllRol,,Playing.htm, h.3, (5-12-2007)
BABV -Lam- TIm Kodifikasi MAN Insan Cendikia Serpong, "Program Pembelqjaran
/-1piran Madrasah Aliyah Unggul Blolog; Kelas XXI, dan XIf', (Jakarta:Departemen Agaraa Rl Direktorat Jenderal Kelembagaan Agaraa IslamDirektorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pacta SekolahUmnm, 2005\, ha1.204-205Ahmad Ansori maltjik, Prof. Dr. M.Sc. PhD, dan Made Sumertajaya, rM.Si., "Rancangan percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitah Jilid I,
• (Bogor: FMIPA !PB, 2002\, hal. 267-268.Saktiyono, "Serihupena Biologi", (Jakarta: Erlangga, 2000), ha1.36-53 ("1
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrenee G. Mitchell; alih babasa, rRabayu Lestari ret a1.]; editor, Amalia Salitri, Lerneda Simarmata,Hilarius W. Hardani, "Biologl", (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi kelima,Jilid I, hal. 315-335.
Pembimbing
Ir. Mahmud M. Sirer.ar, M.SiNIP. 1502229;!3
.,
_ ,l.: -1
Nukilan Tabel Ni!ai Koefisi~n Korelasi "r" ProductMoment dari Pearson unluk Berbagai df:
df. Banyak vatiabel yang dikorelasikan:(degrees of freedom) 2
alau:db. Harga 'r" pada laraf signilikansi:
(derajat bebas) '-5% .. 1%
1 0,997 1,0002 0,950 0,9903 0,878 0,9594 0,811 0,917
. 5 0,754 0,8746 0,707 0,8347 0,666 0,7988 0,632 0,7659 0,602 0,735
10 0,576 0,70811 0,553 0,68412 0,532 0,661,3 0,514 0,64114 0,497 0,62315 0,482 0,60616 0,468 0,59017 6,456 0,57518 0,444 0,56119 0,433 0,54920 0,42~ 0,537
'Din'J;;:: r~;'~l; Hr::H)' E. G<trrcu, .flaliJI;U tit PIJ'(};ll!Ogy and Edf(mliollJ
• 1 (N,:w Yr)~k :~,,,I',::IJ\~n~. Green and co.), him, 437.439, dcng:tn pen)'csuili<to,cpcrluo; '. 'c,"" ccng,n kcbutuh.o v.r1.bel png dikorel,sibn h.ny.(:lb:H~~1 L L..;;;'
Sambungan dari Lampiran V.I.
df. Banyak variaMI yang dikorelasikan:
(degrees of freedom) :2atau:db. Harga "r"pada taraf signifikansi:
(derajat bebas) 5% . 1%
21 0,413 0,526 '22 0,404 0,51523 O,39B 0,50524 0,388 0,49625 0,381 0,48726 0,374 0,47827 0,367 0,470
I 28 0,361 0,463I 29 0,355 0,456,
30 0,349 0,44935 0,325 0,418
..---.40 ,0,304 0,39345 0,288 0,372'50 0,273 0,35460 0,250 0,32570 0,232 0,30280 0,217 0,28390 0,205 0,267
100 0,195 0,254, 125 0,174 0,228
150 0,159 0,208200 0,138 0,181300 0,113 0,148400 0,098 0,128500 0,088 0,115
1000 0,062 0,081
Luas di bawah lengkungan normalStandar dari 0 ke z.(Bilangan dalam badan daflarmenyalakan desima.t> o z
."
I"
..z 0 I 2 3 4 5 . 6 7 8 9
0.0 0000 0040 0080\ 0120 0160 0(99 0239 0279 0310 03590,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 07540.2 0793 0832 0'871 I 09'10 0948 0987 1026 1064 1103 m::D0,3 1179 1217 1258 : 1293 1331 1368 1406 1443 1480 15170,4 1554 1591 1628
11664 1760 1736 1772 1808 1844 1879
0.5 1915 1950 1985 [ 2010 2054 2988 21"23 2157 2190 2224
0.6 2258 2291 23241
2357 2389 2422 2454 2486 2518 2549
0," 22JO 2612 26421 @[ 2704 2734 2764 2794 2823 28520,8 2881 2910 29391 2967 2996 3023 3052 30Z!! 3106 31330.9 3159 3186 32121 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1.0 3413 3438 3461) 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621
l~~ 3643 3665 36861 3708 3729 3749 3770L 3790) 3810 38301.2 3849 3869 31filf -3907 3925 . 3944 3962 3980 3997 40151,3 4032 4049 406
f
4082 4099 4155 4131 4147 4162 41771,4 4192 4207 422 4236 4351 4265 4279 4292 4306 4319
1,5 4332 4345 435f' 4370 4382 4394 4406 4418 4429 44411,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 45451,7 4554 4564 -,-4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 46381,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 47061,9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4761
2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4803 4808 4812 4812 4817.. -- --.
4850 4'8572.1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 48542,2 4861 4864 4868 4871 ,1875· 4878 4881 4884 4887 48902.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 49162,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2.5, 4938 4940 494 1 4943 4945 4946 4948 4949 4951 49522,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 49642.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 '4972 4973 4974
2,8 4974 '4Yw '4976 4977 49'1'7 4978 4978 4979 49801
..,"'"..,..
49812,9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4935 4985 4986 4986
3.0 ·1987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4089 4990 49903.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 49933.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 49953.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 49973.4 4997 4997 4997 4997. 4997 4997 4997 4997 4997 4998
;..
3.5 , 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 49983,6 I 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999, 4999 4999 4999
I :'; I;~~~ 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999~ ......... ~"'I'\'" ~"f\ ... I .......... ~ ........... ...."' ... .......... ........ ...." ...
NIlAI-NILAIUNTUK DISTRIBUSI F
Baris atas untuk 5%. . .Baris bawah unruk I%
u d~ . . VI '" clk pembilang ..rebut 1 2'· 3 4 6' .8 7 g. 9 10 11 12 "14. 16 20 2430 40 50 75 100 200 600 00
1 161 200 215 225 23(l 234 m 239 241 242 243 2« 215 245 24i .21,9 250' 251 252 253 253 2>4 254 2~
4.0SZ OS9 5.403 5.625 5.7&1 5.859 5.928 5.981 '.5.022 5.055 S·.OS2 6.105 6.142 5.169 6.208 6.234 5.258 5185' 6.3(l2 5123 5.334 5.352 6}61 6.366. . .2 11.51\ IS.OO 19.16 19.25 19.3(l 19.33 IS.36 IS.37 19.35 19.39 IS.«I 19041 .ISA2 IS.13 IS.« IS,15 19.46' 19,47 IS.O IS.48 19.49 IS.49 19.50 19.50
9US 99,01 99.11 99.25 99.Ja 99.33 '29.34 99.34 99.34 99,«1 S9,41 99.42 99,43 99.« 99,45 99,45 99,47 99,-1$ 99,48 99,49 99,49 99A9 99.90 99.~0
J 10.13 9.55 s.n 9,12 '9,01 a.94 U8. Hi 1.81 8.7& 1.16 1.14 1.71 8.69 J,66 '.a.&4 a.62 8.60 a.s.! 8,57 a.56 a.>4 a.5-1 i.53. 34.12 30.81 29.45 28.71 29,24 27.91 27.67 27,49 27,34 27.23 21,13,27.05 26,92 26.83· 26.69 2"w 26.50 26.l1 26,30 25.27 25,23 26,18 26,14 25.12
4 7.71 6,94 6,59 6,39. 1U6 6,1. ..09 6,04 .•,00 5.S6 ;.S3 5.91 5,875.94 5.80 5.77 5,74 5.71 5,70 5.69' 5.65 5.65 5.&4 5,63, 21.20 18.00 111,69 15.98 15.52 15,21 14.~ H,W 14.65 1l.54 14.45 14,37 IU4' H,15' H.02 13:93 13.83 13.H 13.69 13.61 13.57 13.52 13.« 13A6
5 5.51 5,79 SAl 5,!~ 5.05 4,95 4.88 4.82 4,78 4,74 4,70 4,69, 4.&4 4.60 4.56 4.53 4.50 4,46 4,« 4.42 4.40 4.38 4.37 4.3615.26 ,13.27 12.06 11.39. 1,0.97 10.67 10.45' 10.27 10,15 10.05 9.96 9.89 9,77 S.bS 9,55 9,41 9.38 9,29 9.24 9,17 9,13 9.07 9.04 9.02
6 6,9S 5,14 U6 4,53 4,39 4.25 4.21 4,15 "-10 4,06 4.03 4,00 3.96 3.92 3,87 3.84 3,81 3.77 3.75 3.72 3,71 3.69 3.64 3.6713.74 10.92 9,78 9,15 2.75 8.47 1.26 8.10 7,~ 1,17 7,19 7.72 7.60 1.52 7.39 7,31 1.23 7.14 7.09 7.02 6,99 5.94 5.90 UI
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 J.a7 3.79 3.73 3.b! 3.63 3.SiJ 3.57 3.52 H8 3.-\-4 HI 3.31 3.34 3.32 us 3.28 3.25 3.24 3.2312.25 .9.65 8.45 7.15" ,7.48 1,18 ),00 U4 ..n H2 So&-! t;1 t35 tV 6,15 8,07 5.n 5.90 5.15 5.11 5.15 5.10 5.61 5.65
8 5,32 4,46 4.07 3.t4' 3,69 3.54 3,SO 3,-\-4 3,1> 3,34 3.31 3.2a 3.23 3.20 ).15 3.12 3.01 3.05 3.03 3.00 2.91 2.96 2.S-oI 2.93.11.26 !,65 1,53 1,01 tl,63 1I,3l 6,19 s.o3 5.91 5,12 5.74 5,67 6.>8 5.'J "5,35 5.21 5.20 5.1I5.OS. 5,00 4,95 4.91 4.&1 U5
9 5,12 4.25 :Ji:I5 3.63 3.43 ;l.37 3,29 3.23 3,11 3,13 3.10 3.07 3.02 2.9J 2,93 2.S03 "SS 2.8.2 UO 2.17 VS 2.13 2.12' 2.1110,68' 8,02 6.99 5,42 Il,OS UO 5.62 5.47 5.35 5)6 5, II 5,11' 5.00 4.92 4.5~ 4)3 U4 (56 U! (45,4.41 t35 4,31 4,3 \
10 4,95 4,10 3.71 3,« 3,33 3,22 3.11 3,07 3,02 2.97 HI 2.51 "S6 2.12, 2.17 2.14 2.10 2.57 2.6-1 2,E1 2,59 2.56 2.55 2.5410.D-I 7,55 E.55· 5.39 &6-l 6,39 5.21 5.OS ';'95 ••15 {71 01 4.60 4,52 <..;1 4.ll 4.25 4.17 4.12 {(is 4.91 3.95 3.53 3.S1
11 4.~ ·3,S8 3.53· 3.35 3.20 3,09 3.01 2,85 2,90 2.16 2.12 2.19 ,1.74 2.10 2.65 2.61 2.57 2.53 2.50 2N 2.45' 2.4i 2,41 2.«19,65 1,20 6,22 5,67 5,32 .;07 4,aJ "-14 4.63 4,$1 4,45 4,«1 4,29 01 4,10 4.02 3,94 3.85 3,50 3.14 3,70 3.66 3,62. 3.W
2 4;75 3,68 3,49 3.26 :1,11 3,00 2,92 2.15 2,80 2.76 2.72 2,69" 2,s-! 2.60 2.54 2,50 2A6 2,12 2,40 2.36 2.35 2.32 2.31' 2,30. .9,33 6.93 5,95 5,41' S,OS 4,62 4,65 4,50. 4.39 4.30. 4.22 4:15 4,05' J,8S H8 3,71 3,70 3.61 3,55 3,49 3,46 3,41.3.34 3.363 4.51 3.90 3.41 3.18 3,02 2,92 H4 2.17 2.12 2.51: 2.63 2,60 2,55' 2.51 2.45 232 2.36 2.31 2,32 2,2S' 2.26 '2,24 2.22 2.21
9,01 IUO 5.74 5.20 4,86 4,62 HI {30 4;19 4.l0 4.02 3.96 3.55 3.7S 3.67 3.59 3.51 3.42 3.37 3.30 3.27 . 3,21 . 3.lI 3.154 4,60 3.74 3.34 3,11 2.96 2,85 2.11 2.10 2.65 2,60 2,56 2,53 2.43 2.« 2.39 2,35 2.31 2.27 2,24 2.21 2.19 2,16 2.14 2,13
8,86 a5l 5,56 5,03 4,69 4.46 4,28 4,14 4,03. 3.94 3.86 .3.50 3,70 3.62 3.51 3.13 3.34 3,26 3.21 3.14 3.11 3.06 3.02 3.00
o.GI
~j,:::
5,S'\
J.,;:j
~..::::.
Z.·:~
J.5.:;6.:i:;
:J.c:J6.13
3.S!?ro'U •• J
A .:\;,;....:" ".:..::'.
.1..;:
..... :.
.~.:l::
i:.:
.... ;!.l".'
:s
~~I~. I a.;.J,
: .".1
,.. I ..... ;,
" .• # ! ~.~:?
I •• _
jl ~ ~:~~.
!;
22
.:.:-~
::.:.i.~. ~~.
:. -;.;
3..:7,,;... ~.
3"1~
5.n:~3
·Ufi;)13 5.€~;
fA ~.2J
t', :l2::,';Q
5.;}l
.-.••.;;:-..•..•.. ..;;+;.., '•.•••
, .'
- H'
Lampiran VII, 1.. ""
Nukilan Tabel Nilai "til Untuk Berbagal. df.*
df a/au dbHarga Krilik "I" Pada Taraf Signifikansi:
5% 1%
1 12,71 63,66
2 4,30 9,92
3 3,18 5,84
4 2,78 4,60
5 2,57 4,03
6 2,45 . 371,7 2,36 3,508 2,31 3,369 2,26 3,25
\10 2,23 3,1711 2,20 3,1112 2,18 3,0613 2,16 3,0114 2,14 2,9815 2,13 2,9516 2,12 2,9217 2,11 2,9018 2,10 2,8819 2,09 2,86
• 20 2,09 2,8421 2,08 2,83
I 22 2,07 2,8223 2,07 2,8124 2,06 2,8025 2,06 2,79
L
,.
'Dinukil dar:: H~r1f~' E, Garrett, OJ'' cit., him. ,4.~7, dengan catatanball\va \,an(! dinlll·il (~1 ~·i, ; I u __ ~_ t;' •• , •
Sambungan dari Lampiran VII. 1.!g!u)
nr;A. !
gnl1{
[ifnI,',
!'I
..
dt a/au dbHarga Krilik "(" Pada Tarat Signitikansi:
.5% . 1%
26 2,06 2,7827 2,05 2,7728 2,05 2)6
29 2,04 2,7630 2,04 2,7535 2,03 2,72,40 2,02 2,7145 2,02 2,6950 2,01 2,6860 2,00 2,6570 2,00 2,6580 1,99 2,64
I
90 2,631 99,100 1,98 2,63125 1,98 2,62150 1,98 2,61200 1,97 2,60300 1,97 2,59
I400 1,97 2,59
I 500 1,96 2,59
i 1000 1,96 2,58
li ... ,;d
'Dinukil dari: Henry E. Garrett, Gp. cit., hIm. 427. dene:an catatan
DEPARTEMEN AGAMA.. UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
luanda Nomor 95, Cipulat 15412,lndonesiaTelp. : (62-21) 744332&, 740192S, Fax. (62-21) 744332&
Email .:[email protected]
NomorLamp.H a I
: Un.01/FlfTL0221 1.$ b 12008: Instrumen Riset: RISET
Kepada Yth:Kepala SMA Dua Mei CiputatdiTempat
Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Jakarta, 17 Maret 2008
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Maftuhah
102016023905
Pendidikan IPA-Biologi
XII
Tembusan:1. Dekan F/TK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan.
Judul Skripsi Pengaruh Model Pembe/ajaran Bermain Peran (RolePlaying) terhadap Hasil Belajar SisWa XII SMA dalamKc~sep Substansi Gehetik~i
adalah tienar mahasiswa Fakultas IImu Tarbiyah dail Keguruan UIN Jakarta yang,sedang menyusun skripsi, dan akah mengadakan pemelitian (riset) diinstansi/sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon bantuan Saudara terhadap mahasiswa tersebut da/ammelaksanakan penelitlan dimaksud.
Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkanterima kasih.
Wassalamu'alaikum wr.wb. <.0.
';:''';'f,\~'..b,;e. n,;i,:://'" - -""1<-8 9 Tata Usaha
1{;:~i,:Y~~';:; ".""A..: ....s":<'(i'.;':~ItY·. !t4\ asDaryJls'</fc'!~~f h'S.1 0 236 356
YAYASAN PENDIDIKAN DUA MElSEKOLAH MENEl'~GA.HATr-'\S (SI\1A)
(TERAKREDITASI)JI. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih. Ciputat - Tangerang Telp. (021) 7490034, 74707557
SURAl' KE:TERANGANNo 130 i SlY1i\ . YI'IJlvl ill i 2U(I:,
Yang bertanda tangan di bawah inl .
Nama
No,NIPINPK
Jabatan
Tempat Tugas
Dengan ini menerangkan bahwa :
Nama
NIM
Jurusan
Semester
: Vayat Ruhia:, S.I'<I
: Kepala Sekolah
: SMA Dua Mei Ciputat
: MAFTUHAH
. 102016023905
. Pcndidikan IP/\-Biologi
Nama Mahasiswa tersebut di atas telah mengadakan riset untuk persyaratc.n
pembuatan skripsi dengan juduJ " Pengaruh Modcl I'cmbclnjaran Bcnnain Penln
(Role Playing) tCl"hadap Hasi! Belajar Siswa Kelas XU SMAdalam Konsep
Substansi Genetika" Pada 18 Februari - 29 Februari 2008.
Demikian surat keterangan 1m di buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
LEMBARPERNYATAAN
UIN SYAHIO JAKARTA
bertanda tangan di bawah ini:
: Maftuhah
: 102016023905
: Singkawang, 16 November 1983
'ogI'llI1l Studi : Pendidikan Biologi
engan ini saya menyatakan bahwa:
uipsi yang beJjudul Pengaruh Model Pembelajaran Bermain Peran (Role
laying) Terhadap Hasil Belajar Siswa XII SMA dalam Konsep Substansi
:netika (Studi Eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat) merupakan hasil karya asH
ya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
ljana Pendidikan (SPd) di DIN SyarifHidayatullah JakarUl.
mua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
ntumkan sesuai ketentuan yang berlaku di DIN SyarifHidllyatullah Jakarta.
;a dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasill karya asli saya atau
~rupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya berse<1ia menerima sanksi
ng berlaku di DIN SyarifHidayatulIah Jakarta.
Jakarta, 3 Mei 2008
Nama
TTL
Alamat Kamplls
Alamat Rlimah
PhonefHp
CURRICULUM VITAE
: Maftuhah
: Singkawang, 16 November 1983M f 12 Safar 1403H.
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
JI. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat 15412
Telp. (021) 7401925 Fax. (021) 740:'.982
Website. www.lIinjkt.or.id
: JI. Rukun Ujung No.54 Rt:05 Rw:05 Keilirahan Pejaten
Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510
Telp. (021) 79194823
JI. Jenderal Sudirman No.23 Roban Singkawang Tengah
Kalimantan Barat 79112
Telp. (0562) 640853
: (021) 99169378 f 0817718290 f 085693548200 f
085281983008
Pcndidilmn:
SD 2 Roban Singkawang Kal-Bar
MtsN Bangkalan Madura Jawa Timur
Mts Zainul U1um Singkawang Kal-Bar
MAN Model Singkawang Kal-Bar
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta