PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filekelas V semester II tahun ajaran 2012/2013....
Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filekelas V semester II tahun ajaran 2012/2013....
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KARANGAN
NARASI PADA SISWA KELAS V
DI MIN 6 JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Pendidikan
oleh :
Peppy Nindy Ully Artha
NIM 109018300033
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MI/SD
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahiim
Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul ‘Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Pada Siswa Kelas
V Di MIN 6 Gandaria Jagakarsa Jakarta Selatan’.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak selalu berjalan lancar, banyak kesulitan dan
hambatan yang dihadapi. Kesulitan dan hambatan tersebut terkadang
menimbulkan perasaan jenuh, namun dengan dukungan, bantuan, dan bimbingan
dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Fauzan, MA. Ketua Jurusan KI/PGMI
2. Nurlena Rifa’i, Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
3. Rosida Erowati, M. Hum. Selaku dosen pembimbing I yang selalu
mengoreksi, mengarahkan, memotivasi, membimbing serta memberikan
nasihat selama penulisan skripsi ini.
4. Nafia Wafiqni, M.Pd. Selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar
membimbing, mengarahkan, memotivasi dan memberikan nasihat selama
penulisan skripsi ini.
5. Ibu Kholidah, S.Pd.I. Selaku Kepala Sekolah MIN 6 Gandaria Jagakarsa yang
telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolahnya.
6. Muhamim, S.Ag. Wali kelas VB MIN 6 Gandaria Jagakarsa Jakarta Selatan
yang telah memberikan izin penelitian di kelasnya dan memberikan arahan
selama proses penelitian.
ii
7. Cacan, S.Pd.I. Wali kelas VA MIN 6 Gandaria Jagakarsa Jakarta Selatan yang
telah memberikan izin penelitian di kelasnya dan memberikan arahan selama
proses penelitian.
8. Yang tercinta kedua orang tua yang selalu memotivasi (Bapak Endang
Suprichady dan Ibu Sholikhah)
9. Saudara-saudara yang selalu memberikan saya semangat (Pakde Syamsodik &
Bude Tini, Om Syamsudin & Tante Iva, Om Syamsul dan Tante Fida) beserta
seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu
10. Agus Dwi Wandono, yang selalu sabar menyemangati, mengarahkan,
menemani dan memberikan nasehat.
11. Rekan-rekan Mahasiswa PGMI 2009 seperjuangan yang telah banyak
memberikan dukungan kepada penulis dan masukan-masukan serta yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya
sebutkan satu-persatu, terima kasih banyak atas semuanya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan di dalam penulisan
skripsi ini yang perlu diperbaiki, maka kritik dan saran sangat diharapkan dalam
upaya penyempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan dan penyusunan Skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Februari 2014
Peppy Nindy Ully Artha
iii
ABSTRAK
Peppy Nindy Ully Artha (NIM : 109018300033). PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V DI MIN 6 GANDARIA
JAGAKARSA JAKARTA SELATAN. Skripsi. Jakarta : Program Studi
Kependidikan Islam. Jurusan SI Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negri Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan membaca karangan
narasi. Penelitian ini dilaksanakan di MIN 6 Gandaria Jagakarsa, Jakarta Selatan,
kelas V semester II tahun ajaran 2012/2013.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sampel
penelitian ini meliputi 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol.
Instrumen penelitian berupa tes obyektif sebanyak 17 soal dengan 4 pilihan.
Validitas tes dihitung dengan menggunakan rumus korelasi biseral. Koefisien
reliabilitas tes = 0,774 ini dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-
Richardson). Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu
dengan uji-t, pada taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 58.
Uji normalitas hasil tes menggunakan chi-kuadrat. Pada kelompok eksperimen
= 2,56, pada α = 0,05 dan dk = 4 adalah 9,488. Pada kelompok
kontrol = 3,7, pada α = 0,05 dan dk = 4 adalah 9,488. Pada kedua
kelompok berdistribusi normal. Uji homogenitas hasil tes menggunakan uji
Fisher. Diperoleh = 1,28; = 1,85 pada α = 0,05 dengan dk pembilang
= 29 dan dk penyebut = 29. Ternyata = 1,28< 1,85 = maka
disimpulkan data hasil tes kedua kelompok bervariasi sama. Uji analisis data
dengan menggunakan uji-t diperoleh = 2,082 > = 2,002, maka H1
yang menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap kemampuan membaca karangan narasi siswa diterima. Hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
STAD terhadap peningkatan kemampuan membaca karangan narasi siswa.
iv
ABSTRACT
Peppy Nindy Ully Artha (NIM : 109018300033). THE INFLUENCE OF
COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION) THE ABILITY TO READ A NARRATIVE ESSAY IN CLASS V IN MIN
6 GANDARIA JAGAKARSA SOUTH JAKARTA. Skripsi of Islamic Education at
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training of State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta.
This study intend to determine whether there is any effect of STAD cooperative
learning model to literary narrative essay. This research was conducted in MIN 6
Gandaria Jagakarsa, South Jakarta, class V in the semester of the school year
2012/2013.
The method used in this study is quasi-experimental. The study sample includes
30 students in experiment class and 30 students in the control class. The research
instrument is an objective test as many as 17 questions with 4 choices. The
validity of the test is calculated using the correlation formula biseral. Test
reliability coefficient = 0.774 is calculated using the formula KR 20 (Kuder-
Richardson). Data analysis techniques are used to test the hypothesis that the t-
test, the significance level = 0.05 and degrees of freedom (df) = 58.
Normality test results using the chi-squared test. In the experimental group
= 2.56, at α = 0.05 and df = 4 is 9.488. In the control group
= 3.7, at α = 0.05 and df = 4 is 9.488 normally distributed in both
groups. Homogeneity test results of tests using Fisher's exact test. The data are
resulted = 1,28; = 1.85 at α = 0.05 with numerator df = 29 and
denominator df = 29 it turns out = 1,28 < 1,85 = , then it can be
concluded both groups equally varied. Test data analysis using t-test is obtained
= 2,082 > = 2,002, then which states there are significant STAD
cooperative learning model on students' ability to read narrative essay received.
The results of this study concluded that there are significant STAD cooperative
learning model on students' ability improvement to read narrative essay.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Model Pembelajaran.............................................................. 7
2. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 10
3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ........................ 17
4. Membaca ................................................................................ 19
5. Karangan Narasi ...................................................................... 29
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................. 34
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 36
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 38
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 38
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 40
vi
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 41
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah .............................................................................. 44
B. Deskripsi Data ............................................................................. 50
C. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................... 57
D. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 60
E. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 65
B. Implikasi ...................................................................................... 66
C. Saran ........................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
vii
DAFTAR TABEL
4.1 Persebaran Siswa MIN 6 Jagakarsa ..................................................... 45
4.2 Daftar Guru MIN 6 Jagakarsa .............................................................. 45
4.3 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler MIN 6 Jagakarsa .............................. 47
4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 6 Jagakarsa ................................ 49
4.5 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Membaca Karangan
Narasi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol........................ 51
4.6 Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Kemampuan Membaca
Karangan Narasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol......................... 54
4.7 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kemampuan
Membaca Karangan Narasi Kelompok Eksperimen............................ 54
4.8 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kemampuan
Membaca Karangan Narasi Kelompok Kontrol.................................. 56
4.9 Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Kemampuan Membaca
Karangan Narasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol........................ 58
4.10 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kemampuan Membaca
Karangan Narasi Kelompok Eksperimen........................................... 58
4.11 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kemampuan
Membaca Karangan Narasi Kelompok Kontrol.................................. 59
4.12 Hasil Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol ................. 60
4.13 Hasil Uji Hipotesis Dengan Uji t ........................................................ 62
viii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 37
ix
DAFTAR GRAFIK
4.1 Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol.......... 53
4.2 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen............. 53
4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kemampuan Membaca Karangan
Kelompok Eksperimen.......................................................................... 55
4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kemampuan Membaca Karangan
Narasi Kelompok Kontrol .................................................................... 56
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kemapuan Membaca Karangan
Narasi Kelompok Eksperimen.............................................................. 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting di
dalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan, karena Bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional kita. Seseorang dikatakan mampu berbahasa
Indonesia apabila mampu menggunakan bahasa tersebut dengan baik.
Pengukuran kemampuan berbahasa dapat dilihat dari kemampuan seseorang
menggunakan bahasa yang baik secara lisan maupun tulisan.
Pendidikan Bahasa Indonesia sebaiknya difokuskan pada empat
keterampilan berbahasa. Dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup
empat segi yaitu keterampilan menyimak (listening skills), berbicara (speaking
skills), membaca (reading skills) dan menulis (writing skills). Setiap
keterampilan erat sekali berhubungan dengan proses–proses yang mendasari
bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pemikirannya.
Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, peneliti hanya
memfokuskan pada satu aspek yaitu keterampilan membaca. Membaca
merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh setiap orang, tidak
hanya untuk meraih keberhasilan bersekolah melainkan sepanjang hayatnya.
Membaca perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak baik sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan, masyarakat, orang tua dan pemerintah.
Membaca mempunyai manfaat yang penting dalam kehidupan manusia,
karena dengan membaca dapat memperluas wawasan dan pengetahuan
seseorang. Membaca perlu diterapkan saat anak masih sedini mungkin, ketika
anak memasuki lembaga pendidikan formal.
Oleh sebab itu, kemampuan membaca anak sejak dini akan menolong
perkembangan membaca siswa. Dengan membaca siswa diharapkan akan
memperoleh berbagai informasi yang belum pernah didapatkan. Siswa harus
2
membiasakan membaca karena diri sendiri bukan atas dasar paksaan dari
pihak lain. Semakin banyak membaca semakin banyak informasi yang akan
diperoleh.
Kemampuan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa, yang
harus dikuasai agar mereka dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran.
Kemampuan membaca sangat penting bagi siswa karena banyak kegiatan
belajar adalah membaca. Berbagai mata pelajaran dapat dikuasai apabila siswa
terbiasa membaca. Para guru MI/SD bertanggung jawab untuk memberikan
kemampuan membaca yang memadai kepada para siswa. Sebagai tujuan untuk
meneruskan pelajaran ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk itu, mereka harus
dibekali kemampuan membaca karena kemampuan membaca di MI/SD masih
rendah.
Selain itu, faktor penyebab rendahnya minat baca dan keterampilan
membaca siswa adalah terletak pada model, metode, strategi, atau teknik yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Pada umumnya model pembelajaran
yang digunakan oleh guru di kelas adalah pembelajaran konvensional yang
diaplikasikan dalam bentuk metode ceramah. Teknisnya yaitu, guru berada di
depan kelas menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa mendengarkan,
menyimak, dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Terkadang
kegiatannya diselingi dengan pertanyaan, diskusi, dan diselingi dengan
kegiatan latihan. Pada pembelajaran seperti ini suasana kelas cenderung
teacher centered sehingga siswa menjadi pasif dan merasa cepat bosan dalam
proses pembelajaran. Suasana kelas pun menjadi tidak kondusif, karena siswa
yang merasa bosan dalam proses pembelajaran sering kali tidak
memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan siswa sulit untuk memahami suatu
bacaan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini juga dapat berdampak
kepada keterampilan berbahasa siswa. Hal ini tidak berarti bahwa metode
ceramah tidak baik, akan tetapi pada suatu saat siswa akan merasa bosan
apabila hanya duduk, diam, dan mendengarkan. Padahal banyak sekali model-
model pembelajaran menarik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran mata
3
pelajaran bahasa Indonesia. Model-model pembelajaran yang menarik dapat
meningkatkan minat siswa untuk belajar. Sehingga keterampilan berbahasa
juga dapat dikuasai siswa dengan baik, khususnya keterampilan membaca.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
mengajar adalah model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning).
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif
dapat digunakan secara efektif pada semua tingkat kelas dan semua mata
pelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif, interaksi yang terjadi di dalam
kelompok dapat melatih siswa untuk menerima dan menghargai pendapat dari
teman.
Dalam pembelajaran kooperatif, ada banyak pembelajaran cooperative
learning, di antaranya adalah tipe STAD, jigsaw, investigasi kelompok, TPS,
NHT, CIRC, dan sebagainya. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang
dapat digunakan dalam mengajarkan pembelajaran membaca adalah tipe
Student Team Achievement Division (STAD). Pembelajaran STAD adalah
variasi pembelajaran kooperatif yang sangat mudah diadaptasi oleh siswa,
model pembelajaran ini memacu siswa agar saling mendorong teman
sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma
bahwa belajar itu penting, berharga, menyenangkan dan membantu satu sama
lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.
Dalam pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat menggunakan model pembelajaran STAD, dimana guru memberikan
sebuah cerita yang berbentuk karangan narasi atau cerita rakyat. Tujuan utama
menggunakan pendekatan tipe STAD dalam pembelajaran membaca adalah
membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan
meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah. Pembelajaran STAD
diharapkan dapat meningkatkan cara siswa berfikir kritis, kreatif dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi sesama teman.
4
Dalam pembelajaran membaca terdapat banyak materi kegiatan
membaca di antaranya membaca pidato, membaca pemahaman, membaca
karangan narasi, membaca puisi, dan sebagainya. Tetapi peneliti hanya
memfokuskan pada membaca karangan narasi. Membaca karangan narasi
bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi kepada orang lain
atau para pembaca. Narasi dapat menambah ilmu pengetahuan melalui jalan
cerita, bagaimana suatu peristiwa itu berlangsung. Narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Guru dapat memberi contoh
bentuk karangan narasi dari novel atau cerita yang membuat menarik siswa
membaca, sehingga siswa menjadi mengerti tentang karangan narasi. Dengan
menggunakan pembelajaran STAD siswa dapat meningkatkan kemampuan
membaca atau saling membaca, memahami ide pokok dan menuliskan
kembali isi cerita.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD (Student Team Achievement Division) terhadap kemampuan
membaca karangan narasi siswa kelas V MIN 6 Gandaria, Jakarta
Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dapat
diuraikan menjadi beberapa pernyataan berikut :
1. Minat baca siswa rendah.
2. Kemampuan membaca karangan narasi siswa dalam proses
pembelajaran masih rendah.
3. Siswa harus lebih banyak dihadapkan dengan berbagai ragam bacaan.
4. Guru masih belum dapat menggunakan model pembelajaran dengan baik
dan kurang bervariasi dalam proses mengajar.
5. Kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu wacana atau cerita.
5
6. Kurangnya perhatian guru terhadap keterampilan membaca siswa.
7. Kurangnya penerapan strategi-strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan membaca siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan indentifikasi masalah di atas,
maka penelitian ini dibatasi pada masalah:
1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu wacana atau cerita.
2. Kurangnya penerapan strategi-strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan membaca siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah terdapat pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement di terhadap
kemampuan membaca karangan narasi pada siswa kelas V di MIN 6
Jagakarsa Tahun Ajaran 2012/2013?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement di
terhadap kemampuan membaca karangan narasi pada siswa kelas V di MIN 6
Jagakarsa Tahun Ajaran 2012/2013?
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat
penelitian secara teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dalam penelitian bidang pendidikan, sehingga mampu
memperbaiki dan melengkapi pelaksanaan keterampilan pembelajaran.
6
2. Manfaat Praktis
a) Bagi guru, hasil penelitian dapat dijadikan bahan untuk melakukan
PBM lebih maksimal.
b) Bagi siswa, hasil penelitian dapat menjadikan siswa lebih
bersemangat dalam belajar.
c) Bagi peneliti lain, hasil penelitian diharapkan penelitian ini dapat
memberikan sumbangan bahan acuan untuk meningkatkan
kemampuan berbicara dan kemampuan menulis yang selama ini
dirasakan masih kurang, serta dapat mendorong peneliti lain dalam
bidang pendidikan untuk mengadakan studi perbandingan dengan
variasi lain yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa sebagai
kelanjutan.
d) Bagi sekolah, hasil penelitian dapat memberikan sumbangan baik
pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya dan
sekolah pada umumnya.
e) Bagi Lembaga Pendidikan, sebagai masukan berharga dan bahan
kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas
penyelengaraan pembelajaran di sekolah dasar.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Model Pembelajaran
a. Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.1 Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, dan pengelolaan
kelas.2 Joyce dan Weil menyatakan bahwa model mengajar merupakan
model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu siswa
untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan,
cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri.3
Arends menyeleksi enam macam model pengajaran yang sering
dan praktis digunakan guru dalam mengajar, masing-masing adalah:
presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran
kooperatif , pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas.4
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, model pembelajaran
dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi
perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan Joyce dan Weil bahwa setiap model yang
akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang
dipakai dalam pembelajaran tersebut.
1 Dr. Rusman, M.Pd, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 132
2 Ibid, h.133
3 Ibid, h.134
4 Ibid, h.133
8
Model-model pembelajaran terdapat bermacam-macam
diantaranya yaitu model pembelajaran kontruktivisme, model
pembelajaran CTL (ontextual teaching and learning), model
pembelajaran kooperatif (coorporation learning), model pembelajaran
berbasis PAIKEM, model pebelajaran inkuiri, dll.5
b. Tujuan Model Pembelajaran
Mills dalam Suprijono mengatakan bahwa model adalah bentuk
representasi akurat sebagai suatu proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model itu.6
Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan
pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya
buku-buku, film, kurikulum dan lain-lain.7
Adapun Soekamto dalam Trianto mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah:
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.8
Dari pengertian model pembelajaran tersebut, maka penulis
menyimpulkan model pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu
desain, pola atau rancangan yang digunakan untuk pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Hal itu dilakukan untuk
menciptakan suasana yang menunjang agar siswa merasa bebas untuk
5 Drs. Mamad Kasmad, S.Pd., M.Pd dan Dr. Suko Pratomo, M.Pd, Model-Model Pembelajaran
Berbasis PAIKEM, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012), h. 14. 6 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2009), h. 45 7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 57
8 Ibid. h. 59
9
merespon secara alami dan teratur. Sehingga tujuan belajar tercapai
dengan baik.
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil
pembelajaran. Dalam penerapannya model pembelajaran harus
dilakukan dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model
pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan tekanan utama yang
berbeda. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
c. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:9
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli
tertentu.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar
mengajar dikelas.
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan
langkah-langkah pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip
reaksi; (3) system sosial dan (4) system pendukung. Keempat
bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan
melaksanakan suatu model pembelajaan
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
Dampak tersebut meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil
belajar yang dapat diukur; (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar
jangka panjang.
6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan
pedoman model pembelajaran yang dipilihnya
9 Dr. Rusman, M.Pd, Op.Cit, h. 136.
10
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Istilah pendekatan secara harfiah dalam kamus bahasa Indonesia
diartikan sebagai “proses, perbuatan, cara mendekati”. Pendekatan
adalah cara umum seorang guru memandang persoalan atau obyek
sehingga diperoleh kesan tertentu.10
Pendekatan merupakan titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau
bergantung dari pendekatan tertentu. Menurut Roy Killen (1998), ada
dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pembelajaran yang
berpusat pada guru, dan pendekatan yang berpusat pada siswa.11
Pendekatan kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama
di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain
dalam belajar.12
Pembelajraan kooperatif menurut Johnson & Johnson
dalam Zulfiani, dkk adalah cara belajar yang menggunakan kelompok
kecil sehingga siswa bekerja dan belajar satu sama lain. Untuk
mencapai tujuan kelompok di dalam belajar kooperatif siswa
berdiskusi dan saling membantu serta mengajak satu sama lain untuk
memahami isi materi pelajaran. Menurut Slavin dalam Zulfiani, dkk,
pembelajatan kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa
belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami
suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban
teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar
tertinggi.
10
Dra. Eveline Siregar, M.Pd & Hartini Nara, M.Si, Teori Belajar dan Pembbelajaran, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010), h. 75 11
Prof. Dr. Suyono, M.Pd. & Drs. Hariyanto, M.S, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA,2011), h. 90. 12
Dra. Eveline Siregar, M.Pd & Hartini Nara, M.Si, op. cit., h. 76.
11
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang
baik di dalam kelompok kecil dengan siswa yang memiliki tingkat
keahlian berbeda, menggunakan ragam aktivitas untuk meningkatkan
pemahaman mereka pada sebuah subjek (mata pelajaran). Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil dengan keahlian berbeda, dan di dalam kelompok
kecil tersebut siswa saling belajar dan bekerja sama untuk sampai
pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu
maupun pengalaman kelompok.13
Di dalam kelompok tersebut siswa
dapat berdiskusi dan saling membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta
kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi.
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori
konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme
dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara
individual menemukan dan menstransformasikan informasi yang
kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan
merevisinya bila perlu (Soejadi dalam Teti Sobari, 2006:15).
Berdasarkan teori tersebut, penerapan yang dimaksud yaitu dalam
pembelajaran siswa secara individu dalam proses pembelajaran
menemukan informasi dari setiap materi pembelajaran dan
menyesuaikan dengan aturan yang ada dan apabila informasi tersebut
tidak sesuai dengan aturan yang ada, siswa dapat merevisinya. Model
pembelajaran ini dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme
yang lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitian
Piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun
dalam pikiran anak.14
13
Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Angkasa, 2009), h. 159. 14
Ibid, h. 201
12
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan
kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok
mencapai tujuan atau penguasaan materi.15
Johnson dan Johnson menyatakan bahwa tujuan pokok belajar
kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun
secara kelompok.
Zamroni mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar
kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan
khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu,
belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di
kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan
muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang
cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan
keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat
bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
c. Karakteristik pembelajaran kooperatif
Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima
karakteristik, yaitu:16
1) Siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas
untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran.
2) Siswa saling bergantung secara positif aktivitas diatur sehingga
siswa membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama.
15
Trianto, M. Pd, Op.Cit, h. 57 16
Ibid, h. 62
13
Pembelajaran yang yang paling baik ditangani jika melalui kerja
kelompok.
3) Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2
sampai 5 siswa.
4) Siswa menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial.
5) Setiap siswa secara mandiri bertanggungjawab untuk pekerjaan
pembelajaran mereka.
d. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
Menurut Carin bahwa pembelajaran kooperatif ditandai oleh ciri-
ciri sebagai berikut:17
1) Setiap anggota mempunyai peran
2) Terjadi interaksi langsung diatara siswa
3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan
juga teman-teman sekelompoknya
4) Peran guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan
keterampilan-keteranpilan interpersonal kelompok
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
e. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie dalam Zulfiani, dkk ada beberapa manfaat
proses pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama
dengan siswa yang lain
2) Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai
perbedaan
3) Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat
4) Mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri)
5) Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif
6) Meningkatkan prestasi belajar siswa
17
Ibid, h. 63
14
f. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif
Menurut Roger and David Johnson dalam Zulfiani, dkk
pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan, diantaranya:
1) Pembelajaran kooperatif lebih kuat menghasilkan pencapaian
tujuan pembelajaran dibanding pola interaksi kompetitif dan
individual
2) Siswa lebih positif tentang sekolah, bidang mata pelajaran dan
guru.
3) Siswa lebih positif tentang satu sama lain ketika belajar secara
kooperatif
4) Siswa lebih efektif antar pribadi, lebih mampu menerima
perspektif orang lain, dan memiliki keahlian interaksi yang lebih
baik.
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran kooperatif juga
mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
1) Dalam kelompok dengan keahlian campuran, seringkali siswa
yang lebih kuat harus mengajar siswa yang lebih lemah dan
mengerjakan sebagian besar tugas kelompok
2) Waktu pada pembelajaran ini hanya cukup untuk fokus tugas
pada tingkatan yang paling mendasar
3) Strategi ini mungkin hanya mendukung pemikiran tingkat rendah
dan mengabaikan strategi pemikiran kritis dan tingkat tinggi.
g. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif.18
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar
18
Dr. Rusman, M.Pd, Op.Cit, h. 211
15
Fase-2
Menyajikan informasi
Fase-3
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok -
kelompok belajar
Fase-4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Fase-5
Evaluasi
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
h. Teori Pembelajaran Kooperatif
Teori pembelajaran kooperatif menurut Slavin terbagi dalam 2
kategori, yaitu teori Motivasi dan teori Kognitif.19
1) Teori Motivasi
Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran
kooperatif terletak pada bagaimana bentuk penghargaan (reward)
atau struktur pencapaian tujuan saat siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran. “Motivational perspective on cooperative learning
19
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2008)
h. 35
16
focus primarily on the reward or goal structure under wich students
operate”.
Diidentifikasikan ada tiga macam struktur pencapaian tujuan
seperti berikut:
a) Kooperatif : siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai jika dan
hanya jika siswa yang lain juga akan mencapai tujuan tersebut.
b) Kompetitif : siswa yakin bahwa tjuan mereka tercapai jika dan
hanya jika siswa lain tidak mencapai tujuan .
c) Individualistik : siswa yakin upaya mereka sendiri untuk
mencapai tujuan taka da hubungannya dengan siswa lain dalam
mencapai tujuan tersebut.
Menurut pandangan teori motivasi, struktur tujuan kooperatiu
menciptakan suatu situasi dimana anggota kelompok dapat mencapai
tujuan pribadi mereka apabila kelompok itu berhasil. Oleh karena itu,
anggota kelompok harus membantu teman kelompoknya dengan cara
melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil dan
yang lebih penting lagi adalah mendorong teman kelompoknya untuk
melakukan upaya maksimal.
2) Teori Kognitif
Teori ini menekankan pengaruh kerjasama dalam suasana
kebersamaan didalam kelompok itu sendiri. “cognitivetheories
emphasize the effects of working together in itself (whether or not the
groups are trying of group goal)”.
Teori kognitif dapat dkelompokkan dalam dua kategori
sebagai berikut:20
a) Teori Pembangunan
Asumsi dasar dari teori pembangunan adalah bahwa
interaksi antar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai
meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang
sulit.
20
Ibid, h.15
17
b) Teori Elaborasi Kognitif
Pandangan dalam psikologi kognitif telah menemukan
bahwa apabila informasi yang telah ada di dalam memori, siswa
harus terlibat dalam beberapa restruktur atau elaborasi kognitif
suatu materi. Salah satu cara elaborasi kognitif yang paling
efektif adalah menjelaskan materi itu pada orang lain.
Dasar teori pembelajaran kooperatif seperti yang disebutkan
di atas digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team
Achievement Division)
a.) Pengertian
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh
Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin.
Menurut Slavin, model STAD (student team achievement division)
merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti
dan model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan banyak subjek lainnya
pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.21
Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di
belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang
diajarkan guru”.22
Jadi jika siswa menginginkan kelompok
memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok
mereka dalam mempelajari pelajaran dan harus mendorong teman
sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-
norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan.
21
Dr. Rusman, M.Pd, op. cit., h. 213 22
Robert E. Slavin, Op.Cit, h. 144
18
Tipe STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.23
b.) Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD
memiliki langkah-langkah pembelajaran meliputi :24
1. Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2. Pembagian Kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan
heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik,
gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
3. Presentasi dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan
tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru
memotivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.
4. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru
menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,
sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing
memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila
diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
23
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 51 24
Dr. Rusman, M.Pd, op. cit., h. 215
19
5. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis
tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian
terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa
diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja
sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu
bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan
ajar tersebut.
c.) Teori Pembelajaran STAD
Berdasarkan sifat keilmuan, Bruner mengategorikan teori
pembelajaran menjadi preskriptif dan deskriptif.25
Teori belajar
preskriptif beraksentuasi pada bagaimana sebaiknya proses belajar
diselenggarakan. Teori belajar deskriptif menekankan pada bagaimana
proses belajar terjadi dalam diri peserta didik. Jadi, teori belajar
preskriptif berisi seperangkat preskripsi guna mengoptimalkan hasil
belajar yang diinginkan. Teori belajar deskriptif berisi deskripsi
mengenai hasil belajar yang muncul sebagai akibat dari digunakannya
metode tertentu.
4. Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami
arti tulisan dan suatu kesatuan kegiatann terpadu yang mencakup
beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf dan kata-kata,
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya menarik kesimpulan
mengenai maksud bacaan.26
25
Agus Suprijono, Op.Cit, h. 15 26
Dra. Novi Resmini, M.Pd, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI
PRESS, 2007), h. 73
20
Membaca merupakan adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan melalui media kata-kata bahasa tulis.27
Klein, dkk yang dikutip Rahim (2005) mengemukakan, bahwa
definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses (2)
membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan kegiatan
interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi
dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai
peranan yang utama dalam membentuk makna
Menurut Anderson yang dikutip oleh Prof. Dr. Henry Guntur
Tarigan, pendapat sisi linguistik menjelaskan bahwa :
“Membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi (a recording dan decoding process). Pembacaan
sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written
word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang
mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang
bermakna.”28
Selain penjelasan di atas, beliau juga mengungkapkan bahwa :
“Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk
memahami yang tersirat dari yang tersurat, melihat pemikiran yang
terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Tingkat hubungan antara
makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dengan interpretasi
pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan
tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran
pembaca.”29
Dari pengertian membaca diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses keterampilan
untuk mengamati, memahami, menghubungkan dan memikirkan isi
suatu bacaan. Membaca juga untuk mendapatkan informasi serta
makna yang terkandung di dalam bacaan.
27
Dra. Isah Cahyani, M.Pd. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia Di SD, (Bandung: UPI
PRESS, 2007), h. 98 28
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa Bandung, 2008), h. 7 29
Ibid. hlm 8
21
Dengan demikian membaca sebetulnya merupakan aktivitas
menguraikan kode-kode tulisan ke dalam bunyi atau menguraikan
kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam makna tertentu.
b. Langkah-Langkah Membaca
Hal pertama yang harus disadari adalah pengetahuan apa yang
sudah dimiliki sebelum membaca tulisan. Kedua ialah menetapkan
sasaran. Langkah ketiga mencari gambaran umum bacaan. Tujuan
awal adalah langkah membaca kritis yang keempat. Kelima adalah
pendalaman dan yang terakhir adalah pembahasan ulang.30
Pada langkah pertama, mengaitkan pengetahuan sangat penting
dimiliki sebelum membaca dengan pengetahuan yang akan didapatkan
melalui proses membaca karena tanpa pengetahuan, proses membaca
tidak mungkin berjalan dengan lancar.
Pada langkah kedua menetapkan sasaran maksutnya seseorang
menganalisis apa sasaran sebelum membaca tulisan. Hal ini berguna
untuk meningkatkan konsentrasi serta membantu untuk mencapai
sasaran tersebut.
Pada langkah ketiga bukan membaca dalam pengertian
sebenarnya, melainkan membaca sekilas. Hal ini berguna agar dapat
mengetahui struktur dan isi bacaan.
Pada langkah keempat maksutnya memberi tanda dengan
menggunakan pensil, pulpen atau stabilo pada poin-poin penting sesuai
dengan sasaran karena peninjauan tersebut akan memelihara
pemusatan perhatian pembaca.
Pada langkah kelima pendalaman yang dimaksud adalah
memahami materi bacaan secara terperinci atau membaca materi yang
dibaca dengan pemahaman yang mendalam.
30
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: MitraWacana
Media, 2010), h. 222
22
Pada langkah terakhir pembahasan ulang berfungsi untuk
meneliti apakah semua sasaran sudah dicapai atau belum, karena
dengan pembahasan ulang dapat mengaitkan pengetahuan dan
meningkatkan memori jangka panjang.
c. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Tarigan mengemukakan tujuh tujuan membaca yaitu;31
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta
(reading for details or facts) atau yang dimaksud dengan apa
yang telah terjadi pada tokoh khusus, untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.
2) Membaca untuk memperoleh ide utama (reading for main ideas)
atau yang dimaksud membaca untuk mengetahui mengapa hal itu
merupakan topik yang baik dan menarik juga merangkumkan
hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan cerita (reading
for sequence or organization) atau yang dimaksud membaca
untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita misalnya bagian cerita diawal, kedua dan diakhir
cerita atau seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan
masalah
4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference) atau yang dimaksud membaca untuk menemukan
mengapa para tokoh merasakan apa yang hendak diperlihatkan
oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh
berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang
membuat mereka berhasil atau gagal
31
Dra. Novi Resmini, Op. Cit. Hlm 78
23
5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify) atau yang dimaksud
membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang
tidak biasa, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu
benar atau tidak benar.
6) Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate)
atau yang dimaksud membaca untuk menemukan apakah tokoh
berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita
ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja
seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu.
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan
(reading to compare or contrast) atau yang dimaksud membaca
untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua
cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai
pembaca.
d. Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca merupakan modal utama dalam
kehidupan setiap pribadi, baik disekolah maupun di dalam lingkungan
masyarakat. Dalam kehidupan sekolah murid sering mengalami
kesulitan belajar karena murid tersebut tidak memiliki kemampuan
membaca yang kurang memadai.32
Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan
pemahaman isi secara keseluruhan.33
Kemampuan membaca dapat
ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efesien dan
efektif. Kemampuan untuk mebaca diperlukan berpikir kritis,
menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat
32
http://karwapi.wordpress.com/2012/10/06/proposal-ptk-16-meningkatkan-kemampuan-
membaca-intensif-dengan-menggunakan-strategi-dr-ta-directed-reading-thinking-activity-murid-
kelas-iii-sd-negeri-211-bulete-kabupaten-wajo/ diakses tanggal 6 Oktober 2012 33
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, Op.Cit, h. 92
24
maupun makna tersiratnya, melalui tahap mengenal, memahami,
menganalisis, dan menilai. Mengelolah secara kritis artinya dalam
proses membaca seseorang pembaca tidak hanya menangkap makna
yang tersurat atau makna baris bacaan (reading the lines), tetapi juga
menemukan makna antar baris (reading between lines), dan makna di
balik baris (reading beyond the lines).
Kemampuan membaca juga merupakan sebuah jembatan bagi
siapapun saja dan dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan
dan kesuksesan, baik di lingkungan, di dunia persekolahan maupun di
dunia pekerjaan, oleh karena itu, para pakar sepakat bahwa kemahiran
(reading literacy) merupakan prasyaratan mutlak bagi setiap insan
yang memperoleh kemajuan. Untuk memperoleh kemampuan
membaca yang layak bukanlah pekerjaan yang mudah, karena faktor-
faktor untuk melingkupnya sangat kompleks.
Kemampuan membaca dan berpikir secara kritis juga menuntut
agar kita sadar akan sikap-sikap serta prasangka-prasangka kita
sendiri, dan unsur-unsur lain dalam latar belakang pribadi kita yang
mungkin mempengaruhi kegiatan membaca dan berpikir kita.34
Misalnya apabila ayah kita adalah seorang guru, mungkin saja
memiliki sikap-sikap tertentu terhadap organisasi guru yang akan
mencegah pemicaraan kita mengenai pemogokan yang mengancam
dengan suatu cara yang objektif.sebagai warga Negara atau mahasiswa
yang bertanggung jawab, kita perlu sadar akan sikap-sikap kita yang
tidak masuk akal. Yang terpenting ialah bahwa kita menyadari minat-
minat pribadi kita sendiri dan bahwa kita tidak membiarkannya turut
campur tangan pada kemampuan kita membacadan berpikir secara
inteligen dan kritis.
34
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, Op.Cit, h. 94
25
e. Evaluasi Hasil Membaca
Evaluasi menurut Bloom adalah pengumpulan kenyataan secara
sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi
perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat
perubahan dalam pribadi siswa atau tidak.35
Zainul dan Nasution menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan
sebagai suatu proses pengambilan keputusan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan
instrument tes maupun non-tes.
Singkatnya evaluasi adalah kegiatan atau proses penentuan nilai,
sehingga dapat diketahui mutu atau hasilnya.
Dalam evaluasi terdapat alat evaluasi. Alat adalah sesuatu yang
dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan
tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien.36
Dalam
menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik,
maka dikenal dengan teknik evaluasi, ada dua teknik dalam evaluasi
yaitu teknik tes dan non tes.
Dalam teknik tes yang berhubungan dengan hasil membaca yaitu
tes subjektif dan tes objektif.37
Tetapi dalam pembahasan ini hanya
menjelaskan tentang tes subjektif yang berhubungan dengan pebahasan
teoretiknya.
Tes Subjektif yang pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes
bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri
pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
1) Kebaikan-kebaikannya
35
Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, (Yogyakarta: DIVA Press,
2013), h. 73 36
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 40 37 Ibid. h. 177
26
a) Mudah disiapkan dan disusun.
b) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau
untung-untungan.
c) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat
serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan
maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
e) Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu
masalah yang diteskan
2) Keburukan-keburukannya
a) Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui
segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah
dikuasai.
b) Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja
(terbatas)
c) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektif
d) Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan
pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.
e) Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan
kepada orang lain.
3) Bilamanakah digunakan tes subjektif?
Tes bentuk esai digunakan apabila:
a) Kelompok yang akan tes kecil, dan tes itu tidak akan
digunakan berulang-ulang.
b) Tester (guru) ingin menggunakan berbagai cara untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam bentuk tertulis.
c) Guru ingin mengetahui lebih banyak tentang sikap-sikap
siswa daripada hasil yang telah dicapai.
27
d) Memiliki waktu yang cukup banyak untuk menyusun tes.
f. Pemilihan Teks sebagai Materi dalam Pembelajaran Membaca
Mengenai pembelajaran membaca, dituliskan dalam kurikulum
Bahasa Indonesia bahwa membaca yang diajarkan pada siswa
umumnya meliputi membaca intensif, membaca cepat, membaca
memindai dan membaca nyaring. Namun demikian, porsi materi dan
kegiatan untuk membaca intensif pemahaman lebih banyak diberikan.
Ini tampak dari kompetensi dasar dalam kurikulum yang berhubungan
dengan materi dalam pembelajaran membaca antara lain:38
Kelas I :
b) Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
c) Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
d) Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas
3-5 kata dengan intonasi yang tepat
e) Membaca puisi anak
Kelas II :
a) Menyimpulkan isi teks pendek (10-15 kalimat) yang dibaca
dengan membaca lancar
b) Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca
Kelas III :
a) Membaca nyaring teks
b) Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca
intensif
c) Menceritakan isi dongeng yang dibaca
38
http://giosamudera.wordpress.com/category/skkd-sd/ diakses tanggal 20 April 2011
28
Kelas IV :
a) Menemukan pikiran pokok teks agak panjang (150-200 kata)
dengan cara membaca sekilas
b) Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang
dibaca
c) Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam
kamus/ensiklopedi melalui membaca memindai
d) Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan
intonasi yang tepat
e) Membaca pantun
Kelas V :
a) Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang
tepat
b) Mnemukan gagasan utama
c) Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat
d) Membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca
sekilas
e) Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus
(buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan
acara, daftar menu, dll) yang dilakukan melalui membaca
memindai
f) Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
Kelas VI :
a) Mendeskripsikan isi dan teknik penyajian suatu laporan hasil
pengamatan atau kunjungan
b) Menanggapi informasi dari kolom atau rubrik khusus
(majalah anak, Koran,dll)
Mengenai pemilihan teks yang digunakan dalam pembelajaran
membaca, sebenarnya dalam kurikulum (2006) dituliskan bahwa
29
panjang pendeknya teks tidak diatur karena yang menjadi dasar
pertimbangan adalah kualitas teks, bukan kuantitasnya.39
Hal itu dapat
dikaitkan dengan pemikiran bahwa sebuah teks yang panjang tetapi
mengandung banyak kekurangan atau kelemahan, tidak dianjurkan
dipakai sebagai materi pembelajaran karena tidak memberikan model
yang baik bagi siswa.
Materi bacaan yang dianjurkan sebaiknya adalah teks yang
tidak saja sesuai dengan topik pembahasan tetapi juga harus
merupakan bacaan yang baik dari segi organisasi ide, alur berpikir,
struktur teks serta tata bahasanya.
Begitu juga dengan hasil eksperimen Wood (dalam Hosenfeld,
Arnold, Kirchofer, Laciura dan Wilson, 2007) yang mendapati bahwa
dibandingkan teks yang memuat kalimat-kalimat kompleks, teks
dengan pengungkapan ide yang rumit lebih sulit dipahami oleh
pembaca. Jadi dapat disimpulkan cerita pendek, cerita anak, atau
bahkan cerita rakyat dapat menjadikan pelajaran lebih menyenangkan
karena umumnya pemakaian teks seperti itu sangat dianjurkan.
5. Karangan Narasi
a. Pengertian Narasi
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-
olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Unsur
yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau
tindakan.40
Oleh sebab itu dapat disimpulkan narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Apa yang telah
39
Kundharu Saddhono & St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori
dan Aplikasi), (Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012) h. 90 40
Dr. Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT Gramedia, 1983), h. 135-136
30
terjadi tidak lain daripada yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-
tokoh dalam suatu rangkaian waktu.
b. Pengertian Karangan Narasi
Salah satu kemampuan membaca yang biasa diterapkan di SD
adalah kemampuan membaca sebuah karangan cerita. Karangan adalah
bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang
dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan juga sebagai
rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk
tulisan yang teratur.41
Hasil mengarang dapat berupa tulisan, cerita, artikel, buah
pena, ciptaan atau gubahan (lagu, musik dan nyanyian). Karangan
yang baik adalah karangan yang dapat dibaca dan dipahami oleh para
pembaca.
Karangan dapat dibedakan menjadi karangan deskripsi,
eksposisi, narasi, persuasi. Narasi adalah ragam wacana yang
menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.42
Sasarannya adalah
memberikan gambaran sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai
fase, langkah, urutan atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Gorys Keraf berpendapat bahwa :
“narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi.”
Jadi, karangan narasi (berasal dari narration = bercerita) adalah
suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan,
merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah
peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu
kesatuan waktu.
41
Yeti Mulyati, dkk, Keterampilan Berbahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2011), h. 1.5 42
Ibid, h. 5.1
31
Karangan narasi berusaha menjawab keingintahuan pembaca
yang selalu bertanya, “Apa yang terjadi?”. Seperti halnya karangan
deskripsi, karangan narasi memiliki dua macam sifat yaitu, 1) narasi
ekspositoris, menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa
yang dikisahkan. Sasaran utamanya yaitu perluasan pengetahuan para
pembaca sesudah membaca kisah tersebut, 2) narasi sugestif, peristiwa
yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal
(imajinasi) para pembaca. Narasi ekspositoris digunakan untuk
karangan faktual seperti biografi, aotobiografi, sejarah atau proses dan
cara melakukan suatu hal. Sedangkan narasi sugestif digunakan untuk
karangan imajinatif seperti novel, cerpen, roman dan drama.43
c. Teknik Narasi
Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang
peristiwa pada suatu waktu kepada pembaca.44
Hal terpenting dalam karangan narasi adalah unsur tindakan
atau buatan sehingga ketika membaca karangan narasi pembaca
seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Terdapat dua
bentuk narasi, yaitu narasi sugestif dan narasi ekspositoris.
Berikut perbedaan pokok antara Narasi Sugestif dan Narasi
Ekspositoris :
No. Narasi Sugestif Narasi Ekspositoris
1. Menyampaikan suatu makna atau
suatu suatu amanat yang tersirat
Memperluas
pengetahuan
2. Menimbulkan daya khayal Menyampaikan
informasi mengenai
suatu kejadian
3. Penalaran hanya berfungsi sebagai Didasarkan pada
43
Dr. Gorys Keraf, Op.Cit, h. 136 44
Ibid, h. 138
32
alat untuk menyampaikan makna,
sehingga kalau perlu penalaran dapat
dilanggar.
penalaran untuk
mencapai kesepakatan
rasional
4. Bahasanya lebih condong ke bahasa
figuratif dengan menitik-beratkan
penggunaan kata-kata konotatif
Bahasanya lebih
condong ke bahasa
informatif dengan titik
berat pada penggunaan
kata-kata denotatif
1. Narasi Sugestif
Narasi sugestif atau imajinatif merupakan suatu rangkaian
peristiwa yang disajikan sedemikian rupa sehingga merangsang
daya khayal para pembaca.45
Narasi sugestif berupa wacana fiktif
seperti dongeng, cerpen, novel, dan roman. Dongeng, cerpen,
novel, dan roman merupakan bentuk narasi fiktif dengan ciri khas
yang dimilikinya yaitu adanya alur dan suspensi, latar dan waktu,
tokoh dan karakter, sudut pandang dan makna yang terkandung di
dalamnya
2. Narasi Ekspositoris
Ekspositoris adalah bentuk karangan yang sebaliknya dari
karangan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bersifat nonfiktif yang
disajikan dengan bahasa denotatif dan tujuan utama bukan
menimbulkan daya imajinasi, melainkan menambah pengetahuan
pembaca dengan pemaparan yang rasional. Sejarah, biografi,
autobiografi adalah bentuk narasi yang menjelaskan peristiwa-
peristiwa yang menyangkut riwayat hidup atau pengalaman
perorangan atau kelompok dengan penyajian yang berusaha
menarik manfaat dari pengalaman tersebut.
45
Ibid. h 139
33
d. Kemampuan Membaca Karangan Narasi
Di dalam kamus Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari
kata “mampu” yang berarti sanggup; dapat; berada, sedangkan
kemampuan adalah suatu kesanggupan, kekuatan.46
Seseorang
dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia
lakukan.
Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks
yang menuntut kerja sama antara sejumlah kemampuan. Kemampuan
membaca siswa banyak ditentukan oleh pengalamannya membaca dan
kemampuannya menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan aspek-
aspek kebahasaan, misalnya kosakata dan struktur. Faktor metode
mengajar, prosedur, dan kompetensi guru juga dapat mempengaruhi
kemampuan membaca permulaan anak. Oleh karena itu, seorang guru
harus dapat menggunakan metode mengajar yang bervariasi untuk
membuat semangat siswa dalam menerima pelajaran.
Kemampuan membaca karangan narasi perlu mendapat
perhatian dari guru, karena siswa masih merasa malas dihadapkan
dengan teks bacaan yang tidak menarik, sehingga siswa masih belum
memahami tentang isi bacaan. Guru sebaiknya memilih bahan bacaan
yang menarik dan membuat siswa ingin membaca serta mengerti isi
dari bacaan tersebut. Bahan bacaan yang dapat diberikan guru untuk
karangan narasi dapat diperoleh dari berbagai sumber misalnya,
sejarah cerita pahlawan yang sudah dimengerti siswa, cerita imajinasi
dari kehidupan hewan-hewan.
Kemampuan membaca karangan narasi diharapkan siswa dapat
menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita, menjawab
pertanyaan isi teks bacaan, memahami isi karangan, latar cerita, ide
pokok, dan membuat kesimpulan atas bacaan yang telah di baca.
Langkah-langkah penyusunan karangan narasi adalah:
46
J.S.Badudu, Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1996), h. 854
34
a) Menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan
b) Menetapkan sasaran pembaca
c) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan disampaikan
skema alur
d) Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan
dan akhir cerita
e) Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung cerita
f) Susun tokoh dan perwatakan, latar dan sudut pandang47
B. Hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan
kemampuan membaca karangan narasi siswa diantaranya:
Lina Murti Safitri. NIM : 0701045134. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)
Terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN
Pesanggrahan 03 Pagi Jakarta Selatan. Skripsi. Jakarta : Program Studi Ilmu
Pendidikan. Jurusan SI Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model
pembelajaran kooperatif CIRC terhadap kemampuan membaca karangan
narasi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pesanggrahan 03 Pagi Jakarta
Selatan, kelas V semester II tahun ajaran 2010/2011. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sampel penelitian ini meliputi
30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian
berupa tes obyektif sebanyak 17 soal dengan 4 pilihan. Validitas tes dihitung
dengan menggunakan rumus korelasi biseral. Koefisien reliabilitas tes = 0,774
ini dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson). Teknik
47
Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, Op.Cit, h. 140
35
analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan uji-t, pada
taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 58.
Marlina Pangapoi. NIM: 208111057. “Peengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Kalimat Konsep terhadap Kemampuan Menulis Karangan
Deskripsi oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Josua Tahun pembelajaran
2012/2013”. Skripsi. Medan : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji analisis data dengan menggunakan
uji “t” diperoleh = 5,940 pada taraf signifikan 5% dari daftar distribusi
N = 60 maka diperoleh = 1,6710. Jadi > , 5,940 > 1,6710
maka hipotesis nihil ( ) ditolak dan hipotesis alternatif ( ) diterima.
Artinya, terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
kalimat konsep dalam menulis karangan deskripsi. Berdasarkan data diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe kalimat konsep
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan
deskripsi siswa kelas X SMA Swasta Josua Medan Tahun Pelajaran
2012/2013.
RUSLAH: Penggunaan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Gaya
Bahasa Pada Puisi. (Penelitian Tindakan Kelas di MAN 22 Jakarta). Skripsi.
Jakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan metode kooperatif tipe STAD
dalam meningkatkan kemampuan penggunaan gaya bahasa pada puisi tidak
hanya mendongkrak nilai siswa dari rata-rata pretest 67.1 menjadi 70.7
(posttest) setelah pembelajaran, tetapi juga mengalami peningkatan dari
antusiasme dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan tanggung
jawab serta kerja sama pada kelompok maupun pribadi dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan guru dengan serius.
36
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas, salah satu upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dengan cara melakukan
perbaikan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan hal
yang terpenting bagi keefektifan proses mengajar di sekolah. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah model pembelajaran
cooperative learning tipe STAD.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
Dalam model pembelajaran cooperative learning siswa diberi
kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya
sementara guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
STAD lebih merupakan metode umum dalam mengatur kelas
ketimbang metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu,
di dalamnya guru menggunakan pelajaran mereka sendiri dan materi-materi
lain. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran guru harus dapat memilih
model pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan siswa.
Dalam membaca karangan narasi, siswa diharapkan dapat menentukan
dan memahami isi dari bacaan yang disediakan guru. Siswa dapat menjawab
pertanyaan isi teks, menyebutkan tokoh-tokoh, memahami isi karangan, latar
cerita, ide pokok, dan menyimpulkan isi bacaan. Bahan bacaan yang dapat
dipakai guru dapat berupa novel, cerpen, atau cerita pahlawan.
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
peristiwa. Dengan membaca karangan narasi siswa dapat menggunakan daya
khayal (imajinasi) seperti mereka ikut berperan dalam bacaan yang
37
dibacanya. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD
(Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan kemampuan
membaca karangan narasi siswa secara berkelompok atau individu.
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Dari kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka hipotesis yang
diajukan adalah:
- H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap kemampuan membaca karangan narasi.
- : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap kemampuan membaca karangan narasi
1. Guru menggunakan pendekatan konvensional
2. Siswa tidak tertarik dalam menerima materi yang disampaikan
3. Kemampuan membaca karangan narasi siswa rendah
Proses Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif tipe pembelajaran STAD (Student
Team Achievement Division)
Membaca Karangan Narasi
Kemampuan membaca karangan narasi siswa meningkat
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di MIN 6 Jagakarsa. Waktu pelaksanaan
penelitian ini pada semester genap Tahun Ajaran 2012-2013, yang
dilaksanakan pada bulan Februari.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan quasi
eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan yang berbeda terhadap dua
kelompok siswa atau membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok.
Disebut eksperimen karena metode penelitian yang menguji hipotesis
berbentuk hubungan sebab akibat.48
Model yang digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division). Dalam penelitian ini meneliti pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division)
terhadap kemampuan membaca karangan narasi. Jadi, peneliti meneliti
perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) siswa kelas V
MIN 6 Jagakarsa.
Untuk pelaksanaannya peneliti akan membagi kelompok yang diteliti
menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen (menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Division) dan kelompok kontrol (belajar tanpa menggunakan
model pembelajaran).
Kelompok Perlakuan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimen yaitu metode yang tidak
48Prof. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 100
39
memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan
kondisi eksperimen.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan pretest-
posttest control group design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol dipilih secara random. Untuk pelaksanaannya peneliti akan
membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen (menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran
STAD (Student Team Achievement Division) dan kelompok kontrol
(menggunakan model pembelajaran konvensional).
Adapun rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kelompok Perlakuan Tes akhir
A XE T
B XK T
Keterangan :
A = Kelas eksperimen
B = Kelas kontrol
XE = Pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
XK = Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
T = Tes akhir yang sama pada kedua kelompok
C. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.49
Populasi dalam
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 6 Jagakarsa yang terdaftar
pada tahun 2012/2013 yang terdiri dari.
49 Prof. Sukardi, Op.Cit, h. 173
40
Jumlah siswa kelas VA sebanyak 30 siswa dan jumlah siswa kelas VB 34
orang siswa, karena jumlah populasi lebih dari 50 siswa, perlu adanya teknik
penarikan sampel penelitian, sampel diambil dengan menggunakan teknik
presentase secara acak (propotional random sampling).
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.50
Sampel dari
penelitian ini adalah kelas VA MIN 6 Jagakarsa sebagai kelompok eksperimen
dan kelas VB MIN 6 Jagakarsa sebagai kelompok kontrol. Pemilihan sampel
penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu, karena tidak bisa
mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana
telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya
pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek
mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga
penelitian ini benar-benar menggambarkan pengaruh perlakuan yang
diberikan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berisi tentang teknik untuk mendapatkan data-
data yang diperlukan dalam penelitian yang menggunakan metode quasi
eksperimen. Hal-hal yang diperhatikan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah :
1. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari
sampel yang diambil secara acak atau menggunakan teknik Simple
Random Sampling pada kelas VA sebanyak 30 siswa dan kelas VB
sebanyak 34 siswa. Data berupa skor yang diperoleh dari hasil tes
kemampuan membaca karangan narasi.
2. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (X) : Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
b. Variabel Terikat (Y) : Kemampuan membaca karangan narasi
3. Instrumen Penelitian
50 Prof. Sukardi, Op.Cit, h.174
41
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang nantinya akan
diproses lebih lanjut maka digunakan instrumen penelitian yaitu tes
kemampuan membaca karangan narasi. Bentuk tes kemampuan membaca
adalah siswa diberi teks bacaan untuk dipahami atau dibaca dengan teliti
yang berjudul “Cut Nyak Dien”, kemudian siswa mengerjakan soal
pemahaman terhadap isi bacaaan yang telah dibaca siswa. Soal yang
diberikan berupa tes objektif (pilihan ganda) yang berjumlah 25 soal
dengan empat pilihan jawaban. Pemberian skor untuk jawaban yang benar
adalah satu, sedangkan untuk jawaban yang salah diberi skor nol.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes untuk
mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa memperoleh
pengajaran. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen tes untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal.
1. Validitas Instrumen
Agar penelitian ini dapat menghasilkan data yang valid, maka
instrumen penelitiannya pun harus valid. Untuk mengetahui valid tidaknya
instrumen suatu penelitian yang digunakan pada penelitian ini, penulis
akan melakukan uji validitas isi dari soal yang dibuat, yaitu validitas yang
menunjukan bahwa soal tes tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran
khusus tertentu sesuai dengan materi isi pelajaran yang diberikan.
Validitas instrumen dilakukan dengan rumus korelasi biserial.
=
√
Keterangan
: koefisien korelasi biserial
: rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya.
: rerata skor total
: standar deviasi dari skor total
42
: proporsi siswa yang menjawab benar
p :
q : proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1- p)
Kriteria pengujian validitas ;
rpbi hitung > rpbi tabel = valid.
rpbi hitung < rpbi tabel = tidak valid
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan perhitungan yang dilakukan untuk
mengetahui ketepatan dan tingkat kepercayaan instrumen yang digunakan.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus K-R 20 (Kuder dan
Richardson).
= (
) (
)
Keterangan :
: Reliabilitas tes secara keseluruhan.
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p).
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
s : standar deviasi dari tes
3. Uji Normalitas
Setelah mendapatkan nilai tes kemampuan membaca karangan
narasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD data tersebut
diuji kenormalannya apakah data kedua kelompok berdistribusi normal
atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah rumus chi kuadrat, yaitu:
X² = ∑( )
Keterangan :
X² : chi kuadrat
fo : hasil pengaamatan
fe : frekuensi yang diharapkan
43
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher.
Dengan rumus yang digunakan yaitu:
F =
=
, dimana =
∑ (∑ )
( )
Keterangan:
F : Homogenitas
² : varians terbesar
² : varians terkecil
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
Terima Ho jika harga <
Tolak Ho jika harga > = 0,05 dan derajat kebebasan
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka tahap berikutnya adalah
tahap analisis data untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kemampuan
membaca karangan narasi siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif STAD dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode
ceramah. Rumus yang digunakan adalah t-test :
=
√(
) (
)
Keterangan :
: Skor kemampuan membaca karangan narasi (kelas eksperimen)
: Skor kemampuan membaca karangan narasi (kelas kontrol)
: Simpangan baku siswa (kelas eksperimen)
: Simpangan baku siswa (kelas kontrol)
: Jumlah sampel siswa (kelas eksperimen)
: Jumlah sampel siswa (kelas kontrol)
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 6 Jagakarsa
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 6 Jagakarsa beridiri pada tahun
1995. Awal mulanya MIN 6 Jagakarsa sebelum di negerikan oleh
Kementerian Agama, masih berstatus Madrasah Swasta yaitu pada tahun
1982 bernama “Madrasah Ibtidaiyah AL Mubarok“, gedung tersebut
digunakan secara bersamaan dengan Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) 2 hingga tahun 1997. Pada tahun 1997 barulah gedung yang
dipergunakan oleh MTsN 2 tersebut di serah terimakan kepada pihak MIN
6 Jagakarsa.
MIN 6 Jagakarsa adalah merupakan sekolah negeri di bawah
naungan Kementerian Agama Republik Indonesia, dengan status pada
tahun 2005 berakreditasi A (sangat baik), tahun 2007 berakreditasi A
(sangat baik) dan pada tahun 2012 mempertahankan prestasi akreditasinya
kembali dengan hasil A (sangat baik). Status tanah dan gedung adalah
Pemerintah Pemerintah Daerah Provinsi (Pemda) DKI Jakarta dengan
bersertifikat hak guna pakai dari Pemda DKI Jakarta, dengan luas tanah
5.050 m2, luas bangunan 2.200 X 2 lantai m2, keadaan gedung permanen,
tahun didirikan bangunan tahun 1986, dengan Nomor Statistik Madrasah
(NSM) 111131740004, Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 2102841,
dan beralamat Jl. Gandaria V RT 009/02 Kelurahan Jagakarsa Kecamatan
Jagakarsa Kota Jakarta Selatan. MIN 6 Jagakarsa mempunyai jumlah
siswa sebanyak 512 (lima ratus dua belas siswa) dan 28 (dua puluh enam)
jumlah guru, dengan rincian sebagai berikut :
45
Tabel 4.1 Persebaran Siswa MIN 6 Jagakarsa
No. Kelas Jumlah
Total Rombel Laki-laki Perempuan
1 Kelas I 2 35 37 72
2 Kelas II 2 27 42 69
3 Kelas III 3 44 59 103
4 Kelas IV 3 47 61 108
5 Kelas V 3 44 49 93
6 Kelas VI 2 38 29 67
Jumlah 15 235 277 512
Tabel 4.2 Daftar Guru MIN 6 Jagakarsa
No. Nama Guru Status Jabatan
1 Agus Widadi, S.Pd.I PNS Guru Matematika dan Wali
Kelas VI B
2 Supriati, S.Pd PNS Wali Kelas VI A
3 Nurjanah, S. Ag PNS Wali Kelas V C
4 Muhamim, S.Ag PNS Wali Kelas V B
5 Cacan, S.Pd.I PNS Wali Kelas V A
6 Ashriyah Inayah, S.Pd PNS Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia dan Wali
Kelas IV C
46
7 Dwi Rahayu SL, S.Ag PNS Wali Kelas IV B
8 R. Siti Nurmilah, S.Ag PNS Wali Kelas IV A
9 Najmiyah, S.Pd.I PNS Wali Kelas III C
10 Muniroh, S.Pd.I PNS Wali Kelas III B
11 Siti Juhariah, S.Ag PNS Wali Kelas III A
12 Nur Awaliyah, S.Ag PNS Wali Kelas II B
13 Siti Namora PH, A.M.Pd PNS Wali Kelas II A
14 Nur Asiyah, S.Ag PNS Wali Kelas I B
15 Siti Zubaedah, S.Pd.I PNS Wali Kelas IA
16 Matroji, S.Ag PNS Guru Mata Pelajaran Fiqih
17 Saepurohman, S.Ag PNS Guru Mata Pelajaran
Bahasa Arab
18 Husni Thamrin, S.Pd PNS Guru Mata Pelajaran
Bahasa Inggris
19 Nunung Sumarni, S.Pd PNS Guru Mata Pelajaran
Matematika
20 Tri Purwantini, S.Pd.I PNS Guru Mata Pelajaran IPA
21 Syafrudin, S.Ag PNS Guru Mata Pelajaran Al
Qur’an Hadits IV dan VI
22 Ida Mawaddah, A.Ma PNS Guru Mata Pelajaran Al
Qur’an Hadits Kelas I da II
23 Agip Lili Setiawan, S.Pd PNS Guru Mata Pelajaran
Penjasorkes
24 Sarif Efendi, S.Pd.I PNS Guru Mata Pelajaran PKn
dan PLBJ
25 Dessy Megasari, S.Pd PNS Guru BK
47
1. Visi dan Misi
a. Visi
Unggul Dalam Prestasi dan Di Landasi Imtaq dan Akhlakul Karimah
untuk menguasai Iptek yang Berwawasan Global
b. Misi
1. Membiasakan tadarus sebelum pelajaran dimulai, dan menambah
kegiatan tilawah saat pelajaran Al Qur’am Hadits
2. Melaksanakan remedial, akselerasi (pengayaan) dan pendalaman
materi
3. Menanamkan nilai-nilai Islam dan akhlakul karimah yang
berintegrasi dalam KBM
4. Mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran
5. Meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat terhadap
pelaksanaan pendidikan madrasah
6. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar
7. meningkatkan kemampuan mengoperasikan komputer
8. Menjadikan internet sebagai media belajar dan sumber belajar
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
MIN 6 Jagakarsa mempunyai berbagai jenis kegiatan
ekstrakurikuler wajib maupun pilihan, diantara kegiatan tersebut adalah :
Tabel 4.3 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler MIN 6 Jagakarsa
No. Jenis Ekstrakurikuler Keterangan
1 Pramuka Wajib bagi kelas III s.d VI
2 Paskibra Pilihan
3 Marawis Pilihan
4 Taekwondoo Pilihan
5 Dokter Kecil Pilihan
48
3. Struktur Organisasi Madrasah
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MIN 6 Jagakarsa
Kepala Madrasah
Waka Bid. Kurikulum Waka. Bid. Kesiswaan
Tata Usaha
PPK Bendahara
Adm. Sarana
& Siswa
Perpustakaan
Keamanan Keamanan
W. Kls VI A W. Kls VI A
W. Kls.
V C
W. Kls.
V B
W. Kls.
V A
W. Kls.
IV A W. Kls.
IV B W. Kls.
IV C
W. Kls.
I B W. Kls.
I A
W. Kls.
III A
W. Kls.
II B
W. Kls.
III B
W. Kls.
II A
W. Kls.
III C
G. Bid.
Study
G. Bid.
Study
G. Bid.
Study
Kebersihan Kebersihan Kebersihan
G. Bid.
Study
G. Bid.
Study
G. Bid.
Study
G. Bid.
Study
G. Bid.
Study
G. Bid.
Study
KOMITE
49
4. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 6 Jagakarsa
No. JENIS FASILITAS JUMLAH KET.
1 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
2 Ruang Tata Usaha 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Kelas 15 Baik
5 Ruang Wakil Kepala 1 Baik
6 Laboratorium
a. IPA 1 Baik
b. Komputer 1 Baik
7 Perpustakaan 1 Baik
8 Ruang BK 1 Baik
9 Ruang UKS 1 Baik
10 Masjid/Musholla 1 Baik
11 Rumah Dinas 1 Baik
12 Kantin 1 Baik
13 Koperasi 1 Baik
14 WC. Kepala Madrasah 1 Baik
15 WC. TU 1 Baik
16 WC. Guru 4 Baik
17 WC. Siswa 8 Baik
18 Mesin TIK 4 Baik
19 Komputer Kantor 5 Baik
50
20 Komputer Siswa 20 Baik
21 Printer 7 Baik
22 Mesin FAX 1 Baik
23 Meja Guru 28 Baik
24 Meja Siswa 520 Baik
26 LCD Projector 3 Baik
27 Kendaraan Operasional :
a. Mobil Dinas 1 Baik
b. Motor Dinas 1 Baik
28 Microskop 1 Baik
29 Amplifire 2 Baik
30 Tape Recorder 2 Baik
31 AC 13 Baik
32 Finjerprint 1 Baik
33 Werwless 1 Baik
34 Wipi (internet) 1 Baik
B. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MIN 6 Jagakarsa. Peneliti mengambil sampel
penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas V A dan kelas V B. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap kemampuan membaca karangan narasi siswa di kelas V.
Sebelum kedua kelompok diberi perlakuan berbeda, peneliti memberikan
pretest berupa soal essay. Setiap siswa diminta untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Hasil pretest tersebut, kemudian dihitung oleh peneliti.
Hasilnya menunjukkan bahwa data pretest dinyatakan homogen, maka peneliti
51
dapat menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas VA
sebagai kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan
kelas VB sebagai kelompok kontrol, yaitu kelompok yang mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setelah kedua
kelompok diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal
posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut daftar nilai
pretest dan posttest kemampuan membaca karangan narasi yang diperoleh
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen:
Tabel 4.5
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Membaca Karangan Narasi
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
KELAS KONTROL KELAS EKSPERIMEN
No Nama Pretest Posttest Nama Pretest Postest
1 A 53 70 Aa 65 88
2 B 70 53 Bb 70 76
3 C 53 76 Cc 76 76
4 D 65 88 Dd 100 88
5 E 76 53 Ee 100 94
6 F 65 88 Ff 65 65
7 G 70 65 Gg 76 65
8 H 70 65 Hh 76 88
9 I 76 70 Ii 70 88
10 J 65 76 Jj 65 94
11 K 82 65 Kk 76 100
52
12 L 88 82 Ll 88 65
13 M 76 94 Mm 100 100
14 N 94 100 Nn 94 94
15 O 82 65 Oo 100 100
16 P 76 76 Pp 88 88
17 Q 82 88 Qq 76 94
18 R 88 94 Rr 100 100
19 S 100 94 Ss 82 88
20 T 94 100 Tt 100 100
21 U 82 65 Uu 88 94
22 V 76 100 Vv 94 65
23 W 65 100 Ww 82 100
24 X 76 70 Xx 94 94
25 Y 94 82 Yy 100 100
26 Z 88 88 Zz 88 82
27 AA 94 94 Aaa 82 94
28 BB 100 88 Bbb 94 70
29 CC 88 76 Ccc 88 94
30 DD 100 76 Ddd 82 88
Jumlah 2388 2401 Jumlah 2559 2608
Rata-rata 79,60 80,03 Rata-rata 85,30 86,93
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest
kelas eksperimen sebesar 85,30 dan kelas kontrol sebesar 79,60, nilai rata-rata
posttest kelas eksperimen sebesar 86,93 dan kelas kontrol sebesar 80,03. Nilai
53
rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol memiliki nilai yang hampir sama.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan membaca
karangan narasi yang hampir sama. Nilai rata-rata posttest dan pretest kedua kelas
mengalami peningkatan.
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2
Grafik Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.3
Grafik Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pretest Posttest
Nila
i Rat
a-ra
ta
Jenis Test
Kontrol
Eksperimen
76
78
80
82
84
86
88
Kontrol Eksperimen
Nila
i Rat
a-ra
ta
Posttest
54
1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelas yang diberi pembelajaran membaca karangan
narasi dengan model pembelajaran konvensional. Kelompok eksperimen adalah
kelas yang diberi pembelajaran membaca karangan narasi dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebelum kedua kelompok diberi
pembelajaran mebaca karangan narasi, terlebih dahulu keduanya diberi tes awal
(pretest) keterampilan membaca karangan narasi. Subjek kelompok eksperimen
berjumlah 30 siswa dan kelompok kontrol berjumlah 30 siswa. Data hasil pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Kemampuan Membaca Karangan
Narasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Kelompok N Nilai
Minimal
Nilai
Maksimal Mean Median Modus
Standar
Deviasi
1 Eksperimen 30 65 100 85,30 82 82 2,50
2 Kontrol 30 53 100 79,60 79 79 2,20
Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen diperoleh
nilai rata-rata sebesar 85,30, median sebesar 82, modus sebesar 82, standar deviasi
sebesar 2,50. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa kelompok kontrol diperoleh
nilai rata-rata sebesar 79,60, median sebesar 79, modus sebesar 79, standar deviasi
sebesar 2,20. Distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan membaca
karangan narasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disajikan
dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kemampuan Membaca
Karangan Narasi Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Frekuensi (%)
65 3 10,0
70 2 7,0
76 5 16,6
55
82 4 13,3
88 5 16,6
94 4 13,3
100 7 23,2
Total 30 100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kemampuan Membaca Karangan
Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapat nilai 65 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 70 ada dua orang,
siswa yang mendapat nilai 76 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 82 ada
empat orang, siswa yang mendapat nilai 88 ada lima orang, siswa yang mendapat
nilai 94 ada empat orang dan siswa yang mendapat nilai 100 ada 7 orang.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kemampuan Membaca
Karangan Narasi Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Frekuensi (%)
53 2 7,0
65 4 13,3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
65 70 76 82 88 94 100
Ban
yak
Sisw
a
Nilai
56
70 3 10,0
76 6 18,0
82 4 13,3
88 5 16,6
94 4 13,3
100 3 10,0
Total 30 100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.5
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kemampuan Membaca Karangan
Narasi Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapat nilai 53 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada empat orang,
siswa yang mendapat nilai 70 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 76 ada
enam orang, siswa yang mendapat nilai 82 ada empat orang, siswa yang mendapat
nilai 88 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 94 ada empat orang dan siswa
yang mendapat nilai 100 ada tiga orang.
0
1
2
3
4
5
53 65 70 76 82 88 94 100
Ban
yak
Sisw
a
Nilai
57
1. Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sebelum dilakukannya posttest, peneliti memberikan perlakuan
sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan di kelas VA
(kelas eksperimen) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division). Perbedaan
pertemuan pertama dengan pertemuan kedua di kelas eksperimen hanya
terletak pada teks bacaan di lembar kerja siswa. Teks bacaan pada pertemuan
pertama di kelas eksperimen yaitu teks ‘Batu Badaon’ sedangkan teks bacaan
pada pertemuan kedua di kelas eksperimen yaitu teks bacaan yang berjudul ‘Si
Lancang’.
Pertemuan kedua dilakukan di kelas VB (kelas kontrol). Perbedaan
teks bacaan tersebut sama halnya dengan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan,
pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal posttest kepada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Pemberian posttest kemampuan membaca karangan narasi pada
kelompok eksperimen dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian
pembelajaran membaca karangan narasi dengan menggunakan model
pebelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan posttest kemampuan membaca
karangan narasi pada kelompok kontrol dimaksudkan untuk melihat hasil
pencapaian pembelajaran membaca karangan narasi dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional. Subjek kelompok eksperimen berjumlah
30 siswa dan kelompok kontrol berjumlah 30 siswa.
Data hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat pada tabel berikut:
58
Tabel 4.9
Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Kemampuan Membaca Karangan
Narasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No Kelompok N Nilai
Minimal
Nilai
Maksimal Mean Median Modus
Standar
Deviasi
1 Eksperimen 30 65 100 86,93 82 82 2,50
2 Kontrol 30 53 100 80,03 79 80 2,20
Berdasarkan tabel 4.8, dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen diperoleh
nilai rata-rata sebesar 86,93, median sebesar 82, modus sebesar 82, standar deviasi
sebesar 2,50. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa kelompok kontrol diperoleh
nilai rata-rata sebesar 80,03, median sebesar 79, modus sebesar 80, standar deviasi
sebesar 2,20. Distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan membaca
karangan narasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disajikan
dalam tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kemampuan Membaca
Karangan Narasi Kelompok Eksperimen
Nilai Frekuensi Frekuensi (%)
65 4 13,3
70 1 3,3
76 2 6,8
82 1 3,3
88 7 23,3
94 8 26,7
100 7 23,3
Total 30 100,0
59
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.6
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kemapuan Membaca Karangan
Narasi Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapat nilai 70 dan 82 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat
nilai 76 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada empat orang, siswa yang
mendapat nilai 88 ada tujuh orang, siswa yang mendapat nilai 94 ada delapan
orang dan siswa yang mendapat nilai 100 ada tujuh orang.
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kemampuan Membaca
Karangan Narasi Kelompok Kontrol
Nilai Frekuensi Frekuensi (%)
53 2 6,8
65 5 16,6
70 3 10,0
76 5 16,6
82 2 6,8
88 5 16,6
94 4 13,3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
65 70 76 82 88 94 100
Ban
yak
Sisw
a
Nilai
60
100 4 13,3
Total 19 100,0
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kemampuan Membaca Karangan
Narasi Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapat nilai 53 ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 65 ada lima orang,
siswa yang mendapat nilai 70 ada tiga orang, siswa yang mendapat nilai 76 ada
lima orang, siswa yang mendapat nilai 82 ada dua orang, siswa yang mendapat
nilai 88 ada lima orang, siswa yang mendapat nilai 94 ada empat orang dan siswa
yang mendapat nilai 100 ada empat orang.
A. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Pengujian persyaratan analisis dilakukan sebelum menganalisis data lebih
jauh. Adapun pengajuan persyaratan analisis adalah uji normalitas dan
homogenitas. Data yang diujikan pada penelitian ini adalah nilai posttest siswa.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan
0
1
2
3
4
53 65 70 76 82 88 94 100
Ban
yak
Sisw
a
Nilai
61
menggunakan uji chi kuadrat. Hasil kemampuan membaca karangan narasi
siswa kelas VA di MIN 6 Jagakarsa adalah berdistribusi normal dengan uraian
sebagai berikut: diperoleh hitung = 2,56 ; tabel = 9,488 pada taraf signifikan
α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 – 1 = 4, karena hitung < tabel
= 2,56 < 9,488.
Hasil uji normalitas posttest siswa disajikan pada tabel di bawah ini :
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
populasi, uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil perhitungan,
diperoleh nilai varian kelas eksperimen adalah 5,84 dan kelas kontrol adalah
4,53. Ternyata < 0,05 (29/29) = 1,28 < 1,85, maka kedua
variansi tersebut homogen.
Hasil pengujian diperoleh bahwa varians kedua kelompok tersebut
homogen dengan = 1,28. = 1,85 dan taraf signifikan α = 0,05
dengan dk pembilang = 29 dan dk penyebut = 29. Karena tidak
melebihi maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
berasal dari varian yang sama/homogen.
Hasil uji homogenitas posttest siswa kedua kelas disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Varians Fhitung Ftabel (0,05) Keterangan
Eksperimen 5,84 1,28 1,85
Homogen
Kontrol 4,53 Homogen
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data, diketahui bahwa data
tersebut berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan pengujian
hipotesis statistik dengan mengunakan uji t. Uji t dilakukan untuk mengetahui
apakah rata-rata posttest siswa pada kelompok eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari rata-
62
rata posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut :
H0 : µE = µK
Ha : µE > µK
Keterangan :
µE = posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif.
µK = posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Hasil perhitungan = 2,082, sedangkan = 2,002 pada taraf
signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan adalah 58. Berarti thitung > ttabel
menyatakan diterima. Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division) terhadap kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas V MIN 6
Gandaria, Jakarta Selatan.
Jika dituliskan dalam bentuk tabel seperti berikut :
Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis Dengan Uji t
dK thitung ttabel Kesimpulan
58 2,082 2,002 Tolak H0, Terima Ha
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab II terdahulu telah diuraikan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas dapat membuat siswa
meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan
masalah, siswa termotivasi pada hasil secara teliti karena bekerja dalam
kelompok, dapat membantu siswa yang lemah dan dapat meningkatkan hasil
belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan
masalah. Hal tersebut terbukti saat pelaksanaan pembelajaran di lapangan.
Pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD, para siswa bekerjasama setelah guru
menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan
63
membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap
ketidaksesuaian dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah
dalam memahami. Siswa bekerja dengan teman satu timnya, menilai kekuatan
dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam mengerjakan
kuis atau soal yang diberikan oleh guru. Meski mereka belajar bersama, tiap
siswa harus mampu menguasai materinya. Tanggung jawab individual seperti
ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain,
karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat
semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat lebih optimal jika disesuaikan dengan materi pelajaran, dan hal
tersebut dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
perolehan hasil belajar siswa yang dilakukan. Setelah seluruh proses
pembelajaran berlangsung, rata-rata siswa memperoleh hasil yang
memuaskan.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki
kelebihan yaitu membantu siswa yang lemah dan dominasi guru dalam
pembelajaran berkurang. Dalam arti lain dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa yang mampu menguasai materi
dapat membantu siswa yang kurang menguasai materi dalam kelompoknya
oleh sebab itu dominasi guru berkurang karena dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, siswa lebih mengandalkan teman sekelompoknya
terlebih dahulu sebelum bertanya kepada guru.
Penggunaan model pembelajaran konvensional guru lebih monoton,
hal ini mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa
yang diberikan guru. Dalam proses pembelajaran pun ditemukan beberapa
siswa yang mengobrol dengan teman sebangku dan ada pula siswa yang
mengganggu temannya sehingga proses belajar tidak efektif. Hal tersebut
mengakibatkan siswa kurang dapat menangkap dan menerima materi yang
diajarkan, sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang kurang maksimal.
64
Dukungan terhadap teori penelitian ini sejalan dengan teorinya
Tampubolon bahwasanya kemampuan membaca karangan narasi terbukti
setelah diberikan treatment dengan metode pembelajaran STAD (Student
Team Achievement Division). Berdasarkan teori motivasi menurut Slavin,
motivasi siswa dalam pembelajaran kooperatif terletak pada bagaimana bentuk
penghargaan (reward) atau struktur pencapaian tujuan saat siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
65
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hipotesis yang diajukan sebelumnya dan setelah dilakukan
penelitian pada siswa kelas V MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan, penelitian
dilakukan pada dua kelas yang berbeda, di mana kelas VA diberikan
perlakuan yang berbeda dengan kelas VB. Untuk kelas VB pembelajaran
dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
sedangkan untuk kelas VA pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
model pembelajaran konvensional.
Peningkatan dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-rata posttest
kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas kontrol dan eksperimen
serta hasil uji t yang dilakukan terhadap nilai posttest kelas kontrol dan
eksperimen. Nilai rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 80,03. Nilai rata-
rata posttest kelas eksperimen sebesar 86,93. Jadi, terjadi peningkatan
sebesar 6,90.
Setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
kemampuan membaca karangan narasi siswa meningkat, hasil belajar
meningkat, suasana belajar yang dilaksanakan mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar dan mengerjakan tugas secara
berkelompok, dan pembelajaran jadi lebih aktif dan mampu membantu siswa
yang mengalami kesulitan karena bekerja secara berkelompok. Hasil
penghitungan uji hipotesis didapatkan t hitung = 2,082, sedangkan nilai ttabel =
2,002 pada taraf signifikansi α= 0,05 dengan derajat kebebasan sebesar 58.
Berdasarkan nilai tersebut maka diperoleh nilai > , ini berarti
bahwa H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan
membaca karangan narasi.
66
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil kemampuan membaca karangan
narasi. Penerapannya di kelas dapat membuat pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan karena siswa terlibat secara berkelompok sehingga siswa
saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu
dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan.
Menerapkan model pembelajaran ini, dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah, dominasi guru dalam
pembelajaran berkurang, siswa termotivasi pada hasil secara teliti karena
bekerja dalam kelompok atau TIM, membantu siswa yang lemah, dan
meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang
berbentuk pemecahan masalah. Dengan demikian, pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan
oleh guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan,
dan dapat terus disempurnakan lebih lanjut
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis menyampaikan
saran sebagai berikut
1. Sebaiknya guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
dalam bertanya pada saat pembelajaran tentang materi yang kurang
dimengerti.
2. Diharapkan kepada guru kelas menerapkan model pembelajaran yang
dapat menarik minat siswa dalam belajar bahasa indonesia.
3. Diharapkan kepada guru bahasa indonesia meningkatkan kemampuan dan
keterampilan penguasaan model pembelajaran untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa.
67
4. Mengingat keterbatasan yang ada dalam penelitian ini dapat dijadikan
bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut, dengan memperhatikan
kemungkinan adanya variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
68
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara,
2009.
Badudu, J.S. dan Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.
Gahyani, Isah. Kemampuan Berbahasa Indonesia Di SD. Bandung: UPI PRESS,
2007.
Karwapi, Muhammad. “Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif dengan
Menggunakan Strategi DR-TA (Directed Reading Thinking Activity)
Murid Kelas III SD Negeri 211 Bulete Kabupaten Wajo”,
http://karwapi.wordpress.com/, diakses tanggal 23 Oktober 2013.
Kasmad, Mamad dan Suko Pratomo. Model-Model Pembelajaran Berbasis
PAIKEM. Tangerang: Pustaka Mandiri, 2012.
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia, 1983.
Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta:
MitraWacana Media, 2010.
Mulyati, Yeti., et.al., Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2011.
Putra, Sitiatava Rizema. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Yogyakarta:
DIVA Press, 2013.
69
Resmini, Novi. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi. Bandung: UPI
PRESS, 2007.
Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012.
Samudera, Gio. “Arsip Untuk SKKD SD”,
http://giosamudera.wordpress.com/category/skkd-sd/, diakses tanggal 23
Oktober 2013.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media, 2008.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009.
Suyono dan Hariyanto. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2011.
Tarigan, Henry Guntur. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Angkasa, 2009.
-----. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung, 2008.
70
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,
2010.
Lampiran 1 ( Kelas Eksperimen )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Pertemuan 1
Nama Sekolah : MIN 6 Jagakarsa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 / 2
PERTEMUAN KE : 1
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita
pendek anak yang dapat disampaikan secara lisan.
I. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
II. Indikator
1. Menuliskan nama dan watak tokoh cerita
2. Menuliskan latar cerita
3. Memahami isi cerita
4. Menentukan tema cerita
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan nama dan watak tokoh cerita
2. Siswa mampu menuliskan latar cerita
3. Siswa mampu memahami isi cerita
4. Siswa mampu menentukan tema cerita
IV. MATERI AJAR
1. Karangan Narasi
V. METODE PEMBELAJARAN
Kooperatif tipe STAD
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Mengucap salam dan
berdo’a
- Menjawab salam dan
berdo’a - Religious
- Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait dengan
materi yang akan dibahas
- Merespon dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
oleh guru
- Komunikatif
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
- Perhatian
B. KEGIATAN INTI
B.1 Eksplorasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Siswa dilibatkan mencari
materi informasi yang luas
tentang materi yang akan
dipelajari
- Memperhatikan penjelasan
guru - Perhatian
- Guru memberikan materi
dengan menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan
membagikan teks cerita
“Batu Badaon”
- Siswa mengikuti instruksi
guru
- Berani,
Percaya Diri,
Komunikasi
- Setelah siswa berkelompok
atau membentuk tim, Siswa
diberi kesempatan untuk
berinteraksi antar siswa
- Siswa berkumpul bersama
kelompoknya dan mengikuti
instruksi guru
- Disiplin
untuk tanya jawab dan juga
interaksi dengan sumber
belajar yang ada.
B.2 Elaborasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Guru membagikan lembar
Kerja kepada siswa
- Siswa menerima lembar
kerja yang dibagikan guru
- Kerjasama,
Komunikasi
- Guru meminta salah satu
siswa tiap kelompok
membacakan cerita
- Siswa lain mendengarkan
cerita yang dibacakan
- Saling
menghargai
- Guru menginstruksikan
siswa untuk berdiskusi
secara berkelompok dalam
mengidentifikasi unsur
cerita
- Siswa mengikuti instruksi
guru
- Kerjasama,
Perhatian
- Dengan menggunakan
model pembelajaran
Kooperatif tipe STAD guru
meminta perwakilan setiap
kelompok atau tim untuk
melaporkan hasil diskusi di
depan kelas
- Setiap perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
- Disiplin
B.3 Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Memberikan penguatan dan
saran terkait materi yang
telah dibahas
- Siswa memperhatikan
penguatan dan saran guru
- Perhatian,
menghargai
- Dengan menggunakan - Siswa mengerjakan evaluasi - Komunikasi
model pembelajaran
kooperatif tipe STAD,
Guru memberikan evaluasi
atau kuis yang dikerjakan
secara individu
atau kuis yang dibuat oleh
guru
- Meluruskan kekeliruan
yang terjadi selama proses
pembelajaran
- Memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
- Disiplin,
Perhatian
- Memberikan motivasi dan
penguatan terkait materi
yang diajarkan
- Siswa memperhatikan
penguatan dan motivasi
yang diberikan oleh guru
- Perhatian,
motivasi
C. PENUTUP
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Bersama siswa
menyimpulkan hasil
kegiatan inti
- Secara klasikal siswa
menyimpulkan
- Perhatian
- Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan
berdoa dan mengucapkan
salam
- Bersama dengan guru
berdoa dan menjawab
salam, sebelum
mengakhiri kegiatan
pembelajaran
- Religius,
disiplin
SUMBER BELAJAR : 1. Surana. 2004. Aku Cinta Bahasa Indonesia
Kelas 5.
Solo: Tiga Serangkai
2. Teks cerita “Batu Badaon”
PENILAIAN
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan pengertian
tokoh
Mengidentifikasi
karakterdalam watak
tokoh
Menjelaskan pengertian
latar
Menjelaskan pengertian
isi cerita
Menjelaskan pengertian
tema
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
1. Apakah yang dimaksud
dengan nama tokoh ?
2. Tuliskan karakter yang
terdapat dalam watak
tokoh?
3. Apa yang dimaksud
dengan latar?
4. Apakah yang dimaksud
dengan isi cerita ?
5. Apakah yang dimaksud
dengan tema ?
Lembar Penilaian Produk (hasil diskusi)
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep *semua benar
*sebagian besar benar
*sebagian kecil benar
*semua salah
4
3
2
1
Lembar Penilaian Performance
No Kriteria Penilaian
Pencapaian
Skor Jumlah
Skor SB B C K
1 Kerjasama
2 Perhatian
3 Partisipasi dalam memberikan pendapat
4 Minat
5 Motivasi
Keterangan :
SB (Sangat Baik) : 4 C (Cukup) : 2
B (Baik) : 3 K (Kurang) : 1
Lembar Penilaian Proses
( Lampiran )
Tanggal :
No. Nama Siswa Aspek yang diamati Skor Nilai
Jawaban Partisipasi Semangat
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek dan Kriteria Penilaian Proses
Jawaban : 3 = Tepat 2 = Cukup 1 = Kurang
Partisipasi : 3 = Ikut mengerjakan dan memotivasi teman
2 = Ikut mengerjakan tetapi tidak memotivasi teman
1 = Ikut mengerjakan bila diminta teman
Semangat : 3 = Jika antusias tinggi untuk melaksanakan tugas dan
motivasi
2 = Jika antusias cukup tinggi melaksanakan tugas,
terkadang
1 = Jika mengerjakan tugas kelompok bila di tegur
LEMBAR PENILAIAN
No NAMA
SISWA
PERFORM PRODUK PROSES JUMLAH
SKOR
NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
CATATAN :
Nilai = Benar x 10
Mengetahui, Jakarta,……………2013
Kepala Sekolah MIN 6 Gandaria Guru Kelas
………………………….. ……………………
LAMPIRAN 2
Batu Badaon
Bajak laut sering datang ke Pulau Rote. Ia merampas harta rakyat. Rakyat
hidupnya tak tentram. Mereka menyingkir ke gunung –gunung. Tampilah seorang
muda bernama Bais. Ia meninggalkan istrinya. Lalu, dengan mengendarai kuda ia
pergi mencari moyangnya. Baidalelole, moyang Bais tinggal di Gunung Lamola.
Ia kebal pada senjata.
Dari moyangnya itu, Bais mendapatkan kekebalan. Ketika hendak pulang,
Bais dibekali seruas bambu berisi obat kebal. Dengan bantuan beberapa orang
teman, Bais berhasil menumpas bajak laut. Enam tahun kemudian, Pulau Rote
diserang pasukan Helong. Pasukan Rote kalah karena kurang latihan. Raja Rote
ditawan.
Pasukan Bais berhasil mengalahkan pasukan Helong. Bais diambil
menantu oleh Raja Rote. Ia dikawinkan dengan Beis. Pada suatu hari, Bunameni
istri Bais datang ke istana tetapi ditolak. Suatu ketika bapak dan ibu Bais pun
datang ke istana, tetapi juga ditolak. Bais mengatakan bahwa bapak dn ibunya
telah meninggal.
Orang tua Bais pergi ke sebuah bukit. Di sana mereka menangis. Air mata
mereka berubah menjadi banjir besar. Istana Bais pun terlanda banjir. Bais dan
Beis pun menjadi buaya. Bunameni meminta kepada Dewata agar suaminya bisa
kembali menjadi manusia. Permintaan itu tidak dikabulkan. Dewata menyuruh
Bunameni pulang karena anak-anaknya telah rindu.
Di rumah Bunameni telah tersedia beras sebakul. Jika ditanak sebutir saja,
butir beras akan menjadi nasi yang cukup dimakan sekeluarga. Bunameni hidup
dengan dua orang anaknya, yaitu Matia dan Lilo. Keajaiban beras itu tak pernah
diceritakan kepada anaknya.
Pada suatu hari, Bunameni diajak tetangganya mencari ikan ke laut. Ia
berpesan kepada Matia agar menanak sebutir beras saja. Pesan itu tidak
diindahkan Matia. Ia mengambil siliter beras lalu ditanaknya. Ketika air beras
mendidih, tumpahlah airnya. Akhirnya, periuk berubah menjadi sebuah mata air,
menjadi anak sungai hingga ke tepi laut.
Bunameni sangat marah, ia berkata kepada anaknya, “Matia, Ibu mau
pergi untuk selama-lamanya. Lebih baik Ibu tinggal di dalam perut Batu Badaon
daripada tinggal bersama anak yang tak mau mendengarkan nasehat orang tua.”
Bunameni pergi mendapatkan sebuah batu besar di lereng bukit. Konon
batu itu datang sendiri dari Hindia Belakang karena penduduk di sana tidak mau
lagi memujanya. Disebut “Batu Badaon” karena tertutup banyak daun. Pada batu
itu ada pintu yang bisa membuka dan menutup sendiri. Untuk membuka pintu itu,
orang harus menyanyi. Bunameni menyanyi, pintu batu terbuka. Bunameni lalu
masuk, tiba-tiba Matia menyusul dengan menggendong adiknya, “Ibu, jangan
masuk!” seru Matia.” Matia sudah bertobat, Bu!”
Mendengar suara Matia itu, batu pun cepat-cepat menutup mulutnya.
Hingga rambut Bunameni tertinggal di luar. Matia meletakkan adiknya di tanah, ia
lalu menyanyi, namun ibunya tidak mau keluar. Matia pun meninggalkan batu
seraya berkata, “Adikku, Ibu telah membenci kita karena telah mengabaikan
pesannya.”
Sumber: Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas 5
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa
Nama Kelompok :
1. Tuliskan nama-nama dan watak tokoh yang terdapat dalam cerita “Batu
Badaon”!
2. Tuliskan latar (tempat dan waktu) cerita tersebut !
3. Ceritakan kembali isi cerita itu secara singkat dengan kalimat yang mudah
dipahami !
4. Tuliskan tema dari cerita “Batu Badaon”!
Lampiran 4
Tabel 1
Lembar Pengamatan Kelompok Eksperimen (Pertemuan 1)
N
O. NAMA SISWA
KERJASAMA PERHATIAN PARTISIPASI MINAT MOTIVASI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Abdul Mufti Hikam V V V V V
2 Abdul Wahid V V V V V
3 Aji Saputro V V V V V
4 Alif Nidaul Khofiah V V V V V
5 Alvia Zahra Maliq V V V V V
6 Amar Maulana V V V V V
7 Anggraini Bariyah V V V V V
8 Arista Ceza Lukmayani V V V V V
9 Aulia Zahra V V V V V
10 Candra Apiyanto V V V V V
11 Defiliani Ayu Rhosita V V V V V
12 Farda Salsabila Putri V V V V V
13 Ilma Nida V V V V V
14 Isnaini Nurfadillah V V V V V
15 Muhammad Arqom V V V V V
16 Muhammad Farhan Mufa V V V V V
17 Muhammad Hazami V V V V V
18 Muhammad Ikhsan V V V V V
19 M. Raihan Abdillah V V V V V
20 Muhammad Rizki M V V V V V
21 Nabilah Rahmadina V V V V V
22 Nurin Devi V V V V V
23 Nurjanah Batu Bara V V V V V
24 Pramudya Agung L V V V V V
25 Raihan Ramdhani Hakim V V V V V
26 Refi Aleynizar V V V V V
27 Rizky Arief Dwinedyo V V V V V
28 Syaharani Gustiawati V V V V V
29 Syahla Nurul Kamila V V V V V
30 Syalwa Azahra V V V V
31 Yordan V V V V V
32 Zulfikar Khoirul Anam V V V V V
33 Zulkarnaen V V V V V
34 Zumi Kurniawan V V V V V
35 Abdullah Faqih V V V V V
36 Aisyah Dhiya Firdaus V V V V V
37 Aliya Dwi Monica V V V V V
38 Anggi Amelia Putri V V V V V
39 Arhan Trirahido V V V V V
40 Balqis V V V V V
41 Dea Putri Yuliana V V V V V
42 Fadila Riyanti V V V V V
43 Febi Rosiana Tri Dipa V V V V V
44 Gladys Putri Bahati V V V V V
45 Hasbi Muharrival V V V V V
46 Luthfiyah Nabila V V V V V
47 Maulani Zaidan V V V V V
48 Mohammad Rifky V V V V V
49 Muhammad Adam Panca V V V V V
50 Muhammad Fathir Irawan V V V V V
51 Muhammad Hafiz V V V V V
52 Muhammad Haspi Akbari V V V V V
53 Muhammad Ilyas Ilyasa V V V V V
54 Muhammad Ridho Ardana V V V V V
55 Syafira Rizqi Salsabilla V V V V V
56 Vanesa Sukma V V V V V
Ket : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Lampiran 5
Soal Evaluasi
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
tepat!
1. Nama moyang Bais adalah ...
2. Beis adalah seorang anak dari Raja ...
3. Watak dari tokoh Bais adalah ...
4. Orang tua Bais menangis di...
5. Pulau yang sering di datangi bajak laut adalah ...
6. Bais mencari moyangnya di ...
7. Bunameni pergi saat marah kepada anaknya ke ....
8. Yang menyebabkan orang tua Bais menangis adalah ...
9. Yang menyebabkan Bais dan Beis menjadi buaya adalah ...
10. Tema dari cerita “Batu Badaon” adalah ...
Lampiran 6 ( Kelas Eksperimen )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Pertemuan 2
Nama Sekolah : MIN 6 Jagakarsa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 / 2
PERTEMUAN KE : 1
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita
pendek anak yang dapat disampaikan secara lisan.
I. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
II. Indikator
1. Menuliskan gagasan utama cerita
1. Menjelaskan kesimpulan isi cerita
2. Menuliskan amanat yang terkandung dalam cerita
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan gagasan utama cerita
2. Siswa mampu menjelaskan kesimpulan isi cerita
3. Siswa mampu menuliskan amanat yang terkandung dalam cerita
IV. MATERI AJAR
1. Karangan Narasi
V. METODE PEMBELAJARAN
Kooperatif tipe STAD
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
VI. PENDAHULUAN
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Mengucap salam dan berdo’a - Menjawab salam dan
berdo’a - Religious
- Melakukan appersepsi dengan
mengajukan pertanyaan
terkait dengan materi yang
akan dibahas
- Merespon dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
oleh guru
- Komunikatif
- Siswa disiapkan secara praktis
dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan
yel-yel.
- Mengikuti proses
pembelajaran - Perhatian
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
- Perhatian
VII. KEGIATAN INTI
B.1 Eksplorasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Siswa dilibatkan mencari
materi informasi yang luas
tentang materi yang akan
dipelajari
- Memperhatikan
penjelasan guru - Perhatian
- Guru memberikan materi
dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan membagikan teks
cerita “Si Lancang”
- Siswa mengikuti instruksi
guru
- Berani,
Percaya Diri,
Komunikasi
- Setelah siswa berkelompok
atau membentuk TIM dengan
menggunakan model
- Siswa berkumpul
bersama kelompoknya
dan mengikuti instruksi
- Disiplin
pembelajaran kooperatif tipe
STAD, Siswa diberi
kesempatan untuk berinteraksi
antar siswa untuk tanya jawab
dan juga interaksi dengan
sumber belajar yang ada.
guru
B.2 Elaborasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Guru membagikan lembar
Kerja kepada siswa
- Siswa menerima lembar
kerja yang dibagikan
guru
- Kerjasama,
Komunikasi
- Guru meminta salah satu
siswa tiap kelompok atau TIM
yang telah terbentuk dengan
model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, untuk
membacakan cerita
- Siswa lain mendengarkan
cerita yang dibacakan
- Saling
menghargai
- Guru menginstruksikan siswa
untuk berdiskusi secara
berkelompok dalam
mengidentifikasi unsur cerita
- Siswa mengikuti instruksi
guru
- Kerjasama,
Perhatian
- Meminta perwakilan
kelompok untuk melaporkan
hasil diskusi di depan kelas
- Setiap perwakilan
kelompok maju ke depan
kelas
- Disiplin
B.3 Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Memberikan penguatan dan
saran terkait materi yang telah
- Siswa memperhatikan
penguatan dan saran guru
- Perhatian,
menghargai
dibahas
- Dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
STAD, Guru memberikan
evaluasi atau kuis yang
dikerjakan secara individu
- Siswa mengerjakan
evaluasi atau kuis
- Komunikasi
- Meluruskan kekeliruan yang
terjadi selama proses
pembelajaran
- Memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
- Disiplin,
Perhatian
- Memberikan motivasi dan
penguatan terkait materi yang
diajarkan
- Siswa memperhatikan
penguatan dan motivasi
yang diberikan oleh guru
- Perhatian,
motivasi
VIII. PENUTUP
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Bersama siswa menyimpulkan
hasil kegiatan inti
- Secara klasikal siswa
menyimpulkan
- Perhatian
- Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdoa
dan mengucapkan salam
- Bersama dengan guru
berdoa dan menjawab
salam, sebelum
mengakhiri kegiatan
pembelajaran
- Religius,
disiplin
SUMBER BELAJAR : 1. Surana. 2004. Aku Cinta Bahasa Indonesia
Kelas 5.
Solo: Tiga Serangkai
2. Teks cerita “Si Lancang”
PENILAIAN
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan pengertian
gagasan utama
Menjelaskan pengertian
paragraf deduktif
Menjelaskan pengertian
paragraph deduktif-induktif
Menjelaskan pengertian
kesimpulan
Menjelaskan pengertian
amanat
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
1. Apakah yang
dimaksud dengan
gagasan utama ?
2. Apakah yang
dimaksud dengan
paragraf deduktif?
3. Apakah yang
dimaksud dengan
paragraf deduktif-
induktif?
4. Apakah yang
dimaksud dengan
kesimpulan ?
5. Apakah yang
dimaksud dengan
amanat ?
Lembar Penilaian Produk (hasil diskusi)
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep *semua benar
*sebagian besar benar
*sebagian kecil benar
*semua salah
4
3
2
1
Lembar Penilaian Performance
N
o
Kriteria Penilaian Pencapaian Skor Jumlah
Skor
SB B C K
1 Kerjasama
2 Perhatian
3 Partisipasi dalam memberikan pendapat
4 Minat
5 Motivasi
Keterangan :
SB (Sangat Baik) : 4 C (Cukup) : 2
B (Baik) : 3 K (Kurang) : 1
Lembar Penilaian Proses
( Lampiran )
Tanggal :
No. Nama Siswa Aspek yang diamati Skor Nilai
Jawaban Partisipasi Semangat
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek dan Kriteria Penilaian Proses
Jawaban : 3 = Tepat 2 = Cukup 1 = Kurang
Partisipasi : 3 = Ikut mengerjakan dan memotivasi teman
2 = Ikut mengerjakan tetapi tidak memotivasi teman
1 = Ikut mengerjakan bila diminta teman
Semangat : 3 = Jika antusias tinggi untuk melaksanakan tugas dan
motivasi
2 = Jika antusias cukup tinggi melaksanakan tugas,
terkadang
1 = Jika mengerjakan tugas kelompok bila di tegur
LEMBAR PENILAIAN
No. NAMA
SISWA
PERFORM PRODUK PROSES JUMLAH
SKOR
NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
CATATAN :
Nilai = Benar x 10
Mengetahui, Jakarta,……………2013
Kepala Sekolah MIN 6 Gandaria Guru Kelas
………………………….. ……………………………
Lampiran 7
Si Lancang
Pada zaman dahulu di daerah Kampar hiduplah si Lancang bersama
ibunya. Mereka hidup sangat miskin. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, si
Lancang berniat merantau. Pada suatu hari, ia meminta izin kepada ibunya.
Ibunya berpesan agar di rantau orang kelak, si Lancang selalu inggat kepada ibu
dan kampong halamannya. Ibunya berpesan agar si Lancang jangan menjadi anak
durhaka. Si Lancang pun berjanji kepada ibunya akan selalu inggat ibu dan
kampong halamannya. Ibunya menjadi terharu saat si Lancang mencium lututnya
untuk minta doa.
Di rantau si Lancang sangat beruntung. Ia menjadi saudagar yang kaya
raya. Ia memiliki berpuluh-puluh buah kapal dagang. Dikabarkan pula, ia pun
mempunyai tujuh orang istri. Mereka semua berasal dari keluarga saudagar yang
kaya. Sementara itu, ibu si Lancang masih tinggal di Kampar dalam keadaan yang
sangat miskin.
Pada suatu hari, si Lancang berlayar ke Andalas. Berita kedatangan si
Lancang didengar oleh ibunya. Dengan perasaan terharu, ia bergegas menyambut
kedatangan anak satu-satunya tersebut. Begitu menyatakan bahwa dirinya adalah
ibu si Lancang, tidak ada seorang kelasi pun yang mempercayainya. Dengan
kasarnya, ia mengusir ibu tua tersebut. Ia bersikeras minta untuk dipertemukan
dengan anaknya si Lancang. Keadaan itu menimbulkan keributan. Mendengar
kegaduhan di atas geladak, si Lancang dengan diiringi ketujuh istrinya
mendatangi tempat itu. “Engkau Lancang.....anakku! Oh.... betapa rindunya hati
emak padamu!”
Mendengar sapaan itu, dengan congkaknya si Lancang menepis. Anak
durhaka ini pun teriak, “Mana mungkin aku mempunyai ibu perempuan miskin
seperti kamu. Kelasi!Usir perempuan ini!” Ibu yang malang ini akhirnya pulang
dengan perasaan hancur. Sesampainya di rumah ia berdoa, “Ya, Tuhanku ...
hukumlah si anak durhaka itu.” Dalam sekejap, turunlah badai topan. Badai
tersebut menghancurkan kapal-kapal dagang milik si Lancang. Harta benda
miliknya juga terbang kemana-mana. Kain sutranya melayang-layang dan jatuh
menjadi negeri Lipat Kain yang terletak di Kampar Kiri. Gongnya terlempar ke
Kampar Kanan dan menjadi sungai Oguong. Tembikarnya melayang menjadi
Pasubilah, sedangkan tiang bendera kapal si Lancang terlempar hingga sampai di
sebuah danau yang di beri nama Danau si Lancang.
Lampiran 8
Lembar Kerja Siswa
Nama Kelompok :
1. Tuliskan gagasan utama tiap paragraf !
2. Tuliskan kesimpulan dari cerita “Si Lancang”!
3. Tuliskan amanat yang terdapat dalam cerita “Si Lancang”!
Lampiran 9
Tabel 2
Lembar Pengamatan Kelompok Eksperimen (Pertemuan 2)
N
O. NAMA SISWA
KERJASAMA PERHATIAN PARTISIPASI MINAT MOTIVASI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Abdul Mufti Hikam V V V V V
2 Abdul Wahid V V V V V
3 Aji Saputro V V V V V
4 Alif Nidaul Khofiah V V V V V
5 Alvia Zahra Maliq V V V V V
6 Amar Maulana V V V V V
7 Anggraini Bariyah V V V V V
8 Arista Ceza Lukmayani V V V V V
9 Aulia Zahra V V V V V
10 Candra Apiyanto V V V V V
11 Defiliani Ayu Rhosita V V V V V
12 Farda Salsabila Putri V V V V V
13 Ilma Nida V V V V V
14 Isnaini Nurfadillah V V V V V
15 Muhammad Arqom V V V V V
16 Muhammad Farhan Mufa V V V V V
17 Muhammad Hazami V V V V V
18 Muhammad Ikhsan V V V V V
19 M. Raihan Abdillah V V V V V
20 Muhammad Rizki M V V V V V
21 Nabilah Rahmadina V V V V V
22 Nurin Devi V V V V V
23 Nurjanah Batu Bara V V V V V
24 Pramudya Agung L V V V V V
25 Raihan Ramdhani Hakim V V V V V
26 Refi Aleynizar V V V V V
27 Rizky Arief Dwinedyo V V V V V
28 Syaharani Gustiawati V V V V V
29 Syahla Nurul Kamila V V V V V
30 Syalwa Azahra V V V V V
31 Yordan V V V V V
32 Zulfikar Khoirul Anam V V V V V
33 Zulkarnaen V V V V V
34 Zumi Kurniawan V V V V V
35 Abdullah Faqih V V V V V
36 Aisyah Dhiya Firdaus V V V V V
37 Aliya Dwi Monica V V V V V
38 Anggi Amelia Putri V V V V V
39 Arhan Trirahido V V V V V
40 Balqis V V V V V
41 Dea Putri Yuliana V V V V V
42 Fadila Riyanti V V V V V
43 Febi Rosiana Tri Dipa V V V V V
44 Gladys Putri Bahati V V V V V
45 Hasbi Muharrival V V V V V
46 Luthfiyah Nabila V V V V V
47 Maulani Zaidan V V V V V
48 Mohammad Rifky V V V V V
49 Muhammad Adam Panca V V V V V
50 Muhammad Fathir Irawan V V V V V
51 Muhammad Hafiz V V V V V
52 Muhammad Haspi Akbari V V V V V
53 Muhammad Ilyas Ilyasa V V V V V
54 Muhammad Ridho Ardana V V V V V
55 Syafira Rizqi Salsabilla V V V V V
56 Vanesa Sukma V V V V V
Ket : 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Lampiran 10 ( Kelas Kontrol )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Pertemuan 1
Nama Sekolah : MIN 6 Jagakarsa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 / 2
PERTEMUAN KE : 1
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita
pendek anak yang dapat disampaikan secara lisan.
I. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
II. Indikator
1. Menuliskan nama dan watak tokoh cerita
2. Menuliskan latar cerita
3. Memahami isi cerita
4. Menentukan tema cerita
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan nama dan watak tokoh cerita
2. Siswa mampu menuliskan latar cerita
3. Siswa mampu memahami isi cerita
4. Siswa mampu menentukan tema cerita
IV. MATERI AJAR
- Karangan Narasi
V. METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran konvensional
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
VI. PENDAHULUAN
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Mengucap salam dan berdo’a - Menjawab salam dan
berdo’a - Religious
- Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait dengan
materi yang akan dibahas
- Merespon dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
oleh guru
- Komunikatif
- Siswa disiapkan secara
praktis dan fisik untuk
mengikuti proses
pembelajaran dengan yel-yel.
- Mengikuti proses
pembelajaran - Perhatian
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
- Perhatian
VII. KEGIATAN INTI
B.1 Eksplorasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Siswa dilibatkan mencari
materi informasi yang luas
tentang materi yang akan
dipelajari
- Memperhatikan
penjelasan guru - Perhatian
- Guru memberikan materi
dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional
dan membagikan teks cerita
“Batu Badaon”
- Siswa memperhatikan
materi yang diberikan
guru
- Perhatian
- Siswa diberi kesempatan
dengan teman sebangkunya
untuk berinteraksi antar
siswa untuk Tanya Jawab
dan juga interaksi dengan
sumber belajar yang ada.
- Siswa mengikuti instruksi
guru
- Disiplin
B.2 Elaborasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Beberapa siswa membacakan
cerita di depan kelas dan
siswa yang lain
menyimaknya.
- Siswa membacakan cerita
di depan kelas
- Kerjasama,
Komunikasi
- Siswa diberi kesempatan
untuk berpikir dan
mengerjakan soal yang
diberikan guru secara
individu
- Siswa mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru
- Saling
menghargai
- Bersama siswa membahas
soal yang telah dikerjakan
oleh siswa, penilaian
dilakukan guru
- Membahas soal secara
bersama-sama
- Disiplin
B.3 Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Memberikan penguatan dan
saran terkait materi yang
telah dibahas
- Siswa memperhatikan
penguatan dan saran guru
- Perhatian,
menghargai
- Guru memberikan evaluasi - Siswa menerima evaluasi - Komunikasi
- Meluruskan kekeliruan yang
terjadi selama proses
pembelajaran
- Memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
- Disiplin,
Perhatian
- Memberikan motivasi dan
penguatan terkait materi yang
diajarkan
- Siswa memperhatikan
penguatan dan motivasi
yang diberikan oleh guru
- Perhatian,
motivasi
VIII. PENUTUP
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Bersama siswa
menyimpulkan hasil kegiatan
inti
- Secara klasikal siswa
menyimpulkan
- Perhatian
- Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdoa
dan mengucapkan salam
- Bersama dengan guru
berdoa dan menjawab
salam, sebelum
mengakhiri kegiatan
pembelajaran
- Religius,
disiplin
SUMBER BELAJAR : 1. Surana. 2004. Aku Cinta Bahasa Indonesia
Kelas 5.
Solo: Tiga Serangkai
2.Teks cerita “Batu Badaon”
PENILAIAN
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan pengertian
tokoh
Mengidentifikasi
karakterdalam watak
tokoh
Menjelaskan pengertian
latar
Menjelaskan pengertian
isi cerita
Menjelaskan pengertian
tema
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
1. Apakah yang dimaksud
dengan nama tokoh ?
2. Tuliskan karakter yang
terdapat dalam watak
tokoh?
3. Apa yang dimaksud
dengan latar?
4. Apakah yang dimaksud
dengan isi cerita ?
5. Apakah yang dimaksud
dengan tema ?
Lembar Penilaian Produk (hasil diskusi)
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep *semua benar
*sebagian besar benar
*sebagian kecil benar
*semua salah
4
3
2
1
Lembar Penilaian Performance
No. Kriteria Penilaian Pencapaian Skor Jumlah Skor
SB B C K
1 Kerjasama
2 Perhatian
3 Partisipasi dalam memberikan
pendapat
4 Minat
5 Motivasi
Keterangan :
SB (Sangat Baik) : 4
B (Baik) : 3
C (Cukup) : 2
K (Kurang) : 1
Lembar Penilaian Proses
( Lampiran )
Tanggal :
No. Nama Siswa Aspek yang diamati
Skor Nilai Jawaban Partisipasi Semangat
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek dan Kriteria Penilaian Proses
Jawaban : 3 = Tepat 2 = Cukup 1 = Kurang
Partisipasi : 3 = Ikut mengerjakan dan memotivasi teman
2 = Ikut mengerjakan tetapi tidak memotivasi teman
1 = Ikut mengerjakan bila diminta teman
Semangat : 3 = Jika antusias tinggi untuk melaksanakan tugas dan
motivasi
2 = Jika antusias cukup tinggi melaksanakan tugas,
terkadang
1 = Jika mengerjakan tugas kelompok bila di tegur
LEMBAR PENILAIAN
No NAMA
SISWA
PERFORM PRODUK PROSES JUMLAH
SKOR
NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
CATATAN :
Nilai = Benar x 10
Mengetahui, Jakarta,……………2013
Kepala Sekolah MIN 6 Gandaria Guru Kelas
………………………….. ……………………………
LAMPIRAN 11
Batu Badaon
Bajak laut sering datang ke Pulau Rote. Ia merampas harta rakyat. Rakyat
hidupnya tak tentram. Mereka menyingkir ke gunung –gunung. Tampilah seorang
muda bernama Bais. Ia meninggalkan istrinya. Lalu, dengan mengendarai kuda ia
pergi mencari moyangnya. Baidalelole, moyang Bais tinggal di Gunung Lamola.
Ia kebal pada senjata.
Dari moyangnya itu, Bais mendapatkan kekebalan. Ketika hendak pulang,
Bais dibekali seruas bambu berisi obat kebal. Dengan bantuan beberapa orang
teman, Bais berhasil menumpas bajak laut. Enam tahun kemudian, Pulau Rote
diserang pasukan Helong. Pasukan Rote kalah karena kurang latihan. Raja Rote
ditawan.
Pasukan Bais berhasil mengalahkan pasukan Helong. Bais diambil
menantu oleh Raja Rote. Ia dikawinkan dengan Beis. Pada suatu hari, Bunameni
istri Bais datang ke istana tetapi ditolak. Suatu ketika bapak dan ibu Bais pun
datang ke istana, tetapi juga ditolak. Bais mengatakan bahwa bapak dn ibunya
telah meninggal.
Orang tua Bais pergi ke sebuah bukit. Di sana mereka menangis. Air mata
mereka berubah menjadi banjir besar. Istana Bais pun terlanda banjir. Bais dan
Beis pun menjadi buaya. Bunameni meminta kepada Dewata agar suaminya bisa
kembali menjadi manusia. Permintaan itu tidak dikabulkan. Dewata menyuruh
Bunameni pulang karena anak-anaknya telah rindu.
Di rumah Bunameni telah tersedia beras sebakul. Jika ditanak sebutir saja,
butir beras akan menjadi nasi yang cukup dimakan sekeluarga. Bunameni hidup
dengan dua orang anaknya, yaitu Matia dan Lilo. Keajaiban beras itu tak pernah
diceritakan kepada anaknya.
Pada suatu hari, Bunameni diajak tetangganya mencari ikan ke laut. Ia
berpesan kepada Matia agar menanak sebutir beras saja. Pesan itu tidak
diindahkan Matia. Ia mengambil siliter beras lalu ditanaknya. Ketika air beras
mendidih, tumpahlah airnya. Akhirnya, periuk berubah menjadi sebuah mata air,
menjadi anak sungai hingga ke tepi laut.
Bunameni sangat marah, ia berkata kepada anaknya, “Matia, Ibu mau
pergi untuk selama-lamanya. Lebih baik Ibu tinggal di dalam perut Batu Badaon
daripada tinggal bersama anak yang tak mau mendengarkan nasehat orang tua.”
Bunameni pergi mendapatkan sebuah batu besar di lereng bukit. Konon
batu itu datang sendiri dari Hindia Belakang karena penduduk di sana tidak mau
lagi memujanya. Disebut “Batu Badaon” karena tertutup banyak daun. Pada batu
itu ada pintu yang bisa membuka dan menutup sendiri. Untuk membuka pintu itu,
orang harus menyanyi. Bunameni menyanyi, pintu batu terbuka. Bunameni lalu
masuk, tiba-tiba Matia menyusul dengan menggendong adiknya, “Ibu, jangan
masuk!” seru Matia.” Matia sudah bertobat, Bu!”
Mendengar suara Matia itu, batu pun cepat-cepat menutup mulutnya.
Hingga rambut Bunameni tertinggal di luar. Matia meletakkan adiknya di tanah, ia
lalu menyanyi, namun ibunya tidak mau keluar. Matia pun meninggalkan batu
seraya berkata, “Adikku, Ibu telah membenci kita karena telah mengabaikan
pesannya.”
Sumber: Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas 5
Lampiran 12
Soal Evaluasi
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
tepat!
1. Nama moyang Bais adalah ...
2. Beis adalah seorang anak dari Raja ...
3. Watak dari tokoh Bais adalah ...
4. Orang tua Bais menangis di...
5. Pulau yang sering di datangi bajak laut adalah ...
6. Bais mencari moyangnya di ...
7. Bunameni pergi saat marah kepada anaknya ke ....
8. Yang menyebabkan orang tua Bais menangis adalah ...
9. Yang menyebabkan Bais dan Beis menjadi buaya adalah ...
10. Tema dari cerita “Batu Badaon” adalah ...
Lampiran 13 ( Kelas Kontrol )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Pertemuan 2
Nama Sekolah : MIN 6 Jagakarsa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 / 2
PERTEMUAN KE : 1
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita
pendek anak yang dapat disampaikan secara lisan.
I. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
II. Indikator
1. Menuliskan gagasan utama cerita
2. Menjelaskan kesimpulan isi cerita
3. Menuliskan amanat yang terkandung dalam cerita
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan nama dan watak tokoh cerita
2. Siswa mampu menuliskan latar cerita
3. Siswa mampu memahami isi cerita
4. Siswa mampu menentukan tema cerita
IV. MATERI AJAR
- Karangan Narasi
V. METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran konvensional
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
VI. PENDAHULUAN
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Mengucap salam dan berdo’a - Menjawab salam dan
berdo’a - Religious
- Melakukan appersepsi dengan
mengajukan pertanyaan terkait
dengan materi yang akan
dibahas
- Merespon dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
oleh guru
- Komunikatif
- Siswa disiapkan secara praktis
dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan
yel-yel.
- Mengikuti proses
pembelajaran - Perhatian
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
- Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
- Perhatian
VII. KEGIATAN INTI
B.1 Eksplorasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Siswa dilibatkan mencari
materi informasi yang luas
tentang materi yang akan
dipelajari
- Memperhatikan
penjelasan guru - Perhatian
- Guru memberikan materi
dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional dan
membagikan teks cerita “Si
Lancang”
- Siswa memperhatikan
materi yang diberikan
guru
- Perhatian
- Siswa diberi kesempatan
dengan teman sebangkunya
- Siswa mengikuti instruksi
guru
- Disiplin
untuk berinteraksi antar siswa
untuk Tanya Jawab dan juga
interaksi dengan sumber
belajar yang ada.
B.2 Elaborasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Beberapa siswa membacakan
cerita di depan kelas dan siswa
yang lain menyimaknya.
- Siswa membacakan cerita
di depan kelas
- Kerjasama,
Komunikasi
- Siswa diberi kesempatan untuk
berpikir dan mengerjakan soal
yang diberikan guru secara
individu
- Siswa mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru
- Saling
menghargai
- Bersama siswa membahas soal
yang telah dikerjakan oleh
siswa, penilaian dilakukan guru
- Membahas soal secara
bersama-sama
- Disiplin
B.3 Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Memberikan penguatan dan
saran terkait materi yang telah
dibahas
- Siswa memperhatikan
penguatan dan saran guru
- Perhatian,
menghargai
- Guru memberikan evaluasi - Siswa menerima evaluasi - Komunikasi
- Meluruskan kekeliruan yang
terjadi selama proses
pembelajaran
- Memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
- Disiplin,
Perhatian
- Memberikan motivasi dan
penguatan terkait materi yang
diajarkan
- Siswa memperhatikan
penguatan dan motivasi
yang diberikan oleh guru
- Perhatian,
motivasi
VIII. PENUTUP
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
- Bersama siswa menyimpulkan
hasil kegiatan inti
- Secara klasikal siswa
menyimpulkan
- Perhatian
- Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdoa
dan mengucapkan salam
- Bersama dengan guru
berdoa dan menjawab
salam, mengakhiri
kegiatan pembelajaran
- Religius,
disiplin
SUMBER BELAJAR : 1. Surana. 2004. Aku Cinta Bahasa Indonesia
Kelas 5.
Solo: Tiga Serangkai
2.Teks cerita “Si Lancang ”
PENILAIAN
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1.
2.
3.
4.
5.
Menjelaskan pengertian
gagasan utama
Menjelaskan pengertian
paragraf deduktif
Menjelaskan pengertian
paragraph deduktif-
induktif
Menjelaskan pengertian
kesimpulan
Menjelaskan pengertian
amanat
Tes
Tes
Tes
Tes
Tes
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
Tulis
1. Apakah yang dimaksud
dengan gagasan utama ?
2. Apakah yang dimaksud
dengan paragraf deduktif?
3. Apakah yang dimaksud
dengan paragraf deduktif-
induktif?
4. Apakah yang dimaksud
dengan kesimpulan ?
5. Apakah yang dimaksud
dengan amanat ?
Lembar Penilaian Produk (hasil diskusi)
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep *semua benar
*sebagian besar benar
*sebagian kecil benar
*semua salah
4
3
2
1
Lembar Penilaian Performance
No. Kriteria Penilaian Pencapaian Skor Jumlah Skor
SB B C K
1 Kerjasama
2 Perhatian
3 Partisipasi dalam memberikan
pendapat
4 Minat
5 Motivasi
Keterangan :
SB (Sangat Baik) : 4
B (Baik) : 3
C (Cukup) : 2
K (Kurang) : 1
Lembar Penilaian Proses
( Lampiran )
Tanggal :
No. Nama Siswa Aspek yang diamati Skor Nilai
Jawaban Partisipasi Semangat
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek dan Kriteria Penilaian Proses
Jawaban : 3 = Tepat 2 = Cukup 1 = Kurang
Partisipasi : 3 = Ikut mengerjakan dan memotivasi teman
2 = Ikut mengerjakan tetapi tidak memotivasi teman
1 = Ikut mengerjakan bila diminta teman
Semangat : 3 = Jika antusias tinggi untuk melaksanakan tugas dan
motivasi
2 = Jika antusias cukup tinggi melaksanakan tugas,
terkadang
1 = Jika mengerjakan tugas kelompok bila di tegur
LEMBAR PENILAIAN
No NAMA
SISWA
PERFORM PRODUK PROSES JUMLAH
SKOR
NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
CATATAN :
Nilai = Benar x 10
Mengetahui, Jakarta, ……………2013
Kepala Sekolah MIN 6 Gandaria Guru Kelas
………………………….. ……………………………
Lampiran 14
Si Lancang
Pada zaman dahulu di daerah Kampar hiduplah si Lancang bersama
ibunya. Mereka hidup sangat miskin. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, si
Lancang berniat merantau. Pada suatu hari, ia meminta izin kepada ibunya.
Ibunya berpesan agar di rantau orang kelak, si Lancang selalu inggat kepada ibu
dan kampong halamannya. Ibunya berpesan agar si Lancang jangan menjadi anak
durhaka. Si Lancang pun berjanji kepada ibunya akan selalu inggat ibu dan
kampong halamannya. Ibunya menjadi terharu saat si Lancang mencium lututnya
untuk minta doa.
Di rantau si Lancang sangat beruntung. Ia menjadi saudagar yang kaya
raya. Ia memiliki berpuluh-puluh buah kapal dagang. Dikabarkan pula, ia pun
mempunyai tujuh orang istri. Mereka semua berasal dari keluarga saudagar yang
kaya. Sementara itu, ibu si Lancang masih tinggal di Kampar dalam keadaan yang
sangat miskin.
Pada suatu hari, si Lancang berlayar ke Andalas. Berita kedatangan si
Lancang didengar oleh ibunya. Dengan perasaan terharu, ia bergegas menyambut
kedatangan anak satu-satunya tersebut. Begitu menyatakan bahwa dirinya adalah
ibu si Lancang, tidak ada seorang kelasi pun yang mempercayainya. Dengan
kasarnya, ia mengusir ibu tua tersebut. Ia bersikeras minta untuk dipertemukan
dengan anaknya si Lancang. Keadaan itu menimbulkan keributan. Mendengar
kegaduhan di atas geladak, si Lancang dengan diiringi ketujuh istrinya
mendatangi tempat itu. “Engkau Lancang.....anakku! Oh.... betapa rindunya hati
emak padamu!”
Mendengar sapaan itu, dengan congkaknya si Lancang menepis. Anak
durhaka ini pun teriak, “Mana mungkin aku mempunyai ibu perempuan miskin
seperti kamu. Kelasi!Usir perempuan ini!” Ibu yang malang ini akhirnya pulang
dengan perasaan hancur. Sesampainya di rumah ia berdoa, “Ya, Tuhanku ...
hukumlah si anak durhaka itu.” Dalam sekejap, turunlah badai topan. Badai
tersebut menghancurkan kapal-kapal dagang milik si Lancang. Harta benda
miliknya juga terbang kemana-mana. Kain sutranya melayang-layang dan jatuh
menjadi negeri Lipat Kain yang terletak di Kampar Kiri. Gongnya terlempar ke
Kampar Kanan dan menjadi sungai Oguong. Tembikarnya melayang menjadi
Pasubilah, sedangkan tiang bendera kapal si Lancang terlempar hingga sampai di
sebuah danau yang di beri nama Danau si Lancang.
Lampiran 15
Soal Evaluasi
Nama :
Kelas :
Absen :
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
1) Tuliskan gagasan utama paragraf 1, 3, dan 4!
2) Tuliskan gagasan utama paragraf 5, 7 dan 8 !
3) Tuliskan kembali kesimpulan dari cerita “Si Lancang” !
4) Tuliskan kembali amanat yang terdapat dalam cerita “Si Lancang”!
TABEL 5
KISI-KISI SOAL
Jenis Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator No Soal Jumlah
Soal
Mengidentifikasi unsur
cerita (tokoh, tema, latar
dan amanat)
Menentukan tema 2 1
Menuliskan nama dan watak
tokoh dalam cerita
11, 17, 22 3
Memahami isi cerita 3, 4, 5, 7, 8, 13,
15, 16, 18, 21, 23
11
Menyebutkan latar cerita 9, 12, 20 3
Gagasan utama 1, 6, 10, 14 4
Amanat 19 1
Kesimpulan 24, 25 2
JUMLAH 25
Lampiran 16
UJI COBA INSTRUMEN KEMAMPUAN
MEMBACA KARANGAN NARASI
Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien lahir di Lampadang, Aceh Besar, sekitar tahun 1850. Ia
adalah anak seorang Ulebalang daerah Enam Mukim, bernama Nanta Setia.
Konon ayahnya itu adalah seorang pejuang. Sementara itu, suami pertamanya
(Ibrahim Lamnga) juga terkenal sebagai pejuang yang gagah berani.
Sebagai anak pejuang, tidaklah mengherankan jika di tubuh Cut Nyak
Dien mengalir darah pejuang. Ia tak segan-segan ikut membantu suami dan
pejuang-pejuang lainnya (salah satunya Teuku Umar) maju ke medan laga,
melawan Belanda.
Karena daerah Enam Mukim tidak dapat dipertahankan lagi, Cut Nyak
Dien beserta pejuang-pejuang lainnya terpaksa mengungsi ke gunung. Di sana
mereka menyusun kekuatan kembali. Dipegunungan itu pula Cut Nyak Dien, yang
sudah ditinggal mati suami pertamanya, menikah dengan Teuku Umar. Pasangan
suami istri itu terus mengobarkan semangat juang rakyat Aceh untuk mengusir
Belanda.
Pada sebuah pertempuran besar, Teuku Umar gugur. Cut Nyak Dien
kemudian menggantikan kedudukan suaminya, memimpin pasukan. Bersama
pasukan yang masih tersisa, Cut Nyak Dien terus mengadakan perlawanan dengan
cara bergerilya. Mereka tanpa kenal lelah terus bergerilya meskipun harus keluar
masuk hutan.
Sepak terjang Cut Nyak Dien seperti itu membuat Pang Lot terkagum
kagum sekaligus merasa iba. Pang Lot adalah bekas tangan kanan Teuku Umar. Ia
sebenarnya merasa bangga melihat istri bekas junjungannya itu memiliki
semangat baja. Namun ia juga merasa iba karena kondisi fisik Cut Nyak Dien
sudah melemah. Oleh karena itu, tanpa berniat untuk berkhianat, Pang Lot
memberitahukan tempat persembunyian Cut Nyak Dien kepada Belanda.
Tak lama kemudian Belanda pun menyerbu tempat persembunyian Cut
Nyak Dien. Cut Nyak Dien terkejut, ia sama sekali tidak menduga musuh akan
datang ke tempat persembunyiannya. Akhirnya, ia ditangkap dan dibuang ke
Sumedang, Jawa Barat.
Karena kondisi tubuhnya terus melemah, akhirnya Cut Nyak Dien
meninggal dunia di pengasingan itu pada tanggal 6 November 1908.
Sumber :
Buku Tangkas Berbahasa Indonesia 5
Lampiran 17
SOAL INSTRUMEN UJI VALIDITAS
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V
Setelah membaca cerita “Cut Nyak Dien” di atas, Berilah tanda (x)
pada huruf a, b, c atau d di jawaban yang benar !
1. Gagasan utama paragraf pertama adalah ...
a. Cut Nyak Dien lahir di Lampadang, Aceh Besar sekitar tahun 1850
b. Sebagai anak pejuang di tubuh Cut Nyak Dien mengalir darah pejuang
c. Pada sebuah pertempuran besar, Teuku Umar gugur
d. Kelahiran Cut Nyak Dien
2. Tema yang tepat untuk cerita diatas adalah ...
a. Biografi Cut Nyak Dien
b. Biografi pejuang wanita
c. Perjuangan Cut Nyak Dien
d. Perjuangan Teuku Umar
3. Di mana Cut Nyak Dien berasal ?
a. Lampadang, Aceh Barat
b. Lampadang, Aceh Besar
c. Padang, Aceh Besar
d. Sumedang, Jawa Barat
4. Siapakah Cut Nyak Dien ?
a. Anak dari Ibrahim Lamnga
b. Cut Nyak Dien adalah anak seorang Ulebalang yang bernama Nanta Setia
c. Istri Dari Pang lot
d. Seorang yang sedang menyamar
5. Kapan Cut Nyak Dien dilahirkan ?
a. Tahun 1850 c. Tahun 1950
b. Tahun 1805 d. Tahun 1908
6. Gagasan utama paragraf kedua adalah ...
a. Membantu suaminya ke medan laga, melawan Belanda
b. Sebagai anak pejuang, tidak heran Cut Nyak Dien mengalir darah pejuang
c. Cut Nyak Dien beserta pejuang terpaksa mengungsi ke gunung
d. Pada sebuah pertempuran besar, Teuku Umar gugur
7. Siapakah nama suami pertama Cut Nyak Dien ?
a. Teuku Umar c. Ibrahim Lamnga
b. Ibrahim Langga d. Pang Lot
8. Mengapa Cut Nyak Dien beserta pejuang lainnya mengungsi ke gunung ?
a. Karena Belanda menghancurkan rumah Cut Nyak Dien
b. Karena Lampadang sudah mulai tidak tenang
c. Karena daerah Enam Mukim tidak dapat dipertahankan lagi
d. Karena Aceh sudah diserang pasukan Belanda
9. Berdasarkan paragraf di atas paragraf manakah yang menyebutkan latar cerita
?
a. Paragraf 3 c. Paragraf 5
b. Paragraf 4 d. Paragraf 6
10. Gagasan utama paragraf empat adalah ...
a. Cut Nyak Dien mengalir darah pejuang
b. Cut Nyak Dien mengungsi ke gunung
c. Pada sebuah pertempuran besar, Teuku Umar gugur
d. Cut Nyak Dien menggantikan kedudukan suaminya
11. Siapakah nama Ayah Cut Nyak Dien ?
a. Nanta Setia c. Teuku Umar
b. Ibrahim Lamnga d. Nanta Umar
12. Di manakah Cut Nyak Dien dan Teuku Umar menikah ?
a. Daerah Enam Mukim c. Sumedang
b. Ulebalang d. Pegunungan
13. Kapan Cut Nyak Dien wafat ?
a. 6 Oktober 1908 c. 6 November 1980
b. 6 November 1908 d. 6 September 1908
14. Gagasan utama paragraf enam adalah ...
a. Belanda pun menyerbu tempat persembunyian Cut Nyak Dien
b. Cut Nyak Dien mengungsi ke gunung
c. Cut Nyak Dien dibuang dan ditangkap ke Sumedang, Jawa Barat
d. Kondisi tubuh Cut Nyak Dien terus melemah
15. Mengapa di tubuh Cut Nyak Dien mengalir darah pejuang ?
a. Karena adalah anak dari Ibrahim Lamnga
b. Karena Cut Nyak Dien adalah anak seorang pejuang
c. Karena istri dari seorang pejuang
d. Karena dianggap sebagai pahlawan
16. Mengapa Pang Lot iba terhadap Cut Nyak Dien ?
a. Karena kasihan dengan Cut Nyak Dien
b. Karena mendapat amanah dari Teuku Umar untuk menjaga Cut Nyak Dien
c. Karena kondisi fisik Cut Nyak Dien sudah melemah
d. Karena jatuh hati terhadap Cut Nyak Dien
17. Siapakah Pang Lot ?
a. Bekas tangan kanan Teuku Umar
b. Bekas Bawahan Belanda
c. Bekas tangan kanan Belanda
d. Bekas bawahan Cut Nyak Dien
18. Bagaimana Belanda mengetahui tempat persembunyian Cut Nyak Dien?
a. Memasang pengumuman c. Diberi tahu Pang Lot
b. Menyuruh orang mencari tahu d. Mengikuti Cut Nyak Dien
19. Amanat yang terdapat dalam cerita “Cut Nyak Dien” adalah...
a. Demi cinta tanah air harus merusak lingkungan sekitar
b. Semangat melawan penjajah
c. Berjuang melawan penjajah sampai lelah
d. Demi cinta tanah air kepada negara, kita sebagai penerus harus senantiasa
berjuang demi kebenaran.
20. Di mana Cut Nyak Dien di tangkap dan di buang ?
a. Sumedang, Jawa Tengah c. Sumedang, Jawa Barat
b. Medang, Jawa Barat d. Sumedang, Jawa Timur
21. Apa penyebab Cut Nyak Dien meninggal?
a. Karena Cut Nyak Dien sudah tua
b. Karena dibunuh oleh Belanda
c. Karena tidak diberi makan di tempat pengasingan
d. Karena kondisi tubuhnya terus melemah
22. Siapa saja tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita “Cut Nyak Dien” diatas?
a. Teuku Imam Bonjol, Belanda, Teuku Amir, Cut Nyak Dien
b. Teuku Amir, Belanda, Cut Nyak Dien, Pang Lot
c. Belanda, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Pang Lot
d. Teuku Umar, Teuku Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Pang Lot
23. Mengapa Panglot memberitahukan tempat persembunyian Cut Nyak Dien
kepada Belanda ?
a. Karena Pang Lot jatuh hati kepada Cut Nyak Dien
b. Karena sakit hati dengan Cut Nyak Dien
c. Karena diberi imbalan oleh Belanda
d. Karena merasa iba dengan kondisi fisik Cut Nyak Dien
24. Kalimat berikut yang sesuai dengan cerita “Cut Nyak Dien” adalah ...
a. Cut Nyak Dien terus mengadakan perlawanan secara bergerilya
b. Cut Nyak Dien meninggal akibat di bunuh Belanda
c. Teuku Umar adalah suami pertama Cut Nyak Dien
d. Cut Nyak Dien lahir tahun
25. Kesimpulan isi wacana di atas adalah ....
a. Cut Nyak Dien di buang ke Sumedang, Jawa Barat
b. Cut Nyak Dien tidak segan-segan berjuang maju ke medan laga melawan
Belanda
c. Cut Nyak Dien meninggal di bunuh Belanda
d. Belanda dapat mengalahkan Teuku Umar
iii
Lampiran 18
KUNCI JAWABAN UJI SOAL INSTRUMEN VALIDITAS
1. A 11. A 21. D
2. C 12. D 22. C
3. B 13. B 23. D
4. B 14. C 24. A
5. A 15. B 25. B
6. B 16. C
7. C 17. A
8. C 18. C
9. D 19. D
10. C 20. C
Lampiran 19
SOAL INSTRUMEN PENELITIAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V
I. Setelah membaca cerita “Cut Nyak Dien” di atas, Berilah tanda (x) pada
huruf a, b, c atau d di jawaban yang benar!
1. Di mana Cut Nyak Dien berasal ?
a. Lampadang, Aceh Barat c. Padang, Aceh Besar
b. Lampadang, Aceh Besar d. Sumedang, Jawa Barat
2. Siapakah Cut Nyak Dien ?
a. Anak dari Ibrahim Lamnga
b. Cut Nyak Dien adalah anak seorang Ulebalang yang bernama Nanta
Setia
c. Istri Dari Pang lot
d. Seorang yang sedang menyamar
3. Kapan Cut Nyak Dien dilahirkan ?
a. Tahun 1850 c. Tahun 1950
b. Tahun 1805 d. Tahun 1908
4. Gagasan utama paragraf kedua adalah ...
a. Membantu suamianya ke medan laga, melawan Belanda
b. Sebagai anak pejuang, tidak heran Cut Nyak Dien mengalir darah
pejuang
c. Cut Nyak Dien beserta pejuang terpaksa mengungsi ke gunung
d. Pada sebuah pertempuran besar, Teuku Umar gugur
5. Siapakah nama suami pertama Cut Nyak Dien ?
a. Teuku Umar c. Ibrahim Lamnga
b. Ibrahim Langga d. Pang Lot
6. Mengapa Cut Nyak Dien beserta pejuang lainnya mengungsi ke gunung ?
a. Karena Belanda menghancurkan rumah Cut Nyak Dien
b. Karena Lampadang sudah mulai tidak tenang
c. Karena daerah Enam Mukim tidak dapat dipertahankan lagi
d. Karena Aceh sudah diserang pasukan Belanda
7. Gagasan utama paragraf empat adalah ...
a. Cut Nyak Dien mengalir darah pejuang
b. Cut Nyak Dien mengungsi ke gunung
c. Pada sebuah pertempuran besar, Teuku Umar gugur
d. Cut Nyak Dien menggantikan kedudukan suaminya
8. Siapakah nama Ayah Cut Nyak Dien ?
a. Nanta Setia c. Teuku Umar
b. Ibrahim Lamnga d. Nanta Umar
9. Di manakah Cut Nyak Dien dan Teuku Umar menikah ?
a. Daerah Enam Mukim c. Sumedang
b. Ulebalang d. Pegunungan
10. Kapan Cut Nyak Dien wafat ?
a. 6 Oktober 1908 c. 6 November 1980
b. 6 November 1908 d. 6 September 1908
11. Mengapa di tubuh Cut Nyak Dien mengalir darah pejuang ?
a. Karena adalah anak dari Ibrahim Lamnga
b. Karena Cut Nyak Dien adalah anak seorang pejuang
c. Karena istri dari seorang pejuang
d. Karena dianggap sebagai pahlawan
12. Mengapa Pang Lot iba terhadap Cut Nyak Dien ?
a. Karena kasihan dengan Cut Nyak Dien
b. Karena mendapat amanah dari Teuku Umar untuk menjaga Cut Nyak
Dien
c. Karena kondisi fisik Cut Nyak Dien sudah melemah
d. Karena jatuh hati terhadap Cut Nyak Dien
13. Di mana Cut Nyak Dien di tangkap dan di buang ?
a. Sumedang, Jawa Tengah c. Sumedang, Jawa Barat
b. Medang, Jawa Barat d. Sumedang, Jawa Timur
14. Apa penyebab Cut Nyak Dien meninggal?
a. Karena Cut Nyak Dien sudah tua
b. Karena dibunuh oleh Belanda
c. Karena tidak diberi makan di tempat pengasingan
d. Karena kondisi tubuhnya terus melemah
15. Siapa saja tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita “Cut Nyak Dien” diatas ?
a. Teuku Imam Bonjol, Belanda, Teuku Amir, Cut Nyak Dien
b. Teuku Amir, Belanda, Cut Nyak Dien, Pang Lot
c. Belanda, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Pang Lot
d. Teuku Umar, Teuku Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Pang Lot
16. Mengapa Panglot memberitahukan tempat persembunyian Cut Nyak Dien
kepada Belanda ?
a. Karena Pang Lot jatuh hati kepada Cut Nyak Dien
b. Karena sakit hati dengan Cut Nyak Dien
c. Karena diberi imbalan oleh Belanda
d. Karena merasa iba dengan kondisi fisik Cut Nyak Dien
17. Kesimpulan isi wacana di atas adalah ....
a. Cut Nyak Dien di buang ke Sumedang, Jawa Barat
b. Cut Nyak Dien tidak segan-segan berjuang maju ke medan laga
melawan Belanda
c. Cut Nyak Dien meninggal di bunuh Belanda
d. Belanda dapat mengalahkan Teuku Umar
Lampiran 20
KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN
1. B 11. B
2. B 12. C
3. A 13. C
4. B 14. D
5. C 15. C
6. C 16. D
7. C 17. B
8. A
9. D
10. B
Lampiran 21
Langkah-langkah Perhitungan Validitas Uji Coba Butir Soal
Hasil Kemampuan Membaca Karangan Narasi
Contoh perhitungan butir soal no.1
1. Mp =
Mp =
= 18,53
2. Mt =
Mt =
Mt = 18,88
3. = ( )
= –
=
=
= 15,22
= √
= 3,90
4. p =
p =
= 0,44
5. q = 1- p = 1 – 0,44 = 0,56
6. =
√
=
√
=
√
= -0,08 (0,88)
=
Dari perhitungan tersebut didapat = -0,070 sedangkan = =
0,339 Karena < = , maka dapat disimpulkan bahwa butir soal
no. 1 Tidak valid (drop).
Contoh Perhitungan Butir Soal No. 3
1. Mp =
Mp =
= 20,6
2. Mt =
Mt =
= 18,88
3. ² = ( )
² =
² =
² =
² = 15,22
= √
= 3,90
4. p =
p =
= 0,58
5. q = 1- p = 1 – 0,58 = 0,42
6. =
√
=
√
=
√
=
= 0,514
Dari perhitungan tersebut didapat = 0,514 sedangkan = = 0,339
Karena ˃ = , maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no. 3
Valid.
Lampiran 22
TABEL 6
Data Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Hasil
Kemampuan Membaca Karangan Narasi
No.
Soal ƩX Mp Mt p q SD
Kesimpulan
1 15 278 18,88 0,44 0,56 3,9 -0,07 0,339 Drop
2 28 542 18,88 0,82 0,18 3,9 0,255 0,339 Drop
3 20 412 18,88 0,58 0,42 3,9 0,515 0,339 Valid
4 31 605 18,88 0,91 0,09 3,9 0,508 0,339 Valid
5 30 589 18,88 0,88 0,12 3,9 0,542 0,339 Valid
6 30 590 18,88 0,88 0,12 3,9 0,542 0,339 Valid
7 30 590 18,88 0,88 0,12 3,9 0,542 0,339 Valid
8 29 575 18,88 0,85 0,15 3,9 0,571 0,339 Valid
9 34 642 18,88 1 0 3,9 0 0,339 Drop
10 32 618 18,88 0,94 0,06 3,9 0,435 0,339 Valid
11 20 415 18,88 0,58 0,42 3,9 0,5616 0,339 Valid
12 30 590 18,88 0,88 0,12 3,9 0,542 0,339 Valid
13 28 548 18,88 0,82 0,18 3,9 0,362 0,339 Valid
14 26 503 18,88 0,76 0,24 3,9 0,212 0,339 Drop
15 22 434 18,88 0,64 0,36 3,9 0,292 0,339 Drop
16 30 582 18,88 0,88 0,12 3,9 0,352 0,339 Valid
17 29 581 18,88 0,85 0,15 3,9 0,714 0,339 Valid
18 20 378 18,88 0,58 0,42 3,9 0,006 0,339 Drop
19 21 410 18,88 0,62 0,38 3,9 0,204 0,339 Drop
20 20 408 18,88 0,58 0,42 3,9 0,456 0,339 Valid
21 27 543 18,88 0,79 0,21 3,9 0,601 0,339 Valid
22 22 447 18,88 0,64 0,36 3,9 0,478 0,339 Valid
23 26 520 18,88 0,76 0,24 3,9 0,495 0,339 Valid
24 18 361 18,88 0,53 0,47 3,9 0,318 0,339 Drop
25 24 480 18,88 0,7 0,3 3,9 0,428 0,339 Valid
Lampiran 23
Langkah-langkah Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Hasil Kemampuan Membaca Karangan Narasi
Diketahui :
ΣY : 642 ΣY² : 12640 Σpq : 4,15
N : 34 k :17
1. Mencari varians :
² =
² =
² =
² =
² =
² = 15,22
2. Mencari reliabilitas yang dihitung dengan rumus K-R 20, maka :
= [
] [
]
= [
] [
]
= [
] [
]
= (1,06) (0,73)
= 0,774
Dari perhitungan tersebut didapat = 0,774 sedangkan dari tabel didapat
= 0,339. Karena ˃ maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut reliabel.
Pembuatan Rata-Rata, Median, Modus, Varians dan Simpangan Baku Hasil
Posttest Kelompok Kontrol
TABEL
Analisis Hasil Posttest Kelas Kontrol
No X f X2 fX fX
2
1 53 2 2809 106 11236
2 65 5 4225 325 105625
3 70 3 4900 210 44100
4 76 5 5776 380 144400
5 82 2 6724 164 26896
6 88 5 7744 440 193600
7 94 4 8836 376 141376
8 100 4 10000 400 160000
X = 2401 30
fX = 2401 fX2 =824233
X2 = 5764801
1. Rata-Rata
X;¯E =
=
= 80,03
2. Median
Me =
{xn/2 + xn/2+1}
Me =
{x4 + x5}
Me =
{76 + 82} = 79
3. Modus
Mo = 80
4. Varians
=
∑ - ∑
-
= ( )-
- = -
= 21,796
5. Simpangan Baku
SE = √ ∑ - ∑
-
SE = √ ( )-
-
SE = √ -
SE = √ SE = 4,669
Pembuatan Rata-Rata, Median, Modus, Varians dan Simpangan Baku Hasil
Posttest Kelompok Eksperimen
Analisis Hasil Posttest Kelas Kontrol
No X f X2 fX fX
2
1 65 4 4225 260 67600
2 70 1 4900 70 4900
3 76 2 5776 152 23104
4 82 1 6724 82 6724
5 88 7 7744 616 379456
6 94 8 8836 752 565504
7 100 7 10000 700 490000
X = 2632 F = 30
fX = 2632 fX
2 = 1537288
X
2 = 6927424
1. Rata-Rata
X;¯ =
=
= 87,733
2. Median
Me = 82
3. Modus
Mo = 82
4. Varians
=
∑ - ∑
-
= -
- = -
= 45,047
5. Simpangan Baku
SK = √ ∑ - ∑
-
SK = √ ( )-
-
SK = √ -
SK = √ SK = 6,711
TABEL 7
Skor Hasil Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelas VA
MIN VI Jagakarsa, Jakarta Selatan
NO. Nama Siswa Skor Nilai
1. Yordan 3 5.3
2. Pramudya Agung L 4 6.47
3. Muhammad Hazami 4 6.47
4. Refi Aleynizar 5 7.01
5. Zumi Kurniawan 5 7.01
6. Muhammad Farhan Mufa 6 7.64
7. Anggraini Bariyah 6 7.64
8. Farda Salsabila Putri 6 7.64
9. Muhammad Arqom 6 7.64
10. Abdul Wahid 7 8.23
11. Defiliani Ayu Rhosita 7 8.23
12. Zulfikar Khoirul Anam 7 8.23
13. Syalwa Azahra 7 8.23
14. Syaharani Gustiawati 8 8.82
15. M. Raihan Abdillah 8 8.82
16. Nurin Devi 8 8.82
17. Nurjanah Batu Bara 8 8.82
18. Muhammad Ikhsan 8 8.82
19. Ilma Nida 8 8.82
20. Abdul Mufti Hikam 9 9.41
21. Arista Ceza Lukmayani 9 9.41
22. Alvia Zahra Maliq 9 9.41
23. Alif Nidaul Khofiah 9 9.41
24. Muhammad Farhan Mufa 10 10
25. Nabilah Rahmadina 10 10
26. Aulia Zahra 10 10
27. Candra Apiyanto 10 10
28. Isnaini Nurfadillah 10 10
29. Muhammad Rizki M 10 10
30. Aji Saputro 10 10
Jumlah 227
Lampiran 24
Tabel 8
Uji Normalitas Kelas VA MIN VI Jagakarsa, Jakarta Selatan
(Kelas Eksperimen)
Langkah-langkah pengujian dan perhitungannya adalah sebagai berikut :
No. Skor ( ) ( )²
1. 10 7 289 119 2023
2. 9 4 256 64 1024
3. 8 6 225 90 1350
4. 7 4 196 56 784
5. 6 4 169 52 676
6. 5 2 144 24 288
7. 4 2 121 22 242
8. 3 1 81 9 81
30 1481 436 6468
1. Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 10
Skor terkecil = 3
2. Mencari nilai Rentangan (R)
R = Skor terbesar – skor terkecil
= 10 – 3 = 7
3. Mencari Banyaknya Kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3(1,48)
= 1 + 4,88
= 5,88 (5 atau 6)
4. Mencari Interval Kelas (i)
i =
=
= 1,6
5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Distribusi Frekuensi variabel tes kemampuan membaca karangan narasi :
No. Kelas
Interval
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah (
²
1. 2-3 1 2,5 6,25 6,25 39,06
2. 4-5 4 4,5 20,25 18 324
3. 6-7 8 6,5 42,25 52 2704
4. 8-9 10 8,5 72,25 85 7225
5. 9-10 7 9,5 90,25 66,5 4422,25
Jumlah 30 Ʃ =
227,75
Ʃ ²=
14711,31
6. Mencari Rata-rata (Mean)
=
=
= 7,60
7. Mencari Simpangan baku (standard deviasi)
= √
= √
= √
= √
= √
= 2,20
8. Varians Skor Nilai
S = (
)
=
=
=
= 4,53
9. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
a. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5. Sehingga diperoleh nilai : 8,5; 10,5; 12,5; 14,5; 16,5; 18,5
b. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :
Z =
=
=
= -2,81
=
= -1,91
=
= -1
=
= -0,09
=
= 0,81
=
= 1,71
c. Mencari luas O-Z dari tabel Kurve Normal dari O-Z dengan menggunakan
angka-angka untuk btas kelas, sehingga diperoleh : 0,4975; 0,4719;
0,3413; 0,0359; 0,2910; 0,4753
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka
O-Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya.
0,4975 - 0,4719 = 0,0256
0,4719 – 0,3413 = 0,1306
0,3413 + 0,0359 = 0,3772
0,0359– 0,2910 = 0,2551
0,2910 – 0,4573 = 0,1663
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n=30), sehingga diperoleh :
0,0256 X 30 = 0,768
0,1306 X 30 = 3,918
0,3772 X 30 = 11,316
0,2551 X 30 = 7,653
0,1663 X 30 = 4,989
Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk variable
kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas VA MIN VI Jagakarsa
No. Batas Kelas Z Luas (O – Z) Luas Tiap
Kelas
Interval
fe fo
1. 8,5 -2,81 0,4975 0,0256 0,768 1
2. 10,5 -1,91 0,4719 0,1306 3,918 4
3. 12,5 -1 0,3413 0,3772 11,316 8
4. 14,5 -0,09 0,0359 0,2551 7,653 10
5. 16,5 0,81 0,2910 0,1663 4,989 7
6. 18,5 1,72 0,4573
Jumlah Ʃfo = 30
.
10. Menghitung Nilai X2 (Chi-Kuadrat)
=
=
= 0,06 + 0,002 + 0,97 + 0,72 + 0,81
= 2,56
11. Membandingkan dengan Dengan membandingkan
dengan nilai untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =
k – 1 = 5 – 1 = 4, maka dicari pada tabel chi-kuadrat didapat tabel = 9,488
dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika hitung ≥
tabel artinya
distribusi data tidak normal Jika hitung ≤
tabel, artinya data berdistribusi
normal. Ternyata hitung <
tabel, atau 2,56< 9,488 maka data hasil belajar
Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dikelas VA MIN VI Jagakarsa adalah berdistribusi normal.
Lampiran 25
TABEL 9
Skor Hasil Kemampuan Membaca Karangan Narasi Kelas VB
MIN VI Jagakarsa Jakarta Selatan
No. Nama Siswa Skor Nilai
1. Arhan Trirahido 2 4.71
2. Rafli Cesar Sa`bani 3 5.3
3. Muhammad Haspi Akbari 3 5.3
4. Muhammad Ridho Ardana 4 6.47
5. Aliya Dwi Monica 4 6.47
6. Dea Putri Yuliana 4 6.47
7. Muhammad Fathir Irawan 5 7.01
8. Fadila Riyanti 5 7.01
9. Siti Nur Azizah 6 7.64
10. Abdullah Faqih 6 7.64
11. Revinka Frilia 6 7.64
12. Anggi Amelia Putri 6 7.64
13. Fadila Riyanti 6 7.64
14. Mohammad Rifky 6 7.64
15. Muhammad Ridho Ardana 7 8.23
16. Maulani Zaidan 7 8.23
17. Balqis 7 8.23
18. Muhammad Hafiz 7 8.23
19. Rifqi Dzakwan 8 8.82
20. Muhammad Tegar Alam Setiadi 8 8.82
21. Raihan Rafliansyah 8 8.82
22. Siti Alfiyati Nazmi 8 8.82
23. Rizki Fahreza 8 8.82
24. Gladys Putri Bahati 9 9.41
25. Hasbi Muharrival 9 9.41
26. Muhammad Ilyas Ilyasa 9 9.41
27. Febi Rosiana Tri Dipa 9 9.41
28. Aisyah Dhiya Firdaus 10 10
29. Vanesa Sukma 10 10
30. Syafira Rizqi Salsabilla 10 10
Jumlah 200
Lampiran 26
Tabel 10
Uji Normalitas Kelas VB MIN VI Jagakarsa Jakarta Selatan
(Kelas Kontrol)
Langkah-langkah pengujian dan perhitungannya adalah sebagai berikut :
No. Skor ( ) ( )²
1. 10 3 289 51 867
2. 9 4 256 64 1024
3. 8 5 225 75 1125
4. 7 4 196 56 784
5. 6 6 169 78 1014
6. 5 2 144 24 288
7. 4 3 121 33 363
8. 3 2 81 18 162
9. 2 1 64 8 64
Jumlah 30 1545 407 5691
1. Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar = 10 Skor terkecil = 2
2. Mencari nilai Rentangan (R)
R = Skor terbesar – skor terkecil
= 10 – 2 = 8
3. Mencari Banyaknya Kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3(1,48)
= 1 + 4,88
= 5,88 (5 atau 6)
4. Mencari Interval Kelas (i)
=
= 1,8
5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Distribusi Frekuensi variabel tes kemampuan membaca karangan narasi
No. Kelas
Interval
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah (
²
1. 2-3 3 2,5 6,25 7,5 18,75
2. 4-5 3 4,5 20,25 13,5 60,75
3. 6-7 8 6,5 42,25 52 338
4. 8-9 9 8,5 72,25 76,5 650,25
5. 9-10 7 9,5 90,25 66,5 631,75
Jumlah 30 31,5 Ʃ = 216 Ʃ ²= 1699,5
6. Mencari Rata-rata (Mean)
=
=
= 7,2
7. Mencari Simpangan baku (standard deviasi)
= √
= √
= √
= √
= √
= 2,50
8. Varians Skor Nilai
S = (
)
=
=
=
= 4,97
9. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
a. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5. Sehingga diperoleh nilai : 7,5; 9,5; 11,5; 13,5; 15,5; 17,5
b. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :
Z =
=
=
= -2,37
=
= -1,57
=
= -0,77
=
= -0,03
=
= 0,83
=
= 1,63
c. Mencari luas O-Z dari tabel Kurve Normal dari O-Z dengan menggunakan
angka-angka untuk btas kelas, sehingga diperoleh : 0,4911; 0,4419;
0,2794; 0,0120; 0,2967; 0,4484
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka
O-Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya.
0,4911 – 0,4419 = 0,0492
0,4419 – 0,2794 = 0,1625
0,2794 + 0,0120 = 0,2914
0,0120 – 0,2967 = 0,2847
0,2967 – 0,4484 = 0,1517
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n=30), sehingga diperoleh :
0,0492 X 30 = 1,476
0,1625 X 30 = 4,875
0,2914 X 30 = 8,742
0,2847 X 30 = 8,541
0,1517 X 30 = 4,551
Frekuensi yang diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk variable
kemampuan membaca karangan narasi siswa kelas VB MIN VI Jagakarsa
No. Batas Kelas Z Luas (O – Z) Luas Tiap
Kelas
Interval
fe fo
1. 7,5 -2,37 0,4911 0,0492 1,476 3
2. 9,5 -1,57 0,4419 0,1625 4,875 3
3. 11,5 -0,77 0,2794 0,2914 8,742 8
4. 13,5 -0,33 0,0120 0,2847 8,541 9
5. 15,5 0,83 0,2967 0,1517 4,551 7
17,5 1,63 0,4484
Jumlah Ʃfo = 30
.
10. Menghitung Nilai X2 (Chi-Kuadrat)
=
=
= 1,58 + 0,72 + 0,06 + 0,02 + 1,32
= 3,7
11. Membandingkan dengan Dengan membandingkan
dengan nilai untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =
k – 1 = 5 – 1 = 4, maka dicari pada tabel chi-kuadrat didapat tabel = 9,488
dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika hitung ≥
tabel artinya
distribusi data tidak normal Jika hitung ≤
tabel, artinya data berdistribusi
normal.
Ternyata hitung <
tabel, atau 3,7 < 9,488 maka data hasil belajar Bahasa
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dikelas VB MIN VI Jagakarsa adalah berdistribusi normal.
Lampiran 27
UJI HOMOGENITAS DI KELAS VA DAN KELAS VB
MIN VI Jagaakarsa Jakarta Selatan
Langkah-langkah pengujian dan perhitungannya adalah sebagai berikut :
Nilai Varians Sampel
Jenis variabel : Pengaruh model
pembelajaran STAD terhadap
kemampuan membaca karangan narasi
siswa kelas VA dan kelas VB di MIN
VI Jagakarsa Jakarta Selatan.
S 4,53 4,97
N 30 30
1. Mencari nilai
F =
=
= 1,28
2. Menentukan Derajat Kebebasan
= – 1
= 30 – 1
= 29
= – 1
= 30 – 1
= 29
3. Menentukan Nilai F dari Daftar
Rumus mencari Interpolasi tabel F
C = +
. ( B - )
Dimana :
B = nilai dk yang dicari
= nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
= nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
C = nilai F tabel yang dicari
= nilai F tabel pada awal nilai yang sudah ada
= nilai F tabel pada akhir nilai yang sudah ada
Dimana nilai
B = 29 = 24
= 30 = 1,90
= 1,85
C = +
. ( B - )
= 1,90 +
. (29-24)
= 1,90 +
. (5)
= 1,90 − 0,041
= 1,85
4. Penentuan Homogenitas
Ternyata < 0,05 (29/29) = 1,28 < 1,85, maka kedua variansi
tersebut homogen.
Lampiran 28
ANALISIS UJI STATISTIK
Pengujian hipotesis menggunakan uji ttest dengan taraf signifikan α = 0,05
=
√(
)
+
√(
)
Dimana nilai :
= 14,7 = 13,43
²= 2,20 ²= 2,50
= 30 = 30
=
√(
)
+
√(
)
=
√(
) (
)
=
√(
) (
)
=
√
=
√
=
= 2,082
db = + – 2
= 30 + 30 – 2
= 58
Mencari interpolasi pada tabel t.
C = +
(B - )
Dimana :
B = nilai dk yang dicari
= nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
= nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
C = nilai yang dicari
= nilai pada awal nilai yang sudah ada
= nilai pada akhir nilai yang sudah ada
Dimana nilai :
B = 58 = 40
= 60 = 2,021
= 2,000
C = +
(B - )
= 2,021 +
(58 -40)
= 2,021+
(18)
= 2,021 – 0,019
= 2,002
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji dapat diketahui bahwa = 2,082 serta (α =
0,05 ; n = 58) = 2,002. Oleh karena > , maka diterima, ini berarti
terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
kemampuan membaca karangan narasi.
Lampiran 29
Gambar Proses Pembelajaran
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen ( Model Pembelajaran STAD)
Kelas Kontrol
Nilai – Nilai r Product Moment
N
Taraf
Signifikansi N
Taraf
Signifikansi N Taraf Signifikansi
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
0,997
0,950
0,878
0,611
0,754
0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,999
0,990
0,959
0,917
0,874
0,834
0,798
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,549
0,537
0,526
0,515
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
0,381
0,374
0,367
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,312
0,308
0,304
0,301
0,297
0,294
0,291
0,288
0,284
0,487
0,478
0,470
0,463
0,456
0,449
0,442
0,436
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
0,403
0,398
0,393
0,389
0,384
0,380
0,376
0,372
0,368
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0,266
0,254
0,244
0,235
0,227
0,220
0,213
0,207
0,202
0,195
0,176
0,159
0,148
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,074
0,070
0,065
0,062
0,345
0,330
0,317
0,306
0,296
0,286
0,278
0,270
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
0,181
0,148
0,128
0,115
0,105
0,097
0,091
0,086
0,081
Lampiran 30
25
26
0,396
0,388
0,505
0,496
49
50
0,281
0,279
0,364
0,361
Sumber :Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Lampiran 31 LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN NORMAL STANDAR DARI O KE Z
(Bilangan Dalam Daftar Menyatakan Desimal)
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
2,0
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
3,0
3,1
3,2
3,3
3,4
3,5
3,6
3,7
3,8
3,9
0000
0398
0793
1179
1554
1915
2258
2580
2881
3159
3413
3643
3849
4032
4192
4332
4452
4554
4641
4713
4772
4821
4861
4893
4918
4938
4953
4965
4974
4981
4987
4990
4993
4995
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0040
0438
0832
1217
1591
1950
2291
2619
2910
3186
3438
3665
3869
4049
4207
4345
4463
4564
4649
4719
4778
4826
4864
4896
4920
4940
4955
4966
4975
4982
4987
4991
4993
4995
4997
4998
4998
4999
4999
5000
0080
0478
0871
1255
1628
1985
2324
2642
2939
3212
3461
3686
3888
4066
4222
4357
4474
4573
4656
4726
4783
4830
4868
4898
4922
4941
4956
4967
4976
4982
4987
4991
4994
4995
4997
4998
4999
4999
4999
5000
0120
0517
0910
1293
1664
2019
2357
2673
2967
3238
3485
3708
3907
4082
4236
4370
4484
4582
4664
4732
4788
4834
4871
4901
4925
4943
4957
4968
4977
4983
4988
4991
4994
4996
4997
4998
4999
4999
4999
5000
0160
0557
0948
1331
1700
2054
2389
2704
2996
3264
3508
3729
3925
4099
4251
4382
4495
5491
4671
4738
4793
4838
4875
4904
4927
4945
4959
4969
4977
4984
4988
4992
4994
4996
4997
4998
4999
4999
4999
5000
0199
0596
0987
1368
1736
2088
2422
2734
3023
3289
3531
3749
3944
4115
4265
4394
4505
4599
4678
4744
4798
4842
4878
4906
4929
4946
4960
4970
4978
4984
4989
4992
4994
4996
4997
4998
4999
4999
4999
5000
0239
0636
1026
1406
1772
2123
2454
2764
3051
3315
3554
3770
3962
4131
4279
4406
4515
4608
4686
4750
4803
4846
4881
4909
4931
4948
4961
4971
4979
4985
4989
4992
4994
4996
4997
4998
4999
4999
4999
5000
0279
0675
1064
1443
1808
2157
2486
2794
3078
3340
3577
3790
3980
4147
4292
4418
4525
4616
4693
4756
4808
4850
4884
4911
4932
4949
4962
4972
4979
4985
4989
4992
4995
4996
4997
4998
4999
4999
4999
5000
0319
0714
1103
1480
1844
2190
2518
2823
3106
3365
3599
3810
3997
4162
4306
4429
4535
4625
4699
4761
4812
4854
4887
4913
4934
4951
4963
4973
4980
4986
4990
4993
4995
4996
4997
4998
4999
4999
4999
5000
0359
0754
1141
1517
1879
2224
2549
2852
3133
3389
3621
3830
4015
4177
4319
4441
4545
4633
4706
4767
4817
4857
4899
4916
4936
4952
4964
4974
4981
4986
4990
4993
4995
4997
4998
4998
4999
4999
4999
5000
Sumber: Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito