Mata Kuliah Kewirausahaan Kode Mata Kuliah: MPB 4001003 Bobot Mata Kuliah: 2 sks
PENGARUH MATA KULIAH PROGRAM PENGALAMAN … file1 pengaruh mata kuliah program pengalaman lapangan...
Transcript of PENGARUH MATA KULIAH PROGRAM PENGALAMAN … file1 pengaruh mata kuliah program pengalaman lapangan...
1
PENGARUH MATA KULIAH PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI
TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS
DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Aditya Prabowo
NIM: 111124012
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGART'H MATA KULIAH PROGRAMPENGALAMAN LAPAI\IGA}I PENDIDIKAIT AGAMA KATOLIK PAROKITERIIADAP PANGGILAIi MAIIASISWA MtrNJAI}I SEORANG KATEKIS
DI PROGRAM STUI}I PENI}IDIKAIY AGAMA KATOLIKI.]NTVERSITAS SANATA DIIARMA
YOGYAKARTA
Oleh:
Adifa Prabowo
NIh{: 1lll240l2
Telah riisetujui oleh:
Pembimbing
.,)-. /.'.,./lf,t
,' ,/ I tir'/-
J-/
/ Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A.
11
Tanggal 14 Januari 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH MATA KULIAII PROGRAMPENGALAMAN LAPAF{GAN PENDIDIKAFI AGAMA KATOLIK PAROKITER}IADAP PAI{GGILAI{ MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS
DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAI\I AGAMA KATOLIKINTYERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Aditya Prabowr:
NIM: 1lll240l2
Telah dipertalrankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 28 April 201 6
dari dinyatakan rnemenuhi syarat
SUSUNAN P.{NI'I'IA PENGIjJT
Nama
Ketua
Sekretaris
Anggota
: Ilrs. F.X. Heryatro W.V/., S.J., M.Ed.
: Ycseph Kristiantc, SFK., M.Fd.
: l. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A"
2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum.
3. P. Banyu Dewa Hs, S.Ag., M.Si.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan kesehatan dan kekuatan selama penulisan skripsi ini,
Untuk bapakku Ngatino, ibuku Maria Theodora Sri Lestari, adik-adik yang
tercinta: Yohanes Bagus Wahyuda dan Kresensia Citra Senja Kinanti, serta
kekasihku Maria Vinsensia Asriyati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: Siapakah yang akan Kuutus, dan
siapakah yang mau pergi untuk Aku? Maka sahutku: Inilah aku, utuslah aku!”
(Yes 6:8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yattg telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, z& lqtl 2016
Aditya Prabowo
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
\-ans bertanda di
\-aryaliarta:
\ama
\-IM
bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
: Aditya Prabowo
: llll240l2
Drmi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Lniresitas Sanata Dharma karya ilmiah sayayalgberjudul:
FE\-GARTIH MATA KULIAH PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN
PE}{DIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI TERHADAP PANGGILAN
},fAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUDI
Ptr}IDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
\-OGYAKARTA, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian
sava memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
''[ata alsndistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
nnaupun memberikan royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, 2$ foril 2016
Yang menyatakan
+4{ditya Prabowo
v11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PENGARUH MATA KULIAH PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI
TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS
DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA. Judul skripsi ini dipilih berdasarkan
refleksi penulis terhadap mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAK-
USD. Selain sebagai hasil refleksi, skripsi ini ditulis berdasarkan keingintahuan
penulis mengenai peran mata kuliah PPL PAK Paroki terhadap mahasiswa yang
telah melaksanakan PPL PAK Paroki secara khusus pada panggilan mereka
sebagai katekis. Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAK-USD
merupakan mata kuliah yang berperan sebagai motor atau penggerak bagi
mahasiswa supaya memiliki gambaran akan peran dan tugas seorang katekis yang
dipanggil dan dipilih oleh Allah.
Mata kuliah PPL PAK Paroki ini sangat penting bagi mahasiswa. Maka
untuk mengetahui kontribusi mata kuliah PPL PAK Paroki penting bagi
mahasiswa, penulis mengadakan penelitian di lapangan. Jenis penelitian yang
penulis gunakan adalah kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa
IPPAK yang sudah menempuh mata kuliah PPL PAK Paroki. Instrumen yang
penulis gunakan adalah kuesioner yang bersifat tertutup (closed questionare).
Dalam penelitian tersebut terdapat dua bagian variabel dan dua variabel tersebut
menjadi sasaran penulis dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
data bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki memberi kontribusi bagi mahasiswa,
yaitu membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis.
Namun dalam hal kematangan atau kemantapan menjadi seorang katekis belum
dirasakan oleh mahasiswa.
Katekis adalah pembina iman. Katekis adalah orang beriman yang
dipanggil secara khusus oleh Allah melalui Gereja diutus untuk memperkenalkan
Kristus, menumbuh kembangkan dan mengembangkan iman umat baik dalam
komunitas basis, teritorial maupun kategorial. Panggilan sebagai katekis adalah
undangan Allah yang ditunjukan kepada manusia untuk menjadi seorang katekis
yang mendapat tugas dari Gereja untuk memperkenalkan Kristus, menumbuhkan
dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun
kategorial. Seorang katekis perlu menyadari makna adikodrati dan gerejawi dari
panggilannya
Mengingat identitas mahasiswa adalah calon-calon katekis dan akan
menjadi katekis, kemantapan dalam hal panggilan sangat penting bagi mereka,
maka mata kuliah PPL PAK Paroki ini perlu ditingkatkan kembali agar semakin
memberikan kontribusi bagi mahasiswa dalam memantapkan panggilannya
sebagai katekis. Dalam rangka meningkatkan mata kuliah PPL PAK Paroki ini,
penulis mengusulkan program rekoleksi model Shared Christian Praxis sebagai
upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan panggilannya sebagai seorang
katekis. Rekoleksi ini dilaksanakan pada akhir semester yakni setelah mahasiswa
melaksanakan PPL PAK Paroki di semester VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This thesis titled EFFECT OF COURSE PROGRAM FIELD
EXPERIENCE RELIGIOUS EDUCATION STUDENTS CATHOLIC PARISH
OF CALLS TO BE CATECHIST STUDY PROGRAM IN CATHOLIC
RELIGIOUS EDUCATION Sanata Dharma University in Yogyakarta. Thesis
title have been based on reflection the author of the course PPL Parish PAK in
Prodi PAK-USD. In addition as a result of reflection , this paper was written
based on the author 's curiosity about the role of PPL Parish PAK courses to
students who have carried out PPL Parish PAK specifically to their calling as a
catechist. PPL Parish PAK courses in Prodi PAK-USD is a subject which acts as a
motor or drive for students in order to have an overview of the role and duties of a
catechist who are called and chosen by God.
PPL Parish PAK course is very important for students. Then to determine
the contribution of PPL PAK Parish subjects important for students, the authors
conducted research in the field. This type of research that I use is quantitative. The
sample was IPPAK students who are already taking courses PPL Parish PAK. The
instrument that I use is a questionnaire that is closed (closed questionare). In that
study, there are two variable and two variable parts that were targeted in the study
author. Based on the research data showed that subjects PPL Parish PAK
contribute to students, which helps students in response to his call as a catechist.
But in terms of maturity or stability became a catechist has not been felt by the
students.
Catechists is a faith builder. Catechists are people of faith who are
specifically called by God through the church sent out to introduce Christ,
cultivate and develop the good faith of the people in the community base,
territorial and categorical. Call as a catechist is God's invitation addressed to the
man to be a catechist who had the duty of the Church to introduce Christ, to grow
and develop the good faith of the people in the community base, territorial and
categorical. A catechist need to recognize the supernatural and ecclesial
significance of vocation.
Given the identity of the students are candidates for catechists and will be
catechists , stability in terms of the call is very important to them , then the course
of this PPL Parish PAK needs to be scaled back in order to further contribute to
the student in establishing vocation as catechist . In order to improve the course of
this PPL Parish PAK, the authors propose a model program recollection Christian
Shared Praxis as an effort to increase awareness of students will vocation as a
catechist . This recollection held at the end of the semester the students carry after
PPL Parish PAK in semester VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan anugerah yang berlimpah diberikan kepada penulis,
sehingga skripsi yang berjudul PENGARUH MATA KULIAH PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI
TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS
DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi
ini lahir berawal dari refleksi penulis terhadap mata kuliah PPL PAK Paroki yang
ada di Prodi PAK-USD dan berdasarkan keingintahuan penulis mengenai peran
mata kuliah PPL PAK Paroki terhadap mahasiswa yang telah melaksanakan PPL
PAK Paroki secara khusus pada panggilan mereka sebagai katekis. Sebagai
hasilnya penulis tuangkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu skripsi.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan semua pihak.
Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen utama penulisan skripsi dan
sekaligus dosen pembimbing akademik, yang telah membimbing, meluangkan
waktu, memberikan pengarahan, kritik dan saran serta motivasi kepada penulis
dalam menyusun skripsi dari awal hingga akhir penulisan.
2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen penguji kedua, yang
penuh kesabaran dan tulus hati telah memberikan perhatian, dukungan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
motivasi dan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi dari awal
hingga akhir penulis.
3. P. Banyu Dewa Hs, S.Ag., M.Si., selaku dosen penguji ketiga, yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, motivasi dan masukan kepada penulis
dalam menyusun skripsi dari awal hingga akhir penulisan.
4. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku Kaprodi dan Yoseph Kristianto,
SFK., M.Pd. selaku Wakaprodi, yang telah bersedia memberikan dukungan,
perhatian dan motivasi kepada penulis selama belajar di Prodi PAK.
5. Keluarga tercinta Bapak Ngatino, Ibu Maria Theodora Srilestari, adik-adik
tercinta Yohanes Bagus Wahyuda dan Krisensia Citra Senja Kinanti yang
selalu dengan ketulusan hati mendokan dan memberikan dukungan sepenuhnya
bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.
6. Kekasihku Maria Vinsensia Asriyati, yang telah dengan setia mendampingi,
mendoakan dan mendukung bersama-sama selama menempuh studi di Prodi
IPPAK.
7. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi PAK-USD yang begitu banyak
membantu penulis dengan ilmu pengetahuan, perhatian, dukungan, bimbingan
serta senyuman yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di
kampus IPPAK ini.
8. Sahabat-sahabat tercinta mahasiswa angkatan 2011 dan lintas angkatan yang
telah mendukung dan berdinamika bersama dalam suka dan duka sehingga
menciptakan suasana kekeluargaan besar PAK yang penuh dengan
persaudaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Teman-teman angkatan 2010, 20ll dan 2012 yang dengan tulus membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah terlibat yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu
terima kasih atas dukungan dan bantuanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Yogyakarta, Z, A?fiI 2016
Penulis,
Ar+Aditya Prabowo
x11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAM JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan .......................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ................................................................................... 6
1. Bagi Mahasiswa PAK-USD Yogyakarta ........................................... 6
2. Bagi Peneliti ....................................................................................... 6
E. Metode Penulisan .................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7
BAB II. PENELITIAN TENTANG SITUASI MATA KULIAH PPL PAK
PAROKI BAGI MAHASISWA DI PRODI IPPAK ....................... 9
A. Gambaran Perkuliahan PPL PAK Paroki di IPPAK ............................... 10
1. Pembekalan Selama Kuliah Tatap Muka ........................................... 11
2. Membuat Persiapan Katekese ............................................................ 12
3. Melaksanakan Katekese di Kelas ....................................................... 13
4. Melaksanakan Katekese di Lingkungan ............................................. 14
5. Refleksi dan Evaluasi PPL PAK Paroki ............................................. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Penelitian tentang Pengaruh Mata Kuliah PPL PAK Paroki .................. 16
1. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 16
2. Permasalahan Penelitian ..................................................................... 17
3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 18
4. Metodologi Penelitian ........................................................................ 18
a. Jenis Penelitian .............................................................................. 18
b. Tempat dan Waktu......................................................................... 19
c. Responden Penelitian .................................................................... 19
d. Variabel ......................................................................................... 20
e. Tehnik Analisis Data ..................................................................... 21
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................................... 22
a. Hasil Penelitian tentang Mata Kuliah PPL PAK Paroki................ 22
1) Variabel Penelitian Mengenai Pengertian dan Proses
Mata Kuliah PPL PAK Paroki .................................................. 23
2) Tujuan PPL PAK Paroki ........................................................... 25
3) Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan ...... 26
4) Variabel Penelitian Mengenai Panggilan Menjadi Katekis ...... 27
5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa
dalam Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis ................... 31
b. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 34
1) Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL PAK Paroki .............. 34
2) Tujuan PPL PAK Paroki ........................................................... 36
3) Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan ...... 36
4) Panggilan Mahasiswa sebagai Katekis ..................................... 36
5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa
dalam Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis ................... 38
c. Kesimpulan ................................................................................... 41
BAB III. MATA KULIAH PPL PAK PAROKI SEBAGAI PENDUKUNG
PANGGILAN MAHASISWA SEBAGAI KATEKIS DI
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ............... 45
A. Gambaran Prodi IPPAK .......................................................................... 45
1. Sejarah Prodi IPPAK .......................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK .................................... 49
B. Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Kurikulum ................................... 51
1. Kurikulum di Prodi PAK .................................................................... 51
2. Tujuan dan Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki ............................. 54
a. Tujuan Mata Kuliah PPL PAK Paroki .......................................... 54
b. Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki ........................................... 55
C. Panggilan Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki .............................. 56
1. Pengertian Umum Panggilan .............................................................. 57
2. Pengertian Panggilan Menurut Kitab Suci ......................................... 57
3. Pengertian Katekis Paroki .................................................................. 58
a. Pengertian Panggilan Sebagai Katekis Paroki ............................... 59
b. Kekhasan Panggilan Katekis ......................................................... 59
c. Peran Katekis Paroki ..................................................................... 60
4. Tugas-tugas Katekis Paroki ................................................................ 62
5. Spiritualitas Katekis ........................................................................... 63
a. Pengertian Spiritualitas .................................................................. 63
b. Spiritualitas Seorang Katekis......................................................... 65
c. Pengertian Spiritualitas Katekis..................................................... 66
d. Perlunya Spiritualitas bagi Katekis dengan Berguru
pada Yesus Kristus ........................................................................ 67
e. Macam-macam Spiritualitas Katekis Paroki ................................. 68
1) Sedia Diutus .............................................................................. 68
2) Semangat Menggereja ............................................................... 69
3) Menjadi Murid .......................................................................... 69
4) Berakar dan Berbuah ................................................................ 70
5) Semangat Misioner ................................................................... 71
D. Peran Mata Kuliah PPL PAK Paroki Dalam Mendukung Panggilan
Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki ............................................... 72
1. Mengembangkan Keterampilan dalam Melaksanakan Katekese ....... 72
a. Keterampilan Berkomunikasi ........................................................ 73
b. Keterampilan Berefleksi ................................................................ 73
2. Memberi Sumbangan Pengetahuan tentang Katekese ....................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pengetahuan tentang Katekese ...................................................... 74
b. Pengetahuan tentang Metode Katekese ......................................... 75
c. Pengetahuan tentang Situasi/Keadaan Umat ................................. 76
d. Pengetahuan menyangkut Konteks ................................................ 76
3. Memberi Sumbangan Katekese Umat Model Shared Christian
Praxis (SCP) ....................................................................................... 77
a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) ................................... 77
1) Shared ....................................................................................... 78
2) Christian .................................................................................. 79
3) Praxis ....................................................................................... 80
a) Aktivitas .............................................................................. 81
b) Refleksi ............................................................................... 81
c) Kreativitas ........................................................................... 82
b. Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP) ........................ 82
1) Langkah 0: Pemusatan Aktivitas ............................................. 82
2) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta ......... 83
3) Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta ................ 84
4) Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani ................ 85
5) Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta
Konkret .................................................................................... 86
6) Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret .................... 87
BAB IV. USULAN PROGRAM REKOLEKSI MODEL SHARED
CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KESADARAN MAHASISWA AKANPANGGILANNYA
SEBAGAI SEORANG KATEKIS ................................................ 88
A. Latar Belakang Penyusunan Program ..................................................... 89
B. Alasan Pemilihan Tema .......................................................................... 90
C. Pedoman Pelaksanaan Program .............................................................. 92
1. Model Rekoleksi ................................................................................ 92
2. Pendamping Rekoleksi ....................................................................... 93
3. Peserta Rekoleksi ............................................................................... 93
4. Waku Rekoleksi ................................................................................. 94
5. Sarana dan Metode Rekoleksi ............................................................ 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Tempat ................................................................................................ 95
D. Contoh Persiapan Rekoleksi Model Shared Chritian Praxis ................. 95
1. Identitas ............................................................................................. 95
2. Pemikiran Dasar ................................................................................. 98
3. Pengembangan Langkah-langkah ...................................................... 99
a. Pembukaan .................................................................................... 99
b. Doa Pembuka ................................................................................. 100
c. Pengantar tema singkat .................................................................. 101
d. Sesi Pertama: “Mengungkapkan dan merefleksikan pengalaman
dalam PPL PAK Paroki” ............................................................... 102
e. Sesi Kedua: “Menggali Pengalaman Iman dan Menerapkan Iman
Dalam Panggilan Sebagai Katekis” ............................................... 102
f. Sesi Tiga: “Menerapkan Aksi Konkret Bagi Masa Depan
Panggilan Katekis di Prodi IPPAK” .............................................. 105
g. Penutup .......................................................................................... 107
BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 108
A. Kesimpulan ............................................................................................ 109
B. Saran ....................................................................................................... 110
1. Bagi Prodi PAK .................................................................................. 111
2. Bagi Mata Kuliah PPL PAK Paroki ................................................... 111
a. Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki ........................................... 111
b. Pendamping Mata Kuliah PPL PAK Paroki .................................. 111
4. Bagi Mahasiswa ................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 113
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................... (1)
Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................... (2)
Lampiran 3: Contoh Kuesioner .............................................................. (3)
Lampiran 4: Contoh Hasil Kuesioner Penelitian .................................... (6)
DAFTAR SINGKATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini diambil dari Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Penrjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat.
(Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik
Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka Pelita IV). Ende: Arnoldus,
1984/1985, hal. 8.
B. Singkatan Dokumen Gereja
AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan
Misioner Gereja, 7 Desember 1965.
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes
Paulus II kepada para Uskup, klerus, dan segenap umat
beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.
DKU : Direktorium Kateketik Umum, Kongregasi Suci untuk Para
Klerus, 24 Oktober 1991
GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II
tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II
tentang Gereja, 21 November 1964.
RM : Redemptoris Missio, Ensiklik Paus Yohanes Paulus II
Mengenai Keabsahan Tetap Mandat Pengutusan Gereja, 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Desember 1990.
C. Singkatan Lain
AKKI : Akademi Kateketik Katolik Indonesia
ASG : Ajaran Sosial Gereja
Baksos : Bakti Sosial
BAN : Badan Administrasi Negara
Dekdiknas : Departemen Pendidikan Nasional
DPP : Dewan Pengurus Paroki
FIPA : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama
FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
JP : Jam Pertemuan
IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
KAS : Keuskupan Agung Semarang
KLMTD : Kaum Lemah Miskin Tersingkir Divabel
Komkat : Komisi Kateketik
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
LPTK : Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
MAWI : Majelis Agung Waligereja Indonesia
MBB : Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
MKB : Mata Kuliah Keahliah Berkarya
MKK : Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan
MPB : Mata Kuliah Perilaku Berkarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MPK : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
PAK : Pendidikan Agama Katolik
PIA : Pendampingan Iman Anak
PKKI : Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan Se-Indonesia
PPL : Program Pengalaman Lapangan
Prodi : Program Studi
PUSKAT : Pusat Kateketik
SJ : Serikat Jesus
SK : Surat Keputusan
SKS : Satuan Kredit Semester
STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik
USD : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengikuti
arus perkembangan dan perubahan jaman (globalisasi dan demokratisasi).
Demikian juga prodi PAK-USD selalu berusaha untuk merumuskan jati dirinya
secara baru menuju perkembangan pembangunan hidup manusia yang modern di
satu sisi dan perkembangan diri manusia. Nilai-nilai hidup manusia yang
menekankan aspek pengetahuan, pembangunan dan pembinan hidup rohani bagi
mahasiswa menjadi perhatian utama dan mendasar.
Sebagai seorang yang nantinya akan mewartakan Sabda Allah dan menjadi
pendidik iman bagi orang lain, mahasiswa ditempa dengan berbagai ilmu
pengetahuan, pembinaan demi perkembangan kepribadian dan berbagai
pengalaman lapangan yang dilakukan di paroki/Lingkungan atau pun di sekolah.
Perkembangan aspek diri yang mendalam baik menyangkut hidup kerohanian
adalah bagian terpenting dalam hidup manusia. Atas dasar kenyataan itu,
selanjutnya melatih hidup rohani dengan melakukan katekese di Lingkungan
merupakan bentuk aktual yang konkret dalam mengembangkan kemampuan
kerohanian setiap pribadi manusia.
Tujuan pendalaman iman sendiri ialah membangun Gereja (Lalu, 2005:
74). Manusia tidak diselamatkan sendiri-sendiri melainkan dipanggil sebagai
anggota umat Allah. Dengan menjalankan katekese manusia dituntut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berbagi pengalaman iman akan Yesus Kristus. Dengan berdialog bersama yang
dasarnya Kristus sendiri maka mengaktualisasikannya lewat sikap dan tindakan
hidup sehari-hari. Calon katekis dituntut secara terus menerus untuk melatih hidup
kerohanian dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Lingkungan seperti
kegiatan katekese.
Menyadari pentingnya melatih hidup kerohani ini, maka PPL PAK Paroki
merupakan salah satu mata kuliah yang tepat diberikan pada mahasiswa dalam
rangka mempersiapkan diri menjadi seorang katekis. Persiapan diri yang
dimaksud lebih ditekankan pada kemampuan memimpin katekese di Lingkungan
seperti mengajak dan mendorong umat untuk berdialog, tanya jawab, sharing
pengalaman iman, dan berefleksi mengenai pergulatan dan perjalan hidup masing-
masing pribadi umat. Pergulatan hidup pribadi itu dapat dicurahkan dalam sebuah
pertemuan katekese, sharing bersama yang menuju perkembangan iman bersama
yang utuh.
Pentingnya mengasah kemampuan menjadi seorang pemimpin/pemandu
dalam suatu pertemuan katekese, menjadi ciri khas dalam mata kuliah PPL PAK
Paroki. PPL PAK Paroki merupakan implementasi dari visi dan misi prodi PAK,
yaitu membangun manusia yang berilmu dan bijaksana dalama rangka
menyiapkan katekis yang terampil membantu sesama orang beriman dalam
mengembangkan imannya. Adapun mahasiswa IPPAK itu terdiri dari biarawan-
biarawati (suster, bruder) dan awam.
Berkaitan dengan pengolahan ini, sebagai mahasiswa penulis mendapat
kesan bahwa belum semua mahsiswa PAK bisa menjadi pemimpin/pemandu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam suatu pertemuan katekese secara baik dan mendalam (khususnya kaum
awam). Selama ini pandangan umat beriman mengenai katekis adalah orang baik,
beriman, tahu tentang ilmu agama, dan bisa memimpin suatu pertemuan katekese.
Peristiwa demi peristiwa pun terjadi dalam dinamika kehidupan mahasiswa PAK.
Ada beberapa mahasiswa yang bahkan jatuh ke dalam dunia pergaulan bebas.
Mahasiswa merasa sudah dewasa, jauh dari orangtua mereka yang berasal dari
luar pulau jawa, sehingga hidup di kota Yogyakarta seolah-olah menjadi suatu
kebebasan yang lepas dari pengawasan orangtua. Akibatnya mereka lupa akan
tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan oleh orangtuanya, akhirnya
berpengaruh pada nilai dan prestasi akademik yang semakin menurun, kuliah pun
menjadi tidak selesai tepat pada waktunya. Tentu saja kejadian ini menyedihkan
perasaan banyak pihak, terutama orangtua. Penyesalan pun datang terlambat,
namun sudah tidak berguna. Yang ada kini adalah mempertanggung jawabkannya
secara penuh.
Keprihatinan yang lainnya adalah kurangnya keterlibatan mahasiswa di
Lingkungan. Pihak kampus mengharapkan agar para mahasiswa aktif terlibat
dalam hidup menggereja, khususnya di Lingkungan tempat tinggal. Pada
kenyataannya, mahasiswa hanya mau terjun ke Lingkungan apa bila ada tugas
wajib dari kampus. Ada juga mahasiswa yang tidak jujur dalam melaksanakannya,
mahasiswa sudah menyiapkan persiapan katekese yang akan dilaksanakan di
suatu Lingkungan namun mereka tidak mempraktikannya. Padahal kesempatan itu
merupakan suatu kesempatan untuk melatih seorang mahasiswa calon katekis
dalam melaksanakan suatu pertemuan, bekal baik untuk melatih kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kerohanian diri berkumpul bersama dengan umat dan bersharing pengalaman
iman. Namun masih ada mahasiswa yang tidak jujur dan tidak sungguh-sungguh
melaksanakannya.
Problem-problem semacam ini terjadi karena faktor pribadi dari calon
katekis itu sendiri. Sejauh mana para mahasiswa menghayati motivasi menjadi
katekis sebagai suatu pilihan (anugerah) berdasarkan iman yang mendalam dan
kesadaran dari diri sendiri secara penuh. Sikap tidak jujur, malas, dan tidak peduli
menyebabkan mahasiswa merasa terasing dan kesepian, tentu saja hal ini semakin
memperburuk keadaan. Penulis mendapat kesan bahwa peristiwa-peristiwa itu
mungkin tidak akan terjadi apa bila mahasiswa benar-benar mau jujur
melakasanakan tugas-tugas dalam mata kuliah PPL PAK Paroki.
Menyiapkan tenaga yang terampil dalam membangun hidup jemaat benar-
benar dituntut kemampuan yang profesional dalam bidangnya, di Prodi PAK
melalui mata kuliah PPL PAK Paroki berusaha menjawab kebutuhan tersebut.
Artinya para calon katekis yang belajar di lembaga ini, sebagai kader internal
Gereja akan diarahkan dan dilatih kemampuannya dalam memimpin suatu
pertemuan katekese yang dilaksanakan di kelas dan di Lingkungan. Melalui mata
kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa diharapkan dapat menjadi seorang pribadi
yang terampil dalam mempersiapkan dan memimpin suatu pertemuan katekese
atau pendalaman iman, terlebih lagi mahasiswa juga diharapkan benar-benar
menghayati panggilan hidupnya sebagai seorang katekis.
Berdasarkan uraian di atas penulis perlu untuk mengetahui secara lebih
jauh tentang PENGARUH MATA KULIAH PROGRAM PENGALAMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI TERHADAP
PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS DI PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA. Melalui penulisan ini penulis ingin merefleksikan
kembali proses mata kuliah PPL PAK Paroki yang berlangsung di Prodi PAK
USD.
B. Rumusan Permasalahan
Dari beberapa keprihatinan yang diuraikan dalam latar belakang, maka
dirumuskan permasalahan skripsi yakni:
1. Apa yang terjadi di PPL PAK Paroki?
2. Apa yang dimaksud dengan panggilan, katekis, peran katekis, tugas-tugas
katekis, kekhasan panggilan katekis serta spiritualitas katekis?
3. Upaya-upaya apa yang perlu digunakan demi meningkatkan kesadaran
mahasiswa akan panggilannya sebagai sebagai seorang katekis?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Menjelaskan apa yang terjadi di PPL PAK Paroki.
2. Menjelaskan arti dari panggilan, katekis, peran katekis, tugas-tugas katekis,
kekhasan panggilan katekis, serta spiritualitas katekis.
3. Menjelaskan upaya-upaya yang perlu digunakan demi meningkatkan kesadaran
mahasiswa akan panggilannya sebagai sebagai seorang katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa PAK-USD Yogyakarta
Hasil penelitian ini akan sangat membantu dan meneguhkan para
mahasiswa PAK dalam mencapai panggilannya sebagai seorang katekis dalam
melaksanakan tugas dan karyanya kelak bila berada di tengah umat atau di Paroki
dimana mereka berkarya dalam berkatekese ditengah umat.
2. Bagi Peneliti
Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan pengetahuan dan
pemahaman peneliti tentang pengaruh PPL PAK Paroki terhadap panggilan
mahasiswa menjadi seorang katekis di Prodi-PAK semakin diteguhkan. Selain itu,
melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan bekal yang baik untuk
peneliti dalam proses menjadi pewarta yang semakin berkompeten dan teguh akan
panggilan.
E. Metode Penulisan
Guna memperoleh data dan kajian yang mendukung penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Yang dimaksud dengan metode
ini adalah suatu cara penulisan yang dilakukan dengan landasan pengalaman dan
diperkaya kajian teori yang disertai dengan analisis tentang permasalahan yang
dibahas. Penulisan ini juga disertai dengan data penelitian sederhana untuk
mengetahui pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki terhadap panggilan
mahasiswa menjadi seorang katekis di Prodi PAK-USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Sistematika Penulisan
Penulis memilih judul skripsi PENGARUH MATA KULIAH
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK PAROKI TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI
SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA yang akan
diuraikan dalam lima bab sebagai berikut:
Bab I dalam skripsi ini adalah pendahuluan. Bab ini berisikan pendahuluan
yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II ini adalah penelitian tentang situasi mata kuliah PPL PAK Paroki
bagi mahasiswa di prodi PAK. Bab ini memaparkan tentang gambaran
perkuliahan PPL PAK Paroki di PAK yang meliputi pembekalan selama kuliah
tatap muka, membuat persiapan katekese, melaksanakan katekese di kelas,
melaksanakan katekese di Lingkungan, refleksi dan evaluasi PPL PAK Paroki.
Penelitian tentang pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki yang meliputi latar
belakang penelitian, permasalahan penelitian dan tujuan penelitian. Metodologi
penelitian yang meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu, responden, variabel,
tehnik analisis data, hasil penelitian dan pembahasan, pembahasan hasil penelitian
dan kesimpulan.
Bab III ini menuliskan tentang mata kuliah PPL PAK Paroki sebagai
pendukung panggilan mahasiswa sebagai katekis di Prodi PAK. Pada bab ini
penulis menggali lebih dalam kajian pustaka tentang tiga pembahasan yaitu
mengenai gambaran Prodi PAK yang meliputi sejarah Prodi PAK, visi, misi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tujuan dan sasaran Prodi PAK, kemudian mengenai mata kuliah PPL PAK Paroki
dalam kurikulum yang meliputi kurikulum di prodi PAK. Bagian ketiga mengenai
panggilan mahasiswa PAK sebagai katekis di Paroki yang meliputi pengertian
umum panggilan, pengertian panggilan menurut Kitab Suci, pengertian katekis
paroki, pengertian panggilan sebagai katekis paroki, kekhasan panggilan katekis,
peran katekis paroki, tugas-tugas katekis paroki, spiritualitas katekis, pengertian
spiritualitas, spiritualitas seorang katekis, pengertian spiritualitas katekis, perlunya
spiritualitas bagi katekis dan macam-macam spiritualitas, dan tentang peran mata
kuliah PPL PAK Paroki dalam mendukung panggilan mahasiswa PAK sebagai
katekis paroki.
Bab IV berisikan tentang usulan program rekoleksi model Shared
Christian Praxis sebagai upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan
panggilannya sebagai katekis. Pada bab ini memaparkan mengenai usulan
program yang meliputi latar belakang penyusunan program, alasan pemilihan
tema, pedoman pelaksanaan program dan contoh persiapan rekoleksi model
Shared Christian Praxis.
Bab V ini berisikan tentang penutup. Bagian terakhir penulisan skripsi ini,
menyampaikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang dibuat ini mencangkup
mengenai isi dari bab I sampai bab IV. Saran yang dibuat ini berisikan masukan-
masukan bagi Prodi PAK dan juga bagi mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
PENELITIAN TENTANG SITUASI MATA KULIAH PPL PAK PAROKI
BAGI MAHASISWA DI PRODI IPPAK
Dalam rangka proses pewartaan Injil, Prodi IPPAK memberikan
sumbangan keterlibatan dalam mengembangkan karya pastoral Gereja, dengan
cara mendidik dan menghantarkan mahasiswa untuk menggali panggilannya
sebagai katekis. Untuk menjadi pewarta kabar gembira seperti katekis di jaman
sekarang ini bukanlah sesuatu yang mudah. Profesi yang menggeluti bidang
kerohanian ini sangat membutuhkan keutamaan-keutamaan seperti sikap redah
hati, mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu menghargai hasil karya
orang lain, dan mengerti orang-orang yang ada di sekitarnya. Keutamaan-
keutamaan semacam ini dibutuhkan tidak hanya saja agar dapat diterima dan
menerima rekan kerja yang ada, tetapi juga untuk dapat mengerti dan memahami
jemaat yang dilayani karena di dalam berproses bersama dengan umat
memerlukan suasana yang komunikatif dan saling terbuka satu sama lain.
Di dalam mata kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa diperkenalkan dan
dilatih untuk menjadi seorang pemimpin suatu pertemuan katekese sebagai bentuk
pelayanan dari tugas seorang katekis. Tujuan serta isi dari mata kuliah PPL PAK
Paroki antara lain, mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang dewasa
atau bisa disebut sebagai pertemuan katekese, yang membahas pokok-pokok
tentang kekhasan tujuan, orientasi jemaat, sharing pengalamn iman, metode-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
metode dalam pendalamn iman orang dewasa, dan penerapannya dalam katekese
umat, khususnya dalam model Shared Christian Praxis (Sumarno Ds., 2014: 1).
A. Gambaran Perkuliahan PPL PAK Paroki di IPPAK
PPL PAK Paroki merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
dilaksanakan oleh semua mahasiswa di Prodi IPPAK, salah satu mata kuliah
bersyarat yang dituntut untuk lulus dalam pelaksanaanya. Untuk bisa mengambil
mata kuliah PPL PAK Paroki ini mahasiswa harus menempuh mata kuliah yang
wajib lulus di semester-semester sebelumnya seperti mata kuliah Pengantar PAK
Paroki, PAK Paroki dan Pastoral Paroki.
Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAK, mendalami dan
mempersiapkan mahasiswa untuk melaksanaan katekese, khususnya katekese
orang dewasa atau pendalaman iman orang dewasa. Mata kuliah PPL PAK Paroki
memaparkan pokok-pokok tentang kekhasan tujuan, orientasi jemaat, sharing
pengalaman iman, metode-metode dalam pendalaman iman orang dewasa, dan
penerapannya dalam katekese umat khususnya dalam model Shared Christian
Praxis (SCP). Maka tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki membantu mahasiswa
untuk menemukan perannya sebagai seorang pemimpin dalam katekese atau
sebagai seorang katekis yang tugasnya sebagai pemimpin katekese yang terampil
dalam melakasanakan suatu pertemuan katekese. Dengan melaksanakan PPL
PAK Paroki, diharapkan mahasiswa semakin mantap akan panggilan hidupnya
sebagai seorang katekis (Sumarno Ds., 2014: 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Akan tetapi pada prosesnya mahasiswa masih mengalami hambatan atau
kesulitan selama mengikuti proses perkuliahan. Hambatan atau kesulitan nampak
dari luar diri yaitu ketika mahasiswa merasa bosan dengan metode pembelajaran
yang digunakan dalam mengajar mata kuliah PPL PAK Paroki, merasa bingung
dan kesulitan dalam proses bimbingan, karena masing-masing dosen memiliki
pandangan yang berbeda-beda. Sedangkan hambatan atau kesulitan yang nampak
dari dalam diri yaitu rasa malas dan selalu menunda-nunda mengerjakan tugas,
sehingga dalam melaksanakan katekese mahasiswa belum benar-benar
melaksanakan PPL PAK Paroki ini dengan jujur dan penuh tanggung jawab,
masih banyak mahasiswa yang melaksanakan PPL PAK Paroki ini karena
tuntutan kuliah. Maka tak jarang ketika mendapati mahasiswa yang tidak jujur
dalam melakasanakan PPL PAK Paroki, mahasiswa belum benar-benar
melaksanakan PPL sebagai suatu tuntutan panggilan menjadi seorang katekis.
1. Pembekalan Selama Kuliah Tatap Muka
Mempersiapkan satuan pertemuan katekese memang tidak mudah, maka
para dosen memberikan waktu khusus kepada mahasiswa untuk kuliah
pembekalan/pelatihan tatap muka yang berlangsung selama 12-13 pertemuan.
Dengan diadakannya pembekalan atau pelatihan diharapkan mahasiswa
memahami maksud dan tujuan terselenggarakanya mata kuliah PPL PAK Paroki.
Tujuan mata kuliah ini adalah mahasiswa memperoleh pengetahuan dan
pengalaman tentang bermacam cara dan metode dalam pendalaman iman,
khususnya pendalaman iman orang dewasa, sehingga mahasiswa memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
keterampilan untuk melaksanakan pendalaman iman umat dalam tingkat paroki
(Sumarno Ds., 2014: 2).
Kuliah PPL PAK Paroki menawarkan model katekese yang dapat
digunakan mahasiswa dalam melakasanakan katekese di Lingkungan, seperti
model pengalaman hidup, model biblis, model campuran biblis dan pengalaman
hidup, dan model Shared Christian Praxis (SCP). Dengan adanya berbagai model
katekese tersebut diharapkan mahasiswa dapat menguasai salah satu yang
ditawarkan dalam perkuliahan PPL PAK Paroki. Dalam perkuliahan PPL PAK
Paroki ini, mahasiswa hanya difokuskan dalam model katekese yang dapat
merangkul semua kalangan, dari orang muda, orang dewasa bahkan para orang tua
yang sudah lanjut usia yaitu berfokus dengan model Shared Christian Praxis
(SCP). Mahasiswa diwajibkan untuk menempuh mata kuliah ini di semester VI
dengan kuliah tatap muka sebagai pembekalan, kemudian mahasiswa dituntut agar
melakasanakan katekese di Lingkungan umat.
2. Membuat Persiapan Katekese
Sebelum mempraktikan katekese mahasiswa harus membuat satuan
persiapan katekese yang akan dipraktikan di Lingkungan, persiapan PPL PAK
Paroki dibuat sebanyak 2 (dua) lembar, 1 (satu) lembar persiapan diserahkan
kepada dosen pembimbing dalam bentuk lembar yang asli bukan fotocopy dan 1
(satu) lembar untuk mahasiswa yang bersangkutan sendiri. Dalam pembuatan
satuan persiapan PPL PAK Paroki, tema yang akan digunakan dalam
pelaksanakaan katekese pada prinsipnya diambil dari bacaan Injil pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pelaksanaan PPL PAK Paroki yang ditentukan. Namun, mahasiswa bisa
menggunakan tema dan bacaan dari Kitab Suci yang lain apabila ada permintaan
secara tertulis dari pimpinan umat di mana PPL PAK Paroki yang akan
dilaksanakan.
Dalam membuat satuan persiapan mahasiswa harus mengkonsultasikan
dengan dosen pembimbing minimal 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan
katekese. Mahasiswa bisa melaksanakan katekese bila satuan persiapan sudah
mendapatkan persetujuan dengan tandatangan dari dosen pembimbing, minimal
memperoleh tanda tangan pensil dengan konsekuensi harus direvisi, atau dengan
tanda tangan pena atau tanpa direvisi (Sumarno Ds., 2014: 40).
3. Melaksanakan Katekese di Kelas
Mata kuliah PPL PAK Paroki memberikan banyak kesempatan bagi
semua mahasiswa di semester VI untuk melaksanakan katekese secara langsung di
hadapan dosen pembimbing dan teman-teman kelompok. Proses yang
berlangsung selama melaksanakan katekese di kelas dilaksanakan satu minggu
sekali, dengan syarat mahasiswa sudah membuat satuan persiapan PPL PAK
Paroki. Bacaan Injil yang diguanakan untuk melaksanakan katekese di kelas,
diambil dari hari Minggu sebelum PPL Kelas yang ditentukan.
Tujuan dilaksanakannya PPL di kelas selain sebagai bekal yang berguna
untuk secara langsung melaksanakan PPL PAK Paroki yaitu di Lingkungan
tempat tinggal umat, juga sebagai pembelajaran bagi mahasiswa pelaksana
katekese dalam mengasah kemampuan atau keterampilan berbicara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menguasai alat atau sarana yang ada. Dengan melaksanakan PPL di kelas juga
untuk melihat sejauh mana mahasiswa pelaksana katekese di kelas diuji
kemampuannya, semangat dan tenang menghadapi kemungkinan terburuk serta
yang paling terpenting melihat sejauh mana mahasiswa pelaksana katekese di
kelas mampu mewartakan Yesus.
4. Melaksanakan Katekese di Lingkungan
Mata kuliah PPL PAK Paroki tidak berhenti dengan melaksanakan
katekese di kelas saja. Setelah melaksanakan katekese di kelas dan sudah
mendapatkan sedikit pengalaman bersama teman-teman di kelas, para mahasiswa
dituntut untuk terjun langsung ke Lingkungan tempat tinggal umat. Tujuan dari
melaksanakan katekese di Lingkungan tempat tinggal umat antara lain yaitu
diharapkan para mahasiswa mendapatkan banyak pengalaman terutama
pengalaman berlajar bersama-sama dengan umat, pengalaman memimpin
pendalman iman dengan model katekese yang ditawarkan, pengalaman melatih
keterampilan, serta yang paling penting pengalaman untuk mengasah panggilan
masing-masing mahasiswa menjadi seorang katekis bersedia untuk melayani
umat.
Dalam melaksanakan katekese di Lingkungan mahasiswa tidak lepas
begitu saja, melainkan ada seorang evaluator dan pendukung. Seorang evaluator
ini tidak dipilih oleh dosen, melainkan dipilih sendiri oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Evaluator ini diwajibkan adalah mahasiswa yang masih menempuh
mata kuliah PPL PAK Paroki, atau mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PPL PAK Paroki. Sedangkan pendukung merupakan mahasiswa semester IV yang
sedang menempuh mata kuliah PAK Paroki, hal ini bertujuan agar mahasiswa
semester IV memperoleh pengalaman atau gambaran tentang ber-PPL PAK
Paroki.
5. Refleksi dan Evaluasi PPL PAK Paroki
Melalui PPL PAK Paroki mahasiswa merasa semakin diperkaya dengan
berbagai pengalaman baru. Pengalaman-pengalaman baru masing-masing
mahasiswa dituliskan di dalam sebuah kertas refleksi. Refleksi ini nantinya akan
menjadi sebuah pegangan agar selalu direfleksikan oleh masing-masing
mahasiswa. Secara keseluruhan banyak refleksi mahasiswa yang mengatakan
bahwa PPL PAK Paroki ini sangat membantu mereka dalam melaksanakan
kegiatan katekese, selain membantu dalam menyelesaikan tugas karena tuntutan
matakuliah, juga membantu dalam hal melatih keterampilan masing-masing
mahasiswa dan juga membantu melatih berkomunikasi dengan umat. Adapun
pokok-pokok yang direfleksikan oleh pelaksana katekese yaitu tema, tujuan,
proses pengembangan langkah-langkah, komunikasi iman, sarana dan metode,
suasana katekese dalam kelompok, tanggapan dan keterlibatan peserta,
penguasaan bahan dan hal-hal yang perlu ditingkatkan untuk pelaksanaan
katekese berikutnya.
Setelah melaksanakan katekese bersama umat, mahasiswa pelaksana
katekese juga harus mengadakan evaluasi, evaluasi dilakukan bisa bersama
dengan umat/umum bisa juga bersama teman yang dipilih menjadi evaluator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tujuan diadakanya evaluasi antara lain untuk mengukur kesesuaian tema yang
digunakan, tujuan/rencana dengan kenyataan yang ada dan menyusun perbaikan
untuk pelaksanaan katekese berikutnya. Adapun pokok-pokok yang dievaluasi
yaitu mengenai tema katekese, tujuan katekse, jalannya pertemuan katekese,
keterampilan katekis, tanggapan peserta katekese, kesan dan sarana untuk
perbaikan lebih lanjut serta hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam katekese
berikutnya (Sumarno Ds., 2014: 30)
B. Penelitian tentang Pengaruh Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Pada bagian ini akan menguraikan mengenai seberapa besar pengaruh
mata kuliah PPL PAK Paroki dalam upaya meningkatkan panggilan mahasiswa
menjadi seorang katekis di Prodi IPPAK USD. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruhnya, penulis mengadakan penelitian untuk mahasiswa di Prodi IPPAK
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang di dalamnya menguraikan tentang
latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian dan
metodologi penelitian.
1. Latar Belakang Penelitian
Penulis merasa prihatin melihat sebagian mahasiswa (khususnya
mahasiswa awam) di prodi PAK yang kurang mendalami panggilannya sebagai
katekis. Penulis melihat ada beberapa permasalahan yang mereka hadapi.
Permasalahan itu misalnya seperti mereka sulit meluangkan waktu untuk
mengikuti kegiatan di Lingkungan, mereka disibukkan oleh kegiatan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
masing-masing. Mereka mengikuti kegiatan di Lingkungan bila hanya ada tugas
dari kampus saja, misalnya tugas dalam mata kuliah PPL PAK Paroki, dan yang
lebih memprihatinkan lagi masih ada mahasiswa yang tidak jujur dalam
melaksanakan tugasnya itu, contoh kecilnya ketika membuat satuan pertemuan
mereka tidak membuat satuan pertemuan itu dengan sungguh-sungguh atau
dengan hasil karya sendiri melainkan hanya copy paste pekerjaan yang sudah ada
atau dari kakak tingkat.
Sikap tidak jujur lain yaitu memang mereka sudah mempersiapkan
persiapan pelaksanaan suatu pertemuan katekese, namun pada pelaksanaannya ada
mahasiswa yang tidak melaksanakannya, melainkan hanya meminta tandatangan
dan cap agar terlihat sudah melaksanakan pertemuan itu. Hal itu lah yang sangat
memprihatinkan dari situasi mahasiswa sekarang ini. Padahal kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan di Lingkungan sangatlah baik demi memperkuat dan
meneguhkan panggilan mahasiswa sebagai katekis, dan juga sebenarnya tugas-
tugas yang diberikan dari pihak kampus juga sangat bagus dan sangat membantu
misalnya tugas PPL PAK PAK Paroki, mahasiswa diminta menjadi seorang
pemimpin pertemuan katekese, tugas-tugas itu sangatlah baik demi meneguhkan
akan panggilannya sebagai katekis.
2. Permasalahan Penelitian
a. Bagaimana pandangan mahasiswa IPPAK tentang pengertian mata kuliah PPL
PAK Paroki?
b. Bagaimana pandangan mahasiswa PAK tentang tujuan mata kuliah PPL PAK
Paroki?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Bagaimana pandangan mahasiswa PAK tentang hambatan/kesulitan selama
mengikuti proses mata kuliah PPL PAK Paroki?
d. Sejauh mana peran mata kuliah PPL PAK Paroki dalam membantu mahasiswa
untuk memupuk panggilan sebagai seorang katekis di paroki?
3. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pandangan mahasiswa PAK mengenai pengertian mata kuliah PPL
PAK Paroki.
b. Mengetahui pandangan mahasiswa PAK mengenai tujuan mata kuliah PPL
PAK Paroki.
c. Mengetahui pandangan mahasiswa PAK mengenai hambatan/kesulitan dalam
mengikuti proses mata kuliah PPL PAK Paroki
d. Mengetahui sejauh mana peran mata kuliah PPL PAK Paroki dalam membantu
mahasiswa memupuk panggilan sebagai seorang katekis di paroki
4. Metodologi Penelitian
Bagian ini akan menguraikan metodologi penelitian yang mencakup
beberapa hal antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu, responden, variabel
serta pembahasan hasil penelitian.
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini
mengunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat ex-post facto. Riduwan (2010:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
50) mengutip pendapat Sugiyono bahwa penelitian ex-post facto adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut. Untuk memperoleh data penelitian, penulis
menggunakan kuesioner. Metode kuesioner tipe pilihan merupakan suatu tehnik
pengumpulan dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan/pernyataan untuk diisi oleh responden (Sutrisno Hadi, 2004: 178).
Jenis kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tertutup (closed questionare),
artinya kuesioner disusun dengan menyediakan pilihan jawaban, sehingga
responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas
Sanata Dharma Jl. Ahmad Jazuli no. 02, Kotabaru-Yogyakarta. Sedangkan waktu
pelaksanaannya adalah bulan Juli 2015.
c. Responden Penelitian
Responden penelitian adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristis tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan Iqbal,
2002: 58). Sedangkan populasi adalah keseluruhan subjek peneliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAK-USD dari angkatan 2010 sampai
dengan angkatan 2012 yang sudah menempuh mata kulaih PPL PAK Paroki di
semester VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan tehnik sampling
insidental. Pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data (Sugiyono, 2009: 85). Berdasarkan presensi mata kuliah PPL PAK Paroki,
jumlah mahasiswa angkatan 2010/2011 yaitu sebanyak 39 mahasiswa, jumlah
mahasiswa angkatan 2011/2012 yaitu sebanyak 41 mahasiwa, dan jumlah
mahasiswa angkatan 2012/2013 yaitu sebanyak 65 mahasiswa. Jadi total jumlah
mahasiswa dari tiga angkatan tersebut sebanyak 145 mahasiswa. Dari setiap
angkatan dipilih 25 mahasiswa dari setiap angkatan yang dipandang kaya akan
informasi untuk dijadikan sebagai bahan studi yang mendalam (Azwar Saifuddin
2006: 01). Maka berdasarkan cara ini, peneliti mengambil subyek penelitian
dengan komposisi jumlah responden terdiri dari angkatan 2010/2011 dipilih 25
mahasiswa, 2011/2012 dipilih 25 orang mahasiswa, dan angkatan 2012/2013
dipilih 25 orang mahasiswa, jadi jumlahnya yaitu 75 orang mahasiswa.
d. Variabel
Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenis
maupun dalam tingkat (Sutrisno Hadi, 2012: 250). Aspek-aspek yang akan diteliti
sehubungan dengan upaya meningkatkan panggilan mahasiswa PAK-USD
sebagai seorang katekis. Penulis mengelompokkan varibel dalam penilitian ke
dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel 1. Variabel Penelitian Tentang Mata Kuliah PPL PAK Paroki
No Aspek variabel Item Soal Jumlah
1 Pengertian dan proses mata
kuliah PPL PAK Paroki
1,2,3,4,5,
6,7,8,9,10
10
2 Tujuan PPL PAK Paroki 11,12,13 3
3 Hambatan/Kesulitan dalam
mengikuti proses perkuliahan
14,15,16,17 4
Jumlah Soal 17
Tabel 2. Variabel Penelitian Mengenai Panggilan menjadi Katekis
No Aspek variabel Item Soal Jumlah
1 Panggilan mahasiswa sebagai
katekis
18,19,20,
21,22,23,24
25,26,27
10
2 Mata kuliah PPL PAK Paroki
dalam membantu mahasiswa
dalam menanggapi
panggilanya sebagai katekis
28,29,30,31,
32,33,34,
35,36,37,38,
39,40
13
Jumlah Soal 23
e. Tehnik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari sumber yakni kuesioner. Setelah mendapat data, peneliti mengadakan reduksi
data yang dilakukan dengan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga
sehingga tetap berada di dalamnya. Untuk selanjutnya peneliti
mengkategorisasikan serta melakukan koding. Sebagai tahap akhir peneliti
mengadakan pemeriksaan data kembali setelah itu menafsirkan data dan memakai
dalam bentuk teori yang sesungguhnya berdasarkan hasil penelitian (Sugiono,
2019 : 149). Dalam memperoleh prosentase suara responden diperoleh dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
cara membagi frekuensi suara responden (F) dengan jumlah responden
keseluruhan (N) kemudian dikalikan dengan 100% atau dengan rumus:
Keterangan:
F : Suara Responden
N : Jumlah Respomden
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bahasan ini, akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan
kemudian akan membahas hasil dari penelitian tersebut. Penelitian tentang
pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki terhadap panggilan mahasiswa sebagai
katekis di prodi PAK-USD. Penelitian ini dilakukan guna untuk melihat sejauh
mana mata kuliah PPL PAK Paroki berpengaruh dan membantu mahasiswa dalam
menanggapi panggilannya sebagai katekis.
a. Hasil Penelitian Tentang Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Melalui penelitian dengan cara penyebaran kuesioner langsung kepada
mahasiswa yang sudah mengalami dan menempuh mata kuliah PPL PAK Paroki
menghasilkan sebuah data temuan. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak
75 kuesioner yang tersebar secara tersusun atau dikhususkan untuk angkatan
2012/2013, angkatan 2011/2012, dan angkatan 2010/2011 sehingga mampu
terkumpul semua dengan jumlah yang sama dengan apa yang sudah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Variabel Penelitian Mengenai Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL
PAK Paroki
Tabel 3. Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL PAK Paroki
(N: 75)
No. Pernyataan Pilihan Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Mata kuliah PPL PAK Paroki mendalami
dan melaksanakan pendalaman iman
orang dewasa
SS
S
R
TS
STS
33
36
6
0
0
44
48
8
0
0
2
(1)
Mata kuliah PPL PAK Paroki
mengajarkan mahasiswa dalam hal
(2)
SS
S
(3)
41
33
(4)
54,7
44
(5)
Berkatekese R
TS
STS
1
0
0
1,3
0
0
3 PPL PAK Paroki adalah mata kuliah yang
mengajarkan tentang bermacam cara dan
metode berkatekese
SS
S
R
TS
STS
34
35
5
1
0
45,3
46,7
6,7
1,3
0
4 PPL PAK Paroki merupakan mata kuliah
yang mengajarkan keterampilan untuk
melaksanakan pendalaman iman umat
SS
S
R
TS
STS
35
40
0
0
0
46,7
53,3
0
0
0
5 Mahasiswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman selama
mengikuti proses mata kuliah PPL PAK
Paroki
SS
S
R
TS
STS
38
33
3
1
0
50,7
44
4
1,3
0
6
Mahasiswa dituntut untuk mengikuti
proses pelatihan/pembekalan dengan
kuliah tatap muka di kelas
SS
S
R
TS
STS
46
28
1
0
0
61,3
37,4
1,3
0
0
7 Mata kuliah PPL PAK Paroki menuntut
mahasiswa untuk melaksanakan praktik
di kelas dan di lingkungan
SS
S
R
TS
STS
45
21
8
1
0
60
28
11
1,3
0
8 Pelaksanaan praktik di lingkungan SS 32 42,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(1) (2) (3) (4) (5)
mengharuskan mahasiswa praktikan di
dampingi oleh pendukung pelaksanaan
dari semester IV
S
R
TS
STS
28
13
2
0
37,4
17,3
2,6
0
9 Mata kuliah PPL PAK Paroki menuntut
mahasiswa untuk melakukan praktik
minimal 4 kali
SS
S
R
TS
STS
36
24
10
5
0
48
32
13,3
6,7
0
10 Mahasiswa yang ditunjuk sebagai
evaluator maupun sebagai pendukung
sangat membantu dalam perbaikan
pelaksanaan praktik berkatekese
SS
S
R
TS
STS
27
36
11
1
0
36
48
14,7
1,3
0
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner diketahui beberapa pengertian
mengenai PPL PAK Paroki. Sebanyak (44%) mahasiswa sangat setuju dan (48%)
setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki mendalami dan melaksanakan
pendalaman iman orang dewasa. Kemudian sebanyak (54,7%) mahasiswa sangat
setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki mengajarkan mahasiswa dalam hal
berkatekese. Selain itu, mata kuliah PPL PAK Paroki mengajarkan tentang
bermacam cara dan metode berkatekese. Sebanyak (45,3%) mahasiswa sangat
setuju dan (46,7%) setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian sebanyak
(46,7%) mahasiswa sangat setuju dan (53,3%) setuju bahwa PPL PAK Paroki
merupakan mata kuliah yang mengajarkan keterampilan untuk melaksanakan
pendalaman iman umat. Melalui mata kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Sebanyak (50,7%)
mahasiswa sangat setuju dan (44%) setuju dengan pernyataan ini. Sebanyak
(61,3%) mahasiswa sangat setuju dan (37,4%) setuju bahwa dalam melaksanakan
PPL PAK Paroki, mahasiswa dituntut untuk mengikuti proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pelatihan/pembekalan dengan tatap muka di kelas. Selain itu, (60%) mahasiswa
sangat setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki menuntut mahasiswa untuk
melaksanakan praktik di kelas dan lingkungan.
Sebanyak (42,7%) mahasiswa sangat setuju dan (34,7%) setuju bahwa
pelaksanaan praktik di lingkungan mengharuskan mahasiswa praktikan
didampingi oleh pendukung pelaksanaan dari semester IV. Pelaksanaan praktik
katekese dilaksanakan sebanyak minimal 4 kali. Sebanyak (48%) mahasiswa
sangat setuju dan (32%) mahasiswa setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian
sebanyak (36%) mahasiswa sangat setuju serta (48%) setuju bahwa mahasiswa
yang ditunjuk sebagai evaluator maupun pendukung sangat membantu dalam
perbaikan praktik berkatekese.
2) Tujuan PPL PAK Paroki
Tabel 4. Tujuan PPL PAK Paroki
(N= 75)
No. Pernyataan Pilihan Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
11 Mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan
untuk membantu mahasiswa mengetahui
berbagai jenis model-model katekese
SS
S
R
TS
STS
29
33
12
1
0
38,7
44
16
1,3
0
12 Matakuliah PPL PAK Paroki menuntut
mahasiswa supaya mampu melaksanakan
katekese
SS
S
R
TS
STS
38
33
4
0
0
50,7
44
5,3
0
0
13 Mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan
untuk mempersiapkan mahasiswa agar
terampil dalam melakasanakan suatu
pertemuan katekese
SS
S
R
TS
STS
41
32
1
1
0
54,7
42,7
1,3
1,3
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tujuan PPL PAK Paroki adalah untuk membantu mahasiswa mengetahui
berbagai jenis model-model katekese. Sebanyak (38,7%) mahasiswa sangat
setuju, (44%) mahasiswa setuju, (16%) mahasiswa ragu-ragu dan (1,3%)
mahasiswa tidak setuju dengan pernyataan ini. Sedangkan sebanyak (50,7%)
mahasiswa sangat setuju, (44%) mahasiswa setuju dan (5,3%) mahasiswa ragu-
ragu bahwa matakuliah PPL PAK Paroki menuntut mahasiswa supaya mampu
melaksanakan katekese. Tujuan lain dari PPL PAK Paroki adalah untuk
mempersiapkan mahasiswa agar terampil dalam melaksanakan suatu pertemuan
katekese. Sebanyak (54,7%) mahasiswa sangat setuju, (42,7%) setuju, (1,3%)
mahasiswa ragu-ragu dan (1,3%) tidak setuju dengan pernyataan ini.
3) Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan
Tabel. 5 Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan
(N= 75)
No. Pernyataan Pilihan Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
14 Metode pembelajaran yang digunakan
dalam mengajar mata kuliah PPL PAK
Paroki terlalu sulit
SS
S
R
TS
STS
3
17
29
21
5
4
22,6
38,7
28
6,7
15 Jadwal pertemuan mata Kuliah PPL PAK
Paroki terlalu sedikit
SS
S
R
TS
STS
2
14
30
26
3
2,7
18,7
40
34,6
4
16 Sedikitnya waktu untuk bertemu dosen
pembimbing/bimbingan dalam
mempersiapkan satuan pertemuan
katekese
SS
S
R
TS
STS
14
21
19
20
1
18,7
28
25,3
26,7
1,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(1) (2) (3) (4) (5)
17 Saya terkadang masih merasa bingung
dan kesulitan dalam proses bimbingan,
karena masing-masing dosen memiliki
pandangan yang berbeda-beda
SS
S
R
TS
STS
30
32
10
3
0
40
42,7
13,3
4
0
Pendapat mahasiswa mengenai hambatan dalam proses perkuliahan yang
berkaitan dengan metode pembelajaran cukup beragam. Sebanyak 4% mahasiswa
sangat setuju, (22,6%) mahasiswa setuju, (38,7%) ragu-ragu, (28%) tidak setuju
dan (6,7%) mahasiswa sangat tidak setuju bahwa metode pembelajaran yang
digunakan dalam mengajar mata kuliah PPL PAK Paroki terlalu sulit. Hambatan
dari segi jadwal kuliah menunjukkan (2,7%) mahasiswa yang sangat setuju,
(18,7%) mahasiswa setuju, (40%) mahasiswa ragu-ragu, (34,6%) tidak setuju dan
(4%) sangat tidak setuju bahwa jadwal pertemuan mata Kuliah PPL PAK Paroki
terlalu sedikit. Kemudian, (18,7%) mahasiswa sangat setuju, (28%) setuju,
(25,3%) ragu-ragu dan (1,3%) mahasiswa sangat tidak setuju bahwa sedikitnya
waktu untuk bertemu dosen pembimbing/bimbingan dalam mempersiapkan
satuan pertemuan katekese. Dalam proses bimbingan masih terdapat (40%)
mahasiswa yang sangat setuju, (42,7%) mahasiswa setuju, (13,3%) ragu-ragu dan
(4%) tidak setuju bahwa meraka terkadang masih merasa bingung dan kesulitan
karena masing-masing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4) Variabel Penelitian mengenai Panggilan menjadi Katekis
Tabel 6. Panggilan Mahasiswa sebagai Katekis
(N= 75)
No. Pernyataan Pilihan Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
18 Katekis dipanggil untuk mewartakan
sabda, merenungkan sabda dan memberi
kesaksian atas sabda
SS
S
R
TS
STS
23
41
11
0
0
30,6
54,7
14,7
0
0
19 Bagi seorang katekis kesadaran akan
tugas sebagai suatu panggilan merupakan
unsur esensial atau paling pokok sebagai
seorang yang terpanggil
SS
S
R
TS
STS
23
42
10
0
0
30,6
56,1
13,3
0
0
20
Katekis adalah orang yang berkarya
dalam karya pewartaan Gereja
SS
S
R
TS
STS
30
35
5
5
0
40
46,6
6,7
6,7
0
21 Sebagai pewarta sabda katekis dituntut
untuk memahami ajaran tentang iman
katolik dan memiliki hidup yang baik
meliputi rela berkorban, hidup sederhana,
rendah hati, dan semangat melayani
SS
S
R
TS
STS
40
30
5
0
0
53,3
40
6,7
0
0
22 Katekis harus mampu
mengkomunikasikan imannya dan
membatu memperkembangkan iman umat
yang dipercayakan kepadanya lewat
aneka bentuk kegiatan
SS
S
R
TS
STS
31
39
5
0
0
41,3
52
6,7
0
0
23 Katekis yang menyadari akan tugasnya
dituntut untuk terbuka pada kehendak
Allah bersedia untuk terus belajar
sehingga pewartaanya
dipertanggugjawabkan
SS
S
R
TS
STS
31
41
3
0
0
41,3
54,7
4
0
0
24
Berkatekese merupakan tugas utama dari
seorang katekis
SS
S
R
TS
STS
18
30
15
10
2
24
40
20
13,3
2,7
25
Mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh
membantu saya dalam melaksanakan
tugas dan karya di tengah-tengah umat
SS
S
R
26
41
3
34,6
54,7
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(1) (2) (3) (4) (5)
TS
STS
5
0
6,7
0
26 Bagi seorang katekis berkatekese berarti
merencanakan katekese, menjalankan
proses katekese, mengevaluasi proses
katekese dan menindak lanjuti proses
katekese
SS
S
R
TS
STS
26
39
10
0
0
34,7
52
13,3
0
0
27 Dalam berkatekese katekis dituntut untuk
memiliki sikap percaya diri dan
berkomitmen yang tinggi
SS
S
R
TS
STS
36
28
11
0
0
48
37,3
14,7
0
0
Pada pernyataan 18 diketahui bahwa (30,6%) mahasiswa sangat setuju,
(54,7%) setuju dan (14,7%) mahasiswa ragu-ragu bahwa katekis dipanggil untuk
mewartakan sabda, merenungkan sabda dan memberi kesaksian atas sabda.
Kemudian sebanyak (30,6%) mahasiswa sangat setuju, (56,1%) setuju dan
(13,3%) ragu-ragu bahwa bagi seorang katekis kesadaran akan tugas sebagai
suatu panggilan merupakan unsur esensial atau paling pokok sebagai seorang
yang terpanggil. Katekis adalah orang yang berkarya dalam karya pewartaan
Gereja. Sebanyak (40%) mahasiswa sangat setuju, (46,6%) mahasiswa setuju,
(6,7%) ragu-ragu dan (6,7%) mahasiswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Pernyataan 21 menunjukkan bahwa (53,3%) mahasiswa sangat setuju,
(40%) setuju dan (6,7%) mahasiswa ragu-ragu bahwa sebagai pewarta sabda
katekis dituntut untuk memahami ajaran tentang iman katolik dan memiliki hidup
yang baik meliputi rela berkorban, hidup sederhana, rendah hati, dan semangat
melayani. Sedangkan dalam pernyataan katekis harus mampu
mengkomunikasikan imannya dan membantu memperkembangkan iman umat
yang dipercayakan kepadanya lewat aneka bentuk kegiatan, sebanyak (41,3%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mahasiswa sangat setuju, (52%) setuju dan (6,7%) mahasiswa masih merasa
ragu-ragu. Pada pernyataan 23 diketahhui bahwa (41,3%) mahasiswa sangat
setuju, (54,7%) setuju dan (4%) mahasiswa ragu-ragu bahwa katekis yang
menyadari akan tugasnya dituntut untuk terbuka pada kehendak Allah bersedia
untuk terus belajar sehingga pewartaannya dipertanggungjawabkan. Selain itu,
sebanyak (24%) mahasiswa sangat setuju, (40%) setuju, (20%) ragu-ragu,
(13,3%) tidak setuju dan (2,7%) mahasiswa sangat tidak setuju bahwa
berkatekese merupakan tugas utama dari seorang katekis.
Dalam melaksanakan panggilan sebagai katekis, sebanyak (34,6%)
mahasiswa sangat setuju, (54,7%) mahasiswa setuju, (4%) mahasiswa ragu-ragu
dan (6,7%) tidak setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh membantu
dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah-tengah umat. Pernyataan 26
menunjukkan (34,7%) mahasiswa sangat setuju, (52%) mahasiswa setuju dan
(13,3%) mahasiswa ragu-ragu bahwa bagi katekis berkatekese berarti
merencanakan katekese, menjalankan proses katekese, mengevaluasi proses
katekese dan menindaklanjuti proses katekese. Kemudian pernyataan 27
menunjukkan (48%) mahasiswa sangat setuju, (37,3%) setuju dan (14,7%)
mahasiswa ragu-ragu bahwa dalam katekese katekis dituntut untuk memiliki
sikap percaya diri dan berkomitmen yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam
Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis
Tabel 7. Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam
Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis
(N= 75)
No. Pernyataan Pilihan Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5)
28 Mata kuliah PPL PAK Paroki telah
membantu saya menanggapi secara
mantap panggilan saya sebagai seorang
katekis
SS
S
R
TS
STS
15
34
21
5
0
20
45,3
28
6,7
0
29 Mata kuliah PPL PAK Paroki telah
membantu saya berkembang menjadi
seorang katekis
SS
S
R
TS
STS
20
36
15
4
0
26,7
48
20
5,3
0
30 Mata kuliah PPL PAK Paroki telah
membatu saya dalam mengembangkan
keterampilan dalam melaksanakan
katekese umat sebagai salah satu dari
tugas katekis
SS
S
R
TS
STS
21
44
10
0
0
28
58,7
13,3
0
0
31 PPL PAK Paroki memotivasi serta
sungguh-sungguh menjadi tempat
memupuk panggilan saya menjadi
seorang katekis
SS
S
R
TS
STS
20
30
20
5
0
26,7
40
26,7
6,6
0
32 Dengan adanya mata kuliah PPL PAK
Paroki yang di tempuh pada semester VII
membantu saya dalam pengetahuan dan
pengalaman berkatekese entah praktik di
dalam kelas mau pun di lingkungan umat
SS
S
R
TS
STS
25
42
8
0
0
33,3
56
10,7
0
0
33 Dengan adanya Mata kuliah PAK PAK
saya semakin berani tampil di depan umat
SS
S
R
TS
STS
30
31
13
1
0
40
41,3
17,4
1,3
0
34
Mata kuliah PPL PAK Paroki membantu
saya dalam melaksanakan katekese umat
SS
S
31
35
41,3
46,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(1) (2) (3) (4) (5)
R
TS
STS
9
0
0
12
0
0
35 Mata kuliah PPL PAK Paroki mendorong
saya untuk aktif berkegiatan/berkatekese
di lingkungan
SS
S
R
TS
STS
19
30
21
5
0
25,3
40
28
6,7
0
36 Dengan adanya PPL PAK Paroki saya
semakin tahu dan memahami model-
model katekese
SS
S
R
TS
STS
26
40
8
1
0
34,7
53,3
10,7
1,3
0
37 Mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh
membatu saya dalam melaksanakan tugas
dan karya di tengah umat
SS
S
R
TS
STS
21
48
5
1
0
28
64
6,7
1,3
0
38 Mata kuliah PPL PAK Paroki membantu
saya untuk mengenal banyak umat
SS
S
R
TS
STS
25
40
10
0
0
33,4
53,3
13,3
0
0
39 Dengan adanya PPL PAK Paroki saya
semakin tahu permasalahan-
permasalahan di tengah umat
SS
S
R
TS
STS
21
41
12
1
0
28
54,7
16
1,3
0
40 Dengan adanya mata kuliah PPL PAK
Paroki saya semakin diperkaya dan
diteguhkan untuk selalu meningkatkan
kualitas semangat iman
SS
S
R
TS
STS
26
41
8
0
0
34,6
54,7
10,7
0
0
Pernyataan 28 menunjukkan (20%) mahasiswa sangat setuju, (45,3%)
mahasiswa setuju, (28%) mahasiswa ragu-ragu dan (6,7%) mahasiswa tidak setuju
bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki telah membantu menanggapi secara mantap
panggilan sebagai seorang katekis. Mata kuliah PPL PAK Paroki juga telah
membantu berkembang menjadi seorang katekis. Sebanyak (26,7%) mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sangat setuju, (48%) mahasiswa setuju, (20%) ragu-ragu dan (5,3%) mahasiswa
tidak setuju dengan pernyataan ini. Selain itu, sebanyak (28%) mahasiswa sangat
setuju, (58,7%) mahasiswa setuju dan (13,3%) ragu-ragu bahwa mata kuliah PPL
PAK Paroki telah membantu dalam mengembangkan keterampilan dalam
melaksanakan katekese umat sebagai salah satu dari tugas katekis. PPL PAK
Paroki juga memotivasi serta sungguh-sungguh menjadi tempat memupuk
panggilan menjadi seorang katekis. Pernyataan ini ditanggapi oleh sebanyak
(26,7%) mahasiswa yang sangat setuju, (40%) mahasiswa setuju, (26,7%)
mahasiswa ragu-ragu dan (6,6%) tidak setuju. Pernyataan 32 menunjukkan
(33,3%) mahasiswa sangat setuju, (56%) mahasiswa setuju dan (10,7%)
mahasiswa ragu-ragu bahwa dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki yang
ditempuh di semester VI membantu dalam pengetahuan dan pengalaman
berkatekese baik praktik di kelas maupun di lingkungan umat.
Pernyataan 33 menunjukkan (40%) mahasiswa sangat setuju, (41,3%)
setuju, (17,4%) ragu-ragu dan (1,3%) tidak setuju bahwa dengan adanya mata
kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa semakin berani tampil di depan umat. Melalui
PPL PAK Paroki, sebanyak (41,3%) mahasiswa sangat setuju, (46,7%) setuju dan
(12%) ragu-ragu bahwa mahasiswa terbantu dalam melaksanakan katekese umat.
Selain itu, sebanyak (25,3%) mahasiswa sangat setuju, (40%) setuju, (28%) ragu-
ragu dan (6,7%) tidak setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki mendorong
untuk aktif berkegiatan di Lingkungan.
Pernyataan 36 menunjukkan (34,7%) mahasiswa sangat setuju, (53,3%)
setuju, (10,7%) ragu-ragu dan (1,3%) tidak setuju bahwa dengan adanya PPL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PAK Paroki semakin tahu dan memahami model-model katekese. Pernyataan 37
menunjukkan (28%) mahasiswa sangat setuju, (64%) setuju, (6,7%) ragu-ragu dan
(1,3%) mahasiswa tidak setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh
membantu dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah umat. Pernyataan 38
menunjukkan (33,4%) mahasiswa sangat setuju, (53,3%) setuju dan (13,3%) ragu-
ragu bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki membantu untuk mengenal banyak
umat. Pernyataan 39 menunjukkan (28%) mahasiswa sangat setuju, (54,7%)
setuju, (16%) ragu-ragu dan (1,3%) tidak setuju bahwa dengan adanya PPL PAK
Paroki semakin tahu permasalahan-permasalahan di tengah umat. Pernyataan 40
menunjukkan (34,6%) mahasiswa sangat setuju, (54,7%) setuju dan (10,7%) ragu-
ragu bahwa dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki semakin diperkaya dan
diteguhkan untuk selalu meningkatkan kualitas semangat iman.
b. Pembahasan Hasil Penelitian
Bedasarkan data-data di atas, diperoleh gambaran berkaitan dengan hasil
penelitian dan melaporkannya, pada bagian ini akan memaparkan mengenai
pembahasan hasil penelitian berdasarkan laporan penelitian yang sudah
dipaparkan di atas.
1) Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Hasil pengisian kuesioner memperlihatkan bahwa mata kuliah PPL PAK
Paroki merupakan mata kuliah yang mendalami dan melaksanakan pendalaman
iman, hal ini terbukti pada tabel 3 mahasiswa menyatakan sangat setuju sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(44%) dan menyatakan setuju (48%). Selain itu juga mata kuliah PPL PAK Paroki
mengajarkan keterampilan untuk melaksanakan pendalaman iman umat. Semua
mahasiswa sangat setuju sebanyak (46%) dan setuju sebanyak (53,3%) dengan
pernyataan ini. Selain itu, mata kuliah PPL PAK Paroki mengajarkan mahasiswa
dalam hal berkatekese, mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang
dewasa, serta mengajarkan bermacam cara dan metode berkatekese.
Proses pembelajaran mata kuliah PPL PAK Paroki dilaksanakan dengan
pembelajaran di kelas dan praktik berkatekse. Pada awal pembelajaran mahasiswa
dituntut untuk mengikuti proses pelatihan atau pembekalan dengan kuliah tatap
muka di kelas. Dalam pembekalan, mahasiswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman berkaitan dengan katekese sebanyak (50,7%)
mahasiswa menyatakan sangat setuju dan sebanyak (44%) mahasiswa menyatakan
setuju.
Setelah memiliki pengetahuan yang cukup, mahasiswa dituntut untuk
melaksanakan praktik di kelas dan lingkungan. Praktik memandu katekese
didampingi oleh pendukung dari mahasiswa semester IV dan minimal
dilaksanakan sebanyak 4 kali sebanyak (42,7%) mahasiswa menyatakan sangat
setuju dan sebanyak (37,4%) mahasiswa menyatakan setuju. Selain itu,
mahasiswa yang ditunjuk sebagai evaluator maupun sebagai pendukung sangat
membantu dalam perbaikan pelaksanaan praktik berkatekese dalam pernyataan ini
semua mahasiswa menyatakan sangat setuju sebanyak (36%) dan menyatakan
setuju sebanyak (48%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2) Tujuan PPL PAK Paroki
Hasil pengisian angket menunjukkan bahwa PPL PAK Paroki memiliki
tujuan untuk membantu mahasiswa mengetahui berbagai jenis model-model
katekese melalui pernyataan ini mahasiswa yang menyatakan sangat setuju
sebanyak (38,7%) dan setuju sebanyak (44%). Selain itu, mata kuliah PPL PAK
Paroki menuntut mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese mahasiswa
menyatakan sangat setuju sebanyak (50,7%) dan menyatakan setuju (44%).
Dengan demikian, PPL PAK Paroki dapat mempersiapkan mahasiswa agar
terampil dalam melaksanakan suatu pertemuan katekese berdasarkan hasil
kuesioner menunjukan bahwa semua mahsiswa menyatakan sangat setuju
sebanyak (54,7%) dan menyatakan setuju sebanyak (42,7%).
3) Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan
Dalam mengikuti mata kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa mengalami
beberapa hambatan antara lain, hambatan yang paling banyak dialami adalah
adanya rasa bingung dan kesulitan dalam proses bimbingan karena masing-
masing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hambatan ini dirasakan
oleh sebagian besar mahasiswa yang menyatakan sangat setuju sebanyak (40%)
dan setuju sebanyak (42,7%).
Hambatan lain yang dirasakan oleh mahasiswa adalah sedikitnya waktu
untuk bertemu dosen pembimbing/bimbingan dalam mempersiapkan suatu
pertemuan katekese. Sebanyak (28%) mahasiswa merasa setuju bahwa sedikitnya
waktu bimbingan menjadi faktor penghambat, sedangkan (26,7%) merasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian dari segi metode pembelajaran
menurut sebagian besar mahasiswa tidak menjadi hambatan. Sebanyak (38,7%)
mahasiswa merasa ragu-ragu bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam
mengajar mata kuliah PPL PAK Paroki terlalu sulit, sedangkan (22,6%)
mahasiswa setuju bahwa metode pembelajaran yang digunakan terlalu sulit.
Berdasarkan banyaknya jadwal pertemuan, sebanyak (40%) mahasiswa merasa
ragu-ragu bahwa jadwal pertemuan mata kuliah PPL PAK Paroki terlalu sedikit.
Namun demikian sebanyak (2,7%) sangat setuju dan (18,7%) setuju bahwa jadwal
pertemuan mata kuliah terlalu sedikit.
4) Panggilan Mahasiswa sebagai Katekis
Hasil pengisian kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
setuju bahwa katekis dipanggil untuk mewartakan sabda, merenungkan sabda dan
memberi kesaksian atas sabda. Berdasarkan tabel 6, mahasiswa menyatakan
sangat setuju (30,6 %) dan mneytakan setuju (54,7 %), bahwa katekis dipanggil
untuk mewartakan sabda. Bagi mahsiswa yang menyatakan ragu-ragu (14,7 %)
perlu dipahami bahwa katekis dipanggil oleh Allah, di mana melalui Gereja Allah
memanggil katekis untuk menjalankan karya pewartaan Gereja.
Sebagai pewarta sabda, katekis dituntut untuk memahami ajaran tentang
iman katolik dan memiliki hidup yang baik meliputi rela berkorban, hidup
sederhana, rendah hati dan semangat melayani. Kemudian katekis harus mampu
mengkomunikasikan imannya dan membantu memperkembangkan iman umat
yang dipercayakan kepadanya lewat aneka bentuk kegiatan. Selain memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sosok katekis dari segi panggilannya, mahasiswa juga telah memahami
penghayatan katekis dalam menghayati panggilannya sebagai katekis. Dengan
pemahaman tersebut akan sangat membantu mahasiswa dalam memaknai
panggilannya sebagai katekis. Katekis yang menyadari akan panggilan dan akan
tugasnya juga dituntut untuk terbuka pada kehendak Allah bersedia untuk terus
menerus belajar sehingga pewartaannya dipertanggungjawabkan. Berdasarkan
penghayatan akan menyadari panggilan dan tugasnya itu , mahasiswa menyatakan
sangat setuju (41, 3%), menyatakan setuju (54,7%) dan ragu-ragu (4%).
5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam
Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis
Berdasarkan tabel 7 telah diperoleh data mengenai mata kuliah PPL PAK
Paroki dalam membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai
katekis, dalam pelaksanaannya memang diharapkan bahwa mata kuliah PPL PAK
Paroki dapat membantu mahasiswa dalam memupuk dan memantapkan
panggilannya sebagai seorang katekis. Maka berdasarkan pertanyaan diperoleh
data bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki telah membantu mahasiswa menanggapi
secara mantap panggilan mahasiswa sebagai seorang katekis, mahasiswa
menyatakan sangat setuju (20%) dan setuju (45,3%). Dengan kesadaran tersebut
mahasiswa diharapkan mengenal dan memahami sosok katekis yang meliputi
panggilannya, tugasnya, perannya dalam Gereja serta kualitas hidup katekis. Bagi
mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (28%) dan tidak setuju (6,7%) perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
disadarai bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan untuk membantu
mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis.
Mata kuliah PPL PAK Paroki, membantu mahasiswa berkembang menjadi
seorang katekis. Atas pernyataan tersebut dalam tabel 7, mahasiswa menyatakan
sangat setutu (26,7%) dan setuju (48%). Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa benar-benar terbantu dan berkembang menjadi
seorang katekis melalui mata kuliah PPL PAK Paroki. Sedangkan mahasiswa
yang menyatakan ragu-ragu (20%) dan tidak setuju (5,3%) perlu disadari bahwa
mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan sebuah sarana untuk membantu
mahasiswa berkembang menjadi seorang katekis. Dengan menyadari hal itu
diharapkan mahasiswa memiliki gambaran kedepan yang meliputi gambaran akan
tuntutan dan tugas-tugasnya di tengah-tengah umat, seorang katekis harus
memiliki kemampuan dan keterampilan, keterampilan dalam melaksanakan
katekese umat yang sebagai salah satu dari tugas katekis. Atas pernyataan tersebut
mahasiswa yang menyatakan sangat setuju (28%) dan setuju (58,7%). Hal ini
menandakan bahwa mahasiswa sudah benar-benar menyadari bahwa seorang
katekis harus memiliki kemampuan dan keterampilan, terutama keterampilan
dalam melaksanakan katekese umat yang salah satu tugas dari katekis. Sedangkan
mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (13,3%). Ini perlu ditegaskan bahwa
pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan untuk membantu dan
mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan katekese umat
yang sebagai salah satu tugas katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Mata kuliah PPL PAK Paroki memotivasi serta sungguh-sungguh menjadi
tempat memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Berdasarkan
tabel 7 mahasiswa yang menyatakan sangat setuju (26,7%) dan menyatakan setuju
(40%). Dengan demikian sudah jelas, mahasiswa sudah menyadari dan
mengalami bahwa proses mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh menjadi tempat
untuk memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Sedangkan
mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (26,7%) dan yang menyatakan tidak
setuju (6,6%). Hal ini perlu ditekankan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki
merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk memupuk panggilan mendai
seorang katekis. Dengan adanya mata kuliah PPL PAK Poroki membantu
mahasiswa dalam pengetahuan dan pengalaman berkatekese di dalam kelas dan di
Lingkungan tempat tinggal umat. Berdasarkan tabel 7 mahasiswa yang
menyatakan sangat setuju (33,3%) dan menyatakan setuju (65%), selama proses
mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiwa diharuskan berpraktik di kelas itu sebagai
suatu latihan agar nantinya bila berpraktik di Lingkungan umat, mahasiswa tidak
mengalami kesulitan itu merupakan tujuan dari mata kuliah PPL PAK Paroki.
Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (10,7%) hal ini perlu disadari
bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki memiliki tujuan agar mahasiswa berpraktik
secara langsung di kelas dan di Lingkungan umat yang memiliki maksud
mahasiswa mendapatkan pengalaman serta gambaran bahwa katekis memiliki
tanggungjawab dalam penyelenggaraan katekese umat, dan juga suapaya di dalam
diri masing-masing mahasiswa tertanam keberanian untuk tampil di depan umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan pada akhirnya kembali lagi bahwa terselenggaranya mata kuliah PPL PAK
Paroki supaya dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan katekese umat.
Dengan melihat tabel 7 dapat disimpulkan bahwa sebagaian dari
mahasiswa menyetujui bahwa dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki
mendorong diri mahasiswa untuk aktif berkegiatan di Lingkungan, serta dengan
adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa semakin tahu dan memahami
model-model katekese. Dalam penyelenggaraan mata kuliah PPL PAK Paroki
mahasiswa merasa sangat terbantu dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah
umat, terutama tugas-tugas sebagai seorang katekis. Dalam tabel 7 juga dikatakan
bahwa mahasiswa sangat setuju (28%) dan menyatakan setuju (54,7%) dengan
adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa semakin tahu permasalahan-
permasalahan yang ada di tengah umat. Dengan demikian mahasiswa juga
semakin diperkaya dan diteguhkan agar untuk selalu meningkatkan kualitas
semangat iman.
c. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, serta pembahasan hasil penelitian
mengenai pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki terhadapa panggilan mahasiswa
menjadi seorang katekis di Prodi PAK-USD, memperoleh kesimpulan dari proses
yang telah dilalui. Kesimpulan ini sekaligus menjawab apa yang menjadi tujuan
dari penelitian.
Dari hasil penelitian dapat disampaikan bahwa pengaruh mata kuliah PPL
PAK Paroki merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
terjadwal melalui proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas mau pun
secara pribadi melaksanakan program pengalaman lapangan yang dilaksanakan
oleh mahasiswa yang menyangkut hidup rohani, pengalaman lapangan,
wawasan/ilmu, keterampilan, dalam rangka mendidik dan meneguhkan panggilan
mahasiswa menjadi seorang katekis. Proses belajar yang diterima mahasiswa
selama belajar tatap muka di dalam kelas mendalami dan melaksanakan
pendalaman iman orang dewasa atau katekese, proses mata kuliah PPL PAK
Paroki memang semata mengajarkan mahasiswa dalam hal berkatekese,
menyampaikan atau mengajarkan tentang bermacam cara dan metode berkatekese.
Sehingga tujuan dari mata kuliah PPL PAK Paroki adalah untuk
membantu mahasiswa mengetahui berbagai jenis dan model katekese, serta
menuntut mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese. Dengan demikian,
mata kuliah PPL PAK Paroki dapat mempersiapkan mahasiswa agar terampil
dalam melaksanakan suatu pertemuan katekese. Dalam mengikuti proses mata
kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa pernah mengalami beberapa hambatan antara
lain hambatan yang paling banyak dialami oleh para mahasiswa adalah rasa
bingung dan kesulitran dalam proses bimbingan, hal itu disebabkan karena dari
masing-masing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hambatan-
hambatan lain adalah sedikitnya waktu yang diberikan untuk bertemu dosen
pembimbing untuk melakukan bimbingan dalam pembuatan satuan persiapan
pertemuan katekese. Kemudian dari segi metode pembelajaran dari sebagian besar
mahasiswa tidak menjadi sebuah hambatan, mahasiswa merasa nyaman dan
senang dengan metode yang digunakan oleh para dosen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bila dilihat dari pengertian dan tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki,
sangat berkaitan dengan panggilan yang dijalani oleh mahasiswa sendiri. Seorang
katekis dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan tugasnya yaitu sebagai pewarta,
kesadaran akan panggilan dan tugas sebagai katekis merupakan suatu panggilan
khusus yang berasal dari Allah. Katekis adalah orang yang berkarya dalam karya
pewartaan Gereja, maka sebagai pewarta sabda katekis dituntut untuk memahami
ajaran tentang iman katolik dan memiliki hidup yang baik seperti rela berkorban,
hidup sederhana, rendah hati, dan harus memiliki semangat untuk melayani. Di
dalam hidup bermasyarakat juga seorang katekis harus mampu
mengkomunikasikan imannya dan membantu memperkembangkan iman umat
dengan cara lewat aneka ragam bentuk kegiatan yang ada di Lingkungan umat
seperti, kegiatan katekese atau pendalaman iman. Sehingga berkatekese
merupakan tugas utama dari seorang katekis yang terpanggil untuk berkembang
bersama umat.
Maka dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki yang proses
pembelajarannya tidak semata berhenti dengan penyampaian materi, melainkan
menuntut mahasiswa untuk melaksanakan praktik di dalam kelas dan juga praktik
di lingkungan tempat tinggal umat mampu menjadi sebuah alat atau sarana dalam
mengembangkan dan memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis.
Akan tetapi bukan hanya mengenal sosok katekis saja, melainkan memahami
lebih dalam sosok katekis yang meliputi penggilannya, tugas dan perannya dalam
Gereja serta memiliki kualitas hidup sebagai katekis. Maka melalui mata kuliah
PPL PAK Paroki juga mahasiswa dibantu menjadi soerang katekis yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sikap melayani dengan sungguh dan berkembang menjadi seorang katekis yang
memiliki pandangan ke depan pandangan akan gambaran tugas-tugas sebagi
katekis di tengah umat. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa mata kuliah
PPL PAK Paroki sungguh menjadi tempat untuk memupuk panggilan mahasiswa
menjadi seorang katekis. Hal ini ditegaskan berdasarkan data hasil penelitian
menjukan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sudah berperan membantu dan
memupuk mahasiswa dalam menanggapi secara mantab panggilannya menjadi
seorang katekis yang nantikan akan berkarya di tengah umat yang Tuhan
percayakan di dalam hidup masing-masing mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
MATA KULIAH PPL PAK PAROKI
SEBAGAI PENDUKUNG PANGGILAN MAHASISWA SEBAGAI
KATEKIS DI PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
Dalam rangka pewartaan Injil, Program Studi Pendidikan Agama Katolik
(PAK) mempunyai visi mendidik calon Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang
beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan
masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi IPPAK, 2013: 1). Dalam
usaha mewujudkan Gereja, Prodi PAK melaksanakan pembaharuan katekese dan
pelaksanaannya pada pelayanan hidup umat beriman, usaha tersebut ditempuh
dengan mendidik calon-calok katekis yang profesional dan berkualitas (memiliki
kemampuan, keterampilan dan spiritualitas). Dalam hal mendidik katekis yang
profesional ini Prodi IPPAK memiliki berbagai cara, salah satunya yaitu melalui
mata kuliah PPL PAK Paroki yang mempelajari dan mendalami serta
melaksanakan pendalaman iman (katekese) orang dewasa dengan harapan sebagai
pendukung panggilan mahasiswa sebagai katekis.
A. Gambaran Prodi IPPAK
Prodi PAK menapaki usia yang ke enam puluh dua tahun, artinya kiprah
maupun sepak terjang dalam mengupayakan katekis yang profesional sangatlah
serius. Keseriusan tersebut terlihat dalam perjuangan mengupayakan pendidikan
bagi para calon-calon katekis. Sebelum membicarakan jauh mengenai keseriusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Prodi PAK dalam mengupayakan pendidikan bagi para calon katekis, terlebih
dahulu akan membicarakan mengenai sejarah, visi misi, tujuan dan sasarannya,
gambaran kurikulum, tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki dan pelaksanaan mata
kuliah PPL PAK Paroki di prodi PAK.
1. Sejarah Prodi IPPAK
Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (sekarang Konferensi Waligereja
Indonesia) merencanakan usaha-usaha dalam meningkatkan pelayanan di bidang
katekese yakni perubahan pada diri katekese dan pelaksanaannya pada pelayanan
hidup umat beriman. MAWI menyerahkan rencana tersebut kepada Rm. F.
Heselaars, SJ yang kemudian bekerjasama dengan Rm. C. Carry, SJ. Pada tahun
1960 Rm. F. Heselaars, SJ mendirikan Pusat Kateketik dengan kegiatan-kegiatan
antara lain penerbitan buku, penataran guru dan ceramah-ceramah untuk
kelompok-kelompok kategorial lainnya. Pada saat itu pula telah disadari akan
kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik (katekis), maka pada 1 Agustus
1962 Rm. F. Heselaars, SJ mendirikan Yayasan Akademi Kateketik Katolik
Indonesia (AKKI) yang bertempatan di Jln. P. Senopati 20 Yogyakarta (Staf
Dosen IPPAK, 2010: 1)
Atas prakarsa Justinus Kardinal Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut
menempati gedung sendiri di Jln. Abubakar Ali no. 1 Yogyakarta. Yayasan
tersebut menyelenggarakan pendidikan tinggi Kateketik untuk memenuhi
kebutuhan jemaat Gereja Katolik akan tenaga-tenaga katekis yang berkualitas
guna menopang dan mengembangkan hidup jemaat karena jemaat yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
adalah jemaat yang hidup, terus berkembang, kebutuhan jemaat akan
pendampingan-pendampingan dalam pendalaman iman yang handal dan semakin
kuat arus sekularisme (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).
Pada 3 April 1964, AKKI diserahkan dengan Akte Notaris R.M. Soejanto
Partaningrat SH. Pada 11 Mei 1965, AKKI memperoleh satus terdaftar dari mentri
PTIP. Pada 1966 diselenggarakan uji tingkat Sarjana Muda untuk pertama
kalinya. Setelah beberapa kali menyelengarakan ujian negara, pada 31 Desember
1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari Metri
P dan K dengan Sk No. 0170 Tahun 1996. Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana
lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga, maka pada 31 Maret 1971
dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat Sh, AKKI berubah nama
menjadi Sekolah Tinggi Kateketik Pradyawidya. Pada 23 Juni 1971 tingkat
sarjana Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya memperoleh status terdaftar dari
Direktoral Pendidikan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227/DPT/B/71
(Staf Dosen IPPAK, 2010: 1-2).
Pada semester gasal tahun akademik 1984-1985 dilaksanakan proses
perubahan jenjang dan program pendidikan serta dilakukan penataan kembali
nama unit jurusan/program studi dengan status diakui di lingkungan Koordinasi
Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V, DIY. Berdasarkan proses itu, Sekolah
Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana
muda dan sarjana penuh dipadukan kedalam bentuk baru berupa program sarjana
satu (S1) dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya. Program
sarjana itu berstatus diakui dengan SK Mendikbud No. 043/0/1985 tertanggal 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Januari 1985. STFK Pradnyawidya memperoleh penetapan kembali status diakui
pada 14 Mei 1986 dengan SK Mendikbud No. 0362/0/1986. Pada tahun akademik
1991/1992, tepatnya 26 Desember 1991, STFK Pradnyawidya memperoleh status
disamakan dengan SK No. 660/0/1991 (Staf Dosen IPPAK, 2010: 2-3).
Dengan adanya peraturan baru dari pemerintah bahwa lulusan dari LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), atau yang memiliki akta mengajar
dapat secara langsung sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan
perubahan jalur dari non pendidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut
mengantar STFK Pradnyawidya kedalam proses merger Akademik dan
Administrasi kepada FIPA USD. Setelah melalui proses merger yang cukup lama,
berdasarkan SK Mendikbud No. 08/D/O/1995, tertanggal 14 Februari 1995 STFK
Pradnyawidya berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan. Berdasarkan SK BAN PT
Depdikbud RI No. 02/ABN-PT/AK-II/XII/1998 tertanggal 22 Desember 1998
FIPA USD telah terakreditasi B. Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan
penataan kembali nama-nama program studi di lingkungan PTS di seluruh
Indonesia yang memuat status FIPA USD berubah menjadi Program Studi “Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) dan menjadi
bagian FKIP USD. Pada tahun 2003 IPPAK mengajukan akreditasi kembali.
Berdasarkan SK BAN PT Depdiknas RI No. 14/BAN-PT/AkVII/SI/IV/2004
IPPAK mendapat peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali mengajukan
akreditasi. Berdasrkan SK BAN PT Depdiknas RI nomor 015/BAN PT/ Ak-
XII/S1/VI/2009 IPPAK kembali mendapat peringkat A (Staf Dosen IPPAK, 2010:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3). Kemudian pada Desember 2013, IPPAK marger dengan Universitas Sanata
Dharma secara total
.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK
Visi adalah pandangan kedepan tentang apa yang akan atau harus terjadi
dalam kurun masa depan yang dibayangkan. Yang dibayangkan masa depan bisa
terjadi di masa lalu tetapi belum terwujud di masa sekarang dan tinggal menekuni
saja karena mempunyai nilai lestari. Bisa juga apa yang dibayangkan di masa lalu
belum terwujud di masa sekarang, maka langkah yang perlu diambil sungguh
merupakan langkah yang kreatif dan proaktif. Visi tersebut perlu dituangkan
dalam sebuah rumusan yang berfungsi meningkatkan sekaligus juga sebagai
motivasi untuk mencapai tujuan (Putranto, 2006: 1). Prodi IPPAK sebagai
lembaga pendidikan memiliki visi, misi dan tujuan berdirinya lembaga ini
sehingga pada akhirnya akan mencapai sasaran yang diinginkan.
Ada pun visi Prodi IPPAK adalah mendidik calon Sarjana Pendidikan
Agama Katolik yang beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja
yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi
IPPAK, 2013: 1). Usaha dalam mewujudkan Gereja, Prodi IPPAK memprosesnya
melalui pembaruan pada diri katekese dan pelaksanaannya pada pelayanan hidup
umat beriman. Usaha tersebut diproses melalui penerbitan buku, penataan guru,
ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya, dan mendidik
tenaga-tenaga lapangan yang terdidik (katekis) dan berkualitas guna menopang
dan mengembangkan hidup jemaat, karena jemaat yang dihadapi adalah jemaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
hidup, terus berkembang, kebutuhan jemaat akan pendamping-pendamping dalam
pendalaman iman yang handal dan semakin kuat arus sekularisme.
Misi Prodi IPPAK yaitu mendidik kaum muda menjadi Sarjana Pendidikan
Agama Katolik yang dapat berprofesi sebagai Guru Agama Katolik, Katekis dan
pengembang karya katekese dalam konteks Gereja Indonesia yang semakin
bermartabat dan Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi IPPAK, 2013: 4). Yang
ingin dicapai dalam misi tersebut dalam profil alumni yang dihasilkan yakni guru
agama, katekis dan sarjana katekese. Guru agama lebih berkiprah dalam lingkup
persekolahan dengan segala kondisinya yang khas (kelas, staf sekolah, kurikulum
dan lain-lain). Katekis lebih berkiprah dalam bidang kejemaatan baik dalam
tataran keuskupan, paroki, stasi maupun lingkungan dan kondisinya yang khas
(pendalaman iman, doa lingkungan, seksi pewartaan dan lain-lain). Sarjana
katekese dipahami sebagai orang yang mampu memikirkan secara lebih jauh dan
mendalam kegiatan katekese, merefleksikannya serta mencari jalan yang sesuai
dan lebih baik. Orang ini bukan hanya sebagai pelaksana tetapi juga sebagai
pemikir. Lingkup yang digelutinya komisi kateketik, pengisian jurnal-jurnal
pastoral dan kateketik dan lain-lain.
Tujuan Prodi IPPAK adalah mengahasilkan sarjana pendidikan yang
beriman mendalam, berkompeten, berkepribadian dan berintegritas dengan sikap
yang unggul dapat membantu sesama umat beriman mengembangkan imannya,
yang dapat berprofesi menjadi Guru Agama Katolik, Katekis dan pengembang
karya katekese melalui kerjasama dengan tokoh-tokoh umat dan pemimpin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
gerejawi lainnya (Prodi IPPAK, 2010: 3). Lulusan Prodi IPPAK tidak hanya
memiliki keterampilan saja tetapi juga memiliki integritas yang tinggi artinya dia
akan menjadi panutan umat dalam perjalanan iman mereka. Bidang iman,
penghayatan iman dan pengembangan iman adalah bidang yang menuntut seluruh
pribadi oleh karena itu katekis haruslah beriman dan bergulat dalam imannya.
Pengalaman pergumulan iman dalam hidupnya direfleksikan dengan
bantuan ilmunya agar dapat menjadi bekal dan sarana untuk membantu orang lain
dalam menggumuli iman mereka. Dalam mendampingi orang lain dituntut
keutuhan pribadi, kemahiran dan kebiasaan berefleksi. Sasaran Prodi PAK adalah
menghasilkan lulusan yang kompeten untuk menjadi Guru Agama di sekolah
maupun menjadi katekis atau fasilitator katekese dalam jemaat (Staf Dosen
IPPAK, 2008: 3).
B. Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Kurikulum
1. Kurikulum di Prodi PAK
Kurikulum merupakan suatu terjemahan cita-cita pendidikan ke dalam
suatu sistem berproses di tengah situasi yang konkret dari masyarakat. Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar (Samana, 1994: 30). Dalam proses pengembangan kurikulum selalu
akan melibatkan visi, wawasan tentang kondisi konkret peserta didik, dan
transparannya akan potensi-potensi pengembangan.
Konstruksi kurikulum Prodi PAK mencakup unsur kateketik, teologi,
Kitab Suci, pendidikan dan keguruan dan keterampilan-keterampilan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
membantu dalam pelayanan kepada jemaat. Beban kurikulum di Prodi IPPAK
sebanyak 148 sks, yang terdiri dari teori 116 sks (78,38%), persiapan praktek 18
sks (12,16%) dan Praktek Pengalaman Lapangan 14 sks (9,46%). Konstruksi
kurikulum Prodi IPPAK dibagi ke dalam 4 (empat) rumpun mata kuliah, yang
pertama rumpun mata kuliah PAK (Pendidikan Agama Katolik) sebanyak 54 sks
(36,47%), kedua rumpun mata kuliah Teologi dan Kitab Suci sebanyak 44 sks
(29,735%), ketiga rumpun mata kuliah Pendidikan sebanyak 32 sks (21,62%) dan
keempat rumpun mata kuliah ilmu Pendukung sebanyak 18 sks (12,16%) (Prodi
IPPAK, 2013: 43).
Kurikulum Prodi IPPAK dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok mata kuliah,
yang pertama mengenai mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) 8 sks
(5,41%) yang di dalamnya menyangkup mata kuliah Pendidikan Agama, Teologi
Moral, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kedua, mata kuliah keilmuan
dan keterampilan (MKK) 42 sks (28,375%) yang di dalamnya menyangkup mata
kuliah Pengantar Pendidikan, Pengantar Kitab Suci, Pengantar Syahadat, Filsafat
Ilmu Pengetahuan, Psikologi Remaja, Psikologi Belajar dan Pembelajaran,
Managemen Sekolah, Kristologi, Ekklesologi I, Ekklesiologi II, Sakramentologi,
Liturgi I, Pengantar Hukum Gereja, Pendidikan Agama Katolik I, Pendidikan
Agama Katolik II, Pendidikan Agama Katolik III, Pengantar PAK Sekolah,
Pengantar PAK Paroki, PAK AV I, Sejarah PAK Umum dan Sejarah PAK
Indonesia. Ketiga, mata kuliah keahlian berkarya (MKB) 54 sks (36,48%) yang
menyangkup mata kuliah antara lain Kitab Taurat dan Kitab Sejarah, Kitab
Kebijaksanaan, Kitab Nabi-nabi, Injil Sinoptik, Injil Yohanes, Surat-surat Paulus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Moral Perkawinan, Moral Sosial, Hukum Gereja Perkawinan, Sejarah Gereja,
PAK Pendidikan Dasar, PAK Pendidikan Menengah, PAK Paroki, PAK dan
Kitab Suci, PAK dan AV II, Pastoral Sekolah, Pastoral Paroki, Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling, Penelitian Pendidikan, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris I, Bahasa Inggris II, Pendidikan Iman Anak dan Tugas Akhir. Keempat,
mata kuliah perilaku berkarya (MPB) 38 sks (25,67%) yang menyangkup mata
kuliah Etika Profesi Pendidikan, Spiritualitas Kristiani, Liturgi II, PPL PAK
Pendidikan Dasar, PPL PAK Pendidikan Menengah, PPL PAK Paroki, PPL
Pendidikan Kader, Pengajaran Mikro, Persiapan Karya Bakti Paroki, Pelaksanaan
Karya Bakti Paroki, Evaluasi Karya Bakti Paroki, Dirigen, Pendidikan Teater,
Perencanaan Pengajaran, Strategi Pembelajaran, Media Pembelajaran, Evaluasi
Pembelajaran, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Seminar Pendidikan.
Kelima, mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) 6 sks (4,05%) yang
meliputi mata kuliah Analisis Sosial, Islamologi dan Sosiologi Agama (Staf
Dosen IPPAK, 2010: 80-83)
Dalam mengupayakan kurikulum tentunya selalu melibatkan wawasan
tentang konsisi konkret peserta didik. Dalam hal ini melalui mata kuliah PPL
PAK Paroki yang merupakan salah satu mata kuliah perilaku berkarya (MPB)
para mahasiswa diharapkan semakin diteguhkan dan mempunyai komitmen untuk
menanggapi panggilannya sebagai seorang katekis yang akan berkarya di tengah
masyarakat sebagai salah satu pilihan hidupnya, sekaligus membantu mahasiswa
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan
agama Katolik di paroki dengan memperhatikan dan menggunakan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
model pendekatan pendidikan agama Katolik, terutama dalam hal yang
menyangkut dengan kegiatan katekese bersama-sama dengan umat (Staf Dosen
IPPAK, 2010: 69).
2. Tujuan dan Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Tujuan dan materi dalam mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan karena saling mendukung dan berintegrasi
satu sama lain sehingga dalam hal ini hendak dipaparkan satu persatu dari tujuan
dan materi dari mata kulaih PPL PAK Paroki.
a. Tujuan Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Dalam sebuah lembaga pendidikan, Prodi PAK berperan dalam pewartaan
Gereja Indonesai sesui dengan visi dan misinya. Prodi PAK sebagai lembaga
pendidikan ketekis dan pengembangan karya katekese di Indonesia menjadi
sebuah jembatan bagi mahasiswa untuk belajar, mengembangkan kepribadian,
memantapkan dan meneguhkan panggilannya sebagai calon-calon katekis harapan
Gereja.
Di Prodi PAK mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan bentuk
perkuliahan praktik lapangan yang menuntut mahasiswa untuk melaksanakan
kegiatan katekese di tengah jemaat. Dalam mata kuliah PPL PAK Paroki, yang
dikembangkan pada diri mahasiswa adalah keterampilan dalam melaksanakan
pendalaman iman umat dalam tingkat paroki dengan semangat pelayanaan dan
kesediaan demi jemaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lebih khusus lagi mata kuliah PPL PAK Paroki dipahami sebagai peneguh
dan pembentukan mahasiswa dalam menanggapi panggilan sebagai katekis yang
terampil dan mandiri di lapangan. Mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan
menghantar mahasiswa supaya memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang
bermacam cara dan metode dalam pendalaman iman, khususnya bagi orang
dewasa, sehingga memiliki keterampilan untuk melaksanakan pendalaman iman
umat (lingkup teritorial dan kategorial) dalam tingkat paroki (Sumarno Ds., 2014:
1).
b. Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ditempuh di semester VI yang
memiliki botot dua (2) sistem kredit semester (SKS) dan setiap satu minggu
diadakan pertemuan/kuliah tatap muka dengan alokasi waktu dua (2) jam
petemuan (JP) memiliki materi yang disajikan untuk para mahasiswa. Adapun
pokok bahasan yang diberikan antara lain mengenai arah tujuan pendalaman iman
orang dewasa, orientasi pendalaman iman orang dewasa, sharing pengalaman
dalam pendalaman iman orang dewasa, katekese umat dalam pendalaman iman
orang dewasa, langkah-langkah pada umumnya dalam pendalaman iman orang
dewasa, Shared Christian Praxis (SCP) sebagai alternatif katekese umat model
pengalaman hidup dan persiapan dan evaluasi dalam pendalaman iman orang
dewasa.
Pokok-pokok bahasan yang disajikan atau diberikan kepada mahasiswa
tidaklah terlalu banyak, masing-masing pokok bahasan memiliki kaitan satu sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lain. Tujuan pokok bahasan mengenai tujuan, orientasi, sharing pengalaman dan
katekese umat dalam pendalaman iman merupakan pokok materi penghantar
untuk menuju ke pokok bahasan yang menjadi tolak utama dari mata kuliah PPL
PAK Paroki. Setelah memperoleh materi pengajaran teori mengenai katekese,
mahasiswa dihantar untuk melihat langkah-langkah yang perlu dipahami dalam
melaksanakan pendalaman iman, kemudian menawarkan salah satu model yang
menjadi alternatif untuk melaksanakan katekese yaitu katekese dengan model
Shared Christian Praxis (SCP). Alternatif katekese umat model pengalaman
hidup ini yang akan digunakan selama mahasiswa melaksanakan pertemuan
katekese di Lingkungan umat (Sumarno Ds., 2014: 14).
C. Panggilan Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki
Manusia pada dasarnya telah dipanggil oleh Allah, dan tentu saja
panggilan yang diterima itu berbeda-beda. Untuk bisa memahami mengenai
panggilan tersebut akan dijelaskan mengenai hal-hal yang diungkap meliputi
pengertian panggilan, pengertian panggilan menurut Kitab Suci.
1. Pengertian Umum Panggilan
Panggilan berasal dari kata memanggil (vocare) artinya memanggil atau
menyerukan nama seseorang. Panggilan dapat dipahami sebagai suatu undangan
dari Allah yang ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya. Panggilan tersebut
menunjukan hasrat dan keinginan seseorang untuk mengabdikan hidupnya dalam
pelayanan Allah (Koseng, 1995: 8). Maka panggilan adalah undangan Allah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya agar menyerahkan dan mengabdikan
diri secara utuh kepada Allah demi tugas pelayanan.
2. Pengertian Panggilan Menurut Kitab Suci
Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, panggilan merupakan dasar yang
paling penting dalam perwahyuan Allah dan sejarah keselamatan manusia.
Panggilan yang diterima oleh para nabi bersumber dari Allah, maka sikap para
nabi adalah menerima panggilan itu dengan tulus hati. Dengan panggilan yang
diterima dan dilaksanakan dengan setulus hati mampu membawa perubahan hidup
pada diri manusia karena Allah sendiri mengajak manusia masuk ke dalam
pengalaman-Nya, kehidupan-Nya, batin-Nya, dan situasi-Nya. Dalam Perjanjian
Baru, Yesus memanggil kedua belas rasul dengan tujuan untuk membantu dalam
pewartaan-Nya (Mat 10:1-15). Yesus sebelum mengutus para rasul, terlebih
dahulu Ia melakukan pembinaan terhadap mereka. Pembinaan tersebut meliputi
ambil bagian dalam hidup-Nya, tugas-Nya, dan pengajaran secara pribadi. Setelah
Yesus wafat di kayu salib, bangkit dan terangkat kesurga, para rasul baru
menjalankan tugas penggilannya yaitu mewartakan Injil (Dister, 1987: 125-126).
Jadi panggilan para rasul adalah tugas perutusan untuk mewartakan Injil.
Para nabi dan para rasul mendapat panggilan, tugas dan tujuan yang sama
yaitu mewartakan warta keselamatan Allah. Pewartaan yang dilakukan para nabi
dan para murid bertujuan untuk membangun Kerajaan Allah di bumi yang tampak
dalam Gereja Kristus. Berdasarkan keterangan panggilan para nabi dan para
murid, maka panggilan adalah undangan dari Allah yang ditujukan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
manusia untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan manusia dengan cara
mewartakan karya keselamatan.
3. Pengertian Katekis Paroki
Katekis adalah orang-orang yang dalam semangat Roh melibatkan diri
dalam perluasan dan perwujudan Kerajaan Allah di dunia (Komisi Kateketik
KWI, 2005: 99). Katekis adalah pembina iman (Telaumbanua, 2005: 6). Katekis
adalah orang beriman yang dipanggil secara khusus oleh Allah melalui gereja
diutus untuk memperkenalkan Kristus, menumbuh kembangkan dan
mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun
kategorial (Komisi Kateketik KWI, 2005: 17). Atas pengertian-pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa katekis paroki adalah orang beriman yang melibatkan
diri dalam pembinaan iman umat dengan semangat Roh dipanggil secara khusus
oleh Allah yang mendapat tugas dari gereja untuk menyampaikan Sabda,
menumbuhkan dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis,
teritorial maupun kategorial.
Dari pengertian katekis di atas dapat terlihat juga mengenai ciri-cirinya.
Ciri-ciri tersebut menunjukan akan keberadaan Gereja, yaitu sebagai orang yang
dipanggil Allah, diutus oleh Gereja, dan akan bekerjasama dalam tugas perutusan
apostolik dari uskup dan memiliki hubungan khusus dengan kegiatan misioner
Gereja. Ciri-ciri tersebut menjadi identitas katekis dan sekaligus membedakan
dengan orang-orang yang bekerja di Gereja (koster, prodiakon, dll) dan itu semua
diakui dalam megisterium dan hukum Gereja (Komisi Kateketik KWI, 2005: 16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
a. Pengertian Panggilan Sebagai Katekis Paroki
Pada bagian di atas sudah dijelaskan mengenai pengertian panggilan dan
pengertian katekis, maka dapat disimpulkan panggilan sebagai katekis adalah
undangan Allah yang ditunjukan kepada manusia untuk menjadi seorang katekis
yang mendapat tugas dari Gereja untuk memperkenalkan Kristus, menumbuhkan
dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun
kategorial. Seorang katekis perlu menyadari makna adikodrati dan gerejawi dari
panggilannya, sehingga ia bisa menjawab “Sungguh aku datang” (Ibr 10:7), atau
“Ini aku, utuslah aku” (Yes 6:8). Dengan begitu katekis akan sungguh-sungguh
menghidupi panggilannya dan penuh tanggungjawab dalam menjalankan tugas
panggilannya tersebut.
b. Kekhasan Panggilan Katekis
Sebagai seorang awam, tentunya katekis memiliki panggilan yang khas,
dimana ia dipanggil dan diutus mewartakan Injil dalam sifat keduniawiannya di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, ikut ambil bagian dalam pergumulan
dan perkembangan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, ia juga berperan
sebagai pewarta sabda dengan menghadirkan sosok Yesus Kristus yang
diimaninya dengan menampilkan kasih Allah melalui perkataan dan perbuatan di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dengan harapan agar semakin banyak
orang yang percaya dan beriman kepada-Nya (Prasetya, 2007: 30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
c. Peran Katekis Paroki
Peran seorang katekis dalam karya pewartaan Gereja sangat vital, maka
Gereja perlu mengkualifikasi katekis-katekis yang bekerja dalam karya pewartaan.
Seorang katekis yang menyadari panggilannya tentu akan menyadari perannya
dalam Gereja. Penulis melihat ada 5 (lima) peran katekis dalam Gereja yang
terlibat perluasan dan perwujudan Kerajaan Allah di dunia.
Peran pertama, berkatekese berarti mewartakan visi dan pembentukan
communio. Dalam mewartakan visi, ia berperan mengajarkan ajaran Yesus kepada
orang-orang yang mau bertobat mau pun kepada orang yang telah bertobat.
Pengajaran ini dilakukan secara berkesinambungan yaitu dari tahap pengajaran
sampai ketahap pendewasaan (CT, art. 20). Tahap pengajaran bertujuan
membantu mereka untuk semakin mengenal, mencintai dan mengimani Yesus
Kristus, sedangkan tahap pendewasaan bertujuan agar mereka berani bersaksi atas
iman akan Yesus Kristus (Prasetya, 2007: 33-34). Dalam mewujudkan communio
diharapkan katekis memiliki sikap keberpihakannya terhadap mereka yang
tersingkirkan oleh masyarakat (KLMTD) sebagai upaya Allah dalam mewujudkan
communio (Komisi Kateketik KWI, 2005: 99-100).
Kedua, mempertahankan kegandaan wajah Gereja dengan tetap hadir
sebagai agen pastoral awam. Perlu disadari bahwa communio Gereja tidak hanya
terdiri dari para klerus dan biarawan-biarawati melainkan juga kaum awam yang
tidak hanya terdiri dari laki-laki dan perempun. Pereduksian Gereja pada kaum
klerus dan laki-laki perlu diatasi dengan pembentukan katekis laki-laki dan
katekis perempuan agar mereka memiliki kepercayaan diri dan komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
terhadap kehidupan Gereja. Jelas sekali dua tuntutan dasar bagi katekis, yaitu
percaya diri dan komitmen. Percaya diri adalah sikap yang lahir dari kesadaran
akan panggilan diri sebagai sarana perwujudan impian Allah bagi umat-Nya,
sedangkan komitmen adalah kesetiaan untuk melaksanakan tanggungjawab
termasuk di dalamnya kesetiaan turut memikirkan bersama rencana pastoral dan
ketelatenan melaksanakannya (Komisi Kateketik KWI, 2005: 100-102).
Ketiga, katekis berperan dalam mencegah pereduksian Kristianitas pada
persoalan ibadat. Katekis diharapkan menyadari martabatnya sebagai awam yang
tidak membatasi pada urusan ibadat. Sehubungan dengan itu, dalam AA art. 5
menyatakan bahwa:
Oleh sebab itu perutusan Gereja tidak saja membawakan warta Kristus dan
rahmat-Nya kepada manusia, tetapi juga meresapi dan menyempurnakan
tata dunia dengan semangat Injil. Jadi para awam yang melaksanakan
perutusan Gereja ini, menjadikan kerasulannya baik dalam Gereja mau pun
di dalam dunia, baik dalam tata rohani mau pun dalam tata dunia.
Dari pernyataan di atas sangatlah jelas bahwa katekis dapat menangani
bidang lain, yaitu pelayanan karitatif dan pelayanan advokasi. Pelayanan karitatif
adalah pelayanan dalam bentuk kasih sayang dan perhatian, misalnya memberi
pelayanan yang mengarah kepada orang-orang sakit dan miskin, sedangkan
pelayanan advokasi adalah pelayanan yang mengarah kepada penciptaan kondisi
yang mencegah orang untuk menjadi sakit, misalnya baksos. Keempat, katekis
berperan dalam pelayanan yang memberdayakan solidaritas umat beriman, yakni
membangkitkan kesadaran, semangat, dan keteladanan dalam pelayanan. Sebagai
petugas pastoral yang juga mengambil bagian langsung dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bermasyarakat, katekis memiliki peluang untuk menyemangati masyarakat dengan
semangat pelayanan yang menjiwainya (Komisi Kateketik KWI 2005: 102-104).
Kelima, katekis berperan dalam menghidupi pluralitas di bidang pelayanan
Gereja. Kenyataan menunjukan bahwa katekis dapat menjalankan berbagai
macam profesi. Hal ini terlihat oleh katekis-katekis yang sudah tidak bekerja lagi
di paroki atau keuskupan karena mereka bekerja pada lembaga atau intansti di luar
Gereja. Walaupun mereka sudah tidak berprofesi sebagai katekis, mereka tetap
merasa dan menyebut diri sebagai katekis. Hal ini didasarkan pada kenyataan
akan panggilannya sebagai katekis yang didukung oleh komitmen yang sungguh-
sungguh. Dengan bantuan mereka, Gereja dapat menjalani hubungan dan
kerjasama yang baik dengan lembaga atau instansi di luar Gereja. Maka relasi dan
kerjasama antara Gereja dengan dunia luar semakin terbuka lebar, dengan
demikian Gereja dapat memberikan pelayanan secara leluasa dan bebas tanpa ada
satu halangan yang membatasi keduanya (Komisi Kateketik KWI, 2005: 104-
105).
4. Tugas-tugas Katekis Paroki
Bila dilihat dalam rumusan PKKI II no. 4 yang berhubungan dengan
katekese, katekis bertugas sebagai pemimpin katekese yang bertindak terutama
sebagai pengarah dan pemudah (fasilitator). Katekis bertugas sebagai pelayan
yang menciptakan suasana yang komunikatif, yang membangkitkan gairah supaya
para peserta berani berbicara secara terbuka. Dalam memimpin katekese, seorang
katekis tidak membawakan diri sebagai pembesar, yang mengindultrinasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
bawahanya, katekis pun tidak boleh memberi kesan seakan-akan dia yang pandai
menyampaikan pengetahuan/pandangan kepada para peserta yang bodoh. Katekis
menghayati contoh Kristus; “Aku di tengah-tengahmu sebagai pelayan” (Lalu
2005: 71).
Dalam hubungan dengan Katekese Umat, rumusan PKKI II no.4 seperti
yang disebut oleh Lalu (2005 :71), menegaskan bahwa tugas seorang katekis
sebagai pemimpin suatu pertemuan katekese adalah
a. Mengusahakan suasana Kristen dalam kelompok, di mana setiap
anggota dipercaya, setian peserta ditantang oleh harapan akan
sumbangannya, semua dihargai tanpa pandang bulu. Suasana saling
mendengarkan, saling menghargai dengan perhatian khusus pada
anggota-anggota yang “hina” entah karena watak yang kurang menarik,
entah karena lidah yang kuranglincah, dan sebagainya, suasana
begitulah yang harus terus menerus diusahakan oleh seorang katekis.
b. Mengarahkan pembicaraan kelompok agar kelompok tidak melarikan
diri dari salib dengan menghibur diri dalam pembicaraan yang dangkal.
c. Melayani para peserta katekese yang mengalami kesulitan dengan
memberi semangat, membantu merumuskan, memuji usaha,
menentramkan ketegangan.
d. Mencari atau memberikan input yang dimintakan oleh kelompok.
e. Mengatur waktu dan tempat kalau kelompok sendiri tidak melakukan.
Dengan demikian seorang katekis dalam memimpin Katekese Umat
membantu kelompok untuk mengalami katekese sebagai pengalaman tulen
Gereja, karena kebersamaan yang dihadiahkan oleh panggilan Kristus.
5. Spiritualitas Katekis
a. Pengertian Spiritualitas
Kata spiritualitas berasal dari bahasa Latin, yaitu spiritus yang berarti Roh.
Roh ini merupakan dasar hidup manusia. Spiritualitas dimengerti sebagai
semangat hidup dan perjuangan yang menjadi cara pandang atau pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dalam pengolahan hidup (Staf Dosen, 2010: 29). Heuken (2002: 11) menyatakan
bahwa spiritualitas mempunyai dua segi, yaitu askese atau usaha melatih diri
secara teratur supaya terbuka dan peka terhadap sapaan Allah. Askese
menandakan jalan dan mistik sebagai tujuan hidup keagamaan manusia. Lebih
lanjut ia berpendapat bahwa manusia dipanggil untuk mengenal Dia yang ilahi
yang hadir dalam batinnya yang mana terjalin relasi berdasarkan kasih. Dengan
demikian spiritualitas menyangkut keberadaan orang beriman sejauh dialami
sebagai anugerah Roh Kudus yang meresapi seluruh dirinya.
Bagi umat Kristiani, spiritualitas selalu berhubungan dengan Roh Allah
atau Roh Kudus yang mendorong, menggerakkan, menjiwai, menguatkan dan
menyemangati umat manusia. Yesus menyebut-Nya sebagai “Penolong, Roh
Penolong” (Yoh 14:16-17), dan Paulus menyebut-Nya sebagai “Roh Allah atau
Roh Kudus” (1 Kor 12:3). Roh Kudus itulah yang turun dan memenuhi para
murid pada hari Pentakosta (Kis 2:1-4). Van Lierav (1994: 7) menyatakan bahwa
spiritualitas adalah keadaan seseorang atau kelompok yang didorong, dimotivasi,
disemangati, dijiwai dan digerakkan oleh Roh Allah. Dengan demikian
spiritualitas adalah suatu gerak di mana seseorang senantiasa membiarkan dan
membuka dirinya untuk dipimpin, dibimbing, diterangi, digerakkan, dan dikuasai
oleh Roh Allah. Untuk dapat mengalami kehadiran Roh Allah dibutuhkan suatu
kepekaan hati agar Roh Allah diam di dalam kita (Rm 8:1-17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Spiritualitas Seorang Katekis
Spiritualitas merupakan unsur yang paling pokok yang harus dimiliki oleh
katekis, karena spiritualitas inilah yang membantu katekis tetap bersemangat
dalam menjalankan tugas panggilannya. Dalam Dokumen Direktorium Kateketik
Umum (DKU) no. 114, berkata perihal spiritualitas katekis, sebagai berikut:
Tugas yang dipercayakan pada katekis menuntut diripadanya suatu
kehidupan sakramental dan rohani yang bersemangat, suatu penghayatan
doa dan perasaan yang mendalam akan keunggulan wanita kristiani dan
kekuatan yang dimilikinya untuk mengubah kehidupan seseorang; tugas
ini menuntut juga diripadanya sikap mencari cinta kasih, kerendahan hati
dan kebijaksanaan, yang memberikan Roh Kudus untuk melengkapi
pekerjaannya yang penuh hasil dalam diri mereka yang diajar.
Spiritualitas katekis berkaitan erat dengan hal-hal yang dituntut dalam
menunaikan panggilan sebagai katekis. Karena spiritualitasnya diturunkan dari
pelayanannya, namun spiritualitas katekis banyak juga tergantung dengan pada
temperamen, lingkungan, dan terutama pada karunia Roh. Seorang bisa agak
pendiam atau lebih komunikatif, agak mengasingkan diri atau lebih melibatkan
diri. Seperti setiap orang kristiani yang lain, katekis juga berkembang dalam iman,
pengharapan, dan cinta kasih; menantang yang jahat dalam diri sendiri atau di
sekitarnya; berjuang dan bangkit dari jatuh, mengadakan pembaruan terus
menerus, bersemangat rendahati, miskin dalam Roh, taat, murni, bijaksana;
menyembah, bersyukur, dan bermohon. Sejauh ia melibatkan diri dalam
pendidikan iman, ia harus melibatkan diri dalam pendidikan iman, ia harus
mengongkritkan hidup spiritual kristianinya melalui pembinaan (Telaumbanua,
2005: 170).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Sebelum berbicara mengenai macam-macam spiritualitas katekis, terlebih
dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian spiritualitas, pengertian spiritualitas
katekis, dan perlunya spiritualitas bagi katekis dengan berguru pada Yesus
Kristus.
c. Pengertian Spiritualitas Katekis
Dasar spiritualitas katekis adalah spiritualitas kristiani, dimana setiap
orang kristiani terpanggil untuk mewujudkan secara nyata kehidupan Kristus yang
diimaninya sebagai Tuhan dan Penyelamat dengan cara mengintegrasikannya
dalam kehidupan sehari-hari (Sarjumunarsa, 1985: 23). Spiritualitas katekis dapat
diartikan sebagai hidup rohani seorang katekis, sebagai orang kristiani yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang agama yang cukup
mengkomunikasikan apa yang diketahui dan dialami kepada orang lain dan dapat
menjadi saksi iman di tengah-tengah umat melalui kesaksian hidup yang nyata
(Heuken, 2002: 12).
Dengan demikian spiritualitas katekis adalah hidup rohani seorang katekis
yang senantiasa didorong, dimotivasi, dibimbing, dipimpin, dijiwai, diterangi, dan
digerakkan oleh kekuatan Roh Allah yang berpengetahuan dan berpengalaman di
bidang agama, memiliki kesaksian iman dan mengkomunikasikannya kepada
umat di tengah-tengah kehidupan nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d. Perlunya Spiritualitas bagi katekis dengan Berguru pada Yesus Kristus
Setiap kegiatan akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan daya
dorong yang mendasarinya. Daya dorong tersebut adalah spiritualitas. Seorang
katekis dalam menjalankan tugas panggilannya perlu memiliki spiritualitas
katekis. Sumber spiritualitas para katekis adalah Yesus Kristus. Katekis harus
memiliki sikap pengharapan akan kualitas hidup kristiani dengan menjadikan
Yesus sebagai pedoman hidup.
Yohanes Paulus II mengharapkan agar para katekis menimba spiritualitas
katekis dari Sang Guru yakni Yesus Kristus. Banyak hal yang dapat dipelajari dari
Yesus Kristus yang merupakan katekis ulung di mana kesuksesan dan
keberhasilan terlihat dari banyaknya orang yang menjadi pengikut, percaya, dan
bertobat. Kesetiaan Yesus terhadap tugas terlihat dari apa yang dilakukan-Nya, di
mana Ia tidak henti-hentinya terus mengajar (CT, art 9). Apa yang diajarkan-Nya
sungguh memberikan teladan yang mendalam bagi para pendengar-Nya, dan tidak
terlepas dari kenyataan hidup-Nya.
Tindakan yang Ia lakukan sungguh-sungguh menunjukan karya penebusan
bagi dosa manusia yang merupakan perwujudan nyata atas sabda-Nya dan
sekaligus sebagai pemenuhan wahyu. Para katekis diharapkan memiliki dan
meneladani apa yang dilakukan oleh Yesus dalam mengajar. Hal ini dilakukan
agar para katekis menemukan sinar terang dan kekuatan untuk secara otentik
memperbaharui katekese (Komisi Kateketik KWI, 2009: 30-31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
e. Macam-macam Spiritualitas Katekis Paroki
Spiritualitas katekis merupakan sumber dan pedoman prilaku yang
menopang tugas katekis sehubungan dengan panggilannya yang khusus.
Spiritualitas menyangkut hubungan pribadi antara katekis dengan Allah yang
tampak dalam hidup sehari-hari. Dalam kenyataan hidup katekis, banyak sekali
macam-macam spiritualitas katekis yang bisa dipelajari, namun dalam
pembahasan ini penulis hanya membatasi pada empat macam spiritualitas katekis
yang harus dimiliki oleh katekis, yaiutu sedia diutus, semangat menggereja,
menjadi murid, dan berakar dan berbuah.
1) Sedia Diutus
Katekis sebagai fungsionaris Gereja memiliki spiritualitas sedia diutus
oleh Gereja. Sikap sedia diutus oleh Gereja yang hidup dalam diri katekis pada
dasarnya mengalir dari panggilan yang dikehendaki oleh Yesus sendiri. Dalam
hidup merasul-Nya, Yesus sanggup mendorong dan mempengaruhi banyak orang
unruk mendalami hidup rohani yang dalam. Demikian pula katekis dipanggil
untuk mempunyai hidup rohani yang mendalam, yaitu menjalankan kehidupan
doa, latihan rohani, membaca Kitab Suci, dan devosi (Sarjumunarsa, 1982: 23).
Ketekis menyadari kesediaan diri untuk sedia diutus oleh Gereja karena ia merasa
dipanggil untuk mengikuti cara hidup Yesus yang setia diutus oleh Bapa-Nya
sampai pada akhir hayat-Nya. Demikian pula katekis yang sedia diutus terlihat
dalam keterlibatannya yang formal dalam perutusan Gereja. Maka dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menyangkut tugasnya katekis menyatakan kepada masyarakat akan kehadiran
gereja yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat sampai pada akhir hayatnya
(Sarjumunarsa, 1982: 34)
2) Semangat Menggereja
Seorang katekis tentunya memiliki sikap semangat menggereja yang
mendalam yakni bergerak dalam komunitas iman jemaat. Katekis yang bergerak
dalam komunitas iman jemaat tentu saja harus memiliki sikap dan sifat
komunikatif. Sikap dan sifat tersebut terlihat dalam keterbukaannya untuk sedia
dan setia mendengarkan sabda Tuhan, karena tugas khusus katekis dalam rangka
menggereja yang bergerak dalam komunikasi iman jemaat, maka ia harus
memiliki semangat dan cita-cita untuk menggerakkan seluruh anggota Gereja
dalam mengkomunikasikan imannya. Dalam komunikasi iman jemaat yang
integral akan terwujud Gereja yang hidup, nyata, dan damai (Sarjumunarsa, 1982:
34-35).
3) Menjadi Murid
Yesus sebelum mengakhiri tugas-Nya dan terangkat ke surga, Ia
mendekati para murid dan berkata:
Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:18-20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dalam ayat-ayat tersebut, sangatlah jelas bahwa Yesus memberi kuasa dan
tugas kepada para murid, yaitu menjadi murid sekaligus sebagai pengajar.
Kaitannya dengan ayat-ayat tersebut semua orang kristiani termasuk katekis
adalah murid Yesus, maka betapa pun katekis memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam mengajar ia tetap murid Yesus. Dalam Injil Matius 11:29
dikatakan “Belajarlah kepda-Ku karena Aku lemah lembut dan rendah hati”, ayat
tersebut mengajak kepada katekis untuk selalu setia belajar agar ia memiliki sikap
lemah lembut dan rendah hati, artinya terbuka pada berbagai pengalaman,
pendapat, siap menerima kritik dan tidak malu bertanya (Sarjumunarsa, 1982: 35-
36).
4) Berakar dan Berbuah
Katekis dikatakan berhasil mengembangkan spiritualitasnya apa bila iman
Gereja semakin mengakar dan berbuah di dalam kehidupan jemaat. Hal ini
bertolak dari perkataan Yesus yang terdapat dalam Mat 7:6 yaitu; “Dari buahnya
lah kamu akan mengenal mereka”. Gereja semakin berakar mengandung arti
Gereja bertumbuh, berkembang, dan menyatakan dirinya di dalam seluruh aspek
kehidupan jemaat baik itu dari segi kebudayaan, sosial, ekonomi, keagamaan, dan
kehidupan sehari-hari dengan demikian seluruh aspek kehidupan masyarakat
merasakan dan menjiwai semangat iman Kristiani. Sedangkan Gereja semakin
berbuah mengandung arti tindakan umat yang nyata (perbuatan baik). Tindakan
baik ini ditujuakan bukan hanya kepada sesama jemaat tetapi juga kepada
masyarakat luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kebaikan yang dilakukan jemaat akan masuk ke dalam jiwa masyarakat
sehingga menimbulkan dorongan kepada masyarakat luas untuk berbuat baik dan
beramal kasih kepada sesama (Sarjumunarsa, 1982: 36-37). Dorongan yang
dilakukan umat untuk tetap bersatu dalam iman sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaan masing-masing.
5) Semangat Missioner
Mengingat pembabtisan dan panggilan khusus mereka, para katekis yang
hidup dalam pergaulan sehari-hari dengan sejumlah besar orang bukan Kristiani,
sebagaimana halnya yang terjadi di wilayah misi, tidak bisa tidak digugah oleh
Sabda Kristus: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang
ini, dan domba-domba ini harus Kutuntut juga” (Yoh 10:16) dan “pergilah
keseluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15). Para
katekis harus memiliki semangat kerasulan yang tinggi, suatu semangat yang akan
efektif jika mereka menjadi yakin akan apa yang mereka lihat dan menjadi penuh
semangat dan berani, tanpa merasa malu akan Injil.
Para katekis akan menjadi seperti gembala yang mencari dombanya yang
hilang “sampai menemukannya” (Luk 15:4). Keyakinan mereka seharusnya
menjadi sumber semangat kerasulan mereka. Semangat bernyala-nyala seperti St.
Paulus perlu mengilhami mereka para katekis untuk mengobarkan semangat
mereka, yang merupakan tanggapan atas panggilan mereka, dan yang akan
membantu mereka untuk berani memberikan Kristus dengan berani dan bekerja
giat demi perkembangan Gereja (Sumarno Ds., 2015: 28-29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
D. Peran Mata Kuliah PPL PAK Paroki Dalam Mendukung Panggilan
Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki
Pendidikan yang ditawarkan oleh Program Studi PAK memang
dikhususkan untuk mendukung dan sekaligus memupuk panggilan para
mahasiswa sebagai seorang yang terpanggil untuk menjadi pelayan sabada
sebagai seorang katekis. Sebagai orang awam, tentunya katekis memiliki
panggilan yang khas, di mana ia dipanggil dan diutus mewartakan Injil dalam sifat
keduniawiannya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat (Komisi Kateketik
KWI, 2009: 15). Dalam kehidupannya di masyarakat ia ikut ambil bagian dalam
pergumulan dan perkembangan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, ia juga
berperan sebagai pewarta sabda dengan menghadirkan sosok Yesus Kristus yang
diimaninya dengan menampilkan kasih Allah melalui perkataan dan perbuatan di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dengan harapan agar semakin banyak
orang percaya dan beriman kepada-Nya (Prasetya, 2007: 30).
1. Mengembangkan Keterampilan dalam Melaksanakan Katekese
Seorang katekis diharapkan mempunyai keterampilan dakam berkatekese.
Pewartaan seorang katekis dilakukan dengan cara berdialog (berkomunikasi)
dengan umat dan mengajak uamat untuk berefleksi. Jadi keterampilan
berkomunikasi dan berefleksi merupakan keterampilan yang penting dan harus
dikuasai oleh katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
a. Keterampilan Berkomunikasi
Seorang katekis harus mampu berkomunikasi dengan umat, dalam
pengalaman tertentu, dalam situasi tertentu yang dilatarbelakangi kebudayaan
tertentu. Katekis juga perlu dapat mengungkapkan diri, berbicara dan
mendengarkan umat, hal ini menunjukan bahwa ia juga terbuka dengan umat.
Dengan keterampilan berkomunikasi yang baik tentunya akan sangat mudah bagi
katekis dalam mengumpulkan, menyatukan, dan mengarahkan umat pada suatu
tindakan nyata. Selain itu juga mampu menciptakan suasana yang memudahkan
umat untuk mengungkapkan diri, berdialog dan mendengarkan pengalaman orang
lain sehingga diantara umat sendiri tidak ada saling curiga satu sama lain (Lalu,
2005: 8).
b. Keterampilan Berefleksi
Suatu pertemuan pendalaman iman hendaknya menjadi sebuah komunikasi
iman yakni kesaksian iman. Katekis diharapkan mampu memberikan kesaksian
akan pengalaman imannya, karena kesaksian yang diungkapkan menjadi bahan
untuk direfleksikan dan sekaligus menjadi peneguh atas apa yang ia katakan
kepada umat. Maka untuk bisa berefleksi dibutuhkan keterampilan berefleksi,
keterampilan berefleksi adalah kemampuan untuk menentukan nilai-nilai
manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari, menemukan nilai-nilai Kristiani
dalam Kitab Suci, ajaran Gereja, dan Tradisi Kristiani, serta memadukan nilai-
nilai Kristiani dengan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari
(Lalu, 2005: 8). Dalam melatih keterampilan berefleksi katekis perlu
melakukannya setiap hari sebagai suatu bentuk tanggungjawab atas panggilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
yang sudah mereka jalani dan mereka terima oleh karena rahmat Allah. Sebagai
pewarta sabda ia juga merenungkan dan merefleksikan sabda yang ia wartakan di
dalam hidupnya. Dari sabda yang ia wartakan dan renungkan, ia juga bersaksi atas
sabda dan imannya karena dengan kesaksiannya itu dapat menjadi teladan dan
contoh bagi kehidupan orang-orang lain. Buah dari pewartaan, permenungan, dan
kesaksian ia wujudnyatakan dalam tingkah laku dan perbuatan di dalam
kehidupan sehari-harinya.
2. Memberi Sumbangan Pengetahuan tentang Katekese
Katekis adalah seorang pewarta dan saksi iman maka ia harus memiliki
pengetahuan yang memadai seputar tugasnya, yaitu pengetahuan tentang katekese,
pengetahuan tentang metode katekese, pengetahuan terhadap situasi atau keadaan
umat dan pengetahuan yang menyangkut konteks. Kesemua pengetahuan tersebut
harus dikuasai secara benar dan tepat. Tanpa pengetahuan-pengetahuan tersebut
katekis tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan bahkan bisa gagal.
Dalam hal ini mata Kuliah PPL PAK Paroki memberikan sumbangan
pengetahuan.
a. Pengetahuan tentang Katekese
Pengetahuan tentang katekese yang harus dimiliki oleh katekis meliputi:
pengetahuan akan Kitab Suci, Kristologi, dan Eklesiologi. Pertama, pengetahuan
akan Kitab Suci; katekis harus memiliki pengetahuan yang tepat tentang Kitab
Suci sebagai Kitab yang berisi Firman Allah yang ditujukan kepada manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kedua, Kristologi; apa yang diwartakan oleh katekis adalah Yesus sendiri, maka
terlebih dahulu katekis harus mengenal, mendalami secara pribadi dan menjadikan
Yesus sebagai pola hidup (Lalu, 2005: 118-119)
Ketiga, Eklesiologi (Gereja); katekis harus mampu mengartikan Gereja
secara benar dan tepat, yaitu Gereja sebagai umat Allah. Communio dan tanda
keselamatan yang nyata hadir di tengah-tengah dunia. Keempat adalah Ajaran
Sosial Gereja (ASG); katekis harus mengetahui dan memahami apa yang menjadi
ajaran Gereja, khususnya keberpihakan Gereja terhadap kaum lemah, miskin,
tersingkir, dan difabel (KLMTD). Selain itu juga pengetahuan lain yang harus
diketahui dan dikuasai katekis adalah Sakramentologi, Mariologi, liturgi dan lain-
lain (Lalu, 2005: 119). Mengingat umat zaman ini semakin pintar, kritis, dan serba
ingin tahu maka kesemua pengetahuan tersebuat harus dikuasai dan dipahami
secara benar oleh katekis.
b. Pengetahuan tentang Metode Katekese
Metode merupakan cara atau prosedur untuk melaksanakan suatu kegiatan
untuk mencapai tujuan secara efektif. Berbicara mengenai metode katekese,
tentunya katekis harus mengetahui metode dalam sebuah katekese. Pengetahuan
ini harus dipelajari berdasarkan uraian-uraian yang sudah ada tau pun berdasarkan
pengembangan metode secara pribadi. Katekis harus memiliki pengetahuan
semacam ini. Dengan kemampuannya mengolah sebuah metode katekese tentunya
akan dengan mudah ia menganalisis situasi, menyusun rencana tindak lanjut dan
berkreasi dalam mengolah katekese itu sendiri (Lalu, 2005: 119-120).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
c. Pengetahuan tentang Situasi/Keadaan Umat
Katekis ketika menjalankan sebuah pertemuan katekese ia juga perlu
memperhatikan situasi atau keadaan umat. Situasi atau keadaan yang dimaksud di
sini adalah keadaan pribadi seseorang dan latar belakang umat. Selain itu juga
katekis diharapkan mampu mengenali psikologi dan konteks peserta (Lalu, 2005:
120). Dengan demikian iman umat akan semakin mengakar, tumbuh dan
berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat dan juga di dalam kehidupan
menggereja.
d. Pengetahuan Menyangkut Konteks
Katekis juga perlu memiliki pengetahuan yang menyangkut konteks.
Konteks yang dimaksud di sini adalah situasi atau keadaan yang sedang terjadi di
dalam dunia faktual yang bersifat nasional. Misanya saja kejadian-kejadian yang
terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri: bencana alam, kerusuhan, dan lain-
lain (Lalu, 2005: 120). Kejadian yang terjadi dalam dunia faktual dapat
membantu, mendukung dan menjadi sumber inspirasi yang mendukung dalam
pewartaan katekis di tengah-tengah umat yang sedang mengalami perubahan
zaman dan serba ingin tahu akan situasi yang sedang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Memberi Sumbangan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis
(SCP)
Shared Christian Praxis (SCP) bermula dari kebutuhan para katekis untuk
menentukan suatu pendekatan berkatekese yang handal dan efektif, artinya suatu
pendekatan yang mempunyai dasar teologis yang kuat, menggunakan model
pendidikan yang “progresif”, dan memiliki keprihatinan pelayanan pastoral yang
aktual. Groome (1997: 1), mengatakan bahwa:
Shared Christian Praxis (SCP) menekankan proses berkatekse yang
bersifat dialogis-partisipastif supaya dapat mendorong peserta,
berdasarkan komunikasi antar “tradisi” dan visi hidup mereka dengan
“tradisi” dan visi kristiani, sehingga baik secara pribadi maupun bersama
mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi makin
terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia.
Model ini bermula dari pengalaman hidup peserta yang selanjutnya
direfleksikan secara kristis supaya ditemuka maknanya yang kemudian
dikonfrontasikan dengan pengalman hidup iman kristiani supaya muncul
pemahaman, sikap, dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan
baru pula. Dengan kata lain sejak awal orientasi pendekatan ini adalah praksis,
maka pendekatan ini juga disebut sebagai model praksis (Groome, 1997: 1).
a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP)
Katekese dengan model Shared Christian Praxis (SCP) ini pertama kali
diperkenalkan oleh Thomas H. Groome, seorang ahli katekese melalui bukunya
yang berjudul Shared Christian Praxis (SCP): Suatu Model Berkatekese, berusaha
mencari pendekatan katekese yang handal dan efektif untuk menjawab kebutuhan
para katekis dalam membantu umat demi perkembangan iman mereka, yaitu suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
model yang sungguh mempunyai dasar teologis yang kuat, mampu memanfaatkan
perkembangan ilmu pendidikan dan memiliki keprihatinan pastoral yang aktual.
Model Shared Christian Praxis (SCP) merupakan suatu alternatif katekese
model pegalaman hidup yang menekankan proses berkatekese yang bersifat
dialogis dan partisipasif, berawal dari pengalaman iman dan visi Kristiani
(idealitas) supaya muncul pemahaman, sikap dan kesadaran baru (aktualitas) yang
memberi motivasi pada keterlibatan baru. Pada akhirnya baik secara pribadi
maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan
demi semakin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah (Groome, 1997: 1).
Orientasi model ini adalah praksis peserta sebagai subyek yang bebas dan
bertanggungjawab. Sesuai dengan tiga huruf (S-C-P), model ini memiliki tiga
komponen yakni shared, christian, praxis.
1) Shared
Istilah shared atau sharing mengundang pengertian komunikasi timbal
balik, partisipasi aktif dan kritis dari semua peserta. Istilah ini juga merupakan
proses katekese yang menekankan unsur dialog partisipasif peserta yang ditandai
dengan suasana kebersamaan, persaudaraan, keterlibatan dan solidaritas. Dalam
sharing semua peserta diharapkan untuk ikut aktif, terbuka, siap mendengarkan
dengan hati pengalaman orang lain dan berkomunikasi dengan kebebasan hati
(Groome, 1997: 4).
Dikatakan pula bahwa sharing berarti berbagi rasa, pengetahuan serta
saling mendengarkan pengalaman orang lain. Ada dua unsur penting yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
membicarakan dan mendengrkan. Arti dari membicarakan disini adalah lebih pada
menyampaikan atau mengungkapkan pengalamn hidup yang didasari oleh sikap
terbuka, kepercayaan dan kerendahan hati untuk mengungkapkan
penhuangalaman dan pengetahuan yang nyata dalam dirinya. Sedangkan maksud
mendengarkan adalah berarti mendengar dengan hati yang disharingkan.
Mendengarkan berarti melibatkan keseluruhan diri sehingga dalam mendengarkan
timbullah gerak hati, empati terhadap apa yang disharingkan oleh peserta lainya
(Sumarno DS., 2013: 16-17).
2) Christian
Christian atau Kristiani dalam Shared Christian Praxis (SCP) adalah
mengusahaka agar kekayaan iman Kristiani sepanjang sejarah dan visinya
semakin terjangkau dan relevan untuk kehidupan peserta. Kekayaan iman
Kristiani yang ditekankan dalam model ini adalah pengalaman iman tradisi
Kristiani sepanjang sejarah dan visinya (Groome, 1997: 2).
Tradisi mengungkapkan realitas iman jemaat yang hidup dan sungguh
dihidupi. Ini mengungkapkan tanggapan manusia terhadap perwahyuan diri Allah
yang terlaksana dalam hidup mereka sebagai realitasiman, tradisi senantiasa
mengundang keterlibatan praktis.
Tradisi (dengan huruf besar T) dalam Gereja bukan berarti hanya sejarah
naratif atau adat istiadat ritual masa lampau saja, tetapi keseluruhan
pengalamn iman umat dalam bentuk apapun yang sudah dibakukan oleh
Gereja dalam rangka menanggapi perwahyuan Allah di dunia ini. Orang
tidak bisa begitu saja menciptakan Tradisi sendiri. Bahkan dalam Gereja
tidak semua tradisi yang ada diterima sebagai Tradisi (Sumarno Ds., 2013:
17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sedangkan Visi menegaskan tuntutan dan janjian Allah yang terkandung
di dalam tradisi, tanggungjawab dan pengutusan orang Kristiani sebagai jalan
untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan. Visi yang paling hakiki adalah
terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia (Groome,
1997: 3). Tradisi dan Visi tidak dapat dipisahkan karena Visi bukan hanya
pengetahuan saja melainkan kenyataan hadirnya dalam bentuk konkret dari
Tradisi dan merupakan jawaban hidup bagi orang beriman terhadap janji Allah
yang terungkap dalam pengalaman dan Tradisi Kristiani. Visi merupakan wujud
konkret dari jawaban manusia terhadap janji Allah yang terwujudkan dalam
sejarah atau Tradisi (Sumarno Ds., 2013: 17).
3) Praxis
Praxis adalah suatu tindakan manusia yang sudah direfleksiakan sebagai
tindakan. Praxis meliputi seluruh keterlibatan manusia dalam dunia yang
mempunyai tujuan untuk mencapai perubahan hidup yang meliputi kesatuan antar
praktek dan teori, atara refleksi kristiani dan kesadaran historis, sintesis pratek dan
teori akan membentuk suatu kreatifitas, sedangkan refleksi kritis dan kesadaran
historis akan mengarahkan pada keterlibatan baru. Praxis mempunyai tiga unsur
yaitu aktivitas, refleksi dan kreativitas. Ketiga unsur itu membangkitkan
berkembangnya imajinasi, meneguhkan kehendak dan mendorong praksis baru
yang dapat dipertangungjawabkansecara etis dan moral (Sumarno Ds., 2013: 15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
a) Aktivitas
Aktivitas meliputi kegiatan masa kini yang meliputi mental dan fisik,
kesadaran, tindakan personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik yang
merupakan medan untuk perwujudan diri sebagai manusia atau subyek dari
kegiatan yang sedang dilakukan baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang
lain. Karena bersifat historis, aktivitas hidup manusia perlu ditempatkan di dalam
konteks waktu dan tempat (Groome, 1997: 2).
b) Refleksi
Refleksi menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan
sosial dalam masa lampau terhadap pribadi dan kehidupan masyarakat serta
terhadap “tradisi” dan “visi” iman Kristiani sepanjang sejarah. Refleksi kritis
dalam mengevaluasi masa sekarang untuk mengerti apa yang “nyata” dalam masa
kini, sehingga manusia tidak jatuh dalam sikap menerima pasif apa yang sudah
terjadi begitu saja. Dengan akal budi, manusia mau mencari apa yang terjadi
dalam “yang nyata”, mencari maksud dari kenyataan masa kini dan mengkritik,
menilai baik-buruknya “yang nyata” dalam masa sekarang (Sumarno Ds., 2013:
15)
Unsur selanjutnya adalah imaginasi kritis dalam menyikap masa lalu
dalam masa sekarang, dan imaginasi kreatif untuk menghadapi masa depan dalam
masa sekarang dengan menggunakan daya imaginasi untuk mengaktifkan masa
lampau dengan mengingat-ingat apa yang terjadi dalam tindakan dan memberi
arti tindakan itu secara pribadi dan sosial (Sumarno Ds., 2013: 15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c) Kreativitas
Kreativitas merupakan perpaduan atara aktivitas dan refleksi yang
menekankan transendensi manusi dalam dinamika menuju masa depan yang terus
berkembang sehingga melahirkan praksis baru (Groome, 1997: 2). Praksis baru
merupakan hal yang akan dilakukan pada masa depan setelah melihat aktivitas
dan merefleksikannya, sehingga tercipta hal baru yang membawa perubahan lebih
baik dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
b. Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP)
Shared Christian Praxis (SCP) sebagai suatu model model katekese yang
berpusat pada pengalaman hidup konkret antar peserta, dalam prosesnya memiliki
5 (lima) langkah-langkah yang berurutan dan terus mengalir yang didahului
dengan langkah 0 (nol) sebagai pemusatan aktivitas (Sumarno Ds., 2013: 18).
Lima langkah yang saling berurutan dapat saling tumpang tindih, terulang
kembali, atau langkah yang satu digabungkan dengan yang lain (Groome, 1997:
5). “Yang paling pokok adalah bahwa semua langkah itu mengalir dalam satu
kesatuan yang menyelruh dan bukan langkah-langkah yang terlepas” (Sumarno
Ds., 2013: 23).
1) Langkah 0: Pemusatan Aktivitas
Langkah 0 (nol) ini tidak harus ada. Kekhasan dari langlah ini adalah
bertolak dari kebutuhan kenkret peserta. Tujuan pada langakah ini adalah untuk
mendorong umat menentukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
konkret yang selanjutnya diolah menjadi tema dasar pertemuan sehingga tema
dasar ini sungguh-sungguh mencerminkan pokok-pokok hidup, keprihatinan,
permasalahan, dan kebutuhan hidup peserta. Pada langkah ini peserta diminta
untuk berperan aktif dalam pertemuan sehingga mampu menentukan tema dasar
yang sesuai dengan situasi atau keadaan peserta (Sumarno Ds., 2013: 18-19).
2) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta
Kekhasan dalam langkah ini adalah sharing, dimana peserta membagikan
(to sahre) pengalaman hidup yang sungguh-sungguh dialami dan tidak boleh
ditanggapi sebagai suatu laporan. Langkah ini bertujuan mendorong peserta
sebagai subyek utama untuk menemukan topik pertemuan yang bertolak dari
hidup konkret yang selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan. Dengan demikian
tema dasar pertemuan dapat sungguh-sungguh mencerminkan pokok-pokok
hidup, keprihatinan, permasalahan dan kebutuhan peserta. Dalam dialog ini,
peserta boleh diam karena “diam” pun merupakan salah satu cara berdialog.
“Diam” tidak sama dengan tidak terlibat. Pada tahap ini pendamping berperan
sebagai fasilitator yang menciptakian suasana pertemuan menjadi hangat dan
mendukung peserta untuk membagikan praxis hidupnya berkaitan dengan tema
dasar. Pada langkah ini pendamping juga berperan untuk merumuskan
pertanyaan-pertanyaan yang jelas, terarah, tidak menyinggung harga diri
seseorang, sesuai dengan latar belakang peserta, dan bersifat terbuka dan obyektif
misalnya: gambarkan, likiskan, atau ceritakan apa yang anda temuai, lihat, dengar,
dan lakukan (Sumarno Ds., 2013: 19-20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3) Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta
Kekhasan pada langkah ini adalah refleksi kritis atas sharing pengalaman
hidup faktual peserta. Pada langkah kedua ini, tujuannya adalah memperdalam
saat refleksi dan mengantar peserta pada kesadaran kritis akan pengalaman hidup
dan tindakannya yang meliputi: pemahaman kritis dan sosial (alasan, minat,
asumsi), kenangan analitis dan sosial (sumber-sumber historis) dan imajinasi
kreatif dan sosial (harapan konsekuensi historis). Peserta diminta untuk aktif
dalam merefleksikan pengalaman hidupnya maupun pengalaman hidup orang lain
yang mempengaruhi cara hidupnya. Kemudian menentukan arah refleksi bagi
masa lampau, sekarang maupun masa depan.
Pada tahap ini pembimbing bertanggungjawab: Pertama, menciptakan
suasana pertemuan yang menghormati dan mendukung setiap gagasan serta
sumbang saran peserta; Kedua, mengundang refleksi kritis setiap peserta; Ketiga,
mendorong peserta supaya mengadakan dialog dan penegasan bersama yang
bertujuan memperdalam, menguji pemahaman, kenangan dan imajinasi peserta;
Keempat, mengajak peserta untuk berbicara tetapi tidak memaksa; Kelima,
menggunakan pertanyaan yang menggali tidak mengintrogasi dan mengganggu
harga diri dan apa yang dirahasiakan peserta; Keenam, menyadari kondisi peserta,
lebih-lebih mereka yang tidak bisa melakukan refleksi kritis terhadap pengalaman
hidupnya (Sumarno Ds., 2013: 20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4) Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani
Pokok pada langlah ini adalah menyampaikan supaya Tradisi dan Visi
Kristiani lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang
konteks dan latar belakang kebudayaan berbeda. Tradisi dan Visi Kristiani
mengungkapkan pewahyuan Diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam
misteri hidup dan karya Yesus serta mengungkapkan tanggapan manusia atas
pewahyuan tersebut. Sifat pewahyuan Ilahi yaitu dialogal, menyejarah dan
normatif, maka perlu ditafsirkan supaya menjadi relevan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam langlah ini yaitu mengkomunikasikan
nilai-nilai Tradiisi dan Visi Kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena
untuk kehidupan peserta yang konteks dan latar belakang kebudayaannya
berlainan. Peserta sangat berperan dalam langkah ini. Peserta diminta untuk
membagikan pengalaman hidupnya berdasarkan Tradisi Gereja ataupun Kitab
Suci yang sesuai dengan tema dan tujuan.
Peran pendamping pada langkah ini membantu peserta dalam menafsirkan
Tradisi Gereja atau Kitab Suci agar peserta terbantu dalam menemukan nilai-nilai
Tradisi dan Visi Kristiani. Pendamping juga harus menggunakan metode yang
tepat tidak bersikap “menggurui”, namun harus bersikap sebagai seorang “murid”
yang siap untuk belajar bersama. Sebagai pendampin juga harus mau memberikan
kesaksian iman, harapan, dan hidupnya sendiri dalam memberikan tafsiran dan
juga pastinya harus membuat persiapan yang matang (Sumarno Ds., 2013: 20-21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
5) Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret
Langkah ini lebih menekankan interpretasi yang dialektis antara tradisi dan
visi faktual peserta dengan Tradisi dan Visi Kristiani yang akan melahirkan
kesadaran sikap dan niat baru sebagai jemaat Kristiani. Yang menjadi kekhasan
dalam langkah ini adalah mengajak peserta sampai pada pengalaman iman.
Langkah ini bertujuan untuk mengajak peserta, berdasarkan nilai Tradisi dan Visi
Kristiani untuk menemukan sikap dan nilai hidup yang hendak dipertahankan dan
dikembangkakan.
Pada langlah ini, peserta diminta untuk mendialogkan hasil pengolahan
mereka pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok langkah ketiga. Peserta
diminta untuk aktif bertanya, bagaimana nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani
meneguhkan, mengkritik atau mempertanyakan dan mengundang mereka untuk
melangkah pada kehidupan yang lebih baik dengan semangat, nilai, dan iman
yang baru demi terwujudnya Kerajaan Allah baik itu dengan tulisan, simbol atau
ekspresi artistik, dsb.
Peran pendamping adalah (a) menghormati kebebasan dan hasil penegasan
peserta, termasuk peserta yang menolak tafsiran pendamping; (b) meyakinkan
peserta bahwa mereka mampu mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi
mereka dangan Tradisi dan Visi Kristiani; (c) mendorong peserta untuk merubah
sikap dari pendengar pasif menjadi pihak aktif; (d) menyadari bahwa tafsiran
pendamping bukan mati; dan (e) mendengar dengan hati tanggapan, pendapat, dan
pemikiran peserta (Sumarno Ds., 2013: 21-22).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
6) Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret
Kekhasan pada langkah terakhir ini adalah mengusahakan tindakan
konkret dan niat-niat bersama. Peserta diajak untuk sampai kepada keputusan
praktis yakni mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan pertobatan
pribadi dan sosial yang kontinyu. Sesui dengan tujuan langkah ini, pendamping
harus sungguh-sungguh mengusahakan agar peserta sampai pada keputusan
pribadi dan bersama. Pendamping berperan untuk dapat merangkum hasil langkah
keempat, supaya dapat lebih membantu peserta dalam mengambil keputusan.
Dalam hal ini pendamping perlu menekankan pada peserta sikap optimis dan
realistis terhadap masa depan yang lebih baik dengan kesadaran bahwa Allah
senantiasa hadir dalam situasi apapun (Sumarno Ds., 2013: 22).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB IV
USULAN PROGRAM REKOLEKSI MODEL SHARED CHRISTIAN
PRAXIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN
MAHASISWA AKAN PANGGILANNYA SEBAGAI SEORANG KATEKIS
Suatu kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan dapat berjalan dengan
baik dan lancar apabila dipersiapan dengan matang dan terencana. Para
pendamping perlu membuat suatu program pendampingan. Mangunhardjana
(1985: 16) menyatakan program adalah prosedur yang dijadikan landasan untuk
menentukan isi dan urutan acara-acara pembinaan yang akan dilaksanakan.
Program juga merupakan serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis
guna mempermudah pendamping dalam rangka menyusun kegiatan secara
terperinci dan menyeluruh yang dijabarkan sesuai tema yang telah ditentukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa-peristiwa hidup yang manusia
alami seringkali berlalu begitu saja tanpa sempat disadari dan direfleksikan,
sehingga kita tidak mengetahui makna di balik peristiwa tersebut. Salah satu
kegiatan yang dapat membantu dalam menyadari dan merefleksikan peristiwa
hidup adalah rekoleksi. Rekoleksi menjadi salah satu bagian untuk menyadari,
merefleksikan peristiwa hidup dan menemukan rencana Tuhan dalam hidup
pribadi masing-masing manusia.
Mata kuliah PPL PAK Paroki yang dialami dan dilaksanakan oleh
mahasiswa Prodi PAK sebagai peristiwa formal yang belum direfleksikan,
sehingga dampak dari pelaksanaan PPL PAK Paroki ini tidak dirasakan dan
belum direfleksikan secara sungguh-sungguh dan mendalam oleh mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PAK. Di Prodi PAK perlu diadakan program rekoleksi model Shared Christian
Praxis sebagai upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan penggilannya
sebagai seorang katekis. Uraian dalam bab ini terbagi menjadi lima bagian yaitu
latar belakang pemilihan program, alasan pemilihan tema atau tujuan, petunjuk
pelaksanaan program dan contoh persiapan rekoleksi model Shared Christian
Praxis.
A. Latar Belakang Penyusunan Program
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kampus PAK bagi
mahasiswa yang telah melaksanakan dan mengalami mata kuliah PPL PAK
Paroki, penulis dapat mengetahui bahwa mahasiswa PAK cukup memahami
bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan sarana untuk memotivasi serta
menjadi tempat untuk memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis.
Namun dengan pemahaman yang ada tersebut, ternyata mahasiswa PAK belum
sepenuhnya mampu mengahayati dan memaknai akan peran dari mata kuliah PPL
PAK Paroki sebagai penumbuh kembang panggilannya sebagai katekis,
mahasiswa belum sungguh-sungguh merefleksikan proses yang terjadi selama
melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki. Bagi penulis, kondisi ini cukup
memperihatinkan mengingat peranan mata kuliah PPL PAK Paroki belum
direfleksikan dengan sungguh-sungguh oleh mahasiswa. Berdasarkan
keprihatinan tersebut, penulis mencoba untuk memberikan usulan program
rekoleksi model Shared Christian Praxis yang diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam memaknai dan merefleksikan sungguh-sungguh pelaksanaan
dari mata kuliah PPL PAK Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Rekoleksi model Shared Christian Praxis merupakan ajakan kepada para
mahasiswa untuk menumbuh kembangkan panggilannya sebagai katekis dan
menumbuh kembangkan hidup rohani. Pencapaian hidup rohani ini diproses
melalui keheningan, penenangan pikiran dan penenangan batin. Hal ini
dimaksudkan agar dalam suasana hening, pikiran yang tenang dan batin yang
tenang mahasiswa semakin mengarahkan hatinya kepada Allah. Selain
menumbuhkan panggilan sebagai katekis dan hidup rohani, rekoleksi juga
menjadi kesempatan mahasiswa untuk mengingat dan mengumpulkan kembali
materi-materi yang telah diajarkan dalam mata kuliah PPL PAK Paroki dan
mengajak mahasiswa untuk melakasnakan serta melakukan kebiasaan hidup yang
baik dan semakin terlibat di Lingkungan bersama dengan jemaat.
B. Alasan Pemilihan Tema
Tema program rekoleksi yang diusulkan tidak terlepas dari tema dan
tujuan sentral yang ingin dicapai dalam mata kuliah PPL PAK Paroki. Dalam
membuat tema-tema rekoleksi juga menyesuaikan dengan keadaan karakteristik
dan situasi mahasiswa serta harapan mahasiswa terhadap mata kuliah PPL PAK
Paroki. Maka dengan keterangan di atas mengusulkan tema untuk program
rekoleksi ini adalah “Menjadi katekis adalah Panggilan Hidupku”. Tema menjadi
katekis adalah panggilan hidupku merupakan tema yang tepat yang penulis
usulkan. Tema ini dipilih bertujuan supaya mahasiswa semakin menyadari bahwa
menjadi katekis adalah panggilan hidup yang terdorong dari pelaksanaan mata
kuliah PPL PAK Paroki yang dialami langsung oleh mahasiswa bersama umat di
Lingkungan tempat tinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tema ini dijabarkan dalam 3 (tiga) sesi yaitu: mengungkapkan dan
merefleksikan pengalaman dalam PPL PAK Paroki, mendalami peran PPL PAK
Paroki dalam panggilan sebagai katekis, dan menerapkan usaha konkret dan aksi
bagi masa depan panggilan sebagai katekis di Prodi IPPAK. Sesi pertama
diangkat karena ingin mengungkapkan kembali situasi pengalaman mahasiswa
dalam melaksanakan PPL PAK Paroki dan merefleksikan dengan sungguh-
sungguh akan pengalaman yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa, maka
melalui sesi ini diharapkan mahasiswa dapat mengungkapkan kembali
pengalaman-pengalaman selama melaksanakan PPL PAK Paroki dan
merefleksikan sebagai ungkapan syukur atas pengalaman yang sudah didapatkan.
Sesi yang kedua diangkat karena ingin melihat bagaimana mahasiswa
mendalami peranan mata kuliah PPL PAK Paroki dalam meneguhkan panggilan
mahasiswa sebagai seorang katekis, maka melalui sesi ini diharapkan mahasiswa
dapat menyebutkan peran PPL PAK Paroki dalam meneguhkan panggilannya
sebagai seorang katekis.
Sesi ketiga diangkat supaya mahasiswa dapat menerapkan usaha konkrit
dalam aksi bahwa panggilan menjadi katkis adalah panggilan yang dianugerahi
oleh Allah, sehingga mahasiswa semakin terdorong untuk lebih aktif dalam
berkegiatan di Lingkungan sebagai bentuk menanggapi panggilan tersebut.
Melalui pengalaman mereka yang telah melaksanakan dan mengalami mata kuliah
PPL PAK Paroki mahasiswa dapat mengungkapkan usaha dan aksi konkrit dalam
menanggapi panggilan dengan aktif di Lingkungan tempat tinggal bersama
dengan umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
C. Pedoman Pelaksanaan Program
Petunjuk pelaksanaan dalam sebuah program rekoleksi sangatlah penting,
karena dengan adanya petunjuk, program rekoleksi akan berjalan dengan lancar.
Petunjuk pelaksanaan rekoleksi yang ditawarkan meliputi pendamping, peserta,
waktu, metode dan sarana, tempat dan evaluasi rekoleksi.
1. Model Rekoleksi
Dalam sebuah rekoleksi, menentukan model rekoleksi merupakan hal yang
penting. Dalam kaitannya dengan hal ini model rekoleksi yang akan digunakan
adalah rekoleksi model Shared Christian Praxis. Rekoleksi model Shared
Chritian Praxis dipilih dan digunakan karena lebih menekankan proses katekese
yang bersifat dialogal dan partisipatif, berawal dari pengalaman iman dan
visikristiani (idealis) supaya muncul pemahaman, sikap dan kesadaran baru
(aktual) yang memberi motivasi pada keterlibatan baru dan pada ahirnya baik
secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan
keputusan demi semakin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah (Groome, 1997:
1).
Dalam rekoleksi ini mengambil model Shared Christian Praxis karena
model ini menekankan dialog, maka sangat cocok untuk kebutuhan mahasiswa
yang senang melakukan sharing dan berdialok. Langkah-langkah dalam model
Shared Christian Praxis terdiri dari 5 langkah: langkah 1 (pertama)
mengungkapkan pengalaman hidup peserta, langkah 2 (kedua) mendalami
pengalaman hidup peserta, langkah 3 (ketiga) menggali pengalaman iman
Kristiani, langkah 4 (keempat) menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
konkrit, dan langkah 5 (kelima) mengusahakan suatu aksi konkrit. Dalam
rekoleksi yang akan dilaksanakan ini menggunakan penggabungan langkah-
langkah, penggabungan langkah-langkah yang digunakan antara lain langkah 1
(satu) dan 2 (dua), langkah 3 (tiga) dan 4 (empat), kemudian langkah 5 (lima).
2. Pendamping Rekoleksi
Dalam sebuah rekoleksi keberadaan seorang pendamping sangatlah
penting karena berperan sebagai pemudah, pelancar, fasilitator bagi jalannya
proses rekoleksi serta membantu peserta dalam mencapai cita-cita setelah
mengikuti rekoleksi (Mangunhardjana, 1985: 70). Dalam konteks rekoleksi yang
dimaksud, pendamping berperan dalam mengarahkan mahasiswa pada kedalaman
hidup rohani serta mengarah pada panggilan mahasiswa sebagai katekis.
Dalam memilih pendamping rekoleksi, hendaknya melihat segi kualitas
yang dimiliki seorang pendamping. Pendamping yang memiliki kualitas
dimaksudkan agar sungguh-sungguh menjadi fasilitator, pemudah, pelancar dan
pencapaian cita-cita. Maka pendamping dalam rekoleksi ini adalah pendamping
yang memiliki pengetahuan yang luas dan pendamping yang memiliki kedalaman
iman yang mendalam tentang kehidupan, dekat dengan Tuhan dan memiliki
integritas yang tinggi.
3. Peserta Rekoleksi
Para peserta dalam rekoleksi bisa bermacam-macam, yakni ada pelajar,
pengusaha, guru dan lain-lain. Peserta dalam rekoleksi di sini adalah mahasiswa
IPPAK. Maka mahasiswa PAK yang menjadi peserta adalah mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
khususnya mahasiswa yang telah mengalami dan melaksanakan mata kuliah PPL
PAK Paroki. Maka kebutuhan mereka adalah pada pengebangan dan pemantapan
diri akan panggilan menjadi seorang katekis yang dipanggil oleh Allah. hal yang
demikian merupaan bagian dari kebutuhan peserta. artinya kebutuhan mahasiswa
adalah kerinduan dan cita-cita mereka.
4. Waktu Rekoleksi
Waktu rekoleksi dimengerti dalam arti kapan diadakan atau dilaksanakan
rekoleksi dan berapa lama rekoleksi diadakan. Rekoleksi biasa diadakan di pagi
hari, siang, sore dan malam hari. Waktu kapan rekoleksi diadakan akan
mempengaruhi bagi jalannya proses rekoleksi karena akan mempengaruhi pada
kesegaran peserta ataupun pendamping. Dari segi waktu, rekoleksi bisa diadakan
selama beberapa jam atau satu hari penuh. Bisa juga rekoleksi ini dilaksanakan
sesuai dengan kesepakatan bersama supaya menemukan jalan tengah yang baik
dari kesiapan pendampingnya sendiri maupun kesiapan para peserta dan para
peserta disini adalah pihak dari mahasiswa. Pelaksanaan rekoleksi dalam hal ini
akan dilaksanakan selama satu hari penuh mulai pukul 08:00 WIB sampai dengan
14:30 WIB dan dilaksanakan pada hari Sabtu atau pada Minggu terakhir sebelum
ujian akhir semester sebagai penutupan dari mata kuliah PPL PAK Paroki.
5. Sarana dan Metode Rekoleksi
Sarana dan metode adalah bagian dari penunjang bagi kelancaran maupun
keberhasilan dalam sebuah kegiatan rekoleksi. Metode adalah cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar tercapai suatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dikehendaki. Metode diartikan sebagai cara-cara memikirkan dan memeriksa
suatu hal menurut suatu rencana tertentu, atau cara melakukan sesuatu. Dalam hal
ini metode yang akan digunakan dalam rekoleksi yakni dialog, sharing, informasi
dan tanya jawab. Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Sehubungan dengan rekoleksi ini maka sarana yang
digunakan adalah Kitab Suci, alat tulis, madah bakti, LCD, laptop dan gitar.
6. Tempat
Tempat yang akan digunakan dan dijadikan tempat untuk kegiatan
rekoleksi menjadi salah satu penunjang akan keberhasilan rekoleksi. Karena
tempat rekoleksi akan mempengaruhi suasana, sikap dan keikut sertaan peserta
dalam mengukuti rekoleksi. Tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat rekoleksi
adalah di dalam ruangan ataupun di alam terbuka (Mangunhardjana, 1985: 34-35).
Maka tempat yang akan digunakan dalam rekoleksi ini adalah di dalam ruangan
yakni di kapel Maria Della Strada kampus PAK-USD.
D. Contoh Persiapan Rekoleksi Model Shared Christian Praxis
1. Identitas
a. Tema : Menjadi Katekis adalah Panggilan Hidupku
b. Tujuan : Bersama pendamping mahasiswa semakin menyadari
bahwa menjadi katekis adalah panggilan hidup, sehingga
mahasiswa terdorong aktif dalam kegiatan di Lingkungan
sebagai wujud dari pelaksanaan mata kuliah PPL PAK
Paroki yang dialami langsung oleh mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
c. Peserta : Mahasiswa IPPAK semester VI yang telah mengalami dan
melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki.
d. Tempat : Di kapel Maria Della Strada kampus PAK-USD
e. Waktu : 08:00-14.30 WIB
f. Model : Shared Christian Praxis
g. Metode : - Sharing pengalaman
- Hening
- Informasi
- Membaca Kitab Suci
- Tanya Jawab
- Renungan
h. Sarana : - Kitab Suci
- Alat tulis dan kertas
- Madah Bakti
- LCD
- Laptop
- Gitar
- Teks lagu
i. Sumber Bahan : - Mrk 2:13-17
- Sumarno, Ds, M. (2014). Program Pengalaman
Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat
Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Agama Katolik Paroki untuk mahasiswa semester VI
Prodi IPPAK, hal. 15
- Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis
(SCP): Suatu Model Berkatekese (F.X. heryatno Wono
Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Lembaga
Pengembangan Kateketik Puskat. (Buku asli diterbit
kantahun 1991), hal. 28.
j. Jadual : 08.00-10.15: Lagu dan doa Pembuka.
08.15-10.30: Sesi pertama: “Mengungkapkan dan
merefleksikan pengalaman dalam PPL PAK
Paroki”
08.15-08.40: Menuliskan dan merefleksikan
pengalaman Suka duka dibantu dengan
beberapa pertanyaan
08.40-09.15: Sharing dalam kelompok kecil
09.15-09.45: Menyampaikan hasil Sharing
09.45-10.30: peneguhan dari pembimbing
10.30-11.00: Istirahat
11.00-13.00: Sesi kedua : “Menggali Pengalaman Iman
dan Menerapkan Iman dalam Panggilan
Sebagai Katekis ”.
11.00-11.30: “panggilan Lewi dalam mengikuti
Yesus” (merenungkan bacaan Kitab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Suci Mrk 2:13-17)
11.30-12.00: Sharing dalam kelompok
12.00-12.45: Pleno
12.45-13.00: pendamping memberikan tafsir
13.00-13.30: Istirahat
13.30-14.20: Sesi ketiga: “Menerapkan Aksi Konkrit Bagi
Masa Depan Panggilan Katekis di Prodi
IPPAK”.
13.30-13.40: Rangkuman
13.40-13.55: Peserta merenungkan sendiri
niat-niat
13.55-14.10: Mendiskusikan niat bersama
14.10-14.20: Menyampaikan niat pribadi dan
niat bersama
14.20-14.30: Penutup.
2. Pemikiran Dasar
Mahasiswa PAK diharapkan dapat menghayati panggilannya sebagai
seorang katekis agar mereka dapat menjalankan tugas perutusan dengan baik.
Melalui mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah dilaksanakan dan dialami
langsung oleh mahasiswa dengan harapan dapat membantu menumbuh
kembangkan panggilannya sebagai katekis. Tetapi pada kenyataannya masih ada
mahasiswa yang belum sepenuhnya merefleksikan dan memaknai pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tersebut sebagai suatu pengalaman yang dapat menumbuh kembangkan
panggilannya sebagai seorang katekis.
Sebagai murid Kristus mahasiswa perlu merefleksikan dan memahami
panggilannya sebagai seorang katekis. Melalui bacaan Injil yang diambil dari Injil
Mrk 2:13-17 kita diajak untuk melihat bahwa Yesus memanggil semua orang
untuk mengikuti-Nya sekali pun orang itu pendosa. Mahasiswa PAK yang sudah
mengalami dan melaksanakan PPL PAK Paroki tentu memiliki pengalaman yang
berbeda-beda. Melalui pengalaman yang berbeda-beda tersebut, mahasiswa
semakin diperkaya satu sama lain melalui pengalaman yang sudah dialami oleh
masing-masing pribadi.
Dari pertemuan ini diharapkan kita semakin bisa menyadari dan
merefleksikan bahwa pengalaman yang sudah dialami melalui mata kuliah PPL
PAK Paroki direfleksikan dan dihayati dengan sungguh-sungguh sebagai
pengalaman yang meneguhkan panggilan sebagai seorang katekis yang dipilih
oleh Allah untuk mewartakan Kerajaan Allah di tengah-tengah umat yang
dipercayakan. Sehingga mahasiswa tergerak aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
ada di Lingkungan sebagai wujud dari tanggapan akan panggilan menjadi katekis
yang sudah diterima.
3. Pengembangan Langkah-langkah
a. Pembukaan
Dibuka dengan lagu pembukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
“Jangan Lelah”
Jangan lelah bekerja di ladang-Nya Tuhan
Roh Kudus yang bri kekuatan
Yang mengajar dan menopang
Tiada lelah bekerja bersama-Mu Tuhan
Yang slalu mencukupkan....atas segalanya
Ratakan tanah bergelombang
Timbunlah tanah yang berlubang
Menjadi siap dibangun, di atas dasar iman (2x)
Sumber: http://lyriklagurohani.blogspot.co.id/2008/12/jangan-lelah.html#
b. Doa Pembukaan
Bapa yang maha-baik, kami bersyukur dan berterimakasih atas rahmat
yang telah Engkau berikan kepada kami sampai saat ini. Secara khusus, kami juga
mengucapkan banyak terimakasih karena pada kesempatan ini kami juga kau
kumpulkan dalam satu ikatan persaudaraan dalam Kristus Sang Juru Selamat
kami. Pada hari ini kami kan bersama-sama menggali, dan merefleksikan bersama
pengalaman melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah dilaksanakan
oleh kami masing-masing.
Melalui pengalalaman bersama dengan umat di Lingkungan yang kami
laksanakan ini kami hendak menggali kembali dan memaknai pengalaman
tersebut sebagai pengalaman yang dapat menumbuhkembangkan panggilan kami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
sebagai seorang katekis. Bimbinglah dan hantarlah kami agar kami bisa
menyadari dan merefleksikan dengan sungguh-sungguh sebagai pengalaman yang
meneguhkan panggilan kami sebagai seorang katekis. Kami persembahkan segala
perbicaraan kami kepada-Mu, semoga Engkau berkenan memberkati usaha kami
ini. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
c. Pengantar tema singkat
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada pagi hari ini kita
berkumpul di sini untuk bersama-sama merefleksikan pengalaman kita masing-
masing dalam melakasnakan mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah kita
laksanakan dan kita alami bersama di Lingkungan bersama dengan umat,
pertemuan pada hari ini kita akan bersama-sama membicarakan tentang “Menjadi
Katekis adalah Panggilan Hidupku”. Hal ini menjadi penting bagi kita, karena kita
akan bersama-sama saling meneguhkan dman merefleksikan sungguh-sungguh
akan panggilan kita sebagai seorang katekis yang terdorong atas pengalaman akan
pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah di alami langsung oleh
pribadi masing-masing bersama dengan umat di Lingkungan tempat tinggal.
Pertemuan ini bertujuan supaya kita semakin menyadari dan memahami bahwa
menjadi katekis adalah panggilan hidup yang kita terima dari Allah. Sehingga kita
dapat terdorong aktif dalam mengikuti kegiatan yang ada di Lingkungan sebagai
wujud dari pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah kita alami dan
laksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
d. Sesi pertama: “Mengungkapkan dan merefleksikan pengalaman dalam
PPL PAK Paroki” (08.15-10.30)
1) Peserta diarahkan untuk hening secara pribadi, mengingat dan menuliskan
kembali pengalaman perjalanan selama melaksnakan PPL PAK Paroki dengan
panduan pertanyaan: (08.15-08.40)
a) Ceritakan pengalaman suka duka menjadi seorang katekis selama
melaksanakan PPL PAK Paroki?
b) Bagaimana teman-teman memaknai pengalaman suka duka tersebut
sehubungan dengan panggilan teman-teman sebagai katekis?
2) Setelah peserta hening pribadi, mengingat dan menuliskan pengalaman suka
duka, maka peserta dipersilahkan untuk sharing atas pengalaman suka duka
dalam kelompok kecil. (08.40-09.15)
3) Kemudian peserta dipersilahkan menyampaikan hasil sharing. (09.15-09.45)
4) Kemudian pembimbing memberikan peneguhan atas sharing peserta. (09.45-
10.30)
5) Istirahat (10.30-11.00)
e. Sesi kedua: “Menggali pengalaman iman dan menerapkan iman dalam
panggilan sebagai katekis ” (11.00-12.30)
1) Membaca dan merenungkan bacaan Kitab Suci “panggilan Lewi dalam
mengikuti Yesus”. Salah seorang peserta dimohon bantuannya untuk
membacakan perikop langsung dari Kitab Suci, Injil Markus 2: 13-17. Kepada
peserta lain dibagikan teks yang sudah difotocopy. Peserta diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
merenungkan Kitab Suci dari Injil Markus 2: 13-17, dibantu dengan pertanyaan
penuntun sebagai berikut; (11.00-11.30)
a) Ayat-ayat mana yang menunjukan panggilan hidup?
b) Dalam perikop tersebut sikap mana yang menunjukkan sikap untuk
dipanggil?
c) Apa relevansi panggilan Lewi itu, bila dikaitan bagi Anda sebagai
mahasiswa supaya terdorong untuk aktif di Lingkungan?
2) Peserta diajak untuk membentuk kelompok untuk mensharingkan dan
mendiskusikan dalam kelompok atas tiga pertanyaan di atas. 11.30-12.00
3) Kemudian peserta diberikesempatan untuk menyampaikan hasil sharing dan
diskusi dalam pleno. 12.00-12.45
4) Setelah para peserta mendengarkan dan merenungkan bacaan dari Kitab Suci
serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menyampaikan hasil permenungan
kemudian pendamping memberikan pengarahan dari tafsir, misalnya sebagai
berikut (12.45-13.00)
Perikop ini menggambarkan seorang pendosa yang dipanggil Yesus untuk
menjadi murid-Nya. Yesus tidak pernah membeda-bedakan siapa yang akan Dia
panggil untuk dijadikan murid. Panggilan sebagai murid Kristus, yakni mereka
yang siap sedia untuk setia menjadi murid-Nya, mengikuti karya-karya Yesus di
dunia. Kita sebagai seorang yang terpanggil menjadi seorang katekis juga harus
siap sedia, walau dalam pelayanan kita sering mendapatkan tanggapan yang
kurang mengenakan bahkan sampai ditolak, kita harus teguh dan harus selalu siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
sedia dengan setia menjalankan karya perutusan kita di tengah-tengah umat yang
dipercayakan kepada kita.
Ayat 14 misalnya, ayat itu menunjukkan bahawa Yesusu telah memanggil
Lewi pemungut cukai untuk makan dan minum bersama Yesus, dengan segera ia
meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti Yesus. Ayat tersebut mengingatkan
kita bahwa murid Yesus dipanggil untuk siap sedia, walalu pun iya sedang bekerja
atau melakukan kegiatan apa pun harus siap sedia dan rela meninggalkan
pekerjaannya demi mengikuti Yesus.
Ayat 17, menunjukkan bahwa Yesus justru mecari para pendosa supaya
mengikuti-Nya. Seperti yang diungkapkan Yesus: “bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit”. Perikop tersebut memberi semangat kepada
kita sebagai seorang katekis yang terpanggil untuk memahami bahwa mengikuti
Yesus berarti makan mereka, terutama Ekaristi mereka. Kita diajak untuk
menyadari kelemahan dan kebutuhan kita agar kelak kita mendapatkan
penyembuhan hidup dalam arti semakin setia akan panggilan yang kita terima
sebagai pengikut Kristus yakni menjadi sorang katekis.
Dalam mengikuti Yesus Kristus sikap yang harus kita miliki ialah berani
membela kebenaran, mau menerima orang-orang di sekitar kita sekalipun mereka
adalah orang yang pernah melukai kita maupun orang tersebut pendosa. Sikap
yang dapat kita contoh dari Yesus demi panggilan sebagai seorang katekis yaitu
sikap saling mengasihi sesama kita siapa pun mereka. Melalui sikap yang Yesus
ajarkan kepada kita , diharapkan kita sebagai seorang yang memang dipanggil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
semakin mampu menjalankan tugas perutusan kita demi mengembangkan
panggilan yang sudah kita miliki.
Tuhan Yesus adalah seorang Guru yang Sejati, Yesus telah memberikan
petunjuk dan menyadarkan kita dan memanggil kita agar kita semakin yakin dan
mantap akan panggilan hidup sebagai seorang katekis yang kita laksanakan
melalui mata kuliah PPL PAK Paroki. Sama halnya juga dengan panggilan
seorang Lewi, Yesus tidak memandang siapa murid-Nya kita hanya dituntut untuk
tekun dan setia dengan panggilan kita. Marilah kita kembali menyadari akan peran
dan tugas kita sebagai seorang katekis yang dipanggil oleh Allah agar kita
semakin diteguhkan dan dimantabkan akan panggilan kita. Salah satu caranya
dengan aktif dan mau terlibat di dalam kegiatan apa pun, terutama kegiatan yang
ada di Lingkungan tempat tinggal kita agar kita semakin dewasa imannya dan
teguh akan panggilan sebagai seorang katekis.
5) Istirahat (13.00-13.30)
f. Sesi tiga: “Mengusahakan aksi konkret bagi masa depan panggilan
katekis di Prodi IPPAK” (13.30-14.20)
1) Rangkuman (13.30-13.40)
Saudara-saudari yang terkasih, pengalaman yang sudah kita reflesikan
bersama diharapkan sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita selanjutnya
terlebih demi masa depan panggilan katekis di Prodi PAK. Kita sudah mendalami
dengan mengingat kembali pengalaman-pengalaman selama melaksanakan dan
menjalani mata kuliah PPL PAK Paroki, pengalaman suka dan duka dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
mengikuti dan menjani PPL PAK Paroki telah kita refleksikan dan sharingkan
bersama. Melalui mata kuliah PPL PAK Paroki kita semakin diteguhkan dan
dimantapkan akan panggilan sebagai seorang katekis. Banyak pengalaman yang
masing-masing pribadi alami dan itu semua menjadi pengalaman yang
meneguhkan dan memantapkan akan panggilan sebagai seorang katekis. Kita
semua juga sudah disadarkan melalui bacaan Kitab Suci Mrk: 2:13-17 yang kita
baca dan renungkan bersama-sama, melalui bacaan Kitab Suci kita semua
semakin diteguhkan dan dikuatan akan pengalaman panggilan kita sebagai
seorang katekis. Kita juga sudah menemukan sikap-sikap yang diajarkan Yesus
kepada kita, agar kita selalu meneladani sikap Yesus tesebut untuk perkembangan
diri terutama iman dan peneguhan atas panggilan sebagai seorang katekis yang
kita wujudkan dalam bentuk keterlibatan kita mengikuti kegiatan-kegiatan yang
ada di Lingkungan. Melalui langkah-langkah tersebut dapat membuat kita untuk
menemukan dan membuat niat-niat atau usaha-usaha konkrit yang akan kita
laksanakan dan demi perkembangan panggilan di Prodi PAK .
2) Peserta merenungkan niat-niat pribadi dengan panduan pertanyaan penuntun
untuk membantu peserta dalam membuat niat. (13.40-13.55)
Tindakan-tindakan apa yang dapat kita usahakan agar kita dapat
aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Lingkungan
umat demi menumbuh kembangkan panggilan sebagai seorang
katekis?
3) Setelah membuat niat-niat secara pribadi, peserta diarahkan untuk
mendiskusikan niat bersama. (13.55-14.10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4) Peserta dipersilahkan untuk menyampaikan niat-niat pribadi dan niat-niat
bersama didalam pleno. (14.10-14.20)
g. Penutup
1) Doa Penutup
Tuhan Yesus Kristus pewarta Kerajaan Allah yang setia, kami mengucap
syukur atas pewartaan yang Engkau berikan kepada kami sehingga kami dapat
mengikuti Engkau sebagai orang Kristiani yang sedang berjuang di dunia ini.
Engkau telah menuntun dan menemani kami bersama untuk mengingatkan kami
melalui pengalaman kami selama menjalani mata kuliah PPL PAK Paroki melalui
sharing bersama menemukan pengalaman suka duka dalam menjalani PPL PAK
Paroki, dan menyadarkan kami bahwa kami semua dipanggil untuk menjadi
seorang katekis. Kami juga telah Kau sadarkan melalui bacaan Injil yang kami
renungkan bersama mengenai panggilan orang Lewi yang telah menyadarkan
kami bahwa menjadi seorang katekis harus aktif dalam kegiatan yang ada di
Lingkungan. Kami juga sudah membuat sebuah niat dalam diri pribadi dan
bersama demi kemajuan panggilan sebagai katekis di Prodi PAK, kami mohon
kepada-Mu agar Engkau juga mengabulkan semua niat-niat yang sudah kami
buat. Semoga kami selalu melaksanakan dan mau terlibat dalam kehidupan
menggereja, selalu melaksanakan tugas-tugas yang Engkau percayakan kepada
kami, sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Panggilan yang diterima oleh katekis pada dasarnya bersumber dari Allah.
Melalui Gereja, Allah memanggil mereka untuk mewartakan sabda Allah kepada
umat. Pewartaan Sabda oleh katekis diproses melalui katekese. Maka katekese
merupakan tugas pokok dari seorang katekis. Sebagai orang awam yang
terpanggil, katekis memiliki perutusan dan panggilan yang khas yakni dipanggil
dan diutus dalam sifat keduniawiannya. Agar perutusan dan tugasnya berjalan
dengan lancar, katekis harus meliliki pengetahuan dan keterampilan.
Keberadaan katekis dewasa ini tidak dapat dipungkiri akan manfaatnya
bagi proses pewartaan Gereja. Berkat bantuan mereka iman umat semakin tumbuh
dan berkembang. Namun di satu sisi juga keberadaan mereka dewasa ini semakin
berkurang. Langkah yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan
melakukan kaderisasi terhadap anak-anak muda untuk menjadi seorang katekis.
Dalam menanggapi kebutuhan akan pewarta sabda atau katekis, Prodi PAK
memilki tugas dalam mendidik dan membina anak-anak muda supaya menjadi
seorang katekis. Proses pembinaan ini ditempuh melalui pembelajaran dan
melalui mata kuliah yang ada di Prodi PAK, salah satunya yaitu melalui mata
kuliah PPL PAK Paroki.
Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di PAK merupakan salah satu mata
kuliah yang menunjang mahasiswa untuk melaksanakan program pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang menyangkut hidup rohani,
pengalaman lapangan, wawasan/ilmu, keterampilan dalam rangka mendidik dan
meneguhkan panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Mata kuliah PPL
PAK Paroki yang mahasiswa peroleh selama belajar tatap muka mendalami dan
melaksanakan pendalaman iman orang dewasa atau katekese, proses mata kuliah
PPL PAK Paroki memang semata mengajarkan mahasiswa dalam hal berkatekese,
menyampaikan atau mengajarkan tentang bermacam cara dan metode berkatekese.
Sehingga tujuan dari mata kuliah PPL PAK Paroki adalah untuk membantu
mahasiswa mengetahui berbagai jenis dan model katekese, serta menuntut
mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese. Dengan demikian, mata kuliah
PPL PAK Paroki dapat mempersiapkan mahasiswa agar terampil dalam
melaksanakan suatu pertemuan katekese.
Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAK ini agar semakin
membantu mahasiswa dalam mendalami panggilannya sebagai katekis, penulis
mengusulkan program rekoleksi model Shared Christian Praxis sebagai upaya
meningkatkan kesadaran mahasiswa akan panggilannya sebagai seorang katekis
Penempatan program rekoleksi ini ditempatkan sebagai tindak lanjut atas
pelaksanaan PPL PAK Paroki yang telah mahasiswa laksanakan. Pelaksanaan
rekoleksi dilaksanakan diakhir sebagai penutupan dari mata kuliah PPL PAK
Paroki.
B. Saran
Dengan perkembangan zaman yang semakin modern Prodi PAK sebagai
lembaga yang mendidik anak muda untuk menjadi seorang katekis harus tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
eksis dan terus-menerus mendidik dan mengembangkan katekis yang sungguh-
sungguh menghayati panggilannya sebagai katekis. Mata kuliah PPL PAK Paroki
sebagai salah satu mata kuliah perlu menciptakan pembinaan suasana yang benar-
benar membantu mahasiswa secara kontekstual dalam menumbuhkan
panggilannya sebagai katekis. Maka dari itu agar mata kuliah PPL PAK Paroki
sungguh-sungguh membantu mahasiswa penulis memberikan saran. Saran
tersebut yakni bagi Prodi PAK, bagi mata kuliah PPL PAK Paroki dan bagi
mahasiswa sendiri.
1. Bagi Prodi IPPAK
Mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan terjemahan dari visi dan misi
Prodi PAK. Terjemahan tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh mahasiswa.
Maka dari itu, Prodi PAK perlu mensosialisasikan kembali visi dan misinya
sehubungan dengan keterkaitan atau keterhubungannya dengan mata kuliah PPL
PAK Paroki. Hal itu bertujuan agar mahasiswa memahami keterhubungannya
tersebut sehingga mahasiswa tidak memandang mata kuliah PPL PAK Paroki ini
sebagai mata kuliah yang memiliki beban sks saja. Selama ini PPL PAK Paroki
dikhususkan untuk pendalaman iman orang dewasa, masih dipisahkan untuk anak-
anak, orang muda, dan orang tua. Prodi PAK perlu merubah dan menyatukan
mata kuliah seperti PIA dan Kaderisasi menjadi satu dalam PPL PAK Paroki agar
pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki menjadi intensif serta lebih merangkul
semua kalangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2. Bagi Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Saran yang penulis usulkan bagi pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki
mencangkup mater mata kuliah PPL PAK Paroki, pendamping, dan mahasiswa.
a. Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Materi mata kuliah PPL PAK Paroki hendaknya disajikan semenarik
mungkin, supaya mahasiswa mudah menangkap materi yang disampaikan oleh
dosen. Untuk mengantisipasi tindak kecurangan atau ketidak jujuran mahasiswa
dalam membuat satuan persiapan katekese atau hanya copypaste hasil pekerjaan
kakak tingkat, materi mata kuliah PPL PAK Paroki hendaknya perlu ditentukan
satu tema besar yang berbeda-beda di setiap tahun ajaran dan satu tema besar
tersebut akan dipakai dan dilaksanakan selama PPL PAK Paroki berlangsung,
misanya tema “Mengasihi dalam Keluarga” mahasiswa serentak menggunakan
tema tersebut dan memakainya selama mahasiswa melaksanakan mata kuliah PPL
PAK Paroki bersama dengan umat.
b. Pendamping Mata Kuliah PPL PAK Paroki
Pendamping mata kuliah PPL PAK Paroki yang penulis sarankan adalah
pendamping yang memotivator, dekat dengan mahasiswa, mau direpotkan serta
hendaknya pendamping mata kuliah PPL PAK Paroki saling berkerjasama dan
berkoordinasi dengan baik antar dosen yang satu dengan dosen yang lain, agar
memiliki pandangan yang sama dan tidak menyulitkan mahasiswa ketika
melaksanakan bimbingan dalam hal mempersiapkan satuan pertemuan katekese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Pendamping mata kuliah PPL PAK Paroki perlu mengantisipasi dan mencegah
tindak kecurangan dalam hal pelaksanaan katekese terutama di Lingkungan,
dengan cara memilih atau menunjuk seorang evaluator yang bisa dipercaya yang
tugasnya tidak hanya mengevaluasi saja tetapi mengawasi dengan jujur dan berani
melaporkan bila ada tindak kecurangan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa Prodi PAK perlu memahami mata kuliah PPL PAK Paroki
bukan hanya sekedar sebagai mata kuliah yang memiliki beban sks semata, tetapi
sebagai salah satu bentuk pengembangan dalam menyadari dan memantapkan
panggilan sebagai seorang katekis. Selain itu juga mahasiswa jangan memandang
materi mata kuliah PPL PAK Paroki hanya sebagai teori tetapi perlu mahasiswa
sendiri perlu ada aktualisasi materi dalam kehidupan sehari-hari seperti aktif di
Lingkungan dan ikut andil bagian dalam berkegiatan bersama dengan umat.
Mahasiswa juga perlu menanamkan sikap yang jujur dalam hal pembuatan satuan
persiapan katekese dan saat melaksanakan katekese, jangan hanya copy paste dan
meminta tanda tangan berserta capnya saja tetapi benar-benar membuat dan
melaksanakan pertemuan katekese secara jujur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Saifuddin. (2006). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dister, Nico Syukur. (1987). Kristologi: Sebuah Sketsa. Yogyakarta: Kanisius.
Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis (SCP): Suatu Model
Berkatekese (F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta:
Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat. (Buku asli diterbitkan
tahun 1991)
Hasan Iqbal. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Bandung: Ghalia.
Heuken, A. (2002). Spiritualitas Kristiani. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Komisi Katekik KWI. (2005). Identitas Katekis di Tengah Arus Perubahan
Jaman. Jakarta: Komkat KWI.
_________. (2009). Pedoman untuk Katekis. Yogyakarta: Kanisius.
Konggregasi Suci untuk para Klerus. (1991). Direktorium Kateketik Umum.
(Thom Wignyata & Lukas Lege, Penerjemah). Ende: Nusa Indah.
(Dokumen asli diterbitkan tahun 1971).
Konsili Vatikan II (1993a). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,
Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli terbitan tahun 1966).
_________. (1993b). Ad Gentes. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen
KWI (dokumen asli diterbitkan tahun1964).
_________. (1993c). Apostolicam Actuositatem. (R. Hardawiryana, Penerjemah).
Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli terbitan tahun 1997).
_________. (1993d). Lumen Gentium. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta:
Dokpen KWI. (Dokumen asli terbitan tahun 1964).
Koseng, Anton. (1995). Menjawab Panggilan Tuhan. Jakarta: Obor.
Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komkat KWI.
Mangunhardjana, A.M. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius.
Prasetya, L. (2007). Menjadi Katekis Siapa Takut. Yogyakarta: Kanisius.
Prodi IPPAK. (2013). Laporan Evaluasi-Diri. Buku Panduan Laporan Evaluasi-
Diri tahun 2013 Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Putranto, C. B. (2006). Pemikiran Dasar Kurikulum 2006. Buku Panduan untuk
Kurikulum tahun 2006 Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Samana, dkk. (1994). Kamus Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sarjumunarsa, Th. (1982). Spiritualitas Katekisi. Yogyakarta: Kanisius.
_________. (1985). Komunikasi Iman dan Evaluasi Katekese. Yogyakarta:
PUSKAT.
Staf Dosen IPPAK. (2004). Panduan Akademik: Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Buku Panduan Akademik
yang diterbitkan tahun 2008 oleh Prodi IPPAK Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Staf Dosen IPPAK. (2004). Panduan Akademik: Program Studi Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Buku Panduan Akademik
yang diterbitkan tahun 2010 Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Sumarno, Ds., M. (2013). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama
Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan
Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk mahasiswa semester VI.
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
_________. (2014). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik
Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan
Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk mahasiswa semester VI.
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
_________. (2015). Karya Bakti Paroki Persiapan, Pelaksanaan dan Evaluasi.
Diktat Mata Kuliah Karya Bakti Paroki untuk mahasiswa semester
VII. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Andi.
_________. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D.
Bandung: ALFABETA.
Telaumbanua, Marinus OFMCap. (2005). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor.
van Lierap. (1994). Mengenal Spiritualitasku. Manado: YAFA.
Yohanes Paulus II. (2011). Catechesi Tradendae, (Penyelenggaraan Katekese).
(R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen
asli terbitan tahun 1979).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI