PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE...
-
Upload
trinhkhanh -
Category
Documents
-
view
239 -
download
0
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Kota Depok)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
EUIS KURNIA NINGSIH
1113016100054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Euis Kurnia Ningsih, NIM.1113016100054. “Pengaruh Model Pembelajaraan
Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar
Siswa”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan model
pembelajaran kooperatif yang menciptakan lingkungan kelas yang efektif, dimana
semua siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan secara konsisten
meneriman dukungan untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian kuasi eksperimen yang dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA SMAN 6
Depok dengan materi sistem sirkulasi manusia. Variabel hasil belajar diukur
melalui instrumen tes pilihan ganda. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai
sig. 0.002 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada
materi sistem sirkulasi manusia yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran saintifik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa
Kata Kunci: Model Pembelajaraan Kooperatif, Team Games Tournament, Hasil
Belajar Siswa, Kuasi eksperimen.
v
ABSTRACT
Euis Kurnia Ningsih, NIM.1113016100054. “The effect of Team Games
Tournament (TGT) cooperative learning on Student Achievement”. Skripsi.
Departement of Biology Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning,
Syarif Hidayatullah University Jakarta.
Team Games Tournament (TGT) learning model is a cooperative learning that
creates an effective classroom environment, where all students are directly involved
in the learning process and consistently receive support to improve learning
outcomes. This research purposed to see the effect of cooperative learning model
of Team Games Tournament (TGT) to student achievement. This research is Quasi
experimental was conducted on the student of class XI IPA SMAN 6 Depok with the
material of human circulating system. The result of hypothesis testing with U Mann
Whitney test shows that the value of sig. 0.002 < 0.05. This shows that the average
student achievement on human circulatory system material taught by cooperative
learning model of Team Games Tournament (TGT) is higher than students taught
by scientific learning. This study concluded there is effect between cooperative
learning model of Team Games Tournament (TGT) towards student achievement.
Key words: Cooperative Learning Model, Team Games Tournament, Student
Achievement, Quasi experiment.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam. para Anbiya, keluarga, dan sahabat-sahabatnya, serta umatnya yang tetap
istiqomah dalam menjalani sunnahnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dala memperoleh gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan biologi. Penulis
menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini
dikarenakan terdapat berbagai hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Akan
tetapi, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik berkat kekuatan do’a,
dukungan, dan keikhlasan dalam memotivasi penulis dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Ibu Novitasari
S.Pd., M.Biomed, Dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa
bimbingan skripsi. Semoga Bapak selalu dalam lindungan-Nya.
5. Ibu Yuke Mardiati, M.Sc., selaku Dosen Penasihat Akademik yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan motivasi untuk segera
menyelsaikan penulisan skripsi ini.
vii
6. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan IPA, khususnya program studi
Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di
FITK UIN Syarif Hidayatullah.
7. Bapak Tugino S.Pd., MM., selaku Kepala SMAN 6 Depok dan jajarannya,
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk penelitian di tempat tersebut.
8. Bapak Abdul Malik M.Pd, selaku Guru Biologi SMAN 6 Depok yang
memberikan izin dan bimbinga kepada penulis selama penelitian.
9. Siswa Kelas XI IPA-2, XI IPA-5, dan XII IPA-2 yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini, dan selalu memberikan doa semangat dan kepada
penulis.
10. Ayahanda Mukri dan Ibunda Esih, atas kasih sayangnya yang tak terbatas, doa
yang selalu dilangitkan untuk kelancaran penulis, adik tercinta Ria Ayu
Ningsih dan Rieska Ameliya yang selalu memberikan motivasi serta semangat
yang tak hentinya, semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan
perlindungan-Nya.
11. Bapak H.Eddy Suryadi dan Hj,Erna Triwiadiati, atas doa, nasihat, dukungan,
motivasi, semangat dan memberikan kesempatan menjalani pendidikan hingga
S1 dengan penuh kesabaran, dan perhatian yang luar biasa kepada penulis
sehingga penulis dapat meraih gelar sarjana pendidikan, semoga Allah
senantiasa selalu memberikan kesehatan serta perlindungan-Nya.
12. Bang Bugi, kakak Astri, bang Reza, kak Satria yang selalu memberikan
dukungan yang tulus, serta Andrea Zafira, Ardio Gibran, Padika Dama Rangkai
Bumi, dan Rumaisha Naomi Putri Dyza yang selalu menjadi obat hati bagi
penulis, semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah.
13. Semua teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2013, khususnya Amalia Ulfa,
Dian Rahmawati, Khoirotun Nihlah, Firda Madaniah yang selalu memberikan
doa, motivasi, dukungan, serta canda tawa suka duka selama menjalani
perkuliahan, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan melindungi
kalian dimanapun berada.
viii
14. Kepada teman satu bimbingan Putri Rahayu Sekarini, dan Luthfi Adzkia yang
selalu bersama dan saling memberikan dukungan dan bantuan selama proses
pembuatan skripsi.
15. Kak Della Fauziah S.Pd, kak Latifa Nurachman S.Pd, kak Marlina S.Pd, dan
kak Eka Safitri S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan
maupun penelitian skripsi.
16. Geng cetar membahana Ajeng, Aisyah, Pipit, Nadiyah, Mega, Anis, Fairuz,
Widi, Dara, Amalia, Ratih. PG Stan Tri Pusfitasari dan Stifani Martha, sahabat
Salma Nuhasyifa, Muslim Nasyroh, Annisa Fitriani, Memi Nurhemi, Silva
Fauziah, Putri Qona’ah, dan Siti Sulastri yang selalu melangitkan doa semoga
kalian selalu dalam keadaan sehat dan selalu dalam perlindungan Allah.
17. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulisa sebutkan satu persatu,
terimakasih atas doa dan dukungannya.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermafaat bagi semua pihak,
khususnya penulis sendiri serta para pembaca sekalian.
Jakarta, Agustus 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................................................ iv
ABSTRACT ....................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8
BAB II DESKRIPTIF TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS ............................................................................................................ 9
A. Deskriptif Teoretis .................................................................................................... 9
1. Pembelajaran Kooperatif ...................................................................................... 9
2. Team Games Tournament (TGT) ....................................................................... 27
3. Hasil Belajar Siswa ............................................................................................ 31
B. Hasil Penelitian Relevan ......................................................................................... 37
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................... 38
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 40
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................. 40
x
B. Metode Penelitian .................................................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 41
E. Instumen Penelitian ................................................................................................ 42
F. Kalibrasi Instrumen ................................................................................................ 44
G. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 46
H. Hipotesis Statistik .................................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 49
A. Deskripsi Data penelitian ....................................................................................... 49
1. Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................................................... 50
B. Analisis Data .......................................................................................................... 51
1. Uji Prasyarat Analisis ......................................................................................... 51
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ........................................................................................................... 51
b. Uji Homogenitas ........................................................................................... 53
2. Uji Hipoptesis ..................................................................................................... 53
a. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................... 53
b. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 54
C. Pembahasan Hasil penelitian .................................................................................. 55
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 61
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 61
B. Saran ....................................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 62
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 65
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Tradisional .......................................................................................................... 21
Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................................... 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ................................................................ 43
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi ................................................................................ 45
Tabel 3.4 Kriteria Taraf Kesukaran Tes ............................................................................ 45
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ...................................................................................... 46
Tabel 4.1 Data Statistik Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................................... 50
Tabel 4.2 Data Statistik Posttest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................................... 50
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol .............................................................................................. 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol .............................................................................................. 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ........................................................................................... 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ........................................................................................... 53
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .................................................................................................. 54
Tabel 4.8 Hasil Uji U Mann Whitney Posttest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .................................................................................................. 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ................................................. 65
Lampiran 2 Instrumen Tes Hasil Belajar ............................................................... 67
Lampiran 3 Hasil Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes ........................................ 84
Lampiran 4 Instrumen Soal Pretest dan Posttest Hasil Belajar .............................. 86
Lampiran 5 Kunci Jawaban Intrumen Tes Hasil Belajar ........................................ 92
Lampiran 6 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kelas Kontrol ....................... 93
Lampiran 7 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .......................... 94
Lampiran 8 Daftar Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest, Hasil Uji
Normalitas, Homogenitas, dan Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan
Kontrol .................................................................................................... 95
Lampiran 9 Tabel Skor Games dan Turnamen Kelas Eksperimen ......................... 97
Lampiran 10 RPP Kelas Eksperimen ...................................................................... 98
Lampiran 11 RPP Kelas Kontrol .......................................................................... 120
Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................. 136
Lampiran 13 Lembar Observer Guru dan Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen .............................................................................. 149
Lampiran 14 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 161
Lampiran 15 Lembar Bimbingan Skripsi .............................................................. 166
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 167
Lampiran 17 Surat Keterangan Sekolah ............................................................... 168
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
dirinya untuk memliki pengetahuan, pengendalian diri, kekuatan spiritual,
kepribadian, kemandirian, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.1
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang
sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu
bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat membangun sumber daya
manusia yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan
peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di
lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.2
Komisi tentang pendidikan abad ke-21 merekomendasikan empat strategi
dalam menyukseskan pendidikan: pertama, learning to learn, yaitu memuat
bagaimana peserta didik mampu menggali informasi yang ada di sekitarnya dari
ledakan infromasi itu sendiri; kedua, learning to be, yaitu peserta didik diharapkan
mampu untuk menggali potensi dirinya sendiri, serta mampu beradaptasi dengan
lingkungannya; ketiga learning to do, yaitu berupa tindakan atau aksi untuk
memunculkan ide yang berkaiatan dengan saintek; dan keempat, learning to be
together yaitu memuat bagaimana peserta didik hidup dalam bermasyarakat yang
saling bergantung satu sama lain, serta mampu bersaing secara sehat, bekerja sama,
serta mampu menghargai orang lain.3
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, 2003, h.1.
2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2009), h.4.
3 Ibid.
2
Terdapat lima elemen kompetensi penting sebagai outcomes yang berkaitan
hubungan pendidikan dengan dunia kerja abad ke 21 yaitu; berpikir kritis (critical
thinking), pemecahan masalah masalah (problem solving), teknologi dan
komunikasi (technology and communication), kolaborasi (collaboration), dan
keterampilan belajar mengarahkan pembelajaran secara mandiri (self directed
learning).4
Kelima elemen kompetensi abad 21 tersebut dapat diperoleh peserta didik
melalui proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi
peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses tersebut guru memberikan
ilmu pengetahuan, penguasaan konsep, keterampilan, kepercayaan diri serta
pembentukan sikap. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia
serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Dalam kurikulum 2013, ketiga
konsep pendidikan abad 21 diharapkan menghasilkan peserta didik yang tidak
hanya paham konsep materi pelajaran tetapi juga dapat menghasilkan siswa yang
produktif, inovatif, kreatif, dan afektif yang diintegrasikan dengan sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
Proses pembelajaran harus mengacu pada standar proses yang tertuang dalam
Permendiknas No. 41 tahun 2007, meliputi perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan
proses pembelajaran. Berdasarkan permen ini, proses pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.5
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam merancang program
pembelajaran di sekolah belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini
ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh PISA (Program for International
4 Putu Yasa, Strategi Belajar Berbasis Pengembangan Kompetensi Generik dalam PendidikanSains, Artikel: Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III, 2013, h.92.
5 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h.3-4.
3
Student Assessment) tahun 2015 menyatakan bahwa Indonesia berada pada
peringkat 62 dari 70 negara pada mata pelajaran sains dengan skor rata-rata 403,
skor rata-rata tersebut berada di bawah skor rata-rata PISA yaitu 493.6 Prestasi
biologi di SMA Negeri 6 Depok belum optimal, hal ini dibuktikan dengan data rata-
rata hasil UN mata pelajaran biologi dari tahun 2015 tergolong rendah. Tahun
pelajaran 2014/2015 nilai rata-rata UN Biologi 53,22., Tahun pelajaran 2015/2016
nilai rata-rata UN Biologi 57,71., dan Tahun pelajaran 2016/2017 nilai rata-rata UN
Biologi 54,44.7
Rusman mengungkapkan bahwa rendahnya kualitas pendidikan yang
dihasilkan tidak terlepas dari berbagai faktor diantaranya adalah pengemasan
pembelajaran. Proses pembelajaran biologi masih berorientasi pada penyelesaian
masalah pada konteks materi, suasana kelas cenderung teacher centered sehingga
siswa menjadi pasif saat pembelajaran dan ketercapaian kurikulum dengan
didominasi oleh pembelajaran langsung.8
Model pembelajaran langsung lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka
akan sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. Dalam
penerapan pembelajaran langsung, guru mendemontrasikan pengetahuan atau
keterampilan yang akan dilatih kepada peserta didik. Guru lebih banyak berperan
sebagai pengendali dan aktif mentransfer pengetahuan, sehingga peserta didik
hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal peserta didik.
Dalam pembelajaran langsung peran guru sangat dominan sehingga ditutut menjadi
model yang sangat menarik bagi siswa. 9 Wartawan megungkapkan bahwa
6 OECD, Programme for International Student Assesment (PISA) Result from 2015, 2016, h.4,(http://www.oecd.org.edu/pisa). [Diakses pada 24 Agustus 2018]
7 Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah, 2017,(http://puspendik.kemendikbud.go.id). [Diakses pada 24 Agustus 2018]
8 M.E Adnyana, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kecerdasan Emosional Siswa, e-Journal Program PascasarjanaUniversitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol.4, 2014, h.2
9 Ibid.
4
pembelajaran dengan metode ceramah kurang merangsang peserta didik untuk
mencapai kemampuan berpikir peserta didik.10
Peserta didik dalam belajar biologi cenderung mengalami kesulitan dan
membosankan karena banyak istilah latin yang harus dihafal sehingga masih
banyak peserta didik yang mendapatkan hasil belajar yang rendah. Pembelajaran
biologi dengan materi yang menurut peserta didik sulit untuk dipahami, sebagian
konsep yang bersifat abstrak, banyak istilah dalam bahasa latin, serta membutuhkan
penalaran yang tinggi. Dalam prosesnya peserta didik cenderung belajar secara
individualis, memecahkan kesulitan belajar secara individu, peserta didik yang
kesulitan belajar memahami konsep akan terjebak dengan kesulitannya. Dengan
konsep biologi yang abstrak, banyak istilah bahasa latin, pembelajaran biologi
terasa membosankan karena guru tidak menyajikan pembelajaran yang menarik.
Oleh sebab itu dibutuhkan metode atau model pembelajaran yang melibatkan
interaksi antar peserta didik, agar menimbulkan motivasi, meningkatkan hasil
belajar, kemampuan komunikasi dan kerjasama pada peserta didik.
Pembelajaran yang baik adalah ketika interaksi guru dan peserta didik dapat
dioptimalkan. Artinya selama proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru
saja tetapi mengoptimalkan aktivitas siswa. Pada kurikulum 2013 yang
diintegrasikan pembelajaran abad 21, masih banyak tenaga pendidik di Indonesia
yang melakukan pembelajaran teacher centered. Dengan berlakunya kurikulum
2013 yang diintegrasikan dengan pembelajaran abad 21 para guru berinovasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran agar tidak hanya pembelajaran yang bersifat
teacher centered tetapi menjadi pembelajaran yang bersifat student centered.
Banyak metode atau model pembelajaran yang melibatkan interaksi peserta
didik dengan guru yang dapat meningkatkan kognitif, afektif serta psikomotorik
peserta didik. Salah satunya adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Dalam
pembelajaran kooperatif peserta didik dituntut untuk belajar secara berkelompok,
memecahkan masalah bersama, saling bertukar pendapat, berpikir kritis dan kreatif,
10 Wartawan, P.G., Implementasi Strategi Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Fisikauntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa, Jurnal IKAUniversitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4(2), 2006, h.69.
5
saling membantu satu sama lain agar setiap anggota dapat memahami materi
dengan baik. Belajar bersama dengan teman sejawat dapat menumbuhkan motivasi
belajar yang tinggi, karena dengan belajar bersama peserta didik dapat memahami
konsep-konsep yang sulit. Selama proses pembelajaran kooperatif juga dapat
membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar, karena dalam proses
pembelajarannya semua peserta didik terlibat sehingga peserta didik yang memiliki
pemahaman yang rendah dapat terbatu dengan peserta didik yang memiliki
pemahaman yang lebih unggul. Ketergantungan positif yang lebih diunggulkan
dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh psikologis Levi Vgotsky,
Jean Piaget dan yang lainnya yang menyatakan bahwa siswa lebih aktif membangun
pengetahuan dalam konteks sosial. Dalam kerjasama tim penampilan individual
sangat ditekankan. Siswa tidak hanya mendapatkan informasi atau ide, peserta didik
juga membuat sesuatu yang baru dengan informasi atau ide yang didapatkan. Hal
ini merupakan proses intelektual dalam membangun pemahaman yang penting
untuk pembelajaran.11
Berbagai macam penelitian mengungkapkan dampak positif dari interaksi
pembelajaran kooperatif diantara peserta didik diantaranya banyak peserta didik
mempelajari materi pelajaran lebih banyak ketika mereka belajar bersama secara
berkelompok (kooperatif) dibandingkan mereka harus bersaing satu sama lain, dan
juga peserta didik mampu membangun sikap positif lebih banyak terhadap sains
dan ketika mereka belajar dan bekerja bersama dibandingkan ketika belajar secara
individual.12
Pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran sains akan sangat diperkuat
dengan seringnya kegiatan kelompok, karena akan menumbuhkan tanggungjawab
siswa ketika belajar bersama, mengeluarkan pendapat pada apa yang telah
ditemukan, dan meningkatkan progres dari tugasnya. Dalam hal tanggungjawab,
timbal balik dan komunikasi menjadi lebih nyata dan hal ini yang membedakan
11 Nneka Rita Norom, Effect Cooperative Learnig Instructional Strategy on Senior Secondaryschool Students Achievement in Biology in Anambra State, Nigeria, International Journal forCross-Disciplinary Subjects in Education (IJCDSE),Vol.5, 2015, p.2424.
12 Ibid.
6
antara pembelajaran yang secara individual dibandingkan dengan yang belajar
secara kelompok.
Pembelajaran biologi yang baik merupakan pembelajaran yang melibatkan
peserta didik secara aktif dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran yang
disajikan dengan permainan dapat menumbuhkan motivasi, peningkatan hasil
belajar, kemampuan berkomunikasi dan kerjasama yang baik. Dengan adanya
permaianan antar peserta didik dalam kelompok, peserta didik dapat termotivasi
dalam belajar karena suasana belajar yang menyenangkan. Melibatkan
psikomotorik siswa, dapat menumbuhkan rasa kompetisi yang tinggi. Pembelajaran
kooperatif yang sesuai dengan permsalahan tersebut adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan interaksi antar peserta
didik secara langsung. Proses pembelajaran dirancang dalam bentuk yang
memungkinkan peserta didik untuk saling bekerja sama, berkomunikasi satu sama
lain, saling berdiskusi yang membantu siswa mengembangkan sikap ilmiahnya,
saling membantu memahami materi pelajaran dan mengerjakan LKS serta peserta
didik berkompetisi dalam turnamen dengan peserta didik yang berkemampuan
hampir sama untuk mewakili masing-masing kelompoknya. Turnamen dilakukan
melalui permainan-permainan menarik sehingga pembelajaran dapat lebih
menyenangkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik merasa lebih santai dan
tenang.
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan
kesempatan peserta didik bekerja dalam kelompok dan dapat mengungkapkan ide
dan gagasan topik yang dibahas. Penggunaan model ini diharapkan peserta didik
akan lebih aktif dalam pembelajaran, memberikan kontribusi yang penting terhadap
anggota kelompok yang lain, serta meningkatkan kepercayaan diri, mampu bekerja
dalam tim dan komunikasi diantara peserta didik, serta dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik sehingga guru lebih mudah dalam pembelajaran.
7
Berdasakan latar belakang tersebut, maka penulis perlu mengadakan penelitian
yang berkaitan dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka
terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Metode pembelajaran yang diterapkan guru hanya terbatas pada pembelajaran
saintifik. dengan metode tanya jawab, dan diskusi.
2. Peserta didik tidak terbiasa melakukan kuis (game dan
tournament).
3. Hasil belajar biologi tergolong rendah akibat proses pembelajaran yang kurang
mendukung.
4. Banyak siswa yang masih pasif dalam proses pembelajaran, kurang interaksi
satu sama lain.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas XI MIA SMAN 6 Depok Semester
Satu Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT).
3. Konsep materi biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi
sistem sirkulasi manusia.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Bagaimana model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa?”.
8
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil
Belajar Siswa pada konsep sistem sirkulasi manusia kelas XI MIA pada Semester
Satu Tahun Ajaran 2017/2018 SMA Negeri 6 Depok.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi siswa pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Bagi guru menambah wawasan tentang alternatif model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan profesionalisme
guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
3. Bagi pembaca hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan suatu kajian yang
menarik untuk diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam sehingga menghasilkan
model pembelajaran baru yang dapat menjadi solusi dari pembelajaran biologi.
4. Bagi peneliti memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai model
pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT) serta memahami
bagaimana kondisi sosial yang cocok dalam sebuah aktivitas belajar.
9
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivisme. pembelajaran
ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika siswa saling berdiskusi dengan temannya.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan
masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok
sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Tujuan dari
pembentukan kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada
semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan
belajar.1
Model pembelajaran kooperatif adalah serangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) adanya peserta dalam kelompok, 2) adanya
aturan kelompok, 3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, 4) adanya
tujuan yang harus dicapai. Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. melalui tujuan yang jelas, setiap anggota
kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.2
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok
yang memiliki aturan tertentu dan memiliki prinsip dasar siswa membentuk
kelompok kecil dan saling mengajarkan satu sama lain untuk mencapai tujuan
1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2009), h.56.
2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana Predana Media Group, 2006), h. 241.
10
bersama. Siswa yang pasif akan menjadi aktif dalam belajar agar diterima oleh
kelompoknya.3
Pembelajaran kooperatif didasari pada asumsi bahwa sinergi yang muncul
pada melalui kerjasama akan meningkatkan motivasi dan pengaruh yang jauh
lebih besar daripada melalui lingkungan individual, berpasangan serta dapat
menghasilkan energi yang positif.4 Pada dasarnya pembelajaran kooperatif
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari tiap anggota
kelompok itu sendiri.5
Pembelajaran kooperatif disusun untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok,
serta memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi dan belajar
bersama dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dengan pembelajaran
kooperatif siswa selain untuk mencapai tujuan bersama, tetapi juga
mengembangkan keterampilan berhubunngan dengan sesama yang akan
bermanfaat bagi kehidupannya dalam bermasyarakat.6
Pembelajaran kooperatif dari pengertian di atas selain untuk mencapai tujuan
bersama ketika dalam kelompok belajar, akan tetapi pembelajaran kooperatif
didasari pada asumsi bahwa sinergi yang muncul akan meningkatkan motivasi,
merubah siswa yang pasif menjadi siswa yang aktif, menghasilkan energi yang
positif bagi setiap individunya dan berpengaruh jauh lebih besar dibandingkan
jika belajar yang dilakukan dengan cara individual atau secara berpasangan.
mengembangkan keterampilan berhubunngan dengan sesama yang akan
bermanfaat bagi kehidupannya dalam bermasyarakat.
3 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2009), h.189.
4 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Malang: Pustaka Pelajar,2013), h.111.
5 Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournaments (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada KonsepSistemPencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Exacta, Vol.2, No.1, 2009, h. 88.
6 Trianto, op.cit., h.58.
11
Pendapat lain tentang pembelajaran kooperatif adalah merupakan strategi
belajar dimana siswa belajar dalam kelompok yang saling membantu satu sama
lain untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki
jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar
tertinggi.7 Pembelajaran kooperatif menurut dua pengertian di atas merupakan
strategi pembejaran yang baik didalam kelompok kecil dengan siswa yang
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan ragam aktivitas
untuk meningkatkan pemahaman siswa pada sebuah subyek (mata pelajaran).
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan hanya belajar dalam
kelompok, tetapi terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur model kooperatif dengan benar akan memungkinkan
pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Artinya bahwa pembelajaran
kooperatif ini sangat memperhatikan pembagian kelompok yang adil dan merata
sesuai dengan kondisi di kelas agar pendidik mudah dalam menjalankan proses
pembelajarannya.8
Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen
tugas (cooperative task), dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative
incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan
anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, sedangkan struktur
insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu
untuk bekerja samamencapai tujuan kelompok. Struktur insentif kooperatif
dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena setiap anggota
kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain
menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.9
Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan
7 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.130.
8 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruangKelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h.29.
9 Wina Sanjaya, op.cit., h.242.
12
keahlian berbeda, dan didalam kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan
bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Didalam kelompok tersebut
siswa dapat berdiskusi dan saling membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya
dengan tujuan mencapai prestasi belajar tinggi.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Ide utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk
belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Slavin juga
menambahkan pembelajaran kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan
kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai
tujuan atau penguasaan materi.10
Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa
untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu team, maka dengan
sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar
belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan
proses kelompok dan pemecahan masalah.11
Struktur tujuan pembelajaran kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai
tujuan hanya jika siswa tersebut dengan siapa bekerja sama mencapai tujuan
tersebut. Tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan
penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial.12
Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dan tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang
10 Trianto, op.cit., h.57.11 Ibid.12 Trianto, op.cit., h.59.
13
bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Dalam pembelajaran
kooperatif keterampilan sosial berkembang secara signifikan, karena dalam proses
pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar
belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-
tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar
untuk menghargai satu sama lain.13
c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain,
karena pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses kerjasama dalam
kelompok. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas pembelajaran
kooperatif dan yang membedakan dengan pembelajaran lain dengan tujuan yang
ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik tetapi juga adanya unsur
kerjasama untuk penguasaan materi tersebut.14
Belajar melalui pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam berbagai
perspektif, yaitu perspektif motivasi, sosial, perkembangan kognitif, dan elaborasi
kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada
kelompok memungkinkan anggota setiap kelompok akan saling membantu.
Perspektif sosial artinya bahwa setiap siswa akan membantu dalam belajar karena
memiliki keingingan agar kelompoknya mencapai keberhasilan. Perspektif
perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antar anggota
dapat mengembangkan prestasi untuk mengolah berbagai informasi.15
Interaksi antar siswa adalah ciri utama dalam pembelajaran kooperatif, tetapi
terdapat tiga elemen dalam pembelajaran kooperatif yaitu: (1) tujuan belajar
mengarahkan pada kegiatan kelompok, (2) siswa diminta secara pribadi untuk
bertanggungjawa atas pemahaman materi, (3) siswa saling ketergantungan satu
sama lain dalam mencapai tujuan bersama.16
13 Ibid.14 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), Cet.5,
h.206.15 Wina Sanjaya, op.cit., h. 244.16 Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Indeks,
2012), Edisi 6, h.129.
14
Secara umum karakteristik pembelajaran kooperatif terdiri dari empat
karakteristik, yaitu:17
1) Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim, tim merupakan
temapt untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus membuat setiap siswa
belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan
kelompok. Setiap kelompok bersifat heterogen, hal ini dimaksudkan agar setiap
anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan
menerima, sehingga diharapkan setiap anggota memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan kelompok.
2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Selaras dengan fungsi manajemen pada umumnya, fungsi manajemen
kooperatif juga memiliki empat fungsi, yaitu: 1) Fungsi perencanaan,
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang
matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, 2) Fungsi pelaksanaan,
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan
termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama, 3) Fungsi
organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan
bersama dan perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok, dan
4) Fungsi kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
perlunditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
3) Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses
pembelajaran kooperatif. Ssetiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas
17 Wina Sanjaya, op.cit., h.244-246.
15
dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu.
4) Keterampilan Bekerja Sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikan melalui aktivitas dan
kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian,
siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam
berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide,
mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan
kelompok.
Terdapat 11 kategori yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif pada
pembelajaran Biologi, yaitu: 1) Meningkatkan siswa dalam berpikir ilmiah, 2)
Meningkatkan siswa dalam berpikir ilmiah, 3) Meningkatkan sikap siswa, 4)
Meningkatkan pembelajaran, 5) Meningkatkan evaluasi selama pembelajaran, 6)
Meningkatkan penilaian siswa, 7) Meningkatkan pembelajaran lingkungan, 8)
Meningkatka keterampilan psikomotorik, 9) Meningkatkan keterampilan sosial
siswa, 10) Meningkatkan keterampilan membaca dan menulis (laporan ilmiah),
11) Meningkatkan kepemimpinan, kerjasama, komunkasi, pemecahan masalah
Mendukung pembelajaran antara siswa tanpa membedakan suku, agama, dan
ras.18
d. Unsur Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa unsur yang harus diterapkan
untuk mencapai hasil yang maksimal. Unsur-unsur tersebut diantaranya saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi
antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.19
18 Thomas R. Lord, 101 Reason for Using Cooperative Learning in Biology Taeching,Journal The American Biology Teacher, vol.63, 2001, p.1.
19 Anita Lie, op.cit., h.31.
16
Sedangkan Rusman menjelaskan unsur-unsur dasar dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:20
1. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.
3. Siswa harus dapat melihat bahwa semua aggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
4. Siswa dapat membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
kelompoknya.
5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang
berlaku untuk setiap anggota kelompok.
6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7. Siswa diminta mempertanggug jawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam setiap kelompok belajar.
e. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:21
1) Prinsip Ketergantungan Positif
Perlu disadari oleh setiap anggota kelompok bahwa keberhasilan dalam
penyelesaian tugas kelompok ditentukan oleh kinerja setiap anggota
kelompok, oleh sebab itu agar terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap
anggota kelompok perlu membagi tugas sesuai tujuan dan disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota kelompok.
Suasana saling ketergantungan positif tersebut dapat diciptakan melalui
berbagai strategi, yaitu:22
a) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini masing-
masing siswa merasa memerlukan temannya dalam usaha mencapai
tujuan pembelajaran.
20 Rusman, op.cit., h.208.21 Wina Sanjaya, op.cit., h.246-247.22 Made Wena, op.cit., h. 190-192.
17
b) Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas. Siswa memerlukan
teman dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Siswa yang
kurang pandai merasa perlu bertanya pada yang lebih pandai, sebaliknya
yang lebih pandai merasa berkewajiban untuk mengajari temannya yang
kurang dalam memahami pelajaran.
c) Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar. Siswa yang tidak
memiliki sumber belajar (misalnya buku) akan berusaha meminjam pada
temannya, sedangkan yang memiliki sumber belajar merasa
berkewajiban untuk meminjamkan pada temannya.
d) Saling ketergantungan peran. Siswa yang sebelumnya sering bertanya
pada temannya, suatu saat ia akan mengajari temannya yang mengalami
masalah (berperan sebagai pengajar).
e) Saling ketergantungan hadiah. Penghargaan/hadiah diberikan kepada
kelompok, karena hasil kerja adalah hasil kerja kelompok, bukan hasil
kerja individual. Sedangkan keberhasilan kelompok dalam mencapai
tujuan pembelajaran bergantung pada keberhasilan setiap anggota
kelompok. Itulah sebabnya setiap anggota kelompok dituntut
bertanggungjawab, bekerja keras mensukseskan kelompoknya dengan
cara berpartisipasi secara aktif dan konstruktif.
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh
karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka
setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan
tugasnya, dan harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian
individu dan kelompok. Penilaian indvidu dapat berbeda, tetapi untuk
penilaian kelompok harus sama.
3) Interaksi Tatap Muka
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
18
informasi dan salingmembelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan
pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompo untuk bekerja
sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi
kekurangan masing-masing anggota kelompok. Kelompok belajar kooperatif
dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial,
dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan
menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota
kelompok.
4) Partisipasi dan komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih siswa agar mampu berpartisipasi aktif
dan berkomunikasi, karena kemampuan tersebut akan sangat penting bagi
siswa ketika sudah bermasyarakat kelak. Kemampuan tersebut dapat dilatih
ketika diskusi kelompok, bagaimana antar siswa saling mengeluarkan
pendapat dan ide-idenya, menanggapi dan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuan terhadap suatu hal.
f. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran Kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap,
yaitu:23
1. Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini
adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru
memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang
selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).
Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat, tanya
jawab, diskusi, atau demosntrasi. Di samping itu, guru juga dapat menggunakan
berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik bagi
siswa.
23 Wina Sanjaya, op.cit., h.248-249.
19
2. Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi
pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-
masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalam pembelajaran
kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-
perbedaan setiap anggotanya. Alasan pembentukan kelompok dalam pembelajaran
kooperatif bersifat heterogen adalah pertama, kelompok heterogen memberikan
kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung; kedua,
kelompok heterogen meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, suku, agama,
etnis, dan gender; ketiga, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas
karena dengan adalanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru
mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran dalam
tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan
pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan
jawaban, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
3. Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan tes atau
kuis baik secara individual atau kelompok. Tes individual mmebrikan informasi
kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok memberikan informasi kemampuan
setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dibagi
dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dlam kelompoknya yang
meruoakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
4. Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap
paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian hadiah tersebut diharapkan
dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi
tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi tim lain.
20
g. Keterampilan-keterampilan Pembelajaran Kooperatif
Keterampilan kooperatif yang harus dipelajari oleh siswa adalah keterampilan
interpersonal agar dapat bekerja bersama secara produktif. Keterampilan ini
dikenal sebagai keterampilan kooperatif.24 Terdapat tiga bentuk keterampilan
kooperatif, yaitu:25
1) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal
Meliputi: a) menggunakan kesepakatan; b) menghargai konstribusi; c)
mengambil giliran dan berbagi tugas; d) berada dalam kelompok; e) berada
dalam tugas; f) mendorong partisipasi; g) mengundang orang lain untuk
berbicara; h) menyelesaikan tugas pada waktunya; dan i) menghormati
perbedaan individu.
2) Keterampilan Kooperatif Tingkat Menengah
Meliputi: a) menunjukkan penghargaan dan simpati; b) mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima; c) mendengarkan dengan
aktif; d) bertanya; e) membuat ringkasan; f) menafsirkan; g) mnegatur dan
mengorganisir; h) menerima tanggung jawab; dan i) mengurangi ketegangan.
3) Keterampilan Kooperatif Tingkat Mahir
Meliputi: a) mengelaborasi; b) memeriksa dengan cermat; c) menanyakan
kebenaran; d) menetapkan tujuan; dan e) berkompromi.
h. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional
Pembelajaran kooperatif lebih unggul dibandandingkan dengan pembelajaran
secara konvensional. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut lebih aktif
serta dapat memunculkan keterampilan-keterampilan yang belum tergali dari
siswa. Berikut perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:26
24 Zulfiani, op.cit., h.133.25 Rusman, op.cit., h.210-211.26 Zulfiani, op.cit., h.135.
21
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Tradisional
Kelompok belajar kooperatif Kelompok belajar tradisional
1. Kepemimpinan bersama
2. Saling ketergantungan positif
3. Kelompok heterogen
4. Mempelajari keterampilan
kooperatif
5. Sama-sama bertanggungjawab
6. Menekankan pada penyelesaian
tugas dan mempertahankan
hubungan.
7. Guru memperhatikan proses
kelompok belajar sehingga efektif
8. Satu hasil kelompok
9. Evaluasi kelompok sendiri
1. Satu pemimpin
2. Tidak saling bergantung
3. Kelompok homogen
4. Asumsi adanya keterampilan
sosial
5. Tanggungjawab hanya untuk diri
6. Hanya menekankan pada
penyelesaian tugas
7. Guru tidak memperhatikan proses
kelompok belajar
8. Beberapa hasil kelompok
9. Evaluasi individual
i. Macam-macam Pembelajaran Kooperatif
Prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa
variasi model pembelajaran kooperatif. Terdapat tujuh macam model belajar
kooperatif yaitu: Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Team
Games Tournament (TGT), Team-Assisted Individualization (TAI), Numbered
Head Together (NHT), Cooperative Integrated Reading & Composition (CIRC),
Think Pair and Share (TPS), dan Group Investigation (GI). Enam diantaranya
yaitu TGT, STAD, Jigsaw, TPS, NHT, dan GI dapat diterapkan pada hampir
seluruh subyek mata pelajaran, sedangkan TAI dan CIRC digunakan pada subyek
mata pelajaran tertentu.
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan pembelajaran
dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota 4-5
orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyapaian tujuan pembelajaran,
22
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Persiapan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD meliputi, perangkat
pembelajaran, membentuk kelompok kooperatif, menentukan skor awal,
menentukan temapat duduk, kerja kelompok. Langkah dalam pembelajaran
kooperatif tipe STAD yaitu: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,
menyajikan informasi, mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar,
membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, serta memberikan
penghargaan.27
2) Jigsaw
Dasar dari model pembelajaran Jigsaw adalah guru membagi sebuah satuan
informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru
membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat
orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan
setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal dengan kooperatif ahli, karena anggota
setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi
permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama. Terdapat tim ahli yang
bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan
tersebut dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.28
3) Teams Games Tournament (TGT)
TGT hampir sama dengan STAD, namun dalam TGT menggunakan
turnamen akademik, menggunakan kuis dan skor kemajuan individu, di mana para
siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lainyang kinerja
akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan
dengan mengkombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan turnamen
tertentu pada struktur STAD yang biasanya. Langkah pembelajaran model TGT
yaitu: 1) Presentasi di kelas (pembelajaran awal), 2) Tim (siswa belajar secara
kelompok), 3) Game (siswa melakukan permainan yang terdiri dari pertanyaan-
27 Trianto, op.cit., h.68-71.28 Rusman, op.cit, h.217.
23
pertanyaan yang relevan dengan konten materi), 4) Turnamen (biasanya
berlangsung pada akhir pertemuan materi), dan 5) Rekognisi tim (memberikan
penghargaan pada kelompok yang unggul).29
4) Team-Assisted Individualization (TAI)
Model Team-Assisted Individualization (TAI) merupakan pembelajaran dari
sebuah program pendidikan yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan
perbedaan individual siswa secara akademik. Tujuan dari pembelajaran ini adalah
untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa. Sintak
pembelajaran TAI yaitu: 1) Tim (sama dengan TGT dan STAD), 2) Tes
penempatan (diberikan pretest dan ditempatkan pada tingkatan yanngs sesuai), 3)
Materi (mempelajari materi yang akan diajarkan, 4) Belajar kelompok (belajar
kelompok dengan satu tim), 5) Skor dan rekognisi (hasil kerja siswa di skror dan
memperoleh penghargaan), 6) Kelompok pengajaran (guru memberi pengajaran
kepada setiap kelompok tentang materi yang sudah didiskusikan), dan 7) Tes fakta
(siswa diberikan posttest untuk membuktikan kemampuannya).30
5) Numbered Head Together (NHT)
Pembelajaran yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa,
dengan tujuan melibatkan siswa secara keseluruhan dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran. Model ini cocok untuk memastikan akuntabilitas
individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT adalah untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat. Sintak pelaksanaan NHT pada hakikatnya sama
dengan diskusi kelompok, yaitu: 1) siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, 2)
masing-masing siswa diberi nomor, 3) guru memberikan tugas pada masing-
masing kelompok, 4) setiap kelompok saling berdiskusi untuk menemukan
jawaban paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui
29 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), h.163-166.30 Miftahul Huda, Op.cit., h.200.
24
jawaban tersebut, 5) guru memanggil salah satu nomor secara acak, dan 6) sisiwa
yang dipanggil mempersentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya.31
6) Cooperative Integrated Reading & Composition (CIRC)
Teknik ini sejenis dengan TAI, namun hanya ditekankan pada pengajaran
membaca, menulis dan tata bahasa. Aktivitas CIRC terdiri dari siswa mengikuti
urutan instruksi guru, latihan tim, asesmen awal tim dan kuis.32 Dalam
pembelajaran CIRC, setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.
Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu
konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman
belajar yang lama. Tahapan pembelajaran CIRC terdapat tiga tahapan,
diantaranya: 1) Pengenalan konsep, guru mengenalkan suatu konsep yang
mengacu pada hasil pertemuan selama eksplorasi, 2) Eksplorasi dan aplikasi,
siswa diberi peluang untuk mengungkap pengetahuan awal, mengembangkan
pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang dialami siswa dengan
bimbingan guru, 3) Publikasi, siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-
temuan serta membuktikan dan meperagakan materi yang dibahas.33
7) Thinks Pair and Share
TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau
diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan,
dan prosedur ysng digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak
waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. langkah pembelajaran TPS
yaitu: 1) Berpikir (Thinking), guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yan
dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa untuk berpikir sendiri
jawabannya; 2) Berpasangan (Pairing), guru meminta siswa untuk berpasangan
dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh; 3) Berbagi (Sahring), guru
31 Ibid., h. 203-204.32 Zulfiani, op.cit., h.138.33 Miftahul Huda, op.cit., h.221-222.
25
meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas tentang apa
yang telah didiskusikan.34
8) Group investigation (GI)
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling
kompleks dan sulit untuk diterapkan. Berbeda dengan TGT dan Jigsaw, siswa
terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya
penyelidikan siswa tersebut. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas
yang lebih rumit daripada pendekatan yang berpusat pada guru, mengajar siswa
keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik. Langkah pembelajaran
GI meliputi enam fase, yaitu: 1) Memilih topik, pemilihan subtopik ditetapkan
oleh guru; 2) Perencanaan kooperatif , siswa dan guru merencanakan prosedur
pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengansubtopik yang telah
dipilih pada tahap pertama; 3) Implementasi, siswa menerapkan rencana yang
telah dikembangkan; 4) Analisis dan sintesis, siswa menganalisis dan menyintesis
informasi yang diperoleh; 5) Presentasi hasil final, beberapa kelompok
menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh
kelas; 6) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok
terhadap kerja keras sebagai suatu keseluruhan.35
j. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif ini tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan dan kelemahan tersebut dijelaskan sebagai berikut:36
1. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
a) Menambah kepercayaan kemampuan berpikir diri, menemukan informasi
dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b) Mengembangkan kemampuan siswa dalammenungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan
ide-ide orang lain.
34 Trianto, op.cit., h.81-82.35 Ibid., h.78-81.36 Wina Sanjaya, op.cit., h.249-250.
26
c) Membantu siswa untuk peduli pada orang lain dan menyadari akan
segala keterbatasannya serta menerima perbedaan.
d) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajar.
e) Strategi yang cukup baik dalam meningkatkan prestasi akademik
sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan
keterampilan mengatur waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
f) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahamannya sendiri, dan menerima umpan balik. Siswa dapat
memecahkan maslaah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan
yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
g) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
h) Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat menigkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna
untuk proses pendidikan jangka Panjang.
2. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
a) Membutuhkan waktu untuk memahami dan mengerti filosofi
pembelajaran kooperatif.
b) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling
mengajarkan. Oleh karena itu, Jika tanpa peer teaching yang efektif, apa
yang harusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c) Guru perlu menyadari bahwa penilaian atau prestasi yang diharapkan
adalah prestasi individu siswa, walaupun didasarkan pada penilaian kerja
kelompok.
d) Keberhasilan dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
e) Tidak mudah bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan bekerja
sama sekaligus membangun kepercayaan diri.
27
2. Model Teams Games Tournament (TGT)
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Robert E. Slavin
untuk membantu siswa dalam memahami, mereview dan penguasaan materi
pelajaran. Dalam penelitiannya, Slavin menemukan bahwa model pembelajaran
TGT berhasil meningkatkan keterampilan-keterampilan dasar, pencapaian,
interaksi positif antar siswa, penghargaan diri, dan sikap penerimaan pada siswa-
siswa lain yang berbeda.37
Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan
5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan ras yang berbeda.
Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing.
Dalam kerja kelompok guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap
kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota
kelompoknya. Apabila ada anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas
yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawabb untuk
memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan
tersebut kepada guru.38
Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
yang mudah diterapkan karena dalam proses pembelajarannya melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa memperhatikan perbedaan status, melibatkan peran
siswa sebagai tutor sebaya serta mengandung unsur permainan dan reinforcement
(penguatan). Aktivitas belajar dengan permianan yang dirancang dalam
pembelaran kooperatif model TGT yang memungkinkan siswa dapat belajar lebih
rileks, menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan
keterlibatan belajar.39
Model (TGT) dalam prosesnya siswa mempelajari materi diruang kelas.
Setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari tiga orang
37 Miftahul Huda, op.cit., h.197.38 Rusman, op.cit., h.224-225.39 Iif Khoiru Ahmad, dkk., Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: Prestassi
Pustaka, 2011), h.63.
28
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Komposisi ini dicatat dalam tabel
khusus (tabel turnamen), yang setiap minggunya harus diubah. Dalam TGT setiap
anggota ditugaskan untuk mempelajari terlebih dahulu bersama anggota-
anggotanya, lalu diuji dengan secara individual melalui game akademik. Nilai
yang diperoleh dari game akan menentukan skor kelompok masing-masing.40
Pembelajaran TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim
lain untuk memperoleh skor bagi tim masing-masing. Permainan dapat disusun
oleh guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaiatan
dengan materi pelajaran.41
Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada
kartu-kartu yang diberi angka. Setiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang
diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka
tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua sisiwa dari tingkat kemampuan
untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk siswa
berkemampuan tinggi, dan soal yang lebih mudah untuk siswa yang
berkemampuan sedang dan rendah. Hal ini dimaksudkan agar semua siswa
mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang
dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternative
atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran.42
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
TGT merupakan suatu model pembelajaran dimana para siswa belajar secara
berkelompok dengan anggota 4-6 orang yang dibentuk secara heterogen
berdasarkan tingkat kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah), jenis kelamin,
agama, etnis/suku, sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Model pembelajaran
TGT ini dapat menimbulkan suasana kelas yang menyenangkan karena ada unsur
permainan dalam proses belajarnya, hal tersebut dapat menciptakan lingkungan
kelas yang efektif, dimana semua siswa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran dan secara kosisten menerima dukungan untuk meningkatkan hasil
belajar.
40 Miftahul Huda, loc.cit.41 Rusman, loc.cit.42 Ibid.
29
Terdapat lima komponen utama dalam model Teams Games Tournament
(TGT) yaitu:43
a. Pembelajaran awal (Persiapan kelas)
Awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,
diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-
benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena
akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan saat
game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Kelompok (Team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya heterogen
dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya
dan lebih khusus untuk mempersiapkan angota kelompok agar bekerja
dengan baik dan optimal pada saat melakukan permainan (bermain game).
c. Permainan (Games)
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih
kartu bernomor dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor tersebut.
Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini
yang dikumpulkan untuk turnamen mingguan.
d. Turnamen (Tournament)
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah
guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar
kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja
turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga
siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
e. Penghargaan kelompok (Team Recognition)
43 Iif Khoiru Ahmad, op.cit., h.63-64.
30
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim
akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria
yang ditentukan. Tim yang mendapat skor tertinggi mendapat julukan “Super
Team”, tim urutan kedua mendapat julukan “Great Team”, dan tim urutan
ketiga mendapat julukan “Good Team”.
Kelima komponen tersebut merupakan komponen penting dalam proses
pembelajaran TGT. Masing-masing komponen mempunyai fungsi yang berbeda
dalam proses pembelajaran. Sehingga keberhasilan pembelajaran TGT tergantung
pada kelima komponen tersebut.
Model TGT mempunyai kelebihan, diantaranya:
a. Melalui interaksi dengan anggota kelompok, semua memiliki kesempatan
untuk belajar mengemukakan pendapatnya atau memperoleh pengetahuan
dari hasil diskusi dengan anggota kelompoknya.
b. Pengelompokan siswa secara heterogen dalam hal tingkat kemampuan, jenis
kelamin, maupun ras diharapkan dapat membentuk rasa hormat dan saling
menghargai diantara siswa.
c. Dengan belajar kooperatif siswa mendapat keterampilan kooperatif yang
tidak dimiliki pada pembelajaran lain.
d. Dengan diadakannya turnamen dapat membentuk siswa mempunyai
kebiasaan bersaing sportif dan selanjutnya menumbuhkan keberanian dalam
berkompetisi, akibatnya siswa selalu dalam posisi unggul.
e. Dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat menanamkan betapa
pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar baik untuk dirinya
maupun seluruh anggota kelompok.
f. Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga dapat menumbuhkan
keaktifan siswa.
31
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.44
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki
arti ”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memliki
pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu, sehingga dengan belajar
manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki
tentang sesuatu.45
Dalam belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang
yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang
baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang selalu terikat dalam belajar adalah
pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.46
Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang
relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. 47
Secara sederhana, belajar didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan
antara pengetahuan yang sudah dipahami dan pengetahuan yang baru. Dari
definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan
hubungan, (2) pengetahuan yang sudah dipahami, dan (3) pengentahuan yang
44 Rusman, op.cit, h.1.45 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010), h.13.46 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), h.155.47 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1997), h.92.
32
baru. Jadi, belajar merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada
dengan pengetahuan yang baru. 48
Belajar ditinjau dari teori kontsruktivisme adalah suatu proses aktif dimana
siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada
pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya. Belajar bukanlah semata-mata
menstransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada
bagaimana otak memproses dan mngintterprestasikan pengalaman yang baru
dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru. Proses
pembangunan ini dapat melalui asimilasi atau akomodasi.49
Definisi belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Bahwa antara belajar dan
perkembangan sangat erat kaitannya. Proses belajar terjadi melalui banyak cara
baik disengaja maupun yang tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu
dan menujupada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan
interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi,
belajar diartikan sebagai perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu,
dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil,
dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan
maupun individu itu sendiri.50
Berdasarkan pengertian-pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha sadar seseorang yang merubah tingkah laku dan peningkatan
kualitas diri yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
48 Trianto, op.cit., h.15.49 Trianto, loc.cit., h.15-16.50 Trianto, loc.cit., h.16-17.
33
b. Pengertian Hasil Belajar
Ilmu Psikologi menyebutkan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan.51 Hal ini berarti keseluruhan proses belajar akan
mempengaruhi hasil akhir dari sebuah pembelajaran.
Hasil belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer yaitu
penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan
melalui tes.52 Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan.53
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar
baik dengan ulangan maupun tes. Sedangkan dari sisi siwa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pembelajaran dalam periode tertentu dan merupakan
puncak dari proses belajar.54
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya.55
Proses belajar yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula.
Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan
perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan
disadari.
51 Muhibin Syah, op.cit., h.87.52 Peter Salim dan Yasni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English, 1991), h.359.53 Agus Suprijono, cooperative learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), cet.3.,
hlm.5.54 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), h.3-
4.55 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), h.82.
34
Merujuk pada pemikiran Gagne terdapat lima macam hasil belajar yaitu:56
1) Informasi verbal, yaitu kemampuan mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata
dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep atau
lambing yang terdiri dari kemampuan mengkatagorisasi, analisis-sintesis fakta-
konsep dan mengembangkan prinsip-prisnip keilmuan.
3) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru
dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam
memperhatikan, belajar mengingat, dan berpikir.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melakukan dan
mengkoordinasikan serangkaian gerakan-gerakan jasmani yang berhubungan
dengan otot.
5) Sikap, yaitu kemampuan internal yang memperngaruhi tingkah laku seseorang
yang didasari oleh emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.
Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan perwujudan dari proses pembelajaran yang dapat
dilihat dari perubahan-perubahan nilai, sikap, pengalaman, dan keterampilan yang
merupakan tujuan dari proses pembelajaran.
c. Indikator dalam Hasil Belajar
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara
operasional dari kompetensi dasar dan kompetensi inti. Ada 3 aspek kompetensi
yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi
tersebut, yakni penilalian terhadap: 1) penguasaan materi akademik (kognitif), 2)
hasil belajar yang bersifat normatif (afektif), dan 3) aplikatif produktif
(psikomotor). Muara dari ketiga ranah tersebut mengarah kepada kecakapan hidup
siswa (life skill).57
56 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet.3.,h..47.
57 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UINPress, 2006), h.13.
35
Penilaian terhadap hasil belajar kognitif bertujuan untuk mengukur
penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial
sebagai konsep dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan
tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam
bentuk hafalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak
melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif yang sudah direvisi oleh
Bloom terdapat enam jenjang proses berpikir, yakni: 1) mengingat (C1), 2)
memahami (C2), 3) mengaplikasikan (C3), 4) menganalisis (C4), 5) mengevaluasi
(C5), dan mencipta (C6).58
Penilaian terhadap hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai,
berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-
ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku,
seperti perhatian terhadpa pelajaran, motivasi belajar, dan lainnya. Ranah afektif
ini dirinci oleh Kratwohl menjadi lima jenjang, yakni: 1) perhatian/penerimaan
(receiving), 2) tanggapan/responding (responding), 3) penilaian/penghargaan
(valuing), 4) pengorganisasian (organization), dan 5) karakterisasi terhadap
sesuatu atau beberapa nilai (characterization).59
Hasil belajar psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Simpson menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk
keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotrik
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah
siswa menunjukkan perilaku tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada
kedua ranah tersebut dalam kehiduoan siswa sehari-hari. Trowbridge
mengklasifikasikan domain psikomotor kedalam emapt kategori, yaitu: 1)
bergerak (moving), 2) memanipulasi (manipulating), 3) berkomunikasi
(communicating), dan 4) menciptakan (creating).60
58 Ibid.h.14.59 Ibid., h.19-20.60 Ibid., h.23-24.
36
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang memperngaruhi hasil belajar siswa adalah pribadi siswa,
guru, struktur sekolah, dan faktor-faktor situasional.61 Secara umum faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi
dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1) Faktor internal
a) Faktor biologis (jasmaniah), bersifat bawaan maupun yang diperoleh.
Kondisi fisik mencakup kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan,
penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecapan.
b) Faktor psikologis, mencakup kndisi kesehatan psikis, kecerdasan, bakat,
dan kemauan.62
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan keluarga, mencakup suasana lingkungan rumah yang cukup
tenang, cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan
ekonomi keluarga.
b) Lingkungan sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata
tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
c) Lingkungan masyarakat, mencakup kegiatan siswa dalam measyarakat,
media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.63
Pendapat lain menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
ada tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan
belajar.64
61 Ilyas, Peranan Motivasi Mengajar Guru dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, jurnalDinamika, Vol.II, No. 02, 2004, h.173.
62 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2004), cet.2., h.138.
63 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010), cet.5., h. 60-72.
64 Muhibin Syah, op.cit., h. 129.
37
Faktor internal dan eksternal tidak jauh berbeda dengan pendapat sebelumnya
yang sudah disebutkan di atas, yang berbeda adalah faktor pendekatan belajar.
Faktor pendekatan belajar merupakan faktor yang berasal dari bagaimana proses
pembelajaran itu berlangsung. Pendekatan yang dilakukan oleh setiap pengajar
dalam hal ini guru terhadap suatu materi pasti berbeda-beda. Penggunaan
pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai akan membentuk proses
pembelajaran yang akan lebih mudah untuk dipahami oleh siswa.
Pendapat lain lagi mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa terdapat empat faktor yaitu faktor lingkungan, faktor instrumental,
kondisi fisiologis, dan kondisi psikologis.65
Faktr lingkungan, merupakan bagian dari kehidupan siswa. Dalam
lingkungan siswa berinteraksi dalam mata rantai yang disebut ekosistem. Selama
hidup, siswa tidak dapat menghindarkan diri dari lingkungan alami dan
lingkungan sosial budaya. Kedua lingkungan ini memberikan pengaruh terhdap
belajar siswa di sekolah.
Faktor instrumental, merupakan faktor yang berasal dari sekolah, baik dari
tujuan pembelajaran maupun fasilitas yang ada di sekolah. Faktor instrumental
terdiri dari kurikulum, program pendidikan, sarana dan prasarana serta guru.
Kondisi fisiologis merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang. Akan berbeda hasil belajar yang didapatkan
seseorang yang belajar dalam keadaan segar jasmaninya dengan orang yang
belajar dalam keadaan kelelahan.
Kondisi psikologis sebagai faktor yang berasal dari dalam merupakan hal
yang utama dalam menentukan intensitas belajar seseorang. Karena pada dasarnya
proses belajar adalah faktor psikologis. Yang termasuk ke dalam faktor psikologis
adalah bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif.
65 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), h.176.
38
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan model Team Games
Tuornament (TGT), diuraikan sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh N.D Muldayanti yang dihasilkan bahwa
model TGT lebih efektif dibandingkan dengan model STAD karena dengan model
TGT siswa cenderung lebih aktif dan terarah, siswa terdorong untuk berpikir
secara bebas dan terbuka sehingga akan memberikan kepuasan pada dirinya
sendiri.66
Penelitian tentang TGT juga dilakukan oleh Arsaythamby Veloo dan Siti
Chairhany tahun 2013 dengan hasil dari penelitiannya terdapat peningkatan
signifikan model pembelajaran TGT terhadap sikap dan prestasi siswa (hasil
belajar kognitif).67
Viha Ancillia Bintusi Sakti dan Rudiana Agustini dalam penelitiannya
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode latihan
terstruktur berpengaruh terhadap hasil belajar (kognitif), aktivitas dan respon
siswa.68
C. Kerangka Berpikir
Biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki banyak istilah penting
dalam dalam konsep materinya. Sehingga belajar biologi bagi sebagian siswa
merupakan pembelajaran hafalan sehingga dianggap sulit untuk dipahami. Banyak
konsep biologi yang mengharuskan siswa melakukan pengamatan, misalnya pada
konsep sistem sirkulasi manusia yang akan dijadikan konsep penelitian ini.
Dengan konsep tersebut hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti memilih model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) sebagai
66 N.D Muldayanti, Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dariKeingintahuan dan Minat Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 2 (1), 2013, p.12-17.
67 Arsaythamby Veloo, Sitie Chairhany. Fostering Students attitudes and Achievment inProbability Using Team Games Tournaments (TGT), Journal Procedia: Social and BehaviorSciences 93, 2013, p.59-64.
68 Viha Ancillia Bintusi Sakti, Rudiana Agustini. Implementasi Pembelajaran Kooperatif tipeTGT dengan Metode Latihan Terstruktur terhadap Hasil Belajar, Aktivitas dan ResponSiswa.UNESA: Journal of Chemistry Education, vol.3, No.33, 2014, p.216-223.
39
model untuk meningkatkan keterampilan generik siswa. Model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan siswa bekerja
dalam kelompok dan siswa dapat mengungkapkan ide dan gagasan topik yang
dibahas. Penggunaan model ini diharapkan siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran, memberikan kontribusi yang penting terhadap anggota kelompok
yang lain, serta meningkatkan kepercayaan diri, mampu bekerja dalam tim dan
komunikasi diantara siswa, sehingga guru lebih mudah dalam pembelajaran.
Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa diharapkan dapat
memahami materi dengan maksimal, dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran biologi konsep sistem sirkulasi manusia.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan hasil penelitian yang relevan, maka
hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Terdapat Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil
Belajar Siswa.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Depok yang beralamat di Jalan Limo
Raya No.30 Limo Kota Depok. Adapun waktu penelitian pada bulan November
2017 Semester Ganjil Tahun Ajaran 2017/2018.
B. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen (eksperimen semu) yaitu metode penelitian yang menguji hipotesis
berhubungan sebab akibat. Desain penelitian ini pretest posttest control group
design, objek yang akan diteliti akan diberikan tes sebelum dan setelah kedua kelas
mendapatkan perlakuan. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) berupa
penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), sedangkan
pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran saintifik. Desain ini digambarkan pada tabel
3.1.
Tabel. 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Postest
Kontrol O1 X1 O2
Eksperimen O1 X2 O2
Keterangan:
O1 = Pretest kelas kontrol dan eksperimen.
O2 = Postest kelas kontrol dan eksperimen.
X1 & X2 = Pemberian proses belajar mengajar pada kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran saintifik (X1) dan kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
TeamsGames Tournament (TGT) (X2).
41
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Kelas XI SMAN 6 Depok Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2017/2018. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini
adalah seluruh Kelas XI IPA SMAN 6 Depok Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2 Teknik sampling
yang digunakan adalah probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota populasi) untuk dipilih
menjadi anggota sampel.3 Teknik penentuan sampel menggunakan Simple random
sampling, peneliti memberi hak sama kepada setiap subjek untuk memperoleh
kesempatan dipilih menjadi sampel.4
Berdasarkan teknik penentuan sampel yang digunakan, maka peneliti
mengambil dua kelas dari lima kelas XI IPA sebagai sampel penelitian. Satu kelas
sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Penggunaan
teknik Simple Random Sampling karena kelima kelas yang ada bersifat sama, tidak
ada kelas yang memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari kelas
lainnya, seperti kelas unggulan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah berupa tes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda (tes
objektif) yang disesuaikan dengan indikator sistem sirkulasi manusia. Selama
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),
h.80. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka
Cipta, 2010), h.174. 3 Sugiyono, op.cit., h.82. 4 Suharsimi Arikunto, op.cit., h.177.
42
penelitian tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan
setelah diberikan perlakuan (posttest).
Soal tes yang digunakan untuk pretest dan posttest adalah soal yang sama
dengan tujuan agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap
perubahan hasil belajar siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan generik sains
(KGS) berupa tes objektif atau pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban pada aspek
kognitiif yang meliputi: Pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis
(C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini ada dua macam yaitu tes hasil belajar dan non tes berupa lembar observasi.
1. Instrumen Tes Hasil Belajar
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang
ditujukan kepada peserta tesuntuk mendapatkan respon sesuai petunjuk dan
ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentk kuantitatif yang dibandingkan
dengan standar dan ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif.5 Tes juga dapat
diartikan juga sebagai serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6
Tes yang akan diberikan merupakan tes objektif (pilihan ganda) dengan alasan
bahwa penggunaan tes objektif dapat mencakup bahan materi secara luas,
mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan,
pengetahuan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.7
Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar yang dapat
diraih oleh siswa. Tes disusun berdasarkan indikator sistem sirkulasi manusia yang
disesuaikan dengan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013. Instrumen yang akan
diuji cobakan berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes dilakukan sebelum
5 M.Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996),
h.43-44. 6 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 193. 7 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h.138.
43
dan setelah pembelajaran (pretest dan posttest). Sebelum digunakan, instrumen tes
diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa pada jenjang yang lebih tinggi untuk
mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
Kisi – kisi instumen tes hasil belajar siswa sistem sirkulasi manusia dapat
dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Sistem Sirkulasi
Manusia
Sub Konsep Indikator Aspek Kognitif
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
Komponen
sistem
peredaran
darah manusia
Memahami dan
menjelaskan hubungan
antara komponen,
struktur dan fungsi
darah, jantung dan
pembuluh darah pada
manusia
10 4,5,
11
1,
15,
16,
2,3,
6,7,
8,9,
12,
13,
17,
18,
24
23,
30 29 21
Mekanisme
sistem
peredaran
darah manusia
Meneskripsikan dan
menjelaskan
mmekanisme sistem
peredaran darah
22 26 14,
25 4
Gangguan
dalam sistem
peredaran
darah manusia
Menganalisis hubungan
antara komponen,
mekanisme dengan
gangguan sistem
peredaran darah
21 19
20,
27,
28
5
Jumlah 1 5 5 13 2 4 30
Keterangan tingkat kognitif:
C1 (Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan), C4 (Menganalisis), C5
(Mengevaluasi), C6 (Mencipta).
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes dalam penelitian ini berupa lembar kerja siswa dan lembar
observasi. Lembar kerja siswa digunakan sebagai pengukuran selama proses
pembelajaran, sedangkan lembar observasi digunakan untuk elihat konsistensi guru
terhadap RPP yang telah dibuat.
44
F. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus ditingkatkan
kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari hasil uji coba
perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan dalam peneltian.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya beda. Uji tes objektif menggunakan program Anates 4.0.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan, instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi,
sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.8 Validitas yang
dilakukan merupakan validitas isi (internal) dan dilakukan untuk menetapkan butir
tes yang valid berdasarkan uji coba.
Berdasarkan hasil perhitungan anates pilihan ganda untuk jumlah butir soal
sebanyak 50 soal, diperoleh butir soal yang valid sebanyak 31 soal, yaitu : 1, 2, 4,
5, 8, 11, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38,
40, 43, 44, 47, 49. Dari 31 soal yang valid tersebut hanya 30 soal yang digunakan
untuk penelitian karena 30 soal sudah mewakili indikator keterampilan generik
sains yang valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, artinya dapat
dipercaya dan dapat diandalkan.9 Berdasarkan hasil perhitungan reliabel diperoleh
untuk n = 50 dari 31 butir soal yang valid tergolong reliabilitas tinggi (0,75).
Kriteria validitas dan reliabilitas dijelaskan pada tabel 3.3 sebagai berikut:10
8 Suharsimi Arikunto, op,cit., h. 211. 9 Ibid. h.221. 10 Zainal Arifin, op.cit., h.257.
45
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi (rxy)
Rentang Kriteria Koefisien Korelasi
0.00 – 0.20 Sangat rendah
0.20 – 0.40 Rendah
0.40 – 0.70 Cukup
0.70 – 0.90 Tinggi
0.90 – 1.00 Sangat tinggi
c. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Pengujian tingkat kesukaran soal tes hanya dilakukan pada soal pilihan ganda.
Kriteria kesukaran diklasifikasikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut:11
Tabel 3.4 Kriteria taraf Kesukaran Tes
Rentang Kriteria
0.00 – 0.25 Sukar
0.26 – 0.75 Sedang
0.75 – 1.00 Mudah
Hasil perhitungan menggunakan program anates 4.0 tingkat kesukaran tes
pilihan ganda dari 30 soal yang valid diperoleh butir soal sedang sebanyak 27 butir
soal dan butir soal sukar sebanyak 3 butir soal.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengukur kemampuan suatu butir soal dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu.12 Daya pembeda
11 Ibid. h.272. 12 Ibid, h.273.
46
dihitung menggunakan program anates 4.0. Kriteria daya pembeda dapat dilihat
dalam Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda
Rentang Kriteria
0.00 – 0.20 Jelek
0.20 – 0.40 Cukup
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Baik sekali
Hasil perhitungan uji daya pembeda dari 30 butir soal yang valid diperoleh
bahwa klasifikasi butir soal cukup sebanyak 13, butir soal baik sebanyak 16, dan
butir soal baik sekali sebanyak 1.
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes berupa lembar kerja siswa dan lembar observasi. Lembar
observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui keterlaksanaan
pembelajaran sainstifik dan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dikelas. Uji validitas untuk lembar observasi menggunakan
validitas isi (content validity) oleh praktisi pendidikan (dosen pembimbing).
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah salah satu proses yang dilakukan setelah data terkumpul
dan merupakan bagian yang paling menentukan dalam suatu penelitian karena
analisis data dapat menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan dalam
beberapa tahapan, tahapan pertama melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi
normal atau tidak, data tersebut homogen atau tidak. Apabila data normal dan
homogen, maka dilanjutkan dengan uji-t untuk pengujian hipotesis. Jika salah satu
data yang diuji tidak normal atau tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji
hipotesis non parametrik.
47
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan teknik analisis data adalah
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data merupakan uji prasyarat tentang kelayakan data untuk
dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji
normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang teliti berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan aplikasi SPSS 22. Uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan signifikansi > 0,05 maka data
dikatakan berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa
(eksperimen dan kontrol) dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen atau
heterogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 dari
hasil analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of Error variances yaitu
signifikansi > 0,05 maka data bersifat homogen.
3. Uji Hipotesis
Sampel berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka dilakukan uji
lanjutan dengan menggunakan uji U Mann Whitney. Uji U Mann Whitney
merupakan uji non parametrik sebagai pengganti uji-t yang digunakan untuk mengji
perbedaan dua sampel bebas (independent). Asumsi normalitas dan homogenitas
dalam uji U Mann Whitney tidak diperlukan, karena level pengukurannya minimal
data ordinal dan variabel yang akan diuji merupakan variabel kontinue.13 Ketentuan
dari uji U Mann Whitney adalah Sig.< 0,05 menggunakan aplikasi SPSS 22.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah dengan Uji t,
dengan hipotesis sebagai berikut:
13 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h.489.
48
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Keterangan :
Ho = Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
and Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa.
H1 = Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and
Tournament (TGT) terhadap hasil belajar sains siswa.
µ1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
Teams Games and Tournament (TGT) atau kelas eksperimen.
µ2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
saintifik (kelas kontrol)
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Depok. Penelitian dilakukan di kelas
XI MIA, yaitu kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan model pembelajaran kooperatif Teams Games and Tournament (TGT)
dan kelas XI MIA 5 sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran
Saintifik.
Penelitian ini menggunakan pokok bahasan sistem sirkulasi manusia
dilakukan selama 3 pertemuan dikelas termasuk kegiatan praktikum, 2 pertemuan
untuk pretest dan posttest. Selama proses pembelajaran siswa diberikan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS). LKS berfungsi sebegai penunjang selama pembelajaran.
Pada kelas eksperimen diberikan games sebagai tahapan dari proses pembelajaran
Teams Games and Tournament (TGT) sedangkan pada kelas kontrol tidak
diberikan games.
Sebelum dilaksanakan proses penelitian kelas eksperimen dan kontrol
diberikan soal pretest terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
awal kedua kelas tersebut, kemudian data pretest tersebut diolah normalitas dan
homogenitas. Pertemuan terakhir kedua kelas diberikan posttest berupa soal yang
sama dengan soal pretest.
Instrumen tes yang diberikan kepada kedua kelas telah melalui uji kelayakan
instrumen yaitu uji validitas, reliabilitas, perhitungan tingkat kesukaran, dan daya
pembeda soal. Dengan mempertimbangkan hasil uji validitas, peneliti mengambil
30 butir soal yang akan diujikan pada kedua kelas sampel, karena terdapat dua
butir yang mewakili indikator hasil belajar yang sama.
Setelah instrumen tes hasil belajar diberikan, data hasil pretest dan posttest
selanjutnya diolah sehingga memberikan gambaran hasil belajar siswa. Berikut
disajikan data hasil instrumen tes hasil belajar siswa setelah pembelajaran
dilaksanakan di kelas eksperimen dan kontrol.
50
1. Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data statistik hasil perhitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data Statistik Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data StatistikKelas
Eksperimen Kontrol
Skor Tertinggi 50 53
Skor Terendah 13 20
Rata-rata 33,9 33,5
Median 35,07 33,4
Modus 43 33
Varians 74 73
St. Deviasi 8,6 8,5
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat perbedaan rata-rata nilai pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol, dengan nilai 33,9 untuk kelas eksperimen dan 33,5 untuk
kelas kontrol. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman konsep materi sistem
sirkulasi manusia yang akan diajarkan.
Tabel 4.2 Data Statistik Posttest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data StatistikKelas
Eksperimen Kontrol
Skor Tertinggi 90 87
Skor Terendah 70 60
Rata-rata 75 68
51
Data StatistikKelas
Eksperimen Kontrol
Median 80 77
Modus 84 80
Varians 28 56
St. Deviasi 5 8
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat perbedaan rata-rata nilai posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol, dengan nilai 75 untuk kelas eksprimen dan 68 untuk kelas
kontrol. Hal ini disebabkan meningkatnya pemahaman siswa mengenai konsep
materi sistem sirkulasi manusia yang sudah diajarkan.
B. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu teknik analisis yang
proses analisisnya dilakukan dengan perhitungan matematis. Hal ini dikarenakan
hasil dari penelitian ini berupa angka pada hasil tes belajar siswa. Data yang
diambil dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah hasil pretest dan posttest
siswa pada pokok bahasan sistem sirkulasi manusia. Data yang telah terkumpul
diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian.
Proses pengolahan data dimulai dari uji normalitas hingga uji kesamaan dua rata-
rata kelas penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 22.
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu. Berikut adalah perhitungan dari
uji normalitas dan homogenitas.
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov-
Smirnov yang ada pada perangkat lunak SPSS 22. Hasil perhitungan uji
52
normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Eksperimen KontrolN 40 40
NormalParameeters
Mean 33,90 33,57Std. deviation 8,609 8,589
MostExtreme
Differences
Absolute 0,129 0,126Positive 0,098 0,112Negative -0,129 -0,126
Test statistic 0,129 0,126Asymp. Sig. (2-tailed) 0,090 0,111
Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data pretest hasil belajar
siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Ini terlihat dari nilai
signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,111 lebih besar dari taraf signifikansi α =
0,05, dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,090 lebih besar dari taraf
signifikansi α = 0,05.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Eksperimen KontrolN 40 40
NormalParameeters
Mean 75,48 67,72Std. deviation 8,174 11,643
MostExtreme
Differences
Absolute 0,141 0,107Positive 0,113 0,076Negative -0,141 -0,107
Test statistic 0,141 0,107Asymp. Sig. (2-tailed) 0,043 0,200
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data skor tes hasil belajar
53
sains siswa kelas kontrol berdistribusi normal sedangkan data skor hasil belajar
kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. Ini terlihat dari sedangkan nilai
signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,043 lebih kecil dari taraf signifikansi α =
0,05, dan nilai signifikansi kelas kontrol sebesar 0,200 lebih besar dari taraf
signifikansi α = 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas viarians data. Uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari
populasi homogen (variannya sama) atau heterogen (variansnya berbeda-beda).
Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS 22
disajikan dalam Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lavene Statistic df1 df2 Sig.
0,016 1 78 0,899
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi α = 0,05
menunjukkan bahwa data pretest hasil belajar siswa kedua kelas adalah homogen.
Hal ini diketahui berdasarkan nilai signifikansi dari hasil pengujian homogenitas
adalah 0,899 lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05.
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lavene Statistic df1 df2 Sig.
5,161 1 78 0,026
Berdasarkan Tabel 4.6, hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi α = 0,05
menunjukkan bahwa data posttest keterampilan genetik sains siswa kedua kelas
adalah tidak homogen. Hal ini diketahui berdasarkan nilai signifikansi dari hasil
pengujian homogenitas adalah 0,026 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05
54
2. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis normalitas dan homogenitas pada data
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dihasilkan data yang berdistribusi
normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan Uji t pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari Uji t pretest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lavene’s Test ForEquality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Std. Error Mean0,016 0,899 -,174 78 0,863 1,923 -,334
Pengujian hipotesis pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil Uji t pretest maka Ho
diterima yang artinya tidak ada perbedaan hasil rata-rata pretest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
b. Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil uji pra syarat dan homogenitas posttest menghasilkan kesimpulan
bahwa data tidak berdistribusi normal dan memiliki varians data tidak homogen,
maka uji hipotesis akan dilakukan dengan uji non parametrik. Pengujian hipotesis
ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen memiliki perbedaan yang signifikan dengan rata-rata hasil belajar
siswa kelas kontrol. Pengujian hipotesis ini menggunakan pada perangkat lunak
SPSS 22.
Data hasil perhitungan hipotesis Uji U Mann Whitney disajikan dalam Tabel
4.8 berikut.
55
Tabel 4.8 Hasil Uji U Mann Whitney Hipotesis Posttest Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
PosttestMann-Whitney U 478,000
Wilxocon W 1298,000Z -3,118
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,002
Berdasarkan Tabel 4.8, terlihat bahwa hasil uji kesamaan dua rata-rata
kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002
dengan taraf signifikansi < 0,005. Hal ini menunjukkan penolakan Ho dan
penerimaan H1. H1 menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Teams Games
and Tournament (TGT) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol
yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran yang setiap
anggota kelompoknya memiliki kemampuan berbeda-beda (heterogen) serta
membantu siswa saling berinteraksi satu sama lain, suasana belajar menjadi lebih
menyenangkan dikarena terdapat tahapan games dan tournament diakhir
pembelajaran. Tahapan tersebut yang menjadikan siswa lebih semangat dalam
belajar, meningkatkan interaksi antar siswa serta memiliki daya saing yang kuat
antar kelompok karena ingi memberikan yang terbaik bagi kelompoknya.
Proses pembelajaran yang sudah dilalui siswa pada kelas eksperimen yang
diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif Teams Games and
Tournament (TGT) menunjukan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran
dikelas. Peningkatan tersebut sangat berdampak besar terhadap proses
pembelajaran, siswa lebih aktif dalam setiap pembelajaran, interaksi antar siswa
pun meningkat. Mencatat hal yang penting dan menginformasikan kepada teman
sekelompoknya, saling bekerja sama selama proses pembelajaran, saling
56
berdiskusi memecahkan masalah bersama-sama. Aktivitas tersebut dapat
menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran, ketika semua siswa mampu
mengatur dirinya sendiri, mampu bekerja sama dengan siswa lain, dan memiliki
sikap dan perhatian yang dibutuhkan selama proses pembelajaran dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Hal terpenting yang dapat digaris bawahi dalam penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) adalah
tanggung jawab setiap individu dan juga kelompok. Sehingga dalam diri siswa
terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan hubungan antar individu
dalam kelompok dalam berjalan dengan maksimal. Dalam hal ini setiap siswa
dalam kelompoknya menumbuhkan rasa bertanggung jawab dan bersungguh-
sungguh untuk menjadi kelompok terbaik.
Tahapan penelitian ini dilaksanakan pretest terlebih dahulu pada kedua
kelas, yaitu kelas XI MIA 2 yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas XI MIA 5
yang dijadikan kelas kontrol. Pemberian pretest pada kedua kelas dimaksudkan
untuk melihat seberapa kemampuan awal pada kedua kelas tersebut. Sebagaimana
yang sudah tertera pada hasil penelitian diatas kedua kelas dalam memiliki
kemampuan awal yang sama. Artinya kedua kelas belum pernah mendapatkan
materi sistem sirkulasi manusia yang akan dijadikan konsep dalam penelitian ini.
Kedua kelas memiliki jumlah siswa yang banyak yaitu 40 siswa masing-
masing kelas sehingga dalam pelaksanaan tahapan TGT peneliti merasa kesulitan
dengan membagi siswa kedalam tujuh kelompok. Pembelajaran biologi dalam
Kurikulum 2013 kelas XI terdapat 4 jam pertemuan dalam satu minggu, maka
peneliti menggunkan waktu penelitian sebanyak 4 pertemuan dalam dua minggu,
termasuk pertemuan eksperimen dan posttest.
Pertemuan pertama dalam kelas eksperimen membentuk kelompok-
kelompok secara acak/heterogen. Proses awal pembelajaran berlangsung lancer
karena setiap kelompok diberikan LKS tentang komponen-komponen darah,
mereka saling bekerja sama dalam menyelesaikan LKS. Lanjut pada tahapan
games, antusias siswa bertambah. Proses games pada kelas ekperimen, setiap
kelompok mengirimkan salah satu anggota kelompoknya yang akan
57
melaksanakan games didepan kelas bersama dengan wakil dari kelompok yang
lain. Pada setiap kartu yang dijawab oleh siswa memiliki nilai skor yang nantinya
akan menjadi poin penting bagi kelompok, semakin banyak dapat menjawab kartu
games maka skor yang dikumpulkan juga semakin banyak. Skor inilah yang
nantinya akan diakumulasi pada akhir pertemuan dengan diakannya tournament
terlebih dahulu. Dengan adanya skor tersebut, setiap perwakilan siswa saling
antusias dan semangat dalam menjawab setiap kartu games yang diberikan. Akan
tetapi tidak semua wakil kelompok dapat menjawab pertanyaan dalam kartu
games, hal ini yang menjadi pemicu semangat kelompok yang tertinggal poin
untuk ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya. Dengan 11 kartu games yang
disiapkan peneliti hanya 9 kartu games yang berhasil dijawab oleh siswa, waktu
yang butuhkan dalam tahapan games cukup banyak, sehingga peneliti
memutuskan menyudahi sampai kartu ke sembilan saja.
Berbeda dengan kelas eksperimen, pertemuan pertama kelas kontrol tidak
melakukan tahapan games, kelas kontrol hanya melakukan proses pembelajaran
sesuai dengan tahapan pembelajaran saintifik saja, tentu dengan pembelajaran
secara berkelompok seperti dengan kelas eksperimen. Proses mengungkapkan
pada kelas kontrol hanya terjadi dalam proses diskusi kelompok dan proses
menyimpulakan pembelajaran pada akhir pertemuan. Pada kelas kontrol
mengerjaka LKS yang sama dengan kelas ekperimen, hal ini dimaksudkan agar
tidak ada perbedaan dalam hal penggunaan media pembelajaran. Dalam tahapan
diskusi kelompok, interaksi antar siswa terlihat jelas dengan saling membantu
dalam menyelesaikan LKS secara bersama-sama.
Pertemuan kedua baik dikelas ekperimen dan kelas kontrol proses
pembelajaran dilaksanakan dengan metode eksperimen dan diskusi kelompok,
tentu terdapat perbedaan pada kelas eksperimen yaitu tetap diadakannya tahapan
games. Eksperimen dalam pertemuan kedua ini adalah praktikum tes golongan
darah. Kedua kelas melaksanakan praktikum dengan antusias dan banyak siswa
yang sudah mengetahui golongan darahnya masing-masing, maka proses
praktikum hanya dilakukan beberapa siswa saja yang belum mengetahui golongan
darahnya masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk mempersingkat waktu.
58
Walaupun yang melakukan praktikum tidak semua, tetapi semua siswa
memperhatikan bagaimana proses tes golongan darah tersebut.
Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir bagi kedua kelas dalam
mendapatan materi pembelajaran sebelum pertemuan untuk posttest. Pada
pertemuan ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi denyut nadi, serta
kelainan atau gangguan pada sistem sirkulasi manusia. Untuk melakukan
praktikum denyut nadi, pada setiap kelompok melakukan praktikum hanya pada
bebrapa anggota kelompok saja, hal ini dimaksudkan agar tidak membutuhkan
waktu yang banyak dalam mempelajari satu subkonsep materi. Pada kelas
ekperimen setelah mengerjakan LKS, diadakan tournament. Skor yang diperoleh
setiap kelompok diakumulasi pada pertemuan ini. Kelompok yang mendapatkan
skor tertinggi berhak mendapatkan hadiah, pemberian ini termasuk tahap
recognition pada tahapan pembelajaran TGT.
Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif Teams Games and Tournament (TGT) dan kelompok
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil posttest yang diberikan pada kelas eksperimen lebih unggul d engan hasil
posttest pada kelas kontrol. Nilai lebih unggul tersebut dapat dilihat dari nilai rata-
rata siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan siswa kelas kontrol.
Ketercapaian suatu konsep, ranah pengetahuan dan jenjang kognitif
keterampilan generik sains siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dipengaruhi oleh kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model dan
pendekatan yang diterapkan selama proses pembelajaran. Kelebihan model Teams
Games and Tournament (TGT) yakni membantu siswa dalam meningkatkan
pemahaman suatu konsep dengan belajar aktif secara kelompok serta proses
belajar yang menyenangkan karena adanya permainan dalam kegiatan belajar.
Sementara itu, kekurangan dari model Teams Games and Tournament
(TGT) yakni membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat pelajaran
lebih bermakna serta terdapat kesulitan bagi siswa yang saling berinteraksi karena
kelompok bersifat heterogen. Sedangkan kelebihan pendekatan saintifik yakni
59
mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, serta
mengaplikasikan materi pembelajaran. Disisi lain pendekatan saintifik juga
mempunyai kekurangan yaitu membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama serta
tidak adanya permainan dalam proses pembelajaran. Kekurangan saintifik
tersebutlah yang menyebabkan nilai rata-rata kognitif kelas kontrol lebih rendah
dari kelas eksperimen.
Hasil uji normalitas posttest keterampilan generik sains siswa kelas
eksperimen tidak normal sedangkan data berdistribusi normal di kelas kontrol.
Oleh karena distribusi data yang beragam tersebut (data berdistribusi normal dan
tidak normal), maka uji statistik lanjutan sebagai uji beda adalah uji non
parametrik jenis Uji U Mann Whitney. Data uji beda berdasarkan hasil Uji U
Mann Whitney diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas Uji U Mann Whitney pada
hasil belajar yaitu penerimaan H1. H1 menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Teams
Games and Tournament (TGT) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelas
kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran Saintifik.
Beberapa penelitian di bawah ini membahas mengenai penelitian tentang
model pembelajaran kooperatif Team Games and Tournament (TGT). Penelitian
mengenai model TGT dilakukan oleh Elsa Nopita Sitorus dan Edy Surya yang
menghasilkan data bahwa model pembelajaran kooperatif Teams Games and
Tournament (TGT) memberikan pengaruh sebanyak 63,71 % secara langsung
terhadap kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika.1
Penelitian lainnya tentang TGT adalah yang dilakukan oleh Abdus Salam
dkk, kesimpulan dari penelitiannya yaitu terdapat perbedaan sikap siswa yang
1 Elsa Nopita Sitorus and Edy Surya, The Influence of Teams Games TournamentCooperative Learning on Students’ Creativity Learning Mathematics, International Journal ofScineces: Basic and Applied Research (IJSBAR), 2017, vol 34, No.1, p.16-24.
60
signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif Teams Games and Tournament (TGT) dengan kelas kontrol.2
Model pembelajaran kooperatif Teams Games and Tournament (TGT)
mendorong siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan belajar, berdiskusi dengan
setiap anggota kelompoknya membantu siswa dalam mengeluarkan kemampuan
kerjasama, saling membantu dan menghargai pendapat setiap anggota, melakukan
praktikum dengan penuh antusias, serta permainan pembelajaran yang dapat
memacu motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut yang dapat
mendorong hasil belajar siswa meningkat. Hipotesis yang sudah dibuktikan
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif Teams Games and
Tournament (TGT) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2 Abdus Salam, dkk, Teams Games Tournaments (TGT), Cooperative Technique forLearning Mathematics in Secondary School in Bangladesh, Journal of Research in MathematicsEducation (REDIMAT), 2015, vol 4 No.3, p.271-287.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model Teams Games and Tournament (TGT) dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan model saintifik pada konsep sistem sirkulasi
manusia. Hal ini dapat dilihat dari hasil Uji U Mann Whitney pada taraf
signifikansi α = 0,05 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002 antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)
dapat diterapkan pada konsep lain dan dengan media lain.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT)
dapat dijadikan alternatif model pembelajaran biologi untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Perlu persiapan yang lebih baik dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games and Tournament (TGT) agar diperoleh hasil
yang optimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
4. Penelitian ini masih memiliki kekurangan karena dilakukan pada kelas
dengan jumlah siswa yang banyak, oleh karena itu peneliti berikutnya
disarankan untuk meneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games and Tournament (TGT) pada kelas dengan jumlah siswa yang
lebih sedikit.
62
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, M.E., dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament(TGT) terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kecerdasan Emosional Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha ProgramStudi IPA.Vol.4. 2014.
Ahmad, Khoiru,Iif., dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta:Prestassi Pustaka. 2011.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta,2004.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta: Rineka Cipta. 2010.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2009.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media. 2010.
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2011.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.2013.
Eggen, Paul., dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT.Indeks. 2012.
Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: PustakaPelajar. 2013.
Ilyas. Peranan Motivasi Mengajar Guru dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.Jurnal Dinamika, Vol.II No. 02. 2004.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2015.
Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih. Pengaruh Model Pembelajaran KooperatifTipe Teams-Games-Tournaments (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil BelajarBiologi Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Exacta.Vol.2 No.1 Mei 2009.
Lie, Anita. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning diRuang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. 2005.
Lord, Thomas R. 101 Reason for Using Cooperative Learning in Biology Taeching,Journal The American Biology Teache., Vol.63. 2001
63
Muldayanti, N.D. Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dariKeingintahuan dan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.Vol. 2. 2013.
OECD. Programme for International Student Assesment (PISA) Result from 2015.2016. http://www.oecd.org.edu/pisa). [Diakses pada 24 Agustus 2018]
P.G., Wartawan. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah dalam PembelajaranFisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi BelajarSiswa. Jurnal IKA Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4(2). 2006.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya,2002.
Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah. 2017(http://puspendik.kemendikbud.go.id). [Diakses pada 24 Agustus 2018]
Rita Nnorom, Nneka. Effect of Cooperative Learning Intructional Strategy onSenior Secondary School Students Achievement in Biology in AnambraState, Nigeria. International Journal for Cross-Disciplinary Subjects inEducation (IJCDSE). Vol.5. Issue 1, 2015.
Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012.
Salam, Abdus, dkk, Teams Games Tournaments (TGT), Cooperative Technique forLearning Mathematics in Secondary School in Bangladesh, Journal ofResearch in Mathematics Education (REDIMAT). Vol 4. No.3. 2015.
Salim, Peter dan Yasni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:Modern English. 1991.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Predana Media Group. 2006.
Sitorus, Elsa Nopita and Edy Surya. The Influence of Teams Games TournamentCooperative Learning on Students’ Creativity Learning Mathematics.International Journal of Scineces: Basic and Applied Research (IJSBAR).2017.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. RinekaCipta. 2010.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Terj. DariTheory, Research and Practice oleh Nurulita Yusron. Jakarta: Nusa Media.2008.
Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:UIN Press. 2006.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,2008.
64
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. 2009.
Suprijono, Agus. cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 1997.
Thoha, M.Chabib. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996.
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. 2003.
Veloo, Arsaythamby Sitie Chairhany. Fostering Students attitudes and Achievmentin Probability Using Team Games Tournaments (TGT). Procedia: Social andBehavior Sciences 93. 2013.
Viha, Ancillia Bintusi Sakti, dan Rudiana Agustini. Implementasi PembelajaranKooperatif tipe TGT dengan Metode Latihan Terstruktur terhadap HasilBelajar, Aktivitas dan Respon Siswa. UNESA : Journal of ChemistryEducation.vol.3. 2014.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. BumiAksara. 2009.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
65
Lampiran 1.
Kisi – kisi Instrumen Tes Hasil belajar
Jenjang Sekolah : SMAN 6 Kota Depok
Mata Pelajaran : Biologi
Kompetensi Inti : 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
Kompetensi Dasar : 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya
sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi
Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Sistem Sirkulasi Manusia
Sub Konsep Indikator SoalAspek Kognitif Jml Jml
validC1 C2 C3 C4 C5 C6
Komponensistemperedaran darahmanusia
Menjelaskan hubunganantara komponen,struktur dan fungsidarah
-5*,20*
3
4*, 10,16,17*,18,21*,23*,46
49*9,
47*14 8
Menjelaskan ujigolongan darah
-7,
27*,34*
26*
11*,12,13*,14*,
29*,36*
35* 48 12 9
66
Sub Konsep Indikator SoalAspek Kognitif
Juml
ah
Jumlah
validC1 C2 C3 C4 C5 C6
Menjelaskan prosespembekuan darah
- 37* - 25* - - 2 2
Menjelaskan hubunganbagian-bagian jantungdan fungsinya
- - 40* 2* - - 2 2
Mekanismesistemperedarandarah manusia
Menjelaskan strukturdan fungsi pembuluhdarah
19*50
6,8*,33
1* 39 15 - 7 3
Menjelaskan faktor yangmempengaruhi denyutnadi
- -38*,41
- - - 2 1
Menjelaskan sistemlimfa
- 22 - - - - 1 0
Gangguandalam sistemperedarandarah manusia
Menganalisis hubunganantara komponen,mekanisme dengangangguan sistemperedaran darah
-24,32*
30* 28* -
31*,42,43*,44*,45
9 6
Jumlah 2 12 7 18 3 8 50 31
Keterangan: *Valid
67
Lampiran 2.
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI (Sebelas)/I
Materi : Sistem Sirkulasi
Jumlah Soal : 50
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Inti : 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya
dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
Tabel Instrumen Tes Hasil Belajar Sistem Sirkulasi
Sub Konsep Indikator Soal Tingkat
Kognitif Soal
Kunci
Jawaban
No
Soal
Komponen
sistem
peredaran
darah
manusia
Menjelaskan
hubungan antara
komponen,
struktur dan
fungsi darah
C4
Sel darah merah (eritrosit) merupakan sejenis sel yang tidak memiliki nucleus.
Sementara itu setiap sel setidaknya memiliki nukleus untuk mereplikasi dan
membentuk bangun atau struktur dari sel itu sendiri. Penjelasan paling logis dari
keunikan sel darah merah ialah….
a. sel darah merah di produksi dari sel lain kemudian mengalami diferensiasi
b. sel darah merah tidak memiliki inti untuk memudahkannya dirombak dihati
c. hemoglobin sebenarnya ialah inti sel darah merah
d. inti sel darah merah mengalami degenerasi setelah matang
e. reaksi kimia hemoglobin menghancurkan membrane inti pada sel darah
merah
B 3
68
C4
Secara anatomi, eritrosit memiliki bentuk bentuk yang menunjang fungsinya.
Salah satu ciri khasnya yaitu eritrosit tidak memiliki inti dan organel seperti
umumnya sel lain. Alasan eritrosit tidak memiliki nukleus dan organel adalah….
a. agar eritrosit ringan dan fleksibel sehingga mudah melewati kapiler yang
sempit
b. memudahkan eritrosit mengikat banyak oksigen
c. memudahkan transport oksigen dari eritrosit ke sel lain
d. mengurangi kesempatan untuk terkena mutasi genetik
e. mencegah konsumsi O2 oleh organel dan nucleus
B 4*
C2
Hasil pengamatan sel darah merah manusia secara mikroskopis membuktikan
bahwa sel darah merah manusia berbentuk….
a. Oval, eukarion
b. Bulat, eukarion
c. Bikonkaf, inti sel tidak jelas
d. Bulat, tidak punya inti sel
e. Bikonkaf, tidak punya inti sel
E 5*
C6
Berikut ini adalah gambar sel darah hasil pemeriksaan laboratorium seseorang:
Jumlah sel gambar 1 adalah 4.000 butir/mm3, gambar 2 adalah 12.000
butir/mm3 dan gambar 3 adalah 15.500 butir/mm3. Analisis dari laboratorium
tersebut adalah ...
a. gambar 1 dan 2 adalah sel darah merah, indikasi anemia
b. gambar 1 dan 3 adalah sel darah merah, indikasi infeksi
c. gambar 2 dan 3 adalah sel darah putih, indikasi leukemia
d. gambar 1, 2 dan 3 adalah sel darah merah, indikasi normal
e. gambar 1, 2 dan 3 sel darah putih, indikasi ada infeksi
C 9
C4
Berikut pasangan jumlah sel darah dan keping darah pada laki-laki yang benar
adalah….
Eritrosit
(juta/mm3)
Leukosit (/mm3) Trombosit
(ribu/mm3)
a. 3,1 – 5,4 3.000 – 5.000 140 – 600
b. 4,8 – 6,8 2.000 – 5.000 130 – 500
E 10
69
c. 3,2 – 5,7 3.000 – 8.000 120 – 700
d. 3,0 – 5,9 6.000 – 9.000 160 – 800
e. 3,8 – 4,8 5.000 – 10.000 150 - 400
C4
Jenis leukosit yang dapat membesar dan berkembang menjadi makrofag dalam
memerangi benda-benda asing yang menyerang tubuh dengan keluar dari aliran
darah dan masuk ke jaringan tubuh adalah....
a. basofil
b. limfosit
c. eosinofil
d. monosit
e. neutrofil
D 16
C4
Perhatikan bagan leukosit berikut.
Dari bagan diatas, bagian yang tepat untuk mengisi bagian A, D, E dan F diatas
adalah….
a. limfosit, monosit, limfosit T, basofil
b. monosit, eosinofil, neutrofil, limfosit
c. limfosit, limfosit T, monosit, limfosit B
d. basofil, limfosit B, limfosit T, monosit
e. neutrofil, monosit, limfosit, limfosit T
E 17*
C4 Perhatikan bagan berikut. A 18
Leukosit
Granulosit
A
B
c
Agranulosit
D E
F G
70
Komponen darah yang bertugas dalam menyebarkan sari-sari makanan,
membuat antibodi, dan sel darah yang mampu berubah menjadi makrofag
adalah….
a. A, J dan I
b. B, E dan K
c. D, H dan G
d. B, E dan J
e. C, J dan L
C2
Perhatikan ciri-ciri leukkosit berikut.
1) Memproduksi antibodi
2) Bergranula kecil berwarna orange kemerahan
3) Tidak bergranula dan sangat aktif
4) Bergranula besar berwarna keunguan hingga hitam
5) Menghasilkan zat antikoagulan heparin
Ciri-ciri basofil ditunjukan oleh nomor….
a. 1 dan 2 d. 3 dan 5
b. 1 dan 3 e. 4 dan 5
c. 1 dan 4
E 20*
C4
Jenis leukosit yang berperan dalam membentuk antibodi, membentuk sel T dan
sel B, menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen yang akan dilawan,
dan membunuh sel-sel yang membahayakan tubuh adalah….
a. basofil
b. limfosit
c. eosinofil
d. monosit
e. neutrofil
B 21*
71
C4
Seseorang yang tinggal di dataran tinggi memiliki jumlah eritrosit yang lebih
banyak dibandingkan dengan orang yang tinggal di dataran rendah karena….
a. kadar oksigen pada dataran tinggi lebih rendah dibanding dataran rendah
b. orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki aktivitas yang tinggi yang
berbanding lurus dengan aktivitasnya
c. tekanan udara di dataran tinggi lebih rendah dibanding dataran tinggi
d. merupakan adaptasi yang diturunkan kepada keturunan (faktor gen)
e. orang yang tinggal di dataran rendah mendapat asupan gizi yang baik
sehingga jumlah eritrositnya lebih banyak
C 23*
C4
Perhatikan gambar ini
Sel darah putih yang mampu bergerak amubocyt dan memakan kuman
penyakit kecuali nomer….
a. 1 d. 2
b. 3 e. 4
c. 5
A 46
C6
Perhatikan gambar ini
Gambar disamping merupakan jenis leukosit yang dapat
membesar dan berkembang menjadi makrofag dalam
memerangi benda-benda asing yang menyerang tubuh
dengan keluar dari aliran darah dan masuk ke jaringan
tubuh. Jenis leukosit yang dimaksud adalah....
a. basofil
b. limfosit
c. eosinofil
d. monosit
e. neutrofil
D 47*
C5 Perhatikan gambar ini
D 49*
72
Gambar disamping merupakan penyebab penyakit
yang dapat mengancam kehidupan dan sulit
disebuhkan, karena dapat menghancurkan sel yang
bertangungjawab untuk mengatur sistem kekebalan
tubuh. sel darah yang dimaksud adalah….
a. basofil
b. eosinofil
c. monosit
d. limfosit
e. neutrofil
Menjelaskan uji
golongan darah
C2
Pada sistem golongan darah A.B,O jika seseorang mempunyai golongan darah
AB berarti darahnya mengandung...
a. antibodi α dan antibodi β
b. antigen B dan aglutinin α
c. aglutinogen A dan aglutinin β
d. antigen A dan antigen B
e. aglutinogen A dan aglutinin α
D 7
C4
Transfusi daarah dengan sistem ABO dan rhesus yang paling sesuai (tidak
membahayakan resipien meskipun dilakukan berkali-kali) adalah….
Resipien Donor
a. AB+ AB+
b. AB- O-
c. A+ AB+
d. B- B+
e. O- O+
A 11*
C3
Pada transfusi darah yang menerapkan sistem ABO dan rhesus, resipien yang
bergolongan darah O- dapat ditransfusi berulang-ulang dengan aman oleh donor
bergolongan darah….
a. O-
b. O+
c. AB+
d. B-
e. A+
A 12
73
C4
Manakah hasil tes golongan darah sistem ABO dan rhesus yang paling benar?
(ket: (+) = menggumpal, (-) = tidak menggumpal)
Anti-
A
Anti-
B
Anti-
AB
Anti-D
(Anti-Rho)
Golongan
Darah
a. + + + + AB+
b. + - + + B+
c. - + + + A+
d. - - - - AB-
e. + - + - B-
A 13*
C4
Pak Ahmad yang bergolongan A+ menikah dengan seorang wanita
berkebangsaan Inggris. Pak Ahmad dikaruniai putri dengan golongan darah O+.
Pada kehamilan kedua, bayi yang dilahirkan bergolongan darah O+. menderita
penyakit eritroblastosis fetalis. Hal tersebut terjadi karena ibu bergolongan
darah….
a. A+
b. AB+
c. AB-
d. O+
e. O-
E 14*
C3
Perbedaan golongan darah ibu dan darah bayi yang dikandung seharusnya
menyebabkan penggumpalan pada darah dari masing masing individu ketika
berada didalam plasenta. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi. Hal ini
disebabkan karena….
a. adanya vilus korionik
b. darah yang masuk tidak membawa antigen
c. danya Alantois
d. darah yang masuk hanya membawa oksigen
e. modifikasi plasenta seperti ginjal
B 26*
C2
Jika seseorang memerlukan transfusi darah, perlu diketahui dahulu golongan
darah orang tersebut untuk menghindari adanya penggumpalan. Reaksi
penggumpalan ini disebabkan oleh….
a. masuknya sel – sel darah merah
b. masuknya hemoglobin
C 27*
74
c. adanya reaksi antigen antibodi
d. masuknya trombosit
e. masuknya serum darah
C4
Transfusi darah dari donor yang bergolongan darah A ke resipien yang
bergolongan darah B, menyebabkan aglutinasi karena bertemunya.…
a. aglutinogen A dengan aglutinin α
b. aglutinogen B dengan aglutinin α
c. aglutinogen B dengan aglutinin β
d. aglutinogen A dengan aglutinin β
e. aglutinogen β dengan aglutinin B
C 29*
C2
Perhatikan bagan berikut.
Bagian yang tepat untuk mengisi nomer 1, 2, 3 dan 4 adalah…
a. O, AB, B, A
b. A, B, O, AB
c. B, AB, A, O
d. A, O, B, AB
e. B, O, AB, A
D 34*
C5
Putri, Luthfi, Ghina, dan Amel melakukan percobaan golongan darah. Ketika
diuji dengan anti A darah Putri dan Amel yang menggumpal, diuji dengan anti
B darah Luthfi dan Amel yang menggumpal, tetapi darah Ghina tidak
menggumpal ketika diuji oleh anti A maupun anti B. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa golongan darah mereka yang tepat adalah….
Putri Luthfi Ghina Amel
a. A B AB O
b. A B O AB
c. AB A B O
d. O AB B A
e. A AB B O
B 35*
75
C4
Pasangan aglutinogen dengan aglutinin yang menunjukkan golongan darah O
adalah….
Aglutinogen Aglutinin
a. A α
b. A β
c. - α β
d. A dan B -
e. A dan B α β
C 36*
C6
Perhatikan gambar berikut.
Berdasarkan gambar diatas, kemungkinan yang terjadi pada janin (anak kedua)
yang dikandung ibu adalah….
a. bayi lahir dengan golongan darah yang berbeda dengan ibu
b. bayi lahir dengan selamat karena tidak terjadi hemolisis
c. bayi mengalami cacat fisik dan keterlambatan pertumbuhan
d. bayi menderita penyakit eritroblastosis fetalis atau letal karena mengalami
hemolisis
e. bayi mengalami pendarahan hebat karena terjadi hemolisis
D 48
Menjelaskan
proses
pembekuan
darah
C4
Pada saat proses pembekuan darah, jika penerima transfusi darah kekurangan
vitamin K dan senyawa kalsium, maka yang akan terganggu ialah pembentukan
....
a. protrombin ke trombin
b. fibrinogen ke trombokinase
c. fibrin ke fibrinogen
d. trombin ke prothrombin
e. trombin ke fibrinogen
A 25*
76
C2
Perhatikan gaban berikut.
Jawaban yang tepat untuk nomor 1,2, 3 dan 4 adalah….
a. Trombokinase, kalsium, protombin, fibrin
b. Kalsium, trombokinase, protombin, trombin
c. Protombin, trombin, fibrin, trombokinase
d. Trombokinase, fibrin, protombin, kalsium
e. Trombokinase, protombin, trombin, fibrin
D 37*
Menjelaskan
hubungan
bagian-bagian
jantung dan
fungsinya
C4
Perhatikan gambar Jantung berikut ini.
Pembuluh darah terbesar yang mengalirkan darah yang
kaya O2 dan pembuluh darah yang bertugas menerima
darah yang kaya CO2 adalah bagian jantung yang
ditunjukkan oleh nomor ….
a. 2 dan 3
b. 8 dan 9
c. 6 dan 4
d. 1 dan 10
e. 7 dan 5
E 2*
C3
Perhatikan gambar berikut.
Dari tabel berikut yang menyatakan fungsi X dan Y adalah….
Fungsi X Fungsi Y
a. menerima darah
dari seluruh tubuh
memompa darah ke
seluruh tubuh
C 40*
77
b. memompa darah ke
seluruh tubuh
menerima darah
dari paru-paru
c. menerima darah
dari paru-paru
memompa darah ke
seluruh tubuh
d. menerima darah
dari seluruh tubuh
memompa darah ke
paru-paru
e. menerima darah
dari paru-paru
memompa darah ke
paru-paru
Mekanisme
sistem
peredaran
darah
manusia
Menjelaskan
struktur dan
fungsi pembuluh
darah
C3
Denyut nadi dapat dirasakan pada sebagian tubuh kita, salah satunya pada
lengan, leher dan bagian tubuh tertentu lainnya. Yang menyebabkan denyut nadi
dapat dirasakan adalah….
a. gerakan jantung memompa darah ke kapiler
b. gerakan jantung memompa darah ke vena
c. gerakan jantung memompa darah ke arteri
d. gerakan jantung memompa darah ke paru-paru
e. gerakan paru-paru memompa darah ke arteri
1
C2
Dalam peredaran darah manusia, jantung adalah sebagai alat pompa darah.
Darah dari jantung beredar menuju jaringan melalui pembuluh darah….
a. arteri yang berdinding tebal, kuat, dan elastis
b. arteri yang berdinding tipis, lemah, dan tidak elastis
c. vena yang berdinding tebal, kuat, dan elastis
d. vena yang berdinding tipis, lemah, dan tidak elastis
e. arteri pulmonalis yang dilapisi endothelium dan dikelilingi otot polos
A 6
C2
Tekanan darah Pak Topan yang ditunjukkan oleh tensimeter adalah 120/90
mmHg. Angka 120 mmHg menunjukkan....
a. diastol pada saat serambi berkontrakis sehingga darah dipompa ke paru-paru
b. sistol pada saat bilik berkontraksi sehingga darah dipompa ke seluruh tubuh
c. diastol pada saat bilik mengembang sehingga darah dari serambi mengalir ke
bilik
d. sistol pada saat serambi berkontraksi sehingga darah mengalir ke bilik
e. diastol pada saat bilik berelaksasi sehingga darah mengalir ke paru-paru
B 8*
78
C4
Sebuah pembuluh darah terbesar dalam tubuh yang membawa darah kaya O2
keluar dari ventrikel kiri dan mengalirkan darah keseluruh tubuh. pembuluh
tersebut adalah….
a. vena
b. vena pulmonalis
c. aorta
d. arteri
e. kapiler
C 15
C1
Perhatikan ciri-ciri pembuluh berikut.
1) Dinding tipis
2) Berdinding tebal
3) Kaku
4) Elastis
5) Membawa darah yang kaya akan CO2
6) Membawa darah kaya akan O2
7) Dipengaruhi oleh denyut jantung
8) Tidak dipengaruhi denyut jantung
Ciri-ciri pembuluh arteri adalah….
a. 1,3,5,8 d. 2,4,6,8
b. 2,4,6,7 e. 1,4,6,7
c. 1,3,5, 7
B 19*
C2
Pada sistem sirkulasi manusia dikenal istilah sistol dan diastol. Kondisi yang
menyebabkan kondisi diastol adalah….
a. serambi mengembang dan bilik menuncup, darah mengalir dari serambi ke
bilik
b. serambi menguncup dan bilik mengembang, darah mengalir dari serambi ke
bilik
c. bilik menguncup dan serambi mengembang, darah mengalir dari jantung ke
seluruh tubuh
d. bilik menguncup dan serambi mengembang, darah mengalir dari luar tubuh
menuju jantung
e. serambi menguncup dan bilik mengembang, darah mengalir dari jantung ke
seluruh tubuh
B 33
79
C4
Perhatikan tabel berikut ini!
Ciri A B
Letak dinding Agak kedalam
tebal, kuat, elastis
Dekat permukaan
tipis, tidak elastis
Arah aliran
darah
Meninggalkan
jantung
Menuju jantung
Bila terjadi
luka
Darah memancar Darah menetes
Katup Satu di dekat
jantung
Di sepanjang
pembuluh darah
Dari tabel diatas, pernyatan yang benar adalah….
a. bagian A merupakan ciri pembuluh vena, dan bagian B adalah ciri pembuluh
arteri
b. bagian A merupakan ciri pembuluh arteri, dan bagian B adalah ciri pembuluh
vena
c. bagian A merupakan ciri pembuluh vena, dan bagian B adalah ciri pembuluh
kapiler
d. bagian A merupakan ciri pembuluh arteri, dan bagian B adalah ciri pembuluh
kapiler
e. bagian A merupakan ciri pembuluh kapiler, dan bagian B adalah ciri
pembuluh vena
B 39
C1
Perhatikan gambar berikut.
Urutan peredaran darah yang dibawa oleh pembuluh
vena cava superior adalah….
a. 6-3-11-13-12-5-4
b. 3-6-11-13-12-5-4
c. 5-4-7-2-8-6-3-9-1
d. 5-4-7-2-8-9-1-10
e. 6-3-9-1-10-5-4
E 50
Menjelaskan
faktor yang C3
Kelas XI IPA 4 melakukan praktikum menghitung frekuensi denyut nadi.
Hasilnya disajikan dalam grafik berikut. D 38*
80
mempengaruhi
denyut nadi
Berdasarkan grafik tersebut, manakah pernyataan yang paling tepat adalah….
a. seseorang yang tidak melakukan aktivitas, mempunyai rata-rata denyut nadi
lebih banyak
b. seseorang yang melakukan aktivitas berat, mempunyai rata-rata denyut nadi
lebih sedikit
c. seseoarng yang melakukan aktivitas ringan, rata-rata mempunyai denyut
nadi lebih banyak
d. seseorang yang melakukan aktivitas berat, rata-rata mempunyai denyut nadi
lebih banyak
e. seseorang yang memiliki aktivitas ringan maupun berat rata-rata memliki
denyut nadi yang banyak
C3
Ani, Ina, Andi dan Dino melakukan praktikum menghitug frekuensi denyut nadi.
Hasil praktikum dicantumkan dalam tabel berikut.
Nama Suhu
tubuh (oC)
Berat badan
(Kg)
Rata-rata
frekuensi denyut
nadi
Ani 36 50 85
Ina 40 63 134
Andi 36 53 89
Dino 42 60 140
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa....
a. suhu tidak mempengaruhi frekuensi denyut nadi
b. berat badan mempengaruhi frekuensi denyut nadi
c. suhu dan berat badan mempengaruhi frekuensi denyut nadi
C 41
0
50
100
150
Tidur Duduk Berjalan Larilambat
Lari cepat
Jum
lah
de
nyu
t n
adi p
er
men
it
Akttivitas
Grafik Jumlah Denyut Nadi per Menit
81
d. tidak ada hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut nadi
e. suhu dan berat badan tidak mempengaruhi frekuensi denyut nadi
Menjelaskan
macam-macam
batang saluran
limfa
C2
Cairan limfa yang berasal dari kepala bagian kanan, leher kanan, dada kanan,
dan lengan kanan akan dikumpulkan dibatang saluran limfa utama yang
disebut….
a. duktus limfatikus sinistra
b. duktus limfatikus dekstra
c. trunkus bronkomediastinal
d. nodus limfa
e. duktus torasikus
B 22
Gangguan
dalam sistem
peredaran
darah
manusia
Menganalisis
hubungan antara
komponen,
mekanisme
dengan
gangguan sistem
peredaran darah
C2
Akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti seorang anak terinfeksi virus dengue
sehingga menderita penyakit demam berdarah. Virus dengue menyerang sistem
peredaran darah dan akan mengakibatkan….
a. kadar zat besi pada hemoglobin berkurag
b. produksi eritrosit meningkat
c. elastisitas arteri meningkat
d. jumlah leukosit meningkat
e. jumlah trombosit berkurang
E 24
C4
Ibu Jasmine baru saja melahirkan anak kedua, tetapi bayi tersebut setelah
menjalani pemeriksaan bayi mengalami pembekakan hati dan limfa, anemia,
penyakit kuning serta gagal jantung. Dokter mendiagnosa bayi tersebut
menderita eritroblastosis fetalis. Hal ini disebabkan oleh….
a. antigen anak masuk ke dalam darah ibu
b. induksi mikroorganisme dalam kandungan
c. aglutinin ibu masuk ke dalam darah bayi
d. rusaknya aglutinin bayi
e. masuknya antigen ibu ke dalam darah bayi
E 28*
C3
Proses kerja tubuh yang terganggu karena adanya penyempitan pada pembuluh
arteri coronaria adalah….
a. berkurangnya aliran darah yang mengandung O2
b. menurunnya proses pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru
c. meningkatnya CO2 dalam tubuh karena aliran darah ke paru-paru tergangggu
d. meningkatnya aliran darah ke seluruh tubuh sehingga dapat menimbulkan
pecahnya pembuluh darah jantung
A 30*
82
e. organ hati membengkak sehingga proses penghancuran sel-sel darah merah
terganggu
C6
Salah satu sel yang berperan dalam proses hemostasis (keseimbangan darah)
adalah trombosit yang berperan dalam menyembuhkan luka dan mencegah atau
menghentikan perdarahan dengan cara membentuk gumpalan darah. Keadaan
dimana jumlah sel tersebut dalam darah normal tetapi tidak dapat berfungsi
dengan baik akibat kelainan genetik menyebabkan penyakit….
a. thrombopati
b. anemia haemolitik
c. thalasemia
d. leukemia
e. hemofilia
E 31*
C2
Pak Yono yang sudah berumur, saat bermain tenis tiba-tiba sesak dan tidak
sadarkan diri. Temannya langsung membawa kerumah sakit dan dokter
menemukan telah terjadi penyempitan pada pembuluh arteri coronaria. Proses
yang terganggu pada tubuh pak Yono adalah....
a. paru-paru tidak dapat menyuplai darah ke jantung
b. ginjal tidak dapat melakukn proses filtrasi darah
c. hati mengeras karena tidak mendapatkan suplai darah dari jantung
d. jantung membesar karena banyak mengandung karbondioksida
e. suplai O2 dan nutrisi yang terlarut dalam darah ke seluruh tubuh berkurang
E 32*
C6
Seorang anak sering merasakan pusing, mimisan, kelelahan, bagian tubuh lebam
dan bitnik-bintik merah, serta memiliki jumlah leukosit mencapai 21.500
sel/mm3. Dapat dipastikan anak tersebut menderita….
a. anemia
b. leukemia
c. demam berdarah
d. tipus
e. AIDS
B 42
C6
Hasil laboratorium Tuan Soni menunjukkan eritrosit berjumlah 5,1 juta/mm3,
leukosit 6,8 ribu/ mm3, trombosit 70 ribu. Dari hasil laboratorium, Tuan Soni
diduga menderita penyakit ….
a. AIDS
b. leukimia
C 43*
83
c. demam berdarah
d. hepatitis
e. flu burung
C6
Bu Lela sering merasa cepat Lelah, tangan dan kaki terasa dingin, dan mudah
pusih ketika tidur. Ketika di cek oleh dokter, tekanan sistol dan diastole bu Lela
dibawah ukuran normal yaitu 90mmHg/60mmHg. Dapat dipastikan bu Lela
menderita sakit….
a. hipertensi
b. hipotensi
c. hipertrofi
d. hemofilia
e. anemia
B 44*
C6
Uji laoratorium terhadap sampel darah seorang ibu menunjukan kadar LDL
melebihi normal dan kadar HDL kurang dari normal. Ibu tersebut disarankan
untuk memperbaiki pola makan agar terhindar dari penyakit pengerasan
pembuluh nadi yang disebut penyakit….
a. sklerosis
b. trombosis
c. hipertensi
d. arteriosklerosis
e. aterosklerosis
D 45
84
Lampiran 3.
Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes Keterampilan Generik Sains
Rata – rata : 25,04
Simpangan Baku : 6,31
Korelasi XY : 0,60
Reliabilitas : 0,75
Butir Soal : 50
Jumlah Subyek : 45
ButirAsli
DayaPembeda (%) T.Kesukaran Korelasi Sign.Korelasi
1 50,00 Sedang 0,349 Signifikan2 41,67 Sedang 0,337 Signifikan3 8,33 Sedang 0,121 -4 58,33 Sedang 0,443 Sangat Signifikan5 50,00 Sedang 0,287 Signifikan6 16,67 Sedang 0,074 -7 -8,33 Sedang 0,128 -8 50,00 Sedang 0,328 Signifikan9 8,33 Sedang 0,057 -10 0,00 Sedang 0,057 -11 41,67 Sedang 0,307 Signifikan12 16,67 Sedang 0,128 -13 33,33 Sedang 0,311 Signifikan14 50,00 Sedang 0,453 Sangat Signifikan15 16,67 Sedang 0,207 -16 16,67 Sedang 0,138 -17 25,00 Sedang 0,292 Signifikan18 8,33 Sedang 0,100 -19 58,33 Sedang 0,377 Sangat Signifikan20 50,00 Sedang 0,349 Signifikan21 33,33 Sedang 0,343 Signifikan22 8,33 Sedang 0,043 -23 33,33 Sedang 0,357 Sangat Signifikan24 -8,33 Sedang 0,121 -25 50,00 Sukar 0,412 Sangat Signifikan26 25,00 Sedang 0,326 Signifikan27 75,00 Sedang 0,484 Sangat Signifikan28 50,00 Sukar 0,390 Sangat Signifikan29 41,67 Sedang 0,363 Sangat Signifikan30 41,67 Sedang 0,452 Sangat Signifikan31 33,33 Sedang 0,321 Signifikan
85
32 25,00 Sukar 0,302 Signifikan33 8,33 Sedang 0,005 -34 33,33 Sedang 0,321 Signifikan35 33,33 Sedang 0,545 Sangat Signifikan36 58,33 Sedang 0,493 Sangat Signifikan37 33,33 Sedang 0,282 Signifikan38 25,00 Sedang 0,307 Signifikan39 16,67 Sedang 0,128 -40 58,33 Sedang 0,393 Sangat Signifikan41 0,00 Sedang -0,008 -42 25,00 Sedang 0,171 -43 50,00 Sedang 0,343 Signifikan44 33,33 Sedang 0,288 Signifikan45 0,00 Sedang -0,040 -46 0,00 Sedang -0,008 -47 41,67 Sedang 0,396 Sangat Signifikan48 8,33 Mudah 0,069 -49 25,00 Sedang 0,307 Signifikan50 -8,33 Sangat Sukar -0,002 -
86
Lampiran 4.
Soal Pretest dan Postest Sistem Peredaran Darah Manusia
Nama :
Kelas :
Materi : Sistem Peredaran Darah Manusia
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Denyut jantung dapat dirasakan pada sebagian
tubuh kita, salah satunya pada lengan, leher
dan bagian tubuh tertentu lainnya. Yang
menyebabkan denyut nadi dapat dirasakan
adalah….
a. gerakan jantung memompa darah ke
kapiler
b. gerakan jantung memompa darah ke vena
c. gerakan jantung memompa darah ke arteri
d. gerakan jantung memompa darah ke paru-
paru
e. gerakan paru-paru memompa darah ke
arteri
2. Perhatikan gambar Jantung berikut ini!
Pembuluh darah terbesar yang mengalirkan
darah yang kaya O2 dan pembuluh darah yang
bertugas menerima darah yang kaya CO2
adalah bagian jantung yang ditunjukkan oleh
nomor ….
a. 2 dan 3
b. 8 dan 9
c. 6 dan 4
d. 1 dan 10
e. 7 dan 5
3. Secara anatomi, eritrosit memiliki bentuk
bentuk yang menunjang fungsinya. Salah satu
ciri khasnya yaitu eritrosit tidak memiliki inti
dan organel seperti umumnya sel lain. Alasan
eritrosit tidak memiliki nukleus dan organel
adalah….
a. agar eritrosit ringan dan fleksibel sehingga
mudah melewati kapiler yang sempit
b. memudahkan eritrosit mengikat banyak
oksigen
c. memudahkan transport oksigen dari
eritrosit ke sel lain
d. mengurangi kesempatan untuk terkena
mutasi genetik
e. mencegah konsumsi O2 oleh organel dan
nucleus
4. Hasil pengamatan sel darah merah manusia
secara mikroskopis membuktikan bahwa sel
darah merah manusia berbentuk….
a. Oval, eukarion
b. Bulat, eukarion
c. Bikonkaf, inti sel tidak jelas
d. Bulat, tidak punya inti sel
e. Bikonkaf, tidak punya inti sel
5. Tekanan darah Pak Topan yang ditunjukkan
oleh tensimeter adalah 120/90 mmHg. Angka
120 mmHg menunjukkan....
a. diastol pada saat serambi berkontrakis
sehingga darah dipompa ke paru-paru
b. sistol pada saat bilik berkontraksi sehingga
darah dipompa ke seluruh tubuh
c. diastol pada saat bilik mengembang
sehingga darah dari serambi mengalir ke
bilik
87
d. sistol pada saat serambi berkontraksi
sehingga darah mengalir ke bilik
e. diastol pada saat bilik berelaksasi sehingga
darah mengalir ke paru-paru
6. Transfusi daarah dengan sistem ABO dan
rhesus yang paling sesuai (tidak
membahayakan resipien meskipun dilakukan
berkali-kali) adalah….
Resipien Donor
a. AB+ AB+
b. AB- O-
c. A+ AB+
d. B- B+
e. O- O+
7. Manakah hasil tes golongan darah sistem
ABO dan rhesus yang paling benar? (ket: (+)
= menggumpal, (-) = tidak menggumpal)
Anti-
A
Anti-
B
Anti-
AB
Anti-D
(Anti-Rho)
Gol.
Darah
a. + + + + AB+
b. + - + + B+
c. - + + + A+
d. - - - - AB-
e. + - + - B-
8. Pak Ahmad yang bergolongan A+ menikah
dengan seorang wanita berkebangsaan
Inggris. Pak Ahmad dikaruniai putri dengan
golongan darah O+. Pada kehamilan kedua,
bayi yang dilahirkan bergolongan darah O+.
menderita penyakit eritroblastosis fetalis. Hal
tersebut terjadi karena ibu bergolongan
darah….
a. A+
b. AB-
c. O-
d. AB+
e. O+
9. Perhatikan bagan leukosit berikut.
Dari bagan diatas, terdapat jenis leukosit yang
berukuran paling besar berfungsi mencerna
sel-sel yang mati atau rusak dan memberikan
perlawanan imunologis atau kekebalan serta
jenis leukosit yang memiliki dua jenis yaitu sel
T dan sel B. Pasangan huruf dan jenis leukosit
yang tepat adalah….
a. A (limfosit), E (monosit)
b. D (monosit), B (eosinofil)
c. C (basofil), D (monosit)
d. D (monosit), E (limfosit)
e. B (neutrofil), A (monosit)
10. Perhatikan ciri-ciri pembuluh berikut.
1) Dinding tipis
2) Berdinding tebal
3) Kaku
4) Elastis
5) Membawa darah yang kaya akan CO2
6) Membawa darah kaya akan O2
7) Dipengaruhi oleh denyut jantung
8) Tidak dipengaruhi denyut jantung
Ciri-ciri pembuluh arteri adalah….
a. 1,3,5,8 d. 2,4,6,8
b. 2,4,6,7 e. 1,4,6,7
c. 1,3,5, 7
11. Perhatikan ciri-ciri leukkosit berikut.
1) Memproduksi antibodi
2) Bergranula kecil berwarna orange
kemerahan
3) Tidak bergranula dan sangat aktif
4) Bergranula besar berwarna keunguan
hingga hitam
5) Menghasilkan zat antikoagulan heparin
Leukosit
Granulosit
A
B
c
Agranulosit
D E
F G
88
Ciri-ciri basofil ditunjukan oleh nomor….
a. 1 dan 2 d. 3 dan 5
b. 1 dan 3 e. 4 dan 5
c. 1 dan 4
12. Jenis leukosit yang berperan dalam
membentuk antibodi, membentuk sel T dan sel
B, menghasilkan antibodi yang sesuai dengan
antigen yang akan dilawan, dan membunuh
sel-sel yang membahayakan tubuh adalah….
a. basofil
b. limfosit
c. eosinofil
d. monosit
e. neutrofil
13. Seseorang yang tinggal di dataran tinggi
memiliki jumlah eritrosit yang lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang tinggal di
dataran rendah karena….
a. konsentrasi oksigen pada dataran tinggi
lebih rendah dibanding dataran rendah
b. orang yang tinggal di dataran tinggi
memiliki aktivitas yang tinggi yang
berbanding lurus dengan aktivitasnya
c. tekanan udara di dataran tinggi lebih besar
dibanding dataran rendah
d. merupakan adaptasi yang diturunkan
kepada keturunan (faktor gen)
e. orang yang tinggal di dataran rendah
mendapat asupan gizi yang baik sehingga
jumlah eritrositnya lebih banyak
14. Pada saat proses pembekuan darah, jika
penerima transfusi darah kekurangan vitamin
K dan senyawa kalsium, maka yang akan
terganggu ialah pembentukan ....
a. protrombin ke trombin
b. fibrinogen ke trombokinase
c. fibrin ke fibrinogen
d. trombin ke prothrombin
e. trombin ke fibrinogen
15. Perbedaan golongan darah ibu dan darah bayi
yang dikandung seharusnya menyebabkan
penggumpalan pada darah dari masing masing
individu ketika berada didalam plasenta. Akan
tetapi hal tersebut tidak terjadi. Hal ini
disebabkan karena….
a. adanya vilus korionik
b. darah yang masuk tidak membawa antigen
c. danya Alantois
d. darah yang masuk hanya membawa
oksigen
e. modifikasi plasenta seperti ginjal
16. Jika seseorang memerlukan transfusi darah,
perlu diketahui dahulu golongan darah orang
tersebut untuk menghindari adanya
penggumpalan. Reaksi penggumpalan ini
disebabkan oleh….
a. masuknya sel – sel darah merah
b. masuknya hemoglobin
c. adanya reaksi antigen antibodi
d. masuknya trombosit
e. masuknya serum darah
17. Ibu Jasmine baru saja melahirkan anak kedua,
tetapi bayi tersebut setelah menjalani
pemeriksaan bayi mengalami pembekakan
hati dan limfa, anemia, penyakit kuning serta
gagal jantung. Dokter mendiagnosa bayi
tersebut menderita eritroblastosis fetalis. Hal
ini disebabkan oleh….
a. antigen anak masuk ke dalam darah ibu
b. induksi mikroorganisme dalam kandungan
c. aglutinin ibu masuk ke dalam darah bayi
d. rusaknya aglutinin bayi
e. masuknya antigen ibu ke dalam darah bayi
18. Transfusi darah dari donor yang bergolongan
darah A ke resipien yang bergolongan darah
B, menyebabkan aglutinasi karena
bertemunya.…
a. aglutinogen A dengan aglutinin α
b. aglutinogen B dengan aglutinin α
c. aglutinogen B dengan aglutinin β
d. aglutinogen A dengan aglutinin β
e. aglutinogen β dengan aglutinin B
89
19. Proses kerja tubuh yang terganggu karena
adanya penyempitan pada pembuluh arteri
coronaria adalah….
a. berkurangnya aliran darah yang
mengandung O2
b. menurunnya proses pertukaran O2 dan CO2
di paru-paru
c. meningkatnya CO2 dalam tubuh karena
aliran darah ke paru-paru tergangggu
d. meningkatnya aliran darah ke seluruh
tubuh sehingga dapat menimbulkan
pecahnya pembuluh darah jantung
e. organ hati membengkak sehingga proses
penghancuran sel-sel darah merah
terganggu
20. Salah satu sel yang berperan dalam proses
hemostasis (keseimbangan darah) adalah
trombosit yang berperan dalam
menyembuhkan luka dan mencegah atau
menghentikan perdarahan dengan cara
membentuk gumpalan darah. Keadaan
dimana jumlah sel tersebut dalam darah
normal tetapi tidak dapat berfungsi dengan
baik akibat kelainan genetik menyebabkan
penyakit….
a. thrombopati
b. anemia haemolitik
c. thalasemia
d. leukemia
e. hemofilia
21. Pak Yono yang sudah berumur, saat bermain
tenis tiba-tiba sesak dan tidak sadarkan diri.
Temannya langsung membawa kerumah
sakit dan dokter menemukan telah terjadi
penyempitan pada pembuluh arteri
coronaria. Proses yang terganggu pada
tubuh pak Yono adalah....
a. paru-paru tidak dapat menyuplai darah ke
jantung
b. ginjal tidak dapat melakukn proses filtrasi
darah
c. hati mengeras karena tidak mendapatkan
suplai darah dari jantung
d. jantung membesar karena banyak
mengandung karbondioksida
e. suplai O2 dan nutrisi yang terlarut dalam
darah ke seluruh tubuh berkurang
22. Perhatikan bagan berikut.
Bagian yang tepat untuk mengisi nomer 1,
2, 3 dan 4 adalah…
a. O, AB, B, A
b. A, B, O, AB
c. B, AB, A, O
d. A, O, B, AB
e. B, O, AB, A
23. Putri, Luthfi, Ghina, dan Amel melakukan
percobaan golongan darah. Ketika diuji
dengan anti A darah Putri dan Amel yang
menggumpal, diuji dengan anti B darah
Luthfi dan Amel yang menggumpal, tetapi
darah Ghina tidak menggumpal ketika diuji
oleh anti A maupun anti B. Hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa golongan darah
mereka yang tepat adalah….
Putri Luthfi Ghina Amel
a. A B AB O
b. A B O AB
c. AB A B O
d. O AB B A
e. A AB B O
24. Pasangan aglutinogen dengan aglutinin yang
menunjukkan golongan darah O adalah….
Aglutinogen Aglutinin
a. A α
b. A β
c. - α β
d. A dan B -
e. A dan B α β
90
25. Perhatikan gaban berikut.
Jawaban yang tepat untuk nomor 1,2, 3 dan 4
adalah….
a. Trombokinase, kalsium, protombin, fibrin
b. Kalsium, trombokinase, protombin,
trombin
c. Protombin, trombin, fibrin, trombokinase
d. Trombokinase, fibrin, protombin, kalsium
e. Trombokinase, protombin, trombin, fibrin
26. Kelas XI IPA 4 melakukan praktikum
menghitung frekuensi denyut nadi. Hasilnya
disajikan dalam grafik berikut.
Berdasarkan grafik tersebut, manakah
pernyataan yang paling tepat adalah….
a. seseorang yang tidak melakukan aktivitas,
mempunyai rata-rata denyut nadi lebih
banyak
b. seseorang yang melakukan aktivitas berat,
mempunyai rata-rata denyut nadi lebih
sedikit
c. seseoarng yang melakukan aktivitas
ringan, rata-rata mempunyai denyut nadi
lebih banyak
d. seseorang yang melakukan aktivitas berat,
rata-rat mempunyai denyut nadi lebih
banyak
e. seseorang yang memiliki aktivitas ringan
maupun berat rata-rata memliki denyut
nadi yang banyak
27. Perhatikan gambar berikut.
Dari tabel berikut yang menyatakan fungsi X
dan Y adalah….
Fungsi X Fungsi Y
a. menerima darah
dari seluruh tubuh
memompa darah ke
seluruh tubuh
b. memompa darah ke
seluruh tubuh
menerima darah
dari paru-paru
c. menerima darah
dari paru-paru
memompa darah ke
seluruh tubuh
d. menerima darah
dari seluruh tubuh
memompa darah ke
paru-paru
e. menerima darah
dari paru-paru
memompa darah ke
paru-paru
28. Bu Lela sering merasa cepat Lelah, tangan
dan kaki terasa dingin, dan mudah pusih
ketika tidur. Ketika di cek oleh dokter,
tekanan sistol dan diastole bu Lela dibawah
ukuran normal yaitu 90mmHg/60mmHg.
Dapat dipastikan bu Lela menderita sakit….
a. hipertensi
b. hipertrofi
c. anemia
d. hipotensi
e. hemophilia
29. Perhatikan gambar ini
0100200
Jum
lah
de
nyu
t n
adi p
er
men
it
Akttivitas
Grafik Jumlah Denyut Nadi per Menit
91
Gambar disamping merupakan jenis leukosit
yang dapat membesar dan berkembang
menjadi makrofag dalam memerangi benda-
benda asing yang menyerang tubuh dengan
keluar dari aliran darah dan masuk ke jaringan
tubuh. Jenis leukosit yang dimaksud adalah....
a. basofil
b. limfosit
c. eosinofil
d. monosit
e. neutrofil
30. Perhatikan gambar ini
Gambar diatas merupakan penyebab penyakit
yang dapat mengancam kehidupan dan sulit
disebuhkan, karena dapat menghancurkan sel
yang bertangung jawab untuk mengatur
sistem kekebalan tubuh. sel darah yang
dimaksud adalah….
a. basofil
b. eosinofil
c. monosit
d. limfosit
e. neutrofil
92
Lampiran 5.
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTEST
1. C2. E3. B4. E5. B6. A7. A8. E9. E10. B
11. E12. B13. C14. A15. B16. C17. E18. C19. A20. E
21. E22. D23. C24. C25. D26. D27. C28. B29. D30. D
93
Lampiran 6.
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Siswa Pretest Posttest
1 20 732 47 773 30 804 53 705 47 846 43 637 33 878 27 709 33 6310 33 7711 40 6712 33 8413 33 8714 40 6015 23 8016 37 6717 40 7718 30 8019 23 8420 43 7321 20 6722 23 7023 43 8024 23 7725 27 8426 37 6027 27 7328 40 8729 30 8030 47 7731 27 7332 40 8033 27 7734 23 7035 33 8036 20 8737 40 7038 33 7339 40 7340 50 70
94
Lampiran 7.
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Siswa Pretest Posttest
1 37 702 43 803 27 734 37 805 23 736 43 877 30 908 20 879 43 8410 27 8011 43 8712 40 7713 43 8414 37 8015 33 8416 20 7717 13 7318 40 8419 37 7720 43 8021 30 7022 50 8423 47 7724 30 9025 27 8026 33 7727 27 8728 33 7329 23 8430 40 7731 33 8032 40 7733 20 9034 40 7735 30 8036 37 8437 37 8038 27 8439 43 7740 27 84
95
Lampiran 8.
Distribusi Frekuensi Pretest Hasil Belajar Kelas Kelas Eksperimen
IntervalFrekuensi
fi Fi (%) fk
11-20 4 10 221-30 12 30 1631-40 15 37,5 3141-50 9 22,5 40
∑ 40 100
Distribusi Frekuensi Pretest Hasil Belajar Kelas Kelas Kontrol
IntervalFrekuensi
fi Fi (%) fk
20-29 13 32,5 230-39 12 30 2540-49 13 32,5 3850-59 2 5 40
∑ 40 100
Distribusi Frekuensi Posttest Hasil Belajar Kelas Kelas Eksperimen
IntervalFrekuensi
fi Fi (%) fk
51-57 2 5 258-64 2 5 465-71 7 17,5 1172-78 12 30 2379-85 15 37,5 3886-92 2 5 40
∑ 40 100
Distribusi Frekuensi Posttest Hasil Belajar Kelas Kontrol
IntervalFrekuensi
fi Fi (%) fk
36-44 2 5 245-53 2 5 454-62 8 20 1263-71 13 32,5 2572-80 10 25 3581-90 5 12,5 40
∑ 40 100
96
Hasil Uji Prasyarat dan Hipotesis dengan SPSS
Uji Normalitas
8.1 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
8.2 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Homogenitas8.7 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
8.8 Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Hipotesis8.9 Uji t Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
8.12 Uji U Mann Whitney Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
97
Lampiran 9.
Tabel Skor Games dan Turnamen Kelas Eksperimen
Team Pertemuan 1 Pertemuan 2 Turnamen Total SkorA 20 40 40 100B 10 50 50 110C 20 60 50 130D 40 50 60 150E 20 30 40 90F 20 20 30 70G 0 30 50 80
98
Lampiran 10.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 1 (pertama)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang
99
mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi
C. Indikator :
1. Memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh
darah pada manusia
2. Menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta
pembuluh darah pada manusia melalui gambar
2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah melalui skema
3. Siswa dapat membedakan pembuluh vena dan pembuluh arteri
4. Siswa dapat membuat tabel perbedaan pembuluh darah vena dan pembuluh
darah arteri.
E. Materi Pembelajaran :
• Peta konsep peredaran darah
100
• Komponen-komponen darah
• Pembekuan darah
• Organ peredaran darah
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT
101
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : PPT, LKS, Kartu Games
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Proyektor, Papan tulis, Papan Skor.
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (5 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan
• Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,
berdoa dan mengabsen
siswa.
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
• Menjawab salam guru,
berdoa, dan merespon
kehadiran.
• Siswa menyimak
penjelasan guru.
2 menit
Apersepsi
dan
motivasi
• Memberikan apersepsi
bahwa dalam tubuh kita
ada ada sebuah sistem
trasnportasi yang
mengatur jalannya lalu
lintas lengkap dengan
polisinya yang
mengatur keamanan.
Sistem tersebut adalah
sistem peredaran darah.
• Menyampaikan
manfaat mempelajari
materi ini dan
memotivasi
pembelajaran.
• Siswa menanggapi
pernyataan guru.
• Siswa termotivasi
3 menit
Kegiatan Inti (83 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Persiapan
kelas
Menjelaskan komponen-
komponen darah, proses
pembekuan darah, dan
organ peredaran darah,
Siswa menyimak
penjelasan guru
5 menit
102
Pembentukan
tim
• Membentuk kelompok
dan membagikan LKS
kepada tiap-tiap
kelompok.
• Meminta siswa
berdiskusi dengan
kelompoknya masing-
masing
• Mengawasi jalannya
diskusi.
• Meminta siswa
mempersiapkan diri
untuk bermain games.
• Siswa berkumpul
dengan
kelompoknya
masing-masing
• Siswa beserta
kelompoknya
masing-masing
saling berdiskusi dan
mempersiapkan diri
untuk bermain
games.
• Siswa mengerjakan
LKS
37
menit
Permainan
(games)
• Meminta setiap
perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk bermain games.
• Memberikan nomor kartu
soal yang akan dijawab
oleh masing-masing
kelompok.
• Mengecek setiap
jawaban dari setiap
kelompok, apabila
jawaban benar
mendapatkan skor 20,
jawaban salah nol.
• Memberikan kartu soal
bonus, bagi kelompok
yang bisa menjawab
mendapatkan skor.
• Setiap perwakilan
kelompok maju ke
depan kelas dan
bermain games.
• Perwakilan siswa
menjawab pertayaan
sesuai dengan nomor
kartu soal. Apabila
siswa tidak dapat
menjawab soal, soal
tersebut dilempar
pada kelompok lain.
• Perwakilan salah
satu siswa menulis
hasil skor sementara
yang diperoleh
setiap kelompok.
40
menit
Kegiatan Penutup (3 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup
• Permaian selesai, guru
meminta siswa kembali
ke kelompoknya
masing-masing dan
meminta salah satu
siswa menyimpulkan
• Setiap perwakilan
siswa kembali ke
kelompoknya masing-
masing.
• Salah satu siswa
memberikan
3 menit
103
pembelajaran hari ini.
• Menginformasikan
pembelajaran untuk
pertemuan selanjunya.
• Menutup pembelajaran
dengan membaca doa
dan menutup pertemuan
dengan mengucapkan
salam.
kesimpulan tentang
materi yang didapatkan
hari ini.
• Siswa mendengarkan
menyimak apa yang
guru sampaikan.
• Siswa membaca doa
dan menjawab salam.
I. Penilaian
Penilaian kognitif : Skor games dan LKS
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih
NIM.1113016100054
Kartu Games Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen
Kartu soal Jawaban
Sebutkan fungsi darah!
1. Mengangkut sari makanan dan O2 keseluruh tubuh dan
CO2 ke luar tubuh.
2. Mempertahankan tubuh dari infeksi
3. Menjaga stabilitas suhu
4. Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke organ
tertentu
Sebutkan ciri dan fungsi
eritrosit!
Eritrosit, dengan ciri-ciri bentuk bikonkaf tidak berinti,
mengandung Hemoglobin yang berfungsi untuk membawa
O2.
Mengapa eritrosit tidak
mengandung nucleus?
Karena, nukleus yang sudah terbentuk akan hilang
digantikan ruangan yang lebih besar untuk hemoglobin
agar dapat mengikat O2 lebih banyak.
Sebutkan ciri dan fungsi
trombosit!
Trombosit, memiliki ciri berukuran paling kecil, bentuk
tidak beraturan dan tidak berinti, mudah hancur.
Sebutkan fungsi limfosit! Dapat membentuk antibodi dan berperan dalam sistem
kekebalan tubuh.
104
Kartu soal Jawaban
Sebutkan
leukosit yang termasuk ke
dalam granulosit dan
fungsinya!
1. Limfosit, berfungsi membentuk antibodi.
2. Monosit, disebut makrofag, berperan dalam pertahanan
terhadap infeksi yang bersifat kronik, seperti TBC dan
tifus.
Jelaskan proses
pembekuan
darah?
Trombosit pecah, mengaktifkan trombokinase, dengan
bantuan trombokinase dan kalsium maka merubah
protombin menjadi trombin kemudian trombin dengan
bantuan vit. K merubah fibrinogen menjadi benang-benang
fibrin sehingga dapat menghambat pengeluaran darah
dengan mengikat eritrosit dan keping darah.
Sebutkan fungsi limfosit! Dapat membentuk antibodi dan berperan dalam sistem
kekebalan tubuh.
Sebutkan bagian-bagian
jantung manusia beserta
fungsinya!
1. Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen,
darah dari seluruh tubuh
2. Ventrikel kanan berfungsi memompa darah yang dari
atrium kanan ke paru-paru
3. Atrium kiri berfungsi menerima darah dari
paru-paru (kaya akan oksigen)
4. Ventrikel kiri berfungsi mengedarkan darah
ke seluruh tubuh yang berasal dari atrium
Jelaskan struktur dan
fungsi pembuluh arteri!
Arteri (pembuluh nadi), memiliki struktur kecil, kuat,
elastis, struktur terdiri dari endotelium, otot polos,
jarningan elastis, dan jaringan ikat. Berfungsi membawa
darah dari jantung yang kaya O2 untuk dibawa ke seluruh
tubuh.
Jelaskan struktur dan
fungsi pembuluh vena!
Vena (pembuluh balik), bersifat, besar, tidak beraturan,
struktur terdiri dari endotelium, otot polos, jaringan ikat,
dan memiliki sekat diantara pembuluhnya. Berfungsi
membawa siswa pembakaran dan CO2 dari jaringan tubuh
menuju jantung.
Jelaskan struktur dan
fungsi pembuluh kapiler!
Pembuluh kapiler, merupakan pembuluh halus yang
dindingnya terdiri dari selapis sel, berfungsi sebagai
penghubung antara arteri dan vena, menyerap zat makanan
dari usus, menyaring darah yang terdpat pada ginjal,
mengambil zat-zat dari kelenjar, dan tempat pertukaran
antara darah dengan cairan jaringan
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 2 (kedua)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang
106
mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi
C. Indikator :
1. Menjelaskan golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus
2. Menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah
3. Menjelaskan trasnfusi darah manusia
4. Menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan golongan darah golongan darah sistem ABO dan
sistem rhesus melalui percobaan
2. Siswa dapat menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah
3. Siswa dapat menjelaskan trasnfusi darah manusia
4. Siswa dapat menghubungkan golongan darah dan rhesus dengan transfusi
darah melalui tabel
5. Siswa dapat menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi
E. Materi Pembelajaran :
• Golongan darah manusia
Terdapat 4 jenis Golongan Darah yang berdasarkan ada atau tidak
adanya 2 antigen yaitu antigen A dan antigen B pada permukaan membran Sel
Darah Merah. Keempat jenis Golongan Darah tersebut adalah :
Golongan Darah Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)
A Anti-A β
B Anti-B α
AB Anti-AB -
O - α β
Setiap Golongan Darah tersebut kemudian dikelompokkan lagi
berdasarkan Faktor Rhesus (Rh) yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus
Negatif (Rh-) sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya golongan
darah sebenarnya terdiri dari 8 jenis yakni A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+ dan
O-.
107
• Skema transfusi darah
Yang dimaksud dengan Transfusi darah adalah proses penyaluran darah
atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang
lainnya. Dalam Tranfusi darah, seseorang yang menerima darah harus
disesuaikan dengan golongan darah yang didonorkan untuknya. Transfusi
darah yang tidak sesuai akan mengakibatkan reaksi transfusi imunologis
seperti anemia hemolisis, gagal ginjal bahkan kematian.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : PPT, LKS, Kartu Games
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat
perlengkapan uji golongan darah (Reagen serum anti-
A, anti-B, anti-AB, Anti-D, kertas golongan darah,
Blood lancet).
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga.2017.
108
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (7 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan
• Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,
berdoa dan mengabsen
siswa.
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
• Menjawab salam guru,
berdoa, dan merespon
kehadiran.
• Menyimak penjelasan
guru.
2 menit
Apersepsi
dan
motivasi
• Memberikan apersepsi
berupa pertanyaan
“Pentingkah kita
mengetahui golongan
darah masing-masing?
mengapa”
• Menyampaikan manfaat
donor darah dan
memotivasi
pembelajaran.
• Menanggapi pertanyaan
guru.
• Siswa termotivasi
5 menit
Kegiatan Inti (78 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Persiapan
kelas
Menjelaskan golongan
darah manusia, kandungan
dalam golongan darah,
sistem rhesus, proses
aglutinasi dan transfusi
darah
Menyimak penjelasan
guru
10
menit
Team
• Membagikan LKS
golongan darah kepada
tiap-tiap kelompok.
• Menyiapkan praktikum
golongan darah
• Meminta siswa untuk
melakukan langkah-
langkah yang tercantum
dalam LKS, serta
berdiskusi dan
• Siswa berkumpul
dengan kelompoknya
masing-masing
• Siswa melakukan
langkah-langkah dalam
LKS
• Siswa saling berdiskusi
dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan
di LKS.
35
menit
109
menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam LKS.
• Mendampingi jalannya
percobaan dan
mengawasi jalannya
diskusi
• Meminta salah satu
kelompok untuk
mempersentasikan hasil
percobaan dan diskusi
kelompok.
• Meminta siswa
mempersiapkan diri
untuk bermain games.
• Siswa mempersiapkan
diri untuk bermain
games
Permainan
(games)
• Meminta setiap
perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk bermain games.
• Memberikan nomor
kartu soal yang akan
dijawab oleh masing-
masing kelompok.
• Mengecek setiap
jawaban dari setiap
kelompok, apabila
jawaban benar
mendapatkan skor 20,
jawaban salah nol.
• Memberikan kartu soal
bonus, bagi kelompok
yang bisa menjawab
mendapatkan skor.
• Setiap perwakilan
kelompok maju ke
depan kelas dan
bermain games.
• Perwakilan siswa
menjawab pertayaan
sesuai dengan nomor
kartu soal. Apabila
siswa tidak dapat
menjawab soal, soal
tersebut dilempar pada
kelompok lain.
• Perwakilan salah satu
siswa menulis hasil skor
sementara yang
diperoleh setiap
kelompok.
33
menit
Kegiatan Penutup (5 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup
• Permaian selesai, guru
meminta siswa kembali
ke kelompoknya
masing-masing dan
meminta salah satu
• Setiap perwakilan siswa
kembali ke kelompoknya
masing-masing.
• Salah satu siswa
memberikan kesimpulan
5 menit
110
siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
• Menginformasikan
pembelajaran untuk
pertemuan selanjunya.
• Menutup pembelajaran
dengan membaca doa
dan menutup pertemuan
dengan mengucapkan
salam.
tentang materi yang
didapatkan hari ini.
• Siswa mendengarkan
menyimak apa yang guru
sampaikan.
• Siswa membaca doa dan
menjawab salam.
I. Penilaian
Penilaian kognitif : Skor games dan LKS
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih
NIM.1113016100054
Kartu Games
Kartu soal Jawaban
Sebutkan faktor yang menentukan
golongan darah!
Aglutinogen (antigen) dan Aglutinin
(antibodi)
Apa yang dimaksud dengan
aglutinasi?
Proses penggumpalan darah oleh
aglutinogen
Siapa yang bersifat menggumpalkan
dan di gumpalkan?
Aglutinogen menggumpalkan, dan
agglutinin yang digumpalkan.
Mengapa golongan darah O disebut
donor universal?
Karena, Golongan darah O memiliki
aglutinin α dan β, sehingga tidak
menyebabkan aglutinasi pada orang yang
didonorkan.
Mengapa golongan darah AB bersifat
resipien universal?
Karena, Golongan darah AB hanya
memiliki aglutinogen A dan B, sehingga
111
golongan darah AB dapat menerima donor
darah dari golongan darah manapun.
Jelaskan peristiwa peristiwa
eritroblastosis fetalis pada janin!
Anti Rh-D yang ada pada tubuh ibu (Rh-)
masuk kedalam pembuluh darah janin
(Rh+), sehingga menyebabkan sel darah
merah janin hemolisis dan menyebabkan
kematian janin.
Sebutkan kandungan golongan darah
AB!
Aglutinogen A dan B, dan tidak
mempunyai aglutinin
Mengapa transfusi darah dari donor
bergolongan darah A ke resipien
bergolongan darah B menyebabkan
aglutinasi?
Karena, bertemunya aglutinogen b
bertemu dengan aglutinin β
Apakah wanita yang memiliki Rh-
selalu membahayakan janin?
Tidak, berbahaya jika wanita Rh-
menikah dengan laki-laki bergolongan
darah Rh+.
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 3 (ketiga)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang
113
mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi
C. Indikator :
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
2. Menjelaskan mekanisme peredaran darah manusia serta tekanan darah arteri
(sistole dan diastole)
3. Menjelaskan sistem limfa
4. Menganalisis gangguan sistem peredaran darah manusia
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah pulmonalis
dengan sistem peredaran darah sistemik
2. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut
nadi melalui percobaan
3. Siswa dapat menjelaskan pengukuran tekanan darah arteri (sistole dan diastole)
4. Siswa dapat menjelaskan sistem limfa
5. Siswa dapat menganalisis gangguan dan teknologi sistem peredaran darah
manusia
E. Materi Pembelajaran :
Mekanisme peredaran darah manusiaPeredaran pulmonik (ventrikel kanan-arteri pulmonalis-paru-alveolus-kapiler-vena pulmonalis-atrium kiri).
Peredaran sistemik (ventrikel kiri-aorta-arteri-seluruh jaringan tubub-kapiler-vena-vena cava superior/inferior-atrium kanan).
114
Sistole dan Diastole JantungSistol merupakan tekanan darah pada saat bilik jantung berkontraksi
(ruang bilik menguncup). Pada saat otot bilik berkontraksi, darah dari bilik kiri
yang kaya O2 dipompakan ke luar menuju aorta. Darah dari bilik kanan yang
kaya CO2 dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Adapun diastol
merupakan tekanan darah pada saat serambi jantung menguncup dan bilik
jantung mengembang (relaksasi). Pada saat bilik jantung relaksasi, darah dari
vena cava superior dan vena cava inferior yang kaya CO2 masuk ke serambi
kanan, dan darah dari vena pulmonalis yang kaya O2 masuk ke serambi kiri
Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
Secara umum faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung:
Jenis kelamin. Usia. Berat badan. Keadaan emosi atau psikis. Kebiasaan aktifitas sehari-hari. Sikap tubuh saat di ukur denyut nadi nya. Suhu/ temperatur udara di seklilingnya. Konsumsi obat saat di ukur.
Sistem limfa
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa)
berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam
jaringan sekitarnya.
Gangguan dan teknologi sistem peredaran darah manusia
Anemia
Leukimia
Talasemia
Hemofilia
Hipertensi
Hipotensi
Aterosklerosis
Ateriosklerosis
Jantung koroner
Varises
Teknologi sistem peredaran darah manusia
Operasi bypass
Ekokardiograf
Angioplasti
Transplantasi jantung
115
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe TGT
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : LKS, Kartu Turnamen
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat
perlengkapan uji golongan darah (Reagen serum
anti-A, anti-B, anti-AB, Anti-D, kertas golongan
darah, Blood lancet).
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (7 menit)
Tahapanpembelajaran
Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,berdoa dan mengabsensiswa.
Menyampaikan tujuanpembelajaran.
Menjawab salam guru,berdoa, dan meresponkehadiran.
Menyimak penjelasanguru.
2 menit
Apersepsidanmotivasi
Memberikan apersepsiberupa pertanyaan“apakah denyut nadiorang yang sedangistirahat dan olahragasama? mengapa?”
Menyampaikan manfaatdonor darah danmemotivasipembelajaran.
Menanggapi pertanyaanguru.
Siswa termotivasi
5 menit
116
Kegiatan Inti (73 menit)
Tahapanpembelajaran
Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Persiapankelas
Menjelaskan mekanismeperedaran darah manusia,sistem limfa, gangguan danteknologi sistem peredarandarah manusia secarasingkat
Menyimak penjelasanguru
5 menit
Team Membagikan LKS
kepada tiap-tiapkelompok.
Meminta siswa untukmengerjakan apa yangtercantum dalam LKS(praktikum menghitungfrekuensi denyut nadi),serta berdiskusi danmenjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.
Mendampingi jalannyapercobaan danmengawasi jalannyadiskusi
Meminta siswamempersiapkan diriuntuk melaksanakanturnamen
Siswa berkumpuldengan kelompoknyamasing-masing
Siswa mengerjakansemua yang tercantumdalam LKS.
Siswa saling berdiskusidalam menjawabpertanyaan-pertanyaandi LKS.
Siswa mempersiapkandiri untuk bermaingames
25menit
Turnamen(tournament)
Meminta setiapperwakilan kelompokmaju ke depan kelasuntuk melaksanakanturnamen.
Memberikan kartu soalturnamen pada setiapkelompok. Setiap kartusoal memiliki poin yangberbeda.
Setiap perwakilankelompok maju kedepan kelas danmelaksanakanturnamen.
Setiap kelompokmenjalani turnamendengan antusias.
Perwakilan salah satusiswa menulis hasil skoryang diperoleh setiapkelompok.
43menit
117
Penghargaankelompok(Recognisiteam)
Menghitung skor akhirturnamen.
Memberikan hadiahkepada kelompok yangmendapatkan skorterbanyak.
Menyimak hasilpenskoran oleh guru.
Bagi kelompok yangmenjadi juara maju kedepan kelas untukmendapatkan hadiah.
5 menit
Kegiatan Penutup (5 menit)
Tahapanpembelajaran
Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Pemberian penghargaan
selesai, gurumenyimpulkanpembelajaran hari ini.
Menginformasikanpertemuan selanjutnyauntuk posttest.
Menutup pembelajarandengan membaca doadan menutup pertemuandengan mengucapkansalam.
Siswa mendengarkanmenyimak apa yang gurusampaikan.
Siswa membaca doa danmenjawab salam.
5 menit
I. PenilaianPenilaian kognitif : Skor turnamen dan LKS
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia NingsihNIM.1113016100054
118
Kartu Turnamen
Soal Turnamen Jawaban
Sebutkan perbedaan Aterosklerosis danAteriosklerosis!
Aterosklerosis adalah proses pengerasanpembuluh darah yang ditandai denganpenimbunan plak ateroma pada dindingbagian dalam pembuluh darah sedangkanAteriosklerosis adalah penurunanelastisitas pembuluh darah atau kekakuanpembuluh darah yang disebabkan olehhilangnya elastisitas otot-otot arteri.
Jelaskan penyakit Talasemia!
Talasemia merupakan penyakit keturunanberupa sel darah merah berbentuk tidaknormal, cepat rusak, kekurangan O2,berumur pendek.
Jelaskan proses sistol dan diastole jantung!
Sistol adalah fase dalam siklus jantungketika kontraksi ventrikel untukmemompa darah ke dalam arteri. Diastoladalah fase rileks dari siklus jantungketika seluruh jantung santai dan darahmengalir ke bilik atas jantung.
Sebutkan minimal 3 teknologi dalam sistemperedaran darah manusia!
Angiplasti, Operasi bypass, Terapi gen,Ekokardiograf, Pacemaker, Transplantasijantung.
Jelaskan proses peredaran darah pulmonalis(peredaran darah kecil)!
Ventrikel dekster –> Arteri Pulmonaris –> Kapiler Alveolus –> Vena Pulmonaris–> Atrium sinister.
Seorang dokter mengalami pengaduan daripasiennya bahwa mereka sering merasa
pusing, dan setelah menjalani pemeriksaanpasien tersebut memiliki jumlah eritrosit 3,2
juta/mm3. Apa penyakit pasien tersebut?
Anemia
Siapa yang bertugas membawa darah kaya O2
ke jantung?Vena pulmonalis
Perbedaan golongan darah ibu dan darah bayiyang dikandung seharusnya menyebabkan
penggumpalan pada darah dari masing masingindividu ketika berada didalam plasenta. Akan
tetapi hal tersebut tidak terjadi.
Karena darah yang masuk (darah bayi)tidak membawa antigen
Sebutkan kondisi jantung jika terjadi prosesdiastol!
serambi menguncup dan bilikmengembang, darah mengalir dari serambike bilik
Sebutkan jenis leukosit yang diserang olehvirus HIV!
Limfosit
119
Seseorang yang tinggal di dataran tinggimemiliki jumlah eritrosit yang lebih banyakdibandingkan dengan orang yang tinggal di
dataran rendah. Mengapa? Jelaskan!
Karena di daratan tinggimengandung kadar udara O2 lebihrendah daripada di daerah dataran rendah.sehingga eritrosit menjadi lebih meningkatproduksinya sehingga jumlah eritrositmenjadi lebih banyak.
Teknik apa yang digunakan untuk membukasumbatan timbunan lemak dalam pembuluhdarah menggunakan kateter yang dilengkapi
dengan balon?
Teknik Angioplasti
Mengapa ibu yang memiliki Rh- lebihberesiko mempunyai anak kedua jika dia
menikah dengan dengan suami yang memilikiRh+?
Karena pada kehamilan kedua, antibodiRh-D ibu meningkat, akibatnya janin yangdikandungnya akan mengalamieritroblastosis fetalis.
Jelaskan gangguan sistem peredaran darahhemofilia!
Hemofilia adalah jenis penyakit keturunanyang mengakibatkan trombosit darahsukar membeku akibat kelainan genetik.
120
Lampiran 11.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 1 (pertama)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi
dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme
peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
121
C. Indikator :
1. Memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh darah pada
manusia
2. Menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat memahami komponen, struktur, dan fungsi darah, jantung serta pembuluh
darah pada manusia melalui gambar
2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah melalui skema
3. Siswa dapat membedakan pembuluh vena dan pembuluh arteri
4. Siswa dapat membuat tabel perbedaan pembuluh darah vena dan pembuluh darah
arteri.
E. Materi Pembelajaran :
• Peta konsep peredaran darah
122
• Komponen-komponen darah
• Pembekuan darah
• Organ peredaran darah
F. Model dan Metode Pembelajaran
a. Metode Pembelajaran : Saintifik dan diskusi kelompok.
123
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Power Point, LKS.
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Proyektor, Papan tulis, Papan Skor.
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan
• Mempersiapkan belajar siswa
dengan salam, berdoa dan
mengabsen siswa.
• Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
• Menjawab salam
guru, berdoa, dan
merespon kehadiran.
• Siswa menyimak
penjelasan guru.
5 menit
Apersepsi
dan
motivasi
• Memberikan apersepsi bahwa
dalam tubuh kita ada ada sebuah
sistem trasnportasi yang
mengatur jalannya lalu lintas
lengkap dengan polisinya yang
mengatur keamanan. Sistem
tersebut adalah sistem peredaran
darah.
• Guru menyampaikan manfaat
mempelajari materi ini dan
memotivasi pembelajaran.
• Siswa menanggapi
pernyataan guru.
• Siswa termotivasi
5 menit
Kegiatan Inti (70 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Mengamati
Guru meminta siswa secara
berkelompok mengamati
gambar komponen-komponen
darah yang terdapat pada LKS
Siswa mengamati
gambar komponen-
komponen darah yang
terdapat pada LKS
10 menit
Menanya
Guru menanya pada siswa
apakah setiap komponen darah
memiliki ciri dan fungsi yang
sama?
Siswa menanggapi
pertanyaan guru dengan
memperhatikan LKS
yang sedang dikerjakan
10 menit
124
Mengumpulkan data
Guru meminta siswa agar
melengkapi LKS dengan
seksama bersama
kelompoknya masing-masing
Siswa secara
berkelompok saling
berdiskusi dan
melengkapi LKS
masing-masing
20 menit
Mengasosiasi
Guru meminta setiap
kelompok untuk memeriksa
LKS yang sudah mereka isi
dengan teori yang ada dibuku
paket atau internet
Siswa memeriksa LKS
yang sudah dikerjakan
dan
mengasosiasikannya
dengan sumber yang
ada.
20 menit
Mengkomunikasikan
Guru meminta salah satu
perwakilan siswa untuk maju
kedepan menjelaskan apa yang
sudah mereka dapatkan dari
pembelajaran hari ini.
Salah satu siswa maju
kdepan menjelaskan
apa yang sudah mereka
catat dan pelajari hari
ini.
10 menit
Kegiatan Penutup (10 menit)
Tahapan
pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup
• Menginformasikan pembelajaran
untuk pertemuan selanjunya.
• Menutup pembelajaran dengan
membaca doa dan menutup
pertemuan dengan mengucapkan
salam.
• Siswa
mendengarkan
menyimak apa yang
guru sampaikan.
• Siswa membaca
doa dan menjawab
salam.
10 menit
I. Penilaian
Penilaian kognitif : LKS
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia Ningsih
NIM.1113016100054
125
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 2 (kedua)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi
dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme
peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
126
C. Indikator :
1. Menjelaskan golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus
2. Menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah
3. Menjelaskan trasnfusi darah manusia
4. Menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan golongan darah golongan darah sistem ABO dan sistem rhesus
melalui percobaan
2. Siswa dapat menjelaskan aglutinogen dan aglutinin dalam darah
3. Siswa dapat menjelaskan trasnfusi darah manusia
4. Siswa dapat menghubungkan golongan darah dan rhesus dengan transfusi darah melalui
tabel
5. Siswa dapat menganalisis peristiwa eritroblastosis pada bayi
E. Materi Pembelajaran :
Golongan darah manusia
Terdapat 4 jenis Golongan Darah yang berdasarkan ada atau tidak adanya 2
antigen yaitu antigen A dan antigen B pada permukaan membran Sel Darah Merah.
Keempat jenis Golongan Darah tersebut adalah :
Golongan Darah Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)
A Anti-A β
B Anti-B α
AB Anti-AB -
O - α β
Setiap Golongan Darah tersebut kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan
Faktor Rhesus (Rh) yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-) sehingga
dapat dikatakan bahwa pada dasarnya golongan darah sebenarnya terdiri dari 8 jenis
yakni A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+ dan O-.
Skema transfusi darah
Yang dimaksud dengan Transfusi darah adalah proses penyaluran darah atau
produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang lainnya. Dalam
Tranfusi darah, seseorang yang menerima darah harus disesuaikan dengan golongan
127
darah yang didonorkan untuknya. Transfusi darah yang tidak sesuai akan
mengakibatkan reaksi transfusi imunologis seperti anemia hemolisis, gagal ginjal
bahkan kematian.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Saintifik dan diskusi kelompok.
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : LKS
2. Alat/Bahan : Alat tulis, Papan tulis, Papan Skor, seperangkat perlengkapan
uji golongan darah (Reagen serum anti-A, anti-B, anti-AB,
Anti-D, kertas golongan darah, Blood lancet).
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta:
Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapanpembelajaran
Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,berdoa dan mengabsensiswa.
Menyampaikan tujuanpembelajaran.
Menjawab salam guru,berdoa, dan meresponkehadiran.
Menyimak penjelasanguru.
5 menit
128
Apersepsidanmotivasi
Memberikan apersepsiberupa pertanyaan“mengapa transfusidarah diperlukan?”
Menyampaikan manfaatdonor darah danmemotivasipembelajaran.
Menanggapi pertanyaanguru.
Siswa termotivasi
5 menit
Kegiatan Inti (70 menit)Tahapan
pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi
waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
MengamatiGuru meminta mengamaticontoh tabel hasil uji golongandarah pada powerpoint
Siswa mengamatisecara seksama 5 menit
Menanya
Guru menanya pada siswaapakah setiap orang memilikigolongan darah yang sama?
Siswa menanggapipertanyaan gurudengan jawaban yangbervariasi
5 menit
Mengumpulkan data
Guru meminta perwakilankelompok melakukanpercobaan uji golongan darah
Perwakilan kelompoksecara bergantianmelakukan percobaanuji golongan darah
25 menit
Mengasosiasi
Guru meminta setiapkelompok untuk melengkapiLKS yang sudah disediakandengan teori yang ada dibukupaket atau internet
Siswa melengkapiLKS danmengasosiasikan isiLKS dengan teoriyang ada dibukupaket atau internet
25 menit
Mengkomunikasikan
Guru meminta salah satuperwakilan siswa untuk majukedepan menjelaskan apa yangsudah mereka dapatkan daripembelajaran hari ini.
Salah satu siswa majukdepan menjelaskanapa yang sudahmereka catat danpelajari hari ini.
5 menit
Kegiatan Penutup (10 menit)Tahapan
pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi
waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Menginformasikan
pembelajaran untukpertemuan selanjunya.
Setiap perwakilan siswakembali ke kelompoknyamasing-masing.
129
Menutup pembelajarandengan membaca doadan menutup pertemuandengan mengucapkansalam.
Salah satu siswamemberikan kesimpulantentang materi yangdidapatkan hari ini.
Siswa mendengarkanmenyimak apa yang gurusampaikan.
Siswa membaca doa danmenjawab salam.
10menit
I. PenilaianPenilaian kognitif : LKS Golongan darah
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia NingsihNIM.1113016100054
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Depok
Kelas/Semester : XI IPA/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 2 jam pelajaran)
Pertemuan : 3 (ketiga)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi
dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme
peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
131
C. Indikator :
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
2. Menjelaskan mekanisme peredaran darah manusia serta tekanan darah arteri (sistole
dan diastole)
3. Menjelaskan sistem limfa
4. Menganalisis gangguan sistem peredaran darah manusia
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah pulmonalis dengan sistem
peredaran darah sistemik
2. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
melalui percobaan
3. Siswa dapat menjelaskan pengukuran tekanan darah arteri (sistole dan diastole)
4. Siswa dapat menjelaskan sistem limfa
5. Siswa dapat menganalisis gangguan dan teknologi sistem peredaran darah manusia
E. Materi Pembelajaran :
Mekanisme peredaran darah manusia
Peredaran pulmonik (ventrikel kanan-arteri pulmonalis-paru-alveolus-kapiler-vena
pulmonalis-atrium kiri).
Peredaran sistemik (ventrikel kiri-aorta-arteri-seluruh jaringan tubub-kapiler-vena-
vena cava superior/inferior-atrium kanan).
132
Sistole dan Diastole JantungSistol merupakan tekanan darah pada saat bilik jantung berkontraksi (ruang
bilik menguncup). Pada saat otot bilik berkontraksi, darah dari bilik kiri yang kaya O2
dipompakan ke luar menuju aorta. Darah dari bilik kanan yang kaya CO2 dipompakan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Adapun diastol merupakan tekanan darah pada
saat serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang (relaksasi). Pada saat
bilik jantung relaksasi, darah dari vena cava superior dan vena cava inferior yang kaya
CO2 masuk ke serambi kanan, dan darah dari vena pulmonalis yang kaya O2 masuk ke
serambi kiri
Faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi
Secara umum faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung:
Jenis kelamin.
Usia.
Berat badan.
Keadaan emosi atau psikis.
Kebiasaan aktifitas sehari-hari.
Sikap tubuh saat di ukur denyut nadi nya.
Suhu/ temperatur udara di seklilingnya.
Konsumsi obat saat di ukur.
Sistem limfa
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah
yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Gangguan dan teknologi sistem peredaran darah manusia
Anemia
Leukimia
Talasemia
Hemofilia
Hipertensi
Hipotensi
Aterosklerosis
Ateriosklerosis
Jantung koroner
Varises
133
Teknologi sistem peredaran darah manusia
Operasi bypass
Ekokardiograf
Angioplasti
Transplantasi jantung
F. Model dan Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Saintifik dan diskusi kelompok.
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : LKS
2. Alat/Bahan : Alat tulis
3. Sumber Belajar : Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA
Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam. Jakarta: Erlangga.2017.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapanpembelajaran
Kegiatan Pembelajaran AlokasiwaktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Pendahuluan Mempersiapkan belajar
siswa dengan salam,berdoa dan mengabsensiswa.
Menyampaikan tujuanpembelajaran.
Menjawab salam guru,berdoa, dan meresponkehadiran.
Menyimak penjelasanguru.
5 menit
Apersepsidanmotivasi
Memberikan apersepsiberupa pertanyaan“apakah berbeda denyutnadi orang yang sedangistirahat dan olahraga?mengapa?”
Memotivasipembelajaran.
Menanggapi pertanyaanguru.
Siswa termotivasi
5 menit
134
Kegiatan Inti (70 menit)Tahapan
pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi
waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Mengamati
Guru meminta siswasecara berkelompokmelakukan percobaanmenghitung denyut nadi
Siswa melakukanpraktikum denganseksama
5 menit
Menanya
Guru menanya padasiswa apakah setiaporang denyut nadinyasama dalam setiapaktivitas?
Siswa menanggapipertanyaan gurudengan denganberbagai pendapat
10 menit
Mengumpulkan data
Guru meminta siswaagar melengkapi LKSdengan seksamabersama kelompoknyamasing-masing
Siswa secaraberkelompok salingberdiskusi danmelengkapi LKSmasing-masing
25 menit
Mengasosiasi
Guru meminta setiapkelompok untukmemeriksa LKS yangsudah mereka isi denganteori yang ada dibukupaket atau internet
Siswa memeriksaLKS yang sudahdikerjakan danmengasosiasikannyadengan sumber yangada.
20 menit
Mengkomunikasikan
Guru meminta salah satuperwakilan siswa untukmaju kedepanmenjelaskan apa yangsudah mereka dapatkandari pembelajaran hariini.
Salah satu siswamaju kdepanmenjelaskan apayang sudah merekacatat dan pelajarihari ini.
10 menit
Kegiatan Penutup (10 menit)Tahapan
pembelajaranKegiatan Pembelajaran Alokasi
waktuAktivitas Guru Aktivitas Siswa
Penutup Menginformasikan
pertemuan selanjutnyauntuk posttest.
Menutup pembelajarandengan membaca doa dansalam.
Siswa mendengarkanmenyimak apa yang gurusampaikan.
Siswa membaca doa danmenjawab salam.
10menit
135
I. PenilaianPenilaian kognitif : LKS
Depok, November 2017
Guru Mata Pelajaran Biologi Praktikan
Abdul Malik, M.Pd Euis Kurnia NingsihNIM.1113016100054
136
Lanpiran 12.Lembar Kerja Siswa
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
Lampiran 13.
Lembar Observasi Guru dan Siswa kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
161
Lampiran 14.
Lampiran Uji Referensi
162
163
164
165
166
Lampiran 15.
Lembar Bimbingan Skripsi
167
Lampiran 16.
Surat Permohonan Izin Penelitian
168
Lampiran 17.
Surat Keterangan Sekolah