PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang...

37
PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum) SYIFA FAUZIAH DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang...

Page 1: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT

(Lansium domesticum)

SYIFA FAUZIAH

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Page 3: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Fraksionasi pada

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum)

adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Syifa Fauziah

NIM G44090046

Page 4: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Page 5: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

ABSTRAK

SYIFA FAUZIAH. Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum). Dibimbing oleh IRMA HERAWATI

SUPARTO dan TUN TEDJA IRAWADI

Kulit buah langsat (Lansium domesticum) dilaporkan memiliki aktivitas

antioksidan, tetapi belum diketahui jenis senyawa aktifnya. Penelitian ini

bertujuan menguji aktivitas antioksidan ekstrak kasar kulit buah langsat beserta

fraksi-fraksinya. Ekstrak kasar diperoleh dengan metode maserasi dalam pelarut

etanol 70% dan etil asetat. Hasil maserasi diuji aktivitas antioksidannya dengan

metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. Ekstrak dengan aktivitas terbaik difraksionasi

menggunakan eluen terbaik. Aktivitas terbaik ditunjukkan oleh ekstrak kasar

etanol 70% dengan nilai konsentrasi penghambatan (IC50) 372.90 ppm.

Kandungan fitokimia ekstrak tersebut adalah tanin, flavonoid, alkaloid, dan

saponin. Fraksionasi dilakukan dengan kromatografi kolom secara gradient

berundak menggunakan kombinasi eluen n-heksana dan etil asetat yang

ditingkatkan kepolarannya. Sebanyak 12 fraksi diuji aktivitas antioksidannya.

Hasil uji antioksidan menunjukkan fraksi-fraksi tersebut tidak memiliki aktivitas

antioksidan karena inhibisinya tidak mencapai 50%.

Kata kunci: antioksidan, fitokimia, fraksionasi, Lansium domesticum

ABSTRACT

SYIFA FAUZIAH. The Effect of Fractionation on Antioxidant Activity of

Langsat Fruit’s Peel (Lansium domesticum) Extract. Supervised by IRMA

HERAWATI SUPARTO and TUN TEDJA IRAWADI

Langsat (Lansium domesticum) fruit’s peel has been reported to have

antioxidant activity but the active compound has yet to be verified. The study

objectives were to evaluate antioxidant activities from the crude extract of langsat

fruit’s peel and its fractions. The crude extract was obtained through maceration

method in 70% ethanol and ethyl acetate. The antioxidant activity was tested by

2,2-diphenyl-1-picrilhydrazil method. The extract with the best activity was

further fractionated with the best eluent obtained. The best antioxidant activity

was showed by crude 70% ethanol extract with 50% inhibition concentration

(IC50) value of 372.90 ppm. The phytochemical compounds in the extract were

tannins, flavonoids, alkaloids, and saponins. The fractionation was done by using

column chromatography via step gradient elution with at combination of n-hexana

and ethyl acetate with increasing polarity giving. 12 fractions which were further

tested for their antioxidant activities. However, all fractions did not have

antioxidant activities as the inhibition percentage were below 50%.

Keyword: antioxidant, fractionation, phytochemicals, Lansium domesticum

Page 6: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Page 7: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT

(Lansium domesticum)

SYIFA FAUZIAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

Pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Page 9: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

Judul Skripsi : Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit

Buah Langsat (Lansium domesticum)

Nama : Syifa Fauziah

NIM : G44090046

Disetujui oleh

Dr dr Irma Herawati Suparto, MS Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS

Tanggal Lulus:

Page 10: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

J ul Snlpsl" P garuh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit B Langsat (Lansium domesticum)

Nama 'fa Fauziah NIM G

Disetujui oleh

\~ - uparto, MS Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS gl Pembimbing II

Tanggal L A ?Ol ~

Page 11: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Page 12: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh

Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium

domesticum). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Anorganik dan

Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Pusat Studi Biofarmaka (PSB), Institut Pertanian

Bogor (IPB) dari bulan April sampai Oktober 2013. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat memeroleh gelar sarjana sains pada Departemen Kimia, FMIPA,

IPB.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr dr Irma Herawati Suparto, MS

dan Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, motivasi, dan doa selama penelitian dan penyusunan skripsi

berlangsung. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pada kedua orang tua

tercinta atas dukungan dan doa, serta kepada seluruh laboran Kimia Organik,

Anorganik, dan PSB, antara lain Bapak Sabur, Bapak Syawal, Bapak Mul, Bapak

Caca, Ibu Salina, dan Ibu Nunuk. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada teman-teman Kimia 46 khususnya Leonita, Dewi, Restu, dan Fariz

atas semua bantuan, kebersamaan, dan persahabatannya. Terakhir penulis

mengucapkan terima kasih untuk Saudari Aisyah Noor Rafi’ah yang senantiasa

membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

Syifa Fauziah

Page 13: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2

Alat dan Bahan 2

Metode 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kadar Air 4

Rendemen Ekstrak Kulit Buah Langsat 4

Kandungan Fitokimia 5

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat 6

Eluen Terbaik 7

Fraksi Hasil Kromatografi Kolom dari Ekstrak Kasar Etanol 70% 7

Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi 8

SIMPULAN DAN SARAN 9

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 12

RIWAYAT HIDUP 22

Page 14: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

ix

DAFTAR TABEL

1 Data hasil maserasi kulit buah langsat 5

2 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar etanol 70% dan etil asetat kulit buah langsat 5

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alir penelitian 12

2 Kadar air dan rendemen klit buah langsat 13

3 Data uji antioksidan ekstrak kasar etanol 70% dan vitamin C 14

4 Eluen terbaik 16

5 Data hasil fraksinasi ekstrak etanol 70% dan data uji antioksidan fraksi-fraksi 17

6 Data uji antioksidan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom 19

7 Aktivitas antioksidan vitamin C sebagai kontrol 21

Page 15: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Page 16: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

1

PENDAHULUAN

Radikal bebas merupakan spesies atom atau molekul yang memiliki elektron

tidak berpasangan dan menjadi salah satu penyebab timbulnya berbagai macam

penyakit dalam tubuh. Radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dapat

bersumber dari polusi, rokok, atau makanan yang banyak mengandung bahan

kimia berbahaya. Radikal tersebut dapat memicu reaksi oksidatif dalam tubuh

yang dalam jangka panjang dapat mempercepat penuaan dan menimbulkan

penyakit berbahaya, antara lain kanker. Kanker merupakan salah satu penyakit

berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Di dunia, penyakit ini

menyebabkan 12% dari seluruh kematian serta merupakan pembunuh nomor dua

setelah penyakit kardiovaskular (Mahleda dan Hartini 2012).

Berbagai cara dilakukan sebagai upaya pencegahan kanker, salah satunya

berupa upaya sederhana dengan mengonsumsi makanan yang mengandung

antioksidan. Upaya ini dilakukan karena zat antioksidan diharapkan dapat

mencegah reaksi oksidatif dalam tubuh. Cara ini menjadi pilihan yang ekonomis

bagi banyak orang dewasa ini. Selain itu, antioksidan banyak ditemukan pada

tanaman sehingga dipercaya tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.

Salah satu tanaman yang mengandung zat antioksidan adalah langsat

(Lansium domesticum). Tanaman yang banyak tumbuh di Peninsula, Thailand,

serta Kalimantan dan Sulawesi, Indonesia ini memiliki zat antioksidan pada

bagian-bagian tanamannya. Secara tradisional, bagian tanaman seperti kulit buah,

kulit batang, daun, dan biji buah langsat telah banyak dimanfaatkan untuk

mengobati berbagai macam penyakit, di antaranya disentrie, malaria, tifus, dan

kolera (Korompis et al. 2010). Pohon langsat dapat tumbuh hingga 30 meter

dengan diameter 75 cm, tetapi dalam budi daya tingginya hanya 5−10 meter

dengan diameter 25 cm. Buahnya berbentuk elips atau bulat seperti buah beri,

berwarna kekuningan, dan berkulit tipis (1−1,5 mm) atau tebal (6 mm). Tanaman

ini memerlukan kelembapan tanah yang tinggi dengan curah hujan yang cukup

untuk mencegah gugurnya bunga dan buah. Langsat akan rusak pada suhu kurang

dari 6 °C, dapat bertahan hidup pada suhu 40 °C, dan tumbuh baik pada suhu 22

°C. (Tilaar et al. 2007).

Berdasarkan penelitian identifikasi fitokimia kulit buah langsat, ekstrak

kasar etanol kulit buah ini memiliki kandungan flavonoid yang bersifat

antioksidan. Selain flavonoid, ekstrak ini juga mengandung saponin, tanin, dan

triterpenoid (Lawalata 2012). Penelitian lain menunjukkan bahwa kulit batang

langsat memiliki kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, tanin, flavonoid,

saponin, dan triterpenoid. Ekstrak kasar etanol kulit batang ini memiliki aktivitas

antioksidan dan antikanker (Semuel 2008).

Lawalata (2012) melakukan proses maserasi untuk memperoleh ekstrak

kasar etanol kulit buah langsat dengan nilai konsentrasi penghambatan (IC50)

77.60 ppm. Namun, penelitian tersesbut terbatas pada kandungan antioksidan

dalam ekstrak kasar dan belum menentukan jenis-jenis senyawa aktif yang

terdapat dalam kulit buah langsat.

Aktivitas antioksidan senyawa aktif dalam kulit buah langsat tersebut dapat

ditentukan dengan beberapa metode uji, di antaranya metode penangkapan radikal

bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), metode reduksi besi (FRAP), metode

Page 17: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

2

reduksi ion kuprat (CUPRAC), dan metode 2,2-azinobis-(3-etil-benzotiazolina-6-

sulfonat) (Ciz et al. 2010). Lawalata (2012) menguji aktivitas antioksidan ekstrak

kasar etanol kulit buah langsat dengan metode penangkapan radikal bebas.

Metode ini lazim digunakan pada pengujian antioksidan karena memiliki beberapa

keuntungan, yaitu mudah digunakan, mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi,

dan dapat menganalisis sejumlah besar sampel dalam jangka waktu yang singkat

(Rohman et al. 2009).

Berdasarkan latar belakang di atas, dilakukan penelitian lanjutan untuk

menentukan jenis senyawa aktif yang bersifat antioksidan dalam kulit buah

langsat. Oleh karena itu, pada penelitian ini ekstrak kasar kulit buah langsat yang

berpotensi sebagai antioksidan difraksionasi lebih lanjut. Aktivitas antioksidan

ekstrak kasar dan fraksi-fraksi yang didapatkan ditentukan dengan metode DPPH

dan dibandingkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber

antioksidan dari bahan alam dan menambah nilai ekonomi dari buah langsat.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain oven, neraca

analitik, eksikator, silika gel GF254, radas kromatografi kolom berbantuan-

tekanan, lampu ultraviolet (UV), microplate reader, 96 well-plate, pelat kaca, dan

berbagai macam alat kaca. Bahan-bahan yang digunakan antara lain sampel

serbuk kulit buah langsat dari Dr Lawalata (Mamuju, Sulawesi Barat), kertas

saring, n-heksana teknis, dietil eter teknis, etanol 96% teknis, methanol teknis,

diklorometana (MTC) teknis, etil asetat teknis, aseton teknis, dimetil sulfoksida,

kloroform pro analisis, akuades, NH4OH, H2SO4 2 M, pereaksi Mayer, Wagner,

Dragendorf, logam Mg, pereaksi Lieberman-Buchard, amil alkohol, HCl 37%,

FeCl3, radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), asam askorbat, dan silika

gel.

Metode

Potensi senyawa bioaktif dalam kulit buah langsat dianalisis dalam beberapa

tahap. Sampel ditentukan kadar airnya dan diekstraksi dengan metode maserasi.

Ekstrak kasar diuji kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidannya. Penentuan

eluen terbaik selanjutnya dilakukan pada ekstrak kasar teraktif untuk fraksionasi

dengan kromatografi kolom. Fraksi-fraksi yang diperoleh diuji kembali aktivitas

antioksidannya. Lampiran 1 menunjukkan diagram alir dari penelitian ini.

Penentuan Kadar Air

Kadar air ditentukan sesuai dengan metode AOAC (2005).

Page 18: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

3

Ekstraksi Sampel

Sebanyak 25 g sampel kulit buah langsat ditimbang, kemudian dimasukkan

ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan pelarut etanol 70% dan etil asetat masing-

masing dengan nisbah sampel dan pelarut 1:10. Sampel dibiarkan terendam

selama 24 jam, kemudian disaring untuk memisahkan filtrat dan ampas sampel.

Proses tersebut dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Filtrat kemudian dikumpulkan

dan dipekatkan menggunakan penguap putar (Lawalata 2012).

Uji Fitokimia

Kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid, dan tannin

dalam ekstrak kasar sesuai dengan metode Harborne (1987).

Uji Aktivitas Antioksidan

Uji aktivitas antioksidan yang digunakan adalah uji penangkapan radikal

bebas DPPH (Salazar-Aranda et al. 2011). Ekstrak kasar dilarutkan dalam etanol

hingga diperoleh konsentrasi 125, 250, 500, 1000, dan 2000 ppm. Sebanyak 100

μL alikuot sampel dan 100 μL DPPH 125 μM ditambahkan ke dalam setiap sumur

(96-well plate). Setelah diinkubasi 30 menit, absorbans diukur pada panjang

gelombang 517 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum DPPH.

Kontrol positif yang digunakan adalah asam askorbat, sedangkan kontrol

negatifnya adalah etanol. Absorbans sampel dan kontrol positif dengan berbagai

konsentrasi diukur 2 kali ulangan (duplo). Aktivitas inhibitor dihitung dengan

persamaan

Inhibisi (%)=

Keterangan:

Ablangko terkoreksi: Absorbans blangko sebelum penambahan DPPH dikurangi

Absorbans blangko setelah penambahan DPPH.

Asampel terkoreksi : Absorbans sampel sebelum penambahan DPPH dikurangi

Absorbans sampel setelah penambahan DPPH.

Akontrol terkoreksi : Absorbans sampel sebelum penambahan DPPH dikurangi

Absorbans sampel setelah penambahan DPPH.

(Batubara et al. 2009)

Penentuan Eluen Terbaik

Ekstrak pekat dengan aktivitas antioksidan terbaik ditotolkan pada pelat

KLT. Pelat KLT selanjutnya dikeringudarakan. Pelat yang sudah kering

dimasukkan ke dalam chamber kromatografi berisi eluen yang telah dijenuhkan.

Eluen-eluen yang digunakan adalah methanol, etanol 96%, n-heksana,

diklorometana, kloroform, dietil eter, etil asetat, dan aseton. Setelah proses elusi

selesai, pelat KLT dilihat pemisahannya di bawah paparan UV pada panjang

gelombang 254 nm dan 366 nm. Eluen terbaik adalah eluen yang menghasilkan

banyak spot dan terpisah baik pada pelat KLT. Apabila terdapat lebih dari satu

eluen yang memenuhi kriteria tersebut, maka eluen-eluen tersebut dicampurkan

dengan nisbah-nisbah tertentu (Houghton dan Raman 1998).

Page 19: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

4

Fraksionasi dengan Kromatografi Kolom

Sebanyak 0.90 g ekstrak kasar etanol 70% yang merupakan ekstrak dengan

aktivitas antioksidan terbaik difraksionasi menggunakan kromatografi kolom.

Sampel dilarutkan dalam aseton kemudian dielusi dengan menggunakan

campuran eluen terbaik yang meningkat kepolarannya secara gradient berundak.

Setiap selang waktu 7 menit, eluat ditampung dalam tabung reaksi dan kemudian

diamati nilai Rf dan pola pemisahannya pada KLT. Eluat dengan pola KLT yang

sama digabungkan menjad satu fraksi kemudian setiap fraksi diuji kembali

aktivitas antioksidannya untuk menentukan fraksi teraktif (Houghton dan Raman

1998).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air

Penentuan kadar air merupakan analisis proksimat yang penting dilakukan

sebagai koreksi untuk menghitung rendemen ekstrak kasar. Kadar air simplisia

kulit buah langsat sebesar 13.35%. Kadar air juga berguna untuk memperkirakan

masa simpan suatu bahan karena air merupakan media tumbuhnya

mikroorganisme. Kadar air yang diperoleh lebih tinggi daripada yang telah

dilaporkan Lawalata (2012), yaitu 8.06%. Tingginya peningkatan kadar air

tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya penyimpanan sampel

yang kurang baik dan menurunnya kesegaran sampel.

Rendemen Ekstrak Kulit Buah Langsat

Ekstraksi kulit buah langsat menggunakan teknik perendaman sampel atau

yang dikenal dengan maserasi. Teknik ini dipilih agar tidak merusak metabolit

sekunder yang tidak stabil terhadap panas dalam suatu bahan alam (Dhobi et al.

2009). Proses maserasi dilakukan dengan merendam sampel dalam pelarut tunggal

selama waktu tertentu. Pelarut tunggal yang digunakan adalah etil asetat dan

etanol 70%. Kedua pelarut tersebut dipilih berdasarkan hasil penelitian

sebelumnya oleh Lawalata (2012) yang mendapatkan ekstrak kasar etanol kulit

buah langsat sebagai ekstrak dengan aktivitas antioksidan terbaik, sedangkan

ekstrak kasar etil asetat memilki kesamaan dalam hal kandungan flavonoid dan

triterpenoidnya. Rendemen ekstrak kulit buah langsat dalam setiap pelarut tunggal

terangkum dalam Tabel 1 dan contoh perhitungannya diberikan dalam Lampiran

2.

Page 20: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

5

Tabel 1 Data hasil maserasi kulit buah langsat

Jenis ekstrak kasar Bobot simplisia kulit

buah langsat (g)

Bobot ekstrak

(g)

Rendemen*

(%)

Ekstrak etanol 70% 25.0077 8.5763 39.58

Ekstrak etil asetat 25.0010 6.8858 31.79

*Berdasarkan bobot kering simplisia.

Prinsip metode ini adalah perpindahan zat dari bahan alam ke dalam pelarut

yang digunakan sebagai akibat dari kesesuaian kepolaran (like dissolve like).

Berdasarkan Tabel 1, etanol 70% memiliki kemampuan yang lebih baik dalam

mengekstraksi metabolit sekunder yang terdapat dalam kulit buah langsat

dibandingkan dengan etil asetat. Tingginya rendemen ekstrak kasar etanol 70%

yang dihasilkan juga menunjukkan bahwa sebagian besar komponen senyawa

dalam kulit buah langsat bersifat polar. Filtrat yang dihasilkan berwarna cokelat

gelap dan dipekatkan penguap putar. Suhu yang digunakan untuk proses

pemekatan adalah 50 °C. Suhu tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan

titik didih etanol 70%, yaitu 78 °C. Pemilihan suhu tersebut karena sulit

menguapnya etanol 70%, sementara suhu yang lebih tinggi dikhawatirkan dapat

menguap sebagian metabolit sekunder dalam ekstrak kasar.

Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian Lawalata (2012) yang

menyebutkan bahwa etanol 70% adalah pelarut terbaik untuk mengekstraksi

senyawa-senyawa dalam kulit buah langsat. Lawalata (2012) memperoleh

rendemen sebesar 18.85% untuk ekstrak etanol 70%, 15.51% untuk ekstrak etil

asetat, dan 13.32% untuk ekstrak n-heksana. Rendemen yang dihasilkan juga

sejalan dengan hasil penelitian Semuel (2008) yang memeroleh rendemen ekstrak

kasar kulit batang langsat tertinggi dengan pelarut etanol 70%, yaitu 5.92%,

sedangkan dengan pelarut lainnya, yaitu kloroform-air (1:1), rendemennya 4.36%.

Kandungan Fitokimia Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat

Uji fitokimia dilakukan untuk menentukan golongan metabolit sekunder

yang terdapat dalam suatu bahan alam (Harborne 1987). Pada penelitian ini, uji

fitokimia dilakukan untuk menguji keberadaan tanin, flavonoid, steroid,

triterpenoid, saponin, dan alkaloid dalam ekstrak kasar etanol 70% dan etil asetat

kulit buah langsat. Hasilnya tersaji dalam Tabel 2.

Tabel 2 Hasil uji fitokimia ekstrak etanol 70% dan etil asetat kulit buah langsat

Metabolit sekunder Ekstrak etanol 70% Ekstrak etil asetat

Tanin √ -

Flavonoid √ -

Steroid - -

Triterpenoid √ √

Saponin √ -

Alkaloid √ √

Keterangan: - tidak teridentifikasi √ teridentifikasi

Page 21: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

6

Ekstrak kasar etanol 70% mengandung jenis metabolit sekunder yang lebih

banyak daripada ekstrak kasar etil asetat. Seperti yang telah dilaporkan oleh

Lawalata (2012), ekstrak kasar etanol 70% mengandung tanin sebagai metabolit

sekunder dengan jumlah terbanyak. Selain tanin, kandungan alkaloid, triterpenoid,

dan flavonoid juga cukup banyak, sedangkan saponin berjumlah sedikit. Di sisi

lain metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak kasar etil asetat hanya

triterpenoid dan alkaloid. Berdasarkan kandungan flavonoid dan tanin dalam

ekstrak kasar etanol 70% diketahui kulit buah langsat diduga memiliki potensi

sebagai antioksidan. Berdasarkan strukturnya, flavonoid dan tanin termasuk dalam

kelompok polifenol (Lim et al. 2007).

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat

Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar kulit buah langsat dilakukan dengan

menggunakan metode penangkapan radikal bebas DPPH. Aktivitas antioksidan

ditunjukkan oleh kemampuan ekstrak kasar mengubah warna DPPH dari ungu

menjadi kuning. Penghambatan terhadap radikal bebas dinyatakan sebagai nilai

IC50, yaitu nilai konsentrasi yang dapat menghambat 50% aktivitas radikal bebas.

Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak kasar etanol 70% lebih

aktif sebagai antioksidan dibandingkan dengan ekstrak kasar etil asetat. Ekstrak

kasar etanol 70% dapat menghambat 50% aktivitas radikal bebas pada konsentrasi

372.90 μg/mL, sedangkan ekstrak kasar etil asetat baru menghambat 50%

aktivitas radikal bebas pada konsentrasi 3936.9 μg/mL. Berdasarkan nilai IC50

tersebut, kedua ekstrak tergolong dalam antioksidan lemah, karena nilai IC50 yang

dimiliki lebih dari 200 μg/mL (Nurjanah et al.2012). Nilai IC50 tersebut sesuai

dengan kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam kedua ekstrak kasar.

Ekstrak kasar etanol 70% memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik karena

mengandung flavonoid dan tanin yang tidak terdapat dalam ekstrak kasar etil

asetat. Potensi antioksidan kedua senyawa berasal dari keberadaan gugus –OH

fenolik yang dapat mendonorkan proton saat bereaksi dengan senyawa radikal

bebas sehingga menstabilkan senyawa tersebut (Rohman et al. 2010). Mekanisme

penangkapan radikal bebas DPPH oleh antioksidan ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Reaksi penangkapan radikal bebas DPPH (Rohman et al. 2010).

Page 22: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

7

Nilai IC50 dari ekstrak kasar etanol 70% menunjukkan aktivitas antioksidan

yang rendah. Ekstrak tersebut baru dapat menghambat 71.21% radikal bebas

DPPH pada konsentrasi 500 μg/mL (Lampiran 3). Nilai IC50 tersebut jauh lebih

tinggi daripada nilai IC50 vitamin C, yaitu 4.14 μg/mL yang menunjukkan bahwa

vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat. Pemisahan senyawa-

senyawa yang terdapat dalam ekstrak kasar tersebut dilakukan dengan

kromatografi kolom. Senyawa hasil pemisahan diharapkan memiliki niai IC50

yang lebih baik dari nilai IC50 ekstrak kasar.

Eluen Terbaik

Eluen terbaik dipilih untuk proses fraksionasi dengan kromatografi kolom

dan pengelompokkan fraksi-fraksi yang diperoleh. Eluen-eluen tunggal dipilih

berdasarkan variasi kepolarannya, yaitu n-heksana, dietil eter, kloroform, etil

asetat, aseton, diklorometana, etanol 96%, dan metanol. Proses ini dilakukan

dengan menotolkan ekstrak kasar etanol 70% pada pelat KLT silika gel GF254,

yang berperan sebagai fase diam, kemudian dielusi dengan eluen sebagai fase

gerak. Noda hasil elusi diamati di bawah UV pada panjang gelombang 254 dan

366 nm untuk menentukan pola pemisahannya.

Berdasarkan hasil pemisahan yang diperoleh, etil asetat merupakan eluen

tunggal terbaik untuk proses fraksionasi ekstrak kasar etanol 70%. Dengan eluen

tersebut, noda-noda dihasilkan pada bagian bawah, tengah, dan atas pelat KLT,

sedangkan dengan eluen tunggal lainnya, noda hanya dihasilkan pada bagian atas

KLT atau bagian bawah KLT (Lampiran 4). Eluen n-heksana.dipilih sebagai eluen

penahan untuk uji campuran 2 eluen. Nisbah komposisi eluen yang digunakan,

ialah heksana-etil asetat 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 9:1, dan 10:0.

Nisbah eluen terbaik yang dihasilkan ialah n-heksana-etil asetat 4:6.

Sebanyak 7 noda dihasilkan tersebar di bagian bawah, tengah, dan atas pelat KLT

analitik yang menunjukkan keterpisahan yang baik di antara komponen senyawa

polar, semipolar, dan nonpolar dalam ekstrak kasar etanol 70%. Komposisi

lainnya menghasilkan noda yang lebih sedikit dan pola pemisahannya tidak sebaik

n-heksana-etil asetat 4:6 (Lampiran 4). Berdasarkan hasil tersebut, eluen yang

digunakan untuk proses pemisahan selanjutnya adalah n-heksana-etil asetat

dengan metode elusi gradien berundak menggunakan eluen yang semakin

meningkat kepolarannya.

Fraksi Hasil Kromatografi Kolom

Kolom yang digunakan memiliki ukuran panjang 58 cm dan diameternya 2

cm. Sampel dimasukkan ke dalam kolom, kemudian dielusi berturut-turut dengan

n-heksana-etil asetat 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, dan 0:10. Dari

cara ini senyawa-senyawa dalam ekstrak kasar etanol 70% terpisahkan sesuai

tingkat kepolarannya berturut-turut dari yang nonpolar ke polar. Setelah elusi

gradien n-heksana-etil asetat selesai, elusi gradien dilanjutkan dengan campuran

etil asetat-metanol dengan pola nisbah yang sama dengan n-heksana-etil asetat.

Kepolaran methanol yang lebih tinggi akan memisahkan kembali senyawa-

Page 23: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

8

senyawa yang masih tertahan pada silika. Eluat yang dihasilkan selama proses ini

ditampung setiap 7 menit dalam tabung reaksi.

Fraksionasi menghasilkan 29 fraksi tunggal dengan bobot rendemen yang

tersaji dalam Lampiran 5. Selanjutnya, terhadap seluruh 29 fraksi tersebut dilihat

pola keterpisahannya dan nilai Rf-nya pada KLT analitik (Lampiran 5). Fraksi-

fraksi dengan Rf yang sama digabungkan dalam satu wadah, yang kemudian

dipekatkan dan dihitung rendemennya (Lampiran 5). Hasil penggabungan fraksi

tunggal menghasilkan 20 fraksi campuran, yaitu 13 fraksi yang dihasilkan dari

elusi gradien n-heksana:etil asetat dan 7 fraksi yang dihasilkan dari elusi etil

asetat:metanol. Fraksi yang diperoleh masih mengandung beberapa senyawa. Hal

tersebut diketahui dari terdapat beberapa noda dalam setiap satu fraksi yang

ditotolkan dan dielusi pada KLT analitik (Lampiran 5).

Rendemen total fraksi yang diperoleh adalah 64.25%. Masih tersisanya

berbagai komponen senyawa pada silika kolom yang tidak dapat tercuci oleh

komposisi seluruh eluen membuat rendemen fraksi tersebut terbilang sedikit

karena dari 0.9 g ekstrak aktif yang difraksionasi, hanya menghasilkan bobot

fraksi 0.58 g. Komponen senyawa yang tersisa tersebut selanjutnya dicuci dengan

aseton dan dihitung rendemennya. Rendemen senyawa sisa tersebut adalah

17.32%. Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan terhadap komponen senyawa

sisa tersebut, diketahui bahwa rendemen tersebut mengandung tanin.

Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi dari kstrak Kasar Etanol 70%

Uji antioksidan dilakukan dengan metode Salazar-Aranda et al. (2011),

yaitu mengamati perubahan warna DPPH yang merupakan senyawa dengan

radikal bebas sebagai akibat dari adanya penangkapan radikal bebas tersebut.

Fraksi-fraksi yang diuji antioksidannya dipilih berdasarkan rendemen yang

dihasilkan, yaitu fraksi dengan bobot rendemen minimal 30 mg. Fraksi-fraksi

tersebut adalah F7, F8, F10, F11, F12, F13, F14, F15, F16, F17, F18, dan F19.

Beberapa fraksi memiliki daya hambat yang relatif rendah, yaitu berkisar

antara 20%-35% pada F15, F17, dan F19. Daya hambat yang dimiliki ketiga

fraksi tersebut terlihat dari adanya perubahan warna fraksi setelah penambahan

DPPH, yaitu dari ungu menjadi kuning pekat. Berdasarkan tingkat kepolaran dari

gradien eluen yang digunakan, yaitu gradien etil asetat:metanol, ketiga fraksi ini

termasuk fraksi yang polar. Oleh sebab itu, diduga ketiga fraksi tersebut

mengandung senyawa-senyawa bersifat antioksidan seperti flavonoid, tanin, dan

beberapa jenis senyawa alkaloid. Namun, hasil uji antioksidan tersebut

menunjukkan bahwa fraksi-fraksi hasil fraksionasi hanya memiliki aktivitas

antioksidan yang rendah karena persentase inhibisi pada semua rentang

konsentrasi tidak mencapai 50% dan beberapa fraksi memiliki nilai persentase

inhibisi yang negatif (Lampiran 6). Nilai tersebut berbeda dengan nilai persentase

inhibisi dari vitamin C yang digunakan sebagai kontrol positif, dapat menghambat

radikal bebas DPPH sebanyak 50% mulai dari konsentrasi 2.50 μg/mL sehingga

memiliki nilai IC50 yang rendah, yaitu 1.10 μg/mL (Lampiran 7).

Hasil persentase inhibisi beberapa fraksi yang bernilai negatif pada

konsentrasi tertentu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya warna fraksi dan

tidak homogennya fraksi saat dilarutkan menjadi larutan stok. Warna fraksi

Page 24: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

9

menyebabkan munculnya warna kuning pekat setelah penambahan larutan DPPH

dan proses inkubasi. Warna kuning pekat dihasilkan dari bercampurnya warna

sampel dengan warna ungu dari DPPH. Warna kuning yang dihasilkan membuat

sampel memiliki absorbansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan absorbansi

blanko sehingga menghasilkan nilai inhibisi yang negatif. Selain warna,

ketidakhomogenan larutan stok yang dibuat dari fraksi membuat absorbansi dari

sampel lebih besar dari absorbansi blanko yang menyebabkan nilai inhibisi

bernilai negatif. Ketidakhomogenan larutan stok disebabkan adanya perbedaan

kepolaran antara fraksi yang diuji dengan pelarut yang digunakan.

Selain kedua sebab tersebut, nilai persentase inhibisi fraksi-fraksi yang

diperoleh menunjukkan potensi kulit buah langsat sebagai antioksidan terbatas

pada ekstrak kasarnya, sedangkan fraksi-fraksi dari ekstrak kasar tersebut tidak

memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini disebabkan karena aktivitas antioksidan

yang terdapat dalam kulit buah langsat diduga merupakan hasil sinergisme dari

senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalamnya.

Selain pada kulit buah langsat, efek sinergisme terhadap antioksidan yang

dimiliki suatu bahan alam telah dilaporkan oleh Tisnadjaja et al. (2006) pada

bagian bunga tanaman burahol. Hasil penelitiannya, diketahui bunga tanaman

burahol memiliki aktivitas antioksidan yang kuat pada ekstrak kasar etil asetatnya

dengan nilai IC50 35.07 μg/mL. Proses fraksionasi menggunakan kromatografi

kolom mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas antioksidan, dengan nilai

IC50 515.33 μg/mL.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kandungan senyawa metabolit sekunder dalam kulit buah langsat adalah

flavonoid, tanin, alkaloid, triterpenoid, dan saponin. Potensi kulit buah langsat

sebagai antioksidan lemah terbatas pada ekstrak kasarnya saja sedangkan fraksi-

fraksi dari ekstrak kasar tersebut tidak memiliki aktivitas antioksidan. Hal tersebut

diketahui dari tidak adanya nilai persentase inhibisi yang mencapai 50% pada

berbagai rentang konsentrasi.

Saran

Teknik penyimpanan sampel harus dilakukan dengan baik untuk mencegah

terjadinya peningkatan kadar air dan menjaga kualitas bahan yang dianalisis.

Proses pemisahan tanin sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum proses

fraksionasi sehingga dapat mempermudah proses fraksionasi dengan kromatografi

kolom. Metode uji antioksidan lain, seperti metode uji FRAP, CUPRAC, dan

ABTS, sebaiknya dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan kulit buah

langsat karena masih belum diketahuinya jenis senyawa aktif dalam kulit buah

langsat.

Page 25: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

10

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2005. Official Method of

Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington

(US): AOAC.

Batubara I, Mitsunaga T, Ohasi H. 2009. Screening antiacne potency of

Indonesian medical plants: antibacterial, lipase inhibition, and antioxidant

activities. Japan Wood Res Soc. 55:230-235. doi: 10.1007/s10086-008-

1021-1

Ciz M, Cizova H, Denev P, Kratchanova, Slavov A, Lojek A. 2009. Different

methods for control and comparison of the antioxidant properties of

vegetables. Food Control. 21:518-523.

Dhobi M, Mandal V, Hemalatha S. 2009. Optimization of microwave assisted

extraction of bioactive flavonolignan-sylybinin. J Chem Technol Metrol.

3(1):13-23.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Ed ke-2. Padmawinata K, Soediro I,

penerjemah; Bandung (ID): Penerbit ITB. Terjemahan dari: Phytochemical

Method.

Houghton PJ, Raman A. 1998. Laboratory Handbook for the Fractionation of

Natural Extract. London: Chapman & Hall.

Korompis GEC, Danes VR, Sumampow OJ. 2010. Uji in vitro aktivitas

antibakteri dari Lansium domesticum Correa (Langsat). Chem Prog.

3(1):13-19.

Lawalata VN. 2012. Rekayasa proses ekstraksi kulit buah langsat (Lansium

domesticum var. langsat) sebagai bahan antibakteri dan antioksidan.

[disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lim YY, Lim TT, Tee JJ. 2007. Antioxidant properties of several tropical fruits:

a comparative study. Food Chem. 103(2007):1003-1008.

doi:10.1016/j.foodchem.2006.08.038

Mahleda MLP, Hartini N. 2012. Post-traumatic Growth pada pasien kanker

payudara pasca mastektomi usia dewasa madya. Jurnal Psikologi Kimia dan

Kesehatan Mental 1(2):67-71.

Nurjanah, Azka A, Abdullah A. 2012. Aktivitas antioksidan dan komponen

bioaktif, semanggi air (Marsilea crenata). Jurnal Inovasi dan

Kewirausahaan 1(3):152-158.

Rohman A, Riyanto S, Dahliyanti R, Pratomo DB. 2009. Penangkapan radikal 2,2

difenil-1-pikrilhidrazil oleh ekstrak buah Psidium guajava. L. Da Averrhoa

carambola L. Jurnal Ilmu Kefarmasian. 7(1):1-5. Rohman A, Riyanto S, Yuniarti N, Saputra WR, Utami R, Mulatsih W. 2010.

Antioxidant activity, total phenolic and total flavaonoid of extracts and

fractions of red fruit (Padanus conoideus Lam). J Int Food Res. 17:97-106. Salazar-Aranda R, Perez-Lopez LA, Lopez-Aroyyo L, Alanis-Garza BA,

Waksman de Torres N. 2011. Antimicrobial and antioxidant activities of

plant from Northeast of Mexico. Evidence-Based Complementary and

Alternative Medicine. 2011:1-6. doi:10.1093/ecam/nep127

Page 26: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

11

Semuel MY. 2008. Aktivitas antioksidasi dan antikanker ekstrak kulit batang

langsat Lansium domesticum L. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Tisnadjaja D, Saliman E, Silvia, Simanjuntak P. 2006. Pengkajian burahol

(Stelechocarpis burahol (Blume) Hook & Thomson) sebagai buah yang

memiliki kandungan senyawa antioksidan. Jurnal Biodiversitas. 7(2):199-

202.

Tilaar M, Lip W WIH, Ranti SA, Wasitaatmadja SM, Suryaningsih, Junardy FD,

Maily. 2008. Review of Lansium domesticum Corrêa and its use in

cosmetics. Boletín Latinoamericano y del Caribe de Plantas Medicinales y

Aromáticas. 7(4):183 – 189.

Page 27: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

12

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Kulit buah langsat

Ekstrak kasar etil asetat Ekstrak kasar etanol 70%

Ekstrak etanol 70%

Uji antioksidan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom

Elusi gradien heksana-etil asetat dan

gradien etil asetat-metanol

Fraksionasi dengan kromatografi kolom

Penentuan eluen terbaik

Uji aktivitas antioksidan

Ekstraksi sampel dengan teknik maserasi

Pemekatan dengan penguap putar T= 40−50°C

Analisis

Kadar air

F1-F29

Page 28: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

13

Lampiran 2 Kadar air dan rendemen kulit buah langsat

% kadar air= × 100%

=

= 13.13%

Rerata kadar air=

= 13.35%

b) Data hasil maserasi kulit buah langsat

Jenis ekstrak kasar Bobot simplisia kulit

buah langsat (g) Bobot ekstrak

(g)

Rendemen

(%)

Ekstrak etanol 70% 25.0077 8.5763 39.58

Ekstrak Etil asetat 25.001 6.8858 31.79

Contoh perhitungan:

% rendemen basah = ×100%

= ×100%

= 34.29%

% rendemen kering = ×100%

= x100%

= 39.58%

a) Penentuan kadar air

Ulangan Bobot sampel awal

(g)

Bobot

sampel konstan (g)

Kadar air

(%)

1 1.0015 0.8700 13.13

2 1.0032 0.8671 13.48

3 1.0038 0.8687 13.45

Rerata

13.35

Stdev

0.1940

Page 29: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

14

Lampiran 3 Data uji antioksidan ekstrak kasar etanol 70% dan vitamin C

a) Ekstrak Kasar etanol 70%

Kurva hubungan konsentrasi ekstrak etanol 70% dengan nilai inhibisi

Nilai IC50 yang diperoleh

y = 24.46ln(x)−94.85

50+94.85= 24.46ln(x)

144.85= 24.46ln(x)

ln(x)= 5.92

x = 372.90 ppm

y = 24.465ln(x) - 94.859 R² = 0.8257

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0 500 1000 1500 2000 2500

Nil

ai i

nh

ibis

i (%

)

Konsentrasi ekstrak kasar etanol 70% (ppm)

Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi

[sampel] (µg/mL) Rerata nilai inhibisi (%)

2000 76.53

1000 85.75

500 71.21

250 35.64

125 16.79

IC50(ppm) 372.90

Page 30: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

15

Lampiran 3 lanjutan

b) Vitamin C

Contoh kurva ulangan I:

Contoh perhitungan ulangan 1:

Nilai IC50 yang diperoleh

y = 31.48 ln(x)+5.236

50-5.236= 31.48 ln(x)

44.764= 31.48 ln(x)

ln(x) = 1.42

x = 4.14 ppm

y = 31.48ln(x) + 5.2365 R² = 0.9729

0

20

40

60

80

100

120

0 5 10 15 20 25

Nil

ai i

nh

ibis

i (%

)

Konsentrasi vitamin C (ppm)

Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi

[sampel] (µg/mL) Rerata Nilai inhibisi (%)

20 100

10 83.37

5 48.65

2.5 29.81

1.25 17.68

IC50 (ppm) 4.14

Page 31: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

16

Lampiran 4 Eluen terbaik untuk fraksionasi

a) Penentuan eluen terbaik ekstrak kasar etanol 70% dengan beberapa eluen

tunggal, yaitu 1) metanol, 2) etanol 96%, 3) etil asetat, 4) aseton, 5)

dikloro metana (MTC), 6) kloroform, 7) dietil eter, dan 8) n-heksana di

bawah lampu UV 254 nm.

b) Penentuan eluen dengan menggunakan berbagai rasio dari dua

perbandingan eluen, yaitu n-heksana dan etil asetat berdasarkan

peningkatan kepolaran.

1 7 2 6 4 3 5 8

9:1

8:2

7:3

6:4

5:5

4:6

3:7

2:8

1:9

Page 32: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

17

Lampiran 5 Data hasil fraksinasi ekstrak etanol 70%

Data fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dan nilai inhibisinya

a) Data Fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dengan eluen n-heksana-etil asetat

Fraksi

ke Komposisi eluen Rf

Rendemen

fraksi (%)

Hasil

gabungan

fraksi

tunggal ke-

Rendemen

fraksi (%)

Inhibisi fraksi

pada 2000

ppm (%)

1 Hx:EtOAc (10:0) 0.952 0.79 f 1 dan f 2 0.96

2 Hx:EtOAc (9.5:0.5) 0.952 0.38 f 3 0.26

3 Hx:EtOAc (9:1) (1) 0.905 0.26 f 4 dan f 5 3.25

4 Hx:EtOAc (9:1 ) (2) 0.952 1.42 f 6 0.44

5 Hx:EtOAc (9:1) (3) 0.952 1.89 f 7 dan f 9 1.99

6 Hx:EtOAc (9:1) (4) 0.964 0.44 f 8 1.41

7 Hx:EtOAc (9:1) (5) 0.952,

0.886 1.43 f 10 6.64 4.99

8 Hx:EtOAc (9:1) (6) 0.964 1.41 f 11 4.28 25.08

9 Hx:EtOAc (9:1) (7) 0.952,

0.886 1.89 f 12 0.48

10 Hx:EtOAc (8:2) (1)

0.571,

0.798,

0.952

6.64 f 13 dan f 14 6.32 21.2

11 Hx:EtOAc (8:2) (2) 0.690,

0.786 4.28 f 15 7.11 12.79

12 Hx:EtOAc (7:3)

0.286,

0.476,

0.571

0.48 f 16 dan f 17 4.25 3.08

13 Hx:EtOAc (6:4) 0.357,

0.571 6.41 f 18 dan f 19 2.05 17.98

14 Hx:EtOAc (5:5) 0.357,

0.571 6.09 f 20 3.29 15.24

15 Hx:EtOAc (4:6) 0.143,

0.286 7.11 f 21 dan f 22 5.58 20.95

16 Hx:EtOAc (3:7) 0.071 0.67 f 23 4.29 -15.31

17 Hx:EtOAc (2:8) 0.071 4.25 f 24 3.89 17.48

18 Hx:EtOAc (1:9) 0.048 2.12 f 26 2.24 2.04

19 Hx:EtOAc (10:0) 0.048 2.05 f 27 dan f 28 3.33 35.94

Page 33: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

18

Lampiran 4 lanjutan

b) Data fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dengan eluen etil asetat-metanol

Fraksi

ke Komposisi eluen Rf

Rendemen

fraksi (%)

Hasil

gabungan

fraksi

tunggal ke-

Rendemen

fraksi (%)

20 EtOAc:MeOH

(9:1) 0.750, 0.900 3.29 f 29 2.21

21 EtOAc:MeOH

(8:2)

0.750, 0.825,

0.925 5.28

22

EtOAc:MeOH

(7:3)

0.750, 0.825,

0.925 2.23

23

EtOAc:MeOH

(6:4)

0.406, 0.825,

0.925 4.29

24

EtOAc:MeOH

(5:5)

0.375, 0.750,

0.825, 0.950 3.89

25

EtOAc:MeOH

(4:6) 0.800, 0.950 2

26

EtOAc:MeOH

(3:7) 0.425, 0.525 2.24

27

EtOAc:MeOH

(2:8)

0.250, 0.800,

0.950 1.68

28

EtOAc:MeOH

(1:9)

0.250, 0.800,

0.950 2.2

29

EtOAc:MeOH

(10:0) 0.05 2.21

Keterangan: f: fraksi Hx: n-heksana EtOAc: etil asetat MeOH: metanol

Contoh perhitungan:

Bobot fraksi =

= (11.0383-11.0182) g

= 0.0201g

% Rendemen (%) =

=

= 2.23%

Page 34: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

19

Lampiran 6 Data uji antioksidan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom

a) Data uji antioksidan Fraksi 7 (n-heksana-etil asetat 8:2 (1)), Fraksi 8

(n-heksana-etil asetat 8:2 (2), dan Fraksi 9 (n-heksana-etil asetat

5:5)

[fraksi] Rerata inhibisi F7 (%) Rerata inhibisi F8 (%) Rerata inhibisi F9 (%)

2000 4.99 25.08 21.20

1000 -8.71 -0.93 1.66

500 -10.75 0.85 -3.87

250 -12.17 1.00 3.05

125 -1.46 -2.39 -11.03

b) Data uji antioksidan Fraksi 10 (n-heksana-etil asetat 4:6), Fraksi 12 (n-

heksana-etil asetat 2:8), dan Fraksi 13 (Etil asetat 100%)

[fraksi] Rerata inhibisi F11 (%) Rerata inhibisi F12 (%) Rerata inhibisi F13 (%)

2000 12.79 3.08 17.98

1000 1.58 -4.76 4.77

500 6.03 -8.75 -7.16

250 -3.18 -10.11 -17.07

125 -5.31 -15.17 -10.51

c) Data uji antioksidan Fraksi 14 (EtOAc-MeOH 1:9), Fraksi 15 (EtOAc-

MeOH 8:2), dan Fraksi 16 (EtOAc-MeOH 6:4)

[fraksi] Rerata inhibisi F11 (%) Rerata inhibisi F12 (%) Rerata inhibisi F13 (%)

2000 15.24 20.95 -15.00

1000 -2.04 20.12 4.19

500 4.05 5.32 10.00

250 13.67 5.36 7.49

125 7.41 4.83 11.86

Page 35: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

20

Lampiran 6 lanjutan

d) Data uji antioksidan Fraksi 17 (EtOAc-MeOH 5:5), Fraksi 18 (EtOAc-

MeOH 3:7), dan Fraksi 19 (EtOAc-MeOH 1:9)

[fraksi] Rerata inhibisi F11 (%) Rerata inhibisi F12 (%) Rerata inhibisi F13 (%)

2000 17.48 2.04 35.90

1000 23.55 1.70 26.90

500 17.90 2.53 18.57

250 15.67 3.70 8.05

125 6.16 8.70 9.06

Page 36: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

21

Lampiran 7 Aktivitas antioksidan vitamin C sebagai control

Kurva hubungan antara konsentrasi vitamin C dengan nilai inhibisinya

Nilai IC50 yang diperoleh

y= 21.51 ln(x)+47.80

50-47.80= 21.51 ln(x)

2.2= 21.51 ln(x)

ln(x)= 0.1

x= 1.10 ppm

y = 21,515ln(x) + 47,804 R² = 0,9127

0

20

40

60

80

100

120

0 5 10 15 20 25

Nil

ai i

nh

ibis

i (%

)

Konsentrasi vitamin C (ppm)

Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi

[sampel] (µg/mL) Nilai inhibisi (%)

20 100

10 95.97

5 90.80

2.5 84.21

1.25 51.31

0.625 37.20

0.3125 13.16

IC50(ppm) 1.10

Page 37: PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN … · berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

22

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta, 7 Juni 1991 sebagai putri sulung dari Bapak Rudy

Afandi dan Ibu Mintarsih. Tahun 2009, penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas

Negeri 6 Bekasi yang kemudian dilanjutkan dengan menempuh studi di

Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menjadi mahasiswi di IPB, penulis pernah menjadi asisten

praktikum mata kuliah Kimia Tingkat Persiapan Pertama (TPB) sejak tahun 2010

hingga 2012 dan asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar Tingkat Persiapan

Bersama tahun ajaran 2012/2013. Selama kuliah, penulis aktif sebagai fotografer

dan Manajer Human Resource and Development (HRD) bagian Eksternal Koran

Kampus IPB, serta aktif menjadi panitia di berbagai acara IPB baik berskala

universitas, seperti contoh TPB CUP dan Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI),

maupun nasional, seperti contoh Pesta Sains Nasional IPB dan Jurnalistik Fair

2012. Tahun 2012, penulis memeroleh dana hibah dikti untuk Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian yang berjudul "Karburisasi Baja SS 316 dan

Baja CS 1010 Menggunakan Arang Sekam dan Arang Kayu untuk Mengatasi

Masalah Kekerasan dan Korosivitas Pada Gear Mobil”. Penulis pernah

melakukan Paktik Lapang di Pusat Pengawasan Mutu Barang (PPMB), Jakarta,

dengan judul laporan “Perbandingan Hasil Analisis Kadar Nitrat dalam Air

Minum Menggunakan SNI 01-3554-1998 dan SNI 01-3554-2006”. Beberapa

pelatihan yang diikuti penulis semasa kuliah adalah Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Koran Kampus IPB, Pelatihan Penulisan “Fun and Gainst” dari Jakarta

Post, dan Improving Self Soft Skill, Studium Generale ISO 17025, dan Persiapan

Memasuki Dunia Kerja “Dare to Face the World and be Extraordinary Young

Chemist with Safety in Work” dari Ikatan Mahasiswa Kimia IPB 2012.