PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS...
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS...
0
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 5 PADANG ULAK TANDING TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL
Oleh
DWI MARWATI NPM 4110074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2016
1
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 5 PADANG ULAK TANDING TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh
Dwi Marwati1, Tri Ariani, M.Pd.Si2. Ovilia Putri Utami Gumay, M.Pd.Si3. Program Studi Pendidikan Fisika, Pendidikan MIPA
STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding Tahun Pelajaran 2015/2016”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh signifikan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding tahun pelajaran 2015/2016? Metode penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen dengan rancangan berbentuk pretest-postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 117 siswa. Dua kelas sebagai sampel diambil secara acak dengan cara diundi yaitu kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen berjumlah 28 siswa dan kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol berjumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes. Data skor tes siswa dianalisis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan 95% didapat thitung = 4,83 dan ttabel = 1,68 karena thitung > ttabel, berarti rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata nilai kelas kontrol, maka diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh signifikan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci: NHT, Hasil Belajar, Fisika.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan yang universal dalam kehidupan yang
pada dasarnya mempunyai suatu makna yaitu suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar
agar terciptanya siswa yang memiliki seperangkat ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang
luhur sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai melalui kegiatan belajar mengajar.
Pendidikan hendaknya tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah
seharusnya merupakan proses mengantisipasi dan membicarakan masa depan.
Dunia pendidikan adalah sebuah mega proyek bersama bagi anak-anak bangsa yang
sedang giat-giatnya membangun agar bermartabat dan tidak ketinggalan dari bangsa-bangsa
lain di dunia. Masalah pendidikan adalah masalah kita bersama, baik pendidikan formal,
2
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
informal maupun nonformal, memiliki tanggung jawab besar untuk merancang atau
membangun sebuah sistem pendidikan yang penuh dengan nilai-nilai iman, taqwa dan modern
sesuai dengan tuntutan sains dan teknologi.
Di tingkat SMP IPA Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di
sekolah. Mata pelajaran fisika mempelajari keterkaitan antara konsep-konsep fisika dengan
kehidupan nyata yang dianalisis melalui percobaan dan pengukuran yang disajikan secara
matematis serta disajikan ke dalam bentuk rumus.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 5
Padang Ulak Tanding Senin 22 September tahun pelajaran 2015/2016, peneliti melihat bahwa
masih rendahnya daya serap siswa terhadap mata pelajaran fisika. Hal ini dapat terlihat dari
hasil wawancara peneliti dengan bapak Algi Ranto, S.Pd. selaku guru mata pelajaran IPA
siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding tahun pelajaran 2015/2016, beliau
mengatakan bahwa rata-rata nilai KKM yang ditetapkan sebesar 70. Banyaknya siswa yang
hasil belajarnya tidak mencapai nilai KKM yaitu sebesar 40 siswa dari 105 siswa, dengan
persentase 35,30%, sedangkan rata-rata nilai ulangan hariannya 70, selain itu juga kurangnya
kemauan siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru merupakan penyebab
rendahnya hasil dari pembelajaran mereka.
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proses belajar-
mengajar. Seorang guru diharapkan mampu menciptakan situasi belajar yang baik sehingga
siswa dapat mengusai materi dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan model
pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kreatifitas, motivasi dan hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT).
Menurut Trianto (2007: 62), model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang dapat
melatih keterampilan akademik, tanggung jawab, kerja sama, dan juga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Berdasarkan dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding Tahun Pelajaran
2015/2016”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh signifikan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa
3
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding tahun pelajaran 2015/2016?”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang
Ulak Tanding Tahun Pelajaran 2015/2016.
LANDASAN TEORI
Trianto (2007:62) mengemukakan bahwa model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen pada tahun 1993, Numbered Heads Together (NHT) dikembangkan untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Menurut Suprijono (2009:92) pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) diawali
dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, jumlah
kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Setiap siswa dalam
setiap kelompok diberi nomor sesuai banyaknya siswa dalam kelompok. Setelah kelompok
terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap kelompok.
Diberikan kesempatan kepada setiap kelompok menemukan jawaban, pada kesempatan ini
setiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban
atas pertanyaan dari guru. Kemudian guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama
dari setiap kelompok, mereka diberi kesempatan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
telah diterimanya oleh guru.
Trianto (2007:63), mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan
NHT (Numbered Heads Together) yaitu sebagai berikut:
a) Penomoran, guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap
anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
b) Mengajukan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan
dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik dan dalam bentuk kalimat Tanya.
c) Berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
menyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d) Menjawab, guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Menurut Fatimah, dkk. (2008:20) langkah-langkah dalam pembelajaran dengan
Numbered Heads Together (NHT) yaitu sebagai berikut:
4
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
a) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapatkan nomor
kepala.
b) Guru memberikan tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda, dan
masing-masing kelompok mengerjakannya.
c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar, tiap anggota kelompok mencatat hasil
diskusi.
d) Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk
melapor hasil diskusinya.
e) Guru memanggil salah satu nomor kepala siswa dala kelompok tertentu untuk melaporkan
hasil diskusinya.
f) Tanggapan dari teman yang lain dalam kelompoknya, kemudian dapat disempurnakan dari
kelompok lain.
g) Selanjutnya guru menunjuk nomor yang lain dikelompok lain dengan tugas yang berbeda
h) Simpulan atau klarifikasi guru.
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi delapan langkah
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Adapun langkah-langkah
pembelajarannya dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel. 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Model Numbered Heads Together
Tahapan Bentuk Guru Tahap 1 Menyampaikan
tujuan dan inti materi pembelajaran
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan inti materi yang akan dipelajari.
Tahap 2 Pemberian nomor kepala (penomoran)
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang siswa yang heterogen. Kemudian guru memberi nomor kepala yang berbeda kepada setiap siswa dalam setiap kelompok tersebut.
Tahap 3 Pemberian tugas
Pada tahap ini guru membagikan tugas dalam bentuk bahan bacaan kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari dan didiskusikan.
Tahap 4 Berpikir bersama
Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi. Dalam kerja kelompok ini, setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan menyakinkan bahwa setiapa anggota mengetahui jawaban dari tugas tersebut.
Tahap 5 Memanggil nomor kepala
Tahap ini guru memanggil salah satu nomor dan siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban. Pada langkah ini siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengajukan pendapat yang berbeda dari jawaban temannya.
5
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
Tahapan Bentuk Guru Tahap 6 Memberikan
penghargaan. Guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa atau kelompok yang dapat menjawab soal dengan benar
Tahap 7 Memberikan kuis
Setiap siswa dalam setiap kelompok diberi latihan atau kuis secara individu (mandiri).
Tahap 8 Kesimpulan Guru memberikan kesimpulan dari tugas yang tentang materi yang telah dipelajari siswa selama diskusi.
NHT mempunyai keunggulan dan kelemahan sebagaimana dikemukakan oleh
Suwarno (2010:34) bahwa model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) memiliki
kelebihan dan kelemahan. Keunggulan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
sebagai berikut :
a) Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b) Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas
belajar kooperatif.
c) Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi
lebih besar atau kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang
diharapkan.
d) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya,
berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.
Kelemahan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT):
a) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap
minder dan pasif dari siswa yang lemah.
b) Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa
yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
c) Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta
membutuhkan waktu khusus.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen
(experiment research) yang menggunakan kelas kontrol atau kelas pembanding. Dalam
pengumpulan data penelitian yang menggunakan eksperimen adalah dengan mengajar di
kelas-kelas yang menjadi sampel melalui perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen
selama proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT), sedangkan pada kelompok kontrol mengunakan metode tanya jawab dan
ceramah.
6
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian ini menggunakan desain yang
berbentuk pretest-postest control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
model Numbered Heads Together (NHT). Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi. Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar fisika.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang
Ulak Tanding berjumlah 117 siswa dari empat kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Sugiyono (2012:65) simple
random sampling yakni pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan,
teknik pengambilan sampel ini digunakan karena setiap kelas tersebut mempunyai
kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini diambil
sebanyak dua kelas yang terdiri dari kelas (VIII.2) eksperimen dan kelas (VIII.3) kontrol.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah menggunakan
teknik tes. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data tentang
hasil belajar siswa. Jenis tes yang digunakan adalah dalam bentuk essay berjumlah 6 butir
soal. Dalam penelitian ini, analisis data yang dilakukan terhadap data hasil belajar
menggunakan uji-t.
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
a. Data Tes Awal Siswa (Pre-test)
1) Rata-rata dan Simpangan Baku
Dari hasil perhitungan pre-test (Lampiran C) dapat dikemukakan
rekapitulasi rata-rata ( x ) dan simpangan baku (s) yang terdapat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pre-Test
No Uraian Eksperimen Kontrol 1 Nilai rata-rata 20,75 19,21 2 Simpangan baku 6,33 5,81 3 Nilai tertinggi 33 32 4 Nilai terendah 5 4 5 Rentang nilai 28 28
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen
20,75 dan nilai rata-rata kelas kontrol 19,21. Sedangkan simpangan baku kelas
eksperimen 6,33 dan simpangan baku kelas kontrol 5,81. Hal ini berarti
7
0
5
10
15
20
25
Nilai rata-rataSimpangan Baku
Eksperimen
Kontrol
kemampuan awal antara kelas ekperimen dan kelas kontrol relatif sama. Diagram
nilai rata-rata dan simpangan baku tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Nilai rata-rata dan simpangan baku tes awal kelas eksperimen dan
kelas kontrol
2) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat data hasil pre-test siswa
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik
(lampiran C) mengenai uji normalitas data dengan taraf kepercayaan = 0,05,
jika 2 hitung <2 tabel, maka data berdistribusi normal. Hasil normalitas tes awal
untuk kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pre-Test
Kelas 2 hitung dk 2 tabel Kesimpulan Kelas Eksperimen Tes Awal
1,623
5
11,070
Normal
Kelas Kontrol Tes Awal
0,687
5
11,070
Normal
Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan nilai 2 hitung data tes awal untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari pada 2 tabel. Berdasarkan ketentuan
pengujian normalitas dengan menggunakan uji kecocokan 2 (chi-kuadrat) dapat
disimpulkan bahwa masing-masing kelas untuk data tes awal pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan =
0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5. Gambaran data uji normalitas tes awal
untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.2.
8
Gambar 4.2 Kurva Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen
Kurva normalitas tes awal untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar
4.3.
Gambar 4.3 Kurva Normalitas Pre-Test Kelas Kontrol
3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelas
sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan perhitungan
statistik (lampiran C), jika Fhitung < Ftabel maka varians dari kedua kelas tersebut
adalah homogen, varians tes awal dan tes akhir pada taraf kepercayaan = 0,05
dengan menggunakan dk = 27:27, dikarenakan pada tabel distribusi F untuk dk =
27 pada pembilang tidak ada, maka digunakan dk = 27:24 yang mendekati dk =
27, dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pre-Test
Kelas Fhitung Ftabel Kesimpulan Tes Awal 1,19 1,93 Homogen
Dari tabel 4.3 diperoleh Fhitung < Ftabel yang menunjukkan bahwa varians
kedua kelompok yang dibandingkan pada tes awal adalah homogen.
01234567
-3 -2 -1 0 1 2 3
Frekuensi
02468
10
-3 -2 -1 0 1 2 3
Frekuensi
9
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
4) Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang signifikan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar
fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding tahun pelajaran
2015/2016”. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua
kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji
kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes
awal menggunakan rumus uji-t, yang hasil analisisnya secara rinci dapat dilihat di
tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pre-Test
Kelas thitung ttabel Kesimpulan Tes Awal 0,97 2,02 Ha ditolak
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai
kemampuan awal siswa (lampiran C) kelas eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai kemampuan awal yang sama dengan taraf kepercayaan = 0,05,
karena thitung < ttabel yaitu thitung = 0,97 dan ttabel = 2,02. Sehingga berdasarkan
hasil uji-t tes awal maka langkah selanjutnya kelas eksperimen dapat diberikan
pembelajaran dengan menerapkan model Numbered Heads Together (NHT),
sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode ceramah.
b. Tes Akhir Siswa (Post-test)
Tes akhir siswa diberikan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Pada saat dilkukan post-test kelas eksperimen dihadiri 28
siswa dan kelas kontrol diikuti 28 siswa.
1) Rata-rata dan Simpangan Baku
Dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari tes akhir dapat dilakukan
rekapitulasi perhitungan rata-rata ( x ) dan simpangan baku (s) dari hasil post-test
yang dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Post-Test
No Uraian Eksperimen Kontrol 1 Nilai rata-rata 75,93 67,86 2 Simpangan baku 6,43 6,44 3 Nilai tertinggi 89 81 4 Nilai terendah 60 53 5 Rentang nilai 29 28
10
01020304050607080
Pre-test Post-test
Eksperimen
Kontrol
01020304050607080
Nilai rata-rata
Simpangan Baku
Eksperimen
Kontrol
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen
75,93 dengan simpangan baku 6,43 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 67,86
dengan simpangan baku 6,44. Jika hasil tes akhir dibandingkan hasil tes awal,
maka terjadi peningkatan hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Diagram nilai rata-rata dan simpangan baku tes akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Nilai rata-rata dan simpangan baku tes akhir
Nilai rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 20,75 sedangkan nilai
rata-rata tes akhir 75,93. Berarti terjadi peningkatan rata-rata nilai sebesar 55,18.
Nilai rata-rata ( x) tes awal pada kelas kontrol adalah 19,21, sedangkan nilai rata-
rata ( x) tes akhir adalah 67,86. Hal ini berarti terjadi peningkatan rata-rata
sebesar 48,65. Diagram peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Perbandingan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kontrol
2) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat data hasil post-test siswa
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik uji
11
normalitas dengan taraf kepercayaan = 0,05, jika 2 hitung <2 tabel, maka data
berdistribusi normal. Hasil normalitas tes akhir kedua kelompok dapat dilihat
pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Post-Test
Kelas 2 hitung dk 2 tabel Kesimpulan Kelas Eksperimen Tes Akhir
0,733
5
11,070
Normal
Kelas Kontrol Tes Akhir
2,811
5
11,070
Normal
Dari tabel 4.6 menunjukkan nilai 2 hitung data tes akhir untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari pada 2 tabel yang artinya data tes
akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Gambaran
data uji normalitas tes akhir kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Kurva Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen
Kurva normalitas tes akhir untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar
4.7.
Gambar 4.7 Kurva Normalitas Post-Test Kelas Kontrol
0
2
4
6
8
10
-3 -2 -1 0 1 2 3
Frekuensi
02468
10
-3 -2 -1 0 1 2 3
Frekuensi
12
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelas
sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan perhitungan
statistik (lampiran C), jika Fhitung < Ftabel maka varians dari kedua kelas tersebut
adalah homogen, varians tes awal dan tes akhir pada taraf kepercayaan = 0,05
dengan menggunakan dk = 27:27, dikarenakan pada tabel distribusi F untuk dk =
27 pada pembilang tidak ada, maka digunakan dk = 27:24 yang mendekati dk =
27, dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Post-Test
Kelas Fhitung Ftabel Kesimpulan Tes Akhir 1,00 1,93 Homogen
Dari tabel 4.7 diperoleh Fhitung < Ftabel yang menunjukkan bahwa varians
kedua kelompok pada tes akhir adalah homogen.
4) Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang signifikan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar
fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding tahun pelajaran
2015/2016”. Adapun hipotesis statistik yang diujikan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 : µ1 < µ2 : hipotesis nol atau pembanding, rata-rata nilai kelas eksperimen
kurang dari atau sama dengan rata-rata nilai kelas kontrol.
Ha : µ1 > µ2 : hipotesis alternatif atau kerja, rata-rata nilai kelas eksperimen
lebih besar dari rata-rata nilai kelas kontrol.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua kelompok
data tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan dua
rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes akhir
menggunakan rumus uji-t, yang hasil analisisnya secara rinci dapat dilihat di tabel
4.8.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Post-Test Kelas thitung ttabel Kesimpulan
Tes Akhir 4,83 1,68 Ha diterima
Berdasarkan tabel 4.8 hasil perhitungan uji-t data tes akhir menunjukkan
thitung ≥ ttabel yaitu 4,83 ≥ 1,68 yang menunjukkan bahwa hipotesis H0 ditolak dan
13
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
Ha diterima. Hal ini menyatakan hasil belajar siswa yang menerapkan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) meningkat lebih baik daripada
hasil belajar siswa yang menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan
kata lain, ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 5
Padang Ulak Tanding tahun pelajaran 2015/2016.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Padang Ulak Tanding tahun pelajaran 2015/2016 dengan rumusan masalah
“apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding
tahun pelajaran 2015/2016?”.
Penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding Tahun
Pelajaran 2015/2016 menggunakan dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas
eksperimen yaitu VIII.2 berjumlah 28 siswa dengan proses pembelajaran menggunakan
model Numbered Heads Together (NHT) sedangkan pada kelas kontrol, yaitu kelas
VIII.3 berjumlah 28 menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Kedua kelas
tersebut diajarkan dengan materi yang sama yaitu tentang energi. Setelah diberikan
pembelajaran sebanyak tiga pertemuan selanjutnya peneliti memberi tes dalam bentuk
soal essay berjumlah enam butir soal. Dari hasil tes tersebut maka didapatkan hasil
belajar siswa dalam bentuk aspek kognitif. Pada pelaksanaan pembelajaran peneliti
bertindak sebagai pengajar.
Pembelajaran kelompok eksperimen diterapkan dengan menggunakan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Model pembelajaran ini merupakan
model pembelajaran dengan cara penomoran berpikir bersama, siswa berpikir bersama
anggotanya dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru untuk memperoleh skor bagi
tim mereka masing-masing.
Pada saat pembelajaran pertama, diawali dengan guru menyampaikan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan inti materi yang akan
dipelajari. Lalu, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan lima orang siswa. Kemudian guru memberi nomor kepala yang berbeda
kepada setiap siswa dalam setiap kelompok tersebut. Selanjutnya guru membagikan tugas
14
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
dalam bentuk bahan bacaan kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari
dan didiskusikan. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi. Dalam kerja kelompok
ini, setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan menyakinkan bahwa setiapa
anggota mengetahui jawaban dari tugas tersebut. Kemudian guru memanggil salah satu
nomor dan siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban. Pada langkah ini siswa dari kelompok lain menanggapi atau
mengajukan pendapat yang berbeda dari jawaban temannya. Lalu, guru memberikan
penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa atau kelompok yang dapat menjawab
soal dengan benar. Setiap siswa dalam setiap kelompok diberi latihan atau kuis secara
individu. Diakhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dari tugas yang tentang
materi yang telah dipelajari siswa selama diskusi. Pada pertemuan hanya dua kelompok
yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik sedang empat kelompok lainnya masih
bingung dan belum mengerti. Hal ini dikarenakan mereka belum terbiasa dengan
pembelajaran dengan model NHT.
Pada saat pembelajaran kedua, kegiatan pembelajaran masih sama seperti
pertemuan sebelumnya. Di awal pembelajaran guru menyampaikan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan inti materi yang akan dipelajari. Lalu, guru
membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan lima orang siswa.
Kemudian guru memberi nomor kepala yang berbeda kepada setiap siswa dalam setiap
kelompok tersebut. Selanjutnya guru membagikan tugas dalam bentuk bahan bacaan
kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari dan didiskusikan. Pada
pertemuan ini sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pertemuan
sebelumnya. Hal ini dilihat dari lima kelompok ada empat kelompok yang dapat
menyelesaikan tugas dan dapat menjawab pertanyaan dari guru sedangkan satu kelompok
lagi masih ada perbaikan dalam menyelesaikan tugasnya. Namun hasil ini sudah
menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Pembelajaran pada kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab serta pemberian tugas. Pertemuan pertama pada kontrol
menjelaskan materi tentang pengertian energi dan perubahan bentuk energi. Pada
pertemuan ini siswa lebih tenang karena guru mengendalikan siswa. Siswa tampak diam
dan tidak ada yang bertanya atau menanggapi materi yang sudah disampaikan.
Pertemuan kedua pada kelas kontrol, yaitu mengemukakan tentang macam-
macam energi dan hukum kelestaraian energi. Pada saat pembelajaran berlangsung
siswa terlihat memperhatikan guru dalam menerangkan materi pelajaran dan tampak
15
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
sudah memahami materi. Kemudian guru bertanya kepada semua siswa tentang materi
yang sudah disampaikan tidak ada satu pun siswa yang bisa menjawab. Hal ini membuat
guru menjadi tidak memahami kehendak dari siswa. Pada pertemuan ini siswa diberi
waktu untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru sedangkan yang lain lebih asyik
bercerita dengan temannya. Dan sampai di akhir pembelajaran hampir semua siswa tidak
ada yang memberikan komentar ataupun pertanyaan kepada guru tentang materi yang
sudah disampaikan.
Setelah diberi pembelajaran yang berbeda, untuk kelas eksperimen yang diberi
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan metode ceramah. Selanjutnya kedua kelas tersebut diberikan tes akhir
(post-test) maka terjadi peningkatan hasil belajar. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata
nilai sebesar 75,93 dibandingkan dengan nilai tes awal sebesar 20,75, maka ada
peningkatan sebesar 55,18. Untuk kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai sebesar 67,86
dibandingkan dengan nilai tes awal sebesar 19,21, maka terjadi peningkatan sebesar
48,65. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai tes kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan peningkatan nilai tes kelas kontrol.
Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan nilai mata pelajaran
fisika siswa pada materi energi dengan menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) lebih banyak bila dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa kelas eksperimen yang tuntas
sebanyak 23 siswa dan yang tidak tuntas hanya 5 siswa dari 28 siswa artinya siswa yang
tuntas mencapai 82,14%. Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang tuntas hanya 13 siswa
dan yang tidak tuntas sebanyak 15 siswa dari total keseluruhan sebanyak 28 siswa artinya
siswa yang tuntas mencapai 46,43%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa kelas eksperimen yang lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri 5
Padang Ulak Tanding, menunjukkan bahwa hasil belajar fisika pada pembelajaran dengan
metode ceramah dan tanya jawab lebih rendah jika dibandingkan dengan model
Numbered Heads Together (NHT). Hal ini dikarenakan kelemahan metode ceramah dan
tanya jawab yaitu kegiatan belajar terpusat pada guru dan siswa hanya menerima materi
yang guru jelaskan. Ini sangat membuat siswa bosan, mengantuk dan tidak semangat
belajar. Berbeda dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan model Numbered
Heads Together (NHT), siswa dituntut aktif untuk menguasai materi yang diberikan serta
siswa diajak untuk ikut serta dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga
16
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
siswa menjadi sangat termotivasi untuk bisa memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Pada model Numbered Heads Together (NHT) guru hanya sebagai fasilitator dan
motivator, karena siswa dianggap sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Suwarno (2010:34) bahwa model NHT (Numbered
Heads Together) memiliki keunggulan sebagai berikut: a) Terjadinya interaksi antara
siswa melalui diskusi atau siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi, b) Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui
aktifitas belajar kooperatif, c) Dapat bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan
konstruksi pengetahuan akan menjadi lebih besar atau kemungkinan untuk siswa dapat
sampai pada kesimpulan yang diharapkan, d) Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat
kepemimpinan.
Pada kelas kontrol proses belajar diterapkan metode ceramah dan tanya jawab
yang dalam proses pembelajarannya hanya terpusat pada guru, sehingga membuat siswa
hanya menerima apa yang dijelaskan oleh guru. Ketika diberikan kesempatan untuk
bertanya, siswa lebih memilih untuk diam padahal mereka belum mengerti dengan materi
yang dijelaskan guru dan perbedaannya lebih terlihat pada tes akhir (pos-test) yang
dilakukan pada kedua kelas tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan nilai rata-rata tes akhir hasil
belajar fisika siswa pada kelas ekperimen sebesar 75,93, pada kelas kontrol sebesar 67,86
dengan hasil analisis uji-t thitung = 4,83 ≥ ttabel = 1,68 yang menunjukkan bahwa hipotesis Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa
kelas VIII SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding Tahun Pelajaran 2015/2016.
17
1Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Pembimbing Prodi Fisika/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2016
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fatimah, Siti. Dkk. 2008. Modul Model-model Pembelajaran SMP dan SMA. Palembang:
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Rayon 4 Universitas sriwijaya. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Jihad, A dan Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Rusman. 2010. Seri Manajemen Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persaja. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengeruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suprijono, A. 2009.Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Suwarno. 2010. Pembelajaran Kooperatif Jenis Numbered Heads Together.
(http://suwarnostatistik.wordpress.com) (23 Oktober 2013) Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Beorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
RinekaCipta. ______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media. Yulaelawati, Ella 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Pakar Raya.