PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI VIRUS
PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 PAKUE
KOLAKA UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
NURUL ARDITA
105440003715
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurul ardita
NIM : 105 4400 3715
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Virus Pserta
didik kelas X SMA Negeri 1 Pakue Kolaka utara
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya
sendiri dan bukan hasil Jiblakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar,….Januari 2020
Yang Membuat Pernyataan,
Nurul ardita
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurul ardia
NIM : 105 4400 3715
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menysun Skripsi, saya akan selalu melakukan Konsultasi dengan
Pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar,….Januari 2020
Yang Membuat Perjanjian,
Nurul ardita
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku kepada orang terkasihku yakni Ayahanda Basira dan
Ibunda Kasmawati yang Tak kenal Waktu, Lelah, Materi serta Edukasi tanpa
henti. Nenek dan Kakek serta saudara-saudariku bahkan keluarga besar
Tulada hingga sahabatku yang selalu memberiku motivasi
ku ucapkan banyak terima kasih tanpa Do’a dan
dukungan kalian saya mungkin tak
akan sampai ketahap ini. !!
“ TIDAK AKAN PERNAH KEMBALI WAKTU
YANG TELAH BERLALU “
~Maqala~
vii
ABSTRAK
NURUL ARDITA. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Materi Virus Kelas
X SMA Negeri 1 Pakue Kolaka Utara. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi,
Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing I Irmawanty dan Pembimbing
II Nurul Magfirah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajara peserta didik melalui model pembelajaran Problem
Based Learning. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA1 dan IPA
5 SMAN 1 Pakue pada Tahun ajaran 2019-2020 sebanyak 60 peserta didik.
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu perancangan, pelaksanaan,
observasi dan tes hasil belajar (evaluasi). Penilaian ini dilakukan secara kolaborasi
antara guru biologi dengan peneliti. Unuk mengetahui tes hasil belajar peserta
didik kelas IPA 1 sebagai kelas Eksperimen menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning Dan untuk kelas IPA 5 sebagai kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada proses pembelajaran hasil
peneliti mengungkapkan adanya peningkaan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Skor rata-rata yaitu
83,40 dengan satandar deviasi yaitu 80 atau sekitar 40% peserta didik telah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal 75%. Model pembelajaran Problem Based
Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dapat juga diketahui dari
selisih nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 50,40 dan kelas kontrol yaitu sebesar
35,86. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penguasaan peserta didik pada
materi virus meningkat dari kategori rendah menjadi tinggi disamping itu peserta
didik juga lebih disiplin aktif dan bertanggung jawab dalam mengikuti kegiaan
pembelajaran.
Kata Kunci : problem based learning, hasil belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Model Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi materi Virus peserta didik Kelas
X SMA NEGERI 1 PAKUE Kolaka utara.”
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah
membawa petunjuk kebenaran seluruh manusia ad-Dinul Islam yang kita
harapkan syafaatnya di dunia dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas
dari berbagai macam rintangan dan hambatan. Namun semua dapat terlewati atas
izin Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Ibu Irmawanty, S.Si.,M.Si. selaku dosen pembimbing I
dan Ibu Nurul Magfirah S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
kesempatan paling berharga bagi penulis. Semoga Allah SWT memberikan
perlindungan, kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang
telah dicurahkan kepada penulis selama ini.
Pada kesempatan ini, penghargaan dan terima kasih secara khusus penulis
sampaikan kepada :
ix
1. Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,M.M. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah menerima penulis menjadi
mahasiswa di Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, M.Pd.,PH.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan
fasilitas yang lengkap dalam proses belajar di fakultas khususnya di
Jurusan Pendidikan Biologi.
3. Ibu Irmawanty S.Si.,M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan
pertimbangan dalam pemilihan judul penelitian, sekaligus dosen
pembimbing I yang senantiasa menjadi panutan penulis selama menjadi
mahasiswa.
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan berbagai
pengetahuan yang tak ternilai harganya.
5. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2015 khususnya kelas Biologi B
tanpa terkecuali bersama kita menaklukkan semester-semester dan
bersama kita menghadapi masalah-masalah yang tak terduga.
Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang senantiasa mengiringi
penulis dengan Do’a dan mengorbankan segalanya demi kepentingan
penulis dalam menuntut ilmu. Penulis ingin mengucapkan sungguh sangat
bahagia ananda terlahir dan di besarkan dari kalian berdua. Tak lupa
penulis hanturkan terima kasih kepada saudara-saudaraku serta sahabat-
x
sahabatku terutama Nirmala dan Atica sella yang selalu ada dikalah suka
dan duka, terima kasih untuk waku dan kebersamaan kita sehinggah
sampai ke tahap ini yang senantiasa memberiku nasehat, motivasi dan
do’a yang tulus dan ikhlas.
Skripsi ini disusun dan diusahakan agar tidak terjadi kesalahan di
dalamnya. Akan tetapi, sebagai manusia yang serba kekurangan pastilah
ada berbagai kesalahan yang terjadi baik dengan sengaja maupun tidak
sengaja. Untuk itu, penulis memohon maaf di sertai harapan supaya para
pembaca memberikan kritikan dan sarannya agar di hari mendatang
penulis dapat membuat karya yang lebih baik lagi.
Makassar, Januari 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. xv
DAFTAR GRAFK .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 5
D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS ....................................................................................... 6
A. Kajian Pustaka……………………………………………………… 6
B. Materi Pembelajaran Virus ................................................................. 26
xii
C. Kerangka pikir .................................................................................... 36
D. Hipotesis ............................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 38
A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 38
B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 43
C. Defenisi Operasional Variabel............................................................ 44
D. Instrument Penelitian .......................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 45
F. Teknik Analisis data .......................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 49
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 49
B. Pembahasan ........................................................................................ 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 62
A. Kesimpulan ....................................................................................... 62
B. Saran .................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 68
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah- langkah (PBL) ........................................................................... 18
3.1 Desain Non Equivalent Pretest Posttest Control Group Design ................ 38
3.2 Sintaks proses pembelajaran ..................................................................... 41
3.3 Jumlah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Pakue Kolaka utara ........... 44
3.4 Jumlah sampel ............................................................................................ 44
3.5 Pengkategorian Hasil Belajar Biologi Pada peserta didik ......................... 46
3.6 Kategori Nilai Uji N-gain………………………………………………… 47
4.1Deskripsi Hasil Persentase Dan Kriteria Aktifitas Peserta Didik ............... 50
4.2Pengolahan Data Statistik Deskriptif Skor Hasil Tes Belajar Materi Virus
Secara Umum Peserta didik Kelas X IPA 1 Dan X IPA 5 SMA Negeri 1
Pakue .......................................................................................................... 51
4.3Kategorisasi Tes Hasil Belajar (Posttest) Peserta didik Materi Virus Kelas
Ekperimen Dan Kelas Kontrol ................................................................... 53
4.4 Data ketuntasan Hasil Belajar (Posttest) Peserta didik Materi Virus
Kelas Ekperimen Dan Kelas Kontrol…………………………………… 55
4.5 Kategori Hasil Rata-rata Nilai Uji N-gain………………………………. 55
4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pre-Test dan Post-Test Kelas
Eksperimen ................................................................................................ 56
4.7 Rekapitulasi Uji Homogenitas Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol...................................................................................... 57
4.8 Hasil Nilai Rata-rata Selisi Prettes kurang Posttes Kelas Eksperimen
Dan Kontrol…………………………………………………………. 58
4.7 Hasil Uji Hipotesis Independen Sampel T-tes .......................................... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bentuk Virus Kompleks ............................................................................. 29
2.2 Bentuk Virus .............................................................................................. 30
2.3 Virus Berbentuk Helix ............................................................................... 31
2.4 Virus Berbentuk Polihedral ........................................................................ 31
2.5 Virus Komplek ........................................................................................... 32
2.6 Virus Berpelindung .................................................................................... 32
2.7 Daur hidup virus ......................................................................................... 34
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
2.8 Kerangka Pikir Penelitia ....................................................................................... 37
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Kategori Hasil Tes Hasil Belajar Peserta didik Maeri Virus Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ................................................................. 54
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................................... 69
2. Lembar kerja Peserta didik (LKPD) ........................................................ 80
3. Soal Pret-test dan Post-tes ....................................................................... 91
4. Silabus ..................................................................................................... 101
5. Kisi-kisi Soal ............................................................................................ 103
6. Kunci Jawaban .......................................................................................... 106
7. Daftar Nilai Peserta Didik ........................................................................ 107
8. Lembar kerja Peserta Didik ...................................................................... 109
9. Hasil Analisis Data ................................................................................... 111
10. Lembar Observasi Peserta didik ............................................................... 124
11. Lembar Observasi Guru ............................................................................ 128
12. Absen ........................................................................................................ 129
13. Rekapitulasi Nilai Peserta didik ............................................................... 131
14. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 134
15. Persuratan ................................................................................................. 183
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini telah
berkembang sangat pesat, perbaikan kegiatan belajar dan mengajar harus
diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini
dilakukan karna majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap
pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap generasi muda
harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntunan
zaman.
Akan tetapi dalam proses mencapai suatu tujuan yang baik pasti ada
kendala yang menghalangi pencapaian tujuan itu, seperti halnya dalam
bidang pendidikan. Masalah yang timbul pada poses pembelajaran misalnya,
kurangnya minat dan partisipasi peserta didik dalam mengikuti
pemebelajaran serta kurangnya kreativitas guru dalam menerapkan model
pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik relatif lebih rendah.
Pembelajaran memiliki peran yang sangat dominan untuk mewujudkan
kualitas, baik proses maupun lulusan pendidikan. Proses Pembelajaran juga
memiliki pengaruh yang dapat menyebabkan kualitas pendidikan menjadi
rendah. Artinya pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam
melaksanakan atau mengemas proses pembelajaran. Dan tidak semua guru
memiliki kemampuan dalam hal menyampaikan materi pembelajaran kepada
peserta didik. Akibatnya pembelajaran dilakukan asal jalan, asal materi
2
disampaikan dan asal materi habis, soal peserta didik memahami materi atau
tidak, kurang mendapatkan perhatian dari guru.
Peningkatan keberhasilan belajar peserta didik dapat dilakukan melalui
upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru
sangat berperan penting selaku pengelolah kegiatan peserta didik, guru juga
diharapkan dapat membantu dan membimbing peserta didik dalam mengolah
materi pelajaran. Kurikulum 2013 menuntut sikap dan kompotensi peserta
didik dalam pembelajara serta keterkaitan antara teori yang dipelajari peserta
didik dengan kondisi lingkungan yang di hadapi. Kurikulum menuntut peran
aktif peserta didik dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Pakue
Kolaka utara terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajaran, yaitu
peserta didik kurang berpartisipasi sehingga mengakibatkan kurangnya minat
dan motivasi peserta didik untuk belajar, hal ini berdampak pada hasil belajar
peserta didik yang relatif lebih rendah, dimana nilai KKM yang telah
ditentukan yaitu 75 dan hanya sekitar 40% peserta didik yang dapat mencapai
nilai KKM biologi yang telah diterapkan. Karena kemampuan peserta didik
masih terbatas pada hafalan dan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada
soal yang membutuhkan analisis dan pemahaman, maka perlu diterapkan
sebuah model pembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan tersebut,
yaitu dengan menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem
Based Learning (PBL). Mengetahui hal tersebut peneliti berinisiatif
menerapkan model pemebelajaran PBL. Dimana dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat menekankan
3
peserta didik untuk berfikir tingkat tinggi. Peserta didik harus berusa belajar
dalam memecahkan problem (masalah) dalam mengembangkan kemampuan,
menganalisis dan mengolah informasi.
Model pembelajaran PBL, guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan peserta didik sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila peserta didik banyak aktif
dibandingkan guru, penyampaian materi pelajaran biologi itu perlu dirancang
dengan suatu strategi yang tepat, dan peserta didik akan mendapatkan
pengalaman yang baru, proses pembelajaran lebih menyenangkan dan
menimbulkan interaksi antara sesama peserta didik.
Materi virus yang bersifat pemahaman, lebih tepat jika menggunakan
model pembelajaran based learning karna proses pembelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada suatu masalah nyata yang memacunya
untuk meneliti, menguraikan dan mencari penyelesaiaan. Materi yang
bersifat pemahaman membutuhkan sebuah model yang interaktif dan aktif
agar peserta didik dapat memahami materi yang dipelajari. Untuk itu
diperlukan berbagai variasi dalam kegiatan pembelajaran, dengan
menggunakan model pembelajaran problem based learning pembelajaran
lebih aktif dan tidak menjenuhkan, sehingga nanti akan memberi dampak
positif terhadap hasil belajar peserta dididk.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) menekankan pada berpikir tingkat tinggi. Peserta
didik harus berusa belajar dalam memecahkan problem dalam
mengembangkan kemampuan menganalisis dan mengolah informasi. Hasil
4
penelitian yang dilakukan Nani (2016) menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dan hasil belajar kognitif peserta didik.
Perbaikan pembelajaran melalui penerapan model Problem Based
Learning dalam proses pembelajaran IPA-Biologi pada materi Ekosistem
menunjukkan peningkatan antara lain menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mengarahkan peserta didik dalam menyajikan laporan hasil pengamatan dan
motivasi belajar peserta didik kelas VII7 SMPN 4 Kota Bengkulu meningkat
serta meningkatkan hasil belajar peserta didik (Fitri, 2017).
Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata pretestpada kelas eksperimen adalah 42,09, sedangkan rata-rata
posttestnya adalah 74,68. Pada kelas kontrol nilai rata-rata pretest44,18 dan
nilai posttestdengan ratarata 63,24. Hasil uji t menunjukkan thitung> ttabel
(2,42> 1,98) hal tersebut menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL)
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta
didik pada mata biologi materi pencemaran lingkungan kelas X MIA
(Dwijowati, 2017).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakannya penelitian
mengenai Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil
Belajar Biologi materi Virus Peserta didik Kelas X SMA Negeri 1 Pakue
Kolaka utara.
5
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar
biologi materi virus peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Pakue Kolaka
utara?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi
materi Virus kelas X SMA Negeri 1 Pakue Kolaka utara.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, antara lain:
1. Bagi peserta didik, model pembelajaran Problem Based Bearning (PBL)
diharapkan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran biologi materi Virus kelas X SMA Negeri 1 Pakue Kolaka
utara.
2. Bagi peneliti, menambah pengalaman tentang cara mengajar disekolah
dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
3. Bagi guru, melalui penelitian ini diharapkan mampu dijadikan referensi
dalam memperbaiki proses pembelajaran.
4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan
pendekatan belajar tematik dan atau tematik terpadu dan atau saintifik dan
atau inquiry dan penyingkapan (discovery) Dan pemeblajaran yang
menghaasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)
di sesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
Pembelajaran dengan metode ilmia adalah pembelajaran yang terdiri atas
kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin/perlu
diketahui), menanya/merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis),
mengumpulkan informasi dengan berbagai teknik, menalar/mengasosiasi
menganalisis data/informasi Dan menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan jawaban/kesimpulan. Langkah-langkah tersebut dapat
dilanjutkan dengan kegiatan mencipta. (Abdul, 2016).
Sebuah model pembelajaran terkait dengan teori pembelajaran
berdasarkan teori tertentu dikembangkan tahapan, sistem social, prinsip
reaksi, dan sistem pendukung untuk membantu peserta didik
membangun/mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan
sumber belaja. Model pembelajaran memiliki: a) sintaks (fase
pembelajaran), b) sistem social, c) prinsip reaksi, d) sistem pendukung,
7
dan c) dampak. Sebuah model pembelajaran juga memiliki efek atau
dampak intruksional dan dampak pengiring. Dampak intruksional
merupakan dampak langsung yang dihasilkan dari materi dan keterampilan
berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Sedangkan dampak pengiriman
merupakan dampak tidak langsung yang dihasilkan akibat interaksi dengan
lingkungan belajara (Ridwan, 2019).
Kelompok model pembelajaran pemrosesan informasi menekakan
pada perolehan,ketuntasan, dan pemrosesan informasi yang difokuskan
pada fungsi kognitif peserta didik. Model dikembangkan berdasarkan teori
psikologi kognitif yang membahas tentang bagaimana seseorang berfikir,
mengingat, dan memahami. Teori psikologi kognitif diterapkan untuk
membantu peserta didik memahami, mengingat, dan membuat hubungan
antar ide dan pikiran. Model pembelajaran pemrosesan informasi focus
pada cara mengingatkan kemampuan peserta didik dalam memahami
dunia, yakni; bagaimana memperoleh informasi, mengorganisasikan data,
membingkai permasalahan, dan mengembangkan penyelesaiaan atau
solusi permasalahan, dan mengembangkan penyelesaian atau solusi
permasalahan. Pembelajaran dengan model ini diterapkan pada cara
meningkatkan dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara
merasakan adanya permasalahan dan mengembangkan penyelesaiaan,
menggali informasi dan menggalinya, serta mengomunikasikannya
(Ridwan, 2019).
Menurut Zulfiani dkk,”model merupakan rencana atau pola yang
dapat dipakai untuk merancang mekanisme suatu pengajaran meliputi
8
sumber belajar, subyek pembayaran, lingkungan belajar, dan kurikulum.
Joyce dan Weil dikutip oleh rusman berpendapat bahwa, model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (Rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran dikelas atau yang lain. Arends
seperti dikutip oleh trianto menjelaskan bahwa, ” model pembelajaran
merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan dan menyusun pembelajaran di kelas yang mengacu
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolahan kelas (Arfan,2016).
Dalam proses pembelajaran problem based learning supaya
peserta didik terdorong dan bergerak untuk aktif harus ada peran
guru selain fasilitator, yaitu harus menjadi motivator yang baik untuk
menciptakan suasana belajar yang aktif. Tugas ini telah dilaksanakan
oleh Pelawi dan Sinulingga (2016) dalam penelitiannya dalam penerapan
model problem based learning, dimana agar pembelajaran lebih
optimal, guru menjelaskan kembali tujuan dari pelaksanaan
problem based learning dan aktivitas aktivitas yang akan dilaksanakan
oleh guru dan peserta didik (Mimin, 2018)
2. Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong peserta didik untuk meningkatkan
9
keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini.
Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh
Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu
medis di McMaster University Canada (Amir,2009). Model
pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi peserta
didik sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui
penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah. Beberapa definisi tentang Problem Based
Learning (PBL) :
1) Menurut Duch (1995,h. 201), Problem Based Learning (PBL)
merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik
untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini
digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud.
2) Menurut Arends (Trianto, 2007,h. 68), Problem Based Learning
(PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana peserta
didik dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga
diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri,
memandirikan peserta didik, dan meningkatkan kepercayaan
dirinya.
3) Menurut Glazer (2001,h.89), mengemukakan Problem Based
Learning merupakan suatu strategi pengajaran dimana peserta didik
10
secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang
nyata (Nuraeni,2016).
Dari beberapa uraian mengenai pengertian Problem Based
Learning dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada
masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan
merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Problem Based
Learning adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran.
Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut
peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka
mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar
sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk
memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari (Nuraeni,2016).
Problem Based Learning sering disebut dengan pembelajaran
berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan proses
pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu masalah
sebelum memulai suatu proses pembelajaran yang menghadapkan
peserta didik pada suatu masalah nyata yang memacunya untuk
meneliti, menguraikan dan mencari penyelesaiaan. Pembelajaran
berbasis masalah sangat berkaitan dengan realitas kehidupan nyata
peserta didik sehingga peserta didik belajar tidak hanya wilayah
11
pengetahuan, tetapi juga mengalami dan merasakan. Hal ini
menyebabkan pembelajaran berbasis masalah,cenderung lebi dapat
diterima peserta didik dibanding dengan strategi pembelajaran
lain(Erwin,2018)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pemebelajaran yang
menyajika masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar. Dalam penerapannya, peserta didik dikelompokkan
kedalam tim-tim yang bertugas untuk memecahkan masalah dunia nyata
(real word). Dengan model pembelajaran ini, diharapkan konsep-
konsep pengetahuan dapat diperoleh dengan sendirinya oleh peserta
didik melalui proses pemecahan masalah. (Erwin,2018)
Menurut Huda (2013), pengertian pembelajaran berbasis masalah
adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata,
proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan
balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk
investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian
peserta didik di dorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi
pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berfikir kritis
(Gea,2017).
Duch (1995) mengemukakan, bahwa PBL merupakan model
pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimna
belajar, bekerja secara Arends (2001) mendefinisikan PBL sebagai
suatu model pembelajaran dimana peserta didik dihadapkan pada
masalah autentik (nayata) sehingga diharapkan dapat menyususn
12
pengetahuan sendiri, menumbuh kembangkan inkuiri dan keterampilan
tingkat tinggi, memandirikan peserta didik dan meningkatkan
kepercayaan dirinya. Selanjutnya Ward (2002) mengemukaakan bahwa
PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik
untuk menyelesaikan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmia
sehingga peserta didik dapat mempelajarai pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan
untuk menyelesaikan masalah. (Wahyudin, 2018).
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning),
selanjutnya disingkat PBL merupakan salah satu metode yang banyak
digunakan (Amir,2009). Beberapa teori PBL mengatakansebagai
berikut : PBL merupakanpendekatan berpusat pada peserta didik
danpembelajaran aktif progresif dimana masalahyang tidak terstruktur
digunakan sebagaititik awal dan pengait dalam prosespembelajaran
(Tan, 2004). Savin-Badin(2004) mendefinisikan PBL sebagai suatu
pendekatan yang terdiri dari beberapa aspek yaitu self-directed and life-
long learning, dengan problem solving dan keterampilanberpikir kritis
dikembangkan dengan difasilitasinya kelompok pembelajar. Barak,
2006 dalam (Tan, 2009) mendefinisikan PBL sebagai alternatif
pendekatan yang lebih progresif dalam pembelajaran dan salah satu
yang didasarkan pada kesempatan untuk melatih kreativitas dan
pengembangannya. Definisi-definisi lain PBL yang cukup mewakili,
seperti yang diungkapkan oleh: Prof. Howard Barrows dan Kelson
(dalam Amir, 2009: 21) yaitu bahwa PBL merupakan kurikulum dan
13
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah masalah yang
menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting,membuat
mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi
belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.
Proses pembelajarannya menggunakan pendekatanyang sistemik untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti
diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari. Kemudian
Dutch,1994 dalam (Amir, 2009) menyatakan bahwa PBL merupakan
metode instruksional yang menantang mahasiswa agar “belajar untuk
belajar,” bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi
masalah yang nyata. PBL mempersiapkan peserta didik untuk berpikir
kritis dan analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai. Kemudian, Amir (2009:12) mengemukakan
bahwa PBL adalah suatu metode untuk menunjang pendekatan learner
centre dan memberdayakan pembelajar. Berdasarkan pendapat-
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa PBL adalah pendekatan
pembelajaran yang memfasilitasi terjadinya learner centre dengan
menggunakan masalah sebagai pemicu rasa ingin tahu siswa. Salah satu
manfaat PBL menurut Amir (2009) adalah memberdayakan pembelajar.
Hal yang ingin dicapai dalam pemberdayaan pembelajar adalah peserta
didik memperoleh pengetahuan yang relevan (knowledge), peserta
didik berpikir untuk dapat memahami (thinking), siswa melakukan
(doing) serta perubahan perilaku dan cara pikir atas sesuatu. Dengan
demikian pembelajar bukan lagi penerima pasif atas pemikiran-
14
pemikiran pendidiknya namun harus dapat memastikan bahwa mereka
dapat melihat dengan jelas pemikirannya . (ST Maani,2016)
Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan
pemberlajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik
dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-struktured atau open
ended melalui stimulus dalam belajar. Pembelajaran berdasarkan
masalah memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
1) Belajar dimulai dengan suatu masalah.
2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan
masalah dunia nyata peserta didik atau integrasi konsep dan
masalah di dunia nyata.
3) Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar
disiplin ilmu.
4) Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pemberlajar dalam
membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar
mereka sendiri.
5) Menggunakan kelompok kecil.
6) Menuntut pembelajaran untuk mendemonstrasikan apa saja yang
telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja
mereka. Inilah yang akan membentuk skill peserta didik. Jadi
peserta didik diajari keterampilan (Muhammad, 2017).
Tan (2009) mengemukakan bahwa Pada prinsipnya PBL
menekankan pada peningkatan dan perbaikan cara belajar dengan
tujuan untuk menguatkan konsep dalam situasi nyata,
15
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan
memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik, mengembangkan keterampilan membuat keputusan,
menggali informasi, meningkatkan percaya diri, tanggung jawab,
kerjasama dan komunikasi. Proses pembelajaran dengan model
PBL sangat menunjang pembangunan keterampilan dalam
mengatur diri sendiri (self directed), kolaboratif, keterampilan
berpikir tingkat tinggi yang di dalamnya termasuk berpikir kreatif,
cakap menggali informasi yang semuanya diperlukan di dunia
kerja ( Markus, dan Hendrikus ,2016).
b. Karakteristik Model Problem Based Learning
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran Problem
Based Learning yaitu dimunculkannya masalah pada awal
pembelajarannya.. Menurut Arends (Trianto,2007,h.68), berbagai
pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan
model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
a) Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia
nyata peserta didik dari pada berakar pada prinsip-prinsip
disiplin ilmu tertentu.
b) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak
menimbulkan masalah baru bagi peserta didik yang pada
akhirnya menyulitkan penyelesaian peserta didik.
16
c) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya
mudah dipahami peserta didik dan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
d) Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah
tersebut harus mencakup seluruh materi pelajaran yang akan
diajarkan sesuai dengan waktu, ruang, dan sumber yang
tersedia.
e) Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi peserta
didik sebagai pemecah masalah dan guru sebagai pembuat
masalah.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin
ilmu.
3) Penyelidikan autentik (nyata)
Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah,
mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat
kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya peserta didik bertugas
menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan
hasil karyanya.
5) Kolaboratif
Pada model pembelajaran ini, tugas- tugas belajar berupa masalah
diselesaikan bersama-sama antar siswa. (Nuraeni,2016).
17
Adapun beberapa karakteristik proses Problem based
learning menurut Tan Amir (2007) dalam (Nuraeni,2016)
diantaranya :
1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
2) Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia
nyata yang disajikan secara mengambang.
3) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya
menuntut peserta didik menggunakan dan mendapatkan konsep
dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas
ilmu ke bidang lainnya.
4) Masalah membuat peserta didik tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.
5) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu
sumber saja.
7) Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. peserta
didik bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan
(peer teaching), dan melakukan presentasi.
Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses
Problem Based Learning dapat disimpulkan bahwa tiga unsur yang
esensial dalam proses Problem Based Learning yaitu adanya suatu
permasalahan, pembelajaran berpusat pada peserta didik, dan belajar
dalam kelompok kecil. (Nuraeni,2016).
18
3. Langkah- langkah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
Pada dasarnya Problem Based Learning diawali dengan aktivitas
peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang didtentukan
atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi
pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan
masalah dalam berfikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan
baru proses tersebut dilakukan dalam tahapan-tahapan atau sintaks
pembelajaran yang disajikan pada tabel 2.1 dapa dilihat pada table
dibawa beriku ini:
Tabel 2.1 Langkah- langkah (PBL)
No Tahap Aktivitas Guru dan Peserta didik
1 Tahap 1:
Mengorientasi
peserta didik
terhadap masalah
Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistic yang dibutuhkan,
mengajukan demonstrasi atau fenomena
atau cerita unrtuk memunculkan
masalah dan Memotivasi peserta didik
agar dapat terlibat dalam kegiatan
mengatasi masalah yang dipilih atau
ditentukan.
2 Tahap 2 :
Mengorganisasikan
peserta didik untuk
Guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas-tugas belajar yang terkait dengan
19
belajar permasalahan yang dihadapi
sebelumnya.
3 Tahap 3
Membimbing
penyelidikan
individual maupun
kelompok
Guru membantu peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan kejelasan yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah.
4 Tahap 4
Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu peserta didik untuk
berbagi tugas dan merencanakan atau
menyiapkan karya yang sesuai sebagai
hasil pemecahan masalah dalam bentuk
laporan,video,atau model.
5 Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses-proses
dalam pemecahan
masalah.
Guru membatu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses pemecahan masalah
yang dilakukan.
(Muhammad, 2017)
Langkah mengidentifikasi masalah merupakan tahapan yang sangat
penting dalam PBL pemilihan masalah yang tepat agar dapat memberikan
pengalaman belajar yang mencirikan kerja ilmiah seringkali menjadi
20
“masalah” bagi guru dan peserta didik. Oleh sebab itu sangat penting
adanya pendampingan oleh guru agar pembelajaran tetap pada bingkai
yang direncanakan. (Ngalimun,2017).
PBL memiliki lima tahapan pembelajaran menurut Sugiyanto
(2010). yaitu:
1) memberikan orientasi tentang permasalahan kepada peserta didik.
2) mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti.
3) membantu investigasi mandiri dan kelompok.
4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil, dan
5) menganalisis dan mengevaluasi mengatasi masalah( Markus,2016).
Pelaksanaan model Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap
proses, yaitu
Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada
masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.
Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru
membagi peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah.
Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen
dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
21
Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada
tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka
berbagi tugas dengan sesama temannya.
Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil
pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan
yang mereka lakukan Trianto (2007) (Nuraini,201).
4. Kelebihan dan kelemahan Model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
a. Kelebihan
Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pembelajaran problem based
learning memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.
1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna, peserta didik
yang belajar memecahkan suatu masalah mereka akan
menerapkan pengetahuan yang dimiliknya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapata semakin
bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan
dengan situasi dimana konsep diterapkan.
2) Dalam situasi PBL peserta didik mengintegrasikan pengetahuan
dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan.
22
3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi
internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok (Erwin, 2018).
Kelebihan PBL Menuru Warsono & Hariyanto (2012).
adalah:
a) peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa
tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait
dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga menghadapi
masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
b) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan
teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman
sekelasnya.
c) semakin mengakrabkan guru dengan peserta didik ,
d) karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan peserta
didik melalui eksperimen, hal ini juga akan membiasakan peserta
didik dalam menerapkan metode eksperimen (Markus, 2016).
Kelebihan Model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).Sebagai suatu model pembelajaran, memiliki beberapa
kelebihan menurt Sanjaya (2007) diantaranya :
a) Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
b) Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta
didik.
23
c) Membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan peserta
didik untuk memahami masalah dunia nyata.
d) Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan. Disamping itu, PBM dapat mendorong peserta
didik untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil
maupun proses belajarnya.
e) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
f) Memberikan kesemnpatan bagi peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
g) Mengembangkan minat peserta didik untuk secaraterus menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
h) Memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep-konsep
yang dipelajari guna memecahkan masalah (Nuraini,2016)
b. Kelemahan
Sedangkan, kekurangan model PBL Shoimin (2016) antara
lain:
1) Pembelajaran berbasis masalah (PBM) tidak dapat diterapkan untuk
setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang
24
menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan
masalah, dan
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik
yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas (Nensi dkk,
2017).
Kelemahan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Disamping kebihan di atas, Problem based learning juga memiliki
kelemahan, menuru Sanjaya (2007). diantaranya:
1) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
2) Untuk sebagian peserta didik beranggapan bahwa tanpa pemahaman
mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari (Nuraini,2016).
5. Penelitian Relevan
(Markus Iyus Supiandi, Hendrikus Julung, 2016). Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model PBL secara signifikan
meningkatkan hasil belajar kognitif pada peserta didik di kelas XI IPA 1
SMA PancaSetya Sintang.
6. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
dengan ligkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar
25
adalah aktifitas mental/psikis yag berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperole melalui usaha (buka karna
kematangan), menetap dalam waktu yang relative lama dan merupakan hasil
pegalaman. Perubaan perilaku akibat kegiatan belajar mengajar
mengakibatkan peserta didik memiliki penguasaaan terhadap materi
pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar unuk
menyampaikan tujuan pengajaran. Perubahan perilaku disebabkan karena dia
mencapai penguasaan yang diberikan dalam proses belajar mengajar
(Purwanto, 2016).
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran
Gagne, hasil belajar berupa :
a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik.
b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang.
c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
26
Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif,
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami
kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. (Agus, 2015)
Lebih lanjut Arends (2004) menyatakan bahwa ada tiga hasil belajar yang
diperoleh pelajar yang diajar dengan PBL yaitu :
a. Inkuiri dan keterampilan melakukan pemecahan masalah dimana
peserta didik akan menggunakan keterampilan berfikir tingkat tinggi.
b. Belajar model peraturan orang dewasa
c. Keterampiln belajar mandiri. (Ngalimun,2017).
B. Materi pembelajaran Virus
1. Definisi Virus
Istilah virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun. Sejarah
penemuan virus diawali dengan ditemukannya virus oleh Adolf mayer,
berikut adalah ilmuan yang berkontribusi dalam penemuan virus Dimitri
Ivanowsky, yang ketiga martinus beijerinck dan yang terakir Wendell
Stanley (Pujiati, 2017).
Definisi virus secara umum ialah parasit berukuran mikroskopik
dengan menginfeksi sel organisme biologis. Menurut para ahli biologi
virus merupakan peralihan antara makhluk hidup dengan benda mati.
Virus dikatakan peralihan, sebab virus memiliki 5 ciri-ciri virus seperti
makhluk hidup yakni memiliki DNA dan dapat berkembang biak pada sel
hidup. Dan virus memiliki ciri-ciri benda mati yakni tidak memiliki
27
protoplasma dan dapat dikristalkan. Pada dasarnya virus adalah materi
genetik yang telah dikelilingi oleh protein Virus dalam bereproduksi
memerlukan sel inang, sehingga virus sifatnya parasit obligasi. Pengertian
virus secara etimologi ialah kata virus berasal dari bahasa latin yakni
virion yang berarti “racun”. Virus merupakan organisme subseluler sebab
ukurannya yang sangat kecil, yang mana virus hanya bisa dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron. Virus ukurannya lebih kecil dari pada
bakteri.
2. Sejarah Penemuan Virus
Virus berasal dari bahasa Latin, yaitu virion, yang artinya racun.
Lalu, bagaimana awal mula virus ditemukan?
a) Adolf Meyer
Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1883, setelah seorang
ilmuwan asal Jerman, Adolf Meyer, menemukan adanya bintik-bintik
kuning pada daun tembakau. Mengetahui hal itu, Meyer mencoba
mengekstraksi getah tembakau tersebut lalu menyemprotkannya pada
tembakau yang masih sehat. Ternyata, tembakau yang sehat tersebut
juga mengalami bintik-bintik kuning. Lalu, Meyer meneliti getah
tembakau tersebut menggunakan mikroskop, ternyata tidak ditemukan
adanya bakteri, sehingga ia berkesimpulan bahwa makhluk yang
menyerang tembakau tersebut berukuran lebih kecil dari bakteri.
b) Dmitri Ivanovsky
Pada tahun 1892, ilmuwan asal Rusia, Dmitri Ivanovsky
melakukan penelitian yang sama dengan Meyer, yaitu menyaring getah
28
tembakau yang sakit. Perbedaannya, Dmitri menyaring getah tersebut
dengan saringan bakteri. Lalu hasil saringan tersebut disemprotkan
pada tembakau yang sehat, ternyata tembakau juga menjadi sakit.
c) Martinus Beijerinck
Beijerinck merupakan ilmuwan asal Belanda yang melakukan
penelitian sama dengan dua peneliti sebelumnya, bedanya Beijerinck
mencoba untuk menonaktifkan makhluk penyebab penyakit tersebut
menggunakan alkohol. Hasilnya alkohol tidak bisa menonaktifkan
makhluk tersebut. Beijerinck menyebutnya sebagai virus lolos saring.
d) Wendell Meredith Stanley
Seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, Stanley, berhasil
mengristalkan makhluk penyebab penyakit pada tembakau pada tahun
1935. Kemudian, penyakit tersebut diberi nama Tobacco Mosaic
Virus (TMV).
3. Ciri-ciri Virus
Adapun ciri-ciri yang dimiliki virus adalah sebagai berikut.
a) Virus bisa bersifat seperti benda hidup, contohnya bisa berkembang
biak jika berada di dalam sel hidup.
b) Memiliki satu asam nukleat, DNA atau RNA saja.
c) Virus bisa bersifat seperti benda mati, contohnya tidak melakukan
metabolisme, tidak bernapas, tidak bergerak, dan berbentuk kristal
jika berada di luar sel hidup.
d) Berukuran sangat kecil, yaitu antara 20 dan 300 nm.
29
4. Struktur tubuh virus
Virus tidak digolongkan dalam organisme seluler karena tidak
memiliki bagian-bagian sel seperti, dinding sel, membran sel, sitoplasma,
serta organel sel lainnya. Adapun struktur tubuh virus bakteriofag adalah
sebagai berikut.
Gambar 2.1 Bentuk Virus Kompleks Sumber: https://www.researchgate.net/publication
a) Kepala
Kepala bagian dalam mengandung asam nukleat, sedangkan bagian
luarnya diselubungi oleh kapsid. Untuk virus bakteriofag, kepalanya
berbentuk polihedral dengan jenis asam nukleatnya DNA.
b) Kapsid
Kapsid merupakan selubung luar virus yang mengandung banyak
subunit protein yang disebut kapsomer. Kapsid terdiri dari beberapa
bentuk, sehingga berpengaruh pada bentuk virusnya.
c) Asam nukleat
Asam nukleat yang dimiliki virus hanya satu, yaitu DNA atau
RNA saja. Asam nukleat inilah yang nantinya berfungsi sebagai
informasi genetik untuk replikasi.
30
d) Leher
Leher merupakan penghubung antara kepala dan ekor. Leher
berfungsi sebagai saluran keluarnya asam nukleat menuju ekor.
e) Ekor
Ekor virus terdiri dari serabut ekor dan lempeng dasar. Ekor ini
berfungsi untuk menempel pada inang. Berikut ini merupakan struktur
virus selain bakteriofag yang telah ditemukan.
Gambar 2.2 Bentuk Virus
Sumber: https://www.researchgate.net/publication/
330042372_modul_mikroum
5. Bentuk Virus
Menurut Pujiati (2017), Virus pada umumnya berupa semacam
hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi, yaitu ada yang
berbentuk oval, memanjang, silindris, kotak, dan kebanyakan berbentuk
seperti kecebong dengaan “kepala” oval dan “ekor” silindris.Virus
bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Hanya memiliki satu macam
asam nukleat (RNA dan DNA). Berdasarkan bentuk tubuh dan bagain-
bagain tubuh virus morfologi virus terbagi menjadi empat tipe utama
yaitu :
31
a) Virus Berbentuk Helix (helical virus)
Bentuknya menyerupai batang yang penjang, agak kaku dan
lentur (fleksibel).Kapsid sebagai tabung silinder yang pendek
berbentuk seperti helik yang mengelilingi asam nukleat virus.
Gambar 2.3 Virus Berbentuk Helix
Sumber: https://www.researchgate.net/publication/
330042372_modul_mikroum
b) Virus Berbentuk Polihedral
Virus dengan morfologi polihedral mempunyai ukuran yang
sangat bervariasi yaitu dari 20 – 400 nanometer.kapsid dari
kebanyakan virus ini berbentuk ikosahedron (acosahedron) yaitu
polyhedron beraturan dengan 20 bidang segitiga dan 20 sudut.
Gambar 2.4 Virus Berbentuk Polihedral Sumber: https://www.researchgate.net/publication/
330042372_modul_mikroum
c) Virus Komplek
Morfologi virus kompleks memiliki bagain-bagain tubuh yang
lebih kompleks dibandingkan dengan ketiga morfologi virus lainnya.
Layaknya organisme hidup virus dengan morfologi ini juga memiliki
bagian-bagian tubuh seperti kepala dan ekor.
32
Gambar 2.5 Virus Komplek Sumber:https://www.researchgate.net/
publication/330042372_modul_
mikroum
d) Virus Berpelindung
Disebut dengan virus berpelindung, hal ini karena salah satu
struktur virus ini memiliki pelindung atau pembungkus luar yang
meliputi glikoprotein. Lipoprotein atau kombinasi glikoprotein dan
lipoprotein. Dimana, biasanya virus ini berbentuk bulat atau juga bisa
berbentuk bola, dengan diameter umum sekitar 60 hingga 300
nanometer. Salah satu contoh jenis virus ini yakni terdapat pada virus
Influenza.
Gambar 2.6 Virus Berpelindung Sumber:https://www.researchgate.net/ publication/
330042372_modul_ mikroum
6. Cara hidup virus
Virus tergolong dalam parasit intraseluler obligat karena hanya
dapat hidup di dalam sel yang hidup. Artinya, jika sel tersebut mati, virus
tidak akan mati melainkan mengkristal. Sel hidup yang ditumpangi virus
disebut sel inang. Bagaimana cara virus mengenali inangnya? Yaitu
33
menggunakan sistem lock key atau kesesuaian. Berdasarkan jenisnya, sel
inang dibagi menjadi dua, kisaran inang luas dan kisaran inang sempit.
Virus dengan kisaran inang luas bisa menginfeksi beberapa inang,
contohnya virus flu burung bisa menginfeksi unggas, babi, dan manusia.
Sedangkan virus dengan kisaran inang sempit hanya bisa menginfeksi
inang tertentu saja, contohnya virus flu hanya menginfeksi sel-sel di
saluran pernapasan dan virus bakteriofag hanya bisa menginfeksi
bakteri Escherichia coli. Penularan virus dari satu inang ke inang yang
lain bisa melalui udara, lendir, air, darah, atau melalui perantara seperti
nyamuk.
7. Perkembangbiakan virus
Perkembangbiakan virus dikenal dengan istilah replikasi atau
perbanyakan diri. Bagi virus, sel inang merupakan sumber energi untuk
sintesis protein. Perkembangbiakan virus dibagi menjadi dua, yaitu daur
litik dan lisogenik
a) Daur litik
Terjadinya daur litik disebabkan oleh ketahanan sel inang lebih
lemah daripada daya infeksi virus. Akibatnya sel inang akan pecah
dan mati, serta akan menghasilkan virion-virion baru. Adapun
tahapan pada daur litik adalah adsorpsi, penetrasi, sintesis dan
replikasi, pematangan atau perakitan, dan lisis.
b) Daur lisogenik
Daur lisogenik terjadi jika pertahanan tubuh inang lebih kuat
daripada daya infeksi virus. Pada daur ini sel inang masih bisa
34
bereproduksi dengan normal dan tidak akan langsung pecah. Akan
tetapi, DNA virus bakteriofag akan berinteraksi dengan kromosom sel
inang membentuk profag. Saat sel inang yang mengandung profag
tersebut membelah diri, barulah profag akan diwariskan ke sel
berikutnya. Adapun tahapan pada daur lisogenik adalah adsorpsi dan
infeksi, pemetrasi, penggabungan, pembelahan, sintesis. Untuk
memahami lebih lanjut, silakan Quipperian simak gambar berikut ini.
Gambar 2.7 Daur hidup virus Sumber:https://www.researchgate.net/ publication/330042372_modul_ mikroum
8. Manfaat virus
Mungkin kalian bertanya-tanya, apakah benar jika virus
bermanfaat? Bukannya virus selalu merugikan makhluk hidup?
Jika ditinjau dari satu sisi saja, pernyataan di atas memang benar. Akan
tetapi, jika dianalisis kembali sifat, struktur, dan klasifikasinya, ternyata
35
virus masih bisa dimanfaatkan untuk membantu makhluk hidup. Apa saja
manfaatnya?
a) Virus memiliki selubung yang tersusun dari subunit protein. Protein
selubung dari virus ini bisa dimanfaatkan untuk membuat vaksin
protein agar terbentuk respon kekebalan tubuh untuk melawan
penyakit.
b) Bisa digunakan untuk terapi gen melalui rekayasa genetika.
c) Pengobatan secara biologis, yaitu dengan melemahkan atau
membunuh bakteri yang bersifat patogen.
d) Ilmuwan dari Inggris berhasil menginokulasi partikel virus dan
mencampurnya dengan senyawa Fe atau besi untuk membuat
kapasitor.
e) Sebagai biopestisida, yaitu pestisida biologis di bidang pertanian yang
tidak mencemari lingkungan.
f) Produksi interferon, yaitu senyawa yang mampu mencegah replikasi
virus di dalam inang.
g) Pembuatan hormon insulin, dengan cara mencangkokkan virus ke
dalam gen penghasil insulin dalam tubuh bakteri agar dihasilkan
insulin dalam jumlah besar.
9. Penyakit yang disebabkan oleh virus
Adapun penyakit yang disebabkan oleh virus, baik pada manusia,
hewan, dan tumbuhan adalah sebagai berikut.
a) Cacar variola disebabkan oleh virus jenis Orthopoxvirus.
b) Campak disebabkan oleh Morbilivirus.
36
c) AIDS disebabkan oleh HIV, yaitu Human Immunodeficiency Virus.
d) Flu disebabkan oleh virus influenza atau parainfluenza.
e) Flu burung disebabkan oleh HPAIV yaitu High Pathogenic Avian
Influenza Virus.
f) Rabies disebabkan oleh Rhabdovirus.
g) Tetelo disebabkan oleh virus NCD.
h) Mosaik disebabkan oleh TMV atau Tobacco Mosaic Virus.
C. Kerangka Pikir
Perbaikan kegiatan belajar dan mengajar harus diupayakan secara
maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini dilakukan karna majunya
pendidikan membawa implikasi meluas terhadap pemikiran manusia
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Pakue terdapat
beberapa masalah dalam proses pembelajaran, yaitu peserta didik kurang
berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan kurangnya minat
dan motivasi peserta didik untuk belajar, hal ini berdampak pada hasil belajar
peserta didik yang relatif rendah, dimana nilai KKM yang telah diterapkan
yaitu 75 dan hanya sekitar 40% peserta didik yang dapat mencapai nilai
KKM Biologi yang telah diterapkan.
Berikut ini adalah diagram kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada
diagram 2.8 berikut ini :
37
Diagram 2.8 Kerangka Pikir Penelitia
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat Pengaruh Model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi
peserta didik Materi Virus kelas XI SMA Negeri 1 Pakue Kolaka Utara.
Guru perluh menerapkan sebuah model
pembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan
dengan memberian pembelajaran yang efektif dan
inovatif.
Maka Guru perlu menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Permasalahan yang terjadi di SMA NEGRI 1 PAKUE dimana hasil
belajar peserta didik relatif lebih rendah sehingga tidak sesuai
dengan nilai KKM yang telah di terapkan.
Hasil belajar peserta didik
meningkat.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksprimen semu (quasi
experimental). Secara sederhana penelitian eksperimen adalah penelitian
yang mencari pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan (Sugiyono,
2016).
Sugiyono (2016) menyatakan bahwa quasi experimental digunakan
karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian. Desain penelitian ini tidak akan mengambil
subjek secara acak dari populasi tetapi menggunakan seluruh subjek dalam
kelompok yang utuh untuk diberi perlakuan.
2. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Non Equivalent
Pretest Posttest Control Group Design, yaitu jenis desain yang biasanya
dipakai dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama, keadaan
atau kondisinya. Desain ini dapat dilihat pada tebel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Non Equivalent Pretest Posttest Control
Group Design.
Sampel Pretest Variabel bebas Posttest
E O1 X O2
C OI - O2
Keterangan :
O1 : pretest
39
O2 : posttest
E : kelas eksperimen
C : kelas kontrol
X : perlakuan menggunakan model pembelajaran PBL
- : perlakuan dengan pembelajaran konvensional
3. Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2016) macam-macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas yang merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu
Pegaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sedangkan
variabel terikatnya yaitu hasil belajar biologi peserta didik materi virus
kelas X SMA Negeri 1 Pakue Kolaka Utara.
4. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2019/2020, Selama dua bulan terhitung pada bulan Oktober hingga bulan
November di SMA Negeri 1 Pakue yang berlokasi di Kecamatan Pakue,
Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi tenggara.
5. Prosedur Penelitian
a. Tahap observasi
1) Observasi awal ke sekolah dengan konsultasi kepala sekolah guru
bidang studi perihal perizinan untuk melakukan penelitian.
40
2) Mengamati proses pembelajaran dan masalah yang terdapat pada
proses pembelajaran.
b. Tahap persiapan
1) Menentukan populasi dan sampel.
2) Menyusun perangkat pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
dengan keterampilan berpikir kritis dan langkah-langkah model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
3) Menyusun instrument penelitian berupa soal Pilihan ganda 30 soal
LKPD dan Lembar kerja peserta didik yang sesuai dengan tahapan
pembelajaran PBL dan lembar observasi keterlaksanaan model
pembelajaran PBL sebagai penunjang dalam penelitian.
4) Melaksanakan uji validitas perangkat pembelajaran yang
digunakan sebagai instrumen penelitian kepada Dosen
pembimbing, apabilah sudah layak maka instrument tersebut siap
digunakan.
c. Tahap pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober hingga bulan
November tahun ajaran 2019/2020 di SMA Negeri 1 Pakue Kolaka
Utara kelas X IPA dengan materi Virus. Penelitian dilakukan sebanyak
4 kali pertemuan, dimana 2 kali pertemuan digunakan untuk proses
pembelajaran dan 2 kali pertemuan untuk memberikan uji tes hasil
belajar. Tiap pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)
Adapun Sintaks proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.2.
sebagai berikut :
41
Tabel 3.2 Sintaks proses pembelajaran.
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pendahuluan (15 menit)
Tahap-1
Oreantasi peserta didik pada masalah
a. Mengucapkan salam pembuka dan
meminta ketua kelas untuk
memimpin do’a sebelum pelajaran
dimulai.
b. Mengabsen peserta didik dan
menanyakan peserta didik yang
tidak hadir.
c. Memotivasi peserta didik dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
d. Menayakan peserta didik tentang
apa yang mereka ketahui tentang
materi virus.
e. Guru memotivasi peserta didik
untuk dapat menyelesaikan masalah
melalui pemberian masalah.
Kegiatan inti (105 menit)
Tahap-2
Mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar.
a. Guru membagi peserta didik
kedalam kelompok.
b. Guru menyampaikan materi pokok
tulang dan rangkah tubuh.
c. Guru membagikan materi yang
berisis permasalahan mengenai
materi pembelajaran.
Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok.
a. Guru meminta peserta didik untuk
mengerjakan soal penyelesaian
masalah.
b. Guru membimbing peserta didik
Pendahuluan (15 menit)
a. Mengucapkan salam pembuka
dan meminta ketua kelas untuk
memimpin do’a sebelum
pelajaran dimulai.
b. Mengabsen peserta didik dan
menanyakan peserta didik yang
tidak hadir.
c. Memotivasi peserta didik dengan
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
d. Menayakan peserta didik tentang
apa yang mereka ketahui tentang
materi virus.
e. Guru memotivasi peserta didik
untuk memperhatikan
pembelajaran yang akan
berlangsung.
Kegiatan inti (105 menit)
a. Guru menyampaikan materi
pembelajaran yaitu tulang dan
rangkah tubuh.
b. Guru mempersiapkan kepada
peserta didik untuk bertanya
tentang materi yang belum
dipahami dari penjelasan guru.
c. Guru melakukan evaluasi kepada
peserta didik untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik
memahami materi yang telah
diajarkan.
42
untuk melakukan pemecahan
masalah.
Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya.
a. Meminta peserta didik untuk
berdiskusi dengan teman kelompok,
menuliskan hasil diskusi dalam
kertas doublefolio
b. Salah satu kelompok ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
a. Meminta peserta didik untuk
mengecek kembali hasil pemecahan
masalah mereka.
b. Guru meluruskan permasalahan
yang ada.
c. Mempersilahkan peserta didik
untuk menayakan materi yang
belum di pahami.
Penutup (15 menit)
a. Guru meminta peserta didik untuk
menarik kesimpulan tentang materi
yang telah dipelajari.
b. Guru menyampaikan materi yang
akan di bahas pada pertemuan
selanjutnya.
c. Guru menutup pembelajaran (salam
penutup).
Penutup (15 menit)
a. Guru meminta peserta didik
untuk menarik kesimpulan
tentang materi yang telah
dipelajari.
b. Guru menyampaikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
c. Guru menutup pembelajaran
(salam penutu)
d. Evaluasi
1) Evaluasi pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali yaitu:
a) Pada saat awal penelitian sebelum dilakukan pembelajaran
dilakukan pretest dengan soal pilihan ganda yang terdiri dari 30
soal.
43
b) Pada saat akhir penelitian dilakukan posttest dengan soal
pilihan ganda yang terdiri dari 30 soal.
2). Setelah data hasil evaluasi penelitian diperoleh, selanjutnya
melakukan analisis data.
3). Menyusun laporan hasi penelitian.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peserta
didik kelas X di SMA Negeri 1 Pakue Kolaka Utara. Penjelasan mengenai
populasi dan sampel dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai
berikut:
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2018) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang
ada pada obyek atau subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi
dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas X IPA Negeri 1
Pakue Kolaka Utara. Lebih jelasnya pada tabel 3.3 berikut ini :
44
Tabel 3.3 Jumlah peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Pakue Kolaka
Utara.
Kelas Jumlah peserta didik
X IPA 1 30
X IPA 2 30
X IPA 3 30
X IPA 4 30
X IPA 5 30
Total 150
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Random sampling
karena karakteristik dari subjek yang ingin diteliti sesuai dengan
tingkatan kemampuan para peserta didik. Dengan pertimbangan bahwa
kemampuan akademik dari kedua kelas tersebut tidak jauh berbeda dilihat
dari nilai pretest dan posttes. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
yaitu kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan Kelas X IPA 5 sebagai
kelas kontrol yang berjumlah 60 orang. Dan dapat dilihat pada tabel 3.4
dibawa ini:
Tabel 3.4 Jumlah sampel
Kelas JumLah peserta didik
X IPA 1 30
X IPA 5 30
Total 60
45
C. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi oprasional variabel yaitu sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan.
2. Hasil belajar peserta didik adalah nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi
peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar dalam kurun
waktu tertentu. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada
ranah kognitif.
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan adalah dalam bentuk tes obkjektif
tipe pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan 5 pilihan jawaban diberikan
perlakuan awal (pretess) sebelum kegiaan pembelajaran dan (posttest) diakhir
pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. LKPD dan
Lembar kerja peserta didik yang sesuai dengan tahapan pembelajaran PBL
dan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran PBL sebagai
penunjang dalam penelitian (Lampiran 15 ,Hlm 128).
E. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan berupa soal Pilihan ganda 30 soal
dengan 5 pilihan jawaban diberikan perlakuan awal (pretess) sebelum
kegiaan pembelajaran dan (posttest) diakhir setelah pembelajaran pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. .
46
F. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu analisis data mengenai hasil
prettest posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian analisis data
mengenai pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap hasil belajar peserta didik SMA Negeri 1 Pakue Kolaka Utara.
1. Analisis statistic deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
umum mengenai karakteristik pencapaian hasil belajar peserta didik bagi
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Menurut Sugiyono (2016) Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Pada analisis data ini, data yang dianalisis adalah hasil belajar
yang terlebih dahulu dibandingkan dengan kriteria hasil belajar peserta didik
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Pengkategorian Hasil Belajar Biologi Pada peserta didik
Interval Nilai Predikat Keterangan
93-100 A Sangat baik
84-92 B Baik
75-83 C Cukup
<75 D Kurang
Sumber : (Kemendikbud, 2014)
47
a. Uji Gain (N-Gain)
Uji N-gain bertujuan untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau
persentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar. Adapun
kategorisasi untuk nilai N-gain dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut :
Table 3.6 Kategori Nilai Uji N-gain
Skor N-Gain Kategori
Nilai G ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ Nilai G ≤ 0,070 Sedang
0,00 < Nilai G < 0,30 Rendah
Sumbe: (Hake, 2015).
2. Analisis statistik inferensial
Analisis statistik inferensial dilakukan melalui analisis perbandingan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap
hasil belajar. Statistik Inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah Uji Independen sampel T-tes Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas, uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakkan SPSS Statistic 22. Jika signifikan kurang dari 0,05 maka
kesimpulannya data tidak berdistribusi normal, jika signifikan lebih dari 0,05
maka data berdistribusi normal (Purnomo,2016).
48
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian populasi data
apakah antara dua kelompok atau lebih data memiliki varian yang sama atau
beda. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikan lebih dari
0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data
sama (Purnomo,2016).
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji
normalitas dan homogen, apabila data populasi berdistribusi normal dan
populasi berdistribusi homogen maka dilakukan pengujian hipotesis dengan
dengan Uji N-Gain Independen Sampel T-test. Perhitungan pada penelitian
ini menggunakan SPSS Statistic 22. Untuk mengambil keputusan dapat
dilihat setelah dilakukan analisis data, yaitu:
Jika signifikan > 0.05 maka H0 ditolak
Jika signifikan < 0,05 maka H1 diterima
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pakue, Kabupaten Kolaka
Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan populasi penelitian adalah seluruh
peserta didik kelas X Tahun ajaran 2019/2020.
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu, di mana kelas
X IPA 1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 30 peserta didik dan kelas X IPA
5 sebanyak 30 peserta didik sebagai kelas kontrol. Pada proses pembelajaran,
kedua kelas diberikan materi yang sama tapi dengan perlakuan yang berbeda.
Dimana pada kelas ekperimen adanya perlakuan yang diterapkan yaitu model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sedangkan pada kelas kontrol
diterapkan model pembelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran
yang berpusat pada guru atau konvensional.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui media tes yang terdiri dari
pret-test dan post-test. pret-test merupakan tes awal yang diberikan kepada
peserta didik baik peserta didik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal pesera didik sebelum
diberikan perlakuan yang berbeda. Sedangkan post-test merupakan tes yang
diberikan kepada pesera didik baik pada peserta didik kelas eksperimen
maupun kontrol yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
pada materi virus. Data pret-test dan post-tes diperoleh dari tes pilihan ganda
sebanyak 30 soal.
50
Ada dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis yang
menggunakan statisik deskriptif dan hasil analisis yang menggunakan
satatistik inferensial. Uraian dari masing-masing deskripsi hasil analisis
sebagai berikut :
1. Analisis Statisik Deskriptif
a. Deskripsi Aktivitas Peserta Didik
Data aktivitas peserta didik ini diperoleh melalui instrumen
observasi aktivitas peserta didik yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Indicator aktivitas pesera didik terdiri dari
tiga belas aspek observasi, observasi dilakukan berdasarkan petunjuk
pada instrumen pengamatan yang dilakukan pada setiap pertemuan.
Data hasil pengamatan aktivitas peserta didik disajikan dalam table 4.1
berikut:
Table 4.1 Deskripsi Hasil Persentase Dan Kriteria Aktifitas
Peserta Didik.
Pertemuan Presentase Kriteria
I 73,3 Aktif
II 83,3 Sangat aktif
Jumlah rata-rata 78,3 Aktif
Berdasarkan data pada tabel 4.1 pada pertemuan pertama terlihat
bahwa keterlaksanaan pembelajaran kriteria aktif, ini ditunjukan oleh
persentase skor akivitas peserta didik selama proses pembelajaran
pada angka 73,3 %. Peretemuan kedua persentase skor aktivitas
51
peserta didik selama proses pembelajaran pada angka 83,3% dengan
kriteria sangat aktif.
Dengan ketetapan kriteria mulai skor persentase 0%-20% kriteria
tidak aktif,21%-40% kriteria kurang aktif, 41%-60% kriteria cukup
aktif, 61%-80% aktif dan 81%-100% kriteria sangat aktif. Secara
umum aktifitas peserta didik dalam pembelajaran termasuk dalam
kriteria aktif dengan presentase keterlaksanaan sebesar 78,3%.
b. Deskripsi Hasil Belajara Biologi Peserta Didik Kelas Ekperimen
Dan Kelas Kontrol.
Analisis data deskriptif merupakan hasil analisis data yang
nantinya akan menunjukkan deskripsi dari hasil belajar biologi
peserta didik pada materi Virus yang diperoleh dari kedua sampel
kelas yaitu kelas ekperimen dan kontrol.
Berikut merupakan hasil analisis deskriptif materi virus pada
kelas ekperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Pengolahan Data Statistik Deskriptif Skor Hasil Tes
Belajar (Prettest Dan Posttest) Materi Virus Secara
Umum Peserta didik Kelas X IPA 1 Dan X IPA 5
SMA Negeri 1 Pakue.
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
Jumlah Sampel 30 30 30 30
Skor Maksimum 63 97 43 83
Skor Minimum 10 67 10 37
Mean 33,00 83,40 22,77 58,63
Varians 168,138 65,283 89,082 139,137
Range 53 30 33 47
52
Standar Deviasi 12,967 8,080 9,438 11,796
Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada kelas
ekperimen dan kelas kontrol masing-masing menggunakan 30
sampel. Pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan Problem
Based Learning (PBL), memperoleh skor maksimum pada Pre-Test
sebesar 30 dan skor minimum sebesar 10. Sedangkan Post-Test,
skor maksimum yang diperoleh sebesar 97 dan skor minimum
sebesar 67. Adapun nilai rata-rata (mean) Pre-Test sebesar 33,00
dan Post-Test sebesar 83,40 Kemudian varians pada Pre-Test
sebesar 168,138 dan varians pada Post-Test sebesar 65,283. Lalu,
range pada Pre-Test sebesar 53 dan range pada Post-test 30, serta
adapula standar deviasi pada Pre-test didapatkan skor sebesar
12,967dan Post-test didapatkan skor sebesar 8,080. Selanjutnya,
pada kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan Problem Based
Learning (PBL), memperoleh skor maksimum pada Pre-test sebesar
43 dan skor minimum sebesar 10. Sedangkan Post-test, skor
maksimum yang diperoleh sebesar 83 dan skor minimum yang
diperoleh yaitu 37. Adapun nilai rata-rata (mean) Pre-Test sebesar
22,77 dan Post-Test sebesar 58,63 Kemudian varians pada Pre-Test
sebesar 89,082 dan Post-Test sebesar 139,137 dengan range pada
Pre-test sebesar 33 dan range pada Post-Test sebesar 47 Serta
standar deviasi Pre-Test sebesar 9,438 dan Post-Test sebesar
11,796. Data skor hasil belajar peserta didik materi virus pada tabel
4.3 sebagai berikut :
53
Tabel 4.3 Kategorisasi Tes Hasil Belajar (Posttest) Peserta didik
Materi Virus Kelas Ekperimen Dan Kelas Kontrol.
Interval
Skor
Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase
(%)
93-100 Baik Sekali 6 20 0 0
84-92 Baik 6 20 0 0
75-83 Cukup 13 43,4 2 6,7
<75 Kurang 5 16,6 28 93,3
Jumlah 30 100 30 100
Dari tabel 4.3 di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa di
kelas ekperimen, rentang <75 terdapat 5 pesera didik yang memperoleh
skor dengan kategori kurang dengan persentase 16,6%. pada rentang 75-83
terdapat 13 pesera didik memperoleh skor dengan kategori cukup dengan
persentase 43,4%. Kemudian pada rentang 84-92 terdapat 6 pesera didik
memperoleh kategori baik dengan nilai persentase 20% dan pada rentang
93-100 terdapat 6 pesera didik yang memperoleh skor dengan kategori
baik sekali dengan nilai persentase 16,6%. Sedangkan kelas kontrol, dapat
dilihat rentang <75 terdapat 28 pesera didik yang memperoleh skor dengan
kategori kurang dengan persentase 93,3%. pada rentang 75-83 terdapat 2
pesera didik memperoleh skor dengan kategori cukup dengan persentase
6,7%. Kemudian pada rentang 84-92 tidak ada pesera didik memperoleh
kategori baik dan pada rentang 93-100 juga tidak terdapat pesera didik
yang memperoleh skor dengan kategori baik sekali. Kategori hasil tes hasil
belajar pesera didik materi Virus digambarkan dalam grafik 4.1 sebagai
berikut:
54
Grafik 4.1 Kategori Hasil Tes Hasil Belajar Peserta didik Maeri
Virus Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.
Berdasarkan grafik 4.1 di atas, dapat dillihat bahwa kelas
ekperimen, rentang <75 terdapat 5 pesera didik yang memperoleh skor
dengan kategori kurang dengan persentase 16,6%. pada rentang 75-83
terdapat 13 pesera didik memperoleh skor dengan kategori cukup dengan
persentase 43,4%. Kemudian pada rentang 84-92 terdapat 6 pesera didik
memperoleh kategori baik dengan nilai persentase 20% dan pada rentang
93-100 terdapat 6 pesera didik yang memperoleh skor dengan kategori
baik sekali dengan nilai persentase 16,6%. Sedangkan kelas kontrol, dapat
dilihat rentang <75 terdapat 28 pesera didik yang memperoleh skor dengan
kategori kurang dengan persentase 93,3%. pada rentang 75-83 terdapat 2
pesera didik memperoleh skor dengan kategori cukup dengan persentase
6,7%. Kemudian pada rentang 84-92 tidak ada pesera didik memperoleh
kategori baik dan pada rentang 93-100 juga tidak terdapat pesera didik
yang memperoleh skor dengan kategori baik sekali.
0
5
10
15
20
25
30
<75 75-83 84-92 93-100
Eksperimen
Kontrol
y
x
interval skor
f
re
k
u
en
s
i
55
Tabel 4.4 Data ketuntasan Hasil Belajar (Posttest) Peserta didik
Materi Virus Kelas Ekperimen Dan Kelas Kontrol.
Interval
Skor
Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Frekuensi (%) Frekuensi (%)
75-100 Tuntas 25 83,4 2 6,7
<75 Tidak tuntas 5 16,6 28 93,3
Jumlah 30 100 30 100
Berdasarkan tabel 4,4 menjelaskan kategori ketuntasan hasil
belajar (posttest) pada materi virus pada kelas eksperimen yaitu dari
interval skor 75-100 mendapakan frekuensi 25 dengan pesentase 83,4%
dengan kategori tuntas Dan untuk skor interval <75 mendapatkan
frekuensi 5 dengan persenase 16,6% dengan kategori tidak tuntas
sedangkan untuk kelas kontrol yaitu dari interval skor 75-100 mendapakan
frekuensi 2 dengan pesentase 6,7% dengan kategori tuntas Dan untuk skor
interval <75 mendapatkan frekuensi 28 dengan persentase 93,3% dengan
kategori tidak tuntas.
c. Uji N-gain
Uji N-gain berguna unuk mengetahui perbandingan antara antara
nilai pretest dengan nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adapun hasil perhitungan N-gain adalah pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Table 4.5 Kategori Hasil Rata-rata Nilai Uji N-gain
Kelas Nilai Rata-rata Kategori
Eksperimen 0,74 Tinggi
Kontrol 0,45 Sedang
56
Berdasarkan tabel 4.5 hasil rata-rata nilai uji N-gain dapat
dilihat bahwa hasil rata-rata kelas eksperimen sebesar 0,70 yang
dikategorikan tinggi, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,45
yang dikategorikan sedang.
2. Analisis Statisik Inferensial
Teknik analisis data inferensial dilakukan untuk menjawab
hipotesis penelitian. Untuk keperluan uji hipotesis ini, maka dilakukan uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
a. Uji normalitas
Sebelum pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan
uji persyaratan analisis terhadap data penelitian. Uji persyaratan yang
pertama adalah uji normalitas. Pengujian normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah populasi berdistribusi normal. Uji normalitas yang
digunakan yaitu dengan menggunakan uji SPSS 22 dengan uji
Normality Test (Kolmogorov-Smirnov). Data dikatakan berditribusi
normal, jika nilai signifikan (Sig) > 0.05. Berdasarkan hasil
pengolahan data SPSS 22 dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pre-Test Dan Post-Test
Kelas Eksperimen
Kelas Nilai Signifikan
Pre-Test Ekperimen 0.183
Post-Test Eksperimen 0.200*
Pre-Test Kontrol 0.085
Post-Test Kontrol 0.102
57
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa data hasil belajar
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki sig > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa kelompok data tersebut berdistribusi
normal.
b. Uji homogenitas
Berdasarkan hasil data dari uji normalitas yang dilakukan,
didapatkanlah data dari sampel berdistribusi normal. Setelah
melakukan uji normalitas tersebut, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas yang di mana bertujuan untuk mengetahui tingkat
kesamaan varians antara dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Dan dikatakan homogen apabila nilai
signifikan (Sig) > 0,05. Uji homogenitas dua buah variabel dapat
diperoleh melalui uji Homogenity Of Variance Test dengan bantuan
SPSS 22. Adapun hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Homogenitas Pre-Test dan Post-Test
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Statistik
Pre-Test Post-Test
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Sig 0,159 0,062
Taraf Sig (a) 0,05
Kesimpulan Kedua data Homogen Kedua Data Homogen
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat dari hasil uji homogenitas
varians yang diperoleh eksperimen dan kelas kontrol, mendapatkan
hasil signifikan Pre-Test dan Post-Test.
58
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan adalah dengan menggunakan
Uji N-Gain Independen Sampel T-test pada SPSS 22. Uji hipotesis
dilakukan untuk menguji apakah ada tidaknya pengaruh penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar peserta didik materi virus. Sebelum data uji hipotesis
independen sampel T-tes untuk nilai sig pada eksperimen dan
kontrol terlebih dahulu dilakukan pencarian nilai selisi rata-rata
prettes dan postest dapa diliha pada tabel 4.8 berikut:
Table 4.8 Hasil Nilai Rata-rata Selisi N-gain Posttes kurang
Prettes Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Kelas Nilai Rata-rata
Eksperimen 50,40
Kontrol 35,86
Berdasarkan tabel 4.6 hasil rata-rata nilai selisi kelas
eksperimen sebesar 50,40 dimana lebih tinggi dari hasil rata-rata
selisi kelas kontrol yang hanya sebesar 35,86.
Adapun kriteria penerimaan data signifikan Independen
sampel T–test berdasarkan nilai signifikan yang keluar dari output
SPSS sebagai tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Hipotesis Uji N-gain Independen Sampel T-tes
Variabel Nilai Sig (2-tailed)
Hasil Belajar Peserta didik 0,001
59
Berdsarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa uji hipotesis yang
dilakukan pada hasil belajar kelas eksperimen dan kelas control
diperoleh Nilai Sig (2-tailed) adalah sebesar 0,001 < 0,05. Maka
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efekifitas
yang signifikan (nyata) antara penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan metode konvensional untuk
meningkatkan hasil belajar Biologi peserta didik materi virus pada
peserta didik kelas X SMA 1 Pakue Kolaka uatara.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pakue Kolaka utara Sulawesi
Tenggara dengan sampel X IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 5
sebagai kelas kontrol. Perlakuan diberikan pada kelas eksperimen yaiu model
pembelajaran Problem Based Learning sedangkan pada kelas kontrol adalah
pembelajaran konvensional. Kedua kelas didberikan tes awal (prettes) dan tes
akhir (posstes) serta dilakukan observasi terhadapa akivitas peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung.
Analisis statistik inferensial dilakukan untuk melakukan uji normalitas
data penelitian, uji homogenitas data, uji hipotesis penelitian. Berdasarkan
hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2, uji normalitas diperoleh hasil skor tes
hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dengan kelas kontrol
pembelajaran konvensional. Sebelum penerapan model pemebelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran konvensional
dilaksanakan, terlebih dahulu diberikan tes belajar (Pret-test) dan setelah
60
penerapan model pembelajaran selesai maka deberikan tes hasil belajar (Post-
Test). Jika dilihat dari hasil perhitungan yang telah diperoleh maka terlihat
kelas ekeperimen jauh lebih unggul dibanding kelas kontrol dengan rata-rata
nilai hasil belajar posttest eksperimen yaiu 83,40 sedangkan nilai hasil belajar
posttest kontrol yaitu 58,63. Berdasarkan hasil penelitian (Desy, 2016)
membuktikan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan
menggunakan model problem based learning lebih baik dibandingkan dengan
rata-rata hasil belajar kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran
konvensional. Kemudian untuk uji homogen dimana menunjukkan hasil
bahwa prettest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
memiliki varian yang sama (homogen), pada pengujian N-Gain didapakan
pengkategorian nilai rata-rata eksperimen lebih tinggi dari pada
pengkategorian nilai kontrol yang tergolong sedang. Dengan nilai selisi rata-
rata prettes dan postes kelas eksperimen adalah 50,40 dan kelas kontrol nilai
selisi rata-rata prettes dan postes kelas kontrol adalah 35,86. Untuk uji
hipotesis menggunakan uji N-gain independen sampel T-tes dengan nilai sig
2-tailed yaitu 0,001 atau (0,001 ≤ 0,05) yang berarti ada penguruh signifikan
model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar biologi
peserta didik materi virus. Dan Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
(Fitri, 2019) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Rambang Kuang didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <α
0,05/1 yang sudah di uji t tidak berpasangan (independent sample t-test).
Maka disimpulkan model pembelajaran PBL (Problem Based Lerning)
berpengaruh terhadap hasilbelajar kognitif siswa kelas X di SMA Negeri 2
61
Rambang Kuang. Serta dalam penelitian (Desy, 2016) Pada hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada model
Problem Based Learning terhadap hasil belajar peserta didik pada materi
pokok bahasan virus dikelas X MAN Rantauprapat T.P. 2016/2017.
Presentase keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.1, yang dimana diperoleh melalui
lembar observasi keaktifan peserta didik. Dari hasil presentase keaktifan
peserta didik, diperoleh sebesar 78,3% persentase keaktifan peserta didik
secara keseluruhan yaitu pertemuan pertama dan kedua sehingga dapat
disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran virus
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
telah mencapai kriteria aktif. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning menekankan Peserta didik harus
berusaha belajar dalam memecahkan problem (nyata) dalam mengembangkan
kemampuan menganalisis dan mengolah informasi menjadi lebih mudah
dipahami peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut ini:
Penerapan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dimana adanya peningkatan
hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Pakue pada materi virus yang
dapat dilihat pada hasil analisis data deskriptif yang menunjukkan bahwa pada
kelas eksperimen yang diterapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) lebih tinggi dengan rata-rata 83% dari pada kelas kontrol yang
tidak diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
nilai rata-rata 58%. Persentase keaktifan peserta didik secara keseluruhan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
diperoleh sebesar 72,80%, telah mencapai kategori aktif. Pada hasil belajar
kelas eksperimen dan kelas control diperoleh Nilai Sig (2-tailed) adalah sebesar
0,001 < 0,05. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
efekifitas yang signifikan (nyata) antara penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan metode konvensional untuk
meningkatkan hasil belajar Biologi peserta didik materi virus pada peserta
didik kelas X SMA 1 Pakue Kolaka Uatara.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian, adapun saran yang ingin peneliti
sampaikan bagi peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model
63
pembelajaran ini, diharapkan agar mengkaji lebih banyak sumber maupun
referensi yang terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan maupun
efektifitas proses pembelajaran agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan
lebih lengkap lagi.
64
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan sami. 2019.Stategi Belajar Mengajar. Depok:
PT RajaGrafindo Persada.
Alim Abdul Mahfudin. 2016. RPP PADA K-13 (Rujukan: PermendikbudNo. 22
Tahun2016). Penyamaan Persepsi K-13 Bagi Instruktur PLPG UNY 2016.
Amrullah, Arfan. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
terhadapa Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Fungi Quasi
EksperimenSMA87jakarta.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/12
3456789/31927/3/ARFAN%20AMRULLAH-FITK.pdf
Asih, Dwijowati Saputri & Selfy febriani. 2017. pengaruh model Problem Based
Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik
pada materi pencemaran lingkungan kelas X MIA. BIOSFER Jurnal Tadris
Pendidikan Biologi Vol. 8 no.1 (2017) 40-52 p-ISSN : 2086-5945 e-ISSN :
2580-4960Juli 2017.http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/biosfer/index
Awalia, Gea & Aseptianova. 2017. Implementasi Hasil Penelitian Menggunakan
Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Hasil Belajar Biologi.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. Vol. 2 No. 1. ISSN: 2527-7553.
http://fkip.um-palembang.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/Gea-
Awalia.pdf Jan-Des 2017.
Dayeni, Fitri. Sri Irawati & Yennita. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning. Diklabio: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 1(1): 29-36 (2017) ISSN 2598-9669.
Fathurrohman, Muhammad. 2017. Model-model Pembelajaran Inovatif: Alternatif
Desain Pembelajaran yang menyenangkan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Hikmayanti Ika, Sahrul Saehana dan Muslimin. 2016. Pengaruh Model Problem
Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou. Jurnal Pendidikan Fisika
65
Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN 2338
Mardhiah, Mimin Zural & Rahmayudi Febrinald. 2018. Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Aktifitas Siswa..
BioConcetta. Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi, Vol.4No.12018-
ISSN:2460-8556/E-ISSN:2502-1737.https://docplayer.info/114428968-
Bioconcetta-jurnal-biologi-danpendidikan-biologi-vol-4-no-issn-e-issn-
jurnal-biologi-dan-pendidikan-biologi.html
Maani ST. 2016. Penerapan Problem Based Learning Terhadapa
Prestasi Belajar
Siswa Kelas XII SMA Muhammadiyah Bolo Tahun Pelajaran
2015/201. JUPE, Volume 1 ISSN 2548-5555. Desember 2016.
Mukti, Nanik Prasetyanti. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Berbasis Kegiatan Praktikum dapat meningkatkan aktivitas
iklim kelas, motivasi belajar peserta didik dan hasil belajar kognitif peserta
didik kelas XII-MIPA-6 SMA. Jurnal Unnes. Vol. 45, No. 2, ISSN: 0216-
0847.https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK/article/view/9426/61562
September 2016.
Ngalimun. 2017. Stategi Pembelajaran Dilengkapi dengan 65 Model
Pembelajaran Yogyakarta: Dua Satrio Offet. (Nuraeni,2016).BAB III Kajian
Teoritis Model Problem Based Learning (PBL)
http://repository.unpas.ac.id/12753/4/BAB%20II.pdf
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Prasetyanti Nanik Murti, Dwi Nopita Sari, Sajidan. 2016. Penerapan Model
Pembelajaran PRroblem Based Learning (PBL) UNntuk Meningkakan
Kemampuan Proses Berpikir Kogniif Siswa Kelas XI MIPA-1 SMA
Negeri I3 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. JURNAL INKUIRI.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016
(hal 1-7).
66
Rahma ewo. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Penelitian
Pendidikan ISSN 1412-565 X e-ISSN 2541-4135.
Rerung, Nensy dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA
pada Materi Usaha dan Energi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi,
06 (1) (2017) 47-55.(Online),p-ISSN: 2303-1832 e-ISSN: 2503-023X
https://www.researchgate.net/publication/319455519_Penerapan_Model_P
embelajaran_Problem_Based_Learning_PBL_untuk_Meningkatkan_Hasil_
Belajar_Peserta_Didik_SMA_pada_Materi_Usaha_dan_Energi diakses 29
April 2017
Sri, Fitri, Agading. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Virus Kelas X
di SMA Negeri 2 Rambang Kuang. Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Sanjaya, W. 2008. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Suprijono, Agus. 2015. Edisi Revisi. Cooperative learning: teori & aplikasi
Palkem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Sugiono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,
dan R&D). Bandung : ALFABETA.
Sugiono, 2018. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,
dan R&D). Bandung : ALFABETA.
Setiadi. 2016. Dasar-dasat Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.
67
Sutanto Wiji, Marjono, Murni Ramli. 2018. Penggunaan Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran
Biologi Peserta Didik Kelas VII F di Salah Satu SMP Negeri di
Surakarta.BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi Volume 11, Nomor 1
Halaman 61 – 65. p-ISSN: 1693-265X e-ISSN: 2549-0605 Februari 2018.
Supiandi Markus Iyus, Hendrikus Julung. 2016. Pengaruh Model Problem Based
Learning (PBL) terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil
Belajar Kognitif Siswa Biologi SMA. Jurnal Pendidikan Sains Vol. 4 No.
2, Juni 2016, Hal 60–64. Tersedia Online di
http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ ISSN: 2338-9117/EISSN: 2442-3904.
Widiasworo, Erwin. 2018. Stategi Pembelajaran Edu Taintmen berbasis karakter
Yogyakarta: Ar-RuzzMedia
Zarkasyi, Wahyudin. 2018. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT
Refika Aditama.
68
1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP
2. Lembar kerja Peserta didik (LKPD)
3. Soal Pret-test dan Post-tes
4. Silabus
5. Kisi-kisi Soal
6. Kunci Jawaban
7. Daftar Nilai Peserta Didik
8. Lembar kerja Peserta Didik
9. Hasil Analisis Data
10. Dokumentasi Penelitian
11. Absen
12. Rekapitulasi Nilai peserta didik
13. Lembar Observasi Peserta didik
14. Lembar Observasi Guru
15. Persuratan
69
Lampiran 1: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 1 Pakue
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Virus
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit. (2 x pertemuan) 6 jp
A. Kompetisi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
70
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.4. Menganalisis struktur, replikasi, dan peran
virus dalam kehidupa.
3.4.1. Menjelaskan pengertian virus dan mengidentifikasi ciri-ciri virus
3.4.2. Menjelaskan struktur dan bentuk-bentuk virus berkaitan dengan fungsinya.
3.4.3. Mendeskripsikan replikasi virus
3.4.4. Mengidentifikasi peran dalam aspek kesehatan manusia tentang penyakit yang
disebabkan oleh virus
4.4. Membuat usulan tindakan prefentif untuk
meminima-lisir dampak dampak infeksi
virus HIV, Herves,dll. pada manusia dan
menjelaskan peran virus dalam rekayasa
genetika.
4.4.1. Merancang gagasan tentang tindakan prefentif untuk meminimalisir dampak
infeksi virus.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan peserta didik dapat mencapai
tujuan pembelajaran.
1. Peserta didik diharapkan dapat menjelaskan pengertian virus dan mengidentifikasi ciri-ciri virus
2. Peserta didik diharapkan dapat menjelaskan struktur dan bentuk-bentuk virus berkaitan dengan fungsinya.
71
3. peserta didik diharapkan dapat Mendeskripsika replikasi virus
4. peserta didik diharapkan mengidentifikasi peran dalam aspek kesehatan manusia tentang penyakit yang disebabkan oleh virus.
5. peserta didik diharapkan dapat merancang gagasan tentang tindakan prefentif untuk meminimalisir dampak infeksi virus.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Virus dan Ciri-ciri Virus
2. Struktur tubuh dan bentuk-bentuk tubuh virus
3. Replikasi virus
4. Peranan virus bagi kehidupan
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Sciencetific
2. Metode : Tanya jawab, diskusi, presentasi, dan ceramah
3. Model Pembelajaran : Problem Based Learning.
F. Media, Alat dan Sumber belajar
1. Media :
- PPT
2. Alat/Bahan :
- Penggaris, spidol, papan tulis
- Laptop
- Slide presentasi (PPt)
3. Sumber belajar
- Buku paket Peserta didik
72
- LKPD
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis struktur, replikasi, dan peran
virus dalam kehidupa.
3.4.1 Menjelaskan pengertian virus dan mengidentifikasi ciri-ciri virus.
3.4.2 Menjelaskan struktur dan bentuk-bentuk virus berkaitan dengan fungsinya.
Rincian Kegiatan pembelajaran
Guru Pesera Didik Alokasi waku
Pendahuluan (apersepsi)
Guru Mengucapkan salam pembuka dan meminta ketua kelas
untuk memimpin do’a sebelum pelajaran dimulai.
Guru Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan peserta
didik yang tidak hadir.
Guru Memotivasi peserta didik dengan menyampaikan KD dan
Indikator tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Fase 1:
Oreantasi peserta didik pada masalah
Pendahuluan (apersepsi)
Peserta didik Menjawab salam dan bedoa
bersama.
Mendengarkan dan menjawab guru
Peserta didik Menyimak
15 menit
73
Guru memunculkan masalah dengan memberikan tanya jawab
pada peserta didik “apa yang dipelajari pada materi
sebelumnya?”,“bagaimana keterkaitan antara materi sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari, yaitu materi virus?”,“apakah
balita di lingkungan rumahmu melakukan vaksinasi? “mengapa
balita perlu melakukan vaksinasi?”
Menanyakan peserta didik tentang apa yang mereka ketahui
tentang virus. “apakah pengertian virus ? apa saja ciri-ciri virus ?
dan bagaimanakah bentuk tubuh virus ? ada yang tahu ?
Menjawab pertanyaan sesuai kemampuan
yang dimiliki.
Menyimak dan menjawab pertanyaan
guru.
(Kegiatan Inti)
Fase 2:
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
Guru mengintruksikan peserta didik untuk membuat kelompok,
dengan menghitung 1-6.
Fase 3 :
Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok.
(Kegiatan Inti)
Fase 2:
Mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar.
Peserta didik berhitung 1-6 dan
berkumpul berdasarkan angka kemudian
memilih ketua kelompok.
105 menit
74
Mengumpulkan data
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Mengamati
Guru memberikan LKPD dan mengamati tiap kelompok dalam
memecahkan masalah mengenai “Virus menginfeksi bakteri”
“ciri-ciri” Dan “struktur tubuh virus”.
Menanya
Guru bertanya bagaimana kelompok mendefinisikan dan
mengorganisiasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
permasalahan tersebut.
Fase 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Mengasosiasikan
Guru meminta perwakilan kelompok peserta didik
menjelaskan/memaparkan “Virus menginfeksi bakteri”
Fase 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses-proses dalam
Mengumpulkan data
Bersama-sama teman kelompok mencari
reverensi/sumber dari buku.
Mengamati
Mengamati masalah yang disajikan
dalam LKPD. kemudian mendiskusikan
untuk memecahkan masalah.
Menanya
Perwakilan kelompok menjawab.
Mengasosiasikan
Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
75
pemecahan masalah.
Mengkomunikasikan
Guru membatu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.
Mengkomunikasikan
Menyimak penyampaiaan guru.
Penutup)
Guru meminta peserta didik untuk menarik kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari.
Guru menyimpulkan materi pertemuan yang telah di pelajari.
Guru menyampaikan materi yang akan di bahas pada pertemuan
selanjutnya.
Guru menutup pembelajaran (salam penutup).
(Penutup)
Menyimak dan menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari.
Menyimak
Menjawab
Menjawab salam.
15 meni
Pertemuan kedua
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis struktur, replikasi, dan peran
virus dalam kehidupa.
3.4.3 Mendeskripsikan replikasi virus.
3.4.4 Mengidentifikasi peran dalam aspek kesehatan manusia tentang penyakit
yang disebabkan oleh virus
76
4.4.1 Merancang gagasan tentang tindakan prefentif untuk meminimalisir
dampak infeksi virus.
Rincian Kegiatan pembelajaran
Guru Pesera Didik Alokasi waku
Pendahuluan (apersepsi)
Guru Mengucapkan salam pembuka dan meminta ketua kelas
untuk memimpin do’a sebelum pelajaran dimulai.
Guru Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan peserta
didik yang tidak hadir.
Guru mengulas materi pertemuan yang lalu.
Guru Memotivasi peserta didik dengan menyampaikan KD dan
Indikator tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Fase 1:
Oreantasi peserta didik pada masalah
Guru memunculkan masalah dengan memberikan tanya jawab
pada peserta didik “bagaimanakah stuktur tubuh virus?
“mengapa seseorang bisa terkena cacar air ?”, bagaimanakah
proses terinfeksinya?” “apakah kalian tau apa arti replikasi ?
Pendahuluan (apersepsi)
Peserta didik Menjawab salam dan bedoa
bersama.
Mendengarkan dan menjawab guru
Mendengarkan dan menjawab guru
Peserta didik Menyimak
Menjawab pertanyaan sesuai kemampuan
yang dimiliki.
15 menit
77
“apakah ada virus yang menguntungkan bagi kesehatan
manusia?
(Kegiatan Inti)
Fase 2:
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
Guru meminta peserta didik untuk duduk dengan anggota
kelompoknya.
Fase 3 :
Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok.
Mengumpulkan data
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Mengamati
Guru memberikan LKPD dan mengamati tiap kelompok dalam
memecahkan masalah mengenai “Penyakit yang disebabkan
oleh virus”. “struktur tubuh virus dan bentuk-bentuk virus ”
(Kegiatan Inti)
Mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar.
Peserta didik duduk dengan anggota
kelompoknya
Mengumpulkan data
Bersama-sama teman kelompok mencari
reverensi/sumber dari buku.
Mengamati
Mengamati masalah yang disajikan
dalam LKPD. kemudian mendiskusikan
untuk memecahkan masalah.
Menanya
105 menit
78
“Proses replikasi Virus”.
Menanya
Guru bertanya bagaimana kelompok mendefinisikan dan
mengorganisiasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
permasalahan tersebut.
Fase 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Mengasosiasikan
Guru meminta perwakilan peserta didik untuk menjelaskan
proses replikasi virus dan dan memberikan contoh peranan virus
bagi kehidupan.
Fase 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses-proses dalam
pemecahan masalah.
Mengkomunikasikan
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.
Perwakilan kelompok menjawab.
Mengasosiasikan
Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
Mengkomunikasikan
Menyimak penyampaiaan guru.
(Penutup) (Penutup) 15 meni
79
Guru meminta peserta didik untuk menarik kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari dan mengapresiasi peserta didik
juga kelompok yang telah mampu menguasai materi virus.
Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dari pertemuan
pertama sampai pertemuan terakhir.
Guru menutup pembelajaran (salam penutup).
Menyimak dan menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari.
Menyimak
Menjawab salam.
H. Penilaian
1. Tes penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk instrument : Pilihan ganda (Multiple choice)
Kolaka utara, ,November, 2019
Guru Biologi
Peneliti
Irmawati, S.Pd Nurul ardita
80
UNTUK KELAS X SMA/MA
Lampiran 2 : Lembar kerja Peserta didik (LKPD)
80
81
Virus
Standar kompetensi :
Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan mahluk hidup.
Kompetensi Dasar :
Menganalisis struktur, replikasi, dan peran virus dalam
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian virus dan mengidentifikasi ciri-ciri virus
2. Menjelaskan struktur dan bentuk-bentuk virus berkaitan dengan
fungsinya.
3. Mendeskripsikan replikasi virus
4. Mengidentifikasi peran dalam aspek kesehatan manusia tentang
penyakit yang disebabkan oleh virus
5. Merancang gagasan tentang tindakan prefentif untuk
meminimalisir dampak infeksi virus.
82
A. Pengertian Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus
adalah parasit mikroskopik yang menginfeksisel organisme biologis. Secara
umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang
mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA)
atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang
berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar
tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu
memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat
bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang
(parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan
dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari
asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion
tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi.
B. Ciri-ciri virus
Adapun ciri-ciri virus yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki sifat peralihan dari mahluk hidup dengan benda mati.
2. Virus hanya dapat hidup pada sel atau jaringan yang hidup.
3. Virus dibentuk oleh sebuah vartikel yang disebut virion yang mengandung
DNA atau RNA saja.
4. Dapat dikristalkan, tetapi virus tersebutmasih memiliki daya patogen
apabila diinfeksikan ke organisme hidup.
5. Bersifat aseluler (tidak memiliki sel) dan tidak memiliki organel-organel
sel.
C. Stuktur tubuh virus
1. Kabsid Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas
protein. Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain.
Fungsi :
a. Memberi bentuk virus
b. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
83
2. Isi Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul
pembawa sifat keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki
satu asam nukleat saja yaitu satu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-
duanya. Asam nukleat sering bergabung dengan protein disebut
nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA, virus fage berisi
DNA.
3. Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid
tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.
4. Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk
menempelkan tubuh virus pada sel inang.
D. Bentuk-bentuk tubuh virus
1. Virus bentuk spiral (helical)
2. Virus bentuk ikosahedron (polyhedral)
3. Virus bentuk berpelindung (enveloped)
4. Virus bentuk kompleks (compleks)
E. Replikasi virus
Perkembangbiakan virus sering disebut dengan replikasi/sintesa protein
virus, dimana protein adalah materi genetik dasar yang menunjukkan
kehidupan. Faga adalah jenis virus yang paling dipahami dibandingkan jenis-
jenis virus lainnya, Penelitian pada faga ini menghasilkan penemuan bahwa
beberapa virus DNA untai ganda dapat bereproduksi dengan menggunakan
dua mekanisme alternatif, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
1. Siklus lisis
Siklus lisis adalah siklu reproduksi atau replikasi genom virus
yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel inang. Istilah lisis
mengacu pada tahapan akhirdari infeksi, yaitu saat sel inang bakteri lisis
atau pecah dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam sel inang
tersebut.
84
2. Siklus lisogenik
Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa
meng-hancurkan sel inang, dengan kata lain faga berintegrasi ke dalam
kromosom bakteri, integrasi ini disebut profaga. Istilah lisogenik
mengimplikasikan bahwa profaga pada kondisi tertentu dapat
menghasilkan faga aktif yang melisis inangnya dikarenakan adanya
pemicu dari lingkungan seperti radiasi atau adanya beberapa zat kimia
tertentu, hal inilah yang menyebabkan virus mengubah mekanisme
reproduksinya dari cara lisogenik menjadi cara lisis.
F. Peran dalam aspek kesehatan manusia tentang penyakit yang disebabkan
oleh virus
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai
mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan. Virus yang
menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika
karena dapat digunakan untuk cloning gen(reproduksi DNA yang secara
genetis identik).
Virus yang merugikan :Virus yang dapat merugikan karena
menyebabkan berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis
protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat
sedikit dapat banya.
85
LKPD 1.1
Mengidentifikasi ciri-ciri virus, struktur dan bentuk-bentuk
virus berkaitan dengan fungsinya.
Kegiatan 1
Mari cari solusi
Virus menginfeksi Bakteri
Baktrioflag atau sering disingkat sering disingkat fag ditemukan
oleh dua orang ahli frederk twork (1913) dan felix d’herelle sebagai
parikel yang menyebabkan sel bakeri lisis (pecah) nama bakerioflag berasal
dari kaa baceri (bahasa inggris) dan kaa phagein (bahasa yunani) yang
arinya makan.
Srukur bakerioflag erdiri dari kepala, ekor dan serabu ekor kepala
erdiri dari asam nuklea yang diselubungi kapsid berbenuk polyhedral.
Serabu ekor merupakan perpanjangan ekor yang berfungsi unuk
menancapkan diri merupakan perpanjangan ekor yang berfungsi unuk
menancapkan diri kebagian ubuh bakeri.
Kunci masalah
Bakerioflag adalah virus pemakan bakteri,
sebagaimanah kita tahu bahwa virus tidak dapat dikategorikan
sel, karena tidak mempunyai protoplasma dan nukleus, virus
juga berukuran sangat kecil bahkan biasa mencapai 50 kali
lebih kecil dari bakteri, tapi mengapa virus dapat menginfeksi
86
Kelompok :
Ketua Kelompok :
Anggota kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
Jawaban ..........................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
87
Kerjakan soal-soal dibawah ini !
1. Sebutkan ciri-ciri virus !
a. …………………..
b. ………………….
c. ………………….
d. ………………….
e. …………………
2. Berdasarkan gambar berikut tuliskan bagian-bagian tubuh virus bakteriofag
dan fungsinya masing-masing !
3. Gambarkan 4 bentuk-bentuk tubuh virus !
Jawaban ………………………………
88
Kelompok :
Ketua Kelompok :
Anggota kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
LKPD 1.2
Mendeskripsikan replikasi virus, mengidentifikasi peran
dalam aspek kesehatan manusia tentang penyakit yang
disebabkan oleh virus.
Kegiatan 2
Mari cari solusi
Penyakit yang disebabkan oleh virus.
Ketika Mirna pulang dari sekolah ia merasa sangat kelelahan,
pusing, sakit tenggorokan dan tidak punya selera untuk makan.
Beberapa hari kemudian badannya demam dan timbul ruam yang
gatal serupa melepuh pada kulit, serta bintik–bintik merah
dibadannya. Ketika diperiksa kedokter ternyata mirna menderita
penyakit yang disebabkan oleh virus.
Kunci masalah
Berdasarkan kasus di atas maka penyakit apa yang
diderita oleh mirna ? virus apa yang menyebabkan penyakit
tersebut ? bagaimana proses penanggulangannya ?
89
Jawaban ..........................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
1. Perkembang biakan virus dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan daur litik dan
daur lisogenik. Jelaskan tahapan masing-masing daur dan perbedaannya !
a. Daur litik ….
Jawaban ………………………………………………………….
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
90
b. Daur lisogenik….
Jawaban ………………………………………………………….
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
2. Sebutkan 5 peranan virus yang merugikan dan menguntungkan bagi manusia
yang disebabkan oleh virus !
Jawaban ………………………………………………………….
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
.........................................................................................................
91
Lampiran 3 : Soal Pret-test dan Post-tes
Petunjuk menjawab soal:
1. Sebelum menjawab soal, tulislah nama dan nomor presensi secara lengkap
pada Lembar
2. Jawab yang disediakan.
3. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab.
4. Kerjakan soal yang menurut kamu mudah terlebih dahulu.
5. Tidak diperkenankan melihat pekerjaan teman lain.
6. Berikanlah tanda silang (x) pada salah satu huruf a,b,c,d atau e yang
menurut kamu benar
pada lembar jawab yang tersedia.
1. Berikut ini yang bukan merupakan sifat-sifat dari virus adalah …..
a. Bentuk dan ukuran virus bervariasi
b. Virus bukan sel, jadi tidak memiliki protoplasma
c. Virus dapat aktif pada makhluk hidup yang spesifik
d. Hanya memiliki satu macam asam nukleat (AND atau ARN)
e. Untuk reproduksinya hanya membutuhkan bahan anorganik saja
2. Perhatikan gambar berikut ini.
Bagian yang ditunjuk berfungsi untuk ....
a. pergerakan virus
b. reproduksi virus
Mata pelajaran : Biologi
Materi pokok : Virus
Kelas/Smst : X / Ganjil
92
c. pergerakan bakteri
d. menancapkan diri ke bakteri
e. menancapkan diri ke berbagai substrat
3. Perhatikan gambar berikut ini.
Pada virus, struktur di atas diselubungi oleh ....
a. Virion
b. Kapsid
c. Vaksin
d. Hospes
e. Partikel virus
4. Perhatikan gambar di bawah ini.
Struktur yang ditunjuk oleh tanda panah tersusun atas ....
a. Protein
b. Kolesterol
c. Fosfolipid
d. Karbohidrat
e. Glikoprotein
93
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada tahapan penetrasi, bagian yang berperan adalah nomor ....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
6. Virus influenza memiliki struktur aksesori yang membantu virus
menginfeksi sel inang. Struktur aksesori tersebut tersusun dari ...
a. Protein, fosfolipid, dan glikoprotein
b. Protein, fosfolipid, dan glikolipid
c. Protein, DNA, dan karbohidrat
d. Protein, karbohidrat, dan lipid
e. Protein, DNA, dan fosfolipid
7. Temuan Stanley bahwa sebagian virus bisa dikristalisasi merupakan berita
yang menarik sekaligus membingungkan, karena sel paling sederhana
sekalipun tidak bisa beregregasi menjadi kristal teratur. Oleh karena itu,
virus tidak digolongkan ke dalam sel, karena ...
a. Virus tidak memiliki organel
b. Virus tidak dapat menyintesis DNA
c. Virus hanya dapat hidup pada organisme hidup
d. Tidak memiliki sitoplasma dan membran plasma
e. Dapat membentuk kristal di luar sel organisme
1
5
4
3
2
94
8. Perhatikan gambar virus di bawah ini.
Berikut ini pernyataan yang benar tentang gambar virus di atas yaitu ....
a. Virus yang membentuk kapsid heliks
b. Virus yang dapat menginfeksi bakteri
c. Virus yang membentuk kapsid polihedral
d. Virus yang menginfeksi saluran pernapasan
e. Virus yang memiliki amplop bermembran (membran envelope)
9. Virus menggunakan perlengkapan dan mol ekul-molekul kecil sel
inangnya untuk bereproduksi. Oleh karena itu virus dapat dikatakan
sebagai ....
a. Parasit
b. Substansi aseluler
c. Substansi tak hidup
d. Partikel penginfeksi
e. Parasit obligat intraselular
10. Virus adalah substansi yang dapat menggandakan dirinya sendiri.
Komponen berikut mana yang terdapat pada virus dan berperan dalam
penggandaannya ...
a. Inti
b. Kapsid
c. Sentriol
d. Materi genetic
e. Selubung protein
11. Virus tidak dapat dikelompokkan ke dalam makhluk hidup karena ....
a. Virus dapat dikristalkan
b. Virus berukuran sangat kecil
c. Virus dapat melakukan replikasi
d. Virus dapat menularkan penyakit
95
e. Virus tidak memiliki sitoplasma
12. Virus tidak tampak memiliki organisasi sel seperti makhluk hidup lainnya.
Hal ini bisa tampak bahwa virus ...
a. Terbungkus oleh selubung protein
b. Tidak dapat mensintesis protein sendiri
c. Dapat berkembangbiak dalam medium agar
d. Dapat berkembangbiak dalam biakan sel hewan
e. Tidak dapat memperbanyak diri dalam medium yang bebas makhluk
hidup lain
13. Perbedaan antara virus dan bakteri dapat dilihat dari, kecuali ...
a. Ukuran
b. Materi genetik
c. Struktur tubuh
d. Perkembangbiakan
e. Aktivitas metabolism
14. Perhatikan daftar ciri-ciri berikut ini:
1. Memiliki organisasi sel
2. Merupakan organisme autotrof
3. Mempunyai materi genetik
4. Bentuk tubuh batang, oval, dan huruf T
5. Mempunyai selubung yang disebut kapsid
Ciri-ciri virus ditunjukkan oleh nomor
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 1, 2, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 3, 4, dan 5
15. Setelah DNA virus masuk ke sel bakteri, fungsi DNA bakteri akan diambil
alih oleh DNA virus. Tujuan tindakan ini adalah ...
a. Melipatgandakan bakteri
b. Untuk menghancurkan bakteri
c. Mensintesis protein dan membuat struktur tubuh virus yang baru
96
d. Agar DNA bakteri melakukan replikasi sebagai persiapan pembelahan
sel
e. Untuk mengaktifkan inti sel bakteri sehingga dapat memproduksi
enzim baru
16. Virus yang menginfeksi bakteri disebut ...
a. Profag
b. Mikrofa
c. Mikrobakteri
d. Bakteriofag
e. Makrobakteri
17. Virus DNA beruntai ganda bisa bereplikasi melalui dua mekanisme.
Replikasi virus yang diakhiri dengan matinya sel inang disebut ....
a. Lisis I
b. Siklus litik
c. Proliferasi
d. nfeksi sel inang
e. Siklus lisogenik
18. Ketika berada dalam daur lisogenik, bakteri yang terinfeksi virus tidak
menunjukkan gejala terganggu karena ...
a. DNA virus belum aktif
b. Virus tidak bersifat parasit
c. Bakteri mampu melawan virus
d. Jumlah asam nukleat virus masih sedikit
e. Virus belum menginjeksikan materi genetik
19. Virus mempunyai ciri-ciri sebagai benda mati yaitu….
a. dapat dikristalkan
b. belum merupakan sel
c. terdiri atas ADN atau ARN saja
d. hanya dapat hidup pada sel hidup
e. dapat hidup dalam medium agar-agar
97
20. Di bawah ini yang merupakn ciri-ciri yang benar tentang virus yaitu …..
Klasifikasi virus yaitu dibawah tingkat seluler organisasi biologis
a. Partikel virus memiliki DNA dan RNA
b. Perakitan kapsid virus dari protein memerlukan sel inang
c. Partikel virus bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya
d. Pertumbuhan partikel virus setelah perakitan kapsid, berlanjut sampai
pada pelepasan partikel-partikel virus baru
21. Saat imunisasi seorang bayi diberi vaksin polio. Hal ini dilakukan agar
bayi tidak terkena penyakit polio. Bagaimanakah mekanisme kerja vaksin
dalam mencegah bayi terkena polio ....
a. Vaksin akan melumpuhkan virus
b. Vaksin akan merusak struktur virus, sehingga infeksi tidak akan terjadi
c. Vaksin akan langsung membunuh virus yang masuk ke dalam sel
tubuh
d. Vaksin akan merangsang enzim di dalam tubuh untuk menghancurkan
virus
e. Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
membangkitkan pertahanan terhadap virus polio
22. Azidothymidine (AZT) dapat menghambat replikasi virus. Reproduksi
virus yang dimaksud adalah virus ...
a. HIV
b. Cacar
c. Campak
d. Hepattis
e. Herpesvirus
23. Pembuatan antitoksin dimulai dengan menggabungkan DNA virus dan
DNA manusia yang mengontrol sintesis antitoksin. Selanjutnya gen
tersebut digabungkan ke sel bakteri. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa ...
a. Virus diekstraksi
b. Virus dapat membawa gen manusia
c. Virus dapat memproduksi antibakteri
98
d. Virus dapat dititipi gen dari manusia
e. Virus dapat mengontrol sintesis antitoksin
24. Seseorang yang terinfeksi HIV akan mudah terserang berbagai penyakit.
Hal ini dapat terjadi karena ...
a. Penurunan kadar eritrosit
b. Kerusakan hati dan limfa
c. Peningkatan kadar eritrosit
d. Peningkatan kadar trombosit
e. Rapuhnya sistem kekebalan tubuh
25. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar di atas menunjukkan tanaman yang terinfeksi oleh ....
a. Tungro
b. Mozaik Virus
c. New Castle Disease
d. Foot and Mouth Disease
e. Citrus Vein Phloem Degeneration
26. Agar bisa menyebabkan pandemi pada manusia, virus flu burung/ H5N1
harus ….
a. Menjadi lebih patogenik
b. Muncul sendiri pada ayam
c. Menyebar ke primata sampai simpanse
d. Mampu menular dari manusia ke manusia
e. Berkembang menjadi strain virus dengan kisaran inang yang
berbeda
27. Perhatikan tabel di bawah ini.
No Penyakit
1 Tuberculosis
99
2 Disentri
3 Influenza
4 Demam berdarah dengue
5 Polio
Dari tabel di atas, manakah penyakit yang disebabkan oleh virus ....
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 1, 3, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 3, 4, dan 5
28. Di bawah ini penyakit yang disebabkan oleh virus:
1) New Castle Disease
2) Citrus Vein Phloem Degeneration
3) Foot and Mouth Disease
4) Tobacco Mozaik Virus
5) Tungro
Penyakit yang menyerang tumbuhan adalah ....
a. 1, 4, dan 5
b. 1, 2, dan 5
c. 3, 4, dan 5
d. 2, 3, dan 4
e. 2, 4, dan 5
29. Seseorang menderita pusing, nyeri dan demam. Selanjutnya muncul ruam-
ruam di tubuh korban lalu diikuti dengan diare dan muntah seperti biasa.
Proses ini terjadi selama 8-10 hari. Fase kritis selanjutnya adalah separuh
penderita mengalami kencing darah atau muntah darah. Berdasarkan
gejala di atas, maka orang tersebut menderita penyakit . ...
a. AIDS
b. Ebola
100
c. Cacar
d. Hepatitis
e. Tuberculosis
30. Virus tungro adalah virus yang merupakan parasit pada tanaman padi
penyebarnya adalah wereng coklat dan wereng hijau. Penyakit yang
disebabkan oleh virus ini mengakibatkan ...
a. Tanaman tidak berbuah
b. Tanaman tidak berbunga
c. Tanaman menjadi kerdil
d. Tanaman menjadi besar dan layu
e. Tanaman tidak terjadi penyerbukan
101
Lampiran 4 : Silabus
SILABUS
Mata Pelajaran : Biologi
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Pakue
Kelas / Semester : X/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Aloksi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
3.4 Menganalisis
struktur dan
replikasi, serta
peran virus dalam
aspek kesehatan
masyarakat.
4.4 Melakukan
kampanye
tentang bahaya
virus dalam
Virus
Ciri-ciri virus
Struktur tubuh
virus
Replikasi virus
Peranan virus bagi
kehidupan
Mengkaji berbagai
kasus penyakit yang
disebabkan oleh virus,
seperti influenza,
AIDS, flu burung
melalui berbagai
media informasi
Mendiskusikan,
menjelaskan dan
mengaitkan proses
perkembangbiakan,
3 x
45menit
3 JP
Buku Peserta
didik
LKPD
Tertulis
102
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Aloksi
Waktu Sumber Belajar Penilaian
kehidupan
terutama bahaya
AIDS
berdasarkan
tingkat
virulensinya
melalui berbagai
media informasi.
cara pencegahan,
penyebaran virus serta
dampak sosial-
ekonomi bagi
kehidupan manusia
dan
mempresentasikannya
103
Lampiran 5 : Kisi-kisi Soal
KISI-KISI SOAL
Sekolah : SMA Negeri 1Pakue
Mata Pelajaran : Biologi (Materi Virus)
Kelas/ Semester : X/ Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (90 menit)
Kompetensi dasar Indikator Tujuan pembelajaran N0 Jenjang kemampuan Jumlah Kunci
jawaban
C
1
C2 C3 C4 C5 C6
3.4. Menganalisis
struktur,
replikasi, dan
peran virus
dalam kehidupa.
3.4.1. Menjelaskan
pengertian virus
dan
mengidentifikasi
ciri-ciri virus
Peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan pengertian virus
dan mengidentifikasi ciri-ciri
virus
1 √
7
e
2 √ d
3 √ b
4 √ a
5 √ e
6 √ b
7 √ a
104
3.4.2 Menjelaskan
struktur dan
bentuk-
bentuk virus
berkaitan
dengan
fungsinya.
Peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan struktur dan
bentuk-bentuk virus berkaitan
dengan fungsinya.
8 √
6
e
9 √ a
10 √ e
11 √ e
12 √ d
13 √ e
3.4.3Mendeskripsi
ka replikasi
virus
peserta didik diharapkan
dapat Mendeskripsika
replikasi virus
14 √
5
a
15 √ d
16 √ d
17 √ b
18 √ b
3.4.4Mengidentifi
kasi peran
dalam
aspekkeseha
tan manusia
tentang
penyakit
yang
peserta didik diharapkan
mengidentifikasi peran dalam
aspek kesehatan manusia
tentang penyakit yang
disebabkan oleh virus
19 √
8
d
20 √ c
21 √ d
22 √ b
23 √ a
24 √ a
25 √ a
26 √ b
105
disebabkan
oleh virus
4.4. Membuat
usulan tindakan
prefentif untuk
meminima-lisir
dampak
dampak infeksi
virus HIV,
Herves,dll.
pada manusia
dan
menjelaskan
peran virus
dalam rekayasa
genetika.
4.4.1. Merancang
gagasan tentang
tindakan
prefentif untuk
meminimalisir
dampak infeksi
virus.
peserta didik diharapkan dapat
merancang gagasan tentang
tindakan prefentif untuk
meminimalisir dampak infeksi
virus.
27 √
12
a
28 √ e
29 √ a
30 √ c
31 √ e
32 √ d
33 √ d
34 √ e
35 √ a
36 √ e
37 √ e
38 √ e
39 √ b
40 √ c
106
Lampiran 6: Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN
Nomor soal Jawaban Nomor soal Jawaban
1 E 16 D
2 D 17 B
3 B 18 A
4 A 19 A
5 E 20 A
6 A 21 E
7 E 22 A
8 A 23 D
9 E 24 E
10 D 25 E
11 A 26 E
12 B 27 E
13 B 28 E
14 E 29 B
15 C 30 C
107
Lampiran 7 : Daftar Nilai Peserta Didik
Daftar nilai hasil belajar kelas X Ipa 1
KELAS EKSPERIMEN
NO NAMA MAHASISWA PRE-TEST POST-TEST
1 AGUSINA 23 97
2 AMELIA 43 83
3 A. MUH. ISKANDAR 63 80
4 A. NURHALISA AWALIA 13 80
5 A. YULIADI AMDA 30 73
6 ARDIYANSYAH 30 93
7 ARUM WIKA HAPSARI 50 90
8 ARYA 47 90
9 AUDY NURFADILLAH 40 83
10 BESSE FITRI 20 80
11 CINTA ASMAUL 60 77
12 FIKSAL FIKLI 33 70
13 GUNADI 30 67
14 HARIYANTI 10 73
15 IKSAL 20 80
16 INDAR WATI 30 90
17 KHUSNUL AMALIA 37 90
18 M. AIKAL ANASTU 43 77
19 MUH. RIFKY 20 83
20 MUH. ADIT ASHARI 33 93
21 NILMAYANI 30 73
22 NOVI YUNASTI 23 77
23 NUR AKIBAH 20 80
24 NUR AMALIA 40 87
25 RADIATUL ADEWIA 23 97
26 RISKY AMELIA 23 83
27 RUSNI FATIMAH 30 87
28 SARINA 43 93
29 SASMI 50 83
30 SATRIANI 33 93
108
Daftar nilai hasil belajar kelas X Ipa 5
KELAS KONTROL
NO NAMA SISWA PRE-TEST POST-TEST
1 A. CHELSIE OLIVIA 20 37
2 AHMAD SYARIF HIDAYA 13 63
3 AIDIL 20 40
4 ALYAN RAMADHANI 43 47
5 AMINAH 37 40
6 ARIF MULIAWAN 40 60
7 ARMILA 27 70
8 ARNIS MONICA 10 83
9 ATRIANA WULANDARI 13 63
10 NOVA 10 63
11 FERDY 20 63
12 HEBRI ADI SANJAYA 20 70
13 HERUL 13 57
14 IDIL AKBAR 30 73
15 KHAEREUN NISA 13 63
16 KHOEREUN NISA 13 63
17 MAGFIROH 30 60
18 MEYKHA JUMILIAYANDA. M 23 50
19 MELDA PURI MILIADI 17 57
20 MUH. SATRIO ABDILLAH 23 47
21 NABILA. S 33 47
22 NUR ASISA 33 73
23 NURFADILLAH 23 60
24 PUSPA SARI 33 73
25 RHYVALDO SUARAN 23 50
26 RINI RAHMAT 13 47
27 RIYANTI 30 60
28 SABRIANI 10 60
29 SAINUDDIN 30 43
30 SAPUTRI 20 77
109
Lampiran 8 : Lembar kerja Peserta Didik
LEMBAR JAWABAN
PRETTES KELAS EKSPERIMEN & KONTROL
NAMA :
KELAS :
NO ABSEN :
1. a B c D e 16. A b c d e
2. a B c D e 17. A b c d e
3. a B c D e 18. A b c d e
4. a B c D e 19. A b c d e
5. a B c D e 20. A b c d e
6. a B c D e 21. A b c d e
7. a B c D e 22. A b c d e
8. a B c D e 23. A b c d e
9. a B c D e 24. A b c d e
10. a B c D e 25. A b c d e
11. a B c D e 26. A b c d e
12. a B c D e 27. A b c d e
13. a B c D e 28. A b c d e
14. a B c D e 29. A b c d e
15. a B c D e 30. A b c d e
110
LEMBAR JAWABAN
POSTTES KELAS EKSPERIMEN & KONTROL
NAMA :
KELAS :
NO ABSEN :
1. a B c D e 16. a b c d e
2. a B
c D e 17. a b c d e
3. a B
c D e 18. a b c d e
4. a B
c D e 19. a b c d e
5. a B
c D e 20. a b c d e
6. a B
c D e 21. a b c d e
7. a B
c D e 22. a b c d e
8. a B
c D e 23. a b c d e
9. a B
c D e 24. a b c d e
10. a B
c D e 25. a b c d e
11. a B
c D e 26. a b c d e
12. a B
c D e 27. a b c d e
13. a B
c D e 28. a b c d e
14. a B
c D e 29. a b c d e
15. a B
c D E 30. a b c d e
111
Lampiran 9 : Hasil Analisis Data
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Pre-Test E .133 30 .183 .962 30 .351
Post-Test
E .126 30 .200
* .963 30 .379
Pre-Test K .150 30 .085 .937 30 .076
Post-Test
K .146 30 .102 .963 30 .366
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Hasil Pre-Test E Mean 33.00 2.367
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 28.16
Upper
Bound 37.84
5% Trimmed Mean 32.61
Median 30.00
112
Variance 168.138
Std. Deviation 12.967
Minimum 10
Maximum 63
Range 53
Interquartile Range 20
Skewness .506 .427
Kurtosis -.071 .833
Post-Test
E
Mean 83.40 1.475
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 80.38
Upper
Bound 86.42
5% Trimmed Mean 83.50
Median 83.00
Variance 65.283
Std. Deviation 8.080
Minimum 67
Maximum 97
Range 30
Interquartile Range 13
Skewness -.095 .427
113
Kurtosis -.792 .833
Pre-Test K Mean 22.77 1.723
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 19.24
Upper
Bound 26.29
5% Trimmed Mean 22.41
Median 21.50
Variance 89.082
Std. Deviation 9.438
Minimum 10
Maximum 43
Range 33
Interquartile Range 17
Skewness .394 .427
Kurtosis -.789 .833
Post-Test
K
Mean 58.63 2.154
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 54.23
Upper
Bound 63.04
5% Trimmed Mean 58.54
114
Median 60.00
Variance 139.137
Std. Deviation 11.796
Minimum 37
Maximum 83
Range 46
Interquartile Range 18
Skewness -.033 .427
Kurtosis -.633 .833
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
pret
test
Based on Mean 2.037 1 58 .159
Based on Median 1.462 1 58 .231
Based on Median and
with adjusted df 1.462 1 48.371 .232
Based on trimmed
mean 1.975 1 58 .165
115
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
post-test Based on Mean 3.578 1 58 .064
Based on Median 2.758 1 58 .102
Based on Median and
with adjusted df 2.758 1 48.754 .103
Based on trimmed
mean 3.610 1 58 .062
post-test kelas eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 67 1 3.3 3.3 3.3
70 1 3.3 3.3 6.7
73 3 10.0 10.0 16.7
77 3 10.0 10.0 26.7
80 5 16.7 16.7 43.3
83 5 16.7 16.7 60.0
87 2 6.7 6.7 66.7
90 4 13.3 13.3 80.0
93 4 13.3 13.3 93.3
97 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
116
Statistics kelas eksperimen
post-test Kelas
N Valid 30 30
Missin
g 0 0
Mean 83.40 1.00
Median 83.00 1.00
Std. Deviation 8.080 .000
Variance 65.283 .000
Range 30 0
Minimum 67 1
Maximum 97 1
post-test kelas kontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 37 1 3.3 3.3 3.3
40 2 6.7 6.7 10.0
43 1 3.3 3.3 13.3
47 4 13.3 13.3 26.7
50 2 6.7 6.7 33.3
57 2 6.7 6.7 40.0
60 5 16.7 16.7 56.7
63 6 20.0 20.0 76.7
70 2 6.7 6.7 83.3
73 3 10.0 10.0 93.3
77 1 3.3 3.3 96.7
83 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
117
Statistics
post-test Kelas
N Valid 30 30
Missi
ng 0 0
Mean 58.63 1.00
Median 60.00 1.00
Mode 63 1
Std. Deviation 11.796 .000
Variance 139.137 .000
Range 46 0
Minimum 37 1
Maximum 83 1
Group Statistics pos_kurang_pre (nilai selisi)
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
pos_kurang_pr
e
Eksperime
n 30 50.4000 14.60184 2.66592
Kontrol 30 35.8667 16.52111 3.01633
118
Uji N-Gain Independen Sampel T-tes Leneven’s Tes
for equality of
variances
t-test quality of means
f Sig t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
error
Differen
ce
95% confidence interval
of the difference
Lower Upper
Post_Kurang_Pre Equal variance
Assumed
Equal variance not
Assumed
.433 .513 3.610
3.610
58
57.137
.001
.001
14.53333
14.53333
4.02559
4.02559
6.47524
6.47265
22.59142
22.59402
119
Descriptives NGain_score
Kelas Statistic Std. Error
NGain_scor
e
Eksperime
n
Mean .7418 .02530
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound .6901
Upper
Bound .7936
5% Trimmed Mean .7466
Median .7601
Variance .019
Std. Deviation .13860
Minimum .43
Maximum .96
Range .54
Interquartile Range .20
Skewness -.560 .427
Kurtosis -.134 .833
Kontrol Mean .4521 .03411
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound .3824
Upper
Bound .5219
120
5% Trimmed Mean .4561
Median .4938
Variance .035
Std. Deviation .18682
Minimum .05
Maximum .81
Range .76
Interquartile Range .26
Skewness -.511 .427
Kurtosis -.279 .833
121
Data Prettest dan Posttes kelas eksperimen dan kontrol NGain
Kelompok Pre Pos Post_kurang_pre Seratus_Kurang_Pre NGain_Score NGain_Persen
1 23 97 74 77 0.96 96.1
1 43 83 40 57 0.7 70.18
1 63 80 17 37 0.46 45.95
1 13 80 67 87 0.77 77.01
1 30 73 43 70 0.61 61.43
1 30 93 63 70 0.9 90
1 50 90 40 50 0.8 80
1 47 90 43 53 0.81 81.13
1 40 83 43 60 0.72 71.67
1 20 80 60 80 0.75 75
1 60 77 17 40 0.43 42.5
1 33 70 37 67 0.55 55.22
1 30 67 37 70 0.53 52.86
1 10 73 63 90 0.7 70
1 20 80 60 80 0.75 75
1 30 90 60 70 0.86 85.71
1 37 90 53 63 0.84 84.13
1 43 77 34 57 0.6 59.65
1 20 83 63 80 0.79 78.75
1 33 93 60 67 0.9 89.55
1 30 73 43 70 0.61 61.43
1 23 77 54 77 0.7 70.13
122
1 20 80 60 80 0.75 75
1 40 87 47 60 0.78 78.33
1 23 97 74 77 0.96 96.1
1 23 83 60 77 0.78 77.92
1 30 87 57 70 0.81 81.43
1 43 93 50 57 0.88 87.72
1 50 83 33 50 0.66 66
1 33 93 60 67 0.9 89.55
2 20 37 17 80 0.21 21.25
2 13 63 50 87 0.57 57.47
2 20 40 20 80 0.25 25
2 43 47 4 57 0.07 7.02
2 37 40 3 63 0.05 4.76
2 40 60 20 60 0.33 33.33
2 27 70 43 73 0.59 58.9
2 10 83 73 90 0.81 81.11
2 13 63 50 87 0.57 57.47
2 10 63 53 90 0.59 58.89
2 20 63 43 80 0.54 53.75
2 20 70 50 80 0.63 62.5
2 13 57 44 87 0.51 50.57
2 30 73 43 70 0.61 61.43
2 13 63 50 87 0.57 57.47
2 13 63 50 87 0.57 57.47
2 30 60 30 70 0.43 42.86
123
2 23 50 27 77 0.35 35.06
2 17 57 40 83 0.48 48.19
2 23 47 24 77 0.31 31.17
2 33 47 14 67 0.21 20.9
2 33 73 40 67 0.6 59.7
2 23 60 37 77 0.48 48.05
2 33 73 40 67 0.6 59.7
2 23 50 27 77 0.35 35.06
2 13 47 34 87 0.39 39.08
2 30 60 30 70 0.43 42.86
2 10 60 50 90 0.56 55.56
2 30 43 13 70 0.19 18.57
2 20 77 57 80 0.71 71.25
124
Lampiran 10 : Lembar Observasi Peserta didik
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KELAS EKSPERIMEN
Petunjuk Pengisian :
Perhatikan setiap aktivitas yang dilakukan Peserta didik.
Berilah penilaian pada aktivitas Peserta didik sesuai aspek yang di
amati setiap pertemuan.
No Aspek yang Diamati
Jumlah Murid Pada Pertemuan
Ke-
1 2 3 4
1 Peserta didik yang menjawab salam dan
berdoa
P
R
E
T
T
E
S
T
30 28
P
O
S
T
T
E
S
T
2 Peserta didik yang hadir tepat waktu
saat pembelajaran berlangsung 29 30
3
Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru secara seksama saat pembelajaran
berlangsung
25 26
4 Peserta didik menanggapi pertanyaan
dari guru 6 18
5 Peserta didik yang bertanya pada saat
diskusi/pembelajaran berlangsung 12 10
6
Peserta didik yang menanggapi
pendapat teman ketika berdiskusi
dengan kelompok maupun pada saat
penyampaian hasil diskusi
12 16
7
Peserta didik yang mampu bekerja
sama dengan teman kelompoknya
masing-masing.
30 30
8 Peserta didik yang mencatat bagian
penting dari materi pelajaran 26 30
9 Peserta didik yang menyimpulkan hasil
pembelajaran 4 6
10
Peserta didik yang memperhatikan
penyampaian guru untuk pertemuan
selanjutnya.
18 30
11
Peserta didik yang melakukan aktivitas
yang tidak relevan seperti ribut dan
menggangu teman.
8 6
Jumlah 73,3% 83,3%
Rata-Rata 7,880 %
125
Keterangan :
(020)% = Tidak Aktif
(2140)% = Kurang Aktif
(4160)% = Cukup Aktif
(6180)% = Aktif
(81100)% = Sangat Aktif
Makassa Oktober 2019
Observer,
(Nirmala)
126
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL
Petunjuk Pengisian :
Perhatikan setiap aktivitas yang dilakukan Peserta didik.
Berilah penilaian pada aktivitas Peserta didik sesuai aspek yang di
amati setiap pertemuan.
No Aspek yang Diamati
Jumlah Murid Pada Pertemuan
Ke-
1 2 3 4
1 Peserta didik yang menjawab salam dan
berdoa
P
R
E
T
T
E
S
T
30 28
P
O
S
T
T
E
S
T
2 Peserta didik yang hadir tepat waktu saat
pembelajaran berlangsung 27 29
3
Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru secara seksama saat pembelajaran
berlangsung
25 27
4 Peserta didik menanggapi pertanyaan
dari guru 4 8
5 Peserta didik yang bertanya pada saat
diskusi/pembelajaran berlangsung 4 6
6
Peserta didik yang menanggapi pendapat
teman ketika berdiskusi dengan
kelompok maupun pada saat
penyampaian hasil diskusi
6 8
7
Peserta didik yang mampu bekerja sama
dengan teman kelompoknya masing-
masing.
20 25
8 Peserta didik yang mencatat bagian
penting dari materi pelajaran 10 28
9 Peserta didik yang menyimpulkan hasil
pembelajaran 2 4
10
Peserta didik yang memperhatikan
penyampaian guru untuk pertemuan
selanjutnya.
20 20
11
Peserta didik yang melakukan aktivitas
yang tidak relevan seperti ribut dan
menggangu teman.
14 6
Jumlah 59,4% 69,3%
127
Rata-rata 6,435%
Keterangan :
(020)% = Tidak Aktif
(2140)% = Kurang Aktif
(4160)% = Cukup Aktif
(6180)% = Aktif
(81100)% = Sangat Aktif
Makassar, Oktober 2019
Observer,
(Nirmala)
128
RUBRIK PENILAIAN
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda ( √ ) pada setiap pertemuan saat guru melakukan aktivitas sesuai kriteria yang di amati.
No
Kriteria
Pertemuan-2 Pertemuan-3 Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Memulai pembelajaran (Salam, Doa, Apersepsi) √ √ 4
2 Membuka pelajaran √ √ 3
3 Memberikan pertanyaan √ √ 3,5
4 Memberikan penguatan materi √ √ 5
5 Menjelaskan materi dengan sistematis √ √ 3,5
6 Menggunakan media atau sumber belajar dari LKPD dan buku √ √ 3,5
7 Antusias dalam kegiatan mengajar √ √ 5
8 Mengelola pembelajaran dengan diskusi √ √ 6
9 Adanya variasi atau gaya guru dalam mengajar √ √ 2,5
10 Menggunakan bahasa yang mudah dan jelas √ √ 3
11 Menulis dipapan tulis pada bagian yang dijelaskan √ √ 2,5
12 Memberikan kesempatan murid untuk bertanya √ √ 2,5
13 Mengadakan kesimpulan √ √ 2,5
Jumlah 46,5
Rata-rata 3,57
Keterangan :
Skala Nilai:
Kurang Sekali : 1
Kurang : 2
Baik : 3
Baik Sekali : 4
Makassar, 2019
Observer
Lampiran 11: Lembar Observasi Guru
129
Lampiran 12: Absen
ABSEN KEHADIRAN PESERTA DIDIK KELAS X IPA 1 SMA
NEGERI 1 PAKUE KOLAKA UTARA
N
O
NAMA PESERTA DIDIK JENIS
KELAMIN
PERTEMUAN
1 AGUSTINA P
2 AMELIA P
3 A. MUH. ISKANDAR L
4 A.NURHALISA AWALIA P
5 A. YULIADI AMDA P
6 ARDIYANSYAH L
7 ARUM WIKA HAPSARI P
8 ARYA L
9 AUDY NURFADILLAH P
10 BESSE FITRI P
11 CINTA ASMAUL P
12 FIKSAL FIKLI L
13 GUNADI L
14 HARIYANTI P
15 IKSAL L
16 INDAR WATI P
17 KHUSNUL AMALIA P
18 M. AIKAL ANASTU L
19 MUH. RIFKY L
20 MUH. ADIT ASHARI L
21 NILMAYANI P
22 NOVI YUNASTI P
23 NUR AKIBAH P
24 NUR AMALIA P
25 RADIATUL ADEWIA P
26 RISKY AMELIA P
130
27 RUSNI FATIMAH P
28 SARINA P
29 SASMI P
30 SATRIANI P
Pakuae,…November, 2019
Nurul Ardita
131
NO NAMA PESERTA DIDIK
NOMOR SOAL
Jumlah Nilai
perolehan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 AGUSTINA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 97
2 AMELIA 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 25 83
3 A. MUH. ISKANDAR 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 24 80
4 A. NURHALISA AWALIA 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 24 80
5 A. YULIADI AMDA 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 22 73
6 ARDIYANSYAH 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93
7 ARUM WIKA HAPSARI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90
8 ARYA 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90
9 AUDY NURFADILLAH 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 25 83
10 BESSE FITRI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 24 80
11 CINTA ASMAUL 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 23 77
12 FIKSAL FIKLI 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 21 70
13 GUNADI 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 20 67
14 HARIYANTI 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 22 73
15 IKSAL 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 80
16 INDAR WATI 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90
17 KHUSNUL AMALIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90
18 M. AIKAL ANASTU 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 77
19 MUH. RIFKY 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 25 83
20 MUH. ADIT ASHARI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93
21 NILMAYANI 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 22 73
22 NOVI YUNASTI 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 23 77
23 NUR AKIBAH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 24 80
24 NUR AMALIA 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 87
25 RADIATUL ADEWIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 29 97
26 RISKY AMELIA 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25 83
27 RUSNI FATIMAH 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 26 87
28 SARINA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28 93
29 SASMI 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 25 83
30 SATRIANI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 28 93
Jumlah 28 21` 28 21 20 27 27 24 24 24 28 22 28 25 20 24 27 27 22 24 28 25 27 22 23 23 25 24 22 21 25.033333 83.4
Lampiran 13 : Rekapitulasi Nilai hasil belajar posstes kelas eksperimen
132
NO NAMA PESERTA DIDIK NOMOR SOAL
Jumlah Nilai perolehan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 A. CHELSIE OLIVIA 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11 37
2 AHMAD SYARIF HIDAYA 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 63
3 AIDIL 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 12 40
4 ALYAN RAMADHANI 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 14 47
5 AMINAH 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 12 40
6 ARIF MULIAWAN 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 18 60
7 ARMILA 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21 70
8 ARNIS MONICA 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 83
9 ATRIANA WULANDARI 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 19 63
10 NOVA 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 19 63
11 FERDY 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 19 63
12 HEBRI ADI SANJAYA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 21 70
13 HERUL 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 17 57
14 IDIL AKBAR 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 22 73
15 KHAEREUN NISA 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 19 63
16 KHOEREUN NISA 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 19 63
17 MAGFIROH 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 60
18 MEYKHA JUMILIAYANDA. M
1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 15 50
19 MELDA PURI MILIADI 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 17 57
20 MUH. SATRIO ABDILLAH 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 47
21 NABILA. S 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 14 47
22 NUR ASISA 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 73
23 NURFADILLAH 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 18 60
24 PUSPA SARI 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 22 73
25 RHYVALDO SUARAN 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 15 50
26 RINI RAHMAT 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 14 47
27 RIYANTI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 60
28 SABRIANI 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 18 60
29 SAINUDDIN 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 43
30 SAPUTRI 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 23 77
Jumlah 24 10 22 15 19 17 16 21 21 21 18 19 23 22 16 19 20 18 18 20 18 16 18 16 12 12 16 15 14 12 17.6 58.63333333
Rekapiulasi nilai hasul belajar posstes kelas kontrol
134
Lampiran 14 : Dokumentasi
Pemberian pret-test pada kelas Eksperimen Dan kelas kontrol
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Proses pembelajaran problem based learning
1. meengoreantasikan peserta didk pada masalah
135
2. Mengorganisasikan peseta didik unuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
4. Menyajikan hasil karya peserta didik
136
5. Menganalisis Dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok
Pemberian post-test pada kelas eksperimen dan kontrol
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
137
Lampiran 15 : Persuratan
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
RIWAYAT HIDUP
NURUL ARDITA. Dilahirkan di kota Pinrang, Sulawesi
Selatan pada tanggal 19 April 1997. Anak keempat dari
pasangan Basira dan Kasmawati, memulai jenjang
pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2003 sampai
2009 di SDN 198 Baulappa. Kemudian pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas pertama
(SMP) Negei 2 Baulappa dan berhasil menyelesaikan sudinya pada tahun 2012.
Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas/Madrasah
Aliyah (MA) di MAN Pinrang mulai tahun 2012 sampai 2015. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Starata Sau (S1) Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.