Pengaruh informasi instagram terhadap brand image dan...
Transcript of Pengaruh informasi instagram terhadap brand image dan...
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kaplan dan Haenlein (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa media
sosial dapat menawarkan platform interaksi yang canggih dan unik untuk
mempromosikan produk, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, menjaga
hubungan dengan publik, mengirim pesan, dan berkomunikasi selama krisis. Kini
media sosial telah mampu berperan dalam berbagai aspek perdagangan.
Penggunaan media sosial instagram dapat membantu mempromosikan produk dari
suatu restoran sehingga para konsumennya dapat mengetahui informasi yang
mereka butuhkan untuk memilih restoran pilihannya.
Berdasarkan data dari BPS (2017) tentang pengeluaran untuk konsumsi
penduduk Indonesia menunjukkan bahwa persentase rata-rata pengeluaran per
kapita dalam sebulan (rupiah) pada kelompok makanan terhadap total pengeluaran
makanan. Persentase tiga kelompok makanan tertinggi adalah makanan dan
minuman jadi (29.05%), padi-padian (14.02%) dan rokok (13.8%). Jika melihat
data yang dikeluarkan oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tentang
jumlah proyek yang dilakukan sepanjang tahun 2016, sektor hotel dan restoran
menunjukkan peningkatan jumlah sejak tahun 2013. Pada tahun 2013 terdapat 448
proyek. Pada tahun 2014 terdapat sedikit penurunan dengan jumlah proyek hanya
sebanyak 407 proyek. Pada tahun 2015 dan 2016 terjadi peningkatan yang cukup
signifikan dari dua tahun sebelumnya dengan jumlah proyek sebnyak 1,052 dan
2,026 proyek.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah
proyek sektor hotel dan restoran terus bertambah. Hal itu menyebabkan persaingan
antar hotel dan restoran yang ada akan semakin ketat. Selain itu, data dari BPS
(2017) juga menunjukkan bahwa konsumsi barang tahan lama mulai menurun. Hal
ini berbanding terbalik dengan konsumsi leisure yang kenaikannya lebih cepat.
Konsumsi leisure dapat digambarkan sebagai konsumsi pada waktu luang yang
dapat kita habiskan sesuka kita. Tidak ada kewajiban atau paksaan. Waktu luang
seharusnya menyenangkan (Meeras L 2010). Menurut BPS1, hal ini terjadi karena
kini masyarakat di Indonesia lebih gemar untuk menyimpan uangnya dan
digunakan untuk pergi liburan. Faktor ini juga yang menyebabkan sektor restoran
meningkat. Hal tersebut terjadi karena ketika pergi liburan, mereka rata-rata akan
datang ke restoran untuk makan.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan beragamnya
aktivitas kerja setiap orang, mengakibatkan segala aktivitas harus dilakukan secara
cepat. Seperti halnya dengan aktivitas dalam menentukan keputusan untuk membeli
di restoran, Kotler dan Armstrong (2008) mengemukakan bahwa keputusan
pembelian adalah keputusan membeli merek yang paling disukai dari berbagai
alternatif yang ada. Pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap
diantaranya, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
Sebelumnya seorang konsumen yang ingin membeli di restoran biasanya
diharuskan untuk datang terlebih dahulu ke restoran yang dituju, barulah seorang
2
konsumen bisa menentukan menu mana yang akan ia beli. Namun, aktifitas tersebut
telah berubah seiring dengan berkembangnya zaman dengan banyaknya media yang
mendukung kegiatan tersebut. George Wright, seorang vice president of sale and
marketing dari perusahaan Blendtech mengatakan bahwa media sosial telah
mengubah cara kita berkomunikasi (Argenti dan Barnes 2009). Media sosial dapat
digunakan untuk membantu kegiatan pencarian informasi tentang makanan dan
restoran yang kita inginkan. Kehadiran media sosial dapat membantu seorang
konsumen untuk mengambil keputusan restoran mana yang akan didatangi
berdasarkan segala informasi yang ia dapatkan melalui instagram.
Media sosial instagram adalah aplikasi berbagi, berbasis foto yang kini
dimiliki Facebook dan dengan cepat dapat menjadi salah satu platform media sosial
paling berkembang. instagram yang diluncurkan pada bulan Oktober 2010, hanya
membutuhkan waktu 19 bulan untuk menghasilkan 50 juta pengguna.
Pertumbuhannya terus meningkat pada 2013 setelah Facebook membeli aplikasi
instagram di tahun 2012 (Chang 2014). Pada tahun 2014, instagram mendapatkan
pengguna baru lebih cepat daripada media sosial lainnya (Nummila M 2015). Kini
pengguna instagram aktif telah mencapai 800 juta pengguna lebih di seluruh dunia.
Jumlah pengguna aktifnya tidak kurang dari 500 juta setiap harinya. Persentase
akun bisnis di instagram telah berkembang menjadi 25 juta pengguna, sebagian
besar merupakan usaha kecil. Perkembangannya pun cukup signifikan dengan
kenaikan sebanyak 15 juta pengguna sejak Juli 2017. Lebih dari 80% akun di
instagram mengikuti sebuah akun bisnis, sementara 200 juta pengguna instagram
secara aktif mengunjungi profil bisnis setiap hari. Akibatnya, komunitas instagram
sangat membantu memacu pertumbuhan bisnis kecil dengan cara yang lebih mudah
(Instagram 2017). Data internal instagram menyatakan bahwa lebih dari 2 juta
pengiklan di seluruh dunia menggunakan instagram untuk membagikan cerita dan
meningkatkan hasil dari bisnis mereka.
Berkembangnya teknologi internet dan media sosial instagram juga
membantu proses pencarian informasi serta kegiatan pemasaran menjadi lebih
mudah. Berdasarkan data yang ada, kini pengguna internet di Indonesia sudah
mencapai 132.7 juta orang. Jika dipersentasekan maka jumlah tersebut merupakan
51.8% dari jumlah penduduk Indonesia dengan mayoritas penetrasi penggunanya
berumur 17-34 tahun (APJII 2016). Media sosial merupakan jenis konten yang
paling sering diakses oleh pengguna internet di Indonesia sebesar 97.4% atau
sejumlah 129.2 juta orang dengan aktifitas utamanya adalah berbagi informasi
(APJII 2016). Media sosial instagram, menempati urutan kedua sebagai media
sosial yang paling sering dikunjungi dengan jumlah 19.9 juta pengunjung, dalam
hal ini Facebook menempati urutan pertama. Melihat perkembangan dari data
diatas, teknologi internet dan media sosial sangat potensial untuk dijadikan salah
satu saluran pemasaran bagi pemilik restoran. Undang-undang Republik Indonesia
Nomer 11 Tahun 2008 pasal 4 tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Transaksi Elektronik menyebutkan bahwa internet dapat digunakan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik (RI 2008).
Kemunculan dari media sosial yang sangat pesat merupakan suatu evolusi
yang dapat memengaruhi pemasaran dalam beberapa tahun terakhir. Media sosial
kini telah mampu memengaruhi pembeli baru sehingga pembeli menjadi lebih
teredukasi serta mengubah interaksi antara pembeli dan penjual. Berdasarkan
penelitian Schivinski (2013), brand image dapat dipengaruhi oleh media sosial.
3
Mengingat kesadaran dan pertumbuhan pembelian atau aktivitas perbelanjaan
melalui sosial media terus meningkat, maka dampak komunikasi media sosial
terhadap niat membeli untuk suatu merek tertentu oleh konsumen sangatlah relevan.
Akibatnya kini konsumen/pembeli dapat mengendalikan pembentukan suatu
brand image yang dapat memengaruhi pasar secara langsung maupun tidak
langsung (Reece 2010). Henkel (2014) juga menyatakan bahwa media sosial bisa
menjadi alat yang berguna untuk menerapkan strategi pemasaran karena media
sosial dapat memberikan pelanggan akses mudah ke informasi produk dan memberi
pelanggan potensial kemampuan untuk berinteraksi dengan pelanggan saat ini
dengan perusahaan sebelum dan sesudah membeli produk. Hal tersebut dapat
memunculkan interaksi antara pengguna atau konsumen dengan perusahaan atau
dalam hal ini dengan restoran.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wang et al. (2012), menyatakan bahwa
media sosial secara positif memengaruhi niat membeli (purchase intention) dalam
dua cara: yakni pengaruh langsung melalui beberapa penyesuaian dan pengaruh
tidak langsung dengan memperkuat keterlibatan produk. Media sosial juga
memberikan peluang bagi pebisnis untuk terlibat dan berinteraksi dengan calon
konsumen, mendorong rasa saling membutuhkan yang meningkat dengan
konsumen, dan membangun semua hubungan yang penting dengan calon konsumen
baik secara langsung maupun tidak. Peluang tersebut nantinya dapat meningkatkan
niat beli dari konsumen terhadap produk yang dijual.
Media sosial instagram dipilih karena instagram merupakan media sosial
berbasis gambar pertama yang diminati oleh penduduk Indonesia (Wearesocial
2016). Instagram bahkan telah membuat blog yang disebut Instagram for Business
untuk membantu penggunanya dengan mengirimkan saran yang bermanfaat dan
cara yang terbaik untuk membantu mereka sukses dengan pelanggannya melalui
instagram (Johansson dan Eklöf 2014).
Oleh karena itu menarik untuk diteliti pengaruh instagram terhadap brand
image dan purchase intention di restoran. Pada penelitian ini menggunakan variabel
pencarian informasi instagram, brand image, serta purchase intention berdasarkan
hasil beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Perumusan Masalah
Indonesia memiliki jumlah restoran yang sangat banyak, hal tersebut dapat
dilihat dari jumlah proyek dan investasi yang bergerak di sektor hotel dan restoran
yang dari tahun ke tahun terus meningkat berdasarkan data dari kementrian
perindustrian tahun 2017. Perubahan pola konsumsi dari masyarakat Indonesia juga
berpengaruh, berdasarkan data BPS (2017) menyatakan bahwa pola konsumsi
masyarakat di Indonesia sedang mengalami kenaikan pada sektor restoran dan
hotel. Adapun pada sektor lainnya sedikit mengalami penurunan, seperti pada
sektor konsumsi rumah tangga, transportasi dll. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel
1 tentang Pola Konsumsi Masyarakat di Indonesia pada tahun 2016-2017.
4
Tabel 1 Pola Konsumsi Masyarakat Indonesia
Komponen Tahun
2016 (%) 2017 (%)
Konsumsi Rumah Tangga 5.01 4.93
Makanan dan Minuman 5.23 5.04
Pakaian, Alas Kaki, dan Jasa Perawatannya 2.24 2.00
Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga 4.17 4.14
Kesehatan dan Pendidikan 5.36 5.38
Transportasi dan Komunikasi 6.08 5.86
Restoran dan Hotel 5.01 5.52
Lainnya 2.15 2.17
Sumber: Badan Pusat Statistika 2017 (BPS)
Berdasarkan data pada Tabel 1, maka dapat dinyatakan bahwa persaingan
bisnis di sektor restoran akan sangat ketat karena market share dari tiap restoran
yang sudah ada sebelumnya akan mulai menurun. Hal ini lama-kelamaan dapat
menyebabkan penurunan sales yang jika tidak dikelola dengan baik bisa
mengakibatkan restoran yang tutup karena tidak mampu mengatasi persaingan yang
ada. Penggunaan media sosial instagram hendaknya dapat membantu pemilik
restoran untuk memasarkan restorannya. Penggunaan media sosial yang berbasis
internet juga dapat membantu pemilik restoran atau bisnis lainnya untuk
mengetahui kebiasaan konsumsi konsumen, dan juga sebagai alat antisipasi
terhadap reaksi negatif yang dirasakan oleh para konsumen (Tiago dan Verissimo
2014).
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, maka disusun perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh informasi instagram terhadap purchase intention di
restoran? 2. Bagaimana pengaruh informasi instagram terhadap brand image di restoran? 3. Bagaimana implikasi managerial penggunaan informasi instagram dalam
pemasaran restoran?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Menganalisis pengaruh informasi instagram terhadap purchase intention di
restoran
2. Menganalisis pengaruh informasi instagram terhadap brand image di restoran
3. Menganalisis implikasi manajerial informasi instagram dalam pemasaran
restoran
5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi ilmu pengetahuan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
memperkaya hasil penelitian dalam bidang pemasaran dan strategi bisnis,
khususnya mengenai pemasaran restoran menggunakan instagram
2. Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan untuk
mengembangkan sistem pemasaran menggunakan media sosial
3. Bagi pemilik restoran, penelitian ini diharapkan menjadi acuan promosi restoran
melalui media sosial instagram
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup tentang analisis terhadap perilaku
konsumen yang menggunakan instagram dalam pencarian informasi, keputusan
pembelian produk sebuah restoran di Indonesia. Responden penelitian ini adalah
pengguna media sosial instagram di Indonesia dengan kisaran usia 17-34 tahun.
Konsep yang digunakan dalam penelitian adalah bahwa informasi yang
terdapat dalam instagram dapat membangun brand image dan mendorong
keputusan konsumen untuk membeli. Informasi di Instagram dapat berasal dari
akun instragram restoran dan reviewer. Konsep berkaitan dengan perilaku
konsumen dan komunikasi bisnis dicoba dipertemukan sehingga didapat temuan
baru yang berkaitan dengan informasi Instagram, brand image dan purchase
intention.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Purchase Intention
Purchase intention atau niat pembelian dapat didefinisikan sebagai rencana
sadar individu untuk melakukan upaya pembelian suatu produk atau jasa dengan
merek tertentu (Lama A 2017). Niat pembelian merupakan indeks penting untuk
evaluasi perilaku konsumen. Hal ini mewakili tingkat atau kemungkinan konsumen
akan bersedia untuk membeli. Niat beli bisa mengukur kemungkinan konsumen
untuk membeli suatu produk, dan semakin tinggi niat beli, semakin tinggi pula
keinginan konsumen untuk membeli suatu produk (Harshini 2015).
Purchase intention menurut Lin dan Lu (2010) merupakan penilaian umum
dari konsumen yang dibentuk oleh evaluasi produk atau pandangan terhadap suatu
objek. Selain itu purchase intention juga melibatkan pertimbangan subjektif untuk
perilaku di masa depan. Dodds et al. (1991) mengemukakan bahwa purchase
intention merupakan kemungkinan bagi konsumen untuk membeli suatu produk.
Menurut Shao et al. (2004), purchase intention dapat mengacu pada usaha untuk
membeli suatu produk atau untuk mengunjungi tempat/toko yang menawarkan
suatu produk atau jasa.
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB