PENGARUH METODE VIDEO CRITIC PADA PEMBELAJARAN...
Transcript of PENGARUH METODE VIDEO CRITIC PADA PEMBELAJARAN...
PENGARUH METODE VIDEO CRITIC PADA
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK
SISWA DI MTS NUR ASY-SYAFI’IYAH REMPOA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh:
Dian Lestari
(11140110000065)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
iii
iv
vi
ABSTRAK
DIAN LESTARI (NIM: 11140110000065). “Pengaruh Metode Video Critics
Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Akhlak Siswa di MTs. Nur
Asy-Syafi’iyah Rempoa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Desember 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode
Video critics terhadap akhlak siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII
MTs. Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa pada bulan September s/d November 2018.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksperimen dengan
menggunakan desain posttest only control design. Sampel pada penelitian dari
kelas eksperimen dan kelas control sejumlah 60 siswa, yang diambil dengan
teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
angket skala likert.
Hasil Penelitian mengungkapkan bahwa akhlak siswa dengan menggunakan
metode video critics lebih tinggi dibandingkan akhlak siswa dengan menggunakan
metode konvensional dalam pembelajaran.
Kata Kunci : Metode Video Critics, Akhlak Siswa, Akidah Akhlak
vii
ABSTRACT
DIAN LESTARI (NIM: 11140110000065). "The Effect of Video Critics
Method on the Learning of Akidah Akhlak on Student Morals in MTs. Nur
Asy-Syafi'iyah Rempoa ". The thesis of Islamic Education Departement, Faculty
of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta, December 2018.
The purpose of this research was to analyze the effect of the Effect of Video
Critics Method on the Learning of Akidah Akhlak on Student Morals. This
research was held at MTs. Nur Asy-Syafi'iyah Rempoa on September until
November 2018.
The research method used is quantitative experiment with posttest only
control design. The sample of experiment’s class and control’s class are 60
students, it was obtained by purposive sampling technique. The data collecting is
conducted by using questionnaire with likert scale.
The result of this research shows that the students morals ability used video
critics method were higher than students who used Conventional Learning.
Keyword : Video Critics Method, Student Morals, Akidah Akhlak
viii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan berbagai macam nikmat,
terutama nikmat iman, islam, dan sehat wal’afiat. Sehingga sampai saat ini kami
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Skripsi dengan lancar. Shalawat
teriring salam tidak henti-hentinya kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman gelap gulita ke
zaman terang penuh rahmat. Penulis mengucapkan terima kasih yang sangat
mendalam kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan skripsi ini.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan berbagai macam
nikmat kepada penulis, sehingga diberikan nikmat sehat sehingga bisa
menyelesaikan skripsi ini. Kemudian penulis sangat berterimakasih kepada:
1. Prof. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan
2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi untuk semua mahasiswa bimbingannya.
3. Marhamah Saleh, Lc., MA selaku sekretaris jurusan Pendidikan Agama
Islam.
4. Siti Khadijah, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah sabar
membimbing, mengarahkan, memotivasi semua mahasiswa bimbingannya,
dan memberi saran-saran yang membangun demi selesainya skripsi ini.
5. Ibu Isti, yang selalu sabar dalam menghadapi setiap mahasiswa yang
menanyakan tentang sistem administrasi di jurusan.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang senantiasa memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama masa perkuliahan.
7. Moh. Husni Thamrin, S.Sos., selaku Kepala MTs Nur Asy Syafi’iyah.
ix
8. Subur Amiharja, S.Pd, selaku wakil kepala bidang kurikulum MTs. Nur
Asy-Syafi’iyah yang sangat membantu dalam segala hal ketika penulis
penelitian.
9. Nahrawi, S.Pd, selaku guru akidah akhlak yang telah memberi izin dan
mempercayai peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIII MTs. Nur-
Asy-Syafi’iyah.
10. Guru-guru serta staff pegawai di MTs Nur Asy Syafi’iyah, yang turut serta
membantu mensukseskan proses penelitian skripsi ini.
11. Siswa/i MTs Nur Asy Syafi’iyah, yang telah bekerjasama dalam proses
penelitian dan sangat antusias dalam menyambut penulis di sekolah.
12. Keluarga tercinta, terkhusus untuk Ibu dan Ayah. Yang selalu sabar
menunggu anaknya berproses di UIN demi mendapatkan gelar S.Pd,
berkat doa kalian, saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman terbaik yang selalu ada, yang selalu saling mendukung dan
saling memberi semangat dalam mengerjakan skripsi bersama, yaitu Tiaz
Rosyadah Maulani, Susan Rosmawati, dan Fitria Maghfiroh.
14. Tim pendukung baik moril maupun materil yang selalu ada untuk
menghibur yaitu, Maghfiroh Mar’ah, Hanifah dan Muslika Rahma.
15. Teman-teman PAI Angkatan 2014, yang selalu memotivasi penulis karena
sangat cepat dalam pengerjaan skripsi, sehingga menjadi motivasi
tersendiri untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Teman-teman HIQMA UIN Jakarta, keluarga penulis di kampus yang
selalu memberikan keceriaan dan cerita indah kepada penulis, semoga
Allah selalu memberkahi kalian semua.
17. Teman-teman BPH FSI dan BPH HIQMA yang selalu membuat penulis
bingung memilih antara dua amanah yang harus dijalani. Terimakasih
senantiasa menemani, memberikan semangat, dan memberikan
pengalaman yang tak terlupakan.
18. Teman-teman Divisi Qasidah HIQMA UIN Jakarta, yang selalu mengisi
semangat penulis.
x
19. Teman teman “The Bogels” Amanda, Dhaniar, Danita, dan Alm. Justitia.
Yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis.
20. Teman-teman yang selalu bertanya “Kapan Lulus” terimakasih karena
motivasi tersebut sangat membangun dalam penulisan skripsi ini.
21. Pihak lain yang tak bisa penulis sebutkan, semoga Allah membalas
kebaikan kalian dengan yang lebih baik. Aamiin
Tak ada gading yang tak retak. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini
diharapkan dapat memberikan informasi relevan yang dibutuhkan juga sebagai
bahan perbandingan untuk pembuatan skripsi yang lain kedepannya. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 02 Desember 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .......................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 7
D. Perumusan Masalah .................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................ 9
A. Deskripsi Teoretis ..................................................................... 9
1. Akhlak ................................................................................... 9
a. Pengertian Akhlak ............................................................... 9
b. Ruang Lingkup Ajaran Akhlak ......................................... 10
c. Akhlak Kepada Orangtua dan Guru .................................. 11
2. Pembelajaran Akidah Akhlak ................................................ 14
a. Pembelajaran ..................................................................... 14
b. Akidah Akhlak di Madrasah ............................................. 15
c. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak ............................... 16
d. Ruang Lingkup Akidah Akhlak ........................................ 16
3. Hakikat Metode Pembelajaran .............................................. 18
xii
a. Pengertian Metode ............................................................ 18
b. Ciri-ciri Umum Metode yang Baik ................................... 18
c. Efektifitas Penggunaan Metode ........................................ 19
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode ..... 20
4. Metode Video Critics ................................................................. 22
a. Pengertian Metode Video Critics ........................................... 22
b. Karakteristik Metode Video Critics ....................................... 23
c. Prosedur Pelaksanaan Metode Video Critics ......................... 24
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Video Critics ................ 24
B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 25
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 27
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 29
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .................................... 29
1. Metode Penelitian ..................................................................... 30
2. Desain Penelitian ...................................................................... 30
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 31
1. Populasi ................................................................................... 31
2. Sampel ...................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 33
1. Observasi .................................................................................. 33
2. Wawancara ............................................................................... 33
3. Kuesioner (Angket) .................................................................. 34
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 35
1. Pedoman Observasi .................................................................. 35
2. Pedoman Wawancara ............................................................... 35
3. Pedoman Kuesioner (Angket) .................................................. 35
F. Kontrol Terhadap Validitas Internal ............................................. 41
1. Validitas .................................................................................... 41
2. Reliabilitas ................................................................................ 43
xiii
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 44
1. Uji Normalitas .......................................................................... 44
2. Uji Homogenitas ....................................................................... 45
3. Uji Hipotesis ............................................................................. 47
4. Uji Pengaruh (Effect Size) ........................................................ 48
H. Hipotesis Statistik ......................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 51
A. Deskripsi Data ............................................................................... 51
1. Skor Akhlak Siswa Kelas Eksperimen ..................................... 51
2. Skor Akhlak Siswa Kelas Kontrol ............................................ 53
3. Perbandingan Akhlak Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol .. 55
4. Akhlak Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Per-Indikator ... 57
B. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 58
1. Uji Normalitas .......................................................................... 58
2. Uji Homogenitas ....................................................................... 59
C. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................. 60
D. Hasil Uji Pengaruh (Effect Size) ................................................... 61
E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 61
1. Interpretasi Hasil Penelitian ..................................................... 62
2. Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Kontrol .......... 63
F. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 71
BAB V PENUTUP ................................................................................... 72
A. Kesimpulan ................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 74
LAMPIRAN .............................................................................................. 77
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Timeline Penelitian ............................................................. 29
Tabel 3.2 Desain Penelitian ................................................................ 31
Tabel 3.3 Rincian Populasi Terjangkau .............................................. 32
Tabel 3.4 Teknik Skoring dalam Skala Likert .................................... 35
Tabel 3.5 Instrumen Penelitian ........................................................... 36
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi ............................................ 37
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ......................................... 39
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................ 40
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Angket Akhlak..................................... 42
Tabel 3.10 Koefisien Reliabilitas ......................................................... 43
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 44
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen ......... 52
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelas Kontrol ............... 54
Tabel 4.3 Hasil Statistik Akhlak Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................ 56
Tabel 4.4 Perbandingan Akhlak Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol Per-Indikator ......................................................... 57
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................ 59
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Akhlak Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol...................................................................... 59
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis (uji-t) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................ 60
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Pengaruh ......................................... 62
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Data Posttest Angket Akhlak Siswa Kelas
Eksperimen .................................................................... 53
Gambar 4.2 Histogram Data Posttest Angket Akhlak Siswa Kelas
Kontrol ........................................................................... 55
Gambar 4.3 Persentase Indikator Akhlak Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ........................................................................... 58
Gambar 4.4 Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen...................... 64
Gambar 4.5 Lembar Observasi Sikap Kelas Eksperimen .................. 66
Gambar 4.6 Lembar Kebaikan Siswa Kelas Eksperimen .................. 67
Gambar 4.7 Form Penilaian Video Pembelajaran Kelas
Eksperimen .................................................................... 68
Gambar 4.8 Suasana Pembelajaran Kelas Kontrol ............................ 70
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Perencanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 77
Lampiran 2 Rencana Perencanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .......... 88
Lampiran 3 Angket Akhlak Siswa ....................................................... 98
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Instrumen .......................................... 101
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ...................................... 107
Lampiran 6 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ............................. 108
Lampiran 7 Hasil Posttest Kelompok Kontrol .................................... 109
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas Angket Akhlak Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ........................................................... 110
Lampiran 9 Hasil Uji Homogenitas Angket Akhlak Siswa .............. 111
Lampiran 10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis (Uji-t) Akhlak Siswa . 112
Lampiran 11 Hasil Uji Besar Pengaruh (Effect Size) .......................... 113
Lampiran 12 Form Lembar Kebaikan Siswa Kelas Eksperimen ........ 114
Lampiran 13 Form Penilaian Video Pembelajaran Kelas Eksperimen 115
Lampiran 14 Hasil Wawancara Pra-Penelitian ................................... 116
Lampiran 15 Uji Referensi .................................................................. 120
Lampiran 16 Surat Bimbingan Skripsi................................................ 125
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian .......................................... 126
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan.
Maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu
peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan. Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan dapat diartikan sebagai
suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari
siswa/subjek belajar, serta menyelesaikan/memperoleh pengalaman belajar.1
Dalam UU sistem Pendidikan Nasional yaitu UU No. 20 Tahun 2003
dikatakan “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggungjawab.2
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan diartikan sebagai bimbingan
atau pertolongan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar
anak didik mencapai kedewasaan. Seperti firman Allah dalam Surat An-Nahl:
78
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur”. (Q.S An-Nahl/16 :78)
1Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2012), hlm 57 2M. Sukarjo &Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Depok: PT
RAJA GRAFINDO PERSADA, 2013), hlm. 14
2
Manusia dilahirkan memang dalam posisi yang tidak mengetahui
sesuatupun maka dari itu orangtua mempunyai peran penting dalam mendidik
anak-anaknya. Namun, tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh
orangtua terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Maka dari itu
anak harus disekolahkan sehingga terbentuk hubungan dari lingkungan
sekolah dan lingkungan rumah yang berdampak kepada pola piker dan
karakter si anak.
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.1
Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam di samping membentuk
kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan
sosial sehingga dapat menumbuhkan sikap toleransi dikalangan peserta didik
dan masyarakat Indonesia, dan memperkuat kerukunan hidup beragama serta
persatuan dan kesatuan Nasional.2
Dalam jenjang Madrasah Tsanawiyah, Pendidikan Agama Islam di
bagi menjadi 4 sub-mata pelajaran, yaitu Fikih, Akidah Akhlak, Quran-
Hadits, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Penelitian ini berfokus pada mata
pelajaran Akidah Akhlak, dimana akidah akhlak adalah mata pelajaran yang
berhubungan dengan kehidupan bersosial peserta didik sehari-hari, jadi
pembelajaran yang dilakukan bukan hanya sebatas pengetahuan tapi
bagaimana mengubah pengetahuan tersebut menjadi sikap siswa/menjadi
akhlak siswa (kognitif-afektif). Akhlak merupakan unsur yang sangat penting.
Karena manusia dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga dalam
keadaan seperti ini manusia itu sendiri yang memutuskan untuk menjaga
1 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012)
cet.ke-5, hlm. 75-76 2 Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2011), hlm. 106
3
kesuciannya atau mengotorinya. Allah SWT. berfirman dalam surat Asy-
Syams/91:7-9
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
MTs. Nur Asy-Syafiiyyah merupakan Madrasah yang mempunyai
banyak sekali kegiatan keagamaan di sekolah, seperti BTQ, Ibadah (Dhuha
dan Pembacaan Rawi/Ratib), Keputrian, Muhadharah, Salat Zuhur
Berjama’ah. Semua kegiatan itu merupakan salah satu pembiasaan yang
diberikan kepada siswa agar berpengaruh kepada akhlak siswa.3
Namun dalam kenyataannya, generasi bangsa zaman sekarang lebih
mengutamakan trend yang berakibat mengotori akhlaknya sendiri.
Berdasarkan penelitian pendahuluan di MTs. Nur Asy Syafi’iyah, masih
banyak dijumpai siswa yang berpacaran di lingkungan sekolah dan luar
sekolah, berkata kasar kepada orang tua, guru dan teman sendiri, tawuran,
membolos, minum-minuman keras, merokok, tidak menghormati guru, dan
orangtua, dan masih dijumpai siswa yang beralasan dalam hal shalat lima
waktu (terutama bagi perempuan, misalnya berpura-pura haid padahal tidak).
Inilah potret generasi penerus bangsa yang sangat krisis dalam hal akhlak.
Ditambah lagi penanganan masalah di MTs ini masih kurang maksimal,
karena tidak adanya guru Bimbingan Konseling (BK), maka masalah
langsung ditangani oleh wali kelas dan wakil kepala bidang kurikulum MTs.
Nur Asy Syafi’iyah. Maka dari itu inilah saatnya menghidupkan akhlak
kembali. Namun semua tidak lepas dari pengawasan orangtua di rumah,
karena bagaimanapun juga walaupun di lingkungan sekolah anak dibiasakan
3 Wawancara dengan Bapak Subur Amihraja, sebagai wakil Kurikulum MTs. Nur Asy-
Syafi’iyyah (Yaspina).
4
dengan nilai-nilai keagamaan sedangkan di lingkungan rumah tidak, maka
semua itu akan sia-sia.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu
telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu.4
Setiap sekolah, mempunyai tujuan pendidikan yang berbeda akan tetapi
semua tujuan itu akan berujung dalam satu tujuan yaitu tujuan nasional
pendidikan. Namun tujuan pendidikan itu tidak akan tercapai jika tidak
didukung oleh unsur-unsur pendidikan, seperti kurikulum yang diterapkan,
guru dan fasilitas. Guru bisa dikatakan unsur yang terpenting maka dari itu
peningkatan mutu guru sangat penting karena guru merupakan penentu
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Guru dituntut agar mampu
menggunakaan fasilitas yang disediakan oleh sekolah yang mencerminkan
bahwa dari fasilitas tersebut menghasilkan alat/media/metode pembelajaran
sesuai dengan perkembangan zaman.
Ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat
pendidikan, yakni kata paedagogie, dan paedagogiek. Paedagogie bermakna
pendidikan dan paedagogiek bermakna ilmu pendidikan. Oleh karena itu,
tidaklah mengherankan apabila pedagogic (pedagogics) atau ilmu mendidik
adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya
bagi anak atau untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan.5 Maka dalam
profesi keguruan, ada empat kompetensi yang harus dikuasai guru salah
satunya yaitu kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik, terdiri dari lima
subkompetensi, yaitu: memahami peserta didik secara mendalam, merancang
pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan, untuk kepentingan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan
evaluasi pembelajaran, dan mengembangkan peserta didik untuk
4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), hlm. 1-2
5Ibid., hlm. 7
5
mengaktualisasikan berbagai potensinya.6 Secara garis besar seorang guru
harus mampu mengelola kelas dengan baik dengan menciptakan
Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM) yang dimana guru harus tepat dalam memilih strategi
pembelajaran dan metode-metode pembelajaran berdasarkan karakteristik
peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi ajar sehingga
tercapailah tujuan pendidikan. Maka dari itu, dalam lingkup kecil guru harus
menguasai pembelajaran aktif (active learning) namun tidak hanya kuat
dalam teknik pembelajaran, seorang guru pun harus mempunyai teori atau
keilmuan yang memumpuni.
Strategi dapat diartikan sebagai a plant of operation achieng something
“rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”. Strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran.7 Sedangkan metode ialah a way in archieng something
“cara untuk mencapai sesuatu. Strategi berbeda dengan metode karena untuk
melaksanakan suatu strategi digunakan metode pengajaran tertentu, maka
metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran.8
Istilah lainnya dalam kegiatan penyampaian pembelajaran adalah teknik
pembelajaran. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan
ajar yang telah disusun (dalam metode).9 Maka dari itu jika ingin tercapai
suatu tujuan pendidikan maka harus menempuhnya dengan jalan yang benar
yaitu dengan memilih metode pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran
dan dibawakan dengan pembawaan yang benar, yaitu diikuti dengan teknik
pembelajaran yang baik. Seorang guru tidak cukup bila harus mengajar akan
6Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: ALFABETA, 2013),
hlm. 22 7 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 8
8Isjoni, Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hlm. 2-3
9 Abdul Majid, Op.Cit, hlm. 231
6
tetapi seorang guru harus memberikan bukti nyata kepada siswa dengan cara
yang paling awal yaitu memberikan teladan kepada siswa bagaimana
memperlakukan orang yang lebih tua dan lebih muda dari kita. Dalam
pembelajaran akidah akhlak nilai bukanlah hal yang terpenting yang
terpenting adalah bagaimana mempertanggungjawabkan nilai-nilai yang
didapat dan di terapkan kepada akhlak dan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan observasi awal di MTs Nur Asy Syafi’iyah, guru akidah
akhlak di MTs. tersebut dalam penyampaian pembelajaran memakai metode
ceramah dan diskusi saat pembelajaran. Menurut beliau metode ceramah juga
efektif tergantung bagaimana guru itu menyampaikan, maka dari itu guru
harus memiliki public speaking yang baik agar murid tidak jenuh dalam
mendengarkan materi pembelajaran.10
Namun dalam kenyataannya, siswa yang belajar dengan metode ceramah
akan cenderung pasif, karena siswa selalu mendengarkan apa yang
dibicarakan oleh guru dari awal sampai akhir pembelajaran. Ini mungkin
tidak akan cocok kalau harus diterapkan dalam pembelajaran akidah akhlak,
karena dalam pembelajaran akidah akhlak siswa dituntut untuk memahami
apa makna dari pembelajaran sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam penelitian ini peneliti memilih metode Video Critic yang
akan diterapkan dalam pembelajaran akidah akhlak. Metode ini termasuk ke
dalam penggunaan media audiovisual karena menggunakan pendengaran dan
penglihatan dalam penerapannya. Metode Video Critic adalah mengomentari
dan memberikan pendapat atas video yang telah ditampilkan. Metode ini
menuntut siswa untuk mengemukakan pendapat masing-masing dan saling
menghargai pendapat orang lain. Dalam metode ini, siswa dapat
mengeksplorasi pemahaman yang dimiliki terhadap materi pembelajaran.
Maka dari itu, dengan siswa melihat tayangan video yang berhubungan
dengan kehidupan siswa sehari-hari, siswa lebih paham dalam materi, dan
paham pula dalam penerapannya ke dalam kehidupannya. Karena apa yang
hanya di dengar ia akan lupa, apa yang di lihat ia akan ingat. Setelah ingat
10
Wawancara Guru Akidah Akhlak, Bapak Nahrawi, S.Pd
7
barulah siswa itu melakukan dan menerapkannya barulah siswa akan
mengerti. Jadi, ilmu bukan hanya diingat akan tetapi harus
dilakukan/dipraktekkan agar lebih mengerti.
Dengan melihat latar belakang tersebut. Peneliti ingin mengetahui lebih
dalam tentang Pengaruh Metode Video Critic Pada Pembelajaran Akidah
Akhlak Terhadap Akhlak Siswa di Sekolah.
B. Identifikasi Masalah
1. Siswa kurang hormat kepada orangtua, guru. Baik dari segi perbuatan
maupun perkataan
2. Masih banyak dijumpai siswa yang berbicara kata-kata kasar kepada
temannya.
3. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru adalah teacher center.
4. Teknik pembelajaran dikelas kurang variatif, guru masih menggunakan
metode ceramah dan diskusi.
5. Tidak adanya guru Bimbingan Konseling (BK) sehingga masih
kurangnya penanganan siswa yang bermasalah.
C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan banyaknya masalah yang teridentifikasi, dan untuk
menghindari terlalu luasnya pembahasan penelitian, maka penelitian ini
dibatasi hanya pada masalah berubahnya akhlak siswa setelah diterapkan
metode Video Critic pada kelas eksperimen di MTs. Nur Asy-Syafiiyyah
(Yaspina) yang dibatasi hanya pada Bab Budi Pekerti (Adab Kepada Orang
Tua dan Guru) yang ada di semester 1 kelas VIII.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah
diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh metode Video Critic pada pembelajaran
akidah akhlak terhadap akhlak siswa di MTs. Nur Asy-Syafi’iyah
Rempoa?
8
2. Bagaimana Efektifitas Metode Video Critic di Kelas Eksperimen?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh metode Video Critic pada pembelajaran
akidah akhlak terhadap akhlak siswa di MTs. Nur Asy-Syafi’iyah
Rempoa.
2. Untuk mengetahui efektifitas metode Video Critic di kelas eksperimen.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Penerapan metode Video Critic pada pembelajaran akidah akhlak
diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari mata pelajaran
Akidah Akhlak agar mudah dipahami dan diingat serta dapat diterapkan
di kehidupan bersosial sehari-hari.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih metode pembelajaran
sekaligus inspirasi bagi guru sebagai alternatif metode dalam
pembelajaran Akidah Akhlak untuk menarik minat siswa dalam belajar
dan mendorong siswa dalam memperbaiki akhlak.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
kebijakan sekolah untuk mengubah akhlak siswa melalui pembelajaran
akidah akhlak dengan metode Video Critic.
4. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu kajian yang
menarik yang perlu diteliti lebih lanjut dan lebih dalam.
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretis
1. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari Bahasa Arab yaitu
isim mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaka, yukhliku, ikhlaqan.1
Ibnu Miskawaih mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang
dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.2
Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang
melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah
laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan yang baik atau
akhlakul karimah. Sebaliknya apabila yang di sebut akhlak yang
buruk atau akhlakul mazmumah. Baik buruk akhlak didasarkan kepada
sumber nilai, yaitu al-Qur‟an dan Sunnah Rasul. 3
Secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau
sistem perilaku yang dibuat. Dilihat dari aspek lain, yaitu secara
terminology akhlak berarti tingkah laku seseorang yang di dorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan
yang baik.4
b. Ruang Lingkup Ajaran Akhlak
Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan ruang lingkup
ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola
hubungan.5
1 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidayah Karya Agung, 1973), hlm 120
2 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 4
3 Khozin, Khazanah Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013 ), hlm.
126-127 4 Ibid., hlm. 127
5 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,
2011, hlm. 152-154
10
1) Akhlak kepada Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada
Tuhan sebagai khalik. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam
berakhlak kepada Allah dan kegiatan menanamkan nilai-nilai
akhlak kepada Allah yang sesungguhnya akan membentuk
pendidikan keagamaan. Diantara nilai-nilai ketuhanan yang sangat
mendasar ialah dengan Iman, Ihsan, Takwa, Ikhlas, Tawakal,
Syukur, dan Sabar.
2) Akhlak terhadap sesama manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur‟an
berkaitan dengan perlakuan terhadap sesame manusia. Petunjuk
mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan
hal-hal negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau
mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga kepada
menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang
dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah.
Untuk pegangan operasional dalam menjalankan pendidikan
keagamaan, kiranya nilai-nilai akhlak terhadap sesame manusia
(nilai-nilai kemanusiaan), antara lain: silaturahmi, persaudaraan
(ukhwah), persamaan (al-musawah), adil, berbaik sangka
(husnuzhan), rendah hati (Tawadhu), tepat janji (al-wafa), lapang
dada (Insyirat), dapat dipercaya (al-amanah), Perwira („Iffah atau
ta’affuf), Hemat (Qawamiyah), dermawan (al-munfiqun).6
3) Akhlak terhadap lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala sesuatu
yang disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun
benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan
al-Qur‟an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia
6 Ibid., hlm. 156
11
sebagai khalifah. Kekhalifahan menurut adanya interaksi manusia
dengan sesamanya dan terhadap alam. Kekhalifaham mengantung
arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap
makhluk mencapai tujuan penciptanya.7
c. Akhlak Kepada Orang Tua dan Guru
1) Akhlak Kepada Orang Tua
Birrul Walidain adalah hak kedua orangtua yang harus
dilaksanakan oleh sang anak sesuai dengan perintah Islam,
sepanjang orang tua tidak memerintahkan atau menganjurkan
pada anak untuk melakukan hal-hal yang dibenci Allah SWT,
maka patuhilah ia. Dan orang tua yang berani menghalalkan
yang haram, dan mengharamkan yang halal, berarti telah
menyimpang dari ajaran Islam dan sang anak diperbolehkan
untuk melawan perintahnya. Di dalam suatu hadis dikatakan
“Tidak sah taat dan patuh kepada makhluk dalam maksiat
kepada Allah”.8
Taat dan patuh kepada kedua orangtua adalah salah satu
kewajiban utama dalam taqarrub kepada Allah, dan durhaka
kepada keduanya merupakan salah satu dosa besar.9 Maka dari
itu, wajib atas seorang anak untuk memperhatikan Adab di
dalam rumahnya, diantara cara menghormati orang tua adalah
sebagai berikut:
a) Berbuat baik kepada orang tua ketika mereka masih hidup
(1). Selalu mendoakan kedua orang tua
(2). Memperlihatkan tingkah laku yang baik
(3). Pamit dan mencium tangan orang tua sebelum atau
setelah dari berpergian
7Ibid,. hlm. 155-157
8 Khalid bin Abdurrahman Asy-Syayi, Wujub Birr-Al-Walidain, Penerjemah Izzudin Karimi,
Judul terjemahan Rahasia di Balik Berbakti Kepada Kedua Orangtua, (Jakarta: DARUL HAQ,
2016), hlm. 17 9 Ibid., hlm. 33
12
(4). Jangan ucapkan kata-kata kasar kepada orang tua
(5). Lakukanlah apa yang mereka senangi dan tinggalkanlah
apa yang mereka tidak senangi
(6). Membawakan sesuatu untuk orang tua jika sudah
berpenghasilan10
(7). Memandang orangtua dengan rahmat dan penuh kasih11
(8). Jangan kamu mengangkat suara kamu diatas suaranya
(9). apabila ia mencegahmu maka diamlah dan jangan
marah atau menangis atau merengek-rengek
kepadanya.12
b) Berbuat baik kepada orang tua ketika mereka sudah
meninggal dunia
Berbuat baik kepada orang tua, tidaklah berhenti hanya
sampai mereka meninggal dunia. Walaupun orang tua telah
tiada, seorang anak masih tetap berbuat baik kepada
mereka.
Dalam Hadits Riwayat Abu Dawud dan Baihaqi,
diceritakan suatu ketika ada seorang lelaki datang
menghadap Rasullulah menanyakan tentang apa yang
dibaktikan seorang anak ketika kedua orang tua sudah
meninggal dunia, Rasulullah menjawab ada beberapa hal
yang harus dibaktikan, diantaranya adalah:
(1). Menyalati ketika orang tua meninggal dunia
(2). Mendoakan orang tua
(3). Melaksanakan wasiat serta pesan-pesannya
(4). Menyambung tali persaudaran dengan sanak kerabat
yang biasa mereka lakukan
10
Masan AF, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Semarang: PT Karya Toha Putra,
2002), hlm. 73 11
Moh Ardani, Akhlak-Tasawuf Nilai-nilai Akhlak/ Budi Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf,
(Jakarta: Karya Mulia, 2015), hlm. 79 12
Umar Ibn Ahmad Baraja, Penerjemah: KhoirulZad Findy, Akhlak Lil Banin juz 1, (Jakarta:
Al Findy Press) , hlm. 25
13
(5). Menghormati teman-teman mereka13
2) Akhlak Kepada Guru
Dalam Terjemah dari kitab Ta‟lim al-Muta‟alim Thariq
At-Ta‟allim karya Imam Burhanuddin atau Burhanul islam Az-
Zarnuji dikatakan “bahwasanya penuntut ilmu tidak akan
mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecuali dengan
mengagungkan ilmu dan pemiliknya, menghormati guru dan
memuliakannya”. Mengagungkan pemilik ilmu atau
menghormati guru merupakan kewajiban bagi penuntut ilmu,
bahkan Sayyidina Ali siap menjadi budak orang yang
mengajarnya satu huruf. Karena begitu hormatnya kepada sang
guru.
Diantara cara menghormati guru adalah:
a) Memberi salam lebih dulu ketika bertemu dengan guru
b) Memperhatikan nasihat-nasihatnya yang baik
c) Mematuhi perintahnya selama tidak bertentangan dengan
Islam
d) Menjauhi larangannya selama tidak bertentangan dengan
Islam
e) Tidak boleh mengada-ada pertanyaan yang akibatnya
merugikan diri sendiri
f) Berbicara baik dan menunjukkan sikap merendahkan diri
g) Dalam majelis atau pertemuan hendaklah mendahulukan
guru untuk menempati tempatnya dan memberikan
kesempatan lebih dulu
h) Mengerjakan tugas yang diberikannya dengan baik
i) Tidak memperolok-olok atau meremehkannya14
j) Jangan berjalan dihadapan guru
k) Jangan duduk ditempat duduk guru
13
Masan AF, Op.Cit., hlm. 74
14
Ibid., hlm. 76
14
l) Jangan memulai pembicaraan di dekat guru
m) Menjauhi murka guru15
n) Menghormati keluarga guru
o) Duduk di depan guru dengan sopan
p) Meneladani penerapan ilmu dan Akhlaknya16
2. Pembelajaran Akidah Akhlak
a. Pembelajaran
Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction” yang
banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Dalam
kegiatan yang berhubungan dengan Program Belajar Mengajar sering
diistilahkan dengan istilah Pembelajaran. Secara sederhana
pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan
seseorang atau kelompok orang mellui bergabai upaya (effort) dan
berbagai strategi, metode, dan pendekatan kearah pencapaian tujuan
yang telah direncanakan. Dalam konteks pembelajaran, sama sekali
tidak berarti memperbesar peranan guru di satu pihak dan
memperkecil peranan siswa di pihak lain. Dalam istilah pembelajaran,
guru tetap harus berperan secara optimal demikian halnya juga
siswa.17
Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian
pembelajaran yang dimuat dalam buku Strategi Pembelajaran karya
Abdul Majid, diantaranya:
1) Menurut Corey, 1986 “Pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu.”
15
Al Zarnuji, Terjemah Ta’lim Muta’alim, Penerjemah: Abdul Kadir Aljufri, (Surabaya:
Mutiara Ilmu, 2009), hlm. 29 16
Rieza Faisal Bahalwan, Tuntunan Muslim, (Ciputat: Rumah Pendidikan Ar-Raudhah, 2018),
hlm. 13 17
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008), hlm 80
15
2) Dalam UU SPN No. 20 Tahun 2003 “Pembelajaran adalah suatu
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.”
3) Menurut Mohammad Surya “Pembelajaran adalah suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”18
Pada prinsipnya, pembelajaran tidak hanya terbatas pada event-
event yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua events yang
mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar yang meliputi
kejadian-kejadian yang diturunkan dari bahan-bahan cetak, gambar,
program radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-
bahan tersebut.19
Mengajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa
belajar. Keterkaitan antara mengajar dan belajar diistilahkan Dewey
sebagai “menjual dan membeli” artinya seseorang tidak mungkin
menjual manakala tidak ada orang yang membeli, yang berarti tidak
akan ada perbuatan mengajar apabila tidak membuat seseorang
belajar. Dengan demikian dalam istikah mengajar, juga tergantung
proses belajar siswa. Inilah makna pembelajaran.20
b. Akidah Akhlak di Madrasah
Akidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan pada jenjang satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA. Mata
pelajaran ini merupakan bagian dari pembelajaran agama Islam yang
akan mengarahkan serta menghantarkan peserta didik ke fitrah yang
benar.21
Secara substansial mata pelajaran akidah akhlak memiliki
18
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 4 19
Ibid., hlm. 4 20
Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 80 21
Dedi Wahyudi & Devi Septya Wardani, Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Akidah Akhlak Melalui Multimedia LCD Proyektor, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 18, 2017
16
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan
untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam
kehidupan sehari-hari.22
Akhlakul karimah yang dimaksudkan yakni
akhlak yang sesuai yang tidak keluar batas dari syariat Islam. Islam
Allah SWT, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan
manusia dengan manusia lainya, serta hubungan manusia dengan alam
lingkungan sekitarnya.23
c. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak
1) Mendidik murid-murid, supaya berlaku sopan santun dan berakhlak
mulia sesuai dengan ajaran Islam dan masyarakat.
2) Membentuk kepribadian murid-murid sebagai seorang Muslim
yang sejati.
3) Membiasakan sifat-sifat yang baik dan akhlak yang mulia, sopan
santun, halus budi pekerti, adil, sabar, serta menjauhi sifat-sifat
yang buruk24
Adapun tujuan mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah
Tsanawiyah seagaimana terlampir dalam Keputusan Menteri Agama
(KMA) no. 165 tahun 2014 yaitu sebagai berikut:
1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Akidah Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah.
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, bai dalam
22
Lampiran Keputusan Menteri Agama (KMA) no. 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah 23
Dedi Wahyudi & Devi Septya Wardani., Loc.Cit. 24
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1983),
hlm. 74.
17
kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran
dan nilai-nilai akidah Islam.
d. Ruang Lingkup Akidah Akhlak
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah
Tsanawiyah meliputi:
1) Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah islam, sifat-sifat
Allah, al-asma al-Husna, Iman kepada Allah, Kitab-kitab Allah,
Rasul Allah, Hari Akhir , serta Qada Qadar.
2) Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas ber-tauhid, ikhlas, taat,
khauf, taubat, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qana’ah, tawadhu,
huznuzzan, tasamuh, dan ta’awun, berilmu, kreatif, produktif, dan
pergaulan remaja.
3) Apek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah,
putus asa, gadab, tamak, takabur, hasad, dendam, ghibah, fitnah ,
dan namimah.
4) Aspek adab, meliputi Adab beribadah, adab salat, membaca al-
Qur‟an dan adab berdoa, adab kepada orang tua dan guru, adab
kepada saudara, teman, dan tetangga, adab terhadap lingkungan,
yaitu: pada binatang dan tumbuhan, ditempat umum, dan di jalan.
5) Aspek kisah teladan meliputi: Nabi Suaiman a.s. dan umatnya,
Ashabul Kahfi, Nabi Yunus a.s. dan Nabi Ayyub a.s. kisah sahabat:
Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab r.a., Utsman bin Affan r.a., dan
Ali bin Abi Thalib r.a.25
Ruang lingkup materi pembelajaran akidah akhlak pada buku
siswa, meliputi:
1) Pada semester 1 (ganjil) meliputi: Iman kepada kitab-kitab Allah,
akhlak terpuji kepada diri sendiri, akhlak tercela kepada diri
25
Lampiran Keputusan Menteri Agama (KMA) no. 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah
18
sendiri, adab kepada orangtua dan guru, kisah teladan nabi Yunus
dan nabi Ayub.26
2) Pada semester 2 (genap), meliputi:Iman kepada Rasul-rasul Allah,
mukjizat Allah, akhlak terpuji kepada sesame, adab kepada saudara
dan teman, kisah keteladanan Abu Bakar Ra.27
3. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang
umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.28
Metode mengajar ialah cara
yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada
peserta didik. Oleh karena itu, guru dalam memilih metode mengajar
harus tepat dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan tujuan dengan
sasaran yang telah ditetapkan. Pemilihan metode ini sangat
berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh.29
Metode bukan merupakan tujuan, melainkan cara untuk
mencapai tujuan sebaik-baiknya. Untuk itu tidak mungkin
membicarakan metode tanpa mengetahui tujuan yang hendak
dicapai.30
Jadi berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai
bergantung pada penggunaan metode yang tepat. Hal tersebut
mengingatkan kita bahwa sebenarnya tidak ada metode mengajar yang
paling baik atau buruk, yang ada adalah guru yang cakap dengan tidak
cakap dalam memilih dan mempergunakan metode dalam
pembelajaran.31
b. Ciri-ciri Umum Metode yang Baik
26
Masan AF, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Semarang: PT Karya Toha Putra,
2002), hlm. 1 27
Ibid., hlm. 97 28
Pupuh Fathurrohman & Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2007), hlm. 55 29
Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm. 94 30
31
Junaedi dkk, Strategi Pembelajaran, Edisi Pertama, (Surabaya: Lapis-PGMI, 2008), hlm. 13
19
Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihadapkan pada
pilihan metode. Banyak macam metode yang bisa dipilih guru dalam
kegiatan mengajar, namun tidak semua metode bisa dikategorikan
sebagai metode yang baik, dan tidak pula semua metode dikatakan
buruk. Kebaikan suatu metode terletak pada ketepatan dan kesesuaian
metode dengan tuntutan pembelajaran.
Omar Muhammad al Toumi (1983) mengatakan terdapat
beberapa ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran
Agama Islam, yaitu:
1) Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa dan
ajaran akhlak islami yang mulia;
2) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak
siswa dan materi;
3) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis;
4) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru
mengembangkan materi;
5) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan
pendapatnya.32
c. Efektifitas Penggunaan Metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah
dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan
percuma hanya karna penggunaan metode semata-mata berdasarkan
kehendak guru dan bukan atas dasar kebutuhan siswa,atau karakter
situasi kelas.
Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan yang
menyesuaikan dengan metode atau karakter anak, tetapi metode
hendaknya menjadi variabel yang dapat merubah dan berkembang
sesuai kebutuhan. Karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat
terjadi bila dan kesesuaian antara metode dengan semua komponen
32
Pupuh Fathurrohman & Sobry Sutikno, Op.Cit, hlm. 56
20
pengajaran yang telah diprogamkan dalam satuan pelajaran sebagai
persiapan tertulis.33
Dengan demikian kefektivitasan suatu proses pembelajaran di
dalam kelas bisa karena pengaruh metode seperti apa yang digunakan
oleh guru, apakah metode tersebut sesuai atau tidak terhadap materi
pembelajaran yang disampaikan.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Pada prinsipnya, tidak satupun metode mengajar yang dapat
dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang
ada dalam setiap bidang studi. Karena, setiap metode pasti memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak
boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode. Berikut
beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan peentuan metode
antara lain:
1) Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan
pembelajaran. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat
mempengaruhi penentuan metode, sebab metode tunduk pada
tujuan, bukan sebalikmya.
2) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran ialah sejumlah materi yang hendak
disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh
peserta didik.
3) Peserta didik
Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, baik minat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial,
lingkungan keluarga dan harapan terhadap masa depannya.
Perbedaan peserta didik dari aspek psikologis seperti sifat
pendiam, super aktif, tertutup, terbuka, periang, pemurung bahkan
33
Ibid.,hlm. 59
21
ada yang menunjukan perilaku-perilaku yang sulit untuk dikenal.
Semua perbedaan tadi akaan berpengaruh terhadap penentuan
metode pembelajaran.34
Maka dari itu, metode pembelajaran yang
dipakai guru hendaknya beragam agar dapat menampung
keberanekaragaman karakter peserta didik, dan yang terpenting
metode tersebut harus sesuai dengan materi dan tujuan
pembelajaran (indikator).
4) Situasi
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan
pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat
situasi. Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan
proses pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka. Dengan
kata lain guru harus menguasai taktik (gaya) dalam
menyampaikan pembelajaran, jika peserta didik tidak fokus dalam
menerima pembelajaran, guru sebaiknya memberikan ice
breaking kepada peserta didik kemudian melanjutkan
menyampaikan materi.
5) Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat
mengganggu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya
laboratorium untuk praktek, jelas kurang mendukung penggunaan
metode eksperimen atau demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah
penting guna berjalannya proses pembelajaran yang efektif.
6) Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, performance style,
kebiasaan dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda.
Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi pula oleh latar
belakang pendidikan. Guru yang berlatar belakang pendidikan
keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan
34
Ibid.,hlm. 60
22
tepat dalam menerapkannya, sedangkan guru yang latar belakang
pendidikannya kurang relevan, sekalipun tepat dalam menentukan
metode, namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya.
Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki
jiwa yang profesional. Dengan memiliki jiwa keprofesionalan
dalam menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran
itu akan berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.35
4. Metode Video Critic
a. Pengertian Metode Video Critic
Dr. Melvin L. Silberman (Guru Besar Psikologi Pendidikan
Universitas Temple, Amerika Serikat) merumuskan sebuah metode
yang dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Yang dimana pembelajaran tidak hanya berkenaan dengan
pemahaman bahan ajar, namun juga dengan analisis dan
penerapannya pada situasi baru, salah satunya yaitu metode Video
Critic.36
Menurut bahasa, Video Critic terdiri dari dua kata yang di adopsi
dari bahasa Inggris yaitu, “Video” dan “Critics” yang secara harfiah
memiliki arti “video artinya tontonan atau gambar bergerak, dan
“critics artinya mengkritisi atau mengkaji. Jadi Video Critic
memiliki makna mengkaji sebuah tayangan atau gambar bergerak.37
Video Critic proses atau aktivitas menonton film tertentu sebagai
bagian proses pembelajaran terhadap suatu objek atau tema tertentu.
Pembelajaran dengan audiovisual akan lebih efektif jika dilakukan
secara integrative dan linier terhadap suatu materi pelajaran. Media
audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
35
Ibid.,hlm. 61 36
Melvin L. Silberman, Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif), (Bandung: NUANSA,
2012), hlm. 115 37
Pipit Fitri Mulyanti, Penerapan Metode Video Critic Untuk Meningkatkan Pemahaman
Informasi Bahaya Merokok, Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1, 2017
23
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media auditif dan visual.38
Gambar hidup (video) merupakan gambar-gambar dalam frame
dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyeksi
secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Video
dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama
dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video
melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik
tersendiri. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses,
menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.39
Salah satu aktivitas penggunan audiovisual adalah metode Video
Critic. Video Critic memiliki kemampuan proses yang sangat tajam
dalam menyimpan informasi-informasi gambar. Cara ini sangat
mungkin terjadi pada bagian neocortex otak, sehingga detail-detail
informasi baik lisan maupun gambar akan terendan dengan kuat pada
bagian terkecil neo-cortex otak (sub long term memory).40
b. Karakteristik Video Critic
Karakter yang menonjol dari metode ini adalah penayangan
sebuah video dan peserta didik diminta untuk mengkritisi tayangan
tersebut, baik mengkritisi tokoh, kesesuaian pelajaran yang dapat
diterapkan dalam kehiduan sehari-hari. Metode ini bertujuan untuk
menstimulasi dan meningkatkan kreatifitas dan mendorong
penghayatan peserta didik dalam suatu permasalahan.
Video yang dipilih hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan,
keterpaduan, dan yang paling penting terkait dengan materi yang di
pelajari. Video mempunyai karakteristik, sebagai berikut:
38 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), (Ciputat: GP Press
Grup, 2013), hlm. 56 39
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), hlm. 50 40
Alamsyah dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar (Multiple Intelegences), (Jakarta:
Prenada Media Group, 2015), hlm. 201
24
1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
2) Dapat diulang untuk menambah kejelasan
3) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat
4) Mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat peserta didik
5) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran
yang lebih realistis
6) Memperkuat emosi seseorang
7) Baik dalam menjelaskan suatu proses keterampilan, dan mampu
menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon
yang diharapkan dari peserta didik
8) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.41
c. Prosedur Pelaksanaan Metode Video Critic
Sangat mudah menggunakan video critic dalam suatu
pembelajaran. Prosedur utama yang disiapkan guru adalah CD film
atau bahan film yang dapat diperoleh dari youtube atau sumber
lainnya. Berikut prosedur utama dalam menerapkan metode tersebut:
1) Pilihlah video yang ingin anda pertujukkan kepada siswa
2) Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda
ingin mereka mengkritisi apa yang akan ditayangkan. Perintahkan
mereka untuk meninjau beberapa factor, termasuk:
a) Realisme (dari para pelakunya)
b) Relevansi
c) Penataan isi
d) Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.
3) Putarlah Video
4) Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut “pojok kritikus”
5) Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opsional), dengan
menggunakan semacam sistem penilaian keseluruhan, semisal:
a) Bintang satu sampai lima
b) Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek)42
41
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru. Op.Cit. hlm. 127
25
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Video Critic
Kelebihan dari metode Video Critic adalah:
1) Siswa aktif dalam menyaksikan video yang diputar guru
2) Siswa diajak berperan sebagai juri untuk mengomentari video
yang telah diputar guru.
3) Melatih siswa untuk memberikan pendapat dan menghargai
pendapat orang lain.
Di samping memiliki kelebihan, metode Video Critic juga
memiliki kelemahan, yaitu:
1) Memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menyiapkan
peralatan dan bahan-bahan video yang akan ditayangkan.
2) Mengolah atau mencari video semenarik mungkin agar para siswa
tidak merasa bosan ketika menontonnya
3) Memerlukan alat-alat yang memadai, seperti: proyektor, saluran
listrik, laptop, dan sound sistem.43
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Ahmad Farouq pada tahun 2016 dengan judul “Pengaruh CTL
pada pembelajaran akidah akhlak terhadap perilaku siswa”. Dengan
diterapkan model CTL dapat dikatakan cukup efektif dengan melihat
klasifikasi jawaban kuesioner yang telah disebarkan, frekuensi terbanyak
berada pada rentang nilai antara 60-80 yakni sebanyak 23 siswa dari 30
responden. Kemudian terdapat korelasi positif yang signifikan antara
penerapan pendekatan model CTL terhadap akhlak siswa di SMAN 28
Jakarta, sehingga terdapat pengaruh pada penggunaan model CTL
terhadap akhlak siswa.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah, jenis
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasi dan tidak
menerapkan treatment di kelas eksperimen, peneliti hanya meneliti guru
42
Melvin L. Silberman, Op.Cit,.hlm. 138 43
Pipit Fitri Mulyanti, Loc.Cit.
26
yang menggunakan model CTL kemudian mencari hubungan (korelasi)
antara CTL dengan perilaku siswa.
Persamaan dari penelitian ini adalah meneliti perilaku siswa yang
diterapkan melalui suatu model pembelajaran dalam mata pelajaran akidah
akhlak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nova Nurul Farida, mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017, dengan judul “Pengaruh video
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada konsep gelombang
elektromagnetik”, dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
gelombang elektromagnetik. Pengaruh tersebut dapat dilihat pada hasil uji
hipotesis statistic terhadap data posttest yang menyatakan bahwa nilai
thitung > ttabel, rata-rata hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan
bideo pebelajaran lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah variabel y dari
penelitian ini adalah hasil belajar yang diukur menggunakan instrumen tes,
Sedangkan penelitian variabel y penelitian saya adalah akhlak siswa yang
diukur menggunakan instrumen kuesioner (angket) skala likert.
Persamaan dari penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian
eksperimen dengan memiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan
menerapkan video pembelajaran di kelas eksperimen.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Widiyawati Pada tahun 2014 mahasiswi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Efektifitas Strategi Video
Critic terhadap Pembelajaran PAI dalam minat belajar siswa kelas X
SMKN 1 Tempel” dapat simpulkan pembelajaran menggunakan Video
Critic sangat membantu memudahkan pemahaman siswa, siswa yang
megalami kejenuhan mendapatkan minat belajarnya kembali. Kelas
dengan diterapkan Video Critic memiliki rata-rata minat lebih besar
dibandingkan kelas ceramah. Kelas dengan Video Critic mempunyai
katagori baik 18 (30,3%) dan kelas dengan metode ceramah mempunyai
27
katagori cukup baik 22 (38,3%). Berdasarkan hasil uji t, diperoleh rata-rata
minat belajar PAI pada kelas Video Critic lebih besar daripada rata-rata
minat belajar kelas ceramah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah penelitian ini
meneliti minat belajar siswa pada pembelajaran PAI, sedangkan saya
meneliti tentang akhlak siswa kepada orangtua dan guru.
Persamaan dari penelitian ini adalah metode yang digunakan untuk
kelas eksperimen sama yaitu metode Video Critic dan dengan jenis
penelitian yang sama yaitu, penelitian kuantitatif eksperimen.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan guna mengoptimalkan
segala potensi peserta didik. Kita semua disini menyadari pendidikan sudah
tidak seperti dahulu, banyak campur tangan oknum-oknum yang tidak paham
pendidikan tapi berbicara seolah mengenal pendidikan, dengan kemajuan
zaman dan teknologi pendidikan justru semakin menurun, terutama
pendidikan akhlak. Sangat sulit memang jika berbicara tentang akhlak, tapi
sulit bukan berarti tidak bisa diubah. Seperti Firman Allah dalam (Q.S Asy-
Syams: 9 )
(Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu) ,
Dalam hal mengubah akhlak bukan perkara bisa atau tidak, akan tetapi
mau atau tidak. Sangat menyedihkan memang melihat akhlak generasi zaman
sekarang yang seakan bangga dengan dirinya yang termakan oleh budaya
kebarat-baratan.
Maka dari itu tugas seorang guru adalah memberikan pemahaman kepada
siswa dengan cara menanamkan nilai-nilai keagamaan mulai dengan
pembiasaan-pembiasaan, kemudian berikan contoh kepada siswa agar mereka
bisa meniru hal positif dari gurunya. Di dalam kelas, tugas seorang guru
28
adalah menyampaikan pembelajaran agar pesan dari pembelajaran sampai
kepada siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Metode Video Critic jika diterapkan dalam pembelajaran akidah akhlak
sangat sesuai. Karena metode Video Critic adalah perpaduan audiovisual
yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sehingga membuat
siswa selalu fokus dalam pembelajaran, kemudian setelah mengamati video
yang telah diputar siswa diberikan kesempatan menyampaikan pendapatnya
tentang apa yang mereka lihat dalam video. Dalam menyampaikan pendapat,
banyak pelajaran yang didapatkan siswa seperti aktif dalam berpendapat,
mengeksplorasi pengetahuannya, saling menghargai pendapat siswa lain, dan
lain sebagainya. Banyak kelebihan yang dapat di ambil dari metode Video
Critic ini, jika siswa hanya mendengar misalnya dengan metode ceramah,
siswa akan cepat lupa, sedangkan jika siswa dituntut mendengar, melihat, dan
berbicara maka siswa akan selalu ingat, dan hasil dari metode Video Critic
tersebut siswa dapat menerapkan ilmu mereka ke dalam kehidupan sehari-
hari, dan jika dilakukan secara terus menerus maka akan menjadi akhlak.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka dalam penelitian ini dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh metode Video Critic pada pembelajaran
akidah akhlak terhadap Akhlak siswa
H1 : Terdapat pengaruh metode Video Critic pada pembelajaran akidah
akhlak terhadap Akhlak siswa
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Nur Asy-Syafiiyyah
(Yaspina) yang terletak di Jl. Pahlawan no. 18, Rempoa, Ciputat Timur,
Tangerang Selatan-Banten. Waktu Penelitian yaitu Februari s/d April 2018
dan September s/d November 2018.
30
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk kepada penelitian kuantitatif jenis penelitian
eksperimen. Eksperimen merupakan cara praktis untuk mempelajari
sesuatu dengan mengubah-ubah kondisi dan mengamati pengaruhnya
terhadap hal lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship) dengan cara
membandingkan hasil kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan
dengan kelompok control yang tidak diberikan perlakuan.1
Lebih detail penelitian eksperimen ini berjenis Quasy Eksperimen
(Penelitian Semu), desain penelitian quasy eksperimen mempunyai
kelompok control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.2 Tujuan penelitian jenis ini adalah untuk memprediksi
keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi
tidak ada pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang
relevan.3
2. Desain Penelitian
Teknik penelitian ini menggunakan Posttest-Only Control Design
yaitu dalam design ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random
(R), kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain
tidak, kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen, dan
yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.4
1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarta, 2011), hlm. 68
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R & D, cet.ke-23, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 77 3 Zainal Arifin, Op.Cit, hlm. 74
4 Sugiyono, Op.Cit., hlm.113- 114.
31
Tabel 3.25
Desain Penelitian
Kelompok Treatment Kuesioner
R (E) X Y1
R (C) - Y2
Keterangan:
R (E) : Kelompok Eksperimen
R (C) : Kelompok Kontrol
X : Treatment (perlakuan) dengan metode Video Critic
Y1 : Data yang diperoleh dari kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan perlakuan dengan metode Video Critic
Y2 : Data yang diperoleh dari kelas kontrol tanpa diberi perlakuan
Tahap awal dari penelitian ini adalah menentukan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. kemudian kelompok eksperimen diberi
perlakuan metode Video Critic dan kelompok kontrol tidak diberi
perlakuan (menggunakan metode konvensional ceramah). Kemudian
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selesai diminta untuk mengisi
angket yang mengukur akhlak siswa kepada orangtua dan guru.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi atau universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik
berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.6 Sax
(1978) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan manusia yang
terdapat dalam area yang ditetapkan”, sedangkan Tuckman
mengemukakan bahwa populasi atau target populasi adalah kelompok
5 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 185.
6 Zainal Arifin, Op.Cit., hlm. 215
32
darimana peneliti mengumpulkan informasi dan kepada siapa kesimpulan
akan digambarkan.7
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Nur
Asy-Syafiiyyah (Yaspina) dengan jumlah 253. Sedangkan populasi
terjangkau adalah siswa kelas VIII (delapan) dengan 3 rombongan belajar,
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.3
Rincian Populasi Terjangkau
Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
VIII-1 16 14 30
VIII-2 15 15 30
Jumlah Total Populasi 60
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau
dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini
(miniature population). Dengan kata lain, jika seluruh anggota populasi
diambil semua untuk dijadikan sumber data, maka cara ini disebut sensus,
tetapi jika hanya sebagian dari populasi yang dijadikan sumber data, maka
cara itu disebut sampel.8
Teknik Sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non
probability sampling. Non probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.9
Cara pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling
yaitu suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada
pertimbangan dan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri atau
7 Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hlm. 147-148
8 Zainal Arifin, Loc.Cit
9 Sugiyono, Op.Cit, hlm. 85
33
sifat-sifat tertentu. Purposive sampling digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu berdasarkan pertimbangan tertentu.10
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2
kelompok, yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok control.
a. Kelompok Eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat
treatment berupa pembelajaran aktif dengan metode Video Critic.
Dimana kelas VIII-2 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen.
b. Kelompok Kontrol, yaitu kelompok siswa yang tidak mendapat
treatment yaitu mendapatkan pembelajaran dengan metode
konvensional (ceramah), kelas VIII-1 yang dijadikan sebagai kelas
control.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan
data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan
objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat
gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut. 11
Metode pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti untuk
mengamati tingkah laku/ gerak-gerik/ akhlak siswa di sekolah. Baik
akhlak ketika bersama teman, guru, maupun saat dalam kelas dengan
membuat catatan-catatan kecil.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuuan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil.12
10
Zainal Arifin, Op.Cit, hlm. 221 11
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PrenadaMediaGroup, 2013), hlm.
19 12
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 137
34
Sutrisno Hadi (1986) dalam buku Prof. Dr. Sugiyono, Metode
Penelitian mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner
(angket) adalah sebagai berikut:
a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh peneliti.13
Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan wawancara tak
berstruktur, dimana wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.14
Wawancara tak berstruktur digunakan peneliti untuk penelitian
pendahuluan untuk mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu
atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat
menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus
diteliti.
3. Kuesioner (Angket)
Kuesioner berasal dari bahasa Latin Questionnaire, yang berarti
suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu
diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk
memperoleh data.15
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur atau
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.16
E. Instrumen Penelitian
13
Ibid,. hlm. 138 14
Ibid., hlm. 140 15
Muri Yusuf, Metode Penelitian, Op.Cit, hlm. 199 16
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 142
35
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan penulis sebagai pedoman untuk
melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran Akidah
Akhlak di MTs. Nur Asy-Syafiiyah (Yaspina), serta memperoleh data
tambahan mengenai akhlak siswa di sekolah.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk melakukan wawancara
kepada narasumber terkait yaitu Wakil Kepala bidang Kurikulum, dan
Guru mata pelajaran Akidah Akhlak.
3. Pedoman Angket (kuesioner)
Angket yang berisi daftar pertanyaan akan diberikan kepada
siswa/i kelas VIII-2 dn VIII-1, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
metode Video Critic dan membandingkan apakah terdapat pengaruh
antara kelas eksperimen dan kelas control dalam pembelajaran akidah
akhlak terhadap akhlak siswa. Dengan memakai skala likert dalam skala
pengukuran instrumen penelitiannya.
Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang sesuatu objek atau
fenomena tertentu. Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu
pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif diberi skor 4,3,2,1
sedangkan untuk pernyataan negatif diberikan skor 1,2,3,4. Bentuk
jawaban skala likert terdiri dari Selalu, sering, kadang-kadang, tidak
pernah.17
Tabel 3.4
Teknik Skoring dalam Skala Likert adalah sebagai berikut:
Skoring untuk pernyataan positif Skoring untuk penyataan negatif
a. Selalu = 4 a. Selalu = 1
b. Sering = 3 b. Sering = 2
c. Kadang-kadang = 2 c. Kadang-kadang = 3
d. Tidak Pernah = 1 d. Tidak Pernah = 4
17
Syofian Siregar, Op.Cit, hlm. 25
36
Tabel 3.5
Instrumen Penelitian
Tujuan Penelitian Rumusan Masalah Data Teknik Pengumpulan Data Sumber Data
Untuk mengamati sikap
(afektif) siswa selama proses
pembelajaran
Apakah sikap (afektif)
siswa selama proses
pembelajaran dari setiap
pertemuan meningkat.
Primer Observasi Sikap (Rating Scale) Siswa Kelas VIII-1
dan VIII-2
- Untuk mengetahui kurikulum
yang digunakan di MTs. Nur
Asy-Syafiiyyah
- Untuk mengetahui akhlak
para siswa MTs. Nur Asy-
syafiiyyah di sekolah.
- Bagaimana kurikulum
yang ada di MTs. Nur
Asy-syafiiyyah?
- Bagaimana akhlak para
siswa di MTs. Nur
Asy-syafiiyyah di
sekolah?
Primer Wawancara Wawancara: Wakil
bidang Kurikulum
MTs. Nur Asy-
syafiiyyah
- Untuk mengetahui metode
pembelajaran yang dipakai
pada pembelajaran akidah
akhlak di MTs. Nur Asy-
Syafiiyyah
- Apakah metode yang
diterapkan dalam
pembelajaran?
- Apakah metode
tersebut efektif dalam
Primer Wawancara Wawancara: Guru
akidah akhlak
MTs. Nur Asy-
syafiiyyah
37
- Untuk mengetahui perubahan
akhlak siswa melalui
pembelajaran akidah akhlak.
perubahan akhlak
siswa?
Untuk mengetahui pengaruh
metode Video Critic terhadap
akhlak siswa di sekolah
Apakah terdapat pengaruh
metode Video Critic
terhadap akhlak siswa di
MTs. Nur Asy-syafiiyyah
Primer Angket Siswa kelas VIII-2
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Observasi Sikap
Dimensi Objek Observasi Indikator
Catatan Siswa selama
Proses Pembelajaran yang
terkait dengan sikap atau
nilai-nilai karakter
1. Kedisiplinan
1.1 Siswa hadir tepat waktu
1.2 Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan tepat waktu
2. Keaktifan
2.1 Perhatian siswa terhadap penjelasan
guru
2.2 Kemampuan dan keberanian siswa
dalam mengemukakan pendapat
38
3. Kerjasama
3.1 Saling membantu dan
menyelesaikan masalah saat
berdiskusi
3.2 Siswa menyelesaikan ugas
kelompok yang diberikan guru
4. Inisiatif
4.1 Bertindak cepat dan tanggap.
4.2 Melakukan tindakan dalam keadaan
keadaan krisis tanpa harus
menunggu perintah guru.
4.3 Menyampaikan informasi yang
diketahui tanpa diminta.
39
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No Narasumber Indikator Nomor Butir
1 Wa.Ka Bidang Kurikulum
(Subur Amiharja, S.Pd)
Kurikulum di sekolah 1
Pelaksanaan Pembelajaran 2
Kendala Guru 3
Solusi 4
Peran dalam mengubah akhlak siswa 5
2 Guru Mata Pelajaran Akidah
Akhlak
(Nahrawi, S.Pd)
Metode Mengajar 1
Kendala Mengajar 2
Solusi 3
Pengaruh Pembelajaran Akidah terhadap Akhlak Siswa 4
Akhlak Siswa di sekolah 5
Jumlah 10
40
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Instrumen Angket
Variabel Penelitian Konsep Dimensi Indikator No. Item Jumlah
Item
Akhlak Siswa
Akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam
jiwa yang
menimbulkan
macam-macam
perbuatan dengan
gampang dan
mudah, tanpa
memerlukan
pemikiran dan
pertimbangan.18
Adab kepada
Orangtua dan Guru
Selalu Mendoakan 1, 12 2
Mendengarkan Nasihat 2, 3, 13, 14 4
Berbicara Lemah Lembut 4, 15 2
Menjaga Perasaan 5, 7, 16, 17,
18, 24
6
Meringankan Pekerjaan 6, 8, 9, 19,
20
5
Sopan Santun 10, 21, 22,
25
4
Bersifat Jujur 11, 23 2
Jumlah Item 25
18
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 1
41
F. Kontrol Terhadap Validitas Internal
Sebelum angket skala akhlak disebar, angket tersebut harus di uji coba
dahulu untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi persyaratan
validitas dan reliabilitas.
1. Validitas
Sebelum guru menggunakan suatu tes, hendaknya guru mengukur
terlebih dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu.19
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrument yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi sebaliknya instrument yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Uji validitas instrumen ini
menggunakan product moment, yaitu:
rxy =
√
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y
X = Skor dari item yang diuji
Y = Jumlah total nilai
N = Jumlah butir soal
Hasil perhitungan dengan koefisien korelasi (rhitung) dapat
dihubungkan dengan tabel r hasil korelasi Product-Moment. Jika rhitung <
rtabel maka butir soal tidak valid, jika rhitung > rtabel maka dikatakan valid.
Dalam perhitungan uji validitas, peneliti menggunakan aplikasi
perangkat lunak IBM SPSS Statistics v.23 dengan langkah-langkah
seperti berikut :Analyze Correlate Bivariate.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan cara yang sudah
disebutkan di atas menggunakan SPSS (Statistical Product and Service
19
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), h. 247
42
Solution), dari 30 butir soal diperoleh 25 butir soal valid dan 5 butir soal
yang tidak valid. Perhitungan uji validitas disajikan pada Tabel 3.8
berikut.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Angket Akhlak Siswa
Butir Soal Kriteria Keterangan
Soal 1 Valid Digunakan
Soal 2 Tidak Valid Tidak digunakan
Soal 3 Tidak Valid Tidak digunakan
Soal 4 Valid Digunakan
Soal 5 Valid Digunakan
Soal 6 Tidak Valid Tidak digunakan
Soal 7 Valid Digunakan
Soal 8 Valid Digunakan
Soal 9 Valid Digunakan
Soal 10 Valid Digunakan
Soal 11 Valid Digunakan
Soal 12 Valid Digunakan
Soal 13 Valid Digunakan
Soal 14 Tidak Valid Tidak digunakan
Soal 15 Valid Digunakan
Soal 16 Valid Digunakan
Soal 17 Tidak Valid Tidak digunakan
Soal 18 Valid Digunakan
Soal 19 Valid Digunakan
Soal 20 Valid Digunakan
Soal 21 Valid Digunakan
Soal 22 Valid Digunakan
Soal 23 Valid Digunakan
Soal 24 Valid Digunakan
43
Soal 25 Valid Digunakan
Soal 26 Valid Digunakan
Soal 27 Valid Digunakan
Soal 28 Valid Digunakan
Soal 29 Valid Digunakan
Soal 30 Valid Digunakan
2. Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
yang sama pula.20
Untuk menentukan reliabilitas alat tes yang digunakan adalah
rumus Cronbach Alpha yaitu:
r11=
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas instrument
k = Jumlah butir pertanyaan
= Jumlah variansi butir
= Varians total
k = Jumlah butir pertanyaan21
Dengan demikian koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10
Koefisien Reliabilitas22
Koefisien Reliabilitas Keterangan
0.91-1.00 Sangat tinggi
20
Syofian Siregar, Op.Cit, hlm. 55 21
Ibid., hlm. 58 22
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 252-253
44
0.71-0.90 Tinggi
0.41-0.70 Cukup
0.21-0.40 Rendah
<0.20 Sangat rendah
Dalam perhitungan uji reliabilitas, peneliti menggunakan aplikasi
perangkat lunak IBM SPSS Statistics v.23 dengan langkah-langkah
seperti berikut : Analyze Scale Reliability Test
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan
SPSS (Statistical Product and Service Solution). Maka diperoleh
perhitungan uji reliabilitas disajikan pada Tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Variabel Jumlah Soal Hasil Uji
Akhlak Siswa 25 .850
Dari hasil uji reliabilitas, didapatkan koefisien reliabilitas dari 25 soal
valid adalah 0.850 dengan demikian tingkat reliabilitas tinggi.
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu data sudah sesuai dimodelkan oleh distribusi normal atau
tidak23
Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan pengujian
normalitas dengan menggunakan teknik chi kuadrat dapat dilakukan
dalam beberapa tahap, yakni sebagai berikut:
a. Menentukan Hipotesis
b. Menentukan rata-rata
23
Edi Riadi, Alat Statistika Parametrik & Nonparametrik. (Tangerang: Pustaka Mandiri,
2014), h.93.
45
c. Menentukan standar deviasi (Sd)
d. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensiekspektasi
e. Mencari X hitung dengan rumus:
X = ∑
Keterangan:
= nilai Chi kuadrat
fe = frekuensi ekspektasi
fo = frekuensi observed (absolut)24
f. Mencari X tabel
Kriteria pengujian:
Jika X hitung ≤ X tabel maka Ho diterima
Jika X hitung > X tabel maka Ho ditolak
Adapun dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak IBM SPSS
v.23, uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah berikut: Pada Menu
Utama SPSS pilih menu Analyze Descriptive Statistics Explore.
Dan merumuskan hipotesis sebagai berikut
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
: Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
Dengan melihat kolom Kolmogorov-Smirnov Test dan Shapiro-Wilk
pada tabel Tests of Normality dapat ditarik kesimpulan jika nilai sig.(2-
tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan jika nilai sig.(2-tailed) 0,05 maka
H0 ditolak.25
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data dari
dua varian atau lebih berasal dari populasi yang homogen atau tidak yaitu
dengan membandingkan dua atau lebih variansnya.26
Setelah kedua
sampel penelitin dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya
24 Edi Riadi, Op.Cit., h. 94
25 Kadir, Statistika Terapan : Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, Edisi Kedua, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 157 26
Edi Riadi,op. Cit., h. 101.
46
adalah mencarI nilai homogenitasnya. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui homogen atau tidaknya persebaran data yang akan dianalisis.
Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan melakukan uji
Fisher. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini
adalah uji Fisher, dengan rumus:
F =
=
Dengan :
S² =
Kriteria pengujian:
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, artinya sampel homogen.
Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, artinya sampel tidak
homogen.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fisher
adalah:
a. Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
Ho : σ1 =
Ho : σ1 ≠ σ2
b. Membagi data menjadi dua kelompok
c. Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok
d. Menentukan Fhitung dengan rumus:
F =
=
e. Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, artinya kedua kelompok
berasal dari populasi yang homogen
Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, artinya kedua kelompok
berasal dari populasi yang tidak homogen
f. Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians
terkecil) dengan rumus:
dk1 = n – 1
47
dk2 = n – 2
g. Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil
Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Adapun dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak IBM SPSS
v.23, uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah berikut: Pada Menu
Utama SPSS pilih menu Analyze Compare Means One-Way
ANOVA.27
Dan merumuskan hipotesis sebagai berikut:
:
(varians kedua data adalah sama atau homogen)
:
(varians kedua data berbeda atau tidak homogen)
Dengan melihat tabel Test of Homogenity of Variances, dapat ditarik
kesimpulan bahwa jika pada menunjukkan nilai sig.(2-tailed) > 0,05
maka H0 diterima dan jika nilai sig.(2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak.
3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat dan hasilnya adalah data
berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka
hipotesis yang dilakukan adalah uji-t dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
Setelah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas untuk maka barulah dilakukan uji hipotesis dengan uji
perbedaan rata-rata. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut.28
a. Merumuskan hipotesis
b. Menghitung harga “t” obeservasi ditulis atau t hitung dengan
rumus:
= ̅ ̅
, dimana
√
27
Kadir, Op.Cit., h. 169 28
Ibid., h. 296.
48
dan
c. Menentukan harga berdasarkan derajat bebas, yaitu:
db = dan jumlah data kelompok 1 dan 2)
d. Membandingkan harga dan dengan 2 kriteria:
Jika maka diterima.
Jika maka ditolak.
e. Penarikan kesimpulan
Jika diterima, berarti tidak ada perbedaan parameter rata-rata
populasi.
Jika ditolak, berarti ada perbedaan parameter rata-rata populasi.
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
analisis Independent Sample T-test pada aplikasi perangkat lunak SPSS.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Analyze Compare Means Independent Sample T test.29
4. Uji Pengaruh (Effect Size)
Uji pengaruh (Effect Size) dalam penelitian ini bertujuan untuk
melihat besarnya efek suatu variabel pada variabel lain. Varianel yang
terkait biasanya berupa variabel respon, atau disebut juga variabel
independen dan variabel hasil (outcome variable) atau variabel
dependen. Ukuran ini dibutuhkan karena signifikasi statistic tidak
memberikan informasi yang cukup terkait dengan besarnya perbedaan
atau korelasi. 30
Pengujian statistik pada penelitian ini hanya menjelaskan
tentang apakah terdapat pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen, tetapi tidak menunjukkan seberapa besar
pengaruhnya, tinggi, sedang, atau rendah. Maka dari itu diperlukan uji
pengaruh (Effect Size) dengan menggunakan rumus Cohen’s d effect size,
sebagai berikut:
29
Ibid., h. 300-301 30
Agung Santoso, Effect Size Penelitian-penelitian di Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, Jurnal Penelitian, Vol. 4. November 2010, hlm. 3
49
Keterangan:
d = Cohen’s d effect size (Besar Pengaruh)
= Nilai Rata-rata kelas Eksperimen
= Nilai Rata-rata kelas Kontrol
= Standar Deviasi Rata-rata
Dimana rumus adalah:
√
= Standar Deviasi Rata-rata
= Jumlah siswa kelas eksperimen
= Jumlah siswa kelas control
= Standar deviasi kelas eksperimen
= Standar deviasi kelas control 31
Tabel 3.12
Kriteria Interpretasi data Cohen’s d effect32
Cohen's
Standard Effect size
Persentase
(%)
Tinggi
2.0 81.1
1.9 79.4
1.8 77.4
1.7 75.4
1.6 73.1
1.5 70.7
1.4 68.1
1.3 65.3
1.2 62.2
1.1 58.9
1.0 55.4
0.9 51.6
0.8 47.4
31 Ibid., hlm. 5
32
Lee A. Becker, Effect Size (ES), Article, 2000, (http://web.uccs.edu/Ibecker/Psy590/es.htm)
50
0.7 43.0
0.6 38.2
0.5 33.0
Sedang
0.4 27.4
0.3 21.3
0.2 14.7
Rendah 0.1 7.7
0.0 0
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan dari teori yang relevan blum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.33
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 ≤
µ2
H1 : µ1 ˃
µ2
Keterangan:
H0 : Tidak ada pengaruh Metode Video Critic terhadap Akhlak siswa.
H1 : Terdapat pengaruh Metode Video Critic terhadap Akhlak siswa
µ1 : Rata-rata akhlak siswa pada kelas eksperimen yang diterapkan Metode
Video Critic
µ2 : Rata-rata akhlak siswa pada kelas kontrol yang tidak diterapkan Metode
Video Critic
33
Edi Riadi, Op. cit., h. 99.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Nur Asy-Syafiiyyah. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas VIII-1 dan kelas VIII-2. Kelas VIII- 2 sebagai kelas
Eksperimen yang diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan
metode Video Critic dengan jumlah 30 siswa. Sedangkan kelas VIII-1
sebagai kelas control yang dalam pembelajarannya menggunakan metode
pembelajaran konvensional yaitu ceramah.
Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Adab kepada Orangtua dan
Guru yang disampaikan dalam 4 kali pertemuan, dan di pertemuan terakhir
siswa diberikan posttest berupa kuesioner (angket) akhlak siswa yang terdiri
dari 25 soal sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Instrumen angket
yang diberikan kepada kedua kelas eksperimen dan control sebelumnya telah
di uji kelayakan instrumen yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Tingkat
validitas butir soal 25 dari 30 soal dengan catatan hanya 25 soal yang di
pakai, dan 5 soal lainnya tidak dipakai, sedangkan koefisien reliabilitasnya
adalah 0.850 dengat tingkat reliabilitas sangat tinggi.
Setelah instrumen angket akhlak siswa diberikan kepada kedua kelas,
maka data hasil posttest selanjutnya diolah sehingga dapat memberikan
perbandingan akhlak siswa. Akhlak siswa dalam penelitian ini didasarkan
kepada tujuh indikator, yaitu selalu mendoakan, mendengarkan nasihat,
berbicara lemah lembut, menjaga perasaan, meringankan pekerjaan, sopan
santun, bersifat jujur. Berikut deskripsi data posttest instrumen angket akhlak
siswa setelah pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas control.
1. Akhlak Siswa Kelas Eksperimen
Perhitungan skor akhlak siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics v.23. Diperoleh hasil be
52
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen
Statistic
Mean (Rata-rata) 83.27
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
80.61
85.92
Median (Nilai Tengah) 82.00
Varians 50.616
Standar Deviasi 7.114
Nilai Minimum 70
Nilai Maksimum 95
Range 25
Skewness
Std. Error
-.002
.427
Kurtosis
Std. Error
-.964
.833
Berdasarkan Tabel 4.1 mean atau rata-rata akhlak siswa dikelas
ekspeimen adalah 83.27. dengan demikian, dengan tingkat kepercayaan
95% rata-rata akhlak siswa sebesar 83.27 pada kisaran populasi 80.61
sampai dengan 85.92. Median atau nilai tengah (50%) dalam data
tersebut adalah 82.00, dengan demikian 50% sampel mempunyai skor
akhlak 82.00 ke atas, dan 50% mempunyai skor akhlak 82.00 ke bawah.
Standar deviasi data tersebut adalah 7.114 dan variansnya adalah 50.616
menunjukkan tingkat keragaman data. Dengan standar deviasi sebesar
7.114 dan tingkat kepercayaan 95% maka skor akhlak siswa pada sampel
menjadi (rata-rata ± 1.96 standar deviasi). Dengan demikian, (83.27 ±
1.96 x 7.114)= (83.27 ± 13.94)= (63.66 - 97.21) atau skor akhlak siswa
sebanyak 30 siswa berkisar dari 63.66 sampai 97.21. Skewness atau
disebut dengan koefisien kemiringan yang berada pada kisaran -2 sampai
+2 maka distribusi data normal, dari data tersebut diperoleh koefisien
53
skewness sebesar -0.002/0.827 = -0.0004 yang berarti masuk kedalam
interval -2 sampai +2, dengan demikian data skor akhlak siswa
diasumsikan berdistribusi normal. Begitu juga kurtosis mempunyai
interval -2 sampai +2, dari data tersebut diperoleh koefisien kurtosis
sebesar -0.964/0.833= -1.15, dengan demikian data skor akhlak siswa
diasumsikan berdistribusi normal. Nilai Maksimum dari data tersebut
adalah 95, dan nilai minimum dari data tersebut adalah 70 maka Range
(95-70)= 25, semakin besar range suatu data maka semakin bervariasi
data tersebut.
Penyajian data skor akhlak siswa di kelas eksperimen, dengan
menggunakan histogram dan poligon. Sebagai berikut
Gambar 4.1
Histogram Data Posttest Angket Akhlak
Kelas Eksperimen
2. Skor Angket Akhlak Siswa Kelas Kontrol
Perhitungan skor akhlak siswa kelas kontrol dengan menggunakan
aplikasi IBM SPSS Statistics v.23. Diperoleh hasil berikut
54
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelas Kontrol
Statistic
Mean 76.00
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
73.80
78.20
Median 75.00
Varians 34.828
Standar Deviasi 5.901
Nilai Minimum 64
Nilai Maksimum 86
Range 22
Skewness
Std.Error
.046
.427
Kurtosis
Std.Error
-.763
.833
Berdasarkan Tabel 4.2 mean atau rata-rata akhlak siswa dikelas
kontrol adalah 76.00. dengan demikian, dengan tingkat kepercayaan
95% rata-rata akhlak siswa sebesar 76.00 pada kisaran populasi 73.80
sampai dengan 78.20. Median atau nilai tengah (50%) dalam data
tersebut adalah 75.00, dengan demikian 50% sampel mempunyai skor
akhlak 75.00 ke atas, dan 50% mempunyai skor akhlak 75.00 ke bawah.
Standar deviasi data tersebut adalah 5.901 dan variansnya adalah 34.828
menunjukkan tingkat keragaman data. Dengan standar deviasi sebesar
5.901 dan tingkat kepercayaan 95% maka skor akhlak siswa pada sampel
menjadi (rata-rata ± 1.96 standar deviasi). Dengan demikian, (76.00 ±
1.96 x 5.901)= (76.00 ± 11.56)= (64.44 – 87.56) atau skor akhlak siswa
sebanyak 30 siswa berkisar dari 64.44 sampai 87.56. Skewness atau
disebut dengan koefisien kemiringan yang berada pada kisaran -2 sampai
+2 maka distribusi data normal, dari data tersebut diperoleh koefisien
55
skewness sebesar 0.046/ 0.427= 0.11 yang berarti masuk kedalam
interval -2 sampai +2, dengan demikian data skor akhlak siswa
diasumsikan berdistribusi normal. Sama halnya dengan kurtosis
(keruncingan) mempunyai interval -2 sampai +2, dari data tersebut
diperoleh koefisien kurtosis sebesar -0.763/0.833= -0.92 dengan
demikian data skor akhlak siswa diasumsikan berdistribusi normal. Nilai
Maksimum dari data tersebut adalah 86, dan nilai minimum dari data
tersebut adalah 64 maka Range (86-64)= 22, semakin besar range suatu
data maka semakin bervariasi data tersebut.
Penyajian data skor angket siswa di kelas kontrol, dengan
menggunakan histogram dan poligon. Sebagai berikut
Gambar 4.2
Histogram Data Posttest Angket Akhlak
Kelas Kontrol
3. Perbandingan Akhlak Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perbandingan data hasil angket akhlak siswa kelas eksperimen
yang diterapkan metode Video Critic dan kelas control yang diterapkan
metode konvensional ceramah. Dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai
berikut:
56
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Akhlak Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Jumlah Siswa 30 30
Maksimum 95 86
Minimum 70 64
Range 25 22
Rata-rata 83.27 76
Standar Deviasi 7.11 5.90
Skewness -.002 .046
Pada tabel 4.3 dijelaskan bahwa nilai rata-rata kelas Eksperimen
83.27 sedangkan nilai rata-rata kelas control adalah 76, sehingga rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi. Nilai maksimum siswa diperoleh di kelas
eksperimen yaitu 95 dan nilai minimum siswa diperoleh di kelas control
yaitu 64, dengan nilai maksimum dan minimum tersebut diperoleh range
untuk kelas eksperimen adalah 25 dan kelas control adalah 22, maka lebih
besar range kelas eksperimen. Dengan demikian data kelas eksperimen
lebih bervariasi dibanding kelas control. Standar deviasi kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control. Hal tersebut menunjukkan
bahwa skor akhlak siswa di kelas eksperimen lebih baik setelah diberikan
perlakuan (treatment) dibandingkan dengan kelas control yang diterapkan
metode konvensional ceramah. Tingkat kemiringan (Skewness) kelas
eksperimen bernilai negative dengan koefisien kemiringan -0.02 maka
distribusi data miring atau landai kiri, yang berarti kecenderungan data
mengumpul (modusnya) di atas rata-rata. sedangkan di kelas control
bernilai positif dengan koefisien kemiringan 0.46 maka distribusi data
miring atau landau kanan yang berarti kecenderungan data mengumpul
(modusnya) dibawah rata-rata.
57
4. Akhlak Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Per-Indikator
Perbandingan akhlak siswa kelas eksperimen dan kelas control
ditinjau dari indikator, yang disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4
Perbandingan Akhlak Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Per-Indikator
No Indikator Total
Skor
Eksperimen Kontrol
Mean % Mean %
1 Selalu Mendoakan 8 6.53 81.67 5.70 71.25
2 Mendengarkan Nasihat 16 13.03 81.46 11.40 71.25
3 Berbicara Lemah
Lembut 8 5.93 74.17 5.63 70.42
4 Menjaga Perasaan 24 20.73 86.39 20.80 86.67
5 Meringankan Pekerjaan 20 16.80 84.00 14.53 72.67
6 Sopan Santun 16 13.53 84.58 12.17 76.04
7 Bersifat Jujur 8 6.70 83.75 5.77 72.08
Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata dan persentase perbandingan
akhlak siswa dari setiap indikator selalu lebih unggul kelas eksperimen.
Pada indikator “selalu mendoakan” terdapat selisih persentase 10.42%
antara kelas eksperimen dan kelas control. Pada indikator “mendengarkan
nasihat” terdapat selisih persentase 10.21% antara kelas eksperimen dan
kelas control. Pada indikator “berbicara lemah lembut” terdapat selisih
persentase 3.75% antara kelas eksperimen dan kelas control. Pada
indikator “menjaga perasaan” terdapat selisih persentase 0.28% antara
kelas eksperimen dan kelas control untuk indikator ini lebih tinggi rata-
rata dan persentase di kelas control daripada kelas eksperimen. Pada
indikator “meringankan pekerjaan” terdapat selisih persentase 11.33%
antara kelas eksperimen dan kelas control. Pada indikator “sopan santun”
terdapat selisih persentase 8.54% antara kelas eksperimen dan kelas
58
control. Pada indikator “bersifat jujur” terdapat selisih persentase 11.67%
antara kelas eksperimen dan kelas control.
Persentase rata-rata akhlak siswa kelas eksperimen dan kelas
control jika disajikan dalam bentuk diagram batang, adalah seperti berikut.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Berdasarkan persyaratan analisis, maka sebelum dilakukan pengujian
hipotesis perlu dilaksanakan pemeriksaan terhadap data hasil penelitian,
dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak
normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Saphiro-wilk dengan taraf signifikasi α = 0,05 yang ada pada aplikasi
perangkat lunak SPSS.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Persentase Indikator Akhlak
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Eksperimen Kontrol
59
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Faktor Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen .137 30 .155 .957 30 .264
Kelas Kontrol .133 30 .188 .963 30 .366
a. Perumusan hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Syarat Uji Normalitas
Jika nilai sign > 5% (0,05) maka H0 diterima atau H1 ditolak
Jika nilai sign ≤ 5% (0,05) maka H0 ditolak atau H1 diterima
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan aplikasi
SPSS, ditunjukkan bahwa skor akhlak siswa kelas eksperimen dan kelas
control berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini diketahui
dengan membandingkan nilai signifikansi Shapiro wilk dengan nilai
signifikan α = 0.05. Nilai signifikansi kelas eksperimen adalah 0.264 dan
nilai signifikansi kelas control adalah 0.366. Dapat disimpulkan 0.264
dan 0.366 > 0.05 maka H0 diterima, sehingga sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan berasal dari distribusi yang homogen (varians sama) atau
heterogen (varians berbeda). Uji homogenitas yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS yaitu uji One
Way Anova dengan nilai sign α = 0.05, berikut data hasil uji
homogenitas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Homogenitas Akhlak SiswaKelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.043 1 58 .158
60
a. Perumusan hipotesis
H0 : Sampel berasal dari distribusi homogen
H1 : Sampel berasal dari distribusi tak homogen (heterogen)
b. Syarat Uji Homogenitas
Jika nilai sign > 5% (0,05) maka H0 diterima atau H1 ditolak
Jika nilai sign ≤ 5% (0,05) maka H0 ditolak atau H1 diterima
Hasil uji homogenitas pada taraf nilai signifikansi α = 0.05,
menunjukkan bahwa sampel berasal dari distribusi yang homogen. Hal ini
ditunjukkan dari nilai signifikansi hasil uji homogenitas 0.158, nilai tersebut
lebih besar dari α = 0.05 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa skor hasil angket kelas eksperimen dan kelas control berasal dari
varians yang sama (homogen).
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa skor akhlak siswa kelas
eksperimen dan kelas control berasal dari distribusi normal dan berasal dari
sampel dengan varians yang sama (homogen), sehingga untuk pengujian
hipotesis menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik yang
digunakan yaitu pengujian dua rata-rata menggunakan analisis Independent
Sample T Test yang terdapat pada aplikasi perangkat lunak SPSS. Berikut
hasil pengujian dua rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Hipotesis (Uji-t)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
t-test for Equality of Means
t df Sign. (2-tailed)
Equal Variances Assumed 4.306 58 0.00
Equal Variances not Assumed 4.306 56.08 0.00
61
1. Perumusan Hipotesis
H0 : µ1 ≤
µ2
H1 : µ1 ≥
µ2
Keterangan:
µ1 : Rata-rata akhlak siswa pada kelas eksperimen yang diterapkan
Metode Video Critic
µ2 : Rata-rata akhlak siswa pada kelas kontrol yang tidak diterapkan
Metode Video Critic
2. Syarat Uji Hipotesis
Jika nilai sign > 5% (0,05) maka H0 diterima atau H1 ditolak
Jika nilai sign ≤ 5% (0,05) maka H0 ditolak atau H1 diterima
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh hasil Equal variances assumed dan
Equal variances not assumed, berdasarkan uji prasyarat homogenitas,
sampel berasal dari distribusi yang homogeny maka dari itu hasil uji yang
diambil pada independent t-test adalah Equal variances assumed. Pada
Equal variances assumed diperoleh harga t = 4.306, df = 58, dan nilai
sign. (2-tailed) adalah 0,00/ 2 = 0.00. Syarat uji hipotesis adalah
membandingan nilai sign hasil uji dengan nilai sign α = 0.05, maka dari itu
0.00 ≤ 0.05, dengan kata lain H0 ditolak atau H1 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan H1 : µ1 ≥
µ2, rata-rata akhlak siswa kelas eksperimen lebih
besar daripada rata-rata akhlak siswa kelas control dan terdapat pengaruh
metode Video Critic terhadap akhlak siswa.
D. Uji Pengaruh (Effect Size)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan rumus cohan’s d
effect size. Diperoleh hasil sebagai berikut :
62
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Pengaruh
Hasil Perhitungan
6.42
D 1.1
Persentase 58.9
Dengan hasil perhitungan tersebut di dapat effect size “d” sebesar 1.1,
dan berdasarkan kriteria interpretasi cohen’s d effect size standard cohan
Tinggi dengan persentase 58.9%. Dengan demikian dapat disimpulkan
metode video critis mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap akhlak
siswa.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
akhlak siswa terhadap orangtua dan guru dapat berubah dengan diterapkannya
metode Video Critic dalam pembelajaran akidah akhlak dibandingkan dengan
pembelajaran yang menggunakan metode konvensional ceramah.
1. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, menunjukkan
bahwa rata-rata akhlak siswa terhadap orangtua dan guru kelas eksperimen
yang menggunakan metode Video Critic lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata akhlak siswa di kelas control yang menggunakan metode
konvensional ceramah, hal ini dibuktikan degan perolehan nilai rata-rata
(mean) siswa kelas eksperimen sebesar 83.27, sedangkan perolehan nilai
rata-rata kelas control sebesar 76.00. Dan nilai maksimum siswa diperoleh
di kelas eksperimen yaitu 95 dan nilai minimum siswa diperoleh di kelas
control yaitu 64. Range kelas eksperimen adalah 25 sedangkan range di
kelas control adalah 22, dengan demikian lebih besar range di kelas
eksperimen, sehingga data kelas eksperimen lebih bervariasi dibanding
kelas control.
Selain dari membandingkan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas
control, peneliti membandingkan nilai rata-rata per-indikator angket
63
akhlak siswa yang terdiri dari tujuh indikator pencapaian. Masing-masing
dari indikator sebagian besar lebih unggul kelas eksperimen daripada kelas
control, hanya pada satu indikator yaitu “menjaga perasaan” lebih tinggi
kelas control daripada kelas eksperimen terdapat selisih 0.28% antara
keduanya. Ini disebabkan karena pada kelas control peneliti menggunakan
metode kisah dalam penyampaian pembelajaran, jadi pembelajaran di
dalam kelas lebih banyak disampaikan dengan cara bercerita, seperti kisah
sukses seseorang yang hormat kepada orangtua dan guru, hukuman-
hukuman untuk seseorang yang durhaka kepada orangtua, dan lain
sebagainya. Kemungkinan besar, dengan metode kisah seperti ini lebih
efektif saat menjelaskan tentang indikator „menjaga perasaan‟ dan
menjadikan faktor persentase kelas control lebih besar disbanding kelas
eksperimen. Namun 6 dari 7 indikator lebih tinggi kelas eksperimen
daripada kelas control.
Berdasarkan uji beda rata-rata dengan analisis Independent Sample T-
test pada IBM SPSS Statistics v. 23 didapatkan nilai sign (2-tailed)= 0.00
yang dibandingkan dengan nilai sign α = 0.05 dengan taraf kepercayaan
95%. Dari hasil perhitungan tersebut sign 0.00 < 0.05, yang berarti H0
ditolak atau H1 diterima, dengan demikian rata-rata akhlak kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata akhlak di kelas
control.
Langkah terakhir dalam interpretasi data adalah mencari besar
pengaruh effect size terhadap metode Video Critic dengan akhlak siswa.
Berdasarkan perhitungan effect size dengan rumus cohan’s d diperoleh
hasil d = 1.1 dengan standar cohan’s tinggi dan persentase sebesar 58.9 %.
Kesimpulan dari interpretasi data hasil penelitian diatas bahwa
metode Video Critic berpengaruh terhadap akhlak siswa kepada orangtua
dan guru.
2. Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Kontrol
a. Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen
64
Berdasarkan interpretasi data diatas, terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap kelas yang diterapkan metode Video Critic (kelas
eksperimen) dan kelas yang diterapkan metode konvensional ceramah
(kelas control). Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan
metode Video Critic lebih kondusif dan tepat sasaran dan sangat cocok
digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak, karena dalam
pembelajaran akidah akhlak bukan hanya kognitif yang diutamakan,
tetapi afektif dan psikomotorik sangat penting untuk diperhatikan.
Dengan diterapkan metode Video Critic dalam pembelajaran akidah
akhlak, siswa lebih fokus dalam belajar karena pembelajaran yang dua
arah antara siswa dan guru, kemudian siswa lebih dituntut aktif dalam
pembelajaran dengan memberikan pendapat-pendapat yang berasal
dari eksplorasi pikirannya sendiri berdasarkan apa yang mereka lihat
dari video yang guru tampilkan, metode ini juga memudahkan siswa
dalam memahami materi pelajaran karena pelajaran akidah akhlak
sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Maka dari itu
dalam menyiapkan perangkat pembelajaran dalam hal ini video, guru
harus mengetahui materi yang dibutuhkan oleh siswa seperti apa
sehingga video yang ditampilkan relevan dengan kehidupannya sehari-
hari dan jika sudah relevan maka siswa akan mudah menangkap inti
dari pembelajarannya kemudian akan mudah menerapkan ke
kehidupannya.
Gambar 4.4
Suasana Pembelajaran di Kelas Eksperimen
65
(a)
(b)
Langkah awal dalam menerapkan metode Video Critic adalah
menyiapkan perangkat pendukung seperti proyektor, kabel terminal,
sound, laptop. Setelah semua perangkat pendukung telah siap. Guru
membuka pelajaran dengan apersepsi seperti mengabsen siswa,
mengarahkan siswa merapikan tempat duduknya, memberikan ice
breaking kepada siswa agar semangat memulai pembelajaran,
kemudian guru menanyakan pembelajaran yang lalu untuk mengingat
materi yang lalu, setelah kegiatan pendahuluan tersebut guru memulai
materi dengan memberikan sebuah video yang mencakup materi yang
dipelajari, setelah guru selesai menayangkan video guru
mempersilakan siswa untuk mengomentari video tersebut, setelah
siswa mengomentari video tersebut guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi dengan dua orang kemudian ditambah diskusi dengan empat
orang sehingga wawasan siswa bertambah jika lebih banyak siswa
dalam berdiskusi. Setelah kegiatan ini selesai, diakhir pembelajaran
66
guru memberikan evaluasi dan penjelasan kepada apa yang telah
disampaikan dan didiskusikan selama proses pembelajaran.
Selama pembelajaran di kelas, guru mempunyai catatan sendiri
untuk mengamati perilaku siswa di dalam kelas. Selain di dalam kelas,
guru mengamati siswa di luar kelas dengan cara memberikan sebuah
lembar yang dinamakan “lembar kebaikan” yang dimana lembar
tersebut diisi secara jujur jika siswa melakukan kebaikan kepada
orangtua dan guru dan meminta tandatangan sebagai bukti telah
melakukan kebaikan. Setelah diisi oleh siswa kemudian lembar
tersebut dikumpulkan kepada guru.
Gambar 4.5
Lembar Observasi Sikap di kelas eksperimen Pertemuan ke-1
67
Gambar 4.6
Lembar Kebaikan yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen
Untuk meningkatkan psikomotorik siswa, pada pertemuan terakhir
guru meminta siswa membuat suatu video pembelajaran yang
bertemakan adab baik/ buruk kepada orangtua dan guru, yang
ditentukan berdasarkan undian kepada setiap kelompok. Pembuatan
video pembelajaran ini bisa dijadikan sebagai hasil dari proses
pembelajaran akidah akhlak selama 4 pertemuan, dan dapat
mengeksplorasi wawasan yang lebih luas terhadap adab baik/buruk
kepada orangtua dan guru. Selain untuk mengeksplorasi wawasan,
68
siswa juga dituntut untuk memeragakan peran yang mereka buat.
Setelah video pembelajaran diselesaikan oleh siswa, kemudian mereka
menonton video tersebut di dalam kelas, dan kelompok lain yang
memberikan kritikan dan menarik kesimpulan dari video yang
ditampilkan.
Gambar 4.7
Form Penilaian Video Pembelajaran kelas Eksperimen
Pada pertemuan terakhir guru memberikan angket akhlak kepada
orangtua dan guru yang diberikan kepada seluruh siswa kelas eksperimen
yang berjumlah 30 siswa.
69
b. Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pembelajaran di kelas control dengan menggunakan metode
konvensional ceramah sangat berbeda di kelas eksperimen. Siswa di kelas
control sangat jenuh dengan penjelasan dari guru, bahkan ada siswa yang
lebih asik bermain bersama teman semejanya, sehingga membuat guru
menegurnya berkali-kali agar siswa tersebut bisa fokus dalam
pembelajaran. Perbedaannya sangat jelas terasa, siswa yang diterapkan
metode konvensional ceramah lebih pasif dan kurang terlibat aktif dalam
pembelajaran, guru lebih aktif di dalam kelas dibandingkan dengan siswa.
Siswa terlihat kurang semangat mendengarkan guru menyampaikan
materi, karena pada kelas control guru lebih banyak bercerita mengenai
kisah-kisah sukses karena hormat kepada orangtua dan guru, kemudian
cerita mengenai dalil-dalil yang mewajibkan berakhlak baik kepada
orangtua dan guru, dan lain sebagainya. Dengan teknik ceramah seperti
itu, membuat siswa bosan di dalam kelas. Maka dari itu guru memberikan
evaluasi berupa soal individu ataupun kelompok ketika selesai
menjelaskan materi agar siswa ingat apa yang disampaikan oleh guru dan
menerapkan hasil belajarnya ke dalam kehidupannya sehari-hari.
Kegiatan awal guru pada kelas control kurang lebih sama seperti kelas
eksperimen, dengan memberikan apersepsi dan ice breaking,
perbedaannya hanya di teknik pembelajarannya saja, kelas control
menggunakan metode ceramah, diskusi dan mengerjakan soal diakhir
pembelajaran. Namun minat siswa sangat kurang untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran, mungkin karena pembelajaran yang berpusat kepada
guru kemudian siswa berasumsi bahwa pembelajaran sudah cukup hanya
mendengar penjelasan dari guru. Maka guru harus memancing siswa agar
aktif dalam pembelajaran seperti menyebutkan nama dari absensi siswa,
membuat permainan seperti talking stick, dan sebagainya.
70
Gambar 4.8
Suasana pembelajaran Pada Kelas Kontrol
(a)
(b)
Pada pertemuan terakhir guru memberikan angket akhlak kepada
orangtua dan guru sama seperti pada kelas eksperimen. Yang di berikan
kepada semua siswa pada kelas control yang berjumlah 30.
71
F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti telah melakukan penelitian dengan sungguh-sungguh, dan telah
mengikuti semua prosedur penelitian dengan baik agar memperoleh hasil
optimal, namun peneliti menyadari masih terdapat kekurangan di dalam
penelitian ini. Ada beberapa hal yang menjadi kendala peneliti, sehingga
penelitian ini mempunyai keterbatasan, sebagai berikut:
1. Peneliti hanya melakukan control terhadap variabel yang diteliti yaitu
metode Video Critic terhadap akhlak siswa kepada orangtua dan guru.
Variabel lain mungkin mempengaruhi penelitian ini seperti pola asuh
orangtua, lingkungan bermain, dan lain sebagainya. Sehingga hasil
dari penelitian ini mungkin dipengaruhi variabel dari luar.
2. Peneliti tidak dapat mengawasi dan mengontrol siswa secara terus
menerus, sehingga peneliti hanya dapat mengawasi saat siswa sedang
berada di lingkungan sekolah dan ruang kelas.
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas VIII-2 dengan hasil
penelitian yang positif. Peneliti belum mencoba apakah hasilnya akan
sama jika dilakukan di kelas VII dan VIII-1, dan IX.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di MTs Nur Asy
Syafiiyyah Rempoa selama 2 bulan dari bulan September- November ,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata perbandingan akhlak kelas eksperimen 83.27 sedangkan
nilai rata-rata kelas control adalah 76, dengan demikian rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai
maksimun yang diperoleh pada kelas eksperimen dengan nilai 95 dan
nilai minimum terdapat pada kelas control dengan nilai 64. Setelah
analisis, diperoleh hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh metode
Video Critic pada pembelajaran akidah akhlak terhadap akhlak siswa
kepada orangtua dan guru yang dibuktikan dengan uji dua rata-rata
menggunakan IBM SPSS Statistics v. 23 dengan analisis Independent
Sample T-test dengan nilai sign (2-tailed) 0.00, dimana nilai sign
tersebut lebih kecil dari nilai sign α = 0.05, sehingga dapat
disimpulkan rata-rata akhlak pada kelas eksperimen setelah
diterapkan metode Video Critic lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata akhlak kelas control dengan metode konvensional ceramah
dengan besar pengaruh tinggi yaitu 58.9% yang dihitung dengan
rumus cohan’s d effect size.
2. Pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode
Video Critic sangat efektif dan efisien, pembelajaran menjadi
menyenangkan, siswa menjadi aktif di dalam kelas. Dengan
menggunakan metode Video Critic siswa menjadi berani dalam
menyampaikan pendapatnya, memudahkan siswa dalam mengingat
materi dan mengambil pesan (hikmah) yang di dapat dari kegiatan
menonton dengan menggunakan metode Video Critic. Guru hanya
73
menjadi fasilitator dan evaluator di akhir pembelajaran yang
bertujuan untuk menguatkan pemahaman yang telah di dapat oleh
siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru, proses pembelajaran di kelas dengan metode Video Critic
sangat baik untuk diterapkan untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran dalam hal ini pembelajaran akidah
akhlak, dan menarik minat siswa dalam belajar serta memberi
dorongan untuk mengubah akhlak atau aspek lainnya.
2. Bagi sekolah, dengan hasil penelitian ini diharapkan mempu
meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran di sekolah.
3. Bagi peneliti, sebaiknya melanjutkan penelitian dengan menerapkan
metode Video Critic pada mata pelajaran terhadap aspek lainnya yang
berbeda.
74
DAFTAR PUSTAKA
AF, Masan. Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak .Semarang: PT Karya Toha
Putra. 2002
Al Zarnuji. Terjemah Ta’lim Muta’alim. Penerjemah: Abdul Kadir Aljufri.
Surabaya: Mutiara Ilmu. 2009
Alamsyah dan Andi Budimanjaya. 95 Strategi Mengajar (Multiple Intelegences).
Jakarta: Prenada Media Group. 2015
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA. 2011
Ardani, Moh. Akhlak-Tasawuf Nilai-nilai Akhlak/ Budi Pekerti dalam Ibadat dan
Tasawuf. Jakarta: Karya Mulia. 2015
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2016
----------------. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarta. 2011
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1997
Asy-Syayi, Khalid bin Abdurrahman. Wujub Birr-Al-Walidain. Penerjemah
Izzudin Karimi. Judul terjemahan Rahasia di Balik Berbakti Kepada Kedua
Orangtua. Jakarta: DARUL HAQ. 2016
Asyur. Ahmad Isa. Berbakti Kepada Ibu Bapak. Jakarta: Gema Insani Press. 1989
Bahalwan, Rieza Faisal. Tuntunan Muslim. Ciputat: Rumah Pendidikan Ar-
Raudhah. 2018
Baraja, Umar Ibn Ahmad. Penerjemah: KhoirulZad Findy. Akhlak Lil Banin juz 1.
Jakarta: Al Findy Press.
Becker, Lee A. Effect Size (ES), 2000,
(http://web.uccs.edu/Ibecker/Psy590/es.htm)
Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung:
ALFABETA. 2013
Fathurrohman, Pupuh & Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT
Refika Aditama. 2007
Hamdayama, Jumata. Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2016
Isjoni. Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2007
75
Junaedi dkk. Strategi Pembelajaran Edisi Pertama. Surabaya: Lapis-PGMI. 2008
Kadir. Statistika Terapan : Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Edisi Kedua. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada. 2015
Khozin. Khazanah Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013
Komarudin, Ukim dan M. Sukarjo. Landasan Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya. Depok: PT RAJA GRAFINDO PERSADA. 2013
Lampiran Keputusan Menteri Agama (KMA) no. 165 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
pada Madrasah
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Agama Islam. cet.ke-5 Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2012
Mulyanti, Pipit Fitri. Penerapan Metode Video Critic Untuk Meningkatkan
Pemahaman Informasi Bahaya Merokok, Jurnal Bimbingan dan Konseling.
1. 2017
Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru). Ciputat: GP
Press Grup. 2013
Nara, Hartini dan Eveline Siregar. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2011
Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. 1996
Riadi, Edi. Alat Statistika Parametrik & Nonparametrik. Tangerang: Pustaka
Mandiri. 2014
Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group. 2008
Santoso, Agung. Effect Size Penelitian-penelitian di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Jurnal Penelitian, Vol. 4. November 2010
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada. 2012
Silberman, Melvin L. Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif). Bandung:
NUANSA. 2012
76
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PrenadaMediaGroup.
2013
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 1996
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R & D. cet.ke-23.
Bandung: Alfabeta. 2016
Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. 2013
Wahyudi, Dedi dan Devi Septya Wardani. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Akidah Akhlak Melalui Multimedia LCD Proyektor. Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA. 18. 2017
Yunus, Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: PT Hidakarya
Agung. 1983
--------------------- Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Hidayah Karya Agung. 1973
Yusuf, Muri. Metode Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group. 2014
Wawancara dengan Bapak Subur Amihraja, sebagai wakil Kurikulum MTs. Nur
Asy-Syafi’iyyah (Yaspina)
Wawancara Guru Akidah Akhlak, Bapak Nahrawi, S.Pd
77
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina)
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 4x40 Menit (4 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan prosedural) berdasarkn rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati adab yang baik kepada orang tua dan guru
2.1 Terbiasa beradab yang baik kepada orang tua dan guru
3.1 Memahami adab kepada orang tua dan guru
4.1 Menyimulasikan adab kepada orang tua dan guru
C. INDIKATOR
1.1.1 Meyakini pentingnya adab kepada orang tua dan guru.
1.1.2 Menyakini adab yang baik kepada orang tua dan guru merupakan implementasi
dari QS. Al-Isra/17: 23
78
2.1.1 Menunjukkan adab yang baik kepada orang tua dan guru dikehidupan sehari-hari
2.1.2 Membiasakan diri beradab baik kepada orang tua dan guru di sekolah atau di luar
sekolah.
3.1.1 Menjelaskan bentuk adab yang baik kepada orang tua dan guru
3.1.2 Mengidentifikasi adab yang baik kepada orang tua dan guru
3.1.3 Menceritakan keutamaan beradab baik kepada orang tua dan guru
3.1.4 Memecahkan permasalahan sederhana tentang adab kepada orang tua dan guru
4.1.1 Menyajikan fakta dan fenomena tentang adab buruk kepada orang tua dan guru di
dalam sekolah dan di luar sekolah.
4.1.2 Membuat short movie tentang adab baik kepada orangtua dan guru
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa Mampu menunjukkan sikap menghayati adab yang baik kepada orang tua dan
guru
Siswa Mampu membiasakan diri beradab yang baik kepada orang tua dan guru
Siswa Mampu menjelaskan pengertian adab terhadap orang tua
Siswa Mampu menjelaskan pengertian adab terhadap guru
Siswa Mampu menjelaskan cara berbakti kepada orang tua ketika mereka masih hidup
Siswa Mampu menjelaskan cara berbakti kepada orang tua ketika mereka sudah
meninggal dunia
Siswa Mampu menjelaskan adab kepada guru ketika di sekolah
Siswa Mampu menjelaskan adab kepada guru ketika di luar sekolah
E. MATERI PEMBELAJARAN (Terlampir)
1. Adab kepada orang tua
a. Peranan orang tua
b. Cara berbuat baik kepada orang tua
2. Adab kepada guru
a. Guru sebagai orang tua di sekolah
b. Cara menghormati guru
79
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran Teknik
Pembelajaran Waktu
1. Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta
didik dengan penuh khidmat;
Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Guru memberikan Ice breaking untuk
membangkitkan semangat peserta didik.
Guru menyampaikan kompetensi inti,
kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
Guru menanyakan seputar adab kepada
orangtua dan guru (apersepsi)
Ceramah 10 Menit
2. Kegiatan Inti
PERTEMUAN PERTAMA
Mengamati
- Guru mengajak siswa mengamati gambar di
buku paket pelajaran tentang adab kepada
orang tua dan guru
- Siswa mendengarkan penjelasan awal dari
guru tentang pengertian adab.
Menanya
Ceramah
80
- Guru menanyakan perilaku-perilaku tercela
yang pernah dilakukan kepada orang tua dan
guru
- Siswa diarahkan untuk bertanya tentang apa
yang belum dimengerti.
Mengeksplorasi
Guru memberikan permasalahan seputar adab
kepada orang tua dan guru
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dengan temannya (2 orang),
kemudian ditambah menjadi 4 orang, kemudian
ditambah 6 orang
Mengkomunikasikan
- Siswa menyampaikan pendapat hasil diskusi
dengan temannya.
- Guru mengevaluasi pembelajaran hari ini
PERTEMUAN KEDUA
Mengamati
- Guru mengajak siswa mengamati gambar di
powerpoint tentang materi adab kepada
orang tua.
- Siswa mendengarkan penjelasan awal dari
guru (dalil dan hadits tentang menghormati
orang tua)
Menanya
Siswa diarahkan untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti.
Mengeksplorasi
Guru menampilkan sebuah video tentang:
Brain Storming
Brain Storming,
dan Ceramah
30 Menit
Snowball
Discussion
Presentasi
81
1) Perjuangan Orang tua untuk kebahagiaan
anaknya
2) Balasan Allah bagi anak yang melawan
orang tua
3) Kisah sukses anak yang berbakti kepada
orang tua.
Mengasosiasi
Guru menyebutkan nomor yang telah diberikan di
awal pembelajaran, kemudian nomor yang keluar
akan menjelaskan tentang apa yang mereka
dapatkan dari video pembelajaran yang telah
diputar.
Mengkomunikasikan
1) Siswa menyampaikan pendapatnya tentang
tanggapan video yang telah dilihat dan
didiskusikan bersama teman kelas.
2) Guru mengevaluasi dan menyimpulkan
tentang pembelajaran hari ini.
PERTEMUAN KETIGA
Mengamati
- Siswa mengamati gambar di powerpoint
yang telah guru sediakan tentang adab
kepada guru, lalu siswa diminta menanggapi
tentang gambar yang diberikan.
- Guru menjelaskan tentang Q.S Al-
Mujadalah/58: 11
Menanya
Siswa diarahkan untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti.
Mengeksplorasi
Video Critics/
Mengkritik
video
Brain Storming,
dan Ceramah
30 Menit
Number Head
Together
Presentasi
82
1) Guru menampilkan video tentang adab kepada
guru.
- Jerih payah guru untuk mengajarkan ilmu
kepada muridnya.
- Kisah sukses tentang tokoh Islam yang
senantiasa hormat kepada guru, dan
mendapatkan doa guru.
2) Guru memberi tugas membuat short movie
tentang adab kepada orangtua dan guru.
Mengasosiasi
Siswa diminta bertukar pendapat dengan teman
sebelahnya tentang apa yang mereka lihat dalam
video.
Mengkomunikasikan
1) Siswa menyampaikan pendapatnya tentang
tanggapan video yang telah dilihat dan
didiskusikan bersama teman kelas.
2) Guru mengevaluasi dan menyimpulkan
tentang pembelajaran hari ini.
PERTEMUAN KEEMPAT
Mengamati
Siswa bersama-sama mengamati short movie
yang ditayangkan di dalam kelas
Menanya
Siswa diarahkan untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti.
Mengeksplorasi
Video Critics/
Mengkritik
video
30 Menit
The Power of
Two
Brain Storming,
Presentasi
83
- Guru mengumpulkan short movie yang telah
dibuat siswa perkelompok. Dan
menayangkan didalam kelas
- Guru menanyakan kesimpulan dari Short
Movie yang telah di buat kepada kelompok
lain.
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
Mengkomunikasikan
Guru menunjuk siswa menyampaikan
pemahamannya tentang apa yang mereka
diskusikan.
3. Kegiatan Penutup
Guru dan murid bersama-sama menyimpulkan
apa yang telah dijelaskan oleh siswa.
Guru membahas materi yang akan
disampaikan selanjutnya.
Ceramah 10 Menit
G. Media/alat, Bahan, metode pembelajaran dan Sumber Belajar
1. Media/alat : Laptop, Spidol, Papan tulis, Lembar kerja, Sound, Video
2. Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi dan Tanya jawab, video critics, Brain
Storming, the power of two, snowball, number head
together.
3. Sumber Belajar : Buku siswa Akidah Akhlak kelas VIII kurikulum 2013,
Video Pembelajaran.
H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap (Observasi diskusi (rating scale), dan angket)
2. Penilaian Pengetahuan
Diskusi
Presentasi
84
Lampiran RPP 1
MATERI PEMBELAJARAN
Kedua orang tua merupakan sebab adanya manusia. Keduanya telah merasakan kelelahan
karena mengurus anak dan menyenangkan mereka. Allah Subhaanahu wa Ta'aala mewajibkan
hamba-hamba-Nya berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan memposisikan bakti pada orang tua
setelah tauhid kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim berbakti kepada kedua orang tuanya dan bergaul
dengan sikap yang baik. Di antara adab bergaul dengan orang tua adalah sebagai berikut:
Mencintai dan sayang kepada kedua orang tua, Menaati keduanya, Menanggung dan menafkahi
orang tua, Menjaga perasaan keduanya dan berusaha membuat ridha orang tuanya dengan
perbuatan dan ucapan, memanggil orang tua dengan namanya, Tidak duduk ketika keduanya
berdiri dan tidak mendahuluinya dalam berjalan, Tidak mengutamakan istri dan anak daripada
kedua orang tua, Mendoakan keduanya baik mereka masih hidup atau sudah wafat, tidak Mencaci
maki kedua orang tua, baik kepada kawan-kawan orang tua setelah orang tua telah wafat dan
sebagainya.
Adapun seorang guru, dengan perannya yang sangat besar dalam kehidupan kita, maka
guru wajib itu dihormati oleh kita. Dalam Islam pun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam bersikap selaku murid terhadap gurunya. Di antaranya adalah menghormati dan
menghargainya, tidak mencari-cari kelemahan dan kesalahannya. tidak mengghibahnya
(membicarakannya dengan yang dia tidak senangi), bahkan membelanya ketika dighibah oleh
orang lain, mendoakannya dari kejauhan semoga diberi pahala atas ilmu yang sudah ia ajarkan.
mendoakan keampunan dan kesejahteraan buat guru, mengambil manfaat dari kebaikan sang guru,
dan tidak mencontohnya andai kata ia melakukan kekhilafan. Dan lain sebagainya.
85
Lampiran RPP 2
PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (Observasi Diskusi (Rating Scale))
No Nama
Aspek perilaku yang dinilai
Keterangan Kerjasama Keaktifan Disiplin Inisiatif
1.
2.
3.
Andi
Badu
...
....
Catatan: Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
b. Angket
No. PERNYATAAN
PILIHAN JAWABAN
SKOR SELALU SERING
KADANG-
KADANG
TIDAK
PERNAH
1 Memilih kata-kata yang paling
sopan saat bicara pada orang tua
(dan guru)
2 Tidak menyela orang tua/guru
ketika mereka sedang berbicara
3 Selalu mendoakan orang tua
(dan gru) setiap selesai shalat
wajib lima waktu
4 Selalu mentaati orang tua dan
guru
5 Selalu menjaga perasaan orang
tua dan guru
6 Selalu ingin membuat ridha
orang tua dan guru.
86
7 tidak mengghibahnya
(membicarakan aib/kekurangan)
orang tua dan guru.
8 Tidak menuntut sesuatu di luar
kesanggupan orang tua.
9 Tidak bermuka cemberut pada
orang tua dan guru
10 Tidak marah pada orang tua
11 Tidak mengatakan kata “uff”
atau “saya bosan” atau kata lain
yang sepadan kepada orang
tuadan guru.
JUMLAH SKOR
KETERANGAN
Selalu = Skor 4
Sering = Skor 3
Kadang-Kadang = Skor 2
Tidak Pernah = Skor 1
Nilai 37-48 = A (Sangat baik)
Nilai 25-36 = B (Baik)
Nilai 13-24 = C (Cukup)
Nilai 00-12 = D (Kurang
CATATAN :
................................................................................................................................................
2. Penilaian Pengetahuan
1) Durhaka pada orang tua menyebabkan …
a. Hujan tidak turun
b. Rizki terlambat turun
c. Kaya di dunia
d. Murka Allah
2) Nabi bersabda: Allah tidak mau …. Pada hari qiyamat 2 golongan, yaitu 1: orang yang
durhaka pada orang tua, 2: tetangga yang jahat.
a. Mendengar
87
b. Melihat
c. Mengentas
d. Mengampuni
3) Berbakti pada orang tua diperintahkan oleh Allah dalam AlQur’an setelah perintah …
a. Syahadat
b. Shalat
c. Zakat
d. Haji
4) Perintah menyembah Allah dengan diiringi dengan perintah berbuat baik kepada ong tua
dijelaskan dalam Qur’an Surat...
a. QS. Al- Isra/ 17: 23
b. QS. Al-Baqarah/1: 27
c. QS. Al- Maidah/5: 17
d. QS. Luqman/31: 27
5) Janji Allah bahwa orang yang terpelajar atau orang-orang yang berilmu menduduki
tempat-tempat terhormat, di jelaskan dalam Qur’an Surat...
a. QS. Al-Mujadalah/58: 41
b. QS. Al-Mujadalah/58: 31
c. QS. Al-Mujadalah/58: 21
d. QS. Al-Mujadalah/58: 11
Soal Penalaran:
1. Andai kata orang tua kalian non muslim. Apa yang kalian perbuat andai kata kalian
diajak orang tua kalian untuk meninggalkan agama Islam?
2. Apakah pendapat kalian apabila ada seorang dari teman kalian tidak mau mendoakan
kedua orang tuanya? Jelaskan!
3. Dan apabila terjadi peristiwa pada nomor dua di atas, selanjutnya, apakah yang perlu
kalian lakukan?
88
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina)
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas/Semester : VIII/1
Alokasi Waktu : 4x40 Menit (4 kali pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan prosedural) berdasarkn rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.2 Menghayati adab yang baik kepada orang tua dan guru
2.2 Terbiasa beradab yang baik kepada orang tua dan guru
3.2 Memahami adab kepada orang tua dan guru
4.2 Menyimulasikan adab kepada orang tua dan guru
C. INDIKATOR
1.2.1 Meyakini pentingnya adab kepada orang tua dan guru.
1.2.2 Menyakini adab yang baik kepada orang tua dan guru merupakan implementasi
dari QS. Al-Isra/17: 23
89
2.2.1 Menunjukkan adab yang baik kepada orang tua dan guru dikehidupan sehari-hari
2.2.2 Membiasakan diri beradab baik kepada orang tua dan guru di sekolah atau di luar
sekolah.
3.2.1 Menjelaskan bentuk adab yang baik kepada orang tua dan guru
3.2.2 Mengidentifikasi adab yang baik kepada orang tua dan guru
3.2.3 Menceritakan keutamaan beradab baik kepada orang tua dan guru
3.2.4 Memecahkan permasalahan sederhana tentang adab kepada orang tua dan guru
4.2.1 Menyajikan fakta dan fenomena tentang adab buruk kepada orang tua dan guru di
dalam sekolah dan di luar sekolah.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa Mampu menunjukkan sikap menghayati adab yang baik kepada orang tua dan
guru
Siswa Mampu membiasakan diri beradab yang baik kepada orang tua dan guru
Siswa Mampu menjelaskan pengertian adab terhadap orang tua
Siswa Mampu menjelaskan pengertian adab terhadap guru
Siswa Mampu menjelaskan cara berbakti kepada orang tua ketika mereka masih hidup
Siswa Mampu menjelaskan cara berbakti kepada orang tua ketika mereka sudah
meninggal dunia
Siswa Mampu menjelaskan adab kepada guru ketika di sekolah
Siswa Mampu menjelaskan adab kepada guru ketika di luar sekolah
E. MATERI PEMBELAJARAN (Terlampir)
1. Adab kepada orang tua
c. Peranan orang tua
d. Cara berbuat baik kepada orang tua
2. Adab kepada guru
c. Guru sebagai orang tua di sekolah
d. Cara menghormati guru
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
90
Kegiatan Pembelajaran Teknik
Pembelajaran Waktu
2. Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta
didik dengan penuh khidmat;
Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Guru memberikan Ice breaking untuk
membangkitkan semangat peserta didik.
Guru menyampaikan kompetensi inti,
kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
Guru menanyakan seputar adab kepada
orangtua dan guru (apersepsi)
Ceramah 10 Menit
2. Kegiatan Inti
PERTEMUAN PERTAMA
Mengamati
- Guru mengajak siswa mengamati gambar di
buku paket pelajaran tentang adab kepada
orang tua dan guru
- Siswa mendengarkan penjelasan awal dari
guru tentang pengertian adab.
Menanya
- Guru menanyakan perilaku-perilaku tercela
yang pernah dilakukan kepada orang tua dan
guru
Ceramah
91
- Siswa diarahkan untuk bertanya tentang apa
yang belum dimengerti.
Mengeksplorasi
- Guru menjelaskan tentang dalil-dalil aqli dan
naqli yang mewajibkan beradab baik kepada
orangtua dan guru
- Guru mengarahkan siswa untuk
menghapalkan hadis tentang “birrul
walidain”
Mengasosiasi
Siswa menghapal hadits yang ada di buku akidah
akhlak siswa tentang “birrul walidain”
Mengkomunikasikan
Siswa secara satu persatu dipanggil secara acak
oleh guru, untuk nilai tes menghapal hadits.
PERTEMUAN KEDUA
Mengamati
- Guru mengajak siswa mengamati gambar
- Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
tentang materi adab kepada orangtua
- Guru menceritakan kisah-kisah sukses
seseorang yang hormat kepada orangtua
- Guru menceritakan kisah-kisah seseorang
akibat dari durhaka kepada orangtua
Menanya
Siswa diarahkan untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti.
Mengeksplorasi
Brain Storming,
dan Ceramah
30 Menit
Ceramah
Ceramah dan
Diskusi
92
Guru mengarahkan siswa untuk
mengklasifikasikan adab baik dan buruk kepada
orangtua secara berkelompok
Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya
Mengkomunikasikan
Perwakilan dari siswa mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas
PERTEMUAN KETIGA
Mengamati
- Guru mengajak siswa mengamati gambar
- Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
tentang materi adab kepada guru
- Guru menceritakan kisah-kisah sukses
seseorang yang hormat kepada guru
Menanya
Siswa diarahkan untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti.
Mengeksplorasi
Guru mengarahkan siswa untuk
mengklasifikasikan adab baik dan buruk kepada
guru di sekolah ataupun di luar sekolah.
Mengkomunikasikan
Siswa membacakan hasil tulisannya dan
membandingkan hasil tulisan teman-temannya.
PERTEMUAN KEEMPAT
Mengamati
Guru mereview materi tentang adab kepada
orangtua dan guru
Brain Storming,
dan Ceramah
Brain Storming,
dan Ceramah
Ceramah dan
Diskusi
30 Menit
93
Menanya
Siswa diarahkan untuk bertanya tentang apa yang
belum dimengerti.
Mengeksplorasi
- Guru memberikan permasalahan-
permasalahan seputar adab kepada orangtua
kemudian siswa berdiskusi dengan teman
kelompok.
Mengasosiasi
Siswa berdikusi dengan teman kelompoknya
Mengkomunikasikan
Perwakilan dari siswa menjelaskan hasil
diskusinya dan membandingkan dengan yang
lain.
3. Kegiatan Penutup
Guru dan murid bersama-sama menyimpulkan
apa yang telah dijelaskan oleh siswa.
Guru membahas materi yang akan
disampaikan selanjutnya.
Ceramah 10 Menit
G. Media/alat, Bahan, metode pembelajaran dan Sumber Belajar
4. Media/alat : Papan Tulis, Spidol, Kertas HVS.
5. Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi dan Tanya jawab
6. Sumber Belajar : Buku siswa Akidah Akhlak kelas VIII kurikulum 2013,
H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap (Observasi diskusi (rating scale), dan angket)
2. Penilaian Pengetahuan
Ceramah dan
Diskusi
94
Lampiran RPP 1
MATERI PEMBELAJARAN
Kedua orang tua merupakan sebab adanya manusia. Keduanya telah merasakan kelelahan
karena mengurus anak dan menyenangkan mereka. Allah Subhaanahu wa Ta'aala mewajibkan
hamba-hamba-Nya berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan memposisikan bakti pada orang tua
setelah tauhid kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim berbakti kepada kedua orang tuanya dan bergaul
dengan sikap yang baik. Di antara adab bergaul dengan orang tua adalah sebagai berikut:
Mencintai dan sayang kepada kedua orang tua, Menaati keduanya, Menanggung dan menafkahi
orang tua, Menjaga perasaan keduanya dan berusaha membuat ridha orang tuanya dengan
perbuatan dan ucapan, memanggil orang tua dengan namanya, Tidak duduk ketika keduanya
berdiri dan tidak mendahuluinya dalam berjalan, Tidak mengutamakan istri dan anak daripada
kedua orang tua, Mendoakan keduanya baik mereka masih hidup atau sudah wafat, tidak Mencaci
maki kedua orang tua, baik kepada kawan-kawan orang tua setelah orang tua telah wafat dan
sebagainya.
Adapun seorang guru, dengan perannya yang sangat besar dalam kehidupan kita, maka
guru wajib itu dihormati oleh kita. Dalam Islam pun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam bersikap selaku murid terhadap gurunya. Di antaranya adalah menghormati dan
menghargainya, tidak mencari-cari kelemahan dan kesalahannya. tidak mengghibahnya
(membicarakannya dengan yang dia tidak senangi), bahkan membelanya ketika dighibah oleh
orang lain, mendoakannya dari kejauhan semoga diberi pahala atas ilmu yang sudah ia ajarkan.
mendoakan keampunan dan kesejahteraan buat guru, mengambil manfaat dari kebaikan sang guru,
dan tidak mencontohnya andai kata ia melakukan kekhilafan. Dan lain sebagainya.
95
Lampiran RPP 2
PENILAIAN
3. Penilaian Sikap
b. Penilaian Sikap (Observasi Diskusi (Rating Scale))
No Nama
Aspek perilaku yang dinilai
Keterangan Kerjasama Keaktifan Disiplin Inisiatif
1.
2.
3.
Andi
Badu
...
....
Catatan: Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
c. Angket
No. PERNYATAAN
PILIHAN JAWABAN
SKOR SELALU SERING
KADANG-
KADANG
TIDAK
PERNAH
1 Memilih kata-kata yang paling
sopan saat bicara pada orang tua
(dan guru)
2 Tidak menyela orang tua/guru
ketika mereka sedang berbicara
3 Selalu mendoakan orang tua
(dan gru) setiap selesai shalat
wajib lima waktu
4 Selalu mentaati orang tua dan
guru
5 Selalu menjaga perasaan orang
tua dan guru
6 Selalu ingin membuat ridha
orang tua dan guru.
96
7 tidak mengghibahnya
(membicarakan aib/kekurangan)
orang tua dan guru.
8 Tidak menuntut sesuatu di luar
kesanggupan orang tua.
9 Tidak bermuka cemberut pada
orang tua dan guru
10 Tidak marah pada orang tua
11 Tidak mengatakan kata “uff”
atau “saya bosan” atau kata lain
yang sepadan kepada orang
tuadan guru.
JUMLAH SKOR
KETERANGAN
Selalu = Skor 4
Sering = Skor 3
Kadang-Kadang = Skor 2
Tidak Pernah = Skor 1
Nilai 37-48 = A (Sangat baik)
Nilai 25-36 = B (Baik)
Nilai 13-24 = C (Cukup)
Nilai 00-12 = D (Kurang
CATATAN :
................................................................................................................................................
4. Penilaian Pengetahuan
6) Durhaka pada orang tua menyebabkan …
a. Hujan tidak turun
b. Rizki terlambat turun
c. Kaya di dunia
d. Murka Allah
7) Nabi bersabda: Allah tidak mau …. Pada hari qiyamat 2 golongan, yaitu 1: orang yang
durhaka pada orang tua, 2: tetangga yang jahat.
97
a. Mendengar
b. Melihat
c. Mengentas
d. Mengampuni
8) Berbakti pada orang tua diperintahkan oleh Allah dalam AlQur’an setelah perintah …
a. Syahadat
b. Shalat
c. Zakat
d. Haji
9) Perintah menyembah Allah dengan diiringi dengan perintah berbuat baik kepada ong tua
dijelaskan dalam Qur’an Surat...
a. QS. Al- Isra/ 17: 23
b. QS. Al-Baqarah/1: 27
c. QS. Al- Maidah/5: 17
d. QS. Luqman/31: 27
10) Janji Allah bahwa orang yang terpelajar atau orang-orang yang berilmu menduduki
tempat-tempat terhormat, di jelaskan dalam Qur’an Surat...
a. QS. Al-Mujadalah/58: 41
b. QS. Al-Mujadalah/58: 31
c. QS. Al-Mujadalah/58: 21
d. QS. Al-Mujadalah/58: 11
Soal Penalaran:
4. Andai kata orang tua kalian non muslim. Apa yang kalian perbuat andai kata kalian
diajak orang tua kalian untuk meninggalkan agama Islam?
5. Apakah pendapat kalian apabila ada seorang dari teman kalian tidak mau mendoakan
kedua orang tuanya? Jelaskan!
6. Dan apabila terjadi peristiwa pada nomor dua di atas, selanjutnya, apakah yang perlu
kalian lakukan?
98
Lampiran 3
ANGKET AKHLAK SISWA KEPADA ORANG TUA DAN GURU
Petunjuk Pengisian:
Isilah dengan jujur dan apa adanya
Berilah tanda centang (√) pada jawaban sesuai
Alternatif Jawaban :
1. Selalu
2. Sering
3. Kadang-kadang
4. Tidak Pernah
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
1 Saya mendoakan orang tua setiap selesai salat
2 Saya mendengarkan nasihat orangtua
3 Saya mendengarkan nasihat orangtua tapi tidak
menerapkan dalam kehidupan saya
4 Saya berbicara dengan nada yang lembut kepada
orangtua
5 Jika permintaan saya tidak dituruti, saya marah kepada
orangtua
6 Jika orangtua meminta saya melakukan sesuatu, saya
mengeluh atau menolak
7 Saya marah ketika orangtua memarahi saya
8 Saya membantu orangtua melakukan pekerjaan rumah
tangga
99
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
9
Saya meminta orangtua untuk menyiapkan kebutuhan
saya (seperti: menyetrika pakaian sekolah, mencuci
sepatu, menyiapkan bekal makanan, dan mengerjakan
PR)
10
Saya menghormati orangtua dengan memberi salam dan
mencium tangan orangtua ketika ingin berpergian atau
pulang dari berpergian.
11 Saya menceritakan semua hal yang terjadi pada diri saya
kepada orangtua
12 Saya mendoakan guru yang telah mengajarkan saya
13 Saya tidak peduli jika guru memberikan nasihat kepada
saya
14 Saya melaksanakan apa yang dinasihati guru agar
sukses dalam belajar
15 Saya berbicara lemah lembut kepada guru
16 Saya memperlihatkan kekesalan saya jika guru
memberikan tugas banyak
17 Saya membicarakan hal-hal buruk yang ada pada guru
18 Saya mengobrol dan tidak mendengarkan, jika guru
sedang menyampaikan pelajaran
19 Jika guru meminta pertolongan, saya tulus membantu
20 Saya tidak peduli jika guru melakukan pekerjaan yang
berat
100
No Penyataan
Alternatif Jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
21 Saya menghormati guru dengan memberi salam dan
mencium tangan guru
22 Saya malas menyapa guru ketika bertemu
23 Saya berbohong di depan guru agar tidak dimarahi
24 Saya memperolok-olok guru jika saya tidak
menyukainya
25 Jika berjalan di depan guru, saya membungkukkan
badan
101
Lampiran 4
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN
Correlat
ions
Soal
1
Soal
2
Soal
3
Soal
4
Soal
5
Soal
6
Soal
7
Soal
8
Soal
9
Soal
10
Soal
11
Soal
12
Soal
13
Soal
14
Soal
15
Soal
16
Soal
17
Soal
18
Soal
19
Soal
20
Soal
21
Soal
22
Soal
23
Soal
24
Soal
25
Jum
lah
Soal 1 Pearson
Correlation 1
-
.133 .101 .028
.382
*
-
.127 .157
.425
* .129
.637
** .235 .153 .247 .252 .029 .171 .000
.445
* .342
.379
*
.491
** .198 .230 .243 .297
.524
**
Sig. (2-
tailed) .485 .595 .884 .037 .504 .407 .019 .496 .000 .211 .418 .188 .180 .878 .366
1.00
0 .014 .064 .039 .006 .295 .222 .196 .111 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 2 Pearson
Correlation -.133 1 .120 .188
-
.137
-
.104 .119 .293
-
.113 .277 .131 .322 .311 .284 .286 .044 .201 .209 .247 .356 .163
.410
*
-
.160 .350 .273
.439
*
Sig. (2-
tailed) .485 .527 .320 .470 .583 .532 .116 .551 .139 .489 .083 .094 .128 .126 .819 .287 .268 .189 .054 .390 .025 .398 .058 .144 .015
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 3 Pearson
Correlation .101 .120 1
.380
* .163 .199 .033 .360 .315 .118 .295
.517
** .234 .351 .132
-
.040 .169 .066 .040
-
.057 .050 .124 .057 .141 .122
.428
*
Sig. (2-
tailed) .595 .527 .039 .390 .291 .863 .051 .090 .536 .114 .003 .214 .057 .486 .835 .372 .727 .835 .766 .792 .513 .764 .457 .520 .018
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 4 Pearson
Correlatio
n
.028 .188 .380
* 1 .360
.440
* .005 .231
.581
** .097
-
.212 .310
.421
* .279
.611
** .108 .264 .275
.404
* .141
-
.115 .007 .051
.364
* .163
.534
**
Sig. (2-
tailed) .884 .320 .039 .051 .015 .977 .219 .001 .609 .262 .096 .020 .136 .000 .568 .159 .142 .027 .459 .546 .971 .788 .048 .388 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
102
Soal 5 Pearson
Correlatio
n
.382* -
.137 .163 .360 1 .083
-
.108 .250 .181
.443
* .284 .224 .337 .075 .309 .305 .224 .334 .280 .285 .195 .073
-
.003
-
.028 .059
.456
*
Sig. (2-
tailed) .037 .470 .390 .051 .661 .572 .182 .338 .014 .128 .234 .069 .694 .096 .102 .233 .071 .134 .127 .302 .702 .988 .882 .756 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 6 Pearson
Correlatio
n
-.127 -
.104 .199
.440
* .083 1 .124 .120
.445
*
-
.147
-
.093 .050 .139
-
.149 .230 .337 .068 .063 .112 .000
-
.341
-
.312
-
.129 .000 .000 .169
Sig. (2-
tailed) .504 .583 .291 .015 .661 .514 .529 .014 .437 .627 .792 .464 .433 .222 .069 .721 .743 .555
1.00
0 .065 .094 .496
1.00
0
1.00
0 .371
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 7 Pearson
Correlatio
n
.157 .119 .033 .005 -
.108 .124 1 .190 .202 .329
-
.073 .050 .186 .255
-
.097
.367
* .013 .248 .089 .317 .062 .100
-
.019
.520
**
.395
*
.374
*
Sig. (2-
tailed) .407 .532 .863 .977 .572 .514 .315 .286 .076 .700 .794 .326 .173 .611 .046 .944 .187 .640 .088 .745 .598 .920 .003 .031 .042
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 8 Pearson
Correlatio
n
.425* .293 .360 .231 .250 .120 .190 1 .272 .353 .027 .273 .430
*
.401
* .157
.361
* .204
.479
**
.379
*
.510
** .203
.388
* .132
.386
* .237
.677
**
Sig. (2-
tailed) .019 .116 .051 .219 .182 .529 .315 .146 .056 .889 .144 .018 .028 .406 .050 .279 .007 .039 .004 .282 .034 .487 .035 .207 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 9 Pearson
Correlatio
n
.129 -
.113 .315
.581
** .181
.445
* .202 .272 1 .225
-
.442
*
.085 .457
* .124 .226 .099 .217
.381
*
.403
* .271
-
.247
-
.063 .206 .329 .144
.433
*
103
Sig. (2-
tailed) .496 .551 .090 .001 .338 .014 .286 .146 .232 .014 .654 .011 .513 .230 .603 .249 .038 .027 .147 .189 .739 .275 .076 .448 .017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 10 Pearson
Correlatio
n
.637** .277 .118 .097 .443
*
-
.147 .329 .353 .225 1 .327 .178
.450
* .292 .237 .132 .080
.369
*
.463
**
.503
**
.436
* .230
-
.038 .282
.470
**
.650
**
Sig. (2-
tailed) .000 .139 .536 .609 .014 .437 .076 .056 .232 .077 .346 .013 .117 .207 .486 .673 .045 .010 .005 .016 .222 .842 .132 .009 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 11 Pearson
Correlatio
n
.235 .131 .295 -
.212 .284
-
.093
-
.073 .027
-
.442
*
.327 1 .298 -
.123 .169
-
.068 .075
-
.020
-
.093 .075
-
.158
.370
* .023
-
.067
-
.071 .197 .205
Sig. (2-
tailed) .211 .489 .114 .262 .128 .627 .700 .889 .014 .077 .110 .516 .373 .721 .695 .916 .627 .695 .405 .044 .904 .725 .710 .298 .277
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 12 Pearson
Correlatio
n
.153 .322 .517
** .310 .224 .050 .050 .273 .085 .178 .298 1 .261 .346
-
.108 .060 .128 .151 .166 .086 .290 .125
-
.035 .299 .200
.479
**
Sig. (2-
tailed) .418 .083 .003 .096 .234 .792 .794 .144 .654 .346 .110 .164 .061 .570 .752 .500 .426 .382 .652 .120 .509 .856 .108 .290 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 13 Pearson
Correlatio
n
.247 .311 .234 .421
* .337 .139 .186
.430
*
.457
*
.450
*
-
.123 .261 1 .246 .342 .233
.464
** .347
.378
*
.651
** .015
.493
** .261 .271 .069
.664
**
Sig. (2-
tailed) .188 .094 .214 .020 .069 .464 .326 .018 .011 .013 .516 .164 .190 .064 .216 .010 .060 .039 .000 .938 .006 .164 .147 .718 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
104
Soal 14 Pearson
Correlatio
n
.252 .284 .351 .279 .075 -
.149 .255
.401
* .124 .292 .169 .346 .246 1 .039
-
.101 .277 .149 .359 .169
.438
* .198 .314
.635
**
.365
*
.585
**
Sig. (2-
tailed) .180 .128 .057 .136 .694 .433 .173 .028 .513 .117 .373 .061 .190 .836 .596 .138 .433 .052 .372 .015 .295 .091 .000 .047 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 15 Pearson
Correlatio
n
.029 .286 .132 .611
** .309 .230
-
.097 .157 .226 .237
-
.068
-
.108 .342 .039 1
-
.003 .096 .172 .065 .294
-
.134 .093
-
.057 .019 .057 .327
Sig. (2-
tailed) .878 .126 .486 .000 .096 .222 .611 .406 .230 .207 .721 .570 .064 .836 .986 .614 .363 .732 .115 .480 .625 .763 .919 .765 .077
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 16 Pearson
Correlatio
n
.171 .044 -
.040 .108 .305 .337
.367
*
.361
* .099 .132 .075 .060 .233
-
.101
-
.003 1 .126
.449
*
.379
*
.383
*
-
.007 .112 .062 .324 .064
.419
*
Sig. (2-
tailed) .366 .819 .835 .568 .102 .069 .046 .050 .603 .486 .695 .752 .216 .596 .986 .506 .013 .039 .037 .972 .556 .745 .081 .739 .021
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 17 Pearson
Correlatio
n
.000 .201 .169 .264 .224 .068 .013 .204 .217 .080 -
.020 .128
.464
** .277 .096 .126 1 .000 .351 .232 .252 .102 .315 .237 .251
.436
*
Sig. (2-
tailed) 1.000 .287 .372 .159 .233 .721 .944 .279 .249 .673 .916 .500 .010 .138 .614 .506
1.00
0 .058 .217 .179 .592 .090 .207 .181 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 18 Pearson
Correlatio
n
.445* .209 .066 .275 .334 .063 .248 .479
**
.381
*
.369
*
-
.093 .151 .347 .149 .172
.449
* .000 1
.505
**
.693
** .114 .234 .000
.478
** .265
.610
**
105
Sig. (2-
tailed) .014 .268 .727 .142 .071 .743 .187 .007 .038 .045 .627 .426 .060 .433 .363 .013
1.00
0 .004 .000 .550 .214
1.00
0 .008 .156 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 19 Pearson
Correlatio
n
.342 .247 .040 .404
* .280 .112 .089
.379
*
.403
*
.463
** .075 .166
.378
* .359 .065
.379
* .351
.505
** 1 .335 .231
-
.028 .101
.490
**
.461
*
.649
**
Sig. (2-
tailed) .064 .189 .835 .027 .134 .555 .640 .039 .027 .010 .695 .382 .039 .052 .732 .039 .058 .004 .071 .219 .883 .597 .006 .010 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 20 Pearson
Correlatio
n
.379* .356 -
.057 .141 .285 .000 .317
.510
** .271
.503
**
-
.158 .086
.651
** .169 .294
.383
* .232
.693
** .335 1 .194
.531
** .110 .339 .226
.643
**
Sig. (2-
tailed) .039 .054 .766 .459 .127
1.00
0 .088 .004 .147 .005 .405 .652 .000 .372 .115 .037 .217 .000 .071 .305 .003 .562 .067 .229 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 21 Pearson
Correlatio
n
.491** .163 .050 -
.115 .195
-
.341 .062 .203
-
.247
.436
*
.370
* .290 .015
.438
*
-
.134
-
.007 .252 .114 .231 .194 1 .007
-
.025
.400
*
.475
**
.399
*
Sig. (2-
tailed) .006 .390 .792 .546 .302 .065 .745 .282 .189 .016 .044 .120 .938 .015 .480 .972 .179 .550 .219 .305 .970 .894 .028 .008 .029
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 22 Pearson
Correlatio
n
.198 .410
* .124 .007 .073
-
.312 .100
.388
*
-
.063 .230 .023 .125
.493
** .198 .093 .112 .102 .234
-
.028
.531
** .007 1
.459
* .159
-
.165
.361
*
Sig. (2-
tailed) .295 .025 .513 .971 .702 .094 .598 .034 .739 .222 .904 .509 .006 .295 .625 .556 .592 .214 .883 .003 .970 .011 .402 .382 .050
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
106
Soal 23 Pearson
Correlatio
n
.230 -
.160 .057 .051
-
.003
-
.129
-
.019 .132 .206
-
.038
-
.067
-
.035 .261 .314
-
.057 .062 .315 .000 .101 .110
-
.025
.459
* 1 .225
-
.339 .199
Sig. (2-
tailed) .222 .398 .764 .788 .988 .496 .920 .487 .275 .842 .725 .856 .164 .091 .763 .745 .090
1.00
0 .597 .562 .894 .011 .232 .067 .292
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 24 Pearson
Correlatio
n
.243 .350 .141 .364
*
-
.028 .000
.520
**
.386
* .329 .282
-
.071 .299 .271
.635
** .019 .324 .237
.478
**
.490
** .339
.400
* .159 .225 1
.451
*
.666
**
Sig. (2-
tailed) .196 .058 .457 .048 .882
1.00
0 .003 .035 .076 .132 .710 .108 .147 .000 .919 .081 .207 .008 .006 .067 .028 .402 .232 .012 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Soal 25 Pearson
Correlatio
n
.297 .273 .122 .163 .059 .000 .395
* .237 .144
.470
** .197 .200 .069
.365
* .057 .064 .251 .265
.461
* .226
.475
**
-
.165
-
.339
.451
* 1
.508
**
Sig. (2-
tailed) .111 .144 .520 .388 .756
1.00
0 .031 .207 .448 .009 .298 .290 .718 .047 .765 .739 .181 .156 .010 .229 .008 .382 .067 .012 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Jumlah Pearson
Correlatio
n
.524** .439
*
.428
*
.534
**
.456
* .169
.374
*
.677
**
.433
*
.650
** .205
.479
**
.664
**
.585
** .327
.419
*
.436
*
.610
**
.649
**
.643
**
.399
*
.361
* .199
.666
**
.508
** 1
Sig. (2-
tailed) .003 .015 .018 .002 .011 .371 .042 .000 .017 .000 .277 .007 .000 .001 .077 .021 .016 .000 .000 .000 .029 .050 .292 .000 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
107
Lampiran 5
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.850 25
108
Lampiran 6
HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
R/S S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25
r1 2 3 3 1 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
r2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2
r3 4 2 4 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 1
r4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1
r5 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2
r6 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2
r7 4 2 2 2 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 2
r8 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
r9 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
r10 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
r11 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3
r12 4 3 3 2 3 3 4 2 2 4 4 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3
r13 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
r14 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 2 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3
r15 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2
r16 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 1
r17 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 1
r18 4 2 3 2 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 1
r19 2 3 1 4 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3
r20 2 3 3 1 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
r21 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3
r22 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2
r23 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2
r24 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 1
r25 4 2 4 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 1
r26 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2
r27 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
r28 4 2 3 2 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 1
r29 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
r30 4 2 3 2 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 2
109
Lampiran 7
HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
R/S s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19 s20 s21 s22 s23 s24 s25
r1 2 2 3 2 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 4 2 3 4 3 2
r2 4 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3
r3 3 3 3 2 3 3 4 1 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3
r4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1
r5 4 2 3 3 3 3 4 2 4 4 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2
r6 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1
r7 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 1
r8 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3
r9 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2
r10 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1
r11 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2
r12 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2
r13 4 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3
r14 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2
r15 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2
r16 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3
r17 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2
r18 4 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3
r19 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
r20 3 2 3 2 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 4 2 3 4 3 2
r21 3 2 3 2 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 4 2 3 4 3 2
r22 3 3 3 2 3 3 4 1 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3
r23 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2
r24 3 2 2 2 3 2 4 2 2 4 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2
r25 3 2 3 2 4 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 4 2 3 4 3 2
r26 3 2 4 2 3 3 4 2 3 3 4 2 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 1
r27 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
r28 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3
r29 4 2 3 3 3 3 4 2 4 4 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2
r30 4 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3
110
Lampiran 8
HASIL UJI NORMALITAS
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor .137 30 .155 .957 30 .264
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor .133 30 .188 .963 30 .366
a. Lilliefors Significance Correction
111
Lampiran 9
HASIL UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
Skor
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.043 1 58 .158
112
Lampiran 10
HASIL UJI HIPOTESIS (UJI-T)
Independent Samples Test
Skor
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
Levene's Test for Equality
of Variances
F 2.043
Sig. .158
t-test for Equality of
Means
t 4.306 4.306
df 58 56.085
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 7.267 7.267
Std. Error Difference 1.688 1.688
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower 3.888 3.886
Upper 10.645 10.647
113
Lampiran 11
HASIL UJI PENGARUH (EFFECT SIZE)
Dengan menggunakan rumus Cohan’s d effect size
Mencari 𝑆𝑝𝑜𝑜𝑡𝑒𝑑
𝑆𝑝𝑜𝑜𝑡𝑒𝑑 = √(𝑛1 − 1)𝑆𝑑1
2 + (𝑛2 − 1)𝑆𝑑22
𝑛1 + 𝑛2
= √(30 − 1)7.112 + (30 − 1)5.902
30 + 30
= √(29)50.55 + (29)34.81
60
= √1466.95 + 1009.49
60
= √2476.44
60
= √41.274 = 6.42
Mencari d Effect Size
d =Xt − XcSpooted
=83.27 − 76.00
6.42
=7.27
6.42= 1.13 = 1.1
114
Lampiran 12
LEMBAR KEBAIKAN
Petunjuk Pengisian:
- Isi semua kegiatan baikmu kepada orangtua dan guru dan mintalah tanda tangan sebagai
bukti
- Isilah dengan jujur, lakukanlah kebaikan dengan tulus dan ikhlas karena Allah!
No Nama Deskripsi Kebaikan Tanda Tangan
115
Lampiran 13
RUBRIK PENILAIAN VIDEO PEMBELAJARAN
Kriteria Penilaian
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Kelompok yang dinilai :
No Indikator Penilaian
Komentar 1 2 3 4
1 Aspek Isi
a. Keserasian dengan materi pembelajaran
b. Kemudahan untuk dipahami
c. Kedalaman materi
d. Sistematis, runut, alur logika yang jelas
2 Aspek Audio dan Visual
a. Menggunakan Bahasa yang komunikatif
b. Penghayatan Setiap Tokoh
c. Kreatif dan Menarik
d. Kejelasan Suara
e. Kejelasan Gambar
f. Kemudahan siswa dalam memahami
bahasa yang digunakan
Jumlah
Penilai
(...................................)
∑=Jumlah
4= Nilai
Nilai
116
Lampiran 14
HASIL WAWANCARA PRA-PENELITIAN
1. Narasumber : Subur Amiharja, S.Pd
Jabatan : Wa.Ka Madrasah Bidang Kurikulum
Waktu Wawancara : Rabu, 14 Februari 2018
Tempat Wawancara : MTs. Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa
Hasil Wawancara
No Indikator Pertanyaan Jawaban Hasil Wawancara
1 Kurikulum di sekolah
Di sekolah ini, memakai 2 kurikulum untuk
kelas 7 dan 8 adalah kurikulum 2013 untuk
mata pelajaran umum dan agama. Sedangkan
kelas 9 memakai kurikulum 2013 untuk mata
pelajaran agama dan mata pelajaran umum
memakai KTSP. Tahun ajaran baru
diusahakan semua jenjang dan semua mata
pelajaran memakai kurikulum 2013.
2 Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 memkai
pendekatan student center dan penilaian
autentik salah satunya memakai metode
pembelajaran aktif dalam menyampaikan
pembelajaran, tapi pada kenyataannya guru
masih belum maksimal dalam menerapkan
kurikulum 2013, untuk masalah memakai
active learning dalam pembelajaran baru
sebagian saja dan belum merata semua gueu
memakai pembelajaran dengan active
learning.
117
3 Kendala Guru
Kendala guru dalam pelaksanaan
pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013
adalah dalam masalah penilaian. Karena
dalam k.13, ada tiga aspek yang dinilai dalam
pembelajaran, aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Guru hanya menilai kognitif
saja.
4 Solusi
Solusi dari permasalahan tersebut adalah guru
mengadakan sosialisasi kepada semua guru di
MTs. terkait penerapan kurikulum 2013, agar
semua guru mengerti tentang penilaian dan
penerapan pembelajaran standar kurikulum
2013.
5 Peran dalam mengubah
akhlak siswa
Mts. Nur Asy-Syafi’iyah sangat banyak nilai-
nilai keagamaannya seperti selalu
membiasakan salat berjamaah, salat dhuha,
muhadharah setiap jum’at, pembacaan rawi
dan ratib setiap senin pagi. Dengan
banyaknya nilai-nilai keagamaan di MTs. dan
juga muatan pelajaran agama lebih banyak,
seharusnya sangat berpengaruh terhadap
akhlak siswa. Namun didukung oleh peran
orangtua dan controlling orangtua. Karena
dengan guru saja tidak mampu untuk
membina akhlak dengan maksimal
118
2. Narasumber : Nahrawi, S.Pd
Jabatan : Guru Akidah Akhlak
Waktu Wawancara : Rabu, 14 Februari 2018
Tempat Wawancara : MTs. Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa
Hasil Wawancara
No Indikator Pertanyaan Jawaban Hasil Wawancara
1 Metode Mengajar
Guru memakai metode ceramah dan diskusi.
Guru pernah memakai metode video setahun
yang lalu pada bab Rukun Iman. Keadaan
anak saat memakai metode vide anak-anak
lebih fokus dan kalua sudah fokus akan tepat
sasaran. Sedangkan dengan metode ceramah,
harus lebih kepada pembawaan guru apakah
membosankan, atau tidak. Semua akan
berpengaruh ke siswa.
2 Kendala Mengajar
Kendala dalam menyampaikan pembelajaran
adalah ketika siswa tidak serius dalam
menerima pembelajaran, dan guru tidak
menguasai kelas. Itu akan mempengaruhi
proses pembelajaran.
3 Solusi
Guru harus pintar menguasai kelas, dan
membaca keadaan siswa. Kalau siswa sudah
mulai bosan maka harus menyisipkan
“candaan” dalam pelajaran.
4 Pengaruh Pembelajaran
Akidah terhadap Akhlak
Akidah akhlak sangat berpengaruh kepada
akhlak siswa. Seharusnya apa yang telah
119
Siswa diajarkan guru berpengaruh kepada akhlak
siswa. Namun kembali lagi akhlak anak-anak
bagaimana lingkungannya dan orangtuanya.
5 Akhlak Siswa di sekolah
Akhlak siswa bermacam-macam, Akhlak
siswa disekolah bermacam-macam, kalua
diibaratkan nilai ada yang 100, 90, 45, dsb.
Akhlak siswa yang perlu diperbaiki adalah
terkait budi pekerti yaitu akhlak terhadap
guru, teman, orangtua, dan tingkah laku
mereka.
120
Lampiran 15
121
122
123
124
125
Lampiran 16
126
Lampiran 17