PENGARUH INTERNAL AUDIT DAN KUALITAS LAPORAN …
Transcript of PENGARUH INTERNAL AUDIT DAN KUALITAS LAPORAN …
PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL DAN
KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
CHAIRUNNISAA AZIZAH
NIM. 1110082000050
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL DAN
KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
CHAIRUNNISAA AZIZAH
NIM. 1110082000050
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ii
PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL DAN
KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
CHAIRUNNISAA AZIZAH
NIM. 1110082000050
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Chairunnisaa Azizah
NIM : 1110082000050
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya tulis dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
salah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakan
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Chairunnisaa Azizah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Solok, 19 April 1992
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Perumahan Mutiara Bogor Raya F6 No.17
Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor
6. Telepon : 085777420804
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (1998-2004) : MIN Kota Solok
2. SMP (2004-2007) : SMPN 6 Solok
3. SMA (2007-2010) : SMAN 2 Solok
4. S1 (2010-2017) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Zulkarnain
2. Ibu : Zurhaya
3. Anak ke- dari : 1 dari 4 bersaudara
vii
The Effect Of Audit Quality, Managerial Report, And Audit Committee To
Quality Of Financial Reporting Company Listed
In Indonesia Stock Exchange
ABSTRACT
The purpose of this study is to a) Analyze the effect of audit quality on the quality
of financial reporting; B) Analyzing the effect of managerial reports on the quality
of financial reporting; C) Analyze the influence of audit committees on the quality
of financial statements, and d) Analyze the effect of audit quality, managerial
reports, and audit committees simultaneously on the quality of financial reporting.
This research uses quantitative approach. Data collection using data of property
and real estate companies listed on the BEI from 2013-2016. The result of the
research shows that: a) Simultaneously audit quality, managerial report, and
audit committee have a significant effect on the quality of financial reporting; B)
Partially audit quality significantly influence the quality of financial reporting; C)
Partially the managerial report has a significant effect on the quality of financial
reporting, and d) Partially audit committee has no significant effect on the quality
of financial reporting.
Keywords: Audit Quality, Managerial Report, Audit Committee, and Quality of
Financial Reporting.
viii
PENGARUH KUALITAS AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL, DAN
KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk a) Menganalisis pengaruh kualitas audit
terhadap kualitas pelaporan keuangan; b) Menganalisis pengaruh laporan
manajerial terhadap kualitas pelaporan keuangan; c) Menganalisis pengaruh
komite audit terhadap kualitas laporan keuangan, dan d) Menganalisis
pengaruh kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit secara bersama-
sama terhadap kualitas pelaporan keuangan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan data perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2013-2016. Hasil
penelitian diperoleh bahwa: a) Secara serempak kualitas audit, laporan
manajerial, dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan
keuangan; b) Secara parsial kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pelaporan keuangan; c) Secara parsial laporan manajerial berpengaruh signifikan
terhadap kualitas pelaporan keuangan, dan d) Secara parsial komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Kata Kunci: Kualitas Audit, Laporan Manajerial, Komite Audit, dan Kualitas
Pelaporan Keuangan.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu’wata’ala
Yang Maha Pengasih dan Penyayang, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka untuk melengkapi persyaratan meraih gelar Sarjana pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi ini adalah PENGARUH KUALITAS
AUDIT, LAPORAN MANAJERIAL DAN KOMITE AUDIT TERHADAP
KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Pada kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan penghargaan
dan ucapan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua, Bapak Zulkarnain dan Ibu Zurhaya yang telah
memberikan semangat, motivasi dan pelajaran hidup kepada penulis.
2. Keluarga besar penulis yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan
kuliah.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., MA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staff karyawan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu kelancaran dan
kemudahan selama perkuliahan berlangsung.
7. Teman-teman mahasiswa pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memotivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata dari penulis berharap, semoga penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat, baik untuk penulis pada khususnya maupun bagi masyarakat pada
umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2017
Penulis
Chairunnisaa Azizah
NIM. 111008200050
x
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHANSKRIPSI....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI......................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. vi
ABSTRACT ..................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................. ix
DAFTAR ISI ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 11
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ...... 11
1 Teori Kualitas Audit ........................................................ 11
2 Teori Laporan Manajerial .............................................. 22
3 Teori Komite Audit ........................................................ 24
4 Teori Kualitas Laporan Keuangan ................................. 25
B. Penelitian Sebelumnya ....................................................... 34
C. Kerangka Pemikiran ........................................................... 38
xi
D. Perumusan Hipotesis .......................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 42
B. Metode Penentuan Sampel ................................................. 42
C. Metode Pengumpulan Data ................................................ 43
D. Metode Analisis Data ......................................................... 43
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 48
A. Gambaran Obyek Penelitian ............................................. 48
B. Uji Statistik Deskripsi ......................................................... 49
C. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...................................... 50
D. Pembahasan ........................................................................ 59
BAB V PENUTUP ............................................................................... 61
A. Simpulan ........................................................................... 61
B. Saran .................................................................................. 61
Daftar Pustaka .......................................................................... 63
Lampiran .......................................................................... 65
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 34
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ............................................................... 48
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ............................................................. 49
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas (Tolerance dan VIF) ............... 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Berganda ............................................... 54
Tabel 4.5 Hasil Uji F .......................................................................... 56
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ....................................................... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji t (Uji Parsial) ...................................................... 58
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................... 38
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................... 51
Gambar 4.2 Hasil Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Pendekatan
Grafik .......................................................................... 53
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Properti dan Real Estate....................... 66
Lampiran 2 Daftar Nama Sampel Penelitian ......................................... 69
Lampiran 3 Data Penelitian .................................................................. 70
Lampiran 4 Uji Normalitas ................................................................... 75
Lampiran 5 Uji Multikolinieritas .......................................................... 76
Lampiran 6 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 77
Lampiran 7 Uji Hipotesis ..................................................................... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era perdagangan bebas dewasa ini, perusahaan dituntut dalam
menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara
profesional meretensi para penggunanya. Dua hal yang menjadi
pertimbangan utama perusahaan dalam melakukan retensi adalah; pertama
karena semakin mahalnya biaya perolehan pengguna baru dalam iklim
kompetisi yang sedemikian ketat, kedua adalah adanya kenyataan bahwa
tingkat kemampulabaan perusahaan berbanding lurus dengan
pertumbuhan hubungan antara perusahaan dan pengguna secara permanen.
Jones dan Sanser (2009: 126) yang mempelajari persiapan
penerapan berbagai kesempatan perdagangan di era globalisasi
berkeyakinan bahwa di era perdagangan bebas yang tidak terproteksi sama
sekali, maka yang menjadi tumpuan perusahaan untuk tetap mampu
bertahan hidup adalah nasabah-nasabah yang loyal. Untuk itulah,
perusahaan dituntut untuk mampu memupuk keunggulan kompetitifnya
masing-masing melalui upaya-upaya yang kreatif, inovatif serta efisien,
sehingga menjadi pilihan dari banyak nasabah yang pada gilirannya nanti
diharapkan ”loyal”.
Perkembangan industri saat ini semakin kompetitif, hal ini ditandai
dengan semakin berkembangnya sektor industri dan bertumbuhnya pasar.
2
Banyak perusahaan yang menawarkan produk dan jasanya kepada
masyarakat dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Kualitas audit merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap
perusahaan. Seluruh kegiatan operasional yang ada pada perusahaan
memiliki standar atau prosedur yang ditetapkan agar dapat bertahan hidup
dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Dengan demikian,
manajemen perusahaan harus dapat membuat suatu sistem yang baik
dalam segala aktivitas kegiatan perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah
kualitas audit yang ada pada perusahaan tersebut.
Menurut Krismiaji (2015:218), kualitas audit adalah rencana
organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi
aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya,
memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan
manajemen.
Sedangkan kualitas audit menurut Widjajanto (2011:18) adalah
suatu pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua
metode dan ukuran yang diterapkan oleh perusahaan dengan tujuan untuk
mengamankan aktiva perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian
data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong kebijakan
manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi. Sehingga kualitas
audit yang terdapat dalam perusahaan tidak hanya mencakup kegiatan
akuntansi dan keuangan saja tetapi meliputi segala aspek kegiatan
perusahaan. Kualitas audit dapat digunakan untuk: Menjaga keamanan
3
harta milik perusahaan; Memberikan keyakinan bahwa laporan-laporan
yang disampaikan kepada pimpinan adalah benar; Meningkatkan efisiensi
usaha; dan Memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
oleh pimpinan telah dijalankan dengan baik. Alasan perusahaan untuk
menggunakan sistem kualitas audit adalah untuk membantu pimpinan agar
seluruh kegiatan operasional perusahaan dapat mencapai tujuan dengan
efisien.
Dalam proses untuk mengamankan kegiatan operasional dalam
perusahaan sangat diperlukan prosedur pemeriksaan yang direncanakan
untuk memverifikasi keefektifan sistem kualitas audit, efektivitas sistem
kualitas audit perusahaan sangat diperlukan terutama ditujukan untuk
mendapatkan informasi mengenai: frekuensi pelaksanaan proses dari
pengendalian yang ditetapkan, mutu pelaksanaan prosedur pengendalian
dan pegawai yang melaksanakan prosedur pengendalian tersebut. Untuk
mendapatkan sistem kualitas audit yang efektif, harus diperhatikan unsur-
unsur yang terkandung di dalamnya.
Menurut Widjajanto (2011:18) unsur-unsur kualitas audit meliputi
struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, pelaksanaan praktek
yang sehat, dan pegawai yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawab
yang dipikulnya.
Menurut Susanto (2008:17) suatu perusahaan beroperasi dengan
tujuan untuk mendapatkan laba. Banyak faktor yang mempengaruhi
4
pencapaian laba tersebut diantaranya efisiensi, efektivitas, kualitas audit,
pengendalian, dan resiko.
Dalam upaya menjalankan perannya, perusahaan sangat
memerlukan sumber daya manusia yang baik, sumber daya manusia
sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, merupakan salah satu
faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja suatu
perusahaan, sumber daya manusia tersebut diartikan sebagai pegawai
pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh perusahaan
dalam melaksanakan operasional perusahaan.
Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 8, Financial
Accounting Standard Board (FASB) telah menjelaskan mengenai kerangka
kerja konseptual untuk pelaporan keuangan. SFAC No. 8 ini mencakup tujuan
dan karakteristik kualitatif pelaporan keuangan, yang sebelumnya dinyatakan
dalam SFAC No. 1 dan SFAC No. 2. Tujuan pelaporan keuangan tidak
terbatas pada isi dari laporan keuangan tetapi juga pada media pelaporan
lainnya. Cakupan pelaporan keuangan lebih luas dibandingkan dengan
laporan keuangan. FASB menyatakan bahwa pelaporan keuangan mencakup
tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya,
yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang
disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu informasi tentang sumber-sumber
ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain. (dikutip dari Chariri dan
Ghozali, 2007).
5
Pelaporan keuangan yang baik adalah pelaporan keuangan yang
memenuhi tujuan dari pelaporan tersebut. Selain itu karakteristik kualitatif
atas pelaporan keuangan yang baik telah ditetapkan dalam SFAC No. 8.
Pelaporan keuangan yang baik mencakup pelaporan yang relevan (relevance)
dan terpercaya (faithful representation). Pengungkapan dalam pelaporan
keuangan merupakan mekanisme yang paling efisien dan efektif untuk
mendorong manajer dalam pengelolaan perusahaan. Manager akan
termotivasi untuk mengelola perusahaan lebih baik jika informasi dalam
pelaporan keuangan memiliki kualitas yang lebih baik.
Selain itu, dari pelaporan keuangan maka ada atau tidaknya fraud atau
kecurangan dalam operasi perusahaan akan dapat diketahui. Informasi yang
disajikan di pelaporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen.
Manajemen harus menyajikan informasi dengan jujur dan sesuai dengan
keadaan yang ada. Namun, pada beberapa entitas internasional pelaporan
keuangan tidak hanya dibuat oleh manajemen. Peran fungsi kualitas audit
menjadi lebih diperluas untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
yang awalnya hanya tanggung jawab manajemen.
Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyadari bahwa
auditor internal memiliki keterlibatan dalam proses pelaporan keuangan dan
berkontribusi aktif untuk menciptakan praktik corporate governance yang
lebih efektif (Salierno, 2007). Fungsi kualitas audit berfungsi untuk
mengawasi manajemen bersama dengan komite audit. Dalam corporate
6
governance yang baik maka pelaporan keuangan yang dihasilkan pun lebih
baik.
Audit eksternal juga merupakan salah satu kunci mekanisme corporate
governance bersama dengan komite audit, fungsi kualitas audit dan
manajemen Auditor eksternal memiliki peran dalam penilaian dan pemberian
opini terhadap penyajian laporan keuangan dan kelangsungan hidup
perusahaan. Opini auditor eksternal sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan. Pengguna laporan keuangan ini
terutama adalah investor yang membutuhkan pengambilan keputusan
investasi yang baik. Informasi yang disajikan dalam sebuah laporan keuangan
akan lebih dipercaya oleh investor dan pengguna lainnya apabila auditor
mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan.
Opini audit wajar tanpa pengecualian dapat menjamin angka-angka
akuntansi dalam laporan keuangan telah disajikan bebas salah saji material.
Oleh karena adanya kepastian tersebut, pengguna laporan keuangan dapat
mengambil keputusan dengan benar dan sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya. Beberapa studi mengenai hubungan antara fungsi kualitas
audit dan audit eksternal dan hubungannya dengan kualitas pelaporan
keuangan telah dilakukan. Beberapa berfokus pada bagaimana kualitas audit
dan kualitas laporan keuangan dapat mempengaruhi independensi dan
kompetensi manajemen. Kompetensi kualitas auditor untuk memahami aspek
finansial dan operasi perusahaan dapat mendukung peningkatan efektivitas
7
dan efisiensi audit eksternal yang dapat berujung pada penekanan biaya yang
signifikan.
Indonesia saat ini tengah menikmati pesatnya pertumbuhan ekonomi
disaat pada umumnya negara-negara di dunia sedang dilanda krisis keuangan,
terutama negara-negara Eropa dan Amerika. Dengan pertumbuhan ekonomi
diatas 6%, saat ini Indonesia merupakan termasuk negara triliuner dari segi
PDB dan tergabung dalam kelompok 20 negara terkaya didunia dari sektor
PDB.
Dengan total PDB sebesar 1 triliun USD dan pendapatan perkapita
sebesar 3000 USD lebih, menjadikan Indonesia masuk dalam negara
berpendapatan kelas menengah di dunia. Aliran investasi asing atauforeign
direct investmentke Indonesia semakin meningkat dan merupakan yang
terbesar di Asia Tenggara.
Meningkatnya aliran investasi tersebut, pemerintah Indonesia juga telah
mencanangkan sebuah program terutama di sektor infrastuktur yaitu MP3EI.
Megaproyek MP3EI diharapkan dapat memberikan efek nyata bagi
perekonomian nasional di saat booming investasi yang terjadi di Indonesia
saat ini.
Hal itu terlihat dari banyaknya investor dari negara lain yang berminat
menanamkan modalnya dalam bidang properti di negara ini. Geliat pertumbuhan
investasi di sektor properti tidak hanya terjadi di Jabodetabek saja. Banyak
daerah-daerah diluar pulau Jawa yang sektor propertinya mulai berkembang,
seperti Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Pada
8
pameran REI sebelumnya di Pekanbaru menghasilkan Rp 60 Milliar, Palembang
Rp 90 Milliar, dan di Manado Rp 195 Milliar.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengeruh Kualitas Audit, Laporan Manajerial,
dan Komite Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Perusahaan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
sebagai berikut.
1. Penelitian ini mengambil data Perusahaan Real Estate yang terdaftar di
BEI sebagai populasinya.
2. Data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini mengambil
pada rentang waktu 2013 sampai 2016.
3. Merodologi yang digunakan untuk hipotesis adalah dengan metode
analisis regresi berganda untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
signifikan atas kualitas audit, laporan manajerial dan komite audit terhadap
kualitas pelaporan keuangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pelaporan keuangan?
2. Apakah laporan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pelaporan keuangan?
9
3. Apakah komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan?
4. Apakah kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan
keuangan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah:
a. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap kualitas pelaporan
keuangan.
b. Menganalisis pengaruh laporan manajerial terhadap kualitas
pelaporan keuangan.
c. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap kualitas laporan
keuangan
d. Menganalisis pengaruh kualitas audit, laporan manajerial, dan
komite audit secara bersama-sama terhadap kualitas pelaporan
keuangan.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
diantaranya:
10
a. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
lebih meningkatkan kualitas audit, laporan manajerial, komite
audit, dan kualitas pelaporan keuangan.
b. Menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai
pengaruh fungsi kualitas audit, laporan manajerial, komite audit,
dan kualitas pelaporan keuangan.
c. Memberikan informasi dan gambaran mengenai fungsi kualitas
audit, laporan manajerial, komite audit, dan kualitas pelaporan
keuangan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1 Teori Kualitas Audit
Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor
dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar
pengauditan. Standar pengauditan mencakup mutu professional, auditor
independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. (Munawir, 2014)
Audit quality oleh Kane dan Velury (2010) dalam Simanjuntak
(2015), didefinisikan sebagai tingkat kemampuan kantor akuntan dalam
memahami bisnis klien. Banyak faktor yang memainkan peran tingkat
kemampuan tersebut seperti nilai akuntansi yang dapat menggambarkan
keadaan ekonomi perusahaan, termasuk fleksibilitas penggunaan dari
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) sebagai suatu aturan
standar, kemampuan bersaing secara kompetitif yang digambarkan pada
laporan keuangan dan hubungannya dengan risiko bisnis, dan lain
sebagainya.
Audit sendiri dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu proses
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
12
mengenai asersi-asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasil kepada
para pengguna yang berkepentingan (Taylor dan Glezen, 2011) dalam
Simanjuntak (2015). Dari pendapat tersebut dapat digambarkan hal-hal
penting sebagai berikut:
a. Audit harus dilakukan secara sistematis. Hal ini berarti audit
tersebut dilakukan secara terencana dan menggunakan orang-orang
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai
auditor, serta mampu menjadi independensi dalam sikap mental
baik dalam penampilan maupun dalam tindakan.
b. Harus memperoleh bukti-bukti untuk dapat membuktikan hasil
investigasi serta mengevaluasi apakah informasi keuangan telah
sesuai dengan kriteria dan standar akuntansi yang telah ditetapkan.
c. Menetapkan tingkat kesesuaian atau kewajaran antara asersi-asersi
dalam laporan keuangan klien dengan kriteria atau standar yang
telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dimaksud adalah sesuai
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
d. Menyampaikan hasil-hasil auditannya kepada para pengguna yang
berkepentingan (misalkan kepada managerial ownership), sehingga
para pengguna yang berkepentingan dengan informasi tersebut
akan dapat membuat keputusan ekonomi.
13
De Angelo (2011), mendefinisikan audit quality sebagai penilaian
oleh pasar dimana terdapat kemungkinan auditor akan memberikan a)
Penemuan mengenai suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien;
dan b) adanya pelanggaran dalam pencatatannya.
Kemungkinan bahwa auditor akan melaporkan adanya laporan yang
salah saji telah dideteksi dan didefinisikan sebagai independensi auditor.
Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas pekerjaan
yang tinggi, karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan termasuk masyarakat. Tidak hanya bergantung pada
klien saja, auditor merupakan pihak yang mempunyai kualifikasi untuk
memeriksa dan menguji apakah laporan keuangan telah disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan
(probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien
dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien
dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing
dan kode etik akuntan publik yang relevan. Menurut Boynton dan Kell
(dalam Wahana volume 2 2014:23), kualitas jasa sangat penting untuk
meyakinkan bahwa profesi bertanggung jawab kepada klien, masyarakat
umum, dan aturan-aturan.
14
Sedangkan dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), yang
dikeluarkan oleh IAPI tahun 2009 dinyatakan bahwa kriteria atau ukuran
mutu mencakup mutu profesional auditor. Kriteria mutu profesional
auditor seperti yang diatur oleh standar umum auditing meliputi
independensi, integritas dan objektivitas. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kualitas jasa audit bertujuan meyakinkan bahwa
profesi bertanggung jawab kepada klien dan masyarakat umum yang
juga mencakup mengenai mutu profesional auditor.
Dalam Wahana Vol 2 (2014:24) disebutkan ada 9 elemen
pengendalian kualitas yang harus diterapkan oleh kantor akuntan dalam
mengadopsi kebijakan dan prosedur pengendalian kualitas untuk
memberikan jaminan yang memadai agar sesuai dengan standar
profesional di dalam melakukan audit, jasa akuntansi, dan jasa review.
Sembilan elemen pengendalian kualitas tersebut adalah:
a. Independensi
Seluruh auditor harus independent terhadap klien ketika
melaksanakan tugas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah
dengan mengkomunikasikan aturan mengenai independensi kepada
staf.
b. Penugasan personil untuk melaksanakan perjanjian
Personil harus memiliki pelatihan teknis dan profesionalisme
yang dibutuhkan dalam penugasan. Prosedur dan kebijakan yang
digunakan yaitu dengan mengangkat personil yang tepat dalam
15
penugasan untuk melaksanakan perjanjian serta memberi kesempatan
partner memberikan persetujuan penugasan.
c. Konsultasi
Jika diperlukan personil dapat mempunyai asisten dari orang yang
mempunyai keahlian, judgment, dan otoritas yang tepat. Prosedur
dan kebijakan yang diterapkan adalah mengangkat individu sesuai
dengan keahliannya.
d. Supervisi
Pekerjaan pada semua tingkat harus disupervisi untuk
meyakinkan telah sesuai dengan standar kualitas. Prosedur dan
kebijakan yang digunakan adalah menetapkan prosedur-prosedur
untuk mereview kertas kerja dan laporan serta menyediakan supervise
pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
e. Pengangkatan
Karyawan baru harus memiliki karakter yang tepat untuk
melaksanakan tugas secara lengkap. Prosedur dan kebijakan yang
diterapkan adalah selalu menerapkan suatu program pengangkatan
pegawai untuk mendapatkan karyawan pada level yang akan
ditempati.
f. Pengembangan profesi
Personil harus memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk
memenuhi tanggung jawab yang disepakati. Prosedur dan kebijakan
yang diterapkan adalah menyediakan program peningkatan keahlian
16
spesialisasi serta memberikan informasi kepada personil tentang
aturan professional yang baru.
g. Promosi
Personil harus memenuhi kualifikasi untuk memenuhi tanggung
jawab yang akan mereka terima di masa depan. Prosedur dan
kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk setiap tingkat pertanggungjawaban dalam kantor
akuntan serta secara periodik membuat evaluasi terhadap personil.
h. Penerimaan dan kelangsungan kerja sama dengan klien
Kantor akuntan harus meminimalkan kemungkinan penerimaan
penugasan sehubungan dengan klien yang memiliki manajemen
dengan integritas yang kurang. Prosedur dan kebijakan yang
diterapkan adalah menetapkan kriteria dalam mengevaluasi klien
baru serta mereview prosedur dalam kelangsungan kerja sama
dengan klien.
i. Inspeksi
Kantor akuntan harus menentukan prosedur-prosedur yang
berhubungan dengan elemen-elemen lain yang akan diterapkan
secara efektif. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah
mendefinisikan luas dan isi program inspeksi serta menyediakan
laporan hasil inspeksi untuk tingkat manajemen yang tepat.
Hasil penelitian Behn et al (2012:563) ada 6 atribut kualitas audit
(dari 12 atribut) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
17
klien, yaitu: pengalaman melakukan audit, memahami industri klien,
responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, keterlibatan
pimpinan KAP, dan keterlibatan komite audit. Berikut ini adalah 12 atribut
kualitas audit yaitu :
a. Pengalaman melakukan audit (client experience)
Pengalaman merupakan atribut yang penting yang harus dimiliki
oleh auditor. Hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat
oleh auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada
auditor berpengalaman.
b. Memahami industri klien (industry expertise)
Auditor juga harus mempertimbangkan hal-hal yang
mempengaruhi industri tempat operasi suatu usaha, seperti kondisi
ekonomi, peraturan pemerintah serta perubahan teknologi yang
berpengaruh terhadap auditnya.
c. Responsive atas kebutuhan klien (Responsiveness)
Atribut yang membuat klien memutuskan pilihannya terhadap suatu
KAP adalah kesungguhan KAP tersebut memperhatikan kebutuhan
kliennya.
d. Taat pada standar umum (Technical competence)
Kredibilitas auditor tergantung kepada: kemungkinan auditor
mendeteksi kesalahan yang material dan kesalahan penyajian serta
kemungkinan auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya. Ke
dua hal tersebut mencerminkan terlaksananya standar umum.
18
e. Independensi (Independence)
Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan
publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam
melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas
dan objektivitas. Bersikap independen artinya tidak mudah
dipengaruhi.
f. Sikap hati-hati (Due Care)
Auditor yang bekerja dengan sikap kehati-hatian akan bekerja dengan
cermat dan teliti sehingga menghasilkan audit yang baik, dapat
mendeteksi dan melaporkan kekeliruan serta ketidakberesan.
g. Komitmen yang Kuat Terhadap Kualitas Audit (Quality Commitment)
IAI sebagai induk organisasi akuntan publik di Indonesia mewajibkan
para anggotanya untuk mengikuti program pendidikan profesi
berkelanjutan dan untuk menjadi anggota baru harus mengikuti
program profesi akuntan (PPA) agar kerja auditnya berkualitas hal ini
menunjukkan komitmen yang kuat dari IAI dan para anggotanya.
h. Keterlibatan pimpinan KAP
Pemimpin yang baik perlu menjadi vocal point yang mampu
memberikan perspektif dan visi luas atas kegiatan perbaikan serta
mampu memotivasi, mengakui dan menghargai upaya dan prestasi
perorangan maupun kelompok.
19
i. Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (field work conduct)
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas,
dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan membuat suatu
program audit secara tertulis, dengan tepat dan matang akan membuat
kepuasan bagi klien.
j. Keterlibatan komite audit
Komite audit diperlukan dalam suatu organisasi bisnis dikarenakan
mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran
pelaporan keuangan.
k. Standar etika yang tinggi (Ethical Standard)
Dalam usaha untuk meningkatkan akuntabilitasnya, seorang auditor
harus menegakkan etika profesional yang tinggi agar timbul
kepercayaan dari masyarakat.
l. Tidak mudah percaya
Auditor tidak boleh menganggap manajemen sebagai orang yang tidak
jujur, tetapi juga tidak boleh menganggap bahwa manajer adalah orang
yang tidak diragukan lagi kejujurannya, adanya sikap tersebut akan
memberikan hasil audit yang bermutu dan akan memberikan kepuasan
bagi klien.
Menurut Tugiman Hiro (2007: 115), fungsi Kualitas Auditing
adalah:
a. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan
pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.
20
b. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan,
rencana dan prosedur yang ditetapkan.
c. Meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggung
jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala
kemungkinan resiko kerugian serta menentukan sejauh mana
perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan
perusahaan terhadap penyelewengan.
d. Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang
dikembangkan dalam organisasi.
e. Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah
dibebankan dan menentukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari
kebijaksanaan manajemen.
f. Pemeriksaan intern dalam membantu semua anggota manajemen
dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan
data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi,
dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Sebab itu Kualitas
Auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan
perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam
rangka usaha pencapaian tujuan perusahaan.
g. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan
pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
dilaksanakan.
21
h. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan
yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja
perusahaan.
i. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada
manajemen disertai rekomendasi perbaikannya.
j. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan
keefektifan dari prosedur intern.
k. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa
fase kerja.
l. Menentukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan
manajemen.
Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kualitas Auditor adalah
untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam
melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa,
penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kualitas Auditor harus melakukan
kegiatan-kegiatan berikut:
a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan
dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan
pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan
pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
22
c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan
terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan
penyalahgunaan.
d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam
organisasi dapat dipercaya.
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas
yang diberikan oleh manajemen.
f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Berdasarkan definisi di atas dapat terlihat bahwa auditor dituntut
oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk memberikan
pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen perusahaan dan untuk menjalankan kewajibannya ada 3
komponen yang harus dimiliki oleh auditor yaitu kompetensi (keahlian),
independensi dan due professional care. Tetapi dalam menjalankan
fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan
manajemen perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau
kinerjanya tampak berhasil, salah satunya tergambar melalui laba yang
lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan.
23
2. Teori Laporan Manajerial
Menurut Djojosoedarso (2013: 25) pengertian laporan manajemen
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan
risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga,
dan masyarakat.
Menurut S. Dorfman (2014: 44) We define risk management as the
logical development and carrying out of a plan to deal with potential
looses. Manajemen resiko menurut Djohanputro (2008: 43) laporan
manajemen merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam
mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif
penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan resiko.
Laporan manajemen menurut Siahaan (2007) adalah perbuatan
(praktik) dengan manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan
untuk mengelola risiko sebuah proyek.
Pengertian laporan manajemen menurut Tampubolon (2014)
diartikan sebagai kegiatan atau proses yang terarah dan bersifat proaktif,
yang ditujukan untuk mengakomodasi kemungkinan gagal pada salah satu,
atau sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen.
Menurut Fahmi (2010: 2) laporan manajemen adalah suatu bidang
ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan
ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan
menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan
sistematis.
24
Menurut Darmawi, (2015: 11) manfaat laporan manajemen yang
diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama
yaitu:
a. Dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
b. Menunjang secara langsung peningkatan laba.
c. Dapat memberikan laba secara tidak langsung.
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh
adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non
material bagi perusahaan itu.
e. Melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang
dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan
public image.
3. Teori Komite Audit
Smith Report dalam Puspita (2014: 117) menyatakan bahwa peran
esensial dari komite audit adalah memastikan independensi dan
objektivitas auditor eksternal, selain memonitor manajemen perusahaan.
Peran utama dan tanggung jawab komite audit yaitu: mengawasi integritas
laporan keuangan perusahaan; melakukan review atas sistem kontrol
keuangan internal perusahaan; mengawasi dan melakukan review atas
efektivitas fungsi audit internal perusahaan; membuat rekomendasi kepada
dewan dalam hubungan dengan pertemuan dengan auditor eksternal dan
menyetujui remunerasi dan perjanjian dengan auditor eksternal;
25
mengawasi dan melakukan review atas independensi, efektivitas, dan
objektivitas auditor eksternal; serta mengembangkan dan melaksanakan
kebijakan dalam perjanjian dengan auditor eksternal untuk memenuhi jasa
non-audit.
Di dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit menyediakan
komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan
auditor internal. Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor
internal dan auditor eksternal akan mendukung proses audit internal dan
eksternal menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan akurasi laporan
keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan
keuangan. Purwati (2006: 68-69) mengungkapkan betapa serangkaian
ketentuan mengenai Komite Audit telah dibuat, antara lain sebagai berikut:
a. Pedoman Good Corporate Governance (Maret, 2001) yang
menganjurkan semua perusahaan di Indonesia memiliki Komite Audit.
b. Keputusan Ketua BAPEPAM (yang sekarang telah berubah menjadi
OJK) Nomor: KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012itentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
c. Kep. 339/BEJ/07-2001, yang mengharuskan semua perusahaan yang
listed di Bursa Efek Jakarta memiliki Komite Audit.
d. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-103/MBU/2002 yang
mengharuskan semua BUMN mempunyai Komite Audit.
e. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 yang
mengharuskan semua BUMN mempunyai Komite Audit.
26
Menurut Effendy (2012), tujuan dan manfaat pembentukan komite
audit adalah :
a. Pelaporan Keuangan Direksi dan dewan komisaris bertanggungjawab
atas laporan keuangan dan auditor eksternal bertanggungjawab hanya
atas laporan keuangan audit eksternal. Dalam hal ini komite audit
melaksanakan pengawasan independen atas proses pelaporan keuangan
dan laporan audit eksternal.
b. Manajemen Risiko dan Kontrol Komite audit memberikan pengawasan
independen atas proses risiko dan kontrol.
c. Corporate Governance Komite audit melaksanakan pengawasan
independen atas proses tata kelola perusahaan, sedangkan direksi dan
dewan komisaris terutama bertanggungjawab atas pelaksanaan
corporate governance, Komtie audit terdiri dari sedikitnya tiga orang,
diketuai oleh komisaris independen perusahaan dengan dua orang
eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latar
belakang akuntansi dan keuangan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Membantu dewan komisaris untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan.
b. Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi
kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan.
27
c. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit (SPI) maupun eksternal
audit.
d. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan
komisaris/dewan pengawas.
Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan
Komisaris atas laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada
Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
tugas Dewan Komisaris. Tugas-tugas tersebut antara lain meliputi:
a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi
keuangan lainnya.
b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan
perundangundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan.
c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
internal.
d. Melaporkan kepada komisaris berbagai resiko yang dihadapi
perusahaan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh direksi.
e. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas
pengaduan yang berkaitan dengan emiten atau perusahaan publik.
28
f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.
Hubungan yang erat antara komite audit dengan Dewan Komisaris
terlihat dalam kewajiban pelaporan Komite Audit.
Komite Audit bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang telah
ditentukan dan wajib membuat laporan atas setiap penggunaan yang
diberikan. Untuk mengukur kefektifan komite audit, penelitian ini
menggunakan dua proksi, yaitu jumlah frekuensi rapat komite audit dan
financial expertise background anggota komite audit.
4. Teori Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai hasil kerja
para manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada
mereka yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan perusahaan
(Fahmi, 2006:63). Kualitas laporan keuangan menggambarkan
keadaan atau kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari
informasi berupa laporan keuangan (Purba, 2013:56). Hal ini sangat
penting untuk mengetahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan
suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode
tertentu.
Menurut Suta (2007:12) kinerja perusahaan dibagi menjadi dua
yaitu kinerja operasional dan kinerja keuangan. Kinerja operasional
adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa
kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja
29
keuangan mewakili konsep non keuangan seperti pangsa pasar,
pengenalan produk baru, kualitas produk, efektivitas pemasaran dan
ukuran-ukuran lain dari efisiensi teknologis yang merupakan bagian
dari operasi perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan adalah suatu
tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode waktu
tertentu.
Pemerintah melalui Departemen Keuangan telah menetapkan
kriteria-kriteria bagi penilaian kinerja perusahaan BUMN sesuai
dengan surat keputusan menteri keuangan No. 826/KMK.013/1992
tanggal 28 Juni 1992 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
kinerja perusahaan merupakan penilaian terhadap efisiensi dan
produktivitas perusahaan yang dilakukan secara berkala atas laporan
manajemen dan laporan keuangan. Hasil penilaian kinerja tersebut
digunakan untuk menentukan penggolongan tingkat kesehatan
keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan sebagai refleksi gambaran dari pencapaian
keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah
dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Kinerja keuangan
yang dilihat berdasarkan laporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen akan memberi arti pada saat dianalisis terhadap
pelaksanaan kinerja yang telah dilakukan. Dari hasil analisis tersebut
nantinya akan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan dan juga
dapat diketahui kelemahan maupun prestasi yang dimiliki oleh
30
perusahaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan akan dapat
menggunakannya sebagai bahan dalam pengambilan keputusan.
Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja
keuangan perusahaan adalah:
a. Mengetahui tingkat likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan
pada saat ditagih.
b. Mengetahui tingkat solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Mengetahui tingkat rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
d. Mengetahui tingkat stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya
dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar
beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
Menurut Hanafi (2010:76) ada tiga macam ukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja yaitu:
a. Ukuran Kriteria Tunggal
31
Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang
hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer.
Kelemahan apabila kriteria tunggal digunakan untuk mengukur
kinerja yaitu orang akan cenderung memusatkan usahanya pada
kriteria pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain
diabaikan, yang kemungkinan memiliki arti yang sama pentingnya
dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan.
b. Ukuran Kriteria Beragam
Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja
yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kriteria
manajer. Kriteria ini mencari berbagai aspek kinerja manajer,
sehingga manajer dapat diukur kinerjanya dari beragam kriteria.
Tujuan penggunaan beragam ini adalah agar manajer yang diukur
kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.
c. Ukuran Kriteria Gabungan
Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran
kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, untuk
memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitung
rata-ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh kinerja manajer.
Kriteria gabungan ini dilakukan karena perusahaan menyadari
bahwa beberapa tujuan lebih penting dibandingkan dengan tujuan
yang lain, sehingga beberapa perusahaan memberikan bobot angka
32
tertentu pada beragam kriteria untuk mendapatkan ukuran tunggal
kinerja manajer.
Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan
pada waktu tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus
akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai
suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, laporan
keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus
kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Menurut IAI (2017) tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum
adalah“memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan
arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”
Melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar di
dalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, laporan
keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga
digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Laporan
33
keuangan menjadi dasar bagi investor untuk membuat keputusan
apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi mereka.
Sesuai seperti yang diungkapkan oleh IAI, laporan keuangan
digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
Hasil dari kinerja keuangan perusahaan mencerminkan seberapa
sehat perusahaan itu. Analisis kinerja keuangan perusahaan juga dapat
membantu para investor dalam pengambilan keputusan selain itu
informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi bahan
evaluasi bagi manajemen. Jadi dalam menilai kinerja keuangan
perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu.
Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang
menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam
analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan
rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk
perusahaan yang sama. Dan bentuk yang lain yaitu dengan
perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain
yang sejenis.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa kualitas laporan keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik
dan benar.
34
B. Penelitian Sebelumnya
Sebelum penelitian ini, ada beberapa penelitian yang bisa dijadikan sebagai acuan oleh peneliti yakni:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil Temuan
1 Catherine
Octorina
Marpaung
(2014)
Pengaruh
Dewan
Komisaris
Independen,
Komite
Audit,
Kualitas
Audit Dan
Kepemilikan
Manajerial
Pada
Perataan
Laba
Variabel
bebas :
Dewan
Komisaris
Independen,
Komite
Audit,
Kualitas
Audit, dan
Kepemilikan
Manajerial
Variabel
Terikat:
Perataan
Laba
Metode penelitian berbentuk
penelitian asosiatif dengan
tipe kausalitas. Lokasi
penelitian dilakukan pada
perusahaan manufaktur
dengan perataan laba sebagai
obyek penelitian. Variabel –
variabel yang dianalisis
terdiri dari variabel bebas
terdiri dari dewan komisaris
independen, komite audit,
kualitas audit, dan
kepemilikan manajerial dan
variabel terikat yaitu perataan
laba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dewan
komisaris independen, komite audit dan
kepemilikan manajerial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap perataan laba, sedangkan
kualitas audit memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perataan
laba.
2 Shabrina
Rahutami
Nur Amalia
Pengaruh
Auditor
Internal
Variabel
bebas:
Auditor
Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
auditor internal mempengaruhi
kualitas pelaporan keuangan. Kordinasi
35
No Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil Temuan
(2014) Terhadap
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
Pada Bank
Perkreditan
Rakyat Di
Jawa Tengah
Internal
Variabel
Terikat:
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
convenient sampling.
Penggunaan teknik
convenient sampling
memiliki tujuan agar
mempermudah pengawasan
dan pengendalian kuesioner,
sehingga data dapat segera
diperoleh dan diolah. Metode
pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan
menggunakan metode survey
dan wawancara yang berupa
pertanyaan tertulis
(kuesioner) dan lisan.
dan kerjasama antara auditor internal
dan
auditor eksternal memiliki pengaruh
positif terhadap peningkatan kualitas
pelaporan keuangan. Semakin baiknya
derajat keterlibatan auditor internal
dalam
pengawasan keandalan pelaporan
keuangan akan meningkatkan kualitas
pelaporan
keuangan.
3 Ulum Tri
Handayani,
Sylvia
Veronica
Siregar dan
Elok
Tresnanings
ih, (2006)
Kualitas
Pelaporan
Keuangan,
Mekanisme
Governance,
dan Efisiensi
Investasi”
Variabel
bebas:
Kualitas
Pelaporan
Keuangan,
Mekanisme
Governance,
Variabel
Terikat:
Efisiensi
Investasi”
Populasi dari penelitian ini
adalah semua perusahaan
yang terdaftar di bursa efek
masing-masing negara di
ASEAN yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura,
Thailand, dan Filipina selama
periode 2007-2012.
Pemilihan periode penelitian
dimulai pada tahun 2007
dikarenakan ketersediaan data
analyst following yang hanya
Hasil penelitian lainnya menunjukkan
bahwa analyst following tidak
memoderasi asosiasi antara kualitas
pelaporan keuangan dengan efisiensi
investasi, baik untuk kondisi
underinvestment maupun
overinvestment.
36
No Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil Temuan
dapat diakses sejak tahun
tersebut.
4 Allam
Mohammed
Mousa
Hamdan
Ahlia, Sabri
Maher Sabri
Mushtaha,
dan Abd
Almuttaleb
Mohammed
Al-Sartawi,
(2013)
The Audit
Committee
Characteristic
s and
Earnings
Quality:
Evidence
from Jordan
Variabel
bebas:
Audit
Committees
Variabel
terikat:
Earnings
Quality
The study sample included all
Jordanian industrial
corporations listed in ASE
which met the conditions of
having all necessary data
available, and having never
been merged or delisted
through the period of the
study. 50 companies met such
conditions from 2004–2009.
We focus on the six-year
window 2004-2009 because
the Code of audit committee
was voluntary in 2002 and
portions of the Code became
mandatory in the Securities
Market Law in 2004.
the size of the audit committee is
inversely connected with earnings
quality measured by its ability to
survive in the future. It is not suitable to
increase the size of the audit committee
to a great extent in order to perform
perfectly; the size should be within the
convenient range which makes it more
effective. We afterwards studied the
role of independence of members of the
audit committee in making them more
able to improve earnings quality, but we
didn’t find any relationship between this
variable and earnings quality.
5 Evelyn R.
Patterson, J.
Reed Smith,
dan Samuel
L. Tiras,
(2016)
The
Interrelation
between
Audit Quality
and
Managerial
Reporting
Choices and
Variabel
bebas:
Audit Quality
Managerial
Reporting
Variabel
terikat:
Financial
examine the strategic
interaction among a manager,
an external auditor, and the
market. The manager
privately observes the firm's
earnings and then issues a
report on earnings. The
auditor chooses the
empirical predictions about how audit
quality factors, including audit cost and
auditor liability, influence market prices
by influencing managerial reporting
bias. Likewise we provide empirical
predictions on how managerial
reporting bias influences market prices
by influencing the extent of auditing.
37
No Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil Temuan
Its Effects on
Financial
Reporting
Quality
Reporting
Quality
probability of detecting bias
(or audit effort) after
observing the manager's
report. The market
determines the firm’s stock
price based on the manager's
report, knowing that the
auditor performed an audit on
the manager's report and that
the auditor's effort strategy
influences the manager's
choice of earnings report.
Our analysis demonstrates that audit
quality and managerial reporting bias
are intertwined and that their
interrelation drives market pricing.
Sumber : 1. http://ssrn.com/
2. Australasian Accounting Business and Finance Journal
3. .Simposium Nasional
4. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
38
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan
penelitian terdahulu maka dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Pengaruh Kualitas Audit, Laporan Manajerial Dan Komite Audit
Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia
Teori Kualitas Audit, Teori Laporan Manajerial, Teori
Komite Audit, dan Teori Kualitas Pelaporan Keuangan
Analisis Data:
1. Analisis Statistik Deskriptif
2. Analisis Pengujian Asumsi Klasik
3. Uji Hipotesis
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Laporan Manajerial
Kualitas Audit
Komite Audit
Kualitas Laporan
Keuangan
39
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh kualitas audit terhadap kualitas laporan keuangan
Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor
dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar
pengauditan. Standar pengauditan mencakup mutu professional, auditor
independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. (Munawir, 2014).
Kualitas laporan keuangan menggambarkan keadaan atau
kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari informasi berupa
laporan keuangan (Purba, 2013:56).
Penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh kualitas audit terhadap
kualitas laporan keuangan diantaranya Evelyn R. Patterson, J. Reed
Smith, dan Samuel L. Tiras, (2016) bahwa kualitas audit memiliki
keterkaitan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Shabrina Rahutami Nur
Amalia (2014) menunkukkan Kordinasi dan kerjasama antara auditor
internal dan auditor eksternal memiliki pengaruh positif terhadap
peningkatan kualitas pelaporan keuangan. Berdasarkan pengungkapan dan
kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesisi
sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh kualitas audit terhadap kualitas laporan
keuangan.
40
2. Pengaruh laporan manajerial terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Menurut Djojosoedarso (2013: 25) pengertian laporan manajemen
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan
risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga,
dan masyarakat. Kualitas laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai
hasil kerja para manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepada mereka yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan
perusahaan (Fahmi, 2006:63).
Penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh kualitas audit terhadap
kualitas laporan keuangan diantaranya Evelyn R. Patterson, J. Reed
Smith, dan Samuel L. Tiras, (2016) bahwa pelapora manajerial memiliki
keterkaitan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Berdasarkan
pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik
suatu hipotesisi sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh laporan manajerial terhadap kualitas laporan
keuangan.
3. Pengaruh audit terhadap kualitas laporan keuangan
Di dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit menyediakan
komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan
auditor internal. Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor
internal dan auditor eksternal akan mendukung proses audit internal dan
eksternal menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan akurasi laporan
41
keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan
keuangan. Kualitas laporan keuangan menggambarkan keadaan atau
kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari informasi berupa
laporan keuangan (Purba, 2013:56).
Penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh kualitas audit terhadap
kualitas laporan keuangan diantaranya Allam Mohammed Mousa
Hamdan Ahlia, Sabri Maher Sabri Mushtaha, dan Abd Almuttaleb
Mohammed Al-Sartawi, (2013) menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara komite audit dengan kualitas laba. Hal ini dikarenakan
komite audit pada peusahaan industri Jordania tidak independen.
Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka
dapat ditarik suatu hipotesisi sebagai berikut:
.H3: Terdapat pengaruh komite audit terhadap kualitas laporan
keuangan.
Dari semua penjelasan diatas juga dapat ditarik hipotesis lain
sebagai berikut:
H4: Terdapat pengaruh kualitas audit, laporan manajerial dan komite
audit secara bersama-sama terhadap kualitas laporan keuangan.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh dari
variabel independen yang terdiri dari kualitas audit, laporan manajerial, dan
komite audit terhadap variabel dependen yaitu kualitas pelaporan keuangan.
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang
properti dan real estate yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kasual.
Desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel
atau lebih variabel terhadap variabel tertentu yang bersifat sebab akibat.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (independent variable) yaitu
kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit serta satu variabel
yang terikat (dependent variable) yaitu kualitas pelaporan keuangan. Proses
pemilihan sampel merupakan suatu proses yang penting dalam melakukan
suatu penelitian. Teknik pemilihan sampel yang digunakan penulis adalah
teknik simple random samping, karena pengambilan sampel anggota
43
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan sampel acak dari data perusahaan
properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2013-2016.
D. Metode Analisa Data
1. Statistik Deskriptif
Analisis ini menghitung nilai minimum, maksimum, mean, standar
deviasi, dan keterangan lainnya dari variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, keberadaan komisaris independen, keberadaan
komite audit, financial leverage, total aktiva, ukuran kantor akuntan publik
dan opini auditor.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik untuk menguji kelayakan penggunaan
model regresi dan kelayakan variabel bebas. Tujuan pengujian asumsi
klasik adalah agar dapat menghasilkan nilai parameter yang baik sehingga
hasil penelitian dapat lebih diandalkan.
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi
normal. Dalam analisis multivariate, para peneliti menggunakan
pedoman kalau tiap variabel terdiri dari 30 data, maka data sudah
44
berdistribusi normal. Meskipun demikian, untuk menguji dengan lebih
akurat, diperlukan alat analisis dan Eviews menggunakan dua cara,
yaitu dengan cara melihat koefisien Jarque Bera dan probabilitasnya:
1) Bila nilai Jarque Bera tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka
data berdistribusi normal.
2) Bila probabilitas lebih besar dari 5%, maka dara berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini uji multikolinearitas dilakukan dengan
correlation matrix test untuk variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, keberadaan komisaris independen,
keberadaan komite audit, financial leverage, total aktiva, ukuran
kantor akuntan publik dan opini auditor. Suatu data dikatakan tidak
mengalami atau bebas dari multikolinearitas jika memiliki koefisien
korelasi antarvariabel < 0,5. Jika terjadi multikolinearitas maka akan
dibuat pemodelan khusus untuk setiap variabel independen misalnya
dengan cara menambahkan datanya jika memungkinkan,
menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang memiliki
hubungan linear yang kuat dengan variabel lain atau dengan cara
mentransformasikan salah satu atau beberapa variabel.
c. Uji Auto Korelasi
Panduan yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi akan dipakai besaran Durbin-Watson (D-W). Secara
45
umum dapat diambil patokan :
1) Angka D – W; 0 – 1,10 berarti ada autokorelasi yang positif.
2) Angka D-W; 1,54 – 2,46 berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W; 2,90 – 4 berarti ada autokorelasi yang negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi terdapat heteroskedastisitas pada model regresi
dapat dilakukan uji white. Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat
dari nilai probabilitas untuk ObsR-squared, jika nilai probabilitas lebih
kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat
heteroskedastis.
e. Analisis Regresi Berganda
Untuk menentukan apakah suatu model sudah baik maka perlu
diperhatikan nilai koefisien determinasi (adjusted R2). Koefisien
korelasi (R) sendiri digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Nilai dari R berkisar dari 0
sampai dengan 1. Jika R semakin mendekati 1 maka hubungan yang
terjadi semakin kuat. Tetapi jika R semakin mendekati 0 maka
hubungan yang terjadi semakin lemah. Hal tersebut dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
1) 0,00 – 0,199 = sangat lemah
2) 0,20 – 0,399 = lemah
3) 0,40 – 0,599 = sedang
4) 0,60 – 0,799 = kuat
46
5) 0,80 – 1,000 = sangat kuat.
Analisis koefisien determinasi (adjusted R2) dilakukan untuk
mengetahui berapa besar persentase dari variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen. Nilai adjusted R2 yang mendekati
seratus persen berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
E. Operasionalisasi Variabel
Menurut Aritonang R., (2009: 116), pengertian dari operasional
variabel adalah penelitian berisi semua kegiatan yang akan dilakukan untuk
memperoleh data empiris kuantitatif mengenai variasi karakteristik variabel
tersebut, merupakan spesifikasi apa yang diukur dan bagaimana cara
mengukurnya. Sedangkan menurut Supranto (2013: 13), definisi operasional
adalah ”Upaya mereduksi konsep dari tingkat yang lebih konkret, dengan
jumlah atau memecah menjadi dimensi kemudian elemen, diikuti dengan
upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan elemen dimensi
dari suatu konsep.”
Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (independent variable)
adalah ubahan yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel
dependen (Husaini, 2013: 9), yang menjadi penelitian variabel bebas yaitu
Kualitas Audit (X1), Laporan Manajerial (X2), dan Komite Audit (X3) serta
satu variable terikat (dependent variable) ubahan terikat yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat dari adanya pengaruh variabel independen
47
(Husaini, 2013: 9), yang menjadi penelitian variabel independen yaitu
Kualitas Laporan Keuangan (Y).
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa manajemen laba yang
diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Populasi
dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan properti dan real estate yang
terdaftar di BEI periode 2013-2016 dengan jumlah sebanyak 66 perusahaan.
Pemilihan sampel penelitian digunakan teknik purposive sampling dengan kriteria
tertentu. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh jumlah sampel
sebanyak 48 perusahaan. Berikut adalah data pemilihan populasi dan sampel.
Tabel 4.1. Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan properti dan real estate yang
lengkap menerbitkan laporan keuangan
30
2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dalam satuan rupiah
(24)
3 Perusahaan yang tidak memiliki data yang
diperlukan dalam perhitungan penelitian
(12)
Jumlah sampel dalam 1 periode 30
Jumlah sampel selama 4 periode (30x4) 120
Jumlah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI selama
periode 2013-2016 adalah 66 perusahaan. Namun tidak semua perusahaan
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan tidak semua perusahaan memiliki
49
data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. Terdapat 12
perusahaan yang tidak memiliki data yang diperlukan dalam perhitungan
pelaporan keuangan periode 2013-2016. Selain itu, terdapat 24 perusahaan yang
tidak menerbitkan laporan keuangan dalam satuan rupiah. Berdasarkan uraian
tersebut diperoleh jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebanyak 30
perusahaan.
B. Uji Statistik Deskripsi
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terhadap suatu data pada variabel-variabel yang
digunakan. Pengukuran yang digunakan dalam analisis statistik diskriptif dalam
penelitian ini menggunakan nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan
standar deviasi. Dengan melakukan perhitungan statistik deskriptif, maka dapat
diketahui gambaran tentang data kualitas pelaporan keuangan melalui variabel
dependen dan kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit sebagai variabel
independen. Gambaran mengenai data tersebut dapat dilihat dalam tabel statistik
deskriptif berikut ini:
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kualitas Audit 120 0 1 .28 .453
Laporan Manajerial 120 .28 250.00 10.6930 44.63755
Komite Audit 120 0 5 3.01 .957
Kualitas Pelaporan
Keuangan 120 -.09 .36 .0655 .07178
Valid N (listwise) 120
50
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa variabel dependen
berupa kualitas pelaporan keuangan melalui variabel independen memiliki nilai
minimum sebesar -0,09, nilai maksimum 0,36, nilai mean 0,0655, dan nilai
standar deviasi 0,7178.
C. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 30 perusahaan Properti dan
real estate di Bursa Efek Indonesia yang berhubungan dengan masing-masing
variabel bebas yang diteliti sebagai berikut:
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Setelah melakukan uji kualitas data dan semua data yang dihasilkan layak
untuk digunakan dalam uji selanjutnya maka yang perlu dilakukan adalah uji
asumsi klasik. Uji ini wajib dilakukan sebelum seseorang melakukan analisis
regresi linier berganda. Adapun uji klasik yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi: (1) uji normalitas, (2) uji multikolinieritas dan (3) uji heteroskedastisitas.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti
diketahui bahwa uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual harus
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji ini dapat dilakukan dengan pendekatan
histogram, pendekatan grafik maupun pendekatan Kolmogorv-Smirnov. Adapun
uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan histogram,
hasilnya seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
51
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)
Pada grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal.
Hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram tidak miring ke kanan maupun ke kiri
sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Kualitas Pelaporan
Keuangan.
3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah terdapat korelasi
antara variabel bebas atau tidak. Multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,1 atau VIF < 5. Di bawah ini disampaikan
hasil uji multikolinieritas dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) nya.
52
Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinieritas (Tolerance dan VIF)
VARIABEL
COLLINEARITY STATISTICS
TOLERANCE VIF
HASIL SIMPULAN HASIL SIMPULAN
Kualitas Audit 0,923 > 0,1 1,083 < 5
Laporan Manajerial 0,981 > 0,1 1,019 < 5
Komite Audit 0,934 > 0,1 1,071 < 5
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)
Data di atas menunjukkan bahwa semua nilai tolerance variabel
independen yang ada diatas 0,1 serta nilai VIF variabel independennya semua
dibawah 5 yang berarti bawah tidak terjadi multikolinieritas.
4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan pendekatan grafik. Di bawah ini
penulis sampaikan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan pendekatan grafik.
53
Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Pendekatan Grafik
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)
Grafik Scatterplot di atas memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar
secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan
untuk memprediksi Kualitas Pelaporan Keuangan berdasarkan masukan variabel
independennya.
5. Hasil Uji Hipotesis
Setelah semua data dinyatakan layak untuk dilakukan uji selanjutnya,
maka langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan uji hipotesis. Uji ini
bertujuan untuk menjawab rumusan masalah sekaligus dugaan sementara atas
jawaban rumusan masalah tersebut yang tertuang dalam hipotesis. Beberapa hal
54
yang termasuk ke dalam uji hipotesis ini antara lain persamaan regresi, uji F (uji
simultan), koefisien determinasi (R2) dan uji t (uji parsial).
6. Persamaan Regresi Linier Berganda
Hasil perhitungan dan pengolahan data dengan menggunakan Statistical
Program for Social Science (SPSS), didapatkan tabel Coefficients seperti terlihat
pada Tabel 4.4 di bawah ini. Dari tabel tersebut dapat diambil beberapa
kesimpulan, salah satunya adalah persamaan regresi linier berganda.
Tabel 4.4. Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .086 .022 3.962 .000
Kualitas Audit .009 .015 .058 2.611 .042
Laporan
Manajerial .000 .000 .127 3.378 .011
Komite Audit .007 .007 .092 2.976 .031
a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)
Melihat nilai Unstandardizet Coefficients Beta di atas, maka dapat
ditentukan persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan darienelitian ini,
sebagai berikut:
321 X007,0X000,0X009,0086,0Y
Yang berarti bahwa:
a. Konstanta sebesar 0,086 yang berarti jika variabel Kualitas Audit, Laporan
Manajerial dan Komite Audit dianggap nol maka variabel Kualitas Pelaporan
Keuangan hanya sebesar 0,086.
55
b. Koefisien regresi variabel Kualitas Audit diperoleh nilai sebesar 0,009 yang
berarti jika variabel Kualitas Audit mengalami kenaikan sementara variabel
Laporan Manajerial dan Komite Audit diasumsikan tetap maka Kualitas
Pelaporan Keuangan juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,009.
c. Koefisien regresi variabel Laporan Manajerial diperoleh nilai sebesar 0,000
yang berarti jika variabel Laporan Manajerial mengalami kenaikan sementara
variabel Kualitas Audit dan Komite Audit diasumsikan tetap maka Kualitas
Pelaporan Keuangan juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,000.
d. Koefisien regresi variabel Komite Audit diperoleh nilai sebesar 0,007 yang
berarti bahwa jika variabel Komite Audit mengalami kenaikan sementara
variabel Kualitas Audit dan Laporan Manajerial diasumsikan tetap maka
Kualitas Pelaporan Keuangan juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,007.
7. Hasil Uji F (Uji Simultan)
Uji F atau dikenal dengan Uji Simultan bertujuan untuk melihat seberapa
besar pengaruh semua variabel bebas (independent) dalam hal ini Kualitas Audit,
Laporan Manajerial dan Komite Audit secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya (dependent). Adapun hasil Uji F dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel Anova di bawah ini.
56
Tabel 4.5. Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .017 3 .006 1.124 .342b
Residual .596 116 .005
Total .613 119
a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Komite Audit, Laporan Manajerial, Kualitas Audit
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan yang diolah dengan
menggunakan SPSS adalah sebesar 0,342 > 0,05. Ini berarti bahwa variabel
independen yang terdiri dari Kualitas Audit, Laporan Manajerial dan Komite
Audit berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan
real estate di Bursa Efek Indonesia.
8. Koefisien Determinasi
Setelah variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap Kualitas
Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia, maka untuk
melihat seberapa besar pengaruhnya dapat dilihat pada Tabel Model Summary
hasil perhitungan dengan menggunakan Statistical Program for Social Science
(SPSS), seperti terlihat di bawah ini.
57
Tabel 4.6. Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .168a .028 .003 .07167
a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Laporan Manajerial,
Kualitas Audit
b. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
Sumber: Hasil penelitian, 2017 (Data diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,003
atau 0,3%. Ini berarti bahwa variabel independen berupa Kualitas Audit, Laporan
Manajerial dan Komite Audit secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek
Indonesia sebesar 0,3% sedangkan sisanya sebesar 99,7% dipengaruhi oleh
variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
9. Hasil Uji t (Uji Parsial)
Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan Uji t atau yang
lebih dikenal dengan nama Uji Parsial. Jika Uji F bertujuan untuk melihat
pengaruh secara bersama-sama, maka Uji t ini bertujuan untuk melihat pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependennya secara parsial atau sendiri-
sendiri. Jadi dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh Kualitas Audit
terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan, pengaruh Laporan Manajerial terhadap
Kualitas Pelaporan Keuangan serta pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas
Pelaporan Keuangan.
58
Hasil Uji t penelitian ini dapat dilihat pada Tabel Coefficients 4.4 di atas
yaitu dengan melihat nilai t maupun sig.-nya. Guna lebih jelasnya dapat dilihat
pada salinan tabel di bawah ini.
Tabel 4.5. Hasil Uji t (Uji Parsial)
VARIABEL
t Sig.
KESIMPULAN
thitung ttabel HASIL α = 5%
Kualitas Audit 2,611 > 2,042 0,042 < 0,05 Berpengaruh signifikan
Laporan Manajerial 3,378 > 2,042 0,011 < 0,05 Berpengaruh signifikan
Komite Audit 2,976 > 2,042 0,031 < 0,05 Berpengaruh signifikan
Sumber: Hasil penelitian, 2017 (Data diolah)
Guna menentukan H0 maupun H1 yang ditolak atau diterima maka nilai thitung
di atas dapat dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat signifikasi 5% ( =
0,05). Nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5% ( = 0,05) adalah 1,980. Dengan
membandingkan thitung dan ttabel maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Secara parsial Kualitas Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia
karena thitung (2,611) > ttabel (2,042) serta nilai signifikansinya di atas 0,05.
b. Secara parsial Laporan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek
Indonesia karena thitung (3,378) > ttabel (2,042) serta nilai signifikansinya di
bawah 0,05.
59
c. Secara parsial Komite Audit berpengaruh signifikan tehadap Kualitas
Pelaporan Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia karena
thitung (2,976) > ttabel (2,042) serta nilai signifikansinya di bawah 0,05.
10. Pengaruh Dominan
Guna mengetahui variabel independen yang berpengaruh paling dominan
terhadap variabel dependennya adalah dengan cara melihat besarnya nilai
Standaridized Coefficient Beta seperti terlihat pada Tabel 4.4 di atas. Tabel
tersebut memperlihatkan bahwa variabel independen yang mempunyai nilai
Standaridized Coefficient Beta paling besar adalah variabel Laporan Manajerial
yaitu sebesar 3,378 yang berarti bahwa variabel Laporan Manajerial merupakan
variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan
Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.
D. Pembahasan
Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan diawal dimana
sampai saat ini masih ditemui kendala di Properti dan real estate di Bursa Efek
Indonesia khususnya mengenai Kualitas Pelaporan Keuangan sehingga perlu
dilakukan penelitian diantaranya dengan menggunakan variabel Kualitas Audit,
Laporan Manajerial dan Komite Audit maka permasalahan tersebut setidaknya
mulai terjawab. Dari ketiga variabel independen yang digunakan, terdapat dua
variabel berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti
dan real estate di Bursa Efek Indonesia yaitu Laporan Manajerial dan Kualitas
Audit. Sedangkan variabel independen lainnya yaitu Komite Audit tidak
60
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Properti dan real
estate di Bursa Efek Indonesia.
Jika dibandingkan dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya, tentunya hal ini akan lebih menguatkan penelitian-penelitian
tersebut dimana selain karena faktor-faktor lain yang menentukan kualitas
pelaporan keuangan adalah Laporan Manajerial dan Kualitas Audit.
Dengan melihat uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tingginya
Komite Audit tidak secara otomatis akan meningkatkan Kualitas Pelaporan
Keuangan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Ada titik tertentu
dimana Komite Audit akan mempengaruhi Kualitas Pelaporan Keuangan namun
juka ada titik tertentu dimana Komite Audit tidak akan mempengaruhi Kualitas
Pelaporan Keuangan.
61
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan analisis dan evaluasi data yang telah dilakukan terhadap
variabel-variabel dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
dan saran sebagai berikut:
A. Simpulan
Sesuai dengan uraian-uraian di atas serta hasil analisis dan interpretasi data
yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai
berikut:
1. Secara serempak kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit
berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan.
2. Secara parsial kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pelaporan keuangan.
3. Secara parsial laporan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pelaporan keuangan.
4. Secara parsial komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pelaporan keuangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis dapat memberikan
beberapa saran, sebagai berikut:
62
1. Perusahaan sebaiknya selalu memperhatikan kualitas audit dan perkembangan
laporan manajerial, jangan stagnan yang pada akhirnya justru akan membuat
kualitas pelaporan keuangan tidak baik.
2. Dalam membuat program khususnya yang berhubungan dengan laporan
manajerial yang baik
3. Khusus dalam hal komite audit, perusahaan juga harus terus menciptakan
berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keuangan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Shabrina Rahutami Nur (2014). Pengaruh Auditor Internal Terhadap
Kualitas Pelaporan Keuangan pada Bank Perkreditan Rakyat di Jawa
Tengah. Semarang: Universitas Dipenogoro.
.
Augusty, Ferdinand. (2006). Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
Untuk Skripsi, Tesis Dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Bramantyo Djohanputro. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM
Manajemen.
Djahotman Purba. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Efendy, Muh. Taufiq. (2012). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi
Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan
Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota
Gorontalo). Semarang: Universitas Diponegoro.
Hamdan, Allam Mohammed Mousa. (2013). The Audit Committee Characteristics
and Earnings Quality: Evidence from Jordan. Jordania: Australasian
Accounting Business and Finance Journal.
Handayani, Ulum Tri. (2006). Kualitas Pelaporan Keuangan, Mekanisme
Governance, dan Efisiensi Investasi. Universitas Indonesia: Simposium
Nasional Akuntansi XVIII
Harahap, Erny Silvya. (2008). Peranan Audit Internal dalam Mendukung
Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero). Medan: jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Herman Darmawi. (2013). Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara.
64
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Irham Fahmi. (2010). Manajemen Kinerja, Bandung: Alfabeta.
Keputusan Menteri Keuangan No. 826/KMK.013/1992.
Kerlinger, Fred N. (2010). Foundation of Behavioral Research. Holth, Rinehart
and Winston, Inc.
Mahduh Hanafi dan Abdul Halim. (2010). Analisis Laporan Keuangan,
Yogyakarta: UPP STIM.
Manahan P. Tampubolon. (2014). Manajemen Keuangan, Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Munawir. (2014). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan
Ketigabelas, Yogyakarta: Liberty.
Patterson, Evelyn R. (2016) The Interrelation between Audit Quality and
Managerial Reporting Choices and Its Effects on Financial Reporting
Quality. http://ssrn.com/abstract=2812853.
Purba, Djahotman (2013). Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah & Praktis
Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Mitra Wacana Media.
S. Djojosoedarso. (2013). Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi, Edisi.
Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Suta, I Putu Gede Ary. (2007). Kinerja Pasar Perusahaan Publik di
Indonesia: Suatu Analisis Reputasi Perusahaan. Jakarta: Yayasan SAD
Satria Bhakti.
Tugiman, Hiro, (2007). Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius.
65
66
Lampiran 1
DAFTAR PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE
No Kode Saham Nama Emiten
1 APLN Agung Podomoro Land Tbk
2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
6 BIKA Binakarya Jasa Abadi Tbk
7 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk
8 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
9 BKSL Sentul City Tbk
10 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
11 COWL Cowell Development Tbk
12 CSIS Cahayasakti Investindo Sukses Tbk
13 CTRA Ciputra Development Tbk
14 DART Duta Anggada Realty Tbk
15 DILD Intiland Development Tbk
16 DMAS Puradelta Lestari Tbk
17 DUTI Duta Pertiwi Tbk
18 ELTY Bakrieland Development Tbk
19 EMDE Megapolitan Developments Tbk
20 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk
21 GAMA Gading Development Tbk
22 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk
23 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk
24 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
25 JIHD Jakarta International Hotels Dan Development
26 JRPT Jaya Real Property Tbk
27 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
67
28 KPIG MNC Land Tbk
29 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
30 LCGP Eureka Prima Jakarta Tbk
31 LPCK Lippo Cikarang Tbk
32 LPKR Lippo Karawaci Tbk
33 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk
34 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk
35 MMLP Mega Manunggal Property Tbk
36 MTLA Metropolitan Land Tbk
37 MTSM Metro Realty Tbk
38 MYRX Hanson International Tbk
39 MYRXP Hanson International Tbk (Saham Seri B)
40 NIRO Nirvana Development Tbk
41 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
42 PPRO PP Properti Tbk
43 PWON Pakuwon Jati Tbk
44 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
45 RDTX Roda Vivatex Tbk
46 RODA Pikko Land Development Tbk
47 SCBD Danayasa Arthatama Tbk.
48 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
49 SMRA Summarecon Agung Tbk
50 TARA Sitara Propertindo Tbk
51 ACST Acset Indonusa Tbk
52 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
53 DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
54 FORZ Forza Land Indonesia Tbk
55 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk
56 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
57 MTRA Mitra Pemuda Tbk
68
58 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk
59 PBSA Paramita Bangun Sarana Tbk
60 PTPP PP (Persero) Tbk
61 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
62 TOPS Totalindo Eka Persada Tbk
63 TOTL Total Bangun Persada Tbk
64 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
65 WSBP Waskita Beton Precast Tbk
66 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
69
Lampiran 2
DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN
No Nama Perusahaan Kode
1 Agung Podomoro Land Tbk APLN
2 Alam Sutera Realty Tbk ASRI
3 Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA
4 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST
5 Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP
6 Bukit Darmo Property Tbk BKDP
7 Cowell Development Tbk COWL
8 Ciputra Development Tbk CTRA
9 Duta Anggada Realty Tbk DART
10 Intiland Development Tbk DILD
11 Duta Pertiwi Tbk DUTI
12 Bakriland Development Tbk ELTY
13 Megapolitan Development Tbk EMDE
14 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII
15 Gading Development Tbk GAMA
16 Gowa Makasar Tourism Development Tbk GMTD
17 Greenwood Sejahtera Tbk GWSA
18 Jaya Real Property Tbk JRPT
19 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
20 Lamicitra Nusantara Tbk LAMI
21 Moderland Realty Ltd Tbk MDLN
22 Metropolitan Land Tbk MTLA
23 Metro Realty Tbk MTSM
24 Nirvana Development Tbk NIRO
25 Indonesia Prima Property Tbk OMRE
26 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN
27 Roda Vivatex Tbk RDTX
28 Pikko Land Development RODA
29 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk RBMS
30 Dadanayasa Arthatama Tbk SCBD
70
Lampiran 3
DATA PERUSAHAAN
Tahun Kode
Variabel Independen Variabel Dependen
Kualitas
Audit
Laporan
Manajerial Komite
Audit
Pelaporan Keuangan
Saham
Manajer
Saham yang
Beredar
Laporan
Manajerial Total Asset Net Income ROA
2013
APLN 0 5,740,000,000 20,500,900,000 0.28 5 19,679,908,990 930,240,497 0.05
ASRI 0 24,000,000,000 19,649,411,888 1.22 3 14,428,082,567 889,576,596 0.06
BAPA 0 2,000,000,000 661,784,520 3.02 3 175,635,233,972 5,025,737,151 0.03
BEST 0 28,000,000,000 9,629,044,750 2.91 3 3,360,272,281,414 744,813,729,973 0.22
BIPP 0 12,800,000,000 1,661,580,777 7.70 5 557,663,263,041 109,387,233,278 0.22
BKDP 0 12,000,000,000 6,830,992,252 1.76 3 845,487,178,846 -59,138,577,166 -0.07
COWL 0 18,000,000,000 4,871,214,021 3.70 3 1,944,913,754,306 48,711,921,383 0.03
CTRA 1 20,000,000,000 15,165,815,994 1.32 3 20,114,871,381,857 1,413,388,450,323 0.07
DART 1 10,000,000,000 3,141,390,962 3.18 2 4,768,449,638 180,800,291 0.04
DILD 0 24,000,000,000 10,365,854,185 2.32 3 7,526,470,401,005 329,608,541,861 0.04
DUTI 0 3,000,000,000 1,850,000,000 1.62 3 7,473,596,509,696 756,858,436,790 0.10
ELTY 0 94,400,000,000 4,352,1913,019 2.17 3 12,301,24,419,066 -232,249,751,768 -0.02
EMDE 0 10,000,000,000 3,350,000,000 2.99 3 938,536,950,089 34,002,476,382 0.04
FMII 0 4,400,000,000 2,721,000,000 1.62 3 429,979,371,877 -7,958,072,266 -0.02
GAMA 0 24,000,000,000 10,011,027,500 2.40 3 1,290,583,599,639 20,527,562,954 0.02
GMTD 0 240,000,000 101,538,000 2.36 3 1,307,846,871,186 91,845,276,661 0.07
GWSA 1 23,000,000,000 7,800,760,000 2.95 3 2,045,701,784,445 144,360,310,456 0.07
JRPT 1 25,000,000,000 13,750,000,000 1.82 3 6,163,177,866 546,269,619 0.09
KIJA 0 29,800,000,000 20,121,371,043 1.48 3 8,255,167,231,158 104,477,632,614 0.01
LAMI 0 4,000,000,000 1,148,418,000 3.48 3 612,074,767 54,340,019 0.09
MDLN 0 9,170,537,064 12,533,067,322 0.73 3 9,647,813,079,565 2,451,686,470,278 0.25
MTLA 1 20,000,000,000 7,579,333,000 2.64 3 2,834,484,171 240,967,649 0.09
MTSM 0 58,212,000,000 232,848,000 250.00 4 98,129,812,821 -2,076,924,553 -0.02
NIRO 0 40,000,000,000 18,026,591,500 2.22 0 2,955,009,160,767 7,206,354,968 0.00
71
Tahun Kode
Variabel Independen Variabel Dependen
Kualitas
Audit
Laporan
Manajerial Komite
Audit
Pelaporan Keuangan
Saham
Manajer
Saham yang
Beredar
Laporan
Manajerial Total Asset Net Income ROA
OMRE 1 7,520,000,000 1,745,000,000 4.31 3 822,190,160,767 -23,884,469,677 -0.03
PLIN 1 5,000,000,000 3,550,000,000 1.41 3 4,126,804,890 33,342,916 0.01
RDTX 0 560,000,000 268,800,000 2.08 0 1,549,674,922,146 198,229,841,964 0.13
RODA 1 53,894,400,000 13,592,128,209 3.97 2 2,750,856,730,771 376,806,804,889 0.14
RBMS 0 1,080,033,500 326,722,500 3.31 3 158,997,539,543 -13,984,028,601 -0.09
SCBD 0 5,183,464,000 3,322,092,000 1.56 3 5,550,429,288 1,754,524,211 0.32
2014
APLN 1 5,740,000,000 20,500,900,000 0.28 5 23,686,158,211 983,875,368 0.04
ASRI 0 24,000,000,000 19,649,411,888 1.22 3 16,924,366,954 1,176,955,123 0.07
BAPA 0 2,000,000,000 661,784,520 3.02 3 176,171,620,663 7,046,505,797 0.04
BEST 0 28,000,000,000 9,645,462,300 2.90 3 3,652,993,439,542 391,352,903,299 0.11
BIPP 0 12,800,000,000 3,032,239,245 4.22 2 613,810,885,565 19,658,721,859 0.03
BKDP 0 12,000,000,000 7,315,022,252 1.64 3 829,193,043,343 7,194,926,446 0.01
COWL 0 18,000,000,000 4,871,214,021 3.70 3 3,682,393,492,170 165,397,041,451 0.04
CTRA 1 20,000,000,000 6,150,000,000 3.25 3 23,283,477,620,916 398,603,030,590 0.04
DART 1 10,000,000,000 3,141,390,962 3.18 5 5,114,273,658 408,108,626 0.08
DILD 0 24,000,000,000 10,365,854,185 2.32 3 9,004,884,010,541 432,417,358,803 0.05
DUTI 0 3,000,000,000 1,850,000,000 1.62 3 8,024,311,044,118 701,641,438,319 0.09
ELTY 0 94,400,000,000 43,521,913,019 2.17 3 14,506,123,496,863 474,714,851,340 0.03
EMDE 0 10,000,000,000 3,350,000,000 2.99 4 1,179,018,690,672 45,023,513,886 0.04
FMII 0 4,400,000,000 2,721,000,000 1.62 3 459,446,166,175 2,423,674,916 0.01
GAMA 0 24,000,000,000 10,011,027,550 2.40 3 1,390,092,733,576 47,282,552,970 0.03
GMTD 0 240,000,000 101,538,000 2.36 3 1,524,317,216,546 120,000,195,583 0.08
GWSA 1 23,000,000,000 7,800,760,000 2.95 3 2,292,661,995,500 171,745,364,480 0.07
JRPT 1 25,000,000,000 13,750,000,000 1.82 4 6,684,262,908 714,531,063 0.11
KIJA 0 29,800,000,000 20,235,279,075 1.47 3 8,505,270,447,485 394,055,213,379 0.05
LAMI 0 4,000,000,000 1,148,418,000 3.48 3 631,395,724 38,389,080 0.06
MDLN 0 9,170,537,064 12,533,067,322 0.73 4 10,446,907,695,182 711,211,597,935 0.07
MTLA 1 20,000,000,000 7,579,333,000 2.64 3 3,250,717,743 309,217,292 0.10
MTSM 0 58,212,000,000 232,848,000 250.00 3 92,326,274,743 -1,095,507,550 -0.01
72
Tahun Kode
Variabel Independen Variabel Dependen
Kualitas
Audit
Laporan
Manajerial Komite
Audit
Pelaporan Keuangan
Saham
Manajer
Saham yang
Beredar
Laporan
Manajerial Total Asset Net Income ROA
NIRO 0 40,000,000,000 18,029,794,000 2.22 3 3,037,200,775,668 -108,501,147,457 -0.04
OMRE 1 7,520,000,000 1,745,000,000 4.31 3 815,338,709,481 107,056,814,569 0.13
PLIN 1 5,000,000,000 3,550,000,000 1.41 3 4,544,932,176 358,244,143 0.08
RDTX 0 560,000,000 268,800,000 2.08 0 1,643,441,092,309 232,637,367,044 0.14
RODA 0 53,894,400,000 13,592,128,209 3.97 2 3,067,688,575,340 517,557,620,084 0.17
RBMS 0 1,080,033,500 326,722,500 3.31 3 155,939,885,534 3,001,250,377 0.02
SCBD 0 5,183,464,000 3,322,092,000 1.56 3 5,569,183,172 131,543,017 0.02
2015
APLN 1 5,740,000,000 20,500,900,000 0.28 5 24,559,174,988 1,118,073,171 0.05
ASRI 0 24,000,000,000 19,649,411,888 1.22 3 18,709,870,126 684,282,753 0.04
BAPA 0 2,000,000,000 661,784,520 3.02 3 175,743,601,667 1,385,373,448 0.01
BEST 0 28,000,000,000 9,647,311,150 2.90 3 4,631,315,439,422 214,155,173,397 0.05
BIPP 0 12,800,000,000 4,669,648,436 2.74 2 1,324,396,226,004 125,181,521,808 0.09
BKDP 0 12,000,000,000 7,315,022,252 1.64 3 785,095,652,150 28,227,002,713 0.04
COWL 0 18,000,000,000 4,871,214,021 3.70 3 3,510,585,749,217 174,809,293,323 0.05
CTRA 1 20,000,000,000 6,256,250,888 3.20 3 26,258,718 1,740,300 0.07
DART 1 10,000,000,000 3,141,390,962 3.18 3 5,739,863,241 179,008,683 0.03
DILD 0 24,000,000,000 10,365,854,185 2.32 3 10,288,572,076,882 419,044,195,464 0.07
DUTI 0 3,000,000,000 1,850,000,000 1.62 3 9,014,911,216,451 670,949,496,747 0.07
ELTY 0 94,400,000,000 43,521,913,019 2.17 3 14,688,816,418,463 724,166,901,246 0.05
EMDE 0 10,000,000,000 3,350,000,000 2.99 3 1,196,040,969,781 61,268,278,934 0.05
FMII 0 4,400,000,000 2,721,000,000 1.62 3 58,050,536,156 59,505,139,120 0.10
GAMA 0 24,000,000,000 10,011,027,656 2.40 3 1,336,562,720,363 4,980,106,484 0.00
GMTD 0 240,000,000 101,538,000 2.36 3 1,273,990,253,786 118,494,551,050 0.09
GWSA 1 23,000,000,000 7,800,760,000 2.95 5 6,805,777,762,308 1,263,864,476,009 0.19
JRPT 1 25,000,000,000 13,750,000,000 1.82 3 7,578,101,438 869,777,178 0.11
KIJA 0 29,800,000,000 20,662,178,685 1.44 3 9,710,694,660,705 331,442,663,161 0.35
LAMI 0 4,000,000,000 1,148,418,000 3.48 3 640,519,368 153,538,451 0.24
MDLN 0 9,170,537,064 12,533,067,322 0.73 3 12,843,050,665,229 1,437,825,252,519 0.11
MTLA 1 20,000,000,000 7,655,126,330 2.61 5 3,620,742,578 238,637,079 0.07
73
Tahun Kode
Variabel Independen Variabel Dependen
Kualitas
Audit
Laporan
Manajerial Komite
Audit
Pelaporan Keuangan
Saham
Manajer
Saham yang
Beredar
Laporan
Manajerial Total Asset Net Income ROA
MTSM 0 58,212,000,000 232,848,000 250.00 3 88,172,596,470 4,678,222,844 0.05
NIRO 0 40,000,000,000 22,198,871,804 1.80 3 3,138,623,297,753 42,149,191,610 0.01
OMRE 1 7,520,000,000 1,745,000,000 4.31 3 4,264,983,383,118 238,079,513,577 0.06
PLIN 1 5,000,000,000 3,550,000,000 1.41 3 4,671,089,985 279,689,919 0.06
RDTX 0 560,000,000 268,800,000 2.08 0 1,872,158,609,529 260,638,132,889 0.14
RODA 1 53,894,400,000 13,592,128,209 3.97 0 3,232,242,644,731 479,642,073,280 0.15
RBMS 0 1,080,033,500 326,722,500 3.31 3 191,275,595,985 3,085,638,160 0.02
SCBD 0 5,183,464,000 3,322,092,000 1.56 3 5,754,281,871 150,358,318 0.03
2016
APLN 1 5,740,000,000 20,500,900,000 0.28 5 25,711,953,382 961,076,999 0.04
ASRI 0 24,000,000,000 19,649,411,888 1.22 3 20,186,130,682 510,234,279 0.03
BAPA 0 2,000,000,000 661,784,520 3.02 3 179,260,878,116 1,798,314,370 0.01
BEST 0 28,000,000,000 9,647,311,150 2.90 3 5,205,373,116,830 338,312,377,520 0.06
BIPP 0 12,800,000,000 4,669,648,582 2.74 3 1,648,021,678,730 27,224,420,762 0.02
BKDP 0 12,000,000,000 7,315,022,252 1.64 3 791,161,825,436 28,948,289,175 0.04
COWL 0 18,000,000,000 4,871,214,021 3.70 3 3,493,055,380,115 20,923,852,067 0.01
CTRA 1 20,000,000,000 6,315,623,997 3.17 3 29,072,250 1,570,706 0.01
DART 1 10,000,000,000 3,141,390,962 3.18 5 6,066,257,596 192,211,614 0.03
DILD 0 24,000,000,000 10,365,854,185 2.32 3 11,840,059,936,442 297,350,554,988 0.03
DUTI 0 3,000,000,000 1,850,000,000 1.62 3 9,692,217,785,825 840,650,624,016 0.09
ELTY 0 94,400,000,000 43,521,913,019 2.17 3 14,063,747,826,017 547,294,547,124 0.04
EMDE 0 10,000,000,000 3,350,000,000 2.99 2 1,363,641,661,657 65,470,178,568 0.05
FMII 0 4,400,000,000 2,721,000,000 1.62 3 771,547,611,433 276,909,152,732 0.36
GAMA 0 24,000,000,000 10,011,027,656 2.40 3 1,344,868,368,117 1,198,836,967 0.00
GMTD 0 240,000,000 101,538,000 2.36 3 1,229,172,450,340 86,914,558,516 0.07
GWSA 1 23,000,000,000 7,800,760,000 2.95 5 6,963,273,062,204 210,148,843,517 0.03
JRPT 1 25,000,000,000 13,750,000,000 1.82 3 8,484,436,652 1,017,849,186 0.12
KIJA 0 29,800,000,000 20,662,178,685 1.44 3 10,733,598,205,115 426,542,322,505 0.04
LAMI 0 4,000,000,000 1,148,418,000 3.48 3 654,433,956 18,876,853 0.03
MDLN 0 9,170,537,064 12,533,067,322 0.73 3 14,540,108,285,179 1,047,218,654,695 0.07
74
Tahun Kode
Variabel Independen Variabel Dependen
Kualitas
Audit
Laporan
Manajerial Komite
Audit
Pelaporan Keuangan
Saham
Manajer
Saham yang
Beredar
Laporan
Manajerial Total Asset Net Income ROA
MTLA 1 20,000,000,000 7,655,126,330 2.61 5 3,932,529,273 309,279,940 0.08
MTSM 0 58,212,000,000 232,848,000 250.00 3 84,641,766,703 2,364,989,126 0.03
NIRO 0 88,000,000,000 22,198,871,804 3.96 3 3,791,983,263,313 31,336,684,656 0.01
OMRE 1 7,520,000,000 1,745,000,000 4.31 3 3,718,676,302,822 318,395,155,443 0.01
PLIN 1 5,000,000,000 3,550,000,000 1.41 3 4,586,569,370 725,619,401 0.16
RDTX 0 560,000,000 268,800,000 2.08 0 2,101,753,788,854 258,948,179,433 0.12
RODA 1 53,894,400,000 13,592,128,209 3.97 2 3,428,743,677,749 61,152,185,891 0.02
RBMS 0 1,080,033,500 326,722,500 3.31 3 167,489,721,098 6,713,147,549 0.04
SCBD 0 5,183,464,000 3,322,092,000 1.56 3 5,588,425,000 335,809,686 0.06
75
Lampiran 4
UJI NORMALITAS
76
Lampiran 5
UJI MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .086 .022 3.962 .000
Kualitas Audit .009 .015 .058 2.611 .042 0,923
1,083
Laporan
Manajerial .000 .000 .127 3.378 .011
0,981 1,019
Komite Audit .007 .007 .092 2.976 .031 0,934
1,071
a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
77
Lampiran 6
UJI HETEROSKEDASTISITAS
78
Lampiran 7
UJI HIPOTESIS
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .168a .028 .003 .07167
a. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kualitas Audit, Laporan
Manajerial
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .017 3 .006 1.124 .342b
Residual .596 116 .005
Total .613 119
a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Komite Audit, Kualitas Audit, Laporan Manajerial
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .086 .022 3.962 .000
Kualitas Audit .009 .015 .058 2.611 .042
Laporan
Manajerial .000 .000 .127 3.378 .011
Komite Audit .007 .007 .092 2.976 .031
a. Dependent Variable: Kualitas Pelaporan Keuangan