pengaruh hardinnes, kecemasan masa depan dan proktasinasi terhadap orientasi masa depan

download pengaruh hardinnes, kecemasan masa depan dan proktasinasi terhadap orientasi masa depan

of 15

description

bab 1 dan bab 2 ini dikerjakan untuk memenuhi revisian

Transcript of pengaruh hardinnes, kecemasan masa depan dan proktasinasi terhadap orientasi masa depan

PENGARUH HARDINESS, KECEMASAN MASA DEPAN DAN PROKTASINASI TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN PADA MAHASISWA FALKUTAS PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI UIN STARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh :NAMA : Muhammad Faiz Prawiro NegoroNIM : 1110070000117

FALKUTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA2015BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBeberapa tokoh di dunia mencoba untuk menjabarkan tentang masa depan. Nurmi (1991) memiliki sebuah konsep masa depan di mana kita sekarang membayangkan menjadi apa di masa depan nanti. Phegtoms mencoba membagi orientasi masadepan menjadi timeline orientation, future time prespektiv, time span, time consep. Nuttin menyebutkan masa depan merupakan motivasi utama. [footnoteRef:1] jadi future time prespektiv mengacu kepada prilaku kita saat ini dipengaruhi harapan dimasa depan. saat ini kita mempersiapkan masa depan yang baik. Waktu yang di habiskan dan usaha yang dikerjakan mempengaruhi hasil di masa depan. [1: Driven by Time Time Orientation and Leadership hal 23]

Sedangkan time span mengacu kepada jumlah atau blok waktu yang mampu kita pikirkan. Contohnya minggu,bulan, tahun yang kita bisa bayangkan dan berkerja dalam pikiran kita (jaques)[footnoteRef:2]. Konsep yang dikenal sangat membantu dalam menentukan masa depan dari suatu organisasi. Jaques memberikan contoh seorang SEO harus bisa mempertimbangkan satu kebijakan organisasi bisa berpengaruh 10 sampai 20 tahun kedepan. [2: Driven by Time Time Orientation and Leadership hal 28]

Time concept adalah bentuk sebuah linear atau circle. Tergantung pada budaya tertentu. linear atau circle ini memiliki peranan masing-masing. Misalkan bentuk sebuah linear dimana masalalu adalah sebuah lingkaran kecil, masa sekarang lingkaran sedang dan masa depan lingkaran besar. Jika circle saling bersinggungan antara masa lalu, masa sekarang dan masa depan.Timeline orientation yang terdiri pikiran kita tentang masa lalu, masa kini, masa depan itu sendiri terbagi menjadi tiga ruangan yang berbeda. Tiga ruangan itu berbeda-beda berdasarkan kebutuhan individu masing-masing. Ada seseorang merasa tidak nyaman ketika berfikir masa lalu. Bahkan mereka bisa mengkhawatirkan apa yang terjadi di masa depan. [footnoteRef:3] [3: Driven by Time Time Orientation and Leadership hal 12]

Sejalan dengan ke khawatiran tentang masa depan dapat Menimbulkan kecemasan di masa sekarang. Sebagai mahasiswa kecemasa akan masa depan. Hal ini merupakan tantangan bagi mahasiswa ditambah Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) (9/7/2015). menunjukkan sebanyak 31,5 persen responden menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih buruk dibanding tahun lalu dan Sementara itu, hanya 22,4 persen koresponden yang menyatakan bahwa kondisi perekonomian sekarang lebih baik.[footnoteRef:4] [4: http://nasional.kompas.com/read/2015/07/09/19472051/Survei.Kondisi.Perekonomian.Indonesia.di.Bawah.Jokowi.Memburuk]

Melemahnya perekonomian di Indonesia membuat mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah nanti menjadi sulit. setelah perekonomian Indonesia sedang menurun melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dolar mengakibatkan Perusahaan gulung tikar.[footnoteRef:5] Sudah seharusnya kecemasan tentang masa depan ada dan berpengaruh di masa sekarang. [5: http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/09/01/090696973/rupiah-melemah-buruh-khawatir-ratusan-pabrik-di-jatim-tutup]

Tugas perkuliahan merupakan suatu kewajiban mahasiswa dalam menyelesaikannya. Tindakan penundanaan adalah sebuah kegagalan dalam memotivasi diri sendiri untuk mengerjakannya (Sencal, Koestner, & Vallerand, 1995). [footnoteRef:6] Penundaan tugas akademik di definisikan sebagai hampir selalu menunda-nunda tugas akademik dan mengalami kecemasa tentang penundaan itu. (Rothblum, Solomon, & Murahami, 1986, p. 387) [6: THE EFFECT OF PRIMING DEATH ANXIETY ON FUTURE TIME ORIENTATION AND PROCRASTINATION ELIZABETH A. DEYLING hal.1]

Individu yang suka menunda-nunda melibatkan waktu: waktu manajemen, time prespective, dan time orientasion. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa penundaan berhubungan dengan gagal mengalokasikan cukup waktu untuk penyelesaian tugas (McCown et al., 1987). Dalam dua bagian studi oleh Jackson, Fritch, Nagasaka, dan Paus (2003) penundaan di masa lalu mengakibatkan kemungkinan menunda tugas dimasa depan dan memiliki efeek presepsi negative pula tentang masa depan. [footnoteRef:7] [7: THE EFFECT OF PRIMING DEATH ANXIETY ON FUTURE TIME ORIENTATION AND PROCRASTINATION ELIZABETH A. DEYLING hal.7]

Lingkungan mempunyai kemampuan untuk menimbulkan rasa sakit dan meningkatkan tegangan maupun memberikan kepuasan dan mereduksi ketegangan. Lingkungan dapat mengganggu maupun memberikan rasa nyaman. Reaksi umum individu terhadap ancaman-ancaman rasa sakit dan perusakan dari luar yang tak siap ditanggulanginya ialah menjadi takut. Menghadapi ancaman biasanya orang merasa takut. Kewalahan menghadapi stimulus berlebihan yang tidak berhasil dikendalikan ego, maka ego menjadi diliputi kecemasan.Freud membedakan tiga macam kecemasan yakni kecemasan realitas, kecemasan neurotic dan kecemasan moral atau perasaan-perasaan bersalah. Kecemasan memotivasi pribadi untuk melakukan sesuatu. [footnoteRef:8] [8: Teori teori psikodinamik calvin s.hall & gardner lindzey]

Penelitian yang dilakukan oleh (Amelia farina 2015) saat mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi jauh lebih cemas terhadap masa depan karena sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan. Kubasa (1979) telah menyelidiki hardiness dianggap sebagai ciri kepribadian sebagai sumber kekuatan, dalam menghadapi kehidupan yang penuh stres, bertindak seperti peristiwa perisai pelindung dan Individu efisien dapat menangani masalah dan tekanan hidup. Kubasa, Maddi & Zola (1983) hardiness mendefinisikan sebagai kombinasi dari keyakinan yang kuat tentang diri mereka sendiri dan dunia, yang terdiri dari tiga komponen komitmen, kontrol dan menantang. merupakan struktur unit yang berasal dari tiga komponen yang terintegrasi dan terkoordinasi yang terkait dengan lainnya. Studi menunjukkan kekerasan memiliki hubungan positif yang kuat dengan kesehatan fisik dan mental, sebagai sumber ketahanan dalam mengurangi efek negatif dari stres untuk mencegah gangguan fisik dan mental (Fluor, Mikolinsi dan Yabman, 1995; Brooks, 2003). [footnoteRef:9] [9: The Predictive Role of Religious Beliefs and Psychological Hardiness in Academic Procrastination of High School Students (Dalgan) Nader Fatemi Nasab, Dr. Alireza Mohammadi-Aria]

Melalui penelitian sebelumnya peneliti ingin meneliti tentang pengaruh hardiness, kecemasan masa depan dan proktasinasi terhadap orientasi masa depan pada mahasiswa Falkutas Psikologi Jurusan Psikologi UIN Starif Hidayatullah Jakarta. 1.2 Identifikasi masalahBerdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah:1. Apa yang dimaksud dengan orientasi masa depan?1. Apa yang dimaksud dengan proktasinasi ?1. Apa yang dimaksud dengan hardiness ?1. Apa yang dimaksud dengan kecemasan masa depan ?1. Apakah ada pengaruh dari hardiness proktasinasi dan kecemasan masa depan terhadap orientasi masa depan ?1.3 Pembatasan masalah dan perumusan masalah1.3.1 Pembatasan masalahDalam penelitian ini variable-variabel yang berkaitan dengan judul penelitian di beri batasan sebagai berikut:1. Hardiness1. Proktasinasi1. Kecemasan masa depan1. Orientasi masa depan1.3.2 Perumusan masalahPerumusan masalah dalam penelitian ini adalah : pengaruh hardiness, kecemasan masa depan dan proktasinasi terhadap orientasi masa depan pada mahasiswa Falkutas Psikologi Jurusan Psikologi UIN Starif Hidayatullah Jakarta.1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini peneliti ingin memperoleh seberapa besar pengaruh hardiness, kecemasan masa depan dan proktasinasi terhadap orientasi masa depan pada mahasiswa Falkutas Psikologi Jurusan Psikologi UIN Starif Hidayatullah Jakarta.1.5 Manfaat PenelitianManfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Manfaat teoritis, diharapkan penelitian ini dapet menambah wacana keilmuan psikologis, khususnya dengan orientasi masa depan.1. Manfaat praktis, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa siap menghadapi masa depan dengan lebih baik. Siap melakukan persaingan secara sehat dan kompetitif. 1.6 Sistematika penulisanPenelitian ini menggunakan teknik penulisan American psychological association (APA) style. Dan secara garis besar sistematika penulisan ini adalah:BAB 1 :PENDAHULUANDalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tinjauan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 :TINJAUAN PUSTAKADalam bab ini dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi, yaitu: teori tentang kepemimpinan visionary, teori presepsi masa depan (FTP), visi kepemimpinan, faktor-faktor presepsi masa depan, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.BAB 3 :METODOLOGI PENELITIANDalam bab ini, penulis menguraikan tentang metode penelitian yaitu: jenis penelitian, pendekatan penelitian dan metode penelitian, identifikasi variable penelitian, definisi oprasional, teknik sampling, alat pengumpul data, prosedur penelitian, serta metode analisis data.BAB 4 :HASIL PENELITIANBAB 5 :KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

Bab 2Kajian Teori

1. Orientasi Masa Depan2.1.1 Pengertian Orientasi Masa DepanMenurut Trommsdoroff (1986) orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasi yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut lewin (dalam trommsdorff) orientasi masa depan merupakan salah satu aspek dari prespektif waktu yang meliputi tujuan, aspirasi, ketakutan, dan harapan baik untuk masa depan yang dekat maupun jauh.Nurmi (1991) mendefinisikan orientasi masa depan sebagai suatu yang berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana dan strategi pencapaian tujuan dimasa akan datang. Nurmi dan trommsdorf 1986, mengemukakan bahwa orientasi masa depan merupakan perwujudan bagaimana seseorang memandang masa depanya menyangkut harapan-harapan, tujuan, standar, pencerahan, dan strategi pencapaian. Nuttin (dalam nurmi,1991 mengatakan bahawa orientasi masa depan konsep yang sangat kompleks.Nurmi dalam mgcabe & Barnett 2000 bahwa gambaran masa depan dibentuk dari sekumpulan skema, atau sikap dan asumsi yang berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Yang berinteraksi dengan informasi yang berasal dari lingkungan individu untuk memberikan makna pribadi pada pristiwa-pristiwa di masa depan. Orientasi masa depan ini akhirnya membentuk harapan mengenai masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta memberikan makana pribadi pada kejadian di masa depan.Orientasi masa depan oleh (Nurmi 1991):1. Orientasi masa depan berkembang dalam konteks budaya dan intitusional. Harapan normative dan pengetahuan mengenai masa depan menjadi dasar untuk membentuk minat dan rencana masa depan dan hubungan antara atribusi kausal dan afek.1. Minat, rencana dan keyakinan yang berkaitan dengan masa depan dipelajari melalui interaksi social dengan orang lain.1. Orientasi masa depan dipengaruhi factor psikologis seperti perkembangan kognitif dan social.2.1.2 Dimensi dimensi orientasi masa depan. Nurmi dalam desmitaMotivasiMotivasi merupakan bagian penting dari orientasi masa depan. Menunjuk ke isi individu kepentingan: apa yang orang inginkan dari kehidupan (Nurmi, 1991). Motif, tujuan dan kepentingan biasanya berorientasi ke masa depan. Nurmi (1991) menjelaskan sistem motivasi sebagai hirarki yang kompleks. Motif bisa berbeda dalam umum mereka, spesifisitas dan keabstrakan. Lebih kepentingan umum membagi ke sub tujuan yang lebih kecil.Trommsdorff (1986) meneliti hubungan motivasi dengan orientasi masa depan. Dasar Dimensi adalah optimisme dan pesimisme, yaitu pendekatan atau penghindaran. (Trommsdorff & Lamm, 1980).CognitiveAspek kognitif orientasi masa depan melibatkan skema yang berbeda dan kognitif proses. Sementara perencanaan, rasa individu dari dirinya / dirinya mengembangkan dan pemahaman tentang dunia sekitarnya tumbuh (Trempala et al., 2002). Self-skema yang ide pribadi seseorang sekarang dan masa depan diri (Trommsdorff, 1986). Diantisipasi pengembangan seumur hidup memerlukan skema diri dan lingkungan di masa kini dan mendatang (Trommsdorff, 1986). Pengetahuan dan makna pribadi mengarahkan ke proses. Setelah tujuan ditetapkan motif dan nilai-nilai dalam pikiran, salah satu kebutuhan untuk merencanakan bagaimana merealisasikannya (Nurmi, 1991). Representasi tujuan dan konteks masa depan didasarkan pada antisipatif pengetahuan (Nurmi, 2004a; Trommsdorff, 1986). Rencana jangka panjang tidak dapat diuji di 6 praktek, sehingga mereka harus diproses secara mental. Struktur rencana berbeda antara individu (Nurmi, 1991).SosialKonteks dan kondisi situasional mempengaruhi perkembangan rentang hidup (Nurmi, 1991). Berbagai wilayah pembangunan, seperti keterampilan kognitif dan social belajar dalam interaksi dengan lingkungan sosial. Ini pengaruh pada kualitas dan arah orientasi masa depan seseorang, dan memberikan stabilitas (Trommsdorff, 1986).Ada banyak nilai-nilai bahkan bertentangan dalam budaya kita saat ini (Koivusilta & Rimpel, 2000; Trommsdorff, 1986). Hal ini dapat sulit untuk menemukan nilai-nilai, yang tepat untuk diri sendiri. Tugas ini dapat menciptakan rasa tidak aman. Trommsdorff (1986) menunjukkan bagaimana dalam menghadapi tuntutan sosial yang cepat berkembang di masyarakat Barat, adalah penting untuk memiliki orientasi masa depan yang positif dan efisien.Orang berbeda dalam jenis kelamin, kelas sosial, etnis dan tingkat pendidikan. Ini Faktor berimplikasi pada orientasi masa depan individu. Telah terbukti, untuk Misalnya, bahwa anak-anak dari kelas sosial ekonomi rendah cenderung untuk tinggal di sana juga dalam mereka dewasa (Willis, 1984).Sedangkan menurut Hoornaert dalam [footnoteRef:10] ada 5 terdapat dimensi tentang masa depan. Yaitu : [10: Driven by Time Time Orientation and Leadership hal 23]

1. Extension: seberapa jauh memproyeksikan pemikiran seseorang.2. Coherence: seberapa baik mengorganisir terhadap prospek masa depan3. Directionality: seberapa cepat dan bergerak melalui waktu yang digunakan4. Density: bagaimana mempertimbangkan antara masyarakat dan peristiwa di masadepan5. Attitude and Affectivity: perasaan seseorang dengan masa depanPegthoms sendiri membuat 5 dimensi tentang masa depan yaitu :1. Pessimism: tingkat kecemasan negative tentang masa depan.2. Intention: sejauh mana aksi dan pristiwa mengenai masa depan3. Pace: tingkat kecemasa dan perasaan negative tentang masa depan 4. Optimism: harapan baik yang mempengaruhi masa depan5. Density: aktivitas menghadapi masadepan yang salah.Zimbardo dan Boyd menyadari orientasi masa depan berkaitan dengan kognitif tentang masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Membaginya kedalam 5 dimensi :1. Past-Negative: sebuah pandangan masalalu membawa kenangan buruk.2. Present-Hedonistic: sikap berani menghadapi resiko kehidupan3. Future: orientasi masa depan yang umum.4. Past-Positive: sikap terhadap masalalu yang positif membawa kenangan baik tentang masalalu.5. Present-Fatalistic: sikap putus asa terhadap masadepan dan kehidupan.

2.1.3 Pengukuran orientasi masa depan Penelitian yang pernah dilakukan oleh Elaheh Hejazi menggunakan quisionare yang di ciptakan oleh Seginer (2009) terdiri dari 39 item dengan mengukur behavioral 12 item, cognitive 6 item dan 21 item motivation.[footnoteRef:11] Penelitian yang dilakukan oleh Marjan Haghighatgoo memakai ZTPI Zimabardo Time Perspective Inventory . [footnoteRef:12] Penelitian dilakukan oleh daltrey terdiri dari 80 item yang mengukur future time prespektiv. Zimbardo dan Boyd. Peghtoms.[footnoteRef:13] Penelitian yang dilakukan oleh Marjan Haghighatgoo memakai Harter (1982) kelebihanya item meminimalisir efeect interaksi social dalam quisionarenya. [footnoteRef:14] [11: The Future Orientation of Iranian Adolescents Girl Students and their academic achievement] [12: The relationship between hardiness and time perspective in students] [13: Driven by Time Time Orientation and Leadership hal 23] [14: Age Differences in Future Orientation and Delay Discounting Laurence Steinberg]

1. Hardiness2.2.1 Pengertian HardinessKhan (1982) mendefinisikan hardiness sebagai kumpulan karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber resitensi dalam menghadapi situasi yang menimbulkan stress. Kobasa, maddi, dan khan (1982) mendefinisikan hardiness sebagai kumpulan karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber resistensi dalam menghadapi situasi yang menimbulkan stress.Menurut kobasa dan maddi (dalam sarafino 1990) bahwa hardiness dapat membedakan orang-orang dapat terhindar dari sakit meskipun kondisi stress. Kobasan dan maddi mengemukakan bahwa konsep hardiness dihasilkan dari psikologi ekstensial yang menekankan pada authentic living, yaitu manusia mencari authenticity dengan membuat makna personal melalui refleksi diri, pengambilan keputusan, dan tindakan yang dapat meningkatkan pertumbuhan pribadi (gilboe & cohen, 2000)Kobasa dalam (gilboe & cohen, 2000) mengungkapkan hardiness memiliki efek lagsung dan tidak langsung terhadap kesehatan. Sebagai penengah antara kehidupan yang penuh stress dengan status kesehatan. Hardiness dikenal sebagai sumber daya social dan untuk mengatur kehidupan yang penus stress sehingga menurunkan ketegangan, mengurangi penyakit dan menikngkatkan kesejahteraan. Sementara maddi (dalam likhacheva 2013, mengatakan hardiness system keyakinan diri sendiri, hal-hal lahirian dan interaksi dengan dunia, yang mencegah terjadinya ketegangan dalam situasi stress yang disebabkan karena koping yang stabil.Dari beberapa definisi di atas maka peneliti berlandaskan kepada teori kobasa dan menyimpulkan hardiness merupakan ketangguhan yang dimiliki seseorang untuk menghadapi kehidupan yana penuh dengan stress dan mengubah stress negative menjadi positif.2.2.2 Aspek-aspek Hardiness Kobasa (1979) menyatakan bahwa hardiness ini menjukkan komitment, control, tantangan:1. Komitment sarafino (1990),marjan haghighatgoo (2011), kecenderungan individu untuk melibatkan diri ke dalam apapun yang dilakukan. kobasa &maddi (1982). Keyakinan bahwa individu itu bermakna dan memiliki tujuan (raharjo,2005) merupakan kemampuan untuk dapat terlibat secara mendalam terhadap aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan individu dalam kehidupan itu sendiri. Individu yang memiliki komitment mempunyai kepercayaan yang dapat mengurangi dari ancaman stress. [footnoteRef:15] [15: Pengaruh hardiness, kebahagiaan, jenis kelamin dan masa kerja terhadap intensi turnover pada karyawan rumah sakit . nia dahlia. 2014 hal 34]

1. Control zebardast (2011) (gilboe & cohen, 2000) menurut kobasa (1982) control merupakan kecenderungan untuk menerima dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol dan mempengaruhi suatu kejadian dengan pengalamannya ketika berhadapan dengan hal-hal yang tak terduga. Sedangkan menurut raharjo (2005) control adalah sebuah keyakinan bahwa individu dapat mempengaruhi apa saja yang dapat terjadi dalam hidupnya. Aspek control muncul dalam bentuk pengambilan keputusan [footnoteRef:16] [16: Pengaruh hardiness, kebahagiaan, jenis kelamin dan masa kerja terhadap intensi turnover pada karyawan rumah sakit . nia dahlia. 2014 hal 35]

1. Tantangan sarafino (1990), (gilboe & cohen, 2000), marjan haghighatgoo (2011) Pengukuran hardiness menurut kobasa (1979) tantangan merupakan kecenderungan untuk memandang suatu perubaha dalam hidupnya sebagai suatu yang wajar dan mengantisipas perubahan tersebut sebagai stimulus yang sangat berguna bagi perkembangan dan memandang hidup sebagai suatu tantangan yang mengasikkan. Menurut raharjo (2005) bahwa tantangan yang sulit dilakukan atau diwujudkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan namun pada akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan mewujudkan hal tersebut.[footnoteRef:17] [17: Pengaruh hardiness, kebahagiaan, jenis kelamin dan masa kerja terhadap intensi turnover pada karyawan rumah sakit . nia dahlia. 2014 hal 36]

2.2.3 Pengukuran HardinessPenelitian yang dilakukan oleh Marjan Haghighatgoo menggunakan quiesonare Hardiness scale dengan 45 questions. [footnoteRef:18] [18: The relationship between hardiness and time perspective in students Marjan Haghighatgoo]

Pengukuran hardiness pernah di lakukan oleh Iva Wuri Marlinda memakai Penelitian saya menggunakan how hard are you? 12 item reabilitas 0.82 dari kobasa 20072.3 Kecemasan masa depan2.3.12.3.22.3.32.4 proktasinasi2.4.12.4.22.4.3

Skala II hardiness diambil dari skripsi pengaruh hardiness, kebahagiaan, jenis kelamin dan masa kerja terhadap intensi turnover pada karyawan rumahsakir Oleh : nia dahlia, R1612 dah pBlue print.Di excel yoSkala II hardiness & orientasi masadepan diambil dari pengaruh hardiness, konsep diri, dan dukungan social terhadap orientasi masa depan pada narapidana remaja di lembaga permasyarakatan salemba Oleh : amirra nur indah triwardhani, r 1694 tri p