PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN...

28
1 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA ADITYAS WICAKSANA PROF. DR. H. ABDUL ROHMAN, M. SI, AKT ABSTRACT Researches in Intellectual Capital have been conducted in many countries and in many aspects, but in Indonesia study of Intellectual Capital and its effect to firms’ growth and firms’ market value is still limited. Previous researches are also have many di fferents in its findings. The purpose of this research is to investigate the influence of Intellectual Capital of firm toward their growth and market value. The Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) method is used to measure of Intellectual Capital. The samples of this study taken from banking companies listed in Indonesian Stock Exchange, with observation period of 2009 until 2010. The samples are collected by purposive sampling method and resulted 25 observation as samples. This study is an empirical study using Partial Least Square (PLS) for the data analysis. The result show that Intellectual Capital influences positively to both firms’ growth and firms’ market value. Keyword: Intellectual Capital, VAIC TM , firms’ growth, firms’ market value, Partial Least Square (PLS)

Transcript of PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN...

Page 1: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

1

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

NILAI PASAR PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

ADITYAS WICAKSANA

PROF. DR. H. ABDUL ROHMAN, M. SI, AKT

ABSTRACT

Researches in Intellectual Capital have been conducted in many countries and in

many aspects, but in Indonesia study of Intellectual Capital and its effect to firms’ growth

and firms’ market value is still limited. Previous researches are also have many differents in

its findings. The purpose of this research is to investigate the influence of Intellectual Capital

of firm toward their growth and market value.

The Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) method is used to measure of

Intellectual Capital. The samples of this study taken from banking companies listed in

Indonesian Stock Exchange, with observation period of 2009 until 2010. The samples are

collected by purposive sampling method and resulted 25 observation as samples. This study

is an empirical study using Partial Least Square (PLS) for the data analysis.

The result show that Intellectual Capital influences positively to both firms’ growth

and firms’ market value.

Keyword: Intellectual Capital, VAICTM

, firms’ growth, firms’ market value, Partial Least

Square (PLS)

Page 2: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

2

1 PENDAHULUAN

Pada tahun 1980an, muncul kesadaran akan pentingnya nilai aset tak berwujud di

dalam praktik bisnis dan akuntansi. Organisasi-organisasi bisnis, para pemangku

kepentingan, para peneliti, dan pembuat kebijakan menyadari pentingnya aset tak berwujud

sebagai sumber daya fundamental untuk menciptakan kekayaan dan sebagai sumber inovasi

(Singh dan Van der Zahn, 2008). Munculnya kesadaran ini menandakan dimulainya era

“ekonomi baru”, yang salah satu cirinya adalah didominasi oleh peran penting informasi dan

pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike dan Roos, 2000).

Menurut Bontis (2001), ada beberapa penggunaan istilah populer yang menunjukkan

semakin dikenalnya knowledge asset pada dunia bisnis internasional. Istilah-istilah tersebut

antara lain adalah intellectual capital, knowledge capital, knowledge organizations, learning

organizations, organizational learning, information age, knowledge era, information assets.

Intangible assets, intangible management, hidden value, dan human capital.

Istilah Intellectual Capital (selanjutnya disingkat IC) pertama kali dikembangkan oleh

John K. Galbraith pada tahun 1969 dan dikembangkan oleh Peter F. Drucker pada tahun 1993

(Bontis, 2001). Dalam literatur, tersedia banyak sekali definisi pakar mengenai IC. Salah satu

yang cukup komprehensif adalah definisi dari CIMA pada tahun 2001 (dikutip oleh Li et al,

2008), yaitu:

“... the possession of knowledge and experience, professional knowledge and skill,

good relationships, and technological capacities, which when applied will give

organisations competitive advantage.”

Salah satu area penelitian yang kini menarik banyak peneliti IC untuk melakukan

investigasi adalah penggunaan IC sebagai instrumen untuk menentukan nilai perusahaan (Tan

et al, 2007). Hal ini seolah kontras dengan pemikiran yang diungkapkan oleh Pike dan Roos

(2000) yang menyatakan bahwa nilai market value tidak semata-mata merupakan

penjumlahan IC dengan nilai buku perusahaan. Namun demikian, jika digeneralisasi dapat

ditarik persamaan pendapat dari para ahli bahwa dengan memperhitungkan unsur IC maka

nilai perusahaan akan meningkat.

Hal ini dipertegas Yang dan Lin (2009) yang menyatakan bahwa “... intellectual

capital is pivotal to an organization’s lasting success...”. Yang dan Lin (2009) menambahkan

Page 3: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

3

bahwa penciptaan, akumulasi, dan penciptaan ulang (re-creation) dari IC harus menjadi

perhatian utama dari tim manajemen puncak. Hal ini membuat penelitian seputar IC sangat

penting untuk dilakukan karena sangat membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya,

serta membantu para investor dan stakeholder perusahaan untuk mengambil keputusan.

Namun demikian, dalam kondisi meningkatnya peran IC dalam kehidupan bisnis dan

akuntansi, Singh dan Van der Zahn (2007) menganggap mekanisme akuntansi tradisional

dianggap tidak mampu lagi untuk memenuhi syarat untuk mengukur dan melaporkan IC

secara memadai untuk perusahaan-perusahaan “ekonomi baru”. Beberapa aset tak berwujud

yang khas dimiliki oleh perusahaan-perusahaan “ekonomi baru” seperti yang dicontohkan

oleh Stewart (dalam Tan et al, 2007) berupa kompetensi staf, hubungan dengan pelanggan,

model-model simulasi, dan sistem administrasi terkomputerisasi akan luput dari metode

akuntansi tradisional. Hal ini akan membawa dampak pada meningkatnya asimetri informasi

antara perusahaan dan pengguna laporan keuangan dan menciptakan inefisiensi pada proses

alokasi sumber daya dalam pasar modal (Li et al, 2008).

Ketidakmampuan praktik akuntansi konvensional tersebut menunjukkan terjadi suatu

kesenjangan (gap) antara dunia teori akuntansi yang tekstual dengan praktik nyata yang

kontekstual. Dalam rangka mengatasi masalah terkait IC yang dihadapi akuntansi tradisional,

beberapa model klasifikasi dan pengukuran IC telah dikembangkan. Salah satu metode yang

cukup banyak dipakai dalam penelitian adalah model VAICTM

(Value Added Intellectual

Coefficient) yang dikembangkan oleh Ante Pulic (1999). Metode ini menggunakan

pendekatan tidak langsung untuk mengukur IC dengan mengukur efisiensi dari nilai tambah

sebagai hasil kemampuan intelektual perusahaan. Konsep nilai tambah adalah indikator

obyektif secara keseluruhan dari kesuksesan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk menciptakan nilai dengan memasukkan investasi sumber daya termasuk gaji dan bunga

untuk aset keuangan, deviden, pajak serta biaya research and development (Solikhah, 2010).

Kekerapan penggunaan VAICTM

oleh para peneliti menunjukkan penerimaan VAICTM

sebagai suatu metode yang cukup memadai untuk mengukur dan menganalisa IC. Dengan

semakin diketahuinya peran IC dalam penciptaan value added bagi perusahaan, maka

perusahaan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengembangkan IC, baik

dalam proses value finding, value creation, maupun value delivery ke semua pemangku

kepentingan.

Beberapa studi telah meneliti peran penting IC dalam penciptaan nilai bagi

perusahaan. Ting dan Lean (2009) mengungkapkan bahwa VAICTM

dan ROA memiliki

Page 4: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

4

kaitan positif pada institusi keuangan Malaysia dan ketiga komponen dalam VAICTM

memiliki korelasi erat dengan profitabilitas. Mavridis (2005) menyimpulkan terdapat

hubungan korelasi yang kuat antara value added dengan physical capital, namun terlebih

terdapat hubungan korelasi yang lebih kuat pada human atau intellectual capital (koefisien

human capital). Ulum (2008) membuktikan bahwa IC berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan masa depan. Solikhah (2010)

menyimpulkan bahwa IC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan pertumbuhan

perusahaan, namun tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan, serta kinerja IC berbeda

dalam bidang-bidang industri.

Namun demikian, terdapat beberapa penelitian yang memberikan hasil bahwa IC tidak

berpengaruh terhadap penciptaan nilai bagi perusahaan. Diez et al (2010) menyimpulkan

bahwa walaupun terdapat relasi antara IC dan penciptaan nilai, namun tidak ada relasi yang

signifikan antara penggunaan indikator human capital dan structural capital dengan variabel-

variabel independen selain pertumbuhan penjualan, seperti ROA atau produktivitas.

Maditinos et al (2011) menunjukkan bahwa IC secara keseluruhan dan komponen-komponen

IC tidak berkolerasi dengan kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan. Wahdikorin (2010)

menunjukkan bahwa secara agregat, IC berpengaruh signifikan dan negatif terhadap cost to

asset (CTA) dan tidak berpengaruh terhadap ROA.

Hasil penelitian yang beragam dan seringkali kontradiktif mengenai IC menunjukkan

bahwa masih terjadi research gap dalam penelitian IC. Hal ini semakin menguatkan bahwa

penelitian lebih lanjut penting untuk dilakukan. Hal ini juga didukung dengan semakin

vitalnya peranan IC bagi perusahaan modern karena IC sulit ditiru dan bersifat tak

tergantikan sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif dan kinerja yang lebih baik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh

Intellectual Capital terhadap Pertumbuhan dan Nilai Pasar Perusahaan pada Perusahaan

Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”.

Dari hasil penelitian yang beragam dan kontradiktif mengenai IC serta masih

terbatasnya penelitian di Indonesia yang meneliti antara IC dengan pertumbuhan dan nilai

perusahaan dalam sektor perbankan, maka masalah dalam penelitian ini dinyatakan sebagai

berikut:

1. Apakah Modal Intelektual berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan?

2. Apakah Modal Intelektual berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan?

Page 5: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

5

2 LANDASAN TEORI

2.1. Stakeholder Theory

Stakeholder Theory menunjukkan pemeliharaan hubungan dengan stakeholder yang

mencakup semua bentuk hubungan antara perusahaan dengan seluruh stakeholder perusahaan

yang mencakup pekerja, pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis perusahaan. Teori stakeholder

mengatakan bahwa laporan akuntansi dianggap menjelaskan sebuah strategi untuk

mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berinteraksi dengannya

(Fontaine et al, 2006).

Freeman dan Evan (1990) mendefinisikan stakeholder sebagai “any identifiable group

or individual who can affect the achievement of an organisation’s objectives, or is affected by

the achievement of an organisation’s objectives”. Berdasar teori stakeholder, manajemen

perusahaan diasumsikan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder dan

melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan

bahwa stakeholder berhak untuk menerima informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi

mempengaruhi mereka, bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi

tersebut atau bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yang

konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi (Fontaine et al, 2006).

Menurut Fontaine et al (2006), tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk

membantu manajemen perusahaan memahami lingkungan stakeholder mereka dan

melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di

lingkungan perusahaan mereka. Inti seluruh teori ini adalah tentang apa yang akan terjadi

ketika korporasi dan stakeholder menjalankan hubungan mereka.

Dalam konteks VAICTM

, teori stakeholder berargumen bahwa seluruh stakeholder

memiliki hak untuk diperlakukan adil dan manajer harus mengelola organisasi untuk

keuntungan seluruh stakeholder. Melalui pemanfaatan seluruh potensi perusahaan, baik

karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital, maka

perusahaan akan mampu menciptakan value added bagi perusahaan (dalam hal ini disebut

VAICTM

). Dengan meningkatkan value added tersebut, kinerja keuangan perusahaan akan

meningkat dan pertumbuhan perusahaan makin baik sehingga nilai perusahaan di mata

stakeholder akan meningkat.

2.2. Resource Based Theory/Resource Based View (RBV)

Page 6: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

6

Pendekatan berbasis sumber daya (resource-based view of the firm/RBV) adalah suatu

teori yang dikembangkan untuk menganalisis keunggulan bersaing suatu perusahaan yang

menonjolkan keunggulan pengetahuan (knowledge/learning economy) atau perekonomian

yang mengandalkan aset-aset tak berwujud (intangible assets). Resources Based Theory

mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa

produktif yang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik

bagi tiap-tiap perusahaan. Teori RBV memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber

daya dan kemampuan (Kor dan Mahoney, 2004). Perbedaan sumber daya dan kemampuan

perusahaan dengan perusahaan pesaing akan memberikan keuntungan kompetitif. Asumsi

RBV yaitu bagaimana perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain untuk mendapatkan

keunggulan kompetitif dengan mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan

kemampuan perusahaan.

Sumber daya perusahaan yang dapat memberi keunggulan kompetitif bagi perusahaan

dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu berwujud, tidak berwujud dan kapabilitas sumber

daya manusia (Fahy dan Smithee, 1999). Kemampuan menunjukkan apa yang dapat

dilakukan perusahaan dengan sumber dayanya. Pendekatan RBV menyatakan bahwa

perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan dan memperoleh

keuntungan superior dengan memiliki atau mengendalikan aset-aset strategis baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud.

Empat kriteria sumber daya sebuah perusahaan mencapai keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan, yaitu: (a) sumber daya harus menambah nilai positif bagi perusahaan, (b)

sumber daya harus bersifat unik atau langka diantara calon pesaing dan pesaing yang ada

sekarang ini, (c) sumber daya harus sukar ditiru, dan (d) sumber daya tidak dapat digantikan

dengan sumber lainnya oleh perusahaan pesaing (Fahy dan Smithee, 1999). Dalam RBV,

perusahaan tidak dapat berharap untuk membeli atau mengambil keunggulan kompetitif

berkelanjutan yang dimiliki oleh suatu organisasi lain, karena keunggulan tersebut

merupakan sumber daya yang langka, sukar ditiru, dan tidak tergantikan.

2.3. Definisi Intellectual Capital

Menurut Stewart (1997), intellectual capital telah dimengerti secara berbeda oleh

beberapa kalangan, dipahami oleh beberapa kelompok kecil dan secara formal belum terdapat

metode penilaian yang baku. Sebagai sebuah konsep, modal intelektual merujuk pada modal-

modal non fisik atau modal tidak berwujud (intangible assets) atau tidak kasat mata

Page 7: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

7

(invisible) yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang

digunakan.

Stewart (1997) menjelaskan bahwa IC merupakan:

“The sum of everything everybody in your company knows that gives you a competitive

edge in the market place. It is intellectual material – knowledge, information,

intellectual property, experience – that can be put to use to create wealth.”

Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi

tiga konstruk utama dari IC, yaitu: human capital (HC), structural capital (SC), dan customer

capital (CC). Menurut Bontis et al. (2000), secara sederhana HC merepresentasikan

individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC

merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, dan attitude tentang

kehidupan dan bisnis.

Lebih lanjut Bontis et al. (2000) menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh non-human

storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database,

organisational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat

nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Sedangkan tema utama dari CC

adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship

dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis (Bontis et al., 2000).

2.4. Pengklasifikasian Intellectual Capital

Stewart (1997) mengklasifikasikan IC ke dalam tiga format dasar, yaitu human

capital, structural capital, dan customer capital. The Danish Confederation of Trade Unions

(1999) mengelompokkan IC sebagai manusia, sistem, dan pasar. Leliaert et al. (2003)

mengembangkan the 4-Leaf model, yang mengelompokkan IC ke dalam human, customer,

structural capital, dan strategic alliance capital (dalam Tan et al., 2007).

Metode pengukuran IC dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori (Tan et al, 2007),

yaitu kategori yang tidak menggunakan pengukuran moneter dan kategori yang menggunakan

ukuran moneter. Metode yang kedua tidak hanya termasuk metode yang mencoba

mengestimasi nilai uang dari IC, tetapi juga ukuran-ukuran turunan dari nilai uang dengan

menggunakan rasio keuangan. Berikut adalah daftar ukuran IC yang berbasis non-

moneter/kualitatif (Tan et al,. 2007):

a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992);

Page 8: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

8

b. Brooking’s Technology Broker method oleh Broker (1996);

c. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone (1997);

d. The IC-Index dikembangkan oleh Roos et al. (1997);

e. Intangible Asset Monitor approach oleh Sveiby (1997);

f. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000);

g. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000); dan

h. The Ernest & Young Model (2000).

Sedangkan model penilaian IC berbasis moneter/kuantitatif yang disebutkan oleh Tan

et al., (2007) antara lain:

a. The EVA dan MVA model (Bontis et al., 1999);

b. The Market-to-Book Value model (Partanen, 1998);

c. Tobin’s q method (Luthy, 1998);

d. Pulic’s VAICTM

Model (Pulic, 1998, 2000).

e. Calculated intangible value (Dzinkowski, 2000); dan

f. The Knowledge Capital Earnings Model (Lev dan Feng, 2001).

Tan et al.,(2007) juga menambahkan beberapa pengukuran yang terdapat dalam

accounting bodies dan pengukuran-pengukuran yang dikembangkan oleh para praktisi yaitu:

a. Human Resource Costing & Accounting (Johanson dan Grojer, 1998);

b. Accounting for the Future (Nash, 1998);

c. Total Value Creation (McLean, 1999); dan

d. The Value Explorer and Weightless Weights (Andriessen dan Tissen, 2000).

2.5. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)

Metode VAIC™ (Pulic, 1999) didesain untuk menyajikan informasi tentang value

creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible

assets) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif untuk menilai

keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value

creation) (Pulic, 1999). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1999).

Tan et al. (2007) menyatakan bahwa output (OUT) merepresentasikan revenue dan

mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup

seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Menurut Tan et al. (2007), hal

penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk

Page 9: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

9

dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value creation, intellectual potential (yang

direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya (cost) dan tidak

masuk dalam komponen IN (Pulic, 1999). Metode VAICTM

mengukur efisiensi input

perusahaan yang terdiri dari:

1) Human Capital Efficiency (HCE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal

manusia. HCE merupakan rasio dari Value Added (VA) terhadap Human Capital (HC).

Hubungan ini mengindikasikan kemampuan modal manusia membuat nilai pada sebuah

perusahaan. HCE dapat diartikan juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan nilai

tambah setiap rupiah yang dikeluarkan pada modal manusia. HCE menunjukkan berapa

banyak Value Added (VA) dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja

(Ulum, 2008).

2) (SCE) adalah Structural Capital Efficiency indikator efisiensi nilai tambah modal

struktural. SCE merupakan rasio dari SC terhadap VA. Rasio ini mengukur jumlah SC yang

dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana

keberhasilan SC dalam penciptaan nilai (Tan et al., 2007).

3) Capital Employed Efficiency (CEE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal

yang digunakan. CEE merupakan rasio dari VA terhadap CE. CEE menggambarkan berapa

banyak nilai tambah perusahaan yang dihasilkan dari modal yang digunakan. CEE yaitu

kalkulasi dari kemampuan mengelola modal perusahaan (Wahdikorin, 2010).

2.6. Definisi Bank dan Karakteristik Industri Perbankan

Pada Pasal 1 (butir 2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, dikatakan bahwa “Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Menurut Firer dan William (2003) dan Saengchan (2008), industri perbankan adalah

salah satu sektor yang memiliki IC paling intensif. Selain itu, dari aspek intelektual, secara

keseluruhan karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor

ekonomi lainnya (Ulum, 2008). Penelitian Ulum (2008), Ting dan Lean (2009), serta Mavridis

(2005) memberikan bukti empiris bahwa perusahaan perbankan sangat dipengaruhi oleh IC.

2.7. Pertumbuhan Perusahaan (Firms’ Growth)

Page 10: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

10

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan

size (Kallapur dan Trombley, 1999). Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat dinilai dari

beberapa segi, di antaranya adalah peningkatan aktiva, peningkatan laba, peningkatan ekuitas

maupun peningkatan laba. Peningkatan pendapatan biasanya merupakan sinyal bagi

perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang (Chen et al., 2000).

Weston dan Copeland mengatakan bahwa pertumbuhan perusahaan mengukur

seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya

maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (dalam Solikhah, 2010). Pertumbuhan

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya untuk

memperoleh value added yang merupakan salah satu faktor yang menentukan perusahaan

untuk tetap survive.

2.8. Nilai Pasar Perusahaan (Firms’ Market Value)

Praktik akuntansi konservatisme menekankan bahwa investasi perusahaan dalam

intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan, dihasilkan dari peningkatan

selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien, maka investor

akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki IC lebih besar

(Belkaoui, 2003). Selain itu, jika IC merupakan sumber daya yang terukur untuk peningkatan

competitive advantages, maka IC akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan

perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan (Chen et al., 2005).

2.9. Kerangka Penelitian

2.10. Pengembangan Hipotesis

Pertumbuhan Perusahaan (Firms’ Growth)

+

+

HCE

SCE

CEE Firms’ Market

Value (Mval)

Firms’ Growth

(GR)

Intellectual

Capital

(VAICTM)

PER

PBV

AG

EG

Page 11: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

11

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan

size (Kallapur dan Trombley, 2001). Dalam konteks teori stakeholder, dapat dilihat dari dua

sisi yaitu bidang manajerial dan bidang etika. Bidang manajerial dapat menjelaskan bahwa

kekuatan stakeholder dalam mengendalikan manajer korporasi adalah untuk meningkatkan

value added serta kinerja perusahaan. Perusahaan dengan kinerja yang bagus akan

mendorong untuk terus berkembang dan tumbuh. Sedangkan bidang etika menjelaskan

bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan

manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder. Ketika manajer

mampu mengelola organisasi secara maksimal dalam upaya mengembangkan perusahaan,

maka itu artinya manajer telah memenuhi aspek etika dari teori ini. Menurut resource-based

theory, keberhasilan pertumbuhan dan keberlangsungan perusahaan akan bergantung pada

pengembangan sumber daya baru sama seperti mengeksploitasi sumber daya yang lama.

Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya intelektual secara efektif dan efisien akan

mendorong kemampuan pengembangan bagi perusahaan.

Ulum (2008), Diez et al. (2010), dan Solikhah (2010) telah membuktikan bahwa IC

mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Sedangkan penelitian

Maditinos et al (2011), dan Wahdikorin (2010) menunjukkan bahwa IC tidak berpengaruh

signifikan, atau berpengaruh sangat kecil, atau hanya berpengaruh parsial pada kinerja

keuangan. Dengan adanya research gap yang terjadi pada penelitian-penelitian terdahulu,

diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti hubungan antara IC dengan pertumbuhan

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis pertama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

H1 : Modal Intelektual berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan.

Nilai Pasar Perusahaan (Firms’ Market Value)

Teori stakeholder menjelaskan bahwa para stakeholder akan lebih menghargai

perusahaan yang mampu menciptakan nilai karena dengan penciptaan nilai yang baik, maka

perusahaan akan lebih mampu untuk memenuhi kepentingan seluruh stakeholder. Dalam

konteks IC, penciptaan nilai dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan unsur-unsur IC

yaitu human capital, physical capital, maupun structural capital. Sebagai salah satu

stakeholder perusahaan, para investor di pasar modal akan menunjukkan apresiasi atas

Page 12: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

12

keunggulan IC yang dimiliki perusahaan dengan berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Pertambahan investasi tersebut akan berdampak pada naiknya nilai pasar perusahaan.

Senada dengan pendapat tersebut, kepemilikan serta pemanfaatan sumber daya

intelektual memungkinkan perusahaan untuk mengelola sumber daya fisiknya dengan lebih

baik. Hal ini akan mendorong perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing dan nilai

tambah. Investor akan memberikan penghargaan lebih kepada perusahaan yang mampu

menciptakan nilai tambah secara berkesinambungan. Di mana hal tersebut sesuai dengan

pandangan resource-based theory.

Namun demikian, Solikhah (2010) dan Maditinos (2011) menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan antara IC dengan nilai pasar perusahaan. Dengan demikian, terjadi gap antara

teori dengan hasil penelitian empirik sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

H2 : Modal Intelektual berpengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan

3 METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran

3.1.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah IC yang diukur dengan metode

VAICTM

. Langkah pertama dalam metode ini adalah mengukur nilai tambah atau Value

Added (VA) dengan rumus:

VA = OUT – IN

OUT = Total pendapatan

IN = Beban usaha kecuali gaji dan tunjangan karyawan

Metode VAIC mengukur efisiensi tiga jenis input perusahaan: modal manusia, modal

struktural serta modal fisik dan finansial, yaitu:

1. Modal manusia (Human Capital/HC) mengacu pada nilai kolektif dari modal intelektual

perusahaan yaitu kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan (Pulic, 1998; Firer dan

Williams, 2003), diukur dengan Human Capital Efisiensi (HCE) yang merupakan

indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal manusia. Rumus untuk

menghitung HCE yaitu:

Page 13: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

13

HCE = VA/HC

HC = Gaji dan tunjangan karyawan

2. Modal struktural (Structural Capital/SC) dapat didefinisikan sebagai competitive

intelligence, formula, sistem informasi, hak paten, kebijakan, proses, dan sebagainya, hasil

dari produk atau sistem perusahaan yang telah diciptakan dari waktu ke waktu (Pulic,

1998; Firer dan Williams, 2003), diukur dengan Structural Capital Efficiency (SCE) yang

merupakan indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal struktural. Rumus

untuk menghitung SCE yaitu:

SCE = SC / VA

SC = VA – HC

3. Modal yang digunakan (Capital Employed/CE) didefinisikan sebagai total modal yang

dimanfaatkan dalam aset tetap dan lancar suatu perusahaan (Pulic, 1998; Firer dan

Williams, 2003), diukur dengan Capital Employed Efficiency (CEE) yang merupakan

indikator efisiensi nilai tambah (Value Added/VA) modal yang digunakan. Rumus untuk

menghitung CEE yaitu:

CEE = VA/CE

CE = nilai buku aktiva bersih

Sehingga nilai VAIC dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga komponennya

yaitu HCE, SCE dan CEE. Rumus untuk menghitung VAIC yaitu:

VAIC = HCE + SCE + CEE

3.1.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan dan nilai

pasar perusahaan. Pertumbuhan perusahaan diukur dengan pertumbuhan laba (EG) dan

pertumbuhan aktiva (AG). Pertumbuhan laba (EG) mengindikasikan kenaikan laba dari tahun

ke tahun. Sedangkan pertumbuhan aktiva (AG) menunjukkan kenaikan aktiva dari tahun ke

tahun. Kedua indikator tersebut selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:

EG = (Laba tahun ket ÷ Laba tahun ket-1) – 1 x 100%

AG = (Total aktiva tahun ket ÷ Total aktiva tahun ket-1) – 1 x 100%

Page 14: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

14

Variabel dependen kedua dalam penelitian ini adalah firms’ market value (Mval) yang

diproksikan dengan price to book value ratio (PBV) dan price to earning ratio (PER).

Price to book value ratio (PBV) menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap

manajemen dan organisasi perusahaan, di mana diformulasikan sebagai berikut:

PBV = Harga Pasar Saham ÷ Nilai Buku per Saham

Price to earning ratio (PER) menunjukkan besarnya harga yang dibayar investor

untuk aliran earning yang akan diperoleh investor. PER dihitung dengan rumus berikut:

PER = Harga Saham ÷ Laba per Saham

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 dan 2010. Teknik pengambilan sampel menggunakan

Purposive sampling dengan kriteria yaitu perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek

Indonesia dan telah mempublikasikan laporan keuangan tahun 2009 dan 2010, serta tidak

mengalami kerugian pada tahun pelaporan. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh jumlah

sampel sebanyak 25 sampel perusahaan perbankan.

3.3. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS) sebagai alat analisis. Dalam

hal ini, pertumbuhan perusahaan, nilai pasar perusahaan, dan komponen-komponen IC

diperlakukan sebagai variabel laten dengan masing-masing indikatornya. Alat PLS dipilih

karena dapat digunakan dengan jumlah sampel yang tidak besar dan dapat diterapkan pada

semua skala data, serta merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini

terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif (Ghozali, 2008).

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga.

Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten.

Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan

antar variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi

Page 15: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

15

parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh

ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi

menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua

menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan

estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2008). Model analisis jalur semua variabel laten dalam

PLS terdiri dari 2 model, yaitu inner model dan outer model.

4 HASIL DAN ANALISIS

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2009 sampai 2010, tercatat sejumlah 27 perusahaan. Selanjutnya dari seluruh

bank yang terdaftar di BEI tersebut, Bank yang memenuhi kriteria dipilih menjadi sampel

penelitian hanya 25 bank karena dua bank dalam kondisi rugi, sehingga objek yang menjadi

sasaran penelitian ini adalah 25 bank yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Rincian

penentuan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1:

Tabel 4.1

Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah

1 Bankyang tercatat di BEI hingga tahun 2010 27

2 Bankyang mengalami rugi pada tahun 2009-2010 (2)

Total sampel selama periode penelitian 25

Sumber: data sekunder yang telah diolah, 2011

4.2. Statistik Inferensial Partial Least Square

4.2.1. Hasil Outer Weight Model

Outer weight model menggambarkan hubungan konstruk dengan indikator formatif.

Karena semua konstruk dalam penelitian ini adalah konstruk formatif, maka tidak dapat

dilakukan analisis terhadap convergent validity dan composite reliability. Analisis outer

weight model untuk konstruk formatif dilakukan dengan melihat substantive content dari

Page 16: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

16

masing-masing indikator berdasarkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi relatif

weight tersebut dengan membandingkan hasil T-statistik dengan hasil T-tabel (Ghozali,

2008). Berdasarkan hasil perhitungan PLS, didapatkan nilai masing-masing indikator

formatif terhadap konstruknya pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

HASIL OUTER WEIGHT MODEL

Original

sample

estimate

Mean of

subsamples

Standard

deviation

T-

Statistic

SCE IC 2,487 2,541 0,155 16,083

HCE IC -2,395 -2,455 0,147 16,263

CEE IC -0,047 -0,056 0,065 0,724

AG GR -0,212 -0,207 0,173 1,229

EG GR 0,954 0,880 0,383 2,489

PBV Mval 0,051 0,096 0,057 0,886

PER Mval 1,009 0,935 0,385 2,617

Keterangan: nilai T-tabel, α sebesar 0,05 (degree of freedom 25-1=24) adalah 2,06

Sumber : data sekunder yang telah diolah, 2011

Berdasarkan Tabel 4.4, indikator SCE dan HCE valid dengan nilai weight 2,487 dan -

2,395 karena memiliki nilai T-statistik lebih besar dari nilai T-tabel sehingga dapat digunakan

untuk mengukur konstruk IC. Indikator CEE memiliki nilai T-statistik lebih kecil dari T-

tabel, sehingga tidak valid mengukur konstruk IC. Indikator EG dengan nilai weight 0,954

valid (signifikan) karena nilai T-statistik lebih besar dari T-tabel sehingga dapat digunakan

untuk mengukur konstruk GR. Indikator AG memiliki nilai T-statistik lebih kecil dari T-

tabel, sehingga tidak valid mengukur konstruk GR. Indikator PBV tidak signifikan karena

nilai T-statistik lebih kecil dari T-tabel, sehingga tidak dapat mengukur konstruk Mval,

sedangkan indikator PER dengan nilai weight 1,009 signifikan karena memiliki nilai T-

statistik lebih besar dari T-tabel sehingga dapat digunakan untuk mengukur konstruk Mval.

Page 17: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

17

4.2.2. Hasil Inner Model

Inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada

substantive theory. Hasil tampilan output bootstrapping berupa grafik hubungan antar

variabel intellectual capital (VAICTM

), (Growth/GR) dan (Market Value/ Mval) ditunjukkan

pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1

HASIL MODEL STRUKTURAL

Sumber : data sekunder yang telah diolah, 2011

Berdasarkan hasil bootstapping, persamaan struktural tiap konstruk adalah sebagai

berikut:

VAIC = 2,487SCE - 2,395HCE - 0,047CEE

GR = -0,212 AG + 0,954 EG

Page 18: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

18

Mval = 0,051PBV + 1,009PER

Hasil pengujian masing-masing hipotesis penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.5

berikut ini:

Tabel 4.5

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Hipotesis

Variabel

Original

samples

Estimate

Standar

deviation

T -

Statistic

Keputusan

1

VAIC > GR 0,642 0,242

2,657

Signifikan

2 VAIC > Mval 0,809 0,320 2,526 Signifikan

Sumber : data sekunder yang telah diolah, 2011

Berdasarkan Tabel 4.5, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa VAIC berpengaruh

signifikan terhadap GR dapat diterima, dengan nilai original samples estimate sebesar 0,642,

T statistic 2,657 lebih besar dari T Tabel 2,06. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa

VAIC berpengaruh signifikan VAIC berpengaruh signifikan terhadap GR dapat diterima,

dengan nilai original samples estimate sebesar 0,809, T statistic 2,526 lebih besar dari T

Tabel 2,06.

Berdasarkan perhitungan nilai R2, GR sebesar 0,412, yang berarti 41,2% variasi dapat

dijelaskan oleh variasi VAIC, sedangkan sisanya 58,8% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak masuk dalam model. Nilai Square Mval sebesar 0,654, yang berarti 65,4% variasi Mval

dapat dijelaskan oleh variasi VAIC, sedangkan sisanya 34,6% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak masuk dalam model.

Page 19: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

19

4.3. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis

4.3.1. Hubungan antara IC dengan Pertumbuhan Perusahaan (Growth/GR)

Berdasarkan hasil statistik dengan menggunakan alat Partial Least Square (PLS),

diperoleh nilai original samples estimate sebesar 0,642, dan T-statistik sebesar 2,657 lebih

besar dari T-tabel sebesar 2,06 untuk pengujian atas hipotesis pertama, yaitu IC berpengaruh

secara signifikan dan positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Hasil pengujian tersebut

menunjukkan bahwa hipotesis pertama diterima. Hasil penelitian membuktikan bahwa jika

sumber daya intelektual ditingkatkan, maka perusahaan akan mampu mengelola sumber daya

fisik yang dimilikinya secara lebih efisien sehingga perusahaan tersebut mampu menciptakan

nilai (value creation). Hal ini akan meningkatkan competitive advantages perusahaan

sehingga perusahaan dapat tumbuh dan tetap survive.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2008), Diez

et al. (2010), dan Solikhah (2010) yang telah membuktikan bahwa IC mempunyai pengaruh

signifikan dan positif terhadap pertumbuhan perusahaan (Growth/GR). Dengan demikian,

penelitian ini mengkonfirmasikan dan menguatkan hasil penelitian Ulum (2008), Diez et al.

(2010), dan Solikhah (2010) serta memberikan bukti empiris yang lebih kuat dalam badan

teori IC dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan perusahaan.

Dilihat dari konteks teori stakeholder, IC telah terbukti untuk membantu manajemen

perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan sehingga seluruh stakeholder dapat

menikmati keuntungan yang semakin bertambah pula. Selanjutnya menurut pandangan

resource-based theory, terbukti bahwa IC adalah sebuah sumber daya baru yang dapat

dieksploitasi demi keberhasilan pertumbuhan dan keberlangsungan perusahaan. Dengan

demikian, pemanfaatan sumber daya intelektual secara efektif dan efisien akan mendorong

kemampuan pengembangan bagi perusahaan.

4.3.2. Hubungan antara IC dengan Nilai Pasar Perusahaan (Market Value/Mval)

Berdasarkan hasil statistik dengan menggunakan alat PLS, nilai original samples

estimate sebesar 0,809, T statistic 2,526 lebih besar dari T Tabel 2,06 untuk pengujian atas

Page 20: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

20

hipotesis kedua, yaitu IC berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap nilai pasar

perusahaan. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedua diterima.

Penelitian ini membuktikan bahwa pasar melihat nilai/value lebih dari IC perusahaan.

Nilai pasar perusahaan dapat meningkat apabila kekayaan intelektual yang dimiliki

perusahaan dikelola dengan baik. Semakin tinggi nilai IC maka nilai perusahaan akan

meningkat dan membuat sahamnya akan banyak diminati oleh investor sehingga permintaan

akan saham perusahaan tersebut akan naik sehingga menyebabkan harga saham menjadi naik.

Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Solikhah

(2010) dan Maditinos (2011) yang membuktikan bahwa IC tidak mempunyai pengaruh yang

positif terhadap nilai pasar perusahaan. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian

Sholikhah (2010) yang meneliti IC pada perusahaan manufaktur menegaskan bahwa industri

perbankan adalah industri yang lebih sarat dengan penggunaan intellectual capital daripada

industri lainnya (Firer dan William, 2003; Saengchan, 2008). Hal ini turut menegaskan pula

bahwa secara keseluruhan, karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan

dengan sektor ekonomi lainnya (Ulum, 2008). Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil

penelitian Maditinos (2011) yang meneliti IC pada perusahaan perbankan di Yunani

memperlihatkan bahwa para investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan

perbankan di Indonesia dipengaruhi oleh seberapa besar kinerja intellectual capital

perusahaan perbankan tersebut dalam pengambilan keputusan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penjelasan teori stakeholder dan resource based

theory. Dilihat dari sudut pandang teori stakeholder, seluruh aktivitas perusahaan bermuara

pada penciptaan nilai/value creation. Penciptaan nilai dalam konteks ini adalah dengan

memaksimalkan pemanfaatan human capital, physical capital, maupun structural capital.

Hal tersebut akan mendorong meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan menjadi

organisasi yang terus tumbuh dan berkembang sehingga nilai perusahaan di mata seluruh

stakeholder akan meningkat. Sedangkan bila dilihat dari sudut pandang resource-based

theory, kepemilikan serta pemanfaatan sumber daya intelektual memungkinkan perusahaan

mencapai keunggulan bersaing dan nilai tambah. Investor akan memberikan penghargaan

lebih kepada perusahaan yang mampu menciptakan nilai tambah secara berkesinambungan.

Page 21: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

21

5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Secara agregat, intellectual capital (VAIC™) memiliki pengaruh yang signifikan dan

positif terhadap pertumbuhan perusahaan (Growth/GR). Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2008), Diez et al. (2010), dan Solikhah

(2010). Intellectual capital yang diakui sebagai aset perusahaan mampu menghasilkan

keunggulan kompetitif sehingga perusahaan dapat survive dan terus berkembang untuk

memaksimalkan kepentingan para stakeholder.

2. Secara agregat, intellectual capital (VAIC™) memiliki pengaruh yang signifikan dan

positif terhadap konstruk nilai pasar perusahaan (Market Value/MVal). Hasil penelitian

ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Solikhah (2010) dan Maditinos

(2011). Terbukti bahwa semakin tinggi intellectual capital perusahaan perbankan, maka

nilai perusahaan perbankan akan meningkat dan membuat sahamnya akan banyak

diminati oleh investor sehingga permintaan akan saham perusahaan tersebut akan naik

sehingga menyebabkan harga saham menjadi naik. Terbukti pula bahwa sektor industri

perbankan adalah industri padat Intellectual Capital dan memiliki karakteristik karyawan

yang lebih homogen.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan, antara lain yaitu:

1. Perusahaan-perusahaan yang dipilih terbatas pada perusahaan-perusahaan Indonesia

yang terdaftar di BEI dan menggunakan aturan akuntansi yang berlaku selama periode

penelitian. Setiap negara memiliki praktik akuntansi yang berbeda sehingga besar terjadi

kemungkinan pengaruh aturan akuntansi yang berbeda dapat memberikan hasil yang

berbeda pula di negara-negara lain.

2. Penelitian ini terbatas pada perusahaan publik dan terdaftar di BEI. Saham perusahaan-

perusahaan yang tidak terdaftar di BEI dan tidak diperdagangkan secara publik tidak

dikenai kekuatan pasar. Oleh karena itu, nilai pasar mereka tidak mudah ditentukan atau

tidak terpercaya.

Page 22: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

22

3. Jumlah sampel yang relatif kecil hanya mengambil sampel selama dua tahun dan hanya

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menjadikan pengujian menjadi kurang

kuat. Sampel dalam penelitian ini hanya terbatas 25 bank saja, sehingga hasil penelitian

tidak dapat digeneralisasi dan harus dianalisis dengan pendekatan alternatif Partial Least

Square. Penelitian terkesan sempit sehingga tidak cukup objektif untuk menggambarkan

kinerja modal intelektual suatu bank (Ulum, 2008)

4. Dengan menggunakan biaya karyawan sebagai komponen denumerator dan komponen

pengurang dalam perhitungan metode VAICTM

, maka hubungan antara biaya karyawan

dengan nilai tambah adalah berbanding terbalik. Penggunaan biaya karyawan sebagai

elemen pencipta nilai adalah kelemahan dari metode VAIC™ karena membuat nilai

tambah intellectual capital menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan metode lain

seperti pendekatan berbasis pasar.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh maka saran untuk

penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat ukur intellectual capital selain VAIC™

seperti model EVA and MVA, guna meminimalisir bias yang disebabkan pembayaran

gaji yang tidak stabil dan beragam.

2. Penelitian selanjutnya dapat lebih mengeksplorasi pengaruh intellectual capital terhadap

nilai pasar perusahaan untuk mengatasi research gap yang masih terjadi dalam isu ini.

Penelitian selanjutnya dapat menambah proksi untuk mengukur nilai pasar perusahaan

dengan memakai indikator ratio nilai pasar yang berbeda, seperti devidend yield dan

devidend payout ratio, serta memasukkan variabel intervening, seperti profitabilitas

perusahaan.

Page 23: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

23

DAFTAR PUSTAKA

Accounting Standards Board. 1997. Goodwill and Intangible Assets. FRS 10. Accounting

Standards Board, London.

Bontis, Nick. 2001. “Assessing Knowledge Assets: A Review of the Models Used to Measure

Intellectual Capital”, dalam International Journal of Management Reviews. Vol. 3.

Issue 1, hlm 41-60.

Chen, M.C, Cheng S. J, dan Hwang Y. 2005. “An Empirical Investigation of The

Relationship Between Intellectual Capital and Firm’s Value and Financial

Performance,” dalam Journal of Intellectual Capital. Vol.6, No.2. hlm 159-176.

Diez, Jose Maria, Magda Lizet Ochoa, M. Begona Prieto, dan Alicia Santidrian. 2010.

“Intellectual Capital and Value Creation in Spanish Firms”, dalam Journal of

Intellectual Capital. Vol.11, No.3, hlm 348-367

Fahy, John, dan Alan Smithee. 1999. “Strategic Marketing and the Resource Based View of

the Firm”, dalam Academy of Marketing Science Review, Vol. 1999, No. 10.

Firer, S., dan S. M. Williams. 2003. “Intellectual Capital and Traditional Measures of

Corporate Performance,” dalam Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No. 3. hlm.

349-460.

Fontaine, Charles, Antoine Haarman, dan Stefan Schmid. 2006. “The Stakeholder Theory”,

dalam http://www.edalys.fr/documents/Stakeholders%20theory.pdf (diakses tanggal 11

November 2011).

Page 24: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

24

Freeman, R.E dan W.M. Evan. 1990. “Corporate Governance: A stakeholder Interpretation”,

dalam Journal of Behaviour Economics, Vol. 19, hlm 337-359.

Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan PLS, Edisi 2.

Badan Penerbit Undip: Semarang

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.19. Salemba

Empat: Jakarta

Indriantoro, dan Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

International Accounting Standards Board. 2004. Intangible Assets. IAS 38. International

Accounting Standards Board, London.

Kallapur, S dan M.A Trombley. 1999. “The Association between Investment Opportunity Set

Proxies and Realized Growth”, dalam Journal of Business Finance & Accounting,

Vol. 26, hlm 505-519.

Kor, Yasemin Y., dan Joseph T. Mahoney. 2004. “Edith Penrose’s (1959) Contributions to

the Resource-based View of Strategic Management”, dalam Journal of Management

Studies, Vol. 41, hlm 184-191.

Li, Jing, Richard Pike, dan Roszaini Haniffa. 2008. “Intellectual Capital Disclosure and

Corporate Governance Structure in UK Firms”, dalam Accounting and Business

Research, Vol.38, No. 2, hlm 137-159.

Maditinos, Dimitrios, Dimitrios Chatzoudes, Charalampos Tsairidis, dan Georgios Theriou.

2011. “The Impact of Intellectual Capital on Firms’ Market Value and Financial

Performance”. Dalam Journal of Intellectual Capital, Vol.12, No.1, hlm 132-151.

Mavridis, Dimitrios G. 2005. “Intellectual Capital Performance Drivers in the Greek Banking

Sector”, dalam Management Research News, Vol. 28, No.5, hlm 43-62

Page 25: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

25

Moon, Yun Ji, dan Hyo Gun Kym. 2006. “A Model for the Value of Intellectual Capital”,

dalam Canadian Journal of Administrative Sciences, hlm 253-269.

Pike, Steve, dan Goran Roos. 2000. “Intellectual Capital Measurement and Holistic Value

Approach (HVA)”, dalam Works Institute Journal (Japan), Vol. 42.

Pulic, A. 1999. “Basic Information on VAICTM

”. www.vaic-on.net. Diakses Maret 2011.

Saengchan, Sarayuth. 2008. “The Role of Intellectual Capital in Creating Value in the

Banking Industry”, dalam www.bus.tu.ac.th/uploadPR /ADV3_11_2008/9.pdf

(diakses 11 November 2011).

Sawarjuwono, T. dan Agustine P. K. 2003. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan

Pelaporan (Sebuah Library Research),” dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

Vol.5, No.1. hlm 35-57. Surabaya: Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Univesitas

Airlangga.

Singh, Inderpal, dan J-L. W. Mitchell Van der Zahn. 2007. “Does Intellectual Capital

Disclosure Reduce an IPO’s Cost of Capital?”, dalam Journal of Intellectual Capital,

Vol. 8, No. 3, hlm 494-516.

Singh, Inderpal, dan J-L. W. Mitchell Van der Zahn. 2008. “Determinants of Intellectual

Capital Disclosure in Prospectuses of Initial Public Offerings”, dalam Accounting and

Business Research, Vol. 38, No. 5, hlm 409-431.

Solikhah, Badingatus. 2010. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan,

Pertumbuhan Dan Nilai Pasar Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek

Indonesia”. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Stewart, T.A. 1997. Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations.

Doubleday/Currency: New York.

Page 26: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

26

Tan, H. P., Plowman, D., dan Hancock, P. 2007. “Intellectual Capital and Financial returns of

Companies“ dalam Journal of Intellectual Capital. Vol. 8, No. 1. hlm. 76-95.

Ting, Irene Wei Kiong dan Hooi Hooi Lean. 2009. “Intellectual Capital Performance of

Financial Institutions in Malaysia” dalam Journal of Intellectual Capital. Vol.10,

No.4, hlm 588-599.

Ulum, I, I. Ghozali, dan A. Chariri. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan

Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan PLS” dalam SNA XI. Vol. 1. hlm 1-32.

Ulum, I. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wahdikorin, Ayu. 2010. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-

2009”. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Wu, Wann-Yih, Man-Ling Chang, dan Chih-Wei Chen. 2008. “Promoting Innovation

Through the Accumulation of Intellectual Capital, Social Capital, and Entrepreneurial

Orientation”, dalam R&D Management, Vol. 38, No. 3, hlm 265-277.

Yang, Chien-Chang, dan Carol Yeh-Yun Lim. 2009. “Does Intellectual Capital Mediate the

Relationship between HRM and Organizational Performance? Perspective of a

Healthcare Industry in Taiwan”, dalam The International Journal of Human Resource

Management, Vol. 20, No. 5, hlm 1965-1984.

Page 27: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

27

LAMPIRAN

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN PERBANKAN

No Perusahaan Kode

1 Bank Rakyat Indonesia, Tbk BBRI

2 Bank Agroniaga, Tbk AGRO

3 Bank Artha Graha Internasional, Tbk INPC

4 Bank Bukopin BBKP

5 Bank Bumi Arta BNBA

6 Bank Central Asia, Tbk BBCA

7 Bank Danamon Indonesia, Tbk BDMN

8 Bank Ekonomi Raharja, Tbk BAEK

9 Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk SDRA

10 Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA

11 Bank ICB Bumiputera, Tbk BABP

12 Bank Mayapada Internasional, Tbk MAYA

13 Bank Mega, Tbk MEGA

14 Bank Nusantara Parahiyangan, Tbk BBNP

15 Bank Permata, Tbk BNLI

16 Bank Swadesi, Tbk BSWD

17 PAN Indonesia Bank, Tbk PNBN

18 Bank Tabungan Pensiun Nasional, Tbk BTPN

19 Bank Windu Kentjana International, Tbk MCOR

20 Bank OCBC NISP, Tbk NISP

21 Bank Victoria International, Tbk BVIC

22 Bank Mandiri, Tbk BMRI

23 Bank Tabungan Negara, Tbk BBTN

24 Bank Negara Indonesia, Tbk BBNI

25 Bank Capital Indonesia, Tbk BACA

Page 28: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN …eprints.undip.ac.id/33127/1/Jurnalakhir.pdf · 2013-03-17 · pengetahuan sebagai suatu knowledge asset bagi perusahaan (Pike

28