PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
SISTEM EKSKRESI KELAS XI
SMA NEGERI 1 LUWU
ROSNIDAR
1601412018
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINTO PALOPO
2020
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS
XI SMA NEGERI 1 LUWU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo
ROSNIDAR
1601412018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Rosnidar, 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekskresi Kelas XI SMA Negeri 1 Luwu
(dibimbing oleh Muhammad Ilyas dan Fitrah Al Anshori).
Masalah penelitian ini adalah hasil belajar siswa belum optimal, maka
perlu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking chips. Penelitian
ini bertujuan: Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran talking chips
terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi di SMA Negeri 1
Luwu. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang
digunakan adalah quasi experimental jenis penelitian ini yaitu nonequivalent
control group design. Instrumen yang digunakan adalah prites dan posttest.
Teknik pengambilan perlakuan pada penelitian ini adalah purposive sampling.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif kelas kontrol sebelum dibelajarkan
pembelajaran langsung rata-rata 46,42 berada pada kategori rendah dan setelah
dibelajarkan model pembelajaran langsung berada pada kategori tinggi yaitu
80,65 sedangakan hasil analisis deskriptif kelas eksperimen menunjukkan bahwa
rata-rata prites sebelum dibelajarkan model pembelajaran talking chips berada
pada kategori rendah yaitu 48,58, dan setelah dibelajarkan model pembelajaran
talking chips berada pada kategori tinggi rata-rata posstets yaitu 89,16. Hasil
analisis data statistik inferensial dengan uji independent samples test di peroleh
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking
chips terhadap hasil belajar siswa pada materi ekskresi kelas XI SMA Negeri 1
Luwu.
Kata kunci: model pembelajaran, talking chips, hasil belajar.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Talking Chips Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi Kelas
XI SMA Negeri 1 Luwu” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari, keberhasilan penyusunan proposal penelitian ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan
doa dan semangat kepada penulis khususnya kedua orang tua, ayah Rustang dan
Ibu Marwati yang telah memberikan dukungan selama melakukan pendidikan dan
mendoakan agar penulis dapat menyelesaikan semua tantangan yang dihadapi
dengan baik. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Hanafie Mahtika, M.S., Selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo.
2. Ibu Dr. Ma’rufi, M.Pd., Selaku Wakil Rektor Bidang akademik Universitas
Cokroaminoto Palopo.
3. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., MA., Selaku Dekan FKIP Universitas
Cokroaminoto Palopo.
4. Bapak Akhmad Syakur, S.Pd., M.Sc., Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Cokroaminoto Palopo.
5. Bapak Dr. Muhammad Ilyas, M.Pd., Selaku sebagai pembimbing I yang
membantu penulis dalam pembuatan proposal ini.
6. Bapak Fitrah Al Anshori, S.Pd., M.Pd., Selaku sebagai Pembimbing II yang
membantu penulis dalam pembuatan proposal ini.
7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cokroaminoto
Palopo yang selalu memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan
proposal ini.
8. Serta teman-teman seperjuangan di kelas 7a Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Cokroaminoto Palopo Angkatan 2016, yang selalu
menjunjung kekompakan dalam berbagai hal terutama dalam proses belajar
dan pembelajaran di kampus tercinta.
vii
Penulis sangat sadar akan segala bantuan dan dorongan yang telah
diberikan semua pihak. Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala
kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang memiliki segala
kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum tergali
dan belum kita ketahui. Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik
dan saran membangun diri semua pihak sehingga terjadi satu sinergi yang pada
akhirnya akan membuat pemikiran ini biar lebih disempurnahkan lagi dimasa
yang akan dating. Dan akhirnya penulis berharap proposal ini basa bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Palopo, 8 Agustus 2020
Rosnidar
viii
RIWAYAT HIDUP
Rosnidar lahir di werinni, Sulawesi Selatan pada tanggal 05
Mei 1997. Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Ayahanda Rustang dan Ibunda Marwati di bumi dengan
membawa sebuah amanah, yaitu menjalani kehidupan ini
dengan menjalankan misi yaitu berbagi kasih dan dapat
bermamfaat bagi orang lain. Penulis mempunyai adik yaitu
Rosmila. Untuk mewujudkan langkah awal yang ditempuh
oleh penulis adalah berkibrah di dunia pendidikan. Penulis
menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar pada tahun 2004-2010 di Sekolah Dasar
(SD) Negeri 348 Tarramatekkeng, kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu.
Lalu pada tahun 2010-2013 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 2 Belopa, kecamatan Kamanre, kabupaten luwu. Lalu pada
tahun 2013-2016 penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 1 Palopo di Palopo. Pada tahun 2016 penulis menginjakkan kakinya di
dunia perguruan tinggi yaitu Universitas Cokroaminoto Palopo. Penulis
menempuh studi pada Program strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii
DAFTA ISI ..........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori .......................................................................................... 5
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 17
2.3 Kerangka Pikir ...................................................................................... 18
2.4 Hipotesis ............................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 21
3.3 Satuan Eksperimen dan Perlakuan ....................................................... 21
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 22
3.5 Prosedur Penelitian ............................................................................... 22
x
3.6 Defenisi operasional. ............................................................................ 23
3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................. 23
3.8 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 24
3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................ 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 28
4.2 Pembahasan Penelitian ......................................................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 42
5.2 Saran ..................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Desain Penelitian Nonequivalent Control Grup Design ......................... 20
Tabel 2. Keadaan Satuan Eksperimen ................................................................... 21
Tabel 3. Tingkat Penguasaan Hasil Belajar .......................................................... 25
Tabel 4. Data Nilai Statistik Hasil Prites Kelas Kontrol ...................................... 28
Tabel 5. Batasan Kriteria Hasil Belajar Siswa (Prites) Kelas Kontrol ................. 28
Tabel 6. Data Nilai Statistik Hasil Posttest Kelas Kontrol ................................... 29
Tabel 7. Batasan Kriteria Hasil Belajar Siswa (Posttest) Kelas Kontrol .............. 29
Tabel 8. Data Nilai Statistik Hasil Pretest Kelas Eksperimen .............................. 30
Tabel 9. Batasan kriteria hasil belajar siswa (pretes) kelas eksperimen ............... 30
Tabel 10. Data Nilai Statistik Hasil Posstest Kelas Eksperimen .......................... 31
Tabel 11. Batasan Kriteria Hasil Belajar Siswa (Posstest) Kelas Eksperimen ..... 31
Tabel 12. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Sebelum Dan
Setelah Diajar Dengan Menggunakan Metode Ceramah ..................... 32
Tabel 13. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Sebelum
Dan Setelah Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Chips ............................................................. 32
Tabel 14. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran ...................................... 33
Tabel 15. Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Kontrol ........................................ 35
Tabel 16. Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................. 35
Tabel 17. Hasil Analisis Data Uji Homogenitas Prites kelas eksperimen kelas
kontrol ................................................................................................... 36
Tabel 18. Hasil Analisis Data Uji Homogenitas Possttes Kelas Eksperimen Kelas
Kontrol .................................................................................................. 36
Tabel 19. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dan
kelas kontrol setelah diajar dengan pembelajaran langsung ................. 37
Tabel 20. Hasil analisis data uji independent samples test .................................. 37
Tabel 21. Hasil uji hipotesis .................................................................................. 37
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ginjal ................................................................................................... 12
Gambar 2. Paru-paru ............................................................................................. 13
Gambar 3. Hati ...................................................................................................... 14
Gambar 4. Kulit ..................................................................................................... 15
Gambar 5. Bagan kerangka fikir ........................................................................... 19
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Nilai Prites dan Possttest Kelas Kontrol ............................................................... 47
Nilai Prites dan Possttest kelas Eksperimen ......................................................... 48
Daftar Hadir .......................................................................................................... 50
Hasil Analisis Deskriptif dan Inferensial .............................................................. 52
Soal pretest dan posttest ........................................................................................ 60
Instrumen Penilaian Kognitif ................................................................................ 75
Silabus ................................................................................................................... 88
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Eksperimen ............................. 92
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Kontrol ..................................104
Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................................114
Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen ...................................133
Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran kelas kontrol ..........................................135
Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan .....................137
Pengajuan Judul ..................................................................................................139
Surat Keterangan Melakukan Penelitian .............................................................141
Surat Telah Melaksanakan Penelitian .................................................................143
Dokumentasi .......................................................................................................145
xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Lambang/Singkatan Arti dari Keterangan
> Lebih dari
< Kurang dari
≥ Lebih dari atau sama dengan
≤ Kurang dari atau sama dengan
H0 Tidak ada perbedaan penggunaan model Talking Chips
terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem
ekskresi kelas XI SMA Negeri 1 Luwu.
H1 Adanya perbedaan penggunaan model pembelajaran
Talking Chips terhadap hasil belajar siswa pada materi
sistem ekskresi kelas XI SMA Negeri 1 Luwu.
µ1 Rata-rata hasil belajar biologi menggunakan model
pembelajaran talking chips
µ2 Rata-rata hasil belajar biologi menggunakan model
pembelajaran langsung
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting untuk upaya meningkatkan
generasi bangsa, dimana pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara
pendidik dengan peserta didik di mana yang dilakukan bukan hanya di sekolah
saja akan tetapi dapat dilaksanakan diluar lingkungan sekolah baik itu di rumah,
pendidikan akan di lakukan dari jenjang pertama sampai jenjang-jenjang
berikutnya. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta
didik agar dapat memperoleh apa yang diinginkan peserta didik dalam
pendidikannya, Perubahan tersebut bersifat, positif dalam arti berorientasi kearah
yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.
Menurut Ilyas (2015), pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
berintikan ke interaksi antara peserta didik dengan para pendidik dan berbagai
sumber pendidikan lainnya. Interaksi antara pendidik dengan siswa dapat berupa
pembelajaran di dalam kelas, mendapatkan sumber-sumber di media internet,
pengajaran, latihan serta bimbingan-bimbingan dari pendidik di luar sekolah
seperti bimbingan belajar (bimbel). Menurut Sahertian (2000), pendidikan
merupakan hal yang telah dirancang dengan sadar yang bertujuan untuk mencapai
sesuatu yang telah ditetapkan. Dalam hal itu, guru merupakan pedoman yang
harus di kembangkan sampai ke generasi selanjutnya.
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan belajar. Hasil
belajar siswa menjadi tolak ukur dalam suatu pembelajaran, dan sebagaimana
nantinya guru tidak memberikan informasi seluruhnya ke pada peserta didik agar
siswa lebih optimis dan rasa penasaran siswa akan pengetahuan lebih tinggi
sehingga siswa haus akan pengetahuan dan lebih giat lagi untuk belajar agar rasa
penasaran siswa dapat terpenuhi.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh proses pembelajaran masih
didominasi oleh guru, peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pelajaran dan
pemikiran peserta didik masih tebayang-bayang karena diakibatkan pemilihan
model dan media pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga berdampak pada
2
kurangnya minat, ketelitian, semangat, disiplin, perilaku, motivasi dan keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Permasalahan lain yang dialami oleh
guru adalah masih banyak ditemui siswa yang kurang paham dengan materi yang
disampaikan, namun tidak aktif bertanya atau berdiskusi dengan guru ataupun
sesama siswa karena masi ada rasa malu sehingga mengakibatkan siswa kurang
aktif dan rendah pada hasil belajarnya. Permasalahan ini memperlihatkan guru
belum menggunakan metode yang tepat dalam menyelesaikan masalah
pembelajaran tersebut, khususnya pada pembelajaran Biologi, hal ini dapat
berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.
Seorang guru bukan hanya bertugas mengajar, tetapi juga guru diharapkan
dapat membimbing serta mengarahkan dan merangsang pikiran siswa agar lebih
aktif dalam mengikuti pelajaran serta memacu siswa agar memperoleh hasil
belajar yang baik dan memperoleh nilai yang memuaskan oleh karena itu untuk
memperoleh nilai yang maksimal maka di gunakan model pembelajaran talking
chips agar nilai siswa yang awalnya tidak memuaskan menjadi memuaskan.
Model pembelajaran talking chips ialah pembelajaran yang di lakukam
pada kelompok kecil yang terdiri 5-6 siswa dalam kelompok yang di mana
didalamnya akan di bagikan kancing-kancing sebagai kartu berbicara, setiap siswa
akan dibagikan 2 kancing untuk digunakan bertanya pada kelompok lainnya
setelah bertanya kancing yang yang telah diguakan akan di simpan di tengah-
tengah meja kelompok jika semua kancing sudah habis maka tidak bisa bertanya
lagi. Model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan rasa keningina untuk
belajar yang kuat dan dapat memotivasi siswa serta merangsang pikiran siswa
agar lebih aktif lagi sehingga siswa tidak jenuh dalam proses belajar dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang awalnya rendah menjadi meningkat.
Berdasarkan hasil observasi penelitian SMA Negeri 1 Luwu pelaksanaan
pembelajaran biologi peserta didik masih belum optimal dalam melaksanakan
pengamatan dan percobaan disebabkan karena kurangnya fasilitas belajar
terutama metode pembelajaran. Selain itu pembelajaran yang berlangsung selama
ini lebih berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah yang
membuat siswa kurang aktif, Guru masih berperan aktif di bandingkan dengan
siswa.
3
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif dalam
proses pembelajaran agar proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru
saja, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Materi Ekskresi Kelas XI SMA Negeri 1 Luwu”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas XI Mia 7 SMA Negeri 1 Luwu
sebelum dan sesudah dibelajarkan Model Pembelajaran talking chips pada
materi sistem ekskresi?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas XI Mia 6 SMA Negeri 1 Luwu
sebelum dan sesudah dibelajarkan Model Pembelajaran Langsung pada
materi sistem ekskresi?
3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran talking chips terhadap hasil belajar
siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi di SMA Negeri 1 Luwu?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe talking chips terhadap hasil belajar siswa pada
materi ekskresi kelas XI SMA Negeri 1 Luwu.
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI SMA Mia 7 Negeri 1 Luwu
sebelum dan sesudah dibelajarkan model pembelajaran tipe talking chips pada
materi sistem ekskresi.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI SMA Mia 6 Negeri 1 Luwu
sebelum dan sesudah dibelajarkan model pembelajaran langsung pada materi
sistem ekskresi.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran talking chips terhadap hasil
belajar siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi di SMA Negeri 1 Luwu.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam proses penelitian ini,
antara lain:
1. Manfaat secara teoritis
Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan
masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh model
pembelajaran talking chips terhadap hasil belajar siswa pada materi ekskresi
pada SMA Negeri 1 Luwu.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Peneliti mendapat pengalaman baru tentang model pembelajaran talking
chips, sehingga dapat memberikan acuan untuk siswa agar siswa lebih
berkompeten dari pengalaman yang telah diberikan semasa di bangku
perkuliahan.
b. Bagi siswa
Menciptakan suasana yang menyenangkan dan bervariasi serta dapat
memperoleh pengalaman belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan model
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran biologi.
d. Bagi sekolah
Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan bagi guru dan sekolah
dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki kualitas belajar mengajar.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kelompok
pada setiap kelompoknya biasanya terdiri dari 5-6 peserta didik dengan
kemampuan berbeda-beda seperti rendah, sedang, tinggi. Menurut Thompson, et
al. (1995), Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain dalam
menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Konsep model pembelajaran menurut
Trianto (2010), menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran dikelas maupun diluar kelas atau pembelajaran perkelompok agar
siswa lebih berkesan aktif. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari
campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Tujuannya untuk melatih
siswa menerima perbedaan dan bekerja sama dengan teman yang berbeda latar
belakangnya dan tidak membandingkan teman yang kemampuan belajarnya yang
rendah dengan teman yang kemampuannya tinggi. Pada pembelajaran kooperatif
diajarkan untuk bekerja sama dalam kelompok agar dapat mempertanggung
jawabkan hasilnya dan membagi rata soal untuk di kerjakan bersama di dalam
kelompoknya masing-masing. siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan
atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas
anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995).
Syaipul (2009) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah melukiskan
sebuah prosedur-prosedur atau rancangan yang telah ditetapkan dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuannya dan berfungsi sebagai pedoman bagi
guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran disekolah maupun diluar
lingkungan sekolah. Menurut Humalik (1994), pembelajaran dilakukanan atar
pendidik dan siswa baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka
maupun secara tidak langsung seperti homes kuling yang dilakukan di rumah,
yaitu dengan menggunakan berbagai media serta pembelajaran juga merupakan
suatu proses yang berlangsung secara berkelanjutan dan bertahap-tahap, yakni
6
tahap persiapan, pelaksanaan dan tidak lanjut. Menurut Eggen dan Kauchak dalam
Wardhani (2005), model pembelajaran merupakan menyampaian intruksi berupa
pesan untuk strategi pembelajaran yang akan di sampaikan dalam keadaan sadar
sehingga dapat bersifat aktif.
Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Pembelajaran
kooperatif tipe talking chips pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan pada
tahun (1992). Dalam kegiatan talking chips, masing-masing anggota kelompok
berperan penting dalam memberikan masukan-masukan mereka pada kelompok
lainnya atau berkontruksi dengan menggunakan kancing yang telah diberikan
kepada mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.
Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
dikerjakan bersama dimana didalamnya saling bertukar pikirannya masing-masing
siswa dalam memecahkan masalah sehingga mampu mencapai hasil belajar baik
per ssiwa maupun perkelompok.
Menurut Suprijono (2010) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang
lebih luas meliputi jenis pembelajaran yang bersifat kerja kelompok termasuk
bentuk-bentuk pembelajaran lainnya yang lebih dominan dibimbing oleh guru
atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh seorang guru, dimana guru memberikan tugas kepada peserta didik
dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan pembelajaran berupa
buku dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan
masalah yang dimaksud, guru biasanya menempatkan ujian tertentu pada akhir
tugas.
Menurut Saleh (2012) belajar Koperatif adalah cara belajar yang
menerapkan kerja sama dalam sekelompok kecil berjumlah 5-6 siswa dalam
kelompok sehingga mereka dapat belajar bersama dalam satu tim untuk
mendapatkan suatu tujuan bersama yang telah ditetapkan. Pembelajaran
kooperatif di dukung oleh teori Vygostski. Dukungan teori Vygostski terhadap
model pembelajaran kooperatif adalah penekanan belajar sebagai proses dialog
interaktif. Menurut Anita Lie (2008), model pembelajaran ini didasarkan pada
falsafat homo homoni socius. Berlawanan dengan teori Darwin. Falsafah ini
7
menekankan bahwa manusia adalah mahluk social. Setiap model pembelajaran
pasti memiiki kelebihan dan kekurangan.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran langsung ialah
a. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan menyampaikan tujuan
pembelajaran serta metode pembelajaran yang akan digunakan dalam
pertemuan tersebut.
b. Guru menyampaikan cangkupan materi yang akan di presentasikan di depan
kelas.
c. Melakukan bimbingan yang akan dilaksanakan dengan cara memberikan
pertanyaan untuk menguji pemahaman siswa
d. Siswa diberi waktu luang untuk mengasah materi atau pengetahuan baik
secara individu maupun pergroup.
e. Guru membuat latihan tugas individu kepada siswa, latihan tersebut berguna
untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah
dipelajari.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif.
Sanjaya (2006) menuliskan beberapa keunggulan model pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:
1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung lagi pada
guru, tapi siswa dapat menambah kemampuan berfikirnya sendiri,
menemukan informasi dari berbagi sumber, dan belajar dari siswa yang
mempunyai kelebihan.
2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan
ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
3) Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa
dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,
karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
4) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (real).
8
5) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berfikir.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif antara lain:
1) Siswa yang mempunyai kelebihan akan merasa terhambat dalam
pembelajaran oleh siswa yang mempunyai kemampuan kurang, akibatnya
keadaan seperti ini dapat mengganggu kerjasama dalam kelompok.
2) Siswa yang memiliki nilai yang kurang bergantung pada siswa yang memiliki
nilai di atas standar.
3) Penilaian mempengaruhi nilai siswa yang mempunyai kelebihan karena guru
membagi rata nilai siswa tetapi guru mengharapkan presentasi atau nilai
perindividu.
4) Keberhasilan di dalam kelompok memerlukan waktu yang cukup lama karena
tidak mungkin menyelesaikannya dalam waktu singkat.
5) Walaupun di dalam kemampuan bekerja sama antar kelompok merupakan hal
yang sangat penting akan tetapi banyak aktivitas-aktivitas di luar yang
mengakibatkan kemampuan perindividu siswa rendah.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips
a. Pengertian Model Pembelajaran Talking Chips
Model pembelajaran talking chips adalah pembelajaran yang
menggunakan kelompok kecil yang beranggotakan sekitar 5-6 orang dengan
menggunakan kartu berbicara bisa benda berupa kancing-kancing yang berwarna
kemudian benda tersebut di berikan keketua kelopok yang telah dipilih anggota
kelompoknya, ketua kelompok memberikan ke setiap anggotanya kancing untuk
digunakan pada saat berdiskusi. Kagan mengemukakan tipe Kancing Gemerincing
dengan istilah talking chips. Chips yang dimaksud oleh Kagan dapat berupa
kancing-kancing yang berwarna. Istilah talking chips di Indonesia lebih dikenal
sebagai model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing (Anita, 2008).
Tujuan akhir yang ingin dicapai pada model pembelajaran ini bahwa siswa yang
awalnya memiliki nilai dibawah standar menjadi berkompeten untuk
memperolehnya siswa harus belajar lebih giat lagi dan percaya diri yang tinggi
akan membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang di dapatkan pada
9
saat berdiskusi atau dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak
lagi malu-malu dalam bertanya pada guru maupun dengan teman sekelasnya.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Talking Chips
Anita (2008) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing, yaitu:
1) Guru menyiapkan sebuah kotak yang berisi benda-benda kecil bisa berupa
kancing-kancing, potongan sedotan, lidi, dan lain-lain.
2) Sebelum memulai pembelajaran atau memulai tugasnya setiap siswa
diberikan 2 kancing
3) Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapatnya, dia
harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-
tengah meja kelompok.
4) Jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia tidak boleh
berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-
masing.
5) Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok
boleh mengambil kesempatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan
mengulangi prosedurnya kembali.
c. Kelebihan model pembelajaran Talking Chips
Adapun kelebihan dari model pembelajaran Kancing Gemerincing adalah
sebagai berikut:
1) Dengan talking chips, siswa lebih terkesan percaya diri karena bebas dalam
mengumukakan pendapat yang ada dalam pikirannya.
2) Setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama sehingga siswa
yang kurang pasif menjadi aktif karena diberikan kesempatan bukan hanya
siswa yang nilainya dominan saja yang aktif dalam berdiskusi.
3) Dalam talking chips semua memiliki tanggung jawab dalam keberhasilan
diskusi kelompok tidak hanya bergantung pada siswa memiliki nilai teratas
saja.
4) Memastikan semua siswa mendapat kesempatan untuk berperan serta dalam
diskusi.
10
d. Kekurangan Model Pembelajaran Talking Chips
Kekurangan dalam model pembelajaran kooperatif tipe talking chips
1) Tidak semua metode-metode atau konsep-konsep dalam pembelajaran dapat
menggunakan model pembelajaran talking chips.
2) Pengelolaan waktu kurang sehingga saat persiapan dan pelaksanaan
pembelajaran tidak selesai tepat waktu.
3) Pemebelajaran model talking chips memerlukan persiapan yang sangat sulit.
4) Guru dituntut untuk lebih mengawasi setiap siswa yang ada di kelas, oleh
karena itu cukup sulit dilakukan untuk mengawasi kelakuan siswa terutama
jumlah siswa dalam kelas melebihi 30 siswa.
3. Hasil belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemajuan yang diperoleh seseorang dalam segala hal
akibat sering belajar di rumah maupun di sekoah, belajar tidak hanya di lakukan di
sekolah saja akan tetapi dapat di lakukan di mana saja. Seseorang yang
mempelajari sesuatu melalui proses pembelajaran telah memperoleh hasil yang
telah dipelajarinya, hasil maksimal yang diperoleh inilah yang dikatakan hasil
belajar. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikulum maupun tujuan intruksional, hasil belajar secara garis besar
dibagi menjadi tiga ranah yaitu:
1) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
2) Ranah Afektif
Berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni, penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilian, organisasi dan internalisis.
3) Ranah Psikomotor
Berkenan dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak yang dari
enam aspek yakni, gerakan refleksi, ketepatan, gerakan keterampilan kompleks
dan gerakan ekspresif dan interpretatife.
11
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Ahira (dalam Asniar, 2013), hasil belajar secara umum dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal
dari diri siswa seperti kecerdasan, minat, bakat dan motivasi sedangkan faktor
eksternal berasal dari luar diri siswa seperti pengaruh lingkungan keluarga sekolah
dan masyarakat.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya yaitu :
1) Faktor guru, Guru adalah pengelolah pembelajaran atau disebut
pembelajaran. Faktor ini yang perlu diperhatikan adalah keterampilan
mengajar, mengelolah tahapan pembelajaran, dan memamfaatkan metode.
2) Faktor siswa, Siswa adalah subjek yang belajar atau disebut pelajar.
3) Faktor Kurikulum, Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa
dalam mengorganisasikan tujuan dan isi pelajaran.
4) Faktor Lingkungan, Lingkungan atau latar belakang adalah konteks terjadinya
pengalaman belajar.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor internal (faktor dari dalam dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar
siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
4. Sistem Ekskresi pada Manusia
Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan tubuh
disebut ekskresi. Ekskresi diperlukan tubuh agar zat sisa tersebut tidak meracuni
tubuh karena dapat merusak berbagai organ dalam tubh bahkan dapat
menyebabkan kematian. Sistem ekskresi pada manusia melibatkan beberapa organ
ekskresi yaitu ginjal, paru-paru, hati, kulit.
a. Ginjal
12
Ginjal disebut organ ekskresi karena mengeluarkan urine. Unit fungsional
dari ginjal adalah nefron. nefron yang sebagian besar terdapat di daerah korteks.
Nefron terdiri atas tubulus renalis dan pembuluh-pembuluh darah. Bagian ujung
tubulus renalis yang menerima filtrat dari darah membentuk cawan yang
dinamakan kapsul Bowman, Didalam kapsul Bowman terdapat kapiler-kapiler
halus yang di sebut glomerulus. Dari kapsul Bowman, filtrat berjalan melalui
bagian-bagian tubulus renalis, yaitu tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle,
dan tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus distal bermuara pada tubulus
pengumpul. Tubulus pengumpul kemudian mengalirkan filtrat yang disebut kini
dengan urine, kedalam pelvis renalis.
Masing-masing nefron mendapat aliran darah dari erteriol aferen, cabang
dari arteri ginjal yang kemudian membentuk kapiler-kapiler glomerulus.
Glomerulus mengalirkan filtratnya melalui arteriol aferen yang kemudian
membentuk jaring-jaring kapiler yang disebut kapiler peritubular.
Gambar 1. ginjal
Tubuh mengeluarkan kelebihan cairan dan garam-garam terlarut dalam
bentuk urine Pengeluaran urine penting untuk menjaga keseimbangan cairan antar
sel. Pada pembentukan urine terdapat 3 proses yang akan dijelaskan di bawah ini
yaitu:
1) Filtrasi ( penyaringan )
Filtrasi terjadi pada glomerulus. Pada proses ini, tekanan darah memaksa
air dan garam terlarut keluar dari kapiler gromelurus untuk memasuki kapsul
Bowman. Dalam proses ini terjadi penyaringan darah. Sel-sel darah, protein, dan
zat terlarut dengan berat molekul besar tertinggal, sedangkan air dan zat terlarut
dengan berat molekul kecil (glukosa, ion natrium, urea) akan di keluarkan dari
kapiler. Hasil akhir dari proses ini adalah filtrat glomerulus atau urine primer yang
akan mengalir kedalam bagian tubulus kontortus proksimal.
13
2) Reabsorpsi ( penyerapan kembali )
Reabsorpsi berlangsung pada bagian tubulus kontortus proksimal,
lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal. Dalam proses ini, air dan zat terlarut
bergerak keluar dari nefron melalui dinding tubulus dengan proses difusi atau
transpor aktif, kemudian memasuki kapiler yang terletak bersebelahan dengan
nefron. Sebagian besar air dan zat terlarut yang masih dapat di gunakan oleh
tubuh diserap kembali. Urine primer yang telah mengalami reabsorpsi disebut
urine sekunder. Didalam urine sekunder, zat-zat yang masih berguna sudah di
temukan lagi.
3) Augmentasi ( penambahan )
Augmentasi terjadi sepanjang dinding tubulus, tetapi dengan arah
berlawanan dengan reabsorpsi Ion hidrogen, kalium, dan senyawa lain yang
bergerak ke luar kapiler memasuki sel-sel dinding nefron dan di sekresikan oleh
sel-sel ke dalam cairan yang terdapat di dalam nefron. Pada proses tersebut,
senyawa-senyawa racun yang diserap usus di keluarkan dari dalam tubuh.
Penisilin dan beberapa senyawa obat lain juga dikeluarkan dari tubuh melalui cara
ini.
b. Paru-paru
Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai
alat ekskresi. Oksigen yang memasuki alveolus akan berdifusi dengan cepat
memasuki kapiler darah yang mengelilingi alveolus, sedangkan karbondioksida
akan berdifusi dengan arah yang sebaliknya. Darah pada alveolus akan mengikat
oksigen dan mengankutnya ke jaringan tubuh. Di dalam pembuluh kapiler
jaringan tubuh, darah mengikat karbondioksida (CO2) untuk dikeluarkan bersama
uap air.
Gambar 2. paru-paru
14
c. Hati
Selain berperan dam sistem pencernaan, hati juga berperan dalam sistem
ekskresi, yaitu mengekresikan zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin.
Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang terdapat pada sel darah
merah. Sel darah merah hanya memiliki rentang waktu hidup antar 100-120 hari
karena sel darah merah tidak memiliki inti sel dan membrane selnya selalu
bergesekan dengan pembuluh kapiler darah. Hati tidak memiliki inti sel, sel darah
merah tidak dapat membentuk komponen baru untuk menggantikan komponen sel
yang rusak.
Sel darah merah yang rusak akan dihancurkan oleh makrofag di dalam ahti
dan limpa Hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah dipecah menjadi
zat besi, globin dan hermin. Zat besi selanjutnya dibawa menuju sumsum merah
tulang untuk digunakan membentuk hemoglobin baru. Globin dipecah menjadi
asam amino untuk diguanakan dalam pembentukan protein lain, sedangkan hemin
diubah menjadi zat warna hijau yang disebut biliverdin. Biliverdin kemudian
diubah menjadi biliverdin yang merupakan zat warna kuning orange bilirubin
selanjutnya dikeluarkan bersama getah empedu. Getah empedu dikeluarkan ke
usus dua belas ajar, kemudian menuju usus besar. Didalam usus besar bilirubin
diubah mnjadi urobilinogen diubah menjadi urobilin sebagai pewarna kunig pada
urine dan sterkobilin sebagai pigmen cokelat pada feses.
Organ hati juga berfungsi mengubah amonia (NH3) yang berbahaya jika
berada dalam tubh, menjadi zat yang lebih aman, yaitu urea. Amonia tersebut
dihasilkan dari proses metabolisme asam amino. Urea dari dalam hati akan
dikeluarkan dan diangkat oleh darah menuju ginjal untuk dikeluarkan bersama
urine.
Gambar 3. hati
15
d. Kulit
Kulit mengeluarkan keringat karena mempunyai kelenjar keringat
(glandula sudorifera). Keringat mengandung air, garam dan sedikit larutan urea.
Keringat kemudian dikeluarkan melalui pori-pori yang ada di permukaan kulit.
Keringat yang dikeluarkan akan menyerap panas tubuh.
Apabila suhu tubuh meningkat, maka produksi keringat akan banyak pula
untuk mempertahankan suhu tubuh. Sedangkan apabila suhu di lingkungan rendah
sisa metabolisme akan dikeluarkan lebih banyak melalui ginjal. Kulit terdiri atas
lapisan luar (epidermis), dan lapisan dalam (dermis).
Gambar 4. Kulit
1) Epidermis (kulit Ari)
Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang
tebal,misalnya pada telapak tangan, ujung jari, dan telapak kaki, memiliki lima
lapisan epidermis, yaitu sternum basal,sternum lusidum,dan sternum korneum.
kulit yang tipis, seperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki sternum lusidum.
Sel-sel di sternum basal,sternum spinosum,dan sternum granulosum
merupakan sel hidup karena mendapat nutrient dari kapiler di jaringan ikat (dalam
hal ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di sternum lasidum dan sternum
korneum merupakan sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini karena
kapiler tidak mencapai lapisan ini.
2) Dermis (kulit jangat) atau korium
Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, dan ujung saraf.
Selain itu, terdapat pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar
minyak (glandula sebassea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi
meminyaki rambut, sehingga merangsang produksi keringat. Kelenjar merangsang
produksi keringat kelenjar keringat akan menyerap air, ion-ion, NaCl dan urea
16
dari dalam darah yang kemudian dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Kelenjar
keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dan epidermis masuk ke bagian
dermis. pangkal kelenjarnya menggulung dan dikelilingi oleh darah inilah kelenjar
keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dn 1% larutan garam
beserta urea.
Gangguan pada sistem ekskresi pada manusia dan upaya untuk mencegah
atau menanggulanginya yaitu sebagai berikut:
a) Nefritis
Nefritis adalah penyakit rusaknya nefron, terutama pada bagian-bagian
glomorelus ginjal. Nefritis disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus.
Upaya penanganan nefritis adalah dengan proses cuci darah atau pengcangkokan.
b) Hematuria
Hematuria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel-sel darah
merah pada urine. Hal ini disebabkan penyakit pada saluran kemih akibat gesekan
dengan batu ginjal. Penanganan yang diberikan adalah dengan memberiantibiotik
untuk membersihkan infeksi bakteri pada saluran kemih.
c) Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus terjadi karena kekurangan hormon ADH. Kekurangan
hormon ADH dapat menyebabkan volume urine yang dihasilkan sangat banyak,
sekitar 30x lebih banyak dari volume urine normal. Upaya penanganan adalah
dengan membersihkan suntikan hormone antidiuretik sehingga dapat
mempertahankan pengeluaran urine secara normal.
Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi pada manusia
sebagai berikut:
1. Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian ginjal pasien dengan ginjal
lain yang berasal dari orang yang hidup atau yang sudah meninggal. Transplantsi
ginjal menjadi terapi pilihan untuk sebagian besar pasien yang menderita gagal
ginjal dan penyakit ginjal stadium akhir dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien. Tapi kamu tidak bisa sembarangan memilih ginjal untuk
dicangkok, lho. Ada serangkaian tes yang harus dilewati pasien untuk memastikan
tubuhnya cocok dengan ginjal dari pendonor. Selain itu, pasien juga dianjurkan
17
untuk berhenti merokok, membatasi minuman beralkohol, berolahraga sesuai
anjuran dokter, rutin berkonsultasi dengan dokter, dan mengonsumsi obat-obatan
dan makanan sesuai dengan saran dokter.
2. Cangkok Kulit (Skin Grafting)
Cangkok kulit atau skin grafting adalah tindakan memindahkan sebagian
atau seluruh ketebalan kulit dari donor ke resipien yang membutuhkannya. Kulit
yang digunakan dapat berasal dari diri sendiri atau orang lain. Biasanya, kulit
donor diambil dari paha, pantat, punggung atau perut. Cangkok kulit bertujuan
untuk penanganan luka bakar yang parah, dengan area luka yang luas. Selain
untuk menangani berbagai luka badan, cangkok kulit juga bisa digunakan untuk
operasi plastik atau bedah rekonstruktif.
3. Hemodialisis
Hemodialisis atau Proses cuci darah ini sendiri bertujuan untuk
membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme melalui proses penyaringan
yang terjadi di luar tubuh. Umumnya, hemodialisis dilakukan untuk menolong
penderita gagal ginjal. Hemodialisis menggunakan alat yang berfungsi sebagai
ginjal buatan. Alat tersebut namanya dialiser, yang berisi membran selektif
permeabel dan cairan dialisat. Pada mesin juga terdapat alat pencatat serta
pengontrol aliran darah, suhu dan tekanan. Obat anti pembekuan darah (heparin)
juga diberikan pada pasien, untuk mencegah pembekuaan darah selama proses
pencucian darah.
Untuk menyaring seluruh darahnya, umumnya setiap orang memerlukan
waktu 9-12 jam dalam seminggu. Pencucian darah dibagi menjadi tiga kali
pelaksanaan, sehingga diperlukan waktu 3-5 jam untuk sekali cuci darah.
Meskipun demikian, hal tersebut tergantung pada tingkat kerusakan ginjal. Untuk
penderita gagal ginjal kronis, apabila tidak ingin melakukan cuci darah terus
menerus, alternatif lainnya adalah dengan melakukan cangkok ginjal.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
1. Ni Nyam Satriani (2018) Menyimpulkan bahwa model pembelajaran Talking
Chips berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Gugus IV
Kecematan Sukawati Tahun ajaran 2017/2018.
18
2. Ashar Hasairin (2018) Hasil belajar siswa kelas X MIA1 Medan dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips pada materi
keanekaragaman hayati mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
3. Dewi Dkk (2015) Menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran koperatif
dengan teknik kancing gemerincing mampu meningkatkan prestasi belajar
siswa matematika siswa kelas 6 SD No 1 Punggul.
4. Haryana (2013) Menyimpulkan bahwa model pembelajaran koperatif tipe
kancing gemerincing terhadap hasil belajar kognitif siswa di SMA Negeri 2
Ujung Batu memenuhi standar ketuntasan
5. Metti Aulia (2019) Menyimpulkan bahwa penerapan metode Talking Chips
dapat meningkatkan prestasi belajar dan hasil belajar biologi pada materi
sistem saraf manusia di kelas XI SMAN 1 Meureubo Kabupaten Aceh.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka fikir merupakan serangkaian konsep atau penjelasan antara
terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka fikir ini
disusun berdasarkan tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun,
maupun hasil penelitian yang relevan atau terkait. Kerangka fikir ini digunakan
sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Dalam pembelajaran biologi di sekolah SMA Negeri 1 luwu masih
berfokus pada model pembelajaran langsung sehingga siswa kurang antusias
dalam mengikuti mata pelajaran karena kurang menarik bagi siswa dan pada saat
pembelajaran berlangsung siswa melakukan aktivitas sendiri dalam kelas dan
tidak fokus pada materi yang di jelaskan oleh guru sehingga mengakibatkan siswa
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan diatas perlu digunakan model
pembelajaran talking chips model pembelajaran ini dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran peserta didik bisa belajar bersama teman-temannya dalam kelompok
melalui diskusi dan tanya jawab sehingga siswa lebih tertantang untuk mengasah
kemampuan menyeleaikan masalah dengan cara menganalisis data agar dapat
memecahkan masalah serta menemukan solusinya.
19
Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat dari
bagan dibawah ini.
Gambar 5. Bagan kerangka fikir
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan
di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
1. Adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Luwu pada
materi sistem ekskresi yang dibelajarakan dengan model pembelajaran talking
chipsdan model pembelajaran langsung
SMA Negeri 1 Luwu
Masalah: Kurangnya hasil belajar siswa
Model pembelajaran Talking Chips
Penyebabnya: Model pembelajaran masih
menggunakan model pembelajaran langsung
Hasil Belajar Siswa
Analisis
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan dua
kelas yaitu kelas eksprimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian eksprimen,
peneliti membagi objek atau subjek menjadi dua kelompok yaitu kelompok
treatment yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran talking chips dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Penelitian
eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel lainnya.
2. Desain penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain Quasi Experimental. Desain
Quasi Experimental desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepunuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar kelas yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain Quasi Experimental yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Nonequivalent Control Group Design dan
menggunakan dua kelas dalam pengambilan sampel. Dimana dalam desain ini
dilakukan test sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen/tes awal (O1) disebut
pretest, dan sesudah ekperimen/tes akhir (O2) disebut posttest. Desainnya sebagai
berikut:
Tabel 1. Nonequivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Sumber : Sugiyono (2016)
Keterangan:
O1 = Pretest (tes awal kelas eksperimen).
O2 = Pretest (tes awal kelas kontrol).
X = Perlakuan (menggunakan model pembelajaran Talking Chips).
21
- = Tidak diberi perlakuan.
O3 = Posttest (tes akhir kelas eksperimen).
O4 = Posttest (tes akhir kelas kontrol)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Luwu, terletak di Jl Topoka No. 371
Kabupaten Luwu. Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada semester genap tahun
2019/2020.
3.3 Satuan Eksperimen dan Perlakuan
1. Satuan Eksperimen
Penelitian ini yang menjadi Satuan Eksperimen adalah siswa kelas XI Mia
SMA Negeri 1 Luwu Tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 8 kelas.
Tabel 2. Keadaan Satuan Eksperimen Kelas Nilai Rata-Rata Jumlah
XI Mipa1 79,1 34
XI Mipa 2 77,5 32
XI Mipa 3 75,4 35
XI Mipa 4 77,3 34
XI Mipa 5 77,3 34
XI Mipa 6 76,2 31
XI Mipa 7 76,2 31
XI Mipa 8 75,5 32
Total 263
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Luwu
2. Perlakuan
Perlakuan sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki satuan
eksperimen. Teknik pengambilan perlakuan pada penelitian ini adalah purposive
sampling (penunjukan langsung). Adapun yang terpilih sebagai perlakuan dalam
penelitian ini yaitu kelas XI Mia 6 sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen
dan XI Mia 7 sebanyak 31 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik ini digunakan
22
karena dari ke delapan kelas, kelas XI Mia 6 dan XI Mia 7 yang jumlah siswanya
sama yaitu 31 siswa dan memiliki nilai rata-rata yang sama yaitu 76,2.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (Independent) dan
variabel terikat (Dependent). Variabel bebas dari penelitian ini adalah model
pembelajaran Talking Chips (X), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar
yang didapatkan setelah pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Talking Chips (Y).
3.5 Presedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan observasi di SMA Negeri 1 Luwu terhadap proses pembelajaran
biologi yang dilaksanakan di sekolah.
b. Menentukan kelas dalam penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas yang diberi
perlakuan) dan kelas kontrol (pembelanjaran langsung).
c. Menentukan materi yang akan diajarkan dalam penelitian.
d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencerminkan
model pembelajaran Talking Chips 4 kali pertemuan.
e. Membuat instrument penelitian berupa tes yaitu Pretest dan postest untuk
evaluasi sebelum dan sesudah pembelajaran.
f. Melakukan validitas instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a. Sebelum memulai proses pembelajaran, peneliti terlebih dahulu
memperkenalkan diri kepada siswa dan menjelaskan tujuan penelitian yang
akan dilaksanakan oleh peneliti.
b. Penelitian dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Peneliti kemudian memberikan tes awal (pretest) kepada siswa tanpa
melakukan pembelajaran terlebih dahulu pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
23
d. Setelah pretest diberikan kemudian hasilnya dikumpulkan dan dicatat pada
daftar nilai.
e. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan pengajaran kepada siswa sesuai
dengan jadwal mata pelajaran di sekolah tempat dilakukan penelitian.
f. Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan menggunakan model
pembelajaran Talking Chips pada kelas eksperimen dan model pembelajaran
Langsung pada kelas kontrol.
g. Setelah melakukan pengajaran maka selanjutnya siswa diberikan tes akhir
(posttest) untuk mengukur ada tidaknya peningkatan pemahaman belajar siswa
sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Talking Chips.
3. Tahap Pengumpulan Data
Setelah pelaksanakan pembelajaran, data hasil belajar siswa dikumpulkan.
Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum pembelajaran (pretest) untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam penguasaan materi dan tes sesudah
pembelajaran (posttest) yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah pembelajaran.
3.6 Defenisi operasional
Defenisi operasional adalah penjelasan mengenai definisi dari variabel
yang telah terpilih. Dalam penelitian ini yang terjadi variabel penelitiannya adalah
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran talking chips adalah model yang dikembangkan untuk
melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada dalam pertanyaan yang ada.
2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah
mengikuti pembelajaran.
3.7 Instrumen Penelitian
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengamat sebelum
melakukan penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah
yang ada pada siswa dan sekolah terutama mengenai proses pembelajaran
24
mengenai ekskresi. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti agar data
dan keterangan yang didapat merupakan data dan pernyataan yang akurat, karena
peneliti melihat langsung keadaan siswa dan siswi di SMA Negeri 1 Luwu.
2. Tes
Tes yang akan dilakukan berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-
test). Pre-test yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum melakukan proses
belajar mengajar mengenai ekskresi. Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana materi yang aka diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
Post-test adalah tes yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes
tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat
penguasaan materi) peserta didik setelah dilakukan model pembelajaran tipe
talking chips. Soal tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 30
soal, setiap soal terdiri dari lima pilihan jawaban a, b, c, d dan e. Poin atau nilai
dari pilihan ganda tersebut sudah konstan dan tidak bisa diganti beda dengan
essay klau essay sudah ada point-point tersendiri dari guru yang bersangkutan,
Pilihan ganda sudah ada jawaban yang cocok di buku sisa siswa yang
mencocokan berdasarkan kemampuan siswa dalam materi ekskresi jika jawaban
siswa salah maka nilainya nol jika benar nilainya satu. Untuk menentukan skor
soal tes yang diberikan kepada siswa melalui lembaran evaluasi dianalisis dengan
menggunakan formula:
S = 𝐵
𝑁x100
Keterangan:
S = Skor
B = Jumlah item yang dijawab benar
N = Jumlah soal pilihan ganda
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengamatan langsung terhadap objek kajian untuk mengumpulkan data-data dan
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Teknik observasi yang dilakukan dalam
25
penelitian ini adalah observasi langsung dengan tujuan untuk menentukan waktu
yang tepat melaksanakan penelitian.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara awal dilakukan dengan guru dan siswa
untuk meningkatan tindakan yang akan dilakukan, Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kondisi awal siswa dan masalah-masalah yang dihadapi siswa.
3. Tes
Tes dilakukan dengan memberikan tes awal (pretest). Setelah pretest
dilakukan siswa diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
Talking Chips pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Langsung pada
kelas kontrol, kemudian diakhiri pembelajaran siswa tes akhir (posttest).
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial yang bertujuan untuk
mengkaji variabel penelitian dengan bantuan program Statistical Product and
Service Solutions (SPSS).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan data penelitian berupa
perolehan skor rata-rata, nilai maksimal, nilai maksimum dan standar deviasi
masing-masing kelompok perlakuan. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar
biologi sebelum dan sesudah siswa diberikan perlakuan, pedoman yang digunakan
untuk mengubah skor mentah yang diperoleh siswa menjadi skor standar (nilai)
untuk mengetahui tingkat daya serap siswa mengikuti prosedur yang diterapkan.
Tabel 3. Tingkat penguasaan hasil belajar. Tingkat penguasaan % Kategori
0-39 Sangat Rendah
40-59 Rendah
60-74 Sedang
75-90 Tinggi
91-100 Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono, 2016
26
Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu guru SMA Negeri 1
Luwu menyatakan bahwa kriteria ketuntasan maksimum (KKM) mata pelajaran
Biologi yang harus dipenuhi siswa adalah minimal 75. Dari kriteria tersebut siswa
yang memperoleh N ≥ 75 maka siswa bersangkutan mencapai kemampuan
pemecahan masalah siswa.
2. Statistik inferensial.
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu uji
t hipotesis (independent t-test), namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians dari atas
hasil belajar siswa pada yang diajar.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti
berasal dari populasi yang berdisrtibusi normal atau tidak. Adapun kriteria
pengujian yaitu:
1) Jika Probalitas (P) ≤ 0,05, maka data tidak mengikuti populasi yang
berdistribusi normal (asimetris)
2) Jika Probalitas (P) ≥ 0,05, maka data mengikuti populasi yang berdistribusi
normal (asimetris)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti
mempunyai variansi yang homogen. Adapun kriteria pengujian yaitu :
1) Jika signifikan hitung ≥ 0,05 (p ≥ 0,05) maka data memiliki variansi yang
homogen
2) Jika signifikan hitung ≤ 0,05 (p ≤ 0,05) maka data memiliki variansi yang
tidak homogen
c. Uji Hipotesis
Hasil pembelajaran kognitif siswa yang berupa nilai pretest dan posttest
dianalisis menggunakan analisis anakova. Sebelum dilakukan uji kovarian
(anakova) terhadap nilai pretest dan posttest, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas. Hipotesis statistika dari penelitian ini adalah hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternative (H1) dengan keterangan sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2
27
2. H0: Tidak ada perbedaan penggunaan model Talking Chips terhadap hasil
belajar siswa pada materi sistem ekskresi kelas XI SMA Negeri 1 Luwu.
3. H1: Adanya perbedaan penggunaan model pembelajaran Talking Chips
terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi kelas XI SMA Negeri
1 Luwu.
Kriteria pengambilan kesimpulan:
µ1: Parameter rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas kelas XI SMA Negeri 1
Luwu sebelum dan sesudah diajarkan menggunakan model pembelajaran
Talking Chips.
µ2: Parameter rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas kelas XI SMA Negeri 1
Palopo sebelum dan sesudah diajarkan menggunakan model pembelajaran
langsung.
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5% dengan kriteria
kesimpulan sebagai berikut:
1) Jika nilai p≥0,05 maka H0 diterima
2) Jika nilai p<0,05 maka H0 ditolak
Data yang diperoleh dengan tes yang diberikan setelah penelitian akan
dianalisis dengan SPSS 25 untuk memberikan kesimpulan terhadap hipotesis yang
telah dirumuskan.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis Data Statistik Deskriptif
1. Data Hasil Belajar Siswa
a. Deskripsi data pretest kelas kontrol
Data nilai hasil pretest materi sistem ekskresi kelas XI Mia 7 sebagai kelas
kontrol terlebih dahulu diberikan soal pretest untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa sebelum dilakukan pembelajaran. Data hasil pretest siswa dapat dilihat pada
tabel berikut ini
Tabel 4. Data nilai statistik hasil pretest kelas kontrol
Statistik Nilai Statistik
Jumlah sampel 31
Nilai rata-rata 46,42
Median 47
Nilai tertinggi (maksimum) 60
Nilai terendah (minimum) 37
Range 23
Standar deviasi 6,515
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel tersebut menunjukkan gambaran dari nilai statistic hasil pretest
kelas kontrol dengan jumlah sampel 31 memperoleh nilai rata-rata yaitu 46,42,
nilai tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 47, nilai
tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 60, nilai terendah
diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 37, rentang (range) diperoleh
dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 23, dan standar deviasi diperoleh dari
jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 6,515.
Tabel 5. Batasan kriteria hasil belajar siswa (pretest) kelas kontrol
No Interval nilai (%) Frekuensi Kategori Persentase (%)
1 0-39 4 Sangat rendah 12,90
2 40-59 25 Rendah 80,64
3 60-74 1 Sedang 3,22
4 75-90 - Tinggi -
5 91-100 - Sangat tinggi -
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI Mia 7 memperoleh
nilai pretest kategori sedang sebanyak 1 siswa dengan presentase (3,22%),
29
kategori rendah sebanyak 25 siswa dengan presentase (80,64%), dan kategori
sangat rendah sebanyak 4 siswa dengan presentase (12,90%)
b. Deskripsi data posttest kelas kontrol
Data nilai hasil posttest materi sistem ekskresi kelas XI Mia 7 sebagai kelas
kontrol untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah dilakukan pembelajaran
menggunakan metode ceramah. Data hasil posttest siswa dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 6. Data nilai statistik hasil posttest kelas kontrol
Statistik Nilai Statistik
Jumlah sampel 31
Nilai rata-rata 80,65
Median 80
Nilai tertinggi (maksimum) 93
Nilai terendah (minimum) 73
Range 20
Standar deviasi 5,364
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel tersebut menunjukkan gambaran dari nilai statistic hasil pretest
kelas kontrol dengan jumlah sampel 31 memperoleh nilai rata-rata yaitu 80,65,
nilai tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 80, nilai
tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 93, nilai terendah
diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 73, rentang (range) diperoleh
dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 20, dan standar deviasi diperoleh dari
jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 5,364.
Tabel 7. Batasan kriteria hasil belajar siswa (posttest) kelas kontrol
No Interval nilai (%) Frekuensi Kategori Persentase (%)
1 0-39 - Sangat rendah -
2 40-59 - Rendah -
3 60-74 5 Sedang 16,12
4 75-90 25 Tinggi 80,64
5 91-100 1 Sangat tinggi 3,22
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI Mia 7 memperoleh
nilai posttes kategori sangat tinggi sebanyak 1 siswa dengan presentase (3,22%),
kategori tinggi sebanyak 25 siswa dengan presentase (80,64%), dan kategori
sedang sebanyak 5 siswa dengan presentase (16,12%).
30
c. Deskripsi data pretest kelas eksperiment
Data nilai hasil pretest materi sistem ekskresi kelas XI Mia 6 sebagai kelas
eksperiment terlebih dahulu diberikan soal pretest untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran. Data hasil pretest siswa dapat dilihat
pada tabel brikut ini.
Tabel 8. Data nilai statistik hasil pretest kelas eksperimen
Statistik Nilai Statistik
Jumlah sampel 31
Nilai rata-rata 48,58
Median 50
Nilai tertinggi (maksimum) 60
Nilai terendah (minimum) 37
Range 23
Standar deviasi 6,617
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel tersebut menunjukkan gambaran dari nilai statistic hasil pretest
kelas kontrol dengan jumlah sampel 31 memperoleh nilai rata-rata yaitu 48,55,
nilai tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 50, nilai
tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 60, nilai terendah
diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 37, rentang (range) diperoleh
dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 23, dan standar deviasi diperoleh dari
jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 6,617.
Tabel 9. Batasan kriteria hasil belajar siswa (pretes) kelas eksperimen
No Interval nilai (%) Frekuensi Kategori Persentase (%)
1 0-39 4 Sangat rendah 12,90
2 40-59 26 Rendah 83,87
3 60-74 1 Sedang 3,22
4 75-90 - Tinggi -
5 91-100 - Sangat tinggi -
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI Mia 6 memperoleh
nilai pretest kategori sedang sebanyak 1 siswa dengan presentase (3,22%),
kategori rendah sebanyak 26 siswa dengan presentase (83,87%), dan kategori
sangat rendah sebanyak 4 siswa dengan presentase (12,90%).
31
d. Deskripsi data posttest kelas eksperiment
Data nilai hasil posttest materi sistem ekskresi kelas XI Mia 6 sebagai
kelas eksperimen untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips.
Data hasil posttest siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10. Data nilai statistik hasil posttest kelas eksperimen
Statistik Nilai Statistik
Jumlah sampel 31
Nilai rata-rata 89,16
Median 90
Nilai tertinggi (maksimum) 97
Nilai terendah (minimum) 77
Range 20
Standar deviasi 5,336
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel tersebut menunjukkan gambaran dari nilai statistic hasil pretest
kelas kontrol dengan jumlah sampel 31 memperoleh nilai rata-rata yaitu 89,16,
nilai tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 90, nilai
tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 97, nilai terendah
diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 77, rentang (range) diperoleh
dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 20, dan standar deviasi diperoleh dari
jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 5,336.
Tabel 11. Batasan kriteria hasil belajar siswa (posttest) kelas eksperimen
No Interval nilai (%) Frekuensi Kategori Persentase (%)
1 0-39 - Sangat rendah -
2 40-59 - Rendah -
3 60-74 - Sedang -
4 75-90 20 Tinggi 64,51
5 91-100 11 Sangat tinggi 35,48
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI Mia 6 memperoleh
nilai posttes kategori sangat tinggi sebanyak 11 siswa dengan presentase (35,48%)
dan kategori tinggi sebanyak 20 siswa dengan presentase (64,51%).
32
Tabel 12. Distribusi ketuntasan hasil belajar siswa kelas kontrol sebelum dan
setelah diajar dengan menggunakan metode ceramah
Nilai KKM Pretest Posttes
Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)
≤ 75 31 100 5 16,12
≥ 75 0 - 26 83,87
Jumlah 31 100 31 100
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Berdasarkan tabel diatas dari 31 siswa yang menjadi sampel penelitian
setelah diajar dengan menggunakan metode ceramah siswa yang tuntas sebanyak
26 dengan presentase 83,87 %
Tabel 13. Distribusi ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan
setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Chips
Nilai KKM Pretest Posttes
Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)
≤ 75 31 100 0 -
≥ 75 0 - 31 100
Jumlah 31 100 31 100
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Berdasarkan tabel diatas dari 31 siswa yang menjadi sampel penelitian setelah
diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips
siswa yang tuntas sebanyak 31 dengan presentase 100%
2. Deskripsi data pengamatan pengelolaan pembelajaran
Data pengelolaan pembelajaran dianalisis dengan cara menghitung rata-
rata dari setiiap aspek yang diamati dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips yang diamati
oleh abserver. Perolehan dari nilai rata-rata yang diperoleh kemudian
dikonversikan menurut interval nilai kemampuan dalam mengelola pembelajaran
yang digunakan. Adapun aspek yang diamati oleh observer pada saat pengamatan
pengelolaan pembelajaran antara lain:
33
Tabel 14. Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran
Aspek yang diamati Skor yang diperoleh
Pertemuan
ke-1
Pertemuan
ke-2
Pertemuan
ke-3
Pertemuan
ke-4
1 4 4 4 4
2 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4 3 4 4 4
5 4 3 4 3
6 4 3 3 4
7 3 4 4 4
8 4 4 4 4
9 4 3 4 3
10 4 4 3 4
11 3 3 4 4
12 3 4 3 4
13 4 4 4 3
14 4 3 3 4
15
4 4 4 4
Rata-rata 3.73 3.67 3.73 3.80
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Berdasarkan tabel tersebut di peroleh skor rata-rata pada pertemuan ke-I
yaitu (3,73), pertemuan ke-2 yaitu (3,67), dan pada pertemuan ke-3 yaitu (3,73),
dan pada pertemun ke-4 yaitu (3,80) sehingga tergolong kategori terlaksana
dengan baik karena berdasarkan tabel kategori nilai keterlaksanaan model
pembelajaran, skor rata-rata yang diperoleh selama empat kali pertemuan berada
pada interval 3,50 ≤ × ≤ 4,00.
3. Hasil Analisis Statistika Inferensial
Sebagai syarat untuk melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas untuk mengetahui data tentang hasil pretest dan
posttes berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20 disajikan dalam bentuk tabel
berikut ini.
34
Tabel 15. Hasil analisis uji normalitas kelas kontrol
Hasil data Kolomogorov-Smirnov z Asymp. Sig
Pretest ,080 ,079
Posttest ,134 ,079
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Berdasarkan tabel uji normalitas diatas, diketahui nilai sighitung untuk pretest
kelas kontrol adalah 0,079 (sighitung>0,05) dan nilai sighitung untuk posttest adalah
0,079 (sighitung>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest
kelas kontrol berdistribusi normal.
Tabel 16. Hasil analisis uji normalitas kelas eksperimen
Hasil data Kolomogorov-Smirnov z Asymp. Sig
Pretest ,084 ,070
Posttest ,200 ,101
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Berdasarkan tabel uji normalitas diatas, diketahui nilai sighitung untuk pretest
kelas kontrol adalah 0,070 (sighitung>0,05) dan nilai sighitung untuk posttest adalah
0,101 (sighitung>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest
kelas kontrol berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti
memiliki variansi yang homogen. Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 17. Hasil analisis data uji homogenitas prites kelas eksperimen kelas
kontrol
Test of Homogeneity of variances
Pretest
Levene Statistik dfI df2 Sig.
,032 1 60 ,859
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai sighitung adalah 0,859 (sighitung ≥ 0,05). Maka
dapat disimpulkan bahwa data yang diteliti memiliki variansi yang homogen.
35
Tabel 18. Hasil analisis data uji homogenitas posttes kelas eksperimen kelas
kontrol
Test of Homogeneity of variances
Pretest
Levene Statistik dfI df2 Sig.
,001 1 60 ,976
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 18 menunjukkan bahwa nilai sighitung adalah 0,976 (sighitung ≥ 0,05).
Maka dapat disimpulkan bahwa data yang diteliti memiliki variansi yang
homogen.
3. Uji Hipotesis
Pengujian rata-rata hasil belajar Biologi siswa, kedua kelas dilakukan
dengan uji independent t-test menggunakan SPSS 20 for Windows. Pengujian
dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
berbeda secara signifikan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Output
hasil pengujian disajikan pada tabel 17 dan 18.
Tabel 19. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dan
kelas kontrol setelah diajar dengan pembelajaran langsung
Group statistic
Hasil belajar
Model pembelajaran N Mean Std. Devation Std.Error
Mean
Model pembelajaran
langsung
31 80,65 5,364 ,963
model pembelajaran
kooperatif tipe Talking
Chips
31 89,16 5,336 ,958
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 19 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas
eksperimen setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Talking Chips yaitu 89,16 dan rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol setelah
diajar dengan model pembelajaran langsung yaitu 80,65.
36
Tabel 20. Hasil analisis data uji independent samples test
Independent samples test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% confidence
interval of the
difference
Lower Upper
Hasil Belajar
Equal variances assumed
,001 ,976 -6,267 60 ,000 -
8,516
1,35
9
-11,234 -5,798
Equal variances not assumed
-6,267 59,9
98
,000 -
8,516
1,35
9
-11,234 -5,798
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 21. Hasil uji hipotesis
t-hitung t-tabel Sig-(2-tailed) Level of
Significant
6,267 2,045 ,000
0,05
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 20 dan 21 diperoleh nilai thitung (6,267),
ttabel (2,045) dan nilai signifikansi sig (2-tailed) adalah sebesar 0,000 < 0,05. Jika
nilai thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel maka H0
diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan tabel 20 dan 21 dan di peroleh thitung > ttabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada
pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran talking chips terhadap
hasil belajar biologi siswa materi sistem ekskresi siswa kelas XI Mia SMA Negeri
1 Luwu. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran talking chips efektif
digunakan pada materi sistem ekskresi dan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu.
37
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka pada bagian ini
akan diuraikan pembahasan tentang hasil penelitian yaitu hasil analisis statistic
deskriptif dan hasil analisis statistik inferensial
1. Hasil analisis Deskriptif
a. Hasil belajar
1) Kelas kontrol
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif ditemukan bahwa hasil
belajar biologi siswa kelas XI Mia 7 secara umum sebelum diterapkan
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung di kategorikan sangat rendah,
hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata pritest yaitu (46,42). Hal ini
masih menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum benar-benar
menguasai materi sepenuhnya.
Berbeda dengan hasil analisis statistik deskriptif yang menunjukkan hasil
belajar biologi siswa kelas XI Mia 7 setelah diajarkan pembelajaran langsung
berada pada kategori tinggi hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata
postets yaitu (80,65). setelah di ajarkan pembelajaran langsung maka siswa yang
tuntas sebanyak 26 siswa dengan presentase (83,87) berada pada kategori tinggi
Hal ini disebabkan karena meningkatnya hasil belajar siswa yang di dukung oleh
bakat dan kemampuan yang dimilikinya dan serta bimbingan belajar baik individu
maupun secara berkelompok tetapi masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 5
siswa dengan presentase (16,12) berada pada kategori sangat rendah. Hal ini
dipengaruhi oleh proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
langsung akan membuat siswa sulit memahami apa yang disampaikan oleh
gurunya dan membuat siswa pasif atau tidak terlihat secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi pembelajaran biologi pada
materi sistem ekskresi.
2) Kelas eksperimen
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif ditemukan bahwa hasil
belajar biologi siswa kelas XI Mia 6 secara umum sebelum diterapkan
pembelajaran dengan model pembelajaran talking chips di kategorikan sangat
rendah, hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata pritest yaitu (48,58). Hal
38
ini dikarenakan siswa belum menerima atau mendapatkan pelajaran yang
berkaitan dengan soal pretes yang diberikan, oleh karena itu siswa masih bingung
dalam menyelesaikan tugas yang diberikannya sehingga nilai rata-rata berada
pada kategori rendah.
Berbeda dengan hasil analisis statistik deskriptif yang menunjukkan hasil
belajar biologi siswa kelas XI Mia 6 setelah diajarkan pembelajaran langsung
berada pada kategori tinggi hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata
postets yaitu (89,16), Hasil belajar siswa kelas XI Mia 6 setelah dibelajarkan
dengan model pembelajaran talking chips dapat dilihat dari jumlah persentase
siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa dengan presentase (100%). Hal ini
dikarenakan siswa lebih giat dalam mengikuti proses pembelajaran dan didukung
oleh bakat dan kemampuan siswa serta bimbingan belajar baik secara individu
maupun secara kelompok dan ulet dalam mengerjakan tugas sehingga siswa lebih
mudah dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh gurunya dan siswa
lebih tertantang dalam menyelesaikan tugasnya, yang awalnya siswa tidak dapat
berkomunikasi dengan baik dengan bantuan model pembelajaran talking chips
siswa di ajarkan agar bisa berkomunikasi dengan baik sehingga dapat menguasai
sepenuhnya materi atau mencapai ketuntasan belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar biologi setelah menerapkan model pembelajaran talking chips pada siswa
kelas XI Mia 6 di SMA Negeri 1 Luwu, dimana hasil belajar biologi setelah
diterapkan model pembelajaran talking chips lebih baik dari sebelum diterapkan
model pembelajaran talking chips.
b. Pengamatan pengelolaan pembelajaran
Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran digunakan untuk
mengetahui keterlaksanaan model talking chips yang didalamnya terdapat
beberapa aspek yang diamati oleh observer setiap pertemuan. Berdasarkan hasil
analisis data yang telah diuraikan, secara deskriptif data hasil pengelolaan
pembelajaran, pada pertemuan ke-1, 2, 3, dan 4, di mana setiap pertemuan
dilakukan langkah proses pembelajaran sama dari pertemuan 1, 2, 3, dan 4, yang
membedakan pada pertemuan ke 1 diberikan prites dan pertemuan ke 4 diberikan
posttest. Berdasarkan penilaian dari observer pada sipeneliti yang diberikan poin
39
yang sangat sesuai karena terlaksana dengan baik karena sebelum masuk dalam
kelas dan memulai proses pembelajaran guru mengucapkan salam kepada siswa
setelah itu, guru mengajak siswa untuk berdoa setelah itu, guru mengecek
kehadiran siswa kemudian memberikan apersepsi dan menyampaikan kompetensi
dasar yang akan dicapai dan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang
akan digunakan pada pertemuan tersebut setelah itu, guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang dalam satu kelompok sekaligus membagikan kancing-
kancing atau talking chips kepada siswa, satu siswa mendapatkan dua kancing.
Setelah itu guru membagikan LKS kemudian siswa mengerjakan LKS sambil di
bombing oleh gurunya, setelah itu guru meminta pada kelompok yang sudah
selesai mengerjakan LKS untuk mempresentasikan hasil dari diskusi
kelompoknya di depan kelas kemudian jika kelompok lain ingin bertanya kepada
kelompok yang tampil maka harus menggunakan kancing yang di bagikan
sebelumnya, setiap kali bertanya maka wajib memperlihatkan kancingnya jika
selesai wajib menyimpan kancing di tengah-tengah meja kelompok dan siswa
sudah bertanyak sekali maka masih bisa menggunakan kancing satunya buntuk
bertanya atau menanggapi kemudia jika kancing yang dimiliki siswa sudah habis
maka tidak bisa berbicara lagi sampai semua kancing teman kelompoknya habis
setelah itu, setelah itu guru meminta untuk mengumpulkan hasil diskusinya
sambil guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di pelajari
dan mengakhiri kegiatan belajar sambil mengucapkan salam.
Selain poin yang sesuai karena terlaksana dengan baik yang diberikan oleh
observer ada juga poin yang kurang terlaksana pada pertemuan ke 1, 2, 3 dan 4
contohnya seperti pada proses pembelajaran guru dalam memotivasi siswa dan
juga kurang dalam memberikan sebuah tantangan kemudian guru juga kurang
dalam mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses kerja kelompok.
2. Hasil Analisis Inferensial
Berdasarkan hasil penelitian normalitas data hasil belajar biologi siswa
kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu uji normalitas pada kelas kontol dengan
menggunakan model pembelajaran langsung dengan nilai pretest dengan
probabilitas (0,079 > 0,05), sebelum di belajarkan model pembelajaran langsung,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang di ambil mengikuti distribusi
40
normal. Sama halnya dengan kelas eksperimen, didapatkan nilai probabilitas
(0,070 > 0,05), sebelum di belajarkan model pembelajaran talking chips, sehingga
dapat disimpulkan bahwa data yang diambil mengikuti distribusi normal.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian normalitas data hasil belajar biologi siswa
kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu uji normalitas data posstest pada kelas kontrol
diperoleh taraf signifikan nilai probabilitas (0,079 > 0,05), sesudah dibelajrakan
dengan model pembelajaran langsung, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
yang diambil mengikuti distribusi normal. Sama halnya dengan kelas eksperimen,
diperoleh nilai probabilitas (0,101 > 0,05), sesudah dibelajarkan model
pembelajaran talking chips sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diambil
mengikuti distribusi normal.
Berdasarkan hasil uji homogenitas dari kedua data hasil belajar biologi
siswa kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu nilai taraf signifikansi posttest = 0,976
hal ini berarti bahwa (sighitung > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data
hasil belajar biologi sebelum diajar model pembelajaran langsung dan model
pembelajaran talking chips dan sesudah diajar model pembelajaran langsung dan
model pembelajaran talking chips memiliki varians homogen yang sama.
Dari hasil uji hipotesis, pada output independent sample T-test diperoleh
nilai Thitung (6,267) > ttabel (2,045) dan nilai signifikansi sig (2-tailed) sebesar
0,000 ≤ 0,05 dalam uji independent sample T-Test sehingga dapat disimpulkan H0
ditolak dan H1 diterima hal ini berarti terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari penggunaan model pembelajaran talking chips terhadap hasil
belajar siswa kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu.
Hal ini ditunjukkan berdasarkan data yang diperoleh dari kelas kontrol dan
kelas eksperimen karena terdapat bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran talking chips mengalami pengaruh lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung, hal ini
dikarenakan adanya pendorong bagi siswa yang kurang aktif dalam kelas menjadi
aktif karena siswa tertantang dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di
dalam kelompok diskusi sehingga siswa mampu menyelesaikan pembelajaran
yang diberikan dan siswa lebih tertarik dan memberanikan dirinya dalam
menggunakan model pembelajaran talking chips atau kancing gemerincing untuk
41
bertanya kepada kelompok-kelompok lain dan guru tentang apa yang belum
dipahaminya.
Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu Dewi Dkk (2015)
Menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran koperatif dengan teknik kancing
gemerincing mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu penelitian ini
juga didukung oleh Haryana (2013) Menyimpulkan bahwa model pembelajaran
koperatif tipe kancing gemerincing terhadap hasil belajar kognitif siswa
memenuhi standar ketuntasan.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran talking chips. Hasil tersebut akan dibahas
secara rinci sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar
46,42 berada pada kategori rendah setelah dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran langsung diperoleh nilai posttest 80,65 dan berada pada
kategori tinggi, sedangkan rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar
48,58 berada pada kategori rendah dan nilai posttest kelas eksperimen setelah
dibelajarkan dengan model pembelajaran dengan metode talking chips yaitu
89,16 berada pada kategori tinggi.
2. Berdasarkan uji hipotesis nilai sig (2-tailed) 0,000<ɑ (0,05), hal ini
menunjukkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima yang artinya terdapat
pengaruh penggunaan model talking chips terhadap hasil belajar siswa pada
materi sistem ekskresi terhadap siswa kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di SMA Negeri 1 Luwu, maka
dapat disarankan sebagai berikut:
1. Melihat dari perbandingan rata-rata hasil belajar siswa kelas XI Mia 7 yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung dan siswa kelas XI
Mia 6 yang dibelajarkan model pembelajaran talking chips dapat menjadi
salah satu rekomendasi model pembelajaran biologi pada siswa.
2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengambil
model pembelajaran ini dengan mengembangkan hasil penelitiannya dengan
mengkolaborasikan dengan pendekatan dan strategi pembelajaran lainnya.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning: Memperaktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Asniar, Harun, A, H. Dkk. 2013 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Diskusi pada Pembelajaran PKN kelas V SD Impres 3 Kayu Agung. Jurnal
Kreatif Tadulako Online Vol 1. No 1.
Dewi, Dkk 2015 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing
Gemerincing Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Matematika Siswa SD. Jurnal Pendidikan Matematika. 3(1): 1-10.
Eggen dan Kauchak dalam Wardhani. 2005. Model Pembelajaran Kooperatif.
Jakarta: Dikti.
Haryana, Enteng. 2013. Penerapan Model Koperatif Tipe Kancing Gemerincing
Menggunakan media Gambar Untuk Meningkatkan Menulis Cerita
Rumpang. Jurnal Antologi PGSD Bumi Siliwangi. Vol. 1. No. 3.
Hasairin, A, Apriyanti, D. 2018 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Chips Pada Materi Keanekaragaman Hayati Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Di MAN 1 Medan. Jurnal Pelita Pendidikan. Vol 6. No
4. Medan: Universitas Negeri Medan.
Humalik. 1994. Metode Pembelajaran Efektif. Jakarta: Pustaka Ilmu.
Ilyas, M. 2015. Metedologi Penelitian Pendidikan Matematika. Pustaka
Ramadhan. Bandung.
Metti, Aulia. 2019 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Talking Chips dan
Media Slide Terhadap Hasil Belajar pada Materi Sistem Saraf di Kelas XI
SMAN 1 Meureubo. Aceh: UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Sahertian 2000, Konsep Dasar dan Tekhnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta.
Saleh, M. 2012. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistic (PMR). Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Volume 13
Nomor 2, Edisi September 2012 . Jakarta : FKIP Universitas Serambi
Mekkah Banda Aceh.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Satriani, N, Manuaba S, Negara, O. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Talking
Chips Berbasis Lesson Study Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal For
Lesson and learning Studies, Vol. 1 No. 1. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesh.
44
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Teory, Research and Pratice
Massachuset, USA: Allimand & Bacon.
Slavin, Robert E. 2009. cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). Bandung:
Nusa Media.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teory & Aplikasinya. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Thompson, et al., 1995. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran
Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
45
46
LAMPIRAN 1
DAFTAR NILAI KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN
47
NILAI PRITES DAN POSTTEST KONTROL
No Nama Pritest Posttest
1 Ade Saputra 37 83
2 Ahmad Dahlan 57 77
3 Ajwad Masfi Hamka 47 93
4 Andi noer Mulyah Rochma 40 73
5 Annisa Magfira 43 80
6 Armiah 53 87
7 Avita Shetiani 40 80
8 Deby Putri Thania 50 87
9 Farah Nizzah 47 77
10 Haifa Kamsuri 37 87
11 Hastini Sudirman 50 83
12 Hastuti Muis 40 73
13 Imad Faqi Musbaratang 60 80
14 Jasmita Ercy Januari 53 83
15 Junardi 43 77
16 Karina 53 73
17 Mughni Azzahra 40 90
18 Munadil Basri 47 87
19 Mutiara Nur 50 83
20 Nadila 60 80
21 Nurul Mutmainna 47 80
22 Putri Zakia Annisa 47 83
23 Resky Amalia 47 77
24 Rudini Usman 47 73
25 Satrio Budi Hutomo 50 77
26 Sultan Ma’Rifatullah 40 80
27 Tegar Dwiyan Syah 37 83
28 Tenri Raksa 50 73
29 Yanggi 43 77
30 Zakiyah Mufliha 37 77
31 Zulfikri 47 87
48
NILAI PRITES DAN POSTTEST EKSPERIMEN
No Nama Pritest Posttest
1 Adit Pradipta 53 83
2 Azhika Thulhidaya 50 93
3 Dhea Adelia 47 97
4 Eliyana 40 93
5 Fauzi Al Fuad 50 87
6 Firman 47 90
7 Firman Agung 47 83
8 Herlinda Afrilia 53 97
9 Hismawati 60 87
10 Ikrar Noesa Bakti 37 77
11 Indah Lestari 53 93
12 Irham Herry 50 80
13 Kheratul Jannah 37 87
14 Miftahul Jannah 47 87
15 Muh Al Abrar H 43 97
16 Muh Irfan Irawan 47 90
17 Muh Rafly Ahmad 43 90
18 Muh Syaiful Dermawan 57 93
19 Muhammad Yusril Syahrir 37 87
20 Nadia A 47 87
21 Nur Aisyah 53 83
22 Nur Fatma Syarif 57 87
23 OPi Asrika 50 93
24 Rimayanti 53 90
25 Riska Ramayanti 37 83
26 Srifathul Raodah 57 97
27 Syarifah Syakila Nisa 47 93
28 Wanda 50 83
29 Widya Ananda K 43 97
30 Winda 57 90
31 Wiwi Pertiwi 57 90
49
LAMPIRAN 2
DAFTAR HADIR
50
DAFTAR HADIR KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Luwu
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas :XI Mia 6
NO NAMA SISWA L/P PERTEMUAN
1 2 3 4
1 Adit Pradipta L . . . .
2 Azhika Thulhidaya P . . . .
3 Dhea Adelia P . . . .
4 Eliyana P . . . .
5 Fauzi Al Fuad L . . . .
6 Firman L . . . .
7 Firman Agung L . . . .
8 Herlinda Afrilia P . . . .
9 Hismawati P . . . .
10 Ikrar Noesa Bakti L . . . .
11 Indah Lestari P . . . .
12 Irham Herry L . . . .
13 Kheratul Jannah P . . . .
14 Miftahul Jannah P . . . .
15 Muh Al Abrar H L . S . .
16 Muh Irfan Irawan L . . . .
17 Muh Rafly Ahmad L . . . .
18 Muh Syaiful Dermawan L . . A .
19 Muhammad Yusril
Syahrir
L . . . .
20 Nadia A P . . . .
21 Nur Aisyah P . . . .
22 Nur Fatma Syarif P . . . .
23 OPi Asrika P . . . .
24 Rimayanti P . . . .
25 Riska Ramayanti P . . . .
26 Srifathul Raodah P . . . .
27 Syarifah Syakila Nisa P . . . .
28 Wanda P . . . .
29 Widya Ananda K P . . . .
30 Winda P . . A .
31 Wiwi Pertiwi P . . . .
Keterangan :
a = Alpa . = Hadir i = izin s = Sakit
51
DAFTAR HADIR KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Luwu
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas :XI Mia 7
NO NAMA SISWA L/P PERTEMUAN
1 2 3 4
1 Ade Saputra L . . . .
2 Ahmad Dahlan L . . . .
3 Ajwad Masfi Hamka L . . . .
4 Andi noer Mulyah
Rochma
P . a . .
5 Annisa Magfira P . . . .
6 Armiah P . . . .
7 Avita Shetiani P . . . .
8 Deby Putri Thania P . . . .
9 Farah Nizzah P . . a .
10 Haifa Kamsuri P . . . .
11 Hastini Sudirman P . . . .
12 Hastuti Muis P . . . .
13 Imad Faqi Musbaratang L . . . .
14 Jasmita Ercy Januari P . . . .
15 Junardi L . . . .
16 Karina P . . . .
17 Mughni Azzahra P . . . .
18 Munadil Basri L . . . .
19 Mutiara Nur P . . . .
20 Nadila P . . . .
21 Nurul Mutmainna P . . . .
22 Putri Zakia Annisa P . . . .
23 Resky Amalia P . s . .
24 Rudini Usman L . . . .
25 Satrio Budi Hutomo L . . . .
26 Sultan Ma’Rifatullah L . . . .
27 Tegar Dwiyan Syah L . . . .
28 Tenri Raksa P . . . .
29 Yanggi L . . . .
30 Zakiyah Mufliha P . . . .
31 Zulfikri L . . . .
Keterangan :
a = Alpa . = Hadir i = izin s = Sakit
52
LAMPIRAN 3
HASIL ANALISIS DAN INFERENSIAL
53
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL
Case Processing Summary
kelas Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
hasil 1 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
2 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
Tests of Normality
kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
hasil 1 .148 31 .080 .939 31 .079
2 .139 31 .134 .939 31 .079
a. Lilliefors Significance Correction
UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN
Case Processing Summary
kelas Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
hasil 1 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
2 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%
kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
hasil 1 .148 31 .084 .937 31 .070
2 .119 31 .200* .943 31 .101
a. Lilliefors Significance Correction
54
UJI HOMOGEN PRITES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.032 1 60 .859
ANOVA
Hasil
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 72.403 1 72.403 1.679 .200
Within Groups 2587.097 60 43.118
Total 2659.500 61
UJI HOMOGEN POSTTEST KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.001 1 60 .976
ANOVA
Hasil
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1124.129 1 1124.129 39.276 .000
Within Groups 1717.290 60 28.622
Total 2841.419 61
55
DESKRIPTIF KELAS KONTROL
Statistics
prites Postes
N Valid 31 31
Missing 0 0
Mean 46.42 80.65
Std. Error of Mean 1.170 .963
Median 47.00 80.00
Mode 47 77
Std. Deviation 6.515 5.364
Variance 42.452 28.770
Range 23 20
Minimum 37 73
Maximum 60 93
Sum 1439 2500
Percentiles 90 56.20 87.00
Prites
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
37 4 12.9 12.9 12.9
40 5 16.1 16.1 29.0
43 3 9.7 9.7 38.7
47 8 25.8 25.8 64.5
50 5 16.1 16.1 80.6
53 3 9.7 9.7 90.3
57 1 3.2 3.2 93.5
60 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
56
Posstets
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
73 5 16.1 16.1 16.1
77 7 22.6 22.6 38.7
80 6 19.4 19.4 58.1
83 6 19.4 19.4 77.4
87 5 16.1 16.1 93.5
90 1 3.2 3.2 96.8
93 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
DESKRIPTIF KELAS EKSPERIMEN
Statistics
prites Postes
N Valid 31 31
Missing 0 0
Mean 48.58 89.16
Std. Error of Mean 1.188 .958
Median 50.00 90.00
Mode 47 87
Std. Deviation 6.617 5.336
Variance 43.785 28.473
Range 23 20
Minimum 37 77
Maximum 60 97
Sum 1506 2764
Percentiles 90 57.00 97.00
57
Pretest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
37 4 12.9 12.9 12.9
40 1 3.2 3.2 16.1
43 3 9.7 9.7 25.8
47 7 22.6 22.6 48.4
50 5 16.1 16.1 64.5
53 5 16.1 16.1 80.6
57 5 16.1 16.1 96.8
60 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Posstest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
77 1 3.2 3.2 3.2
80 1 3.2 3.2 6.5
83 5 16.1 16.1 22.6
87 7 22.6 22.6 45.2
90 6 19.4 19.4 64.5
93 6 19.4 19.4 83.9
97 5 16.1 16.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
UJI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Case Processing Summary
PERTEMUAN Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
HASIL
PERTEMUAN 1 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
PERTEMUAN 2 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
PERTEMUAN 3 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
PERTEMUAN 4 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
58
Descriptives
PERTEMUAN Statistic Std. Error
HASIL
PERTEMUAN 1
Mean 3.73 .118
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.48
Upper Bound 3.99
5% Trimmed Mean 3.76
Median 4.00
Variance .210
Std. Deviation .458
Minimum 3
Maximum 4
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -1.176 .580
Kurtosis -.734 1.121
PERTEMUAN 2
Mean 3.67 .126
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.40
Upper Bound 3.94
5% Trimmed Mean 3.69
Median 4.00
Variance .238
Std. Deviation .488
Minimum 3
Maximum 4
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.788 .580
Kurtosis -1.615 1.121
PERTEMUAN 3
Mean 3.73 .118
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.48
Upper Bound 3.99
5% Trimmed Mean 3.76
Median 4.00
Variance .210
Std. Deviation .458
Minimum 3
Maximum 4
59
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -1.176 .580
Kurtosis -.734 1.121
PERTEMUAN 4
Mean 3.80 .107
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.57
Upper Bound 4.03
5% Trimmed Mean 3.83
Median 4.00
Variance .171
Std. Deviation .414
Minimum 3
Maximum 4
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -1.672 .580
Kurtosis .897 1.121
Tests of Normality
PERTEMUAN Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
HASIL
PERTEMUAN 1 .453 15 .000 .561 15 .000
PERTEMUAN 2 .419 15 .000 .603 15 .000
PERTEMUAN 3 .453 15 .000 .561 15 .000
PERTEMUAN 4 .485 15 .000 .499 15 .000
a. Lilliefors Significance Correction
UJI HIPOTESIS
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
hasil posttes kontrol 31 80.65 5.364 .963
posttes eksperimen 31 89.16 5.336 .958
60
LAMPIRAN 4
SOAL PRETES DAN POSSTES
61
SOAL PRETES
NAMA : ………………
KELAS : ………………
Pilihlah salah satu jawaban yang benar, dengan memberikan tanda silang (X)
pada pilihan jawaban yang anda anggap benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekskresi…
A. Prosees pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan
lagi oleh tubuh
B. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan
C. Proses pengeluaran zat sisa yang masih digunakan oleh tubuh
D. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang masih digunakan
oleh tubuh
E. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang digunakan lagi oleh tubuh
2. Berikut ini yang tidak termasuk alat ekskresi adalah…
A. Limpa C. Kulit E. Paru-paru
B. Ginjal D. Hati
3. Organ pada manusia yang bertanggung jawab uktuk ekskresi sisa
metabolisme dalam darah adalah…
A. Jantung C. Hati E. Usus Halus
B. Ginjal D. Lambung
4. Saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih adalah…
A. Ureter C. Tubulus distal E. Tubulus proksimal
B. Uretra D. Tubulus Kolektivus
5. Bagian-bagian ginjal dari luar ke dalam adalah…
A. Pelvis-modula-korteks
B. Medula-korteks-pelvis
C. Korteks-medula-pelvis
D. Korteks-pelvis-medula
E. Medulla-pelvis-korteks
62
6. Bagian yang berperan menampung urine sementara sebelum akhirnya
dikeluarkan dari tubuh adalah…
A. Tubulus kontortus distal C. Medula E.Vesika urenaria
B. Tubulus kolektivus D. Pelvis renalis
7. Pada proses filtrasi, sisa penyaringan akan menghasilkan urine yang masih
mengandung zat yang bermamfaat untuk tubuh, kecuali …
A. Asam amino C. urea E. Glikogen
B. Glukosa D. garam-garam mineral
8. Reabsorbsi atau penyerapan kembali zat-zat yang masih berfungsi
berlangsung di bagian….
A. Glomerulus
B. Tubulus kontortus proksimal
C. Tubulus kontortus distal
D. Kapsula bowman
E. Tubulus kolektivus
9. Organ ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, hati, kulit dan paru-paru.
Fungsi dari paru-paru sebagai organ ekskresi adalah….
A. Mensekresikan bilirubin
B. Menyerap O2
C. Membersihkan darah
D. Mengeluarkan CO2
E. menetralkan racun
10. Zat berikut yang tidak dihasilkan oleh hati adalah ….
A. Urea C. Glukosa E. Garam
B. Bilirubin D. Getah empedu
11. Berikut ini penjelasan mengenai proses filtrasi pada glomerelus, kecuali…..
A. Proses penyaringan darah di dalam tubuh
B. Proses penyaringan molekul protein berukuran besar
C. Pembentukan urine perimer
D. Pembentukan urine sekunder
E. Pembentukan filtrate dan glomerolus
63
12. Proses pembentukan urine pada manusia melalui 3 tahap yaitu filtrasi,
reabsopsi, agmentasi. Pada tahap augmentasi terjadi proses…..
A. Pembentukan filtrate pada glomerelus
B. Penyaringan zat yang larut
C. Penyerapan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh
D. Penyerapan glukosa, asam amino, ion organic seperti Na+, K+, Ca2+
E. Penambahan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh
13. Diketahui bagian nefron ginjal sebagai berikut:
Tubulus kontortus distal, tubulus kontrortus proksimal, lengkung Henle,
glomerelus, tubulus kolektivus
Susunlah bagian nefron tersebut berdasarkan proses pembentukan urine yang
benar adalah…
A. Glomerolus – tubulus kontortus proksimal- Lengkung Henle – tubulus
kontortus distal- tubulus kolektivus
B. Glomerolus – Lengkung Hengle – tubulus kontortus proksimal – tubulus
kolektivus – tubulus kontortus distal
C. Glomerolus – tubulus kolektivus – Lengkung Hengle – tubulus kontortus
distal – tubulus kontortus proksimal
D. Glomerolus – tubulus kontortus distal – Lengkung hengle - tubulus
kontortus proksimal – tubulus kolektivus
E. Glomerolus – tubulus kontortus proksimal - tubulus kontortus distal –
lengkung Hengle – tubulus kolektivus
14. Perhatikan cirri-ciri berikut:
(1) Terjadi penyerapan kembali zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh seperti
H+, NH4-, NaCl, HCO3
-, air, urea.
(2) Hasil prosesnya berupa filtrat glomerolus/urine primer.
(3) Terjadi di tobulus kontortus proksimal, Lengkung Hengle, tubulus
kontortus distal
(4) Terjadi di glomerolus
Yang merupakan ciri-ciri proses reabsorpsi adalah…..
A. 1 dan 2 C. 1 dan 4 E. 2 dan 4
B. 1 dan 3 D. 2 dan 3
64
15. Berikut ini urutan proses pembentukan urine yang benar adalah ….
A. Augmentasi-reabsorpsi-filtrasi D. filtrasi –reabsopsi- augmentasi
B. Reabsorpsi-filtrasi-augmentasi E. Reabsopsi- augmentasi- Filtrasi
C. Filtrasi- augmentasi- reabsopsi
16. Organ tubuh yang mempunyai fungsi menghasilkan bilirubin adalah…..
A. Hati C. Paru-paru E. Lambung
B. Kulit D. Ginjal
17. Urutan dampak dari orang yang sering mengomsumsi alcohol, the, kopi (zat
antiduretik) adalah…
A. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang -
reabsorpsi air terhambat - volume urine meningkat
B. Memacu reabsorpsi ion Na+- Konsentrasi ADH meningkat – reabsorpsi
air meningkat – volume urine berkurang
C. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH meningkat -
reabsorpsi air terhambat - volume urine meningkat
D. Memacu reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang - reabsorpsi air
terhambat - volume urine meningkat
E. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang -
reabsorpsi air terhambat - volume urine berkurang
18. Hasil pemeriksaan labolatorium, menunjukkan bahwa urine mengandung
protein. Fakta ini terjadi sebagai akibat gangguan fungsi.....
A. Nefron C. Tobulus kontortus E. Hormon antidiuretika
B. glomerulus D. Kapsul Bowman
19. Perhatikan beberapa gangguan berikut ini!
(1) Radang pada nefron
(2) Kekurangan hormon antidiuretik
(3) Radang pada pangkreas
(4) Radang pada pelvis
Kelainan yang menyebabkan terjadinya gangguan pada fungsi ginjal adalah…
A. 1 dan 2 C. 2 dan 1 E. 1 dan 4
B. 3 dan 4 D. 2 dan 3
65
20. Dari hasil tes urine, ternyata urine pak Andi mengandung glukosa. Hal ini
menunjukkan adanya kelainan fungsi ginjal pada proses….
A. Filtrasi
B. Augmentasi
C. Reabsopsi
D. Eliminasi
E. Sekresi
21. Aku merupakan salah satu dari bagian dari paru-paru yang digunakan sebagai
tempat terjadinya proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida
secara difusi, siapakah aku…
A. Bronkus C. Diafragma E. Bronkiolus
B. Alveolus D. Pleura
22. Hormone insulin pada Hendri menurun, hal ini berakibat berlebihnya glukosa
dalam darah. Selain itu karena berlebihnya glukosa dalam darah akibatnya
glukosa tidak dapat diabsorbsi secara optimal yang menyebabkan urine dalam
darah mengandung glukosa. Berdasarkan diagnosis, Hendri mengalami….
A. Diabetes mellitus C. Albuminuria E. Nefritis
B. Diabetes Ispindus D. Anura
23. Sinta merupakan siswa sekolah dasar yang memiliki jadwal piket pada hari
senin. Pada suatu hari sinta menyapu ruangan kelas yang penuh dengan debu
dan kotoran dengan cepat karena upacara hari akan segera dimula. Pada saat
sinta menyapu banyak sekali debu yang berterbungan, sehingga menyebabkan
teman-temannya kesulitan bernafas. Tiba-tiba saja riska teman sekelas sinta
menangis karena mengalami kesulitan bernafas dan disertai suara mengi,
akhirnya semua teman-temannya memanggil guru dan membawa riska
menuju rumah sakit.
Menurut kalian diagnosis apakah yang akan diberikan oleh dokter di rumah
sakit kepada riska….
A. Sesak nafas C. Tuberkulosis E. Emfisema
B. Kangker paru-paru D. Asma
24. Seseorang yang paling tepat untuk mendonorkan ginjalnya dalam upaya
pencangkokan ginjal ialah…
66
A. Nenek
B. Saudara laki-laki
C. Kakek
D. Sahabat
E. Tetangga
25. Apabila kadar glukosa di dalam urine seseorang sebesar 15%, maka orang itu
memiliki potensi menderita penyakit….
A. Diabetes insipidus
B. Gagal ginjal
C. Peradangan kandung kemih
D. Diabetes mellitus
E. Typus
26. Jika didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium, urine mengandung zat
protein di dalamnya. Fakta ini terjadi dikarenakan adanya gangguan pada
fungsi…
A. Nefron
B. Glomerulus
C. Kapsul bowman
D. Anus
E. Tubulus kontortus
27. Sisa metabolisme protein dikeluarkan pada manusia melalui urine dalam
bentuk….
A. Urea C. Protein E. Asam laktat
B. Glukosa D. Asam urat
28. TBC merupakan kelainan paru-paru yang dapat disebarkan melalui cara
berikut, kecuali……
A. Cairan ludah yang keluar saat batuk
B. Menggunakan masker bergantian dengan penderita
C. Menggunakan alat makan bergantian dengan penderita
D. Menggunakan masker ketika berhadapan dengan penderita
E. Menggunakan alat minum bergantian dengan penderita
29. Fungsi utama mengeluarkan keringat adalah membuang….
67
A. Garam B. Panas C. Air D. Urea E. Mineral
30. Berikut ini adalah zat-zat yang diserap kembali dalam tubuh melalui tubulus
kontroktus proksimal ginjal kecuali,…..
A. Glukosa
B. Natrium
C. Air
D. Kalsium
E. Urea
68
SOAL POSSTEST
NAMA : ………………
KELAS : ………………
Pilihlah salah satu jawaban yang benar, dengan memberikan tanda silang (X)
pada pilihan jawaban yang anda anggap benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekskresi…
A. Proses pengeluaran zat sisa yang masih digunakan oleh tubuh
B. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan
C. Prosees pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan
lagi oleh tubuh
D. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang masih digunakan
oleh tubuh
E. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang digunakan lagi oleh tubuh
2. Berikut ini yang tidak termasuk alat ekskresi adalah…
C. Limpa C. Kulit E. Paru-paru
D. Ginjal D. Hati
3. Organ pada manusia yang bertanggung jawab uktuk ekskresi sisa
metabolisme dalam darah adalah…
A. Jantung C. Hati E. Ginjal
B. Usus Halus D. Lambung
4. Saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih adalah…
A. Tubulus proksimal C. Tubulus distal E. Ureter
B. Uretra D. Tubulus Kolektivus
5. Bagian-bagian ginjal dari luar ke dalam adalah…
A. Pelvis-modula-korteks
B. Medula-korteks-pelvis
C. Medulla-pelvis-korteks
D. Korteks-medula-pelvis
E. Korteks-pelvis-medula
6. Bagian yang berperan menampung urine sementara sebelum akhirnya
dikeluarkan dari tubuh adalah…
69
A. Medula C. Tubulus kontortus distal E.Vesika urenaria
B. Tubulus kolektivus D. Pelvis renalis
7. Pada proses filtrasi, sisa penyaringan akan menghasilkan urine yang masih
mengandung zat yang bermamfaat untuk tubuh, kecuali …
A. Asam amino C. urea E. Glukosa
B. Glikogen D. garam-garam mineral
8. Reabsorbsi atau penyerapan kembali zat-zat yang masih berfungsi
berlangsung di bagian….
A. Glomerulus
B. Tubulus kontortus distal
C. Kapsula bowman
D. Tubulus kontortus proksimal
E. Tubulus kolektivus
9. Organ ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, hati, kulit dan paru-paru.
Fungsi dari paru-paru sebagai organ ekskresi adalah….
A. Mensekresikan bilirubin
B. Mengeluarkan CO2
C. Menyerap O2
D. Membersihkan darah
E. menetralkan racun
10. Zat berikut yang tidak dihasilkan oleh hati adalah ….
A. Garam C. Glukosa E. Urea
B. Bilirubin D. Getah empedu
11. Berikut ini penjelasan mengenai proses filtrasi pada glomerelus, kecuali…..
A. Proses penyaringan darah di dalam tubuh
B. Pembentukan urine sekunder
C. Proses penyaringan molekul protein berukuran besar
D. Pembentukan urine perimer
E. Pembentukan filtrate dan glomerolus
12. Proses pembentukan urine pada manusia melalui 3 tahap yaitu filtrasi,
reabsopsi, agmentasi. Pada tahap augmentasi terjadi proses…..
A. Pembentukan filtrate pada glomerelus
70
B. Penambahan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh
C. Penyaringan zat yang larut
D. Penyerapan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh
E. Penyerapan glukosa, asam amino, ion organic seperti Na+, K+, Ca2+
13. Diketahui bagian nefron ginjal sebagai berikut:
Tubulus kontortus distal, tubulus kontrortus proksimal, lengkung Henle,
glomerelus, tubulus kolektivus
Susunlah bagian nefron tersebut berdasarkan proses pembentukan urine yang
benar adalah…
A. Glomerolus – Lengkung Hengle – tubulus kontortus proksimal – tubulus
kolektivus – tubulus kontortus distal
B. Glomerolus – tubulus kolektivus – Lengkung Hengle – tubulus kontortus
distal – tubulus kontortus proksimal
C. Glomerolus – tubulus kontortus proksimal- Lengkung Henle – tubulus
kontortus distal- tubulus kolektivus
D. Glomerolus – tubulus kontortus distal – Lengkung hengle - tubulus
kontortus proksimal – tubulus kolektivus
E. Glomerolus – tubulus kontortus proksimal - tubulus kontortus distal –
lengkung Hengle – tubulus kolektivus
14. Perhatikan cirri-ciri berikut:
(1) Terjadi penyerapan kembali zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh seperti
H+, NH4-, NaCl, HCO3
-, air, urea.
(2) Hasil prosesnya berupa filtrat glomerolus/urine primer.
(3) Terjadi di tobulus kontortus proksimal, Lengkung Hengle, tubulus
kontortus distal
(4) Terjadi di glomerolus
Yang merupakan ciri-ciri proses reabsorpsi adalah…..
A. 1 dan 2 C. 1 dan 4 E. 1 dan 3
B. 2 dan 4 D. 2 dan 3
15. Berikut ini urutan proses pembentukan urine yang benar adalah ….
A. Augmentasi-reabsorpsi-filtrasi D. Filtrasi- augmentasi- reabsopsi
B. Reabsorpsi-filtrasi-augmentasi E. Reabsopsi- augmentasi- Filtrasi
71
C. filtrasi –reabsopsi- augmentasi
16. Organ tubuh yang mempunyai fungsi menghasilkan bilirubin adalah…..
A. Lambung C. Paru-paru E. Hati
B. Kulit D. Ginjal
17. Urutan dampak dari orang yang sering mengomsumsi alcohol, the, kopi (zat
antiduretik) adalah…
A. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang -
reabsorpsi air terhambat - volume urine meningkat
B. Memacu reabsorpsi ion Na+- Konsentrasi ADH meningkat – reabsorpsi
air meningkat – volume urine berkurang
C. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH meningkat -
reabsorpsi air terhambat - volume urine meningkat
D. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang -
reabsorpsi air terhambat - volume urine berkurang
E. Memacu reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang - reabsorpsi air
terhambat - volume urine meningkat
18. Hasil pemeriksaan labolatorium, menunjukkan bahwa urine mengandung
protein. Fakta ini terjadi sebagai akibat gangguan fungsi.....
A. Nefron C. Hormon antidiuretika E. Tobulus kontortus
B. glomerulus D. Kapsul Bowman
19. Perhatikan beberapa gangguan berikut ini!
(1) Radang pada nefron
(2) Kekurangan hormon antidiuretik
(3) Radang pada pangkreas
(4) Radang pada pelvis
Kelainan yang menyebabkan terjadinya gangguan pada fungsi ginjal adalah…
A. 1 dan 2 C. 1 dan 4 E. 2 dan 1
B. 3 dan 4 D. 2 dan 3
20. Dari hasil tes urine, ternyata urine pak Andi mengandung glukosa. Hal ini
menunjukkan adanya kelainan fungsi ginjal pada proses….
A. Filtrasi
B. Reabsopsi
72
C. Augmentasi
D. Eliminasi
E. Sekresi
21. Aku merupakan salah satu dari bagian dari paru-paru yang digunakan sebagai
tempat terjadinya proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida
secara difusi, siapakah aku…
A. Bronkus C. Diafragma E. Alveolus
B. Bronkiolus D. Pleura
22. Hormone insulin pada Hendri menurun, hal ini berakibat berlebihnya glukosa
dalam darah. Selain itu karena berlebihnya glukosa dalam darah akibatnya
glukosa tidak dapat diabsorbsi secara optimal yang menyebabkan urine dalam
darah mengandung glukosa. Berdasarkan diagnosis, Hendri mengalami….
A. Anura C. Albuminuria E. Nefritis
B. Diabetes Ispindus D. Diabetes mellitus
23. Sinta merupakan siswa sekolah dasar yang memiliki jadwal piket pada hari
senin. Pada suatu hari sinta menyapu ruangan kelas yang penuh dengan debu
dan kotoran dengan cepat karena upacara hari akan segera dimula. Pada saat
sinta menyapu banyak sekali debu yang berterbungan, sehingga menyebabkan
teman-temannya kesulitan bernafas. Tiba-tiba saja riska teman sekelas sinta
menangis karena mengalami kesulitan bernafas dan disertai suara mengi,
akhirnya semua teman-temannya memanggil guru dan membawa riska
menuju rumah sakit.
Menurut kalian diagnosis apakah yang akan diberikan oleh dokter di rumah
sakit kepada riska….
A. Sesak nafas C. Tuberkulosis E. asma
B. Kangker paru-paru D. Emfisem
24. Seseorang yang paling tepat untuk mendonorkan ginjalnya dalam upaya
pencangkokan ginjal ialah…
A. Nenek
B. Tetangga
C. Saudara laki-laki
D. Kakek
73
E. Sahabat
25. Apabila kadar glukosa di dalam urine seseorang sebesar 15%, maka orang itu
memiliki potensi menderita penyakit….
A. Diabetes insipidus
B. Gagal ginjal
C. Peradangan kandung kemih
D. Typus
E. Diabetes mellitus
26. Jika didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium, urine mengandung zat
protein di dalamnya. Fakta ini terjadi dikarenakan adanya gangguan pada
fungsi…
A. Nefron
B. Anus
C. Glomerulus
D. Kapsul bowman
E. Tubulus kontortus
27. Sisa metabolisme protein dikeluarkan pada manusia melalui urine dalam
bentuk….
A. Urea C. Glukosa E. Asam laktat
B. Protein D. Asam urat
28. TBC merupakan kelainan paru-paru yang dapat disebarkan melalui cara
berikut, kecuali……
A. Cairan ludah yang keluar saat batuk
B. Menggunakan masker ketika berhadapan dengan penderita
C. Menggunakan masker bergantian dengan penderita
D. Menggunakan alat makan bergantian dengan penderita
E. Menggunakan masker ketika berhadapan dengan penderita
29. Fungsi utama mengeluarkan keringat adalah membuang….
A. Garam B. Urea C. Air D. Panas E. Mineral
30. Berikut ini adalah zat-zat yang diserap kembali dalam tubuh melalui tubulus
kontroktus proksimal ginjal kecuali,…..
A. Glukosa
74
B. Natrium
C. Urea
D. Kalsium
E. Air
75
LAMPIRAN 5
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
76
Instrumen Penilaian Kognitif
Indikator No Soal Kunci
Jawaban
Ranah
Kognitif
3.9.1
Menjelaskan
pengertian
sistem
ekskresi
secara umum.
1 Apakah yang dimaksud dengan
sistem ekskresi…
A. Prosees pengeluaran zat sisa
metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh
B. Proses pengeluaran zat sisa
pencernaan makanan
C. Proses pengeluaran zat sisa yang
masih digunakan oleh tubuh
D. Proses pengeluaran zat sisa
pencernaan makanan yang
masih digunakan oleh tubuh
E. Proses pengeluaran zat sisa
metabolisme yang digunakan
lagi oleh tubuh
A C1
3.9.2
Menjelaskan
struktur dan
fungsi organ
sistem
ekskresi pada
manusia
2 Berikut ini yang tidak termasuk alat
ekskresi adalah…
a. Limpa
b. Ginjal
c. Kulit
d. Hati
e. Paru-paru
A C1
3 Organ pada manusia yang
bertanggung jawab uktuk ekskresi
sisa metabolisme dalam darah
adalah…
A. Jantung D. Lambung
B. Ginjal E. Usus halus
B C1
77
C. Hati
4 Saluran yang menghubungkan
ginjal dengan kandung kemih
adalah…
A. Ureter
B. Uretra
C. Tubulus distal
D. Tubulus Kolektivus
E. Tubulus proksimal
A C1
5 Bagian-bagian ginjal dari luar ke
dalam adalah…
A. Pelvis-modula-korteks
B. Medula-korteks-pelvis
C. Korteks-medula-pelvis
D. Korteks-pelvis-medula
E. Medulla-pelvis-korteks
C C1
6 Bagian yang berperan menampung
urine sementara sebelum akhirnya
dikeluarkan dari tubuh adalah…
A. Medula
B. Tubulus kolektivus
C. Tubulus kontortus distal
D. Pelvis renalis
E. Vesika urenaria
E C4
7 Pada proses filtrasi, sisa
penyaringan akan menghasilkan
urine yang masih mengandung zat
yang bermamfaat untuk tubuh,
kecuali …
A. Asam amino
B C2
78
B. Glikogen
C. urea
D. garam-garam mineral
E. Glukosa
8 Reabsorbsi atau penyerapan
kembali zat-zat yang masih
berfungsi berlangsung di bagian….
A. Glomerulus
B. Tubulus kontortus distal
C. Kapsula bowman
D. Tubulus kontortus proksimal
E. Tubulus kolektivus
D C2
9 Organ ekskresi pada manusia terdiri
dari ginjal, hati, kulit dan paru-
paru.
Fungsi dari paru-paru sebagai organ
ekskresi adalah….
A. Mensekresikan bilirubin
B. Mengeluarkan CO2
C. Menyerap O2
D. Membersihkan darah
E. menetralkan racun
C C2
10 Zat berikut yang tidak dihasilkan
oleh hati adalah ….
A. Garam
B. Bilirubin
C. Glukosa
D. Getah empedu
E. Urea
E C1
11 Berikut ini penjelasan mengenai
proses filtrasi pada glomerelus,
C C2
79
kecuali…..
A. Proses penyaringan darah di
dalam tubuh
B. Pembentukan urine sekunder
C. Proses penyaringan molekul
protein berukuran besar
D. Pembentukan urine perimer
E. Pembentukan filtrate dan
glomerolus
12 Proses pembentukan urine pada
manusia melalui 3 tahap yaitu
filtrasi, reabsopsi, agmentasi. Pada
tahap augmentasi terjadi proses…..
A. Pembentukan filtrate pada
glomerelus
B. Penambahan zat sisa yang tidak
dibutuhkan lagi oleh tubuh
C. Penyaringan zat yang larut
D. Penyerapan kembali zat yang
masih berguna bagi tubuh
E. Penyerapan glukosa, asam
amino, ion organic seperti Na+,
K+, Ca2+
B C2
13 Diketahui bagian nefron ginjal
sebagai berikut:
Tubulus kontortus distal, tubulus
kontrortus proksimal, lengkung
Henle, glomerelus, tubulus
kolektivus
Susunlah bagian nefron tersebut
berdasarkan proses pembentukan
A C5
80
urine yang benar adalah…
A. Glomerolus – Lengkung Hengle
– tubulus kontortus proksimal –
tubulus kolektivus – tubulus
kontortus distal
B. Glomerolus – tubulus
kolektivus – Lengkung Hengle
– tubulus kontortus distal –
tubulus kontortus proksimal
C. Glomerolus – tubulus kontortus
proksimal- Lengkung Henle –
tubulus kontortus distal-
tubulus kolektivus
D. Glomerolus – tubulus kontortus
distal – Lengkung hengle -
tubulus kontortus proksimal –
tubulus kolektivus
E. Glomerolus – tubulus kontortus
proksimal - tubulus kontortus
distal – lengkung Hengle –
tubulus kolektivus
14 Perhatikan cirri-ciri berikut:
(1) Terjadi penyerapan kembali zat
yang masih dibutuhkan oleh
tubuh seperti H+, NH4-, NaCl,
HCO3-, air, urea.
(2) Hasil prosesnya berupa filtrat
glomerolus/urine primer.
(3) Terjadi di tobulus kontortus
proksimal, Lengkung Hengle,
tubulus kontortus distal
B C4
81
(4) Terjadi di glomerolus
Yang merupakan ciri-ciri proses
reabsorpsi adalah…..
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 1 dan 3
15 Berikut ini urutan proses
pembentukan urine yang benar
adalah ….
A. Augmentasi-reabsorpsi-filtrasi
B. Reabsorpsi-filtrasi-augmentasi
C. filtrasi –reabsopsi- augmentasi
D. Filtrasi- augmentasi- reabsopsi
E. Reabsopsi- augmentasi- Filtrasi
D C3
16 Organ tubuh yang mempunyai
fungsi menghasilkan bilirubin
adalah…..
A. Lambung
B. Kulit
C. Paru-paru
D. Ginjal
E. Hati
C C3
17 Urutan dampak dari orang yang
sering mengomsumsi alcohol, the,
kopi (zat antiduretik) adalah…
A. Menghambat reabsorpsi ion
Na+ - Konsentrasi ADH
berkurang - reabsorpsi air
terhambat - volume urine
meningkat
B. Memacu reabsorpsi ion Na+-
Konsentrasi ADH meningkat –
reabsorpsi air meningkat –
volume urine berkurang
A C3
82
C. Menghambat reabsorpsi ion
Na+ - Konsentrasi ADH
meningkat - reabsorpsi air
terhambat - volume urine
meningkat
D. Menghambat reabsorpsi ion
Na+ - Konsentrasi ADH
berkurang - reabsorpsi air
terhambat - volume urine
berkurang
E. Memacu reabsorpsi ion Na+ -
Konsentrasi ADH berkurang -
reabsorpsi air terhambat -
volume urine meningkat
18 Hasil pemeriksaan labolatorium,
menunjukkan bahwa urine
mengandung protein. Fakta ini
terjadi sebagai akibat gangguan
fungsi.....
A. Nefron
B. Glomerulus
C. Hormon antidiuretika
D. Kapsul Bowman
E. Tobulus kontortus
B C4
19 Perhatikan beberapa gangguan
berikut ini!
(1) Radang pada nefron
(2) Kekurangan hormon
antidiuretik
(3) Radang pada pangkreas
(4) Radang pada pelvis
Kelainan yang menyebabkan
terjadinya gangguan pada fungsi
A C4
83
ginjal adalah…
A. 1 dan 2
B. 3 dan 4
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 2 dan 1
20 Dari hasil tes urine, ternyata urine
pak Andi mengandung glukosa. Hal
ini menunjukkan adanya kelainan
fungsi ginjal pada proses….
A. Filtrasi
B. Reabsopsi
C. Augmentasi
D. Eliminasi
E. Sekresi
C C4
21 Aku merupakan salah satu dari
bagian dari paru-paru yang
digunakan sebagai tempat
terjadinya proses pertukaran antara
oksigen dan karbon dioksida secara
difusi, siapakah aku…
A. Bronkus
B. Bronkiolus
C. Diafragma
D. Pleura
E. Alveolus
B C1
22 Hormone insulin pada Hendri
menurun, hal ini berakibat
berlebihnya glukosa dalam darah.
Selain itu karena berlebihnya
glukosa dalam darah akibatnya
glukosa tidak dapat diabsorbsi
secara optimal yang menyebabkan
urine dalam darah mengandung
A C4
84
glukosa. Berdasarkan diagnosis,
Hendri mengalami….
A. Anura
B. Diabetes Ispindus
C. Albuminuria
D. Diabetes mellitus
E. Nefritis
23 Sinta merupakan siswa sekolah
dasar yang memiliki jadwal piket
pada hari senin. Pada suatu hari
sinta menyapu ruangan kelas yang
penuh dengan debu dan kotoran
dengan cepat karena upacara hari
akan segera dimula. Pada saat sinta
menyapu banyak sekali debu yang
berterbungan, sehingga
menyebabkan teman-temannya
kesulitan bernafas. Tiba-tiba saja
riska teman sekelas sinta menangis
karena mengalami kesulitan
bernafas dan disertai suara mengi,
akhirnya semua teman-temannya
memanggil guru dan membawa
riska menuju rumah sakit.
Menurut kalian diagnosis apakah
yang akan diberikan oleh dokter di
rumah sakit kepada riska….
A. Sesak nafas
B. Kangker paru-paru
C. Tuberkulosis
D. Emfisem
E. Asma
D C6
85
24 Seseorang yang paling tepat untuk
mendonorkan ginjalnya dalam
upaya pencangkokan ginjal ialah…
A. Nenek
B. Tetangga
C. Saudara laki-laki
D. Kakek
E. Sahabat
B C3
25 Apabila kadar glukosa di dalam
urine seseorang sebesar 15%, maka
orang itu memiliki potensi
menderita penyakit….
A. Diabetes insipidus
B. Gagal ginjal
C. Peradangan kandung kemih
D. Typus
E. Diabetes mellitus
D C3
26 Jika didasarkan pada hasil
pemeriksaan laboratorium, urine
mengandung zat protein di
dalamnya. Fakta ini terjadi
dikarenakan adanya gangguan pada
fungsi…
A. Nefron
B. Anus
C. Glomerulus
D. Kapsul bowman
E. Tubulus kontortus
A C4
27 Sisa metabolisme protein
dikeluarkan pada manusia melalui
urine dalam bentuk….
A C2
86
A. Urea
B. Protein
C. Glukosa
D. Asam urat
E. Asam laktat
28 TBC merupakan kelainan paru-paru
yang dapat disebarkan melalui cara
berikut, kecuali……
A. Cairan ludah yang keluar saat
batuk
B. Menggunakan masker ketika
berhadapan dengan penderita
C. Menggunakan masker
bergantian dengan penderita
D. Menggunakan alat makan
bergantian dengan penderita
E. Menggunakan masker ketika
berhadapan dengan penderita
D C2
29 Fungsi utama mengeluarkan
keringat adalah membuang….
A. Garam
B. Urea
C. Air
D. Panas
E. Mineral
B C2
30 Berikut ini adalah zat-zat yang
diserap kembali dalam tubuh
melalui tubulus kontroktus
proksimal ginjal kecuali,…..
A. Glukosa
B. Natrium
C. Urea
D. Kalsium
E. Air
C C2
87
Pedoman penskoran
Setiap jawaban yang benar memperoleh skor 5
Skor maksimum : 100
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =Skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimumx 100
Siswa dukatakan tuntas jika skor akhir pengetahuan mencapai atau lebih dari
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 75
88
LAMPIRAN 6
SILABUS
89
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Luwu
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Materi
:
:
:
XI/Genap
Biologi
Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem ekskresi
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
90
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
1. Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem ekskresi
1.1.
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
Struktur dan fungsi sel pada sistem ekskresi manusia.
• Proses ekskresi pada manusia.
• Kelainan dan penyakit yang terjadi.
Mengamati
• Menggunakan torso dan gambar mengenali struktur berbagai organ ekskresi, letak, dan fungsinya melalui kegiatan demonstrasi kelas.
Menanya
• Mengapa ada berbagai organ yang berfungsi mengeluarkan zat sisa proses dalam tubuh?
• Bagaimana proses pengeluarannya dan disusun oleh sel-sel seperti apa organ eksekresi?
Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi)
• Mengkaji literatur untuk menemukan fungsi dan proses alat-alat eksresi manusia,
• Melakukan kajian literatur untuk menemukan proses pengeluaran sisa metabolisme; keringat, urine, bilirubin dan biliverdin, CO2 dan H2O (uap air) pada berbagai organ ekskresi melalui kerja kelompok.
• Melakukan percobaan uji urine orang normal dan sakit.
• Mengamati struktur ginjal kambing/sapi mengenali bagian-bagian kortek dan medulla dibandingkan dengan torso/gambar ginjal
Soal pretest Dan posttes
6 x45 menit
• Buku siswa
• Buku biology Campbell
• Buku referensi berbagai sumber
• Torso alat ekkresi manusia,
• charta sistem ekskresi manusia ,
• Urine (sehat dan sakit), benedict, biuret, tabung reaksi, lampu bunsen, pipet.
1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
91
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
pada manusia.
• Mengamati nefron di bawah mikroskop atau gambar untuk memahami struktur sel penyusun jaringan ginjal dan mengaitkan dengan fungsinya dalam proses pembentukan urin.
• Mengamati alveolus, penampang melintang kulit untuk melihat struktur sel dan jaringan dan mengaitkan fungsinya.
• Mengumpulkan informasi tentang kelainan pada system ekskresi dari berbagai sumber
• Menjelaskan prinsip dialisis darah. Mengasosiasikan
• Menyimpulkan struktur dan fungsi sel-sel penyusun jaringan pada organ ekskresi dan mengaitkan dengan fungsinya.
• Mengaitkan bahwa teknologi cuci darah mirip dengan fungsi ginjal sebagai penyaring zat-zat sisa bioproses pada tubuh.
Mengkomunikasikan
• Menjelaskan secara lisan struktur sel penyusun jaringan pada berbagai organ ekskresi pada manusia dan mengaitkan dengan fungsinya.
• Membuat bagan alur struktur jaringan ginjal
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.9. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
92
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
4.10. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem ekskresi manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
sampai dengan vesika urinaria atau kantong kemih dan menjelaskan proses pembentukan urin.
• Menjelaskan proses ekskresi pada hati dan paru-paru.
Palopo,……………………….2020 Mengetahui, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Luwu Guru Biologi Peneliti ……………………………………….. ……………….. ROSNIDAR Nip: Nip: Nim:1601412018
93
LAMPIRAN 7
RPP
94
RPP KELAS EKSPERIMEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah : UPT SMA Negeri 1 Luwu
Mata pelajaran : Biologi
Materi pelajaran : Struktur dan Fungsi Sistem Ekskresi
Kelas/Sesmester : XI/Genap
Alokasi waktu : 8 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Menganalisis hubungan antara
struktur jaringan antara organ
pada sistem ekskresi dan
mengaitkannya dengan proses
ekskresi sehingga dapat
menjelaskan mekanisme serta
gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada literatur,
pengamatan, percobaan dan
simulasi
3.9.1 Menjelaskan pengertian sistem
ekskresi secara umum
3.9.2 Menjelaskan struktur dan fungsi
organ sistem ekskresi pada manusia
3.9.3 Menjelaskan proses ekskresi pada
manusia
3.9.4 Mengidentifikasi gangguan/kelainan
fungsi sistem ekskresi pada manusia
3.9.5Menjelaskan teknologi yang berkaitan
dengan kesehatan sistem ekskresi
95
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
1. Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi secara umum pada manusia
2. Siswa dapat menyebutkan organ-organ sistem ekskresi pada manusia
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ sistem ekskresi pada manusia
4. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari ginjal
5. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari paru-paru
6. Siswea dapat menyebutkan struktur organ dari hati
7. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari kulit
Pertemuan kedua
1. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada ginjal pada manusia
2. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada paru-paru manusia
3. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada kulit manusia
4. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada hati manusia
Pertemuan ketiga
4. Siswa dapat menyebutkan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada
manusia
5. Siswa dapat menjelaskan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia
Pertemuan keempat
1. Siswa dapat menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem
ekskresi
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pertemuan pertama
a. Pengertian sistem ekskresi secara umum pada manusia
b. Organ-organ ekskresi pada manusia
2. Pertemuan kedua
a. Mekanisme ekskresi pada ginjal manusia
b. Mekanisme ekskresi pada paru-paru manusia
c. Mekanisme ekskresi pada kulit manusia
d. Mekanisme ekskresi pada hati manusia
3. Pertemuaun ketiga
a. Gangguan/kelamin fungsi sistem ekskresi pada manusia
4. Pertemuan keempat
96
a. Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi pada manusia
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Model : Talking Chips
2. Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, Tanya jawab.
F. MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/alat : Laptop, LCD, Spidol, Penghapus dan Papan Tulis
2. Sumber : buku paket dan internet.
G. KAGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas
dan mengucapkan salam
2. Guru mengajak siswa untuk
berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru memberikan tes awal
(prites) untuk mengukur
kemampuan awal siswa
5. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa
:
Apa yang kalian tahu tentang
sistem ekskresi?
6. Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang akan
dicapai dan Guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan
tersebut.
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
3. Siswa menanggapi absen
dari guru
4. Siswa mengerjakan soal
(prites) yang diberikan oleh
guru
5. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
6. Siswa mendengarkan
kompetensi dasar
pembelajaran dan Siswa
mendengarkan tujuan
pembelajaran.
15
menit
97
Kegiatan Inti
7. Guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang
dalam satu kelompok.
8. Guru membagikan dua
kancing-kancing kepada setiap
siswa dalam setiap kelompok
(sintaks model)
9. Guru membagikan LKS untuk
masing-masing kelompok.
10. Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi tentang LKS
sistem ekskresi yang
dibagikan.
11. Guru meminta salah satu
anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
12. Dengan metode Talking Chips
Guru meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil
persentasi kelompok yang
tampil, jika selesai
menanggapi siswa menyimpan
satu kancing di tengah-tengah
meja kelompok
13. Guru meminta siswa jika
kancing yang dimiliki salah
seorang siswa habis, dia tidak
boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya
menghabiskan kancingnya
masing-masing.
Kegiatan Penutup
14. Guru meminta anggota
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
diskusinya.
15. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
16. Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan member salam
penutup.
7. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah di
tentukan oleh guru.
8. Siswa mengambil kancing-
kancing yang diberikan oleh
guru.
9. Siswa megambil LKS yang
diberikan oleh guru
10. Siswa dibimbing guru dalam
penyelesaian tugas LKSnya.
11. Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
12. Siswa dari anggota
kelompok lain menanggapi
hasil persentasi dengan
menggunakan kancing-
kacing,jika selesai bertanya
siswa menyimpan satu
kancing di tengah-tengah
meja kelompok
13. Siswa mendengarkan arahan
dari guru
14. Salah satu siswa dari
masing-masing kelompok
mengumpulkan hasil
diskusinya.
15. Siswa mendengarkan guru
menyimpulkan materi
secara singkat dari guru
16. Siswa menjawab ucapan
salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
60
menit
15
menit
98
Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas
dan mengucapkan salam
2. Guru mengajak siswa untuk
berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa
:
Apa yang kalian tahu tentang
mekanisme kerja sistem ekskresi
manusia?
5. Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan
tersebut.
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
3. Siswa menanggapi absen dari
guru
4. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
5. Siswa mendengarkan
kompetensi dasar
pembelajaran dan Siswa
mendengarkan tujuan
pembelajaran.
15
menit
99
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang
dalam satu kelompok.
7. Guru membagikan dua
kancing-kancing kepada setiap
siswa dalam setiap kelompok
(sintaks model)
8. Guru membagikan LKS untuk
masing-masing kelompok.
9. Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi tentang LKS
sistem ekskresi yang
dibagikan.
10. Guru meminta salah satu
anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
11. Dengan metode Talking Chips
Guru meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil
persentasi kelompok yang
tampil, jika selesai
menanggapi siswa menyimpan
satu kancing di tengah-tengah
meja kelompok
12. Guru meminta siswa jika
kancing yang dimiliki salah
seorang siswa habis, dia tidak
boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya
menghabiskan kancingnya
masing-masing.
Kegiatan Penutup
13. Guru meminta anggota
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
diskusinya.
14. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
15. Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan member salam
penutup.
6. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah di
tentukan oleh guru.
7. Siswa mengambil kancing-
kancing yang diberikan oleh
guru.
8. Siswa megambil LKS yang
diberikan oleh guru
9. Siswa dibimbing guru dalam
penyelesaian tugas LKSnya.
10. Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
11. Siswa dari anggota
kelompok lain menanggapi
hasil persentasi dengan
menggunakan kancing-
kacing,jika selesai bertanya
siswa menyimpan satu
kancing di tengah-tengah
meja kelompok
12. Siswa mendengarkan arahan
dari guru
13. Salah satu siswa dari masing-
masing kelompok
mengumpulkan hasil
diskusinya.
14. Siswa mendengarkan guru
menyimpulkan materi secara
singkat dari guru
15. Siswa menjawab ucapan
salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
60
menit
15
menit
100
Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas
dan mengucapkan salam
2. Guru mengajak siswa untuk
berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa
:
Apa yang kalian tahu tentang
Gangguan/kelamin fungsi sistem
ekskresi?
5. Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan
tersebut.
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
3. Siswa menanggapi absen dari
guru
4. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
5. Siswa mendengarkan
kompetensi dasar
pembelajaran dan siswa
mendengarkan tujuan
pembelajaran.
15
menit
101
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang
dalam satu kelompok.
7. Guru membagikan dua
kancing-kancing kepada setiap
siswa dalam setiap kelompok
(sintaks model)
8. Guru membagikan LKS untuk
masing-masing kelompok.
9. Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi tentang LKS
sistem ekskresi yang
dibagikan.
10. Guru meminta salah satu
anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
11. Dengan metode Talking Chips
Guru meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil
persentasi kelompok yang
tampil, jika selesai
menanggapi siswa menyimpan
satu kancing di tengah-tengah
meja kelompok
12. Guru meminta siswa jika
kancing yang dimiliki salah
seorang siswa habis, dia tidak
boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya
menghabiskan kancingnya
masing-masing.
Kegiatan Penutup
13. Guru meminta anggota
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
diskusinya.
14. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
15. Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan member salam
penutup.
6. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah di
tentukan oleh guru.
7. Siswa mengambil kancing-
kancing yang diberikan oleh
guru
8. Siswa megambil LKS yang
diberikan oleh guru
9. Siswa dibimbing guru dalam
penyelesaian tugas LKSnya.
10. Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
11. Siswa dari anggota
kelompok lain menanggapi
hasil persentasi dengan
menggunakan kancing-
kacing,jika selesai bertanya
siswa menyimpan satu
kancing di tengah-tengah
meja kelompok
12. Siswa mendengarkan arahan
dari guru
13. Salah satu siswa dari masing-
masing kelompok
mengumpulkan hasil
diskusinya.
14. Siswa mendengarkan guru
menyimpulkan materi secara
singkat dari guru
15. Siswa menjawab ucapan
salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
60
menit
15
menit
102
Pertemuan ke-4 (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas
dan mengucapkan salam
2. Guru mengajak siswa untuk
berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa
:
Apa yang kalian tahu tentang
Teknologi yang berkaitan
dengan kesehatan sistem
ekskresi pada manusia ?
5. Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan
tersebut.
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
3. Siswa menanggapi absen dari
guru
4. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
5. Siswa mendengarkan
kompetensi dasar
pembelajaran dan siswa
mendengarkan tujuan
pembelajaran.
15
menit
103
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang
dalam satu kelompok.
7. Guru membagikan dua
kancing-kancing kepada setiap
siswa dalam setiap kelompok
(sintaks model)
8. Guru membagikan LKS untuk
masing-masing kelompok.
9. Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi tentang LKS
sistem ekskresi yang
dibagikan.
10. Guru meminta salah satu
anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
11. Dengan metode Talking Chips
Guru meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil
persentasi kelompok yang
tampil, jika selesai
menanggapi siswa menyimpan
satu kancing di tengah-tengah
meja kelompok
12. Guru meminta siswa jika
kancing yang dimiliki salah
seorang siswa habis, dia tidak
boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya
menghabiskan kancingnya
masing-masing.
Kegiatan Penutup
13. Guru meminta anggota
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
diskusinya.
14. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
15. Guru memberikan soal posttest
16. Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan member salam
penutup.
6. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah di
tentukan oleh guru.
7. Siswa mengambil kancing-
kancing yang diberikan oleh
guru.
8. Siswa megambil LKS yang
diberikan oleh guru
9. Siswa dibimbing guru dalam
penyelesaian tugas LKSnya.
10. Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
11. Siswa dari anggota
kelompok lain menanggapi
hasil persentasi dengan
menggunakan kancing-
kacing,jika selesai bertanya
siswa menyimpan satu
kancing di tengah-tengah
meja kelompok
12. Siswa mendengarkan arahan
dari guru
13. Salah satu siswa dari masing-
masing kelompok
mengumpulkan hasil
diskusinya.
14. Siswa mencatat tugas yang
diberikan
15. Siswa menjawab soal
Posttest yang diberikan guru
16. Siswa menjawab ucapan
salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
60
menit
15
menit
104
H. PENILAIAN DAN HASIL BELAJAR
1. Teknik Penilaian
No Ranah Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1 Afektif Observasi Daftar cek dan pedoman
penskoran
2 Psikomotorik Tanya Jawab Daftar cek dan pedoman
penskoran
3 Kognitif Tes Tertulis Pilihan Ganda
2. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Penilian Afektif
Materi : Sistem Ekskresi
Kelas/Semester : XI/Genap
Hari/Tanggal :
No
Nama
Siswa
KRITERIA SIKAP
Skor
Nilai
Sikap Semangat
Belajar
Santun Kerjasama Kritis
1 2 1 2 1 2 1 2
1
2
3
Pedoman Penskoran
No Sikap Indikator
1 Semangat
Belajar
1. Tidak antusias dalam menyimak materi yang diajarkan
2. Antusias dalam menyimak materi yang diajarkan
2 Santun 1. Tidak santun pada saat berpendapat
2. Santun pada saat berpendapat
3 Kerjasama 1. Tidak mencari solusi terhadap perbedaan pendapat
2. Mencari solusi terhadap perbedaan pendapat
4 Kritis 1. Kurang aktif bertanya
2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk bertaya
Skor maksimum tiap indikator : 2
Jumlah indikator : 4
Jumlah Skor Maksimum : 2 x 4 = 8
Nilai Sikap = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100
Pedoman penskoran Sikap
Sangat baik (A) : 85 sampai 100
Baik (B) : 69 sampai 84
Cukup (C) : 53 Sampai 68
Kurang (D) : Kurang dari 53
b. Instrumen Penilaian Psikomotorik
105
Materi : Sistem Ekskresi
Kelas/Semester : XI/Genap
Hari/Tanggal :
No
Nama
Siswa
Indikator
Skor
Nilai
Kelancaran
menjawab
pertanyaan
Pilihan
Kata
Jawaban
sesuai
Aktif
Bertanya
1 2 3 1 2 3 2 1 3 1 2 3
1
2
3
Pedoman Penskoran
No Kegiatan Skor Indikator
1 Kelancaran
menjawab
pertanyaan
3 Lancar dan tepat
2 Kurang lancer
1 Tidak lancer
2 Pilihan Kata 3 Pilihan kata tepat
2 Pilihan kata kurang tepat
1 Pilihan kata tidak tepat
3 Jawaban sesuai 3 Jawaban sesuai dengan LKS
2 Jawaban kurang sesuai dengan LKS
1 Jawaban tidak sesuai dengan LKS
4 Aktif bertanya 3 Aktif bertanya
2 Kurang aktif bertanya
1 Tidak aktif bertanya
Skor maksimum tiap indikator : 3
Skor Maksimum : 3 x 4 = 12
Sangat baik (A) : 10 sampai 12
Baik (B) : 7 sampai 9
Cukup (C) : 5 Sampai 6
Kurang (D) : Kurang dari 5
106
RPP KELAS KONTROL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah : UPT SMA Negeri 1 Luwu
Mata pelajaran : Biologi
Materi pelajaran : Struktur dan Fungsi Sistem Ekskresi
Kelas/Sesmester : XI/Genap
Alokasi waktu : 8 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Menganalisis hubungan antara
struktur jaringan antara organ
pada sistem ekskresi dan
mengaitkannya dengan proses
ekskresi sehingga dapat
menjelaskan mekanisme serta
gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada literatur,
pengamatan, percobaan dan
simulasi
3.9.1 Menjelaskan pengertian sistem
ekskresi secara umum
3.9.2 Menjelaskan struktur dan fungsi
organ sistem ekskresi pada manusia
3.9.3 Menjelaskan proses ekskresi pada
manusia
3.9.4 Mengidentifikasi gangguan/kelainan
fungsi sistem ekskresi pada manusia
3.9.5Menjelaskan teknologi yang berkaitan
dengan kesehatan sistem ekskresi
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
1. Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi secara umum pada manusia
107
2. Siswa dapat menyebutkan organ-organ sistem ekskresi pada manusia
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ sistem ekskresi pada manusia
4. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari ginjal
5. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari paru-paru
6. Siswea dapat menyebutkan struktur organ dari hati
7. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari kulit
Pertemuan kedua
1. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada ginjal pada manusia
2. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada paru-paru manusia
3. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada kulit manusia
4. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada hati manusia
Pertemuan ketiga
1. Siswa dapat menyebutkan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada
manusia
2. Siswa dapat menjelaskan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia
Pertemuan keempat
1. Siswa dapat menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem
ekskresi
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pertemuan pertama
a. Pengertian sistem ekskresi secara umum pada manusia
b. Organ-organ ekskresi pada manusia
2. Pertemuan kedua
a. Mekanisme ekskresi pada ginjal manusia
b. Mekanisme ekskresi pada paru-paru manusia
c. Mekanisme ekskresi pada kulit manusia
d. Mekanisme ekskresi pada hati manusia
3. Pertemuaun ketiga
a. Gangguan/kelamin fungsi sistem ekskresi pada manusia
4. Pertemuan keempat
a. Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi pada manusia
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Model : Pembelajaran langsung
108
2. Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, Tanya jawab.
F. MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/alat : Laptop, LCD, Spidol, Penghapus dan Papan Tulis
2. Sumber : buku paket dan internet.
G. KAGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas
dan mengucapkan salam
2. Guru mengajak siswa untuk
berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru memberikan tes awal
(pretest) untuk mengukur
kemampuan awal siswa
5. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa
:
Apa yang kalian tahu tentang
sistem ekskresi?
6. Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan
tersebut.
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
3. Siswa menanggapi absen
dari guru
4. Siswa mengerjakan soal
(pretest) yang diberikan oleh
guru
5. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
6. Siswa mendengarkan
kompetensi dasar
pembelajaran dan siswa
mendengarkan tujuan
pembelajaran.
15
menit
109
Kegiatan Inti
7. Guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang
dalam satu kelompok.
8. Guru membagikan LKS untuk
masing-masing kelompok.
9. Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi tentang LKS
sistem ekskresi yang
dibagikan.
10. Guru meminta salah satu
anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
11. Guru meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil
persentasi kelompok yang
tampil.
Kegiatan Penutup
12. Guru meminta anggota
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
diskusinya.
13. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
14. Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan member salam
penutup.
7. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah di
tentukan oleh guru.
8. Siswa megambil LKS yang
diberikan oleh guru
9. Siswa dibimbing guru dalam
penyelesaian tugas LKSnya.
10. Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
11. Siswa dari anggota
kelompok lain menanggapi
hasil persentasi.
12. Salah satu siswa dari
masing-masing kelompok
mengumpulkan hasil
diskusinya.
13. Siswa mendengarkan guru
menyimpulkan materi
secara singkat dari guru
14. Siswa menjawab ucapan
salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
60
menit
15
menit
Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas
dan mengucapkan salam
2. Guru mengajak siswa untuk
berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
3. Siswa menanggapi absen dari
guru
4. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
15
menit
110
:
Apa yang kalian tahu tentang
mekanisme kerja sistem ekskresi
manusia?
5. Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan
tersebut.
5. Siswa mendengarkan
kompetensi dasar
pembelajaran dan siswa
mendengarkan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang
dalam satu kelompok.
7. Guru membagikan LKS untuk
masing-masing kelompok.
8. Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi tentang LKS
sistem ekskresi yang
dibagikan.
9. Guru meminta salah satu
anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
10. Guru meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil
persentasi kelompok yang
tampil.
Kegiatan Penutup
11. Guru meminta anggota
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
diskusinya.
12. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
13. Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan member salam
penutup.
6. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah di
tentukan oleh guru.
7. Siswa megambil LKS yang
diberikan oleh guru
8. Siswa dibimbing guru dalam
penyelesaian tugas LKSnya.
9. Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
10. Siswa dari anggota
kelompok lain menanggapi
hasil persentasi
11. Salah satu siswa dari masing-
masing kelompok
mengumpulkan hasil
diskusinya.
12. Siswa mendengarkan guru
menyimpulkan materi secara
singkat dari guru
13. Siswa menjawab ucapan
salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
60
menit
15
menit
111
Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas
dan mengucapkan salam.
2. Guru mengajak siswa untuk
berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa
:
Apa yang kalian tahu tentang
Gangguan/kelamin fungsi sistem
ekskresi?
5. Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan
tersebut.
.
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
3. Siswa menanggapi absen dari
guru
4. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
5. Siswa mendengarkan
kompetensi dasar
pembelajaran dan siswa
mendengarkan tujuan
pembelajaran.
15
menit
112
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang
dalam satu kelompok.
7. Guru membagikan LKS untuk
masing-masing kelompok.
8. Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi tentang LKS
sistem ekskresi yang
dibagikan.
9. Guru meminta salah satu
anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
10. Guru meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil
persentasi kelompok yang
tampil.
Kegiatan Penutup
11. Guru meminta anggota
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
diskusinya.
12. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
13. Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan member salam
penutup.
6. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah di
tentukan oleh guru.
7. Siswa megambil LKS yang
diberikan oleh guru
8. Siswa dibimbing guru dalam
penyelesaian tugas LKSnya.
9. Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
10. Siswa dari anggota
kelompok lain menanggapi
hasil persentasi
11. Salah satu siswa dari masing-
masing kelompok
mengumpulkan hasil
diskusinya.
12. Siswa mendengarkan guru
menyimpulkan materi secara
singkat dari guru
13. Siswa menjawab ucapan
salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
60
menit
15
menit
Pertemuan ke-4 (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Guru Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas
dan mengucapkan salam
2. Guru mengajak siswa untuk
berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran
siswa
4. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa
:
Apa yang kalian tahu tentang
1. Siswa menjawab salam dari
guru
2. Siswa berdoa sesuai dengan
kepercayaan masing-masing
3. Siswa menanggapi absen dari
guru
4. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
15
menit
113
Teknologi yang berkaitan dengan
kesehatan sistem ekskresi pada
manusia ?
5. Guru menyampaikan
kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode
pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan
tersebut
5. Siswa mendengarkan
kompetensi dasar
pembelajaran dan siswa
mendengarkan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa kedalam
kelompok kecil 5-6 orang
dalam satu kelompok.
7. Guru membagikan LKS untuk
masing-masing kelompok.
8. Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi tentang LKS
sistem ekskresi yang
dibagikan.
9. Guru meminta salah satu
anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
10. Guru meminta kelompok lain
untuk menanggapi hasil
persentasi kelompok yang
tampil.
Kegiatan Penutup
11. Guru meminta anggota
kelompok untuk
mengumpulkan hasil
diskusinya.
12. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
13. Guru memberikan soal posttest
14. Guru mengakhiri kegiatan
belajar dengan member salam
penutup.
6. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah di
tentukan oleh guru.
7. Siswa megambil LKS yang
diberikan oleh guru
8. Siswa dibimbing guru dalam
penyelesaian tugas LKSnya.
9. Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas.
10. Siswa dari anggota
kelompok lain menanggapi
hasil persentasi.
11. Salah satu siswa dari masing-
masing kelompok
mengumpulkan hasil
diskusinya.
12. Siswa mencatat tugas yang
diberikan
13. Siswa menjawab soal
Posttest yang diberikan guru
14. Siswa menjawab ucapan
salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
60
menit
15
menit
114
H. PENILAIAN DAN HASIL BELAJAR
1. Teknik Penilaian
No Ranah Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1 Afektif Observasi Daftar cek dan pedoman
penskoran
2 Psikomotorik Tanya Jawab Daftar cek dan pedoman
penskoran
3 Kognitif Tes Tertulis Pilihan Ganda
2. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Penilian Afektif
Materi : Sistem Ekskresi
Kelas/Semester : XI/Genap
Hari/Tanggal :
No
Nama
Siswa
KRITERIA SIKAP
Skor
Nilai
Sikap Semangat
Belajar
Santun Kerjasama Kritis
1 2 1 2 1 2 1 2
1
2
3
Pedoman Penskoran
No Sikap Indikator
1 Semangat
Belajar
1. Tidak antusias dalam menyimak materi yang diajarkan
2. Antusias dalam menyimak materi yang diajarkan
2 Santun 1. Tidak santun pada saat berpendapat
2. Santun pada saat berpendapat
3 Kerjasama 1. Tidak mencari solusi terhadap perbedaan pendapat
2. Mencari solusi terhadap perbedaan pendapat
4 Kritis 1. Kurang aktif bertanya
2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk bertaya
Skor maksimum tiap indikator : 2
Jumlah indikator : 4
Jumlah Skor Maksimum : 2 x 4 = 8
Nilai Sikap = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100
Pedoman penskoran Sikap
Sangat baik (A) : 85 sampai 100
Baik (B) : 69 sampai 84
Cukup (C) : 53 Sampai 68
Kurang (D) : Kurang dari 53
115
b. Instrumen Penilaian Psikomotorik
Materi : Sistem Ekskresi
Kelas/Semester : XI/Genap
Hari/Tanggal :
No
Nama
Siswa
Indikator
Skor
Nilai
Kelancaran
menjawab
pertanyaan
Pilihan
Kata
Jawaban
sesuai
Aktif
Bertanya
1 2 3 1 2 3 2 1 3 1 2 3
1
2
3
Pedoman Penskoran
No Kegiatan Skor Indikator
1 Kelancaran
menjawab
pertanyaan
3 Lancar dan tepat
2 Kurang lancer
1 Tidak lancer
2 Pilihan Kata 3 Pilihan kata tepat
2 Pilihan kata kurang tepat
1 Pilihan kata tidak tepat
3 Jawaban sesuai 3 Jawaban sesuai dengan LKS
2 Jawaban kurang sesuai dengan LKS
1 Jawaban tidak sesuai dengan LKS
4 Aktif bertanya 3 Aktif bertanya
2 Kurang aktif bertanya
1 Tidak aktif bertanya
Skor maksimum tiap indikator : 3
Skor Maksimum : 3 x 4 = 12
Sangat baik (A) : 10 sampai 12
Baik (B) : 7 sampai 9
Cukup (C) : 5 Sampai 6
Kurang (D) : Kurang dari 5
116
LAMPIRAN 8
LEMBAR KERJA LKS
117
LKS PERTEMUAN 1
SISTEM EKSKRESI
KOMPOTENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
KOMPOTENSI DASAR
3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara organ pada sistem
ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat
menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.
Kelas :
Kelompok :
1. ……………………………………………… 4. ……………………………………………….
2. ……………………………………………… 5. ……………………………………………….
3. ……………………………………………... 6. ……………………………………………….
118
INDIKATOR PEMBELAJARAN
3.9.1 Menjelaskan pengertian sistem ekskresi secara umum
3.9.2 Menjelaskan struktur dan fungsi organ sistem ekskresi pada manusia
A. TEORI
1. Sistem Eksresi
Eksresi adalah suatu proses pengeluaran zat-zat hasil metabolisme di
dalam tubuh yang sudah tidak dibutuhkan atau diperlukan lagi. Bahan-bahan hasil
metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh diantaranya adalah
karbondioksida, amonia, air, zat warna empedu, asam urat, dan urea.
2. Organ-organ sistem eksresi pada manusia
a. Ginjal ( ren )
1) Struktur ginjal terdiri atas bagian luar yaitu korteks renalis dan di bagian
dalam yaitu medula renalis.
a) Fungsi ginjal, mengeksresikan zat-zat buangan yang membahayakan tubuh,
seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan lain-lain, menjaga
keseimbangan air, menjaga tekanan osmosis, dan menjaga pH darah dan
cairan tubuh yang lainnya.
b) Proses pembentukan urine, dibentuk dengan serangkaian proses yang rumit
dan sangat efektif yaitu dengan cara:
• Filtrasi
• Reabsorpsi
• Augmentasi
b. Hati ( hepar )
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi secara umum pada manusia
2. Siswa dapat menyebutkan organ-organ sistem ekskresi pada manusia
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ sistem ekskresi pada manusia
4. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari ginjal
5. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari paru-paru
6. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari hati
7. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari kulit
119
1) Struktur hati, di selaputi oleh kapsula hepatitis.
2) Fungsi hati , yaitu menghasilkan cairan empedu, menyimpan glukosa dalam
bentuk glikogen.
c. Kulit ( integumen )
1) Struktur kulit, tersusun oleh tiga lapisan kulit yaitu epidermis, lapisan dermis,
dan lapisan subkutan
2) Fungsi kulit, yaitu melindungi tubuh dari gesekan, sinar matahari, kuman,
panas, dan zat-zat berbahaya lainnya.
d. Paru-paru ( pulmo)
1) Paru-paru merupakan organ ekskresi yang mengeluarkan CO2 dan uap air
hasil respirasi aerob didalam sel, tepatnya di organel mitokondria.
B. Petunjuk Kerja
1. Duduklah bersama kelompokmu
2. Gunakan literatur yang kamu miliki seperti hp,buku cetak dan lain-lain untuk
menjawab pertanyaan dalam LKS
3. Lakukanlah diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa
4. Tuliskanlah hasil diskusi kelompokmu di dalam lembar kerja siswa ini
dengan ringkas dan menarik
5. Buatlah rangkuman bersama kelompokmu di lembar rangkuman yang telah
disediakan
C. Pertanyaan Diskusi
Ayo pikirkan...!
Coba kamu bayangkan ketika sedang ada dirumah, setiap kegiatan
yang kamu lakukan pasti ada sampah yang dibuang. Contohnya kertas, plastic-
plastik bekas pembungkus makanan, atau sisa-sisa makanan kalau dihitung pasti
banyak sekali sampah yang menumpuk didalam rumah jika tidak secara teratur
dibuang selanjutnya, bagaiman dengan sampah-sampah yang ada didalam tubuh
kita? Nah, untuk menjawab permasalahan ini mari kita diskusikan berbagai
kegiatan berikut ini.
120
Apakah tubuh kita mengeluarkan sampah? Coba kalian identifikasi sampah-
sampah yang dikeluarkan oleh tubuh kalian. Tulis apa saja
…………………………………………………………………………………
………...………………………………………………………………………
………………………………………………………………............................
............................................................................................................................
Mengapah sampah-sampah dalam tubuh harus dikeluarkan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………................
Bagaimana jika sampah-sampah dalam tubuh tidak dikeluarkan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
pada kolom dibawa Tahuka kamu
mengapa kamu buang air besar dan air kecil
setiap hari?tuliskan pendapatmu ini
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………….
.
121
D. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian sistem Ekskresi pada manusia?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Sebutkan fungsi dari ginjal beserta penjelasannya?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Jelaskan struktur organ dari ginjal dan hati ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Jelaskan fungsi dan struktur dari kulit dan paru-paru?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Mengapa paru-paru, kulit, hati, ginjal termasuk sistem ekskresi? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
122
E. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, tuliskan kesimpulan
berdasarkan tujuan pembelajaran.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………
123
PERTEMUAN 2
SISTEM EKSKRESI
KOMPOTENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
KOMPOTENSI DASAR
3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara organ pada sistem
ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat
menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.
Kelas :
Kelompok :
1. ……………………………………………… 4. ……………………………………………….
2. ……………………………………………… 5. ……………………………………………….
3. ……………………………………………... 6. ……………………………………………….
124
INDIKATOR PEMBELAJARAN
3.9.3 Menjelaskan proses ekskresi pada manusia
A. TEORI
1. Ginjal
Ginjal merupakan alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk
ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. Struktur ginjal manusia
Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah (kara/ercis). Ginjal berjumlah dua buah
dan berwarna merah keunguan. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang pinggang,
yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal sebelh kiri terletak
agak lebih tinggi dari pada ginjal sebelah kanan.
2. Paru-paru
Ekskresi dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses
pernapasan. Proses pengangkutan CO2 telah dibicarakan dalam sistem
pernapasan. Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu
terlarut dalam plasma darah (7-100%), berikatan dengan hemoglobin (20%), dan
dalam bentuk ion HCO3- (70 %) melalui proses berantai yang disebut pertukaran
klorida.
3.Hati
Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.
Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna
empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati
disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus halus
untuk membantu sistem pencernaan, yaitu mencerna lemak, mengaktifkan lipase,
mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air,
membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus.
4.Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada manusia
dewasa sekitar 0,01 cm hingga tebal 0,5 cm. Banyaknya keringat yang dihasilkan
atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi, antara lain oleh aktivitas tubuh, suhu
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada ginjal pada manusia
2. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada paru-paru manusia
3. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada kulit manusia
4. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada hati manusia
125
lungkungan, makanan, kondisi kesehatan, dan keadaan emosi. Keringat manusia
terdiri atas air, garam-garam, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel,
urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri atas dua bagian, yaitu epidermis dan
dermis.
B. Petunjuk Kerja
1. Duduklah bersama kelompokmu
2. Gunakan literatur yang kamu miliki seperti hp,buku cetak dan lain-lain untuk
menjawab pertanyaan dalam LKS
3. Lakukanlah diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa
4. Tuliskanlah hasil diskusi kelompokmu di dalam lembar kerja siswa ini
dengan ringkas dan menarik
5. Buatlah rangkuman bersama kelompokmu di lembar rangkuman yang telah
disediakan
C. Pertanyaan
1. Jelaskan proses pembentukan urine pada ginjal?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………
2. Bagaimana mekanisme pengeluaran keringat?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
D. Kesimpulan
126
Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, tuliskan kesimpulan
berdasarkan tujuan pembelajaran.
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………
127
PERTEMUAN 3
SISTEM EKSKRESI
KOMPOTENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
KOMPOTENSI DASAR
3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara organ pada sistem
ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat
menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.
Kelas :
Kelompok :
4. ……………………………………………… 4. ……………………………………………….
5. ……………………………………………… 5. ……………………………………………….
6. ……………………………………………... 6. ……………………………………………….
128
INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi gangguan/kelainan fungsi sistem ekskresi pada manusia
2. Melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine
F. TEORI
Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dari kelainan, anatar lain
karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas, pembentukan batu ginjal. Kelainan
dan gangguan fungsi ginjal antara lain sebagi berikut:
Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain:
1. Nefritis, nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun
kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Nefritis dapat
mengakibatkan seseorang menderita uremia dan oeddema. Uremia adalah
masuknya kembali asam urine dan urea ke pembuluh darah. Oedema adalah
penimbun air di kaki karena reabsorpsi air terganggu.
2. Batu ginjal, terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga
ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih. Batu ginjal ini berbentuk kristal
yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam
urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan garam ini terebentuk jika seseorang
terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi
air.
3. Albuminuria, adalah ditemukannya protein albumin pada urine. Adanya
albumin dalam urine merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran
kapsul endotelium. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal
karena masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau logam berat.
4. Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urine. Adanya glukosa dalam
urine menunjukkan adanya pada tubulus ginjal
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia
2. Siswa dapat menjelaskan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia
3. Siswa dapat melakukan percobaan menguji kandungan urine
129
5. Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urine. Hematuria
disebabkan peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada
batu ginjal.
6. Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini terjadi
pada organ yang melakukan diet karbohidrat.
7. Diabetes melitus adalah penyakit karena pankreas tidak menghasilkan atau
hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormon yang
mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula
dalam darah.
8. Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang menyebabkan penderita
mengeluarkan urine terlalu banyak. Diabetes insipidus disebabkan kekurangan
hormon ADH (antidiuretic hormone). ADH di hasilkan oleh kelenjar hipofisis
bagian belakang. Jika kekurangan ADH, jumlah urine dapat naik 20-3x kali
lipat dari keadaan normal.
9. Poliura, yaitu kondisi urine yang sangat encer dan berjumlah banyak karena
kegagalan nefron untuk mengadakan reabsorpsi.
G. Petunjuk Kerja
6. Duduklah bersama kelompokmu
7. Gunakan literatur yang kamu miliki seperti hp,buku cetak dan lain-lain untuk
menjawab pertanyaan dalam LKS
8. Lakukanlah diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa
9. Tuliskanlah hasil diskusi kelompokmu di dalam lembar kerja siswa ini
dengan ringkas dan menarik
10. Buatlah rangkuman bersama kelompokmu di lembar rangkuman yang telah
disediakan
H. Pertanyaan
1. Jelaskan macam-macam kelainan dan gangguan fungsi ginjal ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
130
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..................
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal ginjal ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, tuliskan kesimpulan
berdasarkan tujuan pembelajaran.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………
131
PERTEMUAN 4
SISTEM EKSKRESI
KOMPOTENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
KOMPOTENSI DASAR
3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara organ pada sistem
ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat
menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.
Kelas :
Kelompok :
7. ……………………………………………… 4. ……………………………………………….
8. ……………………………………………… 5. ……………………………………………….
9. ……………………………………………... 6. ……………………………………………….
132
INDIKATOR PEMBELAJARAN
3.9.5 Menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi
A. TEORI
1. Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian ginjal pasien dengan ginjal
lain yang berasal dari orang yang hidup atau yang sudah meninggal. Transplantsi
ginjal menjadi terapi pilihan untuk sebagian besar pasien yang menderita gagal
ginjal dan penyakit ginjal stadium akhir dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien.
2. Cangkok Kulit (Skin Grafting)
Cangkok kulit atau skin grafting adalah tindakan memindahkan sebagian
atau seluruh ketebalan kulit dari donor ke resipien yang membutuhkannya. Kulit
yang digunakan dapat berasal dari diri sendiri atau orang lain. Biasanya, kulit
donor diambil dari paha, pantat, punggung atau perut
3. Hemodialisis
Hemodialisis ini sering juga disebut dengan istilah cuci darah. Proses cuci
darah ini sendiri bertujuan untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa
metabolisme melalui proses penyaringan yang terjadi di luar tubuh. Umumnya,
hemodialisis dilakukan untuk menolong penderita gagal ginjal. Hemodialisis
menggunakan alat yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Alat tersebut namanya
dialiser, yang berisi membran selektif permeabel dan cairan dialisat. Pada mesin
juga terdapat alat pencatat serta pengontrol aliran darah, suhu dan tekanan. Obat
anti pembekuan darah (heparin) juga diberikan pada pasien, untuk mencegah
pembekuaan darah selama proses pencucian darah.
B. Petunjuk Kerja
1. Duduklah bersama kelompokmu
2. Gunakan literatur yang kamu miliki seperti hp,buku cetak dan lain-lain untuk
menjawab pertanyaan dalam LKS
3. Lakukanlah diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa
4. Tuliskanlah hasil diskusi kelompokmu di dalam lembar kerja siswa ini dengan
ringkas dan menarik
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem
ekskresi
133
5. Buatlah rangkuman bersama kelompokmu di lembar rangkuman yang telah
disediakan
C. Pertanyaan
1. Jelaskan penyebab dari penyakit gagal ginjal ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Jelaskan penyebab dari cuci darah ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Tuliskan kelebihan dan kekurangan dari proses Hemodialisis dan cangkok ginjal
?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
D. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, tuliskan kesimpulan
berdasarkan tujuan pembelajaran.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
134
LAMPIRAN 9
LEMBAR OSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
135
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS
Nama Observer :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Materi :
Kompetensi Dasar : 3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara
organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan
proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme
serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi
Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kolom di bawah ini,
sesuai dengan hasil pengamatan anda.
Keterangan:
1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√)
pada kolom yang tersedia.
2. Makna point validitas adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik)
No. Aspek yang dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan
salam
2. Guru mengajak siswa untuk berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran siswa
4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya
kepada siswa
5.
Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan tersebut.
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 5-6
orang dalam satu kelompok.
136
7. Guru membagikan dua kancing-kancing kepada
setiap siswa dalam setiap kelompok.
8. Guru membagikan LKS untuk masing-masing
kelompok.
9. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
tentang LKS sistem ekskresi yang dibagikan.
10.
Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan
kelas.
11.
Dengan metode Talking Chips Guru meminta
kelompok lain untuk menanggapi hasil persentasi
kelompok yang tampil, jika selesai menanggapi
siswa menyimpan satu kancing di tengah-tengah
meja kelompok.
12.
Guru meminta siswa jika kancing yang dimiliki
salah seorang siswa habis, dia tidak boleh
berbicara lagi sampai semua rekannya
menghabiskan kancingnya masing-masing.
Kegiatan Penutup
13.
Guru meminta anggota kelompok untuk
mengumpulkan hasil diskusinya.
14. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
15. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberi salam penutup.
Palopo, 2 Maret 2020
Observer,
(.....................................)
137
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
Nama Observer :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Materi :
Kompetensi Dasar : 3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara
organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan
proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme
serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi
Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kolom di bawah ini,
sesuai dengan hasil pengamatan anda.
Keterangan:
3. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√)
pada kolom yang tersedia.
4. Makna point validitas adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4
(sangat baik)
No. Aspek yang dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4
Pendahuluan
1. Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan
salam
2. Guru mengajak siswa untuk berdoa
3. Guru mengabsen kehadiran siswa
4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya
kepada siswa
5.
Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan
dicapai dan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan
138
digunakan pada pertemuan tersebut.
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 5-6
orang dalam satu kelompok.
7. Guru membagikan LKS untuk masing-masing
kelompok.
8. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
tentang LKS sistem ekskresi yang dibagikan.
9.
Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan
kelas.
10. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi
hasil persentasi kelompok yang tampil
Kegiatan Penutup
11.
Guru meminta anggota kelompok untuk
mengumpulkan hasil diskusinya.
12. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
13. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan member
salam penutup.
Palopo, 2 Maret 2020
Observer,
(.....................................)
139
LAMPIRAN 10
SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
140
141
LAMPIRAN 11
PENGAJUAN JUDUL
142
143
LAMPIRAN 12
SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN
144
145
LAMPIRAN 13
SURAT SETELAH MELAKUKAN PENELITIAN
146
147
LAMPIRAN 14
DOKUMENTASI
148
Dokumentasi
DOKUMENTASI KELAS EKSPERIMEN
Kelas XI Mia 6
Guru masuk ke dalam kelas mengucapkan salam dan berdoa
149
Guru mengabsen kehadiran siswa
Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa
150
Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan tersebut.
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 5-6 orang dalam satu kelompok.
Guru membagikan dua kancing-kancing kepada setiap siswa dalam setiap
kelompok.
151
Guru membagikan LKS untuk masing-masing kelompok.
Guru membimbing siswa dalam berdiskusi tentang LKS sistem ekskresi yang
dibagikan.
152
Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
Dengan metode Talking Chips Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi
hasil persentasi kelompok yang tampil, jika selesai menanggapi siswa menyimpan
satu kancing di tengah-tengah meja kelompok.
153
Guru meminta siswa jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia
tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya
masing-masing.
Guru meminta anggota kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya.
154
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
155
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberi salam penutup.
156
Dokumentasi kelas Kontrol
XI Mia 7
Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan salam
Guru mengajak siswa untuk berdoa
157
Guru mengabsen kehadiran siswa
Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa
158
Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan
digunakan pada pertemuan tersebut.
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 5-6 orang dalam satu kelompok.
159
Guru membagikan LKS untuk masing-masing kelompok.
Guru membimbing siswa dalam berdiskusi tentang LKS sistem ekskresi yang
dibagikan.
160
Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil persentasi kelompok yang
tampil
161
Guru meminta anggota kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
162
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan member salam penutup.