PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

16
55 Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik Vol 15 No.1 Januari 2020 : 55 - 70 ISSN : 2685-6441 (Online) Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jipak.v15i1.6273 ISSN : 1907-7769 (Print) PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR 1 Mellisa Arviana 1 Yvonne Augustine 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti [email protected] Abstract Dysfunctional audit behavior is any action taken in the implementation of the auditor's audit program that can reduce or degrade the quality of audits, either directly or indirectly. Auditor’s personal characteristics that affect the acceptance of dysfunct ional audit behavior is the locus of control, organizational commitment, and turnover intentions. The purpose of this research was to determine the influence of auditors’ personal characteristics on acceptance of dysfunctional audit behavior. Data for this research is the primary data obtained through the process of filling out the questionnaire. The population for this research is the external auditors who work at various public accounting firm and internal auditors who work in various companies in Indonesia.. The hypothesis is tested by the multiple regression method using SPSS statistical tool version 22, the result of this research indicate that the locus of control has significant positive effect to the acceptance of dysfunctional audit behavior, organization commitment has negative effect to the acceptance of dysfunctional audit behavior, and organizational commitment has positive impact on behavior audit dysfunction with mediation turnover intention. Keywords : Dysfunctional Audit Behavior; Locus of Control; Organizational Commitment; Turnover Intention. JEL Classification : D23, M42 Submission date : January 13, 2020 Accepted date : January 17, 2020

Transcript of PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

Page 1: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

55

Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik

Vol 15 No.1 Januari 2020 : 55 - 70 ISSN : 2685-6441 (Online)

Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jipak.v15i1.6273 ISSN : 1907-7769 (Print)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP

DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR

1Mellisa Arviana 1Yvonne Augustine

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti

[email protected]

Abstract

Dysfunctional audit behavior is any action taken in the implementation of the auditor's

audit program that can reduce or degrade the quality of audits, either directly or

indirectly. Auditor’s personal characteristics that affect the acceptance of dysfunctional

audit behavior is the locus of control, organizational commitment, and turnover

intentions. The purpose of this research was to determine the influence of auditors’

personal characteristics on acceptance of dysfunctional audit behavior. Data for this

research is the primary data obtained through the process of filling out the questionnaire.

The population for this research is the external auditors who work at various public

accounting firm and internal auditors who work in various companies in Indonesia.. The

hypothesis is tested by the multiple regression method using SPSS statistical tool version

22, the result of this research indicate that the locus of control has significant positive

effect to the acceptance of dysfunctional audit behavior, organization commitment has

negative effect to the acceptance of dysfunctional audit behavior, and organizational

commitment has positive impact on behavior audit dysfunction with mediation turnover

intention.

Keywords : Dysfunctional Audit Behavior; Locus of Control; Organizational

Commitment; Turnover Intention.

JEL Classification : D23, M42

Submission date : January 13, 2020 Accepted date : January 17, 2020

Page 2: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 56

1. PENDAHULUAN

Proses audit yang baik sangat dibutuhkan para pemangku kepentingan dalam

pengambilan keputusan. Auditor akan memberikan opini atas laporan keuangan yang

diperiksanya berdasarkan bukti yang berhasil mereka temukan. Auditor akan menentukan

dan menyatakan apakah laporan keaungan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi

yang berlaku. Kepercayaan para pengguna laporan keuangan yang telah diaudit terhadap

profesi auditor sangat bergantung pada kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Audit

yang berkualitas dapat menemukan dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan yang

terjadi dalam laporan keuangan yang diaudit hal ini didasarkan atas kemampuan teknis

auditor, independensi, dan perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit (De

Angelo, 1981). Auditor mengumpulkan bukti dengan melaksanakan serangkaian

prosedur audit untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu mengandung kesalahan

yang material atau salah saji lainnya.

Isu kualitas audit dan tuntutan adanya efektivitas audit sejak AICPA board (2000).

Dalam diskusi panel dikumpulkan peer review dari internal dan external auditor serta

financial executives, dinyatakan bahwa dysfunctional audit behavior merupakan salah

satu yang dipertimbangkan oleh profesi auditor, sebaliknya dysfunctional audit behavior

dapat mempengaruhi kemampuan dari CPA firm untuk menghasilkan pendapatan,

kualitas profesi secara penuh dan tepat waktu serta mengevaluasi kinerja karyawan atau

auditor. Di samping itu, isu terkini mengenai banyaknya perusahaan perusahaan

khususnya di Indonesia yang masih melakukan tindakan kecurangan dalam usaha

memanipulasi laporan keuangan, menjadikan semakin tingginya peran para auditor untuk

membantu para pemangku kepentingan laporan keuangan dalam mengambil keputusan

yang tepat.

Dysfunctional audit behavior dan pergantian staf memiliki keterkaitan dengan

penurunan kualitas audit (Public Oversight Board, 2000). Dysfunctional audit behavior

merupakan setiap tindakan yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit

yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan kualitas audit (Kelley

dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996).

Locus of Control (LOC) atau biasa disebut sebagai lokus kendali menjelaskan

perilaku pengendalian pribadi manusia dalam menghasilkan sesuatu yang diinginkannya.

Locus of control terdiri dari yang berdampak baik maupun buruk. Menurut Donnelly et

al (2003) individu dengan internal LOC cenderung percaya diri dengan keputusannya

pribadi apakah itu sesuatu yang baik atau buruk dan bertanggung jawab terhadap

konsekuensi prilakunya, sebaliknya eksternal LOC perilaku individu akan tergantung

keberhasilannya dari tekanan luar atau eksternal. Sahanak dan Taher (2012)

menyebutkan bahwa locus of control banyak dipengaruhi oleh berbagai kondisi pribadi

maupun lingkungan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh

Donnelly et al. (2003), Srimindarti et al.(2015), Hartanto (2016), serta Sunyoto &

Sulistyo (2019) yang meneliti pengaruh faktor karakteristik personal auditor terhadap

Page 3: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 57

dysfunctional audit behavior. Karakteristik personal auditor yang mempengaruhi

penerimaan perilaku dysfunctional adalah locus of control (Donnelly et al., 2003;

Hidayat, 2012; Hartanto 2016, Alkautsar, 2014), komitmen organisasional (1996b;

Alkautsar, 2014; Mindarti dan Puspitasari, 2014), dan keinginan auditor untuk berpindah

kerja (Donnelly et al., 2003; Mindarti dan Puspitasari, 2014). Perbedaan penelitian ini

dibandingkan dengan penelitian sebelumnya terletak pada populasi penelitian yang

menggabungkan antara auditor eksternal dan auditor internal, serta untuk mengetahu

faktor Turnover Intention sebagai mediasi antara komitmen Organisasi terhadap

Dysfunctional Audit Behavior

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh karakteristik personal auditor terhadap penerimaan perilaku

dysfunctional audit, di mana karakteristik personal auditor akan diukur locus of control,

komitmen organisasional, dan keinginan auditor untuk berpindah kerja. Hasil penelitian

ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan ilmu, terutama dalam bidang akuntansi

keperilakuan dan audit, mengenai variabel-variabel yang signifikan menjelaskan

penerimaan Perilaku disfungsional audit serta diharapkan akan dapat memberikan

kontribusi praktis, yaitu bagi profesi auditor, baik auditor eksternal maupun auditor

internal, untuk merencanakan program profesional dan praktik manajemen untuk

mendorong pekerjaan audit yang berkualitas.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu, karakteristik personal auditor

yang mempengaruhi penerimaan perilaku dysfunctional adalah locus of control,

komitmen organisasional, kinerja auditor, dan keinginan auditor untuk berpindah kerja.

Locus of control merupakan konsep yang dikembangkan oleh Julian B. Rotter (1966)

yang menyatakan bahwa individu mengembangkan ekspektasi mengenai kesuksesan

mereka bergantung pada perilaku personal mereka atau dikontrol oleh pihak di luar

mereka. Individu yang memiliki external locus of control meyakini bahwa mereka tidak

dapat mengontrol kejadian atau hasil yang akan mereka terima, sementara itu, individu

yang memiliki internal locus of control memiliki kecenderungan untuk mengkaitkan

hasil dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan sebelumnya atau dengan kata lain,

mereka meyakini bahwa hasil adalah sesuatu yang dapat mereka kendalikan. Komitmen

organisasional didefinisikan sebagai penerimaan atas tujuan organisasi dan kemauan

untuk berusaha demi perusahaan serta berkaitan erat dengan perilaku positif, seperti

prestasi kerja dan kehadiran (Porter et al., 1974). Kinerja merupakan suatu keberhasilan

individu atau kelompok atas pencapaian yang diharapkan atas tugasnya selama periode

tertentu, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Keinginan seseorang untuk berpindah kerja

(turnover intention) merupakan tindakan ataupun sikap untuk mengundurkan diri dari

organisasi.

Page 4: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 58

Rumusan Hipotesis

Locus of Control dengan Penerimaan Dysfunctional Audit Behavior

Menurut Rotter(1966) definisi dari Locus of control meliputi adanya kepercayaan

dari individu apakah mereka akan mengendalikan outcome mereka yang disebut sebagai

internal Locus of control atau outcome yang dikendalikan oleh factor keberuntungan,

orang lain yang disebut sebagai external locus of control. Indicator dari Rotter’s terdiri

dari of 29 items untuk mengukur locus of control yang lebih bersifat umum, seperti

pendidikan, politik, Pemerintah dan lainnya. Indicator ini dirasa kurang tepat untuk

mengukur locus of control di tempat kerja. Berdasarkan pertimbangan tersebut digunakan

indicator dari Spector(1982) yang hanya memiliki 16 indikator yang lebih cocok untuk

mengukur locus of control ditempat kerja.

Locus of control dari Spector penting digunakan untuk mengukur perilaku di

tempat kerja (Whitney & Cooper, 1989; Hofstede & Mannheim, 1999), selanjutnya

beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara LOC dengan job

satisfaction( Spector, 1982 dan Peterson,1985) serta organizational commitment yang

diteliti oleh Luthans et al,1987; Kinicki & Vecchio, 1994 serta Furnham et al,. (1994).

Menurut mereka hasil penelitian menunjukkan bahwa LOC internal banyak berhubungan

dengan job satisfaction dan organizational commitment dibandingkan dengan eksternal

LOC.

Penelitian-penelitian terdahulu telah menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan

positif antara external locus of control individual dengan suatu keinginan-keinginan atau

maksud-maksud untuk menggunakan penipuan atau manipulasi untuk memperoleh

tujuan-tujuan personil (Gable dan Dangello, 1994; Comer, 1985; Solar dan Bruehl,

1971). Dalam situasi-situasi dimana external locus of control tidak dapat memperoleh

penguatan atau dukungan-dukungan yang diperlukan untuk berkembang maupun

bertahan, mereka memandang manipulasi terhadap pihak lain adalah suatu pertahanan

yang perlu dan penting (Solar dan Bruehl, 1971). Perilaku ini sangat mungkin

diwujudkan dalam bentuk perilaku disfungsional. Febriana et al, juga menyebutkan

bahwa karakteristik personal auditor dapat berpengaruh terhadap penerimaan

dysfunctional audit behavior. Perilaku-perilaku auditor adalah alat bagi auditor untuk

memanipulasi proses audit dengan maksud untuk memperoleh tujuan-tujuan kinerja

individu. Pengurangan kualitas audit bisa dihasilkan sebagai pengorbanan yang harus

dilakukan auditor untuk bertahan di lingkungan audit. Perilaku ini akan terjadi pada

individu yang memiliki external locus of control, demikian pula disebutkan oleh Paino

et al. (2012), dan Sunyoto & Sulistyo (2019) terdapat pengaruh positif antara locus of

control terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior. Demikian pula penelitian

yang dilakukan oleh Hartanto (2016) serta Srimindarti et al. (2015) menghasilkan bukti

yang sama.

H1 : Locus of control berpengaruh positif terhadap penerimaan dysfunctional

audit behavior

Page 5: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 59

Keinginan Auditor untuk Berpindah Kerja (Turnover Intention) dengan

Penerimaan Dysfunctional Audit Behavior

Organizational commitment didefinisikan sebagai identifikasi kemampuan seorang

individu dan keterlibatannya dalam berkarya di perusahaan (Mowday et al, 1974). Selain

itu dijelaskan bahwa karyawan juga bisa di identifikasi kemampuannya untuk mengikuti

nilai dan tujuan perusahaan. Dalam penelitian mereka digunakan 15 item indikator untuk

mengukur organizational commitment, namun demikian hanya merupakan satu dimensi

saja yang merupakan attitudinal commitment (Mowday et al,1974), sedangkan

Commitment tidak hanya dilihat dari sikap dan prilaku, tetapi bisa juga dengan

memperhatikan faktor lain seperti memotivasi dan untuk mempertahankan karyawan

diperusahaan. Hal ini muncul pada kondisi perusahaan yang makin besar dan makin

kompleks. Melihat alasan tersebut, maka Meyer et al (1991) mengembangkan

organizational commitment menjadi multidimensi yaitu Normative commitment,

Continuance Commitment dan Affective Commitment.

Dalam suatu penelitian terhadap determinan-determinan kinerja auditor, Ferris dan

Larcker (1983) menjelaskan bahwa kinerja auditor sebagian merupakan suatu fungsi dari

komitmen organisasi. Nouri dan Parker (1998) juga telah menemukan bahwa komitmen

organisasional mempengaruhi kinerja karyawan secara positif. Hasil-hasil analisis yang

telah dilakukan oleh Randall (1990) menunjukkan bahwa komitmen organisasional

memiliki hubungan yang positif dengan kinerja karyawan, akan tetapi, hubungan ini tidak

signifikan. Diperkirakan bahwa tujuan dari dysfunctional behavior adalah untuk

memanipulasi pengukuran kinerja dan untuk mempersulit perolehan indikator kinerja

sesungguhnya, namun, terdapat bukti teoritis yang mendukung bahwa dysfunctional

behavior akan lebih sering terjadi dalam situasi di mana persepsi seseorang terhadap

sebuah kinerja bernilai rendah (Donelly et al., 2003; Sunyoto & Sulistiyo, 2019 ).

H2 : Keinginan auditor untuk berpindah kerja berpengaruh positif terhadap

penerimaan dysfunctional audit behavior

Komitmen Organisasi terhadap Dysfunctional Audit Behavior dengan mediasi

keinginan Berpindah Kerja (Turnover Intention)

Beberapa penelitian telah menemukan suatu hubungan yang signifikan antara

internal locus of control dan masa jabatan pekerjaan yang menunjukkan bahwa auditor

dengan internal locus of control cenderung lebih sedikit untuk mengundurkan diri

daripada external locus of control (Andrisani dan Nestle, 1976). Komitmen

organisasional sering dan selalu digunakan sebagai anteseden dalam penelitian-penelitian

yang memprediksi perilaku-perilaku pengunduran diri atau penarikan diri. Mowday et al.

(1974) telah memprediksi dan telah menemukan bahwa yang terkuat dan yang sangat

dapat diprediksi tentang konsekuensi perilaku komitmen organisasional adalah dasar-

dasar turnover yang lebih rendah, nmun demikian Sunyoto & Sulistiyo(2019)

menemukan bahwa organizational commitment tidak memediasi hubungan antara locus

of control dengan dysfunctional audit behavior.

Page 6: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 60

Hasil analisis dari Mathieu dan Zajac (1990) bahwa komitmen organisasional

memiliki pengaruh positif terhadap kehadiran serta berpengaruh negatif terhadap

keadaan yang sudah lewat dan turnover. Hasil-hasil dari beberapa studi yang telah

dibentuk dan telah dilakukan oleh McEvoy dan Cascio (1987) menemukan bahwa

turnover sangat rendah di antara para karyawan yang berkinerja sangat baik. Hasil

penelitian ini didukung oleh Rizqa et al.(2018) yang menyatakan bahwa LOC eksternal

akan berpengaruh positif terhadap dysfunctional audit behavior yang dimediasi dengan

turnover intention. Dalam penelitian Hartanto (2016), menyebutkan bahwa para auditor

memiliki komitment professional dalam melaksanakan profesinya, sehingga perilaku

ini mempengaruhi dysfunctional audit. Berdasarkan temuan-temuan ini, diharapkan

bahwa kinerja akan berhubungan secara terbalik dengan turnover intention. Rizqa et

al.(2018) menyatakan bahwa para auditor yang bertujuan atau bermaksud untuk

meninggalkan perusahaan bisa jadi lebih mau untuk ikut turut serta melakukan DAB

dengan tujuan menurunkan atau mengurangi kekhawatiran atau rasa takut akan

kemungkinan penghentian atau pemecatan jika perilaku mereka tersebut terdeteksi.

Individu-individu yang sedang bermaksud meninggalkan perusahaan berhubungan

dengan lebih besar untuk menerima dysfunctional audit behavior untuk penilaian kinerja

dan promosi.

H3 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap dysfunctional audit

behavior dengan mediasi turnover intention

3. METODOLOGI

Jenis penelitian ini merupakan exploratory causal relationship research , yaitu

untuk menguji hubungan sebab akibat antar variabel, untuk membuktikan pengaruh

Locus Of Control terhadap dysfunctional audit behavior, terjadinya mediasi atau tidak

dari mediasi kinerja auditor dan organizational commitment terhadap hubungan antara

Locus Of Control dan dysfunctional audit behavior.

Jenis dan Data Penelitian

Pada dasarnya, jenis penelitian ini berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti

adalah explanatory causal-comparative research, yaitu penelitian untuk menguji

hipotesis yang menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel independen dengan

variabel dependen (Augustine dan Kristaung, 2013). Data untuk penelitian ini merupakan

data primer yang diperoleh melalui proses pengisian kuesioner. Kuesioner bersumber

dari penelitian yang dilakukan oleh Donnelly et al. (2003). Data yang diperoleh melalui

pengisian kuesioner berskala interval. Populasi untuk penelitian ini adalah auditor

eksternal yang bekerja di berbagai Kantor Akuntan Publik dan auditor internal yang

bekerja di berbagai perusahaan di Indonesia.

Sampel yang digunakan merupakan akuntan, internal auditor dan eksternal auditor.

Sampel untuk penelitian ini dipilih dengan metode simple random sampling, di mana

Page 7: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 61

responden adalah auditor eksternal yang bekerja di berbagai kantor akuntan publik dan

auditor internal serta akuntan yang bekerja di berbagai perusahaan di Indonesia.

Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel independen dalam penelitian ini adalah locus of control, komitmen

organisasi, kinerja auditor, keinginan auditor untuk berpindah kerja, sedangkan variabel

dependen dalam penelitian ini adalah dysfunctional audit behavior. Locus of control

diukur dengan menggunakan 16 instrumen survey dari Spector(1982), komitmen

organisasional diukur dengan menggunakan 9 (Sembilan) instrumen survey (Mowday,

1979), kinerja auditor diukur dengan menggunakan 9 (Sembilan) instrumen survey

(Donnelly, 2003), keinginan auditor untuk berpindah kerja diukur dengan menggunakan

3 (tiga) instrumen survei, sedangkan penerimaan dysfunctional audit behavior yang

diukur dengan menggunakan 12 instrumen survei. Seluruh variabel diukur dengan

dengan menggunakan 6 (enam) skala likert. Pemilihan 6 (enam) skala Likert dalam

kuesioner penelitian ini, yang berbeda dengan penelitian Donnelly et al. (2003) sebagai

sumber kuesioner yang menggunakan 7 (tujuh) skala likert, dilakukan untuk mencegah

adanya kecenderungan responden untuk menjawab di posisi netral dan untuk

memudahkan proses perhitungan. Skala 1 (satu) menunjukkan tanda sangat tidak setuju

hingga skala 6 (enam) menunjukkan tanda sangat setuju, kecuali untuk variabel kinerja

auditor, skala 1 (satu) menunjukkan tanda sangat buruk hingga skala 6 (enam)

menunjukkan tanda sangat baik. Seluruh instrumen survei dalam variabel keinginan

auditor untuk berpindah kerja dinilai terbalik (reverse scored) dan beberapa instrumen

survei dalam variabel locus of control juga dinilai terbalik (reverse scored), yakni

instrumen 1, 2, 3, 4, 7, 11, 14, dan 15.

Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap pengujian. Pengujian tahap

pertama yaitu pengujian statistik deskriptif. Pengujian berikutnya adalah pengujian

instrumen penelitian. Pengujian instrumen penelitian terdiri dari 2 jenis pengujian, yakni

uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk menunjukan tingkat

kecermatan pengukuran alat tes sesuai sasaran yang akan diukur, sedangkan uji

reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan

atau error free) dan karena itu, menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan

lintas beragam item dalam instrumen. Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi

berganda dengan alat statistk SPSS.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Penelitian

Dari sebanyak 110 kuesioner bentuk fisik dan 55 kuesioner bentuk softcopy yang

disebar ke berbagai kantor akuntan publik dan perusahaan di Indonesia, dikumpulkan

Page 8: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 62

data sebanyak 106 kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan. Gambaran umum

mengenai demografi responden dapat dilihat dalam tabel 1. dibawah ini

Tabel 1

Demografi Responden

No. Keterangan Klasifikasi Jumlah Persentase

1 Jenis Auditor Auditor Eksternal 52 49,06%

Auditor Internal 54 50,94%

Total 106 100,00%

2 Jenis Kelamin Pria 55 51,89%

Wanita 51 48,11%

Total 106 100,00%

3 Usia < 21 tahun 1 0,94%

21-30 tahun 71 66,98%

31-40 tahun 19 17,92%

41-50 tahun 14 13,21%

> 50 tahun 1 0,94%

Total 106 100,00%

4 Pengalaman Kerja 1-3 tahun 54 50,94%

4-6 tahun 23 21,70%

7-10 tahun 12 11,32%

> 10 tahun 17 16,04%

Total 106 100,00%

5 Pendidikan Terakhir Diploma 3 (D3) 7 6,60%

Strata 1 (S1) 90 84,91%

Strata 2 (S2) 9 8,49%

Strata 3 (S3) 0 0,00%

Lainnya 0 0,00%

Total 106 100,00%

6 Posisi Junior Auditor 65 61,32%

Senior Auditor 35 33,02%

Manajer Audit 4 3,77%

Partner/Executive 2 1,89%

Total 106 100,00%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan informasi diatas dapat terlihat bahwa rata-rata para respondesn

penelitian ini terdiri dari auditor internal dan auditor eksternal dan sebagian besar adalah

junior auditor, yang memiliki usia paling banyak berkisar 20 hingga 30 tahun, latar

belakang pendidikan mayoritas strata 1 (S1), serta masa kerja rata-rata belum terlalu

lama.

Page 9: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 63

Uji Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian terdiri dari 2 (dua) jenis pengujian, yakni uji

validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan menggunakan metode Korelasi

Pearson dan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS Statistics 22, sedangkan uji

reliabilitas menggunakan adalah metode konsistensi antarbutir (inter-item consistency)

dengan indikator keandalan yang digunakan adalah koefisien alpha cronbach. Hasil uji

tersebut menunjukan bahwa kelima indicator dalam penelitian ini telah memenuhi

kriteria validitas dan realibilitas.

Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka dilakukan terlebih dahulu uji asumsi

klasik. Seluruh uji asumsi klasik dapat dilampaui sehingga tahapan berikutknya dalah

pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukian mulitple

regression dengan alat SPSS, pengambilan keputusan dengan tingkat signifikansi p <

0,05.

Tabel 2

Hasil Uji Hipotesis

Estimate SE. P Keputusan 5%

Locus of Control terhadap

Dysfunctional audit ,485 ,099 0.000 Signifikan

Komitmen Organisasional terhadap

Turnover Intention -,875 ,219 0.000 Signifikan

Turnover Intention terhadap

Dysfunctional audit -,320 ,128 ,012 Signifikan

Sumber: Data diolah SPSS 22, 2018

Hasil dan Pembahasan

Locus Of Control Berpengaruh Positif Terhadap Dysfunctional Audit Behaviour

Hasil estimasi yang terlihat pada Tabel 2 menunjukkan nilai p = 0,000, di bawah

tingkat signifikansi 5%. Nilai SE yang positif menunjukkan pengaruh positif locus of

control terhadap dysfunctional audit behavior. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa H1 diterima, yang artinya locus of control terbukti berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior. Hal ini konsisten dengan

penelitian Donnelly et al. (2003), Paino et al. (2012), dan Sunyoto & Sulistyo (2019)

Srimindarti et al.(2015), serta Hartanto (2016). Hasil penelitian ini mengindikasikan

seorang auditor cenderung menerima dysfunctional auditor behaviour (perilaku

disfungsional audit) manakala dirinya menghadapi tekanan dalam melakukan

pekerjaannya. Tekanan tersebut bisa berasal dari waktu dan dari atasannya, supervisor

atau manajer audit. Penurunan kualitas audit yang dapat timbul akibat dysfunctional audit

Page 10: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 64

behavior dipandang sebagai suatu tekanan dari pihak eksternal. Hal ini perlu diteliti lebih

lanjut yang berkaitan dengan waktu dan leadership termasuk mana yang lebih dominan.

Keinginan Auditor Untuk Berpindah Kerja Berpengaruh Positif Terhadap

Penerimaan Dysfunctional Audit Behaviour

Hasil estimasi yang terlihat pada tabel 2 menunjukkan nilai p = 0,012, di bawah

tingkat signifikansi 5%. Nilai estimasi yang negatif menunjukkan pengaruh negatif

keinginan auditor untuk berpindah kerja terhadap penerimaan dysfunctional audit

behavior. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, yang artinya

keinginan auditor untuk berpindah kerja berpengaruh negatif dan signifikan pada tingkat

signifikansi 5% terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior. Hal ini konsisten

dengan penelitian Paino et al. (2012), namun inkonsisten dengan penelitian Donnelly et

al. (2003), dan Wijayanti (2009). Penyebaran demografi responden yang tidak merata

menjadi faktor utama yang mengakibatkan hasil penelitian sampai pada konklusi ini.

Berdasarkan tabel 1 Demografi Responden, terlihat bahwa mayoritas responden berusia

antara 21 sampai 30 tahun (66,98%), mayoritas memiliki pengalaman kerja hanya 1-3

tahun (50,94%), mayoritas pendidikan terakhir Strata 1 (84,91%), dan mayoritas posisi

auditor hanyalah junior auditor (61,32%). Data demografi responden tersebut

menunjukkan bahwa responden penelitian ini sebagian besar masih berusia muda dan

baru saja menyelesaikan proses pendidikannya sehingga bisa dikatakan masih dalam

proses pencarian jati diri dan pekerjaan yang layak bagi masa depan mereka. Tingkat

turnover auditor yang berada di rentang usia seperti itu akan menjadi sangat tinggi dan

komitmen mereka pada satu perusahaan atau kantor akuntan publik tempat mereka

bernaung akan menjadi sangat rendah.

Komitmen Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap Dysfunctional Audit Behavior

Dengan Mediasi Turnover Intention

Gambar 1.

Turnover Intention Sebagai Variabel Mediasi

Sumber : Data diolah

Komitmen

Organisasi

Turnover

Intention

Dysfunctional

Audit Behavior

-0,875 -0,320

-0,875 x- 0,320 = 0,28

Page 11: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 65

Hasil pengujian regresi analisis jalur menunjukkan bahwa nilai beta indirect effect

sebesar 0,28 hal tersebut menjelaskan bahwa komitmen organisasi terhadap dysfunctional

audit behaviour melalui turnover intention berpengaruh secara positif. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, artinya variabel turnover intention terbukti

berpengaruh sebagai variabel mediasi dalam hubungan antara komitmen organisasi dan

penerimaan dsyfunctional audit behavior. Hal ini konsisten dengan penelitian Paino et

al. (2012).

Penyebaran demografi responden yang tidak merata menjadi faktor utama yang

mengakibatkan hasil penelitian sampai pada konklusi ini. Berdasarkan Tabel 1

Demografi Responden, terlihat bahwa mayoritas responden berusia antara 21 sampai 30

tahun (66,98%), mayoritas memiliki pengalaman kerja hanya 1-3 tahun (50,94%),

mayoritas pendidikan terakhir Strata 1 (84,91%), dan mayoritas posisi auditor hanyalah

junior auditor (61,32%). Data demografi responden tersebut menunjukkan bahwa

responden penelitian ini sebagian besar masih berusia muda dan baru saja menyelesaikan

proses pendidikannya sehingga bisa dikatakan masih dalam proses pencarian jati diri dan

pekerjaan yang layak bagi masa depan mereka. Sebagai pemain baru di bidang audit,

pemahaman mereka akan dsyfunctional audit behavior dan pengaruhnya masih rendah

sehingga mereka akan cenderung menerima terjadinya dsyfunctional audit behavior

tanpa benar-benar memahami betul dampak negatif yang akan timbul.

5. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Simpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa locus of control terbukti

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan dsyfunctional audit behavior. Di

lain hal, keinginan auditor untuk berpindah kerja terbukti berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap penerimaan dsyfunctional audit behavior, dan komitmen organisasi

terhadap dysfunctional audit behaviour melalui turnover intention berpengaruh secara

positif.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa karakteristik personal auditor

berpengaruh terhadap penerimaan auditor atas dsyfunctional audit behavior, dimana

variabel locus of control memiliki hubungan yang dominan terhadap penerimaan

dsyfunctional audit behavior, oleh karena itu disarankan bagi kantor akuntan publik dan

perusahaan agar perlu mengetahui karakteristik personal auditor yang dapat menunjang

kesuksesan personal dan membawa kesuksesan bagi organisasi yang bisa dilakukan pada

saat merekrut pegawai atau dapat melalui training dan development, serta mereka juga

perlu menekankan pada auditornya untuk memberikan prioritas yang tinggi terhadap

kualitas audit.

Page 12: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 66

Implikasi

Untuk penelitian berikutnya bisa menggunakan variabel lainnya seperti task

complextity, time budget pressure, client importance dan independensi auditor untuk

membuktikan pengaruhnya terhadap dysfunctional audit behavior.

Saran

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum memisahkan antara internal dan

eksternal LOC dan apabila menggabungkannya dengan level of auditor akan lebih

memberikan kontribusi bagi CPA firm, sehingga perlu adanya pertimbangan untuk

bagaimana mengendalikan dysfunctional audit behavior, training dan memperketat

prosedur audit.

Penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan dengan sebaran demografi responden

yang lebih merata sehingga hasil penelitian dapat lebih konklusif. Selain itu perlu

menambah jumlah responden agar hasil penelitian lebih dapat digeneralisir, selanjutnya

penelitian dengan mempertimbangkan level auditor dari junior dan senior perlu dilakukan

untuk mengetahui di level mana yang lebih menerima dysfunctional audit behavior.

Selain itu perlu pula diteliti dengan menggunakan tingkatan posisi auditor sebagai junior

auditor, senior maupun supervisor untuk melihat analisis lebih mendalam dimana DAB

lebih sering terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Alkautsar, M. (2014). Locus of Control, Commitment Profesional and Dysfunctional

Audit Behaviour. International Journal of Humanities and Management Sciences

(IJHMS), 2(1), 35–38.

Andrisani, PJ and Nestle, G. (1976), Internal-external control as a contributor to and

outcome of work experience, Journal of Applied Psychology, Vol. 61 No. 1, pp.

156-65.

Augustine, Yvonne & Robert Kristaung. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis dan

Akuntansi. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Comer, J. M. (1985). Machiavellianism and Inner vs Outer Directedness: A Study of

Sales Managers. Psychological Reports, 56(1), 81–82.

https://doi.org/10.2466/pr0.1985.56.1.81

De Angelo, L. E. (1981). Auditor Size And Audit Quality. Journal of Accounting and

Economics, 3, 183–199.

Donnelly, D. P., Quirin, J. J., & O’Bryan, D. (2003). Attitudes Toward Dysfunctional

Audit Behavior: The Effects Of Locus Of Control, Organizational Commitment,

and Position. The Journal of Applied Business Research, 19(1), 95–108.

https://doi.org/10.19030/jabr.v19i1.2151

Ferris, K. R., & Larcker, D. F. (1983). Explanatory Variables Of Auditor Performance In

A Large Public Accounting firm. Accounting, Organizations and Society, 8(1),

1–11. https://doi.org/10.1016/0361-3682(83)90011-9

Furnham, A., Brewin, C. R., & O;Kelly, H. (1994). Cognitive Style And attitudes to

Work. Human Relation, 47(12), 1509–1521.

https://doi.org/10.1177/07399863870092005

Page 13: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 67

Gable, M., & Dangello, F. (1994). Locus of Control, Machiavellianism, and Managerial

Job Performance. The Journal of Psychology: Interdisciplinary and Applied,

128(5), 599–608. https://doi.org/10.1080/00223980.1994.9914917

Hartanto, O. (2016). Pengaruh Locus of Control, Tekanan Anggaran Waktu Komitmen

Profesional, Terhadap Perilaku Dysfunctional Auditor. Ekuitas: Jurnal Ekonomi

Dan Keuangan, 20(4), 473–490.

https://doi.org/10.24034/j25485024.y2016.v20.i4.1826

Hidayat, Widi .(2012). ESQ dan Locus of Control sebagai Anteseden Hubungan Kinerja

Pegawai dan Penerimaan Perilaku disfungsional audit pada Badan Pengawas

Daerah (BAWASDA) Jawa Timur. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis

Volume 3: 50-74. Surabaya: Ikatan Doktor Ekonomi Indonesia.

Hoffi-Hofstede, H., & Mannheim, B. (1999). Managers’ coping resources, perceived

organizational patterns, and responses during organizational recovery from

decline. Journal of Organizational Behavior, 20(5), 665–685.

https://doi.org/10.1002/(SICI)1099-1379(199909)20:5<665::AID-

JOB920>3.0.CO;2-V

Kelley, T. & L. Margheim. (1990). The Impact of Time Budget Pressure, Personality,

and Leadership Variabel on Dysfunctional Behavior. Auditing: A Journal of

Practice and Theory Volume 9: 21-41. Sarasota: American Accounting

Association.

Kinicki, A. J., & Vecchio, R. P. (1994). Influences on the Quality of Supervisor- Subrhte

Relations: The Role of Time- Pressure, Organizational Commitment, and Locus of

Control. Journal of Organizational Behavior, 15(1), 75–82.

https://doi.org/10.1002/job.4030150108

Luthans, F., Baack, D., & Taylor, L. (1987). Organizational Commitment: Analysis Of

antecedents. Human Relatiions, 40(1), 219–235.

https://doi.org/10.1177/07399863870092005

Mathieu, J. E., & Zajac, D. M. (1990). A Review and Meta-Analysis of the Antecedents,

Correlates, and Consequences of Organizational Commitment. Psychological

Bulletin, 108(2), 171–194.

McEvoy, G. M. & W. F. Cascio. (1987). Do Good Performers Leave? A Meta-Analysis

of The Relationship Between Performance and Turnover. Academy of

Management Journal Volume 30: 744-762. New York: Academy of Management.

Meyer, J. P., Bobocel, D. R., & Allen, N. J. (1991). Development of organizational

commit-Ment during the first year of employment: A longitudinal study of pre-

and post-entry Influences. Journal of Management, 17, 717-733.

Mindarti, Ceacilia Sri & Elen Puspitasari. (2014). The Role of Organizational

Commitment on Individual Characteristics that Influence of Auditor Acceptance

of Dysfunctional Audit Behavior. International Journal of Business, Economics

and Law Volume 5: 132-138. Kuala Lumpur: Kuala Lumpur International

Business, Economics and Law Conference.

Mowday, R. T., Porter, L. W., & Dubin, R. (1974). Unit Performance, Situational Factors,

and Employee Attitudes in Spatially Separated Work Units. Organizational

Behavior and Human Performance, 12(2), 231–248.

https://doi.org/10.1016/0030-5073(74)90048-8

Mowday, R. T., Steers, R. M., & Porter, L. W. (1979). The measurement of

organizational commitment. Journal of Vocational Behavior, 14, 224-247.

Page 14: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 68

Nouri, H. & R. J. Parker. (1996). The Effect of Organisational Commitment on The

Relation between Budgetary Participation and Budgetary Slack. Behavioral

Research in Accounting Volume 8: 74-90. Sarasota: American Accounting

Association.

Otley, D. T., & Pierce, B. J. (1996). Auditor Time Budget Pressure: Consequences and

antecedents. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 9(1), 31–58.

https://doi.org/10.1108/09513579610109969

Paino, H., Smith, M., & Ismail, Z. (2012). Auditor Acceptance of Dysfunctional

Behaviour: An Explanatory Model Using Individual Factors. Journal of Applied

Accounting Research, 13(1), 37–55.

https://doi.org/10.1108/09675421211231907

Porter, L. W., Steers, R. M., Mowday, R. T., & Boulian, P. V. (1974). Organizational

Commitment, Job Satisfaction, and Turnover Among Psychiatric Technicians.

Journal of Applied Psychology, 59(5), 603–609.

https://doi.org/10.1037/h0037335

Price, J. L. (1977). The Study of Turnover. Ames: The Iowa State University Press.

Public Oversight Board (2000). The Panel on Audit Effectiveness Report and

Recommendations. Stamford: Public Oversight Board.

Randall, D. M. (1990). The Consequences of Organizational Commitment:

Methodological Investigation. Journal of Organizational Behavior, 11(5), 361–

378. https://doi.org/10.1002/job.4030110504

Rizqa, Anita., Nanda, S. T., Zenita, R., & Abdillah, M. R. (2018). Locus of Control,

Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior dan Intention to Quit.

Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis, 5(1), 43–54.

https://doi.org/10.24815/jdab.v5i1.8623

Rotter, Julian B. (1966). Generalized Expectancies for Internal versus External Control

of Reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied Volume 80:

1-28. Washington: American Psychological Association.

Sahanak dan Taher(2012), Factors affecting Work Locus of Control: An Analytical and

Comparative Study, Journal of Business Administration, Volume 8, No. 2

Solar, D., & Bruehl, D. (1971). Machiavellianism And Locus of Control: Two

Conceptions of Interpersonal Power. Psychological Reports, 29(3), 1079–1082.

https://doi.org/10.2466/pr0.1971.29.3f.1079

Spector, P. E. (1982). Behavior in Organizations as a Function of Employee’s Locus of

Control Paul. Psychological Bulletin, 91(3), 482–497.

https://doi.org/10.1037/0033-2909.91.3.482

Sunyoto, Y., & Sulistiyo, H. (2019). Locus of Control, Dysfunctional Audit Behavior,

and the Mediating Role of Organizational Commitment. Quality - Access to

Success, 20(170), 19–24.

Srimindarti, C., Sunarto, & Widati, L. W. (2015). The Effects of Locus of Control and

Organizational Commitment To Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior

Based On The Theory of Planned Behavior. International Journal of Business,

Economics and Law, 7(1), 27–35.

Waluyo, Minto. (2009). Panduan dan Aplikasi Structural Equation Modelling (Untuk

Aplikasi Model dalam Penelitian Teknik Industri, Psikologi, Sosial, dan

Manajemen). Jakarta: PT Indeks.

Page 15: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 69

Wijayanti, Provita. (2009). Pengaruh Karakteristik Personal Auditor terhadap

Penerimaan Perilaku disfungsional audit (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah

yang Bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Yogyakarta). Jurnal Akuntansi Indonesia Volume 5: 251-271. Semarang:

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung.

Withney, M. J., & Cooper, W. H. (1989). Predicting Exit, Voice, Loyalty, and Neglect.

Administrative Science Quarterly, 34(4), 521–539.

https://doi.org/10.2307/2393565

Page 16: PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL TERHADAP …

J I P A K 2 0 2 0 | 70