PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH...
Transcript of PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH...
PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A’AH TERHADAP
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK
PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada
Jurusan Tarbiyah
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2008
DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI TARBIYAHAlamat :J1. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga
Drs. H. M. Banany DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 ekslemplar Hal : Naskah Skripsi
Saudara AHMAD MAKMUN
Kepada.Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalam u ’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : AHMAD MAKMUN
NIM : 114 06 002
Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul :PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI
PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Salatiga, Agustus 2008
N IP .150170134
DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI TARBIYAHAlamat :J1. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga
PENGESAHAN
Nama
NIM
Jurusan
Judul-Skripsi
AHMAD MAKMUN
11406002
Pendidikan Agama Islam
Pengaruh Keaktifan Shalat Berjama’ah terhadap Pembentukan Kepribadian Santri di Pondok Pesantren Al Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang
telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Program Studi Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada :
hari : Senintanggal : 25 Agustus 2008
dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Progran Sarjana Strata 1 (S.l) guna memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 25 Agustus 2008
NIP. 150182686 NIP. 150267156
MOTTO
s } / z' x _'J ^(x-^ <j> ’ ‘i U j ^-A ^ j j l <$> 0 > ~ * j-^ ' 0 ^ * J i
Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya.(Q. S. Al Mu’minun ; 1-2)*
* Prof. R. li. A. Soenarjo, S. M., dkk., AI Qur'an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Pentcrjcmah Al Qur’an, Depag RI, Jakarta, 1989, halaman 526
Persembahan
Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada;
*1* Istriku Lercinta yang telah mem6erikgn perhatian dan dorongan dalam
pem6uatan skripsi ini
♦♦♦ (Bapak- dan i6u yang tercinta serta keluargaku yang telah mendo’akgn dan
mem6ehkgn perhatian moril dalam pemSuatan skripsi ini
*** Bapak-hyai JZs’adJdaris Nasution, (Bapak^kyai ‘Fatkhurrahman dan iBu N yai
Tatikhah Vlfah, selagu pengasuh (Pondok- (Pesantren Jll-M anar yang telah
memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi in i
♦t* Kakak, dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dorongan semangat
dalam penyusunan skripsi
*** Segenap (Dewan (juru Madrasah I6tidaiyah dan Madrasah flliyah Jll-M anar
yang telah memberikan sumbangsih pemikiran dalam penyelesaian skripsi in i
*1* ‘Teman-temanku seperjuangan
*1* Semua 'Kaum M uslimin yang 6erhijrah ke jalan Ilahi (Rabbi
® DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGAJI. Stadion No. 03 Salatiga 50721Telp. (0298) 323706
DEKLARASI
jll (JA jll 4)1
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata teidapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneiti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang
monaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 13 Agustus 2008Peneliti
Ahmad Makmuri114 06 002
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT
BERJAM AAH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI
PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada beliau Nabi
Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, serta seluruh pengikutnya yang setia
sampai akhir zaman.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama
kepada yang terhorm at:
1. Bapak Dr. Imam sutomo, M.Ag, seiaku ketua STAIN Salatiga
2. Bapak Drs. joko Soetopo, selaku Ketua Progdi PAI Ekstensi
3. Bapak drs. H.M. Banani, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
petunjuk dan pengarahan sehingga dapat terselesaikan skripsi ini
4. Bapak K. A s’adalah Haris Nasution Fatkhurrahma, selaku pengasuh Pondok
Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten semarang yang telah berkenan
memberikan ijin dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan
skripsi
5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staf STAIN Salatiga
6. Teman-teman mahasiswa yang telah berkenan memberikan masukan dalam
pembuatan skripsi ini.
hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a semoga amal kebaikan
dan budi beliau mendapatkan balasan yang setimpal.
Dan akhirnya penulis berdo’a kepada Allah SWT semoga skripsi
yang sangat sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 13 Agustus 2008 Penulis
Ahmad makmun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO.................................................................................. iv
PERSEMBAHAN...... :................................................................................ v
DEKLARASI............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ...... ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Alasan Pemilihan Judul ........................................................ 2
B. Penegasan Istilah................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian................................................................. 5
F. Metodologi Penelitian ........................................................... 6
G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................... 10
BABU LAN D AS AN TEORI ................................................................. 13
A. Kajian tentang Shalat............................................................ 13
1. Pengertian Shalat............................................................. 13
2. Dasar dan Tujuan Shalat ................................................. 15
3. Makna Shalat Berjamaah................................................. 18
4. Kedudukan Shalat dan Hukum Beijamaah.................... 21
5. Beberapa Fadhilah Shalat Berjamaah.... ......................... 28
B. Kajian tentang Kepribadian ...................................................... 31
1. Pengertian Kepribadian....................................................... 31
2. Aspek-aspek Kepribadian ................................................... 32
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian............ 32
4. Proses Pembentukan Kepribadian ...................................... 39
C. Keaktifan Shalat Berjamaah dan Pengaruhnya terhadap
Pembentukan Kepribadian Santri............................................... 41
1. Aspek Kesehatan ................................................................ 42
2. Aspek Kedisplinan............................................................... 43
3. Aspek Kebersamaan dan Kesatuan..................................... 43
4. Aspek Persaudaraan............................................................. 43
BAB 111 GAMBARAN UMUM DAN PELAKSANAAN SHALAT
BERJAMAAH DI PONDOK PESANTREN AL MANAR
BENER TENGARAN KAB. SEMARANG .............................. 45
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al Manar.................... 45
L Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al Manar......... 45
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Al Manar ............... 48
3. Keadaan Santri Pondok Pesantren Al M anar................. 50
4. Keadaan Guru di Pondok Pesantren Al Manar .............. 56
5. Keadaaan Bangunan Fisik Pondok Pesantren Al Manar 57
B. Data tentang Pelaksanaan Shalat Berjamaah ....................... 58
C. Data tentang Pembentukan Kepribadian Santri .................. 62
BAB IV ANALISIS DATA...................................................................... 65
A A.nalisis Pendahuluan .......................................................... 65
B. Analisis Uji Hipotesis........................................................... 67
C. Analisis Lanjut...................................................................... 70
BAB V PENUTUP ................................................................................... 73
A. Kesimpulan ........... 73
B. Saran...................................................................................... 74
C. Penutup .................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BABI
PENDAHULUAN
Dalam syariat Islam terdapat rukun M am yang harus dikerjakan bagi
setiap muslim. Shalat merupakan rukun yang kedua dari lima rukun Islam.
Sebagai seorang hamba Allah yang sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan
shalat lima waktu. Ibadah shalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT, yang merupakan komunikasi langsung antara hamba dengan
Tuhannya.
Shalat merupakan suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap
muslim. Sebagaimana firman Allah dalam Al qur’an surat Al Ankabut ayat 45,
( t ° * j ijc- U 0 ( j l f i l J
Artinya : “Dan dirikanlah olehmu shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar5’.1
Shalat juga dapat mempengaruhi perbuatan-perbuatan mereka serta
membentuk pribadi-pribadi muslim yang sempurna. Jika shalatnya dilaksanakan
dengan penuh khusyu dan tuma’ninah serta dihayati semata-mata hanya
menyembah Allah SWT, maka insya Allah akan membuahkan perbuatan-
perbuatan yang baik dan menjadikan manusia yang berbudi luhur.
Dalam menjalankan ibadah shalat sangat ditekankan untuk
beijama’ah, karena mempunyai fadhilah yang sangat besar sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW
1 H.A. Soenarjo, dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur'an , Depag RI, Jakarta, Halaman 138
1
2
Aall (J* Jaa l A c .L a > l l o ^ L - o ( J l s , j s . ( j ^ J aJil < jl L a ^ ic . <illl ^ y&. j j j l ^ jc .
(< jiC . j j i l a ) t j J j J j C - j £ J juU
Artinya :”Dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa Rasulullah SAW, telah bersabda
Shalat berjama’ah nilainya lebih tinggi 27 derajat (tingkatan) ketimbang shalat
sendirian”. (Muttafaqun ‘alaih)2
Shalat juga memiliki dampak positif baik dampak spiritual maupun
sosial. Dengan dampak spiritual akan memperoleh pahala Ilahi. Sedangkan
dampak sosial dapat menjalin tali persaudaraan dan persatuan serta kesatuan akan
tercipta.
Dari hal tersebut di atas timbullah minat pada penulis untuk membahas
tentang keaktifan shalat beijama’ah dan pengaruhnya, dengan judul, “
PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-
MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG”.
A. Alasan Pemilihan Judul
Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi alas an pemilihan judul
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Shalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,
serta sebagai tanda syukur kepada-Nya untuk memperoleh derajat
muttaqin.
2. Shalat adalah sangat penting, karena memiliki hikmah yang besar yang
dapat menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.
2 M.S. Khalil, Tata Cara Shalat Nabi, Izzan Pustaka, Bantul, 2006, halaman 83
3
3. Shalat berjama’ah dapat menjalin hubungan yang harmonis antar sesama
muslim di lingkungan masyarakat atau dapat meningkatkan persatuan dan
kesatuan serta ukhwah Islamiyah.
4. Membiasakan diri selalu ikut berjama’ah akan berpengaruh terhadap
kedisiplinan dan kepribadian yang mulia.
B. Penegasan Istilah
Untuk lebih jelasnya dan mempertegas judul diatas serta menghindari
pengertian yang lebih luas, maka perlu sekali penulis memberikan batasan-
batasan sebagai berikut:
1. Pengaruh, adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau
benda) yang ikut membentuk watak, kepecayaan atau perbuatan manusia. ’
2. Keaktifan, adalah berasal dari kata aktif, yang berarti kegiatan atau
kesibukan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan keaktifan kegiatan
adalah intensitas tinggi dalam menjalankan kegiatan
3. Shalat Berjama’ah, adalah shalat yang dikerjakan dengan bersama-sama
antara imam dan makmum dan dilakukan sedikitnya dua orang.3 4 5
4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian
mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” dan jadiiah kata “pembentukan”
yang berarti perbutan membentuk.6 Berdasarkan arti tersebut di atas maka
yang dimaksud dengan pembentukan adalah menjadikan sesuatu menjadi
bentuk yang lain yamh tidak sama dengan keadaan semula.
3 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, halaman 7474 WJS. Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 1982, halaman 3625 H. Faqih Dalil, Buku Pintar Pedoman Dasar Agama Islam, Apollo, Surabaya, 1995, halaman 1016 WJS. Poerwodarminto, Op.Cit., halaman 731
4
5. Kepribadian, adalah organisasi dinamis dalam diri individu, terdiri dari
sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyelesaian diri yang
unik dalam diri individu tersebut terhadap lingkungannya.7
6. Santri, adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah
dengan sungguh-sungguh atau orang yang shaleh.8
7. Pondok Pesantren, pesantren asal katanya adalah santri yaitu seseorang
yang belajar agama Islam sehingga pesantren adalah tempat orang
berkumpul untuk belajar agama Islam, karena murid-murid bertempat
tinggal bersama-sama dekat dengan guru agamanya, maka tempat
pemondokan ini lazim disebut “pondok”, nama ini kemudian digunakan
untuk tempat belajar dan sekaligus tempat tinggal.9
Berdasarkan pada istilah singkat tersebut, maka yang dimaksud
dengan judul “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA'AH
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK
PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG”, mempunyai maksud untuk menyelidiki atau meneliti tentang
aktivitas santri dalam melaksanakan shalat berjama’ah dan pengaruhnya
terhadap pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren Al-Manar
Bener Tengaran Kabupaten Semarang.
7 M.Husaini dan M.Noor US.^Himpunan Istilah Psikologi, Mutiara Sumber Widya, Jakarta, 1986, halaman 808 Anton M.Moeliono, Op. Cit., halaman 8789 Soegarda PoerbakawatdjsL,.Ensiklopedi Pendidikan. Gunung Agung, Jakarta. 1986, halaman 279
5
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari hal tersebut di atas, maka permasalahan yang menjadi
pokok kajian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan santri Pondok Pesantren Al-Manar dalam Keaktifan
melaksanakan shalat berjama’ah?
2. Bagaimana pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren Al-
Manar ?
3. Apakah shalat beijama’ah berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian
santri di pondok pesantren Al-Manar?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan beberapa pokok permasalahan tersebut, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ;
1. Untuk mengetahui tentang keadaan santri di Pondok Pesantren Al-Manar
dalam Keaktifan melaksanakan shalat beijama’ah.
2. Untuk mengetahui tentang pembentukan kepribadian santri di Pondok
Pesantren Al-Manar.
3. Untuk mengetahui aktifitas shalat beijama’ah pengaruhnya terhadap santri
di Pondok Pesantren Al-Manar.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
1. Bagi para santri pondok pesantren, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi motivasi bagi santri mengenai pentingnya aktif melaksanakan
shalat beijama’ah.
6
2. Bagi dewan pengurus, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan kepada dewan pengurus untuk memberikan teladan dalam
melaksanakan shalat berjama'ah.
3. Bagi para peneliti-peneliti lain, hasil penlitian ini dapat menjadi tambahan
informasi untuk mengadakan penelitian-penelitian terkait selanjutnya.
F. Metodologi Penelitian
1. Fiel Resarch
Fiel Resarch adalah penelitian yang dilakukan dikancah atau tempat
teijadinya gejala-gejala yang akan diselidiki. Dalam kaitannya dengan hal
ini ada beberapa hal yang dilakukan antara lain :
a. Populasi dan Sampel
Sebagaimana individu yang diselidiki itu disebut sampel, sedang semua
individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel
itu disebut populasi.10 Dalam penelitian ini akan mengambik populasi
atau jumlah keseluruhan santri yang ada di pondok Al-Manar . adapun
jumlah santri seluruhnya adalah 312 santri. Yang terdiri dari 175 santri
putra dan 137 santri putri. Maka dalam penelitian ini akan menggunakan
sampel. Mengenai pengambilan sampel, apabila poulasinya kurang dari
100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat
diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.11
10 Sutrisno Hadi, Metodologi Researcgh Jilid I. Abdi Offest, Yogyakarta, 1993, halaman 4211 Ibid, halaman 70
7
Adapun sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Maka
jumlah sampel adalah 31 santri atau 10 % dari populasi yang ada.
Mengambil jumlah sampel tersebut dengan aiasan populasi yang ada
lebih dari 100 orang,
b. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sebagai gejala yang bervariasi atau yang
menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu
dari variabel bebas (berpengaruh) dan variabel terikat (terpengaruh)
1. Variabel Bebas (Berpengaruh)
Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah “Keaktifan shalat
beijama’ah”, dengan sub variabel atau indikator-indikator sebagai
berikut:
a. Tepat waktu dalam melaksanakan shalat
b. Keaktifan dalam melaksanakan shalat di masjid.
c. Kesadaran terhadap keaktifan shalat berjama’ah.
2. Variabel Terikat (terpengaaruh)
Varianel terikat dalam penelitian ini adalah “pembentukan
kepribadian santri" dengan indikator-indikator sebagai berikut:
a. Taat terhadap peraturan pondok pesantren
b. Jalinan hubungan komunikasi dengan orang lain
c. Disiplin dalam melaksanakan kegiatan
8
2. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket
Metode angket adalah “suatu daftar pertanyaan yang berisikan suatu
pertanyaan mengenai sesuatu hal atau dalam suatu bidang”.12
Metode angket dalam penelitian ini digunakan sebagai metode pokok
dalam memperoleh data tentang pengaruh keaktifan shalat berjama’ah
terhadap pembentukan kepribadian santri di pondok pesantren Al-
Manar.
b. Metode Interview atau wawancara.
Metode Interview adalah “suatu percakapan, tanya jawab lisan antara
dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan
pada suatu masalah tertentu.1' Metode ini digunakan untuk menggali
data-data tenteng sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Manar dan
keberadaan santri.
c. Metode Observasi
Metode Observasi adalah suatu teknik untuk mengamati secara
langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung baik di sekolah maupun diluar sekolah.14
d. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, notulen rapat, agenda dan sebagainya.
12 Koentjaningrat, Metode-metodePenelitian Masyarakat. Gramedia, Jakarta, 1994, halaman 17313 Kartini Kartono, Pengantar Metodolodi Riset Sosial, MandarMaju, Bandung, 1990, halaman 1874 Djumhur, Bimbingan dab Penyuluhan di Sekolah. CV. ilmu. Bandung, 1977, halaman 51
9
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berupa catatan
atau laporan-laporan yang berkaitan dengan Pondok Pesantren.
3. Metode Analisis Data
Setelah data-data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis data statistik. Adapun tahapan analisisnya serta rumus
yang digunakan adalah sebagai beikut:
a. Analisis Pendahuluan
Pada tahapan ini data yang terkumpul selanjutnya dikelompokkan,
kemudian dimasukkan dalam tabel frekuensi dengan pengolahan data
seperlunya dari setiap variabel penelitian. Hal ini berdasarkan
pendapat bahwa analisis pendahuluan biasanya dilakukan dengan
menggunakan tabel-tabel frekuensi data sederhana untuk setiap
variabel yang ada dalam penelitian. Sedangkan angket pada setiap item
meliputi kegiatan penskoran dengan menggunakan standar skor
sebagai berikut:
• Untuk alternative a dengan skor 3
• Untuk alternative b dengan skor 2
• Untuk alternative c dengan skor 1
b. Analisis Uji Hipotesis
Dalam melakukan analisis uji hipotesis dengan menggunakan rumus
korelasi “product moment” sebagai berikut:
10
XY- g X ) (IY )N
y V ( x J - (TX)1) ( Y z - ( y y f ) '5N N
Keterangan :
rxy: Koefiensi korelasi antara X dan Y
XY : Perkalian antara X dan Y
X : Variabel bebas yaitu keaktifan shalat beijama’ah
Y : Variabel terikat, yaitu pembentukan kepribauian
N : Jumlah Populasi
I : Sigma
c.Analisis Lanjut
Analisis lanjut adalah merupakan jawaban atas benar tidaknya
hipotesis yang diajukan. Dari uji hipotesis dengan rumuss product
moment diatas maka akan diketahui pengaruh keaktifan shalat
berjama’ah terhadap pembentukan kepribadian santri. Teknik
pengujiannya dengan taraf signifikansi 5 % dan 1 % jika r0 > rt
berarti signifikansi atau diterima. Jika r„ < r, berarti non signifikansi
atau di tolak.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini merupakan rangkaian dari beberapa bab yang setiap bab terdiri
dari sub-sub bab. Sebelum bab I terdapat beberapa halaman yang terdiri dari
halaman sampul, halaman judul, lembar pengesahan, deklarasi dan daftar
tabel dan daftar isi 15
15 Sutrisno Hadi, Statistik II, Andi Offest, Yogyakarta, 1993, halaman 294
11
BAB I Pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi.
BAB II Landasan Teori Tentang Keaktifan Shalat Dan Pembentukan
Kepribadian Santri
A. Kajian Tentang Shalat,yang m eiputi:
1. Pengertian Shalat
2. Dasar dab Tujuan Shalat
3. Makna Shalah Berjama ah
4. Fadhilah Shalat Berjama’ah
B. Kajian Tentang Kepribadian yang meliputi :
1. Pengertian Kepribadian
2. Aspek-aspek Kepribadian
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian
4. Proses Pembentukan Kepribadian
C. Shalat Beijama'ah dan pengaruhnya terhadap pembentukan
kepribadian santri
BAB III Laporan Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren, yang meliputi :
1. Latar belakang sejarah berdirinya pondok pesantren Al-
Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang
2. Letak Geografis
3. Keadaan Santri
I
12
4. Keadaan Pengurus
5. Keadaan Bangunan
B. Penyajian Data Tentang Tingkat Keberhasilan Dalam
Keaktifan Shalat Berjama’ah
1. Data Responden
2. Data Keaktifan Shalat Berjama’ah
C. Penyajian Data tentang Pembentukan Kepribadian Santri
BAB IV Analisis Data
Dalam bab ini meliputi :
A. Analisis Pendahuluan
B. Analisis Uji Hipotesis
C. Analisis lanjut
BAB V Penutup
Dalam bab ini meliputi :
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar Riwayat Hidup
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG SHALAT BERJAMAAH DAN
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
A. Kajian Tentang Shalat
1. Pengertian Shalat
Untuk menghantarkan pada permasalahan, pengertian shalat dapat
dikaji melalui dari dua segi, bahasa dan istilah. Dari segi bahasa “shalat”
diambil dari bentuk masdar yang asalnya “shalla-shallatan” (o U> -
yang berarti berdo’a.
Sedangkan arti shalat menurut istilah, ada beberapa pendapat
antara lain:
a. Menurut Drs. H. Faqih Dalil mengatakan:
Shalat adalah rangkaian perbuatan dan ucapan yang didahului dengan
takbir dan diahiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun
tertentu.16
b. Menurut Drs. Moh. Nursaid S mengatakan:
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, yang
diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam, baik laki-laki maupun
perempuan. Berupa perbuatan atau perkataan dan berdasarkan atas
16 Faqih Dalil, Buku Pintar Pedoman Dasar Agama Islam, Apollo, Surabaya, 1995, halaman 94.
n
14
syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu yang dimulai dengan “takbir”
dan diakhiri dengan “salam”.17 18
c. Sedangkan menurut H. Moch. Anwar Shalat adalah:
j&azAA JljS 'j Jl*3l
Artinya: Beberapa perbuatan, beberapa peraturan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam.
Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapatlah penulis
simpulkan bahwa shalat adalah berhadap hati kepada Allah SWT., hadap
yang endatangkan takut menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dan
kekuasaan-Nya dengan penuh khusyu’ dan ikhlas di dalam beberapa
perbuatan dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam dan syarat serta rukun-rukun yang telah ditentukan.
Ibadah shalat adalah wajib dilaksanakan oleh orang Islam yang
sudah mukai laf, d i mana telah ditentukan waktu-waktunya. Sebagaimaan
telah difirmankan oleh Allah SWT sebagai berikut:
* V' (.5 CJlS* o)
Artinya: "sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S. An Nisaa’: 103).19
17 Moh. Nursaid S, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, CV. Widya Karya, Semarang, t.th, halaman 28.18 Moch. Anwar, Fiqih Islam, Al-Maarif, Bandung, 1991, halaman 39.19 R.H.A. Soenarjo, dkk, Op. Cit, halaman 138
15
2. Dasar dan Tujuan Shalat
a. Dasar Shalat
Di dalam syari’at hukum Islam baik yang bersumber dari Al-
Qur’an maupun dan Al-Hadits bahwa shalat fardhu ‘ain yang harus
dilaksanakan bagi orang Islam yang sudah mukallaf. Sebagaimana Allah
SWT. Telah berfirman:
( i Y' :oj a J ' ) t j J l U l j oj U o i l
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta
orang-orang yang rukuk”. (Q.S.A1 Baqarah: 43).20
Sedangkan ayat lain yang menerapkan tentang adanya perintah
untuk melaksanakan shalat, juga telah difirmankan oleh Allah SWT.:
( t o : 0 j S d l i s-Uotill jP ojLaJl 01 ojJLaJt j
Artinya: “Dan dirikanlah olehmu shalat, sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar”. (Q.S. Al-
Ankabut: 45).21
Sudah jelas dan tegas bahwa di dalam Al-Qur’an telah
memerintahkan untuk melaksanakan ibadah shalat sebagai bekal hidup
hari kiamat. Sebagaimaan telah disebutkan hadits Nabi Muhammad SAW,
dalam kitab “Al Jaami’ush Shaghir” sebagai berikut:
•1—0 OJ—O Ojj aIaP j j L aI 4J 00 Judi Aj ob?: U J ji
oljj) aJUp Jl*i
20 Ibid., halaman 1621 Ibid., halaman 635
16
Artinya: “Pertama-tama amalan yang akan dihisab untuk seorang hamba
pada hari kiamat adalah shalat, apabila shalat itu bagus, maka
baguslah amalan-amalan lainnya, jika shalatnya rusak, maka
rusak pulalah amalan-amalan lainnya”. (H.R. Thabrani).22
b. Tujuan Shalat
Diantara ibadah-ibadah yang lain, shalat merupakan ibadah
yang mempunyai nilai yang paling istimewa. Sebagai manusia yang
taat akan perintah Allah pastilah akan selalu menyembah dengan
penuh khusyu’ dan tawadlu’, agar mendapatkan ridha dari Allah SWT.
karenashalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri pada
Allah SWT. Bahkan Muhsin Qira’ati mengatakan:
Shalat menghapus segenap dosa manusia, shalat mengubah
manusia materi menjadi manusia rohani. Shalat disamping
mengenalkan manusia kepada Allah, juga mengenalkan mansuia
kepada alam fisik; air, tanah, kiblat, terbitnya matahari dan
tenggelamnya, waktu dan berbagai hal lainnya. Shalat adalah satu-
satunya ibadah yang tidak akan terhapus kewajibannya, walaupun
manusia dalam keadaan tenggelam dan perang.2j
Secara lahiriah maupun batiniah, ibadah shalat akan dapat
mempengaruhi jiw a atau tingkahlaku serta kepribadian seseorang.
Karena shalat juga dapat menghindarkan dari sifat sombong. Imam Ali
22 Al Imam Jalaludin bin Abi Bakar Assuyuuti, Al Jami’us Shoghir,Daru\ Alam Beirut, t.th., halaman 167.2j Muhsin Qira’ati, Pancaran Cahaya Shalat, Pustaka Hidayah, Bandung, 1996, halaman 62.
17
berkata, “Allah mewajibkan shalat kepada manusia agar manusia jauh
dari kesombongan”.24
Muhsin Qira’ati juga berpendapat bahwa:
Shalat adalah sarana bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat-
nikmatnya. Shalat adalah mazdhab atau agama kalian. Kedudukan
shalat dalam Islam adalah bendera. Ia merupakan tenda bagi agama
Islam, Rasulullah bersabda “Shalat adalah dasar dan tiang agama”.2'
Jika shalat itu diperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang
terkandung di dalamnya, maka akan mengandung beberapa tujuan
yang sangat besar sekali, baik dari segi jasmaniah maupun rohaniah
serta kemasyarakatan. Adapun tujuan tersebut antara lain:
1. Kesucian lahir dan batin
Karena asal mula manusia dari dzat yang Maha Suci, maka apabila
mengadakan komunikasi kepada Allah (shalat) harus dengan suci
pula, yakni bersih dari segala kotoran maupun najis, guna
peningkatan derajat iman dan taqwa yang disisi Allah SWT.
2. Membentuk Disiplin
Waktu-waktu shalat telah ditentukan oleh Allah SWT, baik di
dalam Al Qur’an maupun melalui sunnah RosulNya. Maka bagi
yang aktif mendirikan shalat secara kontinyu dan tepat pada
waktunya, ia akan mengfungsikan waktu itu dengan sebenarnya,
dalam arti tidak ada waktu kosong baginya. Karena mengetahui 23
24 Ibid., halaman 6223 Ibid., halaman 62.
18
arti pentingnya waktu. Sehingga menjadikan terbiasa, tertib,
teratur dan disiplin dalam segala hal.
3. Persatuan umat manusia
Untuk mencapai jiwa persatuan umat manusia, Islam telah
mempunyai metode tersendiri, yaitu dengan mendirikan shalat.
Ada yang dilakukan dengan rutin setiap hari yaitu shalat lima kali
sehari semalam. Ada yang dilakukan mingguan yaitu shalat
jum ’at.
4. Menuju Kesejahteraan
Hidup dan kehidupan kita di dunia ini terdapat berbagai macam
ragam. Banyak sekali orang berlomba untuk mencari ketenangan
hidupnya, sehingga mereka bersusah payah guna memenuhi
kebutuhan hidup itu.
3. Makna shalat berjama’ah
Diantara ibadah-ibadah yang diwajibkan kepada setiap pemeluk
agama Islam, shalat (sembahyang) itu mempunyai sifat dan kedudukan
yang tersendiri. Boleh dikatakan mempunyai keistimewaan. Apabila
ibadah-ibadah lain seumpama puasa, zakat dan haji hanya dilakukan sekali
setahun pada waktu-waktu tertentu, maka ibadah shalat itu dilakukan
setiap hari secara kontinyu.
Ibadah shalat adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh
Allah. Perintah melaksanakan ibadah lainnya datang kemudian. Semua
19
ibadah disampaikan kepada Nabi Muhammad ketika beliau menjalani
Mi’raj. Yaitu beraudensi kepada Allah SWT. Semua itu menunjukkan
bahwa ibadah shalat tersebut mempunyai sifat yang istimewa baik tentang
kedudukannya maupun tentang pengaruh dan efek psikologisnya terhadap
kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, Islam mengajak orang-orang Islam agar bersatu,
berjama’ah dalam mengerjakan shalat di mesjid supaya mereka dapat
saling mengenal, saling mengasihi, saling menasihati, saling
berkomunikasi dan memberikan wasiat kebenaran.
Mendirikan kewajiban-kewajiban agama secara berkelompok,
selain memiliki pahala besar juga memberikan dampak positif bagi
kehidupan individu maupun sosial umat Islam. Sebagaimana Rosulullah
SAW bersabda:
.iiJt 5'iK -p i jA J 13 ^ - i j 0 J d ' Ufrifr <&' is* 0 -)
(U p j U») i*- o J J
Artinya: “Dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa Rosulullah SAW. Telah
bersabda: “Shalat berjamaah nilainya lebih tinggi 27 derajat (tingkatan)
ketimbang shalat sendirian”. (Muttafaqun ‘alaih)20
Selain kita diperintahkan shalat fardlu lima kali sehari semalam,
sangat dianjurkan agar dilaksanakan dengan bcijama’ah, walaupun
dilaksanakan di rumah dengan keluarga atau di mushallah-mushalla
ataupun di mesjid.
26 M.S. Khalil, Op. Cit, halaman 83.
20
“Keutamaan berjamaah dapat diperoleh, meskipun hanya
didirikan oleh dua orang saja, misalnya salah satunya orang perempuan.
Melaksanakan shalat berjama’ah termasuk syi’ar agama Islam yang besar
dan termasuk ibadah keagamaan yang terutama dilakukan di hadapan
Allah, baik itu orang yang memiliki jabatan tinggi, orang biasa, orang
kaya, orang miskin, orang terhormat atau orang hina, tidak ada perbedaan
diantara mereka, semuanya sama, hanya orang yang bertaqwalah yang
paling utama di sisi Allah. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman:
(> T : o » o\ «o»' . u p £\ o»
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Al Hujaraat: 13)27
Adapun tata cara melakukan shala berjama’ah adalah diatur
sebagai berikut:
a. Syarat-syarat menjadi imam, yaitu:
1. Mengetahui hukum-hukum shalat
Yakni mengetahui yang menshahkan shalat dalam segala sudut.
Karena itu, tidak shah diikuti orang yang tidak sedikit juga
mengetahui Al-Qur’an dan tidak mengetahui fiqih. Dikehendaki
dengan mengetahui hukum-hukum fiqih di sini, ialah mengetahui
hukum-hukum bersuci dan hukum bershalat.
2/ R.H.A. Soenarjo, dkk, Op.Cit., halaman 847
21
2. Sanggup menunaikan shalat dan diridai jama’ah.
3. Mempunyai akal yang kuat
4. Tidak Cedera bacaannya dan tidak mengharap upah.28 29
b. Tata cara shalat bcrjama’ah
Dalam melaksanakan shalat berjama’ah dilarang bagi
makmum yang mendahului imam atau menyamainya. Imam supaya
membaca bacaan yang keras pada shalat-shalat yang jahriyah dan
merendahkan suara di dalam shalat-shalat diperintahkan untuk
merendahkan suara dalam bacaan.
4. Kedudukan shalat dan hukum berjama’ah
Shalat adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap muslim,
karena mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam,
Diantaranya adalah:
a. Shalat sebagai tiang agama
Sebagaimana yang telah dikenal di kalangan umat Islam yang
sudah menjadi keyakinan bahwa, shalat adalah tiang agama. Shalat
telah dijadikan batasan antara Islam dan non Islam. Islam tidak
memberikan sifat ini terhadap shalat dan tidak pula menjadikannya
sebagai tiang agama, melainkan karena kedudukannya yang tinggi,
keagungan nilainya dan besar keutamaannya di sisi Allah SWT.
28 Faqih Dalil, Op.Cit., halaman 10129 Faqih Dalil, Op.Cit., halaman 101
22
Sebagaimana telah disabdakan oleh Rosulullah SAW, sebagai
berikut:
jjoJi ja j j j jJi aUc-
Artinya: “Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan
shalat, maka sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang
siapa yang meninggalkan shalat, maka sesungguhnya ia meruntuhkan
agama”.30
b. Pengaruh positif terhadap kejiwaan
Shalat yang dilakukan dengan sempurna, disertai dengan
khusu’ akan memancarkan cahaya di dalam jiwa, mengajarkan
seseorang mushalli tentang cara ‘ubudiyah yang baik dan
melaksanakan kewajibn-kewajibannya terhadap Allah SWT. Shalat
juga dapat menghiasi dan memperindah seseorang dengan ketinggian
akhlak (budi pekerti), seperti sidi (benar), amanah (dapat dipercaya),
qana’ah (menerima), al wafa' (memenuhi janji). “Orang yang sahlat
ketika menghadap betul Tuhannya dan hatinya hadir maka Allah akan
mengagungkannya dan di dalam hatinya akan dipenuhi rasa takut
kepada Allah, rasa rendah hati dan rasa malu kepada Allah dengan
sungguh-sungguh. ’1
j0 M.S. Khalil, Op.Cit., halaman 33Jl Imam Musbikin, Rahasia Shalat Khusyu’, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2007, halaman 16
23
c. Shalat sebagai pengobat hati
“Shalat merupakan ibadah yang paling besar, karena dalam
shalat terdapat simbol tiga kegiatan dan kekuatan, yaitu tubuh, akal,
dan ruh (jiwa)”/ 2 Oleh karenanya jika shalat itu benar-benar dihayati
akan dapat memancarkan cahaya dalam hati, shalat adalah sebagai
penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Mendirikan shalat
berarti mencerminkan keamanan sebagai tanda-tanda syukur kepada
Allah yang tidak terbilang jumlahnya.
“Meninggalkan shalat identik dengan memutuskan hubungan
dengan pencipta alam semesta, pemutusan ini berdampak buruk dan
pahit baik di dunia maupun di akhirat”.M en inggalkan shalat berarti
memutuskan tali penghubung dengan Allah, berakibat tertutupnya
rahmat dari-Nya, terhentinya pengaliran nikmat-nikmat-Nya,
terhentinya uluran kebaikan-Nya dan berarti juga menginkari fadhal
(keutamaan) dan kebesaran Allah SWT.
d. Shalat akan memperoleh pengampunan dari Tuhan
Seseorang yang selalu mengeijakan shalat dengan khusyu’,
pastilah akan memperoleh pengampunan dari Tuhan dan dapat
ditentukan akan dapat perlakuan yang menggembirakan, memuaskan
hati di dunia maupun di akhirat nanti, semua itu tiada lain karena
selama hayatnya selalu bermunajat dan berdzikir kepada Allah SWT.,
’2 Imam Musbikin, Op.Cit., halaman 14 3j Muhsin Qira’ati, Op.Cit., halaman 64
24
senantiasa mengangungkanNya dengan penuh Khusyu’ jiwa dan
badan, juga dengan kalbu yang terus menerus dihubungkan dengan
Allah melalui shalat.
Allah SWT dalam hal ini telah berfirman di dalam Al Qur’an
sebagai berikut:
J }y p A j -UP o j h j J l j o jJa$\ \y \& \j c-?*-Lah \j Jl*Pj ' o '
( T V V :ijAS\ ) Q y p + J *
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan
amal chaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat,
mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati”. (Q.S. Al Baqarah: 277).j4
Mengenai kedudukan shalat sebagaimana yang telah
disebutkan di atas, maka Sayyid Sabiq dalam bukunya yang beijudul
“Fikih Sunnah” mengemukakan kedudukan sebagai berikut:
a. Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimaan tak dapat tegak kecuali dengan shalat.
b. Ia adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah Ta’ala, dimana itu disampaikan olehnya tanpa perantara dengan berdialog dengan RasulNya pada malam Mi’raj.
c. Ia juga merupakan amalan hamba yang mula=mula dihisab.d. Ia adalah wasiat terakhir yang lenyap dari agama, dalam arti bila
ia hilang maka hilanglah agama secara keseluruhan.-0
j4 R.H.A. Soenarja, dkk, Op.Cit., halaman 69■° Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, jilid 1, Al Ma’arif, Bandung, 1985, halaman 205
25
Disamping itu pula agama Islam memiliki dimensi sosial yang
sangat penting yaitu persatuan. Dengan memperhatikan dampak besar
yang penuh berkat dari persatuan, perkumpulan dan hamoni, agama
Islam menekankan dimensi yang satu ini dengan mayoritas acara
ritualnya. Salah satu dari cara ritual tersebut adalah melangsungkan
shalat wajib harian, dalam bentuk berjama’ah atau kolektif.
Dalam mendirikan shalat ataupun kewajiban-kewajiban agama
yang lain secara berkelompok, selain memiliki pahala besar, juga
memberikan dampak positif bagi kehidupan individu dan sosial umat
islam.
Sedangkan dari dampak-dampak positif adalah sebagai
berikut:
a. Dampak spiritualDampak spiritual terbesar dari shalat berajamaah adalah pahala Ilahi Diriwayatkan pada suatu malam Imam Ali a.s. sibuk beribadah hingga waktu sahur, saat waktu masuk shalat shubuh, beliau menunaikan shalat shubuh sendirian dan kemudian beristirahat. Rasulullah SAW tidak melihat pada shalat jam a’ah shubuh. Oleh karena itu Rasulullah SAW pergi ke rumah beliau. Sayyidah Fatimah a.s. menceritakan uzur Ali a.s. Rasulullah SAW bersabda, “Pahala yang lepas dari Ali a.s. dikarenakan tidak berjama’ah shubuh melebihi pahala beribadah sepanjang malam”.
b. Dampak SosialShalat jam a’ah merupakan pendahuluan persatuan barisan, kerapatan hati dan pengokoh jiwa persaudaraan. Shalat jam a’ah merupakan sejenis absensi non formal, cara terbaik mengenali individu-individu. Shalat jam a'ah adalah jenis perkumpulan terbaik terbanyak, terbersih, dan terekonomis di seluruh dunia. Pertemuan tanpa modal. Menyadarkan akan persoalan satu sama lain dan menyiapkan kerja sama sosial antar pribadi muslim.
26
c. Dampak PolitisShalat jam a’ah menunjukkan kekuatan kaum muslimin, keterikatan antara hati dan solidaritas barisan, mejauhkan perpecahan, menanmkan rasa ketakutan di hati musuh. Menjadikan para munafik putus asa. Menusuk mata mereka yang mengharapkan keburukan. Shalat jam a’ah adalah maneuver kesiagaan danikatan “Iman” dan “Umat”.
d. Dampak etis dan edukatifShalat jam a’ah menimbulkan keteraturan dan disiplin serta ketelitian terhadap waktu. Sifat-sifat menyendiri dan individualisme yang dibasmi dan terdapat perlawanan terhadap kesombongan dan egoism e/6
Dalam shalat beijamaah, semua berada pada satu baris.
Keistimewaan-keistimewaan yang bersandarkan pada golongan
ras, bahasa dan ekonomi dikesampingkan. Orang-orang
beriman,merasakankekuatan, kebesaran hati dan harapan. Perasaan
saling mengasihi dan kemesraan hidup di hati mereka.
Mengingat pentingnya kedudukan shalat berjamaah dalam
Islam, oleh karena ituhukuman dan ancaman Allah SWT atas
mereka-mereka yang meninggalkan atau mengacuhkan perintah
ini amat keras dihukumi kafir dan sesat besar. Sampai itulah ajaran
Islam menegaskan tentang masalah ini, maka bagi kaum muslimin
harus benar-benar dapat menjalankan syariat agama dengan
semaksimal mungkinmenruut kemampuan. Itulah ketentuan Islam
terhadap seorang atau satu kaum yangmenamakan dirinya Islam
secara sungguh-sungguh. Dengan didasari iman yang mantap.
j6 Muhsin Qira’ati, Op.Cit., halaman 160
27
Mengenai hukum shalat berjama’ah banyak sekali para
ulama’ berpendapat, sedangkan dari pendapat ini diantaranya
adalah:
i. Menurut Imam Maliki mengatakan, tentang hukum shalat
berjamaah bahwa:
Hukum shalat beijama’ah adalah sunnah mu’akkad. Hal
ini dikukuhkan oleh pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
bahwa shalat beijama’ah adalah sunnah mu’akkad. Pendapat ini
diikuti pula oleh kalangan Abu Hanifah, Malikiyah, dan Syafi’iyah
yang dinukil dari riwayat Imam A hm ad/7
Hukum sunnah mua’kkad ini adalah bagi yang melakukan
akan memperoleh pahala, dan yangmeninggalkan tidak berdosa,
bila orang yang meninggalkan tidak diberi sanksi, maka sama
halnya dengan sunnah-sunnah mu’akkad lainnya. Tapi yang
dimaksud sunnah mua’kkad di sini adalah siapa yang melakukan
akan memperoleh pahala dan bagi yang meninggalkannya adalah
berdosa.
Pengertian ini dikukuhkan olah Imam Ibnun Qoyyim Al
Jauziyah termasuk pengikut Imam Malik mereka mengatakan,
“bahwa yang dimaksud sunnah Muakkad adalah siapa yang
j7 Fadhal Ilahi, Keutamaan Shalat Berjama’ah, Duta Ilmu, Surabaya, 1996, halaman 107
28
meninggalkannya berdosa dan siapa yang melakukannya akan
memperoleh pahala termasuk melakukan shalat beijama’a h /8
2. Sedang menurut Imam Syafi’I an sebagian dari kalangan As
Syafi’iyyah mengatakan bahwa:
Shalat berjamaah itu fardhu ‘ain hukumnya. Al Imam An
Nabawi mengatakan tatkala menyebutkan pendapat-pendapat
‘ulama As syafi’iyyah tentang hukum shalat berjama’ah yaitu
fardhu ‘Ain, akan tetapi bukanlah merupakan syarat sahnya
shalat, pendapat ini didukung oleh dua tokoh sahabat-sahabat
kami, yaitu Abu Bakar Ibnu Khuzaimah dan ibnu Al M undzir/9
5. Beberapa fadhilah shalat berjama’ah
Ada beberapa hikmah atau fadhilah dari shalat berajama’ah Diantaranya
adalah:
a. Mendorong orang-orang yang bershalat dengan jalan
menghindarkannya dari kelupaan supaya ia dapat menghasilkan
khusyu’ dan kehadiran hati yang menjadi jiwa shalat dan yang hanya
denan dialah tertunai maksud yang dituntut di dalamnya. Mengikuti
mereka dalam pekerjaan-pekerjaan shalat, menanamkan rasa patuh
kepada mereka dalamurusan dunia.
j8 T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, halaman 559j9 Fadhal Ilahi, Op.Ci., halaman 115
29
b. Menyempurnakan shalat orang-orang yang kurang ibadahnya.
Denganjalan sempurna menyempurnakan itu jauhlah mereka (kita)
dari neraka dan dekatlah mereka kepada rahmat Allah SWT yang
Maha Pengampun.
c. Kebaikan Agama. Dengan berkumpul orang-orang yang alim dengan
orang-orang yang jahil mengetahui, apa-apa yang tidak diketahuinya
baik mengenal soal dunia maupun soal akhirat.
d. Kebaikan Dunia. Dengan berkumpulnya orang yang berdekatan rumah
di dalam masjid selaku rumah Allah SWT lima kali dalam satu hari
untuk menyembah kepada Allah SWT dan memperbaiki urusan-
urusan dunia, mudahlah berhasilnya kebaikan bagi urusan dunia dan
kejayaan.
e. Membiasakan umat mentaati pemimpin-pemimpinnya. Jama’ah shalat
dipermulaan islam mudah-mudahan begitu pula sekarang dikendalikan
oleh penguasa-penguasa dan kepala-kepala umat sendiri. Mengikuti
mereka dalam pekeijaan shalat. Menanam rasa patuh kepada mereka
dalam urusan dunia.
f. Menghidupkan rasa merdeka, persamaan dan persaudaraan. Seorang
manusia apabila telah, biasa berdiri dalam shaf yang bersamaan di
dalamnya orang-orang yang memimpin dan orang-orang yang
dipimpin, orang-orang kaya raya, dengan orang-orang fakir miskin,
semuanya mereka merendahkan diri kepada Allah SWT, tak ada saat
30
itu kelebihan seseorang atas seseorang yang lain hiduplah rasa
merdeka, rasa persamaan dan rasa persaudaraan dalam jiwa mereka,
g. Membiasakan bersatu dan tolong menolong, berjama’ah
menghidupkan rasa, bahwa para mukmin sesama mukmin adalah
setamsil suatu dinding tembok tembok satu sama lain berikat-ikatan.40
Pada sisi lain di dalam kitab “Durratun Nashihin”. Diterangkan
sebagai berikut:
LjJkJl <j 4-^3* <Ui ip U ^-l £» O ljJL all jfi
'j j yu aIt-jj
Artinya: “barang sicoa melaksanakan shalat lima waktu dengan
berjama’ah akan mendapat lima perkara: pertama, tidak akan
ditimpa kefakiran di dunia, kedua, Allah akan menghilangkan
siksa kubur, ketiga, akan diberikan oleh Aliah Ta’ala catatan
amal dengan tangan kanannya. Keempat, akan melewati jalan
seperti kilat yang menyambar. Kelima, akan dimasukkan surga
oleh Allah SWT tanpa hisab dan tanpa siksa.41
Melihat beberapa hikmah dan fadhilah shalat berjama’ah di atas,
maka sebagai seorang muslim untuk selalu membinasakan diri dengan
shalat berjama’ah agar tercipta kedisiplinan dan tali persaudaraan.
40 Fadhil Ilahi, Op.Cit., halaman 12041 Utsman bin hasan bin Ahmad Asy Syakir Al Khubawi, Op.Cit.. halaman 29
31
B. Kajian tentang Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Untuk merumuskan kepribadian seseorang bukanlah sesuatu yang
mudah. Yang kita ketahui dari seseorang hanyalah mengetahui bahwa
orang tersebut pendiam, pemarah, pemilu, periang, nakal, dan sebagainya.
Sifat ini sebenarnya hanya merupakan sebagian dari sifat kepribadian.
Meskipun demikian perlu juga mencari gambaran yang jelas tentang apa
sebenarnya yang dimaksudkan dengan kepribadian, dalam hal ini akan
dikemukakan beberapa pendapat antara lain:
a. Menurut Hary Stack Sullivan berpendapat bahwa:Kepribadian adalah pola yang relatif dari situasi hubungan antara person yang ditandai kehidupan manusia.42 *
b. Menurut Allport berpendapat bahwa:Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine theindividuals unique adjustments to the environment.4:>Artinya: Kepribadian adalah susunan yang dinamis dalam individu pada sistem-sistem psiko-fisik ini yang menentukan pentesuaian diri individu-individu yang khas pada lingkungannya
c. Sedangkan kepribadian menurut Drs. Abu Ahmadi mengatakan bahwa:Kepribadian adalah organisasi yang dinamis, artinya suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah aspek/unsur yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia.44
Dari beberapa pendapat di atas dapatlah diambil suatu kesimpulan
bahwa kepribadian adalah satu kesatuan fungsional antara fisik dan
psikis dalam diri individu yang meliputi sifat, mental, moral dan sosial
42IL. Pasaribu, Teori Kepribadian, Tarsito Bandung, 1984, halaman 1024j Elizabeth B. Hurlock, Child Development, Me. Graw Hill Kogasukha. Tokyo, t.th halaman 52444 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta, halaman 157
32
yang membentuk karakteristik yang unik tampak dalam tingkah laku
sebagai bentuk tingkah laku penyesuaiannya dengan lingkungannya.
2. Aspek-aspek Kepribadian
Dalam kepribadian terkandung tenaga-tenaga yang berinteraksi
menghasilkan aspek kepribadian yang nampak dari tingkah laku luar,
kegiatan-kegiatan jiw a dan filsafat hidup serta kepercayaannya.
Dr. Ahmad Tafsir mengatakan, “bahwa manusia adalah Makhluk
ciptaan Allah yang utuh terdiri dari jasmani, akal, dan rohani sebagai
potensi pokok”. 45
Adapun aspek-aspek kepribadian menurut Drs. Ahmad D.
Marimba, dapat digolongkan menjadi tiga hal sebagai berikut:
a. Aspek k ej as m an i an
b. Aspek-aspek kejiwaan
c. Aspek kerohanian yang luhur46
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
Perlu diketahui bahwa kepribadian manusia dalam
pembentukannya dan perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Bila kepribadian manusia itu dapat berubah berarti ia telah dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sedangkan untuk mencapai manusia
43 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif islam. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, halaman 3746 Ahmad D. Marimba, Pengnntar Filsafat Pedidikan Islam, Al Ma’arif, Bandung, 1989, halaman 67
33
yang berkualitas dan berkepribadian yang baik. Ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW., sebagai berikut:
jJ^4 U Jl fiUi' J J -JJ J 13 J jAj OlT Ai\ 0y_j» ^P
0\j j ) AiL-w»fcCj d j 4j\2jQj OlJlid 0
Artinya: “Dari Abi Hurairah r.a., berkata, telah bersabda Rasulullah
SAW., “Tidak ada seorangpun anak yang dilahirkan kecuali
dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan ia Yahudi atau Nasrani atau Majusi”.47 (H.R.
Muslim)
Sedangkan menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Mahmud Al
Toumy Al Syaibany, mengatakan:
“Meyakini bahwa insan dengan seluruh perwatakan dan ciri
pertumbuhannaya adalah hasil pencapaian dua faktor warisan dan
lingkungan. Dan faktor ini mempengaruhi insan dan berinteraksi
dengannya sejak hari pertama ia menjadi embryo hinggalah ke akhir hayat.
Oleh karena begitu kuat dan bercampur aduk dan faktor ini maka sukar
sekali untuk merujukkan.
Mengenai aspek-aspek kepribadian yang telah disebutkan di atas,
belumlah cukup untuk memberikan gambaran secara keseluruhan
mengenai kepribadian. Untuk uraian tentang perkembangan,
membutuhkan bagian-bagian kepribadian yang lebih dinamis sifatnya,
yaitu tenaga-tenaga kepribadian.
4' Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz II, Dar Ihya’ Al Kutub Al Arbiyah, t.th. halaman 458
34
Pada garis besarnya, tenaga-tenaga itu dapat pula dibagi atas tiga
hal:
a. Tenaga-tenaga kejasmanian, meliputi tenaga-tenaga yang bersumber pada tubuh
b. Tenaga-tenaga kejiwaan terdiri atas karsa, rasa dan cipta dan dapat juga dibagi atas syahwat, godlob (marah) dan natiqoh-natiqoh (akal pikiran)
c. Tenaga kerohanian yang luhur
Perkembangan tubuh atau tingkah laku secara pasti kepada salah
satu dari dua faktor. Kecuali dalam beberapa keadaan pertumbuhan
jasmani itu boleh dirujukkan kepada faktor keturunan. Umpamanya warna
rambut, mata, roman muka, dan sebagainya merupakan faktor
keturunan”.48 49
Demikianlah dari beberapa pendapat, dapatlah diambil kesimpulan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian itu
secara garis besar ada dua yaitu:
a. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang datang dari dalam diri
sendiri ada pada setiap manusia. Yang termasuk dalam faktor ini
adalah keturunan, baik yang bersifat material (fisik atau biologi)
maupun aspek spiritual.
Aspek material dan aspek spiritual (roh) tidaklah dapat
dipisahkan satu sama lain tetapi keduanya dalam satu kesatuan yang
48 Ibid, halaman 69Omar Muhammad Mahmud At Toumy Al Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Dr.
Hasan Langgulung, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, halaman 139
35
komplementer dan serasi. Dari keterpaduan ini terbentuklah diri dan
kepribadian manusia.
Dalam hal ini HC. Witherington, mengatakan bahwa.
“Hereditas adalah proses penurunan sifat atau ciri-ciri dari suatu
generasi ke generasi lain dengan perantaraan plasma benih, pada
umumnya ini berarti struktur dan bukan bentuk tingkah laku yang
diturunkan*’. '0
Adapun menruut Sumadi Suryabrata, mengatakan bahwa:
Materi atau bahan, yang merupakan salah satu aspek dari kepribadian
semua kemampuan (daya) pembawaan beserta talent-talentnya
(keistimewaan-keistimewaannya). Materi ini merupakan modal
pertama yang disediakan oleh kodrat untuk dipergunakan oleh
manusia.51
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak yang
dilahirkan ke dunia ini masing-masing telah membawa fitrah (suci)
kemampuan (daya) pembawaan serta keistimewaan dan juga diwarnai
hereditas psikis suatu bangasa. Dimana apa yang telah dimiliki ini
untuk dikembangkan dan dipergunakan oleh manusia.
30 HC. Witherington, Psikologi Pendidikan, Jemmars, Bandung, 1983, halaman 4631 Sumadi Suryabrata, M.A., Eds. Ph. D., Psikologi Kepribadian, Rajawali Pers, Jakarta, 1982, halaman 115
36
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah segala sesuai yang berada di luar diri manusia
yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
kepribadiannya.
Adapun faktor-faktor ekstern adalah meliputi beberapa hal:
1. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali dikenal
oleh anak setelah dilahirkan kedunia ini. Oleh karena itu orang tua
sangat mempunyai peran bagi anaknya dalam memberikan
pengalaman melalui pembinaan dan arahan yang baik terhadap
anaknya.
Sebagaimana telah dikatakan oleh Prof. Dr. Zakiah
Darajat. bahwa:
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap cara hidup anak mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tua terhadap agama dan guru agama khususnya. 2
Sebagaimana Allah SWT telah berfirman sebagai berikut:
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka”. (Q.S. At Tahrim: 6)53
2,2 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, halaman 56 5o R.H.A. Soenarjo, dkk., Op.Cit., halaman 951
37
Dari ayat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga
mempunyai pengaruh yang besar sebagai dasar pembentukan
kepribadian anak.
2. Faktor Sekolah
Sekolah adalah lingkungan baru yang dikenal anak setelah
lingkungan keluarga. Anak dididik untuk bisa beradaptasi dan
bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah. Sebagaimana
pendapat Dr. Zakiah Darajat, mengatakan bahwa:
“Pendidikan agama haruslah dilakukan secara intensif, ilmu dan amal supaya dapat dirasakan oleh anak didik di sekolah, karena apabila pendidikan agama diabaikan atau diremehkan oleh sekolah, maka pendidikan agama yang diterima di rumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin akan terkekang. Apabila jika dirumah tangga kurang dapat memberikannya dengan cara yang kurang sesuai dengan ilmu pendidikan dan ilmu jiwa”.34
Dengan demikian jelaslah bahwa sekolah mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian
seseorang, sebagai lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga.
Prof. Dr. Mahmud Yunus dalam bukunya yang berjudul “Metodik
Khusus Pendidikan Agama” telah mengatakan:
“Kewajiban yang pertama danutama bagi sekolah-sekolah menengah ialah berusaha memperkuat perasaan keagamaan dalam jiwa pelajar-pelajar putera-puteri, serta mendidik mereka dengan pendidikan yang betul, agar supaya tetap kepercayaan agama dalam hati mereka dan kelihatan pengaruhnya pada akhlak dan amal perbuatan mereka”.33 * 35
' 4 Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Bulan Bintang, Jakarta, 1982, halaman 4835 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Hidakarya Agung, Jakarta, 1977, halaman11
38
Oleh karena itu di sisi lain sekolah mempunyai tanggung
jawab dan kewajiban mendidik, membina tingkah laku, perkataan
maupun tabi’atnya agar apa yang telah didapatkan di rumah bisa
bekembang manakala hal itu baik dan bisa meninggalkan manakala
jelek.
3. Pengaruh Masyarakat
Masyarakat dalam arti yang sederhana adalah “kumpulan
dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan
agama”.56
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
masing-masing faktor keluarga, sekolah maupun masyarakat saling
mempengaruhi dalam proses pembentukan kepribadian seseorang
baik faktor intern yang datang dari dalam diri sendiri maupun
faktor ekstern yang datang dari pengaruh luar.
4. Pengaruh Budaya
Sebelum melangkahi jauh, akan membahas terlebih dahulu
apa itu kebudayaan. Kebudayaan adalah “cara berfikir dan cara
merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan
sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial
(masyarakat) dalam suatu ruang dan w'aktu”. Karena keluarga itu 36
36 Omar Mahmud At Toumi Al Syaibany, Op.Cit., halaman 164
39
merupakan cermin dari masyarakat luas yang mempunyai
kebudayaan, maka di sini kebudayaan ikut menentukan corak
kehidupan dan kepribadian seseorang.
Prof. Dr. Winamo Surakhmad, telah mengatakan bahwa:
Kalau kita mengetahui pandangan dan cara hidup suatu kelaruga dan engamati bermacam-mcam cara pergaulan anak dalam keluarga nampak dengan meyakinkan bahwa lingkungan itulah yang banyak mengajar mereka bagaimana memenuhi setiap jenis kebutuhan yagn diterima oleh anggota keluarga. Keluarga itu sebaliknya cermin pengaruh-pengaruh orma-norma terhadap lingkungan kultur yang lebih luas.37
Dengan demikian kalau kebudayaan itu baik maka akan
memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan
kepribadian seseorang. Begitu pula sebaliknya kalau kebudayaan
itu jelek maka akan memberikan pengaruh yang jelek pula.
4. Proses Pembentukan Kepribadian
Suatu kenyataan bahwa pembentukan kepribadian individu sangat
ditentukan oleh waktu, kesilapan dan kematangan pribadi yang
bersangkutan, faktor usia pun ikut menentukan di dalamnya. Manusia lahir
dengan potensi-potensi kepribadian menurut sifat-sifat individualitas yang
unik baik psychologis maupun psikis.
Dalam hal ini Prof. F. Patty, M.A., mengatakan bahwa:
Dalam seluruh perkembangan itu tampak bahwa tiap perkembangan maju muncul dalam cara-cara yang kompleks dan tiap perkembangan 57
57 Winamo Surakhmad, Perkembangan Pribadi dan Keseimbangan Mental, Jemmars, Bandung, 1980, halaman 77
40
didahului oleh perkembangan sebelumnya. Ini berarti perkembangan itu tidak saja continue, tapi juga perkembangan phase yang satu diikuti dan menghasilkan (menentukan) perkembangan pada phase berikutnya.
Dr. Ahmad D. Marimba mengemukakan tentang proses
pembentukan kepribadian dengan melalui tiga taraf, yaitu:
a. PembiasaanPembagian ini sesuai pula dengan salah satu dasar-dasar perkembangan manusia bahwa pembinaan yang lebih banyak memerlukan tenaga-tenaga kepribadian yang lebih “rendah” (jasmaniah) akan lebih mudah dan lebih dahulu dapat mulai dilaksanakan daripada yang memerlukan tenaga-tenaga yang lebih “tinggi” (rohaniah).
b. Pembentukan pengertian, minat, dan sikapKalau taraf pertama baru merupakan pembentukan kebiasaan- kebiasaan (drill) dengan tujuan agar cara-caranya dilakukan dengan tepat maka pada taraf kedua ini diberilah pengetahuan dan pengertian. Pada beberapa amalan, sebagai dari taraf kedua ini telah dijalankan bersama-sama dengan taraf pertama, memberi pengertian/pengetahuan tentang amalan-amalan yang dikeijakan dan diucapkan. Dalam taraf ini perlu ditanamkan dasar-dasar kesusilaan yang rapat hubungannya dengan kepercayaan.
c. Pembentukan keorhanian yang luhur
Pembentukan ini menanamkan kepercayaan yang terdiri dari:
1. Iman akan Allah
2. Iman akan malaikat-malaikatNya
3. Iman akan kitab-kitabNya
4. Iman akan Rasul-rasulNya
5. Iman akan Hari Kiamat
6. Iman akan Qadha dan Q adar8
38 Ahmad D. Marimbah, Op.Cit., halaman 80
41
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pembentukan dan pembinaan kepribadian ini harus mengetahui proses
perkembangan yagn sangat kompleks dan setiap perkembangan didahului
dengan perkembangan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
perkembangan itu bertahap, dimaan tahap yang lain menghasilkan
perkembangan tahap berikutnya.
Disamping itu juga, untuk mengetahui tentang ciri-ciri
kematangan kepribadian seseorang/pribadi seorang tokoh “Marie Jahoda”,
membuat statement mengenai pribadi matang sebagai berikut:
a. Pribadi yang matang adalah individu yang menguasai lingkungan secara aktif
b. Dia memperlihatkan satu totalisatas dari segenap kepribadiannyac. Dia sanggup menerima secara tepat dunia lingkungannya dan dirinya
sendirid. Ia mampu berdiri di atas kedua belah kakinya, tanpa banyak menuntut
kepada orang lain.?9
C. Keaktifan Shalat Berjamaah dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan
Kepribadian Santri
Pada garis besarnya, hikmah shalat itu mempunyai manfaat dalam dua
segi yaitu, dhahir (badan) dan segi batin (jiwa).
Dari segi dhahiriyah bahwa shalat itu dapat menjaga kesehatan
jasmaniyah, sebagaimana pendapat dari Prof. Dr. H.A. Saboe, mengatakan:
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan, setiap sikap, serta setiap perubahan dalam gerak dan sikap tubuh, pada waktu melaksanakan sembahyang, adalah yang paling sempurna, dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh kita.59 60
59 Kartini Kartono, Teori Kepribadian, Alumni, Bandung, 1979, halaman 12660 SAboe, Hikmah Kesehatan Dalam Shalat, Al Ma’arif, Bandung, 1989, halaman 26
42
Sedangkan kalau ditinjau dari segi batiniyah bahwa ibadah shalat itu
dapat membawa hati seseorang menjadi tenang dan tenteram di kala susah,
sedih dan takut. Hal ini Allah berfirman sebagai berikut:
( t • - M ^ ^ til * Ip ^U jJbs- o\
Artinya: sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah”. (Q.S. Al Ma’arij: 19-20)6'
Shalat beijama’ah bila dilakukan secara teratur akan berpengaruh
positif bagi kejiwaan. Pengaruh tersebut akan menjalar ke berbagai aspek,
antara lain:
1. Aspek Kesehatan
Sebagaimana disebutkan dalam keterangan sebelumnya, bahwa
shalat itu dapat menjaga kesehatan jasmani, seperti yang dikemukakan
oleh Prof. Dr. Vonschreber, sebagai berikut:
Gerakan-gerakan dalam sembahyang menurut agama islam adalah suatu cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti kata dan pengertian yang luas sekali, ia mencakup semua gerakan dengan tujuan untuk mempertinggi daya prestasi tubuh. Dalam agama Islam setiap hari lima kali dilaksanakan cara sembahyang yang demikian itu. Gerakan badan yagn demikian menghasilkan tubuh kita mendapat bentuk yang bagus dan sekaligus menjadi lembut dan lincah di samping mudah bergerak serta menambah kekuatan dan daya tahan.61 62
Disamping itu shalat juga dapat menjadi penawar hati. “Shalat itu
terdiri dari rupa dan roh. Rupanya ialah ibadah seluruh anggota badan dan
rohnya ialah ibadah hati. Maka shalat itu olahraga badan dan olahraga hati.
61 Soenarjo, dkk., Op.Cit., halaman 97462 Saboe, Op.Cit., halaman 28
43
2. Aspek kedisiplinan
Ditinjau dari kedisiplinan, shalat merupakan pendidikan positif
yang akan menjadikan manusia dan masyarakat teratur, shalat yang
dikeijakan sehari semalam akan membawa seseorang yang selalu
memegang dan memperhatikan perjalanan masa dan selalu sadar akan
peredaran waktu.
3. Aspek kebersamaan dan kesatuan
Sudah jelas bahwa di dalam shalat itu ada keadilan dan
kebersamaan. Ketika seorang muadzin mengumandangkan seruannya,
maka ini ditujukan kepada setiap orang yang mendengarnya, yaitu orang-
orang yang diwajibkan mengerjakan shalat, termasuk orang-orang kaya,
orang fakir miskin para pejabat ataupun rakyat biasa dan tidak ada
perbedaan diantara mereka. Al Syaikh Mahmud Al Shawaf mengatakan
sebagai berikut:
Ketika mereka masih berkumpul, mereka berdiri dalam satu
berisan (shaf). Tidak ada pemisah dan perbedaan pangkat. Semuanya
adalah hamba Allah yang sedang berkumpul di dalam suatu tempat
(masjid) untuk berdzikir dan berdo’a kepadaNya.
4. Aspek persaudaraan
Sebagaimana lazimnya, manusia itu selalu tertarik kepada hidup
sesama atau masyarakat. Drs. Abu Ahmadi dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Sosiologi” mengatakan bahwa:
“Hal ini disebabkan oleh karena adanya dorongan-dorongan/hasrat-hasrat yang merupakan unsur kerohanian, unsur-
44
unsur kejiwaan, atau faktor-faktor psychis yang mempengaruhi hidup manusia dalam pergaulan dengan manusia lainnya di dalam bermasyarakat”.63
Dengan sering terjadinya di dalam pertemuan-pertemuan shalat
beijama’ah akan timbullah rasa persaudaraan yang kokoh dan meresap,
menambah akrabnya pergaulan pada diri seseorang.
Oleh karenanya sangat baiklah jika di lingkungan lembaga Islam
atau pondok pesantren ataupun yang lainnya ditekankan untuk selalu
membina kerukunan dan mempererat tali persaudaraan dengan jalan
melaksanakan shalat beijama’ah ataupun jam a’ah-jama’ah lainnya agar
terbina persatuan dan kesatuan antara sesama.
63 Abu Ahmadi, Pengantar Sosiologi, Ramadhani, Solo, 1975, halaman 41
BAB III
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-MANAR
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Manar
1. Sejarah Berdirinya
Keunikan pondok pesantren jika dibanding dengan lembaga
pendidikan formal salah satunya dapat dilihat dari sejarah berdirinya
dengan datangnya sejumlah santri untuk menyantri kepada kyai, dimana
hal yang demikian tidak dijumpai pada lembaga pendidikan formal.
Kondisi yang demikian akan berpengaruh kepada proses
perkembangannya yang dapat dilihat bahwa rasa handarbeni (rasa
memiliki) akan tumbuh dengan subur biar sang santri sudah pindah atau
menamatkan studinya dari pondok pesantren. Kita sering menjumpai
bagaimana seorang santri alumni yang sering menyempatkan untuk sowan
(sillatur-rohmi) kepada mantan kyainya, sehingga pondok pesantren
mempunyai jaringan yang luas di berbagai lapisan masyarakat.
Pada permulaannya pondok pesantren al-Manar ketika kyai Djalal
Suyuthi belum sempat memikirkan membuat pemondokan untuk para
santri yang ingin n gaji dengan beliau, para santri sudah berdatangan dari
sekitar desa Bener, sehingga dikenallah adanya santri kalong. Namun
karena banyaknya santri yang berdatangan dan menginginkan proses
belajar mengajarnya lebih berjalan efektif dan efisien sehingga transfer
ilmu pengetahuan dapat lancar, maka Kyai Jalai Suyuthi yang berasal dari
A N
46
Magelang itu mengadakan musyawarah dengan pemuka agama dan atas
restu sesama Kyai pada tahun 1914 didirikanlah pondok pesantren yang
akan digunakan sebagai tempat pemondokan. Para santri yang mengaji
kepada beliau. Pada kepemimpinan Kyai Jalai Suyuthi ini pondok
pesantren mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan oleh kondisi bangsa
Indonesia yang berada pada tangan penjajahan. Dan yang lebih tragis
adalah pada tahun 1942-1946 pondok pesantren mengalami kemacetan
total yang disebabkan oleh tekanan penjajahan Jepang. Baru pada
permulaan tahun 1950 kehidupan pondok pesantren kembali normal lagi.
Namun pada tahun itu juga K.H. Jalai Suyuthi dipanggil oleh Allah.
Sepeninggal K.H. Suyuthi kepemimpinan pondok pesantren
dipegang oleh K.H. Duri yang merupakan putra K.H. Jalai Suyuthi. Pada
kepemimpinan K.H. Duri berlangsung hingga tahun 1963 dengan jumlah
santri berkisar antara 50-70, dan pondok pesantrennya diberi nama pondok
pesantren As-Suyuthiyah. Nama tersebut diambil dari nama pendirinya
yaitu K.H. Jalai Suyuthi.
Setelah K.H. Duri meninggal, yaitu pada tahun 1963 pondok
pesantren berada pada kepemimpinan K.H. Syuhudi, yang merupakan adik
K.H. Duri. Kepemimpinan beliau sampai pada tahun 1982. Pada
kepemimpinan beliau ini pondok pesantren mengalami resesi sebagaimana
pondok pesantren yang lain, yang kemungkinan disebabkan oleh kondisi
perpolitikan di Indonesia. Sebagai puncak dari resesi tersebut terjadi pada
tahun 1975, jumlah santri hanya tinggal 23 orang. Baru setelah pondok
47
pesantren tersebut dipimpin oleh K. Fatkhurrohman, kehidupan pondok
pesantren mulai sehat kembali. Dan nama pondok pesantren diganti
dengan menjadi Al-Manar. nama tersebut diambil dari nama group orkes
gambus di desa Bener yang ketenarannya sampai daerah Jawa Timur yaitu
pada tahun 1960 sampai 1975.
Dalam kepemimpinan K. Fatkhurrohman ini kondisi pondok
pesantren direnovasi dengan memugar Masjid lama (yang didirikan oleh
K.H. Jalai Suyuthi pada tahun 1914), menambah bangunan pondok
pesantren, sekaligus memasukkan pendidikan formal ke dalam lingkungan
pondok pesantren. Pada tahun 1985 didirikan Madrasah Tsanawiyah dan
pada tahun 1990 didirikan Madrasah Aliyah.
K. Fatkhurrohman merupakan figur Kyai yang bukan hanya
mengajarkan kitab-kitab klasik, tetapi juga seorang politikus. Hal tersebut
nampak sekali pada percaturan politik di kalangan eksekutif.j yaitu dengan
andilnya beliau sebagai anggota DPR II Kab. Semarang. Namun
tampaknya beliau belum sempat melihat berkibarnya bendera Al-Manar
untuk yang lebih tinggi, beliau sudah dipanggil oleh Allah untuk
menghadap.
setelah meinggalnya K. Fatkhurrohman pada tahun 1993
kepemimpinan pondok pesantren dilanjutkan oleh menantu beliau yaitu K.
Muhammad Imam Fauzy. Bapak K. M. Imam Fauzy melanjutkan
perjuangan mertuanya di pondok pesantren al-Manar dengan menjadikan
Madrasah Aliyah yang sudah ada menjadi Madrasah Aliyah Program
48
Keagamaan, begitu juga untuk kurikulum pondok pesantren dilakukan
pembenahan oleh beliau.
Sepeninggal K. Muhammad Imam Fauzy pondok pesantren Al-
Manar dipimpin oleh K. As'ad Haris Nasution yang merupakan putra dari
K. Fatkhurrohman yang ke-3. Hingga kini kepemimpinan pondok
pesantren Al-Manar masih dipegang oleh K. As’ad Haris Nasution.
(Wawancara dengan K. As'ad Haris Nasution, selaku pengasuh PP Al-
Manar pada tanggal 09 Juli 2008)
2. Letak Geografis
Pondok pesantren Al-Manar dibangun diatas tanah seluas 4.500 m2.
Tanah tersebut diperoleh dari sesepuh desa Bener yang mewakafkan
tanahnya untuk pondok pesantren Al-Manar. (Arsip Emis Pondoki
Pesantren, th. 2005)
Pondok pesantren Al-Manar terletak di Desa Bener, letak geografis
desa Bener adalah sebagai berikut:
a. Batas bagian utara : Kota Salatiga
b. Batas bagian timur : Dusun Cebongan
c. Batas bagian selatan : Dusun Cabean
d. Batas bagian barat : Jalan raya Solo-Semarang
Sedangkan letak pondok pesantren Al-Manar adalah sebagai berikut:
a. Batas bagian barat : Perumahan penduduk
b. Batas bagian utara : Jalan Projo
c. Batas bagian timur : sawah penduduk
49
d. Batas bagian selatan : sawah penduduk
Jadi letak pondok pesantren Al-Manar ini berada di antara rumah
penduduk dan persawahan. (Observasi lapangan oleh penulis di Pondok
Pesantren Al-Manar pada tanggal 10 Juli 2008)
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Manar pada tahun
2007-2009
SUSUNAN KEPENGURUSAN
PONDOK PESANTREN AL-MANAR SALATIGA
Pengasuh : 1. K. As'ad Haris Nasution
2. Nyai Fatikhah Ulfah
3. K. Fatkhurrohman
Ketua : 1. Muh. Khoeroni, A.Ma
2. Prehanto. S.Pdl
Sekretaris : 1. Nur Sokheh. S.Pdl
2. Ahmad Rifai, S.Pdl
Bendahara : 1. M. Maksum, S.Pdl
2. M. Abdul Aziz
Seksi-seksi :
Pendidikan : 1. Ahmad Choliduddin, S.Pdl
2. Ahmad Mushonef
Dakwah Islamiyah : 1. Rohmat Hidayat, A.Ma
2. Ismail, A.Ma
Kebersihan dan Kesehatan : 1. Ahmad Mustafid, A.Ma
50
2. Nasta'in
Koperasi dan Kesejahteraan : 1. Slamet Faizin, F.M.
2. M. Khomari
Humas : 1. Nur Khamim. A.Ma
2. AsmuT. T.N.
Sarana Prasarana : 1. Sukron Nailil Huda, B.
2. Munasikin al-Bakrin
Keamanan : 1. Jumroni. A.Ma
2. Abdul Kholiq
3. Keadaan Santri
Jumlah santri Pondok Pesantren Al-Manar adalah 312 orang terdiri
dari 175 santri Putra dan 137 santri Putri. Dari jumlah santri tersebut
tinggal di asrama yang disediakan pesantren, kecuali beberapa santri yang
berasal dari desa Bener dan sekitarnya. Mereka melaju dari rumah
masing-masing, disamping sekolah formal mereka juga mengikuti
kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan oleh pesantren.
Tabel I
Jumlah Santri
No Jenis kelamin Jumlah1 Putra 175
2 Putri 137
Jum lah 312
51
Tabel II
Daerah Asal Santri
No Asal Daerah Jumlah1 Sumatra 29
2 Kalimantan 6'jJ Jawa Tengah 270
4 Jawa Timur 4
5 Jawa Barat 3
Jumlah 312
Tabel III
Pekerjaan Orang Tua Santri
No Jenis Pekerjaan Jumlah1 Petani 170
2 Pedagang 82
3 Pegawai 9
4 Guru 11
5 Swasta 30
6 Kyai 7
7 Pamong Desa 3
Jumlah 312
(Observasi pada tanggal 13 Juli 2008)
Mengenai masalah umur, sebagaimana pada kebanyakan pesantren
termasuk Pondok Pesantren Al-Manar Bener tidak mempunyai standar
atau batas minimal atau maksimal. Hanya saja pada umumnya yang
masuk adalah tamatan Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, tetapi ada juga yang
tamatan MTs, SMA dan setingkatnya.
52
Sedangkan mengenai latar belakang keluarga santri adalah sebagai
petani, pedagang, pegawai, guru, swasta, kyai dan pamong desa. Dapat di
lihat bahwa latar belakang keluarga para santri sangat heterogen, dan yang
menduduki rangking tertinggi mereka adalah dari keluarga petani,
a. Aktivitas santri
Secara kronologis kegiatan atau aktivitas santri pondok
pesantren Al-Manar selama 24 jam dapat di lihat pada tabel berikut
ini:
Tabel IV
Kegiatan Harian
Jam/Waktu Jenis Kegiatan
04.30 - 04.45 Jamaah sholat subuh
04.45 - 06.00 Pengajian sorogan
07 .00-12 .00 KBM MI, MTs. MA dan MAK
0 8 .0 0 - 10.00 Pengajian bandongan kurikulum ma’had & sholat
dhuha
12.00-12.30 Jamaah sholat dhuhur
13.30-15 .00 KBM Madin jam I
15 .00-15 .30 Jamaah sholat asar
15.30-16.45 KBM madin jam 11
17.00-17.30 Pengajian bandongan
17.45-18.15 Jamaah sholat magrib
18.15-19.00 Pengajian sorogan
53
19.00-19.20 Jama’ah sholat isya’
19 .45-21.00 Takror/musyawaroh/Bahsul masail
21 .15-22 .00 pengajian bandongan ( Qur’an&Hadits )
Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar Tahun 2000,dikutip tanggal 13 Juli 2008
Dari data diatas maka dapat kita ketahui bahwa kegiatan yang
paling pokok adalah belajar dikelas. Sedang pada sore hari para santri
diwajibkan mengikuti (KBM Maddin) Kegiatan Belajar Mengajar
Madrasah Diniyyah Al-Manar sebagai program kurikulum Ma’had.
Pengajar dari santri yang sudah lulus dari Madrasah Diniyyah.
Disamping kegiatan harian juga ada kegiatan yang sifatnya mingguan
atau bulanan. Jadwal kegiatan tersebut tertera dalam tabel dibawah ini:
Tabel V
Kegiatan Mingguan
Jam/Waktu Jenis Kegiatan
Ahad pagi 05.00 - 08.30 Pengajian bandongan & jamaah Sholat dhuha
Ahad 09 .00-12 .00 Pelatihan Menjahit, Bengkel, Las, Sepak Bola
senin 19.45 - 21.00 Albarjanji antar kamar
kamis 16.30-17.30 Ziarah kemakbaroh
kamis 18.00 - 20.00 Mujahadah kubro
jum ’at 05.00 - 06.00 Mujahadah as-ma’ul husna
jum ’at 14.00-17.00 Pelatihan Menjahit, Bengkel, Las, Volly
jum ’at 15.30-17.15 Pengajian bandongan
jum ’at 19.45-21.00 Khitobah antar kamar
54
Tabel VI
Kegiatan Bulanan
Waktu Jenis Kegiatan
Setengah bulan sekali Khitobah & membaca Al-Barjanji umum (kubro)
Satu bulan sekali Pertemuan pengurus
Tiga bulan sekali Pertemuan pengasuh, pengurus dan seluruh santri
Enam Bulan Sekali Imtihanul Awwal (test) Maddin (Robi’ul awal &
Sya’ban)
Tabel VII
Kegiatan Tahunan
NO Jenis Kegiatan
1 Penerimaan santri baru pada tiap-tiap tahun pelajaran baru
2 Pada tiap bulan Sya'ban diadakan pengajian akbar (Akhirussanah)
3 Pertemuan wali santri dan ramah-tamah dengan wali santri
4 Bersama-sama dengan akhirussanah diadakan Khoul K.H Djalal
Suyuthi
5 Satu tahun sekali diadakan pertemuan dan ramah tamah santri alumni
Al-Manar
6 Setiap dua tahun diadakan reformasi struktur ma’had serta programnya.
Training centre pembekalan santri alumni (mutakhorij) dalam
eksistensinya dimasyarakat
Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar Tahun 2000, dikutip pada tanggal 13 Juli 2008
55
Jika kita amati maka para santri disamping mendapatkan
pendidikan formal juga diberikan pelajaran tambahan seperti
pendidikan atau latihan Ketrampilan, berpidato, al-Barzanji, Olahraga.
Kesemua itu dimaksudkan untuk mendidik para santri agar trampil
dalam berbagai bidang. Lebih dari itu yang seniorpun tetap mendapat
bimbingan dan pengarahan dari pengasuh untuk meningkatkan
kemampuannya dalam membimbing adik-adiknya. Dan dengan
adanya pertemuan para pengurus pondok dan kamar adalah untuk
menempa santri senior menjadi calon pemimpin yang penuh rasa
tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya,
b. Berbagai Tata Cara Atau Peraturan Yang Berlaku
Karena keadaan santri sangat majemuk, dalam arti bersal dari
segala penjuru tanah air, maka untuk menghindari timbulnya rasa
kedaerahan atau provinsialisme yang tedak sehat di kalangan para
santri maka mereka di dalam asrama dicampur atau dibaurkan. Untuk
mengontrol kedisiplinan, pengurus mengadakan absent setiap hari.
Soal perijinan, para santri tidak diperkenankan meninggalkan
kompleks pondok pesantren kecuali telah mendapatkan surat izin dari
pengurus yang telah ditanda tangani. Sedangkan untuk santri putri
harus diketahui oleh pengasuh. Izin keluar hanya diberikan pada hari
jum ’at (hari libur). Untuk izin pulang kerumah, hanya diberikan
minimal satu bulan sekali, kecuali telah di jemput orang tuanya atau
orang yang telah di beri kuasa olehnya.
56
Dengan adanya berbagai tata cara atau peraturan yang berlaku
di dalam pondok pesantren tersebut, menuntut santri agar hidup
teratur, bersih, disiplin, punya rasa tanggung jawab, suka kebersamaan
dan menjauhkan dari sifat individualisme. Kesemuanya itu adalah
merupakan salah satu usaha mendidik, merealisasikan apa yang telah
di perolehnya atau ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
4. Keadaan Guru / Ustadz
Guru atau ustadz yang mengajar di pondok pesantren Al-Manar
seluruhnya ada 90 orang. Dari jumlah tersebut yang mengajar di pondok
ada 45 orang. Sedangkan yang berstatus guru tetap 30 orang, sedang 15
orang statusnya sebagai guru praktik. Sedang di MI 7 orang, di MTs 18
orang dan di MAK ada 20 orang mengenai latar belakang pendidikan
mereka kebanyakan dari pondok dan para lulusan STAIN Salatiga dan
sebagian guru masih berstatus mahasiswa yang memanfaatkan waktunya
luangya untuk mengajar. (Hasil Wawancara dengan K. As’ad Haris
Nasution, pengasuh PP Al-Manar pada tanggal 10 Juli 2008)
Guru praktek yang di maksud adalah santri yang telah
menamatkan pendidikannya selama enam tahun, kemudian dikenai
kewajiban mengajar minimal satu tahun sebagai pengabdiannya kepada
pesantren dan selain mengajar dikelas mereka diberi tugas untuk
mengawasi dan membimbing para santri dalam melaksanakan kegiatan
selama dua puluh empat jam. Guru praktek ini meski statusnya masih
santri tetapi mereka tidak dikenai kewajiban administrasi.
57
5. Keadaan Bangunan Fisik
Dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren,
tentunya juga membutuhkan fasilitas yang berupa fasilitas fisik. Adapun
sarana prasarana yang me-fasilitasi dalam kegiatan tersebut di pondok
pesantren Al-Manar adalah sebagai berikut:
a. Sarana Bangunan
1) Masjid 1 buah
2) Perpustakaan 1 buah
3) Gedung pertemuan 1 buah
4) Rumah Kyai 2 buah
5) Asrama santri 2 buah, yang terdiri dari enam kamar putra dan
empat kamar putri.
6) Ruang tamu 1 buah
7) Ruang Pertemuan 1 buah
8) Aula 2 buah
9) Kantor sekretariat pondok pesantren 2 buah
10) Ruang ustadz 2 buah
11) Bangunan kelas 12 buah
12) Kantin dan dapur 2 buah
b. Sarana Pendukung
1) Bak Penampungan air 4 buah
2) Kolam perikanan 2 buah
3) Lapangan Volly 2 buah
58
4) Lapangan Tenis Meja 3 buah
5) Meja belajar
6) Alat-alat perkantoran
7) Alat keterampilan, kesenian, olah raga dan sebagainya
B. Data tentang Pelaksanaan Shalat Berjama’ah
1. Data Responden
Berikut disajikan tentang nama-nama responden:
Tabel VIII
Data Responden
No Nama Alamat Santri
1 Gunawan Pingit Temanggung
2 Asnawi Sumowono Semarang
3 Lutfi Hakim Wujil Semarang
4 Afifudin Blotongan Salatiga
5 A. Jazuli Banjar Negara
6 M. Abrori Bringin Semarang
7 Abdul Aziz Bringin Semarang
8 Najib Sai fullah Bringin Semarang
9 Nur Hudha Kedungjati Grobogan
10 Nur Rohm an Kemusu Boyolali
11 Aminudin Bringin Semarang
12 Agus Setiawan Banyu Biru Semarang
13 Arif Maulana Banyu Biru Semarang
14 M. Ihsanuddin Banyu Biru Semarang
15 Panggah Setyawan Ungaran Semarang
16 Shobikun Gunung pati
59
17 Ilzam Syah Gunung pati
18 Ali Mukmin Jimbaran semarang
19 Dwi Mahrussalim B ancak Semarang
20 A. Rifa’i Sumatra
21 A. Yasin A m bara wa Semarang
22 A. Shohifuddin Tuntang Semarang
23 Humaidi Riau
24 Munasikin Ambarawa Semarang
25 Hanis Lutfi A Suruh Semarang
26 M Maksum Bawen Semarang
27 A. Syaikodin Pringapus Semarang
28 Muhajir Bergas Semarang
29 Faza Itqon A rof Tengaran Semarang
30 Asmui Bancak Semarang
31 Lukaman Fauzi Bergas Semarang
2. Data Keaktifan Mengikuti Shalat Beijama'ah
Setelah melakukan beberapa observasi. Berikut disajikan jumlah santri yang
mengikuti shalat beijama'ah
No Hari/tanggal
SHALAT
Subuh Dhuhur Asar Magrib Isya'
1 Minggu, 17-08-2008 23 29 28 31 30
o Senin. 18-08-2008 25 30 27 31 28
J Selasa, 19-08-2008 22 26 28 31 31
4 Rabu. 20-08-2008 29 31 24 29 30
5 Kamis, 21-08-2008 26 27 29 31 30
6 JunTat, 22-08-2008 20 24 28 31 29
7 Sabtu, 23-08-2008 25 28 27 31 30
8 Minggu,24-08-2008 22 26 26 31 31
60
Untuk memperoleh data tentang aktivitas kektifan shalat
berjama'ah santri Pondok Pesantren Al-Manar penulis menggunakan metode
angket, yaitu memberikan pertanyaan secara tertulis kepada santri atau
responden sebanyak 20 item pertanyaan, yang masing-masing item tersebut
mempunyai tiga alternatif jawaban dan masing-masing alternatif mempunyai
skor sebagai berikut:
■ Untuk alternatif a dengan skor 3
■ Untuk alternatif b dengan skor 2
■ Untuk alternatif c dengan skor 1
Untuk mengetahui hasil nilai pelaksanaan shalat berjama'ah,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL XI
Data Mengenai Nilai Hasil Angket keaktifan shalat berjama’ah
Santri di pondok pesantren Al-manar
NO. ALTERNATIF NILAI JUMLAH RATA-
RES a b c oJ 2 1 RATA
1 2 oJ 4 5 6 7 8 9
01 9 11 - 27 22 - 49 2.45
02 8 10 2 24 20 nA 46 2.3
03 7 10 J 21 20 J 44 2.2
04 10 10 - 30 20 - 50 2,5
05 13 5 2 39 10 2 51 2,55
61
06 15 4 1 45 8 1 54 2,7
07 14 5 1 42 10 1 53 2,65
08 14 6 - 42 12 - 54 2,7
09 7 9 4 21 18 4 43 2,15
10 8 7 5 24 14 5 43 2,15
11 10 10 - 30 20 - 50 2,5
12 14 4 2 42 8 2 52 2,6
13 10 10 - 30 20 - 50 2,5
14 13 5 2 39 10 2 51 2,55
15 12 8 - 36 16 - 52 2,6
16 14 4 2 42 8 2 52 2,6
17 14 5 1 42 10 1 53 2.65
18 8 7 5 24 14 5 43 2,15
19 8 7 5 24 14 5 43 2,15
20 7 12 1 21 24 1 46 2,3
21 14 4 2 42 8 2 52 2.6
22 9 10 1 27 20 1 48 2,4
23 14 4 2 42 8 2 52 2,6
24 17 2 1 51 4 1 56 2,8
25 7 12 1 21 24 1 46 2,3
26 7 10 3 21 20 *“>J 44 2,2
27 8 10 2 24 20 2 46 2,3
62
28 8 11 1 24 22 1 47 2,35
29 17 2 1 51 4 1 56 2,8
30 7 10 3 21 20 *>J 44 2,2
31 9 10 1 27 20 1 48 2,4
JUMLAH 1518
Sesuai dengan data di atas maka jumlah nilai hasil angket keaktifan shalat
berjama’ah santri di pondok pesantren Al-manar adalah 1518
C. Data tentang Pembentukan Kepribadian Santri
Untuk memperoleh data tentang pembentukan kepribadian santri
di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran kabupaten Semaran. dengan
menggunakan metode angket, yaitu memberikan pertanyaan kepada responden
secara tertulis. Sedangkan jumlah pertanyaannya sebanyak 20 item pertanyaan
yang masing-masing alternatif jawaban mempunyai skor sebagai berikut:
■ Untuk alternatif a dengan skor 3
■ Untuk alternatif b dengan skor 2
■ Untuk alternatif c dengan skor
TABEL X
NILAI HASIL ANGKET PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN DI
PONDOK PESANTREN AL-MANAR
NO. ALTERNATIF NILAI JUMLAH RATA-
RES a b c J 2 1 RATA
63
1 2 3 4 s 6 7 8 9
01 8 12 - 24 24 - 48 2,4
02 10 8 2 30 16 2 48 2,4
03 7 12 1 21 24 1 46 2,3
04 8 11 1 24 22 1 47 2,35
05 10 8 2 30 16 2 48 2,4
06 17 2 1 51 4 1 56 2,8
07 18 2 - 54 4 - 58 2,9
08 13 5 2 39 10 2 51 2,55
09 6 14 - 18 28 - 46 2,3
10 7 10 **>J 21 20 J 44 2,2
11 14 5 1 42 10 1 53 2.65
12 8 11 1 24 22 1 47 2,35
13 8 11 1 24 22 1 47 2,35
14 12 8 - 36 16 - 52 2,6
15 14 5 1 42 10 1 53 2,65
16 13 5 2 39 10 2 51 2,55
17 17 2 1 51 4 1 56 • 2,8
18 4 12 4 12 24 4 40 2,0
19 7 10 3 21 20 3 44 2,2
20 11 8 1 33 16 1 50 2,5
21 14 5 1 42 10 1 53 2.65
64
22 7 12 1 21 24 1 46 2,3
23 12 8 - 36 16 - 52 2,6
24 18 2 - 54 4 - 58 2,9
25 11 8 1 33 16 1 50 2,5
26 6 14 - 18 28 - 46 2,3
27 8 12 - 24 24 - 48 2,4
28 8 12 - 24 24 - 48 2,4
29 17 2 1 51 4 1 56 2,8
30 7 12 1 21 24 1 46 2,3
31 4 12 4 12 24 4 40 2,0
JUM LAH 1528
Sesuai dengan data di atas maka jumlah nilai hasil angket pembentukan
kepribadian di pondok pesantren al-manar adalah 1528.
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam Bab IV ini akan diuraikan data tentang pelaksanaan shalat
berjama’ah dan data tentang pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren
Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Data ini bersifat
kuantitati f dengan mengguakan rumus korelasi product moment.
Analisis data ini digunakan untuk mencari koefisien antara variebel X, yaitu
keaktifan shalat berjama’ah dan variabel Y, yaitu pembentukan kepribadian santri
Pondok Pesantren AI-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Adapun langkah-iangkah yang digunakan untuk menganalisis data tersebut
adalah sebagai berikut.
A. Analisis Pendahuluan
Dalam analisis pendahuluan ini langkah yang ditempuh adalah
memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh ke dalam distribusi
frekuensi. Adapun hasil nilai angket untuk variabel X (keaktifan shalat
berjama’ah) adalah sebagai berikut.
49 46 44 50 51 54 53 54 43 43 50 52 50 51 52
53 43 43 46 52 48 52 56 46 44 46 47 56 44 48
Sedangkan untuk nilai angket variabel Y (pembentukan kepribadian
santri) adalah.
48 48 46 47 48 56 58 51 46 44 53 47 47 52 53
56 40 44 50 53 46 52 58 50 46 48 48 56 46 40
65
66
Kemudian untuk mengetahui kualitas hasil penelitian antara variabel
X dan variabel Y, maka perlu dicantumkan interval nilai. Adapun caranya
adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
TABEL 111
KUALITAS VARIABEL X DAN VARIABEL Y
OPTION NILAI INTERVAL KUALITAS
A . 3 2,5 - 3.49 Baik
B 2 1,5-2.49 Cukup
C 1 0,5-1.49 Kurang
Untuk mengetahui kualitas masing-masing variabel, maka dapat
ditempuh dengan cara:
________________X ______________
1. Mx (.Jumlah responden).(jumlah item)
1518
“ (31). (20)
_ 1518
" 620
= 2,45
= ______________ Y______________
2. M y (.Jumlah responden) .(.Jumlah item)
1528
"(31). (20)
67
1528
“ 620
= 2,46
Dengan demikian, hasil nilai kualitatif untuk variabel X adalah 2,45.
Apabila diterapkan pada interval nilai, maka menduduki interval B, yaitu
antara 1,5 - 2,49 dan termasuk cukup. Jadi, kualitas variabel X yaitu variabel
shalat berjama’ah adalah cukup.
Sedangkan hasil nilai kualitas untuk variabel Y adalah 2,46. Apabila
diterapkan pada interval nilai, maka menduduki interval B, yaitu antara 1,5 -
2,49 dan termasuk cukup juga. Jadi, kualitas variabel Y yaitu pembentukan
kepribadian santri adalah cukup.
B. Analisis Uji Hipotesis
Dalam analisis uji hipotesis ini mengadakan perhitungan terlebih
dahulu melalui tabel distribusi frekuensi. Setelah diketahui nilai dari masing-
masing variabel, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan ke dalam
tabel koefisiensi antara variabel X dan variabel Y.
68
TABEL IV
PETA KORELASI PRODUCT ANTARA VARIABEL X (Keaktifan Shalat
Berjama’ah) DAN VARIABEL Y (Pembentukan Kepribadian Santri)
NO X Y X 2 Y2 XY01 49 48 2401 2304 235202 46 48 2116 2304 220803 44 46 1936 2116 202404 50 47 2500 2209 235005 51 48 2601 2304 244806 54 5C 2916 3136 302407 53 58 2809 3364 307408 54 51 2916 2601 275409 43 46 1849 2116 197810 43 44 1849 1936 189211 50 53 2500 2809 265012 52 47 2704 2209 244413 50 47 2500 2209 235014 51 52 2601 2704 265215 52 53 2704 2809 275616 52 51 2704 2601 265217 53 56 2809 3136 296818 43 40 1849 1600 172019 43 44 1849 1936 189220 46 50 2116 2500 230021 52 53 2704 2809 275622 48 46 2304 2116 220823 52 52 2704 2704 270424 56 58 3136 3364 324825 46 50 2116 2500 230026 44 46 1936 2116 202427 46 48 2116 2304 220828 47 48 2209 2304 225629 56 56 3136 3136 313630 44 46 1936 2116 202431 48 40 2304 1600 1920
1518 1528 74830 75972 75272
69
Jadi diketahui:
N : 31
£ x : 1518
SY : 1528
Sx2 : 74830
£y2 : 75972
2 xy : 75272
Kemudian dari jumlah tersebut di atas, dimasukkan ke dalam rumus
korelasi product moment sebagai berikut.
X Y -
Keterangan
r XY : Koefisiensi korelasi variabel X dan variabel Y
£x • Variabel Shalat berjama'ah
S Y : Variabel pembentukan kepribadian santri
XY : Perkalian antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah responden
S : Jumlah
Untuk selanjutnya mengadakan perhitungan sebagai berikut.
yy (£ * )~ (S r)
70
75.272(1.518)-(1.528)
31
74.830 - "!- | !j8- | | 75-972 -
75.272-2.319.504
31
7 4 . 8 3 0 - ^ ° ^ 75 .972-2^ l r 31 J l 31 J
____________ 75.272 - 74.822,70968
V{74.830 - 74.333,03226}{75.972 - 75.315,6129}
449,29032
~ V(496,96774) (656,3871)
449,29032
^326.203,2137
449,29032
” 571,1420258
= 0,78665253 dibulatkan menjadi
= 0,787
C. Analisis Lanjut
Setelah diperoleh koefisiensi korelasi antara variabel X dengan
variabel Y, maka dihubungkan antara r0 dengan r, (hasil penelitian dengan
tabel), baik untuk taraf signifikansi 5% maupun 1%. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel r Product Moment.
71
TABEL V
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N Taraf Siqnif. N Taraf Siqnif. N Taraf5% 1% 5% 1% 5%
3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,2664 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,2545 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244
29 0,367 0,470 70 0,2356 0,811 0,917 30 0,361 0,463 75 0,2277 0,784 0,8748 0,707 0,834 31 0,355 0,456 80 0,2209 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,21310 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207
34 0,338 0,436 95 0,20211 0,602 0,735 35 0,334 0,430 100 0,19512 0,576 0,70813 0,552 0,684 36 0,329 0,424 125 0,17614 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,15915 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148
39 0,216 0,408 200 0,13816 0,497 0,623 40 0,312 0,403 300 0,11317 0,482 0,60618 0,468 0,590 41 0,308 0,398 400 0,09819 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,08820 0,444 0,561 43 0,301 0,389
44 0,297 0,384 600 0,08021 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,07422 0,423 0,53723 0,413 0,526 46 0,291 0,376 800 0,07024 0,404 0,515 47 0,288 0,372 700 0,06525 0,396 0,505 48 0,284 0,368
49 0,281 0,364 1000 0,06250 0,279 0,361
Dari tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk taraf
signifikansi 5% dan 1% dengan jumlah N : 31 adalah.
Jumlah N : 31 untuk taraf signifikansi 5%
r0 :0,787
r, : 0,355
72
Untuk taraf signifikansi 1 % adalah.
r0 :0,787
r, : 0.355
Maka dari hasil di atas menunjukkan bahwa rQ lebih besar daripada r,
yang berarti signifikan.
Karena nilai r hasil penelitian lebih besar dari tabel, baik taraf
signifikansi 5% maupun 1%, ini berarti hipotesis yang diajukan penulis adalah
diterima baik untuk taraf signifikansi 5% maupun 1%.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keaktifan shalat
berjama’ah terhadap pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren
Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang mempunyai
pengaruh yang positif.
BABY
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengemukakan pembahasan dari bab ke bab dalam
skripsi yang berjudul “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK
PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG” maka dapat diambil kesimpulan sebagai beriku t:
1. Keadaan santri Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten
Semarang dalam melaksanakan shalat beijama’ah adalah cukup, karena
nilai kualitatif menunjukkan interval B yaitu 1,5 - 2,49. Sedangkan shalat
berjama'ah dengan hasil nilai kualitasnya 2.45 berarti shalat berjama’ah
yang dilakukan santri adalah cukup.
2. Pembentukan kepribadian dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,
pertama dengan pembiasaan yang merupakan dasar-dasar perkembangan
manusia. Kedua, dengan pembentukan pengertian, minat, dan sikap yang
menrupakan kelanjutan dari pembentukan kebiasaan (drill) dan taraf ini
mulai adanya penanaman dasar-dasar kesusilaan yang erat hubungannya
dengan kepercayaan. Ketiga, yaitu dengan pembentukan kerohanian yang
luhur dengan cara menanamkan kepercayaan kepada Allah, malaikat,
kitab, rasul qadha dan qadar serta hari kesudahan.
3. Berdasarkan analisis kuantitatif, shalat beijama’ah mempunyai pengaruh
yang positif dalam pembentukan kepribadian santri, yang mana dapat
7*;
74
dibuktikan hasil penelitian secara empiris dengan menunjukkan nilai rc
0,787 lebih besar daripada rt yang ada pada tabel korelasi product
moment, baik taraf signifikansi 5% maupun 1%. Untuk taraf signifikansi
5% : 0,355 dan untuk taraf signifikansi 1% : 0,456.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pengaruh keaktifan
shalat berjama'ah terhadap pembentukan kepribadian santri di pondok
pesantren Al-Manar, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut;
1. Santri
Untuk segenap santri hendaknya selalu meningkatkan ibadah shalat secara
berjama'ah dengan penuh kesadaran yang tinggi akan hikmah-hikmah
shalat beijama’ah tersebut dengan sebaik-baiknya agar terbentuk sikap
kedisiplinan, ukhwah Islamiyyah, sehingga akan terjalin hubungan
persaudaraan antar santri dan memperkuat persatuan dan kesatuan sesama
muslim.
2. Pengurus
Diharapkan pengurus untuk memberikan suri tauladan kepada para santri
dalam melaksanakan shalat secara berjama'ah.
3. Pengasuh
Diharapkan pengasuh selalu memberikan motivasi dalam keaktifan shalat
berjama'ah
75
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq. hidayah serta inayah-Nya, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tiada halangan suatu apapun.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik
serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad D. Marimba, Drs. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Al Ma’arif.
Ahmad Tafsir, Dr. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja Rosda.
Al Imam Jalaluddin bi Abi Bakar As suyuti. Al Jaami’ush Shaghir. Berut: Darul Alam.
Al Imam Taqiyyudin Abi Bakar bin Muhammad Al Husaini. Kifayatul Akhyar. Syirkah An Nur Asiya.
Djumhur I. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV. Ilmu.
Elisabeth B. Hurlock. Child Development. Me. Graw Hill Kogasukha, LTD. Sixth Edition : Tokyo.
Fadhal Ilahi, Dr. 1996. Keutamaan Shalat Berjamaah, Surabaya : Duta Ilmu.
Hasbi Ash Shiddieqy. T.M. Prof, Dr. 1982. Pedoman Shalat. Jakarta : Bulan Bintang.
H. Dalil Faqih. Drs. 1995. Buku Pintar Pedoman Agama Islam. Surabaya : Apollo.
Husaini, M., BA. 1986. Himpunan Isilah Psikologi. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
Imam Musbikin. 2007. Rahasia Shalat Khusyu ’. Jakarta : Mitra Pustaka.
Imam Muslim. Shahih Muslim Juz II. Dar Ihya’ Al Kutub Al Arabiyyah
Kartini Kartono, Dr. 1990. Pengantar Metodologi riset Sosial. Bandung : Mandar Maju
Kartini Kartono, Dra. 1979 Teori Kepribadian. Bandung : Alumni
Khalil, M.S., Drs. MA. 2006. Tata Cara Shalat Nabi. Jakarta : Izzan Pustaka.
Koentjaningrat. 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia
Mahmud Yunus, Prof. H. 1977. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta : Hidakarya Agung.
Moch. Anwar H,. Fiqh Islam. Bandung : A l M a’arif.
M. Moeliono Anton. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
M uh Nur Sahid, Drs. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang : CV Widya Karya.
Muhsin Qira’ati. 1996. Pancaran Cahaya Shalat. Bandung : Pustaka Hidayah
Omar Mahmud al Toumy Al Syaibany, Prof. Dr. Terjemah. Hasan Langgulung, DR. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang
Porwodarminto. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sayyid Sabiq. 1985. Fiqih Sunnah. Bandung : Al Ma’arif.
Soegarda Poerbakawaja, Prof, Dr. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung.
Soenarjo, S.H, Prof R.H.A., dkk. 1989. Al Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur’an. Depag RI.
Suharsini Arikunto, Dr. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata, Drs., M.A. Ed. S., Ph.D. 1982. Psiologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers.
Sutrisno Hadi, Prof Drs., M.A. 1993. Metodologi Research I. Yogyaakarta : Andi Offset.
____________ . 1993. Statistik II. Yogyakarta : Andi Offset.
Syeikh Al Islam Muhyiddin. Riyadhush Shalihin. Semarang : Toha Putra.
Usman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir al Khubawi. Durratun Nashikhin. Semarang: Toha Putra.
Winarno Surakhmad, Prof. Dr. M.Sc.,ED. 1980. Perkembangan Pribadi dan Keseimbangan Mental. Bandung : Jemmars.
Witherington, HC. 1983 Psikologi Pendidikan. Bandung : Jemmars.
Zakiyah Daradjat, Prof. Dr. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.
_____________________ . 1982. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental.Jakarta : Bulan Bintang.
DEPARTEMEN A (i/\M ASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl . T e n t a r a P e l a j a r 0 2 T e l p . ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , 3 2 3 4 3 3 F a x 3 2 3 4 3 3 S a l a t i g a 5 0 7 2 1 W e b s i t e : w w w . s t a i n s a l a t i u a . a e . i d E - m a i l : a d m i n i s t r a s i 0 s t a i n s a l a t i g a . a c . i c l
N o m o r : S T . 2 7 / K - 1 / T L . 0 1 / 1 0 ^ 7 / 2 0 0 8 1 8 J u n i 2 0 0 8L a m p : P r o p o s a l P e n e l i t i a n .H a l : P e r m o h o n a n I z i n P e n e l i t i a n
K e p a d aY t h . P i m p i n a n P o n p e s A l M a n a r B e n e r D i T o n g a r a n K a b . S e m a r a n g
Assalamualaikum w. w.
Y a n g b e r t a n d a t a n g a n d i b a w a h i n i . k a m i m e n e r a n g k a n b a h w a :
N a m a N I MM a h a s i s w a J u r u s a n P r o g r a m S t u d i
: AHMAD MAKMUN:11406002: S e k o l a h T i n g g i A g a m a I s l a m N e g e r i ( S T A I N ) S a l a t i g a : T a r b i y a h: P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m ( P A I ) E k s t e n s i
D a l a m r a n g k a p e n y e l e s a i a n s t u d i P r o g r a m S . 1 d i S T A I N S a l a t i g a , d i w a j i b k a n m e m e n u h i s a l a h s a t u p e r s y a r a t a n y a n g b e r u p a p e m b u a t a n S K R I P S I .
A d a p u n j u d u l s k r i p s i n y a a d a l a h :P E N G A R U H S H O E A T B E R J A M A A H T E R H A D A P P E M B E N T U K A N K E P R I B A D I A N S A N T R I D I P O N D O K P E S A N T R E N A L - M A N A R B E N E R T E N G A R A N K A B . S E M A R A N G
D e n g a n P e m b i m b i n g : D r s . H M . B a n a n i
U n t u k p e n y e l e s a i a n S k r i p s i t e r s e b u t , k a m i m o h o n B a p a k / l b u m e m b e r i i z i n k e p a d a m a h a s i s w a t e r s e b u t u n t u k m e n g a d a k a n p e n e l i t i a n g u n a m e m p e r o l e h d a t a a t a u k e t e r a n g a n d a n b a h a n y a n g d i p e r l u k a n d i P o n p e s A l M a n a r B e n e r . M u l a i t a n g g a l 1 9 J u n i 2 0 0 8 s . d S e l e s a i
K e m u d i a n a l a s p e m b e r i a n i z i n B a p a k / l b u . k a m i s a m p a i k a n t e r i m a k a s i h .
Wassalamualaikum w. u \
a . n . K e t u aP e m b a n t u K e t u a B i d a n g A k a d e m i k
) r . I I . M o h . S n e r o z i , M . A g JN I P . 15 0 2 4 7 0 1 4
Tembusan : Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)
0
PONDOK PESANTREN PUTRA-PUTRI
* * A L - H A N A C ”
Jl. KH Djaial Suyuthi Ds.Bener (0298)313634 Kec.Tengaran KGb.Semarang 50775
SURAT KETERANGANNo. 05 / PP-HA / PP-AM / VII / 2008
Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan pondok pesantren putra-putri ’’AL-
MANAR” Bener, Tengaran, Semarang, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:
Nama : AHMAD MAKMUN
NIM : 114 06 002
TTL : Grobogan, 17 Agustus 1983
Jurusan : Pendidikn Agama Islam (PAI)
Alamat : Rt/Rw 05/07, Harjosari, Bawen, Semarang
Mahasiswa tersebut benar-benar telah melaksanakan penelitian di pondok pesantren Al-Manar
lener, Tengaran, Semarang.
Sehubungan dengan penyelesaian skripsi yang beijudul:
PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
'emikian surat keterangan ini dibuat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
m a m ah asisw a : Ahmad... M akm .u.n.................
M : . M Ofe.G&t...............Co£11?DIBIMBING : ................
S. PEMBIMBING : ....................................................
) U L : Pyj©?. V. tl. 3 ? ! ? . r?.h .T*r.te4 .......k^n
. K ^p d G ^ife rx .... S ?nfn .... .-di... fo fid ? k . A ir . (top^C..
I W n .. C kw pter).... k v i .. .-fen acarg .... IM & 9... '2£P.^.................
ANGKET PENELITIAN
IDENTITASNama : ............................................................. .......................Jenis Kelamin : ......................................................................................Tempat/Tgl. Lahir : .....................................................................................NIS : ......................................................................................
PETUNJUK1. Dalam menjawab pertanyaan di bawah ini, pilihlah salah satu jawaban yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.2. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c yang anda anggap sesuai.
PERTANYAANI. VARIABEL KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH
1. Apakah anda selalu aktif dalam melaksanakan shalat berjama’ah?a. Ya c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
2. Apakah anda dalam melaksanakan shalat berjama’ah tepat pada waktunya?a. Ya c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
3. Pemahkan anda terlambat melaksanakan shalat berjama’ah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
4. Apakah anda selalu rutin melaksanakan shalat lima waktu?a. Sering d. Tidak pernahb. Kadang-kadang
5. Jika dihitung rata-rata berapa kali anda melakukan shalat jama’ah?a. Lima kali c. 1 - 2 kalib. 3 - 4 kali
6. Apakah anda tetap shalat berjama'ah waktu diluar pesantren ?a. Seringb. Kadang-kadangc. Tidak pernah
7. Apakah anda tepat waktu saat shalat berjama’ah diluar pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
8. Apakah anda dalam shalat berjama’ah selalu dimasjid? ?a. Ya c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
9. Apakah anda sebelum shalat beijama’ah pernah membaca Alqur’an?
c. Tidak pernaha. Seringb. Kadang-kadang
10. Pernahkah anda melaksanakan shalat sunnah sebelum shalat beijama’ah?a. Seriug c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
11. Apakah anda sering berusaha untuk cepat-cepat menempati shaf yang paling terdepan?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
12. Apakah anda selalu meluruskan shaf waktu shalat beijama’ah?' a. Sering c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
13. Pemahkan anda sering diberi motivasi untuk melaksanakan jama’ah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
14. Pernahkah anda mengingatkan imam, waktu imam lupa?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
15. seringkah anda sesudah melaksanakan shalat berjama’ah, berdzikir kepada Allah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
16. Pemahkan pengasuh memberikan dorongan untuk aktif mengikuti jama’ah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
17. Apakah Anda dalam melaksankan shalat berjama’ah atas kesadaran pribadi?a. Ya c. Tidakb. Kadang-kadang
18. Seringkah Anda aktif melaksanakan shalat berjama’ah dimasjid?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
19. Jika shalat berjama’ah dimulai, apakah anda selalu meluruskan shaf (barisan) terlebih dahulu?a. Sering c. Tidak pemahb. Kadang-kadang
20. Pernahkah anda dibangunkan untuk shalat subuh secara berjama’ah?a. Pemah c. Tidak pemahb. Kadang-kadang
II. VARIABEL PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI
1. Apakah anda selalu mentaati peraturan pondok pesantren?a. Ya c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
2. Pernahkah anda melanggar peraturan pondok pesantren?a. Seringb. Kadang-kadangc. Tidak pernah
3. Pernahkah anda minta izin kepada pengurus waktu keluar dari pesantren?a. Seringb. Kadang-kadangc. Tidak pernah
4. Pernahkah anda melebihi batas ijin yang telah ditentukan oleh pengurus pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
5. Pernahkah anda keluar pondok tanpa seijin pengurus?c. Seringd. Kadang-kadange. Tidak pernah
6. Pernahkah anda melanggar peraturan di pondok pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
7. Apakah pengurus pesantren pernah memberikan himbauan untuk selalu mentaati peraturan pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
8. Pernahkah anda menerima hukuman ketika melanggar peraturan pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
9. Setelah selesai berjama’ah apakah pernah membicarakan sesuatu masalah dengan teman?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
10. Pernahkah anda tukar pendapat atau tukar pengalaman dengan temanmu tentang suatu hal?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
11. Pernahkah anda minta saran/pendapat kepada teman kepada teman jika anda mempunyai masalah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
12. Perknahkah anua mengadakan musyawarah dengan temanmu mengenai pelajaran yang telah diajarkan?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
13. Apakah anda sering memberikan nasehat kepada santri baru yang belum anda kenal?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
14. Pernahkah anda berkomunikasi dengan masyarakat sekitar jika ikut beijama’ah tentang suatu hal?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
15. Pernahkah anda terlambat mengikuti kegiatan pesantren?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
16. Apakah anda selalu membantu teman saat ada yang membutuhkan?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
17. Pernahkah anda tukar pendapat dengan temanmu sesudah berjama’ah?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
18. Apakah anda selalu hadir tepat waktu pada setiap kegiatan?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
19. Apakah anda juga pernah ikut kegiatan-kegiatan yang diadakan masyarakat sekitar?a. Sering c. Tidak pernahb. Kadang-kadang
20. Pernahkah anda mengikuti ekstra kulikuler kaligrafi pesantren?a. Sering C .Tidak pernahb. Kadang-kadang
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Manar pada Periode 2007 - 2009
DAFTAR RIW AYAT HIDUP
N a m a L e n g k a p
N I M
T e m p a t / T g l L a h i r
A l a m a t
P e n d i d i k a n
: A h m a d M a k m u n
: 1 1 4 0 6 0 0 2
: G r o b o g a n , 1 7 A g u s t u s 1 9 8 3
: L i n g k u n g a n H a r j o s a r i R T . 0 5 R W . 0 7
K e c . B a w e n K a b . S e m a r a n g
1 . S D N e g e r i K a r a n g l a n g u 0 3 K e c . K e d u n g j a t i K a b .
G r o b o g a n l u l u s t a h u n 1 9 9 6
2 . S L T P I s l a m S u d i r m a n K e d u n g j a t i K a b . G r o b o g a n
l u l u s t a h u n 1 9 9 9
3 . M A . A l - M a n a r B e n e r K e c . T e n g a r a n K a b .
S e m a r a n g l u l u s t a h u n 2 0 0 2
4 . D 2 S T A I N S a l a t i g a l u l u s t a h u n 2 0 0 4
5 . S L E k s t e n s i S T A I N S a l a t i g a ( s e k a r a n g )
K e o r g a n i s a s i a nV P e m u d a P e m u d i K a r a n g T a r u n a