PENGARUH KUALITAS KOMITE AUDIT DAN UKURAN...
Transcript of PENGARUH KUALITAS KOMITE AUDIT DAN UKURAN...
PENGARUH KUALITAS KOMITE AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh:
JONI ROLIS
1112082000017
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
ii
PENGARUH KUALITAS KOMITE AUDIT DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh:
Joni Rolis
1112082000017
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Yusro Rahma, SE., M.Si.
NIP 19800506 200801 2 016
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 12 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Joni Rolis
2. NIM : 1112082000017
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Komite Audit dan Ukuran Perusahaan
terhadap Integritas Laporan Keuangan dengan Kualitas
Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Januari 2018
1. Fitri Damayanti, M.Si.
NIP 19810731 2006042 003
2. Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak, CA.
NIP 19720516 2009011 006
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 28 Februari 2019 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1. Nama : Joni Rolis
2. NIM : 1112082000017
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Komite Audit dan Ukuran Perusahaan
terhadap Integritas Laporan Keuangan dengan Kualitas
Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut
di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 Februari 2019
1. Yessi Fitri, S.E., M.Si.Ak.
NIP 197609242006042002
2. Ismawati Haribowo, S.E., M.Si.
NIP 198009092014112003
3. Yusro Rahma, SE., M.Si.
NIP 19800506 200801 2 016
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Joni Rolis
NIM : 1112082000017
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggungjawab
atas karya ini.
Kalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 9 Mei 2019
Yang menyatakan
( Joni Rolis )
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Joni Rolis
2. Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 24 Juli 1992
3. Alamat : Komplek Pura Bojonggede Blok F1 No. 13,
RT 01 RW 15, Desa Tajurhalang, Kecamatan
Tajurhalang, Kabupaten Bogor 16320.
4. Telepon : 089611307530
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
No. Nama Sekolah Tahun Ajaran
1. SD Negeri Pabuaran 02 1999-2003
2. SD Negeri Kandang Panjang 03 2003-2005
3. SMP Negeri 1 Bojonggede 2005-2008
4. SMK Negeri 1 Bojonggede 2008-2011
5. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2012-2019
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Muda UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2013.
2. Anggota Tetap UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2019.
3. Staf Bidang Kaderisasi UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language
Association) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2015.
4. Kepala Bidang Kaderisasi UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language
Association) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2016.
5. Advisary Council UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016-2017.
6. Pembina UKM Bahasa-FLAT (Foreign Language Association) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2017-2018.
vii
IV. DATA KELUARGA
No. Keterangan Nama
1 Ayah Kusyadi
2 Ibu Ruswi
3 Kakak Cahyanti
4 Adik Dede Rukmana
viii
THE EFFECT OF AUDIT COMMITTEE QUALITY DAN COMPANY
SIZE ON INTEGRITY OF FINANCIAL STATEMENT WITH AUDIT
QUALITY AS MODERATING VARIABLE (EMPIRICAL STUDY ON
MANUFACTURING COMPANIES LISTED AT INDONESIA STOCK
EXCHANGE IN 2013-2016 )
ABSTRACT
This research aims to analyze and get empirical evidence about the effect
of audit committee quality and firm size on financial report quality with audit
quality as moderating variable. Audit committee quality is represented by
accounting expertise, size, and number of meeting. Accounting expertise was
measured by education and job experience background in accounting or finance
of audit committee. The size was measured by number of member of audit
committee. Number of meeting was measured by audit committee meetings held.
Firm size was measured by logaritma natural of total assets. Audit quality was
measured by auditor size. Financial report quality was determined by accrual
measure. Sample of this research were manufacturing industry companies which
were listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2013-2016 period. The
number of manufacturing companies in this study were 33 companies with 4 years
observation that acquired by using purposive sampling method. Hypothesis in this
research were tested by multiple regression model and moderated regression
analysis. The results of this research showed that audit committee expertise, audit
committee number of meeting and firm size in accounting and finance had no
significant influence on financial report quality. In the other hand, audit
committee size had significant influence on financial report quality. As for
moderating effect of audit quality, the result showed that it could not moderate the
relation between all audit committee quality proxies and firm size on financial
report integrity.
Keywords: audit committee quality, audit committee expertice, audit committee
size, audit committee number of meeting, firm size, audit quality and financial
report integrity.
ix
PENGARUH KUALITAS KOMITE AUDIT DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan bukti
empiris tentang pengaruh kualitas komite audit dan ukuran perusahaan terhadap
kualitas laporan keuangan dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi.
Kualitas komite audit dilihat dari keahlian akuntansi, ukuran, dan jumlah rapat.
Keahlian akuntansi diukur oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja
di bidang akuntansi atau keuangan komite audit. Ukuran diukur dengan jumlah
anggota komite audit. Jumlah rapat diukur dengan rapat komite audit yang
diadakan. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset.
Kualitas audit diukur dengan ukuran auditor. Kualitas laporan keuangan
ditentukan dengan accrual measures. Sampel penelitian ini adalah perusahaan
industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2013-2016. Jumlah perusahaan manufaktur dalam penelitian ini adalah 33
perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun yang diperoleh dengan
menggunakan metode purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji
dengan model regresi berganda dan analisis regresi dimoderasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa keahlian komite audit, jumlah rapat komite audit dan
ukuran perusahaan dalam akuntansi dan keuangan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Di sisi lain, ukuran komite audit
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Sedangkan untuk
pengaruh moderasi kualitas audit, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas audit
tidak bisa memoderasi hubungan antara semua proxy kualitas komite audit dan
ukuran perusahaan pada integritas laporan keuangan.
Kata kunci: kualitas komite audit, keahlian komite audit, ukuran komite audit,
jumlah rapat komite audit, ukuran perusahaan, kualitas audit dan integritas
laporan keuangan.
x
KATA PENGANTAR
As-salāmu 'alaykum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subḥānahu wa
Ta'alā atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Komite
Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan
dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2016). Shalawat serta Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang telah membimbing umatnya
menuju jalan kebenaran, beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang ditemui. Namun berkat kerja keras, bimbingan,
masukan-masukan yang positif, do’a dan dorongan dari berbagai pihak, segala
macam kendala yang dihadapi dapat diatasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih yang setulusnya kepada:
1. Keluarga tercinta Bapak Kusyadi dan Mimih Ruswi atas doa dan kasih
sayang serta dukungan moril dan materil. Ceuceu Cahyanti yang selalu
memberikan dorong semangat untuk terus bermimpi dan tidak melupakan
ibadah. Serta Ade Dede Rukmana yang menjadi inspirasi untuk menjadi
pribadi yang lebih baik.
2. Seluruh anggota keluarga besar yang selalu mendoakan yang terbaik dan
memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP., Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., CA., MM., Sekretaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA.,Ak. selaku pembimbing akademik yang
memberikan bimbingan dan saran selama masa kuliah.
7. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu serta sabar untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
8. Ismawati Haribowo, S.E., M.Si. selaku penguji ahli yang memberikan
kritikan dan masukan untuk memperbaiki skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan. In šyāʾ Allāh ilmu yang telah Ibu dan
Bapak berikan dapat bermanfaat dan diberikan keberkahan dari Allah
Subḥānahu wa Ta'alā.
10. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu dalam berbagai kegiatan akademik.
11. Sahabat-sahabatku semasa sekolah dan kuliah, semoga kita bisa tetap
bertegur sapa meski tak lagi sering berjumpa dan kita sukses dunia dan
akhirat.
12. Terkhusus teman-teman “Bolang Akuntansi 2012” yang sudah mendoakan,
memberi semangat, dan juga tempat berbagi keseruan semasa kuliah.
13. Teman-teman satu Jurusan Akuntansi Angkatan 2012, khususnya kelas A.
Terimakasih untuk semangat dan kebersamaannya. Semoga tetap terjalin
hubungan silaturahim yang baik diantara kita.
14. Teman-teman KKN Katulistiwa 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terimakasih kebersamaan dan kebaikan kalian. Semoga tetap terjalin
hubungan silaturahim yang baik diantara kita.
15. UKM Bahasa-FLAT UIN Jakarta yang memberikan keluarga kedua bagi
saya, dan memberikan banyak pelajaran hidup yang tidak saya temukan di
xii
tempat lain, serta memberikan kesempatan saya untuk mengembangkan
passion saya.
16. Special untuk yang sudah menemani dan mengusir kemalasan mengerjakan
skripsi ini, saya ucapkan terima kasih banyak telah jadi bagian dari
keseharian di ujung masa kuliah.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan, dukungan, motivasi
serta do’a dari semuanya yang telah diberikan dibalas oleh Allah Subḥānahu wa
Ta'alā di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa robbal’alamin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis memiliki keterbatasan meski
telah berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun masih
terdapat berbagai kekurangan. Karena itu kritik dan saran dari pembaca akan
penulis terima dengan hati terbuka dan menjadi pembelajaran. Penulis berharap
skipsi ini dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Wa ‘alaykum al-salaam Wr.Wb.
Jakarta, 9 Mei 2019
Penulis,
Joni Rolis
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 15
A. Landasan Teori ........................................................................... 15
1. Teori Agensi .......................................................................... 15
2. Integritas Laporan Keuangan ................................................ 17
3. Konservatisme Akuntansi ..................................................... 20
4. Mekansime Corporate Governance ...................................... 21
5. Komite Audit ........................................................................ 26
6. Ukuran Perusahaan .............................................................. 29
7. Kualitas Audit ....................................................................... 30
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............... 32
1. Keahlian Komite Audit terhadap Integritas Laporan
Keuangan .............................................................................. 32
2. Ukuran Komite Audit terhadap Integritas Laporan
Keuangan ............................................................................. 33
3. Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Integritas
Laporan Keuangan ................................................................ 33
4. Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan
Keuangan .............................................................................. 34
5. Pengaruh Tipe Auditor Eksternal terhadap Hubungan
antara Kualitas Komite Audit dan Kualitas Laporan
xiv
Keuangan Perusahaan. ......................................................... 35
6. Pengaruh Tipe Auditor Eksternal terhadap Hubungan
antara Ukuran Perusahaan dan Integritas Laporan
Keuangan Perusahaan .......................................................... 36
C. Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................................... 38
D. Kerangka Pemikiran ................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 47
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 47
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 48
D. Metode Analisis Data ................................................................. 49
1. Statistik Deskriptif ................................................................ 49
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 50
a. Uji Normalitas ................................................................. 50
b. Uji Multikolienaritas ....................................................... 51
c. Uji Heteroskedasitas ........................................................ 51
d. Uji Autokorelasi .............................................................. 53
3. Koefisien Determinasi .......................................................... 54
4. Analisis Regresi Berganda dan Moderated
Regression Analysis ........................................................... 54
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda ................. 54
b. Pengujian dengan Moderated Regression Analysis
(MRA) ........................................................................... 56
5. Uji Hipotesis ......................................................................... 58
6. Operasional Variabel Penelitian............................................ 59
1. Variabel Dependen .......................................................... 59
2. Varianel Independen ....................................................... 62
a. Keahlian Komite Audit ............................................. 62
b. Ukuran Komite Audit ............................................... 62
c. Jumlah Komite Audit ................................................ 62
d. Ukuran Perusahaan ................................................... 63
3. Variabel Moderasi ........................................................... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 65
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 65
1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 66
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 66
xv
B. Hasil dan Analisis Data .............................................................. 67
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 67
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 70
a. Hasil Uji Normalitas........................................................ 70
b. Hasil Uji Multikolinearitas.............................................. 73
c. Hasil Uji Heteroskedasitas .............................................. 74
d. Uji Autokorelasi .............................................................. 76
C. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 77
1. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linier Berganda ........... 77
a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) ............. 78
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...................... 79
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) .......................... 80
1) Pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ..................................................... 80
2) Pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ...................................................... 81
3) Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap
integritas laporan keuangan ..................................... 81
4) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas
laporan keuangan ..................................................... 81
2. Pengujian Hipotesis secara Uji Interaksi (Moderated
Regression Analysis) ........................................................... 82
1) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi
hubungan antara kehalian komite audit terhadap
integritas laporan keuangan ...................................... 82
2) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi
hubungan antara ukuran komite audit terhadap
integritas laporan keuangan ...................................... 85
3) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi
hubungan antara jumlah rapat komite audit
terhadap integritas laporan keuangan ....................... 87
4) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi
hubungan antara ukuran perusahaan terhadap
integritas laporan keuangan ..................................... 89
D. Pembahasan ......................................................................... 91
1. Pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ......................................................... 91
2. Pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas
laporan keuangan .......................................................... 93
xvi
3. Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ......................................................... 94
4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas
laporan keuangan ......................................................... 95
5. Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara kehalian komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ......................................................... 97
6. Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara ukuran komite audit terhadap integritas laporan
keuangan ...................................................................... 98
7. Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara jumlah rapat komite audit terhadap integritas
laporan keuangan ........................................................ 99
8. Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara ukuran perusahaan terhadap integritas laporan
keuangan ..................................................................... 99
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 101
A. KESIMPULAN ........................................................................ 101
B. SARAN .................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 105
LAMPIRAN ...................................................................................................... 109
xvii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu .................................................... 38
3.1 Analisis Uji Autokorelasi .............................................................. 54
3.2 Operasional Variabel ..................................................................... 64
4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ................................ 66
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 67
4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Pengurangan Data Outliers .......... 71
4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Pengurangan Data Outliers ............ 72
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................ 73
4.6 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas .......................................... 74
4.7 Uji Glejser ..................................................................................... 75
4.8 Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................... 75
4.9 Uji Durbin Watson ........................................................................ 77
4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 78
4.11 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 79
4.12 Hasil Uji t ...................................................................................... 80
4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 82
4.14 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 83
4.15 Hasil Uji t ...................................................................................... 84
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 85
4.17 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 85
4.18 Hasil Uji t ...................................................................................... 86
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 87
4.20 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 88
4.21 Hasil Uji t ...................................................................................... 88
4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 89
4.23 Hasil Uji F Hitung ......................................................................... 90
4.24 Hasil Uji t ...................................................................................... 90
xviii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................ 46
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot .............. 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan pada perusahaan go public merupakan
informasi keuangan yang harus disampaikan kepada publik atau
masyarakat dengan baik dan jujur. Hal ini merupakan sebuah kewajiban
sebagaimana diatur melalui peraturan dan standar yang berlaku. Laporan
keuangan ini memiliki peranan penting karena melibatkan banyak pihak
baik dalam penyusunannya maupun penggunaannya sebagai salah satu
dasar pengambilan keputusan. Laporan keuangan tidak hanya penting
bagi pihak internal perusahaan saja, tapi juga penting bagi pihak-pihak
eksternal perusahaan untuk berbagai kepentingan. Oleh karena itu kualitas
laporan keuangan menarik perhatian besar berbagai pihak dengan
kepentingannya masing-masing dalam memandang kondisi perusahaan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa informasi
keuangan tidak hanya digunakan oleh pihak internal tapi juga eksternal,
sehingga laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan haruslah
disajikan dengan benar, jujur dan mengungkapkan fakta yang sebenarnya.
Adapun pihak eksternal tersebut seperti pemegang saham, investor,
kreditur, lembaga keuangan, pemerintah, masyarakat umum dan pihak-
pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Pihak-pihak yang
menggunakan laporan keuangan harus mendapatkan informasi yang tepat
agar tidak terjadi salah perhitungan dalam pengambilan keputusan.
2
Contohnya, investor yang ingin menanamkan sahamnya harus melihat
informasi laba untuk menentukan di perusahaan mana mereka akan
menanamkan sahamnya, sehingga laba yang tinggi akan menarik perhatian
dan kepastian tidak adanya manipulasi laba menjadi penting. Informasi
laba juga penting bagi instansi pemerintah untuk menentukan jumlah
pajak, serta informasi lain dalam laporan keuangan juga sama pentingnya
bagi pihak-pihak lainnya.
Laporan keuangan yang merupakan sumber informasi keuangan
perusahaan diharuskan untuk disusun dengan benar dan disajikan dengan
jujur melalui pengungkapan fakta sebenarnya kepada pengguna
laporannya, sehingga kualitas laporan keuangan harus tinggi atau memiliki
integritas yang tinggi. Endi Verya (2017: 984), berdasarkan berbagai
pengertian, menyimpulkan bahwa integritas laporan keuangan merupakan
penyajian laporan keuangan secara jujur dengan menggambarkan realitas
ekonomi perusahaan sesungguhnya. Sehingga laporan yang baik harus
memenuhi karakteristik kualitatif keuangan yaitu dapat dipahami, relevan,
dapat dipercaya, dan dapat diperbandingkan (Nandakumar dkk., terj.,
Priyo Darmawan, 2015:17). Pentingnya integritas laporan keuangan
mengharuskan perusahaan untuk mengikuti peraturan yang berlaku secara
jujur dalam membuat laporan keuangan yang memenuhi standar yang
telah ditetapkan.
Pentingnya integritas laporan keuangan bisa dilihat dari kasus-
kasus yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia.
3
Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya Olympus, Satyam, Global
Crossing Ltd., Enron, Xyrox, Toshiba, dan Worldcom. Kejadian ini tentu
membuka mata publik bahwa perusahaan-perusahaan besar bisa jatuh
karena tidak memiliki laporan keuangan yang berintegritas. Seperti yang
sudah dibahas bahwa proses penyusunan dan penerbitan laporan keuangan
melibatkan banyak pihak, maka terjadinya manipulasi akan membuat
pandangan publik terhadap pihak yang terkait dengan penyusunan laporan
keuangan menjadi buruk. Citra buruk tersebut tentu harus dihadapi oleh
pihak-pihak yang terbukti atau bahkan hanya terindikasi melakukan
manipulasi laporan keuangan perusahaan. Melihat hal tersebut maka
integritas laporan keuangan menjadi hal yang wajib dimiliki oleh setiap
perusahaan.
Salah satu kasus yang terungkap pada sekitar tahun 2015 adalah
kasus yang melibatkan perusahaan besar asal negeri sakura Jepang, yaitu
Toshiba. Aprillia Ika (2016) menuturkan pada situs berita online Kompas
bahwa perusahaan elektronik yang bermarkas di Tokyo ini melakukan
pemalsuan atas laporan keuangan pada tahun 2008. Skandal akuntansi ini
mencapai angka lebih dari 1,3 miliar dolar AS atau setara 14,5 triliun
rupiah. 45 pemegang saham Toshiba yang sebagian besarnya investor
asing mencari kompensasi sebesar 16,7 miliar yen atau setara dengan 2
triliun rupiah akibat kerugian yang mereka derita, kurs yen terhadap rupiah
akhir tahun 2008 yaitu 124.645334. Dalam pernyataan resminya, Toshiba
mengatakan bahwa para pemegang saham mencari kompensasi atas
4
praktik "akuntansi yang tidak patut" oleh pihaknya dan memperkarakan
Toshiba Corp. di pengadilan Tokyo. Ini hanya salah satu kasus di Jepang,
ada kasus lain yang terjadi pada perusahaan negeri sakura ini seperti
Tokyo Electric Power Co (2012) dan Sewing Machine Co (2008).
Skandal tentang integritas tidak hanya menyoroti perusahaan
sebagai klien tetapi juga KAP sebagai pemberi jasa pemeriksa laporan
keuangan, salah satunya adalah KAP Ernest & Young (EY) Indonesia
terkait jasa audit atas PT Indosat Tbk atau Indosat Ooredoo. Seperti yang
dituturkan oleh Abdul Malik (2017) dalam situs berita online Tempo
bahwa KAP EY Indonesia divonis denda dan diharuskan membayar
kepada regulator AS sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 13,3 miliar. Denda
ini terkait dengan gagalnya EY melalukan audit laporan keuangan
kliennya yaitu PT Indosat Tbk. Dalam pernyataan resmi tertulis, Public
Company Accounting Oversight Board (PCAOB) menyatakan bahwa
anggota jaringan EY di Indonesia yang mengumumkan hasil audit atas
perusahaan telekomunikasi pada 2011 memberikan opini yang didasarkan
atas bukti yang tidak memadai. Kantor akuntan mitra EY di Amerika
menemukan bahwa persewaan 4 ribu unit tower seluler tidak didukung
dengan data yang akurat, namun EY Indonesia tetap merilis opini wajar
tanpa pengecualian pada laporan keuangan PT Indosat Tbk. Meski PT
Indosat Tbk. telah memberikan pernyataan bahwa telah melakukan
perbaikan atas kontrol internal dan melaporkannya pada Bursa Efek AS
pada 2012 dan 2013 tentu hal ini masih membuat publik bertanya-tanya
5
siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan ini apakah satu pihak auditor
saja atau kedua belah pihak.
Kasus laporan keuangan yang dipublikasikan tanpa integritas
menyeret banyak pihak dan berdampak luas. Adanya keterlibatan CEO,
manajemen, komisaris, auditor internal, komite audit sampai auditor
eksternal atau independen membuat kepercayaan publik terhadap
kredibilitas pihak-pihak tersebut menurun. Selain kepercayaan publik,
dampak nyata kasus seperti ini adalah perusahaan akan menghadapi risiko
tuntutan dari berbagai pihak yang secara langsung dirugikan atas
manipulasi yang dilakukan dan juga menurunnya nilai saham di pasar
modal. Ketika kasus ini terjadi pada perusahaan-perusahaan besar lintas
negara maka muncul pertanyaan apakah tata kelola perusahaan atau
corporate governance tidak diterapkan secara baik di perusahaan-
perusahaan tersebut dan bagaimana dengan perusahaan lain.
Endi Verya (2017: 983) menjelaskan bahwa corporate governance
merupakan upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan
hak dan kewajibannya masing-masing. Mekanisme corporate governance
pada perusahaan salah satunya ditujukan untuk mengatasi masalah
keagenan atau hubungan antara pemegang saham sebagai principal dan
manajemen sebagai agent. Dalam masalah keagenan muncul asimetris
informasi di mana agen akan mempunyai informasi lebih banyak
dibandingkan dengan principal sehingga memunculkan potensi perilaku
6
menyimpang dari agent. Oleh karena itu dibutuhkan kontrol melalui
mekanisme tata kelola perusahaan atau corporate governance.
Corporate Governance melibatkan banyak pihak yang terkait
dengan perusahaan di antaranya pemegang saham, pengurus atau
manajemen, karyawan, pihak kreditur, pemerintah, dan pihak-pihak lain
yang memegang kepentingan baik internal dan eksternal. Pihak-pihak ini
terikat satu sama lain melalui hak dan kewajibannya masing-masing.
Keterikatan ini memiliki andil besar dalam pengambilan keputusan
sehingga menjalankan hak dan kewajiban masing-masing akan membuat
kontrol satu sama lain semakin kuat. Sebagai contoh bank sebagai pemberi
pinjaman tentu kompeten dalam menilai layak tidaknya sebuah perusahaan
mendapatkan pinjaman dengan mengalkulasi risiko dan kepastian
terbayarnya hutang, hal ini secara tidak langsung membuat perusahaan
akan memastikan bahwa data keuangan perusahaan baik dan disajikan
dengan baik pula.
Salah satu dari pihak dalam corporate governance yang dianggap
penting adalah komite audit. Keberadaan komite audit bagi perseroan
terbatas atau perusahaan publik adalah sebuah keharusan sebagaimana
diatur melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Peraturan ini menggantikan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-
643/BL/2012 terkait dengan Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja yang merupakan amanah dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun
7
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini ditujukan untuk memberikan
kejelasan dan kepastian mengenai pengaturan terkait pembentukan dan
pedoman pelaksanaan kerja komite audit.
Berdasarkan peraturan OJK di atas komite audit merupakan komite
yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam
perannya untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi dewan komisaris
itu sendiri. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, komite
audit bertindak secara independen. Adanya pengaturan tersebut tentu lebih
memperjelas bahwa peran komite audit dalam membentuk good corporate
governance dibutuhkan. Ada sebelas persyaratan untuk menjadi anggota
komite audit sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 yang mengindikasikan bahwa
anggota adalah orang yang memiliki kompetensi dan integritas yang
tinggi. Tugas komite juga dijabarkan di antaranya terdapat ketentuan rapat,
keahlian komite audit, dan ukuran komite audit. Penelitian yang dilakukan
oleh Nurul dan Ratna (2013) menunjukkan bahwa ketentuan yang
berkaitan dengan tugas komite audit yaitu jumlah rapat, keahlian dan
ukuran komite audit berpengaruh terhadap positif terhadap kualitas
laporan keuangan.
Faktor lain yang mempengaruhi integritas laporan keuangan adalah
ukuran perusahaan. Menurut Atik Fajaryani (2015: 69) semakin besar
perusahaan, maka informasi yang dibutuhkan oleh investor guna
pengambilan keputusan semakin banyak. Tidak hanya itu, perusahaan
8
besar juga mendapatkan sorotan lebih dari masyarakat sehingga
perusahaan akan lebih berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan.
Hal ini bisa dipahami karena perusahaan besar terdiri dari berbagai pihak
yang memiliki kepentingan atas perusahaan dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Kualitas informasi keuangan perusahaan menjadi
sorotan pihak-pihak seperti investor, kreditur, bank, pemerintah dan lain-
lain. Penelitian yang dilakukan oleh Endi Verya (2017) juga membuktikan
bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kualitas
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Kondisi ini terjadi
karena keterlibatan banyak pihak dalam melakukan pengawasan terhadap
perusahaan melalui hak dan tanggung jawabnya masing-masing.
Kemudian, salah satu pihak yang dianggap penting dalam
terjaminnya integritas laporan keuangan adalah auditor eksternal atau
independen. Auditor independen dituntut melakukan pekerjaannya tanpa
adanya tekanan dari pihak mana pun yang bisa membuat objektivitasnya
dalam memeriksa laporan keuangan terganggu atau hilang. Sebagai pihak
penengah antara pihak internal dan eksternal perusahaan, dalam
memberikan jasa pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan
auditor dituntut memberikan kualitas audit yang baik. Pemeriksaan
terhadap laporan keuangan perusahaan memberikan kepastian kepada
publik atau pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar dan sesuai dengan standar atau peraturan yang ada.
9
Dalam teori agensi, auditor sebagai penengah memiliki peran
penting dalam memeriksa dan memperbaiki kualitas laporan keuangan
perusahaan. Sebagai bagian dari fungsi monitoring eksternal, audit yang
berkualitas akan membantu tugas pengawasan atas laporan keuangan yang
dijalankan oleh Komite Audit. Oleh karena itu untuk menghasilkan
kualitas audit yang tinggi, proses penunjukan, kompensasi, dan
pengawasan atas auditor eksternal harus dilaksanakan dengan hati-hati dan
penuh pertimbangan (Nurul dan Ratna, 2013: 152). Kualitas audit yang
diberikan oleh auditor dalam penelitian ini ditempatkan sebagai variabel
moderasi hubungan antara kualitas komite audit dan ukuran perusahaan
terhadap integritas laporan keuangan.
Keberadaan auditor eksternal dan kualitas audit yang baik akan
mempermudah komite audit dalam menjalankan tugasnya. Adapun tugas
tersebut seperti penelaahan informasi keuangan yang akan dikeluarkan
emiten atau perusahaan publik, penelaahan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan, penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh
auditor internal serta tindak lanjut direksi atas temuan dan tugas lain yang
selaras dengan tugas dari auditor eksternal. Melihat hal tersebut kita bisa
berasumsi bahwa keberadaan auditor eksternal akan mempengaruhi
kualitas komite audit itu sendiri. Seperti yang diungkap oleh Fouad dkk.
(2016) dalam penelitiannya bahwa kualitas audit sebagai variabel
moderasi menguatkan hubungan antara kualitas komite audit dan financial
report timeliness. Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan
10
Ratna (2013) menunjukkan bahwa sub variabel kualitas audit yaitu ukuran
KAP auditor berpengaruh secara berbaur terhadap hubungan antara sub
variabel kualitas komite audit dengan integritas laporan keuangan secara
signifikan.
Penelitian mengenai integritas laporan keuangan akan menjadi
topik yang selalu menarik karena merupakan topik yang berkaitan dengan
banyak pihak dan terjadi setiap tahunnya. Penerbitan laporan keuangan
tentu akan menjadi sorotan berbagai pihak dengan berbagai
kepentingannya. Hal ini tidak akan terlepas dari potensi salah saji baik
yang tidak disengaja atau disengaja. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti
topik ini merujuk pada berbagai penelitian terkait yang sudah dilakukan
sebelumnya.
Perbedaan dengan penelitian terdahulu dibutuhkan untuk
memberikan warna yang berbeda. Penelitian yang menggunakan variabel
moderasi kualitas audit yang ditemukan adalah penelitian yang dilakukan
oleh Nurul dan Ratna (2013). Yang membedakan dengan penelitian
tersebut adalah pada pengukuran kualitas atau integritas laporan keuangan.
Variabel moderasi kualitas audit juga ditemukan pada penelitian yang
dilakukan oleh Aminum Amin (2016), namun berbeda pada variabel
dependen yaitu kualitas laba. Penelitian yang dilakukan juga berfokus
pada komite audit secara spesifik, sedangkan pada penelitian lain seperti
Mulyanto dan Eddy (2014), Wahyudi dkk. (2014), Endi Verya (2017),
Atik Fajaryani (2015) berfokus pada mekanisme corporate governance di
11
mana komite audit menjadi bagian dari CG itu sendiri. Oleh karena itu
peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai pembahasan ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin menguji pengaruh
variabel kualitas komite audit dan ukuran perusahaan terhadap integritas
laporan keuangan dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu penelitian ini
akan menganalisis “Pengaruh Kualitas Komite Audit dan Ukuran
Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan dengan Kualitas
Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Industri
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2016)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah keahlian komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan?
2. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan?
3. Apakah jumlah rapat komite audit berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan?
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan?
12
5. Apakah kualitas audit dapat memoderasi hubungan antara keahlian
komite audit dengan integritas laporan keuangan?
6. Apakah kualitas audit dapat memoderasi hubungan antara ukuran
komite audit dengan integritas laporan keuangan?
7. Apakah kualitas audit dapat memoderasi hubungan antara jumlah rapat
komite audit dengan integritas laporan keuangan?
8. Apakah kualitas audit dapat memoderasi hubungan antara ukuran
perusahaan dengan integritas laporan keuangan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut ini:
a. Menganalisis pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas
laporan keuangan.
b. Menganalisis pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas
laporan keuangan.
c. Menganalisis pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap
integritas laporan keuangan.
d. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas
laporan keuangan.
e. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara
keahlian komite audit dengan integritas laporan keuangan.
13
f. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara
ukuran komite audit dengan integritas laporan keuangan.
g. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara
jumlah rapat komite audit dengan integritas laporan keuangan.
h. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap hubungan antara
ukuran perusahaan dengan integritas laporan keuangan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bagi kontribusi teoritis dan kontribusi praktis. Adapun penjelasan
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kontribusi Teoritis
1) Ilmu Pengetahuan
Menambah literatur, pengembangan ilmu akuntansi dan
acuan penelitian pada bidang akuntansi, terutama untuk peneliti
yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
integritas laporan keuangan.
2) Masyarakat
Sebagai sarana informasi tentang integritas laporan
keuangan serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya
audit dan akuntansi manajemen dengan memberikan bukti
empiris tentang pengaruh mekanisme komite audit dan ukuran
perusahaan terhadap integritas laporan keuangan.
14
3) Peneliti
Sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai integritas laporan keuangan agar diperoleh
hasil yang bermanfaat bagi penulis dimasa yang akan datang
sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana strata 1.
b. Kontribusi Praktis
1) Bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan jalannya
mekanisme corporate governance khususnya keberadaan
komite audit dan auditor eksternal dalam operasional
perusahaan
guna meningkatkan integritas laporan keuangan.
2) Bagi praktisi auditor sebagai suatu tinjauan yang dapat
bermanfaat dalam rangka pengawal aktivitas pemeriksaan
akuntansi secara profesional dan menyediakan informasi yang
berkualitas bagi para pengguna laporan keuangan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Menurut Jensen dan Meckling (1976: 5) menjelaskan
hubungan agensi sebagai berikut: “a contract under which one or
more persons (the principal(s)) engage another person (the agent) to
perform some service on their behalf which involves delegating some
decision making authority to the agent”. Hubungan agensi muncul
ketika pemilik perusahaan (principal) mempekerjakan orang lain
(agent) untuk memberikan jasa dan kemudian mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Atas tugas
yang diamanatkan tersebut principal harus melakukan pengawasan
terhadap agent untuk melakukan tugasnya. Pengawasan diperlukan
tentu untuk memastikan bahwa agent mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik.
Pengawasan dalam hubungan agensi diperlukan sebagai fungsi
controling bagi kinerja agent, menghindari kemungkinan adanya
kesengajaan melakukan tindakan yang tidak sepatutnya atau kelalaian
yang bisa mengakibatkan kerugian oleh agent. Hal ini merupakan
masalah keagenan yang diakibatkan adanya asimetris informasi dan
perbedaan kepentingan sehingga perlu adanya mekanisme untuk
mengatasi masalah tersebut. Asimetris informasi antara keduanya
16
yaitu agent sebagai pihak yang bekerja langsung di lapangan memiliki
informasi lebih banyak dibandingkan dengan principal. Hal ini pula
yang membuat potensi agent untuk melakukan kecurangan muncul
karena berbagai dorongan, agent tidak selalu memenuhi keinginan
dari principal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan
sebuah mekanisme yang bisa mengatasinya, yaitu tata kelola
perusahaan yang baik atau disebut dengan good corporate
governance.
Mekanisme corporate governance yang baik ditujukan untuk
mengatasi masalah keagenan dan adanya konflik kepentingan antara
agency dan principal. Dalam hal ini dibutuhkan kontribusi secara
langsung dan tidak langsung dari berbagai pihak yang berkaitan
dengan perusahaan. Misalnya, dibutuhkan pihak independen yang bisa
dijadikan sebagai mediator yaitu salah satunya adalah auditor
eksternal. Sebagai pihak ketiga, auditor memberikan jasa assurance
yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas informasi dengan cara
memeriksa apakah penyajian laporan keuangan sudah sesuai
ketentuan (Nurul dan Ratna, 2013: 152). Auditor eksternal sendiri
merupakan pihak yang direkomendasikan oleh komite audit pada saat
RUPS. Komite audit dan auditor eksternal adalah salah dua pihak
yang hadir untuk mengatasi masalah keagenan, memastikan bahwa
manajemen menjalankan tugasnya dengan baik terutama berkaitan
dengan penerbitan laporan keuangan.
17
2. Integritas Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat komunikasi antara pihak
manajemen dengan pihak luar perusahaan mengenai kondisi keuangan
perusahaan atau aktivitas perusahaan selama periode tertentu. Laporan
keuangan sendiri merupakan hasil dari proses pencatatan keuangan
atau akuntansi, melalui siklus dimulai dari pencatatan adanya
transaksi sampai menghasilkan sebuah laporan keuangan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan selama periode
berjalan tersebut. Berdasarkan PSAK No. 1 (IAI, 2015) yang
diterbitkan pada laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan tujuan
dari laporan keuangan itu sendiri adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi.
Dalam penelitiannya Endi Verya (2017: 985) mengatakan
bahwa integritas laporan keuangan merupakan penyajian laporan
keuangan secara jujur dengan menggambarkan realitas ekonomi
perusahaan sesungguhnya. Laporan keuangan yang baik merupakan
laporan keuangan yang memiliki integritas tinggi di mana penyajian
dan penyusunannya dilakukan dengan benar, jujur, dan akurat.
Artinya dalam laporan keuangan tidak ada unsur manipulasi angka-
angka akuntansi yang bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan
18
dalam melakukan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Untuk itu
dibuat standar untuk memastikan bahwa informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi penggunanya yaitu dengan adanya
karakteristik kualitatif laporan keuangan (IAI, 2015).
Berdasarkan PSAK No. 1 (IAI, 2015) karakteristik pokok
kualitatif informasi dalam laporan keuangan sebagai berikut:
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami
oleh pengguna, dengan asumsi bahwa pengguna memiliki
pemahaman yang memadai tentang aktivitas ekonomi, bisnis dan
akuntansi.
b. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini
atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi
mereka di masa lalu. Informasi keuangan masa lalu umum
digunakan untuk dasar memprediksi laporan keuangan di masa
yang akan datang. Relevansi informasi dipengaruhi oleh
materialistisnya, informasi dipandang material jika kelalaian
untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna.
19
c. Keandalan
Informasi akuntansi dikatakan andal apabila bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan penyajian
yang jujur serta tulus (faithful representation), menyajikan apa
yang harus disajikan atau wajar dalam penyajiannya. Adapun
unsur-unsur pada keandalan adalah penyajian yang jujur,
substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat,
kelengkapan. Informasi yang andal karakteristik berikut: (1)
Penyajian jujur, agar dapat diandalkan, informasi harus
menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan. (2) Substansi mengungguli bentuk,
jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka
peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya. (3) Netralitas, informasi harus diarahkan pada
kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. (4) Pertimbangan sehat,
pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga
aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
20
d. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan
entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Atik Fajaryani
(2015: 71) integritas laporan keuangan dapat diukur dengan
menggunakan indeks konservatisme. Indeks konservatisme digunakan
dengan alasan keidentikan konservatisme yang menyajikan laporan
keuangan yang understate yang memiliki risiko lebih kecil dibanding
laporan keuangan yang overstate.
3. Konservatisme Akuntansi
Menurut Enni Savitri (2016: 24) prinsip konservatisme adalah
konsep yang mengakui beban dan kewajiban sesegera mungkin
meskipun ada ketidakpastian tentang hasilnya, namun hanya
mengakui pendapatan dan aset ketika sudah yakin akan diterima. Jadi
prinsip konservatisme menekankan bahwa ketika terjadi
ketidakpastian adanya kerugian maka kita harus mencatat kerugian
tersebut. Sebaliknya, jika ada ketidakpastian berkaitan dengan
keuntungan, kita tidak harus mencatat keuntungan tersebut. Hal ini
menggambarkan bahwa akuntansi mengakui beban atau kerugian yang
21
mungkin terjadi di masa depan tapi tidak segera mencatat pendapatan
atau laba untuk tujuan kehati-hatian.
Sedangkan Muliyanto dan Eddy (2014: 2) menjelaskan bahwa
konservatisme adalah suatu usaha untuk menjamin bahwa risiko atau
tingkat ketidakpastian dalam suatu usaha dipertimbangkan memadai.
Di dalam konservatisme, jika terdapat dua alternatif atau lebih dan
memiliki kemampuan sama memenuhi objektivitas dari laporan
keuangan, maka yang dipilih adalah alternatif yang memiliki paling
sedikit memberi manfaat dampak perolehan laba dan posisi keuangan.
Penjelasan ini sejalan dengan penjelasan sebelumnya bahwa konsep
kehati-hatian ditujukan dengan penyegeraan mencatat potensi rugi
dibandingkan dengan keuntungan yang cenderung untuk tidak
mencatatnya atas dasar kehati-hatian.
4. Mekanisme Corporate Governance
Dhian (2015: 44) dalam bukunya mengungkapkan bagaimana
good corporate governance menjadi hal yang dibahas dan dianggap
penting. Pertama, good corporate governance merupakan salah satu
kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam
jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global
terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus
menjadi terbuka. Kedua, mengenai krisis ekonomi yang terjadi di
kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena
kegagalan penerapan Good Corporate Governance. Dia menjelaskan
22
bahwa penyebab krisis tersebut di antaranya, sistem hukum yang
payah, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, praktik
perbankan yang lemah, serta pandangan Board of Directors (BOD)
yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas. Hal
tersebut menekankan pentingnya peranan good corporate governance
dalam upaya untuk membentuk sebuah lingkungan keuangan yang
sehat.
Berdasarkan beberapa definisi dari penelitian yang dijadikan
sebagai rujukan pada penelitiannya Endi Verya (2017: 983)
menjelaskan bahwa Corporate Governance merupakan upaya yang
dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan
kewajibannya masing-masing. Pelaksanaan Good Corporate
Governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa
manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholder.
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Nomor: Per-01/MBU/2011 tentang penerapan praktik
corporate governance pada BUMN mendefinisikan corporate
governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan
stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan-undangan
23
dan nilai-nilai etika. Menurut Dhian (2015 :47) sebagai sebuah konsep
Good Corporate Governance perlu untuk menentukan dasar-
dasar/kaidah yang menjadi landasan/prinsip dalam menjabarkan
konsep good corporate governance. Prinsip atau landasan ini dapat
dijadikan pengujian keberhasilan penerapan GCG pada masing-
masing perusahaan. Untuk menentukan keberhasilan tersebut
dibutuhkan alat ukur yang dapat digunakan untuk evaluasi dan
penilaian atas penerapan GCG tersebut.
Komite Nasional Kebijakan Governance (2006: 5)
memaparkan mengenai asas GCG yang diterapkan pada bisnis dan
jajaran perusahaan sebagai berikut:
1) Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,
perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif
untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan
oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
pemangku kepentingan lainnya.
2) Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan
24
harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.
Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3) Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-
undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.
4) Independensi (Independency)
Prinsip dasar untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain.
5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus
senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
kesetaraan.
Pada buku Pedoman Good Corporate Governance yang
dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2006: 3)
25
menjelaskan bahwa Indonesia perlu untuk mendorong terciptanya
pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan
perundang-undangan. Oleh karena itu penerapan GCG perlu didukung
oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan
perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan
masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip-
prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar
adalah:
1) Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang
undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan
transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement).
2) Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai
pedoman dasar pelaksanaan usaha.
3) Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta
pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan,
menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social
control) secara obyektif dan bertanggung jawab.
Pada mekanisme corporate governance sendiri melibatkan
banyak pihak dalam pelaksanaannya. Setiap pihak dalam mekanisme
ini memegang hak, tanggung jawab dan tugasnya masing-masing yang
saling berkaitan satu sama lain. Mekanisme corporate governance
26
dalam penelitian ini menekankan pada keberadaan komite audit dalam
sebuah perusahaan.
5. Komite Audit
Wahyudi Saputra dkk. (2014: 2) menjelaskan bahwa komite
audit adalah suatu badan yang dibentuk di dalam perusahaan klien
yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa
terhadap manajemen. Komite audit berfungsi untuk memberikan
pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan
kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian internal. Mengingat
pentingnya peran audit dalam menilai laporan keuangan berkaitan
integritas laporan keuangan tersebut, komite audit memainkan
perannya dalam menjaga independensi dan kualitas audit yang
diberikan kepada perusahaan sebagai klien. Peran komite audit
dijelaskan dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor PER-01/MBU/2011 Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara. Pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa dewan
komisaris atau dewan pengawas melalui komite audit melakukan
proses penunjukan calon auditor eksternal sesuai dengan ketentuan
pengadaan barang dan jasa masing-masing BUMN, dan apabila
diperlukan dapat meminta bantuan direksi dalam proses
penunjukannya.
27
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa keberadaan komite
audit pada sebuah perusahaan merupakan pendukung dari dewan
komisaris atau dewan pengawas. Komite audit merupakan komite
yang diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris. Berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER–
01/MBU/2011 pada Pasal 18 dijelaskan bahwa Organ pendukung
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas terdiri:
1) Sekretariat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, jika diperlukan;
2) Komite Audit;
3) Komite Lainnya, jika diperlukan.
Penjelasan yang sama juga diberikan oleh Dhian (2015: 170)
bahwa untuk menunjang efektivitas kinerja dewan komisaris perlu
adanya komite audit. Komite audit bertugas sebagai fasilitator bagi
dewan komisaris untuk memastikan bahwa struktur pengendalian
internal perusahaan telah dapat dilaksanakan dengan baik,
pelaksanaan audit internal maupun eksternal telah dilaksanakan sesuai
dengan standar audit yang berlaku dan tindak lanjut temuan hasil audit
dilaksanakan oleh manajemen. Mengenai tugas dari komite audit ini
juga dijelaskan Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006: 15) sebagai
berikut:
1) Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk
memastikan bahwa: (i) laporan keuangan disajikan secara wajar
28
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, (ii) struktur
pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (iii)
pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai
dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak lanjut temuan
hasil audit dilaksanakan oleh manajemen;
2) Komite Audit memproses calon auditor eksternal termasuk
imbalan jasanya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.
Dijelaskan juga oleh Forum for Corporate Governance in
Indonesia (12-13) mengenai bidang yang menjadi tanggung jawab
komite audit, yaitu:
1) Laporan Keuangan (Financial Reporting)
Komite audit harus memastikan bahwa laporan yang
disajikan oleh perusahaan sudah memberikan gambaran yang
sebenarnya yaitu berkaitan dengan kondisi keuangan, hasil
usahanya, dan rencana dan komitmen jangka panjang.
2) Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
Komite audit harus memastikan bahwa perusahaan patuh
pada undang-undang dan peraturan yang berlaku, memiliki etika
baik dalam berusaha, dan bebas dari kepentingan dan kecurangan
karyawan perusahaan.
3) Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)
Komite audit harus memahami tentang masalah yang
memungkinkan adanya potensi risiko dan memahami sistem
29
pengendalian internal serta memonitor pengawasan internal oleh
auditor internal.
Komite audit memiliki fungsi dan tujuan pembentukannya,
salah satunya yaitu memastikan integritas laporan keuangan terjaga.
Artinya laporan keuangan dihasilkan tidak menyesatkan dan sesuai
dengan praktik akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu dengan
adanya komite audit yang efektif dalam perusahaan diharapkan
memberi pengaruh baik terhadap kualitas dan integritas laporan
keuangan yang dihasilkan. Untuk mengukur kualitas komite audit bisa
dilihat dari upaya komite audit untuk memberikan jasanya dengan
baik.
6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan cerminan potensi perusahaan
dalam menghasilkan arus kas dan kemampuan untuk mengakses
informasi yang lebih besar. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang
menentukan besar atau kecilnya perusahaan yang ditunjukkan dengan
total aset yang dimiliknya. Perusahaan yang berskala besar cenderung
lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek
perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada
perusahaan berskala kecil. Variabel ukuran perusahaan dapat diukur
dengan menghitung log natural total aktiva (Atik Fajaryani, 2015:72).
Wahyudi dkk. (2014:5) dalam penelitiannya menjelaskan
ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan
30
besar dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara. Perusahaan
besar yang sahamnya tersebar sangat luas, maka setiap perluasan
modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak
yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya,
perusahaan yang kecil, di mana sahamnya tersebar hanya di
lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Perusahaan besar juga mendapatkan perhatian lebih besar dari
berbagai pihak sehingga perusahaan besar dianggap akan lebih
berhati-hati dan menghindari kesalahan dalam mempublikasikan
laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan kecil tidak melibatkan
lebih banyak pihak sehingga pengawasan lebih rendah. Sehingga
semakin besar ukuran perusahaan bisa meningkatkan integritas
laporan keuangan dan sebaliknya.
7. Kualitas Audit
Audit adalah suatu proses sistematik dan objektif dari
penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang berkenaan dengan
pernyataan (assertion) tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna
memastikan derajat atau tingkat hubungan antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang ada serta mengkomunikasikan hasil yang
diperoleh itu kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Bahrullah
31
Akbar, 2013: 123). Orang yang menjalankan fungsi audit ini adalah
auditor, berupa jasa assurance yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas informasi keuangan perusahaan. Auditor yang
dimaksudkan pada penelitian ini adalah auditor eksternal atau
independen, yaitu pihak independen yang memberikan jasa untuk
menilai laporan keuangan dan memberikan opini. Berkenaan dengan
jasa yang diberikan ini auditor independen, kualitas audit yang
dilakukan oleh auditor memberikan pengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan atau integritas laporan keuangan.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa auditor
eksternal direkomendasikan oleh komite audit pada saat RUPS untuk
memberikan jasa asersinya. Jasa yang diberikan oleh auditor ini
sejalan dengan bidang yang menjadi tanggung jawab dari komite audit
yaitu pemeriksaan laporan keuangan. Nurul dan Ratna (2013: 154)
mengungkapkan bahwa auditor pun tidak hanya memeriksa laporan
keuangan tapi juga berkenaan dengan kondisi pengendalian internal
dalam perusahaan untuk kepentingan proses audit selanjutnya. Hal ini
pun berkaitan dengan bidang tanggung jawab komite audit yang lain
yaitu berkenaan dengan tata kelola perusahaan dan pengawasan
perusahaan. Melihat hal tentu keberadaan auditor dan kualitas audit
yang diberikan akan mempengaruhi kualitas komite audit.
Auditor sebagai pihak yang membantu auditor dalam
melakukan fungsi pengawasan eksternal atas laporan keuangan tentu
32
diharapkan memiliki kualitas yang tinggi karena akan berpengaruh
terhadap kualitas audit yang akan diberikan. Untuk mengukur kualitas
audit yang diberikan bisa dilihat ukuran KAP yang melakukan audit
terhadap perusahaan. Semakin besar ukuran KAP semakin baik
kualitas audit yang diberikan. Made Ayu dan I Made Karya (2016:
1835) mengungkapkan bahwa kelebihan dari KAP ukuran besar
adalah (1) besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani, (2)
banyaknya ragam dan jasa yang ditawarkan, (3) luasnya cakupan
geografis, termasuk adanya afiliasi internasional, dan (4) banyaknya
jumlah staf audit dalam KAP. Pembedaan ukuran dilakukan dengan
melihat pada KAP Big Four dan Non-Big Four.
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Keahlian Komite Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015
menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan tersebut. Pasal 7 tentang
persyaratan keanggotaan mewajibkan minimal satu anggota memiliki
keahlian dan latar belakang dalam bidang akuntansi dan keuangan
Persyaratan bahwa komite audit harus memiliki latar belakang dalam
bidang akuntansi dan keuangan berkaitan dengan fungsi yang
dijalankannya yaitu memastikan kualitas dari laporan keuangan
tersebut. Tidak hanya spesifik pada laporan keuangannya saja, komite
audit juga dituntut untuk bisa membantu dewan komisaris dalam
mengawasi aktivitas keuangan perusahaan, pengendalian internal
33
perusahaan terkait dengan operasional dan keuangan. Komite audit
juga diharuskan untuk memberikan rekomendasi di RUPS mengenai
pemilihan auditor eksternal. Mengingat hal ini latar belakang komite
audit yaitu keahlian akan berpengaruh terhadap kualitas komite audit
itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013)
membuktikan bahwa keahlian komite audit meningkatkan kualitas
laporan keuangan. Maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Keahlian komite audit di bidang akuntansi dan keuangan
berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.
2. Ukuran Komite Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan
Ukuran komite audit merupakan jumlah keseluruhan dari
anggota komite audit. Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
55 /POJK.04/2015 dijelaskan bahwa minimal jumlah anggota adalah
tiga orang komisaris independen atau pihak luar perusahaan.
Meskipun begitu jumlah komite audit tentu akan menyesuaikan
kebutuhan dari perusahaan, seperti ukuran dan kompleksitas dari
perusahaan itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan
Ratna (2013) menunjukkan hasil yang positif. Oleh karena itu
hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut:
H2 : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap
integritas laporan keuangan.
34
3. Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Integritas Laporan
Keuangan
Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55
/POJK.04/2015 dijelaskan bahwa jumlah minimal rapat adalah satu
kali dalam tiga bulan. Akan tetapi hal tersebut juga merupakan standar
minimal rapat yang harus dilakukan, tentu menyesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan. Kebutuhan tersebut bisa berupa temuan-
temuan hasil pengawasan dan analisis terkait dengan laporan
keuangan yang membutuhkan koordinasi antar anggotanya. Oleh
karena itu intensitas rapat akan berpengaruh terhadap kinerja komite
audit dan meningkatkan kualitas laporan keuangan. Penelitian Nurul
dan Ratna (2013) berpengaruh positif terhadap integritas laporan
keuangan. Hipotesis yang ditarik adalah sebagai berikut:
H3 : Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap
integritas laporan keuangan.
4. Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan
Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar informasi
yang terdapat di dalamnya dan seberapa penting informasi tersebut
bagi berbagai pihak internal dan eksternal. Semakin besar perusahaan
semakin besar kontrol atas perusahaan dari berbagai pihak, sebaiknya
perusahaan kecil sedikit dan cenderung melakukan manajemen laba.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Muliyanto dan Eddy (2014) dan Atik Fajaryani (2015) yang
35
menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan. Hal ini berarti Ukuran perusahaan pada
perusahaan manufaktur merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi integritas laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka hipotesis yang dibentuk sebagai berikut:
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan.
5. Pengaruh Tipe Auditor Eksternal terhadap Hubungan antara
Kualitas Komite Audit dan Integritas Laporan Keuangan
Perusahaan.
Untuk menghasilkan kualitas audit yang tinggi, dalam
menjalankan kewajibannya untuk memberikan rekomendasi auditor
eksternal komite audit harus melakukan pertimbangan yang baik
dalam proses penunjukan, serta pemberian kompensasi dan
pengawasan terhadap auditor terpilih. Auditor yang berkualitas akan
memberikan kualitas yang baik juga. Berarti kualitas audit yang baik
bisa selaras menjalankan fungsi yang dijalankan oleh komite audit
yaitu memastikan kualitas laporan keuangan tinggi. Tipe audit
eksternal dilihat dari ukurannya bisa menjadi salah satu acuan bahwa
kualitas audit yang akan diberikan baik dengan asumsi bahwa semakin
besar ukuran KAP maka semakin kompeten dan memiliki sumber
daya yang baik. Hal ini berkaitan dengan kompetensi dan pemahaman
yang dimiliki oleh auditor dan tim atau staf berkenaan dengan
36
fungsinya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dengan
kualitas audit yang tinggi maka komite audit akan terbantu dalam
menjalankan pengawasan dengan lebih baik dan meningkatkan
pengendalian atas laporan keuangan (Nurul dan Ratna, 2013). Dengan
demikian hipotesis yang ditarik adalah sebagai berikut:
H5 : Kualitas audit memperkuat hubungan positif antara
keahlian komite audit dan kualitas laporan keuangan
perusahaan.
H6 : Kualitas audit memperkuat hubungan positif antara ukuran
rapat komite audit dan kualitas laporan keuangan
perusahaan.
H7 : Kualitas audit memperkuat hubungan positif antara jumlah
rapat komite audit dan kualitas laporan keuangan
perusahaan.
6. Pengaruh Tipe Auditor Eksternal terhadap Hubungan antara
Ukuran Perusahaan dan Integritas Laporan Keuangan
Perusahaan.
Semakin besar perusahaan semakin tinggi kompleksitas pada
perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan oleh aktivitas perusahaan
yang akan lebih beragam dan cakupan yang lebih luas dibandingkan
dengan perusahaan kecil, baik dari aktivitas keuangan maupun pihak-
37
pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini tentu menjadi salah satu
faktor untuk menentukan auditor seperti apa yang dibutuhkan
disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Semakin besar
perusahaan maka perusahaan akan membutuhkan auditor yang
berkompeten meski dengan kompensasi yang lebih tinggi. Maka
ditarik hipotesis sebagai berikut.
H8: Kualitas audit memperkuat hubungan positif antara ukuran
perusahaan dan kualitas laporan keuangan perusahaan.
38
C. Hasil Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1
Muliyanto, Eddy
Budiono (2014)
Pengaruh Corporate
Governance, Kualitas
Audit, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap
Integritas Laporan
Keuangan pada
Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEI
Periode 2010 – 2013
Variabel independen
ukuran perusahaan.
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan.
Kualitas audit sebagai
variabel moderasi diukur
salah satunya dengan
ukuran KAP bukan audit
tenure. Variabel yang
berkaitan dengan CG
hanya berfokus pada
komite audit.
Menggunakan data
perusahaan manufaktur
di BEI pada tahun 2013-
2016.
Secara simultan dan parsial
variabel corporate
governance, kualitas audit
dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan
keuangan perusahaan.
kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan
keuangan.
39
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2 Wahyudi
Saputra,
Desmiawati
Yuneita, Anisma
(2014)
Pengaruh Mekanisme
Good Corporate
Governance, dan Ukuran
Perusahaan terhadap
Integritas Laporan
Keuangan (Studi Kasus
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012)
Variabel independen
ukuran perusahaan.
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan.
Menggunakan data
perusahaan manufaktur.
Variabel yang berkaitan
dengan CG hanya
berfokus pada komite
audit. Adanya kualitas
audit sebagai variabel
moderasi.
Kepemilikan Institusional
dan Manajerial tidak
memiliki pengaruh
signifikan terhadap Integritas
Laporan Keuangan. Reputasi
KAP dan Ukuran Perusahaan
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Laporan
Keuangan.
3
Endi Verya
(2017)
Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan,
Leverage dan Good
Corporate Governance
terhadap Integritas
Laporan Keuangan
(Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur
yang Listing di Bursa
Efek Indonesia Periode
Tahun 2012-2014)
Variabel independen
ukuran perusahaan.
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan.
Menggunakan data
perusahaan manufaktur.
Variabel yang berkaitan
dengan CG hanya
berfokus pada komite
audit. Adanya kualitas
audit sebagai variabel
moderasi.
Ukuran perusahaan,
komisaris independen,
komite audit, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan
institusional berpengaruh
terhadap integritas laporan
keuangan
40
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4
Nurul
Mutmainnah dan
Ratna Wardhani
(2013)
Analisis Dampak
Kualitas Komite Audit
terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Perusahaan dengan
Kualitas Audit sebagai
Variabel Moderasi
Kualitas komite audit
sebagai variabel
independen. Variabel
dependen integritas
laporan keuangan.
kualitas audit sebagai
variabel moderasi.
Adanya variabel ukuran
perusahaan sebagai
variabel independen.
Menggunakan data
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI.
Kualitas Komite Audit
berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan.
Keahlian komite audit di
bidang keuangan secara
signifikan meningkatkan
persistensi dan prediktabilitas
dari laba. Ukuran komite
audit secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
persistensi dan berpengaruh
negatif terhadap
prediktabilitas laba dan
konservatisme. Jumlah rapat
anggota komite audit juga
secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
persistensi, prediktabilitas
laba, dan konservatisme.
Terdapat efek moderasi dari
kualitas audit terhadap
hubungan antara kualitas
komite audit dan kualitas
pelaporan keuangan.
41
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Atik Fajaryani
(2015)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Integritas Laporan
Keuangan
Variabel independen
ukuran perusahaan.
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan.
Variabel komite audit
dilihat dari kualitasnya
tidak hanya
keberadaannya.
Kualitas audit sebagai
variabel moderasi.
Menggunakan data
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI.
Kepemilikan institusional,
ukuran perusahaan, leverage,
spesialisasi industri auditor
berpengaruh signifikan pada
integritas laporan keuangan.
Sedangkan kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh
terhadap integritas laporan
keuangan. Secara simultan
berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
6
Aminul Amin
(2016)
Independensi Komite
Audit, Kualitas Audit dan
Kualitas Laba: Bukti
Empiris Perusahaan
dengan Kepemilikan
Terkonsentrasi
Variabel kualitas audit
sebagai variabel
moderasi.
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan, bukan
kualitas laba.
Menggunakan data
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI.
Independensi komite audit
dan kualitas audit
berpengaruh positif terhadap
kualitas laba. Variabel
moderasi kualitas audit
membuktikan semakin tinggi
interaksi komite audit
independen dengan auditor
yang berkualitas menguatkan
posisi komite audit.
42
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7 Kenneth Enoch
Okpala (2012)
Audit Committee and
Integrity of Financial
Statements: A Preventive
Mechanism for Corporate
Failure
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan. Adanya
komite audit sebagai
variabel independen.
Data merupakan data
dari Indonesia, bukan
Nigeria. Data yang
diambil keseluruhan,
bukan khusus industri
tertentu. Variabel
Komite Audit tidak
dilihat dari jumlahnya
saja, melainkan ada
aspek lain untuk melihat
kualitas komite audit itu
sendiri.
Adanya hubungan yang
signifikan antara komite
audit dan integritas laporan
keuangan, meningkatkan
kualitas CG dan mencegah
kebangkrutan.
8 Yuanto Kusnadi,
Kwong Sin
Leong, Themin
Suwardy, dan
Jiwei Wang
(2015)
Audit Committees and
Financial Reporting
Quality in Singapore
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan. Adanya
keahlian komite audit
sebagai proxy kualitas
komite audit.
Data yang digunakan
dari Indonesia, bukan
Singapore. Pada
penelitian penulis
menggunakan proxy
jumlah rapat dan ukuran
untuk kualitas komite
audit. Adanya ukuran
perusahaan sebagai
variabel independen.
Penelitian tidak
menggunakan variabel
moderasi.
Keahlian komite audit
berpengaruh positif terhadap
integritas laporan keuangan.
Sedangkan independency dan
oberlapping keanggotaan
tidak berpengaruh.
43
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9 Andrew J. Felo,
Srinivasan
Krishnamurthy,
dan Steven A.
Solieri (2003)
Audit Committee
Characteristics and the
Perceived Quality of
Financial Reporting: An
Empirical Analysis
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan.
Menggunakan sub
variabel keahlian
komite audit dan
ukuran komite audit.
Menggunakan
independensi sebagai
sub variabel kualitas
audit. Tidak ada variabel
moderasi.
Independensi komite audit
tidak memiliki pengaruh.
Sedangkan kehalian komite
audit dan ukuran
berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
10 Andrian Budi
Prasetyo (2014)
Pengaruh Karakteristik
Komite Audit dan
Perusahaan terhadap
Kecurangan Pelaporan
Keuangan (Studi Empiris
pada Perusahaan yang
Listed di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-
2010)
Menggunakan sub
variabel keahlian
komite audit dan
jumlah komite audit.
Terdapat variabel
independen ukuran
perusahaan.
Variabel dependen
kecurangan laporan
keuangan. Menggunakan
sub variabel tenure dan
independensi komite
audit. Tidak ada variabel
moderasi. Terdapat
variabel karakteristik
perusahaan seperti
leverage, kepemilikan
manajerial dan tingkat
pertumbuhan
perusahaan.
Karakteristik komite audit
yaitu keahlian dan tenure
komite audit memiliki
pengaruh negatif terhadap
kecurangan laporan
keuangan. Sementara
karakteristik perusahaan
yaitu kepemilikian
manajemen dan ukuran
perusahaan memiliki
pengaruh positif terhadap
kecurangan laporan
keuangan. Serta tingkat
pertumbuhan berpengaruh
negatif terhadap kecurangan
laporan keuangan.
44
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
11 Muhammad
Umar Kibiyaa,
Ayoib Che
Ahmada, dan
Noor Afza
Amrana (2016)
Audit Committee
Characteristics and
Financial Reporting
Quality: Nigerian Non-
Financial Listed Firms
Variabel dependen
integritas laporan
keuangan. Variabel
independen keahlian
komite audit.
Terdapat variabel
kontrol umur dan ukuran
perusahaan. Terdapat
variabel independen
share ownership komite
audit.
Hasil nya variabel kontrol
yaitu umur dan ukuran
perusahaan signifikan. Share
ownership komite audit dan
keahlian komite audit
berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan
keuangan.
45
D. Kerangka Pemikiran
Hamid (2012:25) mengungkapkan bahwa kerangka pemikiran
merupakan sintesa dan serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan
pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja
teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian
masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam
bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan dari keduanya. Ada
beberapa masalah yang terdapat dalam penelitian ini di antaranya adalah
keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah rapat komite audit, dan
ukuran perusahaan yang diduga dapat mempengaruhi integritas laporan
keuangan.
Dari uraian di atas, dituangkan dalam kerangka pemikiran pada
halaman selanjutnya sebagai berikut:
46
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran Teoritis
..
...
..
Pengaruh Kualitas Komite Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas
Laporan Keuangan dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi
Laporan keuangan dan annual report perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016
Basis teori: Teori Agensi
Metode Analisis Data:
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Koefisien Determinasi
4. Uji Hipotesis: Analisis Regresi Linier Berganda
dan Analisis Regresi Moderasi
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Variabel Independen
Kualitas Komite Audit:
1. Keahlian Komite Audit (X1)
2. Ukuran Komite Audit (X2)
3. Jumlah Rapat Komite Audit (X3)
Variabel Dependen
Integritas Laporan
Keuangan (Y)
4. Ukuran Perusahaan (X4)
Variabel Moderasi
Kualitas Audit:
Ukuran KAP (X5)
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen kualitas komite audit dengan sub variabel keahlian komite
audit, ukuran komite audit, jumlah rapat komite audit dan ukuran
perusahaan terhadap variabel dependen integritas laporan keuangan.
Kemudian ada variabel kualitas audit dengan proxy ukuran KAP sebagai
variabel moderasi hubungan antara variabel independen dan dependen.
Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2013-2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel yang dipilih
selanjutnya akan dianalisis dan diteliti lebih lanjut untuk membuktikan
hipotesis yang dibuat sebelumnya. Pada akhirnya peneliti dapat menarik
kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. Sampel dalam
penelitian terdiri dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2013-2016 yang dipilih menggunakan purposive
sampling atau judgment berdasarkan pertimbangan pribadi.
Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive
sampling, peneliti memiliki kriteria atau tujuan tertentu terhadap sampel
yang akan diteliti. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti.
48
Oleh karena itu peneliti menentukan kriteria yang digunakan dalam
memilih sampel:
1. Perusahaan manufaktur telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
dari periode 31 Desember 2013 sampai dengan 31 Desember 2016.
2. Perusahaan tidak melakukan listing atau delisting pada selama
periode penelitian 2013-2016.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan
pada setiap tahunnya pada kurun waktu 2013-2016.
4. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan oleh peneliti terkait
dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun
data-datanya sebagai berikut:
a. Laporan Keuangan (audited) untuk periode yang berakhir pada
31 Desember 2013 sampai dengan 31 Desember 2016
b. Data susunan Dewan Komisaris dan Komite Audit.
c. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder, yaitu yang diperoleh dari hasil publikasi pihak-pihak yang telah
melakukan pengumpulan data sebelumnya atau suatu instansi terkait. Data
ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia berupa laporan
keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan perusahaan yang
dipublikasikan di www.idx.co.id untuk seluruh perusahaan manufaktur
pada tahun 2013-2016.
49
D. Metode Analisis Data
Tujuan dari analisis data adalah mendapatkan informasi relevan
yang terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk
memecahkan suatu masalah (Ghozali, 2016). Metode analisis data
menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Alat
analisis yang digunakan dalam pengujian penelitian ini adalah SPSS 20.
1. Statistik Deskriptif
Ghozali (2016: 19) menyatakan bahwa statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Mean
digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata data yang bersangkutan.
Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang
bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai maksimum digunakan
untuk mengetahui nilai terbesar dari data bersangkutan. Nilai
minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data
bersangkutan.
Statistik deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan
profil data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis statistik yang
berfungsi untuk menguji hipotesis. Sebelum melakukan pengujian
terhadap data, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap
data statistik deskriptif dari setiap variabel yaitu integritas laporan
50
keuangan, keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah rapat
komite audit, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah
persamaan regresi yang telah didapatkan memiliki ketepatan dalam
estimasi, tidak bias dan konsisten. Dalam uji asumsi klasik ini ada
kemungkinan bahwa data aktual tidak memenuhi semua uji yang akan
dilakukan sehingga membutuhkan perbaikan atau pengecekan kembali.
Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinieritas, autokorelasi,
heteroskedastisitas, normalitas, dan linearitas (Ghozali, 2016:103).
Dalam penelitian ini digunakan tiga uji asumsi klasik yang terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa Uji t dan uji F
mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara mendeteksi apakah residual
terdistribusi normal atau tidak, yakni dengan analisis grafik dan uji
statistik (Ghozali, 2016: 154).
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan alat uji non-parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Pengambilan keputusan dalam uji K-S ini adalah dengan melihat
51
nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas
kurang dari 0,05 maka variabel tidak terdistribusi secara normal
dan menolak hipotesis nol atau H0. Sebaliknya jika angka
probabilitas lebih dari 0,05 berarti data terdistribusi secara normal
dan menolak Ha. Ho adalah populasi terdistribusi normal,
sedangkan Ha adalah populasi tidak terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan
satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan
variabel independen lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal atau tegak lurus. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol (Ghozali, 2016: 103)
Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value
atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari
nilai tolerance adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila nilai
tolerance di bawah 0,10 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi
multikolinieritas (Ghozali, 2016: 103).
52
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu
yang tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi,
sehingga mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection
mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran
kecil, sedang maupun besar (Ghozali, 2016: 134). Dalam penelitian
ini uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji Gletsjer dan
grafik scatterplot.
Data yang tidak menyalahi asumsi heteroskedastisitas titik-
titik yang terdapat pada grafik scatterplot akan terlihat menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sedangkan Uji
Spearman Rho dilakukan untuk meregresi nilai absolute residual
terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi antar variabel
independen dengan absolute residual-nya lebih dari tingkat
53
signifikansi 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
dan sebaliknya.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari suatu
observasi ke observasi lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time
series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok
cenderung memengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok
yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2016: 107). Pada
penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah uji Durbin-
Watson. Langkah untuk mengambil keputusan adalah dengan
melihat data batas bawah Durbin-Watson (dL) dan batas atas
Durbin-Watson (dU) pada tabel Durbin-Watson menggunakan data
jumlah sampel (n) dan jumlah variabel independen (K). Kemudian
mendapatkan nilai Durbin-Watson (d) melalui uji pada SPSS dan
mengambil keputusan. Adapun dasar pengambil keputusan dari uji
ini sebagai berikut:
54
Tabel 3.1
Analisis Uji Autokorelasi
Autokorelasi positif
Jika Maka
d < dL Terdapat autokorelasi positif
d > dU Tidak terdapat autokorelasi positif
dL < d < dU Pengujian tidak meyakinkan atau tidak
dapat disimpulkan.
Autokorelasi Negatif
Jika Maka
(4 – d) < dL Terdapat autokorelasi negatif
(4 – d) > dU Tidak terdapat autokorelasi negatif
dL < (4 – d) < dU Pengujian tidak meyakinkan atau tidak
dapat disimpulkan.
3. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R² yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel
independen yang menjelaskan variabel-variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).
4. Analisis Regresi Berganda dan Moderated Regression Analysis
Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis regresi berganda dan Moderated Regression Analysis
(MRA). Regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Regresi moderasi ditujukan
untuk menguji keberadaan variabel moderasi atau variabel independen
55
lain yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar
variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen
yang sudah diketahui. Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis
pertama (H1) sampai keempat (H4). Adapun persamaan regresi
berganda dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + β1X1+β2X2+ β3X3 + β4X4 + e
Keterangan:
Y = Integritas Laporan Keuangan
α = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y
apabila X1 berubah sebesar 1 satuan.
X1 = Keahlian Komite Audit
β2 = Koefisien Regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y
apabila X2 berubah sebesar 1 satuan.
X2 = Ukuran Komite Audit
β3 = Koefisien Regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y
apabila X3 berubah sebesar 1 satuan.
X3 = Jumlah Rapat Komite Audit
β 4 = Koefisien Regresi keempat, yaitu besarnya perubahan Y
apabila X4 berubah sebesar 1 satuan.
56
X4 = Ukuran Perusahaan
e = Error
b. Pengujian dengan Moderated Regression Analysis (MRA)
Uji interaksi atau sering disebut Moderated Regression
Analysis (MRA) merupakan pengujian khusus regresi linier
berganda yang memiliki unsur interaksi dengan variabel lain
sebagai moderasi. Uji ini digunakan pada hipotesis keenam (H5)
sampai dengan kedelapan (H8). dengan perumusannya sebagai
berikut:
1. Hubungan interaksi antara keahlian komite audit dan kualitas
audit terhadap integritas laporan keuangan (H5)
Y = α + β1X1 + β2X5 + β3(X1X5) + e
Keterangan:
Y = Integritas Laporan Keuangan
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Keahlian Komite Audit
X5 = Kualitas Audit
X1X5 = Variabel perkalian antara keahlian komite audit
dengan kualitas audit yang menggambarkan
pengaruh variabel moderasi kualitas audit terhadap
hubungan keahlian komite audit dengan integritas
laporan keuangan.
57
2. Hubungan interaksi antara ukuran komite audit dan kualitas
audit terhadap integritas laporan keuangan (H6)
Y = α + β1X2 + β2X5 + β3(X2X5) + e
Keterangan:
Y = Integritas Laporan Keuangan
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X2 = Ukuran Komite Audit
X5 = Kualitas Audit
X2X5 = Variabel perkalian antara ukuran komite audit
dengan kualitas audit yang menggambarkan
pengaruh variabel moderasi kualitas audit terhadap
hubungan ukuran komite audit dengan integritas
laporan keuangan.
3. Hubungan interaksi antara jumlah rapat komite audit dan
kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan (H7)
Y = α + β1X3 + β2X5 + β3(X3X5) + e
Keterangan:
Y = Integritas Laporan Keuangan
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X3 = Jumlah Rapat Komite Audit
X5 = Kualitas Audit
58
X3X5 = Variabel perkalian antara jumlah rapat komite audit
dengan kualitas audit yang menggambarkan
pengaruh variabel moderasi kualitas audit terhadap
hubungan jumlah rapat komite audit dengan
integritas laporan keuangan.
4. Hubungan interaksi antara ukuran perusahaan dan kualitas
audit terhadap integritas laporan keuangan (H8)
Y = α + β1X4 + β2X5 + β3(X4X5) + e
Keterangan:
Y = Integritas Laporan Keuangan
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X4 = Ukuran Perusahaan
X5 = Kualitas Audit
X4X5 = Variabel perkalian antara ukuran perusahaan dengan
kualitas audit yang menggambarkan pengaruh
variabel moderasi kualitas audit terhadap hubungan
ukuran perusahaan dengan integritas laporan
keuangan.
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi
parameter individual atau uji statistik t atau biasa disebut pengujian
parsial. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
59
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini pada
dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh atau variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,10 (α=10%) (Ghozali, 2016: 97).
Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t
tabel, jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini
ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya
variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen. Dan sebaliknya, jika t hitung < t tabel maka H0
diterima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi
akan lebih besar dari nilai alpha, artinya variabel independen tidak
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Berikut ini merupakan uraian mengenai setiap variabel dan
pengukurannya yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Variabel dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang bisa dipengaruhi
oleh adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah integritas laporan keuangan. Ukuran integritas
laporan keuangan adalah dengan menggunakan indeks konservatisme.
Atik Fajaryani (2015: 71-72) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
Indeks konservatisme digunakan dengan alasan keidentikan
60
konservatisme yang menyajikan laporan keuangan yang understate
yang memiliki risiko lebih kecil dibanding laporan keuangan yang
overstate. Laporan keuangan understate karena perusahaan akan
cenderung mengakui potensi kerugian dibandingkan dengan kentungan
atas dasar prinsip kehati-hatian.
Pengukuran konservatisme dalam penelitian ini adalah dengan
accrual measures. Akrual dalam hal ini ada perbedaan antara laba
usaha bersih sebelum depresiasi/amortisasi dan arus kas kegiatan
operasi. Konservatisme akan menghasilkan akrual yang negatif,
semakin besar nilai akrual negatif maka semakin konservatif akuntansi
yang diterapkan. Hal ini dilandasi pada konsep konservatisme yang
cenderung menunda pengakuan pendapatan yang belum terealisasi dan
mempercepat penggunaan biaya. Kondisi ini akan tercermin pada
laporan keuangan, penerapan akuntansi yang optimis akan
memperlihatkan laba bersih yang tinggi, sebaliknya laba bersih
cenderung lebih rendah pada praktik akuntansi konservatif (Enni
Savitri, 2016: 46).
Pada penelitian ini laba bersih usaha ditambahkan dengan nilai
beban penyusutan atau amortisasi karena alokasi tersebut berasal dari
aset yang didanai oleh dan investasi bukan operasi. Pada penelitian ini
pengukuran yang digunakan adalah accrual measures yang diadaptasi
dari penelitian yang dilakukan oleh Givoly dan Hayn, yaitu dengan
membagi nilai akrual dengan total aset sehingga dihasilkan tingkatan
61
pada nilai akrual baik positif maupun negatif. Semakin besar akrual
negatif maka akan semakin konservatif akuntansi yang diterapkan,
semakin besar akrual positif maka akan semakin optimis akuntansi
yang diterapkan (Enni Savitri, 2016: 47).
Adapun rumus untuk mengukur konservatisme akuntansi
sebagai proxy integritas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
CONACC : Earnings conservatism based on accrued items
NIO : Operating profit of current year
DEP : Depreciation of fixed assets of current year
CFO : Net amount of cash flow from operating activities of
current year
TA : book value of closing total assets.
3. Variabel Independen
Sugiyono (2013:39) menjelaskan bahwa variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun
variabel independen (variabel X) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah rapat
komite audit dan ukuran perusahaan. Berikut penjelasan masing-
masing mengenai variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini:
62
a. Keahlian Komite Audit
Variabel keahlian komite audit dilihat dari latar belakang
riwayat pendidikan dan pengalaman kerja yaitu di bidang akuntansi
dan keuangan. Setelah didapatkan data anggota dari perusahaan
maka akan dibandingkan antara anggota komite audit yang
memiliki keahlian dengan keseluruhan anggota audit. Komite audit
dinyatakan memiliki keahlian yang dibutuhkan apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi
dan/atau keuangan baik pada level S1, S2, atau S3.
2. Memiliki pengalaman kerja di bidang akuntansi dan/atau
keuangan.
b. Ukuran Komite Audit
Komite audit adalah komite audit yang dibentuk oleh
dewan komisaris dalam rangka membantu tugas dan fungsinya.
Variabel ukuran komite audit merupakan jumlah seluruh anggota
komite audit yang disajikan pada laporan keuangan tahunan
perusahaan.
c. Jumlah Rapat Komite Audit
Salah satu kewajiban dari komite audit adalah melakukan
rapat. Variabel jumlah rapat komite audit merupakan jumlah rapat
yang dilaksanakan oleh komite audit dan ditampilkan dalam
laporan tahunan perusahaan.
63
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menentukan
besar atau kecilnya perusahaan yang ditunjukkan dengan total aset
yang dimiliknya. Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan
menghitung log natural total aktiva tahun terakhir sebelum
perusahaan tersebut listing.
4. Variabel Moderasi
Variabel moderator atau moderasi disebut juga dengan variabel
independen kedua yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen (Sugiyono, 2013:39). Adapun
variabel pemoderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitas audit dengan sub variabel ukuran KAP. Tipe auditor eksternal
yang digunakan oleh perusahaan diklasifikasikan menjadi dua tipe
yaitu big four dan non big four. Informasi mengenai auditor ini didapat
dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Untuk
pengukurannya, setiap perusahaan dengan auditor big four akan
diberikan skor 1 sedangkan untuk non big four diberikan skor 2.
Adapun tabel operasional variabel disajikan pada halaman
selanjutnya.
64
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Integritas Laporan
Keuangan (Y)
Atik Fajaryani (2015) Rasio
Keahlian Komite Audit
(X1)
Nurul dan Ratna (2013) Rasio
Ukuran Komite Audit (X2)
Nurul dan Ratna (2013) Seluruh jumlah anggota seluruh komite audit Rasio
Jumlah Rapat Komite
Audit (X3)
Nurul dan Ratna (2013)
Seluruh jumlah rapat komite audit dalam satu periode Rasio
Ukuran Perusahaan (X4)
Endi Verya (2017) Logaritma natural dari Total Aset (LN Assets) Rasio
Ukuran KAP (X5)
Nurul dan Ratna (2013)
Variabel dummy, KAP yang termasuk Big Four diberi nilai 1 dan KAP yang termasuk
Non-Big Four diberi nilai 2. Nominal
65
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2013-2016. Penelitian
ini menggunakan purposive sampling. Dari sampel yang berjumlah 150
perusahaan, hanya terdapat 33 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel
yang sudah ditentukan oleh peneliti. Data penelitian diperoleh dari website
resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Perusahaan tidak listing pada
periode penelitian melainkan sebelumnya dan tidak desliting dari Bursa
Efek Indonesia. Fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh
dari kualitas komite dan ukuran perusahaan terhadap integritas laporan
keuangan dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi.
Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel adalah untuk
membedakan penelitian ini dengan penelitian sejenis terdahulu. Pada
penelitian terdahulu yang sejenis yang ditemukan oleh peneliti
menggunakan sampel seluruh perusahaan kecuali perusahaan keuangan,
properti, dan inprastruktur. Oleh karena itu peneliti merasa penelitian
menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan adanya variabel
pemoderasi akan memperkaya penelitian mengenai integritas laporan
keuangan.
66
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat periode
pengamatan dengan pemilihan sampel menggunakan teknik purposive
sampling menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu. Proses seleksi
sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan ditampilkan dalam tabel
4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1
Perusahaan manufaktur telah terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia dari periode 31 Desember 2013 sampai
dengan 31 Desember 2016.
150
2 Perusahaan yang baru listing dan delisting selama
periode penelitian. (20)
3
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
dan laporan tahunan dari tahun 2013-2016 di
www.idx.co.id
(36)
4
Perusahaan yang tidak memiliki data yang dibutuhkan
oleh peneliti terkait dengan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
(61)
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 33
Tahun penelitian 4
Jumlah sampel dalam periode penelitian 132
Jumlah data outlier (3)
Jumlah sampel penelitian 129
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan
industri manufaktur yang terdaftar di BEI berjumlah 150. Namun,
berdasarkan hasil seleksi sampel hanya ada 33 perusahaan industri barang
konsumsi yang masuk dalam kriteria sampel. Periode pengamatan yang
diambil oleh peneliti adalah 4 (empat) tahun, yaitu tahun 2013-2016. Jadi,
67
total sampel yang diteliti sebanyak 132 data laporan tahunan perusahaan
industri barang konsumsi, selanjutnya dikarenakan adanya data outlier
sebanyak 3 maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 129
data laporan tahunan perusahaan manufaktur.
B. Hasil dan Analisis Data
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2016). Pada analisis penelitian uji statistik deskriptif melihat
data minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Hasil pengujian
deskriptif variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KKA 129 .25 1.00 .7295 .23340
UKA 129 2.00 5.00 3.1473 .50157
RKA 129 2.00 46.00 8.2403 7.93112
UKP 129 25.64 33.20 28.5507 1.72164
KAT 129 1.00 2.00 1.5581 .49854
ILK 129 -.3459 .2141 -.032639 .0814747
Valid N (listwise) 129
Tabel 4.2 di atas menunjukkan jumlah data valid (Valid N) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 129 sampel yang berasal dari
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan-perusahaan
68
manufaktur yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
tahun 2013-2016. Berdasarkan uji statistik deskriptif yang sudah dilakukan
maka semua data pada sampel dapat diolah dan tidak terdapat kehilangan
data.
Variabel dependen pada penelitian ini adalah integritas laporan
keuangan (ILK). Hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap
ILK menunjukkan nilai minimum -0,3459 dan nilai maksimum 0,2141
dengan rata-rata -0,032639. Nilai maksimum diperoleh oleh Fajar Surya
Wisesa Tbk (FASW) pada tahun 2016 yang menunjukkan bahwa
perusahaan ini menerapkan akuntansi yang konservatif karena perusahaan
mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai perusahaan. Sebaliknya,
nilai minimum pada Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) pada tahun
2015.
Variabel independen yang pertama pada penelitian ini adalah
keahlian komite audit (KKA). Perhitungan variabel ini adalah dengan
membagi jumlah anggota komite audit yang berlatar belakangan
pendidikan dan pengalaman kerja dalam bidang akuntansi dan keuangan
dengan keseluruhan anggota komite audit. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap keahlian komite audit (KKA)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,25 dan nilai maksimum sebesar 1
dan rata-rata 0,7295. Nilai keahlian komite audit paling kecil pada AMFG
(2013-2015). Sedangkan nilai maksimum paling besar pada ADES (2013-
2016), AKPI (2013-2016), ALKA (2013-2016), ASII (2013-2016), DPNS
69
(2013-2016), DVLA (2015-2016), FASW (2013-2016), GDST (2013-
2016), INAI (2013-2016), JPRS (2013-2016), PYFA (2013-2016) dan
TOTO (2013-2016).
Variabel independen yang kedua pada penelitian ini adalah ukuran
komite audit (UKA), perhitungan UKA dilakukan dengan menjumlah
seluruh anggota komite audit baik yang independen atau pun berasal dari
internal perusahaan. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap ukuran komite audit (UKA) menunjukkan nilai
minimum sebesar 2 dan nilai maksimum 5 dengan rata-rata 3,1473. Nilai
minimum pada ukuran komite audit (UKA) pada KBRI (2016) dan MBTO
(2014-2016). Sedangkan nilai maksimum pada CPIN (2013-2016).
Variabel independen yang ketiga pada penelitian ini adalah jumlah
rapat komite audit (RKA), perhitungan RKA dilakukan dengan menjumlah
seluruh rapat yang dilakukan oleh komite audit dengan memenuhi
ketentuan dihadiri oleh lebih dari setengah anggota. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap jumlah rapat komite audit
(UKA) menunjukkan nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum 46
dengan rata-rata 8,2403. Nilai minimum pada jumlah rapat komite audit
(RKA) pada ADES (2016) dan DVLA (2013), sedangkan nilai maksimum
pada MBTO (2015).
Variabel independen yang keempat pada penelitian ini adalah
ukuran perusahaan (UKP), perhitungan UKP dilakukan dengan
menggunakan log natural dari aset perusahaan. Hasil analisis dengan
70
menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan (UKP)
menunjukkan nilai minimum sebesar 25,64 dan nilai maksimum 33,20
dengan rata-rata 28,5507. Nilai minimum pada jumlah ukuran perusahaan
(UKP) pada ALKA (2016) dengan total aset Rp 136.618.855.000,-.
Sedangkan nilai maksimum pada ASII (2016) dengan total aset Rp
261.855.000.000.000,-.
Variabel independen yang keenam, juga sebagai variabel
pemoderasi, adalah kualitas audit (KAT), pengukuran variabel ini dengan
variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi angka 1
untuk KAP Big Four dan angka 0 untuk KAP non-Big Four. Hasil analisis
menggunakan statistik deskriptif terhadap kualitas audit menunjukan hasil
minimum 0 dan maksimum 1 dengan nilai rata-rata 1,5581.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pada uji asumsi klasik pada data awal tanpa adanya pengurangan
outlier dan transformasi ke dalam bentuk Log dan Cochrane Orcutt
menunjukkan adanya ketidaknormalan pada data sehingga dikakukan
transformasi tersebut.
a. Hasil Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan alat uji non-parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Pengambilan keputusan dalam uji K-S ini adalah dengan melihat nilai
probabilitas signifikansi data residual. Jika nilai signifikansi > 0,05
maka data penelitian terdistribusi secara normal. Adapun hasil uji
71
normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat
dalam tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)
Sebelum Pengurangan Data Outliers
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 132
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .10807300
Most Extreme Differences
Absolute .152
Positive .152
Negative -.143
Kolmogorov-Smirnov Z 1.747
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.3 menunjukkan hasil perhitungan dengan
menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test yang
memiliki probabilitas tingkat signifikansi 0,003 di bawah nilai tingkat
signifikansi kepercayaan 0,05. Hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau
variabel keahlian komite audit (KKA), ukuran komite audit (UKA),
rapat komite audit (RKA), Ukuran Perusahaan (UKP), kualitas audit
(KAT), dan integritas laporan keuangan (ILK) tidak terdistribusi
secara normal. Untuk data mendapatkan hasil pengujian yang lebih
baik dan valid maka dilakukan pengurangan data yang memiliki nilai
ekstrem sebagai data outlier dari 132 sampel yang ada.
Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan
72
muncul dalam bentuk nilai ekstrem baik untuk sebuah variabel tunggal
atau variabel kombinasi (Ghozali, 2016). Peneliti melakukan casewise
diagnostic untuk mengatasi masalah normalitas. Adapun hasil uji
normalitas setelah pengurangan data outliers adalah sebagai berikut
dapat dilihat pada tabel 4.4:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)
Setelah Pengurangan Data Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 129
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .07675204
Most Extreme Differences
Absolute .109
Positive .070
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.234
Asymp. Sig. (2-tailed) .095
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Terdapat 3 data outliers, sehingga jumlah sampel pada
penelitian ini berkurang menjadi 129 data. Tabel di atas menunjukkan
hasil perhitungan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-
Smirnof Test setelah pengurangan data outlier yang terdapat nilai
ekstrem memiliki probabilitas tingkat signifikansi di atas kepercayaan
α = 0,05 yaitu 0,095. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini terdistribusi normal.
73
b. Hasil uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik yaitu model regresi yang tidak terjadi korelasi
di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya
Variance Inflation Factor (VIF) dalam Collinearity Statistics. Hasil uji
pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
KKA .899 1.113
UKA .719 1.391
RKA .880 1.136
UKP .656 1.524
KAT .609 1.643
a. Dependent Variable: ILK
Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang
masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0,10 sama dengan
tingkat kolinieritas 0,95 (Ghozali, 2016). Selanjutnya dengan melihat
nilai VIF, jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10 menunjukkan
bahwa antar variabel independen dalam model regresi tidak terdapat
multikolinieritas. Tabel 4.6 berikut menunjukkan ringkasan dari hasil
uji multikolinieritas.
74
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Independen
Collinearity
Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
Keahlian Komite Audit 0,899 1,113 Tidak ada multikolinieritas
Ukuran Komite Audit 0,719 1,391 Tidak ada multikolinieritas
Jumlah Rapat Komite Audit 0,880 1,136 Tidak ada multikolinieritas
Ukuran Perusahaan 0,656 1,524 Tidak ada multikolinieritas
Kualitas Audit 0,609 1,643 Tidak ada multikolinieritas
Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10.
Selanjutnya hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama
yaitu tidak ada satu pun variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih besar dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2016:139). Dalam
penelitian ini uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji
Spearman Rho dan grafik scatterplot.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan Uji Glejser dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut:
75
Tabel 4.7
Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .089 .114 .780 .437
KKA .034 .021 .148 1.595 .113
UKA .006 .011 .057 .550 .583
RKA .001 .001 .090 .965 .336
UKP -.003 .003 -.108 -1.001 .319
KAT .009 .012 .081 .720 .473
a. Dependent Variable: ABS_RES
Kesimpulan hasil Uji Glejser dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut ini:
Tabel 4.8
Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Independen Sig Keterangan
Keahlian Komite Audit 0,437 Tidak ada heteroskedastisitas
Ukuran Komite Audit 0,113 Tidak ada heteroskedastisitas
Jumlah Rapat Komite Audit 0,583 Tidak ada heteroskedastisitas
Ukuran Perusahaan 0,336 Tidak ada heteroskedastisitas
Kualitas Audit 0,319 Tidak ada heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.1:
76
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Hasil perhitungan heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji
Glejser pada tabel mengindikasikan nilai probabilitas signifikansi pada
setiap variabel independen di atas 5% sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat adanya
heteroskedastisitas. Begitu juga dari grafik scatterplot di atas dapat
dilihat bahwa titik-titik menyebar baik di atas maupun di bawah angka
0 pada sumbu Y. Sehingga data tidak menyalahi asumsi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi yang
77
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Hasil uji
autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9
Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .336a .113 .076 .0782965 2.153
a. Predictors: (Constant), KAT, KKA, RKA, UKA, UKP
b. Dependent Variable: ILK
Berdasarkan tabel 4.9 di atas nilai Durbin-Watson (DW)
sebesar 2,153 (d), sehingga d > dU (2,153 > 1,7937) dan d < (4-
1,7937) maka uji autokorelasi lolos dan tidak terdapat gejala
autokorelasi.
C. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah
rapat komite audit dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan dengan kualitas audit sebagai pemoderasi. Adapun uji
hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu
secara regresi linier berganda dan secara uji interaksi atau Moderated
Regression Analysis (MRA).
1. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis
1, 2, 3, dan 4 dilakukan dengan analisis regresi linier berganda
pengaruh keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah rapat
78
komite audit dan ukuran perusahaan terhadap integritas laporan
keuangan.
a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R-
Square) untuk variabel keahlian komite audit, komite audit, jumlah
rapat komite audit dan ukuran perusahaan yang disajikan pada
tabel 4.10:
Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .336a .113 .076 .0782965
a. Predictors: (Constant), KAT, KKA, RKA, UKA, UKP
b. Dependent Variable: ILK
Pada tabel di atas nilai dari R Square (R2) sebesar 0,113. Ini
menunjukkan bahwa variabel dependen integritas laporan
keuangan dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel
independen keahlian komite audit, ukuran komite audit, jumlah
rapat komite audit dan ukuran perusahaan sebesar 11,3%.
Sedangkan sisanya sebesar 88,7% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diamati dalam penelitian ini seperti mekanisme
corporate governance (Muliyanto dan Eddy Budiono, 2014),
Leverage (Endi Verya, 2017), kepemilikan institusional, ukuran
79
perusahaan, spesialisasi industri auditor, kepemilikan manajerial
(Atik Fajaryani, 2015), dll.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah terdapat
hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih
variabel independen. Berikut hasil uji signifikansi simultan (uji
statistik F) yang disajikan pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression .096 5 .019 3.120 .011b
Residual .754 123 .006
Total .850 128
a. Dependent Variable: ILK
b. Predictors: (Constant), KAT, KKA, RKA, UKA, UKP
Nilai F yang berdasarkan hasil uji simultan menunjukkan
angka 3,120 dengan tingkat signifikasi 0,011. Karena nilai F hitung
3,120 > 2,28 F tabel dan signifikasi 0,011 < 0,10 sesuai dengan
dasar pengambilan keputusan dalam uji F maka dapat disimpulkan
bahwa semua variabel independen yaitu keahlian komite audit,
ukuran komite audit, jumlah rapat komite audit dan ukuran
perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen integritas laporan keuangan.
80
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk melihat seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual menerangkan
variabel dependen. Berikut hasil uji signifikansi parsial (uji
statistik t) yang disajikan pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.001 .169 -.008 .993
KKA .061 .031 .175 1.956 .053
UKA -.033 .016 -.201 -2.010 .047
RKA -.001 .001 -.126 -1.393 .166
UKP .002 .005 .034 .323 .747
KAT -.005 .018 -.032 -.291 .772
a. Dependent Variable: ILK
1) Pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas laporan
keuangan
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.12 menunjukkan tingkat
signifikasi pada variabel keahlian komite audit lebih kecil dari 0,10
sebesar 0,053. Oleh karena itu hasil penelitian mendukung
hipotesis pertama (H1), berarti keahlian komite audit
berpengaruh secara parsial terhadap integritas laporan keuangan.
81
2) Pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas laporan
keuangan.
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.12 menunjukkan tingkat
signifikasi pada variabel keahlian komite audit lebih kecil dari 0,10
yaitu sebesar 0,047. Oleh karena itu hasil penelitian mendukung
hipotesis kedua (H2), berarti ukuran komite audit berpengaruh
secara parsial terhadap integritas laporan keuangan.
3) Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap integritas
laporan keuangan.
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.12 menunjukkan tingkat
signifikasi pada variabel jumlah rapat komite audit lebih besar dari
0,10 yaitu sebesar 0,166. Oleh karena itu hasil penelitian tidak
mendukung hipotesis ketiga (H3), berarti jumlah rapat komite
audit tidak berpengaruh secara parsial terhadap integritas laporan
keuangan.
4) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan
keuangan.
Hasil uji hipotesis pada tabel 4.12 menunjukkan tingkat
signifikasi pada variabel ukuran perusahaan lebih besar dari 0,10
yaitu sebesar 0,747. Oleh karena itu hasil penelitian tidak
mendukung hipotesis keempat (H4), berarti ukuran perusahaan
tidak berpengaruh secara parsial terhadap integritas laporan
keuangan.
82
Dapat disimpulkan bahwa keahlian komite audit, jumlah rapat
komite audit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial
terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan ukuran komite audit
berpengaruh secara signifikan secara parsial terhadap integritas laporan
keuangan. Dengan demikian hipotesis pertama (H1), hipotesis ketiga
(H3), dan hipotesis keempat (H4) dinyatakan tidak diterima, sedangkan
hipotesis kedua (H2) dinyatakan diterima.
2. Pengujian Hipotesis secara Uji Interaksi (Moderated Regression
Analyis)
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
variabel independen yang digunakan sebagai pemoderasi akan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk menguji
hipotesis ke 5, 6, 7, dan 8. Pengujian menggunakan uji interaksi atau
yang disebut dengan moderated regression analysis.
1) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan antara
keahlian komite audit terhadap integritas laporan keuangan
a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .263a .069 .047 .0795510
a. Predictors: (Constant), KKA*KAT, KKA, KAT
b. Dependent Variable: ILK
83
Nilai Adjusted R2 sebesar 0,069 menunjukkan bahwa
6,9% variabel integritas laporan keuangan (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel keahlian komite audit (X1), kualitas audit (X5)
dan interaksi variabel keahlian komite audit dan kualitas audit
(X1X5) (Moderating 1). Sedangkan sisanya sebesar 93,1%
(100%-6,9%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model
penelitian ini.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.14
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression .059 3 .020 3.088 .030b
Residual .791 125 .006
Total .850 128
a. Dependent Variable: ILK
b. Predictors: (Constant), KKA*KAT, KKA, KAT
Pada hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F hitung
sebesar 3,088 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,030.
Dengan demikian nilai signifikasi < 0,10 maka model regresi
yang digunakan bisa memprediksi hubungan antara keahlian
komite audit dengan integritas laporan keuangan dengan
kualitas audit sebagai variabel moderasi.
84
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Tabel 4.15
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.191 .073 -2.616 .010
KKA .201 .097 .577 2.070 .041
KAT .067 .046 .407 1.439 .153
KKA*KAT -.080 .061 -.538 -1.325 .188
a. Dependent Variable: ILK
Tabel di atas menjelaskan bahwa variabel pemoderasi
yang interaksi antara keahlian komite audit dengan kualitas
audit mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,188. Dengan
tingkat signifikansi > 0,10 dapat disimpulkan bahwa interaksi
antara keahlian komite audit dengan kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan di
mana kualitas audit berperan sebagai variabel pemoderasi.
Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis
kelima (H5) yaitu kualitas audit memperkuat hubungan positif
antara keahlian komite audit dan kualitas laporan keuangan
perusahaan.
85
2) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan antara
ukuran komite audit terhadap integritas laporan keuangan
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .257a .066 .044 .0796728
a. Predictors: (Constant), UKA*KAT, UKA, KAT
b. Dependent Variable: ILK
Nilai Adjusted R2 sebesar 0,066 menunjukkan bahwa
6,6% variabel integritas laporan keuangan (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel ukuran komite audit (X2), kualitas audit (X5) dan
interaksi variabel ukuran komite audit dan kualitas audit
(X2X5) (Moderating 2). Sedangkan sisanya sebesar 93,4%
(100%-6,6%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model
penelitian ini.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.17
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression .056 3 .019 2.952 .035b
Residual .793 125 .006
Total .850 128
a. Dependent Variable: ILK
b. Predictors: (Constant), UKA*KAT, UKA, KAT
86
Pada hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F hitung
sebesar 2,952 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,035.
Dengan demikian nilai signifikasi < 0,10 maka model regresi
yang digunakan bisa memprediksi hubungan antara ukuran
komite audit dengan integritas laporan keuangan dengan
kualitas audit sebagai variabel pemoderasi.
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Tabel 4.18
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .242 .169 1.429 .156
UKA -.084 .053 -.520 -1.583 .116
KAT -.116 .135 -.711 -.863 .390
UKA*KAT .036 .044 .597 .811 .419
a. Dependent Variable: ILK
Tabel di atas menjelaskan bahwa variabel pemoderasi
yang interaksi antara ukuran komite audit dengan kualitas audit
mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,419. Dengan tingkat
signifikansi > 0,10 dapat disimpulkan bahwa interaksi antara
ukuran komite audit dengan kualitas audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap integritas laporan keuangan di mana
kualitas audit berperan sebagai variabel pemoderasi. Dengan
demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis keenam
(H6) yaitu kualitas audit memperkuat hubungan positif antara
87
ukuran komite audit dan kualitas laporan keuangan
perusahaan.
3) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan antara
jumlah rapat komite audit terhadap integritas laporan
keuangan
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .261a .068 .046 .0795940
a. Predictors: (Constant), RKA*KAT, KAT, RKA
b. Dependent Variable: ILK
Nilai Adjusted R2 sebesar 0,068 menunjukkan bahwa
6,8% variabel integritas laporan keuangan (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel jumlah rapat komite audit (X3), kualitas audit
(X5) dan interaksi variabel jumlah rapat komite audit dan
kualitas audit (X3X5) (Moderating 3). Sedangkan sisanya
sebesar 93,2% (100%-6,8%) dijelaskan oleh variabel lain di
luar model penelitian ini.
88
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.20
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression .058 3 .019 3.040 .032b
Residual .792 125 .006
Total .850 128
a. Dependent Variable: ILK
b. Predictors: (Constant), RKA*KAT, KAT, RKA
Pada hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F hitung
sebesar 3,040 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,032.
Dengan demikian nilai signifikasi < 0,10 maka model regresi
yang digunakan bisa memprediksi hubungan antara jumlah
rapat komite audit dengan integritas laporan keuangan dengan
kualitas audit sebagai variabel pemoderasi.
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Tabel 4.21
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .011 .035 .312 .755
RKA -.007 .003 -.639 -2.203 .029
KAT -.015 .021 -.094 -.738 .462
RKA*KAT .003 .002 .454 1.539 .126
a. Dependent Variable: ILK
Tabel di atas menjelaskan bahwa variabel pemoderasi
yang interaksi antara jumlah rapat komite audit dengan kualitas
89
audit mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,126. Dengan
tingkat signifikansi > 0,10 dapat disimpulkan bahwa interaksi
antara jumlah rapat komite audit dengan kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan di
mana kualitas audit berperan sebagai variabel pemoderasi.
Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis
keenam (H7), yaitu kualitas audit memperkuat hubungan
positif antara jumlah rapat komite audit dan kualitas laporan
keuangan perusahaan.
4) Pengaruh kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan antara
ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Tabel 4.22
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .089a .008 -.016 .0821221
a. Predictors: (Constant), UKP*KAT, UKP, KAT
Nilai Adjusted R2 sebesar 0,008 menunjukkan bahwa
0,8% variabel integritas laporan keuangan (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel ukuran perusahaan (X4), kualitas audit (X5) dan
interaksi variabel ukuran perusahaan dan kualitas audit (X4X5)
(Moderating 4). Sedangkan sisanya sebesar 99,2% (100%-
0,8%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
90
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.23
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 2.943 3 .981 15.973 .000b
Residual 7.553 125 .061
Total 10.496 128
a. Dependent Variable: ILK
b. Predictors: (Constant), UKP*KAT, UKP, KAT
Pada hasil uji ANOVA menunjukkan nilai F hitung
sebesar 15,973 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000.
Dengan demikian nilai signifikasi < 0,05 maka model regresi
yang digunakan bisa memprediksi hubungan antara ukuran
perusahaan dengan integritas laporan keuangan dengan kualitas
audit sebagai variabel pemoderasi.
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Tabel 4.24
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.172 .459 -.375 .708
UKP .004 .016 .092 .277 .782
KAT .129 .292 .792 .444 .658
UKP*KAT -.004 .010 -.677 -.415 .679
a. Dependent Variable: ILK
Tabel di atas menjelaskan bahwa variabel pemoderasi
yang interaksi antara keahlian komite audit dengan kualitas
91
audit mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0,679. Dengan
tingkat signifikansi > 0,10 dapat disimpulkan bahwa interaksi
antara ukuran perusahaan dengan kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan di
mana kualitas audit berperan sebagai variabel pemoderasi.
Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis
keenam (H8), yaitu kualitas audit memperkuat hubungan
positif antara ukuran perusahaan dan kualitas laporan keuangan
perusahaan.
D. Pembahasan
Penelitian ini menguji pengaruh pengaruh kualitas komite audit
dengan sub variabel keahlian komite audit, ukuran komite audit dan
jumlah rapat komite audit serta ukuran perusahaan terhadap integritas
laporan keuangan. Penelitian ini juga menguji moderasi kualitas audit
dengan sub variabel tipe auditor untuk memperkuat hubungan antara
masing-masing variabel indpenden yaitu keahlian komite audit, ukuran
komite audit, jumlah rapat komite audit, dan ukuran perusahaan dengan
integritas laporan keuangan.
1. Pengaruh keahlian komite audit terhadap integritas laporan
keuangan
Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel
keahlian komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,053 (>
0,10). Dengan demikian hasil penelitian mendukung hipotesis pertama
92
(H1) yang telah dirumuskan, artinya keahlian komite audit
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nurul dan Ratna (2013) yang menunjukkan bahwa keahlian
komite audit berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Mereka menyimpulkan bahwa keahlian komite audit
terbukti meningkatkan kualitas laporan keuangan berdasarkan dua dari
tiga pengukuran yang digunakan yaitu persistensi laba dan
prediktabilitas laba. Semakin banyak anggota komite audit yang
memiliki keahlian di bidang akuntansi dan keuangan akan berdampak
kepada kualitas laporan keuangan yang lebih baik pada perusahaan
perbankan. Hasil penelitian juga konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Andrian (2014) dan Kusnadi (2015) bahwa keberadaan
anggota yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman
dalam bidang akuntansi dan ekonomi berpengaruh dalam mengurangi
tingkat kecurangan pada laporan keuangan. Hal ini menunjukan
pentingnya latar belakang anggota komite audit untuk mejaga kualitas
atau integritas laporan keuangan.
Akan tetapi pada penelitian ini tidak melakukan penelitian
lebih lanjut tetang keberadaan berbagai macam ahli pada bidang-
bidang tertentu dalam komite audit tertentu. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Felo, et al. (2013) dan Kusnadi (2015) dibahas
mengenai beberapa ahli sebagai anggota menunjukan bahwa
93
keberadaan anggota selain pada bidang akuntansi memberikan
pengaruh besar terhadap kualitas laporan keuangan. Pada kedua
penelitian tersebut menyatakan keberadaan anggota dengan ahli dalam
bidang akuntansi saja tidak cukup, tetapi dalam bidang seperti
keuangan atau supervisor (pengawas) memberikan pengaruh akan
kualitas laporan keuangan. Serta Umar (2016) dalam penelitiannya
menunjukan bahwa ahli dalam bidang industri juga memberikan
pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Pengaruh ukuran komite audit terhadap integritas laporan
keuangan
Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel
ukuran komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,047 (< 0,10).
Dengan demikian hasil penelitian mendukung hipotesis kedua (H2)
yang telah dirumuskan, artinya ukuran komite audit berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Felo, et al. (2013) dan Kusnadi dkk (2015) yang menyatakan
bahwa ukuran dari komite audit berpengaruh signifikan terhadap
kualitas dari laporan keuangan. Semakin besar ukuran komite audit
berarti semakin banyak orang yang berkontribusi terhadap kinerja tim
dalam melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan.
Tim juga bisa memanfaatkan waktu lebih baik karena pekerjaan dibagi
ke lebih banyak orang sehingga terjadinya kesalahan bisa dihindari.
94
Dengan demikian kondisi ini akan meningkatkan kualitas laporan
keuangan semakin baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013)
menunjukan hal yang lebih bervariasi karena menggunakan
pengukuran integritas laporan keuangan yang berbeda. Semakin
banyak jumlah anggota komite audit sebuah perusahaan akan
berdampak positif terhadap persistensi laba dan berdampak negatif
terhadap prediktabilitas laba dan konservatisme. Hasil ini
menunjukkan bahwa pengaruh jumlah anggota komite audit terhadap
kualitas laporan keuangan tergantung pada dimensi kualitas laporan
keuangan yang digunakan. Di satu sisi, jumlah anggota komite audit
dapat berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan, di sisi
yang lain sebaliknya.
3. Pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap integritas laporan
keuangan
Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel
jumlah rapat komite audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,166 (>
0,10). Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis
ketiga (H3) yang telah dirumuskan, artinya jumlah rapat komite audit
tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penetilian yang
dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013) bahwa semakin banyak jumlah
rapat komite audit yang diadakan dalam kurun waktu satu tahun,
95
semakin baik kualitas laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan.
Semakin intensif komite audit melakukan rapat, semakin baik juga
kualitas pengawasan yang dilakukan sehingga menaikan kualitas
laporan keuangan. Jumlah rapat yang semakin besar menandakan
usaha yang semakin maksimal untuk meminimalisir adanya kesalahan
atau bias dari laporan keuangan.
Hasil penelitian konsisten dengan hasil yang ditunjukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Andrian (2014) bahwa jumlah rapat
komite audit tidak akan mempengaruhi secara signifikan terhadap
terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Ketika jumlah rapat
komite audit semakin banyak maka tidak secara efektif dalam
mengurangi kecurangan pelaporan keuangan karena hasil rapat dari
komite audit disampaikan kepada dewan komisaris, sehingga
tergantung dari dewan komisaris melakukan tindak lanjut atas saran
komite audit atau tidak. Pada akhirnya, ketika rapat komite audit
banyak tetapi tidak ada tindak lanjut dari dewan komisaris maka rapat
komite audit tidak akan efektif dalam mengurangi kecurangan
pelaporan keuangan pada perusahaan.
4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan
keuangan
Berdasarkan hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel
ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,747 (>0,10).
Dengan demikian hasil penelitian tidak mendukung hipotesis keempat
96
(H4) yang telah dirumuskan, artinya ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wahyudi dkk. (2014) dan Endi Verya (2017) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur.
Penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian Muliyanto dkk.
(2014) pada perusahaan perbankan dan Atik Fajaryani (2015) pada
perusahaan pertambangan. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan
menunjukan hasil yang sama yaitu bahwa ukuran perusahaan
meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Hasil yang berbeda didapatkan pada penelitian Kadek dan
Dewa (2016) dimana ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan. Artinya ukuran perusahaan tidak menjamin
dilakukannya praktik akuntansi yang konservatif, perusahaan
cenderung mempraktekan akuntansi yang optimis sehingga bisa
menampilkan kinerja yang lebih baik dengan memperlihatkan laba
yang tinggi meskipun di dalamnya terdapat laba yang belum
terealisasi. Sehingga tanpa memandang ukuran perusahaan, perusahaan
bisa saja menerapkan atau tidak menerapkan praktek akuntansi yang
konservatif.
97
5. Pengaruh moderasi kualitas audit terhadap hubungan antara
keahlian komite audit dengan integritas laporan keuangan.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa interaksi antara variabel kualitas audit dengan
keahlian komite audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,188
(>0,10). Dengan demikian, hipotesis kelima (H5) ditolak, artinya
interaksi antara kualitas audit dengan keahlian komite audit tidak
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Amin dkk. (2018) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak
mampu untuk memoderasi hubungan antara keahlian komite audit
dengan earnings quality. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurbayani (2017) bahwa laporan keuangan yang
memliki kualitas yang baik salah satunya adalah memiliki kualitas laba
(earnings quality) yang baik juga. Hal ini menunjukan bahwa kualitas
audit tidak memperkuat fungsi pengawasan terhadap kualitas laporan
keuangan.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013) yang menyatakan bahwa
keahlian anggota komite audit di bidang akuntansi dan keuangan
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan terbukti secara
signifikan, baik pada model dengan ukuran KAP maupuan spesialisasi
sebagai pengukuran dari kualitas audit. Hasil ini menunjukkan bahwa
98
keahlian komite audit dalam bidang akuntansi dan keuangan dapat
meningkatkan unsur relevansi dalam laporan keuangan yaitu
meningkatkan prediktabilitas laporan keuangan.
6. Pengaruh moderasi kualitas audit terhadap hubungan antara
ukuran komite audit dengan integritas laporan keuangan.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa interaksi antara variabel kualitas audit dengan
ukuran komite audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,419
(>0,10). Dengan demikian, hipotesis keenam (H6) ditolak, artinya
interaksi antara kualitas audit dengan ukuran komite audit tidak
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Hasil penelitian tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Amin dkk. (2018) yang menyatakan bahwa kualitas
audit mampu memoderasi hubungan antara ukuran komite audit
dengan integritas laporan keuangan. Artinya kualitas audit akan
memperkuat fungsi pengawasan terhadap integritas laporan keuangan.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan
Ratna (2013) yang menunjukan hasil beragam, kualitas audit hanya
memperkuat hubungan ukuran komite audit dan integritas laporan
kuangan dalam satu dari tiga pengukuran yaitu persistensi laba. Akan
tetapi kualitas audit tidak memperkuat hubungan dalam dua
pengukuran lain yaitu prediktabilitas laba dan konservatisme.
99
7. Pengaruh moderasi kualitas audit terhadap hubungan antara
jumlah rapat komite audit dengan integritas laporan keuangan.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa interaksi antara variabel kualitas audit dengan
jumlah rapat komite audit memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,126
(>0,10). Dengan demikian, hipotesis ketujuh (H7) ditolak, artinya
interaksi antara kualitas audit dengan jumlah rapat komite audit tidak
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Hasil penelitian bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nurul dan Ratna (2013) yaitu pengaruh moderasi
kualitas audit terhadap hubungan antara kualitas audit dan jumlah rapat
berpengaruh terhadap konservatisme sebagai pengukur integritas
laporan keuangan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Amin dkk. (2018) yang menyatakan bahwa kualitas
audit mampu memoderasi hubungan antara jumlah rapat komite audit
dengan integritas laporan keuangan.
8. Pengaruh moderasi kualitas audit terhadap hubungan antara
ukuran perusahaan dengan integritas laporan keuangan.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa interaksi antara variabel kualitas audit dengan
ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,679 (>0,10).
Dengan demikian, hipotesis delapan (H8) ditolak, artinya interaksi
100
antara kualitas audit dengan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan.
Peneliti tidak menemukan penelitian sejenis yang
menggunakan variabel kualitas audit sebagai pemoderasi hubungan
antara ukuran perusahaan dengan integritas laporan keuangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit tidak mampu untuk
memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan dengan integritas
laporan keuangan.
101
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keahlian komite
audit, ukuran komite audit, jumlah komite audit, dan ukuran perusahaan
terhadap integritas laporan keuangan dengan kualitas audit sebagai
variabel moderasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 129
sampel. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian software
SPSS 20, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keahlian komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Nurul dan Ratna
(2013), Kusnadi (2015), Andrian (2014) dan Felo, et al. (2013).
2. Ukuran komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Felo,
et al. (2013), Nurul dan Ratna (2013), dan Kusnadi dkk. (2015).
3. Jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Andrian (2014).
4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap integrtias laporan
keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kadek dan Dewa (2016).
5. Kualitas audit tidak dapat memoderasi hubungan antara keahlian
komite audit dengan integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini
102
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Amin dkk. (2018)
dan Nurbayani (2017).
6. Kualitas audit tidak dapat memoderasi hubungan antara ukuran komite
audit dengan integritas laporan keuangan.
7. Kualitas audit tidak dapat memoderasi hubungan antara jumlah rapat
komite audit dengan integritas laporan keuangan.
8. Kualitas audit tidak dapat memoderasi hubungan antara ukuran
perusahaan dengan integritas laporan keuangan.
B. SARAN
Penelitian ini di masa yang akan datang diharapkan dapat
menyajikan penelitian yang lebih baik dengan adanya masukan mengenai
beberapa hal di anataranya:
1. Penelitian ini menggunakan variabel keahlian akuntansi komite audit,
ukuran komite audit, dan jumlah rapat komite audit. Untuk penelitian
selanjutnya, diharapkan penelitian bisa diperdalam dengan
menggunakan variabel lain seperti independensi komite audit dan
keahlian industri.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur sehingga masih bisa untuk dilakukan penelitian
dalam bidang lain seperti keuangan, tambang, konstruksi atau seluruh
perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.
3. Penelitian ini menggunaka data sekunder dalam menilai kualitas
komite audit dari laporan tahunan yang dipublikasikan di Bursa Efek
103
Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya bisa dilakukan penelitian yang
menggunakan data primer dengan melakukan wawancara secara
langsung terhadap komite audit.
4. Penelitian ini hanya menggunakan satu pengukuran saja untuk
mengukur integritas laporan keuangan sehingga untuk penelitian
selanjutnya bisa menggunakan proksi lain seperti persistensi laba,
earnings predictability atau konservatisme.
104
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Bahrullah. “Akuntansi Sektor Publik: Konsep dan Teori”. Jakarta Timur:
CV. Bumi Metro Jaya, 2013.
Alshrife, Fouad Mohammed, Imam Subekti dan Yeney Widya. “The Effect of
Audit Committee Characteristics on Timeliness of Financial Reporting by
Using Auditor Quality as The Moderating Variable (An Empirical Study
from Indonesian Manufacturing Companies”, The International Journal of
Accounting and Business Society Vol. 24 No. 1, Malang: Universitas
Brawijaya, 2016.
Amin, Aminul dkk. “Audit Committee Characteristics and AuditEarnings
Quality: Empirical Evidence of the Company with Concentrated
Ownership”, Review of Integrative Business and Economics Research, Vol.
7, Supplementary Issue 1, GMP Press and Printing
(http://buscompress.com/journal-home.html), 2018.
Amin, Aminul. “Independensi Komite Audit, Kualitas Audit dan Kualitas Laba:
Bukti Empiris Perusahaan dengan Kepemilikan Terkonsentrasi”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 18, No. 1, Malang: STIE Malangkucecwara
Malang, 2016.
Ankarath, Nandakumar, dkk. “Memahami IFRS Standar Pelaporan Keuangan
Internasional”. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta Barat: PT Indeks, 2015.
Astanti, Dhian Indah. “Good Corporate Governance pada Perusahaan Asuransi”,
Semarang: Semarang University Press, 2015.
105
Beaver, W.H., Ryan, S.G. “Biases and lags in book value and their effects on the
ability of the book-tomarket ratio to predict book return on equity”, Journal
of Accounting Research 38 127–148, Chicago: University of Chicago,
2000.
Fajaryani, Atik. “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Integritas.
Laporan Keuangan. Jurnal Nominal”, Jurnal Nominal Vol. IV No.1, 2015.
Felo, Andrew J. dkk. “Audit Committee Characteristics and the Perceived Quality
of Financial Reporting: An Empirical Analysis”. Working Paper. School of
Graduate Professional Studies Penn State Great Valley, 2003.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). “Seri Tata Kelola
Perusahaan (Corporate Governance): Corporate Governance (Tata Kelola
Perusahaan)”, Jilid 1 Edisi 3, Jakarta.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”,
Semarang: Badan Penerbit Undip, 2016.
Hamid, Amid. “Panduan Penulisan Skripsi. Cetakan kesatu”. Jakarta: FEIS UIN
Press, 2010.
Ika, Aprillia. “Skandal Akuntansi Goyang Merek Toshiba”, Diakses pada 13
Oktober 2017 pukul 20.00 WIB. http://ekonomi.kompas.com/read/
2016/10/13/200000526/skandal.akuntansi.goyang.merek.toshiba
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Salemba
Empat, 2015.
106
Jensen, M. C. and H. W. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics,
305-360, 1976.
Kibiya, Muhammad Umar dkk. “Audit Committee Characteristics and Financial
Reporting Quality: Nigerian Non-Financial Listed Firms”. The European
Proceedings of Social and Behavioral Sciences, Malaysia
Komite Nasional Good Corporate Governance (KNKG). “Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia”, 2006.
Kusnadi, Yuanto dkk. “Audit Committees and Financial Reporting Quality in
Singapore”. Journal of Business Ethics, Singapore: Singapore Management
University, 2015.
Malik, Abdul. “Ernst & Young Indonesia Didenda di AS, Ini Tanggapan
Indosat”, Diakses pada 5 Februari 2018 pukul 13.25 WIB.
https://bisnis.tempo.co/ read/845617/ernst-young-indonesia-didenda-di-as-
ini-tanggapan-indosat
Mulyanto, Eddy Budiono. “Pengaruh Corporate Governance, Kualitas Audit, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010 – 2013”.
Bandung: Universitas Telkom, 2014.
Mutmainah, Nurul dan Ratna Wardhani. “Analisis Dampak Kualitas. Komite
Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Perusahaan Dengan. Kualitas
Audit Sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia Volume 10 Nomor 2, 2013.
107
Nurbayani. “Pengaruh Earnings Management terhadap Earnings Quality Dengan
Adopsi IFRS sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan
Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI)”
Okpala, Kenneth Enoch. “Audit Committee and Integrity of Financial Statements:
A Preventive Mechanism for Corporate Failure“. Australian Journal of
Business and Management Research Vol 2 No.08 (32-40), November 2012.
Otoritas Jasa Keuangan. “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
Audit”. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.04/2015,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 406, 29
Desember 2015.
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011.
“Penerapan Tata Kelola yang Baik (Good Corporate Governane) pada
BUMN”
Prasetyo, Andrian Budi. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Dan Perusahaan
Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010)”.
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 11/No. 1, Semarang: Universitas
Diponegoro, November 2014.
Puspita, Made Ayu Prilla Winda dan I Made Karya Utama. “Fee Audit Sebagai
Pemoderasi Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan
Keuangan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.3, Bali:
Universitas Udayana, 2016.
108
Savitri, Enni. “Konservatisme Akuntansi: Cara Pengukuran, Tinjauan Empiris
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya” Yogyakarta: Pustaka Sahila
Yogyakarta, 2016.
Saputra, Wahyudi dkk. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Kasus
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2012)”, JOM FEKON Vol. 1 No. 2, Pekanbaru: Universitas Riau, 2014.
Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D”, Bandung: Alfabeta, 2013.
Sumiari, Kadek Nita dan Dewa Gede Wirama. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Konservatisme Akuntansi dengan Leverage sebagai Variabel
Pemoderasi”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4, Bali:
Universitas Udayana, 2016.
Verya, Endi. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Good
Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan”, JOM
Fekon Vol. 4 No.1, Pekanbaru: Universitas Riau, 2017.
109
LAMPIRAN
110
LAMPIRAN 1: SAMPEL PERUSAHAAN
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
3 ALKA Alaska Industrindo Tbk
4 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
6 ASII Astra International Tbk
7 AUTO Astra Auto Part Tbk
8 BUDI Budi Starch and Sweetener Tbk
9 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
10 DLTA Delta Djakarta Tbk
11 DPNS Duta Pertiwi Nusantara
12 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
13 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
14 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
15 HDTX Panasia Indo Resources Tbk
16 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
17 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
18 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
19 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
20 JECC Jembo Cable Company Tbk
21 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
22 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
23 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
24 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
25 KLBF Kalbe Farma Tbk
26 MBTO Martina Berto Tbk
27 MYOR Mayora Indah Tbk
28 PYFA Pyridam Farma Tbk
29 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
30 SIPD Siearad Produce Tbk
31 TCID Mandom Indonesia Tbk
32 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
33 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk
Sumber: www.idx.co.id
111
LAMPIRAN 2: KUALITAS KOMITE AUDIT
No Nama Tahun
Kualitas Komite Audit
Keahlian Komite Audit
Independensi Komite Audit Ukuran
Komite Audit
Jumlah Rapat
Komite Audit
Jumlah Anggota
Nilai Jumlah
Anggota Nilai
1 ADES 2013 3 1.00 3 1.00 3 3
2 ADES 2014 3 1.00 3 1.00 3 3
3 ADES 2015 3 1.00 3 1.00 3 4
4 ADES 2016 3 1.00 3 1.00 3 2
5 AKPI 2013 3 1.00 3 1.00 3 4
6 AKPI 2014 3 1.00 3 1.00 3 3
7 AKPI 2015 3 1.00 3 1.00 3 3
8 AKPI 2016 3 1.00 3 1.00 3 4
9 ALKA 2013 3 1.00 3 1.00 3 4
10 ALKA 2014 3 1.00 3 1.00 3 4
11 ALKA 2015 3 1.00 3 1.00 3 4
12 ALKA 2016 3 1.00 3 1.00 3 4
13 ALMI 2013 2 0.67 3 1.00 3 3
14 ALMI 2014 2 0.67 3 1.00 3 3
15 ALMI 2015 2 0.67 3 1.00 3 3
16 ALMI 2016 2 0.67 3 1.00 3 3
17 AMFG 2013 1 0.25 4 1.00 4 11
18 AMFG 2014 1 0.25 4 1.00 4 14
19 AMFG 2015 1 0.25 4 1.00 4 15
20 AMFG 2016 2 0.50 4 1.00 4 15
21 ASII 2013 4 1.00 3 0.75 4 5
22 ASII 2014 4 1.00 3 0.75 4 7
23 ASII 2015 4 1.00 3 0.75 4 9
24 ASII 2016 4 1.00 3 0.75 4 7
25 AUTO 2013 2 0.67 3 1.00 3 6
26 AUTO 2014 2 0.67 3 1.00 3 6
27 AUTO 2015 2 0.67 3 1.00 3 6
28 AUTO 2016 2 0.67 3 1.00 3 6
29 BUDI 2013 2 0.67 1 0.33 3 4
30 BUDI 2014 2 0.67 1 0.33 3 4
31 BUDI 2015 2 0.67 1 0.33 3 4
32 BUDI 2016 2 0.67 1 0.33 3 4
33 CPIN 2013 2 0.40 5 1.00 5 36
34 CPIN 2014 2 0.40 5 1.00 5 32
112
No Nama Tahun
Kualitas Komite Audit
Keahlian Komite Audit
Independensi Komite Audit Ukuran
Komite Audit
Jumlah Rapat
Komite Audit
Jumlah Anggota
Nilai Jumlah
Anggota Nilai
35 CPIN 2015 2 0.40 5 1.00 5 33
36 CPIN 2016 3 0.60 5 1.00 5 31
37 DLTA 2013 3 0.75 4 1.00 4 3
38 DLTA 2014 2 0.67 3 1.00 3 6
39 DLTA 2015 2 0.67 3 1.00 3 3
40 DLTA 2016 2 0.67 3 1.00 3 3
41 DPNS 2013 3 1.00 1 0.33 3 4
42 DPNS 2014 3 1.00 1 0.33 3 4
43 DPNS 2015 3 1.00 1 0.33 3 4
44 DPNS 2016 3 1.00 1 0.33 3 4
45 DVLA 2013 3 0.75 4 1.00 4 2
46 DVLA 2014 3 0.75 4 1.00 4 4
47 DVLA 2015 3 1.00 3 1.00 3 4
48 DVLA 2016 3 1.00 3 1.00 3 4
49 FASW 2013 3 1.00 3 1.00 3 14
50 FASW 2014 3 1.00 3 1.00 3 14
51 FASW 2015 3 1.00 3 1.00 3 14
52 FASW 2016 3 1.00 3 1.00 3 14
53 GDST 2013 3 1.00 3 1.00 3 5
54 GDST 2014 3 1.00 3 1.00 3 5
55 GDST 2015 3 1.00 3 1.00 3 5
56 GDST 2016 3 1.00 3 1.00 3 5
57 HDTX 2013 2 0.67 1 0.33 3 19
58 HDTX 2014 2 0.67 1 0.33 3 13
59 HDTX 2015 2 0.67 1 0.33 3 5
60 HDTX 2016 2 0.67 1 0.33 3 5
61 IGAR 2013 1 0.33 1 0.33 3 4
62 IGAR 2014 1 0.33 1 0.33 3 4
63 IGAR 2015 1 0.33 1 0.33 3 4
64 IGAR 2016 1 0.33 1 0.33 3 4
65 INAI 2013 3 1.00 3 1.00 3 4
66 INAI 2014 3 1.00 3 1.00 3 4
67 INAI 2015 3 1.00 3 1.00 3 4
68 INAI 2016 3 1.00 3 1.00 3 4
69 INDF 2013 2 0.67 3 1.00 3 9
70 INDF 2014 2 0.67 3 1.00 3 9
113
No Nama Tahun
Kualitas Komite Audit
Keahlian Komite Audit
Independensi Komite Audit Ukuran
Komite Audit
Jumlah Rapat
Komite Audit
Jumlah Anggota
Nilai Jumlah
Anggota Nilai
71 INDF 2015 2 0.67 3 1.00 3 6
72 INDF 2016 2 0.67 3 1.00 3 8
73 INTP 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
74 INTP 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
75 INTP 2015 2 0.67 3 1.00 3 4
76 INTP 2016 2 0.67 3 1.00 3 4
77 JECC 2013 2 0.67 3 1.00 3 18
78 JECC 2014 2 0.67 3 1.00 3 17
79 JECC 2015 2 0.67 3 1.00 3 14
80 JECC 2016 2 0.67 3 1.00 3 16
81 JPFA 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
82 JPFA 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
83 JPFA 2015 2 0.67 3 1.00 3 4
84 JPFA 2016 2 0.67 3 1.00 3 4
85 JPRS 2013 3 1.00 3 1.00 3 12
86 JPRS 2014 3 1.00 3 1.00 3 12
87 JPRS 2015 3 1.00 3 1.00 3 12
88 JPRS 2016 3 1.00 3 1.00 3 12
89 KBRI 2013 2 0.67 1 0.33 3 5
90 KBRI 2014 2 0.67 1 0.33 3 5
91 KBRI 2015 2 0.67 1 0.33 3 4
92 KBRI 2016 1 0.50 1 0.50 2 4
93 KIAS 2013 2 0.67 1 0.33 3 6
94 KIAS 2014 2 0.67 1 0.33 3 6
95 KIAS 2015 2 0.67 1 0.33 3 6
96 KIAS 2016 2 0.67 1 0.33 3 6
97 KLBF 2013 1 0.33 3 1.00 3 4
98 KLBF 2014 1 0.33 3 1.00 3 4
99 KLBF 2015 1 0.33 3 1.00 3 4
100 KLBF 2016 1 0.33 3 1.00 3 4
101 MBTO 2013 2 0.67 3 1.00 3 37
102 MBTO 2014 1 0.50 2 1.00 2 37
103 MBTO 2015 1 0.50 2 1.00 2 46
104 MBTO 2016 1 0.50 2 1.00 2 20
105 MYOR 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
106 MYOR 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
114
No Nama Tahun
Kualitas Komite Audit
Keahlian Komite Audit
Independensi Komite Audit Ukuran
Komite Audit
Jumlah Rapat
Komite Audit
Jumlah Anggota
Nilai Jumlah
Anggota Nilai
107 MYOR 2015 2 0.67 3 1.00 3 7
108 MYOR 2016 2 0.67 3 1.00 3 6
109 PYFA 2013 3 1.00 3 1.00 3 4
110 PYFA 2014 3 1.00 3 1.00 3 4
111 PYFA 2015 3 1.00 3 1.00 3 6
112 PYFA 2016 3 1.00 3 1.00 3 6
113 ROTI 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
114 ROTI 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
115 ROTI 2015 2 0.67 3 1.00 3 4
116 ROTI 2016 2 0.67 3 1.00 3 4
117 SIPD 2013 1 0.33 3 1.00 3 4
118 SIPD 2014 1 0.33 3 1.00 3 4
119 SIPD 2015 1 0.33 3 1.00 3 4
120 SIPD 2016 1 0.33 3 1.00 3 4
121 TCID 2013 2 0.50 4 1.00 4 14
122 TCID 2014 2 0.50 4 1.00 4 14
123 TCID 2015 2 0.50 4 1.00 4 13
124 TCID 2016 2 0.50 4 1.00 4 14
125 TOTO 2013 3 1.00 3 1.00 3 12
126 TOTO 2014 3 1.00 3 1.00 3 12
127 TOTO 2015 3 1.00 3 1.00 3 12
128 TOTO 2016 3 1.00 3 1.00 3 12
129 YPAS 2013 2 0.67 3 1.00 3 4
130 YPAS 2014 2 0.67 3 1.00 3 4
131 YPAS 2015 2 0.67 3 1.00 3 4
132 YPAS 2016 2 0.67 3 1.00 3 5
115
LAMPIRAN 3: UKURAN PERUSAHAAN
No Nama Tahun
Ukuran Perusahaan
Total Asset LN Asset
1 ADES 2013 441,064,000,000 26.81245583
2 ADES 2014 502,990,000,000 26.94383613
3 ADES 2015 653,224,000,000 27.20518594
4 ADES 2016 767,479,000,000 27.36637695
5 AKPI 2013 2,084,567,189,000 28.36558237
6 AKPI 2014 2,227,042,590,000 28.43169563
7 AKPI 2015 2,883,143,132,000 28.68990218
8 AKPI 2016 2,615,909,190,000 28.59263284
9 ALKA 2013 241,912,806,000 26.21184319
10 ALKA 2014 244,879,397,000 26.22403167
11 ALKA 2015 144,628,405,000 25.69743357
12 ALKA 2016 136,618,855,000 25.64046081
13 ALMI 2013 2,752,078,229,707 28.64337746
14 ALMI 2014 3,212,438,981,224 28.79805157
15 ALMI 2015 2,189,037,586,057 28.4144831
16 ALMI 2016 2,153,030,503,531 28.3978975
17 AMFG 2013 3,539,393,000,000 28.89497636
18 AMFG 2014 3,918,391,000,000 28.99670223
19 AMFG 2015 4,270,275,000,000 29.08269934
20 AMFG 2016 5,504,890,000,000 29.3366579
21 ASII 2013 213,994,000,000,000 32.99696909
22 ASII 2014 236,029,000,000,000 33.09497579
23 ASII 2015 245,435,000,000,000 33.13405326
24 ASII 2016 261,855,000,000,000 33.19881203
25 AUTO 2013 12,484,843,000,000 30.15553646
26 AUTO 2014 12,380,926,000,000 30.14717818
27 AUTO 2015 14,339,110,000,000 30.29401189
28 AUTO 2016 14,612,274,000,000 30.31288298
29 BUDI 2013 2,382,875,000,000 28.49932886
30 BUDI 2014 2,476,982,000,000 28.538062
31 BUDI 2015 3,265,953,000,000 28.81457272
32 BUDI 2016 2,931,807,000,000 28.70664007
33 CPIN 2013 15,722,197,000,000 30.38609465
34 CPIN 2014 20,862,439,000,000 30.66897148
35 CPIN 2015 24,916,656,000,000 30.84655761
36 CPIN 2016 24,204,994,000,000 30.81758009
116
No Nama Tahun Ukuran Perusahaan
Total Asset LN Asset
37 DLTA 2013 867,040,802,000 27.48835187
38 DLTA 2014 991,947,134,000 27.62293565
39 DLTA 2015 1,038,321,916,000 27.66862698
40 DLTA 2016 1,197,796,650,000 27.81150486
41 DPNS 2013 256,372,669,050 26.26989796
42 DPNS 2014 268,877,322,944 26.31752106
43 DPNS 2015 274,483,644,192 26.33815751
44 DPNS 2016 296,129,565,784 26.41406292
45 DVLA 2013 1,190,054,288,000 27.80502004
46 DVLA 2014 1,236,247,525,000 27.84310172
47 DVLA 2015 1,376,278,237,000 27.95040404
48 DVLA 2016 1,531,365,558,000 28.05718097
49 FASW 2013 5,692,060,407,681 29.37009341
50 FASW 2014 5,581,000,723,345 29.35038922
51 FASW 2015 6,993,634,266,969 29.57602146
52 FASW 2016 8,583,223,835,997 29.7808307
53 GDST 2013 1,191,496,619,152 27.8062313
54 GDST 2014 1,354,622,569,945 27.93454399
55 GDST 2015 1,183,934,183,257 27.79986406
56 GDST 2016 1,257,609,869,910 27.86023411
57 HDTX 2013 2,378,728,273,722 28.49758712
58 HDTX 2014 4,221,696,886,907 29.07125827
59 HDTX 2015 4,878,367,904,000 29.21583183
60 HDTX 2016 4,743,579,758,000 29.18781319
61 IGAR 2013 314,746,644,499 26.47503385
62 IGAR 2014 349,894,783,575 26.58089833
63 IGAR 2015 383,936,040,590 26.67374181
64 IGAR 2016 439,465,673,296 26.80882545
65 INAI 2013 765,881,409,376 27.36429318
66 INAI 2014 897,281,657,710 27.52263565
67 INAI 2015 1,330,259,296,537 27.916395
68 INAI 2016 1,339,032,413,455 27.92296839
69 INDF 2013 77,611,416,000,000 31.98273565
70 INDF 2014 85,938,885,000,000 32.08465752
71 INDF 2015 91,831,526,000,000 32.15097678
72 INDF 2016 82,174,515,000,000 32.03986633
73 INTP 2013 26,607,241,000,000 30.91220451
74 INTP 2014 28,884,973,000,000 30.99434261
75 INTP 2015 27,638,360,000,000 30.95022578
117
No Nama Tahun Ukuran Perusahaan
Total Asset LN Asset
76 INTP 2016 30,150,580,000,000 31.03722528
77 JECC 2013 1,239,821,716,000 27.84598871
78 JECC 2014 1,062,476,023,000 27.69162317
79 JECC 2015 1,358,464,081,000 27.93737583
80 JECC 2016 1,587,210,576,000 28.09299924
81 JPFA 2013 14,917,590,000,000 30.33356217
82 JPFA 2014 15,730,435,000,000 30.38661849
83 JPFA 2015 17,159,466,000,000 30.47357109
84 JPFA 2016 19,251,026,000,000 30.58858547
85 JPRS 2013 376,540,741,943 26.65429209
86 JPRS 2014 370,967,708,751 26.63938086
87 JPRS 2015 363,265,042,157 26.61839855
88 JPRS 2016 351,318,309,863 26.58495852
89 KBRI 2013 788,749,190,752 27.39371422
90 KBRI 2014 1,299,315,036,743 27.89285835
91 KBRI 2015 1,455,931,208,462 28.00666682
92 KBRI 2016 1,263,726,833,318 27.86508628
93 KIAS 2013 2,270,904,910,518 28.45119951
94 KIAS 2014 2,352,542,603,065 28.48651782
95 KIAS 2015 2,083,770,000,000 28.36519987
96 KIAS 2016 1,859,670,000,000 28.25142017
97 KLBF 2013 11,315,061,275,026 30.05715581
98 KLBF 2014 12,425,032,367,729 30.15073429
99 KLBF 2015 13,696,417,381,439 30.24815541
100 KLBF 2016 15,226,009,210,657 30.35402621
101 MBTO 2013 611,769,745,328 27.13962182
102 MBTO 2014 619,383,082,066 27.15198979
103 MBTO 2015 648,899,377,240 27.1985435
104 MBTO 2016 709,959,168,088 27.2884733
105 MYOR 2013 9,710,223,454,000 29.90420041
106 MYOR 2014 10,291,108,029,334 29.96230134
107 MYOR 2015 11,342,715,686,221 30.05959686
108 MYOR 2016 12,922,421,859,142 30.18998505
109 PYFA 2013 175,118,921,406 25.88873113
110 PYFA 2014 172,736,624,689 25.87503387
111 PYFA 2015 159,951,537,229 25.79813671
112 PYFA 2016 167,062,795,608 25.8416356
113 ROTI 2013 1,822,689,047,108 28.23133403
114 ROTI 2014 2,142,894,276,216 28.3931785
118
No Nama Tahun Ukuran Perusahaan
Total Asset LN Asset
115 ROTI 2015 2,706,323,637,034 28.62661224
116 ROTI 2016 2,919,640,858,718 28.70248173
117 SIPD 2013 3,155,680,394,480 28.78022524
118 SIPD 2014 2,800,914,553,878 28.66096711
119 SIPD 2015 2,246,770,166,899 28.44051482
120 SIPD 2016 2,567,211,193,259 28.57384129
121 TCID 2013 1,465,952,460,752 28.01352629
122 TCID 2014 1,853,235,343,636 28.24795406
123 TCID 2015 2,082,096,848,703 28.3643966
124 TCID 2016 2,185,101,038,101 28.41268319
125 TOTO 2013 1,746,177,682,568 28.18845033
126 TOTO 2014 2,027,288,693,678 28.3377204
127 TOTO 2015 2,439,540,859,205 28.52283097
128 TOTO 2016 2,581,440,938,262 28.57936886
129 YPAS 2013 613,878,797,683 27.14306335
130 YPAS 2014 320,494,592,961 26.49313124
131 YPAS 2015 279,189,768,587 26.35515756
132 YPAS 2016 280,257,664,992 26.35897525
119
LAMPIRAN 4 : KUALITAS AUDIT
No Nama Tahun
Kualitas Audit
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai
1 ADES 2013 Johan Malonda Mustika & Rekan JM 2
2 ADES 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
3 ADES 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
4 ADES 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
5 AKPI 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
6 AKPI 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
7 AKPI 2015 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
8 AKPI 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
9 ALKA 2013 Johannes Patricia Juara & Rekan INAA GROUP 2
10 ALKA 2014 Johannes Juara & Rekan INAA GROUP 2
11 ALKA 2015 Johannes Juara & Rekan INAA GROUP 2
12 ALKA 2016 Johannes Juara & Rekan INAA GROUP 2
13 ALMI 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
14 ALMI 2014 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
15 ALMI 2015 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
16 ALMI 2016 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
17 AMFG 2013 Siddharta & Widjaja KPMG 1
18 AMFG 2014 Siddharta Widjaja & Rekan KPMG 1
19 AMFG 2015 Siddharta Widjaja & Rekan KPMG 1
20 AMFG 2016 Siddharta Widjaja & Rekan KPMG 1
21 ASII 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan pwc 1
120
No Nama Tahun
Kualitas Audit
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai
22 ASII 2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan pwc 1
23 ASII 2015 Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pwc 1
24 ASII 2016 Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pwc 1
25 AUTO 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan pwc 1
26 AUTO 2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan pwc 1
27 AUTO 2015 Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pwc 1
28 AUTO 2016 Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan pwc 1
29 BUDI 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
30 BUDI 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
31 BUDI 2015 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
32 BUDI 2016 Mirawati Sensi Idris MOORE STEPHENS 2
33 CPIN 2013 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
34 CPIN 2014 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
35 CPIN 2015 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
36 CPIN 2016 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
37 DLTA 2013 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
38 DLTA 2014 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
39 DLTA 2015 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
40 DLTA 2016 Satri Bing Eny & Rekan Deloitte 1
41 DPNS 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
42 DPNS 2014 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
43 DPNS 2015 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
121
No Nama Tahun
Kualitas Audit
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai
44 DPNS 2016 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
45 DVLA 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
46 DVLA 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
47 DVLA 2015 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
48 DVLA 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
49 FASW 2013 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
50 FASW 2014 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
51 FASW 2015 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
52 FASW 2016 Osman Bing Eny & Rekan Deloitte 1
53 GDST 2013 Hadori Sugiarto Adi & Rekan HLB 2
54 GDST 2014 DRS. BINSAR B. LUMBANRADJA B 2
55 GDST 2015 Hadori Sugiarto Adi & Rekan HLB 2
56 GDST 2016 Hadori Sugiarto Adi & Rekan HLB 2
57 HDTX 2013 Drs. BAMBANG SUDARYONO & REKAN RPA 2
58 HDTX 2014 Drs. BAMBANG SUDARYONO & REKAN RPA 2
59 HDTX 2015 Drs. BAMBANG SUDARYONO & REKAN RPA 2
60 HDTX 2016 Mirawati Sensi Idris MOORE STEPHENS 2
61 IGAR 2013 Hertanto, Sidik & Indra TIAG 2
62 IGAR 2014 Hertanto, Grace & Karunawan TIAG 2
63 IGAR 2015 Hertanto, Grace & Karunawan TIAG 2
64 IGAR 2016 Hertanto, Grace & Karunawan TIAG 2
65 INAI 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
122
No Nama Tahun
Kualitas Audit
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai
66 INAI 2014 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan PKF 2
67 INAI 2015 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
68 INAI 2016 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan PKF 2
69 INDF 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
70 INDF 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
71 INDF 2015 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
72 INDF 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
73 INTP 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
74 INTP 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
75 INTP 2015 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
76 INTP 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
77 JECC 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
78 JECC 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
79 JECC 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
80 JECC 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
81 JPFA 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
82 JPFA 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
83 JPFA 2015 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
84 JPFA 2016 Mirawati Sensi Idris MOORE STEPHENS 2
85 JPRS 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto RSM 2
86 JPRS 2014 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto RSM 2
87 JPRS 2015 Amir Abdi Jusuf, Aryanto. Mawar & Rekan RSM 2
123
No Nama Tahun
Kualitas Audit
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai
88 JPRS 2016 Amir Abdi Jusuf, Aryanto. Mawar & Rekan RSM 2
89 KBRI 2013 Hananta Budianto & Rekan UHY 2
90 KBRI 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
91 KBRI 2015 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Kreston 2
92 KBRI 2016 Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil Kreston 2
93 KIAS 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
94 KIAS 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
95 KIAS 2015 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
96 KIAS 2016 Siddharta Widjaja & Rekan KPMG 1
97 KLBF 2013 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
98 KLBF 2014 Purwantono, Suherman & Surja EY 1
99 KLBF 2015 Purwantono, Sungkoro & Surja EY 1
100 KLBF 2016 Purwantono, Sungkoro & Surja EY 1
101 MBTO 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
102 MBTO 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
103 MBTO 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
104 MBTO 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
105 MYOR 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
106 MYOR 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
107 MYOR 2015 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny MOORE STEPHENS 2
108 MYOR 2016 Mirawati Sensi Idris MOORE STEPHENS 2
109 PYFA 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
124
No Nama Tahun
Kualitas Audit
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai
110 PYFA 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
111 PYFA 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
112 PYFA 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
113 ROTI 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
114 ROTI 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
115 ROTI 2015 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
116 ROTI 2016 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
117 SIPD 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
118 SIPD 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
119 SIPD 2015 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan BDO 2
120 SIPD 2016 Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan BDO 2
121 TCID 2013 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
122 TCID 2014 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
123 TCID 2015 Osman Bing Satrio & Eny Deloitte 1
124 TCID 2016 Satrio Bing Eny & Rekan Deloitte 1
125 TOTO 2013 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
126 TOTO 2014 Purwanto, Suherman & Surja EY 1
127 TOTO 2015 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
128 TOTO 2016 Purwanto, Sungkoro & Surja EY 1
129 YPAS 2013 Teramihardja, Pradhono & Chandra Rodl & Partner 2
130 YPAS 2014 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan EuraAudit
International 2
125
No Nama Tahun
Kualitas Audit
Nama Kantor Akuntan Publik Nilai
131 YPAS 2015 Teramihardja, Pradhono & Chandra Rodl & Partner 2
132 YPAS 2016 Teramihardja, Pradhono & Chandra Rodl & Partner 2
126
LAMPIRAN 5: INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
1 ADES 2013 53,642,000,000 20,574,000,000 40,102,000,000 441,064,000,000 -34,114,000,000 -0.0773
2 ADES 2014 48,085,000,000 27,395,000,000 101,377,000,000 502,990,000,000 25,897,000,000 0.0515
3 ADES 2015 56,107,000,000 19,930,000,000 26,040,000,000 653,224,000,000 -49,997,000,000 -0.0765
4 ADES 2016 78,324,000,000 31,612,000,000 119,156,000,000 767,479,000,000 9,220,000,000 0.0120
5 AKPI 2013 90,836,309,000 54,408,473,000 24,262,141,000 2,084,567,189,000 -120,982,641,000 -0.0580
6 AKPI 2014 103,529,075,000 61,699,161,000 374,349,492,000 2,227,042,590,000 209,121,256,000 0.0939
7 AKPI 2015 89,809,475,000 70,065,929,000 50,796,252,000 2,883,143,132,000 -109,079,152,000 -0.0378
8 AKPI 2016 126,592,675,000 85,892,233,000 384,621,003,000 2,615,909,190,000 172,136,095,000 0.0658
9 ALKA 2013 3,757,664,000 872,928,000 507,543,000 241,912,806,000 -4,123,049,000 -0.0170
10 ALKA 2014 1,903,178,000 1,351,865,000 18,833,943,000 244,879,397,000 15,578,900,000 0.0636
11 ALKA 2015 6,428,965,000 1,776,331,000 2,880,134,000 144,628,405,000 -5,325,162,000 -0.0368
12 ALKA 2016 4,558,717,000 1,421,672,000 12,555,800,000 136,618,855,000 6,575,411,000 0.0481
13 ALMI 2013 93,387,821,404 48,871,685,345 -705,788,130,271 2,752,078,229,707 -848,047,637,020 -0.3081
14 ALMI 2014 73,980,234,550 50,188,197,648 -935,671,862,182 3,212,438,981,224 -1,059,840,294,380 -0.3299
15 ALMI 2015 55,099,672,000 50,550,483,502 1,749,582,272,593 2,189,037,586,057 1,643,932,117,091 0.7510
16 ALMI 2016 -25,472,163,544 49,770,914,164 49,190,107,633 2,153,030,503,531 24,891,357,013 0.0116
17 AMFG 2013 429,375,000,000 180,396,000,000 551,871,000,000 3,539,393,000,000 -57,900,000,000 -0.0164
18 AMFG 2014 555,638,000,000 201,139,000,000 546,250,000,000 3,918,391,000,000 -210,527,000,000 -0.0537
19 AMFG 2015 428,692,000,000 211,901,000,000 366,837,000,000 4,270,275,000,000 -273,756,000,000 -0.0641
20 AMFG 2016 351,007,000,000 231,446,000,000 333,042,000,000 5,504,890,000,000 -249,411,000,000 -0.0453
21 ASII 2013 18,603,000,000,000 6,497,000,000,000 21,250,000,000,000 213,994,000,000,000 -3,850,000,000,000 -0.0180
22 ASII 2014 20,163,000,000,000 6,540,000,000,000 14,963,000,000,000 236,029,000,000,000 -11,740,000,000,000 -0.0497
23 ASII 2015 17,212,000,000,000 6,604,000,000,000 25,899,000,000,000 245,435,000,000,000 2,083,000,000,000 0.0085
127
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
24 ASII 2016 17,534,000,000,000 6,232,000,000,000 19,407,000,000,000 261,855,000,000,000 -4,359,000,000,000 -0.0166
25 AUTO 2013 613,550,000,000 301,180,000,000 551,756,000,000 12,484,843,000,000 -362,974,000,000 -0.0291
26 AUTO 2014 464,008,000,000 373,915,000,000 264,565,000,000 12,380,926,000,000 -573,358,000,000 -0.0463
27 AUTO 2015 376,082,000,000 411,846,000,000 866,768,000,000 14,339,110,000,000 78,840,000,000 0.0055
28 AUTO 2016 447,340,000,000 460,294,000,000 1,059,369,000,000 14,612,274,000,000 151,735,000,000 0.0104
29 BUDI 2013 154,114,000,000 125,287,000,000 222,244,000,000 2,382,875,000,000 -57,157,000,000 -0.0240
30 BUDI 2014 132,364,000,000 121,334,000,000 68,190,000,000 2,476,982,000,000 -185,508,000,000 -0.0749
31 BUDI 2015 122,337,000,000 105,383,000,000 96,860,000,000 3,265,953,000,000 -130,860,000,000 -0.0401
32 BUDI 2016 164,851,000,000 114,647,000,000 287,744,000,000 2,931,807,000,000 8,246,000,000 0.0028
33 CPIN 2013 3,578,297,000,000 331,689,000,000 2,061,273,000,000 15,722,197,000,000 -1,848,713,000,000 -0.1176
34 CPIN 2014 2,367,748,000,000 461,125,000,000 239,221,000,000 20,862,439,000,000 -2,589,652,000,000 -0.1241
35 CPIN 2015 3,391,653,000,000 7,009,444,000,000 1,782,400,000,000 24,916,656,000,000 -8,618,697,000,000 -0.3459
36 CPIN 2016 4,417,116,000,000 768,039,000,000 4,157,137,000,000 24,204,994,000,000 -1,028,018,000,000 -0.0425
37 DLTA 2013 393,279,617,330 17,108,289,000 348,712,041,000 867,040,802,000 -61,675,865,330 -0.0711
38 DLTA 2014 357,086,157,000 17,452,936,000 164,246,813,000 991,947,134,000 -210,292,280,000 -0.2120
39 DLTA 2015 226,257,899,000 18,972,137,000 246,625,414,000 1,038,321,916,000 1,395,378,000 0.0013
40 DLTA 2016 294,018,074,000 19,046,453,000 259,851,506,000 1,197,796,650,000 -53,213,021,000 -0.0444
41 DPNS 2013 42,636,885,085 2,116,989,009 -660,730,802 256,372,669,050 -45,414,604,896 -0.1771
42 DPNS 2014 17,183,018,745 2,141,967,830 5,877,779,661 268,877,322,944 -13,447,206,914 -0.0500
43 DPNS 2015 11,832,026,060 2,108,829,386 5,105,993,427 274,483,644,192 -8,834,862,019 -0.0322
44 DPNS 2016 12,288,056,506 1,966,760,267 14,127,914,662 296,129,565,784 -126,902,111 -0.0004
45 DVLA 2013 167,079,175,000 32,411,420,000 106,931,180,000 1,190,054,288,000 -92,559,415,000 -0.0778
46 DVLA 2014 94,470,525,000 35,752,925,000 104,436,317,000 1,236,247,525,000 -25,787,133,000 -0.0209
47 DVLA 2015 126,738,358,000 38,693,662,000 214,166,823,000 1,376,278,237,000 48,734,803,000 0.0354
128
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
48 DVLA 2016 203,632,359,000 40,370,393,000 187,475,539,000 1,531,365,558,000 -56,527,213,000 -0.0369
49 FASW 2013 519,703,792,667 240,317,333,570 209,910,765,041 5,692,060,407,681 -550,110,361,196 -0.0966
50 FASW 2014 324,039,939,184 224,854,962,352 1,327,852,701,205 5,581,000,723,345 778,957,799,669 0.1396
51 FASW 2015 968,597,020,483 250,964,335,446 72,901,791,421 6,993,634,266,969 -1,146,659,564,508 -0.1640
52 FASW 2016 153,556,298,854 215,851,831,631 2,206,943,981,547 8,583,223,835,997 1,837,535,851,062 0.2141
53 GDST 2013 119,153,361,805 14,311,599,713 192,924,779,196 1,191,496,619,152 59,459,817,678 0.0499
54 GDST 2014 -16,463,102,522 13,535,930,078 220,244,499,811 1,354,622,569,945 223,171,672,255 0.1647
55 GDST 2015 -77,330,862,658 13,576,980,172 -39,316,274,672 1,183,934,183,257 24,437,607,814 0.0206
56 GDST 2016 45,881,683,262 13,593,605,602 87,280,999,316 1,257,609,869,910 27,805,710,452 0.0221
57 HDTX 2013 -283,989,192,006 41,355,971,458 -393,683,433,691 2,378,728,273,722 -151,050,213,143 -0.0635
58 HDTX 2014 -101,142,729,533 61,302,237,798 -121,347,343,243 4,221,696,886,907 -81,506,851,508 -0.0193
59 HDTX 2015 -219,381,575,000 120,516,829,000 87,534,937,000 4,878,367,904,000 186,399,683,000 0.0382
60 HDTX 2016 -221,500,546,000 244,057,010,000 404,043,778,000 4,743,579,758,000 381,487,314,000 0.0804
61 IGAR 2013 49,636,260,971 8,758,423,547 31,571,765,591 314,746,644,499 -26,822,918,927 -0.0852
62 IGAR 2014 77,244,299,288 9,745,481,104 25,762,820,842 349,894,783,575 -61,226,959,550 -0.1750
63 IGAR 2015 62,821,734,113 11,594,054,082 80,061,208,533 383,936,040,590 5,645,420,338 0.0147
64 IGAR 2016 93,338,344,338 10,180,794,599 63,688,738,725 439,465,673,296 -39,830,400,212 -0.0906
65 INAI 2013 34,559,748,890 10,504,536,650 77,754,740,234 765,881,409,376 32,690,454,694 0.0427
66 INAI 2014 30,552,928,355 10,758,896,982 81,915,088,114 897,281,657,710 40,603,262,777 0.0453
67 INAI 2015 73,476,054,228 12,586,603,951 47,011,856,454 1,330,259,296,537 -39,050,801,725 -0.0294
68 INAI 2016 82,710,229,600 14,682,014,888 -149,761,732,022 1,339,032,413,455 -247,153,976,510 -0.1846
69 INDF 2013 6,111,866,000,000 1,544,564,000,000 6,928,790,000,000 77,611,416,000,000 -727,640,000,000 -0.0094
70 INDF 2014 7,208,732,000,000 1,968,080,000,000 9,269,318,000,000 85,938,885,000,000 92,506,000,000 0.0011
71 INDF 2015 7,362,895,000,000 1,867,316,000,000 4,213,613,000,000 91,831,526,000,000 -5,016,598,000,000 -0.0546
129
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
72 INDF 2016 8,285,007,000,000 2,015,680,000,000 7,175,603,000,000 82,174,515,000,000 -3,125,084,000,000 -0.0380
73 INTP 2013 6,064,100,000,000 86,433,000,000 5,419,268,000,000 26,607,241,000,000 -731,265,000,000 -0.0275
74 INTP 2014 5,974,993,000,000 83,448,000,000 5,344,607,000,000 28,884,973,000,000 -713,834,000,000 -0.0247
75 INTP 2015 5,056,930,000,000 77,527,000,000 5,049,117,000,000 27,638,360,000,000 -85,340,000,000 -0.0031
76 INTP 2016 3,644,595,000,000 63,286,000,000 3,546,113,000,000 30,150,580,000,000 -161,768,000,000 -0.0054
77 JECC 2013 140,439,196,000 19,703,485,000 -119,083,783,000 1,239,821,716,000 -279,226,464,000 -0.2252
78 JECC 2014 93,294,687,000 22,474,458,000 42,230,169,000 1,062,476,023,000 -73,538,976,000 -0.0692
79 JECC 2015 115,558,899,000 22,918,989,000 21,550,154,000 1,358,464,081,000 -116,927,734,000 -0.0861
80 JECC 2016 240,192,980,000 25,418,473,000 184,371,203,000 1,587,210,576,000 -81,240,250,000 -0.0512
81 JPFA 2013 1,292,404,000,000 367,222,000,000 173,609,000,000 14,917,590,000,000 -1,486,017,000,000 -0.0996
82 JPFA 2014 581,614,000,000 463,799,000,000 1,570,533,000,000 15,730,435,000,000 525,120,000,000 0.0334
83 JPFA 2015 1,727,943,000,000 558,279,000,000 1,452,924,000,000 17,159,466,000,000 -833,298,000,000 -0.0486
84 JPFA 2016 2,920,911,000,000 624,167,000,000 2,753,605,000,000 19,251,026,000,000 -791,473,000,000 -0.0411
85 JPRS 2013 11,177,623,694 1,309,226,395 78,622,516,794 376,540,741,943 66,135,666,705 0.1756
86 JPRS 2014 -9,304,278,419 1,155,255,376 -76,997,875,467 370,967,708,751 -68,848,852,424 -0.1856
87 JPRS 2015 -26,305,419,065 1,058,319,692 -4,506,620,797 363,265,042,157 20,740,478,576 0.0571
88 JPRS 2016 -24,783,792,063 1,058,319,692 409,779,231 351,318,309,863 24,135,251,602 0.0687
89 KBRI 2013 -31,046,149,512 1,799,532,043 -26,374,624,720 788,749,190,752 2,871,992,749 0.0036
90 KBRI 2014 -12,054,616,530 1,314,561,261 -51,115,372,756 1,299,315,036,743 -40,375,317,487 -0.0311
91 KBRI 2015 -121,580,871,551 40,035,320,966 -110,572,481,288 1,455,931,208,462 -29,026,930,703 -0.0199
92 KBRI 2016 -27,728,398,958 40,184,601,527 89,519,381,901 1,263,726,833,318 77,063,179,332 0.0610
93 KIAS 2013 94,257,177,888 79,617,523,237 195,024,561,199 2,270,904,910,518 21,149,860,074 0.0093
94 KIAS 2014 92,484,426,896 89,823,089,507 53,807,189,894 2,352,542,603,065 -128,500,326,509 -0.0546
95 KIAS 2015 -194,253,000,000 101,724,000,000 -56,750,000,000 2,083,770,000,000 35,779,000,000 0.0172
130
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
96 KIAS 2016 -168,791,000,000 106,306,000,000 25,239,000,000 1,859,670,000,000 87,724,000,000 0.0472
97 KLBF 2013 2,553,071,120,769 255,399,203,267 927,163,654,212 11,315,061,275,026 -1,881,306,669,824 -0.1663
98 KLBF 2014 2,754,978,455,545 308,233,791,163 2,316,125,821,045 12,425,032,367,729 -747,086,425,663 -0.0601
99 KLBF 2015 2,644,370,395,123 351,147,692,596 2,427,641,532,150 13,696,417,381,439 -567,876,555,569 -0.0415
100 KLBF 2016 2,991,112,312,384 397,069,428,541 2,159,833,281,176 15,226,009,210,657 -1,228,348,459,749 -0.0807
101 MBTO 2013 21,535,002,432 17,151,885,267 -2,863,783,370 611,769,745,328 -41,550,671,069 -0.0679
102 MBTO 2014 7,944,819,926 19,491,501,470 2,367,299,124 619,383,082,066 -25,069,022,272 -0.0405
103 MBTO 2015 -11,454,570,311 24,779,754,466 1,011,148,821 648,899,377,240 -12,314,035,334 -0.0190
104 MBTO 2016 24,644,369,286 25,539,869,895 4,896,207,231 709,959,168,088 -45,288,031,950 -0.0638
105 MYOR 2013 1,304,809,297,689 364,397,915,665 987,023,231,523 9,710,223,454,000 -682,183,981,831 -0.0703
106 MYOR 2014 891,297,358,142 410,983,034,905 -862,339,383,145 10,291,108,029,334 -2,164,619,776,192 -0.2103
107 MYOR 2015 1,862,620,832,987 468,863,995,789 2,336,785,497,955 11,342,715,686,221 5,300,669,179 0.0005
108 MYOR 2016 2,315,242,242,867 514,679,470,431 659,314,197,175 12,922,421,859,142 -2,170,607,516,123 -0.1680
109 PYFA 2013 12,178,192,370 7,990,749,250 -5,856,771,777 175,118,921,406 -26,025,713,397 -0.1486
110 PYFA 2014 9,982,464,851 10,835,426,019 1,472,541,371 172,736,624,689 -19,345,349,499 -0.1120
111 PYFA 2015 10,135,509,222 10,005,373,210 15,699,910,434 159,951,537,229 -4,440,971,998 -0.0278
112 PYFA 2016 10,519,298,414 9,159,800,097 7,052,759,074 167,062,795,608 -12,626,339,437 -0.0756
113 ROTI 2013 232,391,343,341 63,287,067,264 314,587,624,896 1,822,689,047,108 18,909,214,291 0.0104
114 ROTI 2014 298,628,692,557 96,392,554,538 364,975,619,113 2,142,894,276,216 -30,045,627,982 -0.0140
115 ROTI 2015 453,658,490,001 112,627,405,802 555,511,840,614 2,706,323,637,034 -10,774,055,189 -0.0040
116 ROTI 2016 443,044,977,388 115,699,479,113 414,702,426,418 2,919,640,858,718 -144,042,030,083 -0.0493
117 SIPD 2013 142,035,205,242 112,983,283,666 43,982,040,665 3,155,680,394,480 -211,036,448,243 -0.0669
118 SIPD 2014 -3,188,808,516 111,194,354,533 -26,515,915,109 2,800,914,553,878 -134,521,461,126 -0.0480
119 SIPD 2015 -289,277,436,100 93,835,262,965 205,597,582,102 2,246,770,166,899 401,039,755,237 0.1785
131
NO NAMA TAHUN NIO DEP CFO TA Akrual CONACC
120 SIPD 2016 54,356,867,886 85,186,512,917 -5,128,315,318 2,567,211,193,259 -144,671,696,121 -0.0564
121 TCID 2013 225,888,984,284 70,083,564,750 253,851,906,566 1,465,952,460,752 -42,120,642,468 -0.0287
122 TCID 2014 254,496,455,569 74,002,164,510 123,551,162,065 1,853,235,343,636 -204,947,458,014 -0.1106
123 TCID 2015 218,680,216,268 101,092,997,738 120,781,612,127 2,082,096,848,703 -198,991,601,879 -0.0956
124 TCID 2016 235,853,651,395 111,127,925,089 264,194,256,792 2,185,101,038,101 -82,787,319,692 -0.0379
125 TOTO 2013 332,815,933,721 62,821,436,845 320,627,072,830 1,746,177,682,568 -75,010,297,736 -0.0430
126 TOTO 2014 390,933,218,779 69,577,673,933 307,708,638,190 2,027,288,693,678 -152,802,254,522 -0.0754
127 TOTO 2015 395,719,050,145 86,411,806,104 239,811,138,479 2,439,540,859,205 -242,319,717,770 -0.0993
128 TOTO 2016 265,239,511,126 92,342,088,319 305,802,664,813 2,581,440,938,262 -51,778,934,632 -0.0201
129 YPAS 2013 28,201,349,692 13,925,684,838 -7,261,775,886 613,878,797,683 -49,388,810,416 -0.0805
130 YPAS 2014 5,018,284,832 14,284,214,714 52,054,364,496 320,494,592,961 32,751,864,950 0.1022
131 YPAS 2015 1,039,093,940 13,877,862,016 33,677,132,098 279,189,768,587 18,760,176,142 0.0672
132 YPAS 2016 -683,196,609 13,638,832,160 16,763,181,683 280,257,664,992 3,807,546,132 0.0136
132
LAMPIRAN 6: OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA DENGAN SPSS
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KKA 129 .25 1.00 .7295 .23340
UKA 129 2.00 5.00 3.1473 .50157
RKA 129 2.00 46.00 8.2403 7.93112
UKP 129 25.64 33.20 28.5507 1.72164
KAT 129 1.00 2.00 1.5581 .49854
ILK 129 -.3459 .2141 -.032639 .0814747
Valid N (listwise) 129
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test) Sebelum Pengurangan Data Outliers
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 132
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .10807300
Most Extreme Differences
Absolute .152
Positive .152
Negative -.143
Kolmogorov-Smirnov Z 1.747
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
133
Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test) Setelah Pengurangan Data Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 129
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .07675204
Most Extreme Differences
Absolute .109
Positive .070
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.234
Asymp. Sig. (2-tailed) .095
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
KKA .899 1.113
UKA .719 1.391
RKA .880 1.136
UKP .656 1.524
KAT .609 1.643
a. Dependent Variable: Lag_Y
134
Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .089 .114 .780 .437
KKA .034 .021 .148 1.595 .113
UKA .006 .011 .057 .550 .583
RKA .001 .001 .090 .965 .336
UKP -.003 .003 -.108 -1.001 .319
KAT .009 .012 .081 .720 .473
a. Dependent Variable: ABS_RES
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
135
Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .336a .113 .076 .0782965 2.153
a. Predictors: (Constant), Kualitas Audit, Keahlian Komite Audit, Jumlah Rapat
Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
Hasil Uji Koefisien Determinasi H1 – H4
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .336a .113 .076 .0782965
a. Predictors: (Constant), Kualitas Audit, Keahlian Komite Audit,
Jumlah Rapat Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
Hasil Uji F Hitung H1 – H4
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression .096 5 .019 3.120 .011b
Residual .754 123 .006
Total .850 128
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Kualitas Audit, Keahlian Komite Audit, Jumlah Rapat
Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Ukuran Perusahaan
136
Hasil Uji t H1 – H4
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.001 .169 -.008 .993
KKA .061 .031 .175 1.956 .053
UKA -.033 .016 -.201 -2.010 .047
RKA -.001 .001 -.126 -1.393 .166
UKP .002 .005 .034 .323 .747
KAT -.005 .018 -.032 -.291 .772
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
Hasil Uji Koefisien Determinasi H5
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .263a .069 .047 .0795510
a. Predictors: (Constant), Keahlian Komite Audit*Kualitas Audit, Keahlian
Komite Audit, Kualitas Audit
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
Hasil Uji F Hitung H5
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression .059 3 .020 3.088 .030b
Residual .791 125 .006
Total .850 128
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Keahlian Komite Audit*Kualitas Audit, Keahlian
Komite Audit, Kualitas Audit
137
Hasil Uji t H5
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.191 .073 -2.616 .010
KKA .201 .097 .577 2.070 .041
KAT .067 .046 .407 1.439 .153
KKA*KAT -.080 .061 -.538 -1.325 .188
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
Hasil Uji Koefisien Determinasi H6
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .257a .066 .044 .0796728
a. Predictors: (Constant), Ukuran Komite Audit*Kualitas Audit, Ukuran
Komite Audit, Kualitas Audit
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
Hasil Uji F Hitung H6
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression .056 3 .019 2.952 .035b
Residual .793 125 .006
Total .850 128
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Ukuran Komite Audit*Kualitas Audit, Ukuran
Komite Audit, Kualitas Audit
138
Hasil Uji t H6
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .242 .169 1.429 .156
UKA -.084 .053 -.520 -1.583 .116
KAT -.116 .135 -.711 -.863 .390
UKA*KAT .036 .044 .597 .811 .419
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
Hasil Uji Koefisien Determinasi H7
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .261a .068 .046 .0795940
a. Predictors: (Constant), Jumlah Rapat Komite Audit*Kualitas Audit,
Kualitas Audit, Jumlah Rapat Komite Audit
b. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
Hasil Uji F Hitung H7
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression .058 3 .019 3.040 .032b
Residual .792 125 .006
Total .850 128
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Jumlah Rapat Komite Audit*Kualitas Audit,
Kualitas Audit, Jumlah Rapat Komite Audit
139
Hasil Uji t H7
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .011 .035 .312 .755
RKA -.007 .003 -.639 -2.203 .029
KAT -.015 .021 -.094 -.738 .462
RKA*KAT .003 .002 .454 1.539 .126
a. Dependent Variable: Lag_Y
Hasil Uji Koefisien Determinasi H8
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .089a .008 -.016 .0821221
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan*Kualitas Audit, Ukuran
Perusahaan, Kualitas Audit
Hasil Uji F Hitung H8
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 2.943 3 .981 15.973 .000b
Residual 7.553 125 .061
Total 10.496 128
a. Dependent Variable: ILK
b. Predictors: (Constant), UKP*KAT, UKP, KAT
140
Hasil Uji t H8
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.172 .459 -.375 .708
UKP .004 .016 .092 .277 .782
KAT .129 .292 .792 .444 .658
UKP*KAT -.004 .010 -.677 -.415 .679
a. Dependent Variable: Integritas Laporan Keuangan