PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN GOOD...
-
Upload
nguyenduong -
Category
Documents
-
view
228 -
download
2
Transcript of PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN GOOD...
i
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi Empiris pada Perusahan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rahmah Helmi
NIM: 1111082000078
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436H/2015
ii
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE, TERHADAP KUALITAS LABA
(Studi Empiris pada Perusahan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rahmah Helmi
NIM: 1111082000078
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436H/2015
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 8 September telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswi :
1. Nama : Rahmah Helmi
2. Nim : 1111082000078
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Good Corporate
Governance terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Real
Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 September 2015
1. M. Hartana I. Putra, SE., M.Si ( _____________________ )
NIP.196806052008011023 Penguji 1
2. Fitri Damayanti, SE., M.Si ( _____________________ )
NIP.198107312006042003 Penguji 2
3. Dr. Rini, M.si., Ak., CA ( _____________________ )
NIP.197603152005012002 Penguji 3
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 20 Oktober 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi :
5. Nama : Rahmah Helmi
6. Nim : 1111082000078
7. Jurusan : Akuntansi
8. Judul Skripsi : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Good Corporate
Governance terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Real
Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Oktober 2015
1. Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., Ma (____________________)
NIP.197207112005011007 Ketua
2. Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM (____________________)
NIP. 197205162009011006 Sekretaris
3. Dr. Rini, SE., M.Si., Ak (____________________)
NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli
4. Dr. Yahya Hamja MM (____________________)
NIP.194906021978031001 Pembimbing I
5. Nur Wachidah, SE., MS. Ak (____________________)
Pembimbing II
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rahmah Helmi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 06 Maret 1993
3. Alamat Asal : Jalan Raya Negara KM.9 Tanjung
Pati, Kandang Lamo Sarilamak,
Kec.Harau Kab.50 Kota Sumatra
Barat 26271
4. Alamat Sekarang : Perum Bukit Cirendeu Blok c5/4
5. Telepon : 0831 8090 1992
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh Tahun 1999
2. SD Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh Tahun 2000-2005
3. SMP Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh Tahun 2005-2008
4. SMK Negeri 1 Payakumbuh Tahun 2008-2011
5. S1 Akuntansi Ekonomi UIN Jakarta Tahun 2011-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Wakil Bendahara Umum OSIS SMKN 1 Payakumbuh periode
2008-2009.
2. Ketua Umum OSIS SMKN1 Payakumbuh Periode 2009-2010.
3. Ketua Penegak Hukum Disiplin (PHD) Pelajar Keamanan Sekolah
Polresta Payakumbuh periode 2009
4. Anggota Training Leadership OSIS Tingkat SLTA sederajat Se-
Sumatra Barat periode 2009
vi
5. Pengurus Paskibra Sekolah SMKN 1 Payakumbuh Periode 2009-
2011
6. Ketua Umum MPK OSIS SMKN 1 Payakumbuh Periode 2010-
2011
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Helmi Syamsu, BA.
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Piladang/ 22 Februari 1940
3. Ibu : Ratna Hasnida
4. Tempat/ Tanggal Lahir : Sarilamak/ 1 September 1971
5. Alamat : Jalan Raya Negara KM.9 Tanjung
Pati, Kandang Lamo Sarilamak,
Kec.Harau Kab.50 Kota Sumatra
Barat 26271
vii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rahmah Helmi
Nim : 1111082000078
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 3 oktober 2015
Yang menyatakan,
(Rahmah Helmi)
viii
THE INFLUENCE CONSERVATISM ACCOUNTING AND GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TOWARDS EARNINGS QUALITY
By:
Rahmah Helmi
ABSTRACT
The aim of this study is analyzing the influence of accountancy conservatism
and good corporate governance (audit committee and commissioner
independend) towards earnings quality. This study applies the theory of agency as
the basic theory. By using 90 sample stakeholders of real estate concern and well
established property in Indonesia Stock Exchanges 2010-1014 terms. The
technique sampling methods is using purposive sampling and linier regression
analysis.
The result shows that earnings quality is significantly affected by
accountancy conservatism, committee audit and commissioner independend do
not effected in significant against earning quality.
Keyword: accountancy conservatism, committee audit, commissioner
independend, good corporate governance, earning quality, agency theory.
ix
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA
Oleh:
Rahmah Helmi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh konservatisme
akuntansi dan good corporate governance (komite audit dan komisaris
independen) terhadap kualitas laba. Penelitian ini menggunakan teori agensi
sebagai teori dasar. Dengan menggunakan sampel 90 perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-1014. Tekhnik
pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dan
analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas laba dipengaruhi secara
signifikan oleh konservatisme akuntansi sementara itu komite audit dan komisaris
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba.
Kata kunci: Konservatisme akuntansi, komite audit, komisaris independen,
kualitas laba, teori agensi.
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, dan tanpa
terkecuali kepada penulis sehingga penulis mendapatkan anugerah dan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini tentang “Pengaruh Konservatisme
Akuntansi dan Good Corporate Governance terhadap Kualitas Laba (Studi
Empiris pada Perusahan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2014)” Shalawat dan salam senantiasa selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari alam
jahiliah kealam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan adanya saat
ini.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diselesaikan sebagai salah satu syarat-
syarat guna meraih gelas Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan Alhamdulillah kepada Allah SWT. Selain itu penulis juga ingin
mengucapkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Helmi Syamsu, BA dan Ratna Hasnida
yang telah memberikan semangat,dukungan materi dan non materi,
perhatian, kasih sayang, nasehat, dan doa yang tiada hentinya kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Om dan tanteku tercinta, H. Ali Chaeruddin, SE., MS.i dan Hj. Martha
Syamsu yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat selama
xi
empat tahun penulis bernaung demi menyelesaikan pendidikan penulis
hingga skripsi ini selesai.
3. Kakakku Velma Alicia dan Kedua adikku tercinta, Afdilani dan
Ridwan Helmi yang telah memberi dukungan, doa, dan semangat
kepada penulis.
4. Bapak Prof. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri SE., MS.i., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan SE., Ak., MS.i selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Bapak Dr. Yahya Hamja MM selaku dosen pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk
membimbing penulis selama penyusunan skripsi hingga penulis dapat
selesai menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Nur Wachidah, SE.,MS.,Ak selaku dosen pembimbing Skripsi II
yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga
untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi hingga penulis
dapat selesai menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis menjadi
mahasiswi di Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xii
10. Seluruh staff pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu penulis dalam kelancaran administrasi kampus.
11. Teman-teman dekat penulis; Alvis Mei Yonef, Amna Suresti, Annisa,
Wandayani yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis.
12. Semua teman-teman akuntansi reguler A,B,C, dan akuntansi
internasional angkatan 2011.
13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena terbatasnya pengalaman pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Ciputat, Oktober 2015
(Rahmah Helmi)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ii
Lembar Pengesahan Skripsi iii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif iv
Lembar Pengesahan Uji Skripsi v
Daftar Riwayat Hidup vi
Pernyataan Bebas Plagiat viii
Abstact ix
Abstrak x
Kata Pengantar xi
Daftar Isi xiv
Daftar Tabel xvii
Daftar Gambar xviii
Daftar Lampiran xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 11
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian 11
2. Manfaat Penelitian 11
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi 14
2. Konservatisme Akuntansi 19
3. Good corporate governance 22
4. Komite Audit 26
5. Komisaris Independen 28
6. Kualitas Laba 30
B. Penelitian terdahulu 33
C. Kerangka pemikiran 41
D. Keterkaitan antara variable dan perumusan hipotesa 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian 46
B. Penentuan Sampel 46
C. Metode Pengumpulan Data 47
D. Metode Analisis Data 47
Statistik Deskriptif 49
Uji Asumsi Klasik 49
E. Operasional Variable Penelitian 56
Variabel Independen 56
Variabel Dependen 59
xv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 62
B. Hasil Uji Penelitian 65
Hasil Uji Statistik Deskriptif 66
Hasil Uji Asumsi Klasik 67
Hasil Uji Hipotesis 73
- Uji Determinasi 74
- Uji F 75
- Uji t 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 81
B. Saran 83
DAFTAR PUSTAKA 85
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 33
Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi 51
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian 61
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dan Kriteria 63
Tabel 4.2 Sampel Penelitian 64
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif 66
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas 68
Tabel 4.5 Pengambilan Keputusan Autokorelasi 70
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi 70
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas 72
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas 73
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi 74
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F 75
Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik T 78
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 41
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Lanjutan 42
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Data Sampel Penelitian 87
Lampiran II Hasil Analisis Data Sampel 91
Lampiran III Output Hasil Pengujian Data 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pelaporan keuangan yang menjadi salah satu fokus utama adalah
informasi laba yang menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan suatu
perusahaan selama periode tertentu. Investor dan kreditor sebagai pengguna
laporan keuangan dapat menggunakan informasi laba dan komponennya untuk
membantu mereka dalam mengevaluasi kinerja perusahaan, mengestimasi laba
dalam jangka panjang, memprediksi laba dimasa datang, menaksir resiko investasi
atau pinjaman kepada perusahaan. Untuk mewujudkan manfaat tersebut maka
diperlukan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menghasilkan angka-angka yang
relevan dan reliable (Juanda, 2007).
Salah satu prinsip yang dianut dalam proses pelaporan keuangan adalah
prinsip konservatisme. Konservatisme merupakan reaksi yang berhati-hati atas
ketidakpastian yang ada agar ketidakpastian dan risiko yang berkaitan dalam
situasi bisnis dapat dipertimbangkan dengan cukup memadai. Ketidakpastian dan
risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan keuangan agar nilai prediksi dan
kenetralannya dapat diperbaiki. Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan
memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan keuangan (Almilia,
2004).
Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai prinsip kehati-hatian
dalam pelaporan keuangan dimana perusahaan tidak terburu-buru dalam
mengakui dan mengukur aktiva dan laba serta segera mengakui kerugian dan
2
hutang yang mempunyai kemungkinan yang terjadi. Penerapan prinsip ini
mengakibatkan pilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan
laba atau aktiva yang lebih rendah serta melaporkan hutang lebih tinggi. Dengan
demikian, pemberi pinjaman akan menerima perlindungan atas risiko menurun
(downside risk) dari neraca yang menyajikan aset bersih dan laporan keuangan
yang melaporkan berita buruk secara tepat waktu (Haniati dan Fitriany, 2010).
GIvoly dan Hayn (2000) mendefinisikan konservatisme sebagai pengakuan
awal untuk biaya dan rugi serta menunda pengakuan untuk pendapatan dan
keuntungan. Definisi resmi dari konservatisme terdapat dalam Glosarium
Pernyataan Konsep No.2 FASB (Financial Accounting Statement Board) yang
mengartikan konservatisme sebagai reaksi yang hati-hati (prudent reaction) dalam
menghadapi ketidakpastian yang melekat pada perusahaan untuk mencoba
memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko dalam lingkungan bisnis yang sudah
cukup dipertimbangkan. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika
diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta
angka-angka biya dan hutang cenderung tinggi. Kecenderungan seperti itu terjadi
karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan
serta mempercepat pengakuan biaya. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung
terlalu rendah (understatement) (Juanda, 2007).
Berdasarkan definisi konservatisme tersebut maka praktek konservatisme
akuntansi sering memperlambat atau menunda pengakuan pendapatan yang
mungkin terjadi, tetapi mempercepat pengakuan biaya yang mungkin terjadi.
3
Sementara itu dalam penilaian aset dan hutang, aset dinilai pada nilai paling
rendah dan sebaliknya, hutang dinilai pada nilai yang paling tinggi (Juanda, 2007)
PSAK sebagai standar pencatatan akuntansi di Indonesia menjadi pemicu
timbulnya penerapan prinsip konservatisme. Pengakuan prinsip konservatisme di
dalam PSAK tercermin dengan terdapatnya berbagai pilihan metode pencatatan di
dalam sebuah kondisi yang sama. Hal tersebut akan mengakibatkan angka-angka
yang berbeda dalam laporan keuangan yang pada akhirnya akan menyebabkan
laba yang cenderung konservatif.
Beberapa pilihan metode pencatatan di dalam PSAK yang dapat
menimbulkan laporan keuangan konservatif diantaranya adalah:
1. PSAK No. 14 tentang persediaan yang menyatakan bahwa perusahaan
dapat mencatat biaya persediaan dengan menggunakan salah satu metode
yaitu FIFO (first in first out) atau masuk pertama keluar pertama dan
metode rata-rata tertimbang.
2. PSAK No. 16 tentang aktiva tetap dan aktiva lain-lain yang mengatur
estimasi masa manfaat suatu aktiva tetap. Estimasi masa manfaat suatu
aktiva didasarkan pada pertimbangan manajemen yang berasal dari
pengalaman perusahaan saat menggunakan aktiva yang serupa. Estimasi
masa manfaat harus diteliti kembali secara periodik dan jika manajemen
menemukan bahwa masa manfaat suatu aktiva berbeda dari estimasi
sebelumnya maka harus dilakukan penyesuaian atas beban penyusutan
saat ini dan di masa yang akan datang. Standar ini memungkinkan
4
perusahaan untuk mengubah masa manfaat aktiva yang digunakan dan
dapat mendorong timbulnya laba yang konservatif.
3. PSAK No. 19 tentang aset tidak berwujud yang berkaitan dengan metode
amortisasi. Dijelaskan bahwa terdapat beberapa metode amortisasi untuk
mengalokasikan jumlah penyusutan suatu aset atas dasar yang sistematis
sepanjang masa manfaatnya.
4. PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan yang menyebutkan
bahwa alokasi biaya riset dan pengembangan ditentukan dengan melihat
hubungan antara biaya dan manfaat ekonomis yang diharapkan
perusahaanakan diperoleh dari kegiatan riset dan pengembangan. Apabila
besar kemungkinan biaya tersebut akan meningkatkan manfaat ekonomis
di masa yang akan datang dan biaya tersebut dapat diukur secara handal,
maka biaya-biaya tersebut memenuhi syarat untuk diakui sebagai aktiva.
Dengan adanya pilihan metode tersebut akan berpengaruh terhadap angka-
angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
secara tidak langsung konsep konservatisme ini akan mempengaruhi hasil dari
laporan keuangan. Penerapan konsep ini juga akan menghasilkan laba yang
berfluktuatif akan mengurangi daya prediksi laba untuk memprediksi aliran kas
perusahaan pada masa yang akan datang (Sari dan Adhariani, 2009).
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas yang meliputi asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan
beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, arus kas. (PSAK , 2012)
5
Melalui kualitas laba yang terkandung dalam laporan keuangan, maka hal ini
dapat dijadikan indikator baik atau tidaknya kemampuan suatu perusahaan dalam
rangka mengelola sumber dayanya. Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral
dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasarkan kualitas laba tersebut
profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku
kepentingan lainnya mengambil keputusan salah satunya berdasar pada laporan
keuangan, apabila kualitas laba yang disajikan tidak dapat diandalkan maka para
pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi.
Manipulasi terhadap laba juga sering dilakukan oleh manajemen. Pemikiran
bahwa pihak manajemen dapat melakukan tindakan yang hanya memberikan
keuntungan bagi dirinya sendiri didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan
setiap orang mempunyai perilaku yang mementingkan diri sendiri atau self-
interested behaviour. Keinginan, motivasi dan utilitas yang tidak sama antara
manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen
bertindak merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan
cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Penyusunan laba dilakukan oleh
manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan, kondisi tersebut
dapat menimbulkan masalah karena manajemen sebagai pihak yang memberikan
informasi tentang kinerja perusahaan dievaluasi dan dihargai berdasarkan laporan
yang dibuatnya sendiri. Pemisahaan kepemilikan seperti ini akan dapat
menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan
perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan
keinginan para pemilik (Jensen dan Meckling, 1976).
6
Karena kualitas laba yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut sangat
penting maka banyak pihak manajemen berusaha dengan berbagai macam cara
untuk menyusun laporan keuangan sesempurna mungkin, yang mana hal ini tidak
jarang memicu timbulnya ketidakcocokan informasi antara pihak manajemen
perusahaan dengan principal yang sering menimbulkan konflik agensi. Dalam
teori agensi dijelaskan bahwa terdapat hubungan kontraktual berupa
pendelegasian wewenang pengambilan keputusan dari pemilik (principle) kepada
agen (Jensen dan Meckling, 1976).
Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan ini disebut dengan konflik
keagenan, yaitu kesenjangan informasi antara manajemen sebagai pelaksana dan
pemegang saham sebagai pemilik. Menurut pandangan teori keagenan, pihak
manajemen yang mempunyai kepentingan tertentu akan cenderung menyusun
laporan laba yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi untuk kepentingan
prinsipal. Konflik keagenan yang mengakibatkan peluang manajemen ini akan
mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendah kualitas laba ini akan membuat
kesalahan pembuatan keputusan kepada para pengguna informasi sehingga nilai
perusahaan berkurang. Pandangan teori keagenan dimana terdapat pemisahan
antara pihak agen dan principle yang mengakibatkan munculnya potensi konflik
dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan (Jensen dan Meckling, 1976).
Subramanyam (1996) dalam Siregar dan Utama (2005) menyatakan bahwa
salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan adalah laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang
diukur atas dasar akrual dianggap sebagai ukuran yang lebih baik atas kinerja
7
perusahan dibandingkan arus kas operasi karena akrual mengurangi masalah
waktu dan mismatching yang terdapat dalam penggunaan arus kas dalam jangka
pendek. Dalam prosesnya, dasar akrual dapat memberikan kesempatan kepada
manajer dalam melakukan manajemen laba atau earnings management guna
menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan laba rugi
(Boediono,2005).
Widyaningdyah (2001) menyatakan definisi kualitas laba adalah perilaku
manajemen untuk bermain dengan komponen discretionary accrual yang
menentukan besarnya laba. Laba yang tidak dilaporkan sesuai dengan fakta yang
terjadi dapat diragukan kualitasnya. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi
apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna untuk membuat
keputusan yang terbaik, yaitu laba yang memiliki karakteristik relevansi,
reliabilitas dan komparabilitas atau konsistensi (Sutopo, 2009). Rendahnya
kualitas laba akan dapat membuat kesalahan dalam pembuatan keputusan para
pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan
berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006).
Dalam praktek suatu perusahaan banyak kita temukan transaksi transaksi
yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik (pemegang saham
minoritas) serta pemegang saham lainnya, terutama pada perusahaan Indonesia
yang menggunakan dana masyarakat dalam pembiayaan usahanya. Oleh karena
itu keberadaan komisaris independen sangat diperlukan dan penting. Semua
komisaris independen harus bersikap independen dan mampu melaksanakan
tugasnya secara independen semata untuk kepentingan perusahaan, dan tidak
8
terpengaruh oleh pihak yang memiliki kepentingan yang dapat berbenturan
dengan kepentingan pihak lain. Selain komisaris indepeden, komite audit juga
diperlukan untuk lebih meningkatkan kualitas informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan perusahaan sesuai dengan tugasnya (Sutopo, 2009).
Pada kenyataannya sampai saat ini banyak sekali kasus manipulasi data
akuntansi yang terjadi, yang dimanipulasikan oleh orang-orang tertentu untuk
kepentingan tertentu yang menguntungkan pihak tersebut. Kasus ini menandakan
laporan keuangan yang disajikan tidak bagus atau kualitas laba pada laporan
keuangannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Contoh peyajian laporan
keuangan yang tidak menyajikan keadaan laba sebenarnya adalah Skandal
Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk. yang telah terbukti
melakukan perekayasaan laporan keuangan yaitu dengan jalan memperbesar laba.
PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di
Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di
audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN
dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung
unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan
keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan
kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan
yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6
milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit
Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7
9
miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp
23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan
sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar
(bumn.go.id).
Sejak krisis, wacana tentang tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance) merebak bagai ledakan besar. Sebenarnya tak menjadi
penting bagaimana perusahaan itu dikelola, tetapi begitu krisis dan semua
perusahaan bangkrut, terusiklah kepentingan para pemegang saham, kreditor, dan
investor. Jadi, kepedulian terhadap tata kelola perusahaan yang baik berbanding
lurus dengan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian investasi. Secara
definitif, istilah corporate governance mengandung pengertian bagaimana pihak-
pihak inti yang berkepentingan dengan perusahaan saling berinteraksi. Pihak-
pihak itu adalah pemegang saham (shareholders), pengelola (top management),
dewan pengawas (board of directors). Para pemegang saham selalu
berkepentingan mengamankan investasinya agar menghasilkan dividen tiap tahun.
Untuk itu, mereka menugaskan para dewan pengawas untuk memonitor kinerja
manajemen agar sesuai kepentingannya. Di sinilah letak pentingnya peran dewan
pengawas komisaris independen yang bertindak atas mandat yang diberikan para
pemegang saham, bukan pihak pengelola (Thomas L Wheelen & J David Hunger,
2000).
Para ahli strategic management sudah mengembangkan konsep yang
menekankan tanggung jawab perusahaan dalam pengertian luas ini. Pada
prinsipnya, perusahaan tidak hanya bertanggung jawab kepada para pemegang
10
saham saja, tetapi juga pada masyarakat secara umum. Sehingga, masyarakat
memiliki kepentingan terhadap berbagai praktik penyimpangan perusahaan, bukan
saja para pemegang saham. Dengan asumsi ini, masyarakat juga memiliki hak
untuk menuntut agar perusahaan dikelola dengan baik. Sehingga masalah
penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan bukan semata monopoli
kepentingan para pemegang saham saja. Manipulasi keuangan adalah praktik yang
menyangkut kepentingan masyarakat (Widyaningdyah, 2001).
Berdasarkan kasus manipulasi laporan keuangan di atas maka penulis
termotivasi untuk melakukan penelitian ini dengan berbagai alasan yaitu pertama,
dengan tujuan agar penulis dapat mengetahui pengaruh mekanisme good
corporate governance yaitu peran komite audit dan komisaris independen
terhadap kualitas laba dan pengaruh prinsip konservatisme terhadap hasil laporan
keuangan yang disajikanan yang mana PSAK sebagai standar pencatatan
akuntansi di Indonesia menjadi pemicu timbulnya penerapan prinsip
konservatisme yang mengakibatkan angka-angka yang berbeda dalam laporan
keuangan yang pada akhirnya akan menyebabkan laba yang cenderung
konservatif. Kedua, untuk membuka pandangan investor terhadap pengaruh
penerapan konsep konservatisme, peran komite audit dan komisaris independen
terhadap kualitas laba pada laporan keuangan.
Oleh karena itu penulis mengambil judul skripsi “Pengaruh Konservatisme
Akuntansi dan Good Corporate Governance terhadap Kualitas Laba” (Studi
Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2014).
11
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah yang akan diteliti adalah:
1. Apakah Konservatisme Akuntansi, Good Corporate Governance
(dilihat dari peran Komite Audit dan Komisaris Independen)
berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Laba?
2. Variabel mana yang paling dominan terhadap manajemen laba suatu
perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk menganalisa secara empiris pengaruh konservatisme
akuntansi, good corporate governance (proporsi komite audit dan
komisaris independen) terhadap kualitas laba.
2. Untuk menganalisa secara empiris variabel independen yang paling
berpengaruh terhadap kualitas laba.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
penulis dan kepada berbagai pihak diantaranya:
12
1. Kontribusi Teoritis
a. Masyarakat, dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk
mengetahui tentang pentingnya informasi kualitas laba laba bagi
investor maupun pengguna laporan keuanga lainnya dan dapat
menambah wawasan masyarakat terhadap ilmu akuntansi.
b. Mahasiswa jurusan akuntansi, semoga penelitian ini dapat
bermanfaat sebagai literature dalam penelitian selanjutnya dan
menambah ilm pengetahuan akuntansi
c. Peneliti Selanjutnya, semoga penelitian ini dapat menjadi referensi
bagi peneliti selanjutnya tentang topic yang sama .
d. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis karna
sangat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang
Konservatisme Akuntansi dan Good Corporate Governance
terhadap Kualitas Laba.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi perusahaan, investor, dapat menggunakan informasi dari
laporan keuangan yaitu kualitas laba ini dengan baik untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
13
b. Bagi Karyawan dan akuntan agar dapat menyajikan laporan
keuangan yang baik dan jujur agar tidak terjadi asimetri informasi
antara agen ataupun principle.
c. Bagi pengguna Laporan Keuangan diharapkan dengan adanya
penelitian ini dapat mempertimbangkan keputusannya dalam
melakukan investasi.
d. Bagi Bapepam atau pemerintah dapat menjadikan penelitian ini
sebagai evaluasi untuk mengawasi dan menanggulangi tindakan
kecurangan akuntansi.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi dan Signaling Theory
Teori agensi biasa juga disebut sebagai teori keagenan. Teori
keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis
perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi
teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip
utama teori menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang
memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima
wewenang (agensi) yaitu manajer. Pemisahan pemilik dan manajemen
di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory (teori
keagenan).
Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam
perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari
perkembangan model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek
perilaku manusia dalam model ekonomi. Teori agensi mendasarkan
hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik dan
manajemen/manajer. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan
manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan
yang saling bertentangan (Jensen dan Meckling, 1976)
15
Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul
ketika satu orang atau lebih (principle) memperkerjakan orang lain
(agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut.
Hubungan antara principle dan agent dapat mengarah pada kondisi
ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agent
berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang
perusahaan dibandingkan dengan principle. Dengan asumsi bahwa
individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri
sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan
mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang
tidak diketahui principle. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent
dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam
laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba.
Salah satu cara yang digunakan untuk memonitor masalah kontrak
dan membatasi perilaku opportunistic management adalah corporate
governance. Prinsip-prinsip pokok corporate governance yang perlu
diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good corporate
governance adalah; transparansi (transparency), akuntabilitas
(accountability), keadilan (fairness), dan responsibilitas
(responsibility).
Corporate governance diarahkan untuk mengurangi asimetri
informasi antara principal dan agent yang pada akhirnya diharapkan
16
dapat meminimalkan tindakan manajemen laba yang akan
mempengaruhi kualitas laba dan rendahnya nilai perusahaan.
Kemudian, masalah keagenan juga akan timbul jika pihak
manajemen atau agen perusahaan tidak atau kurang memiliki saham
biasa perusahaan tersebut. Karena dengan keadaan ini menjadikan
pihak manajemen tidak lagi berupaya untuk memaksimumkan
keuntungan perusahaan dan mereka berusaha untuk mengambil
keuntungan dari beban yang ditanggung oleh pemegang saham. Cara
yang dilakukan pihak manajemen adalah dalam bentuk peningkatan
kekayaan dan juga dalam bentuk kesenangan dan fasilitas perusahaan.
Dijelaskan dalam Jensen dan Meckling (1976), Jensen (1986),
Weston dan Brigham (1994), bahwa masalah keagenan dapat terjadi
dalam 2 bentuk hubungan, yaitu; (1) antara pemegang saham dan
manajer, dan (2) antara pemegang saham dan kreditor. Jika suatu
perusahaan berbentuk perusahaan perorangan yang dikelola sendiri
oleh pemiliknya, maka dapat diasumsikan bahwa manajer–pemilik
tersebut akan mengambil setiap tindakan yang mungkin, untuk
memperbaiki kesejahteraannya, terutama diukur dalam bentuk
peningkatan kekayaan perorangan dan juga dalam bentuk kesenangan
dan fasilitas eksekutif. Tetapi, jika manajer mempunyai porsi sebagai
pemilik dan mereka mengurangi hak kepemilikannya dengan
membentuk perseroan dan menjual sebagian saham perusahaan kepada
pihak luar, maka pertentangan kepentingan bisa segera timbul.
17
Keadaan ini menjadikan manajer mungkin saja tidak sedemikian
gigih lagi untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham karena
jatahnya atas kekayaan tersebut telah berkurang sesuai dengan
pengurangan kepemilikan mereka. Atau mungkin saja manajer
menetapkan gaji yang besar bagi dirinya atau menambah fasilitas
eksekutif, karena sebagian di antaranya akan menjadi beban pemegang
saham lainnya.
Konflik antara pemegang saham dengan kreditur, kreditur
menerima uang dalam jumlah tetap dari perusahaan (bunga hutang),
sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada besaran laba
perusahaan. Dalam situasi ini, kreditur lebih memperhatikan
kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utangnya, dan
pemegang saham lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh kembalian yang besar adalah melakukan investasi pada
proyek. Apabila pelaksanaan proyek yang berisiko itu berhasil maka
kreditur tidak dapat menikmati keberhasilan tersebut, tetapi apabila
proyek mengalami kegagalan, kreditur mungkin akan menderita
kerugian akibat dari ketidakmampuan pemegang saham untuk
memenuhi kewajibannya. Untuk mengantisipasi kemungkinan rugi,
maka kreditur melakukan pembatasan penggunaan hutang oleh
manajer.
Salah satu pembatasan adalah membatasi jumlah penggunaan
hutang untuk investasi dalam proyek baru. Konflik antara pemegang
18
saham dengan pihak manajemen walaupun telah dilakukan kontrak
kerja yang sah antara pihak principal dan agent, namun di sisi lain
pihak agent memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai
perusahaan (full information) dibandingkan dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh pihak principal. Pengetahuan yang lebih banyak dimiliki
oleh pihak agent dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh
pihak principal ini membuat terbentuknya suatu asimetri informasi
atau asymetric information.
Dalam kondisi adanya perbedaan kepentingan diantara agen dan
prinsipal dimana kontrak tidak dapat dibuat dengan sempurna, maka
corporate governance memainkan peranan untuk memperkecil konflik.
Corporat governance yang terdiri dari board of director mempunyai
peranan untuk memonitor informasi dalam menilai kinerja manajer
secara efektif dan efisien (Wardhani,2008)
Signalling theory menjelaskan bahwa pemberian sinyal yang
dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri teori dengan
menerapkan konservatisme untuk menghasilkan laba yang berkualitas.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menerapkan depresiasi
yang tinggi untuk menghasilkan laba yang rendah.
Dengan adanya understatement laba dan aktiva bersih yang
permanen menunjukkan bahwa manajemen telah menerapkan
konservatisme untuk menghasilkan laba yang berkualitas. Dengan
adanya hal tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah
19
perusahaan bagi investor dan dengan demikian pengguna laporan
keuangan akan terhindari dari kemungkinan pengambilan keputusan
yang terlalu optimistik yang apabila tidak mencapai tujuannya maka
akan menimbulkan risiko (Yustina, 2013; Handojo, 2012).
2. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme merupakan salah satu prinsip yang digunakan
dalam akuntansi. Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam
Sari (2004) Konservatisme adalah reaksi hati-hati untuk menghadapi
ketidakpastian dalam mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan
risiko pada situasi bisnis telah dipertimbangkan. Basu (1997)
mendefinisikan konservatisme sebagai praktik mengurangi laba (dan
mengecilkan aktiva bersih) dalam merespons berita buruk (bad news),
tetapi tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih) dalam
merespons berita baik (good news).
Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai perbedaan
verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi.
Watts juga menyatakan bahwa konservatisme akuntansi muncul dari
insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan
politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya
keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-
pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan dan pemerintah.
Selain itu, konservatisme juga menyebabkan understatement terhadap
20
laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement
terhadap laba pada periode-periode berikutnya, sebagai akibat
understatement terhadap biaya pada periode tersebut. Sedangkan,
Suwardjono (2010) mendefinisikan konservatisme sebagai sikap atau
aliran (mazhab) dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil
tindakan atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terjelek
dari ketidakpastian tersebut.
Penman dan Zhang (2002) menjelaskan konservatisme akuntansi
merupakan suatu pemilihan metode dan estimasi akuntansi yang
menjaga nilai buku dari net assets relatif rendah. Mereka
mencontohkan definisi tersebut dalam penggunaan metode pencatatan
persediaan. Penggunaan metode LIFO dalam menilai persediaan pada
saat nilai persediaan meningkat adalah salah satu contoh penerapan
akuntansi konservatisme. Metode LIFO dikatakan lebih konservatif
karena metode ini mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah
dibandingkan dengan FIFO dan average cost method pada saat nilai
persediaan mengalami peningkatan.
Richardson dan Tinaikar (2003) dalam Kiryanto dan Edy (2006),
menunjukkan bahwa ada dua jenis laba konservatisme, yaitu : (1) ex-
ante conservatism atau news-independent conservatism. dan (2) ex-
post conservatism atau news dependent conservatism. Ex-ante
conservatism atau news-independent conservatism berkaitan dengan
kebijakan-kebijakan yang mengurangi laba secara independen dari
21
kejadian-kejadian ekonomi saat ini, bahkan apabila pengeluaran-
pengeluaran tersebut berkaitan secara positif dengan harapan aliran kas
di masa yang akan datang. Ex-post conservatism atau news dependent
conservatism menggambarkan lebih tepat waktu untuk pengakuan laba
terhadap bad news dari pada good news. Secara umum, prinsip
akuntansi ini menghendaki penghapusan dengan segera untuk
mengakui bad news terhadap persediaan, goodwill, ketidakpastian
kerugian dan sebaliknya. Menurut Kiryanto dan Edy (2006),
penggunaan dari ex-post conservatism atau news dependent
conservatism ini menghasilkan slop koefisien regresi laba terhadap
returns yang lebih tinggi untuk perusahaan-perusahaan dengan negatif
returns (bad news) dari pada positif returns (good news).
Konservatisme akuntansi tidak menjadi prinsip yang diatur dalam
standar akuntansi internasional (IFRS). Hellman (2007) menyatakan
bahwa jika dibandingkan dengan akuntansi konvensional, IFRS fokus
pada pencatatan yang lebih relevan sehingga menyebabkan
ketergantungan yang semakin tinggi terhadap estimasi dan berbagai
judgement. Dalam hal ini, kebijakan yang ditetapkan IASB
(International Accounting Standard Board) tersebut menyebabkan
semakin berkurangnya penekanan atas penerapan akuntansi
konservatif secara konsisten dalam pelaporan keuangan berdasarkan
IFRS (Hellman, 2007).
22
Konservatisme dapat dijelaskan dari perspektif teori keagenan.
Menurut teori keagenan, manajer (agents) memiliki tindakan
kesempatan untuk memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan
mengorbankan kepentingan pemegang saham, debt holders, dan pihak
pengontrakan lainnya (principals). Teori tersebut menjelaskan
perusahaan merupakan nexus of contract yakni tempat bertemunya
kontrak antar berbagai pihak yang berpotensi menimbulkan konflik
kepentingan (Juanda, 2007).
3. Good Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan (corporate governance) adalah rangkaian
proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi
pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau
korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara
para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan
pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola
perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi.
Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok,
pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta
masyarakat luas.
Tata kelola perusahaan adalah suatu subjek yang memiliki banyak
aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah
menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat,
khususnya implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan
23
perilaku yang baik dan melindungi kepentingan pemegang saham.
Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa
sistem tata kelola perusahaan harus ditujukan untuk mengoptimalisasi
hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para
pemegang saham. Ada pula sisi lain yang merupakan subjek dari tata
kelola perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang
menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain
selain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan.
Perhatian terhadap praktik tata kelola perusahaan di perusahaan
modern telah meningkat akhir-akhir ini, terutama sejak keruntuhan
perusahaan-perusahaan besar AS seperti Enron Corporation dan
Worldcom. Di Indonesia, perhatian pemerintah terhadap masalah ini
diwujudkan dengan didirikannya Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) pada akhir tahun 2004.
Pengertian good governance dapat diartikan sebagai cara
mengelola urusanurusan publik. Good governance dapat tercapai
apabila beberapa hal dibawah ini dipedomani dalam pengelolaan
APBD. Selanjutnya Mardiasmo (1999, 2006) mengemukakan elemen
manajemen keuangan daerah yang diperlukan untuk mengontrol
kebijakan keuangan daerah tersebut meliputi, akuntabil itas, value for
money, kejujuran, transparansi dan pengawasan.
Konsep Good Governance, Good Financial Governance
merupakan konsep baru yang di adopsi dari luar diperkenalkan di
24
Indonesia oleh lembaga-lembaga donor World Bank, Asian
Developmen Bank (ADB) dan United Nation Developmen Program
(UNDP). Good Governance sebagai suatu kesuksesan pemerintah
dalam mengelola keuangan untuk pelayanan umum yang baik. World
Bank dalam Maryono, Warella, Kismartini (2007) mengusung tiga
indikator yang perlu diperhatikan dalam good governance yaitu: (1)
bentuk rejim politik, (2) proses dimana kekuasaan digunakan dalam
manajemen-manajemen sumber daya sosial dan ekonomi bagi
kepentingan pembangunan, (3) kemampuan pemerintah untuk
mendesain, mempormulasikan, melaksanakan kebijakan, dan
melaksanakan fungsi-fungsinya.
Asian Development Bank (ADB) mengartikulasikan empat elemen
penting dari good governance yaitu: (1) akuntabilitas, (2) partisipasi,
(3) terprediksi, (4) transparansi. UNDP menyebutkan enam indikator
kesuksesan good governance yaitu: (1) mengikut sertakan semua, (2)
transparan dan bertanggung jawab, (3) efektif dan adil (4) menjamin
adanya supremasi hukum, (5) menjamin bahwa priortas-prioritas
politik, sosial ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat, (6)
memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah
dalam proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumber daya
pembangunan. Saragih (2003) dalam Maryono, Warella, Kismartini
(2007) mengatakan terdapat lima prinsip dasar dalam mengelola
25
keuangan publik yaitu : (1) transparansi, (2) efisisen, (3) efektif, (4)
akuntabilitas, (5) partisipasi.
World Bank dalam Mardiasmo (2002) menetapkan prinsip-prinsip
pokok dalam penganggaran dan manajemen keuangan daerah antara
lain : (1) Komprehensip dan displin, (2) fleksibilitas, (3) terperediksi,
(4) kejujuran (5) informasi, (6) Transparansi dan akuntabilitas. ADB
memberikan indikator ataupun prinsip-prinsip good financial
governance yaitu : (1) transparansi of financial reporting, (2)
Reliability of financial reporting, (3) accounting and auditing
standards, (4) strength of the accounting and auditing profesinal, (5)
legal and regulatory framework. Karakteristik Good Governace
menurut UNDP dalam Mardiasmo (2002) (1) participation, (2) rule of
law, (3) trans parency, (4) responsiveness, (5) consensus orientation,
(6) equity, (7) efficiency and effectiveness, (8) Accountability, (9)
strategic vision. Dari berbagai elemen manajemen keuangan daerah
dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas, transparansi, pengawasan dan
akuntansi diperlukan untuk mengontrol kebjikan keuangan daerah
tersebut. Pencapaian good governance, good financial governance juga
tidak terlepas dari hal tersebut diatas.
Komponen mekanisme Corporate Governance yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Komite Audit, dan Komisaris Independen.
Komponen ini digunakan untuk mengurangi konflik keagenan.
26
a. Komite Audit
Keberadaan komite audit diatur melalui Surat Edaran Bapepam
Nomor Kep-29/PM/2004 (bagi perusahaan public) dan Keputusan
Mentri BUMN Nomor KEP-103/MBU/2002 (bagi BUMN). Komite
audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka
membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Komite audit terdiri
dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan
sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya berasal dari luar
emiten atau perusahaan publik. Anggota komite audit berasal dari
kalangan luar dan berbagai keahlian, pengalaman dan kualitas lainnya
yang dibutuhkan guna mencapai tujuan komite audit. Komite audit
harus bebas dari pengaruh direksi dan eksternal auditor dan harus
bertanggung jawab kepada dewan komisaris (Surya dan Yustiavanana,
2008).
Menurut Surya dan Yustiavanana (2008) pada umumnya komite
audit mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang yaitu :
1. Laporan Keuangan
Komite audit bertanggung jawab untuk memastikan bahwa laporan
yang dibuat manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya
tentang kondisi keuangannya, hasil usaha, rencana dan komitmen
perusahaan dalam jangka panjang.
27
2. Tata kelola perusahaan
Komite audit bertanggung jawab untuk memastikan apakah perusahaan
telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Komite audit mengawasi secara efektif terhadap benturan kepentingan
dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.
3. Pengawasan perusahaan
Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi perusahaan yang
berpotensi mengandung resiko dan system pengendalian intern serta
memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.
Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis
dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan
keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan
perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate
governance. Hal ini dikarenakan komite audit bertugas membantu
dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh
manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan
keuangan.(Bradbury et al 2005).
Tugas komite audit meliputi penelaahan kebijakan akuntansi yang
diterapkan oleh perusahaan, penilaian pengendalian internal, dan
penelaahan sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap
peraturan (Suaryana,2005).
Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka
control terhadap perusahaan akan lebi baik, sehingga keagenan yang
28
terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan
kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi. Keberadaan komite
audit independen yang memiliki keahlian dibidang akuntansi dan
keuangan merupakan sinyal persepsi kredibilitas dan kualitas laba
perusahaan yang lebih baik (Suaryana, 2005).
b. Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak
terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya, dann
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata untuk kepentingan
perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance,
2006).
Menurut Surya dan Yustiviana, 2008 keberadaan komisaris
independen berhubungan dengan ketentuan penyelenggara tata kelola
peruahaan yang baik yaitu jumlah komisaris independen adalah
sekurang-kurangnya 30% dari seluruh jumlah anggota komisaris
terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada
dewan komisaris serta mengidentifikasi hal hal yang memerlukan
perhatian dewan komisaris yang mencakup:
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan.
2. Menelaah independensi dan objektifitas akuntan publik.
29
3. Melakukan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan
akuntan publik untuk memastikan semua resiko yang perlu
dipertimbangkan.
4. Melakukan penelaahan atas efektifitas pengendalian internal
perusahaan.
5. Menelaah tingkat kepatuhan perusahaan.
6. Komisaris independen wajib juga menyampaikan peristiwa atau
kejadian penting yang diketahuinya kepada dewan komisaris
perusahaan yang tercatat.
Dewan komisaris mempunyai peranan penting dalam implementasi
good corporate governance oleh karena itu diperlukan komisaris
independen yang integritas tidak cacat hukum, tidak memiliki
hubungan kontrak bisnis dengan pemegang saham baik secara
langsung maupun tidak langsung. Komisaris diusulkan dan dipilih oleh
pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang saham
pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Komisaris diharapkan mampu meningkatkan peran dewan
komisaris yang bertugas menjalankan fungsi pengawasan (monitoring)
sehingga dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam pembuatan
laporan keuangan agar memiliki laporan laba yang berkualitas
(Boediono, 2005)
30
4. Kualitas Laba
Informasi keuangan yang berkualitas merupakan informasi penting
dalam pengambilan keputusan ekonomi atau investasi yang dapat
mempengaruhi keputusan bagi pihak-pihak berkepentingan. Dalam
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan Ikatan
Akuntansi Indonesia (2012) dinyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Agar bermanfaat laporan keuangan perlu memiliki
karakteristik sebagai laporan keuangan berkualitas.
Melakukan analisis terhadap laba tidak hanya dapat dilakukan
dengan hanya sekedar melihat angka dari laba yang dilaporkan. Proses
pelaporan angka tersebut merupakan proses yang panjang, melibatkan
berbagai metode, asumsi dan estimasi dalam sebuah pemisahan batas
(cut-off) periode akuntansi yang lazim disebut dengan tahun takwim
(financial year).
Menurut White, Sondhi dan Fried (1998, 956), Indikator Kualitas
Laba yang baik adalah:
1. Pengakuan pendapatan dengan metode yang konservatif.
2. Menggunakan metode persediaan LIFO (jika diasumsikan
harga-harga mengalami peningkatan).
31
3. Cadangan Piutang Tak Tertagih (Bad Debts) relatif tinggi
terhadap piutang dan kerugian kredit dimasa lalu.
4. Menggunakan metode penyusutan dipercepat (accelerated
methods) dan umur yang singkat.
5. Penghapusan yang cepat terhadap Goodwill dan Aktiva tidak
berwujud lainnya.
6. Kapitalisasi yang minimal terhadap bunga dan biaya
overhead.(Wajib dihapuskan konsep bunga)
7. Kapitalisasi yang minimal terhadap biaya piranti lunak
komputer (Computer Shofware)
8. Membebankan langsung biaya awal (start-up costs) untuk
operasi-operasi baru.
9. Menggunakan metode kontrak penuh (completed contract
method) dalam akuntansi pekerjaan dalam jangka panjang.
10. Menggunakan asumsi-asumsi yang konservatif dalam rencana
manfaat untuk karyawan (employee benefit plans)
11. Menyediakan provisi yang memadai terhadap tuntutan hukum
dan kerugian kontijensi (Contingency Losses).
12. Meminimalkan penggunaan tehnik-tehnik pembiayaan off-
balance sheet.
13. Tidak memperhitungkan keuntungan yang tidak berulang (non-
recurring gains).
32
14. Tidak memperhitungkan laba yang bukan kas (non-cash
earenings).
15. Pengungkapan (disclosure) yang jelas dan memadai.
Kualitas Laba tidak mempunyai ukuran yang mutlak, maka
penilaian kualitas laba yang dapat dilakukan sesuai Hawkins (1998, 178)
adalah:
1. Mengukur dengan menggunakan skala, baik atau tinggi dan
buruk atau rendah, yang perlu diingat bahwa seberapa baik dan
seberapa buruk adalah hal yang sulit dilakukan, apalagi jika
harus dikuantifikasi dalam angka-angka.
2. Perubahan kualitas laba dari waktu ke waktu,lebih baik atau
lebih buruk, dimana juga perlu diingat bahwa seberapa banyak
menjadi lebih baik atau buruk tidak dapat ditentukan dengan
pasti.
33
B. Table 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Hafiza Aishah
Hasyim (2007)
Corporate
Governance,
Ownership Structure
and Earning Quality:
Malaysian Evidence
Regresi Berganda,
variable corporate
governance, and
earning quality
Variable
ownership
structure
Studi ini menemukan hubungan yang
signifikan positif antara proporsi
anggota keluarga dan pendapatan
kualitas yang menunjukkan bahwa
kepemilikan saham terkonsentrasi
dalam kepemilikan keluarga memiliki
insentif untuk mengurangi biaya agensi
melalui penyelarasan yang lebih baik
dari pemegang saham dan kepentingan
manajerial. Penelitian ini menemukan
bukti signifikan positif pada hubungan
antara kepemilikan institusional dan
kualitas laba . Kepemilikan saham
terkonsentrasi oleh investor institusi
memberikan insentif untuk memantau
rajin karena mereka memiliki sumber
daya , keahlian dan insentif kuat untuk
secara aktif memantau tindakan
manajemen dan meningkatkan laba
yang dilaporkan keuangan.
(Bersambung ke halaman berikutnya)
34
Table 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2 Putu Tuwentina
dan Dewa Gede
Wirama (2014)
Pengaruh
Konservatisme
Akuntansi dan Good
Corporate
Governance pada
Kualitas Laba
Analisis regresi
berganda, variable
independen:
variable
konservatisme
akuntansi, good
corporate
governance
variable dependen:
Kualitas Laba
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konservatisme akuntansi berpengaruh
positif pada kualitas laba. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang
menerapkan konservatisme akuntansi
berpengaruh positif pada kualitas laba.
Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang menerapkan
konservatisme akuntansi mendapatkan
respon yang positif dari investor
berdasarkan laba yang disajikan.
Variable lain yaitu good corporate
governance tidak berpengaruh pada
kualitas laba.
(Bersambung ke halaman berikutnya)
35
Table 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Salami
Suleiman
(2014)
Corporate
Governance
Mechanisms and
accounting
Conservatisme
Regresi berganda
variable corporate
governance and
variable accounting
conservatism
Penelitian ini menunjukkan pengaruh
negatif yang signifikan dan pengaruh
positif yang signifikan dari direktur
independen di atas pelaporan
konservatif.
(Bersambung ke halaman berikutnya)
36
Table 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4 Robertus M
Bambang
Gunawan,
Effendie, Djoni
Budiarjo
(2014)
The Influence of
Good Corporate
Governance,
Ownership
Structure and Bank
Size to the Bank
Performance and
Company
Value in Banking
Industry in Indonesia
Variable good
corporate
governance,
Variable
ownership
structure and bank
size to the bank
performance, and
company value
Hasil penelitian ini menunjukkan gcg
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja bank , struktur
kepemilikan tidak ada efek positif pada
kinerja bank , ukuran Bank memiliki
dampak yang signifikan terhadap
kinerja bank , tata kelola perusahaan
yang baik memiliki
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan , struktur kepemilikan
memiliki efek signifikan terhadap nilai
perusahaan , ukuran Bank memiliki
efek signifikan terhadap nilai
perusahaan , dan kinerja bank memiliki
dampak yang signifikan terhadap nilai
perusahaan .
(Bersambung ke halaman berikutnya)
37
Table 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 *Kyong Soo
Choi,
Keimyung
University,
South Korea
*Se Joong Lee,
Ph.D student,
The University
of Hong Kong,
Hong Kong
*Soo Yeon
Park, Korea
University,
South Korea
*Yong Keun
Yoo, Korea
University,
South Korea
(2015)
Accounting
Conservatism,
Changes In Real
Investment,
And Analysts’
Earnings Forecasts
Regresi berganda
Variable
accounting
conservatisme
Variable change in
real investmen and
analysts’ earning
forecast, sell side
analist
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa sell- side
analis tidak mengakui sepenuhnya efek
patungan antara konservatisme
akuntansi dan kegiatan nyata
pada kualitas laba dan bahwa mereka
perlu mengurangi bias untuk
meningkatkan efisiensi pasar dengan
menyediakan investor dengan tolok
ukur yang baik untuk harapan
pendapatan mereka
(Bersambung ke halaman berikutnya)
38
Table 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6 Pedi Riswandi
(2013)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial, Proporsi
Komisaris
Independen terhadap
Kualitas Laba.
Regresi berganda,
Variable
kepemilikan
manajerial,
komisaris
independen dan
kualitas laba
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif
terhadap kualitas laba,proporsi
komisaris dependen
berpengaruh positif terhadap kualitas
laba
(Bersambung ke halaman berikutnya)
39
Table 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7 Erna Hadian
Ningsih
(2013)
Pengaruh Tenure
Kantor Akuntan
Publik, Mekanisme
GCG terhadap
Kualitas Laba
Regresi Berganda,
Variable GCG dan
Kualitas Laba
Pengaruh Tenur
Akuntan Publik
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Kualitas Laba dipengaruhi
secara signifikan oleh tenur kantor
akuntan public dan dewan komisaris
independen sedangkan komite audit,
kepemilikan konstitusional, dan
kepemilikan manajerial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas laba
(Bersambung ke halaman berikutnya)
40
Table 2.1 (lanjutan)
No Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8 Soleh Agus
(2012)
Pengaruh Peran
Komite Audit dan
Pertumbuhan
Investasi terhadap
Kualitas Laba
Regresi berganda,
Variable dependen
Kualitas laba
Peran komite
Audit
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa peran komite audit dan
pertumbuhan investasi berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laba baik
secara parsial maupun simultan.
41
A. Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian pemikiran pada penelitian ini yaitu menganalisis
apakah ada hubungan antara Konservatisme Akuntansi, Good Corporate
Governance dan kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba. Yang
mana digambarkan pada bagan berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung ke halaman berikutnya
Adanya skandal keuangan mengenai kualitas Laba
Faktor penyebab terjadinya Skandal Laporan Keuangan
mengenai Kualitas Laba
Teori dasar: teori agensi
42
Gambar 2.2: Skema Kerangka Pemikiran (lanjutan)
Konservatisme Akuntansi (X1)
Good Corporate Governance Dengan perspektif Komite Audit (X2) dan Komite Audit (X3) Komisaris Independen
Kualitas Laba (Y)
Metode Analisis: Analisis Regresi
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Regresi Berganda
43
B. Keterkaitan Antara Variable dan Perumusan Hipotesa
1. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme akuntansi adalah konsep yang mengakui beban dan
kewajiban sesegera mungkin meskipun ada ketidakpastian tentang
hasilnya, namun hanya mengakui pendapatan dan aset ketika sudah
yakin akan diterima. Berdasarkan prinsip konservatisme, jika ada
ketidakpastian tentang kerugian, Anda harus cenderung mencatat
kerugian. Sebaliknya, jika ada ketidakpastian tentang keuntungan,
Anda tidak harus mencatat keuntungan. Dengan demikian, laporan
keuntungan cenderung menghasilkan jumlah keuntungan dan nilai aset
yang lebih rendah demi untuk berjaga-jaga. Dari penelitian
sebelumnya yaitu penelitian Putu Tuwentina dan Dewa Gede Wirama
(2014) yang dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa
konservatisme akuntansi berpengaruh positif pada kualitas laba. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan konservatisme
akuntansi mendapatkan respon yang positif dari investor berdasarkan
laba yang disajikan. Maka penulis menyimpulkan hipotesis dari
penelitian ini untuk prinsip konservatisme adalah:
H1: Prinsip konservatisme berpengaruh positif terhadap kualitas
laba
44
2. Good Corporate Governance
Tata kelola perusahaan yang baik tentunya akan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan maupun dalam segi laporan keuangan
yang disajikan tentu akan baik dan laba yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut juga akan tersaji sebagaimana adanya dengan arti
lain laba yang berkualitas. Proporsi good corporate governance yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu proporsi komite audit dan
komisaris independen Berdasarkan penelitian sebelumnya Pedi
Riswandi (2013) good corporate governance berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas laba. Yang mana peran komite audit dan
komisaris independen itu sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi
dalam penelitian ini penulis menyimpulkan tata kelola perusahaan
yang baik atau good corporate governance berpengaruh secara
signifikan terhadap penyajian kualitas laba yang terkandung dalam
laporan keuangan.
a. Komite Audit
Menurut Soleh Agus (2012) peran komite audit berpengaruh
signifikan terhadap terhadap kualitas laba baik secara parsial
maupun simultan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh soleh agus tersebut maka hipotesis untuk penelitian ini yaitu:
45
H2: Komite Audit berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Laba
b. Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak
terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya, dann
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata untuk
kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance, 2006).
Berdasarkan penelitian Pedi Riswandi (2013) hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa komisaris independen
berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Maka hipotesis untuk
komisaris independen pada penelitian ini yaitu:
H3: Komisaris Independen berpengaruh secara positif
terhadap Kualitas Laba
46
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara
variabel independen yaitu konservatisme akuntansi, good corporate
governance, dengan variabel dependen yaitu kualitas laba. Objek dari
penelitian ini adalah annual report dan laporan audit perusahaan Real
Estate dan property yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI)
periode 2010-2014
B. Penentuan Sample
Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk pemilihan
sample adalah metode purposive sampling dengan tekhnik berdasarkan
pertimbangan judgement sampling. Judgement sampling merupakan
tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang infonya diperoleh dengan
pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian (indrianto dan Supomo, 2009:131).
Dengan metode tersebut maka sampel dipilih berdasarkan
kesesuaian karakteristik sample dengan pemilihan sample yang
ditentukan. Sampel yang dipilih berdasarkan kriteria berikut ini:
1. Perusahaan Real Estate yang listing di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014
2. Perusahaan Real Estate yang listing di BEI dengan mata uang
rupiah
47
3. Perusahaan Real Estate yang menyertakan laporan auditor
independent bersama dengan laporan keuangan yang telah diaudit
pada periode 2010-2014
4. Perusahaan Real Estate yang memiliki data keuangan yang
berkaitan dengan variable penelitian secara lengkap. Perusahaan
Real Estate yang list di BEI periode 2010-2014.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang mana sumber data penelitiannya
diperoleh peneliti secara tidak langsung dengan melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (data Sekunder) yang dipubliskan maupu tidak
(indrianto dan supomi, 2009:147). Sedangkan metode pengumpulan
data berupa metode dokumentsi yaitu penggunaan data yang berasal
dari sumber yang sudah ada. Data yang dipakai dalam penelitian ini
yaitu annual report dan laporan audit dari perusahaan manuaktur yang
terdaftar di BEI periode 2013-2015 yang diperoleh dari www.idx.co.id.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini adalah tekhnik analisis
kuantitatif yang artinya adalah metode yang lebih menekankan pada
48
aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk
dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan
kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap
variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol – simbol
angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang
berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol –
simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik
dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang
belaku umum di dalam suatu parameter.
Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah
tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan
kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang
di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu.
Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau
metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif.
Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran
terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga
sering disebut “sampel” dalam penelitian kuantitatif.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda dengan bantuan program IBM Statistic Package for
Sciences (SPSS) versi 21.
49
1. Satistik Deskriptif
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan
dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga
memberikan informasi yang berguna. Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi mengenai suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), Standar Deviasi (standar
deviation), maksimum dan minimum. Mean digunakan untuk
memperkirakan besar rata-rata populasi diperkirakan dalam
sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata
dari sampel. Maksimum digunakan untuk melihat nilai maksimum
dari populasi. Sedangkan minimum digunakan untuk melihat nilai
minimum dari nilai populasi.hal ini perlu dilakukan untuk melihat
gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan
memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda maka perlu
dilakukan pengujian asumsi klasik untuk model yang digunakan
dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan oleh peneliti
50
pada penelitian ini yaitu uji multikolonieritas, uji auto korelasi, uji
heteroskidestitas, uji normalitas.
a. Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005: 91) uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar satu atau semua variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas atau tidak terjadi multikolinear. Cara mendeteksi
terjadi atau tidaknya multikolonieritas adalah dengan melihat
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua
pengukuran ini menunjukkan menunjukkan setiap variable
independen manakah yang dijelaskan oleh variable independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variable independen
yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variable lainnya. Jika
nilai tolerance rendah yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi (karna VIF=1/tolerance). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah
nilai tolerance ≤0,10 atau sama dengan nilai VIF≥10.
b. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
regresi linear ada kolerasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1
51
(sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karna observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada penelitian
ini digunakan pengujian autokorelasi tingkat 1 (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variable lag
diantara variable independen (Ghozali, 2011:11). Hipotesis
yang akan diuji adalah:
H0: tidak ada autokorelasi (r=0)
HA: ada autokorelasi (r=0)
Table 3.1
Pengambilan keputusan autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada
autokorelasi positif
Tolak 0<d<dl
Tidak ada
autokorelasi positif
No decision dl≤d≤du
Tidak ada
autokorelasi
Negatif
Tolak 4-du<d<4
Tidak ada
autokorelasi
Negatif
No decision 4-du≤d≤4-dl
Tidak ada
autokorelasi positif
atau Negatif
Tidak ditolak Du<d<4-du
Sumber: data sekunder yang diolah
52
c. Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
residualnya tetap antara satu pengamatan ke pengamatan
lainnya disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas . homoskedastisitas adalah model regresi
yang baik.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dapat diilakukan dengan berbagai cara, pada penelitian ini
penguji menggunakan uji glejser. Analisis dengan grafik plot
memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah
pengamatan mempengaruhi hasil ploting, semakin sedikit
jumlah pengamatan semakin sulit menginterprestasikan hasil
grafik plot (ghozali, 2011:139).
Menurut Gujarati (2003) uji glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen
dengan persamaan regresi: |Ut|=α+βXt+vt
d. Uji normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengukur apakah
didalam model regresi variabel independen dan variabel
53
dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau
mendekati normal. Model regresi yeng baik adalah yang
memiliki disrtribusi normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini uji Kolmogorov-smirnov. Suatu variabel
dikatakan normal jika nilai probabilitas tes two tailed berada
diatas tingkat signifikan yaitu α= 5% maka data dapat
dikatakan terdistribusi secara normal.
3. Koefision Determinasi
Koefision determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dapat menerapkan varian
variable dependen. Nilai koefision determinasi antara 0 (nol) dan 1
(satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan varians variabel dependen terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variable dependen. Untuk mengetahui besar atau kecilnya
persentase pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat
(Y) dipergunakan koefisien determinasi dengan rumus sebagai
berikut:
KD= Koefisien Determinasi
Dimana:
KD= Koefisien Determinasi
R= Koefisen Korelasi
Sumber: (ghozali, 2011:97).
54
4. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan model
regresi berganda. Persamaan regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi besar variable dependen dengan menggunakan data
variable independen yang sudah diketahui besarnya. Adapun
persamaan regresi berganda adalah:
ERC= a + b1KNSV+ b2KA+b3KI
(sumber:Sugiyono, 2010:277)
Keterangan :
ERC = Kualitas laba perusahaan i pada periode t
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
KNSV = Indeks konservatisme
KA = Komite Audit
KI = Komisaris Independen
Uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Koefision Determinasi
Koefision determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dapat menerapkan varian
variable dependen. Nilai koefision determinasi antara 0 (nol)
dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel
55
independen dalam menjelaskan varians variabel dependen
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen. Untuk
mengetahui besar atau kecilnya persentase pengaruh variable
bebas (X) terhadap variable terikat (Y) dipergunakan koefisien
determinasi dengan rumus sebagai berikut:
KD= Koefisien Determinasi
Dimana:
KD= Koefisien Determinasi
R= Koefisen Korelasi
Sumber: (ghozali, 2011:97).
b. Uji statistic F
Uji statistic f pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable
dependen. Jika nilai signifikannya F<0,05 maka Ha diterima
dan jika signifikansinya F>0,05 maka Ha ditolak.
56
c. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan sseberapa jauh pengaruh
variable penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variansi variable dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variable independen secara individual. Terhadap variable
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika
signifikansi t>0,05 maka Ha ditolak se baliknnya jika t<0,05
maka Ha diterima dan berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara variable independen dan variable dependen
(ghozali, 2011:98)
E. Operasionalisasi Variable Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel prediktor, variabel
pengaruh, kausa, variabel perlakuan, treatment, variabel risiko,
stimulus, dan juga dikenal sebagai variabel bebas dan variabel
prediktor.Variabel ini yang menjelaskan atau mempengaruhi
variable lain. Dalam variable ini yang menjadi variable independen
yaitu:
a. Konservatisme Akuntansi, diukur berdasarkan model
Givoly dan Hayn (2000) yang digunakan pula oleh Wirama
57
(2008) dan Ahmed et al. (2000). Berikut rumus
penghitungan :
KNSV= 𝐿+𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖−𝐴𝐾𝑂
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙x (-1)
Keterangan:
KNSV = indeks konservatisme
L = laba bersih
AKO = aliran kas operasi
b. Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan
suatu sistem (input, procces, output) dan seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak
yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit
hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan
dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Good
Corporate Gorvernance dimasukkan untuk mengatur
hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalaha-
kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk
memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
di perebaiki dengan segera. Pengertian ini dikutip dari buku
Good Corporate Governance pada badan usaha
manufaktur, perbankan dan jasa keuangan lainnya
(2008:36).
58
Dalam penelitian ini Good Corporate Governance
yang digunakan adalah Akuntabilitas (accountability).
Akuntabilitas (accountability) berhubungan dengan adanya
sistem yang mengendalikan hubungan antara unit-unit
pengawasan yang ada di perusahaan. Akuntabilitas
dilaksanakan dengan adanya dewan komisaris dan direksi
independen, dan komite audit.
Akuntabilitas diperlukan sebagai salah satu solusi
mengatasi Agency Problem yang timbul antara pemegang
saham dan direksi serta pengendaliannya oleh komisaris.
Praktik-praktik yang diharapkan muncul dalam menerapkan
akuntabilitas diantaranya pemberdayaan dewan komisaris
untuk melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian
terhadap manajemen guna memberikan jaminan
perlindungan kepada pemegang saham dan pembatasan
kekuasaan yang jelas di jajaran direksi.
1) Komisaris Independen
Keberadaan Komisaris Independen dalam suatu
perusahaan bertujuan untuk menyeimbangkan dalam
pengambilan keputusan khusunya dalam rangka
perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan
pihak terkait. (Susiana dan Herawati,2007).
59
Dalam penelitian ini komisaris diukur dengan
menentukan persentase jumlah komisaris independen dalam
perusahaan (rozania et al, 2013:3490)
𝐾𝐼:𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
2) Komite Audit
Komite audit bertugas untuk membantu komisaris
dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan dan
peningkatan efektifitas internal dan eksternal audit.
Sebelumnya komite audit dihitung berdasarkan keberadaan
komite audit pada suatu perusahaan namu seiring keputusan
BAPEPAM nomor SE-03/PM/2000 dan SE 07/PM/2004
yang menyatakan bahwa suatu perusahaan yang telah go
public wajib memiliki komite audit. Oleh karena itu
pengukuran komite audit dalam penelitian ini menjadi
jumlah anggota komite audit (Oktadella dan Zulaikha,
2011:15)
2. Variable Dependen
Variabel dependen sering disebut dengan variabel terkait yaitu
variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh adanya variabel
bebas atau variable independen. Besarnya perubahan pada variabel
ini tergantung dari besaran variabel bebas atau independen.
60
Menurut Indrianto dan supomo (2004:60), variable dependen
adalah variable yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variable
independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependen
adalah kualitas laba. Terdapat beberapa proksi yang dapat
digunakan dalam pengukuran kualitas laba antara lain persistensi
laba, Discretionary Accruals, ketepatan waktu, dan Earnings
Respons Coefficients (Dechow, 2010), Representational
Faithfulness atau pengukuran kejujuran.
Pada penelitian ini kualitas laba diukur dengan proksi
Representational Faithfulness, yang diasumsikan bahwa perubahan
laba yang berhubungan dengan perubahan arus kas merupakan laba
yang berkualitas tinggi oleh karena itu kejujuran penyajian diukur
dengan perhitungan sebagai berikut:
KL = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 x 100%
Perhitungan diatas sama dengan pendekatan Penman (2001)
tentang pengukuran kualitas laba, dimana kualitas laba diukur
dengan rasio dari arus kas operasi dibagi dengan laba bersih.
Semakin rendah rasio maka semakit tinggi kualitas laba.
61
Table 3.2
Operasionalisasi Variable Penelitian
No Variable Jenis
Variable
Indikator Sakal
Pengukuran
1 Kualitas Laba
Representational
Faithfulness
(penman,2001)
dependen Jumlah arus kas
operasi dibagi laba
bersih
Rasio
2 Konservatisme
Akuntansi
Givoly dan Hayn
(2000)
independen KNSV=
𝐿+𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖−𝐴𝐾𝑂
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙x
(-1)
Rasio
3 Komite audit
(Oktadella dan
zulaikha, 2011)
Independen Jumlah anggota
komite audit
Rasio
4 Komisaris
independen (roziana
et al, 2013)
Independen Jumlah komisaris
independen
Rasio
62
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010 sampai 2014. Pemilihan sektor real estate dan property
dilakukan karna hingga saat ini prospek bisnis property pada tahun
2015 menurut ketua Real Estate Indonesia (REI), Eddy Hussy terkait
dengan perumahan akan menggeliat. Pada jenis property residen
apartment bertumbuh semakin cepat karna gaya hidup (life style)
masyarakat. Sedangkan bisnis perkantoran semakin berkembang, dan
menaikkan permintaan dan pengembangan gedung kawasan
perkantoran.
Bursa Efek Indonesia dipilih sebagai populasi penelitian karna
BEI merupakan Bursa Efek yang terbesar dan representative di
Indonesia. Tahun penelitian pada penelitian ini adalah tahun 2010-
2014 periode penelitian selama lima tahun. Sehingga peneliti dapat
mengamati dan menganalisis perkembangan perusahaan tersebut
apakah selama lima tahun kondisi perusahaan tersebut berubah atau
tidak.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari
annual report dan laporan keuangan tahunan yaitu tahun 2010, 2011,
63
2012, 2013, 2014 dari sumber resmi situs bursa efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id
Pemilihan sampel dari populasi pada penelitian ini menggunakan
tekhnik purposive sampling, yaitu proses pemilihan sampel
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria seleksi sampel dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1
Tahapan seleksi sampel dengan kriteria
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan real estate dan property yang listing
di BEI periode 2010-2014
31
2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan annual
report dan laporan keuangan secara lengkap
13
3 Jumlah perusahaan sampel 18
4 Tahun pengamatan 5
5 Total sampel selama periode penelitian 90
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat jumlah perusahaan real
estate dan property yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2010-2014 adalah sebanyak 31 perusahaan. Dari 31
perusahaan tersebut terdapat 13 perusahaan yang tidak mencantumkan
secara lengkap informasi yang ada pada annual report dan laporan
keuangannya. Sehingga populasi yang digunakan pada perusahaan real
estate dan property ini sebanyak 18 perusahaan dan tahun
64
pengamatannya adalah 5 tahun sehingga jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 90 pengamatan.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Pada penelitian ini pemilihan sampel menggunakan teknik
purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan. Sampel dipilih dari perusahaan real estate dan property
yang menyajikan data yang dibutuhkan sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan pada setiap variabel penelitian ini. Sampel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.2
Sampel Penelitian
No Stock Nama Perusahaan
1 ADHI Adhi Karya Tbk
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
5 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk
6 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
7 BKSL Sentul City Tbk
8 COWL Cowell Development Tbk
65
Tabel 4.2 lanjutan
No Stock Nama Perusahaan
9 CTRA Ciputra Development Tbk
10 CTRP Ciputra Property Tbk
11 CTRS Ciputra Surya Tbk
12 DART Duta Anggada Realty Tbk
13 DGIK Nusa Kontruksi Enginering
14 DILD Intiland Development Tbk
15 DUTI Duta Pertiwi Tbk
16 ELTY Bakrieland Development Tbk
17 GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk
18 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
19 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
20 KPIG Global Land and Development Tbk
21 LPCK Lippo Cikarang Tbk
22 LPKR Lippo Karawaci Tbk
23 MDLN Modernland Realty Tbk
24 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
25 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk
26 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk
27 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
28 SMRA Summarecon Agung Tbk
29 SSIA Surya Semesta Indonesia Tbk
30 TOTL Total Bangun Persada
31 WIKA Wijaya Karya tbk
Sumber: Data Sekunder Diolah
B. Hasil Uji Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda (multiple regression analysis). Bertujuan untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variable independen
proporsi konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, good corporate
governance (perspektif komisaris independen dan komite audit) terhadap
variable dependen yaitu kualitas laba.
66
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data yang
dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar
deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi proporsi konservatisme akuntansi,
kepemilikan manajerial, good corporate governance (perspektif komisaris
independen dan komite audit) sebagai variabel independen, dan variabel
dependen kualitas laba. Variabel tersebut akan diuji secara statistik
deskriptif dengan menggunakan program SPSS 21 seperti yang dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KONS 90 -.19 .19 .0038 .06927
KA 90 2.00 3.00 2.9889 .10541
KI 90 1.00 4.00 2.0111 .84127
LN_KL 90 -3.77 4.46 -.0160 1.36550
Valid N
(listwise)
90
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas, diperoleh sebanyak 90
data (N) yang berasal dari perkalian antara jumlah perusahaan sampel (18
67
perusahaan) dengan jumlah tahun penelitian (5 tahun) dari tahun 2010-
2014.
Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif dari masing-masing
variabel penelitian. Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis menggunakan
statistik deskriptif terhadap variabel proporsi konservatisme akuntansi
(KONS) menunjukkan nilai minimum sebesar -0.19 nilai maksimum
sebesar 0.19 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.0038 dan standar
deviasinya sebesar 0.06927.
Hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel
proporsi Komite Audit (KA) menunjukkan nilai minimum sebesar 2.00
nilai maksimum sebesar 3.00 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 2.9889
dan standar deviasinya sebesar 0.10541.
Hasil analisis menggunakan statistic deskriptif terhadap variabel
proporsi Komisaris Independen (KI) menunjukkan nilai minimum sebesar
1.00 nilai maksimum sebesar 4.00 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
2.0111 dan standar deviasinya sebesar 0.84127.
Hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel
proporsi Kualitas Laba (KL) menunjukkan nilai minimum sebesar -3.77
nilai maksimum sebesar 4.46 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar -0.0160
dan standar deviasinya sebesar 1.36550.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen.
68
a. Hasil Uji Multikoliniaritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas, maka
dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antara variabel
independen. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji
multikolinieritas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
menunjukkan nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai VIF disekitar
angka satu (1) untuk setiap variable. Hasil perhitungan toleransi
menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constan
t)
1.153 2.589 .445 .657
KONS 14.84
7
1.343 .753 11.05
7
.000 .945 1.058
KA -.282 .861 -.022 -.328 .744 .992 1.008
KI -.191 .110 -.117 -1.730 .087 .952 1.050
a. Dependent Variable: LN_KL
Sumber: Data sekunder yang diolah
69
tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antara
variable independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil VIF juga
menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada satu variabel independen
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model persamaan
regresi tidak terdapat problem multikolonieritas dan dapat digunakan
dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis regresi
untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson.
Durbin-Watson hanya dilakukan untuk autokorelasi tingkat
satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variable lag
antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: tidak ada autokorelasi (r=0)
HA: ada autokorelasi (r≠0)
70
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi:
Tabel 4.5
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du
Tidak ada autokorelasi Negatif Tolak 4-du<d<4
Tidak ada autokorelasi Negatif No decision 4-du≤d≤4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau
Negatif
Tidak
ditolak
Du<d<4-du
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .789a .623 .610 .85293 2.109
a. Predictors: (Constant), KI, KA, KONS
b. Dependent Variable: LN_KL
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasrakan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 2.109, nilai ini akan
kita bandingkan dengan nilai tabel dan menggunakan nilai
signifikansi 5% , jumlah sampel 90 dan jumlah variable 3 (k=3)
maka di tabel durbin watson akan didapatkan nilai batas atas (du)
71
1.587 dengan variabel independen 3. Oleh karena nilai durbin
Watson DW sebesar 2.109 lebih besar dari batas atas (du) dan
kurang dari 4-1.587 (4-du). Maka disimpulkan bahwa kita tidak
bias menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi
positif atau negatif, karena nilai du<d<4-du yaitu 1.587 < 2.109 <
2.413 Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif
atau negative.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
teknik Uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati,2003)
dengan persamaan regresi |Ut|=α+βXt+vt
Jika variable independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
72
Gambar 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil output tampilan SPSS pada tabel diatas dengan jelas
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai
absolute Ut (AbsUt). Hal ini dilihat dari probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
mendeteksi normalitas data, penelitian ini menggunakan analisi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.465 1.864 -.249 .804
KONS 1.460 .966 .164 1.510 .135
KA .378 .620 .065 .610 .543
KI -.053 .079 -.072 -.665 .508
a. Dependent Variable: absRES
73
one sample Kolmogorov-Smirnov test. Caranya adalah dengan
menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
Hipotesis Nol (H0) : Data terdistribusi secara normal
Hipotesis Alternatif: Data tidak terdistribusi secara normal
Tabel 4.8
Hajil Uji Normalitas
Dari tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.952 dengan probabilitas
signifikansi 0.325 jauh diatas α=0.05 hal ini berarti H0 diterima,
data terdistribusi secara normal.
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
analysis), yaitu dilakukan dengan uji determinasi, uji t, dan uji f.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .83809441
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .097
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .952
Asymp. Sig. (2-tailed) .325
a.Test distribution is Normal.
b.Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah
74
a. Uji Determinasi
Uji koefesien determinasi (R²) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefesien determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai R²
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen terbatas.nilai yang mendekati satu
berarti variabel independen hampir memberikan semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen tersebut.
Hasil uji koefesien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefesien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .789a .623 .610 .85293
a. Predictors: (Constant), KI, KA, KONS
b. Dependent Variable: LN_KL
Sumber: Data sekunder yang diolah
Pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa nilai koefesien
determinasi (adjusted R Square) sebesar 0.610, nilai ini berarti
61% variabel kualitas laba dapat dijelaskan oleh variable
konservatisme akuntansi, proporsi komite audit dan komisaris
independen. Sedangkan sisanya yaitu (100% - 60% = 40%)
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan
dalam penelitian ini. Seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan
investasi dan lain-lain.
75
b. Uji F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/
variabel terikat. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji
statistic F.
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data sekunder yang diolah
Secara keseluruhan hasil analisis regresi dapat dilihat pada
tabel 4.10 yang menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai
sebesar 47.370 dengan tingkat signifikan 0.000. karena tingkat
signifikansinya dibawah 0.05 maka konservatisme akuntansi,
kepemilikan manajerial, proporsi komite audit dan komisaris
independen secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas laba perusahaan. Berarti dalam
hal ini variabel-variabel tersebut dapat dijadikan sebagai pengukur
kualitas laba.
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 103.384 3 34.461 47.370 .000b
Residual 62.565 86 .727
Total 165.948 89
a. Dependent Variable: LN_KL
b. Predictors: (Constant), KI, KA, KONS
76
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafiza
Aishah Hasyim (2007) tentang Corporate Governance, Ownership
Structure and Earning Quality: Malaysian Evidence yang mana
pada studi ini menemukan hubungan yang signifikan positif antara
proporsi anggota keluarga dan pendapatan kualitas yang
menunjukkan bahwa kepemilikan saham terkonsentrasi dalam
kepemilikan keluarga memiliki insentif untuk mengurangi biaya
agensi melalui penyelarasan yang lebih baik dari pemegang saham
dan kepentingan manajerial. Penelitian ini menemukan bukti
signifikan positif pada hubungan antara kepemilikan institusional
dan kualitas laba . Kepemilikan saham terkonsentrasi oleh investor
institusi memberikan insentif untuk memantau rajin karena mereka
memiliki sumber daya , keahlian dan insentif kuat untuk secara
aktif memantau tindakan manajemen dan meningkatkan laba yang
dilaporkan keuangan. Begitu pula pada penelitian Putu Tuwentina
dan Dewa Gede Wirama (2014), Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh positif pada kualitas
laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan
konservatisme akuntansi berpengaruh positif pada kualitas laba.
Perusahaan yang menerapkan konservatisme akuntansi
mendapatkan respon yang positif dari investor berdasarkan laba
yang disajikan.
77
c. Uji t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi
0.05. Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Tabel 4.11 diatas menunjukkan hasil uji statistik t antara
variabel independen dengan variabel dependen. Variabel konstan
konservatisme akuntansi memiliki nilai t hitung sebesar 11.057
dengan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05 nilai beta
14.847. Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel konservatisme
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba. Berarti H1
diterima. Artinya, penerapan konservatisme akuntansi pada sebuah
perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kualitas laba yang
dihasilkan. Perusahaan yang menerapkan konservatisme akuntansi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.153 2.589 .445 .657
KONS 14.847 1.343 .753 11.057 .000
KA -.282 .861 -.022 -.328 .744
KI -.191 .110 -.117 -1.730 .087
a. Dependent Variable: LN_KL
78
mendapatkan respon yang positif dari investor berdasarkan laba
yang disajikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putu
Tuwentina dan Dewa Gede Wirama yang melakukan penelitian
terhadap perusahaan yang listing di BEI dan masuk pemeringkat
Corporate Governance Perseption Index (CGPI) yang pada
penelitiannya konservatisme akuntansi berpengaruh positif
terhadap kualitas laba.
Hasil pengujian variabel jumlah komite audit mempunyai t
hitung -.328 angka signifikan sebesar 0.744 lebih besar dari 0.05
dengan demikian H2 ditolak. Proporsi komite audit tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba. Hal ini
bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya Soleh Agus, 2012
yaitu komite audit sebagai salah satu perspektif dari good
corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas laba. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Erna
Hadian Ningsih, 2013 yang pada hasil penelitiannya mengatakan
bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas laba.
Hasil pengujian variabel jumlah komisaris independen
menunjukkan nilai t hitung sebesar -1.730 angka signifikan
menunjukkan nilai 0.087 lebih besar dari 0.05 dengan demikian H3
ditolak. Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas laba. Hal ini bertolak belakang dengan
79
penelitian sebelumnya Pedi Riswandi, 2013 yaitu komisaris
independen sebagai salah satu perspektif dari good corporate
governance berpengaruh secara positif terhadap kualitas laba.
Komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas laba. H3 ditolak komisaris independen
berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Nilai beta menunjukkan
-0.191 maka komisaris independen berpengaruh secara negative
terhadap kualitas laba. Tentu saja penelitian ini bertolak belakang
terhadap penelitian yang dilakukan oleh Pedi Riswandi.
Berdasarkan hasil uji t diatas dapat diketahui bahwa variabel
independen yang paling dominan terhadap variabel dependen atau
variabel kualitas laba adalah variabel konservatisme akuntansi.
Hasil pengujian variabel konservatisme akuntansi menunjukkan
angka signifikan yaitu 0.000 lebih kecil dari 0.05. nilai beta yang
dihasilkan 14.847. hal ini menunjukkan bahwa konservatisme
akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putu
Tuwentina dan Dewa Gede Wirama yang melakukan penelitian
terhadap perusahaan yang listing di BEI dan masuk pemeringkat
Corporate Governance Perseption Index (CGPI) yang pada
penelitiannya konservatisme akuntansi berpengaruh positif
terhadap kualitas laba.
80
Pada persamaan regresi diatas dapat diartikan bahwa nilai
konstanta sebesar 1.153, menunjukkan jika variabel independen
dianggap tidak ada maka peningkatan konservatisme akuntansi
bernilai sebesar 1.153. Koefisien regresi untuk variabel
konservatisme akuntansi menunjukkan 14.847, menunjukkan
bahwa setiap adanya perubahan 1 tingkat konservatisme akuntansi
maka dapat menambah variabel kualitas laba sebesar 14.847.
Koefisien regresi untuk variabel komite audit menunjukkan -0.282,
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 tahun jumlah
komite audit maka dapat menurunkan variabel kualitas laba sebesar
0.282. Koefisien regresi untuk variabel komisaris independen
menunjukkan -0.191, menunjukkan bahwa setiap adanya
perubahan 1 tahun jumlah komisaris independen maka dapat
menurunkan variabel kualitas laba sebesar 0.191
Y= 1.153 + 14.847X1 - 0.282X2 - 0.191X3
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Konservatisme
Akuntansi dan Good Corporate Governance (Komite Audit dan Komisaris
Independen) terhadap kualitas laba pada perusahaan real estate dan
property yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan yaitu sebanyak 90 sampel
perusahaan dengan menggunakan model regresi berganda dan tekhnik
purposive sampling dalam pengumpulan data. Telah dilaksanakan
pengujian dengan kesimpulan penelitian yang dirangkum sebagai berikut:
1. Konservatisme berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba.
Artinya, penerapan konservatisme akuntansi pada sebuah perusahaan
mempunyai pengaruh terhadap kualitas laba yang dihasilkan. Berarti
perusahaan yang menerapkan konservatisme akuntansi mendapatkan
respon yang positif dari investor berdasarkan laba yang disajikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putu Tuwentina dan
Dewa Gede Wirama yang melakukan penelitian terhadap perusahaan
yang listing di BEI dan masuk pemeringkat Corporate Governance
Perseption Index (CGPI) yang pada penelitiannya konservatisme
akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laba.
82
2. Proporsi komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas laba. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya
Soleh Agus, 2012 yaitu komite audit sebagai salah satu perspektif dari
good corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas laba. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Erna
Hadian Ningsih, 2013 yang pada hasil penelitiannya mengatakan
bahwa komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas laba.
3. Komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas laba. Nilai beta menunjukkan -0.191 maka komisaris
independen berpengaruh secara negative terhadap kualitas laba. Tentu
saja penelitian ini bertolak belakang terhadap penelitian yang
dilakukan oleh Pedi Riswandi yaitu pada penelitiannya mengatakan
komisaris independen berpengaruh positif terhadap kualitas laba.
4. Variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependen
atau variabel kualitas laba adalah variabel konservatisme akuntansi.
Hasil pengujian variabel konservatisme akuntansi menunjukkan angka
signifikan yaitu 0.000 lebih kecil dari 0.05.
83
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
calon investor maupun pengguna laporan keuangan untuk menggunakan
atau mengambil keputusan akuntansi dengan melihat laba yang terterta
pada laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Selanjutnya hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh
konservatisme akuntansi, komite audit, komisaris independen terhadap
kualitas laba.
Penelitian ini masih jauh dari sempurna yang mana tentunya masih
memiliki keterbatasan-keterbatasan yaitu:
1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini terbatas yaitu hanya satu
sektor perusahaan saja real estate dan property yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sehingga tidak dapat mencakup semua hasil
temuan untuk seluruh perusahaan publik di Indonesia. Diharapkan
untuk peneliti yang akan datang dapat menggunakan seluruh
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia agar jumlah sampel
yang dihasilkan lebih banyak sehingga memberikan tingkat
generalisasi lebih tinggi dalam menganalisis pengaruh konservatisme
akuntansi dan good corporate governance terhadap kualitas laba.
2. Penelitian ini hanya menggunakan dua komponen dari good
corporate governance yaitu komite audit dan komisaris independen.
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menambahkan komponen
84
lain pada good corporate governance seperti kepemilikan
manajerial,sekretaris perusahaan dan sebagainya.
Dengan adanya keterbatasan pada penelitian ini diharapkan bagi
peneliti selanjutnya agar dapat menjadikan keterbatasan-keterbatasan pada
penelitian ini sebagai pertimbangan dan gambaran untuk penelitian yang
lebih baik di masa akan datang.
.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, A. S., dan Duellman, S. (2007). Accounting conservatism and
board of director characteristics: An empirical analysis. Journal of
Accounting and Economics, 43(2-3), 411-437.
Almilia, Luciana Spica. 2004. Pengujian Size Hypothesis dan Debt/Equity
Hypothesis yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisme Laporan
Keuangan Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.27.
Andre, Paul and Filip, Andre et al. 2013. Impact of Mandatory IFRS
Adoption on Conditional Conservatism in Europe. Research Center
ESSEC Working Paper 1311.
Ananto, dan Rangga Putra.2011 Pengaruh Konservatisme Akuntansi
terhadap Kualitas Laba Akrual dengan Good Corporate Governance
sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. USU International Respository
Student Papers Accountancy.
Anggraini, Fivi dan Trisnawati Ira. 2008. Pengaruh Earnings Management
Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 10
(1): 23-36
Band, David. 1992. Corporate Governance: Why Agency Theory is Bot
Enough. European Management Journal. 10 (4).
Basu, S. 1997. The Consevatism Principle and the Asymmetric Timeliness
of Earnings. Journal of Accounting and Economics 24: 3-37
Belkoui, Ahmed Riahi. 2007. Teori Akuntansi, Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat.
Dr.Prasetya Irawan, M.Sc. Logika dan Prosedur Penelitian. STIA-LAN
Press.
Givoly, D. and Hayn. 2000. The Changing Time Properties of Earning,
Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More
Conservative?. Journal Of Accounting & Economics 29, 287-320.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS”. Edisi Ke-Lima, Universitas Diponegoro Semarang, 2011.
Gul, Ferdinand A, dan Bin Srinindhi et al. 2002. The Asian Financial
Crisis, Accounting Conservatism and Audit Fees: Evidence From
Hong Kong. Working Paper.
Handojo, Irwanto.2012. Sekelumit Konservatisme Akuntansi. Media. 1-12
Hafiza, S Susela Devi, PhD. 2007. Corporate Governance, Ownership
Structure and Earning Quality: Malaysian Evidence
Haniati, dan Fitriany. 2010. Pengaruh Konservatisme terhadap Asimetri
Informasi dengan Menggunakan Beberapa Model Pengukuran
Konservatisme. SNA XII Purwokerto.
Hellman, Niclas. 2007. Accounting Conservatism Under IFRS. Diakses 13
Juni 2015 dari www.google.com.
Indrawati, Novita dan Yulianti, Lilla. 2010. Mekanisme Corporate
Governance dan Kualitas Laba. Pekbis Jurnal, 2(2), hal,:283-291.
86
Iqbal Hasan.Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara
Jensen, Michael and Meckeling, William H. 1976 Theory of the Firm:
Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure. Jurnal
of Finance and Economic.3(4) Hal:305-360
Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap
Hubungan antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme
Akuntansi. Naskah Publikasi penelitian Keilmuan FE-UMM.
Khairina, Najwa. 2009. Analisis Eksistensi Konservatisme Akuntansi serta
Faktor-faktor yang Mempegaruhinya pada Industri Manufaktur
Indonesia. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Moh. Nazir. Metode Penelitian. Bogor:Gahlia Indonesia.
Nurkhin, Ahmad. “Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya
terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”.
TESIS. Universitas Diponegoro, 2009.
Penman, S.H., and Zhang, X.J 1999 Accounting Conversatism, The
Quality of earning, and Stock Return.The Accounting Review.
Robertus, Effendie, Joni Budiarjo. 2014. The Influence of Good Corporate
Governance, Ownership Structure and The Bank Size to The Best
Performance and Companie Value in Banking Industry Indonesia:
Europan Journal of Bisnis and Management. Vol 6, No 24,2014.
Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Perusahaan di
Indonesia dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. SNA XII :
Ikatan Akuntansi Indonesia.
Scott, William R 2012. Financial Accounting Theory.Sixth Edition.
Pearson: Canada.
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Bisnis.Bandung:Alfabeta.
Tuwentina, Putu. 2014. Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Good
Corporate Governance pada Kualitas Laba. Skripsi Sarjana Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Udayana Denpasar.
Watts, Ross L. 2002. Conservatism in Accounting. The Bradley Policy
Research center Financial Research and Policy Working Paper, no.
FR:02-21.
www.idx.co.id. Diakses pada bulan Juni, 2015.
http://www.bumn.go.id/22289/publikasi/berita/manajemen-lama-kimia-
farma-dipastikan-terlibat-kasus/ Diakses 21 oktober, 2015.
87
Lampiran 1
Data Sampel Penelitian
88
Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-1014 (Kriteria I)
No Stock NAMA PERUSAHAAN
1 ADHI Adhi Karya Tbk
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
5 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk
6 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
7 BKSL Sentul City Tbk
8 COWL Cowell Development Tbk
9 CTRA Ciputra Development Tbk
10 CTRP Ciputra Property Tbk
11 CTRS Ciputra Surya Tbk
12 DART Duta Anggada Realty Tbk
13 DGIK Nusa Kontruksi Enginering
14 DILD Intiland Development Tbk
15 DUTI Duta Pertiwi Tbk
16 ELTY Bakrieland Development Tbk
17 GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk
18 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
19 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
20 KPIG Global Land and Development Tbk
21 LPCK Lippo Cikarang Tbk
22 LPKR Lippo Karawaci Tbk
23 MDLN Modernland Realty Tbk
24 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
25 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk
26 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk
27 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
28 SMRA Summarecon Agung Tbk
29 SSIA Surya Semesta Indonesia Tbk
30 TOTL Total Bangun Persada
31 WIKA Wijaya Karya tbk
89
Tahapan seleksi sampel dengan kriteria
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan real estate dan property yang listing di BEI
periode 2010-2014
31
2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan annual report
dan laporan keuangan secara lengkap
13
3 Jumlah perusahaan sampel 18
4 Tahun pengamatan 5
5 Total sampel selama periode penelitian 90
Daftar Nama Perusahaan Real Estate dan Property yang
tereliminasi
No Stock Nama Perusahaan
1 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
2 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk
3 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
4 BKSL Sentul City Tbk
5 DILD Intiland Development Tbk
6 GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk
7 LPKR Lippo Karawaci Tbk
8 MDLN Modernland Realty Tbk
9 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk
10 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk
11 SMRA Summarecon Agung Tbk
12 TOTL Total Bangun Persada
13 WIKA Wijaya Karya tbk
90
Daftar Nama Perusahan Real Estate dan property yang menjadi
sampel
No Stock NAMA PERUSAHAAN
1 ADHI Adhi Karya Tbk
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk
3 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
4 COWL Cowell Development Tbk
5 CTRA Ciputra Development Tbk
6 CTRP Ciputra Property Tbk
7 CTRS Ciputra Surya Tbk
8 DART Duta Anggada Realty Tbk
9 DGIK Nusa Kontruksi Enginering
10 DUTI Duta Pertiwi Tbk
11 ELTY Bakrieland Development Tbk
12 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
13 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
14 KPIG Global Land and Development Tbk
15 LPCK Lippo Cikarang Tbk
16 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
17 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
18 SSIA Surya Semesta Indonesia Tbk
91
Lampiran II
Hasil Analisis Data Sampel
92
Hasil Analisis Data Sampel
STOCK TAHUN KONS KA KI KL
ADHI 2010 -0.03 3 2 0.16
ADHI 2011 0.05 3 2 2.84
ADHI 2012 0 3 2 1.13
ADHI 2013 0.02 3 2 1.4
ADHI 2014 0.06 2 2 2.99
ASRI 2010 0.11 3 2 2.74
ASRI 2011 0.13 3 2 2.35
ASRI 2012 0.07 3 2 1.67
ASRI 2013 0.1 3 2 2.63
ASRI 2014 -0.04 3 2 0.55
BCIP 2010 -0.02 3 1 0.97
BCIP 2011 0.13 3 1 15.79
BCIP 2012 -0.02 3 1 0.85
BCIP 2013 0.18 3 1 4.29
BCIP 2014 -0.04 3 1 0.5
COWL 2010 -0.01 3 2 1.3
COWL 2011 0.17 3 2 3.01
COWL 2012 0.01 3 2 1.26
COWL 2013 -0.03 3 2 0.24
COWL 2014 -0.04 3 2 0.33
CTRA 2010 -0.02 3 2 0.98
CTRA 2011 0.03 3 2 1.78
CTRA 2012 0.05 3 2 2.03
CTRA 2013 0.08 3 2 2.15
CTRA 2014 0.03 3 2 1.42
CTRP 2010 -0.04 3 2 1.01
CTRP 2011 -0.02 3 2 1.7
CTRP 2012 -0.01 3 2 1.49
CTRP 2013 0.01 3 2 1.15
CTRP 2014 0.01 3 2 1.37
CTRS 2010 -0.04 3 2 0.53
CTRS 2011 0.02 3 2 1.35
CTRS 2012 0.08 3 2 2.31
CTRS 2013 0.03 3 2 1.47
CTRS 2014 -0.1 3 2 0.06
DART 2010 -0.02 3 1 2.26
DART 2011 -0.02 3 1 0.53
DART 2012 -0.04 3 1 0.5
93
DART 2013 -0.02 3 1 0.59
DART 2014 -0.02 3 1 0.75
DGIK 2010 0.13 3 1 5.03
DGIK 2011 0.11 3 1 24.67
DGIK 2012 -0.04 3 1 0.25
DGIK 2013 0 3 1 1.9
DGIK 2014 -0.02 3 1 0.97
DUTI 2010 0 3 3 1.05
DUTI 2011 -0.01 3 3 0.88
DUTI 2012 0 3 3 1
DUTI 2013 -0.07 3 3 0.34
DUTI 2014 -0.06 3 3 0.38
ELTY 2010 0.11 3 2 12.36
ELTY 2011 0.07 3 2 86.7
ELTY 2012 -0.04 3 2 0.64
ELTY 2013 0.01 3 2 1.33
ELTY 2014 -0.02 3 2 0.33
GPRA 2010 -0.02 3 2 0.97
GPRA 2011 -0.03 3 2 0.21
GPRA 2012 -0.01 3 2 0.72
GPRA 2013 -0.08 3 2 0.2
GPRA 2014 -0.03 3 2 0.82
KIJA 2010 0 3 1 1.63
KIJA 2011 0.02 3 1 1.42
KIJA 2012 0.03 3 1 1.72
KIJA 2013 0.09 3 1 9.05
KIJA 2014 -0.03 3 1 0.74
KPIG 2010 -0.08 3 2 0.08
KPIG 2011 -0.02 3 2 0.38
KPIG 2012 -0.03 3 2 0.67
KPIG 2013 -0.04 3 2 0.11
KPIG 2014 -0.04 3 2 0.29
LPCK 2010 0.11 3 3 3.8
LPCK 2011 0.19 3 3 2.14
LPCK 2012 -0.06 3 3 0.5
LPCK 2013 -0.15 3 4 0.02
LPCK 2014 -0.19 3 3 0.04
OMRE 2010 0.02 3 3 1.13
OMRE 2011 -0.09 3 3 0.41
OMRE 2012 -0.03 3 3 0.82
OMRE 2013 -0.02 3 3 1.12
94
OMRE 2014 -0.14 3 3 0.09
SMDM 2010 0.01 3 1 20
SMDM 2011 -0.01 3 1 0.05
SMDM 2012 -0.01 3 1 0.8
SMDM 2013 0.03 3 1 3.56
SMDM 2014 0.03 3 1 3.43
SSIA 2010 -0.03 3 4 0.81
SSIA 2011 0.09 3 4 2.13
SSIA 2012 0.09 3 4 1.67
SSIA 2013 -0.07 3 4 0.59
SSIA 2014 -0.09 3 4 0.16
95
Lampiran III
Output Hasil Pengujian Data
96
Hasil Uji Linear Berganda
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KONS 90 -.19 .19 .0038 .06927
KA 90 2.00 3.00 2.9889 .10541
KI 90 1.00 4.00 2.0111 .84127
LN_KL 90 -3.77 4.46 -.0160 1.36550
Valid N (listwise) 90
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .83809441
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .097
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .952
Asymp. Sig. (2-tailed) .325
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 KI, KA, KONSb . Enter
a. Dependent Variable: absRES
b. All requested variables entered.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.465 1.864 -.249 .804
KONS 1.460 .966 .164 1.510 .135
KA .378 .620 .065 .610 .543
KI -.053 .079 -.072 -.665 .508
a. Dependent Variable: absRES
97
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value .2342 .8813 .5653 .12264 90
Residual -.65451 2.90244 .00000 .60348 90
Std. Predicted Value -2.700 2.577 .000 1.000 90
Std. Residual -1.066 4.728 .000 .983 90
a. Dependent Variable: absRES
Variables Entered/Removeda
Mod
el
Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 KI, KA, KONSb . Enter
a. Dependent Variable: LN_KL
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Mod
el
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .789a .623 .610 .85293 2.109
a. Predictors: (Constant), KI, KA, KONS
b. Dependent Variable: LN_KL
98
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 103.384 3 34.461 47.370 .000b
Residual 62.565 86 .727
Total 165.948 89
a. Dependent Variable: LN_KL
b. Predictors: (Constant), KI, KA, KONS
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig
.
Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleran
ce
VIF
1
(Constant) 1.153 2.589 .445 .65
7
KONS 14.847 1.343 .753 11.057 .00
0
.945 1.058
KA -.282 .861 -.022 -.328 .74
4
.992 1.008
KI -.191 .110 -.117 -1.730 .08
7
.952 1.050
a. Dependent Variable: LN_KL
Coefficient Correlationsa
Model KI KA KONS
1
Correlations
KI 1.000 .018 .219
KA .018 1.000 .088
KONS .219 .088 1.000
Covariances
KI .012 .002 .032
KA .002 .741 .102
KONS .032 .102 1.803
a. Dependent Variable: LN_KL
99
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalu
e
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) KONS KA KI
1
1 2.898 1.000 .00 .00 .00 .02
2 1.004 1.699 .00 .93 .00 .00
3 .097 5.480 .00 .06 .00 .98
4 .001 69.077 1.00 .01 1.00 .00
a. Dependent Variable: LN_KL
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual LN_KL Predicted Value Residual
52 4.172 4.46 .9038 3.55863
81 3.144 3.00 .3138 2.68185
82 -3.390 -2.99 -.1021 -2.89175
a. Dependent Variable: LN_KL
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -3.0873 2.8026 -.0160 1.07778 90
Std. Predicted Value -2.850 2.615 .000 1.000 90
Standard Error of Predicted
Value
.090 .853 .155 .091 90
Adjusted Predicted Value -3.0778 2.9367 -.0233 1.08709 89
Residual -2.89175 3.55863 .00000 .83844 90
Std. Residual -3.390 4.172 .000 .983 90
Stud. Residual -3.444 4.217 -.003 1.003 90
Deleted Residual -2.98335 3.63460 -.00518 .87765 89
Stud. Deleted Residual -3.687 4.707 .000 1.052 89
Mahal. Distance .011 88.011 2.967 9.357 90
Cook's Distance .000 .169 .010 .026 89
Centered Leverage Value .000 .989 .033 .105 90
a. Dependent Variable: LN_KL
ANOVAa
100
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 103.384 3 34.461 47.370 .000b
Residual 62.565 86 .727
Total 165.948 89
a. Dependent Variable: LN_KL
b. Predictors: (Constant), KI, KA, KONS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.153 2.589 .445 .657
KONS 14.847 1.343 .753 11.057 .000
KA -.282 .861 -.022 -.328 .744
KI -.191 .110 -.117 -1.730 .087
a. Dependent Variable: LN_KL