PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, HUBUNGAN POLITIK ...
Transcript of PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, HUBUNGAN POLITIK ...
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, HUBUNGAN
POLITIK, KONSERVATISME AKUNTANSI, DAN NILAI
PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK
MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI
Periode 2016-2018)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
NILA WIDHIYAMA
B 200 160 073
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
1
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, HUBUNGAN POLITIK,
KONSERVATISME AKUNTANSI, DAN NILAI PERUSAHAAN
TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI Periode
2016-2018)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh kepemilikan
keluarga, hubungan politik, konservatisme akuntansi, dan nilai perusahaan
terhadap praktik manajemen laba. Penelitian ini menggunakan variabel ukuran
perusahaan sebagai variabel kontrol. Data yang digunakan adalah data sekunder
dengan melihat laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode
purposive sampling dengan beberapa kriteria. Hasil penelitian menunjukan bahwa
nilai perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.
Sedangkan variabel kepemilikan keluarga, hubungan politik, dan konservatisme
akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.
Kata Kunci: manajemen laba, nilai perusahaan, konservatisme akuntansi,
hubungan politik, kepemilikan keluarga.
Abstract
This study aims to analyze and examine the effect of family ownership, political
relationships, accounting conservatism, and firm value on earnings management
practices. This study uses the company size variable as a control variable. The
data used is secondary data by looking at the annual reports of manufacturing
companies in the consumer goods industry listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2016-2018. The sample selection in this study was determined using
purposive sampling method with several criteria. The results showed that firm
value had a significant effect on earnings management practices. while the
variables of family ownership, political relations, and accounting conservatism
did not have a significant effect on earnings management practices.
keywords: earnings management, firm value, accounting conservatism, political
relationships, family ownership.
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi (Harahap, 2011). Manajemen memiliki tugas dalam
2
menyiapkan serta mempublikasikan laporan keuangan. Laporan keuangan yang
telah dipublikasi akan digunakan oleh para pemangku kepentingan maupun
investor dalam mengambil suatu keputusan. Oleh karenanya manajemen
termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai
atau informasi laba maksimal bagi perusahaan.
Informasi laba memiliki banyak kegunaan di berbagai konteks, umumnya
dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, penentu dari kebijakan pembayaran
dividen, panduan dalam melakukan investasi dan pengambilan keputusan dan
unsur prediksi, oleh karena itu informasi laba merupakan hal yang mendasar dan
penting dari laporan keuangan (Belkaoui, 2012). Laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu dapat dilihat pada
laporan laba rugi. Laporan laba rugi sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja
perusahaan, dalam setiap hubungan kinerja. Tindakan oportunitis oleh manajemen
dalam upaya memperlihatkan informasi laba yang baik menyebabkan informasi
yang seharusnya menjadi sumber utama untuk mengetahui kondisi perusahaan
yang sesungguhnya kehilangan makna dan fungsi karena praktik penyimpangan.
Scott (2012) menyatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang
dilakukan manajer atau tindakan nyata, yang mempengaruhi laba untuk suatu
tujuan dan kepentingan tertentu disebut dengan manajemen laba. Ada beberapa
pendapat yang menyatakan bahwa manajemen laba bukan sebagai kecurangan
atau dapat dikatakan sebagai praktik yang legal, karena aktivitas rekayasa
manajerial ini pada dasarnya merupakan dampak dari spektrum prinsip akuntansi
berterima umum yang luas. Manajer mempunyai kepentingan untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka, sehingga melakukan praktik manajemen
laba secara illegal. Namun, informasi yang disampaikan oleh manajer terkadang
tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Manajemen laba (earnings management) bertujuan untuk memberikan
laporan yang bias kepada stakeholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal
ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat
diakses oleh pihak luar. Keterbatasan dalam mengakses informasi akan
menimbulkan asimetri informasi, sehingga muncul konflik antara manajer dan
3
pemegang saham, hal ini sesuai dengan agency theory. Adanya pemisahan
tersebut sering menimbulkan konflik antara agen dan prinsipal (agency conflict),
hal ini terjadi karena ada perbedaan kepentingan, perbedaan kepentingan itulah
yang menjadi menyebabkan munculnya praktik manajemen laba. Manajemen
berusaha memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan cara meminimalisasi
berbagai biaya agency. Oleh karena itu, manajemen diasumsikan akan memilih
prinsip atau metode akuntansi yang sesuai dengan tujuannya guna
memaksimalkan kepentingannya (Harahap, 2011).
Pemilihan suatu metode atau kebijakan akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan tidak lepas dari teori akuntansi positif. Teori akuntansi positif
menjelaskan kebijakan akuntansi yang hendak dipilih oleh perusahaan dalam
kondisi tertentu serta menjelaskan mengapa kebijakan akuntansi menjadi suatu
masalah baik itu bagi perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
laporan keuangan. Oleh karena itu, pemilihan prosedur akuntansi yang digunakan
oleh setiap perusahaan tidaklah harus sama, sesuai dengan kondisi perusahaan.
Hal tersebut membuat manajer cenderung melakukan suatu tindakan yang
menurut teori ini disebut tindakan oportunis. Oleh karena itu manajemen laba
merujuk pada teori agensi dimana manajer berusaha mempermainkan informasi
laba sesuai kepentingan agen untuk melalui pemilihan kebijakan atau teknik
akuntansi yang digunakan sejalan dengan teori akuntansi positif.
Kasus yang banyak terjadi pada saat ini, menunjukan bahwa manajemen
laba merugikan berbagai pihak, informasi laba yang diungkapkan cenderung
dibesar-besarkan, sehingga informasi tersebut tidak relevan untuk dijadikan
pertimbangan keputusan. Oleh karena itu, penelitian mengenai manajemen laba
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
adanya manajemen laba.
Salah satu faktor yang dapat mengurangi adanya agency problem dalam
perusahaan adalah struktur kepemilikan. Salah satu struktur kepemilikan tersebut
adalah kepemilikan keluarga (Dwiyanti dan Astriena, 2018). Pada perusahaan
keluarga, anggota keluarga umumnya tidak hanya berstatus sebagai pemilik tetapi
juga menempati posisi manajemen perusahaan. Hal ini menyebabkan anggota
4
keluarga memiliki kendali yang besar terhadap kebijakan perusahaan sehingga
dapat mengurangi konfllik antara pemilik dan manajemen perusahaan. Adiguzel
(2013) menyatakan bahwa hubungan yang erat tersebut menyebabkan manajer
mengelola laba demi memenuhi tujuan atau harapan jangka panjang anggota
keluarga dan mengorbankan kekayaan pemegang saham minoritas. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti dan Astriena (2018) menyatakan bahwa
kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap praktik manajemen laba. Berbeda
dengan penelitian dari Lestari dan Harindahyani (2017) yang menunjukkan bahwa
kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi manajemen laba adalah
hubungan politik. Darmawan dan Putri (2018) menjelaskan perusahaan yang
memiliki hubungan politik akan memperoleh berbagai keuntungan dari
hubungannya tersebut. Hubungan politik sering dimanfaatkan untuk mengambil
manfaat atas pajak yang dengan menggunakan kedekatan dengan pemerintah
untuk memperoleh perlakuan istimewa dari pemerintah dalam hal perpajakan
seperti menghindari audit pajak (Kim dan Zhang, 2016). Selain itu, perusahaan
yang memiliki hubungan politik yang presiden komisaris memiliki hubungan
dengan pemerintah yang sedang berkuasa terbukti memiliki tingkat manajemen
laba yang signifikan tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang
tidak memiliki hubungan politik (Kim dan Zhang, 2016). Apriyani, dkk. (2019)
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa hubungan politik berpengaruh terhadap
praktik manajemen laba. Sedangkan penelitian dari Darmawan dan Putri (2018)
menemukan bahwa hubungan politik tidak berpengaruh terhadap praktik
manajemen laba.
Konservatisme akuntansi adalah norma laporan keuangan yang krusial
dalam hal akuntansi, hal tersebut mengakibatkan konservatisme disebut sebagai
prinsip akuntansi yang dominan. Konservatisme akuntansi juga dianggap dapat
mempengaruhi manajemen laba. Praktik manajemen laba salah satunya
dikarenakan adanya pilihan metode-metode akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan. Kondisi ini sesuai dengan pandangan lebih luas dari konservatisme
menurut Prabaningrat dan Widanaputra (2015) yang menyatakan bahwa peran
5
penting dari konservatisme adalah untuk membatasi oportunistik perilaku
pelaporan keuangan manajemen dan untuk mengimbangi bias disajikan dalam
laporan keuangan oleh pihak yang mementingkan diri sendiri. Bagheri, et. al
(2013) menyatakan bahwa tujuan utama konservatisme adalah untuk mencegah
keputusan yang salah oleh investor, kreditur dan pengguna laporan keuangan
lainnya, khususnya dalam menilai laba perusahaan. Penelitian oleh Prabaningrat
dan Widanaputra (2015) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh
terhadap manajemen laba. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sari (2016) yang menyatakan bahwa konservatisme akuntansi tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual. Nilai perusahaan juga didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan meningkat (Saputri, dkk. 2017). Nilai perusahaan
menunjukkan kinerja perusahaan dalam perspektif pasar modal. Penilaian tersebut
merupakan salah satu cara menilai perusahaan selain penilaian yang berbasis
laporan keuangan. Nilai perusahaan dinilai lebih obyektif karena sumber
informasi tidak semata pada laporan keuangan saja, namun juga menggunakan
informasi berupa harga pasar saham. Hasil penelitian dari Saputri, dkk. (2017)
menyatakan bahwa nilai perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.
Sedangkan hasil yang berbeda diperoleh dari Pasaribu, dkk. (2016) yang
menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya menjadi
alasan diperlukannya penelitian ulang untuk memperoleh bukti empiris terkait
kepemilikan keluarga, hubungan politik, konservatisme akuntansi dan nilai
perusahaan terhadap praktik manajemen laba dari beberapa penelitian yang
berbeda. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang ada dalam Bursa Efek Indonesia
karena pada sektor tersebut memiliki memiliki tingkat risiko keuangan yang
beragam yang dapat dianalisis dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya.
6
Periode penelitian dilakukan mulai dari tahun 2016 sampai dengan 2018 karena
peneliti tertarik untuk membandingkan periode tahun penelitian yang berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis merasa tertarik
untuk mengetahui dan melakukan penelitian lebih lanjut, dengan menggunakan
variabel kepemilikan keluarga, hubungan politik, konservatisme akuntansi dan
nilai perusahaan yang dianggap mempengaruhi manajemen laba, sehingga
penelitian ini diungkapkan dalam bentuk judul: “Pengaruh Kepemilikan
Keluarga, Hubungan Politik, Konservatisme Akuntansi dan Nilai
Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Empiris Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI Periode 2016-2018)”.
2. METODE
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian terhadap masalah-
masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi (Sugiyono, 2014).
2.2 Populasi, Sampel, dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan melihat annual report
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016-2018. Metode pemilihan sampel menggunakan
metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel
yang disesuaikan dengan tujuan dan kriteria penelitian (Sugiyono, 2014).
Diperoleh sampel sebanyak 66 perusahaan dalam penelitian ini.
2.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data pemilihan yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain
(Sugiyono, 2014). Adapun data sekunder dalam penelitian ini yang diperoleh dari
website resmi BEI www.idx.co.id.
7
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan
mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi dari tahun 2016-2018 yang dipublikasikan. Selain itu,
pengumpulan data pada penelitian ini juga menggunakan metode studi
kepustakaan yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan dan mempelajari buku, artikel, serta literatur lainnya melalui
situs internet dan karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.
2.5 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
2.5.1 Manajemen Laba
Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan manajemen laba
melalui manipulasi aktivitas riil. Manajemen laba riil adalah penyimpangan dari
aktivitas operasi normal perusahaan yang dimotivasi oleh keinginan manajemen
untuk memberikan pemahaman yang salah kepada pemangku kepentingan bahwa
tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dicapai melalui aktivitas operasi normal
perusahaan (Roychowdhury, 2006). Dalam penelitian ini manajemen laba riil
diukur dengan menggunakan proksi abnormal cashflow operations (ABN_CFO).
Abnormal Cash Flow Operations
(
) (
) (
)
Dimana:
CFOt : Arus kas operasi perusahaan I pada tahun t
At-1 : Total aset perusahaan pada akhir tahun t-1
St : Penjualan perusahaan pada akhir tahun t
ΔSt : Perubahan penjualan perusahaan pada tahun t dibandingkan dengan
penjualan pada akhir tahun t-1
α : Nilai konstan
: Nilai koefisien regresi
…………(1)
8
t : Nilai residu abnormal CFO pada tahun t
2.5.2 Kepemilikan Keluarga
Perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan keluarga jika dalam
perusahaan terdapat kepemilikan oleh keluarga pendiri atau keterlibatan anggota
keluarga pada dewan direksi. Pengukuran untuk variabel kepemilikan keluarga
yaitu menggunakan variabel dummy. Nilai 1 diberikan jika perusahaan ada
keterlibatan keluarga dan nilai 0 jika perusahaan tidak ada keterlibatan keluarga.
2.5.3 Hubungan Politik
Perusahaan dikategorikan memiliki hubungan politik paling tidak salah satu
dari pimpinan perusahaan (dewan komisaris atau dewan direksi), pemegang
saham mayoritas atau kerabat mereka pernah atau sedang menjabat sebagai
pejabat tinggi negara, anggota parlemen atau dekat dengan politisi atau partai.
Pengukuran untuk variabel hubungan politik yaitu menggunakan variabel dummy.
Nilai 1 diberikan jika perusahaan terdapat hubungan politik, dan nilai 0 jika
perusahaan tidak terdapat hubungan politik.
2.5.4 Konservatisme Akuntansi
Konservatisme akuntansi, diproksikan dengan model Givoly dan Hyan
yang mengukur konservatisme dengan cara menghitung perbedaan antara laba
sebelum pajak dan arus kas kegiatan operasi. Semakin besar akrual negatif maka
akan semakin konservatif akuntansi yang diterapkan. Adapun rumus untuk
menghitung konservatisme akuntansi dilihat melalui rumus di bawah ini:
Keterangan:
CONACCit = konservatisme akuntansi yang dimiliki perusahaan
pada tahun berjalan
Niit = Laba sebelum pajak perusahaan pada tahun berjalan
CFOit = Arus kas operasional perusahaan pada tahun berjalan
TAit = Total aset perusahaan pada tahun berjalan
2.5.5 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat dihitung menggunakan rasio Price Book Value
(PBV) yang dihasilkan dari rasio antara nilai pasar ekuitas perusahaan terhadap
…………(2)
9
nilai buku ekuitas perusahaan. Adapun rumus untuk menghitung nilai perusahaan
dilihat melalui rumus di bawah ini:
Nilai buku per lembar saham dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus:
2.5.6 Variabel Kontrol
Variabel kontrol digunakan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi variabel dependen, namun variabel kontrol ini tidak
menjadi fokus dari penelitian (Sugiyono, 2014). Variabel kontrol dalam penelitian
ini adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel
kontrol dikarenakan beberapa penelitian membuktikan adanya hubungan positif
antara ukuran perusahaan dan manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan
besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai aktiva. Variabel ukuran
perusahaan diukur berdasarkan jumlah total aset perusahaan yang diubah kedalam
bentuk logaritma natural (Ln).
2.6 Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Teknik analisis regresi dipilih karena teknik regresi berganda dapat
menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing-masing variabel
bebas yang digunakan secara parsial ataupun secara bersama-sama (Ghozali,
2013). Persamaan regresi linier berganda dapat dinyatakan sebagai berikut:
ML = α + β1KK + β2HP + β3KA + β4NP + β5SIZE + e
Keterangan:
ML = Manajemen Laba
α = Konstanta
β1- β4 = Koefisien regresi
KK = Kepemilikan Keluarga
HP = Hubungan Politik
KA = Konservatisme Akuntansi
…………….(3)
…………….(4)
10
NP = Nilai Perusahaan
SIZE = Ukuran Perusahaan
e = Variabel pengganggu (error)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Sampel Penelitian Tahun 2016-2018
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan sektor industri barang konsumsi tercatat
sebagai anggota di BEI antara tahun 2016-2018.
41
2. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak
listing berturut-turut selama periode tahun 2016-2018.
(11)
3. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk periode tahun
2016-2018.
(4)
4. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak
menggunakan mata uang rupiah
(0)
5. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang
laporan keuangannya tidak diaudit oleh auditor
independen.
(2)
6. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak
memiliki data lengkap untuk semua variabel yang
digunakan dalam penelitian.
(2)
Tersedia data lengkap sesuai kriteria penelitian 22
Jumlah sampel diolah 22 x 3 tahun penelitian 66
Sumber : Data sekunder diolah SPSS, 2020
3.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskripstif merupakan pengujian statistik yang digunakan untuk
mengetahui gambaran umum data penelitian. Berikut ini adalah tabel statistik
deskriptif dalam penelitian ini:
11
Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif
N Min Maks Mean Std. Deviasi
Kepemilikan Keluarga 66 0 1 0,41 0,495
Hubungan Politik 66 0 1 0,50 0,504
Konservatisme Akuntansi 66 -1,00 0,14 -0,0409 0,13578
Nilai Perusahaan 66 0,11 22,56 3,3924 4,66893
Ukuran Perusahaan 66 12,90 18,39 15,4508 1,46610
Manajemen Laba 66 0,02 0,39 0,1638 0,06990
Sumber : Data sekunder diolah SPSS, 2020
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 di atas, variabel
kepemilikan keluarga memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum 1
(dummy) dengan nilai rata-rata 0,41 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,495,
dari 66 sampel yang diteliti. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebesar 41% sampel sahamnya dimiliki oleh keluarga. Variabel hubungan politik
memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum 1 (dummy) dengan nilai
rata-rata 0,50 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,504, dari 66 sampel yang
diteliti. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebesar 50% sampel
sahamnya terdapat adanya hubungan politik. Variabel konservatisme akuntansi
memiliki nilai minimum sebesar -1,00 dan nilai maksimum 0,14 dengan nilai rata-
rata -0,0409 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,13578, dari 66 sampel yang
diteliti. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar akrual
negatif maka akan semakin konservatif akuntansi yang diterapkan.
Variabel nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,11 dan nilai
maksimum sebesar 22,56 dengan nilai rata-rata 3,3924. Sedangkan nilai standar
deviasi sebesar 4,66893, dari 66 sampel yang diteliti. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa semakin kecil Price Book Value (PBV) maka semakin
kecil nilai perusahaan.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 12,90 dan
nilai maksimum sebesar 18,39 dengan nilai rata-rata sebesar 15,4508. Sedangkan
nilai standar deviasi sebesar 1,46610, dari 66 sampel yang diteliti. Berdasarkan
12
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar total asset yang dimiliki
perusahaan maka semakin besar nilai ukuran perusahaan. Variabel manajemen
laba memiliki nilai minimum sebesar 0,02 dan nilai maksimum sebesar 0,39
dengan nilai rata-rata sebesar 0,1638. Sedangkan nilai standar deviasi sebesar
0,06990, dari 66 sampel yang diteliti. Berdasarkan hasil nilai positif tersebut dapat
disimpulkan bahwa perusahaan sampel kecenderungan menaikkan angka laba.
3.2 Uji Asumsi Klasik
Uji ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa penggunaan model
regresi berganda menghasilkan estimator yang disebut asumsi klasik, antara lain:
3.2.1 Uji Normalitas
Normalitas data merupakan asumsi yang sangat mendasar dalam
analisis multivariate. Dalam pengujian normalitas menggunakan uji
non-parametik Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
Residual Keterangan
N 66 Data Terdistribusi
Normal Kolmogorov-Smirnov Z 0,738
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,647
Sumber : Data sekunder diolah SPSS, 2020
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar sebesar 0,738 dengan nilai signifikan atau asymp.
sig (2-tailed) 0,647 lebih besar dari 0,05 (p-value 0,05). Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa data residual model regresi dalam penelitian ini terdistribusi
normal.
3.2.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya
korelasi antar variabel independen. Deteksi multikolinearitas dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan VIF.
13
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Kepemilikan Keluarga 0,658 1,520
Bebas
Multikolinearitas
Hubungan Politik 0,678 1,475
Konservatisme Akuntansi 0,937 1,068
Nilai Perusahaan 0,717 1,395
Ukuran Perusahaan 0,765 1,306
Sumber : Data sekunder diolah SPSS, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil pengujian menunjukkan
bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF di
bawah 10, dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Pendeteksian ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan metode Glejser Test. Berikut adalah hasil uji heterokedastisitas:
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel t Sig. Keterangan
Kepemilikan Keluarga -0,549 0,585
Bebas Heteroskedastisitas
Hubungan Politik 0,723 0,473
Konservatisme
Akuntansi
0,521 0,605
Nilai Perusahaan -1,196 0,237
Ukuran Perusahaan -0,717 0,476
Sumber : Data sekunder diolah SPSS, 2020
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada gangguan
heteroskedastisitas yang terjadi dalam proses estimasi parameter model, dimana
tidak ada nilai yang signifikan atau nilai Sig. lebih besar dari 0,05. Jadi secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas
dalam penelitian ini.
14
3.2.4 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan pada periode t-1 (sebelumnya).
Berikut adalah hasil uji autokorelasi:
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson Keterangan
P-value 2,035 Bebas Autokorelasi
Sumber : Data sekunder diolah SPSS, 2020
Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan bahwa nilai
Durbin-Watson sebesar 2,035 yang berada diantara 1,5-2,5. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi.
3.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dapat ditunjukan hasil
rangkuman analisis regresi linear berganda seperti pada tabel berikut:
Tabel 7. Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error
(Constant) -0,038 ,0083 -.457 0,649
Kepemilikan Keluarga 0,008 0,018 .467 0,642
Hubungan Politik 0,033 0,018 1.859 0,068
Konservatisme Akuntansi 0,102 0,055 1.843 0,070
Nilai Perusahaan 0,006 0,002 3.082 0,003
Ukuran Perusahaan 0,011 0,006 1.906 0,061
Sumber : Data sekunder diolah SPSS, 2020
Pada penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda
yaitu, sebagai berikut:
15
Abn CFO = – 0,038 + 0,008KK + 0,033HP + 0,102KA + 0,006NP + 0,011UP
+ e
3.4 Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan keluarga memiliki nilai signifikansi 0,642 < 0,05 yang berarti H1
ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari
dan Harindahyani (2017) yang menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Apriyani, dkk. (2019) serta penelitian dari Dwiyanti dan
Astriena (2018) yang menyatakan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Pemilik dan manajemen pada perusahaan keluarga, memandang sebuah
perusahaan sebagai aset yang akan diteruskan oleh keturunan mereka. Selain itu,
mereka juga memiliki dorongan yang tinggi untuk menjaga citra dan nama baik
keluarga. Kepedulian pemilik dan pengelola perusahaan akan citra dan tujuan
jangka panjang perusahaan menyebabkan mereka lebih termotivasi untuk
meningkatkan nilai perusahaan dengan menyajikan informasi laba yang
berkualitas dibandingkan dengan memanipulasi laba demi memenuhi keuntungan
jangka pendek. Ketika pemilik dan manajemen pada perusahaan keluarga
memiliki porsi kepemilikan saham, maka mereka akan bertindak sama seperti
pemegang saham pihak eksternal dan memastikan bahwa laporan keuangan telah
disajikan dengan wajar dan mengungkapkan kondisi riil perusahaan. Hal itu
membuktikan bahwa semakin besar kontrol dan peranan anggota keluarga pada
perusahaan maka kemungkinan perusahaan terlibat dalam praktik manajemen laba
semakin kecil.
3.5 Pengaruh Hubungan Politik Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
hubungan politik memiliki nilai signifikansi 0,068 < 0,05 yang berarti H2 ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan
Nugrahanti (2016) serta penelitian dari Darmawan dan Putri (2018) yang
menyatakan bahwa hubungan politik tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
16
Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriyani, dkk. (2019)
yang menyatakan bahwa hubungan politik berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hal ini menjelaskan bahwa ada atau tidak adanya hubungan politik suatu
perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Perusahaan yang
memiliki hubungan politik dapat mengurangi tindakan manajemen laba, karena
perusahaan cenderung mendapatkan pengawasan yang ketat dari publik dan lebih
beresiko terdeteksi. Sedangkan yang tidak memiliki hubungan politik cenderung
akan lebih berhati-hati dalam melakukan praktik manajemen laba.
3.6 Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
konservatisme akuntansi memiliki nilai signifikan 0,070 < 0,05 yang berarti H3
ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pasaribu, dkk. (2016) serta penelitian dari Sari (2016) yang menyatakan bahwa
konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabaningrat dan
Widanaputra (2015) serta penelitian dari Ruwanti (2016) yang menyatakan bahwa
konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hal ini menjelaskan bahwa konservatisme mampu membatasi tindakan dari
pihak manajemen untuk membentuk laba dengan menggunakan posisi sebagai
manajer yang memiliki informasi akuntansi dan ekonomi perusahaan yang lebih
banyak dibandingkan pihak luar (Sari, 2016). Alasan manajer melakukan
manipulasi laporan keuangan salah satunya adalah karena adanya insentif
manajemen berupa bonus yang diukur dari kerja manajemen dalam mencapai
laba, serta menjadi perhatian penting bagi calon investor dalam melakukan
pertimbangan pengambilan keputusan. Namun dengan semakin tinggi peranan
konservatisme akuntansi, maka kesempatan bagi manajer dalam melakukan
pemanipulasian dan overstatement laporan keuangan dapat diminimalkan
sehingga arus kas dan nilai perusahaan dapat ditingkatkan. Konservatisme
akuntansi pada laporan keuangan dapat meminimalisir kesempatan manajer untuk
memanipulasi laba serta dapat mengurangi terjadinya konflik kepentingan anatara
17
pihak manajemen dengan pemegang saham akibat adanya pemanfaatan asimetri
informasi.
3.7 Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel nilai
perusahaan memiliki nilai signifikan 0,003 < 0,05 yang berarti H4 diterima. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputri, dkk. (2017)
serta Suliana (2017) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen laba. Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pasaribu, dkk. (2016) yang menyatakan bahwa tidak nilai perusahaan
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hal tersebut menjelaskan bahwa dengan tingginya nilai perusahaan, maka
kecenderung melakukan manajemen laba lebih besar, dikarenakan nilai
perusahaan yang baik dianggap laba yang dihasilkan perusahaan tersebut stabil.
Sehingga hal ini akan menarik minat manjemen untuk melakukan praktik
manajemen laba. Nilai perusahaan yang baik berarti citra perusahaan dianggap
baik bagi investor sehingga investor berkeinginan membeli saham tersebut.
Pada saat nilai perusahaan tinggi dapat mencerminkan nilai perusahaan
yang tinggi, namun sinyal tersebut hanya sisi eksternal perusahaan. Baik atau
buruknya sisi fundamental dapat dilihat dari penilaian perusahaan secara individu
salah satunya dengan menggunakan pendapatan (income) dan juga laba
perusahaan. Selain itu, nilai perusahaan yang bagus juga memiliki nilai strategis
bagi perusahaan. Hal tersebut didorong oleh adanya peluang bagi perusahaan
untuk mendapatkan tambahan modal dari investor baru maupun dari tambahan
peningkatan volume dan harga saham yang sudah dilepas di pasar modal.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba,
hal ini dapat dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,642 < 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan kepemilikan keluarga
berpengaruh terhadap manajemen laba adalah tidak terbukti. Hubungan politik
18
tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, hal ini dapat dibuktikan
dengan uji t yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,068 < 0,05. Jadi
hipotesis yang menyatakan hubungan politik berpengaruh terhadap manajemen
laba adalah tidak terbukti. Konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap
praktik manajemen laba, hal ini dapat dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,070 < 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan
konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap manajemen laba adalah tidak
terbukti. Nilai perusahaan berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, hal ini
dapat dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0,003 < 0,05. Jadi hipotesis yang menyatakan nilai perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen laba adalah terbukti.
4.2 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: Periode
penelitian yang diambil sebagai sampel penelitian cukup singkat yakni tiga tahun
mulai dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 untuk perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga
hasil yang diberikan tidak dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka
panjang yang akan menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Penelitian ini
hanya memasukkan empat variabel independen yakni kepemilikan keluarga,
hubungan politik, konservatisme akuntansi, dan nilai perusahaan. Sedangkan
masih banyak faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi dalam penentuan
manajemen laba. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder laporan data
keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar
di BEI dimana datanya masih kurang lengkap dan sangat membatasi alur
penelitian, sehingga hal ini menjadikan hasil penelitian tidak mewakili
pembahasan yang benar-benar menjadi permasalahan dari manajemen laba dan
pada akhirnya tidak dapat digeneralisasikan menjadi suatu penelitian yang
kredibel.
4.3 Saran
Berdasarkan keterbatasan diatas, untuk dapat menyempurnakan penelitian
selanjutnya diberikan beberapa saran sebagai berikut: Bagi peneliti selanjutnya
19
diharapkan dapat memperpanjang periode penelitian agar dapat melihat
kecenderungan yang akan terjadi dalam jangka panjang. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menambahkan variabel independen lain yang dianggap mampu
mempengaruhi manajemen laba seperti kepemilikan manajemen, keberadaan
komite audit, dan faktor-faktor lainnya. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak
hanya menggunakan data sekunder laporan data sensus terbaru dan
termutakhirkan yang didapatkan dari data laporan tahunan perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI, tetapi juga melalui metode
observasi atau pengamatan terhadap obyek secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Adiguzel, H. 2013. Corporate Governance, Family Ownership and Earnings
Management: Emerging Market Evidence. Accounting and Finance
Research. Vol. 2. No. 4.Pp. 17-30.
Adiyatno, E. 2014. Pengaruh Political Connections Terhadap Cost of Equity.
Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Andreas, Hans Hananto, Albert Ardeni, dan Paskah Ika Nugroho. 2017.
Konservatisme Akuntansi di Indonesia. ISSN 1979-6471, Volume 20 No. 1,
April 2017.
Antonius, Riky dan Lambok DR Tampubolon. 2019. Analisis Penghindaran
Pajak, Beban Pajak Tangguhan, dan Koneksi Politik terhadap Manajemen
Laba. Jurnal Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen (Jakman). ISSN: 2716-
0807, Vol. 1, No. 1, 2019, 39-52.
Apriyani, Siti Rochmah Ika, dan Henry Sarnowo. 2019. Pengaruh Koneksi Politik
Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. ISEI Economic
Review. Vol. II, No. 1, Maret 2019, pages 8 – 15 e-ISSN 2614-6274.
Azlina, Nur. 2010. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajamen Laba (Studi
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI). Pekbis Jurnal, 2(3): 355-363.
Bagheri, Seyedeh Maryam Babanejad, Milad Emamgholipour, Meysam Bagheri.
2013. Effect of Accounting Conservatism Level, Debt Contracts and
Profitability on the Earnings Management of Companies: Evidence from
Tehran Stock Exchange. International Journal of Economy, Management
and Social Sciences. Page 533-538.
Belkaoui, Ahmed. Riahi. 2012. Accounting Theory. Salemba Empat. Jakarta.
Beuren, I.M., Politelo, L., Martins, J.A.S. 2015. Influence of Family Ownership
on Company Performance. International Journal of Managerial Finance.
Vol.12. No.5. Pp.664-672.
20
Chaney, P.K., Faccio, M., and Parsley, D. 2010. The Quality of Accounting
Information In Politically Connected Firms. AFA 2010 Atlanta Meetings
Paper.
Darmawan, Dwikky dan Weny Putri. 2018. Pengaruh Hubungan Politik Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Sektor Jasa Dengan Variabel Kontrol
Ukuran Perusahaan Dan Kualitas Audit. Jurnal Keuangan dan Bisnis,
Oktober 2018.
Dwiyanti, Kadek Trisna dan Meyta Astriena. 2018. Pengaruh Kepemilikan
Keluarga Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Manajemen Laba.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga, Vol. 3. No. 2 (2018) 447-469
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19.
Edisi Keenam. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Safri. 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali
Pers.
Kim, C. (Francis), and Zhang, L. 2016. Corporate Political Connections and Tax
Aggressiveness. Contemporary Accounting Research, 53 (1), 78-114.
Lestari, Go Meliana Indah dan Senny Harindahyani. 2017. Pengaruh Perusahaan
Keluarga dan Peran Komisaris Independen terhadap Praktik Manajemen
Laba di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Teknologi informasi (JATI) Vol.
11 Tahun 2017.
Ningsih, Suhesti. 2015. Earning Management Melalui Aktivitas Riil dan Akrual.
Jurnal Akuntansi dan Pajak. Vol. 16 No.01, JULI 2015-55. ISSN: 1412-
629X.
Nuryaman. 2011. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan
Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Sukarela. Jumal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Volume 6 - Nomor 1, Juni 2011.
Pasaribu, Rowland Bismark Fernando., Dionysia Kowanda, dan Esty Dwi
Widyastuty 2016. Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Kepemilikan
Manajerial, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Leverage, Price
Earning Ratio, Price To Book Value, Dan Earning Per Share Terhadap
Manajemen Laba (Studi pada Emiten Manufaktur di BEI periode 2008-
2013). JEB, Vol. 10, No. 2, Juli 2016: 71-87
Prabaningrat, I. G. A. A. dan Widanaputra A. A. GP. 2015. Pengaruh Good
Corporate Governance Dan Konservatisme Akuntansi Pada Manajemen
Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015): 663-676
Pukthuanthong, K., Walker, T.J., Thiengtham, D.N. 2013. Does Family
Ownership Create or Destroy Value? Evidence from Canada. International
Journal of Managerial Finance. Vol.9. No.1. Pp.13-48.
21
Purnama, Dendi. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen
Laba. JRKA,Volume 3 Isue 1, Februari 2017: 1-14.
Purwoto, L. 2011. Pengaruh Koneksi Politis, Kepemilikan Pemerintah, Dan
Keburaman Laporan Keuangan Terhadap Kesinkronan Dan Risiko Crash
Harga Saham. SiMAk Vol. 16 No. 2
Puspitasari, Andriana dan Yeterina Widi Nugrahanti. 2016. Pengaruh Hubungan
Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure Terhadap Manajemen Laba Riil.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 18, No. 1, Mei 2016, 27-43.
Rahmawati. 2012. Teori Akuntansi Keuangan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Roychowdhury, S. 2006. Earnings Management through Real Activities
Manipulation. Journal of Accounting and Economics.
Ruwanti, Sri. 2016. Pengaruh Konservatisme Akuntansi pada Manajemen Laba.
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016.
Saputri, Yolanda Zulia., Robiatul Auliyah, dan Rita Yuliana. 2017. Pengaruh
Nilai Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan Dan Reputasi Auditor Terhadap
Perataan Laba Di Sektor Perbankan. Neo-Bis. Volume 11, No.2, Desember
2017.
Sari, Meiry Lian. 2016. Pengaruh Konservatisme Akuntansi Dan Good Corporate
Governance Terhadap Earnings Management.
Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Scott, William R. 2012. Financial Accounting Theory Sixth Edition. Canada.
Pearson.
Shyu, J. 2011. Family Ownership and Firm Performance: Evidence from
Taiwanese Firms. International Journal of Managerial Finance. Vol.7. No.
4. Pp.397-411.
Soraya, Intan, & Puji Harto. 2014. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap
Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel
Pemoderasi. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 3(3): hal. 1-11. ISSN
(Online): 2337-3806.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan
Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan.
Proceeding PESAT, Volume 2.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhermi, Novri. 2016. Central Limit Theorem. https://www.google.com/amp/s/
suherminovri.wordpress.com/2016/08/03/teorema-limit-pusat-central-limit-
theorem/amp/ diakses pada 10 Maret 2020 jam 19.16 WIB.
22
Suliana. 2017. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai
Perusahaaan Dan Struktur Modal Terhadap Manajemen Laba (Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2015). E-Jurnal
Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Volume 8 No 3.
Sulistiawan, Dedhy. 2011. Creative Accounting Mengungkap Manajemen Laba
dan Skandal Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Sulistyanto, H. Sri. 2014. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta:
Grasindo.
Wild, John J., K. R. Subramanyam, Robert F. Halsey. 2010. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Kedelapan. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Yeh, Y.H., Shu, P.G., and Chiu, S.B. 2013. Political Connections, Corporate
Governance and Preferential Bank Loans. Pacific-Basin Finance Journal
21, 1079-1101.
www.idx.co.id.