PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN...
Transcript of PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN...
eJournal Administrative Reform, 2018, 6 (2): 237-248
ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2018
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN
KERJA KARYAWAN PADAUPT PUSKESMAS TELUK LINGGA
KABUPATEN KUTAI TIMUR
Maretha Cozy 1, Aji Ratna Kusuma 2, Santi Rande 3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan baik
secara parsial maupun simultan terhadap kepuasan kerja karyawan UPT
Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur. Penelitian termasuk ke dalam
penelitian deskriptif kuantitatif yang mana meneliti tentang masalah-masalah
berupa fakta-fakta saat ini di UPT Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten Kutai
Timur. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan otokratik,
kepemimpinanpaternalistis,kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan demokratis
berpengaruh signifikan terhadapa Kepuasan Kerja.
Kata Kunci:Pengaruh, Gaya Kepemimpinan,Kepuasan Kerja.
Abstract
This study aims to determine the effect of leadership style to the employee’s
satisfaction of UPT Puskesmas Teluk Lingga East Kutai Regency. Researh
methods included into quantitative descriptive research which examines the
problem in the form of current facts at UPT Puskesmas Teluk Lingga Kutai
regency east. The result of the research indicates that: Autocratic leadership
style, paternalistic leadership, charismatic leadership, democratic leadership
have a significant effect on Job Satisfaction. Keywords: Effect Leadership, Leadership Style, Job Satisfaction.
Pendahuluan
Salah satu isu dalam perspektif manajemen yang cukup menarik untuk
diperbincangkan dewasa ini adalah kepemimpinan. Media massa, baik elektronik
maupun cetak, seringkali menampilkan opini dan pembicaraan yang membahas
seputar kepemimpin. Peran kepemimpinan yang sangat strategis untuk pencapaian
visi, misi dan tujuan organisasi. Sehingga dengan peran kepemimpinan yang
optimal akan mampu membawa organisasi pada pencapaian keberhasilan dari
organisasi itu sendiri (Locke, EA, 1997).
Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin
menjadi faktor yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku
keorganisasian. Hal ini akan membawa konsekuensi bahwa setiap pemimpin
berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina,
menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan dilingkungannya agar
terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan (M. Thoha, 2001).
1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda. 2Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda. 3Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda.
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 2, 2018: 237-248
238
Pusat Kesehatan Masyarakat atau biasa disebut sebagai Puskesmas adalah
salah satu dari organisasi publikatau institusi pelayanan publik.Pusat Kesehatan
Masyarakat (UPT. Dinas Kesehatan) Teluk Lingga Kecamatan Sangatta Utara
Kabupaten Kutai Timur adalah Institusi pelayanan kesehatan di bawah naungan
Dinas KesehatanKabupaten Kutai Timur beralamat di JalanYos Sudarso No.3
Sangatta Utara.
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh karyawan UPT Puskesmas Teluk
Lingga adalah sistem pembagian upah jasa medik yang kurang adil, pimpinan
yang kurang mendengarkan aspirasi karyawan, hubungan teman sekerja yang
kurang baik, dan tidak adanya sanksi hukum terhadap karyawan yang mangkir
sehingga perlu adanya perhatian tingkat kepuasan kerja karyawan dapat di
perbaiki, sehingga diharapkan tujuan organisasi tercapai dengan baik.
Dalam hal ini peneliti ingin mengetengahkan faktor gaya kepemimpinan,
faktor-faktor kepuasan kerja. Pemilihan ini didasarkan pada kenyataan bahwa
kedua faktor tersebut paling sering muncul dalam teori yang dibicarakan.Oleh
karena itu pada penelitian ini akan diangkat tema gaya kepemimpinan padaUPT.
Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur. Sehingga perlu diteliti agar
dapat diketahui tingkat signifikansinya terhadap kepuasan kerja karyawan.
Konsep dan Teori
Gaya Kepemimpinan
Menurut teori kepemimpinan situasional, bahwa gaya kepemimpinan yang
dipraktekan oleh seorang atasan disesuaikan dengan situasi kelompoknya. Hal ini
tercermin yang menyatakan bahwa gaya atau cara memimpin ada berbagai ragam,
yang dapat dipilih untuk mencocokan dengan situasi dan bawahan yang
dihadapinya. Oleh karena itu para manajer atau pimpinan harus mengenal dulu
situasi lingkungan atau keadaan dan sifat-sifat serta para bawahan yang harus
dipimpinnya agar dapat menerapkan cara memimpin yang paling tepat atau
sesuai. (Sughanda, 2009:48)
Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan
untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola prilaku dan strategi yang
disukai dan sering diterapkan seorang pemimpin. (Rivai, 2003:64)
Dalam menjalankan roda organisai dan manajemen pemerintah, mutlak
memerlukan seorang pemimpin yang memiliki sejumlah kemampuan tertentu,
pelaksanaan tersebut juga dipengaruhi oleh gaya-gaya kepemimpinan. Setiap gaya
kepemimpinan seorang pemimpin tentulah berbeda sehingga memberikan
implikasi berbeda pula. Adapun berbagai variasi gaya kepemimpinan yang
dimaksud adalah seperti yang dikemukakan oleh Siagian (2003:27-40) yang
membaginya dalam 5 macam gaya-gaya kepemimpinan, antara lain :
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan...(Maretha Cozy)
239
1) Otokratik
Dalam hal pengambilan keputusan, seorang manajer yang otokratik akan
bertindak sendiri, sedangkan bawahan hanya berperan sebagai pelaksana
karena mereka tidak dilibatkan sama sekali dalam proses pengambilannya.
2) Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini mirip dengan tipe kepemimpinan
otokratik tidak sama dengan pemimpin di organisasi militer.
3) Paternalistis
Tipe ini banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat
tradisional, umunya di masyarakat yang agraris. Persepsi seorang pemimpin
yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat
dikatakan diwarnai oleh harapan para pengikut kepadanya.
4) Karismatis
Seorang pemimpin yang karismatis memiliki daya pikat yang tinggi sehingga
kepemimpinannya diterima dan diakui oleh para pengikutnya, tanpa selalu
mampu menjelaskan mengapa mereka menerima dan mengakui
kepemimpinan orang yang bersangkutan.
5) Demokratis
Dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin yang demokratis
mengikutsertakan bawahannya dalam seluruh proses pengambilan keputusan.
Dalam pemeliharaan hubungan dengan bawahan biasanya memberikan
penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi antara hubungan formal
dan informal meskipun tidak mudah mewujudkan keseimbangan tersebut
dalam praktek.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap pekerjaan pada
diriseseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual.Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengansistem nilai yang berlaku pada dirinya. Biasanya orang akan merasa
puas ataskerja yang telah atau sedang dijalankan, apabila apa yang dikerjakan
dianggaptelah memenuhi harapan, sesuai dengan tujuannya bekerja. Apabila
seseorangmendambakan sesuatu, berarti yang bersangkutan memiliki suatu
harapan dandengan demikian akan termotivasi untuk melakukan tindakan kearah
pencapaianharapan tersebut. Jika harapan tersebut terpenuhi, maka akan dirasakan
kepuasan.Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang
timbuldan imbalan yang disediakan pekerjaan, sehingga kepuasan kerja juga
berkaitanerat dengan teori keadilan, perjanjian psikologis dan motivasi.Lebih
lanjut Robbins (2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatusikap umum
seorang individu terhadap pekerjaannya dimana dalam pekerjaantersebut
seseorang dituntut untuk berinteraksi dengan rekan sekerja dan atasan,mengikuti
aturan dan kebijaksanaan organisasi, memenuhi standar kinerja.
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 2, 2018: 237-248
240
Selanjutnya Hasibuan (2002:222) menjelaskan proses menikmati kepuasan
kerja meliputi :
1. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja dengan memperoleh
pujian dari hasil kerj, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana
lingkungan kerja yang baik. Pegawai yang lebih suka menikmati kepuasan
kerja dalam pekerjaan ini akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada
balas jasa itu penting.
2. Kepuasan kerja diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja pegawai yang
menikmati diluar pekerjaannya dengan besarnya jasa yang akan diterima dari
hasil kerjanya agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Kepuasan kerja
diluar pekerjaan lebih suka mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan
tugas-tugasnya.
3. Kepuasan kerja kombinasi dari dalam dan luar adalah kepuasan kerja yang
dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan
pelaksanaan pekerjaanya. Pegawai lebih menikmati kepuasan kerja jika hasil
kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak.
Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan
positifterhadap kepuasan kerja (Walumbma, 2005). Penelitian yang
dilakukannyadengan membandingkan pengaruh gaya kepemimpinan tersebut di
Kenya danAmerika Serikat tetap menghasilkan hubungan yang signifikan positif
antarakepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja.Pemimpin yang
dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat akandapat memuaskan
bawahannya sehingga pegawai menjadi lebih giat bekerjasehingga kinerja pegawai
dapat terbentuk. Lebih lanjut menurut Kabul (2005)hasil diatas dapat ditarik
benang merah dalam usaha untuk meningkatkan prestasikerja melalui perilaku
partisipasif kepemimpinan.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang terdiri dari
variabel bebas (independent variabel) yang ditandai dengan symbol X dan
variabel terikat (Dependent variabel) yang dindai dengan symbol Y. Variabel
gaya kepemimpinan meliputi Gaya Kepemimpinan Otokratik,gaya
kepemimpinan peternalistis, gaya kepemimpinan karismatik dan gaya
kepemimpinan demokratis.
Menurut metodenya, penelitian ini disebut penelitian survey. Kerlinger
(1973) dalam Sugiono (2006: 7) mengemukakan bahwa penelitian survey adalah
penelitian yang dilakukan dalam populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian yang relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan
antar variable-variabel yang diperlukan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan
survey lapangan yaitu dengan mempergunakan kuisioner. Data dikumpulkan
dengan cara melakukan penyebaran kuisioner secara langsung kepada responden
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan...(Maretha Cozy)
241
yang menjadi sampel penelitian. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan
penjelasan seperlunya tentang isi dan maksud kuisioner penelitian, sehingga
diharap dapat memperoleh data berupa jawaban yang lebih akurat dari responden.
Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menganalisis data penelitian yang mempunyai variabel lebih dari
satu, maka digunakan alat analisis regresi berganda dari Suprapto (2001:38)
dengan formulasi sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
Dimana :
Y = Kepuasan Kerja
a = Konstanta
e = Ramalan Error
b1, b2, b3, b4 = Koefisien Regresi
X1 = Gaya kepemimpinan Otokratik
X2 = Gaya kepemimpinan Paternalistis
X3 = Gaya kepemimpinan Karismatik
X4 = Gaya kepemimpinan Demokratis
Rumus tersebut diatas dioperasionalkan melalui program SPSS for
Windows versi 17.0. sedangkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel
Otokratik (X1), Paternalistis (X2), Karismatik (X3), dan Demokratis (X4)
terhadap kepuasan kerja karyawan (Y), maka digunakan koefisien korelasi
berganda sebagaimana yang dikemukakan oleh J.J.Suprapto (2000:67) dalam buku
Statistik Teori dan Aplikasi dengan rumus :
R² = SSR
Total SS
Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis secara parsial dengan
membandingkan secara masing-masing dari nilai t hitung > t table maka signifikan
dapat terbukti.
Uji t dilakukan untuk menguji signifikan pengaruh variabel bebas terhadap
tidak bebas digunakan uji-t. Prosedur uji t adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis statistik yang digunakan :
H0 : b1 = 0, artinya variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (Y).
H1 : B1 # 0, artinya variabel (x) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (Y)
2. Level of significant (a) = 0,05 dengan df = (n-k-l), untuk menentukan nilai
t table dapat menggunakan tingkat signikan 5% dengan derajat kebebasan
(degree of freedom) df = (n-k-1),dimana k adalah jumlah variabel
independen.
3. Dengan program bantu SPSS hitung nilai statistik thitung
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 2, 2018: 237-248
242
Menurut Rangkuti (2002:42) nilai statistik thitungsebagai berikut :
t hitung = bi
Sbi
Dimana :
bi = Parameter Estimasi
Sbi = Standar Error dar x l
Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Bila hasil uji F pada tingkat signifikan 5% diperoleh nilai Fhitung> Ftabel,
berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama memberikan pengaruh yang
bermakna pada variabel tidak bebas. Sedangkan untuk menguji hipotesis apakah
suatu variabel bebas mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variabel tidak
bebas dilakukan dengan SPSS windows versi 17.0 dan kemudian dilihat tabel
koeffisien. Oleh sebab itu, yang memiliki nilai Unstandardized Coefficient Beta
yang paling besar adalah variabel yang berpengaruh dominan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan persamaan yang digunakan
untuk menjawab hipotesis dari penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh atau
tidak ada pengaruh terhadap variabel Kinerja (Y) pada Puskesmas Teluk Lingga
Kecamatan Sangatta Utara.
Analisis regresi berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh Gaya
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Puskesmas Teluk
Liingga. Penyelesaian model regresi berganda dilakukan dengan bantuan program
SPSS for windows release 20.00 adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 1.
Hasil Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coefficie
nts
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Zero-
order
Parti
al Part
Tolera
nce VIF
1 (Constan
t) -15,578 8,233 -1,892 ,066
X1 ,354 ,174 ,197 2,033 ,049 ,255 ,306 ,183 ,861 1,161
X2 ,313 ,090 ,316 3,479 ,001 ,348 ,482 ,313 ,980 1,020
X3 ,424 ,061 ,630 6,907 ,000 ,680 ,738 ,622 ,973 1,027
X4 ,322 ,147 ,215 2,189 ,035 ,404 ,327 ,197 ,843 1,187
Sumber : Data diolah 2018
Dari hasil analisis regresi diatas, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut :
Y = 0,354 X1 + 0,313 X2 + 0,424 X3+ 0,322 + E
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan...(Maretha Cozy)
243
Untuk menginterpretasi persamaan tersebut, dapat diterangkan :
a. Koefisien regresi X1 yaitu Gaya Kepemimpinan Otokratik menunjukkan
koefisien positif sebesar 0,354 dengan demikian dapat diketahui bahwa
Gaya Kepemimpinan otokratik dapat meningkatkan Kepuasan Kerja
Pegawai
b. Koefisien regresi X2 yaitu Gaya Kepemimpinan Paternalistis
menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,313 dengan demikian dapat
diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan Paternalistis mampu meningkatkan
Kepuasan Kerja pegawai
c. Koefisien regresi X3 yaitu Gaya Kepemimpinan Karismatik menunjukkan
koefisien yang positif sebesar 0,424 dengan demikian diketahui bahwa
Gaya Kepemimpinan Karismatik mampu meningkatkan kepuasan kerja
pegawai.
d. Koefisien regresi X4 yaitu Gaya Kepemimpinan demokratik menunjukkan
koefisien yang positif sebesar 0,322 dengan demikian diketahui bahwa
Gaya Kepemimpinan Karismatik mampu meningkatkan kepuasan kerja
pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian Individual (Uji Parsial/Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas (dependent) secara
terpisah atau sendiri-sendiri atau dengan kata lain untuk mengetahui tingkat
signifikan pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan Otokratik, Gaya
Kepemimpinan Paternalistis, Gaya Kepemimpinan Karismatik dan Gaya
Kepemimpinan demokratik terhadap kepuasan kerja pegawai Pada Puskesmas
Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur digunakan uji t, pengambilan keputusan
diperoleh dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel pada taraf
signifikan sebesar 95% atau ɑ=0,0
Tabel 2.
Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -15,578 8,233 -1,892 ,066
X1 ,354 ,174 0,197 2,033 ,049
X2 ,313 ,090 0,316 3,479 ,001
X3 ,424 ,061 0,630 6,907 ,000
X4 ,322 ,147 0,215 2,189 ,035
Sumber : Data diolah, 2018
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 2, 2018: 237-248
244
Berdasarkan tabel hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar
2,033> t tabel 2.021 dan nilai signifikansi (sig.) 0,049< 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya Gaya
Kepemimpinan Otokratik (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja
(Y).
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 3,479> t
tabel 2.021 dan nilai signifikansi (sig.) 0,001< 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya Gaya Kepemimpinan
Paternalistis (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y).
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 6,907> t
tabel 2.021 dan nilai signifikansi (sig.) 0,000< 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya Gaya Kepemimpinan Karismatik
(X3) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y).
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,189> t
tabel 2.021 dan nilai signifikansi (sig.) 0,035< 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya Gaya Kepemimpinan
Demokratis (X4) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y).
Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi dengan
variabel dependen dan variabel independen mempunyai pengaruh secara statistik.
Hasil Uji F didapatkan hasil sebagaimana dalam tabel berikut ini :
Tabel3.
Hasil Uji Simultan (F)
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1023,538 4 255,885 20,850 ,000b
Residual 490,906 40 12,273
Total 1514,444 44
Sumber : Data yang diolah
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa F hitung > Ftabel yaitu 20,850> 2,84
dan nilai signifikansi = 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti variabel Gaya
kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan paternalistic, gaya kepemimpinan
karismatik dan gaya kepemimpinan demokratik berpengaruh secara bersama-
sama terhadap Kepuasan kerja.
Pembahasan
Hasil pengujian tingkat signifikan uji t terhadap H1 menunjukkan bahwa
gaya kepemimpinan otokratik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
Pegawai dapat diterima karna variabel gaya kepemimpinan otokratikdiketahui
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan...(Maretha Cozy)
245
nilai t hitung (2.033) lebih besar dari t tabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai
signifikansi 0,049 >α=0,05, oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima artinya
Gaya kepemimpinan otokratik (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja
Hasil tersebut didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ruslan
Rosady (2014) dalam penelitiannya tentang “pengaruh gaya kepemimpinan
otokratis, demokratis, dan bebas terhadap kepuasan kerja karyawan pada
kantorpusat PT. Bank Sulselbar Makassarberpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja pegawai kantor pusat Administrasi Universitas Lampung. Hal ini
konsisten dalam temuan hasil penelitian tesis ini yang menyebutkan bahwa
perspektif UPT.Puskesmas Teluk Lingga ternyata Gaya kepemimpinan otokratik
(X1) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan kerja.
Persepsi Pegawai Negeri Puskesmas Teluk Lingga dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan secara langsung mengurangi kepuasan
kerja, hal ini secara Teori konsisten dalam penelitian Ruslan Rosady (2014) yang
menyebutkan bahwa Gaya Kepemimpinan otokratik berpengaruh dengan
kepuasan kerja pegawai.
Hasil penelitian tingkat signifikan terhadap H1 menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar 3,479> t tabel 2.021 dan nilai signifikansi (sig.) 0,001< 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya Gaya
Kepemimpinan Paternalistis (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Kerja (Y).
Persepsi Pegawai di UPT.Puskesmas Teluk Lingga dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Paternalistis (X2)dianggap dapat
mematikan kreatifitas dan ruang gerak dari bawahannya, sehingga upaya untuk
meningkatkan kepuasan kerja akan mengalami hambatan. Hasil tersebut
mendukung penelitian yang dilakukanIrfan Mahdi ( 2016 ) dalam penelitiannya
“pengaruh gaya kepemimpinan paternalistik dan dampaknya terhadap kepuasan
kerja karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia tbk, Cabang Malangyang
menyebutkan bahwa Komitmen Organisasi berpengaruh secara langsung terhadap
Kinerja Pegawai. secara simultan kepemimpinan paternalistik memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja,. Secara parsial komponen
kepemimpinan paternalistik yaitu kepemimpinan visibel tidak memberikan
pengaruh terhadap kepuasan kerja. Kepemimpinan otoriter memberikan pengaruh
negatif terhadap kepuasan kerja. Kepemimpinan kebajikan memberikan pengaruh
positif terhadap kepuasan kerja
Dalam tataran Teori Normatif berdasar penelitian sebelumnya Irfan Mahdi (
2016 )Gaya kepemimpinan Paternalistik ini apabila diterapkan oleh pimpinanhal
ini dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kepuasan kerja para
pegawai, karna pimpinan hanya selalu berpendapat bahwa semua bawahannya
hanya seperti anak kecil yang selalu butuh arahan, sehingga kreatifitas dan kinerja
pegawai akan cenderung stagnan bahkan menurun, sehingga secara tidak
langsung akan menurunkan tingkat kepuasan kerja pegawai
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 2, 2018: 237-248
246
Sutikno (2014:35)menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan tipe paternalistik
memiliki gambaran seperti persepsi seseorang pemimpin yang paternalistik
tentang peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh
harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar
pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak
dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan
perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Pemimpin yang
paternalistik mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya merupakan
penerimaan atas peranannya yang dominan dalam kehidupan..
Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 6,907> t tabel 2.021
dan nilai signifikansi (sig.) 0,000< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima, yang artinya Gaya Kepemimpinan Karismatik (X3)
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y).
Dalam tataran teori normatif berdasar penelitian sebelumnya Rifka Nursyifa
(201 ) dalam Penelitiannya tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Dan MotivasiKerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Kasus Pada Lembaga
Layanan Pemasaran. Tujuan penelitian skripsi ini untuk mengetahui Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Kharismatik Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
menyebutkan bahwa Sikap yang baik yang dimiliki oleh pegawai secara langsung
akan meningkatkan kinerja pegawai.
Dari hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara gaya
kepemimpinan kharismatik terhadap kepuasan kerja. Gaya kepemimpinan
kharismatik dapat memberikan sugesti terhadap bawahan, untuk melaksanakan
tugas dengan baik dan sebaliknya dapat membuat pegawai memiliki sifat malas
dalam bekerja.sesuai dengan pendapat beberapa Ahli, salah satunya seperti yang
dikemukakan oleh Sutikno ( 2014:35) bahwa seorang pemimpin yang kharismatik
memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga
mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut itu dikagumi.
Hingga sekarang , para ahli belum menemukan sebab-sebab mengapa seorang
pemimpin memiliki kharisma. Yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang
demikian mempunyai daya tarik yang sangat besar.
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,189> t
tabel 2.021 dan nilai signifikansi (sig.) 0,035< 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya Gaya Kepemimpinan
Demokratis (X4) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y).
Hasil tersebut didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rifka
Nursyifa ( 2011 ) dalam Penelitiannya tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Kharismatik Dan MotivasiKerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Kasus Pada
Lembaga Layanan Pemasaran. Tujuan penelitian skripsi ini untuk mengetahui
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kharismatik Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja. Hal ini konsisten dalam temuan hasil penelitian tesis ini yang
menyebutkan bahwa perspektif Puskesmas Teluk Lingga ternyata Gaya
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan...(Maretha Cozy)
247
kepemimpinan Demokratis (X4) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
kerja.
Demikian halnya yang diungkapkan oleh para ahli, seperti yang
dikemukakan oleh Sutikno (2014 : 35) bahwa tipe pemimpin yang seperti ini
bukan karna dipilihnya secara demokratis namun tipe pemimpin yang selalu
bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf
dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.
Kepemimpinan aktif, dinamis dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian
dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab, pembagian tugas disertai
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap
anggota berpartisipasi aktif.
Kesimpulan
1. Secara parsial dapat diketahui pengaruh masing-masing variable bebas
terhadap variable terikat. Setelah dilakukan uji analisis secara parsial terlihat
bahwa :
a) Gaya Kepemimpinan Otokratik menunjukkan ada pengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan pada UPT. Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten
Kutai Timur.
b) Gaya Kepemimpinan Paternalistis menunjukkan ada pengaruh terhadap
Kepuasan Kerja karyawan pada UPT Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten
Kutai Timur.
c) Gaya Kepemimpinan Karismatik menunjukkan ada pengaruh terhadap
Kepuasan Kerja karyawan pada UPT Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten
Kutai Timur
d) Gaya Kepemimpinan Demokratis menunjukkan ada pengaruh terhadap
Kepuasan Kerja karyawan pada UPT Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten
Kutai Timur.
2. Adapun variable yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja di UPT
Puskesmas Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur adalah Gaya Kepemimpinan
Karismatik.
Saran
1. Berdasarkan hasil analisis data terbukti bahwa variabel Gaya Kepemimpinan
otokratik adalah paling rendah pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan
di UPT puskesmas Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur. Untuk memperkuat
pengaruh variabel ini, maka perlu dilakukan diklat kepemimpinan untuk
menambah pengetahuan pimpinan di UPT. Puskesmas Teluk Lingga
Kabupaten Kutai Timur.
2. Dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan UPT. Puskesmas Teluk Lingga
Kabupaten Kutai Timur, perlu memperhatikan Kepuasan Kerja karyawan
sehingga karyawan dapat bekerja secara baik.
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 2, 2018: 237-248
248
Daftar Pustaka
Hasibuan, M. S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kabul, Imam. 2005. Kepemimpinan Partisipasif dalam Meningkatkan Prestasi
Kerja Anggota Organisasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Surabaya.
Locke, E. 1997. Esensi Kepemimpinan, terjemahan. Jakarta: Mitra Utama.
Mahdi, I. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Paternalistik dan Dampaknya
terhadap Kepuasan Kerja PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, 30-52.
Nursyifa, R. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kharismatik dan Motivasi
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pada Lembaga Layanan Pemasaran
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah LLP-KUKM, 20-40.
Rivai, V. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori
ke praktik. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
Robbins, S. P. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.
Rusady, R. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan otokratis,Demokratis dan
Bebas terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PT Bank
Sulselbar Makassar, Abstrak.
Siagian, S. P. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suganda, A. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suprapto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama.
Sutikno, Sobry M 2014. Pemimpin dan Gaya Kepemimpinan. Edisi Pertama.
Lombok: Holistica
Thoha, M. 2001. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali.