PENGARUH KOMUNIKASI DAN ETIKA KERJA ISLAM...
Transcript of PENGARUH KOMUNIKASI DAN ETIKA KERJA ISLAM...
PENGARUH KOMUNIKASI DAN ETIKA KERJA ISLAM
TERHADAP KINERJA KARYAWAN KJKS BMT FASTABIQ
PATI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Ekonomi Islam r
Oleh:
MOH. NUR FAQIH 072411071
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2011
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil maupun besar. Organisasisendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Salah satu jalan untuk mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi. Dan tidak lupa manusia adalah mahluk Allah yang paling mulia. Untuk membedakan dengan makhluk lainnya, manusia dikaruniai akal dan hati nurani yang mempunyai kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Di samping itu, Allah juga mengaruniakan kepada manusia suatu pedoman etika moral yang lengkap dalam bentuk Al-Qur’an, Manusia diperintahkan untuk berperilaku sesuai dengan etika moral, guideline (petunjuk) yang ada di dalam Al-Qur’an. Termasuk di dalam bisnis pun juga harus memperhatikan etika sesuai dengan Syari’at Islam. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Komunikasi dan Etika Kerja Islam memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. . Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana pengaruh Komunikasi dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan BMT Fastabiq Pati.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif di mana terdapat dua variabel yaitu Komunikasi dan Etika Kerja Islam sebagai variabel bebas (independent) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent), dengan mengguanakan sumber data di antaranya data primer, sekunder, populasi dan sampel. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, menyebar angket (kuesioner) kepada sejumlah responden dan dokumentasi data atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku dan sebagainya. Serta menggunakan alat ukur berupa validitas dan reabilitas untuk melihat kevalidan hasil penelitian dan reliabel dalam Crombach Alpha, selanjutnya mengguanakan metode analisis data dengan menggunakan metode analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial dan simultan, yaitu variabel Komunikasi dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan, dengan menggunakan uji hipotesis berupa uji T yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan, secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat. Uji simulasi (uji F) yaitu digunankan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan, secara simultan mampu menjelaskan variabel terikat. Dan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Dari hasil penelitian tersebut, dilihat secara parsial dengan uji T bahwa Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di BMT Fastabiq Pati dengan nilai t hitung sebesar 4,740, sedangkan variabel Etika Kerja Islam berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung sebesar 4,010. Selanjutnya dalam uji
vi
pengaruh secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa Komunikasi dan Etika Kerja dan Islam berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai F hitung sebesar 26.057. Dan secara koefisien determinan menunjukkan bahwa variasi perubahan variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas Komunikasi dan Etika Kerja Islam sebesar 47,8%. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat bermanfaat kepada semua pihak terutama dalam meningkatkan kinerja karyawan.
vii
viii
MOTTO
Artinya: “karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
( Q.S. Al-insyiroh : 5 – 6 )
ix
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis
persembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibunda tercinta (Muslihun dan Djamirah) yang telah
membesarkanku, atas segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas
untuk kesuksesan putranya.
2. Kakak dan Adikku tercinta Mbak Marfuatus Sa’adah, Mas Ali Hamdan dan
Adikku Ahmad Farohil Umami dan iparku Mbak Nurul dan keponakanku
Bintang dan Nabila, kalian penyemangatku dalam menyelesaikan skripsi dan
menjalani hidup ini.
3. Pak lek dan Bu lek semua (terutama lek Wanto dan lek Sun) yang rajin
memberi wejangan dan nasehat kepada penulis, dan tak henti-hentinya penulis
mengharapakan do’a restu dari panjenengan semua.
4. Kawan-kawan koz BM Aan, Ares, Ashari, Sani, Samin, Saliman, asly, Wakpo,
Sobari, Sodrun, Faiq, Farid, Yayan, Febri dan semua yang telah menemaniku
dalam mengerjakan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas skripsi.
5. Teman-teman Prodi Ekonomi Islam angkatan 2007, khusunya paket EIB ’07
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
6. Sahabat-sahabatku Mbak brooo Mihex, Mbak Rani Gendut, Zainuri, Baihaqi,
Habib, Fajri, Kasan, Ulil, Sa’ad, Alaik, Picus, Pi’ah, Malik, Yuyun, Iza, Firoh,
terima kasih atas dukungan dan do’anya.
7. Almamaterku dan Pengelola Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang.
x
Tak ada yang penulis persembahkan selain kata terima kasih yang
sebesar-besarnya. Skripsi ini merupakan salah satu wujud dari terima kasihku
untuk semuanya.
Kepada semua pihak yang telah bersedia dengan tulus ikhlas
mendo’akan dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, semoga
Allah SWT selalu memberi limpahan rahmat dan hidayah serta kesabaran dan
ketabahan kepada semua dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
xi
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji dan syukur snantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT
yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan maghfiroh-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kehadirat Nabi Agung Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabat dan para pengikut beliau, dengan harapan
semoga kita mendapat syafa’at di hari akhir nanti.
Kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penulisan skripsi
ini, penulis hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tinginya, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Dr. Ali Murtadlo, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur
Fatoni, M.Ag selaku Sekjur Ekonomi Islam.
4. Bapak Drs. H. Djohan Masruhan, M.M selaku Dosen Pembimbing I, serta
Bapak H.Muchamad Fauzi, SE,MM selaku Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap civitas akademika Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang,
para dosen, karyawan beserta staf-stafnya.
xii
6. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membesarkanku, atas segala kasih
sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya.
7. Semua sahabat dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi
ini.
Teriring do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dari
semuanya dengan sebaik-baik balasan. Akhirnya penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Semarang, 20 Desember 2011
Penulis,
Moh. Nur Faqih Nim: 072411071
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING..……………………………........ ii
HALAMAN PENGESAHAN..………………………………………… iii
HALAMAN ABSTRAK………….……………………….……………. iv
HALAMAN DEKLARASI…………..……………………...…………. v
HALAMAN MOTTO…………………………………………………… vi
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR…………………………………... x
HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………...… xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN…..……………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………..……………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………..…………………… 9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian…….………… ..….… 9
1.3.1 Tujuan penelitian…………………….…….….. 9
1.3.2 Manfaat penelitian………………….…….…… 9
1.4 Sistematika Penulisan…………………………..…….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian KJKS dan UJKS…..……………….…… 11
2.2 Kerangka Teori…………….……………………..… 15
xiv
2.2.1 Komunikasi……………….………………….. 15
2.2.2 Etika Kerja Islam …..……………….....….…. 20
2.2.3 Kinerja Karyawan.…......…..………………… 29
2.3 Penelitian Terdahulu..…………………………..….. 31
2.4 Kerangka Berpikir…..………………………......….. 32
2.5 Hipotesa………………......…………………….….. 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data…………………………….. 34
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian……………………. 35
3.3 Metode Pengumpulan Data………………………... 37
3.3.1 Wawancara….…………………...………….. 37
3.3.2 Kuesioner (angket) …..……………………… 38
3.3.3 Observasi…………………………………….. 40
3.3.4 Dokumentasi………….……………………… 40
3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran Data………..... 41
3.4.1 Komunikasi……....………………………….. 41
3.4.2 Etika Kerja Islam……..……………………… 42
3.4.3 Kenerja Karyawan……... …………………… 42
3.5 Teknis Analisis Data…………..………………...…. 43
3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas…..……………… 43
3.5.2 Uji Asumsi Klasik…...………………………. 43
xv
3.5.2.1 Uji Normalitas…..…..……...……….. 44
3.5.2.2 Uji Multikolinieritas….….………….. 44
3.5.2.3 Uji Heteroskidastisitas….….……….. 44
3.5.2.4 Uji Autokorelasi………..….………… 44
3.6 Analisis Regresi Berganda……………..……..……. 45
3.6.1 Uji T……………………….…………….…… 45
3.6.2 Uji F……………………….……………….… 46
3.6.3 Uji Koefisien Determinasi…..……………….. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum dan obyek penelitian….…………… 49
4.2 karakterisiik Responden……….……………………... 54
4.3 Uji Validitas dan Reabilitas……………….………….. 60
4.3.1 Uji Validitas ……..…………………….…….… 60
4.3.2 Uji Reabilitas……….…………….…….……… 62
4.4 Hasil Analisis Data…….………….…………….…… 62
4.4.1 Uji Asumsi Klasik………..……….…………… 62
4.4.1.1 Uji Multikolinieritas…………....……… 63
4.4.1.2 Uji Autokorelasi….….….…..………… 63
4.4.1.3 Uji Heteroskidastisitas………....…….. 65
4.4.1.4 Uji Normalitas………………………... 66
xvi
4.4.2 Analisis data…………………………….…… 67
4.4.2.1 Koofesien Diterminasi……………….. 67
4.4.3 Uji Hipotesa …..…………………….……….. 68
4.4.3.1 Uji F ..………………………...……… 68
4.4.3.2 Uji T ..……………………….……...... 69
4.5 Pembahasan…………….…………………………... 71
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………….…. 77
5.2 Saran-saran…………………………………………... 78
5.3 Penutup……………………………………………… 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga Baitul Maal (Rumah Dana), merupakan Lembaga bisnis dan
sosial yang pertama di bangun oleh Nabi. Lembaga ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan, apa yang dilakukan Rasul itu merupakan proses
penerimaan pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan (expenditure)
secara transparan dan bertujuan seperti apa yang disebut sekarang sebagai
(welfare oriented).
Para ahli Ekonomi Islam dan sarjana Ekonomi Islam sendiri memiliki
sedikit perbedaan penafsiran tentang Baitul Maal ini. Sebagian berpendapat,
bahwa Baitul Maal itu semacam Bank Sentral, seperti yang ada pada saat ini.
Tentunya dengan berbagai kesederhanannya karena keterbatasan yang ada.
Sebagian lagi berpendapat, bahwa Baitul Maal itu semacam menteri keuangan
atau bendahara Negara. Hal ini mengingat fungsinya untuk menyeimbangkan
antara pendapatan dan belanja Negara.
Namun kehadiran lembaga ini membawa pembaharuan yang besar.
Dana-dana umat, baik yang bersumber dari dana sosial dan tidak wajib seperti
sedekah, denda (dam), dan juga dana-dana yang wajib seperti zakat, jizyah
dan lain-lain, dikumpulkan melalui lembaga Baitul Maal dan disalurkan untuk
kepentingan umat.1
1 Ridwan Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil; Yogyakarta: Press, 2004, hal
56.
2
Begitu juga Lembaga keuangan umat BMT Fastabiq yang didirikan
pada tahun 1999. Sekarang, BMT itu telah menjadi sebuah Lembaga
Keuangan yang diperhitungkan. Betapa tidak, dari modal awal Rp 2 juta,
sekarang BMT itu telah mengelola dana sebesar Rp 80 miliar. "BMT Fastabiq
berdiri atas dasar kekuatan umat2.
BMT Fastabiq di kabupaten Pati, yang mengusung visi“Menjadi
Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang Unggul dan Terpercaya”, dan
misi:
- Mengedepankan dan membudayakan transaksi ekonomi sesuai nilai-nilai
syari’ah.
- Menjunjung tinggi akhlakul karimah dalam mengelola amanah umat.
- Mengutamakan kepuasan dalam melayani anggota.
- Menjadi KJKS yang tumbuh dan berkembang secara sehat.
- Meningkatkan kesejahteraan anggota dan melakukan pembinaan kaum
dhuafa.
BMT ini sekarang kian membuktikan diri menjadi Lembaga
Pemberdaya Ekonomi Umat. Salah satunya BMT ini mampu menggeser posisi
rentenir dari kehidupan warga. Kiprah Fastabiq tentu tak lepas dari kisah
berdirinya pada tahun 1998. Di tengah himpitan krisis ekonomi global, 22
orang mengumpulkan modal awal Rp 2 juta. Salah satu pendirinya adalah
Muhammad Sapuan. Beliau menuturkan, lima tahun pertama menjalankan
2 profil-bmt,fastabiq/ bulan juli tanggal25 th 2011
3
kegiatan usaha, para pengurus dan anggota BMT masih berkutat dengan
masalah-masalah internal.
Komitmen awal dan niat baik pendirian BMT untuk pemberdayaan
ekonomi umat, ternyata menjadi penyelamat Fastabiq. BMT Fastabiq
memulai pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah mereka dengan
pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat sekitar. Secara bertahap, Fastabiq
berhasil meraih arus dana masuk dari para tokoh masyarakat di Kecamatan
Pati. Kas masuk inilah yang kemudian dikelola untuk memberikan
pembiayaan kepada para pedagang kecil. Sasaran utama Fastabiq adalah para
pedagang pasar tradisional di Kecamatan Pati. Walaupun tanpa konflik,
Fastabiq sadar, kehadiran mereka di tengah-tengah para pedagang pasar
tradisional mengusik keberadaan para rentenir di sana.
Dengan mengusung visi “Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah
yang Unggul dan Terpercaya”, tadi BMT ini mampu mengukir aset lebih
dari 30 miliar rupiah dalam jangka sepuluh tahun dibawah manajemen M.
Ridwan dan dengan didukung 12 cabang di wilayah Pati. Di samping
perkembangan yang sangat pesat tersebut BMT ini juga dilatarbelakangi oleh
kinerja karyawan yang terus meningkat dari waktu ke waktu yaitu dengan
adanya komunikasi yang berjalan efektif antara pimpinan dan karyawan,
Selain itu BMT Fastabiq juga selalu mengedepankan norma-norma keIslaman
dalam berbagai aspek.
Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang
sukses baik dalam skala kecil maupun besar. Organisasi sendiri tersebut
4
merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan
usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Usaha pencapaian tujuan itu
dapat dilaksanakan melalui koordinasi dan dalam melaksanakan fungsinya
dilakukan melalui proses komunikasi. Komunikasi merupakan kegiatan
terpenting dalam kehidupan manusia karena komunikasi memiliki kemampuan
menjembatani seluruh kepentingan manusia baik individu maupun sebagai
bagian dari komunitasnya. Seluruh interaksi manusia dengan lingkungannya
menggunakan jasa komunikasi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai,
program kerja yang harus dilaksanakan dan keputusan yang harus
dilaksanakan, kesemuanya memiliki hubungan baik antara individu maupun
antar satuan kerja. Dengan kata lain manusia sebagai anggota organisasi yang
mutlak perlu berkomunikasi satu sama lain, jika komunikasi dalam organisasi
berjalan dengan lancar dan baik maka maksud dan tujuan organisasi sangat
mungkin dipahami oleh seluruh anggotanya. Dengan kata lain berkomunikasi
berfungsi sebagai media yang dapat digunakan oleh seluruh anggota
organisasi dalam menyampaikan kegiatan dan program kerjanya. Masing-
masing terhadap pihak lain yang terlibat dengan maksud untuk membentuk
suatu kesepakatan bersama guna mencapai tujuan yang diinginkan.3
Namun berbeda dengan kenyataan yang ada di lapangan berdasarkan
observasi yang peneliti lakukan terhadap sebagian karyawan KJKS BMT
Fastabiq Pati bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam
melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang
3 Karya ilmiah, Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Pusat
Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (P2-PNFI) Regional 1 Bandung. Hal 4
5
disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung
merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya. Dengan
adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan
kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan untuk mengatasi semua
ini adalah dengan saluran komunikasi4.
Karena Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi
antara berbagai subsistem dalam organisasi. Kompetensi komunikasi yang
baik antara pimpinan dan karyawan akan mampu memperoleh dan
mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu
organisasi menjadi semakin baik dan sebaliknya Manusia di dalam
kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk
dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia
sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal
maupun informal.5
Meskipun dengan adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan
karyawan yang berada dalam suatu organisasi, tidak ketinggalan juga dalam
konsep ekonomi Islam6, manusia memiliki peranan penting sebagai pelaku
ekonomi mereka tetap menjadikan prinsip moral dalam sumber hukum sebagai
4 Observasi langsung terhadap beberapa karyawan Bmt, bln juli tgl16-18 5 Muhammad Arni, komunikasi organisasi, Jakarta:PT bumi aksara, hal. 1 6 Skripsi Ahmad Zainuri, Pengaruh Etika Kerja dan Kepemimpinan Islam Terhadap
Kinerja Karyawan di UJKS Kab. Pati.
6
etika bisnis, sebagai basis yang harus dipegang dan dijalankan seseorang atau
kelompok dalam melakukan efektifitasnya.
Karena dalam pandangan Islam manusia adalah mahkluk Allah yang
paling mulia. 7 Untuk membedakan dengan makhluk lainnya, manusia
dikarunia akal dan hati nurani yang mempunyai kemampuan untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Di samping itu, Allah
juga mengaruniakan kepada manusia suatu pedoman etika moral yang lengkap
dalam bentuk Al-Qur’an. Salah satunya adalah sebagai Al-Furqon, dimana di
dalamnya kebaikan dan keburukan bisa dilihat dengan jelas dan transparan.
Manusia diperintahkan untuk berperilaku sesuai dengan etika moral ,
guideline (petunjuk) yang ada di dalam Al-Qur’an.8 Termasuk di dalam bisnis
pun juga harus memperhatikan etika sesuai dengan syari’at Islam.
Tidak seperti pandangan kaum liberalis yang beranggapan bahwa
setiap urusan bisnis tidak dikenal adanya etika sebagai kerangka acuan,
sehingga dalam pandangan mereka kegiatan bisnis adalah amoral9, mereka
menganggap bisnis adalah bisnis tidak ada hubungannya dengan etika 10 ,
interpretasi hukum didalamnya didasarkan pada nilai-nilai standar
kontemporer yang seringkali berbeda-beda, sedangkan dalam masyarakat
7 Abdulloh Abdul Husain At-thoriqi, Ekonomi Islam, prinsip, dasar dan Tujuan,
Yogyakarta: Magistra Insania Press,2004,h.318 8 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta:pustak Al-Kautsar,h. 27 9 Kuat ismanto, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM Dalam Lembaga Keuangan
Syariah, Yogyakarta: pustaka belajar,2009, hal.41. 10 A. Sony Keraf, Etika Bisnis dan Tuntutan Relevansi, Yogyakarta:kanisius,1998, hal.55.
7
Islam nilai-nilai dan standar tersebut dituntun oleh ajaran syari’at dan
kumpulan fatwa fiqih11.
Etika dibutuhkan dalam bekerja ketika manusia mulai menyadari
bahwa kemajuan dalam bidang bisnis telah menyebabkan manusia semakin
tersisih dari nilai-nilai kemanusiaan (humanistik), dalam persaingan bisnis
yang ketat perusahaan yang unggul bukan hanya perusahaan yang memiliki
kriteria bisnis yang baik, melainkan juga perusahaan mempunyai etika bisnis
yang baik.12
Perkembangan yang terjadi di BMT Fastabiq selama tahun 1998-2011
data diperoleh dari kantor pusat BMT Fastabiq
Sumber data: BMT Fastabiq, 2011
11 Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta:pustaka belajar, 2004, hal.5. 12 Redi Panuju, Etika Bisnis Tinjauan Empiris Dan Kiat Mengembangkan Bisnis
Sehat,Jakarta:PT Grasindo,1995, hal.7
8
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa kinerja BMT Fastabiq selalu
mengalami peningkatan. Hal itu digambarkan dari angka grafik yang ada,
yakni mulai tahun pertama pendirian BMT Fastabiq, yang pada awal
berdirinya BMT hanya bermodalkan Rp 3.250.000. Dengan seiring
berjalannya waktu, BMT Fastabiq selalu mengalami peningkatan. Bahkan dari
keterangan grafik di atas jumlah modal, simpanan dan assetnya pun selalu
meningkat. Dengan adanya keterangan di atas maka, dapat peneliti temukan
bahwa kinerja BMT Fastabiq sangat baik.
Dari latar belakang diatas dapat dijelaskan, bahwa dalam peningkatan
kinerja karyawan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor Motivasi, Budaya
organisasi, loyalitas, gaji13. Kinerja juga dipengaruhi faktor-faktor lain yakni
komunikasi dan etika kerja Islam dalam meningkatkan kinerja karyawan
karena dengan komunikasi yang baik antara pemimpin dan karyawan sehingga
menimbulkan suatu kekompakan dalam menjalankan suatu kegiatan yang
dilakukan BMT tersebut, dan tidak ketinggalan pula sistem yang dilaksanakan
oleh BMT tersebut dengan mengedepankan norma-norma syariat yaitu dengan
etika kerja yang Islami, karena dengan etika keja yang baik akan
menimbulkan suatu kemaslahatan, BMT Fastabiq yang merupakan salah satu
bentuk Lembaga Ekonomi berbasis syari’ah di Indonesia memiliki potensi
yang cukup besar dalam menghidupkan dan mengembangkan perekonomian
ummat.
13 Surya Darma, Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar; 2005, hal, 14.
9
Dari uraian diatas penulis ingin mengadakan suatu penelitian tentang
”PENGARUH KOMUNIKASI DAN ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DI KJKS BMT FASTABIQ PATI”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Komunikasi terhadap kinerja karyawan ?
2. Bagaimana pengaruh Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi terhadap
kinerja karyawan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh etika kerja Islam
terhadap kinerja karyawan.
1.3.2 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
bukti empiris tentang pengaruh komunikasi dan etika kerja Islam
terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Fastabiq dan sebagai acuan
yang mungkin dapat digunakan untuk penelitian-penelitian dimasa
yang akan datang.
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian
maka rancangan penulisan sebagai berikut:
10
Bab I: Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
Bab II: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang Kerangka Teori, Penelitian Terdahulu,
Kerangka Berpikir, dan Hipotesis
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang rancangan penelitian yang meliputi Jenis dan
Sumber Data, Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data
dan Metode Analisis Data.
Bab IV: Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang gambaran umum KJKS BMT Fastabiq
gambaran umum responden, persebaran data responden, penyajian
dan penjelasan hasil estimasi data.
Bab V: Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari serangkaian
pembahasan dan saran saran dari penulis.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) dan Unit Jasa Keuangan
Syari’ah (UJKS)
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah unit koperasi yang
kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan
sesuai dengan pola bagi hasil (syariah). Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)
adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi,
simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan
koperasi yang bersangkutan.14
Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah
merupakan realisasi atas keperdulian pemerintah untuk berperan memberikan
payung hukum atas kenyataan yang tumbuh subur dalam masyarakat ekonomi
Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah. Berdasarkan ketentuan yang disebut Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang
pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (Syari’ah).
Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat
digolongkan dalam KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah), mempunyai
14 http://esharianomics.com/esharianomics/koperasi/koperasi-syariah/kjks-dan-ujks/dipos-
kan oleh KPRI KIPAS di 07:33
12
payung Hukum dan legal kegiatan operasionalnya asal saja memenuhi
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.15
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu
yang isinya berintikan bayt al-maal wat-tamwil dengan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain
mendorong kegiatan menabung dan menunjang kegiatan ekonominya.16 BMT
merupakan lembaga ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk mendukung
kegiatan usaha ekonomi rakyat bawah dan kecil, yang dijalankan berdasarkan
syari’at Islam. BMT berintikan dua kegiatan usaha yang mencakup baitul maal
dan baitul tamwil.17
BMT sebagai Baitul Maal (rumah harta) menerima titipan dana zakat,
infak, dan sedekah dan mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan
dan amanahnya. Sedangkan BMT sebagai Baitul Tamwil (rumah
pengembangan harta), melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha
mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. 18 Dengan demikian, selain
menghimpun dana dari masyarakat, melalui investasi/ tabungan, kegiatan
15Ibid,http://esharianomics.com/esharianomics/koperasi/koperasi-syariah/kjks-dan-ujks/ 16 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta: Kencana, 2009.
h. 448 17http://ymbhonline.org/index.php?option=com_content&view=article&id=46:pengertian
-bmt&catid=38:pengertian-bmt&Itemid=37, diposkan Minggu, 04 August 2008 15:11 18 Andri Soemitra, op. cit,h. 447
13
Baitul Tamwil adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi
dalam meningkatkan kualitas ekonomi umat, terutama pengusaha kecil.
Asas dan Landasan BMT
BMT berasaskan pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip
Syari’ah Islam, keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan/koperasi,
kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme.19
Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang syah dan
legal. Sebagai lembaga keuangan Syari’ah, BMT harus berpegang teguh
dengan prinsip-prinsip Syari’ah, keimanan menjadi landasan atas keyakinan
untuk mau tumbuh dan berkembang. Keterpaduan mengisyaratkan adanya
harapan untuk mencapai sukses di dunia dan akherat juga keterpaduan antara
sisi maal dan tamwil (sosial dan bisnis). Kekeluargaan dan kebersamaan
berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama.
Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung uluran
tangan pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi
anggota dan partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pengelolaannya
harus professional.
Prinsip Utama BMT
Dalam melaksanakan usahanya BMT, berpegang teguh dengan prinsip
utama sebagai berikut:
19 Muhammad ridwan , manajemen baitul maal wa tamwil (bmt); yogyakarta: UII Press,
2004. h.129
14
1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan
mengimplementasikannya pada prinsip-prinsip Syari’ah dan muammalah
Islam kedalam kehidupan nyata.
2. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral menggerakkan dan
mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progesif, adil dan
berakhlaq mulia.
3. Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi.
4. Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita antar semua
elemen BMT.
5. Kemandirian, yakni mandiri di atas semua golongan politik.
6. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi (‘amalus sholih/ahsanu
amala), yakni dilandasi dengan dasar keimanan.
7. Istiqomah; konsisiten, konsekuen, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti
dan tanpa putus asa.
Fungsi BMT
Dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi:
1. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan
mengembangkan potensi serta kemampuan potensi ekonomi anggota,
kelompok anggota muamalat (Pokusma) dan daerah kerjanya.
2. Meningkatkan kualitas SDM anggota dan pokusma menjadi lebih
professional dan Islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam
menghadapi persaingan global.
15
3. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota.
4. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara agniya
sebagai shohibul maal dengan du’afa sebagai mudhorib, terutama untuk
dana-dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibbah dll.
5. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara pemilik dana
(shohibul maal), baik sebagai pemodal maupun penyimpan dengan
pengguna dana (mudhorib) untuk pengembangan usaha produktif.20
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatun”
atau communication atau communicare yang berarti “berbagi” atau
“menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut
kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk
mencapai kebersamaan.21
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi
dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16)
mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which
individuals –in relationships, group, organizations and societies—
20 Ibid, h.130-131 21 Riswandi, ilmu komunikasi, Yogyakarta; Graha ilmu, 2009, h. 1
16
respond to and create messages to adapt to the environment and one
another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan
individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi
dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga
dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy (1994:10) bahwa para
peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and
Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa
cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab
pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To
Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan
itu,yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara
sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk
17
(encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu
kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.22
Jadi Komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia.
Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama
lain baik dalam masyarakat atau dimanapun saja manusia berada.
Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.23
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat
dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya
komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya
komunikasi organisasi dapat mengakibatkan macet atau berantakan.
Komunikasi tidak hanya sebatas pada pengenalan namun juga
pertanggungjawaban mengenai pekerjaan yang dilakukan bawahan
kepada pimpinan, menyalurkan buah pikiran / ide, dan penyampaian
pengetahuan. Komunikasi dalam ruang lingkup yang kecil adalah
komunikasi antar individu, komunikasi keluarga dan lingkup yang
lebih besar adalah komunikasi organisasi, Negara dan Internasional.
Dengan komunikasi maksud / misi komunikator diharapkan diterima
oleh komunikan sehingga ada tanggapan / timbal balik.
Seperti dikatakan oleh Barnard (1985) “dalam teori organisasi
yang lengkap, komunikasi menduduki tempat sentral karena struktur
luasnya dan lingkungan organisasi hampir ditentukan oleh teknik
22 Riswandi, op.cit, h. 3 23 Muhammad Arni, komunikasi organisasi, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009, h. 1
18
komunikasi. Adapun menurut Theodore Hwerbert dalam sutarto
(1991) “Whithout communication, no organization could long exist”
yang artinya “tanpa komunikasi, tak ada organisasi yang hidup
panjang” sedangkan Keith Davis (1987) berpendapat “Communication
is defined as the procces of passing information and understanding
from one persen to another” yang artinya “ komunikasi sebagai proses
penyampaian informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang
lain”. Menurut Carl I. Hovland dalam Sri Haryani (2001) bahwa
komunikasi adalah science of communication is a systematic attempt to
formulate in rigorous fashion the principles by which information is
transmitted and options and attitudes are formed, yang artinya ilmu
komunikasi merupakan suatu upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas prinsip-prinsip tersebut disampaikan
informasi serta dibentuk pendapat dan sikap.24
Bertitik tolak dari pendapat-pendapat diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah sejauh mana informasi
(Ide, Gagasan, Laporan, intruksi, dan pengetahuan) yang menentukan
jumlah umpan balik yang diterima dan dipahami oleh karyawan BMT.
Oleh karena itu dalam mengukur komunikasi dapat digunakan
indikasi-indikasi sebagai berikut:
24 Penelitin sri widodo,pengaruh komunikasidan partisipasi anggota terhadap
keberhasilan KUD mlati, akmenika; Yogyakarta, 2008, h. 24
19
a. Frekuensi pemberian informasi, pengetahuan dan gagasan.
Komunikasi memandang frekuensi pemberian informasi,
pengetahuan dan gagasan adalah sebagian dari hak-hak karyawan
untuk mendapatkan informasi pengetahuan tentang kerjaan apa
yang akan dilakukan karyawan dari pimpinan demi terciptanya
kinerja yang efektif
b. Tingkat keaktifan memberikan bimbingan dan penyuluhan
Komunikasi memandang tingkat keaktifan memberikan
bimbingan dan penyuluhan adalah Bagaimana BMT memberikan
penyuluhan dan bimbingan terhadap karyawan supaya karyawan
tersebut bisa lebih produktif dalam kinerjanya.
c. Tingkat keaktifan Pengurus terhadap saran dan usul
Tingkat keaktifan pengurus terhadap saran dan usul adalah
untuk mengaktifkan suatu transparansi antara pengurus satu
dengan yang lainnya supaya bisa berbagi dan tukar pendapat
tentang informasi penting dengan seluruh anggota untuk
bagaimana memajukan perusahaan.
d. Tingkat keaktifan pemantauan dari Dewan Pengawas Syari’ah
Tingkat keaktifan pemantauan dari Dewan Pengawas
Syari’ah ditekankan untuk mengawasi jalannya operasionalisasi
bank sehari-hari, agar sesuai dengan ketentuan syari’ah dan juga
meneliti dan merekomendasi produk baru dari BMT yang
diawasinya.
20
2.2.2 Etika Kerja Islam
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethikos yang mempunyai
beragam arti; pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa
yang harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar-salah, wajib,
tanggung jawab, dan lain-lain. Kedua, pencarian ke dalam watak
moralitas atau tindakan-tindakan moral. Ketiga, pencarian kehidupan
yang baik secara moral.25 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,
etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)26
Etika pada umumnya didefinisikan sebagai suatu usaha yang
sistematis dengan menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman
moral individual dan sosial sehingga, dapat menetapkan aturan untuk
mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot untuk
dapat dijadikan sasaran dalam hidup.27
Menurut Hamzah Ya’kub, Etika ialah ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dan memperlihatkan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Menurut Herman Soewardi, Etika dapat dijelaskan dengan
membedakan dengan tiga arti, yaitu (1) ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak),
(2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, (3) nilai
25 Kuat Ismanto, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keuangan
Syari’ah, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h. 41. 26 Nur Kholis, Etos Kerja Islami, diambil dari: http://nurkholis77.staff.uii. ac.id/etos-
kerja-isl ami/ 27 O.P. Simorangkir, Etika Bisnis, Jabatan dan Perbankan, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003, h. 3
21
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.28
Etika menurut Frans Magins Suseno merupakan filsafat yang
merefleksikan ajaran-ajaran moral, yang bersifat rasional, kritis,
sistematis, mendasar dan normatif. Berarti tidak sekedar melaporkan
pandangan-pandangan moral, melainkan menyelidiki pandangan moral
yang seharusnya.29
Triyuwono mengemukakan etika terekspresikan dalam bentuk
Syari’ah, yang terdiri dari Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
Didasarkan pada sifat keadilan, Etika Syari’ah bagi umat Islam
berfungsi sebagai sumber untuk membedakan mana yang benar (haq)
dan yang buruk (bathil). Dengan menggunakan Syari’ah, bukan hanya
membawa individu lebih dekat dengan Tuhan, tetapi juga
memfasilitasi terbentuknya masyarakat secara adil yang di dalamnya
tercakup individu dimana mampu merealisasikan potensinya dan
kesejahteraan yang diperuntukkan bagi semua umat.30
Etika merupakan alasan-alasan rasional tentang semua tindakan
manusia dalam semua aspek kehidupannya. Sementara itu etika kerja
Islam muncul ke permukaan, dengan landasan bahwa Islam adalah
agama yang sempurna. Islam merupakan kumpulan aturan-aturan
28 opcit, http://nurkholis77.staff.uii.ac.id/etos-kerja-Islami/ 29 Redi Panuju, Etika Bisnis Tinjauan Empiris dan Kiat Mengembangkan Bisnis Sehat,
Jakarta: PT Grasindo, 1995, h. 2. 30 Sri wahyuni, (2007), Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keterlibatan Kerja Terhadap
Hubungan Antara Etika Kerja Islam dengan Sikap Terhadap Perubahan Organisasi, Jurnal Skripsi. h. 8.
22
ajaran (doktrin) dan nilai-nilai yang dapat menghantarkan manusia
dalam kehidupannya menuju tujuan kebahagiaan hidup baik di dunia
maupun di akhirat.31 Etika juga termasuk bidang ilmu yang bersifat
normatif, karena berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau
tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.32
Etika adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan
salah yang berdasarkan prinsip-prinsip moralitas, khususnya dalam
perilaku dan tindakan. Sehingga Etika adalah salah satu faktor penting
bagi terciptanya kondisi kehidupan manusia yang lebih baik. 33
Menurut Imam Ghozali dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin
mendefinisikan etika sebagai sifat yang tetap dalam jiwa, yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak
membutuhkan pikiran.34
Dari beberapa pengertian di atas, definisi operasional etika adalah
sebagai alat yang digunakan untuk menilai (mengukur) baik atau buruk
suatu tindakan yang dilakukan seseorang, berdasarkan akal pikiran
(rasional). Etika yang Islami tidak hanya menggunakan rasio dalam
menilai perbuatan, tetapi juga didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits.
Sehingga tindakan yang dinilai Etika Islam adalah berdasarkan akal
pikiran yang sesuai dengan ajaran Syari’at Islam.
31 Ibid, h. 9 32 Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004, h. 3 33 Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007, h. 63-64. 34 Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 171
23
Istilah lain yang terkait dengan Etika adalah Etos. Kata etos
berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap,
kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Etos
dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai
yang diyakininya.35
Dari definisi tersebut, ada hal yang membedakan antara etos dan
etika. Etos sangat terkait kepada kerja keras, ketekunan, loyalitas,
komunikasi, cara pengambilan keputusan, sikap, perilaku, dedikasi,
dan disiplin tinggi untuk menciptakan nilai tambah organisasi
Sedangkan etika sangat terkait dengan etos kerja yang memperhatikan
aspek moral, etika, keadilan, dan integritas dalam menciptakan nilai
tambah organisasi. 36 Sehingga dalam penelitian ini penulis
menggunakan istilah etika, karena ruang lingkup dari etika mencakup
aspek-aspek yang menilai tindakan baik atau buruk dalam aktivitas
manusia.
Pengertian kerja dalam Islam dapat dibagi dalam dua bagian.
Pertama, kerja dalam arti luas (umum), yakni semua bentuk usaha
yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau non materi,
intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah
keduniaan atau akhirat. Jadi dalam pandangan Islam pengertian kerja
35 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h.
l5 36 http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/2011/04/07/perbedaan-antara-etos-kerja-
dengan-etika-kerja/
24
sangat luas, mencakup seluruh pengerahan potensi yang dimiliki oleh
manusia.37
Kedua, kerja dalam arti sempit (khusus), yakni memenuhi
tuntutan hidup manusia berupa makanan, pakaian, dan tempat tinggal
(sandang, pangan dan papan) yang merupakan kewajiban bagi setiap
orang yang harus ditunaikannya, untuk menentukan tingkatan
derajatnya, baik di mata manusia, maupun dimata Allah SWT. Dalam
melakukan setiap pekerjaan, aspek etika merupakan hal mendasar yang
harus selalu diperhatikan. Seperti bekerja dengan baik, didasari iman
dan taqwa, sikap baik budi, jujur dan amanah, kuat, kesesuaian upah,
tidak menipu, tidak merampas, tidak mengabaikan sesuatu, tidak
semena-mena (proporsional), ahli dan professional, serta tidak
melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan hukum Allah atau
Syariat Islam (Al-Quran dan Hadits).38
Pekerjaan merupakan sebuah tugas yang menyerupai kewajiban
yang dilakukan oleh individu saat dibutuhkan.39 Di sisi lain makna
bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-
sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, pikir dan dzikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba
37 Abi Ummu Salmiyah, Etika Kerja dalam Islam, diambil dari : http://spesialistorch.com 38 Ibid, http://spesialis-torch.com 39 Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif: Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, Jakarta:
Gema Insani Press, 1997, h. 21
25
Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairu ummah).40
Etika kerja merupakan acuan yang dipakai oleh suatu individu
atau perusahaan sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas
bisnisnya, agar kegiatan yang mereka lakukan tidak merugikan
individu atau lembaga yang lain.41 Dan di dalam Lembaga Keuangan
yang berbasis Syari’ah acuan yang digunakan dalam menerapkan etika
kerjanya adalah berdasarkan Al Qur’an dan Hadits.
Etika kerja yang Islami adalah serangkaian aktiviatas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya
(barang/jasa), namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan
pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.42 Etika kerja
dalam Syari’at Islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai
dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak
perlu ada kehawatiran, sebab sudah diyakini sebagai suatu yang baik
dan benar.43
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori etika kerja Islam
yang dikemukakan oleh Dr. Mustaq Ahmad, yang mengatakan bahwa
seorang pelaku bisnis diharuskan untuk berperilaku dalam bisnis
mereka sesuai dengan apa yang dianjurkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
40 Toto Tasmara,op. cit, h. l5. 41 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis & Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, Bandung: Rekayasa Sains, 2007, h. 6. 42 Muhammad dan Alimin, Etika & Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam,
Yogyakarta: BPFE, 2004, h. 57 43 Ali Hasan, op. cit, h. 171
26
Pada batasan ini beliau merangkum tata krama perilaku bisnis itu ke
dalam tiga garis besar, yaitu: 1. Murah hati, 2. Motivasi untuk berbakti
dan 3. Ingat Allah dan Prioritas utama-Nya.44
1) Murah hati
Murah hati dalam pengertian senantiasa bersikap ramah
tamah, sopan santun, murah senyum, suka mengalah namun tetap
penuh tanggung jawab. Sikap seperti itulah yang nanti akan
menjadi magnet tersendiri bagi seorang pebisnis atau pedagang
yang akan dapat menarik pembeli (pelanggan).45
Sopan santun adalah pondasi dasar dan inti dari kebaikan
tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi, dan
mencakup semua sisi hidup manusia. Allah memerintahkan orang
Muslim untuk selalu rendah hati dan bersikap lemah lembut,46
sebagaimana di dalam firman-Nya,
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu47. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad,
44 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001, h. 109. 45 Johan Arifin, op. cit, h. 107. 46 Ali Hasan, op. cit, h. 189 47 Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik,
ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
27
Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”48 (QS. Ali Imron: 189)
2) Motivasi untuk berbakti
Di dalam aktivitas bisnis, seorang muslim hendaknya
berniat untuk memberikan pengabdian yang diharapkan oleh
masyarakatnya dan manusia secara keseluruhan. Aktivitasnya
jangan semata-mata ditunjukkan untuk “mengasah kapaknya
sendiri” dan tidak juga semata-mata untuk memenuhi peti
simpanannya. Etika bisnis Al-Qur’an mengharuskan pelakunya
untuk memberikan perhatian pada kepentingan orang lain, yang
karena alasan tertentu tidak mampu melindungi dan memproteksi
kepentingan dirinya sendiri.49 Allah SWT berfirman:
Artinya: Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Al-Insiroq : 7-8)
3) Ingat Allah dan Prioritas utama-Nya
Seorang Muslim diperintahkan untuk selalu mengingat
Allah, bahkan dalam suasana sedang sibuk dalam aktivitas mereka.
Dia hendaknya sadar penuh dan responsif terhadap prioritas-
prioritas yang telah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta.
48 Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. J-Art, 2005, h. 76 49 Mustaq Ahmad, op. cit, h. 112-113
28
Kesadaran akan Allah ini, hendaknya menjadi sebuah kekuatan
pemicu (driving force) dalam segala tindakannya.50
Semua kegiatan bisnis hendaknya selaras dengan moralitas
dan nilai-nilai utama yang digariskan oleh Al-Qur’an. Kaum
Muslimin diperintahkan untuk mencari kebahagiaan akhirat dengan
cara menggunakan nikmat yang telah Allah karuniakan padanya
dengan jalan yang sebaik-baiknya.51 Walaupun Islam menyatakan
bahwasannya berbisnis merupakan pekerjaan halal, namun pada
tataran yang sama Islam juga mengingatkan secara eksplisit
bahwasannya semua kegiatan bisnis jangan sampai menghalangi
mereka untuk selalu ingat pada Allah dan melanggar rambu-rambu
perintah-Nya, karena tujuan manusia diciptakan hanya untuk
tunduk kepada Allah,52 sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-
Ra’du ayat 36:
Artinya: Orang-orang yang Telah kami berikan Kitab kepada mereka 53 bergembira dengan Kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya Aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan
50 Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, h. 187 51 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo: Kelompok Masmedia Buana Pustaka,
2009, h. 20 52 Ibid, h. 22. 53 yaitu orang-orang Yahudi yang Telah masuk agama Islam seperti Abdullah bin salam
dan orang-orang Nasara yang Telah memeluk agama Islam.
29
tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya Aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali"54. (QS. Ar ra’d:36)
2.2.3 Kinerja Karyawan
Istilah kinerja berasal dari kata job performance dan actual
performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang.55 Kinerja dapat diartikan sebagai hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.56
Byars (1984), mengartikan kinerja sebagai hasil dari usaha
seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan
dalam situasi tertentu. Jadi bisa dikatakan prestasi kerja merupakan
hasil keterikatan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Usaha
merupakan hasil motivasi yang menunjukkan jumlah energi (fisik atau
mental) yang digunakan oleh individu dalam menjalankan suatu
tugas.57
Robbins (1996), mengatakan kinerja merupakan suatu hasil
yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu
54 Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. J-Art, 2005, h. 255 55 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, h. 199. 56 Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFE, 1999,
h.1-2. 57 Ratna Kusumawati, “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan: (Studi Kasus pada RS Roemani Semarang),” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, III (November, 2008). h.152.
30
yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Menurut Bacal (1999)
mendefinisikan dengan proses komunikasi yang berkesinambungan
dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan
langsungnya.58
Kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam
studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum, kemudian
diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara mendasar,
meliputi:59
a. Kuantitas kerja, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode waktu yang telah ditentukan.
b. Kualitas kerja, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-
syarat kesesuaian dan kesiapannya
c. Pengetahuan tentang pekerjaan, yaitu luasnya pengetahuan
mengenai pekerjaan dan ketrampilan.
d. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan, yaitu keaktifan
menyampaikan pendapat di dalam rapat.
e. Perencanaan kerja, yaitu kegiatan yang dirancang sebelum
melaksanakan aktifitas pekerjaannya.
58 Surya Dharma, Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005, h.18. 59 Suharto dan Budhi Cahyono “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” Jurnal Ekonomi, I (Januari, 2005), h. 15.
31
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Sri Widodo yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Dan
Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Unit Desa Mlati”
menyatakan bahwa komunikasi ber pengaruh terhadap kseberhasilan koperasi
unit desa, semuanya terbukti secara segnefikan.
Penelitian Neny Ayu Permatasari yang berjudul “Pengaruh
Komunikasi Dalam Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui
Kepuasan Kerja (Studi Kasus Pada Karyawan Bagian Produksi Pabrik Kertas
Cv Setia Kawan Tulungagung)”. Juga menunjukkan adanya pengaruh yang
segnifikan antara variabel-variabel yang diteliti.
Penelitian Rahman Eljunusi, SE., MM yang berjudul “Pengaruh
Religiusitas, Etika Kerja Islam Dan Individual Rank Terhadap Kinerja
Lembaga Keuangan Syari’ah (Studi Pada Baitul Mal Wat Tamwil (Bmt) Di
Jawa Tengah)”. Menunjukkan etika kerja berpengaruh segnefikan terhadap
kinerja Lembaga Keuangan Syari’ah.
Penelitian Ahmad Zainuri “Pengaruh Etika Kerja dan Kepemimpinan
Islam Terhadap Kinerja Karyawan” Studi Penelitian di KJKS/UJKS Wilayah
Kabupaten Pati. Menunjukkan bahwa etika kerja tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
Penelitian Sri Wahyuni (2007) “pengaruh komitmen organisasi dan
keterlibatan kerja terhadap hubungan antara etika kerja Islam dengan sikap
terhadap perubahan organisasi” dengan menggunakan Uji Normalitas,
32
Heteroskidastisitas, menunjukkan diterimanya hipotesis-hipotesis yang
diajukan.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni
terdapat dua variabel independen yaitu Kominikasi dan Etika Kerja Islam dan
satu variabel dependen yakni Kinerja Karyawan yang belum pernah diteliti
sebelumnya.
2.4 Kerangka Berpikir
Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka
pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian
dan kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam
penelitian.60 Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas searah pengujiannya
60 Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif”. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2008. h. 76
Komunikasi (X1)
Etika kerja Islam
(X2)
Kinerja karyawan
(Y)
33
dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan
penelitian dilapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam
pengumpulan data.61 Adapun Hipotesis dalam penelitihan ini adalah:
a. Ada pengaruh positif dan signifikan antara komunikasi terhadap kinerja
karyawan
b. Ada pengaruh positif dan signifikan antara etika kerja Islam terhadap
kinerja karyawan
c. Ada pengaruh positif dan signifikan antara komunikasi dan etika kerja
Islam terhadap kinerja karyawan.
61 H. M. Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, Jakarta: Prenada Media.
H. 75
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif,
karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh
akan dinalisis lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri atas dua
variabel, yaitu komunikasi dan etika kerja Islam dan sebagai variabel bebas
(independent) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent).
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder.62
3.1.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan, maka proses pengumpulan
datanya perlu dilakukan dengan memperhatikan siapa sumber utama
yang akan dijadikan objek penelitian. 63 Dalam hal ini data yang
diperoleh dari karyawan BMT Fastabiq Pati.
3.1.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diolah lebih lanjut dan di
sajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data
sekunder dalam penelitian ini di peroleh dari data tentang KJKS BMT
Fastabiq Pati mengenai gambaran umum tentang perusahaan. dan
62Husain Umar, Research Methods In Finance And Banking, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm.82.
63 Muhammad, “metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitati”. Jakarta: Rajawali Pers. 2008. h. 103
35
berbagai sumber informasi yang telah dipublikasikan baik jurnal
ilmiah, penelitian terdahulu, majalah, dan literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini. Data sekunder dimaksudkan agar dapat
memberikan ilustrasi umum dan dapat mendukung hasil penelitian.64
3.2 Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi merujuk
pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau
beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu penelitian.65
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di
KJKS BMT Fastabiq Pati yang berjumlah 142 karyawan. Penentuan jenis
populasi ini didasarkan atas layanan bahwa yang akan di uji adalah persepsi
karyawan mengenai pengaruh komunikasi dan etika kerja Islam terhadap
kinerja karyawan, dikarenakan jumlah karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati
banyak, sehingga memungkinkan untuk mengambil sampel karyawan
menjadi responden.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu
populasi dan diteliti secara rinci. 66 Teknik pengambilan sampel yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah: metode Simple Random Sampling.
Simple Random sampling yaitu: cara pemelihan sampel di mana
anggota dari populasi di pilih satu persatu secara random atau acak (semua
64 Skripsi Ahmad Zainuri, pengaruh etika kerja dan kepemimpinan Islam terhadap kinerja karyawan (Studi pada KJKS/UJKS Koperasi Kab. Pati), 2011, h 33
65 Muhammad, op.cit., h. 161 66 Muhammad, op. cit., h. 162
36
mendapat kesempatan yang sama untuk di pilih) di mana jika sudah di pilih
tidak dapat di pilih lagi.67
Pada umumnya peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh
daftar dalam jumlah yang besar dan lengkap secara cepat dan hemat.
Penentuan jumlah sampel di tentukan dengan rumus Slovin 68. Karena jumlah
respondennya sudah di ketahui.
N n = 1 + (N.E²) Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
E : nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran)
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel).
Dalam penelitian ini populasi (N) adalah 142 orang,
sedangkan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
penarikan sampel (E) nya adalah 10%, yaitu 0,1. jadi besarnya sampel
yang digunakan adalah sebagai berikut:
142
n = 1 + (142.0,1²)
142 n = 1 + (142.0,01)
67 Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 123. 68 Ibid, hlm. 137.
37
142 n = 1+1,42
142 n = 2,42 n = 58,6
Berdasarkan data yang di peroleh, jumlah karyawan yang bekerja
di KJKS BMT Fastabiq 142 orang. Jumlah sample untuk penelitian
menggunakan margin of error sebesar 10%. Maka jumlah sample yang di
teliti adalah 58,6 di bulatkan menjadi 60 karyawan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data sangat berpengaruh sekali dalam hasil
penelitian. Karena pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan
diperoleh data yang relevan, dan akurat. Metode pengumpulan data yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah:
3.3.1 Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
akurat untuk keperluan proses pemecahan masalah tertentu, yang
sesuai dengan data. Pencarian data dengan teknik ini dapat di lakukan
dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung
antara seorang atau beberapa orang pewawancara dengan seorang atau
beberapa orang yang di wawancarai.69 Wawancara dalam penelitian
ini dilakukan dengan salah satu karyawan yaitu dengan Mbak
69 Muhammmad, Metode Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm.151.
38
Anggraini, selaku staf karyawan di KJKS BMT Fastabiq untuk
mengetahui kebenaran isi kuesioner yang menyangkut dengan
pengaruh komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan
di KJKS BMT Fastabiq Pati.
3.3.2 Kuesioner
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden,
dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut.
Daftar pertanyaan bisa bersifat terbuka, jika jawaban tidak di
tentukan sebelumnya. Sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-
alternatif jawaban telah di sediakan. Instrument berupa lembar daftar
pertanyaan dapat berupa angket (kuesioner ataupun skala). 70
Kuesioner yang di gunakan berupa pertanyaan yang menyangkut
tentang pengaruh komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja
karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian iniadalah
menggunakan skala likert dengan ketentuan dibawah ini:
Variable Definisi Indikator Skala -Komunikasi Adalah Sejauh Mana
Informasi (Ide, Gagasan, Laporan, Intruksi, Pengetahuan) Yang Menentukan Jumlah
1. Frekuensi pemberian informasi, pengetahuan dan gagasan
2. Tingkat
Likert
70 Husain Umar, Husain Umar, Research Methods In Finance And Banking, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 114.
39
Umpan Balik Yang Diterima Dan Dipahami Oleh Anggota Bmt Fastabiq
keaktifan memberikan bimbingan dan penyuluhan
3. Tingkat keaktifan pengurus terhadap saran dan usul
4. Tingkat keaktifan pemantauan dari dewan pengawas syari’ah
-Etika Kerja Islam
Akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam
1. Murah hati 2. Motivasi untuk
berbakti 3. Ingat Allah dan
prioritas utama-Nya
Likert
-Kinerja Karyawan
Adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
1. kualitas kerja 2. kuantitas kerja 3. pengetahuan
tentang pekerjaan
4. pendapat atau pertanyaan yang disampaikan
5. perencanaan kerja
Likert
Dari pengembangan instrumen penelitian tersebut, kemudian
disusun beberapa item pertanyaan kuesioner. Untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi responden melalui pertanyaan yang diajukan,
dengan menggunakan skala likert. Dengan skala likert, variabel yang
40
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang dijadikan titik
tolak menyusun item-item pertanyaan. Interval skala likert yang
digunakan menunjukkan nilai atau skor.
Skala likert Instrumen
Variabel Alternatif jawaban Skor Sangat benar 5 Benar 4 Netral 3 Tidak benar 2
- Pengaruh komunikasi
Sangat tidak benar 1 Sangat setuju 5 Setuju 4 Netral 3 Tidak setuju 2
- Etika kerja Islam
Sangat tidak setuju 1 Sangat benar 5 Benar 4 Netral 3 Tidak benar 2
- Kinerja karyawan
Sangat tidak benar 1
3.3.3 Observasi
Untuk mendapatkan data penelitian, penulis melakukan
Observasi71 dengan survey lokasi penelitian yaitu di BMT Fastabiq
Pati dan menyebar kuesioner langsung pada responden (karyawan di
BMT Fastabiq Pati) agar mendapatkan data yang otentik dan spesifik.
3.3.4 Dokumentasi
Dokumentasi di gunakan untuk pengumpulan data berupa data
tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran
tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah
71 Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
41
penelitian. Misalnya: berupa arsip-arsip, buku-buku catatan yang
lainya yang berhubungan dengan penelitian ini.72 Dokumentasi yang
di gunakan yaitu yang berhubungan dengan profil tentang KJKS BMT
Fastabiq Pati.
3.4 Variable Penelitian dan Pengukuran Data
Di dalam penelitian ini ada tiga variable yang digunakan yaitu dua
variable bebas, X1 (komunikasi) dan X2 (etika kerja Islam) dan variable
terikat yaitu Y (kinerja karyawan). Dari masing-masing variable tersebut
dapat diukur dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang dituangkan
dalam sebuah kuesioner, sehingga lebih terarah dan sesuai dengan metode
yang digunakannya.
3.4.1 Komunikasi
Komunikasi yang diukur dengan kuesioner yang menentukan
fakta sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sri Widodo yang
menerangkan bahwa komunikasi dipengaruhi oleh beberapa indikator
yakni:
a) Frekuensi pemberian informasi, pengetahuan dan gagasan.
b) Tingkat keaktifan memberikan bimbingan dan penyuluhan.
c) Tingkat keaktifan pengurus terhadap saran dan usul.
d) Tingkat keaktifan dari dewan pengawas syari’ah
72 opcit, hlm. 152.
42
3.4.2 Etika kerja Islam
Sedangkan etika kerja diukur dengan kuesioner yang
menentukan fakta dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Dr. Mustaq Ahmad, yang mengatakan bahwa seorang pelaku bisnis
diharuskan untuk berperilaku dalam bisnis mereka sesuai dengan apa
yang dianjurkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pada batasan ini beliau
merangkum tata krama perilaku bisnis itu ke dalam tiga garis besar,
yaitu:
a) Murah hati
b) Motivasi untuk berbakti
c) Ingat Allah dan Prioritas utama-Nya.
3.4.3 Kinerja karyawan
Menurut Lopez (1982) dimensi variabel terikat atau dependen
yaitu kinerja karyawan dalam pengukurannya meliputi kriteria sebagai
berikut:73
a) Kuantitas kerja
b) Kualitas kerja
c) Pengetahuan tentang pekerjaan
d) Pendapat atau pernyataan yang disampaikan
e) Perencanaan kerja
73 Suharto dan Budhi Cahyono “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” Jurnal Ekonomi, I (Januari, 2005), h. 15.
43
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis di dalam penelitian ini ada beberapa hal yang digunakan
untuk mengetahui komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja
karyawan diantaranya yaitu menggunakan analisis:
3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas
3.5.1.1 Uji Validitas
Uji dilakukan untuk mengetahui validitas butir-butir
pertanyaan. Uji ini pada SPSS 18 dapat dilihat pada kolom
corrected item-total correlation yang merupakan nilai r
hitung untuk masing-masing pertanyaan. Apabila r hitung
berada di bawah 0,05 berarti valid.74
3.5.1.2 Uji Reabilitas
Uji Reabilitas dilakukan untuk mengetahui
konsistensi hasil pengukuran variable. Suatu instrumen
dikatakan reabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih
dari 0,60.75
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian
dengan model regresi, apakah dalam variable dan model regresinya
terjadi kesalahan atau penyakit. Berikut ini macam-macam Uji asumsi
klasik:
74 Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS, Semarang; Badan
Penerbit Undip,2005,h.45 75 Ibid, h.41
44
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
data yang disajikan untuk dianalisis lebih lanjut berdistribusi
normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas data, dalam
penelitian inihanya akan dideteksi melalui analisis grafik yang
dihasilkan melaluiperhitungan regresi dan SPSS.76
3.5.2.2 Uji multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independent). Dalam regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.77
3.5.2.3 Uji heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam mode regresi terjadi ketidaksamaan varians dan
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.78
3.5.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autukorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan
76 Ibid.h 110 77 Ibid, h. 91 78 Ibid, h. 105
45
pengganggu pada periode T dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Model regresi yan baik adalah yang
bebas dari autokorelasi.79
3.6 Analisis Regresi Berganda
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh suatu variabel produktivitas
dihubungkan dengan variable komunikasi dan etika kerja Islam.
Y = a + b1x1 + b2x2+ e
Keterangan:
Y = kinerja karyawan
a = konstanta
x1 = komunikasi
x2 = etika kerja Islam
b = koefisien regresi yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu
unit perubahan pada variabel bebas (variabel X).
e = kesalahan prediksi.
3.6.1 Uji T
Menunjukkan nilai signifikan dari tiap-tiap koefisien regresi
terhadap kenyataan yang ada.80 Langkah-langkah:
a. Menentukan hipotesis nihil dan alternatif.
79 Ibid, h. 95 80 Algifari, Analisis Regresi : Teori, Kasus dan Solusi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000,
h. 39
46
H0: β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat
komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan).
H1: β1 β2 β0 (ada pengaruh yang signifikan antara tingkat
komunikasi dan etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan).
b. Menentukan level of significant (α = 0, 05)
c. Kriteria pengujian
H0 diterima bila t-tabel < t-hitung < t-tabel
H0 ditolak bila t-hitung > t-tabel atau t-hitung < - t-tabel
d. Perhitungan nilai T
Dimana:
Β = koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikan
Sb1 = standar error koefisien regresi
e. Kesimpulan
Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dapat
diketahui pengaruh antara komunikasi dan etika kerja Islam terhadap
kinerja karyawan.
3.6.2 Uji F
Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh antara dua
variabel bebas (komunikasi dan etika kerja Islam) terhadap variabel
terikat (kinerja karyawan) secara bersama-sama, sehingga bisa
diketahui apakah dengan yang sudah ada dapat diterima atau
ditolak.81 Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
81 Ibid, h. 42
47
a. H0: β1 = β2 = 0 artinya bahwa tingkat komunikasi dan etika kerja
Islam secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan.
b. H1: β1≠ β2 ≠ β0 artinya bahwa tingkat komunikasi dan etika
kerja Islam secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan.
c. Menentukan level of signifikan α = 0, 05
d. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut:
Ho = diterima apabila F-hitung < F-tabel
Ho = ditolak apabila F-hitung > F-tabel
e. Perhitungan nilai F
F =k) -(n R2) -(1 1)(k R2
Keterangan:
R = koefisien regresi linier berganda
k = banyaknya variabel
n = ukuran variabel
f. Kesimpulan
Dengan membandingkan F hitung dan F tabel dapat diketahui
pengaruh tingkat komunikasi dan etika kerja Islam terhadap
kinerja karyawan.
48
3.6.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu.
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel independen. Secara umum koefisien
determinan untuk data silang (crossection) relatif rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data tuntun waktu (time series) biasanya mempunyai
nilai koefisien determinasi yang tinggi. Untuk menjelaskan aplikasi
dengan menggunakan program SPSS.82
Untuk mengetahui persentase besarnya perubahan variabel
independen yang disebabkan oleh variabel dependen. Koefisien
determinasi ini di mana:
R2: koefisien determinasi
Y : kinerja karyawan
X1: komunikasi
X2: etika kerja Islam
82 Ibid, h. 45-48.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek
4.1.1 Sejarah KJKS BMT Fastabiq
KJKS singkatan dari koperasi jasa keuangan syari’ah yang
mempunyai dua fungsi. Baitul Maal mengemban misi sosial
sedangkan Baitut Tamwil mengemban misi bisnis. Dua misi
sekaligus inilah yang merupakan keunggulan KJKS disbanding
lembaga keuangan mikro yang lain.
Misi sosial baitul maal diwujudkan dalam bentuk
penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, shodaqoh
dan wakaf. Sedangkan misi bisnis di jalankan dengan konsep baitut
tamwil dengan menjalankan aktivitas investasi dengan akad
mudhorobah dan musyarokah, aktivitas jual beli dengan akad
murobahah, produk jasa dengan akad ijaroh serta akad rohn.
Pengalaman selama krisis ekonomi menunjukkan kualiatas
daya tahan usaha mikro, kecil dan menengah sesungguhnya
merupakan fundamental perekonomian yang riil. Dua keutamaan
KJKS, membuat KJKS menjadi institusi yang paling cocok dalam
mengatasi masalah perekonomian rakyat dan kemiskinan yang
dialami sebagian besar rakyat Indonesia saat ini.
50
Suatu kewajiban untuk melaksanakan Islam secara utuh dan
menyeluruh dalam semua aspek kehidupan termasuk di dalamnya
menegakkan ekonomi syari’ah. Akar ekonomi ribawi sudah
sedemikian menggurita sehingga dibutuhkan kekuatan yang besar
untuk mencabutnya dan mencengkeram kehidupan manusia.
Berangkat dari hal diatas pada tanggal 27 juli 1998, Pimpinan
Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Pati berinisiatif
mendirikan lembaga keuangan syari’ah, dengan membentuk
Koperasi Serba Usaha (KSU) Fastabiq, dengan Badan Usaha
Otonomi Baitul Maal Wat Tamwil Fastabiq, yang selanjutnya
disebut BMT Fastabiq.
Dengan payung hukum Koperasi Serba Usaha (KSU)
Fastabiq yang akta pendiriannya disahkan oleh Menteri Koperasi
Pengusaha Kecil dan Menengah melalui SK Nomor :
011/BH/KDK.11.9/X/1998 tanggal 31 Oktober 1998, secara resmi
mulai beroperasi bulan Nopember 1998 yang merupakan tonggak
awal berdirinya BMT FASTABIQ. Berdasarkan Rapat Anggota
Khusus pada tanggal 9 Oktober 2004 diputuskan perubahan
AD/ART menjadi KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) BMT
Fastabiq.
Berdasarkan Keputusan Bupati Pati a.n. Menteri Negara
Koperasi dan Usaha kecil Menengah nomor 518/758/V/2006 tentang
Pengesahan Akta Perubahan Anggaran Dasar KSU Fastabiq,
51
tertanggal 27 Mei 2006, memutuskan mengesahkan Akta Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Fastabiq,
untuk selanjutnya disebut : KJKS BMT FASTABIQ, dengan badan
hukum nomor : 011 a/BH/PAD/V/2006.
4.1.2 Visi, Misi dan tujuan KJKS Fastabiq
4.1.2.1 Visi
Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang
Unggul dan terpercaya
4.1.2.2 Misi
1) Mengedepankan dan membudayakan transaksi ekonomi
sesuai nilai-nilai syariah
2) Menjunjung tinggi akhlakul karimah dalam mengelola
amanah umat
3) Mengutamakan kepuasan dalam melayani anggota
4) Menjadi KJKS yang tumbuh dan berkembang secara
sehat
5) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan melakukan
pembinaan kaum dhuafa
4.1.3 Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan anggota dan pengelola dengan
mengedepankan nilai-nilai syariah, menjunjung tinggi akhlakul
karimah, serta mengutamakan kepuasan anggota
52
4.1.4 Letak Geografis
KJKS BMT Fastabiq mempunyai 20 kantor cabang. Yang
terletak di kabupaten Pati, kudus dan jepara. Di kabupaten Pati ada
17 kantor cabang, di kabupaten Jepara ada 1 kantor cabang yaitu
terletak di daerah Mayong, yang di kabupaten Kudus ada 2 kantor
cabang yaitu terletak di daerah Jekulo dan Rendeng. Yang di Pati
kantor pusatnya terletak di JL. Raya Pati-Tayu Km 3 Tambah harjo
Pati.
4.1.5 Produk Layanan
a) Simpanan Mudharobah Sukarela Lancar
b) Simpanan Mudharobah Qurban
c) Simpanan Mudharobah Pelajar Prestasi
d) Simpanan Mudharobah Sukarela Berjangka
e) Simpanan Mudharobah Masa Depan
f) Simpanan Mudharobah Haji Mabrur
g) Simpanan Mudharobah SUK
h) Pembiayaan Mudhorobah
i) Pembiayaan Musyarokah
j) Pembiayaan Murobahah
k) Pembiayaan Ijaroh
l) Pembiayaan Qordul Hasan
53
4.1.6 Susunan Pengurus KJKS BMT Fastabiq periode tahun 2010-
2015
Ketua : H. Sutaji, SH. MM.
Sekretaris : Drs. M. Sapuan
Bendahara : Abdul Hadi, S.Pd.
Dewan Pengawas Syariah :
Ketua : KH. Abdul Wahid Hasyim
Anggota I : Ahmad Dahlan, S.Pd.
Anggota II : Muhammad Asnawi, S.Ag.
(Pemuda Muhammadiyah)
Pengelola dan Pelaksana KJKS BMT Fastabiq :
General Manager : H. Muhammad Ridwan, S.Pd
Manajer Bisnis & Pengembangan : H. Suwarno, SE.I
Manajer Sumber Daya Insani : Agus Jamaluddin, S.Ag
Manajer Adm & Umum : Sri Sutiyani
Manajer Pengawasan : Sunaji
Manajer Baitul Maal : Santosa
Staff & karyawan : 136 Orang
54
4.1.7 Struktur Organisasi KJKS BMT Fastabiq
Gambar 4.1
4.2. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin Responden
Adapun data mengenai jenis kelamin responden karyawan KJKS
BMT Fastabiq di Pati adalah sebagai berikut:
RA
PENGAWAS SYARI’AH PENGURUS
GENERAL MANAJER
Manajer Sumber
Daya Insani
Manajer Baitul Maal
Manajer Pengawasan
Manajer Bisnis &
Pengemba ngan
Manajer Adm & Umum
Layanan Cabang
55
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
laki-laki 40 66.7 66.7 66.7 Perempuan 20 33.3 33.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0 Sumber: data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan keteranganpada tabel 4.1 diatas,dapat diketahui tentang
jenis kelamin responden karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang
diambil sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas
responden adalah laki-laki, yaitu sebanyak 40 orang, sedangkan sisanya
adalah responden perempuan sebanyak 20 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar dari karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang
diambil sebagai responden adalah laki-laki.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar diagram yang menunjukkan
jenis kelamin responden yang dapat peneliti peroleh:
Gambar 4.2
Sumber: data primer yang diolah, 2011
56
b. Umur Responden
Adapun data mengenai umur responden karyawan KJKS BMT
Fastabiq di Pati adalah sebagai berikut
Tabel 4.2
Umur responden
Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
21-30 tahun 48 80.0 80.0 80.0
31-40 tahun 12 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan dari tabel 4.2 ini memperlihatkan bahwa
karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang diambil sebagai responden
sebagian besar berusia 21 – 40 tahun, berdasarkan tabel tersebut,
memberikan informasi bahwa mayoritas responden berusia 21 – 30 tahun
sebanyak 48 orang, sedangkan yang berusia 31 – 40 tahun sebanyak 12
orang.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambar diagram yang menunjukkan
umur responden yang dapat peneliti peroleh:
57
Gambar 4.3
Sumber: data primer yang diolah, 2011
c. Pendidikan Responden
Adapun data mengenai pendidikan responden karyawan KJKS BMT
Fastabiq di Pati adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Pendidikan Responden
Pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
SMA/SMK 23 38.3 38.3 38.3 Diploma III
26 43.3 43.3 81.7
Sarjana 11 18.3 18.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0 Sumber: data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan dari tabel 4.3 ini memperlihatkan bahwa
karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang diambil sebagai responden
58
sebagian besar responden berpendidikan diploma III. Berdasarkan tabel
tersebut memberikan informasi bahwa mayoritas responden diploma III
sebanyak 26 orang, sedangkan yang berpendidikan SMA/SMK sebanyak
23 orang dan yang berpedidikan sarjana 11 orang.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambar diagram yang menunjukkan
umur responden yang dapat peneliti peroleh:
Gambar 4.4
Sumber: data primer yang diolah, 2011
d. Pekerjaan Responden
Adapun data mengenai pekerjaan responden karyawan KJKS BMT
Fastabiq di Pati adalah sebagai berikut:
59
Tabel 4.4
Pekerjaan responden
Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Koordinator cabang 1 1.7 1.7 1.7
Manajer 1 1.7 1.7 3.3 Manajer Area 3 5.0 5.0 8.3 Manajer SDI 1 1.7 1.7 10.0 Divisi Operasional 1 1.7 1.7 11.7
Divisi Finance 1 1.7 1.7 13.3 Divisi Funding 1 1.7 1.7 15.0 IT 1 1.7 1.7 16.7 Teller 9 15.0 15.0 31.7 Customer Service 1 1.7 1.7 33.3 Senior Marketing 5 8.3 8.3 41.7 Marketing 24 40.0 40.0 81.7 Magang Marketing 3 5.0 5.0 86.7
Magang Administrasi 1 1.7 1.7 88.3
Staf Baitul Maal 1 1.7 1.7 90.0 Cleaning Service 3 5.0 5.0 95.0 Sopir Mobil BMT 1 1.7 1.7 96.7 Security 2 3.3 3.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0 Sumber: data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan dari tabel 4.4 ini memperlihatkan bahwa
karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati yang diambil sebagai responden
sebagian besar responden adalah marketing yaitu sebanyak 24 orang, teller
sebanyak 9 orang, senior marketing sebanyak 5 orang, manajer area,
magang marketing, dan cleaning sevice masing-masing sebanyak 3 orang,
security sebanyak 2 orang, coordinator cabang, manajer, manajer SDI,
divisi operasional, divisi finance, divisi funding, IT, customer service,
60
magang administrasi, staff Baitul Maal, dan sopir mobil BMT masing-
masing sebanyak 1 orang.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambar diagram yang menunjukkan
pekerjaan responden yang dapat penelitiperoleh:
Gambar 4.5
Sumber: data primer yang diolah, 2011
4.3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
4.3.1 Uji Validitas
Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis
menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian
validitas.
Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikansi dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Untuk degree of
freedom (df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k
61
adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung
60-2 atau df 58 dengan alpha 0,05 didapat r tabel 0.2542, jika r
hitung (untuk tiap-tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom
corrected item pertanyaan total correlation) lebih besar dari r tabel
dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variable Item pertanyaan Corrected item-total correlation
r tabel Keterangan
Komunikasi (X1)
Komunikasi 1 Komunikasi 2 Komunikasi 3 Komunikasi 4 Komunikasi 5 Komunikasi 6 Komunikasi 7 Komunikasi 8
0.573 0.571 0.513 0.552 0.429 0.548 0.538 0.542
0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Etika Kerja Islam (X2)
Etika Kerja Islam 1 Etika Kerja Islam 2 Etika Kerja Islam 3 Etika Kerja Islam 4 Etika Kerja Islam 5 Etika Kerja Islam 6
0.438 0.617 0.706 0.713 0.683 0.643
0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Kinerja Karyawan
(Y)
Kinerja Karyawan 1 Kinerja Karyawan 2 Kinerja Karyawan 3 Kinerja Karyawan 4 Kinerja Karyawan 5 Kinerja Karyawan 6 Kinerja Karyawan 7 Kinerja Karyawan 8
0.441 0.624 0.595 0.546 0.631 0.670 0.583 0.419
0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542 0,2542
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2011
Dari tabel-tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing
item pertanyaan memiliki r Hitung > dari r Tabel (0.2542) dan bernilai
positif. Dengan demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
62
4.3.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel. Untuk mengukur reliabilitas
dengan menggunakan uji statistik adalah Cronbach Alpha (α). suatu
variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach alpha lebih dari
0,60 ( > 0,60).83
Untuk menguji reliabilitas instrumen, maka menggunakan
analisis SPSS. Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Realibilitas Intrumen
Variabel Reliability Coefficients
Alpha Keterangan
X1 X2 Y
8 Item 6 Item 8 Item
0. 814 0. 846 0. 834
Reliable Reliable Reliable
Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel
memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0.60 ( > 0.60), sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel X1, X2, dan Y adalah reliabel
4.4. Hasil Análisis Data
4.4.1 Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpangan klasik
terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
83 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan
Penerbit UNDIP, Semarang, 2005, hlm. 41 – 45
63
4.4.1.1 Uji Multikolonieritas
Uji Multikolieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel independent.
Tabel 4.7
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 6.465 3.351 1.929 .059
Komunikasi (X1) .391 .083 .470 4.740 .000 .931 1.074
1
Etika Kerja Islam (X2) .475 .118 .398 4.010 .000 .931 1.074
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y) Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
Dari hasil pengujian multikolineoritas yang
dilakukan diketahui bahwa nilai variance inflation factor
(VIF) kedua variabel, yaitu Komunikasi dan Etika Kerja
Islam adalah 1.074 lebih kecil dari 10 (Imam Ghozali:
2001), sehingga bisa diduga bahwa antar variabel
independen tidak terjadi persoalan multikoliniearitas.
4.4.1.2 Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk menguji suatu model
apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel
64
bebas saling mempengaruhi. Adapun hasil pengujian
autokorelasi adalah sebagai berikut.
Tabel 4.8
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .691a .478 .459 2.52375 2.214 a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada
periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka
dikatakan ada problem autokorelasi. (Ghozali,2005)
Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji
Durbin–Watson atas residual persamaan regresi diperoleh
angka d-hitung sebesar 2.214. Sebagai pedoman umum
Durbin–Watson berkisar 0 dan 4. jika nilai uji statistik
Durbin–Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari
tiga, maka residuals atau eror dari model regresi berganda
tidak bersifat independen atau terjadi autocorrelation.84
84 S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2006,
248
65
Jadi berdasarkan nilai uji statistik Durbin–Watson
dalam penelitian ini berada diatas satu dan dibawah tiga
(2.214) sehingga tidak terjadi autocorrelation.
4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians.
Adapun hasil uji statistik Heterokedasitas yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.6
Uji Heterokedasitas
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
Berdasarkan grafik scatterplot menunjukkan bahwa
terdapat pola yang jelas serta titik yang menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi.
66
4.4.1.4 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Adapun
Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Gambar 4.6
Uji Normalitas
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
Gambar 4.8
Normal Probality Plot
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
67
Berdasarkan normal probability plot menunjukkan
bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, demikian juga grafik
histogramnya pada gambar 4.8 menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.4.2 Análisis Data
4.4.2.1 Koofesien Determinasi
Koefisien determinasi yang memiliki fungsi untuk
menjelaskan sejauh mana kemampuan variabel independen
(Komunikasi dan Etika Kerja Islam) terhadap variabel dependen
(Kinerja Karyawan). Hasil olahan statistik yang dibantu program
SPSS 16.0 for Windows menunjukkan bahwa variabel independen
hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 47,8%, sedang
yang 52.2% sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model ini (tidak diteliti).
Tabel 4.9
Uji Pengaruh secara simultan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .691a .478 .459 2.52375 2.214
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y) Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
68
Hasil uji koefisien determinasi tersebut memberikan makna
bahwa masih terdapat variabel independen lain yang
mempengaruhi kinerja karyawan. Untuk itu perlu pengembangan
penelitian lebih lanjut, terkait dengan topik ini.
4.4.3 Uji Hepotesa
4.4.3.1 Uji Simultan (Uji F)
Sebelum membahas secara parsial pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen, terlebih dahulu dilakukan
pengujian secara simultan. Uji simultan ini, bertujuan untuk
menguji atau mengkonfimasi hipotesis yang menjelaskan “terdapat
pengaruh antara Komunikasi dan Etika Kerja Islam Terhadap
Kinerja Karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati”.
Uji simultan, ditunjukkan dengan hasil perhitungan Ftest
yang menunjukkan nilai 26.057 dengan tingkat probabilitas 0,000
yang jauh di bawah alpha 5%.
Tabel 4.10
Uji Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 331.933 2 165.967 26.057 .000a
Residual 363.050 57 6.369
1
Total 694.983 59 a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
69
Hal itu berarti bahwa secara bersama-sama variabel
independen komunikasi dan Etika kerja Islam berpengaruh
terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan
“tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel Komunikasi
dan Etika Kerja Islam terhadap kinerja karyawan KJKS BMT
Fastabiq Pati” tidak sanggup diterima yang berarti menerima
hipotesis alternatif yang berbunyi “Secara simultan ada pengaruh
yang signifikan antara variabel Komunikasi dan Etika Kerja Islam
terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Fastabiq Pati”.
4.6.2 Uji Parsial (Uji T)
Uji parsial ini memiliki tujuan utnuk menguji atau
mengkonfirmasi hipotesis secara individual. Uji parsial ini, dalam
hasil perhitungan statistik Ordinary Least Square (OLS)
ditunjukkan dengan thitung. Secara terperinci hasil thitung dijelaskan
dalam tabel berikut:
Tabel 4.11
Uji Partial
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std.
Error Beta T Sig.
(Constant) 6.465 3.351 1.929 .059
Komunikasi (X1) .391 .083 .470 4.740 .000
1
Etika Kerja Islam (X2) .475 .118 .398 4.010 .000 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2011
70
Dari tabel 4.11 di atas, dapat diketahui hasil analisis regresi
diperoleh koefisien untuk variabel Komunikasi sebesar 0,391 dan
variabel Etika Kerja Islam sebesar 0,475 dengan konstanta sebesar
6,465 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Hasil analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS
versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Pengaruh Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil uji empiris pengaruh antara Komunikasi
Terhadap Kinerja Karyawan, menunjukkan nilai t hitung 4.740
dan p value (Sig) sebesar 0,000 yang di bawah alpha 5%.
Artinya bahwa Komunikasi berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Bahwa hasil penelitian
tidak dapat menolak hipotesis yang menyatakan “Variabel
Komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja
Karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati”.
Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel
Komunikasi menunjukkan angka sebesar 0,391 yang artinya
adalah besaran koofesien komunikasi terhadap kinerja
karyawan adalah sebesar 39,1%.
71
b) Pengaruh Etika Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil perhitungan statistik dengan data yang diperoleh
dari responden, yang dibantu dengan program SPSS variabel
Etika Kerja Islam (X2) menunjukkan nilai t hitung 4.010 dan p
value (Sig.) 0.000, dengan menggunakan tingkat alpha 5%,
maka posisi nilai probabilitas berada di atas alpha-nya. Hal ini
berarti bahwa, berpengaruh signifikan antara Eika Kerja Islam
terhadap Kinerja karyawan.
Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel
Etika Kerja Islam menunjukkan angka sebesar 0,475 yang
artinya adalah besaran koofesien Komunikasi terhadap Kinerja
karyawan adalah sebesar 47,5%.
Koefisien regresi sebesar 6,465 menyatakan bahwa
setiap penambahan (karena memiliki tanda +) 1% pada
komunikasi dan Etika kerja Islam, maka akan meningkatkan
Kinerja karyawan sebesar 646,5%, demikian pula jika terjadi
sebaliknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Komunikasi dan Etika Kerja berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Karyawan.
4.5 Pembahasan
Pengaruh masing-masing variabel independen (komunikasi dan
Etika kerja Islam) dan variabel dependen (kinerja karyawan) dapat
dijelaskan sebagai berikut.
72
Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti bahwa komunikasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di KJKS
BMT Fastabiq Pati. (P value < 0.05). komunikasi merupakan faktor yang
diperhitungkan dalam menjaga kinerja karyawan. Dari hasil pengujian yang
dilakukan terbukti komunikasi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Ini ditunjukkan
dengan hasil jawaban responden pada masing-masing item pertanyaan.
Pada item pertanyaan komunikasi 1. 70% responden menyatakan
benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu mendapatkan
informasi yang jelas dari pimpinan sedangkan 11,7% menyatakan sangat
benar 10% menyatakan netral dan 8,3% menyatakan tidak benar.
Pada item pertanyaan komunikasi 2. 66,7% responden menyatakan
benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu faham dengan
intruksi yang diberikan oleh pimpinan sedangkan 16,7% menyatakan netral
10% mnyatakan sangat benar dan 6,7% menyatakan tidak benar.
Pada item pertanyaan komunikasi 3. 63,3% responden menyatakan
benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu mendapatkan
pendidikan dan pelatihan terdahulu sedangkan 21,7% menyatakan netral
8,3% menyatakan sangat benar dan 6,7% menyatakan tidak benar.
Pada item pertanyaan komunikasi 4. 61,7% responden menyatakan
benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu mendapatkan
pengawasan dari pimpinan sedangkan 23,3% menyatakan netral 8,3%
menyatakan tidak benar dan 6,7% menyatakan sangat benar.
73
Pada item pertanyaan komunikasi 5. 70% responden menyatakan
benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu diberikan
arahan (usulan) dari pimpinan sedangkan 13,3% menyatakan netral 10 %
menyatakan tidak benar dan 6,7 % menyatakan sangat benar.
Pada item pertanyaan komunikasi 6. 43,3% responden menyatakan
benar bahwa pimpinan selalu merespon usul dan saran dari bawahan
sedangkan 31,7% menyatakan netral 13,3% menyatakan tidak benar dan
11,7% menyatakan sangat benar.
Pada item pertanyaan komunikasi 7. 46,7% responden menyatakan
benar bahwa dalam melaksanakan pekerjaan karyawan selalu mendapatkan
pantauan dari dewan pengawas syari’ah sedangkan 30% menyatakan netral
15% menyatakan tidak benar 5% menyatakan sangat benar dan
3,3%menyatakan sangat tidak benar.
Pada item pertanyaan komunikasi 8. 46,7% responden menyatakan
benar bahwa dewan pengawas syari’ah selalu berperan aktif dalam
peningkatan kualitas kerja karyawan sedangkan 35% menyatakan netral
13,3% menyatakan tidak benar 3,3% menyatakan sangat benar dan 1,7%
menyatakan sangat tidak benar.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel Komunikasi,
masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab benar dan netral.
Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa satu yang menyatakan bahwa ada
pengaruh signifikan antara Komunikasi terhadap kinerja karyawan di KJKS
BMT Fastabiq Pati dengan ditunjukkan P value 0.000 yang lebih kecil dari
74
signifikansi 5%, sehingga pada akhirnya Komunikasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian
terhadap 60 responden yang bekerja di KJKS BMT Fastabiq Pati adanya
bukti untuk menolak H0 bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara Komunikasi terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
Dan menerima H1 bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Komunikasi terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
Hasil penelitian uji pengaruh variable Etika kerja Islam terhadap
Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati tercermin dalam jawaban
responden sebagai berikut:
Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 1. 60% responden
menyatakan setuju bahwa dalam melaksanakan pekerjaan selalu bersikap
ramah dan sopan sedangkan 30% menyatakan sangat setuju dan 10%
menyatakan netral.
Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 2. 58,3% responden
menyatakan setuju bahwa dalam melaksanakan pekerjaan tidak pernah
bersikap arogan terhadap rekan yang lainnya sedangkan 35% menyatakan
sangat setuju 5% menyatakan netral dan 1,7% menyatakan tidak setuju.
Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 3. 58,3% responden
menyatakan setuju bahwa dalam melaksanakan pekerjaan selalu
mendahulukan kepentingan umum sedangkan 33,3% menyatakan sangat
setuju dan 8,3% menyatakan netral.
75
Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 4. 53,3% responden
menyatakan setuju bahwa bekerja dengan niat utama mengabdi pada
masyarakat sedangkan 41,7% menyatakan sangat setuju dan 5
%menyatakan netral.
Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 5. 53,3% responden
menyatakan setuju bahwa dalam melaksanakan pekerjaan selalu
berkelakuan yang baik dan benar menurut syari’at Islam sedangkan 38,3%
menyatakan sangat setuju dan 8,3% menyatakan netral.
Pada item pertanyaan Etika kerja Islam 6. 46,7% responden
menyatakan setuju bahwa dalam melaksanakan pekerjaan tidak
meninggalkan kewajiban sholat lima waktu sedangkan 40% menyatakan
sangat setuju 10% menyatakan netral dan 3,3% menyatakan tidak setuju.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variable Etika kerja
Islam masing masing pertanyaan dijawab setuju dan sangat setuju dengan
presentase yang cukup besar. Hal ini sejalan dengan pengujian hepotesa dua
yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Etika
kerja Islam terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati dengan
ditunjukkan P value 0.000 yang lebih kecil dari signifikan 5% sehingga
pada akhirnya Etika kerja Islam mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian
terhadap 60 responden yang bekerja di KJKS BMT Fastabiq Pati adanya
bukti untuk menolak H0 bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
76
antara Etika kerja Islam terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq
Pati. Dan menerima H1 bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Etika kerja Islam terhadap Kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
Sedangkan hasil pengujian pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh nilai P value
sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari taraf signifikan 0.05. Ini artinya
variabel komunikasi dan Etika kerja Islam secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq
Pati.Kepercayaan dan ini sekaligus menjawab bahwa hipotesa tiga (H3) yang
berbunyi secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara
Komunikas dan Etika kerja Islam secara bersama-sama terhadap kinerja
karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
beberapa hal sesuai dengan hipotesis sebagai berikut:
1. Variable Komunikasi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Terlihat thitung (4,740) >
ttabel (2.002) yang berarti indikator Komunikasi yang mempunyai andil
dalam peningkatan kinerja karyawan melalui pemberian informasi,
pengetahuan dan gagasan yang berpengaruh sebesar 70% dalam
peningkatan kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
2. Variable Etika Kerja Islam (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
Terlihat thitung (4,010) < ttabel (2.002) yang berarti indikator Etika Kerja
Islam mempunyai andil dalam peningkatan kinerja karyawan melalui sikap
ramah dan sopan santun yang berpengaruh sebesar 60% dalam
peningkatan kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati.
3. Variable Komunikasi (X1) dan Etika Kerja Islam (X2) secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di
KJKS BMT Fastabiq Pati. Terlihat Fhitung (26,057) > Ftabel (0.000) yang
berarti Komunikasi dan Etika Kerja Islam secara bersama-sama
78
mempunyai andil dalam mempengaruhi kinerja karyawan di KJKS BMT
Fastabiq Pati.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas,
penulis memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan
KJKS BMT Fastabiq Pati, sebagai berikut:
1. Bagi KJKS BMT Fastabiq Pati diharapkan lebih mengingkatkan
komunikasi yang lebih baik lagi, etika kerja karyawan, profesionalisme
kerja, fasilitas dan sebagainya, karena hal-hal tersebut memiliki andil
dalam meningkatkan kualitas kinerja dan loyalitas karyawan.
2. Idealisme produk dan kinerja yang berdasarkan operasional Syari’at Islam
harus terus dipertahankan dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, karena hal
tersebut yang membedakannya dengan Lembaga Keuangan
Konvensional.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya untuk bidang yang sama.
5.3 Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. shalawat serta
salam semoga tatap tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW
yang kita harapkan syafa’atnya kelak di hari kiamat.
79
Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah berusaha
semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan
dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatsan ilmu dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapka saran
dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan
datang untuk mencapai kesempurnaan.
Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat menambah
khazanah keilmuan, bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Sony Keraf, Etika Bisnis dan Tuntutan Relevansi, Yogyakarta:Kanisius,1998.
Abdul Hamid Mursi, SDM yang Produktif: Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Abdulloh Abdul Husain At-thoriqi, Ekonomi Islam, prinsip, dasar dan Tujuan, Yogyakarta: Magistra Insania Press,2004.
Algifari, Analisis Regresi : Teori, Kasus dan Solusi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000.
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Al-Jumanatul Ali, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. J-Art, 2005.
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis & Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Bandung: Rekayasa Sains, 2007.
H. M. Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, Jakarta: Prenada Media.
Hafhidhudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2003.
Husain Umar, Research Methods In Finance And Banking, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS, Semarang; Badan Penerbit Undip,2005.
Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007.
Kuat ismanto, Manajemen Syari’ah Implementasi TQM Dalam Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: pustaka belajar,2009.
Lembaga Lajnah Penerjemah.
Muhammad Arni, komunikasi organisasi, Jakarta:PT bumi aksara, 2009, hal. 1
Muhammad dan Alimin, Etika & Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta: BPFE, 2004.
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Muhammad, “metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitati”. Jakarta: Rajawali Pers. 2008.
Muhammmad, Metode Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta:pustak Al-Kautsar,
O.P. Simorangkir, Etika Bisnis, Jabatan dan Perbankan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Penelitin sri widodo,pengaruh komunikasidan partisipasi anggota terhadap keberhasilan KUD mlati, akmenika; Yogyakarta, 2008.
Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta:pustaka belajar, 2004.
Rahman eljunusi, pengaruh religiusitas, etika kerja islam dan individual rank terhadap kinerja lembaga keuangan syari’ah, semarang; jurnal peneletian kompetitif kolektif terpadu,th 2004.
Ratna Kusumawati, “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan: (Studi Kasus pada RS Roemani Semarang),” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, III (November, 2008).
Redi Panuju, Etika Bisnis Tinjauan Empiris Dan Kiat Mengembangkan Bisnis Sehat,Jakarta:PT Grasindo,1995.
Ridwan Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil; Yogyakarta: Press, 2004.
Riswandi, ilmu komunikasi, Yogyakarta; Graha ilmu, 2009.
Skripsi Ahmad Zainuri, pengaruh etika kerja dan kepemimpinan islam terhadap kinerja karyawan (Studi pada KJKS/UJKS Koperasi Kab. Pati), 2011.
Sri wahyuni, (2007), Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keterlibatan Kerja Terhadap Hubungan Antara Etika Kerja Islam dengan Sikap Terhadap Perubahan Organisasi, Jurnal Skripsi.
Suharto dan Budhi Cahyono “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” Jurnal Ekonomi, I (Januari, 2005).
Surya Darma, Manajemen Kinerja Falsafah, Teori dan Penerapannya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar; 2005.
Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFE, 1999.
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.
Abi Ummu Salmiyah, Etika Kerja dalam Islam, diambil dari : http://spesialistorch.com
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/manajemen/article/view/3339
http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/2011/04/07/perbedaan-antara-etos-kerja-dengan-etika-kerja/
Nur Kholis, Etos Kerja Islami, diambil dari:http://nurkholis77.staff.uii. ac.id/etos-kerja-isl ami/
profil-bmt,fastabiq/ bulan juli tanggal 25 th 2011.
LAMPIRAN 1
Kepada YTH
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i………………
Di tempat
Assalamu’alaikum. wr. wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir (skripsi) pada Fakultas Syari’ah
program Strata Satu (S1) Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Walisongo
Semarang, maka dengan ini saya:
Nama : Moh. Nur Faqih
Nim : 072411071
Jurusan : Ekonomi Islam
Judul : Pengaruh Komunikasi dan Etika Kerja Islam
Terhadap Kinerja Karyawan di BMT Fastabiq Pati
Mohon bantuan Bapak/ Ibu/ Saudara/ I mengisi angket untuk kepentingan
penulisan skripsi tersebut. Dan data yang Bapak/ Ibu/ Saudara/ i berikan semata-
mata untuk kepentingan akademik dan dijamin kerahasiaannya.
Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i dalam mengisi angket ini saya
sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. wr. wb
Peneliti
Moh. Nur Faqih 072411071
Saya sangat mengharapkan partisipasi Bpk/ Ibu/ Saudara/ i untuk dapat
meluangkan sedikit waktu dan dapat membantu saya dalam menjawab beberapa
pernyataan di bawah ini:
( Identitas Responden )
Nama :…………….…………………. (Nama
Boleh tidak diisi)
JENIS KELAMIN : L / P
USIA :……………………….……….
PENDIDIKAN :……………………………….
JABATAN :………………………………..
Petunjuk Pengisian :
Beri tanda (√) untuk jawaban yang anda pilih..
SB : Sangat Benar B : Benar N : Netral
TB : Tidak Benar STB : Sangat Tidak Benar
Pernyataan untuk variabel Komunikasi (X1)
No Pernyataan SB B N TB STB
1 Dalam melaksanakan pekerjaan,
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mendapat
informasi yang jelas dari pimpinan.
2 Dalam melaksanakan pekerjaan,
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu faham
dengan intruksi yang diberikan
pimpinan.
3 Dalam melaksanakan pekerjaan,
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu
mendapatkan pendidikan dan pelatihan
terlebih dahulu.
4 Dalam melaksanakan pekerjaan,
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu
mendapatkan pengawasan dari
pimpinan.
5 Dalam melaksanakan pekerjaan,
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu diberikan
arahan (usulan) dari pimpinan.
6 Pimpinan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu
merespon usul dan saran dari bawahan.
7 Dalam melaksanakan pekerjaan,
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mendapat
pantauan dari Dewan Pengawas
Syari’ah
8 Dewan Pengawas Syari’ah selalu
berperan aktif dalam peningkatan
kualitas kerja Bapak/ Ibu/ Saudara/ i.
Pernyataan untuk variabel Etika Kerja Islam (X2)
SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral
TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S N TS STS
1 Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i
selalu bersikap ramah dan sopan.
2 Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i
tidak pernah bersikap arogan terhadap rekan yang
lainnya.
3 Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i
selalu mendahulukan kepentingan umum.
4 Bapak/ Ibu/ Saudara/ i bekerja dengan niat utama
mengabdi pada masyarakat
5 Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i
selalu berkelakuan yang baik dan benar menurut
syari’at Islam
6 Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i
tidak meninggalkan kewajiban sholat lima waktu
Pernyataan untuk variabel Kinerja (Y)
SB : Sangat Benar B : Benar N : Netral
TB : Tidak Benar STB : Sangat Tidak Benar
No Pernyataan SB B N TB STB
1 Bapak/ Ibu/ Saudara/ i dapat melaksanakan
pekerjaan dengan optimal
2 Bapak/Ibu/ Saudara/ i dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan tepat waktu.
3 Bapak/ Ibu/ Saudara/ i telah memenuhi
kualitas kerja yang ditargetkan.
4 Bapak/ Ibu/ Saudara/ i memiliki pengalaman
tentang pekerjaan yang anda kerjakan.
5 Bapak/ Ibu/ Saudara/ i telah menguasai
pekerjaan dengan baik.
6 Bawahan Bapak/ Ibu/ Saudara/ i aktif
berpendapat di dalam rapat.
7 Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu memunculkan
ide yang timbul dari dirinya dalam
menyelesaikan tugas.
8 Bapak/ Ibu/ Saudara/ i selalu mematuhi jam
kerja yang ditentukan.
Lampiran 3 Tanggapan responden terhadap masing-masing item pertanyaan
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu mendapat informasi yang jelas dari pimpinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 5 8.3 8.3 8.3
N 6 10.0 10.0 18.3
B 42 70.0 70.0 88.3
SB 7 11.7 11.7 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu Faham dengan intruksi yang diberikan pimpinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 4 6.7 6.7 6.7
N 10 16.7 16.7 23.3
B 40 66.7 66.7 90.0
SB 6 10.0 10.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu mendapat pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 4 6.7 6.7 6.7
N 13 21.7 21.7 28.3
B 38 63.3 63.3 91.7
SB 5 8.3 8.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu mendapatkan pengawasan dari pimpinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 5 8.3 8.3 8.3
N 14 23.3 23.3 31.7
B 37 61.7 61.7 93.3
SB 4 6.7 6.7 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu diberikan arahan (usulan) dari pimpinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 6 10.0 10.0 10.0
N 8 13.3 13.3 23.3
B 42 70.0 70.0 93.3
SB 4 6.7 6.7 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Pimpinan bpk/ibu/saudara/I selalu merespon usul dan saran dari bawahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 8 13.3 13.3 13.3
N 19 31.7 31.7 45.0
B 26 43.3 43.3 88.3
SB 7 11.7 11.7 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan bpk/ibu/saudara/I selalu mendapat pantauan dari DPS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
STB 2 3.3 3.3 3.3
TB 9 15.0 15.0 18.3
N 18 30.0 30.0 48.3
B 28 46.7 46.7 95.0
SB 3 5.0 5.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dewan pengawas syari’ah selalu berperan aktif dalam peningkatan kualitas kerja bpk/ibu/saudara/i
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
STB 1 1.7 1.7 1.7
TB 8 13.3 13.3 15.0
N 21 35.0 35.0 50.0
B 28 46.7 46.7 96.7
SB 2 3.3 3.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/i selalu bersikap ramah dan sopan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
N 6 10.0 10.0 10.0
S 36 60.0 60.0 70.0
SS 18 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/i tidak pernah bersikap arogan terhadap rekan dan lainnya.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TS 1 1.7 1.7 1.7
N 3 5.0 5.0 6.7
S 35 58.3 58.3 65.0
SS 21 35.0 35.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/i Selalu mendahulukan kepentingan umum
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
N 5 8.3 8.3 8.3
S 35 58.3 58.3 66.7
SS 20 33.3 33.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bapak/Ibu/Saudara/I bekerja dengan niat utama mengabdi pada masyarakat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
N 3 5.0 5.0 5.0
S 32 53.3 53.3 58.3
SS 25 41.7 41.7 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/I selalu
berkelakuan yang baik dan benar menurut syari’at Islam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
N 5 8.3 8.3 8.3
S 32 53.3 53.3 61.7
SS 23 38.3 38.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Dalam melaksanakan pekerjaan, Bapak/Ibu/Saudara/I tidak meninggalkan kewajiban sholat lima waktu.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TS 2 3.3 3.3 3.3
N 6 10.0 10.0 13.3
S 28 46.7 46.7 60.0
SS 24 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bpk/ibu/saudara/I dapat melaksanakan pekerjaan dengan optimal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
N 14 23.3 23.3 23.3
B 36 60.0 60.0 83.3
SB 10 16.7 16.7 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bpk/ibu/saudara/I dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
waktu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
N 21 35.0 35.0 35.0
B 36 60.0 60.0 95.0
SB 3 5.0 5.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bpk/ibu/saudara/I telah memenuhi kualitas kerja yang ditargetkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 2 3.3 3.3 3.3
N 17 28.3 28.3 31.7
B 39 65.0 65.0 96.7
SB 2 3.3 3.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bpk/ibu/saudara/I memiliki pengalaman tentang pekerjaan yang anda kejakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 1 1.7 1.7 1.7
N 17 28.3 28.3 30.0
B 35 58.3 58.3 88.3
SB 7 11.7 11.7 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bpk/ibu/saudara/I telah menguasai pekerjaan dengan baik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 1 1.7 1.7 1.7
N 15 25.0 25.0 26.7
B 38 63.3 63.3 90.0
SB 6 10.0 10.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bawahan Bpk/ibu/saudara/I aktif berpendapat didalam rapat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 3 5.0 5.0 5.0
N 33 55.0 55.0 60.0
B 22 36.7 36.7 96.7
SB 2 3.3 3.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bpk/ibu/saudara/I selalu memunculkan ide yang timbul dari dirinya dalam menyelesaikan tugas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
TB 2 3.3 3.3 3.3
N 23 38.3 38.3 41.7
B 30 50.0 50.0 91.7
SB 5 8.3 8.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Bpk/ibu/saudara/I selalu mematuhi jam kerja yang ditentukan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
N 11 18.3 18.3 18.3
B 36 60.0 60.0 78.3
SB 13 21.7 21.7 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
LAMPIRAN 4 Uji Validitas dan Reabilitas Angket
Uji Validitas Variabel Komunikasi (X1)
Correlations
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 X1
Pearson Correlation 1 .693** .378** .413** .303* .472** .256* .205 .686**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .001 .019 .000 .048 .116 .000
k1
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .693** 1 .364** .394** .287* .532** .214 .215 .681** Sig. (2-tailed) .000 .004 .002 .026 .000 .101 .099 .000
k2
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .378** .364** 1 .317* .415** .370** .302* .286* .634** Sig. (2-tailed) .003 .004 .014 .001 .004 .019 .027 .000
k3
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .413** .394** .317* 1 .275* .338** .456** .377** .669** Sig. (2-tailed) .001 .002 .014 .034 .008 .000 .003 .000
k4
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .303* .287* .415** .275* 1 .385** .217 .193 .569** Sig. (2-tailed) .019 .026 .001 .034 .002 .096 .140 .000
k5
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .472** .532** .370** .338** .385** 1 .207 .313* .687** Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .008 .002 .112 .015 .000
k6
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .256* .214 .302* .456** .217 .207 1 .838** .687** Sig. (2-tailed) .048 .101 .019 .000 .096 .112 .000 .000
k7
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .205 .215 .286* .377** .193 .313* .838** 1 .676** Sig. (2-tailed) .116 .099 .027 .003 .140 .015 .000 .000
k8
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .686** .681** .634** .669** .569** .687** .687** .676** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
X1
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reabilitas Variabel Komunikasi (X1)
Case Processing Summary
N %
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.814 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
k1 25.18 13.406 .573 .788
k2 25.23 13.538 .571 .788
k3 25.30 13.807 .513 .796
k4 25.37 13.524 .552 .791
k5 25.30 14.112 .429 .807
k6 25.50 12.831 .548 .791
k7 25.68 12.661 .538 .794
k8 25.67 13.107 .542 .792
Uji Validitas Variabel Etika Kerja Islam (X2)
Correlations
e1 e2 e3 e4 e5 e6 X2
Pearson Correlation 1 .565** .327* .318* .290* .263* .600**
Sig. (2-tailed) .000 .011 .013 .025 .042 .000
e1
N 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .565** 1 .534** .512** .354** .427** .744** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .001 .000
e2
N 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .327* .534** 1 .705** .570** .534** .803** Sig. (2-tailed) .011 .000 .000 .000 .000 .000
e3
N 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .318* .512** .705** 1 .631** .527** .805** Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .000 .000 .000
e4
N 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .290* .354** .570** .631** 1 .707** .789** Sig. (2-tailed) .025 .006 .000 .000 .000 .000
e5
N 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .263* .427** .534** .527** .707** 1 .786** Sig. (2-tailed) .042 .001 .000 .000 .000 .000
e6
N 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .600** .744** .803** .805** .789** .786** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
X2
N 60 60 60 60 60 60 60 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reabilitas Etika Kerja Islam (X2)
Case Processing Summary
N %
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.846 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
e1 21.42 6.552 .438 .855
e2 21.35 5.960 .617 .823
e3 21.37 5.863 .706 .807
e4 21.25 5.919 .713 .806
e5 21.32 5.847 .683 .811
e6 21.38 5.393 .643 .821
Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
ki1 ki2 ki3 ki4 ki5 ki6 ki7 ki8 Y
Pearson Correlation 1 .609** .347** .292* .183 .189 .254 .341** .583**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .024 .162 .148 .050 .008 .000
ki1
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .609** 1 .420** .339** .372** .420** .412** .408** .719** Sig. (2-tailed) .000 .001 .008 .003 .001 .001 .001 .000
ki2
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .347** .420** 1 .483** .479** .590** .414** .118 .701** Sig. (2-tailed) .007 .001 .000 .000 .000 .001 .371 .000
ki3
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .292* .339** .483** 1 .569** .426** .322* .218 .673** Sig. (2-tailed) .024 .008 .000 .000 .001 .012 .094 .000
ki4
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .183 .372** .479** .569** 1 .518** .472** .399** .734** Sig. (2-tailed) .162 .003 .000 .000 .000 .000 .002 .000
ki5
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .189 .420** .590** .426** .518** 1 .671** .342** .767** Sig. (2-tailed) .148 .001 .000 .001 .000 .000 .007 .000
ki6
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .254 .412** .414** .322* .472** .671** 1 .260* .708** Sig. (2-tailed) .050 .001 .001 .012 .000 .000 .044 .000
ki7
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .341** .408** .118 .218 .399** .342** .260* 1 .566** Sig. (2-tailed) .008 .001 .371 .094 .002 .007 .044 .000
ki8
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 Pearson Correlation .583** .719** .701** .673** .734** .767** .708** .566** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Y
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reabilitas Kinerja Karyawan (Y)
Case Processing Summary
N %
Valid 60 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.834 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ki1 26.05 9.642 .441 .830
ki2 26.28 9.325 .624 .808
ki3 26.30 9.264 .595 .810
ki4 26.18 9.169 .546 .817
ki5 26.17 9.023 .631 .805
ki6 26.60 8.820 .670 .800
ki7 26.35 8.909 .583 .812
ki8 25.95 9.709 .419 .833
LAMPIRAN 5 Statistik deskriptif untuk 60 Responden di KJKS BMT Fastabiq Pati
Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
laki-laki 40 66.7 66.7 66.7
perempuan 20 33.3 33.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Klasifikasi Berdasarkan umur
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
21-30 tahun 48 80.0 80.0 80.0
31-40 tahun 12 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Klasifikasi Berdasarkan pendidikan
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
SMA/SMK 23 38.3 38.3 38.3
Diploma III 26 43.3 43.3 81.7
Sarjana 11 18.3 18.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
Klasifikasi Berdasarkan jabatan
Jabatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Koordinator cabang 1 1.7 1.7 1.7
Manajer 1 1.7 1.7 3.3
Manajer Area 3 5.0 5.0 8.3
Manajer SDI 1 1.7 1.7 10.0
Divisi Operasional 1 1.7 1.7 11.7
Divisi Finance 1 1.7 1.7 13.3
Divisi Funding 1 1.7 1.7 15.0
IT 1 1.7 1.7 16.7
Teller 9 15.0 15.0 31.7
Customer Service 1 1.7 1.7 33.3
Senior Marketing 5 8.3 8.3 41.7
Marketing 24 40.0 40.0 81.7
Magang Marketing 3 5.0 5.0 86.7
Magang Administrasi 1 1.7 1.7 88.3 Staf Baitul Maal 1 1.7 1.7 90.0
Cleaning Service 3 5.0 5.0 95.0
Sopir Mobil BMT 1 1.7 1.7 96.7
Security 2 3.3 3.3 100.0
Valid
Total 60 100.0 100.0
LAMPIRAN 6 Output Rgresi Linier Berganda Dari 60 Responden
Uji Pengaruh Komunikasi (X1) dan Etika Kerja Islam (X2) Terhadap Kinerja Karyawan
(Y)
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Etika Kerja Islam
(X2), Komunikasi
(X1)a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .691a .478 .459 2.52375 2.214
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 331.933 2 165.967 26.057 .000a
Residual 363.050 57 6.369
1
Total 694.983 59
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 6.465 3.351 1.929 .059
Komunikasi (X1) .391 .083 .470 4.740 .000 .931 1.074
1
Etika Kerja Islam (X2) .475 .118 .398 4.010 .000 .931 1.074
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 23.1415 36.3548 29.9833 2.37192 60
Std. Predicted Value -2.885 2.686 .000 1.000 60
Standard Error of Predicted
Value .336 1.278 .528 .201 60
Adjusted Predicted Value 22.0451 35.7172 29.9410 2.38868 60
Residual -6.37676 5.06522 .00000 2.48060 60
Std. Residual -2.527 2.007 .000 .983 60
Stud. Residual -2.573 2.131 .008 1.016 60
Deleted Residual -6.61280 5.95488 .04236 2.65408 60
Stud. Deleted Residual -2.713 2.202 .006 1.033 60
Mahal. Distance .060 14.140 1.967 2.660 60
Cook's Distance .000 .342 .024 .055 60
Centered Leverage Value .001 .240 .033 .045 60
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Uji Asumsi Klasik 1. Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
(Constant)
Komunikasi (X1) .931 1.074
1
Etika Kerja Islam (X2) .931 1.074 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
2. Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .691a .478 .459 2.52375 2.214
a. Predictors: (Constant), Etika Kerja Islam (X2), Komunikasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
3. Heteroskedastisitas
4. Normalitas
LAMPIRAN 7 FTABEL α=5% T TABEL α=5% DF1 1 2 DF2 DF
1 161.448 18.513 1 12.706 2 199.500 19.000 2 4.303 3 215.707 19.164 3 3.182 4 224.583 19.247 4 2.776 5 230.162 19.296 5 2.571 6 233.986 19.330 6 2.447 7 236.768 19.353 7 2.365 8 238.883 19.371 8 2.306 9 240.543 19.385 9 2.262
10 241.882 19.396 10 2.228 11 242.983 19.405 11 2.201 12 243.906 19.413 12 2.179 13 244.690 19.419 13 2.160 14 245.364 19.424 14 2.145 15 245.950 19.429 15 2.131 16 246.464 19.433 16 2.120 17 246.918 19.437 17 2.110 18 247.323 19.440 18 2.101 19 247.686 19.443 19 2.093 20 248.013 19.446 20 2.086 21 248.309 19.448 21 2.080 22 248.579 19.450 22 2.074 23 248.826 19.452 23 2.069 24 249.052 19.454 24 2.064 25 249.260 19.456 25 2.060 26 249.453 19.457 26 2.056 27 249.631 19.459 27 2.052 28 249.797 19.460 28 2.048 29 249.951 19.461 29 2.045 30 250.095 19.462 30 2.042 31 250.230 19.463 31 2.040 32 250.357 19.464 32 2.037 33 250.476 19.465 33 2.035 34 250.588 19.466 34 2.032 35 250.693 19.467 35 2.030 36 250.793 19.468 36 2.028
37 250.888 19.469 37 2.026 38 250.977 19.469 38 2.024 39 251.062 19.470 39 2.023 40 251.143 19.471 40 2.021 41 251.220 19.471 41 2.020 42 251.293 19.472 42 2.018 43 251.363 19.472 43 2.017 44 251.430 19.473 44 2.015 45 251.494 19.474 45 2.014 46 251.554 19.474 46 2.013 47 251.613 19.474 47 2.012 48 251.669 19.475 48 2.011 49 251.723 19.475 49 2.010 50 251.774 19.476 50 2.009 51 251.824 19.476 51 2.008 52 251.871 19.477 52 2.007 53 251.917 19.477 53 2.006 54 251.961 19.477 54 2.005 55 252.004 19.478 55 2.004 56 252.045 19.478 56 2.003 57 252.085 19.478 57 2.002 58 252.123 19.478 58 2.002 59 252.160 19.479 59 2.001 60 252.196 19.479 60 2.000
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Moh. Nur Faqih
Tempat /Tanggal Lahir : Pati, 19 Januari 1990
NIM : 072411071
Alamat : Kembang Rt.07 Rw.04 Kec. Dukuhseti Kab. Pati
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Jenjang Pendidikan Formal
1. Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Kec.Dukuhseti Kab.Pati Lulus Tahun
2001
2. Madrasah Tsanawiyyah Madarijul Huda Kec.Dukuhseti Kab.Pati Lulus Tahun
2004
3. Madrasah Aliyah Madarijul Huda Kec.Dukuhseti Kab.Pati Lulus Tahun 2007
4. Masuk Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 20 Desember 2010
Penulis
Moh. Nur Faqih 072411071